Modul Engine Overhoul

52
Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 0 DI DEPARTEMEN MESIN KONVERSI ENERGI P4TK – BMTI BANDUNG

description

hgrtyhctrhgt

Transcript of Modul Engine Overhoul

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 0

    DI DEPARTEMEN MESIN KONVERSI ENERGI

    P4TK BMTI BANDUNG

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 1

    JUDUL UNIT KOMPETENSI :

    OVERHAUL GASOLINE ENGINE

    Diskripsi Unit Kompetensi:

    Kompetensi ini meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap pada

    pekerjaan melepas, memasang, memeriksa dan memeriksa komponen

    gasoline engine sesuai standar operasional prosedur.

    Tujuan Umum Pembelajaran: Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diklat dapat:

    1. Melepas dan memasang kembali komponen gasoline engine

    dengan benar sesuai manual

    2. Memeriksa dan mengukur komponen gasoline engine dengan

    benar sesuai manual

    Prasyarat Pembelajaran

    Sebelum mempelajari modul ini dan untuk menunjang kesuksesan

    pembelajaran, maka peserta hendaknya sudah menguasai materi

    pembelajaran modul peralatan dan prinsip kerja motor bakar.

    Petunjuk Pembelajaran

    1. Membaca modul secara cermat

    2. Mengikuti perintah yang terdapat pada modul

    3. Memeriksakan setiap aktivitas pada widyaiswara

    4. Pembelajaran teori dinyatakan kompeten apabila dapat

    mengerjakan seluruh aktivitas dengan 100 % benar.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 2

    Strategi Pembelajaran

    Membuka kelas/ Presentasi pokok materi Pendalaman materi secara Pre - Tes secara klasikal individu pada komputer Aktivitas.2 Kegiatan Aktivitas.1 Kegiatan (100%benar) Belajar.2 (100%benar) Belajar.1 Setelah kegiatan belajar teori Kegiatan belajar praktik Assessment / dan aktivitasnya telah tuntas (mengikuti buku manual) post test

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 3

    PENDAHULUAN MOTOR BAKAR

    DEFENISI Motor bakar adalah suatu pesawat yang memanfaatkan dan merubah

    tenaga panas menjadi tenaga mekanis

    Motor bakar dapat dikelompokkan menjadi :

    1. Motor pembakaran luar (external combustion engine)

    2. Motor pembakaran didalam (internal combustion engine) Motor pembakaran didalam dapat diklasifikasi kedalam banyak jenis diantaranya:

    1. Motor Bensin

    2. Motor Disel

    3. Motor Gas Pada modul ini akan difokuskan pada petrol engine 4 langkah, dimana jenis ini cukup populer dalam kenderaan ringan / passanger car. Engine ini memiliki prinsip kerja sebagai berikut:

    Engine 4 langkah adalah mesin yang membutuhkan 720 derajat engkol atau membutuhkan dua kali putaran poros engkol dan empat kali langkah torak untuk memperoleh satu kali usaha.

    Engine 4 langkah

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 4

    PENGEMBANGAN MATERI BELAJAR

    KEGIATAN BELAJAR. 1

    Melepas Komponen Petrol Engine

    Komponen engine yang akan dioverhoul, terlebih dahulu mengamati:

    1. Type / jenis kenderaan yang akan dikerjakan

    2. Kelengkapan yang terpasang pada engine.

    3. Keperluan peralatan

    4. Area kerja yang aman

    5. Keperluan buku manual

    Pengamatan dengan cermat sesungguhnya dapat membantu

    kelancaran pekerjaan anda, dan sebaliknya kecerobohan dan

    pengamataqn yang selintas akan merepotkan anda dalam pekerjaan.

    Secara garis besar komponen engine dapat dikelompokkan menjadi:

    1. Komponen Penunjang (assessories)

    Sistem pelumasan Sistem pendinginan Sistem bahan bakar Sistem sistem starter Sistem pengapian Sistem pengisian dll

    2. Komponen Utama (main parts)

    Kepala silinder Blok silinder Piston assy Poros engkol Mekanisme penggerak katup dan katup

    Pengelompokan diatas dapat memudahkan anda dalam; mempelajari, mengidentifikasi, dan memeriksa komponen-komponen

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 5

    engine. Kompetensi overhaul selalu didahului pekerjaan melepas komponen-komponen engine, maka dituntut suatu ketelitian bekerja untuk menghindari kesalahan fatal dan kerusakan komponen ataupun kerusakan peralatan yang digunakan. Melakukan pekerjaan secara sistimatis (tidak diacak) sangat disarankan dalam melepas komponen komponen engine, selanjutnya komponen ditempatkan secara berkelompok pada meja / troly kerja.

    Secara umum seorang pekerja kompetensi overhaul dan pengukuran engine melakukan pekerjaan dengan pendekatan dua cara / metoda yaitu:

    1. Melepas komponen secara keseluruhan, kemudian membersihkan komponen-komponen dan dilanjutkan dengan pengukuran dan akhirnya merakit komponen-komponen

    2. Melepas satu persatu komponen, atau ada beberapa komponen yang setelah dilepas, dibersihkan dan diperiksa/diukur dan langsung dipasang kembali pada unit engine.

    Dari pernyataan diatas maka diharapkan anda dapat mengelola pekerjaan sehingga efisien, hal ini sangat penting mengingat seluruh kompetensi selalu dibatasi dengan waktu yang disediakan (flat rate). Sub kompetensi melepaskan komponen dalam overhaul, berorientasi bahwa komponen dilepaskan tanpa mengakibatkan kerusakan pada komponen itu sendiri dan komponen lainnya.

    Melepaskan komponen engine

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 6

    Pada sub kompetensi melepaskan komponen dan setelah

    komponen dilepas dengan benar sesuai SOP, maka indikator berikutnya

    adalah membersihkan komponen dengan benar dan kriterianya adalah

    komponen terbebas dari segala zat yang dapat menyebabkan pengukuran

    tidak akurat.

    Langkah Melepaskan Komponen. 1. Mengeluarkan oli dari dalam engine

    Memeriksa kondisi oli apakah telah melampaui km / jam pemakaian

    apabila telah melampaui batas pemakaian maka oli dikeluarkan dari dalam

    engine dengan cara membuka baut pembuangan oli yang terdapat

    dibagian bawah engine (karter)dan menampungnya dengan bak

    penampung, setelah selesai langsung buang kepenampungan oli bekas

    dan usahakan oli tidak berceceran, sebaiknya baut pembuang oli

    dipasang kembali.

    Untuk kondisi oli yang masih layak pakai / belum melampaui limit

    pemakaian maka sebaiknya oli ditampung pada wadah penampung yang

    bersih dan setelah dikeluarkan dari dalam engine maka simpanlah oli

    ditempat yang yaqng aman, karena setelah selesai engine dirakit kembali

    oli akan digunakan kembali.

    2. Mengeluarkan air pendingin

    Memperhatikan rangkaian pengaliran air pendingin, dan apabila perlu

    lepaskanlah terlebih dahulu recorvoir, selanjutnya mermpersiapkan wadah

    menampung air pendingin. Buanglah air pendingin dari dalam engine

    dengan melepas tap yang terdapat dibagian bawah radiator.

    Setelah air diyakini habis dan tidak lagi mengalir dari dalam engine

    pasang kembali tap pembuangan air dan buanglah air pendingin bekas

    ketempat pembuangan dan usahakan air tidak tumpah pada area kerja.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 7

    3. Melepas Engine electrical wiring

    Perhatikan pengkabelan yang terdapat dan terpasang pada engine,

    apabila anda sulit untuk mengingat sebaiknya anda bisa membuat gambar

    rangkaian sederhana khusus untuk pemasangan kabel yang sulit untuk

    anda hapalkan penempatannya.

    4. Melepas slang / pipa penyalur bahan bakar

    Melonggarkan klem pengikat slang atau pipa penyalur bahan bakar

    dan menempatkannya pada tempat yang aman

    5. Melepas saringan bahan bakar

    Lepaskanlah saringan bahan bakar dengan menggunakan kunci

    yang tepat, dan setelah saringan dilepaskan pasanglah kembalai baut/mur

    pengikat pada tempatnya untuk memudahkan pemasangan kembali dan

    menghindari pertukaran baut / mur yang tidak sesuai.

    6. Melepas Karburator

    Apabila terdapat saringan udara maka sebaiknya lepaskan terlebih

    dahulu saringan udara, selanjutnya lepaskanlah baut / mur pengikat

    karburator ke intake manifol. Melepaskan baut / mur pengikat karburator

    harus menggunakan kunci yang tepat dengan posisi membuka yang

    benar, pada saat melepaskan baut / mur tersebut dilakukan secara

    simultan untuk menghindari kerusakan permukaan dudukan karburator.

    Setelah karburator dilepas tempatkanlah ditempat yang sesuai dan aman

    dan memasangkan kembali baut/mur pengikat pada tempatnya.

    7. Melepas exhaust manifold dan intake manifold Apabila knalpot belum dilepas maka terlebih dahulu melepaskan

    knalpot,setelah itu lepaskanlah intake manifol dengan menggunakan kunci

    yang tepat dan posisi membuka membuka yang benar, hal ini ditekankan

    karena banyak terjadi kerusakan ulir baut/mur ataupun ulir yang terdapat

    pada kepala silinder tempat manifol dipasang hanya karena kesalahan

    menggunakan kunci dan posisi membuka yang salah.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 8

    Setelah manifol dilepas perhatikan paking yang digunakan apakah

    masih layak digunakan atau harus diganti dengan yang baru, apabila

    sudah tidak layak lagi laporkan langsung pada pembimbing agar diketahui

    bahwa paking tersebut harus diganti. Sebaiknya baut/mur pengikat

    manifol dipasangkan kembali ke tempat semula agar pada pemasangan

    kembali tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan kerusakan (hal ini

    sangat sering terjadi terutama pada pekerja pemula dan kerja grup)

    8. Melepas unit pengapian engine.

    Ada beberapa kelengkapan - kelengkapan yang terpasang pada unit

    pengapian engine, maka sebaiknya perhatikan dengan cermat apa saja

    kelengkapan yang terpasang. Melepaskan kelengkapan-kelengkapan

    tersebut diantaranya; kabel primer coil, kabel busi, slang vakum, coil,

    distributor ataupun busi.

    Terlebih dahulu melepaskan kabel primer coil, kabel busi (sebaiknya

    bersama dengan tutup distributor) dan slang vacum (apabila

    menggunakan membran ganda maka jangan lupa pemasangan slang

    vacum yang tepat), selanjutnya melepaskan coil dan menempatkan

    komponen ditempat yang aman.

    Setelah kelengkapan pengapian seperti disebutkan diatas telah

    dilepaskan maka dilanjutkan melepaskan distributor, dengan melepaskan

    baut pengikat antara distributor dengan blok engine. Setelah distributor

    terlepas maka periksalah kelengkapan yang terpasang pada distributor

    untuk meyakinkan bahwa kelengkapan dalam kondisi lengkap (rotor,

    platina, kondensor dan isolator)

    9. Melepas unit motor starter Melepaskan motor starter dari blok engine hendaknya dilakukan

    dengan tepat khususnya apaila menggunakan kontra mur, maka harus

    menggunakan dua buah kunci dengan ukuran yang tepat. Setelah

    baut/mur terlepas maka tariklah motor starter dan tempatkan ditempat

    yang aman, serta memasangkan kembali baut/mur pada blok engine.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 9

    10. Melepas alternator

    Apabila belt penggerak kipas pendingin masih terpasang maka

    terlebih dahulu lepaskan belt tersebut dengan cara melonggarkan

    penyetel penegang belt. Selanjutnya lepaskanlah alternator dengan

    melepaskan baut/mur pengikat, setelah alternator terlepas maka

    tempatkan ditempat yang aman dan baut/mur pengikat dipasangkan

    kembali pada tempat semula. (kondisi ini adalah dalam kondisi bahwa

    kabel pengisian telah dilepaskan)

    11. Melepas komponen pendinginan

    Melepaskan slang radiator dengan cara melonggarkan klem,

    selanjutnya melepas unit radiator dengan melepaskan baut/mur pengikat

    dan setelah itu tempatkanlah radiator ditempat yang aman dan terhindar

    dari benturan pada sirip-sirip pendingin karena akan mengakibatkan

    radiator menjadi rusak.

    Sebaiknya baut/mur ditempakan kembali pada tempat pemasangan

    agar tidak tertukar dengan baut/mur yang lainnya dan bisa membuat anda

    menjadi bingung pada saat memasang kembali. Setelah radiator

    dilepaskan lanjutkan melepaskan kipas pendingin dengan menggunakan

    kunci yang sesuai dan pada posisi yang benar, lakukanlah secara

    simultan pada saat melepaskan baut/mur kipas pendingin untuk

    menghindari kebalingan.

    Melepaskan pompa air hendaknya secara teliti dan melepas

    baut/mur secara simultan agar tidak terjadi kebalingan dan pada saat

    dipasang kembali akan mengakibatkan kebocoran air pendingin.

    12. Melepas tutup kepala silinder,unit rocker arms, dan push rod Melepaskan tutup kepala silinder juga harus hati-hati dan baut/mur

    dilepaskan secara simultan, dan setelah tutup silinder terlepas dan

    ditempatkan pada tempat yang aman, maka lanjutkan melepaskan unit

    rocker arms, perhatikan keaslian baut pengikat mounting rocker arms, jika

    terjadi kelainan maka laporkanlah kepada pembimbing untuk klarifikasi.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 10

    Setelah melepaskan unit rocker arms, lanjutkan melepaskan push

    rod dan jangan saling tertukar maka untuk menjamin tidak saling tertukar

    sebaiknya diberikan nomor sesuai dengan urutan pemasangannya.

    13. Melepaskan kepala silinder

    Sebelum baut dilepaskan sebaiknya perhatikan keaslian baut dan

    apabila ada kelainan sebaiknya laporkan pada pembimbing. Melepaskan

    kepala silinder dengan cara melepaskan baut-baut pengikat, mengingat

    baut pengikat ini dikencangkan dengan momen tertentu maka dalam

    melepaskan baut-baut tersebut harus menggunakan kunci sok yang

    sesuai dengan posisi yang benar.

    Formasi untuk melepaskan baut-baut pengikat harus mengikuti

    prosedur yang benar yaitu dari arah luar mengarak kearah dalam secara

    melingkar (seperti lingkar obat nyamuk). Angkatlah kepala silider dan

    tempatkan pada tempat yang aman. Biasakan dalam memposisikan

    kepala silinder disimpan dengan posisi ruang bakar menghadap keatas

    (terbalik).

    Formasi melepaskan baut kepala silinder

    Setelah kepala silinder dilepaskan selanjutnya tarik/lepaskan lifter

    dari blok engine dan jangan saling tertukar, tandailah seperti disarankan

    menandai push rod.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 11

    14. Melepas Tutup Timing.

    Sebelum melepaskan tutup timing, sebaiknya melepaskan fully

    poros engkol, dan amatilah posisi dari baut/mur secara keseluruhan yang

    mengikat tutup timing, apabila ada yang terikat pada karter sebaiknya

    melepaskan karter terlebih dahulu sebelum melepaskan tutup timing.

    Setelah melepaskan tutup timing maka akan terlihat rantai timing

    ataupun gigi timing, maka dianjurkan yakinkan penepatan tanda timing

    agar saat memasang tidak terjadi kesalahan. Setelah tanda timing diyakini

    maka lanjutkan melepaskan pengencang rantai timing, dan dilanjutkan

    melepaskan rantai bersama sproket timing. Selanjutnya lepaskanlah poros

    bubungan dari dalam blok engine.

    15. Melepas karter Apabila engine dalam stand putar maka putarkanlah stand hingga

    karter menghadap keatas, lepaskanlah baut/mur pengikat karter dan

    dilepaskan secara simultan, karena baut/mur pengikatnya jumlahnya

    banyak sebaiknya pasangkan kembali baut/mur tersebut ketempatnya

    agar tidak tercecer dan memudahkan pada saat memasang kembali.

    16. Melepaskan pompa oli Lepaskanlah unit pompa oli secara utuh dari dalam ruang engkol,

    dengan cara melepaskan baut pengikat terhadap ruang engkol, jangan

    melepas bagian-bagian pompa oli dari dalam ruang engkol.

    17. Melepaskan unit piston

    Untuk melepaskan unit piston maka terlebih dahulu lepaskan tutup

    batang torak dengan cara putarkan poros engkol hingga tutup batang

    torak berada di titik mati bawah(TMB), selanjutnya lepaskanlah tutup

    batang piston dengan menggunakan kunci yang sesuai (usahakan pakai

    kunci sok)

    Setelah tutup piston terlepas maka lepaskanlah batang piston

    bersama dengan pistonnya dengan cara mendorong batang piston hingga

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 12

    lepas dengan memakai gagang palu, setelah piston terlepas pasangkan

    kembali tutup piston terhadap batang piston, hati-hati insert bearing tidak

    terlepas. Lakukanlah melepas semua piston dengan cara yang sama,

    jangan lupa apabila piston tidak ada tanda maka berilah tanda agar tidak

    tertukar.

    18. Melepas ply wheel

    Melepaskan ply wheel dengan melepaskan baut-baut pengikatnya

    dengan menggunakan kunci sok dengan posisi yang benar, apabila perlu

    penahan agar poros engkol tidak ikut berputar maka ganjallah connecting

    journal dengan batang palu, jangan menggunakan batang besi karena

    akan merusak permukaan journal.

    19. Melepas poros engkol

    Untuk melepaskan poros engkol ialah dengan melepaskan baut

    pengikat yang terdapat pada tutup bantalan duduk (main journal cup),

    hati-hati jangan samapai tertukar tutup bantalan antara satu dengan

    lainnya, apabila tutupnya belum ada tanda, sebaiknya berikanlah tanda

    agar tidak tertukar.

    Apabila diperlukan setelah poros engkol dilepaskan maka pasangkan

    kembali tutup bantalan pada rumahnya,

    Setelah seluruh komponen dilepaskan dan ditempatkan dengan baik

    pada tempat yang aman, maka lanjutkanlah membersihkan komponen,

    dengan menggunakan cairan pembersih, kemudian dilap dengan bersih

    hingga terbebas dari kotoran yang membuat pengukuran tidak akurat.

    Aktivitas1.

    Untuk mendalami dan penguatan kompetensi anda, selanjutnya jawablah

    pertanyaan berikut ini dengan benar, dan periksakan sama mentor atau

    presentasikan dengan grup kerja lainnya. Jawaban aktivitas ini harus

    benar 100%, baru anda lanjutkan pada pembelajaran berikutnya.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 13

    1. Jelaskan empat langkah pokok yang harus dilakukan sebelum

    melakukan pelepasan komponen-komponen engine.

    a. ________________________________________________

    b. ________________________________________________

    c. ________________________________________________

    d. ________________________________________________

    2. Jelaskan tga komponen-koponen lingkup engine electrical.

    a._________________________________________________

    b. _________________________________________________

    c. _________________________________________________

    3. Jelaskan dua metoda pendekatan overhaul komponen /

    pengukuran komponen engine.

    a. ________________________________________________

    ________________________________________________

    b. ________________________________________________

    ________________________________________________

    4. Uraikan dengan jelas efek yang terjadi apabila komponen yang

    satu tertukar pemasangan dengan komponen yang lain.

    ___________________________________________________

    ___________________________________________________

    ___________________________________________________

    5..Jelaskan mengapa disarankan menggunakan kunci sok dlam

    melepas baut/mur terutama baut/mur yang bermomen.

    ____________________________________________________

    ____________________________________________________

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 14

    6. Jelaskan dua alasan pokok mengapa baut/mur yang dilepaskan

    disarankan untuk dipasangkan kembali ketempatnya semula.

    a. _____________________________________________

    b. _____________________________________________

    _____________________________________________

    _____________________________________________

    7. Jelaskan alasan mengapa komponen disarankan dicuci dengan

    cairan khusus pembersih ataupun air dan sabun.

    _____________________________________________________

    _____________________________________________________

    _____________________________________________________

    8. Jelaskan mengapa setelah komponen dilepaskan harus dicuci

    dengan bersih dan terbebas dai kotoran sebelum dilakukan

    pemeriksaan/pengukuran.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 15

    KEGIATAN BELAJAR. 2 Pemeriksaan / Pengukuran Komponen Petrol Engine

    A. Kepala Silinder

    Persyaratan :

    Kepala silinder harus dalam keadaan bersih dan

    kelengkapan katup yang terpasang sudah harus

    dilepaskan (hati-hati katup tidak boleh saling tertukar)

    Pemeriksaan:

    1. Visual

    Sebelum dilakukan pengukuran maka terlebih dahulu dilakukan

    pemeriksaan secara visual, hal ini anda harus mengamati secara teliti

    kemungkinan telah terjadi kerusakan pada kepala silinder. Biasanya

    akan terlihat kerusakan terutama didaerah ruang bakar, dan batas

    antara mantel air dengan ruang bakar (terlihat seperti ada tumbukan,

    atau goresan)

    2. Pengukuran.

    Setelah diteliti secara visual maka dilanjutkan dengan memeriksa pakai

    alat ukur.

    a. Keretakan

    Pemeriksaan keratakan selalu dilakukan dalam pekerjaan

    perbaikan cylinder head. Secara penglihatan sudah dilakukan untuk

    mengetahui keretakan, namun mungkin saja keretakan tidak terlihat oleh

    mata, tetapi harus menggunakan alat-alat khusus memeriksa keretakan.

    Ruang bakar adalah bagian yang sering ditemukan keretakan dan

    keretakan diakibatkan oleh panas yang berlebihan (overheating). Pada

    operasionalnya temperatur yang terjadi pada ruang bakar adalah sangat

    tinggi sekali, dan jika kelebihan panas (overheating) dan air dingin maka

    keretakan akan semakin jelas kelihatan.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 16

    Ada empat metoda utama untuk mendeteksi keretakan yaitu : Sinar

    Ultra Violet, Magnetic Powder, Spray Dye Penetrant dan Pressure Testing.

    Terdapat dua cara yang paling umum digunakan yaitu :

    Magnetic Powder Dye Penetrant

    Dye penetrant adalah yang paling popular digunakan karena cocok

    untuk memeriksa cylinder head yang terbuat dari bahan aluminium

    maupun besi tuang kelabu. Mendeteksi keretakan dengan dye penetrant

    adalah sangat mudah dengan cara ruang bakar dan saluran terlebih

    dahulu dibersihkan dengan semprotan cairan no.2 dan cairan ini akan

    merambas masuk ke bagian-bagian yang retak. Setelah dibiarkan untuk

    waktu yang dianjurkan, maka dilanjutkan dengan penetrant no. 3, untuk

    membantu menghilangkan dye.

    Pengembang no. 4 pada akhirnya disemprotkan dan jika ada

    keretakan maka akan dikembangkan dengan dye dan terlihat garis-garis

    warna merah yang dapat dilihat sebagai pertanda keretakan.

    Metoda Dye Penetrant

    Sistem pendeteksian keretakan dengan magnetik mempunyai keuntungan dan kerugian. Keuntungan system magnetic dapat digunakan berulang-ulang dibandingkan dye penetrant. Apabila dalam memeriksa keretakan dengan system magnetic, maka elektromagnetik ditempatkan pada sisi ruang bakar, aliran listrik bertegangan rendah digunakan untuk memagnitkan ruang bakar. Selanjutnya bubuk magnetic ditaburkan

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 17

    secukupnya ke ruang bakar. Serbuk ini akan berkumpul pada bagian yang retak sehingga dapat kelihatan.

    Kerugian system ini adalah hanya dapat digunakan pada bahan ferro,

    dan bubuk magnetic tidaklah terlalu handal untuk menentukan keretakan.

    Keretakan dapat terlihat secara normal di sekitar dudukan katup buang,

    diantara dudukan katup masuk dan katup buang dan sekitar lubang busi.

    Metoda magnetic b. Kerataan

    Peralatan yang diperlukan untuk memeriksa distorsi permukaan cylinder head meliputi : sekrap gasket, straight edge dan feeler gauge.

    Untuk memeriksa distorsi pada cylinder head, adalah dengan menempatkan straight edge pada permukaan cylinder head secara menyilang seperti diperlihatkan Gambar berikut, selanjutnya ukurlah distorsi dengan menyisipkan feeler gauge diantara straight edge dengan permukaan cylinder head.

    Mengukur Distorsi

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 18

    Posisi Pemeriksaan

    Maksimum distorsi yang diijinkan dapat dilihat pada buku manual

    bengkel, dan secara umum sebagai pedoman adalah sekitar 0,08 mm

    untuk 150 mm atau 0,003 untuk 6. Permukaan manifol juga apabila

    memungkinkan sebaiknya diperiksa kerataannya.

    B. Blok Silinder

    Bahan yang umumnya digunakan dalam konstruksi blok silinder

    adalah besi tuang kelabu agar dapat memperpanjang masa

    penggunaannya. Beberapa tabung silinder dilapisi dengan bahan

    chromium yang berfungsi untuk mengurangi keausan.

    Beberapa pabrik menggunakan aluminium dalam pembuatan blok

    engine tanpa tabung silinder, hal ini adalah untuk produksi khusus karena

    membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi dan membutuhkan biaya yang

    mahal.

    Persyaratan : Blok silinder harus dalam keadaan bersih Alat ukur telah dikalibrasi

    Pemeriksaan:

    1. Visual

    Sebelum dilakukan pengukuran maka terlebih dahulu dilakukan

    pemeriksaan secara visual, hal ini anda harus mengamati secara teliti

    kemungkinan telah terjadi kerusakan pada permukaan blok ataupun

    goresan yang abnormal pada dinding silider.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 19

    2. Pengukuran.

    Setelah diteliti secara visual maka dilanjutkan dengan memeriksa pakai

    alat ukur.

    a. Kerataan permukaan blok. Memeriksa kerataan permukaan blok silinder, dengan menggunakan

    straight edge dan feeler gauge.

    Memeriksa kerataan permukaan blok silinder

    limit kebengkokan blok silinder 0,2 mm (lihat buku Manual), apabila sudah

    melampaui limit, blok silinder harus diratakan.

    b. Memeriksa keausan, ketirusan dan keovalan silinder Untuk mengetahui tingkat keausan,ketirusan maupun keovalan

    silinder dapat diketahui dengan cara melakukan pengukuran diameter

    silinder dengan menggunakan alat ukur diameter dalam (cylynder bore

    gauge), dengan formasi pengukuran minimum pada bagian atas dibawah

    ridge, pada posisi tengah dan bawah setiap area pengukuran dilakukan

    secara menyilang (segaris dengan poros engkol dan berpotongan dengan

    garis poros engkol)

    A

    A

    B

    A1 C

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 20

    Dari formasi pengukuran seperti terlihat pada gambar diatas dapat

    dihitung keovalan, ketirusan dan keausan silinder sebagai berikut:

    Keovalan adalah selisih diameter: A dengan A1 B dengan B1

    C dengan C1

    Ketirusan adalah selisih diameter: A dengan B dengan C A1 dengan B1 dengan C1

    Keausan adalah : diameter terbesar diameter standar

    Mengukur diameter lubang silinder

    C. Piston dan Kelengkapannya

    Piston di buat dengan beberapa fungsi diantaranya sebagai tempat

    cincin piston untuk merapat pada dinding silinder dan fungsi lainnya

    adalah untuk mengarahkan tenaga pembakaran ke batang piston dan

    poros engkol.

    Piston didesign untuk memiliki karakteristik berikut ini :

    Dapat menghantarkan panas dengan baik Kuat Tahan terhadap gesekan Ringan

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 21

    Persyaratan pengukuran:

    Cincin torak (Piston ring) dilepaskan pakai alat piston ring expander, dan cincin torak tidak boleh saling tertukar

    Torak dilepaskan dari batang torak dengan melepaskan pena torak, hal ini juga pena torak tidak boleh saling tertukar

    Komponen dalam keadaan bersih Alat ukur mikrometer luar yang akan dipakai dikalibrasi

    Pemeriksaan:

    1. Visual

    Sebelum dilakukan pengukuran maka terlebih dahulu dilakukan

    pemeriksaan secara visual, hal ini anda harus mengamati secara teliti

    kemungkinan telah terjadi kerusakan pada torak, alur, cincin torak, dan

    pena torak.

    2. Pengukuran

    a. Memeriksa celah oli antara pena torak dan busingnya, dan secara umum limit celah oli dan busing 0,05 mm (lihat buku

    Manual).

    Memeriksa celah oli dan busingnya

    b. Memeriksa celah ujung (end gap) dan celah samping (side clearance) cincin torak.

    Celah ujung untuk mesin Toyota 5 K 0,15 0,30 mm

    Celah samping untuk mesin Toyota 5 K 0,04 0,05 mm

    Lebih jelasnya lihat buku Manual Toyo 5 K

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 22

    Memeriksa celah ujung dan celah samping

    c. Memeriksa celah antara torak dengan dinding silinder, yaitu diameter silinder terbesar dikurangi diameter torak. Celah untuk

    mesin Toyota 5 K 0,09 0,11 mm.

    Pengukuran torak pada posisi 15,5 30,5 mm dari torak bagian

    bawah.

    Mengukur diameter torak

    d. Memeriksa kebengkokan dan puntiran batang torak dengan menggunakan connecting rod aligner.

    Limit kebengkokan 0,05 mm per 100 mm

    Limit keputiran 0,05 mm per 100 mm

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 23

    Memeriksa kebengkokan dan kepuntiran batang torak

    e. Memeriksa end play batang torak Batang torak dipasang pada poros engkol dan diukur celahnya

    (end play) dengan menggunakan feeler gauge.

    Mengukur celah ujung (end play) batang torak

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 24

    Aktivitas.2

    Untuk mendalami dan penguatan kompetensi anda, selanjutnya jawablah

    pertanyaan berikut ini dengan benar, dan periksakan sama mentor atau

    presentasikan dengan grup kerja lainnya. Jawaban aktivitas ini harus

    benar 100%, baru anda lanjutkan pada pembelajaran berikutnya.

    1. Jelaskan dan gambarkan prosedur melepas dan mengencangkan baut

    kepala silinder.

    ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

    2. Tuliskan empat metoda memeriksa keretakan pada kepala silider a.

    ___________________________________________________________

    b.

    ___________________________________________________________

    c.

    ___________________________________________________________

    d.

    ___________________________________________________________

    3. Gambarkan secara sketsa posisi pengukuran diameter silinder, dan

    tuliskan rumus untuk:

    a. Keovalan silinder.

    ____________________________________________

    ____________________________________________

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 25

    b. Kertirusan silinder.

    ___________________________________________

    ___________________________________________

    c. Keausan Silinder.

    ____________________________________________

    ____________________________________________

    4. Jelaskan posisi pengukuran diameter bagian atas silinder.

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

    5. Jelaskan enam posisi minimum pengukuran diameter silinder.

    a.

    ________________________________________________________

    b.

    ________________________________________________________

    c.

    ________________________________________________________

    d.

    ________________________________________________________

    e.

    ________________________________________________________

    f.

    ________________________________________________________

    6. Jelaskan langkah-langkah pemilihan alat ukur cylinder bore gauge

    dan kalibrasinya untuk mengukur diameter silinder.

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 26

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

    7. Apa yang dimaksud celag torak, dan bagaimana menentukannya.

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

    8. Tentukanlah, keovalan,ketirusan dan keausan silinder dengan hasil

    pengukuran berikut:

    No sil

    A

    A1

    B

    B1

    C

    C1

    Keterangan

    1 75,15 75,17 75,20 75,18 75,14 75,17 Std diameter = 75,12

    2 75,16 75,18 75,18 75,21 75,15 75,18 Limit keausan = 0,15

    3 75,15 75,19 75,21 75,17 75,15 75,18 Limit keovalan = 0,10

    4 75,15 75,17 75,19 75,23 75,17 75,15 Limit keturusan = 0,10

    Buatkan kesimpulan tindak lanjut dari hasil pengolahan hasil pengukuran tersebut. __________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

    9. Tuliskan minimum empat persyaratan piston.

    a. ___________________________________________________

    b. ___________________________________________________

    c. ___________________________________________________

    d. ___________________________________________________

    10. Jelaskan posisi pengukuran diameter piston.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 27

    11. Uraikan apa yang dimaksud dengan:

    a. Celah samping piston ring

    ___________________________________________________

    ___________________________________________________

    ___________________________________________________

    b. Celah ujung piston ring

    ___________________________________________________

    ___________________________________________________

    ___________________________________________________

    12. Jelaskan dua pengukuran yang dilakukan pada batang piston

    (connecting rod).

    a.

    _______________________________________________________

    b.

    _______________________________________________________

    13. Jelakan apa yang dimaksud end ply connecting rod.

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

    14. Jelaskan cara menentukan celah oli pada pena torak.

    ______________________________________________________

    ______________________________________________________

    ______________________________________________________

    ______________________________________________________

    D. Poros Engkol

    Poros engkol adalah komponen yag besar dan kuat diantara

    komponen yang bergerak yang terdapat pada engine pembakaran dalam.

    Poros engkol harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 28

    tekanan tenaga pembakaran dan sanggup menahan dalam berbagai

    kondisi dan beban.

    Hal-hal berikut ini adalah persyaratan yang harus dimiliki poros engkol.

    Kepadatan Ringan Mampu menahan temperatur yang berubah-ubah Kemampuan yang baik menahan keausan. Ketepatan desain Kemampuan menahan kebengkokan dan beban

    Pada produksi poros engkol maka fillet atau radius pada jurnalnya harus dibuat dengan tepat. Fillet terdapat pada bantalan duduk melingkar pada sisi pipi engkol. Pada sisi antara pipi-pipi engkol dengan jurnal poros engkol harus dibuat radius agar poros engkol dapat meredam tekanan yang tinggi dan defleksi, apabila radius tidak dibuat dengan tepat akan mengakibatkan kerusakan pada poros engkol.

    Kebanyakan poros engkol yang digunakan pada engine otomotif dilengkapi dengan bobot pengimbang yang dipasang berlawanan dengan bantalan jalan, pada perputaran poros engkol terutama pada putaran tinggi akan menderita getaran yang serius dan pada hal ini bobot pengimbang akan meredam getaran tersebut. Bobot pengimbang secara umum dicor menjadi satu dengan engkol bantalan poros engkol.

    Selama pembuatan poros engkol dipabrik produksi semua jurnal harus dikerjakan dengan baik dan ukurannyapun harus akurat. Jurnal-jurnal tersebut harus difinishing dengan kualitas tinggi (dihaluskan dengan ukuran batu penghalus yang tepat). Finishing harus dapat menjamin terpasangnya bantalan dengan tepat dan jurnal dapat meluncur dengan baik pada bantalan dengan menghindari atau meminimasi gesekan yang terjadi. Metal poros engkol diperkeras dengan proses Nitrogen Hardening untuk memberi penggunaan poros engkol dalam waktu yang lama. Desain engine modern menyediakan metal yang ditempatkan diantara jurnal-jurnal.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 29

    Persyaratan pengukuran: Poros engkol harus bersih terutama jurnal. Poros engkol ditempatkan diatas dua buah V-blok untuk

    menyanggah Alat ukur yang akan dipakai dikalibrasi

    Pemeriksaan: 1. Visual

    a. Memeriksa poros engkol secara visual terhadap baret-baret, retak atau rusak.

    b. Memeriksa secara cermat kondisi jurnal dan radius fillet c. Memeriksa secara cermat kondisi bantalan sisipan (insert

    bearing) 2. Pengukuran

    a. Memeriksa kebengkokan poros engkol (round out) dengan cara menyangga poros engkol diatas V-blok, dan diatas meja kerja yang stabil (diatas meja perata), pada bagian jurnal tengah dipasang Dial Test Indikator selanjutnya jarum diset hingga memungkinkan untuk bergerak kearah kiri maupun kanan. Setelah diset maka poros engkol diputar pelan-pelan sambil memperhatikan pergerakan jarum DTI dan mencatatnya. Angka kebengkokan adalah penjumlahan pergerakan jarum kearah kiri dan kanan dibagi dua. Limit kebengkokan (run out) yang diijinkan 0,05 mm (lihat manual)

    Memeriksa kebengkokan poros engkol

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 30

    b. Memeriksa run out roda penerus, dengan menggunakan Dial Test Indikator, limit run out, yang diijinkan 0,2 mm (lihat

    manual).

    Memeriksa run out roda penerus

    c. Memeriksa end play poros engkol dengan menggunakan feeler gauge atau Dial Test Indikator dengan cara mengarahkan poros

    engkol pada salah satu sisi dalam keadaan terpasang pada

    ruang engkol, setlah DTI kemudian kembalikan kesisi yang

    berlawanan, end play poros engkol yang diijinkan 0,3 mm (lihat

    manual).

    d. Mengukur keovalan, ketirusan dan keausan main journal dan crankpin journal poros engkol dengan cara:

    Keausan main journal / crankpin journal yaitu diameter standar dikurangi diameter journal yang

    paling kecil

    Ketirusan journal yaitu selisih diameter pada ukuran yang sebaris memanjang pada gambar adalah

    selisih A dengan B, atau selisih C dengan D

    Keovalan journal yaitu selisih diameter pada ukuran yang sebaris melingkar pada gambar adalah selisih

    A dengan C, atau selisih B dengan D

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 31

    Untuk menjadi patokan adalah angka yang paling besar dari hasil

    pengukuran dibandingkan dengan standar (buku manual)

    Mengukur diameter journal poros engkol

    e. Apabila keausan, ketirusan dan keovalan sudah melewati limit yang diijinkan yaitu secara umum 0,06 mm, (lihat manual) maka

    poros engkol harus di under size. Adapun bantalan under size

    yang tersedia US 25, US 50 US 75 dan US 100. US 25 artinya

    pin journal atau main journal diameetrnya diperkecil sebesar

    0,25 mm dst.

    f. Memeriksa celah oli pada journal, dapat dilakukan dengan dua pendekatan, pertama yaitu:

    besihkan journal dan tutup journal, tempelkan plastik gauge pada permukaan journal, kencangkan baut-

    tutup bantalan sesuai momen pengencangan

    (spesifikasi), hati-hati jangan sampai terputar,

    selanjutnya bukalah baut tutup bantalan dan lepas

    tutup bantalan utamanya. Kemudian cocokkanlah

    angka celah dengan skala yang terdapat pada

    bungkus plastic gauge.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 32

    Pendekatan kedua adalah memasang tutup bantalan tanpa poros engkol terpasang kemudian ukurlah

    diameternya dan kurangkan pada diameter journal

    yang bersangkutan, selisih dari diameter ini dikatakan

    celah oli, walaupun hasilnya tidak seakurat plastic

    gauge.

    Memeriksa celah oli dengan menggunakan plastic gauge

    E. Katup dan Mekanisme Penggeraknya 1. Katup

    Katup-katup bekerja dalam kondisi yang ekstrem dan harus dibuat

    dari material yang tahan terhadap kondisi-kondisi tersebut, akan tetapi

    adanya panas dan tekanan yang sangat besar dapat menimbulkan

    permasalahan. Harus dilaksanakan sejumlah pemeriksaan kesalahan dan

    kegagalan pada katup-katup seperti misalnya kepala yang terbakar,

    permukaan retak, batang katup rusak, permukaan atau dudukan katup

    yang berubah bentuk atau ada bagian-bagiannya yang hilang.

    Problem-problem tersebut diakibatkan oleh berbagai macam

    penyebab, sehingga perbaikannya harus meliputi pengecekan dan

    penyelesaian problem-problem tersebut, dan pada banyak kasus

    dilakukan penggantian katup. Hilangkan semua jenis kotoran dari batang

    katup, dan kepala pada roda poles.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 33

    Mengukur margin katup

    Lakukanlah pengukuran tebalnya margin katup dengan

    menggunakan mistar geser (vernir caliper), kemudian bandingkanlah

    dengan angka limit pada buku manual.

    2. Pegas Katup Pegas-pegas katup harus diperiksa terhadap adanya nick, lubang,

    korosi, dan lain-lain. Tidak boleh terdapat keausan sisi pegas secara

    berlebihan dan harus memenuhi spesifikasi. Selanjutnya pengecekan

    kondisi pegas katup meliputi :

    Spring squareness Katup yang tidak square akan mengakibatkan terjadinya tekanan pada sisi batang katup dan

    mempercepat keausan pengarah katup dan batang.

    Ketinggian tegak/Free standing height Letakkan semua pegas katup sejajar pada sebuah permukaan yang datar.

    Kemudian letakkan sisi lurus pada bagian atas pegas. Buang

    atau tambah shim pegas apabila perbedaan melebihi 1/16

    (1,6 mm).

    Tes pegas/Spring testing Ketegangan pegas dapat diperiksa pada tester pegas.

    Membandingkan ketinggian tegak pegas katup. Pegas harus memiliki perbedaan ketinggian yang lebih kecil dari 1,58 mm

    satu sama lain dengan keadaan lurus tanpa ada kemiringan

    atau penyimpangan-penyimpangan lain.

    Periksa pegas katup dengan tester pegas. Pegas harus bisa ditekan hingga ketinggian tertentu dan diperiksa terhadap

    tabel spesifikasi mengenai torsi. Pegas harus diganti jika tidak

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 34

    memenuhi batasan 13,55 Newton meter (10 ft lbs) dari beban

    spesifik (lihat manual).

    Gambar 2. Tester pegas katup Tester pegas katup

    Mengukur panjang bebas pegas katup

    Memeriksa kemiringan pegas katup

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 35

    Memeriksa tegangan pegas katup

    3. Poros bubungan a. Memeriksa run out poros bubungan, apabila run out poros

    bubungan sudah melewati limit yaitu 0,05 mm (lihat buku

    manual), poros bubungan harus diganti.

    Memeriksa run out cam shaft

    b. Mengukur end play poros bubungan dengan feeler gauge, apabila end playnya sudah melampaui limit, trust washer

    harus diganti dengan yang baru.

    Limit end play yang diijinkan 0,3 mm (lihat buku Manual)

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 36

    Mengukur end play cam shaft

    c. Mengukur tinggi cam lobe poros bubungan, apabila tinggi cam lobe kurang dari yang diijinkan, poros bubungan

    harus diganti.

    (lihat buku Manual.)

    Mengukur tinggi cam lobe

    d. Memeriksa/mengukur diameter journal dan diameter dalam bantalan. Perbedaan antara diameter dalam

    bantalan dan diameter journal, dinamakan celah minyak.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 37

    Mengukur diameter journal dan diameter dalam bantalan

    Mengukur diameter dalam bantalan dengan menggunakan

    cylinder bore gauge dan mengukur diameter journal cam

    shaft dengan micrometer luar. Celah minyak yang diijinkan

    0,02 0,04. (lihat manual)

    4. Rocker arms assy a. Sebelum melakukan pengukuran maka terlebih dahulu

    melepaskan rocker arms secara berurutan dan tidak boleh

    saling tertukar.

    Urutan membongkar rocker arm dan shaft

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 38

    b. Memeriksa celah oli antara rocker arm dengan porosnya Celah oli STD 0,02 0,05 mm (lihat manual

    Limit 0,1 mm

    Ganti rocker arm atau rocker arm shaft apabila celah oli

    sudah melampaui limit.

    Mengukur celah oli antara rocker arm dengan rocker arm shaft

    Aktivitas.3

    Untuk mendalami dan penguatan kompetensi anda, selanjutnya jawablah

    pertanyaan berikut ini dengan benar, dan periksakan sama mentor atau

    presentasikan dengan grup kerja lainnya. Jawaban aktivitas ini harus

    benar 100%, baru anda lanjutkan pada pembelajaran berikutnya.

    1. Jelaskan cara mengukur round out poros engkol.

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 39

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

    2. Jelaskan bagaimana anda dapat menentukan:

    a. Keusan journal

    _____________________________________________

    _____________________________________________

    b. Ketirusan journal

    ___________________________________________

    ___________________________________________

    c. Keovalan journal

    ___________________________________________

    ____________________________________________

    3. Jelaskan cara mengukur end ply poros engkol.

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

    4. Jelaskan fungsi radius fillet pada journal poros engkol.

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

    5. Tuliska lima persyaratan poros engkol sesuai funsinya.

    a. _____________________________________________________

    b. _____________________________________________________

    c. _____________________________________________________

    d. _____________________________________________________

    e. _____________________________________________________

    6. Jelaskan apa yang dimaksud margi dan bagaimana mengukurnya.

    _______________________________________________________

    _______________________________________________________

    7. Jelaskan tiga pengukuran yang dilakukan pada pegas katup.

    a. ____________________________________________________

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 40

    ____________________________________________________

    b. ______________________________________________

    _____________________________________________________

    c. ________________________________________________________________________________________________________

    d. ________________________________________________________________________________________________________

    ____________________________________________________

    8. Jelaskan empat pengukuran yang dilakukan pada poros bubungan.

    a. ____________________________________________________

    ____________________________________________________

    b. ____________________________________________________

    ____________________________________________________

    c. ____________________________________________________

    ____________________________________________________

    d. ____________________________________________________

    ____________________________________________________

    9. Jelaskan mengapa rocker arms tidak boleh saling tertukar.

    ______________________________________________________

    ______________________________________________________

    ______________________________________________________

    10. Jelaskan cara menentukan celah oli pada rocker arms.

    ______________________________________________________

    ______________________________________________________

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 41

    KEGIATAN BELAJAR. 3 Praktik Pemeriksaan / Pengukuran

    Komponen Petrol Engine

    Persiapan. 1. Peralatan yang akan digunakan

    2. Objek latihan yang akan dikerjakan

    3. Buku manual yang relevan

    4. Area kerja yang aman

    Instructions Automobile Technology

    Name Task

    .. .. Instructions

    Task Engine Mechanical

    Familiarization Time Task Duration Total Time

    Marking Summary

    Section PossibleMark 1. Preparation

    2. Cylinder Bore and Piston Measurement

    3. Crankshaft and Bearing Measurement

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 42

    4. Assembling Piston and Connecting Rod

    5. Assembling Cylinder Head, Front Case and Oil Pan

    6 Assembling Timing Chain

    Task Total

    You are required to - Observe occupational health & safety standards - Only ask necessary questions - Not speak to the public while competing - Comply with Experts instructions - Ensure Competitor Number on all forms - Use appropriate tools and procedures - Complete all instructions on the next page

    Remarks : Engine Toyota

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 43

    Name Task

    .

    1. Perform diagnostic work according to the fault and fill in the report sheet

    2. Prepare all necessity tools and equipment for measuring for measuring engine components.

    3. Perform measurement work according to the report sheet and justify the result.

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 44

    Report Sheet Automobile Technology

    Name Task

    Report Sheet

    ENGINE MECHANICAL a) Piston

    Description Specification Actual Serviceable UnserviceableNo. 1 Piston Outer Diameter

    b) Cylinder bore

    Description Specification Actual Serviceable UnserviceableNo. 1 Cylinder inner diameter

    A1: B1: C1:

    A2: B2: C2:

    Roundness Cylinder No.1

    Cylindricity Cylinder No.1 A1: B1:

    c) Piston ring

    Description Specification Actual Serviceable UnserviceablePiston 1 Side clearance (No. 1 compression ring)

    Piston 1 Side clearance (No. 2 compression ring)

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 45

    Piston 1 End Gap (No. 1 compression ring)

    Piston 1 End Gap (No. 2 compression ring)

    d) Crank Pin

    Description Specification Actual Serviceable Unserviceable

    Connecting rod end play

    No. 1 Crank pin journal Outer Diameter

    A1: B1:

    A2: B2:

    No. 1 Main Bearing Inner Diameter.

    A1: B1:

    A2: B2:

    Oil clearance (No. 1 cylinder)

    Crankpin roundnes

    Crankpin taper

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 46

    Automobile Technology

    Name Task Marking Scale

    .. . Engine

    Mechanical

    Marking Summary

    Section Possible Mark Actual Mark

    1. Preparation

    2. Cylinder Bore & Piston Measurement

    3. Crank pin Crankshaft and Bearing Measurement

    4. Assembling Piston and Connecting Rod

    5. Assembling Cylinder Head, Front Case and Oil Pan

    6. Assembling Timing Chain

    Task Total

    Time Keeping

    Familiarization Competition Breaks

    Start Start Start

    Stop Stop Stop

    Experts Signatures

    1 2

    ..

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 47

    Name Task Marking Scale

    .. . Engine

    Mechanical 1. Preparation Yes No Actual Comments

    1.1 Use workshop manual 1.2 Check all equipments 1.3 Check all instructions 1.4 Select the correct tools 1.5 Calibrate measuring tools 1.6 Use logical working procedure 1.7 Clean up the working area 1.8 Clean up tools and equipment Sub-Total

    2. Cylinder Bore & Piston Measurement Yes No Actual Comments

    5.1 Measure Outer Diameter Piston No. 1

    5.2 Measure Inner Diameter Cylinder No. 1

    5.3 Measure piston Oil Clearance Cylinder No. 1

    5.4 Measure Roundness Cylinder No. 1 5.5 Measure Cylindericity Cylinder No. 1

    5.6 Measure Piston ring side Clearance No. 1

    Sub-Total

    3. Crankpin & Bearing Measurement ( no.1 ) Yes No Actual Comments

    6.1 Measure Crank Pin Outer Diameter No. 1

    6.2 Measure Crank Pin Bearing Inner Diameter No.1

    6.3 Measure Oil Clearance Crank Pin 6.4 Measure Crank pin roundness 6.5 Measure Crank pin taper 6.6 Measure Conecting rod & play Sub-Total

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 48

    Name Task Marking Scale

    ..

    ..

    Engine Mechanical

    4. Assembling piston & connecting rod Yes No Actual Comments

    7.1 Assemble piston ring in correct

    setting

    7.2 Assemble piston to cylinder blok

    7.3 Assemble connecting rod & cap

    7.4 Lubricate components before

    assembling

    Sub-Total

    5. Assembling cylinder head Yes NO Actual Comments

    8.1 Assemble cylinder head gasket 8.2 Lubricate cylinder head bolt

    8.3 Assemble cylinder head bolts in correct order with torque specification With torque

    8.4 Assemble rocker cover Sub-Total

    6. Assembling timing chain Yes No Actual Comments

    9.1 Assemble cam shaft timing pulley 9.2 Assemble crank shaft timing pulley With Torque 9.3 Assemble crank shaft bolt & pulley With Torque 9.4 Assemble tensioner plate & spring 9.5 Assemble timing chain tensioner

    9.6 Assemble timing chain in the correct position

    9.7 Deflextion of timing chain 9.8 Assemble timing chain front cover Sub-Total

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 49

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ...................................................................................... i

    Daftar Isi ................................................................................................. ii

    Diskripsi Unit Kompetensi .. Tujuan Umum Pembelajaran Prasyarat Pembelajaran ........................................................................ Petunjuk Pembelajaran .......................................................................... Strategi Pembelajaran ...........................................................................

    11112

    Pendahuluan ......................................................................................... 3

    KEGIATAN BELAJAR 1 : Melepas Komponen Petrol Engine

    Langkah Melepaskan Komponen . Aktivitas 1 ........

    612

    KEGIATAN BELAJAR 2 : Pemeriksaan / Pengukuran Komponen Petrol Engine

    A. Kepala Silinder B. Blok Silinder C. Piston dan Kelengkapan ...

    Aktivitas 2 D. Poros Engkol ... E. Katup dan Mekanisme Penggeraknya

    Aktivitas 3

    15182024273238

    KEGIATAN BELAJAR 3 : Praktik Pemeriksaan / Pengukuran Komponen Petrol Engine ............. 41

    ii

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 50

    OVERHAUL DAN PEMERIKSAAN

    KOMPONEN ENGINE

    Oleh :

    Drs. Abigain Pakpahan

    DEPARTRMRN PENDIDIKAN NASIONAL

    PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN

    TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI

    BANDUNG

    i

  • Disusun Oleh Drs. Abigain Pakpahan 51

    2009