MODEL - Kemdikbud
Transcript of MODEL - Kemdikbud
i
MODEL “ASSISOMPUNGENG”
(Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Drs. Asdinop.
Juwanita Sahid, S.Sos., M.Si.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL
(BPPAUDNI) REGIONAL III
2 0 1 2
ii
MODEL “ASSISOMPUNGENG”
(Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Penanggungjawab : DR. H. Muhammad Hasbi, S.Sos.,M.Pd. Pakar/Akademisi : DR. Ruslan Ketua : Dra. Andi Ratni AM., M.Pd. Sekretaris : Syaiful Asmar, S.KM. Anggota : Rusdiana, S.Pd., M.Pd. Dra. Hj. Halmiah Z., M.Pd. Muh. As’ad, SE., M.Si., Ak. Dra. Hj. Jumrah Hud Dra. Maryam, MM.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
berkah-Nya kepada kita semua, sehingga Model “Assisompungeng”
(Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) dapat
diselesaikan sebagaimana adanya.
Model ini merupakan hasil akhir setelah melalui beberapa
tahapan, studi eksplorasi, validasi teoritik, validasi empiris di lapangan
dan validasi ahli yang dilakukan oleh tim pengembang model dari
BPPAUDNI Regional III.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
atas bantuan dan dukungannya, serta kritik perbaikannya dalam rangka
penyempurnaan model ini.
Semoga Model ini bermanfaat, baik pada pengembangan Program
PAUD maupun pembangunan pendidikan pada umumnya. Terima kasih.
Makassar, Desember 2012
Pengembang
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................. iv
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................... 1
B. Tujuan Model ………………………………………………….. 5
C. Hasil yang Diharapkan ……………………………………… 5
D. Manfaat Model . ......................................................... 6
E. Pengguna .................................................................. 6
BAB II: LANDASAN
A. Landasan Hukum ...................................................... 7
B. Landasan Konseptual ……………………………………….. 8
1. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. ........... . 8
2. Konsep Dasar Pendidikan Keluarga………………….. 12
3. Orangtua dalam Keluarga ……………………………… 16
BAB III: KARAKTERISTIK MODEL
A. Gambaran Model ...... ……………………………………….. 28
B. Komponen Model ………………………………………………. 32
C. Indikator Keberhasilan Model ………………..……………. 49
BAB IV: PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah amanah yang harus dijaga, dirawat dan dididik
semaksimal mungkin, supaya mereka berbudi pekerti yang luhur,
berguna bagi masyarakat, bangsa, negara dan keluarga. Keluarga
merupakan unit terkecil dalam masyarakat tetapi sangat besar
peranannya bagi maju-mundurnya suatu bangsa
Dalam dunia pendidikan, peranan keluarga memegang peranan
penting. Ki Hadjar Dewantara secara tegas menyatakan bahwa
keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi
anak. Demikian pula dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27 ayat 1 menyatakan
adanya jalur pendidikan informal yang diselenggarakan keluarga dan
lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar
merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan
kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan
dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-
emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama.
2
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Pengembangan seluruh potensi anak harus dimulai agar pertumbuhan
dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Pendidikan di lingkungan keluarga sangat ditentukan oleh
peran orangtua dan orang yang dituakan dalam keluarga. Karena
anak sejak kecil berada dalam asuhan keluarga, maka pendidikan
keluarga menjadi landasan utama bagi keberhasilan pendidikan anak
usia dini, terutama dalam pembentukan sikap dan prilaku yang
berkaitan dengan proses pembudayaan maupun pembinaan iman dan
taqwa (imtaq). Atas dasar pemikiran itu, orangtua harus punya
pemahaman tentang pendidikan keluarga dan arti pentingnya bagi
perkembangan anak. Lingkungan keluarga akan mendasari bagi
perkembangan anak. Jadi tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kunci
pembangunan bangsa terletak pada bagaimana keluarga/para orang
tua bisa mendidik anaknya sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangan anak. Namun, sebagian besar orang tua belum
memiliki pengetahuan, keterampilan dan dukungan dalam tugas
mengasuh dan mendidik anak.
Selain itu, banyak juga orang tua dan masyarakat yang
mempunyai pola pikir bahwa pendidikan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab sekolah/lembaga pendidikan saja. Padahal
sesungguhnya keluarga/orang tua mempunyai peran penting dalam
pendidikan anak, antara lain sebagai pembentuk konsep diri, teladan,
dan pemberi rangsangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan
3
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
anak. Orang tua juga memiliki kedekatan fisik dan psikis dengan
anaknya, selain karena kodrat juga karena sebagian besar waktu anak
usia dini dihabiskan di lingkungan keluarga. Oleh karena itu diperlukan
adanya program kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan orangtua agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai dengan potensinya.
Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua sebagai
pendidik utama dan pertama dalam tumbuh kembang anak maka
sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kesadaran orangtua agar mampu mewujudkan lingkungan keluarga
yang positif, yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan
anak secara optimal sesuai dengan perkembangan anak baik dalam
aspek fisik, mental dan intelektual sosial maupun emosional anak.
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,
pelayanan bagi anak tidak hanya terbatas dari sisi pendidikannya,
tetapi harus dilakukan secara terpadu (holistik) dengan aspek lain yang
mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
dalam (pendidikan, pengasuhan, perawatan, kesehatan dan gizi).
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan
kehidupan tahap berikutnya. Pengembangan anak usia dini perlu
dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah untuk membantu anak usia
dini dalam mengembang kan potensinya secara holistik baik aspek
4
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
pendidikan, gizi, maupun kesehatan.
PAUD sangat menentukan derajat kualitas inteligensi,
kesehatan, kematangan emosional dan produktivitas manusia di masa
depan. Usia dini merupakan masa keemasan (the golden age). Jika
pada masa tersebut anak kurang memperoleh perhatian (pendidikan,
perawatan, pengasuhan, dan layanan kesehatan serta gizi yang tepat,
maka dikhawatirkan tidak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Dalam sehari anak rata-rata menghabiskan waktunya di
lembaga PAUD hanya sekitar tiga jam. Selebihnya anak
menghabiskan waktu bersama dengan orangtua dan keluarga. Waktu
bersama keluarga tersebut tentulah sangat mewarnai pertumbuhan
dan perkembangan anak. Kebersamaan tersebut merupakan peluang
emas untuk digunakan dalam memberikan stimulasi kepada anak yang
berkelanjutan dari lembaga PAUD.
Selama ini kegiatan belajar anak yang didapatkan di lembaga
PAUD berhenti saat anak pulang ke rumah. Jika pun kegiatan belajar
anak lakukan di rumah namun seringkali bukan merupakan lanjutan
atau tidak berkaitan dengan apa yang telah anak dapatkan di lembaga
PAUD sebelumnya. Oleh sebab itu Balai Pengembangan Pendidikan
Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (BP-PAUDNI) Regional III pada
tahun 2012 ini mengembangkan Model Assisompungeng (Pola
Kesinambungan Lembaga APUD dan Keluarga). Model
5
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Assisompungeng merupakan sebuah model yang melibatkan orangtua
dalam pembelajaran sehingga dapat menjembatani pembelajaran di
lembaga PAUD dan pembelajaran di rumah.
B. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Melibatkan orangtua dalam pendidikan anak usia din, baik di
lembaga PAUD maupun di rumah.
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya kesinambungan pendidikan di lembaga PAUD
dan keluarga.
b. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran orangtua akan
pentingnya PAUD.
c. Meningkatkan dukungan orangtua/keluarga dalam proses
pendidikan anak usia dini di lembaga PAUD maupun di
lingkungan keluarga/ masyarakat.
C. Hasil yang Diharapkan
1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua
yang memiliki anak usia dini dalam menstimulasi tumbuh kembang
anak usia dini dalam keluarga .
2. Adanya kesinambungan dan keselarasan pendidikan anak yang
dilakukan di lembaga PAUD dan keluarga.
6
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
3. Adanya dukungan orangtua/keluarga dalam proses pendidikan
anak usia dini di lembaga PAUD maupun di lingkungan keluarga/
masyarakat.
D. Manfaat
1. Terciptanya kesinambungan antara pendidikan di lembaga PAUD
dan keluarga.
2. Wawasan dan keterampilan orangtua tentang tumbuh kembang
anak usia dini bertambah
3. Peran keluarga sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak usia dini menjadi optimal.
4. Kesempatan kedekatan dan kasih sayang antara anak dan
orangtua dalam pembinaan dan pengasuhan anak usia dini di
lingkungan keluarga dapat lebih optimal.
E. Pengguna Model
a. Pendidik PAUD
b. Penyelenggara/Pengelola PAUD
c. Orangtua/masyarakat yang peduli PAUD
d. Pemerintah sebagai penentu kebijakan
7
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
BAB II
LANDASAN
A. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah tentang:
a. Nomor 27 tahun 1990 Pendidikan Pra-Sekolah
b. Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah
3. Instruksi Presiden
a. Nomor 22 tahun 1989 tentang Pembinaan Kesejahteraan Anak
b. Nomor 3 tahun 1987 tentang Penyelenggaraan Pembina an
Kualitas Anak.
4. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:
018/O/1997 tentang Penyelenggaraan Pendidikan pada Kelompok
Bermain dan Penitipan Anak.
5. Surat Keputusan Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Non
Formal dan Informal (BPPNFI) Regional V Makassar, No.
352/B10/KP/2012, Tanggal 8 Februari 2012 tentang Susunan Tim
Pengembang Model PAUDNI pada BPPNFI Reg V.
8
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
B. Landasan Konseptual
1. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini merupakan bagian integral dalam
sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) yang saat ini mendapat
perhatian yang besar dari pemerintah, terbukti dengan diangkatnya
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada bagian tersendiri yaitu
pada bagian tujuh pasal 28 dalam Undang- Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), sebagai konsep gerakan nasional menjadi lebih
memiliki kepastian hukum pada tingkat Undang - Undang, baik dari
segi keberadaan dan program – programnya maupun dari segi
namanya.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan, perkembangan anak baik jasmani
maupun rohani. Dalam rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan anak melalui pendidikan anak usia dini, Jamaris
(2006: 149) menyatakan bahwa langkah-langkah yang seharusnya
dilaksanakan dalam proses pendidikan anak usia dini mencakup:
(1) pengembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan motorik
halus), (2) pengembangan kognitif (daya pikir, daya cipta), (3)
pengembangan social emosional (sikap, perilaku, moral dan
agama), (4) pengembangan bahasa dan komunikasi dan (5)
9
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
pengembangan kecerdasan jamak, sehingga dapat menjadi
kemampuan aktual yang ditunjukkan dalam berbagai perilaku yang
ditampilkan oleh anak.
Pengertian pendidikan anak usia dini sebagaimana
digariskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Tahun 2003 pada Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa “Pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut”. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa batasan
anak usia dini di Indonesia adalah dari lahir sampai dengan usia
enam tahun.
Para ahli menerangkan bahwa usia dini meliputi anak usia
0-8 tahun yang disebut sebagai masa kritis (golden age) dalam
perkembangan anak. Usia dini merupakan fase yang sangat
fundamental bagi setiap individu, karena pada fase ini terjadi
pertumbuhan otak dan perkembangan kecerdasan yang sangat
pesat, oleh karena itu pendidikan anak sudah seharusnya dimulai
pada usia dini. Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa usia
dini merupakan masa emas sekaligus merupakan masa kritis bagi
10
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
anak, dimana perkembangan yang didapat pada masa ini sangat
berpengaruh terhadap perkembangan pada masa selanjutnya.
Usia dini merupakan fase yang sangat fundamental bagi
setiap individu, karena pada fase ini terjadi pertumbuhan otak dan
perkembangan kecerdasan yang sangat pesat, oleh karena itu
pendidikan anak sudah seharusnya dimulai pada usia dini.
Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa usia dini merupakan
masa emas sekaligus merupakan masa kritis bagi anak, dimana
perkembangan yang didapat pada masa ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan pada masa selanjutnya. Pada masa kritis
ini anak memerlukan berbagai asupan terutama yang mencakup
asupan gizi, kesehatan dan pendidikan.
Teori menyebutkan bahwa sekitar 50% potensi kecerdasan
manusia terjadi ketika anak berusia 4 tahun, 80% telah terjadi
ketika anak berusia 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak
berumur sekitar 18 tahun. Kapasitas kecerdasan anak sangat pesat
terjadi dalam kurun waktu empat tahun pertama, dimana sama
besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14
tahun berikutnya dan selanjutnya perkembangan otak akan
mengalami stagnasi.
Pendidikan anak usia menjadi sangat penting mengingat
potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk
11
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
pada rentang usia.sehingga usia dini sering disebut sebagai usia
emas ( golden age).
Berbagai penelitian juga menyimpulkan, perkembangan
yang diperoleh pada masa usia dini sangat memengaruhi
perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan
produktivitas kerja di masa dewasanya. Pendidikan dini bukan
hanya memiliki fungsi strategis, tetapi juga mendasar dan memiliki
andil memberi dasar kepribadian anak dalam sikap, perilaku, daya
cipta dan kreativitas, serta kecerdasan kepada calon-calon SDM
masa depan. Para ahli teori perkembangan menyebut usia dini
sebagai the golden age (masa emas).
Pendidikan anak usia dini harus dilakukan secara terpadu
dengan melibatkan seluruh pihak atau elemen masyarakat sebagai
tanggung jawab bersama tanpa ada diskriminasi dan perbedaan.
Memberikan pendidikan pada anak usia dini setidaknya
memperhatikan perpaduan antara intervensi pendidikan, intervensi
gizi dan kesehatan anak. Mengintervensi pendidikan, gizi, dan
kesehatan bagi anak usia dini berarti turut memberi dukungan
terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan secara optimal
bagi anak usia dini. Inilah arti penting bagi pendidikan anak usia
dini yang harus memperhatikan perpaduan intervensi tersebut.
Semua pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak
dapat memberi kesempatan yang luas bagi anak untuk
12
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
bereksplorasi dan belajar secara menyenangkan, juga diberikan
pengasuhan dan bimbingan untuk memahami potensi dirinya dan
berperan aktif dalam keluarga dan masyarakat.
Melatih anak untuk menerima dan memberi sesuai dengan
etika perlu diperkenalkan. Kearifan-kearifan lokal yang berkembang
di masyarakat dapat dijadikan landasan dalam pembelajaran PAUD
berbasis keluarga..
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berfungsi membina,
menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia
dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan
dasar sesuai dengan tahap perkembangan nya agar memiliki
kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Konsep Dasar Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan akar bagi terbentuknya masyarakat,
bangsa, dan bahkan sebuah peradaban. Kesinambungan dalam
suatu masyarakat atau bangsa dapat mempengaruhi
keseimbangan keluarga-keluarga yang menjadi anggotanya. Jika
keseimbangan keluarga di dalam sebuah masyarakat itu baik, akan
baiklah masyarakat itu; sebaliknya, jika keseimbangan masyarakat
itu buruk, akan menjadi buruk pula masyarakat tersebut. Dalam
sebuah keluarga, pelajaran pertama yang diperoleh oleh seorang
13
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
manusia adalah mencintai, menghormati, mengabdi, menaruh
perhatian dan taat, serta melaksanakan nilai-nilai moral. Semuanya
itu merupakan bunga-bungan yang mekar dari sebuah keluarga,
yang akan menciptakan keindahan dan keserasian dalam
masyarakat, dan yang memungkinkan manusia berjalan seiring
dengan manusia-manusia lainnya di dalam jagat raya ini. Jika
pelajaran-pelajaran semacam itu tidak diperoleh dari sebuah
keluarga, muncullah manusia-manusia yang kontradiktif, saling
mencurigai, dan saling menjatuhkan.
Menurut Montessori, anak adalah individu-individu yang unik
dan akan berkembang sesuai dengan kemampuan anak. Tugas
sebagai orangtua dan pendidik adalah memberikan sarana
dorongan belajar dan memfasilitasi anak untuk siap mempelajari
sesuatu. Pendapat Montessori mendapat dukungan dari tokoh
pendidikan Taman Siswa Ki Hadjar Dewantara, menyakini bahwa
suasana pendidikan yang baik dan tepat adalah suasana
kekeluargaan dan dengan prinsip Asih (mengasihi), Asah
(memahirkan), Asuh (membimbing) dengan menganjurkan agar
dalam pendidikan anak memperoleh pendidikan untuk
mencerdaskan (mengembangkan) pikiran, hati dan meningkatkan
keterampilan dan anak yang mengalami pendidikan secara
kekeluargaan.
14
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Keluarga mempunyai tanggung jawab yang paling besar,
terutama dalam mendidik generasinya dan generasi-generasi
berikutnya untuk mampu menghindarkan dari perbudakan materi.
Karena lingkup masyarakat yang lebih luas telah terjebak dalam
pola hidup materialisme, dan secara tidak disadari bahwa sebagian
besar keluarga juga telah tercemari olehnya, dan ini merupakan
kendala, maka keluarga-keluarga yang sadar wajib membina
generasi penerusnya untuk di didik menjadi manusia berakhlak dan
perilaku disiplin dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam membangun keluarga sebagai salah satu institusi
pendidikan yang kuat dan mendasar, peran kedua orang tua sangat
menentukan. Yaitu, terutama menjadi contoh dan suri teladan bagi
anak-anaknya. Bahasa teladan dan amal perbuatan ternyata jauh
lebih efektif daripada bahasa lisan serta suruhan yang bersifat
verbal. Anak-anak melihat apa yang dilakukan, bukan semata-mata
mendengar apa yang diperintahkan. Karena itu, keluarga adalah
lembaga pendidikan pertama dan utama dalam membangun dan
membentuk kepribadian anak. Baik buruknya akhlak anak di masa
dewasa sangat ditentukan pendidikan dalam keluarga.. Lingkungan
pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar anak, baik
berupa fisik maupun non fisik yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi proses pendidikan. Dengan demikian
keluarga sebagai lingkugan pendidikan mencakup lingkungan fisik
15
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari manusia yang berada di
lingkungan keluarga atau rumah dengan segala perlengkapannya
sebagai tempat tinggal. Sedang lingkungan non fisik seperti;
suasana hubungan sosial, suasana psikologis, dan suasana
religius.
Pendidikan keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap
perkembangan jiwa anak. Ini disebabkan karena keluargalah
tempat pertama dan utama bagi anak-anak dalam memperoleh
pendidikan. Keluarga merupakan tempat anak-anak diasuh,
tumbuh dan berkembang. Keluarga sebagai lingkungan awal
pertumbuhan anak harus diisi dengan hal-hal yang bersifat positif
sehingga menjadi awal yang baik bagi pertumbuhannya.
Pengalaman sukses bagi anak di awal pertumbuhannya terus
diusahakan, sebab pengalaman seperti itu akan membuka
peluang demi kemajuan yang lebih tinggi lagi. Akan tetapi
sebaliknya, pengalaman gagal di awal pertumbuhan
mengakibatkan penghambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak pada fase berikutnya. Yang penting juga
harus diperhatikan dalam kehidupan keluarga adalah terciptanya
kasih sayang bersama. Bila dalam suatu keluarga senantiasa
didasari oleh rasa kasih sayang di antara semua anggota keluarga
terutama oleh kedua orang tua terhadap anak-anaknya, maka
16
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
seluruh anggota keluarga akan merasakan betapa nikmatnya
hidup dalam naungan keluarga yang bahagia.
3. Orang Tua dalam Keluarga
a. Peran Orangtua dalam keluarga
Anak yang merupakan karunia dari Allah Subhanahu
Wataala sekaligus sebagai amanah yang keberadaannya di
dunia melalui kedua orang tua (ayah dan ibu). Gusnawirta Fasli
dalam Kaum Ibu Penyelamat Bangsa mengatakan bahwa anak
adalah karunia dari Allah Yang Maha Esa. Karena anak
merupakan karunia, maka anak harus didik dan dipelihara
dengan baik termasuk pemenuhan kebutuhan sandang dan
pangan.
Anak yang merupakan belahan jiwa dan tetesan darah
daging orang tua, berarti mengasuh, membimbing dan
mendidiknya secara kodrati/alami terpundak di atas bahu kedua
orang tuanya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sekaligus dapat menjadi qurratun ain bagi ayah-ibunya
(Dimas:1999).
Aristoteles (Rajih, 2005:32) seorang filusuf pendidikan
yang beraliran empirisme mengemukakan bahwa anak yang
baru lahir adalah laksana kertas putih tanpa noda sedikitpun
(tabularasa). Sejalan dengan John Lock, (Dimas, 1999:4)
17
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
mengatakan bahwa ”akal anak merupakan lembaran putih yang
dapat anda tulisi dengan kebaikan melalui proses belajar”.
Memperkuat pendapat tersebut Sabda Rasulullah S.A.W.
mengemukakan (Rajih, 2005: 24) bahwa setiap anak dilahirkan
dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikan ia
Yahudi, Nasrani atau Majusi. Oleh karena itu, orang tua sebagai
pemeran utama yang membentuk karakter, jiwa, tata cara ibadah
dan menanamkan nilai moral bagi anak, berkewajiban
memberikan bimbingan dan tuntunan yang mengarah kepada
pembentukan perilaku disiplin dalam kehidupan bermasyarakat
kelak hingga seumur hidup (dalam Netty Herawati, 2005:5).
Berdasarkan mitologi, semasih bayi berada dalam
kandungan, orangtua diharapkan melakukan pengendalian diri,
fisik maupun secara psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan perkembangan yang baik terhadap anak. Karena
diyakini, keadaan emosi orangtua dapat mempengaruhi
perkembangan anak semasih dalam kandungan maupun
sesudah lahir. Sikap dan peran orangtua harus menumbuhkan
watak dan akhlak atau budi pekerti yang baik dan kuat pada
anak sebagai dasar untuk meraih berbagai kemampuan dan
prestasi dalam kehidupan. Dalam kehidupan keluarga pulalah
dasar-dasar kehidupan beragama anak diletakkan dan
18
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
ditumbuhkembangkan. Rasa cinta tanah air akan sendirinya lahir
dari proses pendidikan di keluarga.
Sikap dan peran orangtua harus menumbuhkan watak
dan akhlak atau budi pekerti yang baik dan kuat pada anak
sebagai dasar untuk meraih berbagai kemampuan dan prestasi
dalam kehidupan. Dalam kehidupan keluarga pulalah dasar-
dasar kehidupan beragama anak diletakkan dan
ditumbuhkembangkan. Rasa cinta tanah air akan sendirinya lahir
dari proses pendidikan di keluarga
b. Peran Orangtua Sebagai Pendidik Yang Utama dan Pertama
Pendidikan yang utama berada dalam lingkungan
keluarga .Pendidikan orangtua terhadap anak akan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak.Oleh sebab itu
untuk mencetak anak yang dapat menjadi penyejuk mata dan
pembahagia jiwa, orangtua harus memberi perhatian optimal
sejak dini dan yang lebih penting adalah orang tua harus
menjadikan dirinya sebagai teladan selaku orang yang paling
dekat dengan kehidupan anak.
Keberhasilan suatu pendidikan sering dikaitkan dengan
kemampuan para orang tua dalam hal memahami anak sebagai
individu yang unik, dimana setiap anak dilihat sebagai individu
yang memiliki potensi-potensi yang berbeda satu sama lain
namun saling melengkapi dan berharga. Mungkin dapat
19
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
diibaratkan sebagai bunga-bunga aneka warna di suatu taman
yang indah, mereka akan tumbuh dan merekah bersama.
Selama rentang usia dini seorang anak memerlukan
pembinaan/ pendidikan yang sangat bijak, bukan karena mereka
merupakan harapan seluruh anggota keluarga melainkan lebih
cenderung kepada pertimbangan bahwa usia dini merupakan
puncak peniruan segala bentuk perilaku dan tutur kata yang
terjadi di sekelilingnya. Itulah sebabnya mengapa segenap
anggota keluarga khususnya orang tua (ayah dan ibu) berperan
membentuk moral dan perilaku (akhlak) anak.Yang paling
penting adalah keteladanan kedua orang tua dalam bertutur dan
berperilaku santun serta berperilaku disiplin sesuai dengan
norma-norma kehidupan dalam masyarakat menjadi contoh
nyata bagi putra-putri mereka. Perhatian yang optimal dari orang
tua terhadap gerak-gerik dan aktivitas anak sangat
dibutuhkan.Peran orang tua sebagai peletak dasar-dasar
kedisiplinan dalam jiwa anak adalah sesuatu yang bersifat
mutlak dan tak tergantikan, sehingga orangtua harus menjadi
guru dan pembimbing yang penuh kasih sayang bagi anak-anak
(dalam Rimm, 2003).
Para pakar mengingatkan, bahwa pendidikan yang salah
pada usia dini akan berdampak negatif terhadap perkembangan
anak di masa depan. Orangtua adalah ujung tombak dalam
20
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
pendidikan anak di usia emasnya, karena mereka jauh lebih
dekat, punya waktu cukup dan mengenali karakter anak.
Keluarga mesti paham, perkembangan anak masing-masing
tidak selalu sama. Anak berkembang secara bertahap, anak
bukan produk "instan". Anak berkembang dari waktu ke waktu,
baik segi fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual.
Suatu kenyataan bahwa orang tua merupakan guru dan
perpustakaan yang pertama dan utama bagi anaknya (dalam
Sumiarti:123). Jika anak telah masuk ke dalam suatu lembaga
pendidikan maka orang tua merupakan mitra kerja terdekat bagi
guru. Bahkan sebagai orang tua masih banyak lagi peran yang
lain yang mau atau tidak peran itu harus dilakukan walaupun
tidak secara optimal.
Peran yang dimaksud antara lain sebagai guru, teman
main, kakak, adik, bahkan juga sebagai dokter juga sebagai ahli
gizi. Peran-peran tersebut yang dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kesemuanya dapat membantu stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan awal bagi anak walaupun
belum tentu dilakukan secara optimal tetapi minimal dapat
menjadi dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan awal anak
menuju pada tahap berikutnya.
Pendidikan dan Pengasuhan menjadi sangat penting
karena hubungan sosial yang dibangun orangtua akan
21
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
membentuk sudut pandang terhadap dirinya sendiri dan
lingkungannya.. Pendidikan dan pengasuhan yang baik berfokus
pada pemberian bantuan kepada anak untuk dapat terintegrasi
dengan baik di lingkungan rumah maupun sekolahnya dengan
membantu mengajarkan anak akan tanggung jawab sosial yang
harus diembannya (Hughoghi, 2004).
Orangtua, memegang peran penting untuk menciptakan
lingkungan tersebut guna merangsang segenap potensi anak
agar dapat berkembang secara maksimal. Pada dasarnya anak-
anak sebagai generasi yang unggul tidak akan tumbuh dengan
sendirinya.anak senang meniru, karena salah satu proses
pembentukan tingkah laku anak adalah diperoleh dengan cara
meniru. maka orang tua dan guru dituntut untuk bisa
memberikan contoh-contoh keteladanan yang nyata akan hal-hal
yang baik, termasuk perilaku bersemangat dalam mempelajari
hal-hal baru.. Anak memerlukan lingkungan yang subur yang
sengaja diciptakan untuk memungkinkan potensi yang dimiliki
dapat tumbuh dengan optimal. Orang tua, hendaknya tidak
selalu hanya memaksakan kehendaknya terhadap anak-anak,
namun secara rendah hati tetap harus menerima gagasan-
gagasan anak yang tampaknya aneh dan tak lazim. Anak-anak
yang dihargai cenderung akan terhindar dari berbagai masalah
psikologis serta akan tumbuh dan berkembang secara lebih
22
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
optimal sehingga pada akhirnya nanti mereka akan lebih siap
dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan-tantangan
di masa depannya kelak.
Setiap orangtua adalah guru pertama bagi anak –
anaknya yang berarti orang tua sangat memegang peranan
penting dalam kehidupan anak baik di dunia juga di akhirat kelak.
c. Keterlibatan Orangtua di Lembaga PAUD
Henderson dan Berla dalam Brewer menemukan bahwa
ketika orangtua terlibat dalam kegiatan sekolah anak mereka,
anak mendapatkan nilai yang lebih tinggi, kehadiran yang lebih
baik, memiliki sikap dan tingkah laku yang lebih positif,
menyelesaikan sekolah di tingkat lanjutan dengan rangking yang
lebih tinggi, dan lebih mungkin untuk diterima di perguruan tinggi.
Implikasi keterlibatan orangtua di lembaga PAUD
terhadap pendidik merupakan satu dari aturan bagi pendidik
yang ingin membangun hubungan yang baik dengan orangtua
anak. Orangtua yang telah diberi label “sulit dijangkau” –
biasanya mereka yang memiliki pendidikan formal yang terbatas
– sering diasumsikan memiliki perhatian yang sedikit terhadap
pendidikan anaknya.
Swick dan McKnight (1989) menemukan sejumlah ciri-ciri
pada guru TK yang sangat mendukung keterlibatan orangtua,
termasuk menjadi anggota perkumpulan profesional dan
23
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
mengikuti filosofi yang berorientasi pada perkembangan; mereka
juga menemukan bahwa dukungan tenaga kependidikan
terhadap keterlibatan orangtua adalah penting. Galinsky (1988)
menemukan bahwa pendidik yang memiliki pendidikan lebih
tinggi dan juga adalah orangtua. Maka itu lebih memungkinkan
untuk memiliki persepsi positif terhadap orangtua, juga
menjelaskan bahwa bukanlah menjadi orangtua yang mengantar
pada persepsi positif tapi “kemampuan menempatkan diri
pendidik pada posisi/tempat orangtua dan kemampuan untuk
bersikap empati”. Jika pendidik merasa keterlibatan orangtua
adalah penting, maka akan bekerja untuk mengatasi kendala-
kendala yang dianggap dapat membuat orangtua untuk terlibat.
Beberapa orang percaya bahwa tugas pendidik untuk
melibatkan orangtua dalam kegiatan di sekolah, meskipun
orangtua anak sudah tertarik terhadap pengalaman sekolah anak
itu sendiri. Sehingga beberapa orangtua secara total sangat
bertanggungjawab terhadap pendidikan anaknya dan membuat
komitmen untuk mendidik anak mereka di rumah.
Keterlibatan orangtua di sekolah dapat memberikan
keuntungan bagi anak mereka. Sehingga pendidik perlu
memberikan informasi khusus tentang mengapa keterlibatan
orangtua itu penting. Sebagai contoh, pendidik sering
menyarankan orangtua untuk senantiasa membacakan sesuatu
24
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
kepada anak mereka tapi tidak menjelaskan kepada orangtua
mengapa membaca akan membantu anak mengenal aksara
dengan lebih mudah. Orangtua yang memiliki informasi tersebut
jauh lebih memungkinkan untuk terlibat.
Salah satu tanggungjawab pendidik adalah menjaga
hubungan dengan orangtua anak. Sebagian besar pendidik
menginginkan orangtua terlibat, tapi sebagian mungkin memiliki
pandangan yang sempit tentang bagaimana keterlibatan
orangtua tersebut. Karr dan Landerholm (1991) dalam Brewer
menyatakan dengan baik tujuan keterlibatan orangtua, yaitu
“program tersebut harus memenuhi kebutuhan orangtua yang
mereka layani daripada menuntut orangtua memenuhi
kebutuhan program”. Akan tetapi melibatkan orangtua dan
lembaga PAUD secara kreatif untuk menjalankan program.
Seorang pendidik dapat merencanakan berbagai
pertemuan dan kegiatan untuk orangtua, kemudian
mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin membuat
orangtua sulit untuk berpartisipasi. Dengan memberikan
orangtua berupa kartu laporan, dimana orangtua melaporkan
kegiatan anak di rumah (seperti menulis surat ke keluarga,
membantu menyiapkan hidangan, belajar bagaimana
menggunakan suatu alat, dan merencanakan kegiatan pada
waktu dan hari yang berbeda, atau pertemuan di ruangan yang
25
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
kondusif untuk berkomunikasi, menggunakan anak sebagai tuan
rumah, melaksanakan program penghargaan sehingga setiap
anak mendapatkan perghargaan untuk sesuatu hal.
Pendidik mempersiapkan pedoman observasi bagi
orangtua yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan
orangtua itu sendiri sehingga dapat melihat beberapa aspek
penting yang terkait pada program kegiatan observasi/kunjungan
mereka dan pertemuan orangtua dan pendidik menjadi jauh lebih
sukses setelah orangtua telah melihat program berjalan.
Orangtua yang datang untuk mengamati program dan
partisipasi anak mereka haruslah diundang untuk menjadwalkan
sebuah pertemuan sehingga bakat atau minat dan perhatian
terhada anak dapat didiskusikan.
Terkadang, orangtua yang tak dapat datang ke sekolah
pada pagi atau siang hari, pendidik atau orangtua dapat
diundang untuk berkunjung sore harinya.Dan anakpun dapat
datang juga dan terlibat dalam beberapa kegiatan yang biasa
dilakukan oleh sekolah sehingga orangtua dapat belajar lebih
banyak tentang apa yang anak mereka lakukan di sekolah.
Benson dan Martin (Brewer, 2007) merekomendasikan
tujuh prinsip dalam mendorong keterlibatan orangtua:
1. Fokus pada kesuksesan dan unjuk kerja (prestasi) anak
26
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
2. Mengirimkan informasi personal kepada orangtua, yaitu
informasi khusus tentang anak mereka yang terkait dengan
orangtua.
3. Ketika memungkinkan, libatkan keluarga besarnya (di luar
keluarga inti) untuk mendukung anak.
4. Selalu memberikan undangan kepada orangtua
5. Melibatkan staf lembaga PAUD dan relawan dari orangtua
secara kreatif untuk menjalankan program
6. Mengkoordinasikan rencana dengan staf, orangtua, dan
pendidik.
7. Memikirkan cara lain untuk membuat orangtua merasa
diterima dalam kelas, seperti menyajikan makanan,
menyiapkan kartu nama, penggantian biaya transportasi,
pertemuan di tempat lain yang mudah diakses seperti pusat
masyarakat, merencanakan kegiatan pada waktu dan hari
yang berbeda, pertemuan di ruangan yang kondusif untuk
berkomunikasi, menggunakan anak sebagai tuan rumah.
Merupakan tanggungjawab bagi pendidik untuk menjaga jalur komunikasi
dengan orangtua tetap terbuka. Komunikasi dengan orangtua dapat dibagi
menjadi dua kategori:
1. Komunikasi tentang program
2. Komunikasi tentang individu anak.
27
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Pertemuan orangtua, buletin, dan telepon adalah jalan
komunikasi, tapi hal tersebut dipakai lebih kepada membicarakan
tentang individu anak daripada tentang program. Kunjungan
rumah, orangtua berkunjung ke sekolah, buku pegangan
sekolah, surat dan catatan, dan seorang pendidik yang siap
dengan informasi tertulis tentang sumber masyarakat akan
memenuhi metode komunikasi yang disebutkan di atas dan
menjaga orangtua untuk tetap mendapatkan informasi tentang
program sekolah. Keller (2004) melaporkan bahwa pendidik
menghabiskan sekitar dua jam setiap minggu untuk
berkomunikasi dengan orangtua.
Cattermole dan Robinson (1985) bertanya pada orangtua
tentang apa yang mereka pertimbangkan sebagai bentuk
komunikasi paling efektif yang mereka terima dari sekolah.
Pilihan pertama mereka adalah informasi yang mereka terima
dari anak-anak mereka – diikuti oleh buletin sekolah, kartu
laporan, konferensi/pertemuan orangtua dan pendidik,
berkunjung ke sekolah, catatan atau telepon dari pendidik, dan
pertemuan resmi serta kontak informal dengan teman.
28
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
BAB III
KARAKTERISTIK MODEL
A. Gambaran Model
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD
dan Keluarga) adalah merupakan model pendidikan keorangtuaan,
yang menyinambungkan pendidikan di lembaga PAUD dengan
pendidikan anak usai dini dalam keluarga. Orangtua anak diberikan
pembekalan dan kegiatan mengenai PAUD sehingga pembelajaran
yang diterima anak di lembaga PAUD dapat pula dilanjutkan oleh
orangtua di rumah sehingga terjadi sinkronisasi antara program di
lembaga PAUD dengan pembinaan yang diterima anak di keluarganya
masing-masing.
Kata “Assisompungeng” itu sendiri berasal dari bahasa Bugis
yang berarti “kesinambungan”.
Dengan adanya program yang diselenggarakan untuk orangtua
anak - baik berupa kegiatan di rumah maupun kegiatan orangtua di
lembaga PAUD -maka diharapkan akan terjadi kesamaan persepsi
antara orangtua dan pendidik dalam menghadapi dan mendidik anak.
Kesinambungan ini diharapkan dapat menyatukan persepsi
pendidik/pengelola PAUD dan orangtua (keluarga) tentang konsep
pendidikan anak usia dini, pertumbuhan/perkembangan dan stimulasi
29
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
anak usia dini, komunikasi dan pengasuhan anak usia dini, serta
kesehatan dan gizi anak usia dini, sehingga pendidikan anak usia dini
dapat dilaksanakan dengan baik, di lembaga PAUD maupun dalam
keluarga.
Orangtua yang dimaksud dalam lingkungan keluarga anak
adalah orang-orang dewasa yang ada di sekitar anak yaitu mencakup
orangtua anak itu sendiri, pengasuh, kakek dan nenek, serta orang
dewasa lainnya yang serumah dengan anak.
Selama ini orangtua dan lembaga PAUD adalah dua institusi
yang terpisah dalam mendidik anak. Orangtua menyerahkan anaknya
untuk dibina di lembaga PAUD pada pagi hari dan pada siang hari
pendidik melepaskan anak kepada orangtuanya. Di lembaga PAUD,
anak dididik berdasarkan kebijakan dan filosofi yang dianut oleh
lembaga PAUD, di sisi lain, anak pun dididik di rumah oleh keluarganya
dengan caranya masing-masing. Hal ini sering kali menyebabkan anak
mendapatkan pembelajaran yang berbeda antara apa yang anak
dapatkan di lembaga PAUD dan apa yang anak dapatkan dalam
keluarga. Maka model ini mencoba untuk menjembatani antara
pembinaan orangtua dengan pembinaan lembaga PAUD dalam
mendidik anak, dengan cara melibatkan orangtua dalam kegiatan di
lembaga PAUD sehingga terjadi kesinambungan program antara
lembaga PAUD dan keluarga.
30
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Keunggulan yang dimiliki oleh model ini diantaranya, yaitu:
1. Menyinambungkan program pembinaan anak di lembaga PAUD
dan di keluarga.
2. Menyelaraskan program pembinaan anak di lembaga PAUD dan di
keluarga.
3. Melibatkan orangtua dalam program pembinaan anak di lembaga
PAUD sehingga orangtua turut merasa bertanggungjawab dan
dilibatkan dalam menyukseskan tujuan pembinaan anak usia dini.
Adapun model secara ringkas dapat dilihat seperti
digambarkan pada halaman sebelah.
31
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
B. Komponen Model
MODEL PENDIDIKAN KEORANGTUAAN YANG
MENYINAMBUNGKAN PENDIDIKAN DI LEMBAGA PAUD DAN
KELUARGA
- Observasi Kegiatan
- Sudut/Sentra Orangtua
- Pertemuan Berkala
- Surat dan Catatan
Kunjungan Pendidik di
Rumah
Program Anak Usia
Dini yg
Berkesinambungan
& Selaras
ANAK USIA
DINI YANG:
SEHAT
CERDAS
KOMPETITIF
RUMAH
- Orangtua
- Kakek & nenek
- Kakak
- Pengasuh, dll
LEMBAGA PAUD
- Pendidik
- Pengelola
32
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
B. Komponen Model
Komponen dalam pengembangan model ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Peserta
Peserta pada model ini adalah orangtua yang memiliki anak yang
sedang mengikuti program pendidikan pada kelompok bermain.
2. Pendidik/Pendamping
Dalam menerapkan model ini maka pendidik PAUD lebih berfungsi
sebagai mitra pendamping bagi orangtua dalam mendidik dan
menghadapi anak. Pendidik PAUD merencanakan dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orangtua anak.
3. Penyelenggara/Pengelola
Penyelenggara/pengelola pada model ini diharapkan dari unsur:
- UPTD/SKB
- Lembaga PAUD yang berminat
- Organisasi/lembaga kompeten lainnya
4. Sarana Prasarana
a. Bahan ajar yang diberikan kepada orangtua tentang:
- Konsep dasar PAUD
- Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
- Pengasuhan anak dalam keluarga
- Komunikasi anak usia dini
- Perawatan, gizi, dan kesehatan anak usia dini
33
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
b. Media/alat peraga yang dapat mengembangkan kemampuan
dan keterampilan orangtua dalam menumbuhkembangkan
kemampuan anak, sesuai dengan kebutuhan tema yang
sedang berlangsung.
c. Buku-buku dengan berbagai topik tentang anak usia dini,
panduan cara membuat APE, dan lain-lain yang ditempatkan di
sentra orangtua.
d. Tempat belajar adalah lembaga PAUD yang menerapkan
model ini atau tempat lainnya yang menjadi kesepakatan
antara pendidik/pengelola dan orangtua anak, serta rumah
para orangtua yang menjadi sasaran model.
5. Program
Kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan orangtua, di antaranya:
a. Profil lembaga PAUD
b. Pertemuan berkala
c. Kunjungan rumah
d. Pengamatan/Observasi
e. Sentra orangtua
f. Surat dan catatan (kartu penghubung)
Ketujuh kegiatan tersebut diuraikan sebagaimana di bawah ini.
34
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
a. Profil Lembaga Paud
Profil lembaga PAUD khususnya berguna dalam
memberikan informasi dasar tentang program di lembaga
PAUD. Profil tersebut hendaknya memuat (Bundy 1991):
- Kalender pendidikan
- Jadwal belajar setiap hari
- Sentra yang disediakan
- Daftar nama pendidik dan pengelola (mungkin dengan profil
singkat dari setiap staf)
- Aturan perayaan ulang tahun di lembaga PAUD
- Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat
- Pernyataan filosofi lembaga PAUD
- Tata tertib
- Informasi lainnya yang bermanfaat bagi orangtua.
Profil lembaga PAUD ini dapat diberikan secara gratis kepada
orangtua yang berminat mendaftarkan anaknya ke lembaga
PAUD. Profil tersebut utamanya disediakan pada saat tahun
ajaran baru.
b. Pertemuan Berkala
35
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
- Pertemuan berkala dimulai dengan pertemuan umum antara
pihak lembaga PAUD dan orangtua. Undangan atau
penyampaian informasi tentang pertemuan tersebut
diberikan pada saat orangtua mengembalikan formulir
pendaftaran.
- Pada pertemuan umum tersebut dijelaskan mengenai
rencana-rencana pembelajaran yang akan diberikan kepada
anak selama satu tahun ke depan atau setidaknya selama
satu semester ke depan.
- Sosialisasi tentang adanya program yang diselenggarakan
oleh lembaga PAUD yang melibatkan orangtua dalam
pembinaan anak di lembaga PAUD, seperti pertemuan
berkala para orangtua, kunjungan rumah pendidik ke
rumah anak, mengobservasi kegiatan anak di lembaga
PAUD, sentra orangtua, surat dan catatan (kartu
penghubung) pendidik kepada orangtua, serta penggunaan
telekomunikasi dalam berkomunikasi dengan orangtua
anak.
- Pertemuan berkala dilakukan secara periodik sekali dalam
sebulan atau sesuai kesepakatan dengan orangtua.
Pertemuan berkala diisi dengan sharing informasi/materi
bahan ajar kepada orangtua tentang: (1) Konsep dasar
PAUD; (2) Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini;
36
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
(3) Pengasuhan anak dalam keluarga; (4) Komunikasi anak
usia dini; (5) Perawatan, gizi, dan kesehatan anak usia dini;
serta Tingkat pencapaian perkembangan anak
- Materi-materi bahan ajar tersebut diberikan secara bertahap,
untuk menambah wawasan mereka tentang PAUD. Dengan
demikian diharapkan ada persamaan persepsi tentang
bagaimana mendidik dan menghadapi anak sehingga tak
terjadi pertentangan antara didikan di lembaga PAUD dan di
rumah.
- Sharing informasi mengenai materi bahan ajar dapat
dilakukan oleh pamong belajar atau sumber lainnya yang
berkompeten.
- Dalam pertemuan tersebut dapat dibahas mengenai apa
yang akan dan telah diberikan pada anak, serta apa yang
diharapkan orangtua lakukan di rumah.
c. Kunjungan Rumah
Meskipun tidak umum, kunjungan rumah masih
merupakan alat yang penting untuk menjalin hubungan yang
solid antara orangtua dan pendidik. Beberapa orangtua jauh
lebih nyaman di rumah sendiri daripada di sekolah. Akan tetapi,
pendidik haruslah sensitif terhadap kenyataan bahwa beberapa
orangtua mungkin merasa tidak nyaman dan terganggu
menerima kunjungan rumah dari pendidik, untuk sejumlah
37
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
alasan. Dalam kunjungan rumah dapat diperoleh informasi
mengenai anak, orangtua, dan lingkungan rumah anak.
Konsekuensinya adalah kunjungan rumah membutuhkan
investasi waktu dan tenaga. Kunjungan rumah ini dapat
dilakukan minimal sekali selama anak menjadi peserta didik di
lembaga PAUD.
Jika kunjungan rumah dapat diatur sebelum sekolah
dimulai, anak dan pendidik dapat saling kenal secara
perseorangan sebelum memiliki hubungan satu sama lain
dalam bentuk kelompok. Orangtua juga akan menghargai
pertemuan dengan pendidik sebelum sekolah dimulai dan
memiliki suatu kesempatan untuk bertanya tentang program di
lembaga PAUD dan mendiskusikan harapannya bagi anak-
anak mereka.
Kunjungan rumah dapat berjalan efektif jika pendidik
merencanakan dan menyiapkannya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam kunjungan rumah adalah:
1. Jadwalkan kunjungan rumah dengan baik sebelumnya.
Kirimkan surat untuk mengingatkan tentang jadwal
kunjungan rumah. Informasikan kepada orangtua berapa
lama kunjungan yang ingin dilakukan oleh pendidik.
Upayakan datang dan pulang tepat waktu.
38
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
2. Yakinkan bahwa orangtua mengetahui tujuan kunjungan
rumah dan orangtua untuk tidak perlu memberikan persiapan
khusus untuk kunjungan rumah pendidik.
3. Jadilah tamu yang ramah. Jika orangtua menawarkan
makanan dan minuman, terimalah dengan sopan. Hormatilah
orangtua sebagai tuan rumah.
4. Janganlah membuat penilaian yang cepat terhadap
lingkungan rumah anak. Jika lingkungan fisik tidak sesuai
dengan bayangan pendidik tentang sebuah rumah,
janganlah langsung menyimpulkan bahwa rumah tersebut
bukanlah lingkungan yang baik buat anak.
5. Bersiaplah untuk membicarakan program dan rencana
pendidik terhadap anak dalam sikap informal. Pendidik
hendaknya mendengarkan, bertanya, dan mendengar lebih
banyak.
Pendidik dapat membawa sesuatu saat mereka
berkunjung, seperti bahan untuk membuat papan nama anak,
kamera untuk memfoto anak, album foto kegiatan tahun-tahun
sebelumnya, boneka, puzzle kayu, buku yang dapat
dikembalikan ke kelas nantinya, atau kertas dan krayon untuk
menggambar. Membawa sesuatu yang dapat membuka
kegiatan berbagi informasi dan peluang untuk observasi
(Johnston dan Mermin 1995).
39
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Juga berguna bagi pendidik untuk membawa lembar
informasi untuk orangtua yang berisi nama dan nomor telepon
pendidik, kalender pendidikan yang telah diberi tanda pada hari
libur dan kegiatan khusus, informasi tentang makanan ringan
jika orangtua akan memberikannya kepada anak, dan daftar
peraturan tentang perayaan ulangtahun dan tentang membawa
sesuatu untuk dibagikan ke sekolah.
Pendidik dapat juga membawa daftar bahan-bahan
atau barang-barang bekas yang dibutuhkkan di lembaga PAUD
seperti karton, kotak makanan, berbagai macam mor dan baut,
tempat makan bayi, kuas cat bekas, potongan kayu, tutup botol,
majalah bekas, dan lain sebagainya.
Selama kunjungan rumah, pendidik dapat
mendiskusikan minat dan kebutuhan khusus anak, masalah
kesehatan atau alergi yang pendidik perlu waspadai, dan
harapan orangtua terhadap anak di lembaga PAUD. Jika
memungkinkan, pendidik dapat pula berdiskusi tentang
bagaimana orangtua dapat terlibat dalam program. Orangtua
mungkin ingin tahu mengenai latar belakang, diklat, dan
pengalaman pendidik. Pendidik seharusnya bersiap untuk
mendiskusikan program, bagaimana keputusan dibuat dalam
hal apa yang akan dipelajari anak, dan bagaimana ia
merencanakan untuk menegakkan masalah disiplin.
40
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Jika pendidik tak dapat mengunjungi dua atau tiga
orangtua di rumah, maka pendidik dapat mengundang mereka
dalam pertemuan khusus di lembaga PAUD, dimana ia berbagi
informasi apa yang ingin disampaikan pada kunjungan rumah.
Kieff (1990) menemukan bahwa orangtua lebih menyukai
pertemuan dengan pendidik dalam kelompok kecil. Orangtua ini
tak merasa nyaman dalam pertemuan orangtua dalam jumlah
banyak dan formal.
Hubungan yang nyata antara lembaga PAUD dan
orangtua adalah sangat mungkin jika kedua belah pihak
percaya bahwa pihak lain memiliki sesuatu yang berharga
untuk dibawa ke dalam hubungan tersebut, bahwa tujuan
umumnya adalah untuk kepentingan anak, dan bahwa ada rasa
untuk berbagi tanggungjawab (Workman dan Gage, 1997).
d. Observasi Orangtua
Orangtua dapat dilibatkan dalam mengamati anak
mereka dalam berkegiatan di lembaga PAUD. Lembaga PAUD
dapat mengirimkan undangan khusus kepada setiap orangtua
untuk datang ke sekolah pada hari yang telah ditentukan.
Undangan diberikan beberapa minggu sebelum pertemuan
dimulai. Dalam undangan dijelaskan bahwa jika orangtua tak
dapat datang pada hari tersebut, maka mereka dapat datang
kapan saja.
41
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Orangtua dapat diundang untuk berkunjung saat anak
terlibat dalam kegiatan kelompok sehingga mereka dapat
mengamati tingkah anak mereka dalam kegiatan berkelompok.
Daripada melihat anak dalam pertunjukan, disarankan untuk
meminta orangtua berkunjung saat anak terlibat dalam kegiatan
formal di kelas, seperti menyanyi, memainkan alat musik, atau
bermain peran. Kegiatan ini tak menuntut anak untuk berlatih
akan tetapi sangat memungkinkan bagi orangtua untuk merasa
nyaman akan kemampuan anak-anak mereka.
Pendidik dapat mempersiapkan pedoman observasi
untuk orangtua (terlampir) sehingga mereka dapat melihat
beberapa aspek penting terkait program selama kunjungan
mereka.
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian pendidik dalam
pengamatan orangtua ini adalah:
- Mengumpulkan semua informasi (seperti penilaian, contoh
pekerjaan anak, portofolio, catatan anekdot, ceklis, dan lain
sebagainya)
- Mengundang orangtua untuk mengemukakan perubahan-
perubahan yang teramati sejak pertemuan terakhir; catatlah
komentar-komentar tersebut.
- Bagilah informasi yang terkumpul kepada orangtua
42
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
- Mintalah masukan dari orangtua terkait dengan tujuan
pembelajaran untuk periode pembelajaran berikutnya.
- Berterimakasih kepada orangtua untuk perhatian dan
pengamatannya
e. Sentra Orangtua
Sentra orangtua merupakan tempat berkumpulnya
orangtua anak selama menunggu anaknya mengikuti kegiatan
di lembaga PAUD. Sebuah sentra orangtua di sudut ruang
kelas dapat membantu orangtua untuk merasa bahwa mereka
penting dan dibutuhkan.
Sebuah meja dan papan tulis kecil di dinding juga perlu
untuk disiapkan di sentra orangtua tersebut. Orangtua dapat
menggunakan papan tulis tersebut untuk saling berkomunikasi.
Pendidik dapat memajang foto orangtua saat bekerjasama
dengan anak atau saat membuat sesuatu atau permainan di
kelas, mengumumkan kegiatan-kegiatan yang diminati
keluarga, menulis benda-benda/bahan-bahan yang dibutuhkan
di kelas, dan lain sebagainya.
Menyediakan buku-buku sebagai perpustakaan mini
untuk orangtua, fotokopi artikel dan buku yang mungkin
berguna bagi orangtua, pamflet, majalah, dan brosur berbagai
topik, dan bahan bacaan lainnya, dapat disediakan di sentra
orangtua. Epstein (1991) menyatakan bahwa membuat ruang
43
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
untuk orangtua merupakan komponen penting dalam program
keterlibatan orangtua.
f. Surat dan Catatan (Kartu Penghubung)
Surat, catatan, maupun kartu penghubung antara
pendidik dan orangtua merupakan salah satu komunikasi yang
dapat dilakukan. Orangtua akan menghargai surat yang
memberikan informasi tentang program sekolah dan khususnya
tentang anak mereka. Pendidik dapat mengirimkan surat yang
isinya diantaranya dapat berupa saran kepada orangtua yang
dapat mereka lakukan di rumah untuk melengkapi apa yang
telah dipelajari anak di sekolah. Menambahkan catatan pribadi
tentang anak pada catatan kaki surat membuat hal ini bahkan
lebih efektif. Catatan singkat yang memberikan informasi
tentang kemajuan anak adalah cara penting untuk membiarkan
orangtua mengetahui apa yang menjadi perhatian pendidik
terhadap anak-anak mereka.
Setiap hari (atau waktu-waktu tertentu) pendidik
memberikan catatan kepada orangtua melalui anak yang berisi
catatan tentang tema dan kegiatan yang diberikan kepada anak
pada hari itu dan orangtua diharapkan untuk memberikan
stimulasi kepada anak terkait dengan kegiatan anak hari itu
sehingga terjadi kesinambungan pembelajaran di lembaga
PAUD dan di rumah.
44
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Catatan haruslah selalu positif. Sebuah catatan yang
menyatakan “Dino berhasil mengikat tali sepatunya hari ini”
atau “Nina berhasil membaca buku hingga selesai secara
mandiri” akan membantu orangtua merasa bahwa pendidik
tetap berkomunikasi dengan mereka. Hendaknya pendidik
mencatat daftar orangtua dan tanggal berapa mereka
mengirimkan catatan kepada masing-masing orangtua. Jika
memungkinkan lembaga PAUD dapat memiliki kertas catatan
yang sudah tercetak dengan kalimat seperti “Berita Gembira”.
Contoh kartu penghubung seperti terlampir.
Di samping itu, buku catatan – atau “buku penghubung”
- tersebut dapat pula diisi dengan gambaran kegiatan yang
dilakukan anak di lembaga PAUD, dan orangtua diharapkan
meneruskan stimulasi di rumah yang selaras dengan apa yang
diterima anak di lembaga PAUD hari itu.
Berikut petunjuk untuk mempersiapkan komunikasi
tertulis yang efektif untuk orangtua (D’Angelo dan Adler, 1991):
1. Tulislah kalimat yang pendek. Cobalah menuliskan
sepuluh kata atau kurang dari sepuluh, dan janganlah
pernah membiarkan mereka untuk menuliskan lebih dari
dua puluh kata.
2. Tulislah paragraf pendek. Cobalah menuliskan paragraf
sekitar enam baris saja.
45
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
3. Gunakan kata-kata yang mudah. Jadikan kata-kata yang
pendek, familiar menjadi kata-kata yang mewakili maksud
pendidik. Gunakan kata-kata atau istilah teknis hanya
ketika kata-kata tersebut yang akan dapat
menggambarkan pesan secara akurat.
4. Langsung ke tujuan. Nyatakan langsung tujuan pesan
Anda dan hindari informasi yang tak relevan.
5. Tulislah sesuatu dengan urutan yang logis. Formula
“siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana”
akan sangat membantu.
6. Jelas dan berhati-hatilah dengan kata-kata seperti
kelihatannya, mungkin, barangkali, umumnya, dan
biasanya. Berikan gambaran yang jelas tentang apa yang
pendidik ingin katakan.
7. Langsung. Berbicaralah kepada setiap pembaca.
Katakanlah “Anda diharapkan” atau “mohon lakukan”
daripada “orangtua seharusnya”.
8. Gunakanlah kalimat aktif lebih sering daripada kalimat
pasif, tempatkanlah subyek di awal kalimat. Contoh,
tulislah “Mohon ditandatangani dan kembalikan surat
persetujuan jika Anda ingin anak Anda pergi ke kebun
binatang” daripada “Surat persetujuan harus
46
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
ditandatangani oleh orangtua agar anak dapat mengikuti
perjalanan ke kebun binatang”.
9. Pendidik supaya mengenali audiens. Pendidik agar
bertanya pada dirinya, untuk siapakah catatan/surat itu
ditulis, dan seberapa baikkah pembaca memahaminya?
Jika pendidik tak yakin, ujikan surat/catatan tersebut
kepada beberapa orang yang mewakili target pembaca
pendidik. Jika ragu, asumsikan bahwa setidaknya terdapat
beberapa pembaca yang kurang bisa memahaminya.
10. Pendidik supaya mengenali diri sendiri. Pendidik agar
menjadi dirinya sendiri. Tulislah sebagaimana pendidik
berbicara, dan tulislah untuk mengekspresikan – bukan
untuk menarik kesan.
11. Tulislah dan tulislah kembali. Tulislah sebuah konsep,
kemudian bacalah lagi. Seberapa panjangkah kalimatnya?
Seberapa banyakkah kata-kata yang pendidik gunakan?
Adakah istilah teknis yang tak dijelaskan? Apakah
pendidik menggunakan jargon atau singkatan yang
pembaca mungkin tak mengerti? Dapatkah pendidik
mengatakan hal yang sama dengan lebih jelas, lebih
singkat dan jelas, atau lebih menarik? Minta pula pada
orang lain untuk membaca apa yang pendidik tulis.
Kemudian tulislah kembali.
47
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Pembelajaran bagi Anak
Kegiatan di lembaga PAUD dilaksanakan setiap hari
melalui kegiatan belajar melalui bermain, pembelajaran tetap
mengacu pada standar tingkat pencapaian anak yang
tercantum pada Permen No. 58 tahun 2009. Kemudian
kegiatan dilanjutkan di rumah oleh orangtua (keluarga),
menyesuaikan tema yang sedang berlangsung di lembaga
PAUD. Secara umum program pembelajaran, yaitu:
a) Pengembangan bidang pembentukan perilaku
Nilai moral agama (mengenal ciptaan Tuhan, sikap,
moral)
Sosio emosional (sosial bermasyarakat, disiplin, suka
dan duka)
b) Pengembangan bidang kemampuan dasar
Kognitif (pengenalan lingkungan, kebutuhan)
Bahasa (komunikasi, identitas diri, konsep bentuk,
bilangan, warna dan letak)
Fisik/motorik kasar dan halus (gerakan jasmani dan
keterampilan, keseimbangan, kelincahan, kecepatan,
kelenturan, koordinasi mata dan tangan dan ketepatan,
melipat, menggambar/melukis, menggenggam,
menggunting dan menjahit).
48
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
6. Evaluasi
Evaluasi terhadap program keterlibatan orangtua dalam
PAUD dilakukan bersama oleh pendidik, pengelola serta orangtua
anak. Evaluasi dapat dilakukan pada pertemuan berkala orangtua
dengan mendengar masukan-masukan dari orangtua.
Adapun evaluasi terhadap anak seperti biasa dilakukan
oleh pendidik.
7. Pendanaan
Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan model ini
adalah biaya untuk:
a. Honor narasumber
b. Honor penyelenggara
c. Biaya operasional
d. Dan lain-lain
8. Hasil Belajar
Setelah orangtua anak terlibat dalam program PAUD maka
diharapkan orangtua dapat:
a. Memahami tentang:
Konsep dasar PAUD
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
Pengasuhan anak dalam keluarga
Komunikasi anak usia dini
Perawatan, gizi, dan kesehatan anak usia dini
49
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
b. Semakin menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
keterlibatan mereka dalam pendidikan anak mereka.
C. Indikator Keberhasilan Model
Indikator keberhasilan pada pengembangan model ini dalam
bentuk: keterlibatan orang tua yang ditujukan untuk menjalin
kesinambungan pendidikan dan pengasuhan terhadap pengelola dan
pendidik PAUD di lembaga PAUD dan orangtua di lingkungan
keluarga, adalah:
a. Terciptanya kesinambungan pendidikan di lembaga PAUD dan
keluarga.
b. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan orangtua tentang
PAUD
c. Meningkatnya keinginan orangtua untuk terlibat dalam program
PAUD di lembaga PAUD.
d. Adanya dukungan orangtua dan peran keluarga sebagai lembaga
pendidikan yang pertama dan utama bagi anak usia dini yang
berkualitas
50
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
BAB IV
P E N U T U P
Tujuan utama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu
membentuk anak Indonesia yang berkualitas, hal ini dapat terwujud
jika semua pihak, pemerintah dan masyarakat serta pemangku
kepentingan lainnya ikut terlibat.
Diperlukan kesadaran serta program terpadu yang melibatkan
masyarakat/keluarga dan pemerintah untuk menjadikan pelaksanaan
PAUD sebagai gerakan nasional.
Mengingar sangat strategisnya posisi orangtua sebagai
pendidik utama dan pertama dalam tumbuh kembangnya anak, maka
dianggap perlu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kesadaran orangtua agar mampu mewujudkan lingkungan keluarga
yang positif yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan
anak secara optimal sesuai dengan perkembangan anak baik dalam
aspek fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional anak.
Pendidikan Anak Usia Dini yang menyinambungkan pendidikan
di lembaga PAUD dan orangtua di lingkungan keluarga, diharapkan
dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
51
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Lukman. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Andri Priyatna. (2011). Parenting for Character Building, penerbit PT Elex
Media komputindo, Jakarta
Andyda Meliala. (2012). Successful Parenting. Penerbit By Pass, Bogor.
Buletin PADU Edisi 02. (2002), Otak Anak dan Pendidikan Budi Pekerti, Proyek Pengembangan Anak Usia Dini Pusat
Corel Seefeldt & Barbara A Wasik. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini
Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat dan Lima Tahun Masuk Sekolah, penerbit PT Indeks, Jakarta.
Diah Ayuningsih. (2010). Psikologi Perkembangan Anak Pola Pendidikan
Sesuai Karakter & Kepribadian Anak . Jakarta
Depdikbud. (1991). Bina Keluarga Balita. Proyek Peningkatan Peranan Wanita , Jakarta
Depdiknas. (2003). Buletin PAUD: Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. Jakarta:
Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
Direktorat Pengembangan Ketahanan Keluarga Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional. (2004). Pemberdayaan Keluarga melalui Bina Keluarga Balita. Bagian Proyek Keserasian Kebijakan PADU. Jakarta
Feeney, Stephanie. dkk. 2006. Who Am I in the Lives of Children?
Pearson Education, Inc. New Jersey Iva Noorleila. (2010). Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Kreatif Mendidik
dan Bermain Bersama Anak, Penerbit Pinus Book Publisher, Yogyakarta.
Ratih Zimmer Ganda Setiawan. (2011). Mendesain Karakter Anak Melalui
Sensorimotor. Penerbit Libri, Jakarta.
Tim Canesa Sains Bandung. (2001). Kamus Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Penerbit Penabur Ilmu, Bandung.
52
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga)
Tahun 2012
Umi Kultum. (2011). Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM. Penerbit Gena Pratama Pustaka, Surabaya.
53
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
Lampiran 1
TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KELOMPOK USIA 2 – ≤ 4 TAHUN
Kurikulum yang digunakan mengacu pada Permen No.58 tahun 2009 dengan
memperhatikan lingkup pencapaian perkembangan anak yang sesuai dengan tingkat usia
anak.
No Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan
2 – <3 tahun 3 – <4 tahun
I
Nilai-nilai
Agama dan
Moral
Merespons hal-
hal yang terkait
dengan nilai
agama dan moral.
1. Mulai meniru gerakan
berdoa/ sembah- yang
sesuai dengan agamanya.
2. Mulai meniru doa pendek
sesuai dengan agamanya.
3. Mulai memahami kapan
mengucapkan salam,
terima kasih, maaf, dsb.
1. Mulai memahami
pengertian
2. perilaku yang berlawanan
meskipun belum selalu
dilakukan seperti
pemahaman perilaku baik-
buruk, benar salah, sopan-
tidak sopan.
3. Mulai memahami arti
kasihan
4. dan sayang kepada
ciptaanTuhan.
II.
Motorik
A. Motorik Kasar
1. Berjalan sambil berjinjit.
2. Melompat ke depan dan
kebelakang dengan dua
kaki.
3. Melempar dan menangkap
bola.
4. Menari mengikuti irama.
5. Naik-turun tangga atau
tempat yang lebih tinggi/
rendah dengan
berpegangan.
1. Berlari sambil membawa
sesuatu yang ringan (bola).
2. Naik-turun tangga atau
tempat yang lebih tinggi
dengan kaki bergantian.
3. Meniti di atas papan
yangcukup lebar.
4. Melompat turun dari
ketinggian kurang lebih
20cm(di bawah tinggi lutut
anak).
5. Meniru gerakan senam
sederhana seperti
menirukan gerakan pohon,
kelinci melompat).
B. Motorik Halus
1. Meremas kertas atau kain
dengan menggerakkan
lima jari.
1. Menuang air, pasir, atau
bijibijian
2. ke dalam tempat
54
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
2. Melipat kertas meskipun
belum rapi/ lurus.
3. Menggunting kertas tanpa
pola.
4. Koordinasi jari tangan
cukup baik untuk
5. memegang benda pipih
seperti sikat gigi, sendok
penampung
(mangkuk,ember).
3. Memasukkan benda kecil
ke dalam botol (potongan
lidi, kerikil, biji-bijian).
4. Meronce manik-manik yang
tidak terlalu kecil dengan
benang yang agak kaku.
5. Menggunting kertas
mengikuti pola garis lurus.
III.
Kognitif
A. Mengenal
pengetahuan
umum.
1. Menyebut bagian-bagian
suatu gambar seperti
gambar wajah orang,
mobil,
2. binatang, dsb.
3. Mengenal bagian-bagian
tubuh (lima bagian).
1. Menemukan/mengenali
bagian yang hilang dari
suatu pola gambar seperti
pada gambar wajah orang,
mobil, dsb.
2. Menyebutkan berbagai
nama makanan dan rasanya
(garam, gula atau cabai).
3. Memahami perbedaan
antara dua hal dari jenis
yang sama seperti membeda
kan antara buah rambutan
dan pisang;
4. perbedaan antara ayam dan
kucing.
B. Mengenal
konsep ukuran,
bentuk, dan pola
1. Memahami konsep ukuran
(besar-kecil,
panjangpendek).
2. Mengenal tiga macam
bentuk ( , , ).
3. Mulai mengenal pola.
1. Menempatkan benda dalam
urutan ukuran (paling
kecilpaling besar).
2. Mulai mengikuti pola tepuk
tangan.
3. Mengenal konsep banyak
dan sedikit
IV.
Bahasa
A. Menerima
Bahasa
1. Hafal beberapa lagu anak
sederhana.
2. Memahami cerita/dongeng
sederhana.
3. Memahami perintah
sederhana seperti letakkan
mainan di atas meja, ambil
mainan dari dalam kotak.
1. Pura-pura membaca cerita
bergambar dalam buku
2. dengan kata-kata sendiri.
3. Mulai memahami dua
perintah yang diberikan
bersamaan contoh: ambil
4. mainan di atas meja lalu
berikan kepada ibu
55
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
pengasuh atau pendidik.
B.
Mengungkapkan
Bahasa.
Menggunakan kata Tanya
dengan tepat (apa, siapa,
bagaimana, mengapa,
dimana).
1. Mulai menyatakan
keinginan dengan
mengucapkan kalimat
sederhana (saya ingin main
bola)
2. Mulai menceritakan
pengalaman yang dialami
dengan cerita sederhana.
V.
Sosial-Emosional
Mampu
mengendalikan
emosi
1. Mulai bisa
mengungkapkan ketika
ingin buang air kecil dan
buang air besar.
2. Mulai memahami hak
orang lain (harus antri,
menunggu giliran).
3. Mulai menunjukkansikap
berbagi, membantu ,
bekerja bersama.
4. Menyatakan perasaan
terhadap anak lain (suka
dengan teman karena baik
hati, tidak suka karena
nakal, dsb.).
5. Berbagi peran dalam suatu
permainan (menjadi
dokter, perawat, pasien
penjaga toko atau
pembeli).
1. Mulai bisa melakukan
buang air kecil tanpa
bantuan.
2. Bersabar menunggu giliran.
3. Mulai menunjukkan sikap
toleran sehingga dapat
bekerja dalam kelompok.
4. Mulai menghargai orang
lain.
5. Bereaksi terhadap hal-hal
yang dianggap tidak benar
(marah apabila diganggu
atau
diperlakukan berbeda).
6. Mulai menunjukkan
ekspresi menyesal ketika
melakukan kesalahan.
56
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KELOMPOK USIA 4 – ≤ 6 TAHUN
No Lingkup
Perkembangan
Tingkat Pencapaian Perkembangan
Usia 4 - <5 tahun Usia 5 - ≤6 tahun
I.
Nilai-nilai
Agama dan
Moral
1. Mengenal Tuhan melalui
agama yang dianutnya.
2. Meniru gerakan
beribadah.
3. Mengucapkan doa
sebelum dan/atau sesudah
melakukan sesuatu.
4. Mengenal perilaku
baik/sopan dan buruk.
5. Membiasakan diri
berperilaku baik.
6. Mengucapkan salam dan
membalas salam.
1. Mengenal agama yang
dianut.
2. Membiasakan diri
beribadah.
3. Memahami perilaku mulia
(jujur, penolong, sopan,
4. hormat, dsb).
5. Membedakan perilaku baik
dan buruk.
6. Mengenal ritual dan hari
besar agama.
7. Menghormati agama orang
lain.
II.
Fisik
A. Motorik
Kasar
1. Menirukan gerakan
binatang,pohon tertiup
angin, pesawat terbang,
dsb.
2. Melakukan gerakan
menggantung
(bergelayut).
3. Melakukan gerakan
melompat, meloncat, dan
berlari secara
terkoordinasi
4. Melempar sesuatu secara
terarah
5. Menangkap sesuatu secara
tepat
6. Melakukan gerakan
antisipasi
7. Menendang sesuatu secara
terarah
8. Memanfaatkan alat
permainan di luar kelas,
keseimbangan, dan
kelincahan.
1. Melakukan gerakan tubuh
secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
2. Melakukan koordinasi
gerakan kaki-tangan-kepala
dalam menirukan tarian
atau senam.
3. Melakukan permainan fisik
dengan aturan.
4. Terampil menggunakan
tangan kanan dan kiri.
5. Melakukan kegiatan
kebersihan diri.
57
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
B. Motorik
Halus
1. Membuat garis vertikal,
horizontal, lengkung
2. kiri/kanan, miring
kiri/kanan, dan lingkaran.
3. Menjiplak bentuk.
4. Mengkoordinasikan mata
dan tangan untuk
melakukan gerakan yang
rumit.
5. Melakukan gerakan
manipulatif untuk
menghasil kan suatu bentuk
dengan menggunakan
berbagai media.
6. Mengekspresikan diri
dengan berkarya seni
menggunakan berbagai
media
1. Menggambar sesuai
gagasannya.
2. Meniru bentuk.
3. Melakukan eksplorasi
dengan berbagai media dan
kegiatan.
4. Menggunakan alat tulis
dengan benar.
5. Menggunting sesuai dengan
pola.
6. Menempel gambar dengan
tepat.
7. Mengekspresikan diri
melalui gerakan
menggambar secara detail.
C. Kesehatan
Fisik
1. Memiliki kesesuaian antara
usia dengan berat badan.
2. Memiliki kesesuaian antara
usia dengan tinggi badan.
3. Memiliki kesesuaian antara
tinggi dengan berat badan.
1. Memiliki kesesuaian antara
usia dengan berat badan.
2. Memiliki kesesuaian antara
usia dengan tinggi badan.
3. Memiliki kesesuaian antara
tinggi dengan berat badan.
III
Kognitif
A. Pengetahuan
umum dan sains
1. Mengenal benda
berdasarkan fungsi (pisau
2. untuk memotong, pensil
untuk menulis).
3. Menggunakan benda-benda
sebagai permainan
simbolik (kursi sebagai
mobil).
4. Mengenal gejala
sebabakibat yang terkait
dengan dirinya.
5. Mengenal konsep
sederhana dalam kehidupan
sehari-hari (gerimis, hujan,
gelap, terang, temaram,
dsb).
6. Mengkreasikan sesuatu
1. Mengklasifikasi benda
berdasarkan fungsi.
2. Menunjukkan aktivitas
yang bersifat eksploratif
dan menyelidik (seperti: apa
yang terjadi ketika air
ditumpahkan).
3. Menyusun perencanaan
kegiatan yang akan
dilakukan.
4. Mengenal sebab-akibat
tentang lingkungannya
(angin bertiup
menyebabkan daun
bergerak, air dapat
menyebabkan sesuatu
menjadi basah.)
58
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
sesuai dengan idenya
7. sendiri. sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Menunjukkan inisiatif
dalam memilih tema
permainan (seperti: ”ayo
kita bermain pura-pura
seperti burung”).
6. Memecahkan masalah
B. Konsep
bentuk,
warna, ukuran
dan
pola
1. Mengklasifikasikan benda
berdasarkan bentuk atau
warna atau ukuran.
2. Mengklasiifikasikan benda
ke dalam kelompok yang
sama atau kelompok yang
sejenis atau kelompok
yang berpasangan dengan
2 variasi.
3. Mengenal pola AB-AB
dan ABC-ABC.
4. Mengurutkan benda
berdasarkan 5 seriasi
ukuran atau warna.
1. Mengenal perbedaan
berdasarkan ukuran: “lebih
2. dari”; “kurang dari”; dan
“paling/ter”.
3. Mengklasifikasikan benda
berdasarkan warna, bentuk,
dan ukuran (3 variasi)
4. Mengklasifikasikan benda
yang lebih banyak ke dalam
kelpk yg sama atau kelpk
yg sejenis, atau kelompok
berpasangan yang lebih dari
2 variasi.
5. Mengenal polABCDABCD.
6. Mengurutkan benda
berdasarkan ukuran dari
7. paling kecil ke paling besar
atau sebaliknya.
C. Konsep
bilangan,
lambang
bilangan
dan huruf
1. Mengetahui konsep
banyak dan sedikit.
2. Membilang banyak benda
satu sampai sepuluh.
3. Mengenal konsep
bilangan.
4. Mengenal lambang
bilangan.
5. Mengenal lambang huruf.
1. Menyebutkan lambing
bilangan 1-10.
2. Mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan.
3. Mengenal berbagai macam
lambang huruf vokal
4. dan konsonan.
IV
Bahasa
A. Menerima
bahasa
1. Menyimak perkataan
orang lain (bahasa ibu
atau bahasa lainnya).
2. Mengerti dua perintah
yang diberikan
bersamaan.
1. Mengerti beberapa perintah
secara bersamaan.
2. Mengulang kalimat yang
lebih kompleks.
3. Memahami aturan dalam
suatu permainan.
59
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
3. Memahami cerita yang
dibacakan
4. Mengenal perbendaharaan
kata mengenai kata sifat
(nakal, pelit, baik hati,
berani, baik, jelek, dsb.).
B.
Mengungkapkan
Bahasa
1. Mengulang kalimat
sederhana.
2. Menjawab pertanyaan
sederhana.
3. Mengungkapkan perasaan
dengan kata sifat (baik,
4. senang, nakal, pelit, baik
hati, berani, baik, jelek,
dsb.).
5. Menyebutkan kata-kata
yang dikenal.
6. Mengutarakan pendapat
kepada orang lain.
7. Menyatakan alasan
terhadap sesuatu yang
diinginkan atau
ketidaksetujuan.
8. Menceritakan kembali
cerita/dongeng yang
pernah didengar.
1. Menjawab pertanyaan yang
lebih kompleks.
2. Menyebutkan kelompok
gambar yang memiliki
bunyi yang sama.
3. Berkomunikasi secara lisan,
memiliki perbenda haraan
kata, serta mengenal
simbol-simbol untuk
persiapan membaca,
menulis dan berhitung.
4. Menyusun kalimat
sederhana dalam struktur
lengkap (pokok kalimat-
predikat-keterangan).
5. Memiliki lebih banyak
katakata untuk mengeks
presikan ide pada orang
lain.
6. Melanjutkan sebagian
cerita/dongeng yang telah
diperdengarkan.
C. Keaksaraan
1. Mengenal simbol-simbol.
2. Mengenal suara–suara
hewan/benda yang ada di
3. sekitarnya.
4. Membuat coretan yang
bermakna.
5. Meniru huruf.
1. Menyebutkan simbol-
simbol huruf yang dikenal.
2. Mengenal suara huruf awal
dari nama benda-benda
yang ada di sekitarnya.
3. Menyebutkan kelompok
gambar yang memiliki
4. bunyi/huruf awal yang
sama.
5. Memahami hubungan
antara bunyi dan bentuk
huruf.
6. Membaca nama sendiri.
60
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
7. Menuliskan nama sendiri.
V
Sosial emosional
1. Menunjukkan sikap
mandiri dalam memilih
kegiatan.
2. Mau berbagi, menolong,
dan membantu teman.
3. Menunjukan antusiasme
dalam melakukan
permainan kompetitif
secara positif.
4. Mengendalikan perasaan.
5. Menaati aturan yang
berlaku dalam suatu
permainan.
6. Menunjukkan rasa
percaya diri.
7. Menjaga diri sendiri dari
lingkungannya.
8. Menghargai orang lain.
1. Bersikap kooperatif dengan
teman.
2. Menunjukkan sikap toleran.
3. Mengekspresikan emosi
yang sesuai dengan kondisi
yang ada (senang-sedih-
antusias dsb.)
4. Mengenal tata krama dan
sopan santun sesuai dengan
nilai sosial budaya
setempat.
5. Memahami peraturan dan
disiplin.
6. Menunjukkan rasa empati.
7. Memiliki sikap gigih (tidak
mudah menyerah).
8. Bangga terhadap hasil karya
sendiri.
9. Menghargai keunggulan
orang lain.
61
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI UNTUK ORANGTUA
Nama Orangtua:
Nama Anak :
Selamat Datang di KB Melati
Kami selalu merasa senang mendapatkan kunjungan orangtua dalam program kami. Lembaran ini
dapat menjadi panduan untuk mengamati anak Anda saat ia berinteraksi dengan yang lainnya di
lembaga PAUD. Kami mengharapkan Anda menjadwalkan kesepekatan dengan pendidik untuk
berdiskusi tentang kunjungan Anda. Anda dapat menggunakan bagian manapun dalam format ini,
atau Anda dapat menuliskan di balik lembaran ini beberapa pertanyaan yang ingin Anda tanyakan
pada pendidik nantinya. Silahkan melakukan apapun yang dapat membuat Anda nyaman.
Nikmatilah kunjungan Anda.
Isilah titik-titik di bawah ini dengan apa yang Anda amati.
BAGAIMANA MENURUT ANDA MENGENAI:
Penataan Lingkungan
Di dalam ruangan: …………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………...
Di luar ruangan: ……………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………
Kegiatan
Pemilihan waktu kegiatan: ………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………
Kelompok besar (seluruh anak): ……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
Kelompok kecil yang dipandu pendidik: ……………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
62
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
Interaksi Sosial
Anak Anda dengan anak lainnya: ……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
Anak Anda dengan orang dewasa …………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Bahan, Peralatan, atau Kegiatan yang Dipilih Anak Anda
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Apakah anak Anda menggunakan bahan atau peralatan yang telah diatur/ditentukan untuk dipakai? Atau apakah ia menggunakan bahan atau peralatan tersebut untuk melakukan sebuah permainan? …………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Waktu yang Digunakan Anak Anda dalam Setiap Kegiatan:
………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………….
Jenis Interaksi
Saat Anak Anda berkegiatan sendiri (dimainkan sendiri): ………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Saat Anak Anda berkegiatan dalam kelompok kecil (bergabung atau membentuk kelompok
kecil): …………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………….
Saran
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..…
………………………………………………………………………………………………………..
Pertanyaan
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
63
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
Lampiran 3
KARTU PENGHUBUNG
Nama Anak: Tanggal:
LAPORAN/ PENGUMUMAN PENDIDIK KESAN/PESAN ORANGTUA
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
Paraf Pendidik Paraf Orangtua
( ……………………….) ( ……………………….)
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------
Paraf Pendidik Paraf Orang Tua
( ……………………….) ( ……………………….)
64
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
Lampiran 4
LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK
(Selama Di Lembaga PAUD)
Semester : ……………………………………………………….
Tema : ……………………………………………………….
Sub Tema : ...........................................................................
Hari/Tgl Perkembangan Anak B C BS Keterangan
Paraf Guru Paraf Orang Tua
65
Model Assisompungeng (Pola Kesinambungan Lembaga PAUD dan Keluarga) Tahun 2012
Lampiran 5
LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK
(Selama di Rumah)
Semester : ……………………………………………………….
Tema : ……………………………………………………….
Sub Tema : ...........................................................................
Hari/Tgl Perkembangan Anak B C BS Keterangan
Paraf Guru Paraf Orang Tua