MODUL PRAKTIKUM...MODUL PRAKTIKUM Stase Laboratorium Patologi Klinik Program Studi Profesi...

22
MODUL PRAKTIKUM STASE LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK 2019 PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Transcript of MODUL PRAKTIKUM...MODUL PRAKTIKUM Stase Laboratorium Patologi Klinik Program Studi Profesi...

  • 0

    MODUL PRAKTIKUM STASE LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

    2019

    PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

  • MODUL PRAKTIKUM

    Stase Laboratorium Patologi Klinik

    Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud

    Tim Penyusun :

    Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi SSt.Ft., M.Fis

    Dr. dr. Anak Agung Wiradewi Lestari, S.Ked, Sp.PK

    Dr. dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si

  • i

    KATA PENGANTAR

    Om Swastiastu.

    Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun Modul

    Praktikum Stase Laboratorium Patologi Klinik Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud.

    Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam :

    1. Memahami beberapa jenis pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik.

    2. Mampu memahami pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik serta menginterpretasikan

    beberapa pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik

    Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tujuan dan sasaran

    pendidikan

    Om santih, santih, santih, om.

    Denpasar, 17 September 2016

    Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud

    Tim Penyusun

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

    Definisi ............................................................................................................................................ 1

    Tujuan ............................................................................................................................................. 1

    Sasaran ............................................................................................................................................ 1

    Sumber Pembelajaran ..................................................................................................................... 2

    Sumber daya.................................................................................................................................... 2

    Pelaksanaan ..................................................................................................................................... 2

    1. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Kasus Infeksi ......................................... 2

    2. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Kasus Keganasan ................................... 2

    3. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Sistem Kardiopulmonal ......................... 4

    4. Pemeriksaan Laboratorium pada Sistem Musculoskeletal .................................................. 6

    5. Pemeriksaan Laboratorium pada Sistem Endokrin .............................................................. 7

  • 1

    Definisi

    Laboratrium patologi klinik merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan

    fisioterapi berupa assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi berdasarkan hasil

    interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus infeksi, interpretasi

    pemeriksaan laboratrium patologi klinik pada kasus keganasan, interpretasi pemeriksaan

    laboratrium patologi klinik pada sistem kardiopulmonal, interpretasi pemeriksaan laboratrium

    patologi klinik pada sistem muskuloskeletal, serta interpretasi pemeriksaan laboratrium

    patologi klinik pada sistem endokrin.

    Tujuan

    Tujuan instruksional umum

    1. Memahami dasar tentang laboratorium patologi klinik

    2. Memahami dan mampu melakukan interpretasi berdasarkan hasil pemeriksaan

    laboratorium patologi klinik

    3. Memahami dan mampu melakukan proses asuhan fisioterapi berdasarkan hasil

    interpretasi pemeriksaan laboratorium patologi klinik

    4. Mampu melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan

    terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi berdasarkan hasil

    interpretasi pemeriksaan laboratrium patologi klinik

    Tujuan intruksional khusus

    Mahasiswa memahami dan mampu melakukan interpretasi pemeriksaan laboratorium

    patologi klinik pada :

    1. Kasus Infeksi (Akut, Kronis, dan Infeksi tertentu)

    2. Kasus Keganasan (Pemeriksaan CEA (Carsinoma Embrionik Antigen) dan

    Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen))

    3. Sistem Kardiopulmonal (Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine

    Phospho Kinase), Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label

    B), Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloacetic Transaminase),

    Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), dan

    Pemeriksaan Lemak Darah)

    4. Sistem Musculoskeletal (Pemeriksaan CRP (Protein C Reaktif), Pemeriksaan

    RF (Rheumatoid Factor), Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O),

    Pemeriksaan RA (Rheumatoid Arthritis), dan Pemeriksaan Asam Urat)

    5. Sistem Endokrin (Pemeriksaan Gula Darah, Pemeriksaan HbA1C

    (Hemoglobin Glikosilasi), dan Pemeriksaan Fungsi Tiroid)

    Sasaran

    Sasaran pembelajaran praktikum Laboratorium Patologi Klinik adalah mahasiswa Profesi

    Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah lulus pada mata kuliah

    anatomi, fisiologi, biomekanik, elektrofisika dan sumberfisis, patologi, manual therapy, terapi

    latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjang pembelajaran

    sebelumnya.

  • 2

    Sumber Pembelajaran

    Sumber Pembelajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah :

    A. Buku Text dan ebook :

    1. Chairlan, Lestari E. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan. Ed 2.

    Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

    B. Narasumber :

    1. Dosen Matakuliah

    Sumber daya

    A. Sumber daya manusia:

    1. Dosen pemberi mata kuliah : 3 orang

    B. Sarana dan Prasarana:

    1. RSUP Sanglah Denpasar

    Ruang Lingkup

    Ruang lingkup praktikum laboratorium patologi klinik adalah melakukan proses asuhan

    fisioterapi mulai dari pemeriksaan hingga intervensi serta evaluasi dan rujukan ke profesi

    terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi berdasarkan interpretasi dari hasil

    pemeriksaan laboratrium patologi klinik.

    Alat dan kelengkapan:

    1. White Board

    2. Board Marker

    3. Laptop

    4. Multi Media Projector/LCD

    Pengendalian dan Pemantauan

    1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditandatangani

    2. Format penilaian responsi yang telah ditandatangani dan diberi nama jelas instruktur

    yang menilai dan peserta didik yang bersangkutan

    3. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi.

    Pelaksanaan

    1. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Kasus Infeksi

    a. Infeksi Akut

    b. Infeksi Kronis

    c. Infeksi tertentu

    2. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Kasus Keganasan

    a. Pemeriksaan CEA (Carsinoma Embrionik Antigen)

  • 3

    Pemeriksaan CEA adalah pemeriksaan screening sebagai bagian dari

    pemeriksaan darah terkait peningkatan kemungkinan terjadinya kanker. CEA

    adalah glikoprotein embrio antigen yang ditemukan pada fetus, jaringan

    dengan kanker usus besar yang dimiliki spektrum tumor marker yang luas.

    Glikoprotein ini adalah suatu antigen onkofetal, yaitu dalam keadaan normal

    banyak ditemukan pada masa janin, tetapi tidak ada atau sangat berkurang

    konsentrasinya pada orang dewasa kecuali secara spesifik disintesis oleh sel-

    sel yang berproliferasi abnormal. CEA diproduksi pada masa embrio dan

    terhenti sebelum masa kelahiran.

    CEA yang positif menunjukkan keganasan tumor yaitu 70% pada kanker

    usus besar, 60% kanker lambung, 55% kanker pankreas, 50% kanker paru-

    paru, 40% kanker payudara, 30% kanker ovarium dan kanker uterus. Sebagian

    besar serum CEA berada di epitelium tumor saluran pencernaan, jadi biasanya

    CEA menandakan kanker saluran pencernaan. Kadar normal serum CEA

    berkisar 0 - 5 U/ml. CEA memiliki tingkat spesifikasi yang tinggi, jadi jika

    lebih dari 10 U/ml, maka pasien dapat didiagnosa dengan tumor ganas.

    b. Pemeriksaan CA (Carsinoma Antigen)

    CA-125 adalah antigen yang ditemukan pada jaringan epitel kanker

    ovarium, dan merupakan tumor marker yang paling banyak diselidiki karena

    berhubungan dengan kanker ovarium. Pemeriksaan CA-125 mengukur

    konsentrasi cancer antigen 125 (CA-125) dalam darah. CA-125 merupakan

    protein yang ditemukan dalam sel-sel kanker ovarium. Pemeriksaan CA-125

    membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan.

    Keakuratan serum CA-125 untuk mendeteksi kanker ovarium pada jaringan

    epithel mencapai 70%. Jika CA-125 berkisar antara 0- 8.5 U/ml bisa saja

    menandakan kanker ovarium (kebanyakan), kanker payudara, kanker

    pankreas, kanker saluran lambung, dll. Tumor marker ini sangat penting

    terutama untuk wanita, karena merupakan antigen utama yang diakui secara

    internasional dapat mendeteksi kanker ovarium. Nilai normal dari tes yakni <

    35 U/mL.

    Antigen Spesifik Prostat (PSA). Kadar serum PSA berkisar 0- 6.5 U/ml

    menandakan adanya kanker prostat. Tumor marker ini khusus untuk

    mendeteksi prostat pada laki- laki. Terkecuali : pembengkakan prostat,

    prostatitis, penyakit ginjal dan saluran urin yang juga dapat meningkatkan

    kadar PSA.

    CA15-3 dapat digunakn sebagai indikator diagnosa kanker payudara,

    pemeriksaan setelah operasi dan metastasis. Serum ini 60% sensitif pada kasus

    kanker payudara awal, 80% pada stadium akhir atau dengan penyebaran.

    Pemeriksaan CA 15-3 mengukur konsentrasi cancer antigen 15-3 (CA 15-3)

    dalam darah. CA 15-3 merupakan protein yang diproduksi oleh sel-sel

    payudara yang normal, namun pada orang dengan kanker payudara akan

    mengalami peningkatan produksi CA 15-3. CA 15-3 bukan penyebab kanker,

    namun dilepaskan oleh sel-sel kanker ke dalam aliran darah, sehingga dapat

  • 4

    berguna sebagai penanda tumor untuk memantau perkembangan kanker.

    Pemeriksaan CA 15-3 membutuhkan sampel darah yang diambil dari

    pembuluh darah vena di lengan. Nilai normal dari tes yakni ≤ 30 U/mL.

    3. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik pada Sistem Kardiopulmonal

    a. Pemeriksaan CK/CPK (Creatine Kinase/Creatine Phospho Kinase)

    Creatine Phosphokinase (CPK) banyak ditemukan dalam otot jantung, otot

    rangka, dan otak. Konsentrasi serum CPK akan meningkat ketika otot-otot pada

    sel saraf terluka. Kadar CK akan meningkat dalam 6 jam setelah luka. Jika

    kerusakan ini terjadi berulang, maka kadar CK akan meningkat tajam setelah 18

    jam luka dan kembali normal dalam waktu 2-3 hari. CK adalah enzim utama

    dalam jantung yang diteliti pada pasien yang mengidap penyakit jantung. Untuk

    memeriksa spesifikasi lesi miokard, tiga macam isoenzim CK dites, termasuk:

    CK-BB (CK1), CK-MB (CK2), CK-MM (CK3). Karena karakteristik

    metabolisme enzim telah diketahui dokter, waktu, level, dan petunjuk pengobatan

    akan dapat ditentukan.

    Hasil normal orang dewasa dan orang tua (laki-laki): 55-170 units / L or 55-

    170 units / L (SI units) dan orang dewasa dan orang (wanita): 30-135 units / L or

    30-135 units / L (SI units). Angka lebih tinggi setelah olahraga. Sedangkan pada

    bayi: 68-580 units / L (SI units). Hasil yang tidak normal menunjukkan adanya :

    meningkatnya konsentrasi CK: sakit atau luka yang memengaruhi otot

    jantung, otot rangka, dan otak

    meningkatnya konsentrasi isoenzim CK-BB: penyakit pada sistim saraf

    pusat, adenocarcinoma (terutama payudara dan paru-paru), embolisme

    pulmonary

    meningkatnya kadar isoenzim CK-MB; myocardial infarction akut, cardiac

    aneurysm surgery, defibrillation, peradangan otot jantung, ventricular

    arrhythmias, penyakit jantung iskemik

    meningkatnya konsentrasi isoenzim CK-MM: rhabdomyolysis, muscular

    dystrophy, peradangan otot, operasi yang baru dijalani, electromechanical,

    intramuscular, luka dalam, rapturous delirium alcohol levels, malignant

    hyperthermia, shock yang baru saja terjadi, terapi elektrik untuk kejang-

    kejang, shock, hypokalemia, hypothyroidism, trauma

    b. Pemeriksaan CKMB (Creatine Kinase Label M dan Label B)

    Pemeriksaan CK-MB digunakan untuk kondisi acute myocardial infarct

    (AMI) dan untuk penyakit/kerusakan otot skeletal. Oleh karena itu, adanya

    CK-MB dalam serum, tanpa adanya trauma/kerusakan otot yang lain,

    kemungkinan memberikan indikasi adanya kerusakan nekrotik jantung sebagai

    konsekuensi infark miokardial. Pada umumnya, CK-MB terdeteksi sekitar 5

    jam setelah onset nyeri dada dan konsentrasi puncak tercapai 11-18 jam

    setelah infark. Pemeriksaan CK-MB (Massa) dapat dilakukan pada individu

  • 5

    dengan chest pain atau gejala AMI tanpa adanya penyebab trauma muskular

    lain. Nilai rujukan : < 5,1 ng/mL.

    c. Pemeriksaan SGOT (Serum Glutamic Oksaloacetic Transaminase)

    Tes serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT) atau aspartat

    aminotransferase (AST). Tes ini mengukur kadar enzim SGOT di dalam darah.

    Hampir sama dengan enzim SGPT, pada kondisi normal, enzim SGOT dapat

    ditemukan pada kadar rendah di dalam darah. Akan tetapi jika terjadi

    kerusakan liver, maka kadar enzim SGOT di dalam darah akan mengalami

    peningkatan. Pemeriksaan SGOT serta SGPT akan dilakukan dengan cara

    mengambil sampel darah pasien. Pada orang yang sehat, kedua enzim ini

    biasanya akan terlihat normal. Batas normal yang seharusnya dimiliki yaitu:

    SGOT (5-40 µ/L ) dan SGPT (7-56 µ/L). Akan tetapi, batas normal dari angka

    SGOT serta SGPT berbeda-beda. Hal ini tergantung pada bagaimana teknik

    dan prosedur yang ada ketika hasil tes darah ini diteliti.

    d. Pemeriksaan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)

    Tes serum glutamat piruvat transaminase (SGPT) atau alanin

    transaminase (ALT). Tes ini mengukur kadar enzim SGPT di dalam darah.

    Pada kondisi normal, enzim SGPT terkandung di dalam sel-sel hati dan hanya

    sedikit terdapat di dalam darah. Jika sel-sel hati mengalami kerusakan, enzim

    SGPT akan terlepas dari sel-sel hati ke dalam darah, sehingga kandungan

    enzim tersebut di dalam darah akan mengalami kenaikan. Kadar normal bagi

    SGPT yaitu 7-56 unit per liter serum atau 0-34 u/L (mikro per liter). Nilai

    tersebut memang tidak pasti. Hal ini dikarenakan batasan kadar normal SGPT

    juga ditentukan oleh jenis kelamin. Pada pria, biasanya batas normal SGPT

    lebih tinggi daripada wanita. Selain itu, kisaran normal SGPT bisa jadi berbeda

    dengan sumber yang lain. Hal ini dikarenakan teknik dan protokol yang

    digunakan berbeda pula.

    e. Pemeriksaan Lemak Darah

    Lemak darah atau kolesterol merupakan senyawa lemak yang diproduksi

    oleh berbagai sel dalam tubuh, dan sekitar seperempat kolesterol yang

    dihasilkan dalam tubuh diproduksi oleh sel-sel hati. Pada dasarnya tubuh

    membutuhkan kolesterol untuk tetap sehat. Namun, tingkat kolesterol tinggi

    dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan buruknya sirkulasi

    darah. Pemeriksaan kolesterol dalam darah berguna untuk mendeteksi risiko

    tersebut.

    Semakin tinggi tingkat kolesterol baik atau HDL, maka akan semakin

    baik untuk kesehatan. Ini karena HDL melindungi dari penyakit jantung.

    Tingkat HDL minimal 60 mg/dL atau lebih dapat membantu mengurangi

    risiko penyakit jantung. Sebaliknya, tingkat HDL kurang dari 40 mg/dL justru

    menaikkan risiko penyakit jantung. LDL atau kolesterol jahat sebaiknya

    berada pada tingkat yang rendah atau dapat ditoleransi tubuh, yaitu kurang dari

  • 6

    100 mg/dL. Jumlah LDL 100-129 mg/dL dapat dikatakan sebagai ambang

    batas toleransi. Jika melebihi jumlah tersebut kolesterol jahat dapat

    menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti ateroma, penyakit jantung,

    dan stroke.

    4. Pemeriksaan Laboratorium pada Sistem Musculoskeletal

    a. Pemeriksaan CRP (Protein C Reaktif)

    C-Reactive Protein (CRP) adalah suatu protein yang dikeluarkan oleh

    hati serta dihasilkan dalam jumlah besar saat terjadi infeksi. Sebaliknya, pada

    peradangan yang terjadi dalam proses perkembangan aterosklerosis,

    peningkatan konsentrasi CRP jauh lebih kecil. Meskipun demikian,

    peningkatannya cukup bermakna bila dibandingkan dengan kondisi normal.

    Pemeriksaan high sensitivity CRP (hs-CRP) dapat digunakan untuk

    mendeteksi konsentrasi CRP yang sangat kecil tersebut.

    Pemeriksaan CRP standar mengukur peningkatan kadar protein pada

    suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya inflamasi yang signifikan. Jumlah

    CRP dari hasil pemeriksaan tersebut yakni 8-1000 mg/L atau 0.8 to 100

    mg/dL.

    Berdasarkan American Heart Association (AHA) dan CDC, berikut

    merupakan guideline yang direkomendasikan untuk memeriksa resiko

    kardiovaskular berdasarkan level dari CRP-hs yakni CRP-hs ≤ 1 mg/L (resiko

    rendah), CRP-hs 1-3 mg/L (resiko sedang), dan CRP-hs > 3 mg/L (resiko

    tinggi). Apabila level CRP > 10 mg/L dapat terlihat adanya ruptur plak akut

    seperti serangan jantung atau stroke.

    b. Pemeriksaan RF (Rheumatoid Factor)

    Rheumatoid Faktor (RF) adalah imunoglobulin yang bereaksi dengan

    molekul IgG. RF terutama dipakai untuk mendiagnosa dan memantau

    Rheumatoid Arthritis (RA). Semua penderita dengan RA menunjukkan

    antibodi terhadap IgG yang disebut RF atau antiglobulin. RA sendiri

    merupakan suatu penyakit sistemik kronis yang ditandai dengan peradangan

    ringan jaringan penyambung. Pada orang dewasa RA adalah suatu poliartritis

    inflamatoris simetris yang ditandai oleh proliferasi sinovial, perusakan tulang

    dan tulang rawan. Manifestasi tersering penyakit ini adalah terserangnya sendi

    yang umumnya menetap dan progresif. Awalnya yang terserang adalah sendi

    kecil tangan dan kaki dan seringkali keadaan ini mengakibatkan deformitas

    sendi dan gangguan fungsi disertai rasa nyeri. Pemeriksaan RF secara

    aglutinasi latex dengan metode Randox RF test. Ketika reagen dicampur

    dengan serum yang mengandung RF pada level yang lebih besar dari 8,0

    IU/ml maka partikel akan terjadi aglutinasi. Hasil positif apabila terjadi

    aglutinasi.

  • 7

    c. Pemeriksaan ASTO (Anti Streptolisin O)

    Antistreptolysin O adalah antibodi yang dibentuk tubuh untuk melawan

    streptolysin O, suatu enzim beracun yang dihasilkan oleh kelompok bakteri

    streptokokus A. Pemeriksaan ASTO mengukur jumlah antistreptolysin O

    dalam darah yang direkomendasikan oleh dokter bila seseorang mengalami

    gejala seperti demam, nyeri dada, kelelahan, dan sesak nafas yang mengarah

    pada terjadinya demam rematik atau gejala seperti edema dan urin berwarna

    gelap yang berkaitan dengan glomerulonefritis, terutama bila seseorang

    mungkin baru saja terkena infeksi streptokokus A yang tidak terdiagnosis dan

    diobati dengan tepat. Pemeriksaan ASTO membutuhkan sampel darah yang

    diambil dari pembuluh darah vena di lengan. Tujuan dari pemeriksaan ini

    adalah untuk mendeteksi penyakit jaringan sendi, seperti demam rematik akut

    yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus A. Nilai rujukan : < 200

    IU/mL

    d. Pemeriksaan Asam Urat

    Pemeriksaan asam urat mengukur kadar asam urat dalam darah atau urin.

    Bila terlalu banyak asam urat yang diproduksi atau tidak cukup diekskresikan

    dapat terakumulasi dalam tubuh, sehingga terjadi peningkatan kadar asam urat

    dalam darah (hiperurisemia) dan dapat menyebabkan gout. Selain itu asam urat

    berlebih juga dapat disimpan dalam jaringan seperti ginjal, dan dapat

    mengakibatkan terjadinya batu ginjal atau gagal ginjal. Peningkatan kadar

    asam urat juga dapat terjadi ketika ada peningkatan kematian sel seperti pada

    beberapa terapi kanker. Sementara penurunan eliminasi asam urat sering

    disebabkan karena fungsi ginjal yang terganggu atau penyakit ginjal.

    Pemeriksaan asam urat membutuhkan sampel berupa darah yang diambil dari

    pembuluh darah vena di lengan. Sampel berupa urin 24 jam dibutuhkan untuk

    pemeriksaan asam urat urin. Nilai rujukan : < 5,2 mg/dL.

    5. Pemeriksaan Laboratorium pada Sistem Endokrin

    a. Pemeriksaan Gula Darah

    Pemeriksaan glukosa darah berguna untuk mengukur jumlah glukosa

    dalam darah saat sampel diperiksa. Glukosa darah digunakan untuk

    mendeteksi hiperglikemik maupun hipoglikemik untuk membantu

    menegakkan diagnosis diabetes dan memantau kadar glukosa pada

    penyandang diabetes. Glukosa puasa diukur saat keadaan puasa (± 8-10 jam).

    Berdasarkan konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM 2006, berikut

    kriteria pengendalian DM berdasarkan level glukosa puasa : Baik (80-100

    mg/dL), Sedang (100-125 mg/dL), Buruk (≥126 mg/dL). Glukosa puasa juga

    dapat menegakkan kriteria prediabetes bila memiliki kadar glukosa puasa 100-

    125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L).

    Beberapa penyebab konsentrasi gula yang tinggi selain diabetes antara

    lain: spesimen tidak puasa, infus intravena glukosa yang baru dilakukan,

    kondisi stress, cushing disease, akromegali, pheochromocytoma,

  • 8

    glukagonoma, penyakit hati yang parah, pankreatitis, dan obat-obat tertentu

    seperti diuretik, glukortikoid, β-blocker, asam nikotinat, obat yang

    mengandung estrogen, dll).

    b. Pemeriksaan HbA1C (Hemoglobin Glikosilasi)

    Hemoglobin terglikasi (HbA1c) merupakan gugus heterogen yang

    terbentuk dari reaksi kimia antara glukosa dan hemoglobin. HbA1c dapat

    menggambarkan konsentrasi glukosa darah rata-rata selama periode 2-4 bulan.

    Kecepatan pembentukan HbA1c proporsional dengan konsentrasi glukosa

    darah. Pemeriksaan HbA1c perlu dilakukan pada awal terdiagnosa DM,

    kondisi DM tergantung insulin (minimal 3 kali setahun), dan kondisi DM tidak

    tergantung insulin (4 kali setahun atau sesuai kebutuhan). Pemeriksaan ini juga

    sangat diperlukan dalam upaya manajemen DM yang optimal untuk

    memperkecil risiko komplikasi diabetes.

    Hasil pemeriksaan akan tertulis dalam persentase, dengan interpretasi

    sebagai berikut:

    Normal: jumlah HbA1c di bawah 5,7%.

    Prediabetes: jumlah HbA1c antara 5,7-6,4%.

    Diabetes: jumlah HbA1c mencapai 6,5% atau lebih

    Semakin tinggi jumlah HbA1c berarti semakin banyak hemoglobin yang

    berikatan dengan glukosa, dan ini menandakan bahwa gula darah tinggi. Jika

    jumlah HbA1c melebihi 8%, kemungkinan Anda mengalami diabetes yang

    tidak terkontrol dan berisiko mengalami komplikasi.

    c. Pemeriksaan Fungsi Tiroid

    Triiodothyronine (T3) adalah salah satu dari dua hormon utama yang

    dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Hormon tiroid utama lainnya disebut thyroxine

    (T4). T3 dan T4 secara bersama-sama mempunyai fungsi untuk mengatur

    metabolisme tubuh. Hampir sebagian besar T3 ditemukan dalam bentuk terikat

    dengan protein di dalam darah. Sisanya dalam jumlah kecil tidak terikat

    dengan protein yang disebut sebagai free T3, dan merupakan bentuk aktif

    biologis dari hormon. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk membantu evaluasi

    fungsi kelenjar tiroid, mendiagnosis gangguan tiroid, termasuk

    hipertiroidisme, dan menentukan penyebabnya serta memantau efektivitas

    pengobatan gangguan tiroid. Nilai rujukan : 0,60 - 1,81 ng/mL.

    Thyroxine (T4) adalah salah satu dari dua hormon utama yang dihasilkan

    oleh kelenjar tiroid. Hormon tiroid utama lainnya disebut triiodothyronine

    (T3). T4 dan T3 secara bersama-sama mempunyai fungsi untuk mengatur

    metabolisme tubuh. Hampir sebagian besar T4 ditemukan dalam bentuk terikat

    dengan protein di dalam darah. Sisanya dalam jumlah kecil tidak terikat

    dengan protein yang disebut sebagai free T4, dan merupakan bentuk aktif

    biologis dari hormon. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk membantu evaluasi

    fungsi kelenjar tiroid, membantu diagnosis gangguan tiroid, sebagai uji saring

    https://www.alodokter.com/arti-tinggi-dan-rendahnya-kadar-gula-darah-dalam-tubuhhttps://www.alodokter.com/diabetes-tipe-2/komplikasi

  • 9

    hipotiroidisme pada bayi baru lahir, serta memantau efektivitas pengobatan

    gangguan tiroid. Nilai rujukan : 4,5 - 10,9 ug/dL.

    Pemeriksaan TSHs merupakan pemeriksaan menggunakan sampel darah

    yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan untuk mengukur konsentrasi

    thyroid-stimulating hormone (TSH) dalam darah. Thyroid-stimulating

    hormone (TSH) adalah hormon yang berfungsi merangsang kelenjar tiroid

    untuk memproduksi hormon thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3). Fungsi

    TSH dipengaruhi oleh thyrotropin releasing hormone (TRH) yang dihasilkan

    oleh hipotalamus untuk mempertahankan konsentrasi yang stabil dari hormon

    tiroid dalam darah. Pemeriksaan ini berfungsi sebagai uji saring dan membantu

    diagnosis gangguan tiroid serta memantau pengobatan hipotiroidisme dan

    hipertiroidisme. Nilai rujukan : 0,640 - 6,270 µIU/mL.

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    10

    FORM PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF DAN PRAKTEK PROFESIONAL)

    HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT:__________________________

    EVALUASI AFEKTIF

    No NIM Nama Mahasiswa Nilai Nilai

    Total Tanggung Jawab Disiplin Kerjasama Kejujuran Prakarsa Sopan Santun

    1

    2

    3

    4

    5

    EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL

    No NIM Nama Mahasiswa

    Nilai Nilai

    Total Keamanan Prilaku

    Profesional Akuntabilitas Komunikasi

    Kompetensi

    Budaya

    Pengembangan

    Profesional

    1

    2

    3

    4

    5

    Penilai,

    Kriteria penilaian:

    1 = sangat kurang

    2 = kurang

    3 = cukup

    4 = baik

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    11

    FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL

    NAMA MAHASISWA :

    NIM :

    STASE :

    TEMPAT :

    HARI/TANGGAL :

    No Materi Nilai Maksimal Nilai

    1 Format presentasi (power point) 10

    2 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir penalaran 10

    3 Penguasaan metodelogi penelitian 10

    4 Review jurnal

    - Materi jurnal 20

    - Diskusi dan kemampuan argumentasi 20

    - Kelayakan (feasibility) 20

    5 Performance presentator

    - Bahasa dan sopan santun 10

    Jumlah 100

    Penilai,

    ( )

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    12

    FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL

    NAMA MAHASISWA :

    NIM :

    STASE :

    TEMPAT :

    HARI/TANGGAL :

    No Materi Nilai Maksimal Nilai

    1 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir penalaran 20

    2 Penguasaan metodelogi penelitian 10

    3 Review jurnal

    - Materi jurnal 30

    - Kelayakan (feasibility) 30

    - Format penulisan 10

    Jumlah 100

    Penilai,

    ( )

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    13

    FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS

    NAMA MAHASISWA :

    NIM :

    STASE :

    TEMPAT :

    HARI/TANGGAL :

    No Aspek Penilaian Nilai Maksimal Nilai

    Penilaian Status Klinis

    1 Pemeriksaan Subjektif 4

    2 Pemeriksaan Objektif

    - Vital Sign 2

    - Pemeriksaan Per-Kompetensi 4

    3 Diagnosis

    - Impairment 2

    - Activity Limitation 2

    - Participation Restriction 2

    - Contextual Factor 2

    4 Prognosis 2

    5 Planning

    - Jangka Panjang & Pendek 2

    - Clinical Reasoning 3

    6 Prosedur Intervensi

    - Metode Pelaksanaan & Dosis 4

    - Clinical Reasoning 6

    7 Edukasi & Home Program 2

    8 Evaluasi 3

    Format Penilaian Presentasi

    1 Penguasaan konsep dan penalaran klinis 25

    2 Diskusi dan kemampuan argumentasi 25

    3 Format presentasi dan bahasa 10

    TOTAL 100

    Penilai

    ( )

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    14

    FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN

    NAMA MAHASISWA :

    NIM :

    STASE :

    TEMPAT :

    HARI/TANGGAL :

    Aspek yang nilai Rentan Nilai Bobot Nilai

    Assessment 0-100 25%

    Diagnosis Fisioterapi (ICF) 0-100 25%

    Planning 0-100 25%

    Intervensi 0-100 25%

    Total Nilai

    Penilai

    (

    )

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    15

    FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN / OSCE

    STASE PILIHAN

    NAMA PESERTA :

    NIM :

    TEMPAT :

    TANGGAL :

    PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL PRACTICE)

    N

    o Komponen Penilaian Kinerja

    Subjektif Jumla

    h Poin 0 1 2 3 4

    1 Keamanan (Safety)

    2 Perilaku Profesional (Professional Behaviour)

    3 Akuntabilitas (Accountability)

    4 Komunikasi (Communication)

    5 Kompetensi Budaya (Cultural Competence)

    6 Pengembangan Profesional (Professional

    Development)

    TOTAL POIN

    MANAJEMEN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT)

    N

    o Komponen Penilaian Kinerja

    Objektif Subjektif Jumla

    h Poin 0 1 0 1 2 3 4

    ASSESMENT

    Anamnesis Umum

    1 Peserta memperkenalkan diri

    2 Peserta menanyakan identitas pasien

    Anamnesis Khusus

    1 Peserta menanyakan keluhan utama

    pasien

    2 Menanyakan Riwayat Penyakit

    Sekarang (RPS)/S7

    3 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu

    (RPD)

    4 Menanyakan Riwayat Penyakit Keluarga

    (RPK)

    5 Menanyakan Riwayat Penyakit Penyerta

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    16

    (RPP)

    6 Menanyakan Riwayat Sosial

    Pemeriksaan Umum

    1 Pemeriksaan Vital Sign

    2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien

    3 Pemeriksaan Fisik

    Inspeksi Statis

    Inspeksi Dinamis

    Palpasi

    Auskultasi

    Pemeriksaan Khusus

    1 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

    Aktif

    Pasif

    Isometrik Resisted

    2 Pengukuran Kekuatan Otot

    3 Pengukuran ROM

    4 Pengukuran Antropometri

    5 Pengukuran Nyeri

    6 Pemeriksaan Spesifik

    Untuk mendukung penegakan diagnosis

    Untuk menentukan diagnosis banding

    7 Melakukan Pengukuran terkait

    Diagnosis

    DIAGNOSIS

    1 Diagnosis Medis (penjelasan)

    2 Diagnosis Fisioterapi

    Impairment

    Functional Limitation

    Disability/Participant Restriction

    PLANNING

    1 Rencana Jangka Pendek

    2 Rencana Jangka Panjang

    INTERVENSI

    1 Penerapan Intervensi Modalitas

    2 Penerapan Intervensi Manual Terapi

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    17

    3 Penerapan Intervensi Terapi Latihan

    EDUKASI & HOME PROGRAM

    1 Modifikasi faktor internal

    2 Modifikasi faktor eksternal

    3 Home Program

    EVALUASI

    1 Evaluasi sesuai dengan pemeriksaan

    awal

    Total Poin

    PERHITUNGAN NILAI AKHIR

    N

    o Penilaian Perhitungan Bobot (%) Nilai

    1 Praktik Profesional (Professional

    Practice)

    (Jumlah Poin : 24) x

    100 30%

    2 Manajemen Pasien (Patient

    Management)

    (Jumlah Poin : 157)

    x 100 70%

    Total Nilai Akhir

    Interpretasi :

    Objektif …...………….,

    …………………………

    0 Tidak Dilakukan

    1 Dilakukan Mengetahui,

    Subjektif Penguji Bagian

    0 Tidak Dilakukan

    1 Kurang Baik

    2 Cukup Baik

    3 Baik (

    )

    4 Sangat Baik

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    18

    FORM PENILAIAN MORNING REPORT

    HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________

    No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisipasi

    Aktif

    Berpikir

    Kritis

    Kemampuan

    Komunikasi

    Time

    Manajemen

    Tata

    Krama Nilai Total

    1

    2

    3

    4

    5

    Keterangan Penilaian

    No Keterangan Nilai

    1 Kehadiran

    Hadir tepat waktu 4

    Terlambat