Modul F Mekanika Benda Padat
-
Upload
yudhistira-herubowo -
Category
Documents
-
view
276 -
download
14
description
Transcript of Modul F Mekanika Benda Padat
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BENDA PADAT
MODUL F
LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS
TERTENTU
KELOMPOK 21
Fadhil Dzulfikar 1206250273
Gerard Michael 1206255596
Ingrid Sitourus 1206254510
Muhammad Haikal 1206253634
Vincent 1206250052
Yudhistira Herubowo 1206255734
Tanggal Praktikum : 6/3/2014
Asisten Praktikum : Willy Hanugrah Gusti
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf Asisten :
LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014
2
MODUL F
LENDUTAN DAN PUTARAN SUDUT PADA BALOK STATIS
TERTENTU
1.1 TUJUAN
1. Menentukan defleksi dan sudut rotasi dari struktur tertentu.
2. Membandingkan hasil percobaan dengan hasil teori
1.2 TEORI
Besar lendutan dan putaran sudut dari sebuah struktur statis tertentu
yang diberi beban dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu dari
ketiga metode dibawah ini:
1. Metode Integrasi
Salah satu metode penyelesaian dalam mencari nilai lenditan dan
putaran sudut adalah dengan metode integrasi yang dikenal juga dengan
teori elastis. Berikut ini adalah rumus dalam mencari nilai lendutan dan
putaran sudut:
( d2 ydx2 )=−(Mx
EI )→RumusUmum
dydx
=−1EI∫M x dx+C1=tan θ=Besar PutaranSudut
Y=∬−(MxEI )dx+C1 . x+C2=Besar Lendutan
2. Metode Momen Area ( Luas Bidang Momen )
Metode momen area adalah sebuah metode yang menggunakan
diagram momen untuk menghitung besar lendutan dan putaran sudut pada
balok dan portal.
Universitas Indonesia
3
A = Luas bidang momen
x = Jarak dari titik berat luas bidang momen menuju titik B
θB = A
θB = Perubahan kemiringan / putaran sudut di titik B
∆B = A×x
∆B = Lendutan di titik B
3. Metode Unit Load
Metode unit load adalah metode yang menggunakan prinsip energi untuk
menghitung:
Besar lendutan dan putaran sudut pada balok dan portal
Besar lendutan pada rangka batang
Berikut ini adalah penerapan metode unit load pada balok kantilever.
∆ c=∫0
L
(M .m.dx) /EI
Universitas Indonesia
P
BAA
L
M/EI
x
A
4
dimana : M = Momen akibat beban P
m = momen akibat satuan gaya (unit load) yang bekerja pada C
θc=∫0
L
(M .m.dx )/EI
dimana : M = momen akibat beban P
m = momen akibat satuan gaya (unit load) yang bekerja pada C
1.3 PERALATAN
Peralatan untuk percobaan 1 dan 2:
1 – HST. 601 Penyangga ujung dengan penjepit tetap
1 – HST. 602 Penyangga ujung dengan rol
1 – HST. 603 Penggunaan momen lengkap
2 – HST. 604 Katrol ganda
2 – HST. 605 Kumpulan kawat
3 – HST. 606 Penjepit gantungan
2 – HST. 607 Penghubung penggantung
2 – HST. 608 Gantungan-gantungan besar
7 – HST. 609 Gantungan-gantungan kecil
1 – HST. 610 Pengimbang gantungan
1 – HST. 611 Kumpulan penyangga yang dapat disesuaikan
1 – HST. 6m Arloji Pengukut
1 – HST. 6c Logam
1 – HST. 6d Balok uji perspektif
Gambar 1.3.1 peralatan untuk percobaan 1 dan 2
Universitas Indonesia
A
P
∆c
C
AC
5
1.4 PROSEDUR
1.4.1 Percobaan 1
1. Mencatat besaran dari L, x, dan penampang.
2. Mengamati dan mencatat nilai Dial Gauge Indicator (DGI) pada titik A, C,
D ketika beban W bekerja .
Gambar 1.4.1.1 Menentukan lendutan dan sudut putar saat beban bekerja
di tengah balok sederhana
1.4.2 Percobaan 2
Universitas Indonesia
6
1. Menyusun batang percobaan sebagai batang kantilever dengan panjang
L/2.
2. Menentukan nilai I dari batang.
3. Mengamati dan mencatat nilai Dial Gauge Indicator (DGI) di titik A
ketika beban W bekerja.
Gambar 1.4.2.1 Menentukan lendutan pada batang kantilver dengan beban
yang berada pada ujung batang
1.5 HASIL PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA
L percobaan I = 45 cm = 450 mmL percobaan II = 90 cm = 900 mmb pelat= 2,5 cm = 25 mmh pelat = 0,51cm = 5,1 mmx = 100 mmI = 276,356 mm4
I= 112
×b×h3= 112
×25×5.13=276,356mm4
Universitas Indonesia
7
No Beban (N)
Pembacaan Dial Loading Pembacaan Dial Unloading
A C D A C D1 2 0.48 0.17 0.00 0.70 0.23 0.122 4 0.90 0.38 0.17 1.23 0.39 0.193 6 1.47 0.57 0.31 1.86 0.62 10.384 8 2.32 0.78 0.52 2.27 0.80 0.525 10 2.88 0.96 0.69 2.94 0.96 0.69
No W (N) Pembacaan Dial Pembacaan dial loading
A A1 2 1.12 1,2052 4 2.225 2,513 6 3,21 3,354 8 4,52 4,5755 10 5,68 5.8
PERCOBAAN 1
1.5.1 Nilai ∆ teori vs nilai dari ∆praktikum pada batang sederhana
Untuk mendapatkan nilai ∆, digunakan rumus berikut:
Nilai Lendutan ∆= P× L3
48×E×I
Besaran Sudut Putar ∆= P×L2
16×E×I
Dengan P sebagai beban (Newton), L sebagai panjang batang (mm),
E adalah modulus elastisitas, dan I sebagai momen inersia (mm4).
a. ∆ teori dan ∆ praktikum saat proses loading
Untuk menentukan nilai ∆ praktikum, terlebih dahulu dicari besar
gradient dari regresi linear. Nilai gradient dari regresi linear akan sama
denga nilai ∆ /P. Untuk regresi linear, x adalah nilai beban dan y adalah
nilai lendutan ( nilai DGI di A).
Table1.5.1 Regresi Linear pada Batang, Loading
Universitas Indonesia
8
No X Y X2 Y2 XY
1 2 0.48 4 0.2304 0.962 4 0.90 16 0.81 3.63 6 1.47 36 2.1609 8.824 8 2.32 64 5.3824 18.565 10 2.88 100 8.2944 28.8
Jumlah 30 8.05 220.00 16.88 60.74
1.5.1 Grafik Beban vs Lendutan, Loading
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
f(x) = 0.311 x − 0.256R² = 0.987553604247499
Beban vs Lendutan, Loading
Beban (N)
Lend
utan
(mm
)
Dalam teori, diketahui bahwa E= 2x 105 N/mm2sehingga kita bias
mengetahui nilai dari ∆ teori menggunan rumus ∆.
E praktikum= L3
48×m×I
m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )
n∑ x2− (∑ x )
2 =5 (60.74 )−(30 ) (8.05 )
5 (220 )−(30 )2=0.311
Nilai Epraktikum = 9003
48×0.311×276,356=176708,322 N/mm2
Nilai Lendutan dari setiap beban yang berbeda dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus:
δ= P L3
48 E I
Universitas Indonesia
9
Dengan Kesalahan Relatif:
KR=¿ ∆ teori−∆ praktikum∨ ¿∆ teori
×100 % ¿
Tabel 1.5.2. Tabel ∆ teori and ∆ praktikum batang sederhana, loading
p L E Teori
I ∆ teori E Praktikum ∆ Praktikum Kesalahan Relatif
2 900 200000 276.356
0.549562883 176708.322 0.622000001 13.181%
4 900 200000 276.356
1.099125765 176708.322 1.244000003 13.181%
6 900 200000 276.356
1.648688648 176708.322 1.866000004 13.181%
8 900 200000 276.356
2.198251531 176708.322 2.488000006 13.181%
10 900 200000 276.356
2.747814413 176708.322 3.110000007 13.181%
b. ∆ teori and ∆ praktikum pada saat unloading
Table 1.5.3. Regresi Linear pada batang, Unloading
No X Y X2 Y2 XY
1 10 2.94 100 8.6436 29.42 8 2.27 64 5.1529 18.163 6 1.86 36 3.4596 11.164 4 1.23 16 1.5129 4.925 2 0.70 4 0.49 1.4
Jumlah 30 9.00 220.00 19.26 65.04
1.5.2 Grafik Beban vs Lendutan, Unloading
Universitas Indonesia
10
12345678910110.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
f(x) = 0.276 x + 0.144R² = 0.99609022556391
Beban vs Lendutan, Unloading
Beban (N)
Lend
utan
(mm
)
E praktikum= L3
16×m× I
m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )
n∑ x2− (∑ x )
2 =5 (65.04 )−(30 ) (9.09 )
5 (220 )−(30 )2=0.276
Epracticum = 9003
48×0.276×276,356=199116,986 N/mm2
Tabel 1.5.4. Tabel ∆ teori dan ∆praktikum saat unloading
p L E Teori
I ∆ teori E Praktikum ∆ Praktikum Kesalahan Relatif
10 900 200000 276.356
2.747814413 199116.389 2.760008282 0.444%
8 900 200000 276.356
2.198251531 199116.389 2.208006625 0.444%
6 900 200000 276.356
1.648688648 199116.389 1.656004969 0.444%
4 900 200000 276.356
1.099125765 199116.389 1.104003313 0.444%
2 900 200000 276.356
0.549562883 199116.389 0.552001656 0.444%
c. Nilai θ teori dan θ praktikum pada batang untuk putaran sudut, loading
Universitas Indonesia
11
Untuk menentukan sudut (θ ¿ digunakan rumus berikut:
tanθ= PembacaanDSIJaraka antara penyanggadanbatang (x )
Dan konversi dari derajat ke radian menggunakan
Ao=[ Ao xπ
180o ]rad
Tabel 1.5.5. Regresi Linear Putaran sudut, Loading
P (x) Sendi C
Roll D θ θ rad (y) X2 Y2 xy
2 0.17 0.00 0.0487 0.00085 4 0.000000722 0.00174 0.38 0.17 0.1564 0.00272
80.1406
30.000007444 0.0109
16 0.57 0.31 0.2509 0.00437
70.3192
30.000019156 0.0262
68 0.78 0.52 0.3724 0.00649
60.6084 0.000042202 0.0519
710 0.96 0.69 0.472 0.00823
40.9216 0.000067795 0.0823
4
Grafik 1.5.3 Beban vs Sudut, Loading
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110
0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.009
f(x) = 0.000926823333333334 x − 0.00102398888888889R² = 0.998856062977682
Beban vs Sudut, Loading
Beban (n)
sudu
t
Universitas Indonesia
12
E praktikum= L2
16×m× I
m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )
n∑ x2− (∑ x )
2 =5 (0.17335 )−(30 ) (0.0227 )
5 (220 )−(30 )2=0.00092875
Epracticum = 9002
16×0.00092875×276,356=197241,052N/mm2
Nilai putaran sudut dari tiap beban dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut:
θ= PL2
16 E I
Dengan Kesalahan relatif:
KR=¿θ teori−θ praktikum∨ ¿θ teori
×100 %¿
Tabel 1.5.6 Tabel of θ teori dan θ praktikum loading
p L E Teori
I θ teori E Praktikum
θ Praktikum
kesalahan relatif
2 900 200000 276.356
0.00183
197241.052 0.001692111 1.379%
4 900 200000 276.356
0.00366
197241.052 0.003797656 1.379%
6 900 200000 276.356
0.0055 197241.052 0.005695611 1.379%
8 900 200000 276.356
0.00733
197241.052 0.007794178 1.379%
10 900 200000 276.356
0.00916
197241.052 0.009594444 1.379%
d. Nilai θ teori dan θ praktikum, unloading
Tabel 1.5.7. Regresi putaran sudut, Unloading
Universitas Indonesia
13
P (x) Sendi C
Roll D θ θ rad (y) X2 Y2 xy
10 0.96 0.69 0.472 0.008234
100 0.000067795 0.08234
8 0.80 0.52 0.3767 0.006571
64 0.000043182 0.05257
6 0.62 0.38 0.2864 0.004996
36 0.000024961 0.02998
4 0.39 0.19 0.1661 0.002898
16 0.000008396 0.01159
2 0.23 0.12 0.1002 0.001748
4 0.000003055 0.0035
Epraktikum= L2
16×m×I
m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )
n∑ x2− (∑ x )
2 =5 (0.1802 )− (30 ) (0.024475 )
5 (220 )−(30 )2=0.00083375
Epracticum = 9002
16×0.00083375×276,356=219715,295N/mm2
Grafik 1.5.4 Beban vs Sudut, Unloading
Universitas Indonesia
14
123456789101100.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.009
f(x) = 0.000832274444444445 x − 0.000104317777777783R² = 0.994463059986823
Beban vs Sudut, Unloading
Beban (n)
Sudu
t
Tabel 1.5.7 Tabel of θ teori and θ praktikum, unloading
p L E Teori
I θ teori E Praktikum
θ Praktikum
kesalahan relatif
10 900 200000 276.356
0.00916
219715.295 0.006895789 9.858%
8 900 200000 276.356
0.00733
219715.295 0.0051967 9.858%
6 900 200000 276.356
0.0055 219715.295 0.003797656 9.858%
4 900 200000 276.356
0.00366
219715.295 0.001897956 9.858%
2 900 200000 276.356
0.00183
219715.295 0.001198433 9.858%
PERCOBAAN 2
1.5.2 Nilai ∆teori vs Nilai ∆ praktikum di batang kantilever
a. Nilai ∆ teori vs nilai ∆ praktikum batang kantilever, loading
Untuk batang kantilever, rumus lendutan yang digunakan adalah:
∆= PL3
3 EI
Nilai dari E praktikum untuk batang kantilever dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:
Universitas Indonesia
15
E praktikum= L3
3×m× I
Dengan panjang batang (L) = 450 mm
Tabel 1.5.8 Regresi Linear pada batang kantilever, Loading
No X Y X2 Y2 XY
1 2 1.12 4 1.2544 2.242 4 2.23 16 4.9506
38.9
3 6 3.21 36 10.3041
19.26
4 8 4.52 64 20.4304
36.16
5 10 5.68 100 32.2624
56.8
jumlah 30 16.76 220.00 69.20 123.36
m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )
n∑ x2− (∑ x )
2 =5 (123.36 )−(30 ) (16.76 )
5 (220 )−(30 )2=0.5705
Epracticum = 4503
3×0.5705×276,365=192653,807N/mm2
Grafik 1.5.5 Beban vs Lendutan, Loading
Universitas Indonesia
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
f(x) = 0.57075 x − 0.0735000000000001R² = 0.99803173579495
Beban vs Lendutan, Loading
Beban (N)
Lend
utan
(mm
)
Tabel 1.5.8. Tabel of ∆ teori dan ∆ praktikum batang kantilever, loading
p L E Teori
I ∆ teori
E Praktikum
∆ Praktikum
kesalahan relatif
2 900 200000 276.356
4.3965 192653.807
4.56414865
3.813%
4 900 200000 276.356
4.3965 192653.807
4.56414865
3.813%
6 900 200000 276.356
4.3965 192653.807
4.56414865
3.813%
8 900 200000 276.356
4.3965 192653.807
4.56414865
3.813%
10 900 200000 276.356
4.3965 192653.807
4.56414865
3.813%
b. Nilai ∆teori vs nilai ∆ praktikum batang kantilever, unloading
Tabel 1.5.9. Regresi Linear batang kantilever, Unloading
No X Y X2 Y2 XY
1 2 1.21 4 1.45203
2.41
2 4 2.51 16 6.3001 10.04
Universitas Indonesia
17
3 6 3.35 36 11.2225
20.1
4 8 4.58 64 20.9306
36.6
5 10 5.80 100 33.64 58jumlah 30 17.44 220.00 73.55 127.15
m=n∑ xy−(∑ x ) (∑ y )
n∑ x2− (∑ x )
2 =5 (127.15 )− (30 ) (17.44 )
5 (220 )−(30 )2=0.5625
Epracticum = 4503
3×0.5625×276,365=195393,772N/mm2
Grafik 1.5.6 Beban vs Lendutan, Unloading
12345678910110.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
f(x) = 0.5625 x + 0.115R² = 0.99635114071135
Beban vs Lendutan, Unloading
Beban (N)
Lend
utan
(mm
)
Tabel 1.5.10. Tabel ∆teori and ∆ praktikum batang kantilever, unloading
p L E I ∆ E ∆ kesalahan
Universitas Indonesia
18
Teori teori Praktikum Praktikum relatif10 900 200000 276.35
64.3965 195393.77
24.5001465
7-2.357%
8 900 200000 276.356
4.3965 195393.772
4.50014657
-2.357%
6 900 200000 276.356
4.3965 195393.772
4.50014657
-2.357%
4 900 200000 276.356
4.3965 195393.772
4.50014657
-2.357%
2 900 200000 276.356
4.3965 195393.772
4.50014657
-2.357%
1.6 ANALISIS
1.6.1 Analisis Prosedur
Praktikum ini memiliki tujuan untuk menentukan besarnya lendutan dan
sudut putar pada struktur statis tertentu dan membandingkan hasil percobaan
dengan hasil perhitungan menggunakan rumus yang telah ditentukan. Percobaan
ini menggunakan alat-alat seperti sendi yang dapat diatur, beban uji, dial pembaca
(DSI), dan penggaris untuk mengukur data percobaan.
Dalam praktikum ini, praktikan melakukan dua kali eksperimen, yang
berbeda dalah hal perletakannya. Pada percobaan pertama struktur batang
menggunakan perletakan yang digunakan berbentuk sendi dan roll , dan pada
percobaan kedua menggunakan struktur batang kantilever. Pada percobaan
Universitas Indonesia
19
pertama, beban diletakkan di tengah batang, yang dimana beban akan divariasikan
untuk mengukur lendutan dan putaran sudut yang terjadi di sendi dan roll.
Peletakan yang ada terlebih dahulu dibuah menjadi sendi dan roll dengan cara
mengatur kunci yang ada di kedua sendi. Setelah perletakan telah disesuaikan,
dilakukan pengkalibrasian alat, dimana dial harus menunjuk angka nol, dan
panjang batang tepat pada angka 90cm, dimana beban diletakkan di tengah-tengah
batang. Langkah selanjutnya adalah menaruh beban seberat 5 N di tengah-tengah
batang ( dial A) , yang dimana bila hal ini dilakukan, dial yang ada dititik A, C,
dan D akan berputar, yang menunjukkan perubahan ketinggian awal pada dial
(dalam satuan mm). Beban yang ada terus ditambah dengan kelipatan sebesar 2 N,
hingga mencapai 10 N. setelah mencapai 10 N, dilakukan proses unloading yang
dimana data yang tertera pada dial A, C, dan D kembali dicatat untuk memberikan
akurasi data percobaan yang maksimal.
Pada eksperimen kedua, Struktur batang digeser sehingga memiliki
panjang setengah dari struktur batang awal, yakni 45 cm. Struktur batang
diperlakukan secara kantilever, yang dimana hanya terdapat satu dial yang dapat
diamati yakni dial A, karena dengan struktur kantilever berarti sudut putar dari
struktur dapat diabaikan. Langkah percobaan pada percobaan kedua ini kurang
lebih sama seperti halnya percobaan pertama, dimana beban ditambahkan dari 2 N
hingga mencapai 10 N, dan akhirnya dilakukan proses unloading untuk
menambah akurasi dari percobaan yang dilakukan.
Setelah kedua percobaan selesai dilaksanakan, praktiukan mengukur
dimensi dari struktur yang digunakan. Hal-hal yang diukur antara lain seperti
tebal, lebar dan panjang batang, serta jarak batang dari engsel sendi.
1.6.2 Analisis Hasil
Pada percobaan pertama, didapatkan pembacaan dari dial A, C, dan D.
pemabacaaan data di dial A menunjukkan besarnya lendutan yang terjadi pada
sturktur batang, sedangkan pembacaan data di dial C dan D menunjujjan besarnya
sudut putar yang terjadi pada struktur batang. Hasil pembacaan dari dial ini
Universitas Indonesia
20
kemudian dibandingkan dengan menggunakan perhitungan menggunakan rumus
yang ada. Untuk menentukan besaran lendutan, dapat digunakan δ= P L3
48 E I,
dimana P adalah berat (N), L adalah panjang batang (mm) dan I adalah momen
inersia dari batang yang didapatkan dari rumus I=112
bh3 . Nilai modulus young
(E) didapatkan dari nilai teori, yakni 200000 N/mm2 yang merupakan modulus
elatisitas dari baja, material yang digunakan dalam percobaan. didalam praktukum
nilai dari modulus elastisitas didapat dari perhitungan lendutan.
Selain menentukan besarnya lendutan yang terjadi pada batang, praktikan
juga menentukan besarnya sudut putar yang terjadi dalam struktur batang. Sudut
putar dari struktur batang terjadi ketika struktur diberi beban, yang dimana nilai
dial C dan D akan berubah dan memberi nilai sudut putar yang ada. Secara teori,
sudut putar dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut: θ= P L2
16 EI,
dimana nilai θ masih dalam radian yang harus dikonversi menjadi derajat terlebih
dahulu. Untuk menentukan nilai θ dalam radian, digunakan rumus
θrad=[Ao xπ
180o ]rad
Selelah praktikan melakukan percobaan, praktikan dapat mengetahui nilai
lendutan yang terjadi baik pada proses loading dan unloading. Secara teori,
meskipun dilakukan proses loading dan unloading, pembacaan yang tertera pada
dial seharusnya sama. Hal ini menunjukkan terjadinya kesalahan dalam
pengamatan data, yang menyebabkan dial menunjukkan angka yang berbeda pada
proses loading dan unloading.
Pada percobaan 2, pengamatan dan perhitungan yang dilakukan untuk
mencari lendutan yang ada hamper sama dengan pecobaan 1, hanay berbeda pada
jenis struktur yang digunakan, yakni batang kantilever. Besaran yang didapat
berasal dari dial A, yang dimana besaran ini menunjukkan besarnya lendutan yang
terjadi akibat struktur yang dibebani oleh beban. Nilai ini kemudian dibandingkan
dengan nilai teori dengan menggunakan rumus δ= P L3
3 E I.
Universitas Indonesia
21
Sama seperti percobaan 1, dilakukan pula proses loading dan unloading
untuk meningkatkan akurasi percobaan. Meskipun secara teoritis hasil pembacaan
seharunsya sama, pada kenyataannya dial menunjukkan nilai yang berbeda ketika
proses loading dan unloading, menunjukkan kesalahan yang terjadi dalam
pengamatan dan pencatatan data. Terdapat perbedaan pada lendutan yang terjadi
di percobaan 1 dan 2, karena lendutan yang terjadi di percobaan 1 terjadi di 2
sendi perletakan, sedangkan pada percobaan ke 2 lendutan terjadi di hanya ujung
batang yang diberi beban dikarenakan sifat jepit yang dianggap sangat solid.
1.6.3 Analisis Kesalahan
Pada praktikum ini terdapat beberapa kesalahan yang dapat mempengaruhi
hasil akhir perhitungan pengolahan data. Kesalahan yang mungkin terjadi antara
lain:
Kesalahan dalam pembacaan dial gauge
Kesalahan dalam persiapan alat ( dial A tidak berada tepat ditengah
batang, batang miring )
Kesalahan ketika meletakkan beban, dimana guncangan dapat
mempengaruhi pembacaan dial.
Kesalahan dalam pengukuran dimensi alat uji
1.7 KESIMPULAN
Dari perhitungan percobaan 1, nilai dari E praktikum untuk
lendutan adalah 176708,322 N/mm2, dan pada saat proses
unloading adalah 199116,986 N/mm2. Nilai E praktikum untuk
sudut putaran saat proses loading adalah 197241,052N/mm2, dan
pada saat proses unloading adalah 219715,295N/mm2
Dari praktikum 2, nilai E percobaan yang disebabkan oleh
lendutan ketika proses loading adalah 192653,807N/mm2, dan
besar E praktikum dalam proses unloading adalah 195393,772N/
mm2
Universitas Indonesia
22
1.8 REFERENSI
Buku Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat. Depok:
Laboratorium Struktur dan Mekanika Benda Padat Universitas
Indonesia.
1.9 LAMPIRAN
Universitas Indonesia
Sekrup yang digunakan dalam percobaan
Salah satu sendi perletakan yang digunakan
23
Universitas Indonesia
Salah satu dial gauge