Microsoft PowerPoint - Pengelolaan Ketenagaan Keperawatan [Compatibility Mode]
-
Upload
kangofu-evie -
Category
Documents
-
view
555 -
download
17
Transcript of Microsoft PowerPoint - Pengelolaan Ketenagaan Keperawatan [Compatibility Mode]
PPKC Jakarta 1
Tujuan Pengelolaan Ketenagaan
Bangsal Keperawatan
Menjamin keberlangsungan dan
kesinambungan pelayanan keperawatan
yang berkualitas kepada pasien.
PPKC Jakarta 2
Ketenagaan yang ada disuatu bangsal, terdiri
dari :
� Tenaga Keperawatan : Perawat & Bidan
� Non-keperawatan : administrasi, pekarya, ahli
gizi, pramuwaluyo dsb.
Agar tujuan tercapai,tenaga
yang ada perlu dilakukan :
SUPERVISI &
EVALUASI
PPKC Jakarta 3
Diartikan sebagai proses yang memacu
anggota unit kerja untuk berkontribusi secara
aktif & positif agar tujuan organisasi tercapai
( Marquis & Huston,1998)
Yaitu meliputi bantuan dari pemimpin/PJ keperawatan
yg tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf
lain dalam mencapai tujuan Asuhan Keperawatan.
Pengertian yg luas dari Supervisi keperawatan :
� Upaya yang berupa dorongan, bimbingan, dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan
kecakapan .
PPKC Jakarta 4
Pengertian secara lebih jelas :
Sebagai suatu aktivitas pembinaan yg direncanakan untuk membantu para tenaga perawat dan staf lain
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Fungsi Supervisi � bukan hanya kontrol, apakah
segala kegiatan dilaksanakan sesuai dg rencana,
tetapi juga, bersama perawat mengupayakan bagaimana perbaikan asuhan keperawatan yg
sedang berlangsung.
Sehingga, Staf bukan pelaksana pasif, tetapi tenaga
profesional sebagai partner kerja
PPKC Jakarta 5
profesional sebagai partner kerja
Ide, pendapat, & pengalamannya dihargai dan diikut
sertakan dalam usaha perbaikan Asuhan
Keperawatan/Proses Keperawatan.
1. Terciptanya kondisi kerja yang nyaman :
� Lingkungan fisik.
� Peralatan.
� Suasana kerja � memfasilitasi individu :
Memberikan rasa bebas.
Tujuan Supervisi
PPKC Jakarta 6
� Memberikan rasa bebas.
� Mendorong untuk bekerja baik.
� Semangat kebersamaan � menekankan
“kita” dari pada “saya”
2. Perhatian terhadap perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan hasil kerja
Kegiatan Supervisi melalui :
1. Observasi � memberi informasi tentang :
� Pasien.
� Lingkungan.
� Staf keperawatan & kesehatan.
� Asuhan keperawatan.
PPKC Jakarta 7
Bukan sekedar inspeksi & kontrol,tapi juga
membimbing,mengajar,mendorong, memperbaiki &
mengevaluasi
Dilakukan secara terus menerus dgn
sabar,adil & bijaksana Askep
berkualitas
2. Arahan � efektif akan menambah semangat kerja.
Teknik Supervisi
1. Proses supervisi praktek keperawatan, meliputi 3 elemen :
� Standar Keperawatan sebagai acuan.
� Pelaksanaan sebagai pembanding u/menetapkan
pencapaian/kesenjangan.
� Tidak lanjut u/ mempertahankan/memperbaiki
kualitas.
PPKC Jakarta 8
kualitas. 2. Area yg di Supervisi :
� Pengetahuan.
� Ketrampilan.
� Sikap.
3. Cara Supervisi : � Langsung.
� Tidak Langsung.
4. Prinsip :
� Dilakukan ss. garis kekuasaan/struktural/tanggung jawab.
� Memerlukan pengetahuan dasar manajemen,ketrampilan
HAM, dan kepemimpinan.
� Proses kerjasama yang demokratis.
� Menggunakan proses manajemen,termasuk
misi,falsafah,tujuan dan rencana u/mencapai tujuan.
5. Faktor keberhasilan :
PPKC Jakarta 9
5. Faktor keberhasilan :
� Gaya Kepemimpinan.
� Motivasi.
� Pendelegasian.
� Komunikasi.
Adalah suatu metode memperoleh & memproses informasitentang :
* Sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, * Bagaimana perbedaan pencapaian dg suatu standar
tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara
keduanya,
PPKC Jakarta 10
* Serta bagaimana manfaat yg telah dikerjakan itu bila
dibandingkan dg harapan-harapan yg ingin diperoleh.
� Proses menyediakan informasi � membutuhkan data untuk
dianalisis dg alat-alat yg relevan untuk menghasilkan
informasi yg sesuai dg kebutuhan.
1. Membantu kepuasan karyawan untuk memperbaiki kinerja.
2. Memberitahu yg kinerja kurang memuaskan & metode
memperbaiki.
Tujuan Evaluasi Kinerja secara Reguler
PPKC Jakarta 11
3. Identifikasi yg layak menerima promosi/naik gaji.
4. Mengenal karyawan yg layak menerima tugas khusus.
5. Memperbaiki komunikasi.
6. Dasar untuk kebutuhan pelatihan/bimbingan khusus.
Prinsip-prinsip Evaluasi
1. Validitas : berdasarkan standar perilaku yg diharapkan.
2. Memadai & mewakili : hindari yg hanya berpusat pada
satu peristiwa.
3. Pelaksana memahami :
* Isi uraian tugas.
* Standar pelaksanaan.
PPKC Jakarta 12
* Standar pelaksanaan.
* Format penilaian.
4. Pendokumentasian jelas � mana yg memuaskan/perlu
perbaikan.
5. Yg belum memuaskan dibuat prioritas.
6. Hasil penilaian di informasikan kepada ybs � kedua
belah pihak siap.
Ruang Lingkup Observasi � Dibandingkan dg :
� Yg diharapkan.
� Dari kelompok yg sama.
� Pengalaman kerja.
Komponen data kinerja, terdiri atas :
� Kualitas pekerjaan.
� Kejujuran.
� Inisiatif.
PPKC Jakarta 13
� Inisiatif.
� Kehadiran.
� Sikap.
� Kerjasama.
� Keandalan.
� Pengetahuan tentang pekerjaan.
� Tanggung jawab.
� Pemanfaatan waktu.
Penilaian Perorangan � Membantu memperbaiki
metode kerjanya.
Catatan Anekdot � Data informasi hasil observasi
supervisi. � Diisi setiap waktu.
� Potensi dan kelemahannya.
PPKC Jakarta 14
� Menjadi pendukung saat diskusi penilaan.
� Cara yg baik dg menjawab pertanyaan :
� Apa yg telah dilakukan ?
� Siapa yg melakukan ?
� Pada siapa ?
� Kapan ?
� Bagaimana ?
Faktor yg mempengaruhi
Kemampuan penilai dalam :
1. Mengobservasi dg akurat dan cermat.
2. Berpikir dan membuat kesimpulan yg logis.
Hambatan : Hambatan :
PPKC Jakarta 15
Hambatan : Hambatan :
1. Hallo Effect : tendensi menilai terlalu tinggi
karena alasan tertentu.
2. Horn Effect : tendensi menilai lebih rendah
karena alasan tertentu.
Adalah proses mobilisasi potensi, proses
motivasi & pengembangan SDM dalam
pemenuhan kepuasan melalui karyanya untuk
mencapai tujuan individu, organisasi, maupun
PPKC Jakarta 16
mencapai tujuan individu, organisasi, maupun
komunitas dimana individu tersebut berkarya.
Pengelolaan Ketenagaan Perawat di suatu bangsal tergantung dari :
� Sistem / Model Pemberian Asuhan Keperawatan.
� Tingkat Ketergantungan Pasien / Klasifikasi Pasien.
� Jumlah & Kategori Tenaga.
PPKC Jakarta 17
� Jumlah & Kategori Tenaga.
� Pengaturan & Penjadwalan Tenaga.
� PENGELOLAAN KETENAGAAN (Gillies) :
1. Klasifikasi pasien.
2. Penetapan kebutuhan staf.
3. Rekrutmen.
4. Seleksi.
5. Orientasi.
6. Penjadwalan.
PPKC Jakarta 18
6. Penjadwalan.
7. Penugasan.
8. Memperkecil absensi staf.
9. Penurunan pergantian staf.
10. Pengembangan staf.
Peran Utama Kepala Bangsal terkait dg Pengelolaan Ketenagaan
1. Orientasi.
2. Penugasan.
3. Pengembangan Staf.
PPKC Jakarta 19
4. Memperkecil absensi staf.
5. Penurunan turn over.
6. Klasifikasi Pasien.
7. Penetapan kebutuhan staf.
� Kepala Bangsal bertugas melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat dan tenaga lain yg akan bekerja di ruangannya.
� Orientasi di bangsal/unit merupakan bagian paling penting.� Orientee membutuhkan orientasi spesifik tentang
pekerjaannya & unit dimana dia di tempatkan.
Ad.1. Orientasi
PPKC Jakarta 20
pekerjaannya & unit dimana dia di tempatkan.� Waktu untuk orientasi 3 – 4 bln, 6 atau 12 bln tergantung
pd bentuk & isi program, serta kebijakan RS.� Program orientasi dapat berbentuk sentralisasi,
desentralisasi, standarisasi, atau individual.� Kepala Bangsal bertanggung jawab atas pelaksanaan
program orientasi unit & merencanakan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari orientee.
1. Membantu para orientee melalui masa transisi peran &
nilai.
2. Meningkatkan kepuasan kerja sehingga dapat
menurunkan angka turn over.
3. Mengembangkan rasa memiliki.
1. Membuat orientee merasa :
PPKC Jakarta 21
1. Membuat orientee merasa :• Dibutuhkan.• Menjadi bagian dari tim kerja.• Puas dg kesempatan profesional yg diberikan.
2. Berfokus pd kebutuhan belajar.3. Mempunyai tanggung jawab pribadi.
Ad.2. Penugasan
� Kepala Bangsal sebagai manajer � bersama
Ka. Bidang memutuskan metode penugasan apa
yg akan digunakan dalam memberikan asuhan
di bangsal keperawatan sebelum menentukan
ketenagaan.
PPKC Jakarta 22
ketenagaan.
� Kepala Bangsal mempunyai peran sangat besar
dalam Pengorganisasian dan Implementasi
Model Pemberian Asuhan.
Pemilihan Sistem Penugasan, antara lain tergantung dari :
� Jumlah dan komposisi tenaga keperawatan.
� Kebijakan pengaturan dinas.
� Peran, fungsi, dan tanggung jawab perawat.
� Kebijakan personalia.
PPKC Jakarta 23
� Kebijakan pembinaan dan pengembangan.
� Tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan.
� Kelangkaan tenaga perawat spesialis.
� Sikap etis para profesional.
� Tipe dan lokasi RS.
� Lay out ruang/bangsal keperawatan.
� Kepala Bangsal memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan atau mengembangkan karyawan, karena
perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan
kesehatan khususnya keperawatan.
Bertujuan untuk memperbaiki pengetahuan individu dan
Ad.3. Pengembangan Staf
PPKC Jakarta 24
� Bertujuan untuk memperbaiki pengetahuan individu dan
jabatan, ketrampilan serta sikap karyawan.
� Kegiatan pengembangan staf dibutuhkan untuk membantu
perawat mengatasi peran dan mendukung metode/sistem
pemberian asuhan yg digunakan.
Misalnya : pada metode PN �
� Harus berpengetahuan & trampil menangani secara
mandiri dan melaksanakan tanggung jawab yg terkait dg
peran sebagai PN.
� Program in-service harus mempertimbangkan tingkat
pendidikan dan macam pengalaman yg dimiliki PN.
PPKC Jakarta 25
� Tujuan Pelatihan : peningkatan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan yg spesifik saat ini, sedangkan
Pengembangan : lebih ditekankan pada peningkatan
pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa y.a.d
yg dilakukan melalui pendekatan yg terintegrasi dg
kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.
Yaitu kehilangan waktu yg berakibat kerugian secara
kualitas dan ekonomi bagi instansi.
Faktor penyebab :
• Tempat tinggal jauh.
Ad.4. Memperkecil Absensi Staf
Absen/mangkir :
PPKC Jakarta 26
• Tempat tinggal jauh.
• Kelompok karyawan yg banyak.
• Sakit.
Pola absen :
• Sering – pendek-pendek.
• Jarang – panjang.
• Hari-hari tertentu.
Cara mengurangi absen :
� Sistem pencatatan.
� Kunjungan rumah.
� Kesejahteraan karyawan.
� Meningkatkan kondisi kerja.
� Suasana kerja kondusif.
PPKC Jakarta 27
� Sistem penghargaan.
� Sangsi.
Cara mengurangi :
� Selektif saat proses penerimaan karyawan.
� Meningkatkan penugasan.
� Perubahan dalam job desc.
� Pengembangan staf.
Ad.5. Penurunan perputaran staf (Turn over)
Kejenuhan (burn out) :
PPKC Jakarta 28
Keadaan dimana individu merasa dirinya semakin
kurang kemampuannya, kerja kurang produktif.
Penyebab :
• Peran dan fungsi kurang jelas.
• Merasa terisolasi.
• Beban kerja berlebihan.
• Terlalu lama pada suatu tempat/bagian.
Kejenuhan (burn out) :
Pengertian
� Sistim klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan
pasien menurut jumlah dan keadaan penyakit, usia pasien.
� Pasien dikelompokkan sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien, dan waktu yg dibutuhkan untuk
melaksanakan keperawatan pada pasien.
Ad.6. Klasifikasi Pasien
PPKC Jakarta 29
melaksanakan keperawatan pada pasien.
Klasifikasi Pasien sebagai alat ukur ���� Tujuan :
� Untuk mengetahui beban kerja perawat
� Waktu yg diperlukan u/ asuhan keperawatan
� Keahlian perawat yang diperlukan
� Jumlah tenaga perawat yg diperlukan
� Berdasarkan kebutuhan/masalah pasien.
� Peralatan (alat kesehatan) yg dipergunakan oleh pasien.
� Kompetensi perawat yg diperlukan untuk memberi asuhan keperawatan pada pasien.
� Berdasarkan Waktu : berapa banyak rata-rata waktu keperawatan yg dibutuhkan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
PPKC Jakarta 30
Contoh : Nursalam.
� Level I (Minimal) :
� Mampu melakukan semua aktifitas hidup sehari-hari,
perawat hanya memberikan perlengkapan yg
diperlukan pasien (membantu sebagian saja).
� Level II (Partial) :
� Dapat mandi, makan, dan berpakaian tanpa bantuan.
� Membutuhkan sedikit bantuan perawat untuk tritmen/
aspek asuhan personal tertentu.
� Membutuhkan prosedur tertentu seperti : pembalutan,
kateterisasi kandung kemih, terapi/cairan, iv/im/sc dll.
� Level III (Maksimal) :
PPKC Jakarta 31
� Level III (Maksimal) :
� Membutuhkan bantuan seluruh aktifitas hidup sehari-hari
yg dilakukan di tempat tidur seperti : mandi, eliminasi,
makan, mobilisasi dan memerlukan tritmen khusus :
pembalutan luka, terapi/cairan, iv/im/sc.
� Membutuhkan perhatian yg sering dg waktu yg lebih.
� Kesadaran dan orientasinya masih baik.
Contoh Kriteria : (Standar Tenaga Kep di RS, Dir. Yan Kep
Depkes 2002)
� Askep Minimal : 2 jam / hari
• Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
• Makan & minum dilakukan sendiri.
• Ambulasi dg pengawasan.
• Observasi tanda vital dilakukan setiap shift.
• Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
PPKC Jakarta 32
• Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
� Askep sedang : 3,08 jam / hari.
• Kebersihan diri dibantu.
• Makan & minum dibantu.
• Observasi tanda vital setiap 4 jam.
• Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
� Sebagian besar aktivitas dibantu.
� Observasi tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali.
� Terpasang folley kateter.
� Intake output dicatat.
� Terpasang infus.
� Pengobatan lebih dari sekali.
� Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
� Askep Agak Berat : 4,15 jam / hari .
� Perawatan maksimal (total) : 6,16 jam / hari.
PPKC Jakarta 33
� Perawatan maksimal (total) : 6,16 jam / hari.
� Segala aktivitas diberikan oleh perawat.
� Posisi diatur.
� Observasi tanda vital setiap 2 jam.
� Makan memerlukan NGT. Terapi IV.
� Penggunaan suction.
� Gelisah / disorietasi.
Menyusun kategori pasien & jam perawatan sbb :
Kategori I : Self Care = 1 - 2 jam
Kategori II : Minimal Care = 3 - 4 jam
Kategori III : Intermediate Care = 5 - 6 jam
Kategori IV : Modified Intensive care = 7 - 8 jam
Kategori V : Intensive Care = 10 – 14 jam
PPKC Jakarta 34
Dibagi dalam tingkat :
Level I (minimal ) = 3,2 jam
Level II (intermediate) = 4,4 jam
Level III (maksimal ) = 5,6 jam
Level IV ( intensive ) = 7,2 jam
Level I : Minimal = 3,2 jam/24 jam
Level II : Intermediate = 4,4 jam/24 jam
Level III : Maksimal = 5,6 jam/24 jam
Level IV : Intensive care = 7,2 jam/24 jam
PPKC Jakarta 35
� Setiap unit/Bangsal/Ruang harus mempunyai perencanaan
sistem ketenagaan keperawatan, untuk melaksanakan
kebutuhan pelayanan setiap shift.
� Kebutuhan staf keperawatan dasar adalah jumlah minimal dr tenaga keperawatan pd setiap unit/Bangsal/Ruang �
Ad.7. Penetapan Kebutuhan Staf
PPKC Jakarta 36
dr tenaga keperawatan pd setiap unit/Bangsal/Ruang �
Sesuai kebijakan RS dg menentukan :
� Jumlah hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun.
� Jumlah hari tidak kerja (non-efektif) dalam 1 tahun.
� Jumlah jam perawatan efektif pasien tertentu selama
24 jam.
� Analisa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
* Jumlah hari dalam 1 thn = 365 hari
* Jumlah hari kerja non effektif dlm 1 tahun :
# Jumlah hari minggu = 52 hari
# Jumlah libur nasional = 12 hari
# Jumlah cuti tahunan = 12 hari
# Cuti sakit = 2 hari
# Pengembangan = 2 hari
PPKC Jakarta 37
* Jumlah hari kerja efektif dlm 1 tahun = 365 – 80= 285
hari.
* Jumlah minggu efektif = 285 : 7 = 40,71 = 41 minggu.
* Jumlah jam kerja efektif dlm 1 tahun = 41 mgg x 40 jam =
1640 jam.
Pedoman Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
(Standar Tenaga Keperawatan di RS, Depkes, 2005)
Rawat Inap
NO JENIS/KATEGORI RATA-RATA PASIEN/HR
RATA-RATA JAM PERAWATAN PASIEN/HR *
JUMLAHJAM PERAWATAN/
HR
PPKC Jakarta 38
PASIEN/HR * HR
1 Penyakit Dalam 10 3,5 35
2 Bedah 8 4 32
3 Gawat 1 10 10
4 Anak 3 4,5 13,5
5 Kebidanan 1 2,5 2,5
JUMLAH 23 93
* Penelitian dariLuar
1. Jumlah Tenaga Kep yg diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/hari
Jam Kerja Efektif/shift =
93
7 = 13,28 pwt
2. Loss day (hari libur/cuti/hari besar) :
Jml hr non-efektif
Jml hari kerja efektif
X Jml pwt
PPKC Jakarta 39
Jml hari kerja efektif
= 80
285 X 13,28 = 3,73
3. Koreksi 25% (tugas-tugas non-keperawatan) :
25
100 X Jml tenaga kep + Loss day =
25
100 X ( 13,28 + 3,73 ) = 4,25
4. Jadi jumlah tenaga keperawatan yg dibutuhkan :
13,28 + 3,73 + 4,25 = 21,06 = 21orang perawat.
PPKC Jakarta 40
NO KATEGORI RATA-RATA
PASN/HR
RATA-RATA JAM
PERAWATAN
PASN/HR *
JML JAM
PERAWATAN/HR
1 Askep Minimal 7 2 14
2 Askep Sedang 7 3,08 21,56
3 Askep Agak Berat 11 4,15 45,65
4 Askep Maksimal 1 6,16 6,16
JUMLAH 26 87,37
PPKC Jakarta 41
* : Berdasarkan penelitian di luar negri.
1. Jumlah perawat yg dibutuhkan :
Jml Jam Perawatan/hr
Jam Kerja Efektif/shift
= 87,37
7 = 12,48
2. Loss day (hari libur/cuti/hari besar) :
Jml hr efektif
Jml hari kerja efektif X Jml pwt
= 80
285 X 12,48 = 3,50 pwt
3. Koreksi 25% (tugas-tugas non-keperawatan) :
PPKC Jakarta 42
25
100 X Jml tenaga kep + Loss day =
25
100 X (12,48 + 3,36) = 4,00
4. Jadi jumlah tenaga keperawatan yg dibutuhkan :
= 12,48 + 3,50+ 4,00 = 19,98 = 20 orang
Kamar Operasi
Dasar perhitungan tenaga :
1. Jumlah dan jenis operasi.
2. Jumlah kamar operasi.
3. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari).
4. Tugas perawat 2 orang/tim (instrumentator + sirkulasi).
5. Ketergantungan pasien :
* Operasi Besar : 5 jam.
PPKC Jakarta 43
* Operasi Besar : 5 jam.
* Operasi Sedang : 2 jam.
* Operasi Kecil : 1 jam.
6. Alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD.
( Jml Jam Kep/hr X Jml Operasi ) X Jml Pwt/tim
Jam Kerja Efektif/hari + 1 (cadangan)
RS: 30 operasi/hari : * Operasi Besar : 6 orang.
* Operasi Sedang : 15 orang.
* Operasi Kecil : 9 orang.
Tenaga yang dibutuhkan =
{( 6 x 5 jam ) + ( 15 x 2jam ) + ( 9 x 1 jam )} x 2
7 + 1
= 20,71 = 21 orang.
PPKC Jakarta 44
Ruang Penerimaan dan RR
Ketergantungan Pasien : � Ruang penerimaan : 15 menit.
� RR : 1 jam.
1,25 x 30
7= 5,35 = 5 orang
Gawat Darurat
Dasar perhitungan :
1. Rata-rata jumlah pasien/hari.
2. Jumlah jam perawatan/hari = 4 jam
Rata-rata jumlah pasien/hari : 50 orang.
1. Tenaga yg dibutuhkan = 50 x 4
7 = 28,57
PPKC Jakarta 45
1. Tenaga yg dibutuhkan = 7
= 28,57
2. Loss day = 80
285 x 28,57 = 8,02
3. Jadi jumlah tenaga yg dibutuhkan =
28,57 + 8,02 = 36,59 = 37 orang.
Critical Care
� Jumlah perawatan/hari = 12 jam
� Rata-rata jumlah pasien/hari = 10 orang
1. Tenaga yg dibutuhkan =
10 x 12
7= 17,14
PPKC Jakarta 46
2. Loss day =
3. Jadi jumlah tenaga yg dibutuhkan =
7
80
285x 17,14 = 4,81
17,14 + 4,81 = 21,95 = 22 orang
Rawat Jalan
� Jumlah perawatan/hari = 15 menit
� Rata-rata jumlah pasien/hari = 100 orang
100 x 151. Tenaga yg dibutuhkan =
7 x 60 = 3,57
2. Koreksi 15% = 15
100 x 3,57 = 0,53
PPKC Jakarta 47
2. Koreksi 15% = 100
x 3,57 = 0,53
3. Jadi jumlah tenaga yg dibutuhkan =
3,57 + 0,53 = 4,10 = 4 orang.
Kamar Bersalin
� Waktu yg diperlukan untuk pertolongan persalinan
(Kala I s.d.IV) /pasien = 4 jam
� Rata-rata jumlah pasien/hari = 10 org
1. Tenaga yg dibutuhkan = 10 x 4
7 = 5,71
80
PPKC Jakarta 48
3. Jadi jumlah tenaga yg dibutuhkan =
2. Loss day =80
285x 5,71 = 1,60
5,71 + 1,60 = 7,31 = 7 orang
Rata – rata jam perawatan/pasien/24 jam, metode di
Thailand dan Philipina th 1984 :
� Peny Dalam = 3,4 jam.
� Bedah = 3,5 jam.
� Campuran (bedah + Peny Dalam) = 3,4 jam.
� Nifas = 3 jam.
� Bayi/Neonatus = 2,5 jam.
� Anak–anak = 4 jam.
PPKC Jakarta 49
� Neurologi = 3,8 jam.
� Jiwa = 4 – 4,5 jam.
� Rawat Jalan = 0,5 jam.
� UGD = 2,5 jam.
� Kamar Bersalin = 5 – 8 jam.
� Kamar Operasi RS tipe A & B = 5 – 8 jam
� Kamar Operasi RS tipe C & D = 3 jam.
� Jumlah perawat/24 jam =
BOR pas/24 jam X rata–rata jam perawatan/pasien /24 jam
Jumlah jam kerja/hari
� Jumlah perawat bebas tugas =
Jmlah hari tidak bekerja/tahun X jumlah perawat/24 jam
PPKC Jakarta 50
Jmlah hari tidak bekerja/tahun X jumlah perawat/24 jam
Jumlah hari kerja efektif / tahun / perawat
� Jadi jumlah perawat yg dibutuhkan bagi suatu
bangsal = jumlah perawat/24 jam + jumlah perawat
yg bebas tugas
Dengan menghitung :
1. Jumlah jam kerja efektif 1 perawat/tahun.
2. Jumlah jam perawatan pasien yg dibutuhkan/tahun.
3. Jumlah tenaga perawat yg dibutuhkan untuk 1 tahun tanpa
Cuti Hamil.
4. Jumlah tenaga perawat pengganti Cuti Hamil.
5. Jumlah tambahan tenaga perawat karena Cuti Hamil.
PPKC Jakarta 51
5. Jumlah tambahan tenaga perawat karena Cuti Hamil.
1. Jumlah jam kerja efektif 1 perawat/tahun
= Jumlah hari kerja efektif/tahun X jam kerja
efektif/hari
2. Jumlah jam perawatan pasien/tahun
= BOR pasien x rata-rata jam perawatan pasien/24 jam x
Jumlah hari/tahun.
3. Jumlah tenaga perawat yg dibutuhkan untuk satu tahuntanpa cuti hamil
Jumlah jam perawatan pasien/tahun
Jumlah jam kerja efektif 1 perawat / tahun=
PPKC Jakarta 52
4. Jumlah tenaga perawat pengganti perawat yg cuti hamil# Asumsi yg cuti hamil =....% dari jumlah tenaga perawat
yg diperlukan satu tahun tanpa cuti hamil.
# Jumlah jam yg hilang karena cuti hamil= asumsi cuti hamil x jumlah hari cuti hamil x jumlah jam
kerja/hari.
# Jumlah tambahan tenaga perawat yg
diperlukan
Jumlah jam yg hilang karena cuti hamil
Jumlah jam kerja perawat/tahun=
5. Jadi total tenaga perawat yang diperlukan di bangsal dalam setahun
PPKC Jakarta 53
= Jumlah tenaga perawat yg dibutuhkan dalam setahun
tanpa cuti hamil + Jumlah tenaga pengganti perawat
yg cuti hamil + Jumlah tenaga tambahan karena cuti
hamil.
a. Rawat inap
Jumlah jam kep. X 52 mgg x 7hari x (jml t.t x BOR)
Juml mgg effektif x 40 jam
b. Rawat jalan
jml jam kep x 52 mgg x 6 hari x jml kunjungan
jml mgg effektif x 40 jam
+ koreksi 25%
+ koreksi 10%
PPKC Jakarta 54
jml mgg effektif x 40 jam
c. Kamar Bedah
Jml jam kep.X 52mgg x 7hr x jml aggt Tim x Jml OK
jml mgg efektif x 40 jam
+ koreksi 10%
d. Kamar Bersalin
Jml jam kep. X 52 mgg x 7hari x jml partus/hr
jml mgg efektif x 40 jam
e. UGD
Jml jam kep. X 52 mgg x 7hari x jml kunjungan/hr
+ koreksi 10%
+ koreksi 10%
PPKC Jakarta 55
jml mgg efektif x 40 jam
Tenaga Perawat = A x B x 365
(365 – C) x Jumlah Jam Kerja/Hari
Keterangan :
A = Jam Perawatan / 24 jam � waktu perawatan yg dibutuhkan pasien
B = Sensus Harian � BOR x Jumlah tempat tidur.C = Jumlah hari tidak efektif.
PPKC Jakarta 56
C = Jumlah hari tidak efektif.365 = Jumlah hari selama setahun.
Althaus, et al, 1982 & Kirk, 1981 :
∑ K. Pwt =
∑Jam pwt/pasn/hr X rata-2 jml pasn X hr/th
∑Hr/th – hr tdk kerja/pwt X jam kerja/hr/pwt
PPKC Jakarta 57
Rata-rata juml pasn/hr = 30 org
� Jumlah pasien dengan Tingkat Ketergantungan :
• Minimal = 30% = 9 orang.
• Intermediate = 50% = 15 orang.
• Maksimal = 10% = 3 orang.
.
PPKC Jakarta 58
• Intensive = 10% = 3 orang.
� Kebutuhan tenaga perawat =
(9 x 3,2) + (15 x 4,4) + (3 x 5,6) + (3 x 7,2) x 365
(365 – 80) x 7 jam
= 24,37 = 24 orang.
JML
PSN
KLASIFIKASI PASIEN
MINIMAL PARSIAL TOTAL
P S M P S M P S M
PPKC Jakarta 59
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60
• A1 = Gawat Darurat = 87 menit, SD = 19 menit.
• A2 = Mendesak = 71 menit, SD = 16 menit.
• A3 = Tidak Mendesak = 34 menit, SD = 9 menit.
Jam keperawatan (Penelitian Tutuko, 1992) :
TP = D x 365
PPKC Jakarta 60
TP = Jumlah hari efektif x Jumlah jam kerja/hari
D = Jam keperawatan =
(A1 x Pasn/hr) + (A2 x ∑ Pasn/hr) + (A3 x∑ Pasn/hr) + (3 shift/hr x adm time)∑
Adm time = Waktu adm yg dibutuhkan untuk pergantian shift
= 45 menit.
• Bila tk. Produktifitas = 75%, maka tenaga yg dibutuhkan =
TP + (TP x 25%) + 3 perawat (3 shift) + 1 perawat cuti/libur.
• Untuk meningkatkan kualitas =
* A1 + 1 SD,
* A2 + 1 SD,
* A3 + 1 SD.
• Perawat Profesional = 67%,
PPKC Jakarta 61
• Perawat Profesional = 67%,
Non profesional = 33%.
TP = Juml hari efektif/tahun x juml jam kerja/hari
A x B x 365
Keterangan :
A = Jam keperawatan ICU = 11 – 12 jam/24 jam.
B = Sensus Harian = BOR x Juml Tempat Tidur.
PPKC Jakarta 62
Rasio Tempat Tidur & Personil RS.
Permenkes No. 262/Menkes/Per/VII/79.
TIPE RS TM / TT TPP / TT TNPP / TT TNON /
TT
A & B
C
D
1 / (4 – 7)
1 / 9
1 / 15
(3 – 4) / 2
1 / 1
1 / 2
1 / 3
1 / 5
1 / 6
1 / 1
3 / 4
2 / 3
PPKC Jakarta 63
D 1 / 15 1 / 2 1 / 6 2 / 3
Khusus Disesuaikan
TM = Tenaga medis.
TPP = Tenaga para medis.
TNPP = Tenaga non paramedis.
TNON = Tenaga non perawatan.
TT = Tempat Tidur.
PPKC Jakarta 64