METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1)...
Transcript of METODOLOGI PENELITIAN PARIWISATA DAN PERHOTELANrepository.undhirabali.ac.id/18/1/Dummy__(edisi 1)...
i
Metodologi Penelitian
Pariwisata amp Hospitalitas (Dilengkapi Studi Kasus Penelitian)
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
ii
PRAKATA
Salam Sejahtera
Di tengah kegalauan dalam proses belajar dan mengajar pada bidang pariwisata akhirnya tercetus keinginan untuk merangkai dan menyusun ulang buku ini yang
dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa pada jurusan pariwisata dan
hospitalitas dan juga untuk para praktisi pariwisata dan perhotelan sebagai sebuah bahan bacaan yang baik untuk memberikan tambahan dalam rangka menciptakan
budaya organisasi untuk melakukan inovasi dan menumbuhkan kreatifitas khususnya
pada penelitian bidang pariwisata dan perhotelan Seiring dengan lahirnya ilmu pariwisata yang telah memberikan manfaat bagi
kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan merupakan salah
satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis
maupun dalam bentuk aktualisasi diri Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini
adalah revisi dari buku sebelumnya yang berjudul Metodologi Penelitian Pariwisata dan
Perhotelan Secara konten buku ini berisi hakekat ilmu dan penelitian hakekat ilmu pariwisata ruang lingkup jasa pariwisata dan perhotelan pendekatan penelitian
pariwisata perumusan permasalahan penelitian skala pengukuran dan instrumen
penelitian teknik sampling pemilihan teknik analisis penelitian analisis swot deskriptif kualitatif untuk pariwisata the service profit chain alat analisis kinerja usaha jasa
perhotelan dan pariwisata analisis faktor untuk penelitian pariwisata multidimensional
scaling analysis Analisis Structural Equation Modelling regresi dan korelasi pada jasa pariwisata dan perhotelan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja usaha
pariwisata tata cara penulisan proposal dan laporan dan teknik merujuk dan
mengutip Buku ini baik sebagai referensi untuk memahami penelitian dalam ruang lingkup
pariwisata dan hospitalitas membahas tentang hakekat penelitian berbagai cara dan
metode penelitian membuat usulan penelitian membuat laporan hasil penelitian Terimakasih saya ucapkan kepada banyak pihak yang telah berkontribusi secara
langsung maupun tidak langsung untuk terbit kembalinya buku ini semoga bermanfaat
untuk kemajuan pendidikan pariwisata dan hospitalitas di Indonesia
Denpasar Januari 2016
Penulis
Dr I Gusti Bagus Rai Utama MA
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA ii BAB I 1 HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN 1
11 Manusia Mencari Kebenaran 1 12 Matinya Mitologi 1 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 2 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 3 15 Sumber Pengetahuan 3 16 Kriteria Kebenaran 4 17 Ontologi (apa yang dikaji) 4 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 5 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) 5
BAB II 7 HAKEKAT ILMU PARIWISATA 7
21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 7 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri 8 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri 10
BAB III 16 RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 16
31 Pengertian Jasa Pariwisata 16 32 Dimensi Pariwisata 16 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 19 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan 21
BAB IV 26 PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA 26
41 Pengertian Penelitian 26 42 Macam Tujuan Penelitian 28 43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya 30 44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 34
BAB V 39 PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN 39
51 Penemuan Permasalahan 39 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 40 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan 40
BAB VI 42 SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN 42
61 Skala Nominal 43 62 Skala Ordinal 43 63 Skala Interval 44 64 Skala Rasio 44 65 Validitas 46 66 Reliabilitas 47
BAB VII 48 TEKNIK SAMPLING 48
71 Sampel 48 72 Cara Pengambilan Sampel 49 73 Penentuan Jumlah Sampel 51
BAB VIII 53 PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN 53
81 Teknik Analisis Data 53
iv
82 Statistik Deskriptif 55 83 Statistik Inferensia 55
BAB IX 57 ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA 57
91 Analisis S-W-O-T 57 92 Analisis Matriks I-F-A-S 58 93 Analisis Matriks EFAS 59 94 Analisis Q-S-P-M 61
BAB X 68 THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN
DAN PARIWISATA 68 101 Logika Kerja SPC 68 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 69 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 70 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 71 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 71 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 71 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 71 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 72 109 Profitabilitas (Profitability) 72 1010 Hipotesis SPC 72
BAB XI 76 ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA 76
111 Filosofis Analisis Faktor 76 112 Tahapan Analisis Faktor 76
BAB XII 84 MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS 84
121 Filososfi MDS 84 122 Konsep Persepsi 84 123 Konsep Positioning 85
BAB XIII 90 ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) 90
131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 90 132 Tahapan dan Kristeria SEM 90
BAB XIV 104 ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 104
141 Filosofi Segmen Pasar 104 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 110 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 111
BAB XV 124 REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 124
151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel 124 152 Cara Penerapan Garis Regresi 124 153 Koefisien Korelasi 125 154 Uji Hipotesi T-test 125
BAB XVI 134 BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 134
161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 134 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard 134 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja 135
BAB XVII 152 TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN 152
171 Tata Cara Penulisan Usulan 152 172 Tata Cara Penulisan Skripsi 155
BAB XVIII 158 TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 158
181 Kegunaan Merujuk 158
v
182 Tujuan Merujuk 160 183 Sumber-Sumber Rujukan 161 184 Cara Pencarian 162 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka 165 Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal 170 DAFTAR PUSTAKA 183
BIODATA PENULIS 194
1
BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN
11 Manusia Mencari Kebenaran Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat
(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat
[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan
tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian
[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara
empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ―selektif
[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan
secara asal-asalan [4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan
melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis
[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan
pengujian secara ilmiah
12 Matinya Mitologi Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral
sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada
perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum
didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu
diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum
yang harus ditaati Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian
hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di
alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian
empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak
dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi
manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut
Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar
berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya
dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam
2
13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah
dilakukan dengan berbagai cara misalnya
131 Secara kebetulan Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus
penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang
Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya
diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di
kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja
132 Trial And Error
Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan
menggunakan metode ―trial and error atau coba-coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ―problem box oleh
Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ―problem box suatu ruangan yang hanya
dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing
tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara
Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar
Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah
133 Melalui Otoritas
Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap
keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam
filsafat Jawa dikenal dengan istilah Sabda pendita ratu yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh
dibantah lagi
134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman
Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari yang umum ke khusus sedangkan induktif
dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama
ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles
135 Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan
menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka
melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus
memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan
menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran
3
palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta
secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara
sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum
Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan
pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk
menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo
menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya
oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan
spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya menjadi
ilmu dan teknologi
14 Dasar-Dasar Pengetahuan Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah
dapat dijabarkan sebagai berikut ini
141 Penalaran
Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir
logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran
rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme
142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ―pengkajian
untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model
berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma
Premis mayor semua manusia akhirnya mati
Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati
15 Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia
yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya
sendiri Rene Descarte pernah berkata ―De Omnibus Dubitandum yang
mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari
berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran
4
16 Kriteria Kebenaran 161 Teori Koherensi (Konsisten)
Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren
162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan) Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini
suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan
tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia
mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan
Jakarta
163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)
Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori
tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan
abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi
17 Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri
Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan
saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna
itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata
Jadi istilah ―manis panas dan dingin itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca
indera Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam
semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu
tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam
mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari
kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal
bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula
Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk
ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah
homo educandum
5
18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah
[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat
mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)
[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan
cara menggunakan metode ilmiah [3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis
ilmu itu sendiri [4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai
faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya
suatu gejala dan proses terjadinya [5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit
[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang
sama) [7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan
kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal [8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis
a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif
b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif
19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu
tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat
sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya
menimbulkan bencana Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan pariwisata
telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah
membawa provinsi itu mengalami ―keajaiban ekonomi sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak
perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian
tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu
[1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan
ekonomi [2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi
semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam
[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga
professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat
[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ―petani ke pariwisata
6
dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan
menjadi petani
Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-
masalah keadilan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi
7
BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA
21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan
pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar
200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan
terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat
dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia
hiburan rekreasi dan pariwisata
Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era
pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut
IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan
bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan
ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan
lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya
konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan
lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi
produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika
sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas
(Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi
Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan
internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata-rata 4
pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan
kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang
kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World
Bank 2013)
Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang
paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia
dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang
telah mengunjungi negaranya
8
Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia
Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)
Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World Tourism Organization
tersebut upaya apa yang semestinya dilakukan oleh pelaku dan stakeholders
pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan
wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting berikut ini (1) telah terjadi pergeseran
pasar pariwisata (2) strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan nilai pada
wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik (5) pemanfaatan teknologi
terutama teknologi informasi secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata
Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan yang rasional sehingga peran
lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata
dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program
studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai
pada jenjang S3
22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri
Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai disiplin ilmu mandiri
sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya
manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana
Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3) Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada
deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak
menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan
atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan
NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606
1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000
2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000
3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000
4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000
5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000
6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000
7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000
8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000
9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000
10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000
38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000
9
seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali
seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13
November 2007) Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka
pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar
diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian
yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan
bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian
dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang
menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)
Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi
pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan
kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata
Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu
menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga
kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri
pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan
kepariwisataan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta
tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha
meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten
dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga
Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga
Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan
kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari
seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan
kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan
bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga
kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan
pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri
10
pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya
manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan
Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional
melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten
dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui
sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan
kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian
pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di
luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan
seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan
meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global
23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri
231 Dasar Keilmuan Pariwisata
Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang
menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah
metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri
2007)
1) Aspek Ontologi Pariwisata Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya
menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata gejala-gejalan pariwisata karakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata
tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan
kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata
dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam
tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau akibat-akibat
pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas
2) Aspek Epistemologi Pariwisata Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara
pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik
11
Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan
yakni
a) Pendekatan sistem
Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas
masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ―linked system
dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti
dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik
Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran
b) Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa
transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua
komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen
tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung
c) Pendekatan Produk
Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai
suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah
produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus
diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni
(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya
tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya
(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam
pencapaian tujuan ke tempat wisata (3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada
sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas
pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi
(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat
berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi
Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan elemen produk
wisata yang sesungguhnya diproduksi dan atau direproduksi sebagai komoditas
yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam mencari
kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research) dan metode membangun teori
(theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5)
12
eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan
tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya
3) Aspek Aksiologi Pariwisata Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat
manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam
baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri
Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut
ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan
komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian
khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan
pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan
profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal
sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi
Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang
dapat dijelaskan sebagai berikut
a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan banyaknya
warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain
tempat tinggalnya akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga
akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional
b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia
untuk berusaha dan bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah
diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah bahwa
pariwisata harusnya mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain
potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata
c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam kekayaan
budaya dan keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya
yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika dilihat
13
dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam
waktu yang relative lama
d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian
budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan
UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan
Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan
pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah
e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada
masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan
wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui
pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays
f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi
tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga
memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam
penyediaan barang dan jasa
g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan
akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka
Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi
lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan
manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak
terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat
Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata internasional
pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar
US$ 623 miliar Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun
2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut diperkirakan jumlah perjalanan wisata
dunia di tahun 2020 akan menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)
Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di beberapa negara di dunia namun
pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan
dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri
pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga seringkali destinasi
14
pada negara berkembang hanya menjadi obyek saja hal lainnya pengembangan
pariwisata memang telah dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada sebuah
destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative dari pembangunan pariwisata dapat
diminimalkan dan pengaruh positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan
pembangunan pariwisata di masa mendatang
232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata
Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu
memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian
tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu
dengan ilmu yang lain
1) Objek Material Ilmu Pariwisata
Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek
material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni
a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa
hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan
pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis
b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving
services) termasuk ke dalam industri ini adalah full-restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan
sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk
kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi
mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan
terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service
stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator
and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain
agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis
e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan
museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada
perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah
raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan
15
pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan
pelayanan pameran dan sejenisnya g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk
kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis
2) Objek Formal Ilmu Pariwisata
Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada
ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu
pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan
wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat
secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diiden-
tifikasi sebagai berikut
(1) Pengembangan Jasa Wisata
Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang
strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah
aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya
Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini
mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting
(2) Organisasi Perjalanan
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas
perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan
berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal
ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip
kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO
2005)
(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi
masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui
suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata
16
BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN
PERHOTELAN
31 Pengertian Jasa Pariwisata Menurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang
perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan pengambilan keputusan
Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul
berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang
mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global(Theobald 2005)
Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan
pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia
Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika
Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data
yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika
mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005) Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam
multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya
Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja
dan yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental
dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan
kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial
budaya
32 Dimensi Pariwisata 321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi spasial merupakan
definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya
(Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau
tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)
ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during their stay at these destinationsrdquo
Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan wisatawan selama berada di
destinasi pariwisata sebagai bagian dari pariwisata Definisi pariwisata yang
17
dikemukan oleh World Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan
pada sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak lebih dari satu tahun
berturut-turut ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-tourismorg)
Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang dilakukan yaitu
untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan
mencari uang di tempat yang dikunjunginya
Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan
perhitungan statistik pariwisata
a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan
waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)
b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973)
menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk
perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan
wisata
e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk
perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)
Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia didefinisikan
sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal 1 yaitu kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara
322 Dimensi Industri
Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini
merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada
keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata
Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis
bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya
ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services to
facilitate business pleasure and leisure activities away from the home environmentrdquo
18
Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan pariwisata
sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata
ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the travel experiencerdquo
Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang di dalam Undang-
Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah
323 Dimensi Akademis
Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya
sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain
Pariwisata dari dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang
merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap
lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)
ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo
Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial sebagai faktor
pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal
tempat kerja) dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata
324 Dimensi Sosial Budaya
Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada
1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002)
berikut ini
ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence the activities undertaken during their stay in those destinations and the facilities created to cater to their needsrdquo
Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994 sebagai berikut
ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the economy or industry and a broad system of interacting relationship of
people their needs and services that respond to these needsrdquo
19
2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial budaya seperti
yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai
ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo
Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata sebagai berikut
ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo
3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan oleh MacCannell
(Herbert 1995) berikut ini
ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also
an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo
Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas di Indonesia dikenal dengan
istilah kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesame
wisatawan pemerintah pemerintah daerah dan pengusaha
33 Definisi Pariwisata di Indonesia Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta
yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti
(2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain
di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan
semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di
tempat yang dikunjungi Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain
manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni
unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di
tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal
kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan
Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha
20
pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan
barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung
jawab Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai
dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha
pariwisata digolongkan ke dalam
a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis
usaha jasa pariwisata yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan
Usaha jasa pariwisata terdiri dari
[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang Mengatur menyediakan dan menyelenggarakan
pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata
[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan
atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan [3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang
mengatur mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk
memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata
[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu
pertemuan sekelompok orang (misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan kepentingan bersama [5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan
baik yang mendatangkan mengirimkan maupun mengembalikannya
serta menentukan tempat waktu dan jenis hiburan [6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat
yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun
secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli
profesional
[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan
b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha
pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran
wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik
wisata untuk dijadikan sasaran wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik
21
wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam
dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus
c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam
[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh
yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat
[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan
penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai
usaha yang berdiri sendiri [3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari
usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan
angkutan wisata
[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata
tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing
[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk
memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)
34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan
Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan
perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen
strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah
peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya
Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism operations
Marketing and consumer behaviour HR management eTourism eTravel Planning and development Performance and financial management Strategic implications Environmental aspects Government policy Forecasting and prediction Revenue management Impact assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure and culture (httpthrsagepubcom)
Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya
namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada
klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian
pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut
22
341 Jasa Akomodasi Accomodation services)
Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian
bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar
jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi
1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali
2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang
3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu
4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel
5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo
6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt Pelayaran Prima Vista di
Cv Niki Tour Surakarta
342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving
services)
Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini biasanya banyak
dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan Makanan dan
Minuman
1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada
restoran yogya chicken Yogyakarta 2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan
di restoran Enak Bali 3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang
343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)
Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-
perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda
melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-
masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi Wisata
1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po sargede tur dan
travel Yogyakarta
23
2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali
3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali
4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) to Provide Good Service for Tourists Visiting Solo City
5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar
6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki
Tour Solo 7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara
Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur
344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services)
Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan dan biro perjalanan
dapat dilakukan yang berkaitan dengan kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang
dikunjungi dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata
1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Candi
Prambanan
345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)
Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan
tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah
botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat
2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah
3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata
Bali
24
346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment
services)
Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi pelayanan golf
course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan Hiburan
1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap Pencitraan Pariwisata
Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di Kabupaten Jembrana
Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi Wisata di Jembrana
Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum
Donokerto Turi Sleman Yogyakarta
5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan di
Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa
8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang
10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang
11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video Profile
12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus di Kabupaten Wonogiri
13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang
14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul 15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo
16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur
17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air
Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak 18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta
19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta
20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan
Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten
347 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services)
Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang ini
1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan
pada Hotel Dhyana Pura Bali 2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan Keuangan Hotel
Dhyana Pura Periode 2000-2011
25
3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel
Quality Solo)
26
BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA
41 Pengertian Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari
untuk melingkup spektrum arti yang luas yang dapat membuat bingung
mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang
satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus
dibuang dan diganti konsep yang benar
Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997
Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara
untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ―bertanya
pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan
Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan
data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset
sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari
Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian
yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data)
27
dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati
atau menjadi perhatian kita Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi
sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia
Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan
konsep yang salah Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy
(Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban
terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual
Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik
(1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan
(3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik
(4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola
(5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik
(6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya
untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian
(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas
Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ―salah tentang
penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian sebagai berikut
a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian
untuk ―meneliti ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan
untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya
canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan
sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian
Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan
―penelitian di perpustakaan Salah seorang siswa mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada
ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian
Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills
b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke
tempat lain
Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas ―penelitian tentang teknik-teknik pembangunan bangunan tinggi di Denpasar
Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi
28
bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan
disertai teknik acuan yang benar Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah
penelitian Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang
benar Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya kurang satu hal
yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat
mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Denpasar Dengan
demikian ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta sehingga ia
mampu membuat interpretasi terhadap informasidatafakta yang terkumpul tersebut
c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi
Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah
kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir
bahwa ia harus melakukan ―penelitian Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten-kabupaten yang ada di
wilayah tersebut Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria
yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil
―penelitiannya ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut
hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian
d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian
Kata ―penelitian sering dipakai oleh surat kabar majalah populer dan iklan untuk menarik perhatian ―mendramatisir Misalnya berita di surat kabar
tertulis ―Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin
merongronglsquo kekuasaan Presiden Misal yang lain berita ―Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsus Misalnya lain
lagi ―Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan
42 Macam Tujuan Penelitian Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-
pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian
tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula
tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka kita perlu membatasi upaya kita dengan cara
membatasi tujuan penelitian
Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi
(prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)
29
a) Eksplorasi
Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka
kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang
mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ―Apakah X adaterjadi
Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak
Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita
mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti
memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan
dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih
mendalam
Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil
penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu
terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tersebut
b) Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih
rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya
ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian
yang lebih tegas tentang bagian depan kelas Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata
pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian
pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan
perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan
suatu fenomena dari masa ke masa
c) Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari-hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal
tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara
skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)
d) Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara dua
fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah
suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau
30
menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang
saling bersaing Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan
misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya
dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat
tersebut terjadi
e) Aksi
Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak
sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi
Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan
Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu
mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari
temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas
43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul
penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan
metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak
mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan
yang tak terbatas Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan
melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci
Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi
bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk
mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan
Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan
menjadi lima jenis penelitian yaitu
31
1) Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip
A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)
Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment yaitu
pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup
seseorang Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi
dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti
tahap perjalanan hidup dan pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis
atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan pekerjaan
(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode (3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis
(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari kisah tersebut
(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya ideologi dan konteks
sejarah kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup
individu (6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi
yang berfokus pada proses dalam hidup individu teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut
2) Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna
konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi
pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang
dikaji
A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell 1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the structures of consciousness in human experiences
Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi menunda semua
penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu
Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche
menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden
Sedangkan teknik analisis data jenis Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran
menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan
32
(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir
mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data
(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan
pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun
pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur
pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami
penyimpangan) (4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu
ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi (5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari
fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang
terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan
bagaimana fenomena itu terjadi) (6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi
dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut
(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis
3) Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu
pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan
dengan situasi tertentu
The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular situation This situation could be one in which individuals interact take actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell 1998)
Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak atau terlibat
dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang
berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik
analisis data jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
(3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari
(4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa menyelidiki
kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut
(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding
(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan
suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa
33
4) Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem
kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil
dari sebuah penelitian An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways of life (Harris 1968)
Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat
dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna dari
setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok Sedangkan teknik
analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file
(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti
(4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau uraian
5) Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi
Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995) while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the case being studied ndash a program an event an activity or individuals
Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau individu Sedangkan teknik analisis
data jenis Studi Kasus dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir informasi (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
(3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa
kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan
generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk
penerapannya pada kasus yang lain (6) Menyajikan secara naratif
34
44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi
Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu
negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh
Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena
delapan alasan utama seperti berikut ini (1)Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu
kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-
nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi
(5)Penghasil devisa (6)Pemicu perdagangan international (7)Pemicu
pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal
dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu
destinasi Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan
manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman
pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang
telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja
penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni souvenir seperti digambarkan pada gambar
di bawah ini
Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha
pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)
Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi industri
terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia
WISATAWAN
Jasa Transportasi Hotel
Penginapan
Restoran Bar
Cafe
Obyek Atraksi
Wisata
Jasa Hiburan
Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis
Pakai
Asuransi Perumahan
JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung
35
dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan seperti
meningkatnya kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia
Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan ekonomi yang lebih cocok di
pelajari dan dianalisis dengan pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai sebuah
industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)
442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata
Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis
pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi
identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat
analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen
Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal
dan simultan dan model-model makro regional yaitu model Input-Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Accounting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagainya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah
Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantatif
Sumber Hara (2008)
36
[1] Input-Output Analysis
Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak
pariwisata Input-output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan
menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh
terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya
[2] Social Accounting Matrix Model
West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan
dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya
mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya
Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O
namun sebenarnya tidak sesederhana itu
Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan
model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas
tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi
[3] Tourism Satellite Account
Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua
variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti
penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya
Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian
Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap
variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata
dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur
peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional
[4] Social cost-benefit analysis
Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel
sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk
mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari
multiplier efeknya saja
37
Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
No Kualitatif Kuantitatif
1 Data kualitatif (non
numeric)
Data Kuantitatif (numeric)
2 Penelusuran Latar
alamiah
Latar artifisial (khususnya
penelitian eksperimentasi)
3 Fokus pada Makna-makna
Fokus pada Perilaku
5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)
Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)
6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik
7 Idealisme Realisme
8 Induksi analitik Induksi enumeratif
9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi
Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua
metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai
berikut
[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda
caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan
proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis
[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan
metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif
[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan
data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data
yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya
maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi
[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah
asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian
443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif
Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi
berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau
informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau
informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif
38
Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori
untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami
fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan
yang diteliti Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua
jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya
Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Kuantitatif Kualitatif
Validitas Kredibelitas
Reliabilitas Dependabilitas
Objektivitas Konformabilitas
Generalabilitas Transferabilitas
Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi syarat validitas reliabilitas objektivitas dan generalabilitas maka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan
transferabilitas Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami
perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil
kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi
atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya
penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan
mengajukan pertanyaan baru
Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam
satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model
analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya
39
BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN
PENELITIAN
Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya kegiatan
berikutnya adalah menemukan permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan
lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian tidak perlu
dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakan oleh ungkapan ―Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan
penelitian Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam Buckley et al 1976 14)
dengan pernyataan ―Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu
tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati Permasalahan
yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan
atau problem statement
51 Penemuan Permasalahan Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh
survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam
bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan
Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang
memakan waktu cukup lama sehingga buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu
Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya
banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-
majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke
perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan
dalam usulan penelitian Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta
dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan
permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan
ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan
dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara
menemukannya Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et
al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang
menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan
40
tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara
informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian
berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan
perumusan permasalahan
52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka
menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini
1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya
menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai
arah untuk menemukan permasalahan
2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang
diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan
dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural
3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang
tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan
ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal
penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam
perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi
yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda
4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang
merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada 5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan
membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi 6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan
kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau
kompleks 7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu
pemasalahan ke dalam komponen-komponennya 8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi
peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah
yang lebih rumit dan kompleks
53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan
permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur atau
naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau
41
latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat
diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al
(197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan
2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan yang dapat diamati Misalnya
fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola dasar
pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural
3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi
Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi
4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya
permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut Pengalaman
keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan
42
BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN
PENELITIAN
Skala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol atau angka dari sebuah variabel yang diukur
Pengukuran hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan seperti
minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional terhadap variabel yang
diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam
dalam model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011 48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu
skala nominal skala ordinal skala interval dan skala rasio
Gambar 61 Contoh inform concern
Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian yang sedang dilakukan sangat memerluan
bantuan para responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan kinerja sebuah
pelayanan jasa khususnya pariwisata
43
61 Skala Nominal Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang
ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini
hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal
yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal
pada uji statistika bisa untuk mencari modus dan distribusi frekuensi saja
Would you like to help us
you can fill it out online below
Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal
62 Skala Ordinal Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek
sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi)
variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal
Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat
tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah
sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat
mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama
Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan
skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non
parametrik seperti rank order correlation
44
Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal
63 Skala Interval Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan
dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk
mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama
Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada
skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran
Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval
64 Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat
yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding skala-skala
dibawahnya)
45
[1] How long have you been on holiday in Bali
[2] How much money have you spent during your vacation in Bali
[3] How much money have you spent on renting a hotel room
Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval
Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian
pariwisata antara lain adalah
[1] Skala likert
Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai
suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain
Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert
[2] Semantic defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan
oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya
bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ―sangat positifnyardquo terletak di bagian
kanan garis dan jawaban yang ―sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya
46
How do you think about the guide service today friendly 5 4 3 2 1 unfriendly
patient 5 4 3 2 1 impatient knowledgeable 5 4 3 2 1 less
knowledgeable helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness
competent 5 4 3 2 1 less competent
Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial
Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden
terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi
responden terhadap Tour Guide sangat negatif
65 Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel
nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu
[1] Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang
mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain
tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan
dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata
[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan
dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam
validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan
pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik
[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)
Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai
kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan
pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik
untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik
47
Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas
66 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil
skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan
berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar
pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah
reliabel secara statistik
Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas
48
BAB VII TEKNIK SAMPLING
71 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama
dari obyek yang merupakan sumber data (Sukadarrumidi 200650) Sampel
diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari
populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari
1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan
sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang
memenuhi sasaran
Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan
persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih
baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah
1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan
oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama
b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian
sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan
dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh
anggota populasi
2) Tujuan pengambilan sampel
a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak
b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis
c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga
peneliti
3) Tahapan menentukan sampel
Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel
yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah
a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya
b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan
cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi
49
Keuntungan penggunaan sampling
a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek
c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit
Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi karena
a) adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti
c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit
72 Cara Pengambilan Sampel Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random
sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)
Gambar 71 Teknik Sampling
1) Probability Samples
Probability Samples adalah teknik sampling yang memberikan
kemungkinan yang sama paa setiap individu untuk dipilih sebagai sampel
a) Simple Random
Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa
penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya
b) Systematic Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar
nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan
hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama
50
telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain
yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil
persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan
besarnya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok tersebut
c) Stratified
Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub
populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil
Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif
homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas
hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang
diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)
Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut
I = 40 berpenghasilan rendah
II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi
Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka pembagiannya untuk strata
I = sebanyak 40 X 100 orang = 40 orang II = sebanyak 50 X 100 orang = 50 orang
III = sebanyak 10 X 100 orang = 10 orang
d) Cluster
Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan
mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan
kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada
Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui
bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian
ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah
300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota
sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu
untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak
diketahui pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling
51
2) Non Probability
Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya
individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir
jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak
memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen
a) Judgement Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau
pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-
subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa
melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai
generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya
ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak
dimiliki populasi dalam keseluruhannya
b) Quota
Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang
akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden
terserah kepada team pengumpul data Misalnya
Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai
berikut 10 orang warganegara Inggris
15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang
c) Chunk
Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di
jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili
siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan
73 Penentuan Jumlah Sampel
1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui) Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel
adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi
populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat
mengakibatkan pemborosan biaya penelitian
52
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut
dimana n jumlah sampel
N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase
Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5
berarti memiliki tingkat akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10
memiliki tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan
Contoh
Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila
batas toleransi kesalahan 5
Dengan menggunakan rumus Slovin
n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan
2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui) Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden penelitian dapat
ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200
sampel Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau
GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya dengan analisis faktor
besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator
penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)
53
BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS
PENELITIAN
81 Teknik Analisis Data Teknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis
Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif
1) Teknik analisis data kualitatif
a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola
kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan
pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)
b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu
(Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data
d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan
lapangan
e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan
membeku atau malah menjadi kadaluarsa f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian
dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan
guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan
2) Teknik analisis data kuantitatif
a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen
resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan-satuan
dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan
beberapa metode tertentu b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam
beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis
data
(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat
kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang
disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat
dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan
54
editing yang cermat dan hati-hati diharapkn data yang berhasil
dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali
berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkn
dalam penarikan sampel Nama dan kelengkapan identitas pengisi
Kelengkapan isi jawaban Kejelasan makna jawaban dan relevansi jawabannya
Konsistensi jawaban satu sama lainnya
Kekeliruan pekerja lapangan di dalam menjelaskn kuesioner kepada responden
Tingkat kekeliruan di dalam memilih responden dan kepalsuan isi jawaban
Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data Sumber Antara 2010
Teknik Analisis
Data
Teknik Analisis Data KUALITATIF
Teknik Analisis Data KUANTITATIF
Statistik Inferensia
Induktif
Statistik Deskriptif
Rata-rata Hitung
Median dan Modus
Varian dan Standard Deviasi
lainnya
Parametrik
Tabel (Silang Frekuensi) Grafik
Diagram Batang dan Diagram Lingkaran
dan lainnya
Non Parametrik
Analisis SWOT
P H A
Deskriptif Kualitatif (Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan
atau Menafsirkan)
Ekonometrika 1 Model Simultan 2 Model Sederhana
Model Optimasi (Operation Research) 1 Linear Program 2 Non Linear Programming 3 Integer Programming 4 Gooal Programmning 5 Dynamic Programming 6 Network CPM dan PERT 7 Teori Antrean 8 Teori Pengambilan Keputusan 9 Teori Permainan 10 Simulasi
Model Makro Regional 1 Model Input-Output Leontief
Regional dan Interregional 2 Model SAM Regional dan
Interregional CGE 3 Location Quotion (LQ) 4 Teori Basis Export
Policy Analysis Matrix (PAM)
Uji-t Uji Z
Regresi Sederhana dan Ganda
Uji Korelasi
One dan Two Way Anova
Multivariat Cluster DIscriminant dan Factor Analysis
Priciple Component Analysis Path analysis
SEM
Sign Test
Chisquare Wilcoxon Test
Cochran Test
Korelasi Rank
55
(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda
tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka (3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing
kategori (4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel-tabel untuk setiap
variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam
bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross
tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan
(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik
inferensia (parametrik atau non paramterik) (6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti
terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan
mengkaitkannya dengan temuan-temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru
sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)
Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu (1) statistik
deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik
inferensiainduktif Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu
statistik non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema Teknik Analisis Data)
82 Statistik Deskriptif [1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi
[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya
[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia
[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia
83 Statistik Inferensia
(Statistik InduktifStatistik Probabilitas)
a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random
56
b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang
diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahankeberanan dinyatakan dalam
persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf
signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi
Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik
Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik
1 Parameter populasi menyebar normal
1 Parameter populasi mengabaikan sebaran
2 Data berasal dari nilai-nilai
pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau
paling tidak dalam skala interval
2 Data berasal dari nilai-nilai yang
tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordinal
(order=tingkatan=skala)
3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat
dijumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi
3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan
cara menskor atau kategori
4 memusatkan perhatian
pada perbedaan nilai tengah (mean)
4 Memusatkan perhatian pada
perbedaan median
5 Sampel atau cuplikan relatif
besar agar cenderung
menyebar normal (gt 30 unit)
5 Dapat digunakan dalam sampel
(cuplikan) kecil (lt 30 unit)
57
BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF
KUALITATIF UNTUK PARIWISATA
91 Analisis S-W-O-T Umumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang
berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini
adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk
mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif
sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif
identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan
pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam
yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada
pada masyarakat di tempat penelitian Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan
pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan
oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif
adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data
dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya
oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan
membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan
pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan
adanya teori baru yang barangkali ditemukan Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan
untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu
objek
Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT
58
mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan
kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga
hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan
Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT
Tahapan yang dimaksud adalah
[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)
[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata) [3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)
[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)
Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan strategi alternatif (Alternative
Strategy) melalui matriks SWOT sebagai berikut
92 Analisis Matriks I-F-A-S Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan
analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan
tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)
[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat
metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot
sama dengan satu [3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating)
mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk
menentukan nilai skornya [5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang
dinilai Jika nilainya di bawah 15 menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di
atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat [6]
Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Kekuatan
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
59
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)
Kelemahan
1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
93 Analisis Matriks EFAS Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan
ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor-faktor strategis eksternal
(External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini
[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan
ancaman (threat) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat
metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu
[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor peluang dan ancaman yang memiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3 (cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya
[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal
perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di
atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar
Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)
Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Peluang
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
Ancaman
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip
4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan sel seperti gambar di
bawah
60
Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X TOTAL NILAI IFAS
T
O
T A
L
N
I
L A
I
E F
A
S
4 3 2 1
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan berputar)
2
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau jual habis
kewaspadaan)
1 VII
Pertahankan dan
pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
VIII
Panen atau
divestasi (diversifikasi
kongklomerasi)
IX
Panen atau divestasi
(likuidasi)
Sumber Rangkuti 2001
Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT sebagai berikut
[1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan ancaman di sel
masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-
peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)
[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO
(Weakneses Opportunities)
[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)
[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelamahan dan
ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT
(Weakneses Threaths) [6]
Tabel 94 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan (S) Tentukan factor kekuatan
Internal
Kelemahan (W) Tentukan factor
kelemahan Internal
Peluang (O) Tentukan factor
Peluang Eksternal
Strategi SO Ciptakan Strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang
Strategi OW Ciptakan Strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Ancaman (T) Tentukan factor
ancaman Eksternal
Strategi ST Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi TW Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
Diadopsi dari Rangkuti 2001
61
Penjelasan
a) Strategi SO (Strengths Opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya
b) Strategi ST (Strengths Threaths)
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek
untuk mengatasi ancaman
c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
d) Strategi WT (Weaknesses Threaths)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman
94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan
Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa
alternatif strategi yang telah dipilih
QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif
(relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan (Umar 1999)
Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut
[1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan di sebelah kiri
QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks [2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama
dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I [3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi
yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE
[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara
meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 =
sangat menarik [5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight
dengan Attractives Score pada masing-maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi
[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing-maisng kolom
QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang
menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir
62
Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Faktor Utama Weight Alternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Faktor Internal
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Total
Sumber Umar 2002
AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score
Penggunaan Analisis SWOT Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu
Mutiara Kabupaten Jembrana Bali
1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-
indikator Internal
No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan
1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 Kekuatan
2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan
3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan
4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan
5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan
6 Harga minuman 500 290 Kekuatan
7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 477 235 Kelemahan
8
Kejelasan jalur rute yang
dilalui menuju objek wisata 512 230 Kelemahan
9
Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur
Pamfletdan lainnya) 512 260 Kekuatan
10
Penyampaian informasi melalui
website 555 270 Kekuatan
11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 395 250 Kelemahan
12
Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai bahasa 543 235 Kelemahan
13
Program pendidikan dan
pelatihan bagi petugas 445 175 Kelemahan
14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan
63
No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan
15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan
16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 550 310 Kekuatan
17
Sarana dan prasarana yang
memadai ( tempat parkir ) 560 355 Kekuatan
18 Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 463 155 Kelemahan
19
Proses penyambutan
kedatangan wisatawan 495 250 Kelemahan
20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan
TOTAL 100
2 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator
Eksternal
No Indikator Eksternal Bobot () Rating Keterangan
1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang
2 Sumber daya manusia yang professional 798 270
Peluang
3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang
5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang
7 Kebijakan pemerintah di bidang
pariwisata 618 245 Ancaman
8 Bantuan dan dukungan
pemerintah 607 205 Ancaman
9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman
10 Pengawasan masyarakat
terhadap objek wisata 670 260 Peluang
11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 641 265
Peluang
12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman
13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang
14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang
TOTAL 100
3 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)
Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor
Kekuatan (strenghts)
1 Sarana dan prasarana yang
memadai ( tempat parkir )
560 355 020
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 022
3 Fasilitas pendukung yang tersedia 550 310 017
64
Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor
( toilet )
4 Kondisi lanskap (landscape) 591 305 018
5 Keunikan penangkaran 661 305 020
6 Pelayanan yang diberikan 520 300 016
7 Harga tiket masuk 596 290 017
8 Harga minuman 500 290 015
9 Penyampaian informasi melalui
website
555 270 015
10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)
512 260 013
Kelemahan (weakness)
1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)
395 250 010
2 Proses penyambutan kedatangan
wisatawan
495 250 012
3 Harga marchendise 413 240 010
4 Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai bahasa
543 235 013
5 Kemudahan dalam mencapai lokasi
477 235 011
6 Kejelasan jalur rute yang dilalui
menuju objek wisata
512 230 012
7 Penampilan petugas 244 175 004
8 Program pendidikan dan pelatihan
bagi petugas
445 175 008
9 Keramahtamahan petugas 280 175 005
10 Rute perjalanan pengunjung
didalam taman kupu-kupu
463 155 007
Total 100 265
Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-
rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk
masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari
indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah
265
65
4 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)
Faktor strategis eksternal Bobot () Rating Skor
Peluang (opportunities)
1 Keanekaragaman pengunjung 785 345 027
2 Lokasi objek wisata 817 335 027
3 Motivasi pengunjung 745 330 025
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 025
5 Keamanan pengunjung 772 325 025
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 023
7 Sumber daya manusia yang
profesional
798 270 022
8 Penerapan teknologi informasi 775 265 021
9 Kondisi ekonomi regional dan
nasional
641 265 017
10 Pengawasan masyarakat terhadap
objek wisata
670 260 017
Ancaman (threats)
1 Kondisi ekonomi global 631 250 016
2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
618 245 015
3 Peran serta masyarakat 648 205 013
4 Bantuan dan dukungan pemerintah
607 205 012
Total 100 285
Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata
pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil
rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-
indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil
skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285
5 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini
Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X Total nilai ifas
T
O
T A
L
N
I
L A
I
4 3 (285) 2 1
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan
berputar)
(265)
2
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau jual habis
kewaspadaan)
1 VII VIII IX
66
E F
A
S
Pertahankan dan pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
Panen atau divestasi (diversifikasi
kongklomerasi)
Panen atau divestasi (likuidasi)
6 Matrik SWOT
Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-
kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan
eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan
Matrik SWOT
IFAS
EFAS
STRENGHTS (S)
1 Sarana dan prasarana yang
memadai (tempat parkir)
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu
3 Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)
4 Kondisi lanskap
(landscape) 5 Keunikan
penangkaran 6 Pelayanan yang
diberikan 7 Harga tiket masuk
8 Harga minuman
9 Penyampaian informasi melalui
website 10 Penyampaian
informasi melalui mass media cetak
(broshur)
WEAKNESESS (W)
1 Penyampaian informasi melalui mass media
audio visual (iklan) 2 Proses penyambutan
kedatangan wisatawan 3 Keterjangkauan harga
merchandise 4 Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam
berbagai bahasa 5 Kemudahan dalam
mencapai lokasi 6 Kejelasan jalurrute
yang dilalui menuju objek wisata
7 Penampilan petugas 8 Program pendidikan
dan pelatihan bagi
petugas 9 Keramahtamahan
petugas 10 Rute perjalanan
pengunjung didalam taman kupu-kupu
OPPORTUNITIES (O)
1 Keanekaragaman pengunjung
2 Lokasi objek wisata
3 Motivasi pengunjung
4 Keamanan lokasi
objek wisata 5 Keamanan
pengunjung 6 Pemandangan
STRATEGI SO
Bekerjasama
dengan masyarakat dalam
mengawasi objek wisata Taman
Kupu-kupu
Meningkatkan
keamanan baik
keamanan
pengunjung maupun
STRATEGI WO
Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia
dibidang pariwisata
67
alam sekitar 7 Sumber daya
manusia yang professional
8 Penerapan teknologi
informasi 9 Kondisi ekonomi
regional dan
nasional 10 Pengawasan
masyarakat terhadap objek
wisata
keamanan lokasi objek wisata
Membangun
penangkaran kupu-kupu
dilokasi lain
THREATS (T) 1 Kondisi ekonomi
global
2 Kebijakan pemerntah
dibidang pariwisata
3 Peran serta masyarakat
4 Bantuan dan dukungan
pemerinah
STRATEGI ST
Memberikan
perbedaan harga
tiket masuk
Pemberdayaan
masyarakat
STRATEGI WT
Promosi dan publikasi
secara besar-besaran
dan dilakukan dengan
gencar
Meningkatkan jenis
pelayanan yang
ditawarkan
Meningkatkan peran
serta pemerintah
68
BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT
ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA
101 Logika Kerja SPC Gambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi
operasi dan sistem penyampaian jasa dalam suatu perusahaan dengan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut
Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)
Sumber Hesket (1994)
James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan
dalam pendapatnya tentang rantai keuntungan pelayanan Sehubungan dengan
kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan
karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan
keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan
Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya
operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik
terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan
Internal
Service
Quality
Fasilitas
Kerja
Motivasi
Material dan
Non Material
Employee
Satisfaction
(Kepuasan
Karyawan
Hotel)
External
Service
Values
(Kualitas
Pelayanan
Karyawan
Hotel)
Customer
Satisfaction
(Kepuasan
Wisatawan)
Customer
Loyalty
(Loyalitas
Wisatawan)
Revenue Growth
(Pendapatan)
Profitability (Keuntungan)
69
kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan
pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada the next process (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian
Anda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baik
Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih lama (employee retention) dan
juga meningkatkan produktivitas kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas
pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan Pelanggan yang
puas akan cenderung bersikap loyal dan pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang diberkan oleh pelanggan
Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan)
dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan
dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan
Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak
karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ―The Service-Profit-Chain
tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara
umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan
Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan
disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka
Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja
Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan
eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan
kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut
102 Kualitas layanan internal (internal service quality) Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu
hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan konsumen (Gronroos 1990)
kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan
konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan
mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya
Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen
industri jasa tersebut
70
Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan
bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi
keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ―A Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for example Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung
dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar
departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam
bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara
empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)
Senada dengan pernyataan di atas OlsquoConnor (2001) dalam artikelnya
Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ―people behave as they are measured and drive action as they are rewarded yang berarti
orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa setiap
individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan
kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan
mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang
berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang
kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)
103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan
kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan
yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu
perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)
Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang
profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi
untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai
Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan
profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan dapat menjadi
kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan
71
104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak
otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas
serta aspek-aspek lainnya Banyak terjadi karyawan ditekan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan
peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak
kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan
kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya
Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah
pasti berasal dari para karyawan yang betah bekerja di perusahaan tidak
hanya betah tetapi juga bergerak dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak
terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada
perusahaan
105 Nilai layanan eksternal (external service value) Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang
dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama service delivery
Possitive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan
(perception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka
yang bermuara kepada puastidaknya mereka
106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis
bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu
usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat
meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)
107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan
dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak
perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang
pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya
Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang
dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari
produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan
menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut
(word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari
72
komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini
bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan
mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap
perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika
ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai
faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan
faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial
108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi
1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara
signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin
secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada
pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan
Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari
produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi
perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik
109 Profitabilitas (Profitability) Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat
aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan
terhadap total keuntungan perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang
menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan
sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya
mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan
1010 Hipotesis SPC [1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan
[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan
[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal [4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan
[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan [6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan
[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas [8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan
internal
[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal
73
Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan
(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction
(H1)
Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan
Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini
berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada
kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)
Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan
Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti
semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)
Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti
semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
1000 790
790 1000
000
000
81 81
81 81
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
EmployeeSatisfaction
InternalServiceQuality
Corre lations
1000 783
783 1000
000
000
81 81
81 81
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
EmployeeLoyalty
EmployeeSatisfaction
Corre lations
1000 815
815 1000
000
000
59 59
59 59
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
ExternalService Value
EmployeeLoyalty
74
(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)
Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini
berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada
Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi
ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)
Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan
Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara
Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada
Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali
maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan
Profitability terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali
maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada
Correlations
1000 760
760 1000
000
000
59 59
59 59
Customer Satisfac tion
External Service Value
Customer Satisfac tion
External Service Value
Customer Satisfac tion
External Service Value
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
CustomerSatisfaction
ExternalService Value
Corre lations
1000 622
622 1000
000
000
59 59
59 59
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
CustomerLoyalty
CustomerSatisfaction
Correlations
1000 935
935 1000
000
000
59 59
59 59
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
RevenueGrowth
CustomerLoyalty
75
Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini
significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)
Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti
meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)
Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti
meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant
(disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
1000 875
875 1000
000
000
59 59
59 59
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
ProfitabilityCustomer
Loyalty
Correlations
1000 457
457 1000
000
000
81 81
81 81
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
InternalServiceQuality
RevenueGrowth
Corre lations
1000 634
634 1000
000
000
81 81
81 81
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
InternalServiceQuality Profitability
76
BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN
PARIWISATA
111 Filosofis Analisis Faktor Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) ―Analisis faktor adalah
alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum
dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas
Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami
oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban
responden lain
Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap
skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ―Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan
skor total adalah 03 (r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid
Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang
Santoso dan Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ―Cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar
antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebut
Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-
pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala
likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat
Merpati Nusantara Airlines Denpasar Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ―Setelah data valid
dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis
faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor)
112 Tahapan Analisis Faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut
(1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada
semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity
77
pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan
Anti Image Matrices (2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel
yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk
memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil
(nilai eigen value di atas) (4) Uji keakuratan model
Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya Ekakarya Bedugul
Bali
(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang
ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas
apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket
tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Koefisien
Korelasi
Tingkat
Signifikan
Keterangan
Q1 0403 0000 Valid
Q2 0541 0000 Valid
Q3 0501 0000 Valid
Q4 0441 0000 Valid
Q5 0561 0000 Valid
Q6 0528 0000 Valid
Q7 0622 0000 Valid
Q8 0620 0000 Valid
Q9 0608 0000 Valid
Q10 0529 0000 Valid
Q11 0437 0000 Valid
Q12 0506 0000 Valid
Q13 0618 0000 Valid
Q14 0564 0000 Valid
Q15 0623 0000 Valid
Q16 0579 0000 Valid
Q17 0559 0000 Valid
Q18 0581 0000 Valid
Q19 0655 0000 Valid
Q20 0561 0000 Valid
78
Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas
untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket
yang dibuat sudah valid
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin
besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang
dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah
060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha
cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable
(2) Analisis Faktor
a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai
variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke
Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang
b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi
dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar
variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan
nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor
Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran
nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah
Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara
membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan
koefisein korelasi parsialnya Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian
analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika
harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti
kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak
dapat diterima
Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706
Bartletts Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548
df 190
Sig 000
79
Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran
nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang
sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang
menengah
Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi
adalah sebagai berikut
Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel yang lainnya
Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut
masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut
Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0)
maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya
Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA
Anti-image Correlation
Q1 069
Anti-image Correlation
Q11 073
Q2 081 Q12 072
Q3 072 Q13 081
Q4 070 Q14 062
Q5 068 Q15 069
Q6 065 Q16 073
Q7 068 Q17 065
Q8 069 Q18 065
Q9 082 Q19 069
Q10 084 Q20 066
Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05)
dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor
tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05
c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu
melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk
maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan
dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 94
Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor
yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari
80
variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat
hubungannya dengan faktor yang terbentuk Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan
dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi
setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang
bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan
eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam
menghitung jumlah faktor yang terbentuk
Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan
Metode Principal Component Analysis Variabel Kode Initial Extraction
Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996
Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934
Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773
Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972
Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596
Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593
Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841
Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808
Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567
Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232
KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826
Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828
Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259
Harga Cinderamata Q14 1000 0936124
Keindahan Alam Q15 1000 0946298
Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144
Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503
Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213
Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454
Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878
Extraction Method Principal Component Analysis
Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 10 Kelima faktor tersebut
menjelaskan (819442) total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan
untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali
Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu
Component Initial Eigenvalues
Total of Variance Cumulative
1 6218104 3109052 3109052
2 3486107 1743054 4852106
3 3054687 1527343 6379449
4 2081223 1040612 7420061
5 1548718 774359 819442
Extraction Method Principal Component Analysis
81
d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor
Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling
optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor
yang terbentuk melalui rotasi faktor Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang
lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini
rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang
menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses
penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam
tabelberikut
Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi
Component
1 2 3 4 5
Q1 024 853 165 -081 080
Q2 061 924 124 201 050
Q3 041 952 149 129 -004
Q4 083 915 061 000 074
Q5 891 069 089 -005 035
Q6 806 007 164 -008 037
Q7 934 056 119 077 036
Q8 922 044 141 083 031
Q9 873 052 130 082 075
Q10 147 -049 052 827 178
Q11 -086 033 091 713 219
Q12 -052 171 007 801 250
Q13 213 075 149 862 044
Q14 076 041 088 215 935
Q15 049 055 129 359 892
Q16 074 101 130 162 933
Q17 149 096 892 008 095
Q18 082 089 877 143 111
Q19 173 227 848 111 108
Q20 211 103 793 056 040
Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax
with Kaiser Normalization
a Rotation converged in 5 iterations
Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96
82
terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa
dimasukkan sebagai komponen faktor
e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor
Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk
berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali
Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading
Explained Variance
Faktor 1
(Fasilitas)
Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891
31 Q6 Fasilitas Rekreasi 806
Q7 Fasilitas Bermain 934
Q8 Ketersediaan Cinderamata 922
Q9 Ketersediaan Informasi 873
Faktor 2
(Kemudahan menuju Lokasi)
Q1 Jarak Menuju Lokasi 853
17
Q2 Waktu tempuh Menuju
lokasi 924
Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952
Q4 Lingkungan Kebun Raya 915
Faktor 3
(Keunikan dan
Pelayanan)
Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892
15
Q18 Keamanan di areal Kebun 877
Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi
848
Q20 Pelayanan Tiket masuk 793
Faktor 4 (Harga)
Q10 Kapasitas Parkir 827
10 Q11 KetersediaanTempat Sampah 713
Q12 Harga Tiket Masuk 801
Q13 Harga Sewa fasilitas 862
Faktor 5 (Keindahan
dan Kelangkaan
Tanaman)
Q14 Harga Cinderamata 935
77 Q15 Keindahan Alam 892
Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933
Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun
Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut
1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini
terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan
factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan
Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873
2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue
83
3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini
terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan
factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915
3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan
Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan
eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15
Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya
dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793
4) Faktor keempat adalah faktor Harga
Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup
terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10
Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor
loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862
5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini
terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892
dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933
f) Uji Ketepatan Model
Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi
yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi
berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31
residual dengan signifikansi 005
ldquoResiduals are computed between observed and reproduced correlations There are 31 (160) nonredundant residuals with absolute values greater than 005rdquo
Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005
84
BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS
121 Filososfi MDS Mutidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu
obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara
obyek dalam ruang multidimensi
MDS is not so much an exact procedure as rather a way to rearrange objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing lack of fit) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)
MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang
memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan
(similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi
122 Konsep Persepsi Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah
bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya
untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001
522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan
selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi
Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut
akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis
ecotourism saat ini di Bali
Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini
85
Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi
123 Konsep Positioning
Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang
disukai konsumen berlaku untuk produk perusahaan bahkan destinasi
pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing
Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni
1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan
atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda
2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing
sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung
yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk
3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini
perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang
digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya 4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing
sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat
pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya
5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak
86
tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara
maksimal 6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus
merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan
kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau
propaganda atau promosi 7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau
setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan
setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri
Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning Obyek Wisata
ldquoEcotourismrdquo Bali
Respondensampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan
mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali
Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya
sebesar 10 Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan
menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)
Atribut-atribut yang di nilai berupa ―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh responden untuk
dibandingkan dengan obyek wisata sejenis Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut
Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali
Kemiripan KR Bali (KREK)
Bali Marine Park (BMP)
Bali Elephant Safari Park
(BESP)
Bali Barat National Park
(BBNP)
Bali Butterfly
Park (BBP)
Bali Reptile Park (BRP)
Bali Sangeh Monkey
Forest (BSMF)
Botanic
Garden Ubud (BGU)
KREK 0
BMP 12345 0
BESP 12345 12345 0
BBNP 12345 12345 12345 0
BBP 12345 12345 12345 12345 0
BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0
BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
Catatan ―0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ―12345 pilihan skala kemiripan obyek wisata
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi
dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro (2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur
perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan
persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi MDS juga disebut
perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah
87
mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi
ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis akan digunakan software SPSS versi 16 Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh responden yang
mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai
antara 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut
[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip
[2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip
atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip
[5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak
mirip
Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau
multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari
masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini
Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2
Number Name
1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 -3280
3 BESP_3 11067 -2716 4 BBNP_4 -6382 -14174
5 BBP_5 -2081 15152
6 BRP_6 7396 15151 7 BSMP_7 -1144 -9517
8 BGU_8 -12427 3632
Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain
(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut
―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayanan
88
KR Bali
(KREK_1)
Bali
Marine
Park
(BMP_2)
Bali Elephant
Safari
Park
(BESP_3)
Bali Barat
National
Park
(BBNP_4)
Bali
Butterfly
Park
(BBP_5)
Bali
Reptile
Park
(BRP_6)
Bali Sangeh
Monkey
Forest
(BSMF_7)
Botanic
Garden
Ubud
(BGU_8)
Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali
Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek
wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap
memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan
ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS
(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden
Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali (2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata
(BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki
kemiripan dalam satu kelompoknya
(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada
cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya (4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali
mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan
memiliki kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat
tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-touristrsquos group seperti
kelompok atau group karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya
Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para
responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai
sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan
penilaian mengenai kemiripan obyek wisata
89
Kesamaan Sikap Responden
Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas
hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian
Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud
walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan
Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki
kemiripan diantara mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud
Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup
jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap
obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan
kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa
sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis
untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud
90
BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION
MODELLING (SEM)
131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling
Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang
dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang
tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan
untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis SEM berbasis pada analisis
covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada
analisis regresi linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau
LISREL SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering muncul dalam
dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena
SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model
teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah sebagai berikut
[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear
[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak atau simultan
[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data
kuesioner yang melibatkan persepsi
[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis
regresi linear secara serempak [5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat
dilakukan dengan analisis regresi linear
[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi
normalitas pada data [7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order
untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik
132 Tahapan dan Kristeria SEM Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus
ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut
adalah sebagai berikut ini [1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis
[2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural
dan Model Pengukuran
91
[4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang
diusulkan
Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model)
Model Struktur Persamaan (Structure Equation Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah identifikasi
Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien
Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang
seharusnya disajikan
Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error
yang negatif
Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi
yang didapat (misal ge 09) [6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit
Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio chi-square
statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)
Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of
Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)
Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted
Uji Validitas
Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas Outliers
Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi
model
Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan maka dilakukan
pengujian hipotesis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur
kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan juga menggunakan SEM sebagai
alat uji model seperti pada penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah variabel
dengan menguji struktur dari hubungan di antara variabel-variabel yang ada
dalam model Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan yakni
Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model
pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural
Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk
menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model
yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square (χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat
probabilitas di atas 005 menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data
observasi dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2 cenderung
meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan dampak dari jumlah sampel
92
dikembangkan kriteria rasio χ2 terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df
untuk model yang baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998) Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah persamaan model
struktural
Tabel 131
Kriteria Kelayakan Model
Goodness of Fit Index Cut off Value
X2-Chi Square Diharapkan Kecil
Significance Probability ge 005
RMSEA le 005
GFI ge 090
AGFI ge 090
CMINDF le 300
TLI ge 095
CFI ge 095
Sumber Hair et al (1998)
Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan sebagai berikut ini
1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi
dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel
lt 200 2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off
value sebesar p ge 005 3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah
ukuran model yang mencoba memperbaiki kecenderungan chisquare yang
cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit
4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi
tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1
(mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit) 5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI adalah analog
dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang
dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le AGFI lt 09 adalah
marginal fit 6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of freedom)
diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom
7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative incremental fit
index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model
8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin
mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi
Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS
93
Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di
Bali
Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian Topik penelitian ditelaah
secara mendalam dan hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas
wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak Langkah ini mutlak harus
dilakukan dan setiap hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut
harus mempunyai dukungan teori yang kuat Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian hasil observasi
lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi
sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model loyalitas wisatawan yakni hubungan
antara variabel laten motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal
(X2) terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan (Y2) dan loyalitas wisatawan (Y3) Konfirmasi selanjutnya adalah menguji hubungan
antara variabel laten citra destinasi (Y1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y2) dan selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten
kepuasan wisatawan (Y2) terhadap variabel laten loyalitas wisatawan (Y3) Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri
dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat
indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel
loyalitas wisatawan
1) Pengujian model teoritis
Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang
kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa
asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti
Gambar berikut ini
Keterangan
Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13= Pengetahuan
dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15= Bertemu orang dan
bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman
Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari
X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu luang X27=
Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29= Makanan dan minuman
X210= Fasilitas dan pelayanan X211= Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213= Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan
X215= Pemandu wisata
94
Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali Y14=
Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas politik dan
ekonomi Y17= Suasana Bali
Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari
Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24= Pelayanan
Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari
Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi
Gambar Uji Konstruk Penelitian
Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan bahwa model belum dapat
dikatakan fit sehingga memerlukan modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis model struktural SEM seperti Tabel berikut ini
Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis
Goodness of Fit Index
Cut off Value Result Keterangan
X2-Chi Square Diharapkan
Kecil
2314884 Kurang baik
RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai
GFI ge 090 0722 Kurang baik
AGFI ge 090 0684 Kurang baik
CMINDF le 300 3957 Kurang baik
TLI ge 095 0708 Kurang baik
CFI ge 095 0729 Kurang baik
Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang
kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling
overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan
memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)
95
Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel
latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di
lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama
sekalipun Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk (Yoon dan Uysal
(2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan
modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan
meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002) Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap
indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara
teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan
overlapping (Ferdinand 2002)
2) Modifikasi Model
Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang
kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya
Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya
menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini
Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA
Variabel Kode Indikator Estimate SRW
Motivasi
Internal X16
Meningkatkan kesehatan dan
kebugaran 0776
X17 Latihan fisik 0753
X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507
Motivasi
Eksternal
X24 Harga-harga di Bali 0517
X26 Keuntungan liburan di Bali 0505
X27 Transportasi ke Bali 0656
X28 Jarak dari negara asal 0680
X29 Kuliner Bali 0544
X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di
Bali 0666
X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714
X212 Pelayanan imigrasi 0663
X213 Keamanan pulau Bali 0673
96
Variabel Kode Indikator Estimate SRW
X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684
X215 Pelayanan pramuwisata 0711
Citra Destinasi
Y13 Budaya Bali yang unik 0550
Y14 Masyarakat yang ramah 0702
Y15 Infrastruktur pariwisata yang
lengkap 0736
Y17 Suasana yang nyaman 0648
Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780
Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799
Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810
Y24 Pelayanan selama berlibur 0808
Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756
Y32 Kerelaan merekomendasi 0877
Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005
Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa kovariansi terjadi
antara error dari suatu variabel dengan error-error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang diteliti mengalami overlapping atau saling
berkorelasi
Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih
Modifikasi Indices
Saling berkorelasi Estimate P
X2 lt--gt X1 Motivasi
eksternal
lt-
-gt
Motivasi
internal
0070
e23 lt--gt e22 Pelayanan
pramuwisata
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0170
e20 lt--gt e21 Pelayanan
imigrasi
lt-
-gt
Keamanan
pulau Bali
0129
e21 lt--gt e22 Keamanan
pulau Bali
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0096
e20 lt--gt e22 Pelayanan
imigrasi
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0100
e27 lt--gt e37 Masyarakat yang ramah
lt--gt
Loyalitas Wisatawan
0071
e30 lt--gt e37 Suasana yang
nyaman
lt--gt
Loyalitas Wisatawan
0050
e14 lt--gt e12 Keuntungan
liburan di
Bali
lt-
-gt
Harga-harga di
Bali
0068
e14 lt--gt e39 Keuntungan
liburan di Bali
lt-
-gt
Citra Destinasi 0062
e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat dan
lt--gt
Motivasi eksternal
0070
97
Modifikasi
Indices
Saling berkorelasi Estimate P
teman
e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali
lt--gt
Merekomendasi Teman
-0047
e28 lt--gt e31 Infrastruktur
pariwisata yang lengkap
lt-
-gt
Daya tarik dan
obyek wisata
0046
e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan
hotel di Bali
lt--gt
Keamanan pulau Bali
-0073
e19 lt--gt e23 Fasilitas
kesehatan di
Bali
lt-
-gt
Pelayanan
pramuwisata
0054
e15 lt--gt e21 Transportasi
ke Bali
lt-
-gt
Keamanan
pulau Bali
-0065
Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator yang mengalami
overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices
dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti
Gambar berikut ini
Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara
Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria kelayakan model
dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing
hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut
98
Tabel Hasil Modifikasi Model
Goodness of Fit Index
Cut off Value
Uji
Pertama
Uji
Kedua
Hasil Kesimpulan
X2-Chi Square
- 2314884 429050 Baik Baik
RMSEA le 005 0086 0053 Lebih
Baik
Cukup baik
GFI ge 090 0722 0910 Lebih
Baik
Baik
AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik
Cukup baik
CMINDF le 300 3957 2114 Lebih
Baik
Baik
TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik
Cukup baik
CFI ge 095 0729 0943 Lebih
Baik
Cukup baik
Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan
dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF
TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis
Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidimensionalitas melalui uji
Confirmatary Factor Analysis dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua
akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni kriteria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
3) Pengujian Hipotesis
Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya Pengujian
delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan
Citra
Destinasi (Y1)
Motivasi
Internal (X1)
-0047 -0031 0092 -0509 0611 Tidak
signifikan
Citra
Destinasi (Y1)
Motivasi
Eksternal (X2)
0690 0659 0078 8808 Signifikan
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
Motivasi
Internal (X1)
0060 0041 0077 0780 0435 Tidak
signifikan
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
Motivasi
Eksternal (X2)
-0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak
signifikan
Kepuasan
Wisatawan
(Y2)
Citra
Destinasi
(Y1)
0833 0871 0083 10019 Signifikan
99
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
0562 0560 0066 8468 Signifikan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Motivasi
Eksternal (X2)
0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Motivasi
Internal (X1)
-0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak
signifikan
Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio
P=Probability
Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut
[1] Pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara
terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
ditunjukkan oleh nilai CR (critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar 0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat
untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut rupanya belum didukung oleh
data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk
(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran
dan (X17) latihan fisik tidaklah cocok dengan data empiris atribut destinasi
pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung dengan citra destinasi
pariwisata Bali
[2] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
menunjukkan nilai CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas
sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil
dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan
terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X2)
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26)
keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari
100
negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali
(X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan pulau Bali (X214) pelayanan Biro perjalanan wisata dan (X215) pelayanan
pramuwisata
[3] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata
di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan
probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan
probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut
belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh yang tidak signifikan
[4] Pengaruh (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
menunjukkan nilai CR sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai
tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2)
kepuasan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang
signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan
akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali
[5] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal
wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai
tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai CR yang lebih kecil dari
196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal
wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut tidak didukung
oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna
jika semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas wisatawan akan
semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif
meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan
semakin menurun
101
[6] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
menunjukkan CR sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR
tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut
destinasi) wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan
terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data
empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi
derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan semakin meningkat Indikator dari
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali
adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26) keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari
negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan
pulau Bali (X214) pelayanan biro perjalanan dan (X215) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi
faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang
kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata
[7] Pengaruh (Y1) citra destinasi Bali terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y1) citra destinasi
terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk
penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y1) citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap (Y2)
kepuasan wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali
maka derajat kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap
destinasi pariwisata Bali akan semakin meningkat
[8] Pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR sebesar
8468 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196
dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa (Y2) kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel
tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi
102
adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar
8468 bermakna jika semakin meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut
usia mancanegara akan semakin meningkat Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia terhadap pariwisata Bali
meliputi indikator (Y21) daya tarik dan obyek wisata (Y22) perjalanan dari dan ke Bali (Y23) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24)
pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan
wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan
derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali
4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian
Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung
(Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh
gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung
dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut
Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas Wisatawan Lanjut
Usia Pengaruh Variabel X1
M_Internal
X2
M_Eksternal
Y1
(Citra)
Y2
(Kepuasan)
Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000
Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560
Direct Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000
Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560
Indirect Effects
Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000
Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000
Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000
Catatan
a) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression
Weights
Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia
dapat dijelaskan sebagai berikut
[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi
secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan wisatawan dengan bobot
terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar 0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar
0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas
wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya [2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi
secara gabungan oleh (Y1) variabel citra destinasi dengan bobot terbesar
yakni 0871 kemudian oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi
memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya
103
[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel (X2)
motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi
(Y1) [4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung
antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871 jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)
motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar
0659 pengaruh langsung antara (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193
[5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar adalah pengaruh tidak langsung antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan
wisatawan dengan bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan
pengaruh tidak langsung antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0255
Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara
ditentukan secara gabungan oleh variabel kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal Variabel kepuasan wisatawan adalah
variabel yang paling menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan
dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003) dan Chi (2005)
Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan motivasi eksternal dan
motivasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi memiliki peranan yang paling dominan
dalam hubungannnya dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005)
Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)
Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003)
Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013) Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna
bahwa variabel motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap variabel
kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil pengujian pengaruh
tidak langsung antara variabel motivasi eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap
kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)
104
BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK
SEGMENTASI PASAR WISATAWAN
141 Filosofi Segmen Pasar Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa
disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono (2003) segmen pasar
adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama
Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi
yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen
Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan
adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka
dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-
kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen
1411 Segmentasi pasar
Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses
dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka
untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama
Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi pasar sebagai berikut ―market segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mix menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam
kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan
strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu
1) Geographic Segmentation Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar
berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi
berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan
memberikan variasi lokal
Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan segmen
yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar
sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan
105
Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok
perkotaan pinggiran kota dan pedesaan
Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk
diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar
2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan
dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena keinginan preferensi dan tingkat pemakaian
konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah
diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut
variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar
Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan dengan usia
Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar
Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan
suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan
Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk
segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan
beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan
rendah menengah dan tinggi
Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam
segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan
wiraswata
Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan
karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan
haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti
Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan
Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan
sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju
Generasi Banyak penelitian yang kini mulai memperhatikan
segmentasi berdasarkan variabel generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran bahwa generasi dipengaruhi oleh
lingkungan dimana konsumen dibesarkan
3) Psychographic Segmentation
Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam
kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok
social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau
berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas
akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk
106
merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas
yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan
kepribadian
Gaya hidup pada segmen ini menunjukan bagaimana cara
konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok
terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti
kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk
jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki
peluang bagi para pemasar
Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa
menunjukkan pada sikap individu kepada perusahaan dalam
penentuan segmen pasar
4) Behavior Segmentation Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan
pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau
respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu
Kejadian
Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau
memakai suatu produk
Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang
dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat
dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan
mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga
Status pemakaian
Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan
pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan
Tahap kesiapan
Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak
menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari
beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli
Sikap
Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh
tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci
Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat dikemukakan
bahwa segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih spesifik atau homogen dengan
golongan yang bervariasi
107
1412 Pola Segmentasi Pasar
Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok-kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses
identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan Menurut Kotler (2005) segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak
cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain
Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar dimana semua
perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari
manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda
dari jenis produk yang sama
Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh
bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam
Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok
preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami
Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen preferensi
dibagi menjadi tiga pola yaitu
Preferensi yang homogen (homogoneous preferences) menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat
dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga
maupun kualitasnya)
Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa
menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka
inginkan dari produk tersebut
Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-
kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual
1413 Segmentasi yang Efektif
Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran
berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar
haruslah
Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit segmen pasar
dapat diukur
Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dapat dilayani
suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran
yang dirancang khusus untuk mereka
Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif
Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan
dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam
bauran pemasaran yang berbeda
Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk
menarik dan melayani segmen-segmen tersebut
Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah
108
Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup
potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk
sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen
Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen
belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli
juga penting
Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya
Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu Segmen
yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka
sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam
seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik
Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki
perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar
1414 Strategi Pemilihan Pasar
Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang
akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar
Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal
yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar 1) Market Targeting
Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar
Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang
akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan
Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen pasar untuk
dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk
tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang
Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan
adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama
Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen
pasar yang bersangkutan
Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang
dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain
Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknya
segmen pasar tertentu apabila perusahaan menyamping dari
tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik
Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani
segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk
109
2) Market Positioning Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai
berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu
yang diusahakan oleh perusahaan
3) Alternatif Strategi Pemilihan
Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu
Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen pasar terbesar
Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan
untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar
baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan
Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar
yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam
segmen pasar tersebut
Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang
menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau
beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan
Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan-perusahaan
besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi
pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani
1415 Manfaat Segmentasi Pasar
Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam
Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling
menguntungkan
Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar
Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan
Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana
mengalokasikan dana secara lebih baik ke berbagai media
Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi
Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi pasar bermanfaat untuk
Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik
untuk mendapatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan di dalam marketing
Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap respon
marketing yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai segmen
Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya
110
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat segmentasi
pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif mengarahkan serta
membandingkan kesempatan-kesempatan di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan lebih tepat terhadap berbagai macam
segmen dan agar dapat mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi
1416 Target Pemasaran Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah
menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah
ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut
Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki
Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ―target marketing is a process of evaluating each segments Jadi menurut Kotler
target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan
tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar
142 Alat Analisis Segmentasi Pasar Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab
dengan teknik analisis sebagai berikut
1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi
Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku
konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat
berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik
analisis tabulasi (cross tabulation) 2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation)
Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap-tiap variabel secara
tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan
secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel
berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya
dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan 3) Teknik analisis Chi-square
Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi
dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh
wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat
kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas (1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
111
Keterangan X2 = Chi-square
Fo = Frekuensi yang diobservasi
Fe = Frekuensi yang diharapkan
143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel
berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel
2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin
jumlah anggota keluarga dan status perkawinan
3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan
hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan pembelian
4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah
hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari
menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan
alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan
Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
No Variabel Indikator Definisi
1 Variabel Demografi
Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan
yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia
wisatawan
Jenis
Kelamin(X2)
Variabel jenis kelamin adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan
Status
Pernikahan(X3)
Variabel status pernikahan
adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang
menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status
pernikahan wisatawan
(Fo-Fe) 2
X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash
Fe
(total baris 1) (total kolom 1)
Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash
Total Jumlah
112
No Variabel Indikator Definisi
Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan
Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan
pendapatan wisatawan
Jumlah Keluarga(X6)
Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan
Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan
2 Variabel
Geografi
Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan
variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort
berkenaan dengan Negara asal
3 Variabel Psikografi
Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan
motivasi
4 Variabel
Perilaku Konsumen
Manfaat(X10)
Variabel manfaat adalah variabel
yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan
lokasi fasilitas harga dan pelayanan yang menjadi alas an
tamu menginap pada sebuah
hotel
Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demografi
Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel
usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga
dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan
gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut
113
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi
No Usia Jumlah
Orang Prosentase
1
15-20 tahun 2 20
21-30 tahun 11 110
31-40 tahun 58 580
41-50 tahun 24 240
gt50 tahun 5 50
Total 100 1000
2
Jenis Kelamin
Pria 65 650
Wanita 35 350
Total 100 1000
3
Status Perkawinan
Menikah 63 630
Tidak menikah 37 370
Total 100 1000
4
Pekerjaan
Pelajar 3 30
PegawaiKaryawan 63 630
Wiraswata 18 180
Dan lainnya 16 160
Total 100 1000
5
Pendapatan
ltUS$1000 36 360
US$1000-US$2500 53 530
gtUS$2500 11 110
Total 100 1000
6
Jumlah Keluarga
1-2 orang 70 700
3-4 orang 25 250
gt5 orang 5 50
Total 100 1000
7
Pendidikan
SD 1 10
SLTP 2 20
SMA 17 170
Perguruan Tinggi 80 800
Total 100 1000
5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi
Negara Asal Jumlah
Orang Prosentase
a Indonesia 38 380
b Belanda 36 360
c Australia 6 60
d Amerika Serikat 4 40 e China 1 10
f Jerman 8 80
g Perancis 2 20 h Dan lainnya 5 50
Total 100 1000
114
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden
berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda
360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50
6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi
Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut
Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi
Motivasi perjalanan Jumlah
Orang Prosentase
a Rapat 5 50
b Bisnis 5 50
c Paket Wisata 28 280
d Liburan 57 570
e Pendidikan 4 40
f Dan lainnya 1 10
Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden
berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan
perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50 untuk
Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen
Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen
Manfaat yang dicari Jumlah
Orang Prosentase
a Lokasi Strategis 49 490
b Pelayanan Cepat 6 60
c Fasilitas Lengkap 34 340
d Kebersihan Hotel 6 60
e Harga Terjangkau 5 50
Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar
wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya
fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang
terjangkau yaitu sebesar 50
115
5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci
sebagai berikut
Variabel Usia
Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga
berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Usia 15-
20
Count 1 0 1 0 0 2
within Usia 500 0 500 0 0 1000
21-
30
Count 5 2 4 0 0 11
within Usia 455 182 364 0 0 1000
31-
40
Count 29 1 22 4 2 58
within Usia 500 17 379 69 34 1000
41-
50
Count 11 2 7 1 3 24
within Usia 458 83 292 42 125 1000
gt50 Count 3 1 0 1 0 5
within Usia 600 200 0 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Usia 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak dicari
berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 490 yang berikutnya
adalah fasilitas yang lengkap yaitu 340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau
sebanyak 50 Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang
responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan
utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun
cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364 Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan
tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379
Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis
458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau
125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60
116
Variabel Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap
manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap Kebersihan
hotel Harga yang terjangkau Total
Jenis
Kelamin
Pria Count 35 2 24 1 3 65
within
JenisKelamin 538 31 369 15 46 1000
Wanit
a
Count 14 4 10 5 2 35
within
JenisKelamin 400 114 286 143 57 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
JenisKelamin 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden manfaat yang
dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa
pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang
dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286
Status Perkawinan
Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang lengkap
Kebersihan
hotel
Harga yang
terjangkau
Total
Status Perkawinan
Menikah Count 30 4 21 4 4 63
within Status Perkawinan
476 63 333 63 63 1000
Tidak Menikah
Count 19 2 13 2 1 37
within Status Perkawinan
514 54 351 54 27 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Status Perkawinan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel
menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan
117
manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap sebesar 333 Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340
Pekerjaan
Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status
sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk
dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang lengkap
Kebersihan
hotel
Harga
yang terjangkau
Total
Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3
within Pekerjaan
333 0 667 0 0 1000
Pegawai Count 31 2 25 3 2 63
within Pekerjaan
492 32 397 48 32 1000
Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18
within Pekerjaan
389 167 222 56 167 1000
Dan lainnya
Count 10 1 3 2 0 16
within
Pekerjaan 625 62 188 125 0
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Pekerjaan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang
pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap
manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333
Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan
manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397
Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis
sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222 Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas
memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188
Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat
dan 50 karena harga yang terjangkau
118
Pendapatan
Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan
bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan
responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang
terjangkau
Total
Pendapa
tan
ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36
within
Pendapatan 528 83 361 28 0
1000
US$1000-US$2500
Count 26 3 17 5 2 53
within
Pendapatan 491 57 321 94 38
1000
gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11
within
Pendapatan 364 0 364 0 273
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendapatan 490 60 340 60 50
1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden
terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap
manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361
Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang
strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321
Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan
fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364
Jumlah Keluarga
Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari
responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga
dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari
Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Jumlah 1-2 Count 36 6 23 3 2 70
119
Keluarga within Jumlah
Keluarga
514 86 329 43 29 1000
3-4 Count 10 0 10 2 3 25
within
Jumlah Keluarga
400 0 400 80 120 1000
gt5 Count 3 0 1 1 0 5
within
Jumlah
Keluarga
600 0 200 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Jumlah
Keluarga
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah
keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang
strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329
Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat
lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400
Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang
strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200
Pendidikan Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah
ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan
pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
ManfaatYangDicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1
within Pendidikan
1000 0 0 0 0 1000
SLTP Count 1 0 1 0 0 2
within
Pendidikan 500 0 500 0 0
1000
SMA Count 6 1 5 3 2 17
within Pendidikan
353 59 294 176 118 1000
120
Perguruan Tinggi
Count 41 5 28 3 3 80
within
Pendidikan 512 62 350 38 38
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendidikan 490 60 340 60 50
1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi
hotel yang strategis yaitu sebesar 1000
Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang
dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500
Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari
adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294
Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai
dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350
Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
NegaraAsal
Indonesia Count 21 3 12 2 0 38
within NegaraAsal
553 79 316 53 0 1000
Belanda Count 19 1 13 1 2 36
within
NegaraAsal 528 28 361 28 56 1000
Australia Count 3 1 2 0 0 6
within NegaraAsal
500 167 333 0 0 1000
Amerika Serikat
Count 1 0 2 0 1 4
within NegaraAsal
250 0 500 0 250 1000
China Count 0 0 0 1 0 1
within NegaraAsal
0 0 0 1000 0 1000
Jerman Count 4 0 2 1 1 8
within
NegaraAsal 500 0 250 125 125 1000
Perancis Count 0 0 1 1 0 2
within NegaraAsal
0 0 500 500 0 1000
Dan lainnya Count 1 1 2 0 1 5
121
within NegaraAsal
200 200 400 0 200 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within NegaraAsal
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak
dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis
340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau
Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang
memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan
antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah
hotel bisa dilihat dari tabel berikut
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Tujuan
Perjalanan
Rapat Count 3 1 1 0 0 5
within
Tujuan Perjalanan
600 200 200 0 0 1000
Bisnis Count 1 1 1 0 2 5
within
Tujuan
Perjalanan
200 200 200 0 400 1000
Paket Wisata
Count 17 0 9 2 0 28
within
Tujuan
Perjalanan
607 0 321 71 0 1000
Liburan Count 25 4 21 4 3 57
within Tujuan
Perjalanan
439 70 368 70 53 1000
Pendidi
kan
Count 2 0 2 0 0 4
within
Tujuan
Perjalanan
500 0 500 0 0 1000
Dan
lainnya
Count 1 0 0 0 0 1
within
Tujuan
Perjalanan
1000 0 0 0 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
122
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Tujuan
Perjalanan
Rapat Count 3 1 1 0 0 5
within Tujuan
Perjalanan
600 200 200 0 0 1000
Bisnis Count 1 1 1 0 2 5
within
Tujuan Perjalanan
200 200 200 0 400 1000
Paket
Wisata
Count 17 0 9 2 0 28
within
Tujuan
Perjalanan
607 0 321 71 0 1000
Liburan Count 25 4 21 4 3 57
within
Tujuan
Perjalanan
439 70 368 70 53 1000
Pendidi
kan
Count 2 0 2 0 0 4
within
Tujuan Perjalanan
500 0 500 0 0 1000
Dan
lainnya
Count 1 0 0 0 0 1
within
Tujuan
Perjalanan
1000 0 0 0 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Tujuan
Perjalanan
490 60 340 60 50 1000
Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200
memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang
terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200
memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang
mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321
Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis
yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368
Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan
prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort
sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis
123
Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari
Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan
seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel
No Variabel Uji X2
Hitung
X2
Tabel df α
Asymp Sig
(2-sided) Hubungan
1 Manfaat yang dicari
dengan usia 15474 2630 16 005 0490 Tidak Signifikan
2 Manfaat yang dicari dengan jenis
kelamin
10218 949 4 005 0037 Signifikan
3 Manfaat yang dicari dengan status
perkawinan
0778 949 4 005 0941 Tidak Signifikan
4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan
16667 2103 12 005 0163 Tidak Signifikan
5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan
16781 1551 8 005 0032 Signifikan
6
Manfaat yang dicari
dengan jumlah keluarga
9258 1551 8 005 0321 Tidak Signifikan
7 Manfaat yang dicari
dengan pendidikan 8728 2103 12 005 0726 Tidak Signifikan
8 Manfaat yang dicari
dengan Negara Asal 40903 4134 28 005 0055 Tidak Signifikan
9 Manfaat yang dicari
dengan motivasi 24548 3642 20 005 0219
Tidak
Signifikan
Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan
Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh
variabel demografi satu variabel geografi dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari
Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square
tabel serta tingkat signifikan yang dicapai terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu
Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel berpengaruh signifikan dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (10218gt949) dengan tingkat signifikan
0037lt005 yang membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang
untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka
Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551) dengan tingkat signifikan
0032lt005
124
BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA
PARIWISATA DAN PERHOTELAN
151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel
Analisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah
analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh
dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasipengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i =
1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah
hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y
umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan
a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal (memprediksi) rata-
rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung
(dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas
(independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X) b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan
variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan
variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan Y dapat
dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak
berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila
tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut
152 Cara Penerapan Garis Regresi Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam
diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square)
maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut
memiliki persamaan
Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut
dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-
efisien regresi
Yi = a+bX
125
153 Koefisien Korelasi Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil
perkalian XlsquoYlsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya
dengan pembagi n Jika Xlsquo dan Ylsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka
akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut
Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing
disebut Product Moment Co-efficient of Correlation
Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi
r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)
Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga +1 Jika r = 0
atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak
terdapat hubungan sama sekali
154 Uji Hipotesi T-test Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan
membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara
kebetulan Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-
test
Keterangan
T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi
n = jumlah data
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut
a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)
Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam
penelitian ini adalah sebesar 95 c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan
Atau
126
dimana df = degree of freedom
n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas
d) Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima bila tHitung tTabel
Ho ditolak bila tHitung gt tTabel
Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel
nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis
alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)
Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel
Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total
Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)
Janlsquo05 1100000 1555000 529600000
Feblsquo05 1215000 1578000 701455118
Marlsquo05 1280000 1943000 727650753
Aprlsquo05 1700000 3856000 924567966
Meilsquo05 1795000 4157000 942012397
Junlsquo05 1800000 4750000 957789113
Jullsquo05 1960000 5353000 1121749036
Agulsquo05 1967000 5600000 1135892433
Seplsquo05 2050000 5695000 115800000
Oktlsquo05 7950000 9560000 1677234986
Novlsquo05 7564000 9542000 1555169000
Deslsquo05 6785000 9500000 1554169500
Janlsquo06 4650000 8250000 1432555789
Feblsquo06 4710000 8300000 1436199045
Marlsquo06 4777000 8450000 1444768309
Aprlsquo06 3125000 6400000 1251315000
Meilsquo06 3200000 6450000 1256857077
Junlsquo06 3250000 6500000 1263349700
Jullsquo06 1285000 2254000 777987098
Agulsquo06 1300000 2350000 798960396
Seplsquo06 1352000 2400000 798999015
Oktlsquo06 1830000 4845000 983987567
Novlsquo06 1845000 4870000 994500000
Deslsquo06 1850000 4899000 999440000
Janlsquo07 2170000 5700000 1200889765
Feblsquo07 2185000 5750000 1214073785
Marlsquo07 2430000 5770000 1222234777
Aprlsquo07 3550000 6700000 1267435000
Meilsquo07 3570000 7230000 1268689160
Junlsquo07 3665000 7250000 1278266099
127
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)
Jullsquo07 4860000 8465000 1445748500
Agulsquo07 5200000 8560000 1454999810
Seplsquo07 5445000 9100000 1456888071
Oktlsquo07 1370000 2670000 850850000
Novlsquo07 1450000 2700000 862875000
Deslsquo07 1475000 3777000 879555129
Janlsquo08 1860000 4995000 999989543
Feblsquo08 1875000 5005000 1050222897
Marlsquo08 1879000 5110000 1070366595
Aprlsquo08 2500000 5875000 1225120000
Meilsquo08 2580000 5875500 1234432987
Junlsquo08 2595000 5880000 1234897910
Jullsquo08 3694000 7430000 1288328340
Agulsquo08 3800000 7555000 1324378542
Seplsquo08 3815000 8230000 1326970123
Oktlsquo08 1477000 3785000 884899844
Novlsquo08 1500000 3785500 894064287
Deslsquo08 1655000 3800000 916300083
Janlsquo09 1888000 5200000 1083708670
Feblsquo09 1948000 5235000 1100998878
Marlsquo09 1950000 5321000 1103290695
Aprlsquo09 2685000 5900000 1240600075
Meilsquo09 2850000 6010000 1247999550
Junlsquo09 2950000 6155000 1247999660
Jullsquo09 3850000 8240000 1342789985
Agulsquo09 4312000 8245000 1373455512
Seplsquo09 4600000 8246000 1413456987
Oktlsquo09 5980000 9245000 1470799785
Novlsquo09 6000000 9444000 1533688006
Deslsquo09 6530000 9489000 1533688146
1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling
(X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan
pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program
komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig
Pendapatan (Y)
Biaya Advertising (X1)
0066 4748 0032 0498 0620
Biaya Personal Selling
(X2)
0888 106661 0950 14572 0000
R 0980 D 0960
T-Tabel 20025
Konstanta 517468298259
Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X1 + 106661X2
F ndash hitung 691773
F ndash tabel 31588
Hasil Olahan SPSS
128
2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r)
bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya
berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199
berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara Kuta ndash Bali
3) Uji T (T-test)
Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah
1) Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara
Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -
Bali
2) Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k
DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2
Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai thitung = 0498
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah penerimaan dan penolakan Ho
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat bahwa nilai t hitung
didapat sebesar 0498 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan
demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan
129
Ha ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling
(X2) konstan secara statistik pada (α) = 5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali
4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0888 Karena koefisien
korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)
menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada
diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan
(Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
5) Uji T (T test)
Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan
antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara
biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k
DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2
Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai t = 14572
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 43 daerah
penerimaan dan penolakan Ho
130
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan
demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara
parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
6) Analisis Kerelasi Berganda
Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara
biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda
berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh
koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya
advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
7) Analisis Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya
personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus
D = R2 x 100
Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain
8) Uji F (F-test)
Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun
langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara biaya advertising dan biaya personal
131
selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara
Kuta - Bali Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel
Mutiara Kuta - Bali
Menentukan tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 =
2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila F hitung le F tabel
Ho ditolak bila F hitung gt F tabel
Menghitung Nilai F
R2 k - 1
Fh = (1 ndash R2) (n ndash k)
Dimana R = Koefisien korelasi berganda
Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data
k = Banyaknya variabel
1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F=
691773 5
Penarikan kesimpulan uji Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis dengan uji F
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F
`
132
Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung
didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini
berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
9) Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan
analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut
Y = a + b1X1 + b2X2
Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut
Y = 517468298 259 + 4748X1 + 106661X2
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
b1 Koefisien regresi X1 = 4748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 4748 bila biaya advertising berubah
sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak
berubah b2 Koefisien regresi X2 = 106661 berarti pendapatan akan
berubah rata-rata sebesar 106661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising
tidak berubah
Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara
biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah signifikan
10) Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi
parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan
Y=517468298259+4748X1+4748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan
sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau
sebaliknya b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling
133
(X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui persamaan regresi
diperoleh Y=517468298259+106661X2 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan
kenaikan sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya
c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total
pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien
korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak di teliti Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal
selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali
134
BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI
PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA
161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis
melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu membuat eksekutif
perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak
perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu
ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement
system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action It provides feedback around both the internal business processes and external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecardorg)
Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan
mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi Balanced Scorecard
menurut Kaplan dan Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat
ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis
162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard
Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang diperlukan
untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi
perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor
pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi
dan strategi perusahaan dapat dilihat pada gambar 161
135
Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Sumber Kaplan dan Norton (2000)
163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard
memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-
sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses
bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan
visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran
keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai
sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan
sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal
1631 Perspektif Keuangan
Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif
keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang
telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap
ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan
a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi
manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial
Proses Internal
Keuangan
Pelanggan Visi dan Strategi
Pembelajaran dan Pertumbuhan
136
yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi
Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan serta memberikan
gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar
Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca
rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang
mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas
Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen
untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan
b) Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas
perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut
(1) Current ratio Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang
lancar Adapun formulasinya sebagai berikut
(2) Quick Ratio
Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan
persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah sebagai berikut
c) Ratio Solvabilitas
Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila
sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang
Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka
perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan
137
tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan
tersebut dalam keadaan insolvable
d) Cara Mengukur Solvabilitas
1 Total debt to asset Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan
jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad
Husnan2002563)
2 Total debt to equity Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya
e) Cara meningkatkan solvabilitas Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi
dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini penambahan
aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri (2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan
menambah modal sendiri Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan
mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan
modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang
f) Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan
datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu
Kemudian membandingkan dengan tingkat suku bunga pada tahun itu
g) Rasio profitabilitas Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas
Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal
sendiridiukur sebagai berikut
138
1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam mewujudkan
tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan
pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai
kinerja keuangan jangka panjang yang baik Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan
identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar
merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)
a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok
(Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti
Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar
tertentu yang dikuasai oleh perusahaan
Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa
banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru
Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur
seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-
pelanggan lama
Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan
merasa puas terhadap layanan perusahaan
Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar
keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan
2) Kelompok Penunjang
Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu)
Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif
tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh
pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan
kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi
Hubungan dengan pelanggan
Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas
perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan
oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan
Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata
para pelanggannya dan masyarakat konsumen
Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan terdiri atas
139
Bukti langsungDirect Evidence
KeandalanCapability
JaminanGuaranty
Daya TanggapAttention
EmpatiTrust b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan
Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Jadi
tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga
taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan contoh Restoran A
menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di
beli 2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka
akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang
disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-
bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan
bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan 3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh
Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut
berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga
yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani
pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih
1633 Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana
perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan
pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari
awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan
purna jual
a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses
tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu
Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ―gelombang penciptaan nilai
dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen
yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran
pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa
140
sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki
informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan
Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan
berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan
menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu
restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas
restoran tersebut bagi pelanggan
1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan
pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan
infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya
Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem
dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan
investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)
1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan
perusahaan perlu melakukan survei secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan
pengakuan akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan Produktivitas kerja
merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam menilai
produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus
menerus Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga pengukuran sebagai faktor
pendorong pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu
Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa
moral karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh bagi peningkatan
produktivitas daya tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh
karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan
pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan
Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin
para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan
yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya
Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi
141
proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah
membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut
2) Kemampuan Sistem Informasi Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan
mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan
waktu lama untuk mendapat informasi tersebut
1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan
Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu
1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu dengan cara meminta individu untuk menjawab semua pertanyaan kemudian responden
memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak
puas 2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali
semua unsure utama kerja dan menanyakan perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan
untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan menurut Herzberg
(2002) yaitu 1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang terkandung dalam
pekerjaan itu sendiri atau disebut juga aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas B Recognition yaitu penghargaan
C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri
D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk mengembangkan diri
F Advancement yaitu kesempatan untuk maju
2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di sekitar
pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik karyawan Termasuk di dalamnya yaitu a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi
c) Company policy and administration yaitu kebijakan perusahaan dan
pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan
e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja
Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja
1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan
Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi
terhadap perbaikan laba atau tidak Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets
142
to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas
modal sendiri
Current Ratio
Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti
kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi
10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan
masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067
dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010
Tahun
Current Ratio
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik
2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik
2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik
2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik
2010 11348 10433 - 11251 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10842
S 4086
X ndash S 10433
X + S 11251
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio
berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan
perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio
historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun
tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya
pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan
2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah
antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas
Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar
yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap
Quick Ratio
Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain
persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek
143
sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100
Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597
10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut
Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis
Hasil
2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik
2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik
2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik
2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik
2010 10977 10101 - 10885 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10493
S 3924
X ndash S 10101
X + S 10885
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan
perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio
historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan
kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir
menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran
Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan
bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010
rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi
dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977
Total Asset to total Debt
Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 051 Di tahun berikutnya
2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar
Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050 Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran
Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Total Asset to
Total Debt
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 5153 4899 - 5127 Baik
2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik
2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik
144
2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik
2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik
Rasio rata-rata ( X ) 5013
S 114
X - S 4899
X + S 5127
Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 ndash 2010
diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja
perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan
pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009
kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini
disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun
2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt
adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018
Total Equity to Total Debt
Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti
bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan
9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007
2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang
sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100 Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran
Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Total Equity to
Total Debt
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 10632 9605 - 10519 Baik
2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik
2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik
2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik
2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10062
S 457
X ndash S 9605
X + S 10519
Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 ndash 2010
diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di
tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara
standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009
hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada
145
di bawah standar rasio historis yaitu 9446 hal ini disebabkan karena
perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total
equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075
Rentabilitas Ekonomi
Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti
dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti
dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan
kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043
Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun RE Standar Rasio Historis
Hasil
2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik
2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik
2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik
2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik
2010 4327 3189 - 4275 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 3732
S 543
X ndash S 3189
X + S 4275
Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 - 4275 Tahun 2006 hasil
penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di
tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas
ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba
sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008
dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu
3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan
ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327
Profitabilitas
Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal
Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1-
menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1-
146
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun
pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025
Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009
Tahun Profitabilitas Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik
2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik
2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik
2009 3222 2606 - 3176 Baik
2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik
Rasio rata-rata ( X ) 2891
S 285
X - S 2606
X + S 3176
Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008
hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124
2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio
historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif
keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya
penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan
2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan
menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan
perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan
meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang
disekitar mereka Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap
kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja
keuangan perusahaan akan meningkat
Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat
dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06
Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan
dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080
dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh
adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan
147
besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Dimensi Indeks Kepuasan
Pelanggan
Hasil kinerja
perspektif Pelanggan
Bukti Langsung Direct Evidence
(0232) Baik
Keandalan Capability (0160) Sangat Baik
Jaminan Guarantee 0205) Baik
Daya Tanggap Attention (0278) Baik
Empati Trust (0170) Baik
Rata - rata (021) Baik
Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0232
berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk
keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi
jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas
Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan
puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti
selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik
Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup
banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang
terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan
keributan tersebut
3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal
Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua
pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak
lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih
banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30
menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis kebutuhan tamu
Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi
di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan
seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari
148
standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi
tertentu Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran
Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang
di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang
diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran
Gusti SedapBali
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat
produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan
untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja
dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010
Produktivitas Karyawan
Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap
untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash
2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini
Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap
tahun 2006 ndash 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang
tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun
2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010
kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan
dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages
di Restoran Sedap
5) Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks
Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
Tahun Pendapatan (Rp) Karyawan Produktivitas
(Rp)
Perkembanagan
Rupiah
2006 1957043060 53 36925341 - -
2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542)
2008 2205780223 61 36160332 1237150 354
2009 2418006552 66 36636463 476131 131
2010 2543697588 69 36865182 228716 062
149
karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam
penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dalam
menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan
lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada
lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah
nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh
adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan karyawan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh
mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan
Dimensi Indeks Kepuasan
Karyawan
Hasil kinerja perspektif
Karyawan
Pencapaian (0295) Cukup Baik
Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik
Pekerjaan (0307) Cukup Baik
Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik
Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik
Tempat Kerja (0330) Tidak Baik
Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik
Kebijakan Perusahaan (0271) Baik
Pengawasan Supervisi (0262) Baik
Keamanan Kerja (0273) Baik
Rata ndash rata (031) Cukup Baik
Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -
0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan
cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar
di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku
juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le
IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka
Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu
pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat
kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab
buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh
150
banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi
perusahaan kepada karyawan Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032
yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain
itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas
kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional
peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik
Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada pada nilai -0271 -0262
dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu
adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja
dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para
karyawan Restoran Sedap Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk
kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan
kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa
1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup
baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan
kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006
Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan
Ratio Profitabilitas pada tahun 2009 2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan
pelanggan adalah baik Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa
kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi
keandalan adalah sangat baik
3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil
yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang
disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu
151
4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut
a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap menetapkan target
produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp
36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan
pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp
36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka
waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan
b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70
orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab
pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik
Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat
tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa
dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and
cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak
5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja
Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi
untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan
pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan
meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap
152
BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN
LAPORAN
171 Tata Cara Penulisan Usulan Usulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan
bagian akhir
1711 Bagian Awal terdiri dari
1) Halaman Judul
a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam
(judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)
b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk
menyusun skripsi S1 c) Lambang Universitas
d) Tulisan ―Diajukan oleh di bawah lambang berisi Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan
nomor induk mahasiswa e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen
Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)
f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota
2) Halaman Persetujuan Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen
pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan
1712 Bagian Utama
1) Pendahuluan
Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
(1) Latar Belakang Masalah
Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan
penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang
relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga
setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga
mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)
153
(2) Rumusan Masalah
Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui
suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang
baik mempunyai ciri-ciri
Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber
Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian
Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti
Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian secara empiris
Dapat diukur dengan alat penelitian
Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat
dipertanggungjawabkan
Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen
Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)
Berbentuk kalimat tanya
(3) Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai
sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan
(4) Manfaat Penelitian
Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu
pengetahuan dan perumusan kebijakan (―untuk apa bukan ―untuk siapa)
2) Kajian Pustaka Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan
hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun
internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaruedisi terbaru
(minimal sepuluh tahun terakhir) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus
memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)
(1) Landasan Teori Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi-
argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang
diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku teks majalah ilmiah dan
sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan
dengan penelitian
(2) Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya
ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum
terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta
154
dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah
penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang
digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor
(2) Hipotesis (jika ada)
Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti
dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh
karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor
3) Metode Penelitian
Bagian ini memuat
(1) Lokasi dan Objek Penelitian
Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses
penelitian
(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah bentuk
operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi
variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian
(3) Jenis dan Sumber Data
Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian
(4) Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel
dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah
teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling
(5) Metode Pengumpulan Data
Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada
umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara
pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya
(6) Teknik Analisis Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan
permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis
yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif
155
1713 Bagian Akhir
Pada bagian ini memuat daftar pustaka
172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum
Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh
mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data
sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah
memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi
Kerangka skripsi meliputi
1) Bagian awal skripsi terdiri dari
Halaman depankulit skripsi
Halaman judul
Halaman pengesahan
Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah
Prakata (ucapan terimakasih)
Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
Daftar isi
Daftar tabel (jika ada minimal dua)
Daftar gambar (jika ada minimal dua)
Daftar lampiran (jika ada minimal dua)
2) Bagian isi skripsi terdiri dari
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Tinjauan Pustaka
Landasan teori
Penelitian sebelumnya
Hipotesis (kalau ada)
Metode Penelitian
Lokasi penelitian
Identifikasi variabel
Definisi operasional Variabel
Jenis dan sumber data
Metode penentuan sampel
Metode pengumpulan data
Teknik analisis
Hasil dan Pembahasan
Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian hellip
Pembahasan hasil penelitian
Simpulan dan Saran
Kesimpulan
Saran
Bagian akhir skripsi terdiri dari
156
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Penjelasan kerangka skripsi
Halaman depan kulit skripsi Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan
ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi
Halaman judul
Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulit skripsi
dengan tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma
―program studi yang bersangkutan
Halaman pengesahan Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh
pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan
tanda tangan masing-masing
Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini
disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis
Prakata (Ucapan Terimakasih) Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan
maksimal hanya 2 halaman
Abstrak Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary)
ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah
dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman
Daftar isi skripsi Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi
Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan
permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal
penelitian sepuluh tahun terakhir) dan hipotesis (kalau ada)
157
BABIII METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal
seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu
dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian
dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai
dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan
(kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah
rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan
DAFTAR PUSTAKA Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang
dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style
LAMPIRAN Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang
bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus
158
BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP
181 Kegunaan Merujuk
Menurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang
serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan
merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai
permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3)
mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti
yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang
lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu
pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7)
membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang
sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut
Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1)
mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian
(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi
penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang
kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam
bagian berikut ini
Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan
Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap
perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang
lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja
rujukan seperti ini mirip dengan bagian ―Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam
rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian
kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh
159
peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat
terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat
Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak
untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang
hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui
kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih
diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi
Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan
permasalahan Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada
Pengkajian pustaka dalam hal ini akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan
teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan
Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan rujukan pustaka
yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian
ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah
ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau
kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur
dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan
tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut
akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi
apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan
penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama
(Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)
Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian
Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara
luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui
sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan
sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna
160
untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)
Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan
Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan
bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang
membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya
182 Tujuan Merujuk Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-
variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan
menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan
memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable
Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan
untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping
membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga
dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam
mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti
Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian
atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-
tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan
dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita
sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah
diteliti Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif
baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti
tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang
dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang
bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar
variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya
Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa
melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan
studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-
161
kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh
peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan
operasional dalam buku-buku teori yang ada
183 Sumber-Sumber Rujukan Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti
diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi
1) Abstrak
Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang
meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan
gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan
Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut sehingga memberikan inspirasi kepada
kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda
2) Jurnal Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama
misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam
ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal
merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana
buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru
dan terkini
3) Buku Referensi
Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat
sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan
disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut
4) Indeks
Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan
deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading
(kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server
5) Review Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku
yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan
162
perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview
oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat
memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya
184 Cara Pencarian Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara
online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik
Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam
Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di
Internet Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan
reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang
ahli di bidangnya maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya
misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis
saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku
CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars
checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet
Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya
kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas
dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya
Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat
factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan
dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak
memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk
dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh
Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan informasi
kontak memungkinkan adanya layanan tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca
melakukan tuntutan
Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web browser untuk artikel ilmiah
163
httpsscholargooglecoid
httpswwwresearchgatenet
164
httppapersssrncom
httpswwwacademiaedu
httpidportalgarudaorg
165
185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama
belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris
pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk
penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G
Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama
keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya
Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui
nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad
Nazir bukan Nazir Mohamad
Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku
buku
Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit
Contoh
Buku terjemahan
Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama
penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan
Contoh
166
Artikel dalam buku
Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit
dan kota penerbit
Contoh
Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai
singkatan resminya) nomor volume dan halaman
Contoh
167
Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah
artikel dalam prosiding seminar
Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar
Contoh
Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring)
kota seminar dan tanggal seminar
Contoh
168
Pengarang yang tidak disebutkan namanya
Gunakan istilah ―anonim untuk referensi tanpa nama penulis
Contoh
Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi
Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota
Contoh
Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)
Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis miring)
diakses tanggal
169
Contoh
Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember
2007
Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri
Contoh Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In
Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonlsquos
Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647
170
Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal
USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN
JASA TX TRAVEL CILEGON
Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyusun
skripsi S1
Diajukan oleh
TAN MAYKE CHRISTINA HIQ
2008220002
FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA
UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG
2012
CONTOH
171
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah
keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena
sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena
pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan
Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi
masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent
Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di
Indonesia adalah TX Travel TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail
Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale
(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72
TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX
Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat
dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara
ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para
konsumen untuk mau menggunakan jasanya Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan
jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon
melalui penelitian yang dilakukan penulis
12 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara
lain
1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa TX Travel cilegon 2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travel cilegon
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
172
1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon 2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travel cilegon
14 Manfaat Penelitian
1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang
berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan
pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan 2 Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah
konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori 211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi
pemasaran adalah ―Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan
orang atau kelompok lain Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ―Suatu kegiatan
aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi
kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan
memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah
proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan
kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang
mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan
tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat
Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya
(Philip Kotleret al (199917)
212 Bauran Pemasaran Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa
pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial Dari definisi
173
tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok
kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang
baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang
sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ―bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran
pemasarannya dalam pasar sasaran― Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang
dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product Price Promotion dan Place)
a Product (Produk)
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan
Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)
yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu
b Price (Harga) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti
tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan
besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen
c Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi
penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam
rangka menjual produk ke konsumen
d Place (Saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat
dengan mudah memperoleh suatu produk
213 Konsumendan Perilaku Konsumen
Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli
atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir
atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil produksi tidak berarti
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar
tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen
dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya
174
Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku
konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh
Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang
dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik
Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli
menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa
maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam
mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotleret al (1999223) adalah
a Faktor budaya
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen
b Faktor sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status sosial
c Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu
usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya
hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli d Faktor psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan
sikap
214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional
(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga
non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari
dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi
(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)) a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya
keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu
b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian
175
d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual
e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dibeli
Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al (1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi
proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen
mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya
sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil
komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila
konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa
alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini
biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs
misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan bosanlsquo dengan merek yang sudah ada
c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)
merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli
merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya
215 Travel Agent
Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-
orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain
baik di dalam maupun di luar negeri Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen
merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi
seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar
negeri
216 Jasa
Menurut Kotler (199783) ―Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik Sedangkan
menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ― Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang
menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti
dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka
memperoleh kepuasan
176
Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan
ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya a Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman
proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi
Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi
karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa
dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi
b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi
dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa
melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal
sikap dan perilakunya d Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang
tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa
disimpan e Lack of Ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas
penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian
jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa
untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa penerbangan dan pendidikan)
22 Penelitian Sebelumnya
Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati
Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor
pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan
dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di
antara semua faktor
177
Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
―Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT Tour East Indonesia-Denpasar Hasil analisis yang diperoleh adalah
faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi
konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)
dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap
perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata
yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel
6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai
penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor
pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata
Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di
Panorama Tours Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat
di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai
eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours
adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour
Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT
Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus
kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa
meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat
Jl Ahmad Yani 136 Cilegon Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099
Fax (0254) 390 506
Website httpwwwtxcilegoncom
Email cilegontxtravelcoid
32 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu
X1 = Penawaran harga khusus (promosi) X2 = Kecepatan penanganan konsumen
X3 = Keramahan kepada konsumen
178
X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan
X5 = Lokasi perusahaan X6 = Kemudahan mendapat informasi
X7 = Harga yang diberikan X8 = Desain brosur
X9 = Periklanan X10 = Fasilitas yang ditawarkan
X11 = Kepedulian terhadap konsumen X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen
X13 = Keragaman produk yang ditawarkan
X14 = Penampilan karyawan X15 = Webmarketing
X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen
33 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah
[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan
[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap
muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon) [3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen
ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara
memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria [4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah
menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb [5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan
berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota [6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk
mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama
atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis
[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas
perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan [9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam
mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media elektronik
[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama
maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan
[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk
konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen
[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan
179
[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang
ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang diinginkan
[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam
[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai
media pemasaran [16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk
pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang
sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen
34 Jenis Dan Sumber Data
341 Jenis data a Data kualitatif
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan
gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan
satuan hitung tertentu Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat
responden dalam kuisioner
b Data kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data
kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel
Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka
342 Sumber data
a Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini
didapat dari konsumen TX Travel Cilegon b Data sekunder
Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis
jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX
Travel Cilegon
35 Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang
berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
180
yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling
Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini
karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa
TX Travel Cilegon Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut
Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi
dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan
dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang
merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya
36 Metode Pengumpulan Data 1) Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut
2) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang
menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan
―kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen 3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian
Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data
37 Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu
software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)
Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ―alat yang
digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum dilakukan analisis faktor
akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas
181
Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument
pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu
mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah
sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara
keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakan―Bahwa syarat minimum untuk
dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 03 (r=03) Jadi
Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya
dilakukan uji reliabilitas Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang
menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang
sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain
Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika
digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain
Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan
berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan
yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya
b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau
dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner
dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06
Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)
Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut
1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua
variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak 2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel
yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis
Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas
apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1)
4 Uji keakuratan ketepatan model
182
DAFTAR PUSTAKA
Misal
MLA Style
Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49
APA Style Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore
Chicago Style Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore
2016
Harvard Style
Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the
Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore
Vancouver Style Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali
Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore
183
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis
and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash918 Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta
Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan
ke enam Bandung Alfabeta Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata
Universitas Udayana Bali Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta
Archer B and Cooper C 1994 ―The Positive and Negative Impacts of Tourism Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade
Butterworth-Heinemann Oxford
Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari
Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320-326
Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescomariyanto eks79homehtm
Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL
wwwhssrncom Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta
Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL
IPB Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan StrategiJakarta
Rajawali Pers
Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi
Jakarta CV Rajawali Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL
wwwbalancedscorecardorg 20 juni 2010
Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan
Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta
Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41
Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua
Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty Beerli A Martin J D 2004 ―Factors influencing destination image Annals of
Tourism Research 31(3) 657-681 Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3
Pariwisata Universitas Udayana Bali
BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An
International Journal 4(2) 88-99 Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw-Hill
International Editions
184
BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to
Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University
BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103
BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management
Association1601 Broadway
Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurs Facets of Work Values Multivariate Behavioral Research 21 401-410
Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New
Brahmantyo 2001 ―Potensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endah Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal
Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001
Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teachers Guide to statistic and research designCambridge
Sindicate University Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain
Butterworth Heinemann Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp
Business Decisions National Association of Accountants
Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta
Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit
IPWI
Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2
Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the
Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for
the Degree of Doctor of Philosophy July 2005 ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48
Chon K Yoo J J - E 2008 ―Factors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurement Journal of Travel Research 47 113-
122 ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing
Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney
Channel View Publication
Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson Education Limited Third Edition
CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited
Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne
Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications
Inc California
185
CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in
the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140
Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta
Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita
Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company
Belmont California Chapter 1 Introduction hal 3-19 Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara
Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194
Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219
Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta
Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta
Djunaedi Achmad 2000 ―Pengantar Apakah Penelitian Itu httpmpkdugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-
ia01-metlit-pengantarpdf Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by
Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15
Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue
Pp 47-58 2012 Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective
first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of
Travel Research 30 (2) 10-15 Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty
Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah
Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of
Tourism Research 29(3) 869ndash870
Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor
2003) Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature
Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons
Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)
Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities
Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352 French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of
Tourism Longman Melbourne Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo
186
Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York
Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York
Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304
Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80
Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama
Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure
Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6
Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global
Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171-181)
Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature
Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing
University of Karlstad Sweden (171-181) Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the
Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books
Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge
New York Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998
Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2
Ekonisia Yogyakarta Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism
International Research Journal of Applied and Basic Sciences At
httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlistr_2213_140706015230pdf Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to
Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries
Harris Percy David Harris 1994 The Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Research Journal of Tourism
Studies 5(1) May 29-38
Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta
Erlangga Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk
Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta
Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management
Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research
21 121ndash139
187
Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL
wwwbusinesballcomherzberghtm 20 juni 2010
Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and
Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164-174)
Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE
Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research
Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland
Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research
Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan
Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober
Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of
Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000
Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah) 2000
Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta
Erlangga
Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta
MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting
Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah
Mada University Press
Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu
Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)
Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey
Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta
Erlangga Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third
edition New Jersey Prentice Hall Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New
Jersey Prentice Hall
Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo
Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo
Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo
Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM
188
Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269
Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga
Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and
Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition
Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ―What Is Research hal 3-15
Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business
Media Jun 29 2013 - Business amp Economics Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka
Utama Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta
Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat
McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre
House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009
McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus
Meis S and Lapierre J 1994 Measuring tourisms economic importance - a Canadian
Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing
Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse
Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010
Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity
Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services
Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT
Remaja Rosdakarya Offset Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL
httppsikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010
Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta
Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Yogyakarta Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat
Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat
Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI
Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia OlsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling
189
Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49
Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New
York IrwinMcGraw-Hill Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity
and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of
Marketing 53 21ndash35 Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction
response Journal of Consumer Research 20 (December) pp 418-30 Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63
pp 33-34 (Special Issues)
Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive Education Center Original from httpwwwombarnet200910sarana-berfikir-
ilmiahhtml
Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta
PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel
Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga
Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset
Pitana I Gde 2002 ―Pengembangan Ekowisata di Bali Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada
tanggal 29 Juni 2002 Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu
PariwisataJogyakartaPenerbit Andi
Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard
Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New
York Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature
tourism Davis CA University of California Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta
Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta
Kanisius Anggota IKAPI
Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta
BPFE
Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes
Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)
Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit
chain at sears Harvard Business Review January-February
190
Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ―The Employee-
customer-profit Chain at Searslsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004
Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2
Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22
Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo
Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli
2003
Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global
p20 Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product
Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press
Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in
economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal
penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC
Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama
Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge
Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come
multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444
Sinclair MT 1991 ―The Economics of Tourism Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK
Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta
SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities
Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199 Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with
TourismLongman Melbourne Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system
lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25
Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard
Usahawan 2006(6) 21-25 Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill
Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human
and Social Sciences 61 2011
Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa
191
Kebudayaan Kanisius Yogyakarta
Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius
Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius
Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran
Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABIINFORM Global p29
Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010
Suardika I Wayan Gede 2008 ―Analisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125
Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasar (Tesis)
DenpasarUniversitas Udayana Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi
Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sudibya Bagus 2002 ―Pengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus
Discovery Group Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14
Agustus 2002 Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV
Alfa Beta Bandung
Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA
Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung Alfabeta
Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka
Cipta Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI
Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana
Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan
Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana
Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset
Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty
Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty Syamsu 2001 ―Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi
kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5
No 3 Maret 2001 Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku
Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)
192
Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)
TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism
and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The
Haworth Hospitality Press TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory
Study Journal of International Marketing 1(1) 4-25
Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston
Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney ButterworthndashHeinemann is an imprint of
Elsevier Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI
Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi
Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington
Island Press Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification
SystemAlexandria Va RB Toth Associates Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the
UN as the global standard for measuring the economic value of tourism
retriave on 3rd April 2011 from httpwwwtourismeconomicscomservices-economic-impactphp
Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf
Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural
Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension
Journal of Marketing Research 25 204ndash212 Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard
Jakarta Harvindo Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced
Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan
Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor
Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta PTGramedia Pustaka Utama
Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI
Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama
UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist
Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan
Kebudayaan Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans
193
Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta
WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge
Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD
Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara
Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta
ANDI Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons
World Bank 2013 International tourism number of arrivals At
httpdataworldbankorgindicatorSTINTARVL World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid
World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization
World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization
WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21
WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid
WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-
mediafilesreportseconomic20impact20researchregional202015world2015pdf
Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa
Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa
Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta
Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa
Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of
motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management
Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia
Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA
Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The
Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60
194
BIODATA PENULIS
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA Negara 10 Oktober 1970
Pada tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan
studi ke negeri Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata (MA) dan tamat pada tahun 2007
Menamatkan Program doktor bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini
bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah
Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik
Bisnis Pengantar Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar Industri Pariwisata
amp perhotelan
Judul Buku yang pernah di tulis [1] Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit
Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku
Referensi)
[2] Agrotourism as an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127
(Scholar Press)
[3] Pengantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi)
[4] Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi
Jogyakarta ISBN 978-979-29-3463-2 (Buku Referensi)
[5] Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism
Destination in Book Development of Tourism and the Hospitality Industry
in Southeast Asia (2016) Publisher Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-981-287-605-8 Online ISBN 978-981-
287-606-5 (Book Chapter 3)
ii
PRAKATA
Salam Sejahtera
Di tengah kegalauan dalam proses belajar dan mengajar pada bidang pariwisata akhirnya tercetus keinginan untuk merangkai dan menyusun ulang buku ini yang
dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa pada jurusan pariwisata dan
hospitalitas dan juga untuk para praktisi pariwisata dan perhotelan sebagai sebuah bahan bacaan yang baik untuk memberikan tambahan dalam rangka menciptakan
budaya organisasi untuk melakukan inovasi dan menumbuhkan kreatifitas khususnya
pada penelitian bidang pariwisata dan perhotelan Seiring dengan lahirnya ilmu pariwisata yang telah memberikan manfaat bagi
kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan merupakan salah
satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis
maupun dalam bentuk aktualisasi diri Buku pengantar pariwisata dan hospitalitas ini
adalah revisi dari buku sebelumnya yang berjudul Metodologi Penelitian Pariwisata dan
Perhotelan Secara konten buku ini berisi hakekat ilmu dan penelitian hakekat ilmu pariwisata ruang lingkup jasa pariwisata dan perhotelan pendekatan penelitian
pariwisata perumusan permasalahan penelitian skala pengukuran dan instrumen
penelitian teknik sampling pemilihan teknik analisis penelitian analisis swot deskriptif kualitatif untuk pariwisata the service profit chain alat analisis kinerja usaha jasa
perhotelan dan pariwisata analisis faktor untuk penelitian pariwisata multidimensional
scaling analysis Analisis Structural Equation Modelling regresi dan korelasi pada jasa pariwisata dan perhotelan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja usaha
pariwisata tata cara penulisan proposal dan laporan dan teknik merujuk dan
mengutip Buku ini baik sebagai referensi untuk memahami penelitian dalam ruang lingkup
pariwisata dan hospitalitas membahas tentang hakekat penelitian berbagai cara dan
metode penelitian membuat usulan penelitian membuat laporan hasil penelitian Terimakasih saya ucapkan kepada banyak pihak yang telah berkontribusi secara
langsung maupun tidak langsung untuk terbit kembalinya buku ini semoga bermanfaat
untuk kemajuan pendidikan pariwisata dan hospitalitas di Indonesia
Denpasar Januari 2016
Penulis
Dr I Gusti Bagus Rai Utama MA
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA ii BAB I 1 HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN 1
11 Manusia Mencari Kebenaran 1 12 Matinya Mitologi 1 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 2 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 3 15 Sumber Pengetahuan 3 16 Kriteria Kebenaran 4 17 Ontologi (apa yang dikaji) 4 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 5 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) 5
BAB II 7 HAKEKAT ILMU PARIWISATA 7
21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 7 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri 8 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri 10
BAB III 16 RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 16
31 Pengertian Jasa Pariwisata 16 32 Dimensi Pariwisata 16 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 19 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan 21
BAB IV 26 PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA 26
41 Pengertian Penelitian 26 42 Macam Tujuan Penelitian 28 43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya 30 44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 34
BAB V 39 PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN 39
51 Penemuan Permasalahan 39 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 40 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan 40
BAB VI 42 SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN 42
61 Skala Nominal 43 62 Skala Ordinal 43 63 Skala Interval 44 64 Skala Rasio 44 65 Validitas 46 66 Reliabilitas 47
BAB VII 48 TEKNIK SAMPLING 48
71 Sampel 48 72 Cara Pengambilan Sampel 49 73 Penentuan Jumlah Sampel 51
BAB VIII 53 PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN 53
81 Teknik Analisis Data 53
iv
82 Statistik Deskriptif 55 83 Statistik Inferensia 55
BAB IX 57 ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA 57
91 Analisis S-W-O-T 57 92 Analisis Matriks I-F-A-S 58 93 Analisis Matriks EFAS 59 94 Analisis Q-S-P-M 61
BAB X 68 THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN
DAN PARIWISATA 68 101 Logika Kerja SPC 68 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 69 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 70 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 71 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 71 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 71 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 71 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 72 109 Profitabilitas (Profitability) 72 1010 Hipotesis SPC 72
BAB XI 76 ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA 76
111 Filosofis Analisis Faktor 76 112 Tahapan Analisis Faktor 76
BAB XII 84 MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS 84
121 Filososfi MDS 84 122 Konsep Persepsi 84 123 Konsep Positioning 85
BAB XIII 90 ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) 90
131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 90 132 Tahapan dan Kristeria SEM 90
BAB XIV 104 ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 104
141 Filosofi Segmen Pasar 104 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 110 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 111
BAB XV 124 REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 124
151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel 124 152 Cara Penerapan Garis Regresi 124 153 Koefisien Korelasi 125 154 Uji Hipotesi T-test 125
BAB XVI 134 BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 134
161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 134 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard 134 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja 135
BAB XVII 152 TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN 152
171 Tata Cara Penulisan Usulan 152 172 Tata Cara Penulisan Skripsi 155
BAB XVIII 158 TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 158
181 Kegunaan Merujuk 158
v
182 Tujuan Merujuk 160 183 Sumber-Sumber Rujukan 161 184 Cara Pencarian 162 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka 165 Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal 170 DAFTAR PUSTAKA 183
BIODATA PENULIS 194
1
BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN
11 Manusia Mencari Kebenaran Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat
(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat
[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan
tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian
[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara
empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ―selektif
[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan
secara asal-asalan [4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan
melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis
[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan
pengujian secara ilmiah
12 Matinya Mitologi Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral
sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada
perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum
didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu
diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum
yang harus ditaati Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian
hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di
alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian
empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak
dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi
manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut
Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar
berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya
dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam
2
13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah
dilakukan dengan berbagai cara misalnya
131 Secara kebetulan Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus
penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang
Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya
diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di
kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja
132 Trial And Error
Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan
menggunakan metode ―trial and error atau coba-coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ―problem box oleh
Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ―problem box suatu ruangan yang hanya
dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing
tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara
Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar
Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah
133 Melalui Otoritas
Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap
keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam
filsafat Jawa dikenal dengan istilah Sabda pendita ratu yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh
dibantah lagi
134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman
Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari yang umum ke khusus sedangkan induktif
dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama
ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles
135 Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan
menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka
melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus
memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan
menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran
3
palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta
secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara
sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum
Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan
pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk
menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo
menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya
oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan
spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya menjadi
ilmu dan teknologi
14 Dasar-Dasar Pengetahuan Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah
dapat dijabarkan sebagai berikut ini
141 Penalaran
Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir
logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran
rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme
142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ―pengkajian
untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model
berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma
Premis mayor semua manusia akhirnya mati
Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati
15 Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia
yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya
sendiri Rene Descarte pernah berkata ―De Omnibus Dubitandum yang
mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari
berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran
4
16 Kriteria Kebenaran 161 Teori Koherensi (Konsisten)
Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren
162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan) Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini
suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan
tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia
mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan
Jakarta
163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)
Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori
tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan
abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi
17 Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri
Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan
saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna
itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata
Jadi istilah ―manis panas dan dingin itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca
indera Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam
semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu
tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam
mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari
kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal
bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula
Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk
ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah
homo educandum
5
18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah
[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat
mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)
[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan
cara menggunakan metode ilmiah [3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis
ilmu itu sendiri [4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai
faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya
suatu gejala dan proses terjadinya [5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit
[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang
sama) [7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan
kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal [8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis
a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif
b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif
19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu
tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat
sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya
menimbulkan bencana Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan pariwisata
telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah
membawa provinsi itu mengalami ―keajaiban ekonomi sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak
perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian
tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu
[1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan
ekonomi [2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi
semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam
[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga
professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat
[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ―petani ke pariwisata
6
dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan
menjadi petani
Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-
masalah keadilan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi
7
BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA
21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan
pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar
200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan
terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat
dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia
hiburan rekreasi dan pariwisata
Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era
pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut
IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan
bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan
ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan
lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya
konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan
lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi
produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika
sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas
(Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi
Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan
internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata-rata 4
pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan
kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang
kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World
Bank 2013)
Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang
paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia
dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang
telah mengunjungi negaranya
8
Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia
Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)
Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World Tourism Organization
tersebut upaya apa yang semestinya dilakukan oleh pelaku dan stakeholders
pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan
wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting berikut ini (1) telah terjadi pergeseran
pasar pariwisata (2) strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan nilai pada
wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik (5) pemanfaatan teknologi
terutama teknologi informasi secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata
Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan yang rasional sehingga peran
lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata
dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program
studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai
pada jenjang S3
22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri
Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai disiplin ilmu mandiri
sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya
manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana
Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3) Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada
deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak
menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan
atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan
NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606
1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000
2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000
3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000
4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000
5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000
6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000
7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000
8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000
9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000
10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000
38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000
9
seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali
seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13
November 2007) Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka
pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar
diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian
yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan
bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian
dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang
menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)
Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi
pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan
kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata
Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu
menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga
kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri
pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan
kepariwisataan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta
tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha
meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten
dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga
Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga
Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan
kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari
seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan
kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan
bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga
kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan
pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri
10
pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya
manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan
Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional
melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten
dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui
sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan
kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian
pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di
luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan
seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan
meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global
23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri
231 Dasar Keilmuan Pariwisata
Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang
menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah
metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri
2007)
1) Aspek Ontologi Pariwisata Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya
menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata gejala-gejalan pariwisata karakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata
tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan
kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata
dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam
tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau akibat-akibat
pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas
2) Aspek Epistemologi Pariwisata Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara
pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik
11
Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan
yakni
a) Pendekatan sistem
Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas
masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ―linked system
dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti
dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik
Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran
b) Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa
transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua
komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen
tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung
c) Pendekatan Produk
Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai
suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah
produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus
diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni
(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya
tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya
(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam
pencapaian tujuan ke tempat wisata (3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada
sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas
pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi
(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat
berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi
Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan elemen produk
wisata yang sesungguhnya diproduksi dan atau direproduksi sebagai komoditas
yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam mencari
kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research) dan metode membangun teori
(theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5)
12
eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan
tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya
3) Aspek Aksiologi Pariwisata Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat
manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam
baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri
Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut
ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan
komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian
khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan
pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan
profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal
sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi
Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang
dapat dijelaskan sebagai berikut
a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan banyaknya
warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain
tempat tinggalnya akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga
akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional
b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia
untuk berusaha dan bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah
diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah bahwa
pariwisata harusnya mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain
potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata
c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam kekayaan
budaya dan keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya
yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika dilihat
13
dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam
waktu yang relative lama
d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian
budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan
UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan
Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan
pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah
e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada
masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan
wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui
pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays
f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi
tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga
memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam
penyediaan barang dan jasa
g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan
akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka
Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi
lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan
manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak
terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat
Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata internasional
pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar
US$ 623 miliar Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun
2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut diperkirakan jumlah perjalanan wisata
dunia di tahun 2020 akan menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)
Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di beberapa negara di dunia namun
pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan
dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri
pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga seringkali destinasi
14
pada negara berkembang hanya menjadi obyek saja hal lainnya pengembangan
pariwisata memang telah dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada sebuah
destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative dari pembangunan pariwisata dapat
diminimalkan dan pengaruh positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan
pembangunan pariwisata di masa mendatang
232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata
Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu
memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian
tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu
dengan ilmu yang lain
1) Objek Material Ilmu Pariwisata
Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek
material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni
a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa
hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan
pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis
b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving
services) termasuk ke dalam industri ini adalah full-restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan
sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk
kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi
mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan
terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service
stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator
and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain
agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis
e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan
museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada
perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah
raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan
15
pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan
pelayanan pameran dan sejenisnya g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk
kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis
2) Objek Formal Ilmu Pariwisata
Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada
ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu
pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan
wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat
secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diiden-
tifikasi sebagai berikut
(1) Pengembangan Jasa Wisata
Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang
strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah
aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya
Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini
mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting
(2) Organisasi Perjalanan
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas
perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan
berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal
ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip
kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO
2005)
(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi
masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui
suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata
16
BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN
PERHOTELAN
31 Pengertian Jasa Pariwisata Menurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang
perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan pengambilan keputusan
Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul
berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang
mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global(Theobald 2005)
Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan
pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia
Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika
Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data
yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika
mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005) Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam
multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya
Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja
dan yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental
dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan
kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial
budaya
32 Dimensi Pariwisata 321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi spasial merupakan
definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya
(Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau
tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)
ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during their stay at these destinationsrdquo
Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan wisatawan selama berada di
destinasi pariwisata sebagai bagian dari pariwisata Definisi pariwisata yang
17
dikemukan oleh World Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan
pada sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak lebih dari satu tahun
berturut-turut ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-tourismorg)
Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang dilakukan yaitu
untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan
mencari uang di tempat yang dikunjunginya
Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan
perhitungan statistik pariwisata
a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan
waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)
b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973)
menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk
perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan
wisata
e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk
perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)
Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia didefinisikan
sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal 1 yaitu kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara
322 Dimensi Industri
Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini
merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada
keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata
Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis
bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya
ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services to
facilitate business pleasure and leisure activities away from the home environmentrdquo
18
Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan pariwisata
sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata
ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the travel experiencerdquo
Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang di dalam Undang-
Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah
323 Dimensi Akademis
Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya
sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain
Pariwisata dari dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang
merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap
lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)
ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo
Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial sebagai faktor
pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal
tempat kerja) dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata
324 Dimensi Sosial Budaya
Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada
1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002)
berikut ini
ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence the activities undertaken during their stay in those destinations and the facilities created to cater to their needsrdquo
Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994 sebagai berikut
ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the economy or industry and a broad system of interacting relationship of
people their needs and services that respond to these needsrdquo
19
2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial budaya seperti
yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai
ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo
Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata sebagai berikut
ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo
3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan oleh MacCannell
(Herbert 1995) berikut ini
ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also
an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo
Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas di Indonesia dikenal dengan
istilah kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesame
wisatawan pemerintah pemerintah daerah dan pengusaha
33 Definisi Pariwisata di Indonesia Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta
yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti
(2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain
di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan
semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di
tempat yang dikunjungi Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain
manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni
unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di
tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal
kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan
Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha
20
pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan
barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung
jawab Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai
dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha
pariwisata digolongkan ke dalam
a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis
usaha jasa pariwisata yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan
Usaha jasa pariwisata terdiri dari
[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang Mengatur menyediakan dan menyelenggarakan
pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata
[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan
atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan [3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang
mengatur mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk
memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata
[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu
pertemuan sekelompok orang (misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan kepentingan bersama [5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan
baik yang mendatangkan mengirimkan maupun mengembalikannya
serta menentukan tempat waktu dan jenis hiburan [6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat
yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun
secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli
profesional
[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan
b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha
pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran
wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik
wisata untuk dijadikan sasaran wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik
21
wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam
dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus
c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam
[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh
yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat
[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan
penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai
usaha yang berdiri sendiri [3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari
usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan
angkutan wisata
[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata
tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing
[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk
memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)
34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan
Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan
perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen
strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah
peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya
Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism operations
Marketing and consumer behaviour HR management eTourism eTravel Planning and development Performance and financial management Strategic implications Environmental aspects Government policy Forecasting and prediction Revenue management Impact assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure and culture (httpthrsagepubcom)
Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya
namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada
klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian
pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut
22
341 Jasa Akomodasi Accomodation services)
Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian
bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar
jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi
1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali
2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang
3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu
4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel
5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo
6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt Pelayaran Prima Vista di
Cv Niki Tour Surakarta
342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving
services)
Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini biasanya banyak
dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan Makanan dan
Minuman
1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada
restoran yogya chicken Yogyakarta 2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan
di restoran Enak Bali 3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang
343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)
Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-
perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda
melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-
masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi Wisata
1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po sargede tur dan
travel Yogyakarta
23
2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali
3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali
4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) to Provide Good Service for Tourists Visiting Solo City
5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar
6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki
Tour Solo 7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara
Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur
344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services)
Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan dan biro perjalanan
dapat dilakukan yang berkaitan dengan kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang
dikunjungi dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata
1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Candi
Prambanan
345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)
Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan
tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah
botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat
2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah
3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata
Bali
24
346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment
services)
Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi pelayanan golf
course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan Hiburan
1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap Pencitraan Pariwisata
Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di Kabupaten Jembrana
Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi Wisata di Jembrana
Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum
Donokerto Turi Sleman Yogyakarta
5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan di
Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa
8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang
10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang
11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video Profile
12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus di Kabupaten Wonogiri
13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang
14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul 15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo
16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur
17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air
Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak 18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta
19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta
20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan
Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten
347 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services)
Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang ini
1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan
pada Hotel Dhyana Pura Bali 2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan Keuangan Hotel
Dhyana Pura Periode 2000-2011
25
3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel
Quality Solo)
26
BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA
41 Pengertian Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari
untuk melingkup spektrum arti yang luas yang dapat membuat bingung
mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang
satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus
dibuang dan diganti konsep yang benar
Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997
Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara
untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ―bertanya
pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan
Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan
data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset
sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari
Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian
yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data)
27
dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati
atau menjadi perhatian kita Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi
sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia
Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan
konsep yang salah Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy
(Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban
terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual
Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik
(1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan
(3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik
(4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola
(5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik
(6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya
untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian
(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas
Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ―salah tentang
penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian sebagai berikut
a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian
untuk ―meneliti ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan
untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya
canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan
sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian
Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan
―penelitian di perpustakaan Salah seorang siswa mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada
ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian
Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills
b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke
tempat lain
Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas ―penelitian tentang teknik-teknik pembangunan bangunan tinggi di Denpasar
Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi
28
bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan
disertai teknik acuan yang benar Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah
penelitian Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang
benar Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya kurang satu hal
yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat
mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Denpasar Dengan
demikian ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta sehingga ia
mampu membuat interpretasi terhadap informasidatafakta yang terkumpul tersebut
c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi
Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah
kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir
bahwa ia harus melakukan ―penelitian Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten-kabupaten yang ada di
wilayah tersebut Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria
yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil
―penelitiannya ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut
hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian
d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian
Kata ―penelitian sering dipakai oleh surat kabar majalah populer dan iklan untuk menarik perhatian ―mendramatisir Misalnya berita di surat kabar
tertulis ―Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin
merongronglsquo kekuasaan Presiden Misal yang lain berita ―Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsus Misalnya lain
lagi ―Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan
42 Macam Tujuan Penelitian Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-
pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian
tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula
tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka kita perlu membatasi upaya kita dengan cara
membatasi tujuan penelitian
Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi
(prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)
29
a) Eksplorasi
Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka
kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang
mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ―Apakah X adaterjadi
Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak
Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita
mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti
memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan
dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih
mendalam
Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil
penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu
terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tersebut
b) Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih
rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya
ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian
yang lebih tegas tentang bagian depan kelas Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata
pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian
pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan
perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan
suatu fenomena dari masa ke masa
c) Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari-hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal
tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara
skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)
d) Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara dua
fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah
suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau
30
menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang
saling bersaing Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan
misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya
dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat
tersebut terjadi
e) Aksi
Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak
sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi
Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan
Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu
mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari
temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas
43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul
penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan
metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak
mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan
yang tak terbatas Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan
melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci
Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi
bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk
mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan
Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan
menjadi lima jenis penelitian yaitu
31
1) Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip
A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)
Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment yaitu
pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup
seseorang Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi
dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti
tahap perjalanan hidup dan pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis
atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan pekerjaan
(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode (3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis
(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari kisah tersebut
(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya ideologi dan konteks
sejarah kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup
individu (6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi
yang berfokus pada proses dalam hidup individu teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut
2) Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna
konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi
pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang
dikaji
A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell 1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the structures of consciousness in human experiences
Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi menunda semua
penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu
Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche
menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden
Sedangkan teknik analisis data jenis Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran
menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan
32
(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir
mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data
(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan
pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun
pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur
pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami
penyimpangan) (4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu
ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi (5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari
fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang
terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan
bagaimana fenomena itu terjadi) (6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi
dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut
(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis
3) Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu
pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan
dengan situasi tertentu
The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular situation This situation could be one in which individuals interact take actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell 1998)
Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak atau terlibat
dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang
berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik
analisis data jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
(3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari
(4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa menyelidiki
kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut
(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding
(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan
suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa
33
4) Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem
kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil
dari sebuah penelitian An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways of life (Harris 1968)
Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat
dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna dari
setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok Sedangkan teknik
analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file
(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti
(4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau uraian
5) Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi
Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995) while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the case being studied ndash a program an event an activity or individuals
Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau individu Sedangkan teknik analisis
data jenis Studi Kasus dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir informasi (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
(3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa
kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan
generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk
penerapannya pada kasus yang lain (6) Menyajikan secara naratif
34
44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi
Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu
negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh
Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena
delapan alasan utama seperti berikut ini (1)Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu
kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-
nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi
(5)Penghasil devisa (6)Pemicu perdagangan international (7)Pemicu
pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal
dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu
destinasi Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan
manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman
pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang
telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja
penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni souvenir seperti digambarkan pada gambar
di bawah ini
Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha
pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)
Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi industri
terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia
WISATAWAN
Jasa Transportasi Hotel
Penginapan
Restoran Bar
Cafe
Obyek Atraksi
Wisata
Jasa Hiburan
Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis
Pakai
Asuransi Perumahan
JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung
35
dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan seperti
meningkatnya kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia
Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan ekonomi yang lebih cocok di
pelajari dan dianalisis dengan pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai sebuah
industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)
442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata
Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis
pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi
identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat
analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen
Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal
dan simultan dan model-model makro regional yaitu model Input-Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Accounting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagainya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah
Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantatif
Sumber Hara (2008)
36
[1] Input-Output Analysis
Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak
pariwisata Input-output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan
menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh
terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya
[2] Social Accounting Matrix Model
West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan
dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya
mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya
Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O
namun sebenarnya tidak sesederhana itu
Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan
model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas
tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi
[3] Tourism Satellite Account
Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua
variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti
penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya
Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian
Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap
variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata
dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur
peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional
[4] Social cost-benefit analysis
Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel
sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk
mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari
multiplier efeknya saja
37
Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
No Kualitatif Kuantitatif
1 Data kualitatif (non
numeric)
Data Kuantitatif (numeric)
2 Penelusuran Latar
alamiah
Latar artifisial (khususnya
penelitian eksperimentasi)
3 Fokus pada Makna-makna
Fokus pada Perilaku
5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)
Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)
6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik
7 Idealisme Realisme
8 Induksi analitik Induksi enumeratif
9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi
Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua
metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai
berikut
[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda
caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan
proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis
[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan
metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif
[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan
data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data
yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya
maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi
[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah
asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian
443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif
Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi
berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau
informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau
informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif
38
Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori
untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami
fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan
yang diteliti Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua
jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya
Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Kuantitatif Kualitatif
Validitas Kredibelitas
Reliabilitas Dependabilitas
Objektivitas Konformabilitas
Generalabilitas Transferabilitas
Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi syarat validitas reliabilitas objektivitas dan generalabilitas maka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan
transferabilitas Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami
perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil
kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi
atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya
penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan
mengajukan pertanyaan baru
Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam
satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model
analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya
39
BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN
PENELITIAN
Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya kegiatan
berikutnya adalah menemukan permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan
lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian tidak perlu
dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakan oleh ungkapan ―Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan
penelitian Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam Buckley et al 1976 14)
dengan pernyataan ―Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu
tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati Permasalahan
yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan
atau problem statement
51 Penemuan Permasalahan Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh
survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam
bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan
Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang
memakan waktu cukup lama sehingga buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu
Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya
banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-
majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke
perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan
dalam usulan penelitian Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta
dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan
permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan
ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan
dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara
menemukannya Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et
al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang
menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan
40
tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara
informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian
berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan
perumusan permasalahan
52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka
menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini
1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya
menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai
arah untuk menemukan permasalahan
2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang
diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan
dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural
3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang
tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan
ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal
penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam
perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi
yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda
4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang
merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada 5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan
membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi 6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan
kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau
kompleks 7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu
pemasalahan ke dalam komponen-komponennya 8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi
peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah
yang lebih rumit dan kompleks
53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan
permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur atau
naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau
41
latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat
diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al
(197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan
2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan yang dapat diamati Misalnya
fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola dasar
pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural
3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi
Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi
4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya
permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut Pengalaman
keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan
42
BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN
PENELITIAN
Skala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol atau angka dari sebuah variabel yang diukur
Pengukuran hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan seperti
minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional terhadap variabel yang
diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam
dalam model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011 48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu
skala nominal skala ordinal skala interval dan skala rasio
Gambar 61 Contoh inform concern
Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian yang sedang dilakukan sangat memerluan
bantuan para responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan kinerja sebuah
pelayanan jasa khususnya pariwisata
43
61 Skala Nominal Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang
ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini
hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal
yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal
pada uji statistika bisa untuk mencari modus dan distribusi frekuensi saja
Would you like to help us
you can fill it out online below
Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal
62 Skala Ordinal Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek
sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi)
variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal
Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat
tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah
sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat
mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama
Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan
skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non
parametrik seperti rank order correlation
44
Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal
63 Skala Interval Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan
dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk
mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama
Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada
skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran
Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval
64 Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat
yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding skala-skala
dibawahnya)
45
[1] How long have you been on holiday in Bali
[2] How much money have you spent during your vacation in Bali
[3] How much money have you spent on renting a hotel room
Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval
Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian
pariwisata antara lain adalah
[1] Skala likert
Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai
suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain
Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert
[2] Semantic defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan
oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya
bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ―sangat positifnyardquo terletak di bagian
kanan garis dan jawaban yang ―sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya
46
How do you think about the guide service today friendly 5 4 3 2 1 unfriendly
patient 5 4 3 2 1 impatient knowledgeable 5 4 3 2 1 less
knowledgeable helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness
competent 5 4 3 2 1 less competent
Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial
Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden
terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi
responden terhadap Tour Guide sangat negatif
65 Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel
nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu
[1] Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang
mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain
tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan
dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata
[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan
dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam
validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan
pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik
[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)
Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai
kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan
pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik
untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik
47
Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas
66 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil
skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan
berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar
pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah
reliabel secara statistik
Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas
48
BAB VII TEKNIK SAMPLING
71 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama
dari obyek yang merupakan sumber data (Sukadarrumidi 200650) Sampel
diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari
populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari
1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan
sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang
memenuhi sasaran
Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan
persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih
baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah
1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan
oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama
b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian
sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan
dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh
anggota populasi
2) Tujuan pengambilan sampel
a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak
b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis
c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga
peneliti
3) Tahapan menentukan sampel
Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel
yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah
a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya
b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan
cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi
49
Keuntungan penggunaan sampling
a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek
c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit
Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi karena
a) adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti
c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit
72 Cara Pengambilan Sampel Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random
sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)
Gambar 71 Teknik Sampling
1) Probability Samples
Probability Samples adalah teknik sampling yang memberikan
kemungkinan yang sama paa setiap individu untuk dipilih sebagai sampel
a) Simple Random
Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa
penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya
b) Systematic Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar
nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan
hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama
50
telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain
yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil
persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan
besarnya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok tersebut
c) Stratified
Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub
populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil
Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif
homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas
hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang
diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)
Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut
I = 40 berpenghasilan rendah
II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi
Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka pembagiannya untuk strata
I = sebanyak 40 X 100 orang = 40 orang II = sebanyak 50 X 100 orang = 50 orang
III = sebanyak 10 X 100 orang = 10 orang
d) Cluster
Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan
mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan
kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada
Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui
bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian
ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah
300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota
sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu
untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak
diketahui pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling
51
2) Non Probability
Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya
individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir
jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak
memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen
a) Judgement Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau
pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-
subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa
melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai
generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya
ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak
dimiliki populasi dalam keseluruhannya
b) Quota
Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang
akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden
terserah kepada team pengumpul data Misalnya
Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai
berikut 10 orang warganegara Inggris
15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang
c) Chunk
Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di
jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili
siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan
73 Penentuan Jumlah Sampel
1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui) Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel
adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi
populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat
mengakibatkan pemborosan biaya penelitian
52
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut
dimana n jumlah sampel
N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase
Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5
berarti memiliki tingkat akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10
memiliki tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan
Contoh
Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila
batas toleransi kesalahan 5
Dengan menggunakan rumus Slovin
n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan
2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui) Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden penelitian dapat
ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200
sampel Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau
GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya dengan analisis faktor
besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator
penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)
53
BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS
PENELITIAN
81 Teknik Analisis Data Teknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis
Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif
1) Teknik analisis data kualitatif
a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola
kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan
pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)
b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu
(Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data
d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan
lapangan
e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan
membeku atau malah menjadi kadaluarsa f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian
dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan
guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan
2) Teknik analisis data kuantitatif
a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen
resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan-satuan
dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan
beberapa metode tertentu b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam
beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis
data
(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat
kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang
disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat
dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan
54
editing yang cermat dan hati-hati diharapkn data yang berhasil
dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali
berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkn
dalam penarikan sampel Nama dan kelengkapan identitas pengisi
Kelengkapan isi jawaban Kejelasan makna jawaban dan relevansi jawabannya
Konsistensi jawaban satu sama lainnya
Kekeliruan pekerja lapangan di dalam menjelaskn kuesioner kepada responden
Tingkat kekeliruan di dalam memilih responden dan kepalsuan isi jawaban
Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data Sumber Antara 2010
Teknik Analisis
Data
Teknik Analisis Data KUALITATIF
Teknik Analisis Data KUANTITATIF
Statistik Inferensia
Induktif
Statistik Deskriptif
Rata-rata Hitung
Median dan Modus
Varian dan Standard Deviasi
lainnya
Parametrik
Tabel (Silang Frekuensi) Grafik
Diagram Batang dan Diagram Lingkaran
dan lainnya
Non Parametrik
Analisis SWOT
P H A
Deskriptif Kualitatif (Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan
atau Menafsirkan)
Ekonometrika 1 Model Simultan 2 Model Sederhana
Model Optimasi (Operation Research) 1 Linear Program 2 Non Linear Programming 3 Integer Programming 4 Gooal Programmning 5 Dynamic Programming 6 Network CPM dan PERT 7 Teori Antrean 8 Teori Pengambilan Keputusan 9 Teori Permainan 10 Simulasi
Model Makro Regional 1 Model Input-Output Leontief
Regional dan Interregional 2 Model SAM Regional dan
Interregional CGE 3 Location Quotion (LQ) 4 Teori Basis Export
Policy Analysis Matrix (PAM)
Uji-t Uji Z
Regresi Sederhana dan Ganda
Uji Korelasi
One dan Two Way Anova
Multivariat Cluster DIscriminant dan Factor Analysis
Priciple Component Analysis Path analysis
SEM
Sign Test
Chisquare Wilcoxon Test
Cochran Test
Korelasi Rank
55
(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda
tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka (3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing
kategori (4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel-tabel untuk setiap
variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam
bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross
tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan
(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik
inferensia (parametrik atau non paramterik) (6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti
terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan
mengkaitkannya dengan temuan-temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru
sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)
Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu (1) statistik
deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik
inferensiainduktif Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu
statistik non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema Teknik Analisis Data)
82 Statistik Deskriptif [1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi
[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya
[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia
[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia
83 Statistik Inferensia
(Statistik InduktifStatistik Probabilitas)
a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random
56
b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang
diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahankeberanan dinyatakan dalam
persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf
signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi
Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik
Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik
1 Parameter populasi menyebar normal
1 Parameter populasi mengabaikan sebaran
2 Data berasal dari nilai-nilai
pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau
paling tidak dalam skala interval
2 Data berasal dari nilai-nilai yang
tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordinal
(order=tingkatan=skala)
3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat
dijumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi
3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan
cara menskor atau kategori
4 memusatkan perhatian
pada perbedaan nilai tengah (mean)
4 Memusatkan perhatian pada
perbedaan median
5 Sampel atau cuplikan relatif
besar agar cenderung
menyebar normal (gt 30 unit)
5 Dapat digunakan dalam sampel
(cuplikan) kecil (lt 30 unit)
57
BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF
KUALITATIF UNTUK PARIWISATA
91 Analisis S-W-O-T Umumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang
berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini
adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk
mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif
sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif
identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan
pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam
yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada
pada masyarakat di tempat penelitian Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan
pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan
oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif
adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data
dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya
oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan
membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan
pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan
adanya teori baru yang barangkali ditemukan Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan
untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu
objek
Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT
58
mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan
kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga
hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan
Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT
Tahapan yang dimaksud adalah
[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)
[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata) [3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)
[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)
Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan strategi alternatif (Alternative
Strategy) melalui matriks SWOT sebagai berikut
92 Analisis Matriks I-F-A-S Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan
analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan
tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)
[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat
metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot
sama dengan satu [3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating)
mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk
menentukan nilai skornya [5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang
dinilai Jika nilainya di bawah 15 menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di
atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat [6]
Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Kekuatan
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
59
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)
Kelemahan
1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
93 Analisis Matriks EFAS Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan
ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor-faktor strategis eksternal
(External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini
[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan
ancaman (threat) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat
metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu
[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor peluang dan ancaman yang memiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3 (cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya
[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal
perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di
atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar
Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)
Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Peluang
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
Ancaman
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip
4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan sel seperti gambar di
bawah
60
Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X TOTAL NILAI IFAS
T
O
T A
L
N
I
L A
I
E F
A
S
4 3 2 1
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan berputar)
2
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau jual habis
kewaspadaan)
1 VII
Pertahankan dan
pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
VIII
Panen atau
divestasi (diversifikasi
kongklomerasi)
IX
Panen atau divestasi
(likuidasi)
Sumber Rangkuti 2001
Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT sebagai berikut
[1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan ancaman di sel
masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-
peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)
[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO
(Weakneses Opportunities)
[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)
[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelamahan dan
ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT
(Weakneses Threaths) [6]
Tabel 94 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan (S) Tentukan factor kekuatan
Internal
Kelemahan (W) Tentukan factor
kelemahan Internal
Peluang (O) Tentukan factor
Peluang Eksternal
Strategi SO Ciptakan Strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang
Strategi OW Ciptakan Strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Ancaman (T) Tentukan factor
ancaman Eksternal
Strategi ST Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi TW Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
Diadopsi dari Rangkuti 2001
61
Penjelasan
a) Strategi SO (Strengths Opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya
b) Strategi ST (Strengths Threaths)
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek
untuk mengatasi ancaman
c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
d) Strategi WT (Weaknesses Threaths)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman
94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan
Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa
alternatif strategi yang telah dipilih
QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif
(relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan (Umar 1999)
Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut
[1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan di sebelah kiri
QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks [2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama
dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I [3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi
yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE
[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara
meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 =
sangat menarik [5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight
dengan Attractives Score pada masing-maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi
[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing-maisng kolom
QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang
menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir
62
Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Faktor Utama Weight Alternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Faktor Internal
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Total
Sumber Umar 2002
AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score
Penggunaan Analisis SWOT Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu
Mutiara Kabupaten Jembrana Bali
1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-
indikator Internal
No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan
1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 Kekuatan
2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan
3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan
4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan
5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan
6 Harga minuman 500 290 Kekuatan
7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 477 235 Kelemahan
8
Kejelasan jalur rute yang
dilalui menuju objek wisata 512 230 Kelemahan
9
Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur
Pamfletdan lainnya) 512 260 Kekuatan
10
Penyampaian informasi melalui
website 555 270 Kekuatan
11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 395 250 Kelemahan
12
Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai bahasa 543 235 Kelemahan
13
Program pendidikan dan
pelatihan bagi petugas 445 175 Kelemahan
14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan
63
No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan
15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan
16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 550 310 Kekuatan
17
Sarana dan prasarana yang
memadai ( tempat parkir ) 560 355 Kekuatan
18 Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 463 155 Kelemahan
19
Proses penyambutan
kedatangan wisatawan 495 250 Kelemahan
20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan
TOTAL 100
2 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator
Eksternal
No Indikator Eksternal Bobot () Rating Keterangan
1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang
2 Sumber daya manusia yang professional 798 270
Peluang
3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang
5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang
7 Kebijakan pemerintah di bidang
pariwisata 618 245 Ancaman
8 Bantuan dan dukungan
pemerintah 607 205 Ancaman
9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman
10 Pengawasan masyarakat
terhadap objek wisata 670 260 Peluang
11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 641 265
Peluang
12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman
13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang
14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang
TOTAL 100
3 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)
Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor
Kekuatan (strenghts)
1 Sarana dan prasarana yang
memadai ( tempat parkir )
560 355 020
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 022
3 Fasilitas pendukung yang tersedia 550 310 017
64
Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor
( toilet )
4 Kondisi lanskap (landscape) 591 305 018
5 Keunikan penangkaran 661 305 020
6 Pelayanan yang diberikan 520 300 016
7 Harga tiket masuk 596 290 017
8 Harga minuman 500 290 015
9 Penyampaian informasi melalui
website
555 270 015
10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)
512 260 013
Kelemahan (weakness)
1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)
395 250 010
2 Proses penyambutan kedatangan
wisatawan
495 250 012
3 Harga marchendise 413 240 010
4 Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai bahasa
543 235 013
5 Kemudahan dalam mencapai lokasi
477 235 011
6 Kejelasan jalur rute yang dilalui
menuju objek wisata
512 230 012
7 Penampilan petugas 244 175 004
8 Program pendidikan dan pelatihan
bagi petugas
445 175 008
9 Keramahtamahan petugas 280 175 005
10 Rute perjalanan pengunjung
didalam taman kupu-kupu
463 155 007
Total 100 265
Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-
rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk
masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari
indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah
265
65
4 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)
Faktor strategis eksternal Bobot () Rating Skor
Peluang (opportunities)
1 Keanekaragaman pengunjung 785 345 027
2 Lokasi objek wisata 817 335 027
3 Motivasi pengunjung 745 330 025
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 025
5 Keamanan pengunjung 772 325 025
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 023
7 Sumber daya manusia yang
profesional
798 270 022
8 Penerapan teknologi informasi 775 265 021
9 Kondisi ekonomi regional dan
nasional
641 265 017
10 Pengawasan masyarakat terhadap
objek wisata
670 260 017
Ancaman (threats)
1 Kondisi ekonomi global 631 250 016
2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
618 245 015
3 Peran serta masyarakat 648 205 013
4 Bantuan dan dukungan pemerintah
607 205 012
Total 100 285
Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata
pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil
rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-
indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil
skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285
5 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini
Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X Total nilai ifas
T
O
T A
L
N
I
L A
I
4 3 (285) 2 1
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan
berputar)
(265)
2
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau jual habis
kewaspadaan)
1 VII VIII IX
66
E F
A
S
Pertahankan dan pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
Panen atau divestasi (diversifikasi
kongklomerasi)
Panen atau divestasi (likuidasi)
6 Matrik SWOT
Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-
kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan
eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan
Matrik SWOT
IFAS
EFAS
STRENGHTS (S)
1 Sarana dan prasarana yang
memadai (tempat parkir)
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu
3 Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)
4 Kondisi lanskap
(landscape) 5 Keunikan
penangkaran 6 Pelayanan yang
diberikan 7 Harga tiket masuk
8 Harga minuman
9 Penyampaian informasi melalui
website 10 Penyampaian
informasi melalui mass media cetak
(broshur)
WEAKNESESS (W)
1 Penyampaian informasi melalui mass media
audio visual (iklan) 2 Proses penyambutan
kedatangan wisatawan 3 Keterjangkauan harga
merchandise 4 Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam
berbagai bahasa 5 Kemudahan dalam
mencapai lokasi 6 Kejelasan jalurrute
yang dilalui menuju objek wisata
7 Penampilan petugas 8 Program pendidikan
dan pelatihan bagi
petugas 9 Keramahtamahan
petugas 10 Rute perjalanan
pengunjung didalam taman kupu-kupu
OPPORTUNITIES (O)
1 Keanekaragaman pengunjung
2 Lokasi objek wisata
3 Motivasi pengunjung
4 Keamanan lokasi
objek wisata 5 Keamanan
pengunjung 6 Pemandangan
STRATEGI SO
Bekerjasama
dengan masyarakat dalam
mengawasi objek wisata Taman
Kupu-kupu
Meningkatkan
keamanan baik
keamanan
pengunjung maupun
STRATEGI WO
Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia
dibidang pariwisata
67
alam sekitar 7 Sumber daya
manusia yang professional
8 Penerapan teknologi
informasi 9 Kondisi ekonomi
regional dan
nasional 10 Pengawasan
masyarakat terhadap objek
wisata
keamanan lokasi objek wisata
Membangun
penangkaran kupu-kupu
dilokasi lain
THREATS (T) 1 Kondisi ekonomi
global
2 Kebijakan pemerntah
dibidang pariwisata
3 Peran serta masyarakat
4 Bantuan dan dukungan
pemerinah
STRATEGI ST
Memberikan
perbedaan harga
tiket masuk
Pemberdayaan
masyarakat
STRATEGI WT
Promosi dan publikasi
secara besar-besaran
dan dilakukan dengan
gencar
Meningkatkan jenis
pelayanan yang
ditawarkan
Meningkatkan peran
serta pemerintah
68
BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT
ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA
101 Logika Kerja SPC Gambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi
operasi dan sistem penyampaian jasa dalam suatu perusahaan dengan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut
Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)
Sumber Hesket (1994)
James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan
dalam pendapatnya tentang rantai keuntungan pelayanan Sehubungan dengan
kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan
karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan
keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan
Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya
operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik
terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan
Internal
Service
Quality
Fasilitas
Kerja
Motivasi
Material dan
Non Material
Employee
Satisfaction
(Kepuasan
Karyawan
Hotel)
External
Service
Values
(Kualitas
Pelayanan
Karyawan
Hotel)
Customer
Satisfaction
(Kepuasan
Wisatawan)
Customer
Loyalty
(Loyalitas
Wisatawan)
Revenue Growth
(Pendapatan)
Profitability (Keuntungan)
69
kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan
pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada the next process (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian
Anda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baik
Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih lama (employee retention) dan
juga meningkatkan produktivitas kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas
pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan Pelanggan yang
puas akan cenderung bersikap loyal dan pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang diberkan oleh pelanggan
Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan)
dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan
dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan
Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak
karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ―The Service-Profit-Chain
tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara
umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan
Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan
disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka
Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja
Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan
eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan
kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut
102 Kualitas layanan internal (internal service quality) Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu
hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan konsumen (Gronroos 1990)
kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan
konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan
mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya
Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen
industri jasa tersebut
70
Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan
bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi
keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ―A Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for example Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung
dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar
departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam
bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara
empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)
Senada dengan pernyataan di atas OlsquoConnor (2001) dalam artikelnya
Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ―people behave as they are measured and drive action as they are rewarded yang berarti
orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa setiap
individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan
kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan
mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang
berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang
kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)
103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan
kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan
yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu
perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)
Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang
profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi
untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai
Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan
profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan dapat menjadi
kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan
71
104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak
otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas
serta aspek-aspek lainnya Banyak terjadi karyawan ditekan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan
peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak
kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan
kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya
Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah
pasti berasal dari para karyawan yang betah bekerja di perusahaan tidak
hanya betah tetapi juga bergerak dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak
terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada
perusahaan
105 Nilai layanan eksternal (external service value) Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang
dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama service delivery
Possitive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan
(perception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka
yang bermuara kepada puastidaknya mereka
106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis
bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu
usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat
meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)
107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan
dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak
perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang
pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya
Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang
dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari
produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan
menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut
(word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari
72
komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini
bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan
mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap
perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika
ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai
faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan
faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial
108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi
1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara
signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin
secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada
pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan
Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari
produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi
perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik
109 Profitabilitas (Profitability) Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat
aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan
terhadap total keuntungan perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang
menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan
sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya
mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan
1010 Hipotesis SPC [1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan
[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan
[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal [4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan
[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan [6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan
[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas [8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan
internal
[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal
73
Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan
(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction
(H1)
Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan
Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini
berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada
kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)
Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan
Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti
semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)
Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti
semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
1000 790
790 1000
000
000
81 81
81 81
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
EmployeeSatisfaction
InternalServiceQuality
Corre lations
1000 783
783 1000
000
000
81 81
81 81
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
EmployeeLoyalty
EmployeeSatisfaction
Corre lations
1000 815
815 1000
000
000
59 59
59 59
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
ExternalService Value
EmployeeLoyalty
74
(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)
Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini
berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada
Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi
ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)
Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan
Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara
Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada
Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali
maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan
Profitability terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali
maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada
Correlations
1000 760
760 1000
000
000
59 59
59 59
Customer Satisfac tion
External Service Value
Customer Satisfac tion
External Service Value
Customer Satisfac tion
External Service Value
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
CustomerSatisfaction
ExternalService Value
Corre lations
1000 622
622 1000
000
000
59 59
59 59
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
CustomerLoyalty
CustomerSatisfaction
Correlations
1000 935
935 1000
000
000
59 59
59 59
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
RevenueGrowth
CustomerLoyalty
75
Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini
significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)
Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti
meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)
Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti
meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant
(disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
1000 875
875 1000
000
000
59 59
59 59
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
ProfitabilityCustomer
Loyalty
Correlations
1000 457
457 1000
000
000
81 81
81 81
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
InternalServiceQuality
RevenueGrowth
Corre lations
1000 634
634 1000
000
000
81 81
81 81
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
InternalServiceQuality Profitability
76
BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN
PARIWISATA
111 Filosofis Analisis Faktor Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) ―Analisis faktor adalah
alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum
dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas
Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami
oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban
responden lain
Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap
skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ―Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan
skor total adalah 03 (r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid
Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang
Santoso dan Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ―Cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar
antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebut
Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-
pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala
likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat
Merpati Nusantara Airlines Denpasar Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ―Setelah data valid
dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis
faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor)
112 Tahapan Analisis Faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut
(1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada
semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity
77
pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan
Anti Image Matrices (2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel
yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk
memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil
(nilai eigen value di atas) (4) Uji keakuratan model
Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya Ekakarya Bedugul
Bali
(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang
ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas
apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket
tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Koefisien
Korelasi
Tingkat
Signifikan
Keterangan
Q1 0403 0000 Valid
Q2 0541 0000 Valid
Q3 0501 0000 Valid
Q4 0441 0000 Valid
Q5 0561 0000 Valid
Q6 0528 0000 Valid
Q7 0622 0000 Valid
Q8 0620 0000 Valid
Q9 0608 0000 Valid
Q10 0529 0000 Valid
Q11 0437 0000 Valid
Q12 0506 0000 Valid
Q13 0618 0000 Valid
Q14 0564 0000 Valid
Q15 0623 0000 Valid
Q16 0579 0000 Valid
Q17 0559 0000 Valid
Q18 0581 0000 Valid
Q19 0655 0000 Valid
Q20 0561 0000 Valid
78
Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas
untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket
yang dibuat sudah valid
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin
besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang
dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah
060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha
cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable
(2) Analisis Faktor
a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai
variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke
Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang
b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi
dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar
variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan
nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor
Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran
nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah
Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara
membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan
koefisein korelasi parsialnya Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian
analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika
harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti
kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak
dapat diterima
Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706
Bartletts Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548
df 190
Sig 000
79
Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran
nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang
sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang
menengah
Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi
adalah sebagai berikut
Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel yang lainnya
Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut
masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut
Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0)
maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya
Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA
Anti-image Correlation
Q1 069
Anti-image Correlation
Q11 073
Q2 081 Q12 072
Q3 072 Q13 081
Q4 070 Q14 062
Q5 068 Q15 069
Q6 065 Q16 073
Q7 068 Q17 065
Q8 069 Q18 065
Q9 082 Q19 069
Q10 084 Q20 066
Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05)
dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor
tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05
c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu
melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk
maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan
dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 94
Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor
yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari
80
variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat
hubungannya dengan faktor yang terbentuk Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan
dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi
setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang
bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan
eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam
menghitung jumlah faktor yang terbentuk
Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan
Metode Principal Component Analysis Variabel Kode Initial Extraction
Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996
Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934
Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773
Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972
Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596
Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593
Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841
Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808
Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567
Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232
KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826
Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828
Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259
Harga Cinderamata Q14 1000 0936124
Keindahan Alam Q15 1000 0946298
Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144
Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503
Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213
Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454
Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878
Extraction Method Principal Component Analysis
Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 10 Kelima faktor tersebut
menjelaskan (819442) total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan
untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali
Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu
Component Initial Eigenvalues
Total of Variance Cumulative
1 6218104 3109052 3109052
2 3486107 1743054 4852106
3 3054687 1527343 6379449
4 2081223 1040612 7420061
5 1548718 774359 819442
Extraction Method Principal Component Analysis
81
d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor
Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling
optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor
yang terbentuk melalui rotasi faktor Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang
lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini
rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang
menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses
penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam
tabelberikut
Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi
Component
1 2 3 4 5
Q1 024 853 165 -081 080
Q2 061 924 124 201 050
Q3 041 952 149 129 -004
Q4 083 915 061 000 074
Q5 891 069 089 -005 035
Q6 806 007 164 -008 037
Q7 934 056 119 077 036
Q8 922 044 141 083 031
Q9 873 052 130 082 075
Q10 147 -049 052 827 178
Q11 -086 033 091 713 219
Q12 -052 171 007 801 250
Q13 213 075 149 862 044
Q14 076 041 088 215 935
Q15 049 055 129 359 892
Q16 074 101 130 162 933
Q17 149 096 892 008 095
Q18 082 089 877 143 111
Q19 173 227 848 111 108
Q20 211 103 793 056 040
Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax
with Kaiser Normalization
a Rotation converged in 5 iterations
Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96
82
terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa
dimasukkan sebagai komponen faktor
e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor
Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk
berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali
Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading
Explained Variance
Faktor 1
(Fasilitas)
Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891
31 Q6 Fasilitas Rekreasi 806
Q7 Fasilitas Bermain 934
Q8 Ketersediaan Cinderamata 922
Q9 Ketersediaan Informasi 873
Faktor 2
(Kemudahan menuju Lokasi)
Q1 Jarak Menuju Lokasi 853
17
Q2 Waktu tempuh Menuju
lokasi 924
Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952
Q4 Lingkungan Kebun Raya 915
Faktor 3
(Keunikan dan
Pelayanan)
Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892
15
Q18 Keamanan di areal Kebun 877
Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi
848
Q20 Pelayanan Tiket masuk 793
Faktor 4 (Harga)
Q10 Kapasitas Parkir 827
10 Q11 KetersediaanTempat Sampah 713
Q12 Harga Tiket Masuk 801
Q13 Harga Sewa fasilitas 862
Faktor 5 (Keindahan
dan Kelangkaan
Tanaman)
Q14 Harga Cinderamata 935
77 Q15 Keindahan Alam 892
Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933
Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun
Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut
1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini
terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan
factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan
Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873
2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue
83
3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini
terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan
factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915
3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan
Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan
eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15
Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya
dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793
4) Faktor keempat adalah faktor Harga
Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup
terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10
Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor
loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862
5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini
terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892
dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933
f) Uji Ketepatan Model
Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi
yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi
berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31
residual dengan signifikansi 005
ldquoResiduals are computed between observed and reproduced correlations There are 31 (160) nonredundant residuals with absolute values greater than 005rdquo
Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005
84
BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS
121 Filososfi MDS Mutidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu
obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara
obyek dalam ruang multidimensi
MDS is not so much an exact procedure as rather a way to rearrange objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing lack of fit) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)
MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang
memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan
(similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi
122 Konsep Persepsi Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah
bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya
untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001
522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan
selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi
Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut
akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis
ecotourism saat ini di Bali
Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini
85
Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi
123 Konsep Positioning
Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang
disukai konsumen berlaku untuk produk perusahaan bahkan destinasi
pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing
Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni
1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan
atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda
2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing
sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung
yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk
3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini
perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang
digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya 4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing
sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat
pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya
5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak
86
tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara
maksimal 6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus
merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan
kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau
propaganda atau promosi 7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau
setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan
setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri
Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning Obyek Wisata
ldquoEcotourismrdquo Bali
Respondensampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan
mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali
Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya
sebesar 10 Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan
menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)
Atribut-atribut yang di nilai berupa ―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh responden untuk
dibandingkan dengan obyek wisata sejenis Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut
Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali
Kemiripan KR Bali (KREK)
Bali Marine Park (BMP)
Bali Elephant Safari Park
(BESP)
Bali Barat National Park
(BBNP)
Bali Butterfly
Park (BBP)
Bali Reptile Park (BRP)
Bali Sangeh Monkey
Forest (BSMF)
Botanic
Garden Ubud (BGU)
KREK 0
BMP 12345 0
BESP 12345 12345 0
BBNP 12345 12345 12345 0
BBP 12345 12345 12345 12345 0
BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0
BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
Catatan ―0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ―12345 pilihan skala kemiripan obyek wisata
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi
dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro (2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur
perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan
persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi MDS juga disebut
perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah
87
mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi
ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis akan digunakan software SPSS versi 16 Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh responden yang
mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai
antara 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut
[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip
[2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip
atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip
[5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak
mirip
Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau
multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari
masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini
Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2
Number Name
1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 -3280
3 BESP_3 11067 -2716 4 BBNP_4 -6382 -14174
5 BBP_5 -2081 15152
6 BRP_6 7396 15151 7 BSMP_7 -1144 -9517
8 BGU_8 -12427 3632
Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain
(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut
―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayanan
88
KR Bali
(KREK_1)
Bali
Marine
Park
(BMP_2)
Bali Elephant
Safari
Park
(BESP_3)
Bali Barat
National
Park
(BBNP_4)
Bali
Butterfly
Park
(BBP_5)
Bali
Reptile
Park
(BRP_6)
Bali Sangeh
Monkey
Forest
(BSMF_7)
Botanic
Garden
Ubud
(BGU_8)
Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali
Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek
wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap
memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan
ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS
(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden
Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali (2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata
(BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki
kemiripan dalam satu kelompoknya
(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada
cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya (4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali
mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan
memiliki kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat
tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-touristrsquos group seperti
kelompok atau group karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya
Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para
responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai
sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan
penilaian mengenai kemiripan obyek wisata
89
Kesamaan Sikap Responden
Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas
hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian
Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud
walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan
Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki
kemiripan diantara mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud
Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup
jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap
obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan
kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa
sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis
untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud
90
BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION
MODELLING (SEM)
131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling
Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang
dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang
tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan
untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis SEM berbasis pada analisis
covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada
analisis regresi linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau
LISREL SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering muncul dalam
dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena
SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model
teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah sebagai berikut
[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear
[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak atau simultan
[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data
kuesioner yang melibatkan persepsi
[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis
regresi linear secara serempak [5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat
dilakukan dengan analisis regresi linear
[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi
normalitas pada data [7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order
untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik
132 Tahapan dan Kristeria SEM Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus
ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut
adalah sebagai berikut ini [1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis
[2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural
dan Model Pengukuran
91
[4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang
diusulkan
Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model)
Model Struktur Persamaan (Structure Equation Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah identifikasi
Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien
Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang
seharusnya disajikan
Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error
yang negatif
Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi
yang didapat (misal ge 09) [6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit
Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio chi-square
statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)
Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of
Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)
Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted
Uji Validitas
Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas Outliers
Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi
model
Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan maka dilakukan
pengujian hipotesis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur
kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan juga menggunakan SEM sebagai
alat uji model seperti pada penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah variabel
dengan menguji struktur dari hubungan di antara variabel-variabel yang ada
dalam model Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan yakni
Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model
pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural
Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk
menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model
yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square (χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat
probabilitas di atas 005 menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data
observasi dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2 cenderung
meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan dampak dari jumlah sampel
92
dikembangkan kriteria rasio χ2 terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df
untuk model yang baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998) Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah persamaan model
struktural
Tabel 131
Kriteria Kelayakan Model
Goodness of Fit Index Cut off Value
X2-Chi Square Diharapkan Kecil
Significance Probability ge 005
RMSEA le 005
GFI ge 090
AGFI ge 090
CMINDF le 300
TLI ge 095
CFI ge 095
Sumber Hair et al (1998)
Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan sebagai berikut ini
1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi
dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel
lt 200 2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off
value sebesar p ge 005 3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah
ukuran model yang mencoba memperbaiki kecenderungan chisquare yang
cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit
4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi
tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1
(mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit) 5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI adalah analog
dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang
dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le AGFI lt 09 adalah
marginal fit 6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of freedom)
diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom
7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative incremental fit
index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model
8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin
mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi
Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS
93
Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di
Bali
Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian Topik penelitian ditelaah
secara mendalam dan hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas
wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak Langkah ini mutlak harus
dilakukan dan setiap hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut
harus mempunyai dukungan teori yang kuat Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian hasil observasi
lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi
sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model loyalitas wisatawan yakni hubungan
antara variabel laten motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal
(X2) terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan (Y2) dan loyalitas wisatawan (Y3) Konfirmasi selanjutnya adalah menguji hubungan
antara variabel laten citra destinasi (Y1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y2) dan selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten
kepuasan wisatawan (Y2) terhadap variabel laten loyalitas wisatawan (Y3) Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri
dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat
indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel
loyalitas wisatawan
1) Pengujian model teoritis
Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang
kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa
asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti
Gambar berikut ini
Keterangan
Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13= Pengetahuan
dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15= Bertemu orang dan
bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman
Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari
X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu luang X27=
Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29= Makanan dan minuman
X210= Fasilitas dan pelayanan X211= Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213= Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan
X215= Pemandu wisata
94
Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali Y14=
Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas politik dan
ekonomi Y17= Suasana Bali
Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari
Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24= Pelayanan
Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari
Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi
Gambar Uji Konstruk Penelitian
Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan bahwa model belum dapat
dikatakan fit sehingga memerlukan modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis model struktural SEM seperti Tabel berikut ini
Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis
Goodness of Fit Index
Cut off Value Result Keterangan
X2-Chi Square Diharapkan
Kecil
2314884 Kurang baik
RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai
GFI ge 090 0722 Kurang baik
AGFI ge 090 0684 Kurang baik
CMINDF le 300 3957 Kurang baik
TLI ge 095 0708 Kurang baik
CFI ge 095 0729 Kurang baik
Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang
kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling
overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan
memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)
95
Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel
latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di
lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama
sekalipun Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk (Yoon dan Uysal
(2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan
modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan
meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002) Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap
indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara
teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan
overlapping (Ferdinand 2002)
2) Modifikasi Model
Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang
kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya
Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya
menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini
Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA
Variabel Kode Indikator Estimate SRW
Motivasi
Internal X16
Meningkatkan kesehatan dan
kebugaran 0776
X17 Latihan fisik 0753
X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507
Motivasi
Eksternal
X24 Harga-harga di Bali 0517
X26 Keuntungan liburan di Bali 0505
X27 Transportasi ke Bali 0656
X28 Jarak dari negara asal 0680
X29 Kuliner Bali 0544
X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di
Bali 0666
X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714
X212 Pelayanan imigrasi 0663
X213 Keamanan pulau Bali 0673
96
Variabel Kode Indikator Estimate SRW
X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684
X215 Pelayanan pramuwisata 0711
Citra Destinasi
Y13 Budaya Bali yang unik 0550
Y14 Masyarakat yang ramah 0702
Y15 Infrastruktur pariwisata yang
lengkap 0736
Y17 Suasana yang nyaman 0648
Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780
Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799
Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810
Y24 Pelayanan selama berlibur 0808
Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756
Y32 Kerelaan merekomendasi 0877
Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005
Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa kovariansi terjadi
antara error dari suatu variabel dengan error-error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang diteliti mengalami overlapping atau saling
berkorelasi
Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih
Modifikasi Indices
Saling berkorelasi Estimate P
X2 lt--gt X1 Motivasi
eksternal
lt-
-gt
Motivasi
internal
0070
e23 lt--gt e22 Pelayanan
pramuwisata
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0170
e20 lt--gt e21 Pelayanan
imigrasi
lt-
-gt
Keamanan
pulau Bali
0129
e21 lt--gt e22 Keamanan
pulau Bali
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0096
e20 lt--gt e22 Pelayanan
imigrasi
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0100
e27 lt--gt e37 Masyarakat yang ramah
lt--gt
Loyalitas Wisatawan
0071
e30 lt--gt e37 Suasana yang
nyaman
lt--gt
Loyalitas Wisatawan
0050
e14 lt--gt e12 Keuntungan
liburan di
Bali
lt-
-gt
Harga-harga di
Bali
0068
e14 lt--gt e39 Keuntungan
liburan di Bali
lt-
-gt
Citra Destinasi 0062
e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat dan
lt--gt
Motivasi eksternal
0070
97
Modifikasi
Indices
Saling berkorelasi Estimate P
teman
e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali
lt--gt
Merekomendasi Teman
-0047
e28 lt--gt e31 Infrastruktur
pariwisata yang lengkap
lt-
-gt
Daya tarik dan
obyek wisata
0046
e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan
hotel di Bali
lt--gt
Keamanan pulau Bali
-0073
e19 lt--gt e23 Fasilitas
kesehatan di
Bali
lt-
-gt
Pelayanan
pramuwisata
0054
e15 lt--gt e21 Transportasi
ke Bali
lt-
-gt
Keamanan
pulau Bali
-0065
Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator yang mengalami
overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices
dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti
Gambar berikut ini
Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara
Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria kelayakan model
dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing
hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut
98
Tabel Hasil Modifikasi Model
Goodness of Fit Index
Cut off Value
Uji
Pertama
Uji
Kedua
Hasil Kesimpulan
X2-Chi Square
- 2314884 429050 Baik Baik
RMSEA le 005 0086 0053 Lebih
Baik
Cukup baik
GFI ge 090 0722 0910 Lebih
Baik
Baik
AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik
Cukup baik
CMINDF le 300 3957 2114 Lebih
Baik
Baik
TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik
Cukup baik
CFI ge 095 0729 0943 Lebih
Baik
Cukup baik
Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan
dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF
TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis
Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidimensionalitas melalui uji
Confirmatary Factor Analysis dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua
akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni kriteria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
3) Pengujian Hipotesis
Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya Pengujian
delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan
Citra
Destinasi (Y1)
Motivasi
Internal (X1)
-0047 -0031 0092 -0509 0611 Tidak
signifikan
Citra
Destinasi (Y1)
Motivasi
Eksternal (X2)
0690 0659 0078 8808 Signifikan
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
Motivasi
Internal (X1)
0060 0041 0077 0780 0435 Tidak
signifikan
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
Motivasi
Eksternal (X2)
-0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak
signifikan
Kepuasan
Wisatawan
(Y2)
Citra
Destinasi
(Y1)
0833 0871 0083 10019 Signifikan
99
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
0562 0560 0066 8468 Signifikan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Motivasi
Eksternal (X2)
0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Motivasi
Internal (X1)
-0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak
signifikan
Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio
P=Probability
Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut
[1] Pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara
terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
ditunjukkan oleh nilai CR (critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar 0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat
untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut rupanya belum didukung oleh
data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk
(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran
dan (X17) latihan fisik tidaklah cocok dengan data empiris atribut destinasi
pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung dengan citra destinasi
pariwisata Bali
[2] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
menunjukkan nilai CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas
sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil
dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan
terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X2)
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26)
keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari
100
negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali
(X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan pulau Bali (X214) pelayanan Biro perjalanan wisata dan (X215) pelayanan
pramuwisata
[3] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata
di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan
probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan
probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut
belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh yang tidak signifikan
[4] Pengaruh (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
menunjukkan nilai CR sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai
tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2)
kepuasan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang
signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan
akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali
[5] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal
wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai
tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai CR yang lebih kecil dari
196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal
wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut tidak didukung
oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna
jika semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas wisatawan akan
semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif
meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan
semakin menurun
101
[6] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
menunjukkan CR sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR
tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut
destinasi) wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan
terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data
empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi
derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan semakin meningkat Indikator dari
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali
adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26) keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari
negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan
pulau Bali (X214) pelayanan biro perjalanan dan (X215) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi
faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang
kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata
[7] Pengaruh (Y1) citra destinasi Bali terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y1) citra destinasi
terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk
penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y1) citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap (Y2)
kepuasan wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali
maka derajat kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap
destinasi pariwisata Bali akan semakin meningkat
[8] Pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR sebesar
8468 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196
dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa (Y2) kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel
tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi
102
adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar
8468 bermakna jika semakin meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut
usia mancanegara akan semakin meningkat Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia terhadap pariwisata Bali
meliputi indikator (Y21) daya tarik dan obyek wisata (Y22) perjalanan dari dan ke Bali (Y23) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24)
pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan
wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan
derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali
4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian
Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung
(Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh
gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung
dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut
Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas Wisatawan Lanjut
Usia Pengaruh Variabel X1
M_Internal
X2
M_Eksternal
Y1
(Citra)
Y2
(Kepuasan)
Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000
Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560
Direct Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000
Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560
Indirect Effects
Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000
Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000
Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000
Catatan
a) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression
Weights
Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia
dapat dijelaskan sebagai berikut
[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi
secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan wisatawan dengan bobot
terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar 0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar
0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas
wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya [2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi
secara gabungan oleh (Y1) variabel citra destinasi dengan bobot terbesar
yakni 0871 kemudian oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi
memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya
103
[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel (X2)
motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi
(Y1) [4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung
antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871 jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)
motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar
0659 pengaruh langsung antara (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193
[5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar adalah pengaruh tidak langsung antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan
wisatawan dengan bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan
pengaruh tidak langsung antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0255
Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara
ditentukan secara gabungan oleh variabel kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal Variabel kepuasan wisatawan adalah
variabel yang paling menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan
dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003) dan Chi (2005)
Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan motivasi eksternal dan
motivasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi memiliki peranan yang paling dominan
dalam hubungannnya dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005)
Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)
Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003)
Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013) Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna
bahwa variabel motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap variabel
kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil pengujian pengaruh
tidak langsung antara variabel motivasi eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap
kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)
104
BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK
SEGMENTASI PASAR WISATAWAN
141 Filosofi Segmen Pasar Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa
disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono (2003) segmen pasar
adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama
Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi
yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen
Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan
adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka
dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-
kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen
1411 Segmentasi pasar
Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses
dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka
untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama
Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi pasar sebagai berikut ―market segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mix menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam
kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan
strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu
1) Geographic Segmentation Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar
berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi
berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan
memberikan variasi lokal
Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan segmen
yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar
sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan
105
Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok
perkotaan pinggiran kota dan pedesaan
Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk
diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar
2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan
dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena keinginan preferensi dan tingkat pemakaian
konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah
diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut
variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar
Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan dengan usia
Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar
Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan
suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan
Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk
segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan
beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan
rendah menengah dan tinggi
Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam
segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan
wiraswata
Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan
karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan
haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti
Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan
Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan
sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju
Generasi Banyak penelitian yang kini mulai memperhatikan
segmentasi berdasarkan variabel generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran bahwa generasi dipengaruhi oleh
lingkungan dimana konsumen dibesarkan
3) Psychographic Segmentation
Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam
kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok
social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau
berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas
akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk
106
merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas
yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan
kepribadian
Gaya hidup pada segmen ini menunjukan bagaimana cara
konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok
terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti
kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk
jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki
peluang bagi para pemasar
Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa
menunjukkan pada sikap individu kepada perusahaan dalam
penentuan segmen pasar
4) Behavior Segmentation Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan
pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau
respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu
Kejadian
Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau
memakai suatu produk
Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang
dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat
dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan
mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga
Status pemakaian
Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan
pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan
Tahap kesiapan
Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak
menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari
beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli
Sikap
Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh
tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci
Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat dikemukakan
bahwa segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih spesifik atau homogen dengan
golongan yang bervariasi
107
1412 Pola Segmentasi Pasar
Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok-kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses
identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan Menurut Kotler (2005) segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak
cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain
Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar dimana semua
perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari
manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda
dari jenis produk yang sama
Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh
bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam
Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok
preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami
Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen preferensi
dibagi menjadi tiga pola yaitu
Preferensi yang homogen (homogoneous preferences) menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat
dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga
maupun kualitasnya)
Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa
menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka
inginkan dari produk tersebut
Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-
kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual
1413 Segmentasi yang Efektif
Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran
berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar
haruslah
Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit segmen pasar
dapat diukur
Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dapat dilayani
suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran
yang dirancang khusus untuk mereka
Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif
Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan
dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam
bauran pemasaran yang berbeda
Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk
menarik dan melayani segmen-segmen tersebut
Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah
108
Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup
potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk
sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen
Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen
belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli
juga penting
Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya
Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu Segmen
yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka
sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam
seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik
Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki
perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar
1414 Strategi Pemilihan Pasar
Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang
akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar
Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal
yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar 1) Market Targeting
Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar
Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang
akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan
Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen pasar untuk
dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk
tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang
Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan
adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama
Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen
pasar yang bersangkutan
Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang
dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain
Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknya
segmen pasar tertentu apabila perusahaan menyamping dari
tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik
Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani
segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk
109
2) Market Positioning Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai
berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu
yang diusahakan oleh perusahaan
3) Alternatif Strategi Pemilihan
Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu
Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen pasar terbesar
Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan
untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar
baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan
Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar
yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam
segmen pasar tersebut
Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang
menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau
beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan
Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan-perusahaan
besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi
pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani
1415 Manfaat Segmentasi Pasar
Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam
Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling
menguntungkan
Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar
Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan
Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana
mengalokasikan dana secara lebih baik ke berbagai media
Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi
Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi pasar bermanfaat untuk
Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik
untuk mendapatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan di dalam marketing
Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap respon
marketing yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai segmen
Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya
110
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat segmentasi
pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif mengarahkan serta
membandingkan kesempatan-kesempatan di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan lebih tepat terhadap berbagai macam
segmen dan agar dapat mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi
1416 Target Pemasaran Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah
menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah
ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut
Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki
Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ―target marketing is a process of evaluating each segments Jadi menurut Kotler
target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan
tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar
142 Alat Analisis Segmentasi Pasar Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab
dengan teknik analisis sebagai berikut
1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi
Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku
konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat
berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik
analisis tabulasi (cross tabulation) 2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation)
Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap-tiap variabel secara
tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan
secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel
berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya
dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan 3) Teknik analisis Chi-square
Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi
dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh
wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat
kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas (1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
111
Keterangan X2 = Chi-square
Fo = Frekuensi yang diobservasi
Fe = Frekuensi yang diharapkan
143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel
berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel
2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin
jumlah anggota keluarga dan status perkawinan
3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan
hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan pembelian
4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah
hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari
menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan
alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan
Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
No Variabel Indikator Definisi
1 Variabel Demografi
Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan
yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia
wisatawan
Jenis
Kelamin(X2)
Variabel jenis kelamin adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan
Status
Pernikahan(X3)
Variabel status pernikahan
adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang
menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status
pernikahan wisatawan
(Fo-Fe) 2
X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash
Fe
(total baris 1) (total kolom 1)
Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash
Total Jumlah
112
No Variabel Indikator Definisi
Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan
Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan
pendapatan wisatawan
Jumlah Keluarga(X6)
Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan
Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan
2 Variabel
Geografi
Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan
variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort
berkenaan dengan Negara asal
3 Variabel Psikografi
Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan
motivasi
4 Variabel
Perilaku Konsumen
Manfaat(X10)
Variabel manfaat adalah variabel
yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan
lokasi fasilitas harga dan pelayanan yang menjadi alas an
tamu menginap pada sebuah
hotel
Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demografi
Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel
usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga
dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan
gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut
113
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi
No Usia Jumlah
Orang Prosentase
1
15-20 tahun 2 20
21-30 tahun 11 110
31-40 tahun 58 580
41-50 tahun 24 240
gt50 tahun 5 50
Total 100 1000
2
Jenis Kelamin
Pria 65 650
Wanita 35 350
Total 100 1000
3
Status Perkawinan
Menikah 63 630
Tidak menikah 37 370
Total 100 1000
4
Pekerjaan
Pelajar 3 30
PegawaiKaryawan 63 630
Wiraswata 18 180
Dan lainnya 16 160
Total 100 1000
5
Pendapatan
ltUS$1000 36 360
US$1000-US$2500 53 530
gtUS$2500 11 110
Total 100 1000
6
Jumlah Keluarga
1-2 orang 70 700
3-4 orang 25 250
gt5 orang 5 50
Total 100 1000
7
Pendidikan
SD 1 10
SLTP 2 20
SMA 17 170
Perguruan Tinggi 80 800
Total 100 1000
5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi
Negara Asal Jumlah
Orang Prosentase
a Indonesia 38 380
b Belanda 36 360
c Australia 6 60
d Amerika Serikat 4 40 e China 1 10
f Jerman 8 80
g Perancis 2 20 h Dan lainnya 5 50
Total 100 1000
114
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden
berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda
360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50
6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi
Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut
Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi
Motivasi perjalanan Jumlah
Orang Prosentase
a Rapat 5 50
b Bisnis 5 50
c Paket Wisata 28 280
d Liburan 57 570
e Pendidikan 4 40
f Dan lainnya 1 10
Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden
berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan
perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50 untuk
Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen
Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen
Manfaat yang dicari Jumlah
Orang Prosentase
a Lokasi Strategis 49 490
b Pelayanan Cepat 6 60
c Fasilitas Lengkap 34 340
d Kebersihan Hotel 6 60
e Harga Terjangkau 5 50
Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar
wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya
fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang
terjangkau yaitu sebesar 50
115
5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci
sebagai berikut
Variabel Usia
Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga
berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Usia 15-
20
Count 1 0 1 0 0 2
within Usia 500 0 500 0 0 1000
21-
30
Count 5 2 4 0 0 11
within Usia 455 182 364 0 0 1000
31-
40
Count 29 1 22 4 2 58
within Usia 500 17 379 69 34 1000
41-
50
Count 11 2 7 1 3 24
within Usia 458 83 292 42 125 1000
gt50 Count 3 1 0 1 0 5
within Usia 600 200 0 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Usia 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak dicari
berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 490 yang berikutnya
adalah fasilitas yang lengkap yaitu 340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau
sebanyak 50 Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang
responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan
utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun
cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364 Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan
tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379
Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis
458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau
125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60
116
Variabel Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap
manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap Kebersihan
hotel Harga yang terjangkau Total
Jenis
Kelamin
Pria Count 35 2 24 1 3 65
within
JenisKelamin 538 31 369 15 46 1000
Wanit
a
Count 14 4 10 5 2 35
within
JenisKelamin 400 114 286 143 57 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
JenisKelamin 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden manfaat yang
dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa
pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang
dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286
Status Perkawinan
Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang lengkap
Kebersihan
hotel
Harga yang
terjangkau
Total
Status Perkawinan
Menikah Count 30 4 21 4 4 63
within Status Perkawinan
476 63 333 63 63 1000
Tidak Menikah
Count 19 2 13 2 1 37
within Status Perkawinan
514 54 351 54 27 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Status Perkawinan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel
menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan
117
manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap sebesar 333 Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340
Pekerjaan
Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status
sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk
dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang lengkap
Kebersihan
hotel
Harga
yang terjangkau
Total
Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3
within Pekerjaan
333 0 667 0 0 1000
Pegawai Count 31 2 25 3 2 63
within Pekerjaan
492 32 397 48 32 1000
Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18
within Pekerjaan
389 167 222 56 167 1000
Dan lainnya
Count 10 1 3 2 0 16
within
Pekerjaan 625 62 188 125 0
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Pekerjaan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang
pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap
manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333
Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan
manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397
Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis
sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222 Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas
memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188
Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat
dan 50 karena harga yang terjangkau
118
Pendapatan
Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan
bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan
responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang
terjangkau
Total
Pendapa
tan
ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36
within
Pendapatan 528 83 361 28 0
1000
US$1000-US$2500
Count 26 3 17 5 2 53
within
Pendapatan 491 57 321 94 38
1000
gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11
within
Pendapatan 364 0 364 0 273
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendapatan 490 60 340 60 50
1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden
terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap
manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361
Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang
strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321
Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan
fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364
Jumlah Keluarga
Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari
responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga
dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari
Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Jumlah 1-2 Count 36 6 23 3 2 70
119
Keluarga within Jumlah
Keluarga
514 86 329 43 29 1000
3-4 Count 10 0 10 2 3 25
within
Jumlah Keluarga
400 0 400 80 120 1000
gt5 Count 3 0 1 1 0 5
within
Jumlah
Keluarga
600 0 200 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Jumlah
Keluarga
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah
keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang
strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329
Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat
lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400
Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang
strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200
Pendidikan Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah
ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan
pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
ManfaatYangDicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1
within Pendidikan
1000 0 0 0 0 1000
SLTP Count 1 0 1 0 0 2
within
Pendidikan 500 0 500 0 0
1000
SMA Count 6 1 5 3 2 17
within Pendidikan
353 59 294 176 118 1000
120
Perguruan Tinggi
Count 41 5 28 3 3 80
within
Pendidikan 512 62 350 38 38
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendidikan 490 60 340 60 50
1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi
hotel yang strategis yaitu sebesar 1000
Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang
dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500
Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari
adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294
Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai
dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350
Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
NegaraAsal
Indonesia Count 21 3 12 2 0 38
within NegaraAsal
553 79 316 53 0 1000
Belanda Count 19 1 13 1 2 36
within
NegaraAsal 528 28 361 28 56 1000
Australia Count 3 1 2 0 0 6
within NegaraAsal
500 167 333 0 0 1000
Amerika Serikat
Count 1 0 2 0 1 4
within NegaraAsal
250 0 500 0 250 1000
China Count 0 0 0 1 0 1
within NegaraAsal
0 0 0 1000 0 1000
Jerman Count 4 0 2 1 1 8
within
NegaraAsal 500 0 250 125 125 1000
Perancis Count 0 0 1 1 0 2
within NegaraAsal
0 0 500 500 0 1000
Dan lainnya Count 1 1 2 0 1 5
121
within NegaraAsal
200 200 400 0 200 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within NegaraAsal
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak
dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis
340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau
Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang
memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan
antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah
hotel bisa dilihat dari tabel berikut
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Tujuan
Perjalanan
Rapat Count 3 1 1 0 0 5
within
Tujuan Perjalanan
600 200 200 0 0 1000
Bisnis Count 1 1 1 0 2 5
within
Tujuan
Perjalanan
200 200 200 0 400 1000
Paket Wisata
Count 17 0 9 2 0 28
within
Tujuan
Perjalanan
607 0 321 71 0 1000
Liburan Count 25 4 21 4 3 57
within Tujuan
Perjalanan
439 70 368 70 53 1000
Pendidi
kan
Count 2 0 2 0 0 4
within
Tujuan
Perjalanan
500 0 500 0 0 1000
Dan
lainnya
Count 1 0 0 0 0 1
within
Tujuan
Perjalanan
1000 0 0 0 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
122
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Tujuan
Perjalanan
Rapat Count 3 1 1 0 0 5
within Tujuan
Perjalanan
600 200 200 0 0 1000
Bisnis Count 1 1 1 0 2 5
within
Tujuan Perjalanan
200 200 200 0 400 1000
Paket
Wisata
Count 17 0 9 2 0 28
within
Tujuan
Perjalanan
607 0 321 71 0 1000
Liburan Count 25 4 21 4 3 57
within
Tujuan
Perjalanan
439 70 368 70 53 1000
Pendidi
kan
Count 2 0 2 0 0 4
within
Tujuan Perjalanan
500 0 500 0 0 1000
Dan
lainnya
Count 1 0 0 0 0 1
within
Tujuan
Perjalanan
1000 0 0 0 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Tujuan
Perjalanan
490 60 340 60 50 1000
Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200
memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang
terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200
memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang
mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321
Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis
yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368
Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan
prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort
sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis
123
Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari
Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan
seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel
No Variabel Uji X2
Hitung
X2
Tabel df α
Asymp Sig
(2-sided) Hubungan
1 Manfaat yang dicari
dengan usia 15474 2630 16 005 0490 Tidak Signifikan
2 Manfaat yang dicari dengan jenis
kelamin
10218 949 4 005 0037 Signifikan
3 Manfaat yang dicari dengan status
perkawinan
0778 949 4 005 0941 Tidak Signifikan
4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan
16667 2103 12 005 0163 Tidak Signifikan
5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan
16781 1551 8 005 0032 Signifikan
6
Manfaat yang dicari
dengan jumlah keluarga
9258 1551 8 005 0321 Tidak Signifikan
7 Manfaat yang dicari
dengan pendidikan 8728 2103 12 005 0726 Tidak Signifikan
8 Manfaat yang dicari
dengan Negara Asal 40903 4134 28 005 0055 Tidak Signifikan
9 Manfaat yang dicari
dengan motivasi 24548 3642 20 005 0219
Tidak
Signifikan
Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan
Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh
variabel demografi satu variabel geografi dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari
Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square
tabel serta tingkat signifikan yang dicapai terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu
Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel berpengaruh signifikan dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (10218gt949) dengan tingkat signifikan
0037lt005 yang membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang
untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka
Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551) dengan tingkat signifikan
0032lt005
124
BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA
PARIWISATA DAN PERHOTELAN
151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel
Analisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah
analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh
dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasipengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i =
1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah
hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y
umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan
a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal (memprediksi) rata-
rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung
(dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas
(independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X) b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan
variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan
variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan Y dapat
dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak
berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila
tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut
152 Cara Penerapan Garis Regresi Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam
diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square)
maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut
memiliki persamaan
Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut
dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-
efisien regresi
Yi = a+bX
125
153 Koefisien Korelasi Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil
perkalian XlsquoYlsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya
dengan pembagi n Jika Xlsquo dan Ylsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka
akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut
Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing
disebut Product Moment Co-efficient of Correlation
Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi
r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)
Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga +1 Jika r = 0
atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak
terdapat hubungan sama sekali
154 Uji Hipotesi T-test Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan
membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara
kebetulan Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-
test
Keterangan
T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi
n = jumlah data
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut
a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)
Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam
penelitian ini adalah sebesar 95 c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan
Atau
126
dimana df = degree of freedom
n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas
d) Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima bila tHitung tTabel
Ho ditolak bila tHitung gt tTabel
Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel
nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis
alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)
Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel
Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total
Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)
Janlsquo05 1100000 1555000 529600000
Feblsquo05 1215000 1578000 701455118
Marlsquo05 1280000 1943000 727650753
Aprlsquo05 1700000 3856000 924567966
Meilsquo05 1795000 4157000 942012397
Junlsquo05 1800000 4750000 957789113
Jullsquo05 1960000 5353000 1121749036
Agulsquo05 1967000 5600000 1135892433
Seplsquo05 2050000 5695000 115800000
Oktlsquo05 7950000 9560000 1677234986
Novlsquo05 7564000 9542000 1555169000
Deslsquo05 6785000 9500000 1554169500
Janlsquo06 4650000 8250000 1432555789
Feblsquo06 4710000 8300000 1436199045
Marlsquo06 4777000 8450000 1444768309
Aprlsquo06 3125000 6400000 1251315000
Meilsquo06 3200000 6450000 1256857077
Junlsquo06 3250000 6500000 1263349700
Jullsquo06 1285000 2254000 777987098
Agulsquo06 1300000 2350000 798960396
Seplsquo06 1352000 2400000 798999015
Oktlsquo06 1830000 4845000 983987567
Novlsquo06 1845000 4870000 994500000
Deslsquo06 1850000 4899000 999440000
Janlsquo07 2170000 5700000 1200889765
Feblsquo07 2185000 5750000 1214073785
Marlsquo07 2430000 5770000 1222234777
Aprlsquo07 3550000 6700000 1267435000
Meilsquo07 3570000 7230000 1268689160
Junlsquo07 3665000 7250000 1278266099
127
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)
Jullsquo07 4860000 8465000 1445748500
Agulsquo07 5200000 8560000 1454999810
Seplsquo07 5445000 9100000 1456888071
Oktlsquo07 1370000 2670000 850850000
Novlsquo07 1450000 2700000 862875000
Deslsquo07 1475000 3777000 879555129
Janlsquo08 1860000 4995000 999989543
Feblsquo08 1875000 5005000 1050222897
Marlsquo08 1879000 5110000 1070366595
Aprlsquo08 2500000 5875000 1225120000
Meilsquo08 2580000 5875500 1234432987
Junlsquo08 2595000 5880000 1234897910
Jullsquo08 3694000 7430000 1288328340
Agulsquo08 3800000 7555000 1324378542
Seplsquo08 3815000 8230000 1326970123
Oktlsquo08 1477000 3785000 884899844
Novlsquo08 1500000 3785500 894064287
Deslsquo08 1655000 3800000 916300083
Janlsquo09 1888000 5200000 1083708670
Feblsquo09 1948000 5235000 1100998878
Marlsquo09 1950000 5321000 1103290695
Aprlsquo09 2685000 5900000 1240600075
Meilsquo09 2850000 6010000 1247999550
Junlsquo09 2950000 6155000 1247999660
Jullsquo09 3850000 8240000 1342789985
Agulsquo09 4312000 8245000 1373455512
Seplsquo09 4600000 8246000 1413456987
Oktlsquo09 5980000 9245000 1470799785
Novlsquo09 6000000 9444000 1533688006
Deslsquo09 6530000 9489000 1533688146
1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling
(X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan
pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program
komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig
Pendapatan (Y)
Biaya Advertising (X1)
0066 4748 0032 0498 0620
Biaya Personal Selling
(X2)
0888 106661 0950 14572 0000
R 0980 D 0960
T-Tabel 20025
Konstanta 517468298259
Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X1 + 106661X2
F ndash hitung 691773
F ndash tabel 31588
Hasil Olahan SPSS
128
2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r)
bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya
berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199
berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara Kuta ndash Bali
3) Uji T (T-test)
Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah
1) Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara
Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -
Bali
2) Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k
DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2
Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai thitung = 0498
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah penerimaan dan penolakan Ho
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat bahwa nilai t hitung
didapat sebesar 0498 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan
demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan
129
Ha ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling
(X2) konstan secara statistik pada (α) = 5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali
4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0888 Karena koefisien
korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)
menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada
diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan
(Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
5) Uji T (T test)
Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan
antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara
biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k
DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2
Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai t = 14572
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 43 daerah
penerimaan dan penolakan Ho
130
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan
demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara
parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
6) Analisis Kerelasi Berganda
Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara
biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda
berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh
koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya
advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
7) Analisis Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya
personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus
D = R2 x 100
Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain
8) Uji F (F-test)
Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun
langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara biaya advertising dan biaya personal
131
selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara
Kuta - Bali Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel
Mutiara Kuta - Bali
Menentukan tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 =
2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila F hitung le F tabel
Ho ditolak bila F hitung gt F tabel
Menghitung Nilai F
R2 k - 1
Fh = (1 ndash R2) (n ndash k)
Dimana R = Koefisien korelasi berganda
Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data
k = Banyaknya variabel
1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F=
691773 5
Penarikan kesimpulan uji Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis dengan uji F
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F
`
132
Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung
didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini
berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
9) Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan
analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut
Y = a + b1X1 + b2X2
Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut
Y = 517468298 259 + 4748X1 + 106661X2
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
b1 Koefisien regresi X1 = 4748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 4748 bila biaya advertising berubah
sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak
berubah b2 Koefisien regresi X2 = 106661 berarti pendapatan akan
berubah rata-rata sebesar 106661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising
tidak berubah
Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara
biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah signifikan
10) Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi
parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan
Y=517468298259+4748X1+4748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan
sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau
sebaliknya b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling
133
(X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui persamaan regresi
diperoleh Y=517468298259+106661X2 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan
kenaikan sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya
c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total
pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien
korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak di teliti Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal
selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali
134
BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI
PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA
161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis
melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu membuat eksekutif
perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak
perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu
ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement
system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action It provides feedback around both the internal business processes and external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecardorg)
Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan
mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi Balanced Scorecard
menurut Kaplan dan Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat
ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis
162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard
Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang diperlukan
untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi
perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor
pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi
dan strategi perusahaan dapat dilihat pada gambar 161
135
Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Sumber Kaplan dan Norton (2000)
163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard
memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-
sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses
bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan
visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran
keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai
sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan
sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal
1631 Perspektif Keuangan
Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif
keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang
telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap
ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan
a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi
manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial
Proses Internal
Keuangan
Pelanggan Visi dan Strategi
Pembelajaran dan Pertumbuhan
136
yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi
Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan serta memberikan
gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar
Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca
rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang
mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas
Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen
untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan
b) Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas
perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut
(1) Current ratio Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang
lancar Adapun formulasinya sebagai berikut
(2) Quick Ratio
Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan
persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah sebagai berikut
c) Ratio Solvabilitas
Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila
sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang
Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka
perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan
137
tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan
tersebut dalam keadaan insolvable
d) Cara Mengukur Solvabilitas
1 Total debt to asset Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan
jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad
Husnan2002563)
2 Total debt to equity Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya
e) Cara meningkatkan solvabilitas Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi
dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini penambahan
aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri (2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan
menambah modal sendiri Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan
mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan
modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang
f) Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan
datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu
Kemudian membandingkan dengan tingkat suku bunga pada tahun itu
g) Rasio profitabilitas Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas
Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal
sendiridiukur sebagai berikut
138
1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam mewujudkan
tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan
pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai
kinerja keuangan jangka panjang yang baik Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan
identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar
merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)
a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok
(Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti
Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar
tertentu yang dikuasai oleh perusahaan
Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa
banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru
Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur
seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-
pelanggan lama
Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan
merasa puas terhadap layanan perusahaan
Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar
keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan
2) Kelompok Penunjang
Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu)
Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif
tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh
pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan
kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi
Hubungan dengan pelanggan
Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas
perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan
oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan
Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata
para pelanggannya dan masyarakat konsumen
Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan terdiri atas
139
Bukti langsungDirect Evidence
KeandalanCapability
JaminanGuaranty
Daya TanggapAttention
EmpatiTrust b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan
Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Jadi
tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga
taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan contoh Restoran A
menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di
beli 2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka
akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang
disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-
bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan
bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan 3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh
Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut
berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga
yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani
pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih
1633 Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana
perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan
pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari
awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan
purna jual
a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses
tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu
Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ―gelombang penciptaan nilai
dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen
yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran
pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa
140
sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki
informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan
Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan
berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan
menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu
restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas
restoran tersebut bagi pelanggan
1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan
pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan
infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya
Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem
dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan
investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)
1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan
perusahaan perlu melakukan survei secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan
pengakuan akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan Produktivitas kerja
merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam menilai
produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus
menerus Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga pengukuran sebagai faktor
pendorong pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu
Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa
moral karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh bagi peningkatan
produktivitas daya tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh
karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan
pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan
Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin
para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan
yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya
Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi
141
proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah
membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut
2) Kemampuan Sistem Informasi Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan
mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan
waktu lama untuk mendapat informasi tersebut
1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan
Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu
1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu dengan cara meminta individu untuk menjawab semua pertanyaan kemudian responden
memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak
puas 2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali
semua unsure utama kerja dan menanyakan perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan
untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan menurut Herzberg
(2002) yaitu 1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang terkandung dalam
pekerjaan itu sendiri atau disebut juga aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas B Recognition yaitu penghargaan
C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri
D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk mengembangkan diri
F Advancement yaitu kesempatan untuk maju
2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di sekitar
pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik karyawan Termasuk di dalamnya yaitu a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi
c) Company policy and administration yaitu kebijakan perusahaan dan
pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan
e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja
Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja
1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan
Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi
terhadap perbaikan laba atau tidak Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets
142
to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas
modal sendiri
Current Ratio
Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti
kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi
10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan
masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067
dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010
Tahun
Current Ratio
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik
2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik
2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik
2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik
2010 11348 10433 - 11251 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10842
S 4086
X ndash S 10433
X + S 11251
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio
berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan
perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio
historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun
tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya
pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan
2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah
antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas
Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar
yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap
Quick Ratio
Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain
persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek
143
sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100
Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597
10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut
Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis
Hasil
2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik
2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik
2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik
2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik
2010 10977 10101 - 10885 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10493
S 3924
X ndash S 10101
X + S 10885
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan
perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio
historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan
kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir
menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran
Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan
bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010
rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi
dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977
Total Asset to total Debt
Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 051 Di tahun berikutnya
2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar
Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050 Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran
Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Total Asset to
Total Debt
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 5153 4899 - 5127 Baik
2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik
2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik
144
2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik
2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik
Rasio rata-rata ( X ) 5013
S 114
X - S 4899
X + S 5127
Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 ndash 2010
diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja
perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan
pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009
kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini
disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun
2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt
adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018
Total Equity to Total Debt
Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti
bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan
9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007
2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang
sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100 Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran
Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Total Equity to
Total Debt
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 10632 9605 - 10519 Baik
2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik
2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik
2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik
2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10062
S 457
X ndash S 9605
X + S 10519
Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 ndash 2010
diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di
tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara
standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009
hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada
145
di bawah standar rasio historis yaitu 9446 hal ini disebabkan karena
perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total
equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075
Rentabilitas Ekonomi
Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti
dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti
dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan
kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043
Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun RE Standar Rasio Historis
Hasil
2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik
2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik
2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik
2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik
2010 4327 3189 - 4275 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 3732
S 543
X ndash S 3189
X + S 4275
Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 - 4275 Tahun 2006 hasil
penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di
tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas
ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba
sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008
dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu
3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan
ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327
Profitabilitas
Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal
Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1-
menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1-
146
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun
pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025
Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009
Tahun Profitabilitas Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik
2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik
2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik
2009 3222 2606 - 3176 Baik
2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik
Rasio rata-rata ( X ) 2891
S 285
X - S 2606
X + S 3176
Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008
hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124
2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio
historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif
keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya
penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan
2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan
menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan
perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan
meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang
disekitar mereka Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap
kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja
keuangan perusahaan akan meningkat
Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat
dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06
Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan
dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080
dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh
adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan
147
besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Dimensi Indeks Kepuasan
Pelanggan
Hasil kinerja
perspektif Pelanggan
Bukti Langsung Direct Evidence
(0232) Baik
Keandalan Capability (0160) Sangat Baik
Jaminan Guarantee 0205) Baik
Daya Tanggap Attention (0278) Baik
Empati Trust (0170) Baik
Rata - rata (021) Baik
Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0232
berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk
keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi
jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas
Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan
puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti
selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik
Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup
banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang
terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan
keributan tersebut
3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal
Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua
pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak
lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih
banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30
menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis kebutuhan tamu
Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi
di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan
seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari
148
standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi
tertentu Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran
Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang
di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang
diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran
Gusti SedapBali
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat
produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan
untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja
dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010
Produktivitas Karyawan
Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap
untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash
2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini
Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap
tahun 2006 ndash 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang
tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun
2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010
kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan
dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages
di Restoran Sedap
5) Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks
Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
Tahun Pendapatan (Rp) Karyawan Produktivitas
(Rp)
Perkembanagan
Rupiah
2006 1957043060 53 36925341 - -
2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542)
2008 2205780223 61 36160332 1237150 354
2009 2418006552 66 36636463 476131 131
2010 2543697588 69 36865182 228716 062
149
karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam
penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dalam
menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan
lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada
lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah
nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh
adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan karyawan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh
mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan
Dimensi Indeks Kepuasan
Karyawan
Hasil kinerja perspektif
Karyawan
Pencapaian (0295) Cukup Baik
Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik
Pekerjaan (0307) Cukup Baik
Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik
Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik
Tempat Kerja (0330) Tidak Baik
Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik
Kebijakan Perusahaan (0271) Baik
Pengawasan Supervisi (0262) Baik
Keamanan Kerja (0273) Baik
Rata ndash rata (031) Cukup Baik
Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -
0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan
cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar
di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku
juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le
IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka
Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu
pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat
kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab
buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh
150
banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi
perusahaan kepada karyawan Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032
yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain
itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas
kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional
peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik
Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada pada nilai -0271 -0262
dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu
adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja
dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para
karyawan Restoran Sedap Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk
kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan
kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa
1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup
baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan
kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006
Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan
Ratio Profitabilitas pada tahun 2009 2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan
pelanggan adalah baik Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa
kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi
keandalan adalah sangat baik
3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil
yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang
disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu
151
4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut
a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap menetapkan target
produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp
36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan
pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp
36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka
waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan
b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70
orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab
pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik
Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat
tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa
dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and
cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak
5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja
Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi
untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan
pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan
meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap
152
BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN
LAPORAN
171 Tata Cara Penulisan Usulan Usulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan
bagian akhir
1711 Bagian Awal terdiri dari
1) Halaman Judul
a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam
(judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)
b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk
menyusun skripsi S1 c) Lambang Universitas
d) Tulisan ―Diajukan oleh di bawah lambang berisi Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan
nomor induk mahasiswa e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen
Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)
f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota
2) Halaman Persetujuan Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen
pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan
1712 Bagian Utama
1) Pendahuluan
Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
(1) Latar Belakang Masalah
Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan
penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang
relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga
setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga
mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)
153
(2) Rumusan Masalah
Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui
suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang
baik mempunyai ciri-ciri
Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber
Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian
Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti
Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian secara empiris
Dapat diukur dengan alat penelitian
Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat
dipertanggungjawabkan
Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen
Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)
Berbentuk kalimat tanya
(3) Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai
sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan
(4) Manfaat Penelitian
Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu
pengetahuan dan perumusan kebijakan (―untuk apa bukan ―untuk siapa)
2) Kajian Pustaka Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan
hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun
internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaruedisi terbaru
(minimal sepuluh tahun terakhir) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus
memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)
(1) Landasan Teori Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi-
argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang
diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku teks majalah ilmiah dan
sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan
dengan penelitian
(2) Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya
ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum
terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta
154
dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah
penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang
digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor
(2) Hipotesis (jika ada)
Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti
dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh
karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor
3) Metode Penelitian
Bagian ini memuat
(1) Lokasi dan Objek Penelitian
Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses
penelitian
(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah bentuk
operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi
variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian
(3) Jenis dan Sumber Data
Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian
(4) Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel
dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah
teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling
(5) Metode Pengumpulan Data
Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada
umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara
pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya
(6) Teknik Analisis Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan
permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis
yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif
155
1713 Bagian Akhir
Pada bagian ini memuat daftar pustaka
172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum
Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh
mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data
sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah
memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi
Kerangka skripsi meliputi
1) Bagian awal skripsi terdiri dari
Halaman depankulit skripsi
Halaman judul
Halaman pengesahan
Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah
Prakata (ucapan terimakasih)
Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
Daftar isi
Daftar tabel (jika ada minimal dua)
Daftar gambar (jika ada minimal dua)
Daftar lampiran (jika ada minimal dua)
2) Bagian isi skripsi terdiri dari
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Tinjauan Pustaka
Landasan teori
Penelitian sebelumnya
Hipotesis (kalau ada)
Metode Penelitian
Lokasi penelitian
Identifikasi variabel
Definisi operasional Variabel
Jenis dan sumber data
Metode penentuan sampel
Metode pengumpulan data
Teknik analisis
Hasil dan Pembahasan
Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian hellip
Pembahasan hasil penelitian
Simpulan dan Saran
Kesimpulan
Saran
Bagian akhir skripsi terdiri dari
156
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Penjelasan kerangka skripsi
Halaman depan kulit skripsi Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan
ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi
Halaman judul
Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulit skripsi
dengan tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma
―program studi yang bersangkutan
Halaman pengesahan Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh
pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan
tanda tangan masing-masing
Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini
disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis
Prakata (Ucapan Terimakasih) Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan
maksimal hanya 2 halaman
Abstrak Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary)
ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah
dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman
Daftar isi skripsi Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi
Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan
permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal
penelitian sepuluh tahun terakhir) dan hipotesis (kalau ada)
157
BABIII METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal
seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu
dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian
dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai
dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan
(kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah
rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan
DAFTAR PUSTAKA Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang
dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style
LAMPIRAN Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang
bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus
158
BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP
181 Kegunaan Merujuk
Menurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang
serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan
merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai
permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3)
mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti
yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang
lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu
pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7)
membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang
sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut
Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1)
mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian
(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi
penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang
kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam
bagian berikut ini
Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan
Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap
perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang
lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja
rujukan seperti ini mirip dengan bagian ―Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam
rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian
kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh
159
peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat
terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat
Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak
untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang
hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui
kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih
diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi
Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan
permasalahan Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada
Pengkajian pustaka dalam hal ini akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan
teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan
Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan rujukan pustaka
yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian
ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah
ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau
kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur
dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan
tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut
akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi
apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan
penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama
(Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)
Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian
Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara
luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui
sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan
sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna
160
untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)
Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan
Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan
bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang
membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya
182 Tujuan Merujuk Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-
variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan
menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan
memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable
Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan
untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping
membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga
dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam
mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti
Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian
atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-
tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan
dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita
sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah
diteliti Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif
baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti
tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang
dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang
bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar
variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya
Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa
melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan
studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-
161
kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh
peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan
operasional dalam buku-buku teori yang ada
183 Sumber-Sumber Rujukan Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti
diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi
1) Abstrak
Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang
meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan
gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan
Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut sehingga memberikan inspirasi kepada
kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda
2) Jurnal Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama
misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam
ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal
merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana
buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru
dan terkini
3) Buku Referensi
Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat
sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan
disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut
4) Indeks
Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan
deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading
(kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server
5) Review Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku
yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan
162
perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview
oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat
memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya
184 Cara Pencarian Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara
online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik
Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam
Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di
Internet Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan
reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang
ahli di bidangnya maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya
misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis
saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku
CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars
checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet
Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya
kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas
dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya
Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat
factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan
dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak
memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk
dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh
Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan informasi
kontak memungkinkan adanya layanan tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca
melakukan tuntutan
Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web browser untuk artikel ilmiah
163
httpsscholargooglecoid
httpswwwresearchgatenet
164
httppapersssrncom
httpswwwacademiaedu
httpidportalgarudaorg
165
185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama
belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris
pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk
penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G
Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama
keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya
Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui
nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad
Nazir bukan Nazir Mohamad
Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku
buku
Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit
Contoh
Buku terjemahan
Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama
penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan
Contoh
166
Artikel dalam buku
Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit
dan kota penerbit
Contoh
Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai
singkatan resminya) nomor volume dan halaman
Contoh
167
Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah
artikel dalam prosiding seminar
Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar
Contoh
Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring)
kota seminar dan tanggal seminar
Contoh
168
Pengarang yang tidak disebutkan namanya
Gunakan istilah ―anonim untuk referensi tanpa nama penulis
Contoh
Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi
Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota
Contoh
Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)
Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis miring)
diakses tanggal
169
Contoh
Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember
2007
Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri
Contoh Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In
Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonlsquos
Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647
170
Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal
USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN
JASA TX TRAVEL CILEGON
Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyusun
skripsi S1
Diajukan oleh
TAN MAYKE CHRISTINA HIQ
2008220002
FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA
UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG
2012
CONTOH
171
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah
keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena
sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena
pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan
Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi
masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent
Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di
Indonesia adalah TX Travel TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail
Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale
(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72
TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX
Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat
dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara
ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para
konsumen untuk mau menggunakan jasanya Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan
jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon
melalui penelitian yang dilakukan penulis
12 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara
lain
1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa TX Travel cilegon 2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travel cilegon
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
172
1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon 2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travel cilegon
14 Manfaat Penelitian
1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang
berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan
pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan 2 Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah
konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori 211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi
pemasaran adalah ―Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan
orang atau kelompok lain Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ―Suatu kegiatan
aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi
kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan
memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah
proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan
kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang
mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan
tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat
Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya
(Philip Kotleret al (199917)
212 Bauran Pemasaran Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa
pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial Dari definisi
173
tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok
kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang
baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang
sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ―bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran
pemasarannya dalam pasar sasaran― Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang
dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product Price Promotion dan Place)
a Product (Produk)
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan
Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)
yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu
b Price (Harga) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti
tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan
besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen
c Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi
penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam
rangka menjual produk ke konsumen
d Place (Saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat
dengan mudah memperoleh suatu produk
213 Konsumendan Perilaku Konsumen
Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli
atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir
atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil produksi tidak berarti
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar
tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen
dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya
174
Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku
konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh
Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang
dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik
Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli
menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa
maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam
mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotleret al (1999223) adalah
a Faktor budaya
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen
b Faktor sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status sosial
c Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu
usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya
hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli d Faktor psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan
sikap
214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional
(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga
non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari
dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi
(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)) a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya
keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu
b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian
175
d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual
e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dibeli
Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al (1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi
proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen
mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya
sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil
komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila
konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa
alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini
biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs
misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan bosanlsquo dengan merek yang sudah ada
c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)
merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli
merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya
215 Travel Agent
Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-
orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain
baik di dalam maupun di luar negeri Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen
merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi
seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar
negeri
216 Jasa
Menurut Kotler (199783) ―Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik Sedangkan
menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ― Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang
menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti
dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka
memperoleh kepuasan
176
Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan
ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya a Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman
proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi
Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi
karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa
dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi
b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi
dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa
melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal
sikap dan perilakunya d Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang
tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa
disimpan e Lack of Ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas
penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian
jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa
untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa penerbangan dan pendidikan)
22 Penelitian Sebelumnya
Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati
Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor
pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan
dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di
antara semua faktor
177
Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
―Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT Tour East Indonesia-Denpasar Hasil analisis yang diperoleh adalah
faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi
konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)
dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap
perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata
yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel
6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai
penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor
pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata
Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di
Panorama Tours Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat
di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai
eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours
adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour
Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT
Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus
kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa
meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat
Jl Ahmad Yani 136 Cilegon Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099
Fax (0254) 390 506
Website httpwwwtxcilegoncom
Email cilegontxtravelcoid
32 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu
X1 = Penawaran harga khusus (promosi) X2 = Kecepatan penanganan konsumen
X3 = Keramahan kepada konsumen
178
X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan
X5 = Lokasi perusahaan X6 = Kemudahan mendapat informasi
X7 = Harga yang diberikan X8 = Desain brosur
X9 = Periklanan X10 = Fasilitas yang ditawarkan
X11 = Kepedulian terhadap konsumen X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen
X13 = Keragaman produk yang ditawarkan
X14 = Penampilan karyawan X15 = Webmarketing
X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen
33 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah
[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan
[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap
muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon) [3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen
ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara
memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria [4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah
menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb [5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan
berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota [6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk
mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama
atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis
[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas
perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan [9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam
mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media elektronik
[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama
maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan
[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk
konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen
[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan
179
[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang
ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang diinginkan
[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam
[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai
media pemasaran [16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk
pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang
sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen
34 Jenis Dan Sumber Data
341 Jenis data a Data kualitatif
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan
gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan
satuan hitung tertentu Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat
responden dalam kuisioner
b Data kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data
kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel
Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka
342 Sumber data
a Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini
didapat dari konsumen TX Travel Cilegon b Data sekunder
Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis
jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX
Travel Cilegon
35 Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang
berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
180
yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling
Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini
karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa
TX Travel Cilegon Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut
Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi
dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan
dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang
merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya
36 Metode Pengumpulan Data 1) Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut
2) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang
menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan
―kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen 3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian
Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data
37 Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu
software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)
Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ―alat yang
digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum dilakukan analisis faktor
akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas
181
Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument
pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu
mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah
sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara
keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakan―Bahwa syarat minimum untuk
dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 03 (r=03) Jadi
Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya
dilakukan uji reliabilitas Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang
menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang
sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain
Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika
digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain
Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan
berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan
yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya
b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau
dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner
dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06
Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)
Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut
1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua
variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak 2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel
yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis
Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas
apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1)
4 Uji keakuratan ketepatan model
182
DAFTAR PUSTAKA
Misal
MLA Style
Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49
APA Style Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore
Chicago Style Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore
2016
Harvard Style
Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the
Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore
Vancouver Style Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali
Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore
183
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis
and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash918 Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta
Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan
ke enam Bandung Alfabeta Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata
Universitas Udayana Bali Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta
Archer B and Cooper C 1994 ―The Positive and Negative Impacts of Tourism Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade
Butterworth-Heinemann Oxford
Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari
Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320-326
Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescomariyanto eks79homehtm
Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL
wwwhssrncom Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta
Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL
IPB Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan StrategiJakarta
Rajawali Pers
Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi
Jakarta CV Rajawali Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL
wwwbalancedscorecardorg 20 juni 2010
Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan
Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta
Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41
Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua
Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty Beerli A Martin J D 2004 ―Factors influencing destination image Annals of
Tourism Research 31(3) 657-681 Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3
Pariwisata Universitas Udayana Bali
BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An
International Journal 4(2) 88-99 Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw-Hill
International Editions
184
BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to
Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University
BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103
BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management
Association1601 Broadway
Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurs Facets of Work Values Multivariate Behavioral Research 21 401-410
Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New
Brahmantyo 2001 ―Potensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endah Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal
Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001
Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teachers Guide to statistic and research designCambridge
Sindicate University Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain
Butterworth Heinemann Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp
Business Decisions National Association of Accountants
Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta
Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit
IPWI
Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2
Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the
Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for
the Degree of Doctor of Philosophy July 2005 ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48
Chon K Yoo J J - E 2008 ―Factors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurement Journal of Travel Research 47 113-
122 ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing
Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney
Channel View Publication
Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson Education Limited Third Edition
CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited
Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne
Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications
Inc California
185
CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in
the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140
Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta
Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita
Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company
Belmont California Chapter 1 Introduction hal 3-19 Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara
Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194
Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219
Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta
Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta
Djunaedi Achmad 2000 ―Pengantar Apakah Penelitian Itu httpmpkdugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-
ia01-metlit-pengantarpdf Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by
Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15
Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue
Pp 47-58 2012 Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective
first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of
Travel Research 30 (2) 10-15 Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty
Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah
Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of
Tourism Research 29(3) 869ndash870
Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor
2003) Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature
Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons
Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)
Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities
Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352 French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of
Tourism Longman Melbourne Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo
186
Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York
Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York
Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304
Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80
Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama
Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure
Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6
Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global
Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171-181)
Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature
Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing
University of Karlstad Sweden (171-181) Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the
Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books
Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge
New York Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998
Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2
Ekonisia Yogyakarta Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism
International Research Journal of Applied and Basic Sciences At
httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlistr_2213_140706015230pdf Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to
Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries
Harris Percy David Harris 1994 The Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Research Journal of Tourism
Studies 5(1) May 29-38
Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta
Erlangga Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk
Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta
Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management
Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research
21 121ndash139
187
Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL
wwwbusinesballcomherzberghtm 20 juni 2010
Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and
Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164-174)
Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE
Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research
Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland
Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research
Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan
Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober
Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of
Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000
Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah) 2000
Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta
Erlangga
Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta
MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting
Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah
Mada University Press
Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu
Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)
Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey
Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta
Erlangga Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third
edition New Jersey Prentice Hall Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New
Jersey Prentice Hall
Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo
Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo
Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo
Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM
188
Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269
Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga
Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and
Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition
Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ―What Is Research hal 3-15
Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business
Media Jun 29 2013 - Business amp Economics Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka
Utama Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta
Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat
McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre
House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009
McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus
Meis S and Lapierre J 1994 Measuring tourisms economic importance - a Canadian
Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing
Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse
Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010
Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity
Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services
Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT
Remaja Rosdakarya Offset Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL
httppsikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010
Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta
Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Yogyakarta Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat
Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat
Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI
Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia OlsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling
189
Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49
Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New
York IrwinMcGraw-Hill Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity
and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of
Marketing 53 21ndash35 Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction
response Journal of Consumer Research 20 (December) pp 418-30 Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63
pp 33-34 (Special Issues)
Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive Education Center Original from httpwwwombarnet200910sarana-berfikir-
ilmiahhtml
Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta
PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel
Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga
Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset
Pitana I Gde 2002 ―Pengembangan Ekowisata di Bali Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada
tanggal 29 Juni 2002 Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu
PariwisataJogyakartaPenerbit Andi
Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard
Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New
York Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature
tourism Davis CA University of California Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta
Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta
Kanisius Anggota IKAPI
Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta
BPFE
Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes
Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)
Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit
chain at sears Harvard Business Review January-February
190
Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ―The Employee-
customer-profit Chain at Searslsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004
Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2
Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22
Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo
Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli
2003
Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global
p20 Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product
Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press
Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in
economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal
penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC
Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama
Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge
Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come
multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444
Sinclair MT 1991 ―The Economics of Tourism Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK
Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta
SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities
Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199 Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with
TourismLongman Melbourne Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system
lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25
Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard
Usahawan 2006(6) 21-25 Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill
Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human
and Social Sciences 61 2011
Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa
191
Kebudayaan Kanisius Yogyakarta
Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius
Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius
Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran
Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABIINFORM Global p29
Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010
Suardika I Wayan Gede 2008 ―Analisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125
Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasar (Tesis)
DenpasarUniversitas Udayana Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi
Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sudibya Bagus 2002 ―Pengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus
Discovery Group Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14
Agustus 2002 Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV
Alfa Beta Bandung
Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA
Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung Alfabeta
Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka
Cipta Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI
Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana
Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan
Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana
Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset
Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty
Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty Syamsu 2001 ―Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi
kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5
No 3 Maret 2001 Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku
Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)
192
Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)
TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism
and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The
Haworth Hospitality Press TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory
Study Journal of International Marketing 1(1) 4-25
Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston
Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney ButterworthndashHeinemann is an imprint of
Elsevier Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI
Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi
Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington
Island Press Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification
SystemAlexandria Va RB Toth Associates Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the
UN as the global standard for measuring the economic value of tourism
retriave on 3rd April 2011 from httpwwwtourismeconomicscomservices-economic-impactphp
Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf
Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural
Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension
Journal of Marketing Research 25 204ndash212 Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard
Jakarta Harvindo Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced
Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan
Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor
Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta PTGramedia Pustaka Utama
Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI
Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama
UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist
Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan
Kebudayaan Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans
193
Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta
WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge
Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD
Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara
Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta
ANDI Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons
World Bank 2013 International tourism number of arrivals At
httpdataworldbankorgindicatorSTINTARVL World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid
World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization
World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization
WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21
WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid
WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-
mediafilesreportseconomic20impact20researchregional202015world2015pdf
Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa
Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa
Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta
Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa
Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of
motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management
Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia
Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA
Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The
Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60
194
BIODATA PENULIS
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA Negara 10 Oktober 1970
Pada tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan
studi ke negeri Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata (MA) dan tamat pada tahun 2007
Menamatkan Program doktor bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini
bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah
Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik
Bisnis Pengantar Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar Industri Pariwisata
amp perhotelan
Judul Buku yang pernah di tulis [1] Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit
Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku
Referensi)
[2] Agrotourism as an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127
(Scholar Press)
[3] Pengantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi)
[4] Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi
Jogyakarta ISBN 978-979-29-3463-2 (Buku Referensi)
[5] Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism
Destination in Book Development of Tourism and the Hospitality Industry
in Southeast Asia (2016) Publisher Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-981-287-605-8 Online ISBN 978-981-
287-606-5 (Book Chapter 3)
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA ii BAB I 1 HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN 1
11 Manusia Mencari Kebenaran 1 12 Matinya Mitologi 1 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 2 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 3 15 Sumber Pengetahuan 3 16 Kriteria Kebenaran 4 17 Ontologi (apa yang dikaji) 4 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 5 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) 5
BAB II 7 HAKEKAT ILMU PARIWISATA 7
21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 7 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri 8 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri 10
BAB III 16 RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 16
31 Pengertian Jasa Pariwisata 16 32 Dimensi Pariwisata 16 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 19 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan 21
BAB IV 26 PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA 26
41 Pengertian Penelitian 26 42 Macam Tujuan Penelitian 28 43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya 30 44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 34
BAB V 39 PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN 39
51 Penemuan Permasalahan 39 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 40 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan 40
BAB VI 42 SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN 42
61 Skala Nominal 43 62 Skala Ordinal 43 63 Skala Interval 44 64 Skala Rasio 44 65 Validitas 46 66 Reliabilitas 47
BAB VII 48 TEKNIK SAMPLING 48
71 Sampel 48 72 Cara Pengambilan Sampel 49 73 Penentuan Jumlah Sampel 51
BAB VIII 53 PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN 53
81 Teknik Analisis Data 53
iv
82 Statistik Deskriptif 55 83 Statistik Inferensia 55
BAB IX 57 ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA 57
91 Analisis S-W-O-T 57 92 Analisis Matriks I-F-A-S 58 93 Analisis Matriks EFAS 59 94 Analisis Q-S-P-M 61
BAB X 68 THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN
DAN PARIWISATA 68 101 Logika Kerja SPC 68 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 69 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 70 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 71 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 71 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 71 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 71 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 72 109 Profitabilitas (Profitability) 72 1010 Hipotesis SPC 72
BAB XI 76 ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA 76
111 Filosofis Analisis Faktor 76 112 Tahapan Analisis Faktor 76
BAB XII 84 MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS 84
121 Filososfi MDS 84 122 Konsep Persepsi 84 123 Konsep Positioning 85
BAB XIII 90 ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) 90
131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 90 132 Tahapan dan Kristeria SEM 90
BAB XIV 104 ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 104
141 Filosofi Segmen Pasar 104 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 110 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 111
BAB XV 124 REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 124
151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel 124 152 Cara Penerapan Garis Regresi 124 153 Koefisien Korelasi 125 154 Uji Hipotesi T-test 125
BAB XVI 134 BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 134
161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 134 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard 134 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja 135
BAB XVII 152 TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN 152
171 Tata Cara Penulisan Usulan 152 172 Tata Cara Penulisan Skripsi 155
BAB XVIII 158 TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 158
181 Kegunaan Merujuk 158
v
182 Tujuan Merujuk 160 183 Sumber-Sumber Rujukan 161 184 Cara Pencarian 162 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka 165 Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal 170 DAFTAR PUSTAKA 183
BIODATA PENULIS 194
1
BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN
11 Manusia Mencari Kebenaran Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat
(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat
[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan
tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian
[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara
empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ―selektif
[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan
secara asal-asalan [4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan
melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis
[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan
pengujian secara ilmiah
12 Matinya Mitologi Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral
sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada
perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum
didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu
diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum
yang harus ditaati Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian
hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di
alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian
empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak
dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi
manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut
Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar
berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya
dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam
2
13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah
dilakukan dengan berbagai cara misalnya
131 Secara kebetulan Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus
penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang
Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya
diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di
kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja
132 Trial And Error
Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan
menggunakan metode ―trial and error atau coba-coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ―problem box oleh
Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ―problem box suatu ruangan yang hanya
dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing
tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara
Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar
Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah
133 Melalui Otoritas
Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap
keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam
filsafat Jawa dikenal dengan istilah Sabda pendita ratu yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh
dibantah lagi
134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman
Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari yang umum ke khusus sedangkan induktif
dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama
ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles
135 Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan
menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka
melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus
memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan
menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran
3
palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta
secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara
sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum
Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan
pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk
menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo
menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya
oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan
spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya menjadi
ilmu dan teknologi
14 Dasar-Dasar Pengetahuan Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah
dapat dijabarkan sebagai berikut ini
141 Penalaran
Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir
logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran
rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme
142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ―pengkajian
untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model
berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma
Premis mayor semua manusia akhirnya mati
Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati
15 Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia
yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya
sendiri Rene Descarte pernah berkata ―De Omnibus Dubitandum yang
mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari
berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran
4
16 Kriteria Kebenaran 161 Teori Koherensi (Konsisten)
Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren
162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan) Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini
suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan
tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia
mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan
Jakarta
163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)
Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori
tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan
abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi
17 Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri
Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan
saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna
itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata
Jadi istilah ―manis panas dan dingin itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca
indera Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam
semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu
tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam
mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari
kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal
bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula
Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk
ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah
homo educandum
5
18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah
[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat
mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)
[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan
cara menggunakan metode ilmiah [3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis
ilmu itu sendiri [4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai
faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya
suatu gejala dan proses terjadinya [5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit
[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang
sama) [7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan
kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal [8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis
a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif
b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif
19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu
tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat
sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya
menimbulkan bencana Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan pariwisata
telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah
membawa provinsi itu mengalami ―keajaiban ekonomi sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak
perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian
tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu
[1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan
ekonomi [2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi
semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam
[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga
professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat
[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ―petani ke pariwisata
6
dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan
menjadi petani
Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-
masalah keadilan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi
7
BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA
21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan
pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar
200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan
terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat
dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia
hiburan rekreasi dan pariwisata
Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era
pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut
IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan
bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan
ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan
lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya
konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan
lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi
produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika
sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas
(Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi
Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan
internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata-rata 4
pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan
kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang
kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World
Bank 2013)
Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang
paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia
dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang
telah mengunjungi negaranya
8
Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia
Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)
Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World Tourism Organization
tersebut upaya apa yang semestinya dilakukan oleh pelaku dan stakeholders
pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan
wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting berikut ini (1) telah terjadi pergeseran
pasar pariwisata (2) strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan nilai pada
wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik (5) pemanfaatan teknologi
terutama teknologi informasi secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata
Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan yang rasional sehingga peran
lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata
dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program
studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai
pada jenjang S3
22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri
Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai disiplin ilmu mandiri
sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya
manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana
Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3) Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada
deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak
menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan
atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan
NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606
1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000
2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000
3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000
4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000
5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000
6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000
7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000
8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000
9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000
10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000
38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000
9
seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali
seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13
November 2007) Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka
pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar
diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian
yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan
bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian
dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang
menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)
Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi
pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan
kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata
Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu
menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga
kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri
pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan
kepariwisataan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta
tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha
meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten
dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga
Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga
Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan
kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari
seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan
kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan
bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga
kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan
pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri
10
pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya
manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan
Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional
melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten
dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui
sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan
kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian
pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di
luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan
seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan
meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global
23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri
231 Dasar Keilmuan Pariwisata
Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang
menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah
metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri
2007)
1) Aspek Ontologi Pariwisata Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya
menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata gejala-gejalan pariwisata karakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata
tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan
kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata
dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam
tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau akibat-akibat
pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas
2) Aspek Epistemologi Pariwisata Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara
pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik
11
Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan
yakni
a) Pendekatan sistem
Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas
masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ―linked system
dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti
dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik
Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran
b) Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa
transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua
komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen
tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung
c) Pendekatan Produk
Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai
suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah
produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus
diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni
(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya
tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya
(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam
pencapaian tujuan ke tempat wisata (3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada
sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas
pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi
(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat
berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi
Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan elemen produk
wisata yang sesungguhnya diproduksi dan atau direproduksi sebagai komoditas
yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam mencari
kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research) dan metode membangun teori
(theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5)
12
eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan
tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya
3) Aspek Aksiologi Pariwisata Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat
manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam
baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri
Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut
ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan
komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian
khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan
pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan
profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal
sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi
Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang
dapat dijelaskan sebagai berikut
a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan banyaknya
warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain
tempat tinggalnya akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga
akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional
b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia
untuk berusaha dan bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah
diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah bahwa
pariwisata harusnya mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain
potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata
c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam kekayaan
budaya dan keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya
yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika dilihat
13
dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam
waktu yang relative lama
d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian
budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan
UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan
Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan
pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah
e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada
masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan
wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui
pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays
f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi
tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga
memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam
penyediaan barang dan jasa
g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan
akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka
Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi
lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan
manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak
terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat
Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata internasional
pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar
US$ 623 miliar Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun
2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut diperkirakan jumlah perjalanan wisata
dunia di tahun 2020 akan menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)
Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di beberapa negara di dunia namun
pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan
dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri
pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga seringkali destinasi
14
pada negara berkembang hanya menjadi obyek saja hal lainnya pengembangan
pariwisata memang telah dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada sebuah
destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative dari pembangunan pariwisata dapat
diminimalkan dan pengaruh positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan
pembangunan pariwisata di masa mendatang
232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata
Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu
memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian
tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu
dengan ilmu yang lain
1) Objek Material Ilmu Pariwisata
Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek
material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni
a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa
hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan
pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis
b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving
services) termasuk ke dalam industri ini adalah full-restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan
sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk
kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi
mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan
terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service
stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator
and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain
agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis
e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan
museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada
perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah
raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan
15
pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan
pelayanan pameran dan sejenisnya g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk
kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis
2) Objek Formal Ilmu Pariwisata
Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada
ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu
pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan
wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat
secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diiden-
tifikasi sebagai berikut
(1) Pengembangan Jasa Wisata
Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang
strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah
aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya
Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini
mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting
(2) Organisasi Perjalanan
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas
perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan
berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal
ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip
kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO
2005)
(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi
masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui
suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata
16
BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN
PERHOTELAN
31 Pengertian Jasa Pariwisata Menurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang
perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan pengambilan keputusan
Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul
berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang
mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global(Theobald 2005)
Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan
pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia
Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika
Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data
yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika
mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005) Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam
multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya
Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja
dan yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental
dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan
kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial
budaya
32 Dimensi Pariwisata 321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi spasial merupakan
definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya
(Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau
tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)
ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during their stay at these destinationsrdquo
Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan wisatawan selama berada di
destinasi pariwisata sebagai bagian dari pariwisata Definisi pariwisata yang
17
dikemukan oleh World Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan
pada sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak lebih dari satu tahun
berturut-turut ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-tourismorg)
Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang dilakukan yaitu
untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan
mencari uang di tempat yang dikunjunginya
Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan
perhitungan statistik pariwisata
a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan
waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)
b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973)
menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk
perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan
wisata
e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk
perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)
Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia didefinisikan
sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal 1 yaitu kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara
322 Dimensi Industri
Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini
merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada
keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata
Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis
bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya
ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services to
facilitate business pleasure and leisure activities away from the home environmentrdquo
18
Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan pariwisata
sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata
ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the travel experiencerdquo
Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang di dalam Undang-
Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah
323 Dimensi Akademis
Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya
sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain
Pariwisata dari dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang
merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap
lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)
ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo
Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial sebagai faktor
pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal
tempat kerja) dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata
324 Dimensi Sosial Budaya
Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada
1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002)
berikut ini
ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence the activities undertaken during their stay in those destinations and the facilities created to cater to their needsrdquo
Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994 sebagai berikut
ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the economy or industry and a broad system of interacting relationship of
people their needs and services that respond to these needsrdquo
19
2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial budaya seperti
yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai
ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo
Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata sebagai berikut
ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo
3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan oleh MacCannell
(Herbert 1995) berikut ini
ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also
an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo
Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas di Indonesia dikenal dengan
istilah kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesame
wisatawan pemerintah pemerintah daerah dan pengusaha
33 Definisi Pariwisata di Indonesia Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta
yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti
(2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain
di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan
semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di
tempat yang dikunjungi Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain
manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni
unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di
tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal
kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan
Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha
20
pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan
barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung
jawab Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai
dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha
pariwisata digolongkan ke dalam
a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis
usaha jasa pariwisata yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan
Usaha jasa pariwisata terdiri dari
[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang Mengatur menyediakan dan menyelenggarakan
pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata
[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan
atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan [3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang
mengatur mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk
memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata
[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu
pertemuan sekelompok orang (misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan kepentingan bersama [5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan
baik yang mendatangkan mengirimkan maupun mengembalikannya
serta menentukan tempat waktu dan jenis hiburan [6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat
yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun
secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli
profesional
[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan
b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha
pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran
wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik
wisata untuk dijadikan sasaran wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik
21
wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam
dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus
c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam
[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh
yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat
[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan
penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai
usaha yang berdiri sendiri [3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari
usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan
angkutan wisata
[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata
tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing
[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk
memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)
34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan
Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan
perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen
strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah
peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya
Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism operations
Marketing and consumer behaviour HR management eTourism eTravel Planning and development Performance and financial management Strategic implications Environmental aspects Government policy Forecasting and prediction Revenue management Impact assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure and culture (httpthrsagepubcom)
Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya
namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada
klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian
pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut
22
341 Jasa Akomodasi Accomodation services)
Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian
bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar
jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi
1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali
2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang
3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu
4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel
5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo
6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt Pelayaran Prima Vista di
Cv Niki Tour Surakarta
342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving
services)
Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini biasanya banyak
dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan Makanan dan
Minuman
1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada
restoran yogya chicken Yogyakarta 2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan
di restoran Enak Bali 3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang
343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)
Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-
perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda
melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-
masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi Wisata
1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po sargede tur dan
travel Yogyakarta
23
2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali
3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali
4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) to Provide Good Service for Tourists Visiting Solo City
5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar
6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki
Tour Solo 7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara
Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur
344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services)
Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan dan biro perjalanan
dapat dilakukan yang berkaitan dengan kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang
dikunjungi dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata
1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Candi
Prambanan
345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)
Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan
tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah
botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat
2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah
3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata
Bali
24
346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment
services)
Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi pelayanan golf
course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan Hiburan
1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap Pencitraan Pariwisata
Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di Kabupaten Jembrana
Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi Wisata di Jembrana
Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum
Donokerto Turi Sleman Yogyakarta
5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan di
Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa
8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang
10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang
11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video Profile
12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus di Kabupaten Wonogiri
13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang
14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul 15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo
16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur
17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air
Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak 18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta
19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta
20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan
Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten
347 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services)
Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang ini
1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan
pada Hotel Dhyana Pura Bali 2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan Keuangan Hotel
Dhyana Pura Periode 2000-2011
25
3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel
Quality Solo)
26
BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA
41 Pengertian Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari
untuk melingkup spektrum arti yang luas yang dapat membuat bingung
mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang
satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus
dibuang dan diganti konsep yang benar
Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997
Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara
untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ―bertanya
pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan
Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan
data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset
sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari
Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian
yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data)
27
dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati
atau menjadi perhatian kita Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi
sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia
Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan
konsep yang salah Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy
(Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban
terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual
Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik
(1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan
(3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik
(4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola
(5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik
(6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya
untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian
(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas
Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ―salah tentang
penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian sebagai berikut
a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian
untuk ―meneliti ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan
untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya
canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan
sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian
Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan
―penelitian di perpustakaan Salah seorang siswa mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada
ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian
Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills
b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke
tempat lain
Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas ―penelitian tentang teknik-teknik pembangunan bangunan tinggi di Denpasar
Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi
28
bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan
disertai teknik acuan yang benar Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah
penelitian Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang
benar Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya kurang satu hal
yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat
mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Denpasar Dengan
demikian ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta sehingga ia
mampu membuat interpretasi terhadap informasidatafakta yang terkumpul tersebut
c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi
Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah
kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir
bahwa ia harus melakukan ―penelitian Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten-kabupaten yang ada di
wilayah tersebut Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria
yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil
―penelitiannya ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut
hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian
d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian
Kata ―penelitian sering dipakai oleh surat kabar majalah populer dan iklan untuk menarik perhatian ―mendramatisir Misalnya berita di surat kabar
tertulis ―Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin
merongronglsquo kekuasaan Presiden Misal yang lain berita ―Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsus Misalnya lain
lagi ―Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan
42 Macam Tujuan Penelitian Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-
pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian
tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula
tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka kita perlu membatasi upaya kita dengan cara
membatasi tujuan penelitian
Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi
(prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)
29
a) Eksplorasi
Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka
kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang
mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ―Apakah X adaterjadi
Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak
Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita
mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti
memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan
dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih
mendalam
Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil
penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu
terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tersebut
b) Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih
rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya
ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian
yang lebih tegas tentang bagian depan kelas Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata
pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian
pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan
perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan
suatu fenomena dari masa ke masa
c) Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari-hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal
tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara
skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)
d) Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara dua
fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah
suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau
30
menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang
saling bersaing Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan
misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya
dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat
tersebut terjadi
e) Aksi
Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak
sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi
Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan
Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu
mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari
temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas
43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul
penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan
metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak
mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan
yang tak terbatas Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan
melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci
Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi
bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk
mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan
Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan
menjadi lima jenis penelitian yaitu
31
1) Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip
A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)
Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment yaitu
pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup
seseorang Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi
dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti
tahap perjalanan hidup dan pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis
atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan pekerjaan
(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode (3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis
(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari kisah tersebut
(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya ideologi dan konteks
sejarah kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup
individu (6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi
yang berfokus pada proses dalam hidup individu teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut
2) Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna
konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi
pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang
dikaji
A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell 1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the structures of consciousness in human experiences
Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi menunda semua
penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu
Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche
menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden
Sedangkan teknik analisis data jenis Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran
menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan
32
(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir
mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data
(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan
pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun
pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur
pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami
penyimpangan) (4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu
ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi (5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari
fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang
terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan
bagaimana fenomena itu terjadi) (6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi
dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut
(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis
3) Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu
pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan
dengan situasi tertentu
The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular situation This situation could be one in which individuals interact take actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell 1998)
Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak atau terlibat
dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang
berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik
analisis data jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
(3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari
(4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa menyelidiki
kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut
(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding
(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan
suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa
33
4) Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem
kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil
dari sebuah penelitian An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways of life (Harris 1968)
Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat
dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna dari
setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok Sedangkan teknik
analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file
(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti
(4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau uraian
5) Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi
Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995) while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the case being studied ndash a program an event an activity or individuals
Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau individu Sedangkan teknik analisis
data jenis Studi Kasus dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir informasi (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
(3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa
kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan
generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk
penerapannya pada kasus yang lain (6) Menyajikan secara naratif
34
44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi
Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu
negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh
Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena
delapan alasan utama seperti berikut ini (1)Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu
kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-
nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi
(5)Penghasil devisa (6)Pemicu perdagangan international (7)Pemicu
pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal
dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu
destinasi Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan
manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman
pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang
telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja
penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni souvenir seperti digambarkan pada gambar
di bawah ini
Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha
pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)
Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi industri
terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia
WISATAWAN
Jasa Transportasi Hotel
Penginapan
Restoran Bar
Cafe
Obyek Atraksi
Wisata
Jasa Hiburan
Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis
Pakai
Asuransi Perumahan
JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung
35
dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan seperti
meningkatnya kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia
Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan ekonomi yang lebih cocok di
pelajari dan dianalisis dengan pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai sebuah
industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)
442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata
Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis
pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi
identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat
analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen
Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal
dan simultan dan model-model makro regional yaitu model Input-Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Accounting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagainya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah
Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantatif
Sumber Hara (2008)
36
[1] Input-Output Analysis
Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak
pariwisata Input-output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan
menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh
terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya
[2] Social Accounting Matrix Model
West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan
dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya
mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya
Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O
namun sebenarnya tidak sesederhana itu
Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan
model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas
tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi
[3] Tourism Satellite Account
Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua
variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti
penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya
Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian
Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap
variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata
dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur
peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional
[4] Social cost-benefit analysis
Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel
sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk
mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari
multiplier efeknya saja
37
Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
No Kualitatif Kuantitatif
1 Data kualitatif (non
numeric)
Data Kuantitatif (numeric)
2 Penelusuran Latar
alamiah
Latar artifisial (khususnya
penelitian eksperimentasi)
3 Fokus pada Makna-makna
Fokus pada Perilaku
5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)
Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)
6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik
7 Idealisme Realisme
8 Induksi analitik Induksi enumeratif
9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi
Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua
metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai
berikut
[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda
caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan
proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis
[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan
metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif
[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan
data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data
yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya
maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi
[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah
asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian
443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif
Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi
berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau
informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau
informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif
38
Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori
untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami
fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan
yang diteliti Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua
jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya
Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Kuantitatif Kualitatif
Validitas Kredibelitas
Reliabilitas Dependabilitas
Objektivitas Konformabilitas
Generalabilitas Transferabilitas
Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi syarat validitas reliabilitas objektivitas dan generalabilitas maka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan
transferabilitas Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami
perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil
kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi
atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya
penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan
mengajukan pertanyaan baru
Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam
satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model
analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya
39
BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN
PENELITIAN
Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya kegiatan
berikutnya adalah menemukan permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan
lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian tidak perlu
dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakan oleh ungkapan ―Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan
penelitian Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam Buckley et al 1976 14)
dengan pernyataan ―Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu
tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati Permasalahan
yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan
atau problem statement
51 Penemuan Permasalahan Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh
survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam
bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan
Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang
memakan waktu cukup lama sehingga buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu
Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya
banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-
majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke
perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan
dalam usulan penelitian Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta
dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan
permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan
ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan
dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara
menemukannya Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et
al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang
menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan
40
tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara
informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian
berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan
perumusan permasalahan
52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka
menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini
1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya
menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai
arah untuk menemukan permasalahan
2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang
diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan
dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural
3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang
tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan
ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal
penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam
perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi
yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda
4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang
merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada 5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan
membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi 6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan
kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau
kompleks 7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu
pemasalahan ke dalam komponen-komponennya 8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi
peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah
yang lebih rumit dan kompleks
53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan
permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur atau
naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau
41
latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat
diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al
(197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan
2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan yang dapat diamati Misalnya
fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola dasar
pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural
3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi
Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi
4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya
permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut Pengalaman
keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan
42
BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN
PENELITIAN
Skala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol atau angka dari sebuah variabel yang diukur
Pengukuran hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan seperti
minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional terhadap variabel yang
diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam
dalam model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011 48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu
skala nominal skala ordinal skala interval dan skala rasio
Gambar 61 Contoh inform concern
Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian yang sedang dilakukan sangat memerluan
bantuan para responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan kinerja sebuah
pelayanan jasa khususnya pariwisata
43
61 Skala Nominal Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang
ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini
hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal
yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal
pada uji statistika bisa untuk mencari modus dan distribusi frekuensi saja
Would you like to help us
you can fill it out online below
Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal
62 Skala Ordinal Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek
sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi)
variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal
Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat
tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah
sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat
mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama
Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan
skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non
parametrik seperti rank order correlation
44
Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal
63 Skala Interval Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan
dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk
mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama
Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada
skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran
Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval
64 Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat
yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding skala-skala
dibawahnya)
45
[1] How long have you been on holiday in Bali
[2] How much money have you spent during your vacation in Bali
[3] How much money have you spent on renting a hotel room
Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval
Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian
pariwisata antara lain adalah
[1] Skala likert
Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai
suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain
Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert
[2] Semantic defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan
oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya
bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ―sangat positifnyardquo terletak di bagian
kanan garis dan jawaban yang ―sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya
46
How do you think about the guide service today friendly 5 4 3 2 1 unfriendly
patient 5 4 3 2 1 impatient knowledgeable 5 4 3 2 1 less
knowledgeable helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness
competent 5 4 3 2 1 less competent
Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial
Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden
terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi
responden terhadap Tour Guide sangat negatif
65 Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel
nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu
[1] Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang
mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain
tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan
dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata
[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan
dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam
validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan
pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik
[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)
Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai
kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan
pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik
untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik
47
Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas
66 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil
skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan
berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar
pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah
reliabel secara statistik
Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas
48
BAB VII TEKNIK SAMPLING
71 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama
dari obyek yang merupakan sumber data (Sukadarrumidi 200650) Sampel
diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari
populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari
1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan
sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang
memenuhi sasaran
Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan
persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih
baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah
1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan
oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama
b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian
sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan
dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh
anggota populasi
2) Tujuan pengambilan sampel
a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak
b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis
c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga
peneliti
3) Tahapan menentukan sampel
Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel
yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah
a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya
b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan
cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi
49
Keuntungan penggunaan sampling
a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek
c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit
Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi karena
a) adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti
c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit
72 Cara Pengambilan Sampel Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random
sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)
Gambar 71 Teknik Sampling
1) Probability Samples
Probability Samples adalah teknik sampling yang memberikan
kemungkinan yang sama paa setiap individu untuk dipilih sebagai sampel
a) Simple Random
Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa
penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya
b) Systematic Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar
nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan
hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama
50
telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain
yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil
persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan
besarnya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok tersebut
c) Stratified
Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub
populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil
Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif
homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas
hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang
diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)
Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut
I = 40 berpenghasilan rendah
II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi
Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka pembagiannya untuk strata
I = sebanyak 40 X 100 orang = 40 orang II = sebanyak 50 X 100 orang = 50 orang
III = sebanyak 10 X 100 orang = 10 orang
d) Cluster
Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan
mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan
kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada
Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui
bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian
ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah
300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota
sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu
untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak
diketahui pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling
51
2) Non Probability
Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya
individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir
jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak
memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen
a) Judgement Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau
pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-
subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa
melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai
generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya
ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak
dimiliki populasi dalam keseluruhannya
b) Quota
Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang
akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden
terserah kepada team pengumpul data Misalnya
Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai
berikut 10 orang warganegara Inggris
15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang
c) Chunk
Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di
jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili
siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan
73 Penentuan Jumlah Sampel
1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui) Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel
adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi
populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat
mengakibatkan pemborosan biaya penelitian
52
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut
dimana n jumlah sampel
N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase
Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5
berarti memiliki tingkat akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10
memiliki tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan
Contoh
Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila
batas toleransi kesalahan 5
Dengan menggunakan rumus Slovin
n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan
2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui) Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden penelitian dapat
ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200
sampel Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau
GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya dengan analisis faktor
besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator
penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)
53
BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS
PENELITIAN
81 Teknik Analisis Data Teknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis
Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif
1) Teknik analisis data kualitatif
a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola
kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan
pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)
b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu
(Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data
d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan
lapangan
e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan
membeku atau malah menjadi kadaluarsa f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian
dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan
guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan
2) Teknik analisis data kuantitatif
a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen
resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan-satuan
dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan
beberapa metode tertentu b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam
beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis
data
(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat
kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang
disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat
dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan
54
editing yang cermat dan hati-hati diharapkn data yang berhasil
dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali
berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkn
dalam penarikan sampel Nama dan kelengkapan identitas pengisi
Kelengkapan isi jawaban Kejelasan makna jawaban dan relevansi jawabannya
Konsistensi jawaban satu sama lainnya
Kekeliruan pekerja lapangan di dalam menjelaskn kuesioner kepada responden
Tingkat kekeliruan di dalam memilih responden dan kepalsuan isi jawaban
Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data Sumber Antara 2010
Teknik Analisis
Data
Teknik Analisis Data KUALITATIF
Teknik Analisis Data KUANTITATIF
Statistik Inferensia
Induktif
Statistik Deskriptif
Rata-rata Hitung
Median dan Modus
Varian dan Standard Deviasi
lainnya
Parametrik
Tabel (Silang Frekuensi) Grafik
Diagram Batang dan Diagram Lingkaran
dan lainnya
Non Parametrik
Analisis SWOT
P H A
Deskriptif Kualitatif (Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan
atau Menafsirkan)
Ekonometrika 1 Model Simultan 2 Model Sederhana
Model Optimasi (Operation Research) 1 Linear Program 2 Non Linear Programming 3 Integer Programming 4 Gooal Programmning 5 Dynamic Programming 6 Network CPM dan PERT 7 Teori Antrean 8 Teori Pengambilan Keputusan 9 Teori Permainan 10 Simulasi
Model Makro Regional 1 Model Input-Output Leontief
Regional dan Interregional 2 Model SAM Regional dan
Interregional CGE 3 Location Quotion (LQ) 4 Teori Basis Export
Policy Analysis Matrix (PAM)
Uji-t Uji Z
Regresi Sederhana dan Ganda
Uji Korelasi
One dan Two Way Anova
Multivariat Cluster DIscriminant dan Factor Analysis
Priciple Component Analysis Path analysis
SEM
Sign Test
Chisquare Wilcoxon Test
Cochran Test
Korelasi Rank
55
(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda
tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka (3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing
kategori (4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel-tabel untuk setiap
variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam
bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross
tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan
(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik
inferensia (parametrik atau non paramterik) (6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti
terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan
mengkaitkannya dengan temuan-temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru
sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)
Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu (1) statistik
deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik
inferensiainduktif Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu
statistik non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema Teknik Analisis Data)
82 Statistik Deskriptif [1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi
[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya
[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia
[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia
83 Statistik Inferensia
(Statistik InduktifStatistik Probabilitas)
a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random
56
b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang
diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahankeberanan dinyatakan dalam
persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf
signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi
Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik
Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik
1 Parameter populasi menyebar normal
1 Parameter populasi mengabaikan sebaran
2 Data berasal dari nilai-nilai
pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau
paling tidak dalam skala interval
2 Data berasal dari nilai-nilai yang
tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordinal
(order=tingkatan=skala)
3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat
dijumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi
3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan
cara menskor atau kategori
4 memusatkan perhatian
pada perbedaan nilai tengah (mean)
4 Memusatkan perhatian pada
perbedaan median
5 Sampel atau cuplikan relatif
besar agar cenderung
menyebar normal (gt 30 unit)
5 Dapat digunakan dalam sampel
(cuplikan) kecil (lt 30 unit)
57
BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF
KUALITATIF UNTUK PARIWISATA
91 Analisis S-W-O-T Umumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang
berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini
adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk
mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif
sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif
identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan
pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam
yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada
pada masyarakat di tempat penelitian Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan
pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan
oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif
adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data
dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya
oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan
membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan
pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan
adanya teori baru yang barangkali ditemukan Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan
untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu
objek
Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT
58
mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan
kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga
hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan
Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT
Tahapan yang dimaksud adalah
[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)
[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata) [3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)
[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)
Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan strategi alternatif (Alternative
Strategy) melalui matriks SWOT sebagai berikut
92 Analisis Matriks I-F-A-S Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan
analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan
tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)
[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat
metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot
sama dengan satu [3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating)
mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk
menentukan nilai skornya [5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang
dinilai Jika nilainya di bawah 15 menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di
atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat [6]
Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Kekuatan
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
59
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)
Kelemahan
1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
93 Analisis Matriks EFAS Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan
ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor-faktor strategis eksternal
(External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini
[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan
ancaman (threat) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat
metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu
[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor peluang dan ancaman yang memiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3 (cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya
[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal
perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di
atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar
Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)
Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Peluang
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
Ancaman
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip
4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan sel seperti gambar di
bawah
60
Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X TOTAL NILAI IFAS
T
O
T A
L
N
I
L A
I
E F
A
S
4 3 2 1
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan berputar)
2
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau jual habis
kewaspadaan)
1 VII
Pertahankan dan
pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
VIII
Panen atau
divestasi (diversifikasi
kongklomerasi)
IX
Panen atau divestasi
(likuidasi)
Sumber Rangkuti 2001
Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT sebagai berikut
[1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan ancaman di sel
masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-
peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)
[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO
(Weakneses Opportunities)
[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)
[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelamahan dan
ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT
(Weakneses Threaths) [6]
Tabel 94 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan (S) Tentukan factor kekuatan
Internal
Kelemahan (W) Tentukan factor
kelemahan Internal
Peluang (O) Tentukan factor
Peluang Eksternal
Strategi SO Ciptakan Strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang
Strategi OW Ciptakan Strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Ancaman (T) Tentukan factor
ancaman Eksternal
Strategi ST Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi TW Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
Diadopsi dari Rangkuti 2001
61
Penjelasan
a) Strategi SO (Strengths Opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya
b) Strategi ST (Strengths Threaths)
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek
untuk mengatasi ancaman
c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
d) Strategi WT (Weaknesses Threaths)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman
94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan
Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa
alternatif strategi yang telah dipilih
QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif
(relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan (Umar 1999)
Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut
[1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan di sebelah kiri
QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks [2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama
dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I [3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi
yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE
[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara
meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 =
sangat menarik [5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight
dengan Attractives Score pada masing-maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi
[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing-maisng kolom
QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang
menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir
62
Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Faktor Utama Weight Alternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Faktor Internal
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Total
Sumber Umar 2002
AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score
Penggunaan Analisis SWOT Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu
Mutiara Kabupaten Jembrana Bali
1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-
indikator Internal
No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan
1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 Kekuatan
2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan
3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan
4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan
5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan
6 Harga minuman 500 290 Kekuatan
7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 477 235 Kelemahan
8
Kejelasan jalur rute yang
dilalui menuju objek wisata 512 230 Kelemahan
9
Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur
Pamfletdan lainnya) 512 260 Kekuatan
10
Penyampaian informasi melalui
website 555 270 Kekuatan
11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 395 250 Kelemahan
12
Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai bahasa 543 235 Kelemahan
13
Program pendidikan dan
pelatihan bagi petugas 445 175 Kelemahan
14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan
63
No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan
15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan
16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 550 310 Kekuatan
17
Sarana dan prasarana yang
memadai ( tempat parkir ) 560 355 Kekuatan
18 Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 463 155 Kelemahan
19
Proses penyambutan
kedatangan wisatawan 495 250 Kelemahan
20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan
TOTAL 100
2 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator
Eksternal
No Indikator Eksternal Bobot () Rating Keterangan
1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang
2 Sumber daya manusia yang professional 798 270
Peluang
3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang
5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang
7 Kebijakan pemerintah di bidang
pariwisata 618 245 Ancaman
8 Bantuan dan dukungan
pemerintah 607 205 Ancaman
9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman
10 Pengawasan masyarakat
terhadap objek wisata 670 260 Peluang
11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 641 265
Peluang
12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman
13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang
14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang
TOTAL 100
3 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)
Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor
Kekuatan (strenghts)
1 Sarana dan prasarana yang
memadai ( tempat parkir )
560 355 020
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 022
3 Fasilitas pendukung yang tersedia 550 310 017
64
Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor
( toilet )
4 Kondisi lanskap (landscape) 591 305 018
5 Keunikan penangkaran 661 305 020
6 Pelayanan yang diberikan 520 300 016
7 Harga tiket masuk 596 290 017
8 Harga minuman 500 290 015
9 Penyampaian informasi melalui
website
555 270 015
10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)
512 260 013
Kelemahan (weakness)
1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)
395 250 010
2 Proses penyambutan kedatangan
wisatawan
495 250 012
3 Harga marchendise 413 240 010
4 Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai bahasa
543 235 013
5 Kemudahan dalam mencapai lokasi
477 235 011
6 Kejelasan jalur rute yang dilalui
menuju objek wisata
512 230 012
7 Penampilan petugas 244 175 004
8 Program pendidikan dan pelatihan
bagi petugas
445 175 008
9 Keramahtamahan petugas 280 175 005
10 Rute perjalanan pengunjung
didalam taman kupu-kupu
463 155 007
Total 100 265
Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-
rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk
masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari
indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah
265
65
4 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)
Faktor strategis eksternal Bobot () Rating Skor
Peluang (opportunities)
1 Keanekaragaman pengunjung 785 345 027
2 Lokasi objek wisata 817 335 027
3 Motivasi pengunjung 745 330 025
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 025
5 Keamanan pengunjung 772 325 025
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 023
7 Sumber daya manusia yang
profesional
798 270 022
8 Penerapan teknologi informasi 775 265 021
9 Kondisi ekonomi regional dan
nasional
641 265 017
10 Pengawasan masyarakat terhadap
objek wisata
670 260 017
Ancaman (threats)
1 Kondisi ekonomi global 631 250 016
2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
618 245 015
3 Peran serta masyarakat 648 205 013
4 Bantuan dan dukungan pemerintah
607 205 012
Total 100 285
Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata
pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil
rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-
indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil
skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285
5 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini
Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X Total nilai ifas
T
O
T A
L
N
I
L A
I
4 3 (285) 2 1
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan
berputar)
(265)
2
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau jual habis
kewaspadaan)
1 VII VIII IX
66
E F
A
S
Pertahankan dan pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
Panen atau divestasi (diversifikasi
kongklomerasi)
Panen atau divestasi (likuidasi)
6 Matrik SWOT
Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-
kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan
eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan
Matrik SWOT
IFAS
EFAS
STRENGHTS (S)
1 Sarana dan prasarana yang
memadai (tempat parkir)
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu
3 Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)
4 Kondisi lanskap
(landscape) 5 Keunikan
penangkaran 6 Pelayanan yang
diberikan 7 Harga tiket masuk
8 Harga minuman
9 Penyampaian informasi melalui
website 10 Penyampaian
informasi melalui mass media cetak
(broshur)
WEAKNESESS (W)
1 Penyampaian informasi melalui mass media
audio visual (iklan) 2 Proses penyambutan
kedatangan wisatawan 3 Keterjangkauan harga
merchandise 4 Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam
berbagai bahasa 5 Kemudahan dalam
mencapai lokasi 6 Kejelasan jalurrute
yang dilalui menuju objek wisata
7 Penampilan petugas 8 Program pendidikan
dan pelatihan bagi
petugas 9 Keramahtamahan
petugas 10 Rute perjalanan
pengunjung didalam taman kupu-kupu
OPPORTUNITIES (O)
1 Keanekaragaman pengunjung
2 Lokasi objek wisata
3 Motivasi pengunjung
4 Keamanan lokasi
objek wisata 5 Keamanan
pengunjung 6 Pemandangan
STRATEGI SO
Bekerjasama
dengan masyarakat dalam
mengawasi objek wisata Taman
Kupu-kupu
Meningkatkan
keamanan baik
keamanan
pengunjung maupun
STRATEGI WO
Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia
dibidang pariwisata
67
alam sekitar 7 Sumber daya
manusia yang professional
8 Penerapan teknologi
informasi 9 Kondisi ekonomi
regional dan
nasional 10 Pengawasan
masyarakat terhadap objek
wisata
keamanan lokasi objek wisata
Membangun
penangkaran kupu-kupu
dilokasi lain
THREATS (T) 1 Kondisi ekonomi
global
2 Kebijakan pemerntah
dibidang pariwisata
3 Peran serta masyarakat
4 Bantuan dan dukungan
pemerinah
STRATEGI ST
Memberikan
perbedaan harga
tiket masuk
Pemberdayaan
masyarakat
STRATEGI WT
Promosi dan publikasi
secara besar-besaran
dan dilakukan dengan
gencar
Meningkatkan jenis
pelayanan yang
ditawarkan
Meningkatkan peran
serta pemerintah
68
BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT
ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA
101 Logika Kerja SPC Gambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi
operasi dan sistem penyampaian jasa dalam suatu perusahaan dengan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut
Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)
Sumber Hesket (1994)
James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan
dalam pendapatnya tentang rantai keuntungan pelayanan Sehubungan dengan
kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan
karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan
keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan
Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya
operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik
terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan
Internal
Service
Quality
Fasilitas
Kerja
Motivasi
Material dan
Non Material
Employee
Satisfaction
(Kepuasan
Karyawan
Hotel)
External
Service
Values
(Kualitas
Pelayanan
Karyawan
Hotel)
Customer
Satisfaction
(Kepuasan
Wisatawan)
Customer
Loyalty
(Loyalitas
Wisatawan)
Revenue Growth
(Pendapatan)
Profitability (Keuntungan)
69
kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan
pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada the next process (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian
Anda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baik
Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih lama (employee retention) dan
juga meningkatkan produktivitas kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas
pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan Pelanggan yang
puas akan cenderung bersikap loyal dan pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang diberkan oleh pelanggan
Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan)
dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan
dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan
Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak
karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ―The Service-Profit-Chain
tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara
umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan
Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan
disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka
Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja
Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan
eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan
kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut
102 Kualitas layanan internal (internal service quality) Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu
hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan konsumen (Gronroos 1990)
kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan
konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan
mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya
Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen
industri jasa tersebut
70
Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan
bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi
keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ―A Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for example Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung
dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar
departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam
bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara
empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)
Senada dengan pernyataan di atas OlsquoConnor (2001) dalam artikelnya
Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ―people behave as they are measured and drive action as they are rewarded yang berarti
orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa setiap
individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan
kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan
mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang
berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang
kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)
103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan
kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan
yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu
perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)
Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang
profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi
untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai
Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan
profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan dapat menjadi
kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan
71
104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak
otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas
serta aspek-aspek lainnya Banyak terjadi karyawan ditekan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan
peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak
kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan
kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya
Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah
pasti berasal dari para karyawan yang betah bekerja di perusahaan tidak
hanya betah tetapi juga bergerak dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak
terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada
perusahaan
105 Nilai layanan eksternal (external service value) Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang
dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama service delivery
Possitive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan
(perception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka
yang bermuara kepada puastidaknya mereka
106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis
bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu
usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat
meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)
107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan
dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak
perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang
pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya
Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang
dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari
produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan
menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut
(word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari
72
komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini
bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan
mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap
perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika
ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai
faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan
faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial
108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi
1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara
signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin
secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada
pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan
Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari
produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi
perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik
109 Profitabilitas (Profitability) Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat
aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan
terhadap total keuntungan perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang
menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan
sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya
mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan
1010 Hipotesis SPC [1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan
[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan
[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal [4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan
[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan [6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan
[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas [8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan
internal
[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal
73
Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan
(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction
(H1)
Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan
Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini
berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada
kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)
Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan
Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti
semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)
Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti
semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
1000 790
790 1000
000
000
81 81
81 81
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
EmployeeSatisfaction
InternalServiceQuality
Corre lations
1000 783
783 1000
000
000
81 81
81 81
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
EmployeeLoyalty
EmployeeSatisfaction
Corre lations
1000 815
815 1000
000
000
59 59
59 59
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
ExternalService Value
EmployeeLoyalty
74
(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)
Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini
berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada
Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi
ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)
Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan
Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara
Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada
Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali
maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan
Profitability terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali
maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada
Correlations
1000 760
760 1000
000
000
59 59
59 59
Customer Satisfac tion
External Service Value
Customer Satisfac tion
External Service Value
Customer Satisfac tion
External Service Value
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
CustomerSatisfaction
ExternalService Value
Corre lations
1000 622
622 1000
000
000
59 59
59 59
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
CustomerLoyalty
CustomerSatisfaction
Correlations
1000 935
935 1000
000
000
59 59
59 59
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
RevenueGrowth
CustomerLoyalty
75
Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini
significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)
Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti
meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)
Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti
meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant
(disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
1000 875
875 1000
000
000
59 59
59 59
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
ProfitabilityCustomer
Loyalty
Correlations
1000 457
457 1000
000
000
81 81
81 81
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
InternalServiceQuality
RevenueGrowth
Corre lations
1000 634
634 1000
000
000
81 81
81 81
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
InternalServiceQuality Profitability
76
BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN
PARIWISATA
111 Filosofis Analisis Faktor Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) ―Analisis faktor adalah
alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum
dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas
Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami
oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban
responden lain
Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap
skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ―Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan
skor total adalah 03 (r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid
Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang
Santoso dan Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ―Cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar
antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebut
Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-
pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala
likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat
Merpati Nusantara Airlines Denpasar Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ―Setelah data valid
dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis
faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor)
112 Tahapan Analisis Faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut
(1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada
semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity
77
pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan
Anti Image Matrices (2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel
yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk
memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil
(nilai eigen value di atas) (4) Uji keakuratan model
Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya Ekakarya Bedugul
Bali
(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang
ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas
apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket
tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Koefisien
Korelasi
Tingkat
Signifikan
Keterangan
Q1 0403 0000 Valid
Q2 0541 0000 Valid
Q3 0501 0000 Valid
Q4 0441 0000 Valid
Q5 0561 0000 Valid
Q6 0528 0000 Valid
Q7 0622 0000 Valid
Q8 0620 0000 Valid
Q9 0608 0000 Valid
Q10 0529 0000 Valid
Q11 0437 0000 Valid
Q12 0506 0000 Valid
Q13 0618 0000 Valid
Q14 0564 0000 Valid
Q15 0623 0000 Valid
Q16 0579 0000 Valid
Q17 0559 0000 Valid
Q18 0581 0000 Valid
Q19 0655 0000 Valid
Q20 0561 0000 Valid
78
Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas
untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket
yang dibuat sudah valid
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin
besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang
dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah
060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha
cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable
(2) Analisis Faktor
a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai
variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke
Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang
b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi
dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar
variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan
nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor
Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran
nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah
Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara
membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan
koefisein korelasi parsialnya Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian
analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika
harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti
kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak
dapat diterima
Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706
Bartletts Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548
df 190
Sig 000
79
Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran
nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang
sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang
menengah
Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi
adalah sebagai berikut
Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel yang lainnya
Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut
masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut
Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0)
maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya
Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA
Anti-image Correlation
Q1 069
Anti-image Correlation
Q11 073
Q2 081 Q12 072
Q3 072 Q13 081
Q4 070 Q14 062
Q5 068 Q15 069
Q6 065 Q16 073
Q7 068 Q17 065
Q8 069 Q18 065
Q9 082 Q19 069
Q10 084 Q20 066
Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05)
dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor
tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05
c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu
melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk
maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan
dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 94
Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor
yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari
80
variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat
hubungannya dengan faktor yang terbentuk Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan
dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi
setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang
bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan
eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam
menghitung jumlah faktor yang terbentuk
Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan
Metode Principal Component Analysis Variabel Kode Initial Extraction
Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996
Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934
Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773
Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972
Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596
Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593
Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841
Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808
Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567
Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232
KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826
Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828
Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259
Harga Cinderamata Q14 1000 0936124
Keindahan Alam Q15 1000 0946298
Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144
Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503
Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213
Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454
Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878
Extraction Method Principal Component Analysis
Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 10 Kelima faktor tersebut
menjelaskan (819442) total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan
untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali
Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu
Component Initial Eigenvalues
Total of Variance Cumulative
1 6218104 3109052 3109052
2 3486107 1743054 4852106
3 3054687 1527343 6379449
4 2081223 1040612 7420061
5 1548718 774359 819442
Extraction Method Principal Component Analysis
81
d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor
Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling
optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor
yang terbentuk melalui rotasi faktor Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang
lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini
rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang
menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses
penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam
tabelberikut
Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi
Component
1 2 3 4 5
Q1 024 853 165 -081 080
Q2 061 924 124 201 050
Q3 041 952 149 129 -004
Q4 083 915 061 000 074
Q5 891 069 089 -005 035
Q6 806 007 164 -008 037
Q7 934 056 119 077 036
Q8 922 044 141 083 031
Q9 873 052 130 082 075
Q10 147 -049 052 827 178
Q11 -086 033 091 713 219
Q12 -052 171 007 801 250
Q13 213 075 149 862 044
Q14 076 041 088 215 935
Q15 049 055 129 359 892
Q16 074 101 130 162 933
Q17 149 096 892 008 095
Q18 082 089 877 143 111
Q19 173 227 848 111 108
Q20 211 103 793 056 040
Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax
with Kaiser Normalization
a Rotation converged in 5 iterations
Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96
82
terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa
dimasukkan sebagai komponen faktor
e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor
Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk
berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali
Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading
Explained Variance
Faktor 1
(Fasilitas)
Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891
31 Q6 Fasilitas Rekreasi 806
Q7 Fasilitas Bermain 934
Q8 Ketersediaan Cinderamata 922
Q9 Ketersediaan Informasi 873
Faktor 2
(Kemudahan menuju Lokasi)
Q1 Jarak Menuju Lokasi 853
17
Q2 Waktu tempuh Menuju
lokasi 924
Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952
Q4 Lingkungan Kebun Raya 915
Faktor 3
(Keunikan dan
Pelayanan)
Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892
15
Q18 Keamanan di areal Kebun 877
Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi
848
Q20 Pelayanan Tiket masuk 793
Faktor 4 (Harga)
Q10 Kapasitas Parkir 827
10 Q11 KetersediaanTempat Sampah 713
Q12 Harga Tiket Masuk 801
Q13 Harga Sewa fasilitas 862
Faktor 5 (Keindahan
dan Kelangkaan
Tanaman)
Q14 Harga Cinderamata 935
77 Q15 Keindahan Alam 892
Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933
Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun
Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut
1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini
terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan
factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan
Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873
2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue
83
3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini
terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan
factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915
3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan
Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan
eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15
Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya
dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793
4) Faktor keempat adalah faktor Harga
Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup
terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10
Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor
loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862
5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini
terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892
dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933
f) Uji Ketepatan Model
Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi
yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi
berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31
residual dengan signifikansi 005
ldquoResiduals are computed between observed and reproduced correlations There are 31 (160) nonredundant residuals with absolute values greater than 005rdquo
Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005
84
BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS
121 Filososfi MDS Mutidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu
obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara
obyek dalam ruang multidimensi
MDS is not so much an exact procedure as rather a way to rearrange objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing lack of fit) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)
MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang
memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan
(similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi
122 Konsep Persepsi Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah
bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya
untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001
522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan
selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi
Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut
akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis
ecotourism saat ini di Bali
Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini
85
Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi
123 Konsep Positioning
Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang
disukai konsumen berlaku untuk produk perusahaan bahkan destinasi
pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing
Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni
1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan
atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda
2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing
sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung
yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk
3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini
perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang
digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya 4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing
sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat
pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya
5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak
86
tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara
maksimal 6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus
merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan
kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau
propaganda atau promosi 7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau
setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan
setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri
Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning Obyek Wisata
ldquoEcotourismrdquo Bali
Respondensampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan
mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali
Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya
sebesar 10 Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan
menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)
Atribut-atribut yang di nilai berupa ―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh responden untuk
dibandingkan dengan obyek wisata sejenis Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut
Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali
Kemiripan KR Bali (KREK)
Bali Marine Park (BMP)
Bali Elephant Safari Park
(BESP)
Bali Barat National Park
(BBNP)
Bali Butterfly
Park (BBP)
Bali Reptile Park (BRP)
Bali Sangeh Monkey
Forest (BSMF)
Botanic
Garden Ubud (BGU)
KREK 0
BMP 12345 0
BESP 12345 12345 0
BBNP 12345 12345 12345 0
BBP 12345 12345 12345 12345 0
BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0
BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
Catatan ―0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ―12345 pilihan skala kemiripan obyek wisata
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi
dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro (2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur
perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan
persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi MDS juga disebut
perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah
87
mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi
ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis akan digunakan software SPSS versi 16 Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh responden yang
mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai
antara 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut
[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip
[2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip
atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip
[5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak
mirip
Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau
multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari
masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini
Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2
Number Name
1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 -3280
3 BESP_3 11067 -2716 4 BBNP_4 -6382 -14174
5 BBP_5 -2081 15152
6 BRP_6 7396 15151 7 BSMP_7 -1144 -9517
8 BGU_8 -12427 3632
Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain
(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut
―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayanan
88
KR Bali
(KREK_1)
Bali
Marine
Park
(BMP_2)
Bali Elephant
Safari
Park
(BESP_3)
Bali Barat
National
Park
(BBNP_4)
Bali
Butterfly
Park
(BBP_5)
Bali
Reptile
Park
(BRP_6)
Bali Sangeh
Monkey
Forest
(BSMF_7)
Botanic
Garden
Ubud
(BGU_8)
Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali
Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek
wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap
memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan
ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS
(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden
Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali (2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata
(BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki
kemiripan dalam satu kelompoknya
(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada
cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya (4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali
mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan
memiliki kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat
tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-touristrsquos group seperti
kelompok atau group karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya
Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para
responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai
sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan
penilaian mengenai kemiripan obyek wisata
89
Kesamaan Sikap Responden
Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas
hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian
Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud
walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan
Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki
kemiripan diantara mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud
Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup
jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap
obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan
kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa
sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis
untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud
90
BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION
MODELLING (SEM)
131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling
Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang
dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang
tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan
untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis SEM berbasis pada analisis
covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada
analisis regresi linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau
LISREL SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering muncul dalam
dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena
SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model
teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah sebagai berikut
[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear
[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak atau simultan
[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data
kuesioner yang melibatkan persepsi
[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis
regresi linear secara serempak [5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat
dilakukan dengan analisis regresi linear
[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi
normalitas pada data [7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order
untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik
132 Tahapan dan Kristeria SEM Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus
ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut
adalah sebagai berikut ini [1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis
[2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural
dan Model Pengukuran
91
[4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang
diusulkan
Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model)
Model Struktur Persamaan (Structure Equation Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah identifikasi
Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien
Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang
seharusnya disajikan
Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error
yang negatif
Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi
yang didapat (misal ge 09) [6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit
Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio chi-square
statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)
Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of
Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)
Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted
Uji Validitas
Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas Outliers
Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi
model
Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan maka dilakukan
pengujian hipotesis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur
kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan juga menggunakan SEM sebagai
alat uji model seperti pada penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah variabel
dengan menguji struktur dari hubungan di antara variabel-variabel yang ada
dalam model Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan yakni
Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model
pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural
Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk
menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model
yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square (χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat
probabilitas di atas 005 menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data
observasi dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2 cenderung
meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan dampak dari jumlah sampel
92
dikembangkan kriteria rasio χ2 terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df
untuk model yang baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998) Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah persamaan model
struktural
Tabel 131
Kriteria Kelayakan Model
Goodness of Fit Index Cut off Value
X2-Chi Square Diharapkan Kecil
Significance Probability ge 005
RMSEA le 005
GFI ge 090
AGFI ge 090
CMINDF le 300
TLI ge 095
CFI ge 095
Sumber Hair et al (1998)
Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan sebagai berikut ini
1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi
dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel
lt 200 2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off
value sebesar p ge 005 3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah
ukuran model yang mencoba memperbaiki kecenderungan chisquare yang
cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit
4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi
tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1
(mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit) 5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI adalah analog
dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang
dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le AGFI lt 09 adalah
marginal fit 6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of freedom)
diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom
7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative incremental fit
index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model
8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin
mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi
Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS
93
Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di
Bali
Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian Topik penelitian ditelaah
secara mendalam dan hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas
wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak Langkah ini mutlak harus
dilakukan dan setiap hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut
harus mempunyai dukungan teori yang kuat Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian hasil observasi
lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi
sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model loyalitas wisatawan yakni hubungan
antara variabel laten motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal
(X2) terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan (Y2) dan loyalitas wisatawan (Y3) Konfirmasi selanjutnya adalah menguji hubungan
antara variabel laten citra destinasi (Y1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y2) dan selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten
kepuasan wisatawan (Y2) terhadap variabel laten loyalitas wisatawan (Y3) Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri
dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat
indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel
loyalitas wisatawan
1) Pengujian model teoritis
Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang
kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa
asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti
Gambar berikut ini
Keterangan
Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13= Pengetahuan
dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15= Bertemu orang dan
bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman
Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari
X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu luang X27=
Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29= Makanan dan minuman
X210= Fasilitas dan pelayanan X211= Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213= Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan
X215= Pemandu wisata
94
Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali Y14=
Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas politik dan
ekonomi Y17= Suasana Bali
Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari
Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24= Pelayanan
Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari
Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi
Gambar Uji Konstruk Penelitian
Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan bahwa model belum dapat
dikatakan fit sehingga memerlukan modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis model struktural SEM seperti Tabel berikut ini
Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis
Goodness of Fit Index
Cut off Value Result Keterangan
X2-Chi Square Diharapkan
Kecil
2314884 Kurang baik
RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai
GFI ge 090 0722 Kurang baik
AGFI ge 090 0684 Kurang baik
CMINDF le 300 3957 Kurang baik
TLI ge 095 0708 Kurang baik
CFI ge 095 0729 Kurang baik
Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang
kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling
overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan
memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)
95
Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel
latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di
lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama
sekalipun Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk (Yoon dan Uysal
(2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan
modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan
meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002) Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap
indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara
teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan
overlapping (Ferdinand 2002)
2) Modifikasi Model
Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang
kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya
Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya
menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini
Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA
Variabel Kode Indikator Estimate SRW
Motivasi
Internal X16
Meningkatkan kesehatan dan
kebugaran 0776
X17 Latihan fisik 0753
X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507
Motivasi
Eksternal
X24 Harga-harga di Bali 0517
X26 Keuntungan liburan di Bali 0505
X27 Transportasi ke Bali 0656
X28 Jarak dari negara asal 0680
X29 Kuliner Bali 0544
X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di
Bali 0666
X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714
X212 Pelayanan imigrasi 0663
X213 Keamanan pulau Bali 0673
96
Variabel Kode Indikator Estimate SRW
X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684
X215 Pelayanan pramuwisata 0711
Citra Destinasi
Y13 Budaya Bali yang unik 0550
Y14 Masyarakat yang ramah 0702
Y15 Infrastruktur pariwisata yang
lengkap 0736
Y17 Suasana yang nyaman 0648
Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780
Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799
Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810
Y24 Pelayanan selama berlibur 0808
Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756
Y32 Kerelaan merekomendasi 0877
Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005
Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa kovariansi terjadi
antara error dari suatu variabel dengan error-error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang diteliti mengalami overlapping atau saling
berkorelasi
Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih
Modifikasi Indices
Saling berkorelasi Estimate P
X2 lt--gt X1 Motivasi
eksternal
lt-
-gt
Motivasi
internal
0070
e23 lt--gt e22 Pelayanan
pramuwisata
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0170
e20 lt--gt e21 Pelayanan
imigrasi
lt-
-gt
Keamanan
pulau Bali
0129
e21 lt--gt e22 Keamanan
pulau Bali
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0096
e20 lt--gt e22 Pelayanan
imigrasi
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0100
e27 lt--gt e37 Masyarakat yang ramah
lt--gt
Loyalitas Wisatawan
0071
e30 lt--gt e37 Suasana yang
nyaman
lt--gt
Loyalitas Wisatawan
0050
e14 lt--gt e12 Keuntungan
liburan di
Bali
lt-
-gt
Harga-harga di
Bali
0068
e14 lt--gt e39 Keuntungan
liburan di Bali
lt-
-gt
Citra Destinasi 0062
e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat dan
lt--gt
Motivasi eksternal
0070
97
Modifikasi
Indices
Saling berkorelasi Estimate P
teman
e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali
lt--gt
Merekomendasi Teman
-0047
e28 lt--gt e31 Infrastruktur
pariwisata yang lengkap
lt-
-gt
Daya tarik dan
obyek wisata
0046
e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan
hotel di Bali
lt--gt
Keamanan pulau Bali
-0073
e19 lt--gt e23 Fasilitas
kesehatan di
Bali
lt-
-gt
Pelayanan
pramuwisata
0054
e15 lt--gt e21 Transportasi
ke Bali
lt-
-gt
Keamanan
pulau Bali
-0065
Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator yang mengalami
overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices
dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti
Gambar berikut ini
Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara
Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria kelayakan model
dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing
hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut
98
Tabel Hasil Modifikasi Model
Goodness of Fit Index
Cut off Value
Uji
Pertama
Uji
Kedua
Hasil Kesimpulan
X2-Chi Square
- 2314884 429050 Baik Baik
RMSEA le 005 0086 0053 Lebih
Baik
Cukup baik
GFI ge 090 0722 0910 Lebih
Baik
Baik
AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik
Cukup baik
CMINDF le 300 3957 2114 Lebih
Baik
Baik
TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik
Cukup baik
CFI ge 095 0729 0943 Lebih
Baik
Cukup baik
Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan
dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF
TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis
Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidimensionalitas melalui uji
Confirmatary Factor Analysis dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua
akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni kriteria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
3) Pengujian Hipotesis
Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya Pengujian
delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan
Citra
Destinasi (Y1)
Motivasi
Internal (X1)
-0047 -0031 0092 -0509 0611 Tidak
signifikan
Citra
Destinasi (Y1)
Motivasi
Eksternal (X2)
0690 0659 0078 8808 Signifikan
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
Motivasi
Internal (X1)
0060 0041 0077 0780 0435 Tidak
signifikan
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
Motivasi
Eksternal (X2)
-0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak
signifikan
Kepuasan
Wisatawan
(Y2)
Citra
Destinasi
(Y1)
0833 0871 0083 10019 Signifikan
99
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
0562 0560 0066 8468 Signifikan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Motivasi
Eksternal (X2)
0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Motivasi
Internal (X1)
-0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak
signifikan
Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio
P=Probability
Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut
[1] Pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara
terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
ditunjukkan oleh nilai CR (critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar 0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat
untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut rupanya belum didukung oleh
data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk
(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran
dan (X17) latihan fisik tidaklah cocok dengan data empiris atribut destinasi
pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung dengan citra destinasi
pariwisata Bali
[2] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
menunjukkan nilai CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas
sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil
dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan
terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X2)
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26)
keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari
100
negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali
(X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan pulau Bali (X214) pelayanan Biro perjalanan wisata dan (X215) pelayanan
pramuwisata
[3] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata
di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan
probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan
probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut
belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh yang tidak signifikan
[4] Pengaruh (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
menunjukkan nilai CR sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai
tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2)
kepuasan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang
signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan
akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali
[5] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal
wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai
tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai CR yang lebih kecil dari
196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal
wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut tidak didukung
oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna
jika semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas wisatawan akan
semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif
meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan
semakin menurun
101
[6] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
menunjukkan CR sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR
tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut
destinasi) wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan
terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data
empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi
derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan semakin meningkat Indikator dari
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali
adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26) keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari
negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan
pulau Bali (X214) pelayanan biro perjalanan dan (X215) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi
faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang
kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata
[7] Pengaruh (Y1) citra destinasi Bali terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y1) citra destinasi
terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk
penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y1) citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap (Y2)
kepuasan wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali
maka derajat kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap
destinasi pariwisata Bali akan semakin meningkat
[8] Pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR sebesar
8468 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196
dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa (Y2) kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel
tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi
102
adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar
8468 bermakna jika semakin meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut
usia mancanegara akan semakin meningkat Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia terhadap pariwisata Bali
meliputi indikator (Y21) daya tarik dan obyek wisata (Y22) perjalanan dari dan ke Bali (Y23) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24)
pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan
wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan
derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali
4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian
Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung
(Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh
gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung
dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut
Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas Wisatawan Lanjut
Usia Pengaruh Variabel X1
M_Internal
X2
M_Eksternal
Y1
(Citra)
Y2
(Kepuasan)
Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000
Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560
Direct Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000
Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560
Indirect Effects
Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000
Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000
Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000
Catatan
a) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression
Weights
Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia
dapat dijelaskan sebagai berikut
[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi
secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan wisatawan dengan bobot
terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar 0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar
0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas
wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya [2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi
secara gabungan oleh (Y1) variabel citra destinasi dengan bobot terbesar
yakni 0871 kemudian oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi
memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya
103
[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel (X2)
motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi
(Y1) [4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung
antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871 jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)
motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar
0659 pengaruh langsung antara (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193
[5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar adalah pengaruh tidak langsung antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan
wisatawan dengan bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan
pengaruh tidak langsung antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0255
Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara
ditentukan secara gabungan oleh variabel kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal Variabel kepuasan wisatawan adalah
variabel yang paling menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan
dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003) dan Chi (2005)
Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan motivasi eksternal dan
motivasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi memiliki peranan yang paling dominan
dalam hubungannnya dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005)
Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)
Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003)
Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013) Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna
bahwa variabel motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap variabel
kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil pengujian pengaruh
tidak langsung antara variabel motivasi eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap
kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)
104
BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK
SEGMENTASI PASAR WISATAWAN
141 Filosofi Segmen Pasar Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa
disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono (2003) segmen pasar
adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama
Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi
yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen
Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan
adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka
dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-
kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen
1411 Segmentasi pasar
Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses
dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka
untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama
Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi pasar sebagai berikut ―market segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mix menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam
kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan
strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu
1) Geographic Segmentation Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar
berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi
berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan
memberikan variasi lokal
Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan segmen
yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar
sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan
105
Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok
perkotaan pinggiran kota dan pedesaan
Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk
diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar
2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan
dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena keinginan preferensi dan tingkat pemakaian
konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah
diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut
variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar
Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan dengan usia
Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar
Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan
suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan
Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk
segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan
beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan
rendah menengah dan tinggi
Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam
segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan
wiraswata
Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan
karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan
haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti
Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan
Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan
sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju
Generasi Banyak penelitian yang kini mulai memperhatikan
segmentasi berdasarkan variabel generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran bahwa generasi dipengaruhi oleh
lingkungan dimana konsumen dibesarkan
3) Psychographic Segmentation
Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam
kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok
social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau
berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas
akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk
106
merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas
yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan
kepribadian
Gaya hidup pada segmen ini menunjukan bagaimana cara
konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok
terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti
kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk
jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki
peluang bagi para pemasar
Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa
menunjukkan pada sikap individu kepada perusahaan dalam
penentuan segmen pasar
4) Behavior Segmentation Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan
pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau
respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu
Kejadian
Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau
memakai suatu produk
Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang
dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat
dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan
mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga
Status pemakaian
Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan
pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan
Tahap kesiapan
Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak
menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari
beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli
Sikap
Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh
tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci
Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat dikemukakan
bahwa segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih spesifik atau homogen dengan
golongan yang bervariasi
107
1412 Pola Segmentasi Pasar
Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok-kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses
identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan Menurut Kotler (2005) segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak
cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain
Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar dimana semua
perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari
manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda
dari jenis produk yang sama
Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh
bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam
Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok
preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami
Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen preferensi
dibagi menjadi tiga pola yaitu
Preferensi yang homogen (homogoneous preferences) menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat
dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga
maupun kualitasnya)
Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa
menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka
inginkan dari produk tersebut
Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-
kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual
1413 Segmentasi yang Efektif
Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran
berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar
haruslah
Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit segmen pasar
dapat diukur
Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dapat dilayani
suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran
yang dirancang khusus untuk mereka
Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif
Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan
dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam
bauran pemasaran yang berbeda
Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk
menarik dan melayani segmen-segmen tersebut
Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah
108
Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup
potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk
sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen
Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen
belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli
juga penting
Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya
Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu Segmen
yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka
sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam
seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik
Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki
perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar
1414 Strategi Pemilihan Pasar
Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang
akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar
Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal
yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar 1) Market Targeting
Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar
Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang
akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan
Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen pasar untuk
dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk
tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang
Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan
adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama
Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen
pasar yang bersangkutan
Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang
dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain
Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknya
segmen pasar tertentu apabila perusahaan menyamping dari
tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik
Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani
segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk
109
2) Market Positioning Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai
berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu
yang diusahakan oleh perusahaan
3) Alternatif Strategi Pemilihan
Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu
Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen pasar terbesar
Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan
untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar
baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan
Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar
yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam
segmen pasar tersebut
Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang
menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau
beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan
Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan-perusahaan
besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi
pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani
1415 Manfaat Segmentasi Pasar
Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam
Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling
menguntungkan
Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar
Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan
Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana
mengalokasikan dana secara lebih baik ke berbagai media
Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi
Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi pasar bermanfaat untuk
Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik
untuk mendapatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan di dalam marketing
Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap respon
marketing yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai segmen
Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya
110
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat segmentasi
pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif mengarahkan serta
membandingkan kesempatan-kesempatan di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan lebih tepat terhadap berbagai macam
segmen dan agar dapat mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi
1416 Target Pemasaran Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah
menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah
ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut
Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki
Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ―target marketing is a process of evaluating each segments Jadi menurut Kotler
target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan
tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar
142 Alat Analisis Segmentasi Pasar Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab
dengan teknik analisis sebagai berikut
1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi
Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku
konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat
berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik
analisis tabulasi (cross tabulation) 2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation)
Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap-tiap variabel secara
tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan
secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel
berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya
dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan 3) Teknik analisis Chi-square
Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi
dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh
wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat
kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas (1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
111
Keterangan X2 = Chi-square
Fo = Frekuensi yang diobservasi
Fe = Frekuensi yang diharapkan
143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel
berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel
2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin
jumlah anggota keluarga dan status perkawinan
3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan
hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan pembelian
4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah
hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari
menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan
alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan
Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
No Variabel Indikator Definisi
1 Variabel Demografi
Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan
yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia
wisatawan
Jenis
Kelamin(X2)
Variabel jenis kelamin adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan
Status
Pernikahan(X3)
Variabel status pernikahan
adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang
menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status
pernikahan wisatawan
(Fo-Fe) 2
X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash
Fe
(total baris 1) (total kolom 1)
Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash
Total Jumlah
112
No Variabel Indikator Definisi
Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan
Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan
pendapatan wisatawan
Jumlah Keluarga(X6)
Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan
Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan
2 Variabel
Geografi
Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan
variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort
berkenaan dengan Negara asal
3 Variabel Psikografi
Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan
motivasi
4 Variabel
Perilaku Konsumen
Manfaat(X10)
Variabel manfaat adalah variabel
yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan
lokasi fasilitas harga dan pelayanan yang menjadi alas an
tamu menginap pada sebuah
hotel
Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demografi
Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel
usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga
dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan
gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut
113
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi
No Usia Jumlah
Orang Prosentase
1
15-20 tahun 2 20
21-30 tahun 11 110
31-40 tahun 58 580
41-50 tahun 24 240
gt50 tahun 5 50
Total 100 1000
2
Jenis Kelamin
Pria 65 650
Wanita 35 350
Total 100 1000
3
Status Perkawinan
Menikah 63 630
Tidak menikah 37 370
Total 100 1000
4
Pekerjaan
Pelajar 3 30
PegawaiKaryawan 63 630
Wiraswata 18 180
Dan lainnya 16 160
Total 100 1000
5
Pendapatan
ltUS$1000 36 360
US$1000-US$2500 53 530
gtUS$2500 11 110
Total 100 1000
6
Jumlah Keluarga
1-2 orang 70 700
3-4 orang 25 250
gt5 orang 5 50
Total 100 1000
7
Pendidikan
SD 1 10
SLTP 2 20
SMA 17 170
Perguruan Tinggi 80 800
Total 100 1000
5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi
Negara Asal Jumlah
Orang Prosentase
a Indonesia 38 380
b Belanda 36 360
c Australia 6 60
d Amerika Serikat 4 40 e China 1 10
f Jerman 8 80
g Perancis 2 20 h Dan lainnya 5 50
Total 100 1000
114
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden
berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda
360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50
6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi
Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut
Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi
Motivasi perjalanan Jumlah
Orang Prosentase
a Rapat 5 50
b Bisnis 5 50
c Paket Wisata 28 280
d Liburan 57 570
e Pendidikan 4 40
f Dan lainnya 1 10
Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden
berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan
perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50 untuk
Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen
Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen
Manfaat yang dicari Jumlah
Orang Prosentase
a Lokasi Strategis 49 490
b Pelayanan Cepat 6 60
c Fasilitas Lengkap 34 340
d Kebersihan Hotel 6 60
e Harga Terjangkau 5 50
Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar
wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya
fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang
terjangkau yaitu sebesar 50
115
5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci
sebagai berikut
Variabel Usia
Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga
berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Usia 15-
20
Count 1 0 1 0 0 2
within Usia 500 0 500 0 0 1000
21-
30
Count 5 2 4 0 0 11
within Usia 455 182 364 0 0 1000
31-
40
Count 29 1 22 4 2 58
within Usia 500 17 379 69 34 1000
41-
50
Count 11 2 7 1 3 24
within Usia 458 83 292 42 125 1000
gt50 Count 3 1 0 1 0 5
within Usia 600 200 0 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Usia 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak dicari
berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 490 yang berikutnya
adalah fasilitas yang lengkap yaitu 340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau
sebanyak 50 Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang
responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan
utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun
cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364 Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan
tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379
Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis
458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau
125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60
116
Variabel Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap
manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap Kebersihan
hotel Harga yang terjangkau Total
Jenis
Kelamin
Pria Count 35 2 24 1 3 65
within
JenisKelamin 538 31 369 15 46 1000
Wanit
a
Count 14 4 10 5 2 35
within
JenisKelamin 400 114 286 143 57 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
JenisKelamin 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden manfaat yang
dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa
pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang
dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286
Status Perkawinan
Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang lengkap
Kebersihan
hotel
Harga yang
terjangkau
Total
Status Perkawinan
Menikah Count 30 4 21 4 4 63
within Status Perkawinan
476 63 333 63 63 1000
Tidak Menikah
Count 19 2 13 2 1 37
within Status Perkawinan
514 54 351 54 27 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Status Perkawinan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel
menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan
117
manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap sebesar 333 Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340
Pekerjaan
Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status
sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk
dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang lengkap
Kebersihan
hotel
Harga
yang terjangkau
Total
Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3
within Pekerjaan
333 0 667 0 0 1000
Pegawai Count 31 2 25 3 2 63
within Pekerjaan
492 32 397 48 32 1000
Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18
within Pekerjaan
389 167 222 56 167 1000
Dan lainnya
Count 10 1 3 2 0 16
within
Pekerjaan 625 62 188 125 0
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Pekerjaan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang
pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap
manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333
Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan
manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397
Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis
sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222 Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas
memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188
Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat
dan 50 karena harga yang terjangkau
118
Pendapatan
Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan
bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan
responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang
terjangkau
Total
Pendapa
tan
ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36
within
Pendapatan 528 83 361 28 0
1000
US$1000-US$2500
Count 26 3 17 5 2 53
within
Pendapatan 491 57 321 94 38
1000
gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11
within
Pendapatan 364 0 364 0 273
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendapatan 490 60 340 60 50
1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden
terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap
manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361
Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang
strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321
Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan
fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364
Jumlah Keluarga
Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari
responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga
dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari
Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Jumlah 1-2 Count 36 6 23 3 2 70
119
Keluarga within Jumlah
Keluarga
514 86 329 43 29 1000
3-4 Count 10 0 10 2 3 25
within
Jumlah Keluarga
400 0 400 80 120 1000
gt5 Count 3 0 1 1 0 5
within
Jumlah
Keluarga
600 0 200 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Jumlah
Keluarga
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah
keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang
strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329
Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat
lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400
Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang
strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200
Pendidikan Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah
ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan
pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
ManfaatYangDicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1
within Pendidikan
1000 0 0 0 0 1000
SLTP Count 1 0 1 0 0 2
within
Pendidikan 500 0 500 0 0
1000
SMA Count 6 1 5 3 2 17
within Pendidikan
353 59 294 176 118 1000
120
Perguruan Tinggi
Count 41 5 28 3 3 80
within
Pendidikan 512 62 350 38 38
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendidikan 490 60 340 60 50
1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi
hotel yang strategis yaitu sebesar 1000
Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang
dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500
Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari
adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294
Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai
dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350
Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
NegaraAsal
Indonesia Count 21 3 12 2 0 38
within NegaraAsal
553 79 316 53 0 1000
Belanda Count 19 1 13 1 2 36
within
NegaraAsal 528 28 361 28 56 1000
Australia Count 3 1 2 0 0 6
within NegaraAsal
500 167 333 0 0 1000
Amerika Serikat
Count 1 0 2 0 1 4
within NegaraAsal
250 0 500 0 250 1000
China Count 0 0 0 1 0 1
within NegaraAsal
0 0 0 1000 0 1000
Jerman Count 4 0 2 1 1 8
within
NegaraAsal 500 0 250 125 125 1000
Perancis Count 0 0 1 1 0 2
within NegaraAsal
0 0 500 500 0 1000
Dan lainnya Count 1 1 2 0 1 5
121
within NegaraAsal
200 200 400 0 200 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within NegaraAsal
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak
dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis
340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau
Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang
memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan
antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah
hotel bisa dilihat dari tabel berikut
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Tujuan
Perjalanan
Rapat Count 3 1 1 0 0 5
within
Tujuan Perjalanan
600 200 200 0 0 1000
Bisnis Count 1 1 1 0 2 5
within
Tujuan
Perjalanan
200 200 200 0 400 1000
Paket Wisata
Count 17 0 9 2 0 28
within
Tujuan
Perjalanan
607 0 321 71 0 1000
Liburan Count 25 4 21 4 3 57
within Tujuan
Perjalanan
439 70 368 70 53 1000
Pendidi
kan
Count 2 0 2 0 0 4
within
Tujuan
Perjalanan
500 0 500 0 0 1000
Dan
lainnya
Count 1 0 0 0 0 1
within
Tujuan
Perjalanan
1000 0 0 0 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
122
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Tujuan
Perjalanan
Rapat Count 3 1 1 0 0 5
within Tujuan
Perjalanan
600 200 200 0 0 1000
Bisnis Count 1 1 1 0 2 5
within
Tujuan Perjalanan
200 200 200 0 400 1000
Paket
Wisata
Count 17 0 9 2 0 28
within
Tujuan
Perjalanan
607 0 321 71 0 1000
Liburan Count 25 4 21 4 3 57
within
Tujuan
Perjalanan
439 70 368 70 53 1000
Pendidi
kan
Count 2 0 2 0 0 4
within
Tujuan Perjalanan
500 0 500 0 0 1000
Dan
lainnya
Count 1 0 0 0 0 1
within
Tujuan
Perjalanan
1000 0 0 0 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Tujuan
Perjalanan
490 60 340 60 50 1000
Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200
memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang
terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200
memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang
mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321
Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis
yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368
Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan
prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort
sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis
123
Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari
Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan
seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel
No Variabel Uji X2
Hitung
X2
Tabel df α
Asymp Sig
(2-sided) Hubungan
1 Manfaat yang dicari
dengan usia 15474 2630 16 005 0490 Tidak Signifikan
2 Manfaat yang dicari dengan jenis
kelamin
10218 949 4 005 0037 Signifikan
3 Manfaat yang dicari dengan status
perkawinan
0778 949 4 005 0941 Tidak Signifikan
4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan
16667 2103 12 005 0163 Tidak Signifikan
5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan
16781 1551 8 005 0032 Signifikan
6
Manfaat yang dicari
dengan jumlah keluarga
9258 1551 8 005 0321 Tidak Signifikan
7 Manfaat yang dicari
dengan pendidikan 8728 2103 12 005 0726 Tidak Signifikan
8 Manfaat yang dicari
dengan Negara Asal 40903 4134 28 005 0055 Tidak Signifikan
9 Manfaat yang dicari
dengan motivasi 24548 3642 20 005 0219
Tidak
Signifikan
Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan
Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh
variabel demografi satu variabel geografi dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari
Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square
tabel serta tingkat signifikan yang dicapai terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu
Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel berpengaruh signifikan dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (10218gt949) dengan tingkat signifikan
0037lt005 yang membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang
untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka
Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551) dengan tingkat signifikan
0032lt005
124
BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA
PARIWISATA DAN PERHOTELAN
151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel
Analisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah
analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh
dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasipengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i =
1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah
hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y
umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan
a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal (memprediksi) rata-
rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung
(dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas
(independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X) b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan
variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan
variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan Y dapat
dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak
berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila
tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut
152 Cara Penerapan Garis Regresi Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam
diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square)
maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut
memiliki persamaan
Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut
dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-
efisien regresi
Yi = a+bX
125
153 Koefisien Korelasi Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil
perkalian XlsquoYlsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya
dengan pembagi n Jika Xlsquo dan Ylsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka
akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut
Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing
disebut Product Moment Co-efficient of Correlation
Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi
r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)
Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga +1 Jika r = 0
atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak
terdapat hubungan sama sekali
154 Uji Hipotesi T-test Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan
membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara
kebetulan Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-
test
Keterangan
T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi
n = jumlah data
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut
a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)
Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam
penelitian ini adalah sebesar 95 c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan
Atau
126
dimana df = degree of freedom
n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas
d) Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima bila tHitung tTabel
Ho ditolak bila tHitung gt tTabel
Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel
nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis
alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)
Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel
Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total
Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)
Janlsquo05 1100000 1555000 529600000
Feblsquo05 1215000 1578000 701455118
Marlsquo05 1280000 1943000 727650753
Aprlsquo05 1700000 3856000 924567966
Meilsquo05 1795000 4157000 942012397
Junlsquo05 1800000 4750000 957789113
Jullsquo05 1960000 5353000 1121749036
Agulsquo05 1967000 5600000 1135892433
Seplsquo05 2050000 5695000 115800000
Oktlsquo05 7950000 9560000 1677234986
Novlsquo05 7564000 9542000 1555169000
Deslsquo05 6785000 9500000 1554169500
Janlsquo06 4650000 8250000 1432555789
Feblsquo06 4710000 8300000 1436199045
Marlsquo06 4777000 8450000 1444768309
Aprlsquo06 3125000 6400000 1251315000
Meilsquo06 3200000 6450000 1256857077
Junlsquo06 3250000 6500000 1263349700
Jullsquo06 1285000 2254000 777987098
Agulsquo06 1300000 2350000 798960396
Seplsquo06 1352000 2400000 798999015
Oktlsquo06 1830000 4845000 983987567
Novlsquo06 1845000 4870000 994500000
Deslsquo06 1850000 4899000 999440000
Janlsquo07 2170000 5700000 1200889765
Feblsquo07 2185000 5750000 1214073785
Marlsquo07 2430000 5770000 1222234777
Aprlsquo07 3550000 6700000 1267435000
Meilsquo07 3570000 7230000 1268689160
Junlsquo07 3665000 7250000 1278266099
127
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)
Jullsquo07 4860000 8465000 1445748500
Agulsquo07 5200000 8560000 1454999810
Seplsquo07 5445000 9100000 1456888071
Oktlsquo07 1370000 2670000 850850000
Novlsquo07 1450000 2700000 862875000
Deslsquo07 1475000 3777000 879555129
Janlsquo08 1860000 4995000 999989543
Feblsquo08 1875000 5005000 1050222897
Marlsquo08 1879000 5110000 1070366595
Aprlsquo08 2500000 5875000 1225120000
Meilsquo08 2580000 5875500 1234432987
Junlsquo08 2595000 5880000 1234897910
Jullsquo08 3694000 7430000 1288328340
Agulsquo08 3800000 7555000 1324378542
Seplsquo08 3815000 8230000 1326970123
Oktlsquo08 1477000 3785000 884899844
Novlsquo08 1500000 3785500 894064287
Deslsquo08 1655000 3800000 916300083
Janlsquo09 1888000 5200000 1083708670
Feblsquo09 1948000 5235000 1100998878
Marlsquo09 1950000 5321000 1103290695
Aprlsquo09 2685000 5900000 1240600075
Meilsquo09 2850000 6010000 1247999550
Junlsquo09 2950000 6155000 1247999660
Jullsquo09 3850000 8240000 1342789985
Agulsquo09 4312000 8245000 1373455512
Seplsquo09 4600000 8246000 1413456987
Oktlsquo09 5980000 9245000 1470799785
Novlsquo09 6000000 9444000 1533688006
Deslsquo09 6530000 9489000 1533688146
1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling
(X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan
pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program
komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig
Pendapatan (Y)
Biaya Advertising (X1)
0066 4748 0032 0498 0620
Biaya Personal Selling
(X2)
0888 106661 0950 14572 0000
R 0980 D 0960
T-Tabel 20025
Konstanta 517468298259
Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X1 + 106661X2
F ndash hitung 691773
F ndash tabel 31588
Hasil Olahan SPSS
128
2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r)
bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya
berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199
berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara Kuta ndash Bali
3) Uji T (T-test)
Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah
1) Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara
Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -
Bali
2) Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k
DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2
Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai thitung = 0498
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah penerimaan dan penolakan Ho
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat bahwa nilai t hitung
didapat sebesar 0498 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan
demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan
129
Ha ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling
(X2) konstan secara statistik pada (α) = 5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali
4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0888 Karena koefisien
korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)
menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada
diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan
(Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
5) Uji T (T test)
Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan
antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara
biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k
DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2
Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai t = 14572
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 43 daerah
penerimaan dan penolakan Ho
130
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan
demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara
parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
6) Analisis Kerelasi Berganda
Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara
biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda
berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh
koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya
advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
7) Analisis Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya
personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus
D = R2 x 100
Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain
8) Uji F (F-test)
Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun
langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara biaya advertising dan biaya personal
131
selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara
Kuta - Bali Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel
Mutiara Kuta - Bali
Menentukan tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 =
2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila F hitung le F tabel
Ho ditolak bila F hitung gt F tabel
Menghitung Nilai F
R2 k - 1
Fh = (1 ndash R2) (n ndash k)
Dimana R = Koefisien korelasi berganda
Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data
k = Banyaknya variabel
1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F=
691773 5
Penarikan kesimpulan uji Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis dengan uji F
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F
`
132
Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung
didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini
berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
9) Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan
analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut
Y = a + b1X1 + b2X2
Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut
Y = 517468298 259 + 4748X1 + 106661X2
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
b1 Koefisien regresi X1 = 4748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 4748 bila biaya advertising berubah
sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak
berubah b2 Koefisien regresi X2 = 106661 berarti pendapatan akan
berubah rata-rata sebesar 106661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising
tidak berubah
Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara
biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah signifikan
10) Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi
parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan
Y=517468298259+4748X1+4748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan
sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau
sebaliknya b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling
133
(X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui persamaan regresi
diperoleh Y=517468298259+106661X2 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan
kenaikan sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya
c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total
pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien
korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak di teliti Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal
selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali
134
BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI
PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA
161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis
melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu membuat eksekutif
perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak
perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu
ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement
system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action It provides feedback around both the internal business processes and external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecardorg)
Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan
mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi Balanced Scorecard
menurut Kaplan dan Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat
ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis
162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard
Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang diperlukan
untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi
perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor
pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi
dan strategi perusahaan dapat dilihat pada gambar 161
135
Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Sumber Kaplan dan Norton (2000)
163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard
memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-
sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses
bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan
visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran
keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai
sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan
sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal
1631 Perspektif Keuangan
Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif
keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang
telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap
ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan
a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi
manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial
Proses Internal
Keuangan
Pelanggan Visi dan Strategi
Pembelajaran dan Pertumbuhan
136
yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi
Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan serta memberikan
gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar
Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca
rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang
mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas
Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen
untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan
b) Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas
perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut
(1) Current ratio Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang
lancar Adapun formulasinya sebagai berikut
(2) Quick Ratio
Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan
persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah sebagai berikut
c) Ratio Solvabilitas
Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila
sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang
Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka
perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan
137
tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan
tersebut dalam keadaan insolvable
d) Cara Mengukur Solvabilitas
1 Total debt to asset Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan
jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad
Husnan2002563)
2 Total debt to equity Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya
e) Cara meningkatkan solvabilitas Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi
dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini penambahan
aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri (2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan
menambah modal sendiri Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan
mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan
modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang
f) Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan
datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu
Kemudian membandingkan dengan tingkat suku bunga pada tahun itu
g) Rasio profitabilitas Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas
Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal
sendiridiukur sebagai berikut
138
1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam mewujudkan
tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan
pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai
kinerja keuangan jangka panjang yang baik Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan
identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar
merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)
a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok
(Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti
Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar
tertentu yang dikuasai oleh perusahaan
Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa
banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru
Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur
seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-
pelanggan lama
Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan
merasa puas terhadap layanan perusahaan
Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar
keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan
2) Kelompok Penunjang
Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu)
Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif
tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh
pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan
kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi
Hubungan dengan pelanggan
Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas
perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan
oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan
Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata
para pelanggannya dan masyarakat konsumen
Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan terdiri atas
139
Bukti langsungDirect Evidence
KeandalanCapability
JaminanGuaranty
Daya TanggapAttention
EmpatiTrust b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan
Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Jadi
tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga
taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan contoh Restoran A
menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di
beli 2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka
akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang
disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-
bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan
bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan 3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh
Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut
berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga
yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani
pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih
1633 Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana
perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan
pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari
awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan
purna jual
a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses
tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu
Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ―gelombang penciptaan nilai
dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen
yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran
pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa
140
sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki
informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan
Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan
berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan
menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu
restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas
restoran tersebut bagi pelanggan
1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan
pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan
infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya
Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem
dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan
investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)
1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan
perusahaan perlu melakukan survei secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan
pengakuan akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan Produktivitas kerja
merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam menilai
produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus
menerus Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga pengukuran sebagai faktor
pendorong pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu
Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa
moral karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh bagi peningkatan
produktivitas daya tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh
karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan
pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan
Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin
para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan
yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya
Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi
141
proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah
membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut
2) Kemampuan Sistem Informasi Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan
mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan
waktu lama untuk mendapat informasi tersebut
1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan
Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu
1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu dengan cara meminta individu untuk menjawab semua pertanyaan kemudian responden
memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak
puas 2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali
semua unsure utama kerja dan menanyakan perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan
untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan menurut Herzberg
(2002) yaitu 1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang terkandung dalam
pekerjaan itu sendiri atau disebut juga aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas B Recognition yaitu penghargaan
C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri
D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk mengembangkan diri
F Advancement yaitu kesempatan untuk maju
2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di sekitar
pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik karyawan Termasuk di dalamnya yaitu a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi
c) Company policy and administration yaitu kebijakan perusahaan dan
pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan
e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja
Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja
1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan
Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi
terhadap perbaikan laba atau tidak Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets
142
to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas
modal sendiri
Current Ratio
Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti
kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi
10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan
masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067
dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010
Tahun
Current Ratio
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik
2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik
2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik
2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik
2010 11348 10433 - 11251 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10842
S 4086
X ndash S 10433
X + S 11251
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio
berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan
perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio
historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun
tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya
pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan
2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah
antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas
Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar
yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap
Quick Ratio
Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain
persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek
143
sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100
Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597
10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut
Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis
Hasil
2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik
2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik
2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik
2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik
2010 10977 10101 - 10885 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10493
S 3924
X ndash S 10101
X + S 10885
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan
perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio
historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan
kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir
menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran
Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan
bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010
rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi
dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977
Total Asset to total Debt
Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 051 Di tahun berikutnya
2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar
Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050 Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran
Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Total Asset to
Total Debt
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 5153 4899 - 5127 Baik
2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik
2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik
144
2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik
2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik
Rasio rata-rata ( X ) 5013
S 114
X - S 4899
X + S 5127
Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 ndash 2010
diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja
perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan
pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009
kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini
disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun
2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt
adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018
Total Equity to Total Debt
Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti
bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan
9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007
2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang
sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100 Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran
Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Total Equity to
Total Debt
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 10632 9605 - 10519 Baik
2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik
2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik
2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik
2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10062
S 457
X ndash S 9605
X + S 10519
Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 ndash 2010
diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di
tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara
standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009
hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada
145
di bawah standar rasio historis yaitu 9446 hal ini disebabkan karena
perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total
equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075
Rentabilitas Ekonomi
Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti
dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti
dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan
kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043
Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun RE Standar Rasio Historis
Hasil
2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik
2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik
2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik
2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik
2010 4327 3189 - 4275 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 3732
S 543
X ndash S 3189
X + S 4275
Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 - 4275 Tahun 2006 hasil
penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di
tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas
ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba
sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008
dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu
3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan
ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327
Profitabilitas
Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal
Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1-
menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1-
146
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun
pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025
Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009
Tahun Profitabilitas Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik
2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik
2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik
2009 3222 2606 - 3176 Baik
2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik
Rasio rata-rata ( X ) 2891
S 285
X - S 2606
X + S 3176
Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008
hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124
2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio
historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif
keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya
penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan
2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan
menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan
perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan
meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang
disekitar mereka Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap
kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja
keuangan perusahaan akan meningkat
Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat
dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06
Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan
dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080
dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh
adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan
147
besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Dimensi Indeks Kepuasan
Pelanggan
Hasil kinerja
perspektif Pelanggan
Bukti Langsung Direct Evidence
(0232) Baik
Keandalan Capability (0160) Sangat Baik
Jaminan Guarantee 0205) Baik
Daya Tanggap Attention (0278) Baik
Empati Trust (0170) Baik
Rata - rata (021) Baik
Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0232
berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk
keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi
jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas
Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan
puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti
selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik
Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup
banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang
terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan
keributan tersebut
3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal
Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua
pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak
lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih
banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30
menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis kebutuhan tamu
Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi
di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan
seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari
148
standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi
tertentu Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran
Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang
di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang
diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran
Gusti SedapBali
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat
produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan
untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja
dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010
Produktivitas Karyawan
Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap
untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash
2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini
Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap
tahun 2006 ndash 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang
tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun
2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010
kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan
dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages
di Restoran Sedap
5) Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks
Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
Tahun Pendapatan (Rp) Karyawan Produktivitas
(Rp)
Perkembanagan
Rupiah
2006 1957043060 53 36925341 - -
2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542)
2008 2205780223 61 36160332 1237150 354
2009 2418006552 66 36636463 476131 131
2010 2543697588 69 36865182 228716 062
149
karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam
penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dalam
menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan
lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada
lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah
nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh
adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan karyawan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh
mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan
Dimensi Indeks Kepuasan
Karyawan
Hasil kinerja perspektif
Karyawan
Pencapaian (0295) Cukup Baik
Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik
Pekerjaan (0307) Cukup Baik
Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik
Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik
Tempat Kerja (0330) Tidak Baik
Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik
Kebijakan Perusahaan (0271) Baik
Pengawasan Supervisi (0262) Baik
Keamanan Kerja (0273) Baik
Rata ndash rata (031) Cukup Baik
Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -
0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan
cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar
di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku
juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le
IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka
Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu
pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat
kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab
buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh
150
banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi
perusahaan kepada karyawan Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032
yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain
itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas
kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional
peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik
Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada pada nilai -0271 -0262
dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu
adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja
dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para
karyawan Restoran Sedap Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk
kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan
kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa
1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup
baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan
kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006
Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan
Ratio Profitabilitas pada tahun 2009 2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan
pelanggan adalah baik Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa
kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi
keandalan adalah sangat baik
3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil
yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang
disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu
151
4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut
a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap menetapkan target
produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp
36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan
pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp
36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka
waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan
b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70
orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab
pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik
Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat
tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa
dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and
cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak
5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja
Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi
untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan
pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan
meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap
152
BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN
LAPORAN
171 Tata Cara Penulisan Usulan Usulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan
bagian akhir
1711 Bagian Awal terdiri dari
1) Halaman Judul
a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam
(judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)
b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk
menyusun skripsi S1 c) Lambang Universitas
d) Tulisan ―Diajukan oleh di bawah lambang berisi Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan
nomor induk mahasiswa e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen
Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)
f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota
2) Halaman Persetujuan Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen
pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan
1712 Bagian Utama
1) Pendahuluan
Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
(1) Latar Belakang Masalah
Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan
penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang
relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga
setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga
mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)
153
(2) Rumusan Masalah
Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui
suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang
baik mempunyai ciri-ciri
Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber
Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian
Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti
Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian secara empiris
Dapat diukur dengan alat penelitian
Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat
dipertanggungjawabkan
Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen
Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)
Berbentuk kalimat tanya
(3) Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai
sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan
(4) Manfaat Penelitian
Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu
pengetahuan dan perumusan kebijakan (―untuk apa bukan ―untuk siapa)
2) Kajian Pustaka Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan
hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun
internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaruedisi terbaru
(minimal sepuluh tahun terakhir) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus
memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)
(1) Landasan Teori Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi-
argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang
diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku teks majalah ilmiah dan
sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan
dengan penelitian
(2) Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya
ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum
terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta
154
dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah
penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang
digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor
(2) Hipotesis (jika ada)
Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti
dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh
karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor
3) Metode Penelitian
Bagian ini memuat
(1) Lokasi dan Objek Penelitian
Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses
penelitian
(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah bentuk
operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi
variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian
(3) Jenis dan Sumber Data
Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian
(4) Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel
dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah
teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling
(5) Metode Pengumpulan Data
Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada
umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara
pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya
(6) Teknik Analisis Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan
permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis
yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif
155
1713 Bagian Akhir
Pada bagian ini memuat daftar pustaka
172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum
Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh
mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data
sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah
memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi
Kerangka skripsi meliputi
1) Bagian awal skripsi terdiri dari
Halaman depankulit skripsi
Halaman judul
Halaman pengesahan
Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah
Prakata (ucapan terimakasih)
Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
Daftar isi
Daftar tabel (jika ada minimal dua)
Daftar gambar (jika ada minimal dua)
Daftar lampiran (jika ada minimal dua)
2) Bagian isi skripsi terdiri dari
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Tinjauan Pustaka
Landasan teori
Penelitian sebelumnya
Hipotesis (kalau ada)
Metode Penelitian
Lokasi penelitian
Identifikasi variabel
Definisi operasional Variabel
Jenis dan sumber data
Metode penentuan sampel
Metode pengumpulan data
Teknik analisis
Hasil dan Pembahasan
Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian hellip
Pembahasan hasil penelitian
Simpulan dan Saran
Kesimpulan
Saran
Bagian akhir skripsi terdiri dari
156
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Penjelasan kerangka skripsi
Halaman depan kulit skripsi Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan
ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi
Halaman judul
Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulit skripsi
dengan tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma
―program studi yang bersangkutan
Halaman pengesahan Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh
pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan
tanda tangan masing-masing
Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini
disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis
Prakata (Ucapan Terimakasih) Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan
maksimal hanya 2 halaman
Abstrak Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary)
ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah
dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman
Daftar isi skripsi Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi
Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan
permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal
penelitian sepuluh tahun terakhir) dan hipotesis (kalau ada)
157
BABIII METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal
seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu
dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian
dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai
dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan
(kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah
rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan
DAFTAR PUSTAKA Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang
dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style
LAMPIRAN Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang
bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus
158
BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP
181 Kegunaan Merujuk
Menurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang
serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan
merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai
permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3)
mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti
yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang
lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu
pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7)
membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang
sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut
Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1)
mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian
(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi
penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang
kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam
bagian berikut ini
Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan
Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap
perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang
lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja
rujukan seperti ini mirip dengan bagian ―Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam
rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian
kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh
159
peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat
terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat
Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak
untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang
hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui
kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih
diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi
Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan
permasalahan Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada
Pengkajian pustaka dalam hal ini akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan
teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan
Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan rujukan pustaka
yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian
ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah
ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau
kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur
dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan
tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut
akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi
apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan
penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama
(Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)
Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian
Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara
luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui
sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan
sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna
160
untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)
Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan
Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan
bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang
membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya
182 Tujuan Merujuk Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-
variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan
menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan
memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable
Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan
untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping
membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga
dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam
mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti
Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian
atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-
tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan
dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita
sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah
diteliti Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif
baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti
tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang
dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang
bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar
variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya
Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa
melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan
studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-
161
kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh
peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan
operasional dalam buku-buku teori yang ada
183 Sumber-Sumber Rujukan Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti
diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi
1) Abstrak
Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang
meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan
gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan
Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut sehingga memberikan inspirasi kepada
kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda
2) Jurnal Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama
misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam
ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal
merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana
buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru
dan terkini
3) Buku Referensi
Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat
sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan
disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut
4) Indeks
Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan
deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading
(kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server
5) Review Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku
yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan
162
perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview
oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat
memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya
184 Cara Pencarian Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara
online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik
Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam
Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di
Internet Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan
reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang
ahli di bidangnya maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya
misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis
saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku
CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars
checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet
Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya
kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas
dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya
Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat
factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan
dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak
memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk
dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh
Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan informasi
kontak memungkinkan adanya layanan tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca
melakukan tuntutan
Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web browser untuk artikel ilmiah
163
httpsscholargooglecoid
httpswwwresearchgatenet
164
httppapersssrncom
httpswwwacademiaedu
httpidportalgarudaorg
165
185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama
belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris
pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk
penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G
Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama
keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya
Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui
nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad
Nazir bukan Nazir Mohamad
Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku
buku
Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit
Contoh
Buku terjemahan
Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama
penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan
Contoh
166
Artikel dalam buku
Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit
dan kota penerbit
Contoh
Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai
singkatan resminya) nomor volume dan halaman
Contoh
167
Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah
artikel dalam prosiding seminar
Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar
Contoh
Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring)
kota seminar dan tanggal seminar
Contoh
168
Pengarang yang tidak disebutkan namanya
Gunakan istilah ―anonim untuk referensi tanpa nama penulis
Contoh
Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi
Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota
Contoh
Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)
Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis miring)
diakses tanggal
169
Contoh
Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember
2007
Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri
Contoh Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In
Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonlsquos
Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647
170
Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal
USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN
JASA TX TRAVEL CILEGON
Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyusun
skripsi S1
Diajukan oleh
TAN MAYKE CHRISTINA HIQ
2008220002
FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA
UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG
2012
CONTOH
171
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah
keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena
sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena
pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan
Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi
masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent
Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di
Indonesia adalah TX Travel TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail
Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale
(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72
TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX
Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat
dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara
ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para
konsumen untuk mau menggunakan jasanya Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan
jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon
melalui penelitian yang dilakukan penulis
12 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara
lain
1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa TX Travel cilegon 2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travel cilegon
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
172
1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon 2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travel cilegon
14 Manfaat Penelitian
1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang
berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan
pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan 2 Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah
konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori 211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi
pemasaran adalah ―Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan
orang atau kelompok lain Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ―Suatu kegiatan
aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi
kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan
memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah
proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan
kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang
mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan
tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat
Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya
(Philip Kotleret al (199917)
212 Bauran Pemasaran Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa
pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial Dari definisi
173
tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok
kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang
baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang
sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ―bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran
pemasarannya dalam pasar sasaran― Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang
dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product Price Promotion dan Place)
a Product (Produk)
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan
Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)
yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu
b Price (Harga) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti
tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan
besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen
c Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi
penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam
rangka menjual produk ke konsumen
d Place (Saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat
dengan mudah memperoleh suatu produk
213 Konsumendan Perilaku Konsumen
Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli
atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir
atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil produksi tidak berarti
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar
tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen
dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya
174
Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku
konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh
Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang
dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik
Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli
menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa
maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam
mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotleret al (1999223) adalah
a Faktor budaya
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen
b Faktor sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status sosial
c Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu
usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya
hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli d Faktor psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan
sikap
214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional
(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga
non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari
dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi
(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)) a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya
keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu
b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian
175
d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual
e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dibeli
Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al (1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi
proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen
mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya
sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil
komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila
konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa
alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini
biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs
misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan bosanlsquo dengan merek yang sudah ada
c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)
merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli
merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya
215 Travel Agent
Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-
orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain
baik di dalam maupun di luar negeri Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen
merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi
seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar
negeri
216 Jasa
Menurut Kotler (199783) ―Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik Sedangkan
menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ― Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang
menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti
dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka
memperoleh kepuasan
176
Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan
ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya a Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman
proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi
Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi
karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa
dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi
b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi
dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa
melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal
sikap dan perilakunya d Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang
tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa
disimpan e Lack of Ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas
penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian
jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa
untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa penerbangan dan pendidikan)
22 Penelitian Sebelumnya
Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati
Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor
pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan
dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di
antara semua faktor
177
Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
―Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT Tour East Indonesia-Denpasar Hasil analisis yang diperoleh adalah
faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi
konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)
dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap
perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata
yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel
6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai
penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor
pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata
Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di
Panorama Tours Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat
di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai
eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours
adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour
Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT
Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus
kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa
meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat
Jl Ahmad Yani 136 Cilegon Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099
Fax (0254) 390 506
Website httpwwwtxcilegoncom
Email cilegontxtravelcoid
32 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu
X1 = Penawaran harga khusus (promosi) X2 = Kecepatan penanganan konsumen
X3 = Keramahan kepada konsumen
178
X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan
X5 = Lokasi perusahaan X6 = Kemudahan mendapat informasi
X7 = Harga yang diberikan X8 = Desain brosur
X9 = Periklanan X10 = Fasilitas yang ditawarkan
X11 = Kepedulian terhadap konsumen X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen
X13 = Keragaman produk yang ditawarkan
X14 = Penampilan karyawan X15 = Webmarketing
X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen
33 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah
[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan
[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap
muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon) [3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen
ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara
memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria [4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah
menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb [5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan
berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota [6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk
mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama
atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis
[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas
perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan [9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam
mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media elektronik
[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama
maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan
[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk
konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen
[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan
179
[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang
ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang diinginkan
[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam
[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai
media pemasaran [16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk
pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang
sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen
34 Jenis Dan Sumber Data
341 Jenis data a Data kualitatif
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan
gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan
satuan hitung tertentu Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat
responden dalam kuisioner
b Data kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data
kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel
Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka
342 Sumber data
a Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini
didapat dari konsumen TX Travel Cilegon b Data sekunder
Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis
jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX
Travel Cilegon
35 Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang
berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
180
yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling
Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini
karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa
TX Travel Cilegon Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut
Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi
dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan
dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang
merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya
36 Metode Pengumpulan Data 1) Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut
2) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang
menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan
―kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen 3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian
Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data
37 Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu
software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)
Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ―alat yang
digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum dilakukan analisis faktor
akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas
181
Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument
pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu
mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah
sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara
keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakan―Bahwa syarat minimum untuk
dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 03 (r=03) Jadi
Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya
dilakukan uji reliabilitas Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang
menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang
sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain
Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika
digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain
Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan
berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan
yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya
b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau
dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner
dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06
Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)
Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut
1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua
variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak 2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel
yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis
Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas
apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1)
4 Uji keakuratan ketepatan model
182
DAFTAR PUSTAKA
Misal
MLA Style
Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49
APA Style Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore
Chicago Style Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore
2016
Harvard Style
Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the
Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore
Vancouver Style Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali
Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore
183
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis
and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash918 Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta
Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan
ke enam Bandung Alfabeta Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata
Universitas Udayana Bali Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta
Archer B and Cooper C 1994 ―The Positive and Negative Impacts of Tourism Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade
Butterworth-Heinemann Oxford
Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari
Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320-326
Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescomariyanto eks79homehtm
Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL
wwwhssrncom Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta
Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL
IPB Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan StrategiJakarta
Rajawali Pers
Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi
Jakarta CV Rajawali Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL
wwwbalancedscorecardorg 20 juni 2010
Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan
Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta
Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41
Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua
Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty Beerli A Martin J D 2004 ―Factors influencing destination image Annals of
Tourism Research 31(3) 657-681 Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3
Pariwisata Universitas Udayana Bali
BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An
International Journal 4(2) 88-99 Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw-Hill
International Editions
184
BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to
Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University
BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103
BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management
Association1601 Broadway
Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurs Facets of Work Values Multivariate Behavioral Research 21 401-410
Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New
Brahmantyo 2001 ―Potensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endah Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal
Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001
Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teachers Guide to statistic and research designCambridge
Sindicate University Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain
Butterworth Heinemann Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp
Business Decisions National Association of Accountants
Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta
Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit
IPWI
Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2
Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the
Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for
the Degree of Doctor of Philosophy July 2005 ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48
Chon K Yoo J J - E 2008 ―Factors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurement Journal of Travel Research 47 113-
122 ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing
Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney
Channel View Publication
Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson Education Limited Third Edition
CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited
Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne
Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications
Inc California
185
CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in
the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140
Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta
Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita
Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company
Belmont California Chapter 1 Introduction hal 3-19 Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara
Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194
Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219
Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta
Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta
Djunaedi Achmad 2000 ―Pengantar Apakah Penelitian Itu httpmpkdugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-
ia01-metlit-pengantarpdf Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by
Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15
Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue
Pp 47-58 2012 Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective
first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of
Travel Research 30 (2) 10-15 Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty
Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah
Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of
Tourism Research 29(3) 869ndash870
Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor
2003) Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature
Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons
Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)
Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities
Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352 French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of
Tourism Longman Melbourne Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo
186
Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York
Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York
Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304
Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80
Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama
Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure
Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6
Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global
Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171-181)
Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature
Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing
University of Karlstad Sweden (171-181) Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the
Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books
Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge
New York Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998
Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2
Ekonisia Yogyakarta Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism
International Research Journal of Applied and Basic Sciences At
httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlistr_2213_140706015230pdf Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to
Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries
Harris Percy David Harris 1994 The Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Research Journal of Tourism
Studies 5(1) May 29-38
Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta
Erlangga Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk
Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta
Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management
Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research
21 121ndash139
187
Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL
wwwbusinesballcomherzberghtm 20 juni 2010
Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and
Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164-174)
Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE
Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research
Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland
Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research
Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan
Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober
Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of
Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000
Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah) 2000
Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta
Erlangga
Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta
MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting
Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah
Mada University Press
Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu
Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)
Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey
Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta
Erlangga Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third
edition New Jersey Prentice Hall Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New
Jersey Prentice Hall
Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo
Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo
Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo
Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM
188
Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269
Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga
Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and
Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition
Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ―What Is Research hal 3-15
Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business
Media Jun 29 2013 - Business amp Economics Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka
Utama Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta
Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat
McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre
House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009
McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus
Meis S and Lapierre J 1994 Measuring tourisms economic importance - a Canadian
Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing
Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse
Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010
Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity
Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services
Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT
Remaja Rosdakarya Offset Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL
httppsikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010
Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta
Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Yogyakarta Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat
Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat
Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI
Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia OlsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling
189
Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49
Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New
York IrwinMcGraw-Hill Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity
and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of
Marketing 53 21ndash35 Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction
response Journal of Consumer Research 20 (December) pp 418-30 Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63
pp 33-34 (Special Issues)
Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive Education Center Original from httpwwwombarnet200910sarana-berfikir-
ilmiahhtml
Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta
PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel
Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga
Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset
Pitana I Gde 2002 ―Pengembangan Ekowisata di Bali Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada
tanggal 29 Juni 2002 Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu
PariwisataJogyakartaPenerbit Andi
Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard
Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New
York Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature
tourism Davis CA University of California Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta
Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta
Kanisius Anggota IKAPI
Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta
BPFE
Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes
Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)
Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit
chain at sears Harvard Business Review January-February
190
Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ―The Employee-
customer-profit Chain at Searslsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004
Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2
Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22
Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo
Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli
2003
Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global
p20 Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product
Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press
Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in
economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal
penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC
Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama
Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge
Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come
multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444
Sinclair MT 1991 ―The Economics of Tourism Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK
Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta
SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities
Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199 Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with
TourismLongman Melbourne Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system
lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25
Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard
Usahawan 2006(6) 21-25 Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill
Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human
and Social Sciences 61 2011
Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa
191
Kebudayaan Kanisius Yogyakarta
Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius
Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius
Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran
Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABIINFORM Global p29
Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010
Suardika I Wayan Gede 2008 ―Analisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125
Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasar (Tesis)
DenpasarUniversitas Udayana Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi
Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sudibya Bagus 2002 ―Pengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus
Discovery Group Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14
Agustus 2002 Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV
Alfa Beta Bandung
Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA
Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung Alfabeta
Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka
Cipta Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI
Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana
Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan
Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana
Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset
Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty
Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty Syamsu 2001 ―Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi
kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5
No 3 Maret 2001 Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku
Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)
192
Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)
TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism
and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The
Haworth Hospitality Press TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory
Study Journal of International Marketing 1(1) 4-25
Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston
Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney ButterworthndashHeinemann is an imprint of
Elsevier Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI
Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi
Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington
Island Press Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification
SystemAlexandria Va RB Toth Associates Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the
UN as the global standard for measuring the economic value of tourism
retriave on 3rd April 2011 from httpwwwtourismeconomicscomservices-economic-impactphp
Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf
Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural
Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension
Journal of Marketing Research 25 204ndash212 Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard
Jakarta Harvindo Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced
Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan
Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor
Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta PTGramedia Pustaka Utama
Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI
Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama
UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist
Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan
Kebudayaan Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans
193
Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta
WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge
Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD
Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara
Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta
ANDI Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons
World Bank 2013 International tourism number of arrivals At
httpdataworldbankorgindicatorSTINTARVL World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid
World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization
World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization
WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21
WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid
WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-
mediafilesreportseconomic20impact20researchregional202015world2015pdf
Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa
Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa
Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta
Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa
Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of
motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management
Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia
Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA
Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The
Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60
194
BIODATA PENULIS
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA Negara 10 Oktober 1970
Pada tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan
studi ke negeri Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata (MA) dan tamat pada tahun 2007
Menamatkan Program doktor bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini
bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah
Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik
Bisnis Pengantar Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar Industri Pariwisata
amp perhotelan
Judul Buku yang pernah di tulis [1] Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit
Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku
Referensi)
[2] Agrotourism as an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127
(Scholar Press)
[3] Pengantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi)
[4] Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi
Jogyakarta ISBN 978-979-29-3463-2 (Buku Referensi)
[5] Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism
Destination in Book Development of Tourism and the Hospitality Industry
in Southeast Asia (2016) Publisher Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-981-287-605-8 Online ISBN 978-981-
287-606-5 (Book Chapter 3)
iv
82 Statistik Deskriptif 55 83 Statistik Inferensia 55
BAB IX 57 ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA 57
91 Analisis S-W-O-T 57 92 Analisis Matriks I-F-A-S 58 93 Analisis Matriks EFAS 59 94 Analisis Q-S-P-M 61
BAB X 68 THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN
DAN PARIWISATA 68 101 Logika Kerja SPC 68 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 69 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 70 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 71 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 71 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 71 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 71 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 72 109 Profitabilitas (Profitability) 72 1010 Hipotesis SPC 72
BAB XI 76 ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA 76
111 Filosofis Analisis Faktor 76 112 Tahapan Analisis Faktor 76
BAB XII 84 MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS 84
121 Filososfi MDS 84 122 Konsep Persepsi 84 123 Konsep Positioning 85
BAB XIII 90 ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) 90
131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 90 132 Tahapan dan Kristeria SEM 90
BAB XIV 104 ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 104
141 Filosofi Segmen Pasar 104 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 110 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 111
BAB XV 124 REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN 124
151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel 124 152 Cara Penerapan Garis Regresi 124 153 Koefisien Korelasi 125 154 Uji Hipotesi T-test 125
BAB XVI 134 BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 134
161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 134 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard 134 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja 135
BAB XVII 152 TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN LAPORAN 152
171 Tata Cara Penulisan Usulan 152 172 Tata Cara Penulisan Skripsi 155
BAB XVIII 158 TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 158
181 Kegunaan Merujuk 158
v
182 Tujuan Merujuk 160 183 Sumber-Sumber Rujukan 161 184 Cara Pencarian 162 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka 165 Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal 170 DAFTAR PUSTAKA 183
BIODATA PENULIS 194
1
BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN
11 Manusia Mencari Kebenaran Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat
(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat
[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan
tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian
[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara
empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ―selektif
[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan
secara asal-asalan [4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan
melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis
[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan
pengujian secara ilmiah
12 Matinya Mitologi Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral
sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada
perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum
didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu
diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum
yang harus ditaati Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian
hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di
alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian
empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak
dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi
manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut
Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar
berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya
dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam
2
13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah
dilakukan dengan berbagai cara misalnya
131 Secara kebetulan Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus
penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang
Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya
diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di
kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja
132 Trial And Error
Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan
menggunakan metode ―trial and error atau coba-coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ―problem box oleh
Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ―problem box suatu ruangan yang hanya
dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing
tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara
Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar
Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah
133 Melalui Otoritas
Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap
keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam
filsafat Jawa dikenal dengan istilah Sabda pendita ratu yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh
dibantah lagi
134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman
Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari yang umum ke khusus sedangkan induktif
dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama
ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles
135 Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan
menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka
melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus
memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan
menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran
3
palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta
secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara
sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum
Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan
pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk
menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo
menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya
oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan
spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya menjadi
ilmu dan teknologi
14 Dasar-Dasar Pengetahuan Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah
dapat dijabarkan sebagai berikut ini
141 Penalaran
Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir
logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran
rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme
142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ―pengkajian
untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model
berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma
Premis mayor semua manusia akhirnya mati
Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati
15 Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia
yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya
sendiri Rene Descarte pernah berkata ―De Omnibus Dubitandum yang
mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari
berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran
4
16 Kriteria Kebenaran 161 Teori Koherensi (Konsisten)
Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren
162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan) Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini
suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan
tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia
mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan
Jakarta
163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)
Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori
tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan
abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi
17 Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri
Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan
saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna
itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata
Jadi istilah ―manis panas dan dingin itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca
indera Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam
semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu
tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam
mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari
kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal
bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula
Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk
ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah
homo educandum
5
18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah
[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat
mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)
[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan
cara menggunakan metode ilmiah [3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis
ilmu itu sendiri [4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai
faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya
suatu gejala dan proses terjadinya [5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit
[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang
sama) [7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan
kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal [8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis
a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif
b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif
19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu
tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat
sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya
menimbulkan bencana Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan pariwisata
telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah
membawa provinsi itu mengalami ―keajaiban ekonomi sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak
perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian
tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu
[1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan
ekonomi [2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi
semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam
[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga
professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat
[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ―petani ke pariwisata
6
dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan
menjadi petani
Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-
masalah keadilan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi
7
BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA
21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan
pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar
200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan
terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat
dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia
hiburan rekreasi dan pariwisata
Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era
pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut
IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan
bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan
ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan
lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya
konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan
lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi
produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika
sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas
(Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi
Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan
internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata-rata 4
pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan
kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang
kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World
Bank 2013)
Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang
paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia
dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang
telah mengunjungi negaranya
8
Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia
Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)
Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World Tourism Organization
tersebut upaya apa yang semestinya dilakukan oleh pelaku dan stakeholders
pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan
wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting berikut ini (1) telah terjadi pergeseran
pasar pariwisata (2) strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan nilai pada
wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik (5) pemanfaatan teknologi
terutama teknologi informasi secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata
Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan yang rasional sehingga peran
lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata
dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program
studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai
pada jenjang S3
22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri
Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai disiplin ilmu mandiri
sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya
manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana
Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3) Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada
deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak
menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan
atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan
NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606
1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000
2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000
3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000
4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000
5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000
6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000
7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000
8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000
9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000
10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000
38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000
9
seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali
seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13
November 2007) Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka
pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar
diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian
yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan
bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian
dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang
menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)
Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi
pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan
kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata
Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu
menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga
kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri
pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan
kepariwisataan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta
tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha
meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten
dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga
Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga
Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan
kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari
seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan
kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan
bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga
kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan
pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri
10
pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya
manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan
Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional
melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten
dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui
sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan
kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian
pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di
luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan
seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan
meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global
23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri
231 Dasar Keilmuan Pariwisata
Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang
menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah
metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri
2007)
1) Aspek Ontologi Pariwisata Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya
menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata gejala-gejalan pariwisata karakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata
tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan
kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata
dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam
tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau akibat-akibat
pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas
2) Aspek Epistemologi Pariwisata Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara
pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik
11
Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan
yakni
a) Pendekatan sistem
Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas
masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ―linked system
dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti
dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik
Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran
b) Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa
transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua
komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen
tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung
c) Pendekatan Produk
Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai
suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah
produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus
diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni
(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya
tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya
(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam
pencapaian tujuan ke tempat wisata (3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada
sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas
pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi
(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat
berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi
Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan elemen produk
wisata yang sesungguhnya diproduksi dan atau direproduksi sebagai komoditas
yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam mencari
kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research) dan metode membangun teori
(theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5)
12
eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan
tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya
3) Aspek Aksiologi Pariwisata Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat
manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam
baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri
Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut
ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan
komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian
khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan
pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan
profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal
sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi
Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang
dapat dijelaskan sebagai berikut
a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan banyaknya
warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain
tempat tinggalnya akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga
akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional
b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia
untuk berusaha dan bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah
diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah bahwa
pariwisata harusnya mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain
potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata
c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam kekayaan
budaya dan keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya
yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika dilihat
13
dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam
waktu yang relative lama
d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian
budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan
UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan
Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan
pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah
e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada
masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan
wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui
pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays
f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi
tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga
memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam
penyediaan barang dan jasa
g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan
akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka
Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi
lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan
manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak
terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat
Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata internasional
pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar
US$ 623 miliar Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun
2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut diperkirakan jumlah perjalanan wisata
dunia di tahun 2020 akan menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)
Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di beberapa negara di dunia namun
pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan
dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri
pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga seringkali destinasi
14
pada negara berkembang hanya menjadi obyek saja hal lainnya pengembangan
pariwisata memang telah dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada sebuah
destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative dari pembangunan pariwisata dapat
diminimalkan dan pengaruh positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan
pembangunan pariwisata di masa mendatang
232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata
Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu
memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian
tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu
dengan ilmu yang lain
1) Objek Material Ilmu Pariwisata
Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek
material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni
a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa
hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan
pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis
b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving
services) termasuk ke dalam industri ini adalah full-restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan
sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk
kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi
mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan
terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service
stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator
and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain
agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis
e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan
museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada
perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah
raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan
15
pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan
pelayanan pameran dan sejenisnya g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk
kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis
2) Objek Formal Ilmu Pariwisata
Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada
ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu
pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan
wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat
secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diiden-
tifikasi sebagai berikut
(1) Pengembangan Jasa Wisata
Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang
strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah
aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya
Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini
mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting
(2) Organisasi Perjalanan
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas
perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan
berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal
ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip
kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO
2005)
(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi
masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui
suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata
16
BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN
PERHOTELAN
31 Pengertian Jasa Pariwisata Menurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang
perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan pengambilan keputusan
Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul
berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang
mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global(Theobald 2005)
Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan
pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia
Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika
Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data
yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika
mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005) Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam
multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya
Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja
dan yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental
dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan
kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial
budaya
32 Dimensi Pariwisata 321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi spasial merupakan
definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya
(Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau
tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)
ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during their stay at these destinationsrdquo
Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan wisatawan selama berada di
destinasi pariwisata sebagai bagian dari pariwisata Definisi pariwisata yang
17
dikemukan oleh World Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan
pada sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak lebih dari satu tahun
berturut-turut ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-tourismorg)
Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang dilakukan yaitu
untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan
mencari uang di tempat yang dikunjunginya
Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan
perhitungan statistik pariwisata
a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan
waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)
b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973)
menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk
perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan
wisata
e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk
perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)
Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia didefinisikan
sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal 1 yaitu kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara
322 Dimensi Industri
Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini
merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada
keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata
Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis
bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya
ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services to
facilitate business pleasure and leisure activities away from the home environmentrdquo
18
Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan pariwisata
sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata
ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the travel experiencerdquo
Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang di dalam Undang-
Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah
323 Dimensi Akademis
Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya
sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain
Pariwisata dari dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang
merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap
lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)
ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo
Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial sebagai faktor
pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal
tempat kerja) dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata
324 Dimensi Sosial Budaya
Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada
1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002)
berikut ini
ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence the activities undertaken during their stay in those destinations and the facilities created to cater to their needsrdquo
Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994 sebagai berikut
ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the economy or industry and a broad system of interacting relationship of
people their needs and services that respond to these needsrdquo
19
2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial budaya seperti
yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai
ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo
Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata sebagai berikut
ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo
3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan oleh MacCannell
(Herbert 1995) berikut ini
ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also
an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo
Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas di Indonesia dikenal dengan
istilah kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesame
wisatawan pemerintah pemerintah daerah dan pengusaha
33 Definisi Pariwisata di Indonesia Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta
yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti
(2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain
di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan
semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di
tempat yang dikunjungi Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain
manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni
unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di
tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal
kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan
Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha
20
pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan
barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung
jawab Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai
dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha
pariwisata digolongkan ke dalam
a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis
usaha jasa pariwisata yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan
Usaha jasa pariwisata terdiri dari
[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang Mengatur menyediakan dan menyelenggarakan
pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata
[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan
atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan [3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang
mengatur mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk
memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata
[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu
pertemuan sekelompok orang (misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan kepentingan bersama [5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan
baik yang mendatangkan mengirimkan maupun mengembalikannya
serta menentukan tempat waktu dan jenis hiburan [6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat
yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun
secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli
profesional
[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan
b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha
pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran
wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik
wisata untuk dijadikan sasaran wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik
21
wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam
dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus
c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam
[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh
yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat
[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan
penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai
usaha yang berdiri sendiri [3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari
usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan
angkutan wisata
[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata
tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing
[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk
memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)
34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan
Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan
perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen
strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah
peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya
Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism operations
Marketing and consumer behaviour HR management eTourism eTravel Planning and development Performance and financial management Strategic implications Environmental aspects Government policy Forecasting and prediction Revenue management Impact assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure and culture (httpthrsagepubcom)
Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya
namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada
klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian
pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut
22
341 Jasa Akomodasi Accomodation services)
Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian
bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar
jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi
1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali
2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang
3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu
4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel
5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo
6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt Pelayaran Prima Vista di
Cv Niki Tour Surakarta
342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving
services)
Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini biasanya banyak
dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan Makanan dan
Minuman
1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada
restoran yogya chicken Yogyakarta 2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan
di restoran Enak Bali 3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang
343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)
Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-
perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda
melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-
masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi Wisata
1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po sargede tur dan
travel Yogyakarta
23
2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali
3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali
4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) to Provide Good Service for Tourists Visiting Solo City
5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar
6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki
Tour Solo 7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara
Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur
344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services)
Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan dan biro perjalanan
dapat dilakukan yang berkaitan dengan kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang
dikunjungi dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata
1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Candi
Prambanan
345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)
Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan
tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah
botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat
2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah
3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata
Bali
24
346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment
services)
Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi pelayanan golf
course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan Hiburan
1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap Pencitraan Pariwisata
Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di Kabupaten Jembrana
Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi Wisata di Jembrana
Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum
Donokerto Turi Sleman Yogyakarta
5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan di
Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa
8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang
10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang
11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video Profile
12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus di Kabupaten Wonogiri
13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang
14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul 15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo
16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur
17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air
Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak 18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta
19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta
20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan
Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten
347 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services)
Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang ini
1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan
pada Hotel Dhyana Pura Bali 2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan Keuangan Hotel
Dhyana Pura Periode 2000-2011
25
3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel
Quality Solo)
26
BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA
41 Pengertian Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari
untuk melingkup spektrum arti yang luas yang dapat membuat bingung
mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang
satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus
dibuang dan diganti konsep yang benar
Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997
Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara
untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ―bertanya
pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan
Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan
data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset
sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari
Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian
yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data)
27
dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati
atau menjadi perhatian kita Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi
sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia
Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan
konsep yang salah Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy
(Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban
terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual
Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik
(1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan
(3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik
(4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola
(5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik
(6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya
untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian
(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas
Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ―salah tentang
penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian sebagai berikut
a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian
untuk ―meneliti ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan
untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya
canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan
sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian
Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan
―penelitian di perpustakaan Salah seorang siswa mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada
ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian
Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills
b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke
tempat lain
Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas ―penelitian tentang teknik-teknik pembangunan bangunan tinggi di Denpasar
Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi
28
bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan
disertai teknik acuan yang benar Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah
penelitian Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang
benar Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya kurang satu hal
yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat
mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Denpasar Dengan
demikian ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta sehingga ia
mampu membuat interpretasi terhadap informasidatafakta yang terkumpul tersebut
c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi
Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah
kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir
bahwa ia harus melakukan ―penelitian Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten-kabupaten yang ada di
wilayah tersebut Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria
yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil
―penelitiannya ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut
hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian
d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian
Kata ―penelitian sering dipakai oleh surat kabar majalah populer dan iklan untuk menarik perhatian ―mendramatisir Misalnya berita di surat kabar
tertulis ―Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin
merongronglsquo kekuasaan Presiden Misal yang lain berita ―Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsus Misalnya lain
lagi ―Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan
42 Macam Tujuan Penelitian Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-
pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian
tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula
tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka kita perlu membatasi upaya kita dengan cara
membatasi tujuan penelitian
Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi
(prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)
29
a) Eksplorasi
Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka
kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang
mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ―Apakah X adaterjadi
Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak
Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita
mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti
memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan
dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih
mendalam
Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil
penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu
terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tersebut
b) Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih
rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya
ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian
yang lebih tegas tentang bagian depan kelas Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata
pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian
pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan
perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan
suatu fenomena dari masa ke masa
c) Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari-hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal
tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara
skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)
d) Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara dua
fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah
suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau
30
menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang
saling bersaing Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan
misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya
dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat
tersebut terjadi
e) Aksi
Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak
sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi
Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan
Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu
mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari
temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas
43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul
penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan
metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak
mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan
yang tak terbatas Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan
melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci
Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi
bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk
mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan
Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan
menjadi lima jenis penelitian yaitu
31
1) Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip
A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)
Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment yaitu
pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup
seseorang Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi
dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti
tahap perjalanan hidup dan pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis
atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan pekerjaan
(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode (3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis
(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari kisah tersebut
(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya ideologi dan konteks
sejarah kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup
individu (6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi
yang berfokus pada proses dalam hidup individu teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut
2) Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna
konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi
pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang
dikaji
A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell 1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the structures of consciousness in human experiences
Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi menunda semua
penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu
Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche
menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden
Sedangkan teknik analisis data jenis Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran
menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan
32
(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir
mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data
(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan
pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun
pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur
pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami
penyimpangan) (4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu
ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi (5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari
fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang
terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan
bagaimana fenomena itu terjadi) (6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi
dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut
(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis
3) Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu
pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan
dengan situasi tertentu
The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular situation This situation could be one in which individuals interact take actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell 1998)
Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak atau terlibat
dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang
berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik
analisis data jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
(3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari
(4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa menyelidiki
kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut
(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding
(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan
suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa
33
4) Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem
kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil
dari sebuah penelitian An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways of life (Harris 1968)
Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat
dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna dari
setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok Sedangkan teknik
analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file
(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti
(4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau uraian
5) Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi
Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995) while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the case being studied ndash a program an event an activity or individuals
Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau individu Sedangkan teknik analisis
data jenis Studi Kasus dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir informasi (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
(3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa
kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan
generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk
penerapannya pada kasus yang lain (6) Menyajikan secara naratif
34
44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi
Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu
negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh
Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena
delapan alasan utama seperti berikut ini (1)Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu
kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-
nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi
(5)Penghasil devisa (6)Pemicu perdagangan international (7)Pemicu
pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal
dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu
destinasi Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan
manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman
pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang
telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja
penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni souvenir seperti digambarkan pada gambar
di bawah ini
Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha
pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)
Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi industri
terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia
WISATAWAN
Jasa Transportasi Hotel
Penginapan
Restoran Bar
Cafe
Obyek Atraksi
Wisata
Jasa Hiburan
Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis
Pakai
Asuransi Perumahan
JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung
35
dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan seperti
meningkatnya kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia
Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan ekonomi yang lebih cocok di
pelajari dan dianalisis dengan pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai sebuah
industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)
442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata
Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis
pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi
identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat
analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen
Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal
dan simultan dan model-model makro regional yaitu model Input-Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Accounting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagainya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah
Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantatif
Sumber Hara (2008)
36
[1] Input-Output Analysis
Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak
pariwisata Input-output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan
menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh
terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya
[2] Social Accounting Matrix Model
West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan
dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya
mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya
Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O
namun sebenarnya tidak sesederhana itu
Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan
model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas
tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi
[3] Tourism Satellite Account
Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua
variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti
penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya
Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian
Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap
variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata
dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur
peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional
[4] Social cost-benefit analysis
Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel
sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk
mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari
multiplier efeknya saja
37
Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
No Kualitatif Kuantitatif
1 Data kualitatif (non
numeric)
Data Kuantitatif (numeric)
2 Penelusuran Latar
alamiah
Latar artifisial (khususnya
penelitian eksperimentasi)
3 Fokus pada Makna-makna
Fokus pada Perilaku
5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)
Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)
6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik
7 Idealisme Realisme
8 Induksi analitik Induksi enumeratif
9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi
Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua
metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai
berikut
[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda
caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan
proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis
[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan
metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif
[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan
data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data
yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya
maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi
[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah
asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian
443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif
Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi
berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau
informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau
informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif
38
Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori
untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami
fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan
yang diteliti Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua
jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya
Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Kuantitatif Kualitatif
Validitas Kredibelitas
Reliabilitas Dependabilitas
Objektivitas Konformabilitas
Generalabilitas Transferabilitas
Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi syarat validitas reliabilitas objektivitas dan generalabilitas maka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan
transferabilitas Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami
perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil
kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi
atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya
penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan
mengajukan pertanyaan baru
Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam
satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model
analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya
39
BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN
PENELITIAN
Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya kegiatan
berikutnya adalah menemukan permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan
lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian tidak perlu
dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakan oleh ungkapan ―Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan
penelitian Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam Buckley et al 1976 14)
dengan pernyataan ―Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu
tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati Permasalahan
yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan
atau problem statement
51 Penemuan Permasalahan Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh
survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam
bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan
Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang
memakan waktu cukup lama sehingga buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu
Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya
banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-
majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke
perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan
dalam usulan penelitian Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta
dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan
permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan
ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan
dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara
menemukannya Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et
al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang
menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan
40
tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara
informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian
berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan
perumusan permasalahan
52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka
menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini
1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya
menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai
arah untuk menemukan permasalahan
2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang
diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan
dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural
3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang
tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan
ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal
penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam
perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi
yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda
4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang
merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada 5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan
membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi 6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan
kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau
kompleks 7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu
pemasalahan ke dalam komponen-komponennya 8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi
peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah
yang lebih rumit dan kompleks
53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan
permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur atau
naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau
41
latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat
diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al
(197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan
2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan yang dapat diamati Misalnya
fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola dasar
pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural
3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi
Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi
4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya
permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut Pengalaman
keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan
42
BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN
PENELITIAN
Skala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol atau angka dari sebuah variabel yang diukur
Pengukuran hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan seperti
minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional terhadap variabel yang
diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam
dalam model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011 48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu
skala nominal skala ordinal skala interval dan skala rasio
Gambar 61 Contoh inform concern
Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian yang sedang dilakukan sangat memerluan
bantuan para responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan kinerja sebuah
pelayanan jasa khususnya pariwisata
43
61 Skala Nominal Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang
ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini
hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal
yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal
pada uji statistika bisa untuk mencari modus dan distribusi frekuensi saja
Would you like to help us
you can fill it out online below
Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal
62 Skala Ordinal Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek
sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi)
variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal
Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat
tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah
sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat
mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama
Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan
skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non
parametrik seperti rank order correlation
44
Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal
63 Skala Interval Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan
dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk
mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama
Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada
skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran
Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval
64 Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat
yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding skala-skala
dibawahnya)
45
[1] How long have you been on holiday in Bali
[2] How much money have you spent during your vacation in Bali
[3] How much money have you spent on renting a hotel room
Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval
Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian
pariwisata antara lain adalah
[1] Skala likert
Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai
suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain
Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert
[2] Semantic defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan
oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya
bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ―sangat positifnyardquo terletak di bagian
kanan garis dan jawaban yang ―sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya
46
How do you think about the guide service today friendly 5 4 3 2 1 unfriendly
patient 5 4 3 2 1 impatient knowledgeable 5 4 3 2 1 less
knowledgeable helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness
competent 5 4 3 2 1 less competent
Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial
Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden
terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi
responden terhadap Tour Guide sangat negatif
65 Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel
nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu
[1] Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang
mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain
tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan
dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata
[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan
dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam
validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan
pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik
[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)
Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai
kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan
pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik
untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik
47
Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas
66 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil
skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan
berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar
pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah
reliabel secara statistik
Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas
48
BAB VII TEKNIK SAMPLING
71 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama
dari obyek yang merupakan sumber data (Sukadarrumidi 200650) Sampel
diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari
populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari
1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan
sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang
memenuhi sasaran
Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan
persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih
baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah
1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan
oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama
b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian
sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan
dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh
anggota populasi
2) Tujuan pengambilan sampel
a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak
b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis
c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga
peneliti
3) Tahapan menentukan sampel
Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel
yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah
a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya
b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan
cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi
49
Keuntungan penggunaan sampling
a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek
c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit
Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi karena
a) adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti
c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit
72 Cara Pengambilan Sampel Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random
sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)
Gambar 71 Teknik Sampling
1) Probability Samples
Probability Samples adalah teknik sampling yang memberikan
kemungkinan yang sama paa setiap individu untuk dipilih sebagai sampel
a) Simple Random
Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa
penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya
b) Systematic Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar
nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan
hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama
50
telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain
yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil
persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan
besarnya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok tersebut
c) Stratified
Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub
populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil
Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif
homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas
hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang
diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)
Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut
I = 40 berpenghasilan rendah
II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi
Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka pembagiannya untuk strata
I = sebanyak 40 X 100 orang = 40 orang II = sebanyak 50 X 100 orang = 50 orang
III = sebanyak 10 X 100 orang = 10 orang
d) Cluster
Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan
mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan
kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada
Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui
bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian
ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah
300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota
sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu
untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak
diketahui pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling
51
2) Non Probability
Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya
individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir
jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak
memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen
a) Judgement Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau
pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-
subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa
melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai
generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya
ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak
dimiliki populasi dalam keseluruhannya
b) Quota
Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang
akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden
terserah kepada team pengumpul data Misalnya
Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai
berikut 10 orang warganegara Inggris
15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang
c) Chunk
Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di
jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili
siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan
73 Penentuan Jumlah Sampel
1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui) Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel
adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi
populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat
mengakibatkan pemborosan biaya penelitian
52
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut
dimana n jumlah sampel
N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase
Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5
berarti memiliki tingkat akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10
memiliki tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan
Contoh
Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila
batas toleransi kesalahan 5
Dengan menggunakan rumus Slovin
n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan
2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui) Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden penelitian dapat
ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200
sampel Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau
GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya dengan analisis faktor
besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator
penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)
53
BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS
PENELITIAN
81 Teknik Analisis Data Teknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis
Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif
1) Teknik analisis data kualitatif
a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola
kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan
pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)
b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu
(Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data
d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan
lapangan
e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan
membeku atau malah menjadi kadaluarsa f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian
dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan
guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan
2) Teknik analisis data kuantitatif
a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen
resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan-satuan
dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan
beberapa metode tertentu b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam
beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis
data
(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat
kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang
disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat
dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan
54
editing yang cermat dan hati-hati diharapkn data yang berhasil
dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali
berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkn
dalam penarikan sampel Nama dan kelengkapan identitas pengisi
Kelengkapan isi jawaban Kejelasan makna jawaban dan relevansi jawabannya
Konsistensi jawaban satu sama lainnya
Kekeliruan pekerja lapangan di dalam menjelaskn kuesioner kepada responden
Tingkat kekeliruan di dalam memilih responden dan kepalsuan isi jawaban
Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data Sumber Antara 2010
Teknik Analisis
Data
Teknik Analisis Data KUALITATIF
Teknik Analisis Data KUANTITATIF
Statistik Inferensia
Induktif
Statistik Deskriptif
Rata-rata Hitung
Median dan Modus
Varian dan Standard Deviasi
lainnya
Parametrik
Tabel (Silang Frekuensi) Grafik
Diagram Batang dan Diagram Lingkaran
dan lainnya
Non Parametrik
Analisis SWOT
P H A
Deskriptif Kualitatif (Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan
atau Menafsirkan)
Ekonometrika 1 Model Simultan 2 Model Sederhana
Model Optimasi (Operation Research) 1 Linear Program 2 Non Linear Programming 3 Integer Programming 4 Gooal Programmning 5 Dynamic Programming 6 Network CPM dan PERT 7 Teori Antrean 8 Teori Pengambilan Keputusan 9 Teori Permainan 10 Simulasi
Model Makro Regional 1 Model Input-Output Leontief
Regional dan Interregional 2 Model SAM Regional dan
Interregional CGE 3 Location Quotion (LQ) 4 Teori Basis Export
Policy Analysis Matrix (PAM)
Uji-t Uji Z
Regresi Sederhana dan Ganda
Uji Korelasi
One dan Two Way Anova
Multivariat Cluster DIscriminant dan Factor Analysis
Priciple Component Analysis Path analysis
SEM
Sign Test
Chisquare Wilcoxon Test
Cochran Test
Korelasi Rank
55
(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda
tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka (3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing
kategori (4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel-tabel untuk setiap
variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam
bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross
tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan
(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik
inferensia (parametrik atau non paramterik) (6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti
terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan
mengkaitkannya dengan temuan-temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru
sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)
Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu (1) statistik
deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik
inferensiainduktif Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu
statistik non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema Teknik Analisis Data)
82 Statistik Deskriptif [1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi
[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya
[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia
[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia
83 Statistik Inferensia
(Statistik InduktifStatistik Probabilitas)
a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random
56
b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang
diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahankeberanan dinyatakan dalam
persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf
signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi
Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik
Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik
1 Parameter populasi menyebar normal
1 Parameter populasi mengabaikan sebaran
2 Data berasal dari nilai-nilai
pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau
paling tidak dalam skala interval
2 Data berasal dari nilai-nilai yang
tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordinal
(order=tingkatan=skala)
3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat
dijumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi
3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan
cara menskor atau kategori
4 memusatkan perhatian
pada perbedaan nilai tengah (mean)
4 Memusatkan perhatian pada
perbedaan median
5 Sampel atau cuplikan relatif
besar agar cenderung
menyebar normal (gt 30 unit)
5 Dapat digunakan dalam sampel
(cuplikan) kecil (lt 30 unit)
57
BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF
KUALITATIF UNTUK PARIWISATA
91 Analisis S-W-O-T Umumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang
berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini
adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk
mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif
sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif
identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan
pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam
yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada
pada masyarakat di tempat penelitian Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan
pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan
oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif
adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data
dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya
oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan
membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan
pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan
adanya teori baru yang barangkali ditemukan Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan
untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu
objek
Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT
58
mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan
kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga
hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan
Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT
Tahapan yang dimaksud adalah
[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)
[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata) [3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)
[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)
Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan strategi alternatif (Alternative
Strategy) melalui matriks SWOT sebagai berikut
92 Analisis Matriks I-F-A-S Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan
analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan
tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)
[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat
metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot
sama dengan satu [3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating)
mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk
menentukan nilai skornya [5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang
dinilai Jika nilainya di bawah 15 menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di
atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat [6]
Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Kekuatan
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
59
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)
Kelemahan
1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
93 Analisis Matriks EFAS Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan
ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor-faktor strategis eksternal
(External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini
[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan
ancaman (threat) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat
metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu
[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor peluang dan ancaman yang memiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3 (cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya
[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal
perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di
atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar
Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)
Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Peluang
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
Ancaman
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip
4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan sel seperti gambar di
bawah
60
Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X TOTAL NILAI IFAS
T
O
T A
L
N
I
L A
I
E F
A
S
4 3 2 1
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan berputar)
2
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau jual habis
kewaspadaan)
1 VII
Pertahankan dan
pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
VIII
Panen atau
divestasi (diversifikasi
kongklomerasi)
IX
Panen atau divestasi
(likuidasi)
Sumber Rangkuti 2001
Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT sebagai berikut
[1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan ancaman di sel
masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-
peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)
[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO
(Weakneses Opportunities)
[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)
[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelamahan dan
ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT
(Weakneses Threaths) [6]
Tabel 94 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan (S) Tentukan factor kekuatan
Internal
Kelemahan (W) Tentukan factor
kelemahan Internal
Peluang (O) Tentukan factor
Peluang Eksternal
Strategi SO Ciptakan Strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang
Strategi OW Ciptakan Strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Ancaman (T) Tentukan factor
ancaman Eksternal
Strategi ST Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi TW Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
Diadopsi dari Rangkuti 2001
61
Penjelasan
a) Strategi SO (Strengths Opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya
b) Strategi ST (Strengths Threaths)
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek
untuk mengatasi ancaman
c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
d) Strategi WT (Weaknesses Threaths)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman
94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan
Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa
alternatif strategi yang telah dipilih
QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif
(relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan (Umar 1999)
Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut
[1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan di sebelah kiri
QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks [2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama
dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I [3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi
yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE
[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara
meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 =
sangat menarik [5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight
dengan Attractives Score pada masing-maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi
[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing-maisng kolom
QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang
menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir
62
Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Faktor Utama Weight Alternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Faktor Internal
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Total
Sumber Umar 2002
AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score
Penggunaan Analisis SWOT Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu
Mutiara Kabupaten Jembrana Bali
1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-
indikator Internal
No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan
1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 Kekuatan
2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan
3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan
4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan
5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan
6 Harga minuman 500 290 Kekuatan
7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 477 235 Kelemahan
8
Kejelasan jalur rute yang
dilalui menuju objek wisata 512 230 Kelemahan
9
Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur
Pamfletdan lainnya) 512 260 Kekuatan
10
Penyampaian informasi melalui
website 555 270 Kekuatan
11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 395 250 Kelemahan
12
Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai bahasa 543 235 Kelemahan
13
Program pendidikan dan
pelatihan bagi petugas 445 175 Kelemahan
14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan
63
No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan
15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan
16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 550 310 Kekuatan
17
Sarana dan prasarana yang
memadai ( tempat parkir ) 560 355 Kekuatan
18 Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 463 155 Kelemahan
19
Proses penyambutan
kedatangan wisatawan 495 250 Kelemahan
20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan
TOTAL 100
2 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator
Eksternal
No Indikator Eksternal Bobot () Rating Keterangan
1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang
2 Sumber daya manusia yang professional 798 270
Peluang
3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang
5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang
7 Kebijakan pemerintah di bidang
pariwisata 618 245 Ancaman
8 Bantuan dan dukungan
pemerintah 607 205 Ancaman
9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman
10 Pengawasan masyarakat
terhadap objek wisata 670 260 Peluang
11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 641 265
Peluang
12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman
13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang
14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang
TOTAL 100
3 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)
Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor
Kekuatan (strenghts)
1 Sarana dan prasarana yang
memadai ( tempat parkir )
560 355 020
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 022
3 Fasilitas pendukung yang tersedia 550 310 017
64
Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor
( toilet )
4 Kondisi lanskap (landscape) 591 305 018
5 Keunikan penangkaran 661 305 020
6 Pelayanan yang diberikan 520 300 016
7 Harga tiket masuk 596 290 017
8 Harga minuman 500 290 015
9 Penyampaian informasi melalui
website
555 270 015
10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)
512 260 013
Kelemahan (weakness)
1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)
395 250 010
2 Proses penyambutan kedatangan
wisatawan
495 250 012
3 Harga marchendise 413 240 010
4 Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai bahasa
543 235 013
5 Kemudahan dalam mencapai lokasi
477 235 011
6 Kejelasan jalur rute yang dilalui
menuju objek wisata
512 230 012
7 Penampilan petugas 244 175 004
8 Program pendidikan dan pelatihan
bagi petugas
445 175 008
9 Keramahtamahan petugas 280 175 005
10 Rute perjalanan pengunjung
didalam taman kupu-kupu
463 155 007
Total 100 265
Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-
rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk
masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari
indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah
265
65
4 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)
Faktor strategis eksternal Bobot () Rating Skor
Peluang (opportunities)
1 Keanekaragaman pengunjung 785 345 027
2 Lokasi objek wisata 817 335 027
3 Motivasi pengunjung 745 330 025
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 025
5 Keamanan pengunjung 772 325 025
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 023
7 Sumber daya manusia yang
profesional
798 270 022
8 Penerapan teknologi informasi 775 265 021
9 Kondisi ekonomi regional dan
nasional
641 265 017
10 Pengawasan masyarakat terhadap
objek wisata
670 260 017
Ancaman (threats)
1 Kondisi ekonomi global 631 250 016
2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
618 245 015
3 Peran serta masyarakat 648 205 013
4 Bantuan dan dukungan pemerintah
607 205 012
Total 100 285
Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata
pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil
rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-
indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil
skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285
5 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini
Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X Total nilai ifas
T
O
T A
L
N
I
L A
I
4 3 (285) 2 1
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan
berputar)
(265)
2
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau jual habis
kewaspadaan)
1 VII VIII IX
66
E F
A
S
Pertahankan dan pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
Panen atau divestasi (diversifikasi
kongklomerasi)
Panen atau divestasi (likuidasi)
6 Matrik SWOT
Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-
kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan
eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan
Matrik SWOT
IFAS
EFAS
STRENGHTS (S)
1 Sarana dan prasarana yang
memadai (tempat parkir)
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu
3 Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)
4 Kondisi lanskap
(landscape) 5 Keunikan
penangkaran 6 Pelayanan yang
diberikan 7 Harga tiket masuk
8 Harga minuman
9 Penyampaian informasi melalui
website 10 Penyampaian
informasi melalui mass media cetak
(broshur)
WEAKNESESS (W)
1 Penyampaian informasi melalui mass media
audio visual (iklan) 2 Proses penyambutan
kedatangan wisatawan 3 Keterjangkauan harga
merchandise 4 Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam
berbagai bahasa 5 Kemudahan dalam
mencapai lokasi 6 Kejelasan jalurrute
yang dilalui menuju objek wisata
7 Penampilan petugas 8 Program pendidikan
dan pelatihan bagi
petugas 9 Keramahtamahan
petugas 10 Rute perjalanan
pengunjung didalam taman kupu-kupu
OPPORTUNITIES (O)
1 Keanekaragaman pengunjung
2 Lokasi objek wisata
3 Motivasi pengunjung
4 Keamanan lokasi
objek wisata 5 Keamanan
pengunjung 6 Pemandangan
STRATEGI SO
Bekerjasama
dengan masyarakat dalam
mengawasi objek wisata Taman
Kupu-kupu
Meningkatkan
keamanan baik
keamanan
pengunjung maupun
STRATEGI WO
Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia
dibidang pariwisata
67
alam sekitar 7 Sumber daya
manusia yang professional
8 Penerapan teknologi
informasi 9 Kondisi ekonomi
regional dan
nasional 10 Pengawasan
masyarakat terhadap objek
wisata
keamanan lokasi objek wisata
Membangun
penangkaran kupu-kupu
dilokasi lain
THREATS (T) 1 Kondisi ekonomi
global
2 Kebijakan pemerntah
dibidang pariwisata
3 Peran serta masyarakat
4 Bantuan dan dukungan
pemerinah
STRATEGI ST
Memberikan
perbedaan harga
tiket masuk
Pemberdayaan
masyarakat
STRATEGI WT
Promosi dan publikasi
secara besar-besaran
dan dilakukan dengan
gencar
Meningkatkan jenis
pelayanan yang
ditawarkan
Meningkatkan peran
serta pemerintah
68
BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT
ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA
101 Logika Kerja SPC Gambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi
operasi dan sistem penyampaian jasa dalam suatu perusahaan dengan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut
Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)
Sumber Hesket (1994)
James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan
dalam pendapatnya tentang rantai keuntungan pelayanan Sehubungan dengan
kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan
karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan
keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan
Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya
operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik
terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan
Internal
Service
Quality
Fasilitas
Kerja
Motivasi
Material dan
Non Material
Employee
Satisfaction
(Kepuasan
Karyawan
Hotel)
External
Service
Values
(Kualitas
Pelayanan
Karyawan
Hotel)
Customer
Satisfaction
(Kepuasan
Wisatawan)
Customer
Loyalty
(Loyalitas
Wisatawan)
Revenue Growth
(Pendapatan)
Profitability (Keuntungan)
69
kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan
pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada the next process (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian
Anda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baik
Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih lama (employee retention) dan
juga meningkatkan produktivitas kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas
pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan Pelanggan yang
puas akan cenderung bersikap loyal dan pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang diberkan oleh pelanggan
Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan)
dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan
dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan
Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak
karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ―The Service-Profit-Chain
tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara
umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan
Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan
disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka
Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja
Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan
eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan
kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut
102 Kualitas layanan internal (internal service quality) Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu
hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan konsumen (Gronroos 1990)
kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan
konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan
mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya
Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen
industri jasa tersebut
70
Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan
bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi
keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ―A Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for example Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung
dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar
departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam
bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara
empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)
Senada dengan pernyataan di atas OlsquoConnor (2001) dalam artikelnya
Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ―people behave as they are measured and drive action as they are rewarded yang berarti
orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa setiap
individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan
kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan
mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang
berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang
kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)
103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan
kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan
yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu
perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)
Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang
profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi
untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai
Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan
profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan dapat menjadi
kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan
71
104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak
otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas
serta aspek-aspek lainnya Banyak terjadi karyawan ditekan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan
peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak
kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan
kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya
Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah
pasti berasal dari para karyawan yang betah bekerja di perusahaan tidak
hanya betah tetapi juga bergerak dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak
terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada
perusahaan
105 Nilai layanan eksternal (external service value) Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang
dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama service delivery
Possitive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan
(perception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka
yang bermuara kepada puastidaknya mereka
106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis
bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu
usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat
meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)
107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan
dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak
perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang
pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya
Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang
dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari
produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan
menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut
(word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari
72
komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini
bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan
mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap
perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika
ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai
faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan
faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial
108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi
1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara
signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin
secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada
pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan
Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari
produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi
perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik
109 Profitabilitas (Profitability) Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat
aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan
terhadap total keuntungan perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang
menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan
sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya
mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan
1010 Hipotesis SPC [1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan
[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan
[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal [4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan
[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan [6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan
[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas [8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan
internal
[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal
73
Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan
(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction
(H1)
Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan
Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini
berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada
kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)
Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan
Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti
semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)
Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti
semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
1000 790
790 1000
000
000
81 81
81 81
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
EmployeeSatisfaction
InternalServiceQuality
Corre lations
1000 783
783 1000
000
000
81 81
81 81
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
EmployeeLoyalty
EmployeeSatisfaction
Corre lations
1000 815
815 1000
000
000
59 59
59 59
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
ExternalService Value
EmployeeLoyalty
74
(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)
Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini
berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada
Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi
ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)
Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan
Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara
Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada
Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali
maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan
Profitability terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali
maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada
Correlations
1000 760
760 1000
000
000
59 59
59 59
Customer Satisfac tion
External Service Value
Customer Satisfac tion
External Service Value
Customer Satisfac tion
External Service Value
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
CustomerSatisfaction
ExternalService Value
Corre lations
1000 622
622 1000
000
000
59 59
59 59
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
CustomerLoyalty
CustomerSatisfaction
Correlations
1000 935
935 1000
000
000
59 59
59 59
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
RevenueGrowth
CustomerLoyalty
75
Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini
significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)
Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti
meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)
Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti
meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant
(disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
1000 875
875 1000
000
000
59 59
59 59
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
ProfitabilityCustomer
Loyalty
Correlations
1000 457
457 1000
000
000
81 81
81 81
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
InternalServiceQuality
RevenueGrowth
Corre lations
1000 634
634 1000
000
000
81 81
81 81
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
InternalServiceQuality Profitability
76
BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN
PARIWISATA
111 Filosofis Analisis Faktor Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) ―Analisis faktor adalah
alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum
dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas
Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami
oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban
responden lain
Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap
skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ―Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan
skor total adalah 03 (r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid
Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang
Santoso dan Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ―Cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar
antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebut
Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-
pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala
likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat
Merpati Nusantara Airlines Denpasar Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ―Setelah data valid
dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis
faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor)
112 Tahapan Analisis Faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut
(1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada
semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity
77
pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan
Anti Image Matrices (2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel
yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk
memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil
(nilai eigen value di atas) (4) Uji keakuratan model
Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya Ekakarya Bedugul
Bali
(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang
ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas
apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket
tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Koefisien
Korelasi
Tingkat
Signifikan
Keterangan
Q1 0403 0000 Valid
Q2 0541 0000 Valid
Q3 0501 0000 Valid
Q4 0441 0000 Valid
Q5 0561 0000 Valid
Q6 0528 0000 Valid
Q7 0622 0000 Valid
Q8 0620 0000 Valid
Q9 0608 0000 Valid
Q10 0529 0000 Valid
Q11 0437 0000 Valid
Q12 0506 0000 Valid
Q13 0618 0000 Valid
Q14 0564 0000 Valid
Q15 0623 0000 Valid
Q16 0579 0000 Valid
Q17 0559 0000 Valid
Q18 0581 0000 Valid
Q19 0655 0000 Valid
Q20 0561 0000 Valid
78
Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas
untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket
yang dibuat sudah valid
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin
besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang
dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah
060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha
cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable
(2) Analisis Faktor
a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai
variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke
Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang
b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi
dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar
variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan
nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor
Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran
nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah
Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara
membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan
koefisein korelasi parsialnya Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian
analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika
harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti
kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak
dapat diterima
Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706
Bartletts Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548
df 190
Sig 000
79
Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran
nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang
sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang
menengah
Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi
adalah sebagai berikut
Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel yang lainnya
Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut
masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut
Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0)
maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya
Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA
Anti-image Correlation
Q1 069
Anti-image Correlation
Q11 073
Q2 081 Q12 072
Q3 072 Q13 081
Q4 070 Q14 062
Q5 068 Q15 069
Q6 065 Q16 073
Q7 068 Q17 065
Q8 069 Q18 065
Q9 082 Q19 069
Q10 084 Q20 066
Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05)
dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor
tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05
c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu
melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk
maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan
dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 94
Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor
yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari
80
variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat
hubungannya dengan faktor yang terbentuk Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan
dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi
setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang
bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan
eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam
menghitung jumlah faktor yang terbentuk
Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan
Metode Principal Component Analysis Variabel Kode Initial Extraction
Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996
Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934
Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773
Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972
Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596
Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593
Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841
Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808
Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567
Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232
KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826
Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828
Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259
Harga Cinderamata Q14 1000 0936124
Keindahan Alam Q15 1000 0946298
Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144
Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503
Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213
Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454
Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878
Extraction Method Principal Component Analysis
Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 10 Kelima faktor tersebut
menjelaskan (819442) total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan
untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali
Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu
Component Initial Eigenvalues
Total of Variance Cumulative
1 6218104 3109052 3109052
2 3486107 1743054 4852106
3 3054687 1527343 6379449
4 2081223 1040612 7420061
5 1548718 774359 819442
Extraction Method Principal Component Analysis
81
d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor
Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling
optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor
yang terbentuk melalui rotasi faktor Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang
lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini
rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang
menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses
penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam
tabelberikut
Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi
Component
1 2 3 4 5
Q1 024 853 165 -081 080
Q2 061 924 124 201 050
Q3 041 952 149 129 -004
Q4 083 915 061 000 074
Q5 891 069 089 -005 035
Q6 806 007 164 -008 037
Q7 934 056 119 077 036
Q8 922 044 141 083 031
Q9 873 052 130 082 075
Q10 147 -049 052 827 178
Q11 -086 033 091 713 219
Q12 -052 171 007 801 250
Q13 213 075 149 862 044
Q14 076 041 088 215 935
Q15 049 055 129 359 892
Q16 074 101 130 162 933
Q17 149 096 892 008 095
Q18 082 089 877 143 111
Q19 173 227 848 111 108
Q20 211 103 793 056 040
Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax
with Kaiser Normalization
a Rotation converged in 5 iterations
Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96
82
terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa
dimasukkan sebagai komponen faktor
e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor
Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk
berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali
Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading
Explained Variance
Faktor 1
(Fasilitas)
Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891
31 Q6 Fasilitas Rekreasi 806
Q7 Fasilitas Bermain 934
Q8 Ketersediaan Cinderamata 922
Q9 Ketersediaan Informasi 873
Faktor 2
(Kemudahan menuju Lokasi)
Q1 Jarak Menuju Lokasi 853
17
Q2 Waktu tempuh Menuju
lokasi 924
Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952
Q4 Lingkungan Kebun Raya 915
Faktor 3
(Keunikan dan
Pelayanan)
Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892
15
Q18 Keamanan di areal Kebun 877
Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi
848
Q20 Pelayanan Tiket masuk 793
Faktor 4 (Harga)
Q10 Kapasitas Parkir 827
10 Q11 KetersediaanTempat Sampah 713
Q12 Harga Tiket Masuk 801
Q13 Harga Sewa fasilitas 862
Faktor 5 (Keindahan
dan Kelangkaan
Tanaman)
Q14 Harga Cinderamata 935
77 Q15 Keindahan Alam 892
Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933
Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun
Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut
1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini
terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan
factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan
Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873
2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue
83
3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini
terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan
factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915
3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan
Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan
eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15
Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya
dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793
4) Faktor keempat adalah faktor Harga
Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup
terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10
Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor
loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862
5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini
terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892
dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933
f) Uji Ketepatan Model
Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi
yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi
berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31
residual dengan signifikansi 005
ldquoResiduals are computed between observed and reproduced correlations There are 31 (160) nonredundant residuals with absolute values greater than 005rdquo
Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005
84
BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS
121 Filososfi MDS Mutidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu
obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara
obyek dalam ruang multidimensi
MDS is not so much an exact procedure as rather a way to rearrange objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing lack of fit) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)
MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang
memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan
(similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi
122 Konsep Persepsi Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah
bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya
untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001
522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan
selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi
Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut
akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis
ecotourism saat ini di Bali
Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini
85
Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi
123 Konsep Positioning
Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang
disukai konsumen berlaku untuk produk perusahaan bahkan destinasi
pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing
Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni
1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan
atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda
2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing
sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung
yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk
3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini
perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang
digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya 4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing
sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat
pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya
5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak
86
tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara
maksimal 6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus
merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan
kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau
propaganda atau promosi 7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau
setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan
setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri
Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning Obyek Wisata
ldquoEcotourismrdquo Bali
Respondensampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan
mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali
Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya
sebesar 10 Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan
menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)
Atribut-atribut yang di nilai berupa ―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh responden untuk
dibandingkan dengan obyek wisata sejenis Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut
Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali
Kemiripan KR Bali (KREK)
Bali Marine Park (BMP)
Bali Elephant Safari Park
(BESP)
Bali Barat National Park
(BBNP)
Bali Butterfly
Park (BBP)
Bali Reptile Park (BRP)
Bali Sangeh Monkey
Forest (BSMF)
Botanic
Garden Ubud (BGU)
KREK 0
BMP 12345 0
BESP 12345 12345 0
BBNP 12345 12345 12345 0
BBP 12345 12345 12345 12345 0
BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0
BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
Catatan ―0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ―12345 pilihan skala kemiripan obyek wisata
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi
dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro (2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur
perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan
persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi MDS juga disebut
perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah
87
mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi
ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis akan digunakan software SPSS versi 16 Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh responden yang
mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai
antara 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut
[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip
[2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip
atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip
[5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak
mirip
Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau
multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari
masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini
Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2
Number Name
1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 -3280
3 BESP_3 11067 -2716 4 BBNP_4 -6382 -14174
5 BBP_5 -2081 15152
6 BRP_6 7396 15151 7 BSMP_7 -1144 -9517
8 BGU_8 -12427 3632
Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain
(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut
―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayanan
88
KR Bali
(KREK_1)
Bali
Marine
Park
(BMP_2)
Bali Elephant
Safari
Park
(BESP_3)
Bali Barat
National
Park
(BBNP_4)
Bali
Butterfly
Park
(BBP_5)
Bali
Reptile
Park
(BRP_6)
Bali Sangeh
Monkey
Forest
(BSMF_7)
Botanic
Garden
Ubud
(BGU_8)
Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali
Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek
wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap
memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan
ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS
(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden
Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali (2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata
(BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki
kemiripan dalam satu kelompoknya
(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada
cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya (4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali
mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan
memiliki kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat
tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-touristrsquos group seperti
kelompok atau group karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya
Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para
responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai
sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan
penilaian mengenai kemiripan obyek wisata
89
Kesamaan Sikap Responden
Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas
hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian
Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud
walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan
Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki
kemiripan diantara mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud
Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup
jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap
obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan
kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa
sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis
untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud
90
BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION
MODELLING (SEM)
131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling
Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang
dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang
tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan
untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis SEM berbasis pada analisis
covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada
analisis regresi linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau
LISREL SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering muncul dalam
dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena
SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model
teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah sebagai berikut
[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear
[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak atau simultan
[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data
kuesioner yang melibatkan persepsi
[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis
regresi linear secara serempak [5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat
dilakukan dengan analisis regresi linear
[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi
normalitas pada data [7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order
untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik
132 Tahapan dan Kristeria SEM Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus
ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut
adalah sebagai berikut ini [1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis
[2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural
dan Model Pengukuran
91
[4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang
diusulkan
Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model)
Model Struktur Persamaan (Structure Equation Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah identifikasi
Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien
Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang
seharusnya disajikan
Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error
yang negatif
Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi
yang didapat (misal ge 09) [6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit
Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio chi-square
statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)
Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of
Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)
Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted
Uji Validitas
Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas Outliers
Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi
model
Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan maka dilakukan
pengujian hipotesis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur
kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan juga menggunakan SEM sebagai
alat uji model seperti pada penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah variabel
dengan menguji struktur dari hubungan di antara variabel-variabel yang ada
dalam model Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan yakni
Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model
pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural
Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk
menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model
yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square (χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat
probabilitas di atas 005 menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data
observasi dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2 cenderung
meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan dampak dari jumlah sampel
92
dikembangkan kriteria rasio χ2 terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df
untuk model yang baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998) Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah persamaan model
struktural
Tabel 131
Kriteria Kelayakan Model
Goodness of Fit Index Cut off Value
X2-Chi Square Diharapkan Kecil
Significance Probability ge 005
RMSEA le 005
GFI ge 090
AGFI ge 090
CMINDF le 300
TLI ge 095
CFI ge 095
Sumber Hair et al (1998)
Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan sebagai berikut ini
1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi
dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel
lt 200 2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off
value sebesar p ge 005 3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah
ukuran model yang mencoba memperbaiki kecenderungan chisquare yang
cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit
4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi
tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1
(mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit) 5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI adalah analog
dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang
dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le AGFI lt 09 adalah
marginal fit 6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of freedom)
diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom
7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative incremental fit
index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model
8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin
mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi
Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS
93
Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di
Bali
Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian Topik penelitian ditelaah
secara mendalam dan hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas
wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak Langkah ini mutlak harus
dilakukan dan setiap hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut
harus mempunyai dukungan teori yang kuat Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian hasil observasi
lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi
sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model loyalitas wisatawan yakni hubungan
antara variabel laten motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal
(X2) terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan (Y2) dan loyalitas wisatawan (Y3) Konfirmasi selanjutnya adalah menguji hubungan
antara variabel laten citra destinasi (Y1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y2) dan selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten
kepuasan wisatawan (Y2) terhadap variabel laten loyalitas wisatawan (Y3) Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri
dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat
indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel
loyalitas wisatawan
1) Pengujian model teoritis
Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang
kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa
asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti
Gambar berikut ini
Keterangan
Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13= Pengetahuan
dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15= Bertemu orang dan
bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman
Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari
X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu luang X27=
Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29= Makanan dan minuman
X210= Fasilitas dan pelayanan X211= Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213= Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan
X215= Pemandu wisata
94
Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali Y14=
Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas politik dan
ekonomi Y17= Suasana Bali
Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari
Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24= Pelayanan
Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari
Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi
Gambar Uji Konstruk Penelitian
Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan bahwa model belum dapat
dikatakan fit sehingga memerlukan modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis model struktural SEM seperti Tabel berikut ini
Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis
Goodness of Fit Index
Cut off Value Result Keterangan
X2-Chi Square Diharapkan
Kecil
2314884 Kurang baik
RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai
GFI ge 090 0722 Kurang baik
AGFI ge 090 0684 Kurang baik
CMINDF le 300 3957 Kurang baik
TLI ge 095 0708 Kurang baik
CFI ge 095 0729 Kurang baik
Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang
kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling
overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan
memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)
95
Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel
latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di
lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama
sekalipun Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk (Yoon dan Uysal
(2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan
modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan
meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002) Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap
indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara
teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan
overlapping (Ferdinand 2002)
2) Modifikasi Model
Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang
kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya
Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya
menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini
Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA
Variabel Kode Indikator Estimate SRW
Motivasi
Internal X16
Meningkatkan kesehatan dan
kebugaran 0776
X17 Latihan fisik 0753
X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507
Motivasi
Eksternal
X24 Harga-harga di Bali 0517
X26 Keuntungan liburan di Bali 0505
X27 Transportasi ke Bali 0656
X28 Jarak dari negara asal 0680
X29 Kuliner Bali 0544
X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di
Bali 0666
X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714
X212 Pelayanan imigrasi 0663
X213 Keamanan pulau Bali 0673
96
Variabel Kode Indikator Estimate SRW
X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684
X215 Pelayanan pramuwisata 0711
Citra Destinasi
Y13 Budaya Bali yang unik 0550
Y14 Masyarakat yang ramah 0702
Y15 Infrastruktur pariwisata yang
lengkap 0736
Y17 Suasana yang nyaman 0648
Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780
Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799
Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810
Y24 Pelayanan selama berlibur 0808
Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756
Y32 Kerelaan merekomendasi 0877
Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005
Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa kovariansi terjadi
antara error dari suatu variabel dengan error-error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang diteliti mengalami overlapping atau saling
berkorelasi
Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih
Modifikasi Indices
Saling berkorelasi Estimate P
X2 lt--gt X1 Motivasi
eksternal
lt-
-gt
Motivasi
internal
0070
e23 lt--gt e22 Pelayanan
pramuwisata
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0170
e20 lt--gt e21 Pelayanan
imigrasi
lt-
-gt
Keamanan
pulau Bali
0129
e21 lt--gt e22 Keamanan
pulau Bali
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0096
e20 lt--gt e22 Pelayanan
imigrasi
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0100
e27 lt--gt e37 Masyarakat yang ramah
lt--gt
Loyalitas Wisatawan
0071
e30 lt--gt e37 Suasana yang
nyaman
lt--gt
Loyalitas Wisatawan
0050
e14 lt--gt e12 Keuntungan
liburan di
Bali
lt-
-gt
Harga-harga di
Bali
0068
e14 lt--gt e39 Keuntungan
liburan di Bali
lt-
-gt
Citra Destinasi 0062
e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat dan
lt--gt
Motivasi eksternal
0070
97
Modifikasi
Indices
Saling berkorelasi Estimate P
teman
e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali
lt--gt
Merekomendasi Teman
-0047
e28 lt--gt e31 Infrastruktur
pariwisata yang lengkap
lt-
-gt
Daya tarik dan
obyek wisata
0046
e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan
hotel di Bali
lt--gt
Keamanan pulau Bali
-0073
e19 lt--gt e23 Fasilitas
kesehatan di
Bali
lt-
-gt
Pelayanan
pramuwisata
0054
e15 lt--gt e21 Transportasi
ke Bali
lt-
-gt
Keamanan
pulau Bali
-0065
Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator yang mengalami
overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices
dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti
Gambar berikut ini
Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara
Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria kelayakan model
dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing
hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut
98
Tabel Hasil Modifikasi Model
Goodness of Fit Index
Cut off Value
Uji
Pertama
Uji
Kedua
Hasil Kesimpulan
X2-Chi Square
- 2314884 429050 Baik Baik
RMSEA le 005 0086 0053 Lebih
Baik
Cukup baik
GFI ge 090 0722 0910 Lebih
Baik
Baik
AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik
Cukup baik
CMINDF le 300 3957 2114 Lebih
Baik
Baik
TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik
Cukup baik
CFI ge 095 0729 0943 Lebih
Baik
Cukup baik
Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan
dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF
TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis
Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidimensionalitas melalui uji
Confirmatary Factor Analysis dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua
akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni kriteria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
3) Pengujian Hipotesis
Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya Pengujian
delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan
Citra
Destinasi (Y1)
Motivasi
Internal (X1)
-0047 -0031 0092 -0509 0611 Tidak
signifikan
Citra
Destinasi (Y1)
Motivasi
Eksternal (X2)
0690 0659 0078 8808 Signifikan
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
Motivasi
Internal (X1)
0060 0041 0077 0780 0435 Tidak
signifikan
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
Motivasi
Eksternal (X2)
-0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak
signifikan
Kepuasan
Wisatawan
(Y2)
Citra
Destinasi
(Y1)
0833 0871 0083 10019 Signifikan
99
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
0562 0560 0066 8468 Signifikan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Motivasi
Eksternal (X2)
0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Motivasi
Internal (X1)
-0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak
signifikan
Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio
P=Probability
Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut
[1] Pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara
terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
ditunjukkan oleh nilai CR (critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar 0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat
untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut rupanya belum didukung oleh
data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk
(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran
dan (X17) latihan fisik tidaklah cocok dengan data empiris atribut destinasi
pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung dengan citra destinasi
pariwisata Bali
[2] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
menunjukkan nilai CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas
sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil
dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan
terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X2)
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26)
keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari
100
negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali
(X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan pulau Bali (X214) pelayanan Biro perjalanan wisata dan (X215) pelayanan
pramuwisata
[3] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata
di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan
probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan
probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut
belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh yang tidak signifikan
[4] Pengaruh (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
menunjukkan nilai CR sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai
tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2)
kepuasan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang
signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan
akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali
[5] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal
wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai
tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai CR yang lebih kecil dari
196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal
wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut tidak didukung
oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna
jika semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas wisatawan akan
semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif
meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan
semakin menurun
101
[6] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
menunjukkan CR sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR
tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut
destinasi) wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan
terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data
empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi
derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan semakin meningkat Indikator dari
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali
adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26) keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari
negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan
pulau Bali (X214) pelayanan biro perjalanan dan (X215) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi
faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang
kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata
[7] Pengaruh (Y1) citra destinasi Bali terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y1) citra destinasi
terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk
penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y1) citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap (Y2)
kepuasan wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali
maka derajat kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap
destinasi pariwisata Bali akan semakin meningkat
[8] Pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR sebesar
8468 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196
dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa (Y2) kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel
tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi
102
adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar
8468 bermakna jika semakin meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut
usia mancanegara akan semakin meningkat Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia terhadap pariwisata Bali
meliputi indikator (Y21) daya tarik dan obyek wisata (Y22) perjalanan dari dan ke Bali (Y23) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24)
pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan
wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan
derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali
4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian
Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung
(Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh
gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung
dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut
Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas Wisatawan Lanjut
Usia Pengaruh Variabel X1
M_Internal
X2
M_Eksternal
Y1
(Citra)
Y2
(Kepuasan)
Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000
Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560
Direct Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000
Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560
Indirect Effects
Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000
Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000
Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000
Catatan
a) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression
Weights
Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia
dapat dijelaskan sebagai berikut
[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi
secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan wisatawan dengan bobot
terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar 0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar
0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas
wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya [2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi
secara gabungan oleh (Y1) variabel citra destinasi dengan bobot terbesar
yakni 0871 kemudian oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi
memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya
103
[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel (X2)
motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi
(Y1) [4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung
antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871 jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)
motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar
0659 pengaruh langsung antara (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193
[5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar adalah pengaruh tidak langsung antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan
wisatawan dengan bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan
pengaruh tidak langsung antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0255
Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara
ditentukan secara gabungan oleh variabel kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal Variabel kepuasan wisatawan adalah
variabel yang paling menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan
dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003) dan Chi (2005)
Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan motivasi eksternal dan
motivasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi memiliki peranan yang paling dominan
dalam hubungannnya dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005)
Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)
Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003)
Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013) Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna
bahwa variabel motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap variabel
kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil pengujian pengaruh
tidak langsung antara variabel motivasi eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap
kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)
104
BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK
SEGMENTASI PASAR WISATAWAN
141 Filosofi Segmen Pasar Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa
disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono (2003) segmen pasar
adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama
Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi
yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen
Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan
adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka
dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-
kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen
1411 Segmentasi pasar
Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses
dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka
untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama
Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi pasar sebagai berikut ―market segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mix menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam
kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan
strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu
1) Geographic Segmentation Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar
berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi
berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan
memberikan variasi lokal
Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan segmen
yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar
sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan
105
Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok
perkotaan pinggiran kota dan pedesaan
Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk
diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar
2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan
dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena keinginan preferensi dan tingkat pemakaian
konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah
diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut
variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar
Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan dengan usia
Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar
Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan
suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan
Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk
segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan
beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan
rendah menengah dan tinggi
Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam
segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan
wiraswata
Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan
karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan
haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti
Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan
Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan
sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju
Generasi Banyak penelitian yang kini mulai memperhatikan
segmentasi berdasarkan variabel generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran bahwa generasi dipengaruhi oleh
lingkungan dimana konsumen dibesarkan
3) Psychographic Segmentation
Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam
kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok
social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau
berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas
akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk
106
merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas
yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan
kepribadian
Gaya hidup pada segmen ini menunjukan bagaimana cara
konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok
terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti
kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk
jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki
peluang bagi para pemasar
Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa
menunjukkan pada sikap individu kepada perusahaan dalam
penentuan segmen pasar
4) Behavior Segmentation Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan
pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau
respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu
Kejadian
Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau
memakai suatu produk
Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang
dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat
dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan
mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga
Status pemakaian
Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan
pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan
Tahap kesiapan
Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak
menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari
beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli
Sikap
Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh
tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci
Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat dikemukakan
bahwa segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih spesifik atau homogen dengan
golongan yang bervariasi
107
1412 Pola Segmentasi Pasar
Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok-kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses
identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan Menurut Kotler (2005) segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak
cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain
Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar dimana semua
perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari
manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda
dari jenis produk yang sama
Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh
bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam
Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok
preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami
Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen preferensi
dibagi menjadi tiga pola yaitu
Preferensi yang homogen (homogoneous preferences) menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat
dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga
maupun kualitasnya)
Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa
menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka
inginkan dari produk tersebut
Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-
kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual
1413 Segmentasi yang Efektif
Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran
berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar
haruslah
Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit segmen pasar
dapat diukur
Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dapat dilayani
suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran
yang dirancang khusus untuk mereka
Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif
Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan
dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam
bauran pemasaran yang berbeda
Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk
menarik dan melayani segmen-segmen tersebut
Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah
108
Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup
potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk
sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen
Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen
belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli
juga penting
Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya
Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu Segmen
yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka
sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam
seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik
Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki
perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar
1414 Strategi Pemilihan Pasar
Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang
akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar
Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal
yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar 1) Market Targeting
Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar
Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang
akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan
Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen pasar untuk
dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk
tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang
Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan
adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama
Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen
pasar yang bersangkutan
Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang
dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain
Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknya
segmen pasar tertentu apabila perusahaan menyamping dari
tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik
Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani
segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk
109
2) Market Positioning Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai
berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu
yang diusahakan oleh perusahaan
3) Alternatif Strategi Pemilihan
Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu
Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen pasar terbesar
Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan
untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar
baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan
Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar
yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam
segmen pasar tersebut
Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang
menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau
beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan
Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan-perusahaan
besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi
pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani
1415 Manfaat Segmentasi Pasar
Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam
Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling
menguntungkan
Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar
Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan
Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana
mengalokasikan dana secara lebih baik ke berbagai media
Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi
Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi pasar bermanfaat untuk
Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik
untuk mendapatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan di dalam marketing
Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap respon
marketing yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai segmen
Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya
110
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat segmentasi
pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif mengarahkan serta
membandingkan kesempatan-kesempatan di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan lebih tepat terhadap berbagai macam
segmen dan agar dapat mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi
1416 Target Pemasaran Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah
menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah
ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut
Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki
Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ―target marketing is a process of evaluating each segments Jadi menurut Kotler
target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan
tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar
142 Alat Analisis Segmentasi Pasar Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab
dengan teknik analisis sebagai berikut
1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi
Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku
konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat
berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik
analisis tabulasi (cross tabulation) 2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation)
Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap-tiap variabel secara
tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan
secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel
berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya
dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan 3) Teknik analisis Chi-square
Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi
dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh
wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat
kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas (1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
111
Keterangan X2 = Chi-square
Fo = Frekuensi yang diobservasi
Fe = Frekuensi yang diharapkan
143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel
berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel
2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin
jumlah anggota keluarga dan status perkawinan
3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan
hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan pembelian
4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah
hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari
menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan
alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan
Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
No Variabel Indikator Definisi
1 Variabel Demografi
Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan
yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia
wisatawan
Jenis
Kelamin(X2)
Variabel jenis kelamin adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan
Status
Pernikahan(X3)
Variabel status pernikahan
adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang
menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status
pernikahan wisatawan
(Fo-Fe) 2
X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash
Fe
(total baris 1) (total kolom 1)
Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash
Total Jumlah
112
No Variabel Indikator Definisi
Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan
Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan
pendapatan wisatawan
Jumlah Keluarga(X6)
Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan
Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan
2 Variabel
Geografi
Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan
variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort
berkenaan dengan Negara asal
3 Variabel Psikografi
Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan
motivasi
4 Variabel
Perilaku Konsumen
Manfaat(X10)
Variabel manfaat adalah variabel
yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan
lokasi fasilitas harga dan pelayanan yang menjadi alas an
tamu menginap pada sebuah
hotel
Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demografi
Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel
usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga
dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan
gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut
113
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi
No Usia Jumlah
Orang Prosentase
1
15-20 tahun 2 20
21-30 tahun 11 110
31-40 tahun 58 580
41-50 tahun 24 240
gt50 tahun 5 50
Total 100 1000
2
Jenis Kelamin
Pria 65 650
Wanita 35 350
Total 100 1000
3
Status Perkawinan
Menikah 63 630
Tidak menikah 37 370
Total 100 1000
4
Pekerjaan
Pelajar 3 30
PegawaiKaryawan 63 630
Wiraswata 18 180
Dan lainnya 16 160
Total 100 1000
5
Pendapatan
ltUS$1000 36 360
US$1000-US$2500 53 530
gtUS$2500 11 110
Total 100 1000
6
Jumlah Keluarga
1-2 orang 70 700
3-4 orang 25 250
gt5 orang 5 50
Total 100 1000
7
Pendidikan
SD 1 10
SLTP 2 20
SMA 17 170
Perguruan Tinggi 80 800
Total 100 1000
5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi
Negara Asal Jumlah
Orang Prosentase
a Indonesia 38 380
b Belanda 36 360
c Australia 6 60
d Amerika Serikat 4 40 e China 1 10
f Jerman 8 80
g Perancis 2 20 h Dan lainnya 5 50
Total 100 1000
114
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden
berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda
360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50
6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi
Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut
Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi
Motivasi perjalanan Jumlah
Orang Prosentase
a Rapat 5 50
b Bisnis 5 50
c Paket Wisata 28 280
d Liburan 57 570
e Pendidikan 4 40
f Dan lainnya 1 10
Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden
berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan
perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50 untuk
Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen
Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen
Manfaat yang dicari Jumlah
Orang Prosentase
a Lokasi Strategis 49 490
b Pelayanan Cepat 6 60
c Fasilitas Lengkap 34 340
d Kebersihan Hotel 6 60
e Harga Terjangkau 5 50
Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar
wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya
fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang
terjangkau yaitu sebesar 50
115
5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci
sebagai berikut
Variabel Usia
Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga
berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Usia 15-
20
Count 1 0 1 0 0 2
within Usia 500 0 500 0 0 1000
21-
30
Count 5 2 4 0 0 11
within Usia 455 182 364 0 0 1000
31-
40
Count 29 1 22 4 2 58
within Usia 500 17 379 69 34 1000
41-
50
Count 11 2 7 1 3 24
within Usia 458 83 292 42 125 1000
gt50 Count 3 1 0 1 0 5
within Usia 600 200 0 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Usia 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak dicari
berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 490 yang berikutnya
adalah fasilitas yang lengkap yaitu 340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau
sebanyak 50 Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang
responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan
utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun
cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364 Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan
tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379
Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis
458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau
125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60
116
Variabel Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap
manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap Kebersihan
hotel Harga yang terjangkau Total
Jenis
Kelamin
Pria Count 35 2 24 1 3 65
within
JenisKelamin 538 31 369 15 46 1000
Wanit
a
Count 14 4 10 5 2 35
within
JenisKelamin 400 114 286 143 57 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
JenisKelamin 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden manfaat yang
dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa
pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang
dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286
Status Perkawinan
Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang lengkap
Kebersihan
hotel
Harga yang
terjangkau
Total
Status Perkawinan
Menikah Count 30 4 21 4 4 63
within Status Perkawinan
476 63 333 63 63 1000
Tidak Menikah
Count 19 2 13 2 1 37
within Status Perkawinan
514 54 351 54 27 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Status Perkawinan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel
menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan
117
manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap sebesar 333 Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340
Pekerjaan
Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status
sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk
dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang lengkap
Kebersihan
hotel
Harga
yang terjangkau
Total
Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3
within Pekerjaan
333 0 667 0 0 1000
Pegawai Count 31 2 25 3 2 63
within Pekerjaan
492 32 397 48 32 1000
Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18
within Pekerjaan
389 167 222 56 167 1000
Dan lainnya
Count 10 1 3 2 0 16
within
Pekerjaan 625 62 188 125 0
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Pekerjaan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang
pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap
manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333
Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan
manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397
Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis
sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222 Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas
memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188
Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat
dan 50 karena harga yang terjangkau
118
Pendapatan
Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan
bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan
responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang
terjangkau
Total
Pendapa
tan
ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36
within
Pendapatan 528 83 361 28 0
1000
US$1000-US$2500
Count 26 3 17 5 2 53
within
Pendapatan 491 57 321 94 38
1000
gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11
within
Pendapatan 364 0 364 0 273
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendapatan 490 60 340 60 50
1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden
terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap
manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361
Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang
strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321
Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan
fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364
Jumlah Keluarga
Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari
responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga
dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari
Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Jumlah 1-2 Count 36 6 23 3 2 70
119
Keluarga within Jumlah
Keluarga
514 86 329 43 29 1000
3-4 Count 10 0 10 2 3 25
within
Jumlah Keluarga
400 0 400 80 120 1000
gt5 Count 3 0 1 1 0 5
within
Jumlah
Keluarga
600 0 200 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Jumlah
Keluarga
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah
keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang
strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329
Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat
lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400
Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang
strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200
Pendidikan Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah
ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan
pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
ManfaatYangDicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1
within Pendidikan
1000 0 0 0 0 1000
SLTP Count 1 0 1 0 0 2
within
Pendidikan 500 0 500 0 0
1000
SMA Count 6 1 5 3 2 17
within Pendidikan
353 59 294 176 118 1000
120
Perguruan Tinggi
Count 41 5 28 3 3 80
within
Pendidikan 512 62 350 38 38
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendidikan 490 60 340 60 50
1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi
hotel yang strategis yaitu sebesar 1000
Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang
dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500
Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari
adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294
Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai
dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350
Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
NegaraAsal
Indonesia Count 21 3 12 2 0 38
within NegaraAsal
553 79 316 53 0 1000
Belanda Count 19 1 13 1 2 36
within
NegaraAsal 528 28 361 28 56 1000
Australia Count 3 1 2 0 0 6
within NegaraAsal
500 167 333 0 0 1000
Amerika Serikat
Count 1 0 2 0 1 4
within NegaraAsal
250 0 500 0 250 1000
China Count 0 0 0 1 0 1
within NegaraAsal
0 0 0 1000 0 1000
Jerman Count 4 0 2 1 1 8
within
NegaraAsal 500 0 250 125 125 1000
Perancis Count 0 0 1 1 0 2
within NegaraAsal
0 0 500 500 0 1000
Dan lainnya Count 1 1 2 0 1 5
121
within NegaraAsal
200 200 400 0 200 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within NegaraAsal
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak
dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis
340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau
Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang
memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan
antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah
hotel bisa dilihat dari tabel berikut
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Tujuan
Perjalanan
Rapat Count 3 1 1 0 0 5
within
Tujuan Perjalanan
600 200 200 0 0 1000
Bisnis Count 1 1 1 0 2 5
within
Tujuan
Perjalanan
200 200 200 0 400 1000
Paket Wisata
Count 17 0 9 2 0 28
within
Tujuan
Perjalanan
607 0 321 71 0 1000
Liburan Count 25 4 21 4 3 57
within Tujuan
Perjalanan
439 70 368 70 53 1000
Pendidi
kan
Count 2 0 2 0 0 4
within
Tujuan
Perjalanan
500 0 500 0 0 1000
Dan
lainnya
Count 1 0 0 0 0 1
within
Tujuan
Perjalanan
1000 0 0 0 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
122
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Tujuan
Perjalanan
Rapat Count 3 1 1 0 0 5
within Tujuan
Perjalanan
600 200 200 0 0 1000
Bisnis Count 1 1 1 0 2 5
within
Tujuan Perjalanan
200 200 200 0 400 1000
Paket
Wisata
Count 17 0 9 2 0 28
within
Tujuan
Perjalanan
607 0 321 71 0 1000
Liburan Count 25 4 21 4 3 57
within
Tujuan
Perjalanan
439 70 368 70 53 1000
Pendidi
kan
Count 2 0 2 0 0 4
within
Tujuan Perjalanan
500 0 500 0 0 1000
Dan
lainnya
Count 1 0 0 0 0 1
within
Tujuan
Perjalanan
1000 0 0 0 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Tujuan
Perjalanan
490 60 340 60 50 1000
Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200
memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang
terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200
memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang
mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321
Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis
yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368
Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan
prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort
sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis
123
Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari
Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan
seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel
No Variabel Uji X2
Hitung
X2
Tabel df α
Asymp Sig
(2-sided) Hubungan
1 Manfaat yang dicari
dengan usia 15474 2630 16 005 0490 Tidak Signifikan
2 Manfaat yang dicari dengan jenis
kelamin
10218 949 4 005 0037 Signifikan
3 Manfaat yang dicari dengan status
perkawinan
0778 949 4 005 0941 Tidak Signifikan
4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan
16667 2103 12 005 0163 Tidak Signifikan
5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan
16781 1551 8 005 0032 Signifikan
6
Manfaat yang dicari
dengan jumlah keluarga
9258 1551 8 005 0321 Tidak Signifikan
7 Manfaat yang dicari
dengan pendidikan 8728 2103 12 005 0726 Tidak Signifikan
8 Manfaat yang dicari
dengan Negara Asal 40903 4134 28 005 0055 Tidak Signifikan
9 Manfaat yang dicari
dengan motivasi 24548 3642 20 005 0219
Tidak
Signifikan
Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan
Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh
variabel demografi satu variabel geografi dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari
Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square
tabel serta tingkat signifikan yang dicapai terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu
Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel berpengaruh signifikan dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (10218gt949) dengan tingkat signifikan
0037lt005 yang membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang
untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka
Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551) dengan tingkat signifikan
0032lt005
124
BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA
PARIWISATA DAN PERHOTELAN
151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel
Analisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah
analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh
dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasipengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i =
1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah
hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y
umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan
a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal (memprediksi) rata-
rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung
(dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas
(independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X) b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan
variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan
variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan Y dapat
dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak
berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila
tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut
152 Cara Penerapan Garis Regresi Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam
diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square)
maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut
memiliki persamaan
Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut
dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-
efisien regresi
Yi = a+bX
125
153 Koefisien Korelasi Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil
perkalian XlsquoYlsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya
dengan pembagi n Jika Xlsquo dan Ylsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka
akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut
Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing
disebut Product Moment Co-efficient of Correlation
Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi
r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)
Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga +1 Jika r = 0
atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak
terdapat hubungan sama sekali
154 Uji Hipotesi T-test Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan
membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara
kebetulan Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-
test
Keterangan
T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi
n = jumlah data
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut
a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)
Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam
penelitian ini adalah sebesar 95 c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan
Atau
126
dimana df = degree of freedom
n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas
d) Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima bila tHitung tTabel
Ho ditolak bila tHitung gt tTabel
Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel
nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis
alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)
Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel
Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total
Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)
Janlsquo05 1100000 1555000 529600000
Feblsquo05 1215000 1578000 701455118
Marlsquo05 1280000 1943000 727650753
Aprlsquo05 1700000 3856000 924567966
Meilsquo05 1795000 4157000 942012397
Junlsquo05 1800000 4750000 957789113
Jullsquo05 1960000 5353000 1121749036
Agulsquo05 1967000 5600000 1135892433
Seplsquo05 2050000 5695000 115800000
Oktlsquo05 7950000 9560000 1677234986
Novlsquo05 7564000 9542000 1555169000
Deslsquo05 6785000 9500000 1554169500
Janlsquo06 4650000 8250000 1432555789
Feblsquo06 4710000 8300000 1436199045
Marlsquo06 4777000 8450000 1444768309
Aprlsquo06 3125000 6400000 1251315000
Meilsquo06 3200000 6450000 1256857077
Junlsquo06 3250000 6500000 1263349700
Jullsquo06 1285000 2254000 777987098
Agulsquo06 1300000 2350000 798960396
Seplsquo06 1352000 2400000 798999015
Oktlsquo06 1830000 4845000 983987567
Novlsquo06 1845000 4870000 994500000
Deslsquo06 1850000 4899000 999440000
Janlsquo07 2170000 5700000 1200889765
Feblsquo07 2185000 5750000 1214073785
Marlsquo07 2430000 5770000 1222234777
Aprlsquo07 3550000 6700000 1267435000
Meilsquo07 3570000 7230000 1268689160
Junlsquo07 3665000 7250000 1278266099
127
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)
Jullsquo07 4860000 8465000 1445748500
Agulsquo07 5200000 8560000 1454999810
Seplsquo07 5445000 9100000 1456888071
Oktlsquo07 1370000 2670000 850850000
Novlsquo07 1450000 2700000 862875000
Deslsquo07 1475000 3777000 879555129
Janlsquo08 1860000 4995000 999989543
Feblsquo08 1875000 5005000 1050222897
Marlsquo08 1879000 5110000 1070366595
Aprlsquo08 2500000 5875000 1225120000
Meilsquo08 2580000 5875500 1234432987
Junlsquo08 2595000 5880000 1234897910
Jullsquo08 3694000 7430000 1288328340
Agulsquo08 3800000 7555000 1324378542
Seplsquo08 3815000 8230000 1326970123
Oktlsquo08 1477000 3785000 884899844
Novlsquo08 1500000 3785500 894064287
Deslsquo08 1655000 3800000 916300083
Janlsquo09 1888000 5200000 1083708670
Feblsquo09 1948000 5235000 1100998878
Marlsquo09 1950000 5321000 1103290695
Aprlsquo09 2685000 5900000 1240600075
Meilsquo09 2850000 6010000 1247999550
Junlsquo09 2950000 6155000 1247999660
Jullsquo09 3850000 8240000 1342789985
Agulsquo09 4312000 8245000 1373455512
Seplsquo09 4600000 8246000 1413456987
Oktlsquo09 5980000 9245000 1470799785
Novlsquo09 6000000 9444000 1533688006
Deslsquo09 6530000 9489000 1533688146
1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling
(X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan
pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program
komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig
Pendapatan (Y)
Biaya Advertising (X1)
0066 4748 0032 0498 0620
Biaya Personal Selling
(X2)
0888 106661 0950 14572 0000
R 0980 D 0960
T-Tabel 20025
Konstanta 517468298259
Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X1 + 106661X2
F ndash hitung 691773
F ndash tabel 31588
Hasil Olahan SPSS
128
2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r)
bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya
berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199
berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara Kuta ndash Bali
3) Uji T (T-test)
Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah
1) Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara
Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -
Bali
2) Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k
DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2
Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai thitung = 0498
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah penerimaan dan penolakan Ho
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat bahwa nilai t hitung
didapat sebesar 0498 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan
demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan
129
Ha ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling
(X2) konstan secara statistik pada (α) = 5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali
4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0888 Karena koefisien
korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)
menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada
diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan
(Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
5) Uji T (T test)
Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan
antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara
biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k
DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2
Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai t = 14572
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 43 daerah
penerimaan dan penolakan Ho
130
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan
demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara
parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
6) Analisis Kerelasi Berganda
Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara
biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda
berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh
koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya
advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
7) Analisis Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya
personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus
D = R2 x 100
Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain
8) Uji F (F-test)
Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun
langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara biaya advertising dan biaya personal
131
selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara
Kuta - Bali Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel
Mutiara Kuta - Bali
Menentukan tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 =
2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila F hitung le F tabel
Ho ditolak bila F hitung gt F tabel
Menghitung Nilai F
R2 k - 1
Fh = (1 ndash R2) (n ndash k)
Dimana R = Koefisien korelasi berganda
Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data
k = Banyaknya variabel
1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F=
691773 5
Penarikan kesimpulan uji Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis dengan uji F
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F
`
132
Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung
didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini
berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
9) Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan
analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut
Y = a + b1X1 + b2X2
Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut
Y = 517468298 259 + 4748X1 + 106661X2
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
b1 Koefisien regresi X1 = 4748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 4748 bila biaya advertising berubah
sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak
berubah b2 Koefisien regresi X2 = 106661 berarti pendapatan akan
berubah rata-rata sebesar 106661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising
tidak berubah
Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara
biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah signifikan
10) Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi
parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan
Y=517468298259+4748X1+4748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan
sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau
sebaliknya b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling
133
(X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui persamaan regresi
diperoleh Y=517468298259+106661X2 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan
kenaikan sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya
c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total
pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien
korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak di teliti Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal
selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali
134
BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI
PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA
161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis
melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu membuat eksekutif
perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak
perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu
ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement
system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action It provides feedback around both the internal business processes and external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecardorg)
Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan
mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi Balanced Scorecard
menurut Kaplan dan Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat
ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis
162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard
Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang diperlukan
untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi
perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor
pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi
dan strategi perusahaan dapat dilihat pada gambar 161
135
Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Sumber Kaplan dan Norton (2000)
163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard
memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-
sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses
bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan
visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran
keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai
sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan
sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal
1631 Perspektif Keuangan
Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif
keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang
telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap
ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan
a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi
manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial
Proses Internal
Keuangan
Pelanggan Visi dan Strategi
Pembelajaran dan Pertumbuhan
136
yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi
Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan serta memberikan
gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar
Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca
rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang
mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas
Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen
untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan
b) Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas
perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut
(1) Current ratio Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang
lancar Adapun formulasinya sebagai berikut
(2) Quick Ratio
Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan
persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah sebagai berikut
c) Ratio Solvabilitas
Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila
sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang
Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka
perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan
137
tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan
tersebut dalam keadaan insolvable
d) Cara Mengukur Solvabilitas
1 Total debt to asset Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan
jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad
Husnan2002563)
2 Total debt to equity Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya
e) Cara meningkatkan solvabilitas Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi
dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini penambahan
aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri (2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan
menambah modal sendiri Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan
mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan
modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang
f) Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan
datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu
Kemudian membandingkan dengan tingkat suku bunga pada tahun itu
g) Rasio profitabilitas Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas
Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal
sendiridiukur sebagai berikut
138
1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam mewujudkan
tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan
pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai
kinerja keuangan jangka panjang yang baik Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan
identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar
merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)
a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok
(Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti
Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar
tertentu yang dikuasai oleh perusahaan
Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa
banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru
Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur
seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-
pelanggan lama
Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan
merasa puas terhadap layanan perusahaan
Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar
keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan
2) Kelompok Penunjang
Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu)
Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif
tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh
pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan
kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi
Hubungan dengan pelanggan
Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas
perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan
oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan
Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata
para pelanggannya dan masyarakat konsumen
Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan terdiri atas
139
Bukti langsungDirect Evidence
KeandalanCapability
JaminanGuaranty
Daya TanggapAttention
EmpatiTrust b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan
Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Jadi
tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga
taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan contoh Restoran A
menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di
beli 2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka
akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang
disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-
bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan
bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan 3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh
Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut
berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga
yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani
pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih
1633 Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana
perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan
pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari
awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan
purna jual
a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses
tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu
Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ―gelombang penciptaan nilai
dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen
yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran
pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa
140
sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki
informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan
Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan
berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan
menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu
restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas
restoran tersebut bagi pelanggan
1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan
pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan
infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya
Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem
dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan
investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)
1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan
perusahaan perlu melakukan survei secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan
pengakuan akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan Produktivitas kerja
merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam menilai
produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus
menerus Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga pengukuran sebagai faktor
pendorong pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu
Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa
moral karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh bagi peningkatan
produktivitas daya tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh
karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan
pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan
Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin
para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan
yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya
Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi
141
proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah
membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut
2) Kemampuan Sistem Informasi Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan
mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan
waktu lama untuk mendapat informasi tersebut
1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan
Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu
1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu dengan cara meminta individu untuk menjawab semua pertanyaan kemudian responden
memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak
puas 2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali
semua unsure utama kerja dan menanyakan perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan
untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan menurut Herzberg
(2002) yaitu 1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang terkandung dalam
pekerjaan itu sendiri atau disebut juga aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas B Recognition yaitu penghargaan
C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri
D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk mengembangkan diri
F Advancement yaitu kesempatan untuk maju
2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di sekitar
pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik karyawan Termasuk di dalamnya yaitu a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi
c) Company policy and administration yaitu kebijakan perusahaan dan
pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan
e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja
Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja
1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan
Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi
terhadap perbaikan laba atau tidak Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets
142
to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas
modal sendiri
Current Ratio
Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti
kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi
10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan
masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067
dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010
Tahun
Current Ratio
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik
2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik
2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik
2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik
2010 11348 10433 - 11251 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10842
S 4086
X ndash S 10433
X + S 11251
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio
berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan
perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio
historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun
tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya
pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan
2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah
antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas
Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar
yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap
Quick Ratio
Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain
persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek
143
sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100
Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597
10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut
Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis
Hasil
2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik
2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik
2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik
2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik
2010 10977 10101 - 10885 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10493
S 3924
X ndash S 10101
X + S 10885
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan
perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio
historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan
kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir
menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran
Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan
bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010
rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi
dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977
Total Asset to total Debt
Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 051 Di tahun berikutnya
2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar
Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050 Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran
Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Total Asset to
Total Debt
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 5153 4899 - 5127 Baik
2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik
2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik
144
2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik
2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik
Rasio rata-rata ( X ) 5013
S 114
X - S 4899
X + S 5127
Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 ndash 2010
diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja
perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan
pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009
kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini
disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun
2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt
adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018
Total Equity to Total Debt
Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti
bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan
9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007
2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang
sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100 Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran
Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Total Equity to
Total Debt
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 10632 9605 - 10519 Baik
2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik
2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik
2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik
2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10062
S 457
X ndash S 9605
X + S 10519
Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 ndash 2010
diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di
tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara
standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009
hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada
145
di bawah standar rasio historis yaitu 9446 hal ini disebabkan karena
perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total
equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075
Rentabilitas Ekonomi
Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti
dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti
dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan
kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043
Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun RE Standar Rasio Historis
Hasil
2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik
2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik
2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik
2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik
2010 4327 3189 - 4275 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 3732
S 543
X ndash S 3189
X + S 4275
Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 - 4275 Tahun 2006 hasil
penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di
tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas
ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba
sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008
dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu
3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan
ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327
Profitabilitas
Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal
Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1-
menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1-
146
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun
pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025
Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009
Tahun Profitabilitas Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik
2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik
2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik
2009 3222 2606 - 3176 Baik
2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik
Rasio rata-rata ( X ) 2891
S 285
X - S 2606
X + S 3176
Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008
hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124
2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio
historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif
keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya
penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan
2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan
menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan
perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan
meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang
disekitar mereka Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap
kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja
keuangan perusahaan akan meningkat
Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat
dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06
Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan
dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080
dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh
adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan
147
besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Dimensi Indeks Kepuasan
Pelanggan
Hasil kinerja
perspektif Pelanggan
Bukti Langsung Direct Evidence
(0232) Baik
Keandalan Capability (0160) Sangat Baik
Jaminan Guarantee 0205) Baik
Daya Tanggap Attention (0278) Baik
Empati Trust (0170) Baik
Rata - rata (021) Baik
Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0232
berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk
keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi
jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas
Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan
puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti
selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik
Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup
banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang
terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan
keributan tersebut
3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal
Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua
pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak
lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih
banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30
menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis kebutuhan tamu
Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi
di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan
seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari
148
standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi
tertentu Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran
Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang
di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang
diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran
Gusti SedapBali
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat
produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan
untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja
dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010
Produktivitas Karyawan
Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap
untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash
2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini
Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap
tahun 2006 ndash 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang
tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun
2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010
kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan
dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages
di Restoran Sedap
5) Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks
Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
Tahun Pendapatan (Rp) Karyawan Produktivitas
(Rp)
Perkembanagan
Rupiah
2006 1957043060 53 36925341 - -
2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542)
2008 2205780223 61 36160332 1237150 354
2009 2418006552 66 36636463 476131 131
2010 2543697588 69 36865182 228716 062
149
karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam
penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dalam
menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan
lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada
lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah
nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh
adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan karyawan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh
mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan
Dimensi Indeks Kepuasan
Karyawan
Hasil kinerja perspektif
Karyawan
Pencapaian (0295) Cukup Baik
Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik
Pekerjaan (0307) Cukup Baik
Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik
Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik
Tempat Kerja (0330) Tidak Baik
Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik
Kebijakan Perusahaan (0271) Baik
Pengawasan Supervisi (0262) Baik
Keamanan Kerja (0273) Baik
Rata ndash rata (031) Cukup Baik
Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -
0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan
cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar
di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku
juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le
IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka
Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu
pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat
kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab
buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh
150
banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi
perusahaan kepada karyawan Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032
yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain
itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas
kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional
peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik
Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada pada nilai -0271 -0262
dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu
adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja
dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para
karyawan Restoran Sedap Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk
kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan
kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa
1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup
baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan
kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006
Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan
Ratio Profitabilitas pada tahun 2009 2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan
pelanggan adalah baik Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa
kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi
keandalan adalah sangat baik
3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil
yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang
disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu
151
4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut
a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap menetapkan target
produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp
36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan
pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp
36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka
waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan
b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70
orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab
pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik
Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat
tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa
dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and
cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak
5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja
Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi
untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan
pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan
meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap
152
BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN
LAPORAN
171 Tata Cara Penulisan Usulan Usulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan
bagian akhir
1711 Bagian Awal terdiri dari
1) Halaman Judul
a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam
(judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)
b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk
menyusun skripsi S1 c) Lambang Universitas
d) Tulisan ―Diajukan oleh di bawah lambang berisi Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan
nomor induk mahasiswa e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen
Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)
f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota
2) Halaman Persetujuan Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen
pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan
1712 Bagian Utama
1) Pendahuluan
Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
(1) Latar Belakang Masalah
Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan
penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang
relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga
setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga
mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)
153
(2) Rumusan Masalah
Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui
suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang
baik mempunyai ciri-ciri
Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber
Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian
Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti
Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian secara empiris
Dapat diukur dengan alat penelitian
Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat
dipertanggungjawabkan
Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen
Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)
Berbentuk kalimat tanya
(3) Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai
sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan
(4) Manfaat Penelitian
Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu
pengetahuan dan perumusan kebijakan (―untuk apa bukan ―untuk siapa)
2) Kajian Pustaka Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan
hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun
internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaruedisi terbaru
(minimal sepuluh tahun terakhir) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus
memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)
(1) Landasan Teori Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi-
argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang
diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku teks majalah ilmiah dan
sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan
dengan penelitian
(2) Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya
ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum
terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta
154
dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah
penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang
digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor
(2) Hipotesis (jika ada)
Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti
dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh
karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor
3) Metode Penelitian
Bagian ini memuat
(1) Lokasi dan Objek Penelitian
Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses
penelitian
(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah bentuk
operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi
variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian
(3) Jenis dan Sumber Data
Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian
(4) Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel
dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah
teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling
(5) Metode Pengumpulan Data
Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada
umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara
pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya
(6) Teknik Analisis Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan
permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis
yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif
155
1713 Bagian Akhir
Pada bagian ini memuat daftar pustaka
172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum
Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh
mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data
sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah
memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi
Kerangka skripsi meliputi
1) Bagian awal skripsi terdiri dari
Halaman depankulit skripsi
Halaman judul
Halaman pengesahan
Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah
Prakata (ucapan terimakasih)
Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
Daftar isi
Daftar tabel (jika ada minimal dua)
Daftar gambar (jika ada minimal dua)
Daftar lampiran (jika ada minimal dua)
2) Bagian isi skripsi terdiri dari
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Tinjauan Pustaka
Landasan teori
Penelitian sebelumnya
Hipotesis (kalau ada)
Metode Penelitian
Lokasi penelitian
Identifikasi variabel
Definisi operasional Variabel
Jenis dan sumber data
Metode penentuan sampel
Metode pengumpulan data
Teknik analisis
Hasil dan Pembahasan
Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian hellip
Pembahasan hasil penelitian
Simpulan dan Saran
Kesimpulan
Saran
Bagian akhir skripsi terdiri dari
156
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Penjelasan kerangka skripsi
Halaman depan kulit skripsi Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan
ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi
Halaman judul
Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulit skripsi
dengan tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma
―program studi yang bersangkutan
Halaman pengesahan Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh
pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan
tanda tangan masing-masing
Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini
disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis
Prakata (Ucapan Terimakasih) Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan
maksimal hanya 2 halaman
Abstrak Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary)
ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah
dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman
Daftar isi skripsi Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi
Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan
permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal
penelitian sepuluh tahun terakhir) dan hipotesis (kalau ada)
157
BABIII METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal
seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu
dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian
dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai
dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan
(kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah
rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan
DAFTAR PUSTAKA Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang
dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style
LAMPIRAN Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang
bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus
158
BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP
181 Kegunaan Merujuk
Menurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang
serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan
merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai
permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3)
mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti
yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang
lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu
pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7)
membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang
sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut
Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1)
mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian
(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi
penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang
kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam
bagian berikut ini
Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan
Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap
perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang
lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja
rujukan seperti ini mirip dengan bagian ―Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam
rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian
kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh
159
peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat
terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat
Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak
untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang
hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui
kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih
diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi
Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan
permasalahan Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada
Pengkajian pustaka dalam hal ini akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan
teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan
Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan rujukan pustaka
yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian
ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah
ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau
kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur
dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan
tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut
akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi
apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan
penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama
(Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)
Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian
Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara
luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui
sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan
sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna
160
untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)
Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan
Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan
bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang
membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya
182 Tujuan Merujuk Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-
variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan
menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan
memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable
Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan
untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping
membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga
dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam
mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti
Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian
atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-
tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan
dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita
sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah
diteliti Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif
baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti
tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang
dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang
bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar
variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya
Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa
melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan
studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-
161
kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh
peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan
operasional dalam buku-buku teori yang ada
183 Sumber-Sumber Rujukan Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti
diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi
1) Abstrak
Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang
meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan
gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan
Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut sehingga memberikan inspirasi kepada
kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda
2) Jurnal Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama
misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam
ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal
merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana
buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru
dan terkini
3) Buku Referensi
Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat
sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan
disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut
4) Indeks
Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan
deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading
(kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server
5) Review Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku
yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan
162
perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview
oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat
memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya
184 Cara Pencarian Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara
online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik
Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam
Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di
Internet Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan
reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang
ahli di bidangnya maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya
misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis
saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku
CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars
checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet
Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya
kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas
dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya
Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat
factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan
dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak
memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk
dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh
Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan informasi
kontak memungkinkan adanya layanan tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca
melakukan tuntutan
Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web browser untuk artikel ilmiah
163
httpsscholargooglecoid
httpswwwresearchgatenet
164
httppapersssrncom
httpswwwacademiaedu
httpidportalgarudaorg
165
185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama
belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris
pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk
penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G
Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama
keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya
Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui
nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad
Nazir bukan Nazir Mohamad
Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku
buku
Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit
Contoh
Buku terjemahan
Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama
penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan
Contoh
166
Artikel dalam buku
Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit
dan kota penerbit
Contoh
Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai
singkatan resminya) nomor volume dan halaman
Contoh
167
Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah
artikel dalam prosiding seminar
Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar
Contoh
Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring)
kota seminar dan tanggal seminar
Contoh
168
Pengarang yang tidak disebutkan namanya
Gunakan istilah ―anonim untuk referensi tanpa nama penulis
Contoh
Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi
Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota
Contoh
Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)
Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis miring)
diakses tanggal
169
Contoh
Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember
2007
Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri
Contoh Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In
Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonlsquos
Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647
170
Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal
USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN
JASA TX TRAVEL CILEGON
Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyusun
skripsi S1
Diajukan oleh
TAN MAYKE CHRISTINA HIQ
2008220002
FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA
UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG
2012
CONTOH
171
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah
keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena
sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena
pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan
Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi
masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent
Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di
Indonesia adalah TX Travel TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail
Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale
(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72
TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX
Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat
dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara
ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para
konsumen untuk mau menggunakan jasanya Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan
jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon
melalui penelitian yang dilakukan penulis
12 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara
lain
1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa TX Travel cilegon 2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travel cilegon
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
172
1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon 2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travel cilegon
14 Manfaat Penelitian
1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang
berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan
pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan 2 Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah
konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori 211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi
pemasaran adalah ―Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan
orang atau kelompok lain Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ―Suatu kegiatan
aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi
kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan
memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah
proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan
kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang
mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan
tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat
Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya
(Philip Kotleret al (199917)
212 Bauran Pemasaran Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa
pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial Dari definisi
173
tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok
kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang
baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang
sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ―bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran
pemasarannya dalam pasar sasaran― Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang
dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product Price Promotion dan Place)
a Product (Produk)
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan
Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)
yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu
b Price (Harga) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti
tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan
besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen
c Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi
penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam
rangka menjual produk ke konsumen
d Place (Saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat
dengan mudah memperoleh suatu produk
213 Konsumendan Perilaku Konsumen
Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli
atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir
atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil produksi tidak berarti
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar
tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen
dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya
174
Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku
konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh
Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang
dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik
Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli
menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa
maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam
mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotleret al (1999223) adalah
a Faktor budaya
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen
b Faktor sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status sosial
c Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu
usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya
hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli d Faktor psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan
sikap
214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional
(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga
non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari
dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi
(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)) a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya
keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu
b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian
175
d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual
e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dibeli
Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al (1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi
proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen
mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya
sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil
komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila
konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa
alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini
biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs
misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan bosanlsquo dengan merek yang sudah ada
c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)
merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli
merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya
215 Travel Agent
Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-
orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain
baik di dalam maupun di luar negeri Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen
merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi
seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar
negeri
216 Jasa
Menurut Kotler (199783) ―Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik Sedangkan
menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ― Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang
menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti
dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka
memperoleh kepuasan
176
Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan
ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya a Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman
proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi
Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi
karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa
dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi
b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi
dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa
melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal
sikap dan perilakunya d Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang
tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa
disimpan e Lack of Ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas
penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian
jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa
untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa penerbangan dan pendidikan)
22 Penelitian Sebelumnya
Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati
Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor
pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan
dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di
antara semua faktor
177
Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
―Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT Tour East Indonesia-Denpasar Hasil analisis yang diperoleh adalah
faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi
konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)
dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap
perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata
yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel
6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai
penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor
pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata
Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di
Panorama Tours Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat
di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai
eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours
adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour
Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT
Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus
kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa
meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat
Jl Ahmad Yani 136 Cilegon Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099
Fax (0254) 390 506
Website httpwwwtxcilegoncom
Email cilegontxtravelcoid
32 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu
X1 = Penawaran harga khusus (promosi) X2 = Kecepatan penanganan konsumen
X3 = Keramahan kepada konsumen
178
X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan
X5 = Lokasi perusahaan X6 = Kemudahan mendapat informasi
X7 = Harga yang diberikan X8 = Desain brosur
X9 = Periklanan X10 = Fasilitas yang ditawarkan
X11 = Kepedulian terhadap konsumen X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen
X13 = Keragaman produk yang ditawarkan
X14 = Penampilan karyawan X15 = Webmarketing
X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen
33 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah
[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan
[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap
muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon) [3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen
ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara
memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria [4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah
menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb [5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan
berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota [6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk
mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama
atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis
[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas
perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan [9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam
mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media elektronik
[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama
maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan
[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk
konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen
[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan
179
[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang
ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang diinginkan
[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam
[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai
media pemasaran [16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk
pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang
sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen
34 Jenis Dan Sumber Data
341 Jenis data a Data kualitatif
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan
gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan
satuan hitung tertentu Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat
responden dalam kuisioner
b Data kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data
kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel
Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka
342 Sumber data
a Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini
didapat dari konsumen TX Travel Cilegon b Data sekunder
Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis
jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX
Travel Cilegon
35 Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang
berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
180
yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling
Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini
karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa
TX Travel Cilegon Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut
Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi
dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan
dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang
merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya
36 Metode Pengumpulan Data 1) Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut
2) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang
menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan
―kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen 3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian
Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data
37 Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu
software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)
Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ―alat yang
digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum dilakukan analisis faktor
akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas
181
Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument
pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu
mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah
sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara
keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakan―Bahwa syarat minimum untuk
dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 03 (r=03) Jadi
Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya
dilakukan uji reliabilitas Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang
menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang
sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain
Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika
digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain
Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan
berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan
yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya
b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau
dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner
dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06
Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)
Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut
1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua
variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak 2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel
yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis
Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas
apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1)
4 Uji keakuratan ketepatan model
182
DAFTAR PUSTAKA
Misal
MLA Style
Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49
APA Style Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore
Chicago Style Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore
2016
Harvard Style
Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the
Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore
Vancouver Style Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali
Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore
183
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis
and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash918 Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta
Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan
ke enam Bandung Alfabeta Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata
Universitas Udayana Bali Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta
Archer B and Cooper C 1994 ―The Positive and Negative Impacts of Tourism Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade
Butterworth-Heinemann Oxford
Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari
Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320-326
Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescomariyanto eks79homehtm
Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL
wwwhssrncom Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta
Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL
IPB Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan StrategiJakarta
Rajawali Pers
Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi
Jakarta CV Rajawali Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL
wwwbalancedscorecardorg 20 juni 2010
Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan
Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta
Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41
Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua
Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty Beerli A Martin J D 2004 ―Factors influencing destination image Annals of
Tourism Research 31(3) 657-681 Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3
Pariwisata Universitas Udayana Bali
BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An
International Journal 4(2) 88-99 Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw-Hill
International Editions
184
BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to
Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University
BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103
BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management
Association1601 Broadway
Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurs Facets of Work Values Multivariate Behavioral Research 21 401-410
Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New
Brahmantyo 2001 ―Potensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endah Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal
Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001
Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teachers Guide to statistic and research designCambridge
Sindicate University Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain
Butterworth Heinemann Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp
Business Decisions National Association of Accountants
Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta
Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit
IPWI
Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2
Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the
Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for
the Degree of Doctor of Philosophy July 2005 ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48
Chon K Yoo J J - E 2008 ―Factors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurement Journal of Travel Research 47 113-
122 ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing
Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney
Channel View Publication
Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson Education Limited Third Edition
CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited
Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne
Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications
Inc California
185
CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in
the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140
Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta
Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita
Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company
Belmont California Chapter 1 Introduction hal 3-19 Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara
Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194
Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219
Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta
Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta
Djunaedi Achmad 2000 ―Pengantar Apakah Penelitian Itu httpmpkdugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-
ia01-metlit-pengantarpdf Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by
Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15
Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue
Pp 47-58 2012 Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective
first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of
Travel Research 30 (2) 10-15 Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty
Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah
Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of
Tourism Research 29(3) 869ndash870
Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor
2003) Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature
Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons
Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)
Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities
Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352 French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of
Tourism Longman Melbourne Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo
186
Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York
Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York
Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304
Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80
Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama
Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure
Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6
Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global
Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171-181)
Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature
Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing
University of Karlstad Sweden (171-181) Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the
Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books
Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge
New York Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998
Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2
Ekonisia Yogyakarta Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism
International Research Journal of Applied and Basic Sciences At
httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlistr_2213_140706015230pdf Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to
Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries
Harris Percy David Harris 1994 The Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Research Journal of Tourism
Studies 5(1) May 29-38
Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta
Erlangga Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk
Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta
Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management
Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research
21 121ndash139
187
Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL
wwwbusinesballcomherzberghtm 20 juni 2010
Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and
Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164-174)
Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE
Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research
Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland
Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research
Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan
Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober
Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of
Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000
Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah) 2000
Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta
Erlangga
Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta
MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting
Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah
Mada University Press
Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu
Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)
Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey
Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta
Erlangga Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third
edition New Jersey Prentice Hall Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New
Jersey Prentice Hall
Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo
Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo
Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo
Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM
188
Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269
Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga
Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and
Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition
Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ―What Is Research hal 3-15
Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business
Media Jun 29 2013 - Business amp Economics Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka
Utama Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta
Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat
McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre
House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009
McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus
Meis S and Lapierre J 1994 Measuring tourisms economic importance - a Canadian
Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing
Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse
Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010
Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity
Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services
Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT
Remaja Rosdakarya Offset Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL
httppsikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010
Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta
Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Yogyakarta Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat
Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat
Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI
Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia OlsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling
189
Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49
Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New
York IrwinMcGraw-Hill Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity
and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of
Marketing 53 21ndash35 Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction
response Journal of Consumer Research 20 (December) pp 418-30 Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63
pp 33-34 (Special Issues)
Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive Education Center Original from httpwwwombarnet200910sarana-berfikir-
ilmiahhtml
Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta
PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel
Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga
Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset
Pitana I Gde 2002 ―Pengembangan Ekowisata di Bali Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada
tanggal 29 Juni 2002 Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu
PariwisataJogyakartaPenerbit Andi
Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard
Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New
York Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature
tourism Davis CA University of California Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta
Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta
Kanisius Anggota IKAPI
Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta
BPFE
Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes
Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)
Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit
chain at sears Harvard Business Review January-February
190
Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ―The Employee-
customer-profit Chain at Searslsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004
Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2
Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22
Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo
Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli
2003
Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global
p20 Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product
Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press
Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in
economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal
penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC
Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama
Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge
Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come
multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444
Sinclair MT 1991 ―The Economics of Tourism Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK
Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta
SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities
Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199 Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with
TourismLongman Melbourne Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system
lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25
Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard
Usahawan 2006(6) 21-25 Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill
Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human
and Social Sciences 61 2011
Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa
191
Kebudayaan Kanisius Yogyakarta
Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius
Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius
Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran
Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABIINFORM Global p29
Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010
Suardika I Wayan Gede 2008 ―Analisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125
Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasar (Tesis)
DenpasarUniversitas Udayana Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi
Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sudibya Bagus 2002 ―Pengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus
Discovery Group Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14
Agustus 2002 Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV
Alfa Beta Bandung
Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA
Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung Alfabeta
Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka
Cipta Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI
Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana
Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan
Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana
Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset
Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty
Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty Syamsu 2001 ―Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi
kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5
No 3 Maret 2001 Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku
Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)
192
Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)
TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism
and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The
Haworth Hospitality Press TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory
Study Journal of International Marketing 1(1) 4-25
Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston
Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney ButterworthndashHeinemann is an imprint of
Elsevier Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI
Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi
Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington
Island Press Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification
SystemAlexandria Va RB Toth Associates Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the
UN as the global standard for measuring the economic value of tourism
retriave on 3rd April 2011 from httpwwwtourismeconomicscomservices-economic-impactphp
Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf
Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural
Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension
Journal of Marketing Research 25 204ndash212 Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard
Jakarta Harvindo Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced
Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan
Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor
Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta PTGramedia Pustaka Utama
Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI
Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama
UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist
Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan
Kebudayaan Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans
193
Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta
WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge
Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD
Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara
Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta
ANDI Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons
World Bank 2013 International tourism number of arrivals At
httpdataworldbankorgindicatorSTINTARVL World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid
World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization
World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization
WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21
WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid
WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-
mediafilesreportseconomic20impact20researchregional202015world2015pdf
Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa
Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa
Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta
Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa
Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of
motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management
Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia
Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA
Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The
Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60
194
BIODATA PENULIS
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA Negara 10 Oktober 1970
Pada tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan
studi ke negeri Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata (MA) dan tamat pada tahun 2007
Menamatkan Program doktor bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini
bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah
Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik
Bisnis Pengantar Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar Industri Pariwisata
amp perhotelan
Judul Buku yang pernah di tulis [1] Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit
Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku
Referensi)
[2] Agrotourism as an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127
(Scholar Press)
[3] Pengantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi)
[4] Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi
Jogyakarta ISBN 978-979-29-3463-2 (Buku Referensi)
[5] Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism
Destination in Book Development of Tourism and the Hospitality Industry
in Southeast Asia (2016) Publisher Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-981-287-605-8 Online ISBN 978-981-
287-606-5 (Book Chapter 3)
v
182 Tujuan Merujuk 160 183 Sumber-Sumber Rujukan 161 184 Cara Pencarian 162 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka 165 Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal 170 DAFTAR PUSTAKA 183
BIODATA PENULIS 194
1
BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN
11 Manusia Mencari Kebenaran Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat
(common sense) dan dengan ilmu pengetahuan Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat
[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan
tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian
[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara
empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ―selektif
[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan
secara asal-asalan [4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan
melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis
[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan
pengujian secara ilmiah
12 Matinya Mitologi Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral
sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada
perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum
didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu
diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum
yang harus ditaati Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian
hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di
alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian
empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak
dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi
manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut
Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar
berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya
dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam
2
13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah
dilakukan dengan berbagai cara misalnya
131 Secara kebetulan Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus
penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang
Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya
diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di
kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja
132 Trial And Error
Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan
menggunakan metode ―trial and error atau coba-coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ―problem box oleh
Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ―problem box suatu ruangan yang hanya
dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing
tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara
Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar
Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah
133 Melalui Otoritas
Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap
keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam
filsafat Jawa dikenal dengan istilah Sabda pendita ratu yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh
dibantah lagi
134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman
Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari yang umum ke khusus sedangkan induktif
dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama
ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles
135 Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan
menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka
melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus
memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan
menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran
3
palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta
secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara
sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum
Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan
pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk
menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo
menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya
oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan
spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang selanjutnya menjadi
ilmu dan teknologi
14 Dasar-Dasar Pengetahuan Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah
dapat dijabarkan sebagai berikut ini
141 Penalaran
Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir
logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran
rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme
142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ―pengkajian
untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model
berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma
Premis mayor semua manusia akhirnya mati
Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati
15 Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia
yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya
sendiri Rene Descarte pernah berkata ―De Omnibus Dubitandum yang
mempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari
berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran
4
16 Kriteria Kebenaran 161 Teori Koherensi (Konsisten)
Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren
162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan) Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini
suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan
tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia
mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan
Jakarta
163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)
Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori
tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan
abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi
17 Ontologi (apa yang dikaji) Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri
Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan
saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna
itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata
Jadi istilah ―manis panas dan dingin itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca
indera Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam
semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu
tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam
mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari
kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal
bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula
Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk
ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah
homo educandum
5
18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah
[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia tidak dapat
mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)
[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan
cara menggunakan metode ilmiah [3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis
ilmu itu sendiri [4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai
faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya
suatu gejala dan proses terjadinya [5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit
[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang
sama) [7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan
kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal [8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis
a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif
b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif
19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu
tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat
sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya
menimbulkan bencana Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan pariwisata
telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah
membawa provinsi itu mengalami ―keajaiban ekonomi sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak
perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian
tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu
[1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan
ekonomi [2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi
semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam
[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga
professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat
[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ―petani ke pariwisata
6
dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan
menjadi petani
Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-
masalah keadilan meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi
7
BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA
21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan
pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar
200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan
terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat
dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia
hiburan rekreasi dan pariwisata
Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era
pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut
IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan
bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan
ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan
lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya
konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan
lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi
produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika
sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas
(Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi
Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan
internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata-rata 4
pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan
kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang
kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World
Bank 2013)
Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang
paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia
dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang
telah mengunjungi negaranya
8
Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia
Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)
Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World Tourism Organization
tersebut upaya apa yang semestinya dilakukan oleh pelaku dan stakeholders
pariwisata ditengah keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan
wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting berikut ini (1) telah terjadi pergeseran
pasar pariwisata (2) strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan nilai pada
wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik (5) pemanfaatan teknologi
terutama teknologi informasi secara tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata
Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan yang rasional sehingga peran
lembaga pendidikan di bidang pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata
dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program
studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai
pada jenjang S3
22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri
Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai disiplin ilmu mandiri
sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya
manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana
Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3) Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada
deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak
menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan
atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan
NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606
1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000
2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000
3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000
4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000
5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000
6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000
7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000
8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000
9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000
10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000
38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000
9
seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali
seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13
November 2007) Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka
pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar
diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian
yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan
bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian
dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang
menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)
Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi
pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan
kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata
Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu
menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga
kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri
pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan
kepariwisataan Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta
tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha
meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten
dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga
Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga
Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan
kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari
seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan
kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan
bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga
kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan
pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri
10
pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya
manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan
Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional
melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan
kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten
dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui
sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan
kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian
pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di
luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan
seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan
meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global
23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu yang Mandiri
231 Dasar Keilmuan Pariwisata
Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang
menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah
metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri
2007)
1) Aspek Ontologi Pariwisata Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya
menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekat perjalanan wisata gejala-gejalan pariwisata karakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata
tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan
kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata
dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam
tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau akibat-akibat
pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas
2) Aspek Epistemologi Pariwisata Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara
pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik
11
Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan
yakni
a) Pendekatan sistem
Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas
masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ―linked system
dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti
dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik
Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran
b) Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa
transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua
komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen
tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung
c) Pendekatan Produk
Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai
suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek-aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah
produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus
diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni
(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya
tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya
(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam
pencapaian tujuan ke tempat wisata (3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada
sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas
pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi
(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat
berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi
Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan elemen produk
wisata yang sesungguhnya diproduksi dan atau direproduksi sebagai komoditas
yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam mencari
kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research) dan metode membangun teori
(theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5)
12
eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan
tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya
3) Aspek Aksiologi Pariwisata Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat
manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam
baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri
Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut
ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan
komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian
khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan
pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan
profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal
sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi
Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan
Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang
dapat dijelaskan sebagai berikut
a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
melalui kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan banyaknya
warganegara yang melakukan kunjungan wisata di wilayah-wilayah selain
tempat tinggalnya akan menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi sehingga
akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan nasional
b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation) Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia
untuk berusaha dan bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah
diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah bahwa
pariwisata harusnya mampu memberi andil besar dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi lain selain
potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata
c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam kekayaan
budaya dan keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya
yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung sangat kecil sehingga jika dilihat
13
dari aspek keberlanjutan pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam
waktu yang relative lama
d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian
budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan
UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan
Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan
pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah
e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia Pariwisata pada
masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan
wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya melalui
pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid holidays
f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi
tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan juga
memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam
penyediaan barang dan jasa
g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan
akan teknologi tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan penerapan teknologi terkini mereka
Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi
lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan
manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak
terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat
Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata internasional
pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar
US$ 623 miliar Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun
2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut diperkirakan jumlah perjalanan wisata
dunia di tahun 2020 akan menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)
Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di beberapa negara di dunia namun
pariwisata juga menyembunyikan beberapa hal yang jarang diungkap dan
dihitung sehingga sangat sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri
pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga seringkali destinasi
14
pada negara berkembang hanya menjadi obyek saja hal lainnya pengembangan
pariwisata memang telah dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada sebuah
destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative dari pembangunan pariwisata dapat
diminimalkan dan pengaruh positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan
pembangunan pariwisata di masa mendatang
232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata
Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu
memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian
tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu
dengan ilmu yang lain
1) Objek Material Ilmu Pariwisata
Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek
material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni
a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri yang meliputi jasa
hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan
pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis
b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving
services) termasuk ke dalam industri ini adalah full-restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan
sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk
kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi
mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan
terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service
stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator
and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain
agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis
e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan
museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada
perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah
raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan
15
pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan
pelayanan pameran dan sejenisnya g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk
kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis
2) Objek Formal Ilmu Pariwisata
Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada
ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu
pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan
wisatawan dan implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat
secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diiden-
tifikasi sebagai berikut
(1) Pengembangan Jasa Wisata
Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang
strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah
aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa-jasa yang bersifat intangible lainnya
Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini
mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting
(2) Organisasi Perjalanan
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas
perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan
berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal
ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip
kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO
2005)
(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata
Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi
masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui
suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata
16
BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN
PERHOTELAN
31 Pengertian Jasa Pariwisata Menurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang
perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai bahan pengambilan keputusan
Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul
berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang
mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global(Theobald 2005)
Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan
pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia
Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika
Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data
yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika
mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005) Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam
multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya
Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja
dan yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental
dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan
kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial
budaya
32 Dimensi Pariwisata 321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi spasial merupakan
definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya
(Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau
tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)
ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations outside the places where they normally live and work and their activities during their stay at these destinationsrdquo
Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan wisatawan selama berada di
destinasi pariwisata sebagai bagian dari pariwisata Definisi pariwisata yang
17
dikemukan oleh World Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan
pada sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak lebih dari satu tahun
berturut-turut ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure business and other purposes not related to the exercise of an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-tourismorg)
Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang dilakukan yaitu
untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan
mencari uang di tempat yang dikunjunginya
Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan
perhitungan statistik pariwisata
a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan
waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)
b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973)
menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk
perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan
wisata
e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk
perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)
Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia didefinisikan
sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal 1 yaitu kegiatan perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara
322 Dimensi Industri
Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini
merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada
keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata
Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis
bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya
ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services to
facilitate business pleasure and leisure activities away from the home environmentrdquo
18
Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan pariwisata
sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata
ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the travel experiencerdquo
Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang di dalam Undang-
Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah
323 Dimensi Akademis
Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya
sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain
Pariwisata dari dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang
merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap
lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)
ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo
Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial sebagai faktor
pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal
tempat kerja) dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata
324 Dimensi Sosial Budaya
Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada
1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002)
berikut ini
ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside their normal places of work and residence the activities undertaken during their stay in those destinations and the facilities created to cater to their needsrdquo
Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994 sebagai berikut
ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the economy or industry and a broad system of interacting relationship of
people their needs and services that respond to these needsrdquo
19
2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial budaya seperti
yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai
ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo
Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata sebagai berikut
ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo
3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan oleh MacCannell
(Herbert 1995) berikut ini
ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also
an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo
Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas di Indonesia dikenal dengan
istilah kepariwisataan (UU No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat sesame
wisatawan pemerintah pemerintah daerah dan pengusaha
33 Definisi Pariwisata di Indonesia Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta
yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti
(2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain
di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan
semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di
tempat yang dikunjungi Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain
manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni
unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di
tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal
kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan
Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha
20
pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan
barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung
jawab Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai
dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha
pariwisata digolongkan ke dalam
a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan mendorong tumbuhnya berbagai jenis
usaha jasa pariwisata yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan
Usaha jasa pariwisata terdiri dari
[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang Mengatur menyediakan dan menyelenggarakan
pelayanan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata
[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan
atau mengurus jasa untuk melakukan perjalanan [3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha bersifat komersial yang
mengatur mengkoordinir dan menyediakan tenaga pramuwisata untuk
memberikan pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang melakukan perjalanan wisata
[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa pelayanan bagi satu
pertemuan sekelompok orang (misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan
dengan kepentingan bersama [5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan penyelenggaraan hiburan
baik yang mendatangkan mengirimkan maupun mengembalikannya
serta menentukan tempat waktu dan jenis hiburan [6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran dan nasehat
yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun
secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli
profesional
[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan
b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha
pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran
wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik
wisata untuk dijadikan sasaran wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik
21
wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam
dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus
c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam
[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh
yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat
[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan
penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai
usaha yang berdiri sendiri [3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari
usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan
angkutan wisata
[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata
tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing
[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk
memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)
34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan
Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan
perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen
strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah
peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya
Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism operations
Marketing and consumer behaviour HR management eTourism eTravel Planning and development Performance and financial management Strategic implications Environmental aspects Government policy Forecasting and prediction Revenue management Impact assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure and culture (httpthrsagepubcom)
Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya
namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada
klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian
pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut
22
341 Jasa Akomodasi Accomodation services)
Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian
bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar
jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi
1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali
2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang
3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu
4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel
5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo
6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt Pelayaran Prima Vista di
Cv Niki Tour Surakarta
342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage-serving
services)
Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini biasanya banyak
dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan Makanan dan
Minuman
1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada
restoran yogya chicken Yogyakarta 2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan
di restoran Enak Bali 3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang
343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)
Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-
perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda
melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-
masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi Wisata
1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po sargede tur dan
travel Yogyakarta
23
2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali
3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali
4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) to Provide Good Service for Tourists Visiting Solo City
5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar
6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki
Tour Solo 7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara
Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur
344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services)
Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan dan biro perjalanan
dapat dilakukan yang berkaitan dengan kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang
dikunjungi dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata
1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Candi
Prambanan
345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)
Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan
tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah
botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat
2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah
3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata
Bali
24
346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment
services)
Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi pelayanan golf
course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan Hiburan
1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap Pencitraan Pariwisata
Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di Kabupaten Jembrana
Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi Wisata di Jembrana
Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh Kembangarum
Donokerto Turi Sleman Yogyakarta
5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan di
Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa
8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang
10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang
11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata Melalui Video Profile
12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua Tembus di Kabupaten Wonogiri
13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang
14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul 15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo
16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur
17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air
Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak 18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta
19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta
20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan
Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten
347 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services)
Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang ini
1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan
pada Hotel Dhyana Pura Bali 2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan Keuangan Hotel
Dhyana Pura Periode 2000-2011
25
3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel
Quality Solo)
26
BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA
41 Pengertian Penelitian Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari
untuk melingkup spektrum arti yang luas yang dapat membuat bingung
mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang
satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus
dibuang dan diganti konsep yang benar
Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997
Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara
untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ―bertanya
pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan
Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan
data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset
sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari
Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian
yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data)
27
dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati
atau menjadi perhatian kita Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi
sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia
Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan
konsep yang salah Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy
(Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban
terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual
Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik
(1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan
(3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik
(4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola
(5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau hipotesis penelitian yang spesifik
(6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya
untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian
(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas
Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ―salah tentang
penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian sebagai berikut
a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian
untuk ―meneliti ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan
untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya
canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan
sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian
Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan
―penelitian di perpustakaan Salah seorang siswa mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada
ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian
Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills
b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke
tempat lain
Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas ―penelitian tentang teknik-teknik pembangunan bangunan tinggi di Denpasar
Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi
28
bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan
disertai teknik acuan yang benar Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah
penelitian Sebenarnya yang ia lakukan hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang
benar Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya kurang satu hal
yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat
mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Denpasar Dengan
demikian ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta sehingga ia
mampu membuat interpretasi terhadap informasidatafakta yang terkumpul tersebut
c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi
Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah
kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir
bahwa ia harus melakukan ―penelitian Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten-kabupaten yang ada di
wilayah tersebut Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria
yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil
―penelitiannya ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut
hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian
d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian
Kata ―penelitian sering dipakai oleh surat kabar majalah populer dan iklan untuk menarik perhatian ―mendramatisir Misalnya berita di surat kabar
tertulis ―Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin
merongronglsquo kekuasaan Presiden Misal yang lain berita ―Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsus Misalnya lain
lagi ―Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan
42 Macam Tujuan Penelitian Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-
pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian
tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula
tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka kita perlu membatasi upaya kita dengan cara
membatasi tujuan penelitian
Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi
(prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)
29
a) Eksplorasi
Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka
kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang
mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ―Apakah X adaterjadi
Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak
Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita
mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti
memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan
dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih
mendalam
Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil
penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu
terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu yang telah terbuka tersebut
b) Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih
rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya
ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian
yang lebih tegas tentang bagian depan kelas Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata
pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian
pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan
perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan
suatu fenomena dari masa ke masa
c) Prediksi Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari-hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal
tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara
skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)
d) Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat di antara dua
fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah
suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau
30
menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang
saling bersaing Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan
misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya
dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat
tersebut terjadi
e) Aksi
Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak
sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi
Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan
Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu
mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari
temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas
43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul
penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan
metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak
mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan
yang tak terbatas Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan
masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan
melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci
Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi
bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk
mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan
Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan
menjadi lima jenis penelitian yaitu
31
1) Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip
A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)
Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment yaitu
pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup
seseorang Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi
dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti
tahap perjalanan hidup dan pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis
atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan pekerjaan
(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode (3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis
(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari kisah tersebut
(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya ideologi dan konteks
sejarah kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup
individu (6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi
yang berfokus pada proses dalam hidup individu teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut
2) Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna
konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi
pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang
dikaji
A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell 1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the structures of consciousness in human experiences
Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi menunda semua
penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu
Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche
menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden
Sedangkan teknik analisis data jenis Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran
menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan
32
(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir
mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data
(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan
pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun
pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur
pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami
penyimpangan) (4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu
ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi (5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari
fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang
terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan
bagaimana fenomena itu terjadi) (6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi
dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut
(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis
3) Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu
pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan
dengan situasi tertentu
The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular situation This situation could be one in which individuals interact take actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell 1998)
Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak atau terlibat
dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang
berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik
analisis data jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
(3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari
(4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa menyelidiki
kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut
(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding
(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan
suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa
33
4) Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem
kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil
dari sebuah penelitian An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways of life (Harris 1968)
Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat
dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna dari
setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok Sedangkan teknik
analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini (1) Mengorganisir file
(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti
(4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau uraian
5) Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi
Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-depth data collection involving multiple sources of information rich in context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995) while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the case being studied ndash a program an event an activity or individuals
Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau individu Sedangkan teknik analisis
data jenis Studi Kasus dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir informasi (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
(3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa
kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan
generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk
penerapannya pada kasus yang lain (6) Menyajikan secara naratif
34
44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi
Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu
negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh
Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena
delapan alasan utama seperti berikut ini (1)Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu
kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-
nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi
(5)Penghasil devisa (6)Pemicu perdagangan international (7)Pemicu
pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal
dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu
destinasi Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan
manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman
pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang
telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja
penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni souvenir seperti digambarkan pada gambar
di bawah ini
Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha
pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)
Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi industri
terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih konkret bagi kesejahteraan manusia
WISATAWAN
Jasa Transportasi Hotel
Penginapan
Restoran Bar
Cafe
Obyek Atraksi
Wisata
Jasa Hiburan
Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis
Pakai
Asuransi Perumahan
JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung
35
dapat dilihat dari implikasi-implikasi pergerakan wisatawan seperti
meningkatnya kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia
Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan ekonomi yang lebih cocok di
pelajari dan dianalisis dengan pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai sebuah
industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)
442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata
Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis
pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi
identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat
analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen
Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal
dan simultan dan model-model makro regional yaitu model Input-Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Accounting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagainya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah
Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantatif
Sumber Hara (2008)
36
[1] Input-Output Analysis
Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak
pariwisata Input-output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan
menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh
terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya
[2] Social Accounting Matrix Model
West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan
dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya
mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya
Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O
namun sebenarnya tidak sesederhana itu
Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan
model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas
tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi
[3] Tourism Satellite Account
Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua
variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti
penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya
Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian
Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap
variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata
dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur
peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional
[4] Social cost-benefit analysis
Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel
sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk
mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari
multiplier efeknya saja
37
Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
No Kualitatif Kuantitatif
1 Data kualitatif (non
numeric)
Data Kuantitatif (numeric)
2 Penelusuran Latar
alamiah
Latar artifisial (khususnya
penelitian eksperimentasi)
3 Fokus pada Makna-makna
Fokus pada Perilaku
5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)
Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)
6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik
7 Idealisme Realisme
8 Induksi analitik Induksi enumeratif
9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi
Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua
metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai
berikut
[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda
caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan
proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis
[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan
metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif
[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan
data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data
yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya
maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi
[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah
asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian
443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif
Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi
berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau
informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau
informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif
38
Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori
untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami
fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan
yang diteliti Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua
jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya
Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Kuantitatif Kualitatif
Validitas Kredibelitas
Reliabilitas Dependabilitas
Objektivitas Konformabilitas
Generalabilitas Transferabilitas
Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi syarat validitas reliabilitas objektivitas dan generalabilitas maka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan
transferabilitas Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami
perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil
kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi
atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya
penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan
mengajukan pertanyaan baru
Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam
satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model
analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya
39
BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN
PENELITIAN
Setelah peneliti menentukan bidang penelitian yang diminatinya kegiatan
berikutnya adalah menemukan permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan
lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian tidak perlu
dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakan oleh ungkapan ―Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan
penelitian Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam Buckley et al 1976 14)
dengan pernyataan ―Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu
tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati Permasalahan
yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan
atau problem statement
51 Penemuan Permasalahan Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh
survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam
bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan
Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang
memakan waktu cukup lama sehingga buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu
Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya
banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-
majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke
perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan
dalam usulan penelitian Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta
dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan
permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan
ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan
dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara
menemukannya Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et
al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang
menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan
40
tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara
informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian
berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan
perumusan permasalahan
52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka
menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini
1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya
menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai
arah untuk menemukan permasalahan
2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang
diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan
dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural
3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang
tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan
ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal
penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam
perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi
yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda
4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang
merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada 5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan
membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi 6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan
kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau
kompleks 7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu
pemasalahan ke dalam komponen-komponennya 8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi
peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah
yang lebih rumit dan kompleks
53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan
permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara konjektur atau
naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau
41
latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat
diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al
(197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan
2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan yang dapat diamati Misalnya
fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola dasar
pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural
3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi
Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi
4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya
permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut Pengalaman
keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan
42
BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN
PENELITIAN
Skala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol atau angka dari sebuah variabel yang diukur
Pengukuran hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan seperti
minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional terhadap variabel yang
diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam
dalam model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011 48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu
skala nominal skala ordinal skala interval dan skala rasio
Gambar 61 Contoh inform concern
Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian yang sedang dilakukan sangat memerluan
bantuan para responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan kinerja sebuah
pelayanan jasa khususnya pariwisata
43
61 Skala Nominal Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang
ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini
hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal
yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal
pada uji statistika bisa untuk mencari modus dan distribusi frekuensi saja
Would you like to help us
you can fill it out online below
Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal
62 Skala Ordinal Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek
sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi)
variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal
Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat
tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah
sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat
mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama
Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan
skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non
parametrik seperti rank order correlation
44
Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal
63 Skala Interval Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan
dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk
mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama
Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada
skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran
Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval
64 Skala Rasio Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat
yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil
pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding skala-skala
dibawahnya)
45
[1] How long have you been on holiday in Bali
[2] How much money have you spent during your vacation in Bali
[3] How much money have you spent on renting a hotel room
Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval
Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian
pariwisata antara lain adalah
[1] Skala likert
Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai
suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain
Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert
[2] Semantic defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan
oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya
bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ―sangat positifnyardquo terletak di bagian
kanan garis dan jawaban yang ―sangat negatif terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya
46
How do you think about the guide service today friendly 5 4 3 2 1 unfriendly
patient 5 4 3 2 1 impatient knowledgeable 5 4 3 2 1 less
knowledgeable helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness
competent 5 4 3 2 1 less competent
Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial
Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden
terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi
responden terhadap Tour Guide sangat negatif
65 Validitas Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel
nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu
[1] Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang
mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain
tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan
dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata
[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity) Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan
dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam
validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan
pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik
[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)
Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai
kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan
pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik
untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik
47
Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas
66 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil
skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan
berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar
pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah
reliabel secara statistik
Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas
48
BAB VII TEKNIK SAMPLING
71 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama
dari obyek yang merupakan sumber data (Sukadarrumidi 200650) Sampel
diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari
populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari
1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan
sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang
memenuhi sasaran
Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan
persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih
baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah
1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan
oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama
b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian
sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasinya c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan
dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh
anggota populasi
2) Tujuan pengambilan sampel
a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak
b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis
c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga
peneliti
3) Tahapan menentukan sampel
Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel
yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah
a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian menentukan sampelnya
b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi teoritis dengan
cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi
49
Keuntungan penggunaan sampling
a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek
c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit
Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi karena
a) adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti
c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit
72 Cara Pengambilan Sampel Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random
sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)
Gambar 71 Teknik Sampling
1) Probability Samples
Probability Samples adalah teknik sampling yang memberikan
kemungkinan yang sama paa setiap individu untuk dipilih sebagai sampel
a) Simple Random
Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa
penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya
b) Systematic Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar
nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan
hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama
50
telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain
yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil
persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan
besarnya sampel yang diambil pada masing-masing kelompok tersebut
c) Stratified
Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub
populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil
Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif
homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas
hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang
diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)
Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui penghasilannya sebagai berikut
I = 40 berpenghasilan rendah
II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi
Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka pembagiannya untuk strata
I = sebanyak 40 X 100 orang = 40 orang II = sebanyak 50 X 100 orang = 50 orang
III = sebanyak 10 X 100 orang = 10 orang
d) Cluster
Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan
mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan
kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada
Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui
bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian
ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah
300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota
sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu
untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak
diketahui pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling
51
2) Non Probability
Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya
individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir
jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak
memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen
a) Judgement Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau
pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-
subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa
melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai
generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya
ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak
dimiliki populasi dalam keseluruhannya
b) Quota
Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang
akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden
terserah kepada team pengumpul data Misalnya
Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai
berikut 10 orang warganegara Inggris
15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang
c) Chunk
Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di
jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili
siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan
73 Penentuan Jumlah Sampel
1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui) Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel
adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi
populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat
mengakibatkan pemborosan biaya penelitian
52
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut
dimana n jumlah sampel
N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase
Semakin kecil toleransi kesalahan maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5
berarti memiliki tingkat akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10
memiliki tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan
Contoh
Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila
batas toleransi kesalahan 5
Dengan menggunakan rumus Slovin
n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan
2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak diketahui) Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden penelitian dapat
ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200
sampel Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum likehood) atau
GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya dengan analisis faktor
besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator
penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)
53
BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS
PENELITIAN
81 Teknik Analisis Data Teknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis
Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data Kuantitatif
1) Teknik analisis data kualitatif
a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola
kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan
pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)
b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu
(Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data
d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan
lapangan
e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan
membeku atau malah menjadi kadaluarsa f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian
dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan
guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan
2) Teknik analisis data kuantitatif
a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen
resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan-satuan
dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan
beberapa metode tertentu b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam
beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis
data
(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat
kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang
disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat
dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan
54
editing yang cermat dan hati-hati diharapkn data yang berhasil
dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali
berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkn
dalam penarikan sampel Nama dan kelengkapan identitas pengisi
Kelengkapan isi jawaban Kejelasan makna jawaban dan relevansi jawabannya
Konsistensi jawaban satu sama lainnya
Kekeliruan pekerja lapangan di dalam menjelaskn kuesioner kepada responden
Tingkat kekeliruan di dalam memilih responden dan kepalsuan isi jawaban
Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data Sumber Antara 2010
Teknik Analisis
Data
Teknik Analisis Data KUALITATIF
Teknik Analisis Data KUANTITATIF
Statistik Inferensia
Induktif
Statistik Deskriptif
Rata-rata Hitung
Median dan Modus
Varian dan Standard Deviasi
lainnya
Parametrik
Tabel (Silang Frekuensi) Grafik
Diagram Batang dan Diagram Lingkaran
dan lainnya
Non Parametrik
Analisis SWOT
P H A
Deskriptif Kualitatif (Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan
atau Menafsirkan)
Ekonometrika 1 Model Simultan 2 Model Sederhana
Model Optimasi (Operation Research) 1 Linear Program 2 Non Linear Programming 3 Integer Programming 4 Gooal Programmning 5 Dynamic Programming 6 Network CPM dan PERT 7 Teori Antrean 8 Teori Pengambilan Keputusan 9 Teori Permainan 10 Simulasi
Model Makro Regional 1 Model Input-Output Leontief
Regional dan Interregional 2 Model SAM Regional dan
Interregional CGE 3 Location Quotion (LQ) 4 Teori Basis Export
Policy Analysis Matrix (PAM)
Uji-t Uji Z
Regresi Sederhana dan Ganda
Uji Korelasi
One dan Two Way Anova
Multivariat Cluster DIscriminant dan Factor Analysis
Priciple Component Analysis Path analysis
SEM
Sign Test
Chisquare Wilcoxon Test
Cochran Test
Korelasi Rank
55
(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda
tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka (3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing
kategori (4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel-tabel untuk setiap
variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam
bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross
tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan
(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik
inferensia (parametrik atau non paramterik) (6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti
terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan
mengkaitkannya dengan temuan-temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru
sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)
Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu (1) statistik
deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik
inferensiainduktif Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu
statistik non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema Teknik Analisis Data)
82 Statistik Deskriptif [1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi
[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya
[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia
[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang
berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia
83 Statistik Inferensia
(Statistik InduktifStatistik Probabilitas)
a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok
digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random
56
b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang
diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahankeberanan dinyatakan dalam
persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf
signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi
Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non Parametrik
Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik
1 Parameter populasi menyebar normal
1 Parameter populasi mengabaikan sebaran
2 Data berasal dari nilai-nilai
pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau
paling tidak dalam skala interval
2 Data berasal dari nilai-nilai yang
tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordinal
(order=tingkatan=skala)
3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat
dijumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi
3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan
cara menskor atau kategori
4 memusatkan perhatian
pada perbedaan nilai tengah (mean)
4 Memusatkan perhatian pada
perbedaan median
5 Sampel atau cuplikan relatif
besar agar cenderung
menyebar normal (gt 30 unit)
5 Dapat digunakan dalam sampel
(cuplikan) kecil (lt 30 unit)
57
BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF
KUALITATIF UNTUK PARIWISATA
91 Analisis S-W-O-T Umumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang
berorientasi pada pemaknaan terhadap suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini
adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk
mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif
sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif
identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan
pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam
yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada
pada masyarakat di tempat penelitian Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan
pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan
oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif
adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data
dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya
oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan
membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan
pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan
adanya teori baru yang barangkali ditemukan Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan
untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu
objek
Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT
58
mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan
kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga
hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan
Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT
Tahapan yang dimaksud adalah
[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)
[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata) [3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)
[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)
Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan strategi alternatif (Alternative
Strategy) melalui matriks SWOT sebagai berikut
92 Analisis Matriks I-F-A-S Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan
analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan
tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)
[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat
metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot
sama dengan satu [3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating)
mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk
menentukan nilai skornya [5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang
dinilai Jika nilainya di bawah 15 menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di
atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat [6]
Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Kekuatan
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
59
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)
Kelemahan
1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
93 Analisis Matriks EFAS Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan
ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor-faktor strategis eksternal
(External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini
[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan
ancaman (threat) [2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat
metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu
[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing
faktor peluang dan ancaman yang memiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3 (cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya
[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal
perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di
atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar
Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)
Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Peluang
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip
helliphellip
Ancaman
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip
3) helliphelliphellip
4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan sel seperti gambar di
bawah
60
Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X TOTAL NILAI IFAS
T
O
T A
L
N
I
L A
I
E F
A
S
4 3 2 1
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan berputar)
2
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau jual habis
kewaspadaan)
1 VII
Pertahankan dan
pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
VIII
Panen atau
divestasi (diversifikasi
kongklomerasi)
IX
Panen atau divestasi
(likuidasi)
Sumber Rangkuti 2001
Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT sebagai berikut
[1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan ancaman di sel
masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan peluang-
peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)
[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO
(Weakneses Opportunities)
[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)
[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-kelamahan dan
ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi WT
(Weakneses Threaths) [6]
Tabel 94 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan (S) Tentukan factor kekuatan
Internal
Kelemahan (W) Tentukan factor
kelemahan Internal
Peluang (O) Tentukan factor
Peluang Eksternal
Strategi SO Ciptakan Strategi yang
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang
Strategi OW Ciptakan Strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Ancaman (T) Tentukan factor
ancaman Eksternal
Strategi ST Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi TW Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
Diadopsi dari Rangkuti 2001
61
Penjelasan
a) Strategi SO (Strengths Opportunities)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya
b) Strategi ST (Strengths Threaths)
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek
untuk mengatasi ancaman
c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
d) Strategi WT (Weaknesses Threaths)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman
94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan
Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa
alternatif strategi yang telah dipilih
QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif
(relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan (Umar 1999)
Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut
[1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan di sebelah kiri
QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks [2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama
dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I [3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi
yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE
[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara
meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 =
sangat menarik [5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight
dengan Attractives Score pada masing-maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi
[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing-maisng kolom
QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang
menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir
62
Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Faktor Utama Weight Alternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Faktor Internal
1) helliphelliphellip
2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Total
Sumber Umar 2002
AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score
Penggunaan Analisis SWOT Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu
Mutiara Kabupaten Jembrana Bali
1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan Indikator-
indikator Internal
No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan
1 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 Kekuatan
2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan
3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan
4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan
5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan
6 Harga minuman 500 290 Kekuatan
7 Kemudahan dalam mencapai lokasi 477 235 Kelemahan
8
Kejelasan jalur rute yang
dilalui menuju objek wisata 512 230 Kelemahan
9
Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur
Pamfletdan lainnya) 512 260 Kekuatan
10
Penyampaian informasi melalui
website 555 270 Kekuatan
11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan) 395 250 Kelemahan
12
Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai bahasa 543 235 Kelemahan
13
Program pendidikan dan
pelatihan bagi petugas 445 175 Kelemahan
14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan
63
No Indikator Internal Bobot () Rating Keterangan
15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan
16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet ) 550 310 Kekuatan
17
Sarana dan prasarana yang
memadai ( tempat parkir ) 560 355 Kekuatan
18 Rute perjalanan pengunjung didalam taman kupu-kupu 463 155 Kelemahan
19
Proses penyambutan
kedatangan wisatawan 495 250 Kelemahan
20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan
TOTAL 100
2 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman Indikator-indikator
Eksternal
No Indikator Eksternal Bobot () Rating Keterangan
1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang
2 Sumber daya manusia yang professional 798 270
Peluang
3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang
5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang
7 Kebijakan pemerintah di bidang
pariwisata 618 245 Ancaman
8 Bantuan dan dukungan
pemerintah 607 205 Ancaman
9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman
10 Pengawasan masyarakat
terhadap objek wisata 670 260 Peluang
11 Kondisi ekonomi regional dan nasional 641 265
Peluang
12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman
13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang
14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang
TOTAL 100
3 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS Matrix)
Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor
Kekuatan (strenghts)
1 Sarana dan prasarana yang
memadai ( tempat parkir )
560 355 020
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu 690 325 022
3 Fasilitas pendukung yang tersedia 550 310 017
64
Faktor strategis internal Bobot () Rating Skor
( toilet )
4 Kondisi lanskap (landscape) 591 305 018
5 Keunikan penangkaran 661 305 020
6 Pelayanan yang diberikan 520 300 016
7 Harga tiket masuk 596 290 017
8 Harga minuman 500 290 015
9 Penyampaian informasi melalui
website
555 270 015
10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur)
512 260 013
Kelemahan (weakness)
1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)
395 250 010
2 Proses penyambutan kedatangan
wisatawan
495 250 012
3 Harga marchendise 413 240 010
4 Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam berbagai bahasa
543 235 013
5 Kemudahan dalam mencapai lokasi
477 235 011
6 Kejelasan jalur rute yang dilalui
menuju objek wisata
512 230 012
7 Penampilan petugas 244 175 004
8 Program pendidikan dan pelatihan
bagi petugas
445 175 008
9 Keramahtamahan petugas 280 175 005
10 Rute perjalanan pengunjung
didalam taman kupu-kupu
463 155 007
Total 100 265
Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-
rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk
masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari
indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah
265
65
4 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)
Faktor strategis eksternal Bobot () Rating Skor
Peluang (opportunities)
1 Keanekaragaman pengunjung 785 345 027
2 Lokasi objek wisata 817 335 027
3 Motivasi pengunjung 745 330 025
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 025
5 Keamanan pengunjung 772 325 025
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 023
7 Sumber daya manusia yang
profesional
798 270 022
8 Penerapan teknologi informasi 775 265 021
9 Kondisi ekonomi regional dan
nasional
641 265 017
10 Pengawasan masyarakat terhadap
objek wisata
670 260 017
Ancaman (threats)
1 Kondisi ekonomi global 631 250 016
2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
618 245 015
3 Peran serta masyarakat 648 205 013
4 Bantuan dan dukungan pemerintah
607 205 012
Total 100 285
Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil rata-rata
pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil
rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-
indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil
skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285
5 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini
Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X Total nilai ifas
T
O
T A
L
N
I
L A
I
4 3 (285) 2 1
3
I
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina
(konsentrasi via
integrasi horizontal)
III
Pertahankan dan
pelihara
(pertumbuhan
berputar)
(265)
2
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan
pelihara (strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi
(kawasan terikat atau jual habis
kewaspadaan)
1 VII VIII IX
66
E F
A
S
Pertahankan dan pelihara (diversifikasi
konsentrasi)
Panen atau divestasi (diversifikasi
kongklomerasi)
Panen atau divestasi (likuidasi)
6 Matrik SWOT
Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-
kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan
eksternal dengan menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi pengembangan
Matrik SWOT
IFAS
EFAS
STRENGHTS (S)
1 Sarana dan prasarana yang
memadai (tempat parkir)
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu
3 Fasilitas pendukung yang tersedia (toilet)
4 Kondisi lanskap
(landscape) 5 Keunikan
penangkaran 6 Pelayanan yang
diberikan 7 Harga tiket masuk
8 Harga minuman
9 Penyampaian informasi melalui
website 10 Penyampaian
informasi melalui mass media cetak
(broshur)
WEAKNESESS (W)
1 Penyampaian informasi melalui mass media
audio visual (iklan) 2 Proses penyambutan
kedatangan wisatawan 3 Keterjangkauan harga
merchandise 4 Kemampuan petugas
berkomunikasi dalam
berbagai bahasa 5 Kemudahan dalam
mencapai lokasi 6 Kejelasan jalurrute
yang dilalui menuju objek wisata
7 Penampilan petugas 8 Program pendidikan
dan pelatihan bagi
petugas 9 Keramahtamahan
petugas 10 Rute perjalanan
pengunjung didalam taman kupu-kupu
OPPORTUNITIES (O)
1 Keanekaragaman pengunjung
2 Lokasi objek wisata
3 Motivasi pengunjung
4 Keamanan lokasi
objek wisata 5 Keamanan
pengunjung 6 Pemandangan
STRATEGI SO
Bekerjasama
dengan masyarakat dalam
mengawasi objek wisata Taman
Kupu-kupu
Meningkatkan
keamanan baik
keamanan
pengunjung maupun
STRATEGI WO
Meningkatkan
kualitas sumber daya manusia
dibidang pariwisata
67
alam sekitar 7 Sumber daya
manusia yang professional
8 Penerapan teknologi
informasi 9 Kondisi ekonomi
regional dan
nasional 10 Pengawasan
masyarakat terhadap objek
wisata
keamanan lokasi objek wisata
Membangun
penangkaran kupu-kupu
dilokasi lain
THREATS (T) 1 Kondisi ekonomi
global
2 Kebijakan pemerntah
dibidang pariwisata
3 Peran serta masyarakat
4 Bantuan dan dukungan
pemerinah
STRATEGI ST
Memberikan
perbedaan harga
tiket masuk
Pemberdayaan
masyarakat
STRATEGI WT
Promosi dan publikasi
secara besar-besaran
dan dilakukan dengan
gencar
Meningkatkan jenis
pelayanan yang
ditawarkan
Meningkatkan peran
serta pemerintah
68
BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT
ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA
101 Logika Kerja SPC Gambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi
operasi dan sistem penyampaian jasa dalam suatu perusahaan dengan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut
Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)
Sumber Hesket (1994)
James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan yang baik pada pelanggan
dalam pendapatnya tentang rantai keuntungan pelayanan Sehubungan dengan
kepuasan pelanggan dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan
karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan
keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan
Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya
operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik
terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan
Internal
Service
Quality
Fasilitas
Kerja
Motivasi
Material dan
Non Material
Employee
Satisfaction
(Kepuasan
Karyawan
Hotel)
External
Service
Values
(Kualitas
Pelayanan
Karyawan
Hotel)
Customer
Satisfaction
(Kepuasan
Wisatawan)
Customer
Loyalty
(Loyalitas
Wisatawan)
Revenue Growth
(Pendapatan)
Profitability (Keuntungan)
69
kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan
pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada the next process (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian
Anda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baik
Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih lama (employee retention) dan
juga meningkatkan produktivitas kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas
pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan Pelanggan yang
puas akan cenderung bersikap loyal dan pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang diberkan oleh pelanggan
Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan)
dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan
dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan
Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak
karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ―The Service-Profit-Chain
tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara
umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan
Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan
disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka
Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja
Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan
eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan
kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut
102 Kualitas layanan internal (internal service quality) Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu
hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan konsumen (Gronroos 1990)
kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan
konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan
mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya
Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen
industri jasa tersebut
70
Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan
bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi
keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ―A Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for example Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung
dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar
departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam
bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara
empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)
Senada dengan pernyataan di atas OlsquoConnor (2001) dalam artikelnya
Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ―people behave as they are measured and drive action as they are rewarded yang berarti
orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa setiap
individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan
kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan
mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang
berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang
kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)
103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan
kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan
yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu
perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)
Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang
profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi
untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai
Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan
profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan dapat menjadi
kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan
71
104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak
otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas
serta aspek-aspek lainnya Banyak terjadi karyawan ditekan untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan
peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak
kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan
kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya
Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah
pasti berasal dari para karyawan yang betah bekerja di perusahaan tidak
hanya betah tetapi juga bergerak dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak
terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada
perusahaan
105 Nilai layanan eksternal (external service value) Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang
dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama service delivery
Possitive Value inilah yang merupakan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan
(perception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka
yang bermuara kepada puastidaknya mereka
106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis
bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu
usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat
meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)
107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan
dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak
perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang
pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya
Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang
dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari
produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan
menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut
(word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari
72
komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini
bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan
mengatakan hal-hal yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap
perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika
ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai
faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan
faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial
108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi
1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara
signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin
secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada
pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan
Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari
produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi
perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik
109 Profitabilitas (Profitability) Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat
aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan
terhadap total keuntungan perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang
menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan
sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya
mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan
1010 Hipotesis SPC [1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan
[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan
[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal [4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan
[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan [6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan
[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas [8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan
internal
[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal
73
Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan
(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee Satisfaction
(H1)
Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan
Employee Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini
berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada
kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)
Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan
Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti
semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)
Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti
semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
1000 790
790 1000
000
000
81 81
81 81
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Employee Satisfaction
Internal Service Quality
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
EmployeeSatisfaction
InternalServiceQuality
Corre lations
1000 783
783 1000
000
000
81 81
81 81
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Employee Loyalty
Employee Satisfac tion
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
EmployeeLoyalty
EmployeeSatisfaction
Corre lations
1000 815
815 1000
000
000
59 59
59 59
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
External Service Value
Employee Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
ExternalService Value
EmployeeLoyalty
74
(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)
Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini
berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada
Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi
ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)
Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan
Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara
Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada
Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth (H6)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali
maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability (H7)
Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty dengan
Profitability terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali
maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada
Correlations
1000 760
760 1000
000
000
59 59
59 59
Customer Satisfac tion
External Service Value
Customer Satisfac tion
External Service Value
Customer Satisfac tion
External Service Value
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
CustomerSatisfaction
ExternalService Value
Corre lations
1000 622
622 1000
000
000
59 59
59 59
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Customer Satisfaction
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
CustomerLoyalty
CustomerSatisfaction
Correlations
1000 935
935 1000
000
000
59 59
59 59
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Revenue Growth
Customer Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
RevenueGrowth
CustomerLoyalty
75
Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini
significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)
Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti
meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)
Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti
meningkatnya Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant
(disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
1000 875
875 1000
000
000
59 59
59 59
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Profitability
Customer Loyalty
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
ProfitabilityCustomer
Loyalty
Correlations
1000 457
457 1000
000
000
81 81
81 81
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Internal Service Quality
Revenue Growth
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
InternalServiceQuality
RevenueGrowth
Corre lations
1000 634
634 1000
000
000
81 81
81 81
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Internal Service Quality
Profitability
Pearson Correlation
Sig (1-tailed)
N
InternalServiceQuality Profitability
76
BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN
PARIWISATA
111 Filosofis Analisis Faktor Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) ―Analisis faktor adalah
alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum
dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas
Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami
oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban
responden lain
Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap
skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ―Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan
skor total adalah 03 (r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid
Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang
Santoso dan Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ―Cara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar
antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebut
Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-
pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala
likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat
Merpati Nusantara Airlines Denpasar Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ―Setelah data valid
dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis
faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor)
112 Tahapan Analisis Faktor Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut
(1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada
semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity
77
pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan
Anti Image Matrices (2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel
yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk
memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil
(nilai eigen value di atas) (4) Uji keakuratan model
Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya Ekakarya Bedugul
Bali
(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang
ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas
apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket
tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Koefisien
Korelasi
Tingkat
Signifikan
Keterangan
Q1 0403 0000 Valid
Q2 0541 0000 Valid
Q3 0501 0000 Valid
Q4 0441 0000 Valid
Q5 0561 0000 Valid
Q6 0528 0000 Valid
Q7 0622 0000 Valid
Q8 0620 0000 Valid
Q9 0608 0000 Valid
Q10 0529 0000 Valid
Q11 0437 0000 Valid
Q12 0506 0000 Valid
Q13 0618 0000 Valid
Q14 0564 0000 Valid
Q15 0623 0000 Valid
Q16 0579 0000 Valid
Q17 0559 0000 Valid
Q18 0581 0000 Valid
Q19 0655 0000 Valid
Q20 0561 0000 Valid
78
Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa tingkat validitas
untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket
yang dibuat sudah valid
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin
besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang
dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah
060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha
cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable
(2) Analisis Faktor
a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai
variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke
Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang
b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang memuat koefisien korelasi
dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar
variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan
nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor
Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran
nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah
Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara
membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan
koefisein korelasi parsialnya Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian
analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika
harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti
kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak
dapat diterima
Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706
Bartletts Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548
df 190
Sig 000
79
Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran
nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang
sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang
menengah
Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi
adalah sebagai berikut
Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel yang lainnya
Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut
masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut
Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0)
maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya
Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Variabel Nilai MSA Variabel Nilai MSA
Anti-image Correlation
Q1 069
Anti-image Correlation
Q11 073
Q2 081 Q12 072
Q3 072 Q13 081
Q4 070 Q14 062
Q5 068 Q15 069
Q6 065 Q16 073
Q7 068 Q17 065
Q8 069 Q18 065
Q9 082 Q19 069
Q10 084 Q20 066
Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05)
dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor
tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05
c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu
melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk
maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan
dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat pada Tabel 94
Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor
yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari
80
variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat
hubungannya dengan faktor yang terbentuk Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan
dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi
setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang
bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan
eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam
menghitung jumlah faktor yang terbentuk
Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan
Metode Principal Component Analysis Variabel Kode Initial Extraction
Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996
Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934
Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773
Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972
Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596
Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593
Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841
Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808
Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567
Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232
KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826
Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828
Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259
Harga Cinderamata Q14 1000 0936124
Keindahan Alam Q15 1000 0946298
Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144
Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503
Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213
Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454
Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878
Extraction Method Principal Component Analysis
Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar dari 10 Kelima faktor tersebut
menjelaskan (819442) total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan
untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali
Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu
Component Initial Eigenvalues
Total of Variance Cumulative
1 6218104 3109052 3109052
2 3486107 1743054 4852106
3 3054687 1527343 6379449
4 2081223 1040612 7420061
5 1548718 774359 819442
Extraction Method Principal Component Analysis
81
d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor
Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling
optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam penelitian ini pada lima faktor
yang terbentuk melalui rotasi faktor Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang
lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini
rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang
menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses
penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam
tabelberikut
Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi
Component
1 2 3 4 5
Q1 024 853 165 -081 080
Q2 061 924 124 201 050
Q3 041 952 149 129 -004
Q4 083 915 061 000 074
Q5 891 069 089 -005 035
Q6 806 007 164 -008 037
Q7 934 056 119 077 036
Q8 922 044 141 083 031
Q9 873 052 130 082 075
Q10 147 -049 052 827 178
Q11 -086 033 091 713 219
Q12 -052 171 007 801 250
Q13 213 075 149 862 044
Q14 076 041 088 215 935
Q15 049 055 129 359 892
Q16 074 101 130 162 933
Q17 149 096 892 008 095
Q18 082 089 877 143 111
Q19 173 227 848 111 108
Q20 211 103 793 056 040
Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax
with Kaiser Normalization
a Rotation converged in 5 iterations
Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96
82
terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa
dimasukkan sebagai komponen faktor
e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor
Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk
berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali
Nama Faktor Kode Nama Variabel Factor Loading
Explained Variance
Faktor 1
(Fasilitas)
Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891
31 Q6 Fasilitas Rekreasi 806
Q7 Fasilitas Bermain 934
Q8 Ketersediaan Cinderamata 922
Q9 Ketersediaan Informasi 873
Faktor 2
(Kemudahan menuju Lokasi)
Q1 Jarak Menuju Lokasi 853
17
Q2 Waktu tempuh Menuju
lokasi 924
Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952
Q4 Lingkungan Kebun Raya 915
Faktor 3
(Keunikan dan
Pelayanan)
Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892
15
Q18 Keamanan di areal Kebun 877
Q19 Kecepatan Pelayanan Informasi
848
Q20 Pelayanan Tiket masuk 793
Faktor 4 (Harga)
Q10 Kapasitas Parkir 827
10 Q11 KetersediaanTempat Sampah 713
Q12 Harga Tiket Masuk 801
Q13 Harga Sewa fasilitas 862
Faktor 5 (Keindahan
dan Kelangkaan
Tanaman)
Q14 Harga Cinderamata 935
77 Q15 Keindahan Alam 892
Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933
Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun
Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut
1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini
terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan
factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan
Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873
2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue
83
3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini
terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan
factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915
3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan
Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan
eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15
Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya
dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793
4) Faktor keempat adalah faktor Harga
Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup
terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10
Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor
loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862
5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan Tanaman
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terkecil terhadap
wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini
terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892
dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933
f) Uji Ketepatan Model
Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi
yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi
berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31
residual dengan signifikansi 005
ldquoResiduals are computed between observed and reproduced correlations There are 31 (160) nonredundant residuals with absolute values greater than 005rdquo
Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005
84
BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS
121 Filososfi MDS Mutidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu
obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara
obyek dalam ruang multidimensi
MDS is not so much an exact procedure as rather a way to rearrange objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing lack of fit) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)
MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang
memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan
(similarity) atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi
122 Konsep Persepsi Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah
bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya
untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001
522) mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu-individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan
selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi
Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut
akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis
ecotourism saat ini di Bali
Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan dibawah ini
85
Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi
123 Konsep Positioning
Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang
disukai konsumen berlaku untuk produk perusahaan bahkan destinasi
pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing
Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni
1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan
atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda
2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing
sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung
yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk
3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini
perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang
digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya 4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing
sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat
pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya
5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak
86
tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara
maksimal 6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus
merancang program yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan
kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau
propaganda atau promosi 7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau
setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan
setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri
Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning Obyek Wisata
ldquoEcotourismrdquo Bali
Respondensampel ditentukan dengan menggunakan metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku bagi semua wisatawan
mancanegara yang kebetulan sedang berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali
Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas kesalahan yang diinginkan hanya
sebesar 10 Karena rata rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995 maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan
menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)
Atribut-atribut yang di nilai berupa ―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh responden untuk
dibandingkan dengan obyek wisata sejenis Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan adalah sebagai berikut
Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali
Kemiripan KR Bali (KREK)
Bali Marine Park (BMP)
Bali Elephant Safari Park
(BESP)
Bali Barat National Park
(BBNP)
Bali Butterfly
Park (BBP)
Bali Reptile Park (BRP)
Bali Sangeh Monkey
Forest (BSMF)
Botanic
Garden Ubud (BGU)
KREK 0
BMP 12345 0
BESP 12345 12345 0
BBNP 12345 12345 12345 0
BBP 12345 12345 12345 12345 0
BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0
BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
Catatan ―0 tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ―12345 pilihan skala kemiripan obyek wisata
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi
dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro (2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur
perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan kesamaan
persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi MDS juga disebut
perceptual mapping yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah
87
mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi
ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses analisis akan digunakan software SPSS versi 16 Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh responden yang
mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan penilain sekala likert dengan rentang nilai
antara 1 sampai dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut
[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat mirip
[2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan bisa mirip
atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan tidak mirip
[5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan dipersepsikan sangat tidak
mirip
Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau
multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari
masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar berikut ini
Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2
Number Name
1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 -3280
3 BESP_3 11067 -2716 4 BBNP_4 -6382 -14174
5 BBP_5 -2081 15152
6 BRP_6 7396 15151 7 BSMP_7 -1144 -9517
8 BGU_8 -12427 3632
Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian ini antara lain
(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut
―fasilitas atraksi atau daya tarik aksesibiltas dan pelayanan
88
KR Bali
(KREK_1)
Bali
Marine
Park
(BMP_2)
Bali Elephant
Safari
Park
(BESP_3)
Bali Barat
National
Park
(BBNP_4)
Bali
Butterfly
Park
(BBP_5)
Bali
Reptile
Park
(BRP_6)
Bali Sangeh
Monkey
Forest
(BSMF_7)
Botanic
Garden
Ubud
(BGU_8)
Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di Bali
Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian terhadap obyek
wisata yang sejenis menggambarkan bahwa jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap
memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-obyek wisata memiliki perbedaan
ditunjukkan oleh jauhnya jarak diantara obyek pada peta MDS
(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden
Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali (2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan obyek wisata
(BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki
kemiripan dalam satu kelompoknya
(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3) dan koordinatnya berada
cukup jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya (4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali Bali
mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah (BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4) Bali Barat National Park karena dipersepsikan
memiliki kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya berkunjung ke tempat
tersebut yakni wisatawan kelompok atau mass-touristrsquos group seperti
kelompok atau group karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya
Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji apakah para
responden sudah mengisi skala kemiripan antara obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya adalah apakah para responden mempunyai
sikap yang sama (homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam memberikan
penilaian mengenai kemiripan obyek wisata
89
Kesamaan Sikap Responden
Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan menunjukkan garis ke kanan atas
hal ini membuktikan adanya kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian
Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud
walaupun tidak berada dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat dengan
Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok obyek wisata yang dianggap memiliki
kemiripan diantara mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud
Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari Park dan koordinatnya berada cukup
jauh dari sisi kemiripan terhadap obyek wisata sejenis lainnya Analisis posisioning dengan mengukur persepsi wisatawan terhadap
obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya dapat menggambarkan
kelompok-kelompok obyek wisata ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa
sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis
untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud
90
BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION
MODELLING (SEM)
131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling
Structural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik yang
dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat secara serempak yang
tidak dapat diselesaikan oleh persamaan regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan
untuk menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis SEM berbasis pada analisis
covarians sehingga memberikan matriks covarians yang lebih akurat dari pada
analisis regresi linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure (AMOS) atau
LISREL SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering muncul dalam
dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena
SEM hanyalah untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model
teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah sebagai berikut
[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan metode jalur analisis pada regresi linear
[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan bertingkat secara serempak atau simultan
[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data
kuesioner yang melibatkan persepsi
[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis
regresi linear secara serempak [5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat
dilakukan dengan analisis regresi linear
[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi
normalitas pada data [7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order
untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik
132 Tahapan dan Kristeria SEM Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus
ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut
adalah sebagai berikut ini [1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis
[2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural
dan Model Pengukuran
91
[4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang
diusulkan
Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model)
Model Struktur Persamaan (Structure Equation Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah identifikasi
Standard error yang besar untuk satu atau beberapa koefisien
Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang
seharusnya disajikan
Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error
yang negatif
Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi
yang didapat (misal ge 09) [6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit
Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio chi-square
statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)
Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of
Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)
Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted
Uji Validitas
Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas Outliers
Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian dan modifikasi
model
Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan maka dilakukan
pengujian hipotesis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur
kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan juga menggunakan SEM sebagai
alat uji model seperti pada penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah variabel
dengan menguji struktur dari hubungan di antara variabel-variabel yang ada
dalam model Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan yakni
Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model
pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural
Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk
menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model
yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square (χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat
probabilitas di atas 005 menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data
observasi dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2 cenderung
meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan dampak dari jumlah sampel
92
dikembangkan kriteria rasio χ2 terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df
untuk model yang baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998) Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah persamaan model
struktural
Tabel 131
Kriteria Kelayakan Model
Goodness of Fit Index Cut off Value
X2-Chi Square Diharapkan Kecil
Significance Probability ge 005
RMSEA le 005
GFI ge 090
AGFI ge 090
CMINDF le 300
TLI ge 095
CFI ge 095
Sumber Hair et al (1998)
Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan sebagai berikut ini
1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi
dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel
lt 200 2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off
value sebesar p ge 005 3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah
ukuran model yang mencoba memperbaiki kecenderungan chisquare yang
cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit
4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi
tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1
(mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit) 5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI adalah analog
dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi degree of freedom model dengan model lain yang
dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le AGFI lt 09 adalah
marginal fit 6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of freedom)
diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi dengan degree of freedom
7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative incremental fit
index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model
8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin
mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi
Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS
93
Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di
Bali
Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian Topik penelitian ditelaah
secara mendalam dan hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas
wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak Langkah ini mutlak harus
dilakukan dan setiap hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut
harus mempunyai dukungan teori yang kuat Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian hasil observasi
lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi
sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model loyalitas wisatawan yakni hubungan
antara variabel laten motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal
(X2) terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan (Y2) dan loyalitas wisatawan (Y3) Konfirmasi selanjutnya adalah menguji hubungan
antara variabel laten citra destinasi (Y1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y2) dan selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten
kepuasan wisatawan (Y2) terhadap variabel laten loyalitas wisatawan (Y3) Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri
dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat
indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel
loyalitas wisatawan
1) Pengujian model teoritis
Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang
kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa
asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti
Gambar berikut ini
Keterangan
Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13= Pengetahuan
dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15= Bertemu orang dan
bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman
Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari
X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu luang X27=
Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29= Makanan dan minuman
X210= Fasilitas dan pelayanan X211= Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213= Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan
X215= Pemandu wisata
94
Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali Y14=
Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas politik dan
ekonomi Y17= Suasana Bali
Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari
Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24= Pelayanan
Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari
Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi
Gambar Uji Konstruk Penelitian
Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan bahwa model belum dapat
dikatakan fit sehingga memerlukan modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis model struktural SEM seperti Tabel berikut ini
Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis
Goodness of Fit Index
Cut off Value Result Keterangan
X2-Chi Square Diharapkan
Kecil
2314884 Kurang baik
RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai
GFI ge 090 0722 Kurang baik
AGFI ge 090 0684 Kurang baik
CMINDF le 300 3957 Kurang baik
TLI ge 095 0708 Kurang baik
CFI ge 095 0729 Kurang baik
Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang
kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling
overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan
memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)
95
Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel
latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di
lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang
menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama
sekalipun Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk (Yoon dan Uysal
(2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan
modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan
meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002) Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap
indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara
teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan
overlapping (Ferdinand 2002)
2) Modifikasi Model
Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang
kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya
Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya
menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini
Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA
Variabel Kode Indikator Estimate SRW
Motivasi
Internal X16
Meningkatkan kesehatan dan
kebugaran 0776
X17 Latihan fisik 0753
X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507
Motivasi
Eksternal
X24 Harga-harga di Bali 0517
X26 Keuntungan liburan di Bali 0505
X27 Transportasi ke Bali 0656
X28 Jarak dari negara asal 0680
X29 Kuliner Bali 0544
X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di
Bali 0666
X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714
X212 Pelayanan imigrasi 0663
X213 Keamanan pulau Bali 0673
96
Variabel Kode Indikator Estimate SRW
X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684
X215 Pelayanan pramuwisata 0711
Citra Destinasi
Y13 Budaya Bali yang unik 0550
Y14 Masyarakat yang ramah 0702
Y15 Infrastruktur pariwisata yang
lengkap 0736
Y17 Suasana yang nyaman 0648
Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780
Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799
Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810
Y24 Pelayanan selama berlibur 0808
Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756
Y32 Kerelaan merekomendasi 0877
Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005
Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa kovariansi terjadi
antara error dari suatu variabel dengan error-error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang diteliti mengalami overlapping atau saling
berkorelasi
Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih
Modifikasi Indices
Saling berkorelasi Estimate P
X2 lt--gt X1 Motivasi
eksternal
lt-
-gt
Motivasi
internal
0070
e23 lt--gt e22 Pelayanan
pramuwisata
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0170
e20 lt--gt e21 Pelayanan
imigrasi
lt-
-gt
Keamanan
pulau Bali
0129
e21 lt--gt e22 Keamanan
pulau Bali
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0096
e20 lt--gt e22 Pelayanan
imigrasi
lt-
-gt
Pelayanan Biro
perjalanan
0100
e27 lt--gt e37 Masyarakat yang ramah
lt--gt
Loyalitas Wisatawan
0071
e30 lt--gt e37 Suasana yang
nyaman
lt--gt
Loyalitas Wisatawan
0050
e14 lt--gt e12 Keuntungan
liburan di
Bali
lt-
-gt
Harga-harga di
Bali
0068
e14 lt--gt e39 Keuntungan
liburan di Bali
lt-
-gt
Citra Destinasi 0062
e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat dan
lt--gt
Motivasi eksternal
0070
97
Modifikasi
Indices
Saling berkorelasi Estimate P
teman
e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali
lt--gt
Merekomendasi Teman
-0047
e28 lt--gt e31 Infrastruktur
pariwisata yang lengkap
lt-
-gt
Daya tarik dan
obyek wisata
0046
e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan
hotel di Bali
lt--gt
Keamanan pulau Bali
-0073
e19 lt--gt e23 Fasilitas
kesehatan di
Bali
lt-
-gt
Pelayanan
pramuwisata
0054
e15 lt--gt e21 Transportasi
ke Bali
lt-
-gt
Keamanan
pulau Bali
-0065
Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator yang mengalami
overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices
dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti
Gambar berikut ini
Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara
Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria kelayakan model
dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing
hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut
98
Tabel Hasil Modifikasi Model
Goodness of Fit Index
Cut off Value
Uji
Pertama
Uji
Kedua
Hasil Kesimpulan
X2-Chi Square
- 2314884 429050 Baik Baik
RMSEA le 005 0086 0053 Lebih
Baik
Cukup baik
GFI ge 090 0722 0910 Lebih
Baik
Baik
AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik
Cukup baik
CMINDF le 300 3957 2114 Lebih
Baik
Baik
TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik
Cukup baik
CFI ge 095 0729 0943 Lebih
Baik
Cukup baik
Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan
dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF
TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis
Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidimensionalitas melalui uji
Confirmatary Factor Analysis dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua
akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni kriteria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
3) Pengujian Hipotesis
Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya Pengujian
delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan
Citra
Destinasi (Y1)
Motivasi
Internal (X1)
-0047 -0031 0092 -0509 0611 Tidak
signifikan
Citra
Destinasi (Y1)
Motivasi
Eksternal (X2)
0690 0659 0078 8808 Signifikan
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
Motivasi
Internal (X1)
0060 0041 0077 0780 0435 Tidak
signifikan
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
Motivasi
Eksternal (X2)
-0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak
signifikan
Kepuasan
Wisatawan
(Y2)
Citra
Destinasi
(Y1)
0833 0871 0083 10019 Signifikan
99
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Kepuasan
Wisatawan (Y2)
0562 0560 0066 8468 Signifikan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Motivasi
Eksternal (X2)
0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan
Loyalitas
Wisatawan (Y3)
Motivasi
Internal (X1)
-0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak
signifikan
Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio
P=Probability
Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut
[1] Pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara
terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
ditunjukkan oleh nilai CR (critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar 0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat
untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut rupanya belum didukung oleh
data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk
(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran
dan (X17) latihan fisik tidaklah cocok dengan data empiris atribut destinasi
pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung dengan citra destinasi
pariwisata Bali
[2] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
menunjukkan nilai CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas
sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil
dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan
terhadap (Y1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X2)
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26)
keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari
100
negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali
(X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan pulau Bali (X214) pelayanan Biro perjalanan wisata dan (X215) pelayanan
pramuwisata
[3] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata
di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan
probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan
probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut
belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh yang tidak signifikan
[4] Pengaruh (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
menunjukkan nilai CR sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai
tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2)
kepuasan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang
signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan
akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali
[5] Pengaruh (X1) motivasi internal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X1) motivasi internal
wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai
tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai CR yang lebih kecil dari
196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X1) motivasi internal
wisatawan lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut tidak didukung
oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna
jika semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas wisatawan akan
semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif
meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan
semakin menurun
101
[6] Pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
menunjukkan CR sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR
tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut
destinasi) wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan
terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data
empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi
derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan semakin meningkat Indikator dari
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali
adalah motif ketertarikan terhadap (X24) harga-harga di Bali (X26) keuntungan liburan di Bali (X27) transportasi ke Bali (X28) jarak dari
negara asal (X29) kuliner Bali (X210) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211) fasilitas kesehatan di Bali (X212) pelayanan imigrasi (X213) keamanan
pulau Bali (X214) pelayanan biro perjalanan dan (X215) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi
faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang
kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata
[7] Pengaruh (Y1) citra destinasi Bali terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y1) citra destinasi
terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk
penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196 dan
probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y1) citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap (Y2)
kepuasan wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali
maka derajat kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap
destinasi pariwisata Bali akan semakin meningkat
[8] Pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR sebesar
8468 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari 196
dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa (Y2) kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel
tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi
102
adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar
8468 bermakna jika semakin meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut
usia mancanegara akan semakin meningkat Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia terhadap pariwisata Bali
meliputi indikator (Y21) daya tarik dan obyek wisata (Y22) perjalanan dari dan ke Bali (Y23) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24)
pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan
wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan
derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali
4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian
Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung
(Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh
gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung
dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut
Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas Wisatawan Lanjut
Usia Pengaruh Variabel X1
M_Internal
X2
M_Eksternal
Y1
(Citra)
Y2
(Kepuasan)
Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000
Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560
Direct Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000
Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560
Indirect Effects
Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000
Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000
Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000
Catatan
a) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression
Weights
Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia
dapat dijelaskan sebagai berikut
[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi
secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan wisatawan dengan bobot
terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar 0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar
0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas
wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya [2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara dipengaruhi
secara gabungan oleh (Y1) variabel citra destinasi dengan bobot terbesar
yakni 0871 kemudian oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi
memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya
103
[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel (X2)
motivasi eksternal dengan bobot sebesar 0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi
(Y1) [4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung
antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871 jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)
motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan bobot sebesar
0659 pengaruh langsung antara (Y2) kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193
[5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar adalah pengaruh tidak langsung antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y2) kepuasan
wisatawan dengan bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan
pengaruh tidak langsung antara (Y1) citra destinasi terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0255
Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara
ditentukan secara gabungan oleh variabel kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal Variabel kepuasan wisatawan adalah
variabel yang paling menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan
dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003) dan Chi (2005)
Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan motivasi eksternal dan
motivasi internal tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi memiliki peranan yang paling dominan
dalam hubungannnya dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005)
Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)
Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon dan Uysal (2003)
Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013) Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna
bahwa variabel motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap variabel
kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil pengujian pengaruh
tidak langsung antara variabel motivasi eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap
kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)
104
BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK
SEGMENTASI PASAR WISATAWAN
141 Filosofi Segmen Pasar Pasar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa
disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono (2003) segmen pasar
adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama
Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi
yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen
Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan
adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka
dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-
kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen
1411 Segmentasi pasar
Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses
dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka
untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama
Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi pasar sebagai berikut ―market segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mix menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam
kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan
strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu
1) Geographic Segmentation Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar
berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi
berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan
memberikan variasi lokal
Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan segmen
yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar
sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan
105
Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok
perkotaan pinggiran kota dan pedesaan
Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk
diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar
2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan
dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena keinginan preferensi dan tingkat pemakaian
konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah
diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut
variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar
Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan dengan usia
Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar
Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan
suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan
Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk
segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan
beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan
rendah menengah dan tinggi
Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam
segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan
wiraswata
Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan
karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan
haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti
Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan
Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan
sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju
Generasi Banyak penelitian yang kini mulai memperhatikan
segmentasi berdasarkan variabel generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran bahwa generasi dipengaruhi oleh
lingkungan dimana konsumen dibesarkan
3) Psychographic Segmentation
Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam
kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok
social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau
berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas
akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk
106
merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas
yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan
kepribadian
Gaya hidup pada segmen ini menunjukan bagaimana cara
konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok
terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti
kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk
jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki
peluang bagi para pemasar
Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa
menunjukkan pada sikap individu kepada perusahaan dalam
penentuan segmen pasar
4) Behavior Segmentation Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan
pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau
respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu
Kejadian
Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau
memakai suatu produk
Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang
dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat
dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan
mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga
Status pemakaian
Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan
pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan
Tahap kesiapan
Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak
menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari
beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli
Sikap
Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh
tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci
Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat dikemukakan
bahwa segmentasi pasar merupakan penggolongan pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih spesifik atau homogen dengan
golongan yang bervariasi
107
1412 Pola Segmentasi Pasar
Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok-kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses
identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan Menurut Kotler (2005) segmen pasar dapat dibentuk dengan banyak
cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain
Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar dimana semua
perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari
manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda
dari jenis produk yang sama
Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh
bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam
Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok
preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami
Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen preferensi
dibagi menjadi tiga pola yaitu
Preferensi yang homogen (homogoneous preferences) menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat
dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga
maupun kualitasnya)
Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa
menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka
inginkan dari produk tersebut
Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-
kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual
1413 Segmentasi yang Efektif
Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran
berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar
haruslah
Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit segmen pasar
dapat diukur
Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk dapat dilayani
suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran
yang dirancang khusus untuk mereka
Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif
Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan
dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam
bauran pemasaran yang berbeda
Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk
menarik dan melayani segmen-segmen tersebut
Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah
108
Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup
potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk
sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen
Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen
belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli
juga penting
Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya
Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen itu Segmen
yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka
sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam
seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik
Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki
perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar
1414 Strategi Pemilihan Pasar
Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang
akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar
Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal
yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar 1) Market Targeting
Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar
Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang
akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan
Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen pasar untuk
dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk
tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang
Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan
adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama
Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen
pasar yang bersangkutan
Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang
dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain
Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknya
segmen pasar tertentu apabila perusahaan menyamping dari
tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik
Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani
segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk
109
2) Market Positioning Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai
berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu
yang diusahakan oleh perusahaan
3) Alternatif Strategi Pemilihan
Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu
Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen pasar terbesar
Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan
untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar
baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan
Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar
yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam
segmen pasar tersebut
Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang
menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau
beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan
Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan-perusahaan
besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi
pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani
1415 Manfaat Segmentasi Pasar
Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam
Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling
menguntungkan
Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar
Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan
Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan bagaimana
mengalokasikan dana secara lebih baik ke berbagai media
Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi
Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi pasar bermanfaat untuk
Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik
untuk mendapatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan di dalam marketing
Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap respon
marketing yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai segmen
Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing appealnya
110
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat segmentasi
pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif mengarahkan serta
membandingkan kesempatan-kesempatan di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan lebih tepat terhadap berbagai macam
segmen dan agar dapat mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi
1416 Target Pemasaran Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah
menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah
ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut
Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki
Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ―target marketing is a process of evaluating each segments Jadi menurut Kotler
target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan
tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar
142 Alat Analisis Segmentasi Pasar Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab
dengan teknik analisis sebagai berikut
1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi
Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku
konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat
berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik
analisis tabulasi (cross tabulation) 2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation)
Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap-tiap variabel secara
tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan
secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel
berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya
dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan 3) Teknik analisis Chi-square
Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi
dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh
wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat
kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas (1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
111
Keterangan X2 = Chi-square
Fo = Frekuensi yang diobservasi
Fe = Frekuensi yang diharapkan
143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar 1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel
berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel
2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin
jumlah anggota keluarga dan status perkawinan
3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan
hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan pembelian
4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah
hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari
menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan
alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan
Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
No Variabel Indikator Definisi
1 Variabel Demografi
Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan
yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia
wisatawan
Jenis
Kelamin(X2)
Variabel jenis kelamin adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan
Status
Pernikahan(X3)
Variabel status pernikahan
adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang
menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status
pernikahan wisatawan
(Fo-Fe) 2
X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash
Fe
(total baris 1) (total kolom 1)
Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash
Total Jumlah
112
No Variabel Indikator Definisi
Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan
Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan
pendapatan wisatawan
Jumlah Keluarga(X6)
Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan
Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah
variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan
2 Variabel
Geografi
Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan
variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort
berkenaan dengan Negara asal
3 Variabel Psikografi
Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data
wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan
motivasi
4 Variabel
Perilaku Konsumen
Manfaat(X10)
Variabel manfaat adalah variabel
yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan
lokasi fasilitas harga dan pelayanan yang menjadi alas an
tamu menginap pada sebuah
hotel
Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Demografi
Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang terdiri dari variabel
usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga
dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan
gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut
113
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Demografi
No Usia Jumlah
Orang Prosentase
1
15-20 tahun 2 20
21-30 tahun 11 110
31-40 tahun 58 580
41-50 tahun 24 240
gt50 tahun 5 50
Total 100 1000
2
Jenis Kelamin
Pria 65 650
Wanita 35 350
Total 100 1000
3
Status Perkawinan
Menikah 63 630
Tidak menikah 37 370
Total 100 1000
4
Pekerjaan
Pelajar 3 30
PegawaiKaryawan 63 630
Wiraswata 18 180
Dan lainnya 16 160
Total 100 1000
5
Pendapatan
ltUS$1000 36 360
US$1000-US$2500 53 530
gtUS$2500 11 110
Total 100 1000
6
Jumlah Keluarga
1-2 orang 70 700
3-4 orang 25 250
gt5 orang 5 50
Total 100 1000
7
Pendidikan
SD 1 10
SLTP 2 20
SMA 17 170
Perguruan Tinggi 80 800
Total 100 1000
5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi
Negara Asal Jumlah
Orang Prosentase
a Indonesia 38 380
b Belanda 36 360
c Australia 6 60
d Amerika Serikat 4 40 e China 1 10
f Jerman 8 80
g Perancis 2 20 h Dan lainnya 5 50
Total 100 1000
114
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden
berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda
360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50
6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi
Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut
Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi
Motivasi perjalanan Jumlah
Orang Prosentase
a Rapat 5 50
b Bisnis 5 50
c Paket Wisata 28 280
d Liburan 57 570
e Pendidikan 4 40
f Dan lainnya 1 10
Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden
berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan
perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50 untuk
Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku Konsumen
Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel prilaku konsumen
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Prilaku Konsumen
Manfaat yang dicari Jumlah
Orang Prosentase
a Lokasi Strategis 49 490
b Pelayanan Cepat 6 60
c Fasilitas Lengkap 34 340
d Kebersihan Hotel 6 60
e Harga Terjangkau 5 50
Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar
wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya
fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang
terjangkau yaitu sebesar 50
115
5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci
sebagai berikut
Variabel Usia
Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga
berpengaruh pada kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel di Bali
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Usia 15-
20
Count 1 0 1 0 0 2
within Usia 500 0 500 0 0 1000
21-
30
Count 5 2 4 0 0 11
within Usia 455 182 364 0 0 1000
31-
40
Count 29 1 22 4 2 58
within Usia 500 17 379 69 34 1000
41-
50
Count 11 2 7 1 3 24
within Usia 458 83 292 42 125 1000
gt50 Count 3 1 0 1 0 5
within Usia 600 200 0 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Usia 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak dicari
berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak 490 yang berikutnya
adalah fasilitas yang lengkap yaitu 340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau
sebanyak 50 Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang
responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan
utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun
cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364 Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan
tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379
Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis
458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau
125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60
116
Variabel Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap
manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap Kebersihan
hotel Harga yang terjangkau Total
Jenis
Kelamin
Pria Count 35 2 24 1 3 65
within
JenisKelamin 538 31 369 15 46 1000
Wanit
a
Count 14 4 10 5 2 35
within
JenisKelamin 400 114 286 143 57 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
JenisKelamin 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden manfaat yang
dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa
pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang
dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286
Status Perkawinan
Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang Dicari responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang lengkap
Kebersihan
hotel
Harga yang
terjangkau
Total
Status Perkawinan
Menikah Count 30 4 21 4 4 63
within Status Perkawinan
476 63 333 63 63 1000
Tidak Menikah
Count 19 2 13 2 1 37
within Status Perkawinan
514 54 351 54 27 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Status Perkawinan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel
menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah menikah memiliki distribusi pilihan
117
manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang
lengkap sebesar 333 Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340
Pekerjaan
Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status
sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk
dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi
yang strategis
Pelayanan
yang cepat
Fasilitas
yang lengkap
Kebersihan
hotel
Harga
yang terjangkau
Total
Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3
within Pekerjaan
333 0 667 0 0 1000
Pegawai Count 31 2 25 3 2 63
within Pekerjaan
492 32 397 48 32 1000
Wiraswata Count 7 3 4 1 3 18
within Pekerjaan
389 167 222 56 167 1000
Dan lainnya
Count 10 1 3 2 0 16
within
Pekerjaan 625 62 188 125 0
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Pekerjaan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan yang
pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap
manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333
Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan
manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397
Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis
sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222 Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas
memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188
Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada
sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat
dan 50 karena harga yang terjangkau
118
Pendapatan
Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan
bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan
responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang
terjangkau
Total
Pendapa
tan
ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36
within
Pendapatan 528 83 361 28 0
1000
US$1000-US$2500
Count 26 3 17 5 2 53
within
Pendapatan 491 57 321 94 38
1000
gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11
within
Pendapatan 364 0 364 0 273
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendapatan 490 60 340 60 50
1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat pendapatan responden
terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap
manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361
Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang
strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321
Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan
fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364
Jumlah Keluarga
Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari
responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga
dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari
Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Jumlah 1-2 Count 36 6 23 3 2 70
119
Keluarga within Jumlah
Keluarga
514 86 329 43 29 1000
3-4 Count 10 0 10 2 3 25
within
Jumlah Keluarga
400 0 400 80 120 1000
gt5 Count 3 0 1 1 0 5
within
Jumlah
Keluarga
600 0 200 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Jumlah
Keluarga
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah
keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang
strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329
Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat
lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400
Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang
strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200
Pendidikan Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah
ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan
pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
ManfaatYangDicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Pendidikan SD Count 1 0 0 0 0 1
within Pendidikan
1000 0 0 0 0 1000
SLTP Count 1 0 1 0 0 2
within
Pendidikan 500 0 500 0 0
1000
SMA Count 6 1 5 3 2 17
within Pendidikan
353 59 294 176 118 1000
120
Perguruan Tinggi
Count 41 5 28 3 3 80
within
Pendidikan 512 62 350 38 38
1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendidikan 490 60 340 60 50
1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi
hotel yang strategis yaitu sebesar 1000
Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang
dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500
Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari
adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294
Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai
dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350
Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
NegaraAsal
Indonesia Count 21 3 12 2 0 38
within NegaraAsal
553 79 316 53 0 1000
Belanda Count 19 1 13 1 2 36
within
NegaraAsal 528 28 361 28 56 1000
Australia Count 3 1 2 0 0 6
within NegaraAsal
500 167 333 0 0 1000
Amerika Serikat
Count 1 0 2 0 1 4
within NegaraAsal
250 0 500 0 250 1000
China Count 0 0 0 1 0 1
within NegaraAsal
0 0 0 1000 0 1000
Jerman Count 4 0 2 1 1 8
within
NegaraAsal 500 0 250 125 125 1000
Perancis Count 0 0 1 1 0 2
within NegaraAsal
0 0 500 500 0 1000
Dan lainnya Count 1 1 2 0 1 5
121
within NegaraAsal
200 200 400 0 200 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within NegaraAsal
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak
dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis
340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau
Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang
memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan
antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah
hotel bisa dilihat dari tabel berikut
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Tujuan
Perjalanan
Rapat Count 3 1 1 0 0 5
within
Tujuan Perjalanan
600 200 200 0 0 1000
Bisnis Count 1 1 1 0 2 5
within
Tujuan
Perjalanan
200 200 200 0 400 1000
Paket Wisata
Count 17 0 9 2 0 28
within
Tujuan
Perjalanan
607 0 321 71 0 1000
Liburan Count 25 4 21 4 3 57
within Tujuan
Perjalanan
439 70 368 70 53 1000
Pendidi
kan
Count 2 0 2 0 0 4
within
Tujuan
Perjalanan
500 0 500 0 0 1000
Dan
lainnya
Count 1 0 0 0 0 1
within
Tujuan
Perjalanan
1000 0 0 0 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
122
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang dicari Responden pada
sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayanan yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Kebersihan hotel
Harga yang terjangkau
Total
Tujuan
Perjalanan
Rapat Count 3 1 1 0 0 5
within Tujuan
Perjalanan
600 200 200 0 0 1000
Bisnis Count 1 1 1 0 2 5
within
Tujuan Perjalanan
200 200 200 0 400 1000
Paket
Wisata
Count 17 0 9 2 0 28
within
Tujuan
Perjalanan
607 0 321 71 0 1000
Liburan Count 25 4 21 4 3 57
within
Tujuan
Perjalanan
439 70 368 70 53 1000
Pendidi
kan
Count 2 0 2 0 0 4
within
Tujuan Perjalanan
500 0 500 0 0 1000
Dan
lainnya
Count 1 0 0 0 0 1
within
Tujuan
Perjalanan
1000 0 0 0 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Tujuan
Perjalanan
490 60 340 60 50 1000
Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200
memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang
terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200
memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang
mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321
Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis
yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368
Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan
prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort
sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis
123
Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat yang Dicari
Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi responden terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-Square
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diuraikan
seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah hotel
No Variabel Uji X2
Hitung
X2
Tabel df α
Asymp Sig
(2-sided) Hubungan
1 Manfaat yang dicari
dengan usia 15474 2630 16 005 0490 Tidak Signifikan
2 Manfaat yang dicari dengan jenis
kelamin
10218 949 4 005 0037 Signifikan
3 Manfaat yang dicari dengan status
perkawinan
0778 949 4 005 0941 Tidak Signifikan
4 Manfaat yang dicari dengan perkerjaan
16667 2103 12 005 0163 Tidak Signifikan
5 Manfaat yang dicari dengan pendapatan
16781 1551 8 005 0032 Signifikan
6
Manfaat yang dicari
dengan jumlah keluarga
9258 1551 8 005 0321 Tidak Signifikan
7 Manfaat yang dicari
dengan pendidikan 8728 2103 12 005 0726 Tidak Signifikan
8 Manfaat yang dicari
dengan Negara Asal 40903 4134 28 005 0055 Tidak Signifikan
9 Manfaat yang dicari
dengan motivasi 24548 3642 20 005 0219
Tidak
Signifikan
Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan
Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan antara tujuh
variabel demografi satu variabel geografi dan satu variabel psikografi dengan manfaat yang dicari
Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung dengan Chi-Square
tabel serta tingkat signifikan yang dicapai terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu
Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel berpengaruh signifikan dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (10218gt949) dengan tingkat signifikan
0037lt005 yang membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang
untuk menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka
Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari pada
sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551) dengan tingkat signifikan
0032lt005
124
BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA
PARIWISATA DAN PERHOTELAN
151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua Variabel
Analisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah
analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh
dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasipengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i =
1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah
hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y
umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan
a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal (memprediksi) rata-
rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung
(dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas
(independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X) b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan
variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan
variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan Y dapat
dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak
berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila
tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut
152 Cara Penerapan Garis Regresi Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam
diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square)
maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut
memiliki persamaan
Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut
dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-
efisien regresi
Yi = a+bX
125
153 Koefisien Korelasi Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil
perkalian XlsquoYlsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya
dengan pembagi n Jika Xlsquo dan Ylsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka
akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut
Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing
disebut Product Moment Co-efficient of Correlation
Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi
r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)
Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga +1 Jika r = 0
atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak
terdapat hubungan sama sekali
154 Uji Hipotesi T-test Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan
membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara
kebetulan Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-
test
Keterangan
T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi
n = jumlah data
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut
a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)
Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam
penelitian ini adalah sebesar 95 c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan
Atau
126
dimana df = degree of freedom
n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas
d) Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima bila tHitung tTabel
Ho ditolak bila tHitung gt tTabel
Keputusan thitung dibandingkan ttabel apabila thitung lebih besar dengan ttabel
nilai maka keputusan menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife (Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil dengan nilai ttabel maka keputusan menerima hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis
alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)
Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah Hotel
Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total
Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)
Janlsquo05 1100000 1555000 529600000
Feblsquo05 1215000 1578000 701455118
Marlsquo05 1280000 1943000 727650753
Aprlsquo05 1700000 3856000 924567966
Meilsquo05 1795000 4157000 942012397
Junlsquo05 1800000 4750000 957789113
Jullsquo05 1960000 5353000 1121749036
Agulsquo05 1967000 5600000 1135892433
Seplsquo05 2050000 5695000 115800000
Oktlsquo05 7950000 9560000 1677234986
Novlsquo05 7564000 9542000 1555169000
Deslsquo05 6785000 9500000 1554169500
Janlsquo06 4650000 8250000 1432555789
Feblsquo06 4710000 8300000 1436199045
Marlsquo06 4777000 8450000 1444768309
Aprlsquo06 3125000 6400000 1251315000
Meilsquo06 3200000 6450000 1256857077
Junlsquo06 3250000 6500000 1263349700
Jullsquo06 1285000 2254000 777987098
Agulsquo06 1300000 2350000 798960396
Seplsquo06 1352000 2400000 798999015
Oktlsquo06 1830000 4845000 983987567
Novlsquo06 1845000 4870000 994500000
Deslsquo06 1850000 4899000 999440000
Janlsquo07 2170000 5700000 1200889765
Feblsquo07 2185000 5750000 1214073785
Marlsquo07 2430000 5770000 1222234777
Aprlsquo07 3550000 6700000 1267435000
Meilsquo07 3570000 7230000 1268689160
Junlsquo07 3665000 7250000 1278266099
127
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp)
Jullsquo07 4860000 8465000 1445748500
Agulsquo07 5200000 8560000 1454999810
Seplsquo07 5445000 9100000 1456888071
Oktlsquo07 1370000 2670000 850850000
Novlsquo07 1450000 2700000 862875000
Deslsquo07 1475000 3777000 879555129
Janlsquo08 1860000 4995000 999989543
Feblsquo08 1875000 5005000 1050222897
Marlsquo08 1879000 5110000 1070366595
Aprlsquo08 2500000 5875000 1225120000
Meilsquo08 2580000 5875500 1234432987
Junlsquo08 2595000 5880000 1234897910
Jullsquo08 3694000 7430000 1288328340
Agulsquo08 3800000 7555000 1324378542
Seplsquo08 3815000 8230000 1326970123
Oktlsquo08 1477000 3785000 884899844
Novlsquo08 1500000 3785500 894064287
Deslsquo08 1655000 3800000 916300083
Janlsquo09 1888000 5200000 1083708670
Feblsquo09 1948000 5235000 1100998878
Marlsquo09 1950000 5321000 1103290695
Aprlsquo09 2685000 5900000 1240600075
Meilsquo09 2850000 6010000 1247999550
Junlsquo09 2950000 6155000 1247999660
Jullsquo09 3850000 8240000 1342789985
Agulsquo09 4312000 8245000 1373455512
Seplsquo09 4600000 8246000 1413456987
Oktlsquo09 5980000 9245000 1470799785
Novlsquo09 6000000 9444000 1533688006
Deslsquo09 6530000 9489000 1533688146
1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling
(X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan
pada bab I adalah analisis statistik dengan menggunakan program
komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut
Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig
Pendapatan (Y)
Biaya Advertising (X1)
0066 4748 0032 0498 0620
Biaya Personal Selling
(X2)
0888 106661 0950 14572 0000
R 0980 D 0960
T-Tabel 20025
Konstanta 517468298259
Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X1 + 106661X2
F ndash hitung 691773
F ndash tabel 31588
Hasil Olahan SPSS
128
2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X1) Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r)
bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya
berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199
berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara Kuta ndash Bali
3) Uji T (T-test)
Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah
1) Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara
Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -
Bali
2) Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k
DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2
Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai thitung = 0498
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah penerimaan dan penolakan Ho
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat bahwa nilai t hitung
didapat sebesar 0498 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan
demikian t hitung berada didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan
129
Ha ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya personal selling
(X2) konstan secara statistik pada (α) = 5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali
4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling (X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel
Mutiara Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r) dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0888 Karena koefisien
korelasi r bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r)
menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada
diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara parsial biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif yang sangat kuat dengan total pendapatan
(Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
5) Uji T (T test)
Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan
antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara
biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k
DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2
Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai t = 14572
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 43 daerah
penerimaan dan penolakan Ho
130
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan T tabel sebesar 20025 dengan
demikian T hitung berada didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh secara
parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
6) Analisis Kerelasi Berganda
Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara
biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda
berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh
koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya
advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
7) Analisis Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya
personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus
D = R2 x 100
Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain
8) Uji F (F-test)
Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun
langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara biaya advertising dan biaya personal
131
selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara
Kuta - Bali Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan
signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel
Mutiara Kuta - Bali
Menentukan tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 =
2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila F hitung le F tabel
Ho ditolak bila F hitung gt F tabel
Menghitung Nilai F
R2 k - 1
Fh = (1 ndash R2) (n ndash k)
Dimana R = Koefisien korelasi berganda
Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data
k = Banyaknya variabel
1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F=
691773 5
Penarikan kesimpulan uji Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan
hipotesis dengan uji F
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F
`
132
Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa nilai F hitung
didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini
berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
9) Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan
analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut
Y = a + b1X1 + b2X2
Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai berikut
Y = 517468298 259 + 4748X1 + 106661X2
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
b1 Koefisien regresi X1 = 4748 hal ini berarti pendapatan akan berubah rata-rata sebesar 4748 bila biaya advertising berubah
sebesar satu satuan dengan asumsi biaya personal selling tidak
berubah b2 Koefisien regresi X2 = 106661 berarti pendapatan akan
berubah rata-rata sebesar 106661 bila biaya personal selling berubah sebesar satu satuan dengan asumsi biaya advertising
tidak berubah
Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1) berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara
biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah signifikan
10) Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi
parsial (r) biaya advertising (X1) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan
Y=517468298259+4748X1+4748X1 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan
sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau
sebaliknya b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r) biaya personal selling
133
(X2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui persamaan regresi
diperoleh Y=517468298259+106661X2 dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan
kenaikan sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya
c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya personal selling (X2) terhadap total
pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien
korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X1) dan biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak di teliti Secara simultan biaya advertising (X1) dan biaya personal
selling (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali
134
BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI
PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA
161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis
melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu membuat eksekutif
perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak
perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu
ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement
system) that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into action It provides feedback around both the internal business processes and external outcomes in order to continuously improve strategic performance and results When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecardorg)
Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan
mendukung strategi perusahaan di seluruh organisasi Balanced Scorecard
menurut Kaplan dan Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat
ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis
162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard
Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang diperlukan
untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi
perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor
pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi
dan strategi perusahaan dapat dilihat pada gambar 161
135
Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard Sumber Kaplan dan Norton (2000)
163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard
memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-
sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses
bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan
visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran
keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai
sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan
sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal
1631 Perspektif Keuangan
Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif
keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang
telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap
ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan
a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi
manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial
Proses Internal
Keuangan
Pelanggan Visi dan Strategi
Pembelajaran dan Pertumbuhan
136
yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi
Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan serta memberikan
gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar
Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca
rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang
mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas
Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen
untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan
b) Rasio Likuiditas Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas
perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut
(1) Current ratio Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang
lancar Adapun formulasinya sebagai berikut
(2) Quick Ratio
Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan
persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah sebagai berikut
c) Ratio Solvabilitas
Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila
sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang
Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka
perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan
137
tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan
tersebut dalam keadaan insolvable
d) Cara Mengukur Solvabilitas
1 Total debt to asset Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan
jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad
Husnan2002563)
2 Total debt to equity Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya
e) Cara meningkatkan solvabilitas Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi
dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini penambahan
aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri (2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan
menambah modal sendiri Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan
mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan
modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang
f) Rasio Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan
datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu
Kemudian membandingkan dengan tingkat suku bunga pada tahun itu
g) Rasio profitabilitas Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas
Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal
sendiridiukur sebagai berikut
138
1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam mewujudkan
tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan
pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai
kinerja keuangan jangka panjang yang baik Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan
identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar
merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)
a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok
(Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti
Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar
tertentu yang dikuasai oleh perusahaan
Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa
banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru
Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur
seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-
pelanggan lama
Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan
merasa puas terhadap layanan perusahaan
Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur seberapa besar
keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para pelanggan
2) Kelompok Penunjang
Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu)
Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif
tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh
pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan
kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi
Hubungan dengan pelanggan
Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas
perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan
oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan
Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-produknya dimata
para pelanggannya dan masyarakat konsumen
Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan terdiri atas
139
Bukti langsungDirect Evidence
KeandalanCapability
JaminanGuaranty
Daya TanggapAttention
EmpatiTrust b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan
Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya Jadi
tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga
taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan contoh Restoran A
menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di
beli 2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka
akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang
disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-
bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan
bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan 3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh
Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut
berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga
yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani
pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih
1633 Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana
perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan
pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari
awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan
purna jual
a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses
tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu
Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ―gelombang penciptaan nilai
dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen
yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran
pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa
140
sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki
informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan
Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan
berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan
menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu
restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas
restoran tersebut bagi pelanggan
1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan
pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan
infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya
Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem
dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan
investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)
1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan
perusahaan perlu melakukan survei secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan
pengakuan akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan Produktivitas kerja
merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam menilai
produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus
menerus Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga pengukuran sebagai faktor
pendorong pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu
Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan menyatakan bahwa
moral karyawan dan kepuasan kerja berpengaruh bagi peningkatan
produktivitas daya tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh
karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan
pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan
Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin
para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan
yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya
Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak
keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi
141
proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah
membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut
2) Kemampuan Sistem Informasi Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan
mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan
waktu lama untuk mendapat informasi tersebut
1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan
Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu
1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu dengan cara meminta individu untuk menjawab semua pertanyaan kemudian responden
memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak
puas 2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali
semua unsure utama kerja dan menanyakan perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan
untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan menurut Herzberg
(2002) yaitu 1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang terkandung dalam
pekerjaan itu sendiri atau disebut juga aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas B Recognition yaitu penghargaan
C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri
D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk mengembangkan diri
F Advancement yaitu kesempatan untuk maju
2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di sekitar
pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik karyawan Termasuk di dalamnya yaitu a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi
c) Company policy and administration yaitu kebijakan perusahaan dan
pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan
e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja
Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja
1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan
Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi
terhadap perbaikan laba atau tidak Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets
142
to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas
modal sendiri
Current Ratio
Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti
kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi
10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan
masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067
dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010
Tahun
Current Ratio
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik
2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik
2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik
2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik
2010 11348 10433 - 11251 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10842
S 4086
X ndash S 10433
X + S 11251
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio
berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan
perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio
historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun
tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya
pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan
2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah
antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas
Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar
yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap
Quick Ratio
Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain
persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek
143
sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100
Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597
10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut
Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis
Hasil
2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik
2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik
2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik
2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik
2010 10977 10101 - 10885 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10493
S 3924
X ndash S 10101
X + S 10885
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan
perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio
historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan
kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir
menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran
Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan
bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010
rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi
dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977
Total Asset to total Debt
Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp 051 Di tahun berikutnya
2007 2008 2009 dan 2010 mengalami penurunan sebesar 5082 4955 4857 dan 5018 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar
Rp 050 Rp 049 Rp 048 dan Rp 050 Penilaian perspektif keuangan dari Total Debt to Total Asset Restoran
Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Total Asset to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Total Asset to
Total Debt
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 5153 4899 - 5127 Baik
2007 5082 4899 - 5127 Cukup Baik
2008 4955 4899 - 5127 Cukup Baik
144
2009 4857 4899 - 5127 Kurang Baik
2010 5018 4899 - 5127 Cukup Baik
Rasio rata-rata ( X ) 5013
S 114
X - S 4899
X + S 5127
Dari hasil perhitungan Total Asset to total debt tahun 2006 ndash 2010
diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 4899 - 5127 Kinerja
perspektif keuangan berdasarkan total asset to total debt di tahun 2006 adalah baik karena berada diatas standar rasio historis yaitu 5153 Dan
pada tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5082 dan 4955 Namun pada tahun 2009
kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 4857 ini
disebabkan karena jumlah hutang jangka panjang yang besarnya tidak seimbang dengan besarnya aktiva lancar pada tahun tersebut Pada tahun
2010 kinerja perspektif keuangan berdasarkan Total asset to total debt
adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 5018
Total Equity to Total Debt
Total Equity to Total Debt di tahun 2006 sebesar 10632 berarti
bahwa modal sebesar Rp 106 menjamin hutang sebesar Rp 1- Di tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami penurunan menjadi 10334 9824 dan
9446 berarti hutang sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2007
2008 dan 2009 sebesar Rp 103 Rp 098 dan Rp 094 Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2010 menjadi 10075 berarti hutang
sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva di tahun 2010 sebesar Rp 100 Penilaian perspektif keuangan dari Total Equity to Total Debt Restoran
Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Total Equity to Total Debt Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Total Equity to
Total Debt
Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 10632 9605 - 10519 Baik
2007 10334 9605 - 10519 Cukup Baik
2008 9824 9605 - 10519 Cukup Baik
2009 9446 9605 - 10519 Kurang Baik
2010 10075 9605 - 10519 Cukup Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10062
S 457
X ndash S 9605
X + S 10519
Dan hasil perhitungan Total equity to total debt tahun 2006 ndash 2010
diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 9605 - 10519 Kinerja perspektif keuangan berdasarkan perhitungan Total equity to total debt di
tahun 2006 adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 10632 Tahun 2007 dan 2008 adalah cukup baik karena berada diantara
standar rasio historis yaitu 10334 dan 9824 Namun pada tahun 2009
hasil perhitungan Total equity to total debt adalah kurang baik karena berada
145
di bawah standar rasio historis yaitu 9446 hal ini disebabkan karena
perbandingan antara hutang perusahaa dan modal sendiri yang tidak seimbang pada tahun tersebut Pada tahun 2010 hasil perhitungan Total
equity to total debt kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 10075
Rentabilitas Ekonomi
Rasio rentabilitas ekonomi pada tahun 2006 sebesar 3487 berarti
dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 034 Di tahun 2007 rentabilitas ekonomi mengalami penurunan menjadi 2957 berarti
dengan modal Rp 1- mampu menghasilkan laba sebesar Rp 029 Dan
kembali mengalami peningkatan pada tahun 2008 2009 dan 2010 menjadi 3750 4137 dan 4327 berarti modal sebesar Rp 1- mampu
menghasilkan laba sebesar Rp 037 Rp 041 dan Rp 043
Penilaian perspektif keuangan dari Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Rentabilitas Ekonomi Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun RE Standar Rasio Historis
Hasil
2006 3487 3189 - 4275 Cukup Baik
2007 2957 3189 - 4275 Kurang Baik
2008 3750 3189 - 4275 Cukup Baik
2009 4137 3189 - 4275 Cukup Baik
2010 4327 3189 - 4275 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 3732
S 543
X ndash S 3189
X + S 4275
Dari hasil perhitungan rentabilitas ekonomi tahun 2006 ndash 2010 di peroleh standar rasio historis yaitu sebesar 3189 - 4275 Tahun 2006 hasil
penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3487 Di
tahun 2007 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas
ekonomi adalah kurang baik karena berada di bawah standar rasio historis yaitu 2957 hal ini disebabkan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba
sehingga tingkat prospektif Restoran Sedap menurun inipun terjadi karena adanya penurunan tingkat suku bunga pada tahun tersebut Di tahun 2008
dan 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi kembali cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu
3750 dan 4137 Dan pada tahun 2010 hasil penilaian perspektif keuangan
ditinjau dari rasio rentabilitas ekonomi adalah baik karena berada di atas standar rasio historis yaitu 4327
Profitabilitas
Rasio profitabilitas pada tahun 2006 sebesar 3124 berarti dengan modal
Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 031 Tahun 2007 rasio profitabilitas menurun menjadi 2645 berarti dengan modal Rp 1-
menghasilkan laba bersih stelah pajak sebesar Rp 026 Dan pada tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 2889 dan 3222 berarti dengan modal Rp 1-
146
menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 028 dan Rp 032 Namun
pada tahun 2010 rasio profitabilitas kembali menurun menjadi 2574 berarti dengan modal Rp 1- menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 025
Penilaian perspektif keuangan dari Profitabilitas Restoran Sedap dapat dilihat pada table berikut ini
Penilaian Profitabilitas Restoran Sedap Periode 2005 ndash 2009
Tahun Profitabilitas Standar Rasio
Historis
Hasil
2006 3124 2606 - 3176 Cukup Baik
2007 2645 2606 - 3176 Cukup Baik
2008 2889 2606 - 3176 Cukup Baik
2009 3222 2606 - 3176 Baik
2010 2574 2606 - 3176 Kurang Baik
Rasio rata-rata ( X ) 2891
S 285
X - S 2606
X + S 3176
Dari hasil perhitungan Profitabilitas tahun 2006 ndash 2010 diperoleh standar rasio historis yaitu sebesar 2606 - 3176 Pada tahun 2006 2007 dan 2008
hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah cukup baik karena berada diantara standar rasio historis yaitu 3124
2645 dan 2889 Dan di tahun 2009 hasil penilaian perspektif keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas adalah baik karena berada di atas standar rasio
historis yaitu 3222 Namun di tahun 2010 hasil penilaian perspektif
keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas menjadi kurang baik karena berada dibawah standar rasio historis yaitu 2574 hal ini disebabkan karena adanya
penurunan laba bersih yang tidak seimbang dengan modal perusahaan
2) Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan Kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan diukur dengan
menggunakan tolak ukur kepuasan pelanggan karena terkait dengan tujuan perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar Dengan memuaskan pelanggan
perusahaan dapat mempertahankan pelanggan yang telah ada dan
meningkatkan jumlah pelanggan Hal ini terjadi karena adanya promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh pelanggan lama kepada orang ndash orang
disekitar mereka Pada Guest Comment card Restoran Gusti SedapBali rata ndash rata menyebutkan bahwa mereka akan merekomendasikan Restoran Sedap
kepada kerabat dan keluarga mereka Meningkatnya jumlah pelanggan ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan sehingga kinerja
keuangan perusahaan akan meningkat
Pengolahan data kepuasan pelanggan sebelumnya dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data terlebih dahulu Berdasarkan data maka dapat
dilihat bahwa hasil penelitian valid dan reliable karena hasil korelasi tiap faktor positif serta alpha cronbach lebih dari 06
Selanjutnya penghitungan daerah nilai (score range) Tujuan
dihitungannya daerah nilai (score range) supaya internal nilai bisa dihitung Berdasarkan data maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah 080
dan dari hasil tersebut dapat dilakukan penghitungan terhadap interval nilai Dari penghitungan yang dilakukan besarnya interval nilai yang diperoleh
adalah sebesar 016 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan
147
besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan pelanggan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh mengenai tingkat kepuasan pelanggan Restoran Sedap dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Pelanggan Dimensi Indeks Kepuasan
Pelanggan
Hasil kinerja
perspektif Pelanggan
Bukti Langsung Direct Evidence
(0232) Baik
Keandalan Capability (0160) Sangat Baik
Jaminan Guarantee 0205) Baik
Daya Tanggap Attention (0278) Baik
Empati Trust (0170) Baik
Rata - rata (021) Baik
Indeks kepuasan pelanggan untuk bukti langsung sebesar -0232
berada pada interval -032 le IKP lt -016 yang berarti pelanggan puas Untnuk
keandalan indeks kepuasan pelanggan berada pada interval -016 le IKP le 0 hal ini berarti pelanggan sangat puas atas dimensi ini Sedangkan untuk dimensi
jaminan daya tanggap dan empati masingndashmasing pada angka -020 -027 dan -017 berada pada interval -032 le iKP lt -016 yang berarti pelanggan puas
Secara keseluruhan indeks kepuasan pelanggan rata ndash rata adalah sebesar -021 yang berada pada interval -032le IKPlt -016 ini berarti bahwa pelanggan
puas terhadap kualitas pelayanan jasa yang disediakan oleh Sy Garden Legian Bali Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja Restoran Sedap yang diteliti
selama kurun waktu agustus 2010 ndash oktober 2010 adalah baik
Kinerja Restoran Sedap perspektif pelanggan dirasa tidak optimal karena hanya berada dalam interval baik Hal ini dipengaruhi oleh cukup
banyaknya komplain dari tamu yang mengeluhkan adanya beberapa keributan yang terjadi di Restoran Sedap Tamu menganggap bahwa keributan yang
terjadi kesalahan dari pihak Restoran Sedap yang tidak tanggap dalam mengantisipasi hal ini dan menyebabkan para pengunjung terganggu dengan
keributan tersebut
3) Penilaian Kinerja Perspektif Bisnis Internal
Dalam memberikan pelayanan terhadap tamu Restoran Gusti SedapHotel menerapkan standar waktu dalam tiap proses pelayanannya Semua
pelayanan yang di berikan untuk memenuhi kebutuhan tamu yang sudah tersedia di Restoran Sedap di berikan standar waktu penyelesaian adalah tidak
lebih dari 5 menit Sedangkan jika kebutuhan tamu yang membutuhkan sebuah proses memasak seperti sebuah makanan maka memerlukan waktu yang lebih
banyak namun standar waktu penyelesaian yang di berikan tidak lebih dari 30
menit Waktu pelayanan bersifat fleksibel tergantung dari jenis kebutuhan tamu
Penilaian perspektif ini dapat juga dilihat dari restoran dan bar yang telah menerapkan online system untuk memproses segala transaksi yang terjadi
di Restoran Gusti SedapBali seperti memproses tagiha tamu selama mereka bertransaksi di area Restoran Sedap Sistem ini sudah di fungsikan dengan
seharusnya maka pengecekan tagihan ke masing-masing outlet tidak diperlukan lagi Jika dalam pemenuhan kebutuhan tamu tersebut melebihi dari
148
standar waktu yang ditentukan maka tamu berhak mendapat kompensasi
tertentu Melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manejemen Restoran
Sedap dan melihat hasil kuesioner mengenai kepuasan pelanggan dimana hasil jawaban tamu menunjukan bahwa tamu sangat puas terhadap pelayanan yang
di berikan Dari hasil tersebut maka diketahui bahwa manufacturing cycle efficiency (MCE) adalah sama dengan satu Ini berarti bahwa pelayanan yang
diterima pelanggan tidak pernah melebihi standar waktu yyang telah ditentukan dengan kualitas pelayanan yang sesuai dengan standar Restoran
Gusti SedapBali
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan tolak ukur tingkat
produktivitas karyawan dan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Tingkat produktivitas karyawan yang dinilai adalah untuk tahun 2006-2010 Sedangkan
untuk tolak ukur tingkat kepuasan karyawan digunakan untuk menilai kinerja
dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap yang diukur selama periode agustus 2010 ndash oktober 2010
Produktivitas Karyawan
Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap
untuk tahun 2006-2010 diukur berdasarkan tingkat produktivitas karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Restoran Sedap per 31 Desember 2006 ndash
2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini
Perkembangan Tingkat Produktivitas Karyawan Pada Restoran Sedap
tahun 2006 ndash 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Restoran Sedap mengalami fluktuasi yang
tidak terlalu signifikan jumlah karyawan pada tahun 2006 dan 2007 yang tidak berubah membuat penurunan produktivitas sebesar 542 Namun pada tahun
2008 kenaikan jumlah karyawan sebesar 8 orang karyawan memberikan dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 354 Pada tahun 2009-2010
kenaikan jumlah karyawan yang masing-masing 4 dan 3 orang memberikan
dampak kenaikan produktivitas yakni sebesar 131 dan 062 ini disebabkan karena besarnya pendapatan yang di peroleh dari penjualan food and beverages
di Restoran Sedap
5) Kepuasan Karyawan Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan Indeks
Kepuasan Karyawan yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
Tahun Pendapatan (Rp) Karyawan Produktivitas
(Rp)
Perkembanagan
Rupiah
2006 1957043060 53 36925341 - -
2007 1850928646 53 34923182 (2002159) (542)
2008 2205780223 61 36160332 1237150 354
2009 2418006552 66 36636463 476131 131
2010 2543697588 69 36865182 228716 062
149
karyawan Restoran Sedap Karyawan yang dijadikan responden dalam
penelitian ini adalah karyawan tetap Restoran Sedap Seperti halnya dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dalam
menentukan tingkat kepuasan karyawan sebelumnya juga dilakukan uji validitas dan reliabilitas Hasil penghitungan dapat dilihat pada lampiran 22 dan
lampiran 23 Penghitungan terhadap daerah nilai (score range) memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghitung interval nilai Berdasarkan data pada
lampiran 24 sampai dengan lampiran 26 maka dapat dihitung besarnya daerah
nilai dan berdasarkan penghitungan yang dilakukan maka hasil yang diperoleh untuk daerah nilai adalah sebesar 04 dan besarnya interval nilai yang diperoleh
adalah sebesar 004 Hasil ini nantinya akan digunakan untuk menentukan besarnya nilai dari rentang nilai yang digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan karyawan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan maka hasil yang diperoleh
mengenai tingkat kepuasan karyawan Restoran Sedap dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel Pengolahan Data Kepuasan Karyawan
Dimensi Indeks Kepuasan
Karyawan
Hasil kinerja perspektif
Karyawan
Pencapaian (0295) Cukup Baik
Penghargaan (0444) Sangat Tidak Baik
Pekerjaan (0307) Cukup Baik
Tanggung Jawab (0272) Cukup Baik
Pengembangan Diri (0316) Cukup Baik
Tempat Kerja (0330) Tidak Baik
Hubungan antar pribadi (0319) Cukup Baik
Kebijakan Perusahaan (0271) Baik
Pengawasan Supervisi (0262) Baik
Keamanan Kerja (0273) Baik
Rata ndash rata (031) Cukup Baik
Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) untuk dimensi pencapaian sebesar -
0295 yang berada pada interval -032 le IKK lt -028 yang berarti karyawan
cukup puas terhadap dimensi tersebut Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya beberapa karyawan yang pada saat melamar pekerjaan mereka melamar
di departemen A namun pada kenyataannya setelah diterima bekerja dialihkan ke departemen B yang dinilai perusahaan lebih membutuhkan Hal ini berlaku
juga pada dimensi pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi yang berada pada nilai atau rentangan interval -032 le
IKK lt -028 yaitu karyawan cukup puas dengan pekerjaan tanggung jawab pengembangan diri dan hubungan antar pribadi mereka
Sedangkan untuk dimensi penghargaan IKK ada pada nilai -0444 yaitu
pada interval IKK lt -036 yang berarti karyawan sangat tidak puas dengan ganjaran maupun penghargaan yang diberikan kepada karyawan Tingkat
kompensasi yang tidak sesuai dengan pekerjaan karyawan serta tidak adanya penghargaan atas prestasi dalam bekerja merupakan salah satu penyebab
buruknya kinerja Restoran Sedap di dimensi ini Hal ini diperkuat oleh
150
banyaknya keluhan ndash keluhan responden mengenai tingkat apresiasi
perusahaan kepada karyawan Untuk dimensi tempat kerja IKK berada pada interval -036 le IKK lt -032
yaitu sebesar -033 Fasilitas dan tempat kerja terutama pada food and cake shop yang outletnya terasa sempit dan tidak nyaman bagi para karyawan Selain
itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak dan penuh dengan barang ndash barang keperluan office Fasilitas
kerja juga kebanyakan merupakan peralatan lama yang sudah sebaiknya diganti namun tetap dipaksakan untuk dipakai sehingga pada saat operasional
peralatan kerja seringkali tidak dapat berfungsi dengan baik
Dimensi ndash dimensi berikutnya yaitu dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervisi dan keamanan kerja berada pada nilai -0271 -0262
dan -0273 yaitu pada interval -028 le IKK lt -024 Karyawan Restoran Sedap puas atas kebijakan perusahaan yang diterapkan pengawasan supervisi yaitu
adanya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan serta adanya keterbukaan antar atasan dan bawahan dan juga jaminan keselamatan kerja
dan adanya tempat dan waktu istirahat yang dinilai memadai oleh para
karyawan Restoran Sedap Secara menyeluruh Indeks Kepuasan Karyawan Restoran Sedap untuk
kesepuluh dimensi yang diukur berada pada nilai -031 yang berarti karyawan merasa cukup puas selama bekerja di Restoran Sedap Hal ini menunjukan
kinerja Restoran Sedap dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan tolak ukur kepuasan karyawan adalah cukup baik
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa
1 Kinerja Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard pada perspektif keuangan adalah dengan mengunakan beberapa rasio keuangan seperti Current ratio Quick Ratio Total Asset to Total Debt Total Equity to Total Debt Rentabilitas Ekonomi Dan Ratio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran Sedap lima tahun terakhir dalam keadaan yang cukup
baik Hal ini dapat dilihat dari setiap perhitungan rasio jangka waktu lima tahun hanya terdapat satu tahun dimana setiap rasio terjadi penurunan
kinerja keuangan penurunan tersebut terjadi di tahun yang berbeda-beda yaitu Current ratio Quick Ratio dan Rentabilitas ekonomi pada tahun 2006
Total Asset to Total Debt dan Total Equity to Total Debt pada tahun 2008 dan
Ratio Profitabilitas pada tahun 2009 2 Kinerja Restoran Sedap dari perspektif pelanggan dari segi kepuasan
pelanggan adalah baik Berdasarkan survey terhadap 70 orang pelanggan yang dilakukan dari agustus 2008 ndash oktober 2008 menunjukan bahwa
kinerja perusahaan dari dimensi kepuasan pelanggan yaitu bukti langsung jaminan daya tanggap dan empati adalah baik Sedangkan dari dimensi
keandalan adalah sangat baik
3 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif proses bisnis internal dinilai dari efisiensi waktu proses pelayanan kebutuhan tamu maka diperoleh hasil
yang efisien yang ditunjukkan oleh hasil Manufacturing cycle efficiency (MCE) sebesar 1 (satu) Efisiensi ini dapat tercapai sepanjang asumsi yang
disyaratkan terpenuhi yaitu bahwa waktu proses pelayanan yang dilakukan tanpa mengurangi kualitas telah memberikan kepuasan kepada tamu
151
4 Kinerja Restoran Sedap pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dari tahun 2005 ndash 2009 adalah sebagai berikut
a Dilihat dari produktivitas karyawan Restoran Sedap menetapkan target
produktivitas per karyawan adalah Rp 35000000 per orang Kinerja Restoran Sedap tahun 2005 menghasilkan pendapatan sebesar Rp
36925341 per orang Pada tahun 2006 produktivitas karyawan mengalami penurunan menjadi Rp 34923182 per orang Sedangkan
pada tahun 2007 2008 dan 2009 produktivitas karyawan kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 36160332 per orang Rp
36636463 per orang dan Rp 36865182 per orang Dilihat dari jangkka
waktu liima tahun hanya pada tahun 2005 produktivitas karyawan tidak mencapai target produktivitas karyawan
b Dilihat dari segi kepuasan karyawan kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah tidak baik berdasarkan survey terhadap 70
orang karyawan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari dimensi pencapaian pekerjaan tanggung jawab
pengembangan diri dan hubungan antar pribadi adalah cukup baik
Dimensi kebijakan perusahaan pengawasan supervise dan keamanan kerja adalah baik Sedangkan untuk dimensi penghargaan adalah sangat
tidak baik karena karyawan tidak diberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi karyawan ini adalah salah satu penyebab kenapa
dimensi ini sangat tidak baik Untuk dimensi tempat kerja adalahh tidak baik karena kondisi tempat kerja yang sempit terutama pada food and
cake shop outlet Selain itu ruangan back office yang sempit dan tidak luas menyebabkan ruangan kerja terkesan sesak
5 Dilihat dari empat prespektif ini dapat disimpulakan bahwa kinerja
Restoran Sedap ditinjau dengan mengunakan metode Balanced Scorecard dalan jangka waktu lima tahun adalah dalam keadaan baik Namun pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu di tingkatkan terutama untuk dimensi penghargaan ini agar karyawan lebih termotivasi
untuk bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas karyawan apabila produktivitas karyawan meningkat otomatis perspektif keuangan
pun akan meningkat dan perspektif-perspektif yang lain pun akan
meningkat dengan sendirinya ini pun akan menjadi keuntungan bagi Restoran Sedap
152
BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN
LAPORAN
171 Tata Cara Penulisan Usulan Usulan penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal bagian utama dan
bagian akhir
1711 Bagian Awal terdiri dari
1) Halaman Judul
a) Judul penelitian dibuat singkat jelas dan menunjukkan masalah yang diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam
(judul mencerminkan inti dari karya tulis tersebut dan judul yang berbahasa asing ditulis miring)
b) Di bawah judul ditulis maksud penulisan usulan penelitian untuk
menyusun skripsi S1 c) Lambang Universitas
d) Tulisan ―Diajukan oleh di bawah lambang berisi Nama mahasiswa ditulis lengkap sesuai dengan ijazah terakhir dan di bawah nama dicantumkan
nomor induk mahasiswa e) Nama konsentrasi dan lembaga yaitu konsentrasi (Manajemen
Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)
f) Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan tahun di bawah Kota
2) Halaman Persetujuan Halaman ini berisi persetujuan dari dosen mata kuliah dosen
pendamping seminar dan diketahui oleh ketua program studi lengkap dengan tanda tangan serta tanggal persetujuan
1712 Bagian Utama
1) Pendahuluan
Pada pendahuluan disajikan Latar Belakang masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
(1) Latar Belakang Masalah
Merupakan landasan pemikiran secara garis besar baik secara teoritis dan atau fakta serta pengamatan yang menimbulkan minat untuk dilakukan
penelitian Dengan demikian latar belakang berfungsi sebagai informasi yang
relevan untuk membantu pokok permasalahan justifikasi penelitian dan berangkat dari hal yang bersifat umum kepada hal yang lebih khusus sehingga
setelah membaca latar belakang masalah pembaca dapat menduga pokok masalah yang akan diteliti Pada penelitian tertentu Latar belakang juga
mendeskripsikan perbedaan atau kesenjangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang terjadi (kenyataan)
153
(2) Rumusan Masalah
Rumusan Masalah adalah pernyataan tentang keadaan fenomena dan konsep yang memerlukan pemecahan dan atau memerlukan jawaban melalui
suatu penelitian dan pemikiran mendalam dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan alat analisis yang tepat dan relevan Rumusan masalah yang
baik mempunyai ciri-ciri
Mempunyai nilai keaslian dan atau kejelasan sumber
Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan penelitian
Merupakan hal penting sehingga patut untuk diteliti
Memberikan implikasi untuk kemungkinan pengkajian secara empiris
Dapat diukur dengan alat penelitian
Layak (feasible) untuk dilaksanakan dalam arti didukung data primer dan atau data sekunder yang memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat
dipertanggungjawabkan
Sesuai dengan program studi dan konsentrasi yang dipilih (Manajemen
Perhotelan Manajemen Bisnis Pariwisata Manajemen Keuangan)
Berbentuk kalimat tanya
(3) Tujuan Penelitian Dalam bagian ini disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai
sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan dan biasanya berbentuk kalimat pernyataan
(4) Manfaat Penelitian
Dalam bagian ini disebutkan manfaat penelitian bagi khasanah ilmu
pengetahuan dan perumusan kebijakan (―untuk apa bukan ―untuk siapa)
2) Kajian Pustaka Pada kajian pustaka disajikan landasan teori penelitian sebelumnya dan
hipotesis (jika ada) Jumlah pustaka yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal 10 pustaka (termasuk minimal 5 jurnal nasional maupun
internasional buku majalah ilmiah dan sumber lain yang dapat dipercaya) dengan ketentuan pustaka tersebut merupakan terbitan terbaruedisi terbaru
(minimal sepuluh tahun terakhir) dan jika lebih dari sepuluh tahun harus
memiliki nilai kebaruan (muktahir atau langka)
(1) Landasan Teori Pada bagian ini dijabarkan landasan teori dan argumentasi-
argumentasi (konsep teori) sebagai alternatif jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian serta merumuskan hipotesis (kalau ada) yang
diambil dari jurnal (paling diutamakan) buku teks majalah ilmiah dan
sumber lain yang dapat dipercaya secara ilmiah Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif dan atau model yang langsung berkaitan
dengan penelitian
(2) Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini diuraikan secara sistematis tentang hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan Pada penyajian ini hendaknya
ditunjukkan bahwa permasalahan yang diteliti belum terjawab belum
terpecahkan secara memuaskan dan atau penelitian yang sama diterapkan dalam dimensi waktu serta tempat yang berbeda Fakta-fakta
154
dan data yang dikemukakan harus diambil dari sumber aslinya Jumlah
penelitian sebelumnya yang ditampilkan minimal tiga penelitian yang relevan baik relevan tema penelitian dan atau alat analisis yang
digunakan Format penulisannya sama seperti kutipan alenia tanpa nomor
(2) Hipotesis (jika ada)
Hipotesis merupakan jawaban sementara masalah yang diteliti Hipotesis berbentuk pernyataan singkat yang disimpulkan oleh peneliti
dari tinjauan pustaka dan telaah hasil penelitian sebelumnya oleh
karena itu masih harus dibuktikan kebenarannya Format penulisannya seperti kutipan alenia tanpa nomor
3) Metode Penelitian
Bagian ini memuat
(1) Lokasi dan Objek Penelitian
Menjelaskan lokasi dan objek tempat penelitian dalam pengambilan data (perusahaan hotel dan lainya) untuk proses
penelitian
(2) Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel adalah bentuk
operasional dari variable-variabel yang digunakan biasanya berisi definisi konseptual indikator yang digunakan harus terukur Mengidentifikasi
variabel-variabel yang diikutsertakan dalam penelitian
(3) Jenis dan Sumber Data
Menjelaskan jenis-jenis dan sumber-sumber data yang digunakan di dalam penelitian
(4) Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel adalah teknik penentuan jumlah sampel
dan prosedurnya Metode penentuan sampel dikenal juga dengan istilah
teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling
(5) Metode Pengumpulan Data
Menjelaskan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada lokasi penelitian terhadap obyek yang diteliti pada penelitian Pada
umumnya ada beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara
pengamatan langsung penyebaran angket dokumentasi dan sebagainya
(6) Teknik Analisis Menjelaskan teknik yang digunakan untuk menjawab rumusan
permasalahan dan tujuan penelitian Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian yang diusulkan Teknik analisis
yang digunakan bisa berbentuk analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif
155
1713 Bagian Akhir
Pada bagian ini memuat daftar pustaka
172 Tata Cara Penulisan Skripsi 1721 Umum
Definisi Skripsi Skripsi adalah karya ilmiah tertulis yang disusun oleh
mahasiswa berdasarkan hasil penelitian dari analisis data primer dan atau data
sekunder sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Mahasiswa yang akan menyusun Tugas AkhirSkripsi mengajukan permohonan apabila telah
memenuhi persyaratan akademik dan persyaratan administrasi
Kerangka skripsi meliputi
1) Bagian awal skripsi terdiri dari
Halaman depankulit skripsi
Halaman judul
Halaman pengesahan
Surat pernyataan persetujuan publikasi ilmiah
Prakata (ucapan terimakasih)
Abstrak (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)
Daftar isi
Daftar tabel (jika ada minimal dua)
Daftar gambar (jika ada minimal dua)
Daftar lampiran (jika ada minimal dua)
2) Bagian isi skripsi terdiri dari
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Tinjauan Pustaka
Landasan teori
Penelitian sebelumnya
Hipotesis (kalau ada)
Metode Penelitian
Lokasi penelitian
Identifikasi variabel
Definisi operasional Variabel
Jenis dan sumber data
Metode penentuan sampel
Metode pengumpulan data
Teknik analisis
Hasil dan Pembahasan
Gambaran umum objek penelitian dan deskripsi hasil penelitian hellip
Pembahasan hasil penelitian
Simpulan dan Saran
Kesimpulan
Saran
Bagian akhir skripsi terdiri dari
156
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Penjelasan kerangka skripsi
Halaman depan kulit skripsi Halaman ini harus memuat judul skripsi lambang Universitas dengan
ukuran yang telah ditentukan penulis (nama dan nomor induk mahasiswa) fakultas program studi
Halaman judul
Halaman ini memuat hal yang sama dengan halaman depankulit skripsi
dengan tambahan kalimat yang menunjukkan bahwa skripsi tersebut diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana atau diploma
―program studi yang bersangkutan
Halaman pengesahan Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi ini telah disetujui oleh
pembimbing dan Ketua Program Studi yang disahkan dengan membubuhkan
tanda tangan masing-masing
Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Ilmiah Surat ini merupakan surat pernyataan dari mahasiswa bahwa skripsi ini
disetujui oleh mahasiswa untuk dipublikasikan untuk kepentingan akademis
Prakata (Ucapan Terimakasih) Berisi pernyataan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
kelancaran penulisan skripsi ini sampai mencapai bentuk yang disahkan dan
maksimal hanya 2 halaman
Abstrak Abstrak skripsi (maksimum 200 kata) adalah rangkuman (summary)
ringkas dari semua pokok pikiran yang terdapat dalam skripsi yang meliputi Judul Permasalahan Metode pemecahan masalah Hasil pemecahan masalah
dan Kesimpulan dan saran Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia masing-masing 1 (satu) halaman
Daftar isi skripsi Daftar isi harus disusun sesuai dengan urutan pada skripsi
Daftar Tabel Daftar Gambar dan Daftar Lampiran (kalau ada)
BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah rumusan masalah batasan
permasalahan (jika ada) tujuan penelitian dan manfaat penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memuat landasan teori (teori-teori yang ada hubungannya dengan judul atau permasalahan yang dibahas) penelitian sebelumnya (minimal
penelitian sepuluh tahun terakhir) dan hipotesis (kalau ada)
157
BABIII METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat cara pemecahan yang dipergunakan dalam penelitian yang tepat untuk memecahkan persoalan yang ingin diteliti Hal-hal
seperti cara pemilihan daerah penelitian (lokasi penelitian) cara pemilihan responden dan sebagainya merupakan cara dalam mencari data dan perlu
dimasukkan dalam bab ini Selanjutnya metode analisis (teknik analisis) perlu dikemukakan rinci dalam bab ini
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disampaikan gambaran umum tentang objek penelitian
dan deskripsi hasil penelitian (hasil perhitungan dengan menerapkan metode penelitian yang telah dibicarakan) dan hasil perhitungan yang diperoleh disertai
dengan bahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan
(kesimpulan harus menjawab rumusan permasalahan) sedangkan saran adalah
rekomendasi yang diberikan berdasarkan atas hasil pembahasan
DAFTAR PUSTAKA Daftar pusataka adalah daftar yang memuat semua bacaan yang
dituangkan ke dalam penelitianskripsi Penulisan mengikuti pedoman Harvard Style
LAMPIRAN Lampiran merupakan segala sesuatu yang mendukung penulisan yang
bila dimasukkan ke dalam teks dapat mengganggu konsentrasi pembaca Lampiran dapat berupa tabel perhitungan atau rumus-rumus
158
BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP
181 Kegunaan Merujuk
Menurut Leedy (1997) menerangkan bahwa suatu rujukan pustaka mempunyai kegunaan untuk (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang
serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam hal ini diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan
merancang metode penelitiannya (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai
permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi (3)
mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya (4) mengenal peneliti-peneliti
yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya-karya tulisnya yang
lain yang mungkin terkait) (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah perkembangan dan konteks ilmu
pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya (7)
membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya) dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang
sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut
Dalam penjelasan yang hampir serupa Castetter dan Heisler (1984) menerangkan bahwa rujukan pustaka mempunyai enam kegunaan yaitu (1)
mengkaji sejarah permasalahan (2) membantu pemilihan prosedur penelitian
(3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu (5) menghindari duplikasi
penelitian dan (6) menunjang perumusan permasalahan Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas maka pembahasan lebih lanjut tentang
kegunaan rujukan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam
bagian berikut ini
Kegunaan 1 Mengkaji sejarah permasalahan
Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut Pengkajian terhadap
perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang
lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (rujukan dari waktu ke waktu berkurang atau bertambah parah apa penyebabnya) Mungkin saja
rujukan seperti ini mirip dengan bagian ―Latar belakang permasalahan yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian Bedanya dalam
rujukan pustaka kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada Pengkajian
kronologis atas penelitianndashpenelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh
159
peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut Gambaran bermanfaat
terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat
Kegunaan 2 Membantu pemilihan prosedur penelitian Dalam merancang prosedur penelitian (research design) banyak
untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang
hampir serupa Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan Dengan mengetahui
kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut kemudian dapat dipilih
diadakan penyesuaian dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi
Kegunaan 3 Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan
permasalahan Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan
haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada
Pengkajian pustaka dalam hal ini akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan permasalahan Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan
teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan
Kegunaan 4 Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan rujukan pustaka
yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian yang diusulkan belum pernah dilakukan sebelumnya Pembuktian keaslian penelitian
ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah
ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau
kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur
dan hasil penelitian yang pernah ada Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan
tersebut Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut
akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi
apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah Evaluasi ini menghasilkan
penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok 1 Kelompok Pustaka Utama
(Significant literature) dan 2 Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature)
Kegunaan 5 Menghindari duplikasi penelitian
Kegunaan yang kelima ini agar tidak terjadi duplikasi penelitian sangat jelas maksudnya Masalahanya tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara
luas Dengan demikian publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting Dalam hal ini peneliti perlu mengetahui
sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan
sumber-sumber tersebut Rujukan pustaka berkaitan dengan hal ini berguna
160
untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi)
Kegunaan 6 Menunjang perumusan permasalahan
Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam) komprehe nsif dan
bersistem pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa yang tersisa yang memerlukan penelitian yang
membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya
182 Tujuan Merujuk Tujuan utama melakukan studi literature adalah 1) menemukan variable-
variabel yang akan diteliti 2) membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan
menentukan hal-hal yang perlu dilakukan 3) melakukan sintesa dan
memperoleh perspektif baru 4) menentukan makna dan hubungan antar variable
Tujuan pertama melakukan studi literatur adalah menemukan variable-variabel yang akan diteliti Pada praktiknya peneliti sering mengalami kesulitan
untuk merumuskan masalah yang layak untuk diteliti Masalah yang diteliti pada hakekatnya merupakan variable-variabel yang akan diteliti Disamping
membantu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti studi literature juga
dapat membantu peneliti dalam mendefinisikan variable baik secara konseptual ataupun secara operasional dan yang lebih penting adalah membantu dalam
mengidentifikasi adanya hubungan antar variable yang secara konseptual atupun operasional penting untuk diteliti
Tujuan kedua adalah membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi duplikasi penelitian
atau karya di masa lalu yang sudah pernah dilakukan oleh orang lain Perlu diketahui juga bahwa penelitian masa lalu dapat menjadi bahan atau setidak-
tidaknya memberikan gagasan atau inspirasi terhadap penelitian yang akan
dilakukan saat ini khususnya penemuan-penemuan sebelumnya dapat memberikan arahan kepada kita dalam melakukan penelitian saat ini Kita
sering mendapatkan banyak hasil penelitian di masa lalu menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mendalam mengenai topik yang sudah
diteliti Tujuan yang ketiga adalah melakukan sintesa dan memperoleh perspektif
baru maksudnya jika seorang peneliti dengan cermat dapat melakukan sintesa hasil hasil penelitian sejenis di masa lalu maka ada kemungkinan peneliti
tersebut menemukan sesuatu yang penting mengenai gejala yang sedang
dipertanyakan dan cara-cara bagaimana mengaplikasikan kedalam konteks penelitian saat ini Pada umunya para peneliti lebih memilih hal-hal yang
bersifat spesifik daripada hal-hal yang bersifat umum Tujuan keempat adalah menentukan makna dan hubungan antar
variable karena semua variable yang diteliti harus diberi nama didefinisikan dan disatukan dengan masalah yang sudah dirumuskan beserta Hipotesisnya
Jika seseorang melakukan proses mendefenisikan variable dengan tanpa
melakukan studi kepustakaan terlebih dahulu maka kemungkinan yang akan diperoleh adalah kesalahan dalam pendefenisian variabel Dengan melakukan
studi kepustakaan peneliti yang bersangkutan akan mendapatkan tuntunan secara teori cara-cara mendefenisikan suatu variable dan juga kemungkinan-
161
kemungkinan adanya variable yang secara konseptual sudah didefinisikan oleh
peneliti sebelumnya Khususnya dalam ilmu-ilmu social dan psikologi pada umumnya gejala atau variable sudah didefinisikan secara konseptual dan
operasional dalam buku-buku teori yang ada
183 Sumber-Sumber Rujukan Beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti
diantaranya adalah 1) abstrak hasil penelitian 2) indeks 3) review 4) jurnal 5) buku referensi
1) Abstrak
Abstrak hasil penelitian merupakan sumber referensi yang berharga karena dalam abstrak biasanya peneliti menuliskan intisari dari penelitian yang
meliputi metode yang digunakan perumusan masalah hasil penelitian dan kesimpulan Dengan membaca abstrak hasil penelitian kita akan mendapatkan
gambaran secara keseluruhan tentang penelitian yang sudah dilakukan
Keuntungan utama membaca abstrak adalah kita dapat mempelajari metode yang digunakan oleh peneliti tersebut sehingga memberikan inspirasi kepada
kita untuk menggunakan metode sejenis dalam konteks dan latar yang berbeda
2) Jurnal Jurnal berisi tulisan-tulisan dalam satu bidang disiplin ilmu yang sama
misalnya ilmu manajemen dalam ilmu ekonomi atau teknik informatika dalam
ilmu komputer Kegunaan utama jurnal adalah dapat digunakan sebagai sumber data sekunder karena pada umumnya tulisan-tulisan di jurnal
merupakan hasil penelitian Kita dapat juga menggunakan tulisan di jurnal sebagai bahan kutipan untuk referensi dalam penelitian kita sebagaimana
buku-buku referensi Saat ini jurnal menjadi acuan pustaka yang lebih disarankan oleh beberapa universitas karena hasil penelitiannya relative baru
dan terkini
3) Buku Referensi
Buku referensi berisi tulisan yang umum dalam disiplin ilmu tertentu Ada baiknya kita memilih buku yang bersifat referensi bukn buku yang bersifat
sebagai penuntun dalam menggunakan atau membuat sesuatu Buku eferensi yang baik akan berisi tulisan yang mendalam mengenai topik tertentu dan
disertai dengan teori-teori penunjangnya sehingga kita akan dapat mengetahui perkembangan teori dalam ilmu yang dibahas dalam buku tersebut
4) Indeks
Indeks menyediakan judul-judul buku yang disusun berdasarkan
deskripsi utama masing-masing buku tetapi tidak menyediakan abstraknya misalnya Indeks Internet akan ditampilkan sebagai berikut bagian heading
(kepala berita) Internet proxy server Heading memberikan informasi pada kita buku mengenai Internet hal utama yang dibahas adalah mengenai proxy server
5) Review Review berisi tulisan-tulisan yang mensintesis karya-karya atau buku
yang pernah ditulis dalam suatu periode waktu tertentu Tulisan disusun berdasarkan topik dan isi Dalam review biasanya penulisnya memberikan
162
perbandingan dan bahkan juga kritik terhadap buku atau karya yang direview
oleh yang bersangkutan Kadang penulis review juga memberikan kesimpulan alternatif kepada pihak pembaca yang tujuannya adalah agar pembaca dapat
memperoleh pandangan yang berbeda dari buku yang dibacanya
184 Cara Pencarian Cara pencarian kepustakaan dapat dilakukan secara manual atau secara
online Jika dilakukan secara manual maka peneliti harus mengunjungi perpustakaan tempat-tempat sumber informasi seperti Biro Pusat Statistik
Jika dilakukan secara online maka peneliti harus mempunyai komputer yang disambungkan dengan Internet Dikarenakan tidak adanya sensor dalam
Internet maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan yang di jadikan acuan yang ada di Internet Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di
Internet Reliabilitas referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan
reliabilitasnya khususnya dari sisi pengarangnya Jika pengarangnya memang
ahli di bidangnya maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya Pada bagian kover belakang buku biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya
misalnya pengalaman menulis buku studinya dan jenjang kariernya Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis
saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku
CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist Cars
checklist (Harris 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet
Pertama kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya
kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan alamat pengalaman kedudukan dan penilaian sesama penulis adanya kontrol kualitas
dari sesama penulis refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya
Kedua akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date) bersifat
factual detil pasti komprehensive berorientasi pada pembaca dan tujuan menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa dan
dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh Ketiga dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak
memihak memberikan keseimbangan bersifat obyektif tidak memunculkan konflik kepentingan tidak bersifat menghasut mempunyai tujuan untuk
dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh
Keempat adanya dukungan seperti sumber-sumber acuan informasi
kontak memungkinkan adanya layanan tuntutan tujuannya adalah memberikan bukti yang meyakinkan kepada para pembaca jika pembaca
melakukan tuntutan
Berikut ini beberapa situsweb yang layak sebagai web browser untuk artikel ilmiah
163
httpsscholargooglecoid
httpswwwresearchgatenet
164
httppapersssrncom
httpswwwacademiaedu
httpidportalgarudaorg
165
185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka Penyusunan Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama
belakang penulis pertama Daftar pustaka ditulis dalam spasi tinggal Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi Baris
pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam Nama keluarga untuk penulis barat adalah nama yang ditulis terakhir sedangkan untuk
penulis Cina dan Korea adalah nama pertama Misal untuk barat Dudly G
Luckett nama keluarganya adalah Luckett untuk Cina atau Korea Lee Kwan Yew nama keluarganya adalah Lee Orang Indonesia sebagian memiliki nama
keluarga dan sebagian tidak Dalam hal penulis Bali supaya ditulis nama setelah nama embel-embel seperti I Gusti Nyoman Agung dan sebagainya
Misalnya I Gusti Nyoman Ketut Dharma Laksana supaya ditulis Dharma Laksana IGNK Untuk orang Indonesia yang dalam hal ini tidak diketahui
nama keluarganya maka penulisan dilakukan dengan menyebut namanya secara lengkap (tanpa titel) misalnya Mohamad Nazir PHD ditulis Mohamad
Nazir bukan Nazir Mohamad
Penulisan buku publikasi buku terjemahan artikel dalam buku
buku
Penulis tahun judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit dan kota penerbit
Contoh
Buku terjemahan
Penulis asli tahun buku terjemahan judul buku terjemahan (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) (diterjemahkan oleh nama
penerjemah) nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan
Contoh
166
Artikel dalam buku
Penulis artikel tahun judul artikel (harus ditulis miring) nama editor judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada) edisi (jika ada) nama penerbit
dan kota penerbit
Contoh
Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah Penulis tahun judul artikel nama majalah (harus ditulis miring sebagai
singkatan resminya) nomor volume dan halaman
Contoh
167
Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah
artikel dalam prosiding seminar
Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring) kota seminar
Contoh
Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar Penulis tahun judul artikel Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring)
kota seminar dan tanggal seminar
Contoh
168
Pengarang yang tidak disebutkan namanya
Gunakan istilah ―anonim untuk referensi tanpa nama penulis
Contoh
Pustaka dalam bentuk SkripsiTesisDisertasi
Penulis tahun judul skripsi SkripsiTesisDisertasi (harus ditulis miring) nama fakultasprogram pasca sarjana dan kota
Contoh
Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel yang tidak ada nama penulisnya)
Penulis tahun judul artikel alamat website (harus ditulis miring)
diakses tanggal
169
Contoh
Leung DH and Tang W 2000 Functions of Baire Class One httpwwwarXivmathCA0005013vl 2 May 2000 diakses 12 Nopember
2007
Buku dengan editor dan bab dengan pengarang tersendiri
Contoh Hillman S 1998 Iron Deficiencies and Other Hypoproliferative Anemias In
Fauci AS Braunwald E Isselbacher KJ Wilson JD editors Harrisonlsquos
Principle of Internal Medicine 14th Ed New York McGraw-Hill p 634-647
170
Lampiran Materi Tambahan Contoh Proposal
USULAN PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGGUNAKAN
JASA TX TRAVEL CILEGON
Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyusun
skripsi S1
Diajukan oleh
TAN MAYKE CHRISTINA HIQ
2008220002
FAKULTAS EKONOMIKA DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA
UNIVERSITAS DHYANA PURA BADUNG
2012
CONTOH
171
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan dan merupakan Negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 13000 pulau Pulau-pulau di Indonesia masing-masingmemiliki kekayaan dan salah satunya adalah
keindahan alamnya Keindahan alam di Indonesia sangat menarik karena
sangat beraneka ragam Keindahan alam itu telah membuat banyak turis tertarik untuk berwisata di Indonesia baik turis asing maupun turis lokal
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting di Indonesia karena sangat mempengaruhi pembangunan nasional Hal itu bisa terjadi karena
pariwisata ikut menyumbangkan penerimaan devisa Negara yang cukup besar memperluas lapangan kerja mendorong pembangunan daerah mengenalkan
Indonesia kepada dunia dan memberikan kesempatan berusaha bagi
masyarakat Banyakfaktor yang muncul untuk mendukung pariwisata salah satunya adalah travel agent
Travel agent di Indonesia sudah tersebar di seluruh nusantara dari Sabang hingga Merauke dan beraneka ragam Salah satu travel yang ada di
Indonesia adalah TX Travel TX Travel didirikan mulai Maret 2004 sebagai bagian dari divisi retail
Jakarta Express group yang sudah berdiri sejak 1991 sebagai travel wholeale
(grosir pertama) yang mendapatkan Rekor Muri tahun 2006 TX Travel merupakantravel network pertama di Indonesia yang dijalankan secara franchise (waralaba) sejak 2005 dan memiliki lebih dari 150 yang tersebar di seluruh Nusantara dan salah satunya adalah TX Travel Cilegon sebaga cabang ke-72
TX Travel Cilegon ini merupakan cabang dari TX Travel yang berdiri padatanggal 15 Juni2007dengan Felik Septian Pranata sebagai pemilik dari TX
Travel Cilegon ini Jasa yang ditawarkanoleh TX Travel Cilegonsampaisaatiniadalahpenjualankamar hotel penjualantiket-tiket pesawat
dan penjualan paket wisata baik dalam maupun luar negeri terutama ke Negara
ChinaKarena TX Travel Cilegon ini terbilang masih baru maka untuk dapat bersaing dalam dunia pariwisata TX Travel Cilegon harus mampu menarik para
konsumen untuk mau menggunakan jasanya Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menggunakan
jasa suatu perusahaan Dari sinilah penulis ingin membantu TX Travel Cilegon supaya bisa meningkatkan penjualan dengan cara mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon
melalui penelitian yang dilakukan penulis
12 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diangkat beberapa masalah antara
lain
1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa TX Travel cilegon 2) Apa faktor dominan yang paling mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travel cilegon
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
172
1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa mempengaruhi TX Travel cilegon 2) Untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travel cilegon
14 Manfaat Penelitian
1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemasaran pariwisata khususnya yang
berhubungan dengan perilaku konnsumen dalam penentuan keputusan
pembelian jasa pariwisata yang telah ditawarkan 2 Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk TX Travel Cilegon sebagai hasil referensi yang bisa membantu untuk meningkatkan jumlah
konsumen TX Travel Cilegon yang pada akhirnya penjualanpun dapat meningkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori 211 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan Philip Kotler et al (19997) memberikan definisi
pemasaran adalah ―Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan
orang atau kelompok lain Sedangkan Assaury (20015) mendefinisikan pemasaran ―Suatu kegiatan
aktivitas manusia di mana bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market) mengevaluasi
kebutuhan konsumen mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan
memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler et al (199916) adalah
proses perncanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga promosi dan distribusi barang jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan
kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi Dari definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang
mencangkup analisis perencanaan implementasi dan pengendalian juga mencangkup barang jasa dan gagasan berdasarkan pertukaran dan
tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat
Manajemen pemasaran bertugas mempengaruhi tingkat timing dan komposisi permintaan untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya
(Philip Kotleret al (199917)
212 Bauran Pemasaran Sebagaimana yang dikatakan oleh William J Stanton (19937) bahwa
pemasaran adalah Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial Dari definisi
173
tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok
kegiatan pemasaran yakni produk harga promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan Sehingga untuk menciptakan pemasaran yang
baik dan berhasil dalam mencapai tujuan perusahaan serta memberikan kepuasan terhadap konsumen maka keempat unsur tadi perlu dirancang
sebaik mungkin terutama dengan memperhatikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen sesuai dengan konsep pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan bahwa ―bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran
pemasarannya dalam pasar sasaran― Sedangkan Jerome Mc-Carthy yang
dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product Price Promotion dan Place)
a Product (Produk)
Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan
Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)
yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untukmemenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu
b Price (Harga) Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti
tingkat harga struktur diskon syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan Harga menggambarkan
besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen
c Promotion (Promosi) Bauran promosi meliputi berbagai metode yaitu iklan promosi
penjualan penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam
rangka menjual produk ke konsumen
d Place (Saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap jasa bagi para pelanggan Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat
dengan mudah memperoleh suatu produk
213 Konsumendan Perilaku Konsumen
Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli
atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadiDi dalam mencapai tujuan perusahaan membutuhkan konsumen sebagai tempat akhir
atau pembeli barang dan jasa yang telah diproduksi Tanpa konsumen hasil produksi tidak berarti
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan (Levit 1987 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono) Agar
tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen
dengan harga yang pantas Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya
174
Menurut Loundon dan Bitta (dikutip oleh Hurriyati 200567) perilaku
konsumen adalah proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi Sedangkan menurut Wilkie (dikutip oleh
Hurriyati 200567) perilaku konsumen adalah aktivitas di mana seseorang melibatkan diri dalam poses menyeleksi membeli dan mempergunakan barang
dan jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan hasratnya Beberapa aktiitas melibatkan mental dan proses emosional sebagai tambahan dari reaksi fisik
Dan seperti didefinisikan oleh Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari membeli
menggunakan mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk jasa
maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannyaJadi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan seseorang dalam
mencari membeli menggunakan mengevaluasi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kotleret al (1999223) adalah
a Faktor budaya
Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen
b Faktor sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan (kelompok referensi) keluarga serta peran dan status sosial
c Faktor pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yaitu
usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan kondisi ekonomi gaya
hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli d Faktor psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi pula oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi persepsi pengetahuan (learning) serta keyakinan dan
sikap
214 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Berdasarkan tujuan pembelian konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir (individual) dan konsumen organisasional
(konsumen industrial konsumen antara konsumen bisnis) Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang tujuan pembeliannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi pemakai industri pedagang dan lembaga
non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari
dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang meliputi
(Kotler et al 1996 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004)) a Pemrakarsa (initiator) yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya
keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu
b Pemberi pengaruh (influencer) yaitu orang yang pandangan nasihat atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian c Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian
175
d Pembeli (buyer) yaitu orang yang melakukan pembelian actual
e Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang dan jasa yang dibeli
Proses pengambil keputusan pembelian sangat bervariasi Hawkins et al (1992) dan Engel et al (1990) yang dikutib oleh Fandy Tjiptono (2004) membagi
proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis yaitu a Pengambilan keputusan yang luas (extended decision making) Konsumen
mencari informasi mengenai beberapa produk dan membandingkannya
sehingga memperoleh keputusan pembelian dan mengevaluasinya Beberapa misal produk yang pada umumnya tergolong kelompok ini adalah mobil
komputer sepeda motor rumah mewah dan lainnya b Pengambilan keputusan terbatas (limited decision making) terjadi apabila
konsumen mengenal masalahnya kemudian mengevaluasi beberapa
alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut Ini
biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin Hal ini terjadi karena environmental needs
misalnya seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek dikarenakan bosanlsquo dengan merek yang sudah ada
c Pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decisioan making)
merupakan proses yang paling sederhana yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli
merek favorit (tanpa evaluasi alternative) Produk-produk yang biasa dibeli adalah sabun past gigi mkanan ringan minyak rambut dan lainnya
215 Travel Agent
Travel agent menurut Damardjati (2001132) adalah perusahaan yang harus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-
orang termasuk kelengkapan perjalanannya dari suatu tempat ke tempat lain
baik di dalam maupun di luar negeri Dari penjelasan di atas dapat dikemukakan bahwa travel agen
merupakan perusahaan khusus yang memiliki tujuan untuk mengatur menyelenggarakan serta menyiapkan segala sesuatu keperluan perjalanan bagi
seseorang atau sekelompok orang dari satu tempat menuju tempat wisata tujuan dan kembali lagi ke tempat asal mereka baik di dalam maupun di luar
negeri
216 Jasa
Menurut Kotler (199783) ―Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik Sedangkan
menurut Stanton (kutipan dari Alma (2003243) ― Jasa merupakan sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk
memenuhi kebutuhan
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang bersifat tidak berwujud dan dapat didefinisikan secara terpisah yang
menghasilkan kepuasan dari dua belah pihak yang mana dapat dinikmati pada saat itu juga atau pada saat yang sama dengan waktu mempoduksi yang diikuti
dengan pemberian nilai tambah yang menimbulkan kepemilikan Maka dapat dikatakan jasa tidak berwujud namun dapat ditukarkan dalam rangka
memperoleh kepuasan
176
Berdasarkan pengertian jasa di atas Tjiptono (2004) mengutarakan
ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya a Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang Bila barang merupakan suatu objek alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan tindakan pengalaman
proses kinerja (performance) atau usaha Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat dirasa dicium didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi
Bagi para pelanggan ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi
karena terbatasnya search qualities yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan Untuk jasa kualitas apa
dan bagaimana yang akan diteriman konsumen umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi
b Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasa diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi
dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama c Variability Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output artinya banyak variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung kepada siapa
kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi Hal ini dikarenakan jasa
melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cende-rung tidak konsisten dalam hal
sikap dan perilakunya d Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan Kursi pesawat yang kosong kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur telepon yang
tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa
disimpan e Lack of Ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas
penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya Mereka bisa mengkonsumsi menyimpan atau menjualnya Di lain pihak pada pembelian
jasa pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa
untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel bioskop jasa penerbangan dan pendidikan)
22 Penelitian Sebelumnya
Go Suan Ny (2005) dalam penelitannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menggunakan Jasa Penerbangan PT Merpati
Nusantara Airlines Distric Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat empat faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa penerbangan PT Merpati faktor itu antara lain faktor
pelayanan dan ketepatan waktu (nilai eigen value sebesar 3486) faktor harga dan promosi (nilai eigen value sebesar 3005) faktor reputasi dalam keamanan
dan pengamanan(nilai eigen value sebesar 2081) faktor perilaku karyawan dan fasilitas (nilai eigen value sebesar 1549) Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
jasa penerbangan PT Merpati Airlines District Denpasar-Bali adalah faktor pelayanan dan ketepatan waktu karena mempunyai eigen value paling tinggi di
antara semua faktor
177
Ninayattie Andri Ndaong (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
―Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Paket Wisata pada PT Tour East Indonesia-Denpasar Hasil analisis yang diperoleh adalah
faktor pemasaran (desain brosur dan informasi yang menarik) dengan hasil kontribusi variance 29622 sebagai faktor utama yang mempengaruhi
konsumen untuk membeli paket wisata PT Tour East Indonesia-Denpasar Faktor kedua adalah faktor produk (penawaran produk paket wisata khusus)
dengan kontribusi variance 19115 Faktor ketiga adalah faktor akses terhadap
perusahaan (kecepatan dalam menangani konsumen) dengan kontribusi variance 12908 Faktor keempat adalah faktor harga (harga paket wisata
yang bersaing) dengan kontribusi variance 10361 Faktor kelima adalah faktor pelayanan (pelayanan yang cepat dan tanggap) dengan kontribusi variabel
6682Adapun saran-saran yang diberikan Ninayattie Andri Ndaong sebagai
penulis kepada PT Tour East Indonesia-Denpasar untuk meningkatkan penjualan paket wisata adalah memperhatikan dan memprioritaskan faktor
pemasaran dan melakukan difersifikasi brosur maupun produk sehingga dapat menambah jumlah konsumen yang membeli paket wisata
Praliances Djanga Sabakodi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul ―Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli Tiket Pesawat di
Panorama Tours Denpasar-Bali Hasil analisis yang diperoleh adalah didapat tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat
di Panorama Tours Denpasar ndash Bali yaitu faktor pelayanan dan promosi (nilai
eigen value sebesar 9657) faktor lokasi penjualan dan pengetahuan staf (nilai eigen value sebesar 1510) faktor fasilitas dan kenyamanan (nilai eigen value sebesar 1159) Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi konsumen untuk membeli tiket pesawat di Panorama Tours
adalah faktor pelayanan dan promosiAdapun saran-saran yang diberikan Praliances Djanga Sabakodi sebagai penulis kepada PT Panorama Tour
Denpasar-Bali untuk meningkatkan penjualan tiket pesawat adalah PT
Panorama Tours disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti kecepatan penanganan konsumen keramahan pada konsumen penawaran harga khusus
kecepatan mendapat informasi harga tiket desain brosur dan informasi perhatian staf kegiatan periklanan Bila PT Panorama Tours bisa
meningkatkan hal-hal tersebut maka perusahaan dapat meningkat penjualan
BAB III METODE PENELITIAN
31 Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada perusahaan TX Travel Cilegon Alamat
Jl Ahmad Yani 136 Cilegon Telp (0254) 3800 67 (0254) 7021 099
Fax (0254) 390 506
Website httpwwwtxcilegoncom
Email cilegontxtravelcoid
32 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel tunggal untuk mengidentifikasikan variabel Variabel tunggalnya yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen untuk menggunakan jasa TX Travel Cilegon adapun indikator-indikator dari variabel ini yaitu
X1 = Penawaran harga khusus (promosi) X2 = Kecepatan penanganan konsumen
X3 = Keramahan kepada konsumen
178
X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan
X5 = Lokasi perusahaan X6 = Kemudahan mendapat informasi
X7 = Harga yang diberikan X8 = Desain brosur
X9 = Periklanan X10 = Fasilitas yang ditawarkan
X11 = Kepedulian terhadap konsumen X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen
X13 = Keragaman produk yang ditawarkan
X14 = Penampilan karyawan X15 = Webmarketing
X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen
33 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan Adapun definisi operasional dari kegiatan ini adalah
[1] X1 = Penawaran harga khusus (promosi) promo-promo atau pemberian harga khusus baik untuk tour dan tiket-tiket yang ditawarkan
[2] X2 = Kecepatan penanganan konsumen kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen baik secara langsung (tatap
muka) maupun tidak langsung (misal menggunakan telepon) [3] X3 = Keramahan kepada konsumen keramahan kepada konsumen
ketika melayani konsumen Hal ini bisa dilakukan dengan cara
memberikan senyuman dan menunjukan muka yang ceria [4] X4 = Kemudahan menghubungi perusahaan konsumen mudah
menghubungi perusahaan baik melalui telepon e-mail fax dsb [5] X5 = Lokasi perusahaan strategis atau tidaknya lokasi perusahaan
berada apakah mudah dijangkau dan dekat dengan pusat kota [6] X6 = Kemudahan mendapat informasi Konsumen mudah untuk
mendapatkan informasi mengenai tour dan harga tiket [7] X7 = Harga yang diberikan harga yang ditawarkan perusahaan sama
atau lebih murah dari perusahaan lain sejenis
[8] X8 = Desain brosur penampilan brosur yang menarik meliputi bentuk fisik warna lambang atau tanda yang digunakan sebagai identitas
perusahaan dan bisa memudahkan konsumen mengenali perusahaan [9] X9 = Periklanan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam
mempromosikan produknya baik melalui media cetak maupun media elektronik
[10] X10 = Fasilitas yang ditawarkan segala fasilitas baik fasilitas utama
maupun fasilitas pendukung yang menunjang kepuasan dan kenyamanan konsumen selama menggunakan jasa perusahaan
[11] X11 = Kepedulian terhadap konsumen bentuk tindakan yang selalu mementingkan konsumen dan memberikan pelayanan terbaik untuk
konsumen dan segala keluhan segera ditangani sehingga tidak mengganggu kenyamanan konsumen
[12] X12 = Keamanan dan keselamatan konsumen pemberian jaminan keamanan dan keselamatan konsumen jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan
179
[13] X13 = Keragaman produk yang ditawarkan banyaknya produk yang
ditawarkan sehingga konsumen bisa memilih salah satu produk yang diinginkan
[14] X14 = Penampilan karyawan penampilan semua karyawan yang mencangkup kerapian kebersihan dan daya tarik seragam
[15] X15 = Webmarketing salah satu bentuk pemasaran yang sekarang ini sedang populer di kalangan bisnis yang menggunakan internet sebagai
media pemasaran [16] X16 = Kesopanan dan kesabaran kepada konsumen salah satu bentuk
pelayanan kepada konsumen dengan menggunakan kata-kata yang
sopan dan santun serta sabar dalam menghadapi segala tingkah laku konsumen
34 Jenis Dan Sumber Data
341 Jenis data a Data kualitatif
Adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata kalimat dan
gambar Data dari sumber diolah dan dibentuk menjadi uraian-uraian informasi dan penjelasan yang tidak dapat dihitung dengan
satuan hitung tertentu Misalnya Faktor-faktor yang menarik konsumen untuk
menggunakan jasa TX Travelhal-hal yang disukai konsumen TX Travel Cilegon sejarah berdirinya TX Travel Cilegon pendapat
responden dalam kuisioner
b Data kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung tertentu yang diperoleh dari sumber atau data
kualitatif yang dikuantitatifkan melalui skoring Misal jumlah konsumen yang datang setiap bulan di TX Travel
Cilegon tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan TX Travel Cilegon yang disajikan dalam bentuk angka
342 Sumber data
a Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber atau secara langsung diperoleh di tempat penelitian yang dalam penelitian ini
didapat dari konsumen TX Travel Cilegon b Data sekunder
Adalah data yang sudah tersedia sehingga dapat langsung dapat digunakan dalam penelitian misalnya desain brosur TX Travel jenis
jasa yang ditawarkan TX Travel jumlah konsumen yang datang ke TX
Travel Cilegon
35 Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (200980) sampel dan populasi memiliki arti yang
berbeda Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
180
yang ada pada populasi misalya karena keterbatasan dana tenaga dan waktu
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
simple random sampling yang merupakan salah satu cabang dari probability sampling
Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini
karena anggota populasi dianggap homogen Jadi tidak mempedulikan strata sampel yang dalam penelitiansampel adalah konsumen yang menggunakan jasa
TX Travel Cilegon Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil maka menurut
Isaac dan Michael yang dikutip oleh Sugiyono ditentukan oleh jumlah populasi
dan tingkat kesalahan penelitian Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 600 konsumen per bulan dan karena keterbatasan waktu biaya dan
dana maka penulis menginginkan tingkat kesalahan sebesar 10 sehingga jumlah sampel yang diambil penulis sebanyak 187 orang responden yang
merupakan konsumenTX Travel Cilegon dari berbagai kalangan baik pegawai pengusaha pelajar ibu rumah tangga dan lainnya
36 Metode Pengumpulan Data 1) Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkatpertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya yang dalam penelitian ini konsumen TX Travel Cilegonlah yang akan mengisi kuisioner tersebut
2) Studi Kepustakaan Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengambil data dari literature buku-buku dan sebagainya yang
menyangkut penelitian ini dimana sifatnya mendukung data utama Penelitian ini menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan
―kepuasan konsumen maupun perilaku konsumen 3) Observasi Berperan Serta (Participant observation)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi berperan serta karena penulis iktu terlibat dengan kegiatan sehai-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian
Sambil melaukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data
37 Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktordenganbantuan Software SPSS versi 140 for windows SPSS adalah suatu
software yang berfungsi untuk menganalisis data melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali 200114)
Menurut Singgih Santoso (2001) analisis faktor adalah ―alat yang
digunakan untuk meringkas sejumlah varibel (multivariant) menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor Sebelum dilakukan analisis faktor
akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reliabilitas
181
Validitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana instrument
pengukuran mampu mengukur apa yang ingindiukur Jika misalkan kita punya alat ukur meteran maka validitas alat ini adalah sejauh mana alat ini mampu
mengukur jarak suatu titik Begitu juga misalkan kita menyusun kuisioner faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka validitas kuisioner adalah
sejauh mana kuisioner ini mampu mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
Untukmelakukanujivaliditas metode yang kita lakukan adalah mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara
keseluruhan Sugiyono (2001106) menyatakan―Bahwa syarat minimum untuk
dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skorbutir dengan skor totalnya adalah 03 (r=03) Jadi
Kalau kolerasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid Setelah data valid maka selanjutnya
dilakukan uji reliabilitas Reliabilitas menurut Purbayu Budi Santosa (2005) adalah ukuran yang
menunjukan konsistensikestabilan dari alat ukur dalam mengukur gejala yang
sama dilain kesempatan Kestabilan di sini berarti kuisioner tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep dari suatu kondisi ke kondisi lain
Misalkan kita memiliki kuisioner yang mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen maka hasil kuisioner tersebut akan sama jika
digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen pada penelitian yang lain
Pengukuranreliabilitasdilakukandenganduacara yaitu a Repeated measure atau pengukuran berulang Di sini pengukuran dilakukan
berulang-ulang pada waktu yang berbeda dengan kuisioner atau pertanyaan
yang sama Hasil pengukuran dilihat apakah konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya
b One shot Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu kemudian dilakukan perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau
dengan pengukuran korelasi antar jawaban Pada program SPSS metode ini dilakukan dengan metode Croncbach Alpha di mana suatu kuisioner
dikatakan reliable bila nilai Croncbach Alphalebih besardari 06
Setelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktortahap I (pemilihanvariabel) tahap II (factoring danrotasi)dantahap III (penamaan faktor)
Menurut Santoso danTjiptono(2001250) tahapan proses analisis faktor
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut
1 Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua
variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak 2 Proses Factoring yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpul variabel
yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstraksi adalah principal component analysis
Proses selanjutnya aalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas
apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
3 Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value diatas 1)
4 Uji keakuratan ketepatan model
182
DAFTAR PUSTAKA
Misal
MLA Style
Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia Springer Singapore 2016 37-49
APA Style Utama I G B R (2016) Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore
Chicago Style Utama I Gusti Bagus Rai Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists
Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia pp 37-49 Springer Singapore
2016
Harvard Style
Utama IGBR 2016 Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism Destination In Development of Tourism and the
Hospitality Industry in Southeast Asia (pp 37-49) Springer Singapore
Vancouver Style Utama IG Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali
Tourism Destination InDevelopment of Tourism and the Hospitality Industry in Southeast Asia 2016 (pp 37-49) Springer Singapore
183
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen I Fishbein M 1977 Attitude-Behavior relations A theoretical analysis
and review of empirical research Psychological Bulletin 84 888ndash918 Algifari 2000 Analisis Regresi Penerbit BPFE-UGM Yogyakarta
Alma Bukhari 2004 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Cetakan
ke enam Bandung Alfabeta Antara I Made 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3 Pariwisata
Universitas Udayana Bali Any Noor 2009 Management Event Bandung Alfabeta
Archer B and Cooper C 1994 ―The Positive and Negative Impacts of Tourism Pp 73-91 in WF Theobald (ed) Global Tourism The Next Decade
Butterworth-Heinemann Oxford
Arief S 1993 Dampak Ekonomi Pengeluaran Pemerintah Kompas Jumat 22 Januari
Arikunto S 2002 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V Cetakan keduabelas Jakarta Penerbit Rineka Cipta hal320-326
Ariyanto 2003 Ekonomi Pariwisata Jakarta Pada httpwwwgeocitiescomariyanto eks79homehtm
Armstrong J Scott Designing and Using Experiential Exercises URL
wwwhssrncom Arsyad L 1999 Ekonomi Pembangunan Edisi keempat Yogyakarta
Aryanto Rudy 2003 Environmental Marketing Pada Ekowisata Pesisir Menggerakan Ekonomi Rakyat Daerah Otonom P062024264 S3 PSL
IPB Assauri S 2009 Manajemen PemasaranDasar konsep dan StrategiJakarta
Rajawali Pers
Assauri 1999 Manajemen Pemasaran Jakarta Raja Grafindo Persada Assauri Sofyan 2002 Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi
Jakarta CV Rajawali Averson Paul Balanced Scorecard Institute 2000 Available from URL
wwwbalancedscorecardorg 20 juni 2010
Azis IJ 1996 Kesenjangan Antara Ekonomi Makro dan Gejala Mikro Keterbatasan
Azwar Saifudin 2001 Metode Penelitian Edisi Ketiga Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S 1998 Metode Penelitian Jogjakarta Pencetak Pustaka Pelajar Offset Bagyono 2012 Pariwisata dan Perhotelan Bandung Alfabeta
Barsky Jonathan 1992 Customer Satisfaction in the Hotel Industry Measurement and Meaning Cornell HRA Quaterly 720-41
Basu Swastha dan Irawan 2008 Manajemen Pemasaran Modern Edisi Kedua
Cetakan Ke empat Yogyakarta Liberty Beerli A Martin J D 2004 ―Factors influencing destination image Annals of
Tourism Research 31(3) 657-681 Bendesa I Komang Gde 2010 Metode Penelitian Pariwisata Bahan Kuliah S3
Pariwisata Universitas Udayana Bali
BeverlandM P Brotherton2001 The Uncertain Search for Opportunities Determinant of Strategies Partnership Qualitatif Market Research An
International Journal 4(2) 88-99 Bitner Mary Jo Zeithaml Valerie A 2000 Services Marketing McGraw-Hill
International Editions
184
BlackRJ amp Grant PL1997 Economic Impact of Convention and Meetings to
Montana Methodological Attempts Journal Institute for Tourism and Recreation Research School of Forestry The Montana University
BleekeJ and D Erns1995 Is Your Strategic Alliance Really a Sale Harvard Business Review ( January ndash February)97103
BoehmeAJ 1999 Planning Successful Meetings and Events A Take-Charge Assistant Book New YorkNY 10019 AMACOM American Management
Association1601 Broadway
Borg I 1986 A Cross Culture Replication on Elizurs Facets of Work Values Multivariate Behavioral Research 21 401-410
Borg I and Lingoes JC 1987 Multidimensional Similarity Structure Analysis New
Brahmantyo 2001 ―Potensi dan Peluang Usaha dalam Pengembangan Pariwisata Gunung Salak Endah Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal
Ilmiah Vol 5 No 3 Maret 2001
Brannen J 1999 Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Samarinda Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Brown James Dean 1998 Understanding Research in Second Language Learning A Teachers Guide to statistic and research designCambridge
Sindicate University Brunt Paul 1997 Market Research in Travel and Tourism Great Britain
Butterworth Heinemann Buckley J W M H Buckley and H Chiang 1976 Research Methodology amp
Business Decisions National Association of Accountants
Bungin B 2003 Analisis Data Penelitian Kualitatif PT Rajagrafindo Persada Jakarta
Bungin B 2007 Penelitian Kualitatif Prenada Media Group Jakarta Cahyono Bambang Tri 1996 Metodologi Riset Bisnis Jakarta Badan Penerbit
IPWI
Cheng Y H 2000 A Study on the factors of internal service quality--Nurse for example pp 1-2
Chi Gengqing 2005 A Study of Developing Destination Loyalty Model (Dissertation) Submitted to the Faculty of the Graduate College of the
Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for
the Degree of Doctor of Philosophy July 2005 ChipkinH2001Is Independent Day at hand Lodging 26(11) 44-48
Chon K Yoo J J - E 2008 ―Factors Affecting Convention Participation Decision Making Developing a Measurement Journal of Travel Research 47 113-
122 ChristopherMAPayneand D Ballantyne2002Relationship Marketing
Creating Stakeholder value Oxford Butterworth Heinemann Cooper Chris 2003 Aspects of Tourism Classic Reviews in Tourism Sydney
Channel View Publication
Cooper Chris 2005 Tourism Principles and Practice London Pearson Education Limited Third Edition
CooperCetal 1993 Tourism Principles and Practice Edinburgh Gate HarlowEssex CM20 2JE England Addison Wesley Longman Limited
Craig-Smith Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with TourismLongman Melbourne
Creswell J W 1998 Qualitatif Inquiry and Research Design Sage Publications
Inc California
185
CrottsJand DWilson1995An Integrated Model of Buyer Seller Relationship in
the International Travel Trade Progress in Tourism and Hospitality Reserch 1(2) 125-140
Dajan Anto 1995 Pengantar Metode Statistik Jilid 1 Edisi Revisi 1986 LP3ES Jakarta
Damardjati RS 2001 Istilah-Istilah Dunia Pariwisata Jakarta Pradnya Paramita
Dane Francis C 1990 Research Methods BrooksCole Publishing Company
Belmont California Chapter 1 Introduction hal 3-19 Daniel M 2002 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Jakarta Bumi Aksara
Dann GMS 1977 Anomie Ego-Enhancement and Tourism Annals of Tourism Research 4(4) 184-194
Dann GMS 1981 Tourist Motivation An Appraisal Annals of Tourism Research 8(2) 187-219
Darsoprajitno H Soewarno2001Ekologi PariwisataTata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik WisataBandungAngkasa
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI 2005 Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional 2005 ndash 2009 Jakarta
Djarwanto 1998 Statistik Non Parametik Edisi III BPFE Yogajakarta
Djunaedi Achmad 2000 ―Pengantar Apakah Penelitian Itu httpmpkdugmacidweblamahomepageadjsupportmaterimetlit-
ia01-metlit-pengantarpdf Ekinci Y amp Chen JS 2002 Segmenting Overseas British Holidaymakers by
Personal Values Journal of Hospitality amp Leisure Marketing 9(34) 5-15
Esichaikul Ranee 2012 Travel motivations behavior and requirements of European senior tourists to ThailandSukhothai Juournal of Thammathirat Open University (Thailand) Vol 10 No 2 Special Issue
Pp 47-58 2012 Fakeye P C dan J L Crompton 1991 Image differences between prospective
first-time and repeat visitors to the lower Rio Grande valley Journal of
Travel Research 30 (2) 10-15 Fandeli Chafid 2001 Dasar-dasar Managemen Kepariwisataan Alam Liberty
Yogyakarta Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah Fauzi 1995 Kamus Akuntansi Praktisi Surabaya Indah
Fill Chris 2005 Business amp Economics FT Prentice Hall Font X 2002 Certification Systems and Standards in Tourism Annals of
Tourism Research 29(3) 869ndash870
Font X R C Buckley eds 2001 Tourism Ecolabelling Certification and Promotion of Sustainable Development Wallingford CABI (Visitor
2003) Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature
Purpose and Findings Cornell University School of Hotel Administration The Scholarly Commons
Fornell Claes 1996 The American Customer Satisfaction Index Nature Purpose and Findings Journal of Marketing 60(10) (7-18)
Francken D A Van Raaij W F 1981 Satisfaction with leisure time activities
Journal of Leisure Research 13(4) 337ndash352 French Christine N Craig-Smith Stephen J Collier Alan 1995 Principles of
Tourism Longman Melbourne Gaffar Abdul Ruskhan 2007 Kompas Bahasa Indonesia Jakarta Grasindo
186
Gartner William C (1996) Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York
Gartner William C 1996 Tourism Development (Principles Processes and Policies) Van Nostrand Reinhold New York
Ghozali Imam 2001 Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gnoth J 1997 Tourism Motivation and Expectation Formation Annals of Tourism Research 24(2) 283-304
Goncalves Karen P 1998 Service Marketing A Strategy Approach Upper Saddle River New Jersey Prentice Hall 1-80
Gorda I Gusti Ngurah 2004 Manajemen Sumber Daya Manusia Denpasar Widya Kriya Gematama
Government Revenue Attributable to Tourism 2007 Income and Expenditure
Accounts Technical Series Income and Expenditure Accounts Division 21st Floor RH Coats Building Ottawa K1A 0T6
Gremler Dwayne D and Brown Stephen W 1997 Service Loyalty Its Nature Importance and Implications Advancing Service Quality A Global
Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing University of Karlstad Sweden (171-181)
Gremler Dwayne D and Brown Stephen W1997 Service Loyalty Its Nature
Importance and Implications Advancing Service Quality A Global Perspective Edvardsson et al (eds) Quiz 5 Conference Processing
University of Karlstad Sweden (171-181) Gronroos Christian 1990 Services Management and Marketing Managing the
Moments of Truth in Service Competition Massachusetts Lexington Books
Gunn Clare A 2002 Tourism Planning (Basisc Concepts Cases) Routledge
New York Hair Joseph Raolph Anderson Ronald Tatham and William Black 1998
Multivariate Data Analysis Fifth Edition New Jersey Prentice ndash Hall Hakim Abdul 2002 Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis Edisi 2
Ekonisia Yogyakarta Hamid B 2003 An analysis of the role of tourism and agro ecotourism
International Research Journal of Applied and Basic Sciences At
httpwwwirjabscomfiles_sitepaperlistr_2213_140706015230pdf Hara Tadayuki2008 Qualitative Tourism Industry Analysis Introduction to
Input-Output Social Matrix Modeling and Tourism Satelite Accounts Amsterdam Working together to grow libraries in developing countries
Harris Percy David Harris 1994 The Structural Dynamics of Aggregate Production A Challenge to Tourism Research Journal of Tourism
Studies 5(1) May 29-38
Helfert ErichA 2001 Teknik Analisis Keuangan ( Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan) Edisi Delapan Jakarta
Erlangga Hempel Carl Gustav 2004 Pengantar Filsafat Ilmu Alam Penerjemah Cuk
Ananta Wijaya Pustaka Pelajar Yogyakarta
Heng TM and Low L 1990 Economic Impact of Tourism in Singapore Annals of Tourism Research 17 246-269 Management
Herbert D T 1995 Heritage Tourism and Society Mansell London Developing a tourism impact attitude scale Annals of Tourism Research
21 121ndash139
187
Herzberg 2002 The Motivation to Work Available from URL
wwwbusinesballcomherzberghtm 20 juni 2010
Heskett James L Jones Thomas O Loveman Garry W Sasser W Earl and
Schlesinger Leonard A 1994 Putting the Service-Profit Chain to Work Harvard Business Review March-April (164-174)
Husein Umar 2000 Metodologi Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Indriantoro Nur dan Supomo Bambang 1999 Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Yogayakarta BPFEE
Iso-Ahola SE 1991 Towards a Social Psychological Theory of tourism Motivation A Rejoinder Annals of Tourism Research
Iso-Ahola SE 1999 Motivational Foundations of Leisure Leisure Studies Prospects for the Twenty First Century University of Maryland
Jafari J Ritchie J 1981 Towards a framework for tourism education Annals of Tourism Research
Jujun S Suriasumantri 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan
Juliandi Azuar 2002 Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 02 No 02 Oktober
Kandampully amp Suhartanto Dwi (2000) Customer loyalty in the hotel industry the role of image and customer satisfaction International Journal of
Contemporary Hospitality Management Vol 12 6 2000
Kaplan RobertS dan David PNorton (Peter RYosi Pasla Penerjemah) 2000
Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Jakarta
Erlangga
Kartajaya Hermawan 2002 Hermawan Kartajaya on Marketing Jakarta
MarkPlus and Co Gramedia Pustaka Utama Kasali Rhenald 2005 Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting
Positioning Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Kerlinger Fred N 2000 AsasAsas Penelitian Behavioural Yogyakarta Gadjah
Mada University Press
Kesrul M 2004 Meeting Incentive Trip Conference Exhibition Yogyakarta Graha Ilmu
Kleinsteuber F 2002 Stategi Pemasaran Jakarta PT Damar Mulia Pustaka Cetakan Pertama (diterjemahkan oleh Siswanto Sutojo)
Kotler P Keller K 2006 Marketing Management 12th Edition Pearson Education Inc New Jersey
Kotler Philip dan G Amstrong 2001 Prinsip ndash Prinsip Pemasaran Jakarta
Erlangga Kotler Philip dan John Bowen 2003 Marketing for Hospitality and Tourism third
edition New Jersey Prentice Hall Kotler Philip Gary Armstrong 1999 Principle of Marketing 8th Edition New
Jersey Prentice Hall
Kotler Philip 2000 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo
Kotler Philip 2003 Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan kontrol Jakarta Prehalindo
Kotler Philip2003 Manajemen Pemasaran Jakarta Prehallindo
Kountur Ronny 2003 Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Jakarta Seri Umum No 5 Penerbit PPM
188
Kozak M Rimmington M 2000 Tourist satisfaction with Mallorca Spain as an off-season holiday destination Journal ofTravel Research 38(3) 260ndash269
Kuncoro Mudrajad 2003 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana peneliti dan menulis tesis Jakarta Erlangga
Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000 Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan Jakarta PTGramedia Pustaka Utama Lawrence A Cunningham 2000 How to Think like Benjamin Graham and
Invest like Warren Buffet McGraw-hill USA Leedy Paul D 1997 Practical Research Planning and Design Sixth Edition
Prectice Hall Upper Saddle River New Jersey Chapter 1 ―What Is Research hal 3-15
Liljander 1994 Service Quality and Management Springer Science amp Business
Media Jun 29 2013 - Business amp Economics Lumanauw farly 2000 Bar dan Minuman Jakarta PT Gramedia Pustaka
Utama Marpaung H dan BaharH 2002 Pengantar Pariwisata Bandung Alfabeta
Mathis RobertL dan Jackson John H 2005 Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta Salemba Empat
McCabe Scott 2009 Butterworth-Heinemann is an imprint of Elsevier Linacre
House Jordan Hill Oxford OX2 8DP UK The Boulevard Langford Lane Kidlington Oxford OX5 1GB UK First edition 2009
McIntosh Goeldner 1990 Tourism Principles Practices and Philosophies (sixth ed) Grid Publishing Columbus
Meis S and Lapierre J 1994 Measuring tourisms economic importance - a Canadian
Middleton 1994 Tourism Destination Marketing links between demand and supply and the influence of marketing
Millburn Robert 2007 Hospitality Direction Europe Edition Price Waterhouse
Coopers Available from URL wwwpwccomhospitalitydirections 22 juni 2010
Mitchell Jonathan Caroline Ashley Earthscan 2010 Business amp Economics In Tourism and Poverty Reduction Pathways to Prosperity
Mittal B and Baker J (2002) Advertising strategies for hospitality services
Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly Moleong Lexy J 2007 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung Penerbit PT
Remaja Rosdakarya Offset Muhaimin Kepuasan Kerja Karyawan 2004 Available from URL
httppsikologibinadarmaacidjurnaljurnalmuhaiminpdf 23 juni 2010
Mulyadi dan Johny Setiawan 1999 Sistem Perencanaan dan Pengendalian
Manajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan Edisi 1 Aditya Media Yogyakarta
Mulyadi 1997 Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat Dan Rekayasa Edisi Kedua Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Yogyakarta Mulyadi 2001 Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat
Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan Jakarta Salemba Empat
Nasution 2004 Manajemen Transportasi Edisi Kedua Cetakan Pertama Jakarta Ghalia Indonesia Anggota IKAPI
Nazir Mohammad 1999 Metode Penelitian Jakarta Ghalia Indonesia OlsquoConnor T J 2001 Performance management - Electrical wholesaling
189
Oliver R L 1980 A cognitive model of the antecedents and consequences of satisfaction decisions Journal of Marketing Research 17(4) pp 46-49
Oliver R L 1997 Satisfaction A Behavioral Perspective on the Consumer New
York IrwinMcGraw-Hill Oliver R L Swan J E 1989 Consumer perceptions of interpersonal equity
and satisfaction in transactions A field survey approach Journal of
Marketing 53 21ndash35 Oliver RL 1993 Cognitive affective and attribute bases of the satisfaction
response Journal of Consumer Research 20 (December) pp 418-30 Oliver Richard L 1999 When Customer Loyalty Journal of Marketing Vol 63
pp 33-34 (Special Issues)
Pakpahan 2011 Sarana Berpikir Ilmiah Comprehensive Education Center Original from httpwwwombarnet200910sarana-berfikir-
ilmiahhtml
Pendit I Nyoman S 1999 Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana Jakarta
PT Pradnya Paramita cetakan ke-enam (edisi revisi) Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
Pm106Pw006Mpek20112011 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel
Peter Paul J 1999 Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat Jilid I Jakarta Erlangga
Pitana I G Gayatri PG 2005 Sosiologi Pariwisata Kajian sosiologis terhadap struktur sistem dan dampak-dampak pariwisata Yogyakarta Andi Offset
Pitana I Gde 2002 ―Pengembangan Ekowisata di Bali Makalah Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas Udayana pada
tanggal 29 Juni 2002 Pitana I Gde Dan Diarta Surya I Ketut 2009Pengantar Ilmu
PariwisataJogyakartaPenerbit Andi
Prabawati Made Alit Novia 2009 Penilaian Kinerja Hotel The Oberoi Bali Melalui Metode Balanced Scorecard
Rangkuti F 2002 Riset Pemasaran Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rangkuti F 2008 Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis Jakarta
Gramedia Pustaka Utama
Reynolds P 1999 Design of the Process and Product Interface In A Leask amp I Yeoman (eds) Heritage Visitor Attractions (pp 110ndash126) Cassell New
York Reynolds 1985 Consumer demand for agricultural and on-farm nature
tourism Davis CA University of California Riduwan 2005 Skala Penelitian Variabel Peneltian Bandung Alfabeta
Rismiati CE dan IB Suratno 2001 Pemasaran Barang dan Jasa Yogyakarta
Kanisius Anggota IKAPI
Riyanto Bambang 2001 Dasar ndash dasar Pembelanjaan PerusahaanYogyakarta
BPFE
Roger J 1994 Development of a Framework for the Determination of Attributes
Used for Hotel Selection-Indication from Focus Group and in - Depth Review Hospitality Research Journal 18 (53-74)
Rucci A J Kirn S P dan Quinn R T 1998 The employee-customer-profit
chain at sears Harvard Business Review January-February
190
Rucci Anthony J Steven P Kirn Richard T Quinn 1998 ―The Employee-
customer-profit Chain at Searslsquo Harvard Business Review January-February pp 83-97 Siehoyono 2004
Ruky Achmad S 2002 Sistem Manajemen Kinerja Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Rumekso 2001 Housekeeping Hotel Floor Section Yogyakarta Andi Publisher Saifuddin Azwar 1997 Sikap Manusia ndash Teori dan Pengukurannya Edisi ke-2
Yogayakarta Pustaka Pelajar hlm 3-22
Santoso Singgih dan Tjiptono Fandy 2002 Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Jakarta PT Alex Media Komputindo
Sarwono J 2003 Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif httpwwww3orgTRREChtml40 Dikunjungi 13 Juli
2003
Schelsinger amp Zornitsky 1991 Internal Service Quality Customer and Job Satisfaction Human Resources Planning 19 2 ABI INFORM Global
p20 Seaton AV and MM Bennet 1996 The Marketing of Tourism Product
Concepts Issues and Cases London International Thomson Business Press
Siehoyono L 2004 Am I satisfied Analysing the influence of employee backgrounds and internal service quality on employee satisfaction in
economics faculty of Petra Christian university Surabaya Proposal
penelitian internal Surabaya Program Management Perhotelan Sihite Richard 2000 Hotel management Surabaya SIC
Simamora Hendry 2000 Manajemen Pemasaran International Jakarta Salemba Empat cetakan pertama
Sinclair M T M J Stabler 1997 The Economics of Tourism London Routledge
Sinclair M T C M S Sutcliffe 1988 The estimation of Keynesian in come
multipliers at the subnational level Applied Economics 20(11) 1435-1444
Sinclair MT 1991 ―The Economics of Tourism Pp1-27 in CP Cooper and A Lockwood (Eds) Progress in Tourism Recreation and Hospitality Management 3 John Wiley Chichester UK
Singgih Santoso 2005 Pengolahan Statistik dengan SPSS Andi Jogjakarta
SlatteryPARoper and A Boer 1985 Hotel Consorsia Their Activities
Structure and GrowthService Industrie Journal 5(2)192-199 Smith Craig Stephen dan French Christine (1994) Learning to Live with
TourismLongman Melbourne Soekadijo RG 1997 Anatomi PariwisataMemahami pariwisata sebagai system
lingkage Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soekresno Pendit Nyoman S 1998 Petunjuk Praktek Pramusaji Food and Beverage Service Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soetjipto Budi W 2002 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard Usahawan 2006(6) 21-25
Soetjipto Budi W 2006 Mengukur Kinerja Bisnis Dengan Balanced Scorecard
Usahawan 2006(6) 21-25 Solomon Michael1996 Consumer Behavior 3th edition McGrawHill
Som AP Badarneh MB 2011 Tourist Satisfaction and Repeat Visitation Toward a New Comprehensive Model International Journal of Human
and Social Sciences 61 2011
Spiilane J 1994 Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa
191
Kebudayaan Kanisius Yogyakarta
Spillane James1993 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius
Spillane James1994 Ekonomi Pariwisata Sejarah dan prospeknyaYogyakarta Kanisius
Spinelli and Canavos 2000 Investigating the relationship between employee satisfaction and guest satisfaction Cornell Hotel and Restauran
Administrastion Quarterly Dec 2000 41 6 ABIINFORM Global p29
Srimindarti Ceacilia Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Penilaian Kinerja 2006 Available from URL wwwstie-stikubankacidwebjurnal 14 juni 2010
Suardika I Wayan Gede 2008 ―Analisis Positioning Sepeda Motor Shogun 125
Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Denpasar (Tesis)
DenpasarUniversitas Udayana Subiyanto Ibnu 2000 Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi
Yogyakarta UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Sudibya Bagus 2002 ―Pengembangan Ecotourism di Bali Kasus Bagus
Discovery Group Makalah disampaikan pada Ceramah Ecotourism di Kampus STIM-PPLP Dhyana Pura Dalung Kuta pada tanggal 14
Agustus 2002 Sugiyono 2007 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD Penerbit CV
Alfa Beta Bandung
Sugiyono 2000 Statistik untuk Penelitian Alfabeta Bandung Sugiyono 2001 Penelitian Bisnis Bandung CV ALFABETA
Sulastiyono agus 2001 Management Penyelengaraan Hotel Bandung Alfabeta
Supranto J 1997 Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran Jakarta Rineka
Cipta Supranto J 2001 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar Cetakan Kedua Jakarta PT Rineka Cipta Anggota IKAPI
Suradnya I Made 2005 Analisis Faktor-Faktor Daya Tarik Wisata Bali dan implikasinya Terhadap Perencanaan Pariwisata Daerah Bali Denpasar Jurnal SOCA Universitas Udayana
Suriasumantri Jujun S 2007 Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer Jakarta Pustaka Sinar harapan
Sutjipta I Nyoman 2001 AgrowisataMagister Manajemen AgribisnisUniversitas Udayana
Sutrisno Hadi 1986 Metodologi Research 1 Yogyakarta Andi Offset
Suwantoro Gamal 1997 Dasar-dasar Pariwisata YogyakartaANDI Swastha Basu dan Irawan 2002 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty Swastha Basu 1999 Asas ndash Asas Marketing Yogyakarta Liberty
Swastha Basu Irawan 2006 Manajemen Pemasaran Modern Yogyakarta
Liberty Syamsu 2001 ―Penerapan Etika Perencanaan pada kawasan wisata studi
kasus di kawasan Agrowisata Salak Pondoh Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Jakarta LP3M STP Tri Sakti Jurnal Ilmiah Vol 5
No 3 Maret 2001 Tan Satria Mataram I Kadek 2000 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Prilaku
Konsumen Terhadap Pembelian di Bali Aroma Bar dan Restaurant (Skripsi)
192
Tanaya Heni 2003 Faktor ndash Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli di Plaza Bali Restaurant Tuban ndash Bali (Skripsi)
TelferDJ2000Tastes of Niagara Building Strategic Alliances Betttwen Tourism
and Agriculture In Global Alliances in Tourism and Hospitality Management Eds JCCrotts D Buhalis and March New York The
Haworth Hospitality Press TerpestraVand BSimonin1993Strategi Alliances in the Triad An Exploratory
Study Journal of International Marketing 1(1) 4-25
Terry George R 2000 Dasar ndash Dasar Manajemen Jakarta Bumi Aksara Theobald William F (2010) Global Tourism Third edition Amsterdam Boston
Heidelberg London New York Oxford Paris San Diego San Francisco Singapore Sydney ButterworthndashHeinemann is an imprint of
Elsevier Tjiptono Fandy 1997 Strategi Pemasaran Edisi II Yogyakarta ANDI
Tjiptono Fandy 2004 Manajemen Jasa Edisi Ketiga Yogyakarta Andi
Toth R 2002 Exploring the Concepts Underlying Certification Ecotourism amp CertificationSetting Standards in Practice ed M Honey Washington
Island Press Toth R 2000 Implementing a Worldwide Sustainable Tourism Certification
SystemAlexandria Va RB Toth Associates Tourism Economic Impact Tourism Satellite Accounts (TSAs) as ratified by the
UN as the global standard for measuring the economic value of tourism
retriave on 3rd April 2011 from httpwwwtourismeconomicscomservices-economic-impactphp
Tourism Economics Inc 2011 The Travel amp Tourism Competitiveness Index 2011 3 LSE Enterprise Ltd London School of Economics and Political From httpwww3weforumorgdocsWEF_TravelTourismCompetitiveness_Report_2011pdf
Tribe J X Font N Griffiths 2002 Environmental Management and Rural
Tourism and Recreation London Cassell Azzohlini Tse D K Wilton P C 1988 Models of consumer satisfaction An extension
Journal of Marketing Research 25 204ndash212 Tunggal Amin Wijaya 2000 Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard
Jakarta Harvindo Turker Dewi Sundari 2006 Analisis Penilaian Kinerja Dengan Metode Balanced
Scorecard pada Villa Puri Taman Merak Badung Skripsi Sarjana Jurusan
Manajemen Perhotelan pada STIM Dhyana Pura Badung Ujiani Dwi Pangastuti 2006 Pada Analisis Peranan Jasa Pariwisata dan Sektor
Pendukungnya Dalam Perekonomian Propinsi Daerah Istimewa YogyakartaAnalisis Input-Output Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Umar Husein 1999 Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran Jakarta PTGramedia Pustaka Utama
Umar Husein 2000 Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI
Umar Husein 2001 Studi Kelayakan Bisnis Jakarta Gramedia Pustaka Utama
UNESCO World Heritages List 2014 httpwhcunescoorgenlist
Wacik J 2010 Kata Sambutan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Program Tahun Kunjung Museum 2010 Dalam Google Museum dan
Kebudayaan Wahab S 1992 Manajemen Kepariwisataan Frans
193
Gromang [Penerjemah] Pradnya Paramita Jakarta
WahabS C Cooper 2001 Tourism in the Age of Globalizatio London Routledge
Wall G and MathiesonA 1982 Tourism Economic Physical and Social Impact Longmann LtD
Weston JFred dan Copeland Thomas E 2001 Manajemen Keuangan edisi Revisi Jakarta Binarupa Aksara
Wibisono Darmawan 2003 Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Widjojo Atmodjo Masrun 2002 Bar Minuman Dan Pelayanannya Yogyakarta
ANDI Wilkie L1994 Consumer Behavior 4th New York John Wiley and Sons
World Bank 2013 International tourism number of arrivals At
httpdataworldbankorgindicatorSTINTARVL World Tourism Organization 2000Tourism Trends Madrid
World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization
World Tourism Organization2002Tourism in the age of Alliance Mergers and Acquisition Madrid the World Tourism Organization
WTO WTTC 2006 The Travel Tourism Industry towards Environmentally Sustainable Development Agenda 21
WTO 2003 World Tourism Organization (2000)Tourism Trends Madrid
WTTC Travel amp Tourism Economic Impact 2015 Foreword The World Travel amp Tourism at httpswwwwttcorg-
mediafilesreportseconomic20impact20researchregional202015world2015pdf
Yoeti Oka 1985 Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata Bandung Angkasa
Yoeti Oka 1993 Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa
Yoeti Oka 1996 Pemasaran Pariwisata Bandung Angkasa Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta
Yoeti Oka 2003 Tours and Travel Marketing Pradnya Paramita Jakarta Yoeti OkaA 1996 Pengantar Pariwisata Bandung Penerbit Angkasa
Yoon Yooshik Uysal Muzaffer 2003 An examination of the effects of
motivation and satisfaction on destination loyalty A structural model Tourism Management (in press) Department of Tourism Management
Pai Chi University 439-6 Doma-2 Dong Seo-Gu Daejeon 302-735 South Korea Department of Hospitality amp Tourism Management Virginia
Polytechnic Institute and State University 362 Wallace Hall Blacksburg VA 24061-0429 USA
Zeithaml Valerie Berry Leonard L and Parasuraman A 1996 The
Behavioural Consequences of Service Quality Journal of Marketing 60
194
BIODATA PENULIS
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MA Negara 10 Oktober 1970
Pada tahun 2006 mendapat kesempatan melanjutkan
studi ke negeri Belanda untuk mempelajari bidang pariwisata (MA) dan tamat pada tahun 2007
Menamatkan Program doktor bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali pada tahun 2014 Saat ini
bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali Adapun matakuliah yang diampu adalah
Metodologi Penelitian Manajemen Strategik Statistik
Bisnis Pengantar Bisnis Sistem Informasi Manajemen Aplikasi Komputer dan Pengantar Industri Pariwisata
amp perhotelan
Judul Buku yang pernah di tulis [1] Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia (2015) Penerbit
Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA ISBN 978-602-280-886-2 (Buku
Referensi)
[2] Agrotourism as an Alternative form of tourism in Bali Indonesia (2014) ISBN-13 978-3-639-66712-7 ISBN-103639667123 EAN9783639667127
(Scholar Press)
[3] Pengantar Industri Pariwisata (2014) Penerbit Deepublish Yogyakarta CV BUDI UTAMA 978-602-280-328-7 (Buku Referensi)
[4] Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan (2012) Penerbit Andi
Jogyakarta ISBN 978-979-29-3463-2 (Buku Referensi)
[5] Destination Loyalty Model of Senior Foreign Tourists Visiting Bali Tourism
Destination in Book Development of Tourism and the Hospitality Industry
in Southeast Asia (2016) Publisher Springer Singapore DOI 101007978-981-287-606-5_3 Print ISBN 978-981-287-605-8 Online ISBN 978-981-
287-606-5 (Book Chapter 3)