Mikro Dan Parasito

14
BAB III PRAKTIKUM KE VI (PENENTUAN POTENSI ANTIBIOTIK) A. Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum mengenai penentuan potensi antibiotic ini adalah untuk mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan oleh zat baku standard an zat yang diuji. B. Dasar Teori Metode penetapan potensi antibiotic dengan cara difusi agar merupakan cara yang sederhana dan hasil yang sederhana yang diperoleh cukup teliti, prinsip penetapannya yaitu mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan zat baku standard an zat yang diuji. Dalam range konsentrasi tertentu, terdapat hubungan yang linier antara peningkatan konsentrasi dengan luas daerah hambatan pertumbuhan mikroba uji. Metode difusi, Metode ini menggunakan piringan yang berisi cairan antibiotik diletakkan pada media Agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media Agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh antibiotik pada permukaan media Agar Factor-faktor yang dapat mempengaruhi luas daerah hambatan dengan cara difusi ini adalah sebagai berikut : a. Ingredient medium pertumbuhan b. Pemilihan medium pertumbuhan c. Pengaruh pH d. Ukuran inokulum e. Stabilitas mikroorganisme f. Aktivitas antibiotic g. Waktu inkubasi h. Teknik dan keterampilan analis Sebagai pencandang larutan antibiotic pada cara difusi agar, dapat digunakan silinder gelas/logam, kertas cakram, dan cetak lobang. C. Alat dan Bahan Alat : a. Cawan petri

Transcript of Mikro Dan Parasito

Page 1: Mikro Dan Parasito

BAB IIIPRAKTIKUM KE VI (PENENTUAN POTENSI ANTIBIOTIK)

A.    Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum mengenai penentuan potensi antibiotic ini adalah untuk

mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan oleh zat baku standard an

zat yang diuji.

B.     Dasar Teori

Metode penetapan potensi antibiotic dengan cara difusi agar merupakan cara yang sederhana dan hasil yang sederhana

yang diperoleh cukup teliti, prinsip penetapannya yaitu mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan zat

baku standard an zat yang diuji. Dalam range konsentrasi tertentu, terdapat hubungan yang linier antara peningkatan konsentrasi

dengan luas daerah hambatan pertumbuhan mikroba uji.

Metode difusi, Metode ini menggunakan piringan yang berisi cairan antibiotik diletakkan pada media Agar yang

telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media Agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan

pertumbuhan mikroorganisme oleh antibiotik pada permukaan media Agar

Factor-faktor yang dapat  mempengaruhi luas daerah hambatan dengan cara difusi ini adalah

sebagai berikut :

a.       Ingredient medium pertumbuhan

b.      Pemilihan medium pertumbuhan

c.       Pengaruh pH

d.      Ukuran inokulum

e.       Stabilitas mikroorganisme

f.       Aktivitas antibiotic

g.      Waktu inkubasi

h.      Teknik dan keterampilan analis

Sebagai pencandang larutan antibiotic pada cara difusi agar, dapat digunakan silinder

gelas/logam, kertas cakram, dan cetak lobang.

C.    Alat dan Bahan

Alat :

a.       Cawan petri

b.      Kertas cakram

c.       Pinset

d.      Pipet tetes

e.       Tabung reaksi

Page 2: Mikro Dan Parasito

f.       Rak tabung reaksi

g.      Labu ukur

h.      Pipet piller

i.        Gelas ukur

Bahan :

a.       Aqua dest

b.      Sampel

c.       Media Na

d.      Bakteri uji Streptococus dan E.coli

Peremajaan dari stock dalam media Na, umur 20 jam. Bakteri stock 1 ml + NaCl 10 ml tanam di

media Na.

e.       Zat uji : Kloramfenikol 1 gram.

D.    Cara Kerja

1)      Timbang zat uji (antibiotic) kloramfenikol sebanyak 1 gram.

2)      Buat larutan induk kloramfenikol. 1 gram kloramfenikol ------> 100 ml aqua dest.

Dengan pengenceran sebagai berikut :

1000 mg/100 ml => 1000000 µg/100 ml

Sehingga 10000 µg/ml konsentrasi antibiotic

                         1 ml ad 10 ml --------- ( V1 . N1 =  V2 . N2 )

1/10 x 10000 µg/ml = 1000 µg/ml

                         1 ml ad 10 ml

1/10 x 1000 µg/ml = 100 µg/ml          (pengenceran 1)

                         1 ml ad 2 ml

½ x 100 µg/ml = 50 µg/ml                  (pengenceran II)

                         2 ml ad 5 ml

2/5 x 50 µg/ml = 20 µg/ml                  (pengenceran III)

                         1 ml ad 2 ml

½ x 20 µg/ml = 10 µg/ml                    (pengenceran IV)

Dengan cara :

-          Larutkan 1 gram kloramfenikol dalam 100 ml air, ambil 1 ml.

-          Tambahkan 9 ml air = 10.000 µg/ml, ambil 1 ml.

-          Tambahkan 9 ml air = 1000 µg/ml, ambil 1 ml.

-          Tambahkan air 1 ml = 100 µg/ml, ambil 1 ml (pengenceran I)

Page 3: Mikro Dan Parasito

-          Tambahkan air 1 ml = 50 µg/ml (pengenceran II)

-          Ambil 1 ml dan tambahkan air 5 ml = 20 µg/ml ( pengenceran III)

-          Ambil 1 ml dan tambahkan air 1 ml = 10 µg/ml (pengencerab IV)

3)      Setelah seluruh pengenceran dibuat di tabung reaksi, maka masukkan kedalam cawan petri.

Tandai dengan kertas temple pengenceran 10 µg/ml, 20 µg/ml, 50 µg/ml, dan 100 µg/ml .

masing-masing dua rangkap untuk bakteri E.coli dan Streptococus.

4)      Siapkan kertas cakram 8 lembar, masukkan masing-masing kedalam cawan petri yang berisi

pengenceran kloramfenikol.

5)      Tempelkan pada medium yang berisi bakteri E.coli dan Streptococus, sebelumnya tandai

terlebih dahulu bagian-bagian yang akan ditempeli kertas cakram untuk mengetahui bentuk

pengenceran ke berapa.

6)      Lakukan dengan saran kerja aseptis, lalu tutup cawan.

7)      Diamkan selama 1 hari, lalu amati yang terjadi.

F.     Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang pengujian antibiotic, maka dapat

diketahui bahwa antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang

dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya.

Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang beragam.

Prosedur difusi-kertas cakram-agar yang distandardisasikan (metode Kirby-Bauer)

merupakan cara untuk menentukan sensitivitas antibiotik untuk bakteri. Sensitivitas suatu bakteri

terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar

diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan untuk

menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotic.

Pada praktikum yang telah dikerjakan, tidak terbentuk daerah hambatan sama sekali baik

pada pengenceran 10 µg/ml, 20 µg/ml, 50 µg/ml, 100 µg/ml pada

bakteri E.coli dan Streptococus sekalipun.

Hal ini bias  dikarenakan bakteri tidak resisten terhadap antibiotic yang diujikan.

Dalam hal ini antibiotik yang diujikan adalah kloramfenikol, Pemerian : Hablur halus berbentuk

jarum atau lempeng memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau;

rasa sangat pahit dalam larutan asam lemah, mantap.

Bakteri Gram positif meliputi bakteri koken (streptokokus, stafilokokus), basilus

(saprofit), spiral (treponema dan leptospira), batang (korinebakteria) dan lain-lain. Untuk bakteri

Gram positif ini, antibiotika pilihan utama adalah penisilin spektrum sempit (asalkan tidak ada

resistensi karena produksi enzim penilisinase). Penisilin spektrum luas, eritromisin, sefalosporin,

Page 4: Mikro Dan Parasito

mempunyai aktifitas anti bakteri  terhadap golongan Gram positif , tetapi tidak sekuat penisilin

spektrum sempit di atas.

Bakteri gram negatif  termasuk koken (N. gonorrhoeae, N. meningitidis atau pnemokokus),

kuman-kuman enterik (E.coli, klebsiela dan enterobakter),salmonela, sigela, vibrio,

pseudomonas, hemofilus dan lain-lain. Untuk bakteri-bakteri kelompok ini, pilihan antibiotik

dapat berupa penisilin spektrum luas, tetrasiklin, kloramfenikol, sefalosporin dan lain-lain.

Sebagai contoh, antibiotik pilihan untuk kuman vibrio adalah tetrasiklin, untuk salmonela adalah

kloramfenikol, untuk hemofilus adalah kloramfenikol.

G.    Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang penentuan potensi antibiotik, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

a.       Tidak terjadi daerah hambatan, kemungkinan dikarenakan kadar pengenceran yang terlalu kecil,

ataupun bakteri yang tidak resisten terhadap zat uji berupa kloramfenikol.

b.      Kloramfenikol adalah antibiotic yang digunakan untuk menghambat bakteri gram negative

seperti E.coli dan bukan pada bakteriStreptococcus yang resisten terhadap antibiotic berupa

penicillin. 

Posted in Mikrobiologi dan Parasitologi

Permalink Leave a commentKirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

UNDEFINED UNDEFINED /UNDEFINED

PEWARNAAN BAKTERI SECARA GRAM

BAB IIPRAKTIKUM KE IV (PEWARNAAN BAKTERI SECARA GRAM)

A.    Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum mengenai pewarnaan bakteri secara gram ini antara lain untuk

memahami cara identifikasi dengan metode pewarnaan dan mikroskop.

B.     Dasar Teori

Pewarnaan secara gram adalah pewarnaan yang sangat berguna dan paling banyak

digunakan dalam laboratorium mikrobiologi dan klasifikasi bakteri, karena merupakan tahapan

penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya

Page 5: Mikro Dan Parasito

lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel

bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan

gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis.

Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis

membran sel.

Karena kemampuannya membedakan suatu kelompok bakteri tertentu dari kelompok

lainnya, maka pewarnaan ini juga disebut pewarnaan diferensial.

Mikroorganisme terutama bakteri sulit dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya, karena

tidak mengasorbsi ataupun membiaskan cahaya.

Tehnik pewarnaan merupakan cara yang banyak dipergunakan untuk melihat struktur dan

morfologi bakteri. Terdapat beberapa tehnik pewarnaan diantaranya, pewarnaan sederhana

merupakan pewarnaan yang hanya menggunakan satu macam larutan warna contohnya

pewarnaan sederhana dan pewarnaan negative, kemudian pewarnaan diferensial, merupakan

pewarnaan yang menggunakan lebih dari satu macam larutan warna, contohnya pewarnaan gram,

pewarnaan tahan asam, pewarnaan kapsul, dan pewarnaan spora.

Sebelum melakukan prosedur pewarnaan terhadap bakteri, terdapat beberapa hal yang

perlu diperhatikan, seperti gelas objek dibersihkan dengan menggunakan alcohol 70% untuk

menghilangkan debu atau lemak, kemudian pewarnaan diferensial terlebih dahulu dibuat

preparat, dan fiksasi dapat dilakukan dengan melewatkan preparat ulas diatas nyala api, adapun

tujuan dilakukan fiksasi antara lain untuk melekatkan sel bakteri pada objek glass, mematikan sel

bakteri dan lain sebagainya.

C.    Alat dan Bahan

a.       Biakan bakteri E. Coli, Streptococus, dan Pseudomonas

b.      Mikroskop

c.       Larutan Kristal violet

1.      Kristal violet 2 gram

2.      Etil alcohol 20 gram

3.      Ammonium oksalat 0,8 gram

d.      Larutan lugol

1.      Iodine 1 gram

2.      Kl 2 gram

3.      Aqua dest 300 ml

e.       Alcohol 96 %

f.       Larutan safranin

Page 6: Mikro Dan Parasito

1.      Safranin 0,25 gram

2.      Alcohol 95 % 10 ml

3.      Aqua dest 100 ml

g.      Alcohol 70 %

h.      NaCl

i.        Aqua dest

j.        Lampu spritus

k.      Jarum Ose

l.        Objek glas

m.    Pinset (Penjepit kayu)

D.    Cara Kerja

1.      Pewarnaan sederhana.

Pertama - tama membuat preparat ulas dengan cara :

1)      Bersihkan kaca objek dengan menyemprotkan alcohol 70 %, kemudian lap dengan

menggunakan tisu atau kapas.

2)      Pindahkan suspense bakteri dengan menggunakan jarum ose keatas kaca objek, dekatkan dengan

api spritus agar kerja berjalan steril.

3)      Campur dengan NaCl hingga merata. Oleskan campuran ini diatas kaca objek.

4)      Biarkan preparat mengering di udara sebentar.

5)      Fiksasi diatas api spritus.

Kemudian,

6)      Beri atau tetesi larutan metylen blue, diamkan sebentar sekitar 20-30 detik.

7)      Zat warna dituang, kemudian bilas dengan aqua dest mengalir.

8)      Preparat dikeringkan di udara,

9)      Amati dengan menggunakan mikroskop.

2.      Pewarnaan gram.

Pertama – tama membuat preparat ulas dengan cara :

1)      Bersihkan kaca objek dengan menyemprotkan alcohol 70 %, kemudian lap dengan

menggunakan tisu atau kapas.

2)      Pindahkan suspense bakteri dengan menggunakan jarum ose keatas kaca objek, dekatkan dengan

api spritus agar kerja berjalan steril.

3)      Campur dengan NaCl hingga merata. Oleskan campuran ini diatas kaca objek.

4)      Biarkan preparat mengering di udara sebentar.

5)      Fiksasi diatas api spritus.

Page 7: Mikro Dan Parasito

Kemudian,

6)      Beri atau tetesi larutan Kristal violet, diamkan sebentar lalu bilas dengan aqua dest mengalir.

7)      Tetesi larutan lugol, diamkan sebentar lalu lunturkan dengan alcohol 96 % goyangkan sampai

tidak ada lagi zat warna mengalir di preparat.

8)      Zat warna dibuang bilas dengan aqua dest mengalir.

9)      Tetesi dengan larutan safranin diamkan sebentar.

10)  Zat warna dibuang dengan membilas dengan menggunakan aqua dest mengalir.

11)  Preparat dikeringkan dengan menggunakan kertas saring.

12)  Amati dengan menggunakan mikroskop.

F.     Pembahasan

Pewarnaan yang dilakukan merupakan pewarnaan sederhana dan pewarnaan gram.

Dimana pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan yang hanya menggunakan satu macam

pewarna saja, sedangkan pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang menggunakan pewarna

lebih dari satu macam.

Pada pewarnaan sederhana menggunakan satu macam pewarna metylen blue, sehingga

ketika diamati dengan menggunakan mikroskop maka pada bakteriE.coli akan terlihat bewarna

biru keungu-unguan, pada bakteri Streptococuskelihatan bewarna biru keungu-unguan, dan pada

bakteri ketiga yaitu bakteriPseudemonas, ketika diamati ternyata bewarna ungu kebiru-biruan

pudar.

Sedangkan pada pewarnaan gram menggunakan lebih dari satu macam pewarna seperti Kristal

violet, larutan lugol, dan larutan safranin. Pada pewarnaan gram apabilah bakteri berakhir

dengan warna merah maka bakteri tersebut merupakan bakteri gram negative, dan sebaliknya

apabilah tidak bewarna merah berarti merupakan bakteri gram positive.

Pada pewarnaan gram ini, ditemukan bahwa bakteri E. coli setelah diamati dengan

menggunakan mikroskop, terlihat bewarna merah, kemudian bakteristreptococcus tidak bewarna,

hanya ada sedikit warna merah yang merupakan pembiasan cahaya pada mikroskop, begitu juga

dengan bakteri Pseudomonasterlihat bewarna sedikit kemerah-merahan dan kelihatan merah

tambahan yang dihasilkan merupakan biasan cahaya dari mikroskop.

G.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa :

a.    Bakteri E.coli merupakan bakteri gram negative , karena berakhir dengan warna merah pada

akhir pewarnaan gram.

Page 8: Mikro Dan Parasito

b.     Bakteri Streptococus merupakan bakteri gram positif karena tidak berakhir dengan warna merah

pada akhir pewarnaan gram dan berbentuk kokus yang merupakan cirri daripada bakteri gram

positif.

c.   Bakteri Pseudomonas merupakan bakteri gram negative , karena berakhir dengan warna

kemerahan pada akhir pewarnaan gram, serta berbentuk basil yang merupakan cirri daripada

bakteri gram positif.

Posted in Mikrobiologi dan Parasitologi

Permalink Leave a commentKirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

UNDEFINED UNDEFINED /UNDEFINED

ISOLASI MIKROBA LINGKUNGAN

BAB IPERCOBAAN 4 (ISOLASI MIKROBA LINGKUNGAN)

A.    Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara-cara dan tehnik isolasi

mikroba baik mikroba air dan mikroba tanah.

B.     Dasar Teori

Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari

campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi

menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan

kemampuan biokimiawinya.

Adapun teknik Pengambilan Sampel adalah sebagai berikut :

Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel.

Berikut merupakan prosedur pengambilan sampel.

1.      Sampel tanah

       Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara

pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan

mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga

ujung perakaran..

       Kehadiran mikroba di dalam tanah ada yang menguntungkan dan juga ada yang merugikan .

untuk mengetahui peranan mikroba tersebut, maka disamping melakukan analisa kehadirannya,

Page 9: Mikro Dan Parasito

juga dilakukan percobaan terhadap sifat-sifatnya. Mikroba di dalam tanah terdiri dari bakteri,

actynomicetes, jamur, algae, virus, ragi, protozoa, nematode dan antropoda memegang peran

dalam menyuburkan tanah, penguraian sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang telah mati sampai

menjadi mineral. Kepentingan mempelajari mikrobiologi tanah adalah untuk :

a.       Populasi mikroba tanah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

b.      Asosiasi kehidupan antara mikroorganisme itu sendiri atau dengan tumbuhan tinggi.

c.       Penguraian bahan organic.

d.      Sebagai salah satu sumber mikroba penghasil obat antibiotic.

2.      Sampel air

       Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika beerasal dari air

sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. Bila

pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika

ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan

mulut kran dibakar.

Analisa terhadap suatu habitat yang ditujukan untuk kepentingan pengelolaan

lingkungan, harus memperhitungkan interaksi antar factor biotis dengan factor abiotis, sehingga

langsung ataupun tidak langsung analisa tersebut harus menggunakan pendekatan ekologis.

Cara analisa mikroorganisme berdasarkan pendekatan ekologis perlu untuk dilaksanakan

mengingat kepentingan dari hasil untuk pengelolaan lingkungan , baik yang berhubungan dengan

masalah sanitasi, kebersihan kesehatan dan estetikan ataupun untuk kepentingan dibidang 

industry dan sebagainya.

Isolasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan beberapa cara :

a.       Metode gores (streak plate method)

Merupakan metode isolasi dengan menggoreskan sejumlah inokulum pada medium padat dengan

menggunakan alat transfer jarum ose.

b.      Metode tuang ( pour plate method)

Merupakan metode isolasi dengan menghomogenkan sejumlah substrat cair dengan medium agar

yang masih cair, kemudian campuran tersebut dituang kedalam cawan petri yang steril.

c.       Metode sebar ( spread plate method)

Merupakan metode isolasi dengan cara menyebarkan sejumlah inokulum pada permukaan

medium padat dengan menggunakan alat bantu misalnya spatel. 

C.    Alat dan Bahan

a.       Pipet steril 1 ml

b.      Tabung reaksi

c.       Medium agar lempeng PDA/TEA/Na

Page 10: Mikro Dan Parasito

d.      Spatula

e.       Api spritus

f.       Tanah yang berasal dari tempat pembuangan sampah 10 gram

g.      Air yang berasal dari comberan/got 10 ml

h.      Beaker glass

i.        Jarum Ose

j.        Alcohol 70 %

D.    Cara Kerja

1)      Timbang tanah yang berasal dari tempat pembuangan sampah sebanyak 10 gram, kemudian

larutkan dalam air dalam beaker glass sebanyak 90 ml (10-1).

2)      Dari 10-1  (90 ml air + 10 gram tanah) diambil 10 ml kemudian tambahkan air kembali sebanyak

90 ml (10-2).

3)      Ambil air comberan sebanyak 10 ml, tambahkan air sebanyak 90 ml campurkan dalam beaker

glass (10-1).

4)      Dari 10-1  (10 ml air comberan + 90 ml aqua dest) diambil 10 ml kemudian tambahkan air

kembali sebanyak 90 ml (10-2).

5)      Siapkan medium agar yang telah dibuat sebelumnya yaitu PDA, TEA, dan Na. masing-masing

rangkap dua, untuk sampel tanah dan air.

6)      Lakukan pemindahan sampel yang berasal dari tanah bekas pembuangan sampah dan air

comberan yang telah dilakukan pengenceran (10 -2) ke dalam media yang telah disediakan,

pertama-tama tempat kerja kita semprotkan dengan alcohol 70 % dan lap dengan menggunakan

tisu.

7)      Bagian mulut alat yang memungkinkan kontaminasi masuk dibakar/dilewatkan terlebih dahulu

dengan api spritus,

8)      Lakukan  pemindahan didekat api spritus  dengan menggunakan metode gores menggunakan

jarum ose.

9)      Tutup kembali dan masukkan kedalam incubator selama satu hari.

10)  Amati setelahnya.  

F.     Pembahasan

Setelah dilakukan dilakukan isolasi mikroba lingkungan, yaitu mengambil sampel yang

berasal dari tanah tempat pembuangan sampah dan air yang berasal dari comberan

(pembuangan)/got, maka dapat dilihat bahwa pada percobaan tersebut tidak ada koloni bakteri

yang tumbuh sempurna, hal ini bisa dikarenakan tehnik isolasi kurang baik, dan bisa jadi

medium yang digunakan tidak mendukung pertumbuhan bakteri.

Page 11: Mikro Dan Parasito

Pada sampel yang diambil dari tanah tempat pembuangan sampah dengan pengenceran

(10-2), dapat dilihat pada medium PDA cirri-cirinya bewarna putih dengan jumlah bintik sedikit,

serta koloni tidak terbentuk sama sekali. Pada medium TEA cirri-cirinya bewarna putih, dengan

bintik-bintik putih jumlah banyak, tetapi koloni bakteri tidak sempurna/tidak tumbuh sempurna.

Pada medium Na, cirri-cirinya bewarna kuning cair, agak padat dan berderai serta bakteri tidak

tumbuh sama sekali.

Selanjutnya pada sampel yang diambil dari air comberan/pembuangan dengan

pengenceran (10-2), dapat dilihat pada medium PDA cirri-cirinya bewarna putih , serta koloni

tidak terbentuk sama sekali. Pada medium TEA cirri-cirinya bewarna putih, dengan bintik-bintik

putih dan serat-serat putih , tetapi koloni bakteri tidak sempurna/tidak tumbuh sempurna. Pada

medium Na, cirri-cirinya bewarna kuning cair, agak padat dan berderai serta bakteri tidak

tumbuh sama sekali.

Dengan demikian dapat dilihat, bahwa pada dasarnya percobaan yang dilakukan tidak

menunjukan adanya pertumbuhan bakteri, hal ini mungkin disebabkan kesalahan isolasi atau

juga terjadi pada medium yang telah dibuat kurang mendukung untuk pertumbuhan bakteri itu

sendiri.

Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari

campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi

menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan

kemampuan biokimiawinya. Maka dengan isolasi ini lah kita dapat mengidentifikasi suatu

bakteri menjadi biakan murni, untuk melakukan tehnik isolasi itu yang paling penting untuk

diperhatikan adalah cara kerja aseptisnya, sebelum membuka ruangan atau bagian steril di dalam 

tabung/cawan/erlemeyer, sebaiknya bagian mulut (bagian yang memungkinkan kontaminasi

masuk) dibakar atau dilewatkan api Bunsen terlebih dahulu. Selanjutnya seperti pinset dan lain-

lain dapat disemprot dengan alcohol 70% terlebih dahulu lalu dibakar, ujung jarum inokulum

yang sudah dipijarkan harus ditunggu dahulu hingga dingin atau tidak berpijar lagi atau juga

dapat ditempelkan tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat transfer panas yang terjadi,

usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi steril didekatkan pada bagian api Bunsen,

jika kita kerja di Safety Cabinet tidak perlu memakai pembakar Bunsen tetapi jika diluar

daripadanya maka semakin banyak api Bunsen maka semakin baik dan terjamin kondisi

aseptisnya. Kerja aseptis ini sangat mendukung isolasi bakteri itu sendiri.

Pada praktikum ini, tehnik isolasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode

gores (streak plate method) yang merupakan metode isolasi dengan menggoreskan sejumlah

inokulum pada medium padat dengan menggunakan alat transfer jarum ose.

Page 12: Mikro Dan Parasito

G.    Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan tentang isolasi mikroba lingkungan, maka dapat ditarik

kesimpulan :

a.       Dalam melakukan tehnik isolasi mikroba yang diambil sebagai sampel adalah berasal dari tanah

tempat pembuangan sampah dan air yang berasal dari comberan (pembuangan)/got.

b.      Tehnik isolasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode gores(streak plate method)

Merupakan metode isolasi dengan menggoreskan sejumlah inokulum pada medium padat dengan

menggunakan alat transfer jarum ose.

c.       Dalam melakukan tehnik isolasi sangat perlu memperhatikan saran kerja aseptis.