Metode Dan Teknis Tamka

19
DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA MATERI : METODE DAN TEKNIS TAMBANG TERBUKA A. ISTILAH-ISTILAH PADA TAMBANG TERBUKA 1. Mining adalah istilah umum untuk suatu kegiatan pengambilan endapan-endapan berharga dari dalam kulit bumi baik dengan penggalian pada (di daerah) permukaan tanah maupun di bawah tanah. 2. Prospecting adalah kegiatan penyelidikan, pencarian dan atau penemuan endapan-endapan mineral berharga. 3. Exploration adalah pekerjaan selanjtunya setelah ditemukannya endapan mineral berharga yang antara lain meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan cadangan dari endapan tersebut. 4. Development adalah pekerjaan-pekerjaan persiapan untuk penambangan dan pengangkutan yang antara lain meliputi pembuatan lubang-lubang ke arah dan di dalam endapan bijih yang sudah pasti ada. 5. Exploitation adalah kegiatan penambangannya sendiri yaitu mengambil dan membawa ke permukaan bumi, kadang-kadang sampai ke pemasarannya. 6. Mineral adalah suatu istilah umum untuk semua benda padatan anorganik yang terbentuk di alam, mempunyai komposisi kimia tertentu dan sifat-sifat phisik yang tetap. 7. Rock (batuan) adalah kumpulan mineral yang terdiri dari zat-zat anorganik yang membentuk kulit bumi. 8. Ore (endapan bijih, cebakan bijih) adalah endapan dari kumpulan mineral yang daripadanya dapat diambil (diekstrak) satu atau lebih logam dengan menguntungkan berdasarkan keadaan teknologi dan ekonomi pada saat ini. 9. Country rock adalah semua lapisan batuan yang mengelilingi suatu endapan bijih. 10. Gangue minerals adalah mineral-mineral pengganggu yang tidak berguna yang terdapat bersama-sama mineral berharga 2 - 1

description

tambang terbuka

Transcript of Metode Dan Teknis Tamka

Page 1: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

MATERI : METODE DAN TEKNIS TAMBANG TERBUKA

A. ISTILAH-ISTILAH PADA TAMBANG TERBUKA

1. Mining adalah istilah umum untuk suatu kegiatan pengambilan endapan-endapan berharga dari dalam kulit bumi baik dengan penggalian pada (di daerah) permukaan tanah maupun di bawah tanah.

2. Prospecting adalah kegiatan penyelidikan, pencarian dan atau penemuan endapan-endapan mineral berharga.

3. Exploration adalah pekerjaan selanjtunya setelah ditemukannya endapan mineral berharga yang antara lain meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan cadangan dari endapan tersebut.

4. Development adalah pekerjaan-pekerjaan persiapan untuk penambangan dan pengangkutan yang antara lain meliputi pembuatan lubang-lubang ke arah dan di dalam endapan bijih yang sudah pasti ada.

5. Exploitation adalah kegiatan penambangannya sendiri yaitu mengambil dan membawa ke permukaan bumi, kadang-kadang sampai ke pemasarannya.

6. Mineral adalah suatu istilah umum untuk semua benda padatan anorganik yang terbentuk di alam, mempunyai komposisi kimia tertentu dan sifat-sifat phisik yang tetap.

7. Rock (batuan) adalah kumpulan mineral yang terdiri dari zat-zat anorganik yang membentuk kulit bumi.

8. Ore (endapan bijih, cebakan bijih) adalah endapan dari kumpulan mineral yang daripadanya dapat diambil (diekstrak) satu atau lebih logam dengan menguntungkan berdasarkan keadaan teknologi dan ekonomi pada saat ini.

9. Country rock adalah semua lapisan batuan yang mengelilingi suatu endapan bijih.

10. Gangue minerals adalah mineral-mineral pengganggu yang tidak berguna yang terdapat bersama-sama mineral berharga atau bagian dari endapan bijih yang kadarnya sangat rendah.

11. Waste (barren rock) adalah batuan yang tidak mengandung mineral berharga atau bagian dari endapan bijih yang kadarnya sangat rendah.

12. Vein (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki bentuk menyerupai pipa atau urat dan umumnya miring agak tajam terhadap bidang datar (lebih besar dari 45 º).

13. Out crop (singkapan) adalah bagian dari endapan bijih yang tersingkap di permukaan bumi; seringkali bagian itu tertutup oleh tanah atau tumbuh-tumbuhan yang tipis sehingga sukar dilihat.

14. Overburden (tanah penutup) adalah semua material atau batuan yang menutupi bagian atas dari suatu endapan bijih.

15. Dip (kemiringan) adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh suatu endapan bijih atau lapisan batuan dengan bidang datar.

16. Strike (jurus) adalah arah mendatar dari suatu endapan atau suatu batuan yang tegak lurus terhadap kemiringannya.

2 - 1

Page 2: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

Dalam desain geometri lereng, sudut kemiringan lereng biasanya dinyatakan dalam perbandingan antara jarak horizontal terhadap jarak vertikal dari lereng tersebut. Pada gambar di samping ini, kemiringan lereng dinyatakan dengan 1 : 2.Penggunaan perbandingan ini lebih praktis untuk pekerjaan lapangan, karena lebih mudah diperkirakan oleh petugas di lapangan daripada besarnya sudut kemiringan lereng ().

B. PENGGOLONGAN TAMBANG TERBUKATambang terbuka adalah suatu sistem penambangan dimana seluruh

aktivitas kerjanya berhubungan langsung dengan atmosfir/udara luar.Metoda tambang terbuka dapat diklasifikasikan menjadi :1. Berdasarkan mekanisme penggaliannya, diklasifikasikan menjadi :

a. Metode konvensional1) Mekanis

a) Open Pit, Open Cut, Open Cast, Open Mine (Benching System)b) Quarryc) Auger Mining

2) Aqueous (Air)a) Placer

- Hydraulicking- Dredging

b) Solution Mining- Bore Hole Mining- Leaching

2 - 2

17. Crest adalah bagian tertinggi (puncak) daripada jenjang.

18. Toe adalah bagian terendah (kaki) daripada jenjang.

19. Bench adalah permukaan jenjang.20. Berm adalah jarak antara toe suatu

jenjang ke crest jenjang di bawahnya, diukur tegak lurus jurus jenjang.

21. = sudut jenjang tunggal22. = sudut jenjang keseluruhan23. h = tinggi jenjang24. working slope = jenjang kerja25. final slope = jenjang akhir

1

21 : 2

17

18

19 20 21

22

23

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Page 3: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

b. Metode Baru

METODA KOMODITAS LOKASI KEBERADAANRAPID

EXCAVATIONHARD ROCK BT E

AUTOMATION ROBOTIC

SEMUA BT/P E

HYDRAULIC MINING

BB/LUNAK BT E

METHANE DRAINAGE

METHANE BT E

OCEAN MINING LOGAM/BUKAN P PNUCLEAR MINING SEMUA BT/P Q

EXTRA TRRESTRIIAL

LOGAM/BUKAN BT/P Q

2. Berdasarkan jenis endapan bahan galian yang ditambang, tambang terbuka dapat dibagi menjadi :a. Open pit / open cut / open cast / open mine

Adalah suatu sistem penambangan yang diterapkan untuk endapan bijih yang mengandung mineral logam.

b. QuarryAdalah suatu sistem penambangan yang diterapkan untuk endapan mineral industri (mineral non logam).

c. Strip miningAdalah suatu sistem penambangan yang diterapkan untuk endapan bijih yang letaknya horizontal atau sedikit miring.

d. Alluvial mineAdalah suatu sistem penambangan yang diterapkan untuk endapan alluvial.

3. Berdasarkan metoda penggalian dan pengangkutannya :a. Cyclic Mining (shovel-Dump Truck, Shovel-Mobile Crusher)b. Continous Mining (BWE = Bucket Wheel Excavator)

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi pemilihan dan karakteristik tambang terbuka adalah : Ketebalan overburden dan sifat-sifat fisik dan mekanik country rock Ketebalan, bentuk, penyebaran dan struktur mineral deposits. Kondisi hidrogeologi Ketersediaan fasilitas teknis Iklim dan faktor lingkungan.

2 - 3

Page 4: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

C. TAHAP-TAHAPAN KEGIATAN PENAMBANGAN

Tahap-tahapan kegiatan penambangan secara tambang terbuka terdiri dari :1. Pekerjaan persiapan / Pengupasan tanah penutup.

Pekerjaan persiapan penambangan meliputi pembersihan daerah dari tumbuh-tumbuhan, pembuatan jalan dan pengupasan tanah penutup termasuk perisapan jenjang (bench). Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis berupa bulldozer/ripper, wheel loader, excavator dan dump truck sebagai alat angkut, dlsb.

Bila tanah penutup keras dan tidak mampu digali dengan jenis/ type alat mekanis yang digunakan, maka untuk menggalinya dapat dilakukan dengan penggaruan (ripping) dan bila tetap tidak dapat digunakan ripping (sesuai dengan alat yang ada/telah direncanakan untuk kondisi tambang tersebut) maka harus dilakukan terlebih dahulu operasi peledakan.

Pada operasi peledakan dilakukan pemboran lubang ledak dengan geometri yang tertentu, selanjutnya diisi bahan peledak dan diledakkan dengan cara tertentu.

2. PenggalianPekerjaan penggalian bahan galian dilakukan dengan alat mekanis

dengan, spesifikasi yang sesuai dengan kondisi lapangan dan produksi yang diinginkan.

Bila bahan galian keras dan tidak mampu digali dengan jenis/ type alat mekanis yang digunakan, maka harus dilakukan operasi peledakan.

Pada operasi peledakan terlebih dahulu dilakukan pemboran lubang ledak dengan geometri yang tertentu, selanjutnya diisi bahan peledak dan diledakkan dengan cara tertentu.

3. Pengangkutan dan penimbunan serta pemadatanSetelah bahan galian digali selanjutnya dimuat ke alat angkut untuk

diangkut ke tempat penumpukan (stock pile). Demikian juga tanah penutup (over burden) dan waste diangkut dan ditimbun pada disposal area. Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut dengan spesifikasi yang sesuai dengan kondisi lapangan dan target produksi yang diinginkan.

Alat angkut yang umum digunakan pada tambang terbuka adalah dump truck dan belt conveyor. Sedangkan Alat Bantu Tambang (ABT) bulldozer/ripper sebagai alat persiapan tempat kerja, meratakan dan memadatkan timbunan, pemeliharaan jalan dan saluran.

4. Pengolahan / PencucianKegiatan pengolahan bahan galian bervariasi tergantung pada jenis

bahan galian yang ditambang dan produk yang diinginkan.Kasus pada penambangan batu kapur untuk pabrik semen, kegiatan

pengolahan berupa pengecilan ukuran (size reduction) dengan menggunakan crusher (primary crusher dan secondary crusher) sehingga ukuran batu kapur sesuai untuk dipakai pada pabrik.

2 - 4

Page 5: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

Kasus pada tambang batubara, kegiatan pengolahan dapat berupa pencucian batubara untuk membebaskan batubara dari material pengotornya dengan revolving screen.

Kasus pada penambangan bijih logam, kegiatan pengolahan berupa pengecilan ukuran (size reduction) dan proses pemisahan mineral berharga sebagai umpan pada proses selanjutnya.

5. Penyaliran tambangKegiatan penyaliran tambang bertujuan agar lokasi tambang tidak

tergenang air, sehingga aktivitas penambangan dapat berlangsung dengan baik.

Penyaliran tambang dapat dilakukan sebagai preventif yaitu dengan membuat parit-parit, dan bila tidak mungkin dibuat penyaliran alami. Disamping itu juga untuk mengatasi air dalam tambang (air permukaan dan air tanah) dapat dilakukan secara kuratif yaitu dengan membuat sumuran (sump) dan dirancang instalasi pemompaan.

Untuk itu spesifikasi pompa yang dipakai perlu disesuaikan dengan jumlah air yang akan dipompa (air permukaan dan air tanah) dan beda tinggi antara air yang akan dibuang dan lokasi pembuangannya.

D. TEKNIS PENAMBANGANTeknis penambangan yang diterapkan tergantung pada karakteristik fisik

dan mekanik bahan galian yang akan ditambang dan country rock serta modal yang tersedia.

Dalam menerapkan teknis penambangan perlu diperhatikan faktor kemantapan lereng agar lereng yang dibuat tidak runtuh.

Beberapa teknis penambangan yang dikenal antara lain :

1. Side hill cuttingMetode penambangan side hill cutting pada umumnya merupakan

teknik penambangan untuk endapan bahan galian industri.Penerapan metode ini dilaksanakan apabila kondisi lapangan atau

topografinya berbukit-bukit yang lerengnya terjal dan sempit, sehingga untuk penambangannya mengalami masalah terutama dalam sistem transportasi dan penempatan alat.

Sebelum dimulai kegiatan penambangan lebih dahulu diadakan persiapan-persiapan guna mempermudah pekerjaan penambangan sehingga dapat menghasilkan hasil yang diinginkan. Pekerjaan persiapan pada penambangan ini dilakukan dengan membuat jalan menuju front penambangan di tepi lereng bukit. Jalan tersebut digunakan untuk membawa/menempatkan peralatan bor yang digunakan dalam kegiatan penambangan. Ketinggian front kerja pada metode ini tidak lebih dari 40 meter, mengingat faktor keamanannya.

Untuk persiapan front kerja dilakukan dengan pengupasan tanah penutup untuk front kerja yang masih tertutup. Front kerja dibuat mengarah ke rock slide sehingga diharapkan endapan bahan galian yang jatuh secara

2 - 5

Page 6: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

gravitasi ke loading area pada saat peledakan dilakukan. Dengan adanya bahan galian yang jatuh secara gravitasi maka dapat mengurangi kerja di front penambangan.

Selanjutnya pengangkutan dari loading area menuju unit crusher dapat dilakukan antara lain dengan alat shovel-dump truck. Sketsa penambangan metode side hill cutting dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.3 : Penambangan Side Hill Cutting

2. Top hill cuttingMetode top hill cutting yaitu penambangan yang dimulai dari puncak

bukit dengan kondisi lapangan sama dengan metode side hill cutting. Penerapan metode top hill cutting dipakai apabila target produksi relatif besar atau mulai meningkat pada skala menengah (5.000 – 10.000 ton per hari) atau skala besar (> 10.000 ton per hari).

Aktivitas penambangan dengan metode top hill cutting meliputi :a. Pembuatan jalan

Tahap pertama pada metode top hill cutting yaitu persiapan atau pembuatan jalan menuju puncak bukit. Dalam hal ini jalan yang dibuat hanya sebagai jalan untuk menaikkan peralatan ke puncak bukit.

b. Pengupasan tanah penutup.Pada umumnya endapan bahan galian dilapisi tanah penutup, sehingga untuk melakukan penambangannya terlebih dahulu dilakukan pengupasan terhadap lapisan tanah penutup.

c. Pembuatan jenjangDalam metode ini front penambangan dibuat dengan sistem jenjang. Jenjang dibuat berguna untuk dapat mengambil bahan galian secara bertahap dan mempermudah pendorongan ke ujung rock slide dan disamping itu juga untuk menahan bukit agar tidak longsor.

d. Pembuatan/perapian rock slideDengan kondisi area penambangan berupa bukit yang relatif terjal, maka untuk pengangkutannya dilakukan dengan meluncurkan material yang

2 - 6

Page 7: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

ditambang melalui rock slide. Pembuatan rock slide diusahakan dicari pada lokasi yang terjal sehingga memungkinkan untuk meluncurkan material yang ditambang ke tempat loading area.

e. Pembuatan loading areaPada bagian bawah rock slide dipersiapkan bagi penempatan penampungan material yang diluncurkan dari puncak bukit.

f. Operasi peledakanUntuk endapan bahan galian yang sifat fisiknya relatif keras dan tidak mampu digali oleh alat-alat mekanis maka untuk penambangannya harus dilakukan operasi peledakan.

g. PengangkutanPada metode penambangan top hill cutting sistem pengangkutan terdiri dari dua tahap yaitu :- Tahap pertama dari front penambangan menuju ke dumping point dan

diluncurkan melalui rock slide jatuh tertampung di loading area.- Tahap kedua, pengangkutan dari loading area menuju unit crusher.

h. Penirisan tambangDengan kondisi area penambangan berupa bukit, maka untuk penirisannya cukup dilakukan dengan membuat kanal atau parit-parit yang kemiringannya diarahkan ke sungai.

Gambar 2.4 : Penambangan Top Hill Cutting

Keuntungan dan kerugian metode side hill cutting dan top hill cutting Metode side hill cutting

Keuntungannya :- Front kerja dapat dibentuk sejajar rock slide, sehingga dapat diharapkan

sebagian batuan terbongkar dan jatuh secara gravitasi tanpa pendorong.- Produksi penambangan dapat lebih awal.Kerugiannya :- Produksi penambangan terbatas

2 - 7

Page 8: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

- Keselamatan kerja kurang terjamin Metode top hill cutting

Keuntungannya :- Front kerja penambangan yang luas sehingga mempermudah untuk

melakukan pemboran dan peledakan (dengan demikian hasil yang didapatkan akan lebih banyak).

- Keselamatan kerja lebih terjaminKerugiannya :- Jarak dorong alat semakin lama semakin jauh, sesuai dengan kemajuan

front penambangan sehingga mengurangi efisiensi daripada alat dorong. Pada kondisi jarak angkut sudah berjarak 100 – 200 meter, maka sistem pengangkutannya akan digunakan wheel loader dan untuk jarak > 200 meter akan digunakan shovel-dump truck.

3. Tambang semprotMetode penambangan ini diterapkan pada endapan alluvial. Alat utama

pada penambangan jenis ini adalah monitor. Penerapan metode ini ialah menyemprot bagian bawah dinding yang

mengandung bahan galian, selanjutnya dinding tersebut akan runtuh. Runtuhan dinding tersebut diangkut ke unit pengolah untuk pemisahan mineral berharga dari pengotornya dan siap diproses lebih lanjut.

Pada penerapan metode ini perlu diperhatikan jarak monitor dan dinding yang akan disemprot tidak terlalu dekat untuk menghindari keruntuhan. Namun juga jangan terlalu jauh karena akan mengurangi tekanan air yang disemprotkan.

4. Sistem Shovel - Mobile CrusherPenambangan bahan galian dengan menggunakan sistem

shovel–mobile crusher dilakukan pada jenjang tunggal dengan permukaan lantai kerja yang relatif datar.

Pada umumnya penambangan bahan galian dengan sistem konvensional menggunakan shovel-dump truck dan proses crushing menggunakan stationary crusher dimana untuk kondisi area penambangan yang relatif sempit dengan target produksi relatif besar sering mengalami kendala pada sistem pengangkutannya yang mengakibatkan produktivitas pengangkutan menurun. Disamping itu juga produktivitas crusher belum optimum. Untuk meningkatkan efisiensi penambangan, maka sebagai alternatif dapat diterapkan sistem shovel-mobile crusher dan sistem screen.

Desain mobile crusher saat ini dengan produksi yang relatif besar dengan dilengkapi unit screen. Produksi sistem mobile crusher sebesar 2000 ton/jam yang terdiri dari material yang lolos unit screen sebesar 1100 ton/jam dengan ukuran – 300 mm dan yang masuk sebagai feed crusher sebesar 900 ton/jam dengan ukuran + 300 mm.

Penerapan penambangan sistem shovel-mobile crusher dan unit stationary crusher dapat dilakukan dalam satu area atau dua area dengan level kerja yang berbeda. Dalam desain sistem shovel-mobile crusher faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain : desain peledakan (distribusi

2 - 8

Page 9: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

fragmentasi, flying rock, toe, dan back break), parameter mobile crusher dan parameter sistem screen.

Penambangan sistem shovel-mobile crusher dilakukan pada jenjang tunggal dengan permukaan lantai kerja yang relatif datar. Kegiatan penambangan ini meliputi : persiapan jenjang kerja, penambangan, pengangkutan dan peremukan (crushing).

a. Persiapan jenjang kerjaKegiatan ini meliputi persiapan jenjang kerja awal, dan jenjang

kerja level berikutnya. Desain geometri jenjang kerja ditentukan antara lain oleh : type mesin bor dan type alat muat yang digunakan, karakteristik fisik dan mekanik batuan, struktur geologi, dan lain-lain.

Tahap awal pembentukan jenjang kerja level berikutnya dapat dilakukan/ dipersiapkan oleh alat bantu tambang (Bulldozer) sebelum sistem shovel-mobile crusher mencapai batas blok penambangannya dan selanjutnya dilakukan oleh unit mobile crusher sendiri karena jarak front penggaliannya masih dekat dengan dumping point. Dalam persiapan jenjang kerja tahap awal dengan Bulldozer tersebut sekaligus untuk produksi dan desain fragmentasi hasil peledakannya < 300 mm.

b. Penambangan Teknik penambangan sistem shovel-mobile crusher dengan

proses secondary crushing menggunakan stationary crusher dapat diterapkan pada dua kondisi kerja, yaitu unit mobile-crusher dan unit stationary crusher terletak pada satu level area kerja atau unit mobile-crusher dan unit stationary crusher terletak pada dua area kerja dengan jenjang kerja yang berbeda (Gambar 2.5). Alat gali-muat untuk melayani mobile crusher dapat digunakan excavator (back hoe/ front shovel). Arah penambangan membentuk radius lingkaran. Pada saat pelaksanaan peledakan unit mobile crusher dipindahkan/ diamankan minimal 50 meter dari area peledakan (TOHA, M.T, 1997).

Sebagai ilustrasi untuk spesifikasi mobile crusher dengan produksi 2000 ton/jam yang terdiri dari produk lolos screen –300 mm sebesar 1100 ton/jam (55%) dan material yang masuk sebagai feed crusher dengan ukuran + 300 mm sebesar 900 ton/jam (45%) (Gambar 2.6), maka desain peledakannya (ratio distribusi fragmentasi hasil peledakan) harus sinkron dengan parameter mobile crusher dan parameter sistem screen (bila menggunakan sistem screen) agar supaya efisiensi penambangan optimum.

c. Sistem PengangkutanSistem pengangkutan dari front penambangan ke dumping point

menggunakan belt conveyor (Gambar 2.5) dan dari loading area ke dump hopper menggunakan wheel loader (load and carry) dan selanjutnya diangkut ke unit secondary crusher menggunakan belt conveyor .

d. Proses Peremukan (crushing)

2 - 9

Page 10: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

Proses peremukan dapat dilakukan melalui beberapa tingkatan tergantung dengan produk yang diinginkan. Untuk meningkatkan produktivitas alat peremuk (crusher) dapat diterapkan sistem screen (Gambar 2.7) untuk menyaring feed crusher sehingga fragmentasi yang halus tidak perlu melalui proses crushing.

2 - 10

Page 11: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

GAMBAR 2.5TATA LETAK KOMBINASI SISTEM SHOVEL–MOBILE CRUSHER

DAN SISTEM SHOVEL–DUMP TRUCK

2 - 11

Page 12: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

GAMBAR 2.6SKETSA SISTEM MOBILE CRUSHER DENGAN SCREEN

GAMBAR 2.7SKETSA SISTEM SCREEN

E. KEMANTAPAN LERENGPada tambang terbuka, untuk menjamin keamanan para pekerja maupun

alat-alat, maka lereng-lereng pada tambang tersebut harus mantap agar tidak terjadi longsoran. Untuk mengetahui lereng dalam keadaan mantap dipakai istilah faktor keamanan (FK) yaitu perbandingan antara gaya-gaya penahan dengan gaya-gaya penggerak, yang merupakan kondisi standar untuk mengetahui mantap tidaknya suatu lereng. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut :

2 - 12

Page 13: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

Hubungan nilai FK dengan kemungkinan kelongsoran lereng menurut Bowles, J.E, adalah sebagai berikut : FK < 1,07, sering terjadi kelongsoran1,07 FK 1,25, kelongsoran pernah terjadiFK 1,25, kelongsoran jarang terjadi

1. Jenis-jenis longsoranJenis-jenis longsoran yang sering terjadi pada tambang terbuka, yaitu; longsoran lingkaran, longsoran bidang, longsoran bajih dan longsoran guling (Gambar 2.8).a. Longsoran lingkaran (circular failure)

Longsoran dapat terjadi pada material homogen (tanah) atau batuan dengan struktur joint rapat ke segala arah (rock-jointed) dengan permukaan bidang longsoran berupa lingkaran

b. Longsoran bidang (plane failure)Longsoran ini memerlukan suatu permukaan bebas pada kedua tepi bidang gesernya. Umumnya longsoran jenis ini terjadi pada batuan yang mempunyai bidang luncur bebas yang mengarah ke lereng. Mekanisme dari longsoran bidang secara sederhana diumpamakan sebagai peluncuran suatu blok benda yang terjadi pada suatu bidang miring dan gaya-gaya yang bekerja pada kondisi dari batas keseimbangan. Hal ini terjadi kalau jumlah gaya yang cenderung menahan lebih kecil dari gaya luncur maka blok benda tersebut berada pada kondisi tidak mantap.

c. Longsoran bajih (wedge failure)Longsoran ini terjadi pada batuan yang mempunyai lebih dari satu bidang lemah atau bidang bebas. Sudut antara kedua bidang tersebut membentuk sudut yang lebih besar daripada sudut geser dalam. Pada massa batuan tertentu sering terdapat beberapa bidang lemah. Pertemuan bidang-bidang lemah ini dapat menyebabkan kombinasi longsoran baji.

d. Longsoran guling (toppling failure)Longsoran guling biasanya terjadi pada lereng batuan yang kemiringan bidang lemahnya berlawanan dengan kemiringan lereng. Berdasarkan bentuk dan proses longsorannya, longsoran ini dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1) Longsoran guling setelah mengalami lenturan (flexural toppling).2) Longsoran guling yang berupa blok-blok (block toppling).3) Gabungan dari kedua longsoran di atas (block flexural toppling).

2 - 13

Page 14: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

Gambar 2.8 : Jenis-jenis Longsoran pada Tambang Terbuka

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemantapan Lereng

a. Geometri lerengGeometri lereng adalah tinggi dan kemiringan dari suatu lereng. Makin kecil kemiringan dan ketinggian lereng maka lereng tersebut akan semakin mantap, sebaliknya makin besar kemiringan dan ketinggian lereng maka lereng semakin tidak mantap.

b. Karakteristik fisik dan mekanikKarakteristik fisik dan mekanik batuan dalam hubungannya dengan kelongsoran adalah mempengaruhi kemantapan lereng. Karakteristik berupa bobot isi, porositas maupun kandungan air, sedangkan karakteristik mekanik berupa sudut geser dalam, kohesi dan kekuatan/strength material lereng.

c. Struktur GeologiStruktur geologi ini berupa kekar. Struktur tersebut sangat mempengaruhi kekuatan batuan karena merupakan bidang-bidang lemah pada batuan tersebut atau paling tidak merupakan tempat-tempat rembesan air dan hal ini akan mempercepat pelapukan. Penentuan arah jurus dari kemiringan bidang-bidang itu merupakan bagian yang sangat penting dalam melengkapi data untuk analisis.

d. Hidrologi dan HydrogeologiAir hujan akan menyebabkan terjadinya erosi dan penambahan beban pada lereng. Erosi akan menyebabkan perubahan geometri lereng dan menyebabkan pendangkalan pada saluran-saluran air yang menyebabkan terganggunya drainage, sehingga dengan adanya faktor hidrologi akan menyebabkan tingkat pelapukan yang tinggi. Adanya faktor hydrogeologi mempunyai dampak yang negatif terhadap kemantapan lereng. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan air pori.

2 - 14

Page 15: Metode Dan Teknis Tamka

DASAR-DASAR TAMBANG TERBUKA METODE TAMBANG TERBUKA

Makin besar tekanan air pori, makin kecil kekuatan geser material sehingga kemantapan lereng semakin rendah.

e. Pengaruh gaya-gaya luarPengaruh gaya-gaya luar ini adalah kecepatan seismik yang disebabkan oleh adanya gempa bumi, kegiatan peledakan maupun trafik alat-alat berat.

f. WaktuFungsi waktu dapat mempengaruhi kemantapan lereng, sedangkan waktu dipengaruhi oleh musim atau iklim dan erosi. Bila iklim dan erosi kuat, maka unsur waktu sangat berpengaruh.Pada umumnya umur lereng pada tambang-tambang terbuka relatif tidak begitu lama.Dalam melakukan analisis kemamtapan lereng, waktu merupakan salah satu faktor pertama dalam mempertimbangkan faktor keamanan lereng. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat kaitannya dengan jumlah tanah penutup yang harus digali.

F. DAFTAR PUSTAKA

1. Hooke E., and Bray J. W., 1981, Rock Slope Engineering, third edition, the Institution of Mining ang Metalurgycal, London.

2. Howard L. Hartman, 1987, Introductory Mining Engineering, Jhon Willey & Sons, New York.

3. Partanto, Ir., 1993, Pemindahan Tanah Mekanis, Departemen Tambang, Institut Teknologi Bandung.

4. Pfleider, Engene P., 1972, Surface Mining, The American Institut of Mining, Metallurgical & Petroleum Engineer, Inc., New York.

5. Sweet. K.A., Mining I, 1984, Technical Publication Trust Prospect Place, Perth.

6. Szwilski, A. B., 1976, Surface Mining, College of Engineering, University of Kentucky, Lesington, Kentucky.

2 - 15