MINAT KELOMPOKTANI DALAM PEMANFAATAN PELEPAH … HARYATI.pdf · i minat kelompoktani dalam...
Transcript of MINAT KELOMPOKTANI DALAM PEMANFAATAN PELEPAH … HARYATI.pdf · i minat kelompoktani dalam...
i
MINAT KELOMPOKTANI DALAM PEMANFAATAN
PELEPAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
SEBAGAI USAHA PAKAN TERNAK DI
KECAMATAN BESITANG
KABUPATEN LANGKAT
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pertanian
Oleh :
SRI HARYATI PARAPAT
01.4.3.15.0369
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
iv
RIWAYAT HIDUP
Sri Haryati Parapat, lahir di Kalangan, Tapanuli Tengah
pada tanggal 17 Mei 1997 dari pasangan Ayahanda
Alm.Amaluddin Parapat dengan Ibunda Susanti Kumala
Sari dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Penulis telah menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) Negeri
No. 158309 Pandan 3 pada tahun 2009, kemudian
menyelesaikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
Negeri 2 Pandan Nauli pada tahun 2012, kemudian
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 1 Sibolga pada tahun 2015. Kemudian melanjutkan
pendidikan di Politeknik Pembangunan Pertanian
(POLBANGTAN) Medan. Untuk menyelesaikan
pendidikan di Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan,
penulis melaksanakan Tugas Akhir (TA) di Kabupaten Langkat Provinsi
Sumatera Utara dengan judul TA “Minat Kelompoktani dalam Pemanfaatan
Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai Usaha Pakan Ternak
di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat”, pada tahun 2019, yang merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.Pt).
v
HALAMAN PERUNTUKAN
Persembahanku......
“Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu
maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah berkumpul suatu kaum
disalah satu masjid diantara masjid-masjid Allah, mereka membaca Kitabullah serta
saling mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan rahmat
serta diliputi oleh para malaikat. Allah menyebut-nyebut
mereka dihadapan para malaikat.”
[Abu Hurairah, ra]
Ya Allah, Allahumma Sholli’ala Muhammad...
Puji syukur kehadiratMu ya Allah atas Rahmat, kasih sayang serta
limpahan karunia yang tiada henti Engkau curahkan padaku seorang hamba
yang berlumuran dosa. Waktu berharga terus kulalui atas seizin-Mu,
empat tahun sudah aku menyelesaikan pendidikan yang akan menjadi
langkah awal dalam meniti masa depan. Terima kasih ya Allah! Dalam
karya kecil ini, aku menuangkan rasa syukur melalui goresan tinta yang
tak akan pudar sepanjang masa.
Kupersembahkan sebuah karya indah untuk keluarga kecilku, Ayahanda
Alm. Amaluddin Parapat yang telah meninggalkanku 10 tahun lalu, semoga
Allah memberimu kebahagiaan dan ditempatkan disisi kananNya.
Selanjutnya kepada bidadari tak bersayap, wanita hebat yang selalu
mendukung dan menyayangiku tanpa pamrih, yang tak pernah
meninggalkan namaku disetiap doanya. Wanita yang sangat aku kasihi
sepanjang hidup Ibunda Susanti Kumalasari, kiranya selalu dilimpahkan
kesehatan dan rejeki oleh Allah. Dan tak lupa pula untuk Adik
kesayanganku, Siti Arifah Parapat yang selalu memberiku cinta,
kebahagiaan dan kebanggaan. Untuk keluarga kecil ini, perjalanan
menempuh tahap sekarang tidaklah mudah bagi kita. Segala cobaan yang
diberikan Allah, Insya Allah akan kita peroleh hikmahnya dikemudian
hari. Aku berjanji akan memberikan kebahagian kepada kalian. Disamping
itu juga ucapan terima kasih kupersembahkan kepada keluarga besar
Suratno atas dukungan dan bantuan yang selama ini diberikan kepadaku
tanpa pamrih. Terima kasih untuk segala doa yang senantiasa dipanjatkan
kepadaku hingga aku sampai pada tahap ini dan menghasilkan sebuah
karya kecil yang akan menjadi pondasiku untuk melangkah menuju sukses.
Segala hal yang menjadi impian keluarga akan aku wujudkan dengan
ikhtiar dan ridho Allah SWT.
vi
Terspesial kuucapkan kepada Ragil Bagus Wibowo, yang tak pernah
berpikir untuk pergi dan menjadi orang lain. Bagiku adalah seorang
penyemangat, guru bahkan sahabat yang selalu memberiku hal positif
dalam hidup. Semoga kita dapat meraih apa yang menjadi harapan dan
impian dimasa yang akan datang. Terima kasih juga kuucapkan untuk
keluargaku di kampus Polbangtan Medan, keluarga Jurluhbun 15
Polbangtan Medan yang menemani masa-masa belajarku di kelas,
Jurluhtan 15 Polbangtan Medan, saudara seangkatanku. Untuk kelas
tergokil Jurluhbun 15, banyak hal yang sudah kita lalui selama empat
tahun dan besar harapan agar kita tetap bersaudara selamanya.
Terkhusus untuk Keluargaku Kamar 2 Lavender Atas terkeceh (Ratu,
Melysa, Helmi, Ayu, Lasminar, Junior Siti Liawati) dan Kamar 1 Lavender
Atas (Miftahul, Dea, Royan). Kalian adalah saudara terbaik yang pernah
aku temui. Terima kasih untuk suka duka yang telah kita lalui bersama.
Terima kasih telah menjadi orang yang selalu memahamiku dan menjadi
motivator terbaik untukku terutama dalam penyusunan tugas akhir. Kalian
lebih dari sekedar sahabat. Semoga kelak kita menjadi orang yang
berguna untuk keluarga dan masyarakat. Terima kasih pula untuk adik-
adik asuh (Resti, Dinda, Riadoh, Quinta, Aliyah) yang telah mengisi hari-
hariku dan selalu memberi perhatian dan semangat yang luar biasa.
Semoga kalian menjadi anak-anak yang sukses dan menjadi kebanggaan
keluarga. Juga kepada pihak-pihak yang tak bisa kusebutkan satu per
satu, semoga Allah membalas segala kebaikan kalian.
Ucapan terima kasih juga kusampaikan untuk para Dosen Polbangtan
Medan, atas segala perhatian, pengajaran dan ilmu yang selama ini
diberikan kepada kami. Terkhusus untuk Dosen Pembimbing I Ibu Merlyn
Mariana, SP. MP cantik yang sekaligus dosen pengujiku saat sidang dan
Ibu Silvia Nora, SP. MP manis selaku Dosen Pembimbing II. Ibu yang
selalu sabar, bersedia meluangkan waktunya untuk membantu saya dalam
penyusunan laporan ini. Besar harapan semoga ibu selalu diberi kesehatan
dan tetaplah memberi banyak manfaat kepada anak-anak bangsa.
Kemudian untuk kedua dosen penguji Ibu Mawar Indah Perangin-angin,
STP. M.Si dan Ibu Arie Hapsani Hasan Basri, SP. MP yang telah menjadi
saksi atas kelulusanku dari kampus Polbangtan Medan ini. Terimakasih
untuk segala pertanyaan, kritik dan saran yang membangun sehingga aku
mampu membuat sebuah karya yang bermanfaat untuk orang lain. Kiranya
ibu juga diberi kesehatan selalu dan dipermudah rejeki oleh Allah SWT.
Aamiin Allahumma Aamiin...
“Jangan pernah lupa menuntut ilmu. Tanpa ilmu, dunia kelam bak Zaman
Jahiliyah”
---SRI HARYATI PARAPAT---
ix
ABSTRAK
Sri Haryati Parapat. Nirm. 01.4.3.15.0369. Judul pengkajian yaitu Minat
Kelompoktani dalam Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat Provinsi
Sumatera Utara. Tujuan pengkajian adalah mengetahui tingkat minat
kelompoktani dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Maret sampai 24 Mei 2019 dengan metode
deskriptif kuantitatif. Lokasi pengkajian dipilih secara purposive yaitu Desa Bukit
Selamat dan Desa Halaban. Teknik pengambilan data dilakukan melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi dengan alat ukur menggunakan kuisioner
yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya kepada kelompoktani
non sampel. Sedangkan sampel dalam pengkajian ini berjumlah 20 kelompoktani
dengan masing-masing kelompok diutus pengurus inti dan perwakilan anggota.
Penetapan sampel menggunakan teknis sampel jenuh dimana seluruh populasi
termasuk ke dalam sampel pengkajian. Hasil pengkajian menyimpulkan bahwa
tingkat minat kelompoktani ada pada kategori tinggi dengan persentase 70% dan
hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa secara simultan
keseluruhan variabel memiliki pengaruh signifikan terhadap minat kelompoktani
dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak. Sedangkan
secara parsial, variabel pendapatan (X3), keaktifan kelompok(X4) dan peran
penyuluh (X9) mempengaruhi minat kelompoktani dan variabel pengalaman (X1),
luas lahan (X2), sarana dan prasarana (X5), kebijakan pemerintah (X6),
pemasaran (X7) dan biaya produksi (X8) tidak mempengaruhi minat
kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak.
Kata Kunci : Kecamatan Besitang, Minat kelompoktani, Pelepah Kelapa Sawit,
Usaha Pakan Ternak, Pendapatan, Keaktifan Kelompok dan Peran
Penyuluh
x
ABSTRACT
Sri Haryati Parapat. Nirm. 01.4.3.15.0369. Farmers' Interest in Utilizing Palm Oil
Midribs (ElaeisguineensisJacq.) As a animal feed business in Besitang District,
Langkat Regency, North Sumatra Province. The purpose of the study is to
determine the level of interest in the farmer group and the factors that influence
the interest of the farmer group. The assessment was conducted on March 25 to
May 24, 2019 with a quantitative descriptive method. The location of the study
was chosen purposively, namely the villages of Bukit Selamat and the village of
Halaban. The data collection technique is done through observation, interviews,
and documentation with measuring instruments using questionnaires that have
previously been tested for validity and reliability to non sample farmer groups.
While the sample in this study amounted to 20 groups of farmers with each group
sent by the core management and member representatives. Determination of the
sample uses a saturated sample technique in which all populations are included
into until the assessment. The results of the study concluded that the level of
interest in farmer groups was in the high category with a percentage of 70% and
the results of multiple linear regression analysis concluded that simultaneously all
variables had a significant influence on farmer interest in the use of oil palm
fronds as animal feed business.Whereas partially, the income variable (X3), group
activity (X4) and the role of extension agent (X9) influence farmer group interest
and experience variable (X1), land area (X2), facilities and infrastructure (X5),
government policy (X6), marketing (X7) and production costs (X8) do not affect
the interest of farmer groups in the utilization of oil palm fronds as a livestock
feed business.
Keywords: Kecamatan Besitang, Farmer interest, Oil Palm Fronds, Animal Feed
Business, Income, Group Activity and Role of Extension
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis telah menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (TA) yang
merupakan syarat memperoleh gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.Pt) Program
Diploma IV Politeknik Pembangunan Pertanian Medan. Laporan Tugas akhir ini
berjudul “Minat Kelompoktani dalam Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) sebagai Usaha Pakan Ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten
Langkat Provinsi Sumatera Utara.”
“Tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu penulis memohon maaf
jika terdapat kesalahan serta sangat mengharapkan saran dan kritik serta solusi
dalam menyempurnakan laporan ini sehingga dapat menjadi bahan pustaka dan
menambah wawasan pembaca. Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian
(POLBANGTAN) Medan;
2. Dr. Iman Arman, SP. MM selaku Ketua Jurusan Perkebunan sekaligus Ketua
Program Studi Penyuluhan Perkebunan Presisi;
3. Merlyn Mariana, SP. MP selaku Dosen Pembimbing I (satu) dan Dosen
Penguji I (satu);
4. Silvia Nora, SP. MP selaku Dosen Pembimbing II (dua);
5. Mawar Indah Perangin-angin, STP. M.Si selaku Ketua Tim Dosen Penguji;
6. Arie Hapsani Hasan Basri, SP. MP selaku Dosen Penguji II (dua);
7. Panitia Pelaksana Kegiatan Tugas Akhir (TA);
8. Kepala BPP dan seluruh Penyuluh Pertanian di Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat;
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Demikian penyusunan laporan Tugas Akhir ini dibuat, kiranya dapat
berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Medan, Juli 2019
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................... i
Lembar Pengesahan Penguji ........................................................................ ii
Lembar Pengesahan Pembimbing ................................................................ iii
Riwayat Hidup ................................................................................................ iv
Halaman Peruntukan ................................................................................... v
Halaman Pernyataan Orisinalitas ................................................................ vii
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir Untuk
Kepentingan Akademis .................................................................................. viii
Abstrak (Bahasa Indonesia) .......................................................................... ix
Abstract (Bahasa Inggris) ............................................................................. x
Kata Pengantar ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan ................................................................................................... 6
D. Manfaat ................................................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7
A. Landasan Teori ..................................................................................... 7
B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 18
C. Kerangka Pikir ...................................................................................... 19
D. Hipotesis ............................................................................................... 21
III. METODE PELAKSANAAN ................................................................. 22
A. Waktu dan Tempat .............................................................................. 22
B. Batasan Operasional ............................................................................ 22
C. Pelaksanaan Pengkajian ...................................................................... 26
1. Prosedur Pelaksanaan .................................................................... 26
2. Pengumpulan Data ........................................................................ 28
3. Analisis Data ................................................................................. 31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 46
A. Deskripsi Hasil Pengkajian ................................................................. 46
B. Hasil .................................................................................................... 52
C. Pembahasan ......................................................................................... 66
xiii
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 79
A. Kesimpulan ......................................................................................... 79
B. Saran ................................................................................................... 79
C. Implikasi ............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 89
LAMPIRAN .................................................................................................... 95
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1. Kandungan nutrien daun dan pelepah kelapa sawit ................................ 12
2. Pengukuran variabel minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah
kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak ................................................ 25
3. Nama kelompoktani populasi ................................................................. 30
4. Data jumlah kelompoktani populasi dan sampel pada pengkajian
di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat ........................................... 31
5. Hasil pengujian validitas variabel pengalaman ...................................... 33
6. Hasil pengujian validitas variabel luas lahan.......................................... 34
7. Hasil pengujian validitas variabel pendapatan ....................................... 34
8. Hasil pengujian validitas variabel keaktifan kelompok .......................... 35
9. Hasil pengujian validitas variabel sarana dan prasarana ........................ 35
10. Hasil pengujian validitas variabel kebijakan pemerintah ....................... 36
11. Hasil pengujian validitas variabel pemasaran......................................... 36
12. Hasil pengujian validitas variabel biaya produksi .................................. 37
13. Hasil pengujian validitas variabel peran penyuluh ................................. 37
14. Hasil pengujian validitas variabel Y ....................................................... 38
15. Hasil uji reliabilitas kuesioner ................................................................ 39
16. One-Sample Kolmogorof-Smirnov Test .................................................. 41
17. Hasil uji multikolineritas ........................................................................ 42
18. Daftar jumlah penduduk Kecamatan Besitang tahun 2019 .................... 47
19. Daftar bidang pekerjaan masyarakat Kecamatan Besitang .................... 47
20. Tingkat pendidikan formal masyarakat Kecamatan Besitang ................ 48
21. Daftar potensi tanaman perkebunan tahun 2019 .................................... 49
22. Daftar potensi peternakan ....................................................................... 49
23. Daftar kelas kelompoktani Kecamatan Besitang .................................... 50
24. Daftar nama gapoktan di Kecamatan Besitang ....................................... 51
25. Umur responden penelitian ..................................................................... 52
26. Jenis kelamin responden penelitian ........................................................ 53
27. Tingkat pendidikan formal responden penelitian ................................... 53
28. Luas lahan kelompoktani responden ...................................................... 54
29. Pengalaman responden dalam berkelompoktani .................................... 54
30. Distribusi pengalaman kelompok responden .......................................... 55
31. Distribusi luas lahan responden .............................................................. 56
32. Distribusi pendapatan responden ............................................................ 56
33. Distribusi keaktifan kelompok ................................................................ 57
34. Distribusi sarana dan prasarana .............................................................. 57
35. Distribusi kebijakan pemerintah ............................................................. 58
36. Distribusi pemasaran .............................................................................. 59
37. Distribusi biaya produksi ........................................................................ 59
38. Distribusi peran penyuluh ....................................................................... 60
39. Tingkat minat kelompoktani .................................................................. 61
40. Distribusi variabel dependen .................................................................. 62
41. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani ........... 62
42. Rencana kegiatan penyuluhan pertanian di WKPP Halaban Kecamatan
Besitang Kabupaten Langkat .................................................................. 81
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
1. Kerangka Pikir ........................................................................................ 20
2. Grafik uji normal P-Plot ......................................................................... 40
3. Garis kontinum tingkat minat kelompoktani .......................................... 43
4. Peta Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat ....................................... 46
5. Garis kontinum tingkat minat kelompoktani .......................................... 61
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1. Kuesioner pengkajian ............................................................................. 95
2. Data responden pengkajian ..................................................................... 102
3. Hasil uji validitas .................................................................................... 106
4. Rekapitulasi data hasil kuesioner............................................................ 113
5. Hasil analisis data regresi linier berganda .............................................. 120
6. Analisis usaha pakan ternak.................................................................... 121
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam kegiatan perekonomian
di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 13,14 persen pada tahun 2017 atau
merupakan urutan kedua setelah sektor industri pengolahan. Pada waktu krisis
ekonomi, sektor pertanian merupakan sektor yang cukup kuat menghadapi
goncangan ekonomi dan ternyata dapat diandalkan dalam pemulihan
perekonomian nasional. Salah satu subsektor yang besar potensinya adalah
subsektor perkebunan. Kontribusi subsektor perkebunan dalam PDB yaitu sekitar
3,47 persen pada tahun 2017 atau merupakan urutan pertama di sektor pertanian,
peternakan, perburuan dan jasa pertanian. Subsektor ini merupakan penyedia
bahan baku untuk sektor industri, penyerap tenaga kerja, dan penghasil devisa
(Buku Statistik Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia, 2017).
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas
hasil perkebunan yang mempunyai peranan dalam kegiatan perekonomian di
Indonesia. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) juga salah satu komoditas
ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara selain
minyak dan gas. Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir kelapa sawit
terbesar dunia (Buku Statistik Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia, 2017). Kelapa
sawit adalah nama yang tidak asing didengar oleh khalayak ramai terutama petani
yang berdomisili di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan yang merupakan
daerah paling banyak penyebarannya. Pada tahun 2017, luas areal kelapa sawit
rakyat mencapai 4.756.272 Ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 11.311.740
ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2017). Tantangan utama yang dihadapi
perkebunan kelapa sawit adalah meningkatkan daya kompetisi komoditas
perkebunan kelapa sawit melalui agro industri karena pengembangan agro industri
mampu mewujudkan peningkatan nilai tambah produk, berkembangnya peluang
usaha dan penyerapan tenaga kerja dan nilai tukar hasil komoditas perkebunan
beserta turunannya terhadap barang meningkat.
2
Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Perkebunan kelapa sawit bisa ditemukan hampir
di seluruh wilayah kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan
luas 1.474.897 Ha pada tahun 2017 dan produktivitasnya 5.760.147 ton
(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2017). Salah satu penghasil kelapa sawit di
daerah Sumatera Utara yang terkenal adalah Kabupaten Langkat. Pada tahun
2015, Kabupaten Langkat memiliki luas lahan kelapa sawit sebesar 46.211 Ha
dengan produktivitas mencapai 633.472,73 ton (Badan Pusat Statistik, 2016).
Salah satu wilayah di Kabupaten Langkat yang mendominasi perkebunan kelapa
sawit adalah Kecamatan Besitang.
Meninjau perkembangan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Besitang,
banyak petani yang sedang beralih ke komoditi kelapa sawit yang sebelumnya
berusahatani padi sawah tadah hujan, sehingga ditaksirkan luas lahan kelapa sawit
dalam beberapa tahun ke depan akan semakin meningkat. Menurut Badan Pusat
Statistik (2018) bahwa, luas lahan kelapa sawit di Kecamatan Besitang mencapai
7.481 Ha dengan produktivitas 126.282 ton dan memiliki potensi Pabrik Kelapa
Sawit (PKS). Selain itu, Kecamatan Besitang memiliki 119 kelompoktani yang
memiliki kebun kelapa sawit dan 9 Gapoktan yang tersebar di 9 desa/kelurahan.
Produktivitas kelapa sawit yang dihasilkan saat ini rata-rata sebesar 18
ton/ha/tahun dengan umur tanaman 20 tahun ke atas (Programa Kecamatan
Besitang, 2019).
Luasnya perkebunan kelapa sawit yang dimiliki seimbang dengan
banyaknya potensi limbah yang dihasilkan. Pada dasarnya, keseimbangan ini
dapat menimbulkan dampak yang positif maupun negatif bagi kelangsungan
usahatani kelapa sawit, mengingat jika tidak dimanfaatkan sebaik mungkin akan
menyebabkan pencemaran lingkungan dan apabila dimanfaatkan akan menambah
pendapatan petani di Kecamatan Besitang.
Faktanya, kelompoktani kelapa sawit di Kecamatan Besitang hanya
melakukan kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit saja tanpa memanfaatkan
limbah yang ada. Hal ini bisa saja disebabkan karena tidak adanya keinginan dari
kelompoktani untuk memanfaatkan potensi limbah yang ada. Limbah tersebut
3
berupa daun, pelepah, tandan kosong, cangkang, serabutbuah, batang, lumpur
sawit, dan bungkil kelapa sawit.
Beberapa jenis limbah yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit rakyat,
salah satu yang belum dimanfaatkan di Kecamatan Besitang adalah pelepah
kelapa sawit. Pelepah kelapa sawit biasanya dihasilkan sebanyak 40-50
pelepah/pohon/tahun (Hassan dan Ishida dalam Efriyantoni, 2009). Pada
umumnya pelepah kelapa sawit dipangkas sebelum buah dipanen. Hal ini
dilakukan karena posisi tandan kelapa sawit berada pada celah-celah pelepah
kelapa sawit. Dengan perkataan lain, bahwa jumlah pelepah yang diperoleh setiap
hari oleh setiap petani akan sangat bergantung pada jumlah Tandan Buah Segar
(TBS) yang berhasil dipanen.
Berdasarkan survei yang dilakukan, banyak terdapat pelepah kelapa sawit
yang berserakan disekitaran pohon dan mengganggu akses jalan untuk
pengangkutan buah/tandan. Disamping itu, mengakibatkan petani malas
melakukan pemangkasan/pruning sehingga mereka membiarkan pelepah tersebut
tetap berada di pohon. Padahal pemangkasan merupakan salah satu jenis
perawatan tanaman yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)
“Good Agricultural Practices” yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman
kelapa sawit dan pelepahnya dapat berpeluang sebagai sumber usaha agribisnis.
Meskipun pendapatan yang diperoleh oleh masing-masing anggota
kelompoktani dari kegiatan usahatani kelapa sawit sudah tergolong tinngi, namun
pengelolaan limbah pelepah kelapa sawit sangat diyakini mampu menambah nilai
pendapatan petani di Kecamatan Besitang sehingga tidak hanya terpatok pada
kegiatan budidaya saja. Karena untuk mendukung kemajuan perkebunan kelapa
sawit rakyat, selain menjadi pelaku utama, petani juga dituntut untuk menjadi
pelaku usaha di bidang agribisnis yang berwawasan lingkungan. Hal ini bertujuan
untuk menciptakan petani tangguh, mandiri dan sejahtera. Terlebih lagi, limbah
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti sapi, kambing dan
domba. Kondisi ini didukung dengan jumlah ternak masyarakat yang ada di
Kecamatan Besitang mencapai 24.813 ekor sehingga memudahkan kegiatan
pemasaran (Programa Kecamatan Besitang, 2019).
4
Usaha pakan ternak merupakan salah satu jenis usaha yang membutuhkan
pelepah kelapa sawit sebagai bahan bakunya. Pengolahan pelepah kelapa sawit
menjadi pakan ternak adalah bentuk pengerjaan sederhana yang dapat
dikembangkan oleh kelompoktani di Kecamatan Besitang dengan menggunakan
teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna yang dibutuhkan dalam pengelolaan
usaha pakan ternak dapat berupa alat dan mesin pencacah pelepah kelapa sawit
yang akan diperoleh dengan adanya kerjasama dengan pihak instansi terkait
ataupun kelompoktani itu sendiri. Usaha pakan ternak memiliki peluang pasar
yang luas dan berkelanjutan.
Banyaknya masyarakat di daerah Kecamatan Besitang yang memiliki ternak
menjadi salah satu faktor pendorong minat kelompoktani untuk melakukan usaha
ini karena kebanyakan dari masyarakat masih menerapkan budaya mengembala
(angon) untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di sekitar perkebunan rakyat
bahkan sebagian ada yang memasuki wilayah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang
pada hakikatnya budaya ini dapat berdampak buruk pada kelangsungan
perkebunan kelapa sawit karena hewan ternak bersifat sebagai vektor pembawa
jamur ganoderma penyebab penyakit busuk pangkal batang yang dapat merusak
tanaman kelapa sawit serta menurunkan produktivitas tanaman. Selain itu, dengan
melakukan usaha pakan ternak dapat menjalin kerja sama yang baik antar sesama
kelompoktani sehingga potensi pasar dan keuntungan yang akan diperoleh tinggi.
Pemanfaatan limbah pelepah kelapa sawit perlu diperhatikan aspek Sumber
Daya Manusia (SDM) yaitu kelompoktani. Kelompoktani dalam hal ini berperan
sebagai subjek dalam kegiatan usaha sehingga keberhasilan dalam usaha tersebut
bergantung pada minat kelompoktani dalam melakukan kegiatannya. Minat
kelompoktani merupakan hal dasar yang harus ditumbuhkan sebelum
menjalankan usaha agribisnis pengolahan pelepah sawit sebagai pakan ternak.
Karena pada hakikatnya, minat adalah tahap awal yang harus ada pada diri setiap
kelompoktani sehingga usaha kedepannya dapat berjalan lancar dan
menguntungkan. Ketertarikan kelompoktani dalam pemanfataan pelepah kelapa
sawit sebagai usaha pakan ternak menunjukkan bahwa minat daripada
kelompoktani tinggi. Begitupun sebaliknya, minat kelompoktani dikatakan rendah
apabila kelompoktani di Kecamatan Besitang tidak tertarik pada kegiatan usaha
5
tersebut. Saat ini, masalah yang terjadi adalah tidak diketahuinya minat
kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat kelompoktani
kelapa sawit terhadap pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak.
Permasalahan tersebut dapat dijawab dengan penumbuhkan minat
kelompoktani untuk dapat memanfaatkan pelepah kelapa sawit menjadi pakan
ternak adalah solusi yang tepat. Hal ini bertujuan agar kelompoktani di
Kecamatan Besitang dapat menjadi pemasok pakan ternak untuk masyarakat yang
memiliki ternak di Kecamatan Besitang. Selain itu kelompoktani sudah dikatakan
mampu menjalankan fungsinya sebagai unit usaha/produksi. Karena kondisi ini
sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai usaha maka kelompoktani di
Kecamatan Besitang dapat memanfaatkan kondisi tersebut menjadi peluang usaha
untuk meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan kelompok. Mengingat
pemasaran yang dilalui relatif mudah serta sarana dan prasarana dapat diperoleh
dengan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang bergerak dibidang
pertanian. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian tentang “Minat
Kelompoktani dalam Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) sebagai Usaha Pakan Ternak Di Kecamatan Besitang Kabupaten
Langkat.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi wilayah yang dilakukan di Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat, terlihat bahwa petani tidak memanfaatkan limbah pelepah
kelapa sawit. Hal ini disebabkan karena petani belum berminat untuk
memanfaatkan limbah tersebut sehingga mengakibatkan proses pengangkutan
buah/tandan terganggu serta petani menjadi malas untuk melakukan
pemangkasan/pruning akibat kondisi limbah yang berserakan.
Penumbuhan minat petani dalam memanfaatkan pelepah kelapa sawit
adalah alternatif pemecahan masalah guna untuk mengurangi populasi pelepah
yang berserakan. Berikut beberapa masalah yang akan diidentifikasi berdasarkan
pada latar belakang di atas :
6
1. Bagaimana tingkat minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa
sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten
Langkat.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani dalam
pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan
Besitang Kabupaten Langkat.
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
pengkajian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah
kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten
Langkat.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani
dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di
Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam pengkajian ini adalah :
1. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti sebagai penambah wawasan
dan referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang minat
kelompoktani dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani
dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di
Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat serta sebagai bahan referensi bagi
siapapun yang hendak melakukan penelitian pengembangan lanjutan
2. Penelitian ini juga berguna sebagai pedoman/acuan dalam melakukan
penyuluhan pertanian.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian Minat
Minat adalah sebuah aspek yang menghubungkan antara seseorang dengan
pekerjaan (Muhammad, A. dkk, 2016). Minat ini tidak timbul dengan sendirinya,
akan tetapi minat akan timbul jika ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik
faktor yang berasal dari dalam diri individu ataupun faktor yang berasal dari luar
diri individu (Oktaviani, dkk, 2017).
Ormrod dalam Febriani (2014) berkata bahwa, minat merupakan suatu
aktivitas yang menimbulkan rasa ingin tahu dan menarik, biasanya disertai oleh
keterlibatan kognitif dan afektif yang psikomotor. Selain itu minat berdasarkan
pandanganSlameto dalam Febriani (2014) adalah, suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat
merupakan dasar dan pendorong bagi seseorang untuk melakukan apa yang
diinginkan jika ingin mencapai tujuan yang diharapkan. Minat juga suatu landasan
yang meyakinkan demi keberhasilan suatu proses tindakan.
Minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menentukan suatu sikap yang menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam
suatu kegiatan sehingga dapat dikatakan bahwa minat merupakan suatu penyebab
untuk melakukan suatu kegiatan. Terdapat empat jenis minat menurut Slameto
(2010) yaitu :
a. Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang
menunjukkan apakah seseorang itu menyukai dan tidak menyukai suatu objek
atau aktivitas.
b. Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada
suatu kegiatan tertentu.
c. Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau
keterampilan dalam suatu kegiatan.
d. Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau
daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.
8
Minat berpengaruh besar terhadap kegiatan yang akan dilakukan seseorang.
Minat terhadap kegiatan membuat seseorang melakukan sesuatu kegiatan dengan
rasa senang dan penuh perhatian. Namun sebaliknya tanpa adanya minat membuat
seseorang tidak mau untuk melakukan sesuatu kegiatan (Marza, A.R, 2018).
Minat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotor (Hurlock dalam Marza, A.R, 2018).
a. Aspek Kognitif
Minat pada aspek kognitif meliputi keuntungan dan kepuasan yang dapat
diperoleh dari suatu objek yang diminati. Aspek kognitif didasari pada konsep
perkembangan dari hal-hal yang berhubungan dengan minat. Seseorang yang
memiliki minat terhadap suatu objek akan mengerti mengenai banyak manfaat
yang akan diperoleh dari objek yang diminatinya.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif merupakan konsep yang menimbulkan aspek kognitif dari
minat yang ditampilkan dalam sikap terhadap suatu objek yang diminatinya.
Aspek afektif dikembangkan dari pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan
seseorang atau kelompok yang mendukung objek yang diminatinya. Kepuasan
dan manfaat yang telah didapatkannya dari suatu objek yang diminati serta
mendapat penguatan respon dari orang dikelilingnya dan lingkungan
menyebabkan seseorang akan memiliki minat yang tinggi terhadap suatu objek
tersebut.
c. Aspek Psikomotor
Aspek psikomotor lebih tertuju pada proses tingkah laku dalam
pelaksanaannya. Seseorang yang memiliki minat tinggi terhadap suatu objek akan
berusaha mewujudkannya sebagai pengungkapan ekspresi atau tindakan nyata
dari keinginannya.
Indikator minat ada empat, masing-masing indikator sebagai berikut (Wasti,
2013) :
a. Perasaan senang
Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu aktivitas
maka akan mempelajari ilmu yang disenanginya secara terus menerus.
9
b. Ketertarikan
Berhubungan dengan daya yang dapat mendorong agar merasa tertarik pada
orang, kegiatan, benda atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh
objek itu sendiri.
c. Perhatian
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap suatu kegiatan
dengan mengesampingkan kegiatan yang lain daripada kegiatan utama.
d. Keterlibatan
Ketertarikan terhadap suatu kegiatan yang mengakibatkan seseorang senang
untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan sehingga membuat mereka terlibat
dalam suatu kegiatan.
2. Kelompoktani
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut
(Mulyana, 2006).
Kelompoktani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas
dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan
sumberdaya, kesamaan komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota. Kelompoktani ditumbuh kembangkan dari, oleh
dan untuk petani disuatu wilayah dengan jumlah anggota 20 sampe 30 orang
petani yang disesuaikan dengan lingkungan dan kondisi usahatani (Permentan
Nomor 67 Tahun 2016). Kelompoktani dipimpin oleh seorang ketua (Trimo,
2006).
Winardy (2004) menjabarkan bahwa, yang menjadi ciri-ciri dari suatu
kelompok adalah :
a. Ada interaksi antar anggota yang berlangsung secara kontinyu untuk waktu
yang relatif lama.
b. Setiap anggota menyadari bahwa ia menerapkan bagian dari kelompok, dan
sebaliknya kelompoknya pun mengakuinya sebagai anggota.
10
c. Adanya kesepakatan bersama antar anggota mengenai norma-norma yang
berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan
dicapai.
d. Adanya struktur dalam kelompok, dalam arti para anggota mengetahui
adanya hubungan-hubungan antar peranan, norma tegas, hak dan kewajiban
yang semuanya itu tumbuh di dalam kelompok itu.
3. Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit
a. Pemanfaatan
Berdasarkan pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001),
pemanfaatan adalah proses, cara, pembuatan, memanfaatkan sumber alam untuk
pembangunan. Sedangkan sumber alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan
untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih
sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Menurut Chin, W.C. dan
Todd, P.A (1995), pemanfaatan meliputi :
1) Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier), mudah mempelajari
dan mengoperasikan suatu teknologi dalam mengerjakan pekerjaan yang
diinginkan oleh seseorang dan dapat memberikan keterampilan agar
pekerjaannya lebih mudah.
2) Bermanfaat (usefull), suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa
penggunaan suatu teknologi tertentu terdapat manfaat atau faedah untuk dapat
meningkatkan prestasi kerja orang tersebut
3) Menambah produktifitas (increase productivity), merupakan sikap mental yang
selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan seseorang akan bertambah atau
meningkatkan produktifitasnya dalam suatu kegiatan-kegiatan yang
dimilikinya agar menjadi lebih baik.
b. Pelepah Kelapa Sawit
Bersumber dari Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian dalam
Natasha (2012) menyatakan bahwa, pelepah kelapa sawit merupakan bagian dari
daun tanaman kelapa sawit yang berwarna hijau (lebih muda dari warna daunnya).
Pelepah kelapa sawit meliputi helai daun, setiap helainya mengandung lamina dan
11
midrib, ruas tengah, petiole dan kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55 cm
hingga 65 cm dan mencakup dengan lebar 2,5 cm hingga 4 cm, setiap pelepah
mempunyai lebih kurang 100 pasang helai daun. Jumlah pelepah yang dihasilkan
meningkat 30-40 batang ketika berumur 3-4 tahun.
Mansyur dalam Junaidi (2010) menjelaskan, pelepah kelapa sawit salah satu
produk yang melimpah saat pemangkasan buah. Pemangkasan dilakukan pada
pelepah-pelepah yang tua di dasar tandan buah untuk mengurangi naungan,
memudahkan terjadinya penyerbukan, menjaga kebersihan, memperbesar buah
dan mengurangi penguapan yang berlebihan dari daun. Jumlah pelepah kelapa
sawit yang dipanen tiap pemangkasan 1-3 pelepah perpohon, merupakan potensi
yang cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai pakan. Satu hektar lahan terdapat
148 pohon dan diperkirakan dapat menghasilkan 3.500-10.600 pelepah pertahun.
Produksi pelepah sawit mencapai 40-50 pelepah/pohon/tahun (Hassan dan Ishida
dalam Efryantoni, 2009).
Hassan dan Ishida dalam Efryantoni (2009) melaporkan bahwa, pelepah
kelapa sawit dapat dipergunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia, sebagai
sumber pengganti hijauan atau dapat dalam bentuk silase yang dikombinasikan
dengan bahan lain atau konsentrat sebagai bahan campuran. Studi awal yang
dilakukan Hassan dan Ishida dalam Efryantoni (2009) menunjukkan bahwa,
tingkat kecernaan bahan kering pelepah dapat mencapai 45%. Hal yang sama
berlaku untuk daun kelapa sawit yang secara teknis dapat dipergunakan sebagai
sumber atau pengganti pakan hijauan tetapi harus diberi perlakuan terlebih
dahulu.
Kandungan serat kasar limbah kelapa sawit cukup tinggi, khususnya daun
dan pelepah yaitu 21,52% dan 50,94%. Kandungan protein kasar daun sawit
cukup baik yaitu 14,12% sedangkan pelepah protein kasarnya sangat rendah yaitu
3,07%. Tingkat kecernaan bahan kering pelepah dan daun kelapa sawit padasapi
mencapai 45% (Sianipar, T.P, 2009). Pemanfaatan pelepah daun sawit disarankan
agar dicampur dengan bahan pakan lain yang berkualitas seperti konsentrat karena
pelepah daun sawit mempunyai kandungan gizi dan nilai kecernaan pelepah
sawitcukup rendah (48%) kontribusi energi pelepah sawit diperkirakan hanya
mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok sehingga untuk pertumbuhan, bunting
12
dan laktasi diperlukan pakan tambahan sehingga kekurangan protein dan energi
dapat terpenuhi. Kandungan zat-zat nutrisi pelepah dan daun sawit dilihat pada
Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Kandungan Nutrien Daun dan Pelepah Kelapa Sawit
No Jenis Analisis Jumlah Kandungan (%)
1 Bahan kering 48,78 2 Protein kasar 5,3
3 Hemiselulosa 21,1 4 Selulosa 27,9
5 Serat kasar 31,09
6 Abu 4,48 7 BETN 51,87 8 Lignin 16,9 9 Silika 0,6
Sumber : Imsya. A, 2007
Pemberian pelepah dandaun sawit sebagai substitusi hijauan pada pakan
sapi potong sampai tingkat 60% mampu meningkatkan bobot badan ternak sapi
potong dibanding hanya diberi hijauan dan lebih efisien dalam penggunaan pakan.
Pemanfaatan limbah berbasis kelapa sawit sebaik perlu dilakukan pengolahan
menggunakan teknologi pengolahan pakan, agar kualitas limbah berbasis kelapa
sawit memiliki kualitas yang lebih baik (Hidayat, I, 2016).
4. Pakan Ternak
Pakan adalah bahan-bahan hasil pertanian, perikanan, peternakan dan hasil
industri yang mengandung nutrisi dan layak dipergunakan sebagai pakan, baik
yang diolah maupun belum diolah (Badan Standarisasi Nasional, 2013).
Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan oleh
hewan. Bahan pakan ternak terdiri dari tanaman, hasil tanaman, dan kadang-
kadang berasal dari ternak serta hewan yang hidup di laut (Tillman, A.D et all,
1991). Lebih lanjut diterangkan oleh Kamal, M. (1994), pakan adalah segala
sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya,
dapat diabsorbsi dan dapat bermanfaat bagi ternak. Darmono(1993) menyatakan
bahwa, bahan pakan yang baik adalah bahan pakan yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tidak mengandung racun
yang dapat membahayakan ternak yang mengkonsumsinya.
13
Kebutuhan pakan akan meningkat selama ternak dalam masa pertumbuhan
(Murtidjo, B.A, 1993). Program pemberian pakan sapi potong biasanya
didasarkan pada hasil pengelompokan berat badan, jenis, umur, periode atau umur
dan kondisi sapi. Kebutuhan nutrien berdasarkan patokan-patokan feed intake
bahan kering, dihitung 2,5 – 3,2 % dari bobot badan (Sugeng, Y.B, 2001).
Bahan pakan ternak sapi pada pokoknya dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu pakan hijauan, pakan penguat dan pakan tambahan (Sudarmono, A.S dan
Sugeng, Y.B, 2008).
a. Pakan Hijauan
Pakan hijauan adalah semua pakan yang berasal dari tanaman atau
tumbuhan berupa daun-daunan, termasuk batang, ranting dan bunga. Yang
termasuk kelompok pakan hijauan adalah rumput (Graminae), legum dan tumbuh-
tumbuhan lain. Hijauan memegang peranan yang sangat penting karena hijauan
mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan ternak. Kelompok pakan
hijauan ini termasuk pakan kasar, yaitu bahan pakan yang berserat kasar tinggi.
Ternak ruminansia akan mengalami gangguan pencernaan bila kandungan serat
kasar terlalu rendah.
b. Pakan Penguat (Konsentrat)
Pakan penguat adalah pakan yang berkonsentrasi tinggi dengan kadar serat
kasar (kurang dari 18%) yang relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan pakan
penguat berupa bahan makanan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling,
menir, dedak dan katul. Fungsi pakan penguat ini adalah meningkatkan dan
memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah.
c. Pakan Tambahan
Pakan tambahan bagi ternak sapi biasanya berupa vitamin, mineral dan urea.
Pakan tambahan dibutuhkan oleh sapi yang dipelihara secara intensif, yang
hidupnya berada di dalam kandang terus-menerus. Vitamin yang dibutuhkan
ternak sapi adalah vitamin A dan vitamin D. Sedangkan mineral yang dibutuhkan
adalah Ca dan P. Urea sebagai bahan pakan tambahan hanya bisa diberikan pada
sapi dalam jumlah terbatas, yaitu 2% dari seluruh ransum yang diberikan. Jika
terlalu banyak menyebabkan sapi keracunan. Urea mengandung 45% N, dengan
14
bantuan mikroorganisme di dalam ransum, N diurai dan diikat menjadi protein
yang bermanfaat.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Kelompoktani dalam
Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai
Usaha Pakan Ternak
a. Pengalaman
Pengalaman merupakan keadaan yang dialami oleh individu-individu yang
pernah mengikuti sebuah kegiatan baik dalam skala yang besar maupun skala
yang kecil (Nurjaya, 2013). Pengalaman anggota kelompoktani yaitu meliputi
pemahaman petani terhadap usahataninya dan pengalaman dalam kelembagaan
yang diikuti oleh petani. Indikator yang dilihat yaitu komunikasi dalam
kelompoktani, pemahaman berusahatani, pemahaman dalam kelembagaan.
b. Luas lahan
Luas lahan menentukan petani untuk dapat mengambil keputusan dalam
upaya menerapkan suatu unsur inovasi. Ukuran lahan usahatani berhubungan
positif dengan adopsi. Kelompoktani yang mempunyai lahan yang luas akan lebih
mudah menerapkan anjuran penyuluhan demikian pula halnya dengan penerapan
adopsi inovasi dari pada yang memiliki lahan sempit. Hal ini dikarenakan
koefisienan dalam penggunaan sarana produksi menurut Soekartawi (1987).
c. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima dari semua sumber
baik dengan memberikan suatu jasa atau melakukan suatu pekerjaan maupun
tanpa keduanya yaitu berupa kekayaan yang dimilikinya baik berupa tanah,
modal, warisan, tabungan, deposito dan lain-lain yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan dan dapat dijadikan sebagai jaminan kelangsungan hidup layak.
Mardikanto, T. (1993), menyatakan bahwa pendapatan adalah faktor yang
sangat penting dalam menunjang perekonomian keluarga, semakin tinggi
pendapatan akan semakin terbuka terhadap hal-hal baru.
d. Keaktifan Kelompok
Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat
dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman,
2001). Wibowo, N.(2016) berpendapat bahwa, keaktifan dilihat dari berbagai hal
15
seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan, berdiskusi, kesiapan
kelompok, bertanya, keberanian, mendengarkan, memecahkan masalah (mental
activities).
Sudjana, N. (2004) menyatakan, keaktifan dapat dilihat dalam hal turut serta
dalam melaksanakan kegiatan, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya
kepada kepada penyuluh atau pengurus kelompok apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok secara
rutin, menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya, melatih diri
dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, kesempatan menggunakan
atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan permasalahan atau
persoalan yang dihadapinya.
e. Sarana dan Prasarana
Kemampuan petani itu berbeda dalam melakukan setiap aktivitas
pertaniannya, apalagi bila dilihat luas areal dan keefektifan kerja namun semua itu
tidak lepas dengan ada bantuan dari luar yang mendorong petani dalam bentuk
bimbingan dan pembinaan usaha maupun secara tidak langsung dalam bentuk
sarana dan prasarana. Berdasarkan pendapat Mardikanto, T.(2012), pelaksanaan
perubahan-perubahan usahatani akan selalu membutuhkan tersedianya sarana dan
prasarana produksi dalam bentuk jumlah, mutu dan waktu yang tepat.
f. Kebijakan Pemerintah
Birokrasi (kebijakan) yaitu sebagai suatu sistem administrasi yang
dilakukan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan dan memberi pelayanan
kepada publik. Istilah birokrasi diartikan sebagai struktur yang dibangun oleh
pemerintah dalam mengelola atau menjalankan kebijakan dan aturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Istilah kebijakan diartikan sebagai serangkaian
kesimpulan atau rekomendasi sebagai suatu proses, kebijakan menunjuk pada cara
dimana melalui cara tersebut organisasi dapat mengetahui apa yang akan
diharapkan darinya. Kebijakan hadir dengan tujuan tertentu yaitu untuk
membentuk dan mengatur tujuan bersama dan untuk mencapai visi dan misi yang
telah disepakati (Solikhan, 2015).
16
Kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia senantiasa didasarkan pada
amanat yang telah dituliskan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan untuk memenuhi tujuan yang
ingin dicapai yaitu untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pertanian secara
lebih merata. Dalam bidang pertanian tujuan pembangunan pertanian tersebut
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produksi, produktivitas tenaga kerja,
tanah dan modal (Soekartawi, 1987).
g. Pemasaran
Purcell dalam Asmarantaka, RW. dan Zainuddin, A. (2017) mengemukakan
bahwa, pemasaran produk pertanian bertujuan menganalisis berbagai aktivitas
bisnis yang terjadi dalam komoditas pertanian setelah produsen primer hingga
sampai ke konsumen akhir. Berdasarkan hal tersebut, konsep dan pengertian
pemasaran pertanian (marketing of agricultural) menjadi lebih luas yaitu
pemasaran produk-produk agribisnis (marketing of agribusiness products) atau
agrimarketing. Agrimarketing is the sum of the processes, functions, and services
performed in connection with food and fiber from the farms on which they are
produced until their delivery into the hands of the consumer (Ricketts, C. dan
Rawlins, O. dalam Asmarantaka, RW. dkk, 2017).
Pemasaran jika dilihat dari aspek ilmu ekonomi menurut Asmarantaka, RW.
dan Zainuddin, A. (2017), merupakan suatu proses dari satu pergerakan,
serangkaian atau tahapan aktivitas dan peristiwa dari fungsi-fungsi yang juga akan
melibatkan beberapa tempat. Selain itu, pemasaran merupakan bentuk koordinasi
yang diperlukan dari serangkaian (tahapan) aktivitas atau dalam pergerakan
mengalirnya produk dan jasa dari tangan produsen primer hingga ke tangan
konsumen akhir. Pengertian lain pemasaran dari aspek ilmu ekonomi yaitu
serangkaian fungsi yang diperlukan dalam menggerakkan input atau produk dari
tingkat produksi primer hingga konsumen akhir. Marketing channel merupakan
aliran atau saluran pemasaran mulai dari farm input processing, wholesalers,
retailers, dan consumers yang menciptakan nilai (Asmarantaka, RW. dan
Zainuddin, A, 2017).
Kesimpulannya adalah pemasaran pertanian merupakan suatu sistem yang
terdiri dari sub-sub sistem dari fungsi-fungsi pemasaran (fungsi pertukaran, fungsi
17
fisik, dan fungsi fasilitas). Merupakan kegiatan produktif yang pelaksana fungsi
tersebut dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran (Hammond, J.W dan Dahl,
D.C, 1977).
h. Biaya Produksi
Biaya produksi dinyatakan oleh Mulyadi (2007) adalah, pengorbanan
sumber ekonomis yang ditukar dengan satuan uang, yang akan terjadi dan
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya merupakan biaya
yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyedia jasa (Hansen dan Mowen,
2009). Biaya produksi juga didefiniskan oleh Sugiri (2009), bahwa biaya produksi
adalah biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku dari pemasok dan
mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual. Biaya juga merupakan
dasar penentuan harga jual, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup
biaya akan menyebabkan kerugian, sebaliknya apabila suatu tingkat harga
melebihi biaya produksi, biaya operasi maupun biaya non operasi maka akan
menghasilkan keuntungan (Purwanti, I, 2013).
i. Peran Penyuluh
Peran penyuluh pertanian merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki
seorang penyuluh dalam memberi tugas penyampaian informasi ke petani atau
kelompoktani yaitu sebagai berikut : inisiator, motivator, mediator, supervisor,
fasilitator (Narso, 2012). Peranan dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator,
motivator dan sebagai pendukung gerak usaha tani merupakan titik sentral dalam
memberikan penyuluhan kepada petani dan nelayan akan pentingnya berusahatani
dengan memperhatikan kelestarian dari sumber daya alam. Kesalahan dalam
memberikan penyuluhan kepada petani dan nelayan akan menimbulkan dampak
negatif dan merusak lingkungan. Adapun indikator dalam peran penyuluh yaitu
sebagai motivator dan fasilitator.
18
B. HASIL PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang berkaitan/relevan dengan
pengkajian ini. Fungsi dari penelitian terdahulu adalah sebagai bahan rujukan
untuk melihat perbandingan dan mengkaji ulang hasil penelitian serupa yang
pernah dilakukan, juga untuk melihat hasil berdasarkan penggunaan atribut atau
dimensi dan motode yang digunakan.
1. Berdasarkan hasil pengkajian terdahulu yang dilakukan oleh Sitty Muawiyah
Panurat tahun 2014 dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi minat
petani berusahatani padi di Desa Sendangan Kecamatan Kakas Kabupaten
Minahasa. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani adalah luas lahan,
pengalaman, pendapatan, bantuan dan pendidikan.
b. Luas lahan dan pendapatan berpengaruh sangat nyata terhadap minat
petani. Sedangkan bantuan dan pengalaman berpengaruh nyata terhadap
minat, sebaliknya pendidikan berpengaruh tidak nyata terhadap minat.
Dengan nilai kontribusi Determinasi R2 faktor yang mempengaruhi
adalah luas lahan, pengalaman, pendapatan, bantuan dan pendidikan
sebesar 72%.
c. Peran pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan terhadap petani
dengan mengadakan penyuluhan yang rutin kepada petani sebagai
pendidikan nonformal terhadap para petani Desa Sendangan. Dengan
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah luas lahan,
pengalaman, pendapatan dan bantuan yang bisa dijadikan suatu dorongan
untuk dapat mengembangkan daerah padi sawah khususnya Desa
Sendangan, serta untuk pengembangan daerah pedesaan.
2. Berdasarkan hasil pengkajian terdahulu yang dilakukan oleh Erliadi Tahun
2015 dengan judul faktor–faktor yang mempengaruhi minat petani
menggunakan benih varietas unggul pada usahatani padi sawah (oryza sativa)
di Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa :
a. Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut: Y = -1,668 – 1,684 X1 + 2,168 X2 + 1,126 X3.
19
b. Hasil perhitungan koefisien determinasi R2 = 0,8656, ini berarti variasi
terhadap naik turunnya minat petani menggunakan benih varietas unggul
pada usahatani padi sawah (Y) dipengaruhi oleh faktor umur (X1),
pengalaman (X2) dan jumlah tanggungan keluarga (X3) sebesar 86,56 %
dan sisanya 13,44 % lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut
diteliti dalam penelitian ini.
C. KERANGKA PIKIR
Berdasarkan pada rumusan masalah dan tinjauan pustaka penyusunan
kerangka pemikiran penelitian ini bertujuan untuk mempermudah di dalam
pengarahan akhir dan perspektif minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah
kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten
Langkat dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
20
Gambar 1. Kerangka Pikir
Keadaan saat ini :
1. Pelepah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)di
lahan kelompoktani di Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat tidak dimanfaatkan oleh
kelompoktani
2. Pemangkasan/pruning tidak dilakukan karena
mengurangi jumlah pelepah kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.)yang terbuang
Keadaan yang diinginkan :
1. Pelepah kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.)di lahan kelompoktani Kecamatan
Besitang Kabupaten Langkat dapat
dimanfaatkan oleh kelompoktani sebagai
usaha.
2. Pemangkasan/prunning dapat dilakukan
sesuai anjuran guna untuk mempertahankan
produktivitas kelapa sawit(Elaeis
guineensis)Jacq.)
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana mengetahui minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.)sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat
Hipotesis :
1. Diduga minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat rendah.
2. Diduga terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat.
Variabel yang mempengaruhi (X)
a. Faktor Internal :
- Pengalaman
- Luas Lahan
- Pendapatan
- Keaktifan Kelompok
b. Faktor Eksternal :
- Sarana dan Prasarana
- Kebijakan Pemerintah
- Pemasaran
- Biaya Produksi
- Peran Penyuluh
Variabel (Y)
Minat kelompoktani :
- Tested Interest
- Expressed Interest
PENGKAJIAN RANCANGAN
PENYULUHAN
21
D. HIPOTESIS
Hipotesis atau dugaan sementara terkait pengkajian tentang minat
kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat adalah :
1. Diduga minat kelompoktani dalam memanfaatkan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat
rendah.
2. Diduga terdapat faktor-faktor (pengalaman, luas lahan, pendapatan,
keaktifan kelompok, sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah,
pemasaran, biaya produksi dan peran penyuluh) yang mempengaruhi minat
kelompoktani dalam memanfaatkan pelepah kelapa sawit sebagai usaha
pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat.
22
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan Tugas Akhir (TA) telah dilaksanakan tertanggal 25 Maret s/d 24
Mei 2019 di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat. Pemilihan lokasi dilakukan
secara purposive yaitu dengan cara sengaja karena pertimbangan tertentu.
Pengkajian ini dilakukan di Kecamatan Besitang karena kecamatan tersebut
adalah salah satu daerah yang memiliki perkebunan kelapa sawit yang luas di
Kabupaten Langkat.
B. Batasan Operasional
1. Batasan Operasional
a. Minat yang ingin diteliti dalam pengkajian ini adalah minat kelompoktani
dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit. Minat kelompoktani dapat
dikategorikan ke dalam 5 indikator yaitu sangat rendah, rendah, sedang,
tinggi dan sangat tinggi. Jika hasil minat yang dikaji tinggi, maka ketertarikan
kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak tinggi, begitupun sebaliknya. Tingkat minat kelompoktani diukur
dengan 2 indikator, yaitu :
1) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau
keterampilan dalam suatu kegiatan. Pada aspek ini, yang diukur adalah
pengetahuan petani akan kegunaan pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak.
2) Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang
menunjukkan apakah seseorang itu menyukai dan tidak menyukai suatu
objek atau aktivitas. Pada aspek ini, yang diukur adalah kesadaran dan
keinginan kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai
usaha pakan ternak.
b. Kelompoktani yang dikaji ditentukan dengan kriteria kelompoktani kelapa
sawit aktif yang berada di desa/kelurahan di Kecamatan Besitang yaitu
kelompoktani dari Desa Bukit Selamat dan Desa Halaban. Diambil dari tiga
pengurus inti (ketua, sekretaris dan bendahara) dari setiap kelompoktani serta
satu perwakilan anggota kelompoktani.
23
c. Usaha pakan ternak yang dimaksudkan hanya merupakan suatu rekomendasi
ide/rancangan atau inovasi baru yang diberikan guna untuk menumbuhkan
minat kelompoktani dalam berwirausaha.
d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani dalam pemanfaatan
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat.
1) Faktor internal adalah karakteristik yang ada pada diri kelompoktani yang
mempengaruhi minat kelompoktani seperti pengalaman, luas lahan,
pendapatan dan keaktifan kelompok, meliputi :
a) Pengalaman adalah keadaan yang dialami oleh kelompoktani yang
pernah mengikuti sebuah kegiatan baik dalam skala besar atau skala
kecil. Kejadian tersebut baik yang pernah dialami maupun yang baru
saja terjadi. Indikator pengalaman yang dikaji adalah lamanya
kelompoktani dalam berusahatani kelapa sawit.
b) Luas lahan yang dimaksud adalah lahan yang dimiliki petani untuk
berusahatani. Dalam pengkajian ini, indikator luas lahan adalah lahan
yang digunakan untuk melakukan usaha budidaya kelapa sawit dan
banyaknya pelepah kelapa sawit di luasan lahan tersebut.
c) Pendapatan adalah jumlah uang atau penghasilan petani yang
tergabung dalam kelompoktani dari suatu kegiatan atau usaha baik
berbentuk barang atau jasa. Dalam pengkajian ini, indikator
pendapatan berupa besarnya pendapatan yang diperoleh dalam satu
bulan, jumlah produktivitas usahatani kelapa sawit.
d) Keaktifan kelompok, mempengaruhi minat kelompoktani dalam
melakukan usaha. Indikator yang dikaji adalah intensitas kelompok
dalam mengikuti setiap kegiatan baik dari pemerintah maupun
swadaya serta keterlibatan petani dalam kelompok.
2) Faktor Eksternal merupakan kekuatan-kekuatan yang ada di sekitar
masyarakat di lokasi pengkajian yang keberadaanya dapat mendorong atau
menghambat minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak meliputi sebagai berikut :
24
a) Sarana dan Prasarana, ketersediaan sarana prasarana sangat
mempengaruhi minat kelompoktani dalam melakukan usaha, indikator
yang dikaji adalah ketersediaan sarana dan prasarana produksi.
b) Kebijakan Pemerintah, merupakan usaha yang dilakukan pemerintah
untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu tujuannya adalah
mensejahterakan petani dan mendukung upaya pengembangan
usahatani. Indikator yang dikaji adalah keterlibatan pemerintah dalam
kegiatan usahatani kelompok.
c) Pemasaran, adalah menjual dan mempromosikan pakan ternak dari
pelepah kelapa sawit. Indikator yang dikaji adalah ketersediaan pasar,
mitra/kerjasama pasar.
d) Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh kelompoktani
dalam melakukan usaha kelompok. Indikatornya adalah biaya
pengeluaran dan ketersediaan dana.
e) Peran Penyuluh didefinisikan sebagai segala kegiatan yang dilakukan
oleh penyuluh dalam mendidik, membimbing, memfasilitasi dan
mendampingi kelompok dalam pengelolaan usahatani. Indikatornya
adalah peran penyuluh sebagai motivator, informan serta agen
penghubung dengan lembaga lain.
2. Pengukuran Variabel
Berdasarkan batasan operasional dari masing-masing variabel yang telah
diuraikan di atas maka selanjutnya masing-masing variabel tersebut akan
diuraikan sesuai dengan indikator dan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian
dilakukan penyekoran dari kriteria-kriteria yang ada tersebut. Pengukuran variabel
dalam pengkajian ini menggunakan skala ordinal. Menurut Sugiyono (2017)
bahwa, skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan
kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur. Ciri-ciri
penerapan skala ordinal adalah seperangkat objek atau sekelompok orang
diurutkan dari yang “paling atas” ke yang “paling bawah” dalam atribut tertentu.
Pengukuran variabel minat kelompoktani dijabarkan dalam Tabel 2 berikut ini.
25
Tabel 2.Pengukuran Variabel Minat Kelompoktani dalam Pemanfaatan
Pelepah Kelapa Sawit Sebagai Usaha Pakan Ternak
Variabel Indikator Kriteria Penilaian Skor
Variabel (X) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelompoktani
1. Pengalaman Lamanya kelompoktani
dalam berusahatani
kelapa sawit
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
2. Luas Lahan a. Lahan yang digunakan
untuk melakukan usaha
budidaya kelapa sawit,
b. Banyaknya pelepah
kelapa sawit.
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
3. Pendapatan a. Besarnya pendapatan
yang diperoleh dalam
satu bulan,
b. Produktivitas usahatani
kelapa sawit,
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
4. Keaktifan
kelompok
a. Intensitas kelompok
dalam mengikuti setiap
kegiatan baik dari
pemerintah maupun
swadaya.
b. Keterlibatan petani
dalam kelompok
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
5. Sarana dan
Prasarana
Ketersediaan sarana dan
prasarana produksi
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
6. Kebijakan
Pemerintah
Keterlibatan pemerintah
dalam kegiatan usahatani
kelompok
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
7. Pemasaran a. Ketersediaan pasar,
b. Mitra/ kerjasama pasar
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tingg
1
2
3
4
5
26
Lanjutan Tabel 2.
Variabel Indikator Kriteria Penilaian Skor
Variabel (X) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelompoktani
8. Biaya
Produksi
a. Banyaknya biaya yang
dikeluarkan dalam
usahatani,
b. Ketersediaan dana
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
9. Peran
Penyuluh
a. Peran penyuluh sebagai
motivator,
b. Peran penyuluh sebagai
informan,
c. Peran penyuluh sebagai
agen penghubung
dengan lembaga lain
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
Variabel (Y) Minat Kelompoktani
10. Minat a. Tested Interest
b. Expressed Interest
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
Sumber : Identifikasi Wilayah di Kecamatan Besitang, 2019
C. Pelaksanaan Pengkajian
1. Prosedur Pelaksanaan
a. Tahapan Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanan pengkajian ini adalah sebagai berikut :
1) Melakukan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) untuk mencari
permasalahan yang akan dikaji.
2) Menetapkan judul pengkajian sesuai dengan permasalahan yang ada.
3) Melakukan penyusunan proposal pengkajian dan seminar proposal.
4) Melaksanakan pengkajian dengan kuesioner terhadap sampel yang
ditarik.
5) Melakukan analisis data hasil pengkajian dengan menggunakan metode
regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 24.
6) Penyusunan laporan hasil pengkajian yang disertai dengan seminar hasil
pengkajian.
27
b. Jenis Pengkajian
Jenis pengkajian adalah menggunakan pengkajian survei yaitu teknik
pengkajian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpul data. Pengkajian survei adalah pengkajian yang
dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan kepada
responden baik sebelum maupun setelah dilakukan penyuluhan pertanian.
Menurut Sujarweni (2014), metode ini digunakan untuk meneliti gejala dari suatu
kelompok atau perilaku individu dan penggalian data melalui kuesioner dan
wawancara.
Metode yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode pengkajian
deskriptif kuantitatif. Metode pengkajian deskriptif adalah suatu metode atau cara
menganalisis data dan menguraikan data-data pengkajian yang ada dan dikaitkan
dengan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan guna menarik
kesimpulan. Dalam arti sempit pengkajian deskriptif diartikan sebagai pengkajian
yang menunjukan gambaran, uraian atau rincian tentang gejala atau objek yang
diteliti. Tetapi dalam artian luas, pengkajian deskriptif juga lebih jauh
mengambarkan hubungan dan keterkaitan antar gejala atau variabel (Mardikanto,
T, 2012). Dalam hal ini pengkajian dilakukan untuk melihat minat kelompoktani
dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di
Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa, metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pasiotisme,
metode deskriptif juga suatu penelitian yang memusatkan diri pada masalah-
masalah yang aktual. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang memusatkan
pada pengumpulan data-data kuantitatif yang berupa angka-angka untuk
kemudian dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis kuantitatif, digunakan
untuk penelitian populasi atau sampel tertentu, yang teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
28
2. Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2017), teknik pengambilan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam pengkajian, karena tujuan utama dari pengkajian
adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui teknik pengambilan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. Terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
yaitu, kualitas instrumen dan kualitas pengumpulan data.
Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas
instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan
reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam
pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan
pada setiing alamiah (natural setting), pada labolatorium dengan metode
eksperimen, pada suatu seminar, diskusi dan lain-lain. Selanjutnya bila dilihat dari
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
cara observasi (pengamatan), wawancara (interview), dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data pada pengkajian ini adalah dengan menggunakan
metode :
1) Observasi, yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan langsung dengan objek yang akan dikaji sehingga diperoleh
gambaran yang jelas mengenai minat kelompoktani dalam pemanfaatan
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak.
2) Wawancara, yaitu tanya jawab secara langsung maupun tidak langsung yang
dilakukan pengkaji dengan responden menggunakan alat bantu kuesioner
yang telah disiapkan, sehingga didapatkan data tentang identitas responden,
faktor-faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani dalam pemanfaatan
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak.
29
3) Dokumentasi, teknik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data yang
diperlukan baik dari responden, pustaka maupun dari instansi terkait yang ada
hubungannya dengan pengkajian ini.
b. Sumber Data
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat berasal dari
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data yang dikumpulkan
dalam pelaksanaan pengkajian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuisoner
atau juga dari hasil wawancara pengkaji dengan narasumber, sedangkan data
sekunder adalah data yang didapatkan dari catatan, buku, laporan pemerintah dan
data sekunder ini tidak perlu diolah lagi.
c. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Menurut pendapat Sugiyono (2017) bahwa, populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Populasi adalah jumlah keseluruhan unit-unit analisis
sedangkan yang dimaksud dengan unit analisis adalah objek penelitian beberapa
orang atau beberapa industri, kota, negara, wilayah, daerah dan sebagainya
(Bailey, 2017). Populasi itu misalnya penduduk diwilayah tertentu, jumlah
pegawai pada organiasi tertentu, jumlah guru atau murid di sekolah tertentu.
Sujarweni (2014) berpendapat bahwa, populasi adalah keseluruhan jumlah yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti.
Kesembilan desa/kelurahan yang ada, terdapat 119 kelompoktani. Populasi
yang digunakan dalam pengkajian ini diambil secara purposive (sengaja) dengan
kriteria kelompoktani kelapa sawit aktif yang berada di desa/kelurahan di
30
Kecamatan Besitang. Diambil dari tiga pengurus inti dari setiap kelompoktani
serta satu perwakilan anggota kelompoktani.
Pemilihan kelompoktani kelapa sawit aktif dijadikan sebagai kriteria dengan
pertimbangan agar lebih intensif dalam melakukan pengkajian karena masih
terdapat kelompoktani yang tidak hanya berusahatani kelapa sawit serta kurang
aktif dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penetapan tiga pengurus inti dan
satu perwakilan anggota kelompoktani dianggap sudah dapat mewakili seluruh
anggota kelompoktani. Karena pada dasarnya pengurus adalah motor penggerek
dari suatu kegiatan baik yang hendak maupun yang telah dilaksanakan
kelompoktani. Sedangkan perwakilan anggota dianggap sudah mewakili minat
anggota lainnya.
Berdasarkan kriteria tersebut terpilih dua desa yang dijadikan populasi yaitu
Desa Bukit Selamat dan Desa Halaban dengan kelompoktani populasi sebanyak
20 kelompoktani. Daftar nama kelompoktani populasi akan disajikan pada Tabel 3
berikut ini.
Tabel 3. Nama Kelompoktani Populasi
No. Desa/Kelurahan Kelompoktani Populasi
1. Bukit Selamat Dosroha
Harapan
Ingin Jaya
Karya Nyata
Maju Jaya
Nauli
Seiya
Sejalan
Sekata
Sepakat
Serasi
Subur
Suka Maju
2. Halaban Bina Tani
Mulia
Sabar
Sinar Bahagia
Tani Sabar
Jumlah 20
Sumber : Programa Kecamatan Besitang, 2019
31
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2017). Sampel adalah bagian dari populasi, dimana
karakteristik dan sifatnya tiada berbeda dengan karakteristik dan sifat populasi.
Jadi sampel adalah bagian dari populasi yang sifat-sifatnya harus mencerminkan
sifat-sifat populasi secara utuh. Untuk menjaga agar sifat-sifat sampel benar-benar
dapat mencerminkan populasi, maka dalam penentuan sampel (teknik sampling)
harus digunakan secara teliti.
Penentuan sampel pada pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan
metode sampel jenuh. Sampel jenuh merupakan teknik pengambilan sampel
bilamana semua anggota populasi diambil sebagai anggota sampel. Pada beberapa
referensi sampel jenuh disebut pula dengan sensus, artinya semua populasi
dianggap sebagai sampel. Sampel jenuh digunakan apabila jumlah populasi
sedikit (Efendi, S. dan Tukiran, 2014).
Berhubung karena jumlah kelompoktani populasi sedikit, maka jumlah
kelompoktani sampel yang akan ditarik tetap sebanyak 20 kelompoktani dengan
masing-masing kelompoktani diambil sampel 3 orang pengurus inti dan satu
perwakilan anggota kelompoktani. Jadi jumlah sampel sebanyak 80 orang dengan
perincian dapat dilihat Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Data Jumlah Kelompoktani Populasi dan Sampel pada Pengkajian
di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat
No. Desa/Kelurahan
Jumlah
Kelompoktani
Populasi
Kelompoktani
Sampel
Sampel
(Orang)
1. Bukit Selamat 14 14 14x4 = 56
2. Halaban 6 6 6 x 4 = 24
Jumlah 20 20 80
Sumber : Programa Kecamatan Besitang, 2019
3. Analisis Data
a. Uji Instrumen
Instrumen pengkajian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik.
Instrumen yang digunakan peneliti sebagai alat pengumpul data adalah lembar
kuesioner atau angket. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
32
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik
semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2017).
Secara umum, kita dapat menguji instrumen yang telah disusun, yaitu
menguji keandalan dan validitas pengukuran. Tentunya dalam penyusunan sebuah
kuesioner harus benar-benar dapat menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut
(valid) dan juga dapat konsisten bila pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu
yang berbeda. Data yang diperoleh harus mencapai derajat akurasi yang
signifikan, maka validitas dan reliabilitasnya perlu diuji terlebih dahulu sebelum
disebarkan kepada petani, pengujian ini hanya dilakukam kepada responden diluar
petani sampel yang memiliki karakteristik sama dengan petani sampel. Hal ini
dilakukan untuk melihat tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsinya.
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Hartono, 2015). Menurut Sugiyono (2017), validitas
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan
daya yang dapat dilaporkan peneliti.
Uji validitas sebenarnya untuk melihat kelayakan butiran-butiran pertanyaan
dalam kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel (Noor, 2011). Suatu
instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya bila tingkat
validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang valid. Uji validitas instrumen
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 24.
Secara umum, jenis validitas yang digunakan dalam penelitian sosial dan
ekonomi adalah validitas konstruksi. Pilihan pada jenis validitas ini didasarkan
pada tiga pertimbangan, yaitu relatif mudah untuk dilakukan, tingkat keandalan
hasil uji dengan validitas jenis ini sangat baik dan variabel yang diukur biasanya
berasal dari konstruksi teori. Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan
analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus
Pearson Produk Moment dengan persamaan sebagai berikut (Rianse, U. dan Abdi,
2008) :
= ( ) ( )( )
√* ( ) +* ( ) +
33
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
N = Jumlah responden
X = Skor pertanyaan/pernyataan
Y = Skor total
X2 = Jumlah kuadrat skor item
Y2 = Jumlah kuadrat skor total
( Y)2
= Kuadrat jumlah skor total
( X)2 = Kuadrat jumlah skor pertanyaan/pernyataan
XY = Jumlah skor dikalikan skor total
Pada uji validitas, item pertanyaan/pernyataan dikatakan valid apabila rhitung
lebih besar dari rtabel dan sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka item
pertanyaan/pernyataan tidak valid. Berikut hasil uji validitas instrumen yang
dilakukan dengan menggunakan program SPSS24.
a) Hasil Pengujian Validitas Variabel Pengalaman
Berikut akan dijabarkan hasil uji validitas terhadap variabel pengalaman
yang akan disajikan pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Hasil Pengujian Validitas Variabel Pengalaman
No. Pertanyaan/ Pernyataan rhitung >< rtabel Kategori
1. Pertanyaan/ Pernyataan 1 0,708** > 0,515 Valid
2. Pertanyaan/ Pernyataan 2 -0,227 < 0,404 Tidak Valid
3. Pertanyaan/ Pernyataan 3 0,432* > 0,404 Valid
4. Pertanyaan/ Pernyataan 4 0,659** > 0,515 Valid
5. Pertanyaan/ Pernyataan 5 0,772** > 0,515 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 5 menjelaskan bahwa dari dari 5 pertanyaan/pernyataan yang ada
untuk variabel pengalaman (X1), hasil uji validitas yang diperoleh yaitu sebanyak
4 pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid dan 1 pertanyaan/pernyataan dinyatakan
tidak valid.
34
b) Hasil Pengujian Validitas Variabel Luas Lahan
Berikut akan dijabarkan hasil uji validitas terhadap variabel luas lahan yang
akan disajikan pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Hasil Pengujian Validitas Variabel Luas Lahan
No. Pertanyaan/ Pernyataan r hitung >< r tabel Kategori
1. Pertanyaan/ Pernyataan 1 0,440* > 0,404 Valid
2. Pertanyaan/ Pernyataan 2 0,251 < 0,404 Tidak Valid
3. Pertanyaan/ Pernyataan 3 0,405* > 0,404 Valid
4. Pertanyaan/ Pernyataan 4 0,771** > 0,515 Valid
5. Pertanyaan/ Pernyataan 5 0,467** > 0,515 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 6 menjelaskan bahwa dari 5 pertanyaan/pernyataan yang ada untuk
variabel luas lahan (X2), hasil uji validitas yang diperoleh yaitu sebanyak 4
pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid dan 1 pertanyaan/pernyataan dinyatakan
tidak valid.
c) Hasil Pengujian Validitas Variabel Pendapatan
Berikut akan dijabarkan hasil uji validitas terhadap variabel pendapatan yang
akan disajikan pada Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Hasil Pengujian Validitas Variabel Pendapatan
No. Pertanyaan/ Pernyataan rhitung >< rtabel Kategori
1. Pertanyaan/ Pernyataan 1 0,737** > 0,515 Valid
2. Pertanyaan/ Pernyataan 2 0,161 < 0,404 Tidak Valid
3. Pertanyaan/ Pernyataan 3 0,407* > 0,404 Valid
4. Pertanyaan/ Pernyataan 4 0,619** > 0,515 Valid
5. Pertanyaan/ Pernyataan 5 0,737** > 0,515 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 7 menjelaskan bahwa dari 5 pertanyaan/pernyataan yang ada untuk
variabel pendapatan (X3), hasil uji validitas yang diperoleh yaitu sebanyak 4
pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid dan 1 pertanyaan/pernyataan dinyatakan
tidak valid.
35
d) Hasil Pengujian Validitas Variabel Keaktifan Kelompok
Berikut akan dijabarkan hasil uji validitas terhadap variabel keaktifan
kelompok yang akan disajikan pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Hasil Pengujian Validitas Variabel Keaktifan Kelompok
No. Pertanyaan/ Pernyataan rhitung >< rtabel Kategori
1. Pertanyaan/ Pernyataan 1 0,584** > 0,515 Valid
2. Pertanyaan/ Pernyataan 2 0,437* > 0,404 Valid
3. Pertanyaan/ Pernyataan 3 0,140 < 0,404 Tidak Valid
4. Pertanyaan/ Pernyataan 4 0,344 < 0,404 Tidak Valid
5. Pertanyaan/ Pernyataan 5 0,623** > 0,515 Valid
6. Pertanyaan/ Pernyataan 6 0,716** > 0,515 Valid
7. Pertanyaan/ Pernyataan 7 0,247 < 0,404 Tidak Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 8 menjelaskan bahwa dari 7 pertanyaan/pernyataan yang ada untuk
variabel keaktifan kelompok (X4), hasil uji validitas yang diperoleh yaitu
sebanyak 4 pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid dan sebanyak 3
pertanyaan/pernyataan dinyatakan tidak valid.
e) Hasil Pengujian Validitas Variabel Sarana dan Prasarana
Berikut akan dijabarkan hasil uji validitas terhadap variabel sarana dan
prasarana yang akan disajikan pada Tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9. Hasil Pengujian Validitas Variabel Sarana dan Prasarana
No. Pertanyaan/ Pernyataan r hitung >< r tabel Kategori
1. Pertanyaan/ Pernyataan 1 0,496* > 0,404 Valid
2. Pertanyaan/ Pernyataan 2 0,882** > 0,515 Valid
3. Pertanyaan/ Pernyataan 3 0,000 < 0,404 Tidak Valid
4. Pertanyaan/ Pernyataan 4 0,210 < 0,404 Tidak Valid
5. Pertanyaan/ Pernyataan 5 0,877** > 0,515 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 9 menjelaskan bahwa dari 5 pertanyaan/pernyataan yang ada untuk
variabel sarana dan prasarana (X5), hasil uji validitas yang diperoleh yaitu
sebanyak 3 pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid dan sebanyak 2
pertanyaan/pernyataan dinyatakan tidak valid.
36
f) Hasil Pengujian Validitas Variabel Kebijakan Pemerintah
Berikut akan dijabarkan hasil uji validitas terhadap variabel kebijakan
pemerintah yang akan disajikan pada Tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kebijakan Pemerintah
No. Pertanyaan/ Pernyataan r hitung >< r tabel Kategori
1. Pertanyaan/ Pernyataan 1 0,760** > 0,515 Valid
2. Pertanyaan/ Pernyataan 2 0,818** > 0,515 Valid
3. Pertanyaan/ Pernyataan 3 0,524** > 0,515 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 10 menjelaskan bahwa dari 3 pertanyaan/pernyataan yang ada untuk
variabel kebijakan pemerintah (X6), hasil uji validitas yang diperoleh yaitu
sebanyak 3 pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid sehingga seluruh
pertanyaan/pernyataan layak dijadikan sebagai alat ukur.
g) Hasil Pengujian Validitas Variabel Pemasaran
Berikut akan dijabarkan hasil uji validitas terhadap variabel kebijakan
pemerintah yang akan disajikan pada Tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11. Hasil Pengujian Validitas Variabel Pemasaran
No. Pertanyaan/ Pernyataan r hitung >< r tabel Kategori
1. Pertanyaan/ Pernyataan 1 0,421* > 0,404 Valid
2. Pertanyaan/ Pernyataan 2 0,572** > 0,515 Valid
3. Pertanyaan/ Pernyataan 3 0,424* > 0,404 Valid
4. Pertanyaan/ Pernyataan 4 0,413* > 0,404 Valid
5. Pertanyaan/ Pernyataan 5 0,700** > 0,515 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 11 menjelaskan bahwa dari 5 pertanyaan/pernyataan yang ada untuk
variabel pemasaran (X7), hasil uji validitas yang diperoleh yaitu sebanyak 5
pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid sehingga seluruh pertanyaan/pernyataan
layak dijadikan sebagai alat ukur.
37
h) Hasil Pengujian Validitas Variabel Biaya Produksi
Berikut akan dijabarkan hasil uji validitas terhadap variabel biaya produksi
yang akan disajikan pada Tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12. Hasil Pengujian Validitas Variabel Biaya Produksi
No. Pertanyaan/ Pernyataan r hitung >< r tabel Kategori
1. Pertanyaan/ Pernyataan 1 0,454* > 0,404 Valid
2. Pertanyaan/ Pernyataan 2 0,873** > 0,515 Valid
3. Pertanyaan/ Pernyataan 3 0,975** > 0,515 Valid
4. Pertanyaan/ Pernyataan 4 0,704** > 0,515 Valid
5. Pertanyaan/ Pernyataan 5 0,637** > 0,515 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 12 menjelaskan bahwa dari 5 pertanyaan/pernyataan yang ada untuk
variabel biaya produksi (X8), hasil uji validitas yang diperoleh yaitu sebanyak 5
pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid sehingga seluruh pertanyaan/pernyataan
layak dijadikan sebagai alat ukur.
i) Hasil Pengujian Validitas Variabel Peran Penyuluh
Berikut akan dijabarkan hasil uji validitas terhadap variabel peran penyuluh
yang akan disajikan pada Tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13. Hasil Pengujian Validitas Variabel Peran Penyuluh
No. Pertanyaan/ Pernyataan r hitung >< r tabel Kategori
1. Pertanyaan/ Pernyataan 1 0,508* > 0,404 Valid
2. Pertanyaan/ Pernyataan 2 0,633** > 0,515 Valid
3. Pertanyaan/ Pernyataan 3 0,390 < 0,404 Tidak Valid
4. Pertanyaan/ Pernyataan 4 0,581** > 0,515 Valid
5. Pertanyaan/ Pernyataan 5 0,491* > 0,404 Valid
6. Pertanyaan/ Pernyataan 6 0,322 < 0,404 Tidak Valid
7. Pertanyaan/ Pernyataan 7 0,317 < 0,404 Tidak Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 13 menjelaskan bahwa dari 7 pertanyaan/pernyataan yang ada untuk
variabel peran penyuluh (X9), hasil uji validitas yang diperoleh yaitu sebanyak 4
pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid dan sebanyak 3 pertanyaan/pernyataan
dinyatakan tidak valid.
38
j) Hasil Pengujian Validitas Variabel Dependent Y
Berikut akan dijabarkan hasil uji validitas terhadap variabel dependen Y
(minat) yang akan disajikan pada Tabel 14 di bawah ini.
Tabel 14. Hasil Pengujian Validitas Variabel Y
No. Pertanyaan/ Pernyataan r hitung >< r tabel Kategori
1. Pertanyaan/ Pernyataan 1 0,664** > 0,515 Valid
2. Pertanyaan/ Pernyataan 2 0,555** > 0,515 Valid
3. Pertanyaan/ Pernyataan 3 0,475* > 0,404 Valid
4. Pertanyaan/ Pernyataan 4 0,611** > 0,515 Valid
5. Pertanyaan/ Pernyataan 5 0,345 < 0,404 Tidak Valid
6. Pertanyaan/ Pernyataan 6 0,611** > 0,515 Valid
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 14 menjelaskan bahwa dari 6 pertanyaan/pernyataan yang ada untuk
variabel minat (Y), hasil uji validitas yang diperoleh yaitu sebanyak 5
pertanyaan/pernyataan dinyatakan valid dan 1 pertanyaan/pernyataan dinyatakan
tidak valid.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil uji validitas yaitu dari 53 item
pertanyaan/pernyataan, sebanyak 41 item dinyatakan valid dan dapat digunakan
sebagai alat ukur pengujian, sedangkan 12 item dinyatakan tidak valid sehingga
tidak dapat digunakan sebagai alat ukur (dibuang).
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada instrumen yang dianggap dapat dipercaya untuk
digunakan sabagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendesius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya (reliabel) akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Jika datanya benar dan dapat
dipercaya sesuai dengan kenyataannya, maka meskipun pengambilan data
dilakukan berulang kali hasilnya tetap sama. Dengan demikian instrumen yang
realiabel dapat diandalkan sebagai instrumen penelitian (Hartono, 2015).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
datayang sama (Sugiyono, 2017).
39
Secara umum, terdapat tujuh jenis metode untuk mengukur reliabilitas alat
pengukur, salah satunya adalah metode Alpha. Metode ini merupakan suatu
metode untuk mencari reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran (Rianse, U.
dan Abdi, 2008). Variabel dikatakan realiabel apabila nilai Alpha Cronbach lebih
besar dari 0,6. Pengujian dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach yang
diinterpretasikan sebagai korelasi dari skala yang diamati dengan semua
kemungkinan pengukuran skala lain yang mengukur hal yang sama dan
menggunakan butiran peryataan yang sama. Rumus Alpha Cronbach yaitu :
r =(
) (
)
Keterangan :
r = Koefisien Reliabilitas
n = Banyaknya Butir Item
∑s
= Jumlah Varian Skor dari tiap Item
S
= Varian Total
Jika nilai Alpha > 0,60 disebut reliabel. Sebaliknya jika nilai Alpha <0,60
disebut tidak reliabel (Priyatno, D, 2014). Alat untuk melakukan uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18.
Berikut hasil uji reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan menggunakan
program SPSS18.
Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
No. Variabel
Nilai
Cronbach’s
Alpha
Nilai
Minimum Keterangan
1. Pengalaman (X1) 0,691 0,600 Reliable
2. Luas Lahan (X2) 0,652 0,600 Reliable
3. Pendapatan (X3) 0,698 0,600 Reliable
4. Keaktifan Kelompok (X4) 0,674 0,600 Reliable
5. Sarana dan Prasarana (X5) 0,690 0,600 Reliable
6. Kebijakan Pemerintah (X6) 0,762 0,600 Reliable
7. Pemasaran (X7) 0,668 0,600 Reliable
8. Biaya Produksi (X8) 0,793 0,600 Reliable
9. Peran Penyuluh (X9) 0,649 0,600 Reliable
10. Minat (Y) 0,693 0,600 Reliable
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
40
Tabel 15 menjelaskan bahwa pengujian reliabilitas pada variabel X
dinyatakan reliabel dimana nilai cronbach’s alpha yang diperoleh lebih besar dari
pada nilai minimum (alpha kritis) yaitu 0,600. Sehingga seluruh item X yang diuji
dinyatakan layak untuk diujikan kepada sampel dalam penelitian. Selain itu,
variabel Y juga dinyatakan reliabel karena memiliki nilai cronbach’s alpha di atas
0,600 sehingga dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data pengkajian.
b. Uji Normalitas Residual
Normalitas data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam
analisis parametrik. Normalitas data merupakan hal penting karena dengan data
yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi.
Uji normalitas residual digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang
dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Hasil uji
normalitas dapat dilihat pada output hasil regresi berupa grafik. Yaitu melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik normal.
Metode yang digunakan adalah metode grafik, yaitu dengan melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of regression
standardized (Priyatno, D, 2014). Berikut grafik data berdistribusi normal dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2.Grafik Uji Normal P-Plot
41
Gambar 2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis dan
mengikuti garis diagonal maka dapat diartikan bahwa data telah terdistribusi
secara normal. Hasil pengujian dengan menggunakan P-Plot tersebut dapat
disimpulkan memenuhi asumsi normalitas karena titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal. Hasil kurva ini diperoleh berdasarkan data yang diolah dalam
program SPSS 24. Untuk lebih jelasnya, uji normalitas juga dapat diuji pada tabel
one-sample kolmogorof-smirnov test yang akan disajikan pada Tabel 16 berikut
ini.
Tabel 16. One-Sample Kolmogorof-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,82390922
Most Extreme
Differences
Absolute ,147
Positive ,147
Negative -,124
Kolmogorov-Smirnov Z 1,316
Asymp. Sig. (2-tailed) ,063
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa perolehan nilai signifikansi pada tabel
kolmogorof 0,063 dimana jika nilai signifikansi >0,05 maka data terdistribusi
normal. Apabila nilai signifikansi <0,05 maka data tidak terdistribusi dengan
normal.
c. Uji Multikolineritas
Gejala multikolineritas adalah gejala korelasi antara variabel independen.
Multikolineritas dapat dideteksi pada model regresi apabila pada variabel terdapat
variasi bebas yang saling berkorelasi kuat satu sama lain. Salah satu cara untuk
mendeteksi gejala multikolineritas adalah dengan melihat nilai tolerance value
atau Variance Inflation Factor (VIF) dengan kriteria keputusan : (1) Apabila
tolerance value> 0,1 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan tidak ada gejala
multikolineritas antar variable independen. (2) Apabila tolerance value < 0,1 dan
42
VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala multikolineritas antar
variable independen. Berikut akan dijabarkan hasil pengujian multikolineritas
dengan menggunakan program SPSS 24 pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Uji Multikolineritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Constant)
X1 ,575 1,739
X2 ,496 2,016
X3 ,634 1,577
X4 ,604 1,654
X5 ,664 1,507
X6 ,516 1,937
X7 ,676 1,480
X8 ,632 1,583
X9 ,586 1,707
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 17 menjelaskan dari hasil pengujian multikolineritas diperoleh
kesimpulan yaitu tidak ditemukannya gejala multikolineritas dari data yang
diperoleh. Hal ini dilihat dari nilai tolerance yang diperoleh keseluruhan variabel
di atas 0,1 (sesuai ketentuan) dan nilai VIF di bawah 10 (sesuai ketentuan) yang
menandakan bahwa data yang diolah bebas dari multikolineritas. Keadaan ini
menandakan bahwa variabel-variabel independen tidak saling berhubungan
(berkorelasi) dan dinyatakan orthogonal serta memenuhi kriteria asumsi klasik.
Hasil uji yang diperoleh dari data sudah dianggap memenuhi standar yaitu antara
variabel independen tidak boleh terdapat korelasi (hubungan) satu dengan yang
lainnya karena dapat merusak hasil olah data statistik.
d. Uji Hipotesis
1) Uji Hipotesis I
Untuk mengetahui tingkat minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah
kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak, diuji dari kuesioner yang diisi oleh
responden menggunakan skala likert. Digunakan rumus sebagai berikut
(Sugiyono, 2017) :
43
dengan kriteria sebagai berikut :
Sangat Rendah = 0-20%
Rendah = 21-40%
Sedang = 41-60%
Tinggi = 61-80%
Sangat Tinggi = 81-100%
Dapat digambarkan dengan garis kontinum pada gambar 3. sebagai berikut.
Sangat
Rendah Rendah Sedang Tinggi
Sangat
Tinggi
0 20 40 60 80 100
Gambar 3. Garis Kontinum Tingkat Minat Kelompoktani
2) Uji Hipotesis II
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani
dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak digunakan
model analisis regresi berganda dengan formulasi matematis (Panurat, SM, 2014)
sebagai berikut :
Y1 = α + β1.X1 + β2.X2+ β3.X3+ β4.X4 + β5.X5 + β6.X6+ β7.X7+ β8.X8+β9.X9+µ
Keterangan :
Y1 = Minat kelompoktani
α = Konstanta
β1,2..9 = Koefisien Regresi (1,2,....,9)
X1 = Variabel Pengalaman
X2 = Variabel Luas Lahan
X3 = Variabel Pendapatan
X4 = Variabel Keaktifan Kelompok
X5 = Variabel Sarana dan Prasarana
X6 = Variabel Kebijakan Pemerintah
X7 = Variabel Pemasaran
X8 = Variabel Biaya Produksi
X9 = Variabel Peran Penyuluh
µ = Kesalahan atau error
44
Untuk menguji hipotesis pengaruh secara bersama-sama, digunakan uji F
dan uji Stimultan dengan formulasi sebagai berikut (Sugiyono, 2017) :
Fhitung = R2/ k
(1-R2)/ (n-k-1)
Dimana :
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
N = Jumlah anggota sampel
Kriteria pengujian adalah :
a. Jika Fhitung ≥ Ftabel : maka H0 ditolak yang berarti ada pengaruh faktor
pengalaman, luas lahan, pendapatan, keaktifan kelompok, sarana dan
prasarana, kebijakan pemerintah, pemasaran, biaya produksi dan peran
penyuluh terhadap pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat.
b. Jika Fhitung< Ftabel : maka H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh faktor
pengalaman, luas lahan, pendapatan, keaktifan kelompok, sarana dan
prasarana, kebijakan pemerintah, pemasaran, biaya produksi dan peran
penyuluh terhadap pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat.
Untuk menguji pengaruh variabel independen (X) secara individual/ parsial
terhadap dependen (Y) digunakan uji t dengan rumus (Sugiyono, 2017) :
thitung= bi
Se(bi)
Dimana :
bi = Koefisien regresi ke-1, dengan derajat bebas n-k-l
Se(bi) = Akar varians (bi)
Hipotesis yang diuji :
a. H0 : bi = 0 : Artinya faktor (pengalaman, luas lahan, pendapatan, keaktifan
kelompok, sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah, pemasaran, biaya
produksi dan peran penyuluh) tidak berpengaruh nyata terhadap pemanfaatan
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat.
45
b. H0 : bi ≠ 0 : Artinya faktor (pengalaman, luas lahan, pendapatan, keaktifan
kelompok, sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah, pemasaran, biaya
produksi dan peran penyuluh) berpengaruh nyata terhadap pemanfaatan
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat.
Kriteria pengujian adalah :
a. Jika thitung ≥ ttabel : maka H0 ditolak yang berarti faktor (pengalaman, luas
lahan, pendapatan, keaktifan kelompok, sarana dan prasarana, kebijakan
pemerintah, pemasaran, biaya produksi dan peran penyuluh) berpengaruh
nyata terhadap pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak
di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat.
b. Jika thitung< ttabel : maka H0 diterima yang berarti faktor (pengalaman, luas
lahan, pendapatan, keaktifan kelompok, sarana dan prasarana, kebijakan
pemerintah, pemasaran, biaya produksi dan peran penyuluh) tidak
berpengaruh nyata terhadap pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha
pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat.
46
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah Pengkajian
Lokasi pengkajian Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat. Kecamatan Besitang mempunyai luas wilayah 72.135 Ha
(721,35 Km2) dengan ketinggian ±2-600 mdpl. Kecamatan ini terdiri dari 3
kelurahan dan 6 desa (Programa Kecamatan Besitang, 2019). Berikut peta profil
Kecamatan Besitang dapat dilihat pada gambar 4di bawah ini (Badan Pusat
Statistik Kecamatan Besitang, 2018).
Gambar 4. Peta Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat
Berdasarkan peta wilayah di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Besitang
berbatasan dengan berbagai wilayah disekitarnya. Berikut batas wilayah geografis
Kecamatan Besitang :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kejuruan Muda (NAD)
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Lepan/ Kecamatan Padang
Tualang
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Brandan Barat
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pulau Tiga (NAD)
47
1. Kependudukan
Penduduk yang ada di Kecamatan Besitang tersebar dibeberapa desa dan
kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Besitang. Menurut data yang diperoleh
dari Programa Kecamatan Besitang Tahun 2019, Kecamatan Besitang memiliki
jumlah penduduk sebanyak 58.601 orang. Jumlah penduduk Kecamatan Besitang
tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini yang dikategorikan berdasarkan
kelompok umur.
Tabel 18. Daftar Jumlah Penduduk Kecamatan Besitang Tahun 2019
No. Kelompok Umur Jumlah (Orang)
1. 0-14 Tahun 31.159
2. 15-19 Tahun 7.469
3. 20-54 Tahun 17.703
4. > 55 Tahun 2.270
Jumlah 58.601
Sumber : Programa Kecamatan Besitang, 2019
Tabel 18 menunjukkan bahwa sebanyak 31.159 orang berada pada
kelompok umur 0-14 tahun, 7.469 orang berada pada kelompok umur 15-19
tahun, sebanyak 17.703 berada pada kelompok umur 20-54 tahun sedangkan pada
umur >55 tahun sebanyak 2.270 orang.
2. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan yang digeluti masyarakat di Kecamatan Besitang terdiri dari
berbagai jenis mata pencaharian yang akan dijabarkan pada Tabel 19 berikut ini.
Tabel 19. Daftar Bidang Pekerjaan Masyarakat di Kecamatan Besitang
No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang)
1. Pertanian/Perikanan
a. Pemilik penggarap
b. Pemlik tidak penggarap
c. Penggarap
d. Nelayan
7.469
3.140
2.193
16.357
2. Pedagang 1.556
3. PNS/TNI/POLRI 650
4. Bertukang 1.424
5. Pengrajin 81
6. Dll. 102
Jumlah 32.972
Sumber : Programa Kecamatan Besitang, 2019
48
Tabel 19 menjelaskan bahwa 7.954 orang sebagai pemilik penggarap, 3.140
orang sebagai pemilik tidak penggarap, 2.193 orang sebagai penggarap dan
16.357 orang adalah sebagai nelayan, 1.556 orang bermata pencaharian sebagai
pedagang, 650 orang bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI, sebanyak 1.424 orang
bekerja sebagai buruh bangunan, 81 orang bekerja sebagai pengrajin dan 102
orang bekerja dibidang lain.
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang ditempuh
masyarakat ketika pengkajian ini dilakukan. Berikut tingkat pendidikan
masyarakat yang ada di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat akan dijabarkan
pada Tabel 20 berikut ini.
Tabel 20. Tingkat Pendidikan Formal Masyarakat di Kecamatan Besitang
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)
1. Belum Sekolah 20.981
2. SD 17.060
3. SLTP 8.171
4. SLTA 5.155
5. Perguruan Tinggi 314
Jumlah 32.972
Sumber : Programa Kecamatan Besitang, 2019
Tabel 20 menjelaskan bahwa pendidikan masyarakat yang ada di
Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat dimulai dari belum sekolah hingga
tingkat perguruan tinggi. Perinciannya adalah pada kategori belum sekolah jumlah
masyarakat yang berada ditingkat ini sebanyak 20.981 orang, pada tingkat SD
jumlah masyarakat sebanyak 17.060 orang, pada tingkat SLTP sebanyak 8171
orang, pada tingkat SLTA sebanyak 5.155 serta pada tingkat perguruan tinggi
sebanyak 314 orang.
4. Potensi Pemanfaatan Lahan Perkebunan
Pemanfaatan lahan adalah penggunaan lahan-lahan yang tersedia untuk
kegiatan usahatani pertanian. Kecamatan Besitang mempunyai potensi untuk
sektor tanaman perkebunan. Data luas lahan perkebunan dilihat dalam beberapa
kategori komoditi yang dibudidayakan dan jenis pemanfaatannya. Berikut
49
keadaan pemanfaatan lahan tanaman perkebunan di Kecamatan Besitang disajikan
pada Tabel 21 berikut ini :
Tabel 21. Daftar potensi Tanaman Perkebunan Tahun 2019
No. Jenis Tanaman Luas (Ha)
1. Aren 10
2. Kelapa Hibrida 87
3. Karet 2.646
4. Cengkeh -
5. Kelapa Dalam 65
6. Kemiri 21
7. Kelapa Sawit 7.481
8. Kakao 219
9. Merica 10
Jumlah 10.539
Sumber : Programa Kecamatan Besitang, 2019
Tabel 21 menunjukkan bahwa komoditas yang ada di Kecamatan Besitang
adalah aren, kelapa hibrida, karet, kelapa dalam, kemiri, kelapa sawit, kakao dan
merica. Komoditas kelapa sawit adalah tanaman yang paling banyak ditanam oleh
petani dan mendominasi dari komoditas perkebunan lainnya seluas 7.481 Ha.
5. Potensi Peternakan
Peternakan menjadi potensi besar di wilayah Kecamatan Besitang. Jumlah
ternak di Kecamatan Besitang untuk ternak ruminansia mencapai 26.081 ekor
sedangkan ternak unggas sebanyak 49.743 ekor. Berikut rincian jumlah populasi
ternak yang ada di Kecamatan Besitang akan disajikan pada Tabel 22 berikut ini :
Tabel 22. Daftar Potensi Peternakan
No. Jenis Ternak Jumlah (Ekor) Keterangan
1. Ternak Besar
Jumlah Ternak :
26.081 ekor
- Kerbau 4
- Sapi 7.440
2. Ternak Kecil
- Kambing 11.118
- Domba 6.251
- Babi 1.268
3. Ternak Unggas
Jumlah Ternak :
49.743 ekor
- Ayam Buras 24.198
- Itik 13.341
- Angsa 193
- Ayam Ras 12,001
Sumber : Programa Kecamatan Besitang, 2019
50
Tabel 22 menunjukkan bahwa populasi ternak sapi yang ada di Kecamatan
Besitang mencapai 7.440 ekor, ternak kerbau 4 ekor, ternak kecil lainnya seperti
kambing mencapat 11.118 ekor, domba sebanyak 6.251, dan babi sebanyak 1.268.
Selain itu juga ternak unggas mencapai 49.743 ekor.
6. Data Kelembagaan
Kecamatan Besitang terdapat 6 desa dan 3 kelurahan yang merupakan
wilayah binaan penyuluh pertanian lapangan. Dari jumlah penyuluh pertanian
lapangan yang dimiliki, dibentuk 119 kelompoktani, 9 gapoktan dan 2 Kelompok
Wanita Tani (KWT). Dengan klasifikasi 59 kelompoktani kelas pemula, 27
kelompoktani kelas lanjut, 22 kelompoktani kelas madya dan 11 kelompoktani
kelas utama. Berikut daftar kelas kelompoktani di Kecamatan Besitang disajikan
pada Tabel 23 berikut ini :
Tabel 23. Daftar Kelas Kelompoktani Kecamatan Besitang
No. Desa/
Kelurahan
Jumlah
Kelompoktani Pemula Lanjut Madya Utama
1. Bukit Mas 16 9 6 1 -
2. Sekoci 12 - 3 3 6
3. PIR ADB 25 21 4 - -
4. Halaban 13 6 3 2 2
5. Bukit
Selamat 15 6 3 5 1
6. Suka Jaya 6 2 2 2 -
7. Bukit Kubu 10 3 1 5 1
8. Pekan
Besitang 16 9 5 2 -
9. Kampung
Lama 6 3 - 2 1
Jumlah 119 59 27 22 11
Sumber :Data Programa Kecamatan Besitang, 2019
Tabel 23 menjelaskan bahwa setiap desa/kelurahan yang ada di Kecamatan
Besitang telah memiliki kelembagaan petani, diharapkan dengan adanya
kelembagaan tersebut dapat meningkatkan pendapatan petani. Kelompoktani yang
telah dibentuk harus berjalan sesuai dengan fungsinya, sehingga mampu
mengembangkan agribisnis dan kelembagaan petani yang kuat dan mandiri.
51
7. Data Gapoktan
Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa
kelompoktani aktif dalam satu desa yang bergabung dan bekerja sama untuk
meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Kecamatan Besitang memiliki 9
Gapoktan yang tersebar diseluruh wilayah desa dan kelurahan. Berikut daftar
gapoktan yang ada di Kecamatan Besitang akan disajikan pada Tabel 24 berikut
ini:
Tabel 24. Daftar Nama Gapoktan di Kecamatan Besitang
No. Nama Gapoktan Alamat
1. Sejahtera Halaban
2. Makmur Bukit Kubu
3. Subur Bukit Selamat
4. Suka Damai Sekoci
5. Harapan Kita Pekan Besitang
6. Tani Bersama Kampung Lama
7. Maju Jaya Suka Jaya
8. Sepakat Bukit Mas
9. Insan Cita Mandiri PIR ADB
Sumber : Programa Kecamatan Besitang, 2019
Tabel 24 menjelaskan bahwa terdapat 9 gapoktan di setiap desa/kelurahan
yang ada di Kecamatan Besitang. Dari tabel juga terlihat bahwa gapoktan
sejahtera berada di Desa Halaban, gapoktan makmur terletak di Kelurahan Bukit
Kubu, gapoktan subur berada di Desa Bukit Selamat, gapoktan suka damai ada di
Desa Sekoci, gapoktan harapan kita terletak di Kelurahan Pekan Besitang,
gapoktan tani bersama berada di Kelurahan Kampung Lama, gapoktan maju jaya
ada di Desa Suka Jaya, gapoktan sepakat ada di Desa Bukit Mas dan gapoktan
insan cita mandiri berada di wilayah Desa PIR ADB. Keseluruhan gapoktan yang
ada di Kecamatan Besitang berada di bawah naungan Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP) Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat dan dibina oleh Penyuluh
Pertanian Lapang (PPL) setempat.
52
B. Hasil
1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Menurut Mardikanto (2009), seseorang dikatakan produktif jika berusia 20-
59 tahun. Sedangkan tidak produktif berusia 0-19 tahun dan di atas 60 tahun.
Berdasarkan hasil wawancara maupun data yang diisi melalui kuesioner penelitian
yang dilakukan terhadap 20 kelompoktani sampel dikalikan 4 per kelompoktani
menjadi 80 responden, maka tingkat umur responden dapat dilihat pada Tabel 25
berikut ini.
Tabel 25. Umur Responden Penelitian
Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)
28-34 8 10,00
35-41 13 16,25
42-48 22 27,5
49-55 18 22,5
56-62 12 15
63-69 5 6,25
70-76 2 2,5
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 25 memperlihatkan bahwa dari 80 responden penelitian, sebanyak 73
responden dengan persentase 91,25% termasuk ke dalam kategori umur produktif
dengan rincian 28-34 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase 10%, 35-41
tahun sebanyak 13 orang dengan persentase 16,25%, 42-48 tahun sebanyak 22
orang dengan persentase 27,5%, 49-55 tahun sebanyak 18 orang dengan
persentase 22,5%, dan 56-62 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase 15%.
Sedangkan untuk umur tidak produktif sebanyak 7 orang dengan persentase
8,75% dengan rincian umur 63-69 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase
6,25% serta 70-76 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase 2,25%.
53
b. Jenis Kelamin
Berikut jenis kelamin responden penelitian akan disajikan pada Tabel 26
berikut ini.
Tabel 26. Jenis Kelamin Responden Penelitian
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-Laki 78 97,5
Perempuan 2 2,5
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 25 memperlihatkan bahwa 97,5% responden memiliki jenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 78 orang dan sisanya 2,5% memiliki jenis kelamin
perempuan sebanyak 2 orang.
c. Tingkat Pendidikan
Hasil pengujian kuesioner berdasarkan tingkat pendidikan akan disajikan
pada Tabel 27 berikut ini.
Tabel 27. Tingkat Pendidikan Formal Responden Penelitian
Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
SD 17 21,25
SMP 25 31,25
SMA 36 45
D3/S1/Sederajat 2 2,5
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 27 menjelaskan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling
tinggi adalah SMA berjumlah 36 orang dengan persentase 45%, menyusul SMP
sebanyak 25 orang dengan persentase 31,25%, kemudian SD sebanyak 17 orang
dengan persentase 21,25% dan S1 berjumlah 2 orang dengan persentase 2,5%.
54
d. Luas Lahan Kelompoktani
Luas lahan kelompoktani berdasarkan hasil pengujian kuesioner akan
disajikan pada Tabel 28 berikut ini.
Tabel 28. Luas Lahan Kelompoktani Responden
Luas Lahan kelompok Jumlah (Poktan) Persentase (%)
19-31 Ha 3 15
32-44 Ha 11 55
45-57 Ha 5 25
58-70 Ha 0 0
71-83 Ha 1 5
Jumlah 20 100
Sumber :Analisis Data Primer, 2019
Tabel 28 menjelaskan bahwa terdapat 11 kelompoktani yang memiliki luas
lahan kelompok antara 32-44 Ha dengan persentase 55%, menyusul 5 kelompok
yang memiliki luas lahan antara 45-57 Ha dengan persentase 25%, lalu 3
kelompok dengan luas lahan antara 19-31 Ha dengan persentase 15% serta 1
kelompok yang memiliki luas lahan antara 71-83 Ha dengan persentase sebanyak
5%. Rata-rata luas lahan per orang anggota kelompoktani sekitar 1,5 Ha.
e. Pengalaman Berkelompoktani
Lamanya responden bergabung dalam kelompok akan disajikan pada Tabel
29 berikut ini.
Tabel 29. Pengalaman Responden dalam Berkelompoktani
Pengalaman (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
3-8 10 12,5
9-14 23 28,75
15-20 33 41,25
21-26 8 10
27-32 3 3,75
33-38 2 2,5
39-44 1 1,25
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 29 menunjukkan bahwa sebanyak 33 responden memiliki pengalaman
antara 15-20 tahun dalam berkelompok dengan persentase 41,25%, selanjutnya 23
responden memiliki pengalaman berkelompok antara 9-14 tahun dengan
55
persentase 28,75%, 10 responden memiliki pengalaman antara 3-8 tahun dengan
persentase 12,5%, 8 responden memiliki pengalaman antara 21-26 tahun dengan
persentase 10%, 3 responden memiliki pengalaman berkelompok antara 27-32
tahun dengan persentase 3,75%, 2 responden memiliki pengalaman antara 33-38
tahun dengan persentase 2,5% dan 1 responden memiliki pengalaman
berkelompok 39-44 tahun dengan persentase sebanyak 1,25%.
2. Distribusi Variabel Hasil Pengkajian
a. Pengalaman
Berikut distribusi pengalaman kelompoktani responden yang mempengaruhi
minat kelompoktani di Kecamatan Besitang akan disajikan pada Tabel 30 berkut
ini.
Tabel 30. Distribusi Pengalaman Kelompok Responden
No. Kriteria Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. < 1 tahun 0 0
2. 1 s/d 5 tahun 0 0
3. 6 s/d 10 tahun 4 5
4. 11 s/d 15 tahun 53 66,25
5. > 15 tahun 23 28,75
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 30 memperlihatkan bahwa sebanyak 4 responden (5%) memiliki
pengalaman dengan rentang 6-10 tahun. Sebanyak 53 responden (66,25%)
berpengalaman dalam berusahatani sebanyak 11-15 tahun serta 23 responden
(28,75%) memiliki pengalaman dalam berusahatani lebih dari 15 tahun. Kondisi
dilapangan menyebutkan bahwa pengalaman responden dengan rentang 6-10
tahun ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan/pernyataan yang diberikan melalui
kuesioner, pengalaman yang sudah mencapai 11-15 tahun cenderung menyetujui
semua pertanyaan/pernyataan serta responden yang memiliki pengalaman >15
tahun sangat setuju dengan pertanyaan/pernyataan yang dibagikan.
56
b. Luas Lahan
Berikut distribusi luas lahan responden yang mempengaruhi minat
kelompoktani di Kecamatan Besitang akan disajikan pada Tabel 31.
Tabel 31. Distribusi Luas Lahan Responden
No. Kriteria Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Tidak Setuju 0 0
2. Tidak Setuju 0 0
3. Ragu-Ragu 48 60
4. Setuju 32 40
5. Sangat Setuju 0 0
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 31 menunjukkan bahwa kecenderungan jawaban responden perihal
variabel luas lahan sawit kelompoktani berada pada kategori ragu-ragu. Artinya,
mereka kurang setuju dengan pertanyaan/pernyataan yang dibagikan.
Perinciannya adalah sebanyak 48 responden (60%) menjawab ragu-ragu.
Sedangkan 32 responden (40%) berada di kategori setuju yang artinya bahwa
mereka merasa cocok dengan pertanyaan/pernyataan yang diberikan.
c. Pendapatan
Berikut distribusi pendapatan responden yang mempengaruhi minat
kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak akan disajikan pada Tabel 32 ini.
Tabel 32. Distribusi Pendapatan Responden
No. Kriteria Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. ≤ 1 juta 0 0
2. 1,1 s/d 2 juta 0 0
3. 2,1 s/d 3 juta 0 0
4. 3,1 s/d 4 juta 80 100
5. ≥ 4,1 juta 0 0
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 32 memperlihatkan bahwa seluruh responden memiliki pendapatan
berkisar 3,1 s/d 4 juta per bulan. Sehingga disimpulkan bahwa sebanyak 80
responden dengan persentase maksimal (100%) memperoleh pendapatan yang
57
besar dalam berusahatani kelapa sawit dan menyetujui pertanyaan/pernyataan
yang diberikan melalui kuesioner yang dibagikan.
d. Keaktifan Kelompok
Berikut distribusi pengaruh keaktifan kelompok terhadap minat
kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak akan disajikan pada Tabel 33.
Tabel 33. Distribusi Keaktifan Kelompok
No. Kriteria Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Tidak pernah 0 0
2. Satu kali setahun 0 0
3. Dua kali setahun 16 20
4. Tiga kali setahun 64 80
5. > Tiga kali setahun 0 0
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 33 menjelaskan 16 responden dengan persentase 20% menganggap
bahwa intensitas pertemuan antar kelompoknya dilaksanakan dua kali setahun dan
tergolong ragu-ragudalam menjawab pertanyaan/pernyataan yang diberikan.
Selain itu terdapat sebanyak 64 responden dengan persentase 80% menyatakan
bahwa intensitas pertemuan antar kelompoknya dilaksanakan tiga kali setahun dan
menyetujui segala pertanyaan/pernyataan yang dibagikan.
e. Sarana dan Prasarana
Berikut distribusi sarana dan prasarana terhadap minat kelompoktani dalam
pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak akan disajikan pada
Tabel 34.
Tabel 34. Distribusi Sarana dan Prasarana
No. Kriteria Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Tidak Setuju 0 0
2. Tidak setuju 0 0
3. Ragu-Ragu 0 0
4. Setuju 75 93,75
5. Sangat Setuju 5 6,25
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
58
Tabel 34 menjelaskan bahwa 75 responden dengan persentase 93,75%
setuju dengan pertanyaan/pernyataan yang diberikan perihal ketersediaan sarana
dan prasarana. Selain itu sebanyak 6,25% dimana 5 petani sangat menyetujui
dengan pertanyaan/pernyataan yang diberikan. Berdasarkan kondisi dilapangan,
mereka merasa setuju karena pada hakikatnya sarana dan prasarana memang
sangat dibutuhkan dalam memulai usaha. Tetapi ketersediaan sarana dan
prasarana belum tentu mempengaruhi minat kelompoktani karena pada dasarnya
mereka lebih memilih pengolahan secara manual.
f. Kebijakan Pemerintah
Berikut distribusi pengaruh kebijakan pemerintah terhadap minat
kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak akan disajikan pada Tabel 35.
Tabel 35. Distribusi Kebijakan Pemerintah
No. Kriteria Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Tidak Terlibat 0 0
2. Tidak Terlibat 0 0
3. Kurang Terlibat 2 2,5
4. Terlibat 78 97,5
5. Sangat Terlibat 0 0
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 35 menggambarkan ada 2 responden dengan persentase 2,5%
beranggapan bahwa pemerintah kurang terlibat dalam kegiatan usahatani dan
tergolong dalam kategori ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan/pernyataan yang
diberikan. Selain itu sebanyak 78 responden dengan persentase 97,5%
menganggap bahwa pemerintah terlibat dalam usahatani kelapa sawit mereka
sehingga pertanyaan/pernyataan yang dijawab tergolong setuju. Fakta dilapangan,
keterlibatan tersebut hanya pada kegiatan usahatani sehingga belum tentu dapat
mempengaruhi minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak.
59
g. Pemasaran
Berikut distribusi pemasaran terhadap minat kelompoktani dalam
pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak akan disajikan pada
Tabel 36.
Tabel 36. Distribusi Pemasaran
No. Kriteria Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Tidak Setuju 0 0
2. Tidak setuju 0 0
3. Ragu-Ragu 0 0
4. Setuju 80 100
5. Sangat Setuju 0 0
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 36 menjelaskan bahwa seluruh responden menjawab setuju atas
pertanyaan/pernyataan perihal pemasaran. Hal ini tampak dari persentase dari 80
responden yang mencapai nilai 100%. Berdasarkan keadaan dilapangan,
pemasaran menurut mereka adalah hal penting yang harus diperhatikan, meskipun
demikian mereka juga tidak menyayangkan untuk dikonsumsi oleh ternak pribadi.
Sehingga variabel pemasaran belum tentu mempengaruhi minat kelompoktani
dalam melakukan pengolahan pelepah sebagai usaha pakan ternak.
h. Biaya Produksi
Berikut distribusi biaya produksi terhadap minat kelompoktani dalam
pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak akan disajikan pada
Tabel 37.
Tabel 37. Distribusi Biaya Produksi
No. Kriteria Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. ≤ 500 rb/tahun 0 0
2. 501 rb s/d 1 jt/tahun 0 0
3. 1,1 s/d 1,5 jt /tahun 49 61,25
4. 1,6 s/d 2 jt /tahun 31 38,75
5. ≥ 2,1 jt / tahun 0 0
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 37 dijelaskan bahwa sebanyak 49 responden dengan persentase
61,25% beranggapan bahwa biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 1,1 s/d 1,5
60
juta/tahun dan tergolong ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan/pernyataan yang
diberikan. Namun, sebanyak 31 responden dengan persentase 38,75%
menganggap bahwa biaya produksi yang dikeluarkan untuk usahatani berkisar
1,6-2 juta/tahun dan tergolong menyetujui segala pertanyaan/pernyataan yang ada.
Keadaan dilapangan menjelaskan bahwa responden beranggapan bahwa biaya
produksi pengolahan pakan ternak tidak terlalu mahal untuk standar kelompoktani
dibandingkan dengan biaya produksi yang mereka keluarkan untuk kegiatan
usahataninya sehingga variabel biaya produksi belum tentu mempengaruhi minat
kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak.
i. Peran Penyuluh
Berikut distribusi peran penyuluh terhadap minat kelompoktani dalam
pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak akan disajikan pada
Tabel 38.
Tabel 38. Distribusi Peran Penyuluh
No. Kriteria Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Tidak Berperan 0 0
2. Tidak Berperan 0 0
3. Kurang Berperan 0 0
4. Berperan 66 82,5
5. Sangat Berperan 14 17,5
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 38 menunjukkan sebanyak 66 responden dengan persentase 82,5%
merasa bahwa penyuluh selama ini berperan dalam kegiatan usahatani kelompok
dan menyetujui segala pernyataan yang diberikan. Selanjutnya 14 responden
dengan persentase 17,5% merasa bahwa penyuluh sangat berperan dalam kegiatan
usahatani dan sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. Kondisi
dilapangan menggambarkan bahwa responden merasa setuju dengan pernyataan
yang ada karena pada hakikatnya penyuluh memang berperan dari segi fungsinya
sebagai penyuluh dan membantu kelompok jika ada bantuan pemerintah. Akan
tetapi, intensitas penyuluh berkunjung dilapangan dan terlibat dalam kegiatan
61
usaha pakan ternak sangat minim serta materi pemanfaatan pelepah pun hanya
sekali diberikan pada saat penyuluhan.
3. Tingkat Minat Kelompoktani dalam Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) sebagai Usaha Pakan Ternak
Mengetahui minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak dapat digunakan persentase yang diperoleh dengan
rumus sebagai berikut :
Secara kontinum, minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa
sawit sebagai usaha pakan ternak dapat dilihat pada Gambar 10 berikut ini.
Sangat
Rendah Rendah Sedang
Tinggi Sangat
Tinggi
0 20 40 60 70 80 100
Gambar 5. Garis Kontinum Tingkat Minat Kelompoktani
Gambar 5 memperlihatkan bahwa minat kelompoktani dalam pemanfaatan
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang berada
pada posisi tinggi yang berarti bahwa kelompoktani mau melakukan pemanfaatan
pelepah kelapa sawit sebagai usaha ternak. Berikut tabulasi hasil pengkajian
tentang variabel minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak akan disajikan pada Tabel 39 di bawah ini.
Tabel 39. Tingkat Minat Kelompoktani dalam Pemanfaatan Pelepah Kelapa
Sawit sebagai Usaha Pakan Ternak di Kecamatan Besitang
No. Variabel Y Skor yang
Diperoleh
Skor
Maksimum
Tingkat
Perspektif
(%)
Kriteria
1. Minat
Kelompoktani 1400 2000 70 Tinggi
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
62
Keterangan dalam Tabel 39 menunjukkan bahwa kriteria minat
kelompoktani tergolong tinggi dengan skor yang diperoleh 1700 dan skor
maksimum 2000 dengan perspektif 70%. Hal ini didukung oleh hasil distribusi
responden yang akan ditampilkan pada Tabel 40 berikut ini.
Tabel 40. Distribusi Variabel Dependen
No. Kriteria Frekuensi (Orang) Persentase (%)
1. Sangat Tidak Setuju 0 0
2. Tidak Setuju 0 0
3. Ragu-Ragu 1 1,25
4. Setuju 77 96,25
5. Sangat Setuju 2 2,5
Jumlah 80 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 40 menjelaskan bahwa 1 responden dengan persentase 1,25% ragu-
ragu dalam menjawab pertanyaan/pernyataan yang diberikan. Sebanyak 77
responden dengan persentase 96,25% menyetujui semua pertanyaan/pernyataan
yang ada, sedangkan 2 responden dengan persentase 2,5% sangat setuju terhadap
pernyataan yang diberikan. Dalam hal ini, kecenderungan responden yang
menjawab setuju menunjukkan bahwa minat kelompoktani dalam pemanfaatan
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak tinggi karena mereka ingin
menambah pendapatan dan meningkatkan taraf perekonomian keluarga.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Minat Kelompoktani dalam
Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit sebagai Usaha Pakan Ternak
Berikut hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat kelompoktani
yang diolah menggunakan program SPSS 24akan disajikan pada Tabel 41 berikut.
Tabel 41. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Kelompoktani
No. Variabel Koef.Regresi thitung ttabel Sig. Ket.
Constanta 6,166 1,263 1,990 0,211
1. Pengalaman -0,037 -0,488 1,990 0,627 Tidak
Berpengaruh
2. Luas Lahan -0,113 -1,245 1,990 0,217 Tidak
Berpengaruh
3. Pendapatan 0,983 8,165 1,990 0,000 Berpengaruh
4. Keaktifan
Kelompok 0,204 2,000 1,990 0,049 Berpengaruh
63
Lanjutan Tabel 41.
No. Variabel Koef.Regresi thitung ttabel Sig. Ket.
Constanta 6,166 1,263 1,990 0,211
5. Sarana dan
Prasarana 0,290 1,040 1,990 0,302
Tidak
Berpengaruh
6. Kebijakan
Pemerintah -0,168 -0,911 1,990 0,365
Tidak
Berpengaruh
7. Pemasaran 0,137 1,306 1,990 0,196 Tidak
Berpengaruh
8. Biaya
Produksi -0,035 -0,521 1,990 0,604
Tidak
Berpengaruh
9. Peran
Penyuluh -0,396 -3,443 1,990 0,001 Berpengaruh
Nilai R : 0,771
R square :0594
Fhitung : 11,367
Ftabel : 2,000
Sumber : Analisis Data Primer, 2019
Tabel 41 menunjukkan bahwa nilai R square sebesar 0,594. Maka nilai
koefisien determinasi yang diperoleh adalah 59,4%. Hal ini berarti bahwa variabel
X1 (Pengalaman), X2 (Luas Lahan), X3 (Pendapatan), X4 (Keaktifan Kelompok),
X5 (Sarana dan Prasarana), X6 (Kebijakan Pemerintah), X7 (Pemasaran), X8
(Biaya Produksi) dan X9 (Peran Penyuluh) memiliki kontribusi sebesar 59,4%
terhadap variabel Y (Minat Kelompoktani) dan 40,6% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain diluar variabel X yang diteliti. Dalam hal ini semakin besar nilai
Rsquare yang diperoleh maka kontribusi variabel X terhadap variabel Y semakin
besar (berpengaruh). Selain itu, niai R adalah simbol koefisien korelasi yaitu
sebesar 0,771 yang menyatakan bahwa hubungan antara variabel X dan Y
tergolong kuat.
Tabel 41 juga terdapat koefisien regresi variabel X yang menunjukkan
penurunan dan peningkatan variabel Y berdasarkan variabel X dan keseluruhan
nilai-nilai tersebut akan dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier berganda
(Priyatno, D., 2012). Adapun persamaan regresi tersebut adalah :
Y= α + β1.X1 + β2.X2+ β3.X3+ β4.X4 + β5.X5 + β6.X6+ β7.X7+ β8.X8+β9.X9+µ
Y = 6,166 - 0,037X1 - 0,113X2 + 0,983X3 + 0,204X4 + 0,290X5 - 0,168X6 +
0,137X7 - 0,035X8 - 0,396X9
64
Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a. Konstanta bernilai positif yaitu sebesar 6,166 dapat diartikan kontribusi
variabel X memberikan dampak positif terhadap minat kelompoktani dalam
pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak. Apabila semua
variabel nilainya konstan, maka nilai minat sebesar 6,166.
b. Koefisien regresi variabel pengalaman (X1) sebesar -0,037, berarti apabila
variabel pengalaman mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka minat
kelompoktani mengalami penurunan sebesar 0,037 dan sebaliknya. Dengan
ketentuan bahwa variabel lainnya dalam kajian adalah konstan. Koefisien
bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara pengalaman dengan
minat kelompoktani, sehingga semakin meningkat pengalaman maka semakin
menurun tingkat minat kelompoktani.
c. Koefisien regresi variabel luas lahan (X2) sebesar -0,113, berarti apabila
variabel luas lahan mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka minat
kelompoktani mengalami penurunan sebesar 0,113 dan sebaliknya. Dengan
ketentuan bahwa variabel lainnya dalam kajian adalah konstan. Koefisien
bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara luas lahan dengan minat
kelompoktani, sehingga semakin luas lahan sawit maka semakin menurun
tingkat minat kelompoktani.
d. Koefisien regresi variabel pendapatan (X3) sebesar 0,983, berarti apabila
variabel pendapatan mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka minat
kelompoktani juga mengalami peningkatan sebesar 0,983 dan sebaliknya.
Dengan ketentuan bahwa variabel lainnya dalam kajian adalah konstan.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pendapatan
dengan minat kelompktani, sehingga semakin meningkat pendapatan maka
semakin meningkat pula minat kelompoktani.
e. Koefisien regresi variabel keaktifan kelompok (X4) sebesar 0,204, berarti
apabila variabel keaktifan kelompok mengalami peningkatan sebesar 1 satuan,
maka variabel minat kelompoktani juga mengalami peningkatan sebesar 0,204
dan sebaliknya. Dengan ketentuan bahwa variabel lainnya dalam kajian adalah
konstan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
65
keaktifan kelompok dengan minat kelompktani, sehingga semakin meningkat
keaktifan kelompok maka semakin meningkat pula minat kelompoktani.
f. Koefisien regresi variabel sarana dan prasarana (X5) sebesar 0,290, berarti
apabila variabel sarana dan prasarana mengalami peningkatan sebesar 1 satuan,
maka minat kelompoktani juga mengalami peningkatan sebesar 0,290 dan
sebaliknya. Dengan ketentuan bahwa variabel lainnya dalam kajian adalah
konstan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
sarana dan prasarana dengan minat kelompktani, sehingga semakin meningkat
sarana dan prasarana maka semakin meningkat pula minat kelompoktani.
g. Koefisien regresi variabel kebijakan pemerintah (X6) sebesar -0,168, berarti
apabila variabel kebijakan pemerintah mengalami peningkatan sebesar 1
satuan, maka minat kelompoktani mengalami penurunan sebesar 0,168 dan
sebaliknya. Dengan ketentuan bahwa variabel lainnya dalam kajian adalah
konstan. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara
kebijakan pemerintah dengan minat kelompoktani, sehingga semakin
meningkat kebijakan pemerintah maka semakin menurun tingkat minat
kelompoktani.
h. Koefisien regresi variabel pemasaran (X7) sebesar 0,137, berarti apabila
variabel pemasaran mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka minat
kelompoktani juga mengalami peningkatan sebesar 0,137 dan sebaliknya.
Dengan ketentuan bahwa variabel lainnya dalam kajian adalah konstan.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pemasaran
dengan minat kelompktani, sehingga semakin meningkat pemasaran maka
semakin meningkat pula minat kelompoktani.
i. Koefisien regresi variabel biaya produksi (X8) sebesar -0,035, berarti apabila
variabel biaya produksi mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka minat
kelompoktani mengalami penurunan sebesar 0,035 dan sebaliknya. Dengan
ketentuan bahwa variabel lainnya dalam kajian adalah konstan. Koefisien
bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara biaya produksi dengan
minat kelompoktani, sehingga semakin meningkat biaya produksi maka
semakin menurun tingkat minat kelompoktani.
66
j. Koefisien regresi variabel peran penyuluh (X9) sebesar -0,396, berarti apabila
variabel peran penyuluh mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka minat
kelompoktani mengalami penurunan sebesar 0,396 dan sebaliknya. Dengan
ketentuan bahwa variabel lainnya dalam kajian adalah konstan. Koefisien
bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara peran penyuluh dengan
minat kelompoktani.
C. Pembahasan
1. Analisis Tingkat Minat Kelompoktani dalam Pemanfaatan Pelepah
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai Usaha Pakan Ternak
Minat kelompoktani adalah kemauan dari kelompoktani dalam
memanfaatkan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan
Besitang Kabupaten Langkat. Minat kelompoktani diukur menggunakan nilai
minat berdasarkan indikator tested interest dan manifest interest. Tested interest
berisikan pertanyaan/pernyataan mengenai pengetahuan dan pemahaman
kelompoktani tentang pentingnya pemanfaatan limbah sekaligus dapat menjadi
peluang usaha yang menjanjikan serta keterampilan terhadap suatu kegiatan atau
inovasi yang diberikan berupa pengelolaan pelepah kelapa sawit menjadi pakan
ternak. Manifest interest berisikan pertanyaan/pernyataan tentang ketertarikan
kelompoktani terhadap suatu kegiatan pengelolaan pelepah kelapa sawit sebagai
usaha pakan ternak. Berikut uraian indikatr minat yang menyebabkan minat
kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak tinggi.
a. Tested Interest
Indikator tested interest menggunakan pernyataan berisikan pernyataan
perihal pengetahuan dan pemahaman kelompoktani dalam hal pemanfaatan
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak. Pada hasil kuesioner terlihat
bahwa kelompoktani sudah mengetahui dan memahami manfaat dari pelepah dan
keuntungan dijadikan sebagai usaha. Dengan kata lain, keberadaan pelepah dan
manfaatnya sebenarnya sudah disadari oleh kelompoktani akan tetapi belum ada
tindak lanjut dari pihak manapun.
67
b. Manifest Interest
Indikator manifest interest menggunakan pernyataan berisikan ketertarikan
kelompoktani dalam melakukan suatu kegiatan usaha di bidang pertanian. Dengan
mengetahui manfaat dari pengolahan pelepah, kelompoktani merasa tertarik untuk
melakukan kegiatan usaha pengolahan. Ketertarikan tersebut didasarkan pada
tingkat pendapatan kelompoktani yang tinggi sehingga mudah dalam
mengeluarkan biaya produksi serta tingkat keaktifan kelompok yang tinggi. Selain
itu, keinginan dari kelompoktani untuk meningkatkan efisiensi usaha dan taraf
hidup keluarga.
Analisis tingkat minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa
sawit sebagai usaha pakan ternak menyimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak.
Pada hipotesis I, minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak tergolong rendah. Kondisi dilapangan, minat
kelompoktani yang didapat adalah sebesar 70% dengan kategori tinggi. Terlihat
dari ketertarikan responden terhadap usaha pengolahan, didukung dengan
pendapatan petani yang tinggi sehingga mereka lebih mudah dalam mengeluarkan
biaya produksi. Responden sangat antusias terhadap materi yang disampaikan
seiring dengan pengisian kuesioner. Mereka merasa setuju dengan pernyataan
bahwa dengan memanfaatkan pelepah kelapa sawit dapat menambah hasil
usahatani dan meningkatkan pendapatan kelompok. Responden juga setuju
terhadap pernyataan usaha pakan ternak adalah usaha yang menjanjikan dan
mereka berminat untuk melakukannya. Sehingga secara keseluruhan dinyatakan
bahwa kebanyakan responden memiliki minat tinggi untuk melakukan
pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak.
Sebelumnya penetapan hipotesis pertama tergolong rendah karena kondisi
kelompoktani di Kecamatan Besitang belum mengenal dan menyadari pentingnya
pengolahan limbah pelepah kelapa sawit. Setelah turun kelapangan, penyebaran
informasi perihal inovasi ini disampaikan secara perlahan-lahan seiring pengisian
kuesioner. Informasi yang diberikan adalah suatu inovasi baru bagi kebanyakan
kelompok dan menghasilkan minat tinggi.
68
2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Minat Kelompoktani
dalam Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit sebagai Usaha Pakan Ternak
Analisis regresi linier berganda merupakan analisis untuk mengukur
besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel terhadap satu variabel dependen
dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen.
Setelah sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik yang telah terpenuhi yaitu
residual terdistribusi normal dan tidak adanya multikolineritas sehingga regresi
linier dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk melihat pengaruh
tersebut dapat dilakukan dengan dengan dua tahap pengujian, yaitu pengujian
secara simultan atau secara keseluruhan dan pengujian secara parsial antar
variabel yang berpengaruh. Pengujian yang dilakukan untuk melihat pengaruh
faktor internal dan faktor eksternal terhadap minat kelompoktani dilakukan
dengan menggunakan SPSS 24 dan didapatlah analisis lengkap yang selanjutnya
akan dijabarkan.
a. Pengaruh Simultan (Uji F)
Pengaruh simultan disebut juga hasil uji F bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel X (pengalaman, luas lahan, pendapatan, keaktifan kelompok,
sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah, pemasaran, biaya produksi, peran
penyuluh) secara bersama-sama mempengaruhi variabel Y (minat kelompoktani).
Tabel 40 memperlihatkan bahwa hasil uji F terhadap pada regresi linier
berganda sebesar 11,367 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan ketentuan
Fhitung (11,367) > Ftabel (2,000) dan probabilitas 0,000 atau lebih kecil dari 0,05
maka regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh antara
pengalaman, luas lahan, pendapatan, keaktifan kelompok, sarana dan prasarana,
kebijakan pemerintah, pemasaran, biaya produksi dan peran penyuluh dengan
minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak. Pengujian tersebut menyimpulkan bahwa secara bersama-sama ada
pengaruh signifikan antara variabel X tersebut dengan minat kelompoktani.
Pengkajian ini sejalan dengan teori Yuwono (2001) yang menyatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi minat petani dalam kegiatan usahataninya yaitu
umur, pendidikan, pengalaman, keterampilan, skill, pendapatan, sarana dan
69
prasarana pendukung, tenaga kerja, banyaknya anggota keluarga, PPL serta
dukungan pemerintah.
b. Pengaruh Parsial (Uji t)
Uji t biasa disebut dengan uji koefisien regresi secara parsial untuk
mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh atau tidak
terhadap variabel dependen (Priyatno, D, 2012). Pengaruh parsial (uji t) dilakukan
dengan membandingkan thitung dengan ttabel atau membandingkan nilai probabilitas
terhadap nilai tingkat kesahihan (α = 0,05).
Hasil pengkajian didapat bahwa varibel bebas yang termasuk dalam kajian
ini ada yang berpengaruh dan tidak berpengaruh berdasarkan pada perbandingan
nilai thitung dan ttabel. Secara parsial variabel pendapatan (X3), keaktifan kelompok
(X4) dan peran penyuluh (X9) berpengaruh signifikan terhadap minat
kelompokani. Sedangkan variabel pengalaman (X1), luas lahan (X2), Sarana dan
Prasarana (X5), Kebijakan Pemerintah (X6), Pemasaran (X7) dan Biaya Produksi
(X8). Berdasarkan hasil uji statistik maka secara parsial (uji t) variabel yang
mempengaruhi minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak.
1) Pengalaman (X1)
Hasil uji analisis statistik menunjukkan bagaimana pengaruh pengalaman
terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai
usaha pakan ternak. Dibuktikan dengan perbandingan nilai thitung dan ttabel dimana
thitung (-0,488) ≤ ttabel (1,990) atau nilai probabilitas (sig. 0,627) > α (0,05), dengan
demikian tidak ada pengaruh antara variabel pengalaman terhadap minat
kelompoktani dalam pemanfaatan limbah pelepah kelapa sawit sebagai usaha
pakan ternak.
Hasil pengkajian memperoleh data bahwa rata-rata pengalaman responden
dalam berusahatani berkisar 15-20 tahun. Hasil wawancara yang dilakukan
kepada responden menyimpulkan bahwa pengalaman yang dimiliki tidaklah
pengalaman dalam mengolah pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak
melainkan pengalaman dalam berusahatani kelapa sawit. Meskipun demikian,
lamanya pengalaman yang dimiliki kelompoktani tersebut ternyata tidak
70
mempengaruhi tingginya minat kelompok dalam melakukan pemanfaatan
pelepah. Dalam pengolahan usaha pakan ternak, responden tidak peduli sudah
berapa lama melakukan kegiatan usahatani. Hal utama yang lebih diperhatikan
yaitu partisipasi dari seluruh anggota kelompok sebagai bagian dari penggerak
suatu usaha serta keaktifannya terlibat disegala kegiatan kelompok. Menurut
responden, teknis atau tata cara pengolahan pakan ternak tidak mesti diperoleh
dari pengalaman, bisa juga dari keaktifan kelompok dalam memanfaatkan
teknologi untuk mengakses informasi dari luar. Terbukti dari tingkat pendidikan
responden yang didominasi oleh tingkat SMA sehingga pola pikir dan daya
kreatifnya lebih tinggi dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah. Sejalan
dengan pendapat Entjang dalam Asiah, M.D. (2009) mengemukakan bahwa
tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola berpikir seseorang. Apabila tingkat
pendidikan seseorang tinggi, maka cara berpikir seseorang lebih luas, hal ini
ditunjukkan oleh berbagai kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
Keadaan ini didukung oleh pengkajian Muhammad, A., dkk. (2016) yang
menyatakan bahwa pengalaman tidak berpengaruh nyata terhadap minat petani
berusahatani padi karena pengalaman yang dimiliki untuk keseluruhan komoditi.
Sehingga timbul ketertarikan untuk berusahatani padi. Oleh sebab itu, ada
tidaknya pengalaman yang dimiliki oleh responden, minat petani dalam
berusahatani tetap tergolong tinggi.
2) Luas Lahan (X2)
Hasil uji analisis statistik menunjukkan pengaruh luas lahan terhadap minat
kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan
ternak. Dilihat dengan perbandingan nilai thitung dan ttabel dimana thitung (-1,245) ≤
ttabel (1,990) atau nilai probabilitas (sig. 0,217) > α (0,05), dengan demikian tidak
ada pengaruh antara variabel luas lahan terhadap minat kelompoktani dalam
pemanfaatan limbah pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak.
Rata-rata luas lahan kelompoktani berdasarkan data yang ada >30 Ha dan
tergolong luas. Luasnya lahan tidak menjadi alasan bagi kelompoktani memiliki
minat yang tinggi dalam pemanfaatan pelepah. Hal ini justru membuat petani
malas untuk merawat dan mengelola lahannya dengan baik. Ketika wawancara,
responden menyebutkan bahwa lahan yang luas juga belum tentu menghasilkan
71
pelepah kelapa sawit yang banyak dimana pelepah kelapa sawit adalah bahan
baku utama pengolahan pakan ternak.
Lahan kelapa sawit secara keseluruhan belum mampu menghasilkan pelepah
yang baik karena perawatan yang kurang. Pelepah yang baik dapat dilihat dari
daunnya yang masih segar dan berwarna hijau. Kekurangan pelepah kelapa sawit
dapat diminimalisir dengan memanfaatkan keberadaan perkebunan swasta yang
berada disekeliling lahan kelompok. Menurut pendapat Suyoko (2008), lahan akan
dimanfaatkan pada penggunaan tertentu dan mempertimbangkan berbagai asumsi
masukan (input) yang diperlukan akan mampu memberikan hasil (output) sesuai
dengan yang diharapkan. Ada tidaknya lahan kelompok, pelepah kelapa sawit
akan tetap mudah didapat dan tidak menjadi permasalahan yang besar bagi
kelompoktani serta minat terhadap usaha pakan ternak tetap tinggi.
Hasil yang diperoleh didukung dengan pengkajian Muhammad, A., dkk.
(2016) yang menyatakan bahwa luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap
minat petani berusahatani padi karena ada tidaknya lahan, mereka tetap
berusahatani dengan cara menyewa ataupun menggarap lahan orang lain.
Sehingga minat mereka terhadap usahatani padi tetap tergolong tinggi.
3) Pendapatan (X3)
Hasil analisis data statistik menunjukkan bagaimana pengaruh pendapatan
terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai
usaha pakan ternak. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai thitung dan ttabel
dimana thitung (8,165) ≥ ttabel (1,990) atau nilai probabilitas (sig. 0,000) < α (0,05),
dengan demikian ditemukan ada pengaruh signifikan antara variabel pendapatan
terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan limbah pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak.
Hasil penelitian ini, terjadi pengaruh searah antara pendapatan dengan minat
kelompoktani yaitu semakin meningkat pendapatan maka akan semakin tinggi
minat kelompoktani. Suyanto (2008) berasumsi bahwa pendapatan adalah jumlah
dana yang diperoleh dari pemanfaatan faktor produksi yang dimiliki, yang dapat
mempengaruhi minat seseorang. Fakta dilapangan menggambarkan, kelompoktani
cenderung setuju akan suatu hal yang dapat menambah pendapatan dan
meningkatkan taraf hidup. Keadaan perekonomian petani di Kecamatan Besitang
72
saat ini dikategorikan tinggi dengan penghasilan berkisar 2-3jt /bulan. Meskipun
demikian, mereka tetap bersemangat untuk melakukan hal baru guna peningkatan
taraf hidup keluarga. Menurut responden pengkajian pada wawancara yang
dilakukan, mereka lebih mudah dalam mengeluarkan biaya produksi karena
pendapatan yang diperoleh selama ini mampu menanggulanginya. Sekalipun
biaya yang dikeluarkan besar, pendapatan yang didapat nantinya akan lebih besar
lagi. Sejalan dengan pendapat Soeharjo dan Patong dalam Marza, A.R. (2018),
pendapatan adalah bentuk balas jasa dari pengorganisasian antara faktor produksi,
modal, lahan, tenaga kerja, dan jasa pengelola.
Seseorang yang memiliki pendapatan tinggi, cenderung lebih terbuka dalam
menerima inovasi yang diberikan karena ingin lebih dari kondisinya saat ini. Lain
hal jika seseorang dengan pendapatan rendah, akan malas untuk melakukan
inovasi karna maindset yang ada saat ini adalah apapun usaha yang dilakukan
akan merugikan usaha pokok mereka yaitu budidaya kelapa sawit. Selain itu akan
kesulitan dalam penyediaan biaya produksi pengolahan karena pendapatan pas-
pasan. Menurut Soekartawi (2006) petani yang berpenghasilan rendah lambat
untuk melakukan difusi inovasi, sebaliknya petani yang berpenghasilan tinggi
mampu untuk melakukan percobaan-percobaan dan perubahan. Kondisi inilah
yang membuat pendapatan berpengaruh terhadap minat kelompoktani dalam
pemanfaatan pelepah kelapa sawit.
Keadaan ini didukung dengan penelitian Oktaviani, L., dkk. (2017), dimana
faktor pendapatan merupakan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap minat
petani dalam usahatani padi sawah karena pendapatan merupakan salah satu
alasan terbesar bagi petani dalam memilih untuk bekerja sebagai petani ataupun
tidak. Suatu usaha yang dijalankan, baik itu usaha di sektor pertanian maupun
dengan adanya minat pada diri seseorang.
Hal yang sama juga didukung oleh penelitian Panurat, S.M. (2014) yang
mengemukakan bahwa faktor pendapatan berpengaruh terhadap minat petani
dalam berusahatani padi sebab mereka tetap melakukan usahatani padi dan
enggan menggantinya dengan komoditi lain meskipun pendapatan diperoleh dari
usaha lain tinggi.
73
4) Keaktifan Kelompok (X4)
Hasil analisis statistik menunjukkan bagaimana pengaruh keaktifan
kelompok terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai thitung
dan ttabel dimana thitung (2,000) ≥ ttabel (1,990) atau nilai probabilitas (sig. 0,049) < α
(0,05), dengan demikian ditemukan ada pengaruh signifikan antara variabel
keaktifan kelompok terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan limbah
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak.
Pengaruh keaktifan kelompok dinilai besar terhadap minat kelompoktani.
Pada kondisi dilapangan, kebanyakan kelompoktani menganggap bahwa semakin
aktif suatu kelompok maka akan semakin bersemangat untuk menerima segala
inovasi yang datang. Karena pada dasarnya, segala sesuatu yang dilakukan secara
bersama-sama akan memberikan hasil yang baik pula. Keaktifan suatu kelompok
membuat kelompok tersebut selalu bersikap terbuka terhadap lingkungan sekitar,
bersifat peduli kepada sesama anggota kelompok, menerima segala infomasi yang
diberikan, serta prinsip mengambangkan kelompoktani menjadi unit produksi
guna peningkatan perekonomian dan taraf hidup anggota. Akan berbanding
terbalik apabila suatu kelompok tidak aktif dalam menjalankan kelompoknya,
maka akan sulit untuk bekerja sama dan menerima segala inovasi.
Keadaan ini juga sejalan dengan rata-rata usia responden yang masih
tergolong produktif. Menurut pendapat Mardikanto (2009), kelompok usia
produktif adalah kelompok umur 20-59 tahun. Usia tersebut merupakan usia ideal
untuk bekerja dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan produktivitas
kerja serta memiliki kemampuan yang besar dalam menyerap informasi dan
teknologi yang inovatif di bidang pertanian.Ketika usia produktif, petani sedang
aktif-aktifnya berkelompok dan bersemangat melakukan usaha agribsinis.
Sehingga kegiatan kelompok berjalan lancar dan anggotanya aktif membantu
segala hal yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Hasil pengkajian ini
sejalan dengan pendapat Sudjana, N. (2004) bahwa keaktifan kelompok dapat
dilihat dari turut serta dalam melaksanakan kegiatan, terlibat dalam pemecahan
masalah, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kelompoktani.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor keaktifan kelompoktani
74
di Kecamatan Besitang dapat mempengaruhi minat kelompoktani dalam
pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak.
5) Sarana dan Prasarana (X5)
Hasil analisis data statistik menunjukkan bagaimana pengaruh sarana dan
prasarana terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai thitung
dan ttabel dimana thitung (1,040) ≤ ttabel (1,990) atau nilai probabilitas (sig. 0,302) > α
(0,05), dengan demikian ditemukan tidak ada pengaruh antara variabel sarana dan
prasarana terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan limbah pelepah
kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, ketersediaan sarana dan
prasarana dalam kegiatan pengolahan pelepah tidak berpengaruh terhadap minat
kelompoktani karena mereka menganggap keberadaan sarana dan prasarana tidak
menjadi permasalahan serius dalam kegiatan pengolahan. Ada tidaknya sarana
dan prasarana, minat kelompok tetap tinggi sebab pengolahan akan dilakukan
secara manual dengan menggunakan alat dan bahan sederhana. Pengolahan secara
manual menurut responden lebih efisien darisegi biaya meskipun membutuhkan
tenaga kerja yang banyak. Kelompoktani percaya bahwa kerjasama kelompok
akan mampu membuat usaha ini berjalan lancar. Didukung dengan rata-rata usia
anggota kelompok masih tergolong produktif sehingga masih mampu untuk
mengolahnya. Mardikanto (2009) menyebutkan bahwa tenaga kerja yang
produktif tingkat umurnya 20-59 tahun. Hal ini senada dengan pendapat
Soekartawi (2001) yaitu salah satu indikator dalam menentukan produktivitas
kerja dalam melakukan pengembangan usaha adalah tingkat umur, dimana umur
petani yang berusia relatif muda lebih kuat bekerja, cekatan, mudah menerima
inovasi baru, tanggap terhadap lingkungan sekitar bila dibandingkan tenaga kerja
yang sudah memiliki usia yang relatif tua sering menolak inovasi baru.
Hal ini bertolak belakang dengan hasil pengkajian Febriana, P. (2010) yang
mengemukakan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana mempengaruhi
keberhasilan budidaya buah naga karenasarana dan prasarana adalah bahan
masukan yang mendukung kegiatan usahatani untuk menjadi lebih baik lagi.
75
Tujuan dan kepentingan tersebut yang membuat penelitian Febriana, P. berbeda
dengan penelitian ini.
6) Kebijakan Pemerintah (X6)
Hasil uji analisis statistik dapat diketahui bagaimana pengaruh kebijakan
pemerintah terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa
sawit sebagai usaha pakan ternak. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai
thitung dan ttabel dimana thitung (-0,911) ≤ ttabel (1,990) atau nilai probabilitas (sig.
0,365) > α (0,05), dengan demikian ditemukan tidak ada pengaruh antara variabel
kebijakan pemerintah terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan limbah
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak.
Kebijakan pemerintah merupakan suatu sistem administrasi yang dilakukan
oleh pemerintah berupa program bantuan yang diberikan kepada kelompok.
Namun adanya bantuan yang diberikan tidak mempengaruhi tingginya minat
kelompoktani karena bantuan yang datang hanya untuk mendukung kegiatan
usahatani kelompok, tidak untuk bantuan pengolahan pelepah. Pemerintah hanya
memberikan bantuan berupa subsidi pupuk, benih dan pestisida sehingga tidak
ada pengaruh terhadap pengolahan pelepah untuk usaha pakan ternak.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden, mereka tidak
terpikir sama sekali akan adanya bantuan pemerintah sehingga meskipun ada
mereka menerimanya, jika tidak mereka tetap bersemangat melakukan pengolahan
pelepah.
Hasil ini didukung dengan pengkajian Muhammad, A., dkk. (2016) yang
menyatakan bahwa bantuan pemerintah tidak berpengaruh nyata terhadap minat
petani berusahatani padi karena petani dapat menyediakan segala kebutuhan
secara mandiri tanpa bertumpu pada bantuan pemerintah.
7) Pemasaran (X7)
Hasil analisis data statistik menunjukkan bagaimana pengaruh pemasaran
terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai
usaha pakan ternak. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai thitung dan ttabel
dimana thitung (1,306) ≤ ttabel (1,990) atau nilai probabilitas (sig. 0,196) > α (0,05),
dengan demikian ditemukan tidak ada pengaruh antara variabel pemasaran
76
terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan limbah pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak.
Faktanya, pemasaran bukan satu faktor yang mempengaruhi minat
kelompoktani karena kebanyakan kelompoktani pada tahap awal ingin
memanfaatkan pakan ternak tersebut untuk konsumsi ternak secara pribadi.
Berdasarkan wawancara dilapangan, faktor pemasaran bagi mereka tidak menjadi
masalah besar sebab pada dasarnya usaha pakan ternak ini memang sudah
memiliki jaringan pasar yang tetapyaitu masyarakat pemilik ternak atau peternak
disekitar lokasi pengolahan. Tetapi hal itu bukan menjadi prioritas utama dalam
berusaha karena mereka memiliki satu tujuan tertentu yaitu memenuhi kebutuhan
ternaknya sendiri. Jika pemasaran tersedia, mereka akan menjualnya, jika tidak,
dapat dikonsumsi pribadi. Sehingga muncullah kesimpulan bahwa ada tidaknya
pemasaran tidak mempengaruhi tingginya minat kelompoktani.
Keadaan ini berbanding terbalik dengan penelitian Kumala, D. (2018),
dimana faktor pemasaran berpengaruh terhadap minat petani dalam penggunaan
varietas lokal benih pada usahatani cabai merah. Hal ini disebabkan usahatani
cabai akan mengalami kerugian besar bagi petani sehingga potensi pasar untuk
pemasaran cabai merah sangat diperhatikan.
8) Biaya Produksi (X8)
Hasil uji analisis statistik menunjukkan bagaimana pengaruh biaya produksi
terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai
usaha pakan ternak. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai thitung dan ttabel
dimana thitung (-0,521) ≤ ttabel (1,990) atau nilai probabilitas (sig. 0,604) > α (0,05),
dengan demikian ditemukan tidak ada pengaruh antara variabel biaya produksi
terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan limbah pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak.
Kondisi dilapangan menjelaskan bahwa biaya produksi ternyata tidak
berpengaruh terhadap minat kelompoktani karena besar kecilnya biaya produksi,
kelompoktani masih mampu untuk memenuhinya. Selain itu, meskipun
kelompoktani tidak memiliki kas kelompok, namun mereka tetap membayar iuran
jika ada hal penting yang harus dibayarkan. Sehingga apabila terjadi pengeluaran
untuk biaya produksi, mereka tidak mempermasalahkannya. Kondisi lain yang ada
77
dilapangan yaitu pengolahan pakan ternak tidak memerlukan bahan masukan
(input) banyak dan mahal, karena pada dasarnya bahan baku sudah tersedia dan
bahan baku tambahan dapat dipenuhi secara pribadi oleh kelompoktani. Hal ini
juga sejalan dengan kondisi perekonomian responden yang tergolong tinggi
sehingga sangat wajar jika besar kecilnya biaya produksi tidak mempengaruhi
tingginya minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai
usaha pakan ternak.
Penelitian ini didukung oleh pengkajian Kumala, D. (2018), dimana biaya
produksi tidak mempengaruhi minat petani karena walaupun biaya produksi yang
dikeluarkan petani ketika menggunakan benih hibrida lebih besar dari pada
menggunakan benih lokal, produktivitas yang didapat dari benih hibrida lebih
tinggi dan buah yang dihasilkan lebih bagus dan memiliki kualitas yang baik dari
pada buah yang dihasilkan dari benih lokal. Sehingga diperoleh kesimpulan
bahwa besar kecilnya biaya produksi tidak mempengaruhi minat petani.
9) Peran Penyuluh (X9)
Berdasarkan hasil pengkajian dapat diketahui bagaimana pengaruh peran
penyuluh terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai thitung
dan ttabel dimana thitung (-3,443) ≤ ttabel (1,990) atau nilai probabilitas (sig. 0,001) <
α (0,05), dengan demikian ditemukan pengaruh signifikan antara faktor peran
penyuluh dengan minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa sawit
sebagai usaha pakan ternak. Nilai thitung yang diperoleh bertanda negatif yang
menunjukkan bahwa peran penyuluh memiliki pengaruh yang berlawanan arah
dengan minat kelompoktani.Pengaruh negatif yang dimaksudkan adalah
kurangnya komunikasi yang baik antar penyuluh dengan kelompoktani serta
intensitas penyuluh turun ke lapangan sangat minim.
Mardikanto (2009) mengemukakan bahwa penyuluh harus memainkan
perannya secara profesional yang disinkronkan dengan edufikasi, yaitu edukasi,
diseminasi informasi/inovasi, fasilitasi, konsultasi, sepervisi, pemantauan, dan
evaluasi. Pada kondisi di lapangan, penyuluh memberikan pengaruh terbalik
terhadap minat kelompoktani. Hal ini dikarenakan kurangnya kepercayaan
kelompok terhadap penyuluh di wilayah pengkajian. Responden beranggapan
78
bahwa keterlibatan penyuluh dalam kegiatan usaha pakan ternak, memiliki tujuan
pribadi yang dinilai dapat merugikan kelompoktani. Kondisi ini sejalan dengan
pendapat Indraningsih (2013) yang mengemukakan bahwa proses interaksi antara
penyuluh dengan petani menjadi tidak efektif akibat gagal dalam penyampaian
materi yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah yangsedang dihadapi petani.
Hal inilah yang membuat interaksi antara penyuluh dengan petani menjadi lemah
dan peran penyuluh gagal diterapkan sehingga menyebabkan kurangnya
kepercayaan petani terhadap penyuluh setempat. Berkaitan dengan peran
penyuluh sebagai informan, saat ini petani sudah mampu mengakses informasi
dari luar seperti media massa. Usia dan pendidikan terakhir yang dimiliki petani
pun mendukung alasan tersebut. Rata-rata usia petani saat ini masih tergolong
produktif dan pendidikan terakhir adalah SMA. Umur produktif responden
memiliki kemampuan dalam menyerap inovasi teknologi secara cepat dan
mengadopsinyadan petani yang memiliki jenjang pendidikan tinggi pada
umumnya akan lebih cepat menguasai dan menerapkan teknologi dibandingkan
dengan petani yang berpendidikan rendah (Mantra, 2004).
Faktor lain yang menyebabkan nilai peran penyuluh negatif adalah
intensitas penyuluh datang ke wilayah binaannya sangat minim yaitu 2 kali dalam
sebulan. Keadaan dilapangan menunjukkan bahwa penyuluh sangat jarang
berkunjung ke kelompoktani karena jarak antara rumah penyuluh dengan desa
jauh sehingga sulit untuk selalu terlibat aktif dalam kegiatan kelompoktani.
Penyuluh biasanya akan berkunjung jika dikelompoktani tersebut diadakan
penyuluhan atau pelatihan serta sosialisasi dari pihak luar. Materi tentang
pemanfaatan pelepah juga pernah disuluhkan namun hanya sekali dan tidak
berkelanjutan. Oleh karena itu, mereka sudah terbiasa dalam melaksanakan setiap
kegiatan tanpa peran aktif dari penyuluh.
Hal yang sama didukung dengan penelitian Zahara, dkk. (2013) dimana
penyuluh sangat berpengaruh terhadap peningkatan minat petani untuk
menggunakan varietas unggul padi namun berbeda arah. Kondisi dilapangan
menggambarkan terjadi interaksi yang baik antara penyuluh dengan petani sebab
petani menganggap bahwa penyuluh dapat membantu mereka dalam kegiatan
usahatani serta sebagai fasilitator dalam mengakses informasi dari luar.
79
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil analisis tingkat minat kelompoktani dalam pemanfaatan pelepah kelapa
sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat
adalah 70%. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat minat kelompoktani
tergolong tinggi yang artinya kelompoktani di Kecamatan Besitang mau
melakukan pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak.
2. Secara simultan, hasil uji F yang diperoleh adalah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap minat kelompoktani dalam pemanfaatan
pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak. Secara parsial, uji t tingkat
pengaruh variabel independen secara parsial yang berpengaruh dalam
pengkajian ini adalah pendapatan (X3), keaktifan kelompok (X4) dan peran
penyuluh (X9) dan variabel independen yang tidak berpengaruh secara parsial
adalah pengalaman (X1), luas lahan (X2), sarana dan prasarana (X5),
kebijakan pemerintah (X6), pemasaran (X7) dan biaya produksi (X8).
B. Saran
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan terhadap minat kelompoktani dalam
pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan
Besitang Kabupaten Langkat, saran yang diberikan untuk mendukung kegiatan
tersebut adalah :
1. Kelompoktani diharapkan semakin meningkatkan kerjasama antar sesama
anggota kelompok dan aktif dalam menjalankan kegiatan usaha pakan ternak.
2. Kelompoktani dapat mengembangkan skala pengolahan dari pengolahan
manual menjadi pengolahan menggunakan mesin.
3. Penyuluh diharapkan dapat meningkatkan interaksi dengan kelompoktani
baik melalui silaturahmi maupun pertemuan-pertemuan rutin kelompok.
4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan lebih selektif dalam menetapkan dan
menambahkan variabel yang tidak termasuk dalam pengkajian ini.
80
5. Untuk penyempurnaan laporan, peneliti selanjutnya diharapkan dapat
menganalisis efisiensi penggunaan pelepah kelapa sawit sebagai pakan ternak
serta analisis usaha pengolahan pelepah menjadi pakan ternak.
C. Implikasi
Berdasarkan hasil pengkajian tingkat minat kelompoktani dalam
pemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai usaha pakan ternak di Kecamatan
Besitang Kabupaten Langkat perlu adanya tindak lanjut agar masyarakat lebih
memahami ilmu tentang pemanfaatan limbah serta membulatkan tekad agar tidak
goyah jika terdapat faktor lain yang mempengaruhi.
Rencana penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
kelompoktani dalam mengolah pelepah kelapa sawit sebagai pakan ternak dari 0%
menjadi 50% sehingga diharapkan dapat berkembang dan berjalan lancar. Untuk
menyikapi hasil pengkajian tersebut maka perlu diadakan rencana tindak lanjut.
Rencana tindak lanjut dilakukan dengan penyuluhan pertanian menggunakan
metode demonstrasi cara dan diskusi serta media leaflet dan pemutaran
film/video. Adapun rancangan penyuluhan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan kepada kelompoktani di
Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat yaitu pengolahan pelepah kelapa
sawit menjadi pakan ternak.
2. Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah media leaflet dan
pemutaran video. Alasannya adalah agar lebih mudah dipahami dan diingat
dan tata cara pengolahan sudah langsung terlihat jelas di video.
3. Metode
Metode yang digunakan lebih mengacu pada metode demonstrasi cara dan
diskusi. Tujuannya agar lebih efektif, interaktif dan fokus.
4. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini adalah kelompoktani WKPP Halaban
yaitu kelompoktani Desa Bukit Selamat dan Desa Halaban.
81
Tabel 42. Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian di WKPP Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat Tahun 2019
No Keadaan Tujuan Masalah
Sasaran
Kegiatan Pelaku Utama
Pelaku
Utama
Pelaku
Usaha
Wanit
a Tani
Tarun
a Tani
Petani
Dewasa L P L P Materi
Metod
e Vol Lokasi Waktu
Sumber
Biaya
Penan
ggung
Jawab
Pelaksana Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tidak ada
kelompoktani
yang mampu
mengolah
pelepah kelapa
sawit menjadi
pakan ternak
dengan benar
Kelompokta
ni mampu
mengolah
pelepah
kelapa sawit
menjadi
pakan ternak
dengan
benar dari
0% menjadi
50%
Semua
kelompoktani
tidak mampu
mengolah
pelepah kelapa
sawit dengan
benar
Kelompo
ktani
v v Cara
pengolahan
pelepah
kelapa sawit
menjadi pakan
ternak
Demon
strasi cara
dan
diskusi
2X Desa
Bukit Selamat
dan Desa
Halaban
Septem
ber 2019
APBD Kood.
BPP Kec.Be
sitang
Penyuluh
dan Mahasiswa
82
A. LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)
Judul Penyuluhan : Cara Pengolahan Pelepah Kelapa Sawit menjadi Pakan
Ternak
Tujuan Penyuluhan : Kelompoktani mampu mengolah pelepah kelapa sawit
menjadi pakan ternak dengan benar dari 0% menjadi 50%
Sasaran Penyuluhan : Kelompoktani di Desa Bukit Selamat dan Desa Halaban
Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat
Tanggal :
Metode : Demonstrasi cara dan Diskusi
Media : Leaflet dan Video
Waktu : 60 Menit
Pokok
Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu Keterangan
Pendahuluan
- Salam pembuka
- Review tentang keadaan
kelapa sawit di lahan
kelompoktani
15 Menit Diskusi
Isi Materi
- Penjelasan tentang arti
pentingnya memanfaatkan
pelepah
- Cara pengolahan pelepah
kelapa sawit menjadi pakan
ternak
30 Menit
Demostrasi
cara dan
diskusi
Penutup - Salam Penutup
- Tanya jawab 15 Menit diskusi
Besitang, September 2019
Sri Haryati Parapat
83
Sinopsis
B. CARA PENGOLAHAN PELEPAH KELAPA SAWIT MENJADI
PAKAN TERNAK
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan YME atas Rahmat dan Karunia-Nya
kita dapat berkumpul dan bertatap muka di tempat ini dalam rangka penyuluhan
tentang pemanfaatan pelepah sawit sebagai usaha pakan ternak.
Pelepah kelapa sawit merupakan bagian dari daun tanaman kelapa sawit
yang berwarna hijau (lebih muda dari warna daunnya). Pelepah kelapa sawit
meliputi helai daun, setiap helainya mengandung lamina dan midrib, ruas tengah,
petiole dan kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55 cm hingga 65 cm dan
mencakup dengan lebar 2,5 cm hingga 4 cm, setiap pelepah mempunyai lebih
kurang 100 pasang helai daun. Jumlah pelepah yang dihasilkan meningkat 30-40
batang ketika berumur 3-4 tahun. Pelepah kelapa sawit bila dilihat dari kandungan
protein kasarnya maka bisa dijadikan sumber protein dalam makanan ternak
maupun sebagai pengganti sumber protein yang harganya relatif mahal. Faktor
pembatasan pelepah daun kelapa sawit sebagai pakan ternak adalah kandungan
lignin yang tinggi dan kadar protein kasar yang rendah, perlu dilakukan
pengolahan salalah satunya dengan cara fermentasi. Teknologi fermentasi pada
pelepah daun kelapa sawit dapat mengurangi selulosa, hemiselulosa dan lignin
menjadi bentuk sederhana, sehingga bahan pakan mudah dicerna oleh mikroba
rumen. Pada proses tersebut juga akan tercakup sel-sel mikroba dan enzim yang
mengandung protein-protein serta metabolit lainnya, dengan demikian dihasilkan
produk pakan dengan kualitas lebih baik terutama kandungan protein dan serat
kasar.
Tabel 1. Kandungan Nutrien Daun dan Pelepah Kelapa Sawit
No Jenis Analisis Jumlah Kandungan (%)
1 Bahan kering 48,78
2 Protein kasar 5,3 3 Hemiselulosa 21,1 4 Selulosa 27,9
5 Serat kasar 31,09 6 Abu 4,48
7 BETN 51,87 8 Lignin 16,9
9 Silika 0,6
84
Pakan adalah bahan-bahan hasil pertanian, perikanan, peternakan dan hasil
industri yang mengandung nutrisi dan layak dipergunakan sebagai pakan, baik
yang diolah maupun belum diolah. Bahan pakan adalah bahan yang dapat
dimakan, dicerna dan digunakan oleh hewan. Bahan pakan ternak terdiri dari
tanaman, hasil tanaman, dan kadang-kadang berasal dari ternak serta hewan yang
hidup di laut. Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi dan dapat bermanfaat bagi
ternak. Bahan pakan yang baik adalah bahan pakan yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tidak mengandung racun
yang dapat membahayakan ternak yang mengkonsumsinya.
Pengolahan adalah proses, cara, pembuatan, memanfaatkan sumber alam
untuk pembangunan. Sedangkan sumber alam adalah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar
hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita.
Langkah Kerja Pengolahan Pelepah Kelapa Sawit menjadi Pakan Ternak
- Secara Manual
1) Alat dan Bahan:
a) Pelepah sawit sebagai sumber serat.
b) Tetes tebu (molasses) dengan campuran 1 liter molasses untuk 10 liter air
c) Probiotik (Misal Suplemen Organic Cair (SOC) dari PT HCS, probiotik
tangguh dari NASA, starbio. Kita gunakan SOC (1 tutup botol untuk 3 liter
air)
d) Pupuk Urea, dengan batas penggunaan 3 sampai dengan 5 persen dari
keseluruhan bahan pakan
e) Air.
2) Langkah Kerja:
a) Langkah pertama yaitu siapkan dahulu pelepah dari pohon kelapa sawit yang
bisa di pakai untuk pakan. Yang perlu anda perhatikan, jangan menggunakan
pelepah yang sudah usang.
85
b) Kedua, pelepah dari pohon kelapa sawit dikupas, sebenarnya proses ini bisa
dilakukan dengan menggunakan cara manual, tapi jika anda ingin lebih
praktis dan hasilnya bagus sebaiknya dicacah secara mesin.
c) Ketiga, pelepah dari sawit dicampurkan dengan bahan pakan lain, seperti
molasses atau yang dikenal juga dengan tetes tebu. Lalu campurkan juga
dengan konsentrat yang mempunyai kandungan protein tinggi seperti dedak,
bekatul, atau bungkil sawit
d) Keempat, cacahan dari pelepah sawit yang segar tadi, diperciki secara merata
dengan larutan urea yang telah disediakan.
e) Kelima, cacahan pelepah sawit di masukan ke dalam wadah besar (Bisa
berupa drum) yang bias menampung seluruh adonan
f) Keenam, adonan pakan dipadatkan hingga rata.
g) Ketujuh, tutup rapat adonan pakan untuk menghasilkan kondisi yang kedap
udara agar dapat di fermentasi. Sebagai tambahan, usahakan agar di simpan
juga di udara yang stabil, tidak boleh terlalu panas dan juga tidak boleh
terlalu dingin.
h) Terakhir, biarkan cacahan pelapah sawit yang ada di drum kurang lebih
dalam waktu 14 sampai dengan 21 hari, hingga siap diberikan pada ternak
sebagai pakan dasar sesudahnya.
- Menggunakan Mesin (PPKS Bukit Sentang, 2017)
1) Pencacahan Pelepah KelapaSawit
Pelepah kelapa sawit dicacah dengan mesin Cooper. Mesin cooper
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mesin. Dalam proses pencacahan
mesin mampu mencacah 500 - 700 kg pelepah sawit selama 1 jam. Ukuran
pelepah kurang lebih 6 kg, sehingga dalam 1 jam mesin mencacah kurang lebih
117 pelepah. Setelah pelepah dicacah, satu pelepah akan menghasilkan cacahan
pelepah sebanyak 4 kg. Kecepatan mesin pencacah mencapai 700 km/jam. Bentuk
mesin cooper bias kita lihat pada Gambar 1 berikut ini.
86
Gambar 1. Mesin Cooper (Pencacah)
2) Setelah dicacah, hasil cacahan pelepah sawit akan terkumpul di sekitar mesin
cooper. Kemudian hasil cacahan tersebut dimasukkan ke dalam karung
sebelum dicampurkan ke dalam mesin mixer.
Gambar 2. Proses Pemasukan Hasil Cacahan
3) Pencampuran Pakan Ternak
Pencampuran pakan ternak dilakukan dengan menggunakan mixer dengan
kapasitas 300 kg selama 15 menit. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan pakan ternak dari pelepah kelapa sawit di PPKS Bukit Sentang antara
lain pelepah sawit yang telah dicacah, bungkil inti sawit, dedak padi/jagung,
molasses, garam dan ultra mineral. Berikut gambar bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan pakan ternak dari pelepah sawit, yaitu :
87
Cacahan pelepah sawit Bungkil inti sawit Dedak
Molasess Ultra Mineral
Gambar 3. Bahan Pembutan Pakan Ternak
Dosis pencampuran bahan dalam pembuatan pakan ternak tersebut tertera
padaTabel 2, sebagai berikut :
Tabel 2. Dosis Pembuatan Pakan
No Uraian Komposisi (%) Kg
1. Cacahan pelepah sawit 40 48
2. Bungkil inti sawit 30 36
3. Dedak jagung/padi 23 27,6
4. Molasses 4 4,8
5. Garam 1 1,2
6. Ultra mineral 2 2,4
4) Terakhir pencampuran, siramkan molase 1 ember secara merata keseluruh
campuran. Pengadukan semua bahan berlangsung kurang lebih 10 menit.
Kemudian dilanjutkan dengan fermentasi selama 1 malam. Campuran seluruh
bahan dimasukkan ke dalam karung goni kedap udara. Siap untuk dikonsumsi
ternak sapi.
88
Dari pemaparan tersebut diharapkan kepada para kelompoktani mampu
mengolah pelepah kelapa sawit menjadi pakan ternak dengan benar dari 0%
menjadi 50%.
Demikian penyampaian saya, selaku manusia tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Oleh sebab itu, kami juga membutuhkan saran, masukan dan kritik
yang membangun dari Bapak/Ibu anggota kelompoktani sekalian untuk
kepentingan kita bersama demi meningkatnya perekonomian kelompok.
Terima kasih.
Besitang, September 2019
Sri Haryati Parapat
89
DAFTAR PUSTAKA
Amala, T.A., Chalil, D., & Sihombing, L. 2013. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Tingkat Adopsi Petani Terhadap Sistem Pertanian
Padi Organik (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan
Kabupaten Serdang Bedagai). Medan: Journal on Social Economic of
Agriculture and Agribisnis
Andara, R. 2011. Limbah. Diakses di http://klikbelajar.com /pelajaran-
sains/limbah/ pada tanggal 18 Februari 2019. Medan
Asiah, M.D. 2009. Hubungan tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Kesehatan
Reproduksi Ibu Rumah Tangga di Desa Rukohkecamatan Syiah Kuala
Banda Aceh. Aceh: FKIP Unsyiah
Asmarantaka, R.W. danZainuddin, A. 2017. Efisiensi dan Prospektif Usaha Tani
Ubi Jalar. Bogor: Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan
Sampah Perkotaan,SNI 1726:2013. Jakarta: BSN
Bailey. 2017. Metode Penelitian. Diakses di
https://www.slideshare.net/wlucy1/metode-penelitian-27122596pada
tanggal 17 Februari 2019. Medan
Badan Pusat Statistik. 2016. Luas Tanam Tanaman Kelapa Sawit Menurut
Kecamatan Tahun 2010-2015. Langkat: BPS Kabupaten Langkat
. 2018. Kecamatan Besitang. Langkat: BPS Kabupaten
Langkat.
Buku Statistik Perkebunan Indonesia. 2017. Indonesian Oil Palm Statistics.
Jakarta: Badan Pusat Statistik CV. Dharmaputra
Chin, W.C. and Todd, P.A. 1995. On the Use, Usefulness and Ease of Use
ofStructural Equation Modelling in MIS Research: A Note of Caution.MIS
Quarterly. Quarterly: Journal of Management Information System Quarterly
Darmono. 1993. Tata Laksana Usaha Sapi Kareman. Yogyakarta: Kanisius
Direktorat Jendral Perkebunan.2017. Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta:
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan
Effendi, S dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
90
Efryantoni. 2009. Pola Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi
sebagai Penjamin Ketersediaan Pakan. Bengkulu: Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
Erliadi. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani Menggunakan
Benih Varietas Unggul pada Usahatani Padi Sawah (Oryza sativa L.).
Aceh Tamiang: AGRISAMUDRA
Febriana, P. 2010. Motivasi Petani Dalam Budidaya Buah Naga di Kecamatan
Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Febriani, N. 2014. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Minat Berwirausaha
Pada Siswa Smk Kasatrian Solo Sukoharjo. Surakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hammond, J.W. dan Dahl, D.C. 1977. Market and Price Analysis The
Agricultural Industry. New York: Mc. Grawhill Book Company
Hanafi. 2007. Keragaan Pastura Campuran pada Berbagai Tingkat Naungan dan
Aplikasinya pada Lahan Perkebunan Kelapa Sawit. Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat
Hurlock.1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Hartono, J. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kesepuluh.
Yogyakarta: BPFE
Hidayat, I. 2016. Pengaruh Pemberian Ransum Berbasis Limbah Kelapa Sawit
Terhadap Pertambahan Bobot Tubuh Sapi Potong. Skripsi. Bandar
Lampung: Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bandar Lampung
Imsya, A. 2007. Konsentrasi N-Amonia, Kecernaan Bahan Kering dan Kecernaan
Bahan Organik Pelepah Sawit Hasil Amoniasi Secara In-vitro. Prosiding.
Bogor: Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
Indraningsih. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Usahatani Petani
sebagai Representasi Strategi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan di
Lahan Marjinal. Bogor: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Junaidi, A. 2010. Analisis kandungan gizi ransum komplit dari limbah
perkebunan kelapa sawit yang difermentasi dengan feses sapi. Skripsi.
Pekanbaru: Fapertapet UIN Suska Riau
Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak I. Fakultas Peternakan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada
91
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Jakarta: Balai Pustaka
Kumala, D. 2018. Minat Petani dalam Penggunaan Benih Varietas Lokal pada
Usahatani Cabai Merah di Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara.
Karya Ilmiah Penugasan Akhir (KIPA) STPP Medan. Medan
Loekmono. 2006. Pengenalan Diri dalam Kepemimpinan Pendidikan. Semarang:
YPSAK
Mantra. 2004. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mardikanto, T. 2009. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas
Maret University Press
. 2012. Sistem Penyuluhan Pertanian. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret
Marza, A.R. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemuda Pedesaan dalam
Melanjutkan Usahatani Padi di Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi.
Lampung: Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Muhammad A., Agustono, & Arip W. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Petani Dalam Berusahatani Padi Di Kecamatan Kebakkramat
Kabupaten Karanganyar. Surakarta: Program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Sekolah tinggi Ilmu Manajemen
YKPN
Mulyana, A. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan
Ajar UMB
Murtidjo, B.A. 1993. Beternak Sapi Potong. Yogyakarta: Kanisius
Narso. 2012. Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang Tentang Perannya Dalam
Penyuluhan Pertanian Padi di Provinsi Banten. Sumatera Barat: Jurnal
Penyuluhan. Universitas Andalas
Natasha, N.C. 2012. Variasi Komposisi dan Sumber Nutrisi bagi Miselium pada
Proses Pelapukan Pelepah Kelapa Sawit untuk Mendegradasi Lignin
dengan Pleurotus ostreatus. Skripsi. Depok: Fakultas Teknik Universitas
Indonesia
Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prenada Media Group
92
Nurjaya. 2013. Pengaruh Pemberian Boraks Dosis Bertingkat Terhadap
Perubahan Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Hepar Selama 28
Hari. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara
Oktaviani L., Azhar, & Mustafa U. 2017. Analisis Pendapatan dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Minat Petani terhadap Usahatani Padi Sawah
Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Aceh Barat: Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pertanian Unsyiah. Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Syiah Kuala
Panurat, S.M. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Petani
Berusahatani Padi Di Desa Sendangan Kecamatan Kakas Kabupaten
Minahasa. Manado: Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi
Permentan No. 67 Tahun 2016 Tentang Pembinaan Kelembagaan Petani. Jakarta:
Kementerian Pertanian
Piyatno, D. 2014. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: Penerbit
ANDI
Purwanti, I. 2013. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Hasil Produksi Pada
Home Industri Sambel Pecel Di Kota Madiun. Madiun: FPIPS IKIP PGRI
Madiun
Rianse, U dan Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan
Aplikasi. Bandung: Alfabeta
Rochani, A. 2004. Persepsi Nelayan Terhadap Jaring Ara di Kabupaten Batang.
Diakses dihttp://www.portalgaruda.article. Pada tanggal 10 Juni 2019.
Medan
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Sastroepoetra, 2004. Partisipasi adalah keterlibatan spontan dengan kesadaran.
Malang: Percetakaan Digital Universitas Negeri Malang
Sianipar, T.P. 2009. Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit dan Limbah Industrinya
sebagai Pakanterhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase
Pertumbuhan. Skripsi. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara
Siregar, A.T. 2016. Motivasi Petani dalam Pemupukan Berimbang pada Tanaman
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kecamatan Besitang Kabupaten
Langkat. Karya Ilmiah Penugasan Akhir (KIPA) STPP MEDAN. Medan
Soekartawi. 1987. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori Dasar dan
Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Press
93
.2001. Pengantar Agroindusri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
. 2006. Agribisnis Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press
Solikhan. 2015. Peranan Birokrasi Dalam Kinerja Kebijakan. Yogyakarta: Jurnal
Politik dan Kebijakan Publik Sunan Kalijaga State Islamic University
(UIN) Yogyakarta
Sudarmono, A.S. dan Sugeng,Y.B. 2008. Sapi Potong. Jakarta: Penebar Swadaya
Sudi. 2019. Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Besitang. Langkat:
Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Besitang
Sudjana, N. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algessindo
Sugeng, Y.B. 2001. Pembiakan Ternak Sapi. Jakarta: Gramedia
Sugiri, S. 2009. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: UPP STIM TKPN
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet
Sujarweni, W. 2014. Metodologi penelitian: Lengkap, Praktis, Dan Mudah
Dipahami. Yogyakarta: PT Pustaka Baru
Sukardi. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Bandung: Usaha
Nasional
Sutami. 2009. Partisipasi Masyarakat Pada Pembangunan Prasarana
Lingkungan Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
(PPMK). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro
Suyanto. 2008. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah
Sakit. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press
Suyoko. 2008. Kesesuaian Lahan Kering Untuk Tanaman Wortel (Daucus
CarotaL.) Dan Bawang Merah (Allium Oscolonium L.) Di Sub Das
SaminKabupaten Karanganyar. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret.
Tillman, A. D.,S, Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, H. Hartadi dan S.
Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Trimo.2006. Evaluasi Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta:
Universitas Negeri Surakarta Press
94
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta
Wasti, R. 2013. Hubungan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Tata Busana Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang. Skripsi. Padang:
Universitas Negeri Padang
Wibowo, N. 2016. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran
Berdasarkan Gaya Belajar Di SMK Negeri 1 Saptosari. Yogyakarta:
Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO).
SMK N 1 Saptosari Gunungkidul
Winardy. 2004. Motivasi danPemotivasi dalam Manajemen. Jakarta: PT. Raja
Grafindo
Yuwono, 2001. Pengertian Minat dan Keinginan. Diakses di http://Yuwono. co.id
pada tanggal 15 Juni 2019. Medan
Zahara, Pujiharti, Y., Silalahi, M. 2013. Proses Pengambilan Keputusan dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani terhadap Penggunaan
Varietas Unggul Padi di Kabupaten Lampung Selatan. Lampung: Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
95
Lampiran 1. Kuesioner Hasil Pengkajian
KUESIONER TUGAS AKHIR
No. Responden:
KATA PENGANTAR
Prihal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Judul : Minat Kelompoktani dalam Pemanfaatan Pelepah
Kelapa Sawit sebagai Usaha Pakan Ternak di
Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat
Lampiran : 1 (satu) Berkas
Kepada YTH :
Bapak/Ibu/Sdr/i ----------------
Di -
Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir (TA) sebagaisalah satu syaratuntuk
mendapatakan gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.Pt) di Politeknik Pembangunan
Pertanian (Polbangtan Medan), maka saya mohon kepada bapak/Ibu/Sdr/i kesediaannya
untuk mengisi kuesioner yang telah tersedia.
Angket ini bukan tes psikologi, maka dari itu Bapak/Ibu/Sdr tidak perlu takut untuk
menjawabnya. Semua jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan adalah benar dan jawaban
yang diminta sesuai dengan kondisi yang di lakukan selama ini.
Semua jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi
penulis, atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr, saya ucapkan terima kasih.
Besitang, April 2019
Hormat saya,
Sri Haryati Parapat
Lanjutan Lampiran 1.
96
A. Petunjuk Pengisian
a. Mohon angket diisi oleh Bapak/Ibu/Sdr untuk menjawab seluruh pernyataan yang
ada.
b. Berilah tanda check list (v) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
B. Identitas Responden
a. Nama : ....................................................................................
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
c. Umur : ....................................................................................
d. Pendidikan terakhir : ....................................................................................
e. Luas lahan Kelompok : ....................................................................................
f. Status Perkawinan : Belum Menikah / Sudah Menikah
g. Status Kepemilikan Lahan : Milik Sendiri / Milik Oranglain
h. Nama Kelompoktani : ....................................................................................
i. Lama Berkelompoktani : ....................................................................................
j. Jabatan di Kelompoktani : ....................................................................................
k. Alamat : ....................................................................................
....................................................................................
*) Coret yang tidak perlu.
Kriteria Penilaian :
SR : Sangat Rendah = 1
R : Rendah = 2
S : Sedang = 3
T : Tinggi = 4
ST : Sangat Tinggi = 5
Lanjutan Lampiran 1.
97
No. Pertanyaan &Pernyataan Alternatif Jawaban Jumlah Nilai
Pengalaman (X1)
1. Sudah berapa lama kelompoktani
bapak/ibu melakukan usaha tanaman
kelapa sawit ?
1. < 1 tahun
2. 1 s/d 5 tahun
3. 6 s/d 10 tahun
4. 11 s/d 15 tahun
5. > 15 tahun
2. Dengan pengalaman yang banyak,
maka kelompoktani kami semakin
berminat melakukan usaha
pengolahan limbah
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
3. Lamanya kelompoktani kami
berusahatani sudah selayaknya
dikembangkan menjadi unit usaha
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
4. Semakin banyak pengalaman
kelompoktani kami, akan semakin
siap melakukan usaha dan
mengendalikan risiko yang datang.
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
Luas Lahan (X2)
1. Dengan luas lahan yang besar,
apakah kelompoktani bapak/ibu
tertarik mengembangkan usahatani
menjadi pengolahan limbah ?
1. Sangat Tidak Tertarik
2. Tidak Tertarik
3. Kurang Tertarik
4. Tertarik
5. Sangat Tertarik
2. Berapa perkiraan jumlah limbah
pelepah kelapa sawit yang dihasilkan
pada lahan kelompoktani bapak/ibu
per hektar?
1. ≤ 25 pelepah/ha
2. 26 s/d 50 pelepah/ha
3. 51 s/d 75 pelepah/ha
4. 76 s/d 100 pelepah/ha
5. ≥101 pelepah/ha
3. Banyaknya limbah pelepah kelapa
sawit akan menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan jika tidak
dimanfaatkan
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
4. Limbah pelepah kelapa sawit yang
dihasilkan dapat diolah menjadi
pakan ternak
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
Pendapatan (X3)
1. Berapa rata-rata pendapatan yang
diperoleh kelompoktani bapak/ibu
dalam budidaya tanaman kelapa
sawit per bulan?
1. ≤ 1 juta
2. 1,1 s/d 2 juta
3. 2,1 s/d 3 juta
4. 3,1 s/d 4 juta
5. ≥ 4,1 juta
Lanjutan Lampiran 1.
98
2. Rendahnya produktivitas usahatani
mempengaruhi jumlah pendapatan
kelompoktani kami
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
3. Kecilnya pendapatan dapat
mempengaruhi kelompoktani kami
untuk berwirausaha tani
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
4. Pengolahan limbah dapat dijadikan
alternatif untuk menambah
pendapatan kelompoktani kami
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
Keaktifan Kelompok (X4)
1. Seberapa sering kelompoktani
bapak/ibu mengikuti kegiatan
penyuluhan/sosialisasi dalam
setahun?
1. Tidak pernah
2. Satu kali setahun
3. Dua kali setahun
4. Tiga kali setahun
5. Diatas tiga kali setahun
2. Pengurus kelompok bertugas
menyampaikan informasi/inovasi
yang diperoleh dari luar kepada
seluruh anggota kelompoktani
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Kurang Setuju
4. Setuju
5. Sangat Setuju
3. Seluruh anggota kelompoktani
terlibat dalam kegiatan penyuluhan
dan pembinaan yang diadakan oleh
kelompoktani
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
4. Banyaknya kegiatan
kelompoktanikami dapat
meningkatkan kesadaran untuk
melakukan usaha pengembangan
kelompok
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
Sarana dan Pasarana (X5) 1. Dalam memulai sebuah usaha, sarana
dan parasana adalah hal utama yang
diperhatikan.
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
2. Ketersediaan sarana dan prasarana
dapat mempengaruhi kelompoktani
kami dalam berwirausaha
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
3. Gudang pengolahan sangat
dibutuhkan untuk tempat pengolahan
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
Lanjutan Lampiran 1.
99
dan penyimpanan. 3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
Kebijakan Pemerintah (X6)
1. Apakah kelompok bapak/ibu tertarik
untuk mengupayakan sarana dan
prasarana dalam kegiatan usaha
pakan ternak?
1. Sangat Tidak Tertarik
2. Tidak Tertarik
3. Kurang Tertarik
4. Tertarik
5. Sangat Tertarik
2. Apakah selama ini, pemerintah
terlibat dalam kegiatan usahatani di
kelompoktani bapak/ibu ?
1. Sangat Tidak Terlibat
2. Tidak Terlibat
3. Kurang Terlibat
4. Terlibat
5. Sangat Terlibat
3. Pemerintah juga dapat berperan
sebagai penyedia sarana dan
prasarana dalam usaha pakan ternak.
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
Pemasaran (X7)
1. Pemasaran merupakan salah satu hal
yang harus diperhatikan dalam
memulai suatu usaha pengolahan
limbah menjadi pakan ternak
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
2. Apakah kelompoktani bapak/ibu
yakin bahwa pemasaran yang luas
akan mendatangkan keuntungan
besar dalam usaha pengolahan
limbah menjadi pakan ternak?
1. Sangat Tidak Yakin
2. Tidak Yakin
3. Ragu-Ragu
4. Yakin
5. Sangat Yakin
3. Potensi pasar untuk usaha pakan
ternak dinilai sangat besar
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
4. Pemasaran untuk usaha pakan ternak
dapat dilakukan dengan mengadakan
mitra/kerjasama dengan
kelompoktani lain atau masyarakat
yang memiliki ternak
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
5. Dengan adanya pemasaran yang
baik, akan meningkatkan kesadaran
kelompoktani kami terhadap usaha
pengolahan limbah pelepah kelapa
sawit menjadi pakan ternak.
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
Lanjutan Lampiran 1.
100
Biaya Produksi (X8)
1. Berapa rata-rata biaya produksi yang
dikeluarkan kelompoktani bapak/ibu
dalam berusahatani kelapa sawit?
1. ≤ 500 rb/tahun
2. 501 rb s/d 1 jt/tahun
3. 1,1 jt s/d 1,5 jt /tahun
4. 1,6 jt s/d 2 jt /tahun
5. ≥ 2,1 jt / tahun
2. Berapa iuran kas yang ditetapkan
oleh kelompok bapak/ibu dalam
setiap bulannya?
1. Tidak ada
2. ≤ 25rb /bulan
3. 26 rb s/d 50rb / bulan
4. 51 rb s/d 75rb /bulan
5. ≥76 rb /bulan
3. Setiap kelompoktani wajib memiliki
kas/iuran yang harus dibayar oleh
anggota kelompok
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
4. Besarnya biaya pengeluaran untuk
produksi usahatani dapat dibantu
dengan adanya kas kelompok
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
5. Kas kelompok juga dapat berfungsi
membantu biaya pengeluaran untuk
usaha kelompok seperti pakan ternak
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
Peran Penyuluh (X9)
1. Apakah penyuluh selama ini
berperan dalam kegiatan usahatani
kelompok bapak/ibu?
1. Sangat Tidak Berperan
2. Tidak Berperan
3. Kurang Berperan
4. Berperan
5. Sangat Berperan
2. Penyuluh selalu mendukung
kelompoktani kamidalam
meningkatkan usahatani kelompok
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
3. Penyuluh selalu memberikan
dukungan kepada kelompoktani kami
agar dapat berwirausaha untuk
menambah pendapatan kelompok
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
4. Apakah penyuluh pernah
memberikan materi penyuluhan
tentang pemanfaatan limbah kelapa
sawit kepada kelompoktani
bapak/ibu ?
1. Sangat Tidak Pernah
2. Tidak Pernah
3. Kadang-kadang
4. Pernah
5. Sangat Pernah
Lanjutan Lampiran 1.
101
Minat Kelompoktani dalam Pemanfaatan Pelepah Kelapa Sawit sebagai Usaha
Pakan Ternak (Y)
1. Pemanfaatan pelepah kelapa sawit
selain berguna untuk sanitasi kebun
juga untuk menambah hasil
usahatani kelompoktani kami
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
2. Pengolahan limbah pelepah kelapa
sawit juga berguna untuk menambah
pendapatan kelompoktani kami
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
3. Limbah pelepah kelapa sawit bisa
dijadikan usaha pakan ternak oleh
kelompoktani kami
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
4. Usaha pakan ternak adalah usaha
menjanjikan yang dapat
dikembangkan karena memiliki
potensi pasar yang tinggi
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
5. Kelompoktani kami memiliki
keinginan atau berminat untuk
mengolah limbah menjadi pakan
ternak
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Setuju
5. Sangat Setuju
102
Lampiran 2. Rekapituasi Data Responden Pengkajian
DATA RESPONDEN PENGKAJIAN DI KECAMATAN BESITANG
No Nama Responden Jenis
Kelamin
Umur
(Tahun) Pendidikan Poktan Jabatan
Luas Lahan
Kelompok
1 M.Asli Siregar Laki-Laki 51 SMP
Sejalan
Ketua
40 Ha 2 Adi Susanto Laki-Laki 39 SMA Sekretaris
3 Deni Pasaribu Laki-Laki 28 SMA Bendahara
4 Mangarahon Siregar Laki-Laki 45 SMP Anggota
5 Tumbur Meha Marbun Laki-Laki 63 SD
SukaTani
Ketua
44 Ha 6 Amat Manullang Laki-Laki 46 SMP Sekretaris
7 Martona D. Nainggolan Laki-Laki 45 SMA Bendahara
8 Herman Marbun Laki-Laki 36 SMA Anggota
9 Ibrahim Siregar Laki-Laki 45 SMP
Maju Jaya
Ketua
41 Ha 10 Imam Syafi'i Laki-Laki 32 SMA Sekretaris
11 Suyatno Laki-Laki 47 SMP Bendahara
12 M. Nuh Laki-Laki 50 SMP Anggota
13 Amir LautanS. Laki-Laki 67 SD
KaryaNyata
Ketua
50 Ha 14 Jepson Situmorang Laki-Laki 29 SMA Sekretaris
15 Akup Manullang Laki-Laki 67 SD Bendahara
16 Alboin Sitorus Laki-Laki 45 SMP Anggota
Lanjutan Lampiran 2.
103
17 M. Yusuf Laki-Laki 55 SD
BinaTani
Ketua
37,5 Ha 18 Agus Suriyadi Laki-Laki 35 SMA Sekretaris
19 Sarkum Laki-Laki 61 SMP Bendahara
20 Namin Laki-Laki 71 SD Anggota
21 Cobang Malau Laki-Laki 57 SMP
Serasi
Ketua
44 Ha 22 Singkon Tampubolon Laki-Laki 45 SMA Sekretaris
23 Mangasi Solin Laki-Laki 33 SMA Bendahara
24 Firman Zebua Laki-Laki 49 SMA Anggota
25 Adipin Situmorang Laki-Laki 40 SMA
Ingin Jaya
Ketua
45 Ha 26 Samaradas Hutabarat Laki-Laki 45 SMA Sekretaris
27 Sahlan Efendi Siregar Laki-Laki 40 SMA Bendahara
28 Horas Manullang Laki-Laki 55 SMA Anggota
29 Oji Sulhanuddin Hrp Laki-Laki 47 SMA
Harapan
Ketua
28 Ha 30 Hasan Angkat Laki-Laki 64 SD Sekretaris
31 Sukiman Laki-Laki 59 SMP Bendahara
32 Abdul Rahman Laki-Laki 45 SMA Anggota
33 Edi Erianto Laki-Laki 55 S1
Sekata
Ketua
46 Ha 34 M.Yusuf Laki-Laki 37 SMA Sekretaris
35 Irlan Laki-Laki 46 SMA Bendahara
36 Usman Lubis Laki-Laki 55 SD Anggota
37 Amrin Saragih Laki-Laki 49 SD SukaMaju
Ketua 51 Ha
38 Razali Laki-Laki 55 SMP Sekretaris
Lanjutan Lampiran 2.
104
39 Saladdin Tobing Laki-Laki 74 SMP Bendahara
40 Sudai Supandi Laki-Laki 30 SMA Anggota
41 Abadi Munthe Laki-Laki 55 SMA
Subur
Ketua
54 Ha 42 Kadar Sagala Laki-Laki 53 SMP Sekretaris
43 Bageate Berutu Laki-Laki 43 SMA Bendahara
44 Marianto Manik Laki-Laki 35 SMP Anggota
45 M. Safii Laki-Laki 54 SMP
Sepakat
Ketua
43 Ha 46 Zulkifli Nasution Laki-Laki 48 SMP Sekretaris
47 Ilyas Dayaguna Pulungan Laki-Laki 51 SD Bendahara
48 Junaidi Laki-Laki 36 SMA Anggota
49 Oloan Butar-Butar Laki-Laki 59 SMA
Nauli
Ketua
42 Ha 50 Arifin Butar-Butar Laki-Laki 43 SMA Sekretaris
51 Marudur Hutasoit Laki-Laki 47 SMP Bendahara
52 Ebet Manalu Laki-Laki 44 SMA Anggota
53 Abdul GaniGultom Laki-Laki 59 SMA
Seiya
Ketua
40 Ha 54 Syawaluddin Laki-Laki 35 SMA Sekretaris
55 IrfanSimanjuntak Laki-Laki 30 SMA Bendahara
56 Cipto Laki-Laki 50 SD Anggota
57 Abdon Manurung Laki-Laki 61 SMA
Dosroha
Ketua
81 Ha 58 Martinus Ginting Laki-Laki 59 SD Sekretaris
59 RT. Hasiolan Laki-Laki 58 SMP Bendahara
60 Lestina Sitanggang Laki-Laki 42 SMP Anggota
Lanjutan Lampiran 2.
105
61 Adi Susisman Laki-Laki 40 SD
Sabar
Ketua
36 Ha 62 Bambang Sugianto Laki-Laki 43 S1 Sekretaris
63 Rantiman Laki-Laki 42 SMA Bendahara
64 Yuni Purnama Sari Perempuan 36 SMP Anggota
65 Sukarsono Laki-Laki 60 SMP
Sinar Bahagia
Ketua
36 Ha 66 Jikun Laki-Laki 56 SMA Sekretaris
67 Agus Haryono Laki-Laki 55 SD Bendahara
68 Saifullah Laki-Laki 40 SMA Anggota
69 Ismail Laki-Laki 56 SD
Sari
Ketua
28,5 Ha 70 Abdul Azis Laki-Laki 45 SMA Sekretaris
71 Safari Laki-Laki 53 SD Bendahara
72 Hamidah Perempuan 49 SMP Anggota
73 Irfan Efendi Laki-Laki 33 SMP
Tani Sabar
Ketua
33,5 Ha 74 Zainal Abidin Laki-Laki 45 SMA Sekretaris
75 Adi Chandra Laki-Laki 34 SMA Bendahara
76 Sunarto Laki-Laki 45 SMP Anggota
77 Muhammad Laki-Laki 38 SMA
Mulia
Ketua
19,5 Ha 78 Zulkifli Simamora Laki-Laki 64 SD Sekretaris
79 Sarman Laki-Laki 61 SD Bendahara
80 Safaruddin Laki-Laki 53 SMP Anggota
106
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas
HASIL UJI VALIDITAS
VARIABEL PENGAMALAN (X1) Correlations
V1.1 V1.2 V1.3 V1.4 V1.5 TOTAL_V1
V1.1 Pearson Correlation 1 ,158 ,106 ,050 ,325 ,708**
Sig. (2-tailed) ,462 ,622 ,815 ,122 ,000
N 24 24 24 24 24 24
V1.2 Pearson Correlation ,158 1 -,413* -,581
** -,389 -,227
Sig. (2-tailed) ,462 ,045 ,003 ,060 ,285
N 24 24 24 24 24 24
V1.3 Pearson Correlation ,106 -,413* 1 ,274 ,117 ,431
*
Sig. (2-tailed) ,622 ,045 ,194 ,587 ,035
N 24 24 24 24 24 24
V1.4 Pearson Correlation ,050 -,581** ,274 1 ,682
** ,659
**
Sig. (2-tailed) ,815 ,003 ,194 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24
V1.5 Pearson Correlation ,325 -,389 ,117 ,682** 1 ,772
**
Sig. (2-tailed) ,122 ,060 ,587 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24
TOTAL_V1 Pearson Correlation ,708** -,227 ,431
* ,659
** ,772
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,285 ,035 ,000 ,000 N 24 24 24 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
VARIABEL LUAS LAHAN (X2)
Correlations
V2.1 V2.2 V2.3 V2.4 V2.5 TOTAL_V2
V2.1 Pearson Correlation 1 ,250 -,322 ,400 ,000 ,440*
Sig. (2-tailed) ,239 ,125 ,053 1,000 ,032
N 24 24 24 24 24 24
V2.2 Pearson Correlation ,250 1 ,161 -,200 ,000 ,251
Sig. (2-tailed) ,239 ,452 ,348 1,000 ,236
N 24 24 24 24 24 24
V2.3 Pearson Correlation -,322 ,161 1 ,105 -,026 ,405*
Sig. (2-tailed) ,125 ,452 ,626 ,905 ,050
N 24 24 24 24 24 24
V2.4 Pearson Correlation ,400 -,200 ,105 1 ,133 ,771**
Sig. (2-tailed) ,053 ,348 ,626 ,536 ,000
N 24 24 24 24 24 24
V2.5 Pearson Correlation ,000 ,000 -,026 ,133 1 ,467*
Sig. (2-tailed) 1,000 1,000 ,905 ,536 ,021
N 24 24 24 24 24 24
TOTAL_V2 Pearson Correlation ,440* ,251 ,405
* ,771
** ,467
* 1
Lanjutan Lampiran 3.
107
Sig. (2-tailed) ,032 ,236 ,050 ,000 ,021
N 24 24 24 24 24 24
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
VARIABEL PENDAPATAN (X3)
Correlations
V3.1 V3.2 V3.3 V3.4 V3.5 TOTAL_V3
V3.1 Pearson Correlation 1 ,000 -,026 ,133 1,000** ,737
**
Sig. (2-tailed) 1,000 ,905 ,536 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24
V3.2 Pearson Correlation ,000 1 ,161 -,200 ,000 ,161
Sig. (2-tailed) 1,000 ,452 ,348 1,000 ,452
N 24 24 24 24 24 24
V3.3 Pearson Correlation -,026 ,161 1 ,105 -,026 ,407*
Sig. (2-tailed) ,905 ,452 ,626 ,905 ,048
N 24 24 24 24 24 24
V3.4 Pearson Correlation ,133 -,200 ,105 1 ,133 ,619**
Sig. (2-tailed) ,536 ,348 ,626 ,536 ,001
N 24 24 24 24 24 24
V3.5 Pearson Correlation 1,000** ,000 -,026 ,133 1 ,737
**
Sig. (2-tailed) ,000 1,000 ,905 ,536 ,000
N 24 24 24 24 24 24
TOTAL_V3 Pearson Correlation ,737** ,161 ,407
* ,619
** ,737
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,452 ,048 ,001 ,000
N 24 24 24 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
VARIABEL KEAKTIFAN KELOMPOK (X4)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 TOTAL_P4
P1 Pearson
Correlation
1 -,097 ,083 ,070 ,201 ,506* -,163 ,584
**
Sig. (2-tailed) ,653 ,699 ,746 ,346 ,012 ,448 ,003
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P2 Pearson
Correlation
-,097 1 ,005 ,092 -,028 ,314 ,064 ,437*
Sig. (2-tailed) ,653 ,981 ,668 ,897 ,135 ,766 ,033
N 24 24 24 24 24 24 24 24
Lanjutan Lampiran 3.
108
P3 Pearson
Correlation
,083 ,005 1 -,185 ,056 ,027 -,129 ,140
Sig. (2-tailed) ,699 ,981 ,386 ,795 ,899 ,548 ,515
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P4 Pearson
Correlation
,070 ,092 -,185 1 ,166 ,000 ,324 ,344
Sig. (2-tailed) ,746 ,668 ,386 ,437 1,000 ,122 ,100
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P5 Pearson
Correlation
,201 -,028 ,056 ,166 1 ,252 ,360 ,623**
Sig. (2-tailed) ,346 ,897 ,795 ,437 ,235 ,084 ,001
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P6 Pearson
Correlation
,506* ,314 ,027 ,000 ,252 1 -,321 ,716
**
Sig. (2-tailed) ,012 ,135 ,899 1,000 ,235 ,126 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P7 Pearson
Correlation
-,163 ,064 -,129 ,324 ,360 -,321 1 ,247
Sig. (2-tailed) ,448 ,766 ,548 ,122 ,084 ,126 ,245
N 24 24 24 24 24 24 24 24
TOTAL_P4 Pearson
Correlation
,584** ,437
* ,140 ,344 ,623
** ,716
** ,247 1
Sig. (2-tailed) ,003 ,033 ,515 ,100 ,001 ,000 ,245
N 24 24 24 24 24 24 24 24
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
VARIABEL SARANA DAN PRASARANA (X5)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 TOTAL_P5
P1 Pearson Correlation 1 ,438* .
a -,456
* ,260 ,496
*
Sig. (2-tailed) ,032 . ,025 ,221 ,014
N 24 24 24 24 24 24
P2 Pearson Correlation ,438* 1 .
a -,139 ,929
** ,882
**
Sig. (2-tailed) ,032 . ,517 ,000 ,000
N 24 24 24 24 24 24
P3 Pearson Correlation .a .
a .
a .
a .
a .
a
Sig. (2-tailed) . . . . .
N 24 24 24 24 24 24
P4 Pearson Correlation -,456* -,139 .
a 1 ,016 ,210
Sig. (2-tailed) ,025 ,517 . ,940 ,324
Lanjutan Lampiran 3.
109
N 24 24 24 24 24 24
P5 Pearson Correlation ,260 ,929** .
a ,016 1 ,877
**
Sig. (2-tailed) ,221 ,000 . ,940 ,000
N 24 24 24 24 24 24
TOTAL_P5 Pearson Correlation ,496* ,882
** .
a ,210 ,877
** 1
Sig. (2-tailed) ,014 ,000 . ,324 ,000
N 24 24 24 24 24 24
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
VARIABEL KEBIJAKAN PEMERINTAH (X6)
Correlations
P1 P2 P3 TOTAL_P6
P1 Pearson Correlation 1 ,731** ,000 ,760
**
Sig. (2-tailed) ,000 1,000 ,000
N 24 24 24 24
P2 Pearson Correlation ,731** 1 ,000 ,818
**
Sig. (2-tailed) ,000 1,000 ,000
N 24 24 24 24
P3 Pearson Correlation ,000 ,000 1 ,524**
Sig. (2-tailed) 1,000 1,000 ,009
N 24 24 24 24
TOTAL_P6 Pearson Correlation ,760** ,818
** ,524
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,009
N 24 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
VARIABEL PEMASARAN (X7)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 TOTAL_P7
P1 Pearson Correlation 1 ,317 ,000 -,150 -,036 ,421*
Sig. (2-tailed) ,131 1,000 ,485 ,866 ,041
N 24 24 24 24 24 24
P2 Pearson Correlation ,317 1 -,317 ,149 ,252 ,572**
Sig. (2-tailed) ,131 ,131 ,488 ,234 ,003
N 24 24 24 24 24 24
P3 Pearson Correlation ,000 -,317 1 ,000 ,354 ,424*
Sig. (2-tailed) 1,000 ,131 1,000 ,090 ,039
N 24 24 24 24 24 24
Lanjutan Lampiran 3.
110
P4 Pearson Correlation -,150 ,149 ,000 1 ,147 ,413*
Sig. (2-tailed) ,485 ,488 1,000 ,492 ,045
N 24 24 24 24 24 24
P5 Pearson Correlation -,036 ,252 ,354 ,147 1 ,700**
Sig. (2-tailed) ,866 ,234 ,090 ,492 ,000
N 24 24 24 24 24 24
TOTAL_P7 Pearson Correlation ,421* ,572
** ,424
* ,413
* ,700
** 1
Sig. (2-tailed) ,041 ,003 ,039 ,045 ,000
N 24 24 24 24 24 24
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
VARIABEL BIAYA PRODUKSI (X8)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 TOTAL_P8
P1 Pearson Correlation 1 ,464* ,375 -,033 ,231 ,454
*
Sig. (2-tailed) ,022 ,071 ,878 ,277 ,026
N 24 24 24 24 24 24
P2 Pearson Correlation ,464* 1 ,787
** ,550
** ,394 ,873
**
Sig. (2-tailed) ,022 ,000 ,005 ,057 ,000
N 24 24 24 24 24 24
P3 Pearson Correlation ,375 ,787** 1 ,728
** ,620
** ,975
**
Sig. (2-tailed) ,071 ,000 ,000 ,001 ,000
N 24 24 24 24 24 24
P4 Pearson Correlation -,033 ,550** ,728
** 1 ,115 ,704
**
Sig. (2-tailed) ,878 ,005 ,000 ,594 ,000
N 24 24 24 24 24 24
P5 Pearson Correlation ,231 ,394 ,620** ,115 1 ,637
**
Sig. (2-tailed) ,277 ,057 ,001 ,594 ,001
N 24 24 24 24 24 24
TOTAL_P8 Pearson Correlation ,454* ,873
** ,975
** ,704
** ,637
** 1
Sig. (2-tailed) ,026 ,000 ,000 ,000 ,001
N 24 24 24 24 24 24
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lanjutan Lampiran 3.
111
VARIABEL PERAN PENYULUH (X9)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 TOTAL_P9
P1 Pearson
Correlation
1 ,468* -,057 ,304 -,094 ,000 ,072 ,508
*
Sig. (2-tailed) ,021 ,791 ,148 ,662 1,000 ,740 ,011
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P2 Pearson
Correlation
,468* 1 -,132 ,653
** ,141 ,225 -,055 ,633
**
Sig. (2-tailed) ,021 ,538 ,001 ,510 ,291 ,798 ,001
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P3 Pearson
Correlation
-,057 -,132 1 ,046 ,220 ,000 ,145 ,390
Sig. (2-tailed) ,791 ,538 ,832 ,301 1,000 ,500 ,060
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P4 Pearson
Correlation
,304 ,653** ,046 1 -,059 ,465
* ,000 ,581
**
Sig. (2-tailed) ,148 ,001 ,832 ,783 ,022 1,000 ,003
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P5 Pearson
Correlation
-,094 ,141 ,220 -,059 1 -,204 -,126 ,491*
Sig. (2-tailed) ,662 ,510 ,301 ,783 ,338 ,558 ,015
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P6 Pearson
Correlation
,000 ,225 ,000 ,465* -,204 1 ,185 ,322
Sig. (2-tailed) 1,000 ,291 1,000 ,022 ,338 ,388 ,125
N 24 24 24 24 24 24 24 24
P7 Pearson
Correlation
,072 -,055 ,145 ,000 -,126 ,185 1 ,317
Sig. (2-tailed) ,740 ,798 ,500 1,000 ,558 ,388 ,131
N 24 24 24 24 24 24 24 24
TOTAL_P9 Pearson
Correlation
,508* ,633
** ,390 ,581
** ,491
* ,322 ,317 1
Sig. (2-tailed) ,011 ,001 ,060 ,003 ,015 ,125 ,131
N 24 24 24 24 24 24 24 24
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lanjutan Lampiran 3.
112
VARIABEL MINAT (Y)
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 TOTAL_Y
Y1 Pearson Correlation 1 ,044 ,213 ,636** ,091 ,522
** ,664
**
Sig. (2-tailed) ,838 ,317 ,001 ,673 ,009 ,000
N 24 24 24 24 24 24 24
Y2 Pearson Correlation ,044 1 -,103 ,094 ,220 ,253 ,555**
Sig. (2-tailed) ,838 ,632 ,664 ,302 ,234 ,005
N 24 24 24 24 24 24 24
Y3 Pearson Correlation ,213 -,103 1 ,357 -,053 ,204 ,475*
Sig. (2-tailed) ,317 ,632 ,087 ,805 ,339 ,019
N 24 24 24 24 24 24 24
Y4 Pearson Correlation ,636** ,094 ,357 1 -,221 ,370 ,611
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,664 ,087 ,299 ,075 ,002
N 24 24 24 24 24 24 24
Y5 Pearson Correlation ,091 ,220 -,053 -,221 1 -,174 ,345
Sig. (2-tailed) ,673 ,302 ,805 ,299 ,416 ,099
N 24 24 24 24 24 24 24
Y6 Pearson Correlation ,522** ,253 ,204 ,370 -,174 1 ,611
**
Sig. (2-tailed) ,009 ,234 ,339 ,075 ,416 ,002
N 24 24 24 24 24 24 24
TOTAL_Y Pearson Correlation ,664** ,555
** ,475
* ,611
** ,345 ,611
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,019 ,002 ,099 ,002
N 24 24 24 24 24 24 24
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
113
Lampiran 4. Rekapan Kuesioner Hasil Pengkajian
REKAPAN KUESIONER HASIL PENGKAJIAN
Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 TOTAL
X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4
TOTAL
X2 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4
TOTAL
X3 X4.1 X4.2 X4.3 X4.4
TOTAL
X4
M.Asli Siregar 5 3 4 5 17 5 2 3 4 14 3 5 2 4 14 3 4 5 3 15
Adi Susanto 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Deni Pasaribu 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Mangarahon Siregar 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 3 3 3 11
Tumbur Meha Marbun 4 4 3 4 15 4 1 3 3 11 2 4 4 3 13 2 3 4 4 13
Amat Manullang 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Martona D. Nainggolan 3 4 5 3 15 5 4 2 3 14 3 4 2 5 14 3 5 4 2 14
Herman Marbun 5 4 4 4 17 4 2 2 3 11 3 4 4 4 15 2 5 4 5 16
Ibrahim Siregar 4 4 4 4 16 4 3 4 4 15 4 4 4 4 16 2 4 4 4 14
Imam Syafi'i 4 3 4 4 15 4 3 4 3 14 4 4 4 4 16 2 4 4 4 14
Suyatno 4 5 4 3 16 3 5 4 3 15 4 5 3 4 16 4 2 4 3 13
M. Nuh 4 3 4 4 15 4 3 4 3 14 4 4 4 4 16 2 4 4 4 14
Amir Lautan S. 3 4 4 4 15 4 4 4 4 16 3 4 4 4 15 2 4 4 4 14
Jepson Situmorang 3 4 4 4 15 3 4 4 4 15 3 4 4 4 15 2 3 3 2 10
Akup Manullang 3 4 4 4 15 3 4 4 4 15 3 4 4 4 15 2 3 3 2 10
Alboin Sitorus 3 4 4 4 15 3 4 4 4 15 3 4 4 4 15 2 3 3 2 10
M. Yusuf 5 3 4 3 15 5 2 3 3 13 5 3 2 3 13 3 4 5 4 16
Agus Suriyadi 5 4 4 4 17 4 1 3 3 11 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Sarkum 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Namin 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Cobang Malau 5 4 3 4 16 4 1 4 3 12 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Singkon Tampubolon 5 4 3 4 16 4 1 3 3 11 2 4 4 3 13 2 3 4 4 13
Mangasi Solin 5 4 4 3 16 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Firman Zebua 5 4 4 4 17 4 1 3 3 11 2 4 3 4 13 2 4 4 3 13
Adipin Situmorang 4 4 4 4 16 4 2 2 2 10 3 4 4 4 15 2 4 2 4 12
Lanjutan Lampiran 4.
114
Samaradas Hutabarat 4 4 4 3 15 4 2 2 2 10 3 4 4 4 15 2 4 4 4 14
Sahlan Efendi Siregar 3 5 3 4 15 5 3 2 4 14 4 3 5 4 16 3 4 3 5 15
Horas Manullang 4 4 4 3 15 4 2 2 2 10 3 4 4 3 14 2 5 2 2 11
Oji Sulhanuddin Hrp 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Hasan Angkat 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 3 4 13
Sukiman 3 5 3 4 15 3 2 5 4 14 3 3 3 4 13 4 3 5 2 14
Abdul Rahman 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Edi Erianto 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 4 14 2 4 4 4 14
M. Yusuf 4 4 4 4 16 4 1 4 3 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Irlan 5 3 3 3 14 3 2 3 4 12 3 5 2 3 13 3 5 3 2 13
Usman Lubis 4 4 4 4 16 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Amrin Saragih 3 5 4 3 15 3 2 4 3 12 3 5 3 4 15 3 5 3 2 13
Razali 4 4 4 4 16 4 1 3 3 11 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Saladdin Tobing 4 4 4 4 16 4 1 4 3 12 2 4 4 3 13 2 4 3 4 13
Sudai Supandi 4 4 4 3 15 4 1 4 3 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Abadi Munthe 5 4 3 4 16 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 3 4 13
Kadar Sagala 5 4 4 4 17 4 1 3 3 11 2 4 4 4 14 2 4 4 4 14
Bageate Berutu 4 4 4 4 16 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 3 4 4 13
Marianto Manik 3 5 3 3 14 5 2 4 3 14 3 3 5 4 15 3 4 3 2 12
M. Safii 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Zulkifli Nasution 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Ilyas Dayaguna Pulungan 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Junaidi 5 4 4 4 17 4 1 3 4 12 2 4 4 3 13 2 4 4 4 14
Oloan Butar-Butar 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Arifin Butar-Butar 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Marudur Hutasoit 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Ebet Manalu 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Abdul Gani Gultom 4 3 4 4 15 5 2 3 3 13 3 3 5 4 15 3 3 3 4 13
Syawaluddin 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Irfan Simanjuntak 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Lanjutan Lampiran 4.
115
Cipto 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Abdon Manurung 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Martinus Ginting 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
RT. Hasiolan 5 3 4 4 16 5 2 3 3 13 3 3 5 4 15 3 4 3 4 14
Lestina Sitanggang 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Adi Susisman 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Bambang Sugianto 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Rantiman 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Yuni Purnama Sari 3 4 3 3 13 3 3 4 4 14 2 4 4 3 13 2 4 4 3 13
Sukarsono 4 3 4 4 15 5 4 2 3 14 4 3 5 3 15 3 3 3 4 13
Jikun 5 4 4 3 16 4 3 2 3 12 3 4 4 4 15 2 4 4 5 15
Agus Haryono 5 4 4 3 16 4 3 2 3 12 3 4 4 4 15 2 4 4 3 13
Saifullah 5 4 4 3 16 4 3 2 3 12 3 4 4 4 15 2 4 4 3 13
Ismail 5 4 4 4 17 3 4 1 2 10 3 4 4 3 14 3 4 3 4 14
Abdul Azis 5 4 4 5 18 3 4 1 2 10 3 4 4 3 14 2 4 3 4 13
Safari 3 4 3 5 15 3 3 1 3 10 2 3 5 4 14 2 3 4 3 12
Hamidah 5 4 4 5 18 3 4 2 2 11 3 4 4 3 14 2 4 4 3 13
Irfan Efendi 2 3 3 3 11 3 2 2 3 10 2 4 4 3 13 1 3 2 3 9
Zainal Abidin 2 3 3 3 11 3 2 2 3 10 2 4 4 3 13 1 4 3 3 11
Adi Chandra 2 3 3 3 11 3 2 2 3 10 2 4 4 3 13 1 4 3 3 11
Sunarto 2 3 3 3 11 3 2 2 3 10 3 4 4 3 14 1 4 4 3 12
Muhammad 4 4 4 4 16 4 3 1 3 11 3 4 4 3 14 3 4 2 3 12
Zulkifli Simamora 3 3 4 5 15 3 4 2 4 13 4 3 5 4 16 2 3 3 4 12
Sarman 4 4 3 3 14 4 3 2 3 12 3 4 4 4 15 3 4 1 4 12
Safaruddin 4 3 4 3 14 4 2 2 3 11 3 4 4 4 15 3 4 2 4 13
Lanjutan Lampiran 4.
116
Responden X5
.1
X5.
2
X5.
3
TOTAL
X5
X6.
1
X6.
2
X6.
3
TOTAL
X6
X7.
1
X7.
2
X7.
3
X7.
4
X7.
5
TOTAL
X 7
X8.
1
X8.
2
X8.
3
X8.
4
X8.
5
TOTAL
X8
X9.
1
X9.
2
X9.
3
X9.
4
TOTAL
X9
M.Asli Siregar 5 3 4 12 3 5 3 11 3 4 2 5 4 18 3 2 5 4 4 18 5 3 3 4 15
Adi Susanto 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 4 17 2 1 4 4 3 14 4 4 4 4 16
Deni Pasaribu 4 4 3 11 4 3 4 11 4 3 3 3 4 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Mangarahon Siregar 4 4 4 12 4 3 3 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 4 3 14 4 4 4 4 16
Tumbur Meha Marbun 4 4 3 11 4 3 4 11 4 3 3 4 3 17 2 1 3 4 4 14 4 4 4 4 16
Amat Manullang 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 3 16 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
MartonaD.Nainggolan 3 4 4 11 3 4 5 12 4 2 3 5 3 17 4 2 4 3 4 17 4 3 5 2 14
Herman Marbun 4 4 4 12 3 4 5 12 4 3 3 3 3 16 3 1 4 4 5 17 5 4 4 5 18
Ibrahim Siregar 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 3 1 4 4 4 16 4 4 4 4 16
Imam Syafi'i 4 4 4 12 3 4 4 11 4 3 3 3 3 16 3 2 3 2 2 12 4 4 4 4 16
Suyatno 5 3 4 12 5 2 4 11 4 2 3 5 4 18 4 2 4 3 2 15 3 4 3 5 15
M. Nuh 4 4 4 12 3 4 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 3 2 2 11 4 4 4 4 16
Amir Lautan S. 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 19 4 4 4 4 16
Jepson Situmorang 4 4 4 12 3 3 3 9 4 3 3 3 4 17 3 4 4 4 4 19 5 5 3 4 17
Akup Manullang 4 4 4 12 4 4 4 12 4 3 4 4 3 18 3 4 4 4 4 19 4 3 4 2 13
Alboin Sitorus 4 4 5 13 3 3 3 9 4 3 3 3 4 17 3 4 4 4 4 19 4 5 5 5 19
M. Yusuf 3 5 3 11 4 3 5 12 3 4 2 5 4 18 2 2 5 4 3 16 3 3 4 3 13
Agus Suriyadi 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 4 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Sarkum 4 4 4 12 4 2 4 10 4 3 3 3 4 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Namin 4 4 4 12 4 4 4 12 4 3 4 3 3 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Cobang Malau 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 4 4 3 18 2 1 4 4 4 15 4 4 4 4 16
Singkon Tampubolon 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 4 17 2 1 4 4 3 14 4 4 4 4 16
Mangasi Solin 4 4 4 12 4 3 3 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Firman Zebua 4 4 3 11 3 4 4 11 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 4 14 4 4 3 4 15
Adipin Situmorang 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 2 2 4 4 4 16 4 4 4 4 16
Samaradas Hutabarat 4 4 4 12 3 4 4 11 4 4 3 3 3 17 2 2 4 3 4 15 4 4 5 5 18
Sahlan Efendi Siregar 3 5 4 12 4 3 3 10 3 4 3 5 3 18 3 2 3 4 5 17 5 3 4 5 17
Horas Manullang 4 4 4 12 3 4 4 11 4 4 3 3 2 16 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Lanjutan Lampiran 4.
117
Oji Sulhanuddin Hrp 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 4 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Hasan Angkat 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 4 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Sukiman 3 4 3 10 5 3 4 12 4 2 5 4 3 18 3 2 4 5 4 18 3 5 3 3 14
Abdul Rahman 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 4 4 18 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Edi Erianto 4 4 4 12 4 3 4 11 4 4 3 3 3 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
M.Yusuf 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 4 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Irlan 3 4 5 12 3 4 5 12 3 4 4 5 3 19 3 2 3 4 5 17 5 3 5 3 16
Usman Lubis 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 3 16 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Amrin Saragih 4 5 3 12 3 4 3 10 3 4 5 4 3 19 3 2 3 4 5 17 5 4 3 4 16
Razali 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 4 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Saladdin Tobing 4 4 4 12 4 4 3 11 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Sudai Supandi 4 4 4 12 4 4 3 11 4 4 3 3 3 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Abadi Munthe 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 4 3 17 2 1 4 4 4 15 3 4 4 4 15
Kadar Sagala 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 4 17 2 1 4 3 4 14 4 4 4 4 16
Bageate Berutu 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 4 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Marianto Manik 3 3 5 11 5 4 3 12 3 4 5 4 3 19 3 2 4 3 5 17 5 3 5 3 16
M. Safii 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 4 4 4 16 4 4 4 4 16
Zulkifli Nasution 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 4 4 4 16 4 4 4 4 16
Ilyas Dayaguna 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 4 4 4 16 4 4 4 4 16
Junaidi 4 4 4 12 4 3 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 4 4 4 16 4 4 4 4 16
Oloan Butar-Butar 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Arifin Butar-Butar 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Marudur Hutasoit 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Ebet Manalu 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 4 3 14 4 4 4 4 16
Abdul Gani Gultom 5 3 4 12 5 4 3 12 3 4 5 3 4 19 3 2 3 3 4 15 5 3 5 3 16
Syawaluddin 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Irfan Simanjuntak 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Cipto 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Abdon Manurung 4 4 4 12 3 3 4 10 4 4 3 4 4 19 2 1 3 4 4 14 4 4 4 4 16
Martinus Ginting 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 4 3 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Lanjutan Lampiran 4.
118
RT. Hasiolan 3 4 5 12 4 4 3 11 3 4 5 4 4 20 3 2 3 4 4 16 3 3 5 3 14
Lestina Sitanggang 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Adi Susisman 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Bambang Sugianto 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Rantiman 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Yuni Purnama Sari 4 4 4 12 3 3 4 10 4 3 3 4 3 17 2 1 4 3 3 13 4 4 4 4 16
Sukarsono 3 5 5 13 4 4 3 11 3 4 5 3 4 19 3 2 3 4 5 17 5 3 5 3 16
Jikun 4 4 4 12 3 4 5 12 4 3 3 3 3 16 3 1 4 4 4 16 4 5 4 5 18
Agus Haryono 4 5 4 13 3 4 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 4 4 5 17 5 4 5 4 18
Saifullah 4 4 4 12 3 4 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 4 4 4 16 5 4 5 4 18
Ismail 4 4 4 12 3 4 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 4 4 4 16 4 4 4 4 16
Abdul Azis 4 4 4 12 3 4 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 4 4 4 16 4 4 4 5 17
Safari 3 4 5 12 4 3 5 12 3 4 2 4 4 17 2 2 3 5 3 15 3 3 5 4 15
Hamidah 4 4 4 12 3 4 5 12 4 3 3 3 3 16 3 1 4 5 4 17 5 5 5 5 20
Irfan Efendi 4 4 4 12 3 4 4 11 4 4 4 4 4 20 3 1 4 4 4 16 4 4 4 4 16
Zainal Abidin 4 4 4 12 3 4 4 11 4 4 4 4 4 20 3 1 4 4 4 16 4 4 5 5 18
Adi Chandra 4 4 5 13 3 4 4 11 4 3 2 4 4 17 3 1 4 4 4 16 4 5 4 5 18
Sunarto 4 4 4 12 3 4 5 12 4 2 2 4 4 16 3 1 4 4 4 16 5 4 5 4 18
Muhammad 4 4 4 12 3 4 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 4 3 3 14 4 4 4 4 16
Zulkifli Simamora 3 4 5 12 3 3 5 11 3 4 2 4 3 16 2 2 3 5 4 16 3 5 4 3 15
Sarman 5 4 4 13 3 4 4 11 4 3 3 3 3 16 3 1 3 2 4 13 4 4 4 4 16
Safaruddin 4 4 4 12 4 4 4 12 4 3 3 3 3 16 3 1 3 2 2 11 4 4 5 5 18
Lanjutan Lampiran 4.
119
Responden Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 JUMLAH
M.Asli Siregar 3 2 3 5 4 17
Adi Susanto 4 1 4 4 4 17
Deni Pasaribu 4 1 4 4 4 17
Mangarahon Siregar 4 1 4 4 4 17
Tumbur Meha Marbun 4 1 4 3 4 16
Amat Manullang 4 1 4 4 4 17
Martona D.Nainggolan 3 5 2 4 3 17
Herman Marbun 4 5 3 3 3 18
Ibrahim Siregar 4 4 4 4 4 20
Imam Syafi'i 4 4 4 4 4 20
Suyatno 4 3 4 5 4 20
M. Nuh 4 4 4 4 4 20
Amir LautanS. 3 3 4 4 4 18
Jepson Situmorang 4 3 3 4 4 18
Akup Manullang 4 4 4 4 4 20
Alboin Sitorus 3 3 3 3 3 15
M. Yusuf 4 2 5 3 4 18
Agus Suriyadi 4 1 4 4 4 17
Sarkum 4 1 4 4 4 17
Namin 4 1 4 4 4 17
Cobang Malau 4 1 4 4 4 17
Singkon Tampubolon 4 1 4 3 4 16
Mangasi Solin 4 1 4 4 4 17
Firman Zebua 4 1 4 4 3 16
Adipin Situmorang 5 4 4 4 4 21
Samaradas Hutabarat 4 4 5 4 4 21
Sahlan Efendi Siregar 5 3 3 5 4 20
Horas Manullang 4 4 4 3 3 18
Oji Sulhanuddin Hrp 4 1 4 4 4 17
Hasan Angkat 4 1 4 4 4 17
Sukiman 3 2 5 3 4 17
Abdul Rahman 4 1 4 4 4 17
Edi Erianto 4 1 4 4 4 17
M.Yusuf 4 1 4 4 4 17
Irlan 5 2 4 3 3 17
Usman Lubis 4 1 4 4 4 17
Amrin Saragih 5 3 3 5 4 20
Razali 4 1 4 4 4 17
Saladdin Tobing 4 1 4 4 3 16
Sudai Supandi 4 1 4 4 3 16
Abadi Munthe 4 1 4 4 4 17
Kadar Sagala 4 1 3 4 4 16
Bageate Berutu 4 1 4 4 3 16
Marianto Manik 3 3 4 5 3 18
M. Safii 4 1 4 4 4 17
Zulkifli Nasution 4 4 4 3 3 18
Ilyas Dayaguna Pulungan 4 4 4 3 3 18
Junaidi 4 4 4 3 3 18
Oloan Butar-Butar 3 4 4 3 3 17
Arifin Butar-Butar 3 4 4 3 3 17
Marudur Hutasoit 3 4 4 4 3 18
Ebet Manalu 3 4 4 3 3 17
Abdul Gani Gultom 4 3 3 5 4 19
Syawaluddin 3 4 4 3 3 17
Irfan Simanjuntak 3 4 4 3 3 17
Cipto 3 4 4 3 3 17
Abdon Manurung 3 4 4 3 4 18
Martinus Ginting 3 4 4 3 3 17
RT. Hasiolan 4 3 3 5 4 19
Lestina Sitanggang 3 4 4 3 3 17
Adi Susisman 3 4 4 3 3 17
Bambang Sugianto 3 4 4 3 3 17
Rantiman 3 4 4 3 3 17
Yuni Purnama Sari 3 4 4 3 3 17
Sukarsono 4 3 3 4 4 18
Jikun 4 5 3 3 3 18
Agus Haryono 5 4 3 3 3 18
Saifullah 4 5 3 3 3 18
Ismail 4 4 3 3 3 17
Abdul Azis 4 4 3 3 3 17
Safari 5 3 4 3 4 19
Hamidah 4 4 3 3 3 17
Irfan Efendi 4 3 3 3 3 16
Zainal Abidin 4 3 3 3 3 16
Adi Chandra 4 3 3 3 3 16
Sunarto 4 3 3 3 3 16
Muhammad 4 3 3 3 3 16
Zulkifli Simamora 3 4 4 4 4 19
Sarman 4 4 4 4 4 20
Safaruddin 4 3 3 3 3 16
Total 1700
Lanjutan Lampiran 4.
120
120
Lampiran 5. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
NILAI DETERMINASI R, R Square
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .771a .594 .541 .875
a. Predictors: (Constant), X9, X8, X1, X6, X3, X4, X7, X5, X2
HASIL ANALISIS UJI F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 78.373 9 8.708 11.367 .000b
Residual 53.627 70 .766
Total 132.000 79
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X9, X8, X1, X6, X3, X4, X7, X5, X2
HASIL ANALISIS UJI t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.166 4.881 1.263 .211
X1 -.037 .075 -.049 -.488 .627
X2 -.113 .091 -.135 -1.245 .217
X3 .983 .120 .781 8.165 .000
X4 .204 .102 .196 2.000 .049
X5 .290 .278 .097 1.040 .302
X6 -.168 .185 -.097 -.911 .365
X7 .137 .105 .121 1.306 .196
X8 -.035 .068 -.050 -.521 .604
X9 -.396 .115 -.343 -3.443 .001
a. Dependent Variable: Y
121
Lampiran 6. Analisis Usaha Pakan Ternak
Analisis Usaha Pakan Ternak
1) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak tergantung pada
perubahan jumlah produksi pengolahan pakan, terdiri dari biaya tenaga kerja dalam
keluarga dan biaya penyusutan peralatan serta biaya sewa lahan.
Tabel 1. Analisis Biaya Tetap
No. Alat-Alat Satuan Umur Ekonomis
(tahun)
Harga (Rp) Penyusutan
1 Mesin Cooper Unit 5 22.000.000 9.777,78
2 Gerobak Unit 2 300.000 333,33
3 Parang Unit 5 50.000 22,22
4 Garu Unit 2 40.000 44,44
5 Skop Unit 1 40.000 88,89
6 Egrek Unit 5 100.000 44,44
7 Sepatu Boot Unit 2 100.000 111,11
8 Ember Unit 1 7.000 15,56
9 Selang Meter 5 8.000 14,22
Total 22.645.000 10.452
2) Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan
jumlah produksi pakan, terdiri dari biaya tenaga kerja luar keluarga, biaya bahan baku
serta biaya bahan baku. Biaya Bahan Baku, berupa bahan baku utama dan bahan baku
penunjang. Bahan baku utama yang digunakannya itu pelepah kelapa sawit dan
lumpur sawit (solid). Bahan baku penunjang yang digunakanya itu bungkil, dedak,
ampas tahu, cairan Em4 dan garam, dapat dilihat padaTabel 2.
122
Tabel 2. Biaya Bahan Baku, Bahan Baku Penunjang dan Bahan Penunjang
Pengolahan Pakan per Proses Produksi
No Bahan-Bahan Satuan
Jumlah
Produksi
(ekor)
Harga
(Rp) Total Harga (Rp)
1 Pelepah Kelapa Sawit Kg 484 1000 484000,000
2 Solid Kg 200 75 15000
3 Bungkil Kg 33 1100 36300,000
4 Dedak Kg 11 2000 22000,000
5 Ampas Tahu Kg 110 1000 110000,000
6 Cairan EM4 Kg 0,0055 20000 110,000
7 Garam Kg 6,16 11756 72416,960
8 Gula Aren Kg 0,033 13000 429,000
Total 740255,960
3) Biaya Produksi
Biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi pengolahan pakan ternak yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya produksi untuk 220 ekor sapi dengan berat bahan pakan 844,19 kg sehingga
biaya produksi adalah 820.790,26. Analisis biaya produksi kegiatan pengolahan
pakan tanpa fermentasi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Analisis Biaya Produksi Pengolahan Pakan Tanpa Fermentasi
No. Uraian Biaya
A Biaya Produksi 820.790
1 Biaya Tetap 22.645.000
2 Biaya Penyusutan Alat 10.452
B Biaya Variabel 740255,96
Total 24.216.498