Metode Pembuatan Kompos Aerobik.docx

18
KONSEP PERTANIAN ORGANIK Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan I (Organik) MAKALAH Disusun oleh: Lenardi 150510090189 Ilman Fauzi 150510120002 Aulia Nur Istiqomah 150510120004 Hilda Aulia R. 150510120009 Anggun Suciati 150510120014 Kelompok 3 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN FEBRUARI 2014

Transcript of Metode Pembuatan Kompos Aerobik.docx

KONSEP PERTANIAN ORGANIK

Diajukan untuk memenuhi tugasMata Kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan I (Organik)

MAKALAHDisusun oleh:Lenardi 150510090189Ilman Fauzi150510120002Aulia Nur Istiqomah150510120004Hilda Aulia R.150510120009Anggun Suciati150510120014

Kelompok 3

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARANFEBRUARI 2014

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI2METODE PEMBUATAN KOMPOS AEROBIK3Pendahuluan3Definisi Kompos4Metode Pembuatan Kompos Aerobik5Metode Takakura Dalam Keranjang5Metode Takakura Tidak Dalam Keranjang7Metode Open Window Composting8SUMBER12

METODE PEMBUATAN KOMPOS AEROBIKPendahuluanKompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini, sisa tanaman dan kotoran hewan yang ada belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan, sehingga potensinya masih sangat besar. Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami pelapukan, bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Penambahan kompos ke dalam tanah akan dapat mengembalikan kesuburan tanah seperti tanah keras akan menjadi lebih gembur, tanah miskin akan menjadi subur, tanah masam akan menjadi lebih netral. Kompos juga merupakan salah satu komponen yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) pada tanah secara berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah dalam jangka waktu lama. Kandungan hara pada kompos relatif lengkap, antara lain mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman meskipun persentase kandungannya relatif kecil dibandingkan pupuk anorganik. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman, sehingga kompos dapat diibaratkan multivitamin bagi tanah dan tanaman. Tanaman yang diberi kompos akan dapat tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik daripada tanaman tanpa pemberian aplikasi kompos pada media tanamnya. Definisi KomposKompos merupakan campuran pupuk dari bahan organik yang berasal dari tanaman (jerami, batangjagung, kacang tanah, kedelai, sayuran, buah, sampahkota, dan kelapa sawit) atau hewan atau keduanyayang telah melapuk sebagian dan dapat berisisenyawa-senyawa lain, seperti abu dan kapur. Bahan Organik harus melalui tahap pengomposan karena Bahan organik tidak dapat digunakan secara langsung oleh tanaman karena rasio C/N bahan organik segarmasih tinggi (jerami 50-70, dedaunan 50-60, kayu-kayuan >400). Prinsip pengomposan adalah untukmenurunkan rasio C/N bahan organik.Proses PengomposanPengomposan dapat dilakukan pada kondisi aerob (dengan oksigen) dan Anaerob (tanpa oksigen). Pada tahap awal dekomposisi berlangsung intensif, dihasilkan suhu tinggi (65-70oC) dalam waktu pendek. Waktu pengomposan bervariasi tergantung bahan dasar. Pengomposan bahan organik terjadi secara biofisiko-kimia, melibatkan aktivitas biologi mikroba dan mesofauna. Mikroorganisme pengurai membutuhkan hara N, P, dan K untuk aktivitas metabolisme sel mikroba dekomposer. Proses dekomposisi menghasilkan panas yang dapat mematikan benih gulma dan telur hama penyakit. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan bioaktivator perombak bahan organik, seperti Trichoderma sp.Pada pengomposan secara aerobik, oksigen mutlak dibutuhkan. Mikroorganisme yang terlibat dalam proses pengomposan membutuhkan oksigen dan air untuk merombak bahan organik dan mengasimilasikan sejumlah karbon, nitrogen, fosfor, belerang, dan unsur lainnya untuk sintesis protoplasma sel tubuhnya (Simamora dan Salundik, 2006). Dalam sistem ini, kurang lebih 2/3 unsur karbon (C) menguap menjadi CO2 dan sisanya 1/3 bagian bereaksi dengan nitrogen dalam sel hidup. Selama proses pengomposan aerobik tidak timbul bau busuk. Selama proses pengomposan berlangsung akan terjadi reaksi eksotermik sehingga timbul panas akibat pelepasan energi (Sutanto, 2002). Hasil dari dekomposisi bahan organik secara aerobik adalah CO2, H2O (air), humus, dan energi. Proses dekomposisi bahan organik secara aerobik dapat disajikan dengan reaksi sebagai berikut : Mikroba aerob Bahan organic CO2+ H2O + Humus + Hara + Energi (Djuarnanidkk, 2005).Pengomposan aerobik berjalan dengan kondisi terbuka. Pengontrolan terhadap kadarair, suhu, pH, kelembaban, ukuran bahan,volume tumpukan bahan dan pemilihan bahanperlu dilakukan secara intensif untukmempertahankan proses pengomposan agarstabil sehingga diperoleh proses pengomposan yang optimal, kualitas maupun kecepatannya. Selain itu, juga untuk memperlancar udara masuk ke dalam bahan kompos. Pengontrolan secara intensif ini merupakan ciri khas prosespengomposan aerobik. Hasil akhirpengomposan aerobik berupa bahan yang menyerupai tanah berwarna hitam dan kecokelatan, remah dan gembur. Apabilabentuknya sudah seperti ini maka kompos aerobik siap digunakan pada tanaman atau dikemas dalam wadah.Metode Pembuatan Kompos AerobikPengomposan aerobik lebih banyak dipilih karena tidak menimbulkan bau, waktu pengomposan lebih cepat, serta temperatur proses pembuatannya tinggi sehingga dapat membunuh bakteri patogen dan telur cacing sehingga kompos yang dihasilkan lebih higienis. Lingkup pengomposan yang paling kecil dapat dimulai dari skala rumah tangga. Beberapa metode pembuatan kompos aerobik adalah dengan metode takakura dengan keranjang, takakura tidak dengan keranjang, dan dengan open window composting.Metode Takakura Dalam KeranjangBahan baku utama membuat kompos takakura ini adalah bibit kompos takakura dan sampah dapur organik. Sampah dapur yang cocok dijadikan kompos takakura adalah sisa sayuran, buah-buahan, nasi, roti, mie, kue, dll. Sampah yang tidak diperkenankan adalah daging, tulang, telur, susu, dan sampah hewani lain. Perlu diingat, sebelum dimasukkan ke keranjang takakura buang terlebih dahulu air yang ada dalam sampah.A. Persiapan media pengomposan:a. Siapkan keranjang plastik Untuk membuat kompos ukuran panjang 45 cm, lebar 33 cm dan tinggi 43 cm, kardus bekas untuk melapisi sisi - sisi dalam keranjang, siapkan sekam padi dalam wadah plastik, tebal sekam 10 - 15 cm dari dasar keranjang, dan masukkan bantal an sekam kemudian kompos jadi (kompos siap pakai) ke dalam keranjang Takakura setebal 15 - 20 cm dari bantalan sekam. Selanjutnya, komposter Takakura siap dipakai. lalu ambil mikroorganisme cair, tuangkan ke dalam sprayer. b. Semprotkan mikroorganisme cair dengan menggunakan Sprayer secara merata dengan sesekali mengaduk sekam dengan tanganc. Gunting jaring untuk membuat dua kantong sesuai ukuran alas dan bagian atas keranjang dengan cara menjahit bagian tepi jaringd. Setelah jaring berbentuk kantong, isi masing - masing kantong jaring dengan sekam secukupnya lalu jahit hingga menyerupai bantale. Ambil kardus dan potong dengan menggunakan gunting sesuai ukuran sekeliling keranjang lalu tempelkam potongan kardus tadi di sekeliling bagian dalam keranjangf. Setelah bagian dalam keranjang terlapisi kardus, letakkan bantal sekam pada alas keranjangg. Semprot Microorganisme cair pada permukaan luar dalam kardus dan bantal sekam dengan menggunakan sprayer hingga basah merata (EM4/ EfektiveMikroorganisme)h. Siapkan bak lalu isi dengan kompos dan pupuk ampas tebu lalu aduk hingga merata.i. Masukkan campuran kompos dan pupuk ampas tebu ke dalam keranjang yang sudah terlapisi kardusj. Sisa - sisa makanan dan sayuran dipotong kecil - kecil semakin kecil materi se makin cepat penguraiannya .Gali Starter kompos di dalam keranjang tersebut dengan cetok Luasan dan kedalaman galian sesuaikan dengan banyaknya sampah yang hendak dimasukkan.k. Masukkan sampah organik segar yang sebelumnya telah dicacah terlebih dahulu, pada lubang yang digali. Kemudian diaduk dan dicampur dengan kompos yang sudah jadi, tusuk-tusuk sampah tersebut dengan cetok. hingga sampah berada di tengah- tengah campuran pupuk kompos dan pupuk ampas tebu; usahakan semua sampah tertibun media l. Timbun sampah tadi dengan kompos di tepian lubang. Tutup kompos tersebut dengan bantalan Sekam yang sudah disemprot dengan Mikroorganisme cair. Tutup permukaan keranjang dengan kain. Masukkan termometer sebagai alat pengukur su hu pada saat proses pengomposan.m. Tutup bagian mulut keranjang dengan menggunakan kain stocking agar serangga kecil tidak masuk. Tutuplah keranjang dengan rapat.Catatan:Untuk mempercepat proses pengomposan, media dalam komposter Takakura tidak boleh terlalu kering, untuk itu apabila dirasa kering ditambahkan air atau larutan EM4 secukupnya, perciki air bersih sambil diaduk rata, namun jangan terlalu basah. Selanjutnya tutup kembali keranjang dengan bantal sekam dan tutup keranjang. Pembuatan kompos dengan metode takakura ini memakan waktu sekitar 1 bulan, setelah dirasa jadi langsung dipisahkan antara yang sudah mengurai dengan yang masih menggumpal dengan saringan dari kawat strimin. Letakkan keranjang Takakura di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung. Suhu yang ideal pa da proses Pengomposan adalah 600C.B. Cara PemanenanBila Kompos di dalam keranjang takakura telah penuh, ambil 1/3 nya dimatangkan selama seminggu di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sisanya yang 2/3bisa kita gunakan kembali sebagai starter untuk pengolahan berikutnya.Metode Takakura Tidak Dalam KeranjangA. Menyiapkan starter mikroorganismeLarutan starter dibuat dengan cara mengisolasi mikroorganisme pengurai dari bahan makanan seperti tempe, youghurt, tauco, sayuran dan buah-buahan. Mikroorganisme dipilih dari bahan-bahan tersebut karena sifatnya yang tidak berbau busuk. Ada dua larutan starter yang harus disiapkan. Pertama larutan berbasis bakteri fermentasi dengan tambahan gula. Kedua, bakteri yang diambil dari sayuran dan buah dengan penambahan garam. Starter ini akan dipakai sebagai dekomposer dalam pembuatan bibit kompos takakura.a. Starter dengan larutan gulaa) Siapkan stoples kaca ukuran lima liter, pilih yang kedap udara.b) Tambahkan kedalam toples 200 gram gula merah, encerkan dengan 3 liter air bersih aduk sampai merata.c) Masukkan 5 butir ragi atau ragi tempe. Apabila tidak ada bisa diganti dengan sepotong tempe atau tape.d) Tutup rapat dalam toples, diamkan hingga 3-5 hari. Warna akhir larutan coklat pekat baunya wangi tape. Larutan siap untuk digunakan.b. Starter dengan larutan garama) Siapkan stoples kaca ukuran lima liter, pilih yang kedap udara.b) Tambahkan kedalam toples 1 sendok makan gula dapur, encerkan dengan 3 liter air bersih aduk sampai merata.c) Pilih beberapa potong sayuran hijau seperti kangkung, bayam, atau kulit buah-buahan seperti pepaya, pisang. Lumat material tersebut dengan blender, masukkan kedalam toples.d) Tutup toples dengan rapat, diamkan 3-5 hari. Apabila baunya enak, seperti bau tape atau alkohol artinya larutan sudah siap digunakan.

B. BahanBibit kompos takakura dibuat dari dua bahan, yakni dedak dan sekam padi. Perbandingan antara dedak dan sekam adalah satu banding satu. Dekomposer yang digunakan adalah kedua larutan starter yang sudah dibuat dengan cara larutan gula atau garam.Berikut langkah-langkahnya:a. Siapkan 100 kg dedak, 100 kg sekam, starter mikroorganisme, air bersih dan terpal plastik.b. Cari tempat yang terlindung panas dan hujan dengan dasar plester atau permukaan keras lainnya.c. Aduk dedak dan sekam sampai merata. Kemudian tambahkan larutan starter yang telah kita buat sebelumnya kemudian aduk sampai merata.d. Siram dengan air bersih secukupnya hingga mencapai kelembaban 40-60%. Untuk memperkirakan kelembaban adalah dengan cara menggenggam material dengan kepalan tanagan. Apabila material sudah bisa membentuk dan solid itu tandanya kelembaban sudah tercapai. Namun apabila ketika dikepal mengeluarkan air, tandanya kelembaban sudah berlebih.e. Tutup rapat tumpukan material tersebut dengan terpal plastik dan diamkan selama 5-7 hari.f. Tanda kompos sudah matang apabila permukaan tumpukan kompos diselimuti lapisan mould putih. Warna kompos coklat gembur dan tidak berbau. Bibit kompos yang dihasilkan cukup untuk 40-50 rumah tangga.Metode Open Window CompostingA. Alat alat yang digunakana. Sekopb. Karung plastik mulsa (hitam / perak)c. Timbangand. Termometer lapangane. Kayu pencetak komposf. Tali rapiag. Tong airh. Emrati. Saringan ram kawatB. Bahan-bahan yang digunakana. Kotoran ternak bercampur dengan urin sebanyak 50%b. Sampah / dedaunan, dll sebanyak 45%c. Dedak 5%d. AirC. Cara Kerjaa. CARA PEMBUATAN KOMPOS a) Bahan kompos/sisa-sisa dedaunan dipotong-potong hingga ukuran 2 cm.

Kompos Berukuran 2 cm

b) Campurkan bahan kompos/sisa-sisa daun dan kotoran ternak, masukkan ke dalam cetakan bak pengomposan (terbuat dari kayu), dipadatkan.

(Gambar Kayu pencetak kompos)c) Berikan air secara merata hingga 50 65% (bila bahan kompos diperas oleh tangan akan keluar air 3 10 tetes). d) Berikan perlakuan inokulasi dekomposer (dilarutkan dalam 25-50 L air, dicampur dengan dedak, lalu disiramkan secara merata), bertujuan mempercepat proses pengomposan. .e) Dosis pemakaian rata-rata sekitar 0,25% (= 2,5 kg dekomposer/ton bahan kompos). f) Pemberian dilakukan dengan cara ditabur secara bertahap pada tumpukan kompos menjadi 4 lapisan.g) Perlakuan aerasi: diberikan dengan tujuan memberikan udara pada tumpukan bahan kompos. Dilakukan dengan cara pembalikan bahan kompos secara manual dalam interval waktu 1 minggu sekali.h) Pembalikan: dilakukan dengan cara membongkar tumpukan kompos dan menempatkan bagian luar menjadi ke bagian dalam atau sebaliknya (pembalikan pertama pada hari ke-7).

i) Susun tumpukan tersebut kembali dengan menggunakan cetakan kayu, tutup kembali dengan plastik hitam.j) Tempatkan unit-unit pengomposan di lapangan & ditutup dengan terpal atau plastik hitam untuk menjaga kelembaban selama proses pengomposan berlangsung. Tiap unit pengomposan memerlukan 5 m plastik hitam agar bahan kompos tertutup dengan rapat. b. Pemeliharaan Bahan Tumpukan KomposPengamatan suhu tumpukan bahan kompos dilakukan setiap hari untuk mengetahui kecepatan pengomposan, dilakukan dengan cara: a) Tutup plastik dibuka seperlunya. Lakukan pengukuran dengan menggunakan termometer digital pada 3 tempat di tumpukan bahan kompos, lalu rata-ratakan data pengukuran tersebut. b) Proses awal pengomposan yang berjalan dengan baik akan dihasilkan peningkatan suhu bahan kompos. Suhu optimal pengomposan 30 60C. Lakukan penyiraman dengan air untuk menjaga kelembaban 50 65% (bila bahan kompos diperas oleh tangan akan keluar air 3 10 tetes). c) Bila tumpukan bahan kompos terlalu kering tambahkan air. Air buangan kompos harus diatur sedemikian rupa agar tidak mencemari daerah tempat dilakukan pengomposan.c. Pemanenan KomposDilakukan jika proses pengomposan telah selesai yaitu jika suhu tumpukan bahan kompos selama 3 hari berturut-turut 35C, dan tinggi tumpukan bahan kompos tinggal 35 60%. Cara-caranya adalah :a) Tutup plastik hitam serta tumpukan bahan kompos dibongkar dan dikeringanginkan selama 1 3 hari sehingga kadar air 12%. b) Kompos yang sudah jadi (matang) berwarna coklat kehitaman, suhu setara dengan dengan suhu kamar ( 35C), tidak berbau atau berbau seperti tanah. c) Kompos kering diayak dengan kawat ayakan ukuran 1 2 cm dan hasil penyaringan dimasukkan ke dalam karung dan dapat disimpan/langsung dipakai untuk pupuk.

Catatatan : a. Minggu ke-1 - 2: mikroba mulai bekerja, suhu mencapai 45-65C & karung terasa hangat bila dipegang.b. Minggu ke-3 4: suhu mulai menurun menjadi sekitar 40C.c. Minggu ke-5 - 6: suhu kembali normal seperti suhu tanah, kompos sudah jadi/matang. berwarna coklat kehitam-hitaman baunya seperti tanah.d. Kompos bisa disimpan di dalam karung sebelum digunakan.

Penutup Pengomposan aerobik lebih banyak dipilih karena tidak menimbulkan bau, waktu pengomposan lebih cepat, serta temperatur proses pembuatannya tinggi sehingga dapat membunuh bakteri patogen dan telur cacing sehingga kompos yang dihasilkan lebih higienis. Contoh pembuatan metode pengomposan aerobik adalah metode pengomposan takakura dengan keranjang, tidak menggunakan keranjang, dan open window composting, dimana semua metode menggunakan mikroorganisme sebangai stater

SUMBER Aminadh,dkk. 2003.Teknologi Pengomposan. http://.litbang.pertanian.go.id (Di akses tanggal 7 Maret 2015)Dewi,dkk. 2007. PEMBUATAN KOMPOS SECARA AEROB DENGAN BULKING AGENT SEKAM PADI. http://www.academia.edu/3508468/PEMBUATAN_KOMPOS_SECARA_AEROB_DENGAN_BULKING_AGENT_SEKAM_PADI(Di akses tanggal 7 Maret 2015)Simanungkalit,dkk.2009. Teknik Pembuatan Kompos. http://203.176.181.70/bppi/lengkap/bpp09039.pdf (Di akses tanggal 7 Maret 2015)

2