Modul PdH

25
Perdarahan di luar masa haid Cornelia Pabutungan Elim Randubada Erik mangasih Gracely Ika Sri Jumati Santi Nadi Putra Allo Nurjayanti Wira Purnamasari Kelompo k I Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin 2012

description

MOUL

Transcript of Modul PdH

Page 1: Modul PdH

Perdarahan di luar masa haidCornelia Pabutungan

Elim RandubadaErik mangasihGracely Ika Sri JumatiSantiNadi Putra AlloNurjayantiWira Purnamasari

Kelompok

I

Program Studi Ilmu KeperawatanUniversitas Hasanuddin

2012

Page 2: Modul PdH

Modul 3Perdarahan diluar masa menstruasi

Ny. R, 45 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian bawah dan pengeluaran darah melalui vagina diluar masa menstruasi terutama setelah berhubungan intim. Keluhan ini telah dialami sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit dan bertambah parah sejak satu minggu yang lalu. Ny. R telah menikah 3 kali dengan usia saat pernikahan pertama usia 15 tahun.

Page 3: Modul PdH

Klarifikasi kata kunci

Ny. R usia 45 tahun Nyeri perut bagian bawah Pengeluaran darah melalui vagina diluar masa

menstruasi terutama setelah berhubungan intim dialami sejak 3 minggu sebelum masuk rumah bertambah parah sejak satu minggu yang lalu Riwayat menikah 3 kali Usia pernikahan pertama usia 15 tahun.

Page 4: Modul PdH

Problem Tree

Perdarahan diluar masa menstruasi

Penyakit – penyakit yang b.d. Askep kasus berdasarkan skenario

perdarahan pervagina

Patomekanisme perdarahan pervagina

Page 5: Modul PdH

Pertanyaan – pertanyaan Penting

Page 6: Modul PdH

1. Penyakit – penyakit perdarahan pervaginan di luar masa haid

Abortus Inkompetensi serviks Plasenta previa Solusio plasenta Polip endometrium Polip serviks Erosi porsio Ulkus porsio Trauma

Page 7: Modul PdH

Abortus

Abortus = kehamilan yang prosesnya berhenti pada usiakehamilan di bawah 20 minggu.

Secara umum dapat disebabkan oleh :

Wanita itu sendiri (maternal) yaitu : abnormalitas traktus genitalis, trauma, infeksi rubella, infeksi chlamydia, penyakit-penyakit vaskular, kelainan endokrin, penyakit sistemik, faktor imunologis, dimana jika kondisi ini tidak terkontrol dengan baik dapat meningkatkan resiko keguguran (Edmonds, 1992 dalam Bennett & Brown, 1999).

Page 8: Modul PdH

Inkompetensi serviks

Defenisi

IS kondisi ketidakmampuan serviks u. mempertahankan kehamilan hingga waktu kelahiran tiba krn efek fungsional serviks.

Etiologi

Diduga 3 faktor yang memegang peranan: Faktor kongenital akibat perkembangan abnormal jaringan

fibromuskular serviks Faktor akuisita Akibat trauma sebelumnya pada serviks uteri

yang mencapai ostium uteriinternum Faktor fisiologik Hal ini ditandai dengan pembukaan serviks

normal akibat kontraksiuterus yang abnormal.

Page 9: Modul PdH

Manifestasi klinik

Gejala yang terjadi dapat berupa pengeluaran cairan vagina yang encer, tekanan pada panggul, perdarahan per vaginam, dan ketuban pecah dini preterm, namun pada sebagian besar wanita tidak terjadi gejala apapun (Norwitz & Schorge, 2008).

Plesenta Previa

Definisi Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian/seluruh jalan lahir (Nugroho, 2011).

Etiologi: belum diketahui

Manifestasi klinisPerdarahan pervaginaam, anemis, fundus uteri masih rendah, bagian bawah janin belum turun.

Page 10: Modul PdH

Solusio plasenta

Lepasnya plasenta yang tertanam normal dari dinding uterus baik lengkap maupun parsial pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih = perdarahan asidental, ablasio plasentae, dan apopleksi.

Etiologi

Trauma langsung abdomen, hipertensi ibu hamil, umbilikus pendek atau lilitan tali pusat, tekanan pada vena cava inferior, pada pre-eklampsia-eklampsia, saat melakukan versi luar, saat memecahkan ketuban : hamil biasa, pada hidramnion, setelah persalinan anak pertama hamil ganda.

Manifestasi klinis

Perdarahan pervaginam, nyeri perut, dinding uterus teraba tegang.

Page 11: Modul PdH

Polip serviks

Polip serviks adalah yang terdapat dalam kanalis servikalis

Tanda gejala polip serviks biasa saja di alami tanpa atau kalau sebenarnya ia memiliki polip serviks, leukorea yang sulit di sembuhkan, jika sudah di gunakan berbagai macam obat, dan personal hygiene telah di jaga tetapi leukorea nelum juga sembuh.

Jika vagina selalu mengeluarkan darah setelah melakukan hubungan seks perlu di curigai adanya polip serviks

Page 12: Modul PdH

Erosi portio

Defenisi

Erosi Porsio adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bias karena infeksi dengan kuman- kuman atau virus, bisa juga Karena rangsangan zat kimia/alat tertentu umunya di sebabkan infeksi.

Etiologi Level Estrogen: erosi serviks merupakan respon terhadap sirkulasi

estrogen dalam tubuh. Infeksi : bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang,

infeksi tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi lebih muda terserang bakteri dan jamur sehingga muda terserang infeksi.

Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level keasaman vagina dan di sebabkan erosi serviks.

Page 13: Modul PdH

Ulkus Porsio

Defenisi

Ulkus porsio adalah suatu perdarahan dan luka pada porsio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum.

Etiologi Penggunaan IUD, pemakaian pil, perilaku seksual yang

tidak sehat, trauma.

Manifestasi Klinis Adanya fluxus Porsio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas Adanya kontak berdarah Porsio teraba tidak rata.

Page 14: Modul PdH

Trauma

Defenisi Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah

hilangnya diskontinuitas dari jaringan.

Etiologi Trauma yang menyebabkan perdarahan di luar haid contohnya

yang terjadi di luar akseptor IUD dan usai berhubungan intim ( utamanya pada wanita menopause). Tempat perlukaan yang paling sering akibat koitus adalah dinding lateral vagina, vorniks posterior dan kubah vagina (setelah histerektomi ).

Page 15: Modul PdH

Polip Endometrium

Defenisi

Polip Indometrium juga di sebut polip rahim. Ia adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim. Memiliki basis besar dan melekat pada rahim melalui gagang bungan memanjang. Bentuknya dapat bulat atau oval dan biasanya berwarna merah.

Etiologi

Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan dapat di pengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait dengan pembentukannya.

Manifestasi klinis Sebuah kesenjangan antara perdarahan haid Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan Perdarahan haid yang terlalu berat Rasa sakit atau dengan dismenore (nyeri dengan menstruasi)

Page 16: Modul PdH

2. Patomekanisme perdarahan pervaginam

Click here ….

Page 17: Modul PdH

Asuhan Keperawatan

Page 18: Modul PdH

3. AsKep berdasarkan skenario

Pengkajian

AnamnesisRiwayat menstruasi

Umur menarche Lamanya siklus menstruasi Keteraturan siklus Tanda-tanda premenstruasi (nyeri,n keras ndan bengkak pada payudara,

perubahan kulit pada payudara, keram-keram, sakit kepala, tegang, BB naik, edema).

Lamanya menstruasi Hubungan antara kram atau nyeri panggul dengan waktu kejadian Gambaran (jumlah pembalut yang dibutuhkan perhari, dimana

normalnya 3 – 6 pembalut) dan karakter aliran.

Page 19: Modul PdH

Riwayat seksualUmur saat pertama kali koitus Frekuensi koitusDyspareuniaKepuasan dan respon orgasmeJenis dan lamanya penggunaan kontrasepsi

Riwayat ObstetrikPertanyaan khusus yang harus dibuat meliputi:Perdarahan abnormalSecret vagina abnormalPanggul abnormal atau nyeri abdomenNyeri punggung

dll.

Pemeriksaan FisikPemeriksaan penunjangPapanicolaou’s test (pap smear)Radiologi : fototorax, WSG, BNO-IVP, CT-Scan, MRI.

Page 20: Modul PdH

Analisa Data

DS: Klien mengeluh keluar darah dari vagina terutama setelah berhubungan

intim Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah Keluhan dialami sejak tiga minggu sebelum masuk RS & bertambah parah

sejak 1 minggu yang lalu. Klien mengatakan telah menikah 3 kali dengan usia saat pernikahan

pertama 15 tahun.

DO: Perdarahan pervaginam (+)

Page 21: Modul PdH

Diagnosa Keperawatan

1. Risiko kekurangan volume cairan b.d. perdarahan

Hasil yang diharapkan: tidak terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan yang menyebabkan dehidrasi/syok hipovolemik.

2. Nyeri b.d. trauma jaringan perdarahan terus menerus.

Hasil yang diharapkan: nyeri berkurang atau hilang.

3. Ansietas b.d. krisis situasiHasil yang diharapkan: terjadinya

penurunan atau tidak ada cemas.

Page 22: Modul PdH

Intervensi Keperawatan

Risiko kekurangan volume cairan b.d. perdarahan

DS:- klien mengeluh keluar darah dari vagina terutama setelah

berhubungan intim

DO:

- perdarahan pervaginam (+)

Kaji dan observasi penyebab kekurangan cairan (perdarahan) Monitor tanda – tanda dehidrasi: penurunan kesadaran, nadi, tekanan darah,

unuria. Monitor tanda – tanda perdarahan Hindari vagina touch (periksa dalam) Ukur intake & output tiap shift Pantau keadaan hematokrit dan HB Kolaborasi pemberian terapi dan pemeriksaan laboratorium.

Page 23: Modul PdH

Nyeri berhubungan dengan trauma jaringanDS:- Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah- Keluhan dialami sejak tiga minggu sebelum masuk RS & bertambah parah sejak 1 minggu yang lalu.

DO: -

Intervensi

Tentukan sifat, lokasi, & durasi nyeri

R: membantu dalam mendiagnosa dan memilih tidakan keperawatan

Kaji stress psikologis klien dan respon emosional terhadap kejadian

R: ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat

derajat ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan-takut nyeri.

Beri lingkungan tenangan dan aktivitas untuk mengalihkan rasa nyeri

R: dapat membantu daalam menurunkan tingkat ansietas

Kolaborasi pemberian terapi sedative

R: meningkatkan kenyamanan, menurunkan risiko komplikasi.

Page 24: Modul PdH

Ansietas b.d krisis situasiDS:Klien mengeluh keluar darah dari vagina terutama setelah berhubungan intimKlien mengeluh nyeri perut bagian bawahKeluhan dialami sejak tiga minggu sebelum masuk RS & bertambah parah sejak 1 minggu yang lalu.Klien mengatakan telah menikah 3 kali dengan usia saat pernikahan pertama 15 tahun

DO: - Keluar darah pervagina

Intervensi

Kaji tingkat ansietas klien melalui isyarat verbal & non verbal

R: ansietas berlebihan meningkatkan persepsi nyeri.

Beri dukungan & informasikan klien bahwa ia tidak akan ditinggalkan

sendirian.

R: klien dapat mengalami peningkatan ansietas bila dibiarkan sendirian tanpa perhatian.

Anjurkan melakukan teknik napas dalam dan relaksasi

R: membantu dalam menurunkan ansietas dan persepsi terhadap nyeri dalam korteks serebral.

 

Page 25: Modul PdH

Terima kasih untuk perhatian anda

Selamat Berdiskusi …..