modul 1 pbt 2013
Click here to load reader
Transcript of modul 1 pbt 2013
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 1
PBT 01
PEMERIKSAAN BAHAN
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui ada atau tidaknya retakan pada suatu benda dengan memanfaatkan NDT
2. Menjelaskan proses inpeksi dengan liquid penetrants
Peralatan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Benda uji Baja St-37
2. Liquid Penetrants
3. Developer
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Kertas gosok
2. Kain lap halus
3. Pembersih (cleaner)
Landasan Teori
Pokok bahasan materi kuliah yang menjadi dasar teori pada praktikum ini adalah:
1. Pengertian umum NDT dan macam-macam metode NDT
2. Metode NDT dengan Liquid Penetrants Inspection
a. Batasan penggunaan liquid penetrants inspection
b. Langkah-langkah metode liquid penetrants inspection
c. Sistem penetran dan langkah-langkah pelaksanaannya
d. Bahan liquid penetrants
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 2
Pelaksanaan Praktikum
Prosedur praktikum PBT 01 adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan bagian permukaan benda kerja yang akan diselidiki dari kawat, lem, minyak, dan lain-lain
2. Membersihkan permukaan benda kerja dengan menyemprotkan cleaner
3. Menghapus cleaner dengan kain pada permukaan benda kerja dan ditunggu sampai kering
4. Menyemprotkan penetrant pada daerah yang diselidiki dan membiarkannya beberapa saat untuk memberikan kesempatan penetrant memasuki keretakan (antara 5-10 menit)
5. Menghapus penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain
6. Membersihkan benda kerja dengan kain yang telah dibasahi dengan solvent agar tidak ada sisa penetrant pada permukaan benda kerja.
7. Menyemprotkan developer pada permukaan benda kerja, membiarkannya beberapa saat
8. Mengamati garis-garis merah atau bercak-bercak merah maka pada garis-garis atau bercak-bercak inilah terdapat keretakan
9. Gambarkan hasil pengamatan yang diperoleh!
Landasan TeoriNDT (Non Destructive Test) adalah metode yang digunakan
untuk mengidentifikasi kecacatan pada material. NDT dapat
diartikan sebagai pemeriksaan yang ditujukan untuk
mengidentifikasi adanya cacat atau kelemahan pada bahan material
tanpa merusak ataupun menghancurkan benda atau spesimen.
Dalam NDT terdapat beberapa metode Liquid
Penetrant ,Inspecsion, Acaustic Emissio, Eddy Current, X-Ray,
Visual Test, Magnetic, Particle Inspection, Ultrasonic inspection.
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 3
2.2 Macam - Macam Metode NDT.
2.2.1 Ultrasonic inspection
Merupakan salah satu metode NDT yang banyak di gunakan
untuk mendeteksi adanya discontinuity (cacat) seperti cacat
dalam, cacat permukaan, dan cacat dekat permukaan
(subsurface) dari peralatan yang terbuat dari logam ataupun
paduan. Discontuity ataupun cacat tersebut berupa retakan
(crack), cacat gas (brow hole). Penetrasi yang tidak sempurna
(incomplete penetration) pada pengelasan, slag, dan lain-lain.
2.2.2 Magnetic Particle Inspection
Magnetic particle inspection adalah suatu cara mengetahui
adanya retak atau cacat yang ada di permukaan maupun
bawah permukaan (surface and subsurface discontinuities) pada
bahan-bahan ferro magnetik yang akan memberikan kutub-
kutub magnet jika benda tersebut dimagnetisasi.
1.2.3 Visual Test
Pengujian ini merupakan pemeriksaan hanya dengan
menggunakan mata tanpa alat bantu (kecuali : kaca pembesar).
Cara ini memang sangat sederhana dan bernilai ekonomis.
Karena itu cara ini selalu dilakukan disamping juga
menggunakan cara lain. Cara ini dapat mendeteksi diskontinuity
yang tampak dipermukaan benda.
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 4
2.2.4 X-Ray
Merupakan pemeriksaan terhadap adanya cacat dengan
menggunakan bantuan sinar laser atau radiograph.
2.2.5 Eddy Current
Eddy Current adalah induksi arus listrik bolak-balik di dalam
material konduktif oleh medan magnet bolak-balik (yang
dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik tersebut).
2.2.6 Acaustic Emission
Acaustic Emission (AE) adalah gelombang tekanan yang
dihasilkan oleh redistribusi stres secara mendadak pada internal
dari bahan yang disebabkan oleh perubahan dalam struktur
internal.
2.2.7 Liquid Penetrant Inspecsion
Liquid penetrant inspection adalah suatu cara pemeriksaan
untuk mendeteksi cacat permukaan benda padat yang tidak berpori-
pori.
2.3 Metode NDT dengan Liquid Penentrants inspection
2.3.2 Langkah-langkah Proses Liquid Penetrant Inspection
Adapun proses pengujian dengan liquid penetrant
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan Permukaan
Seluruh permukaan benda kerja yang akan di selidiki
harus di bersihkan dahulu kemudian dibersihkan.
2. Penetrasi
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 5
Pembubuhan liquid penetrant pada permukaan benda
kerja dengan cara menyemprotkan. Lapisan penetrant
pada permukaan ini hyarus di perhatikan beberapa saat
(10 menit) untuk memberian waktu yang cukup agar
penetrasi liquid penetrant kedalam keretakan dapat
terjadi.
3. Pembersihan
Pembersihan permukaan dari liquid penetrant. Cara
pembersihan ini tergantung pada jenis penetrant yang di
gunakan. Ada tiga cara yang bias di gunakan yaitu:
dihapus dengan air, di siram dengan air, di beri zat
pelarut (solvent). Pembersihan yang merata harus di
lakukan dengan hati-hati tetapi pembersihan ini tidak
boleh berlebihan agar penetrant yang sudah memasuki
keretakan tidak ikut terhapus.
4. Developer
Bahan developer di bubuhkan di permukaan.
Hal ini mengakibatkan penetrant yang sudah berada di
dalam keretakan timbul kembali sejingga keretakan
dapat tampak dengan nyata.
5. Inspeksi
Setelah development terjadi, pemeriksaan
permukaan di laksanakan di bawah cahaya yang cukup
atau ultraviolet, bergantung pada jenis penetrant tepat
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 6
pada bagian itulah di permukaan benda kerja ada
keretakaannya.
2.3.3 Sistem Penetrant dan Langkah-langkah Prosesnya
Ada tiga macam penetrant sistem yang dapat di
gunakan. Ketiga-tiganya memiliki perbedaan yang
mencolok. Pemilihan salah satu sistem bergabung pada
faktor-faktor di bawah ini:
1. Kodisi permukaan beda keja yang di selidiki.
2. Karakteristik umum keretakan logam.
3. Waktu dan tempat penyelidikan.
4. Ukuran benda kerja.
Ketiga sistem itu adalah :
1. The water-washable penetrant sistem
Penetrant yang dapat dibersihkan adalah jenis
fluorescent atau visible die. Prosesnya cepat dan efisien,
Tetapi pembasuhan harus dilaksanakan dengan hati-hati
karena penetrant dapat terbasuh habis dari keretakan.
Derajat dan kecepatan pembasuhan untuk proses ini
bergantung pada karakteristik dari spray-nozzle.
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 7
Gambar 3.2.4 metode liquid penetrant dengan sistem water-
washable
( Sumber : Pradnya Paramita, PBT, 2000, 12)
2. The post emulsifiable system (lipophilic)
Teknik ini digunakan untuk menyelidiki
keretakan-keretakan yang sangat kecil sehingga
penetrant yang digunakan adalah yang tidak dapat
dibasuh dengan air (not water-washable). Penetrant
jenis ini dilarutkan dalam oli dan membutuhkan
langkah tambahan pada saat penyelidikan, yaitu
pembubuhan emulsifier yang mengakibatkan penetrant
dapat dibasuh dengan air. Oleh karena itu lamanya
emulsifier dibiarkan pada permukaan benda kerja dan
harus dibatasi waktunya agar penetrant yang berada
didalam keretakan tidak menjadi water-washable.
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 8
Gambar 3.2.5 Metode liquid penetrant dengan sistem post
emulsifiable
( Sumber : Pradnya Paramita, PBT, 2000, 13)
3. The Solvent-Removable System
Kadang-kadang dibutuhkan penyelidikan pada
daerah-daerah yang kecil (sempit) pada permukaan benda
kerja yang mana penyelidikannya dilakukan dilapangan.
Biasanya benda kerjanya besar atau ongkos pemindahan
benda kerja ini dari lapangan ke tempat penyelidikan
adalah relatif mahal. Untuk situasi seperti ini solvent-
removable system. Solvent ini digunakan pada saat
pembersihan pendahuluan (pre cleaning) dan pembasuhan
penetrant. Penetrant jenis ini larut dalam oli. Pembersihan
pelarut secara optimum dapat dicapai dengan cara
mengelap permukaan benda kerja dari penetrant dengan
kain lap yang dibasahi dengan solvent. Tahap terakhir dari
pengelapan dilakukandengan kain lap yang kering. Proses
seperti ini merupakan proses liquid penetrant inspection
yang paling sensitif bila dilakukan dengan cara yang baik.
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 9
Gambar 3.2.6 metode liquid penetrant dengan sistem solvent-
removable
( Sumber : Pradnya Paramita, PBT, 2000, 16 )
2.3.4 Jenis - Jenis Liquid Penetrant
1. Flourescent Penetrant
Fluorescent penetrant adalah penetrant yang dapat
berkilau bila dikenai cahaya ultraviolet, lemah pada
ruangan yang cukup gelap. Sensitifitas atau kemampuan
fluorescent penetrant untuk berkilau terbagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu:
a. Sensitivitas normal
b. Sensitivitas tinggi
c. Sensitivitas ultra tinggi
2. Visible Penetrant
Pada umumnya visible penetrant berwarna merah, hal
ini karena warna merah memiliki penampilan yang kontras
terhadap latar belakang warna developernya yang
umumnya berwarna putih. Proses ini tidak membutuhkan
cahaya ultraviolet, Walaupun sensitivitas penetrant jenis
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 10
ini tidak setinggi jenis fluorescent, tetapi cukup memadai
untuk berbagai kegunaan inspeksi.
Teknik Industri – Universitas Trunojoyo 11
4.2 Flow chart Prosedur Pelaksanaan Praktikum.
Persiapan Praktikum
Membersihkan bagian benda kerja
Membersihkan permukaan dengan kertas gosok, kemudian difoto
Menyemprotkan penetrant, diamkan 5-10 menit kemudian difoto
Menghapus penetrant dengan tissu
Menyemprotkan developer, diamkan beberapa saat kemudian diamati dan difoto
Mengamati garis/bercak merah
Menggambar hasil pengamatan
Mulai
Membersihkan meja praktikum
Selesai