MODEL PENENTUAN LOKASI PENIMBUNAN (LANDFILL) …
Transcript of MODEL PENENTUAN LOKASI PENIMBUNAN (LANDFILL) …
Model Penentuan Lokasi Penimbunan (Landfill) Limbah B3 Dengan Bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) - Sardi
MODEL PENENTUAN LOKASI PENIMBUNAN (LANDFILL) LIMBAH B3
DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
S a r d i Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta (UJB)
Jalan Tentara Rakyat mataram No. 55-57 Yogyakarta 55231
Abstract : One of the activity bunch of managing the hazardose waste is site choice for landfilling waste reduce. Using GIS (Geographic Information System) be the answer “Where is it”, SIG can be used as tools for identifikated site to supply all the requirement or criteria al at once. Keywords: The Hazardose waste, Landfill, Geogrphic Information System (GIS)
Abstrak : Salah satu rangkaian kegiatan dari pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) adalah penentuan site (lokasi) untuk penimbunan hasil olahan limbah. Dengan kemampuan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan “Where is it”, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu (tool) untuk menemukan lokasi yang memenuhi beberapa syarat atau kriteria sekaligus.
Kata kunci : Limbah B3 (Buangan Beracun dan Berbahaya), Landfill, Sistem Informasi Geografis
(SIG)
PENDAHULUAN
Meningkatnya pembangunan disegala
bidang, khususnya pembangunan bidang
industri, akan berakibat meningkat pula jumlah
limbah yang dihasilkan, termasuk limbah
berbahaya dan beracun yang dapat
menurunkan kualitas lingkungan dan
membahayakan kesehatan manusia. Limbah
bahan berbahaya dan beracun disingkat B3,
adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun yang karena
sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya, secara
langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan merusak lingkungan hidup,
dan dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain (PP Nomor 18 Tahun 1999).
Pengelolaan limbah B3 adalah
rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkut,
pemanfaatan, pengelohan dan penimbunan
limbah B3. Kegiatan ini harus dilakukan dengan
baik mulai dari perencanaan kegiatan hingga
pemantauan selama kegiatan dilakukan. Karena
pengolahan limbah B3 dilakukan di dalam lokasi
penghasil limbah atau di luar penghasil limbah,
maka diperlukan analisa kelayakan dari lokasi
terhadap dampak sosial ekonomi yang mungkin
timbul dengan adanya pengolahan limbah
tersebut.
SIG yang merupakan perangkat bantu
(tool) untuk analisa yang merujuk pada suatu
ruang (spasial) diharapkan dapat membantu
perencanaan pengelolaan limbah B3,
pemantauan pengelolaan limbah B3, dan
pemantauan dampak yang mungkin timbul dari
hasil pengolahan limbah. Dalam studi
pemodelan ini SIG akan digunakan untuk
membantu menentukan lokasi untuk
penimbunan (landfill) limbah B3.
Permasalahan
Pemilihan lokasi penimbunan (landfill)
limbah B3 yang tidak memperhatikan
persyaratan- persayaratan yang telah ditentukan
TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: – JURNAL
dan tidak memperhitungkan lingkungan akan
mengakibatkan dampak-dampak antara lain :
Mencemari lingkungan
menurunnya kualitas air sungai akibat
tercemar oleh hasil olahan limbah,
sehingga ekosistem sungai rusak,
menurunnya kualitas tanah sehingga
tanah tidak lagi subur,
menurunnya kualitas udara yang akan
menimbulkan berbagai ganguan
ekosistem,
menurunnya kualitas air tanah
Menggangu kehidupan manusia
timbulnya berbagai macam penyakit
akibat limbah B3 yang mencemari
lingkungan dimana manusia tinggal dan
hidup,
meningkatnya biaya hidup karena adanya
pencemaran limbah, contoh : biaya untuk
pengobatan sakit karena pencemaran
lingkungan, biaya untuk pembuatan/
pembelian alat pembersih,
hilangnya kenyamanan hidup, contoh :
bau yang timbul dari pencemaran udara
akibat limbah,
Mengganggu ekosistem flora dan fauna
Ruang Lingkup Studi
Penentuan lokasi untuk penimbunan
limbah B3 untuk suatu wilayah propinsi akan
tidak terlepas dari keterkaitan bahyak faktor baik
fisik maupun non fisik.
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang merupakan wilayah yang akan dijadikan
kajian (gambar 1) untuk pemodelan merupakan
suatu propinsi yang mulai berkembang sehingga
faktor kesehatan lingkungan karena pengaruh
limbah harus sangat diperhatikan.
Kajian pemodelan didasarkan pada
beberapa parameter yang penting dalam
penentuan lokasi penimbunan limbah B3
terutama faktor secara fisik yaitu :
- Aspek Hidrologi Permukaan yang
menyangkut sungai yang mengalir
sepanjang tahun, danau, waduk, dan situ.
- Aspek Curah hujan.
- Aspek Penggunaan lahan
METODOLOGI
Kerangka Pemodelan
Pembuatan model penentuan lokasi untuk
penimbunan limbah B3 dila
kukan dengan pendekatan klasifikasi parameter
lokasi, hal ini dilakukan karena banyaknya
parameter yang harus dipenuhi sehingga ada
kemungkinan bahwa lokasi terbaik (yang
memenuhi semua parameter) belum tentu ada.
Parameter-parameter yang digunakan
sebagai acuan penentuan lokasi didasarkan
pada syarat-syarat lokasi yang dibolehkan untuk
lokasi penimbunan limbah B3 pada sesuai PP
Nomor 18 Tahun 1999 terdiri dari :
Merupakan daerah yang bebas dari banjir
seratus tahunan,
Merupakan daerah yang memenuhi syarat
secara potensi bencana alam seperti : tidak
merupakan daerah berpotensi longsor,
bahaya gunung berapi, dan gempa bumi.
Secara hidrologi permukaan daerah
tersebut bukan merupakan dimana sungai
mengalir sepanjang tahun, waduk, dan situ.
Daerah dengan curah hujan kecil,
kecepatan angin tahunan rendah dan
berarah dominan ke daerah tidak
berpenduduk atau berpenduduk jarang.
Model Penentuan Lokasi Penimbunan (Landfill) Limbah B3 Dengan Bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) - Sardi
Lokasi penimbunan harus sesuai dengan
rencana tata ruang yang merupakan daerah
tidak subur, daerah pertanian kurang subur,
serta harus memperhatikan flora dan fauna
setempat.
Dari parameter yang ada kemudian
diturunkan menjadi beberapa kriteria peta yang
dibutuhkan yaitu :
Peta Hidrologi Permukaan
Peta Curah Hujan
Peta Potensi Bencana Alam
Peta Penggunaan Lahan
Secara garis besar bagan alir kerangka
pemodelan dapat dilihat pada gambar 2.
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S#S
#S#S
#S
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
%[
#Y
#Y
#Y
#S
#Y
#S
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y#Y
#Y
#Y
#Y #Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S #S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S #S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
%a
%[
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S #S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y #Y
#Y
#Y#Y
%[
#S
#S
#S #S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#Y
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S#S
#S#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S #S
#S
#S
#S
#Y #Y
#Y
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#S
#Y
#Y
#Y
#Y
%[
#Y
Tepus
Pacarejo
Girisuko
Ti lengJepitu
Kanigoro
Giripurwo
Purwodadi
Candi rejo
Dadapayu
Bany usoco
Dlingo
Bejiharjo
Beji
Gi ring
Semanu
Petir
Semin
Girisekar
Pucung
Balong
KemadangSidoharjo
Planjan
Jatiayu
Banjare jo
Jatimulyo
Jetis
Ngleg i
Banjars ari
Mulo
Ngalang
Har gobinangun
Ngl ipar
Kemiri
NgeposariGi ritirto
Giripurno
Kali rejo
Har gore jo
Muntuk
Selopamioro
Bleberan
Girikerto
Sidorejo
Sri Mulyo
Serut
Kepek
Giripanggung
Giricahya
Har goti rto
Gi rikarto
Har gowil is
Bandung
Girimulyo
Sidomulyo
Purwosari
Gari
Songbanyu
Rejosari
Kantongan
Ngestire jo
Bedoyo
Bangunjiwo
Bunder
Umbulr ejo
Wuki r Sari
Triwidad iPutat
Tawangs ari
Getas
Terong
Ponc osari
Wunung
Mertelu
Wuki rharjo
Karangduwet
Giriharjo
Har gom ulyo
Natah
Gading
Tegalre jo
Banjarr oyo
Kenteng
Maguwoharjo
Kelor
Tuk Sono
Argodadi
Krambilsawit
Wonokerto
Semugih
BugelMangunan
Ngloro
Ngawis
Gerbosari
Gi riwungu
Banaran
Pengkol
Siti Mulyo
Melikan
Sukoreno
Har gos ari
Seloharjo
Pucanganom
Sumberg iri
Kampung
Balecatur Sambire jo
Gedangr ejo
Botodayaan
Karangasem
Monggol
Gi rijatiParangtri ti s
Banjarharjo
Purwoharjo
Argorejo
Sawahan
Pagerharjo
Sendangsari
Guwosari
Donomulyo
Wedomartani
BumirejoJatire jo
Pringom bo
Banjararum
Glagah
Tancep
Karangs ari
Sento lo
Argomulyo
Pilangrejo
Terbah
Bantu l
Bohol
Grogol
Purwomartani
Gadings ari
Sinduadi
Kedung Poh
Trimulyo
Watugajah
Pendoworwjo
Kali tirto
Tambak KromoPatalanTrimurti
Sumberejo
Mulusan
Piyam an
Duwet
Watusigar
Sri Mar tani
Semoyo
Kali tekuk
Caturtunggal
Gi riasih
Kepuharjo
Payuban
Sukoharjo
Sarihar jo
Ngl indur
Srigading
Selomartani
Madurejo
Pler et
Salam
Triharjo
Tridadi
Gulurejo
Gombang
Kedung Keris
Donokerto
Jogotirto
Wij imulyo
Karangwuni
Ngoro-oro
Caturharjo
Karangs ewu
Timbulharjo
Jurangjero
Margore jo
Wareng
Argosari
Gi langharjo
Pulutan
Srikayangan
Sardonoharjo
Sumberharjo
Temuwuh
Ponjong
Donoharjo
Logandem
Pundungsari
Playen
Ngargosari
Ti rtomartani
Umbulharjo
Kebonharjo
Kaliagung
Canden
Tamantirto
Glagaharjo
SrihardonoMulyodadi
Condongcatur
Gi ri Peni
Ngawu
Tegaltirto
Sri Harjo
Wij irejo
Tri renggo
Bature tno
Karangm ojo
Sampang
Sumberahay u
Bojong
Ti rtohadi
Bokoharjo
Pengkok
Trihanggo
Margodadi
Bendungan
Nglanggeran
Sinduharjo
Sumbermulyo
Ngipak
Purwobinangun
Bany uroto
Girire jo
Cer me
Bangunharjo
Bawuran
Wiladeg
Sido luhur
Tamanmartani
Sumberagung
Ngleri
Plem butan
Brosot
Gayamharjo
Wonole lo
Wates
Ti rtorahayu
Pandowoharjo
Garongan
Palbapang
Kulur
Panjangre joSelang
Sumberarum
Kedungsari
Siraman
Pendowoharjo
Kemejing
Sumberhadi
Bangunkerto
Ngentak rejo
Bimomartani
Palihan
Bany urejo
Umbulm artan i
Tlogohadi
Kembang
Karangawen
Bulurejo
Sendangre jo
Donotir to
Potoreno
Dengok
Mardikorejo
Margokaton
Patuk
Krembangan
Banguntapan
Sendangadi
Ngestiharjo
Tanjungharjo
Margoluwih
Jatisarono
Karangr ejek
Ti rtomulyo
Candibinangun
Sendangagung
Segoroyoso
Baleharjo
Sendangmulyo
Pampang
Jerukwudel
Ti rtoni rmolo
Sendangtirto
Margomulyo
Gotakan
Sumber Agung
Ti rtohargo
Sindum artani
Margoagung
Salamrejo
Pengas ihTamanan
Depok
Murtigading
Panggungharjo
Sumbersari
Ambarketawang
Widodomar tani
Jambidan
Sidoarum
Margosari
Sogan
Nogotir to
Genjahan
Har job inangun
Wonokromo
Mororejo
Sidokar to
Banguncipto
Kulwaru
Karang tengah
Plum bon
Wirokerten
Bany uraden
Ngumut
Sidomoyo
Sindutan
Ti rtosari
Sodo
Dem angrejo
Pakembinangun
Sidoagung
Wonosari
Pondok rejo
Lum bungre jo
Tambakrejo
Jangkaran
Sendangarum
Kranggan
Ringinharjo
Kaligintung
Sabdodadi
Kanoman
Gadingharjo
Karang Tengah
Janten
Temon Wetan
Wahyuharjo
Kebonre jo
Imogi ri
Kalidengen
Nom por ejo
Dem en
Pandowan
Panjatan
Minomar tani
Singosaren
Karang Talun
Jagalan
Waduk Sermo
Sun
gai Prog
o
Sun
gai
Opa
k
Su ngai Oy
a
S A M U D E R A H
I N D I A
K. O
pak
K. Progo
KABUPATEN SLEMAN
PANGGANG
SAPTOSARI
PALIYAN
TEP US
RONGKOP
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
WONOSARI
SEM ANU
PONJONG
KARANGM OJOPLAYEN
SEM IN
NGAWEN
NGLIPAR
GEDANG SARI
PATUK
DLIN GO
PIYUNG ANSEWO N
KAS IHAN
KABUPATEN BANTUL
PLE RE T
JETIS
IMOGI RI
PUNDONG
KRETEK
BAM BANGLIPURO
SANDE N
PANJATAN
GALUR
LEND AH
SRANDAKAN
PANDAK
PAJANGAN
KABUPATEN
KULONPROGO
WATES
PEN GASIH
SENTOLO
TEM ON
KOKAP
GIRI MULYO
NANGGULAN
SAM IGALUHKALIBAW ANG
YOGYAKARTASEDAYU
GAM PING
MOYUDAN
GODE AN
MINGGIR
SEYEG AN
MLATI
BANGUNTAPAN
BERBAH
DEP OK
KALASAN
PRAMBANAN
SLE MAN
NGAGLI K
NGE MPLAK
CANGKRING ANPAKEM
TU RITEM PEL
Kabupaten Purworejo
Propinsi Jawa Tengah
Kabupaten Magelang
Propinsi Jawa Tengah
Kabupaten Klaten
Propinsi Jawa Tengah
Kab. W onogiri
Prop. J awa Tengah
i
he
3900 00
3900 00
4000 00
4000 00
4100 00
4100 00
4200 00
4200 00
4300 00
4300 00
4400 00
4400 00
4500 00
4500 00
4600 00
4600 00
4700 00
4700 00
4800 00
4800 00909
000
09
090000
910
000
09
100000
911
000
09
110000
912
000
09
120000
913
000
09
130000
914
000
09
140000
9150
000
9150
000
916
000
09
160000
Gambar 1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta
TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: – JURNAL
Pemodelan
Software dan Dataset
Model penentuan lokasi penimbunan
limbah B3 dioperasikan dengan bantuan
sofware Arcview release 3.1. Peta-peta yang
digunakan dalam pemodelan adalah : (1) Peta
Hidrologi Permukaan skala 1 : 50.000, (2) Peta
Curah Hujan skala 1 : 50.000, (3) Peta Potensi
terhadap Bencana Alam skala 1 : 50.000, dan
(4) Peta Penggunaan Lahan skala 1 : 50.000.
Mekanisme Model
Dari beberapa parameter yang
digunakan sebagai acuan untuk penentuan
lokasi penimbunan limbah B3 maka mekanisme
pemodelan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
- Penentukan lokasi penimbunan limbah B3
dilihat dari aspek hidrologi permukaan
adalah dengan mencari lokasi-lokasi yang
berjarak lebih dari 500 m dari sumber-
sumber air atau sungai yang mengalir
sepanjang tahun. Metode yang digunakan
adalah buffering.
- Data curah hujan dikelompokkan menjadi 5
(lima) berdasarkan besaran tertentu dan
setiap kelompok diberikan nilai skor dengan
anggapan bahwa nilai skor terkecil 1 (satu)
untuk daerah dengan curah hujan kecil dan
nilai skor terbesar 5 (lima) untuk daerah
dengan curah hujan tinggi, hasil skoring
untuk data curah hujan dapat dilihat pada
tabel 1.
- Data pontensi terhadap bencana alam
diperlakukan sama dengan data curah hujan
dengan hasil pengelompokkan dan skoring
pada tabel 2.
- Data tentang penggunaan lahan yang
sangat bervariasi juga dilakukan
pengelompokkan dan skoring terlebih
dahulu dengan hasil dapt dilihat pada tabel
Syarat Hidrologi
Permukaan
(A)
Peta Aliran
Sungai
Peta Lokasi Danau/
Waduk/Situ
buffering
Peta Daerah yang
tidak dibolehkan
sebagai Lokasi
Landfill Limbah B3
Peta Batas
Propinsi DIY
Peta Daerah yang tidak
dibolehkan dan yang
dibolehkan sebagai Lokasi
Landfill Limbah B3
( 1 kelas)
Syarat Curah
Hujan
(B)
Peta
Kriteria Curah Hujan
(5 Kelas)
Peta Daerah yang sesuai
dengan syarat A dan B
(5 Kelas)
Union
Overlay dan
Skoring Baru
Syarat Lokasi thd
Daerah Bencana
(C)
Peta Kriteria
Daerah Bencana
(5 Kelas)
Overlay dan
Skoring Baru
Peta Daerah yang
sesuai dengan syarat
A, B dan C
(5 kelas)
Union
Gambar 2. Kerangka Pemodelan
Model Penentuan Lokasi Penimbunan (Landfill) Limbah B3 Dengan Bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) - Sardi
- Normalisasi nilai skor dilakukan dengan
pendekatan rumus sebagai berikut :
1
1
k
j
irn
rnw (Malczewski 1999)
keterangan :
w : normal skor
n : banyaknya kriteria
r : nilai skor
- Tumpang susun (overlay) tiap peta
dilakukan secara bertahap untuk
menghindari akumulasi kesalahan, dan
diasumsikan bahwa pengaruh tiap-tiap data
terhadap penentuan lokasi penimbunan
limbah B3 tidak sama besar. Perhitungan
untuk hasil skor akhir didasarkan pada
besaran pengaruh tiap-tiap data yang
ditunjukkan dengan besar prosentase (%)
pengaruhnya. Tahapan-tahapan
perhitungan skor pada proses overlay dapat
dilihat pada gambar 3.
- Hasil skor akhir dibuat matrik potensi lokasi
untuk penimbunan limbah B3.
Skoring menggunakan metode rank sum.
Tabel 1. Hasil pengelompokkan dan skoring data
curah hujan
Intensitas Curah Hujan
(mm/th) Kelompok Skor
1500 – Sangat Baik
2000 – Baik
2500 – Sedang
– Jelek
3500 – Sangat Jelek
Tabel 2. Hasil pengelompokkan dan skoring data
potensi terhadap bencana alam
Jenis potensi bencana
Kelompok Skor
Sedikit Bahaya
Sangat baik
Erosi Ringan
Erosi Ringan, Kekeringan
Erosi Sedang Baik
Erosi Berat
Sedang Erosi Berat, Kekeringan
Longsor & erosi
Bahaya Merapi Kedua
Jelek
Bahaya Merapi Pertama
Sangat Jelek
Bahaya Merapi Utama
Bahaya Merapi Aktif
Banjir, Angin Bergaram
Banjir
Tsunami, Angin Bergaram
Tabel 3. Hasil pengelompokkan dan skoring data
penggunaan lahan.
Jenis potensi bencana
Kelompok Skor
Tanah rusak, Tandus Sangat Baik
Alang-alang, Semak
Tegalan/ladang Baik
Hutan sejenis
Sedang
Kebun campuran
Kuburan
Lapangan olah raga / taman
Industri non pertanian Jelek
Perkebunan rakyat
Persawahan irigasi
Sangat Jelek
Industri pertanian
Emplasement
Kolam air tawar
TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: – JURNAL
Jenis potensi bencana
Kelompok Skor
Perairan darat
Sangat Jelek
Kampung
Danau/situ/telaga
Perumahan
Gambar 3. Tahapan perhitungan skor
a. Hasil Pemodelan
- Hasil pemodelan diidentifikasikan dengan
adanya peta tematik baru dari setiap hasil
proses tahapan-tahapan overlay data,
tahapan-tahapan proses overlay dapat
dilihat pada gambar 4. Gambar 5, dan 6
memperlihatkan peta tematik baru hasil
proses overlay.
- Potensi untuk lokasi penimbunan limbah B3
pada peta tematik baru yang dihasilkan tiap
tahapan proses overlay diidentifikasi dengan
nilai skor. Hasil skoring pada tiap tematik
baru dituliskan dalam bentuk matrik hasil
skoring (tabel 4)
Tabel 4. Matrik hasil skoring potensi landfill
SKOR POTENSI BENCANA ALAM
SKOR
POTENSI
LANDFILL 2
TABEL SKOR POTENSI LANDFILL 3
SKOR PENGGUNAAN LAHAN
SKOR
POTENSI
LANDFILL 3
TABEL SKOR POTENSI LANDFILL
AKHIR
Keterangan :
Sangat Baik
Baik
Sedang
Jelek
Sangat Jelek
Skor Asal 1
(35%)
Skor Asal 2
(65%)
Hasil kriteria baru
Skor Baru 1
(35%)
Skor Baru 2
(65%)
Normalisasi Normalisasi
Bobot
Kriteria 1
Bobot
Kriteria 2
(* 0,35) (* 0,65)
( + )
Model Penentuan Lokasi Penimbunan (Landfill) Limbah B3 Dengan Bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) - Sardi
Peta
Hidrologi
Permukaan
Peta Curah
Hujan
Peta Potensi
Bencana
Alam
Peta
Penggunaan
Lahan
Peta Potensi Landfill 1
Buffering
Peta Potensi Landfill 2
Intersection
Peta Potensi Landfill 3
Union
Peta Potensi
Landfill Akhir
Intersection
Keterangan :
Peta
: Peta Asal
Buffering
: Proses
tematik
: Peta Tematik Baru
Gambar 4. Tahapan-tahapan overlay
Gambar 5. Peta Potensi Landfill 3
Kete ran gan
San ga t ba ik
Bai k
Sed an g
Je lek
San ga t Jel ek
1 2 3 4 5
5
4
3
2
1
Sko r Pote ns i
Ben can a Ala m
Skor P oten s i
Lan df ill 2
N
TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: – JURNAL
Gambar 6. Peta Potensi Landfill Akhir
III. KESIMPULAN DAN SARAN
Pengunaan SIG sebagai perangkat
bantu (tool) dapat dipakai sebagai
strategi pemacahan masalah dan
dasar pengambilan keputusan dalam
pengelolaan limbah B3.
Perlu kajian lebih mendalam tentang
prosentase pengaruh tiap-tiap
parameter penentu.
Perlu diadakan kajian lebih dalam
untuk penyempurnaan pengelolaan
limbah B3.
DAFTAR PUSTAKA
Azis, T. L. Catatan Kuliah : Data Sosial Ekonomi untuk Sistem Informasi Spasial. Bandung, Indonesia.
Bapedal. 1995. Keputusan Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor : Kep 01/BAPEDAL/09/1995
tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Bapedal. Jakarta, Indonesia.
ESRI. 1996. Using the ArcView Spatial Analyst
“ArcView Spatial Analyst - Advanced Spatial Analyst Using Raster and Vector Data”. Environmental Systems Research Institute, Inc. Redlands, CA, USA.
ESRI. 1996. Using ArcView GIS “The
Geographic Information System for Everyone”. Environmental Systems Research Institute, Inc. Redlands, CA, USA.
ESRI. 1988. PC Overlay Training Workbook
“Spatial Manipulation and Analyst” The ARC/INFO Method. Environmental Systems Research Institute, Inc. Redlands, CA, USA.
ESRI. 1990. PC Version “Understanding GIS”
The ARC/INFO Method. Environmental Systems Research Institute, Inc. Redlands, CA, USA.
Kete ran gan
San ga t ba ik
Bai k
Sed an g
Je lek
San ga t Jel ek
1 2 3 4 5
5
4
3
2
1
Sko r Pote ns i
Ben can a Ala m
Skor P oten s i
Lan df ill 2
N
Model Penentuan Lokasi Penimbunan (Landfill) Limbah B3 Dengan Bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) - Sardi
Malczewski, J. 1999. GIS and Multicriteria Decision Analysis. John Wiley & Sons. Inc. New York, USA.
Mensetneg, 1999. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Menteri Negara Sekretaris Negara. Jakarta, Indonesia.
Seskab, 1999. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Sekretaris Kabinet RI. Jakarta, Indonesia.
TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume – Januari 200 , hal: – JURNAL