MIKOM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA fileSebuah penelitian yang didesain sebagai penelitian...
Transcript of MIKOM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA fileSebuah penelitian yang didesain sebagai penelitian...
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Penelitian eksperimental merupakan penelitian mengenai
sebab-akibat atau stimulus respon � mengukur, atau
menguji suatu reaksi atau respon tertentu terhadap suatu
stimulus.stimulus.
Sebuah penelitian yang didesain sebagai penelitian
percobaan harus terfokus pada peristiwa apa, kejadian apa,
momen apa, ketika sebuah penyebab melahirkan akibat.
Desain penelitian eksperimental memerlukan
pemanipulasian situasi (yang seringkali merupakan tiruan
artifisial dari suatu kejadian yang sebenarnya), untuk
mencoba melahirkan suatu efek.
Pentingnya kontrol pada rancangan eksperimental
Salah satu ciri utama penelitian eksperimental adalah adanya kontrol
terhadap lingkungan, variabel, dan subyek penelitian.
� Kontrol terhadap lingkungan dilakukan dengan mengisolasi situasi
pengujian dari berbagai pengaruh yang bisa menibulkan bias
penelitian, misalnya menempatkan subyek di dalam ruang yang
kedap suara agar tidak terganggu suara dari luar � terjadi pada
eksperimen laboratorium dimana semua aspek situasi dapat diatur.eksperimen laboratorium dimana semua aspek situasi dapat diatur.
� Kontrol terhadap variabel dilakukan dengan membatasi jumlah dan
jenis variabel dan memanipulasi variabel � untuk memperkuat
validitas internal dan menghilangkan pengaruh faktor luar.
� Kontrol terhadap subyek penelitian (dalam proses seleksi,
perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan kontrol, dan terpaan
perlakuan)
Kelompok experimental (mendapatkan perlakuan)
Post test
Perlakuan (variabel independen)V
ari
ab
el
De
pe
nd
en
Pre test
Kelompok kontrol/pembanding (tanpa perlakuan)
Post test
Variabel-variabel luar (extranous variables)
Va
ria
be
l D
ep
en
de
n
Kesimpulan
Pre test
Desain eksperimental dasar
Karena dalam setiap rancangan eksperimental jenis data yang dikumpulkan akan
menentukan metode penelitian yang digunakan, maka ada beberapa pertanyaan yang
harus dijawab peneliti, sebelum membuat rancangan eksperimental, (Wimmer &
Dominick, 1983), yaitu:
� Apa tujuan eksperimen itu?
� Apa yang diukur atau diuji?
� Ada berapa independen variabel yang terlibat?
� Seberapa banyak, derajat perbedaan variabel dependen yang dilibatkan?� Seberapa banyak, derajat perbedaan variabel dependen yang dilibatkan?
� Jenis data apa yang diinginkan?
� Cara pengumpulan data yang bagaimana, yang paling mudah dan paling efisien?
� Jenis analisis statistik mana yang paling memadai untuk data yang dikumpulkan?
� Berapa biaya yang akan diperlukan?
� Seberapa banyak biaya yang bisa dipenuhi?
� Fasilitas apa yang tersedia untuk melakukan eksperimen itu?
� Penelitian yang telah dilakukan, macam apa saja, yang bisa menunjang eskperimen
itu?
� Apa keuntungan yang diperoleh dari penelitian eksperimen itu?
Validitas penelitian eksperimental
Desain penelitian eksperimental akan menentukan validitas dari penelitian yang
dilakukan:
� Validitas internal � validitas yang mengacu pada efek utama dari perlakuan
(treatment) terhadap kelompok eksperimen, agar perbedaannya dengan kelompok
kontrol, nampak secara nyata.
Untuk mempertimbangkan validitas internal, perlu dipertanyakan apakah peneliti
bisa percaya bahwa eksperimennya benar-benar menjadi penyebab, atau apakah
ada faktor lain dalam melakukan eskperimen yang merusak tujuan sebenarnya dari ada faktor lain dalam melakukan eskperimen yang merusak tujuan sebenarnya dari
eksperimen
� Validitas eksternal � kemampuan hasil eksperimen untuk digeneralisir.
Rintangan terhadap validitas eksternal suatu eksperimen memunculkan
pertanyaan mengenai seberapa jauh eksperimen itu bisa digeneralisasikan pada
setting yang lain, pada perlakuan yang lain, dan pada subyek yang lain.
Salah satu masalahnya adalah bahwa subyek biasanya menyadari bahwa dirinya
berada pada lingkungan eksperimental yang sangat terkontrol, dan menjadi sangat
menaruh perhatian terhadap apa yang dicoba untuk dibuktikan oleh peneliti.
Variabel luar (extraneus variables)Dalam eksperimen, variabel luar harus dikontrol (atau diisolasi) karena bisa
melemahkan validitas internal maupun validitas eksternal suatu eksperimen,
variabel luar tersebut, antara lain:
Masalah yang terkait dengan subyek penelitian
1. Bias seleksi � bias yang diakibatkan oleh perbedaan cara
menyeleksi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2. Mortalitas � perubahan akibat berkurangnya subyek penelitian 2. Mortalitas � perubahan akibat berkurangnya subyek penelitian
dalam kelompok eksperimental maupun kontrol.
3. Efek reaktif terhadap aransemen pengumpulan data � perubahan
pada diri subyek karena sadar bahwa dirinya sedang digunakan
sebagai eksperimen.
4. Demoralisasi subyek akibat tidak menerima perlakuan � ketiksa
kelompok konrtol tidak menerima perlakuan, mereka marah da
berkelakuan yang berbeda dengan kelompok eksperimen, karena
memiliki perasaan negatif.
Masalah yang terkait dengan prosedur eksperimental
1. Efek uji � test pertama (pre test) bisa menyebabkan adanya perubahan
di dalam motivasi, sikap, semangat bersaing, dsb., karena subyek belajar
dari test itu.
2. Instrumentasi � adanya perubahan yang disebabkan oleh perubahan
penggunaan ukuran pada instrumen (misalnya pada kuesyener) untuk
variabel dependen.
3. Imitasi perlakuan � kelompok kontrol bisa terpapar perlakuan atau
kondisi yang sama dengan variabel independen, sehingga tidak
mungkinkan untuk mengisolasi efek independen variabel.mungkinkan untuk mengisolasi efek independen variabel.
4. Interferensi (gangguan) akibat banyak perlakuan � perubahan pada diri
subyek akibat pengenaan perlakuan yang bertubi-tubi. Karena akibat
dari perlakuan sebelumnya belum hilang.
Masalah yang terkait dengan waktu
1. Histori � perubahan yang terjadi antara pengukuran pertama, kedua,
dan seterusnya.
2. Maturasi � proses dalam diri subyek penelitian: menjadi dewasa, lebih
lelah, berkurang perhatianya, lebih lapar, dsb.
Masalah yang terkait dengan waktu
1. Histori � perubahan yang terjadi antara pengukuran pertama,
kedua, dan seterusnya.
2. Maturasi � proses dalam diri subyek penelitian: menjadi dewasa,
lebih lelah, berkurang perhatianya, lebih lapar, dsb.
3. Masalah akibat interaksi antara seleksi dengan faktor lainnya
4. Maturasi seleksi dan interaksi lainnya � adanya perubahan yang
bersumber dari kombinasi dua atau lebih masalah yang pelik, bersumber dari kombinasi dua atau lebih masalah yang pelik,
misalnya: perbedaan perasaan bosan antara kelompok
eksperimental dan kontrol di dalam pengujian tingkat kelelahan;
perubahan akibat adanya bias yang terkait adanya interaksi antara
pemilihan subyek dengan maturasi, atau histori; dll.
Masalah yang terkait dengan uji statistik
1. Regresi statistik � perbedaan yang ekstrim antara kelompok
eksperimen dan kontrol akibat seleksi kelompok yang ekstrim.
Jenis-jenis penelitian eksperimental
A. Penelitian laboratorium dan lapangan
� Digunakan untuk menerangkan secara umum (general explanation)
“Mengapa sesuatu terjadi”.
� Dalam penelitian laboratorium dan penelitian lapangan faktor-
faktor di luar variabel independen, disebut sebagai extranous
variabels, dapat dikontrol sehingga pengaruhnya terhadap subyek variabels, dapat dikontrol sehingga pengaruhnya terhadap subyek
penelitian bisa dicegah.
� Tetapi kondisi yang mencerminkan kondisi tipikal manusia sukar
dibuat
– Penelitian laboratorium, dilakukan di dalam sebuah laboratorium
dimana extranous variables dikontrol secara sangat efektif.
– Pada penelitian lapangan, yang berada di dunia nyata, extranous
variabel dikontrol tetapi dengan efektifitas tidak terlalu tinggi.
B. Penelitian eksperimental sebenarnya (true experiment) dan
penelitian eksperimental alamiah (natural experiment)
Perbedaan dari kedua jenis penelitian ini berada pada wilayah
kontrolnya.
• Di dalam penelitian true experiment, peneliti membuat satu set
kondisi (variabel independen) untuk mengukur efeknya (dependen
variabel), dengan mencoba mengontrol sebanyak mungkin faktor variabel), dengan mencoba mengontrol sebanyak mungkin faktor
yang bisa berpengaruh terhadap dependen variabel.
• Di Dalam penelitian alamiah, tidak ada satupun faktor luar
(extranous variabel) yang dikontrol. Peneliti akan mengamati satu
kondisi (variabel prediktor) dan menghubungkannya dengan kondisi
lainnya (variabel kroterion). Penelitian eksperimen alamiah dimulai
dari sebuah situasi dimana semua variabel bebas untuk berubah
dan memungkinkan diperkenalkannya kontrol pada suatu saat.
• Penelitian alamiah umumnya merupakan penelitian
evaluasi (evaluation research) � misalnya evaluasi
terhadap suatu program.
• Bertujuan untuk mencari kejadian yang menjadi sumber
untuk membangun pernyataan teoritis, “mengapa kejadian-
kejadian itu bisa saling berhubungan satu sama lain”.
Penelitian Alamiah
kejadian itu bisa saling berhubungan satu sama lain”.
• Dalam penelitian bersetting alamiah, keuntungan yang
didapat bisa lebih besar dari kesulitan yang dihadapi, yaitu
tidak bisa fokus pada kondisi mendekati kondisi subyek
yang diteliti.
• Dalam penelitian bersetting alamiah extranous variables
tidak bisa dikontrol.
Desain Eksperimental1. Desain eksperimental sesungguhnya
Desain Eksperimen Klasik atau Desain Pretest-Posttes Kelompok Kontrol
Random
Langkah yang diambil:
– Membagi subyek ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol secara random
– Memberikan pengujian (pretest) mengenai variabel dependen kepada kedua
kelompok itu.
– Memberikan perlakuan (variabel independen) kepada kelompok eksperimen, – Memberikan perlakuan (variabel independen) kepada kelompok eksperimen,
tanpa memberi perlakuan kepada kelompok kontrol.
– Memberikan pengujian ulang (posttest) mengenai dependen variabel
(pengulangan prettest secara virtuil) menyusul perlakuan.
Tabel 1. Eksperimental Klasik
Kelompok Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Kelompok Eksperimental Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Kontrol Pretest - Posttest
2. Desain Eksperimen Empat-Kelompok Solomon
Langkah yang diambil:
– Membagi subyek ke dalam empat kelompok secara random
– Memberikan pretest kepada kelompok 1 dan 2.
– Memberikan perlakuan (variabel independen-IV) kepada kelompok 1
dan 3.
– Memberikan posttest kepada masing-masing kelompok.
Tabel 2. Eksperimen empat-kelompok Solomon
Kelompok Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3
Kelompok 1: Kelompok eksperimental pertama Pretest IV Posttest
Kelompok 2: Kelompok kontrol pertama Pretest - Posttest
Kelompok 3: Kelompok eksperimental kedua IV Posttest
Kelompok 4: Kelompok kontrol kedua Posttest
3. Desain Kelompok Kontrol Posttest-Saja
Langkah yang diambil:– Membagi subyek ke dalam kelompok eksperimen dan kontrol
secara random
– Memberikan perlakuan (variabel independen) kepada kelompok eksperimen.
– Memberikan posttest kepada kedua kelompok.
Tabel 3. Desain kelompok kontrol posttest sajaTabel 3. Desain kelompok kontrol posttest saja
Kelompok Waktu 1 Waktu 2
Kelompok eksperimental Independen variabel Posttest
Kelompok kontrol - Posttest
�Kuasi eksperimental digunakan dalam keadaan di mana elemen dasar dari ekperimen yang sebenarnya (true
experiment) tidak bisa disusun � karena situasi alamiah menyebabkan kelompok eksperimen dan kontrol tidak bisa ditentukan secara random, misalnya
Desain Kuasi Eksperimental
kontrol tidak bisa ditentukan secara random, misalnya dalam penelitian untuk membandingkan kelas-kelas di sekolah dimana kelas-kelasnya tidak berbeda satu sama lain.
�Dalam hal ini, krakteristik dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bisa diperbandingkan sebelum eksperimen dilakukan.
Jenis-jenis desain kuasi eksperimental
1. Perbandingan kelompok statis
Tabel 4. Perbandingan kelompok-statis
Kelompok Waktu 1 Waktu 2
Kelompok eksperimental* Independen Variabel Posttest
Kelompok kontrol* - Posttest
*kelompok tidak ditentukan secara random
2. Eksperimen diskontinuitas-regresi2. Eksperimen diskontinuitas-regresi
�Dalam keadaan dimana ada sekelompok siswa pada suatu sekolah yang
perlu diberi program remedial (pertolongan) suatu mata ajaran, maka
kepada mereka diberikan program remedial sebagai perlakuan � dianggap
sebagai kelompok eksperimen. Sedangkan mereka yang tidak diberi
program remedial dianggap sebagai kelompok kontrol
�Dalam keadaan ini, peneliti mencari perbedaan yang terjadi pada titik
perlakuan yang akan membedakan skor sesudah perlakuan dari kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol yaitu mereka yang tidak diberi
program remedial.
3. Eksperimen time-series
� Ketika ada satu set data yang telah terkumpul yang
menunjukkan perkembangan angka atau nilai dari waktu
ke waktu, bisa digunakan bentuk kuasi eksperimental
yang lain, yaitu eksperimen time-series
� Misalnya yang dilakukan Phillips untuk melihat apakah
ada peningkatan pembunuhan menyusul suatu ada peningkatan pembunuhan menyusul suatu
pertandingan tinju kelas berat.
� Hal ini memerlukan sebuah analisis regresi untuk
melihat kalau-kalau dan kapan ada peningkatan angka
pembunuhan yang meningkat.
Desain Pra Eksperimental
• Dalam keadaan di mana penelitian tidak bisa memasukkan semua kualifikasi untuk eksperimen yang sebenarnya, dan keadaan dimana peneliti sosial yang mungkin ingin meneliti tidak dimungkinkan mendapatkan faktor-faktor yang diperlukan untuk eksperimen, maka stimulus bisa dimungkinkan mendapatkan faktor-faktor yang diperlukan untuk eksperimen, maka stimulus bisa dikenakan terhadap satu kelompok dan reaksinya diukur.
• Penelitian dengan desain pra-eksperimental ada dua macam, yaitu studi kasus one-shot, dan desain pretest-posttest satu kelompok.
1. Studi Kasus One-Shot
� Pada desain ini, suatu kelompok dikenakan perlakuan
tertentu. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap
variabel dependen.
Misalnya eksperimen untuk mengetahui efektif tidaknya
metode diskusi untuk meningkatkan prestasi belajar
� Pada jangka waktu tertentu pada sekelompok subyek
dikenakan perlakuan, yaitu metode diskusi.
� Setelah itu diberikan tes, yaitu posttest untuk mengukur
prestasi belajarnya, dan dihitung mean-nya
� Penelitian seperti ini tanpa validitas internal, tetapi bisa
digunakan untuk menjajaki masalah yang hendak diteliti,
dan untuk mengembangkan gagasan dalam action
research
2. Desain Pretest-Posttest Satu Kelompok.
� Dalam desain ini hanya digunakan satu kelompok subyek. Kepada kelompok subyek itu dilakukan pretest, kemudian dikenakan perlakuan, dan dilakukan posttest.
Misalnya eksperimen untuk mengetahui efektif tidaknya metode diskusi untuk meningkatkan tidaknya metode diskusi untuk meningkatkan prestasi belajar, seperti pada studi kasus one-shot.
� Eksperimen seperti itu tidak menjamin bahwa perlakuan merupakan penyebab perbedaan pretest
dan posttest, dan variabel luar sama sekali tidak terkontrol, kecuali pada variabel seleksi.