MorFoLogi mIKroba
-
Upload
hamzah-arrasy -
Category
Documents
-
view
246 -
download
2
Transcript of MorFoLogi mIKroba
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PERCOBAAN V
MORFOLOGI MIKROBA
O L E H
NAMA : MUH. YAMIN A
STAMBUK : F1C1 08 049
KELOMPOK : V
ASISTEN : SARNI MARWANTI
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010
MORFOLOGI MIKROBA
I. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui bentuk dan morfologi
sel dan koloni mikroorganisme.
II. PRINSIP DASAR
Analisa kualitatif dilakukan dengan mengamati lamanya
penghambatan dan banyaknya genera morfologi koloni mikrobia
yang tumbuh. Analisa kuantitatif didasarkan pada luasan penutupan
mikrobia pada makanan uji. Hasil pengujian mikrobia tidak
menghasilkan zone penghambatan, karena ekstrak kokon tidak
dapat berdifusi ke dalam media agar. Sedangkan pada pengujian
aplikasi diperoleh hasil bahwa makanan yang dibungkus dengan
lembaran kokon yang ditaburi dengan bubuk kokon tidak ditumbuhi
mikrobia serta tidak rusak bentuk fisiknya. Mikrobia tumbuh pada
makanan yang dibungkus dengan bahan pembungkus plastik,
kertas alumunium foil dan kertas pembungkus biasa. Hal ini
disebabkan oleh konformasi amphipatik yang dimiliki serat sutera
yang apabila berinteraksi dengan membran sel mikrobia akan
mempengaruhi permeabilitasnya. Hal ini menyebabkan daya difusi
maupun osmosisnya terganggu yang pada akhirnya akan
mengganggu metabolisme mikrobia (Faatih, 2005).
Pewarnaan gram merupakan salah satu metode untuk mengetahui morfologi
bakteri, yang bermanfaat untuk mengetahui apakah biakan bakteri masuk dalam
golongan gram positif atau gram negatif. Berdasarkan uji pewarnaan gram yang
didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Aeromanas hydrophila termasuk
golongan bakteri gram negatif, hal ini dibuktikan dengan warna merah pada bakteri
pada saat diamati dibawah mikroskop. Bakteri gram negatif memiliki ciri-ciri tidak
dapat menahan zat warna setelah dicuci dengan alkohol 95% selama 5 sampai 10
detik (Samsundari, 2006).
Isolate yang didapat selanjutnya dilakukan tahap identifikasi yang meliputi
pengamatan mikroskopis dan uji biokimia.mengacu pada pedoman identifikasi
bakteri. Pada pengamatan mikroskopis didahului dengan melakukan pewarnaan gram,
sehingga dapat dilihat bentuk-bentuk bakteri dan kelompok bakteri gram positif atau
negative. Sedangkan uji biokimia meliputi Uji triple sugar, uji sulfide Indol Motility,
uji penggunaan ctrate, Uji gula-gula, uji katalase, uji oksidase, uji MacConkey Agar,
dan uji balik dimana bakteri yang sudah diidentifikasi disterak kemedia sierra yang
telah dilapisi Tween 80 pada permukaan atas media. Pada uji balik ini dikatakan
menunjukkan hasil positif apabila bakteri mampu tumbuh pada media tersebut
(Darmayasa, 2008).
Koloni-koloni terpilih dimurnikan dengan cara goresan berulang pada
medium NA+0,5% NaCl hingga diperoleh isolat murni. Isolat murni diidentifikasi
dengan mengenali karakternya, yaitu dengan mencatat karakter koloni, pengamatan
morfologi sel dengan pewarnaan Gram (Hucker dan Conn, 1923), dan pewarnaan
endospora menggunakan malachite green (Hendrati, et al., 2003).
Identifikasi bakteri dilakukan terhadap isolatisolat yang diperoleh dengan
berpedoman pada buku Bergey’s Determinative Bacteriology (Holt et al, 1994)
dengan melakukan serangkaian uji morfologi dan biokimia yaitu uji pewarnaan
Gram, uji motilitas, pengamatan bentuk sel, tipe penggandengan sel, sifat aerobik dan
anaerobik, kemampuan tumbuh pada suhu 50C, 200C, dan 300C. Pengamatan
dilakukan juga pada warna koloni, ukuran koloni, bentuk koloni yang dilihat dari
dalam, samping dan atas, kemampuan memproduksi katalase dan oksidase, uji
halofilik dan oksidase sitokrom untuk menentukan genus bakteri heterotrof yang
didapat dari ikan kerapu macan (Suryadi et al., 2004).
Pengamatan morfologi koloni bakteri dilakukan setelah mendapatkan biakan murni.
Pengamatan ini meliputi warna, bentuk, tepian koloni, elevasi atau permukaan koloni dan
struktur dalam koloni.Pewarnaan gram bertujuan untuk menentukan apakah bakteri
tersebut termasuk di dalam kelompok bakteri gram positif atau kelompok bakteri
gram negatif. Cara kerja dari pewarnaan gram yaitu suspensikan bakteri dengan ose,
kemudian letakkan pada obyek dan difiksasi, tetesi dengan larutan gram A yang
mengandung kristal violet, kemudian tetesi dengan larutan gram B yang mengandung
lugol, tetesi dengan larutan gram C yang mengandung alkohol, dan yang terakhir
tetesi dengan larutan gram D yang mengandung safranin (Yusuf, 2009)
III. CARA KERJA/DIAGRAM ALIR (SKEAMA)
a. Penyiapan Olesan
- Dicuci dengan sabun
- Disemprot dengan alkohol
- Dioleskan bakteri pada bagian tengan
gelas objek dengan kawat ose yang telah
difiksasi
- Difiksasi hingga terbentuk lapisan putih
tipis
Kaca objek steril
b. Uji Pewarnaan Sederhana
- Ditetesi metilen blue
- Didiamkan 1-2 menit
- Dibilas dengan aquades
- Dikeringkan kaca objek dengan tissue
- Difiksasi
- Diamati di bawah mikroskop
Bakteri gram negatif
Kaca objek
Olesan inokulum
c. Uji Pewarnaan Gram
- Ditetesi dengan kristal violet- Didiamkan 3 menit- Dibilas dengan aquades- difiksasi- Diteteskan lugol- Didiamkan 1 menit- Dibilas dengan aquades- difiksasi- Ditetesi alkohol- Didiamkan 30 detik- Dibilas dengan aquades- Difiksasi- Ditetesi saframin- Didiamkan 2-3 menit- Dibilas dengan aquades- Difiksasi- Diamati di bawah mikroskop
Bakteri gram positif
Olesan inokulum
IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Pewarnaan sederhana
Sebelum pengamatan pada mikroskop
Pengamatan pada mikroskop
2. Uji Pewarnaan Gram
Sebelum pengamatan pada mikroskop
Pengamatan Pada mikroskop
Keterangan:
bakteri yang berwarna ungu biru berbentuk bulat dan batang,
keterangan
bakteri yang berwarna merah berbentuk koma dan batang
B. Pembahasan
Bakteri merupakan mikrobia uniseluler yang termasuk dalam kelas
Shizomycetes. Pada umumnya bakteri tersebar luas di alam. Ada yang hidup bebas,
besifat saprofitik, parasit, atau patogen pada manusia, binatang atau tumbuhan.ada
beberapa jenis bakteri bersifat fotosinteteik. Ada tiga bentuk dasar bakteri, yaitu
bentuk bulat (coccus), batang (bacillus), dan melilit (spiral).
Kata morfologi mengarah pada proses pembelajaran mengenai bentuk dan
struktur, hal ini tidak terkecuali pada struktur bakteri. Identifikasi dan determinasi
suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dan hasil isolasi dapat dilakukan dengan
cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sd bakteri, pengujian sifa-sifat
fisiologi dan biokimianya. Selain itu, identifikasi juga dapat dilakukan dengan
pengujian sifat patogenitas dan serologinya. Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi
oleh berapa faktor luar seperti substrat pertumbuhan, pH, temperatur, dan bahan
kimia. Bakteri yang nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan
nutrisi dan persyaratan ekologinya berbeda. Untuk pengamatan morfologi bakteri
dengan jelas, tubuhnya perlu diisi dengan cat warna, pewarnaan ini disebut
pengecatan bakteri. Bentuk morfologi pertumbuhan koloni bakteri pada streak agar
ada beberapa macam yaitu filiform, villous, echinulate, bead, rhizoid, effuse, dan
arborescent. Bentuk pertumbuhan koloni pada nutrient cair yaitu pellicle,
membranous, flocculent dan ring.
Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan
perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa
pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel
bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna dapat
mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan
sekelilingnya ditingkatkan. Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada
zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor
dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang
berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih
banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan
sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base
Fuchsin, Malachite Green dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo
Red dll.
Pada percobaan kali ini akan diberikan gambaran mengenai metode
pewarnaan sederhana dan pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana yang dari namanya
saja, dapat diketahui memiliki tipe yang sederhana. Dalam metode pewarnaan
sederhana, zat warna yang digunakan dapat bersifat basa dan dapat bula bersifat
asam. Pewarnaan basa (langsung/positif) akan mewarnai struktur
mikroorganismenya, sedangkan pewarnaan asam (tidak langsung/negatif) hanya
mewarnai lingkungan disekitar mikroorganisme. Pada pewarnaan sederhana, sebelum
dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas object glass yang kemudian
difiksasi.. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada
object glass tanpa merusak struktur selnya. Setelah itu barulah dilakukan pewarnaan,
pewarna biakan bakteri yang ada pada object glass yaitu pewarna methilen blue.zat
pewarna basa (methilen blue) memiliki hubungan yang sangat erat dengan bakteri.
Hal ini dapat terjadi karena adanya asam nukleat dalam protoplasma sel dalam jumlah
yang besar. Pada saat pewarnaan dilakukan muatan negatif dalam asam nukleat
bakteri akan bereaksi dengan ion positif dari zat pewarna basa, sehingga
mikroorganisme dapat terlihat lebih jelas. Namun, pada pewarnaan dengan methilen
blue ini setelah di amati dengan mikroskop tidak terlihat denngan jelas bentuk
morfologi bakteri tersebut. Hal ini mungkin dikarenakan pada saat praktikum
penggunaan suspensi bakteri terlalu padat sehingga setelah dilakukan pewarnaan dan
diamati pada mikroskop tidak terlihat morfologi biakan bakteri yang ada pada object
glass tersebut.
Untuk pewarnaan gram pada prinsipnya didasarkan pada kemampuan besar
kecilnya dinding sel untuk mengikat warna dasar setelah pencucian dengan alkohol.
Bakteri yan diwarnai dengan metode gram ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu
bakteri gram positif dan gram negatif. Dalam proses ini apusan yang telah dibuat
diteteskan pewarna dasar berupa larutan kristal violet kemudian didiamkan dalam
waktu tertentu agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi lebih kuat. Selanjutnya
dicuci dengan aquadest secara perlahan-lahan, diteteskan larutan iodin dan diberikan
alkohol, dicuci apusan dengan air mengalir dan diberikan larutan safranin kemudian
dicuci lagi dengan air mengalir, kemudian dikeringkan dan diamani dengan
mikroskop. Pencucian dengan air mengalir dimaksudkan agar cat dapat hilang secara
sempurna dan tidak tersisa, dikeringkan bertujuan agar warna melekat pada bakteri
dan segera kering sehingga bila diwarnai lagi warna sebelumnya tidak tercampur
dengan warna baru. Zat warna lembayung dan iodin akan membentuk senyawa
kompleks, beberapa bakteri dapat melepaskan zat pewarna dengan mudah apabila
dicuci dengan alkohol sedangkan pada bakteri lain zat pewarna lain zat pewarna tetap
bertahan walau dicuci dengan alkohol. Bakteri yang tidak mampu menahan zat
pewarna ini setelah pencucian dengan alkohol disebut bakteri gram negatif
sedangkan yang dapat menahan zat warna disebut bakteri gram positif.
Karena bakteri gram negatif tidak berwarna setelah dicuci dengan alkohol
maka diberikan zat warna lain sebelum olesan diamati, dan zat pewarna lain it
biasanya zat pewarna merah safranin, karena itu bakteri gram negatif berwarna merah
sedangkan gram positif tidak terpengaruh. Safranin hanya berfungsi sebagai
pengontras saja. Mekanisme pewarnaan gram didasarkan pada struktur dan komposisi
dinding sel bakteri. Bakteri gram negatif mengandung lipid, lemak dalam persentase
lebih tinggi daripada yang dikandung bakteri gram positif. Bakteri gram positif tidak
mengalami dekolorisasi karena tetap mengikat warna ungu kristal violet dan pada
tahap akhir pengecatan tidak terwarnai safranin. Dinding sel gram negatif juga lebih
tipis daripada dinding sel gram positif.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan terlihat beberapa bentuk bakteri coccus
(diplococcus dan streptococcus) serta basil. Coccus bentuknya seperti bola kecil yang
terdapat dalam beberapa pola atau pengelompokkan yang berbeda. Beberapa coccus
secara khas hidup sendiri-sendiri, ada juga yang berpasangan, kubus atau rantai
panjang bergantung pada cara membelah diri dan melekat satu sama lain setelah
pembelahan. Coccus yang senantiasa membelah dalam satu bidang namun tidak
memisahkan diri sering membentuk rantai coccus, inilah yang kemudian dikenal
sebagai sifat khas marga streptococcus. Basil yang artinya batang kecil merupakan
bakteri yang berbentuk batang atau silinder. Beberapa macam basil panjang dan
lebarnya sama dan bentuknya lonjong.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu cara
mengetahui bentuk dan morfologi sel dan koloni mikroorganisme dengan cara teknik
pewarnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmayasa, I.B.G., 2008, “ Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lipid (Lemak) Pada Beberapa Tempat Pembuangan Limbah Dan Estuari Dam Denpasar”, Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8 No. 2.
Faatih, M., 2005, “Aktivitas Anti-Mikrobia Kokon Attacus Atlas, L.”, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 1.
Hendrati, P.M., dan A. Arianto, 2003. “Keragaman Hayati Bakteri Heterotrofik Aerobik Perairan Pantai Baron, Gunung Kidul, Yogyakarta”, BIODIVERSITAS Vol. 4, No. 2.
Samsundari, S., 2006, ” Pengujian Ekstrak Temulawak Dan Kunyit Terhadap Resistensi Bakteri Aeromonas Hydrophilla Yang Menyerang Ikan Mas (Cyprinus Carpio)”, GAMMA, Volume II Nomor 1.
Suryadi, E., Feliara dan I. Efendi, 2004, “Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Probiotik Dari Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus Fuscogatus) Dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan”, Jurnal Natur Indonesia 6(2).
Yusuf, R.W.N., 2009, “Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif Pada Luka Ikan Maskoki (Carassius Auratus) Akibat Infestasi Ektoparasit Argulus Sp.)”, FPIK-UNAIR, Surabaya.