Model, strategi, metode
description
Transcript of Model, strategi, metode
La Tahang Pendidikan Fisika
PELAKU PERBUATAN/PROSES
HASIL
MempelajariMempersatukanMenulisMengajarMenagihMemberdayakanMembelajarkan
PembelajarPemersatuPenulisPengajaranPenagihPemberdayaPembelajar
PembelajaranPemersatuanPenulisanPengajaranPenagihanPemberdayaanpembelajaran
PelajaranPersatuanTulisanAjaranTagihanPerdayaanPerajaran(Siswa yang telah dibelajarkan)
Pemelajaran Materi kompetensi alat ukur/tes
Pembelajaran siswa mediator kemampuan
APAKAH SAINS ITU ?
SAINS ADALAH PENGETAHUAN YANG TELAH TERUJI KEBENARANNYA MELALUI METODE ILMIAH
BERNAL (1969) MENNONJOLKAN LIMA ASPEK SAINS YANG DIPANDANG SEBAGAI :1. INSTITUSI2. METODE3. KUMPULAN PENGETAHUAN4. FAKTOR UNTUK MEMELIHARA DAN MENGEMBANGKAN PRODUK5. MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN DAN SIKAP MANUSIA TERHADAP ALAM SEMESTA DAN MANUSIA
NAGEL (1967) DAPAT DILIHAT DARI TIGA ASPEK:
1. TUJUAN SAINS ADALAH SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUASAI ALAM DAN DAN UNTUK MEMBERIKAN SUMBANGAN UMAT MANUSIA
2. SAINS DAPAT DILIHAT SEBAGAI PENGETAHUAN YANG SISTEMATIK DAN TANGGUH DALAM ARTI MERUPAKAN SUATU HASIL ATAU KESIMPULAN YANG DIDAPAT DARI BERBAGAI PERISTIWA
3. SAINS DAPAT DILIHAT SEBAGAI METODE, ATAU PERANGKAT ATURAN UNTUK MEMECAHKAN MASALAH, MENGETAHUI PENYEBAB DAN UNTUK MENDAPATKAN HUKUM TEORI DARI OBJEK YANG DIAMATI
METODE ILMIAH
A. RASIONALISME PERNYATAAN YANG SUDAH PASTI BENAR (AKSIOMA) AKSIOMA DASAR DIPAKAI MEMBANGUN SISTEM PEMIKIRANNYA DITURUNKAN DARI IDE YANG MENURUT ANGGAPANNYA JELAS TEGAS, DAN PASTI DALAM PIKIRAN MANUSIA. MANUSIA DIPAN- DANG MAMPU MENGETAHUI IDE TERSEBUT.
B. EMPIRISME PENGETAHUAN MANUSIA DIPEROLEH DARI PENGALAMAN. DUA ASPEK TEORI EMPIRIS YAITU: PERBEDAAN ANTARA MENGETAHUI DAN YANG DIKETAHUI YANG MENTAHUI ADALAH SUBJEK DAN BENDA YANG DIKETAHUI ADALAH OBJEK
PRINSIP KETARATURAN
C. METODE KEILMUAN (GABUNGAN RASIONALIME-EMPIRISME)
KERANGKA DASAR TERDAPAT ENAM LANGKAH :
1. SADAR AKAN ADANYA MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH2. PENGAMATAN ATAU PENGUMPULAN DATA YANG RELEVAN3. PENYUSUNAN ATAU KLASIFIKASI DATA4. PERUMUSAN HIPOTESIS5. DEDUKSI DAN INDUKSI6. TES DAN PENGUJIAN KEBENARAN
A. NILAI-NILAI ETIK DAN ESTETIKA DARI SAINS NILAI MORAL HUMANIORA DARI SAINS NILAI EKONOMI DARI SAINS
B. NILAI-NILAI PSIKOLOGIS/PEDADGOGIS SAINS 1. SIKAP MENCINTAI KEBENARAN 2. SIKAP TIDAK PURBASANGKA 3. MENYADARI KEBENARAN ILMU TIDAK MUTLAK 4. KEYAKINAN BAHWA TATATAN ALAM BERSIFAT TERATUR 5. BERSIFAT TOLERAN TERHADAP ORANG LAIN 6. BERSIFAT ULET 7. SIKAP TELITI DAN HATI-HATI 8. SIKAP INGIN TAHU 9. SIKAP OPTIMIS 10. KETERBATASAN SAINS
NILAI-NILAI SAINS
PROSES SAINS
SIKAP SAINS MEMBUAT SESEORANG MEMILIKI SIKAP POSITIF TERMASUKMENGEMBANGKAN RASA INGIN TAHU, MAMPU BEKERJASAMA DENGAN ORANG LAIN, TOLERAN, SKEPTIS DAN SEBAGAINYA
PROSES SAINS (METODE) DIGUNAKAN UNTUK MENGEMBANGKAN, MENEMU-KAN PENGETAHUAN DAN PENERAPANNYA. DIDALAM MELAKUKAN PROSES SAINS SESEORANG MEMBUTUHKAN KETERAMPILAN TERTENTU DISEBUT KETERAMPILAN PROSES SAINS
PRODUK ADALAH INFORMASI, IDE, FAKTA, TEORI, KONSEP, HUKUM, TENTANGSAINS YANG DIREKAM DAN DICATAT SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH
SAINS
SIKAP
KITA
PRODUK PROSES
SAINS SAINS
SIKULUS SAINS
KETERAMPILAN PROSES SAINS
PENGAMATAN EKSPLORATIF
INFORMASI/ DATA/FAKTA
PERTANYAAN PENELITIAN
PENGAMATAN LEBIH LANJUT
MENGUJI JAWABAN SEMENTARA
DESKRIPSI TENTANG OBJEKYANG DINYATAKAN
RUMUSAN MASALAH
EKSPERIMEN
MENGUJI HIPOTESIS
PENJELASAN TENTANG MASALAH(TEORI SAINS)
TUBUH ILMU SAINS
MENGAMATI
MENGUKUR
MENGELOMPOKKANMENGKOMUNIKASIKAN
INFERENSI
PREDIKSI
MENYUSUN TABEL DATA
GRAFIK
IDENTIFIKASI VARIABEL
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
MENGUMPULKAN DAN MEMPROSES DATA
ANALISIS PENELITIAN
PERCOBAAN
(EKSPERIMEN)
HIPOTESIS
DISAIN PENELITIAN
MENGADAKAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
HUBUNGAN PENGAMATAN DENGAN KETERAMPILAN PROSES YANG LAIN
MATEMATIKA
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika banyak diterapkan dalam teknologi informasi sebagai perluasan pengetahuan peserta didik.
TujuanMata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Ruang LingkupMata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SMA/MA meliputi
aspek-aspek sebagai berikut. LogikaAljabarGeometri TrigonometriKalkulus Statistika dan Peluang.
KERANGKA DASAR
STRUKTUR
KOMPETENSI STANDARKOMPETENSI DASAR
ANALISIS KOMPETENSI
PENGEMBANGANSILABUS
PNG
SKBM
BAHAN AJAR
MODEL BELAJAR
TEKS/PRINT OUTAUDIOAUDIOVISUALMM INTERAKTIF
BEHAVIORISME
KOGNITIVISME
KONTRUKTIVISME
PEMILIHANPENERAPAN
FAKTOR PSIKOLOGISFAKTOR PSIOLOGIS
FAKTOR LAIN
PEMILIHANPENGGUNAAN
Pendekatan/Strategi metode
PROTA-PROMES
PEMELAJARAN
LULUSAN
STRUKTURKEILMUAN
INDIKATORPOHON KOMPETENSI
Umpan balik
Perencanaan/skenario
POTENSI SEKOLAH
TEORI BELAJAR
PENGEMB:TEST/UJIAN
MATERI
ESNKOM
ACUAN DASAR :
KOMPETENSI LULUSAN
STRUKTUR KEILMUAN
PSIKOLOGI PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN IPTEKS
KONDISI MASYARAKAT
Model
Mills (1989:4)
“Model adalah bentuk reprensentasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok mencoba bertindak berdasarkan model itu “
Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi dan pengukuran sistem
Pengertian model pemelajaran, merupakan landasan praktik di depan kelas hasil penurunan teori psikologi dan teori belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis potensi siswa, daya dukung dan keterkaitan dengan lingkungan dalam implementasi kurikulum.
Pendekatan
Pendekatan adalah suatu usaha dalam aktivitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode tertentu secara efektif
Pendekatan pemelajaran sebagai proses penyajian isi pemelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu dengan suatu metode atau beberapa metode pilihan.
strategi Merupakan pendekatan
dalam mengelola kegiatan,
dengan mengintegrasikan urutankegiatan, cara
mengorganisasikanmateri pelajaran dan pebelajar,
peralatan dan bahan
serta waktu yang digunakan untuk
mencapai tujuan
Strategi pemelajaran terkandung pertanyaan bagaimanakah cara menyampaikan isi pelajaran?.
Maka komponen operasional strategi pemelajaran berupa urutan kegiatan, metode, BAHAN ajaran dan waktu.
gaya
kesanggupan atau kapasitas
seseorang untuk berbuat sesuatu
yang diekspresikan baik secaraimplisit maupun eksplisit
Gaya sangat dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, yang saling terkait dengan kondisi lingkungan.
KATA KUNCI :
Model belajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik,dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
Memilih suatu model mengajar, harus sesuaikan dengan capaian kompetensi, potensi siswa, daya dukung sekolah,, lingkungan yang ada, keterampilan guru, pandangan hidup yang akan dihasilkan dari proses kerjasama dilakukan antara guru dan peserta didik.
TITIK TOLAK :
PERGESERAN MODEL MENGAJAR
KE MODEL BELAJAR
NORMAL VERSUS AB NORMALKE MULTI KECERDASAN/MODALITAS BELAJAR
SUBJEK MATERKE KOMPETENSI
KOREKSI TAKSANOMI BLOOMPETER W.AIRASIAN DKK (1999)
RUMPUN Model belajar
TEORI MODEL DEKADE 1999-2004
Behaviorisme Cognitivisme Constructivis
me
RUMPUN Model
Behaviorisme
Stimulus Respons Capaian
kompetensiLingkungan
Belajar
Hukuman
Penguatan
PotensiFisik dn psikologi siswa
Merangsang Potensi
MateriPendekatan dan strategiMedia Keamanan dan sehat KenyamananKeindahanEmpati guru
Skema : Dimensi Makna Ruang Rumpun Model Belajar Behaviorisme
Dimensi ranah -kognitif-apektif-psikomtorik
Dimensi standar - taat asas- taat ukuran- taat prosedur- taat waktu
Model behaviorismeGood et. al.(1990)menganggap behaviorisme atau tingkah laku ini dapat diperhatikan dan diukur.Prinsip utama ialah faktor rangsangan (stimulus), Respon (response) serta penguatan (reinforcement).
Model ini menganggap faktor lingkungan sebagai rangsangan dan respon peserta didik terhadap rangsangan itu ialah responsnya
Thorndike yang menyatakan bahwa:
hubungan di antara stimulus dan respon akan diperkuat apabila responnya positif diberikan reward yang positif dan tingkah laku nagatif diberi hukuman.
Stimulus dipengaruhi faktor persepsi == minat == > motivasi
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkahlaku yang bisa diamati.
Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya
KARAKTERISTIK
Robins (1993:135), persepsi merupakan: Suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan memaknakan kesan sensorinya untuk memberi arti pada lingkungannya.
Tingkah laku seseorang akan didasarkan pada kenyataan menurut persepsinya sendiri bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.
Gilmer (1975 : 255) mengartikan persepsi merupakan proses pengorganisasian informasi dari lingkungan dalam tingkah laku yang berarti dan teratur.
Morgan (1986 : 132) mendefinisikan persepsi sebagai :persepsi didefinisikan sebagai apa yang dialami oleh individu. Persepsi yang merupakan pengalaman kita tentang dunia, timbul dari masukan sensory dan bagaimana cara kita untuk mengolah informasi sensory ini.
Atkinson et.al (1991) persepsi merupakan : Proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan.
Udai Pareek (1996: 13) mendefinisikan persepsi sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasi, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data.
Morgan (1986 : 132) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi individu adalah :
Perceptual learning yaitu peningkatan daLam kemampuan untuk mengambil inti (ecxtract) informasi dari lingkungan sebagai hasil dari pengalaman atau latihan dengan rangsang yang datang dari lingkungan.
Harapan atau set yang dimiliki individu merujuk pada ide bahwa individu dapat mempunyai kesiapan dalam menerima masukan sensory tertentu.
Harapan atau set ini berbeda pada tiap
individu dan merupakan faktor yang berpengaruh diam penyeleksian masukan sensory untuk memilih rangsang mana yang menjadi fokus perhatian dan dalam mengorganisasikan rangsang tersebut.
Misalnya, seseorang yang sedang mengharapkan
sesuatu menantikan telepon dari orang yang penting, maka dia akan mendengaar bunyi telepon di malam hari yang tidak didengar oleh orang lain.
Motif atau kebutuhan. Perbedaan motif dan kebutuhan pada setiap individu akan mempengaruhi persepsi, dengan kata lain individu dapat memperhatiakan dan mengorganisasikan masukan sensory yang sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki individu. Misalnya, individu yang lapar atau haus akan memperhatikan kejadian-kejadian di lingkungan yang akan memuaskan kebutuhannya.
Karakteristik individual dari tipe perceptual-cognitive (The individual characteristic perceptual cognitive style) yaitu perbedaan dalam cara mengolah informasi yang menjadi karakteristik
Vision, ability to see the features of objects we look at, such as color, shape, size, details, depth, and contrast. Vision is achieved when the eyes and brain work together to form pictures of the world around us. Vision begins with light rays bouncing off the surface of objects. These reflected light rays enter the eye and are transformed into electrical signals. Millions of signals per second leave the eye via the optic nerve and travel to the visual area of the brain. Brain cells then decode the signals into images, providing us with sight.
Menurut Gagne et.al.(1992) YANG DOMINAN,Terdapat delapan elemen yang harus dilakukan guru dalam proses pemelajaran di sekolah, yaitu:
TITIK TOLAK RUMPUN BEHAVIORISME:
menarik perhatian, menjelaskan tujuan, merangsang proses “recall”, menyiapkan bahan atau materi
yang dapatmerangsang /menarik perhatian,
menyediakan bimbingan terhadap memberi penghargaan terhadap
peserta didik,
kemajuan peserta didik berdasarkan tugas dan latihan,
menilai kemajuan belajar peserat didik
mengembangkan pengetahuan dankepandaian yang telah dimiliki peserta didik
Karakteristik:Belajar adalah perubahan tingkah-laku.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan perubahan tingkahlaku.
Pada model ini yang terpenting adalah masukan yang berupa stimulus dan keluaran berupa respons.
Adapun apa yang telah terjadi diantara stimulus dan respons itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati, yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respons
Menentukan tujuan instruksional Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat initermasuk mengidentifikasikan "entry
behavior"peserta didik (pengetahuan awal peserta didik) Menentukan materi pelajaran (pokok
bahasan) Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagiankecil (sub pokok bahasan, sub topik)
Menyajikan materi pelajaran
Memberikan stimulus yang mungkin berupa :
Langkah-langkah UMUM:
pertanyaan (lisan/tertulis) tes, latihan dan tugas Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan
Memberikan penguatan positip atau negatif
RANTING RUMPUN BEHAVIORISME DI ANTARANYA:
PENDEKATAN STRATEGI OPERASIONAL
MASTERY
DIRECT
NON DIRECT
SOSIAL
BERPROGRAM
INQUARY
Discovery
CONTECTUAL
INTERACITIVE
Free Inquiry
Structured laboratory inquiry
ARI PRAKTEKNA KUMAHA KANG ?
MANGGA COBIAN !
Model Belajar Cognitivisme
Lingkungan belajarData informasi
yang telah direkayasa(naratif/grafis/gambar/simbol/angka-angka)
Penyeleksian/penataan/Penyajian informasi
Pemelajaran
Sumber-sumber
Ditrima:Visual Pendengaran Perabaan Penciuman
Diproses Disimpan
Faktor kecerdasan Faktor kekuatan penerimaan
Pengkodean
Model informasi Faktor kekuatan perhatian
Faktor kapasitas berpikir
Pengkodean
Jangka panjang
Jangka pendek
Dibuka
Faktor lupa
Faktor lupa
Capaian Kompetensi ?
Ranah kognitif Ranah apektif Ranah psikomotorik
Taat asasTaat ukuranTaat prosedurTaat waktu
Belajar sebagai suatu rangkaian pase,menggunakan step-step kognitif:
Pengkodean (cooding), penyimpanan (storing), perolehan kembali (retrieving), dan pemindahan informasi (transferring information).Suatu tugas dapat dipelajari dengan baik urutan yang spesifik pada sembilan peristiwa, yaitu:
menyajikan materi baru (presenting new material),
menyediakan bimbingan belajar (providing learning
memperoleh perhatian (gaining attention),
informasi peserta didik pada tujuan (informing thelearner of the objective),
prasyarat daya ingat sebagai prasyarat belajar(stimulating recall of prerequisite learning),
guidance), menyatakan capaian (eleciting
performance), menyatakan umpan balik sebagai ketepatan(providing feedback about correctness),
menaksir capaian (assessing performance), dan
penambahan ingatan dan daya ingat (echancing
retention and recall).
Model pemrosesan pengetahuan ini dengan menyatakan, bahwa pengetahuan yang diterima itu akan terlebih dahulu disimpan pada pendaftar sensor.
Pengetahuan yang baru diterima akan dibandingkan dengan Kognitif yang telah dulu ada. Pengetahuan yang telah ada tersebut dapat diperbaiki, ditambah, disesuaikan dan digabungkan dengan pengetahuan yang baru.
Selanjutnya, pengetahuan tersebut dipindahkan sebagai ingatan jangka pendek dan jika pengetahuan itu dianggap penting, akan dipindahkan kepada ingatan jangka panjang.
SENSORI MEMORI
WORKING MEMORI
ATENTION
INDRAWI
PROSES PENGOLAHAN INFORMASI
LONG-TERM MEMORI
TERIMAOLAHSIMPANULANG
ENCODING RETRIEVEL
LUPA INGAT
CATATAN KHUSUS :
Durasi perekam deria ¼ sd 1 saat (250 milisecond-1000 milisecond), oleh sebab itu setiap rekayasa informasi materi ditata secara tepat Sperling (1960)
Lupa dalam ingatan jangka panjang, terdapat tiga teori yang harus diperhatikan yakni :
Decay theoryInformasi jadi pudar disebabkan oleh waktu
Retrieval theoryInformasi ada tetapi tidak dapat dicari karena isyarat
yang sesuai tidak ada untuk mengeluarkannya
Interference theoryInformasi lain mengganggu yang hendak diingat,
sebagai contoh beberapa gangguan tersebut antara lain :
Gangguan proaktif
Kelompok Belajar Belajar Tes
A X – Y X-Z X-Z
B -------- X-Z X-Z
Kelompok B mengingat lebih banyak informasi daripada Kelompok A, karena informasi lama (X-Y) mengganggu mengingat kembali informasi baru (X-Z)
Gangguan retroaktif
Kelompok Belajar Belajar Tes
A X-Y X-Z XY
B X-Y --- XY
Kelompok B mengingat lebih banyak informasi daripadaKelompok A, karena informasi baru (X-Z) mengganggu mengingat kembali informasi lama (X-Y)
Terdapat empat proses yang harus menjadi perhatian dalam pemrosesan infromasi, yaitu :
Pengkodean (encoding)Proses yang menentukan cara informasi dikeding dan disimpan pada perekam deria, menjadi ingatan jangka pendek dan jangka panjangPenyimpanan (strorage)Proses yang menentukan bagaimana informasi disimpan dalam ketiga-tiga stor memoriMengingat kembali (retrievel)Proses yang membolehkan informasi dikeluarkan daripada ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang Lupa (Forgeting)Proses yang menyebabkan informasi ‘hilang’ atau sukar diingat kembali dari pada ingatan jangka pendek dan jangka panjang.
Ingatan Jangka Pendek ( Short Term Memory/ STM)
Ingatan kerja (working memory), tempo ingatan jangka pendek ialah 10-20 saat jika butir informasi tidak diulang.
Contoh berikan teman anda nomor telepon dan sementara mencari kerta untuk menuliskannya, selanjutnyA NOMOR ITU DIULANG SUPAYA TIDAK LUPA.
PROSES INI DIPANGGIL ULANG, JIKA TIDAK DIULANG NOMOR ITU AKAN HILANG DALAM MASA 10-20 SAAT. Oleh sebab itu susun materi yang terorganisasi seperti :
Komponen:KlasifikasiKategorydsb
Sekuen:KronologisEfek/kasusPengembangan
Relevansi: Fokus pada idePrinsipkaidah
Transisi: HubunganPengaruhKuantitatif/kualitatif
Ingatan Jangka Panjang (Long Term Memory/LTM
Ingatan jangka panjang masih menjadi landasan dalam menyiasati bagaimana cara informasi “dikode”, disimpan dan diingat kembali serta lupa.
Ahli psikologi seperti Freud menjelaskan bahwa segala pengalaman kita sejak lahir disimpan dalam ingatan jangka panjang. Hal ini jelas sekali jika masih dapat mengingat apa yang terjadi pada haris pertama sekolah, kondisi itu bermakna informasi tidak hilang tetapi sukar diingat kembali.
Dengan demikian, perlu diperhatikan bahwa setiap informasi dalam pemelajaran perlu ditetapkan kode yang khas:
Imaginasi ====== kreativitas mentalMetode lokasi ==== ide yang terkoneksi pada lokasi tertentu Skema, nomor ===( ide yang tersmabung berdasarkan nomor atau urutan abjad Rytime =======( informasi berdasarkan nada atau faseTulisan initial =====( informasi berdasarkan inisial tertentu
Tipe pengorganisasi pengetahuan :Semantic memory
Skema ===( jaringan ide atau hubungan, struktur data, prosedur untuk organisasi berdasarkan pengetahuan dan pemahamanProporsisi ==( saling keterhubungan kompulan konsep dan keterkaitan Skrif ======( struktur pengetahuan deklarasi, sebagai informasi umum seperti persitiwa sosialFrame =====( mengorganisasikan pengetahuan komplek darivisualisasi berdasarkan refren yang adaSkematik ===( mengorganisasikan konsep, prinsip aturan
Episode memoryMengetengahkan sejarah runutan dan anlogi dari suatu peristiwa
Posedur memoryMengetengahkan langkah-langkah secara sitematik
Formasi konsep Pengembangan formasi konsep secara urutan seperti
nama, definisiidentitas yang relevancontoh yang benar dan salahpemikiran deduktif
KOGNITIVISME BRUNER
Model ini sangat membebaskan peserta didik untuk belajar sendiri. Model ini mengarahkan peserta didik untuk belajar secara discovery learning.
LANGKAH : Menentukan tujuan-tujuan instruksional Memilih materi pelajaran Menentukan topik-topik yang akan dipelajari peserta didik Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi dsbnya., yang dapat
digunakan peserta didik untuk bahan belajar Mengatur topik peserta didik dari konsep yang paling
kongkrit ke yang abstrak, dari yang sederhana ke kompleks Mengevaluasi proses dan hasil belajar
MADHAB KOGTIVISME :
Model ini sangat membebaskan peserta didik untuk belajar sendiri. Model ini mengarahkan peserta didik untuk belajar secara discovery learning.
COGNITIVISME BERMAKNA (ASUBEL)
Dalam aplikasinya menuntut peserta didik belajar secara deduktif (dari umum ke khusus) dan lebih mementingkan aspek struktur kognitif peserta didikLANGKAH:
Menentukan tujuan-tujuan instruksional Mengukur kesiapan peserta didik (minat,
kemampuan, struktur kognitif)baik melalui tes awal, interviw, pertanyaan dll.
Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam
bentuk penyajian konsep-konsep kunci
Mengidentifikasikan prinsip-prinsip yang harus dikuasai peserta didik dari materi tsb. Menyajikan suatu pandangan secara menyelurh
tentang apa yang harus dikuasai pesertadidik. Membuat dan menggunakan "advanced organizer"
paling tidak dengan cara membuat rangkuman terhadap materi yang baru disajikan, dilengkapi dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi (keterkaiatan) materi yang sudah diberikan dengan yang akan diberikan.
Mengajar peserta didik untuk memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sudah ditentukan dengan memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara konsep yang ada
Mengevaluasi proses dan hasil belajar
PENDEKATAN STRATEGI OPERASIONAL
MASTERI
PEMROSESAN INFORMASI
PEMETAAN KONSEP
PENGORGANISASIAN INFORMASI
KERUCUT PENGALAMAN
KOMPREHENSIF
BERPIKIR INDIKATOR
Discovery
CONTECTUAL
GENERATIF
MINIMALIS
ORIENTASI PROSES PENGETAHUANDAN DIMENSI PENGETAHUAN
RANTING RUMPUN KOGNITIVISME DI ANTARANYA:
Model Contraktivis
me
Konstruktivisime merupakan proses pemelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia.
Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktekkan dalam proses belajar dan pemelajaran baik di tingkat sekolah dasar, menengah, maupun univer-sitas, meskipun belum jelas terlihat.
Berdasarkan faham konstruktivisme, dalam proses belajar mengajar, guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna.
Dengan kata lain, pesera didik harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan pengalamannya masing-masing.
Pemelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk peserta didik.
Pola pembinaan ilmu pengetahuan di Sekolah merupakan suatu skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan oleh peserta didik sebagai bahan mentah bagi proses renungan dan pengabstrakan.
Fikiran peserta didik tidak akan menghadapi kenyataan dalam bentuk yang terasing dalam lingkungan sekitar. Realita yang diketahui peserta didik adalah realita yang dia bina sendiri. Peserta didik sebenarnya telah mempunyai satu set idea dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif terhadap lingkungan mereka.
Pengetahuan yang dibentuk melalui pengalaman
Pemelajaran adalah intepretasi seseorang terhadap lingkungan sekitarnya.
Pemelajaran merupakan satu proses aktif yang dibina dari pengalaman seseorang
Konsep terhadap sesuatu pengalaman dibina dari penyatuan beberapa perspektif secara kolaboratif (konstruktivism kognitif dan konstruktivism sosial)
Pemelajaran dibina didalam situasi nyata.
Murid tidak hanya dibekali dengan fakta-fakta, melainkan diarahkan pada kemampuan penguasaan dalam proses berfikir dan berkomunikasi,
Guru hanya merupakan salah satu sumber pengetahuan, bukan orang yang tahu segala-galanya. Jadi guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing belajar peserta didik.
sebagai implikasinya, dalam penilaian pun harus mencakup
cara-cara penyelesaian masalah dengan berpatokan pada
aturan yang berlaku. Teknik-teknik tersebut dapat berbentuk peta konsep, diagram ven, portopolio, uji kompetensi, dan ujian komprehenship
WILAYAH PENGETAHUAN SEBAGAI KOMPETENSI AWAL TELAH ADA DI DALAM DIRI SISWA
PA PB PC PD
P X P Y P Z
WILAYAH PENGETAHUAN YANG SEDANG DIPELAJARI
APA YANG TELAH DIKETAHUIDAN APA YANG BELUM DI- KETAHUI
KETERLIBATAN SISWA DALAM SITUASI BELAJAR MEMBACA-DEMO-PENGAMATAN-EKSPERIMEN DLL
SITUASI BARU
A
B
C
D
FENOMENA
A’
B’
C’
D’
MENJELASKANAPA YANG DI-LIHAT, DIAMATI
A”
B”
C”
D”
PERLUASAN :- KETERHUBUNGAN- KETERKAITAN
PEMECAHAN MASALAH :- EKSPERIMEN- MENGKLARIFIKASI- MENGEVALUASI- MERINGKAS- MEMBUAT KEPU- TUSAN
EVALUASI
KOMPETENSI
MENJELASKAN/MENGANALISIS MENDUKUNG GAGASAN DAN MEMBUKTIKANNYA MELALUI PENGUJIAN HIPOTESIS
COSTRUCTIVISMEPIAGIET
COSTRUCTIVISMEPIAGIET
gambaran mental seseorang dihasilkan pada saat berinteraksi dengan lingkungannya,
pengetahuan yang diterima oleh seseorang merupakan proses pembinaan diri dan pemaknaan, bukan internalisasi makna dari luar.
gambaran mental seseorang dihasilkan pada saat berinteraksi dengan lingkungannya,
pengetahuan yang diterima oleh seseorang merupakan proses pembinaan diri dan pemaknaan, bukan internalisasi makna dari luar.
Pemelajaran konstruktivisme berdasarkan pemahaman Piaget, beranggapan bahwa:
COSTRUCTIVISMEPERSONAL
COSTRUCTIVISMEPERSONAL
Pemelajaran menurut konstruktivisme personal, memiliki beberapa anggapan (postulat), yaitu: Set mental (idea) yang dimiliki peserta didik
mempengaruhi panca indera dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap proses pembentukan pengetahuan,
Input yang diterima peserta didik tidak memiliki makna yang tetap,
Peserta didik menyimpan input yang diterima tersebut ke dalam memorinya,
Input yang tersimpan dalam memori tersebut dapat digunakan lagi untuk menguji input lain yang baru diterima,
Peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap apa yang menjadi keputusannya.
COSTRUCTIVISMESOSIAL
COSTRUCTIVISMESOSIAL
Konstruktivisme sosial beranggapan bahwa pengetahuan yang dibentuk oleh peserta didik, merupakan hasil interaksinya dengan lingkungan sosial disekitarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa: pengetahuan dibina oleh manusia, pembinaan pengetahuan bersifat sosial
dan personal, pembina pengetahuan personal adalah
perantara soial dan pembina pengetahuan sosial adalah perantara personal,
pembinaan pengetahuan sosial merupakan hasil interaksi sosial, dan
interaksi sosial dengan yang lain adalah sebagian dari personal, pembinaan sosial, dan pembinaan pengetahuan bawaan.
COSTRUCTIVISMERADIKAL
COSTRUCTIVISMERADIKAL
Konstruktivisme radikal dikembangkan oleh von Glaserfeld (1984), yang beranggapan bahwa:
kebenaran tidak diketahuai secara mutlak, pengetahuan saintifik hanya dapat diketahui dengan menggunakan instrumen yang tepat, konsep yang terjadi adalah hasil yang diperoleh individu setelah melakukan ujicoba untuk menggambarkan pengalaman subjektif, konsep akan berkembang dalam upaya penggambaran fungsi efektif tentang pengalaman subjektif.
COSTRUCTIVISMESimpulan :
Pemelajaran tidak akan berjalan dengan baik, jika peserta didik tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya.
Pada akhir proses pemelajaran, peserta didik memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda sesuai dengan kemampuannya.
Untuk memutuskan (menilai) keputusan-nya, peserta didik harus bekerja sama dengan peserta didik yang lain.
Guru harus mengakui bahwa peserta didik membentuk dan menstruktur pengetahuannya berdasarkan modalitas belajar yang dimilikinya, seperti bahasa, matematika, musik dan lain-lain.
PENDEKATAN STRATEGI OPERASIONAL
Operasional Koperatif
Pendekatan Inquary :
JIGSAW, TGT (teams-games-tournaments), STAD (Students Teams-AchievementSTAD (Students Teams-Achievement Division), Belajar Bersama (Learningtogether),Permainan Panggil Nomor (Numbered Heads)Meja Bulat (Round Table).
The pupil-centered inquiry model: "free inquiry" The Schwab inquiry model: structuredlaboratory inquiryThe Suchman inquiry model The "creating knowledge" model The theme-based model: pupil centered, multi-disciplinary free inquiry".
PROSES SOSIAL
RANTING RUMPUN KONTRUKTIVISME DI ANTARANYA:
MODEL BEHAVIORISME KOGNITIVSME CONTRUCTIVISME
SIMPULAN
Bagaimana Belajar dideskripsikan?
Suatu perubahan dalam kemungkinan perilaku tertentu yang terjadi di dalam situasi tertentu
Perubahan pengetahuan yang tersimpan dalam memori
Perubahan dalam tujuan konstruksi dari pengalaman
Bagaimana proses belajar dipandang?
Suatu anteseden, dari perilaku terdahulu yang diikuti oleh beberapa konsekwensi
Memori melibatkan tiga proses: perhatian, pengkodean, dan perolehan kembali
Saling berpengaruh antar pengetahuan yang ada pada siswa, konteks sosial, dan masalah untuk dipecahkan
Apa yang dilakukan guru dalam proses?
Menyusun ketidaktentuan dan menyajikannya pada para siswa
Membantu dan mendukung proses kognitif yang mendukung memori
Melengkapi peserta didik dengan situasi kolaborasi
Baaimana guru mengelola proses?
Menentukan tujuan pemelajaran sebagai perilaku peserta didikmenggunakan isyarat untuk membantu peserta didik terhjadap perilaku yang dinginkanmenggunakan konsekuensi terhadap penguatan perilaku yang dinginkan
Mengorganisai informasi baru
Mengkaitkan iinformasi baru dengan pengetahuan yang telah ada
Menggunakan teknik untuk membantu dan mendukung terhadap perhatian, peng-kodean, dan perolehan kembali peserta didik
melengkapi peserta didik dengan “Masalah yang baik” yang akan dijadikan investigasi (penyelidikan)menciptakan aktivitas kelompok belajarmodel dan bantuan proses pembentukan pengetahuan
Bawalah belajar anak dengan riang dan gembira
PENDEKATAN PRAKTIK