METAB EQ 5

9

Click here to load reader

Transcript of METAB EQ 5

Page 1: METAB EQ 5

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat/23 Oktober 2009Metabolisme Waktu : 13.00 – 16.00 WIB

PJP : Waras Nurcholis, M.Si.Asisten : Nurwenda Novan M Raiza Ariyani Skotia Fitriastri P

PENENTUAN KADAR NH3 DALAM URINMENURUT CARA NESSLER

Kelompok 18Ibrahim Febrizky G84070035Dhaniar Astri G84070036Rinda Fadzilla G84070078

DEPARTEMEN BIOKIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2009

Page 2: METAB EQ 5

Pendahuluan

Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang

kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin

diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring

oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Urin disaring di dalam

ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar

tubuh melalui uretra. Fungsi utama urin adalah membuang zat sisa seperti racun

atau obat-obatan dari dalam tubuh (Anonim 2009).

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti

urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin

berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang

proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misalnya glukosa,

diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa

mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih

atau berpotensi racun akan dibuang keluar tubuh (Anonim 2009).

Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada

pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada

panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi

difraksi dengan detektor fototube. Alat yang digunakan untuk aplikasi

spektrofotometri disebut spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat untuk

mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang

gelombang (Saputra 2009).

Kadar amonia dalam urin dapat ditentukan dengan menggunakan metode

Nessler. Pada metode tersebut digunakan pereaksi yang merupakan campuran

senyawa K2[HgI4] dengan NaOH. Keberadaan amonia ditunjukkan dengan

terbentuknya warna kuning sebagai hasil reaksi yang terjadi antara amonium

dengan pereaksi Nessler. Warna kuning yang terbentuk banyaknya berbanding

lurus dengan konsentrasi amonia, sehingga konsentrasi amonia dapat diukur

dengan menggunakan spektrofotometer dengan akurasi antara 0.01 – 0.05 mg

amonia (Matthews & Miller 1913).

Page 3: METAB EQ 5

Tujuan

Praktikum bertujuan menentukan kadar NH3 dalam urin dengan

menggunakan cara Nessler.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum antara lain labu takar, gelas

ukur, pipet Mohr, tabung Nessler, gelas piala, tisu, dan spektrofotometer.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum antara lain sampel urin,

akuades, larutan NH3 100 ppm, dan pereaksi Nessler.

Prosedur

Percobaan diawali dengan membuat larutan sampel untuk urin. Sebanyak

1 ml urin dimasukkan ke dalam labu takar dan ditera hingga 50 ml dengan

menggunakan akuades. Kemudian larutan yang telah diencerkan tersebut diambil

lagi 1 ml dan ditera lagi di dalam labu takar sampai 50 ml dengan akuades, jadi

pengenceran dilakukan dua kali. Selanjutnya larutan tersebut dimasukkan ke

dalam tabung Nessler, dan ditambahkan 3 ml pereaksi Nessler. Larutan tersebut

kemudian diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada

panjang gelombang 420 nm. Selanjutnya dibuat kurva standar untuk amoniak.

Kelompok kami ditugaskan untuk membuat kurva standar amoniak pada

konsentrasi 20 ppm. Menurut hasil perhitungan, dibutuhkan 1 ml amoniak 100

ppm untuk ditera menjadi 5 ml agar konsentrasinya menjadi 20 ppm.

Hasil Percobaan

Tabel 1 Standar amoniak

Konsentrasi (ppm) Absorbansi010204060

0.0000.0590.2910.4530.505

Persamaan garis: y = a + bxy = 0.02825 + 8.975.10-3xr = 0.9519

Page 4: METAB EQ 5

Gambar 1 Kurva hubungan konsentrasi amoniak (ppm) dengan absorbansi.

Tabel 2 Absorbansi sampel urin

Larutan sampel Absorbansi Konsentrasi (ppm)

Kelompok 18

Kelompok 20

Kelompok 21

0.195

0.144

0.208

928.970

644.846

1001.393

Contoh perhitungan:

, dimana y = absorbansi dan x = konsentrasi sampel.

, dimana fp = 50x

Page 5: METAB EQ 5

Gambar 2 Larutan sampel urin kelompok 18.

Pembahasan

Urin yang diekskresikan oleh manusia mengandung komponen organik

dan anorganik. Komponen organik yang terdapat dalam urin antara lain urea,

asam urat, dan kreatinin. Sedangkan, komponen anorganik yang terdapat dalam

urin adalah kation dan anion. Kation yang terdapat dalam urin antara lain Na+, K+,

Ca2+, Mg2+, dan NH4+. Sedangkan, anion yang terdapat dalam urin antara lain Cl-,

SO42-, dan HPO4

2-. Amonia yang terdapat dalam urin berfungsi untuk menyangga

derajat keasaman urin melalui pengikatan proton. Amonia tidak bermuatan

sehingga dapat berdifusi melalui membran ke dalam urin dan mengikat proton

dari urin menjadi ion NH4+ atau amonium. Amonia yang terkandung dalam urin

manusia sehat dikeluarkan sekitar 30 – 50 mmol setiap harinya (Koolman &

Roehm 1994).

Larutan sampel urin yang digunakan pada percobaan terlebih dahulu

direaksikan dengan pereaksi Nessler. Reaksi antara ion amonium yang terdapat

dalam urin dengan pereaksi Nessler yang terjadi adalah sebagai berikut:

2(HgI2.2KI) + NH4OH + 3NaOH OHg2NH2I + 3H2O + 4KI + 3NaI

Larutan sampel kemudian diukur absorbansinya dengan menggunakan

teknik spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan perluasan suatu

pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.

Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan

dialirkan untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang

berbeda (Saputra 2009).

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persamaan garis yang didapat

adalah y = 0.02825 + 8.975.10-3x dengan r sebesar 95.19%. Persamaan garis yang

didapat ini digunakan untuk menghitung konsentrasi amonia dalam sampel urin

dengan memasukkan nilai absorbansi ke dalam persamaan garis tersebut.

Konsentrasi amonia dalam sampel urin kelompok 18 adalah 928.970 ppm, pada

kelompok 20 adalah 644.846 pmm, dan pada kelompok 21 adalah 1001.393 ppm.

Perbedaan keadaan urin setiap individu dapat dipengaruhi oleh suhu tubuh,

konsentrasi darah, proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh, usia, dan jenis

kelamin.

Page 6: METAB EQ 5

Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan urin adalah suhu tubuh.

Suhu tubuh dapat mempengaruhi komposisi urin yang dikeluarkan oleh tubuh

karena peningkatan suhu dapat merangsang pengerutan pembuluh abdominal

sehingga aliran darah dalam glomerulus dan filtrasi menurun, selain itu juga dapat

mempercepat terjadinya proses respirasi sehingga volume urin menurun.

Pengeluaran amonia juga bergantung pada situasi metabolisme, yaitu nilai pH

plasma. Bila asam, proton dan amonia yang dikeluarkan akan lebih banyak, dan

bila basa yang terjadi adalah sebaliknya (Koolman & Roehm 1994).

Simpulan

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persamaan garis yang didapat dari

kurva standar amoniak adalah y = 0.02825 + 8.975.10-3x dengan nilai r sebesar

95.19%. Kadar amonia yang terdapat di dalam sampel urin kelompok 18 adalah

928.970 ppm, kadar amonia pada sampel urin kelompok 20 adalah 644.846 ppm,

dan kadar amonia pada sampel urin kelompok 21 adalah 1001.393 ppm.

Daftar Pustaka

[Anonim]. 2009. Urin. [terhubung berkala]. http://id.wikipedia.org/wiki/Urin. [12

November 2009].

Koolman J, Roehm K. 1994. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Wanandi,

penerjemah. Jakarta: Hipokrates. Terjemahan dari: Color Atlas of

Biochemistry.

Matthews SA, Miller EM. A Study of the Effect of Changes in Circulation of The

Liver on Nitrogen Metabolism. [terhubung berkala]. http://www.jbc.org.

[10 November 2009].

Saputra YE. 2009. Spektrofotometri. [terhubung berkala]. http://www.chem-is-

try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri/. [12 November

2009].