METODE TOBAT UNTUK PENANGANAN KORBAN NAPZA...
Transcript of METODE TOBAT UNTUK PENANGANAN KORBAN NAPZA...
METODE TOBAT UNTUK PENANGANAN KORBAN NAPZA
DALAM PEMBENTUKAN KESALEHAN INDIVIDU
DI YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH
KEBON KOPI CIKARANG-UTARA
Skripsi ini diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
Najwa Balqies
NIM: 107052002008
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2011
Najwa Balqies
i
ABSTRAK
Fenomena yang terjadi dimasyarakat luas salah satunya adalah kasus
penyalahgunaan NAPZA yang tiap tahunnya meningkat. Mereka yang telah
menyalahgunakan NAPZA merupakan seorang korban atau pasien yang
membutuhkan terapi di suatu rehabilitasi, bukannya hukum. Adapun penanganan
yang diberikan suatu tempat rehabilitasi untuk para korban NAPZA yaitu dengan
menggunakan pendekatan Psikoreligius, karena hal tersebut bukan hanya dapat
mencegah tetapi juga dapat menyembuhkan para korban penyalahgunaan
NAPZA. Dengan pernyataan tersebut penulis memutuskan untuk melakukan
penelitian di suatu Yayasan yang khusus diperuntukan untuk korban NAPZA
yaitu di Yayasan Pesantren Nurul Jannah Kebon Kopi Cikarang-Utara yang
penanganannya dengan cara metode tobat.
Dari asumsi dan penjelasan di atsa, kemudian timbul pertanyaan.
Bagaimana cara pelaksanaan metode tobat bagi korban NAPZA sehingga dapat
membentuk kesalehan individu?. Dan apa yang menjadi factor penghambat dan
penunjang dalam penerapan metode tobat?.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun teknik pengumpulan datanya dengan 3
cara yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sehingga dengan begitu
penulis dapat mendeskripsikannya.
Penelitian ini menemukan, bahwa metode tobat yang diberikan kepada
korban penyalahgunaan NAPZA itu terdiri dari 4 tahapan, diantaranya: tahap
detoxifikasi (pen, pengukupan, dan obat herbal), pembinaan total mental spiritual,
peningkatan materi katauhidan Allah SWT, dan bimbingan lanjut dengan cara uji
coba pulang. Adapun faktor penghambatnya terletak pada residen (korban) yang
sudah lupa ingatan, dan latar belakang residen yang tidak berpendidikan agama.
Sedangkan faktor penunjangnya adalah diikut sertakannya seluruh residen dalam
semua kegiatan yang ada dalam Yayasan, dan melakukan pembinaan ulang bagi
residen yang yang kembali kambuh.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis sehinggga dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul “METODE TOBAT UNTUK PENANGANAN
KORBAN NAPZA DALAM MEMBENTUK KESALEHAN INDIVIDU DI
YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH KEBON KOPI CIKARANG-
UTARA” sebagai bagian dari tugas penulis sebagai akademisi di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya di program studi Bimbingan
Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula shalawat dan
salam yang tidak henti-hentinya dan selalu tercurah limpahkan kehadirat baginda
besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari
zaman yang intelektualitas dan modern seperti sekarang ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak yang selama ini telah banyak sekali membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini sampai akhir. Sebagai bentuk penghargaan yang tak
terhingga kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
merampungkan skripsi ini, maka izinkanlah penulis mengungkapkan ucapan
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Orang tua tercinta, yaitu Bapak H. Mukhtar Ghozaly Syah dan Ibunda
Hj. Siti Romdhon yang selama ini telah memberikan do’a dan
iii
semangat, baik secara moril maupun materil. Berkat dorongan dan
do’a kalianlah, Ananda dapat meyelesaikan skripsi ini.
2. Untuk Kakanda Zeid Maftuh, Adinda Faqieh Adyan dan Wilad
Azkiyah serta my lovely H. M. Salafudin Istikhori yang telah
memberikan do’a dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
3. Kepada Dr. Arief Subhan MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi. Drs. Wahidin Saputra MA, sebagai Pembantu
Dekan Bidang Akademik. Drs. Mahmud Djalal MA, sebagai Pembantu
Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan. Dan Drs. Study
Rizal, LK. MA, sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
4. Kepada Dra. Rini Laili Prihatini M. Si, sebagai Ketua Jurusan
Bimbingan Penyuluhan Islam, dan Drs. Sugiharto MA, sebagai
Sekretaris Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), yang telah
membantu memberikan informasi akademik dan penyusunan transkip
nilai penulis.
5. Kapada dosen pembimbing, yaitu DR. Suparto, M. Ed. MA, yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk membantu, mengarahkan,
membimbing, memberi masukan, saran dan kritikan yang membangun
dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Pimpinan dan seluruh Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
iv
Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Iman Jama, yang telah
memberikan pelayanan dan fasilitas buku-buku referensi.
7. Keluarga besar Yayasan Pesantren Nurul Jannah kepada K. H. Adang
Miarsa beserta istri, dan seluruh pengurus Yayasan terima kasih atas
bantuan kalian yang telah mengizinkan penulis untuk merampungkan
skripsi di Yayasan.
8. Untuk teman-teman penulis yaitu BPI angkatan 2007 dan Al-Atsya
2007, khususnya Gonnah, Imung, Chien-me, tante Nurul, Votek dan
yang lainnya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kalian
semua yang sudah banyak membantu dan men-support penulis.
Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya, hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah
SWT yang akan membalas semua kebaikan kalian semua. Amin ya Robbal
Alamin.
Ciputat, Juni 2011
Najwa Balqies
v
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………...8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………….9
D. Tinjauan Pustaka…………………………………………………10
E. Metodologi Penelitian……………………………………………12
1. Metode Penelitian………………………………………...12
2. Penempatan Lokasi dan Waktu Penelitian……………….13
3. Subyek dan Obyek………………………………………..14
4. Teknik Pengumpulan Data……………………………….14
5. Teknik Analisis Data……………………………………..16
6. Teknik Penulisan…………………………………………16
F. Sistematika Penulisan…………………………………………….17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode
Tobat……………………………………………………………...19
1. Pengertian Metode……………………………………………19
2. Pengertian Tobat……………………………………………...21
3. Macam-macam Tobat………………………………………...28
4. Syarat dan Etika Tobat……………………………………….31
5. Ciri-ciri Pertobatan yang Diterima…………………………...35
6. Perintah Tobat………………………………………………..36
B. NAPZA
1. Pengertian dan Jenis NAPZA………………………………...40
a. Narkotika…………………………………………………40
b. Psikotropika……………………………………………....42
c. Zat Adiktif………………………………………………..45
2. Korban Penyalahgunaan NAPZA……………………………45
a. Faktor Predisposisi……………………………………….46
b. Faktor Kontribusi………………………………………...46
c. Faktor Pencetus…………………………………………..47
3. Ciri-ciri Pengguna NAPZA…………………………………..48
a. Tahap Awal………………………………………………49
b. Tahap Kedua……………………………………………...50
c. Tahap Ketiga……………………………………………..51
d. Tahap Keempat…………………………………………...52
4. Dampak Buruk NAPZA dalam Tubuh Manusia……………..53
C. Kesalehan Individu………………………………………………55
1. Pengertian Kesalehan Individu………………………………55
vi
2. Ciri-ciri Kesalehan Individu………………………………….57
3. Tujuan Kesalehan Individu…………………………………..59
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH
A. Sejarah Berdirinya Yayasan……………………………………...61
B. Visi dan Misi……………………………………………………..62
C. Struktur dan Organisasi dan Pengelolaan………………………..62
D. Sarana dan Prasarana……………………………………………..64
E. Persyaratan……………………………………………………….65
F. Proses Pertobatan………………………………………………...67
BAB IV
ANALISIS METODE TOBAT BAGI PENANGANAN KORBAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM PEMBENTUKAN
KESALEHAN INDIVIDU DI YAYASAN PESATREN NURUL JANNAH
A. Pelaksanaan Metode Tobat……………………………………….69
1. Waktu Pelaksanaan…………………………………………...69
2. Pelaksanaan Metode Tobat dan Materi………………………70
a. Pelaksanaan Metode Tobat………………………………70
b. Materi Metode Tobat……………………………………..71
3. Tahap Pelaksanaan Metode Tobat……………………………72
a. Tajap Detoxifikasi………………………………………..72
b. Tahap Pembinaan Total Mental spiritual………………...73
c. Tahap Peningkatan Materi dalam Hal Ketauhidan kepada
Allah……………………………………………...............74
d. Tarapi Air Laut…………………………………………...75
e. Tahap Bimbingan Lanjut…………………………………75
B. Analisis Metode Tobat bagi Penanganan Korban Penyalahgunaan
NAPZA dalam Membentuk Kesalehan Individu………………...76
1. Pelaksanaan Metode Tobat bagi Korban Penyalahgunaan
NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu…………...76
2. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Penerapan Metode
Tobat…………………………………………………………78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………..81
B. Saran………………………………………………………………82
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….84
LAMPIRAN
A. Lampiran 1 : Materi Tobat Bagi Residen…………………………88
B. Lampiran 2 : Wirid Al-Hasyr……………………………………...92
C. Lampiran 3 : Daftar Ayat-ayat………………………....................97
D. Lampiran 4 : Susunan Organisasi………………………………..104
E. Lampiran 5 : Jadwal Kegiatan…………………………………...105
F. Lampiran 6 : Data Residen………………………………………106
G. Lampiran 7 : Gambar-gambar……………………………………110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baik ciptaan. Akan
tetapi dibalik kesempurnaan itu manusia juga merupakan makhluk yang
lemah, yang tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa. Karena manusia
merupakan anak dan cucu Nabi Adam a.s. yang dalam sejarahnya telah
melakukan dosa sehingga dia diturunkan oleh Allah ke bumi. Dan dari sinilah
permulaan perjalanan manusia dimulai.
Apabila manusia tergelincir dalam perbuatan dosa, maka itu
merupakan turunan dari perbuatan Nabi Adam. Namun sesungguhnya Nabi
Adam telah menambal setelah memecahkan, membangun setelah
menghancurkan, dan bertobat setelah berbuat dosa. Maka orang yang bertobat
sesungguhnya telah menegakkan argumentasi atas keabsahan garis
keturunannya Nabi Adam dengan cara tetap berpegang pada batas sebagai
manusia. Sementara itu orang yang terus menerus berkubang dalam dosa dan
kezhaliman berarti mencatatkan dirinya pada garis keturunan setan.1
1 Imam Abū Hāmid, Menebus Dosa; Makna dan Tatacara Bertobat. Penerjemah
Saifuddin Zuhri (Bandung: Pustaka Hidayah, 2008), h.14.
2
Oleh karena itu Allah selalu memerintahkan kepada kita semua untuk
bertobat memohon ampunan kepada-Nya. Sesuai dengan firman-Nya dalam
surat Ali-Imran ayat 133 yang berbunyi:
Yang artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari Ampunan dari
Tuhanmu dan mendapatkan Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa”. 2
Dalam Al-Qur`an dan Sunnah terdapat begitu banyak istilah dan
perintah untuk bertobat. Dan Rasulullah pun bersabda:
Yang artinya: “Barang siapa yang bertobat sebelum matahari terbit
dari barat niscaya Allah akan mengampuninya”.3
Pengertian tobat itu sendiri menurut Sudirman Tebba dalam bukunya
yang berjudul “Meraih Sukses dan Bahagia dengan Istighfar” adalah
kembalinya seseorang ke jalan yang benar, sehingga kesuburan akan berlipat
dan kekuatan akan bertambah lebih dari yang sebelumnya, sedangkan
dosa-dosa yang lama dengan sendirinya akan diampuni oleh Allah dan
mereka akan dapat menempuh jalan yang benar dan terang menderang dari
2 Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media,
2004), h.67 3 HR. Muslim, Kitab ad-Dzikr Wa ad-Du’a, dalam Ibnu Taimiyah, Mutiara Taubah,
(Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2004), h. 24.
3
hidayah Allah.4 Karena mengingat tak seorang pun yang dapat terhindar dari
perbuatan dosa, maka tobat merupakan jalan yang wajib ditempuh oleh setiap
manusia.
Di Era Globalisasi ini banyak orang terpukau di dalamnya, karena
mereka menyangka bahwa dengan modernisasi itu serta merta akan
membawa mereka kepada kesejahteraan. Akan tetapi mereka lupa bahwa
dibalik modernisasi yang serba gemerlap yang memukau itu ada gejala yang
dinamakan the agony of modernization, yaitu dampak sengsara karena
modernisasi.5
Hal ini dikemukakan oleh Prof. Nugroho Notosusanto pada pidato
Dies Natalis Universitas Indonesia 1982 yang berjudul “Mengenali Medan
Pengabdian”. Gejala the agony of modernization merupakan ketegangan
psikososial itu dapat disaksikan oleh masyarakat, yaitu semakin
meningkatnya angka-angka kriminalitas yang disertai dengan tindak
kejahatan. Dikemukakan oleh para ahli bahwa gejala psikososial di atas,
disebabkan karena semakin modern suatu masyarakat semakin bertambah
intensitas dan eksistensi dari berbagai disorganisasi dan disintegrasi sosial di
masyarakat.6
4 Sudirman Tebba, Meraih Sukses dan Bahagia dengan Istighfar, (Banten: Penerbit
Pustaka Irvan, 2008), h. 193. 5 Dadang Hawari, Al-Qur`an : Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, edisi ke-3,
(Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), h. 2. 6 Ibid., h. 3.
4
Terjadinya fenomena di atas dalam kehidupan sehari-hari, maka
masyarakat luas menjadi mudah terprovokasi melakukan kegiatan-kegiatan
negatif, seperti halnya sekarang banyak orang yang mudah terjerumus kepada
gaya hidup hedonis, yaitu kehidupan yang semata-mata memuja kenikmatan
dunia, sehingga mereka mengenal bahkan akrab dengan salah satu barang
terlarang yakni NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif).
Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa, pada tahun 2008
terdapat 3,6 juta orang Indonesia yang mengkonsumsi narkoba. Sekitar 1,355
juta adalah pelajar dan mahasiswa. Di DKI Jakarta terdapat 6.980.700 butir
narkoba yang telah dikonsumsi oleh para pemakai, di Yogyakarta yang
jumlahnya mencapai 2.537.000, dan di Maluku 968.900 butir.7
Dan untuk daerah Jawa Timur kasus penyalahgunaan narkoba
pada tahun 2008, di mana tersangka kasus narkoba menyangkut
PNS/TNI/Polri sebanyak 216 kasus, swasta sebanyak 2.517 kasus, mahasiswa
44 kasus dan pelajar 31 kasus.8 Berdasarkan jenjang pendidikan, pengguna
narkoba yang terbanyak adalah remaja dengan jenjang pendidikan
SMA sebanyak 2.586 kasus, SLTP 555 kasus, SD 85 kasus dan Perguruan
Tinggi 61 kasus. Sedangkan di tahun 2009 terdapat 2.048 kasus dengan 2.650
7 Koran Jakarta, “Angka Penyalahgunaan Narkoba di Jakarta”, Artikel ini diakses pada
08 April 2011 dari http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=38603. 8 Ibid., “Data Kasus Narkoba”, Artikel ini diakses pada 08 April 2011 dari
http://www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=328:data-ungkap-
kasus-narkoba-tahun-2009&catid=52:hasil-operasi&Itemid=182.
5
tersangka. Dan untuk daerah Jawa Barat kasus narkoba pada tahun 2009
mencapai 5.254 kasus.9
Pada tahun 2009 Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat
pengguna narkoba di Indonesia sekitar 3,2 juta orang, atau sekitar 1,5 persen
dari jumlah penduduk Negeri ini. Dari jumlah tersebut sebanyak 8.000 orang
menggunakan narkotika dengan alat bantu berupa jarum suntik, dan 60%
terjangkit HIV/AIDS, serta sekitar 15.000 orang meninggal setiap tahunnya
karena menggunakan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif).10
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hawari pada tahun 1990
telah dapat dibuktikan bahwa sebenarnya seorang pecandu NAPZA adalah
seorang yang mengalami gangguan kejiwaan, orang yang sakit, atau seorang
pasien yang memerlukan pertolongan terapi serta rehabilitasi, bukannya
hukum. Adapun perbuatan penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA dengan
segala dampaknya itu (kriminalitas dan perilaku anti sosial lainnya) adalah
merupakan perkembangan lanjut dari gangguan kejiwaan. Oleh karena itu
seharusnya penanganan terhadap mereka yang mengidap ketergantungan
NAPZA adalah rehabilitasi.11
9 BPS, “Data Kasus Narkoba”, Artikel ini diakses pada 08 April 2011 dari
http://www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=328:data-ungkap-
kasus-narkoba-tahun-2009&catid=52:hasil-operasi&Itemid=182. 10 Vera Farah Bararah, “Banyak Orang yang Memakai Narkoba.” Artikel ini diakses pada
12 Februari 2011 dari http://health.detik.com/read/2009/07/13/103136/1163810/763/36-juta-
orang-indonesia-pakai-narkoba-di- 2008?ld991107763. 11
Dadang Hawari, Psikiater, Al-Qur`an : Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,
edisi ke-3, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa,2004), h. 15.
6
Untuk dapat menanggulangi permasalahan ini, maka kita harus peka
untuk berupaya menyembuhkan dan menanggulangi para korban pecandu
NAPZA. Salah satu caranya yaitu dengan mendirikan tempat rehabilitasi,
yang di dalamnya terdapat terapi psikoreligius untuk memulihkan kesehatan
baik fisik maupun mental bagi mereka yang menyalahgunakan NAPZA.
Salah satu jalannya adalah adanya konsep pertobatan dalam
menangani pecandu NAPZA, untuk memperbaiki akidah dan meningkatkan
keimanan serta tauhid kepada Allah, sehingga seseorang dapat mengetahui
dan memahami dosa, kesalahan, dan kelalaiannya yang bertentangan dengan
nilai-nilai ajaran agama.
Dalam buku Al-Qur`an; Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa,
Dadang Hawari menyatakan bahwa pendekatan psikoreligius sangat penting
bagi upaya pencegahan, pengobatan, dan pemulihan. Karena ada kaitannya
antara peran agama dengan penangulangan NAZA, Hawari telah menemukan
sistem terpadu yaitu integrasi antara terapi medik, psikologik, dan agama,
dengan filosofi berobat dan bertobat. Dengan metode ini angka rawat inap
dapat ditekan dari 43,9% menjadi 12,21%. Kaitannya dengan ketaatan
beribadah maka penderita NAZA yang telah menjalani terapi dengan metode
berobat dan bertobat, bila penderita rajin menjalankan ibadah maka resiko
kekambuhan hanya 6,83%. Sedangkan yang bersangkutan tidak menjalankan
ibadah sama sekali resiko kambuh 71,67%.12
12
Dadang Hawari, Al-Qur`an; Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa, edisi ke-3,
(Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), h. 290.
7
Dari pernyataan di atas, menggambarkan bahwa pentingnya
psikoreligius untuk penanganan korban penyalahgunaan NAPZA. Adapun
salah satu tempat rehabilitasi yang menggunakan psikoreligius adalah
Yayasan Pesantren Nurul Jannah.
Yayasan ini merupakan salah satu tempat rehabilitasi korban
penyalahgunaan NAPZA yang terletak di Kawasan Kebon Kopi, No.65 RT.
03/06, Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat. Yayasan ini
menggunakan metode tobat dalam upaya penyembuhan korban
penyalahgunaan NAPZA, baik secara jasmani maupun rohani,13
dan
menyembuhkan akhlak pribadi.
Sesuai dengan Visi Yayasan yang menyatakan bahwa melaksanakan
amar ma’ruf nahi munkar, dalam rangka mewujudkan masyarakat
Indonesia bebas dari pengaruh penyalahgunaan NAPZA (narkoba)
dan mengupayakan penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS
menuju masyarakat yang sehat dan berkualitas, yaitu masyarakat yang
beriman dan bertaqwa.14
Dari pernyataan di atas, penulis melihat bahwa yang menjadi tujuan
utama dari Yayasan ini adalah membentuk keimanan dan ketaqwaan
(kesalehan individu) para pengguna NAPZA. Sehingga mereka dapat menata
kembali kehidupannya.
Penulis meneliti di Yayasan Pesantren Nurul Jannah adalah
karena upaya penanganan korban penyalahgunaan NAPZA, yaitu dengan
suatu metode tobat. Hingga kaitannya antara tobat dengan korban NAPZA
13
Sehat jasmani adalah sehat jiwa, sehat rohani adalah orang yang tidak sakit karena
selalu berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan Hadits. 14
Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah 2009, h. 2.
8
adalah memohon ampunan dan kesembuhan kepada Allah SWT. Oleh
karena itu, berdasarkan latar belakang di atas penulis merasa tertantang
untuk meneliti metode tobat bagi para penyalahguna NAPZA dengan
memberi judul: “METODE TOBAT UNTUK PENANGANAN KORBAN
NAPZA DALAM PEMBENTUKAN KESALEHAN INDIVIDU DI
YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH KEBON KOPI CIKARANG
UTARA”
Adapun penting dan menariknya dari penelitian ini adalah metode
yang digunakan dalam penanganan korban penyalahgunaan NAPZA yaitu
dengan metode tobat, sehingga membuat kita yang mengetahuinya menjadi
penasaran. Bagaimana metode tersebut dapat diterapkan pada korban
penyalahgunaan NAPZA. Karena yang kita ketahui bahwa melaksanakan
tobat itu sendiri harus berdasarkan atas keinginan atau kemauan hati kita, dan
tanpa adanya hidayah Allah seseorang tidak akan tobat.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas dan berdasarkan hasil
survei awal. Pimpinan Yayasan Pesantren Nurul Jannah menjelaskan bahwa
terapi atau metode yang digunakan bagi penanganan korban NAPZA adalah
metode tobat.15
Dengan demikian penulis memfokuskan pembahasan ini dengan
membatasi masalah pada pelaksanaan metode tobat bagi para korban/pasien
15
Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa. Cikarang, 27 November 2010.
9
penyalahgunaan NAPZA dalam membentuk kesholehan individu. Dan apa
yang menjadi faktor hambatan serta apa yang menjadi faktor pendukung
dalam pelaksanaan metode tobat. Dengan adanya batasan dalam masalah ini
untuk dapat mempermudah dan menghindari salah pengertian serta
mempertegas ruang lingkup pembahasan.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cara pelaksanaan metode tobat bagi korban penyalahgunaan
NAPZA yang dilakukan oleh Yayasan Nurul Jannah sehingga
membentuk kesholehan individu?
2. Apa yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan
metode tobat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui, memaparkan, dan menganalisis pelaksanaan metode tobat
bagi korban penyalahgunaan NAPZA.
2. Menyebutkan faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung
dalam proses penerapan metode tobat.
Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu:
10
1. Ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan
baru pada mata kuliah Ilmu Dakwah, Psikologi Konseling, dan Bimbingan
Punyuluhan/Konseling Islam.
2. Akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang dapat
dijadikan bahan acuan dalam menangani korban/pasien penyalahgunaan
NAPZA yang semakin meningkat dari tahun ke tahun bagi Universitas dan
Jurusan khususnya jurusan BPI (Bimbingan dan Penyuluhan Islam).
3. Lembaga, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan
konstruktif dalam menangani para korban NAPZA. Seperti: membangun
tempat-tempat rehabilitasi yang di dalamnya terdapat psikoreligius.
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan suatu bagian dari penelitian yang
memuat tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik
pembahasan, atau bahkan yang memberikan inspirasi dan mendasari
dilakukannya penelitian.16
Tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah :
1. Pengaruh Pelaksanaan Dzikir Syifa’ Terhadap Kesehatan Mental Korban
Pecandu Narkotika, Psikotrapika dan Zat Adiktif (NAPZA) Di Yayasan
16 Hamid Nasuhi, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, tesis dan disertasi)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: CeQDA, 2007), cet.ke-2, h. 20.
11
Nurus Syifa’ Kelapa Dua Jakarta Barat. Oleh Tini Aulawiyah Komba,
104052002000, tahun 1429 H / 2008. Adapun kelebihan di dalam
penelitian tersebut adalah mengetahui bagaimana pengaruh terapi dzikir
terhadap kesehatan mental korban pecandu NAPZA. Sedangkan
kekurangan di dalam penelitian ini adalah tidak terlalu jelas bagaimana
pengaruh dzikir tersebut terhadap kesehatan pecandu NAPZA, karena
penelitian ini lebih memaparkan bagaimana pelaksanaannya.
2. Pelaksanaan Terapi Seni Dalam Pengembangan Kreatifitas Pasien NAZA
(Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif) Di Rumah Sakit Ketergantungan
Obat (RSKO) Cibubur Jakarta Timur. Oleh Siti Mutmainah,
104052001996, tahun 1430 H / 2009. Penelitian ini menggambarkan
macam-macam pelaksanaan terapi seni dalam mengembangkan kreativitas
pasien NAZA. Sayangnya kekurangan dari penelitian ini tidak
mengungkap segi religius yang ditonjolkan dalam penanganan pasien
NAPZA.
Skripsi ini penulis beri judul “Metode Tobat untuk Penanganan
Korban NAPZA dalam Membentuk Kesalehan Individu di Yayasan Pesantren
Nurul Jannah Kebon Kopi Cikarang Utara”. Penulis merasa bahwa penelitian
ini dengan penelitian yang sebelumnya sangatlah berbeda dalam penanganan
korban NAPZA. Karena penanganan yang diberikan kepada korban NAPZA
adalah dengan menggunakan metode tobat.
12
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Tailor seperti yang
dikutif Lexy J. Maleong yaitu, “Sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. 17
Adapun sifat utama penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku. Di dalamnya terdapat upaya
mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterprestasikan kondisi-
kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain, penelitian
deskriptif bertujuan memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan
saat ini.
Dalam hal ini, penulis melakukan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisa serta disajikan dalam
suatu pandangan yang utuh. Dan penelitian ini bermaksud mengungkapkan
fakta-fakta yang tampak di lapangan dan digambarkan sebagaimana
adanya dengan berupaya memahami sudut pandang responden dan konteks
subjek penelitian secara mendalam, sehingga dipergunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
17 Lexy J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2000), h. 3.
13
2. Penempatan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pesantren Nurul Jannah yang
bertempat di Kawasan Kebon Kopi, No.65 RT. 03/06, Desa Karang Asih,
Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat.
Alasan pemilihan lokasi penelitian ini didasari oleh pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
a. Yayasan ini merupakan tempat rehabilitas korban penyalahgunaan
NAPZA dengan menggunakan metode tobat. Oleh karena itu menarik
perhatian bagi yang para pembaca, karena ini merupakan hal yang baru
yang telah ditemukan oleh penulis dan belum banyak dikaji oleh
penulis-penulis yang lain.
b. Yayasan ini, merupakan Yayasan yang banyak dikenal oleh orang
banyak. Siswa-siswa yang ada di dalamnya pun berasal dari berbagai
macam tempat tinggal. Tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar,
akan tetapi ada juga berasal dari luar pulau Jawa lainnya.
c. Yayasan ini merupakan tempat lembaga yang resmi tercatat di
Pemerintah. Di bawah naungan BNN (Badan Narkotika Nasional)
yang tiap 3 (tiga) bulan sekali dari pihak Yayasan harus mengirimkan
laporan.
Waktu penelitiannya antara 27 November sampai dengan selesai.
14
3. Subyek dan Obyek
Adapun subjeknya adalah korban penyalahgunaan NAPZA.
Sedangkan objeknya adalah metode tobat yang digunakan di Yayasan
Pesantren Nurul Jannah Kebon Kopi Cikarang Utara.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik
dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dan sesuai dengan
permasalahan penelitian dan data-data yang dibutuhkan. Maka penelitian
ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan
teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah teknik yang diarahkan pada kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan
mempertimbangkan hubungan antara aspek tersebut.18
Selama
observasi, penulis dibantu dengan alat-alat observasi seperti kamera,
buku catatan, dan alat tulis.
18 Nuraida Halid, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Tangerang: Penerbit. Islamic
Research Pulbishing, 2009), h. 155.
15
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan
mempergunakan tanya jawab antar pencari informasi dengan sumber
informasi.19
Dalam hal ini, penulis akan mewawancara informan dengan
teknik snow ball (bola salju). Dengan mewawancara beberapa orang
secara acak yang benar-benar menguasai permasalahan dalam
penelitian ini, kemudian penulis meminta rujukan untuk mendapatkan
informasi dari informasi lainnya, begitu seterusnya sampai sekiranya
sudah tidak muncul lagi informasi-informasi baru yang bervariasi.
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data
yang akurat tentang waktu dan kegiatan pelaksanaan metode tobat
yang dilakukan di Yayasan Nurul Jannah. Untuk itu, penulis
melakukan Tanya jawab langsung secara lisan dan face to face dengan
para pembimbing (guru/ustadz) dan para korban/pasien
penyalahgunaan NAPZA.
Dan banyaknya informan yang diwawancarai oleh penulis
yaitu berjumlah 4 orang. Adapun informannya adalah bapak K.H.
Adang Miarsa yaitu sebagai ketua pimpinan Yayasan sekaligus
pembina spiritual, bapak Jaja Tarsija yaitu sebagai asisten dari bapak
19 Nuraida Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah mada
University Press, 2005), h. 111.
16
K.H Adang Miarsa, dan 2 residen laki-laki yaitu Yusuf dan Isa (bukan
nama yang sebenarnya).
5. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui
peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga
buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum dan
lainnya yang berhubungan dengan masalah metode tobat.20
6. Teknik Analisis Data
Pengelolaan data yang dilakukan dengan pendekatan deskriftif
kualitatif, yaitu menggunakan data secara verbal dan kualifikasi bersifat
teoritis. Tujuannya untuk menggambarkan pelaksanaan metode tobat yang
digunakan pembimbing (guru/ustadz) dalam menangani korban
penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Pesantren Nurul Jannah. Penelitian
kualitatif ini menghasilkan transkip wawancara, catatan lapangan, gambar,
dan yang lainnya.
7. Teknik Penulisan
Penelitian ini penulis berpedoman dan mengacu kepada buku
“Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh CeQDA, April 2007,
20
Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h.133.
17
cet. Ke-2. Selain itu penulis menggunakan buku-buku yang berhubungan
dengan metode penelitian dan Kamus Bahasa Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini sangat diperlukan yang baik, benar, dan tepat
melalui aturan atau tata cara penulisan. Untuk dijadikan sebagai bahan acuan,
maka penulis memasukkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Mengemukakan tentang Latar Belakang
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian
dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI. Meliputi Pengertian Metode,
Pengertian Tobat, Macam-Macam Tobat, Syarat dan Etika
Tobat, Ciri-Ciri Pertobatn yang Diterima, Perintah Tobat,
Pengertian dan Jenis NAPZA, Korban Penyalahgunaan
NAPZA, Ciri-ciri Pengguna NAPZA, Dampak Buruk NAPZA
Dalam Tubuh Manusia, Pengertian Kesalehan Individu, Ciri-
ciri Kesalehan Individu, Tujuan Kesalehan Individu.
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN NURUL JANNAH
KEBON KOPI CIKARANG UTARA. Meliputi Sejarah
Berdirinya Yayasan Nurul Jannah, Visi, Misi Yayasan Nurul
18
jannah, Strutur dan Organisasi dan Pengelola, Saran dan
Prasarana, Persyaratan, Proses Pertobatan.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA. Menjelaskan tentang Analisis
Metode Tobat Bagi Penanganan Korban NAPZA dalam
Pembentukan Kesalehan Individu yang meliputi; Pelaksanaan
Metode Tobat dan Materi Metode Tobat, Tahapan
Pelaksanaan, Analisis Metode Tobat bagi Penanganan Korban
NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu.
BAB V PENUTUP. Merupakan bab terakhir yang menguraikan
tentang Kesimpulan Penelitian ini dan Saran-saran yang
diajukan kepada pihak-pihak terkait dalam masalah ini.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Tobat
1. Pengertian Metode
Pada dasarnya semua manusia memiliki tujuan dalam hidupnya. Dan
untuk mencapai semua itu, maka dibutuhkannya suatu metode atau cara.
Sedangkan secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang
terdiri dari penggalan kata “meta” yang berarti “melalui” dan “hedos”
berarti “jalan”. Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa pula
diartikan sebagai “segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan”.1
Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia metode ialah “cara
teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai
sesuai dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan”.2 Sedangkan menurut Kamus Manajemen Metode ialah “cara
melaksanakan pekerjaan”3
1 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.120. 2 Depdiknas, Kamus Besar bahasa Indonesia, edisi ke-3, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002),
h. 740. 3 B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005), h.173.
20
Penulis melihat dari ketiga pengertian di atas, maka bisa disimpulkan
bahwa metode adalah jalan atau cara yang sudah diatur untuk
mempermudah pelaksanaan seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan. Selain berbicara tentang metode ada pula kata yang sering
orang banyak katakan yaitu kata teknik dan pendekatan. Dari ketiga kata
ini kedengarannya seperti memiliki makna dan kegunaan yang sama antara
kata yang satu dengan kata yang lainnya dalam melakukan suatu
pekerjaan.
Sesungguhnya ada perbedaan antara teknik daan metode pada sisi
fungsionalisnya. Metode merupakan unsur penggunaan yang bersifat
teoritis dan lebih luas dari sebagai bagian dari upaya ilmiah. Sedangkan
teknik dan atau pendekatan lebih bersifat teknis dan sesuatu yang empiris
serta spesifik yang terjadi pada penerapan suatu pekerjaan tertentu.
Dengan kata lain, teknik atau pendekatan bisa digunakan karena
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang ditentukan pada saat melakukan
pekerjaan.4
Dalam pelayanan bimbingan dan penyuluhan (konseling) pada
umumnya penggunaan istilah metode dan teknik kadang kala dipakai
berganti-gantian tergantung kepada obyek yang sedang dilayani. Hal ini
perlu dikemukakan untuk memberikan wacana yang lebih luas dan
fleksibel mengenai berbagai metode dan teknik serta pendekatan yang
4 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 121.
21
digunakan dalam memberikan pelayanan bimbingan penyuluhan dan
konseling.
2. Pengertian Tobat
kata “tobat” yang sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia berasal
dari kata bahasa Arab. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
“tobat” mengandung dua pengertian. Pertama, tobat berarti sadar dan
menyesali dosanya (perbuatan salah atau jahat) dan berniat untuk
memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya. Kedua, kata “tobat” berarti
kembali kepada agama (jalan, hal) yang benar. “Bertobat” berarti
menyadari, menyesali, dan berniat hendak memperbaiki (perbuatan yang
salah).5 Dalam Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, tâba berarti tobat,
bertobat.6
Dalam bahasa Arab kata “tobat” itu adalah bentuk dasar (mashdar) dari
kata ( تاب ), ( يتوب ), ( توبة ). Kata “tobat” berarti kembali ke jalan yang
benar”. Secara istilah, tobat berarti kembali kepada Allah dengan
melepaskan segala ikatan penyimpangan yang pernah dilakukan, kemudian
bertekad untuk melaksanakan segala hak-hak Allah.7
Dalam Tafsir Al-Mishbah, bertobat atau menyucikan diri dari kotoran
bathin, sedang menyucikan dari kotoran lahir adalah mandi atau
5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia, edisi ke. 3, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), h. 1202. 6 Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer; Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Multi
Karya Grafika, 1998), h. 98. 7 Yahya Jaya, Peranan Tobat dan Maaf Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Ruhama,
1995), h. 9.
22
berwudhu.8 Lain halnya istilah tobat yang dijelaskan dalam Ensiklopedia
Tasawuf yang mengartikan tobat yaitu kembali dari sesuatu yang dicela
oleh syara‟ menuju sesuatu yang dipuji.9
Bila penulis melihat kedua penjelasan di atas, maka tampak adanya
perbedaan konteks. Namun, pada dasarnya kedua istilah tersebut memiliki
satu makna yaitu kembali kepada jalan Allah.
Sebelum penulis membicarakan tentang macam-macam tobat, syarat
dan etika tobat, serta perintah tobat. Maka setidaknya kita harus
mengetahui terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan tobat.
Maka di sini akan dijelaskan pengertian tobat menurut beberapa para ahli,
diantaranya adalah:
Dalam buku Menembus Dosa; Makna dan Tatacara Bertobat,
Saifuddin Zuhri menjelaskan bahwa tobat merupakan ungkapan dari suatu
pengertian yang tersusun dari tiga unsur secara berurutan, yaitu
diantaranya: ilmu, kondisi, dan perbuatan. Ilmu akan menghasilkan
kondisi, kondisi akan menghasilkan perbuatan.10
Ilmu di sini adalah pengetahuan seorang hamba tentang besarnya
bahaya yang diakibatkan oleh dosa-dosanya. Sehingga dosa tersebut
menjadi penghalang antara dirinya dengan Allah (objek yang dicintainya).
8 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, Keserasian, (Jakarta: Lentera Hati,
2005), h. 480. 9 UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Tasawuf Jilid 3, (Bandung: Penerbit Angkasa,
2008), h. 1337. 10
Imam Abū Hāmid, Menebus Dosa; Makna dan Tatacara Bertobat. Penerjemah
Saifuddin Zuhri (Bandung: Pustaka Hidayah, 2008), h. 21.
23
Dengan begitu, timbullah perasaan sedih, dan sakit karena objek yang
dicintainya hilang. Selanjutnya, apabila rasa sakit itu telah mendominasi
hati dan menguasainya, maka perasaan itu akan menyadarkannya akan
masa kini, masa lalu, dan masa yang akan datang.11
Bila penulis melihat penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan.
Bahwa orang yang melakukan tobat pada dasarnya mereka mengetahui
tentang apa yang dilakukannya. Sehingga mereka dapat merasakan bahwa
apa yang mereka lakukan telah bertentangan dengan apa yang menjadi
aturan Allah.
Kaitannya dengan masa kini, masa lalu, dan masa mendatang adalah
bahwa masa kini tercermin melalui tindakan segera meninggalkan dosa
yang sedang dikerjakannya; korelasinya dengan masa yang akan datang
tercermin melalui tekad untuk menjauhi setiap dosa yang dapat
menyebabkan hilangnya objek yang dicintai sampai akhir hayat; sementara
korelasinya dengan masa lalu dilakukan dengan segera mengganti apa-apa
yang pernah terlewatkan dengan kebaikan dengan mengerjakan ulang jika
hal tersebut dapat diperbaiki.12
Menurut Abu Abdillah Sofyan Chalid Ruray menjelaskan dalam
tulisannya.13
Bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-„Utsaimin
rahimahullah menerangkan, Makna taubat secara bahasa adalah
11
Ibid., h. 22. 12
Ibid., h. 23. 13
Chalid Ruray, “Kapan Itu Dilaksanakan” Artikel ini diakses pada 15 Februari 2011 dari
http://mediasalaf.com/aqidah/taubat-muara-terindah-bagi-seorang-hamba/.
24
kembali, sedangkan menurut perngertian syar‟i taubat adalah kembali
dari maksiat kepada Allah Ta‟ala menuju ketaatan kepada-Nya. Dan
taubat yang paling agung serta paling wajib adalah taubat dari
kekafiran kepada keimanan.
Dalam buku Menembus Dosa dengan Tobat menyatakan bahwa Sahal
bin Abdullah At-Tustari, tobat adalah penggantian gerak-gerik yang tercela
dengan gerak-gerik terpuji.14
Bila penulis melihat dari kedua pengertian di atas. Maka dapat
diartikan bahwa tobat di sini hanya kembalinya seseorang ke jalan Allah
dari kemaksiatan dan perubahan yang dilakukan ialah dengan mengganti
perbuatannya yang dulu dengan kebaikan. Lain halnya dengan pengertian
tobat di bawah ini.
Menurut H. Mahmus dalam bukunya Terjemahan Irsyadul Ibad,
menyatakan bahwa Al-Qadhi Husain, Abutthoyyib Imam Mawardi dan
Ulama yang lainnya berpendapat bahwa tobat masih perlu diisyaratkan lagi
yaitu membaca istigfar dengan lidahnya, hatinya menyesal atas perbuatan
yang dilakukan.15
Penulis melihat bahwa tobat yang dijelaskan di atas, adalah tobat yang
mengharuskan seseorang melafalkan kata istighfar yang disertai dengan
penyesalan. Namun tidak adanya penjelasan tentang apa yang harus
14
Imam Abū Hāmid Muhammad bin Muhammad al-Ghazālī, Menebus Dosa; Makna dan
Tatacara Bertobat. Penerjemah Saifuddin Zuhri (Bandung: Pustaka Hidayah, 2008), h. 23. 15
Mahmus Ali, Terjemahan Irsyadul Ibad, (Surabaya: PT. Mahkota, 1992), h. 871.
25
dilakukan oleh seseorang setelah bertobat. Berbeda dengan penjelasan
tobat di bawah ini.
Dalam buku Kajian Lengkap Penyucian Jiwa: Tazkiyatun Nafs, Sa‟id
Hawwa menyatakan bahwa tobat dari dosa dengan cara kembali kepada
Allah merupakan jalan pembuka bagi orang-orang yang sedang
mengadakan perjalanan, modal bagi orang-orang yang beruntung, langkah
awal para murid, kunci istiqamah orang-orang yang condong kepada
Allah, teropong bagi orang-orang pilihan dan orang-orang yang dekat
kepada-Nya, yang dilakukan oleh para Nabi, mulai dari Adam dan umat
para Nabi, termasuk kita sebagai umat Nabi Muhammad, adalah sangat
layak dilakukan. Bertobat berarti mengikuti Sunnah para Nabi dan
Rasulullah.16
Menurut Sudirman Tebba dalam bukunya Meraih dan Bahagia dengan
Istighfar, tobat adalah kembali ke jalan yang benar, maka kesuburan akan
berlipat dan kekuatan akan berlimpah dari yang selama ini, dan dosa-dosa
yang lama itu dengan sendirinya akan diampuni oleh Allah dan mereka
akan dapat menempuh jalan yang benar dan terang menderang dari
hidayah Allah.17
Penulis melihat dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa tobat merupakan tempat pertama yang harus dilakukan oleh
16
Sa‟id Hawwa, Kajian Lengkap Penyucian Jiwa: Tazkiyatun Nafs, (Jakarta: Penerbit
Pena Pundi Aksara, 2007), h. 414. 17
Sudirman Tebba, Meraih dan Bahagia Dengan Istighfar, (Banten: Penerbit Pustaka
Irvan, 2008), h.193.
26
seseorang untuk kembali ke jalan Allah. Karena selain dihapuskannya
dosa-dosa yang lalu, tobat pun dapat mendatangkan hidayah Allah dalam
kehidupan seseorang.
Adapun tobat yang diperintahkan kepada orang-orang Mukmin adalah
tobat nashuha. Allah SWT., berfirman: Hai orang-orang beriman,
bertobatlah kepada Allah dengan tobat nashuha (tobat yang semurni-
murninya) (QS Al-Tahrim [66]: 8).18
Lalu, apa yang dimaksud dengan
tobat nasuha?.
Al-Nasûh itu merupakan sîghah mubâlaghah (bentuk yang
menunjukakan lebih) dari kata nâsih. Sebagaimana kata syakûr dan sabûr
merupakan bentuk mubalaghah dari kata syâkir dan sâbir. Dalam bahasa
arab, kata nasûh yang berasal dari huruf nûn, sâd, dan hâ itu,
mengisyaratkan ungkapan bebas atau ikhlas (al-khulûs). Disebutkan,
nasaha al-„asal (madu itu bersih), idzâ khalâ min al-ghisysy (jika kosong
dari campuran). Dengan demikian, al-nush (bebas/ikhlas) dalam tobat itu
layaknya al-nush dalam ibadah. Adapun al-nush dalam musyawarah,
berarti membebaskan musyawarah itu dari bentuk penipuan, pengurangan,
pengrusakan, dan melakukannya dalam kerangka yang paling sempurna.
Al-nus (bersih/ikhlas) itu adalah lawan dari kata al-ghisysy (tipu/curang).19
18
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media,
2004), h. 561. 19
Yusuf Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat; Kembali ke Cahaya Allah, (Bandung: PT.
Mizan Pustaka, 2008), h.62.
27
Dalam buku Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, telah dikeluarkan oleh
Ibnu Mardawaih dari Ibnu Abbas, telah berkata bahwa tobat nasuha adalah
bila seseorang hamba menyesali perbuatan yang telah dilakukannya,
sehingga ia memohon maaf kepada Allah, kemudian tidak melakukan dosa
itu lagi untuk selamanya, sebagaimana susu yang telah menetes tidak akan
kembali kepada sumbernya.20
Menurut Sudirman Tebba dalam bukunya Nikmatnya Tobat.
Menyatakan bahwa Umar bin Khattab, Abdullah bin Mas‟ud, Ubay bin
Ka‟/ab, dan Mu‟adz bin Jabal sependapat bahwa tobat nashuha ialah tobat
yang tidak mau lagi kembali kepada kesalahan.21
Dari kedua pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwasannya tobat nashuhah merupakan kemantapan hati seseorang untuk
tidak kembali kepada perbuatan-perbuatan yang salah. Berbeda dengan
pengertian tobat nashuhah di bawah ini.
Menurut Said bin Jabair berpendapat bahwa tobat nashuha ialah
tobat yang diterima oleh Allah. Untuk diterima tobat itu hendaklah
memenuhi tiga syarat, yaitu takut tobatnya tidak akan diterima,
mengharap agar tobatnya diterima, dan mulai saat itu memenuhi hidup
dengan taat. Sedangkan Said bin al-Musyyab berpendapat bahwa tobat
20
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemahan Tafsir Al-Maraghi, Penerjemah Bahrun Abu
Bakar, Lc., dkk., (Semarang: PT. CV Toha Putra, 1993), h. 265. 21
Sudirman Tebba, Nikmatnya Tobat, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2007), h.142.
28
nashuha ialah menasehati diri, karena telah bersalah dan patuh menuruti
nasehat itu. 22
Al-Quraizhiy berkata bahwa untuk mencapai tobat nashuha diperlukan
empat hal, yaitu memohon ampun dengan lidah, berhenti dari dosa itu
dengan badan, berjanji dengan diri sendiri tidak akan mengulangi lagi
kesalahan dan dosa itu, dan menjauhkan diri dari teman-teman yang hanya
akan membawa terperosok kepada yang buruk saja.23
Bila penulis melihat kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa tobat nashuhah adalah tobat yang sebenar-benarnya tobat yang
tidak hanya beristighfar dengan lisan, dan berhenti untuk tidak mengulangi
kesalahan yang lalu. Namun kehidupannya selalu dipenuhi dengan
ketaatannya kepada Allah, serta meninggalkan semua yang akan memicu
timbulnya kemaksiatan.
3. Macam-macam Tobat
Tobat itu pada hakikatnya tidak hanya terkait dengan permohonan
ampunan dosa yang pernah dilakukan, tetapi juga termasuk permohonan
ampun yang bukan karena dosa. Imam al-Ghazali membagi tobat itu atas
tiga macam, yaitu: 24
22
Sudirman Tebba, Nikmatnya Tobat, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2007), h. 143. 23
Ibid., h. 144. 24
Ahmad Thib Raya, “Hakikat Tobat”, artikel ini diakses pada 23 Februari 2011 pada
http://www.scribd.com/doc/47956120/19-9-07-DR-Ahmad-Thib-Raya-Hakikat-taubat.
29
a. Tobat (kembali), yaitu permohonan ampun dari segala dosa yang
sudah dilakukan disertai tekad untuk tidak kembali dari kemaksiatan
menuju kepada ketaatan kepada Allah SWT, tidak kembali dari
perbuatan dosa menuju kepada perbuatan kebajikan.
b. Firar (lari, meninggalkan), yaitu permohonan ampun dengan tekad
meninggalkan kemaksiatan menuju kepada kebijakkan, atau tekad
untuk meningkatkan amal kebajikan, dari yang baik menuju kepada
yang lebih baik, dari yang sempurna menuju kepada yang lebih
sempurna.
c. Niyabat, yaitu permohonan ampun yang dilakukan secara terus
menerus sekalipun tidak berdosa.
Penulis melihat penjelasan dari ketiga macam-macam bentuk tobat di
atas, maka dapat memberikan gambaran kepada kita semua. Bahwa kita
sebagai umat manusia merupakan termasuk dari golongan apa ketika
melaksanaan tobat.
Sedangkan menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan
dalam bukunya Mutiara Tobat, telah membagi tobat menjadi dua macam,
yaitu wajib dan sunnah.25
Pertama, tobat wajib adalah bertobat dari
meninggalkan kewajiban atau melakukan larangan. Tobat ini wajib
25
Ibnu Taimiyyah, Mutiara Tobat. Penerjemah Farid Qurusy. (Jakarta:
Pustaka as-Sunnah, 2006) h. 28.
30
dilakukan oleh setiap hamba sebagaimana perintah Allah SWT dalam
kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya.
Kedua, tobat sunah adalah bertobat dari meninggalkan amalan-amalan
sunah atau melakukan amalan makruh. Orang yang hanya melakukan tobat
jenis pertama termasuk golongan moderat ( االبرار المقتصد ), dan orang yang
melakukan kedua jenis tobat di atas termasuk golongan yang berlomba
dalam berbuat kebajikan ( سابق الخيرية ), sedangkan yang tidak melakukan
keduanya termasuk golongan yang zhalim ( هظالم لنفس ), mungkin kafir
atau fasik.26
Penjelasan untuk kedua macam tobat di atas, sebelumnya telah
dipertegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya Surat Al-waqiah ayat 7-
12, yang berbunyi:
Yang artinya: “Dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan,
alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri, alangkah
sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu
beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). Mereka itulah orang
yang didekatkan (kepada Allah).berada dalam surga kenikmatan”.27
26
Ibid., h. 29. 27
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media,
2004), h. 56.
31
4. Syarat dan Etika Tobat
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang ketika
melakukan tobat. Syarat-syarat itu akan sangat terkait dengan dosa-dosa
yang dilakukan karena pelanggaran terhadap hak-hak Allah atau terhadap
hak-hak manusia.
Terhadap hak-hak Allah, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut:28
a. Menyadari dan mengakui adanya perbuatan dosa yang
dilakukan.
b. Menyesali dari dari perbuatan maksiat yang dilakukan.
c. Bertekad untuk tidak akan mengulangi lagi perbuatan seperti
itu.
d. Setelah bertobat, memperbanyak dan meningkatkan amal
kebajikan, tidak hanya dari segi kuantitasnya, tetapi juga
kualitasnya, tidak hanya yang wajib, tetapi juga yang sunah.
Terhadap hak-hak manusia, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut:29
a. Menyadari dan mengakui adanya perbuatan dosa yang
dilakukan terhadap sesama.
b. Memohon maaf kepada yang bersangkutan, jika dosa itu
menyangkut kehormatan orang lain.
c. Mengembalikan harta kepada pemiliknya, jika itu
menyangkut pengambilan harta benda orang lain tanpa hak.
d. Menyesali diri dari perbuatan maksiat yang telah dilakukan.
e. Setelah bertobat, memperbanyak dan meningkatkan amal
kebajikan, tidak hanya dari segi kuantitas, tetapi juga
kualitasnya, tidak hanya yang wajib, tetapi juga yang sunah.
28
Chalid Ruray, “Taubat Muara Terindah Bagi Seorang Hamba”, Artikel ini diakses pada
23 Februari 2011 pada http://mediasalaf.com/aqidah/taubat-muara-terindah-bagi-seorang-hamba/. 29
Ibid., “Taubat Muara Terindah Bagi Seorang Hamba”, Artikel ini diakses pada 23
Februari 2011 pada http://mediasalaf.com/aqidah/taubat-muara-terindah-bagi-seorang-hamba/.
32
Dalam buku Kitab Petunjuk Tobat, Yusuf Qardhawi menyatakan ada
beberapa syarat dan etika yang harus dipenuhi agar tobatnya yang kita
lakukan diterima di sisi Allah, 30
antara lain:
a. Niat yang ikhlas dan mengharap ridha Allah dalam melakukannya.
Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amal apapun, kecuali
jika dilakukan secara ikhlas untuk mengharap keridhaan-Nya.
Rasulullah bersabda:
”Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niat. Dan seseorang
itu hanya akan mendapatkan pahala dari niat yang dia miliki” (HR.
Al-Bukhari).31
b. Hati menyertai lisan sewaktu melakukan tobat. Oleh karena itu, jangan
pernah seseorang berkata, “Aku memohon ampunan kepada Allah,
sedangkan hatinya terus-menerus berbuat maksiat. Diriwayatkan dari
Ibn „Abbas, dia berkata, “Orang yang memohon ampunan kepada
Allah, tetapi berbuat maksiat, maka ia seperti orang yang mengolok-
olok Tuhannya”.32
c. Etika yang harus diperhatikan dalam tobat adalah seseorang yang
mesti melakukannya dalam keadaan suci, sehingga ia sedang benar-
30
Yusuf Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat; Kembali Ke Cahaya Allah, (Bandung: PT.
Mizan Pustaka, 2000), h. 109. 31
Abu Abdullah Al-Bukhori, Shohih Bukhori, (Bairut: Daar Ibnu Katsir, 1987), Jilid 1,
h. 1. 32
Ibid., h. 110.
33
benar berada dalam kondisinya yang paling baik, lahir maupun bathin.
Sebagaimana dalam riwayat Ali ibn Abu Thalib, dia berkata, “Abu
Bakar r.a. menceritakan kepadaku dan dia adalah seorang yang jujur,
bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada seorangpun yang melakukan satu perbuatan dosa, lalu
dia segera bangkit dan bersuci, alangkah baiknya aktivitas bersuci
yang dia lakukan, dan kemudian dia memohon ampun kepada Allah
Azza wa Jalla, kecuali dia akan diampuni oleh-Nya”, lalu beliau
membaca firman Allah, dan (juga) orang-orang yang apabila
menegrjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka
(segera) ingat akan Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang
mereka mengetahui (QS: Ali Imram [3]: 135).33
d. Di antara etika tobat yang harus dijalani seseorang adalah memiliki
perasaan takut dan harapan sewaktu meminta ampunan kepada Allah.
Sungguh Allah telah menyifati diri-Nya dengan firman-Nya, Yang
mengampuni dosa dan menerima tobat lagi keras hukuman-Nya (QS.
Al-Mukmin [40]: 3); Ketahuilah, sesungguhnya Allah amat keras
33
Abu Isa At-Turmudzi, Sunan At-Turmudzi, (Bairut: Daar Ihya‟ At-Turats Al-„Arabi,
1999), Jilid 1, h. 257.
34
siksaan-Nya, dan sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (QS. Al-Maidah [5]: 98).34
Oleh karena itu tidak seharusnya orang yang berbuat maksiat
meninggalkan tobat, bagaimanapun besarnya dosa yang telah ia
lakukan. Sebab, sesungguhnya ampunan Allah itu lebih besar dari
pada dosanya, rahmat-Nya Maha luas, dan pemaafan-Nya lebih
banyak.
e. Dalam tobat, seseorang juga harus memilih waktu-waktu yang utama.
Misalnya waktu sahur, sebagaimana Allah SWT berfirman: Dan yang
memohon ampunan pada waktu pagi sebelum sahur (sebelum fajar).
(QS. Ali „Imran [3]: 17); Dan selalu memohon ampunan pada waktu
pagi sebelum fajar (akhir malam). (QS. Al-Dzariyat [51]: 18).35
f. Di antara etika tobat berdoa dan beristigfar dengan rangkaian doa
yang disebutkan dalam Al-Qur`an dan Sunnah. Sesungguhnya doa
yang diajarkan Al-Qur`an dan Sunnah sangat jelas, seimbang, lugas,
teratur, dan memiliki pengaruh yang besar pada hati. Lain halnya
dengan doa yang dibuat-buat oleh manusia dari rangkaian kata yang
dipilih dan disusunnya, Karena ia tidak memiliki keindahan yang
34
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung ,PT. Syaamil Cipta Media:
2004), h. 124. 35
Ibid., h. 521.
35
dimiliki kalimat Al-Qur`an, dan tidak mempunyai keluhuran yang
tersimpan dalam rangkaian doa-doa Nabi.36
Di antara rangkaian doa-doa yang diajarkan dalam Al-Qur`an
adalah doa-doa yang disebutkan Al-Qur`an dari Adam, Nuh, Ibrahim,
dan yang lainnya dari pada Nabi, Rasul, dan orang-orang yang shaleh,
diantaranya sebagai berukut:
Yang artinya: Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan
tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami,
tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang
kafir. (QS. Ali Imran [3]: 147).37
5. Ciri-ciri Pertobatan yang Diterima
Pertobatan yang diterima memiliki beberapa ciri, dan berbeda dari
pada pertobatan yang ditolak oleh Allah SWT. Adapun ciri-ciri
pertobatan yang diterima menurut Yusuf Qordhawi dalam bukunya
yang bejudul Kitab Petunjuk Tobat; Kembali ke Cahaya Allah,
diantaranya adalah:38
a. Setelah melakukan pertobatan, seseorang menjadi lebih baik dari
pada sebelumnya.
36
Yusuf Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat; Kembali Ke Cahaya Allah, (Bandung: PT.
Mizan Pustaka, 2000), h. 114. 37
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung ,PT. Syaamil Cipta Media:
2004), h. 68. 38
Yusuf Qardhawi, Kitab Petunjuk Tobat; Kembali Ke Cahaya Allah, (Bandung: PT.
Mizan Pustaka, 2000), h.179.
36
b. Perasaan takut selalu menyertai pelaku pertobatan. Ia tidak pernah
merasa aman dari makar Allah, sekalipun hanya sekedip mata.
c. Terkoyak-koyak hati karena rasa penyesalan dan rasa takut yang
mendalam. Hal ini sesuai dengan kadar besar dan kecilnya
perbuatan buruk yang telah ia lakukan.
d. Keterkoyakan hati, tidak ada sesuatu pun yang menyerupainya,
tidak ada pada orang yang tidak berdosa, bukan karena lapar,
bukan karena berolahraga, dan bukan hanya karena cinta.
Sesungguhnya ia merupakan sesuatu yang ada dibalik semua hal
tersebut, yang akan menghancurkan hati di hadapan Sang Tuhan.39
Ini semua merupakan pengaruh dari pertobatan yang diterima oleh
Allah. Dan apabila seseorang telah melakukan tobat, namun tidak
menemukan atau merasakan pengaruh dan perubahan dari tobat
tersebut di dalam hatinya, maka seharusnya kita harus mencurigai
pertobatan kita.
6. Perintah Tobat
Tobat merupakan salah satu bentuk kebajikan yang harus
dilakukan oleh setiap manusia, baik yang merasa dirinya berdosa
maupun tidak. Tobat bagi orang-orang yang berdosa merupakan jalan
yang wajib di lalui untuk memohon ampunan kepada Allah agar dosa-
39
Ibid., h. 180-181.
37
dosanya di ampunkan oleh Allah, sedangkan tobat bagi orang-orang
yang merasa tidak berdosa merupakan jalan yang baik untuk memupuk
pahala. Oleh karena itu, tobat merupakan salah satu perintah agama
yang harus dilakukan oleh seluruh umat manusia.
Di dalam Al-Qur`an terdapat ayat yang memerintahkan untuk
melakukan tobat, demikian pula di dalam haditsnya, Rasulullah
memerintahkan dan memberikan pujian kepada orang-orang yang
melakukan tobat.40
Adapun ayat-ayat yang memerintahkan tentang
tobat, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. QS. Tahrim (66): 8:
Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada
Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan
kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan
kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,
pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang
beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di
hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan:
”Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah kami, Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatunya”.41
40 Yusuf, Mutiara Taubat, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2006), h. 28-29. 41 Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung ,PT. Syaamil Cipta Media:
2004), h. 951.
38
b. QS. An-Nur: 31
Yang artinya: ”Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”.42
c. QS. Hud: 52
Yang artinya: Dan (dia berkata): “Hai kaum-Ku, mohonlah
ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya
Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu
berpaling dengan berbuat dosa”.43
d. QS. Hud: 61
Yang artinya: “karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa-Nya)”.44
Di antara hadits Nabi yang memerintahkan tobat ialah:
a. Dan dalam Shahih Muslim dari Abi Burdah dari al-Aghar dari Ibnu
Umar r.a. dari Nabi SAW bersabda:
42
Ibid., 353. 43
Ibid., h. 228. 44
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media,
2004), h. 228.
39
Yang artinya: “Wahai sekalian manusia, bertobatlah kalian kepada
Allah, sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya dalam sehari
seratus kali”.45
b. Dari Abu Burdah dari al-aghar al-Muzani berkata: Rasulullah SAW
bersabda:
Yang artinya: “Sesungguhnya hatiku-terkadang-lalai, dan
sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dalam sehari
seratus kali”.46
c. Diriwayatkan dari Nabi SAW oleh Ibnu Mas‟ud, al-Bara ibn „Azib,
an-Nu‟man ibn Basyir, Abu Hurairah dan Anas ibn Malik r.a.
Dalam ash-Shahihain dari Ibnu Mas‟ud r.a. berkata: Rasulullah
SAW bersabda:
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah benar-benar lebih gembira
dengan tobat salah seorang diantara kalian dari pada seseorang
yang bepergian di padang pasir nan tandus, ia membawa serta
unta dengan makanan, minuman, pembekalan, dan barang-barang
kebutuhannya, kemudian ia kehilangan unta tersebut, ia lalu
45
HR. Muslim, Kitab ad-Dzikru Wa ad-Du‟a Wa at-Taubah wal Istigfar, Bab Istihbab al-
Istighfar Wal Istiktsar Minhu, dalam Ibnu Taimiyah, Mutiara Taubah, (Jakarta: Pustaka as-
Sunnah, 2004), h. 22. 46
HR. Muslim, Sunan Abu Dawud, Kitab al-Witr, Bab Fil Istighfar, dalam Ibnu
Taimiyah, Mutiara Taubah, (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2004), h. 23.
40
keluar untuk mencarinya sampai hampir matti tapi tetap tidak
menemukannya, ia lalu berkata: “Aku akan kembali ke tempat
pertama kali aku kehilangan untaku biar aku mati di sana”, ia lalu
kembali ke tempat semula, kemudian ia tertidur dan ketika bangun
ia dapati untanya berada di hadapannya bersama dengan
makanan, minuman, pembekalan, dan barang-barang
kebutuhannya”.47
B. NAPZA
1. Pengertian dan Jenis NAPZA
a. Narkotika
Narkotika berasal dari bahasa Inggris “Narcotics” yang berarti
obat yang menidurkan atau obat bius.48
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Narkotika adalah “Obat untuk menenangkan syaraf,
menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa ngantuk atau ransangan
(opium, ganja,dsb).”49
Dan menurut Pasal 1 butir (1) Undang-undang nomor 22 tahun
1997 tentang Narkotika (UU No.22/1997): “Narkotika adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau sintesis maupun semi sintesis
yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan”.50
47
HR. Bukhari, Kitab ad-Da‟awa,t Bab at-Taubah, dalam Ibnu Taimiyah, Mutiara
Taubah, (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2004), h. 26. 48
Echols, M. John.,, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, (Jakarta:
Penerbit. PT. Gramedia, t.t), h.390. 49
Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai pustaka, 1988), h. 609. 50
Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2007), h.159.
41
Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang No.22 tahun
1997, Narkotika dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
1) Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sanggan tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya: Opium, Ganja, Heroin,
Kokain, dan lain-lain.
2) Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Benzetidin, Betametadol, Difenoksilat,
Hidromorfinal, Metadon, Morfin, Petidin, dan turunannya dan lain-
lain.
3) Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak dalam terapi dan/atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya: Kodein, Norkodina,
Propiran, dan lain-lain.51
Berdasarkan cara pembuatannya, Narkotika dibedakan ke dalam
3 (tiga) golongan, yaitu :
51
Ibid., h. 160-167.
42
1) Narkotika Alami
Adalah Narkotika yang zat aktifnya diambil dari tumbuh-
tumbuhan (alam), contohnya adalah: Ganja, Hasis, Coca, Opium.
2) Narkotika Semi Sintetik
Adalah Narkotika alami yang diolah, diambil zat adiktifnya
(intisarinya) agar memiliki khasiat lebih kuat sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan kedokteran. Contohnya: Morfin,
Codein, Heroin, Cocaine.
3) Narkotika Sintetik
Adalah Narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia,
digunakan untuk pembiusan dan untuk pengobatan bagi orang yang
menderita ketergantungan Narkoba sebagai Narkoba pengganti
(Subssitusi), seperti: Petidine, Methadone, dan Naltrexon.52
b. Psikotropika
Psikotropika menurut Pasal 1 butir (1), Undang-Undang No.
5 tahun 1997 tentang psikotropika (UU No. 5/1997): “Psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
52
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaannya, (T. tp.: LKP
Yayasan Karya Bhakti, 2004), h.13-15.
43
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku”.53
Jenis-jenis dari psikotropika yang berdasarkan Undang-
Undang No. 5 tahun 1997 psikotropika dibedakan menjadi empat
golongan, yaitu :
1) Psikotropika Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya: LSD
(Lysergic Acid Diethyltamide), MDMA (Shabu/SS atau
Ekstacy).
2) Psikotropika Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat
untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya:
Amfetamin, Metamfetamin, Metakulon.
3) Psikotrapika Golongan IV adalah psikotrapika yang berkhasiat
untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengatahuan serta mempunyai
53
Ibid., h.16.
44
potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contohnya: Diazepam, Lefetamina, Nitrazepm.54
Berdasarkan Ilmu Farmakologi, Psikotropika dikelompokan
kedalam tiga golongan : 55
1) Kelompok Deressant/Penekan Saraf Pusat/Penenang/Obat
Tidur; Bila diminum memberikan rasa tenang, mengantuk,
tentram, damai, menghilangkan rasa takut, was-was, dan
gelisah. Contoh: Valium, Rohipnol, Mogadon.
2) Kelompok Stimulan/Peransang Saraf Pusat/Anti tidur; Bila
diminum mendatangkan rasa riang gembira, hilang rasa
bermusuhan, hilang rasa marah, ingin selalu aktif, dan badan
merasa fit tidak terasa lapar. Daya kerja otak menjadi serba
cepat namun kurang terkendali., kurang terkontrol. Contoh:
Amfetamin, Estasy, Shabu.
3) Kelompok Halusinogen; Halusinogen adalah obat atau zat atau
tanaman atau makanan atau minuman yang dapat
menimbulkan khayalan. Bila diminum dapat mendatangkan
ilusi atau khayalan tentang peristiwa-peristiwa yang
mengerikan, menakutkan kadang-kadang khayalan nikmat,
seks, dan sebagainya. Contoh: LSD (Lysergic Acid
54
Ibid., h. 17. 55
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaannya, (T. tp. : LKP
Yayasan Karya Bhakti,2004), h. 17.
45
Diethyltamide), Getah Tanaman Kaktus, Kecubung, Jamur
tertentu (Misceline), Ganja.56
c. Zat Adiktif
Adalah zat-zat selain narkotika dan selain psikotrapika yang
dapat menimbulkan ketergantungan. Contoh:
1) Rokok.
2) Kelompok alkohol dan minum lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan.
3) Thynner dan zat-zat lain seperti lem kayu, pelarut Type Ex,
Acetone, Cat, Bensin, yang bila dihisap, dihirup, dicium dapat
memabukkan.
2. Korban Penyalahgunaan NAPZA
Orang yang telah mengkonsumsi NAPZA dalam hidupnya, bukanlah
tanpa alasan yang jelas. Menurut Dadang Hawari dalam bukunya
yang berjudul Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika,
Alkohol, dan Zat Adiktif). Menyatakan bahwa terdapat tiga faktor
penyebab penyalahgunaan NAZA yang ditinjau dari sudut pandang
Psikodinamik.57
Diantaranya yaitu:
56
Ibid., h. 18. 57
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA: Narkotika, Alkohol, dan
Zat Adiktif, (Jakarta: FKUI, 2006), h. 24.
46
a. Faktor Predisposisi
Adalah gangguan kejiwaan yaitu gangguan kepribadian
(antisosial). Seseorang dengan gangguan kepribadian tidak mampu
untuk berfungsi secara wajar dan efektif dalam menjalani kehidupan
sehari-hari atau bergaul dengan lingkungan sosial. Untuk mengatasi
ketidakmampuan berfungsi secara wajar dan untuk menghilangkan
kecemasan dan atau depresinya itu; maka orang cenderung
menyalahgunakan NAZA. Upaya ini dimaksudkan untuk mencoba
mengobati dirinya sendiri atau sebagai reaksi pelarian.
b. Faktor Kontribusi
Adalah kondisi keluarga yang terdiri dari tiga komponen, yaitu
keutuhan keluarga, kesibukan keluarga, dan hubungan interpersonal
antar keluarga. Seseorang yang berada dalam kondisi keluarga yang
tidak baik (disfungsi keluarga) akan merasa tertekan, dan ketertekanan
yaitu dapat merupakan faktor penyerta bagi dirinya terlibat dalam
penyalahgunaan atau ketergantungan NAZA.
Kondisi keluarga yang tidak baik atau disfungsi keluarga yang
dimaksud adalah sebagai berikut:58
1) Keluarga tidak utuh, misalnya salah seorang dari orang tua
meninggal, kedua orang tua bercerai atau berpisah. Dan kesibukan
58
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA: Narkotika, Alkohol, dan
Zat Adiktif, h. 26.
47
orang tua sehingga tidak adanya waktu luang untuk berkumpul
dengan anggota keluarga yang lain.
2) Hubungan interpersonal yang tidak baik, yaitu hubungan antara
anak dengan kedua orang tuanya, anak dengan sesama saudaranya
(anak sesama anak), dan hubungan antara ayah dan ibu yang
ditandai dengan sering cek-cok, bertengkar, dingin, masing-masing
acuh tak acuh dan lain sebagainya sehingga suasana rumah menjadi
tegang dan kurang kehangatan.
c. Faktor Pencetus
Adalah pengaruh teman kelompok sebaya dan NAZA-nya itu
sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Hawari menyebutkan bahwa
pengaruh teman kelompok sebaya mempunyai andil 81,3% bagi
seseorang terlibat penyalahgunaan atau ketergantungan NAZA.
Sedangkan tersedianya dan mudahnya NAZA diperoleh mempunyai
andil 88% bagi seseorang terlibat penyalahgunaan atau
ketergantungan NAZA.59
Ditinjau dari pendekatan kesehatan jiwa, pemakai zat dibagi
menjadi beberapa golongan:60
1) Experimental Use yaitu pemakaian zat yang tujuannya ingin
mencoba, sekedar memenuhi rasa ingin tahu.
59
Ibid., h. 29. 60
Satya Joewana, Gangguan Penggunaan Zat: Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif lain,
(Jakarta: PT. Gramedia, 1989), h. 13.
48
2) Sosial Use, atau disebut juga recreational use yaitu penggunaan
zat-zat tertentu pada waktu resepsi (minum whisky) atau untuk
mengisi waktu senggang (merokok) atau pada waktu pesta ulang
tahun atau waktu berkemah (mengisap ganja bersama-sama teman).
3) Situasional Use yaitu penggunaan zat pada saat mengalami
ketegangan, kekecewaan, kesedihan, dan sebagainya dengan
maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut.
4) Abuse atau penyalahgunaan, yaitu suatu pola penggunaan zat yang
bersifat patologik, paling sedikit satu bulan lamanya, sehingga
menimbulkan gangguan fungsi sosial.
5) Dependent Use yaitu bila sudah dijumpai toleransi dan gejala putus
zat bila pemakaian zat dihentikan atau dikurangi dosisnya.61
3. Ciri-ciri Pengguna NAPZA
Segala sesuatu yang pernah dilakukan oleh seseorang baik itu
perbuatan yang benar maupun perbuatan yang salah. Setidaknya dapat
dikenali atau dapat diketahui oleh orang lain, walaupun pada akhirnya
memakan waktu yang lama. Sama halnya dengan seseorang yang telah
menggunakan NAPZA dalam hidupnya, maka dengan sendirinya hal
tersebut dapat diketahui oleh orang lain.
Kenyataannya, dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang
tua yang tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa anaknya telah
61
Ibid., h. 14.
49
terlibat penyalahgunaan atau ketergantungan NAPZA. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka sudah sepantasnya semua orang memiliki ilmu
pengetahuan tentang seluk-beluk NAPZA.62
Oleh karena itu, Dr. Subagyo Partodiharjo dalam bukunya yang
berjudul Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya, menyebutkan
ciri-ciri pengguna NAPZA utnuk memberikan kemudahan kepada orang
lain untuk mengetahuinya. Adapun ciri-cirinya terdiri dari empat tahap,
yaitu sebagai berikut:63
a. Tahap Awal: Coba-coba, Eksperimen.
1) Gejala Psikologi:
Terjadi perubahan pada sikap anak. Orang tua peka dapat
merasakan adanya sedikit perubahan perilaku pada anak yaitu
timbulnya rasa takut dan malu, yang disebabkan karena ia merasa
bersalah ia merasa berdosa. Anak menjadi lebih sensitif, jiwanya
resah dan gelisah akan mengaku terus terang takut; akan terus
merahasiakan, merasa berdosa, ia bingung. Kemesraan dan
kemanjaannya hilang atau berkurang.
2) Pada Fisik:
Tidak nampak adanya perubahan pada tubuh anak. Belum
terlihat adanya tanda perubahan pada tubuh sebagai dampak
62
Dadang Hawari, Konsep Agama Islam Menanggulangi NAZA, (Jakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Yasa, 2002), h. 18. 63
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaanny, (T. tp.: LKP
Yayasan Karya Bhakti, 2004), h. 98.
50
pemakaian NAPZA. Bila sedang memakai psikotrapika
stimulans atau ecstacy atau shabu ia nampak riang, gembira,
aktif, bahkan hiper aktif, murah senyum, dan ramah.
b. Tahap Kedua, adalah Pemula, Instrumen, Insidentil.64
1) Gejala Psikologi:
Sikap anak lebih menjadi tetutup, banyak hal yang tadinya
terbuka menjadi rahasia. Jiwanya resah, gelisah, kurang tenang,
dan lebih sensitif. Mulai semakin renggang hubungannya dengan
orang tua dan saudara-saudaranya, tidak lagi riang gembira,
cerah dan ceria. Ia mulai nampak seperti menyimpan rahasia, dan
memiliki satu atau beberapa teman akrab.
2) Pada Fisik:
Tidak manpak perubahan yang nyata, gejala pemakaian
berbeda sesuai jenis NAPZA yang dipakainya. Bilamana sedang
memakai ia menjadi lebih lincah, lebih riang, lebih percaya diri
berarti ia memakai (psikotropika, stimulant, shabu, ecstasy).
Bilamana tampak lebih tenang, mengantuk berarti ia memakai
penenang, ganja, putao. Untuk mengelabuhi orang tua dan teman
bahwa ia memakai kadang-kadang ia menutupi kekurangannya
dengan rajin berolah raga dan makan, sehingga tampak sehat dan
energik. Seperti orang normal.
64
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaanny, h. 99.
51
c. Tahap Ketiga, adalah Tahap Berkala:65
1) Ciri Mental:
Sulit bergaul dengan teman baru. Pribadinya lebih menjadi
tetutup, lebih sensitif mudah tersinggung. Sering bangun siang,
agak malas, mulai gemar berbohong. Keakraban dengan orang tua
dan saudara sangat merosot berkurang. Kalau sedang memakai
NAPZA penampilannya: riang (minum stimulans) atau tenang
(minum depresan). Kalau sedang tidak memakai NAPZA, sikap
dan penampilannya murung, gelisah, kurang percaya diri (PD).
2) Ciri Fisik:
Terjadi gejala sebaliknya dari tahap kesatu dan tahap kedua.
Bila sedang memakai nampak normal, tidak nampak tanda-tanda
yang jelas, biasa saja. Bila sedang tidak memakai, malah nampak
kurang sehat, kurang percaya diri, murung, gelisah, malas. Tanda-
tanda pada fisik semakin lebih jelas bila dibandingkan dengan
tahap kedua.
Tanda yang spesifik tergantung jenis obat NAPZA yang
dipakainya. Kadang-kadang malah tampak gemuk atau sehat
karena usaha menutupi atau kompensasi, agar tidak diduga
65
Ibid., h. 100.
52
memakai nampak kurang percaya diri, bahkan nampak tidak sehat,
karena sakao.
d. Tahap Keempat, adalah Tahap Tetap (madat).66
1) Tanda-tanda Psikis:
Sulit bergaul dengan teman baru, eksklusif tertutup, sensitif,
mudah tersinggung, egois mau menang sendiri, malas, sering
bangun siang, lebih nikmat hidup di malam hari. Pandai berbohong,
gemar menipu. Sering mencuri atau merampas. Tidak malu
menjadi pelacur (pria maupun wanita). Demi memperoleh uang
untuk mendapatkan NAPZA, tidak merasa berat untuk berbuat
jahat, bahkan membunuh orang lain, termasuk membunuh orang
tuanya sendiri, demi uang atau NAPZA.
2) Tanda-tanda Fisik:
Biasanya kurus atau lemah (loyo). Tetapi ada juga yang dapat
menutupi diri dengan membuat dirinya gemuk ataupun fit atau
sehat, karena melakukan kompensasi banyak makan, minum food
supplement dan berolah raga. Mata sayu, gemar memakai kacamata
gelap, gigi menguning kecoklatan dan sering kali keropos.
Biasanya kulit agak jorok karena malas mandi. Sering nampak
tanda bekas sayatan atau bekas tusukan jarum suntik di lengan, atau
kaki, atau dada, atau di lidah, atau di kemaluan, dan lain-lain.
66
Ibid., h. 101.
53
Tanda-tanda ini tidak khas bila pemakai NAPZA mengkonsumsi
beberapa jenis NAPZA sekaligus.67
Dengan adanya ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, dapat
mempermudah diri kita untuk mengenal ciri-ciri tersebut pada orang lain.
Dan membuat kita lebih peka lagi terhadap lingkungan sekitar.
4. Dampak Buruk NAPZA dalam Tubuh Manusia
Heriady Willy dalam bukunya yang berjudul Berantas Narkoba tak
Hanya Cukup Bicara, menjelaskan bahwa ada berbagai dampak buruk
NAPZA dalam tubuh manusia sebagai berikut:68
a. Penyalahgunaan pada Heroin (Putaw), terjadi infeksi (abses) pada
kulit akibat bekas suntikan, infeksi pada paru-paru (bronchitis), paru-
paru basah, infeksi pada jantung, gangguan otak, gangguan pada
fungsi hati, tertular hepatitis B dan C, HIV/AIDS, gangguan
pencernaan, badan semakin kurus dan kotor, gigi keropos, gangguan
menstruasi pada wanita dan dapat terjadi impotensi pada pria.
b. Penyalahgunaan pada Marijuana atau Ganja atau Cimeng (Cannabis).
Terjadi gangguan pada fungsi paru (TBC, Bronchitis), hipertensi,
denyut jantung yang tidak teratur, kekebalan tubuh menurun, mata
67
Ibid., h.102. 68
Heriadi Willy, Berantas Narkoba Tak Cukup Hanya Bicara: Tanya Jawab dan Opini,
(Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat, GRANAT, UII Press, 2005), h. 58.
54
rabun, kerusakan otak pada sistem limbic dan gangguan menstruasi
pada wanita dan kemandulan pada laki-laki maupun wanita.
c. Penyalahgunaan pada pengguna Inhalansia (jenis lem, thiner, aseton,
dan lain-lain), dapat terjadi kekakuan pada pembuluh paru, penekanan
pernafasan, denyut jantung tidak teratur, meracuni hati, gangguan
ginjal, dan mata kabur hingga dapat terjadi kematian yang
mendadak.69
Dan dampak buruk bagi penyalahgunaan NAPZA terhadap mental,
pada umumnya terjadi gangguan psikotik, gangguan tidur, depresi berat,
cemas (curiga berlebihan), gangguan tingkah laku, gangguan fungsi
seksual, gampang tersinggung, defresi atau hiperaktif atau sering murung,
terjadi paranoid hingga gangguan jiwa yang sulit disembuhkan.
Selain itu dampak terhadap sosial, lebih menonjol menjadikan
pelaku penyalahgunaan menjadi anti sosial (jarang berkumpul dengan
keluarga atau keluarga), motivasi belajar kurang bahkan sampai hilang,
cenderung melakukan perbuatan kriminal sebagai dampak lainnya. Lebih
jauh lagi akibat yang terparah dari semua itu adalah kematian yang sia-sia
(baik karena over dosis maupun penyakit) dan tidak berartinya atau
disingkirkan pecandu tersebut di dalam masyarakat.70
69
Ibid., h. 59. 70
Ibid., h. 60.
55
Demikianlah dampak-dampak yang mungkin saja terjadi pada diri
seseorang, apabila mereka telah menggunakan atau memakai NAPZA
dalam hidupnya. Karena hal itu tidak hanya dapat menghancurkan diri
sendiri, akan tetapi dapat menghancurkan segala sesuatu yang ada di
sekitar kehidupan kita
C. Kesalehan Individu
1. Pengertian Kesalehan Individu
Kesalehan individu itu terdiri dari dua kata yaitu saleh dan
individu. Menurut Kamus Bahasa Arab Al-Munawwir صالح isim fa‟il dari
يصلح- صلح yang artinya adalah baik, bagus.71
Sedangkan menurut Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia saleh adalah taat dan sungguh-sungguh
menjalankan ibadah, suci beriman. Sedangkan kesalehan adalah ketaatan
(kepatuhan) dalam menjalankan ibadah, kesungguhan menunaikan ajaran
agama.72
Adapun individu menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
adalah orang, seseorang, dan pribadi orang (terpisah dari yang lain),
organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas
(tidakmempunyai hubungan organik dengan sesamanya).73
Bila melihat
dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa kesalehan individu adalah
71
Munawwir, Kamus Al-Munawwir; Arab-Indonesia Terlengkap Edisi 2, (Surabaya:
Pustaka Progresif, 2005), h. 788. 72
Frista Artmada, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Penerbit Lintas Media,
t.t.), h. 981. 73
Ibidi., h. 430.
56
seseorang yang taat dalam menjalankan ibadah dan kesungguhannya
dalam menunaikan ajaran agama.
Menurut Abu Muhammad Jibril, dalam tulisannya bahwa kesalehan
individu sebenarnya tidak berbeda jauh dengan seseorang bisa dikatakan
saleh apabila bersih lahir batinnya, bersih darah dagingnya dan tulang
belulangnya dari benda-benda yang haram dan subhat yang akan menarik
dirinya ke lembah Neraka yang paling dalam. Demikian pula ia adalah
orang yang senantiasa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya di manapun ia
berada dan bila manapun ia berada dan bila manapun ia diajak kembali
keduanya.74
Menurut Umar Sulaiman Al-Asyqar, kesholehan individu sama
halnya lelaki atau wanita saleh. Secara garis besar dapatlah digambarkan,
sebagai lelaki yang bersih jiwanya, lurus akidahnya, dan benar amalnya.
Secara fisik, berarti darah, daging, dan tulang belulangnya bersih dari pada
benda-benda haram. Sedangkan batinnya bersih dari kotoran kejiwaan
(seperti munafiq, fasiq, zhalim dan segala hal yang maksiat kepada Allah
dan rasul-Nya), karena senantiasa disiram air suci keimanan atau dicuci
dengan sabun samawi (wahyu Ilahi). Sebagaimana lazimnya bagi seorang
muslim, apabila ia hendak menghadap Allah melalui shalat, bersujud, dan
bersimpuh di hadapan Allah Malikurrahman, maka ia pun segera
74
Jibril Abdurrahman, Lelaki Sholeh, (Kuala Lumpur: PT. Darul Nu‟man, 1995), h.7.
57
mengambil air wudhu, begitu pula ketika hendak membaca kitab suci Al-
Qur`an.75
Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kesalehan
individu dapat dibagi menjadi dua arti. Pertama, secara sempit kesalehan
individu adalah seseorang yang secara fisiknya bersih dari barang-barang
yang haram dan subhat. Sedangkan yang kedua, secara luas kesalehan
individu adalah seseorang yang bersih jiwanya, lurus akidahnya, dan baik
amalnya, serta senantiasa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya kapanpun di
mana pun berada.
2. Ciri-ciri Kesalehan Individu
Untuk memahami makna kesalehan, tidak cukup hanya dengan
mengetahui tanda-tanda atau ciri-ciri lahiriyah semata, sebab ia jauh lebih
mendalam dari pada itu. perkara-perkara yang bersangkutan dengan
keyakinan, tujuan dan pandangan hidup, cita-cita dan jalan hidup
merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan untuk memastikan, atau
menunjukkan apakah seseorang itu tergolong di dalam kelompok sholeh
atau yang salah.
Di dalam konteks Al-Qur`an dijelaskan tentang sifat-sifat orang
mukmin dalam surat Al-Anfal ayat 2-4, yang berbunyi:
75
Umar Sulaiman Al-Asyqar, Ciri-ciri Pribadi Muslim, (Semarang: PT. CV. Toha Putra,
1982), h.5.
58
“Yang artinya: (2). Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah
mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hati mereka, dan
apabila dibacakan kapada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman
mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal. (3). (yaitu)
orang-orang yang mendirikan shalot dan yang menafkahkan sebagian dari
rizki dan Kami berikan kepada mereka. (4). Itulah orang-orang yang
beriman dengan yang sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki
(nikmat) yang mulia”.76
Dan menurut Jibril Abdur Rahman dapat dipahami, kesalehan
seseorang dapat digambarkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ikhlas dalam beramal.
b. Ta‟at kepada Allah dan Rasul-Nya.
c. Jihad fie sabillah adalah jalan hidupnya.
d. Mati syahid adalah cita-citanya yang utama.
e. Sabar menghadapi cobaan dan ujian Allah.
f. Kampung akhirat tujuan utamanya.
g. Sangat takut kepada Allah dan ancaman-Nya.
h. Selalu memohon ampunan atas dosa-dosanya.
i. Zuhud dengan dunia tetapi meninggalkannya.
j. Shalat malam menjadi kebiasaannya.
k. Tawakal kepada Allah dan tidak mengeluh kecuali
kepada-Nya.
l. Selalu berinfaq dalam kelapangan atau kesempitan.
m. Kasih sayang sesama mukmin, dan sangat kuat
memelihara ukhuwah di antara mereka.
n. Berani amar ma‟ruf nahi munkar.77
76
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Bandung, PT. Syaamil Cipta
Media: 2004), h.177. 77
Abdur Rahman Jibril, Karakteristik Lelaki Shalih, (Jakarta: Wihdah Press, 2000),
h.9-10.
59
3. Tujuan Kesalehan Individu
Bahwasanya orang yang saleh mengetahui tujuan hidup dan
pengetahuan yang jelas, karena ia bukan orang yang terkecoh dan
terpedaya oleh kehidupan dunia sehingga ia bekerja untuknya dan merasa
tentram kepadanya. Ia bukan pula orang yang menolak kehidupan lalu lari
ke puncak-puncak bukit dan ke padang pasir untuk beribadah kepada Allah
di tempat-tempat khalwat.
Bahkan ia benar-benar memakmurkan kehidupannya dengan
perintah Allah dan mengarahkannya kearah yang dikehendaki oleh Allah.
Lalu ia menjadikan dunia sebagai ladang bagi kehidupan akhirat.
Maka dunia muslim bukanlah seperti orang-orang yang mengabdi
kepada dunia, sehingga dunia itu menjadi maksud dari amalnya dan
tujuan dari cita-citanya. Dan ia bukan pula orang yang berpaling dari
dunia dengan membiarkannya diurus oleh syaitan-syaitan dari kalangan
manusia dan jin. 78
Dalam firman-Nya Allah menjelaskan:
78
Ibid., h. 53.
60
“Dijadiakan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (syurga). Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan
kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”
Untuk-untuk orang yeng bertaqwa (kepada Allah) pada sisi Tuhan
mereka ada syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya; dan (ada pula) istri-istri yang suci.” (Ali-Imran: 14-
15).79
Sebagai orang muslim selalu berpegang teguh kepada kebenaran,
berjihad untuk menegakkannya dan mengambil langkah-langkah yang
menjadikannya tetap atas kebenaran.
79
Dapertemen Agama RI, Al-Qur`an Terjemahan, (Bandung: PT. Syaamil Cipta Media,
2004), h. 51.
61
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH
A. Sejarah Berdirinya Yayasan
Yayasan ini merupakan suatu lembaga rehabilitas yang diperuntukan
bagi para korban NAPZA yang berlokasi di Kampung Kebon Kopi Jl.
Swadaya No. 65 RT. 03 RW. 06, Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Bekasi,
Jawa-Barat.
Yayasan Nurul Jannah didirikan oleh bapak H. Adang Miarsa beserta
Ibu Hj. Rosyati pada bulan Oktober tahun 1989. Dan pada tanggal 07 Juni
2002 pesantren ini terdaftar resmi sebagai badan hukum Yayasan (Yayasan
Nurul Jannah) melalui proses oleh Notaris, sebagai Pusat pelayanan Terapi
dan Rehabilitas berbasis masyarakat melalui metode agama.
Pada mulanya, sebelum berdiri sebagai Yayasan. Diawali pada bulan
Oktober tahun 1989, Bapak H. Adang Miarsa beserta isterinya Ibu
Hj. Rosyati membangun sebuah masjid atas dasar iman, untuk membantu
para hamba Allah yang ingin meningkatkan keimanan kepada Allah.
Berlanjut dengan berdatangannya para santri yang silih berganti yang ingin
belajar agama di Masjid Nurul Jannah dengan bimbingan yang diberikan oleh
Bapak H. Adang dalam meningkatkan keimanan serta tauhid untuk mengenal
diri dan Allah SWT, sehinggga dapat mengatasi penyakit fisik dan mental
atas keridhoan Allah. Maka mulai pada saat itu muncullah nama Pesantren
62
Nurul Jannah yang didirikan di atas lahan seluas + 2000 m² dengan segala
kekurangan dan kelebihannya.
Sejalan dengan semakin memburuknya korban, NAPZA baik dari segi
kuantitas dan kualitas, kira-kira pada tahun 1994-1995 mulai berdatangan
para orang tua yang ingin menitipkan anaknya untuk dibina agar dapat
disembuhkan dari pengaruh NAPZA di Pesantren Nurul Jannah. Dan
akhirnya dengan berjalannya waktu, anak tersebut dapat disembuhkan dari
pengaruh NAPZA tersebut.
Karena yang dilakukan oleh Pesantren Nurul Jannah adalah membina
korban NAPZA untuk dapat mengatasi atau mengobati dirinya sendiri serta
dapat melepaskan belenggu dari ketergantungan NAPZA dan perbuatan
maksiat lainnya adalah dengan cara bertobat. Jadi yang dilakukan bukanlah
proses pengobatan melainkan dengan pertobatan.
Kabar kesembuhan ini kemudian tersebar dari satu orang kepada
orang lain. Hingga kemudian semakin banyaknya para orang tua yang
menitipkan anak-anaknya ke Pesantren Nurul Jannah untuk dapat dibina
sehingga mereka sembuh dari pengaruh NAPZA itu sendiri.
Berawal dari pengalaman itu, dan melihat pekembangan yang ada.
Maka pengurus dan pembina Pesantren, dan atas dasar masukan para kerabat
dan ulama yang lain. Akhirnya merasa perlu untuk memperkuat Pesantren ini
dalam suatu bentuk badan hukum. Akhirnya pada tanggal 07 Juni 2002
Pesantren ini terdaftar resmi sebagai badan hukum berupa Yayasan (Yayasan
63
Nurul Jannah) melalui Notaris No 1 (7-6-2002) oleh Ibu Tin Wiratna
Lukita, SH.
B. Visi, Misi Yayasan Nurul Jannah
Visi Yayasan adalah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, dalam
rangka mewujudkan masyarakat Indonesia bebas dari pengaruh
penyalahgunaan NAPZA (narkoba) dan mengupayakan penanggulangan dan
pencegahan HIV/AIDS menuju masyarakat yang sehat dan berkualitas, yaitu
masyarakat yang beriman dan bertaqwa.
Misi Yayasan adalah membantu dan ikut berperan aktif bersama
Pemerintah menanggulangi berbagai masalah sosial, yaitu rehabilitasi
penyalahgunaan NAPZA (narkoba), HIV/AIDS dan gangguan kejiwaan, serta
masalah-masalah lain yang terkait di dalamnya.1
C. Struktur dan Organisasi dan Pengelolaan
Agar pengelolan pelaksanaan metode tobat di Yayasn Nurul Jannah
dapat terlaksana dengan lebih mudah, maka dibentuklah struktur organisasi
Yayasan Nurul Jannah yang terdiri atas:2
1. Pembinaan, mempunyai tugas yang meliputi:
a. Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar Yayasan, kecuali
mengenai maksud dan tujuan Yayasan tidak dapat dilakukan
pengubahan.
1 Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah 2009, h. 2.
2 Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah 2009, h. 2.
64
b. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota
pengawas Yayasan.
c. Penetapan kebijaksanaan kerja dan rancangan Yayasan bedasarkan
Anggaran Dasar Yayasan.
d. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan
Yayasan.
e. Penetapan keputusan mengenai penggabungan dan pembubaran
Yayasan.
2. Pengurus, Yayasan diurus dan dipimpin oleh suatu kepengurusan yang
sedikitnya terdiri dari:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
3. Pengawas atau pelaksana kegiatan, mempunyai tugas yang meliputi:
a. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan Yayasan.
b. Pengawas melakukan pengawasan atas kebijaksanaan pengurus dan
memberikan nasihat kepada pengurus dan memberikan nasihat
kepada pengurus dalam menjalankan Yayasan dan wajib
memberikan laporan secara tertulis kepada Pembina sedikitnya
pengawassan yang dilakukan yang telah ditentukan.
Susunan kepengurusan Yayasan adalah sebagai berikut:
65
1. Pembina:
a. H. Dodo Djajadisastra
b. Hj. Rosyati
2. Pengawas
a. Drs. H. Badaruzzaman
b. Pengurus:
a. Ketua : H. Adang Miarsa
b. Wk. Ketua : Faisal Saleh
c. Sekretaris : Drs. H. Dodi Sumarno
d. Wk. Sekretaris : Sofian saleh
e. Bendahara : Ir. Yudhi Indra Subhan
Tabrani MBA
f. Wk. Bendahara : Nursyam Effendi
D. Sarana dan Prasarana
1. Sarana Kerja Pegawai
Tersedia satu ruang kerja administrasi. Dan kamar untuk para
Penanggung Jawab atau Pembimbing atau Konsultan atau Pekerja Sosial.
2. Sarana Residen
Kamar tidur, tersedia 15 kamar tidur yang tiap kamarnya seluas
2x3 m². Dan setiap kamarnya dihuni 4 residen, adapun residen laki-laki
dan perempuan ditempatkan terpisah. Dan terdapat 6 kamar mandi.
Sedangkan untuk Pendopo seluas 8x8 m² yang dapat menampung + 180
66
orang, yang digunakan untuk berkumpul, istirahat, menonton TV. Serta
Aula yang dipakai untuk kegiatan-kegiatan yang lainnya seperti: tempat
belajar, atau sebagai tempat untuk mengkaji materi, dan sebagai tempat
untuk para pengunjung dari luar baik itu kunjungan dari BNN, reporter
dari Swiss, atau dari para mahasiswa.
3. Saran Kesehatan/Poliklinik
Tersedia satu ruang klinik seluas + 4x4 m² yang dapat menampung 4
orang. Namun selama tahun 2007, dan ada masalah dengan tenaga medis
yang menangani kesehatan para residen secara rutin, dikarenakan
Yayasan tidak memiliki tenaga medis sendiri dan mereka semua barasal
dari utusan BNN yang terkadang jarang untuk menangani para residen.
4. Sarana Ibadah
Bangunan rumah Ibadah seluas 9x9 m² yang dapat menampung + 200
orang. Masjid Nurul Jannah di lokasi Kebon Kopi-Cikarang Utara, dan
masjid Nurul Jannah Di lokasi pantai Sungai Buntu, Pisangan, Rengas
Dengklok, Kerawang.
5. Dan tempat tinggal keluarga Bapak K. H. Adang Miarsa.3
E. Persyaratan
Untuk menentukan keberhasilan program, diperlukan beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi, antara lainnya adalah:4
3 Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah 2009, h. 4.
67
1. Calon santri/Residen
a. Harus siap dan berkeinginan untuk bertobat dan menjauhi NAPZA
dengan sungguh-sungguh dan konsekuen.
b. Bersedia mengikuti atau menjalani proses pertobatan dengan ikhlas.
c. Harus disiplin mengikuti proses pertobatan dan taat kepada peraturan
yang ditetapkan pembina atau pembimbing.
2. Orang Tua
a. Kedua orang tua bersedia menyerahkan anaknya dengan sepenuh
hati dan ikhlas kepada pihak Yayasan.
b. Membantu proses pertobatan dengan memberikan dorongan moril.
Menyediakan waktu untuk datang secara rutin menjenguk anaknya.
Dan disarankan untuk mengikuti setiap jadwal peribatan dengan
aktif, sehingga dapat lebih memahami program yang sedang diikuti
anaknya.
c. Memahami, menerima, dan menandatangani formulir pendaftaran,
tanda setuju dengan persyaratan yang ada.
F. Proses Pertobatan
Secara umum proses pertobatan di bagi dalam beberapa tahapan,
diantaranya adalah: 5
1. Tahap Detoxifikasi (hari ke-1 s/d hari ke-5).
Detoxifikasi adalah menghilangkan racun adiktif narkoba yang ada
dalam tubuh, sedangkan detoxifikasi di Yayasan Pesantern Nurul Jannah
4 Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah 2009, h. 6.
5 Dokementasi Profil Sejarah Yayasan Pesantern Nurul Jannah tahun 2009, h. 8.
68
ada tiga macam proses, diantaranya adalah: Pengukupan, Pen, dan Obat
Herbal.
2. Tahap pembinaan total mental dan spiritual (hari ke-6 s/d hari ke-60).
Bimbingan atau pembinaan secara total ini dilakukan untuk pengenalan
diri dan mengenal Allah SWT.
3. Tahap peningkatan materi dalam hal tauhid kepada Allah SWT (hari ke-
61 s/d hari ke-180).
Pada tahapan ini residen diransang agar lebih proaktif mendalami materi
pengenalan diri yang sudah diberikan pada tahapan sebelumnya.
4. Tahap bimbingan lanjut, uji coba pulang ke rumah atau lingkungan untuk
bersosialisasi, sambil dimonitor ketat oleh orang tua dan pihak Yayasan.
Pada tahapan ini residen akan diuji coba pulang ke lapangan untuk
bersosialisasi.
69
BAB IV
ANALISIS METODE TOBAT BAGI PENANGANAN KORBAN NAPZA
DALAM PEMBENTUKAN KESALEHAN INDIVIDU
DI YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH
KEBON KOPI CIKARANG UTARA
A. Pelaksanaan Metode Tobat
1. Waktu Pelaksanaan
Sebelum memaparkan tentang bagaimana metode tobat dilaksanakan
dan apa yang menjadi hambatan dalam menerapkan metode tobat maka
membicarakan masalah waktu pelaksanaan metode tobat di Yayasan
Pesantren Nurul Jannah, ini merupakan suatu kegiatan yang rutin yang
diadakan oleh Yayasan dalam menangani korban penyalahgunaan
NAPZA. Segala sesuatunya memang memiliki waktunya dalam masing-
masing kegiatan. Sesuai data dan informasi yang penulis dapatkan
ternyata, kegiatan metode tobat memiliki keterkaitan dengan kegiatan satu
dengan yang lainnya.
Adapun waktu dalam pelaksanaan metode tobat untuk para korban
(residen, merupakan istilah dari BNN yang kini dipakai oleh pihak
Yayasan) adalah sebagai berikut:
a. Detoxifikasi pada hari ke-1 s/d ke-5.
b. Pembinaan total mental dan spiritual pada hari ke-6 s/d ke-60.
70
c. Peningkatan materi dalam hal akidah dan tauhid kepada Allah SWT
pada hari ke-61 s/d ke-180.
d. Bimbingan lanjut, uji coba pulang ke rumah atau lingkungan untuk
bersosialisasi, dengan dimonitor ketat oleh kedua orang tua dan pihak
Yayasan pada hari ke-181.1
2. Pelaksanaan Metode Tobat dan Materi
a. Pelaksanaan Metode Tobat
Yayasan Pesantren Nurul Jannah memberikan penanganan yang
berbeda dalam menangani para korban NAPZA, yaitu dengan
menggunakan metode tobat. Pelaksanaan metode tobat sendiri terletak
pada pembinaan total mental dan spiritual serta peninggkatan materi
dalam hal tauhid kepada Allah.
Sebelum menerapkan hal itu, para residen harus melakukan
detoxifikasi terlebih dahulu yang tujuannya adalah untuk membersihkan
diri mereka dari pengaruh NAPZA. Setelah itu mereka melanjutkan
tahapan yang selanjutnya yaitu pembinaan total mental dan spiritual,
peningkatan materi tentang ketauhidan kepada Allah, hingga sampai
pada tahapan lanjut yaitu uji coba pulang.
Mulai dari detoxifikasi sampai peningkatan materi tentang
ketauhidan, itu semua yang melakukannya adalah seorang pembina
spiritual sekaligus ketua Yayasan Pesantren Nurul Jannah yaitu
K. H. Adang Miarsa yang lahir pada tanggal 28 Maret 1955 di Batam.
1 Dokumentasi Profil Sejarah Yayasan Pesantren Nurul Jannah tahun 2009, h. 8.
71
Dan menjabat sebagai ketua sekaligus pembina spiritual dari sebelum
berdirinya Yayasan hingga sekarang.
Adapun latar belakang pendidikan K. H. Adang Miarsa mulai
lulus dari Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1966, lalu lulus dari Sekolah
Menengah Pertama (SMP) pada tahun 1969, dan lulus Sekolah
Pertanian Menengah Atas (SPMA) pada tahun 1972. Dan menikah
dengan Hj. Rosyati.
Pemahaman H. Adang terhadap agama, is peroleh mulai dari
mengikuti pengajian-pengajian di kampung, membaca dan mempelajari
Al-Qur`an, serta diiringi dengan membaca buku. Sedangkan H. Adang
dapat mengobati itu karena ilmu yang dia peroleh dari membaca buku,
seringnya mengikuti acara-acara seminar dan pelatihan di BNN (Badan
Narkotika Nasional), serta menerapkan apa-apa yang terkandung dalam
Al-Qur`an. 2
Pekerjaan yang dilakukan oleh H. Adang di Yayasan telah
dibantu oleh seorang asisten yang bernama Jaja Tarsija yang lahir pada
tanggal 15 Juni 1971 di Cirebon-Kuningan. Pendidikan yang ditempuh
adalah SD pada tahun 1978, SMP pada tahun 1984, dan SMA pada
tahun 1987. Dia mengabdikan dirinya di Yayasan mulai pada tahun
2 Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa, Cikarang, 11 Februari 2011.
72
1998 sampai sekarang. Dengan alasan bahwa dirinya terus belajar dan
membantu dalam masalah penanggulangan korban NAPZA.3
Kembali kepada pembahasan tentang pelaksanaan metode tobat.
H. Adang yang dibantu oleh asistennya yaitu Jaja, mereka melakukan
penerapan kepada seluruh residen yang ada di Yayasan untuk
melakukan semua kegiatan yang ada di Yayasan. Baik mereka tidak
mengerti tentang agama sampai mereka yang sudah hilang ingatannya.
Dalam pelaksanaan metode tobat ini memiliki tujuan agar
mereka para residen dapat mengetahui dan memahami dosa, kesalahan,
dan kelalaiannya yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama
termasuk masalah NAPZA, yang kini mereka telah terlanjur terperosok
di dalamnya. Seiring dengan pemahaman akan dosa, kesalahan, dan
kelalaiannya serta memahami tentang akidah dengan benar. Mereka
dapat meningkatkan keimanan dan tauhid kepada Allah SWT. Maka
dari situ dengan sendirinya mereka akan tergerak hatinya untuk
melakukan tobat, memohon ampunan dan kesembuhan kepada Allah
SWT.4
Kegiatan sehari-hari para korban diatur dengan jadwal yang
begitu ketat, yang diisi dengan kegiatan yang semata-mata dikaitkan
dengan Allah SWT, seperti sholat wajib berjamaah tepat waktu,
memperbanyak sholat sunnah, mengaji, diskusi, atau ceramah
3 Wawancara Pribadi dengan Jaja Tarsija, Cikarang, 19 April 2011.
4 Wawancara Pribadi dengan K.H Adang Miarsa, Cikarang, 11 Februari 2011.
73
keagamaan, I’tikaf, serta beramal saleh lainnya seperti para residen di
ikut sertakan gotong royong dalam pekerjaan masyarakat, melakukan
aqikah, dan praktek santunan kepada anak yatim serta fakir miskin.
Dengan semua kegiatan tersebut, maka mata, telingan, serta hati mereka
akan benar-benar bertaut dengan kebesaran Allah SWT, dan mereka
akan mulai mengenal kembali akan dirinya sendiri, serta mengenal dan
merasa dekat dengan Allah SWT. Sehingga hati mereka betul-betul
merasakan telah berbuat dosa, lalu bertobat secara sungguh-sungguh.
Dengan begitu sugesti mereka pada NAPZA akan hilang dengan
sendirinya
b. Materi Metode Tobat
Sebelum membahas tentang materi yang diberikan oleh
Yayasan kepada para residen. Maka di sini setidaknya mengetahui
tentang residen yang ada dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil 2 residen laki-laki
karena ketika itu tidak adanya residen perempuan di Yayasan. Yang
pertama Isa (bukan nama sebenarnya) merupakan anak pertama dari
empat bersaudara.perkenalannya dengan NAPZA, berawal saat duduk
di SMA kelas 2. Tidak hanya itu Isa juga merokok dan minum-
minunam alkohol yang semua itu ia dapatkan dari uang jajan yang ia
peroleh dari kedua orang tua. Hingga pada akhirnya Isa dititipkan di
74
Yayasan Pesantren Nurul Jannah untuk dibina, dibimbing, dan
disembuhkan.5
Selanjutnya Yunus (bukan nama yang sebenarnya) merupakan
anak pertama dari lima bersaudara. Perkenalannya dengan NAPZA,
berawal pada saat kelas 1 SMP. Sebelumnya Yunus sudah pernah
masuk tempat rehabilitasi di daerah Sukabumi, akan tetapi setelah
Yunus sembuh dan keluar ia kembali mengkonsumsi NAPZA akibat
pergaulannya dengan teman-teman yang lama. Hingga akhirnya Yunus
dititipkan di Yayasan Pesantren Nurul Jannah hingga sekarang.6
Kembali kepada pembahasan tentang materi yang diberikan
oleh Yayasan untuk para residen. Sesuai dengan apa yang dijelaskan
terlebih dahulu di atas. Dari tahapan-tahapan yang ada memiliki
keterkaitan satu sama lain dalam proses pertobatan. Dan untuk konsep
pertobatannya terletak pada pembinaan total mental dan spiritual. Serta
peningkatan dalam hal akidah dan tauhid kepada Allah.
Mereka benar-benar dibina dan dibimbing dari awal. Bermula
dengan pengenalan tentang hakikat Allah hingga sampai pada hakikat
Agama Islam itu sendiri. Lalu Iman beserta penjelasan-penjelasannya.
Dan masih banyak lagi materi-materi yang diberikan pada saat
pembinaan total mental dan spiritual hingga pada peningkatan akidah
5 Wawancara Pribadi dengan Isa, Cikarang, 18 Februari 2011.
6 Wawancara Pribadi dengan Yunus, Cikarang, 18 februari 2011.
75
dan tauhid kepada Allah. Dan untuk Wirid al-Hasyr7 berdasarkan dari
pada ayat-ayat Al-Qur`an. Diantaranya QS. 59: 18-24, QS. 1: 1-6, QS.
108: 1-3, QS. 109: 1-6, QS. 110: 1-3, QS. 111: 1-5, QS. 112: 1-4, QS.
113: 1-5, QS: 114: 1-6, QS. 2: 126-129, QS. 3: 191-194, QS. 3: 26-27,
QS. 18: 10, QS. 2: 201. Yang di dalamnya terdapat do’a-do’a para
Nabi, dan do’a sapu jagad. (materi ini dapat dilihat dalam lampiran
no: I).8
3. Tahap Pelaksanaan Metode Tobat
Dalam pelaksanaan metode tobat, Yayasan Pesantren Nurul Jannah
memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh para residen setelah
mereka diterima dan dicatat secara administrasi oleh penanggung jawab
Yayasan, lalu setelah itu tahapan selanjutnya yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Tahap Detoxifikasi
Detoxifikasi adalah menghilangkan racun adiktif narkoba yang ada
dalam tubuh, sedangkan detoxifikasi di Yayasan Pesantren Nurul
Jannah ada tiga macam proses detoxifikasi, diantaranya adalah:
1. Pengukupan, yaitu dengan memanfaatkan uap air panas yang sudah
dicampur dengan segenggam garam laut kemudian di aduk selama
7 Al-Hasyr adalah pengusiran, pengusiran untuk nafsu-nafsu yang buruk seperti nafsu
ghodob dan lawwamah. 8 Dokumentasi Materi Tobat Yayasan Pesantren Nurul Jannah tahun 2009, h. 1.
76
30 menit sebanding dengan berlari sejauh 3 km. Tujuannya adalah
untuk mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuh.9
2. Pen, yaitu teknik mengurut bagian punggung dengan jari telunjuk.
Tujuannya adalah untuk menyalurkan energi guna meransang
syaraf dan sel-sel otot untuk melancarkan aliran imflus syaraf dan
aliran darah.
3. Obat Herbal, suatu ramuan obat tradisional, dan madu (QS. 16: 68-
69). Dan ditambah dengan air rahmat (air hujan yang ditampung
dari air hujan tengah malam) yang diberikan langsung oleh
pembina spiritual. Hal ini dilakukan karena mengikuti apa yang
diperintahkan Allah dalam Al-Qur`an yang terdapat dalam QS. 8:
11dan 25: 48.10
b. Tahap Pembinaan Total Mental dan Spiritual
Bimbingan atau pembinaan secara total ini dilakukan untuk pengenalan
diri dan mengenal Allah SWT, dengan mengikuti tanpa absen semua
jadwal kegiatan peribadatan. Kegiatan ini merupakan proses pertobatan
selanjutnya, juga harus diikuti oleh para residen yang hilang ingatan,
agar kegiatan ini membuat mereka terbiasa mengikuti apa yang
dilakukan oleh rekan-rekannya. Selama tahapan ini residen tidak boleh
di ambil atau dibawa oleh keluarganya walau dengan alasan apapun.
Karena pada waktu proses ini sangat riskan bagi residen untuk kembali
9 Wawancara Pribadi dengan Jaja Tarsija, Cikarang 19 April 2011.
10 Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa, Cikarang, 11 Februari 2011.
77
mengingat dan berhubungan dengan NAPZA lagi. Tahapan ini meliputi
kegiatan antara lain:
1. Sholat 5 (lima) waktu tepat waktu dan berjama’ah.
2. Melakukan semua kegiatan ibadah baik yang wajib maupun yang
sunnah seperti sholat wajib berjam’ah di masjid, berpuasa di setiap
hari Senin dan Kamis.
3. Mengikuti pengajian dan ceramah agama yang diberikan langsung
oleh pembina spiritual, yang diarahkan agar residen lebih menganal
dirinya, mendekatkan diri kepada Allah, dan memohon
kesembuhan dari-Nya.
4. Melakukan proses aqikah (pemotongan kambing), sebagai syari’at
untuk membuang, menghilangkan, dan membersihkan diri dari
sifat-sifat binatang (kehawanan) yang menutupi penglihatan,
pendengaran, dan perasaan hati untuk bersyukur. Hal ini dilakukan
apabila keluarga residen mampu mengeluarkan biayanya tanpa
adanya paksaan. Proses aqikah ini berdasarkan Al-Qur`an, QS.
31:12, QS. 2:152, QS. 16:18, QS. 14:34, QS. 14:7, QS. 67:23, QS.
32:9, QS. 7:179, QS. 8:22, QS. 8:5, QS. 16:121-122.11
c. Tahap Peningkatan Materi Tentang Tauhid Allah SWT
Pada tahapan ini diberikan peningkatan materi akidah dan tauhid,
residen diransang agar lebih proaktif mendalamin materi pengenalan
diri yang sudah diberikan pada tahapan sebelumnya. Diransang untuk
11
Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa, Cikarang, 11 Februari 2011.
78
berani berdiskusi, dan semua residen harus selalu membaca dan
mengkaji terjemahan Al-Qur`an. Sesuai arahan para Pembina pada saat
pengajian atau taklim.
d. Terapi Air laut (Thalaso Therapy)
Berendam di laut untuk mengambil manfaat elemen-elemen mineral
dan organisme yang terdapat dalam air laut. Kegiatan ini dilakukan
pada malam hari (pukul 24.00-03.00), dan pagi hari (pukul 06.30-
09.00) dan lamanya perendaman 2 atau 3 jam. Hal ini dilakukan secara
bersama-sama tujuannya untuk melancarkan sirkulasi darah,
merelaksasikan pikiran dan menghilangkan racun adiktif narkoba.
Sedangkan yang dilakukan ketika berendam dalam laut, mereka harus
berdzikir yaitu dengan bacaan wirid al-Hasyr. (materi ini dapat dilihat
dalam lampiran no: II)12
e. Tahapan Bimbingan Lanjutan
Pada tahapan ini residen akan diuji coba pulang ke lapangan (rumah
atau lingkungan) untuk bersosialisasi. Dan selama tahapan ini harus ada
kontrol dan komunikasi penuh antara orang tua dan pembina. Dan
apabila ada penurunan kembali atau penyimpangan perilaku, maka
residen akan dibawa kembali ke Pesantren untuk dikonseling dengan
Pembina:
1. Kembali dibina untuk ditindak lanjuti di Pesantren
12
Wawancara Pribadi dengan Jaja Tarsija, Cikarang 19 April 2011.
79
2. Atau secara periodik diharuskan hadir di Pesantren setiap dua
minggu atau sebulan sekali.
B. Analisis Metode Tobat Bagi Penanganan Korban Penyalahgunaan
NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu
1. Pelaksanaan metode tobat bagi korban penyalahgunaan NAPZA
dalam Pembentukan Kesalehan Individu
Pelaksanaan metode tobat yang diberikan kepada korban
penyalahgunaan NAPZA memang dapat membuat mereka menjadi lebih
baik, keluar dari sugesti narkoba, dan dapat membentuk kesholehan
individu bagi mereka. Karena tobat yang terapkan bukan hanya sekedar
menyesal atas perbuatan yang pernah dilakukan saja atau yang lainnya.
Akan tetapi lebih dari itu, karena tobat ini terletak pada pembinaan total
dari segi mental dan spiritual mereka. Agar mereka betul-betul memahami
tentang apa yang telah mereka lakukan sebelumnya sehingga mereka
terperosok pada NAPZA.
Hal ini memang tidak dapat dilihat dengan kasat mata dan
dijelaskan dalam kata-kata. Namun dari proses, tahapan-tahapan
pelaksanaan dan materi yang diberikan oleh Yayasan kepada residen
berdampak baik dari segi mental dan spiritual mereka. Sesuai dengan hasil
pengamatan yang penulis lakukan selama meneliti di Yayasan Pesantren
Nurul Jannah. Dan ketika berada di dalam Yayasan memang terasa betul
suasana yang tercipta di sana. Dari lingkungan yang ada tertata rapi, sejuk,
asri, banyaknya poster-poster yang menyatakan bahayanya NAPZA bagi
80
kita dan lingkungan sekitar, sehingga hal tersebut dapat mendukung
berjalannya kesuksesan kegiatan-kegiatan di Yayasan tersebut.
Dari segi jadwal kegiatan sehari-hari yang telah tersusun dengan
sedemikian rupa, selain dengan alasan untuk meningkatkan ketauhidan
kepada Allah SWT, jadwal kegiatan ini juga dapat menghindarkan para
residen dari waktu luang yang akan dapat mengingatkan mereka pada
NAPZA. Oleh karena itu, jadwal ini dikonsep dengan sebaik-baiknya agar
dapat berdampak baik untuk mereka.
Dari segi spiritual, mereka melaksanakan sholat berjama’ah tepat
waktu, hari Senin dan Kamis mereka pergunakan untuk berpuasa sunah,
waktu kosong mereka pergunakan dengan hal-hal yang positif bagi mereka
dan orang lain contohnya saja: mereka beri’tikaf di masjid dengan waktu
yang tidak sebentar yaitu selama 40 hari yang di dalamnya mereka belajar
membaca dan memahami Al-Qur`an yang dibimbing langsung oleh Pak H.
Adang, serta melaksanakan sholat-sholat sunah sekaligus mereka selalu
berdzikir, bertasbih, dan beristighfar memohon ampunan dan kesembuhan
kepada Allah. Disamping itu juga mereka belajar bagaimana cara bertenak
ikan hias.13
Penulis berusaha memperhatikan para residen yang ada, baik dalam
kegiatan sehari-hari mereka patuh pada peraturan, ketika sholat wajib dan
sholat sunnah mereka kerjakan dengan khusu’, ketika cara mereka
13
Wawancara Pribadi dengan Isa, Cikarang, 18 Februari 2011.
81
berwudhu begitu taratur, ketika cara mereka berpakaian bagitu rapi, dan
ketika mereka berbicara begitu sopan dan santun.
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan. Bahwa
pelaksanaan metode tobat yang dilakukan oleh Yayasan Pesantren Nurul
Jannah dapat membuat mereka (para korban NAPZA) menjadi lebih baik
dari segi mental maupun spiritual mereka. Sehingga hal tersebut dapat
membentuk kesholehan individu mereka.
2. Faktor penghambat dan penunjang dalam penerapan metode tobat
SWOT adalah singkatan yg diambil dari huruf depan kata Strength,
Weakness, Opportunity dan Threat, yang dalam bahasa Indonesia
mudahnya diartikan sebagai Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman. Metoda analisa SWOT bisa dianggap sebagai metoda analisa yg
paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan
dari 4 sisi yg berbeda.
Penulis akan menjelaskan dan memaparkan apa saja yang menjadi
faktor penghambat dan faktor penunjang dalam penerapan metode tobat
dengan menggunakan analisis SWOT:
1. Kekuatan (Strength)
Adapun kekuatan yang dimiliki oleh Yayasan:
a. Adanya hukum Undang-Undang Negara yang membahas tentang
penyalahgunaan NAPZA.
82
b. Yayasan Pesantren Nurul Jannah merupakan Yayasan yang
diperuntukan untuk korban penyalahgunaan NAPZA.
c. Penanganan yang diberikan yaitu dengan menggunakan konsep
pertobatan atau metode tobat yang di antaranya adalah: tahap
detoxifikasi, pembinaan total mental spiritual, peningkatan materi
dalam hal ketauhidan kepada Allah SWT, tahap bimbingan lanjut
dengan cara uji coba pulang.
d. Memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dijalani bagi
seluruh residen yang ada di lingkungan Yayasan.
e. Tersusunnya jadwal kegiatan yang ketat, sehingga tidak adanya
waktu luang untuk bersantai-santai yang dapat mengakibatkan
pikiran mereka kembali tersugesti mengkonsumsi NAPZA.
2. Kelemahan (Weakness)
Selain kekuatan-kekuatan diatas Yayasan juga memiliki beberapa
kelemahan, yakni:
a. Meningkatnya jumlah kasus pemakaian NAPZA di masyarakat
Indonesia.
b. Banyak korban NAPZA yang tidak diimbangi tempat rehabilitasi.
c. Adanya hambatan dalam penanganan medis dari pihak BNN
sehingga kesehatan para residen tidak terkontrol dengan baik.
d. Latar belakang keluarga residen yang kurang memahami agama.
e. Adanya residen yang sudah lupa ingatan bahkan sudah ada yang
gila.
83
f. Terkadang adanya residen yang kembali kambuh (tersugesti) untuk
menggunakan NAPZA.
3. Kesempatan (Opportunities)
a. Masih adanya masyarakat yang peduli terhadap korban
penyalahgunaan NAPZA.
b. Mereka dapat menjalani kehidupan ini yang kedua kalinya dengan
lebih baik lagi, karena pengalaman yang terdahulu merupakan
pembelajaran bagi mereka kedepan.
c. Mereka akan lebih memaknai dan menghargai lagi tentang
kehidupan.
4. Ancaman (Threats)
a. Apabila mereka telah sembuh dari pengaruh NAPZA, dan kembali
pulang serta menjalini kehidupannya sehari-hari seperti biasa.
Maka secara tidak langsung adanya kesempatan mereka untuk
kembali menggunakan NAPZA.
b. Tidak sedikit masyarakat luas akan mengucilkan diri mereka.
c. Kesulitan untuk bergaul dengan yang lain.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari dan menganalisis berbagai permasalahan
dalam skripsi yang berjudul ”Metode Tobat Untuk Penanganan Korban
NAPZA Dalam Membentuk Kesalehan Individu Di Yayasan Pesantren Nurul
Jannah Kebon Kopi Cikarang Utara”, akhirnya penulis telah sampai pada
tahap kesimpulan.
Metode tobat untuk penanganan korban NAPZA dalam membentuk
kesholehan individu di Yayasan Pesantren Nurul Jannah berjalan cukup baik.
Hal ini penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan metode tobat yang diberikan kepada korban NAPZA itu
mempunyai beberapa tahapan, yaitu diantaranya: detoxifikasi, pembinaan
total mental dan spiritual residen, peningkatan materi akidah dan tauhid,
serta uji coba pulang ke rumah. Dan dari keempat tahapan tersebut, dapat
membentuk kesalehan individu para residen. Contohnya: mereka terbiasa
sholat wajib berjama’ah, menjalankan puasa sunah Senin dan Kamis,
waktu luang dibiasakan untuk membaca Al-Qur`an, atau digunakan
untuk bertenak ikan.
2. Sedangkan hambatan yang ada di dalamnya sesuai informasi. Bahwa
hambatan yang ada itu terletak pada residennya sendiri, dikarenakan
sebagian besar residen yang berada di dalam Yayasan sudah lupa ingatan
85
dan dari latar belakang keluarga yang kurang pemahaman terhadap
pendidikan agama. Dan terkadang diantara mereka ada yang masih
tersugesti dengan narkoba. Adapun faktor pendukung dalam mengatasi
permasalahan tersebut. maka mereka dibina dan dibimbing sesuai
permasalahan mereka. Contohnya: bagi residen yang lupa ingatan, maka
residen tersebut harus diikut sertakan dengan residen lainnya untuk
pembiasaan. Dan bagi residen yang masih tersugesti dengan narkoba,
maka residen tersebut harus dibimbing ulang secara total baik fisik
maupun mental. Begitu juga dengan residen yang memiliki latar
belakang dari keluarga yang tidak ada pendidikan agamanya, maka
residen pun di bimbing secara total baik fisik maupun mentalnya.
B. Saran
Selesainya pembahasan skripsi ini, penulis merasa berkepentingan
untuk menuangkan saran untuk pihak-pihak yang terkait di dalamnya:
1. Kepada pihak Yayasan Pesantren Nurul Jannah agar terus berupaya pada
peningkatan kualitas dan kuantitas dalam program rehabilitasi, serta
mengadakan penyuluhan dan bimbingan agama terhadap masyarakat
sekitar mengenai bahaya penyalahgunaan NAPZA.
2. Kepada generasi muda agar lebih meningkatkan kualitas keimanan dan
takwa dalam kehidupan sehari-hari. Serta memilih lingkungan pergaulan
yang sehat guna mewaspadai bahaya penyalahgunaan NAPZA.
3. Kepada orang tua agar memberikan pendidikan agama sedini mungkin
kepada anak dan meluangkan waktu untuk lebih memperhatikan
86
lingkungan pergaulan anak, dan mewaspadai apabila timbul gejala
perubahan perilaku pada anak.
4. Kepada pihak Pemerintah agar bertindak lebih tegas dalam menangani
masalah penyalahgunakan NAPZA. Dan untuk menangninya penulis
berharap, para korban ditempatkan atau dititipkan pada rehabilitasi yang
memiliki sistem atau menggunakan metode agama dalam
penangannannya.
87
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Abū Hāmid, Imam. Menebus Dosa; Makna dan Tatacara Bertobat. Penerjemah
Saifuddin Zuhri. Bandung: Pustaka Hidayah, 2008.
Ali, Mahmus. Terjemahan Irsyadul Ibad. Surabaya: PT. Mahkota, 1992.
Al-Maragi, Ahmad Mustafa. Terjemahan Tafsir Al-Maraghi. Penerjemah Bahrun
Abu Bakar, Lc., dkk. Semarang: PT. CV Toha Putra, 1993.
Artmada, Frista. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang: Penerbit Lintas
Media, t.t.
Al-Asyqar, Umar Sulaiman. Ciri-ciri Pribadi Muslim. Semarang: PT. CV. Toha
Putra, 1982.
Abdurrahman, Jibril. Lelaki Sholeh. Kuala Lumpur: PT. Darul Nu‟man, 1995.
________________ Karakteristik Lelaki Shalih. Jakarta: Wihdah Press, 2000.
Al-Bukhori, Abu Abdullah. Shohih Bukhori. Bairut: Daar Ibnu Katsir, 1987. Jilid 1.
At-Turmudzi, Abu Isa. Sunan At-Turmudzi. Bairut: Daar Ihya‟ At-Turats Al-„Arabi,
1999. Jilid 1.
B.N. Marbun. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005.
Dapertemen Agama RI. Al-Qur`an Terjemahan. Bandung: PT. Syaamil Cipta
Media, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar bahasa Indonesia. Edisi ke. 3.
Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
____________________________ Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
pustaka, 1988.
Echols, M. John. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. Jakarta:
Penerbit. PT. Gramedia, t.t.
Hawari, Dadang. Al-Qur`an; Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa. Edisi ke-3.
Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004.
_____________ Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA: Narkotika,
Alkohol, dan Zat Adiktif. Jakarta: FKUI, 2006.
88
______________ Konsep Agama Islam Menanggulangi NAZA. Jakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Yasa, 2002.
Halid, Nuraida. Metodologi Penelitian Pendidikan. Tangerang: Penerbit. Islamic
Research Pulbishing, 2009.
Hawwa, Sa‟id. Kajian Lengkap Penyucian Jiwa: Tazkiyatun Nafs. Jakarta:
Penerbit Pena Pundi Aksara, 2007.
HR. Muslim, Kitab ad-Dzikru Wa ad-Du’a Wa at-Taubah wal Istigfar, Bab
Istihbab al-Istighfar Wal Istiktsar Minhu. Dalam Ibnu Taimiyah. Mutiara
Taubah. Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2006.
HR. Bukhari. Kitab ad-Da’awa,t Bab at-Taubah. Dalam Ibnu Taimiyah. Mutiara
Taubah. Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2006.
HR. Abu Dawud. Kitab al-Witr, Bab Fil Istighfar. Dalam Ibnu Taimiyah. Mutiara
Taubah. Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2006.
Ibnu Taimiyyah. Syaikh. Mutiara Tobat. Penerjemah Farid Qurusy. Jakarta:
Pustaka as-Sunnah, 2006.
Jaya, Yahya. Peranan Tobat dan Maaf Dalam Kesehatan Mental. Jakarta:
Ruhama, 1995.
Joewana, Satya. Gangguan Penggunaan Zat: Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif
lain. Jakarta: PT. Gramedia, 1989.
Jaya, Yahya. Peranan Tobat dan Maaf Dalam Kesehatan Mental. Jakarta:
Ruhama, 1995.
Maleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2000.
Luthfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.
Muhdlor, Zuhdi. Kamus Kontemporer; Arab-Indonesia. Yogyakarta: Penerbit
Multi Karya Grafika, 1998.
Munawwir. Kamus Al-Munawwir; Arab-Indonesia Terlengkap Edisi 2. Surabaya:
Pustaka Progresif, 2005.
89
Nasuhi, Hamid. et.al. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, tesis dan
disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: CeQDA, 2007. cet.
Ke-2.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah mada
University Press, 2005.
Partodiharjo, Subagyo. Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunaannya. T. tp.:
LKP Yayasan Karya Bhakti, 2004.
Qardhawi, Yusuf. Kitab Petunjuk Tobat; Kembali Ke Cahaya Allah. Bandung:
PT. Mizan Pustaka, 2000.
Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, Keserasian. Jakarta: Lentera
Hati, 2005.
Supramono, Gatot. Hukum Narkoba Indonesia. Jakarta: Djambatan, 2007.
Tebba, Sudirman. Meraih Sukses dan Bahagia dengan Istighfar. Banten: Penerbit
Pustaka Irvan, 2008.
_____________ Nikmatnya Tobat. Jakarta: Pustaka Irvan, 2007.
UIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedia Tasawuf Jilid 3. Bandung: Penerbit
Angkasa, 2008
Willy, Heriadi. Berantas Narkoba Tak Cukup Hanya Bicara: Tanya Jawab dan
Opini. Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat, GRANAT, UII Press, 2005.
WEBSITE
Vera Farah Bararah. “Banyak Orang yang Memakai Narkoba”. Artikel ini
diakses pada 12 Februari 2011 dari
http://health.detik.com/read/2009/07/13/103136/1163810/763/36-juta-
orang-indonesia-pakai-narkoba-di- 2008?ld991107763.
BPS. “Data Kasus NArkoba”. Artikel ini diakses pada 08 April 2011 dari
http://www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com_content&view=article&
id=328:data-ungkap-kasus-narkoba-tahun-2009&catid=52:hasil-
operasi&Itemid=182.
Ruray, Chalid. “Kapan Itu Dilaksanakan”. Artikel ini diakses pada 15 Februari
2011 dari http://mediasalaf.com/aqidah/taubat-muara-terindah-bagi-
seorang-hamba/
90
Koran Jakarta. “Angka Penyalahgunaan Narkoba di Jakarta”. Artikel ini diakses
pada 08 April 2011 dari http://www.koran-jakarta.com/berita-
detail.php?id=38603
Thib Raya, Ahmad. “Hakikat Tobat”. Artikel ini diakses pada 23 Februari 2011
pada http://www.scribd.com/doc/47956120/19-9-07-DR-Ahmad-Thib-
Raya-Hakikat-taubat
WAWANCARA
Wawancara Pribadi dengan K. H. Adang Miarsa. Cikarang. 11 Februari 2011.
Wawancara Pribadi dengan Jaja Tarsija. Cikarang. 19 April 2011.
Wawancara Pribadi dengan Isa. Cikarang. 18 Februari 2011.
Wawancara Pribadi dengan Yunus. Cikarang. 18 Februari 2011.
91
Materi I Lampiran I
Materi Tobat Bagi Residen
ALLAH SWT
AL-WAHYU
AL-QUR’AN
AL-KITAB
MASH –
HAFUL
QUR’AN
AD-DIIN
(Agama)
‘AQOOMA =
PERATURAN
‘IQOOMA =
PENDIRIAN
AL-INSAN
(Manusia)
Qs. 86: 5-7)
AL-
IMAN
Qs. 4:
136
AL-ISLAM
(Agama yang diridai
Allah)
Qs. 3: 19 Qs. 4: 125
Qs. 2: 132 Qs. 41: 33
Qs. 2: 208 Qs. 42: 13
Qs. 3: 102 Qs. 61: 9
Qs. 5: 3 Qs. 110: 1-
2
Qs. 98: 4-5
# Berita /khabar yang lengkapt dan sempurna yang disampaikan
Allah SWT. Melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
Saw. Sebagai Nabi yang terakhir, di Gua Hira (Jabal Noor), 5
Km. Dari Mekah Al-Mukaromah (M.H.). Lihat Qs. 96: 1-5)
# Ucapan-ucapan Nabi Muhammad Saw. Yang dibacakan
dihapdan para sahabat dan umat manusia
# Ditulis oleh para sahabat Nabi, terutama Zaid bin Sabit,
Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, dll.
Ditulis diatas pelepah kurma, batu tipis, kulit-kulit, tulang-
tulang, dll
# - Susunan yang telah terhimpun berjumlah 30 juz, sebanyak
114 surat, > 6000 ayat. Menjadi bacaan umat manusia
yang beriman untuk diamalkan, dilaksanakan, dan
dikerjakan.
- Pada mulanya penulisan huruf-huruf Mashhaf Qur’an tidak
diberi tanda titik dan baris
- Abu Aswad Dauli membuat baris pada masa pemerintahan
Muawiyah.
- Nashar bin Ashim memberi titik untuk membedakan
huruf-huruf yang sama bentuknya atas anjuran Hujjaj,
Gubernur Irak pada masa pemerintahan Abdul Malik bin
Marwan
AL-HADIST / AS -
SUNNAH
+ Perkataan, perbuatan
Nabi Saw, dan
perbuatan para sahabat
yang dibenarkan oleh
Nabi.
+ Tujuannya :
Untuk menunjukkan
dan menjelaskan isi
AL-Qur’an yang harus
diamalkan,
dilaksanakan/
dikerjakan
JIBRIL
92
Materi II
AL – IMAN
(Percaya)
Bagaimana
mencapainya?
Qs. 4: 136 + 2 : 177
Sudahkah kita
mencapai Iman?
Qs. 8: 2 - 4
Dasarnya :
* Iman kepada Allah
* Iman Kepada
Malaikat
* Iman kepada Kitab
* Iman kepada Rasul-
rasul-Nya
* Iman kepada hari
akhir
MUAMALAH
(Perbuatan)
ITIKAD
(Dalam Jiwa)
LISAN
(Ucapan)
HARUS SAMA DENGAN
AL – QURAN DAN AS – SUNNAH
TERPANCARLAH
(ILMU)
* Syariat
* Tarekat
* Hakikat
* Ma’rifat
PEMBUKITAN DARI
Qs. 15 : 99
- Bila ini telah diyakini,
maka dunia hanyalah
penginapan, badan
adalah laksana
kendaraan, dan amal
adalah gerak ke arah
tujuan.
- Tujuan yang hakiki
hanyalah menemui
Tuhan-Nya (Allah
SWT).
Disinilah tempat segala
kenikmatan yang
sedikit sekali manusi
menyadari atau
menginsyafinya.
NAFSUN MUTMAINAH
Qs. 89 : 27 - 30
JANNAH
( Dunia + Akhirat )
TERBUKA HIJAB /
TABIR
Qs. 50 : 22
Syaratnya
93
Materi III
AL-INSAN
(Manusia)
Qs. 86: 5 - 7
Jasmani
(Jasad)
Qs. 23: 12 -1 4)
Nafsun
(Jiwa)
Ruh
(Ruhani)
Qs. 17: 85, Qs. 78: 38
Ghodob
(Amarah, Bissu,
Syawalat/Syaiton)
Qs. 12: 58, 83
Syahwat
(Lawwamah)
Qs. 75: 52)
Natiqah
(Muthmainnah)
Qs. 89: 27-30
Suka mengoyak
Kehormatan orang lain
(Anjing Galak)
Loba Harta
(Srigala ganas)
Takabur
(Harimau)
Pemburu pangkat
(Singa)
Suaiton Qs. 5: 90
Babi
Monyet
Keledai
Qs. 5: 60
Qs. 2: 65
Qs. 62: 5
Orang Bijaksana
Dari Iblis
(nar/api)
Angkara murka
Sombong
Gelisah
Ria
Ingin, menang sendiri
Kejam, bengis, jahat
Panas
Membakar/merusak
Penentang
Takabur
Pemarah
Senang dipuji
Bingung
Gelisah/panasan dll
Dari Jin
(narissamun)
Pemalas
Pendusta
Rakus, kikir
Serakah
Lemah, tidak berketentuan
Mabuk, lalai
Membuat tidak tahu/kenal
diri
Dan tidak sadar
Plin-plan, iri
Dendam
Penipu
Pemeras
Dll.
Dari Malaikat
(nur/cahaya)
Kasih sayang
Lapang dada
Jujur
Sabar
Tenang
Taat
Suci/bersih
Pemaaf
Penimbang rasa
dll
Jika ini menguasai jiwa manusia
MAKA KACAU, RUSAK,
BERANTAKANLAH
MASYARAKAT
MATI
NERAKA/NAR
KEKAL ABADI
Jika ini menguasai jiwa manusia
TENTRAM, DAMAI, BAHAGIA
MATI
JANNAH/NUR
KEKAL ABADI
94
MATERI IV
NARKOBA DALAM AGAMA ISLAM
Agama Islam baik dalam Al-Qur’an maupun Al Hadist tidak secara langsung
menyebut haramnya Narkoba. Namun melihat bahaya yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan
Narkoba hampir sama dengan minuman keras, bahkan lebih dahsyat, maka ayat-ayat suci Al-
Qur’an menyangkut minuman keras (Khamar) dapat disamakan dengan Narkoba.
1. Narkoba, Alkohol adalah haram “ Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya meminum khamar, berjudi,
berkorban untuk berhala dan mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji,
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
beruntung.
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian diantara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan Sholat, maka berhentilah kamu dari mengerjakan
pekerjaan itu” (Qs.5:90-91)
2. Khamar dan Judi Adalah Haram “Mereka bertanya kepada kamu tentang khamar dan judi. Katakanlah : “Pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya.” (Qs.2:219)
3. Laknat terhadap Khamar Malaikat Jibril datang kepadaku lalu berkata : “Hai, Muhammad, Allah melaknat
minuman keras, yang memerasnya, yang meminumnya, orang yang menerima
penyimpanannya, orang yang menjualnya, orang yang membelinya, orang yang
menyuguhkannya, dan orang-orang yang mau disuguhi”. (HR. Ahmad bin Hambal ibnu
Abbas)
Hadist ini analog kepada khamar, oleh karena itu Narkoba yang punya sifat
merusak melebihi khamar sehingga pengguna (ganja, putaw, ekstasi, kokain dan
sejenisnya) yang meracik, penanaman, pemroses, penyimpan, penjual, pembeli, bahkan
yang menyuguhkan serta orang-orang yang mau disuguhi semua dilaknat Allah,
mendapat murka Allah dan termasuk dosa besar.
4. Sabda Nabi Muhammad SAW tentang khamar : “Tiap zat/bahan yang memabukkan adalah khamar (Alkohol, Narkoba dan
sejenisnya) dan tiap zat/bahan yang memabukkan adalah haram.” (HR. Abdullah ibnu
Umar)
“Rasulullah melarang zat/bahan yang memabukkan dan melemahkan.” (HR.
Ummi Salamah)
(Merujuk kepada ayat dan hadist di atas, Islam memandang Narkoba adalah
haram hukumnya, walau ada manfaatnya namun kerugian dan mudharatnya lebih besar).
Pada dasarnya semua musibah penyakit karena dosa, kesalahan maupun
kelalaiannya sendiri (QS.4:79, 42:30, 10:44, 64:11). Dan hanya Allah SWT yang
memberikan kesehatan dan kesembuhan, sehingga bertaubat dan mohon kesembuhan
selalu kepada-Nya (QS.26:78-81), sehingga manusia diwajibkan berikhtiar dan berdo’a.
Semua itu didasarkan kepada Perintah Allah SWT dalam kitab suci Al-Qur’an
(QS.24:31, 3:133, 11:90, 2:222, 11:3, 11:52, 71:10-13).
Contoh Pertaubatan yang harus dipimpin / dipandu, dapat dilihat pada QS.7:155.
Hadits Riwayat Abu Daud, Nasai, Ibnu majah & Hakim :
Barangsiapa yang mengabadikan Istighfar (tobat), Allah SWT akan memberikan :
Penghibur bagi setiap kesusahan yang jatuh padamu
Dibuka-Nya lah jalan baginya yang sedang
kesusahan untuk setiap keruwetan yang dideritanya.
Serta diberi-Nya lah rejeki yang datangnya tidak di
duga-duga/tidak terkirakan.
95
Aku berlindung kepada Allah dari godaan
syaitan yang terkutuk
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
“Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Al Hasyr:18)
Dan janganlah kamu seperti orang-orang
yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka
sendiri. Mereka itulah orang-orang yang
fasik. Surat Al Hasyr Ayat 19
Tidak sama penghuni neraka dengan
penghuni surga. Penghuni surga itulah
orang-orang yang beruntung.
“Kalau sekiranya Kami menurunkan al-
Quran ini kepada sebuah gunung, pasti
kamu akan melihatnya tunduk terpecah
belah disebabkan takut kepadaAllah swt.
Perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir.”[al-
Hasyr:21]
Dialah Allah Yang tiada tuhan selain Dia,
Yang Mengetahui yang ghaib dan yang
nyata. Dialah Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang.
Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah,
Tiada tuhan selain Allah, Tiada daya dan
kekuaan kecuali Allah yang Maha Luhur
dan Maha Agung.
.
Kalau sekiranya Kami menurunkan Al
Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti
kamu akan melihatnya tunduk terpecah
belah disebabkan takut kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir.
.
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia, Yang
Mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
Maha Suci Allah, dan segala puji bagi
Allah, Tiada Tuhan selain Allah , tiada daya
dan kekuatan kecuali Allah yang Maha
Luhur dan Maha Agung
Dia-lah Allah maha yang tidak ada Tuhan
selain Dia, Pengusaha, Maha Suci, Maha
Sejahtera, Maha Pemberi Keamanan, Maha
Kuasa,yang memiliki segala Maha Pemberi
Keamanan, Maha Memelihara, Maka
Kuasa, yang memiliki segala keagungan,
Maha Suci Allah dari pada apa yang mereka
persekutukan.
Maha suci tuhan kamu, tuhan segala
malaikat dan ruh
Dia-lah Allah yang Maha Pencipta, Maka
Mengadakan, Maha Pembentuk, bagi-
Nyalah nama-nama yang baik, bertasbihlah
kepadaNya apa yang ada di langit dan apa
yang ada dibumi, dan Dia Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana
Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang sayangilah kami, sayangilah
kami, sayangilah kami, sesungguhnya
Engkau Maha Penyayang dari paling
penyayang.
Lampiran II
WIRID AL-HASYR
96
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
Yang menguasai hari pembalasan.
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah
dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau anugerahkan ni`mat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka
yang sesat.
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha
Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan
(yang memelihara dan menguasai) manusia.
Raja manusia.
Sembahan manusia.
dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi,
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam
dada manusia.
dari (golongan) jin dan manusia.
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha
Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan
Yang Menguasai subuh,
dari kejahatan makhluk-Nya,
dan dari kejahatan malam apabila telah
gelap gulita,
dan dari kejahatan wanita-wanita tukang
sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
dan dari kejahatan orang yang dengki
apabila ia dengki".
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha
Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha
Esa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan,
dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia".
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha
Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
97
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa.
Tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan.
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang
bergejolak.
Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu
bakar.
Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha
Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan.
Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah
dengan berbondong-bondong,
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu
dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima
taubat.
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha
Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir,
aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang
aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah.
Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah.
Untukmulah agamamu, dan untukkulah,
agamaku".
Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang Maha
Agung, dan segala puji bagi Allah
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri
yang aman sentosa, dan berikanlah rezki
dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman diantara mereka kepada Allah
dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan
kepada orang yang kafirpun Aku beri
kesenangan sementara, kemudian Aku paksa
ia menjalani siksa neraka dan itulah
seburuk-buruk tempat kembali”"
.
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan
(membina) dasar-dasar Baitullah bersama
Ismail (seraya berdo`a): "Ya Tuhan kami
terimalah daripada kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui".
.
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka
seorang Rasul dari kalangan mereka, yang
akan membacakan kepada mereka ayat-ayat
Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-
Sunnah) serta mensucikan mereka.
98
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan
ini dengan sia-sia;Maha Suci Engkau maka
hindarkanlah kami dari siksa neraka.
.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa
yang Engkau masukkan ke dalam neraka,
maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan
tidak ada bagi orang-orang yang zalim
seorang penolongpun.
.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami
mendengar (seruan) yang menyeru kepada
iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada
Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya
Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa
kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-
kesalahan kami, dan wafatkanlah kami
beserta orang-orang yang berbakti.
.
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah
Engkau janjikan kepada kami dengan
perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan
janganlah Engkau hinakan kami di hari
kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak
menyalahi janji."
.
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang
mempunyai kerajaan, Engkau berikan
kerajaan kepada orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari
orang yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan orang yang Engkau
kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
.
Engkau masukkan malam ke dalam siang
dan Engkau masukkan siang ke dalam
malam. Engkau keluarkan yang hidup dari
yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati
dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki
siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab
(batas)."
.
"Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat
kepada kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang
lurus dalam urusan kami (ini)".
.
Dan di antara mereka ada orang yang
berdo`a: "Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat
dan peliharalah kami dari siksa neraka".
Mereka itulah orang-orang yang mendapat
bahagian dari apa yang mereka usahakan;
dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Ya Allah yang Maha Penyayang sayangilah
kami, sayangilah kami, sayangilah kami,
sesungguhnya Engkau Maha Penyayang
dari yang paling penyayang.
Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-
Nya bersalawat atas Nabi. Hai orang-orang
yang beriman bersalawatlah kepadanya,
dan berilah salam dengan sungguh-sungguh
Ya Allah, limpahkanlah salawat atas Nabi
Muhammad. Dan Kepada Muhammad (dan
keluarganya) kami bersalawat.
99
QS. 96 : 1 – 5
.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
Yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.
QS. 4 : 136
.
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada
Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.
QS. 86 : 5 – 7
.
Maka hendaklah manusia memperhatikan
dari apakah dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang terpancar, yang
keluar dari antara tulang sulbi dan tulang
dada.
QS. 3 : 19
.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di
sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan
kepada mereka, karena kedengkian (yang
ada) di antara mereka. Barangsiapa yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-
Nya.
QS. 2 : 132
.
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan
itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-
anakku! Sesungguhnya Allah telah
memilih agama ini bagimu, maka
janganlah kamu mati kecuali dalam
memeluk agama Islam".
QS. 2 : 208
.
Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
QS. 3 : 102
.
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-
kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam.
QS. 5 : 3
.
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,
darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan yang diterkam binatang
buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala.
Dan (diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah, (mengundi nasib
dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Lampiran III
DAFTAR AYAT-AYAT
100
Pada hari ini orang-orang kafir telah
putus asa untuk (mengalahkan) agamamu,
sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu. Maka
barangsiapa terpaksa karena kelaparan
tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
QS. 98 : 4 – 5
.
Dan tidaklah berpecah belah orang-orang
yang didatangkan Al Kitab (kepada
mereka) melainkan sesudah datang
kepada mereka bukti yang nyata. Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan
keta`atan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus.
QS. 4 : 125
.
Dan siapakah yang lebih baik agamanya
daripada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
mengambil Ibrahim menjadi
kesayanganNya.
QS. 41 : 33
.
Siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh dan
berkata: "Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri?"
QS. 42 : 13
.
Dia telah mensyari`atkan kamu tentang
agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami
wahyukan kepadamu dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa
dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang
musyrik agama yang kamu seru mereka
kepadanya. Allah menarik kepada agama
itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama) -Nya
orang yang kembali (kepada-Nya).
QS. 61 : 9
.
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan
membawa petunjuk dan agama yang benar
agar Dia memenangkannya di atas segala
agama-agama meskipun orang-orang
musyrik benci.
QS. 110 : 1-2
.
Apabila telah datang pertolongan Allah
dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia
masuk agama Allah dengan berbondong-
bondong,
QS. 8 : 2 – 4
.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman
itu adalah mereka yang apabila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
apabila dibacakan kepada mereka ayat-
ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan
sebagian dari rezki yang Kami berikan
kepada mereka. Itulah orang-orang yang
beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka
akan memperoleh beberapa derajat
101
ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rezki (ni`mat) yang mulia.
QS. 4 : 136
.
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada
Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya.
QS. 2 : 177
.
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah
timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang
yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan
orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa.
QS. 15 : 99
.
dan sembahlah Tuhanmu sampai datang
kepadamu yang diyakini (ajal).
QS. 89 : 27 – 30
.
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada
Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam
jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah
ke dalam surga-Ku.
QS. 50 : 22
.
Sesungguhnya kamu berada dalam
keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami
singkapkan daripadamu tutup (yang
menutupi) matamu, maka penglihatanmu
pada hari itu amat tajam.
QS. 86 : 5 – 7
.
Maka hendaklah manusia memperhatikan
dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan
dari air yang terpancar, yang keluar dari
antara tulang sulbi dan tulang dada.
QS. 23 : 12 – 1 4
.
Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
QS. 17 : 85
.
Dan mereka bertanya kepadamu tentang
roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan
102
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit".
QS. 78 : 38
.
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat
berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-
kata kecuali siapa yang telah diberi izin
kepadanya oleh Tuhan Yang Maha
Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang
benar.
QS. 12 : 83
.
Ya`qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah
yang memandang baik perbuatan (yang
buruk) itu. Maka kesabaran yang baik
itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan
Allah mendatangkan mereka semuanya
kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
QS. 89 : 27 – 30
.
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada
Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam
jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah
ke dalam surga-Ku.
QS. 5 : 90
.
Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan.
QS. 5 : 60
.
Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan
kepadamu tentang orang-orang yang lebih
buruk pembalasannya dari (orang-orang
fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang
yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara
mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi
dan (orang yang) menyembah thaghut?"
Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih
tersesat dari jalan yang lurus.
QS. 2 : 65
.
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui
orang-orang yang melanggar di antaramu
pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman
kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang
hina".
QS. 62 : 5
.
Perumpamaan orang-orang yang
dipikulkan kepadanya Taurat kemudian
mereka tiada memikulnya adalah seperti
keledai yang membawa kitab-kitab yang
tebal. Amatlah buruknya perumpamaan
kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah
itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk
kepada kaum yang zalim.
Dosa dan kelalaian diri QS. 4: 79
.
Apa saja ni`mat yang kamu peroleh adalah
dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu
sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul
kepada segenap manusia. Dan cukuplah
Allah menjadi saksi.
QS. 42 : 30
.
Dan apa musibah yang menimpa kamu
maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan
sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu).
QS. 10 : 44
.
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim
kepada manusia sedikitpun, akan tetapi
manusia itulah yang berbuat zalim kepada
diri mereka sendiri.
QS. 64 : 11
103
.
Tidak ada sesuatu musibahpun yang
menimpa seseorang kecuali dengan izin
Allah; Dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Memohon kesembuhan
Qs. 26 : 78-81
.
(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku,
maka Dialah yang menunjuki aku, dan
Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan
minum kepadaku, dan apabila aku sakit,
Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang
akan mematikan aku, kemudian akan
menghidupkan aku (kembali),
Perintah taubat
QS. 24 : 31
.
Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara
kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain
kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki
mereka, atau putera-putera saudara laki-
laki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita
Islam, atau budak-budak yang mereka
miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita. Dan
janganlah mereka memukulkan kakinya
agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung.
QS. 3 : 133
.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan
dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa,
QS. 11 : 90
.
Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu
kemudian bertaubatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang
lagi Maha Pengasih.
QS. 2 : 222
.
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh.
Katakanlah: "Haidh itu adalah kotoran".
Oleh sebab itu hendaklah kamu
menjauhkan diri dari wanita di waktu
haidh; dan janganlah kamu mendekati
mereka, sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah suci, maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang taubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan
diri.
QS. 11 : 3
.
dan hendaklah kamu meminta ampun
kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-
Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang
demikian), niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus menerus)
kepadamu sampai kepada waktu yang telah
ditentukan dan Dia akan memberi kepada
tiap-tiap orang yang mempunyai
104
keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika
kamu berpaling, maka sesungguhnya aku
takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.
QS. 11 : 52
.
Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah
ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah
kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan
hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia
akan menambahkan kekuatan kepada
kekuatanmu, dan janganlah kamu
berpaling dengan berbuat dosa."
QS. 71 : 10 – 13
.
maka aku katakan kepada mereka:
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, --
sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun--, niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat, dan membanyakkan harta dan anak-
anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-
kebun dan mengadakan (pula didalamnya)
untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu
tidak percaya akan kebesaran Allah?
Tobat yang di pandu
QS. 7 : 155
.
Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari
kaumnya untuk (memohonkan taubat
kepada Kami) pada waktu yang telah Kami
tentukan. Maka ketika mereka digoncang
gempa bumi, Musa berkata: "Ya Tuhanku,
kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau
membinasakan mereka dan aku sebelum
ini. Apakah Engkau membinasakan kami
karena perbuatan orang-orang yang
kurang akal di antara kami? Itu hanyalah
cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan
dengan cobaan itu siapa yang Engkau
kehendaki dan Engkau beri petunjuk
kepada siapa yang Engkau kehendaki.
Engkaulah Yang memimpin kami, maka
ampunilah kami dan berilah kami rahmat
dan Engkaulah Pemberi ampun yang
sebaik-baiknya".
Madu
QS. 16 : 68-69
.
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:
"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat
yang dibikin manusia". kemudian makanlah
dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu
keluar minuman (madu) yang bermacam-
macam warnanya, di dalamnya terdapat
obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.
Air Hujan
QS. 8 : 11
.
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu
mengantuk sebagai suatu penentraman
daripada-Nya, dan Allah menurunkan
kepadamu hujan dari langit untuk
menyucikan kamu dengan hujan itu dan
menghilangkan dari kamu gangguan-
gangguan syaitan dan untuk menguatkan
hatimu dan memperteguh dengannya
telapak kaki (mu).
QS. 25 : 48
.
Dialah yang meniupkan angin (sebagai)
pembawa kabar gembira dekat sebelum
kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami
turunkan dari langit air yang amat bersih,
Proses Aqiqah
QS. 31 : 12
.
Dan sesungguhnya telah Kami berikan
hikmat kepada Luqman, yaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah. Dan
105
barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa
yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
QS. 2 : 152
.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah
kamu mengingkari (ni`mat) -Ku.
QS. 16 : 18
.
Dan jika kamu menghitung-hitung ni`mat
Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
QS. 14 : 34
.
Dan Dia telah memberikan kepadamu
(keperluanmu) dari segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. Dan jika kamu
menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya
manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (ni`mat Allah).
QS. 14 : 7
.
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah
(ni`mat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni`mat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
QS. 67 : 23
.
Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan
kamu dan menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati".
(Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
QS. 32 : 9
.
Kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh
(ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati;
(tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
QS. 7 : 179
.
Dan setelah mereka sangat menyesali
perbuatannya dan mengetahui bahwa
mereka telah sesat, merekapun berkata:
"Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi
rahmat kepada kami dan tidak mengampuni
kami, pastilah kami menjadi orang-orang
yang merugi".
QS. 8 : 22
.
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang
seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah
orang-orang yang pekak dan tuli yang
tidak mengerti apa-apapun.
QS. 8 : 5
.
Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi
dari rumahmu dengan kebenaran, padahal
sesungguhnya sebagian dari orang-orang
yang beriman itu tidak menyukainya,
QS. 16 : 121 – 122
.
(lagi) yang mensyukuri ni`mat-ni`mat
Allah, Allah telah memilihnya dan
menunjukinya kepada jalan yang lurus.
Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di
dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat
benar-benar termasuk orang-orang yang
saleh.
110
PEMBINA
H. DODO DJAJADISASTRA
HJ. ROSYATI
PENGAWAS
DRS. H. BADARUZZAMAN
PENGURUS
KETUA : H. ADANG MIARSA
WK. KETUA : FAISAL SALEH
SEKRETARIS : DRS. H. DODI SUMARNO
WK. SEKRETARIS : SOFIAN SALEH
BENDAHARA : IR. YUDHI INDRA SUBHAN
TABRANI MBA
WK. BENDAHARA : NURSYAM EFFENDI
Lampiran IV
SUSUNAN ORGANISASI
109
1. Tahap Detoxifikasi
a. Pengukupan
Memanfaatkan uap air panas yang sudah dicampur dengan segenggam garam air
laut kemudian diaduk selama 30 menit yang sebanding dengan berlari sejauh 3
KM, tujuannya adalah untuk mengeluarkan racun yang ada dalam tubuh.
b. PEN
Teknik pengurutan bagian punggung dengan jari telunjuk. Tujuannya untuk
menyalurkan energi, guna merangsang syaraf dan sel-sel otot untuk melancarkan
aliran influs syaraf dan aliran darah
110
2. Aqiqah
Aqiqah merupakan sebagai syariat untuk membuang, menghilangkan, dan
membersihkan diri dari sifat-sifat binatang yang menutupi penglihatan, pendengaran,
dan perasaan hati untuk bersyukur.
3. Terapi air laut (Thalaso Therapy)
Berandam di laut untuk mengambil manfaat elemen-elemen mineral dan organism
yang terdapat dalam air laut. Tujuannya untuk melancarkan sirkulasi darah,
merelaksasikan pikiran dan menghilangkan zat racun adiktif narkoba.
111
4. Kegiatan Residen
a. Dzikir dan Doa bersama-sama dengan membaca wirid al-Hasyr, yang dipimpim
oleh pembimbing spiritual.
b. Pengajian
Mengikuti pengajian dan ceramaha agama yang diarahkan agar residen lebih
mengenal dirinya, mendekatkan dirinya kepada Allah, dan memohon kesembuhan
dari-Nya.
112
5. Saran-sarana
a. Pendopo
b. Masjid
c. Kamar Residen
113
6. Pengurus Yayasan Pesantren Nurul Jannah
Dari kiri : H. Dodo Djajadisastra (Pembina), H. Adang Miarsa (Ketua/ Pembimbing),
Drs. H. Dodi Sumarno ( Sekretaris)
Hj. Rosyati (Pembina)
120
HASIL WAWANCARA
Nama : K. H. Adang Miarsa
Jabatan : Ketua/Pembina Spiritual
Tanggal Wawancara : 11 Februari 2011
Tempat Wawancara : Yayasan Pesantren Nurul Jannah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan?
Jawab: awalnya, pak aji bersama istri pa aji (Ibu Hj. Rosyati) ngabangun
sebuah masjid atas dasar iman untuk ngebantu para warga dan jama’ah
lainnya yang ingin meningkatkan keimanan kepada Allah. Lama-kelamaan
semua orang pada datang silih berganti. Untuk belajar agama, sehingga dapat
ngatasin penyakit fisik dan mental atas keridhoan Allah. Mulai pada saat itu
muncullah nama menjadi Pesantren Nurul Jannah. Nah.., ternyata makin ke
sini berbarengan dengan memburuknya masalah narkoba. Ada orang tua yang
datang menitipkan anaknya yang sudah make narkoba sejak lama. Lalu pa aji
bina, pa aji bimbing anak itu dengan pengetahuan pa aji yang seadanya waktu
itu, secara otodidak pa aji belajar dan mengkaji Al-Qur`an. Akhirnya pa aji
menerapkan pertobatan pada anak itu terus dan menerus hingga akhirnya anak
itu berhasil disembuhkan atas izin Allah. Lalu anak itu dikembalikan kepada
keluarganya. Dan dari situlah, berita itu menyebar luas dari mulut ke mulut.
Dan kira-kira pada tahun 1994-1995 ternyata banyak para orang tua yang
menitipkan anak-anaknya untuk dibina dan dibimbing di Pesantren Nurul
Jannah. Akan tetapi, perkembangan selanjutnya ada peningkatan jumlah anak-
anak yang dititipkan di Pesantren yang engga diimbangi pengembangan
sarana dan fasilitas yang ada di Pesantren. Dan seiringnya berjalan waktu
banyak para hamba Allah yang terketuk hatinya untuk menyalurkan
zakat/infak/sodaqoh ke Pesantren Nurul Jannah ini. Lalu melihat
perkembangan ini, kami para Pengurus dan Pembina yang lain. Merasa perlu
untuk memperkuat Pesantren dalam suatu badan hukum. Akhirnya pada
tanggal 7 juni 2002 Pesantren Nurul Jannah terdaftar secara resmi sebagai
badan hukum yang berupa Yayasan melalui proses oleh Notaris. Metode yang
digunakan oleh Yayasan adalah dengan menggunakan metode tobat. Adapun
konsep pertobatan yang dilaksanakan adalah untuk memperbaiki akidah dan
tauhid kepada Allah SWT, sehingga seseorang dapat mengetahui dan
memahami dosa, kesalahan, dan kelalaiannya yang bertentangan dengan nilai-
nilai ajaran agama. Seiring dengan pemahaman akan dosa, kesalahan, dan
kelalaiannya, serta memahami akidah dengan benar serta meningkatnya
keimanan dan tauhid kepada Allah SWT. Maka mereka diarahkan untuk
bertobat yang sebenar-benarnya tobat, dan langsung berhubungan dengan
Allah memohon ampunan dan kesembuhan dari-Nya. Karena pada dasarnya
semua penyakit karena dosa, kesalahan, maupun kelalaiannya sendiri. Oleh
Karena itulah, Yayasan ini menerapkan metode tobat bagi penanganan korban
penyalahgunaan NAPZA.
121
2. Apa Visi, Misi Yayasan?
Jawab: Visi Yayasan adalah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, dalam
rangka mewujudkan masyarakat Indonesia bebas dari pengaruh
penyalahgunaan NAPZA (narkoba) dan mengupayakan penanggulangan dan
pencegahan HIV/AIDS menuju masyarakat yang sehat dan berkualitas, yaitu
masyarakat yang beriman dan bertaqwa.
Misi Yayasan adalah membantu dan ikut berperan aktif bersama Pemerintah
menanggulangi berbagai masalah sosial, yaitu rehabilitasi penyalahgunaan
NAPZA (narkoba), HIV/AIDS dan gangguan kejiwaan, serta masalah-
masalah lain yang terkait di dalamnya.
3. Bagaimana awal penerimaan residen?
Jawab: Mereka yang datang ke sini, rata-rata tau dari orang lain. Anaknya
dateng bersama keluarganya. Setiap residen diterima dan dicatat secara
administrasi oleh penanggung jawab, serta diberitahukan tentang persyaratan-
persyaratan yang harus diikuti, utamanya dalam bimbingan kegiatan spiritual.
Biasanya mereka harus menunjukkan keterangan dari dokter yang merawatnya
selama ini. Dan mereka akan dipanggil untuk diwawancarai besarta kedua
orang tuanya. Selanjutnya mereka akan masuk kedalam kegiatan pembinaan.
4. Bagaimana keadaan residen ketika pertama kali masuk?
Jawab: Anak-anak yang baru pada dateng kesini kebanyakan udah pada hilang
ingatan, tapi ada juga yang waras.
5. Pendekatan awal sebelum di ajak bertobat?
Jawab: Biasanya yang baru datang, apalagi yang masih terpengaruh narkoba
rata-rata mereka masih di bawah pengaruh zat narkoba, dan kadang-kadang
ada yang sakau. Dengan pengetahuan pa aji dari membaca buku, mengkaji Al-
Qur`an, ikut-ikut acara BNN (Badan Narkotika Nasional), dan lain-lain. Pa aji
melakukan beberapa detoxsifikasi, pengukupan, pen, obat herbal, dan
perendaman air laut. Hingga mereka merasa menjadi lebih baik. Setalah itu
mereka di ajak untuk kegiatan selanjutnya.
6. Bagaimana pelaksanaan metode tobat?
Jawab: Pelaksanaan tobat itu sendiri terlebih dahulu memperbaiki akidah dan
meningkatkan keimanan serta tauhid kepada Allah SWT, sehingga mereka
dapat mengetahui dan memahami dosa, kesalahan, dan kelalaiannya yang
bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama. Dan seiring dengan pemahaman
akan dosa, kesalahan. Dan kelalaiannya, serta memahami akidah dengan benar
serta meningkatnya keimanan dan tauhid kepada Allah, dah dari situ kita dapat
mengajak mereka untuk bertobat yang sebenar-benarnya tobat. Serta
memohon ampunan dan kesembuhan dari-Nya. Akan tetapi itu semua berawal
dari detoxifikasi, agar pengaruh narkoba hilang dalam badan dan pikirannya.
7. Kapan waktu pelaksanaan tobat?
Jawab: Segala sesuatunya memang sudah diberikan waktu masing-masing.
Seperti detoxifikasi untuk hari ke 1 (satu) sampai hari ke 5 (lima), untuk
122
pembinaan mental dan spiritual di hari ke 6 (enam) sampai hari ke 60 (enam
puluh), dan untuk peningkatan materi dalam hal akidah dan tauhid di hari ke
61 sampai dengan hari ke 180, dan bimbingan lanjut serta uji coba pulang
pada hari ke 181. Akan tetapi itu semua hanyalah sebuah jadwal, namun tetap
saja kalo diterapkan di lapangan itu semua bisa dapat berubah kapan saja.
8. Bagaimana tahapan pelaksanaan metode tobat?
Jawab: Pertama, untuk tahap detoxifikasi ada beberapa cara. Yaitu dengan
cara pengukupan dengan memanfaatkan air panas yang sudah dicampur garam
laut, lalu dengan cara pen yaitu teknik mengurut bagian punggung dengan jari
telunjuk. Dan obat herbal, yaitu suatu ramuan obat herbal tradisional dan
madu (QS. 16:68-69), dan air rahmat (air hujan) yang ditampung dari hujan
tengah malam (QS. 8:11 dan 25:48). Kedua, pembinaan secara total ini
dilakukan untuk pengenalan diri dan mengenal Allah SWT dengan mengikuti
tanpa absen semua jadwal kegiatan awal, sedangkan bagi pasien yang hilang
ingatan tetap diikut sertakan dalam kegiatan hingga mereka terbiasa. Seperti
sholat lima waktu dan berjamaah, melakukan ibadah wajib dan sunnah,
mengikuti pengajian dan ceramah agama agar mereka dapat mengenal dirinya,
mendekatkan dirinya kepada Allah, memohon ampunan, serta kesembuhan
dari-Nya. Melakukan proses akekah (pemotongan kambing), sebagai syariat
membuang menghilangkan, dan membersihkan diri dari sifat-sifat binatang
yang menutupi penglihatan, pendengaran, dan perasaan hati untuk bersyukur
(QS. 31: 12, 2:152, 16:18, 14:34, 14:7) dan lain-lainnya. Dan terapi air laut
yaitu berendam di laut yang dilakukan di malam hari jam 24.00-03.00 dan
pagi hari 06.30-09.00. ketiga, peningkatan materi akidah dan tauhid kepada
Allah, di sini pasien membaca dan mengkaji Al-Qur`an sesuai arahan Pembina
pada saat pengajian atau ta’lim. Dan yang terakhir yaitu yang keempat, uji-
coba pulang untuk bersosialisasi dan tetap harus ada control dan komunikasi
penuh antara orang tua dengan Pembina.
9. Apa yang menjadi faktor hambatan dan pendukungnya?
Jawab: Yang menjadi kendala adalah terletak pada pasien itu sendiri, karena
kebanyakan dari mereka sudah pada hilang ingatan, dan mereka rata-rata
berlatar belakang dari keluarga yang tidak terlalu peduli dengan ajaran agama.
Sehingga mereka kesulitan untuk mengikuti segala bentuk kegiatan yang ada.
Apalagi yang menyangkut tentang ibadah. Dan kadang-kadang mereka masih
terbayang-bayang narkoba atau sugesti mereka terhadap narkoba timbul. Dan
untuk menangani masalah tersebut kami tetap terus memberikan bimbingan
kepada mereka dari segi ketauhidan dan akidah dengan dibarengi kegiatan-
kegiatan positif, seperti berpuasa.
10. Bagaiman keimanan dan ibadah pasien selesai melakukan tobat?
Jawab: Setelah mereka melakukan semua kegiatan yang ada, yang begitu
ketat, yang dibuat dengan sedemikian rupa, sehingga mereka tidak ada waktu
untuk bersantai-santai. Maka dengan sendirinya mereka pun terbiasa. Sholat
berjamaah tepat waktu, sholat sunnahnya juga rajin, waktu luang dipake untuk
membaca Al-Qur`an, puasa senin kamisnya lancar.
123
11. Apakah setelah tobat, bakal kambuh (sakau) tidak?
Jawab: Alhamdulillah setelah mereka melakukan segala proses dan kegiatan
yang ada selama berada di sini mereka tidak kembali sakau, lain ceritanya
apabila kalo mereka sudah pulang kerumah.
12. Bagaimana pengertian sembuh menurut anda?
Jawab: Apabila penglihatan, pendengaran, dan perasaan mereka sudah tidak
teringat, terkait, terbetik lagi dengan narkoba.
13. Apa yang dilakukan, bila residen selesai mengikuti rehabilitasi (keluar)?
Jawab: Mereka yang sudah sembuh, dan selesai dari masa rehabnya maka
pertama yang akan kami
lakukan adalah menguji coba pasien pulang ke rumahnya untuk bersosialisasi
dengan lingkungannya. Dengan tetap dimonitor oleh keluarga dan sering
berkomunikasi dengan Pembina.
Pewawancara Informan
Najwa Balqies K. H. Adang Miarsa
124
HASIL WAWANCARA
Nama : Jaja Tarsija
Jabatan : Pembantu Pembina
Tanggal Wawancara : 19 April 2011
Tempat Wawancara : Yayasan Pesantren Nurul Jannah
1. Bagaimana keadaan residen ketika baru masuk?
Jawab: Rata-rata yang baru pertama kali masuk sini, mereka dari
keluarga yang tidak terlalu paham tentang agama, dan dari segi
fisiknya mereka kebanyakan sudah ada yang hilang ingatan, tapi ada
juga yang engga dan masih di bawah pengaruh narkoba.
2. Bagaimana pelaksanaan metode tobat dan kapan waktunya?
Jawab: Pertama kita perbaiki akidah dan tauhid mereka. Supaya
mereka mengerti apa yang mereka lakukan selama ini adalah salah.
Baru dari situ adaanya peningkatan akidah, lalu kita mengarahkan
mereka untuk bertobat. Sebelumnya mereka menjalani detoxifikasi
hari ke-1 s/d ke-5, kedua pembinaan mental dan spiritual hari ke-6 s/d
ke-60, peningkatan akidah dan tauhid hari ke-61 s/d ke-180, uji coba
ulang mulai hari ke-181.
3. Bagaimana tahapan metode tobat?
Jawab: Bagi pasien yang sakau, maka terlebih dahulu mereka
didetixifikasi dengan cara pengukupan yaitu menggunakan air panas
mendidih yang dicampur dengan segenggam garam lalu dicampur,
kemudian diaduk-aduk oleh pasien sambil duduk yang telah ditutupi
oleh kain selama 30 menit sebanding dengan berlari sejauh 3 km.
Sedangkan pen adalah pengurutan dengan jari telunjuk dibagian
belakang pundak dengan menggunakan teknik khusus yang bisa
dilakukan oleh pa aji, dan mengkonsumsi obat herbal. Lalu, ada juga
terapi perendaman air laut yang biasanya kita lakukan secara periode.
Sedangkan lamanya berendam 2 atau 3 jam, adapun yang dilakukan
ketika berendam yaitu mereka berdzikir yang dipandu dengan
pembimbing. Selanjutnya mereka dibiasakan sholat 5 waktu
berjama’ah, puasa sunnah, membaca Al-Qur`an, dan mengikuti acara
ceramah agama, serta mereka mengkaji Al-Qur`an.
4. Bagaimana ibadah pasien setelah tobat?
Jawab: Setelah mereka melakukan semua proses ini dengan baik,
benar, dan tepat maka dengan sendirinya mereka terbiasa dengan
semua itu. Dan tanpa mereka disuruh atau dipaksa mereka
mengerjakannya sendiri. Sholat berjama’ah tepat waktu, sholat sunnah
tidak ditinggalkan, puasa senin kamis lancar, waktu luang mereka pake
untuk membaca Al-Qur`an. Dan lain sebagainya.
5. Apa yang menjadi penghambat dan penunjang dalam pelaksanaan
metode tobat?
125
Jawab: Hambatan itu selalu ada, misalnya mereka masih ada yang
tersugesti dengan narkoba atau timbulnya candu dalam jiwa mereka,
dan ada juga bagi pasien yang sudah lupa ingatan. Namun hal itu perlu
terus dibimbing dan di awasi terlebih dalam masalah akidah.
6. Bagaimana cara menanganinya?
Jawab: Dibimbang kembali secara total. Dan semua itu butuh
pembiasaan aja, yang waras tetep dibina dan dibimbing pelan-pelan.
Sedangkan yang udah lupa ingatan tetep diajak untuk mengikuti semua
kegiatan, biar mereka semua terbiasa dengan sendirinya.
7. Apa tobat menurut anda?
Jawab: Tobat adalah kembalinya kepada Allah dan tidak mengulang
kembali kapada perbuatan yang lalu.
8. Apa keistimewaan metode tobat ini dengan metode yang lain?
Jawab: Keistimewaan metode di sini bukan berarti penanganan yang
diberikan kepada pasien adalah paling baik diantara tempat-tempat
yang lain. Tetapi keistimewaan dari metode tobat di sini adalah
kembalinya secara totalitas.
Pewawancara Informan
Najwa Balqies Jaja Tarsija
126
HASIL WAWANCARA
Biodata Diri
Nama : Isa (bukan nama sebenarnya)
TTL : Jakarta, 29 April 1978
Usia : 32 tahun
Pendik. Akhir : Kuliah di Jayabaya: Ekonomi, Borobudur: Arsitek (tidak
lulus)
Status : Belum Menikah
Alamat : Jaka Mulya Jak-sel
Tanggal : 18 Februari 2011
Riwayat Keluarga
1. Anda anak keberapa dari berapa saudara dalam keluarga?
Jawab: Saya anak ke-1 dari 4 bersaudara.
2. Apa pekarjaan ayah anda?
Jawab: Bapak saya kerja di Departemen Perhubungan.
3. Apa pekerjaan ibu anda?
Jawab: Mama saya sebagai Ibu Rumah Tangga.
Riwayat NAPZA (Narkotika, Psikotrapika, dan Zat Adiktif)
1. Sejak kapan anda mulai merokok?
Jawab: Ya, saya merokok dari SMP kelas 1.
2. Dari siapa anda mengenal rokok?
Jawab: Dulu awalnya, saya diajak ama temen-temen sekelas kalo lagi
ngumpul-ngumpul, nongkrong dah bahasanya. Ya udah Karena saya juga
pengen tau rasanya, dah gitu saya juga malu lah karena g ngerokok, g gaul
gitu…
3. Apakah anda pernah minum-minuman alcohol? sejak kapan!
Jawab: Ya saya juga pernah minum-minuman alcohol, merk apa aja, kalo ada
kadang saya minum. Terkadang wisky yang paling sering saya minum. Hm…,
waktu itu kira-kira kelas 2 atau 3 SMP lah…, ya waktu itu kan saya seneng
banget main basket bareng sama temen-temen saya, dan di situ juga banyak
preman-preman yang suka minum-minum, akhirnya kita-kita ditawarin saya
mereka, ya karna saya ma temen-temen juga penasaran, y udah kita juga ikut-
ikutan minum-minum.
4. Jenis narkotika apa saja yang anda pakai?
Jawab: Kayanya hampir semua narkoba saya pake deh.
5. Dan jenis psikotropika apa saja yang anda pakai?
Jawab: Ya, sama hampir semua jenis saya pake.
6. Lalu kapan anda mulai mengkonsumsi itu semua, dan dari mana
mendapatkannya?
Jawab: Waktu itu saya masih kelas 2 SMA, awalnya…, ya itu saya seneng
main basket, nongkrong bareng ma temen-temen, kadang kita juga sering
127
ngumpul dan nginep di rumah temen-temen saya. Pada saat itu juga ternyata
lagi pake tu barang-barang. Saya ditawarin sama mereka. Ya karena keingin
tauan saya yang besar, ma tu barang. Dan ga mau dianggap engga gaul, y
akhirnya mulai dari situ saya berani mengkonsumsi barang-barang itu. Dan
saya dapatkan barang-barang itu ya dari temen-temen saya juga. Dan saya
belinya dari uang jajan saya. Terkadang saya kan dikasih ma orang tua
seminggu sekali, bahkan sebulan sekali. Ya dari situ uangnya saya pake tuk
beli barang-barang itu. Makanya kuliah saya jadi engga bener.
7. Kapan anda ketahuan mengkonsumsi NAPZA? dan oleh siapa!
Jawab: Jelasnya kapan juga saya juga kurang tau, tapi yang saya ingat.
Sebenarnya keluarga sudah tau kalo saya mengkonsumsi NAPZA. Kalo engga
salah ketika orang tua saya melihat ada perubahan yang aneh dari sikap dan
fisik saya, lebih pendiam, engga terurus, jarang pulang ke rumah, pokoknya
hidup saya lebih banyak saya pake di luar. Dah gitu orang tua saya dipanggil
oleh pihak sekolah. Karena prestasi saya menurun drastis. Soalnya saya di
kelas selalu termasuk pringkat ke 5 besar.
8. Apa yang dilakukan oleh keluarga?
Jawab: Gimana ya…, pada saat itu ya keluarga saya biasa aja, ga mau pusing
dengan masalah yang saya alami waktu itu. Padahal sebenarnya saya pengen
banget berhenti, engga mau kaya gini terus-terusan, sakit banget deh rasanya
engga tahan saya. Tapi karena dari keluarga juga biasa-biasa aj, ya udahlah
saya juga engga mau susah-susah mikiran ini.
Pelaksanaan Metode Tobat
1. Siapa yang menyuruh anda datang ke sini?
Jawab: Dulu ada teman bapak saya anaknya yang pernah masuk ke sini juga
dan ada perubahan, ya udah bapak saya ngebawa saya kesini. Ya.., karena
saya juga udah cape, engga mau begini terus-terusan. Akhirnya saya juga mau
dateng ke sini.
2. Penanganan apa yang diberikan di Yayasan ini?
Jawab: Waahh…, banyak mba, ada detoxifikasinya banyak, kegiatannya
banyak, sampe engga ada waktu kosong buat santai-santai. Di sini juga kami
diajarkan untuk bertobat memohon ampunan dan kesembuhan kepada Allah.
3. Apakah anda tahu tentang tobat? Dan apakah anda pernnah tobat sebelumnya!
Jawab: Tau juga engga mba, apalagi pernah ngelaksanain tobat…, sholat yang
wajib aja jarang banget, hampir engga pernah kali.
4. Bagaimana pelaksanaan metode tobat di sini?
Jawab: Sebelum kita diajarkan tobat, kita di detoxifikasi dulu, supaya kita
dibersihkan dari zat-zat yang ada di dalam tubuh kita biar pengaruh dari zat itu
hilang dan bersih dari badan, setelah itu kita I’tikaf selama 40 hari, pemberian
materi tentang haramnya narkoba, dosa, neraka, syurga, banyak deh. Pokonya
dari situ kita tau kesalahan dan dosa yang kita perbuat selama ini. Lalu
mengikuti semua kegiatan yang ada di sini untuk membiasakan diri baribadah
kepada Allah dengan melaksanakan sholat wajib lima waktu, sholat sunnah
128
lainnya seperti qobliyah ba’diyah, sholat dhuha, sholat tahajud, sholat tobat,
dan masih banyak sholat sunnah lainnya. Puasa, beristigfar dan berdzikir yang
dibimbing oleh pa aji di mana kita pada saat itu memohon ampunan, dan
kesembuhan kepada Allah, lalu ngikuti ceramah, dan pengkajian Al-Qur`an.
Pokoknya masih banyak lagi yang harus di lakukan sehingga kita sadar
tentang apa yang dilakukan kita pada saat itu. Dan untuk tidak kembali
mengkonsumsi narkoba.
5. Apa yang anda rasakan ketika dan sesudah tobat?
Jawab: Pada saat itu, saya bener-bener merasakan ketenangan yang tentram.
Saya bener-bener merasa bersalah dan berdosa. Dan berjanji untuk tidak
kembali untuk make narkoba lagi.
6. Apa motivasi anda melakukan tobat?
Jawab: Ya…, saya mohon ampunan dan kesembuhan dari Allah, dan berjanji
untuk ennga make narkoba lagi, dan berjanji untuk menjadi lebih baik lagi.
7. Bagaimana anda sebelum masuk ke sini dan mengikuti metode tobat?
Jawab: Sebelum dibawa kesini. Saya hidupnya di luar, jarang pulang kerumah,
sekolah dan kuliah saya jadi ancur. Pindah-pindahan terus kuliahnya, sampe
sekarang kuliah saya engga kelar-kelar karena itu, saya pake narkoba. Sholat
aja jarang banget apalgi sholat jum’at hampir engga pernah kali. Puasa aja
juga jarang banget. Pokoknya gitu dah, ancur-ancuran.
8. Pernahkan terlintas dalam pikiran anda untuk kembali mengkonsumsi
NAPZA?
Jawab: Selama saya di sini, pikiran saya udah engga mikiran lagi tentang
narkoba. Apalagi untuk kembali make narkoba. Enggga lah, engga enak,
sakitnya minta ampun sampe ketulang-tulang.
9. Pernahkah anda sakau sebelum dan sesudah melakukan tobat?
Jawab: Dulu pertama kali saya masuk ke sini, mungkin karena saya masih di
bawah terpengaruh narkoba, dan di dalam badan saya masih terdapat sisa-sisa
zat. Jadi pada saat itu saya sakau, lalu saya melakukan pengukupan, pen.
Selama kurang lebih lima hari berturut-turut, saya juga merasakan sedikit
demi sedikit perubahan pada badan saya, jadi lebih baik. Setelah saya sudah
lebih baik saya melakukan I’tikaf di masjid selama 40 hari dan sholat wajib
dan sunnah, puasa, mengaji Al-Qur`an, dan lain sebagainya. Dan setelah
tobatpun Alhamdulillah banget setelah itu saya tidak pernah sakau lagi.
10. Bagaimana ibadah anda sekarang?
Jawab: Alhamdulillah sekarang saya merasa menjadi lebih baik, sholat
berjamaah tepat waktu, berdzikir, puasa senin kamis tetep saya laksanain,
pokoknya saya merasa menjadi lebih tenang, hal-hal yang dulu saya anggap
enak padahal dilarang dah engga mau saya lakuin lagi.
11. Biasanya waktu kosong anda pergunakan untuk apa?
Jawab: Sekarang saya lagi mempelancar baca Al-Qur`an yang di bimbing
langsung ama pa aji, dan saya juga belajar tentang ternak ikan hias di sini, biar
keluar dari sini saya bisa usaha.
12. Apa kesan anda setelah melakukan tobat?
129
Jawab: Saya seneng banget bisa bertobat, memohon ampun dan pertolongan
sama Allah. Sehingga saya dapat menjadi lebih baik lagi.
13. Dalam rangka Hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah), apa yang
anda lakukan?
Jawab: Saya akan selalu memohon ampunan, petunjuk, dan hidaya kepada
Allah, saya akan berusaha sholat tepat waktu. Melakukan apa yang menjadi
wajib bagi saya, dan saya berusaha untuk meninggalkan apa yang dilarang
oleh Allah. InsyaAllah…
14. Apa yang dilakukan setelah anda keluar dari sini?
Jawab: Saya juga belum tau jelas mau ngelakuin apa nanti, tapi saya pengen
berusaha cari duit dulu, dengan cara usaha ternak ikan hias, kan saya di sini
belajar tentang ternak ikan. Pengen saya terapin apa yang saya dapatkan di
sini.
Pewawancara Informan
Najwa Balqies Isa
130
HASIL WAWANCARA
Biodata Diri
Nama : Yunus (bukan nama sebenarnya)
TTL : Jakarta, 21 September 1979
Usia : 31 tahun
Pendik. Akhir : D3 Teknik Elektro Univ. Malang
Status : Belum Menikah
Alamat : Pekalongan
Tanggal : 18 Februari 2011
Riwayat Keluarga
1. Anda anak ke berapa dari berapa saudara dalam keluarga?
Jawab: Anak ke 1 dari 5 bersaudara.
2. Apa pekerjaan ayah anda?
Jawab: Pensiun Jaksa.
3. Apa pekerjaan ibu anda?
Jawab: Ibu Rumah Tangga.
Riwayat NAPZA (Narkotika, Psikotrapika, dan Zat Adiktif)
1. Sejak kapan anda mulai merokok?
Jawab: Kelas 1 SMP.
2. Dari siapa anda mengenal rokok?
Jawab: Dari temen-temen yang ngajak.
3. Apakah anda pernah minum-minuman alkohol? sejak kapan!
Jawab: Ya, SMP juga ga tau kelas berapa.
4. Jenis narkotika apa saja yang anda pakai?
Jawab: Putaw, elcid, metadon, ma…, heroin deh kalo engga salah.
5. Dan jenis psikotropika apa saja yang anda pakai?
Jawab: Shabu dan inex.
6. Lalu kapan anda mulai mengkonsumsi itu semua, dan dari mana
mendapatkannya?
Jawab: SMA, saya dapetnya dari temen-temen saya. Dan uangnya dari uang
jajan.
7. Kapan anda ketahuan mengkonsumsi NAPZA? dan oleh siapa!
Jawab: Saya lupa kapan ketauannya, ya yang tau dari keluarga saya juga.
8. Apa yang dilakukan oleh keluarga?
Jawab: Saya sempet di bawa tempat rehabilitas di daerah Sukabumi, setelah
saya sembuh saya balik lagi ke rumah, tetapi karena saya bergaul lagi dengan
temen-temen saya yang dulu akhirnya saya tergoda lagi untuk make narkoba.
Pelaksanaan Metode Tobat
1. Siapa yang menyuruh anda datang ke sini?
Jawab: Dari saudara saya.
131
2. Penanganan apa yang diberikan oleh Yayasan?
Jawab: Banyak, pertama kita diajarkan dan diberi tahu tentang keimanan dan
beribadah kepada Allah. Dari situ kita baru bener-bener mengetahui kesalahan
dan dosa yang pernah kita
lakukan terdahulu. Maka dari situ kita bener-bener melakukan tobat dengan
ikhlas. Lalu diajarin sholat, tobat, puasa, I’tikaf, dzikir, mengajian, ceramah.
Pokoknya banyaklah.
3. Apakah anda tahu tentang tobat? Dan apakah anda pernah tobat sebelumnya!
Jawab: Sebelum masuk sini saya engga tau apa tentang itu, apalagi tobat
engga pernah.
4. Bagaimana pelaksanaan metode tobat di sini?
Jawab: Saya diajarin sholat, sholat wajib sama sunah, puasa, mengkaji Al-
Qur`an, dengerin ceramah, karena saya sendiri jarang banget ngelaksanain itu
semua mba, jadi saya dibimbing dulu. Baru saya bertobat, dengan sholat tobat,
dzikir bersama mohon ampunan dan kesembuhan dari Allah. I’tikaf. Kita
semua juga di sini mengkaji Al-Qur`an tentang banyak hal, salah satunya
ya…, tentang tobat, neraka, syurga. Dan tentang motivasi-motivasi dalam Al-
Qur`an sama pa aji.
5. Apa yang anda rasakan ketika dan sesudah tobat?
Jawab: Ketika saya melaksanakan tobat, saya bener-bener sedih banget kalo
inget perbuatan saya. Saya mohon ampunan sama Allah. Dan setelah tobat
saya berjanji sama diri saya sendiri untuk tidak ngulangin perbuatan itu dalam
hidup saya yang baru nantinya.
6. Apa motivasi anda melakukan tobat?
Jawab: Saya cuma mohon ampunan dan petunjuk Allah mba, karena ngerasa
bersalah dan nyesel banget dah kaya gini. Malu mba.
7. Bagaimana anda sebelum masuk ke sini dan mengikuti metode tobat?
Jawab: Sebelum saya masuk sini mba, saya tuh sering nongkro bareng-bareng
temen di café, diskotik, ya…, pokoknya kaya gitu deh, gimana sih anak muda
zaman sekarang.
8. Pernahkan terlintas dalam pikiran anda untuk kembali mengkonsumsi
NAPZA?
Jawab: Wah kapok deh, engga mau lagi deh mba. Cukup udah pengalaman
kemari jadi pelajaran berharga buat saya dan keluarga saya di rumah.
9. Pernahkah anda sakau sebelum dan sesudah melakukan tobat?
Jawab: Sebelum di sini saya sering sakau mba, tapi pas saya udah ada di sini.
Alhamdulillah dah engga lagi mba.
10. Bagaimana ibadah anda sekarang?
Jawab: Sekarang saya ngerasa diri saya lebih baik dari yang dulu, saya sholat
tepat waktu. Belajar ngaji sama pa aji. Saya usahain puasa senin kamis jalan.
Pokoknya saya ngerasa lebih baik aja lah.
11. Biasanya waktu kosong anda pergunakan untuk apa?
132
Jawab: Biasanya saya ikut sama yang lain belajar ternak ikan, kadang-kadang
saya I’tikaf di masjid sama temen yang lain juga, pokoknya saya isi waktu
dengan yang hal-hal berguna.
12. Apa kesan anda setelah melakukan tobat?
Jawab: Yang jelas seneng mba, plong rasanya hati ini.
13. Dalam rangka Hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah), apa yang
anda lakukan?
Jawab: Selama saya di sini saya biasain untuk sholat tepat waktu biar nanti
kalo udah keluar dari sini saya juga terbiasa sholat tepat waktu, saya latih diri
saya untuk engga tergoda dengan hal-hal yang dulu pernah saya alami. Seperti
baca Al-Qur`an, ikut pengajian-pengajian.pokoknya apa aja lah.
14. Apa yang dilakukan setelah anda keluar dari sini?
Jawab: Hm…, pertama saya pengen cari kerjaan dulu mba, trus nikah dah.
Amiin…
Pewawancara Informan
Najwa Balqies Yunus
v
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 9
D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 10
E. Metodologi Penelitian ...................................................................... 12
1. Metode Penelitian ....................................................................... 12
2. Penempatan Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. 13
3. Subyek dan Obyek ...................................................................... 14
4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 14
5. Teknik Analisis Data .................................................................. 16
6. Teknik Penulisan ........................................................................ 16
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Tobat .................................................................................. 19
1. Pengertian Metode ..................................................................... 19
2. Pengertian Tobat ........................................................................ 21
3. Macam-macam Tobat.................................................................. 28
4. Syarat dan Etika Tobat ................................................................ 31
5. Ciri-ciri Pertobatan yang Diterima .............................................. 35
vi
6. Perintah Tobat ............................................................................. 36
B. NAPZA
1. Pengertian dan Jenis NAPZA ...................................................... 40
a. Narkotika .............................................................................. 40
b. Psikotropika ......................................................................... 42
c. Zat Adiktif ............................................................................ 45
2. Korban Penyalahgunaan NAPZA ............................................... 45
a. Faktor Predisposisi ............................................................... 46
b. Faktor Kontribusi ................................................................. 46
c. Faktor Pencetus .................................................................... 47
3. Ciri-ciri Pengguna NAPZA ........................................................ 48
a. Tahap Awal .......................................................................... 49
b. Tahap Kedua ......................................................................... 50
c. Tahap Ketiga ........................................................................ 51
d. Tahap Keempat .................................................................... 52
4. Dampak Buruk NAPZA dalam Tubuh Manusia ........................ 53
C. KESALEHAN INDIVIDU
1. Pengertian Kesalehan Individu .................................................. 55
2. Ciri-ciri Kesalehan Individu ....................................................... 57
3. Tujuan Kesalehan Individu ........................................................ 59
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH
A. Sejarah Berdirinya Yayasan .......................................................... 61
B. Visi dan Misi ................................................................................. 62
C. Struktur dan Organisasi dan Pengelolaan ..................................... 62
vii
D. Sarana dan Prasarana .................................................................... 64
E. Persyaratan .................................................................................... 65
F. Proses Pertobatan .......................................................................... 67
BAB IV ANALISIS METODE TOBAT BAGI PENANGANAN KORBAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM PEMBENTUKAN
KESALEHAN INDIVIDU DI YAYASAN PESATREN NURUL
JANNAH
A. Pelaksanaan Metode Tobat ......................................................... 69
1. Waktu Pelaksanaa .................................................................. 69
2. Pelaksanaan Metode Tobat dan Materi .................................. 70
a. Pelaksanaan Metode Tobat ............................................... 70
b. Materi Metode Tobat ........................................................ 73
3. Tahap Pelaksanaan Metode Tobat ......................................... 75
a. Tajap Detoxifikas .............................................................. 75
b. Tahap Pembinaan Total Mental spiritual .......................... 76
c. Tahap Peningkatan Materi dalam Hal Ketauhidan
Kepada Allah .................................................................... 77
d. Tarapi Air Laut .................................................................. 78
e. Tahap Bimbingan Lanjut .................................................. 78
B. Analisis Metode Tobat bagi Penanganan Korban
Penyalahgunaan NAPZA dalam Pembentukan
Kesalehan Individu ..................................................................... 79
1. Pelaksanaan Metode Tobat bagi Korban Penyalahgunaan
NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu ................ 79
2. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Penerapan
Metode Tobat ......................................................................... 8
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 84
viii
B. Saran ............................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87
ix
LAMPIRAN
A. Lampiran 1 : Materi Tobat Bagi Residen .......................................... 91
B. Lampiran 2 : Wirid Al-Hasyr ............................................................ 95
C. Lampiran 3 : Daftar Ayat-ayat ........................................................... 99
D. Lampiran 4 : Susunan Organisasi .................................................... 106
E. Lampiran 5 : Jadwal Kegiatan ........................................................... 107
F. Lampiran 6 : Data Residen ............................................................... 108
G. Lampiran 7 : Gambar-gambar ........................................................... 109
v
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 9
D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 10
E. Metodologi Penelitian ...................................................................... 12
1. Metode Penelitian ....................................................................... 12
2. Penempatan Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. 13
3. Subyek dan Obyek ...................................................................... 14
4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 14
5. Teknik Analisis Data .................................................................. 16
6. Teknik Penulisan ........................................................................ 16
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Tobat .................................................................................. 19
1. Pengertian Metode ..................................................................... 19
2. Pengertian Tobat ........................................................................ 21
3. Macam-macam Tobat.................................................................. 28
4. Syarat dan Etika Tobat ................................................................ 31
5. Ciri-ciri Pertobatan yang Diterima .............................................. 35
vi
6. Perintah Tobat ............................................................................. 36
B. NAPZA
1. Pengertian dan Jenis NAPZA ...................................................... 40
a. Narkotika .............................................................................. 40
b. Psikotropika ......................................................................... 42
c. Zat Adiktif ............................................................................ 45
2. Korban Penyalahgunaan NAPZA ............................................... 45
a. Faktor Predisposisi ............................................................... 46
b. Faktor Kontribusi ................................................................. 46
c. Faktor Pencetus .................................................................... 47
3. Ciri-ciri Pengguna NAPZA ........................................................ 48
a. Tahap Awal .......................................................................... 49
b. Tahap Kedua ......................................................................... 50
c. Tahap Ketiga ........................................................................ 51
d. Tahap Keempat .................................................................... 52
4. Dampak Buruk NAPZA dalam Tubuh Manusia ........................ 53
C. KESALEHAN INDIVIDU
1. Pengertian Kesalehan Individu .................................................. 55
2. Ciri-ciri Kesalehan Individu ....................................................... 57
3. Tujuan Kesalehan Individu ........................................................ 59
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PESANTREN NURUL JANNAH
A. Sejarah Berdirinya Yayasan .......................................................... 61
B. Visi dan Misi ................................................................................. 62
C. Struktur dan Organisasi dan Pengelolaan ..................................... 62
vii
D. Sarana dan Prasarana .................................................................... 64
E. Persyaratan .................................................................................... 65
F. Proses Pertobatan .......................................................................... 67
BAB IV ANALISIS METODE TOBAT BAGI PENANGANAN KORBAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM PEMBENTUKAN
KESALEHAN INDIVIDU DI YAYASAN PESATREN NURUL
JANNAH
A. Pelaksanaan Metode Tobat ......................................................... 69
1. Waktu Pelaksanaa .................................................................. 69
2. Pelaksanaan Metode Tobat dan Materi .................................. 70
a. Pelaksanaan Metode Tobat ............................................... 70
b. Materi Metode Tobat ........................................................ 73
3. Tahap Pelaksanaan Metode Tobat ......................................... 75
a. Tajap Detoxifikas .............................................................. 75
b. Tahap Pembinaan Total Mental spiritual .......................... 76
c. Tahap Peningkatan Materi dalam Hal Ketauhidan
Kepada Allah .................................................................... 77
d. Tarapi Air Laut .................................................................. 78
e. Tahap Bimbingan Lanjut .................................................. 78
B. Analisis Metode Tobat bagi Penanganan Korban
Penyalahgunaan NAPZA dalam Pembentukan
Kesalehan Individu ..................................................................... 79
1. Pelaksanaan Metode Tobat bagi Korban Penyalahgunaan
NAPZA dalam Pembentukan Kesalehan Individu ................ 79
2. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Penerapan
Metode Tobat ......................................................................... 8
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 84
viii
B. Saran ............................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87
ix
LAMPIRAN
A. Lampiran 1 : Materi Tobat Bagi Residen .......................................... 91
B. Lampiran 2 : Wirid Al-Hasyr ............................................................ 95
C. Lampiran 3 : Daftar Ayat-ayat ........................................................... 99
D. Lampiran 4 : Susunan Organisasi .................................................... 106
E. Lampiran 5 : Jadwal Kegiatan ........................................................... 107
F. Lampiran 6 : Data Residen ............................................................... 108
G. Lampiran 7 : Gambar-gambar ........................................................... 109