Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

39
LAPORAN MATA KULIAH METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI METODE PELAKSANAAN BANGUNAN BAWAH Nama Kelompok: Ziad Al Rasyid 31131050 Azwar Annas 3113105013 James Tapangrara 31131050 Novema Dwi Saputra 31131050 Hasriadi Hasbullah 31131050 Anugrah Silviyanti 3113105016 Mira Anjar Gita 3113105029 Mawarda Wara Iffahni 3113105030 A’yun Fitria Dwi Marta 3113105037 Cindy Rara Meris 3113105055

description

Karena adanya berbagai cara pemasangan turap, maka sebelum melakukan perencanaan, keadaan lapangan harus benar-benar diperiksa dan diselidiki. Ciri-ciri topografi, kondisi geologi, susunan tanah dilapangan, keadaan bangunan-bangunan yang telah ada, serta besarnya gaya luar seperti tekanan air, juga berpengaruh besar dalam memilih cara yang dipakai, bersama-sama dengan ukuran dan jenis konstruksi, serta syarat-syarat konstruksinya.

Transcript of Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

Page 1: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

Nama Kelompok:

Ziad Al Rasyid 31131050Azwar Annas 3113105013James Tapangrara 31131050Novema Dwi Saputra 31131050Hasriadi Hasbullah 31131050Anugrah Silviyanti 3113105016Mira Anjar Gita 3113105029Mawarda Wara Iffahni 3113105030A’yun Fitria Dwi Marta 3113105037Cindy Rara Meris 3113105055

Page 2: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

GALIAN

Sebelum proses penggalian dilaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan :1. Kondisi lahan galian, Survey posisi dan kondisi lahan existing. (bila memungkinkan

pagar seng bisa dipindahkan sementara)2. Lokasi Penimbunan atau Stock Pile3. Pemilihan, jumlah dan komposisi alat gali yang digunakan berdasarkan waktu

pelaksanaan dan lokasi proyek.4. Jalan kerja yang memenuhi syarat.5. Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek (debu, lumpur bekas material galian, dll)

Proses penggalian :1. Penggalian dilakukan Backhoe dan material langsung di dumping ke Dump Truck dan

dibuang ke Stock urugan kembali.

2. Jika hujan dan memungkinkan lereng tergerus, diproteksi dari gerusan air hujan dengan menggunakan terpal plastik dan proses galian dapat dilaksanakan kembali.

3. Hasil galian tanah sebagian dibuang di “Stock area Urugan kembali”, dan sisanya dibuang ke lokasi disposal area, (diusahakan jarak disposal dicari jarak terdekat) dan yang perlu diperhatikan diusahakan tanah galian tidak berjatuhan di jalan dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 3: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 4: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

TIMBUNAN

Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan, timbunan pilihan di atas tanah rawa biasa dan gambut.

Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis perbaikan tanah dasar (improve subgrade) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk meningkatkan kestabilan lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kestabilan timbunan adalah faktor yang kritis.

Timbunan pilihan digunakan di atas tanah rawa atau dataran yang selalu tergenang oleh air, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan cara yang diatur dalam Spesifikasi ini.

Ketentuan kepadatan untuk timbunan tanah :

1. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 20 cm di bawah elevasi dasar perkerasan dan tanah dasar timbunan harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan timbunan dengan ketebalan maksimum 20 cm dan tidak boleh kurang dari 10 cm, sampai 95% dari kepadatan kering maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 5% bahan yang tertahan pada ayakan ¾ inci , kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) sesuai SNI 03-1976-1990. Untuk ganular material harus dipadatkan sampai 93% dari kepadatan kering maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1743-1989.

2. Lapisan tanah pada kedalaman 20 cm dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai dengan 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Untuk granular material kepadatan lapisan harus minimum mencapai 95% kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-1743-1989.

3. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan sesuai dengan Butir 3.2.2.5) dari Seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 50 m untuk setiap lebar hamparan. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan.

4. Untuk setiap sumber bahan timbunan, satu rangkaian pengujian yang lengkap harus dilakukan.

5. Perlindungan Terhadap AirSelama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua cara yang disetujui Konsultan Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat mengganggu/ merusak semua pekerjaan galian atau urugan.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 5: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

6. Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.

Persyaratan untuk Tolerasi Dimensi

1. Setelah pemadatan lapis dasar perkerasan (subgrade), toleransi elevasi permukaan tidak boleh lebih dari 20 mm dan toleransi kerataan maksimum 10 mm yang diukur dengan mistar panjang 3 m secara memanjang dan melintang.

2. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.

3. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 6: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

TURAPDinding turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah, juga berfungsi untuk menahan masuknya air kedalam lubang galian. turap banyak digunakan pada pekerjaan seperti: penahan tebing galian sementara, bangunan-bangunan di pelabuhan, dinding penahan tanah, bendungan elak dan lain-lain. Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi dan pada tanah yang mengandung banyak bebatuan karena akan memerluka luas tampang bahan turap yang besar.

Tipe-tipe turapmenurut bahannya turap dibedakan menjadi tiga, yaitu: kayu, beton bertulang dan bajaa. Turap kayu: turap kayu digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara dan untuk dinding yang tidak terlalu tinggi. turap kayu tidak kuat menahan bebean lateral yang besar dan tidak cocok digunakan pada tanah kerikil karena cenderung pecah bila dipancang.

Gambar 1. Turap kayu

b. Turap beton: bentuk turap beton terlebih dahulu dicetak sebelum dilakukan pemasangan dan dibuat saling mengkait satu sama lain. ujung bawah turap dibentuk runcing agar mempermudah pemancangan

Gambar 2. Turap beton

c. Turap baja : cenderung lebih mudah pemasangannya sehingg baik digunakan untuk bangunan permanen maupun sementara. keuntungan dari turap baja yaitu cenderung kuat menahan gaya-gaya benturan saat pemancangan, bahan tidak begitu berat, dapat digunakan berulang-ulang, cenderung lebih awet dan penyambungan lebih mudah.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 7: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 3. Turap baja

Tipe-tipe dinding turaptipe dinding turap di bagi menjadi 4 jenis, yaitu:a. dinding turap kantilever : cocok untuk menahan tanah dengan ketinggian sedang karena luas penampang bahan turap yang dibutuhkan bertambah besar dengan ketinggian tanah yang ditahan.b. dinding turap diangker : cocok untuk menahan tebing galian yang dalam. dinding turap menahan beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang terpancang kedalam tanah dan dibantu angker yang dipasang dibagian atas. ketinggian tanah lebih dari 11m maka di perlukan turap dengan 2 angker.

Gambar 4. Turap kantilever dan turap diangker

c. dinding turap dengan landasan : menahan tanah lateral dibantu dengan tiang-tiang yang dibuat dengan landasan dibagian atasnya. tiang landasan berfungsi untuk mengurangi beban lateral pada turap.

Gambar 5. Turap tiang dengan landasand. bendungan elak seluler : turap yang berbentuk sel-sel yang diisi oleh pasir. dinding ini menahan tekanan tanah dengan mengandalkan berat sendiri.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 8: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 6. Bendungan elak seluler

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Metode            Karena adanya berbagai cara pemasangan turap, maka sebelum melakukan perencanaan, keadaan lapangan harus benar-benar diperiksa dan diselidiki. Ciri-ciri topografi, kondisi geologi, susunan tanah dilapangan, keadaan bangunan-bangunan yang telah ada, serta besarnya gaya luar seperti tekanan air, juga berpengaruh besar dalam memilih cara yang dipakai, bersama-sama dengan ukuran dan jenis konstruksi, serta syarat-syarat konstruksinya.

Hal-hal tambahan yang perlu diperhatikan adalah :1.  Stabilitas terhadap gaya luar, misalnya tekanan tanah atau tekanan air.2.  Ketahanan dinding halang (cut-off).3.   Ruang yang cukup untuk pembangunan konstruksi yang besar (penggunaan balok

penopang yang secukupnya).4.  Kesulitan relatif dalam pembangunan.5.  Kesulitan relatif dalam pemindahan pekerjaan.6.  Pengaruh terhadap daerah sekelilingnya (surutnya muka air tanah, turunnya tanah

pondasi).7.  Syarat-syarat pekerjaan pembangunan yang diijinkan.8.  Biaya pekerjaan.

Pada waktu melakukan perencanaan dan pembangunannya, penting sekaliuntuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah, dan menjamin kestabilan dalam menahan gaya luar yang berkerja padanya. Untuk keperluan tersebut, berikut ini akan diberikan penjelasannya.1.   Ciri-ciri topografis di lapangan : Dengan mengadakan penyelidikan yang menyeluruh

atas ciri-ciri topografis di sekitar lokasi, maka tinggi rendah dan dalamnya dasar sungai atau dasar laut harus dapat diketahui benar-benar. Selanjutnya, cara dan jalur pengankutan alat-alat penggali atau bahan-bahannya ke lokasi, juga dipelajari.

2.   Tanah Pondasi : Perlu ditekankan di sini bahawa dalam melakukan penyelidikan geologi dan penyelidikan tanah untuk bangunan utama yang didirikan, titik berat penyelidikannya sedikit berbeda antara bangunan utama atau bagunan sementara, misalnya untuk turap dan sebagainya. Keterangan tentang tekstur tanah juga perlu diperoleh, dan contoh-contoh tentang konstruksi yang telah ada pada tanah pondasi yang sejenis, juga harus dipelajari.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 9: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

a) Lapisan jelek : Lapisan yang jelek harus cukup aman terhadap kelongsoran selama penggalian dilakukan. Ditinjau dari segi keamanannya, galian yang dangkal pada tanah pondasi yang kohesif dan lunak, adalah sama artinya dengan galian yang dalam pada tanah pondasi yang kohesif dan keras. Dalamnya galian tak mungkin melampaui kekuatan kohesi tanah yang diijinkan. Sebagai pendekatan pertama, syarat berikut ini harus dipenuhi.

                         Di sini,    : Kekuatan geser unconfined dari tanah kohesif (t/ )                             : Berat total tanah dan air yang lebih tinggi dari dasar galian

b)  Tanah pondasi yang berbatu besar : Pada tanah pondasi yang berbatu-batu besar, atau bila didekat permukaan tanah terdapat batuan dasar, maka usaha pemancangan turap akan sia-sia belaka.

c)      Tanah pondasi yang tidak kedap air : Bila lubang galian diperkirakan akan digenangi air cukup banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap penahan yang dapat mencegah air memasuki lapisan yang tembus air. Bila ujung turap tidak dapat mencapai tanah yang kedap air karena panjang tiang pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala bahaya akibat rembesan air harus diamati sebelumnya dan cara penanggulangan kejadian ini harus dipelajari sebaik-baiknya.

Prosedur PerencanaanPada waktu merencanakan turap, mula-mula harus ditentukan syarat-syarat

perencanaannya berdasarkan data survei di lokasi proyek, misalnya dengan mengadakan penyelidikan tanah kemudian baru dipilih jenis konstruksi yang cocok.Setelah itu berturut-turut dihitung beban yang bekerja, diselidiki dalamnya pemancangan, diperiksa daya “heaving” (pemuaian) dan tegangan-tegangan pada bagian konstruksi harus dihitung pula.

Beban Yang Dipakai Untuk Perencanaan            Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum aadalah tekanan air, tekanan tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban mati dan beban hidup lain- lainnya, bila perlu juga dihitungkan pada waktu melakukan perencanaan bagian-bagian konstruksi.            Sehubungan dengan pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air sebaiknya ikut diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan dinding turap, sampai saat ini masih banyak masalah yang harus dipecahkan. Ada berbagai saran, misalnya dari Terzaghi dan Peck, atau Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau Institut Arsitektur Jepang. Setiap saran ini membahas tekanan tanah rencana bagi setiap tanah yang sesuai dengan jenis tanah tersebut. Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara dimana tekanan tanah dan tekanan air dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah, berdasarkan prinsip tegangan efektif, dan suatu cara dimana kedua tekanan tersebut dihitungkan sebagai tekanan total.            Dengan mempertimbangkan beban yang dipakai untuk perencanaan, dan sifat-sifat pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi proyek, sulit sekali untuk menentukan mana yang benar dari semua saran-saran diatas.            Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan suatu saran dimana tekanan tanah dan tekanan air dihitung sendiri, sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara dimana kedua tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula akan diuraikan

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 10: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian akan diuraikan pula cara yang dianut oleh Institut Arsitektur Jepang.a)    Tekanan Tanah

.

Ini adalah pedoman dari Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan sebagai refrensi, tekanan tanah rencana yang didasarkan pada kriteria perencanaan struktur pondasi arsitektural yang diajukan oleh Institut Arsitektur Jepang akan diperlihatkan pula disini. Menurut kriteria tersebut, tekanan tanah yang berkerja pada dinding turap, tanpa mengindahkan tekstur tanah, dianggap akan menambah kedalaman tanah dan koeffisien tekanan lateral dianggap sesuai, sehubungan dengan tekstur tanah dan tinggi muka air tanah. Selanjutnya, kriteria mengenai tekanan tanah dapat diganti dengan tekanan tanah seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1.4 bila menghitung penampang tiang hasil-hasil yang diukur dari tekanan sel tanah yang dipasang pada semacam dinding turap yang kekuatan dan kekakuannya menyerupai dinding beton. Penyebaran tekanan tanah seperti yang menunjukan bagaimana distribusi tekanan tanah yang diperoleh berdasarkan tekanan tanah menurut Terzaghi dan Peck (Terzaghi dan Peck : Soil Mechanism in Engineering Practice 1960) dan dengan menyesuaikannya dengan-hasil-hasil di Jepang.

Dengan memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir dan tanah pondasi yang kohesif, maka sulit membuat perbedaan yang jelas antara kedua jenis tanah tersebut. Ada beberapa kriteria untuk menentukannya. Salah satu kriteria tersebut menyebutkan, bila indeks plastis sebesar 10, maka tanah pondasi dianggap kohesif, dan bila lebih kecil dari batas indeks, dianggap sebagai tanah berpasir. Suatu kriteria lainnya menetapkan, bila jumlah fraksi tanah liat dan lanau dari pondasi, menurut hasil mekanika tanah adalah lebih besar dari 40%, maka tanah pondasi dianggap sebagai lempung, dan bila lebih kecil dari 20%, dianggap sebagai tanah berpasir, dan bila hasilnya menunjukan harga pertengahan antara kedua hal tersebut, dan kurang begitu jelas, maka penentuan jenis tanah pondasi diambil berdasarkan keadaan lapangan.         Biasanya tanah pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, dan jarang sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform). Biasanya lapisan tanah berpasir dan lapisan tanah kohesif tersusun berselang-seling. Kemudian, hasil-hasil penyelidikan tanah dilapangan harus diperiksa secara mendetail untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat, dan tekanan tanahyang dipakai untuk perencanaan harus benar-benar diperiksa agar hasilnya tidak terlalu kecil.

Perhitungan Panjang Pemancangan

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 11: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Turap : Pertama-tama akan dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian tiang yang dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu galian dilakukan. Supaya keadaan ini dapat dicapai, panjang pemancangan tiang harus cukup supaya tekanan tanah pasif dapat berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan, perhitungan stabilitas berikut ini harus dilakukan. Perhitungan ini disebut Cara Kesetimbangan Batas, dimana pemancangan  dapat diperoleh dengan menyelidiki keseimbangan antara momen akibat tekanan tanah aktif  dan akibat tekanan tanah pasif , diukur dari penopang yang paling bawah pada kedalaman tertentu. keseimbangan diperoleh pada kedalaman dari dasar penggalian sampai ke kedudukan di mana  sama besarnya dengan perhitungan dalamnya keseimbangan harus dilakukan sebelum penopang yang terbawah dipasang, dan setelah penggalian selesai, kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman yang terbesar. Panjang pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali dalamnya keseimbangan. Tekanan tanah yang dipakai untuk mendapatkan dalamnya keseimbangan diperoleh dari persamaan diatas. Dibawah dasar galian, lebar kerja dari tekanan tanah ke tiang diperkirakan selebar tiang, baik untuk tekanan tanah aktif maupun tekanan pasif, dan tahan dinding akibat tanah yang kohesif juga harus ditambahkan pada arah tekanan pasif. Panjang pemancangan ini minimum 1,5 meter, juga walaupun tanahnya cukup baik.

(b.) Perhitungan yang sama seperti di atas, juga berlaku untuk turap baja. Karena turap baja dengan tiang tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka biasanya tekanan air tidak bekerja, tetapi untuk turap baja, akibat tekanan air harus diperhitungkan. Berat volume tanah pada persamaan yang dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan tanah, bila muka air rencana lebih rendah, dipakai berat basah, sedang bila sebaliknya, dipakai berat dengan memperhitungkan daya apungnya.Dalamnya pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar 1,2 kali dalamnya keseimbangan, tetapi panjang pemancangan sebaiknya lebih dari 3 meter. Selanjutnya, bila pemancangan turap baja menjadi lebih dalam dari  1,8 kali dalamnya galian, lebih baik dipilih tipe struktur yang lain.

Perhitungan Penampang1. Tiang Turap : Penampang tiang direncanakan sedemikian rupa sehingga aman terhadap

lenturan akibat tekanan tanah. Perhitungan penampang ini tidak berkaitan langsung dengan perhitungan stabilitas sebelumnya, yang dipakai untuk menentukan dalamnya pemancangan.

Hal-hal yang penting dalam perhitungan penampang tiang turap ini dapat diringkas sebagai berikut :

Panjang bentang untuk momen lentur dianggap sebagai jarak antara penopang terbawah setelah penggalian selesai, atau penopang terbawah tepat sebelum pemasangan dilakukan, dan merupakan titik perkiraan belaka untuk setiap keadaan.

Perhitungan momen lentur dalam beberapa hal juga dapat dilakukan untuk setiap tahap pelaksanaan, tetapi momen lentur dengan kondisi seperti yang disebutkan diatas merupakan harga maksimum pada umumnya. Bila jarak penopang sangat besar, panjang bentang sebaiknya juga diperiksa. Tiang dianggap tertumpu biasa pada kedua tumpuannya, dan titik tumpuan perkiraan ini dianggap sebagai titik kerja gaya resultante tekanan tanah pasip. Tahanan dinding tiang pada bagian tekanan tanah pasip bekerja bila dalamnya keseimbangan telah diperoleh dari perhitungan stabilitas untuk menentukan

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 12: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

panjang pemancangan tiang. Dalam hal ini beban adalah tekanan tanah yang dipakai untuk menghitung stabilitas seperti yang telah diuraikan di muka.

Titik tumpuan yang diperkirakan, akibat adanya tanah yang baik sehingga pemancangan tidak menjadi terlalu dalam, dianggap sebesar setengah dari panjang pemancangan, yakni 75 cm di bawah galian, karena dalam galian minimum untuk diperkirakan sebesar 1,5 meter.

2. Turap Baja  :  Perhitungan penampang turap baja prinsipnya sama dengan perhitungan untuk papan turap seperti yang diuraikan diatas.

Perbedaannya dengan turap dengan tiang tegak dan papan turap adalah bahwa tekanan air bekerja sebagai beban. Tekanan tanah yang bekerja pada bagian turap baja yang terpancang di dalam tanah, tidak boleh diabaikan, karena tekanan ini sangat besar. Juga dalam arah tekanan tanah aktif, tekanan tanah ini, termasuk pada bagian bawah galian, bekerja sebagai tekanan tanah pada bagian yang terpancang. Untuk arah tekanan tanah pasip, tekanan tanah seperti yang telah diuraikan dengan persamaan pada (a) Tekanan Tanah, dianggap bekerja.

Kedudukan di mana penampang turap baja ditentukan, adalah sama dengan keadaan untuk turap biasa, dan kedua-duanya sesuai dengan kenyataan bahwa titik tumpuan yang diperkirakan merupakan kedudukan kerja dari tekanan tanap pasip bila dalamnya keseimbangan telah didapat, asalkan titik tumpuan yang diperkirakan yang dipakai untuk menghitung penampang turap baja ini adalah 5 meter di bawah dasar galian maksimum, walaupun kedudukan keseimbangan yang diperkirakan sebenarnya lebih dalam.

Momen inersia luas dan modulus penampang yang dipakai untuk menghitung tegangan dan lendutan turap baja diperkirakan sebesar 60 % dari harga per meter lebar, dengan mempertimbangkan kekakuan turap.

Sebagai tambahan, bila ukuran penampang turap baja sudah dianggap benar, namun harus diperiksa lagi berdasarkan besarnya pergeseran akibat galian, sebab ada suatu batas besarnya pergeseran untuk mencegah terjadinya longsoran tanah di depan dan di belakang turap baja, walaupun tegangan turap baja ini sudah memenuhi syarat.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 13: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

PONDASI TIANG PANCANG

Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang yang diperlukan melebihi dari biasanya. Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton tidak boleh kurang dari 75 mm.Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 1.

Bagan 1. Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :1. Persiapan Lokasi Pemancangan

Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Mengatur lalu lintas dan jalan akses untuk mobilisasi alat pemancang

Mengatur posisi tiang

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang

Produksi tiang pancang

Membawa tiang pancang ke lokasi

Page 14: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

2. Persiapan Alat PemancangPelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu. Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

Gambar 7. Alat Pemancang

3. Penyimpanan Tiang PancangTiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.

Gambar 8. Penyimpanan Tiang Pancang

4. Pemacangan Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 15: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 9. Tiang Pancang Ditarik dengan Sling

Gambar 10. Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 16: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 11. Tiang Pancang Diluruskan

Gambar 12. Kemiringan Dicek Dengan Waterpass

Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan menjatuhkan palu pada mesin pancang.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 17: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 13. Pemancangan Tiang Pertama

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu dengan pengelasan.

Gambar 14. Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 18: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

PILE CAP

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama.Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun pekerjaan pile cap ini meliputi :1. Penulangan pile cap2. Bekisting pile cap3. Pengecoran pile cap4. Pembongkaran bekisting pile cap

Penulangan Pile CapSebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum. Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :a. Ukuran diameter baja tulangan.b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain:1. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter. Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran. Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 19: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.

b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.

2. Pemasangan TulanganBaja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan

tersebut dipasang.b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan

geser diatur sesuai gambar.c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama

dengan menggunakan kawat bendrat.d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan

panjang penjangkaran.e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut

beton yang akan dicor.Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian

pile cap.

Langkah-langkah pembesian pile cap :1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22 mm, dengan

jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.

2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.

3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.

4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar kuat dan kokoh.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 20: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 15. Penulangan Pile Cap

Bekisting Pile CapSetelah pembesian pile cap selesai dilaksanakan maka, tahap selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap. Bekisting dibuat dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat.Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut :1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang

dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.

2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana digunakan kayu multipleks.

3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.

4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran dilaksanakan.

Gambar 16. Bekisting Pile Cap

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 21: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Pengecoran Pile CapUntuk pengecoran pile cap dalam proyek ini menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton K-300 sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.Langkah-langkah tersebut antara lain:1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan

menggunakan pompa air.2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran

baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka

digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.

5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan

menggunakan alat pertukangan manual / plester.

Gambar 17. Membersihkan tulangan dan bekisting dengan Water Pump

Gambar 18. Pengecoran Pile Cap dan Tie beam dengan beton readymix

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 22: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 19. Pengecoran lewat talang untuk menjangkau poer yang jauh

Gambar 20 Pemadatan pengecoran dengan Concrete Vibrator

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 23: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

SLOOF

Sloof merupakan komponen bangunan yang termasuk konstruksi beton bertulang yang dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi bangunan selesai. Sloof diletakkan atau diposisikan secara horizontal di atas pondasi dan berfungsi untuk meratakan beban yang bekerja pada pondasi dan pengikat struktur bawah ujung dasar kolom.

Gambar 21 potongan melintang dan tampak samping sloof

Pekerjaan sloof dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi telah selesai dikerjakan. Pada proyek biasanya sistem sloof yang dipakai adalah konvensional. Semua perkerjaan sloof dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.1) Tahap Persiapan

a.  Pekerjaan Pengukuran Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian sloof. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.

b. Pembuatan Bekisting Pekerjaan bekisting sloof dilakukan di atas tanah bangunan dan biasanya diberi lapisan pasir dengan tebal 10 cm untuk memisahkan antara tanah dan beton sloof. Pembuatan panel bekisting sloof harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan sloof yang akan dibuat. Pekerjaan sloof dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso, balok kayu, papan plywood.

c.  Pabrikasi besi Untuk sloof, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian sloof ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi.

2) Tahap Pekerjaan Sloofa.  Pembekistingan sloof

Tahap pembekistingan sloof adalah sebagai berikut :1. Memperhitungkan ketinggian sloof, agar semua tinggi/elevasi sloof sama rata.2. Setelah itu, dipasang dinding bekisting sloof dan dikunci dengan siku.

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 24: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

3. Setelah bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.

b.  PengecekanSetelah pemasangan bekisting sloof dianggap selesai selanjutnya sekali lagi dilakukan pengecekan tinggi level pada bekisting sloof dengan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk sloof sudah siap.

c.  Pembesian sloofTahap pembesian sloof adalah sebagai berikut :1. Untuk Pembesian sloof dilakukan langsung di tempat yang akan di cor.2. Besi tulangan sloof yang sudah dibuat di dalam bekisting ujungnya dimasukkan ke

tulangan kolom.3. Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping sloof lalu

diikat. d.  Pengecekan

Setelah pembesian sloof dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian sloof adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.

3). Tahap Pengecoran Sloofa)   Administrasi pengecoran

1. Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang akan dicor

2. Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan pengawas

3. Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.

4. Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut5. Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.

b)   Proses Pengecoran SloofPeralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran sloof diantaranya yaitu : pipa untuk mengalirkan beton, truck mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :

1. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.

2.  Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai benar – benar bersih

3.  Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari perusahaan penyedia jasa ready mix menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan, waktu selesai, volume.

4.  Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer dan pihak pengawas.

5.  Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 25: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

6.  Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, 7. Setelah pipa sudah diletakkan di atas sloof yang akan dicor, selanjutnya concrete

pump mengeluarkan beton segar ke area pengecoran yang sudah ditentukan.8. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke seluruh bagian sloof. Satu

pekerja memasukan alat vibrator kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.

9. Setelah dipastikan sloof telah terisi beton semua, permukaan beton segar tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya.

10.Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam

4). Pembongkaran Bekisting

Untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.

5). Perawatan (curing)Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga

dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

Gambar 22. perspektif detail penulangan sloof

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 26: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 23. Ilustrasi posisi pertemuan antara kolom dengan sloof di tepi bangunan

Gambar 24. Penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tepi bangunan

Gambar 25. Penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tengah bangunan

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Page 27: Metode Pelaksanaan Bangunan Bawah

TUGAS METODE PELAKSASANAAN KONSTRUKSIKELOMPOK 2

Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil

Gambar 26. penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tengah bangunan

Gambar 27. Sloof dengan fondasi pasangan batu kali

Gambar 28. Sloof dengan fondasi telapak

Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya