Laporan Praktikum Proyek Anatomi Dan Fisiologi Hewan - Pencernaan
MODUL PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA · Buku petunjuk praktikum Anatomi Fisiologi Manusia...
Transcript of MODUL PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA · Buku petunjuk praktikum Anatomi Fisiologi Manusia...
1
MODUL PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
PM-UMM-02-12/L1 Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
2016
Visi Menjadi program studi Farmasi (S1) yang unggul dalam bidang Farmasi Bahan Alam yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
mampu bersaing di tingkat Nasional
2
MODUL PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
Disusun oleh :
Widarika Santi H, M.Sc., Apt
PM-UMM-02-12/L1
Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Magelang 2016
3
PENGESAHAN
Modul Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia
PM-UMM-02-12/L1
Revisi : 00 Tanggal : Agustus 2016 Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi Dikendalikan Oleh : Gugus Kendali Mutu Fakultas Disetujui Oleh : Dekan
NO. DOKUMEN : PM-UMM-02-22 TANGGAL : Agustus 2016
NO. REVISI : 00 NO. HAL : -
Disiapkan Oleh : Koordinator Praktikum
Widarika Santi H, M.Sc.,Apt NIDN. 0618078401
Diperiksa Oleh: Ka. Prodi S1 Farmasi
Tiara Mega Kusuma, M.Sc., Apt NIDN. 0607048602
Disahkan Oleh : Dekan
Puguh Widiyanto,S.Kp., M.Kep NIDN. 0621027203
Catatan : Dokumen ini milik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Magelang dan TIDAK DIPERBOLEHKAN dengan cara dan alasan apapun membuat salinan tanpa seijin Dekan
4
PENGANTAR
Assalamualaikum, wr, wb
Alhamdulillah, buku petunjuk praktikum Anatomi Fisiologi Manusia
berhasil disusun. Buku petunjuk ini disusun sebagai sarana untuk membantu
mahasiswa dalam menunjang tercapainya kompetensi S1 Farmasi di bidang
pelayanan farmasi klinik dan komunitas dengan mengaplikasikan teori anatomi
fisiologi manusia dalam praktikum Anatomi Fisiologi Manusia baik dalam
bentuk pengenalan menggunakan mikroskop maupun dengan hewan uji.
Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum
pelaksanaan praktikum agar berjalan lancar dan tertib.
Buku petunjuk praktikum Anatomi Fisiologi Manusia dibuat dengan
harapan pada akhir pelaksanaan praktikum ini mahasiswa mampu memahami
anatomi fisiologi manusia.
Penyusun menyadari bahwa buku ini tidak terlepas dari kekurangan,
oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan buku ini. Penyusun berharap semoga buku ini
dapat bermanfaat. Amiin.
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Magelang, Agustus 2016
Koordinator Praktikum
5
Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum
1. Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum sesuai jadwal praktikum yang berlaku.
2. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum.
3. Mahasiswa wajib membawa farmasi kit disetiap kegiatan praktikum.
4. Mengikuti pretest sebelum praktikum dimulai. 5. Bila nilai pretest memenuhi standar (≥60) mahasiswa dapat
mengikuti praktikum sesuai prosedur dan aturan yang berlaku (untuk mata praktikum tertentu).
6. Sebelum praktikum dimulai mahasiswa wajib mengenakan jas laboratorium.
7. Mahasiswa meminjam peralatan ke laboran dengan mengisi Daftar Bon Alat.
8. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa wajib menjaga ketertiban dan ketenangan laboratorium.
9. Selama pelaksanaan praktikum mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruang praktikum tanpa ijin dosen atau asisten pembimbing praktikum.
10. Setelah selesai praktikum, mahasiswa wajib merapikan dan membersihkan kembali peralatan dan tempat praktikum sesuai ketentuan yang berlaku.
11. Mahasiswa wajib absen dijurnal praktikum dan mengisi kartu kendali praktikum.
12. Mahasiswa wajib membuang sampah praktikum sesuai ketentuan yang berlaku.
13. Mahasiswa wajib melaporkan alat-alat yang rusak dan pecah ke laboran.
14. Mahasiswa wajib mengganti peralatan yang rusak atau pecah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
15. Mahasiswa wajib membuat laporan resmi praktikum sesuai dengan hasil praktikum.
Kepala Laboratorium Farmasi
Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt
6
Format Laporan dan Kriterian Penilaian
Laporan Resmi :
1. Cover laporan: nama mata praktikum, judul pertemuan, logo universitas, nama dan NIM penyusun, nama prodi, nama fakultas, nama universitas, tahun.
2. Isi
a. Judul praktikum
b. Tujuan praktikum
c. Dasar teori
d. Metode praktikum/cara kerja
e. Hasil praktikum
f. Pembahasan disertai jurnal ilmiah
g. Kesimpulan
h. Daftar pustaka
Kriteria Penilaian :
Indikator Point Pretest/posttest 20 Skill Lab 40 Laporan 10 Responsi 30
7
PERTEMUAN KE-1 ORGANEL SEL
1. Capaian Pembelajaran :
a. Mampu mengidentifikasi masalah terkait obat dan alternatif
solusinya untuk mengoptimalkan terapi;
b. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian,
serta menerapkan prinsip manajemen resiko dalam pengembangan,
pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi meliputi obat,
bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik;
c. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi, farmakoterapi,
farmasi klinik, toksikologi, farmakoekonomi, farmakovigilance,
DRP (Drug Related Problems), Interaksi obat, EBM (Evidence-
based Medicine), POR (Pengobatan Obat Rasional), Undang-
Undang kefarmasian, Kode etik profesi farmasi
2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktikum ini maka mahasiswa mampu memahami struktur sel.
3. Dasar Teori
Unit dasar terkecil tubuh adalah sel. Sel-sel membentuk jaringan, jaringan-jaringan membentuk organ dan organ-organ membentuk tubuh. (Hegner and Caldwell, 2013).
Struktur sel beranekaragam namun mengandung tiga bagian utama yaitu :
a. Nukleus, mengatur berbagai kegiatan sel dan berperan dalam reproduksi.
b. Sitoplasma
8
c. Membran sel, mengendalikan masuk dan keluarnya zat ke dan keluar sel.(Hegner and Caldwell, 2013).
Pembelahan sel merupakan proses kompleks yang melibatkan protein khusus yang disebut asam deoksiribonukleat (DNA). DNA membentuk kromosom yang mengandung informasi gen. Selama pembelahan sel, seluruh 46 kromosom DNA mengatur diri sendiri di pusat sel :
a. Setiap kromosom masing-masing menduplikasi diri
b. Separuh dari kromosom bergerak ke sisi berlawanan dalam sel
c. Sel membelah
d. Sitoplasma bertambah
e. Sel membagi diri menjadi dua sel yang sama (Hegner and Caldwell, 2013).
DNA Asam deoksiribonukleat
RNA Asam ribonukleat
mRNA Messenger RNA
tRNA Transfer RNA
RNA ribosom Ditemukan dalam sitoplasma
(Hegner and Caldwell, 2013).
4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan bahan : Alat : seperangkat alat tulis; laptop
b. Cara kerja : 1) Dosen pengampu membagi kelompok mahasiswa 2) Mahasiswa mengamati organel sel dengan mikroskop 3) Mahasiswa membuat laporan dari hasil pengamatan
mikroskopis
5. Latihan 1) Mahasiswa mengamati organel sel
2) Mahasiswa melaporkan bagian bagian sel hasil pengamatan
9
PERTEMUAN KE-2 SISTEM PENCERNAAN
1. Capaian Pembelajaran :
a. Mampu mengidentifikasi masalah terkait obat dan alternatif
solusinya untuk mengoptimalkan terapi;
b. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian,
serta menerapkan prinsip manajemen resiko dalam
pengembangan, pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi
meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik;
c. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi,
farmakoterapi, farmasi klinik, toksikologi, farmakoekonomi,
farmakovigilance, DRP (Drug Related Problems), Interaksi obat,
EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan Obat
Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi
farmasi
2. Tujuan Praktikum : Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki
kemampuan memahami anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
3. Dasar Teori
Sistem gastrointestinal meliputi :
a. Mulut
Di dalam mulut, makanan dihancurkan sehingga dapat ditelan dengan mudah. Proses pencernaan terjadi dengan bantuan :
a) Lidah : mendorong makanan ke gigi untuk dihancurkan. Lidah membantu proses pengunyahan dan kemudian mendorong ke arah faring untuk proses menelan.
10
b) Kelenjar saliva : menghasilkan air liur yang mengandung enzim pencernaan disebut amilase.
c) Gigi : secara mekanik memecahkan makanan menjadi partikel yang lebih kecil.
d) Faring : memberi jalan bagi udara dan makanan, kemudian ke esofagus
e) Esofagus : berfungsi membawa makanan ke lambung. Terjadi gerakan peristaltik untuk mendorong makanan bergerak sepanjang saluran ini (Hegner and Caldwell, 2013).
b. Faring
c. Esofagus
d. Lambung
Lambung mempunyai tiga bagian :
a) Fundus : daerah di bawah esofagus
b) Korpus : tempat menahan makanan
c) Pilorus : bagian akhir lambung yang menghubungkan lambung dengan usus.
Sel-sel dalam lambung menghasilkan cairan lambung yang mengandung :
a) Enzim proteolitik (pepsin) : untuk pemecahan protein
b) Asam klorida
c) Faktor intrinsik : dibutuhkan untuk penyerapan vitamin B1 (Hegner and Caldwell, 2013).
e. Usus halus
Makanan berjalan di sepanjang usus dengan gerakan peristaltik. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian :
a) Duodenum
b) Jejenum
11
c) Ileum, bagian paling akhir dan paling ujung mempunyai katup ileosekal yang menghubungkan dengan usus besar dan berfungsi mencegah kembalinya makanan dari usus besar ke usus halus (Hegner and Caldwell, 2013).
f. Hati, kandung empedu, pankreas
Hati terbagi menjadi empat lobus dan mempunyai fungsi metabolisme. Hati mengendalikan jumlah protein dan gula dengan cara mengubah dan menyimpannya dalam jumlah tertentu. Hati menghasilkan protrombin dan fibrinogen yang berperan dalam proses pembekuan darah. Hati menghasilkan empedu yang berfungsi dalam pencernaan lemak (Hegner and Caldwell, 2013).
g. Usus besar
Usus besar tidak menghasilkan enzim pencernaan dan merupakan tempat terjadinya :
a) Penyerapan berbagai macam vitamim ke dalam sistem sirkulasi
b) Aktivitas bakteri terhadap karbohidrat kompleks
c) Penyerapan sebagian besar air melalui dinding usus besar dan mengubah feses menjadi lebih padat.
4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan bahan :
Alat : seperangkat alat tulis; laptop
b. Cara kerja : 1) Dosen pengampu membagi kelompok mahasiswa 2) Mahasiswa mengamati anatomi sistem pencernaan dengan
mikroskop 3) Mahasiswa membuat laporan dari hasil pengamatan
mikroskopis
5. Latihan 1. Mahasiswa mengamati anatomi sistem pencernaan
2. Mahasiswa melaporkan anatomi sistem pencernaan hasil pengamatan
12
PERTEMUAN KE-3 SISTEM RERSPIRASI DAN KARDIOVASKULAR
1. Capaian Pembelajaran :
a. Mampu mengidentifikasi masalah terkait obat dan alternatif solusinya
untuk mengoptimalkan terapi;
b. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian, serta
menerapkan prinsip manajemen resiko dalam pengembangan,
pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi meliputi obat, bahan
obat, obat tradisional, dan kosmetik
c. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi,
farmakoterapi, farmasi klinik, toksikologi, farmakoekonomi,
farmakovigilance, DRP (Drug Related Problems), Interaksi obat,
EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan Obat
Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi
farmasi
2. Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan memahami anatomi dan fisiologi sistem respirasi dan kardiovaskular
3. Dasar Teori
Organ sistem respirasi terdiri dari :
a. Hidung
b. Faring (tenggorokan)
c. Laring (pita suara)
d. Trakea (saluran udara)
e. Bronkus
f. Paru paru (Hegner and Caldwell, 2013).
13
Tujuan sistem respirasi adalah mengangkut oksigen ke dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan sel dan mengeluarkan karbondioksida (Hegner and Caldwell, 2013).
Siklus pernapasan terdiri dari dua fase :
a. Inspirasi : otot diafragma dan interkostal akan berkontraksi sehingga menyebabkan kondisi vakum di dalam rongga dada sehingga udara tertarik ke dalam paru paru
b. Ekspirasi : otot diafragma dan interkostal relaksasi sehingga toraks menjadi lebih kecil dan menyebabkan ruang di dalam paru paru menjadi kecil dan mendorong udara keluar (Hegner and Caldwell, 2013).
Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, pembuluh darah, pembuluh limfatik, kelenjar limfe, limpa, darah (Hegner and Caldwell, 2013). Organ utama yang terlibat dalam sistem kardiovaskular adalah jantung, pembuluh darah, ginjal dan sistem syaraf simpatik (Nugroho, 2014).
Jantung terletak dalam mediastinum rongga dada. Jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan luar), miokardium (lapisan otot), dan endokardium (lapisan endotel). Jantung dilindungi oleh perikardium sebagai lapisan pelindung. Ruangan jantung terdiri dari 4 ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, ventrikel kiri (Nugroho, 2014).
Atrium kanan menerima darah dari seluruh tubuh yang mengandung sedikit oksigen dan banyak karbondioksida. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan mengirimnya ke paru-paru melalui arteri pulmonal untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Atrium kiri menerima darah yang mengandung oksigen dari paru-paru dan mengirimnya ke ventrikel kiri. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan mengirimnya keluar melalui aorta ke seluruh tubuh (Hegner and Caldwell, 2013).
Pembuluh darah jantung terdiri dari vena dan arteri dimana berfungsi untuk membawa darah ke- dan dari- jantung. Secara anatomi, aliran darah dalam tubuh mengalir dengan skema : vena kava → atrium kanan → ventrikel kanan → arteria pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri → ventrikel kiri → aorta → arteri → sel/organ tubuh lainnya → vena → vena kava (Nugroho, 2014).
14
4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan bahan :
Alat : seperangkat alat tulis; laptop
b. Cara kerja :
1) Dosen pengampu membagi kelompok mahasiswa 2) Mahasiswa mengamati anatomi sistem respirasi dan
kardiovaskular dengan mikroskop 3) Mahasiswa membuat laporan dari hasil pengamatan
mikroskopis
5. Latihan 1. Mahasiswa mengamati anatomi sistem respirasi dan
kardiovasular
2. Mahasiswa melaporkan anatomi sistem respirasi dan kardiovaskular hasil pengamatan
15
PERTEMUAN KE-4 SISTEM INTEGUMEN
1. Capaian Pembelajaran :
a. Mampu mengidentifikasi masalah terkait obat dan alternatif
solusinya untuk mengoptimalkan terapi;
b. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian,
serta menerapkan prinsip manajemen resiko dalam
pengembangan, pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi
meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik
c. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi,
farmakoterapi, farmasi klinik, toksikologi, farmakoekonomi,
farmakovigilance, DRP (Drug Related Problems), Interaksi obat,
EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan Obat
Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi farmasi
2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan memahami anatomi dan fisiologi sistem integumen
3. Dasar Teori
Sistem integumen mencakup kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat, saraf dan kelenjar minyak. Sistem ini berfungsi melindungi tubuh dari infeksi, mengatur suhu tubuh, dan membuang sisa pembakaran. Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis dan dermis yang berbeda fungsi namun menyatu secara anatomi (Hegner and Caldwell, 2013).
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri dari banyak lapisan sel. Melanin yang merupakan zat pemberi warna pada kulit berada dalam lapisan ini (Hegner and Caldwell, 2013).
Dermis berada di bawah lapisan epidermis yang mengandung banyak saraf dan pembuluh darah. Pada lapisan dermis juga terdapat
16
rambut dan kelenjar yang menembus epidermis menuju permukaan tubuh (Hegner and Caldwell, 2013).
Kuku merupakan struktur sel tanduk yang ditemukan pada bagian dorsal, permukaan distal jari tangan dan kaki. Mempunyai fungsi melindungi bagian jari tangan dan kaki yang sensitif (Hegner and Caldwell, 2013).
Kelenjar merupakan struktur tubuh khusus yang terbuat dari jaringan epitel yang kompleks. Beberapa kelenjar menghasilkan kelenjar eksokrin yang mengalirkan zat ke permukaan tubuh. Kelenjar eksokrin ada dua macam yaitu a. Kelenjar keringat yang menghasilkan keringat. Pembentukan
keringat terjadi di permukaan tubuh, membawa panas ke luar tubuh sebagai mekanisme utama pengaturan panas.
b. Kelenjar sebasea (kelenjar minyak), mengeluarkan zat berminyak ke dalam folikel rambut. Minyak bekerja sebagai pelumas untuk rambut (Hegner and Caldwell, 2013).
Rambut merupakan struktur halus yang menyerupai benang yang terbentuk di dalam folikel rambut di dalam rambut. Rambut berada di seluruh tubuh kecuali pada telapak tangan dan kaki (Hegner and Caldwell, 2013).
Fungsi lengkap kulit adalah : a. Pelindung : kulit yang utuh merupakan barier mekanik terhadap
luka dan penyakit. b. Pengatur panas : pembuluh darah kecil terdapat di dermis. Jika
terdapat panas maka pembuluh darah akan mengalai dilaktasi dan panas meninggalkan tubuh. Jika panas akan disimpan maka pembuluh darah akan kontriksi.
c. Eliminasi : zat sisa pembakaran dan air berlebih dikeluarkan dalam bentuk keringat
d. Persepsi sensorik : ujung saraf terdapat di kulit (Hegner and Caldwell, 2013).
17
4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan bahan :
Alat : seperangkat alat tulis; laptop
b. Cara kerja :
1) Dosen pengampu membagi kelompok mahasiswa 2) Mahasiswa mengamati anatomi sistem integumen dengan
mikroskop 3) Mahasiswa membuat laporan dari hasil pengamatan
mikroskopis
5. Latihan
1. Mahasiswa mengamati anatomi sistem integumen
2. Mahasiswa melaporkan anatomi sistem integumen hasil pengamatan
18
PERTEMUAN KE-5
SISTEM ENDOKRIN
1. Capaian Pembelajaran :
a. Mampu mengidentifikasi masalah terkait obat dan alternatif
solusinya untuk mengoptimalkan terapi;
b. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian,
serta menerapkan prinsip manajemen resiko dalam
pengembangan, pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi
meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik;
c. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi,
farmakoterapi, farmasi klinik, toksikologi, farmakoekonomi,
farmakovigilance, DRP (Drug Related Problems), Interaksi obat,
EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan Obat
Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi
farmasi
2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan memahami anatomi dan fisiologi sistem endokrin
3. Dasar Teori
Tubuh kita diatur oleh dua sistem pengatur yaitu sistem syaraf (pusat dan perifer) dan sistem endokrin (sistem hormonal). Sistem hormonal berfungsi dalam mengatur metabolisme tubuh, mengatur kecepatan reaksi kimia dalam tubuh, pertumbuhan sel dan lainnya (Nugroho, 2014).
19
Kelenjar endokrin antara lain :
a. Kelenjar hipofisis, disebut juga master gland. Terdiri dari dua lobus yaitu a) Lobus anterior :
1) Somatotrophic hormone (STH) yaitu hormon pertumbuhan yang mengatur pertumbuhan tulang panjang
2) Thyrotrophic hormone (TSH) yaitu hormon yang merangsang kelenjar tiroid
3) Adrenocorticotrophic hormone (ACTH) yaitu hormon yang merangsang aktivvitas kelenjar adrenal
4) Follicle stimulating hormone (FSH) yaitu hormon yang mempengaruhi pertumbuhan folikel ovarium saat siklus menstruasi
5) Interstitial cell stimulating hormone (ICSH) yaitu hormon yang mempengaruhi testis pria
6) Luteinizing hormone (LH) yaitu hormon yang membantu proses ovulasi selama siklus menstruasi
b) Lobus posterior : 1) Antidiuretik hormone (ADH), bekerja pada ginjal untuk
mencegah kehilangan air yang berlebihan 2) Pitosin (oksitosin), bekerja dengan merangsang kontraksi
uterus menjelang kelahiran (Hegner and Caldwell, 2013). b. Badan Pineal, menghasilkan :
a) Glomerulotropin, mempengaruhi kelenjar adrenal b) Serotonin c) Melatonin, menghambat pematangan seksual yang terlalu dini
(Hegner and Caldwell, 2013). Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian dimana masing
masing terletak di bagian atas ginjal kiri dan kanan. a. Medula adrenal, menghasilkan norepinefrin dan epinefrin yang
bekerja merangsang tubuh untuk menghasilkan energi dengan cepat saat keadaan darurat
b. Korteks adrenal, menghasilkan : a) Glukokortikoid, meningkatkan kadar gula darah dan
mengontrol respon tubuh terhadap stres dan inflamasi b) Mineralokortikoid, mengatur kadar natrium dan kalium c) Gonadokortikoid, mempengaruhi hormon seksual pada laki
laki dan wanita (Hegner and Caldwell, 2013). Ovarium dan progesteron merupakan hormon yang
bertanggungjawab terhadap perkembangan karakteristik seksual pada wanita seperti perkembangan payudara, rambut pubis,
20
pengaturan siklus menstruasi, kehamilan. Kelenjar kelamin pada laki-laki menghasilkan kelenjar testosteron yang bertanggungjawab terhadap perkembangan karakteristik sksual laki-laki yaitu perkembangan otot, perubahan suara, pertumbuhan rambut (Hegner and Caldwell, 2013).
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan hormon tirokalsitonin. Tiroksin mengatur metabolisme, tirokalsitonin mengatur kadar kalsium dan fosfor (Hegner and Caldwell, 2013).
Kelenjar paratiroid terletak di belakang kelenjar tiroid menghasilkan hormon parathormon yang bekerja mengendalikan penggunaan kalsium dan fosfor (Hegner and Caldwell, 2013).
4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan bahan :
Alat : seperangkat alat tulis; laptop
b. Cara kerja :
1) Dosen pengampu membagi kelompok mahasiswa 2) Mahasiswa mengamati anatomi pankreas dengan mikroskop 3) Mahasiswa membuat laporan dari hasil pengamatan
mikroskopis
5. Latihan
1. Mahasiswa mengamati anatomi pankreas
2. Mahasiswa melaporkan anatomi pankreas hasil pengamatan
21
PERTEMUAN KE-6 SISTEM SYARAF
1. Capaian Pembelajaran :
a. Mampu mengidentifikasi masalah terkait obat dan alternatif
solusinya untuk mengoptimalkan terapi;
b. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian,
serta menerapkan prinsip manajemen resiko dalam
pengembangan, pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi
meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik;
c. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi,
farmakoterapi, farmasi klinik, toksikologi, farmakoekonomi,
farmakovigilance, DRP (Drug Related Problems), Interaksi obat,
EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan Obat
Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi
farmasi
2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan memahami anatomi dan fisiologi sistem syaraf
3. Dasar Teori
Sistem syaraf mengatur semua aktivitas tubuh. Sistem saraf terdiri dari sel yang disebut neuron. Sel neuron terdiri dari :
a. Dendrit, berfungsi menerima informasi dari luar b. Soma, berfungsi menjaga homeostatis seluler dan memproses
informasi dari dendrit untuk diteruskan ke akson c. Akson, berfungsi menghantarkan informasi ke ujung saraf d. Ujung saraf, menyampaikan informasi berupa impuls ke sel
lainnya (Nugroho, 2014) Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem
22
saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom (Priyanto dan Batubara, 2010).
Otak (ensefalon) adalah suatu massa jaringan saraf yang besar, lunak dan berada di dalam tengkorak. Otak dibagi menjadi :
a. Serebrum, merupakan bagian terbesar dari otak. Semua aktivitas mental ( berpikir, gerakan tidak disadari, interpretasi sensasi dan emosi diatur oleh bagian ini. Pada umunya, bagian kanan serebrum mengatur bagian tubuh sebelah kiri dan sebaliknya.
b. Serebelum : berfungsi dalam koordinasi gerak otot dan keseimbangan
c. Batang otak : meliputi otak bagian tengah, pons dan medula oblongata. Berfungsi sebagai penghubung antara serebrum dan serebelum dengan medula spinalis (Hegner and Caldwell, 2013).
d. Sistem saraf somatik bekerja pada otot rangka yang dapat dikendalikan. Sistem saraf otonom (SSO) bekerja pada otot polosa dan kelenjar yang tida dapat dikendalikan. Fungsi SSO adalah mengendalikan dan mengatur organ otonom seperti jantung, saluran cerna, mata, kandung kemih, pembuluh darah, kelenjar, paru-paru dan bronkus (Priyanto dan Batubara, 2010).
e. SSO mempunyai dua neuron yaitu aferen (sensorik) dan eferen (motorik). Neuron aferen mengirimkan impuls ke SSP, neuron eferen menerima impuls dari otak dan diteruskan ke medula spinalis ke sel organ efektor. Jalur eferen dari SSO dibagi menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik (Priyanto dan Batubara, 2010).
4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan bahan :
Alat : seperangkat alat tulis; laptop b. Cara kerja :
1. Dosen pengampu membagi keanatomi sistem syaraf dengan mikroskop
2. Mahasiswa membuat laporan dari hasil pengamatan mikroskopis
5. Latihan
1. Mahasiswa mengamati anatomi siste syaraf
2. Mahasiswa melaporkan bagian bagian sel hasil pengamatan
23
DAFTAR PUSTAKA
Hegner, B.R., Caldwell, E., 2013, Anatomi-Fisiologi dan Ilmu Dasar Penyakit, Penerbit EGC, Jakarta
Nugroho, A.E., 2014, Farmakologi, Obat-Obat Penting dalam Pembelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Priyanto, Batubara, L., 2010, Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan ed III, Leskonfi
Stringer, J.,L., 2009, Konsep Dasar Farmakologi Panduan Untuk Mahasiswa, Jakarta, EGC