MODUL MEDIA, MULTIMEDIA DALAM PENDIDIKAN
Transcript of MODUL MEDIA, MULTIMEDIA DALAM PENDIDIKAN
MODUL
MEDIA, MULTIMEDIA
DALAM PENDIDIKAN
Oleh :
Dr. Mesta Limbong, M.Psi
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2016
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
MEDIA, MULTIMEDIA DALAM PENDIDIKAN
Pendahuluan 1
1. Tujuan 1
BAB 1 MEDIA DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan 3
2. Rangkuman 15
3. Latihan 17
BAB 2 SEJARAH PERKEMBAGAN MEDIA
1. Sejarah Perkembangan Media 18
2. Rangkuman 23
3. Latihan 24
BAB 3 PENGERTIAN MEDIA DAN FUNGSI MEDIA
1. Pengertian Media 25
2. Fungsi Media 30
3. Rangkuman 37
4. Latihan 40
BAB 4 JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN
1. Jenis Media 41
a. Gambar dan Teks Cetak 47
b. Overhead Proyector 48
c. Media Display 52
1) Chart 52
2) Chart Garis Waktu 53
3) Chart Aliran 54
4) Grafik 54
5) Grafik Batang 55
6) Grafik Gambar 56
ii
7) Grafik Lingkaran 56
d. Poster 57
e. Bulletin Board
2. Karakteristik Media 59
3. Rangkuman 62
4. Latihan 63
BAB 5 MULTIMEDIA DALAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
1. Multimedia 65
2. Rangkuman 71
3. Latihan 72
BAB 6 MEDIA YANG UMUM DIGUNAKAN
1. Benda-benda di sekitar 76
2. Tumbuhan dan Alam di Sekitar 77
3. Budaya Sekitar 82
4. Barang-Barang Bekas 84
5. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam
Pemilihan Media
86
6. Keuntungan menggunakan Media dalam Pelayanan
Bimbingan konseling
93
7. Aplikasinya 94
8. Latihan 101
DAFTAR PUSTAKA iii
1
MEDIA, MULTIMEDIADALAM PENDIDIKAN
Pendahuluan
Materi yang dibahas dalam uraian berikut berhubungan
dengan: sejarah perkembangan media, pengertian media dan
fungsinya, jenis-jenis media, faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemanfaatan media dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, dan kendala-kendala yang dihadapi
serta aplikasi penggunaan media dalam proses pelayanan
bimbingan dan konseling. Pada akhir pembelajaran peserta
diharapkan dapat mengembangkan media pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi dan keadaan dari lingkungan tempat
mengajar, khusussnya yang berhubungan dengan pelayanan
dalam bimbingan dan konseling di sekolah dan luar sekolah.
1. TujuanØ Peserta mampu menjelaskan sejarah perkembangan media;
Ø Pengertian media dan fungsinya;
Ø Jenis-jenis dan karakteristik media;
Ø Multimedia dalam pembelajaran;
Ø Media yang umum digunakan;
Ø Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
media yang digunakan;
Ø Memiliki kemampuan menganalisis media yang paling
sesuai dengan kebutuhan kondisi dan kemampuan si
pembelajar dalam pelayanan bimbingan dan konseling;
2
Ø Manfaat penggunaan media dalam pelayanan bimbingan
dan konseling.
3
BAB 1.
MEDIA DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan
Paparan materi di kerangka konseptual Nusantara 21 oleh
Yayasan Litbang Telekomunikasi Informatika (YLTI) menyediakan
wahana berbasis teknologi telekomunikasi dan informatika di dalam
proses transformasi bangsa Indonesia dari masyarakat tradisional
(tradisional society) menjadi sebuah masyarakat yang berwawasan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan berbasis
pengetahuan (knowladge based society). Dengan salah satu
tujuannya untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pendidikan.
Bagaimana konsep ini dapat diadopsi pada tingkat pengambil
kebijakan dalam aplikasi pendidikan. Kebijakan umum yang
ditawarkan Nusantara 21 yang berhubungan dengan pendidikan,
antara lain: dianalisis kebutuhan dan tujuan pendidikan berdasarkan
analisis kebutuhan, prioritas mutu, usaha peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan harus dimulai dari titik pangkal
strategis yaitu tenaga pengajar. Sedangkan yang berkaitan dengan
kebijakan tekonlogi, antara lain: diberikan perhatian khusus pada
pengembangan tenaga profesional dalam teknologi pendidikan yang
4
mencakup: mempersiapkan tenaga pengajar untuk memanfaatkan
teknologi informasi dalam proses belajar/mengjar, dijamin adanya
pemerataan atau akses universal bagi kalangan pendidikan, semua
siswa tanpa memandang status sosial ekonomi, ras, etnis, jenis
kelamin, tau faktor geografis harus mempeoleh akses terhadap
pengetahuan dan sarana komunikasi yang sama. Walaupun
penjelasan ini merupakan kebijakan, ada baiknya para
guru/pendidik menyadari, bahwa pengetahuan sudah sangat
berkembang apalagi yang berhubungan dengan teknologi.
Bagaiman Nusantara 21, berusaha menjabarkan peran dan kemajuan
teknologi terhadap berbagai ruang lingkup kehidupan pendidikan.
Bagaimana konsep pemikiran ini berdampak bagi pendidikan, yaitu:
mempercepat proses pencerdasan bangsa menjadi bangsa yang
berwawasan IPTEK dan berbasis pengetahuan sehingga menjadi
kreatif, produktif, kompetitif dan beriman. Tujuan secara umum:
memperkaya hidup masyarakat, membangun informasi dasar,
meningkatkan efektivitas pendidikan, dan meningkatkan
produktivitas rakyat. Untuk melaksanakannya dibutuhkan strategi,
yang pertama menyiapkan sumber daya manusia, dengan cara
peningkataan IT literacy dalam dunia pendidikan di Indonesia.
5
Menurut Parapak dkk (2008), kondisi pendidikan saat ini: : belum
semua program pendidikan berorientasi pada kebutuhan lapangan;
terdapat kesenjangan dalam jumlah, kualitas dan disitribusi
guru/tenaga pengajar pada semua jenjang dan jenis pendidikan;
terdapat keragaman kualitas pendidikan tinggi menurut lokasi
geografis; terdapat kesenjangan tingkat kemajuan antar daerah baik
secara kuantitatif maupun kualitatif; kekurangan sarana dan
prasarana pendidikan dan distribusi yang belum merata. Dengan
diketahuinya kondisi saat ini seperti yang telah dikemukakan,
diharapkan: tersedia kondisi pendidikan terbuka dengan modus
belajar jarak jauh untuk memperkaya sistem yang ada; tercipta
kolaborasi antar lembaga pendidikan dalam suatu jaringan
pendidikan jarak jauhl tersedia akses universal ke sumber informasi
pengetahuan bagi kalangan pendidikan/pelatihan.
6
Masih dalam Parapak, pemanfaatan teknologi informasi
(media) dalam pendidikan memungkinakan perluasan cakupan
institusi pendidikan, baik tenaga pendidikannya maupun sumber
informasi pengetahuannya. Sehingga dapat menjangakau peserta
didik dalam jumlah yang lebih besar dibanding dengan sistem yang
konvensional. Pola interaksi pihak-pihak yang terlibat dalam
pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi seperti yang
terdapat dalam gambar di atas. Dengan kata lain, kemajuan
tekonologi sangat berperan positif mempengarahi perkembangan
media dalam pendidikan.
7
Bagaimana dengan penerapan media atau multimedia yang
disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang berkembang begitu
pesat, dan pemakaiannya disesuiakan dengan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai dan dicapai
siswa yang tertera di kurikulum nasional? Bukankah memerlukan
media, sarana maupun prasarana agar dapat tercapai minimal
standar pendidikan nasional yang akan dicapai oleh setiap peserta
didik. untuk mencapai SK dan KD tersebut tidak lepas dari kesiapan
guru sebagai tenaga profesional. Dalam Undang-Undang Guru dan
Dosen tahun 2005 dipaparkan bahwa para pendidik profesional
harus memiliki kompetensi. Salah satu dari kompetensi yang
ditentukan dalam undang-undang tersebut adalah adanya kompetensi
profesionalisme. Jika diperhatikan lebih lanjut, untuk dapat
mempraktekkan kompetensi yang dimaksud dan mencapai hasil
yang telah ditentukan dan diharapkan dalam kurikulum memerlukan
proses pembelajaran yang memerlukan media sebagai pendukung
untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas. Kita
tahu, proses pembelajaran yang dilakukan setidaknya dapat
menimbulkan perubahan perilaku yang dapat tercermin dan dapat
dilihat, diamati, dan dirasakan oleh orang lain. Sebagai contoh,
8
betapa senangnya seorang ibu ketika anaknya kelas satu SD dapat
membaca koran. Ada rasa bangga dari si anak maupun ibu yang
melihat hasil yang dicapai oleh anak tersebut. Orangtuanya pasti
menyadari bahwa gurunya turut serta membuka pikiran dan
kemampuan anak dalam membaca. Standar pembelajaran bermutu,
sangat ditentukan adanya persiapan untuk digunakan dalam
pembelajaran dari awal yang akan mendukung proses belajar
selanjutnya. Walaupun media teknologi yang telah dipersiapkan
dengan baik dan mengikuti perkembangan zaman, namun tetap saja
ada bagian yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran
selanjutnya. Sebenarnya yang pertama perlu diperhatikan adalah apa
tujuan dari penggunaan media yang telah disiapkan, siapa yang
menjadi sasaran dari penggunaan media tersebut, tersediakah media
yang akan digunakan di lingkungan, apakah media yang dibutuhkan
akan menyulitkan jika tidak tersedia, upaya apa yang dapat
dilakukan jika media yang tersedia sangat terbatas, apa yang dapat
dilakukan guru jika tidak tersedia media sebagaimana perkembangan
teknologi saat ini?
Dampak perkembangan teknologi diharapkan memperkaya
sumber pembelajaran yang semakin bermutu, misalnya: tersedianya
9
buku teks, bahan ajar, modul pembelajaran, penggunaan overhead
proyektor dan transparansi, pemutaran film dengan menggunakan
infocus, memanfaatkan internet, atau mungkin menggunakan
fasilitas video conference dan media pendukung lainnya untuk
pembelajaran. Media pembelajaran selalu mengalami
perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan
semakin meningkatnya kebutuhan manusia. Akan tetapi,
perkembangan yang begitu pesat dalam bidang teknologi dalam
pemanfaatan media, belum tentu dinikmati oleh rekan-rekan kita
yang ada di pedalaman, mungkin terisolir, dan sulit untuk dapat
mengakses kemajuan informasi yang dapat memperkaya mereka
dalam rangka meningkatkan kompetensi dalam mengajar. Namun,
perlu diketahui berbagai bahwa media tidak melulu hanya dengan
penggunaan teknologi, tapi dapat juga diperoleh dari lingkungan
alam sekitar yang tersedia di wilayah terdekat, dimana kita berada.
Sehebat apapun kemajuan teknologi yang sedang melanda
dunia ini, dan tersedianya fasilitas media pembelajaran yang
mengikuti perkembangan teknologi di lingkungan pendidikan pada
umumnya, tidak akan bermanfaat tanpa diiringi kemampuan dasar
yang mendukung penggunaan media tersebut. Contohnya,
10
pemerintah mencanangkan supaya di lingkungan pendidikan dasar 9
tahun ada akses pemerataan dalam menggunakan media
pembelajaran dengan memanfaatkan Information Comunication and
Technology (ICT). Kenyataannya, belum seluruh sekolah di
Indonesia dapat menggunakannya karena keterbatasan komputer
yang akan digunakan, keterbatasan sumber daya manusia yang
mampu mengoperasikan peralatan/media yang dimaksud, dan
kurang persiapan untuk pemanfaatannya, dan yang paling parah
tidak adanya arus listrik yang dapat digunakan tapi mau melakukan
ICT, sehingga di kirikulum SMP ada muatan Teknologi Informasi
Komunikasi (TIK) dasar.
Namun, tidak tertutup kemungkinan tersedianya berbagai
media mungkin saja tidak membuat guru berminat, atau dukungan
fasiltas yang memadai, sarana dan prasarana yang tersedia. Karena,
tidak cukup hanya tersedia berbagai fasilitas untuk digunakan
sebagai media pembelajaran, atau kemudahan sarana dan prasarana
individual/fasilitas institusi untuk mengakses, tapi motivasi dan rasa
ingin tahu untuk mendukung dan memperlancar aktivitas yang
direncanakan yang lebih utama. Keterbatasan berbagai media bukan
alasan bagi pengajar untuk tidak membuat atau mempersiapkan
11
media untuk mengajar. kemajuan teknologi yang begitu pesat dalam
kehidupan yang terjadi saat ini. dapat dipastikan berdampak
terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. yang
menjadi permasalahan adalah bagaimana memanfaatkan teknologi
sebagai media pendukung dalam proses pendidikan dan
memperhitungkan dampak yang ditimbulkan. karena dampaknya
seperti dua sisi mata uang. saling berrpengaruh dan saling
mendukung. antara dampak yang positif maupun dampak yang
negatif.
Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi,
tidak boleh tidak guru tetap harus mampu mengikuti perkembangan
yang dimaksud dalam berbagai teknologi. Kemudahan untuk mampu
mengakses berbagai materi melalui internet, atau e-learning yang
marak dan mudah untuk diakses harus mendapat perhatian dari para
pendidik. Karena seiring dengan kemajuan dan mudahnya fasilitas
teknologi yang dimiliki oleh berbagai lapisan masyarakat, perlu
diantisipasi oleh para guru/pendidik.
Sebagai pendidik, peluang untuk dapat menggunakan
berbagai media sangat terbuka lebar. Bagaimana guru sebagai tenaga
profesional mampu menempatkan diri sebagai pribadi yang memiliki
12
kompetensi. Ada yang mengatakan guru yang benar-benar menjadi
guru/pendidik adalah guru yang dengan sepenuh hati
menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran, mungkin tidak
hanya yang ada di kurikulum, namun yang menjadi teladan dan
contoh dalam bentuk perilaku yang dapat diamati oleh peserta didik.
Ada kalanya, guru mengalami kesulitan dalam memaparkan
materi tertentu dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Misalnya menjelaskan tentang gajah, kereta api, atau mungkin
pesawat terbang. Ketiga hal ini untuk anak-anak di ibu kota Jakarta
bukan hal yang sulit untuk dikenali dan diketahui. Bagaimana
dengan anak-anak yang tinggal di pelosok. Sebagai contoh, guru
yang tinggal di pedalaman, ada yang belum pernah berkunjung ke
Jakarta. Hal ini berdasarkan hasil bincang-bincang dengan guru-guru
maupun kepala sekolah, betapa mereka tidak mengetahui
perkembangan yang begitu pesat di luar wilayah dimana mereka
tinggal. Dampaknya dalam pengajaran, sulit bagi para guru
menjelaskan alat komunikasi yang dapat dilakukan dengan jarak
jauh seperti telepon. Kemajuan teknologi maupun kemajuan media
lain yang digunakan dalam pendidikan telah menyentuh masyarakat
di pedalaman, belum tentu. Karena dari hasil observasi di lapangan
13
di beberapa wilayah dipedalaman Indonesia, seperti: Kalimantan,
Sulawesi, diantara guru-guru yang mengajar di pendidikan dasar,
ada yang tidak pernah merantau atau beranjak dari wilayah dimana
dia lahir sampai dengan saat ini. Misalnya, belum pernah naik
kereta api sehingga tidak dapat membayangkan kereta api seperti
apa. Satu saat ada guru-guru yang melakukan kunjungan ke Jakarta.
Guru ini tidak mau turun dari pesawat terbang sebelum
barang/kopernya diterimanya secara langsung Sampai pramugari
mengingatkan sudah sampai dan barang miliknya dapat diambil di
tempat pengambilan barang. Untuk sekolah-sekolah, dimana guru
dan siswa yang tinggal di ibu kota/kota provinsi membuat program
kegiatan melakukan wisata sebagai program sekolah. bisa jadi
sudah terjadwal secara baik mulai dari TK, atau mudahnya
mengakses internet, mudah membuat program yang tidak
dijadwalkan karena memang sangat dibutuhkan atau melakukan
kunjungan ke tempat-tempat wisata yang menarik padahal tidak
direncanakan, dapat menimbulkan semangat barubagi siswa dan
juga guru.
14
Berikut beberapa temuan dari hasil pengamatan terhadap
guru-guru di lingkungan perkebunan kelapa sawit (Limbong, 2007-
2009 ) yang berhubungan dengan media pembelajaran.
Ø tidak tersedia buku-buku pendukung yang sesuai dengan
materi pelajaran di sekolah;
Ø peralatan untuk IPA sangat minimal,
Ø perpustakaan yang sangat minimal dibandingkan dengan
jumlah siswa di sekolah
Ø keterbatasan fasilitas pendukung
Ø tidak ada aliran listrik
Kendala-kendala ini dapat diminimalkan apabila rajin dan
kreatif dalam membuat media, yang disesuaikan dengan
materi/pokok bahasan/sub pokok bahasan. Memang ada materi
pelajaran yang abstrak jika tidak didukung media tidak menarik.
Namun, tetap saja guru sebagai pengendali kelas, sebagai media
utama, dapat berfungsi optimal dengan menggunakan media yang
memang ada yang tersedia di sekolah. Namun, masih ada kendala
lain sehingga guru sangat sulit memenuhi media yang dimaksud.
Misalnya sulitnya untuk mendapatkan media cetak karena letak
geografisnya yang jauh dari perkotaan. Faktor lain juga berpengaruh
15
misalnya umumnya mengajar rangkap, target utamanya adalah
menyelesaikan materi pelajaran, Karena keterbatasan informasi, ada
kesan bahwa media dalam mengajar harus yang trend mengikuti
perkembangan teknologi. media tidak selalu identik dengan
“mahal” atau harus menggunakan “listrik”. yang paling umum
digunakan adalah media gambar, gambar dapat dibuat dari yang
sederhana sampai yang paling rumit. keterampilan dasar untuk
membuat gambar dapat dipelajari dan dilakukan oleh siapa saja,
termasuk oleh guru yang bukan dari jurusan seni sekalipun.
2. Rangkuman
Secara perlahan-lahan msayarakat akan tergiring untuk
mampu mengikuti perkembangan tekonlogi, dalam kerangka
konseptual Nusantara 21 oleh Yayasan Litbang Telekomunikasi
Informatika (YLTI) menyediakan wahana berbasis teknologi
telekomunikasi dan informatika di dalam proses transformasi bangsa
Indonesia dari masyarakat tradisional (tradisional society) menjadi
sebuah masyarakat yang berwawasan IPTEK dan berbasis
pengetahuan (knowladge based society).
16
Sebagai pendidik, peluang untuk dapat menggunakan
berbagai media sangat terbuka lebar. Bagaimana guru sebagai tenaga
profesional mampu menempatkan diri sebagai pribadi yang memiliki
kompetensi dalam melaksanakan aktivitas kegiatan pembelajaran
yang berkualitas. Ada yang mengatakan guru yang benar-benar
menjadi guru/pendidik adalah guru yang dengan sepenuh hati
menyajikan/menyampaikan materi pembelajaran, mungkin tidak
hanya yang ada di kurikulum, namun yang menjadi teladan dan
contoh dalam bentuk perilaku yang dapat diamati oleh peserta didik.
supaya layak dengan sebutan untuk pepatah “digugu dan ditiru”.
Berikut beberapa temuan dari keluhan guru-guru di
lingkungan perkebunan kelapa sawit yang berhubungan dengan
media (Mesta Limbong, 2008-2009), antara lain, : tidak tersedia
buku-buku pendukung yang sesuai dengan materi pelajaran di
sekolah; peralatan untuk IPA sangat minimal, perpustakaan yang
sangat minimal dibandingkan dengan jumlah siswa di sekolah,
keterbatasan fasilitas pendukung .tidak ada aliran listrik.
upaya apa yang dapat dilakukan guru-guru mengatasi,
meminimalkan kendala-kendal tersebut dengan memafaatkan
17
kondisi dan situasi yang tersedia, tanpa kehilangan esensi atau
makna dari proses pembelajaran.
3. Latihan
Berikut sebaiknya dikerjakan untuk melatih pemahaman Anda
terhadap modul I.
1. Manfaat media bagi pembelajaran di sekolah sesuai dengan
SK/KD di KTSP.
1. Kompetensi minimal yang harus dimiliki guru sesuai dengan
Undang-Undang Guru dan Dosen 2005.
2. Media utama yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajar.
3. Pemahaman Anda mengenai tradisional society dan knowladge
based society, penerapannya di lingkungan pendidikan .
18
Bab 2.
SEJARAH PERKEMBAGAN MEDIA
1. Sejarah Perkembangan Media
Eric Ashby tahun 1971, menjelaskan mengenai
perkembangan revolusi teknologi, sebagai media yang dapat
dimanfaatkan untuk media pendidikan. Ada empat revolusi dalam
teknologi pendidikan Perkembangan teknologi/media yang pertama
ketika orangtua menitipkan anaknya ke sekolah supaya memperoleh
pendidikan. Ini adalah awal mula munculnya profesi yang namanya
guru. Pada masa tersebut, guru adalah figur yang patut untuk digugu
dan ditiru sebagai contoh, sehingga orangtua menitipkan anak-
anaknya untuk mengikuti pendidikan yang namanya belajar. Media
utama yang pada masa tersebut didominasi oleh guru secara utuh
dan total untuk menjadi figur idola bagi siswa.
Revolusi ke dua, adalah setelah muncul tulisan. Kita
mengetahui tulisan sebagai lambang-lambang yang digunakan untuk
menyampaikan suatu pesan. Pada awalnya ada banyak pesan yang
disampaikan secara lisan, misalnya, dengan membunyikan
kentongan, masyarakat paham dan mengerti arti dari masing-masing
19
jumlah pukulan kentongan yang dibunyikan. masing-masing bunyi
memiliki arti, pada masa tersebut alat tulis yang digunakan berupa:
kayu, batu, tulang, dan akhirnya budaya tulis menulis berkembang
pesat sampai saat ini. hanya saja, tulisan yang dibuat belum di
media yang tahan terhadap air dan rayap, akibatnya banyak tulisan
yang musnah pada masa tersebut.
Berikutnya, adalah revolusi ditemukannya media mesin cetak
yang berdampak sangat luas sehingga dapat menjangkau masyarakat
lebih luas lagi. Dengan mesin cetak tersebut dapat dimungkinkannya
dilakukan reproduksi dalam tulisan-tulisan yang akan disampaikan
untuk menjangkau masyarakat luas. Tadinya hanya menulis tangan,
dan kalau mau digandakan, yang dapat dilakukan adalah menulis
ulang. Dapat dibayangkan betapa lamanya informasi yang akan
disampaikan kepada orang lain. Dengan ditemukannya media cetak,
ada banyak pengetahuan yang dapat dikomunikasikan kepada orang
lain, yang dapat dilakukan lintas benua, lntas budaya dan sosial.
Pada masa akhir abad ke 20-an sampai dengan abad 21 ini,
terjadi revolusi dalam bidang teknologi, yang namanya elektronik.
Diawali dengan film yang tidak berbunyi, hanya bergerak saja,
selanjutnya ada siaran radio, mulai muncul televisi untuk
20
pendidikan/umum, serta mulai dan semakin maraknya internet.
Begitu mudahnya mengakses berbagai informasi yang kita
butuhkan, dalam hitungan detik dapat mengakses materi dari negara
lain. Dengan mudahnya melakukan belajar jarak jauh.
Sebagai pendidik/guru, suka tidak suka harus dapat
mengikuti perkembangan teknologi yang sedang berkembang saat
ini. Jangan sampai teknologi yang begitu pesat perkembangannya,
menggeser porsi guru sebagai media utama dalam pembelajaran.
Artinya, seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,
maka semakin memungkinkan digunakan berbagai jenis media. Hal
ini diwujudkan oleh pemerintah dengan melununcurkan adanya e-
book, maksudnya sekolah di tanah air dapat dengan mudah
mengakses materi buku untuk belajar, dimana hasil karya pencita
telah dibeli dan menjadi hak negara selama beberapa waktu, guru
dengan bebas untuk mengkases buku-buku pelajaran wajib.
Walaupun dalam prakteknya tidak mudah. media yang begitu
canggih ini, membutuhkan keterampilan dasar supaya dapat
mengaksesnya dengan mudah, dan harus diperhatikan apakah ada
listrik atau link untuk internet, dan tidak kalapentingnya mungkinkah
untuk digandakan dan digunakan oleh para siswa. Media sebenarnya
21
diharapkan dapat berguna, seperti yang dikemukakan oleh Raharjo
dalam Mustolih (2009), media diharapkan :
1. memotivasi siswa/pembelajar;
2. memperjelas informasi;
3. memberikan tekanan pada bagian-bagian yang penting;
4. memperjelas struktur pelajaran.
Pendapat Kozma dalam Sutrisno, bahwa media membantu
membuat model mental yang lebih baik sehingga membantu
pemahaman seseorang, misalnya, kita membaca buku dan
diharapkan masing-masing yang membaca mengerti pesannya, dan
pada buku tersebut juga ada gambar yang memudahkan kita
memahami maksud dari penjalasan materi yang tertulis. Hasil
temuan dari diskusi dengan guru-guru di lingkungan perkebunan
kelapa sawit di Indonesia (Limbong, 2008-2009), kemampuan
membaca anak kelas I SD hasilnya lebih baik, jika guru
menggunakan media pada saat mengajar membaca, khususnya
siswa yang tidak melalui Taman Kanak-Kanak (TK).
Dalam proses belajar mengajar perlu diperhatikan
kompetensi apa yang akan dicapai oleh pembelajar, setelah selesai
mengikuti materi yang disampaikan guru. Untuk itu, media yang
22
digunakan mampu menjembatani, antara harapan dan kenyataan dari
kompetensi yang dimiliki siswa saat ini. Seperti yang dikemukakan
Sadiman dkk., 2009 “bila kita inginkan siswa yang dapat
menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, membagi, padahal saat ini
hanya dapat menjumlahkan saja berarti kebutuhan pembelajaran itu
ialah kemampuan dan keterampilan dalam mengurangi, mengalikan
dan membagi. Bila yang kita inginkan ialah siswa dapat bersikap
bersih dan menghargai kebersihan, sedangkan pada saat ini mereka
masih suka membuang sampah sembarangan, belum bersedia mandi
dan gosok gigi atas kemauan sendiri, tidak merasa risih jika
memakai baju kotor dan sebagainya. Ini jelas mengambarkan
kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan kenyataan pada saat
ini, dari kesenjangan ini dapat kita ketahui apa yang dibutuhkan
siswa. Jika kita membuat program media, kita harus mengetahui
kebutuhan mereka dan sangat diperlukan oleh siswa. Atau dapat
juga disesuaikan dengan tuntutan kurikulum. Karena masing-masing
materi yang mencantumkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang harus dicapai dari setiap pokok bahasan dari kurikulum
dari setiap bidang studi.
23
2. Rangkuman
Sejarah perkembangan teknologi dan pengetahuan,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Eric Ashby tahun 1971,
perkembangannya dibagi atas empat tahapan. Tahapan pertama:
orangtua mulai membitipkan anaknya ke sekolah, sehingga muncul
profesi guru, tahap ke duamunculnya tulisan tahap ke tiga adalah
dengan ditemukannya mesin cetak sehingga lebih memudahkan
penyebarluasan informasi. dan tahap yang begitu luar biasa,
ditemukakannya tekonlogi. dimana dengan mudah ada komunikasi
jarak jauh, mulai ada televisi, ada radio dan dengan hitungan detik
berbagai informasi dapat diakses, dari daerah, benua yang berbeda
tanpa ada batasan waktu dan tempat. Masing-masing tahapan dari
perkembangan media teknologi yang dimaksud sangat menarik
untuk diperhatikan. Perkembangan teknologi dan pengetahuan
tidak dapat dibendung, oleh karenanya, para pendidik/guru harus
dapat mengikuti perkembangan yang berlangsung untuk mampu
mengimbangi pemakaian media/teknologi di lingkungan proses
pembelajaran. dengan harapan seperti yang dikemukakan oleh
Raharjo dalam Mustolih (2009), media akan: memotivasi
siswa/pembelajar, memperjelas informasi, memberikan tekanan pada
bagian bagian yang penting serta memperjelas struktur pelajaran.
24
3. Latihan
Setelah mempelajari modul II, saudara diharapkan dapat
menyelesaikan/menjawab pertanyaan berikut, dengan cara
menyelesaikan secara mandiri.
1. Jelaskan sejarah perkembangan media/teknologi pendidikan
menurut pendapat Eric Ashby.
2. Analisis dimana perbedaan tahap perkembangan media
teknologi antara tahap sampai dengan tahap IV, dimana letak
perbedaannya dan kendala dari setiap tahap yang dimaksud.
3. Kemukakan dampak penggunaan media dalam pembelajaran.
25
BAB 3.PENGERTIAN MEDIA DAN FUNGSI MEDIA
1. Pengertian MediaGerlach dan Ely dalam Anitah (2009), menjelaskan bahwa
media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik
untuk menyajikan, memproses, menjelaskan informasi lisan atau
visual. Media dapat juga dikatakan sebagai perantara untuk
menyampaikan materi yang mungkin abstrak. Dalam prosesnya, ada
pesan yang akan disampaikan sehingga dalam penggunaan media
akan tercapai tujuan dari pembelajaran yang ditentukan. Media dapat
berupa guru sebagai pribadi, bahan, alat, atau suatu peristiwa yang
disampaikan, dengan catatan media tersebut akan memudahkan
pembelajar untuk dapat menerima pengetahuan dan keterampilan.
Sebagai contoh, sangat sulit untuk menggunakan pengiriman berita
dengan internet jika si pengirim yang menggunakan media tidak
memahami proses awal penggunaan media, atau tidak dapat
mengetik, atau tidak tahu mau ditujukan kepada siapa. Artinya,
jaringan teknologi tidak akan dapat memudahkan individu yang
akan menggunakannya jika tidak memahami prosedur pengiriman.
Contoh, betapa sulitnya guru di pedalaman sewaktu menjelaskan alat
komunikasi yang berkaitan dengan telepon dan HP. Anak-anak
sangat kurang paham dan tidak mengerti kenapa penjelasan guru
mengenai media komunikasi tersebut tidak jelas. Karena ternyata
guru juga tidak yakin sewaktu menjelaskan. Oleh karena itu, guru
harus kreatif. Tidak mesti pergi ke laut dan menyelam, jika
26
materinya mengenai berbagai jenis kekayaan alam di laut, bisa
dengan gambar, atau dengan media visual (jika memang
memungkinkan).
Sejak awal pembelajaran yang telah dilakukan oleh para
filsof dalam menyampaikan materi kepada murid-muridnya
menggunakan media, paling tidak dengan media verbal dan
peralatan yang sangat sederhana. Seiring dengan perkembangan
pengetahuan dan teknologi, secara berangsur-angsur media sangat
dibutuhkan sesuai dengan kondisi dan situasi kehidupan saat ini.
Tidak cukup hanya dengan menyampaikan materi secara verbal atau
menggunakan media cetak.
Media adalah pengertian jamak dari medium yang artinya
perantara atau dapat dikatakan pengantar untuk terjadinya
komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah
satu komponen pendukung komunikasi. Dengan harapan setiap
media yang digunakan merupakan alat yang dapat mengirimkan
pesan, sehingga dapat mempengaruhi peserta (dalam hal ini siswa)
yang sedang mengikuti pembelajaran, minat, perhatian, pikiran
untuk mencapai tujuan dari pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
Berarti media adalah salah satu alat yang digunakan untuk
menyalurkan isi pelajaran yang dilihat, dibaca, didengar, untuk
membantu proses pembelajaran yang berlangsung, atau sebagai
perantara yang dapat memperlancar penyajian materi menjadi lebih
menarik.
sangat sulit dilakukan, bagaimana jika seorang guru
mengajar harus menghadirkan gajah pada saat pembelajaran tentang
27
berbagai jenis fauna, atau menjelaskan berbagai jenis ikan di laut
lalu harus memuat contoh dari masing-masing species ikan yang ada
di laut untuk dihadirkan di ruang kelas. Sangat tidak mungkin dan
menyebabkan pembelajaran menjadi hal yang sangat tidak
menyenangkan karena beban guru bertambah berat dalam
memberikan berbagai jenis atau contoh selama proses belajar
mengajar berlangsung.
Media menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan (Association of Education and Communication
Technology) di Amerika dalam Sadiman, dkk (2009), membatasi
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang
untuk menyalurkan pesan/informasi. Masih dalam Sadiman dkk,
media menurut Briggs adalah alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya buku, film, kaset,
radio dan media lainnya. Sedangkan menurut Asosiasi Pendidikan
Nasional, media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak
maupun audiovisual serta peralatannya. Menurut pendapat Robert
dan kawan-kawan dalam Pribadi dan Katrin (2008), pengertian
medium sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber
(source) dan penerima (receiver) informasi. Masih dalam buku yang
28
sama menurut Kemp dan Dayton, bahwa peran media dalam proses
komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang
mentransmisikan pesan dari pengirim (sender) kepada penerima
pesan. Sedangkan menurut Oemar Hamalik masih dalam Pribadi
dan Katrin, media adalah teknik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa
dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Media hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan
dibaca. Berbagai jenis media dapat digunakan oleh pendidik/guru
untuk dapat menyampaikan pesan kepada pembelajar/peserta
didiknya. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu,
Edgar Dale masih dalam Sadiman, mengemukakan media sebagai
alat bantu dari yang paling kongkrit sampai kepada yang paling
abstrak. Edgar dalam Sadiman dkk (2009), membuat klasifikasi
yang disebut dengan cone of experience (kerucut pengalaman)
seperti yang terdapat pada gambar 1 berikut ini.
29
Gambar 1. Media Adalah Alat Pendukung
Dari gambar 1, semakin jelas peran dari media sebagai alat bantu
yang memudahkan dan memperjelas. Fungsi media pembelajaran
yang telah dijelaskan masih dapat dilengkapi sesuai dengan
kebutuhan dari media yang digunakan. Misalnya, untuk melatih
kepekaan, alat bantu untuk mengulangi materi yang kurang
dipahami, dan lain sebagainya. Tentunya penggunaan media
didukung oleh kemampuan dari institusi, untuk memfasilitasi dan
motivasi dari masing-masing pembelajar. Dengan kata sederhana
verbal
Symbol visual
visual
radio
film
TV
wisata
demonstrasi
partisipasi
observasi
pengalaman langsung
30
media adalah alat pendukung penyajian materi agar lebih mudah dan
menarik sehingga pembelajar menyerap lebih baik dari paparan
setiap materi yang diikuti dalam belajar. Menurut Edgar Dale Of
Experience, dalam menjelaskan .... pada dasarnya tahap
pembelajaran seperti kerucut yang menjelaskan bahwa akan lebih
mudah bila dimulai dari pengalaman langsung dapat dilakukan
dengan observasi, pengalaman logis, model, pengalaman yang
didramatisir (wayang), skrip, drama, demostrasi yang membutuhkan
alat-alat, bahan mentah, papan tulis, darmawisata melalui observasi,
pameran dengan poster, display, papan buletin, televisi-tape
recorder, film, rekaman radio, foto, ilustrasi, slide, simbol visual –
bagan diagram, grafik dan sebagainya. Simbol-simbol verbal yang
sering kita lihat sewaktu melakukan perjalanan panjang, misalnya
tikungan dibuat garis patah, pom bensin dengan lambang ...., rumah
makan dengan sendok dan garpu dan lain sebagainya. Demikian
penjelasan yang dikemukakan oleh Edgar.
2. Fungsi Media Banyak fungsi dan kegunaan media dalam membantu
memperjelas materi pembelajaran. Karena ada kalanya, bagian
31
tertentu dari materi yang akan dijelaskan sulit pemaparannya jika
tidak didukung media. Untuk memahami lebih lanjut, media
berfungsi, seperti yang dikemukakan oleh Santyasa (2007)1 berikut
ini.
1. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada
masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film,
video, atau media lain, sehingga dapat memperoleh gambaran
mengenai benda peristiwa sejarah;
2. Mengamati benda peristiwa yang sukar dikunjungi, karena
jarak jauh, berbahaya, terlarang. Misalnya, tentang kehidupan
binatang buas, perang, di pusat reaktor nuklir, dan lainnya;
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda yang sukar
diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak
memungkinkan untuk dapat dilihat secara langsung, mungkin
terlalu besar atau terlalu kecil. Dengan perantaraan paket
pembelajaran yang jelas tentang bendungan, pembangkit listrik,
slide atau film, akan memudahkan peserta/mahasiswa/peserta
didik untuk memahaminya;
1 Wayan S. 2007. Landasan Media Pembelajaran. Mat. Workshop. UniversitasPendidikan Ganesha.
32
4. Mendengarkan suara yang sukar ditangkap dengan telinga
secara langsung, misalnya denyut jantung, aliran darah dalam
tubuh, dan lainnya;
5. Mengamati benda-benda angkasa yang sulit dilihat melalui
penglihatan langsung, sukar diamati, misalnya gunung
meletus, pertempuran;
6. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar
diawetkan, dengan menggunakan model/benda dapat
memperoleh gambaran yang jelas;
7. Dapat melihat secara cepat atau suatu proses yang berlangsung
secara lambat, dengan video, misalnya proses perkembangan
katak dari telur sampai menjadi katak, atau proses bunga
kuncup sampai menjadi kembang, proses pertumbuhan manusia
mulai dari sel telur sampai masa natal. Gambaran kejadian
dapat diamati dalam beberapa menit, sudah mampu
memberikan penjelasan yang proses sebenarnya membutuhkan
waktu beberapa hari, minggu maupun bulan. Berlangsung
dengan cepat, misalnya lompat tinggi, teknik menendang
bola/strategi permainan bola;
33
8. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat, yang sukar diamati
secara langsung;
9. Melihat suatu ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang
panjang dan lama, misalnya proses penggilingan tebu sampai
menjadi gula, dan produk-produk lainnya;
10. Dapat menjangkau audiensi yang besar jumlahnya, misalnya
mendengarkan pidato presiden melalui radio, menonton bola
antar benua, menonton film tentang perjuangan bersama-sama.
Masih membahas mengenai fungsi media, Sadiman, dkk
2009, mengemukakan kegunaan/fungsi media tidak jauh berbeda
dengan penjelasan dari Santyasa, hanya lebih sederhana, seperti
berikut.
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis;
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indera. Misalnya:
objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita,
gambar, film, atau model. Objek kecil dapat diperbesar dengan
bantuan proyektor, film bingkai. Gerak yang terlalu cepat atau
terlalu lambat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed
photography. Kejadian masa lalu atau peristiwa yang terjadi
pada masa lalu dapat ditampilkan lewat film bingkai, foto
34
maupun verbal. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan
dengan model, diagram. Konsep yang terlalu luas dapat
divisualkan dalam bentuk film;
3. Pengguna media yang tepat, bervariasi dapat mengatasi sikap
pasif perserta didik. Karena diharapkan media dapat
menimbulkan kegairahan belajar, menimbulkan interaksi
berlangsung lebih cepat antara peserta didik dan
lingkungannya, dan memungkinkan anak didik/pembelajar
disesuaikan dengan kemampuan dan minatnya;
4. Sifat yang unik dari setiap peserta didik/pembelajar ditambah
dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan
kurikulum ditentukan sama untuk tiap siswa, dapat menjadi
masalah bagi guru. Apalagi guru dengan latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang berbeda, namun hal ini dapat
diatasi jika menggunakan media.
Alat bantu/media yang digunakan sedapat mungkin dapat
berfungsi seperti yang dijelaskan pada penjelasan tentang fungsi
media. Bagi generasi sekarang kemajuan teknologi pengetahuan,
berdampak bagi proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah.
Dalam program sekolah, dijadwalkan adanya kunjungan ke
35
lapangan. Misalnya, mengunjungi pabrik, bagaimana pembelajar
mencoba memahami lingkungan kehidupan di sekitarnya, sehingga
melalui kunjungan tersebut membuka wawasan siswa mengenai
lapangan kerja. Kunjungan ke lingkungan industri atau lokasi
lainnya, merupakan salah satu media yang nyata dan kongkrit yang
diharapkan dapat berdampak bagi siswa/peserta didik. Dengan kata
lain, media diharapkan semakin memudahkan/memperjelas
penyajian materi pembelajaran, membatasi keterbatasan waktu dan
tempat maupun kemampuan panca indera yang diharapkan dapat
memotivasi peserta, memungkinkan adanya interaksi dalam
pembelajaran yang lebih optimal, memungkinkan untuk belajar
mandiri, dan lainnya. Sehingga media diharapkan sebagai alat bantu
untuk memudahkan penyajian materi yang telah ditentukan yang
umumnya klasikal. Media diharapkan dapat menimbulkan persepsi
yang sama, rangsangan terhadap domain di setiap individu.
Berdasarkan manfaat tersebut, nampak jelas bahwa media
pembelajaran mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan
proses belajar mengajar.
Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan kemajuan
yang terjadi dalam berbagai media dan teknologi, tetap saja bahan
36
ajar atau modul yang tercetak dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Bahan ajar yang tercetak merupakan informasi, alat,
atau teks yang diperlukan oleh pendidik (dosen, instruktur) untuk
memudahkan perencanaan dari materi yang disampaikan. Materi
yang disusun dalam bahan ajar yang tercetak hendaknya disusun
secara sistematis, yang memudahkan orang lain memahami materi
yang disajikan dalam bahan cetak yang dimaksud.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat, dan tidak
mungkin dibendung dengan siatuasi dan kondisi saat ini. Guru-guru
atau para pendidik pada umumnya dituntut mampu mengikuti
perkembangan teknologi. Harus ada kemauan/keinginan untuk maju
terus menerus, idealnya sekolah memfasilitasi. Sehingga para guru
dengan mudah mampu mengakses dan belajar untuk memanfaatkan
media.
37
3. Rangkuman
Gerlach dan Ely dalam Anitah (2009), menjelaskan bahwa
media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik
untuk menyajikan, memproses, menjelaskan informasi lisan atau
visual. Media dapat juga dikatakan sebagai perantara untuk
menyampaikan materi yang mungkin abstrak.
Edgar dalam Sadiman dkk (2009), membuat klasifikasi
yang disebut dengan cone of experience (kerucut pengalaman).
Dengan menggunakan media yang variatif, guru dapat menentukan
media yang paling cocok untuk digunakan.
Media diharapkan dapat berfungsi sebagaimana yang
dijelaskan oleh Santyasa 2007, maupun Sadiman, dkk 2009 bahwa
media berfungsi/berguna, antara lain, untuk dapat hadir pada
kejadian masa lampau. Jadi media tidak dibatasi oleh ruang, waktu
dan jarak. Untuk mengamati benda/kejadian yang sangat beresiko,
mengamati benda yang tidak mungkin dapat dilihat secara kasat
mata, dapat mendengarkan bunyi suara yang tidak mungkin dapat
didengar secara langsung, mengamati benda-benda yang mudah
38
rusak, dan meminimalkan waktu dan jarak melalui med Santyasa
(2007) sebagai berikut: Menyaksikan benda yang ada atau
peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan
gambar, potret, slide, film, video, atau media lain, sehingga dapat
memperoleh gambaran mengenai benda peristiwa
sejarah;Mengamati benda peristiwa yang sukar dikunjungi, karena
jarak jauh, berbahaya, terlarang. Misalnya, tentang kehidupan
binatang buas, perang, di pusat reaktor nuklir, dan
lainnya;Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda yang sukar
diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak
memungkinkan untuk dapat dilihat secara langsung, mungkin
terlalu besar atau terlalu kecil. Dengan perantaraan paket
pembelajaran yang jelas tentang bendungan, pembangkit listrik,
slide atau film, akan memudahkan peserta/mahasiswa/peserta didik
untuk memahaminya;Mendengarkan suara yang sukar ditangkap
dengan telinga secara langsung, misalnya denyut jantung, aliran
darah dalam tubuh, dan lainnya; mengamati benda-benda angkasa
yang sulit dilihat melalui penglihatan langsung, sukar diamati,
misalnya gunung meletus, pertempuran;Mengamati dengan jelas
benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan, dengan
39
menggunakan model/benda dapat memperoleh gambaran yang
jelas;
Dapat melihat secara cepat atau suatu proses yang berlangsung
secara lambat, dengan video, misalnya proses perkembangan katak
dari telur sampai menjadi katak, atau proses bunga kuncup sampai
menjadi kembang, proses pertumbuhan manusia mulai dari sel telur
sampai masa natal. Gambaran kejadian dapat diamati dalam
beberapa menit, sudah mampu memberikan penjelasan yang proses
sebenarnya membutuhkan waktu beberapa hari, minggu maupun
bulan. Berlangsung dengan cepat, misalnya lompat tinggi, teknik
menendang bola/strategi permainan bola; Mengamati gerakan-
gerakan mesin/alat, yang sukar diamati secara langsung; Melihat
suatu ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang dan
lama, misalnya proses penggilingan tebu sampai menjadi gula, dan
produk-produk lainnya; Dapat menjangkau audiensi yang besar
jumlahnya, misalnya mendengarkan pidato presiden melalui radio,
menonton bola antar benua, menonton bersama film tentang
perjuangan.
40
4. Latihan
Setelah membahas materi yang berhubungan dengan
pengertian media, klasifikasi, cone experience, fungsi/kegunaan dari
pemakaian media dalam pembelajaran, kerjakan latihan berikut
untuk memperkaya pemahaman Anda .
1. Jelaskan pemahaman saudara dengan cone experience dalam
penggunaan media yang kreatif.
2. Uraikan dan jelaskan fungsi media pada dasarnya dalam
pembelajaran.
3. media apa yang paling mudah disiapkan guru, berikan
contonya dan apa alasan Anda memilih media tersebut.
41
BAB 4.
JENIS DAN KARAKTERISTIKMEDIA PEMBELAJARAN
1.Jenis Media
Salah satu media yang paling umum dan mudah untuk
digunakan dan ditata, adalah bahasa lisan dan gerak tubuh. Media ini
merupakan salah satu kekayaan yang dapat digunakan setiap saat
pada saat pembelajaran berlangsung. Modal utama guru adalah
bagaimana menggunakan suara dengan intonasi yang tepat pada saat
menyajikan setiap bagian dari materi yang akan disampaikan di
kelas. Jadi sangat benar guru adalah orang yang patut digugu dan
ditiru, bagaimana guru sebagai tenaga profesional memanfaatkan
potensi dirinya dengan optimal. Tentunya, hanya bermodalkan suara
saja dan mengajar di banyak kelas, juga tidak akan membawa hasil
yang optimal.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi,
media yang digunakan untuk mendukung pembelajaran juga
mengalami perubahan. Bukan berarti dalam pemakaian media untuk
pembelajaran selalu yang mahal, misalnya harus menggunakan
42
teknologi yang memerlukan energi listrik, atau harus ada ahlinya.
Namun, sebagai pendidik dapat menggunakan media yang mungkin
tidak terlalu rumit, namun dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Dalam proses pembelajaran di kelas, para guru dapat
memanfaatkan media apa saja yang mungkin tersedia di kelas, di
sekeliling sekolah, dan juga yang telah disiapkan tanpa memerlukan
biaya yang mahal.
Sebagai ilustrasi, guru dapat menunjukkan gambar keluarga,
gambar tertentu yang mungkin ada di koran-koran yang sudah tidak
digunakan lagi, dilengkapi dengan suara yang dapat membuat siswa
dalam pembelajaran menjadi tertarik dan termotivasi untuk
mengetahui lebih lanjut apa yang akan dijelaskan gurunya.
Pendapat Heinich dan Molenda 1985, membuat klasifikasi
jenis media sebagai berikut.
1. Teks yang tercetak. Merupakan elemen dasar bagi yang
menyampaikan suatu informasi yang mempunyai berbagai jenis
dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam
penyampaian informasi. Teks yang terdapat dalam media cetak,
merupakan salah satu media yang termasuk satu-satunya media
pada masanya sehingga teks yang tercetak.
43
2. Media audio. Membantu menyampaikan dengan lebih berkesan
membantu meningkatkan daya tarik terhadap sesuatu yang akan
disampaikan, jenis audio termasuk suara latar, musik atau
rekaman suara lainnya. Sacrotes pernah menyatakan, bahwa
suara adalah imitasi terbaik bagi pikiran, maka suara adalah
media terbaik untuk menyampaikan informasi (Pramono, 2008).
Ini menunjukkan, bahwa suara yang dimiliki manusia adalah
media yang baik dan alami. Karena pada proses belajar di kelas,
suara guru menentukan proses pembelajaran di kelas. Coba kita
dengarkan bersama radio yang sedang melakukan siaran, ada
suara penyiar radio yang sangat enak didengar, dan luar biasa
pengaruhnya terhadap yang mendengarkan. Atau menurut cerita
sejarah bagaimana pengaruh pemimpin pertama bangsa ini,
menyakinkan rakyat untuk bersatu padu membela negara,
bangun dan mandiri, suara yang lantang dapat mempengaruhi
rakyat banyak untuk mencapai tujuan. Begitu juga dengan guru-
guru yang mengajar, bagaiman menggunakan suara sebagai
media yang utama dalam menyajikan materi saat proses
pembelajaran berlangsung.
44
Medium ini mudah diproduksi (Benny, 2009). Untuk dapat
memproduksi kaset audio membutuhkan persiapan, diperlukan
naskah. Dengan adanya naskah akan memudahkan tim
kerjasama. Informasi apa yang akan disampaikan, alur cerita,
pelaku, musiknya serta efek suara. Ada hal yang juga harus
diperhatikan, yaitu suara-suara yang tidak diperlukan supaya
tidak terekam.
3. Media visual, media yang dapat memberikan rangsangan-
rangsangan visual seperti gambar/foro, sketsa, diagram, grafik,
kartun, poster, papan tulis buetin dan lainya.
4. Media proyeksi gerak. Termasuk didalamnya film gerak,
program TV, video, kaset (CD, VCD, DVD).
5. Benda-benda tiruan/miniatur. Misalnya benda-benda tiga
dimensi yang dapat disentuh, diraba. Dengan kata lain, media
dibuat untuk mengatasi keterbatasan obyek maupun situasi
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
6. Manusia. Dalam hal ini guru, siswa, pakar-pakar/ahli yang
menyajikan materi tertentu.
Pendapat lain, masih mengenai klasifikasi jenis pendidikan
yang dikemukakan oleh Jerold Kemp dan Diane K. Dayton dalam
pribadi dan Katrin 2008, memiliki persamaan dengan jenis media
yang dijelaskan sebelumnya, perbedaannya hanya satu uaitu Kemp
memasukkan media pembelajaran berbasis komputer.
45
Komputer sebagai salah satu media pendukung yang dapat
berfungsi untuk; menyimpan data, meproses data, dan dapat
memudahkan pekerjaan yang rumit, misalnya untuk membuat
gambar outoped, komputer memiliki cukup banyak program, dan
setiap saat mengalami perubahan dan perkembangan. bagi yang
tidak biasa mengikuti perkembangan komputer dan
perlengkapannya, pastinya akan heran, karena komputer 3 tahun lalu
bisa seperti barang usang atau tidak berharga, karena begitu cepat
perubahan teknologi media komputer. di India pemerintahnya
mencanangkan penjualan komputer dengan harga yang paling
minimal, hanya sekitar Rp.300.000,- sampai Rp. 350.000,-dan media
ini diperuntukkan siswa. dapat dibayangkan media ini dapat dimiliki
dengan harga yang sangat murah. komputer ini menggunakan tenaga
46
surya, sehingga cocok untuk wilayah pedalaman di India. bagaimana
dengan Indonesia?, ada komuter yang murah menurut produsen,
tetapi harganya tetap saja mahal, tidak semudah membeli makanan
ringan. namun, mau tidak mau komputer mulai dimiliki oleh guru-
guru.
kalaupun terjangkau membelinya, kita harus memikirkan
cara perawatannya, misalnya ada virus-virus yang dapat merusak
data yang telah disimpan. Oleh karenya ada keuntungannya, namun
ada juga kendala yang harus diperhitungkan berupa
perawatan/maintanace, tersedia badget yang harus diperhitungkan
untuk media ini.
Revolusi di bidang teknologi, sudah dapat dipastikan
berpengaruh terhadap ruang lingkup kehidupan manusiaan.
Termasuk di lingkungan pekerjaan. Pegawai baru dengan golongan
yang masih baru diterima harus memiliki kompetensi dalam
mengoperasionalkan kumputer karena pekerjaannya berkaitan
dengan teknologi tersebut. jaannya pada filem mengenal berbagai
jenis huruf, ada juga yang diharapkan mampu membuat gambar
dengan peralatan tersebut. sebagai bukti kongkrit digunakan media
ini, adalah Anda yang memupnyai kesempatan untuk dapat
47
mengakses materi yang sedang atau yang akan anda baca, download,
karena ada media komputer.artinya melakukan pembelajaran jarak
jauh dengan menggunakan media pembelajaran jarak jauh melalui
komputer yang dibantu oleh jaringan internet.
1. 1 Gambar dan Teks Cetak
Pembelajaran yang dilakukan di kelas/di luar kelas, salah
satu media yang dapat digunakan adalah gambar dan teks cetak.
Untuk membuatnya mudah dan tidak memerlukan dana atau biaya
yang mahal. Gambar yang menggunakan teks dapat dibuat oleh para
guru, walaupun guru tidak dapat menggambar dengan baik. Atau
dapat juga memanfaatkan gambar atau teks cetak yang sudah ada.
Satu kasus, yang dialami guru di lingkungan perkebunan kelapa
sawit di Kalimatan, gurunya sangat kewalahan dan frustrasi karena
muridnya tidak dapat membaca dengan baik, padahal sudah
sepantasnya duduk di kelas 2 SD, dapat membaca dan menulis
dengan baik, kenyataannya tidak seperti yang tertuang dalam standar
kompetensi maupun kompetensi dasar yang ada di kurikulum kelas
2 SD untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Kendala utama yang dapat
terdeteksi karena gurunya tidak menggunakan media yang sesuai
dengan kondisi anak, setelah media digunakan sesuai untuk kelas 2
48
SD, dengan cara menyajikan gambar dan teks yang sederhana, dan
disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak, hasilnya jauh lebih
baik. Artinya, guru juga diharapkan mampu memanfaatkan media
yang minimal dan sesuai dengan kemampuan dan kondisi guru.
Kreativitas dibutuhkan dan harusnya dipraktikkan oleh para guru
dalam mengajar. Walaupun sulit dan fasilitas minimal di sekolah,
namun peralatan minimal misalnya pinsil, penghapus, penggaris dan
pulpen, dapat dipastikan tersedia di sekolah.
1.2 Overhead ProyectorSetiawan (2008), menjelaskan bahwa media ini mulai
dikembangkan sekitar tahun 1950-an dan digunakan di diklat-diklat
umum di Amerika. Awalnya, para guru enggan untuk menggunakan
media ini. Karena OHP semakin membudaya, mau tidak mau para
guru mulai mau menggunakannya karena ternyata hasilnya jauh
lebih efektif dibandingkan jika guru mengajar hanya dalam lisan
saja. OHP merupakan salah satu alat yang dapat memproyeksikan
gambar yang ada dalam transparansi. Media ini memang dirancang
hanya untuk pemakaian pada ruang tertutup. Jika tidak, gangguan
sinar atau cahaya dapat mempengaruhi proyeksi gambar yang tidak
49
optimal/kurang jernih, tidak mungkin digunakan tanpa ada energi.
Walaupun media lain sudah banyak yang lebih bagus dan canggih,
namun media OHP ini masih tetap saja relevan digunakan oleh para
pendidikan/guru dalam menyampaian materi pembelajaran. Seiring
dengan kemajuan dalam teknologi, media semakin tahun mengalami
perkembangan, karena lebih mudah dijinjing dan ringan. ini contoh
model OHP
Untuk dapat menggunakan OHP, diperlukan medium
trasnparansi. Media ini yang nantinya diproyeksikan. Transparansi
50
dapat mengkomunikasikan infromasi berupa: konsep, proses, fakta
atau data statistik, dapat digunakan untuk kelompok besar atau
kelompok kecil. Menurut Benny (2009), media ini
memberikan keuntungan, antara lain.
1. Memiliki kemampuan utuk memperjelas proses penyampaian
pengetahuan dan informasi. Dapat memproyeksikan teks atau
gambar ke layar.
2. Penyaji dapat mengontral kecepatan penyampaian
pengetahuan dan informasi.
3. Media trasparansi dapat dibuat secara berurutan
4. Dapat di fotocopy
5. Penggunaan warna di medium trasparansi membantu penyaji
memberikan penekanan terhadap pengetahuan/informasi
yang dianggap penting..
Keuntungan yang diperoleh dari sisi komunitas atau orang
yang menerima informasi dengan menggunakan medium tersebut,
antara lain.
1. Membantu komunikan belajar secara sistematis
2. Meningkatkan daya ingat terhadap pesa dan informasi
3. Menyamakan persepsi terhadap pengetahuan dan informasi
yang ditayangkan, atau meningkatakan pemahaman
komunikan tentang informasi.
51
4. Meningkatkan motivasi belajar.
Teknik pembuatan transparansi yang umum dilakukan
dengan: cara menulis langsung di transparansi dan tidak langsung.
Teknik pembuatan langsung dilakukan dengan cara
menggambar/menulis secaa langsung. Sedangkan untuk penulisan
yang dilakukan secara tidak langsung dilakukan dengan cara
mengcopy gambar atau tulisan di transparansi.
Dalam penggunaan trasparansi ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu: tidak seluruh informasi dapat dituliskan di media
transparansi , sangat dpengaruhi oleh kemampuan si penyaji dalam
menyampaikan informasi. Jika si penyaji sangat trampil dan mampu
mempengaruhi peserta, akan sangat memudahkan penyampaian
materi .
52
1.3 Media Display
1.3.1 Chart
Berikut ini ini adalah media yang mudah dan murah
digunakan dan dibuat oleh guru sebagai media belajar, mulai dari
chart, grafik, poster dan bulletin board. Media ini, akan dijelaskan
pada bagian berikut ini.
3.1.1 Chart
Dapat berupa gambar, grafik yang menginformasikan
hubungan-hubungan seperti menjelaskan hubungan kronologis.
Misalnya dalam menjelaskan hierarkhi di perusahaan, di
pemerintahan, dan lain-lain. Media ini dapat digantung di dinding
dalam waktu tertentu, sesuai kebutuhan.
53
1.3.2 Chart Garis Waktu
Chart dalam garis waktu menjelaskan tentang kronologis
beberapa peristiwa, biasanya menceritakan historis perkembangan
dari waktu ke waktu. Misalnya perkembangan transportasi,
perubahan dari satu proses ke proses lain yang dengan mudah dapat
mengambarkan kronologis dari satu sekuensa waktu dari suatu seri
peristiwa (Setiawan, 2008).
1.3.3 Chart Tabulasi
Berisi informasi mengenai angka atau data. Me
media ini digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan penduduk
dalam kurun waktu tertentu, atau menjelaskan jadwal keberangkatan
kereta api atau pesawat.
54
1.3.3. Chart Aliran
Menunjukkan sebuah sekuensa, sebuah prosedur atau proses.
Misalnya menjelaskan mengenai awal pembuatan sabun, atau
penyulingan kayu putih, atau pembuatan minyak goreng, dan lain-
lain.
Jenis Grafik
1.3.4 Grafik
Grafik batang mudah dimengerti karena bentuknya
sederhana. Batang-batang grafik dapat digunakan/ditampilkan
beberapa sekaligus. mudah dibaca dan dimengerti oleh kelompok
usia SD. Tiap batang grafik yang ada dalam grafik batang dapat
digunakan untuk perbandingan.
55
1. 3.5 Grafik Batang (Bar Graphs)
Mudah dibaca dan digunakan di tingkat SD. Misalnya untuk
melihat perbandingan pertumbuhan tiap tahun dari jumlah siswa di
sekolah. Atau mau mengetahui rata-rata nilai per mata pelajaran
dari masing-masing siswa di kelas.
0
10
20
30
40
50
60
1 2 3
Series1
56
1.3.6 Grafik Gambar (Pictorial Graphs)
Grafik ini lebih sukar dibaca dibandingkan dengan grafik
batang. Karena ada kemungkinan membuat gambar orang secara
penuh, setengah atau mungkin seperempat, tergantung dari
kebutuhan. Setiap gambar memiliki makna yang berbeda.
1.3.7 Grafik Lingkaran (Circle Graphs)
Lingkaran yang ada mungkin saja dibagi atas beberapa bagian,
tiap bagian mencerminkan jumlah tertentu. Misalnya kalau seluruh
lingkaran berarti seluruhnya 10
0%, sedangkan jika hanya ½ berarti 50%, dan seterusnya. Setiap
lingkaran yang diarsir diberi warna sehingga memudahkan
memahaminya.
57
Membuat lingkaran yang variatif dan memberinya dengan
berbagai warna, dapat menjelaskan banyak hal kepada peserta didik,
dan disesuaikan dengan tujuan dari penyajian materi yang
disampaikan.
3. 3 Poster
Media ini bersifat persuasif dan menarik karena menyatukan
gambar, warna dan tulisan/teks. Poster sebaiknya, mudah
mengkomunikasikan dan menarik perhatian. Media ini sering
digunakan untuk pesan khusus. Misalnya guru akan menjelaskan
mengenai biologi tentang siklus hidup makhluk hidup atau
tumbuhan. Media poster dapat dipastikan sangat banyak
menyampaikan materi dan keterangan apalagi ada penjelasan dari
guru dengan ilustrasi yang menarik.
58
3.4 Bulletin Board
Media display ini sifatnya sangat umum, dapat digunakan
untuk sekelompok orang saja, atau untuk menjangkau populasi yang
lebih banyak.. Dapat diletakkan di tempat yang strategis, sehingga
dapat dilihat oleh siswa dari kelas lain, orangtua atau tamu yang
sedang berkunjung ke sekolah. Media ini sangat efektif untuk
menceritakan berbagai aktivitas atau kegiatan yang ada di
lingkungan sekolah. Misalnya membuat papan besar yang diisi oleh
berbagai kegiatan siswa, satu kelas, atau mewakili kelas Contohnya
papan untuk menempel tugas-tugas siswa, Dampak positifnya juga
dapat dirasakan oleh siswa, guru maupun sekolah.
59
2. Karakteristik MediaUntuk media teks dan dicetak yang dapat dipinjam atau
diperoleh di perpustakaan, memiliki kelebihan yaitu lebih murah,
dapat dengan mudah untuk diakses, tidak membutuhkan peralatan,
mudah digunakan, dapat dengan mudah dibaca dan tidak terikat
dalam waktu dan tempat. Kelemahan yang mungkin dapat terdeteksi
dari media ini, antara lain, jika pembelajar malas membaca, media
cetak tidak menolong si pembelajar artinya harus memiliki
kebiasaan untuk membaca, idealnya memiliki pengetahuan awal,
misalnya anak kelas 1 SD jika belum dapat membaca sangat tidak
mungkin diberikan secara langsung media cetak/buku.
Dengan kemajuan tekonologi saat ini, dibutuhkan buku-buku
cetak yang seimbang antara penjelasan dan ilustrasi gambar yang
menarik. Beberapa kelemahan media cetak dapat diatasi dan
diminimalkan, jika setiap saat dilakukan perbaikan dan
pengembangan dari materi cetak yang dimaksud.
60
Media cetak, yang tersedia di perpustakaan, merupakan salah
satu tempat yang nyaman, tempat menimba pengetahuan, sebagai
sumber pusat untuk memproduksi dan menumbuhkan inspirasi bagi
siswa/pembelajar/pendidik/guru.
Untuk media cetak transparansi keuntungannya/media audio
proyeksi dapat digunakan secara lebih praktis dan dapat diulang
pemakaiannya, tidak memerlukan ruangan khusus, pembelajar dapat
melihat sambil belajar/membaca dan lebih mudah dioperasionalkan.
Pada saat menyajikan materi pelajaran, guru dapat langsung
melakukan tatap muka dengan siswa/pembelajar. Kendala yang
muncul dalam menggunakan media transparansi yaitu memerlukan
peralatan media elektronik dan energi listrik, menuntut cara kerja
yang sistematis dan persiapan yang baik sebelum materi disajikan.
Kelebihan dalam menggunakan media audio, antara lain,
menimbulkan imaginatif, individual, relatif lebih murah, dapat
merangsang partisipatif aktif pendengar, sangat bermanfaat jika
digunakan untuk pembelajaran bahasa dan musik, tidak dibatasi
ruang dan tempat, cocok untuk memberikan motivasi
pendengar/pembelajar, sangat membantu dan mendukung siswa
yang lebih dominan dalam hal audio. Misalnya radio, mendengarkan
kaset yang dapat diputar berulang-ulang dan dapat didengarkan
secara kelompok/ individual. Kendala atau kelemahan dari media
ini, antara lain, hanya menimbulkan komunikasi satu arah saja,
artinya tidak bisa memberikan pendapat atau masukan terhadap
materi yang didengarkan/dijelaskan, jika sajian materi tidak menarik
maka tidak dperhatikan, membutuhkan tempat penyimpanan yang
61
khusus, memerlukan hardware dan software, supaya suara jangan
rusak.
Media proyeksi dan audio visual misalnya film gerak, yang
dapat di putar berulang-ulang. Program televisi, media yang menarik
untuk digunakan. Media ini memungkinkan di putar setiap saat,
apalagi jika ada acara–acara khusus yang dapat ditayangkan untuk
kepentingan pembelajaran dari materi pelajaran tertentu. Dengan
dilakukannya pemakaian TV sangat bermanfaat karena tidak dibatasi
ruang dan waktu, dapat menjangkau siswa yang lebih banyak dalam
satu kali menonton.
Video, dengan menggunakan media ini akan banyak
pengetahuan yang diperoleh oleh pembelajar. Kelemahannya,
memerlukan energi listrik, jika tidak tersedia di lingkungan, sulit
untuk memanfaatkan media tersebut. Umumnya pengguna media ini
menganggap pembelajaran lebih mudah, siswa dikondisikan untuk
menguasai informasi yang dijelaskan, karena lebih menarik dan
termasuk media hiburan.
Slide suara dapat digunakan untuk kelas besar/kelompok
besar. Dapat membuat peserta lebih konsentrasi karena rasa ingin
tahu yang besar, tahan lebih lama dan lebih mudah untuk disimpan.
Kelemahannya adalah gambar-gambarnya lepas, mudah hilang,
hanya menyediakan gambar tanpa suara, pembiayaan untuk
memproduksinya mahal, memerlukan proyektor dan harganya mahal
karena harus dibuat dan disiapkan secara berseri, suku cadang
cenderung semakin sulit diperoleh, sehingga semakin jarang
digunakan.
62
Taksonomi karakteristik media, perlu juga diperhatikan
sebagaimana yang dikemukakn Rudy Bretz dalam Sadiman, dkk
2008 yaitu suara, visual dan gerak. Sedangkan menurut Briggs,
taksonomi media lebih kepada karakteristik menurut stimulus, atau
rangsangan yang ditmbulkan media itu sendiri. Masih dalam
Sadiman, menurut Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang
dapat digunakan untuk proses belajar-mengajar yaitu objek, model,
suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran
terprogram, papan tulis, media transparansi, film bingkai, film,
televisi, gambar dan matriks.
3. RangkumanMedia display yang telah dijelaskan seperti chart, grafik,
poster, bulletin board, adalah media yang sering digunakan karena
harganya relatif murah dibandingkan media lain, dan dapat
digunakan berulang kali.
63
Chart dapat dikatakan sebagai bentuk presentasi berupa
gambar, grafis yang menginformasikan hubungan-hubungan
kronologis seperti jumlah. Ada beberapa macam chart, misalnya
chart organisasi, chart garis waktu (time line chart), chart klasifikasi
dan chart tabulasi.
Grafik hampir sama dengan bentuk chart tapi grafik hanya
menampilkan bentuk visual dan sejumlah angka. Misalnya berapa
banyak jumlah bayi yang lahir per tahun secara nasional.
Poster lebih menarik karena ada warna dan tulisannya. Media
ini banyak digunakan untuk menyampaikan pesan khusus. Misalnya
jagalah kebersihan, jangan buang sampah sembarangan, ada anjing
galak, dan lainnya.
Bulletin board adalah media display yang sering digunakan
untuk menjangkau lebih banyak orang. Misalnya ada pertunjukan
musik, konser dan kampanye pemilihan presiden. Sering juga
digunakan untuk menempel pekerjaan siswa sehingga yang
melihatnya bukan hanya teman sekelas saja namun teman-teman
kelas lainnya juga serta orangtua murid yang bekunjung ke sekolah.
4. LatihanUntuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi jenis-jenis
media, kerjakan latihan berikut!
1. Jelaskan jenis-jenis media yang mendukung pembelajaran di
kelas/di luar kelas!
2. Jelaskan kenapa media film dan video dapat memberikan
pengalaman belajar yang bersifat kongkrit
64
3. Buat dan praktikkan beberapa media yang tersedia di lingkungansekolah, atau ada di
4. Sekitar kehidupan Anda sehari-hari, yang dapat digunakan untukmedia pembelajaran disesuaikan dengan materi pelajarantertentu.
65
BAB 5.MULTIMEDIA DALAM PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
1. MultimediaMultimedia menurut Ditto dalam Arias Maret 2009 dan Tay
(2000), mencakup beberapa aspek yang saling bersinergi antara teks,
grafik, gambar statis, animasi, film dan suara. Dalam menyajikan
materi pembelajaran dapat digunakan materi pembelajaran yang
disampaikan dengan menggunakan beberapa media sekaligus.
Dengan harapan, dalam proses pembelajaran akan menghasilkan
dampak yang lebih baik pada pemanfaatan media yang optimal.
Multimedia merupakan media yang dapat digunakan secara
serempak/bersamaan dalam satu waktu tertentu, misalnya ada
gambar, ada grafik, atau media pendukung lainnya. Kendalanya
dalam mempersiapakan dan menggunakan media sangat
membutuhkan waktu untuk persiapan dan untuk
mengoperasionalkannya, dibutuhkan keterampilan-keterampilan
tertentu. Keuntungan menggunakan multimedia, terjadi interakif,
dapat digunakan secara individual/kelompok, lebih fleksibel,
menimbulkan motivasi, ada umpan balik, dan ada kontrol pada
66
pengguna media. Kelemahan yang mungkin terjadi dalam
menggunakan multimedia yaitu hanya berguna untuk kegiatan yang
telah diprogramkan sebab memerlukan peralatan yang cukup
kompleks, dibutuhkan staf yang mampu mengoperasionalkan
peralatan, membutuhkan tenaga profesional, cenderung kaku dalam
menggunakannya jika tidak ada staf yang mengoperasionalkannya.
Multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan
kata-kata sekaligus gambar (Mayer, 2009). Hooper (2002),
multimedia dalam pembelajaran melibatkan pengguna dalam
aktivitas-aktivitas yang menuntut proses mental di dalam
pembelajaran. Oleh karenanya penting suatu desain instruksional di
dalam multimedia pembelajaran.
Media lain yang sangat mungkin semakin berkembang
adalah pembelajaran dengan E- learning. Kelebihan dari
penggunaan media ini antara lain, untuk saat tertentu dapat
digunakan secara individual, pembiayaan lebih murah bagi
lingkungan yang telah umum menggunakannya, cepat digunakan,
cenderung konsisten, dapat melakukan komunikasi interaktif dan
kolaboratif, sangat mudah digunakan bagi yang sangat terbiasa
menggunakan media ini. Keunggulan media ini jika menggunakan
67
komputer, dengan mudah dapat bepindah dari gambar satu ke
gambar lainnya, pengguna dan penyaji berusaha untuk beinteraksi
dengan materi yang sedang dibicarakan/dibahas.
Kendala/kelemahan yang mungkin muncul dalam
penggunaan media ini, antara lain, kalau tidak terbiasa
menggunakan media ini/gagap teknologi dapat menimbulkan
frustrasi, sebelum mampu menggunakannya, harus memiliki
kemampuan dasar, minimal mengenal instruksi umum yang terdapat
dalam komputer, atau mampu mengoperasionalkan komputer yang
paling dasar. Jika tidak, sulit untuk melakukannya. Faktor lain yang
kurang mendukung, misalnya jauhnya lokasi sekolah dengan tempat
yang mudah mengakses internet. Karena belum seluruh pelosok
mampu menerima atau ada sinyal untuk menggunakan internet.
Faktor lain yang juga menjadi kendala, bagi yang melakukan e-
learning atau email kalau di rumah dapat mengakses langsung,
harus memiliki perangkat hardware maupun software.
Tujuan utama digunakannya multimedia antara lain, supaya
ada keterlibatan pembelajar dan instruktur/guru dalam rangka
meningkatkan kegiatan belajar. Kita mengetahui bersama
pembelajaran pada waktu lampau yang dominan adalah bahasa lisan
68
dan tulisan atau pembelajaran konvensional lebih mengutamakan
kedua hal tersebut, pencapaian hasil pembelajaran diharapkan lebih
meningkat, multi media menggunakan berbgai bentuk media,
gambar, teks, grafis, video, suara, musik dan efek suara (Anitah,
2009). Smaldino masih dalam Anitah, mengklasifikasikan
multimedia sebagai berikut:
1 Multimedia kits, merupakan kumpulan bahan-bahan yang berisi
lebih dari satu jenis media yang diorganisasikan untuk satu
topik. Jenis ini termasuk CD-ROM, slides, audiotape, videotape,
gambar diam, model, media cetak, OHT, lembar kerja, gambar,
grafis, objek. Digunakan pembelajar secara individual, maupun
kelompok;
69
2 Hypermedia, merupakan media yang memiliki komposisi materi-
materi yang tidak berurutan. Media ini mengacu kepada software
komputer yang menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video dan
audio yang dapat mempermudah pemakai beralih ke suatu
informasi. Pemakaian dapat memilih cara yang unik sesuai gaya
belajar, befikir, dan cara memproses informasinya;
3 Media interaktif, media yang meminta pebelajar mempraktikkan
suatu keterampilan dan menerima balikan. Media interaktif
berbasis komputer menciptakan lingkungan belajar multimedia
dengan ciri-ciri baik video maupun pembelajaran berbasis
komputer dan merupakan sistem penyajian pelajaran dengan
70
visual, suara, dan materi video sehingga pebelajar dapat
memberi respon aktif;
4 Virtual reality, media yang melibatkan pengalaman multisensori
dan berinteraksi dengan fenomena sebagaimana dalam dunia
nyata. Pemakai menggunakan komputer untuk melihat jendela
kenyataan.
5 Expert system, paket software yang mengajarkan kepada
pebelajar bagaimana memecahkan masalah yang kompleks,
dengan menerapkan kebijakan para ahli secara kolektif di
lapangan.
71
2. Rangkuman
Multimedia merupakan penggunaan berbagai jenis media baik
secara beurutan maupun simultan, untuk menyampaikan informasi
atau pesandan tidak harus menggunakan media yang cangih. Bisa
saja mengkombinasikan komputer dengan media tradisional.
Multimedia merupakan penggunaan berbagai jenis media
baik secara berurutan maupun simultan, untuk menyampaikan
informasi atau pesandan tidak harus menggunakan media yang
cangih. Bisa saja mengkombinasikan komputer dengan media
tradisional. Multimedia sebagai presentasi materi dengan
menggunakan kata-kata sekaligus gambar (Mayer, 2009).
Multimedia dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu
multimedia linear dan multimedia interaktif. Multimedia linear
adalah suatu multimedia yang tidak memerlukan alat pengontrol
untuk dapat mengoperasionalkannya. Contonya: televisi, film.
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, si
pengguna dapat memilih apa yang hendak diprosesnya, milsanya
aplikasi game, pembelajaran bahasa yang menggunakan kaset, dan
72
media gambar lainnya. Multimedia bermanfaat untuk mencapai
tujuan dari materi pembelajaran yang telah dipersiapkan. sehingga
dengan digunakannya multimedia dalam pembelajaran si pebelajar
dapat lebih memahami materi yang disampaikan. karena dengan
ditayangkannya suatu film tentang fenomena alam
3. Latihan
Berikut ini latihan yang sebaiknya dikerjakan, karena akan
membantu Anda memperdalam materi multimedia dalam
pembelajaran.
1. Apakah dengan menggunakan multimedia, berarti harus
menggunakan peralatan yang canggih?
2. Sewaktu Anda mengikuti KKG atauMGMP. ajak gurunya
berbicara mengenai multimedia adakah guru-guru dalam
mengajar menggunakan multimedia. apakah alasan
menggunakan multimedia?
3. buatlah multimedia dengan memilih satu topik bahasan dari
materi yang Anda siapkan untuk mengajar, tentunya disesuaikan
dengan sarana dan prasarana/fasilitas yagn terssedia.
73
4. Kendala apa yang dihadapi guru dalam menggunakan
multimedia?
5. Multimedia yang bagaimana membantu guru di dalam
mengajarkan materi/topik/sub topik dalam pembelajaran di
kelas?
74
BAB 6.
MEDIA YANG UMUM DIGUNAKAN
Guru Bimbingan Konseling /Konselor sebenarnya dapat
menggunakan gambar-gambar atau foto-foto sebagai media
pendukung dalam pembelajaran. Biasanya gambar yang menarik
akan menghidupkan suasana dalam proses belajar-mengajar di kelas
dan dapat membantu ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan
dalam pengamatan, karena selain lebih murah juga mudah di dapat.
Media sebagai pembawa pesan dapat digunakan oleh pengajar/guru
dan juga oleh siswa. Sedapat mungkin media tidak rentan, atau
terlalu beresiko. Media lain yang dapat juga digunakan, misalnya
untuk menjelaskan jumlah penduduk dengan grafik. Ada banyak
keuntungan yang diperoleh anak-anak dengan belajar mengenal
sebutan nilai puluhan ribu, raturan ribu, dan sebagainya, dengan cara
menggunakan tanda pada grafik, atau peta untuk menggambarkan
kepulauan Indonesia dan benua lainnya, agar anak dapat mehamani
betapa luasnya dunia ini.
Sebagaimana telah dijelaskan, media memiliki fungsi yang
cukup kompleks. Salah satunya, media dapat meminimalkan
75
kendala-kendala dalam menjelaskan materi yang sulit dipahami oleh
pembelajar, menghilangkan dampak negatif dari materi yang akan
digunakan, atau sebagai bahan untuk memotivasi pembelajar dalam
mengikuti aktivitas yang terprogram. Sebagai contoh, guru
pendidikan jasmani dan kesehatan, tidak harus mengajarkan cara
berenang, jika kolam renang di daerah terdekat harus ditempuh
selama 3 jam dan sangat sulit untuk mendapatkan
angkutan/trasportasi. Sebaiknya pembelajar dapat diputarkan film
tentang berenang. Yang paling mungkin untuk dilakukan adalah
mengajarkan lari jarak jauh atau bermain sepak bola, sesuai dengan
kondisi yang tersedia di lingkungan sekolah. Kami pernah
melakukan kunjungan ke wilayah Kalimantan Timur, anak-anak dari
sekolah itu selalu jadi pemenang dalam lomba lari, terlihat dari
seluruh piala di sekolah tersebut adalah kejuaraan lomba lari. Ini
adalah contoh media yang tersedia dan yang paling representatif
adalah lapangan dan jalan panjang yang nyaman bagi anak-anak
melakukan olahraga terutama atletik termasuk balap lari.
76
1. Benda - benda di sekitarBerbagai jenis benda yang ada di sekitar lingkup
sekolah/rumah dapat digunakan sebagai media. Menggunakan
media secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan, akan dapat
menimbulkan motivasi/gairah dalam belajar dan memungkinkan
proses pembelajaran menjadi lebih hidup. Media yang digunakan
memungkinkan siswa dapat belajar lebih cepat jika sesuai dengan
minatnya. Misalnya, sulit untuk menjelaskan mengenai pelangi
kepada anak-anak yang belum paham mengenai kata-kata yang
abstrak dan sulit dimengerti seperti mempelajari fisika dasar.
Namun, guru/pendidik dapat mengkondisikan siswa, misalnya
memperhatikan lingkungan atau alam, pada saat hujan rintik-rintik
ada matahari, pasti ada pelangi.
Media yang umum dan selalu tersedia di sekitar sekolah,
antara lain papan tulis yang dahulu disebut dengan nama
blackboard, dan yang sekarang disebut dengan whiteboard.
Sekolah di SD tahun 1970-an, guru umumnya memakai blackboard,
guru-guru umumnya pandai membuat gambar, dan tulisan yang baik
di papan tulis, dan jelas terlihat perbedaan dalam menulis halus dan
kasar. Pada masa itu yang paling berperan sabagai media adalah
77
guru itu sendiri. Media sederhana yang lain dan umum dilakukan
yaitu dengan mengajak siswa terlibat di dalamnya misalnya, untuk
melihat tumbuhan supaya proses tumbuhnya baik, dengan media
sederhana seperti menanam kacang hijau, diberi kapas dan air,
sedangkan yang lainnya, hanya diberi air secukupnya. Hal tersebut
sudah dapat menjelaskan tentang pertumbuhan secara sederhana.
1. Tumbuhan dan Alam di Sekitar
Kreativitas guru mengembangkan dan memanfaatkan
semaksimal mungkin berbagai media yang sederhana di sekitar kita.
Karena dalam pembelajaran yang mendukung terlaksananya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengharapkan guru
mampu mengembangkan kreativitas dalam menyediakan media
pembelajaran. Belum lagi memenuhi Kompetensi yang terdapat
dalam undang-undang Guru dan Dosen, dimana salah satu
kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi profesional dan
kompetensi pedagogik. Artinya, guru tidak mungkin berdiam diri
saja, tanpa mengunakan berbagai media untuk mendukung
pembelajaran yang berkualitas.
78
Ada lima pancaindra yang harus diaktifkan dan diberi media,
sehingga ada keseimbangan pemanfaatan indra siswa. Hasil
penelitian dalam Setiawan 2008., dijelaskan bahwa 11 % diperoleh
79
dari pendengaran, 83 % dari penglihatan, 20 % daya ingat yang
diperoleh dari pendengaran dan 50 % dari apa yang dilihat. Artinya,
media sangat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Negara Indonesia terkenal dengan berbagai jenis tumbuh-
tumbuhannya dimana tumbuhan merupakan bagian dari kehidupan
manusia sebagai makhluk hidup. Kita dapat melihat bencana yang
terjadi di Cina, Pakistan dan India bulan Juli 2010, serta di
Indonesia beberapa bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena ada
perubahan cuaca, faktor lain, dan juga karena manusia kurang
menjaga kelestarian hutan dan alam yang menyediakan tumbuhan
bagi kepentingan manusia. Sebagai contoh jika kita tidak
memberikan tempat hidup orang hutan sesuai dengan habitatnya,
maka lama-kelamaan secara berangur-angsur ada ribuan tumbuhan
akan punah, karena ternyata cara hidup dan pembuangan kotoran
dari oranghutan yang membuat tumbuh-tumbuhan mengalami
pertumbuhan di hutan-hutan, seperti di kalimatan. Dengan cara
menggunakan tumbuhan dalam media pembelajaran, akan
memberikan pengaruh terhadap anak untuk mencintai
lingkungannya.
80
Alasan-alasan menggunakan tumbuhan sebagai media dalam
pembelajaran antara lain dengan diberlakukanya disentralisasi dalam
pendidikan untuk tingkat PAUD sampai dengan SMA, berarti,
kondisi lokal perlu diperhatikan. Tumbuhan yang terdapat di setiap
wilayah provinsi, daerah kabupaten, adalah potensi yang harus
dimanfaatkan sebagai media. Khusus tumbuhan, setiap tempat pasti
memiliki tumbuhan yang berbeda satu wilayah dengan wilayah
lainnya. Sebagai contoh, Palu di Sulawesi terkenal dengan kayu
hitamnya. Tapi pohon kayu hitam akan segera punah jika penduduk,
dan sekolah tidak melestarikannya. Ada masyarakat yang peduli
terhadap jenis tumbuhan ini, sehingga masyarakat yang mau
menanamnya akan diberikan bibit. Untuk kayu hitam menjadi besar
dan dapat dimanfaatkan membutuhkan waktu lebih dari 7 tahun.
Selama ini masyarakat yang membuat cindramata dengan
menggunakan kayu hitam tidak pernah mengingat untuk menanam
kembali. Cara belajar dengan menggunakan beberapa media
tentunya sesuai dengan kondisi dan lingkungan di mana anak hidup,
diharapkan akan berdampak bagi mereka untuk memelihara alam
dan tumbuha
81
82
contoh media pohon yang meranggas, karena faktor usia.
media ini dapat menjadi pelengkap bagi guru, saat menjelaskan
mengenai asupan giji yang cukup pada masa pertumbuhan, atau
topik lain, sehingga siswa dapat mengerti inti materi yang
disampaikan.
3. Budaya Sekitarmedia lain yang dapat digunakan adalah budaya. Indonesia
kaya dengan budayanya. tiap wilayah/daerah memiliki keunikannya
masing-masing dan sangat beragam dan menarik untuk dijadikan
sebagai media dalam pembelajaran. misalnya, batik, tiap wilayah di
Indonesia memiliki budaya batik, dan budaya kesenian yang tidap
tempat berbeda dan unik. seperti gambar berikut ini, budaya
gambang kromong dari betawi. menarik untuk dijadikan media di
kelas. atau batik juga dapat menjadi media dalam pembelajaran.
83
84
siswa SD O12 Sunter Agung sedang bermain angklung.
Media angklung sebagai salah satu media yang digunakan untuk
pembelajaran mata pelajaran seni.
4. Barang-Barang BekasPernah ada kepala sekolah marah kepada gurunya karena
guru tersebut sangat rajin mengumpulkan kardus, kertas, gambar-
gambar, dan barang lainnya, yang membuat satu ruangan tersendiri
penuh dengan barang-barang yang sepertinya tidak terpakai. Namun,
85
dengan sabar guru tersebut menjelaskan manfaat dari berbagai
barang bekas yang dikumpulkan. Siswa membuat hiasan saat
merayakan HUT RI dari bekas minuman aqua, memberinya warna
merah cat. kemudian di gantug dengan manarik dan hasilnya bagus.
Sejak hari itu, kepala sekolah sangat mendukung guru yang kratif
tersebut. Yang dibutuhkan adalah kerjasama dan saling mendukung
pada saat rekan kerja lain di sekolah tidak paham apa manfaat dari
barang-barang bekas yag dikumpulkan.
Ini salah satu media, yang menggunakan bahan bekas dari perca kainuntuk hiasan di sekolah, dapat menjelaskan tentang pentingnya bahan industritekstil, industri kertas untuk kehidupan manusia, dan juga dapat digunakan untukmedia tentang home indutri.
86
Kertas bekas yang dapat dimanfaatkan untuk pembatas antar ruang atauhiasan di sekolah., sebagai media yang dapat menjelaskan industri kertas, danmanfaatnya bagi manusia
5. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam
Pemilihan MediaDalam pemakaian setiap media, ada baiknya memperhatikan
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media
yang paling sesuai dengan ruang lingkup materi, kondisi dari
sekolah serta fasilitas umum yang tersedia di sekolah/lingkungan.
Sangat sulit jika memaksakan media yang hanya mengikuti
perkembangan teknologi yang sedang trend, karena kemungkinan
87
hasilnya tidak optimal. Bagaimanapun, tiap media yang akan
digunakan harus memperhatikan kondisi kelebihan/keuntungan
maupun kelemahan/keterbatasan jika menggunakan media yang
dimaksud.
Untuk menentukan dan memudahkan pemilihan media yang
paling sesuai dengan kebutuhan dan mendukung pembelajaran,
diharapkan beberapa faktor berikut dapat dipertimbangkan, agar
media yang digunakan benar-benar mendukung pembelajaran yang
yang optimal. Jangan sampai hanya karena media pembelajaran
menjadi tidak optimal. Sebagai contoh, dalam melaksanakan suatu
kegiatan dengan guru-guru di pedalaman, para instruktur berusaha
untuk membuat media dan memanfaatkan media dari guru-guru
yang mengikuti pelatihan. Beberapa dari instruktur memang
menyediakan media yang siap tayang berupa power point atau film.
Namun, tetap saja diantisipasi, supaya kegiatan tetap berlangsung,
tanpa terlalu terikat dengan media yang sedang trend, seperti
membawa laptop, media siap tayang. Sebab, tidak menutup
kemungkinan, generator yang dipakai tidak mampu berfungsi seperti
pemakaian listrik secara umum. Mengingat pada umumnya sekolah-
sekolah tidak memiliki akses langsung dengan listrik sehingga untuk
88
itu, beberapa faktor berikut hendaknya dipertimbangkan sebelum
menentukan media yang akan digunakan di sekolah, sebagai berikut
ini
1. Faktor pertama berhubungan dengan aspek sarana dan
prasarana. Apakah tersedia sarana dan prasrana yang
mendukung tersedianya media, ruangan yang cukup
representatif untuk digunakan sebagai tempat untuk
menyimpan? Memadaikah cara menyimpannya agar
tetap aman dan tidak mudah rusak. Beberapa
kemungkinan sekolah-sekolah sangat tidak layak disebut
sebagai sekolah, misalnya jumlah murid yang hanya
seratus siswa, terdiri atas kelas satu sampai dengan kelas
enam SD atau sekolah hanya memiliki dua ruangan untuk
belajar. Bagaimana mungkin menyediakan ruangan
khusus untuk penyimpanan media pembelajaran? Ini
hanya salah satu kendala yang kita jumpai di lingkungan
sekolah di beberapa wilayah yang sekolahnya terisolir,
jauh dari tersedianya media yang layak untuk mengajar.
Jangankan untuk mengakses intenet, untuk mendapat
pasokan listrikpun belum tersedia, artinya, belum semua
89
sekolah dapat menikmati listrik. Jika media yang
digunakan harus menggunakan listrik, belum tentu
semua dapat memanfaatkannya. Walaupun sekolah-
sekolah di pedalaman tidak dapat mengakses internet,
atau tidak ada listrik, guru-guru yang pada awalnya
berpendidikan dan mengetahui media tersebut, bisanya
selalu berusaha untuk tidak tertinggal dalam mengakses
berbagai materi maupun perkembangan yang sedang
trend di lingkungan pendidikan. Namun, tidak sedikit
guru yang kurang termotivasi dan tidak mau
mengembangkan diri dengan berbagai alasan.
Kadangkala sangat minimal dalam menggunakan media.
Kita tahu salah satu media yang sangat berpengaruh
adalah guru itu sendiri sebagai pengajar. Bagaimana
mungkin dapat mempengaruhi murid, jika gurunya juga
tidak melakukan perubahan sikap dalam memanfaatkan
media yang paling mudah diperoleh dan dikembangkan,
yaitu dirinya sebagai media yang hidup. Media adalah
alat yang dapat mempermudah penyampaian materi dan
90
diharapkan berpengaruh terhadap sikap dalam perilaku
siswa setelah mengikuti pembelajaran yang dimaksud;
2. Faktor lain yang dapat dipertimbangkan adalah
kemampuan keuangan. Apakah memungkinkan
menyediakan alat elektronik, bagaimana dengan
keuangan sekolah, adakah yang dapat membantu?
Bagaimanapun, ketersediaan dana akan mempengaruhi
penyediaan fasilitas media yang diperlukan. Tentunya,
harus disediakan dana yang cukup memadai;
3. Faktor lainnya, apakah tersedia tenaga teknisi yang
minimal mampu mengoperasionalkan media yang
tersedia. Karena sangat tidak bermanfaat, kalau media
elektronik tidak dapat difungsikan. Setidaknya SDM
yang dimaksud mampu membaca manual book yang
tersedia. Ada banyak sekolah di pedalaman mempunyai
media-media yang hanya tersusun dan tersimpan dengan
rapi di lemari, dengan alasan takut rusak sebab tidak ada
yang bisa menggunakannya, tidak tersedia listrik, dan
alasan-alasan lain yang sebenarnya dapat diatasi jika ada
kemauangan dan keinginan untuk melakukan perubahan
91
dalam belajar-mengajar. Pada waktu terjadi konflik di
wilayah Ambon, ada banyak media untuk olahraga yang
dikirimkan oleh negara-negara donor, namun sayangnya,
barang-barang tersebut tetap saja tersimpan dengan baik
di dalam kotak yang sangat bagus, sehingga merasa
sayang untuk digunakan. Hal lain yang membuat media
tersebut tidak dapat digunakan, misalnya, tidak ada
lapangan yang dapat digunakan untuk bermain bola,
sebab suasana dan lingkungan pada waktu itu belum
bersahabat, dan guru-guru kurang bersemangat untuk
mengajar dengan alasan psychologis yang dapat diterima.
Negara donor yang memberikan materi/media tersebut,
kurang paham kebutuhan yang paling mendasar untuk
wilayah konflik. Kehadiran kami di sekolah-sekolah
tersebut setelah satu setengah tahun konflik berakhir,
ternyata tetap saja media tersebut belum digunakan;
4. Faktor ke empat, mempertimbangkan media yang cocok
dengan pengajaran individual dan kelompok, bagaimana
dengan kondisi dari peserta didik. Misalnya, ada materi
pelajaran mengenai kesehatan. Tentunya dapat
92
diputarkan film, jika memungkinkan ada dokter atau
bagian kesehatan yang mampu menjelaskan mengenai
materi tersebut. Jika tidak, dapat juga melibatkan
orangtua siswa, karena ada saja yang memiliki
kompetensi tersebut, dari lingkungan para medis;
5. Ketersediaan tenaga profesional, jika media yang
digunakan membutuhkan keahlian khusus dalam
menggunakannya. Untuk itu, dibutuhkan sumber daya
manusia yang profesional untuk dapat memfungsikan
media yang dimaksud. Per diperhatikan penggunaan
media yang sesuai dengan kemampuan sekolah,
kemampuan sumber daya manusia yang tersedia di
sekolah, optimaliasai manfaat dari media yang
digunakan, apakah mudah untuk mengaksesnya, apakah
sekolah memiliki biaya untuk memperoleh media yang
dimaksud, apakah ada yang mendukung ketersediaan dari
media yang akan dimiliki;
6. Motivasi dari para pengajar dalam memanfaatkan dan
mengoptimalkan berbagai media yang tersedia di
lingkungan terdekat dengan sekolah;
93
7. Peran kepala sekolah dalam mengkondisikan guru dan
pembelajaran yang kreatif dengan media yang tersedia;
8. Media harus relevan dengan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai;
9. Kreativitas dan inovasi dari guru-guru dalam
memanfaatkan berbagai sumber media yang tersedia.
6. Keuntungan menggunakan Media dalam
Pelayanan Bimbingan konselingAda banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam
penggunaan media dalam proses pembelajaran, antara lain:
Ø Memperjelas pesan yang disampaikan;
Ø Lebih efektif dalam memberikan penjelasan yang
sulit dipahami;
Ø Memotivasi peserta didik dan membangkitkan rasa
ingin tahu;
Ø Memungkinkan pembelajaran secara individual.
Misalnya, jika di rumah ada komputer, slide show,
siswa dapat memutar kembali.
94
Namun, tidak menutup kemungkinan ada kendala-kendala
yang dapat menghambat, misalnya dana yang terbatas, tidak ada
motivasi dari guru maupun kepala sekolah dalam mengoptimalkan
media pembelajaran yang tersedia, keterbatasan ruang dan tempat
juga mempengaruhi. Karena guru-guru yang karatif, sering kali
membutuhkan ruang, tempat untuk mengekspresikan
kemampuannya dalam membuat media.
7. AplikasinyaKegiatan belajar-mengajar di sekolah dikodisikan untuk
dapat mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi yang
menyenangkan, menyediakan pengalaman belajar yang beragam.
Untuk menyelenggarakannya, dukungan media dibutuhkan dan
diperlukan. bagaimanapun, peran dan fungsi media sebagai media
perantara untuk menjelaskan materi pelajaran sangat membantu,
semakin menyempurnakan paparan materi yang akan dijelaskan.
perlu diketahui, ada banyak kompetensi yang ditentukan dan
diharapkan dapat nyelesaikan setiap bagian dari standar kometensi
maupun standar kompetensi yang diharapkan, dapat berupa sikap,
hasil pemikiran, brtindak sebagai hasil perwujudan dari pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung.
95
Komponen yang terdapat dalam silabus yang digunakan
untuk dapat mengukur ketercapaian materi pembelajaran salah satu
indikator yang diisi guru adalah mengenai media yang digunakan
saat menyajikan materi pelajaran. sering kali yng tercatat hanya
media gambar, tanpa ada penjelasan yang jelas, misalnya gambar
tentang apa. Uraian model-model pembelajaran yang diluncurkan
oleh dinas pendidikan, memberikan banyak contoh pembuatan
media pembelajaran. kembali lagi penekananya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi siswa. usia atau kelas berapa mereka, materi
mengenai pelajaran apa. Sebagai contoh, guru sering kewalahan dan
bigung bagaimana mengajar membaca dengan tepat dan cepat, tanpa
mengurangi mutu proses. karena di lingkungan sekolah di
perkebunan kepala sawit, tidak seluruh anak-anak yang masuk SD
meliwati TK/PAUD. kondisi ini dapat menjadi beban bagi guru, jika
guru tidak kreatif dalam mengajar. karena di perkebunan
keterlibatan orangtua dalam mendidik anak, sangat minimal,
mendidik di sekolah yang berhubungan dengan pelajaran menjadi
tanggung jawab guru.
Matiru dkk (1995), memaparkan secara luas, bagaimana
seorang guru dapat mengajar dengan baik, melakukan tugas dan
96
tanggung jawabnya seoptimal mungkin dengan memperhatikan:
proses pembelajaran, bagaimana mendesain pembelajaran, metode
dan pemanfaatan fasilitas media yang tersedia di institusi (sekolah),
program yang telah disiapkan, tujuan dari setiap materi/pokok materi
yang akah diulas. Guru adalah arsitek yang mendesain, sehingga
bagian demi bagian bekerja secara sinergi dalam pembahasan.
materi pembelajaran dengan mengoptimalkan berbagai potensi yang
tersedia. contoh yang dipaprakan oleh Matiru di wilayah Nairobi
Africa. bagaiman setiap pengajar dapat menggunakan body
language dalam mengajar. misalnya: ekspresi wajah. Kita harus
mampu menyeleksi media yang paling sesuai dengan kebutuhan dari
pembelajaran yang sesuai dengan materi. Ada individu, yang tidak
memerlukan media teknologi yang berkembang saat ini, tapi mampu
menjelaskan dengan verbal setiap bagian dari materi dengan cara
sistematis dan membuat peseta/siswa kagum dan menikmati proses
pembelajaran yang berlangsung. Masih pendapat Matiru dkk,
bahwa setiap media yang digunakan memiliki dampak terhadap
proses yang berlangsung.
untuk itu, kembali diingat media disesuaikan dengan kemampuan
guru, sekolah, lingkungan, siswa dan tujuan dari proses belajar yang
97
akan dilaksanakan. Sebagaimana telah dijelaskan, media adalah
perantara yang membantu memperjelas materi pelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik.
Masih dalam Matiru dkk, untuk dapat menjadi “teach your
best”, tidak hanya memikirkan media. Namun, harus ada sinergi anta
komponen terakit dalam pengajaran. Mulai dari program pengajaran
yang disiapkan, media dan strategi pengajaran yang digunakan, serta
seperti apa kondisi dari peserta/pebelajar. Apakah media yang
digunakan semakin menyenangkan proses pembelajaran,
mendukung tujuan dan lainnya. Dengan kata lain media apa ssja
yang digunakan seharusnya bermanfaat dan menimbulkan dampak
positif terhadap pebelajar. Mulai dari adanya perubahan dalam
sikap. Pengalaman guru di pedalaman perkebunan kelapa sawit,
seperti uraian berikut. Sekolah berdiri di atas tanah sekitar 5000
meter. Sekolah ini terdiri dari 700 siswa, mulai dari SD kelas satu
smapai SMP. Yang jadi masalah siswa sering kali membuang
sampah di sembarang temapat. Jadi dapa db yang tadinya
membuang sampah sembarangan. Awalnya, jika siswa membuang
sampah sembarang maka hukuman yang dilakukan adalah
menmungut semua sampah yang berserakan, itu kalau gurunya lihat.
98
Semantara sekolah tidak mempunyai pesuruh yang khusus untuk
menyapu halaman. Guru memutar film mengenai damapk dari
sampah yang tidak dibuang pada tempatnya. Dalam materi tersebut
siswa menyadari ternyata bukan hanya tidak indah dipandang mata,
namun bisa merusak lingkungan, kalau sudah berserakan dapat
menimbulkan penyakit, sebab banyak lalat di sekita sekolah. Siswa
juga dikondisikan untuk membuang sampah pada tempat yang sudah
disediakan. Dan perubahan yang positif , karena siswa akhirnya
menyadari bahwa mereka juga memiliki andil untuk memelihara
lingkungan.
Faktor berikut hendaknya dipertimbangkan sebelum menentukan
media yang akan digunakan di sekolah. Faktor pertama
berhubungan dengan aspek sarana dan prasarana. Apakah tersedia
sarana dan prasrana yang mendukung tersedianya media, ruangan
yang cukup representatif untuk digunakan sebagai tempat untuk
menyimpan? Memadaikah penyimpananya agar aman, dan tidak
mudah rusak apabila sekolah terisolir, jauh dari media yang layak
untuk mengajar.
Faktor lain yang dapat dipertimbangkan, kemampuan
keuangan. Apakah memungkinkan menyediakan alat elektronik,
99
bagaimana dengan keuangan sekolah, adakah yang dapat membantu.
Bagaimanapun, ketersediaan dana akan mempengaruhi penyediaan
fasilitas media yang diperlukan. Tentunya, harus disediakan dana
yang cukup.
Faktor ke empat, mempertimbangkan media yang cocok
dengan pengajaran individual, kelompok, bagaimana dengan kondisi
dari peserta didik. Misalnya, ada materi pelajaran mengenai
kesehatan. Tentunya dapat diputarkan film, jika memungkinkan ada
dokter atau bagian kesehatan yang mampu menjelaskan mengenai
materi tersebut. Jika tidak dapat juga melibatkan orangtua siswa,
karena ada saja yang memiliki kompetensi tersebut, dari lingkungan
para medis.
Ketersediaan tenga profesional, jika media yang digunakan
membutuhkan keahlian khusus dalam menggunakannya. Untuk itu,
dibutuhkan sumber daya manusia yang profesional untuk dapat
memfungsikan media yang dimaksud. Diperhatikan penggunaan
media yang sesuai dengan kemampuan sekolah, kemampuan sumber
daya manusia yang tersedia di sekolah, optimliasai manfaat dari
media yang digunakan, apakah mudah untuk mengaksesnya, apakah
sekolah memiliki biaya untuk memperoleh media yang dimaksud,
100
apakah ada yang mendukung ketersediaa dari media yang akan
dimiliki. Tenaga teknisi yang minimal mampu mengoperasionalkan
media yang tersedia. Karena sangat tidak bermanfaat, kalau media
elektrnik tidak dapat difungsikan,. media-media yang digunakan
tersusun dan tersimpan dengan rapi di lemari, karena alasannya
takut rusak, tidak ada yang bisa menggunakannya, tidak tersedia
listrik, dan alasan-alasan lain yang sebenarnya dapat diatasi jika ada
kemauangan dan keingan untuk melakukan perubahan dalam belajar
Motivasi dari para pengajar dalam memanfaatkan dan
mengoptimalkan berbagai media yang tersedia di lingkungan
terdekat dengan sekolah, peran kepala sekolah dalam
mengkondisikan guru dan pembelajaran yang kreatif dengan media
yang tersedia, media harusnya relevan dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, kreativitas dan inovasi dari guru-guru dalam
memanfaatkan berbagai sumber media yang tersedia.
Ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam
penggunaan media dalam proses pembelajaran, antara lain
memperjelas pesan yang disampaikan. Lebih efektif dalam
memberikan penjelasan yang sulit dipahami,memotivasi peserta
didik, dan membangkitkan rasa ingin tahu,Memungkinkan
101
pembelajaran secara individual. Misalnya, jika di rumah ada
komputer, slide show, siswa dapat memutar kembali.
Latihan
Kerjakan latihan berikut, untuk memperkaya dan menambah
pemahaman Anda untuk aplikasi media pendidikan dalam praktek
mengajar.
1. Faktor-faktor apa saja yang dapat dipertimbangkan dalam n
menentukan media dalam pembelajaran, dan kenapa harus
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.
2. kendala apa sebenarnya yang dapat menghambat krativitas
guru dalam mempersiapkan media pembelajaran di sekolah, dapat
didiskusikan dengan rekan guru lainnya.
3. keuntungan yang dapat diperoleh dalam mengajar, jika guru-
guru menggunakan media dalam pembelajaran.
1. Silahkan membuat media, dengan cara yang paling sederhana,
disesuaikan dengan materi/bahan ajar
2. Buat juga media yang memerlukan ketrampilan ekstra,
misalnya: membuat rekaman beberapa jenis suara burung,
atau suara alam, seperti hujan, angin kencang, dan jenis suara
lain, sehingga siswa dapat membedakan.. Untuk
melakukannya membutuhkan kesabaran, semoga sukses.
iii
Daftar Pustaka
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Cetakan ke dua Surakarta: Yuma Pustaka.
Dabbagh dan Rirland. 2005. Online Learning. Concepts, Strategies and Appication. New
Yersey: Person, Merrill Prentice Hall.
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2005. Arah Pengembangan
Mananjemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Deparetemen Pendidikan
Nasional.
Limbong, Mesta. 2008/2009. Laporan Hasil Observasi di Sekolah di Perkebunan
Kelapa Sawit di Beberapa Wilayah di Indonesia. UKI: Tidak dipublikasi.
Mayer, Richard. 2009. Multimedia Learning. Jogyakarta: Pustaka Jaya dan ItsPress.
Matirum Mwangi. 1995. Teach Your Best. Germany: University of Kassel.
Mustolih. 2009. Multi Media dalam Pembelajaran. WWW://mustolihbrs.
Parapak, dkk. 2008. Nusantara 21 Kerangka Konseptual. Jakarta: Yayasan Litbang
Telekomunikasi Informatika (YLTI).
Pramono, Gatot. 2008. Pemanfatan Multimedia Pembelajaran. Jakarta:Pusat
Teknologi Informasi dan komunikasi. Depdiknas.
.Pribadi dan Katrin.2009.Media Teknologi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sadiman, A, Haryono, dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Materi
Setiawan, dkk. 2008. Komputer dan media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wayan S. 2007. Landasan Media Pembelajaran. Mat. Workshop. Universitas Pendidikan
Ganesha.