Modul 1

30
Modul 1 Sesak Nafas Kelompok 8 Muhammad Sigit Haryanto 2014730059 Wildan Baiti Al-Anwari 2014730099 Bobzi Razvidi 2014730016 Fitri Mahari Anindyah Susilo 2014730033 Harniza Mauludi 2014730039 Khilda Zakkiyah 2014730047 Nadya Ayu Purwaning 2014730070 Refidani Munawar 2014730082 Rizka Aulia Hermawati 2012730153 Kusuma Intan 2011730145 Tutor: dr. Nizamuddin, MS

description

kardiovaskuler

Transcript of Modul 1

Page 1: Modul 1

Modul 1Sesak Nafas

Kelompok 8

Muhammad Sigit Haryanto 2014730059Wildan Baiti Al-Anwari 2014730099Bobzi Razvidi 2014730016Fitri Mahari Anindyah Susilo 2014730033Harniza Mauludi 2014730039Khilda Zakkiyah 2014730047Nadya Ayu Purwaning 2014730070Refidani Munawar 2014730082Rizka Aulia Hermawati 2012730153Kusuma Intan 2011730145

Tutor: dr. Nizamuddin, MS

Page 2: Modul 1

Skenario 2

Seorang pria berumur 45 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan sesak napas saat melakukan aktifitas fisik disertai denyut jantung yang cepat. Pada umur 12 tahun dia menderita Rheumatic fever & ditemukan adanya bunyi murmur pada jantung sejak menderita penyakit tersebut. Pada EKG ditemukan gambaran AF sejak 4 tahun yang lalu dan diberikan obat berupa digoxin 3 kali 0,25 mg. Pada pemeriksaan fisik ditemukan heart rate 96x/menit, TD 130/80, RR 24x/menit. Terdengar bunyi ronkhi basah halus pada kedua paru dan bunyi jantung pertama (S1) keras, bunyi jantung kedua (S2) tunggal disertai opening snap (OS).

Page 3: Modul 1

Rheumatic fever: Suatu proses radang akut yang didahului oleh infeksi kuman grup A β-hemoliticus streptococcus dan mempunyai ciri khas yang cenderung kambuh

Opening Snap: Terdengar pada saat katup jantung terbuka (normalnya bunyi terdengar bila katup tertutup). Hal ini disebabkan karena gerakan membuka pada katup mitral anterior berhenti mendadak pada awal diastol dan katup yang tebal itu tidak dapat terbuka penuh.

Fibrilasi Atrium: Gelombang yang sangat cepat tidak teratur, frekuensi berkisat antara 400-700 permenit (bukan gelombang P). Respon ventrikel (kompleks QRS) biasanya iregular). Yang menyebabkan berkurangnya kemampuan kontraksi atrium.

Murmur: Suara jantung abnormal yang dapat didengar dengan stetoskop. Biasanya hal ini karena peningkatan laju darah yang melewati jantung.

Kata Sulit

Page 4: Modul 1

Pria, 45 tahun Sesak nafas saak melakukan aktifitas fisik Pada saat 12 tahun, rheumatic fever disertai bunyi murmur Denyut jantung cepat Gambaran AF sejak 4 tahun yang lalu & sudah diberi obat digoxin 3x 0,25 mg Pemfis: Nadi 96x/menit, TD 130/80 mmHg, RR 24x/menit, ronkhi basah halus

pada kedua paru, BJ S1 keras & BJ S2 tunggal disertai opening snap (OS)

Kata Kunci

Page 5: Modul 1

Mind Map

Pria, 45 tahun

Anamnesis:• Sesak nafas saat

aktivitas fisik• Denyut jantung cepat• 12 tahun pernah

demam rematik

PF:• Murmur pada jantung• Nadi 96x/menit• TD 130/8O mmHg• RR 24x/menit• Ronkhi basah halus

pada kedua paru• BJ S1 keras• BJ S2 tunggal

dengan OSDD

Pemeriksaan Penunjang

Definisi Etiologi Gejala Tatalaksana Prognosis

WD

Page 6: Modul 1

Pertanyaan1. Jelaskan anatomi & fisiologi dari katup jantung!

2. Jelaskan mekanisme sesak nafas pada skenario!

3. Jelaskan hubungan rheumatic fever dengan gejala pada skenario!

4. Jelaskan hubungan antara fibrilasi atrium & sesak nafas!

5. Jelaskan mengapa BJ S1 keras, BJ S2 tunggal disertai OS pada skenario!

6. Mengapa bisa ada ronkhi basah pada kedua paru pada skenario!

7. Mengapa diberikan obat digoxin? Lalu bagaimana mekanismenya serta efek samping obat yang diberikan?

8. Apa perbedaan sesak penyakit kardiovaskuler & non kardiovaskuler?

9. Jelaskan DD pada skenario!

Page 7: Modul 1

Anatomi dan FisiologiJantung

Page 8: Modul 1
Page 9: Modul 1
Page 10: Modul 1
Page 11: Modul 1
Page 12: Modul 1

Mekanisme Sesak Napas Skenario

Aktivitas fisik, kebutuhan O2

meningkat

Gangguan katup mitral

Atrium membengkak

Aliran darah balik ke vena pulmonalis

Tekanan kapiler pulmonalis meningkat

Edema paru

Page 13: Modul 1

Fibrilasi atriumDepolarisasi atrium yang cepat,irreguler,dan tak terkoordinasi, tanpa gelombang P yang jelas. Karena itu kontraksi atrium menjadi kacau dan asinkron. Karena impuls yang mencapai nodus AV tidak teratur maka irama ventrikel juga sangat irreguler.

Page 14: Modul 1

FA pada Dyspnea

Dengan dilatasi ventrikel yang progresif,otot papiler tergeser ke arah luar, menyebabkan regurgitasi mitral dan murmur sistolik,

dilatasi kronik yang kemudian di atrium kiri menyebabkan fibrilasi atrium yang terdengar sebagai denyut jantung irregularly irreguler.

Kontraksi atrium yang berantakan dan tidak terkoordinir ini akan mengurangi volume sekuncup ventrikel dan menyebabkan stasis,

kondisi stasis ini yang menyebabkan dyspnea karena curah darah tidak dapat memadai.

Darah yang stagnan atau diam/tidak mengalir, rentan membentuk trombus yang dapat lepas sebagai embolus serta menyebabkan stroke dan/ atau infark di organ lain.

Page 15: Modul 1

Mengapa S1 lebih keras?

Perkapuran di katup mitral Katup → kaku

Tekanan > tinggi ketika darah

ventrikel kiri ingin menutup katup

mitral

Page 16: Modul 1

Mengapa S2 tunggal ?

Stenosis mitralPenumpukan

darah di atrium kiri

penumpukan darah di paru –

paru

darah pada arteri pulmonalis tidak

bisa masuk

Penumpukan darah di arteri

pulmonalis

Tidak ada bunyi pada waktu

katup pulmonalis menutup

Page 17: Modul 1

Mengapa terjadi opening snap?

Stenosis mitral perkapuran Katup menjadi

kaku

Ventrikel kiri butuh tekanan

> tinggi

agar katup dapat

membuka

Katup menimbulkan

bunyi

Page 18: Modul 1

MEKANISME RONKHI BASAH HALUS

Hipertrofi atrium kiri

Volume Atrium Kiri

Tekanan & Volume atrium kiri dipantulkan

ke belakang pembuluh darah

paru

Tekanan vena Pulmo & Kapiler Kongesti Paru

Kongesti vena ringan Edema

intertisial disertai

transudasi cairan ke Alveoli

Edema Paru + Dispnea

Lumen Bronkus Alveolus mengecil

Pertukaran gas terganggu

Alveolus tergenang

cairan transudat

Page 19: Modul 1

PERBEDAAN SESAK NAFAS KARDIOVASKULAR DAN NON KARDIOVASKULAR

SISTEM KARDIOVASKULAR SISTEM RESPIRASI

FAKTOR PENYEBAB Iskemia/infarkmiokard,disfungsi ventrikel kiri, penyakit katup mitral, miksoma atrium.

Emboli paru, asthma, pneumothoraks,sindrom hiperventilasi

LETAK Letak penyumbatannya di arteri koronaria yang dimana sebagai supalai makanan,darah, dll ke jantung,faktor penyumbatannya karna hipertensi,dll

Letak penyumbatannya di bronkhus(contoh asthma)Faktor penyumbatannya karena :- Debu - Rokok

PENATALAKSANAAN Pengobatan suportif: pemberian oksigen.Pengobatan medika mentosa : morphin, aminofilin, furosemid

Suportif : pemberian oksigen .Medikamentosa : bromkodilator, steroid, ekspektoran, antibiotik.

Page 20: Modul 1

INDIKASI Diuretik dan ACE inhibitor gagal mengatasi gejala. 50% pasien yang mengalami disfungsi sistol

mengalami perbaikan saat diberi digoxin. Hasil yang lebih baik diperoleh pada pasien

dengan fibrilasi atrium. Digitalis dapat memulihkan semua tanda dan

gejala gagal jantung. Diperlukan pengukuran kadar digoxin plasma

pada pasien yang sensitif dan resisten.TOKSISITAS

MEKANISME

REFERENSI :Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed. VI. 2014 InternapublishingKatzung, G Bertram dkk. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik Vol.1 dan 2 Ed. 12. Jakarta : EGC

DIGOXIN

Page 21: Modul 1

INDIKASI

TOKSISITAS

MEKANISME

REFERENSI :Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed. VI. 2014 InternapublishingKatzung, G Bertram dkk. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik Vol.1 dan 2 Ed. 12. Jakarta : EGC

DIGOXIN

DIGOXIN

FARMAKOKINETIKA

FARMAKODINAMIKA

EFEK JANTUNG

EFEK MEKANIS

EFEK LISTRIK

Page 22: Modul 1

DIGOXIN

INDIKASI Gangguan penglihatan atau pencernaan pengurangan dosis obat, status elektrolit dikontrol.

Aritma jantung Pada intoksikasi digitalis yang parah, kalium

serum meningkat (hilangnya kalium dari intrasel jaringan)

Automatisitas tertekan, dan obat anti-aritmogenik henti jantung.

Pasang kateter pacu jantung temporer dan beri digoxin immune fabTOKSISITAS

MEKANISME

REFERENSI :Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed. VI. 2014 InternapublishingKatzung, G Bertram dkk. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik Vol.1 dan 2 Ed. 12. Jakarta : EGC

Page 23: Modul 1

STENOSIS MITRAL

Page 24: Modul 1

STENOSIS MITRAL

DefinisiKondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral

Etiologi

Demam RematikSystemic Lupus Erythematosus (SLE)Rheumatoid ArthritisBacterial Endocarditisdll

Page 25: Modul 1

Penyempitan katup mitral

↑ Gradien katup mitral

↑ Tekanan atrium kiri

↑ Tekanan vena pulmonalis

Edema pulmonal

Gejala stenosis mitral

Page 26: Modul 1

STENOSIS MITRAL

Gejala • Sesak nafas (bisa sampai orthopnea)• Hepatomegali• Hemoptisis• Palpitasi• Sinkop• Malar flush

Pemeriksaan penunjang • Foto rontgen• EKG• Ekokardiografi

Penatalaksanaan • Antibiotik (penisilin, eritromisin, sefalosporin)

• ß-blocker, digoxin, verapamil• Wartfarin• Operasi

Prognosis Tergantung tingkat keparahan penyakit & pengobatan yang dilakukan.

Page 27: Modul 1

INSUFISIENSI MITRAL

Page 28: Modul 1

Definisi

Regurgitasi Katup Mitral (Inkompetensia Mitral, Insufisiensi Mitral), (Mitral Regurgitation) adalah kebocoran aliran balik melalui katup mitral setiap kali ventrikel kiri berkontraksi. Pada saat ventrikel kiri memompa darah dari jantung menuju ke aorta, sebagian darah mengalir kembali ke dalam atrium kiri dan menyebabkan meningkatnya volume dan tekanan di atrium kiri.

Etiologi

Etiologi dibagi atas reumatik dan non reumatik (degenerative, endokarditis, penyakti jantung koroner, penyakit jantung bawaan, truma, dll). Di Indonesia, penyebab terbanyak adalah demam reumatik. Sekitar 30% tidak mempunyai riwayat demam reumatik yang jelas.

Manifestasi Klinis

- Ortopnea- Paraximal nocturnal dyspnea- Thrill sistolik di apeks- Hanya terdengar bising sistolik di apeks- Bunyi jantung 1 melemah- Iktus kordis kuat

Page 29: Modul 1

Patofisiologi

Page 30: Modul 1

Pemeriksaan penunjang

- EKG- Rontgen- eonokardiografi

Penatalaksanaan

Medikamentosa- Digoxin- Antikoagulan oral- Antobiotik prolaksis

Operasi

Prognosis

Prognosisnya adalah tergantung dari penyebab berlaku nya masalah penyebab. Dalam kasus yang disebabkan oleh penyakit arteri koronari, prognosisnya agak jelek dibanding dengan yang disebabkan oleh perubahan myxomatous