Mikro Dan Parasito
-
Upload
jajank-japar-s -
Category
Documents
-
view
29 -
download
3
Transcript of Mikro Dan Parasito
BAB IIIPRAKTIKUM KE VI (PENENTUAN POTENSI ANTIBIOTIK)
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum mengenai penentuan potensi antibiotic ini adalah untuk
mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan oleh zat baku standard an
zat yang diuji.
B. Dasar Teori
Metode penetapan potensi antibiotic dengan cara difusi agar merupakan cara yang sederhana dan hasil yang sederhana
yang diperoleh cukup teliti, prinsip penetapannya yaitu mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan zat
baku standard an zat yang diuji. Dalam range konsentrasi tertentu, terdapat hubungan yang linier antara peningkatan konsentrasi
dengan luas daerah hambatan pertumbuhan mikroba uji.
Metode difusi, Metode ini menggunakan piringan yang berisi cairan antibiotik diletakkan pada media Agar yang
telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media Agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan
pertumbuhan mikroorganisme oleh antibiotik pada permukaan media Agar
Factor-faktor yang dapat mempengaruhi luas daerah hambatan dengan cara difusi ini adalah
sebagai berikut :
a. Ingredient medium pertumbuhan
b. Pemilihan medium pertumbuhan
c. Pengaruh pH
d. Ukuran inokulum
e. Stabilitas mikroorganisme
f. Aktivitas antibiotic
g. Waktu inkubasi
h. Teknik dan keterampilan analis
Sebagai pencandang larutan antibiotic pada cara difusi agar, dapat digunakan silinder
gelas/logam, kertas cakram, dan cetak lobang.
C. Alat dan Bahan
Alat :
a. Cawan petri
b. Kertas cakram
c. Pinset
d. Pipet tetes
e. Tabung reaksi
f. Rak tabung reaksi
g. Labu ukur
h. Pipet piller
i. Gelas ukur
Bahan :
a. Aqua dest
b. Sampel
c. Media Na
d. Bakteri uji Streptococus dan E.coli
Peremajaan dari stock dalam media Na, umur 20 jam. Bakteri stock 1 ml + NaCl 10 ml tanam di
media Na.
e. Zat uji : Kloramfenikol 1 gram.
D. Cara Kerja
1) Timbang zat uji (antibiotic) kloramfenikol sebanyak 1 gram.
2) Buat larutan induk kloramfenikol. 1 gram kloramfenikol ------> 100 ml aqua dest.
Dengan pengenceran sebagai berikut :
1000 mg/100 ml => 1000000 µg/100 ml
Sehingga 10000 µg/ml konsentrasi antibiotic
1 ml ad 10 ml --------- ( V1 . N1 = V2 . N2 )
1/10 x 10000 µg/ml = 1000 µg/ml
1 ml ad 10 ml
1/10 x 1000 µg/ml = 100 µg/ml (pengenceran 1)
1 ml ad 2 ml
½ x 100 µg/ml = 50 µg/ml (pengenceran II)
2 ml ad 5 ml
2/5 x 50 µg/ml = 20 µg/ml (pengenceran III)
1 ml ad 2 ml
½ x 20 µg/ml = 10 µg/ml (pengenceran IV)
Dengan cara :
- Larutkan 1 gram kloramfenikol dalam 100 ml air, ambil 1 ml.
- Tambahkan 9 ml air = 10.000 µg/ml, ambil 1 ml.
- Tambahkan 9 ml air = 1000 µg/ml, ambil 1 ml.
- Tambahkan air 1 ml = 100 µg/ml, ambil 1 ml (pengenceran I)
- Tambahkan air 1 ml = 50 µg/ml (pengenceran II)
- Ambil 1 ml dan tambahkan air 5 ml = 20 µg/ml ( pengenceran III)
- Ambil 1 ml dan tambahkan air 1 ml = 10 µg/ml (pengencerab IV)
3) Setelah seluruh pengenceran dibuat di tabung reaksi, maka masukkan kedalam cawan petri.
Tandai dengan kertas temple pengenceran 10 µg/ml, 20 µg/ml, 50 µg/ml, dan 100 µg/ml .
masing-masing dua rangkap untuk bakteri E.coli dan Streptococus.
4) Siapkan kertas cakram 8 lembar, masukkan masing-masing kedalam cawan petri yang berisi
pengenceran kloramfenikol.
5) Tempelkan pada medium yang berisi bakteri E.coli dan Streptococus, sebelumnya tandai
terlebih dahulu bagian-bagian yang akan ditempeli kertas cakram untuk mengetahui bentuk
pengenceran ke berapa.
6) Lakukan dengan saran kerja aseptis, lalu tutup cawan.
7) Diamkan selama 1 hari, lalu amati yang terjadi.
F. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang pengujian antibiotic, maka dapat
diketahui bahwa antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang
dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya.
Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang beragam.
Prosedur difusi-kertas cakram-agar yang distandardisasikan (metode Kirby-Bauer)
merupakan cara untuk menentukan sensitivitas antibiotik untuk bakteri. Sensitivitas suatu bakteri
terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar
diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan untuk
menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotic.
Pada praktikum yang telah dikerjakan, tidak terbentuk daerah hambatan sama sekali baik
pada pengenceran 10 µg/ml, 20 µg/ml, 50 µg/ml, 100 µg/ml pada
bakteri E.coli dan Streptococus sekalipun.
Hal ini bias dikarenakan bakteri tidak resisten terhadap antibiotic yang diujikan.
Dalam hal ini antibiotik yang diujikan adalah kloramfenikol, Pemerian : Hablur halus berbentuk
jarum atau lempeng memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau;
rasa sangat pahit dalam larutan asam lemah, mantap.
Bakteri Gram positif meliputi bakteri koken (streptokokus, stafilokokus), basilus
(saprofit), spiral (treponema dan leptospira), batang (korinebakteria) dan lain-lain. Untuk bakteri
Gram positif ini, antibiotika pilihan utama adalah penisilin spektrum sempit (asalkan tidak ada
resistensi karena produksi enzim penilisinase). Penisilin spektrum luas, eritromisin, sefalosporin,
mempunyai aktifitas anti bakteri terhadap golongan Gram positif , tetapi tidak sekuat penisilin
spektrum sempit di atas.
Bakteri gram negatif termasuk koken (N. gonorrhoeae, N. meningitidis atau pnemokokus),
kuman-kuman enterik (E.coli, klebsiela dan enterobakter),salmonela, sigela, vibrio,
pseudomonas, hemofilus dan lain-lain. Untuk bakteri-bakteri kelompok ini, pilihan antibiotik
dapat berupa penisilin spektrum luas, tetrasiklin, kloramfenikol, sefalosporin dan lain-lain.
Sebagai contoh, antibiotik pilihan untuk kuman vibrio adalah tetrasiklin, untuk salmonela adalah
kloramfenikol, untuk hemofilus adalah kloramfenikol.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang penentuan potensi antibiotik, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Tidak terjadi daerah hambatan, kemungkinan dikarenakan kadar pengenceran yang terlalu kecil,
ataupun bakteri yang tidak resisten terhadap zat uji berupa kloramfenikol.
b. Kloramfenikol adalah antibiotic yang digunakan untuk menghambat bakteri gram negative
seperti E.coli dan bukan pada bakteriStreptococcus yang resisten terhadap antibiotic berupa
penicillin.
Posted in Mikrobiologi dan Parasitologi
Permalink Leave a commentKirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
UNDEFINED UNDEFINED /UNDEFINED
PEWARNAAN BAKTERI SECARA GRAM
BAB IIPRAKTIKUM KE IV (PEWARNAAN BAKTERI SECARA GRAM)
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum mengenai pewarnaan bakteri secara gram ini antara lain untuk
memahami cara identifikasi dengan metode pewarnaan dan mikroskop.
B. Dasar Teori
Pewarnaan secara gram adalah pewarnaan yang sangat berguna dan paling banyak
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi dan klasifikasi bakteri, karena merupakan tahapan
penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya
lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel
bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan
gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis.
Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis
membran sel.
Karena kemampuannya membedakan suatu kelompok bakteri tertentu dari kelompok
lainnya, maka pewarnaan ini juga disebut pewarnaan diferensial.
Mikroorganisme terutama bakteri sulit dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya, karena
tidak mengasorbsi ataupun membiaskan cahaya.
Tehnik pewarnaan merupakan cara yang banyak dipergunakan untuk melihat struktur dan
morfologi bakteri. Terdapat beberapa tehnik pewarnaan diantaranya, pewarnaan sederhana
merupakan pewarnaan yang hanya menggunakan satu macam larutan warna contohnya
pewarnaan sederhana dan pewarnaan negative, kemudian pewarnaan diferensial, merupakan
pewarnaan yang menggunakan lebih dari satu macam larutan warna, contohnya pewarnaan gram,
pewarnaan tahan asam, pewarnaan kapsul, dan pewarnaan spora.
Sebelum melakukan prosedur pewarnaan terhadap bakteri, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, seperti gelas objek dibersihkan dengan menggunakan alcohol 70% untuk
menghilangkan debu atau lemak, kemudian pewarnaan diferensial terlebih dahulu dibuat
preparat, dan fiksasi dapat dilakukan dengan melewatkan preparat ulas diatas nyala api, adapun
tujuan dilakukan fiksasi antara lain untuk melekatkan sel bakteri pada objek glass, mematikan sel
bakteri dan lain sebagainya.
C. Alat dan Bahan
a. Biakan bakteri E. Coli, Streptococus, dan Pseudomonas
b. Mikroskop
c. Larutan Kristal violet
1. Kristal violet 2 gram
2. Etil alcohol 20 gram
3. Ammonium oksalat 0,8 gram
d. Larutan lugol
1. Iodine 1 gram
2. Kl 2 gram
3. Aqua dest 300 ml
e. Alcohol 96 %
f. Larutan safranin
1. Safranin 0,25 gram
2. Alcohol 95 % 10 ml
3. Aqua dest 100 ml
g. Alcohol 70 %
h. NaCl
i. Aqua dest
j. Lampu spritus
k. Jarum Ose
l. Objek glas
m. Pinset (Penjepit kayu)
D. Cara Kerja
1. Pewarnaan sederhana.
Pertama - tama membuat preparat ulas dengan cara :
1) Bersihkan kaca objek dengan menyemprotkan alcohol 70 %, kemudian lap dengan
menggunakan tisu atau kapas.
2) Pindahkan suspense bakteri dengan menggunakan jarum ose keatas kaca objek, dekatkan dengan
api spritus agar kerja berjalan steril.
3) Campur dengan NaCl hingga merata. Oleskan campuran ini diatas kaca objek.
4) Biarkan preparat mengering di udara sebentar.
5) Fiksasi diatas api spritus.
Kemudian,
6) Beri atau tetesi larutan metylen blue, diamkan sebentar sekitar 20-30 detik.
7) Zat warna dituang, kemudian bilas dengan aqua dest mengalir.
8) Preparat dikeringkan di udara,
9) Amati dengan menggunakan mikroskop.
2. Pewarnaan gram.
Pertama – tama membuat preparat ulas dengan cara :
1) Bersihkan kaca objek dengan menyemprotkan alcohol 70 %, kemudian lap dengan
menggunakan tisu atau kapas.
2) Pindahkan suspense bakteri dengan menggunakan jarum ose keatas kaca objek, dekatkan dengan
api spritus agar kerja berjalan steril.
3) Campur dengan NaCl hingga merata. Oleskan campuran ini diatas kaca objek.
4) Biarkan preparat mengering di udara sebentar.
5) Fiksasi diatas api spritus.
Kemudian,
6) Beri atau tetesi larutan Kristal violet, diamkan sebentar lalu bilas dengan aqua dest mengalir.
7) Tetesi larutan lugol, diamkan sebentar lalu lunturkan dengan alcohol 96 % goyangkan sampai
tidak ada lagi zat warna mengalir di preparat.
8) Zat warna dibuang bilas dengan aqua dest mengalir.
9) Tetesi dengan larutan safranin diamkan sebentar.
10) Zat warna dibuang dengan membilas dengan menggunakan aqua dest mengalir.
11) Preparat dikeringkan dengan menggunakan kertas saring.
12) Amati dengan menggunakan mikroskop.
F. Pembahasan
Pewarnaan yang dilakukan merupakan pewarnaan sederhana dan pewarnaan gram.
Dimana pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan yang hanya menggunakan satu macam
pewarna saja, sedangkan pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang menggunakan pewarna
lebih dari satu macam.
Pada pewarnaan sederhana menggunakan satu macam pewarna metylen blue, sehingga
ketika diamati dengan menggunakan mikroskop maka pada bakteriE.coli akan terlihat bewarna
biru keungu-unguan, pada bakteri Streptococuskelihatan bewarna biru keungu-unguan, dan pada
bakteri ketiga yaitu bakteriPseudemonas, ketika diamati ternyata bewarna ungu kebiru-biruan
pudar.
Sedangkan pada pewarnaan gram menggunakan lebih dari satu macam pewarna seperti Kristal
violet, larutan lugol, dan larutan safranin. Pada pewarnaan gram apabilah bakteri berakhir
dengan warna merah maka bakteri tersebut merupakan bakteri gram negative, dan sebaliknya
apabilah tidak bewarna merah berarti merupakan bakteri gram positive.
Pada pewarnaan gram ini, ditemukan bahwa bakteri E. coli setelah diamati dengan
menggunakan mikroskop, terlihat bewarna merah, kemudian bakteristreptococcus tidak bewarna,
hanya ada sedikit warna merah yang merupakan pembiasan cahaya pada mikroskop, begitu juga
dengan bakteri Pseudomonasterlihat bewarna sedikit kemerah-merahan dan kelihatan merah
tambahan yang dihasilkan merupakan biasan cahaya dari mikroskop.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Bakteri E.coli merupakan bakteri gram negative , karena berakhir dengan warna merah pada
akhir pewarnaan gram.
b. Bakteri Streptococus merupakan bakteri gram positif karena tidak berakhir dengan warna merah
pada akhir pewarnaan gram dan berbentuk kokus yang merupakan cirri daripada bakteri gram
positif.
c. Bakteri Pseudomonas merupakan bakteri gram negative , karena berakhir dengan warna
kemerahan pada akhir pewarnaan gram, serta berbentuk basil yang merupakan cirri daripada
bakteri gram positif.
Posted in Mikrobiologi dan Parasitologi
Permalink Leave a commentKirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
UNDEFINED UNDEFINED /UNDEFINED
ISOLASI MIKROBA LINGKUNGAN
BAB IPERCOBAAN 4 (ISOLASI MIKROBA LINGKUNGAN)
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara-cara dan tehnik isolasi
mikroba baik mikroba air dan mikroba tanah.
B. Dasar Teori
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari
campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi
menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan
kemampuan biokimiawinya.
Adapun teknik Pengambilan Sampel adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel.
Berikut merupakan prosedur pengambilan sampel.
1. Sampel tanah
Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara
pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan
mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga
ujung perakaran..
Kehadiran mikroba di dalam tanah ada yang menguntungkan dan juga ada yang merugikan .
untuk mengetahui peranan mikroba tersebut, maka disamping melakukan analisa kehadirannya,
juga dilakukan percobaan terhadap sifat-sifatnya. Mikroba di dalam tanah terdiri dari bakteri,
actynomicetes, jamur, algae, virus, ragi, protozoa, nematode dan antropoda memegang peran
dalam menyuburkan tanah, penguraian sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati sampai
menjadi mineral. Kepentingan mempelajari mikrobiologi tanah adalah untuk :
a. Populasi mikroba tanah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
b. Asosiasi kehidupan antara mikroorganisme itu sendiri atau dengan tumbuhan tinggi.
c. Penguraian bahan organic.
d. Sebagai salah satu sumber mikroba penghasil obat antibiotic.
2. Sampel air
Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika beerasal dari air
sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. Bila
pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika
ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan
mulut kran dibakar.
Analisa terhadap suatu habitat yang ditujukan untuk kepentingan pengelolaan
lingkungan, harus memperhitungkan interaksi antar factor biotis dengan factor abiotis, sehingga
langsung ataupun tidak langsung analisa tersebut harus menggunakan pendekatan ekologis.
Cara analisa mikroorganisme berdasarkan pendekatan ekologis perlu untuk dilaksanakan
mengingat kepentingan dari hasil untuk pengelolaan lingkungan , baik yang berhubungan dengan
masalah sanitasi, kebersihan kesehatan dan estetikan ataupun untuk kepentingan dibidang
industry dan sebagainya.
Isolasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a. Metode gores (streak plate method)
Merupakan metode isolasi dengan menggoreskan sejumlah inokulum pada medium padat dengan
menggunakan alat transfer jarum ose.
b. Metode tuang ( pour plate method)
Merupakan metode isolasi dengan menghomogenkan sejumlah substrat cair dengan medium agar
yang masih cair, kemudian campuran tersebut dituang kedalam cawan petri yang steril.
c. Metode sebar ( spread plate method)
Merupakan metode isolasi dengan cara menyebarkan sejumlah inokulum pada permukaan
medium padat dengan menggunakan alat bantu misalnya spatel.
C. Alat dan Bahan
a. Pipet steril 1 ml
b. Tabung reaksi
c. Medium agar lempeng PDA/TEA/Na
d. Spatula
e. Api spritus
f. Tanah yang berasal dari tempat pembuangan sampah 10 gram
g. Air yang berasal dari comberan/got 10 ml
h. Beaker glass
i. Jarum Ose
j. Alcohol 70 %
D. Cara Kerja
1) Timbang tanah yang berasal dari tempat pembuangan sampah sebanyak 10 gram, kemudian
larutkan dalam air dalam beaker glass sebanyak 90 ml (10-1).
2) Dari 10-1 (90 ml air + 10 gram tanah) diambil 10 ml kemudian tambahkan air kembali sebanyak
90 ml (10-2).
3) Ambil air comberan sebanyak 10 ml, tambahkan air sebanyak 90 ml campurkan dalam beaker
glass (10-1).
4) Dari 10-1 (10 ml air comberan + 90 ml aqua dest) diambil 10 ml kemudian tambahkan air
kembali sebanyak 90 ml (10-2).
5) Siapkan medium agar yang telah dibuat sebelumnya yaitu PDA, TEA, dan Na. masing-masing
rangkap dua, untuk sampel tanah dan air.
6) Lakukan pemindahan sampel yang berasal dari tanah bekas pembuangan sampah dan air
comberan yang telah dilakukan pengenceran (10 -2) ke dalam media yang telah disediakan,
pertama-tama tempat kerja kita semprotkan dengan alcohol 70 % dan lap dengan menggunakan
tisu.
7) Bagian mulut alat yang memungkinkan kontaminasi masuk dibakar/dilewatkan terlebih dahulu
dengan api spritus,
8) Lakukan pemindahan didekat api spritus dengan menggunakan metode gores menggunakan
jarum ose.
9) Tutup kembali dan masukkan kedalam incubator selama satu hari.
10) Amati setelahnya.
F. Pembahasan
Setelah dilakukan dilakukan isolasi mikroba lingkungan, yaitu mengambil sampel yang
berasal dari tanah tempat pembuangan sampah dan air yang berasal dari comberan
(pembuangan)/got, maka dapat dilihat bahwa pada percobaan tersebut tidak ada koloni bakteri
yang tumbuh sempurna, hal ini bisa dikarenakan tehnik isolasi kurang baik, dan bisa jadi
medium yang digunakan tidak mendukung pertumbuhan bakteri.
Pada sampel yang diambil dari tanah tempat pembuangan sampah dengan pengenceran
(10-2), dapat dilihat pada medium PDA cirri-cirinya bewarna putih dengan jumlah bintik sedikit,
serta koloni tidak terbentuk sama sekali. Pada medium TEA cirri-cirinya bewarna putih, dengan
bintik-bintik putih jumlah banyak, tetapi koloni bakteri tidak sempurna/tidak tumbuh sempurna.
Pada medium Na, cirri-cirinya bewarna kuning cair, agak padat dan berderai serta bakteri tidak
tumbuh sama sekali.
Selanjutnya pada sampel yang diambil dari air comberan/pembuangan dengan
pengenceran (10-2), dapat dilihat pada medium PDA cirri-cirinya bewarna putih , serta koloni
tidak terbentuk sama sekali. Pada medium TEA cirri-cirinya bewarna putih, dengan bintik-bintik
putih dan serat-serat putih , tetapi koloni bakteri tidak sempurna/tidak tumbuh sempurna. Pada
medium Na, cirri-cirinya bewarna kuning cair, agak padat dan berderai serta bakteri tidak
tumbuh sama sekali.
Dengan demikian dapat dilihat, bahwa pada dasarnya percobaan yang dilakukan tidak
menunjukan adanya pertumbuhan bakteri, hal ini mungkin disebabkan kesalahan isolasi atau
juga terjadi pada medium yang telah dibuat kurang mendukung untuk pertumbuhan bakteri itu
sendiri.
Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari
campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi
menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan
kemampuan biokimiawinya. Maka dengan isolasi ini lah kita dapat mengidentifikasi suatu
bakteri menjadi biakan murni, untuk melakukan tehnik isolasi itu yang paling penting untuk
diperhatikan adalah cara kerja aseptisnya, sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam
tabung/cawan/erlemeyer, sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminasi
masuk) dibakar atau dilewatkan api Bunsen terlebih dahulu. Selanjutnya seperti pinset dan lain-
lain dapat disemprot dengan alcohol 70% terlebih dahulu lalu dibakar, ujung jarum inokulum
yang sudah dipijarkan harus ditunggu dahulu hingga dingin atau tidak berpijar lagi atau juga
dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang terjadi,
usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan pada bagian api Bunsen,
jika kita kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar Bunsen tetapi jika diluar
daripadanya maka semakin banyak api Bunsen maka semakin baik dan terjamin kondisi
aseptisnya. Kerja aseptis ini sangat mendukung isolasi bakteri itu sendiri.
Pada praktikum ini, tehnik isolasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode
gores (streak plate method) yang merupakan metode isolasi dengan menggoreskan sejumlah
inokulum pada medium padat dengan menggunakan alat transfer jarum ose.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang isolasi mikroba lingkungan, maka dapat ditarik
kesimpulan :
a. Dalam melakukan tehnik isolasi mikroba yang diambil sebagai sampel adalah berasal dari tanah
tempat pembuangan sampah dan air yang berasal dari comberan (pembuangan)/got.
b. Tehnik isolasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode gores(streak plate method)
Merupakan metode isolasi dengan menggoreskan sejumlah inokulum pada medium padat dengan
menggunakan alat transfer jarum ose.
c. Dalam melakukan tehnik isolasi sangat perlu memperhatikan saran kerja aseptis.