MENUJU KEBAHAGIAAN - gpurwayanti.files.wordpress.com fileselalu istiqomah pada jiwa yang ma’unnah....
Transcript of MENUJU KEBAHAGIAAN - gpurwayanti.files.wordpress.com fileselalu istiqomah pada jiwa yang ma’unnah....
MENUJU KEBAHAGIAAN
Disusun Oleh :
CONDRO ARIS WIDODO
Cahaya Kehidupan 2
DAFTAR ISI
Daftar Isi…………………………………………………… 2
Muqodimah………………………………………………… 3
Uraian Kata Pengantar……………………………………... 7
BAB I Hikmah Keberadaan Agama………………......... 11
BAB II Dua Kalimat Syahadat………………………….. 18
BAB III Mengoreksi Diri Dijalan Allah………………….. 23
BAB IV Amal Perbuatan Yang Baik……………………… 36
BAB V Mengatasi Kecemasan…………………………… 48
BAB VI Mengenai Cinta [Adam-Hawa]………………….. 59
BAB VII Keutamaan Bersahabat…………………………... 65
BAB VIII Keutamaan Bulan Romadhon Dan Puasa……… 71
PENUTUP………………………………………………….. 77
LAMPIRAN ( SYA’IR )…………………………………… 79
Cahaya Kehidupan 3
Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillahirobbil’alamin wasshalaatu wassalaamu ‘alaa
sayyidina wa maulana muhammadin sayyidina ambiya-I walmursaliin
wa ‘alaa aalihii wa ash habihi ajma’iin {ammaa ba’du}
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
: ”Dan tetaplah memberi peringatan karena sesungguhnya
peringatan itu berguna bagi orang-orang yang beriman.”
{ Q.S. Adz-Dzariyat ; }
ni adalah kitab ringkasan atas apa yang diperoleh penulis atas nasehat-
nasehat yang diperoleh dari Abbah Al-Ustadz Salamun Hakim SR, selaku
guru dari penulis dan Pembina Jam’iyyah Nurul Hikmah. Semoga dapat
bermanfa’at bagi penulis sendiri, dan kaum muslimin & muslimat, mu’minin &
mu’minat, semoga menjadi orang yang kuat pendiriannya dalam hati yang
selalu istiqomah pada jiwa yang ma’unnah. Kehati-hatian atas segala atas segala
macam bentuk perbuatan dari tipu daya syaithon adalah perlu sekali, untuk itu
sekiranya penulis menyusun sebuah buku dari perjalanan menuntut ilmu pada
Al-Ustadz Salamun Hakim SR.
Hal yang sangat penting adalah bagaimana kita agar selalu berpegang pada
Allah dan Rosul-Nya dari setiap ilmu dan pengamalannya.
I
Cahaya Kehidupan 4
Karena sesungguhnya ilmu dan amal dalam keikhasan hati akan mendatangkan
ridhlo Allah SWT yang merupakan jalan masuk menuju kebahagiaan abadi,
serta menyelamatkan dari lembah kesesatan dan siksa Api Neraka.
Perlu diketahui seperti yang di sabdakan Rosulullah saw bahwa amal tanpa ilmu
bak orang yang buta sedangkan ilmu tanpa amal bak orang lumpuh .
Untuk itulah dari segenap apa yang harus dilakukan adalah dengan ilmu dan
dari segenap yang didapat atas sesuatu pengetahuan adalah dengan
mengamalkannya…..
Maka dari itu haruslah kita gunakan kesempatan kita di dunia ini untuk
berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan / beribadah, untuk persiapan di
hari esok. Mu’adz bin jabal berkata :”Sebelum kedua telapak kaki seseorang
hamba melangkah, maka dia akan ditanya ttg 4 perkara :
1. Umurnya untuk apa dihabiskan.
2. Badannya untuk apa dirusakkan.
3. Ilmunya untuk apa dia perbuat.
4. Hartanya dari mana diusahakan dan untuk apa di belanjakan.
{Tanbiihul ghaafilin}
Cahaya Kehidupan 5
Dalam Kitab Durratun Nasihin ditegaskan bahwa orang yang celaka / sengsara
memiliki tanda / ciri al :
1. Melupakan dosa2 yang telah lalu sedang dosa2 itu dipelihara oleh Allah.
2. Menyebut-nyebut semua amalnya yang baik yang telah lalu , sedang dia
tidak tahu amalnya diterima ataukah ditolak.
3. melihat orang diatasnya dalam urusan dunia.
4. melihat orang dibawahnya dalam urusan beragama.
Allah ta’ala berfirman : “ Aku menghendaki dia , tapi dia tidak mengendaki
Aku , maka Aku tinggalkan dia”.
Bahkan diterangkan bahwa banyak jam selama satu hari satu malam itu ada 24
jam, maka manusia itu bernafas 180 kali dalam satu jam, jadi dalam satu hari
satu malam dia bernafas 4320 kali, nafas ditanya tentang 2 masalah sewaktu
keluar dan sewaktu masuk.pertanyaan itu adalah : “ Perbuatan apakah yang
kamu lakukan ketika nafas itu keluar dan masuk ? “ ---{ Raudhatul ‘Abidiina}.
Cahaya Kehidupan 6
Untuk itu sekiranya kitab ini dapat diambil hikmahnya sebagai sarana
ber-self instrpospection dalam beribadah guna melangkah mengarungi dunia
menuju masa yang akan datang yaitu akhirat. Maka penulis sangat
memperhatikan atas nasehat dari Al-Ustadz Salamun Hakim SR yang
mengatakan : “Sungguh suatu kejelekkan yang teramat sangat apabila seseorang
yang menyuruh orang lain untuk beribadah dengan menyebut hukum-
hukumnya sedang dia sendiri belum melaksanakannya…”
Penulis
Condro Aris Widodo
Cahaya Kehidupan 7
URAIAN KATA PENGANTAR
ungguh kutak mengerti dentingan waktu bergemuruh keringkan
suasana hati,semerbak daun tergores pedih terirama hilang
terpupus angin.
Cobaan demi cobaaan ku tempuh . Derita gulana tergelumpuk di
dalam hati, terpendam kelam dibawah sanubari. Kuhimpitkan rasa
hingga terpancar wajah penuh beda dengan jiwa, hingga arona jiwa
tertutup derai tawa, dan pancaran bathin tertelungkup raut muka.
Biarlah yang putih kelihatan hitam, yang terpenting adalah bagiamana
diriku sebagai pengemban amanat Illahi. Tetap rendah sampai terakar
bumi, walaupun sesungguhnya kuterangkat di angkasa, agar jiwa ini
jauh dari pesona jingga membara, atas dari bisik dan deraian syaithon.
Kuterlelap tapi terbuka mata , kuterbelakang walalu ku didepan,
terserah penilaian tiap insan padaku, tetapi yang terpenting dari apa
yang menjadi deraian langkahku adalah bagaimana saya sebagai
seorang hamba di mata Allah. Allah-lah yang mengetahui walau tiap
insan tersikapkan lain kepada diriku, biarlah terbentang isu-isu serta
S
Cahaya Kehidupan 8
prediksi kelabu asal hati ini khan tertanam tulus ikhlas menerima
Illahi.
Terlalu banyak jingga yang kelabu dalam setiap langkah
perjalananku. Susah sungguh dengan putih terlepas pencar yang kecil
ini mengoyakkan kejinggaan suasana. Kadang rasanya ku slalu sendiri
saja, biarlah tiada teman, tiada kawan, yang terpenting saudara
keempat dan bathin ini menjadi sahabat sekaligus teman atas kalimat-
kalimat sakti yang kusenandungkan dan kupanjatkan.
Kehitaman hati seorang kadang membuat hati ingin
muntah , mual, dan rasanya ingin menyingkir jauh-jauh dan jauh dari
padanya…………
Tapi kala kuturuti keinginanku untuk sendiri saja, kuberarti khan terus
membiarkan syaiton bertempik kegirangan serta membiarkan nafs
seseorang tersengal sedih atas kebuntuan cahaya. Tugasku membuat
dunia menjadi suatu Barokah atas kasih sayang Allah terhadap
hamba-Nya.
Cahaya Kehidupan 9
Kala kebohongan menjadi makanan yang mengasyikan
, kejujuran tertimpa duri , pahit rasa tertelan lidah. Kesemuanya
tertutup arona keremangan jiwa , karena kemewahan dan keindahan
dunia yang semu .
Dimana lagi hati manusia kini, kala kitab berbicara luas, kemana lagi
pikir tertuju kala hukum membentang, Bagaimana lagi jika
kesenangan dan keindahan terdapatkan disini ketika Allah slalu
memberi, siapa lagi yang khan tempatkan rasa bersandar dalam
kesusahan, dalam kelemahan yang teramat sangat sebagai makhluk,
ketika Allah memiliki sifat yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.
Bila orang berbicara, bila orang mendengar , bila orang berpikir, bila
orang murung & sedih, dan bila orang berjalan diatas bumi, adakah
yang sedikit berpandang pada Dzat Yang Maha Mengetahui, hingga
kemunafikan, kemunkaran, kebohongan, ketakaburan, serta sikap
tercela lainnya pupus tertelan rasa takut akan Adzab-Nya.
Hilang sudah banyak suasana, yang selalu terpancar cahaya putih
mengkristal kilau terpampang matahari, ketakutan sebagai seorang
hamba yang semakin kian zaman kian pupus…….
Cahaya Kehidupan 10
Tertawa dibalik ancaman, merajuk bisu tiada berarti,
bercanda dibalik teriris rasa nafs oleh suatu kebodohan akan hukum
yang ada.
Islam tertindih , ummat merintih, ulama bersedih…..mana wahai
warga bumi…terus merengguk nama tanpa tahu kemana & bagaimana
nama terpakaikan dan ditujukan.
Kapan islam mulai terterap sebagai agama dalam setiap jiwa
manusia….
Mengaku islam tanpa mengerti kapan dimulai islam dan dari mana
islam ia peroleh, tanpa mengerti bahwa ulama adalah ahli waris
Baginda Nabi SAW.
Hingga tak kenal ulama adalah pernyataan tak langsung bahwa dia
ingin jauh dari Nabi Muhammad SAW.
Cahaya Kehidupan 11
BAB I
HIKMAH KEBERADAAN AGAMA
Mengapa agama diperlukan?
a. adanya ketidak pastian (factor exsternal)
b. adanya ketidakberdayaan (factor internal)
c. adanya kelangkaan
* factor ketidak pastian / ketidak jelasan terhadap rahasia alam, ketidakberdayaan manusia, serta adayanya kelangkaan yang ada didunia.
danya agama diturunkan dimuka bumi adalah untuk
mengetahui antara ciptaan dan Penciptanya (Allah &
makhluk-Nya), untuk itu perlu kiranya manusia menyadari akan
kelemahan pada dirinya dan mengoreksi secara dalam kedudukan dan
tujuan kehidupan yang sedang dijalani didunia ini. Adanya langit dan
bumi beserta kejadian-kejadian yang ada kecuali untuk diambil
pelajaran, dari segala misteri dan teka-teki yang kerap muncul diluar
pengetahuan manusia, maka hal ini agama dibutuhkan, yaitu dengan
adanya kabar tentang kerahasiaan alam sebagai koreksi pada manusia
A
Cahaya Kehidupan 12
untuk tidak bersombong kepada Allah dan mau berserah diri kepada
Sang Pencipta (Allah aza wajalla).
:”Dan diantara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan makhluk yang melata yang
ditebarkan-Nya pada keduanya dan Dia Maha Kuasa
mengumpulkannya apabila dikehendaki-Nya”
Q.S. Asy-syura : 29
Dari ayat diatas jelaslah bahwa alam semesta ini tidak terbatas dimuka
bumi saja, tetapi diluar bumi, yaitu langit Allah yang sangat luas tiada
terkira yang terdiri dari planet-planet yang mana Allah juga
menciptakan makhluk didalamnya.
:” Apakah kamu tidak memperhatikan(penciptaan) Tuhanmu,
bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang ;
dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-
bayang itu, dan kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk
atas bayang-bayang itu ”.
Q.S Al-Furqon : 45
Cahaya Kehidupan 13
Sebagaiamana dalam firman Allah:” Tiada daya & kekuatan
bagi manusia kecuali hanya milik / kekuasaan Allah yang Maha
Agung”, maka tertuntutlah manusia untuk mengerti agama agar bisa
memperoleh keselamatan, kebahagiaan, dan keselarasan kehidupan
dengan lingkungan atas ketidak berdayaannya sebagai makhluk lemah
yang tidak bisa hidup sendiri (individual), karena Agama melingkupi
semua aspek hukum dari Allah sehingga kesemuanya yang
diharapkan manusia pada umumnya dapat tercapai, sebagai contoh
bahwa agama mengajarkan keselarasan hubungan antar manusia:
Q.S An-Nahl : 90 yang artinya al:
”Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat baik
serta menjamin anak kerabat dan melarang perbuatan keji, yang
mungkar, dan yang aniaya. Dia Allah memberikan pelajaran
kepadamu sekalian agar supaya kamu selalu ingat”.
:” Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”.
Q.S Al-Alaq : 1
Cahaya Kehidupan 14
Maka manusia dituntut untuk membaca & mempelajari
kekuasan Allah dan dirinya sendiri. Sehingga dengan adanya agama,
sesuatu yang tidak bisa ditelaah maupun bisa ditelaah oleh pikir akan
tampak nyata, jelas dan gamblang sehingga manusia tidak berada
dalam kegelapan serta kebodohan, karena hanya kepada Allah-lah
manusia itu berserah diri, dari segala fenomena yang acap kali terjadi,
apakah itu kesusahan atau kegembiraan, maka manusia itu sendiri
yang sebenarnya membutuhkan petunjuk-Nya.
Breaking point yang terjadi serta bentuk dan fungsi agama untuk
menanganinya.
reaking point adalah suatu gejolak jiwa yang tertekan oleh
karena suatu masalah berat. Sedang fungsi agama adalah
untuk penanganan breaking point.
Bentuk agama = pelaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala
larangan Allah.
Tidak meninggalkan sholat, menjauhi segala larangan, banyak
berdzikir, berpuasa, banyak membaca Al-quran(mengaji). itulah kunci
untuk penghilangan breaking point / streess, intinya segala masalah
B
Cahaya Kehidupan 15
akan menjadi mudah bila kita sandarkan kepada Allah dengan
mendekatkan diri kita kepada Sang Khaliq.
jika ini ditinggalkan maka bukan merupakan orang yang beriman, dan
itu akan memudahkan geraknya jiwa untuk tegang/ stress. Maka
fungsi agama dalam hal ini menguatkan iman kita dan
mempraktekkan dengan syarat rukun iman itu sendiri.
Maka dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang sehingga
breaking point itu tidak begitu menggoyahkan kejiwaan manusia,
sesuai firman Allah dalam
Q.S Ar-Rod : 28 yang artinya:
:” yaitu orang yang beriman, dan hati mereka akan aman tentram
dengan dzikir kepada Allah, ingatlah dengan dzikir kepada Allah itu,
maka hatimu akan merasa aman tentram’’
= Taqwa dan sabar adalah kunci menghadapi segala sesuatu disunia ini.=
Cahaya Kehidupan 16
Kemunduran Ummat
ebab –sebab tidak adanya keunggulan ummat muslim pada
masa ini (dalam bidang ekonomi & teknologi). Firman Allah
dalam Q.S Al-Ahzab : 72
:”Sesungguhnya kami telah tawarkan suatu amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka mereka enggan membawanya /
menerimanya dan takut menerimanya; kemudian diterima oleh
manusia. sungguh manusia itu amat aniaya lagi bodoh”.
-Amanat itu adalah kalimah taqwa / iman.-
Maka jelas bahwa kemunduran ummat islam adalah dikarenakan
ummat islam yang terlalu disibukkan dari tuntutan ilmu/teori dengan
teori tersebut diambil oleh golongan non muslim dan langsung
dipraktekkan oleh mereka, sebagaimana petunjuk Allah dalam Qur’an
surat Al-Baqarah :186 dijelaskan bahwa Allah menerima /
mengabulkan bagi ummat yang mau berusaha keras dengan cukup
ilmunya . Dan sayangnya ummat islam banyak yang tidak mau untuk
berusaha keras menelaah dari pengetahuan yang perlu dikembangkan
atas hukum islam itu sendiri (Al-Qur’an & As-Sunnah).
S
Cahaya Kehidupan 17
Ummat Islam cukup menerima dari hasil yang diusahakan, sesuai
yang di firmankan oleh Allah dalam Q.S ibrahiim : 7 yang artinya
: “ Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu mema’lumkan :”sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah(ni’mat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih”.
Cahaya Kehidupan 18
BAB II
DUA KALIMAT SYAHADAT
Hakekat syahadat
akekat dua kalimat syahadat merupakan tegakknya suatu
agama dengan mengucapkan serta melakukan kalimat itu,
karena jika tidak membaca syahadat berarti bukan seorang islam,
sedangkan ridho Allah hanya pada agama islam.
Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat : Ali -Imron 18 – 19 :
“ Allah telah menyatakan, bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia,
Dan telah menyatakan pula para mala-ikat dan orang-orang yang
berilmu; sedang Allah tetap menegakkan keadilan, serta tidak ada
Tuhan melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Sesungguhnya Agama disisi Allah, hanyalah islam, dan tidaklah para
ahli kitab itu berselisih, kecuali setelah mereka itu kedatangan/
mendapatkan ilmu pengetahuan, dan karena mereka itu saling dengki
mendengki. Barangsiapa yang mengkufuri ayat-ayat Allah, maka
sesungguhnya Allah itu maha cepat hisabNya”.
H
Cahaya Kehidupan 19
Dengan kalimat “Asyh-haduala ila ha-ilallah” maka didapat
pengertian bahwa adanya kesaksian bagi orang – orang yang mukallaf
(orang yang sudah baligh) semua yang menjadi kewajiban baginya
untuk mengetahui hak Allah ta’aalaa ; yaitu pengertian menetapkan
sifat-sifat ke-Tuhanan bagi Allah, serta menafikkannya/tidak
memberikan sifat-sifat ke-Tuhanan itu kepada selain Allah. Termasuk
dalam pengertian ke-Tuhanan adalah semua yang menjadi kewajiban
bagi orang yang mukallaf untuk mengetahui apa-apa yang wajib bagi
Allah dan apa-apa yang mustahil bagi Allah serta apa-apa yang jaiz /
mungkin bagiNya.
Karena sesungguhnya soal-soal ke-Tuhanan itu mengandung 2
pengertian al:
1. Allah ta’aalaa tidak menghajatkan kepada semua apa-apa selain
Allah;
2. semua apa-apa yang selain Allah berhajat kepada Allah ta’aalaa.
Maka disinilah pengertian kalimat Tauhid.Tiada yang dibutuhkan dari
semua apa-apa yang selain Allah kecuali hanya Allah ta’aalaa.
Cahaya Kehidupan 20
Sedang “wa-asyh-hadu-anna Muhammadurrosululloh”
merupakan persaksian atas adanya Nabi Muhammad SAW sebagai
utusan Allah yang harus dita’ati dan di contoh/diambil suri tauladan.
Karena bagaimananpun apabila kita ta’at pada Rosulullah SAW
berarti juga ta’at kepada Nabi-nabi sebelum Beliau (Nabi Muhammad
SAW), karena syari’at / ajaran beliau mengandung semua syari’at
mereka yang tidak akan berobah dengan sebab perubahan zaman.
Sebagaimana dalam Al-Quran surat An-Nisa : 69 ;
“ Barang siapa ta’at kepada Alah dan kepada Rosul, maka mereka itu
bersama dengan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, yakni
dari golongan para Nabi, Shidiqqin, syuhada, dan shaalikhin. Mereka
itulah teman-teman yang baik”.
Dampak/ Akibat Kalimat Syahadat
alimah syahadat merupakan kunci dari agama, sehingga
apabila seseorang telah melafadzkan dua kalimat ini, maka
dia telah mengikrarkan dirinya sebagai seorang yang muslim,
mengakui bahwa Allah adalah Tuhan Yang Esa dan Muhammad
adalah utusanNya, telah rela dirnya untuk menjalankan apa yang
K
Cahaya Kehidupan 21
diperintahkan dan menjauhi apa-apa yang dilarangNya serta ta’at pada
RosulNya demi terbentuknya keimanan yang kuat, sehingga dari hal
itu akan mendapat balasan oleh Allah.
Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Umar Jahny
Ra berkata :
: Telah datang seorang laki-laki dari Qudha’ah kepada Nabi SAW dan
bertanya :” ya Rosululloh, apakah engkau tahu sesungguhnya apabila
saya telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Engkau
utusan Allah, saya telah mengerjakan sholat lima waktu, sudah
mengerjakan puasa bulan romadhan, sudah mengerjakan sholat
malam dimalam bulan romadhon(tarawih), dan saya telah menunaikan
zakat, maka termasuk golongan siapakah saya?”
Nabi SAW menjawab kepadanya :”Barang siapa mati dan dia sudah
mengerjakan seperti itu semuanya, maka adalah dia termasuk
golongan para nabi, shiddiqin, para syuhada kelak dihari Qiyyamat
seperti ini- Rosululloh sambil menegakkan/mengacungkan jari -
selama orang itu tidak mendurhakai kedua orang tuanya”
karena orang yang mendurhakai dua orang tuanya itu jauh dari
rahmat(Allah).
Cahaya Kehidupan 22
Yang Membatalkan Syahadat
al yang dapat membatalkan syahadat adalah berpalingnya hati
dari berserah diri kepada Allah, yaitu berpaling dari perintah-
perintah Allah dan tidak adanya ketaatan kepada rosululloh SAW,
karena hal itu maka dia telah melanggar janji atas persaksiannya itu.
Sebagaimana dalam Al-Quran surat An-Anfaali ayat 27 :
:” Hai orang –orang yang telah beriman, janganlah kamu sekalian
menghiyanati semua amanat yang telah dibebankan kepadamu,
sedang kamu sekalian menyaksikan”.
H
Cahaya Kehidupan 23
BAB III
MENGOREKSI DIRI DIJALAN ALLAH
Memahami Tujuan Hidup
alam perjalanan ini, alangkah baiknya apabila kita mengerti,
kapankah dan bagaiamana harusnya sebuah langkah di
pijakkan dalam sebuah tempat yang baik dan benar.
Jalan banyak terbentang di setiap asa, tetapi dari segala aspek
kehidupan ini pastilah ada sebuah jalan yang benar-benar telah di
tunjukkan secara jelas, yaitu hukum Illahi.
Manusia yang utama adalah manusia yang mengerti bagaimana dan
siapa dirinya ini ....
Bagaimana manusia ini di ciptakan dan untuk apa manusia ini hidup
adalah untuk mengetahui kedudukan sesungguhnya atas dirinya
sendiri....
Bumi ini sangat kecil di bandingkan alam raya ini..........
Adakalanya manusia itu lupa untuk apa dan bagaimana tujuan
hidup…hingga banyak diantaranya terjerumus pada lembah hitam.
D
Cahaya Kehidupan 24
Sadar maupun tidak ,dirinya semakin kian terhempas jauh menuju kesesatan
……Banyak orang beragama tetapi tidak mengerti agama, tanpa disadari
,dirinya telah banyak menginjak-injak hukum Allah yang sebenarnya telah
secara gamblang diterangkan dalam Al-qur’an & Al-hadits dan teramat
pedihlah hukuman Allah terhadap orang yang demikian itu…..{wa Allahu
a’lam}
Banyak manusia itu takut mati tetapi kebanyakan orang banyak berbuat dosa,
sehingga dengan perjalanan hidupnya tanpa disadari untuk mendapatkan
keselamatan tetapi ternyata terjerumus ke lembah kesesatan.
Berlomba Dengan Waktu
erjalanan waktu ini tidaklah kita mengerti…kapan, bagaimana, dan
apa arah taqdir yang akan terjadi dan akan menimpa kita…sekarang
kita masih tersenyum, bercanda, tertawa dan masih bisa menghela nafas
dengan leluasa, tetapi mengertikah kita apa yang akan terjadi sejam
berikutnya, menit berikutnya, bahkan detik berikutnya…????akankah kita
masih bisa melihat alam dunia yang penuh tipu daya ini???dari hal ini dapat
disimpulkan bahwa semestinya kita mempersiapkan hal –hal pokok untuk
menimbulkan sifat siap mati, yaitu dengan beribadah sebanyak-banyaknya,
P
Cahaya Kehidupan 25
sedang kunci ibadah adalah ikhlas, ilmu dan amal….amal tanpa ilmu adalah
kebutaan,dan ilmu tanpa amal adalah kelumpuhan.
Peran Penting Ulama.
erugian yang teramat sangat apabila manusia itu jauh dari ulama’,
karena syafa’at rosul datang tidaklah turun langsung pada diri
kita,akan tetapi syafa’at rosululloh itu datang kepada kita adalah lewat jalur
ulama’{:”ulama ahli warits rosul…”�taqwa kepada Allah adalah taqwa
kepada rosul…--AL-AAYAAH.”}Maka pantas apabila ada pepatah:”dekat
ulama’ banyak pahala”, marilah kita memetik dari hadits nabi tentang
keutamaan dekat dengan ulama’:
1. :”Barang siapa duduk bersama ulama barang satu jam,maka pahalanya
dicatat seperti orang yang beribadah selama 1000 tahun”
2. :”Barang siapa datang kepada ulama’maka dihilangkan 1000
marabahaya daripadanya,kemudian duduk bersama[mendengar
petuah2-nya] adalah lebih utama dari sholat sunnah1000 roka’at,dan
saat ia beranjak daripada ulama[akan pulang]ia membawa 1000
rohmah/pengampunan…..”
3. :”Melihat ulama’ adalah ibadah”
K
Cahaya Kehidupan 26
4. Masih banyak lagi yang tak bisa di sebutkan satu-satu…
Bagaiamana sifat kita bisa kendalikan, jikalau masih ada nafsu
di balik hati, bagaimana nafsu dapat ditepis kalau ilmu tidak kita
kuasai, bagaimana kita memperoleh ilmu kalau ulama’ tidak kita
dekati........
Ulama’ adalah ahli warist rosul......hingga tak kenal ulama
merupakan pernyataan tidak inginnya pendekatan terhadap Sang
Maha Kuasa, yaitu Allah azza wajallah.......Ta’at kepada Allah adalah
ta’at kepada Rosul.....
Buku takkan pernah memberi syafa’at.........karena buku merupakan
faktor pendukung dari suatu pembelajaran atas seorang santri terhadap
Gurunya.....
Pada suatu riwayat ada yang mengisahkan bahwa suatu saat nanti di
Yaumul Hisab saat manusia di tuntut akan perbuatannya maka manusia
saling melempar tanggung jawab akan ibadah dan perbuatannya,
beruntunglah seorang santri / murid yang memiliki guru ulama karena
segala ibadah yang dilakukannya berbobot dan dapat dipertanggung
jawabkan oleh gurunya/ulama’,sedang yang tak memiliki guru/ibadahnya
Cahaya Kehidupan 27
tiada yang mempertanggung jawabkan[mungkin karena ibadahnya dari
teman/buku ataupun hanya sebuah nasehat yang didegar atas angin lalu
saja, sehingga banyak terjadi kesalahan atas ibadah yang tidak mendapat
bimbingan semestinya dari seorang guru..]disana ibadahnya tercatat tetapi
tiada berbobot,dan hanya rasa menyesal dalam dirinya kenapa selagi hidup
jauh daripada ulama’………
untuk lebih jelasnya marilah kita melihat QS.THOHA 124-127
:”Barang siapa berpaling dari peringatanku{Al-quran},maka baginya penghidupan yang
sempit,dan akan kami halau dia di hari qiyyamat dalam keadaan buta.
Dia berkata:”ya Tuhanku mengapa Engkau menghalau saya dalam keadaan buta
sedang dahulu saya melihat ?Allah berfirman:”Demikianlah;telah datang kepadamu
ayat-ayat Kami ,maka kamu melupakannya;dan demikian pula engkau hari ini
dilupakkan .demikianlah Kami membalas orang yang berlebih-lebihan dan tidak mau
beriman kepada ayat-ayat Tuhannya.dan sungguh siksa akhirat itu lebih dahsyat lagi
lebih kekal”.
Dalam penempuhan perjalanan ibadah, ada beberapa tahap yang dilalui
dalam pencapaian kesempurnaan iman yaitu pada jiwa yang istiqomah
adalah dengan melalui syari’at,hakikat,tauhid,toriqot dan berakhir pada
tingkat ma’rifat/ikhsan.
Cahaya Kehidupan 28
Adapun penjelasan yang lebih rinci antara lain;
1. Syari’at:
ita perlu ilmu,kehidupan.kehidupan tanpa ilmu kita buta.untuk itu tentu
saja kita persiapan ilmu untuk membangun fisik,dll…
2. Hakikat:
ntuk mencapai hakikat yang kuat itu jelas sebagaimana yang tercatat
diatas,karena kekuatan hakekat tentu memerlukan syarat,makan yang
bervitamin/bergizi,pakaian yang megah,rumah yang mewah,dan penuh
daripada fasilitas.maka dengan demikian tanpa ilmu tidak mungkin akan
tercapai dengan semua itu.
Maka jelaslah ilmu itu sebagai senjata untuk mencapai tujuannya.
banyak orang sholat justru mendapat adzab,banyak orang membaca Al-
Quran malah mendapat laknat karena tanpa adanya ilmu.
Sedang ilmu itu sendiri secara umum dapat dibedakan menjadi 3 :
a. Ilmu Agama (merupakan ilmu tauhid yang terkandung dalam Al-quran
& Al-Hadits)
b. Ilmu dunia/ilmu syari’at (segala macam ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah dunia,spt:diawali dari SD hingga
perguruan tinggi bagi yang mampu daripada biaya. adapun yang tidak
mampu hanya secukupnya {ada yang Cuma SD,SMP ,Bahkan ada yang
cukup dengan SMU/STM dsb..}adapun ilmu itu sebagai pokok untuk
mencapai sarana usaha kehidupan kita apakah itu dagang
K
U
Cahaya Kehidupan 29
,pertanian,dll..yang tentunya harus diawali dengan ilmu
syari’at)�untuk membangun sarana dunia.
c. Ilmu jiwa (ilmu jiwa bisa juga diartikan ilmu Hakekat.pada pokoknya
sudah terkandung daripada syari’at seperti yang telah tercatat diatas,
maka harus dijaga kesehatannya seperti makanan & minuman,obat-
obatan,pakaian,serta tempat yang serba bersih.
Demikanlah yang kami catat disini untuk mengoreksi diri kita masing-
masing.�inilah yang dinamakan ilmu jiwa/ilmu hakekat,tanpa cukup ilmu
syari’at maka tidak sehat hakekat kita.dan perlu kita ketahui bahwa semua
ihwan/akhwat tidak hanya cukup disini saja , kita perlu intropeksi secara jauh
agar kita berhasil hidup kita di dunia.
3. Tauhid:
elanjutnya untuk mencapai tingkat tauhid maka perlu diketahui bahwa
hakekat yang sudah cukup dari fasilitas yang ada ,maka tanpa kita
menuju daripada tingkatan tauhid maka kita akan celaka, karena setiap
manusia itu bukan hidup dengan sendirinya,maka dengan tauhid itu untuk
mengetahui pada Tuhannya , yaitu kita wajib mempelajari tentang tauhid itu,
karena agama sebagai label.maka mari kita renungkan dengan sungguh-
sungguh ,tanpa merenungkan itu maka agama itu hanya di akui di mulut saja,
tanpa diresapi seperti adanya dzikir/wirid. Untuk mencapai tingkatan
wirid/dzikir, harus diawali dari ilmu seperti baca Al-Qur’an dan Al-
Hadits(mengaji ). Kita kerjakan sholat 5 waktu yang tetap , tidak boleh
ditinggalkan, kemudian kita dzikir/wirid, dan mengamalkan pengamalan
S
Cahaya Kehidupan 30
yang lain seperti ; puasa, menyantuni anak yatim, fakir miskin dsb. Maka
semua ini tanpa kita mengaji, kita tidak tahu, bahkan buta mata hati kita, ini
sangat berbahaya / celaka. Kelak dikemudian hari pasti kita akan
menghadap pada yang Maha Kuasa Allah aja wa jallah. Untuk itu mari kita
renungkan agar menjadi orang yang beriman secara sesungguhnya.
Maka diperintahkan kita untuk mendirikan sholat, bukan menjalankan sholat
karena dalam kita sholat bukanlah untuk melakukan gerak badan saja akan
tetapi lebih dari itu banyak yang kita harus ketahui hikmahnya dari arti dan
makna bacaan sholat itu sendriri, maka dari itu hiasilah sholatmu dengan
dzikir & do’a.
Sholat tanpa dzikir, semata-mata hanyalah kesombongan belaka kepada
Allah karena dalam dirinya merasa benar dan tak butuh terhadap
Allah.seperti badan terkena Lumpur untuk memandikkan tidak cukup dengan
air saja,akan tetapi butuh sabun …digosok…bahkan air yang banyak untuk
menyiram tubuh kita…dsb..demikian pula dalam berdzikir yang tak cukup
dengan satu kali saja bahkan harus berkali-kali.
maka dari itu mari kita simak nasehat berikut ini…:
”Baiknya budi dan hati yang istiqomah karena bertujuan mendapat ridlo
Allah swt,janganlah berdzikir tanpa merasa berhadapan diri dengan Allah
swt.Maka janganlah kamu tinggalkan dzikir karena kamu belum selalu
berhadapan dengan Allah, kelalaianmu itu saat kamu sedang berdzikir
merupakan hal yang membahayakan.Berdzikirlah dengan kesadaran dengan
Cahaya Kehidupan 31
disertai kepasrahan diri pada Allah swt”.---Pembina jam’iyyah Nurulhikmah:
Syech Salamun hakim S.R.
dengan berdzikir kekokohan iman menuju tauhid yang kuat akan
tercapai….
Ketika ditanya bagaimana cara mengobati hati yang sedang resah, sahabat
ibnu mas’ud r.a berkata : ”Dengarkanlah bacaan Al-Quran atau datanglah ke
majlis dzikir atau datanglah ketempat yang sunyi berkhalwat dengan Allah,
jika belum terobati juga maka mintalah kepada Allah hati yang lain, karena
hati yang kamu pakai bukan lagi hatimu.”
4. Toriqot :
erlu diketahui, dari apa yang telah tercatat diatas, maka dengan ini kami
memberitahukan tentang toriqot, yaitu seperti yang tercatat di kalimat
Tauhid maka toriqot itu adalah sebagai pelaksana , tauhid itu adalah
penggalihan ilmu Allah, setelah kita dapatkan, tentu saja kita harus
melaksanakan, maka dari itu inilah yang dinamakan toriqot.
5. Ma’rifat :
aka dengan ini supaya kita bisa menjaga diri agar diterima atas
segala upaya kita, sebagaiamana yang telah kami catat dari tingkat
syari’at, hakikat, tauhid, maupun toriqot, inilah kita sebagai landasan yang
kita cita –citakan. Maka ma’rifat adalah salah satu keberhasilan kita
didunia,mudah-mudahan sampai di kelak di akhirat,maka arti ma’rifat tentu
P
M
Cahaya Kehidupan 32
saja kalau kita koreksi/jabbarkan tentu saja akan luas seperti yang kita
rasakan selama ini nikmat sehat,nikmat iman,dll…
seperti yang telah Allah firmankan dalam QS. IBROHIM 07
:”barang siapa yang tidak mensyukuri atas nikmat yang Kami berikan ,maka tidak aku
tambahkan atas apa yang kamu harapkan,dan janganlah kamu mengkufurkan
,sesungguhnya adzabku sangat menyakitkan/pedih”.
Maka jelas bagi orang yang menerima atas petunjuk Allah dengan
segalanya maka pertanda orang tersebut itu sudah ma’rifat.sekalipun
demikian masih terdapat ma’rifat umum{ammah}.
Sedang untuk ma’rifat khusus adalah pada jiwa yang tenang & ma-unah
dalam perjalanan tingkah dan langkah adalah atas dasar keihklasan beribadah
tanpa harapan apapun, termasuk sorga kecuali hanya ridlo Allah semata,
orang yang mencapai ma’rifat ini dalam hatinya tiada rasa takut dan gentar
kepada selain Allah, karena keseluruhan jiwa dan raga atau apapun yang ada
pada dirinya diserahkan seutuhnya kepada Allah.maka cirri-ciri orang yang
telah ma’rifat secara khusus al:
a. Mengenal Allah SWT, sehingga antara kamu dengan Allah tidak
ada perantara (hubungan dengan Allah tanpa perantara)
b. Melakukan semua perbuatan yang baik menurut Al-Quran dan
sunnah serta meninggalkan semua perbuatan yang buruk.
c. Melepaskan hawa nafsu menurut kehendak Allah swt
d. Tidak memiliki apapun dan juga tidak dimiliki oleh siapapun
kecuali Allah swt.
Cahaya Kehidupan 33
Seperti yang dilakukan :
1.Rosululloh SAW & para utusan yang lainnya,serta para sahabatnya.
2.para Waliyullah serta para Ulama & kepada semua penerusnya.
maka semua itu kita melakukannya harus dengan penuh ikhlas dan
khusyu’,kita tujukan kepada Allah semata untuk mencapai ridlo-Nya.maka
barangsiapa yang mendapat ridlo Allah tentu saja hatinya akan bersih dan
barang siapa hatinya bersih maka akan mendapat ma’rifat Allah/ma-unah.
Untuk itu kita dituntut untuk masuk kepada islam secara kaffah, tidak
separuh-separuh, tidak tanggung-tanggung, hingga tidaklah kita memegang
presepsi yang keliru mengenai Islam.
Tidak ada kata-kata berat dalam menjalani ibadah, karena Allah adalah Maha
Pengasih, Maha Penyayang lagi Maha Perhitungan , dan tidaklah akan
membebani dengan beban yang tidak bisa diemban oleh hamba-Nya.
Selama-lamanya hidup didunia ± 100 tahun, akan tetapi dialam kubur yang
hanya tempat ampiran saja bisa sampai ribuan bahkan jutaan tahun, belum
lagi di padang masyar,belum lagi saat antri untuk pelewatan jembatan
“Shirothol Mustaqim” yang ternyata memakan waktu lama dalam
pencapaian tujuan akhir yaitu akhirat(sorga/neraka).
Sangat kentara sekali pendeknya kehidupan dunia,yang manna hanya tempat
singgah pengumpulan bekal(dunia ini hanya untuk singgah minum saja�
pepatah jawa),sehingga apabila kita tidak memanfaatkan segala sesuatunya
dengan hal yang berguna(ibadah) didunia ini hanyalah tangis dan ratapan
yang ada kelak…….
Cahaya Kehidupan 34
Secara akal marilah kita buat contoh yang fleksibel dan jelas…yaitu apabila
kita hendak pergi ke Jakarta (untuk melihat kota yang besar dan
keramaiannya) dari pemalang pastilah lewat cirebon, akan tetapi apabila
setelah lewat cirebon kita terus terpesona akan keramaian cirebon dan
singgah di cirebon tanpa pergi kejakarta akankah kita melihat kota
Jakarta???,yang nota benne jelas lebih ramai dan baik..maka marilah kita
menafsirkan cerita ini…bahwa sebenarnya segala amal perbuatan apabila
diniatkan untuk kepentingan akhirat pastilah akan memperoleh keduannya
yaitu dunia dan akhirat,akan tetapi kalau segala amal & perbuatan diniatkan
atas kepentingan dunia maka kita hanya bisa memperoleh satu yaitu dunia
saja…{lihat kitab Riadusholikhin }
Manusia diberi kelebihan pikir oleh Allah untuk mengenal apa dan siapa
kedudukan dirinya itu dihadapan sang Kholiq(pencipta),maka manuisa bisa
dikatakan manusia apabila memiliki kemuliaan tersendiri…bagaimana
manusia mulia itu???,yaitu manuisa yang bertaqwa pada Allah SWT ,(lihat
QS.Al-Hujarat 13).
Sedang manusia bisa disamakan pada hewan apabila dalam kehidupannya
meniru kehidupan hewan yaitu memiliki
nafsu(makan,kawin,berkelahi…dll),dan akal(mencari makan…�ayam
dengan kakinya mengais makanan ditanah..)sedang hewan tidak diadakan
pikir untuk beribadah kepada Allah.
Maka Janganlah terlalu cinta dunia(pekerjaan dilakukan
sekemampuannya ,jangan melewati batas sehingga lupa akan sholat) karena
hal itu merupakan sumber/inti dari segala dosa yang dapat merusak iman.
Cahaya Kehidupan 35
:”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,dengan sedikit
ketakutan,kelaparan,kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan.Dan berikanlah berita
gembira bagi orang-orang yang sabar”.
[QS Al-Baqarah : 135]
Cahaya Kehidupan 36
BAB IV
AMAL PERBUATAN YANG BAIK
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
:” Sesungguhnya Allah berada di dalam orang-orang yang berbuat
kebajikan”.
{Q.S. An-Nahl : 128}
:”barangsiapa menngerjakan kebaikan (amal sholeh), baik laki2
maupun perempuan dengan dasar iman maka kami beri ia kehidupan
yang baik, dan kami balas mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka amalkan.”
{Q.S An-Nahl : 97 }
alam perjalanan kehidupan ini tentulah bahwa ada yang di
sebut hukum-hukum pergaulan / kebersamaan. Dan segala
amal perbuatan itu telah diatur dalam konteks Al-quran & Al-Hadits,
hingga hal perbedaan yang baik dan yang buruk dapat dilihat dan di
D
Cahaya Kehidupan 37
mengerti manusia untuk segera dilakukan yang baik/haq dan di
tinggalkan yang buruk/bathil.
Ada tiga perkara amal perbuatan seseorang itu yaitu :
1. Amal perbuatan manusia dengan Allah SWT.
2. Amal perbuatan manusia dengan manusia lainnya.
3. Amal perbuatan manusia dengan lingkungan/ alam sekitar.
1.Amal perbuatan manusia dengan Allah SWT.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
:”….Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa sesungguhnya
Allah bersama dengan orang-orang yang bertaqwa,”
{ Q.S. Al-Baqarah : 149}
ubungan manusia dengan Allah tidaklah lepas antara hamba
dengan Kholiqnya, yaitu tidaklah lepas akan hubungan
vertical yang lurus menuju satu titik tujuan manusia untuk
bermunajad pada Allah adalah ridlo, karena segala macam ibadah
tanpa dilandasi suatu tujuan ridhlo semata-mata hanya riya’ belaka
dan tidak ada catatan apapun atas segala pengamalannya.
H
Cahaya Kehidupan 38
Maka amal perbuatan yang baik tersebut pada intinya adalah untuk
bertajrid.
Tajrid itu sendiri adalah selalu ingat/dzikir dengan pasrah / tulus
ikhlas (merasa hadir dihadapan Allah )dengan disertai penyesalan dan
mengharap ridhlo Allah menerangi kita.
Dengan ingat akan Allah(dzikir), tentulah segala amal perbuatan
takkan lepas dari rasa syukur atas segala nikmat-Nya dengan
menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah & Rosul-Nya ,dan
selalu menjauhi hal apa yang dilarang Allah & Rosul-Nya., serta
selalu mementingkan dirinya untuk Allah agar ibadahnya diterima dan
selamat di akhir jaman.
Sedangkan ciri-ciri orang yang bertajrid ada 4 al:
1. Keinginan ditujukan hanya kepada Allah.
2. Selalu menempatkan Allah dalam dirinya(dengan selalu
memohon keselamatan atas kelemahan kita).
3. Mempunyai nafsu muthma’innah(nafsu yang baik).
4. Selalu menetapkan jiwa yang luhur dan tinggi.
Orang yang bertajrid ibadahnya dilandasi akan rasa syukurnya
kepada Allah atas segala nikmat yang telah di berikan Allah SWT.
Cahaya Kehidupan 39
Abdullah bin bisyr berkata : “ Seorang laki-laki berkata kepada
Rosulullah :”Ya Rosulullah sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu
banyak, sementara aku tidak bisa melaksanakan semuanya, maka
beritahuknlah kepadaku, apa yang kau inginkan dariku, agar aku
menepatinya, dan janganlah engkau perbanyak (khawatir) aku
melalaikannya”Beliau menjawab:” selalulah lidahmu dalam keadaan
basah oeh Dzikir kepada Allah.” ( H.R. Tirmidzi )
Untuk itu mari kita simak beberapa nasehat Al-Ustadz Salamun
Hakim SR mengenai hal ini :
��:”Apabila kamu di tempatkan pada suatu pekerjaan yaitu sumber
rizqi maka bersyukurlah kepada Allah, kemudian mantabkan
dan ikhlaskanlah hatimu dalam beribadah kepada Allah,
hindarkanlah pekerjaan mubah , jika kamu melakukannya
berarti kamu mempunyai jiwa yang luhur & baik, serta kamu
bisa mementingkan ibadah daripada kepentingan lain”.
Cahaya Kehidupan 40
��:”Orang yang berpuasa karena ada tujuan (hajat) tertentu,
kemudian sesudah hajat itu terkabul ia segera melupakannya hal
yang telah di amalkannya (puasa),maka orang yang demikian itu
termasuk orang yang merugikan diri sendiri serta orang yang
semata-mata bohong besar di hadapan Allah SWT”.
��:”Kemungkinan kamu berbuat dosa , kemudian kamu jadikan
perbuatan kamu itu menjadi sebuah kebaikkan, sebenarnya
kamu adalah orang yang bodoh (karena ibadahnya riya’ tidak
mengharap Allah tetapi mengharap sesuatu yang lain)”.
��:”Tidak dapat dianggap sedikit segala amal perbuatan yang
dilakukan dengan tulus ikhlas, dan tidak dapat dianggap banyak
,amal perbuatan yang dilakukan dengan tidak ikhlas, yang selalu
ingin menunjukkan amal dan dzikir kepada orang lain
(ibadahnya riya’).
Cahaya Kehidupan 41
��:”Kita harus sandarkan segala sesuatu dan diri kita kepada Allah
, jangan sekali-kali berhenti jika sesuatu yang kita minta telah
dikabulkan, jangan merasa cukup terhadap amal yang telah
dilakukan, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin…”.
��:”Jika kita bersandar pada amal usaha berarti kita ingkar
terhadap karunia Allah (bisa mengarah pada sifat ujub, riya’
sombong dll dari segala amal yang dilakukan)seperti iblis saat
disuruh menyembah Nabi Adam as, tidak sadar bahwa semata-
mata kesemuannnya adalah makhluk dan hamba Allah”.
��:”Banyaklah berdzikir, jangan samapai dirimu lalai kepada
Allah, karena hal itu akan menjadikan akhir yang
jelek/buruk(su-ul khotimah)”.
Cahaya Kehidupan 42
“Ya Allah Yang Maha dekat karuniakanlah kepada kami perasaan
yang selalu dekat dengan-Mu, hati yang tidak pernah lupa kepada-
Mu, hati yang merasakan nikmatnya mengabdi kepada-Mu, hati
yang merasakan nikmatnya mencintai-Mu, dan hati yang
merasakan rindu untuk berjumpa dengan-Mu, serta janganlah
biarkan hati ini lalai dari mengingat-Mu. Amin Ya Robbal
‘Alamien.”
2. Amal perbuatan manusia dengan manusia lain.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
:”Sesungguhnya Allah menyuruh ( kamu ) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pengajaran”.
{Q.S. An-Nahl : 90}
Cahaya Kehidupan 43
:”Hai orang-orang yang beriman , hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah , menjadi
saksi dengan adil. Dan jangan sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlau
adilah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa . Dan bertaqwalah
kepada Alla , sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
{Q.S. Al-Maidah : 8}
:”hai orang2 yang beriman, jauhkanlah olehmu sekalian dari
banyak prasangka buruk, kerena sesungguhnya sangka buruk itu
berdosa. Dan jangan pula menghibah ( membicarakan aib
) sebagian kamu terhadap sebagaian yang lain Apakah dari antara
kamu ada yang suka makan daging saudaranya dalam keadaan
yang mati ( bangkai ), maka kamu sendiri tidak menyukainya ?
Dan takutlah kepada Allah ; sesungguhnya Allah itu maha
menerima taubat lagi Maha kasih sayang”.
{Q.S. Al-Hujarat : 12 }
Cahaya Kehidupan 44
Hadits Nabi SAW:
:”Tamu itu membawa berkah dan nikmat dari pada Allah
ta’aalaa, maka barang siapa yang memuliakan tamu, dia akan
bersama Saya dalam sorga, dan barangsiapa tidak memuliakan
tamu maka dia tidak akan termasuk golongan saya.”
:”Shodaqoh itu sebagai aling-aling (yang memisahkan) dari
neraka, maka bila mana telah datang hari qiyyamat, maka
manusia sama berteduh dengan shodaqoh mereka sendiri.”
:”Tiada seorang muslim yang memberi makan kepada
saudaranya sehingga kenyang dan memberinya minum sehingga
puas kecuali dijauhkan oleh Allah ta’aalaa dari neraka ; dan Dia
Allah menjadikan batas pemisah antara dia dan neraka sejauh
tujuh parit, yang akan tiap-tiap dua parit jauh perjalanannya 500
tahun . Dan Neraka Jahanam berdo’a : “ Ya Tuhanku,
perkenankanlah aku sujud karena syukur / berterima kasih
kepada Engkau “.
“Sungguh aku menghendaki agar Engkau membebaskan salah
seorang dari ummat Muhammad dari siksaku , karena aku malu
Cahaya Kehidupan 45
kepada Muhammad bila aku menyiksa seorang dermawan dari
ummatnya.
Maka aku harus ta’at kepada Engkau “, kemudian Allah
menyuruh masuk sorga orang yang mendermakan sepotong roti
atau segenggam tamar”.
[ Kitab Durratun Nasihin ]
alam perjalanan kehidupan bersama masyarakat / manusia
lain tentunya kita sandarkan pada rasa kasih sayang terhadap
sesama makhluk dan hamba Allah, seperti yang telah di contohkan
Baginda Nabi Muhammad saw yang memiliki naluri kasih sayang
serta cinta kasih yang tinggi kepada sesamanya. Ketaatan Beliau
kepada Allah mengatasi ketaatan setiap insan, begitu pula
kecintaannya kepada Allah . Kebajikannya terhadap sesama manusia
adalah dikarenakan cintannya kepada Allah, kebajikannya merupakan
kesenangannya, oleh karenanya dilakukan dengan ringan dan
gembira.
Rasulullah SAW melaksanakan kasih sayang terhadap semua
makhluk Allah bukan merupakan sesuatu yang dipaksakan .
D
Cahaya Kehidupan 46
Kalau kita mengikuti doa-doa Rosulullah SAW dimana Beliau
bermunajat kepada Allah dengan kerendahan dan kesopanan,
terungkap nyata kepada kita betapa kecondongan beliau mengarah
kepada keluhuran budi, keluhuran jiwa, dan keluhuran amal. Beliau
dalam do’a-doanya tidak memohon kepada Allah untuk keuntungan
pribadi, tidak pula bersifat khusus, tidak pula karena keinginan nafsu,
melainkan berdo’a untuk mengingatkan jiwa dan meninggikan
pekerti, Beliau berlaku adil karena keluhuran akhlaqnya yang
menghendaki keadilan berlaku untuk semua orang.
3. Amal perbuatan manusia dengan lingkungan / alam raya.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang
:”Tidaklah Aku utus Engkau (Nabi Muhammad SAW) kecuali
menjadi rahmatan lil ‘alamin(Rahmat alam bagi semesta)”
[Q.S Al-Anbiyaa ; 107]
:”…Dia telah menjadikanmu dari bumi (tanah) dan menjadikan
kamu pemakmurnya,….”
[ Q.S. Huud : 61]
Cahaya Kehidupan 47
:”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman diantara
kamu dan mengerjakan amal-amal sholeh bahwa dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi…”
[Q.S. An-Nuur : 55]
eperti yang telah kita ketahui bahwa misi Rasulullah SAW atas
isi alam ini tidak lain adalah menjadi rahmat. misi “rahmatan
lil ‘alamin” inilah yang mesti diteruskan kepada seluruh
ummat untuk menjaga alam sekitar, tidak merusak ekosistem yang
telah berlaku lama. Tanggung jawab seorang muslim tidak hanya di
batasi oleh sebuah wilayah geografis yang sempit atau di pagari oleh
keseragaman ras, suku, tetapi tanggung jawab yang luas, universal,
yaitu kepada seluruh alam semesta .
Sebagai khalifah Allah dibumi ini, manusia telah diberikan amanat
untuk menjaga alam semesta ini ,agar terjamin alam yang lestari,
Sebagaia contoh adalah tidak membuang sampah sembarangan, dll.
S
Cahaya Kehidupan 48
BAB V
MENGATASI KECEMASAN
‘’ Dia-lah Rabb yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk
menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan
mendung.’’ [ QS Ar-Rad ; 12 ]
yat diatas mengisyaratkan bahwa adanya fenomena alam yang
terjadi mampu menimbulkan rasa cemas maupun takut pada
seseorang. Belum lagi kecemasan yang ditimbulkan akibat berbagai
persoalan dalam masyarakat sekitar kita. Setiap orang yang
berhubungan dengan kitapun berpotensi untuk menjadikan kita
tegang, stres, takut, cemas, was-was, dan khawatir kalau kita tidak
pandai-pandai menyikapi secara arif.
Ketidakmampuan kita dalam menghadapi dan menyikapi semua
ini hanya akan membuat kita menderita stres yang silih berganti.
Kebahagiaan didunia dan akhirat adalah yang di-idamkan oleh setiap
orang, maka Allah SWT memberikan solusi agar manusia dapat
memperoleh kebahagiaan tersebut, tanpa ada kekhawatiran dan
A
Cahaya Kehidupan 49
kecemasan, yaitu dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah,
karena Allah merupakan penawar rasa takut dan cemas. Seperti yang
difirmankan Allah SWT ;
‘’Maka hendaklah mereka menyembah Rabb pemilik rumah ini [
kabah]. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.’’
[ QS Al-Quraisy : 4 ]
Ujian Ketakutan
‘’ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, degan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, [yaitu]
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ;
Inna lillahi wa inna ilaihi raajiuun [ sesungguhnya kami adalah
milik Allah dan kerpada-Nya-lah kami kembali]. Mereka itulah yang
mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya,
dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk’’.
[ QS Al-Baqarah; 157 ]
Cahaya Kehidupan 50
ecemasan dan Kegelisahan merupakan hal yang tidak
menyenangkan, segala kemewahan dunia, kemegahan rumah
yang lapang, makanan yang enak, kedudukan yang tinggi, semuanya
sirna ketika bathin ini kehilangan ketenangan.
‘’ Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan
sedikit ketakutan’’
[ QS Al-Baqarah ; 155 ]
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Allah SWT memang sudah
menetapkan bahwa kita akan ditimpa sesuatu yang membuat kita
merasa takut, hal ini pasti akan terjadi pada setiap manusia.
Yang menjadi masalah adalah apakah kecemasan dan ketakutan
ini dapat kita kendalikan sedemikian rupa sehinga menjadi sesuatu
yang bernilai positif atau sebaliknya menjadi bencana yang
menghancurkan hidup ini.
K
Cahaya Kehidupan 51
Pangkal Suatu Masalah
angkal suatu masalah adalah cobaan dan ujian. Karena
kebaikan dan kebahagiaan itu adalah bagaimana usaha
mengatasi masalah dengan sabar dan taqwa. Maka ketaqwaan inilah
yang akan menjadi kunci menuju kebahagiaan abadi dalam sebuah
kemuliaan, dimana hanya Allah yang dapat memberikannya. Sedang
ketaqwaan ini sumbernya adalah dari iman, iman dasarnya dari
keikhlasan, keilmuan, dan pengamalan.
‘’Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan [saja]
mengatakan ; ‘’ Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang dusta ‘’
[ QS Al-Ankabut ; 3]
Tenang Dengan Mengingat Allah
‘’ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik [ yaitu ] Al-
Quran yang serupa [ mutu ayat-ayatnya] lagi berulang-ulang, gemetar
karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah.’’
[QS. Az-Zumar ; 23]
P
Cahaya Kehidupan 52
langkah ruginya seseorang yang hidup sekali namun dipenuhi
dengan pikiran yang tegang. Hati ini akan merasa tentram
jikalau tidak larut didalam persoalan yang kita hadapi. Sebaliknya
ketentraman akan terasakan manakala hati larut dalam pertolongan
dan perlindungan kasih sayang Allah.
‘’ Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tentram’’
[ QS. Ar-Rad ; 28 ]
Dengan mencintai Allah dalam ingatnya, maka hati menjadi
tenang. Ketenangan hati ini akan dibaca oleh pikiran yang
direalisasikan dengan segala aktivitas seluruh badan, sehingga dapat
dihindari stres yang bisa mengakibatkan kita menderita bahkan
sampai jatuh sakit.
Jangan Terlalu Mencintai Dunia
ika segala apapun yang kita miliki di dunia ini, seperti pangkat
dan kedudukan, sudah melekat di hati, maka itu pertanda hidup
tidak bahagia. Kedudukan adalah tempat kita menduduki kedudukan.
Jadi kita tidak diduduki kedudukan. Kalau kita menempatkan
A
J
Cahaya Kehidupan 53
kedudukan di dalam hati, maka ketika kita hendak dimutasi kita akan
terserang stres. Belum punya kedudukan takut tidak kebagian, sudah
punya kedudukan takut dipindahkan, kalau begini kapan bahagianya?
Yang pasti, kita tidak boleh menghancurkan hidup didunia yang
sekali ini hanya karena kurang ilmu dan kurang terampil dalam
mengolah hati. Janganlah terlalu mencintai dunia untuk dapat
memperoleh ketenangan hidup didunia.
Siap Menghadapi Kenyataan
’’ Tiada sesuatu yang menimpa di bumi dan [ tidak pula] pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab [luhul mahfudz] sebelum
Kami menciptakanya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah
bagi Allah. [ Kami jelaskan yang demikian itu] supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan
diri.’’ [ QS. Al-Hadiid ; 22-23 ]
Cahaya Kehidupan 54
anusia harus sadar, bahwa hidup adalah sebagaimana yang
mereka alami, tidak ada yang aneh. Kita akan sering
menghadapi hal-hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
kita. Atau kejadian yang sesuai dengan perkiraan kita maupun yang
tidak kita sangka akan terjadi. Ini sangat realistis sekali, sehingga
tidak mengherankan seandainya yang akan terjadi besok tidak sesuai
dengan keinginan kita. Bukanlah hal yang aneh manakala apa yang
kita sukai tidak ada, sebaliknya yang tidak kita sukai ada. Kita harus
sangat siap menghadapi hal-hal yang tidak terduga, karena itu
memang bagian dari seni hidup.
Sesuai Kemampuan Kita
’’ Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut
kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang
membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.’’
[ QS. Al-Mu’minuun ; 62 ]
erampilah untuk bersikap realistis, menghadapi kenyataan
yang harus kita miliki. Kita sebaiknya selalu berusaha
M
T
Cahaya Kehidupan 55
mempersiapkan hati agar mampu menerima kenyataan ; ’’ Ini adalah
episode yang sekarang harus kita hadapi………’’
Berusaha ridha dengan berlapang hati menerima kenyataan,
sebaliknya tidak ada gunanya memikirkan hal-hal yang tidak realistis
dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Hendaklah kita belajar untuk ridha terhadap apapun yang Allah
kehendaki terjadi pada kita, dan menjauhi sikap merana juga meratapi
kejadian tersebut. Kita sebaiknya menghindari perkataan yang tidak
berguna seperti ; ’’ Kenapa….kenapa…ini terjadi? ’’, sebab hal ini
tidak akan menolong mengatasi persoalan.
Segala sesuatu seharusnya dihadapi dengan tenang, sebab semua
kejadian telah diukur dan ditetapkan oleh Allah sesuai dengan
kemampuan kita menanggung musibah tersebut. Maka seharusnya
kita menghadapinya dengan ridha, tidak panik, tidak di dramatisir,
tidak dipersulit, karena Allah yang memiliki diri kita sangat Tahu
dengan rinci kemampuan hamba-Nya. Pengetahuan akan hal ini sudah
semestinya membuat kita tenang dalam mengadapi sesuatu.
Cahaya Kehidupan 56
’’ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya’’.
[QS. Al-Baqarah ; 286 ]
Dalam kehidupan seluruh manusia, tidak ada beban persoalan
yang overdosis atau melebihi ukuran kemampuan kita. Allah Maha
Tahu keadaan kita. Allah yang memiliki diri kita, sangat tahu dengan
rinci siapa diri kita. Allah mengetahui kapasitas intelektual, kekuatan
iman, kesehatan, daya tahan tubuh, dan keadaan perekonomian semua
hamba-Nya.
Pasti Ada Kemudahan
’’ Atau siapakah yang memperkenankan [do’a] orang dalam kesulitan
apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan
dan yang menjadikan kamu [ manusia] sebagai khalifah dibumi?
Apakah disamping Allah ada ila [ yang lain ] ? Amat sedikitlah kamu
mengingati-[Nya] ’’. [QS. An-Naml ; 62 ]
ebaiknya kita menghibur diri, bukan dengan hiburan semu. Kita
bahagiakan diri ini karena tindakan paling tepat adalah bukan
dengan menyengsarakan diri. Jangan panik dalam menghadapi
S
Cahaya Kehidupan 57
sesuatu dengan membesar-besarkan persoalan yang ada, jangan
berucap ; ‘’ wah..wadduh...’’ hendaklah kita besikap tenang dan
berusaha mengendalikan diri. Adalah lebih baik jika kita mengatakan
; ’’ Ya Allah, berilah saya ketenangan...’’ sehingga Allah pasti akan
memberikan jalan keluarnya.
Kita membutuhkan kemampuan menenangkan diri, karena kalau
kita sudah terserang panik dan galau, maka apalagi yang tersisa dalam
hidup ini? Tidak ada gunanya mempertegang dan mempersulit
persoalan, hal itu hanya membuat kita makin berat menghadapi hidup
ini.
Hikmah Dibalik Kejadian
”Dan sesungguhnya Kami telah menghukum [fir’aun] dan kaumnya
dengan [ mendatangkan ] musim kemarau yang panjang dan
kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran’’.
[QS. Al-A’raf ; 130 ]
Cahaya Kehidupan 58
endaklah kita berusaha keras untuk bertafakur, berusaha
mencari hikmah dibalik segala kejadian yang Allah timpakan
kepada kita. Hendaklah kita senantiasa merenung dan bertanya
kepada diri sendiri.
Tidak ada satu kejadian pun yang tidak bermakna. Lebih baik
bertafakur dan menggali hikmah dari kejadian yang menimpa kita
daripada kita sibuk menyalahkan orang lain. Kita akan mendapatkan
sesuatu yang berharga kalau kita menjadi lebih baik gara-gara
persoalan yang kita hadapi.
Nara Sumber ; KH. AA Gymnastiar.
H
Cahaya Kehidupan 59
BAB VI
MENGENAI CINTA [Adam-Hawa]
:”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
[Q.S. AR-Ruum 21]
Muqodimah
ika seseorang menempatkan cinta kepada Allah dan cinta kepada
sesama secara proposional, maka disatu sisi dirinya tidak akan
terperangkap dalam pengingkaran terhadap Allah, dan disisi lain tidak
pula menafikkan nilai kemanusiaan, manusia yang memiliki harkat
dan martabat.
Tidak ada pemisahan secara diametral antara ibadah kepada Allah
dengan membangun kasih sayang dengan sesama manusia, karena
kesemuanya memiliki satu tujuan, yaitu ridlo Allah semata.
J
Cahaya Kehidupan 60
Ilustrasi
Cinta merupakan kaca mata warna, apapun dapat dipandang hijau,
merah, kuning, atau yang lain sesuai dengan warna kaca pada kaca
mata. Apapun akan menjadi indah, bila dipandang dengan cinta.
Dasar cinta [Adam-Hawa]
ebenarnya apabila hidup selalu dihiasi dengan kejujuran dan
keadilan, tidak ada yang dapat membuat gaduh suasana hati.
Akan tetapi sungguh kesalahan yang biasa dilakukan manusia adalah
ketika mendapati sesuatu yang disukai dan disenangi untuk kemudian
mempunyai hasrat memiliki dan menguasai. Tidak ada larangan untuk
memiliki dan menguasai asalkan segala sesuatunya didasarkan atas
sebuah aturan yang benar, bukan dilandasi oleh nafsu yang akhirnya
nilai sebuah kejujuran dan keadilan tergadaikan untuk menjadi hilang
ditelan sebuah hasrat yang semu. [Hasrat yang semu adalah sebuah pengharapan
yang hanya didasari atas nafsu, tanpa dilandasi sebuah tujuan yang mulia.]
Cinta semestinya didasari akan sebuah cita-cita, bukan karena
harta,wajah, ataupun tahta/kedudukan. Karena wajah kian lama khan
menjadi layu. Harta tak akan selesai dalam ukuran banyak, membuat
S
Cahaya Kehidupan 61
hilangnya sebuah ketenangan karena selalu diburu keserakahan, dan
harta akan habis pada saatnya nanti, serta harta tidak dapat menjamin
sebuah kebahagiaan. Sedangkan tahta/kedudukan hanya akan
menghinakan, karena kemuliaan bukanlah karena manusia, akan
tetapi kemuliaan hanyalah Allah yang memberi.
Untuk mengerti sebuah cita-cita maka perlu kiranya mengerti
landasan pokok dari cinta, yaitu rasa sayang dan saling kasih. Rasa
sayang dan kasih inilah untuk membangun sebuah keluarga pada
pendidikan agama setiap individu dalam keimanan menuju keluarga
sakinah, mawaddah, warrohmah.
Untuk menjaga cinta maka point penting yang harus selalu dingat
untuk dipakai dalam kesehariannya adalah saling menjaga
kejujuran,berlaku adil dan saling percaya.
Cinta Untuk Saling Melengkapi
ntara pria dan wanita adalah satu, dikarenakan wanita ada
karena pria, ketika Hawa diambil dari tulang rusuk Adam,
sehingga antara pria dan wanita merupakan sebuah kesatuan dalam
kebersamaan, yang memang sudah ditetapkan oleh Allah agar dapat
A
Cahaya Kehidupan 62
saling melengkapi satu dan lainya. Untuk itu yang menjadikan
kebersamaan adalah cinta, karena cinta yang didasari sebuah cita-cita
akan membawa sebuah kemuliaan yang haq dan bersifat abadi atau
kekal. Cita-cita untuk membangun sebuah keluarga sakinah,
mawaddah, warrohmah.
Banyak orang yang rela menunda sebuah perkara penting dalam
hidupnya [rumah tangga] dikarenakan terlalu banyak kriteria atau
pilihan yang harus dicapai atau diperoleh. Hal ini adalah salah besar,
karena manusia diciptakan dengan segala kelemahannya, untuk itulah
perlu adanya cita-cita atas cinta, agar manusia dapat saling
melengkapi atas segala kekuranganya. Apabila kita melihat segala
kekurangan yang ada pada pasangan kita, sungguh ini tidak akan
pernah habis, karena segala kekurangan itu memang harus ada pada
manusia, agar manusia dapat berjuang menuju jalan kemuliaan.
Kekurangan, kelemahan adalah point untuk kita lebih bisa berbenah,
karena kemuliaan dinilai dari sikap kita dalam menyikapi segala
kekurangan dan kelemahan dengan kesabaran dan ketaqwaan, bukan
dengan cara menghindarinya, karena seberapa jauh kita menghindari
Cahaya Kehidupan 63
kelemahan dan kekurangan, maka justru semakin besar dan banyak
kelemahan dan kekurangan yang akan kita dapatkan.
Pastikanlah cinta dalam cita-cita, terimalah segala kelemahan dan
kekurangan untuk dapat kita lebih semakin bersabar dan bertaqwa.
Kebahagiaan adalah kemuliaan, maka cinta dalam cita-cita adalah
mutlak dan pasti, dalam menuju sebuah kebersamaan untuk saling
membangun kepribadian diri dan keluarga.
Realitas
ihatlah kemampuan sifat dan tabiat satu dengan yang lainya
apa adanya. Seringkali sebuah kebersamaan [keluarga]
dibangun dengan angan-angan, hingga setelah sampai dipelaminan
dan bahtera rumah tangga, semuanya saling menuntut angan-angan
masing-masing, maka akan timbul pertanyaan ; ‘’ mengapa engkau
tidak begini ? ‘’, keadaan akan semakin runyam mana kala keduanya
tidak saling terbuka dan hanya disimpan dibathin saja. Maka dari itu,
terimalah segala kekurangan untuk menambah sabar dan taqwa.
Seberapa jauh kemampuan individu dalam memadukan secara indah,
serapi, dan tertib sangat dipengaruhi oleh seberapa jauh ia berbesar
L
Cahaya Kehidupan 64
hati, berlapang dada, tak enggan mengalah, dan tidak sombong ketika
merasa menang. Tinggal bagaimana setiap individu menjaga
komitment pada cita-cita dan menjadikan kebersamaan dalam cinta
kasih sebagai taman yang indah dan markas beramal sholeh, sesuai
dengan profesi masing-masing.
Ungkapan : ’’ Jika engkau ingin memperoleh cinta, maka sudilah memberi cinta
dengan seikhlas hati’’.
Cahaya Kehidupan 65
BAB VII
KEUTAMAAN BERSAHABAT
Kewajiban memilih sahabat
:”Hai orang-orang beriman , janganlah engkau ambil menjadi teman
kepercayaanmu orang-orang yang diluar kalanganmu
(karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudhlorotan
(kejelekan / kerugian ) bagimu.Mereka menyukai apa yang
menyusahkanmu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa
yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi.
Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat- ayat (Kami), jika
kamu memahaminya. {Q.S. Ali’Imran : 118}
:”Sabarkanlah dirimu bersama2 (berteman ) dengan orang yang
menyembah Tuhanmu pada waktu pagi dan petang, sedang mereka
menghendaki keridhloan-Nya(Allah), dan janganlah engkau palingkan
dua matamu (pandanganmmu) dari mereka, karena menghendaki
perhiasan kehidupan dunia. Janganlah kamu mengikuti orang yang
telah Kami lupakan hatinya dari dzikir (ingat) kepada kami dan dia
Cahaya Kehidupan 66
mengikuti hawa nafsunya;dan adalah perkaranya(perbuatannya) itu
melampaui batas.
{Q.S Al-Kahfi : 28}
:”Dari Abu Sahid Alkhidry r.a berkata : Bersabda Nabi SAW : Jangan
bersahabat kecuali dengan orang2 mu’min (yang beriman) dan
jangan makan makananmu kecuali orang2 bertaqwa (makanan halal)--
--{Hadits Muslim}.
:”Janganlah sekali2 diantara kamu sekalian berteman dengan orang
yang amal perbuatannya tidak baik, karena hal semacam itu akan
menyebabkan tidak membangkitkan semangat untuk memperdekat
diri dengan Allah . Dan hal itu juga bisa menjadikan akibat yang fatal
yaitu rusaknya iman ”,---Diambil dari nasehat-nasehat Al-ustadz
Salamun Hakim SR, Pembina Jam’iyyah Nurul Hikmah}
Cahaya Kehidupan 67
:”Jangan sekali-kali berteman dengan 3 golongan manusia :
1. Pejabat pemerintah yang kejam.
2. Ahli dzikir yang semata-mata hanya riya’(ibadahnya ingin
dilihat orang lain).
3. Ahli dzikir yang tak mempunyai ilmu (tak berguru / tak pernah
mengaji).
{ Dicuplik dari kitab Al-Hikam}
Menerangkan keutamaan bersahabat.
:” Apabila seseorang itu dikehendaki oleh Allah itu menjdai baik,
Maka Allah memberikan Rizqi kepadanya berupa sahabat yang
sholeh, jikalau ia lupa sahabat itulah yang mengingatkannya,dan
jikalau ia ingat (kepada Allah) maka sahabat itu suka pula
menolongnya”.----{Hadits Riwayat Abu Daud }.—diambil dari
Kitab IhyaUlumiddin
Cahaya Kehidupan 68
:” Mu’adz r. a berkata : saya mendengar Rosulullah SAW bersabda:
Allah berfirman : Mereka yang cinta kasih karena kebesaran-Ku ,
mempunyai mimbar dari cahaya yang dinginkan dari para Nabi dan
orang mati syahid.{ H.R. Bukhori Muslim }.
alam bermasyarakat tentunya manusia sebagai makhluk yang
lemah tak bisa lepas dari komunitasnya , oleh karena itu
manusia cenderung untuk hidup bersama-sama, bergotong royong
saling membantu satu sama lain.
Untuk membentukkan kualitas iman yang kuat dan benar-benar
matang , perlu kiranya ada suatu faktor pendukung yaitu situasi yang
kondusif dalam lingkungan yang baik.
Maka dari itu dalam kebersamaan bermasyarakat tentunya
mengharapkan saling bantu-membantu, saling tolong-menolong atas
dasar saling mempercayai satu sama lain, hal ini tidak mungkin
terjamin keamanan dari pengkhianatan , kecuali jika bersahabat
dengan golongan sendiri yaitu orang mu’miin yang betul-betul
beriman.
D
Cahaya Kehidupan 69
Dan juga makanan yang dimakan orang yang bertaqwa (halal)
tentunya akan selalu berguna di dunia dengan selalu didasarkan atas
budi kebaikan , karena makanan yang dimakan bersih dari hal
kotor(haram) yang mengakibatkan bersihnya badan dan jiwa bebas
dari gumpalan nafsu syaithon hingga pada masyarakat tidak di
pergunakan untuk kejahatan serta di hari kemudian akan mendapat
pahala yang cukup pada amal yang dikerjakannya.
Oleh karena itu berteman dengan orang yang bukan dari
golongan mu’miin sangat membahayakan diri sendiri karena hal
tersebut bisa membawa ke jalan kesesatan walaupun hal itu sering
tidak terasa oleh kita .
Keikhlasan kita bersahabat , kadang dibalas dengan sifat su’udzon,
sifat dendam dan berbagai manufer lain dari syaithon yang tanpa
disadari sangat merugikan diri kita, apabila kita tidak bersahabat
dengan orang mu’miin.
Perbedaan kepentingan juga hal yang sangat berpengaruh dalam
berteman, pola pikir yang berbeda bisa membuat kegoyahan hati,
karena orang yang beriman tentulah berjalan sesuai dari apa yang
tertulis dalam hukum-hukum Allah, berbeda dengan pola pikir orang
Cahaya Kehidupan 70
yang tak beriman yang hanya melangkah atas dasar nafsu dan akalnya
saja.
Orang akan mengikuti sahabat karib yang di lihat baik(Taat pada
Allah), maka carilah sahabat karib kamu dari sekalian golongan
orang-orang yag bertaqwa.
Maka jelas sekali dalam Al- Quran & Al- Hadits secara tegas
memerintahkan kita untuk bersahabat dengan golongan orang-orang
yang beriman.karena hal ini sangat penting demi terbentuk Akhlaq
Nur Karomah dan kualitas keimanan yang mencukupi.
Cahaya Kehidupan 71
BAB VIII
KEUTAMAN BULAN ROMADHON DAN PUASA
Bismillahirrohmanirrohiim
;’’ Pada bulan romadhon telah diturunkan kitab suci Al-Quran,
sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan dari
petunjuk dan yang memisahkan antara haq dan yang bathil’’.
– Al-Baqoroh 85--
Dan nabi Muhammad SAW beliau besabda ; ’’ Barang siapa merasa
gembira dengan datangnya bulan romadhon, maka Allah
mengharamkan jasadnya masuk di semua neraka.’’
Dari annas bin malik Ra dari Nabi Muhammad SAW Beliau
bersabda’’ ; barang siapa mendatangi majlis ilmu/ pengjian di bulan
romadhon maka Allah mencatat tiap-tiap langkahnya sebagai ibadah
satu tahun dan dia bersamaku dibawah panji-panji ‘arsy, barang siapa
melanggengkan sholat berjama’ah dibulan romadhon, maka tiap
roka’atnya akan diberi satu kota yang penuh dengan nikmat Allah,
Cahaya Kehidupan 72
Barang siapa berbuat baik kepada Orang tuanya dibulan Romadhon,
maka akan memperoleh perhatian Allah dengan kasih saying, sedang
saya menjaminnya didalam sorga, dan seorang perempuan yang
mencari keridha-an suaminya dibulan romadhon mmaka baginya
pahala sebagaimana pahala maryam dan Aisyah, dan barangsiapa
menolong keperluan saudaranya muslim dibulan romadhon, maka
Allah akan menolong seribu keperluan di hari Qiyamat’’.
Maka sewajarnya orang mukmin menghormati bulan romadhon
dan menjaga diri dari perbuatan munkar, bahkan seharusnya
menyibukkan diri dengan ketaatan serta memperbanyak membaca
sholawat, tasbih, dzikir, dan Al-Qur’an.
Hal Berkenaan Dengan Puasa
; “hai orang –orang yang beriman, diwajibkan kepadamu puasa,
sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu”.
--Al-Baqoroh 183--
Cahaya Kehidupan 73
sabda Nabi ; sesungguhnya Allah berfirman ; semua amal anak adam
itu untuknya sendiri, kecuali puasa. Karena sesunggunya puasa itu
untuk Aku dan Aku sendirilah yang membalas.
Hal ini disebabkan puasa itu merupakan ibadah yang samar, tidak ada
suatu perbuatan yang bisa disaksikan; berbeda dengan ibadah lainya.
Karena itulah maka Allah sendiri yang akan membalasnya.
;’’ barang siapa berpuasa dibulan Romadhon dengan penuh iman dan
ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu’’.
Dikatakan bahwa puasa itu tiga tingkatan, yaitu;
1. puasanya orang awam
2. puasanya orang khowas
3. puasanya orang yang khowasil khowas.
Adapun puasanya orang awam, ialah menahan perut dan kemaluan
dari menuruti nafsu syahwat.
Adapun puasanya orang khawas [ istimewa], yaitu puasanya para
shalihin. Yaitu menahan semua alat dirinya dari perbuatan dosa.
Cahaya Kehidupan 74
Puasa itu akan bisa sempurna dengan mendawamkan lima perkara,
yaitu ;
1. Memejamkan mata dari segala sesuatu yang tercela menurut
syara’ [agama].
2. Menjaga lisan dari menghiba [ membicarakan persoalan orang
lain yang tidak disukai oleh orang itu],menjaga lisan dari
perkataan dusta, adudomba, dan dari sumpah palsu.
Sabda Nabi SAW;
‘’ Lima perkara yang menghapuskan puasa artinya menghapuskan
pahalanya, yaitu; Dusta, menghiba, adudomba, sumpah palsu, dan
melihat dengan nafsu syahwat’’.
3. Menahan telinga dari mendengarkan sesuatu yang dibenci.
4. Menahan semua anggota badan dari semua yang dibenci,
menahan perut dari makanan syubhat [yang diragukan
kemurnian halalnya] diwaktu berbuka; karena tiada gunanya
kalau berpuasa meninggalkan makan haall kemudian berbuka
dengan makanan yang haram, maka ibaratnya orang yang
mendirikan istana serta merta menghancurkan kotanya.
Cahaya Kehidupan 75
Sabda Nabi SAW ;
’’ Berapa banyak orang yang berpuasa, hasil puasanya hanya lapar
dan haus.’’
5. Hendaknya orang yang berpuasa tidak terlalu banyak makann
sampai penuh perutnya diwaktu berbuka,meskipun makanan itu
halal.
Sabda Nabi SAW ;
’’ Tiada tempat yang dibenci oleh Allah dari perut yang penuh dengan
yang halal’’.
Adapun puasanya orang yang khawashil khawashi (teristimewa)
ialah menahan hati dari kemauan yang rendah dan dari pemikiran
terhadap duniawi, dan menahannya juga pemikiran kepada selain
Allah dengan secara keseluruhan. Apabila orang teristimewa ini
berpuasa kemudian berfikir kepada selain Allah maka batal-lah
puasanya. Dan inilah martabat para Nabi dan Siddiiqiina.
Ketahuilah, sesungguhnya puasa adalah ibadah yang tidak bisa
diamati oleh alat dari manusia ; maka yang megetahuinya ialah Allah
dan orang yang berpuasa itu sendiri. Puasa adalah satu ibadah yang
menghubungkan antara Tuhan dengan hamba. Oleh karena puasa itu
Cahaya Kehidupan 76
ibadah dan ketaatan yang hanya Allah sendiri yang membalasnya,
maka Allah menyandarkan ibadah puasa itu kepada Dia sendiri. Maka
firman-Nya ;
’’Puasa itu untuk Ku, maka aku sendirlah yang akan membalasnya’’.
Dikatakan ; Allah menyandarkan ibadah puasa kepada Dia
sendiri, karena puasa itu suatu ibadah yang didalam ibadah itu,
seseorang tidak mungkin menyekutukan Allah SWT. Tidak
sebagaimana sementara orang menyembah berhala dan sujud
kepadanya, atau menyembah matahari/bulan, atau bersedekah untuk
patung. Mereka adalah orang-orang kafir. Maka tidak ada seorangpun
yang berpuasa untuk berhala, untuk matahari/bulan, atau untuk
sungai, tapi dia berpuasa hanyalah untuk Allah ta’aalaa saja.
Karena puasa itu ibadah yang hanya tertujukan kepada Allah, yakni
ibadah murni hanya untuk Allah, maka Dia Allah menyandarkan
puasa itu kepada Dia sendiri.
Cahaya Kehidupan 77
PENUTUP
egala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya guna
melaksanakan ilmu pengetahuan yang diperlukan, telah
memberi nikmat dengan terselesaikannya susunan kitab ini.
Mudah-mudahan sholawat dan salam tetap dianugerahkan
kepada Muhammad Rosul yang paling utama dan manusia yang
paling sempurna, juga kepada para keluarganya dan kepada para
sahabatnya yang sama memperoleh apa apa yang telah mereka
peroleh karena mereka menjaga syari’at Nabi, dan mudah-mudahan
Allah memberikan kepada saya, keluarga saya serta ummat islam
semua di muka bumi ini, kemudahan untuk memperoleh syafa’at
mereka dihari Qiyyamat dan dihari berkumpul.
Hamba bersyukur Alhamdulillah, atas rahmat yang tercurah
melimpah kepada hamba yang berlumuran dosa lagi lemah, sehingga
terlaksana rampung niat hamba yang khasanah.
Semoga dapat menjadi manfaat.
S
Cahaya Kehidupan 78
Cucuran air mata mengisyaratkan betapa kubersyukur kepada-
Mu ya Allah. Sujud syukur dalam keta’atan hamba kepada-Mu
meminta pengampunan atas hamba, kedua orang tua hamba, guru
hamba, keluarga hamba, dan teman-teman hamba, serta ummat islam
seluruhnya. Semoga Engkau memberikan kebahagiaan didunia dan
akhirat. Amin.
Penyusun
Cahaya Kehidupan 79
Berdasarkan KeAmpunan-Mu
Wahai cahaya terang, wahai yang memiliki Raja putihnya sinar…….. La ilaha-ilallah………. Ya Allah ampunilah dosa-dosaku yang Engkau Mengetahui lebih baik dariku Telah banyak dosa yang aku lakukan, biarlah ampunanMu yang khan menutupinya Ampunilah ketidak mampuanku menahan nafsu……. Ya Allah adililah aku dalam sgala urusan, berdasarkan keampunanMu dan keadilanMu… Berikanlah petunjuk atasku, biar hati ini tidak meninggalkanMu dalam sahabat hatiku.. cintaMu dalam hatiku memenuhinya bagiku….. CintaMu kepada yang Engkau suka, memang lebih baik daripada cinta yang ada didunia.. Ya Robbi, banyaknya dosa yang kuperbuat, hanya Ampunanmu yang kunanti, tuk menutupi segala dosa ini……… Segenap anggota badan ini khan menuntutku nanti, biarlah pertolonganMu yang aku harap… Sungguhku takmampu, menahan segala asa yang ada dalam nafsu… Badanku adalah sebagian dunia, sedangkan hatiku dari akhirat… Jagalah hatiku yaAllah cahaya yang menjadi sahabat hati ini. Rinduku dalam cintaku seutuhnya Engkau yang miliki…. Agar ilham-Mu selalu masuk dalam ruang hatiku.. Kesunyian ini adalah kunci, dalam ingatku menyebut Asma-Mu yang suci untuk Engkau beri hamba pengampunan yang penuh.. Semoga menjadi sadar akalku, dan Allah melindungiku.. Subhanallah awni wa hasbi……… Lailaha-ilallah…. Sunguh dalam tangisku karna cintaku kepadaMu, dalam kerinduan ini ku khan memuji-Mu dalam hati.. Tak pernah ku dapat menghitung rohmat-Mu, sungguh ku semakin cinta kepada-Mu… Ku malu dalam harap, agar segala maghfiroh-Mu terkucur selalu kepadaku.. Waktu ini hatiku bersimpuh dalam kepasrahan tulus memuji dipangkuan-Mu, maka jagalah diri ini disetiap aliran darah ya Allah….agar abadi munajatku.. Dzikirku mengalun disetiap waktu, Allahu…Allahu…Allahu………. Allahumma sholi ‘ala Muhammad….. Nirmala keindahan menyibakku dalam cintaku atas Nabi Muhammad, junjungan dan pemimpinkku…segala keselamatan kepadanya, keluarganya, dan sahabatnya…. Cahaya-Mu khan selalu menyinari hati ini, tuk berikan bimbingan menuju geraknya lahirku... Allahu….Allahu… Allahu…sungguh cahaya matahari tak ada bandingannya bila dibandingkan lestari cahaya-Mu dihatiku.. Semoga ampunan-Mu menutupi segala dosaku… Hamba meminta-minta keampunan hingga dalam dunia ku diasingkan, Allah…hatiku memanggil-Mu……. Tetesan air mataku semoga Engkau beri ampunan atas cinta-Mu kepadaku, agar hamba termasuk kedalam golongan orang yang Engkau sukai…