Model pakem
Click here to load reader
-
Upload
smkn-36-jakarta-utara -
Category
Documents
-
view
200 -
download
5
Transcript of Model pakem
MODEL PAKEM
(PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF
EFEKTIF DAN MENYENANGKAN)
MULYONO
DEFINISI PEMBELAJARAN
• Pembelajaran merupakan salah satu unsur
penentu baik tidaknya lulusan yang
dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.
• Ibarat jantung dari proses pembelajaran.
• Pembelajaran yang baik cenderung
menghasilkan lulusan dengan hasil belajar
yang baik pula.
• Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih
dipandang kurang baik.
• Siswa belum mampu menggapai potensi
ideal/optimal yang dimilikinya.
• Perlu ada perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
• Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyakdikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah PembelajaranAktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkatdengan PAKEM.
• Pembelajaran dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetapmenyenangkan.
• Memberikan gambaran tentang apa, mengapa, dan bagaimanaPAKEM tersebut, serta prosedur atau langkah-langkahfasilatoran yang bisa dilakukan.
• Membaca dan mengikuti proses fasilatoran yang telahdirancang dalam Unit ini.
• Peserta fasilatoran diharapkan dapat mengenal apa, mengapa, dan bagaimana PAKEM tersebut, dan pada akhirnya diharapkandapat menerapkan di kelasnya masing-masing.
PAKEM = KERJA KELOMPOK
• Suatu kelas sedang berlangsung pembelajaran dan di sana siswa tetap
duduk seperti orang menonton bioskop, semua menghadap ke depan,
duduk berdua dengan satu bangku, maka dengan mudah dan cepat
dikatakan kelas itu tidak PAKEM.
• Suatu kelas siswa sedang duduk berkelompok, maka dengan mudah kita
mengatakan kelas itu PAKEM.
• Hanya duduk dalam kelompok dan tidak semua siswa bekerja.
• Menilai PAKEM tidaknya suatu pembelajaran tidak cukup hanya dengan
melihat pengaturan tempat duduk siswa, tetapi harus diperhatikan
pula intensitas keterlibatan siswa dalam belajar, dan seperti apa
kegiatan belajar yang dilakukan siswa.
• Pelaksanaan PAKEM sebenarnya juga memberikan kesempatan pada
guru untuk membelajarkan beberapa keterampilan hidup atau
kecakapan hidup.
•
DEFINISI KECAKAPAN
HIDUP • Kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan,
kemudian secara aktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi untuk
mengatasinya.
• Belajar kelompok yang benar misalnya, siswa belajar salah satu kecakapan
hidup yaitu berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim.
• Membuat bentuk-bentuk tugas yang menantang, siswa bisa membangun
kemampuan mencari dan mengolah informasi, mengambil keputusan, dan
memecahkan masalah.
• Usaha yang menawarkan sebuah pembaharuan, termasuk penerapan
PAKEM di kelas, yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
PENYAJIAN PAKEM
DALAM PELATIHAN MBS • Peran Serta Masyarakat (PSM)
dilakukan dengan harapan agar
sekolah, Komite Sekolah, dan orang
tua siswa membantu dan mendukung
keberhasilan PAKEM.
KENDALA PENINGKATAN
PAKEM 1. Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran PAKEM
yang baik.
2. Pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang
sebagian besar
pertanyaannya bersifat tertutup.
3. Pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat duduk.
4. Kegiatan yang dilakukan siswa seringkali belum mencerminkan belajar
kooperatif yang benar.
5. Pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup.
6. Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-
laki/perempuan,
pintar/kurang pintar, dan sosial ekonomi tinggi/rendah.
7. Guru merasa khawatir untuk melaksanakan PAKEM di kelas 6 dan 9.
8. Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang cenderung seragam.
SEKILAS TENTANG
PAKEM • P: Pembelajaran,
• A: Aktif,
• K: Kreatif,
• E: Efektif,
• M: Menyenangkan dalam kegiatan
pembelajaran.
KEUNTUNGAN PENINGKATAN
PAKEM • Komponen yang paling kuat dalam proses pembelajaran adalah praktik
dengan timbal balik.
• Peningkatkan proses pembelajaran dengan baik yaitu dengan
memberikan siswa aktifitas yang teratur dan berkaitan dengan tujuan.
• Siswa seharusnya diberi kesempatan untuk praktek supaya bisa
melakukannya.
• Siswa seharusnya tidak hanya bisa praktek, tetapi juga diberikan
informasi yang berlawanan tentang penampilannya.
• Pengaruh timbal balik kadang-kadang ditunjukan sebagai “hasil
pengetahuan” siswa diberitahu jawaban yang benar dan yang salah,
atau ditunjukan kopian dari jawaban yang benar atau contoh yang
mereka pastikan bahwa jawabanya benar.
• Pengaruh timbal balik mungkin diberikan dalam bentuk yang kuat.
• Kekuatan bagi pelajar dewasa yaitu khusus dalam istilah pernyataan seperti“Hebat, kamu benar”.
• Anak muda sering merespon baik yaitu pemberian dari instruktur atau padakesempatan untuk melakukan aktifitas yang lain.
• Solusi yang lain adalah menyesuaikan modeluntuk menyesuaikan diri terhadapkarakteristik pelajar.
• Kita mengetahui alasan mengapa yangdiberikan ke siswa mempunyai masalah yangberkaitan dengan keterangan lingkunganbelajar, kemudian mengatur dari segilingkungan itu supaya lebih mudah bagi siswauntuk tetap bersemangat.
PENERAPAN DARI RENCANA
KURIKULUM• Perlu tidak di dalamnya termasuk aktifitas
guru mengajar menghadapi siswa, sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
• Guru harus dapat mengambil keputusan atas
dasar penilaian yang tepat ketika peserta
didik belum dapat membentuk kompetensi
dasar, apakah kegiatan pembelajaran
dihentikan, diubah metodenya, atau
mengulang dulu pembelajaran yang lalu.
KEMANDIRIAN SISWA DALAM
BELAJAR• Pembelajaran di sekolah idealnya harus mengarah kepada
kemandirian siswa dalam belajar, artinya sedini mungkin
siswa dilatih untuk mandiri di lingkungan sekolah/kelas
dan di lingkungan keluarga.
• Baik secara psikologis, afektif, psikomotor, maupun secara
koqnitif pembelajaran PAKEM harus dibudayakan oleh para
praktisi pendidikan khususnya para guru dalam semua
mata pelajaran di sekolah.
• Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan selama ini,
guru dan murid selalu berada dalam satu tempat, satu
waktu, dan dalam situasi yang sama.
KENDALA KEGIATAN PROSES
BELAJAR • Kegiatan belajar mengajar seringkali terhambat atau tidak berjalan
karena guru sebagai fasilitator tidak berada di arena belajar.
• Guru dalam perjalanan menuju sekolah atau boleh jadi berhalangan
hadir ke sekolah karena sakit atau karena ada kepentingan lain.
• Sekolahan tersebut masih kekurangan tenaga guru.
• Proses kegiatan belajar mengajar sedikit banyak akan mengalami
hambatan.
• Apalagi kalau terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan ada
pihak yang dirugikan , yaitu siswa.
ALASAN GURU
MENGGUNAKAN PAKEM
(TUNTUTAN
PERUNDANGAN-
UNDANGAN)
• Undang- undang No.20 tentang
Sisdiknas, pasal 40 , di mana salah satu
ayatnya berbunyi:
”Guru dan tenaga kependidikan
berkewajiban untuk menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis.
PP No. 19 tentang Standar NasionalPendidikan, pasal 19 ayat (1). • Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi
siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan
ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologi siswa.
ESENSI PENDIDIKAN
• Pembelajaran harus memperhatikan
kebermaknaan bagi peserta didik yang
dilakukan secara dialogis atau interaktif.
• Pada intinya pembelajaran berpusat pada
siswa sebagai pebelajar dan pendidik
sebagai fasilitator yang memfasilitasi agar
terjadi belajar pada peserta didik.
SISWA YANG MEMBANGUN
KONSEP• Belajar dalam konteks PAKEM dimaknai sebagai
proses aktif dalam membangun pengetahuan
atau membangun makna.
• Prosesnya seorang siswa yang sedang belajar,
akan terlibat dalam proses sosial.
• Proses membangun makna dilakukan secara
terus menerus (sepanjang hayat).
• Makna belajar tersebut didasari oleh
pandangan konstruktivisme.
PANDANGAN MENGENAI
BAGAIMANA SESEORANG BELAJAR
• Membangun pemahaman dan
pengetahuannya mengenai dunia
sekitarnya melalui pengenalan
terhadap benda di sekitarnya yang
direfleksikannya melalui
pengalamannya.
MENEMUKAN SESUATU
YANG BARU • Merekonstruksinya dengan ide-ide
awal dan pengalaman kita.
• Pengetahuan itu mengubah
keyakinan kita atau merupakan
informasi baru yang diabaikan
karena merupakan sesuatu yang
tidak relevan dengan ide awal.
MENGIMPLEMENTASIKAN
KONSTRUKTIVISME DI KELAS • Memiliki keyakinan bahwa ketika peserta didik
datang ke kelas, dan otaknya tidak kosong
dengan pengetahuan,
• Siswa datang ke dalam situasi belajar dengan
pengetahuan, gagasan, dan pemahaman yang
sudah ada dalam pikiran mereka.
PRINSIP PAKEM
1. Mengajukan masalah yang relevan untuk siswa.
2. Strukturkan pembelajaran untuk mencapai konsep-konsep esensial.
3. Sadarilah bahwa pendapat (perspektif) siswa merupakan jendela
mereka untuk menalar (berpikir).
4. Adaptasikan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan dan pengembangan
siswa.
5. Lakukan asesmen terhadap hasil belajar siswa dalam konteks
pembelajaran.
6. Peserta didik dalam belajar tidak sekedar meniru dan membentuk
bayangan dari apa yang diamati atau
diajarkan Guru, tetapi secara aktif menyeleksi, menyaring, memberi
arti, dan menguji kebenaran atas
informasi yang diterimanya.
7. Pengetahuan yang dikonstruksi peserta didik merupakan hasil interpretasi yang
bersangkutan terhadap
peristiwa atau informasi yang diterimanya.
8. Para pendukung konsktruktisme berpendapat bahwa pengertian yang
dibangun setiap individu peserta
didik dapat berbeda dari apa yang diajarkan Guru.
9. Menurut pandangan konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa dalam
mengkonstruksi arti
(teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain).
10. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan
pengalaman atau bahan yang
dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga
pengertiannya dikembangkan.
PROSES BELAJAR YANG
BERCIRIKAN
KONSTRUKTIVISME1. Belajar berarti membentuk makna.
2. Konstruksi arti sesuatu hal yang sedang dipelajari terjadi dalam proses
yang terus menerus.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih dari
itu, yaitu pengembangan
pemikiran dengan membuat pengertian baru.
4. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang
dalam keraguan yang
merangsang pemikiran lebih lanjut. Situasi ketidakseimbangan adalah
situasi yang baik untuk
memacu belajar.
5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman peserta didik dengan dunia
fisik dan lingkungannya.
6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui
peserta didik (konsep,
tujuan, motivasi) yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang
KARAKTERISTIK IKLIM
PEMBELAJARAN MODEL
KONSTRUKTIVISME
1. Peserta didik tidak dipandang sebagai suatu yang pasif melainkan
individu yang memiliki tujuan
serta dapat merespon situasi pembelajaran berdasarkan konsepsi
awal yang dimiliki.
2. Guru hendaknya melibatkan proses aktif dalam pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik
mengkonstruksi pengetahuannya.
3. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan
melalui seleksi secara personal
dan sosial.
IKLIM PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISME1. Mengetahui dan mempertimbangkan
pengetahuan awal siswa,
2. Melibatkan siswa dalam kegiatan aktif,
3. Memperhatikan interaksi sosial dengan
melibatkan siswa dalam diskusi
kelas atau kelompok.
METODE PAKEM
DITINJAU DARI(SEGI GURU(A=AKTIF))
Dalam hal ini guru aktif dalam :
- Memantau kegiatan belajar siswa
- Memberi umpan balik
- Memberi pertanyaan yang menantang
- Mempertanyakan gagasan siswa
K = Kreatif. Hal ini guru dituntut untuk kreatif
dalam :
- Mengembangkan kegiatan yang beragam
- Membantu alat bantu belajar sederhana
E = Efektif, yaitu guru harus mampu mencapai
tujuan pembelajaran.
M = Menyenangkan. Dalam hal ini guru
menciptakan suasana pembelajaran yang
TINJAUAN METODE
PAKEM (SEGI SISWA(A=AKTIF))
1) Bertanya
2) Mengemukakan gagasan
3) Mempertanyakan gagasan orang lain dan
gagasannya.
K = Kreatif. Hal ini siswa dituntut untuk
kreatif dalam :
1) Merancang / membuat sesuatu
2) Menulis/ mengarang
E = Efektif, yaitu siswa harus menguasai
ketrampilan yang diperlukan.
M = MENYENANGKAN
Dalam hal pembelajaran membuat anak:
1) Berani mencoba
2) Berani bertanya
3) Berani mengemukakan pendapat/gagasan
4) Berani mempertanyakan gagasan orang lain
DIMENSI PROSES
BELAJAR MENGAJAR1) Penyusunan program dan perangkat pembelajaran sebagai
upaya persiapan pelaksanaan
proses pembelajaran
2) Penyajian dan teknik model belajar mandiri dengan PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan)
3) Perilaku siswa yang muncul dari kegiatan model belajar mandiri
yang merupakan
penilaian proses pembelajaran.
EMPAT PILAR UTAMA
PAKEM (a) Aktif,
(b) Kreatif,
(c) Efektif,
(d) Menyenangkan.
DEFINISI PEMBELAJARAN
• Pengorganisasian atau penciptaan atau
pengaturan suatu kondisi lingkungan yang
sebaik-baiknya yang memungkinkan
terjadinya belajar pada peserta didik.
PILAR-PILAR PAKEM
(PEMBELAJARAN AKTIF)• Pembelajaran yang lebih berpusat pada
peserta didik (student centered ) daripada
berpusat pada guru (teacher centered).
• Untuk mengaktifkan peserta didik, kata
kunci yang dapat dipegang guru adalah
adanya kegiatan yang dirancang untuk
dilakukan siswa baik kegiatan berpikir
(minds-on) dan berbuat (hands-on).
• Fungsi dan peran guru lebih banyak sebagai
DEFINISI PEMBELAJARAN
YANG BERPUSAT PADA
GURU• Guru sebagai pengajar.
• Penyampaian materi pelajaran dominan
melalui ceramah.
• Guru menentukan apa yang mau diajarkan
dan bagaimana siswa mendapatkan
informasi yang mereka pelajari.
PEMBELAJARAN YANG
BERPUSAT PADA SISWA
1. Guru sebagai fasilitator dan bukan penceramah.
2. Fokus pembelajaran pada siswa bukan guru.
3. Siswa aktif belajar
4. Siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karya sendiri tidak
mengutip dari guru.
5. Pembelajaran bersifat interaktif Kegiatan guru pada strategi mengajar
yang berpusat pada guru.
6. Membacakan
7. Menjelaskan
PEMBELAJARAN YANG BERPUSAT PADA SISWA
• Memberikan instruksi
• Memberikan informasi
• Berceramah
• Pengarahan tugas-tugas
• Membimbing dalam tanya jawab
• Kegiatan siswa pada strategi
• Mengajar yang berpusat padasiswa
• Bermain peran
• Menulis dengankata-kata sendiri
• Belajar kelompok
• Memecahkanmasalah
• Diskusi/berdebat
• Mempraktikkanketerampilan
• Melakukan
PENGELOLAAN KELAS
• Membangkitkan minat belajar siswa dan
meningkatkan keaktifan siswa belajar, ruang kelas
dapat dibuat menarik dengan cara mengubah tata
letak/formasi bangku.
• Memberikan waktu yang cukup untuk siswa berpikir
dan menghasilkan karya.
• Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggugah
kreativitas seperti : “mengapa”, “bagaimana”, “apa
yang terjadi jika…” dan bukan pertanyaan “apa”,
“kapan”.
MENGIDENTIFIKASI GURU
KREATIF• Mampu menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga mampu memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa.
• Mampu menciptakan Kegiatan belajar yang
dibuat memperhatikan/ menyesuaikan
dengan level perkembangan kognisi, mental
dan emosi dari siswa
CIRI-CIRI SISWA YANG
KREATIF• Mampu memotivasi diri
• Berpikir kritis
• Daya imaginasi tinggi (imaginative)
• Berpikir orisinil/bukan kutipan dari
Guru (original )
• Memiliki tujuan untuk ingin
berprestasi
• Menyampaikan pemikiran dengan
bahasa sendiri.
DEFINISI PEMBELAJARAN
KREATIF• Pembelajaran yang menstimulasi
siswa untuk mengembangkan
gagasannya dengan memanfaat
sumber belajar yang ada.
STRATEGI MENGAJAR
DALAM PENGEMBANGAN
KREATIVITAS SISWA • Memberi kebebasan pada siswa untuk mengembangkan
gagasan dan pengetahuan baru.
• Bersikap respek dan menghargai ide-ide siswa.
• Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa
• Penekanan pada proses bukan penilaian hasil akhir
karya siswa
DEFINISI PEMBELAJARAN
EFEKTIF• Efektif memiliki makna manjur, mujarab,
berdampak, membawa pengaruh, memiliki akibat
dan membawa hasil.
• Pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung (seperti dicantumkan dalam tujuan
pembelajaran.
CIRI SUASANA BELAJAR YANG MENYENANGKAN
• Rileks
• Bebas dari tekanan
• Aman
• Menarik
• Bangkitnya minat belajar
• Adanya keterlibatan penuh
• Perhatian peserta didik tercurah
• Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang,
pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak).
• Bersemangat.
• Perasaan gembira.
• Konsentrasi tinggi
CIRI SUASANA BELAJAR YANG
TIDAK MENYENANGKAN • Tertekan
• Perasaan terancam
• Perasaan menakutkan
• Merasa tidak berdaya
• Tidak bersemangat
• Malas/tidak berminat
• Jenuh/bosan
• Suasana pembelajaran monoton
• pembelajaran tidak menarik siswa
DEFINISI PROSES
PEMBELAJARAN• Guru harus menciptakan suasana
pembelajaran sedemikian rupa sehingga
siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
mengemukakan gagasan, kreatif, kritis
serta mencurahkan perhatian
/konsentrasinya secara penuh dalam
belajar serta suasana pembelajaran yang
menimbulkan kenyamanan bagi siswa
GARIS BESAR PAKEM
(PENDIDIK/GURU) • Guru sebagai fasilitator
• Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif
dan interaktif termasuk cara belajar kelompok
• Guru menerapkan berbagai strategi/model pembelajaran
• Guru memotivasi siswa melalui kegiatan yang menantang
kemampuan siswa untuk berpikir kreatif, kritis dan
mampu memecahkan masalah.
• Guru menggunakan berbagai macam strategi mengajar
termasuk pembelajaan yang lebih interaktif dalam
kelompok serta lebih banyak praktik
• Kelas dibuat semenarik mungkin
• Secara fisik dan mental aktif ditandai dengan tercurahnya
konsentrasi yang tinggi
PAKEM PADA PESERTA
DIDIK• Siswa lebih mendominasi dan mewarnai pembelajaran
• Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning by
doing).
• Siswa giat dan dinamis mengikuti pembelajaran siswa berani
mengemukakan gagasan.
• Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar.
• Siswa tidak malu terlibat aktif dalam kegiatan
• Tata letak /formasi kelas diubah dan disesuaikan dengan kegiatan.
LINGKUNGAN (KELAS
INDOOR/OUTDOOR,
LABORATORIUM)• Guru mengatur lingkungan kelas dengan cara memajang buku-
buku dan bahan belajar
yang menarik, menyediakan pojok untuk membaca (pojok baca).
• Hasil karya siswa dipajang di kelas.
• Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan
semangat belajar.
KRITERIA PAKEM (KRITERIA
SISWA AKTIF) Menulis
Berdiskusi
Berdebat
Memecahkan masalah
Mengajukan pertanyaan
Menjawab pertanyaan
Menjelaskan
Menganalisis
Mensintesa
Mengevaluasi
KRITERIA
PAKEM(KRITERIA EFEKTIF)
• Ketercapaian target hasil belajar, dapat
berupa:
• Siswa menguasai konsep.
• Siswa mampu mengaplikasikan konsep pada
masalah sederhana.
• Siswa menghasilkan produk tertentu.
• Siswa termotivasi untuk giat belajar
KRITERIA PAKEM (KRITERIA KREATIF)• Berpikir kritis
• Memecahkan masalah secara konstruktif
• Ide/gagasan yang berbeda
• Berpikir konvergen (pemencahan masalah yang “benar”
atau “terbaik”
• Berpikir divergen (beragam alternatif pemecahan
masalah)
• Fleksibilitas dalam berpikir (melihat dari berbagai sudut
pandang)
• Berpikir terbuka
KRITERIA
PAKEM(KRITERIA MENYENANGKAN)
• Interaktif
• Dinamik
• Menarik
• Mengembirakan
• Atraktif
• Menimbulkan inspirasi
PELAKSANAAN PAKEM
(MEMAHAMI SIKAP YANG
DIMILIKI SISWA) a. Rasa ingin tahu yang besar
b. Keinginan untuk belajar
c. Daya imaginasi yang tinggi
KARAKTER SISWA
• Guru sebaiknya mengenal perbedaan
kemampuan, harapan, pengalaman,
sikap terhadap sekolah dan latar
belakang ekonomi dan sosial dari
setiap siswa.
• Guru dapat membantu siswa apabila
mendapat kesulitan sehingga anak
belajar secara optimal
MEMANFAATKAN
PERILAKU SISWA DALAM
PENGORGANISASIAN
BELAJAR
• Sebagai makhluk sosial siswa bermain
secara berkelompok sehingga mereka
dapat mengerjakan tugas belajar
berpasangan/berkelompok.
• Siswa perlu diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas secara individu agar
bakat individunya berkembang.
MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS, KREATIF, DAN
KEMAMPUAN MEMECAHKAN
MASALAH
a.Guru memberikan tugas-tugas praktik.
b.Mengajukan pertanyaan yang dimulai
dengan kata-kata “mengapa”, “bagaimana”,
“apa yang terjadi jika… (tipe open question)
MENGEMBANGKAN
RUANG KELAS SEBAGAI
LINGKUNGAN BELAJAR
YANG MENARIK
• Hasil pekerjaan siswa di pajang di kelas.
• Pajangan dapat berupa: gambar, peta, diagram,
model, puisi, karangan dan lain sebagainya.
MEMANFAATKAN
LINGKUNGAN SEBAGAI
SUMBER BELAJAR DAN
OBJEK BELAJAR
• Lingkungan fisik, sosial dan budaya dapat berperan
sebagai sumber belajar sekaligus objek belajar.
• Siswa dapat diberi kegiatan untuk melakukan
pengamatan (dengan seluruh inderanya), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat
diagram.
MEMBERIKAN UMPAN
BALIK YANG BAIK UNTUK
MENINGKATKAN
KEGIATAN BELAJAR
a. Umpan balik yang diberikan hendaknya
mengungkapkan kekuatan daripada
kelemahan
siswa.
b. Umpan balik diungkapkan secara santun
dengan maksud agar siswa lebih percaya
diri.
c. Guru harus konsisten memeriksa hasil
MEMBEDAKAN ANTARA AKTIF
FISIK DAN AKTIF MENTAL
• Siswa yang aktif secara fisik memiliki
indikator : terlihat sibuk bekerja dan
bergerak.
• Siswa yang aktif secara mental memiliki
indikator : sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain,
mengungkapkan gagasan.
SYARAT BERKEMBANG AKTIFITAS MENTAL• Tumbuhnya perasaan tidak takut
ditertawakan, tidak takut disepelekan atau
tidak takut dimarahi jika salah.
• Guru hendaknya menghilangkan rasa takut
itu.
KEGIATAN PBM DAN
KEMAMPUAN GURU YANG
BERSESUAIAN DENGAN
KRITERIA PAKEM
(KOMPONEN
PEMBELAJARAN)
Guru merancang dan mengelola
PBM yang mendorong siswa untuk
berperan aktif dalam
pembelajaran PAKEM
PELAKSANAAN PBM
DENGAN MERANCANG
KEGIATAN SISWA YANG
BERAGAM
• Melakukan percobaan
• Diskusi kelompok
• Memecahkan masalah
• Mencari informasi di perpustakaan
• Menulis laporan/cerita/puisi
• Mengamati objek di luar kelas
• Berkunjung ke luar
GURU MENGGUNAKAN BERBAGAI MEDIA/SUMBER
BELAJAR• Alat pabrikan atau alat yang dibuat sendiri.
• Gambar/film/foto• Kasus/ceritera• Nara sumber• Lingkungan sekitar• Siswa Melakukan percobaan:• menggunakan alat,• mengamati,
• Mengelompokkan,• Mengumpulkan data/jawaban
dan mengolahnya sendiri• Menarik kesimpulan• Memecahkan masalah,
mencari rumus sendiri• Menulis laporan/hasil karya
lain dengan kata-kata sendiri• Melakukan wawancara• Membuat produk
SISWA MELAKUKAN
TUGAS • Siswa melakukan diskusi
• Siswa mengajukan pertanyaan terbuka
• Siswa mengajukan saran/ide
• Siswa membuat karangan bebas/karya lain
• Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan
tertentu)
• Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut
• Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
• Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri
• Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegitan sehari-hari
GURU MELAKUKAN
KEGIATAN
• Guru memantau proses belajar/kerja
siswa
• Guru memberikan umpan balik
• Guru menggunakan alat bantu dan
sumber belajar yang beragam Guru
memberi
kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan keterampilan.
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
BERORIENTASI PAKEM
(PELAKSANAAN PAKEM)
• Guru selain harus mengetahui hakikat PAKEM,
• Prinsip pembelajaran konstruktivisme,dan dapat menguasai
berbagai model pembelajaran.
• Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan baik model
pembelajaran yang menekankan pada pengembangan
keterampilan psikomotor, keterampilan berpikir , maupun
keterampilan sosial.
• Pemilihan model pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan
tujuan dan target hasil belajar yang ditetapkan berdasarkan
hasil analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
• Konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu
guru dan peserta didik yang saling berinteraksi.
•
DEFINISI PEMBELAJARAN
• Pengorganisasian atau
penciptaan atau pengaturan
suatu kondisi lingkungan yang
sebaik-baiknya yang
memungkinkan terjadinya
belajar pada peserta didik.
KERANGKA KONSEPTUAL
MODEL PEMBELAJARAN
• Melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran
dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar.
• Model pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang
menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit
pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program
multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer.
DEFINISI HAKIKAT MENGAJAR• Membantu pebelajar (peserta didik)
memperoleh informasi, ide, keterampilan,
nilai-nilai, cara berpikir, dan belajar
bagaimana cara belajar.(JOYCE AND WEIL)
PENGERTIAN MODEL
PEMBELAJARAN • Sebagai suatu rencana mengajar yang
memperlihatkan pola pembelajaran tertentu,
dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan
guru-peserta didik di dalam mewujudkan
kondisi belajar atau sistem lingkungan yang
menyebabkan terjadinya belajar pada peserta
didik.
DEFINISI POLA
PEMBELAJARAN • Karakteristik berupa rentetan atau
tahapan perbuatan/kegiatan guru-peserta
didik yang dikenal dengan istilah sintaks.
• Secara implisit di balik tahapan
pembelajaran tersebut terdapat
karakteristik lainnya dari sebuah model
dan rasional yang membedakan antara
model pembelajaran yang satu dengan
KARAKTERISTIK MODEL
PEMBELAJARAN
(PROSEDUR ILMIAH) • Memiliki suatu prosedur yang
sistematik untuk mengubah tingkah
laku peserta didik atau memiliki
sintaks yang merupakan urutan
langkah-langkah pembelajaran yang
dilakukan guru-peserta didik.
SPESIFIKASI HASIL
BELAJAR YANG
DIRENCANAKAN PADA
MODEL PEMBELAJARAN
• Hasil-hasil belajar secara rinci
mengenai penampilan peserta
didik.
SPESIFIKASI
LINGKUNGAN BELAJAR
PADA MODEL
PEMBELAJARAN
• Secara tegas kondisi lingkungan dimana
respon peserta didik diobservasi.
KRITERIA PENAMPILAN
PADA MODEL
PEMBELAJARAN • Merujuk pada kriteria penerimaan
penampilan yang diharapkan dari para
peserta didik.
• Merencanakan tingkah laku yang
diharapkan dari peserta didik yang
dapat didemonstrasikannya setelah
langkah-langkah mengajar tertentu.
PELAKSANAAN MODEL
PEMBELAJARAN• Mekanisme yang
menunjukkan reaksi peserta
didik dan interaksinya dengan
lingkungan.
ASPEK-ASPEK DALAM MENGIDENTIFIKASI
KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN
(SINTAKS)
• Model pembelajaran memiliki sintaks atau urutan
atau tahap-tahap kegiatan belajar yang
diistilahkan dengan fase yang menggambarkan
bagaimana model tersebut bekerja dalam
praktiknya, misalnya bagaimana memulai
pelajaran, bagaimana memfasilitasi peserta didik
dalam menggunakan sumber belajar.
SISTEM SOSIAL
• Menggambarkan bentuk kerja sama antara
guru-peserta didik dalam pembelajaran atau
peran guru dan peserta didik dan
hubungannya satu sama lain serta jenis
aturan yang harus diterapkan.
• Peran kepemimpinan guru bervariasi dalam
satu model ke model pembelajaran lainnya.
PRINSIP-PRINSIP MODEL
PEMBELAJARAN • Guru bertindak sebagai pusat kegiatan dan
sumber belajar (hal ini berlaku pada model yang
terstruktur tinggi), namun dalam model
pembelajaran yang terstruktur sedang peran guru
dan peserta didik seimbang.
• Setiap model memberikan peran yang berbeda
pada guru dan peserta didik.
PRINSIP REAKSI
• Menunjukkan kepada guru bagaimana cara menghargai
atau menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi
apa yang dilakukan oleh peserta didik.
• Dalam suatu situasi belajar, guru memberi penghargaan
atas kegiatan yang dilakukan peserta didik atau
mengambil sikap netral.
SISTEM PENDUKUNG MODEL
PEMBELAJARAN• Menggambarkan kondisi yang diperlukan
untuk mendukung keterlaksanaan model
pembelajaran, termasuk sarana dan
prasarana, misalnya alat dan bahan,
kesiapan guru, serta kesiapan peserta didik.
DAMPAK PEMBELAJARAN
LANGSUNG DAN IRINGAN • Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil
belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan para
peserta didik pada tujuan yang diharapkan.
• Dampak iringan adalah hasil belajar lainnya yang
dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran sebagai
akibat terciptanya suasana belajar yang dialami
langsung oleh peserta didik.
PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN PAKEM
DALAM RPP• Pembelajaran yang dirancang dengan
berorientasi pada pilar-pilar PAKEM.
• Kegiatan minimal yang harus ada dalam
proses pembelajaran sesuai dengan pesan
standar proses (Permendiknas RI no 41,
tahun 2007, tentang Standar Proses),
yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
KEGIATAN EKSPLORASI
• Sebagai kegiatan untuk melibatkan peserta didik dalam mencari informasi
yang luas mengenai materi yang sedang dipelajari dari berbagai sumber
belajar baik yang ada di lingkungan sekolah atau di luar sekolah, misalnya
melalui lembar kerja peserta didik, buku teks, media masa (koran,
majalah), internet, praktikum, atau musium.
• Metode pembelajaran yang dapat digunakan guru juga bervariasi, yaitu
metode diskusi, eksperimen dan penugasan; demikian pula pendekatan
pembelajaran yang digunakan dapat bervariasi, misalnya pendekatan
lingkungan, pendekatan proses, atau pendekatan kontekstual.
•
KEGIATAN ELABORASI• Sebagai kegiatan yang dirancang untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan arti
pada informasi baru dengan menghubungkannya dengan
pengetahuan (informasi yang sudah dimiliki).
• Kemampuan peserta didik dalam mengelaborasi dapat
berupa menguraikan materi yang sedang dipelajari lebih
rinci dan lebih lengkap.
• Kegiatan yang dapat dirancang misalnya melalui kegiatan
membaca berbagai sumber menganalisis bacaan,
penyelesaian masalah, penyusunan laporan, diskusi
kelompok , pameran produk, dan lain-lain.
KEGIATAN KONFIRMASI
• Kegiatan guru untuk meminta penegasan atau pembenaran dari hasil
eksplorasi, elaborasi, atau eksplanasi (penjelasan) yang diberikan
peserta didik.
• Kegiatan konfirmasi juga dapat berfungsi sebagai pemberian umpan
balik dan kesempatan untuk memberikan penguatan baik dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat. Kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa
tanya jawab, laporan lisan, seminar, dan lain-lain.
• Kegiatan konfirmasi juga dapat digunakan untuk memfasilitasi peserta
didik dalam merefleksikan hasil belajarnya dari berbagai sumber
belajar.
• Kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang dipaparkan di atas,
bukanlah sebagai nama dari urutan atau tahapan atau sintaks model
pembelajaran.
• Kegiatan-kegiatan kunci dalam pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik dan sebagai upaya menerapkan konstruktivisme.
•
GURU DALAM UPAYA
MENERAPKAN PAKEM • Dapat memilih model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik konsep yang akan dipelajari
dan sesuai dengan tuntutan konstruktivisme.
• Banyak model pembelajaran yang dapat
digunakan dan sintaksnya memuat kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
MODEL PEMBELAJARAN
LATIHAN INKUARI• Latihan inkuari berasal dari suatu keyakinan bahwa peserta didik
memiliki kebebasan dalam belajar.
• Model pembelajaran ini menuntut partisipasi aktif peserta didik dalam
inkuari (penyelidikan) ilmiah.
• Peserta didik memiliki keingintahuan dan ingin berkembang. Latihan
inkuari menekankan pada sifat-sifat peserta didik ini, yaitu
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bereksplorasi dan
memberikan arah yang spesifik sehingga area-area baru dapat
tereksplorasi dengan lebih baik.
•
TUJUAN MODEL LATIHAN
INKUARI• Membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan intelektual dan keterampilan-
keterampilan lainnya, seperti mengajukan
pertanyaan dan menemukan (mencari)
jawaban yang berawal dari keingintahuan
mereka.
MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUARI• Peserta didik untuk bertanya mengapa suatu
peristiwa terjadi,
• Peserta didik melakukan kegiatan, mencari
jawaban, memproses data secara logis,
Peserta didik mengembangkan strategi
pengembangan intelektual yang dapat
digunakan untuk menemukan mengapa suatu
fenomena bisa terjadi.(Richard Suchman)
KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN
(5 FASE)
• Fase 1 : Berhadapan dengan masalah
Guru menjelaskan prosedur inkuari dan menyajikan peristiwa yang
membingungkan.
• Fase 2: Pengumpulan data untuk verifikasi
Menemukan sifat obyek dan kondisi. Menemukan terjadinya masalah.
• Fase 3: Pengumpulan data dalam eksperimen
Mengenali variabel-variabel yang relevan, merumuskan hipotesis dan
mengujinya.
Merumuskan penjelasan, aturan-aturan atau penjelasan.
• FASE 4 : Kegiatan Elaborasi
• Fase 5 : Menganalisis proses inkuari
Menganalisis strategi inkuari dan mengembangkannya menjadi lebih efektif.
SISTEM SOSIAL • Sistem sosial dalam model latihan inkuari diharapkan bersifat kooperatif.
• Model ini dapat sangat terstruktur dengan sistem sosial yang dikendalikan
Guru, lingkungan intelektual terbuka bagi seluruh gagasan yang relevan.
• Guru dan peserta didik berpartisipasi setara selama menyangkut adanya
gagasan-gagasan.
• Guru harus mendorong peserta didik berinkuari sebanyak-banyaknya.
• Peserta didik belajar prinsip- prinsip inkuari, struktur dapat meluas hingga
mencakup penggunaan sumber belajar, dialog dengan peserta didik lain,
melakukan percobaan, dan diskusi dengan Guru.
PRINSIP REAKSI • Reaksi yang paling penting yang harus diberikan Guru adalah pada fase
kedua dan ketiga.
• Pada fase kedua, Guru harus membantu peserta didik melakukan inkuari,
tetapi bukan melakukan inkuari sendiri untuk keperluan mereka.
• Apabila Guru ditanya oleh peserta didik yang tidak bisa dijawab “ya” atau
“tidak”, Guru harus meminta peserta didik menata ulang pertanyaan yang
akan diajukannya agar dapat dijawab oleh Guru “ya” atau “tidak” untuk
menjaring mereka mengumpulkan data pada masalah yang akan
diselesaikan.
• Pada fase terakhir, tugas Guru menjaga agar inkuari tetap terarah pada
proses penyelidikan itu sendiri.
MODEL LATIHAN INKUARI
• Bahan-bahan yang akan digunakan pada saat Guru
menghadapkan peserta didik dengan masalah.
• Guru harus memahami betul proses intelektual , strategi
inkuari, dan sumber-sumber belajar yang ada dalam
sebuah masalah.
DAMPAK PEMBELAJARAN
LANGSUNG DAN IRINGAN Model latihan Inkuari:
• Keterampilan proses IPA
• Strategi untuk penyelidikan kreatif
• Semangat untuk berkreativitas
• Kebebasan atau otonomi dalam belajar
• Toleran terhadap pendapat yang berbeda
• Menyadari bahwa pengetahuan itu bersifat sementara
MODEL PEMBELAJARAN
SIKLUS BELAJARa. Merupakan satu model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai
kerangka umum untuk melaksanakan kegiatan kontruktivis.
b. Peserta didik harus menggali fenomena baru yang didasarkan pada
keyakinan yang telah dimiliki peserta didik (konsep-konsep dan sistem
konseptual), atau didasarkan pada prosedur maupun keterampilan
berpikir yang telah dikenalnya pula.
c. Penggalian fenomena harus didahului oleh hal-hal yang membuat mereka
bingung atau hal-hal yang kontradiktif sehingga menghasilkan yang akan
bentuk ketidakseimbangan meningkatkan berpikir pertanyaan-pertanyaan
dan berpikir provokasi argumentasi dalam jika…dan…, maka…
d. Peserta didik diharapkan berusaha merefleksikan keyakian atau prosedur
yang telah dimilikinya untuk mencari pemecahan terhadap fenomena baru
tersebut.
md. Guru mengakomodasi berbagai jawaban sementara, baik yang diajukan oleh
peserta didik
maupun sebagai hasil intervensi yang dilakukan Guru.
e. Jawaban sementara peserta didik digunakan untuk membangkitkan argumen-
argumen, prediksi-prediksi
atau data baru yang memungkinkan dapat mengubah keyakinan atau
konstruksi pengetahuan lama
peserta didik terhadap konsep baru yang diperkenalkan.
f. Memungkinkan terjadinya pengaturan-sendiri sebagai upaya untuk mencapai
kemantapan
keseimbangan baru, berbagai pengalaman baru haruslah disediakan bagi
peserta didik untuk menguji dan
PEMBELAJARAN
DILAKSANAKAN SECARA
EFEKTIF HARUS 3 FASE• Fase Eksplorasi (Exploration),
• Fase Penelusuran (Invention), dan
• Fase Penemuan (Discovery).
• Tetapi belakangan oleh Lawson (1988)
fase-fase tersebut dinamai fase Eksplorasi
(Exploration), fase Pengenalan Istilah
(Term introduction), dan fase Penerapan
Konsep (Concept application).
FASE EKSPLORASI
• Peserta didik belajar melalui tindakan dan reaksi yang telah mereka
miliki terhadap situasi baru.
• Menggali materi baru dan ide baru dengan bimbingan yang minimal
dari guru.
• Pengalaman baru mereka akan membangkitkan pertanyaan dan
menimbulkan kerumitan yang pada suatu ketika tidak dapat mereka
pecahkan dengan cara berpikir mereka.
• Guru memberikan kesempatan dan pengalaman baru kepada peserta
didik yang dapat menimbulkan konflik berpikir serta menimbulkan
pertentangan dan analisis terhadap ide dan pemikiran mereka sendiri.
• Pada akhirnya analisis tersebut dapat memunculkan pembahasan-
pembahasan untuk menguji ide-ide alternatif melalui prediksi-prediksi.
• Proses ini akan memunculkan beberapa ide sekaligus menghilangkan
ide-ide lainnya yang tidak relevan dalam pola siklus dari pengaturan-
sendiri.
• Menimbulkan kehati-hatian dalam menguji
prosedur dalam siklus.
• Eksplorasi harus didahului oleh identifikasi
terhadap pola keteraturan dari suatu
fenomena.
• Fase Eksplorasi juga memungkinkan peserta
didik berinteraksi dengan fenomena melalui
cara mereka masing-masing yang dapat
FASE PENGENALAN
ISTILAH
(TERM INTRODUCTION)• Dimulai dengan memperkenalkan istilah
baru yang merujuk pada pola yang sudah
ditemukan pada fase eksplorasi.
• Istilah atau nama konsep ini dapat
diinformasikan oleh guru atau diperoleh
peserta didik melalui buku, film atau
media lainnya.
• Tahap ini harus selalu diikuti eksplorasi
PENERAPAN KONSEP
(CONCEPT APPLICATION)• Peserta didik mencoba mengaplikasikan konsep
atau istilah (term) atau pola pikir baru pada situasi
permasalahan baru.
• Penerapan diusahakan dengan banyak variasi agar
pengertian baru yang telah mereka peroleh lebih
mantap dan permanen.
• Perlu diperhatikan di sini bahwa konsep adalah pola
mental yang direpresentasikan melalui label verbal
(dalam hal ini berarti istilah).
MEMPERKENAL ISTILAH PADA GURU • Peserta didik harus dapat mempersepsi istilah
tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
eksplorasi (exploration) memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menemukan pola-pola.
• Pengenalan Istilah (term introduction) memungkinkan
Guru dengan kesempatannya dapat memperkenalkan
istilah, dilain pihak peserta didik dengan
kesempatannya dapat menghubungkan pola-pola
dengan istilah yang merupakan pembentukan konsep.
PENERAPAN KONSEP
(CONCEPT APLICATION)• Memungkinkan peserta didik untuk
menemukan penerapannya (juga non
aplications) dari konsep-konsep tersebut
pada konteks-konteks baru.
MODEL PEMBELAJARAN
P.O.E (PREDIC-OBSERVE-
EXPLAIN)• Strategi pembelajaran di mana guru
menggali pemahaman peserta didik
dengan cara meminta mereka untuk
melaksanakan tiga tugas utama, yaitu
predik, observasi,dan memberikan
penjelasan (explain).
TUGAS SISWA DALAM
MODEL PEMBELAJARAN
POE (PREDICT)• Pada tahap ini, mintalah pada peserta didik untuk
mengamati apa yang akan Anda demonstrasikan.
• Mintalah mereka mengamati fenomena yang
didemonstrasikan, kemudian mereka
memprediksi hasilnya dan mempertimbangkan
hasil prediksinya.
OBSERVE
• Guru melaksanakan kegiatan, dan
menunjukkan proses atau demonstrasi
dan mintalah peserta didik untuk
mencatat apa yang terjadi.
EXPLAIN
• Guru meminta peserta didik untuk
mengajukan hipotesis mengenai
mengapa terjadi seperti yang mereka
lakukan dan menjelaskan perbedaan
antara prediksi yang dibuatnya dengan
hasil observasinya.