MEREKAYASA TRAINER SISTEM PENERANGAN · PDF filetrainer sistem penerangan mobil telah...
Transcript of MEREKAYASA TRAINER SISTEM PENERANGAN · PDF filetrainer sistem penerangan mobil telah...
MEREKAYASA TRAINER SISTEM PENERANGAN MOBIL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF
KELAS XI SEMESTER 4 DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
Bambang Djatmiko
NIM : X2508502
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2009 / 2010
i
i
MEREKAYASA TRAINER SISTEM PENERANGAN MOBIL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF
KELAS XI SEMESTER 4 DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Oleh :
Bambang Djatmiko
NIM : X2508502
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Teknik Mesin
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2009 / 2010
ii
ii
PERSETUJUAN
iii
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 30 April 2010
Pembimbing 1 Pembimbing 2 Drs. Suhardi, M.T. Drs. Ranto, M.T.
NIP.194606041975011001 NIP.196109261986011001
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada
program
Teknik Mesin Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Senelas
Maret
Surakarta.
Hari : Senin
Tanggal : 21
Juni 2010
Tim Penguji Skripsi.
Nama
Tanda Tangan
Ketua : Drs. C. Sudibyo, M.T.
.................................................
Sekretaris : Drs. H. Emilly Dardi, M.Kes.
.................................................
Anggota 1 : Drs. Suhardi, M.T.
..................................................
Anggota 2 : Drs. Ranto, M.T.
....................................................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dekan
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 196007271987021001
iv
ABSTRAK
v
Bambang Djatmiko. MEREKAYASA TRAINER SISTEM PENERANGAN MOBIL DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KELAS XI SEMESTER 4 DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2010.
Tujuan penelitian adalah (1) Berupaya mewujudkan trainer sistem
penerangan mobil yang dapat dipakai sebagai media pembelajaran yang efektif dan
efisien. (2) Membantu mempermudah siswa dalam mempelajari jaringan sistem
penerangan mobil malalui rekayasa media (trainer) yang diterapkan dalam
pembelajaran praktek sistem kelistrikan otomotif kelas XI semester 4 di SMK Negeri
2 Surakarta.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari tiga
siklus menggunakan metoda diskriptif komparatif. Penelitian dilakukan pada kelas XI
TKRa SMK Negeri 2 Surakarta yang berjumlah 35 siswa. Validasi data
menggunakan Trianggulasi yakni trianggulasi metode dan kolaborasi dengan teman
sejawat maupun guru kelistrikan otomotif. Data penelitian berupa data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif diambil dari data angket dan wawancara. Sedangkan data
kuantitatif adalah skor penilaian terhadap penyelesaian kegiatan praktek merangkai
tiap sistem dari rangkaian sistem penerangan mobil.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan 1) Upaya merekayasa
trainer sistem penerangan mobil telah terealisir dan dapat digunakan sebagai media
pembelajaran praktek yang efektif dan efisien karena memenuhi persyaratan praktis,
ekonomis, sistematis dan representatif.
2) Trainer sistem penerangan mobil dapat membantu mempermudah belajar praktek
merangkai sistem penerangan yang masih sulit dilaksanakan oleh siswa di mobil,
sebagian besar siswa yakni 94,2 % setuju bahwa praktek merangkai sistem
penerangan sebaiknya dimulai dari trainer lebih dahulu sebelum menggunakan mobil
yang sesungguhnya.
v
MOTTO
vi
1 . Sesuatu yang berat akan terasa ringan bila dikerjakan dengan senan g.
2 . Sebaik-baik manusia ad alah yang pal in g b erman faat pad a o ran g l ain.
3. Diantara amal yang abadi, selalu berkembang dan dicatat nilainya dihadapan
Tuhan meski orangnya telah meninggal adalah ilmu yang bermanfaat.
4. Men at some times are master of their fates.
The falls dear brutus isn”t in our stars.
But in our selves. That we are underling.
Manusia senantiasa dapat menentukan nasibnya sendiri. Segala kesalahan dan ke
gagalan tidak terletak pada bintang-bintang kita. Tetapi pada diri kita sendiri.
Sebab kita orang bawahan. (William Shakes Piere).
5. Senantiasa manusia dikatakan beruntung bila hari ini lebih baik dari kemaren dan
hari esok lebih baik dari hari ini.
vi
PERSEMBAHAN
vii
Meski skripsi ini bukanlah sebuah karya yang bernilai tinggi. Melainkan karya yang
biasa dikerjakan oleh mahasiswa dan mahasiswi. Dalam rangka menyelesaikan
program study.
Namun cukup banyak menyita pikiran dan energi. Apalagi penyusunnya telah
berstatus sabagai bapak yang mempunyai tugas multi fungsi. Sebagai guru.
mahasiswa dan masih banyak lagi.
Maka ijinkanlah karya skripsi ini kupersembahkan kepada isteri, anak-anak,
para siswa SMK Negeri 2 Surakarta dan siapapun yang terlibat atau menaruh minat
terhadap dunia pendidikan teknologi otomotif. Dengan harapan dapat menjadi
motivasi, terutama untuk anak-anakku dan para siswa otomotif SMK Negeri 2
Surakarta. Bahwa bapakmu yang telah cukup banyak usianya ini masih mempunyai
tekad dan semangat bagai angkatan 45. Tuk berkarya dan meraih cita-cita.
Semoga kalian juga senantiasa mempunyai tekad dan semangat yang lebih
kuat. Buat meniti cita-cita menjadi insan yang paling berguna. vii
KATA PENGANTAR
viii
Atas berkat dan rohmat Allah Yang Maha Kuasa, akhirnya selesailah tugas
penulis menyusun skripsi ini. Setelah sekian lama asyik bercumbu dengan sederet
konsep dan segudang kata-kata. Berpacu dengan waktu dan tenggelam dalam
kesibukan. Hingga tak terasa waktu berjalan bagai menit dan detik yang amat
terbatas. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan program study S1 untuk
mendapatkan gelar Sarjana pendidikan pada Program Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Adapun penelitiannya dilakukan di SMK Negeri 2 Surakarta. Sebuah sekolah
yang menempati posisi strategis karena sering dipakai sebagai barometer bagi
pendidikan otomotif Sekolah Menengah Kejuruan khususnya di Surakarta dan
sekitarnya.
Ide penelitian bermula dari realita betapa tidak mudah mengajarkan sistem
kelistrikan mobil kepada siswa. Selain rumit juga rentan terhadap insiden hubungan
singkat dan kebakaran. Bahkan lebih tragis lagi tidak jarang masih dihadapkan pada
kendala terbatasnya sarana. Otomatis diperlukan kreasi/inovasi untuk bisa menata,
menyajikan pembelajaran yang simpel/praktis, sistematis tetapi sekaligus juga
ekonomis. Maka penelitian difokuskan pada dua hal. Pertama upaya untuk bisa
mewujudkan media pembelajaran yang inovatif yakni Trainer Sistem Penerangan
Mobil. Kedua bagaimana kemanfaatan trainer ketika diterapkan dalam pembelajaran.
Terselesaikannya skripsi ini tentu tidak bisa lepas dari bantuan berbagai
pihak, terutama dosen pembimbing. Maka dalam kesempatan ini tak lupa penulis
menghaturkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penulisan skripsi.
2. Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
viii
ix 3. Ketua jurusan PTM Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Ketua program PTM Fakultas Keguruam Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bp. Drs. H. Emily Dardi, M.Kes., Koordinator skripsi.
6. Bp. Drs. Suhardi, M.T., Dosen pembimbing 1.
7. Bp. Drs. Ranto, M.T., Dosen pembimbing 2.
8. Kadikpora Kota Surakarta.
9. Kepala SMK Negeri 2 Surakarta.
10. Bapak dan Ibu dosen PTM dan rekan-rekan mahasiswa PTM yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu yang telah ikut memberikan warna
selama menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dimana dengan petunjuk, bimbingan dan partisipasinya telah mengantarkan
penulis pada selesainya skripsi ini.
Surakarta, April
2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
ABSTRAK ..............................................................................................................v
MOTTO ..................................................................................................................vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................viii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Perumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka ........................................................................................4
B. Kerangka Berpikir ..................................................................................10
C. Hipotesis..................................................................................................11
BAB III METODO;OGI PENELITIAN
A. Tempat dan Watktu Penelitian ...............................................................12
B. Metode Penelitian ...................................................................................14
C. Sumber Data ..........................................................................................14
D. Obyek Penelitian ...................................................................................15
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................15
x
xi F. Validasi Data ..........................................................................................15
G. Analisis Data ..........................................................................................16
H. Prosedur Penelitian ................................................................................16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Belajar Praktek Sistem Kelistrikan Otomotif Semester 4 ........25
B. Merekayasa Trainer ...............................................................................29
C. Diskripsi Pembelajaran Praktek .............................................................35
1. Siklus 1..... ..........................................................................................35
2. Siklus 2.... ...........................................................................................56
3. Siklus 3.... ...........................................................................................70
D. Analisis Data ...........................................................................................81
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAM SARAN.
A. Kesimpulan ............................................................................................88
B. Implikasi ................................................................................................88
C. Saran-saran ............................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................90
LAMPIRAN ............................................................................................................91
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 1. Jadwal Rencana Kegiatan ...................................................... 13
Tabel 2. Kegiatan Siklus 1.................................................................... 17
Tabel 3. Kegiatan Siklus 2.... ...............................................................18 Tabel 4. Kegiatan Siklus 3.... ............................................................. 23
Tabel 5. Inventarisasi Alat. ................................................................ 28
Tabel 6. Kebutuhan Bahan dan Anggaran ............................................33
Tabel 7. Pembagian Kelompok dan Pekerjaan Praktek ........................47
Tabel 8. Lembar Observasi Identifikasi ................................................51
Tabel 9. Rekap Lembar ObservasiUrutan Kerja ................................... 52
Tabel 10. Lembar Observasi Merangkai .................................................53 Tabel 11. Kriteria Hasil Observasi ..........................................................54
Tabel 12. Hasil Angket Siklus 1.... .........................................................55 Tabel 13. Lembar Observasi Urutan Kerja..............................................60
Tabel 14. Rekap Lembar Observasi Urutan Kerja ..................................61 Tabel 15. Lembar Observasi Penilaian Kelompok A .............................62
Tabel 16. Lembar Observasi Penilaian Kelompok B ..............................63 Tabel 17. Lembar Observasi Penilaian Kelompok C.............................. 64
Tabel 18. Lembar Observasi Penilaian Kelompok D..............................65 Tabel 19. Lembar Observasi Penilaian Kelompok E...............................66
Tabel 20. Lembar Observasi Penilaian Kelompok F...............................67
Tabel 21. Hasil Observasi Siklus 2… .....................................................68
Tabel 22. Hasil Angket Siklus 2... ......................................................... 69 Tabel 23. Lembar Observasi Penilaian Kelompok A .............................73
xii
xiii Tabel 24. Lembar Observasi Penilaian Kelompok B ..............................74
Tabel 25 Lembar Observasi Penilaian Kelompok C...............................75
Tabel 26. Lembar Observasi Penilaian Kelompok D..............................76 Tabel 27. Lembar Observasi Penilaian Kelompok E...............................77 Tabel 28. Lembar Observasi Penilaian Kelompok F...............................78
Tabel 29. Rekap Nilai .............................................................................79
Tabel 30. Hasil Angket Siklus 3.... .........................................................80 Tabel 31. Perbandingan Nilai Tiap Siklus ..............................................81
Tabel 32. Data Angket Siklus 1.... ..........................................................82 Tabel 33. Data Angket Siklus 2.... ..........................................................84
Tabel 34. Data Angket Siklus 3.... ..........................................................86 xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
Gambar 1. Kerangka Berpikir............................................................ 11 Gambar 2. Kerangka Dudukan Lampu depan .................................... 20 Gambar 3. Dudukan Lampu depan ...................................................... 20
Gambar 4. Kerangka Dudukan Lampu belakang................................. 21
Gambar 5. Dudukan Lampu belakang ................................................. 21 Gambar 6. Dudukan Panel Instrumen....................................................21
Gambar 7. Rangka Meja ...................................................................... 22 Gambar 8. Contoh Trainer yang ada ....................................................28
Gambar 9. Profile Trainer dilihat dari depan dan samping ................. 30 Gambar 10. Tampak belakang .............................................................. 31
Gambar 11. Tampak belakang dan samping. ......................................... 31
Gambar 12. Lay Out Penempatan Komponen ........................................32
Gambar 13. Rangkaian Lampu Kepala Tanpa Reley ............................. 35
Gambar 14. Rangkaian Lampu Kepala Dengan Reley ...........................37
Gambar 15. Rangkaian Lampu Kepala Dengan Pengendali Masa..........38
Gambar 16. Rangkaian Lampu Tanda Belok Model Jepang ..................39
Gambar 17. Rangkaian Lampu Tanda Belok Model Eropa ....................40
Gambar 18. Rangkaian Hazard .............................................................. 41 Gambar 19. Rangkaian Lampu Rem ......................................................42
Gambar 20. Rangkaian Lampu Mundur .................................................43
Gambar 21. Rangkaian Klakson .............................................................44
Gambar 22. Persiapan Seting LCD .........................................................45
xiv
xv Gambar 23. Pelaksanaan Pembelajaran Teori .........................................45
Gambar 24. Tanya Jawab ........................................................................46
Gambar 25. Tanya Jawab ........................................................................46 Gambar 26. Pengarahan Siklus 1.............................................................49 Gambar 27. Pelaksanaan Siklus 1.... ...................................................... 49
Gambar 28. Pengarahan Siklus 2.... ........................................................56
Gambar 29. Pengarahan Siklus 2.... ........................................................57 Gambar 30. Kegiatan Siklus 2................................................................ 58
Gambar 31. Kegiatan Siklus 2.................................................................59 Gambar 32. Pengarahan Siklus 3.... ........................................................70
Gambar 33. Kegiatan Siklus 3.... ............................................................72 Gambar 34. Grafik Siklus 1.... ................................................................83
Gambar 35. Grafik Siklus 2.....................................................................85
Gambar 36. Grafik Siklus 3.....................................................................87
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
Lampiran 1 Presensi siswa ....................................................................................91
Lampiran 2 RPP ....................................................................................................92
Lampiran 3 Lembar Kerja/Job Sheet....................................................................107
Lampiran 4 Kisi-Kisi Angket ...............................................................................111
Lampiran 5 Angket...............................................................................................113
Lampiran 6 Surat-surat Kegiatan Skripsi.............................................................122
xvi
ABSTRAC
Bambang Djatmiko. INVENTION TRAINERS SYSTEM OF CAR LIGHTING AND ITS ABSORBTION ON THE LEARNING AN EFFORT TO SOLVE THE STUDY PROBLEM OF 4 TH SEMESTER OF XI TH GRADE AUTOMOTIVE CLASS ELECTRO SYSTEM PRACTICUM IN SMK NEGERI 2 SURAKARTA, Scription. Surakarta : Teacher’s Training and Education Learning Faculty of UNS, April 2010.
The purpose of the research are (1) To exert for realizing Trainer system of car lighting that can used as effective and efficient education media. (2) Help the student’s easier student be the learning car lighting tissue system by media (Trainer ). Invention which applied on the learning practicum electro system this semester 4 th Grade Automotive C lass In SMK Negeri 2 Surakarta.
This reaserch is in form of Class Action Reaserch (CAR) consist of 3 cyclus using comparative descriptive method. The reaserch done at XI TKRa Class in SMK Negeri 2 Surakarta as much as 35 students. Data validation used Trianggulation on that is triangulation method and collaboration with colleague and teacher of Automotive electro.
Reaserch data in form of qualitative and quantitative data. Quantitative data took from question data and interview. Quantitative data is score from practicum fulfillment in combined every system from car lighting system series.
Based on the result of research can get the conclusion 1). Effort in inventioning trainer system of car lighting has been realized and can be used as media of practicum learning that effective and affesient because it is ful filling the practicum condition, economic, systematic and representative. 2). Trainer system of car lighting can help to make easier in practicum learning in combining of lighting system which still difficult to done by student in car, almost of the student as much as 94,2 % agree that practicum in combining of lighting system is best to start from trainer first before using the real car.
Cli
ck t
o b
uy N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck t
o b
uy N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck t
o b
uy N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck t
o b
uy N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang Masalah.
1
Memasuki semester 4 tahun pelajaran 2009/2010 pelaksanaan belajar
praktek sistem kelistrikan otomotif di SMK Negeri 2 Surakarata menemui
kendala. Dari tiga mata diklat yang harus dilaksanakan satu diantaranya menemui
hambatan besar yakni KKO 32 Perawatan Dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Bodi
Standar. Dimana pelaksanaan pembelajaran praktek minimal harus sampai pada
tingkat merangkai tiap sistem.
Kendala kesulitan pelaksanaan belajar praktek sistem kelistrikan bodi
standar ditandai dengan minimnya fasilitas/sarana praktek. Mobil Kijang serie 4K
tahun 1982 sebagai satu-satunya aset resmi yang bisa digunakan untuk kegiatan
belajar praktek sistem kelistrikan bodi (utamanya sistem penerangan mobil) tentu
jauh dari mencukupi mengingat jumlah siswa tidak kurang dari 35 orang dalam
satu kelas. Di samping itu jaringan kelistrikan yang terdapat pada mobil
sesederhana apapun tetap kompleks apalagi bagi siswa sebagai pemula. Dikatakan
pemula karena di semester sebelumnya belum pernah mendapat materi sistem
kelistrikan bodi.
Sementara trainer yang telah ada kondisinya sangat sulit untuk
dipertahankan. Di samping desainnya kurang sistimatis (minimal dilihat dari segi
lay out, teknis tahapan merangkai dan sistim penyambungan kabel), terdapat
kerusakan fatal yang menyebabkan trainer ini nyaris tak dapat digunakan.
Kerusakannya adalah kabel penghubung yang menggunakan model Banana
Sticker sangat sulit untuk dicari. Maklum bukan barang konsumsi umum.
Kalaupun ada harganya sangat mahal atau kualitas yang jelek sehingga mudah
rusak. Diperkirakan untuk membuat satu kabel penghubung yang memerlukan dua
Banana sticker dengan sistim ekstension ganda tidak kurang dari Rp. 50.000,-
(belum termasuk kabelnya) . Jika satu trainer sedikitnya memerlukan 50 kabel
penghubung maka sekurang-kurangnya diperlukan dana Rp. 2.500.000,- Masih
dengan catatan itupun jika komponennya mudah dicari
Melihat realita di atas berarti ada dua persoalan pokok yang menuntut
penanganan segera. Pertama siswa sebagai pemula dalam belajar sistem
1
2
kelistrikan bodi masih sangat rentan bila langsung berhadapan dengan media
mobil. Hal ini didukung dengan hasil diskusi sesama rekan pengajar dan juga
pandangan siswa dalam tanya jawab pra PTK. Para guru menyatakan resikonya
terlalu tinggi. Sedangkan para siswa seratus persen menyatakan sulit untuk
belajar merangkai sistem kelistrikan di mobil. Pandangan ini tentu harus menjadi
pertimbangan khusus dalam melaksanakan kegiatan belajar praktek sistem
kelistrikan mobil.
Kedua perlu dicarikan solusi alternatif yakni diadakannya alat bantu
sebagai media pembelajaran praktek sistem kelistrikan bodi yang porsi besarnya
terletak pada sistem penerangan. Media tersebut harus bisa berfungsi ganda yakni
mengatasi keterbatasan sarana sekaligus menjembatani terlaksananya kegiatan
belajar praktek sistem kelistrikan body pada mobil melalui penataan pola belajar
praktek yang sistematis (ada tahapan-tahapan). Dengan demikian upaya belajar
praktek dengan trainer tidak menjadi sia-s ia karena akan menuntun untuk
mempermudah siswa bila kelak belajar pada benda aslinya yakni mobil.
Dalam rangka sebagai upaya mengatasi kedua kendala diatas sekaligus
mengembangkan sumber belajar berupa alat peraga yang dapat direkayasa sendiri
maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul ” MEREKAYASA TRAINER
SISTEM PENERANGAN MOBIL DAN PENERAPANNYA DALAM
PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR
PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KELAS XI SEMESTER 4 DI
SMK NEGERI 2 SURAKARTA ".
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini akan memaparkan bagaimana mengupayakan trainer yang
sistematis disertai dengan deskripsi (perbandingan) antara belajar praktek
sebelum dan sesudah pemakaian trainer hasil rekayasa. Diamati tingkat kesulitan,
aktivitas dan respon siswa selama belajar praktek menggunakan trainer. Dengan
demikian masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan :
1. Bagaimana merekayasa trainer sistem penerangan mobil sehingga menjadi
sebuah media pembelajaran yang dapat diterapkan dengan efektif dan
efisisen?
2 Apakah penerapan trainer sistem penerangan mobil dalam pembelajaran
dapat mengatasi kesulitan belajar praktek?
C. Tujuan Penelitian
3
Berangkat dari realitas adanya permasalahan–permasalahan tersebut di
atas merangsang gairah penulis untuk melakukan penelitian dengan tujuan bisa
ikut mengembangkan sarana kegiatan belajar praktek khususnya sistem kelistrikan
otomotif. Sekaligus berlatih untuk bisa berkarya, berkreasi mewujudkan trainer
yang sistematis dan representatif guna menciptakan kegiatan belajar yang lebih
kondusif, setidak tidaknya membantu mengatasi kesulitan belajar praktek siswa.
Atau lebih rinci tujuan penelitian bisa dijabarkan sebagai berikut :
1. Berupaya mewujudkan trainer sistem penerangan mobil yang dapat
dipakai sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Membantu mempermudah siswa dalam mempelajari jaringan sistem
penerangan mobil melalui rekayasa media (trainer) yang diterapkan
dalam pembelajaran praktek.
D. Manfaat Penelitian
Hasil-hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:
1. Memberi masukan/inspirasi dan memperluas wacana/cakrawala dalam
dunia pendiddikan SMK, khususnya di Jurusan Otomotif SMK Negeri 2
Surakarta.
2. Menambah referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
penelitian penelitian berikutnya.
3. Membantu memecahkan salah satu dari sekian banyak agenda problema
nasional bidang pendidikan khususnya keterbatasan sarana minimal di
SMK Negeri 2 Surakarta.
a. Pengertiam rekayasa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Merekayasa Trainer
4
Kata “rekayasa “ dalam kamus Bahasa Indonesia yang disususn oleh EM
Zul Fajri dan Ratu Aprillia Senja diartikan sebagai suatu penerapan kaidah–kaidah
ilmu dalam pelaksanaan (seperti perancangan, pembuatan konstruksi serta
pengoperasian kerangka peralatan dan sistem yang ekonomis dan efisien).
Subagyo Pramumijoyo dan I Wayan Wardana yang mengutip pendapat
Zen (1981 : 10) menerangkan bahwa rekayasa adalah padan kata dari engineering,
yang selama ini kita kenal dengan kata tehnik. Arti kata tehnik itu sendiri adalah
penerapan sains untuk kesejahteraan umat manusia. Martin & Schinzinger (1994 :
17) mempersempit definisi itu sehingga rekayasa adalah penerapan ilmu
pengetahuan dalam penggunaan sumber daya alam demi manfaat bagi masyarakat
dan umat manusia. Sedangkan rekayasawan adalah mereka yang menciptakan
produk-produk dan proses-proses untuk memenuhi kebutuhan dasar umat
manusia, dengan akibat tambahan meningkatkan kemudahan , kekuatan dan
keindahan didalam kehidupan manusia itu sendiri. Dalam penelitian ini
merekayasa dimaksud adalah merancang/ mendesain dari sesuatu yang telah ada
untuk menghasilkan suatu produk berupa media pembelajaran praktek sistem
penerangan mobil yang praktis, ekonomis, sistimatis dan representatif guna
mempermudah pelaksanaan belajar praktek khususnya sistem penerangan mobil.
b. Pengertian trainer
Kata “ Trainer “ merupakan kata serapan yang diadopsi dari bahasa
Inggris . Berasal dari kata “train “ yang berarti melatih. Dalam Kamus Kata
Serapan terbitan PT Gramedia Utama Jakarta 2001 yang disusun oleh Surawan
Martinus “ trainer “ berarti orang yang memberikan pelatihan (pelatih).
Sedangkan bila dikaitkan dengan benda maka “ trainer “ bisa berarti alat yang
dipakai untuk memberikan pelatihan/sarana yang dipakai untuk melatih. Kata
“trainer “ telah lazim digunakan dalam istilah tehnik lebih– lebih di dunia SMK.
4
5
Bahkan para pelaku pasar telah terbiasa menggunakan istilah trainer misalnya
trainer TV, trainer sepeda motor dll. Kata ”trainer” dalam penelitian ini
maknanya sama dengan media belajar utamanya belajar praktek.
2. Sistem Penerangan Mobil
Sistem penerangan mobil merupakan jaringan sistem kelistrikan yang
terpasang pada mobil dan berfungsi memberikan penerangan. Menurut buku New
Step 1 yang diterbitkan oleh PT Toyota Astra halaman 6 – 38 menerangkan
bahwa sistem penerangan mobil termasuk sistem kelistrikan bodi. Komponen-
komponen kelistrikan bodi adalah komponen-komponen yang dilengkapi pada
bodi kendaraan. Termasuk didalamnya antara lain : sistem penerangan, meter
kombinasi, wiper dan komponen lainnya yang bertujuan untuk menjamin
keamanan dan kenikmatan pengendara. Lebih lanjut diterangkan pada halaman 6
– 48 bahwa sistem penerangan mobil terbagi menjadi dua bagaian yakni lampu-
lampu penerangan di bagian luar dan di bagian dalam mobil.
Menurut buku Sistem Kelistrikan Dan Bahan Bakar Otomotip I yang
diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Jakarta edisi tahun
1979 halaman 113 menerangkan bahwa sistem penerangan merupakan
perlengkapan penting pada mobil. Antara lain meliputi : lampu depan, lampu
belakang, lampu stop, lampu tanda belok, lampu meter, lampu nomor dan lampu
mundur.
Pengertian trainer sistem penerangan mobil adalah alat peraga (media)
yang dapat dipakai untuk memberikan pelatihan dalam mempelajari sistem
penerangan mobil. Tentu saja alat ini bukanlah mobil. Tetapi merupakan simulasi/
miniatur yang dirancang khusus untuk memberikan pelatihan atas sebagian sistem
pada mobil yakni sistem penerangan.
3.Media Belajar
Media merupakan alat Bantu guru pada saat mengajar. Atau lebih tepatnya
: media pengajaran merupakan alat bantu untuk membantu peserta didik lebih
cepat mengetahui, memahami dan supaya trampil dalam mempelajari
matapelajaran tertentu. Baik merupakan perangkat keras maupun perangkat lunak
“ (Thoifury , Menjadi Guru Inisiator 2008 : 167).
6
Media dapat pula berfungsi memberikan pengalaman belajar. RM. Thomas
mengemukakan dalam bukunya Teknologi Pendidikan (Fatah Syukur NC : 2004 :
7) bahwa terdapat tiga tingkat pengalaman belajar yakni :
a. Pengalaman melalui benda sebenarnya.
b. Pengalaman melalui benda–benda pengganti.
c. Pengalaman melalui bahasa.
Media/sarana mempunyai peranan vital dalam menentukan keberhasilan
belajar praktek. Menurut Undang–Undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 35 menjelaskan bahwa : Pendidikan tidak mungkin
dapat terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para
peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Diantara sumber
belajar antara lain disebutkan misalnya laboratorium, bengkel dan sebagainya.
Lebih lanjut tentang bagaimana memilih sarana diterangkan dalam buku
“Pengetahuan Substansif “ yang diterbitkan oleh Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan tahun 1989 jilid II halaman 39 – 40.
Dalam buku tersebut menjabarkan bahwa dalam proses belajar mengajar, sarana
sangat membantu siswa guna mencapai tujuan pengajaran. Karena itu dalam
memilih dan menggunakan sarana dapat digunakan patokan sebagai berikut:
1. Menarik perhatian dan minat siswa.
2. Meletakkan dasa–dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkrit yang
sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme namun demikian jangan
sampai menghambat kemampuan abstraksi siswa sesuai dengan tingkat
kemampuan berpikirnya.
3. Merangsang tumbuhnya pengertian dan usaha mengembangkan nilai–nilai.
4. Serbaguna dan berfungsi ganda.
5. Sederhana mudah digunakan dan mudah dirawat.
6. Dapat dibuat sendiri oleh guru atau siswa ataupun diambil dari lingkungan
sekitar.
7
Jika sebuah sarana/alat peraga dapat memenuhi keenam kriteria diatas,
tentu tujuan belajar akan mudah ducapai, kesulitan belajar dapat diminimalisir
bahkan tidak mustahil bisa dihilangkan.
4. Penerapan Trainer Dalam Pembelajaran Praktek
Penerapan berasal dari kata “ Terap “. Diberi awalan dan akhiran bisa
berubah menjadi “ Menerapkan “ Juga bisa menjadi “ Penerapan “. Dalam kamus
lengkap bahasa Indonesia susunan Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja yang
diterbitkan oleh Difa Publisher halaman 809 menjelaskan bahwa menerapkan
sama dengan menggunakan pada, atau mempraktekkan teori. Penerapan dalam
pembelajaran maksudnya adalah penggunaan trainer dalam kegiatan belajar
khususnya praktek untuk mencocokkan teori bahwa belajar praktek dengan
trainer lebih mudah dilaksanakan jika dibandingkan dengan menggunakan benda
aslinya lebih- lebih untuk siswa pemula.
Pemakaian trainer sebagai media pembelajaran praktek merupakan
sebuah upaya untuk menjembatani rumitnya jaringan sistem kelistrikan mobil
yang nyaris abstrak (tidak bisa dilihat secara jelas) sehingga perlu disederhanakan
dan ditransparankan dalam bentuk media. Hal ini sesuai dengan anjuran
Departemen Pendidikan Nasional (Sungkowo, 2:2003) yang menyarankan agar
dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dilanjutkan
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menggunakan CTL
(Contextual Teaching and Learning) yaitu pendekatan yang dikaitkan dengan
kontek dimana siswa berada. Berdasakan dengan hal tersebut maka dalam
pelaksanaan proses kegiatan mengajar sering dijumpai sebuah kondisi yang
menuntut guru mengupayakan sendiri suatu media pembelajaran yang tepat.
Fatah Syukur (2005) berpendapat bahwa media pembelajaran dapat berfungsi sebagai : 1). Memperjelas penyjian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalisme. 2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan panca indera misalnya: 3). Obyek yang terlalu besar dapat digantikan dengan gambar atau model.
4). Obyek yang terlalu kecil dapat digantikan dengan proyektor film. 5). Kejadian dimasa lalu dapt ditampilkan dengan rekaman. 6). Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model dan diagram
7). Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam film dan lain- lain.
8
Sistem penerangan mobil merupakan jaringan yang luas dan kompleks.
Setidaknya terdiri dari beberapa sistem yang tergabung menjadi satu. Sangat sulit
untuk diajarkan secara langsung (terutama bagi pemula) pada benda aslinya.
Siswapun akan kesulitan dalam mempelajari sejumlah ikatan kabel yang
bercabang-cabang. Trainer sistem penerangan mobil menyederhanakan jaringan
yang rumit dengan jalan memisahkan tiap-tiap sistem dengan sangat jelas. Area
penyambungan sangat transparan. Dengan demikian ketika dipakai sebagai media
pembelajaran, trainer dapat meminimalisir tingkat kesulitan siswa, menimbulkan
persepsi dan pengalaman yang sama. Bahkan menumbuhkan minat dan keyakinan
bahwa belajar praktek merangkai sistem penerangan mobil tidak sesulit yang
dibayangkan sebelumnya.
5. Belajar
Skinner (1985) memberikan definisi belajar adalah “ Learning is process
of progressive behavior adaption”. Belajar merupakan suatu proses adaptasi
perilaku yang bersifat progresif.
Fatah Syukur (2005) belajar adalah aktivitas yang muaranya pada
perubahan tingkah laku melalui proses dan respon terhadap rangsangan yang
ditimbulkan. Perubahan terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungan,
bukan karena pertumbuhan fisik/kedewasaan, bukan karena kelelahan atau
pengaruh obat-obatan. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan
baik yang bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan ( psikomotorik) maupun
menyangkut nilai dan sikap (afektif). Adapun sifat perubahan haruslah retatif
permanen tahan lama dan menetap. Tidak hanya berlangsung sesaat. Menurut
Thursan Hakim belajar adalah suatu proses perubahan didalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kecakapan, pengetahuan, keterampilan, daya pikir dan lain lain kemampuan.
Dengan demikian sering disimpulkan dalam pandangan modern bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku disebabkan karena adanya interaksi dengan
lingkungannya. Seseorang dinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah ia
memperoleh hasil (sesuatu) yaitu terjadinya perubahan tingkah laku misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu dari tidak mengerti menjadi mengerti. Ataupun dapat
9
berupa peningkatan gejala tingkah laku misalnya dari kurang faham menjadi
faham. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi aspek jasmani dan rohani
menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan
(psycomotorik) dan sikap ( afektif ).
6. Mengatasi Kesulitan Belajar Praktek
Kesulitan belajar adalah hambatan yang dihadapi oleh siswa dalam proses
belajar sehingga mereka memperoleh prestasi belajar dibawah rata-rata. (Uzer dan
Setiawati, 1993 : 99). Kesulitan belajar diartikan dengan berbagai problem yang
menghambat dan mengganggu proses belajar atau pencapaian tujuan belajar
(Sutadi dkk, 1996 : 77).
Fatah Syukur (2005), hakekatnya belajar adalah proses komunikasi.
Didalam proses tersebut akan terjadi penuangan pesan dalam simbol-simbol
komunikasi. Adakalanya proses penafsiran simbol-simbol tersebut berhasil namun
adakalanya tidak berhasil. Terdapat faktor-faktor penghambat atau penghalang
dalam proses komunikasi (belajar). Faktor-faktor tersebut antara lain: psikologis,
fisik, kultural dan lingkungan. Atau lebih sering disimpulkan dengan kesulitan
belajar bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal.
Pengertian dari kesulitan belajar praktek adalah adanya hambatan atau
gangguan sehingga kegiatan belajar praktek menjadi sulit terlaksana. Baik yang
berasal dari faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal lebih tertuju pada
kurangnya media pembelajaran (lingkungan yang kurang mendukung) dan
rumitnya media belajar dalam hal ini adalah rumitnya jaringan sistem kelistrikan
mobil. Sedangkan faktor internal adalah kondisi siswa sebagai pemula belum
mempunyai modal yang menyebabkan kurang percaya diri.
Mengatasi kesulitan belajar praktek yang dimaksud adalah upaya
meminimalisir atau meniadakan hambatan-hambatan/ganguan-gangguan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar praktek baik yang berasal dari faktor internal maupu
eksternal. Adapun upaya yang dilakukan untuk meminimalisir kesulitan belajar
praktek sistem penerangan mobil adalah dengan metode menghadirkan media
praktek yang sesuai.
B. Kerangka Berfikir
10
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa kondisi awal terciptanya
kesulitan belajar praktek sistem penerangan mobil di SMK Negeri 2 Surakarta
berasal dari dua faktor yakni faktor siswa dan sarana. Faktor siswa lebih tertuju
pada kondisi internal di mana siswa berposisi sebagai pemula dalam belajar
sehingga memerlukan proses adaptasi/penyesuaian. Sebagai pemula secara
alamiah berpotensi memiliki perasaan sulit menghadapi sesuatu yang baru.
Apalagi yang dihadapi adalah jaringan sistem kelistrikan yang memang rumit dan
kompleks. Masih ditambah dengan faktor sarana yang amat terbatas (kurang) jelas
makin melengkapi terjadinya hambatan (kendala) dalam pelaksanaan kegiatan
belajar praktek.
Untuk mengatasi kedua kendala di atas, salah satu solusi alternatif yang
efektif dan efisien menurut hemat penulis adalah mengupayakan media yang
representatif. Media yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Antara lain
dalam hal ini adalah menyederhanakan yang rumit, memperjelas bagian yang
mestinya tidak tampak, merangsang minat siswa untuk mencoba (eksperimen),
dan lain- lain. Media semacam ini sementara hanya mungkin terwujud dengan
merekayasa. Dengan menghadirkan media yang relevan dalam pembelajaran
serta memenuhi persyaratan yang dituntut sesuai dengan fungsinya, penulis
optimis bahkan hampir dapat dipastikan bahwa kesulitan belajar akan dapat
diminimalisir bahkan tidak mustahil ditiadakan. Baik kesulitan yang berasal dari
faktor siswa maupun sarana.
Namun hal itu tentu masih harus dibuktikan dengan penelitian. Karena itu
melalui upaya penelitian tindakan kelas, kondisi awal akan diamati dalam siklus
satu. Siklus dua berfungsi mengukur kemanfaatan trainer ketika diterapkan
sebagai media pembelajaran praktek. Selanjutnya akan diperoleh gambaran final
pada siklus tiga apakah benar trainer sistem penerangan mobil dapat berfungsi
mengatasi kesulitan belajar praktek atau tidak. Untuk memperjelas kerangka
berpikir tersebut dapat digambarkan dengan kerangka sebagai berikut :
Gambar 1 Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah :
11
1. Upaya mekayasa trainer sistem penerangan mobil dapat direalisir dan
dapat diterapkan sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Trainer sistem penerangan mobil dapat membantu mengatasi kesulitan
belajar praktek baik kesulitan yang disebabkan oleh faktor siswa
maupun sarana di SMK Negeri 2 Surakarta.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
12
Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas untuk
peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian berlangsung di SMK Negeri 2
Surakarta di mana peneliti menjalankan tugas sebagai guru mata diklat/mata
pelajaran produktif yakni “ Sistem Kelistrikan Otomotif”.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang dipakai untuk melakukan kegiatan penelitian kurang lebih
selama 5 bulan mulai dari penyusunan proposal hingga laporan. Penelitian
dimulai pada bulan Desember 2009 sampai bulan April 2010. Seluruh kegiatan
penelitian yang berhubungan langsung dengan siswa menyesuaikan dengan jam
pembelajaran efektif yang berlaku. Dengan demikian pelaksanaan penelitian tidak
memerlukan waktu ekstra dan tidak mengganggu jalannya proses belajar
mengajar. Adapun jadwal kegiatan dapat diterangkan sebagai berikut ( Tabel 1
jadwal kegiatan).
12
Tabel 1 Jadwal kegiatan.
13
D. Metode Penelitian
14
Metode Penelitian adalah cara yang dipergunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian (Suharsimi Arikunto, 1988 : 151).
Mengingat di antara tujuan penelitian adalah mendiskripsikan kegiatan belajar
praktek antara sebelum dan sesudah pemakaian trainer maka metode yang
digunakan adalah pendekatan diskriptif komparatif. Untuk dapat mendiskripsikan
hasil pembelajaran dilaksanakan eksperimen tiga siklus dalam penelitian tindakan
kelas. Sedangkan instrument yang dipergunkan adalah observasi dan kuesioner.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat diketahui dengan adanya
perbedaan antara hasil kegiatan belajar praktek merangkai sistem penerangan
mobil sebelum dan sesudah pemakaian trainer hasil rekayasa.
Adapun variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah merekayasa trainer sistem
penerangan mobil dan penerapan dalam belajar. Sedangkan variabel terikatnya
adalah mengatasi kesulitan belajar praktek dan sistem kelistrikan otomotif.
C. Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari :
1. Data Kondisi Awal.
a. Observasi inventarisasi media belajar praktek sistem penerangan mobil di
jurusan otomotif SMK Negeri 2 Surakarta.
b. Kualitatif berupa wawancara dengan guru kelistrikan otomotif di SMK Negeri
2 Surakarta tentang kondisi media dan pemakaiannya.
c. Wawancara dengan siswa dalam kelas tentang pandangan siswa terhadap
pemakaian mobil sebagai media belajar praktek.
2. Data Siklus 1
a. Observasi.
b. Angket.
c. Penilaian dari penyelesaian kegiatan belajar praktek merangkai sistem
penerangan mobil dengan menggunakan media mobil Kijang 1982.
d. Wawancara.
a. Observasi.
b. Wawancara.
c. Angket.
3.Data siklus 2.
15
d.Penilaian dari penyelesaian kegiatan belajar praktek merangkai sistem pene-
rangan mobil dengan menggunakan trainer hasil rekayasa.
4. Data Siklus 3.
a. Observasi.
b. Angket.
c. Wawancara.
d.Penilaian dari penyelesaian kegiatan belajar praktek merangkai sistem
penerangan mobil menggunakan media mobil Daihatsu Charade tahun 1982
yang sebelumnya telah berpengalaman belajar praktek menggunakan media
trainer hasil rekayasa.
D. Obyek Penelitian.
Yang dijadikan sebagai obyek dalam penelitian tindakan kelas di sini
adalah seluruh siswa kelas XI TKRa di jurusan Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta
yang berjumlah 35 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data.
Data dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam dua kelompok. Kelompok
pertama terdiri dari data kualitatif. Data kualitatif diambil dengan teknik
observasi, wawancara dan angket. Kelompok kedua yakni data kuantitatif. Data
ini ditetapkan berdasarkan skor/penilaian dari penyelesaian kegiatan praktek
merangkai sistem penerangan mobil.
F. Validasi data.
Validasi data yang digunakan adalah trianggulasi, yakni triangulasi
metode dan kolaborasi dengan teman sejawat serta guru kelistrikan otomotif..
Trianggulasi metode artinya peneliti menggunakan metode pengumpulan
data yang berbeda untuk mendapatkan data dalam permasalahan yang sejenis.
Data yang diperoleh melalui observasi dilakukan uji keabsahan dengan data hasil
angket dan wawancara dalam penelitian. Data tersebut nantinya dibandingkan
16
pula dengan data hasil analisis dokumen. Dengan kata lain, satu saat peneliti
menggunakan metode observasi, di saat yang lain menggunakan angket maupun
wawancara, dan demikian seterusnya guna menutupi kelemahan dari satu metode
tertentu agar data bisa akurat dan terhindar dari kesalahan dalam analisis .
Sedangkan kolaborasi dilakukan dengan meminta pertimbangan maupun
saran / pendapat dalam pelaksanaan penelitian maupun analisis data.
G. Analisis Data.
Hasil informasi yang telah dilakukan dalam tahap pengumpulan data diatas
baik data kualitatif maupun kuantitatif berupa data skor penilaian dari instrumen
akan dianalisis untuk mengetahui keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian.
Ada tiga langkah yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian yaitu:
1. Mengecek kelengkapan identitas responden.
2. Mengecek kelengkapan data instrument.
3. Mengecek kelengkapan isisan data.
Pada tahap tabulasi yang akan dilakukan adalah :
1. Memberi skor dengan angka persentase pada jawaban angket tiap siklus
2. Memberi kriteria pada data kuantitatif (skor penyelesaian kegiatan praktek
merangkai sistem penerangan mobil).
Selanjutnya data dapat ditetapkan dengan teknik diskriptif komparatif. Teknik ini
digunakan untuk membandingkan kondisi responden dalam kegiatan tiap siklus,
sehingga dapat diambil kesimpulan sebagaimana tujuan penelitian.
H. Prosedur Penelitian.
Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, terdiri dari
tiga siklus. Tiap siklus terdapat kegiatan Perencanaan, Tindakan, Observasi dan
Refleksi (Hasil). Peneliti bertindak sebagai Desainer, Pelaksana, Pengamat,
Pengumpul data dan Penulis/Pelapor hasil penelitian.
1. Kegiatan Penelitian.
a. Siklus 1
Tabel 2 Kegiatan Siklus 1
Tahapan Yang Dilakukan
17
Perencanan 1. Guru
menyiapkan dokumen dan perangkat pengajaran.
2. Penyajian materi teori penunjang meliputi rangkaian per sistem dari rangkaian sistem penerangan mobil.
3. Menyiapkan mobil Kijang sebagai media pembelajaran praktek
Pelaksanaan 1. Pelaksanaan
praktek dibagi menjadi enam kelompok. Tiap kelompok beranggotakan maksimal 6 siswa.
2. Menggunakan mobil Kijang th 1982 sebagai media kegiatan
3. Proses merangkai bebas bisa dipilih dari yang paling mudah
4. Waktu yang disediakan maksimal 6 jam pelajaran, a.45 menit
Pengamatan 1. Selama
proses kegiatan berlangsung guru melakukan pengamatan dan wawancara.
2. Hasilnya dicatat dalam dokumen pengamatan.
3. Paska kegiatan praktek diberi angket
Pengambilan data
1. Dokumen
pengamatan, wawancara dan angket disimpulkan untuk menjadi data kualitatif.
2. Khusus dokumen skor penyelesaian disimpulkan sebagai data kuantitatif
Pada siklus satu ini media yang digunakan untuk kegiatan belajar praktek
direncanakan mobil kijang pick up tahun 1982, salah satu asset yang dimiliki oleh
jurusan otomotif SMK Negeri 2 Surakarta. Kegiatan diawali dengan penyampaian
materi didalam kelas. Materi disampaikan secara bertahap disesuaikan dengn
dokumen silabus. Kode dokumen adalah KKO 32. Dari silabus yang dipilih untuk
kegiatan penelitian hanya terbatas pada materi merangkai sistem penerangan
mobil yang berfungsi sebagai kelengkapan standar. Adapun materinya adalah :
1). Rangkaian lampu kota ( Tail light ).
2). Rangkaian lampu kepala ( Head light ) tanpa relei.
3). Rangkaian lampu kepala dengan relei.
4). Rangkaian lampu tanda belok ( Turn Signal Light ).
M at e
r i K
egi
at a
n P
ra k
t ek
sys t
e m
P
ene
ra n
ga n
m ob
il
5). Rangkaian lampu rem ( Stop light ).
6). Rangkaian lampu mundur.
7). Rangkaian klakson ( Horn ).
18
Kegiatan praktek dibagi menjadi 6 kelompok. Tiap kelompok
beranggotakan maksimal 6 siswa. Titik berat pembelajaran adalah merangkai ke
tujuh sistem di atas. Cara merangkai bisa dimulai dari mana saja yang dianggap
mudah untuk dikerjakan .
Indikator keberhasilan diukur atas dasar terselesaikan dan berfungsinya
tiap rangkaian dengan standar waktu yang ditetapkan. Selama kegiatan praktek
berlangsung, guru melakukan observasi dan wawancara. Paska kegiatan praktek
guru memberi angket dan evaluasi. Data penelitian diambil berdasarkan kelompok
(untuk kegiatan praktek) dan perorangan (untuk angket dan wawancara).
b. Siklus 2
Tabel 3. Kegiatan Siklus 2
Tahapan Yang Dilakukan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Pengambilan data
1.
menyiapkan
Guru 1. Pelaksanaan
kegiatan praktek
1. Selama proses
kegiatan
1. Dokumen
pengamatan,
dokumen dan
perangkat
pengajaran.
2. Materi yang
telah
disampaikan
pada siklus satu
dipakai untuk
persiapan
pelaksanaan
dibagi menjadi
6
kelompok. Tiap
kelompok
beranggotakan
maksimal 6
siswa.
2. Menggunakan
trainer sistem
penerangan mobil
berlangsung
guru melakukan
pengamatan dan
wawancara.
2. Hasilnya dicatat
dalam dokumen
pengamatan.
3. Paska kegiatan
wawancara
dan angket
disimpulkan
untuk
menjadi data
kualitatif. 2. .Khusus
dokumen
skor
siklus dua. sebagai media praktek diberi penyelesaian
Materi hanya
perlu diingatkan
tidak diajarkan
kembali.
praktek.
3. Proses merangkai
bebas bisa dipilih
angket. disimpulkan
sebagai data
kuantitatif.
M
at e
ri
K
e
g ia t
a n
P ra k
t ek s
ys t
e m p e
n era
n ga n
m obi
l
3. Menyiapkan
rekayasa trainer
sebagai med ia
belajar praktek.
dari yang paling
mudah. 4. Waktu yang
disediakan
maksimal 6 jam
pelajaran, a. 45
menit.
19
Pada siklus dua media yang digunakan untuk kegiatan belajar praktek
adalah trainer hasil rekayasa. Tentang trainer selengkapnya akan dibahas pada
BAB IV namun sekilas dapat diinformasikan sebagai berikut :
Dimensi trainer panjang 128 cm, lebar 68 cm dan tinggi 79cm. Desain
penempatan tiap komponen diseting semaksimalnya mirip dengan posisi aslinya
pada mobil. Pengganti roda dipakai caster berdiameter 4 dim untuk memudahkan
penempatan. Terminal kabel ditandai dengan angka (sistim Eropa) untuk
mempermudah belajar terutama bagi pemula. Terminal– terminal kabel dirakit
pada papan untuk mengurangi bahaya shorted.
Sistim penyambungan kabel menggunakan mur baut M 6 dengan sistim
jepit buaya (bisa diganti dengan Banana Sticker bila ada). Sifat penyambungan
fleksibel dapat diganti–ganti sesuai dengan panjang pendek kabel yang
diperlukan. Kapasitas penyambungan tanpa batas, memberi keleluasaan pada
siswa untuk melakukan eksperimen penyambungan dengan resiko yang relatif
kecil. Karena jika terjadi insiden kabel bisa segera dicabut.
Adapun rancangan selengkapnya dapat diterangkan sebagai berikut :
1). Rangka lampu depan (dibuat dua untuk kanan dan kiri).
Gambar 2 Rangka Lampu Depan Gambar 3 Dudukan Lampu Depan
20
2). Rangka lampu belakang.
Gambar 4 Rangka Dudukan Lampu Belakang.
Gambar 5 Dudukan Lampu Belakang.
3). Rangka panel.
Gambar 6 Dudukan Panel
21
4). Rangka meja.
Gambar 7 Rangka Meja.
22
Keterangan
23
Kerangka vertikal terdiri dari 4 besi pipa kotak ukuran 4 x 4 cm dengan
ketebalan 2 mm dan tinggi 60 cm. Kerangka horisontal panjang terdiri dari 6 besi
pipa kotak ukuran 2 x 4 cm ketebalan 2 mm dan panjang 128 cm.. Kerangka
horisontal lebar terdiri dari 6 besi pipa kotak ukuran 2 x 4 cm ketebalan 2 mm
dan lebar 68 cm. Sistim penyambungan rangka dengan menggunakan las listrik.
Kerangka tersebul dilengkapi dengan 4 roda caster berdiameter 4 inchi. Kemudian
ditengah rangka diletakkan pilar penyangga melintang dengan besi s iku ukuran 3
x 3 cm sejumlah 4 buah untuk menyangga papan. Diatas pilar ini ditempatkan
papan melamin dengan ketebalan sekitar 1 cm sebagai tempat perakitan seluruh
komponen.
Adapun kegiatan pembelajaran dimulai dengan mengandalkan basis teori
yang telah disampaiakan pada siklus satu, guru menjelaskan aplikasinya pada
media trainer rekayasa. Kegiatan selengkapnya mengacu pada siklus satu hanya
media yang berbeda. Pada siklus satu menggunakan mobil dan pada siklus dua
menggunakan trainer.
c. Siklus 3
Tabel 4 kegiatan siklus 3.
Tahapan Yang Dilakukan
Perencanan 1. Guru
menyiapkan dokumen dan perangkat pengajaran.
2. Materi teori berbasis siklus satu.
3. Membagi siswa menjadi 6 kelompok dan memberi instruksi
Pelaksanaan 1. Tiap kelas
dibagi menjadi 6 kelompok. Tiap kelompok beranggotakan maksimal 6 siswa.
2. Menggunakan mobil Kijang pick up th 1982 sebagai media kegiatan.
3. Proses merangkai bebas bisa
Pengamatan 1. Selama
proses kegiatan berlangsung guru melakukan pengamatan dan wawancara.
2. Hasilnya dicatat dalam dokumen pengamatan.
3. Paska kegiatan
Pengambilan data
1. Dokumen
pengamatan, wawancara dan angket disimpulkan untuk menjadi data kualitatif.
2. Khusus dokumen skor penyelesaian
disimpulkan sebagai data kuantitatif.
M at e
r i K
egi
at a
n P
ra k
t ek
sys t
e m
P
ene r
a nga
n m
obi
l
maupun
pengarahan.
dipilih dari
yang paling mudah.
4. Waktu yang disediakan maksimal 6 jam pelajaran, a.45 menit.
praktek
diberi angket.
24
Pada siklus tiga media praktek kembali menggunakan mobil. Namun
dengan telah berbekal pengalaman praktek menggunakan trainer perlu diadakan
evaluasi ulang apakah ada perubahan atau tidak. Seluruh proses kembali mengacu
pada siklus satu.
Seluruh proses penelitian diatas berlangsung include dengan kegiatan resmi
pembelajaran dimana peneliti bertugas sebagai guru. Dengan demikian tidak
diperlukan porsi ekstra yang dapat mengganggu jalanya pembelajaran dan
menumbuhkan kesan formal.
Dengan demikian penelitian diharapkan berjalan alami bebas dari kesan formal.
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
A. Kondisi Belajar Praktek Sistem Kelistrikan Otomotif Semester 4
1. Materi/Kompetensi.
1
Kelas XI semester 4 pada tahun pelajaran 2009/2010 menggunakan kurikulum
edisi tahun 2004 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Kurikulum bersifat
Fleksibel/elastis dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah sepanjang
tidak mengurangi kompetensi dasar. Harapan yang tersirat dari penyusunan kurikulum
ini adalah memberi keleluasaan bagi sekolah untuk mengembangkan diri. Dengan
KTSP sangat memungkinkan untuk terjadinya kompetisi antar sekolah. Sekolah-
sekolah yang kreatif akan dapat bersaing di era global. Lebih- lebih bagi SMK sebagai
produsen tenaga kerja yang memang harus bersaing di pasar global.
Gambaran singkat akan arah kurikulum di atas memberi makna bahwa sistem
pembelajaran di mana terdapat unsur materi di dalamnya harus dikemas dan disajikan
sedemikian rupa, supaya dapat menghasilkan tamatan yang berkualitas. Aktivitas dan
kreatifitas guru turut menjadi penentu dalam membidani lahirnya siswa yang kompeten.
Yang menjadi persoalan adalah bagaimana mengemas dan menyajikan materi secara
sistematis agar mudah dimengerti oleh siswa. Inilah PR bersama para guru terutama
guru SMK.
Di jurusan otomotif SMK Negeri 2 Surakarta, menurut dokumen silabus edisi
tahun 2004 KTSP materi yang harus diajarkan pada kelas XI semester 4 adalah KKO
30, KKO 31 dan KKO 32. Adapun standar kompetensinya adalah : “Perawatan dan
perbaikan sistem pengapian, Perawatan dan perbaikan sistem audio serta Perawatan
dan perbaikan sistem kelisterikan bodi standar”. Sistem Kelistrikan Bodi Standar
terdiri dari dua materi pokok yaitu sistem penerangan dan sistem perlengkapan.
Termasuk dalam sistem perlengkapan antara lain Klakson (Horn), Wiper dan Washer.
Sementara pembelajaran K lakson (Horn) lazim digabung menjadi satu paket dengan
sistem penerangan. Sedangkan Wiper dan Washer diajarkan secara teerpisah.
Pada penelitian ini akan difokuskan pada pembelajaran KKO 32 yakni
Perawatan Dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Bodi Standar, khususnya sistem
penerangan dan klakson. Sementara materi lainnya yakni KKO 30 (Sistem Pengapian),
KKO 31 (Sistem Audio) dan sebagian dari KKO 32 (Wiper dan Washer) tidak
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
2
diagendakan untuk dite liti. Meskipun dalam pembelajaran tetap dija lankan sesuai
dengan tuntutan kurikulum. Lebih khusus lagi seting penelitian tertuju pada
kompetensi merangkai s istem penerangan dan klakson, yang mendasari perawatan dan
perbaikan.
2. Teknik Pembelajaran
Sistem Kelistr ikan Otomotif ternasuk dalam kelompok mata
diklat/matapelajaran produktif. Sistim pembelajaran dijadikan satu paket antara teori
dan praktek. Sehingga jumlah jam yang tersedia per minggu otomatis meliputi (terbagi
atas) teori dan praktek. Dengan kata lain tidak ada pemisahan antara jam teori dan jam
praktek menurut ketentuan jadwal pelajaran. Tentang bagaimana mekanisme
penyampaian teori dan kegiatan praktek, diserahkan sepenuhnya kepada guru yang
bersangkutan. Setiap matapelajaran produktif di jurusan otomotif diasuh oleh dua
orang guru/instruktur. Bagaimana pembagian tugas, wewenang dam tanggumg
jawabnya diatur secara intern dibawah koordinasi Kepala Program (Kapro).
Untuk mempermudah proses pembelajaran maka teknis yang digunakan selama
ini adalah sist im blok. Artinya dari semua KKO yang harus disampaikan dibagi
menjadi dua blok yakni teori dan praktek. Semua teori disampaikan lebih dahulu
didepan hingga selesai. Baru kemudian dilaksanakan kegiatan bela jar praktek. Dengan
demikian kegiatan teori maupun praktek semua kompetensi berjalan serentak.
. Di semester 4 tahun 2010 ini diprediksi waktu pembelajaran efektif untuk
pembela jaran Sistem Kelistrikan Otomotif bagi siswa kelas XI maksimal tersedia 18
kali pertemuan mengingat akan banyak waktu yang tersita oleh kegiatan lain seperti
Ujian untuk Kelas XII, Try Out dan lain- lain. Maka untuk mengatasi hal tersebut
pelaksanaan pembelajaran diprogramkan hanya 18 kali pertemuan.
Dari 18 kali pertemuan tersebut pelaksanaanya dibagi menjadi dua yakni enam
kali pertemuan untuk teori yang dimulai pada tanggal 4 Januari 2010 (minggu pertama
bulan Januari 2010), hingga minggu kedua bulan Februari 2010 dan 8 kali praktek.
Sedangkan waktu yang tersisa 4 kali pertemuan dipersiapkan untuk evaluasi teori
maupun praktek dan pengayaan bila memungkinkan.
Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan praktek semester 4 masih mengikut
sertakan sebagian materi semester sebelumnya yakni semester 3 yang dianggap
penting dengan pertimbangan untuk diperdalam. Hal ini dikarenakan mengingat materi
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
3
kelas XI baik semester 3 maupun semester 4 dipandang sangat penting untuk
membekali s iswa sebagai persiapan memasuki PSG (Pendidikan Sistem Ganda) di
industri. Sela in itu materi kelas XI baik semester 3 maupun semester 4 biasa dipakai
sebagai materi ujian kejuruan (UKK) di kelas XII.
Untuk mempermudah pembelajaran praktek maka pelaksanaannya siswa kelas
XI TMOA (XI TKRa) yang berjumlah 35 orang dibagi menjadi enam kelompok.
Kelompok A, B, C,D dan E masing-masing beranggotakan 6 siswa. Sedangkan
kelompok F beranggotakan 5 siswa. Kegiatan praktek akan berlangsung secara
kelompok dan diteruskan secara individu bila memungkinkan. Artinya bila waktu dan
fasilitas memungkinkan terlaksana secara individu maka siswa dapat melaksanakan
praktek secara individu dalam setiap kelompok kerjanya. Tentu saja setelah kegiatan
praktek secara kelompok usai atau dipandang cukup, maka masing-masing siswa
dijinkan untuk berlatih secara individu. Jika waktu dan fasilitas hanya memungkinkan
kegiatan praktek terselenggara secara kelompok maka secara otomatis kegiatan praktek
secara individu tidak bisa terlaksana, mengingat waktu praktek hanya tersedia 6 jam
pertemuan untuk tiap jenis pekerjaan.
3. Keadaan Sarana
Menurut hemat peneliti , sarana kegiatan belajar praktek bagi siswa kelas XI
semester 4 masih tergolong kurang. Baik dari segi jumlah maupun variasi/jenisnya.
Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang tidak kurang dari 33 orang tiap
kelas.. Bila ingin mencapai standar ideal tentu harus berorientasi pada dunia industri .
Dalam hal ini adalah bengkel pelayanan jasa mekanik otomotif yang memenuhi
standar. Seperti bengkel Toyota, Daihatsu. Honda dan sebagainya. Disana akan kita
dapati bahwa untuk satu job/pekerjaan akan dikerjakan oleh satu orang mekanik.
Maksimal dua untuk jenis pekerjaan tertentu. Tiap-tiap mekanik dapat bekerja secara
mandiri.
Alangkah idealnya jika hal tersebut dapat dipakai sebagai acuan bagi
pelaksanaan belajar praktek di sekolah. Di mana setiap siswa dapat menghadapi satu
benda kerja dan dapat bekerja secara mandiri. Kerjasama hanya dilakukan untuk jenis
pekerjaan atau kondisi tertentu. Dengan demikian jika terdapat tiga mata pelajaran
produktif ( 3 KKO : KKO 30, KKO 31 dan KKO 32) sedangkan jumlah siswa 35
Cli
ck t
o b
uy
NO
W!
PD
F-X
C
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck t
o b
uy
NO
W!
PD
F-X
C
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
4
orang maka diperlukan 12 benda kerja untuk tiap KKO. Atau paling tidak 6 benda
kerja untuk tiap KKO sehingga satu benda kerja dipakai oleh 2 orang siswa.
Adapun peralatan untuk kegiatan praktek semester 4 di bengkel sistem
kelistrikan otomotif yang tersedia berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut :
Tabel 5 Inventarisasi Alat.
NO Nama Alat Kondisi Junlah Keterangan
1 Perangkat Audio Baik 1 set dapat dipakai
2 Stand Engine
3 Trainer Pengapian
4 Mobil Kijang Pick Up
5 Trainer system
penerangan
6 Trainer wiper
7 Daihatsu Charade
Baik
Baik
On the Road
Rusak/kurang
lengkap
Baik
Layak pakai
2
3
1
4
1
1
dapat digunakan
dapat dipakai
Dapat digunakan
Perlu
diperbaiki/dilengkapi
Dapat dipakai
Milik jurusan otomotif
Dari tabel data di atas nampak bahwa peralatan untuk belajar praktek sistem
kelistrikan otomotif semester 4 masih perlu untuk ditambah./dibenahi sehingga dapat
memaksimalkan kegiatan belajar.
Gambar 8 Contoh Trainer Yang Ada
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
B. Merekayasa Trainer
5
Pada bab terdahulu telah dikemukakan rancangan rekayasa trainersistem
penerangan. Rancangan tersebut didesain dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain: efisiensi, ekonomi teknis dan la in-la in. Sehingga trainerhasil rekayasa
sebagai media pembela jaran, diharapkan dapat memenuhi sekurang-kurangnya 4
kriteria yakini praktis, ekonomis, sistematis dan representatif. Praktis mengandung
maksud paling tidak trainer dapat disimpan dan dipindah-pindahkan dengan mudah,
karena dilengkapi dengan roda caster. Tidak memerlukan tempat penyimpanan khusus
yang luas. Dapat dioperasikan dengan sistim penyambungan yang mudah.
Ekonomis artinya tidak memerlukan biaya yang besar baik dalam pengadaan
maupu perawatan. Apalagi bila dilihat dengan fungsinya yang dapat menjadi miniatur
sistem penerangan mobil . Dengan demikian sangat memungkinkan bagi sekolah untuk
memproduksi/membuat dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Jauh lebih murah dibandingkan dengan harga mobil atau trainer lain yang
menggunakan sistim penyambungan Banana Sticker dalam kualitas yang sepadan.
Sistematis, di mana trainer dirancang dengan memperhatikan tataletak/desain
penempatan komponen sedemikian rupa sehinngga mendekati pola penempatan
aslinya di mobil. Paling tidak dapat memberi gambaran tata letak komponen yang
mengadopsi lay out aslinya di mobil. Seluruh komponen sampai bagian terminal-
terminal kabel diseting untuk dapat terlihat/terdeteksi dengan je las sehingga
memudahkan proses pembela jaran. Di samping itu posisi penempatan lampu depan
dan lampu belakang dengan jarak yang tidak terla lu jauh serta jarak antar komponen
yang cukup dekat memungkinkan proses penyambungan menjadi efisien
Representatif, trainer diupayakan memuat seluruh sistem penerangan standar
yang ada pada mobil. Pengertian standar ialah minimal s istem yang harus ada atau
yang harus dimiliki oleh sebuah mobil. Lebih je las sistem yang dimaksud meliputi
lampu kota dan lampu belakang, lampu kepala, lampu tanda belok dan hazard, lampu
rem, lampu mundur dan horn/klakson. Selain itu sebenarnya pada trainer juga
dilengkapi dengan lampu kabut. Namun karena lampu kabut t idak termasuk dalam
kategori rangkaian standar maka tidak disertakan dalam penelitian.Adapun has il karya
rekayasa trainer sistem penerangan selengkapnya dapat disampaikan sebagai berikut :
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
1. Profile Trainer.
6
Dari desain rancangan yang termuat dalam Bab III terdahulu menghasilkan
profile trainer seperti gambar berikut :
a. Tampak depan dan samping.
Dari pandangan depan terlihat posisi lampu kota dan lampu tanda belok
(menjadi satu unit). Lampu yang digunakan adalah lampu Bumper Suzuki Carry Extra.
Posisi unit lampu tanda belok dan lampu kota tersebut berada dibawah lampu kepala
sebagaimana lazimnya mobil. Sementara lampu kepala menggunakan jenis tunggal
double filament. Sedangkan lampu yang dipakai adalah lampu Colt T 120. Kedua
lampu tersebut relah memenuhi standar minimal yang harus dimiliki oleh sebuah mobil.
Gambar 9 Profile Trainer Sistem Penerangan Mobil dilihat dari depan dan samping .
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
b. Tampak Belakang
Gambar 10 Tampak Belakang
7
Gambar 11 Tampak Belakang Dan Samping.
Dari pandangan posisi belakang, nampak sepasang unit lampu yang didalamnya berisi
lampu belakang, lampu mundur, lampu rem.dan lampu tanda belok, yang diambil dari
mobil K ijang. Sementara lampu nomor dipasang tersendiri. Agak di depannya
terpasang tempat panel instrument. Memuat semua sakelar maupun tombol yang
diperlukan.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
c. Lay out penempatan komponen.
Gambar 12 Lay Out Penempatan Komponen.
8
Flas her
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
2. Dimensi Trainer dan Sistim Penyambungan Kabel.
9
Panjang trainer 128 cm. Lebar 68 cm. Tinggi meja tanpa caster 66 cm dan
tinggi meja setelah ditambah caster 79 cm. Tinggi meja diupayakan sesuai dengan
postur tubuh orang Indonesia pada umumnya. Dengan tinggi 79 cm diharapkan siswa
dapat bekerja dengan nyaman. Tidak terlalu rendah yang menyebabkan posisi badan
merunduk hingga cepat lelah. Atau terlalu tinggi hingga tidak nyaman dalam bekerja.
Terminal-terminal kabel dirakit pada papan melamin untuk mengurangi bahaya
shorted. Terminal-terminal tersebut ditandai dengan angka (sistim Eropa) untuk
mempermudah belajar terutama bagi pemula. Sistim penyambungan kabel
menggunakan baut M 6 panjang 3 cm dengan sistim jepit buaya ( bisa juga diganti
dengan banana sticker bila ada). Sifat penyambungan fleksibel dapat diganti-ganti
sesuai dengan panjang pendek kabel yang diperlukan. Kapasitas penyambungan tanpa
batas akan memberi kele luasaan pada siswa untuk melakaukan eksperimen
penyambungan dengan resiko yang amat kecil. Karena bila terjadi insiden yang
membahayakan kabel dapat dengan segera dicabut. Dengan demikian rekayasa trainer
juga mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan dalam bekerja.
C. Kebutuhan bahan dan anggaran. (Tabel 6).
HARGA NO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH
(Rupiah)
1 Batere
2 Clem Accu
32 Ah
Kecil
1 buah
1 pasang
350.000
10.000
3 Kabel amper 4 mm 2 warna 4 m 20.000
4 Jepit Accu
5 Scun kolong
6 Mur baut dan ring
7 Jepit Buaya
8 Kabel RRT
9 Kabel RRT
10 Totok Lampu Kepala
11
12 Lampu Bumper
Besar
Utilux
M 6
Besar
1,5mm
1 mm
Colt T 120
Colt T 120
Carry Extra
1 pasang
100 buah
100 pasang
100 pasang
4 rol 4 warna
4 rol 3 warna
1 pasang
1 pasang
1 pasang
10.000
100.000
50.000
150.000
240.000
200.000
30.000
60.000
40.000
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
13 Lampu Belakang
14 Lampu nomor
15 Lampu indikator
16 Lampu Kabut
17 Horn
18 Fuse Box lengkap
19 Flasher
20 Reley
21 Saklar lampu
22 Sak lar dim
23 Saklar Pentul ( Flash )
24 Kunci kontak
25 Sak lar Tanda belok
26 Sak lar Hazard
27 Saklar lampu kabut
28 Tombol Klakson
29 Sak lar / Tombol rem
30 Sak lar Lampu Mundur
Kijang Kotak 1 pasang
- 1 buah
3 buah
1 pasang
1 pasang
Isi 8 1 buah
Non elektronik 1 buah
4 terminal 2 buah
2 tarikan 1 buah
1 buah
1 buah
4 terminal 1 buah
1 buah
1 buah
1 Tarikan 1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
50.000
10.000
60.000
40.000
60.000
30.000
25.000
40.000
25.000
30.000
20.000
40.000
15.000
20.000
15.000
15.000
15.000
20.000
10
31 Besi pipa kotak 1,8 mm 4 x 4 1 lonjor 120.000
32 Besi pipa kotak 2x4 tebal 2mm 3 lonjor 240.000
33 Besi siku
34 Besi Plat Strip
35 Besi plat
3 x 3
Lebar 2 cm
0.8 mm
1 lonjor
2 m
1/2 lembar
75.000
25.000
75.000
36 Cat Hammertone Duth Master 1 kg 40.000
37 Cat Altek
38 Thiner Daimaru
39 Thiner A ( cuci )
40 Ampelas
41 Roda Caster
2 warna
Liter
Liter
Lembar
4 Dim
½ kg
1 liter
1 liter
4
1 set
20.000
30.000
10.000
10.000
90.000
42 Papan melamin Ketebalan 1cm 1 lembar 60.000
J u m l a h Rp. 2.545.000,00
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
11
D. Deskripsi Pe mbelajaran Praktek Antara Sebelum Dan Sesudah Pe makaian
Trainer.
Untuk mengetahui efektivitas pemakaian trainer, dilakukan eksperimen
pembelajaran tiga siklus. Tiap-tiap siklus pada garis besarnya memuat materi yang
sama hanya menggunakan media pembelajaran (praktek) yang berbeda. Materi teori
sebagai persiapan untuk bisa melakukan kegiatan praktek disampaikan sekali untuk
tiga siklus. Pada siklus berikutnya yakni siklus 2 dan siklus 3 materi teori tidak perlu
diulang. Paska penyampaian teori diadakan evaluasi untuk memastikan bahwa siswa
sudah dipandang dalam keadaan siap untuk melakuakn kegiatan praktek ataukah
belum. Apabila dipandang belum siap maka pembelajaran teori diperdalam. Apbila
sudah siap maka kegiatan dapat dimulai pada siklus I.
1. Siklus Satu.
a. Tahap Persiapan.
Kegiatan siklus satu terdiri dari persiapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Pada tahap persiapan, guru mempersiapkan perangkat pembela jaran seperti: s ilabus,
RPP, Hand out/modul, Job sheet, LCD/Proyektor dan lain – lain. Guru mulai dengan
penyampaian materi teori berdasarkan panduan silabus dan RPP. Adapun secara garis
besar materinya terdiri dari :
1). Rangkaian Lampu Kota dan Lampu Kepala Tanpa Relai
Gambar 13 Rangkaian Lampu Kepala Tanpa Relei.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Rangkaian yang paling sederhana dari sistem lampu kepala terdiri atas:
1. Lampu kepala double filament.
2. Lampu kota.
3. Lampu belakang.
4. Lampu nomor.
5. Batere.
6. Sekering (fuse).
7. Sakelar penyala (lighting switch)/Sakelar lampu.
8. Sakelar Dim (Dimmer switch).
Cara Kerja :
12
Bila sakelar lampu ditarik satu kali maka terminal 30 akan bertemu dengan 58
baik atas maupun bawah. Arus dari batere akan mengalir mela lui fuse keterminal 30
dan 58. Dari 58 bagian atas diteruskan ke lampu kota depan dan masa sehingga lampu
kota menyala. Sedangkan dari 58 bagian bawah diteruskan ke lampu belakang lampu
nomor dan masa, sehingga lampu-lampu tersebut dapat menyala.
Bila sakelar ditarik dua kali maka terminal 30 akan berhubungan dengan 58
bagian bawah dan 56. Arus dari batere dapat mengalir melalui fuse, terminal 30, 58
bagian bawah dan 56. Dari terminal 58 bagian bawah diteruskan ke lampu belakang
dan lampu nomor. Sedangkan dari terminal 56 sakelar penyala diteruskan ke 56 sakelar
dim. Dari 56 sakelar dim akan diteruskan ke 56a atau 56b tergantung posisinya. Posisi
sakelar dim dapat diatur dengan menggerakkan/menekan kepala sakelarnya. Bila posisi
sakelar dim sedang menghubungkan 56 dan 56a maka arus dari 56a sakelar dim
diteruskan ke 56a lampu kepala dan masa. Maka lampu jauh menyala. Bila posisi
sakelar dim dipindahkan untuk menghubungkan 56 dan 56b maka arus dari terminal 56
sakelar dim akan diteruskan ke 56b lampu kepala dan masa. Sehingga lampu kepala
menyala jarak dekat.
Bila ingin memberi tambahan dengan Hight Beam Indicator light (indikator
lampu jauh) dapat dipasangkan pada terminal 56a sakelar dim, indicator lampu jauh
dan masa. Dengan demikian bila lampu jauh menyala maka High beam indikator light
ikut menyala. Lampu ini berfungsi memberi peringatan pada pengemudi bahwa lampu
jauh menyala. Gunanya ketika berpapasan dengan kendaraan lain supaya segera dapat
memindahkan ke nyala lampu dekat sehingga tidak menyilaukan.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
2). Rangkaian Lampu Kepala Dengan Relei.
Gambar 14 Rangkaian Lampu Kepala dengan Relei.
Cara Kerja.
13
Bila sakelar lampu ditarik satu kali terminal 30 akan berhubungan dengan 58
bagian atas dan 58 bagian bawah. 58 bagian atas akan meneruskan arus dari terminal
30 ke lampu kota. Sedangkan 58 bagian bawah meneruskan arus dari terminal 30 ke
lampu belakang.
Bila sakelar ditarik dua kali maka terminal 30 akan berhubungan dengan terminal 58
bagian bawah dan 56. Terminal 58 meneruskan arus ke lampu belakang. Sedangkan
dari terminal 56 diteruskan ke terminal 56 sakelar dim. Jika posisi sakelar dim sedang
menghubungkan terminal 56 dan 56a maka arus dari terminal56 diteruskan ke 56a.,
terminal 85 relei lampu jauh, kumparan pengendali relei, terminal 86 dan masa. Karena
dialiri arus maka kumparan pengendali relei menjadi magnet dan menarik platina
(kontak pemutus) sehingga berhubungan. Akibatnya arus dari batere dapat mengalir
langsung ke terminal 30 relei, kontak pemutus, terminal 87 dan lampu jauh,sehingga
lampu jauh dapat menyala.
Bila posisi sakelar dim menghubungkan terminal 56 dan 56b maka arus dari terminal
56 diteruskan ke 56b, terminal 85 relei lampu dekat, kumparan pengendali, terminal 86
dan masa.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
14
Karena dialiri arus maka kumparan pengendali relei menjadi magnet dan menarik
kontak pemutus sehingga berhubungan. Akibatnya arus dari batere dapat langsung
mengalir ke terminal 30 reley, terminal 87, terminal 56b lampu kepala (jarak dekat)
dan masa. Maka lampu dekat menyala.
3) Rangkaian lampu kepala dengan sakelar kombinasi pengendali masa.
Gambar 15 Rangkaian Lampu Kepala dengan Saklar Pengendali Masa.
Yang dimaksud pengendali masa adalah sakelar bekerja memutus dan
menghubungkan masa (negatif). Dewasa ini banyak digunakan rangkaian lampu
kepala dengan sakelar pengendali masa.
Cara kerja.
Bila sakelar diputar satu kali maka terminal lampuTL akan berhubungan
dengan masa. Akibatnya arus dari batere akan mengalir melalui Fusible Link, Fuse, TB,
kumparan reley pengendali, terminal TS sakelar lampu TL dan masa. Karena dialiri
arus maka kumaran reley menjadi magnet dan menarik kontak pemutus untuk
berhubungan. Akibatnya arus juga bisa mengalir dari TB, kontak pemutus, TL dan
lampu kota (Tail Light) dan masa. Maka lampu kota dapat menyala.
Bila sakelar ditarik dua kali maka terminal sakelar lampu HL akan
berhubungan dengan masa. sementara itu TL juga masih tetap berhubungan dengan
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
15
masa. Maka arus dari batere dapat mengalir pada kedua kumparan reley, sakelar lampu
dan masa. Kedua kumparan reley menjadi magnet dan menarik kedua kontak pemutus
hingga berhubungan. Dari kontak pemutus satu (kiri) arus diteruskan ke lampu kota
dan masa. Maka lampu kota dapat menyala. Sedangkan dari kontak pemutus kedua
(kanan) arus diteruskan ke lampu kepala. Lampu kepala akan menyala jarak dekat atau
jauh tergantung posisi sakelar dim.
Bila sakelar dim menghubungkan terminal Low dan masa maka lampu dekat menyala.
Bila sakelar dim menghbungkan terminal Hi dengan masa maka lampu jauh menyala.
4). Rangkaian Lampu Tanda Belok
Untuk rangkaian lampu tanda belok di informasikan dua model yakni model
Jepang dan Model Eropa. Karena terdapat perbedaan yang menyolok yakni pada
model Flsher (pengedip lampu) yamg digunakan. Model Jepang menggunakan kode
huruf sedangkan model Eropa menggunakan kode angka. Untuk F lasher lampu tanda
belok model Jepang terminal Flashernya diberi kode L dan X (B).
a. Tanda X/B adalah terminal yang harus dirangkai ke sunber arus melalui
kunci kontak.
b. Tanda L artinya lamp adalah terminal yang harus dihubungkan ke sakelar
lampu tanda belok guna mengirim arus ke lampu.
Gambar 16 Rangkaian Lampu Tanda Belok Model Jepang.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Komponennya terdiri dari :
1. Batere
2. Kunci Kontak.
3. Sekering.
4. Flasher (pengedip).
5. Sakelar lampu tanda belok (Turn Signal Switch).
6. Lampu tanda belok dan lampu pilot tanda belok.
Cara Kerja.
16
Bila kunci kontak ON dan sakelar lampu tanda belok diposisikan ke kanan (R),
maka arus dari batere akan mengalir ke kunci kontak, sekering (fuse), terminal X,
Flasher, terminal L, sakelar lampu tanda belok, terminal R, lampu tanda belok dan
lampu pilot tanda belok bagian kanan dan masa. Maka lampu tanda belok dan lampu
pilot tanda belok sebelah kanan menyala. Nyala lampu bisa kedap kedip dengan
frekwensi 90 kali per menit karena adanya Flasher.
Demikian pula bila diposisikan ke kiri (L) maka lampu tanda belok dan lampu pilot
tanda belok sebelah kiri akan menyala.
Gambar 17 Rangkaian Lampu Tanda Belok Model Eropa.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
17
Lampu tanda belok model Eropa Flashernya menggunakan kode angka : 49,
49a dan C atau Rp. Bahkan ada yang ditambah dengan 31.
a. 49 merupakan kode sumber arus yang harus dirangkai lewat kunci kontak.
b. 49a adalah kode terminal yang harus dihubungkan dengan sakelar lampu
tanda belok.
c. C/Rp adalah kode terminal lampu pilot (lampu indicator).
d. 31 adalah kode masa (negatif).
Terminal inti yang harus ada adalah 49 dan 49a. Sedangkan dua terminal yang lain
tidak semua flasher menggunakan.
Cara Kerja :
Bila sakelar diposisikan ke R atau L dan konci kontak ON maka arus dari batere dapat
mengalir ke kunci kontak, sekering, terminal 49, Flasher, terminal 49a sakelar lampu
tanda belok, lampu-lampu dan masa..Sebagian mengalir ke C/Rp, lampu pilot dan
masa. Maka lampu- lampu hidup dan berkedip karena Flasher. Pada posisi R yang
menyala lampu sebelah kanan dan pada posisi L yang menyala sebelah kiri.
5) Rangkaian lampu Hazard.
Flasher
L X
+
Gambar 18 Rangkaian Lampu Hazard.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
18
Antara lampu tanda belok dan Hazard hanya terdapat sedikit perbedaan yakni
pada sakelarnya. Bila sakelar lampu tanda belok dapat diposisikan untuk menyalakan
lampu sebelah kanan atau sebelah kiri maka sakelar lampu hazard menyalakan keduda-
duanya. Baik lampu sebelah kanan maupun sebelah kiri menyala berkedip bersama-
sama. Fungsinya untuk memberi isyarat bahwa mobil dalam keadaan darurat.
Cara kerja selengkapnya adalah : bila sakelar hazard diposisikan ON maka arus
dari batere akan mengalir ke kunci kontak, sekering, flasher, sakelar hazard, keempat
lampu tanda belok dan lampu- lampu pilot kemudian masa. Maka keempat lampu tanda
belok dan lampu-lampu pilot menyala berkedip bersama.
6). Lampu lampu Rem.
Gambar 19 Rangkaian Lampu Rem.
Sistem Lampu Rem yang paling sederhana terdiri dari :
1. Baterai.
2. Fusible link.
3. Fuse
4. Kunci Kontak (untuk Hand Rem).
5. Sakelar lampu rem (Stop light switch).
6. Indicator lampu Brakes.
7. Sakelar lampu indicator (Brake warning test switch)’
8. Rem parker/rem tangan/hand rem.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cara Kerja.
19
Bila pedal rem diinjak maka stop light switch akan berhubungan. Arus dari
batere dapat mengalir ke Fusible link, fuse Stop, Stop light switch lampu stop/lampu
rem dan masa. Maka lampu rem menyala.
Bila hand rem pada posisi ditarik sedangkan kunci kontak ON maka arus akan
mengalilir dari batere ke fusible link, kunci kontak, fuse (heater), indicator lampu
brakes, brake warning test switch dan masa. Maka indicator lampu brakes menyala.
Lampu ini berguna untuk memberi peringatan pada pengemudi bahwa hand rem masih
bekerja supaya dinetralkan lebih dahulu sebelum mobil berjalan.
7). Lampu mundur.
Rangkaian Lampu Mundur Alarm
Saklar
Kunci Kontak
Fuse
Gambar 20 Rangkaian Lampu Mundur.
Berfungsi untuk memberi isyarat bahwa mobil akan berja lan mundur. Komponennya
terdiri dari :
1. Batere. 4. Sakelar lampu mundur
2. Kunci kontak. 5. Pilot suara (alarm).
3. Fuse/sekering. 6. Lampu mundur
Cara Kerja.
Sakelar lampu mundur terpasang pada transmisi. Sakelar akan berhubungan
bila transmisi diposisikan pada gigi mundur. Bila transmisi dioperasikan pada posisi
mundur dan kunci kontak ON maka arus dari batere akan mengalir ke kunci kontak,
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
20
sekering, sakelar mundur, lampu mundur beserta pilot suara dan masa. Maka lampu
mundur menyala dan pilot suara berbunyi.
8). Klakson/Horn (Gambar 21).
Gambar 21 Rangkaian K lakson
Pada rangkaian standar, klakson tidak boleh dirangkai melalui kunci kontak
karena arus yang mengalir besar. Disamping itu tombol harus dirangkai menjadi
pengendali masa. Umumnya tombol klakson terletak pada kemudi dan sudah
dikonstruksi untuk memutus dan menghubungkan masa. Rata- rata mobil memiliki dua
klakson yang dirangkai secara parallel.
Cara Kerja :
Bila tombol ditekan maka arus dari batere akan mengalir ke terminal 85,
kumparan reley, terminal 86, tombol dan masa.. Karena dialiri arus maka kumparan
menjadi magnet dan menarik kontak pemutus hingga berhubungan. Selanjutnya arus
dari batere dapat juga mengalir ke sekering, terminal 30, terminal 87, klakson dan
masa. Maka klakson akan berbunyi.
Usai pembelajaran teori guru mempersiapkan kegiatan praktek. Diantaranya
memberi lembar kerja/job sheet, membagi materi pekerjaan, memberi pengarahan dan
membagi siswa dalam kelpmpok-kelompok kerja.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Dokumen pembelajaran teori sebagai pe rsiapan.
Gambar 22 Persiapan Seting Layar LCD
Gambar 23 Pelaksanaan Pembelajaran Teori
21
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Gambar 24 Tanya Jawab
Gambar 25 Tanya Jawab ( Dengan siswa yang berbeda).
22
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
b. Tahap Pelaksanaan.
23
Dalam pelaksanaan kegiatan praktek, siswa bekerja sesuai dengan urutan pembagian
pekerjaan dan kelompok yang telah ditentukan. Adapun pembagiannya adalah sebagai
berikut :
Tabel 7 Pembagian Kelompok dan Pekerjaan Praktek
N A M A P E K E R J A A N
KELOMPOK YANG MENGERJAKAN
1
2
3
4
5
6
7
8
A
F
E
D
C
B
B
C
A
E
D
F
C
B
A
F
E
D
D
C
B
A
F
E
E
D
C
B
F
A
F
E
D
B
A
C
A
F
E
D
C
B
A
F
E
D
C
B
Keterengan:
1). Siswa dibagi dalam 6 kelompok kerja yakni A, B, C, D, E dan F.
2). Pekerjaan sitem penerangan 1 menggunakan media mobil K ijang.
3). Pekerjaan sistem penerangan 2 menggunakan Trainer.
4) Pekerjaan sistem penerangan 3 menggunakan mobil Daihatsu Charade.
5) Urutan yang diperlihatkan dalam table menunjukkan setelah praktek sistem
penerangan 1 maka minggu berikutnya akan mengerjakan sistem
penerangan 2 dan mimggu ber ikutnya lagi akan mengerjakan sistem
penerangan 3. Dengan demikian pe laksanaan siklus 1, 2 dan 3 sistem
penerangan selalu dikerjakan secara berurutan oleh semua kelompok.
P en
er
a
ng a
n 1
Wip
er
A u
dio
Pe n
g
ap
ian
S ta
rt er
Pen
gis
i an
P en
er
a
ng a
n 2
P en
er
a
ng a
n 3
P
ra
kte
k K
e
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
24
Pelaksanaan kegiatan praktek siklus 1 menggunakan mobil K ijang. Pick Up.
Kegiatan dilakukan secara kelompok terlebih dahulu. Baru apabila kegiatan kelompok
selesai dan waktunya masih memungkinkan dapat dilanjutkan dengan kegiatan
perorangan. Disamping diberi pengarahan lebih dahulu oleh guru, pelaksanaan
kegiatan juga dipandu oleh lembar kerja (job sheet) yang telah disediakan.
Kegiatan dimulai dengan melakukan langkah-langkah identifikasi. Langkah
identifikasi meliputi : identifikasi lampu, klakson dan semua sakelar termasuk kunci
kontak,sekering dan reley (bila ada). Langkah ini sangat diperlukan untuk dapat
mengetahui letak/posisi setiap terminal dan warna kabel. Alat yang digunakan adalah
Ohm meter atau jika memungkinkan dilihat (secara visual). Pelaksanaannya boleh
dimulai darimana saja yang dianggap mudah oleh siswa.Artinya tidak harus dilakukan
secara urut menurut urutan system rangkaian yang diterangkan dalam teori.
Setelah semua terminal kabel tiap sistem ditemukan dan telah diketahui posisi
maupun cara pengoperasiannya maka kegiatan baru boleh dilanjutkan dengan
merangkai. Sama dengan langkah identifikasi, merangkai juga boleh dilaksanakan dari
yang paling dianggap mudah. Atau dirangkai berdasarkan identifikasi tiap sistem yang
bisa diselesaikan. Misalnya identifikasi bisa menylesaikan untuk komponen lampu
mundur. Maka system lampu mundur boleh dirangkai dengan sepengetahuan guru.
Pekerjaan merangkai dianjurkan untuk dimulai secara urut sebagai upaya
meminimalisir resiko shorted (insiden yang membahayakan). Merangkai dimulai dari
positif batere keterminal-terminal menurut siklus jalannya arus dalam sebuah sistem
rangkaian. Bila tidak hafal diperbolehkan membuka catatan. Negatif batere menjadi
bagian akhir dari merangkai. Dan sebelum dirangkai perlu diperiksa dari ke,ungkinan
adanya shorted dengan cara digores-goreskan labih dahulu sebelum dipasang dan
dalam keadaan saklar OFF
Langkah yang memberi kebebasan bagi siswa untuk melakukan pekerjaan dari
yang dianggap paling mudah dinaksud untuk dapat mengetahui kemampuan maksimal
yang daat dilakukan oleh siswa. Dalam kurun waktu 6 jam pelajaran yang disediakan
ada berapa sistem yang dapat diselesaikan.
Cli
ck t
o b
uy N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck t
o b
uy N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Gambar 26 Pengarahan Siklus 1
Gambar 27 Pelaksanaan Siklus 1
25
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
c. Observasi (Pengamatan).
26
Selama kegiatan berlangsung , guru melakukan pengamatan. Pengamatan
dilakukan mula i dari keaktifan siswa, pe laksanaan proses identifikasi komponen
sampai pelaksanaan merangkai tiap sistem. Sesekali guru memberi motivasi,
melakukan tutorial (bimbingan kelompok) dan wawancara. Wawancara dilakukan
terutama untuk memperoleh input dari siswa misalnya mengenai :
1). Kesulitan yang dihadapi.
2). Kelengkapan sarana/alat praktek.
3) Berfungsi dan tidaknya sarana.
4) Perkiraan hasil yang akan dicapai.
5) Kesam dan minat siswa terhadap media yang dipakai dan sebagainya..
Dokumen observasi akan difokuskan pada pengukuran kemampuan siswa dalam
menyelesaikan kegiatan. Dengan catatan semua sarana berfungsi normal. Guru
menyiapkan lembar observasi yang sekaligus dapat berfungsi sebagai evaluasi. Standar
keberhasilan diukur berdasarkan waktu untuk menyelesaikan tiap sistem serta
berfungsi dan t idaknya rangkaian. Praktek merangkai dinyatakan selesai dan berhasil
bila rangkaian dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Bila terjadi trouble misalnya
dengan disfungsinya sebagian komponen sehingga kegiatan praktek tidak bisa
berlangsung, maka akan diadakan perpanjangan atau penggantian waktu.
Teknik observasi yang digunakan adalah observasi part isipasi dan observasi
sistematis/berkerangka. Observasi partisipasi maksudnya adalah guru sebagai
pengamat/observer terlibat langsung secara aktif dalam obyek yang diteliti yakni
kegiatan bela jar praktek siswa dalam merangkai sistem penerangan mobil (kelistrikan
body).
Sedangkan observasi sistematis/berkerangka karena kerangka penelitian telah
ditentukan lebih dahulu khususnya faktor faktor yang akan diteliti. Faktor-faktor yang
menjadi penentu dalam keberhasilan proses merangkai ialah :
1). Kebenaran rangkaian.
2). Waktu yang dipergunakan untuk merangkai.
3). Berfungsinya/dapat beroperasinya sistem rangkaian
Untuk bisa melakukan pengamatan yang meliputi ketiga faktor diatas maka guru lebih
dahulu menyiapkan lembar observasi.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 8 Lembar Observasi Identifikasi Komponen. Kelompok: semua
kelompok
Keterangan
27
NO Pekerjaan Selesai (v) Belum selesai (x)
1 Identifikasi Sakelar
a Memeriksa sakelar Lampu Kota
b. Memeriksa sakelar Lampu Kepala
c. Memeriksa sakelar Dim
d. Memeriksa sakelar Blits/Flash
e Memeriksa sakelar Lampu Tanda Belok
f. Memeriksa sakelar Lampu Hazard
g. Memeriksa sakelar Rem.
h. Memeriksa sakelar Lampu Mundur
i. Memeriksa Tombol K lakson/Horn
j. Memeriksa K unci Kontak
2 Identifikasi Lampu-lampu/beban
a. Memeriksa Lampu Kota
b. Memeriksa L. Belakang dan L. Nomor
c. Memeriksa Lampu Kepala.
d. Memeriksa Lampu Tanda Belok
e. Memeriksa Lampur Rem
f. Memeriksa Lampu Mundur
g. Memeriksa K lakson/Horn
3 Merangkai sistem penerangan & klakson
a. Lampu kota
b. Lampu Kepala tanpa reley
c. Lampu Kepala dengan reley
d. Lampu Tanda Belok dan Hazard
e Lampu Rem.
f Lampu Mundur
g Klakson/Horn.
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
X
X
X
X
X
X
X
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 9 Rekap Lembar Observasi Urutan Kerja
28
Diselesaikan (v)/Belum dapat
NO Pekerjaan diselesaikan (x) oleh kelompok A B C D E F
1 Identifikasi Sakelar
a Memeriksa sakelar Lampu Kota
b. Memeriksa sakelar Lampu Kepala
c. Memeriksa sakelar Dim
d. Memeriksa sakelar Blits/Flash
e. Memeriksa sakelar Lampu Tanda
Belok
f. Memeriksa sakelar Lampu Hazard
g. Memeriksa sakelar Rem.
h. Memeriksa sakelar Lampu Mundur
i. Memeriksa Tombol Klakson/Horn
j. Memeriksa Kunci Kontak
2 Identifikasi Lampu-lampu/beban
a. Memeriksa Lampu Kota
b. Memeriksa L. Belakang dan L. Nomor
c. Memeriksa Lampu Kepala.
d. Memeriksa Lampu Tanda Belok
e. Memeriksa Lampur Rem
f. Memeriksa Lampu Mundur
g. Memeriksa K lakson/Horn
3 Merangkai sistem penerangan & klakson
a. Lampu kota
b. Lampu Kepala tanpa reley
c. Lampu Kepala dengan reley
d. Lampu Tanda Belok dan Hazard
e Lampu Rem.
f Lampu Mundur
g Klakson/Horn.
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
x
x
x
x
x
x
x
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
x
x
x
x
x
x
x
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
x
x
x
x
x
x
x
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
x
x
x
x
x
x
x
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
x
x
x
x
x
x
x
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
x
x
x
x
x
x
x
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 10 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : Semua Kelompok
29
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu Kete-
O yang
Dirangkai
Maksi-
mal
Per-
olehan
Bobot
X
Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
-
-
-
-
-
-
-
-
30
60
80
30
20
20
30
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). N ilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). N ilai 80 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6) Nilai 70 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7) Niali 60 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8) Kurang dari 60 Kurang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
Be l
u m
ad a y
a
ng
b
i
sa d
ise
l esa
ik an
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
d. Refleksi.
30
Refleksi dilakukan untuk menampilkan data dalam penelitian. Data dalam
penelitian dapat dipakai sebagai bahan untuk memperoleh gambaran tentang obyek
penelitian. Dalam refleksi s iklus satu ini ditampilkan hasil observasi, angket dan
wawancara.
1). Tabel Hasil Observasi siklus satu.
Tabel 11 Kriteria Hasil Observasi Siklus 1.
KETERANGAN
N
O
1
2
3
4
5
6
KELOMPOK
A
B
C
D
E
F
NILAI
-
-
-
-
-
-
WAKTU
(menit)
270
270
270
270
270
270
NILAI
-
-
-
-
-
-
WAKTU
-
-
-
-
-
-
Keterangan:
Pada siklus satu belum ada kelompok yang berhasil menyelesaikan pekerjaaan
merangkai. Pekerjaan yang bisa dilakukan baru dalam taraf identifikasi. Maka belum
dilakukan penilaian.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
2) Tabel 12 Hasil Angket Siklus 1.
31
No.Butir Faktor Jumlah jawaban Prosentase(%) Jawaban
pertanyaan
1
2
3
yang
diteliti
A
3
1
25
B
27
33
3
C
5
1
5
D
-
-
2
A
8,5
2,6
71
B
77
94
8,6
C
14
2,8
14
D
-
-
5,7
4
5
16
15
2
16
17
4
-
-
45,6 5,7 48,5
43 45,6 11,4
-
-
6 9 14 2 12 25,6 40 5,7 34,2
7
8
-
6
26
14
8
15
1
-
-
17
74
40
23
43
2,8
-
9 1 31 1 2 2,8 88,3 2,8 5,7
10 1 33 1 - 2,8 94 2,8 -
11 Mobil 8 19 8 - 22,8 54 22,8 -
12 mudah 15 19 1 43 54,5 2,8
13 Lebih
memilih
- 1 33 1 - 2,8 94 2,8
14 mobil 1 4 30 - 2,8 11,4 85,5 -
15 - - 17 18 - - 48,5 51,3
16
17
-
-
-
-
20
18
15
17-
2,8
-
-
-
57 42,8
51,3 48,5
18 - - 13 22 - - 37 63
19
20
3) Wawancara.
-
-
-
-
12
19
23
16
-
-
-
-
34,2 65,5
54,5 45,6
Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa kesulitan dalam belajar
praktek merangkai sistem penerangan dan klakson menggunakan media mobil. Hal ini
juga tercermin dalam jawaban angket yang telah diisi oleh siswa diatas.Dari
wawancara dengan para guru kelistrikan otomotif, semua memberikan pendapat yang
sama bahwa praktek merangkai sistem penerangan dan klakson memang sulit aplagi
untuk siswa sebagai pemula.
M ot iva
si
P em
a
h am
an S
kil
l
/ke
mam
p
u an
pr a
kt ek
m er a
n
gka
i
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
32
Data siklus satu menyimpulkan bahwa siswa sulit merangkai sistem
penerangan dan klakson pada mobil. Persoalan ini akan ditindak lanjuti pada siklus dua
dengan menggunakan media yang berbeda yakni trainer. Apakan dengan trainer siswa
dapat merangkai lebih mudah atau sebaliknya.
2. Siklus dua.
Kegiatan pada siklus dua terdiri dari persiapan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi.
a. Persiapan.
Dalam tahap ini guru mempersiapkan perangkat pembela jaran terutama untuk
kegiatan belajar praktek seperti presensi, lembar kerja/job sheet, alat/bahan praktek
dan lain- lain. Teori penunjang sama dengan siklus satu. Guru tidak perlu mengulang
pembelajaran teori, melainkan langsung melakukan prsiapan untuk kegiatan praktek.
Berbeda dengan siklus satu, pada siklus dua ini alat/media yang digunakan adalah
trainer hasil karya rekayasa. Sebagaimana siklus satu guru memberi pengarahan
seperlunya agar pelaksanaan kegiatan menjadi kondusif. Petunjuk/pengarahan sangat
diperlukan karena sebagai pemula siswa terlihat masih sangat asing dengan media
yang akan dihadapi.
Gambar 28 Pengarahan Siklus 2
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Gb.29 Guru Memberi Penjelasan pada Siklus 2 untuk Kelompok yang
Berbeda.
b. Pelaksanaan.
33
Paska diberi pengarahan oleh guru, siswa melaksanakan kegiatan belajar
praktek berdasarkan urutan pembagian kelompok dan pekerjaan yang telah ditetapkan
( lihat tabel pembagian kelompok dan pekerjaan pada siklus satu)’.Dari tabel dapat
diketahui bahwa kelompok yang akan melaksanakan kegiatan praktek menggunakan
trainer (Penerangan 2) pada siklus dua adalah kelompok yang telah selesai
melaksanakan kegiatan pada siklus satu (Penerangan 1)..
Adapun pelaksanaannya sama dengan pada siklus satu, prosedur kegiatan
dimulai dengan bekerja secara kelompok lebih dahulu. Baru apabila kegiatan
kelompok selesai dan waktunya masih memungkinkan dapat dilanjutkan dengan
kegiatan perorangan. Disamping telah diberi pengarahan oleh guru, pelaksanaan
kegiatan juga dipandu oleh lembar kerja (job sheet) yang telah disediakan.
Kegiatan dimulai dengan melakukan langkah-langkah identifikasi. Langkah
identifikasi meliputi : identifikasi lampu, klakson dan semua sakelar termasuk kunci
kontak, sekering dan reley. Langkah ini sangat diperlukan untuk dapat mengetahui
letak/posisi setiap terminal Alat yang digunakan adalah Ohm meter atau dilihat (secara
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
34
visual). Pelaksanaannya boleh dimulai darimana saja yang dianggap mudah oleh siswa.
Artinya tidak harus dilakukan secara urut menurut urutan sstem rangkaian yang
diterangkan dalam teori.
Setelah semua terminal kabel maupu sakelar diketahui posisinya serta cara
pengoperasiannya maka kegiatan baru boleh dilanjutkan dengan merangkai. Sama
dengan langkah identifikasi, merangkai juga bo leh dilaksanakan dari yang paling
dianggap mudah. Atau dirangkai berdasarkan identifikasi tiap sistem yang bisa
diselesaikan. Misalnya identifikasi bisa menylesaikan untuk komponen lampu rem.
maka sistem lampu rem dapat dirangkai lebih dahulu dengan sepengetahuan guru.
Pekerjaan merangkai dianjurkan untuk dimuali secara urut menurut urutan
mengalirnya arus sebagai upaya meminimalisir resiko shorted (insiden yang
membahayakan). Merangkai dimulai dari positif batere keterminal-terminal menurut
siklus jalannya arus dalam sebuah sistem rangkaian. Bila tidak hafal diperbolehkan
membuka catatan. Negatif batere menjadi bagian akhir dari merangkai. Dan sebelum
dirangkai perlu diperiksa dari kemungkinan adanya shorted dengan cara digores-
goreskan labih dahulu sebelum dipasang dan dalam keadaan sakelar maupun kunci
kontak OFF
Langkah yang memberi kebebasan bagi siswa untuk melakukan pekerjaan dari
yang dianggap paling mudah dinaksud untuk dapat mengetahui kemampuan maksimal
yang dapat dilakukan oleh siswa. Dalam kurun waktu 6 jam pelajaran yang disediakan
ada berapa sstem yang dapat diselesaikan.
Gb 30 Kegiatan Siklus 2
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
c). Observasi.
Gambar 31 Kegiatan Siklus 2.
35
Merangkai dan mengoperasikan tiap-tiap system dari rangkaian system penerangan
dan klakson.
c. Observasi
Selama proses pelaksanaan siklus dua berlangsung guru melakaukan
pengamatan (observasi). Prosedur maupun instrument data observasi pada siklus dua
tidak jauh berbeda dengan siklus satu, mengingat materinya juga sama. Perbedaannya
hanya terletak pada pemakaian media. Instrumen obsrrvasi terdiri dari lembar
observasi, dokumen angket ( dengan pertanyaan yang berbeda dari siklus satu) dan
wawancara. Lembar observasi menggunakan format yang sama dengan yang
digunakan pada siklus satu, karena prosedur pelaksanaan kegiatan dan lembar kerja
untuk s iswa juga sama. Dengan demikian data dari is ian lembar observasi pada siklus
satu dan siklus dua akan mudah untuk dibandingkan
Adapau lembar observasi yang dimaksud adalah :
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 13 Lembar Observasi Urutan Kerja. Kelompok: semua kelompok
Keterangan
36
NO Pekerjaan Selesai (v) Belum selesai (x)
1 Identifikasi Sakelar
a Memeriksa sakelar Lampu Kota
b. Memeriksa sakelar Lampu Kepala
c. Memeriksa sakelar Dim
d. Memeriksa sakelar Blits/Flash
e Memeriksa sakelar Lampu Tanda Belok
f. Memeriksa sakelar Lampu Hazard
g. Memeriksa sakelar Rem.
h. Memeriksa sakelar Lampu Mundur
i. Memeriksa Tombol K lakson/Horn
j. Memeriksa K unci Kontak
2 Identifikasi Lampu-lampu/beban
a. Memeriksa Lampu Kota
b. Memeriksa L. Belakang dan L. Nomor
c. Memeriksa Lampu Kepala.
d. Memeriksa Lampu Tanda Belok
e. Memeriksa Lampur Rem
f. Memeriksa Lampu Mundur
g. Memeriksa K lakson/Horn
3 Merangkai sistem penerangan & klakson
a. Lampu kota
b. Lampu Kepala tanpa reley
c. Lampu Kepala dengan reley
d. Lampu Tanda Belok dan Hazard
e Lampu Rem.
f Lampu Mundur
g Klakson/Horn.
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 14 Rekap Lembar Observasi Urutan
Kerja
Diselesaikan (v)/Belum
dapat
37
NO Pekerjaan
1 Identifikasi Sakelar
diselesaikan (x) oleh kelompok A B C D E F
a Memeriksa sakelar Lampu Kota
b. Memeriksa sakelar Lampu Kepala
c. Memeriksa sakelar Dim
d. Memeriksa sakelar Blits/Flash
e. Memeriksa sakelar Lampu Tanda
Belok
f. Memeriksa sakelar Lampu Hazard
g. Memeriksa sakelar Rem.
h. Memeriksa sakelar Lampu Mundur
i. Memeriksa Tombol Klakson/Horn
j. Memeriksa Kunci Kontak
2 Identifikasi Lampu-lampu/beban
a. Memeriksa Lampu Kota
b. Memeriksa L. Belakang dan L. Nomor
c. Memeriksa Lampu Kepala.
d. Memeriksa Lampu Tanda Belok
e. Memeriksa Lampur Rem
f. Memeriksa Lampu Mundur
g. Memeriksa Klakson/Horn
3 Merangkai sistem penerangan & klakson
a. Lampu kota
b. Lampu Kepala tanpa reley
c. Lampu Kepala dengan reley
d. Lampu Tanda Belok dan Hazard
e Lampu Rem.
f Lampu Mundur
g Klakson/Horn.
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 15 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : A
38
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu Kete-
O yang
Dirangkai
Maksi-
mal
Per-
olehan
Bobot
X
Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
9
8
10
10
10
10
10
18
24
10
10
10
10
92
30
60
80
30
20
20
30
270
5
20
30
15
10
5
15
100
Sangat
baik
dan
cepat
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). N ilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). N ilai 80 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). N ilai 70 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). N iali 60 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
9). Kurang dari 60 Kurang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 16 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : B
39
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu Kete-
O yang
Dirangkai
Maksi-
mal
Per-
olehan
Bobot
X
Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
20
9
9
10
10
9
10
20
27
9
10
10
9
95
30
60
80
30
20
20
30
270
5
10
10
5
5
5
5
45
Sangat
baik
dan
cepat
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). N ilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). N ilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). N ilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). N ilai 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 Kurang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaia
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 17 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : C
40
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu Kete-
O yang
Dirangkai
Maksi-
mal
Per-
olehan
Bobot
X
Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
9
8
10
10
10
9
10
18
24
10
10
10
9
91
30
60
80
30
20
20
30
270
5
15
20
20
5
5
10
80
Sangat
baik
dan
cepat
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). Nilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaia
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 18 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : D
41
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu Kete-
O yang
Dirangkai
Maksi-
mal
Per-
olehan
Bobot
X
Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
8
7
10
10
10
10
10
16
21
10
10
10
10
87
30
60
80
30
20
20
30
270
15
20
20
10
10
5
20
100
Baik
dan
cepat
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). N ilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). N ilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). N ilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). N iali 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 Kurang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaia
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 19 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : E
42
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu Kete-
O yang
Dirangkai
Maksi-
mal
Per-
olehan
Bobot
X
Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
20
9
7
10
10
10
10
20
27
7
10
10
10
94
30
60
80
30
20
20
30
270
5
10
10
15
5
5
10
60
Sangat
baik
dan
cepat
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). Nilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Niali 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaia
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 20 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : F
43
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu Kete-
O yang
Dirangkai
Maksi-
mal
Per-
olehan
Bobot
X
Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
8
8
8
10
9
8
10
16
24
8
10
9
8
85
30
60
80
30
20
20
30
270
10
20
30
20
10
10
15
125
Sangat
baik
dan
cepat
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). Nilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Niali 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaia
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
d. Refleksi.
44
Tahap refleksi pada siklus dua dilakukan untuk menampilkan data dalam
penelitian siklus dua. Data dalam penelitian siklus dua dapat dipakai sebagai bahan
untuk memperoleh gambaran tentang obyek penelitian pada siklus dua.. Sama dengan
siklus satu, refleksi pada siklus dua juga menampilkan data observasi, angket dan
wawancara.
Tabel 21 Hasil Observasi Siklus 2.
KETERANGAN
N
O
1
2
3
4
5
6
KELOMPOK
A
B
C
D
E
F
NILAI
92
95
91
87
94
85
WAKTU
100
45
80
100
60
125
NILAI
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Baik
WAKTU
Cepat
Cepat
Cepat
Cepat
Cepat
Cepat
Keterangan :
Pada siklus dua semua kelompok berhasil menyelesaikan rangkaian dengan kategori :
1). Sangat baik sejumlah 4 kelompok = 66 %.
2). Baik sejumlah 2 kelompok = 34 %.
3). Kategori waktu, 100 % kelompok berhasil merangkai dengan cepat.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 22 Hasil Angket Siklus 2.
45
No.Butir Indikator Jumlah jawaban Persentase(%) Jawaban pertanyaan penelitian A B C D A B C D
1 motivasi 18 15 2 - 51,3 43 5,7 -
2
3
Alasan
memakai
t rainer
20
20
14
13
1
2
-
-
57
57
40
37
2,8
5,7
-
-
4
5
motivasi 27
18
8
13
-
4
-
-
77
51
23
37
-
11
-
-
6 5 12 17 1 14,2 34 48,5 2,8
7 Alasan mema- kai trainer
22 13 - - 63 37 - -
8 23 12 - - 65,5 34 - -
9 4 30 1 - 11,4 85,5 2,8 -
10 4 29 1 1 11,4 82,65 2,8 2,8
11 16 18 1 - 45,6 51,3 2,8 -
12 - 31 4 - - 88,4 11,4 -
13 1 30 4 - 2,8 85,5 11,4 -
14 5 28 2 - 14,2 80 5,7 -
15 15 20 - - 43 57 - -
16
17
17
11
18
21
-
3
-
-
48,5 51,3
31,3 60
-
8,6
-
-
18
19
1
19
25
12
9
3
-
1
2,8 71,2 25,6
54 34,2 8,6
-
2,8
20
3). Wawancara.
23 12 - - 65,5 34,2 - -
Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa lebih mudah dalam
belajar praktek merangkai sistem penerangan dan klakson menggunakan media trainer.
Hal ini juga tercermin dalam jawaban angket yang telah diisi oleh siswa diatas. Dari
wawancara dengan para guru kelistrikan otomotif, semua juga sepakat bahwa praktek
merangkai sistem penerangan dan klakson menggunakan trainer lebih mudah
dilakukan oleh siswa sebagai pemula. Namun muncul permasalahan apakah trainer
juga dapat mempermudah dalam mempersiapkan siswa praktek di mobil? Maka
penelitian dilanjutkan pada siklus tiga.
skl
il l
Sk
li ll/ k
ema
m
pua
n
pr
a kte
k
A
las
a n
me m
a-
kai
tr a
ine
r
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
3. Siklus 3.
46
Pada siklus tiga kegiatan yang akan dilakukan adalah persiapan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi.
a. Persiapan.
Persiapan yang akan dilakukan pada siklus tiga terfokus pada persiapan
pembela jaran praktek. Pembelajaran teori telah terwakili dalam siklus satu. Teori yang
diberikan pada siklus satu mewakili pula untuk siklus dua dan siklus tiga. Dalam tahap
persiapan siklus t iga, guru menyiapkan perangkat pembelajaran seperti presensi, RPP,
Job sheet dan lain- lain. Media yang dipersiapkan untuk belajar praktek pada siklus tiga
adalah Daihatsu Chrade. Meski seangkatan dengan mobil Kijang Kotak yang dipakai
pada siklus satu namun konstruksi mobil sedan lebih rumit dibandingkan dengan mobil
niaga.
Guru memulai kegiatan persiapan dengan memberi petunjuk, pengarahan
maupun instruksi kerja seperlunya sehubungan dengan pemakaian media yang berbeda.
Gambar 32 Guru memberi Pengarahan pada Siklus 3.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
b. Pelaksanaan
47
Siswa bekerja atas dasar urutan dalam pembagian kelompok dan pekerjaan
yang telah ditentukan dalam siklus satu.Setelah mendapat bimbingan dan pengarahan
seperlunya maka kegiatan praktek dimula i. Mengingat media yang digunakan lebih
rumit dibanding dengan media pada siklus satu dan dua maka strategi /langkah-
langkah keamanan harus lebih diperhatikam.
Adapun prosedur pelaksanaan kegiatan dimula i dengan bekerja secara
kelompok lebih dahulu dengan panduan job sheet dan catatan. Baru apabila kegiatan
kelompok selesai dan waktunya masih memungkinkan dapat dilanjutkan dengan
kegiatan perorangan
Kegiatan dimulai dengan melakukan langkah-langkah identifikas i. Langkah
identifikasi meliputi : identifikasi lampu, klakson dan semua sakelar termasuk kunci
kontak, sekering dan reley. Langkah ini sangat diperlukan untuk dapat mengetahui
letak/posisi setiap terminal A lat yang digunakan adalah Ohm meter atau dilihat (secara
visual) bila memungkinkan. Pelaksanaannya boleh dimula i darimana saja yang
dianggap mudah oleh s iswa. Artinya tidak harus dilakukan secara urut menurut urutan
sstem rangkaian yang diterangkan dalam teori.
Setelah semua terminal kabel maupun sakelar diketahui posisinya serta cara
pengoperasiannya maka kegiatan baru boleh dilanjutkan dengan merangkai. Sama
dengan langkah identifikasi, merangkai juga boleh dilaksanakan dari yang paling
dianggap mudah. Atau dirangkai berdasarkan identifikasi t iap sistem yang bisa
dise lesaikan. Misalnya identifikasi bisa menylesaikan untuk komponen lampu kota
maka sistem lampu kota dapat dirangkai lebih dahulu dengan sepengetahuan guru.
Pekerjaan merangkai dianjurkan untuk dimuali secara urut menurut urutan
mengalirnya arus sebagai upaya meminimalisir resiko shorted (insiden yang
membahayakan). Merangkai dimulai dari positif batere keterminal-terminal menurut
siklus jalannya arus dalam sebuah sistem rangkaian. Dalam hal inil diperbolehkan
untuk membuka catatan. Negatif batere menjadi bagian akhir dari system yang
diramgkai. Dan sebelum dirangkai perlu diperiksa dari kemungkinan adanya shorted
dengan cara digores-goreskan labih dahulu sebelum dipasang dan dalam keadaan
sakelar maupun kunci kontak OFF
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
48
Langkah yang memberi kebebasan bagi siswa untuk melakukan pekerjaan dari
yang dianggap paling mudah dinaksud untuk dapat mengetahui kemampuan maksimal
yang dapat dilakukan oleh siswa. Dalam kurun waktu 6 jam pelajaran yang disediakan
ada berapa sstem yang dapat diselesaikan.
Gambar 33 Kegiatan Praktek Siklus 3
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan ketika proses pelaksanaan kegiatan sedang
berlangasung. Prosedur maupun instrument data observasi pada siklus tiga sama
dengan siklus satu dan siklus dua. Hal ini dikarenakan materi dan prosedur
pembelajarannya tetap sama.. Yang berbeda hanyalah penggunaan media pembelajaran
(media kegiatan praktek) Instrumen data obsrrvasi terdiri dari lembar observasi,
dokumen angket dan wawancara. Lembar observasi menggunakan format yang sama
dengan yang digunakan pada siklus satu maupun siklus dua, mengingat prosedur
pelaksanaan kegiatan praktek dan lembar kerja yang diberikan kepada siswa juga
sama. Dengan demikian data dari is ian lembar observasi pada siklus satu ,siklus dua
dan siklus tiga akan mudah untuk dideskripsikan , dianalisis dan diambil kesimpulan
sebagai hasil penelitian.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 23 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : A
49
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu (me nit) Kete- O yang
Dirangkai Maksi- mal
Per- olehan
Bobot X Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
8
10
-
8
-
-
10
8
20
-
8
-
-
10
46
270
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). Nilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 Kurang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
9). Waktu dicatat totalnya karena area praktek diluar bengkel kelistrikan.
Tot
al
w
a kt u
ya n
g
d
is e
di
aka
n
Tot
al
w
a kt
u ya n
g d i
pa ka
i
Kur
a ng
, s a
nga
t s
ulit
me
r
a ng
k
a i d
e
nga
n w
a kt
u la m
b
at
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 24 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : B
50
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu (me nit) Kete- O yang
Dirangkai Maksi- mal
Per- olehan
Bobot X Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
8
10
-
-
10
10
20
24
10
-
-
10
74
270
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). Nilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
Tot
al
w
a kt u
ya n
g
d
is e
di
aka
n
Tot
al
w
a kt
u ya n
g d i
pa ka
i
C
uku
p bai
k, c
u
k u
p m
u
d ah
d al a
m m
e ra n
g ka
i
de n
g
an
w ak
tu
yan
g
lam
bat
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 25 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : C
51
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu (me nit) Kete- O yang
Dirangkai Maksi- mal
Per- olehan
Bobot X Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
-
10
-
-
8
10
16
-
10
-
-
8
44
270
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). Nilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
T ot a
l w
ak
tu
y ang
d is
ed
iak
an
To
ta
l
w ak
t
u ya
ng
di pa
kai
Kur
a ng,
s an g
a t s
uli
t m
e
ran
gka
i d e
n
ga n
wa
kt
u l
a m
bat
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 26 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : D
52
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu (me nit) Kete-
O yang
Dirangkai
Maksi-
mal
Per-
olehan
Bobot
X
Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
7
10
-
-
8
8
20
21
10
-
-
10
69
270
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). Nilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
T o
t al w
ak
tu
y ang
d ise
d
iak
an
Tot
al w
a kt u
ya
ng di p
a kai
Se d
a ng
d
an
s uli
t d
ala
m m
e ran
g ka i
de n
g
an
wa
kt u l a
mba
t
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 27 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : E
53
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu (me nit) Kete-
O yang
Dirangkai
Maksi-
mal
Per-
olehan
Bobot
X
Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
8
10
10
10
10
8
20
30
10
10
78
270
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). Nilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
T o
t al w
ak
tu
y ang
d ise
d
iak
an
Tot
al w
a kt u
ya
ng di p
a kai
C
uk
u
p b
ai k d
an c u
k
up
m
uda
h d
al am
me
r an
g
kai d e
nga n
wa
ktu
ya ng
la m
b
a t
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Tabel 28 Lembar Observasi.
Nama Pekerjaan : Merangkai sistem penerangan dan klakson.
Kelas : XI OA
Kelompok : F
54
N Sistem Bobot Skor Skor N = Waktu (me nit) Kete-
O yang
Dirangkai
Maksi-
mal
Per-
olehan
Bobot
X
Skor
Maksi-
mal
Pema-
kaian
rangan
1 L. Kota
2 L. Kepala
tanpa relery
3 L. Kepala
dengan
reley
4 L.Tanda
belok dan
hazard
5 L. Rem
6 L. Mundur
7 Klakson
J u m l a h
Keterangan :
1
2
3
1
1
1
1
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
-
-
-
-
10
10
20
-
10
-
-
10
50
270
270
1). Pemakaian waktu maksimal 50 % dari yang tersedia = cepat.
2). Pemakaian waktu 51 % - 80 % dari yang tersedia = sedang.
3). Pemakaian waktu 81 % - 100 % dari yang tersedia = lambat.
4). Nilai 91 – 100 Sangat Baik dan sangat mudah menyelesaikan rangkaian.
5). Nilai 80 - 89 Baik dan mudah dalam menyelesaikan rangkaian.
6). Nilai 70 - 79 Cukup Baik dan cukup mudah dalam merangkai.
7). Nilai 60 - 69 Sedang dan sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
8). Kurang dari 60 K urang dan sangat sulit dalam menyelesaikan rangkaian.
T o
t al w
ak
tu
y ang
d ise
d
iak
an
Tot
al w
a kt u
ya
ng di p
a kai
K u
ra n
g dan
s a
ngat
s uli
t d
al a
m m
era
n
g kai
de ng
a n w
akt
u
ya n
g la
mb
at
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
d. Refleksi.
Tahap akhir dari kegiatan siklus tiga adalah merefleksikan data yang telah dibuat
dalam tahap pelaksanaan kegiatan. Refleksi data brasal dari dokumen
observasi,
angket dan wawancara. Dari dokumen observasi direfleksikan seperti dalam
table
berikut ini :
Tabel 29 Rekapitulasi Nilai.
KETERANGAN
55
N
O
1
2
3
4
5
6
KELOMPOK
A
B
C
D
E
F
NILAI
46
74
44
69
78
50
WAKTU
(menit)
270
270
270
270
270
270
NILAI
Kurang
Cukup
Kurang
Sedang
Cukup
Kurang
WAKTU
Lambat
Lambat
Lambat
Lambat
Lambat
Lambat
Keterangan :
Pada siklus tiga semua kelompok berhasil menyelesaikan sebagianrangkaian dengan
kategori :
1). Cukup baik sejumlah 2 kelompok = 33,3 %.
2). Sedang sejumlah1 kelompok = 16,7 %.
3). Kurang sejumlah 3 kelompok = 50 %
- Kategori waktu 100 % kelompok dapat merangkai dengan waktu yang lambat.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
2) Hasil angket siklus tiga (Tabel 30).
56
No.Butir Faktor Jumlah jawaban Persentase(%) Jawaban pertanyaan penelitian A B C D A B C D
1
2
Praktek 1 ada
kemajuan6
25
19
5
9
4
1
2,8 71,2 14,2 11,4
17 54 25,6 2,8
3
4
Mudah karena trainer
20
23
8
7
6
5
1
-
57 22,8 17
65,5 20 14,2
2,8
-
5 Mudah karena siklus 1
1 8 8 18 2,8 22,8 22,8 51,3
6 Siklus 3 lebih
1 17 17 - 2,8 48,5 48,5 -
7 menarik 1 8 24 2 2,8 22,8 68,4 5,7 8 Dahulukan
trainer 30 3 2 - 85,5 8,6 5,7 -
9
10
Mudah karena siklus 1
Perlu waktu
3
18
11
15
2
2
19
-
8,6 31,3 5,7
51,3 42,7 5,7
54
-
11 12
13
lama Keamanan
Mobil
7 2
18
16 3
10
8 9
5
4 21
2
20 45,6 22,8 11,4 5,7 8,6 25,6 60
51,3 28,5 14,2 5,7
14 lebih sulit
20 14 1 - 57 40 2,8 -
15
16
1
1
5
4
11
13
18
17
2,8 14,2 31,3 51,3
2,8 11,4 37 48,5
17
18
-
-
4
5
14
12
17
18
-
-
11,4 40 48,5
14,2 34,2 51,3
19 - 4 13 18 - 11,4 37 51
20
3) Wawancara.
- 8 8 19 - 22,8 22,8 54
Dari hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa siswa ada kemajuan
dalam belajar praktek merangkai sistem penerangan dan klakson menggunakan mobil
pada siklus t iga. Paling t idak ada dua sistem yang dapat dirangkai oleh ke lompok A
dan B Hal ini juga tercermin dalam jawaban angket yang telah diisi oleh siswa diatas.
Dari wawancara dengan para guru kelistr ikan otomotif, diperoleh jawaban bahwa bila
siswa dilatih dahulu menggunakan trainer akan lebih mudah ketika menghadapi benda
aslinya di mobil. Hal ini tidak hanya berlaku untuk kompetensi merangkai s istem
penerangan dan klakson. Tetapi bahkan berlaku juga untuk engine dan chasis.
K e
m
am
p
u an
m e
r an g
k ai
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
D. Analisis Data.
57
Untuk dapat mengambil kesimpulan dari hasil penelitian dilakukan analisis
data. Seluruh data kegiatan tiap siklus hakekatnya dapat dibagi menjadi tiga yakni :
1. Data observasi, yang merupakan data kuantitatif berupa skor penyelesaian
kegiatan praktek merangkai sistem penerangan dan klakson diberi kriteria.
2. Data angket yang merupakan data kualitatif diberi skor dengan persentase.
3. Data kesimpulan wawancara.
1. Data Observasi.
Dari tabel data observasi dapat diketahui perbandingannya sebagai berikut :
Tabel 31 Perbandingan Nilai Tiap Siklus.
NO KEL. Siklus
1
NILAI
Siklus
2
Siklus
3
Siklus
1
WAKTU
Siklus
2
Siklus
3
KET.
1
2
3
4
5
6
A
B
C
D
E
F
-
-
-
-
-
-
92
95
91
87
94
85
46
74
44
69
78
50
270
270
270
270
270
270
100
45
80
100
60
125
270
270
270
270
270
270
Jumlah - 544 361 1620 510 1620
Rata-rata
Keterangan.:
- 90,66 60,16 270 85 270
Dari tabel data diatas dapat diketahui bahwa pada siklus satu semua kelompok
terlihat sangat sulit untuk menyelesaikan kegiatan praktek merangkai sistem
penerangan dan klakson. Belum ada satupun kelompok yang dapat merangkai
meski hanya satu sistem..
Pada siklus 2 semua kelompok berhasil menyelesaikan pekerjaan merangkai
sistem penerangan dan klakson. Rata-rata nilai 90,66 dan rata-rata waktu 85 menit
Tabel siklus 3 menunjukkan semua kelompok dapat merangkai sebagian dari
rangkaian sistem penerangan dan klakson. Rata-rata nilai 60,16 Maka dibanding siklus
1 (sebelum pemakaian trainer ) terdapat kemajuan nilai msebesar 60,16.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
a. Angket Siklus 1.
Tabel 32 Analisis angket 1.
2. Data Angket.
58
NO No.Butir
soal
Faktor yang diteliti Jumlah
jawaban
n % Keterangan
1 1, 2, 3, 4, 5,
6
2 7, 8, 9, 10
3 11, 12
4 13, 14
Motivasi/minat
terhadap materi
sistem penerangan
Pemahaman teori
Kesan praktek
dengan media
mobil mudah dan
menyenangkan
Memilih mobil
dibanding media
lain
a 69
b 95
c 34
d 12
a 8
b 104
c 25
d 3
a 8
b 34
c 27
d 1
a 1
b 5
c 63
d 1
32,8 Sangat baik
45,2 Baik
16,3 Kurang
5,7 Sangat kurang
5,7 Sangat baik
74,3 Baik
17,8 Kurang
2,7 Sangat kurang
12,8 Sangat mendukung
48,5 Mendukung
38,5 Kurang mendukung
1,4 Tidak mendukung
1,4 Sangat mendukung
7,1 Mendukung
90 Kurang mendukung
1,4 Tidak mendukung
5 15, 16, 17,
18, 19, 20
Kemampuan
praktek merangkai
a -
b -
-
-
Sangat baik
Baik
c 99 47,1 Kurang
Keterangan :
d 111 52,8 Sangat kurang
1. Minat terhadap materi sistem penerangan menunjukkan amat baik. 2. Pemahaman terhadap teori baik. 3. Pernyataan praktek dengan mobil lebih mudah dan menyenangkan tidak
didukung, berarti sulit dan tidak menyenangkan. 4. Pernyataan media mobil lebih d ipilih tidak didukung berarti perlu media lain. 5. Kemampuan praktek merangkai pada mobil sangat kurang.
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m
Cli
ck to
bu
y N
OW
! P
D F
-XC
HA
NG
E
w w w
.d ocu
-tr
ac
k.c o
m