MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL … KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA...
Transcript of MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL … KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA...
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD
NEGERI JETIS BANTUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Maria Yusinta Rijayanti
NIM : 131134176
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD
NEGERI JETIS BANTUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Maria Yusinta Rijayanti
NIM : 131134176
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya sehingga
selalu menumbuhkan semangat untuk mengerjakan skripsi.
Kedua orang tuaku FX.Paridjo dan Anastasia Karyanti yang telah memberikan
dukungan serta doa dan fasilitas yang diberikan supaya saya tetap semangat
mengerjakan skripsi
Dosen pembimbing skripsi yang sudah dengan sabar membimbing saya dalam
mengerjakan skripsi
Kakak Paulus Bangun Kristianto yang selalu memberikan nasihat
Teman spesialku Agung Nur Cahyo yang selalu memberikan semangat dan selalu
menemaniku saat mengerjakan skripsi
Khalih Ridho dan Bayu Widaryanto yang sudah sedia menjadi partner skripsi dan
saling memberi dukungan
Amah Wulandari, Haryo Putu, Fransiscus Caraccioli Joni, Nur Pratikto, Nurhayati,
dan Yosi yang sudah bersedia menjadi temanku dari semester I sampai sekarang.
Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan doa supaya saya dapat
menyelesaikan skripsi
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Jangan mudah melambung karena tersanjung, jangan mudah terjatuh karena
cibiran
Perangi rasa malas dirimu, bentangkan semangatmu
Segala sesuatu dan perkara yang terjadi selalu sertakan Tuhan, karena uluran
tanganNya akan mendorong dirimu untuk lebih kuat.
Hasil yang baik berasal dari pribadi yang baik.
“Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi sering ketakutanlah yang
membuat jadi sulit. Jadi jangan mudah menyerah.”
(Ir. Joko Widodo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Mei 2017
Penulis
Maria Yusinta Rijayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Yusinta Rijayanti
Nomor Mahasiswa : 131134176
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS IV PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD NEGERI
JETIS BANTUL
Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma berserta perangkat yang
diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Di buat di Yogyakarta
Pada tanggal : 19 Mei 2017
Yang menyatakan
Maria Yusinta Rijayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS IV PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SD NEGERI
JETIS BANTUL
Maria Yusinta Rijayanti
Universitas Sanata Dharma
2016
Meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar yang kurang pada siswa kelas
IV di SD Negeri Jetis Bantul mendorong peneliti melakukan Penelitian Tindakan
Kelas di sekolah tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk (1) mengetahui
penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil
belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV di SD Negeri Jetis Bantul
(2) meningkatkan kedisiplinan dengan pendekatan kontekstual pada mata
pelajaran matematika siswa kelas IV di SD Negeri Jetis Bantul (3) meningkatkan
hasil belajar dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran matematika
siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul.
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan
dengan 2 siklus yang subjeknya adalah siswa kelas IV di SD Negeri Jetis Bantul.
Setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari
empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik
pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, kuesioner, tes dan
dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara,
pedoman observasi, lembar kuesioner dan tes.
Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kedisiplinan
belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul.
Pada kondisi awal nilai rata-rata kedisiplinan belajar 70,1 (kategori cukup aktif)
dengan persentase siswa minimal cukup aktif 66,7 %; siklus I rata-rata 78,6
(kategori cukup disiplin) dengan persentase 83,8 %; siklus II rata-rata 88,6
(kategori disiplin) dan persentasenya 96,8 %. Penerapan pendekatan kontekstual
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal nilai rata-rata hasil
belajar sebesar 75,40 sebanyak 56,7 % siswa mencapai KKM 75; siklus I 77,64
sebanyak 61,3 % siswa yang mencapai KKM; siklus II rata-rata 84,72 dan
sebanyak 83,9 % siswa yang mencapai KKM.
Kata kunci: kedisiplinan belajar, hasil belajar, pendekatan kontekstual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
ENHANCE THE DISCIPLINE AND LEARNING OUTCOMES IN CLAS IV
SUBJECT IN MATHEMATICS USING CONTEXTUAL IN JETIS BANTUL
ELEMENTARY SCHOOL
Maria Yusinta Rijayanti
Universitas Sanata Dharma
2017
Enhance of students’ discipline and learning outcome at Jetis Bantul
elementary school motivated the researcher to conduct Classroom Action
Research in the school. The aims of this research were (1) to know the
implementation of contextual approach to increase fourth grade students
discipline and learning outcomes on Math subject at Jetis Bantul elementary
school (2) enhance discipline with the implementation of contextual approach the
fourth grade students on Math subject at Jetis Bantul elementary school (3)
enhance learning outcome with the implementation of contextual approach the
fouth grade students discipline on Math subject at Jetis Bantul elementary school.
This research was a Classroom Action Research which was conducted
with 2 cycles which the subjects were fourth grade students at Jetis Bantul
elementary school. Each cycle consisted of two meetings. In each cycle, there
were four steps which are planning, action, observation, and reflection. The data
gathering technique included interview, observation, questionnaire, and
documentation. The research instruments which were used were interview
guideline, observation guideline, questionnaire sheet, and test.
The implementation which contextual approach could increase fourth
grade students on Math subject at Jetis Bantul elementary school. At the initial
condition, the average score of the learning discipline was 70.1 (“disciplined
enough” category) with the minimum percentage of adequate discipline 66.7%
from 30 students; the average of cycle I was 88.6 (“disciplined enough” category)
and the percentage was 83.8%; the average of cycle II was 88.6 (“disciplined”
category) and the percentage is 96.8%. The implementation of contextual
approach could increase students’ learning outcome. At the initial condition, the
average score of the learning outcome was 75.49 as much as 56.7% students
reached the Minimum Criteria of Mastery Learning (KKM) which is 75; cycle I
was 77.64 as much as 61.3% students which reached the Minimum Criteria of
Mastery Learning (KKM); cycle II which the average was 84.72 and as much as
83.9% students reached the Minimum Criteria of Mastery Learning (KKM).
Keywords: learning discipline, learning outcome, contextual approach
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya peneliti
dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Meningkatkan Kedisiplinan
dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran Matematika Menggunakan
Pendekatan Kontekstual di SD Negeri Jetis Bantul. Penulisan skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Cristiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,M.Pd selaku wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum dan Andri Anugrahana, S.Pd.,M. Pd., selaku
dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah bersedia
memberikan waktu dan tenaga serta perhatian untuk memberikan
bimbingan dan arahan selama proses penelitian dan penulisan skripsi
hingga selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Sekretariat program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang sudah
memperlancar segala keperluan perkuliahan
6. Drs. Suharyana selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jetis Bantul yang telah
mengijinkan peneliti melakukan penelitian.
7. Subagiyono, S.Pd selaku guru kelas IV A SD Negeri Jetis Bantul yang
telah memberikan bantuan untuk melakukan penelitian.
8. Siswa siswi kelas IV A SD Negeri Jetis Bantul selaku subjek penelitian
yang telah bersedia membantu peneliti dalam proses penelitian.
9. Bapak dan ibu guru serta karyawan SD Negeri Jetis Bantul yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan dalam penelitian sehingga penelitian
dapat berjalan dengan baik dan lancar
10. Keluarga besar tercinta yang telah mendukung dengan doa dan
perhatiannya.
11. Teman-teman satu payung Khalih dan Bayu berkat kerjasamanya selama
ini dalam menyusun skripsi ini.
12. Teman-teman PGSD kelas C dan D semester I hingga VII angkatan 2013
atas semangat, dukungan, doa dan kebersamaannya selama berproses dan
berdinamika selama perkuliahan.
13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa kendala yang peneliti temukan baik
dari faktor dalam diri maupun dari luar. Namun, kendala tersebut tidak menjadi
hambatan dalam diri peneliti melainkan menjadi semangat untuk terus maju dan
menyelesaikan menyusun skripsi. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca
dan Universitas Sanata Dharma. Penulis meminta maaf apabila dalam penyajian
terdapat beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, dan
sebagainya, serta peneliti menerima kritik dan saran sebagai masukan untuk
memperbaiki penelitian ini.
Yogyakarta, 19 April 2017
Penulis
Maria Yusinta Rijayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS............................ vii
ABSTRAK ......................................................................................... ix
ABSTRACT ......................................................................................... x
KATA PENGANTAR ........................................................................ xi
DAFTAR ISI ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................. 1
1.2 Pembatasan Masalah ........................................................ 6
1.3 Rumusan Masalah ............................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................. 7
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................... 7
1.6 Definisi Operasional ........................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ................................................................. 11
2.1.1 Kedisiplinan ............................................................ 11
2.1.2 Hasil Belajar ............................................................ 12
2.1.2.1 Pengertian Hasil ........................................... 12
2.1.3 Belajar ..................................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.1.3.1 Pengertian Belajar ....................................... 13
2.1.4 Hasil Belajar ............................................................ 16
2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar ........................... 16
2.1.4.2 Penggolongan Hasil Belajar ..................... 16
2.1.5 Pembelajaran ................................................... ...... 19
2.1.6 Matematika ............................................................ 20
2.1.6.1 Pelajaran Matematika ................................. 20
2.1.6.2 Materi Perkalian dan Pembagian ............... 21
2.1.7 Pembelajaran Matematika ...................................... 25
2.1.8 Pendekatan Kontekstual ......................................... 26
2.1.8.1 Langkah Pendekatan kontekstual .............. . 28
2.1.8.1 Kekurangan dan Kelebihan ........................ 28
2.1.9 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ........................ 30
2.2 Teori-teori Mendukung .................................................... 33
2.3 Hasil Penelitian yang Relevan ......................................... 35
2.4 Desain Diagram Penelitian yang Relevan ........................ 37
2.5 Kerangka Berpikir............................................................ . 39
2.6 Hipotesis Tindakan .......................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................. 42
3.2 Setting Penelitian .............................................................. 44
3.2.1 Tempat Penelitian ................................................... 44
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................... 45
3.2.3 Subjek Penelitian .................................................... 45
3.2.4 Objek Penelitian ..................................................... 45
3.3 Rencana Tindakan ............................................................ 45
3.3.1 Persiapan ................................................................ 45
3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ............................ 46
3.3.2.1 Siklus I ....................................................... 46
3.3.2.2 Siklus II ...................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.4 Indikator dan Pengukuran Keberhasilan .......................... 65
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 66
3.5.1 Kuesioner ............................................................... 66
3.5.2 Dokumentasi ........................................................... 67
3.5.3 Tes .......................................................................... 67
3.5.4 Wawancara ............................................................. 68
3.5.5 Observasi ................................................................ 68
3.6 Instrumen Penelitian ......................................................... 68
3.6.1 Non Tes ................................................................... 69
3.6.1.1 Pedoman Wawancara .................................. 69
3.6.1.2 Pedoman Observasi ..................................... 70
3.6.1.3 Lembar Kuesioner ....................................... 70
3.6.2 Tes ........................................................................... 72
3.7 Tabel Instrumen Pengumpulan Data ................................. 73
3.8 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran (IK) ..... 74
3.8.1 Validitas .................................................................. 74
3.8.1.1 Validitas Variabel Kedisiplinan ................. 75
3.8.1.2 Validitas Perangkat Pembelajaran ............. 76
3.8.2 Reliabilitas ............................................................... 83
3.8.3 Indeks Kesukaran Soal (IK) ........................... 85
3.9 Teknik Analisis Data ........................................................ 88
3.9.1 Analisis Data Kedisiplinan Siswa .......................... 88
3.9.2 Analisis Data Hasil Belajar Siswa .......................... 89
3.10 Jadwal Penelitian ............................................................. 90
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...................................... 91
4.1.1 Perencanaan ............................................................ 91
4.1.2 Pelaksanaan ............................................................. 94
4.1.3 Observasi ................................................................. 95
4.1.4 Refleksi ................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4.2 Hasil Penelitian ................................................................ 97
4.2.1 Kedisiplinan Siswa ........................................... 97
4.2.1.1 Kondisi Awal .............................................. 97
4.2.1.2 Siklus I ........................................................ 98
4.2.1.3 Siklus II ....................................................... 100
4.2.2 Hasil Belajar ........................................................... 103
4.2.2.1 Kondisi Awal .............................................. 103
4.2.2.2 Siklus I ....................................................... 105
4.2.2.3 Siklus II ...................................................... 106
4.3 Pembahasan ...................................................................... 110
4.3.1 Penerapan Pendekatan Kontekstual ........................ 111
4.3.1.1 Siklus I ........................................................ 112
4.3.1.2 Siklus II ....................................................... 122
4.3.1.3 Pembahasan Siklus I dan Siklus II ............... 128
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 138
5.2 Keterbatasan ...................................................................... 139
5.3 Saran .................................................................................. 140
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan dan Alat Ukur Siklus I ................. 65
Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan dan Alat Ukur Siklus II ................ 66
Tabel 3.3 Pertanyaan Wawancara ...................................................... 69
Tabel 3.4 Indikator Observasi ............................................................ 70
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan ....................................... 71
Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II
Sebelum Validasi ................................................................ 72
Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II
Sesudah Validasi ................................................................ 73
Tabel 3.8 Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 73
Tabel 3.9 Hasil Validasi Kedisiplinan Oleh Validator ......................... 76
Tabel 3.10 Hasil Validasi Silabus ........................................................ 77
Tabel 3.11 Hasil Validasi RPP ............................................................. 78
Tabel 3.12 Hasil Validasi LKS ............................................................ 79
Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Hasil Belajar ....................................... 79
Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Validitas Soal Hasil Belajar
Siklus I ............................................................................... 81
Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Validitas Soal Hasil Belajar
Siklus II ............................................................................... 82
Tabel 3.16 Kriteria Reliabilitas ............................................................. 83
Tabel 3.17 Reliabilitas Siklus I ............................................................ 84
Tabel 3.18 Reliabilitas Siklus II ............................................................ 84
Tabel 3.19 Kriteria Indeks Kesukaran .................................................. 86
Tabel 3.20 Indeks Kesukaran Soal Hasil Belajar Siklus I .................... 86
Tabel 3.21 Indeks Kesukaran Soal Hasil Belajar Siklus II ................... 87
Tabel 3.22 Kriteria Skor Kuesioner Kedisiplinan ................................. 89
Tabel 3.23 Jadwal Penelitian ................................................................. 90
Tabel 4.1 Kondisi Awal Kedisiplinan Belajar Siswa ........................... 97
Tabel 4.2 Hasil Kedisiplinan Belajar Siswa Siklus I ............................ 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.3 Hasil Kedisiplinan Belajar Siswa Siklus II .......................... 100
Tabel 4.4 Hasil Kedisiplinan Belajar Siswa ......................................... 101
Tabel 4.5 Nilai Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran Matematika
Tahun 2016/2017 ................................................................... 104
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................. 105
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................................ 106
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar .................................................. 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan
Mc. Taggart .................................................................... 41
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Kediiplinan Siswa ............................... 100
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Presentase Kedisiplinan
Siswa .............................................................................. 100
Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa ........ 107
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Jumlah Siswa yang
Mencapai KKM .............................................................. 107
Gambar 4.5 Guru Menjelaskan Materi kepada Siswa ....................... 110
Gambar 4.6 Siswa Melakukan kegiatan diskusi ................................ 111
Gambar 4.7 Siswa Melakukan Kegiatan bertanya ............................... 112
Gambar 4.8 Siswa Menggunakan Media untuk
Mengerjakan Soal ........................................................... 113
Gambar 4.9 Guru Menjelaskan Materi ............................................... 114
Gambar 4.10 Siswa Berdiskusi ........................................................... 115
Gambar 4.11 Siswa Menulis Refleksi ................................................. 116
Gambar 4.12 Guru Menjelaskan Materi .............................................. 117
Gambar 4.13 Siswa Bertanya Kepada Guru ........................................ 118
Gambar 4.14 Refleksi Siswa ................................................................ 118
Gambar 4.15 Penilaian Kelompok ....................................................... 119
Gambar 4.16 Guru Menjelaskan Materi .............................................. 120
Gambar 4.17 Siswa Bertanya Kepada Guru ........................................ 121
Gambar 4.18 Refleksi Siswa ............................................................... 122
Gambar 4.19 Penilaian Soal Evaluasi Siklus II ................................... 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Sebelum dan Sesudah Penelitian .................... 145
Lampiran 2 Instrumen Pembelajaran ................................................. 148
Lampiran 3 Instrumen Penelitian (Lembar Kuesioner) ...................... 235
Lampiran 4 Hasil Kuesioner Kedisiplinan Siswa ............................... 239
Lampiran 5 Soal Hasil Belajar dan Kunci Jawaban ............................ 243
Lampiran 6 Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran dan
Instrumen Penelitian ........................................................ 268
Lampiran 7 Hasil Output Data Validitas, Reliabilitas, Indeks
Kesukaran dan R-Tabel ................................................... 282
Lampiran 8 Data Nilai Kondisi Awal dan Setelah Tindakan ............. 311
Lampiran 9 Contoh Hasil Evaluasi Siswa .......................................... 315
Lampiran 10 Hasil Wawancara Guru Kelas ....................................... 325
Lampiran 11 Foto-foto Kegiatan ........................................................ 328
Lampiran 12 Riwayat Hidup Penulis ................................................. 330
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Ahmadi (2014: 50) menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah
untuk mengembangkan potensi bawaan manusia agar dapat berkembang
secara optimal dan mampu melakukan tugas dan kewajiban sebagai
manusia di bumi dan secara lebih spesifik sebagai subjek pembangunan
guna mencapai kebahagiaan hidup sekarang dan masa mendatang. Sekolah
Dasar merupakan jenjang dasar untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya.
Pendidikan di Sekolah dasar haruslah memberikan makna bagi siswa
melalui kegiatan belajar yang mampu meningkatkan rasa ingin tahu siswa.
Kegiatan belajar yang disiplin merupakan strategi yang baik untuk
menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mempengaruhi hasil belajar siswa. Lickona (2014: 73-74) menyatakan
disiplin adalah celah masuk bagi pendidikan karakter. Pendidikan karakter
menegaskan bahwa jika disiplin hendak berfungsi, hal itu harus mengubah
anak-anak pada sisi dalamnya. Disiplin harus mengubah sikap mereka,
cara mereka berpikir dan merasa. Disiplin harus menyebabkan mereka
ingin berperilaku secara berbeda. Disiplin harus membantu mereka
mengembangkan kebajikan-kebajikan, penghormatan, empati, penilaian
yang baik, dan pengendalian diri yang tanpa hal-hal ini, masalah disiplin
muncul pertama kali.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengajarkan siswa untuk belajar mengukur dan berhitung sehingga dapat
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari mengenai bilangan
seperti mengukur dan menghitung. Suherman (2008: 888) menyatakan
bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan,
hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan. Tinggih (dalam Suherman,
2001: 18) menyatakan bahwa matematika adalah pengetahuan yang
diperoleh dengan nalar. Hal ini dimaksud bukan berarti ilmu lain diperoleh
tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan
aktivitas dalam dunia rasio (penalaran). Ketika siswa mulai ikut serta dan
percaya diri dalam kegiatan belajar terutama pada mata pelajaran
matematika guru perlu untuk mempertimbangkan ruangan agar siswa
dapat mengeksplor pengetahuannya dengan kondisi lingkungan atau ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kelas yang memadai. Pembelajaran matematika yang seharusnya anak
adalah anak dihadapkan pada kehidupan nyata yang berhubungan dengan
pengukuran dan perhitungan.
Nawawi (dalam Susanto, 2013: 5) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar akan maksimal
jika guru melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sani (2013: 40)
mengatakan bahwa pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang
mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik.
Pembelajaran tidak terlepas dari peran guru yang efektif, kondisi
pembelajaran yang efektif, keterlibatan peserta didik, dan sumber
belajar/lingkungan belajar yang mendukung. Oleh karena itu, perlu
pendekatan yang tepat bagi siswa untuk mencapai tujuan belajar, dan salah
satu pendekatan yang dapat membantu siswa mengembangkan
pengetahuannya yaitu dengan pendekatan kontekstual.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 19 Juli 2016 yang
dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas IV SD Negeri Jetis Bantul
mengenai proses pembelajaran matematika, cara guru untuk memperjelas
konsep perkalian dan pembagian, media yang digunakan untuk
memperjelas materi, kedisiplinan siswa kelas IV ketika mengikuti
pembelajaran matematika, hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran
matematika, berapa banyak siswa yang nilai matematikanya di bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
KKM, penyebab siswa tidak paham terhadap materi perkalian dan
pembagian dan menanyakan pendekatan apa yang digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas IV SD Negeri Jetis Bantul. Guru kelas menjawab
seluruh pertanyaan yang telah diberikan oleh peneliti.
Peneliti melakukan observasi bertempat di SD N Jetis Bantul pada
kelas IV pada tanggal 19 Juli 2016 tentang kompetensi dasar 1.3
melakukan operasi perkalian dan pembagian. Berdasarkan hasil observasi
di kelas 4 SD Negeri Jetis Bantul pada pelajaran matematika, kelemahan
siswa pada pelajaran matematika adalah (1) mengerjakan tugas lebih cepat
lebih baik, (2) membiasakan diri membereskan apa yang sudah dimulai,
(3) menghindari mengulur-ulur waktu, (4) berusaha untuk menjadi percaya
diri, (5) menghindari kecemasan, (6) merencanakan yang akan datang, (7)
menyiapkan diri saat belajar. Siswa masih kurang disiplin dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam pengamatan, hanya enam siswa
atau presentasenya 20% dari 30 siswa yang keluar kelas dengan meminta
ijin kepada guru dan yang lain masih belum meminta ijin saat keluar kelas
dan ada yang tidak berminat untuk keluar kelas. Ada 25 siswa atau 83,3%
dari 30 siswa yang sudah tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Jumlah
seluruh kelas IV A SD Negeri Jetis Bantul yaitu 30 siswa yang terdiri dari
11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Masalah-masalah tersebut
merupakan masalah pendekatan yang tidak digunakan oleh guru, belum
lagi masalah dari siswa itu sendiri. Rendahnya hasil belajar matematika
karena adanya sugesti pada diri siswa yang sudah terlebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan rumit,
sehingga siswa cukup disiplin dalam mengikuti setiap pembelajaran
matematika terbukti dalam kondisi awal rata-rata kedisiplinan siswa
adalah 70,1 dan kondisi awal hasil belajar siswa adalah 75,4.
Salah satu cara untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam
mengikuti pembelajaran matematika dan meningkatkan hasil belajar siswa
adalah melalui pendekatan Kontekstual. Jhonson (2007: 14) menyatakan
bahwa pendekatan kontekstual adalah sebuah sistem belajar didasarkan
pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka
menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima dan
mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa
mengkaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang
sudah dimiliki sebelumnya. Maka dari itu, pendekatan dalam kegiatan
belajar sangat menentukan keberlangsungan kegiatan belajar. Semakin
menarik pendekatan yang dipilih oleh guru, maka kegiatan belajar akan
membuat siswa disiplin dalam mengikuti kegiatan belajar tersebut dan
mau terlibat langsung dalam seluruh kegiatan pembelajaran. Pendekatan
kontekstual adalah suatu proses pembelajaran yang bersifat menyeluruh
atau holistik. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual
untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar siswa. Pada
pembelajaran kontekstual siswa dimotivasi sehingga mereka dapat
memahami makna bahan pelajaran sesuai konteks konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural), untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
melaksanakan pengajaran matematika menggunakan pendekatan
kontekstual diperlukan kerjasama antara guru yang mengampu mata
pelajaran matematika (guru kelas) dengan peneliti yaitu melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada
peneliti dan guru matematika untuk mengidentifikasi masalah-masalah
pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan
dituntaskan. Dengan demikian proses pembelajaran matematika di sekolah
yang menerapkan pembelajaran dengan melalui pendekatan Kontekstual,
diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa dan hasil
belajar siswa.
1.2 Pembatasan Masalah
Permasalahan peelitian ini difokuskan pada pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kedisiplinan
dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan standar
kompetensi 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah. Kompetensi 1.3 Melakukan operasi
perkalian dan pembagian.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang dan
pembatasan masalah yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Bagaimana proses pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan kontekstual yang diterapkan di kelas IV SD Negeri Jetis
Bantul dalam rangka meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar
siswa?
2. Apakah penerapan pendekatan kontekstual dengan langkah-langkah
konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, dan penilaian nyata dapat meningkatkan kedisiplinan siswa
pada pelajaran matematika selama proses pembelajaran di SD Negeri
Jetis Bantul?
3. Apakah penerapan pendekatan konteksual dengan langkah-langkah
konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, dan penilaian nyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pelajaran matematika selama proses pembelajaran di SD Negeri
Jetis Bantul?
1.4 Tujuan Penelitian
Memperhatikan masalah-masalah yang timbul dalam proses
pembelajaran diperlukan usaha-usaha agar dapat meningkatkan
kedisiplinan dan hasil belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui proses pembelajaran matematika dalam rangka
meningatkan kedisiplinan dan hasil belajar di kelas IV SD Negeri Jetis
Bantul dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Meningkatkan kedisiplinan siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul
selama proses pembelajaran matematika menggunakan pendekatan
kontekstual.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul
selama proses pembelajaran matematika menggunakan pendekatan
kontekstual.
1.5 Manfaat Penelitian
Sebagai penelitian tindakan kelas, penelitian ini memberikan
manfaat konseptual terutama pada pembelajaran, selain itu juga
kepada hasil belajar dan kedisiplinan pada pembelajaran matematika.
1.5.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian tindakan kelas mampu memberikan
manfaat terhadap pembelajaran matematika, terutama dalam meningkatkan
kedisiplinan dan hasil belajar pada pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan kontekstual.
1.5.2 Manfaat Praktis
Pada manfaat praktis penelitian ini memberikan manfaat bagi:
1.5.2.1 Bagi Guru
Guru dapat menjadi fasilitator untuk membantu siswa di
kelas dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru dapat lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
banyak memberikan kemudahan dan sumber-sumber informasi
yang dibutuhkan siswa untuk proses belajar.
1.5.2.2 Bagi Siswa
Siswa akan menemukan sendiri dan menghubungkan
pengetahuan yang diperolehnya dengan pengetahuan yang
dimilikinya dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk
menyelesaikan masalah-masalah kontekstual.
1.5.2.3 Bagi Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk memperbaiki
kinerja peneliti bahwa pendekatan kontekstual yang diterapkan
pada pelajaran matematika baik bagi siswa dan sebagai pembuktian
untuk membantu siswa dalam meningkatkan kedisiplinan dan hasil
belajar siswa.
1.6 Definisi Operasional
Pada bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah yang digunakan pada
penelitian, antara lain:
1.6.1 Kedisiplinan adalah sesuatu yang berkenaan dengan
kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan norma yang
berlaku.
1.6.2 Hasil belajar adalah hasil pencapaian siswa melalui kegiatan
belajar yang dinampakkan dalam pengetahuan dan sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1.6.3 Pendekatan kontekstual adalah kosep belajar dimana guru
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya di dalam kehidupan
sehari-hari.
1.6.4 Siswa sekolah dasar adalah siswa dengan kemampuan
berpikir secara logis meskipun harus dengan objek yang
bersifat konkret.
1.6.5 Matematika adalah pelajaran yang berkaitan dengan sesuatu
yang dapat dihitung atau sesuatu yang dinyatakan dalam
bentuk kuantitas (jumlah) dan terdapat nilai konsistensi
dalam berpikir logis.
1.6.6 Pembelajaran matematika adalah proses belajar siswa dalam
memahami konsep matematika dengan cara menemukan
pengetahuan baru, sehingga konsep tersebut sebagai kunci
untuk memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II berisi landasan teori yang akan dibahas adalah kajian pustaka,
kajian penelitian yang relevan memuat beberapa hasil penelitian terdahulu yang
sesuai topik penelitian, selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir, dan hipotesis
yang menjadi dugaan/ jawaban sementara dari masalah penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Kedisipinan
2.1.1.1 Pengertian Kedisiplinan
Lickona (2014: 73-74) mengatakan disiplin adalah celah masuk bagi
pendidikan karakter. Pendidikan karakter menegaskan bahwa jika disiplin hendak
berfungsi, hal itu harus mengubah anak-anak pada sisi dalamnya. Disiplin harus
mengubah sikap mereka, cara mereka berpikir dan merasa. Disiplin harus
menyebabkan mereka ingin berperilaku secara berbeda. Disiplin harus membantu
mereka mengembangkan kebajikan-kebajikan, penghormatan, empati, penilaian
yang baik, dan pengendalian diri yang tanpa hal-hal ini, masalah disiplin muncul
pertama kali.
Mustari (2014: 35-36) menyatakan disiplin merujuk pada instruksi
sistematis yang diberikan kepada murid. Mendisiplinkan berarti menginstruksikan
orang untuk mengikuti tatanan tertentu melalui aturan-aturan tertentu. Dalam arti
lisan, disiplin berarti suatu ilmu tertentu yang diberikan kepada murid. Disiplin
diri merujuk pada latihan yang membuat orang merelakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dirinya untuk melaksanakan tugas tertentu atau menjalankan pola perilaku
tertentu, walaupun bawaanya adalah malas. Disiplin diri adalah penundukan diri
untuk mengatasi hasrat-hasrat yang mendasar. Disiplin diri biasanya disamakan
artinya dengan “kontrol diri” (self-control). Disiplin ini diperlukan dalam rangka
menggunkan pemikiran sehat untuk menentukan jalannya tindakan yang terbaik
yang menentang hal-hal yang lebih dikehendaki.
Jadi, kedisiplinan adalah pendidikan karakter yang memberikan instruksi
kepada siswa untuk mengikuti tatanan tertentu melalui aturan-aturan tertentu,
sehingga siswa dapat mengembangkan kebijakan-kebijakan, penghormatan,
empati, penilaian yang baik, dan pengendalian diri.
2.1.2 Hasil Belajar
2.1.2.1 Pengertian Hasil
Engkoswara (2010: 212) menyatakan bahwa hasil merupakan pengertian
dari seseorang dalam memahami hasil kerja yang diperoleh nanti setelah
pekerjaan tersebut selesai. Apabila hasil yang akan diperoleh sudah dapat
diprediksi dan dipahami, maka dapat memberikan motivasi pada seseorang untuk
lebih giat dalam melakukan pekerjaannya.
Hasil merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk memperoleh apa
yang diinginkan melalui kerja keras atau upaya belajar lebih giat agar
mendapatakan hasil yang maksimal atau hasil yang sudah ditargetkan secara
individual, penjelasan ini diperkuat menurut Zalukhu (2010: 29) yang menyatakan
bahwa hasil adalah anak dari sebuah tindakan, dan tindakan adalah anak dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sebuah keputusan. Dipembelajaran matematika hasil merupakan kemampuan
siswa dalam memahami materi perkalian dengan ditujuan yang sudah ditentukan
sehingga menyebabkan peningkatan kemampuan kognitif yang akan
menyebabkan timbulnya hasil dari proses belajar
Dari definisi dua ahli tersebut peneliti menyatakan bahwa hasil adalah suatu
tindakan yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan dan kesuksesan tercapainya tujuan tersebut yang akan menimbulkan
hasil. Hasil merupakan sesuatu yang didapat setelah pelajaran selesai.
2.1.3 Belajar
2.1.3.1 Pengertian Belajar
Rohmah (2015: 171-172) menyatakan belajar adalah key term, istilah
kunci, yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Karena demikian pentingnya arti
belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun
diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai
proses perubahan manusia itu. Belajar yaitu setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Belajar
adalah perubahan kepribadian sebagai pola baru yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian/suatu pengertian. Makmun (dalam Rohmah, 2015: 172)
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi
seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Skinner, dkk (dalam Kurniawan, 2014: 3) mengatakan bahwa belajar
menurut golongan behavioristik dipandang sebagai proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Timbulnya tingkah
laku itu disebabkan oleh adanya hubungan stimulus dengan respon dimana suatu
stimuli tertentu akan menyebabkan respon tertentu dari individu. Bruner, dkk
(dalam Kurniawan, 2014: 3) menyatakan dalam pandangan para kognitivistik
belajar dipandang sebagai proses aktif individu dalam memproses individu dalam
memproses informasi. Mayer, dkk (dalam Kurniawan, 2014: 3) menyatakan
faham konstruktivisme memandang belajar sebagai proses aktif pebelajar dalam
mengkonstruk ilmu pengetahuan melalui proses seleksi, organisasi, dan integrasi
informasi.
Syah (dalam Kurniawan, 2014: 4) menyatakan belajar pada hakikatnya
merupakan proses kognitif yang mendapat dukungan dari fungsi ranah
psikomotor. Fungsi psikomotor dalam hal ini meliputi: mendengar, melihat,
mengucapkan. Apapun manifestasi belajar yang dilakukan siswa hampir dapat
dipastikan selalu melibatkan fungsi ranah akalnya yang intensitas pengunaannya
tentu berbeda dengan peristiwa belajar lainnya.
Rohmah (2015: 172) menyatakan ada beberapa karakteristik belajar antara
lain, yaitu:
1. Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku
2. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman(perubahan karena
pertumbuhan atau kematangan bukan merupakan hasil belajar, contoh
perubahan seorang bayi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman, berarti perubahan tingkah
laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi/kepekaan
seseorang yang biasanya hanya berlangsung sementara bukan merupakan
hasil belajar.
4. Perubahan tingkah laku itu menyangkut beberapa aspek kepribadian
(fisik/psikis) seperti perubahan pengertian, berpikir, keterampilan,
kebiasaaan, sikap, dan lain-lain.
Fudyartanto (dalam Baharudin dan Wahyuni, 2015: 15) menyatakan
belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha
untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai
sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami,
mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.
Morgan, dkk (dalam Baharudin dan Wahyuni, 2015: 18) menyatakan
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai
hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan-kawan senada
dengan pendapat yang dikemukakan para ahli yang menyatakan bahwa belajar
merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan
adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi di
dalam diri seseorang.
Dari uraian pendapat tujuh ahli yang mendefinisikan pengertian belajar,
jadi belajar adalah perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
diperoleh. Belajar adalah mencari tahu apa yang belum diketahui dan
mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui.
2.1.4 Hasil Belajar
2.1.4.1 Pengertian Hasil Belajar
Sudjana (dalam Kurniawan, 2014: 9) mengatakan Kingsley membedakan
hasil belajar siswa (individu) menjadi tiga jenis yaitu: 1) keterampilan dan
kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, 3) sikap dan cita-cita. Setiap golongan
bisa diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.
2.1.4.2 Penggolongan Hasil Belajar
Bloom menggolongkan hasil belajar menjadi tiga bagian yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor.
1. Hasil Belajar Kognitif
Dimyati dan Mudjiono (dalam Kurniawan, 2014: 10-11) menyatakan
hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada kaitannya dengan ingatan,
kemampuan berpikir atau intelektual. Hasil belajar ranah kognitif meliputi
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi, dan
kreativitas. Hasil belajar pengetahuan meliputi kemampuan berupa ingatan
terhadap suatu yang pernah dipelajari. Hasil belajar pemahaman, yaitu
kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu yang sudah dipelajari.
Penerapan yaitu kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang
sudah dipelajari dalam situasi nyata maupun tiruan. Hasil belajar analisis
adalah kemampuan memecah suatu kesatuan entitas tertentu sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menjadi jelas unsur-unsur pembentuk kesatuan suatu entitas. Hasil belajar
sintetis yaitu kemampuan membuat intisari, membentuk suatu pola tertentu
berdasarkan elemen-elemen yang berbeda, sehingga membentuk suatu
kesatuan yang bermakna. Hasil belajar evaluasi yaitu kemampuan
memberikan pendapat atau menentukan baik dan tidak baik atas sesuatu
dengan menggunakan suatu kriteria tertentu. Kreativitas merupakan
kemampuan kognitif tertinggi, menggantikan kemampuan evaluasi.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengkreasi atau mencipta, yaitu
kemampuan yang dipandang paling sulit/tinggi dibandingkan dengan
kemampuan kognitif lainnya.
2. Hasil Belajar Afektif
Dimyati dan Mudjiono (dalam Kurniawan, 2014: 12) menyatakan
hasil belajar ranah afektif yaitu merujuk pada hasil belajar yang berupa
kepekaan rasa atau emosi. Hasil belajar afektif terdiri dari lima jenis
tahapan, yaitu:
a. Kepekaaan, yaitu sensitivitas mengenai situasi dan kondisi tertentu
serta memperhatikan keadaan tersebut.
b. Partisipasi, yaitu mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c. Penilaian dan penentuan sikap, yaitu mencakup menerima suatu nilai,
menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.
d. Organisasi, yaitu kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pedoman atau pegangan hidup.
e. Pembentukan pola hidup, yaitu kemampuan menghayati nilai dan
membentuk menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
3. Hasil Belajar Psikomotorik
Dimyati dan Mudjiono (dalam Kurniawan, 2014: 12-13)
menyatakan hasil belajar psikomotorik yaitu berupa kemampuan gerak
tertentu. Kemampuan gerak ini juga bertingkat mulai dari gerak sederhana
yang mungkin dilakukan secara refleks hingga gerak kompleks yang
terbimbing hingga gerak kreativitas. Menurut Simpson (dalam Kurniawan,
2014: 12-13) gerak psikomotorik meliputi:
a. Persepsi, yaitu kemampuan memilah-milah dan kepekaan terhadap
sesuatu.
b. Kesiapan, yaitu kemampuan bersiap diri secara fisik.
c. Gerakan terbimbing, yaitu kemampuan meniru contoh.
d. Gerakan terbiasa, yaitu keterampilan yang berpegang pada pola.
e. Gerakan kompleks, yaitu gerakan luwes, lancar, gesit, dan lincah.
f. Penyesuaian, yaitu kemampuan mengubah dan mengatur kembali.
g. Kreativitas, yaitu kemampuan mencipta pola baru.
Dari definisi di atas peneliti menyatakan bahwa hasil belajar berupa
pengetahuan yang akan menjadi tolak ukur seberapa jauh siswa mampu
memahami materi yang sudah didapatkan dan hasil nyata dari belajar adalah siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mampu mengaplikasikan materi tersebut ke dalam sikap dan keterampilan, karena
hasil belajar bukan hanya dari kemampuan kognitif saja, tetapi sikap dan
keterampilan akan ikut serta mempengaruhi hasil belajar. Dalam penelitian ini
peneliti membatasi pada aspek penilaian kognitif. Penilaian kognitif adalah
penilaian yang berkaitan dengan ingatan, kemampuan berpikir, dan intelektual.
2.1.5 Pembelajaran
2.1.5.1 Pengertian Pembelajaran
Gagne (dalam Kurniawan, 2014: 27) menyatakan bahwa pembelajaran
adalah serangkaian aktivitas untuk membantu mempermudah seseorang belajar,
sehingga terjadi belajar secara optimal. Dalam proses pembelajaran merujuk pada
segala peristiwa (events) yang bisa memberikan pengaruh langsung terjadinya
belajar pada manusia. Dalam konteks pembelajaran di sekolah guru adalah salah
satunya, bukan satu-satunya.
Romizowski (dalam Kurniawan, 2014: 28) menjelaskan bahwa
pembelajaran itu memiliki dua ciri aktivitas yang berorientasi pada tujuan yang
spesifik serta adanya sumber dan aktivitas belajar yang telah direncanakan
sebelumnya. Tujuan, sumber dan aktivitas belajar yang ditetapkan sebelum proses
belajar mengajar terjadi inilah yang terpenting. Belajar dan pembelajaran
merupakan dua hal berbeda namun memiliki keterkaitan, dimana dalam konteks
ativitas di dalam kelas, pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru
untuk menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif bagi terjadinya proses
belajar di dalam diri siswa. Dalam pelaksanaaan pembelajaran di kelas, tujuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
materi, dan situasi kelas yang dipandang akan kondusif bagai proses belajar siswa
didesain oleh guru sebelumnya dalam bentuk desain pembelajaran.
Al-Tabany (2014: 19) menyatakan bahwa pembelajaran hakikatnya adalah
usaha sadar untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan
sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari
makna ini jelas bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang
guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang
intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah
serangkaian aktivitas yang memiliki tujuan untuk mempermudah seseorang dalam
aktivitas belajar yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga proses belajar
akan terjadi secara optimal
2.1.6 Matematika
2.1.6.1 Pelajaran Matematika
Menurut Nasution (dalam Suparman, 2009: 8) menyatakan bahwa
matematika merupakan ilmu mengenai dasar-dasar perhitungan, pengukuran, dan
penggambaran bentuk objek. Ilmu ini melibatkan logika dan kalkulasi kuantitatif,
dan pengembangannya telah meningkatkan idealisasi subjek.
Menurut Al-Arif (2013: 16-17) mengatakan matematika merupakan
cabang dari logika yang memberikan suatu kerangka kinerja yang sistematis,
dimana suatu hubungan secara kuantitatif dapat dipelajarai. Matematika berkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dengan sesuatu yang dapat dihitung atau sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk
kuantitas (jumlah).
Zubaedi (2014: 296) menyatakan mata pelajaran matematika terdapat nilai
konsistensi dalam berpikir logis, pemahaman aksioma kemudian mencari
penyelesaian melalui pengenalan terhadap kemungkinan yang ada (semua
probabilitas) lalu mengeliminasi sejumlah kemungkinan tertentu dan akhirnya
menemukan sesuatu kemungkinan yang pasti akan membawa kepada jawaban
yang benar. Dari sini ada pengenalan probabilitas, ada eliminasi probabilitas, ada
konklusi yang menunjukkan jalan pasti akan menuju kepada suatu jawaban yang
benar.
Dari definisi di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa matematika
adalah salah satu mata pelajaran yang mengajarkan siswa untuk belajar mengukur
dan berhitung sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-
hari mengenai bilangan seperti mengukur dan mengitung.
2.1.6.2 Materi Perkalian dan Pembagian
Peneliti memilih materi pembelajaran yaitu perkalian dan pembagian.
Perkalian dan pembulatan merupakan bagian dari materi pada mata pelajaran
Matematika kelas IV semester I. Berdasarkan silabus, materi ini tercantum dalam
Standar Kompetisi 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah. Dalam Standar Kompetensi tersebut,
Kompetensi dasarnya yaitu 1.3 Melakukan operasi perkalian dan pembagian.
1. Melakukan Operasi Perkalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Mustaqim & Astuty (2008 : 18) mengatakan bahwa perkalian merupakan
penjumlahan yang berulang. Berikut adalah contoh perkalian:
Contoh:
Ema mempunyai 4 kaleng permen pemberian paman. Setelah dibuka satu
kaleng ternyata berisi 21 permen. Menurut Paman, semua kaleng isinya
sama. Berapa banyaknya permen Ema pemberian paman?
Banyaknya permen Ema dapat kita cari dengan perkalian bilangan 4 × 21.
a. Dengan definisi perkalian sebagai penjumlahan yang berulang, maka
bentuk perkalian tersebut dapat kita tuliskan:
4 × 21 = 21 + 21 + 21 + 21 = 84
b. Dengan perkalian langsung dapat kita tuliskan 4 × 21 = 21× 4 (sifat
komutatif perkalian).
21 × 4 = 84
c. Dengan perkalian bersusun dapat kita tuliskan:
Cara Susun Pendek Cara Susun Panjang
2 1 2 1
4 x 4 x
8 4 4
8 0 +
8 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Keterangan:
1. Cara susun 1 (Perkalian bersusun pendek)
2 1 4 dikalikan dengan 1 (satuan), hasilnya 4
4 x 4 dikalikan dengan 2 (puluhan), hasilnya 8
8 4
Pada cara bersusun pendek, ketika angka 4 dikalikan
dengan angka 2 yang terletak pada puluhan, maka angka 0 tidak
perlu dituliskan dalam hasilnya dan hanya dituliskan angka
depannya saja.
2. Cara susun 2 (Perkalian bersusun panjang)
2 1 4 dikalikan dengan 1 (satuan) hasilnya ditulis 4)
4 x 4 dikalikan dengan 2 (puluhan) hasilnya ditulis 80)
4 Kemudian semua hasil dijumlahkan
8 0 +
8 4
Pada cara bersusun panjang, ketika angka 4 dikalikan dengan
angka 2 yang terletang pada puluhan, maka hasilnya tetap ditulis
utuh 80 dan angka 0 tidak dihilangkan, kemudian baru dijumlahkan.
Dari ketiga cara perkalian di atas, kalian peroleh hasil yang sama.
Jadi, banyaknya permen Ema pemberian Paman adalah 84 permen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Melakukan Operasi Pembagian
Pada kelas-kelas sebelumnya, kalian mengenal pembagian sebagai
pengurangan yang berulang oleh bilangan pembagi terhadap bilangan
yang dibagi.
a. Bagaimana cara membagi bilangan 20 dengan 5? Mari kita
kurangi secara berulang.
20 – 5 = 15
15 – 5 = 10
10 – 5 = 5
5 – 5 = 0
Berapa kali pengurangan dilakukan? Berapa hasil akhir pengurangan
berulang tersebut? Dalam operasi pembagian dituliskan:
20 : 5 = 4
Pembagian tersebut dinamakan pembagian tanpa sisa.
b. Bandingkan dengan pembagian bilangan 20 oleh bilangan 6
berikut ini.
20 – 6 = 14
14 – 6 = 8
8 – 6 = 2
Berapa kali pengurangan dilakukan? Berapa hasil akhir pengurangan
berulang tersebut? Dalam operasi pembagian dituliskan:
20 : 6 = 3 (sisa 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pembagian tersebut dinamakan pembagian bersisa. Hasil
pembagian bersisa kita tuliskan sebagai berikut:
20 : 6 = 3 (sisa 2)
2.1.7 Pembelajaran Matematika
Bruner (Ruseffendi, 1991) mengatakan dalam metode penemuannya
mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Menemukan, di sini yang
terutama adalah „menemukan lagi‟ (discovery), atau dapat juga menemukan yang
sama sekali baru (invation). Oleh karena itu, kepada siswa materi disajikan bukan
dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Dalam
pembelajaran ini, guru harus lebih banyak berperan sebagai pemimbing
dibandingkan sebagai pemberi tahu.
Heruman (2007: 5) menyatakan selain belajar penemuan dan belajar
bermakna, pada pembelajaran matematika harus terjadi pula belajar secara
“konstruktivisme” Piaget. Dalam konstruktivisme, konstruksi pengetahuan
dilakukan sendiri oleh siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
menciptakan iklim yang kondusif.
Susanto (2013: 186-187) menyatakan bahwa pembelajaran matematika
adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan
bepikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
materi matematika. Proses belajar pada matematika mengandung dua kegiatan
yaitu belajar dan mengajar. Kegiatan kolaborasi berupa interaksi antar siswa
dengan guru, antar siswa dengan siswa, dan antar siswa dengan lingkungan di saat
pembelajaran matematika sedang berlangsung.
Dari hasil definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah proses belajar siswa dalam memahami konsep matematika
dengan cara menemukan pengetahuan baru, sehingga konsep tersebut sebagai
kunci untuk memecahkan masalah. Pembelajaran matematika harus menuntut
siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan
menggunakan daya nalar yang tinggi.
2.1.8 Pendekatan Kontekstual
Kontekstual adalah sebuah sistem yang bersifat menyeluruh yang
menyerupai cara alam bekerja. Kata konteks dipahami sebagai pola hubungan-
hubungan di dalam lingkungan langsung seseorang. Pembelajaran dan pengajaran
kontekstual, sebagai sebuah sistem mengajar, didasarkan pada pikiran bahwa
makna muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya. Semakin banyak
keterkaitan yang ditemukan siswa dalam suatu konteks yang luas, semakin
bermaknalah isinya bagi mereka. Pembelajaran dan pengajaran kontekstual
melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka
mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka
hadapi. Ketika para siswa menyusun proyek atau menemukan permasalahan yang
menarik, ketika mereka membuat pilihan dan menerima tanggung jawab, mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
informasi dan menarik kesimpulan, ketika mereka secara aktif memilih,
menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan, menyelidiki, mempertanyakan,
dan membuat keputusan, mereka mengaitkan isi akademis dengan konteks dalam
situasi kehidupan, dan dengan cara ini mereka menemukan makna (Jhonson,
2006: 32-35).
Majid (2013: 228) menyatakan bahwa pendekatan kontekstual adalah
konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran aktif, yakni:
konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment).
Baharudin dan Wahyuni (2015: 190-192) menyatakan kontekstual adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Dalam kelas kontekstual tugas guru adalah membantu siswa mencapai
tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada
memberi informasi. Pendekatan kontekstual memiliki tujuh komponen utama,
yaitu konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi dan penilaian yang sebenarnya. Pendekatan ini dapat diterapkan dalam
kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas bagaimanapun keadaannnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.8.1.1 Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual
Baharuddin (2015: 190-192) menyatakan bahwa langkah-langkah
menerapkan pendekatan kontekstual di dalam kelas, adalah sebagai berikut:
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya.
2. Langsungkan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik
3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
4. Ciptakan “masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok-kelompok)
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
6. Lakukan refleksi diakhir pertemuan
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan
dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya di dalam kehidupan sehari-
hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks
yang terbatas, sedikit demi sedikit, dari proses pengkonstruksian sendiri, sebagai
bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai siswa di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.1.8.2 Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Kontekstual
Menurut Shoimin (2014: 44) kelebihan dan kekurangan kontekstual
adalah sebagai berikut :
A. Kelebihan
1. Pembelajaran kontesktual dapat menekankan aktivitas berfikir siswa
secara penuh, baik fisik maupun mental.
2. Pembelajaran kontesktual dapat menjadikan siswa belajar bukan
menghafal, melainkan proses pengalaman dalam kehidupan nyata.
3. Kelas dalam kontesktual bukan sebagai tempat untuk memperoleh
informasi, melainkan sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan
mereka di lapangan.
4. Materi pelajaran ditentukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari
orang lain.
Kelebihan menurut Jhonson (2006: 303-304) bahwa keampuhan
kontekstual terletak pada kesempatan yang diberikan siswa untuk
mengembangkan harapan mereka, untuk mengembangkan bakat mereka, dan
mengetahui informasi terbaru, serta menjadi anggota sebuah masyarakat
demokrasi yang cakap.
Kekurangan penerapan pembelajaran kontesktual merupakan
pembelajaran yang kompleks dan sulit dilaksanakan dalam konteks
pembelajaran, selain juga membutuhkan waktu yang lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dari pendapat dua ahli ahli peneliti menyatakan bahwa kelebihan
pendekatan kontekstual adalah mengajarkan siswa untuk mengeksplor
pengetahunnya sendiri serta memahami guna materi tersebut bagi kehidupan
sehari-hari. Kekurangan dari pendekatan kontesktual ialah membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk membantu siswa agar mendapatkan pengetahuan
yang akan dikembangkan.
2.1.9 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Supriadi (2004: 81-88) menyatakan bahwa karakteristik siswa sekolah
dasar dibedakan ke dalam karakteristik pribadi dan sosial, dan karakteristik
psikologis.
1. Karakteristik Pribadi dan Sosial
a. Umur, secara umum umur menentukan kesiapan siswa untuk belajar.
Siswa yang umurnya lebih tua akan mempunyai kesiapan belajar yang
lebih tinggi daripada siswa yang lebih muda. Ketentuan wajib belajar
dimulai pada umur 7 tahun.
b. Jenis kelamin, dari penelitan-penelitian psikologi diketahui bahwa
perempuan dan laki-laki mempunyai tempo dan ritme perkembangan
yang relatif berbeda. Misalnya anak perempuan lebih cepat memasuki
tahap keremajaan dan anak perempuan lebih cepat mengenal “hidup
teratur” dan lebih mandiri dari pada anak laki-laki.
c. Pengalaman Prasekolah, TK merupakan persiapan untuk memasuki
SD sehingga mereka akan lebih siap belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
d. Kemampuan Sosial-Ekonomi, pendidikan orang tua, pekerjaan orang
tua, penghasilan orang tua dan tempat tinggal berkaitan satu sama lain.
Sosial ekonomi keluarga siswa perlu dipertimbangkan dalam proses
belajar dan mengajar, karena hal ini akan mempengaruhi keberhasilan
belajarnya disekolah.
2. Karakteristik Psikologis
a. Tingkat kecerdasan, dapat diamati dari kemampuan belajarnya siswa
yaitu cepat, tepat dan akurat. Ada siswa yang mudah mengingat
sederet angka, ada yang dapat mengingat setelah belajar berulang-
ulang.
b. Kreativitas, kemampuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang
baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada. Kreativitas seseorang
ditandai oleh kemampuannya dalam mencetuskan gagasan-gagasan
yang relatif baru (misalnya dalam cara memecahkan masalah), dapat
menguraikan sesuatu secar lancar dengan bahasa dan istilah yang kaya
serta bervariasi.
c. Bakat dan minat, guru perlu mengakomodasi perbedaan minat dan
bakat tanpa mengabaikan usaha untuk membimbing siswa sehingga
menguasai secara merata materi mata pelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
d. Pengetahuan dasar dan prestasi terdahulu, guru perlu mengetahui dan
mempertimbangkan apa yang telah dikuasai oleh siswa, sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mereka diberikan materi baru. Siswa yang mempunyai pengetahuan
dasar yang kuat dari proses belajar sebelumnya, mencapai prestasi
yang lebih baik pada proses belajar berikutnya.
e. Motivasi belajar, motivasi merupakan modal yang sangat penting
untuk belajar, tanpa ada motivasi proses belajar akan kurang berhasil.
f. Sikap dan kebiasaan belajar, sikap siswa terhadap sekolah, guru,
siswa-siswa yang lain dan terhadap materi pelajaran dalam kurikulum
akan menentukan keberhasilan dalam belajar. Ada siswa yang merasa
sekolah merupakan keharusan untuk masa depannya, ada siswa yang
memandang bahwa ia bersekolah karena disuruh oleh orang tuanya.
Suryobroto (dalam Djamarah, 2011: 124) menyatakan bahwa pada umur
antara 6 atau 7 tahun biasanya anak memang telah matang untuk masuk sekolah
dasar. Masa keserasian bersekolah ini secara relatif diperinci menjadi dua fase
yaitu: (1) masa kelas rendah, kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun
dan (2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar kira-kira umur 9 atau 10 sampai
kira-kira umur 12 atau 13 tahun.
Dari definisi di atas peneliti menyatakan bahwa karakteristik siswa
sekolah dasar adalah terpengaruh oleh umur karena mempertimbangkan kesiapan
siswa untuk belajar dari pra sekolah ke sekolah dasar, kondisi ekonomi dan
lingkungan keluarga akan mempengaruhi siswa dalam merancang pola pikir, dan
tingkat kecerdasan siswa yang akan mempengaruhi hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2.2 Teori-teori Mendukung
2.2.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Nur (dalam Al-Tabany, 2014: 30) menyatakan perkembangan kognitif
sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan
lingkungan. Piaget yakin bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan
penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi
sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu
memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih
logis. Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang
perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif
membangun sistem makna dan pemahaman realistis melalui pengalaman dan
interaksi mereka.
Menurut Nur (dalam Al-Tabany, 2014: 30) tahap-tahap perkembangan
kognitif Piaget adalah sebagi berikut:
1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Terbentuknya konsep “kepermanenan objek” dan kemajuan gradual
dari perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah pada tujuan.
2. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)
Perkembangan kemampuan menggunakan simbol untuk menyatakan
objek-objek dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi.
3. Tahap Operasi Konkret (7-11 tahun)
Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-
kemampuan baru termasuk penggunaan yang dapat-balik. Pemikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak
begitu dibatasi oleh keegosentrisan.
4. Tahap Operasi Formal (11 tahun-dewasa)
Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-
masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi
sistematis.
Menurut Piaget (dalam Al-Tabany, 2014: 31) menyatakan perkembangan
kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya. Berikut ini adalah implikasi penting
dalam model pembelajaran:
1. Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak
sekedar pada hasilnya. Pengamatan belajar yang sesuai dikembangkan
dengan memperhatikan tahap kognitif siswa yang mutakhir, dan jika guru
penuh perhatian terhadap metode yang digunakan siswa untuk sampai
pada kesimpulan terntentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam
posisi memberikan pengalaman sesuai dengan yaang dimaksud.
2. Dalam kelas Piaget, penyajian pengetahuan jadi (ready-made) tidak
mendapat penekanan, tetapi didorong menemukan sendiri pengetahuan itu
(Discovery maupun Inquiry) melalui interaksi spontan dengan
lingkungannya.
3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu
berlangsung pada kecepatan yang berbeda.
Dari teori diatas peneliti menyimpulkan bahwa tahap siswa sekolah dasar
adalah tahap perkembangan operasi konkret dimana tahap perkembangan siswa
sudah mampu berpikir secara logis dan pemecahan masalah tidak terlalu dibatasi
oleh keegosentrisan.
2.3 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Adapun hasil penelitian ini antara lain hasil penelitian yang
dilakukan oleh Catur, Wiji (2013) perbaikan pembelajaran melalui PTK mata
pelajaran matematika. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Media CD Interaktif Pada SD
Negeri Kebogadung 02 Brebes. Hasil penelitian menunjukan keterampilan guru
siklus I memperoleh skor 16 dengan kreteria kurang, Siklus II memperoleh skor
20 dengan kreteria cukup, dan siklus III memperoleh skor 30 dengan kreteria
sangat baik. Aktivitas siswa pada siklus I mendapat skor 17 dengan kreteria
cukup, siklus II mendapat skor 23 dengan kreteria baik,. Hasil belajar siswa setiap
siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan klasikal 60%, siklus II
ketuntasan klasikal meningkat menjadi 85%. Berdasarkan penelitian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika melalui pendekatan kontekstual
dapat berhasil, sehingga dapat dijadikan salah satu aternatif solusi untuk
meningkatkan pembelajaran Matematika di SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sari, Puspa (2014) perbaikan pembelajaran melalui PTK mata pelajaran
IPA kelas VA SD Negeri Kenaran 2 Prambanan. Peningkatan Penguasaan Konsep
IPA Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas VA SD Negeri Kenaran 2
Prambanan Sleman Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
penguasaan konsep IPA siswa kelas VA SD Negeri Kenaran 2 Prambanan Sleman
Yogyakarta melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan konsep IPA siswa kelas VA SD
Negeri Kenaran 2 Prambanan Sleman Yogyakarta meningkat setelah
diterapkannya pendekatan kontekstual. Hal ini terbukti pada peningkatan
penguasaan konsep IPA siswa dari skor rerata hasil tes sebelum tindakan sebesar
60.6 menjadi 69 pada akhir siklus I, dan meningkat menjadi 78.8 pada akhir siklus
II. Siswa yang mencapai kriteria keberhasilan mengalami peningkatan dari 40%
pada pratindakan menjadi 65% pada siklus I dan meningkat menjadi 85% pada
siklus II. Hasil observasi juga menunjukkan guru dan siswa telah melaksanakan
prosedur pendekatan kontekstual dengan baik.
Tony, (2009) perbaikan pembelajaran melalui PTK mata pelajaran
Matematika kelas VA SD Negeri Kenaran 2 Prambanan. Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Belajar Tuntas(Mastery Learning)
(PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD N 3 Keden). Hasil penelitian
tindakan kelas ini adalah pertama, kerja kolaboratif yang dikembangkan dapat
meningkatkan pemahaman guru matematika, tentang, (1) masalah-masalah yang
timbul di kelas, (2) cara-cara kerja kolaboratif menyusun suatu perencanaan
perbaikan pembelajaran. Kedua, kerja kolaboratif berhasil melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
perencanaan pembelajaran dengan baik, (1) bisa merubah kegiatan pembelajaran
konvensional menjadi pembelajaran pendekatan belajar tuntas, (2) bisa merubah
kegiatan pembelajaran yang pasif menjadi pembelajaran aktif, kreatif dan
interaktif, (3) pada setiap pembelajaran selalu memperhatikan aspek-aspek
pembelajaran. Ketiga, dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan belajar
tuntas terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut: (1) keaktifan belajar
siswa tinggi 76,92% (2) pemahaman materi ajar sebesar 87,18%, (3) kemandirian
belajar siswa mencapai 79,49%.
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti lebih menekankan pada
meningkatkan kedisiplinan siswa dan meningkatan hasil belajar matematika
melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul pada
Tahun Pelajaran 2016/2017. Persamaan dengan ketiga penelitian sebelumnya
adalah penelitian ini juga meningkatkan hasil belajar. Kekhususan dari penelitian
yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti meningkatkan kedisiplinan belajar
siswa yang jarang digunakan oleh peneliti lain.
2.4 Desain Diagram Penelitian yang Relevan
Peneliti menyusun desain diagram berdasarkan penelitian relevan yang
memiliki variabel keaktivan dan variabel yang sama yaitu hasil belajar dengan
menggunakan pendekatan kontekstual. Dari ketiga penelitian yang memiliki
relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, kemudian peneliti
tertarik untuk menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kedisiplinan dan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Matematika
menggunakan pendekatan kontekstual.
Penelitian Kedisiplinan dan Pendekatan
Kontekstual
Gambar 2.1 Bagan desain diagram penelitian yang relevan
Penelitian Hasil Belajar
Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar
Matematika Pecahan
Melalui Pendekatan
Kontekstual dengan
Media CD Interaktif Pada
SD Negeri Kebogadung
02 Brebes.
(Catur Wiji, 2013)
Peningkatan Hasil Belajar
Matematika melalui
Pendekatan Kontekstual
pada Siswa Kelas IV
(Tony, 2009)
Peningkatan Penguasaan
Konsep IPA Melalui
Pendekatan Kontekstual
Pada Siswa Kelas VA SD
Negeri Kenaran 2
Prambanan Sleman
Yogyakarta.
(Sari Puspa, 2014)
Yang perlu diteliti :
Peneliti lebih menekankan pada kedisiplinan siswa dan meningkatan hasil belajar matematika melalui
pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2.5 Kerangka Berpikir
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang mengajarkan siswa
untuk belajar mengukur dan berhitung sehingga dapat menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari mengenai bilangan seperti mengukur dan
menghitung. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kedisiplinan dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Pembelajaran yang sesuai untuk
penelitian ini adalah siswa dihadapkan pada kehidupan nyata yang berhubungan
dengan pengukuran dan perhitungan.
Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
kelas IV 43,3% dari 30 siswa belum mencapai standar ketuntasan nilai dan nilai
masih dibawah KKM yang ditetapkan yaitu 75. Permasalahan tersebut
dikarenakan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru belum dapat
memenuhi kebutuhan siswa, pembelajaran masih berpusat pada guru belum
mendisiplinkan siswa, guru tidak menggunakan diskusi kelompok, guru kurang
memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dekat dengan lingkungan
kehidupan nyata, dan media pembelajaran yang digunakan guru kurang
bervariasi. Hasil belajar adalah cermin dari kualitas kegiatan pembelajaran yang
diterapkan. Berdasarkan beberapa hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga proses belajar sampai dengan hasil
belajar dapat tercapai secara maksimal.
Melalui pendekatan Kontekstual, materi yang diajarkan dan pengajarannya
dapat disesuaikan dengan persoalan dalam dunia nyata siswa, diharapkan
pembelajaran tersebut menjadi bermakna bagi siswa, dengan demikian mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
disiplin dalam pembelajaran dan pada akhirnya hasil belajar mereka meningkat.
Untuk mendukung proses pembelajaran yang mendisiplinkan siswa tersebut
diperlukan suatu keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang menghadirkan dunia nyata ke
dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki siswa dengan penerapannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Jika
pendekatan kontekstual yang melibatkan setiap siswa dalam mengembangkan
pemikiran anak dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan
barunya, melaksanakan kegiatan inkuiri, mengembangkan sikap ingin tahu siswa
dengan bertanya dan menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran di kelas
IV SD Negeri Jetis Bantul pada mata pelajaran Matematika semeseter ganjil maka
kedisiplinan dan hasil belajar akan meningkat. Maka, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil
belajar siswa.
2.6 Hipotesis Tindakan
2.6.1 Proses pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dengan langkah
langkah konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, dan penilaian nyata kontesktual di kelas IV pada mata pelajaran
Matematika di SD Negeri Jetis Bantul.
2.6.2 Penerapan pendekatan kontekstual kontekstual dengan langkah-langkah
konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,
dan penilaian nyata dapat meningkatkan kedisiplinan siswa kelas IV pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mata pelajaran Matematika di SD Negeri Jetis Bantul.
2.6.3 Penerapan pendekatan kontesktual kontekstual dengan langkah-langkah
konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,
dan penilaian nyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada
mata pelajaran Matematika di SD Negeri Jetis Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III ini akan membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian,
rencana tindakan, indikator dan pengukuran keberhasilan, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, tabel instrumen, validasi, ujivalidasi dan reliabilitas,
indeks kesulitan dan teknik analisis.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Hendriana (2014: 31) menyatakan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif mandiri, yang
memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara
kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi. Tindakan yang dilakukan adalah proses
pembelajaran yang menerapkan pendekatan kontekstual yang terbagi di dalam dua
siklus yang meliputi empat tahapan untuk setiap siklusnya, yaitu (a) perencanaan,
(b) pelaksanaan, (c) observasi, dan (d) refleksi. Penelitian Tindakan Kelas
menurut Knowles yang didukung oleh Noffke (dalam Arifin, 2011: 96)
menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas dapat mendorong para guru
melakukan refleksi terhadap praktik pembelajarannya untuk membangun
pemahaman mendalam dan mengembangkan hubungan-hubungan personal dan
sosial antar guru (kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial). Berikut adalah
gambar 3.1 bagan desain penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc
Taggart:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart
Tampubolon (2014: 27) model PTK Kemmis dan MC Taggart merupakan
pengembangan dari desain PTK model Kurt Lewin yang terdiri dari empat
tahapan.
Berikut perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang perlu dilakukan
peneliti dalam penelitian tindakan kelas dalam (Sukardi, 2012: 212).
a. Perencanaan
Perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai
solusi dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan dapat berubah sesuai
dengan kondisi nyata yang ada dilapangan.
b. Pelaksanaan
Tindakan berdasarkan pada apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada
rencana tindakan. Pelaksanaan hendaknya dilakukan berdasarkan pada
perencanaan yang sudah tersusun matang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
c. Observasi
Kegiatan observasi dapat dilaksanakan bersama dengan pengumpulan data
dan dalam penelitian formal. Peneliti mengamati hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa. Observasi digunakan karena data
yang dikumpulkan melalui teknik observasi.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interprestasi terhadap
semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan penelitian. Dalam
kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil
atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari
keterkaitannya antara yang satu dengan yang lainnya dan kaitannya dengan
teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Dengan refleksi yang
mendalam dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian
secara maksimal.
3.2 Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi empat aspek yaitu tempat penelitian,
waktu penelitian, subjek penelitian dan objek penelitian.
3.2.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jetis Bantul yang
beralamatkan di Jalan Imogiri Barat, Kertan, Sumberagung, Jetis, Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada awal semester satu semester gasal yang
bertepatan di bulan Juli 2016 tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini akan
dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan dan berakhir pada bulan September
2016.
3.2.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diteliti adalah siswa kelas IV SD Negeri Jetis
Bantul Yogyakarta pada tahun ajaran 2016/2017. Siswa kelas IV yang berjumlah
30 siswa, dengan jumlah siswa laki-laki adalah 11 siswa dan jumlah siswa
perempuan berjumlah 19 siswa.
3.2.4 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan kedisiplinan dan hasil belajar
siswa pada kelas IV pada mata pelajaran Matematika materi operasi perkalian dan
pembagian siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul tahun ajaran 2016/2017.
3.3 Rencana Tindakan
3.3.1 Persiapan
1. Meminta surat ijin dari kampus/ universitas yang dibuat oleh sekretariat
Progam Studi PGSD Universitas Sanata Dharma untuk melakukan
observasi di SD Negeri Jetis Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Meminta ijin kepada kepala sekolah SD Negeri Jetis Bantul untuk
melakukan observasi dan melakukan penelitian awal.
3. Menganalisis nilai pelajaran matematika dari ulangan harian.
4. Melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD tempat penelitian.
5. Menganalisis dan merumuskan masalah yang terjadi di kelas.
6. Membuat hipotesis dan menentukan pendekatan yang sesuai.
7. Membuat rencana pembelajaran dengan menentukan standar kompetensi
dan kompetensi dasar terlebih dahulu.
8. Membuat kisi kisi kedisiplinan dan hasil belajar, lalu kemudian membuat
instrumen kedisiplinan dan hasil belajar serta membuat soal evaluasi setiap
siklus.
9. Bekerjasama dengan guru dan kelompok penelitian menyusun jadwal
penelitian sesuai dengan kesepakatan.
3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus
Peneliti akan melakukan rencana siklus meliputi persiapan, perencanaan,
pelaksanaan dan observasi di setiap siklusnya. Berikut adalah rencana setiap
siklus :
3.3.2.1 Siklus I
Setiap pertemuan pada setiap siklus menggunakan alokasi waktu
2JP atau 2 x 35 menit. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan
oleh peneliti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1) Perencanaan
Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa kompetensi dasar
dan perangkat pembelajaran lainnya yang sudah divalidasi oleh dosen
pembimbing. Perangkat pembelajaran tersebut berupa silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa berupa soal.
Setelah itu peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar
observasi dan kuesioner tentang kedisiplinan siswa dalam pelajaran
Matematika yang kemudian divalidasi oleh dosen ahli.
2) Pelaksanaan
Guru melakukan tindakan dari rencana yang telah disiapkan yakni
melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat
oleh peneliti. Peneliti melakukan penelitian selama 4 kali pertemuan
dengan dua siklus yakni dengan alokasi waktu pertemuan pertama selama
2 x 35 menit (2JP), pertemuan kedua 2 x 35 menit (2JP), pertemua ketiga 2
x 35 menit (2JP), dan pertemuan keempat 2 x 35 menit (2JP).
Pertemuan I
Pembukaan
Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan salam
2. Guru melakukan presensi
3. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Motivasi
4. Guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama lagu “Belajar Perkalian”
Lagu “Belajar Perkalian” (gubahan lagu Balonku)
Ayo kita belajar
Belajar perkalian
Perkalian bersusun panjang
Dan cara mengerjakan
Siapkan semangatmu
Siapkan alat tulismu
Ayo kita bersama
Belajar dengan senang
5. Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak seelah kalian bernyayi lagu tadi, apa isi dari lagu yang
sudah kita nyanyikan bersama tadi?”
Orientasi
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
Kegiatan Inti
Eksplorasi
7. Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak, perkalian itu adalah penjumlahan yang berulang, kenapa
bisa
perkalian itu disebut dengan penjumlahan berulang? (Konstruktivisme)
8. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
9. Guru bertanya kepada siswaa
“ Anak-anak apakah kalian sudah mengerti tentang konsep perkalian?
Jika
sudah mengerti, bagaimana cara operasi hitung perkalian itu?”
10. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
11. Guru meminta siswa untuk membaca sekali lagi pengertian perkalian
Elaborasi
12. Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari
4-5 siswa
13. Guru meminta siswa untuk melakukan diskusi tentang perkalian
14. (Proses Inkuiri)
a. Apa pengertian dari perkalian? (Merumuskan masalah)
b. Siswa membuat hipotesis tentang perkalian (Membuat hipotesis)
c. Siswa membaca materi tentang perkalian dan langkah-langkah
melakukan proses perkalian (Mengumpulkan data)
d. Setiap kelompok memecahkan soal yang ada di LKS melalui
diskusi
e. Setiap siswa mencatat hasil diskusi
f. Guru membagikan media berupa tabel perkalian, kemudian siswa
mengerjakan soal dengan bantuan tabel tersebut (Menganalisis
data)
g. Setiap siswa membuat kesimpulan mengenai hasil diskusi tentang
perkalian (Menyimpulkan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
15. Guru menjelaskan macam-macam perkalian
“Anak-anak jika perkalian adalah penjumlahan berulang, maka selain
menggunakan cara dijumlah secara berulang perkalian juga dapat
dihitung dengan menggunakan cara perkalian bersusun panjang dan
bersusun pendek.”
16. Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak siapa yang belum paham mengenai materi perkalian? Siapa
tadi yang mengerjakan perkalian masih menggunakan cara dijumlah satu
persatu?”
“Jika nanti anak-anak menemui perkalian dengan jumlah sampai dengan
tiga angka atau lebih, maka anak-anak dapat mengalikan dengan cara
apa?”
17. Setiap kelompok mengirimkan perwakilan kelompoknya untuk
mempresentasikan konsep perkalian dan menyampaikan hasil berdiskusi
(Masyarakat Belajar)
18. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi yang
sudah disampaikan kelompok presenter (Masyarakat Belajar)
Konfirmasi
19. Guru memberikan penguatan tentang perkalian
20. Guru menampilkan cara berhitung perkalian bersusun panjang
“Anak-anak jadi perkalian tidak hanya dijumlah secara berulang,
jika angka/bilangan yang harus dikalikan itu banyak, maka salah
satu cara yang dapat digunakan adalah dengan cara perkalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
bersusun panjang.” (Pemodelan)
21. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang belum paham
22. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS hasil diskusi
23. Guru memberikan evaluasi (Penilaian Nyata)
Penutup
24. Guru memberikan penguatan atas kedisiplinan siswa saat mengikuti
kegiatan pembelajaran
25. Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan hasil belajar yang sudah
siswa pelajari
26. Guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi (Refleksi)
27. Siswa mengumpulkan jawaban soal evaluasi
28. Guru menutup kegiatan belajar dan memberi nasihat sebelum istirahat
Istirahat
29. Siswa beristirahat
Pertemuan II
Pembukaan
Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan salam
2. Guru melakukan presensi
3. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa
Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4. Guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama lagu “Belajar Perkalian”
Lagu “Belajar Perkalian” (gubahan lagu Balonku)
Ayo kita belajar
Belajar perkalian
Perkalian bersusun pendek
Ayo coba kerjakan
Siapkan semangatmu
Siapkan alat tulismu
Ayo kita bersama
Belajar dengan senang
5. Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak setelah kalian bernyayi lagu tadi, apa isi dari lagu yang
sudah kita nyanyikan bersama tadi?”
Orientasi
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
Kegiatan Inti
Eksplorasi
7. Guru bertanya kepada siswa
“ Anak-anak, kenapa perkalian mempunyai cara penyelesaian bersusun
pendek dan bersusun panjang?” (Konstruktivisme)
8. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
9. Guru bertanya kepada siswaa
“ Anak-anak apakah kalian sudah mengerti tentang perkalian bersusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
panjang? Jika sudah mengerti, bagaimana cara operasi hitung perkalian
bersusun pendek?”
10. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
11. Guru meminta siswa untuk membaca sekali lagi pengertian perkalian
Elaborasi
12. Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-
5 siswa
13. Guru meminta siswa untuk melakukan diskusi tentang perkalian
14. (Proses Inkuiri)
a. Bagaimana penyelesaian perkalian dengan cara bersusun pendek?
(Merumuskan masalah)
b. Siswa membuat hipotesis tentang perkalian bersusun pendek
(Membuat hipotesis)
c. Siswa membaca materi tentang perkalian bersusun pendek dan
langkah-langkah melakukan proses perkalian tersebut
(Mengumpulkan data)
d. Setiap kelompok memecahkan soal yang ada di LKS melalui diskusi
e. Setiap siswa mencatat hasil diskusi
f. Guru membagikan media berupa tabel perkalian, kemudian siswa
mengerjakan soal dengan bantuan tabel tersebut (Menganalisis data)
g. Setiap siswa membuat kesimpulan mengenai hasil diskusi tentang
perkalian bersusun pendek (Menyimpulkan)
15. Guru menjelaskan macam-macam perkalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
“Anak-anak jika kemarin kalian sudah belajar tentang perkalian bersusun
panjang, maka selain menggunakan perkalian bersusun panjang kalian
juga dapat menggunakan perkalian bersusun pendek.”
16. Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak siapa yang belum paham mengenai materi perkalian bersusun
panjang dan bersusun pendek?Dari kedua metode perkalian yang sudah
kalian pelajari, kalian merasa lebih mudah menggunakan perkalian
bersusun panjang atau perkalian bersusun pendek?”
17. Setiap kelompok mengirimkan perwakilan kelompoknya untuk
mempresentasikan konsep perkalian dan menyampaikan hasil berdiskusi
(Masyarakat Belajar)
18. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi yang
sudah disampaikan kelompok presenter (Masyarakat Belajar)
Konfirmasi
19. Guru memberikan penguatan tentang perkalian bersusun pendek
20. Guru menampilkan cara berhitung perkalian bersusun pendek
(Pemodelan)
21. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang belum paham
22. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS hasil diskusi
23. Guru memberikan evaluasi (Penilaian Nyata)
Penutup
24. Guru memberikan penguatan atas kedisiplinan siswa saat mengikuti
kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
25. Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan hasil belajar yang sudah siswa
pelajari
26. Guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi (Refleksi)
27. Siswa mengumpulkan jawaban soal evaluasi
28. Guru menutup kegiatan belajar dan memberi nasihat sebelum istirahat
Istirahat
29. Siswa beristirahat
3) Observasi
Proses pada siklus I peneliti akan dibantu oleh teman kelmpok
studi akan mencatat sikap disiplin yang terjadi selama proses pembelajaran
dan sebagai pengamat pembelajaran. Kemudian peneliti akan mengamati
proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
menggunakan pendekatan kontekstual.
4) Refleksi
Tahap yang sudah dilakukan peneliti berupa persiapan,
pelaksanaan, observasi dan diakhiri dengan refleksi sebagai hasil dari
siklus I. Peneliti akan mencari tahu kesulitan pada pembelajaran
matematika menggunakan pendekaan kontekstual melalui refleksi. Dari
refleksi peneliti akan melihat perkembangan kedisiplinan dan hasil belajar
yang sudah sesuai dengan standar yang sudah ditentukan oleh peneliti
melalui hasil evaluasi dan perhitungan rata-rata kedisiplinan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3.3.2.2 Siklus II
a) Perencanaan
Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa kompetensi dasar
dan perangkat pembelajaran lainnya yang sudah divalidasi oleh dosen
pembimbing. Perangkat pembelajaran tersebut berupa silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa berupa soal.
Setelah itu peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar
observasi dan kuesioner tentang kedisiplinan siswa dalam pelajaran
Matematika yang kemudian divalidasi oleh dosen ahli.
b) Pelaksanaan
Guru melakukan tindakan dari rencana yang telah disiapkan yakni
melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat
oleh peneliti. Peneliti melakukan penelitian selama 2 kali pertemuan
dengan alokasi waktu pertemuan pertama selama 2 x 35 menit (2JP) dan
pertemuan kedua 2 x 35 menit (2JP).
Pertemuan I
Pembukaan
Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan salam
2. Guru melakukan presensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa
Motivasi
4. Guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama lagu “Belajar
Pembagian”
Lagu “Belajar Pembagian” (gubahan lagu Pada Hari Minggu)
Ayo kawan kawan kita semua belajar
Belajar matematika tentang pembagian
Siapkan alat tulismu dan juga s’mangatmu
Ayo kita s’mua belajar dengan semangat
Yo ayo... ayo.. ayo kita s’mua belajar
Belajar pembagian dan juga caranya (2x)
5. Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak seelah kalian bernyayi lagu tadi, apa isi dari lagu yang
sudah kita nyanyikan bersama tadi?”
Orientasi
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
Kegiatan Inti
Eksplorasi
7. Guru bertanya kepada siswa
“ Anak-anak, kenapa bisa pembagian itu sama seperti pengurangan
berulang? Apakah anak-anak pernah mencoba melakukan pembagian
dan pengurangan akan menemukan hasil yang sama?”
(Konstruktivisme)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
8. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
9. Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak apa yang dimaksud dengan pembagian dan bagaimana
cara operasi hitung pembagian tersebut?”
10. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
11. Guru meminta siswa untuk membaca sekali lagi pengertian perkalian
Elaborasi
12. Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari
4-5 siswa
13. Guru meminta siswa untuk melakukan diskusi tentang perkalian
14. (Proses Inkuiri)
a. Apa pengertian dari pembagian? (Merumuskan masalah)
b. Siswa membuat hipotesis tentang pembagian (Membuat hipotesis)
c. Siswa membacamateri tentang pembagian dan langkah-langkah
melakukan proses pembagian (Mengumpulkan data)
d. Setiap kelompok memecahkan soal yang ada di LKS secara
berdiskusi
e. Setiap siswa mencatat hasil diskusi
f. Guru membagikan media berupa tabel pembagian, kemudian siswa
mengerjakan soal dengan bantuan tabel tersebut (Menganalisis
data)
g. Setiap siswa membuat kesimpulan mengenai hasil diskusi tentang
pembagian (Menyimpulkan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
15. Guru menjelaskan macam-macam pembagian
“Anak-anak jika pembagian adalah pengurangan berulang sampai
habis, maka selain menggunakan cara dikurangi pembagian juga dapat
dilakukan dengan cara pembagian tanpa sisa dan dengan sisa.”
16. Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak siapa yang belum paham mengenai materi pembagian?
Siapa tadi yang mengerjakan pembagian masih menggunakan cara
dikurangi satu persatu?” (Bertanya)
17. Setiap kelompok mengirimkan perwakilan kelompoknya untuk
mempresentasikan konsep pembagian dan menyampaikan hasil
berdiskusi (Masyarakat Belajar)
18. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi yang
sudah disampaikan kelompok presenter (Masyarakat Belajar)
Konfirmasi
19. Guru memberikan penguatan tentang pembagian
20. Guru menampilkan cara berhitung pembagian (Pemodelan)
“Anak-anak pembagian dapat digunakan dengan metode pembagian
tanpa sisa dan pembagian dengan sisa. Untuk itu kita akan mempelajari
satu persatu dimulai dari pembagian tanpa siswa terlebih dahulu.”
21. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang belum paham
22. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS hasil diskusi
23. Guru memberikan evaluasi (Penilaian Nyata)
Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
24. Guru memberikan penguatan atas kedisiplinan siswa saat mengikuti
kegiatan pembelajaran
25. Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan hasil belajar yang sudah
siswa pelajari
26. Guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi (Refleksi)
27. Siswa mengumpulkan jawaban soal evaluasi
28. Guru menutup kegiatan belajar dan memberi nasihat sebelum istirahat
Istirahat
29. Siswa beristirahat
Pertemuan II
Pembukaan
Apersepsi
1. Guru membuka pelajaran dengan salam
2. Guru melakukan presensi
3. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa
Motivasi
4. Guru mengajak siswa untuk bernyanyi bersama lagu “Belajar
Pembagian”
Lagu “Belajar Pembagian” (gubahan lagu Pada Hari Minggu)
Ayo kawan kawan kita semua belajar
Belajar matematika tentang pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Siapkan alat tulismu dan juga s’mangatmu
Ayo kita s’mua belajar dengan semangat
Yo ayo... ayo.. ayo kita s’mua belajar
Belajar pembagian dan juga caranya (2x)
5. Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak seelah kalian bernyayi lagu tadi, apa isi dari lagu yang
sudah kita nyanyikan bersama tadi?”
Orientasi
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
Kegiatan Inti
Eksplorasi
7. Guru bertanya kepada siswa
“ Anak-anak, bagaimana cara menyelesaikan pembagian dengan cara
membagi dengan sisa? Apakah perbedaannya dengan cara membagi
tanpa sisa?” (Konstruktivisme)
8. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan
9. Guru bertanya kepada siswa
“ Anak-anak apa yang dimaksud dengan pembagian dengan sisa dan
bagaimana cara operasi hitung pembagian tersebut?”
10. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
11. Guru meminta siswa untuk membaca sekali lagi pengertian pembagian
Elaborasi
12. Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4-5 siswa
13. Guru meminta siswa untuk melakukan diskusi tentang perkalian
14. (Proses Inkuiri)
a. Bagaimana cara melakukan operasi hitung pembagian dengan sisa?
(Merumuskan masalah)
b. Siswa membuat hipotesis tentang pembagian dengan sisa(Membuat
hipotesis)
c. Siswa membacamateri tentang pembagian dengan sisa dan langkah-
langkah melakukan proses pembagian (Mengumpulkan data)
d. Setiap kelompok memecahkan soal yang ada di LKS dengan
diskusi
e. Setiap siswa mencatat hasil diskusi
f. Guru membagikan media berupa tabel pembagian, kemudian siswa
mengerjakan soal dengan bantuan tabel tersebut (Menganalisis
data)
g. Setiap siswa membuat kesimpulan mengenai hasil diskusi tentang
pembagian (Menyimpulkan)
15. Guru menjelaskan pembagian dengan sisa
“Anak-anak jika pembagian dengan sisa adalah membagi bilangan
tetapi nanti hasil akhirnya terdapat sisa dan biasanya juga dapat
dijadikan ke dalam bentuk pecahan.”
16. Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak siapa yang belum paham mengenai materi pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dengan sisa?” (Bertanya)
17. Setiap kelompok mengirimkan perwakilan kelompoknya untuk
mempresentasikan konsep pembagian dan menyampaikan hasil
berdiskusi (Masyarakat Belajar)
18. Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi yang
sudah disampaikan kelompok presenter (Masyarakat Belajar)
Konfirmasi
19. Guru memberikan penguatan tentang pembagian
20. Guru menampilkan cara berhitung pembagian (Pemodelan)
“Anak-anak pembagian dapat digunakan dengan metode pembagian
tanpa sisa dan pembagian dengan sisa.”
21. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada yang belum paham
22. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS hasil diskusi
23. Guru memberikan evaluasi (Penilaian Nyata)
Penutup
24. Guru memberikan penguatan atas kedisiplinan siswa saat mengikuti
kegiatan pembelajaran
25. Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan hasil belajar yang sudah
siswa pelajari
26. Guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi (Refleksi)
27. Siswa mengumpulkan jawaban soal evaluasi
28. Guru menutup kegiatan belajar dan memberi nasihat sebelum istirahat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Istirahat
29. Siswa beristirahat
c) Observasi
Proses pada siklus II peneliti akan dibantu oleh teman kelompok akan
mencatat setiap kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran dan
sebagai pengamat pembelajaran. Kemudian peneliti akan mengamati
proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
menggunakan pendekatan kontekstual.
d) Refleksi
Tahap yang sudah dilakukan peneliti berupa persiapan, pelaksanaan,
observasi dan diakhiri dengan refleksi sebagai hasil dari siklus II. Peneliti
akan mencari tahu kesulitan pada pembelajaran matematika menggunakan
pendekaan kontekstual melalui refleksi. Dari refleksi peneliti akan melihat
perkembangan kedisiplinan dan hasil belajar yang sudah sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan oleh peneliti melalui hasil evaluasi dan
perhitungan rata-rata kedisiplinan siswa. Peneliti juga membandingkan
rata-rata kedisiplinan siswa dan hasil belajar siswa mulai dari kondisi awal
sebelum menggunakan pendekatan kontekstual sampai dengan siklus I dan
siklus II setelah menggunakan pendekatan kontekstual. Dari hasil siklus II
peneliti dapat memutuskan untuk melanjutkan siklus berikutnya atau tidak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
serta menentukan perbaikan yang perlu dilakukan sebagai kekurangan
pada penelitian ini.
3.4 Indikator dan Pengukuran Keberhasilan
Indikator keberhasilan dapat dikatakan berhasil apabila hasil yang
dicapai siswa melebihi kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti.
Berikut adalah tabel 3.1 indikator keberhasilan dan alat ukurnya dalam
penelitian:
Tabel 3.1 Indikator keberhasilan dan alat ukur siklus I
Indikator Kondisi Awal Target
Capaian
Siklus I
Deskriptor Instrumen
Kedisiplinan
1. Mengerjakan
tugas lebih cepat
lebih baik
2. Membiasakan
diri membereskan
apa yang sudah
dimulai
3. Menghindari
mengulur-ulur
waktu
4. Berusaha untuk
menjadi percaya
diri
5. Menghindari
kecemasan
6. Merencanakan
yang akan datang
7. Menyiapkan
diri saat belajar
64,5% 70% Jumlah siswa
yang mencapai
kriteria
minimal batas
cukup disiplin
dibagi jumlah
seluruh siswa
dikali 100
Kuesioner
Hasil Belajar
Siswa yang lulus
KKM
20% 25% Jumlah siswa
yang lulus
KKM dibagi
jumlah seluruh
siswa dikali
100
Tes pilihan
ganda
Rata-rata nilai
kelas
65,27 68 Jumlah nilai
seluruh siswa
dibagi jumlah
seluruh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 3.2 Indikator keberhasilan dan alat ukur siklus II
Indikator Kondisi Awal Target
Capaian
Siklus II
Deskriptor Instrumen
Kedisiplinan
1.Mengerjakan
tugas lebih cepat
lebih baik
2.Membiasakan
diri membereskan
apa yang sudah
dimulai
3.Menghindari
mengulur-ulur
waktu
4.Berusaha untuk
menjadi percaya
diri
5.Menghindari
kecemasan
6.Merencanakan
yang akan datang
7.Menyiapkan diri
saat belajar
64,5% 86% Jumlah siswa
yang mencapai
kriteria
minimal batas
cukup disiplin
dibagi jumlah
seluruh siswa
dikali 100
Kuesioner
Hasil Belajar
Siswa yang lulus
KKM
20% 25% Jumlah siswa
yang lulus
KKM dibagi
jumlah seluruh
siswa dikali
100
Tes pilihan
ganda
Rata-rata nilai
kelas
65,27 68 Jumlah nilai
seluruh siswa
dibagi jumlah
seluruh siswa
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Kuesioner
Menurut Ghani (2014: 180) mengatakan bahwa kuesioner adalah teknik
pengumpulan data dengan menyebarkan pertanyaan kepada para responden untuk
dijawab secara tertulis. Pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian tindakan sekolah
perlu disesuaikan dengan kemampuan responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Karakteistik pertanyaan kuesioner tidak boleh menimbulkan multitafsir,
bahasa yang digunakan harus disusun secara lugas, tegas dan terukur. Hal itu
dimaksudkan supaya responden juga dapat menjawab pertanyaan tanpa terlalu
banyak penjelasan dan menghindari salah paham. Responden diberi pilihan-
pilihan sesuai dengan kondisi yang dialami.
3.5.2 Dokumentasi
Kunandar (2011: 185) menyatakan “ada berbagai dokumen yang
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada relevansinya
dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas, seperti silabus, RPP,
laporan-laporan afektif dan psikomotor. Pada penelitian ini, tes digunakan untuk
mengukur prestasi belajar siswa pada aspek kognitif. Tes yang digunakan adalah
tes tertulis yang berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda.
3.5.3 Tes
Tes merupakan instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data hasil belajar siswa. Arifin (2009: 135) menyatakan bahwa tes
objektif atau tes dikotomi yaitu jawaban antara benar atau salah dan skornya
antara 1 atau 0. Tes objektif merupakan penilaian yang objektif. Tes objektif
menuntut peserta didik memilih jawaban benar diantara kemungkinan jawaban
yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat dan melengkapi pertanyaan
atau pernyataan yang belum sempurna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
3.5.4 Wawancara
Widoyoko (2012: 40 ) menyatakan wawancara merupakan proses tanya
jawab atau dialog secara lisan antara pewancara (interviewer) dengan responden
atau orang yang wawancarai (interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara merupakan cara
pengumpulan data yang langsung dari sumbernya tentang berbagai gejala sosial,
baik yang terpendam (talent) maupun nampak.
3.5.5 Observasi
Widoyoko (2012: 46) menyatakan observasi diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu
gejala pada objek penelitian. Urusan-urusan yang nampak itu disebut dengan data
atau informasi yang harus diamati dan dicatat secara benar dan lengkap. Metode
ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan
agar peneliti memperoleh gambaran lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpukan data sesuai dengan
variabel yang diteliti untuk melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Sugiono (2011: 222) menyatakan bahwa instrumen penelitian berkenaan dengan
ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Ratnawulan
(2015: 191) Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan data mengenai
suatu variabel.
3.6.1 Non Tes
3.6.1.1 Pedoman Wawancara
Peneliti menanyakan beberapa hal terkait dengan kesulitan mengenai
pemahaman tentang materi perkalian dan pembagian, media yang digunakan dalam
pembelajaran matematika, kedisiplinan belajar matematika siswa, hasil belajar
matematika siswa, masalah yang dialami siswa ketika mengikuti pembelajaran
matematika dan cara mengatasi masalah yang dialami siswa pada pelajaran
matematika. Peneliti juga menanyakan pendekatan pembelajaran yang pernah
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran matematika dan jumlah siswa
mengenai hasil belajar siswa diatas maupun dibawah KKM. Data-data hasil
wawancara oleh guru akan digunakan oleh peneliti sebagai salah satu pedoman dalam
penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini tabel 3.3 beberapa pertanyaan pada saat
wawancara yaitu:
Tabel 3.3 Pertanyaan wawancara
No Pertanyaan
1. Apakah siswa memahami konsep perkalian dan pembagian?
2. Apakah ada siswa yang kesulitan dalam memahami konsep perkalian dan
pembagian?
3. Bagaimana cara guru untuk memperjelas konsep perkalian dan pembagian?
4. Media apa yang digunakan ketika menyampaikan materi?
5. Bagaimana kedisiplinan siswa kelas IV ketika mengikuti pembelajaran
matematika?
6. Bagimana hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika?
7. Berapa banyak hasil belajar siswa kelas IV di bawah KKM?
8. Apa penyebab dari ketidak pahaman siswa mengenai materi perkalian dan
pembagian?
9. Apakah guru pernah menggunakan pendekatan Kontekstual dalam proses
pembelajaran matematika di kelas IV?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
3.6.1.2 Pedoman Observasi
Peneliti melakukan observasi pada siswa kelas IV dengan cara mengobservasi
dan mengamati proses belajar matematika. Peneliti mengobservasi dan mengamati
kedisiplinan siswa ketika mengikuti pembelajaran matematika. Berikut tabel 3.4
indikator untuk melakukan observasi:
Tabel 3.4 Indikator observasi
Terdapat beberapa indikator yang diamati oleh peneliti yang akan
dijabarkan kembali menjadi sub indikator. Penilaian dilakukan dengan mencatat
aktifitas siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan indikator.
3.6.1.3 Lembar Kuesioner
Peneliti menggunakan lembar kesioner untuk mendapatkan data
kedisiplinan belajar siswa. Ghani (2014: 180) Kuesioner dilakukan dengan
menyebarkan pertanyaan kepada para responden untuk dijawab secara tertulis.
Masidjo (dalam Ratnawulan, 2015: 203) menyatakan bahwa kuesioner adalah
daftar pertanyaan tertulis yang diperinci dan lengkap yang harus dijawab oleh
responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Berikut adalah tabel
3.5 kisi-kisi kuesioner kedisiplinan menurut Mustari (2014: 41) :
Indikator
Mengerjakan tugas lebih cepat lebih baik
Membiasakan diri membereskan apa yang telah dimulai
Menghindari mengulur-ulur waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner kedisiplinan
INDIKATOR SUB INDIKATOR NOMER
Mengerjakan tugas lebih cepat
lebih baik
Mengerjakan tugas setelah guru
memberikan penjelasan
1
Mengerjakan tugas sesuai
dengan perintah guru
2
Membiasakan diri
membereskan apa yang sudah
dimulai
Melakukan piket kelas sesuai
dengan jadwal piket
3
Menyiapkan buku pelajaran
diatas meja sebelum pelajaran
dimulai
4
Berdoa sebelum memluai
pelajaran
5
Menghindari mengulur-ulur
waktu
Menyelesaikan tugas dengan
tepat waktu
6
Mengumpulkan PR tepat waktu 7
Mengumpulkan tugas tidak
melewati batas waktu
pengumpulan
8
Berusaha untuk menjadi
percaya diri
Memakai seragam yang rapi
dan lengkap
9
Memakai sepatu berwarna
hitam sesuai dengan ketentuan
10
Memakai ikat pinggang 11
Menghindari kecemasan Tidak lupa membawa buku tulis
dan alat tulis
12
Tidak lupa membawa buku
paket pelajaran sesuai dengan
jadwal
13
Berangkat sekolah tidak
terlambat
14
Istirahat tepat pada waktunya 15
Masuk kelas tepat waktu
setelah istirahat
16
Merencanakan yang akan
terjadi
Memiliki jadwal pelajaran 17
Memiliki jadwal kegiatan
setelah pulang sekolah
18
Menyiapkan diri saat belajar Tidak melakukan aktivitas lain
yang mengganggu suasana
belajar
19
Tidak sering ijin keluar kelas 20
Pengisian pada kuesioner ini adalah dengan cara mencontreng pada skala
pada kuesioner yang dibuat peneliti yaitu 1, 2, dan 3. Penilaian pernyataan pada
kuesioner bergantung pada pengukuran skala Likert.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3.6.2 Tes
Pada instrumen penelitian, peneliti menggunakan tes objektif berupa soal
pilihan ganda yang setiap tes akan dilaksanakan pada akhir pembelajaran setiap
siklus. Setiap soal pada setiap siklus berjumlah 20 butir soal pilihan ganda.
Berikut adalah tabel 3.6 kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan Siklus II:
Tabel 3.6 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan II sebelum divalidasi
INDIKATOR BUTIR SOAL JUMLAH SOAL
SIKLUS I
(Sebelum Dilakukan Validasi)
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah.
Memahami konsep perkalian 1 1
Perkalian sampai dengan tiga angka 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19 18
Soal cerita tentang perkalian 20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30 11
SIKLUS II
(Sebelum Dilakukan Validasi)
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah.
Memahami konsep pembagian 1 1
Pembagian tanpa sisa 2,3,4,5,6,7,8,9 8
Pembagian dengan sisa 10,11,12,13,14 5
Soal cerita tentang pembagian tanpa
sisa
15,16,17,18,19,21,23,24,27,28,29 11
Soal cerita tentang pembagian dengan
sisa
20,22,25,26,30 5
Dari tabel di atas menunjukkan kisi-kisi soal hasil belajar siklus I dan
siklus II. Peneliti membuat 30 butir soal yang akan diuji validasinya. Soal akan
diujikan kepada siswa kelas V dengan maksud karena sudah pernah mendapatkan
materi perkalian dan pembagian. Tes hasil belajar dibuat dalam bentuk butir soal
pilihan ganda. Pedoman penskorannya yaitu jika menjawab benar mendapat nilai
1 dan jika menjawab salah mendapatkan skor 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 3.7 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan II sesudah divalidasi
INDIKATOR BUTIR SOAL JUMLAH
SOAL
SIKLUS I
(Sesudah Dilakukan Validasi)
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah.
Memahami konsep perkalian 1 1
Perkalian sampai dengan tiga
angka
3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16 12
Soal cerita tentang perkalian 20, 21, 23, 24, 26, 28, 29 7
SIKLUS II
(Sesudah Dilakukan Validasi)
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah.
Pembagian tanpa sisa 4, 5, 6, 7, 8 6
Pembagian dengan sisa 10, 11 2
Soal cerita tentang pembagian
tanpa sisa
15, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 24, 27 9
Soal cerita tentang pembagian
dengan sisa
20, 22, 25, 26 4
Tabel diatas menunjukkan kisi-kisi soal hasil belajar siklus I dan siklus II
setelah dilakukan validasi. Peneliti akan mangajukan soal tersebut kepada kelas
IV. Pedoman penskorannya yaitu jika menjawab benar mendapat skor 1 untuk
setiap butir soal dan jika menjawab salah akan mendapat skor 0 untuk setiap butir
soal. Hasil dari validasi diambil 20 soal yang valid. Dari soal siklus I dan Siklus II
yang sudah divalidasi, peneliti mendapatkan jumlah soal validasi untuk siklus I
adalah 21 dan untuk soal valid siklus II adalah 20, untuk soal siklus I peneliti
hanya mengambil 20 butir soal yang valid.
3.7 Tabel Instrumen Pengumpulan Data
Tabel 3.8 Instrumen pengumpulan data
No Variabel dan Indikator Instrumen
1. Kedisiplinan Lembar Observasi
2. Hasil Belajar Soal Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
3.8 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran (IK)
3.8.1 Validitas
Arifin (2011: 245-246) menyatakan bahwa validitas adalah suatu derajat
ketepatan instrumen (alat ukur). Maksudnya adalah instrumen yang digunakan
benar-benar tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Menurut (Sugiyono,
2007: 203) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid yang berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas diperlukan untuk
penentuan alat ukur yang tepat dalam melaksanakan penelitian. Penelitian yang
diukur adalah sikap kedisiplinan pada siswa dan validitas yang dipakai adalah
validitas non tes. Penelitian ini akan menggunakan 3 jenis validitas yaitu validitas
isi, validitas muka, dan validitas empiris.
1. Validitas Isi
Widoyoko (2012: 143) menyatakan validitas isi dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan kompetensi yang dikembangkan dan
materi pelajaran yang telah dipelajari. Untuk menyususn instrumen tes yang
mempunyai validasi isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materi
pelajaran yang telah dipelajari siswa atau kompetensi yang dikembangkan dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Validitas Muka
Arifin (2011: 246) validitas muka adalah jika suatu tes secara sepintas
telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang akan diukur, maka tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
tersebut sudah dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan, sehingga tidak
perlu lagi adanya judgement yang mendalam.
3. Validitas Empiris
Arifin (2011: 246) menyatakan validitas ini biasanya menggunakan teknik
statistik, yaitu analisis kolerasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari
hubungan antara skor tes dan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok
ukur di luar tes yang bersangkutan.
3.8.1.1 Validitas Variabel Kedisiplinan
Peneliti membuat instrumen kedisiplinan mengenai pembelajaran yang
berupa kisi-kisi kuesioner kedisiplinan beserta kuesionernya. Validasi instrumen
kedisiplinan belajar dilakukan dengan expert judgment atau berkonsultasi dengan
dosen yang memiliki latar belakang pendidikan psikologi supaya instrumen
kedisiplinan belajar benar-benar sesuai dengan indikator kedisiplinan. Peneliti
melakukan kesepakatan kelompok studi menargetkan rata-rata yang didapat dari
setiap komponen lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya tidak dilakukan revisi,
kemudian apabila rata-rata dibawah 2,5 maka dilakukan revisi.
Penelitian ini menggunakan instrumen kedisiplinan berupa kuesioner yang
telah divalidasi oleh seorang validator yaitu dari dosen ahli yang memiliki
pendidikan psikologi sebelumnya. Berikut ini adalah tabel 3.9 hasil validasi
kedisiplinan yang telah divalidasi oleh validator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 3.9 Hasil validasi kedisiplinan oleh validator
No Komponen Penilaian Nilai
1 Kesesuaian indikator dari para ahli dengan sub indikator 3
2 Ketepatan sub indikator yang sesuai dengan aktifitas siswa 3
3 Sub indikator dapat dilakukan siswa berdasarkan perkembangan
sikapnya
3
4 Pertanyaan kuesioner dapat dipahami oleh siswa 3
5 Penggunaan Bahasa Indonesia yang benar 3
Rata-rata 3
Kuesioner kedisiplinan belajar divalidasi oleh dosen ahli. Tabel diatas
merupakan hasil validasi kedisiplinan belajar. Penilaian dilakukan berdasarkan
perhitungan skor penilaan setiap komponen yang diberikan oleh validator atau
dosen ahli. Peneliti bersama dengan kelompok studi menentukan target atau
patokan skor yaitu 2,5. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator mendapatkan
kurang dari 2,5 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang
diperoleh lebih dari atau sama dengan 2,5 maka tidak perlu dilakukan revisi.
Dari tabel di atas rata-rata yang diperoleh peneliti sudah melebihi target
2,5 yang sudah ditentukan sebagai tolak ukur. Setelah peneliti selesai menguji
kuesioner kedisiplinan, maka penliti dapat menggunakannya untk mengetahui
kedisiplinan belajar siswa.
3.8.1.2 Validitas Perangkat Pembelajaran
Peneliti membuat perangkat pembelajaran meliputi, silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal evaluasi.
Peneliti bersama menentukan kriteria penilaian perangkat pembelajaran yaitu 1 =
kurang baik, 2 = cukup baik, 3 = baik dan 4 = sangat baik. Peneliti bersama
dengan kesepakatan kelompok studi juga menentukan bahwa skor 2,5 sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
target atau patokan untuk tidak revisi atau sudah bisa langsung digunakan. Peneliti
menargetkan rata-rata yang didapat yaitu lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya
tidak dilakukan revisi dan apabila skor dibawah 2,5 maka dilakukan revisi. Desain
perangkat pembelajaran divalidasi oleh 3 validator yaitu 1 validator dari dosen
ahli, 2 validator dari guru ahli dalam bidang matematika. Berikut adalah tabel
3.10 hasil dari beberapa validator:
1. Validitas Silabus
Tabel 3.10 Hasil Validasi Silabus
No Komponen Hasil validasi ahli Rata-
rata Validator 1 Validator 2 Validator 3
1 Kesesuaian antara SK, KD dan
indikator
4 4 3 3,6
2 Kelengkapan unsur-unsur
silabus
4 4 3 3,6
3 Rincian kegiatan belajar 3 4 3 3,3
4 Ketepatan pemilihan KD
dengan materi
3 4 4 3,6
5 Kesesuaian sikap yang di
tuntut dengan kesesuaian
perkembangan siswa pada saat
itu
3 3 3 3
6 Kesesuaian perilaku yang
diharapakan berdasarkan
indikator
3 3 4 3,3
7 Penggunaan Bahasa Indonesia
dan tata tulis baku
2 4 3 3
8 Tingkat sumber belajar yang
digunakan
3 3 3 3
9 Ketepatan memilih media 3 4 3 3,6
10 Kesesuaian teknik penilaian
dengan indikator
3 3 3 3
Jumlah 31 35 32 33
Rata-rata 3,1 3,5 3,2 3,3
Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menentukan rata-
rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya
tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata dibawah 2,5 maka dilakukan revisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Penghitungan rata-rata validasi silabus, diperoleh rata-rata keseluruhan yaitu 3,3
sehingga silabus tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung digunakan.
2. Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tabel 3.11 Hasil Validasi RPP
No Komponen Hasil validasi ahli Rata-
rata Validator 1 Validator 2 Validator 3
1 Kelengkapan unsur-unsur RPP 4 4 3 3,6
2 Kesesuaian SK dan KD 4 4 3 3,6
3 Kesesuaian indikator dengan
KD
3 3 3 3
4 Kesesuaian tujuan dengan
indikator
3 3 3 3
5 Kesesuaian materi dengan SK
dan KD
3 4 3 3,3
6 Kesuaian rumusan kegiatan
belajar dengan pendekatan yang
digunakan
3 3 3 3
7 Penilaian yang digunakan
mencerminkan indikator yang
digunakan
3 3 4 3,3
8 Tingkat kecukupan sumber
belajar yang digunakan
3 3 3 3
9 Ketepatan dalam memilih
media
3 4 3 3,3
10 Kesesuaian Lembar Kerja
Siswa dengan kegiatan
pembelajaran
3 4 3 3,3
11 Kelengkapan instrumen
penilaian
3 3 3 3
12 Penggunaan Bahasa Indonesia
dan tata tulis baku
2 4 3 3
Jumlah 37 42 37 38,4
Rata-rata 3,7 3,5 3,08 3,2
Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menentukan rata-rata
yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya tidak
dilakukan revisi, dan apabila rata-rata di bawah 2,5 maka dilakukan revisi.
Penghitungan rata-rata validasi rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP,
diperoleh rata-rata keseluruhan yaitu 3,2 sehingga RPP tidak perlu direvisi dan
sudah bisa langsung digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3. Validitas Lembar Kerja Siswa
Tabel 3. 12 Hasil Validasi LKS
No Komponen Hasil validasi ahli Rata-
rata Validator 1 Validator 2 Validator 3
1 Kelengkapan unsur-unsur
LKS
3 3 3 3
2 Petunjuk LKS sederhana dan
mudah dipahami
4 4 4 4
3 Keruntutan kegiatan
pembelajaran pada LKS
4 3 3 3,3
4 Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan
indikator
3 4 4 3,6
5 Kesesuaian soal dengan
indikator
3 4 4 3,6
6 Keindahan tampilan LKS 4 4 3 3,6
Jumlah 21 22 21 21,1
Rata-rata 3,5 3,6 3,5 3,5
Peneliti bersama dengan kesepakatan kelompok studi menentukan rata-
rata yang didapat dari setiap komponen lebih dari atau sama dengan 2,5 supaya
tidak dilakukan revisi, dan apabila rata-rata dibawah 2,5 maka dilakukan revisi.
Penghitungan rata-rata validasi lembar kerja siswa atau LKS, diperoleh rata-
rata keseluruhan yaitu 3,5 sehingga LKS yang telah disusun tidak perlu direvisi
dan sudah bisa langsung digunakan.
4. Validitas Soal Hasil Belajar
Tabel 3.13 Hasil Validasi Soal Hasil Belajar
No Komponen Hasil validasi ahli
Rata-rata Validator 1 Validator 2 Validator 3
1 Kesesuaian KD dengan soal 3 3 3 3
2 Kesesuaian indikator dengan
kisi-kisi
3 4 4 3,6
3 Kesesuaian kisi-kisi dengan soal 3 4 3 3,3
4 Kesesuaian soal dengan
pendekatan yang digunakan
3 3 3 3
5 Penggunaan Bahasa Indonesia 3 3 3 3
Jumlah 15 17 16 15,9
Rata-rata 3 3,4 3,2 3,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dari kelima komponen yang dinilai oleh validator telah diperoleh rata-rata
3,2 sehingga soal hasil belajar tidak perlu direvisi dan sudah bisa langsung
digunakan untuk diujikan kepada siswa kelas V karena sudah pernah mempelajari
materi perkalian dan pembagian.
5. Validitas Empiris Soal Hasil Belajar Siklus I dan siklus II
Validitas instrumen soal hasil belajar diujikan kepada siswa yang sudah
pernah mendapatkan materi tentang perkalian dan pembagian. Peneliti
mengujikan instrumen soal hasil belajar kepada 30 siswa kelas V A SD Negeri
Jetis Bantul. Setelah memperoleh nilai dari soal hasil belajar, selanjutnya peneliti
menghitung r hitung pada setiap item soal menggunakan point biserial. Rumus
validasitas dengan soal pilihan ganda yang digunakan oleh peneliti, menggunakan
korelasi biserial di setiap item soal (Surapranata, 2009: 61) :
rbis =
x √
Keterangan :
rbis : Koefisien korelasi biserial
Mp : rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar
Mt : rerata skor total
SD : Standar deviasi skor total
p : proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat
kesukaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
q : 1 - p
Setelah mendapatkan r hitung yang dilakukan selanjutnya adalah
membandingkan r hitung dengan r tabel. Jumlah responden 30 siswa adalah r
tabel dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361. Item dikatakan valid jika r hitung
lebih besar atau sama dengan r tabel. Peneliti menggunakan SPSS 16.0 untuk
menghitung korelasi point biserial. Berikut adalah tabel 3.14 hasil perhitungan
validitas untuk soal hasil belajar siklus I.
Tabel 3.14 hasil perhitungan validitas soal hasil belajar siklus I.
No. Item r hitung r tabel Keterangan
Item 1 0,575** 0,361 Valid
Item 2 0 0,361 Tidak Valid
Item 3 0,464** 0,361 Valid
Item 4 0,575** 0,361 Valid
Item 5 0,521** 0,361 Valid
Item 6 0,453** 0,361 Valid
Item 7 0,271 0,361 Tidak Valid
Item 8 0,562** 0,361 Valid
Item 9 0,620** 0,361 Valid
Item 10 0,399* 0,361 Valid
Item 11 0,575** 0,361 Valid
Item 12 0,726** 0,361 Valid
Item 13 0,580** 0,361 Valid
Item 14 0,724** 0,361 Valid
Item 15 0,656** 0,361 Valid
Item 16 0,562** 0,361 Valid
Item 17 0,209 0,361 Tidak Valid
Item 18 0,253 0,361 Tidak Valid
Item 19 0,331 0,361 Tidak Valid
Item 20 0,505** 0,361 Valid
Item 21 0,642** 0,361 Valid
Item 22 0,205 0,361 Tidak Valid
Item 23 0,622** 0,361 Valid
Item 24 0,513** 0,361 Valid
Item 25 0,058 0,361 Tidak Valid
Item 26 0,526** 0,361 Valid
Item 27 0,178 0,361 Tidak Valid
Item 28 0,496** 0,361 Valid
Item 29 0,375* 0,361 Valid
Item 30 0,179 0,361 Tidak Valid
Berdasarkan hasil perhitungan validitas pada tabel diatas, dari 30 soal
terdapat 21 butir soal yang valid, yaitu item nomer 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 20, 21, 23, 24, 26, 28, dan 29. Peneliti akan menghilangkan satu
butir soal yang valid yaitu nomer 12, karena peneliti hanya akan menggunakan 20
butir soal yang digunakan untuk soal hasil belajar pada siklus I. Tingkat kevalidan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
dilambangkan dengan asterisk (*). Nilai korelasi untuk jumlah asterisk satu (*)
menunjukkan taraf signifikasi pada level 0,05 sedangkan nilai korelasi untuk dua
asterisk (**) menunjukkan taraf signifikansi pada level 0,01. Tabel 3.15 dibawah
ini adalah hasil validitas soal hasil belajar di siklus II.
Tabel 3.15 hasil perhitungan validitas soal hasil belajar siklus II.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas pada tabel diatas, dari 30 soal
terdapat 20 butir soal yang valid, yaitu item nomer 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, dan 27. Tingkat kevalidan dilambangkan
dengan asterisk (*). Nilai korelasi untuk jumlah asterisk satu (*) menunjukkan
taraf signifikasi pada level 0,05 sedangkan nilai korelasi untuk dua asterisk (**)
menunjukkan taraf signifikansi pada level 0,01.
No.Item r hitung r tabel Keterangan
Item 1 0 0,361 Tidak Valid
Item 2 0 0,361 Tidak Valid
Item 3 0 0,361 Tidak Valid
Item 4 0,411* 0,361 Valid
Item 5 0,452* 0,361 Valid
Item 6 0,582** 0,361 Valid
Item 7 0,491** 0,361 Valid
Item 8 0,534** 0,361 Valid
Item 9 0,340 0,361 Tidak Valid
Item 10 0,494** 0,361 Valid
Item 11 0,538** 0,361 Valid
Item 12 0,010 0,361 Tidak Valid
Item 13 -0,046 0,361 Tidak Valid
Item 14 0 0,361 Tidak Valid
Item 15 0,621** 0,361 Valid
Item 16 0,582** 0,361 Valid
Item 17 0,781** 0,361 Valid
Item 18 0,427* 0,361 Valid
Item 19 0,604** 0,361 Valid
Item 20 0,471** 0,361 Valid
Item 21 0,568** 0,361 Valid
Item 22 0,464** 0,361 Valid
Item 23 0,547** 0,361 Valid
Item 24 0,711** 0,361 Valid
Item 25 0,584** 0,361 Valid
Item 26 0,852** 0,361 Valid
Item 27 0,669** 0,361 Valid
Item 28 0,304 0,361 Tidak Valid
Item 29 0,234 0,361 Tidak Valid
Item 30 0,357 0,361 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3.8.2 Reliabilitas
Rasyid & Mansur (2007: 146) mengatakan bahwa sifat reliabel
(keterandalan) dari sebuah alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur
tersebut memberikan hasil yang konsisten dan stabil. Berikut adalah tabel 3.16
kriteria realiabilitas :
Tabel 3.16 Kriteria Reliabilitas
Di penelitian ini peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan
metode belah dua karena untuk mengukur konsistensi instrumen yang akan
diberikan oleh siswa. Sukardi (2012: 130) menyatakan bahwa realiabilitas belah
dua termasuk reliabilitas yang mengukur konsistensi internal. Maksud dari
konsistensi internal salah satunya ialah tipe reliabilitas yang berdasarkan keajekan
dalam tes. Berikut adalah rumus reliabilitas dengan menggunakan metode belah
dua (split-half metode) :
Keterangan :
r1/21/2 : korelasi antara dua belah instrumen
rll : indeks reliabilitas instrumen
Nilai Keterangan
rll < 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ rll < 0,40 Rendah
0,40 ≤ rll < 0,70 Sedang
0,70 ≤ rll < 0,90 Tinggi
0,90 ≤ rll < 1,oo Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Soal-soal yang sudah dilakukan uji empiris dan dihitung validitas
oleh peneliti akan dilihat butir soal yang valid. Kemudian peneliti akan
menghitung reliabilitas dari soal siklus I dan siklus II. Peneliti menggunakan
program SPSS 16.0 untuk melakukan perhitugan reliabilitas. Hasil perhitungan
reliabilitas akan dibandingkan dengan kriteria reliabilitas untuk mengetahui
tingkat reliabilitas soal siklis I dan soal siklus II. Berikut adalah hasil reliabilitas
dari siklus I:
Tabel 3.17 Reliabilitas siklus I
Dari tabel diatas menunjukkan reliabilitas dari 21 soal yang valid pada
soal hasil belajar siklus I yaitu 0,875. Perbandingan dari perhitungan reliabilitas
dengan klasifikasi reliabilitas, soal siklus I yang sudah disusun oleh peneliti dapat
dinyatakan tingkat reliabilitasnya adalah kategori tinggi. Berikut adalah
reliabilitas soal hasil belajar siklus II:
Tabel 3.18 Reliabilitas siklus II
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.875 .895 21
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.897 .896 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dari tabel diatas menunjukkan reliabilitas dari 20 soal yang valid pada
hasil belajar siklus II yaitu 0,897. Perbandingan dari perhitungan reliabilitas
dengan klasifikasi reliabilitas, soal siklus II yang sudah disusun oleh peneliti dapat
dinyatakan tingkat reliabilitas adalah kategori tinggi.
3.8.3 Indeks Kesukaran Soal (IK)
Soal yang baik di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, perlu
adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang
dimaksud adalah adanya soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara
proposional (Sudjana, 2009: 137). Berikut adalah rumus indeks kesukaran:
I =
Keterangan:
I : Indeks kesukaran untuk setiap soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N : Banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksud
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin
sulit soal terebut. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh, makin
mudah soal tersebut. Menurut Sudjana (2009: 137) kriteria indeks kesukaran itu
adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 3.19 Kriteria indeks kesukaran
Indeks Kesukaran Kategori
0 - 0,30 soal kategori sukar
0 – 0,70 soal kategori sedang
0 – 1,00 soal kategori mudah
Berikut adalah hasil perhitungan indeks kesukaran terhadap soal siklus I
yang telah diuji coba.
Tabel 3.20 Indeks Kesukaran Soal Hasil Belajar Siklus I
No B N I Tingkat
Kesulitan
1 29 30 0,97 Mudah
2 30 30 1 Mudah
3 25 30 0,83 Mudah
4 29 30 0,97 Mudah
5 27 30 0,90 Mudah
6 24 30 0,80 Mudah
7 28 30 0,93 Mudah
8 22 30 0,73 Mudah
9 25 30 0,83 Mudah
10 27 30 0,90 Mudah
11 29 30 0,97 Mudah
12 24 30 0,80 Mudah
13 24 30 0,80 Mudah
14 23 30 0,77 Mudah
15 27 30 0,90 Mudah
16 22 30 0,73 Mudah
17 29 30 0,97 Mudah
18 27 30 0,90 Mudah
19 29 30 0,97 Mudah
20 26 30 0,87 Mudah
21 27 30 0,90 Mudah
22 26 30 0,87 Mudah
23 28 30 0,93 Mudah
24 12 30 0,40 Sedang
25 27 30 0,90 Mudah
26 15 30 0,50 Sedang
27 21 30 0,70 Sedang
28 22 30 0,73 Mudah
29 27 30 0,90 Mudah
30 24 30 0,80 Mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Berdasarkan data yang sudah diujikan, terdapat dua kategori kesukaran
pada soal hasil belajar siklus I yaitu sedang dan mudah. Soal kategori mudah
terdapat pada nomer 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 25, 28, 29, dan 30, sedangkan soal kategori sedang terdapat dalam
nomer 24, 26, dan 27. Berikut adalah indeks kesukaran soal hasil belajar siklus II.
Tabel 3.21 Indeks Kesukaran Soal Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan data yang sudah diujikan, terdapat dua kategori kesukaran
pada soal hasil belajar siklus II yaitu mudah dan sedang. Soal kategori mudah
terdapat pada nomer 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20,
No B N I Tingkat
Kesulitan
1 30 30 1 Mudah
2 30 30 1 Mudah
3 30 30 1 Mudah
4 28 30 0,93 Mudah
5 29 30 0,97 Mudah
6 26 30 0,87 Mudah
7 24 30 0,80 Mudah
8 29 30 0,97 Mudah
9 27 30 0,90 Mudah
10 26 30 0,87 Mudah
11 26 30 0,87 Mudah
12 25 30 0,83 Mudah
13 29 30 0,97 Mudah
14 30 30 1 Mudah
15 30 30 1 Mudah
16 26 30 0,87 Mudah
17 21 30 0,70 Sedang
18 23 30 0,77 Mudah
19 26 30 0,87 Mudah
20 28 30 0,93 Mudah
21 23 30 0,77 Mudah
22 27 30 0,90 Mudah
23 24 30 0,80 Mudah
24 27 30 0,90 Mudah
25 24 30 0,80 Mudah
26 20 30 0,67 Sedang
27 26 30 0,87 Mudah
28 23 30 0,77 Mudah
29 23 30 0,77 Mudah
30 23 30 0,77 Mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, dan 30, sedangkan soal kategori sedang terdapat
pada nomer 17 dan 26.
3.9 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data untuk
mengetahui hasil dari apa yang sudah direncanakan. Peneliti akan menganalisis
data meliputi hasil belajar dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar.
3.9.1 Analisis Data Kedisiplinan Siswa
Penilaian kedisiplinan siswa dihitung menggunakan lembar kuesioner.
Analisis kedisiplinan dilakukan dengan membandingkan kondisi awal siswa,
kondisi akhir siklus I, dengan kondisi akhir siklus II sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang diharapkan dan dicapai. Peneliti menilai kedisiplinan siswa
melalui perhitungan hasil kuesioner dengan menghitung skor yang diperoleh dari
setiap pertanyaan. Setiap item dengan keterangan “Sering” skornya adalah 3,
setiap item dengan keterangan “Kadang-kadang” skornya adalah 2, dan setiap
item dengan keterangan “Tidak pernah” skornya adalah 1. Berikut adalah rumus
untuk menentukan nilai kedisiplinan belajar siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Setelah mengetahui skor yang diperoleh siswa kemudian dikriteriakan
kedisiplinan menggunakan PAP. Arifin (2011: 236) hasil skor tersebut kemudian
dikriteria kedisiplinan siswa menggunakan PAP seperti tabel 3.22 dibawah ini:
Tabel 3.22 Kriteria Skor Kuesioner Kedisiplinan
Untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan belajar siswa dengan cara
membandingkan antara kondisi awal dengan sesudah mendapatkan tindakan .
Peneliti kemudian menghitung rata-rata kedisiplinan belajar seluruh siswa dapat
diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh skor kedisiplinan kemudian dibagi
dengan jumlah siswa.
Rata-rata Kedisiplinan :
Presentase kedisiplinan belajar siswa dapat dihitung dengan cara yaitu
jumlah siswa yang minimal kriteria cukup disiplin dibagi jumlah seluruh siswa
dikali 100.
3.9.2 Analisis Data Hasil Belajar Siswa
1. Nilai siswa secara individu
x100
Skor Kriteria Skor Klasifikasi
54-60 90-100 Sangat Kedisiplinan
48-53 80-89 Kedisiplinan
42-47 70-79 Cukup Kedisiplinan
<41 <69 Kurang Kedisiplinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
2. Menghitung rata-rata nilai siswa kelas IV
3. Menghitung presentase ketuntasan hasil belajar siswa
x 100%
3.10 Jadwal Penelitian
Berikut ini adalah jadwal penelitian yang sudah disusun oleh peneliti
bertujuan agar penelitian ini sistematis sehingga tidak melebihi waktu dan selesai
pada waktu yang telah ditentukan.
Tabel 3.23 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu (Bulan)
Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des Jan
1 Perijinan
2 Penyusunan
dan
pengajuan
proposal
3 Persiapan
perangkat
pembelajaran
4 Pelaksanaan
tindakan
5 Pengolahan
data hasil
penelitian
6 Penyelesaian
kelengkapan
penelitian
danrevisi
7 Ujian skripsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas tiga hal yaitu deskripsi pelaksanaan penelitian,
hasil penelitian dan pembahasan. Deskripsi pelaksanaan penelitian membahas
tentang empat hal yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil
penelitian membahas tentang kedisiplinan dan hasil belajar siswa.
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Deskripsi pelaksanaan penelitian terdiri dari empat hal yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan reflekesi. Berikut uraian satu persatu dari keempat hal
tersebut.
4.1.1 Perencanaan
Peneliti mulai menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunan
untuk mengukur hasil belajar siswa pada akhir pertemuan siklus I. Peneliti juga
mempersiapkan instrumen penelitian untuk memperoleh data kedisiplinan belajar
siswa seperti lembar observasi dan lembar kuesioner. Berikut ini peneliti
menyusun perangkat pembelajaran yang berupa silabus, RPP. LKS, soal hasil
belajar, serta media pembelajaran.
1. Menyusun Silabus
Penyusunan silabus bertujuan membantu membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di dalam silabus berisi tentan Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, materi pokok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar, dan
media pembelajaran.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
peneliti menggunakan materi mengenai operasi hitung perkalian dan
pembagian dengan memilih Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) sesuai degan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Peneliti memilih Standar Kompetensi (SK) memahami dan menggunakan
sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah dan peneliti
memilih Kompetensi Dasar (KD) mengenai melakukan operasi perkalian
dan pembagian. Pada saat menyusun RPP siklus I didasarkan pada
pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual. Pendekatan
kontekstual terdiri dari 7 tahapan, tahap yang pertama adalah
mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya, tahap kedua adalah
melakukan kegiatan inquiri, tahap ketiga adalah mengembangkan sifat
ingin tahu siswa denga bertanya, tahap keempat adalah menciptakan
belajar masyarakat, tahap kelima adalah hadirkan model pembelajaran
sebagai contoh pembelajaan, tahap keenam adalah melakukan refleksi
diakhir pertemuan, dan tahap terakhir adalah melakukan penilaian.
Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri dari dua kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
membahas tentang perkalian bersusun panjang dan perkalian bersusun
pendek. Pertemuan kedua membahas tentang pembagian tanpa sisa dan
pembagian dengan sisa. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama
siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2016 pukul 08.00
sampai pada pukul 09.15 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pertemuan
kedua siklus I dilaksanakan pada hari selasa 11 Oktober 2016 pukul
08.00sampai pada pukul 09.15 WIB.
3. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)
Peneliti menyusun lembar kerja siswa sesuai dengan materi yang
akan disampaikan yaitu tentang operasi hitung perkalian dan pembagian.
Lembar kerja siswa dikerjakan secara mandiri dengan tujuan supaya dapat
mengukur tingkat pemahaman siswa sebelum masuk ke materi yang lebih
dalam dan dapat melihat ketepatan waktu siswa di dalam mengerjakan
soal, sehingga dapat mengukur kedisiplinan siswa di dalam pembelajaran.
4. Menyusun Soal Hasil Belajar dan Kunci Jawaban
Peneliti menyusun soal hasil belajar dengan menggunakan bentuk
soal pilihan ganda. Sebelumnya peneliti melakukan uji validitas soal
terlebih dahulu sebelum diberikan kepada siswa kelas IV. Peneliti
menggunakan 30 soal dengan jumlah soal valid pada siklus I ada 21 butir
soal dan soal valid pada siklus II ada 20 butir soal untuk digunakan dalam
penelitian.
5. Menyusun Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Peneliti meyusun penilaian untuk mengetahui dan mengukur
tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan. Peneliti
menggunakan penilaian untuk menilai soal hasil belajar yang diberikan
pada setiap akhir siklus dan penilaian soal pada LKS disetiap pertemuan.
Penilain pada soal hasil belajar digunakan untuk mendapatkan nilai hasil
belajar siswa, sedangkan penilaian soal pada LKS digunakan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa pada setiap pertemuan.
6. Menyiapkan Media Pembelajaran
Peneliti diberi saran oleh guru kelas untuk membuat media
pembelajaran berupa tabel perkalian, dikarenakan dengan tabel perkalian
siswa akan lebih mudah memahami materi. Tabel perkalian dibuat dengan
mencetak tabel perkalian dan diberikan untuk setiap siswa. Peneliti juga
menyiapkan lagu disetiap pertemuan untuk memotivasi semangat belajar
siswa.
4.1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian mulai dari pertemuan pertama hingga pertemuan
keempat berjalan sesuai denga rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah
disiapkan oleh peneliti. Materi yang diajarkan oleh peneleti adalah tentang operasi
hitung perkalian dan pembagian dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observator dan sekaligus juga
bertindak sebagai pengajar. Peneliti didampingi oleh satu rekan peneliti untuk
melakukan dokumentasi. Di setiap akhir siklus peneliti memberikan saol tes hasil
belajar dan memberikan kuesioner kedisiplinan yang harus diisi oleh siswa. Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
hasil belajar diberikan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi pada siklus I dan siklus II, sedangkan lembar kuesioner diberikan untuk
mengukur tingkat kedisiplinan belajar siswa.
4.1.3 Observasi
Selama melakukan penelitian, peneliti juga mengamati seluruh kegiatan
yang terjadi selama proses pembelajaran. Pada observasi pertama yang diamati
oleh peneliti adalah kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran, tampak
hanya ada enam siswa yang mengumpulkan tugas yang diberikan peneliti dengan
tepat waktu sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan. Masih banyak siswa
yang masih menganggap remeh batas waktu mengumpulkan tugas, sehingga
terlambat mengumpulkan tugas. Pada observasi kedua kedisiplinan siswa sudah
terlihat mengalami peningkatan yang cukup signifikan, terbukti ketika peneliti
memberi arahan untuk segera mengumpulkan tugas, siswa langsung berlomba
untuk mengumpulkan, tetapi masih ada tiga siswa yang terlambat mengumpulkan.
Pada observasi ketiga, setiap kelompok sudah menunjukkan kerjasama didalam
proses diskusi, semua anggota kelompok sudah nampak saling mengeluarkan
pendapat, terlihat hanya 1 kelompok yang masih memiliki anggota yang hanya
diam dan tidak mau ikut kerjasama. Dalam observasi yang terakhir peneliti sudah
melihat tingkat kedisiplinan siswa pada proses pembelajaran, terbukti ketika
pelajaran akan dimulai seluruh siswa bergegas masuk ke kelas dan bergegas
mempersiapkan diri untuk berdoa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
4.1.4 Refleksi
Setiap akhir pembelajaran, peneliti melakukan refleksi tentang proses dan
hasil pembelajaran. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti. Kegiatan refleksi ini dilakukan untuk merefleksikan
kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam
pembelajaran yang sudah terlaksana, peneliti menemukan beberapa kekurangan
dalam proses pembelajaran seperti saat melakukan pembagian kelompok yang
kurang merata, karena ada beberapa kelompok yang memiliki anggota yang
tergolong kurang berprestasi dan ada kelompok yang memiliki anggota kelompok
yang tergolong memiliki prestasi. Peneliti dibantu dengan guru kelas melakukan
perubahan kelompok dengan menyebar secara acak dan merata siswa yang
tergolong memiliki prestasi dengan siswa yang tergolong kurang berprestasi,
sehingga proses diskusi dapat berjalan dengan lancar dan kondusif.
Dalam pembelajaran yang dilakukan peneliti, peneliti juga menemukan
beberapa kelebihan di dalam pembelajaran, yaitu siswa merasa senang saat
mengerjakan tugas kelompok, perasaan senang tersebut karena setelah siswa
mengerjakan tugas kelompok , hasil nilai tugas kelompok akan dibagikan kepada
setiap kelompok dan setiap kelompok mengirimkan satu perwakilan anggota
kelompok untuk maju ke depan kelas dan membacakan hasil nilainya. Siswa
merasa sangat senang ketika nilai yang di dapatkan oleh kelompok mendapat nilai
sempurna yaitu 100. Hal ini menjadikan siswa yang sebelumnya pasif di dalam
pembelajaran menjadi aktif untuk mengikuti pembelajaran terutama di dalam
berdiskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian terdiri dari dua bagian yaitu hasil penelitian hasil belajar
dan kedisiplinan belajar siswa. Berikut ini peneliti akan menguraikan hasil dari
kedua bagian tersebut.
4.2.1 Kedisiplinan Siswa
4.2.1.1 Kondisi Awal
Peneliti memberikan kuesioner kepada siswa kelas IV untuk melihat
kedisiplinan siswa. Hasil dari kuesioner yang diberikan akan digunakan peneliti
sebagai kondisi awal. Tabel 4.1 berikut merupakan data hasil kuesioner yang
dilakukan oleh peneliti sebagai kondisi awal kedisiplinan belajar siswa:
Tabel 4.1 Kondisi Awal Kedisiplinan Belajar Siswa
No Nama Siswa Skor Kuesioner Kategori
1 MB 64 Kurang disiplin
2 RJ 64 Kurang disiplin
3 ARD 67 Cukup disiplin
4 MMR 70 Cukup disiplin
5 DWP 70 Cukup disiplin
6 TYA 78 Cukup disiplin
7 SKMD 80 Disiplin
8 DAGN 80 Disiplin
9 DRT 74 Cukup disiplin
10 BY 80 Disiplin
11 AAS 56 Kurang disiplin
12 ANKA 74 Cukup disiplin
13 FKRS 74 Cukup disiplin
14 NA 77 Cukup disiplin
15 AID 56 Kurang disiplin
16 GVR 56 Kurang disiplin
17 TBM 78 Cukup disiplin
18 VR 78 Cukup disiplin
19 SSR 70 Cukup disiplin
20 FA 64 Kurang disiplin
21 FIG 70 Cukup disiplin
22 RAFR 56 Kurang disiplin
23 GFA 70 Cukup disiplin
24 PTR 56 Kurang disiplin
25 ZFI 87 Disiplin
26 WNA 78 Disiplin
27 FRC 78 Disiplin
28 SRA 64 Kurang disiplin
29 RR 64 Kurang disiplin
30 ZZZ 70 Cukup disiplin
Jumlah 2103
Rata-rata 70,1 Cukup disiplin
Jumlah siswa minimal cukup disiplin 20
Presentase 66,7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Berdasarkan tabel 4.1 data kedisiplinan belajar sebagai kondisi awal
diketahui terdapat 10 siswa (33,3%) dari 30 siswa termasuk dalam kategori siswa
yang kurang disiplin, 14 siswa (46,7%) dari 30 siswa termasuk dalam kategori
siswa yang cukup disiplin, dan 6 siswa (20%) dari 30 siswa termasuk dalam
kategori siswa yang disiplin. Perhitungan tersebut menunjukkan presentase siswa
yang memiliki kedisiplinan belajar minimal cukup disiplin keatas adalah 66,7%,
sedangkan rata-rata kuesioner kedisiplinan belajar siswa kelas IV SD Negeri Jetis
Bantul pada kondisi awal yaitu 70,1 dan termasuk kedalam kategori cukup aktif.
Hasil tersebut ketika siswa kelas IV masih berjumlah 30 siswa.
4.2.1.2 Siklus I
Pada siklus I peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan
pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Peneliti melihat
peningkatan kedisiplinan siswa dengan memberikan lembar kuesioner kepada
setiap siswa diakhir pembelajaran siklus I pada pertemuan kedua. Data hasil
kuesioner kedisiplinan belajar siswa ini merupakan data siswa kelas IV A SD N
Jetis Bantul ketika siswa bertambah satu dan menjadi 31 siswa. Jumlah siswa
tersebut berbeda dengan data hasil kondisi awal dengan jumlah 30 siswa. Tabel
4.2 merupakan data kedisiplinan belajar siswa pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 4.2 Hasil Kedisiplinan Belajar Siklus I
No Nama Siswa Skor Kuesioner Kategori
1 MB 74 Cukup disiplin
2 RJ 70 Cukup disiplin
3 ARD 84 Disiplin
4 MMR 77 Cukup disiplin
5 DWP 75 Cukup disiplin
6 TYA 82 Disiplin
7 SKMD 85 Disiplin
8 DAGN 87 Disiplin
9 DRT 80 Disiplin
10 BY 91 Sangat disiplin
11 AAS 56 Kurang disiplin
12 ANKA 81 Disiplin
13 FKRS 77 Cukup disiplin
14 NA 83 Disiplin
15 AID 56 Kurang disiplin
16 GVR 56 Kurang disiplin
17 TBM 86 Disiplin
18 VR 82 Disiplin
19 SSR 88 Disiplin
20 FA 81 Disiplin
21 FIG 87 Disiplin
22 RAFR 56 Kurang disiplin
23 GFA 78 Cukup disiplin
24 MIAA 77 Cukup disiplin
25 PTR 64 Kurang disiplin
26 ZFI 91 Sangat disiplijm
27 WNA 86 Disiplin
28 FRC 90 Sangat disiplin
29 SRA 77 Cukup disiplin
30 RR 86 Disiplin
31 ZZZ 88 Disiplin
Jumlah 2434
Rata-rata 78,6 Cukup Disiplin
Jumlah siswa minimal cukup disiplin 26
Presentase 83,8%
Berdasarkan data perhitungan hasil kedisiplinan belajar siklus I, terdapat 5
siswa (16,1%) termasuk kategori kurang disiplin, 8 siswa (25,8%) termasuk dalam
kategori siswa yang cukup disiplin, 15 siswa (48,3%) termasuk dalam kategori
siswa yang disiplin, dan terdapat 3 siswa (9,7%) yang termasuk dalam kategori
siswa yang sangat disiplin. Hasil perhitungan tersebut adalah presentase siswa
yang memiliki kedisiplinan dengan minimal cukup disiplni keatas adalah 83,8%
dan rata-rata kedisiplinan belajar siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul adalah
78,6 dan termasuk dalam kategori cukup disiplin. Hasil siklus I tersebut setelah
jumlah siswa kelas IV menjadi 31 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4.2.1.3 Siklus II
Pada siklus II peneliti melakukan penelitian kedisiplinan belajar siswa
dengan menyebar kuesioner untuk yang terakhir dan dilaksanakan pada
pertemuan kedua. Berikut adalah data hasil kedisiplinan belajar siswa:
Tabel 4.3 Hasil Kedisiplinan Belajar Siklus II
No Nama Siswa Skor Kuesioner Kategori
1 MB 74 Cukup disiplin
2 RJ 87 Disiplin
3 ARD 92 Sangat disiplin
4 MMR 78 Cukup disiplin
5 DWP 77 Cukup disiplin
6 TYA 83 Disiplin
7 SKMD 93 Sangat disiplin
8 DAGN 95 Sangat disiplin
9 DRT 88 Disiplin
10 BY 97 Sangat disiplin
11 AAS 85 Disiplin
12 ANKA 87 Disiplin
13 FKRS 97 Sangat disiplin
14 NA 87 Disiplin
15 AID 87 Disiplin
16 GVR 83 Disiplin
17 TBM 97 Sangat disiplin
18 VR 93 Sangat disiplin
19 SSR 97 Sangat disiplin
20 FA 97 Sangat disiplin
21 FIG 97 Sangat disiplin
22 RAFR 82 Disiplin
23 GFA 83 Disiplin
24 MIAA 78 Cukup disiplin
25 PTR 64 Kurang disiplin
26 ZFI 92 Sangat disiplin
27 WNA 95 Sangat disiplin
28 FRC 92 Sangat disiplin
29 SRA 97 Sangat disiplin
30 RR 95 Sangat disiplin
31 ZZZ 98 Sangat disiplin
Jumlah 2747
Rata-rata 88,6 Disiplin
Jumlah siswa minimal cukup disiplin 30
Presentase 96,8%
Berdasarkan data perhitungan hasil kedisiplinan belajar siswa siklus II,
terdapat 1 siswa (3,2%) termasuk kategori siswa kurang disiplin, 4 siswa (12,9%)
termasuk dalam kategori siswa yang cukup disiplin, 10 siswa (32,3%) termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
dalam kategori disiplin, dan 16 siswa (51,6%) termasuk dalam kategori sangat
disiplin. Berdasarkan perhitungan tersebut, persentase siswa yang memiliki
kedisiplinan dengan minimal cukup disiplin keatas adalah 96,8% dan rata-rata
kedisiplinan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul adalah 88,6 dan
termasuk dalam kategori disiplin.
Berdasarkan perencanaan awal hasil siklus I dan siklus II yang telah
meliputi kedisiplinan belajar beserta target keberhasilan. Peneliti akan
membandingkan hasil kondisi awal dengan hasil siklus I, hasil siklus II dan target
pencapaian setiap siklus. Tabel 4.4 berikut merupakan hasil data perbandingan
hasil kedisiplinan belajar siswa.
Tabel 4.4 Hasil Kedisiplinan Belajar Siswa
No Kedisiplinan Indikator Kondisi
Awal
Target
Siklus I
Hasil
Siklus I
Target
Siklus II
Hasil
Siklus
II
1. Kedisiplinan
Siswa
Rata-rata
kedisiplinan
siswa
70,1 75 78,6 85 88,6
Presentase 66,7% 70% 83,8% 86% 96,8%
Berdasarkan tabel 4.4 terdapat hasil dari siklus II sudah mencapai target
pencapaian dari siklus I. Hasil kedisiplinan siswa pada siklus I rata-rata
kedisiplinan 75. Setelah pembelajaran siklus II dengan menggunakan pendekatan
kontekstual diharapkan dapat mencapai target yaitu 85. Hasil kedisiplinan dari
siklus II adalah 88,6, sedangkan hasil presentase jumlah siswa yang cukup disiplin
pada siklus I adalah 83,8%. Setelah pembelajaran siklus II dengan menggunakan
pendekatan kontekstual diharapkan dapat mencapai target yaitu 86%. Hasil
presentase kedisiplinan siswa dari siklus II adalah 96,8%. Hasil kegiatan
pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
proses pembelajaran siklus I dan siklus II sudah meningkat dari target sebelumnya
dan dapat dikatakan berhasil. Kendala dan kekurangan dalam proses pembelajaran
sudah diperbaiki oleh peneliti dan kesdisiplinan belajar siswa sudah terlihat
meningkat secara signifikan dengan menggunakan pendekatan kontekstual, maka
peneliti menghentikan proses pembelajaran pada siklus ke II. Peningkatan rata-
rata kedisiplinan belajar siswa juga dapat dilihat dalam grafik 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Grafik rata-rata nilai kedisiplinan siswa
Berdasarkan hasil analisis kedisiplinan belajar siswa pada grafik
peningkatan rata-rata kedisiplinan siswa, tingkatan rata-rata kedisiplinan belajar
siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal adalah 70,1 dengan jumlah siswa
30, siklus I adalah 78,6 dengan jumlah siswa 30 dan siklus II adalah 88,6 dengan
jumlah siswa 30. Berikut presentase peningkatan kedisiplinan belajar dapat dilihat
pada grafik 4.2 dibawah ini:
Gambar 4.2 Grafik peningkatan presentase kedisiplinan siswa
0
20
40
60
80
100
Rata-ratakedisiplinan
siswa
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
66.70% 83.80% 96.80%
0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%
100.00%120.00%
PeningkatanPresentaseKedisiplinan
Siswa
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Berdasarkan hasil analisis kedisiplinan siswa dapat dilihat pada gambar
diatas, peningkatan presentase kedisiplinan siswa mengalami peningkatan dari
kondisi awal dengan rata-rata 70,6 dan dengan jumlah siswa 31, siklus I dengan
rata-rata 78,6 dan dengan jumlah siswa 30, dan siklus II dengan rata-rata 88,6 dan
dengan jumlah siswa 30. Kemudian dilaukan perhitungan presentase untuk
kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Data awal sebelum menggunakan pendektan
kontekstual memiliki rata-rata 70,1 dengan presentase 66,7% dan termasuk dalam
kategori cukup disiplin. Hasil siklus I setelah menggunakan pendekatan
kontekstual memiliki rata-rata 78,6 dengan presentase 83,8% dan termasuk dalam
kategori cukup disiplin, sedangkan hasil siklus II masih menggunakan pendekatan
kontekstual rata-rata yang diperoleh menjadi 88,6 dengan presentase 96,8% dan
termasuk dalam kategori disiplin.
4.2.2 Hasil Belajar
4.2.2.1 Kondisi Awal
Peneliti menggunakan hasil ulangan tengah semester siswa sebagai acuan
peneliti melakukan penelitian untuk meningkakan kedisiplinan belajar siswa.
Tabel 4.5 merupakan data hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
dalam hasil nilai ulangan tengah semester 2016/2017 dengan jumlah siswa 30.
Jumlah tersebut sebelum kelas IV A mendapat tambahan siswa baru. Hasil siklus I
dan siklus II dengan jumlah siswa 31 setelah kels IV A mendapat tambahan siswa
baru. Berikut tabel 4.5 nilai hasil ulangan tengah semester mata pelajaran
matematika tahun pelajaran 206/2017:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel 4.5 Nilai Ulangan Tengah Semester Mata Pelajaran Matematika Tahun 2016/2017
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
(KKM=75)
Lulus KKM Tidak Lulus KKM
1 MB 70 √
2 RJ 85 √
3 ARD 50 √
4 MMR 85 √
5 DWP 80 √
6 TYA 70 √
7 SKMD 80 √
8 DAGN 85 √
9 DRT 83 √
10 BY 70 √
11 AAS 65 √
12 ANKA 75 √
13 FKRS 70 √
14 NA 80 √
15 AID 72 √
16 GVR 82 √
17 TBM 88 √
18 VR 85 √
19 SSR 79 √
20 FA 80 √
21 FIG 74 √
22 RAFR 70 √
23 GFA 88 √
24 PTR 60 √
25 ZFI 50 √
26 WNA 65 √
27 FRC 85 √
28 SRA 70 √
29 RR 85 √
30 ZZZ 80 √
Jumlah 17 13
Rata-rata 75,4
Nilai di atas KKM 56,7% 43,3%
Berdasarkan data nilai ulangan tengah semester mata pelajaran
matematika tahun pelajaran 2016/2017 yang digunakan sebagai kondisi awal hasil
belajar siswa yang diketahui bahwa siswa yang belum lulus KKM ada 13 siswa
(43,3%), sedangkan yang sudah lulus KKM ada 17 siswa (56,7%). Rata-rata nilai
prestasi belajar siswa kelas IV A adalah 75,4 dan KKM yang ada di sekolah
tersebut untuk mata pelajaran matematika adalah 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
4.2.2.2 Siklus I
Hasil belajar siswa diukur dengan memberikan soal evaluasi hasil belajar
yang berupa soal pilihan ganda. Soal diberikan kepada siswa pada akhir
pertemuan siklus I. Tabel 4.6 merupakan data hasil belajar siklus I.
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
(KKM=75)
Lulus KKM Tidak Lulus KKM
1 MB 70 √
2 RJ 96,7 √
3 ARD 43,3 √
4 MMR 86,7 √
5 DWP 76,7 √
6 TYA 80 √
7 SKMD 96,7 √
8 DAGN 90 √
9 DRT 50 √
10 BY 76,7 √
11 AAS 53,3 √
12 ANKA 73,3 √
13 FKRS 73,3 √
14 NA 93,3 √
15 AID 70 √
16 GVR 86,7 √
17 TBM 90 √
18 VR 96,7 √
19 SSR 76,7 √
20 FA 80 √
21 FIG 73,3 √
22 RAFR 76,7 √
23 GFA 90 √
24 MIAA 50 √
25 PTR 36,7 √
26 ZFI 63,3 √
27 WNA 100 √
28 FRC 96,7 √
29 SRA 96,7 √
30 RR 96,7 √
31 ZZZ 66,7 √
Jumlah 19 12
Rata-rata 77,64
Nilai di atas KKM 61,3% 38,7%
Berdasarkan hasil perhitungan data nilai hasil belajar siswa pada siklus I
yang terdapat pada tabel 4.6, bahwa dari 31 siswa terdapat 19 siswa (61,3%) yang
lusus KKM dan 12 siswa (38,7%) yang belum lulus KKM. Rata-rata hasil belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
siswa pada siklus I adalah 77,64. Hal tersebut membuktikan bahwa siswa dapat
memahami materi yang disampaikan oleh peneliti menggunakan pendekatan
kontekstual.
4.2.2.3 Siklus II
Tingkat pemahaman siswa dalam pertemuan siklus II mengalami
peningkatan. Hasil belajar siswa diukur dengan memberikan soal evaluasi hasil
belajar siswa diakhir pertemuan kesua siklus II. Tabel 4.7 merupakan data hasil
belajar siswa siklus II.
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan (KKM=75)
Lulus KKM Tidak Lulus KKM
1 MB 73,3 √
2 RJ 93,3 √
3 ARD 60 √
4 MMR 90 √
5 DWP 86,7 √
6 TYA 86,7 √
7 SKMD 83,3 √
8 DAGN 90 √
9 DRT 83,3 √
10 BY 80 √
11 AAS 83,3 √
12 ANKA 83,3 √
13 FKRS 83,3 √
14 NA 96,7 √
15 AID 80 √
16 GVR 90 √
17 TBM 93,3 √
18 VR 90 √
19 SSR 80 √
20 FA 86,7 √
21 FIG 80 √
22 RAFR 90 √
23 GFA 90 √
24 MIAA 66,7 √
25 PTR 70 √
26 ZFI 63,3 √
27 WNA 100 √
28 FRC 96,7 √
29 SRA 100 √
30 RR 96,7 √
31 ZZZ 80 √
Jumlah 26 5
Rata-rata 84,72
Nilai di atas KKM 83,9% 16,1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Berdasarkan hasil perhitungan nilai hasil belajar siswa pada siklus II yang
terdapat pada tabel 4.7, bahwa dari 31 siswa terdapat 26 siswa (83,9%) yang
sudah lulus KKM dan ada 5 siswa (16,1%) yang belum lulus KKM. Rata-rata
nilai hasil belajar siswa pada siklus II adalah 84,72. Hal tersebut membuktikan
bahwa siswa dapat memahami materi yang disampaikan peneliti menggunakan
pendekatan kontekstual.
Berdasarkan perencanan awal, hasil siklus I, dan hasil siklus II yang
meliputi hasil belajar siswa, maka peneliti membandingkan hasil ketiga data
tersebut. Tabel 4.8 merupakan perbandingan prestasi hasil belajar siswa mulai dari
kondisi awal, hasil siklus I, dan hasil siklus II dengan target pencapaian.
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Siswa
No Variabel Indikator Kondisi
Awal
Target
Siklus I
Hasil
Siklus I
Target
Siklus II
Hasil
Siklus II
1. Hasil
Belajar
Rata-rata
nilai
Ulangan
Siswa
(Kognitif)
75,4 76 77,64 81 84,72
Presentase
jumlah
siswa yang
mencapai
KKM
56,7% 25% 61,3% 30% 83,9%
Hasil perbandingan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.8 dengan
rata-rata ujian tengah semester sebagai kondisi awal adalah 75,4. Setelah
melakukan pembelajaran siklus I menggunakan pendekatan kontekstual
diharapkan hasil belajar siswa dapat mencapai target rata-rata nilai 76. Setelah
melakukan pembelajaran siklus I menggunakan pendekatan kontekstual, maka
didapatkan hasil belajar siswa untuk siklus I adalah 77,6. Kondisi siswa yang
mendapatkan hasil mencapai KKM 75 pada kondisi awal presentasenya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
56,7%, setelah melakukan pembelajaran siklus II mengunakan pendekatan
kontekstual diharapkan dapat mencapai target 25%. Setelah melakukan
pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual, maka didapatkan hasil
presentasenya mengalami peningkatan menjadi 61,3%. Hasil tersebut terjadi pada
siklus I.
Hasil belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 77,6. Kemudian
dilakukan pembelajaran siklus II dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
Pembelajaran siklus II diharapkan dapat mencapai target 81, setelah pembelajaran
siklus II dilakukan pencapaian hasil belajar siklus II adalah 84,72. Pada siklus I,
pencapaian hasil belajar siswa dalam hitungan presentase adalah 61,3%, setelah
dilakukan pembelajaran siklus II, maka diharapkan dapat mencapai target siklus II
yaitu 30%. Setelah melakukan pembelajaran siklus II, maka didapatkan
pencapaian hasil belajar siswa adalah 83,9%.
Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan
menggunakan pendekatan kontekstual, maka dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran dimulai dari siklus I sampai dengan siklus II sudah dapat dikatakan
meningkat dari target sebelumnya dan dapat dikatakan sudah berhasil.
Kekurangan dan kendala dalam proses pembelajaran yang sebelumnya ada sudah
dapat diperbaiki oleh peneliti, sehingga dapat terlihat peningkatan hasil belajar
secara signifikan dengan menggunakan pendekatan kontekstual, maka dari itu
proses pembelajaran berhenti pada siklus II. Gambar 4.3 dapat digunakan untuk
melihat grafik peningkatan rata-rata hasil belajar siswa, sedangkan gambar grafik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
4.4 digunakan untuk melihat persentase peningkatan jumlah siswa yang mencapai
KKM
Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan gambar 4.3 grafik peningkatan rata-rata hasil belajar siswa,
terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal yang memiliki rata-rata
75,4. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan
rata-rata 77,64 hasil ini menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal ke
siklus I, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata 84,72
yang menunjukkan bahwa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan hasil
belajar siswa. Dari hasil grafik peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dapat
dilihat bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus
I dan siklus II mengalami peningkatan yang relatif naik setiap siklus. Untuk
mengetahui peningkatan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM dapat
melihat gambar 4.4 grafik peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM.
70
72
74
76
78
80
82
84
86
Peningkatanhasil belajar
siswa
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dan presentae jumlah siswa
yang mencapai KKM, dapat dilihat pada gambar 4.3 dan gambar 4.4 bahwa nilai
rata-rata hasil belajar siswa dan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM
meningkat dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Nilai KKM mata pelajaran
matematika di SD Negeri Jetis Bantul adalah 75.
4.3 Pembahasan
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian tindakan kelas, pada
penelitian tindakan kelas terdapat dua siklus. Setiap siklus terdiri daari
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan juga refleksi. Peneliti menggunakan
penelitian ini dengan dua siklus yang diujikan kepada siswa kelas IVA di SD
Negeri Jetis Bantul. Variabel yang digunakan oleh peneliti yaitu kedisiplinan
belajar dan hasil belajar belajar. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tujuan
supaya meningkatkan kedisiplinan belajar dan hasil belajar siswa kelas IV
56.70% 61.30%
83.90%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
PresentaseHasil Belajar
Siswa
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
menggunakan pendekatan kontekstual. Penilain yang digunakan oleh peneliti
yaitu penilaian kognitif dari soal evaluasi hasil belajar untuk mendapatkan data
hasil belajar, sedangkan untuk mendapatkan data kedisiplinan belajar peneliti
menggunakan observasi dan lembar kuesioner.
4.3.1 Penerapan Pendekatan Kontekstual
Penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual disetiap siklus I dan
siklus II. Pendekatan ini digunakan oleh peneliti dengan menggunakan tahap-
tahap pendekatan kontekstual di dalam penelitiannya. Pendekatan kontekstual
terdiri dari 7 tahapan, tahap yang pertama adalah mengembangkan pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya, tahap
kedua adalah melakukan kegiatan inquiri, tahap ketiga adalah mengembangkan
sifat ingin tahu siswa denga bertanya, tahap keempat adalah menciptakan belajar
masyarakat, tahap kelima adalah hadirkan model pembelajaran sebagai contoh
pembelajaan, tahap keenam adalah melakukan refleksi diakhir pertemuan, dan
tahap terakhir adalah melakukan penilaian.
Pada siklus I, peneliti melakukan pertemuan sebanyak dua kali pada tanggal
10 Oktober 2016 dan 11 Oktober 2016. Sebelumnya siswa dijelaskan mengenai
tahapan pendekatan kontekstual supaya siswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan baik. Pendekatan kontekstual ini menuntut siswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang sebelumnya sudah dimiliki oleh siswa. Selain
itu siswa juga dituntut untuk mengembangkan rasa ingin tahunya, sehingga siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Di dalam pembelajaran, peneliti
membentuk sebuah kelompok diskusi untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan pengamatan dan melakukan penilaian. Peneliti harus memberikan
contoh konkrit untuk siswa, supaya siswa dapat memahami materi dengan mudah.
Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, pertemuan pertama pada
tanggal 17 Oktober 2016 dan pertemuan kedua pada tanggal 18 Oktober 2016.
Langkah-langkah pembelajaran siklus II sama dengan langkah-langkah
pembelajaran siklus I. Hanya saja indikator pembelajaran dan tujuan
pembelajarannya berbeda. Berikut ini adalah kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual pada siklus I dan siklus II:
4.3.1.1 Siklus I
1. Pertemuan I
Pertemuan pertama siklus I peneliti melaksanakan penelitian untuk
pertama kalinya yang dilakukan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang sudah dibuat. Peneliti membahas mengenai konsep perkalian dengan
menganalisis kasus yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pembukaan yang
dilakukan peneliti diawali dengan berdoa, mengabsen siswa yang hadir, dan
mengkondisikan siswa. Sebelum peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
siswa diberi motivasi berupa bernyanyi dengan lirik yang sudah diubah oleh
peneliti. Peneliti melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang isi
lirik lagu yang sudah dinyanyikan oleh siswa. Peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran agar siswa mengetahui materi yang akan mereka pelajari. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
tahap konstruktivisme siklus I pertemuan pertama, peneliti akan menjelaskan
konsep perkalian dengan memberikan kasus seperti “Jika kalian membeli obat,
lalu di kemasan obat terdapat tulisan obat diminum 3 x 1 sehari, itu apakah
obatnya diminum tiga butir dalam sehari atau satu butir sebanyak tiga kali?”.
Peneliti memberikan pertanyaan pada tahap ini karena konstruktivisme adalah
proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif
siswa erdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Sehingga kasus
yang diberikan kepada siswa dalah kasus yang biasa ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut adalah gambar 4.5 kegiatan siswa pada tahap konstruktivisme.
Gambar 4.5 Guru menjelaskan materi kepada siswa
Kegiatan pada gambar 4.5 tersebut adalah siswa sedang melkukan
konstruktivisme dengan guru memberikan sebuah kasus kemudian siswa
mengkaitkan dengan materi. Setelah kegiatan konstruktivisme, peneliti meminta
siswa untuk membuat kelompok yang terdiri dari lima siswa. Pembagian
kelompok dilakukan dengan cara mengacak siswa. Siswa diminta untuk
mendiskusikan mengenai konsep perkalian menggunakan proses inkuiri yang
dimulai dari tahap merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan
data, menganalisis data, dan menyimpulkan. Inkuiri berarti proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis. Pada tahap ini siswa diberikan rumusan masalah berupa pertanyaan
“apa pengertian dari perkalian?” kemudian siswa diminta menjawab pertanyaan
tersebut sebagai hipotesis sementara, namun tidak menjawab pertanyaan karena
belum mengetahui konsep perkalian. Selanjutnya siswa diminta untuk membaca
lembar kerja siswa yang sudah dibagikan oleh peneliti yang berupa pengertian
perkalian, langkah-langkah melakukan perkalian sebagai kegiatan mengumpulkan
data, dan soal-soal perkalian. Siswa diminta untuk mengamati media berupa tabel
perkalian sebagai bantuan untuk mengerjakan soal tentang perkalian yang terdapat
dalam lembar kerja siswa, kegiatan ini merupakan kegiatan menganalisis data.
Siswa diminta untuk mencatat semua hasil diskusi untuk menyimpulkan di dalam
kelompok tentang konsep perkalian menggunakan kalimat siswa sendiri dan siswa
diminta untuk menyampaikan cara melakukan perkalian sebagai kegiatan
menyimpulkan, namun kesimpulan yang dibuat siswa masih salah dalam
mengkalikan perkalian tiga angka dikarenakan siswa yang kurang teliti.
Gambar 4.6 Siswa melakukan kegiatan diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Setelah kegiatan inkuiri dilaksanakan secara kelompok, siswa diberikan
pertanyaan mencongak 1) 3 x 4 diubah ke dalam bentuk penjumlahan, 2) 5 + 5 + 5
+ 5 diubah kedalam bentuk perkalian, dan 3) 6 x 7 berapa hasilnya. Pertanyaan
tersebut diberikan untuk mengetahui cara siswa melakukan proses perkalian
dengan mengerjakan soal. Peneliti melakukan tahap bertanya, agar dapat
dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan siswa, sedangkan menjawab
pertanyaan mencerminkan kemampuan siswa dalam berpikir. Dalam suatu
pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk
menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi
pelajaran, membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, merangsang
keingintahuan siswa terhadap sesuatu, memfokuskan siswa pada sesuatu yang
diinginkan dan membimbing untuk menemukan dan menyimpulkan sesuatu.
Peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa “jika kita akan mengubah 8 x 6 ke
dalam bentuk penjumlahan, bagaimana caranya?”. Namun ternyata ada dua
kelompok yang belum paham tentang konsep perkalian, sehingga peneliti harus
menjelaskan kembali tentang konsep perkalian secara lebih detail.
Gambar 4.7 Siswa melakukan Kegiatan bertanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kegiatan selanjutnya adalah setiap kelompok maju ke depan untuk
mendemonstrasikan konsep perkalian dan menyampaikan jawaban dari hasil
diskusi. Sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan atas kebenaran dari
konsep yang sudah didemonstrasikan. Kegiatan ini adalah kegiatan kontekstual
terhadap masyarakat belajar yang bertujuan agar hasil pembelajaran diperoleh
melalui kerjasama dengan orang lain dengan memberikan kritik dan saran untuk
melengkapi konsep yang sudah diterima.
Gambar 4.8 Siswa menggunakan media untuk mengerjakan soal
Pertemuan pertama siklus I peneliti menampilkan media untuk
mempermudah siswa dalam memahami konsep perkalian. Peneliti menjelaskan
kembali konsep perkalian menggunakan media tabel perkalian. Peneliti
menjelaskan terlebih dahulu pengertian perkalian dan peneliti juga menjelaskan
tentang perkalian bersusun panjang, selanjutnya peneliti menjelaskan konsep
perkalian dengan menggunakan tabel perkalian. Konsep yang dijelaskan peneliti
sama dengan materi yang ada pada lembar kerja siswa yang sudah dibual oleh
peneliti.
1. Mengubah perkalian ke dalam bentuk penjumlahan
4 x 5 diubah ke dalam bentuk penjumlahan 5 + 5 + 5 + 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
2. Mengubah penjumlahan kedalam bentuk perkalian
6 + 6 + 6 diubah ke dalam bentuk perkalian 3 x 6
Jadi konsep perkalian adalah penjumlahan berulang.
3. Perkalian bersusun panjang
234 x 3 = (ratusan) (puluhan) (satuan)
234 200 + 30 + 4
3 x Penjabaran
12 4 x 3 = 12 (Kalikan nilai tempat satuan
dengan 3)
90 30 x 3 = 90 (Kalikan nilai tempat puluhan
dengan 3)
600 + 200 x 3 = 600 (Kalikan nilai tempat ratusan
dengan 3)
702
Kemudian dijumlahkan
Setelah tahap pemodelan dilakukan, siswa diberi kesempatn jika ada yang
ingin ditanyakan. Siswa juga diminta untuk mengumpulkan lembar kerja siswa
yang sudah diberikan oleh peneliti. Siswa diberiakn soal evaluasi sebagai bagian
dari penilaian nyata. Tahap penilaian nyata tersebut bertujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar siswa. Tahap penelitian
menyusun penialain berupa kognitif melalui mengerjakan lembar kerja siswa,
penilaian afektif melalui kedisiplinan siswa ketika berdiskusi, dan penilaian
psikomotorik melalui menilai cara siswa mendemonstrasikan konsep perkalian.
Peneliti melakukan refleksi pada pertemuan pertama yaitu pembelajaran
menggunakan pendekatan kontekstual sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sudah disusun dan kegiatan belajar sesuai dengan langkah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
langkah pendekatan kontekstual. Namun dalam pertemuan ini siswa kelas IV
masih sibuk ngobrol dengan teman sebangku, sehingga mengganggu siswa yang
lainnya untuk belajar dan menyebabkan kelas tidak kondusif. Pada pertemuan
pertama peneliti masih mengalami kesulitan dalam mengkondisikan kelas karena
belum terbiasa dengan kegiatan belajar secara diskusi. Dari hasil refleksi peneliti
menemukan kesulitan siswa saat memahami konsep perkalian, sehingga dapat
diperbaiki dalam pertemuan selanjutnya.
2. Pertemuan II
Pertemuan kedua siklus I peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya. Pembahasan
materi pada pertemuan kedua masih membahas smateri tentang konsep perkalian
dan perkalian bersusun panjang dengan memberikan contoh kongkrit dalam
kehidupan sehari-hari. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pembukaan
pembelajaran yang diawali dengan berdoa, kemudian melakukan absensi dan
mengkondisikan siswa. Peneliti memotivasi dengan mengajak siswa untuk
bernyanyi lagu yang sudah diubah liriknya oleh peneliti. Apersepsi yang
dilakukan oleh peneliti yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Guru
memberikan pertanyaan untuk mengetahui seberapa jauh siswa mengingat materi
yang sudah dipelajari sebelumnya. Peneliti juga menyampaikan tujuan
pembelajaran “anak-anak hari ini kita akan mempelajari tentang perkalian
bersusun pendek”. Tujuan pembelajaran disampaikan agar siswa dapat
mengetahui materi yang akan dipelajari. Peneliti menyampaikan pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
“anak-anak kenapa perkalian mempunyai cara penyelesaian perkalian bersusun
panjang dan bersusun pendek?” di awal pembelajaran untuk memberi tahu cara
penyelesaian perkalian yaitu menggunakan dua cara. Tahap konstruktivisme
dipertemuan kedua, peneliti tidak hanya memberikan pertanyaan lisan namun juga
menyajikan soal untuk dijawab siswa.
Siswa diminta untk berkelompok degan jumlah setiap kelompok terdiri
dari lima siswa. Tujuan siswa berkelompo adalah untuk mendiskusikan manfaat
perkalian dengan menggunakan proses inkuiri. Siswa diberi pertanyaan oleh
peneliti “mengapa harus ada perkalian di dalam kehidupan sehari-hari?” bagian
tersebut termasuk kedalam bagian merumuskan masalah. Siswa diminta untk
membuat hipotesis atau jawaban sementara dari pertanyaan tersebut. Siswa
diminta untuk membaca materi mengenai perkalian yang sudah diberikan
sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan petunjuk jika masih ada
siswa yang lupa mengenai konsep perkalian. Siswa diminta untuk mengamati
beberapa contoh soal perkalian dan jawaban soal tersebut sebagai kegiatan
mengumpulkan data.
Siswa diminta untuk menganalisis manfaat perkalian berdasarkan
pengamatan secara kelompok dan mencatat hasil diskusi sebagai kegiatan
menganalisis data. Kebanyakan siswa memberikan jawaban bahwa manfaat
perkalian adalah untuk mempermudah menjumlahkan bilangan atau angka dalam
jumlah banyak. Siwa diminta untuk membuat kesimpulan berdasarkan hasil
diskusi kelompok untuk kegiatan menyimpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Gambar 4.9 Guru menjelaskan materi
Dalam mengerjakan soal, ketika siswa merasa tidak memahami soal yang
terdapat dalam lembar kerja siswa, maka siswa boleh bertanya kepada guru
tentang bagian yang belum dipahami (Bertanya). Dengan rasa ingin tahu yang
tinggi maka siswa mencoba bertanya tentang bagian yang belum mereka pahami,
sehingga mereka setelah bertanya dapat memecahkan masalahnya sendiri. Setelah
siswa sudah memahami materi yang diberikan, maka guru mengarahkan siswa
untuk membuat kelompok diskusi. Guru membagi siswa kedalam enam kelompok
dengan jumlah anggota kelompok 5-6 siswa. Ketika siswa sudah berada di dalam
kelompok diskusi, guru membagikan lembar kerja kelompok. Dengan
membagikan lembar kerja kelompok diharapkan siswa dapat bekerja sama
menyelesaikan soal pada lembar kerja kelompok (Masyarakat belajar).
Gambar 4.10 Siswa berdiskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Seluruh anggota kelompok harus ikut serta bertukar pendapat dan pikiran
dalam proses berdiskusi. Siswa yang tidak mau ikut serta dalam berdiskusi akan
dicatat oleh ketua kelompok dan akan diserahkan catatan tersebut kepada guru.
Pada pertemuan kedua siklus I materi yang dibahas masih mengenai perkalian,
tetapi perkalian dengan cara bersusun panjang. Dalam mempermudah siswa dalam
melakukan operasi hitung perkalian dengan cara perkalian bersusun panjang, guru
menggunakan media berupa tabel perkalian untuk mempermudah siswa dalam
mengerjakan soal (Pemodelan). Dengan menggunakan media berupa tabel
perkalian, diharapkan siswa mampu mengerjakan soal dengan benar dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 4.11 Siswa menulis refleksi
Di akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk menuliskan refleksi
tentang apa saja yang sudah didapatkan siswa selama mengikuti pembelajaran.
Dengan menuliskan refleksi, guru dapat mengetahui tingkat antusias siswa dan
tingkat pemahaman siswa dalam mengikuti pembelajaran (Refleksi). Setelah
melakukan refleksi, guru melakukan penilaian terhadap hasil mengerjakan soal
pada lembar kerja siswa dan pada hasil mengerjakan pada lembar kerja kelompok.
Pada pertemuan kedua siklus I diakhir pertemuan guru membagikan soal evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
hasil belajar siswa untuk siklus I, dengan membagikan dan siswa mengerjakan
soal evalusi hasil belajar siklus I guru dapat melihat peningkatan hasil belajar
siswa selama dua kali pertemuan dan dapat melihat keberhasilan menggunakan
pendekatan kontekstual.
4.3.1.2 Siklus II
1. Pertemuan I
Pada pertemuan pertama siklus II, diawal pertemuan guru menjelaskan
mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pada pertemuan pertama siklus
II guru menjelaskan materi mengenai operasi hitung pembagian. Guru
menjelaskan materi mengenai pembagian dan guru menjelaskan konsep
pembagian terlebih dahuli. Guru memberikan penjelasan mengenai konsep
pembagian kemudian menjelaskan mengenai pembagian dengan cara pembagian
tanpa sisa. Guru menjelaskan meteri dengan mengaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari (Konstruktivisme). Setelah guru selesai menjelaskan, guru
membiarkan siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahunya dengan memberikan
lembar kerja siswa tentang pembagian. Guru memberikan contoh tentang
menggunakan cara pembagian tanpa sisa, kemudian siswa dapat menggunakan
penalarannya untuk memahami cara pembagian tanpa sisa (Inkuiri).
Gambar 4.12 Guru menjelaskan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Setelah siswa sudah melakukan penalaran untuk memahami materi, tetapi
siswa masih belum juga memahami sepenuhnyatentang pembagian tanpa sisa.
Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya kepada guru tentang bagian yang
belum dipahami (Bertanya). Kegiatan bertanya ini dilakukan supaya siswa makin
memahami materi yang diberikan oleh guru.
Gambar 4.13 Siswa bertanya kepada guru
Setelah siswa memahami materi dengan bertanya kepada guru, selanjutnya
guru membentuk siswa dalam sebuah kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa dalam
setiap kelompok. Guru membetuk kelompok dengan maksud agar siswa mampu
bekerja sama dengan teman dalam satu kelompok. Ketika sudah di dalam
kelompok, siswa harus ikut serta dalam proses diskusi, seluruh anggota kelompok
harus mengeluarkan pendapat dan pemikiran mereka, sehingga kegiatan
berdiskusi dapat berjalan dengan lancar (Masyarakat belajar). Siswa dapat
menggunakan media tabel perkalian yang sudah diberikan oleh guru pada
pertemuan siklus I sebagai alat bantu dalam mengerjakan soal. Sebelumnya guru
memberikan contoh menggunakan tabel perkalian yang bisa juga dipakai sebagai
tabel pembagian. Guru memberikan penjelasan di depan kelas cara
menggunakannya, kemudian siswa mempraktikkan sendiri (Pemodelan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Gambar 4.14 Refleksi siswa
Setelah seluruh lembar kerja sudah selesai dikerjakan oleh siswa, guru
membimbing siswa untuk menuliskan refleksi tentang kegiatan yang sudah
dilaksanakan pada pertemuan pertama siklus II. Siswa menuliskan refleksi tentang
apa yang sudah didapatkan selama mengikuti kegiiatan pembelajaran (Refleksi).
Kemudian siswa mengumpulkan refleksi yang sudah mereka tulis, sehingga guru
dapat mengukur tingkat pemahaman dan antusias siswa.
Gambar 4.15 Penilaian kelompok
Setelah pembelajaran selesai melakukan pembelajaran pertemuan pertama
siklus II, kemudian guru melakukan penilaian. Penilaian ini bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Guru melakukan penilaian pada hasil mengerjakan lembar kerja siswa dan lembar
kerja kelompok (Penilaian nyata). Kemudian penilaian tersebut dibagikan lagi
kepada siswa agar siswa dapat melihat nilai hasil mengerjakannya.
2. Pertemuan II
Pertemuan kedua siklus II, adalah penelitian terakhir dan keberhasilan
siklus akan terlihat. Pada pertemuan kedua siklus II ini, siswa mendapatkan materi
mengenai pembagian dengan sisa. Guru menjelaskan dipapan tulis mengenai cara
pembagian dengan sisa. Guru mengaitkan materi yang disampaikan dengan
kejadian sehari-hari (Konstruktivisme). Hal tersebut dilakukan supaya siswa
semakin mudah untuk menalar materi yang disampaikan sehingga dapat
menambah pengetahuan siswa. Setelah siswa mendapatkan penjelasan materi dari
guru, untuk kegiatan awalnya siswa diberikan lembar kerja siswa. Dengan
menggunakan lembar kerja siswa, guru akan mudah melihat pemahaman siswa.
Siswa mengerjakan soal pada lembar kerja siswa dengan mengingat penjelasan
yang sudah diberikan oleh guru. Dengan rasa tahu yang tinggi siswa harus bisa
menalar soal yang terdapat pada lembar kerja siswa dan siswa harus mencari
jawabannya sendiri (Inkuiri).
Gambar 4.16 Guru menjelaskan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Dalam mengembangkan pengetahuan siswa, siswa yang belum memahami
materi yang sudah dijelaskan dapat bertanya kepada guru. Guru membuka
pertanyaan untuk setiap siswa yang belum memahami materi mengenai
pembagian dengan sisa. Dengan bertanya, maka siswa akan semakin mudah
dalam memahami materi yang sebelumnya belum mereka pahami (Bertanya).
Berbagai pertanyaan yang muncul dari siswa adalah cara menyelesaikan
pembagian dengan sisa.
Gambar 4.17 Siswa bertanya kepada guru
Ketika siswa sudah memahami materi yang diberikan oleh guru, maka
selanjutnya guru membentuk beberapa keompok diskusi. Dengan membentuk
kelompok diskusi, maka diharapkan siswa dapat bekerja sama dalam mengerjakan
soal yang terdapat dlam lembar krja kelompok. Semua anggota kelompok harus
berpartisipasi dalam bertukar pendapat dan pemikiran untuk memecahkan soal
yang terdapat pada lembar kerja kelompok (Masyrakat belajar). Jika ada satu
siswa yang tidak ikut serta dalam bertukar pendapat, maka guru berhak tidak
memberikan nilai untuk siswa tersebut. Hal tersebut dilakukan karena
menunjukkan kurang disiplinnya siswa dalam bekerjasama. Siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
mengerjakan dapat menggunakan media tabel perkalian yang digunakan pada
siklus I, terlebih dahulu guru memberikan cara menggunakan tabel tersebut dalam
mengerjakan pembagian (Pemodelan).
Setelah pembelajaran selesai dilakukan, maka diakhir pembelajaran guru
memberikan arahan kepada siswa untuk menuliskan refleksi. Menuliskan refleksi
diakhir pembelajaran dengan maksud supaya siswa dapat menuliskan segala
sesuatu yang diperoleh ketika mengikuti pembelajaran pertemuan kedua siklus II
(Refleksi).
Gambar 4.18 Refleksi siswa
Setelah siswa selesai menuliskan refleksi, kemudian siswa
mengumpulkan refleksi yang sudah mereka tulis dan diserahkan kepada guru. Di
akhir pertemuan, karena pertemuan kedua adalah pertemuan terakhir di siklus II,
maka guru memberikan lembar soal evaluasi siklus II. Sebelum pembelajaran
selesai, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II secara individu dan jika sudah
selesai, siswa mengumpulkan hasil mengerjakannya. Setelah semua hasil
dikumpulkan, maka guru melakukan penilaian terhadap hasil mengerjakan lembar
kerja siswa, lembar kerja kelompok, dan lembar soal evaluasi siklus II (Penilaian
nyata).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Gambar 4.19 Penilaian soal evaluasi siklus II
Hasil belajar yang sudah dinilai oleh guru, dibagikan kembali kepada
siswa. Siswa dapat melihat nilai dari hasil mengerjakan soal yang sudah mereka
kerjakan pada pertemuan siklus II. Dengan dinilainya soal evaluasi siklus II, maka
guru dapat melihat peningkatan hasil belajar siklus II melalui pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kontekstual. Setelah guru dapat mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II setelah melaksanakan pembelajaran
menggunakan pendekatan kontekstual, maka kemudian guru dapat melihat
peningkatan kedisiplinan belajar siswa untuk siklus I dan siklus II.
4.3.1.3 Pembahasan Siklus I dan Siklus II
Pada pertemuan pertama siklus I sampai dengan pertemuan kedua siklus II
peneliti selalu mengawali kegiatan pembelajaran dengan tahap konstruktivisme,
yaitu membangun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman. Peneliti selalu memberikan kasus yang berbeda pada setiap awal
pertemuan agar siwa dapat memiliki raasa ingin tahu. Siklus I pertemuan pertama
peneliti menyajikan kasus tentang analisis konsep perkalian, pada pertemuan
kedua siklus I peneliti menyajikan kasus tentang menyelesaikan masalah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
kehidupan sehari-hari menggunakan perkalian bersusun panjang dan pendek.
Siklus II pertemuan pertama peneliti menyajikan kasus mengenai konsep
pembagian, sedangkan pada pertemuan kedua siklus II peneliti menyajikan kasus
tentang cara pembagian dengan sisa dan tanpa sisa. Pada tahap selanjutnya,
peneliti melakukan proses inkuiri pada pertemuan pertama siklus I sampai dengan
pertemuan kedua siklus II. Pada tahap inkuiri, disetiap pertemuan peneliti
membentuk kelompok secara acak dengan berhitung. Disetiap siklus peneliti
selalu membentuk kelompok berjumlah 6 kelompok dengan jumlah anggota setiap
kelompoknya berjumlah 5 siswa. Pada setiap siklus peneliti melaksanakan tahap
inkuiri yang terdiri dari rumusan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan
data, menganalisis data dan menyimpulkan. Pada siklus I pertemuan pertama
siswa diberikan rumusan masalah mengenai pengertian perkalian, sedangkan
siklus I pertemuan kedua siswa diberikan rumusan masalah mengenai manfaat
perkalian bagi kehidupan sehari-hari. Pada siklus II pertemuan pertama siswa
diberikan rumusan masalah mengenai pengertian pembagian, sedangkan
pertemuan kedua siklus II siswa diberikan rumusan masalah mengenai manfaat
pembagian bagi kehidupan sehari-hari. Hipotesis pada siklus I dan siklus II adalah
siswa diminta untuk memberikan jawaban sementara berdasarkan pemahaman
mereka. Mengumpulkan data pada siklus I pada pertemuan pertama siswa diminta
untuk membaca materi dalam LKS atau sumber lainnya mengenai llangkah-
langkah perkalian. Pertemuan kedua siklus I siswa diminta untuk mengamati tabel
perkalian untuk menyelesaikan soal yang yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Pada pertemuan pertama siklus II siswa diminta unntuk membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
materi mengenai pembagian, sedanagkan pada pertemuan kedua siklus II siswa
diminta untuk mengamati soal cerita pembagian. Menganalisis data pada siklus I
dan siklus II siswa diminta untuk menganalisis setiap data yang telah diperoleh
secara berkelompok. Pada siklus I dan siklus II siswa memberikan kesimpulan
berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis secara kelompok.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat
berguna yaitu untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam
penguasaan materi pelajaran, membangkitakan motivasi siswa untuk belajar,
merangsang keingin tahuan siswa terhadap sesuatu, memfokuskan siswa pada
sesuatu yang diinginkan dan membimbing siswa untuk menemukan atau
menyimpulkan sesuatu. Pada siklus I pertemuan pertama peneliti menanyakan
tentang konsep perkalian, namun ternyata ada 3 kelompok yang masih belum
paham mengenai konsep perkalian, sehingga peneliti menjelaskan kembali
mengenai konsep perkalian secara detail. Pertemuan kedua siklus I peneliti
memberikan motivasi tentang manfaat perkalian bagi kehidupan sehari-hari agar
siswa tidak merasa sulit mengenal perkalian dalam kehidupan sehari-hari. Pada
siklus II pertemuan pertama peneliti bertanya mengenai konsep pembagian,
sedangkan pada pertemuan kedua siklus II peneliti bertanya tentang manfaat
pembagian dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat Belajar adalah konsep dalam pendekatan kontekstual
menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang
lain. Pada siklus I pertemuan pertama setiap kelompok diminta untuk
mendemonstrasikan konsep perkalian dan kelompok lain diminta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
memberikan tanggapan atas kebenaran konsep yang telah disajikan setiap
kelompok. Pertemuan kedua siklus I setiap siswa perwakilan kelompok diminta
untuk maju untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang perkalian bersusun
panjang dan bersusun pendek, kelompok yang lain diminta untuk memberika
tanggapan mengenai kebenaran hasil yang dipresentasikan setiap perwakilan
kelompok. Pada siklus II pertemuan pertama setiap kelompok diminta untuk
mendemonstrasikan konsep pembagian, kelompok lain diminta untuk memberikan
tanggapan atas kebenaran konsep yang sudah didemonstrasikan oleh kelompok
lain. Pertemua kedua siklus II siswa perwakilan setiap kelompok maju kedepan
untuk mempresentasikan hasil mengerjakan soal pembagian, kelompok lain
diminta untuk memberikan tanggapan tentang kebenaran hasil dsikusi kelompok
tersebut. Tahap pemodel bertujuan untuk siswa menggunakan media yang sudah
diberikan oleh peneliti pada masing-masing kelompok. Peneliti menampilkan
media tabel perkalian di siklus I dan garis penaksiran di siklus II kemudian
peneliti memberikan contoh penggunaan media terlebih dahulu. Setelah siswa
mengetahui cara menggunakan media, setiap kelompok diminta untuk
mengerjakan LKS yang sudah dibagikan dengan bantuan media tersebut untuk
mempermudah siswa menyelesaikan soal.
Tujuan peneliti melakukan refleksi adalah proses pengendapan
pengalaman yang telah dipelajari dengan cara mengurutkan kembali kejadian-
kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui. Penulisan refleksi tentang
pengalaman belajar melalui refleksi dimaksud untuk mengetahui pengetahuan
yang dimiliki siswa. Pada tahap refleksi peneliti memberikan refleksi secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
tertulis dengan pertanyaan yang sama di siklus I dan siklus II. Peneliti meminta
siswa menjawab refleksi sejujur mungkin agar menjadi bahan evaluasi
dipertemuan berikutnya. Tahap penilain nyata bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa. Tahap ini
peneliti menyusun penilaian berupa kognitif, afektif dan psikomotorik secara rinci
yang tercantum di rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah mengetahui hasil
belajar siswa, peneliti dapat mengetahui kedisiplinan siswa.
Kedisiplinan belajar siswa diukur dengan menggunakan lembar kuesioner
yang dibagikan oleh guru pada akhir pembelajaran disetiap akhir pertemuan setiap
siklus. Peneliti membagikan kuesioner dengan menggunakan pendekatan
kontekstual. Kuesioner yang sudah dibagikan, disusun berdasarkan indikator-
indikator kedisiplinan yang sudah dibuat. Dimana indikator-indikator kedisiplinan
tersebut adalah 1) mengerjakan tugas lebih cepat lebih baik, 2) membiasakan diri
membereskan apa yang sudah dimulai, 3) mengindari mengulur-ulur waktu, 4)
berusaha untuk menjadi percaya diri, 5) menghindari kecemasan, 6)
merencanakan yang akan terjadi, dan 7) menyiapkan diri saat belajar.
Pada kondisi awal tampak presentase 66,7% atau sebanyak 20 siswa
kategori minimal cukup disiplin dan presentase 33,3% atau 10 anak termasuk
kedalam siswa yang kurang disiplin. Hasil dari kedisiplinan belajar siswa pada
kondisi awal tersebut adalah ketika siswa kelas IV A SD Negeri Jetis Bantul
hanya memiliki 30 murid dan pada saat pembelajaran siklus I dan siklus II, siswa
kelas IV SD Negeri Jetis Bantul bertambah 1 orang siswa, sehingga menjadi 31
siswa. Kedisiplinan belajar siswa saat pembelajaran mengalami peningkatan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
kondisi awal ke siklus I dengan diterapkannya pendekatan kontekstual. Pada
kegiatan pembelajaran siklus I tampak presentase 83,8% atau sebanyak 26 siswa
kategori minimal cukup disiplin dalam pembelajaran sudah mengikuti kegiatan
belajar sampai tahap refleksi, meskipun masih ada presentase 16,2% atau
sebanyak 5 siswa yang kurang disiplin atau dalam artian siswa masih ada yang
tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas dan siswa masih ada yang keluar
kelas tanpa meminta ijin guru. Pada siklus I pertemuan pertama siswa masih
belum terbiasa mendapatkan masalah diawal pembelajaran dan menemukan
konsep belajar sendiri sehingga siswa masih bingung dengan tujuan pembelajaran,
sehingga peneliti selalu memberikan contoh kongrit dengan konsep perkalian.
Pada siklus I kedisiplinan siswa belum tampak pada setiap sesi kegiatan seperti
siswa yang masih sering keluar kelas tanpa meminta ijin, mengumpulkan tugas
tidak sesuai waktu yang diberikan, belum menyiapkan alat tulis sebelum pelajaran
dimulai dan belum ikut berdiskusi saat kegiatan berdiskusi berlangsung. Pada saat
pembelajaran siklus I pertemuan pertama ada 3 siswa yang keluar kelas tanpa ijin
guru, dan pada pengumpulan tugas ada 2 kelompok yang mengumpulkan tugas
tidak tepat waktu.
Pada siklus I pertemuan kedua ada 6 siswa yang keluar kelas sudah meinta
ijin kepada guru/peneliti. Setiap anggota kelompok sudah tampak ikut berdiskusi
dan mau bergantian mencatat hasil diskusi, sehingga seluruh kelompok (6
kelompok) sudah tepat waktu dalam mengumpulkan tugas. Dalam pertemuan
kedua siswa sudah terlihat disipli dalam menyiapkan alat tulis sebelum
pembelajaran dimulai dan ketika 15 menit sebelum bel masuk siswa sudah berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
di dalam kelas. Tiga siswa yang sebelumnya tidak ijin ketika keluar kelas sudah
mulai meminta ijin ketika akan keluar kelas.
Kedisiplinnan belajar pada siklus I meningkat pada siklus II dengan
menerapkan pendekatan kontekstual. Pada kegiatan pembelajaran siklus II tampak
presentase peningkatan kedisiplinan sebesar 96,8% atau sebanyak 30 siswa dan
termasuk dalam kategori minimal cukup disiplin. Dari 30 siswa tersebut sudah
disiplin dalam mengumpulkan tugas tepat waktu, menyiapkan alat tulis sebelum
pembelajaran dimulai, dan sudah keluar kelas dengan meminta ijin kepada guru.
Pada pertemuan pertama siklus II terdapat 1 kelompok yang 1 anggota
kelompoknya hanya mengganggu teman satu kelompoknya dan tidak ikut
berdiskusi. Satu siswa tersebut ketika ditanyai dan ditegur oleh guru hanya
menunduk dan tidak mau menatap guru yang sedang bertanya. Pada siklus II
pertemuan kedua satu siswa yang pada pertemuan pertama siklus II hanya
mengganggu teman saat berdiskusi sudah mulai bersedia ikut berdiskusi dan
bersedia menuliskan hasil diskusi. Semua kelompok (6 kelompok) sudah tepat
waktu dalam mengumpulkan hasil diskusi. Siswa sudah terbias dalam
mengumpulkan tugas tepat waktu dan keluar kelas dengan meminta ijin kepada
guru terbukti ketika sudah tidak ada lagi siswa yang keluar kelas tanpa meminta
ijin kepada guru.
Hasil pembahasan di atas dapat diketahui bahwa penerapan pendekatan
kontekstual dapat meningkatkan kedisiplinan siswa kelas IV pada mata pelajaran
matematika di SD Negeri Jetis Bantul. Penelitian ini membuktikan bahwa
hipotesis dengan menerapkan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
kedisiplinan siswa. Setelah mengetahui hasil kedisiplinan belajar siswa, peneliti
dapat melihat hasil dari hasil belajar siswa secara menyeluruh dari silklus I dan
siklus II.
Peneliti mengukur hasil belajar siswa menggunakan soal hasil belajar yang
diberikan pada akhir pertemuan siklus I dan akhir pertemuan siklus II. Siswa
mengerjakan soal hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 butir
soal pilihan ganda. Hasil belajar siswa diperoleh dari soal evaluasi hasil belajar
yang dikoreksi dan dinilai oleh peneliti. SD Negeri Jetis Bantul menetapkan nilai
KKM pada mata pelajaran matematika yaitu 75. Hasil belajar siswa pada kondisi
awal diperoleh dari nilai ulangan tengah semester siswa pada mata pelajaran
matematika tahun ajaran 2016/2017. Siswa yang belum lulus KKM ada 13 siswa
(43,3%) sedangkan siswa yang sudah lulus KKM ada 17 siswa (56,7).
Setelah pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual, hasil belajar
siswa menjadi lebih meningkat. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu
77,64 terdapat 19 siswa (61,3%) yang sudah lulus KKM dan ada 12 siswa (38,7%)
yang belum lulus KKM. Dengan hasil yang diperoleh siswa pada siklus I, maka
peneliti ingin melanjutkan penelitian pada siklus II. Pembelajaran siklus II tidak
berbeda jauh dengan pembelajaran siklus I, masih menggunakan pendekatan
kontekstual. Hasil belajar siklus II mengalami peningkatan dari hasil belajar siklus
I. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II yaitu 84,72.
Berdasarkan perolehan nilai siswa, maka terdapat 26 siswa (83,9%) yang lulus
KKM dan ada 5 siswa (16,1%) yang belum lulus KKM. Oleh karena itu rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
hasil belajar siswa dapat meningkat menjadi 84,72 dan peneliti mengakhiri
penelitian pada siklus II.
Hasil dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa penerapan
pendekatan kontekstual yang sudah disesuaikan dengan langkah-langkahnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul. Hal ini dapat
membuktikan bahwa hipotesis tentang penerapan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Pada bab V ini membahas tentang kesimpulan, keterbatasan peneliti dan juga
saran. Peneliti akan menguraikan masing-masing sub bab sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
IV, maka dapat disimpulkan bahwa:
5.1.1 Penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya peningkatan kedisiplinan dan
hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri Jetis
Bantul dengan tahapan-tahapan pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual
terdiri dari 7 tahapan, tahap yang pertama adalah mengembangkan pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya, tahap kedua adalah melakukan kegiatan inquiri, tahap ketiga adalah
mengembangkan sifat ingin tahu siswa denga bertanya, tahap keempat adalah
menciptakan belajar masyarakat, tahap kelima adalah hadirkan model
pembelajaran sebagai contoh pembelajaan, tahap keenam adalah melakukan
refleksi diakhir pertemuan, dan tahap terakhir adalah melakukan penilaian nyata
5.1.2 Penerapan penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kedisiplinan
belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri Jetis
Bantul. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kedisiplinan siswa mulai
dari kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dapat melampaui target
keberhasilan yang sudah ditentukan oleh peneliti. Kondisi awal rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
kedisiplinan belajar siswa yaitu 70,1 dan termasuk dalam kategori cukup disiplin
dengan presentase minimal cukup disiplin adalah 66,7%. Siklus I rata-rata
kedisiplinan siswa sebesar 78,6 dan termasuk dalam kategori cukup disiplin
dengan presentase 83,8%. Sedangkan siklus II rata-rata kedisiplinan siswa
sebesar 88,6 dan termasuk dalam kategori disiplin dengan presentase siswa
minimal cukup disiplin adalah 96,8%.
5.1.3 Penerapan penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar
pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri Jetis Bantul. Hal ini
dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa mulai dari kondisi
awal, siklus I, dan siklus II dapat mencapai target keberhasilan yang sudah
ditentukan dengan ketetapan KKM yaitu 75. Kondisi awal rata-rata hasil belajar
siswa yaitu 75,4, terdapat 17 siswa (56,7%) yang sudah lulus KKM dan terdapat
13 siswa (43,3%) yang belum lulus KKM. Pada siklus I rata-rata hasil belajar
siswa yaittu 77,64, terdapat 19 siswa (61,3%) yang sudah lulus KKM dan 12
siswa (38,7%) yang belum lulus KKM. Siklus II rata-rata hasil belajar siswa
yaitu 84,72, terdapat 26 siswa (83,9%) yang sudah lulus KKM dan 5 siswa
(16,1%) yang belum lulus KKM.
5.2 Keterbatasan
Terdapat keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
diantaranya:
5.2.1 Peneliti memiliki keterbatasan dalam menentukan media pembelajaran yang
akan digunakan di dalam pembelajaran. Setelah melakukan diskusi dengan guru
kelas, peneliti menetapkan media pembelajaran yang akan digunakan adalah
tabel perkalian. Walaupun dengan memberikan tabel perkalian peneliti sama
saja memberikan contoh perkalian dan hasilnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
5.2.2 Penelitian ini hanya dilakukan sendiri oleh peneliti dan hanya dibantu oleh rekan
peneliti untuk melakukan dokumentasi. Hal ini membuat peneliti kesulitan
karena disela-sela melakukan pembelajaran, peneliti juga harus melakukan
pengamatan kepada 31 siswa kelas IV. Hal ini membuat peneliti tidak maksimal
dalam mengamati kedisiplinan siswa selama kegiatan pembelajaran.
5.3 Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang sudah dilaksanakan adalah:
5.3.1 Pada penelitian selanjutnya, peneliti sebaiknya membuat media yang sudah
disepakati oleh guru kelas, sehingga peneliti dapat mempersiapkan media secara
maksimal dan mampu membantu siswa mempermudah memahami materi
pembelajaran. Hal ini juga dapat mengukur tingkat kedisiplinan siswa dalam
mengerjakan soal setelah mengunakan media pembelajaran.
5.3.2 Penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat menambah observer. Hal ini
dimaksudkan agar peneliti tetap dapat fokus terhadap penelitian tindakan kelas
dan observasi dapat dilakukan oleh observer, sehingga peneliti dapat secara
maksimal melakukan pembelajaran dan pengamatan dapat dilakukan oleh
observer dengan mengamati seluruh siswa tanpa terkecuali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rumlam. 2014. Asas dan Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Al-arif, M. Nur Rianto. 2013. Matematika Terapan Untuk Ekonomi. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, Dan Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya
pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta:
Kencana.
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA.
Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dimyati dan Mujiono. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar Edisi II. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Engkoswara dan Aan Komariah. 2013. Administrasi Pendidikan. Bandung: CV
Alfabeta.
Ghani, Abd. Rahman A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta:
PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Hasbullah. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Hendriana, Heris dan Afrilianto. 2014. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas
Suatuu Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT Refika Aditama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Jhonson, Elaine B. 2006. Contextual Teaching And Learning: Menjadikan
Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung:
MLC.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik dan
Penilaian).
Lickona, Thomas. 2014. Pendidikan Karakter Dalam Pengelolaan Kelas Sekolah.
Bantul: Kreasi Wacana.
Mohamad, Mustari. 2014. Nilai Karakter Refleksi untu Pendidikan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Ratnawulan, Elis dan Rusdiana. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV
PUSTAKA SETIA.
Riduwan dan Sunartao. 2009. Statistika Pendidikan, Sosial, Ekonomi,
Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Rohmah, Noer. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia. Bandung:
Alfabeta.
Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-dasar penelitian pendidikan dan bidang non
eksakta lainnya.Bandung: Tarsito
Sani, Ridwan Abdulah. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
Shohimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovasi dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suherman, Erman dll. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sujdana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sumarmi, Mas Titing dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika..
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Supriadi, Dedi. 2004. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Surapranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi
Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan
Profesi Pendidik dan Keilmuan. Erlangga.
Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta:Gaung Persada Press
Jakarta.
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka
Insana Madani.
Zalukhu, Eloy. 2010. Life Success Triangle 25 Inspirasi Sukses untuk Membantu
Anda Meraih Hasil Terbaik dalam Karier dan Kehidupan Pribadi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi Dan Aplikasinya Dalam
Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
LAMPIRAN 1
SURAT IJIN SEBELUM dan
SESUDAH PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN
PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
SILABUS
Satuan Pendidika : SD Negeri Jetis Bantul
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / I
Standar
Kompetensi
(SK)
Kompetensi
Dasar
(KD)
Indikator Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/
media
1. Memahami dan
menggunakan
sifat-sifat
operasi hitung
bilangan dalam
pemecahan
masalah
1.3 Melakukan
operasi
perkalian dan
pembagian
Kognitif
1.3.1 Memahami
perkalian
1.3.2 Menghitung
perkalian
Afektif
1.3.3 Bekerjasama
mendiskusikan perkalian
Psikomotorik
1.3.4 Mempresentasikan
perkalian di depan kelas
Perkalian Mencari tahu
konsep perkalian
dari sumber buku
di dalam
kelompok dan
dari tabel
perkalian
Menyelesaikan
operasi hitung
perkalian dengan
bantuan tebel
1. Tes :
Uraian
dan
pilihan
ganda
2. Non tes :
Pengamat
an
4 minggu Mustaqim,
Burhan &
Astuty, Ary.
2008. Ayo
Belajar
Matematika
Untuk SD
dan MI Kelas
IV. Jakarta :
CV Buana
Raya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
perkalian di
dalam kelompok
Media :
Tabel
Perkalian dan
Pembagian
Kognitif
1.3.5 Mengulang konsep
perkalian
1.3.6 Menganalisis
perkalian dikehidupan
sehari-hari
Afektif
1.3.7 Bertanggung jawab
untuk menyelesaikan
tugas
Psikomotorik
1.3.8 Membuat laporan
tentang perkalian
Perkalian Mengulang
kembali konsep
perkalian
Mendiskusikan
cara melakukan
perkalian
Menyelesaikan
operasi hitung
perkalian dengan
menggunakan
metode perkalian
bersusun panjang
dan perkalian
bersusun pendek
Kognitif
1.3.9 Memahami konsep
pembagian
1.3.10 Melakukan
pembagian
Pembagian Mendiskusikan
konsep
pembagian
berdasarkan
sumber buku dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Afektif
1.3.11 Bersikap percaya
diri, disiplin, cermat, dan
bertanggung jawab
terhadap tugas yang
diberikan
Psikomotorik
1.3.12 Membuat
rangkuman tentang
pembagian ketika
presentasi
hasil pengamatan
tabel pembagian
Menyelesaikan
operasi hitung
pembagian
dengan
menggunakan
tabel pembagian
Kognitif
1.3.13 Menerapkan
konsep pembagian dalam
kehidupan sehari-hari
Afektif
1.3.14 Disiplin mengikuti
kegiatan belajar
Psikomotorik
1.3.15 Membuat laporan
rangkuman perkalian dan
Pembagian Mendiskusikan
penyelesaian
operasi hitung
pembagian
dengan dua cara
yaitu pembagian
tanpa sisa dan
pembagian
dengan sisa
Membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
pembagian rangkuman
tentang
pembagian dan
cara
penyelesaiannya
Yogyakarta, 10 Oktober 2016
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas IV Peneliti
(Drs. Suharyana) (Subagiyono, S.Pd) (Maria Yusinta Rijayanti)
NIP 196304161988091001 NIP 195904181983031007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Jetis Bantul
Kelas/Semester : IV/I
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
No Kompetensi
Dasar
No Indikator No Tujuan
Pembelajaran
Matematika Kognitif
1. 1.3 Melakukan
operasi
perkalian dan
pembagian
1.3.1
1.3.2
Menjelaskan
konsep
perkalian
Memahami
1.3.1.1
1.3.2.1
Melalui
penjelasan
siswa
mampu
menjelaskan
ulang konsep
perkalian
dengan benar
Melalui
pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
1.3.3
konsep
perkalian
Memahami
soal perkalian
bersusun
panjang
1.3.3.1
contoh soal
siswa
mampu
memahami
konsep
perkalian
bersusun
panjang
minimal
dengan
urutan yang
tepat
Siswa
mampu
mengerjakan
soal
perkaalian
bersusun
panjang
minimal
dengan tepat
1.3.4 Bekerjasama
mengerjakan
soal perkalian
bersusun
panjang
1.3.4.1 Melalui
bekerjasama
siswa
mampu
mengerjakan
soal
perkalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
bersusun
panjang
minimal
hingga tiga
angka
1.3.5 Membuat
laporan
tertulis hasil
dari
mengerjakan
soal
1.3.5.1 Melalui
mengerjakan
soal siswa
mampu
membuat
laporan
tertulis
minimal
sepuluh
kalimat.
C. Materi Pembelajaran
Matematika : Operasi hitung perkalian bersusun panjang
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Kontekstual
2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Tabel
2. Alat dan Bahan : LKS, LKK, Spidol dan papan tulis
3. Sumber Belajar : Buku BSE Matematika kelas 4
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Pembuka Apersepsi
- Guru membuka pelajaran dengan
salam
- Guru melakukan presensi
- Guru menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin berdoa
Motivasi
- Guru mengajak siswa untuk
bernyanyi bersama lagu “Belajar
Perkalian”
Lagu “Belajar Perkalian” (gubahan
lagu Balonku)
Ayo kita belajar
Belajar perkalian
Perkalian bersusun panjang
Dan cara mengerjakannya
Siapkan semangatmu
Siapkan alat tulismu
Ayo kita bersama
Belajar dengan senang
- Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak seelah kalian bernyayi
lagu tadi, apa isi dari lagu yang
sudah kita nyanyikan bersama
tadi?”
Orientasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dipelajari
15 menit
Kegiatan Inti Eksplorasi
- Guru bertanya kepada siswa
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
“ Anak-anak, perkalian itu adalah
penjumlahan yang berulang,
kenapa bisa perkalian itu disebut
dengan penjumlahan berulang?
(Konstruktivisme)
- Siswa diberi kesempatan untuk
menjawab pertanyaan
- Guru bertanya kepada siswaa
“ Anak-anak apakah kalian sudah
mengerti tentang konsep
perkalian? Jika sudah mengerti,
bagaimana cara operasi hitung
perkalian itu?”
- Siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan
- Guru meminta siswa untuk
membaca sekali lagi pengertian
perkalian
Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam 4
kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa
- Guru meminta siswa untuk
melakukan diskusi tentang
perkalian
Proses Inkuiri
Apa pengertian dari
perkalian? (Merumuskan
masalah)
Siswa membuat hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
tentang perkalian (Membuat
hipotesis)
Siswa membaca materi
tentang perkalian dan
langkah-langkah melakukan
proses perkalian
(Mengumpulkan data)
Setiap kelompok
memecahkan soal yang ada
di LKS melalui diskusi
Setiap siswa mencatat hasil
diskusi
Guru membagikan media
berupa tabel perkalian,
kemudian siswa
mengerjakan soal dengan
bantuan tabel tersebut
(Menganalisis data)
Setiap siswa membuat
kesimpulan mengenai hasil
diskusi tentang perkalian
(Menyimpulkan)
- Guru menjelaskan macam-macam
perkalian
“Anak-anak jika perkalian adalah
penjumlahan berulang, maka selain
menggunakan cara dijumlah
secara berulang perkalian juga
dapat dihitung dengan
menggunakan cara perkalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
bersusun panjang dan bersusun
pendek.”
- Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak siapa yang belum
paham mengenai materi perkalian?
Siapa tadi yang mengerjakan
perkalian masih menggunakan
cara dijumlah satu persatu?
Jika nanti anak-anak menemui
perkalian dengan jumlah sampai
dengan tiga angka atau lebih, maka
anak-anak dapat mengalikan
dengan cara apa?”
- Setiap kelompok mengirimkan
perwakilan kelompoknya untuk
mempresentasikan konsep
perkalian dan menyampaikan hasil
berdiskusi (Belajar masyarakat)
- Kelompok lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
yang sudah disampaikan kelompok
presenter (Belajar masyarakat)
Konfirmasi
- Guru memberikan penguatan
tentang perkalian
- Guru menampilkan cara berhitung
perkalian bersusun panjang
“Anak-anak jadi perkalian tidak
hanya dijumlah secara berulang,
jika angka/bilangan yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
dikalikan itu banyak, maka salah
satu cara yang dapat digunakan
adalah dengan cara perkalian
bersusun panjang.” (Pemodelan)
- Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya jika ada yang belum
paham
- Guru meminta siswa
mengumpulkan LKS hasil diskusi
- Guru memberikan evaluasi
(Penilaian autentik)
Penutup - Guru memberikan penguatan atas
kedisiplinan siswa saat mengikuti
kegiatan pembelajaran
- Bersama dengan guru, siswa
menyimpulkan hasil belajar yang
sudah siswa pelajari
- Guru membimbing siswa untuk
melakukan refleksi (Refleksi)
- Siswa mengumpulkan jawaban soal
evaluasi
- Guru menutup kegiatan belajar dan
memberi nasihat sebelum istirahat
- Siswa beristirahat
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
LAMPIRAN
Pedoman Penilaian
Muatan Pelajaran : Matematika
1. Kognitif
Indikator 1.3.1 Menjelaskan konsep perkalian
1.3.2 Memahami konsep perkalian
1.3.3 Memahami soal perkalian bersusun panjang
Teknik Penilaian Tes tertulis
Instrumen Soal Essay
Soal:
Selesaikan soal berikut ini:
a. Dengan definisi perkalian sebagai penjumlahan berulang, maka
tuliskan bentuk perkalian di bawah ini sebagai penjumlahan
berulang!
1. 21 x 4 =
2. 36 x 5 =
b. Selesaikanlah perkalian di bawah ini menggunakan metode
perkalian bersusun panjang!
1. 25 x 4 =
2. 43 x 5 =
3. 43 x 11 =
Kriteria penilaian
Setiap nomer pada soal memiliki bobot nilai 2, jika mengerjakan semua soal dan
dengan langkah-langkah yang tepat mendapat skor 2 untuk setiap item soal. Jika
mengerjakan semua item soal tetapi tidak menggunakan langka-langkah yang
tepat mendapatkan skor 1, dan jika mengerjakan item soal tidak menggunakan
langkah-langkah mendapatkan skor 0.
Nilai = Jumlah skor setiap item soal x 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
1 Afektif
Indikator 1.3.4 Bekerjasama mengerjakan soal perkalian
bersusun panjang
Teknik penilaian Observaasi
Instrumen Lembar observasi dengan skala/skor
Lembar Pengamatan Sikap
No Nama Peserta Didik Sikap yang Diamati
(Bekerjasama)
Sikap
1.
2.
3. Dst...
Rubrik Penilaian & Pedoman Penskoran
Kriteria Skala Sikap Keterangan
Sangat sering mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
4 SB Sangat Baik
Sering mengutarakan pendapat
dengan kelompok dalam proses
berdiskusi
3 B Baik
Kadang-kadang mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
2 C Cukup/ sedang
Tidak pernah mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
1 K Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
2 Psikomotorik
Indikator 1.3.5 Membuat laporan tertulis hasil dari
mengerjakan soal
Teknik
Penilaian
Produk
Instrumen Check list produk
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Membuat
laporan
tertulis
hasil dari
mengerjaka
n soal
Siswa
mampu
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
sesuai
dengan
langkah-
langkah dan
lengkap
Siswa
mampu
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
sesuai
dengan
langkah-
langkah
tetapi
kurang
lengkap
Siswa
mampu
membuat
laporan hasil
dari
mengerjakan
soal dengan
tidak
lengkap dan
tidak
menggunaka
n langkah-
langkah
Siswa
belum bisa
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
MATERI
1. Perkalian
Perkalian merupakan proses aritmatika dasar di mana suatu
bilangan dilipatgandakan sesuai dengan lambang bilangan
pengalinya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa perkalian
adalah penjumlahan berulang.
Perkalian memiliki dua macam metode menghitung, yang pertama
dengan cara perkalian bersusun panjang dan yang kedua adalah
perkalian bersusun pendek.
a. Perkalian Bersusun Panjang
Contoh:
1) 234 x 3 = (ratusan) (puluhan) (satuan)
234 200 + 30 + 4
3 x Penjabaran
12 4 x 3= 12 (Kalikan nilai tempat satuan dengan 3)
90 30 x 3=90 (Kalikan nilai tempat puluhan dengan 3)
600 + 200 x 3= 600 (Kalikan nilai tempat ratusan dengan 3)
702
Kemudian dijumlahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Nama :
Kelas :
Selesaikan soal berikut ini dengan tepat!
a. Dengan definisi perkalian sebagai penjumlahan berulang, maka
tuliskan bentuk perkalian di bawah ini sebagai penjumlahan
berulang!
1. 21 x 4 =
2. 36 x 5 =
b. Selesaikanlah perkalian di bawah ini menggunakan metode
perkalian bersusun panjang!
1) 2 5 2) 4 3 3) 4 3
4 x 5 x 1 1 x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
LEMBAR KERJA KELOMPOK
(LKK)
Nama kelompok :
Kelas :
Soal Cerita!
1. Andi membeli 4 kotak permen. Setiap kotak permen berisi
12 butir permen. Berapa banyak permen yang andi miliki?
(Hitunglah menggunakan perkalian bersusun panjang)
2. Setiap hari, bibi memanen buah anggur yang ada di kebun.
Di kebun milik bibi terdapat 15 batang pohon buah anggur.
Dari setiap pohon, bibi dapat memetik 12 buah anggur.
Berapa banyak buah anggur yang dimiliki biibi dari hasil
memanen di kebun?
3. Jeni membeli kelereng 12 butir. Harga satu butir kelereng
tersebut adalah Rp 1.800,00. Berapa harga seluruh kelereng
yang dibeli oleh Jeni?
4. Jumlah truk di tempat parkir ada 8 buah. Jika setiap truk
berisi 5 penumpang. Berapa penumpang yang dibawa ke
tempat parkir?
Cara mengerjakan!
Diskusikanlah bersama dengan kelompok hasil dari perkalian di
bawah ini!
Buatlah laporan hasil dari mengerjakan soal tersebut secara
individu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
SOAL EVALUASI
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini menggunakan metode perkalian
bersusun panjang dengan benar!
1) 2 1 2) 2 5 3) 5 7 1
5 x 7 x 9 x
4) 6 1 9 5) 5 6 6
4 x 8 x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Jetis Bantul
Kelas/Semester : IV/I
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
No Kompetensi
Dasar
No Indikator No Tujuan
Pembelajaran
Matematika Kognitif
1. 1.3 Melakukan
operasi
perkalian dan
pembagian
1.3.1
Memahami
perkalian
bersusun
panjang
1.3.1.1
Melalui
pemberian
contoh soal
siswa mampu
memahami
perkalian
bersusun
panjang
minimal
mengerjakan
sepuluh soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
1.3.2
1.3.3
Memahami
perkalian
bersusun
pendek
Memahami
soal perkalian
bersusun
pendek
1.3.2.1
1.3.3.1
dengan benar
Melalui
pemberian
contoh soal
siswa mampu
memahami
perkalian
bersusun
pendek
minimal
mengerjakan
sepuluh soal
dengan benar
Siswa mampu
mengerjakan
soal perkalian
bersusun
pendek
minimal
mengerjakan
sepuluh soal
dengan benar
1.3.4 Bekerjasama
mengerjakan
soal perkalian
bersusun
1.3.4.1 Melalui
bekerjasama
siswa mampu
mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
pendek soal perkalian
bersusun
pendek
minimal
perkalian
hingga tiga
angka
1.3.5 Membuat
laporan
tertulis hasil
dari
mengerjakan
soal
1.3.5.1 Melalui
mengerjakan
soal siswa
mampu
membuat
laporan tertulis
dengan tepat
C. Materi Pembelajaran
Matematika : Operasi hitung perkalian bersusun pendek
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Kontekstual
2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran
3. Media : Tabel
4. Alat dan Bahan : LKS, LKK, Spidol dan papan tulis
5. Sumber Belajar : Buku BSE Matematika kelas 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pembuka Apersepsi
- Guru membuka pelajaran dengan
salam
- Guru melakukan presensi
- Guru menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin berdoa
Motivasi
- Guru mengajak siswa untuk
bernyanyi bersama lagu “Belajar
Perkalian”
Lagu “Belajar Perkalian” (gubahan
lagu Balonku)
Ayo kita belajar
Belajar perkalian
Perkalian bersusun pendek
Ayo coba kerjakan
Siapkan semangatmu
Siapkan alat tulismu
Ayo kita bersama
Belajar dengan senang
- Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak setelah kalian bernyayi
lagu tadi, apa isi dari lagu yang
sudah kita nyanyikan bersama
tadi?”
Orientasi
- Guru menyampaikan tujuan
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
pembelajaran yang akan dipelajari
Kegiatan Inti Eksplorasi
- Guru bertanya kepada siswa
“ Anak-anak, kenapa perkalian
mempunyai cara penyelesaian
bersusun pendek dan bersusun
panjang?” (Konstruktivisme)
- Siswa diberi kesempatan untuk
menjawab pertanyaan
- Guru bertanya kepada siswaa
“ Anak-anak apakah kalian sudah
mengerti tentang perkalian bersusun
panjang? Jika sudah mengerti,
bagaimana cara operasi hitung
perkalian bersusun pendek?”
- Siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan
- Guru meminta siswa untuk
membaca sekali lagi pengertian
perkalian
Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam 4
kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa
- Guru meminta siswa untuk
melakukan diskusi tentang perkalian
Proses Inkuiri
Bagaimana penyelesaian
perkalian dengan cara
bersusun pendek?
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
(Merumuskan masalah)
Siswa membuat hipotesis
tentang perkalian bersusun
pendek (Membuat hipotesis)
Siswa membacamateri
tentang perkalian bersusun
pendek dan langkah-langkah
melakukan proses perkalian
tersebut (Mengumpulkan
data)
Setiap kelompok
memecahkan soal yang ada
di LKS melalui diskusi
Setiap siswa mencatat hasil
diskusi
Guru membagikan media
berupa tabel perkalian,
kemudian siswa
mengerjakan soal dengan
bantuan tabel tersebut
(Menganalisis data)
Setiap siswa membuat
kesimpulan mengenai hasil
diskusi tentang perkalian
bersusun pendek
(Menyimpulkan)
- Guru menjelaskan macam-macam
perkalian
“Anak-anak jika kemarin kalian
sudah belajar tentang perkalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
bersusun panjang, maka selain
menggunakan perkalian bersusun
panjang kalian juga dapat
menggunakan perkalian bersusun
pendek.”
- Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak siapa yang belum
paham mengenai materi perkalian
bersusun panjang dan bersusun
pendek?Dari kedua metode
perkalian yang sudah kalian
pelajari, kalian merasa lebih mudah
menggunakan perkalian bersusun
panjang atau perkalian bersusun
pendek?”
- Setiap kelompok mengirimkan
perwakilan kelompoknya untuk
mempresentasikan konsep perkalian
dan menyampaikan hasil berdiskusi
(Belajar masyarakat)
- Kelompok lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
yang sudah disampaikan kelompok
presenter (Belajar masyarakat)
Konfirmasi
- Guru memberikan penguatan
tentang perkalian bersusun pendek
- Guru menampilkan cara berhitung
perkalian bersusun pendek
(Pemodelan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
- Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya jika ada yang belum paham
- Guru meminta siswa mengumpulkan
LKS hasil diskusi
- Guru memberikan evaluasi
(Penilaian autentik)
Penutup - Guru memberikan penguatan atas
kedisiplinan siswa saat mengikuti
kegiatan pembelajaran
- Bersama dengan guru, siswa
menyimpulkan hasil belajar yang
sudah siswa pelajari
- Guru membimbing siswa untuk
melakukan refleksi (Refleksi)
- Siswa mengumpulkan jawaban soal
evaluasi
- Guru menutup kegiatan belajar dan
memberi nasihat sebelum istirahat
- Siswa beristirahat
5 menit
G. Teknik Penilaian
Ranah Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Kognitif 1.3.1 Memahami
perkalian bersusun
panjang
1.3.2 Memahami
perkalian bersusun
pendek
Tes Tertulis
Tes Tertulis
Pertanyaan
Tertulis
Pertanyaan
Tertulis
Soal
Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
1.3.3Memahami soal
perkalian bersusun
pendek
Tes Tertulis
Pertanyaan
Tertulis
Soal
Afektif 1.3.4 Bekerjasama
mengerjakan soal
perkalian bersusun
pendek
Observasi Rubrik Penilaian Lembar
Observasi
dengan
skala/skor
Psikomotorik 1.3.5 Membuat
laporan tertulis hasil
mengerjakan soal
Produk Rubrik Penilaian Check list
produk
berskala/ru
brik
Yogyakarta, 10 Oktober 2016
Menyetujui, Nama Guru Kelas,
Kepala Sekolah
(Drs. Suharyana) (Subagiyono, S.Pd)
NIP 1963041619988091001 NIP 195904181983031007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
LAMPIRAN
Pedoman Penilaian
Muatan Pelajaran : Matematika
1. Kognitif
Indikator 1.3.1 Memahami perkalian bersusun panjang
1.3.2 Memahami perkalian bersusun pendek
1.3.3 Memahami soal perkalian bersusun pendek
Teknik Penilaian Tes tertulis
Instrumen Soal Essay
Soal:
Selesaikan soal berikut ini:
A. Selesaikan soal berikut ini menggunakan metode perkalian
bersusun panjang!
1) 2 2 2) 3 6
7 x 5 x
B. Selesaikanlah perkalian di bawah ini menggunakan metode
perkalian bersusun pendek!
1. 35 x 4 =
2. 63 x 5 =
3. 43 x 15=
Kriteria penilaian
Setiap nomer pada soal memiliki bobot nilai 2, jika mengerjakan semua
soal dan dengan langkah-langkah yang tepat mendapat skor 2 untuk setiap
item soal. Jika mengerjakan semua item soal tetapi tidak menggunakan
langka-langkah yang tepat mendapatkan skor 1, dan jika mengerjakan item
soal tidak menggunakan langkah-langkah mendapatkan skor 0.
Nilai = Jumlah skor setiap item soal x 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
2. Afektif
Indikator 1.3.4 Bekerjasama mengerjakan soal perkalian
bersusun pendek
Teknik penilaian Observasi
Instrumen Lembar observasi dengan skala/skor
Lembar Pengamatan Sikap
No Nama Peserta Didik Sikap yang Diamati
(Disiplin)
Sikap
1.
2.
3. Dst...
Rubrik Penilaian & Pedoman Penskoran
Kriteria Skala Sikap Keterangan
Sangat sering mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
4 SB Sangat Baik
Seringmengutarakan
pendapatdengan kelompok dalam
proses berdiskusi
3 B Baik
Kadang-kadang mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
2 C Cukup/
sedang
Tidak pernah mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
1 K Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
3. Psikomotorik
Indikator 1.3.5 Membuat laporan tertulis hasil dari
mengerjakan soal
Teknik
Penilaian
Produk
Instrumen Check list produk
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Membuat
laporan
tertulis
hasil dari
mengerjaka
n soal
Siswa
mampu
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
sesuai
dengan
langkah-
langkah dan
lengkap
Siswa
mampu
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
sesuai
dengan
langkah-
langkah
tetapi
kurang
lengkap
Siswa
mampu
membuat
laporan hasil
dari
mengerjakan
soal dengan
tidak
lengkap dan
tidak
menggunaka
n langkah-
langkah
Siswa
belum bisa
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
MATERI
1. Perkalian
Perkalian merupakan proses aritmatika dasar di mana suatu
bilangan dilipatgandakan sesuai dengan lambang bilangan
pengalinya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa perkalian
adalah penjumlahan berulang.
Perkalian memiliki dua macam metode menghitunya, yang pertama
dengan cara perkalian bersusun panjang dan yang kedua adalah
perkalian bersusun pendek.
b. Perkalian Bersusun Pendek
Contoh: Angka yang disimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Nama :
Kelas :
Selesaikan soal berikut ini:
a. Selesaikan soal berikut ini menggunakan metode perkalian
bersusun panjang!
1) 2 2 2) 4 6
7 x 8 x
b. Selesaikanlah perkalian di bawah ini menggunakan metode
perkalian bersusun pendek!
1) 3 5 2) 6 5 3) 4 3
4 x 5 x 7 x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
LEMBAR KERJA KELOMPOK
(LKK)
Nama kelompok :
Kelas :
Soal
1. Setiap hari mobil Pak Suro menempuh jarak 250 km.
Berapa km jarak yang ditempuh Pak Suro selama 6
hari? (Hitunglah menggunakan perkalian bersusun
panjang)
2. Satu gros sama dengan 144 buah, 8 gros sama dengan
berapa buah? (Hitunglah menggunakan perkalian
bersusun pendek)
3. Dalam gudang terdapat 7 tumpuk karung yang berisi
gula. Setiap karung berisi 50 kg gula. Berapa kg banyak
gula seluruhnya? (Hitungglah menggunakan perkalian
bersusun pendek)
4. Tujuh ekor sapi masing-masing beratnya 265 kg.
Berapa total berat seluruh ekor sapi tersebut?
(Hitunglah menggunakan perkalian bersusun pendek)
5. Harga satu buah permen Rp 475,00. Jika adem membeli
11 butir permen, berapa rupiah yang harus dibayar oleh
adik? (Hitunglah menggunakan perkalian bersusun
pendek)
Perintah!
Diskusikanlah bersama dengan kelompok hasil dari perkalian di bawah
ini!
Buatlah laporan hasil dari mengerjakan soal tersebut secara individu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
SOAL EVALUASI
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini menggunakan metode perkalian
bersusun pendek dengan benar!
1) 2 3 5 4) 1 2 5
1 5 x 7 6 x
2) 2 2 8 5) 5 6 6
1 8 x 2 0 x
3) 6 1 9
1 4 x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Jetis Bantul
Kelas/Semester : IV/I
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
No Kompetensi
Dasar
No Indikator No Tujuan
Pembelajaran
Matematika Kognitif
1. 1.3 Melakukan
operasi
perkalian dan
pembagian
1.3.1
1.3.2
Memahami
konsep
pembagian
Menjelaskan
konsep
pembagian
1.3.1.1
1.3.2.1
Melalui
penjelasan
siswa mampu
memahami
konsep
pembagian
dengan benar
Melalui
membaca
siswa mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
1.3.3
Memahami
soal
pembagian
tanpa sisa
1.3.3.1
menjelaskan
konsep
pembagian
dengan benar
Siswa mampu
mengerjakan
soal
pembagian
tanpa sisa
minimal
sepuluh soal
dengan tepat
Afektif
1.3.4 Bekerjasama
mengerjakan
soal
pembagian
tanpa sisa
1.3.4.1 Melalui
bekerjasama
siswa mampu
mengerjakan
soal
pembagian
tanpa sisa
minimal
sepuluh soal
dengan benar
Psikomotorik
1.3.5 Membuat
laporan tertulis
hasil dari
mengerjakan
soal
1.3.5.1 Melalui
mengerjakan
soal siswa
mampu
membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
laporan tertulis
minimal lima
kalimat dengan
tepat
C. Materi Pembelajaran
Matematika : Operasi hitung pembagian tanpa sisa
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Kontekstual
2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran
3. Media : Tabel
4. Alat dan Bahan : LKS, LKK, Spidol dan papan tulis
5. Sumber Belajar : Buku BSE Matematika kelas 4
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pembuka Apersepsi
- Guru membuka pelajaran dengan
salam
- Guru melakukan presensi
- Guru menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin berdoa
Motivasi
- Guru mengajak siswa untuk
bernyanyi bersama lagu “Belajar
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Pembagian”
Lagu “Belajar Pembagian”
(gubahan lagu Pada Hari Minggu)
Ayo kawan kawan kita semua
belajar
Belajar matematika tentang
pembagian
Siapkan alat tulismu dan juga
s’mangatmu
Ayo kita s’mua belajar dengan
semangat
Yo ayo... ayo.. ayo kita s’mua
belajar
Belajar pembagian dan juga
caranya (2x)
- Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak seelah kalian bernyayi
lagu tadi, apa isi dari lagu yang
sudah kita nyanyikan bersama
tadi?”
Orientasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dipelajari
Kegiatan Inti Eksplorasi
- Guru bertanya kepada siswa
“ Anak-anak, kenapa bisa
pembagian itu sama seperti
pengurangan berulang? Apakah
anak-anak pernah mencoba
melakukan pembagian dan
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
pengurangan akan menemukan hasil
yang sama?” (Konstruktivisme)
- Siswa diberi kesempatan untuk
menjawab pertanyaan
- Guru bertanya kepada siswaa
“ Anak-anak apa yang dimaksud
dengan pembagian dan bagaimana
cara operasi hitung pembagian
tersebut?”
- Siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan
- Guru meminta siswa untuk membaca
sekali lagi pengertian perkalian
Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam 4
kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa
- Guru meminta siswa untuk
melakukan diskusi tentang perkalian
Proses Inkuiri
Apa pengertian dari
pembagian? (Merumuskan
masalah)
Siswa membuat hipotesis
tentang pembagian
(Membuat hipotesis)
Siswa membacamateri
tentang pembagian dan
langkah-langkah melakukan
proses pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
(Mengumpulkan data)
Setiap kelompok
memecahkan soal yang ada
di LKS secara berdiskusi
Setiap siswa mencatat hasil
diskusi
Guru membagikan media
berupa tabel pembagian,
kemudian siswa mengerjakan
soal dengan bantuan tabel
tersebut (Menganalisis data)
Setiap siswa membuat
kesimpulan mengenai hasil
diskusi tentang
pembagian(Menyimpulkan)
- Guru menjelaskan macam-macam
pembagian
“Anak-anak jika pembagian adalah
pengurangan berulang sampai
habis, maka selain menggunakan
cara dikurangi pembagian juga
dapat dilakukan dengan cara
pembagian tanpa sisa dan dengan
sisa.”
- Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak siapa yang belum
paham mengenai materi pembagian?
Siapa tadi yang mengerjakan
pembagian masih menggunakan
cara dikurangi satu persatu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
(Bertanya)
- Setiap kelompok mengirimkan
perwakilan kelompoknya untuk
mempresentasikan konsep
pembagian dan menyampaikan hasil
berdiskusi (Belajar masyarakat)
- Kelompok lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
yang sudah disampaikan kelompok
presenter (Belajar masyarakat)
Konfirmasi
- Guru memberikan penguatan tentang
pembagian
- Guru menampilkan cara berhitung
pembagian(Pemodelan)
“Anak-anak pembagian dapat
digunakan dengan metode
pembagian tanpa sisa dan
pembagian dengan sisa. Untuk itu
kita akan mempelajari satu persatu
dimulai dari pembagian tanpa siswa
terlebih dahulu.”
- Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya jika ada yang belum paham
- Guru meminta siswa mengumpulkan
LKS hasil diskusi
- Guru memberikan evaluasi
(Penilaian autentik)
Penutup - Guru memberikan penguatan atas
kedisiplinan siswa saat mengikuti
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
kegiatan pembelajaran
- Bersama dengan guru, siswa
menyimpulkan hasil belajar yang
sudah siswa pelajari
- Guru membimbing siswa untuk
melakukan refleksi (Refleksi)
- Siswa mengumpulkan jawaban soal
evaluasi
- Guru menutup kegiatan belajar dan
memberi nasihat sebelum istirahat
- Siswa beristirahat
G. Teknik Penilaian
Ranah Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Kognitif 1.3.1 Memahami
konsep pembagian
1.3.2 Menjelaskan
konsep pembagian
1.3.3 Memahami
soal pembagian
tanpa sisa
Tes Tertulis
Tes Tertulis
Tes Tertulis
Pertanyaan
Tertulis
Pertanyaan
Tertulis
Pertanyaan
Tertulis
Soal
Soal
Soal
Afektif 1.3.4 Bekerjasama
mengerjakan soal
pembagian tanpa sisa
Observasi Rubrik Penilaian Lembar
Observasi
dengan
skala/skor
Psikomotorik 1.3.5 Membuat
laporan tertulis hasil
Produk Rubrik Penilaian Check list
produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
mengerjakan soal berskala/ru
brik
Yogyakarta, 10 Oktober 2016
Menyetujui, Nama Guru Kelas,
Kepala Sekolah
(Drs. Suharyana) (Subagiyono, S.Pd)
NIP 1963041619988091001 NIP 195904181983031007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
LAMPIRAN
Pedoman Penilaian
Muatan Pelajaran : Matematika
1. Kognitif
Indikator 1.3.1 Memahami konsep pembagian
1.3.2 Menjelaskan konsep pembagian
1.3.3 Memahami soal pembagian tanpa sisa
Teknik Penilaian Tes tertulis
Instrumen Soal Essay
Soal:
Selesaikan soal berikut ini dengan metode pembagian tanpa sisa!
1. 48 : 3 =
2. 76 : 4 =
3. 160 : 5 =
4. 169 : 13 =
5. 312 : 13 =
Kriteria penilaian
Setiap nomer pada soal memiliki bobot nilai 2, jika mengerjakan
semua soal dan dengan langkah-langkah yang tepat mendapat skor
2 untuk setiap item soal. Jika mengerjakan semua item soal tetapi
tidak menggunakan langka-langkah yang tepat mendapatkan skor 1,
dan jika mengerjakan item soal tidak menggunakan langkah-
langkah mendapatkan skor 0.
Nilai = Jumlah skor setiap item soal x 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
2. Afektif
Indikator 1.3.4 Bekerjasama mengerjakan soal pembagian
tanpa sisa
Teknik penilaian Observaasi
Instrumen Lembar observasi dengan skala/skor
Lembar Pengamatan Sikap
No Nama Peserta Didik Sikap yang Diamati
(Disiplin)
Sikap
1.
2.
3. Dst...
Rubrik Penilaian & Pedoman Penskoran
Kriteria Skala Sikap Keterangan
Sangat sering mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
4 SB Sangat Baik
Sering mengutarakan pendapat
dengan kelompok dalam proses
berdiskusi
3 B Baik
Kadang-kadang mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
2 C Cukup/ sedang
Tidak pernah mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
1 K Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
3. Psikomotorik
Indikator 1.3.5 Membuat laporan tertulis hasil dari
mengerjakan soal
Teknik
Penilaian
Produk
Instrumen Check list produk
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Membuat
laporan
tertulis
hasil dari
mengerjaka
n soal
Siswa
mampu
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
sesuai
dengan
langkah-
langkah dan
lengkap
Siswa
mampu
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
sesuai
dengan
langkah-
langkah
tetapi
kurang
lengkap
Siswa
mampu
membuat
laporan hasil
dari
mengerjakan
soal dengan
tidak
lengkap dan
tidak
menggunaka
n langkah-
langkah
Siswa
belum bisa
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
MATERI
1. Pembagian
Pembagian merupakan proses aritmatika dasar di mana suatu
bilangan dipecah rata menjadi bilangan yang lebih kecil sesuai
dengan bilangan pembaginya.
Pembagian adalah pengurangan berulang.
Contoh : 24 : 6 24 – 6 – 6 – 6 – 6 = 0
c. Pembagian tanpa sisa
Pembagian tanpa sisa adalah metode membagi bilangan yang
hasil akhirnya adalah 0 atau tidak memiliki sisa.
Contoh:
Bagaimana cara membagi bilangan 20 dengan 5?
20 – 5 = 15 (1)
15 – 5 = 10 (2)
10 – 5 = 5 (3)
5 – 5 = 0 (4)
Jadi 20 : 5 = 4 (Tanpa sisa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Nama :
Kelas :
Selesaikan soal berikut ini dengan metode pembagian tanpa sisa!
(Perhatikan contoh)
1. 48 : 3 =
2. 76 : 4 =
3. 160 : 5 =
4. 169 : 13 =
5. 312 : 13 =
24 : 6 = 24 – 6 = 18 – 6 = 12 – 6 =6 – 6 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
LEMBAR KERJA KELOMPOK
(LKK)
Nama kelompok :
Kelas :
Soal
1. 48 : 3 =
2. 76 : 4 =
3. 160 : 5 =
4. 133 : 7 =
5. 108 : 9 =
6. 156 : 12 =
7. 180 : 15 =
8. 224 : 14 =
9. 304 : 16 =
10. 378 : 21 =
Perintah!
Diskusikanlah bersama dengan kelompok hasil dari pembagian di
bawah ini menggunakan metode pembagian tanpa sisa!
Buatlah laporan hasil dari mengerjakan soal tersebut secara
individu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
SOAL EVALUASI
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini menggunakan metode
pembagian tanpa sisa dengan benar!
1. 739 : 9 =
2. 287 : 7 =
3. 490 :9 =
4. 4.581 : 9 =
5. 24.500 : 5 =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Jetis Bantul
Kelas/Semester : IV/I
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
No Kompetensi
Dasar
No Indikator No Tujuan
Pembelajaran
Matematika Kognitif
1. 1.3 Melakukan
operasi
perkalian dan
pembagian
1.3.1
1.3.2
Menjelaskan
pembagian
dengan sisa
Memahami
1.3.1.1
1.3.2.1
Melalui
penjelasan
siswa mampu
memahami
pembagian
dengan sisa
Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
1.3.3
pembagian
dengan sisa
Mengerjakan
soal
pembagian
dengan sisa
1.3.3.1
pemberian
contoh soal
siswa msmpu
memahami
pembagian
dengan sisa
minimal lima
soal dengan
benar
Siswa mampu
mengerjakan
soal
pembagian
dengan sisa
minimal lima
soal dengan
tepat
1.3.4 Bekerjasama
mengerjakan
soal
pembagian
dengan sisa
1.3.4.1 Melalui
bekerjasama
siswa mampu
mengerjakan
soal
pembagian
dengan sisa
minimal
sepuluh soal
dengan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
1.3.5 Membuat
laporan
tertulis hasil
dari
mengerjakan
soal
1.3.5.1 Melalui
mengerjakan
soal siswa
mampu
membuat
laporan tertulis
minimal
sepuluh
kalimat dengan
tepat
C. Materi Pembelajaran
Matematika : Operasi hitung pembagian dengan sisa
D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Kontekstual
2. Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan
E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran
3. Media : Tabel
4. Alat dan Bahan : LKS, LKK, Spidol dan papan tulis
5. Sumber Belajar : Buku BSE Matematika kelas 4
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pembuka Apersepsi
- Guru membuka pelajaran dengan
salam
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
- Guru melakukan presensi
- Guru menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin berdoa
Motivasi
- Guru mengajak siswa untuk
bernyanyi bersama lagu “Belajar
Pembagian”
Lagu “Belajar Pembagian”
(gubahan lagu Pada Hari Minggu)
Ayo kawan kawan kita semua
belajar
Belajar matematika tentang
pembagian
Siapkan alat tulismu dan juga
s’mangatmu
Ayo kita s’mua belajar dengan
semangat
Yo ayo... ayo.. ayo kita s’mua
belajar
Belajar pembagian dan juga
caranya (2x)
- Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak seelah kalian bernyayi
lagu tadi, apa isi dari lagu yang
sudah kita nyanyikan bersama
tadi?”
Orientasi
- Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dipelajari
Kegiatan Inti Eksplorasi 60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
- Guru bertanya kepada siswa
“ Anak-anak, bagaimana cara
menyelesaikan pembagian dengan
cara membagi dengan sisa? Apakah
perbedaannya dengan cara
membagi tanpa sisa?”
(Konstruktivisme)
- Siswa diberi kesempatan untuk
menjawab pertanyaan
- Guru bertanya kepada siswaa
“ Anak-anak apa yang dimaksud
dengan pembagian dengan sisa dan
bagaimana cara operasi hitung
pembagian tersebut?”
- Siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan
- Guru meminta siswa untuk
membaca sekali lagi pengertian
pembagian
Elaborasi
- Guru membagi siswa ke dalam 4
kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa
- Guru meminta siswa untuk
melakukan diskusi tentang perkalian
Proses Inkuiri
Bagaimana cara melakukan
operasi hitung pembagian
dengan sisa? (Merumuskan
masalah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Siswa membuat hipotesis
tentang pembagian dengan
sisa(Membuat hipotesis)
Siswa membacamateri
tentang pembagian dengan
sisa dan langkah-langkah
melakukan proses
pembagian (Mengumpulkan
data)
Setiap kelompok
memecahkan soal yang ada
di LKS dengan diskusi
Setiap siswa mencatat hasil
diskusi
Guru membagikan media
berupa tabel pembagian,
kemudian siswa
mengerjakan soal dengan
bantuan tabel tersebut
(Menganalisis data)
Setiap siswa membuat
kesimpulan mengenai hasil
diskusi tentang pembagian
(Menyimpulkan)
- Guru menjelaskan pembagian
dengan sisa
“Anak-anak jika pembagian dengan
sisa adalah membagi bilangan
tetapi nanti hasil akhirnya terdapat
sisa dan biasanya juga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
dijadikan ke dalam bentuk
pecahan.”
- Guru bertanya kepada siswa
“Anak-anak siapa yang belum
paham mengenai materi pembagian
dengan sisa?” (Bertanya)
- Setiap kelompok mengirimkan
perwakilan kelompoknya untuk
mempresentasikan konsep
pembagian dan menyampaikan hasil
berdiskusi (Belajar masyarakat)
- Kelompok lain memberikan
tanggapan terhadap hasil presentasi
yang sudah disampaikan kelompok
presenter (Belajar masyarakat)
Konfirmasi
- Guru memberikan penguatan
tentang pembagian
- Guru menampilkan cara berhitung
pembagian (Pemodelan)
“Anak-anak pembagian dapat
digunakan dengan metode
pembagian tanpa sisa dan
pembagian dengan sisa.”
- Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya jika ada yang belum paham
- Guru meminta siswa mengumpulkan
LKS hasil diskusi
- Guru memberikan evaluasi
(Penilaian autentik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Penutup - Guru memberikan penguatan atas
kedisiplinan siswa saat mengikuti
kegiatan pembelajaran
- Bersama dengan guru, siswa
menyimpulkan hasil belajar yang
sudah siswa pelajari
- Guru membimbing siswa untuk
melakukan refleksi (Refleksi)
- Siswa mengumpulkan jawaban soal
evaluasi
- Guru menutup kegiatan belajar dan
memberi nasihat sebelum istirahat
- Siswa beristirahat
5 menit
G. Teknik Penilaian
Ranah Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Kognitif 1.3.1 Menjelaskan
pembagian dengan
sisa
1.3.2 Memahami
pembagian dengan
sisa
1.3.3 Mengerjakan
soal pembagian
dengan sisa
Tes Tertulis
Tes Tertulis
Tes Tertulis
Pertanyaan
Tertulis
Pertanyaan
Tertulis
Pertanyaan
Tertulis
Soal
Soal
Soal
Afektif 1.3.4 Bekerjasama
mengerjakan soal
Observasi Rubrik Penilaian Lembar
Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
pembagian dengan
sisa
dengan
skala/skor
Psikomotorik 1.3.5 Membuat
laporan tertulis hasil
mengerjakan soal
Produk Rubrik Penilaian Check list
produk
berskala/ru
brik
Yogyakarta, 10 Oktober 2016
Menyetujui, Nama Guru Kelas,
Kepala Sekolah
(Drs. Suharyana) (Subagiyono, S.Pd)
NIP 1963041619988091001 NIP 195904181983031007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
LAMPIRAN
Pedoman Penilaian
Muatan Pelajaran : Matematika
1. Kognitif
Indikator 1.3.1 Menjelaskan pembagian dengan sisa
1.3.2 Memahami pembagian dengan sisa
1.3.3 Mengerjakan soal pembagian dengan sisa
Teknik Penilaian Tes tertulis
Instrumen Soal Essay
Soal:
Selesaikan soal berikut ini dengan metode pembagian dengan sisa!
1. 64 : 5 =
2. 57 : 7 =
3. 84 : 3 =
4. 98 : 8 =
5. 221 : 7 =
Kriteria penilaian
Setiap nomer pada soal memiliki bobot nilai 2, jika mengerjakan
semua soal dan dengan langkah-langkah yang tepat mendapat skor
2 untuk setiap item soal. Jika mengerjakan semua item soal tetapi
tidak menggunakan langka-langkah yang tepat mendapatkan skor 1,
dan jika mengerjakan item soal tidak menggunakan langkah-
langkah mendapatkan skor 0.
Nilai = Jumlah skor setiap item soal x 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
2. Afektif
Indikator 1.3.4 Bekerjasama mengerjakan soal pembagian
dengan sisa
Teknik penilaian Observaasi
Instrumen Lembar observasi dengan skala/skor
Lembar Pengamatan Sikap
No Nama Peserta Didik Sikap yang Diamati
(Disiplin)
Sikap
1.
2.
3. Dst...
Rubrik Penilaian & Pedoman Penskoran
Kriteria Skala Sikap Keterangan
Sangat sering mengutarakan pedap
dengan teman dalam proses
berdiskusi
4 SB Sangat Baik
Sering mengutarakan pendapat
dengan kelompok dalam proses
berdiskusi
3 B Baik
Kadang-kadang mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
2 C Cukup/ sedang
Tidak pernah mengutarakan
pendapat dengan kelompok dalam
proses berdiskusi
1 K Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
3. Psikomotorik
Indikator 1.3.5 Membuat laporan tertulis hasil dari
mengerjakan soal
Teknik
Penilaian
Produk
Instrumen Check list produk
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Membuat
laporan
tertulis
hasil dari
mengerjaka
n soal
Siswa
mampu
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
sesuai
dengan
langkah-
langkah dan
lengkap
Siswa
mampu
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
sesuai
dengan
langkah-
langkah
tetapi
kurang
lengkap
Siswa
mampu
membuat
laporan hasil
dari
mengerjakan
soal dengan
tidak
lengkap dan
tidak
menggunaka
n langkah-
langkah
Siswa
belum bisa
membuat
laporan
hasil dari
mengerjaka
n soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
MATERI
1. Pembagian
Pembagian merupakan proses aritmatika dasar di mana suatu
bilangan dipecah rata menjadi bilangan yang lebih kecil sesuai
dengan bilangan pembaginya.
a. Pembagian dengan sisa
Pembagian dengan sisa adalah membagi suatu bilangan yang
hasil akhirnya akan memiliki sisa dari pembagian bilangan
tersebut dan biasanya akan dinyatakan dalam bentuk pecahan
sederhana
Contoh:
20 – 6 = 14 (1)
14 – 6 = 8 (2)
8 – 6 = 2 (3) Sudah tidak bisa dikurang
dengan 6, namun hasil akhirnya tidak sama dengan 0.
Jadi 20:6= 3 (sisa 2) = 3 2/6 = 3 1/3
Pembagian tersebut dinamakan pembagian bersisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
Nama :
Kelas :
Selesaikan soal berikut ini dengan metode pembagian dengan sisa!
1. 64 : 5 =
2. 57 : 7 =
3. 84 : 3 =
4. 98 : 8 =
5. 221 : 7 =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
LEMBAR KERJA KELOMPOK
(LKK)
Nama kelompok :
Kelas :
Soal!
1. 56 : 6 =
2. 1.293 : 8 =
3. 276 : 9 =
4. 176 : 5 =
5. 225 : 6 =
Perintah!
Diskusikanlah bersama dengan kelompok hasil dari pembagian di
bawah ini menggunakan metode pembagian dengan sisa!
Buatlah laporan hasil dari mengerjakan soal tersebut secara
individu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
SOAL EVALUASI
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini menggunakan metode
pembagian dengan sisa dengan benar!
1. 68 : 8 =
2. 100 : 7 =
3. 105 : 11 =
4. 160 : 15 =
5. 245 : 12 =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
BLUE PRINT
SOAL HASIL BELAJAR SIKLUS I
(Sebelum Validasi)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal
1. Memahami dan
menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan
dalam pemecahan
masalah
1.3 Melakukan
operasi perkalian
dan pembagian.
1.3.1 Memahami
konsep perkalian
1
1.3.2 Perkalian
sampai dengan tiga
angka
2,3,4,5,6,7,8,9,1
0,11,12,13,14,15
,16,17,18,19
1.3.3 Soal cerita
tentang perkalian
20,21,22,23,24,2
5,26,27,28,29,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
SOAL EVALUASI
Siklus 1
Nama :
Kelas :
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan benar dan tepat. Berilah tanda (x) pada
jawaban a, b, c, atau d yang dianggap benar!
1. Jika perkalian adalah penjumlahan berulang, maka bentuk perkalian dari
6+6+6+6+6 adalah ...
a. 6 x 5
b. 5 x 6
c. 6 x 6
d. 6 x 1
2. Hitunglah hasil dari perkalian 10 x 7 adalah ...
a. 700
b. 70
c. 170
d. 17
3. Hitunglah hasil dari perkalian 20 x 8 adalah ...
a. 100
b. 150
c. 160
d. 170
4. Hitunglah hasil dari perkalian 45 x 4 adalah ...
a. 170
b. 180
c. 190
d. 205
5. Hitunglah hasil dari perkalian 38 x 8 adalah ...
a. 204
b. 301
c. 304
d. 201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
6. Hitunglah hasil dari perkalian 56 x 7 adalalah ...
a. 382
b. 392
c. 372
d. 362
7. Hitunglah hasil dari perkalian 79 x 9 adalah ...
a. 711
b. 691
c. 721
d. 731
8. Hitunglah hasil dari perkalian 34 x 12 adalah ...
a. 308
b. 208
c. 408
d. 108
9. Hitunglah hasil dari perkalian 36 x 18 adalah ...
a. 548
b. 546
c. 649
d. 648
10. Hitunglah hasil dari perkalian 25 x 32 adalah ...
a. 600
b. 550
c. 800
d. 750
11. Hitunglah hasil dari perkalian 59 x 25 adalah ...
a. 1.465
b. 1.455
c. 1.375
d. 1.475
12. Hitunglah hasil dari perkalian 150 x 5 adalah ...
a. 600
b. 650
c. 550
d. 750
13. Hitunglah hasil dari perkalian 127 x 9 adalah ...
a. 1.143
b. 1.243
c. 1.147
d. 1.475
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
14. Hitunglah hasil dari perkalian 345 x 8 adalah ...
a. 2.760
b. 2.660
c. 2.686
d. 2.780
15. Hitunglah hasil dari perkalian 185 x 38 adalah ...
a. 7.010
b. 7.030
c. 6.030
d. 8.030
16. Hitunglah hasil dari perkalian 200 x 10 adalah ...
a. 200
b. 200.000
c. 2.000
d. 20.000
17. Hitunglah hasil dari perkalian 250 x 56 adalah ...
a. 14.200
b. 14.350
c. 14.250
d. 14.000
18. Hitunglah hasil dari perkalian 100 x 145 adalah ...
a. 14.500
b. 1.450
c. 145.000
d. 14.550
19. Hitunglah hasil dari perkalian 120 x 120 adalah ...
a. 14.400
b. 14.000
c. 14.300
d. 14.440
20. Ujang mempunyai 8 kantong yang berisikan kelereng. Setiap kantong
berisi 10 butir kelereng. Berapa jumlah kelereng ujang seluruhnya?
a. 60
b. 70
c. 80
d. 90
21. Di Perpustakaan sekolah terdapat 14 lemari buku. Setiap lemari berisi 450
buku. Berapa banyak jumlah seluruh buku di perpustakaan?
a. 6.200
b. 5.300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
c. 5.200
d. 6.300
22. Setiap hari mobil pak Andi menempuh jarak 250 km. Berapa km jarak
yang ditempuh mobil pak Andi selama 6 hari?
a. 1.200
b. 1.400
c. 1.500
d. 1.600
23. Satu gros sama dengan 144 buah, jika 8 gros ada berapa buah?
a. 1.112
b. 1.152
c. 1.132
d. 1.122
24. Ibu membeli 5 kg buah jeruk, harga setiap kilo buah jeruk Rp 15.000.
Berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh ibu?
a. Rp 65.000
b. Rp 75.000
c. Rp 85.000
d. Rp 95.000
25. Ayah memelihara itik 20 ekor. Suatu hari itik itu dijual semua dengan
harga Rp 5.000 per ekor. Berapa jumlah uang yang diterima ayah?
a. Rp 10.000
b. Rp 20.000
c. Rp 100.000
d. Rp 200.000
26. Sebuah mobil dapat memuat 12 penumpang. Berapakah jumlah
penumpang yang dimuat 30 mobil?
a. 360
b. 350
c. 460
d. 460
27. Dalam satu hari sebuah motor dapat menempuh jarak 256 km/jam.
Berapakah jarak yang ditempuh motor tersebut selama 7 haru?
a. 1.179
b. 1.672
c. 1.794
d. 1.792
28. SD Negeri Maju mempunyai 18 kelas, jika setiap kelas berisi 30 siswa
maka berapakah banyak siswa SD Negeri Maju seluruhnya?
a. 640
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
b. 440
c. 560
d. 540
29. Pak Adi membeli celana pendek berjumlah 16. Jika harga satu celana
adalah Rp 15.000, maka harga 16 celana yang dibeli pak Andi adalah?
a. Rp 140.000
b. Rp 240.000
c. Rp 160.000
d. Rp 170.000
30. Sepanjang jalan Desa Sukajaya ditanami bibit pohon cemara, setiap satu
meter ditanami bibit pohon sebanyak 5 batang, jika jalan yang ditanami
sepanjang 400 meter, maka berapa banyak bibit pohon cemara yang
dibutuhkan?
a. 200 batang
b. 20.000 batang
c. 200.000 batang
d. 2.000 batang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
KUNCI JAWABAN SOAL HASIL BELAJAR SIKLUS I
(Sebelum di Validasi)
1. B
2. B
3. C
4. B
5. C
6. B
7. A
8. C
9. D
10. C
11. D
12. D
13. A
14. A
15. B
16. C
17. D
18. A
19. A
20. C
21. D
22. C
23. B
24. B
25. C
26. A
27. D
28. D
29. B
30. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
BLUE PRINT
SOAL HASIL BELAJAR SIKLUS II
(Sebelum Validasi)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal
1. Memahami dan
menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan
dalam pemecahan
masalah
1.3 Melakukan
operasi perkalian
dan pembagian
1.3.1 Memahami
konsep pembagian
1
1.3.2 Pembagian
tanpa sisa
2,3,4,5,6,7,8,9
1.3.3 Pembagian
dengan sisa
10,11,12,13,14
1.3.4 Soal cerita
tentang pembagian
tanpa sisa
15,16,17,18,19,2
1,23,24,27,28,29
1.3.5 Soal cerita
tentang pembagian
dengan sisa
20,22,25,26,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
SOAL EVALUASI
Siklus II
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar dan tepat. Berilah tanda (x) pada
jawaban a, b, c atau d!
1. Hitunglah hasil dari pembagian 45 : 5 adalah ...
a. 8
b. 9
c. 7
d. 6
2. Hitunglah hasil dari pembagian 48 : 3 adalah ...
a. 16
b. 17
c. 18
d. 19
3. Hitunglah hasil dari pembagian 76 : 4 adalah ...
a. 17
b. 18
c. 19
d. 20
4. Hitunglah hasil dari pembagian 81 : 9 adalah ...
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
5. Hitunglah hasil dari pembagian 88 : 22 adalah ...
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
6. Hitunglah hasil dari pembagian 108 : 9 adalah ...
a. 11
b. 22
c. 12
d. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
7. Hitunglah hasil dari pembagian 150 : 15 adalah ...
a. 20
b. 12
c. 11
d. 10
8. Hitunglah hasil dari pembagian 224 : 14 adalah ...
a. 16
b. 26
c. 14
d. 17
9. Hitunglah hasil dari pembagian 475 : 5 adalah ...
a. 95
b. 85
c. 75
d. 65
10. Berapakah hasil dari pembagian 36 : 5 adalah ...
a. 7 sisa 1
b. 7 sisa 2
c. 6 sisa 1
d. 6 sisa 2
11. Berapakah hasil dari pembagian 68 : 8 adalah ...
a. 8 sisa 2
b. 8 sisa 3
c. 8 sisa 4
d. 8 sisa 5
12. Berapakah hasil dari pembagian 468 : 8 adalah ...
a. 54 sisa 3
b. 58 sisa 4
c. 45 sisa 4
d. 44 sisa 3
13. Berapakah hasil dari pembagian 745 : 8 adalah ...
a. 83 sisa 5
b. 73 sisa 4
c. 93 sisa 1
d. 93 sisa 2
14. Berapakah hasil dari pembagian 3.027 : 72 adalah ...
a. 42 sisa 4
b. 43 sisa 2
c. 43 sisa 1
d. 42 sisa 3
15. Harga 5 kg buah jeruk adalah Rp 40.000,00. Berapakah harga setiap 1 kg
buah jeruk?
a. Rp 7.000,00
b. Rp 6.000,00
c. Rp 8.000,00
d. Rp 9.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
16. Harga 2 lusin piring adalah Rp 48.000,00, maka berapakah harga 1 buah
piring?
a. Rp 1.000,00
b. Rp 1.500,00
c. Rp 2.500,00
d. Rp 2.000,00
17. Suatu hari Ida membeli permen sebanyak 45 butir, kemudian Ida
membagikan permen tersebut kepada 9 orang temannya dengan jumlah
yang sama banyak. Berapa butir permen yang diterima oleh masing-
masing teman Ida?
a. 5
b. 9
c. 7
d. 8
18. Andi membeli buku sebanyak 81 buah, kemudian Andi menyimpan buku
tersebut ke dalam 9 rak buku. Berapa jumlah buku dalam setiap rak?
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
19. Deni mempunyai kelereng sebanyak 180 butir, kemudian Deni
membagikan kelereng tersebut kepada 10 temannya dengan jumlah yang
sama banyak. Berapa jumlah kelereng yang diterima setiap teman Deni?
a. 19
b. 18
c. 17
d. 16
20. Ibu membeli tomat sebanyak 45 buah, lalu Ibu menggunakan tomat
tersebut untuk membuat 4 masakan. Berapa jumlah tomat yang digunakan
untuk setiap masakan?
a. 11 sisa 1
b. 12 sisa 2
c. 11 sisa 2
d. 12 sisa 2
21. Ayah memelihara ayam sejumlah 400 ekor, lalu ayam tersebut dipisahkan
kedalam 8 kandang yang berbeda. Berapa jumlah ayam pada setiap
kandang?
a. 40
b. 50
c. 60
d. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
22. Angga memelihara ikan cupang sebanyak 80 ekor, kemudian Angga
menempatkan ikan tersebut ke dalam 9 aquarium yang berbeda. Berapakah
jumlah ikan pada setiap aquarium?
a. 8 sisa 3
b. 8 sisa 4
c. 8 sisa 7
d. 8 sisa 8
23. Ayah membawa oleh-oleh buah jeruk sebanyak 450 buah, lalu buah jeruk
tersebut dibagikan kepada tetangga sekitar sebanyak 50 buah setiap
tetangga. Berapakah jumlah tetangga yang mendapat buah jeruk?
a. 8
b. 7
c. 6
d. 9
24. SD Harapan akan mengganti genting kelas yang sudah rusak. SD Harapan
membeli sebanyak 3.240 genteng yang akan dipasang di enam kelas.
Berapakah jumlah genteng yang terpasang di setiap kelas?
a. 520
b. 430
c. 350
d. 540
25. Agung memiliki 78 butir kelereng. Kelereng tersebut akan dimasukkan ke
dalam 5 toples dengan jumlah yang sama banyak. Berapakah jumlah
kelereng yang tidak masuk ke dalam toples?
a. 3 kelereng
b. 5 kelereng
c. 6 kelereng
d. 7 kelereng
26. Pak Hari memiliki uang Rp 155.000,00, kemudian uang tersebut diberikan
kepada 4 anaknya dengan jumlah yang sama rata. Berapakah sisa uang Pak
Hari?
a. Rp 6.000,00
b. Rp 7.000,00
c. Rp 3.000,00
d. Rp 5.000,00
27. Desa Suka Maju mendapat bantuan batu bata untuk membangun rumah
warga yang sudah rusak akibat tanah longsor sebanyak 79.507 buah,
kemudian batu bata tersebut digunakan untuk membangun 43 rumah yang
mengalami kerusakan parah. Berapa jumlah batu bata yang diterima oleh
setiap rumah?
a. 1949
b. 1649
c. 1749
d. 1849
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
28. Sebanyak 7.200 peserta ujian akan menempati 90 ruangan. Setiap ruangan
berisi peserta dengan jumlah yang sama banyak. Berapa banyak peserta di
dalam setiap ruangan?
a. 70
b. 85
c. 80
d. 90
29. Sebuah supermarket menjual 4.581 kue. Kue dikemas dalam kotak kue
dan setiap kotak berisi 9 kue. Berapa jumlah kotak kue yang dijual
supermarket tersebut?
a. 509
b. 409
c. 508
d. 408
30. Dedi memiliki 654 butir kelereng. Kemudian Dedi membagikan kelereng
tersebut kepada 7 temannya. Seluruh teman Dedi mendapatkan kelereng
dengan jumlah yang sama. Berapakah sisa kelereng Dedi yang tersisa?
a. 2
b. 4
c. 5
d. 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
KUNCI JAWABAN SOAL HASIL BELAJAR SIKLUS II
(Sebelum di Validasi)
1. B
2. A
3. C
4. D
5. B
6. C
7. D
8. A
9. A
10. A
11. C
12. B
13. C
14. D
15. C
16. D
17. A
18. D
19. B
20. A
21. B
22. D
23. D
24. D
25. D
26. C
27. D
28. C
29. A
30. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN
PENELITIAN
(LEMBAR KUESIONER)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Kisi-kisi Kuesioner
INDIKATOR SUB INDIKATOR NOMER
Mengerjakan tugas lebih
cepat lebih baik
Mengerjakan tugas setelah guru
memberikan penjelasan
1
Mengerjakan tugas sesuai dengan
perintah guru
2
Membiasakan diri
membereskan apa yang
akan dimulai
Melakukan piket kelas sesuai dengan
jadwal piket
3
Menyiapkan buku pelajaran diatas
meja sebelum pelajaran dimulai
4
Berdoa sebelum memulai pelajaran 5
Menghindari mengulur-
ulur waktu
Berangkat sekolah tidak terlambat 6
Istirahat tepat pada waktunya 7
Masuk kelas tepat waktu setelah
istirahat
8
Menyelesaikan tugas-tugas dengan
tepat waktu
9
Mengumpulkan PR tepat waktu 10
Mengumpulkan tugas tidak melewati
batas waktu pengumpulan
11
Berusaha untuk menjadi
percaya diri
Tidak minder saat melakukan
komunikasi
12
Menggunakan bahasa yang sopan saat
berkomunikasi
13
Menatap mata lawan bicara 14
Menghindari kecemasan Tidak lupa membawa buku tulis dan
alat tulis
15
Tidak lupa membawa buku paket
pelajaran sesuai dengan jadwal
16
Merencanakan yang
akan datang
Memiliki jadwal pelajaran 17
Memiliki jadwal kegiatan setelah
pulang sekolah
18
Menyiapkan diri saat
belajar
Berada di kelas maksimal 5 menit
sebelum pelajaran dimulai
19
Alat tulis sudah berada diatas meja
sebelum pelajaran dimulai
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
Lembar Kuesioner Kedisiplinan Siswa
Nama Siswa :
Kelas :
Tujuan : Untuk mengetahui kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran
Penilaian Kedisiplinan Siswa
Petunjuk!
1. Pilihlah jawaban sesuai dengan yang kalian lakukan.
2. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang kalian pilih.
3. Keterangan:
(3) Sering : Jika kalian sering melakukannya
(2) Kadang-kadang : Jika kalian jarang melakukannya
(1) Tidak Pernah : Jika kalian tidak pernah melakukannya
No Pertanyaan Keterangan
Sering
3
Kadang-
kadang
2
Tidak
Pernah
1
1. Mengerjakan tugas setelah guru
memberikan penjelasan
2. Mengerjakan tugas sesuai dengan perintah
guru
3. Melakukan piket kelas sesuai dengan
jadwal piket
4. Menyiapkan buku pelajaran diatas meja
sebelum pelajaran dimulai
5. Berdoa sebelum memulai pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
6. Berangkat sekolah tidak terlambat
7. Istirahat tepat pada waktunya
8. Masuk kelas tepat waktu setelah istirahat
9. Menyelesaikan tugas-tugas dengan tepat
waktu
10. Mengumpulkan PR tepat waktu
11. Mengumpulkan tugas tidak melewati batas
waktu pengumpulan
12. Tidak minder saat melakukan komunikasi
13. Menggunakan bahasa yang sopan saat
berkomunikasi
14. Menatap mata lawan bicara
15. Tidak lupa membawa buku tulis dan alat
tulis
16. Tidak lupa membawa buku paket pelajaran
sesuai dengan jadwal
17. Memiliki jadwal pelajaran
18. Memiliki jadwal kegiatan setelah pulang
sekolah
19. Berada di kelas maksimal 5 menit sebelum
pelajaran dimulai
20. Alat tulis sudah berada di atas meja
sebelum pelajaran dimulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
LAMPIRAN 4
HASIL KUESIONER
KEDISIPLINAN SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
Hasil Kuesioner Kedisiplinan Siswa Kondisi Awal
No Nama Siswa Skor Kuesioner Kategori
1 MB 64 Kurang disiplin
2 RJ 64 Kurang disiplin
3 ARD 67 Cukup disiplin
4 MMR 70 Cukup disiplin
5 DWP 70 Cukup disiplin
6 TYA 78 Cukup disiplin
7 SKMD 80 Disiplin
8 DAGN 80 Disiplin
9 DRT 74 Cukup disiplin
10 BY 80 Disiplin
11 AAS 56 Kurang disiplin
12 ANKA 74 Cukup disiplin
13 FKRS 74 Cukup disiplin
14 NA 77 Cukup disiplin
15 AID 56 Kurang disiplin
16 GVR 56 Kurang disiplin
17 TBM 78 Cukup disiplin
18 VR 78 Cukup disiplin
19 SSR 70 Cukup disiplin
20 FA 64 Kurang disiplin
21 FIG 70 Cukup disiplin
22 RAFR 56 Kurang disiplin
23 GFA 70 Cukup disiplin
24 PTR 56 Kurang disiplin
25 ZFI 87 Disiplin
26 WNA 78 Disiplin
27 FRC 78 Disiplin
28 SRA 64 Kurang disiplin
29 RR 64 Kurang disiplin
30 ZZZ 70 Cukup disiplin
Jumlah 2103
Rata-rata 70,1 Cukup disiplin
Jumlah siswa minimal cukup
disiplin
20
Presentase 66,7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
Hasil Kuesioner Kedisiplinan Siswa Siklus I
No Nama Siswa Skor Kuesioner Kategori
1 MB 74 Cukup disiplin
2 RJ 70 Cukup disiplin
3 ARD 84 Disiplin
4 MMR 77 Cukup disiplin
5 DWP 75 Cukup disiplin
6 TYA 82 Disiplin
7 SKMD 85 Disiplin
8 DAGN 87 Disiplin
9 DRT 80 Disiplin
10 BY 91 Sangat disiplin
11 AAS 56 Kurang disiplin
12 ANKA 81 Disiplin
13 FKRS 77 Cukup disiplin
14 NA 83 Disiplin
15 AID 56 Kurang disiplin
16 GVR 56 Kurang disiplin
17 TBM 86 Disiplin
18 VR 82 Disiplin
19 SSR 88 Disiplin
20 FA 81 Disiplin
21 FIG 87 Disiplin
22 RAFR 56 Kurang disiplin
23 GFA 78 Cukup disiplin
24 MIAA 77 Cukup disiplin
25 PTR 64 Kurang disiplin
26 ZFI 91 Sangat disiplijm
27 WNA 86 Disiplin
28 FRC 90 Sangat disiplin
29 SRA 77 Cukup disiplin
30 RR 86 Disiplin
31 ZZZ 88 Disiplin
Jumlah 2434
Rata-rata 78,6 Cukup Disiplin
Jumlah siswa minimal cukup
disiplin
26
Presentase 83,8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
Hasil Kuesioner Kedisiplinan Siswa Siklus II
No Nama Siswa Skor Kuesioner Kategori
1 MB 74 Cukup disiplin
2 RJ 87 Disiplin
3 ARD 92 Sangat disiplin
4 MMR 78 Cukup disiplin
5 DWP 77 Cukup disiplin
6 TYA 83 Disiplin
7 SKMD 93 Sangat disiplin
8 DAGN 95 Sangat disiplin
9 DRT 88 Disiplin
10 BY 97 Sangat disiplin
11 AAS 85 Disiplin
12 ANKA 87 Disiplin
13 FKRS 97 Sangat disiplin
14 NA 87 Disiplin
15 AID 87 Disiplin
16 GVR 83 Disiplin
17 TBM 97 Sangat disiplin
18 VR 93 Sangat disiplin
19 SSR 97 Sangat disiplin
20 FA 97 Sangat disiplin
21 FIG 97 Sangat disiplin
22 RAFR 82 Disiplin
23 GFA 83 Disiplin
24 MIAA 78 Cukup disiplin
25 PTR 64 Kurang disiplin
26 ZFI 92 Sangat disiplin
27 WNA 95 Sangat disiplin
28 FRC 92 Sangat disiplin
29 SRA 97 Sangat disiplin
30 RR 95 Sangat disiplin
31 ZZZ 98 Sangat disiplin
Jumlah 2747
Rata-rata 88,6 Disiplin
Jumlah siswa minimal cukup
disiplin
30
Presentase 96,8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
LAMPIRAN 5
SOAL HASIL BELAJAR
dan KUNCI JAWABAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
Kisi-kisi Soal Hasil Belajar Siklus I
(Sebelum Dilakukan Validasi)
INDIKATOR BUTIR SOAL JUMLAH
SOAL
SIKLUS I
(Sebelum Dilakukan Validasi)
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah.
Memahami konsep perkalian 2 1
Perkalian sampai dengan tiga angka 1,3,4,5,6,7,8,9,10 9
Pembagian dengan sisa 22,23 2
Pembagian tanpa sisa 18,19,20,21 4
Soal cerita tentang perkalian 11,12,13,14,15,16,17 7
Soal cerita tentang pembagian
dengan sisa
27,29 2
Soal cerita tentang pembagian tanpa
sisa
24,25,26,28,30 5
Jumlah soal hasil belajar siklus I 30 soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
SOAL EVALUASI SIKLUS 1
(Sebelum Validasi)
Nama :
Kelas :
Kerjakanlah soal dibawah ini dengan benar dan tepat. Berilah tanda (x) pada
jawaban a, b, c, atau d yang dianggap benar!
1. Jika perkalian adalah penjumlahan berulang, maka bentuk perkalian dari
6+6+6+6+6 adalah ...
a. 6 x 5
b. 5 x 6
c. 6 x 6
d. 6 x 1
2. Hitunglah hasil dari perkalian 10 x 7 adalah ...
a. 700
b. 70
c. 170
d. 17
3. Hitunglah hasil dari perkalian 20 x 8 adalah ...
a. 100
b. 150
c. 160
d. 170
4. Hitunglah hasil dari perkalian 45 x 4 adalah ...
a. 170
b. 180
c. 190
d. 205
5. Hitunglah hasil dari perkalian 38 x 8 adalah ...
a. 204
b. 301
c. 304
d. 201
6. Hitunglah hasil dari perkalian 56 x 7 adalalah ...
a. 382
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
b. 392
c. 372
d. 362
7. Hitunglah hasil dari perkalian 79 x 9 adalah ...
a. 711
b. 691
c. 721
d. 731
8. Hitunglah hasil dari perkalian 34 x 12 adalah ...
a. 308
b. 208
c. 408
d. 108
9. Hitunglah hasil dari perkalian 36 x 18 adalah ...
a. 548
b. 546
c. 649
d. 648
10. Hitunglah hasil dari perkalian 25 x 32 adalah ...
a. 600
b. 550
c. 800
d. 750
11. Hitunglah hasil dari perkalian 59 x 25 adalah ...
a. 1.465
b. 1.455
c. 1.375
d. 1.475
12. Hitunglah hasil dari perkalian 150 x 5 adalah ...
a. 600
b. 650
c. 550
d. 750
13. Hitunglah hasil dari perkalian 127 x 9 adalah ...
a. 1.143
b. 1.243
c. 1.147
d. 1.475
14. Hitunglah hasil dari perkalian 345 x 8 adalah ...
a. 2.760
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
b. 2.660
c. 2.686
d. 2.780
15. Hitunglah hasil dari perkalian 185 x 38 adalah ...
a. 7.010
b. 7.030
c. 6.030
d. 8.030
16. Hitunglah hasil dari perkalian 200 x 10 adalah ...
a. 200
b. 200.000
c. 2.000
d. 20.000
17. Hitunglah hasil dari perkalian 250 x 56 adalah ...
a. 14.200
b. 14.350
c. 14.250
d. 14.000
18. Hitunglah hasil dari perkalian 100 x 145 adalah ...
a. 14.500
b. 1.450
c. 145.000
d. 14.550
19. Hitunglah hasil dari perkalian 120 x 120 adalah ...
a. 14.400
b. 14.000
c. 14.300
d. 14.440
20. Ujang mempunyai 8 kantong yang berisikan kelereng. Setiap kantong
berisi 10 butir kelereng. Berapa jumlah kelereng ujang seluruhnya?
a. 60
b. 70
c. 80
d. 90
21. Di Perpustakaan sekolah terdapat 14 lemari buku. Setiap lemari berisi 450
buku. Berapa banyak jumlah seluruh buku di perpustakaan?
a. 6.200
b. 5.300
c. 5.200
d. 6.300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
22. Setiap hari mobil pak Andi menempuh jarak 250 km. Berapa km jarak
yang ditempuh mobil pak Andi selama 6 hari?
a. 1.200
b. 1.400
c. 1.500
d. 1.600
23. Satu gros sama dengan 144 buah, jika 8 gros ada berapa buah?
a. 1.112
b. 1.152
c. 1.132
d. 1.122
24. Ibu membeli 5 kg buah jeruk, harga setiap kilo buah jeruk Rp 15.000.
Berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh ibu?
a. Rp 65.000
b. Rp 75.000
c. Rp 85.000
d. Rp 95.000
25. Ayah memelihara itik 20 ekor. Suatu hari itik itu dijual semua dengan
harga Rp 5.000 per ekor. Berapa jumlah uang yang diterima ayah?
a. Rp 10.000
b. Rp 20.000
c. Rp 100.000
d. Rp 200.000
26. Sebuah mobil dapat memuat 12 penumpang. Berapakah jumlah
penumpang yang dimuat 30 mobil?
a. 360
b. 350
c. 460
d. 460
27. Dalam satu hari sebuah motor dapat menempuh jarak 256 km/jam.
Berapakah jarak yang ditempuh motor tersebut selama 7 haru?
a. 1.179
b. 1.672
c. 1.794
d. 1.792
28. SD Negeri Maju mempunyai 18 kelas, jika setiap kelas berisi 30 siswa
maka berapakah banyak siswa SD Negeri Maju seluruhnya?
a. 640
b. 440
c. 560
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
d. 540
29. Pak Adi membeli celana pendek berjumlah 16. Jika harga satu celana
adalah Rp 15.000, maka harga 16 celana yang dibeli pak Andi adalah?
e. Rp 140.000
f. Rp 240.000
g. Rp 160.000
h. Rp 170.000
30. Sepanjang jalan Desa Sukajaya ditanami bibit pohon cemara, setiap satu
meter ditanami bibit pohon sebanyak 5 batang, jika jalan yang ditanami
sepanjang 400 meter, maka berapa banyak bibit pohon cemara yang
dibutuhkan?
a. 200 batang
b. 20.000 batang
c. 200.000 batang
d. 2.000 batang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
KUNCI JAWABAN SOAL HASIL BELAJAR SIKLUS I
(Sebelum di Validasi)
1. B
2. B
3. C
4. B
5. C
6. B
7. A
8. C
9. D
10. C
11. D
12. D
13. A
14. A
15. B
16. C
17. D
18. A
19. A
20. C
21. D
22. C
23. B
24. B
25. C
26. A
27. D
28. D
29. B
30. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
Kisi-kisi Soal Hasil Belajar Siklus I
(Sesudah Dilakukan Validasi)
INDIKATOR BUTIR SOAL JUMLAH
SOAL
SIKLUS I
(Sesudah Dilakukan Validasi)
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah.
Memahami konsep perkalian 1 1
Perkalian sampai dengan tiga angka 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16 12
Soal cerita tentang perkalian 20, 21, 23, 24, 26, 28, 29 7
Jumlah Soal 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
Soal Hasil Belajar Siklus I
(Sesudah Validasi)
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar dan tepat. Berilah tanda (x) pada
jawaban a, b, c atau d!
1. Jika perkalian adalah penjumlahan berulang, maka bentuk perkalian dari
6+6+6+6+6 adalah ...
a. 6 x 5
b. 5 x 6
c. 6 x 6
d. 6 x 1
2. Hitunglah hasil dari perkalian 20 x 8 adalah ...
a. 100
b. 150
c. 160
d. 170
3. Hitunglah hasil dari perkalian 45 x 4 adalah ...
a. 170
b. 180
c. 190
d. 205
4. Hitunglah hasil dari perkalian 38 x 8 adalah ...
a. 204
b. 301
c. 304
d. 201
5. Hitunglah hasil dari perkalian 56 x 7 adalalah ...
a. 382
b. 392
c. 372
d. 362
6. Hitunglah hasil dari perkalian 34 x 12 adalah ...
a. 308
b. 208
Nama :
Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
c. 408
d. 108
7. Hitunglah hasil dari perkalian 36 x 18 adalah ...
a. 548
b. 546
c. 649
d. 648
8. Hitunglah hasil dari perkalian 25 x 32 adalah ...
a. 600
b. 550
c. 800
d. 750
9. Hitunglah hasil dari perkalian 59 x 25 adalah ...
a. 1.465
b. 1.455
c. 1.375
d. 1.475
10. Hitunglah hasil dari perkalian 127 x 9 adalah ...
a. 1.143
b. 1.243
c. 1.147
d. 1.475
11. Hitunglah hasil dari perkalian 345 x 8 adalah ...
a. 2.760
b. 2.660
c. 2.686
d. 2.780
12. Hitunglah hasil dari perkalian 185 x 38 adalah ...
a. 7.010
b. 7.030
c. 6.030
d. 8.030
13. Hitunglah hasil dari perkalian 200 x 10 adalah ...
a. 200
b. 200.000
c. 2.000
d. 20.000
14. Ujang mempunyai 8 kantong yang berisikan kelereng. Setiap kantong
berisi 10 butir kelereng. Berapa jumlah kelereng ujang seluruhnya?
a. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
b. 70
c. 80
d. 90
15. Di Perpustakaan sekolah terdapat 14 lemari buku. Setiap lemari berisi 450
buku. Berapa banyak jumlah seluruh buku di perpustakaan?
a. 6.200
b. 5.300
c. 5.200
d. 6.300
16. Satu gros sama dengan 144 buah, jika 8 gros ada berapa buah?
a. 1.112
b. 1.152
c. 1.132
d. 1.122
17. Ibu membeli 5 kg buah jeruk, harga setiap kilo buah jeruk Rp 15.000.
Berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh ibu?
a. Rp 65.000
b. Rp 75.000
c. Rp 85.000
d. Rp 95.000
18. Sebuah mobil dapat memuat 12 penumpang. Berapakah jumlah
penumpang yang dimuat 30 mobil?
a. 360
b. 350
c. 460
d. 460
19. SD Negeri Maju mempunyai 18 kelas, jika setiap kelas berisi 30 siswa
maka berapakah banyak siswa SD Negeri Maju seluruhnya?
a. 640
b. 440
c. 560
d. 540
20. Pak Adi membeli celana pendek berjumlah 16. Jika harga satu celana
adalah Rp 15.000, maka harga 16 celana yang dibeli pak Andi adalah?
a. Rp 140.000
b. Rp 240.000
c. Rp 160.000
d. Rp 170.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
Kunci Jawaban Soal Hasil Belajar Siklus I
(Sesudah Divalidasi)
1. B
2. C
3. B
4. C
5. B
6. C
7. D
8. C
9. D
10. A
11. A
12. B
13. C
14. C
15. D
16. B
17. B
18. A
19. D
20. B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Siklus II
(Sebelum Dilakukan Validasi)
INDIKATOR BUTIR SOAL JUMLAH
SOAL
SIKLUS II
(Sebelum Dilakukan Validasi)
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah.
Memahami konsep
pembagian
1 1
Pembagian tanpa sisa 2,3,4,5,6,7,8,9 8
Pembagian dengan sisa 10,11,12,13,14 5
Soal cerita tentang
pembagian tanpa sisa
15,16,17,18,19,21,23,24,27,28,29 11
Soal cerita tentang
pembagian dengan sisa
20,22,25,26,30 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
SOAL EVALUASI SIKLUS II
(Sebelum Validasi)
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar dan tepat. Berilah tanda (x) pada
jawaban a, b, c atau d!
1. Hitunglah hasil dari pembagian 45 : 5 adalah ...
a. 8
b. 9
c. 7
d. 6
2. Hitunglah hasil dari pembagian 48 : 3 adalah ...
a. 16
b. 17
c. 18
d. 19
3. Hitunglah hasil dari pembagian 76 : 4 adalah ...
a. 17
b. 18
c. 19
d. 20
4. Hitunglah hasil dari pembagian 81 : 9 adalah ...
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
5. Hitunglah hasil dari pembagian 88 : 22 adalah ...
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
6. Hitunglah hasil dari pembagian 108 : 9 adalah ...
a. 11
b. 22
c. 12
d. 21
7. Hitunglah hasil dari pembagian 150 : 15 adalah ...
a. 20
b. 12
c. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
d. 10
8. Hitunglah hasil dari pembagian 224 : 14 adalah ...
a. 16
b. 26
c. 14
d. 17
9. Hitunglah hasil dari pembagian 475 : 5 adalah ...
a. 95
b. 85
c. 75
d. 65
10. Berapakah hasil dari pembagian 36 : 5 adalah ...
a. 7 sisa 1
b. 7 sisa 2
c. 6 sisa 1
d. 6 sisa 2
11. Berapakah hasil dari pembagian 68 : 8 adalah ...
a. 8 sisa 2
b. 8 sisa 3
c. 8 sisa 4
d. 8 sisa 5
12. Berapakah hasil dari pembagian 468 : 8 adalah ...
a. 54 sisa 3
b. 58 sisa 4
c. 45 sisa 4
d. 44 sisa 3
13. Berapakah hasil dari pembagian 745 : 8 adalah ...
a. 83 sisa 5
b. 73 sisa 4
c. 93 sisa 1
d. 93 sisa 2
14. Berapakah hasil dari pembagian 3.027 : 72 adalah ...
a. 42 sisa 4
b. 43 sisa 2
c. 43 sisa 1
d. 42 sisa 3
15. Harga 5 kg buah jeruk adalah Rp 40.000,00. Berapakah harga setiap 1 kg
buah jeruk?
a. Rp 7.000,00
b. Rp 6.000,00
c. Rp 8.000,00
d. Rp 9.000,00
16. Harga 2 lusin piring adalah Rp 48.000,00, maka berapakah harga 1 buah
piring?
a. Rp 1.000,00
b. Rp 1.500,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
c. Rp 2.500,00
d. Rp 2.000,00
17. Suatu hari Ida membeli permen sebanyak 45 butir, kemudian Ida
membagikan permen tersebut kepada 9 orang temannya dengan jumlah
yang sama banyak. Berapa butir permen yang diterima oleh masing-
masing teman Ida?
a. 5
b. 9
c. 7
d. 8
18. Andi membeli buku sebanyak 81 buah, kemudian Andi menyimpan buku
tersebut ke dalam 9 rak buku. Berapa jumlah buku dalam setiap rak?
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
19. Deni mempunyai kelereng sebanyak 180 butir, kemudian Deni
membagikan kelereng tersebut kepada 10 temannya dengan jumlah yang
sama banyak. Berapa jumlah kelereng yang diterima setiap teman Deni?
a. 19
b. 18
c. 17
d. 16
20. Ibu membeli tomat sebanyak 45 buah, lalu Ibu menggunakan tomat
tersebut untuk membuat 4 masakan. Berapa jumlah tomat yang digunakan
untuk setiap masakan?
a. 11 sisa 1
b. 12 sisa 2
c. 11 sisa 2
d. 12 sisa 2
21. Ayah memelihara ayam sejumlah 400 ekor, lalu ayam tersebut dipisahkan
kedalam 8 kandang yang berbeda. Berapa jumlah ayam pada setiap
kandang?
a. 40
b. 50
c. 60
d. 70
22. Angga memelihara ikan cupang sebanyak 80 ekor, kemudian Angga
menempatkan ikan tersebut ke dalam 9 aquarium yang berbeda. Berapakah
jumlah ikan pada setiap aquarium?
a. 8 sisa 3
b. 8 sisa 4
c. 8 sisa 7
d. 8 sisa 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
23. Ayah membawa oleh-oleh buah jeruk sebanyak 450 buah, lalu buah jeruk
tersebut dibagikan kepada tetangga sekitar sebanyak 50 buah setiap
tetangga. Berapakah jumlah tetangga yang mendapat buah jeruk?
a. 8
b. 7
c. 6
d. 9
24. SD Harapan akan mengganti genting kelas yang sudah rusak. SD Harapan
membeli sebanyak 3.240 genteng yang akan dipasang di enam kelas.
Berapakah jumlah genteng yang terpasang di setiap kelas?
a. 520
b. 430
c. 350
d. 540
25. Agung memiliki 78 butir kelereng. Kelereng tersebut akan dimasukkan ke
dalam 5 toples dengan jumlah yang sama banyak. Berapakah jumlah
kelereng yang tidak masuk ke dalam toples?
a. 3 kelereng
b. 5 kelereng
c. 6 kelereng
d. 7 kelereng
26. Pak Hari memiliki uang Rp 155.000,00, kemudian uang tersebut diberikan
kepada 4 anaknya dengan jumlah yang sama rata. Berapakah sisa uang Pak
Hari?
a. Rp 6.000,00
b. Rp 7.000,00
c. Rp 3.000,00
d. Rp 5.000,00
27. Desa Suka Maju mendapat bantuan batu bata untuk membangun rumah
warga yang sudah rusak akibat tanah longsor sebanyak 79.507 buah,
kemudian batu bata tersebut digunakan untuk membangun 43 rumah yang
mengalami kerusakan parah. Berapa jumlah batu bata yang diterima oleh
setiap rumah?
a. 1949
b. 1649
c. 1749
d. 1849
28. Sebanyak 7.200 peserta ujian akan menempati 90 ruangan. Setiap ruangan
berisi peserta dengan jumlah yang sama banyak. Berapa banyak peserta di
dalam setiap ruangan?
a. 70
b. 85
c. 80
d. 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
29. Sebuah supermarket menjual 4.581 kue. Kue dikemas dalam kotak kue
dan setiap kotak berisi 9 kue. Berapa jumlah kotak kue yang dijual
supermarket tersebut?
a. 509
b. 409
c. 508
d. 408
30. Dedi memiliki 654 butir kelereng. Kemudian Dedi membagikan kelereng
tersebut kepada 7 temannya. Seluruh teman Dedi mendapatkan kelereng
dengan jumlah yang sama. Berapakah sisa kelereng Dedi yang tersisa?
a. 2
b. 4
c. 5
d. 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
KUNCI JAWABAN SOAL HASIL BELAJAR SIKLUS I
(Sebelum di Validasi)
1. B
2. B
3. C
4. B
5. C
6. B
7. A
8. C
9. D
10. C
11. D
12. D
13. A
14. A
15. B
16. C
17. D
18. A
19. A
20. C
21. D
22. C
23. B
24. B
25. C
26. A
27. D
28. D
29. B
30. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
Kisi-kisi Soal Hasil Belajar Siklus I
(Sesudah Dilakukan Validasi)
INDIKATOR BUTIR SOAL JUMLAH
SOAL
SIKLUS II
(Sesudah Dilakukan Validasi)
Standar Kompetensi: Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah.
Pembagian tanpa sisa 4, 5, 6, 7, 8 5
Pembagian dengan
sisa
10, 11 2
Soal cerita tentang
pembagian tanpa sisa
15, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 24, 27 9
Soal cerita tentang
pembagian dengan sisa
20, 22, 25, 26 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
Soal Hasil Belajar Siklus I
(Sesudah Validasi)
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar dan tepat. Berilah tanda (x) pada
jawaban a, b, c atau d!
1. Hitunglah hasil dari pembagian 81 : 9 adalah ...
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
2. Hitunglah hasil dari pembagian 88 : 22 adalah ...
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
3. Hitunglah hasil dari pembagian 108 : 9 adalah ...
a. 11
b. 22
c. 12
d. 21
4. Hitunglah hasil dari pembagian 150 : 15 adalah ...
a. 20
b. 12
c. 11
d. 10
5. Hitunglah hasil dari pembagian 224 : 14 adalah ...
a. 16
b. 26
c. 14
d. 17
6. Berapakah hasil dari pembagian 36 : 5 adalah ...
a. 7 sisa 1
b. 7 sisa 2
c. 6 sisa 1
d. 6 sisa 2
7. Berapakah hasil dari pembagian 68 : 8 adalah ...
a. 8 sisa 2
b. 8 sisa 3
c. 8 sisa 4
Nama :
Kelas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
d. 8 sisa 5
8. Harga 5 kg buah jeruk adalah Rp 40.000,00. Berapakah harga setiap 1 kg
buah jeruk?
a. Rp 7.000,00
b. Rp 6.000,00
c. Rp 8.000,00
d. Rp 9.000,00
9. Harga 2 lusin piring adalah Rp 48.000,00, maka berapakah harga 1 buah
piring?
a. Rp 1.000,00
b. Rp 1.500,00
c. Rp 2.500,00
d. Rp 2.000,00
10. Suatu hari Ida membeli permen sebanyak 45 butir, kemudian Ida
membagikan permen tersebut kepada 9 orang temannya dengan jumlah
yang sama banyak. Berapa butir permen yang diterima oleh masing-
masing teman Ida?
a. 5
b. 9
c. 7
d. 8
11. Andi membeli buku sebanyak 81 buah, kemudian Andi menyimpan buku
tersebut ke dalam 9 rak buku. Berapa jumlah buku dalam setiap rak?
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
12. Deni mempunyai kelereng sebanyak 180 butir, kemudian Deni
membagikan kelereng tersebut kepada 10 temannya dengan jumlah yang
sama banyak. Berapa jumlah kelereng yang diterima setiap teman Deni?
a. 19
b. 18
c. 17
d. 16
13. Ibu membeli tomat sebanyak 45 buah, lalu Ibu menggunakan tomat
tersebut untuk membuat 4 masakan. Berapa jumlah tomat yang digunakan
untuk setiap masakan?
a. 11 sisa 1
b. 12 sisa 2
c. 11 sisa 2
d. 12 sisa 2
14. Ayah memelihara ayam sejumlah 400 ekor, lalu ayam tersebut dipisahkan
kedalam 8 kandang yang berbeda. Berapa jumlah ayam pada setiap
kandang?
a. 40
b. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
c. 60
d. 70
15. Angga memelihara ikan cupang sebanyak 80 ekor, kemudian Angga
menempatkan ikan tersebut ke dalam 9 aquarium yang berbeda. Berapakah
jumlah ikan pada setiap aquarium?
a. 8 sisa 3
b. 8 sisa 4
c. 8 sisa 7
d. 8 sisa 8
16. Ayah membawa oleh-oleh buah jeruk sebanyak 450 buah, lalu buah jeruk
tersebut dibagikan kepada tetangga sekitar sebanyak 50 buah setiap
tetangga. Berapakah jumlah tetangga yang mendapat buah jeruk?
a. 8
b. 7
c. 6
d. 9
17. SD Harapan akan mengganti genting kelas yang sudah rusak. SD Harapan
membeli sebanyak 3.240 genteng yang akan dipasang di enam kelas.
Berapakah jumlah genteng yang terpasang di setiap kelas?
a. 520
b. 430
c. 350
d. 540
18. Agung memiliki 78 butir kelereng. Kelereng tersebut akan dimasukkan ke
dalam 5 toples dengan jumlah yang sama banyak. Berapakah jumlah
kelereng yang tidak masuk ke dalam toples?
a. 3 kelereng
b. 5 kelereng
c. 6 kelereng
d. 7 kelereng
19. Pak Hari memiliki uang Rp 155.000,00, kemudian uang tersebut diberikan
kepada 4 anaknya dengan jumlah yang sama rata. Berapakah sisa uang Pak
Hari?
a. Rp 6.000,00
b. Rp 7.000,00
c. Rp 3.000,00
d. Rp 5.000,00
20. Desa Suka Maju mendapat bantuan batu bata untuk membangun rumah
warga yang sudah rusak akibat tanah longsor sebanyak 79.507 buah,
kemudian batu bata tersebut digunakan untuk membangun 43 rumah yang
mengalami kerusakan parah. Berapa jumlah batu bata yang diterima oleh
setiap rumah?
a. 1949
b. 1649
c. 1749
d. 1849
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
Kunci Jawaban Soal Hasil Belajar Siklus I
(Sesudah Divalidasi)
1. D
2. B
3. C
4. D
5. A
6. A
7. C
8. C
9. D
10. A
11. D
12. B
13. A
14. B
15. D
16. D
17. D
18. D
19. C
20. D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268
LAMPIRAN 6
HASIL VALIDASI
INSTRUMEN
PEMBELAJARAN dan
INSTRUMEN
PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269
Lembar Validasi Instrumen Pembelajaran Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
Lembar Kerja Siswa (LKS) Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
Lembar Soal Evaluasi Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273
Lembar Validasi Instrumen Pembelajaran Guru Matematika I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
275
Lembar Kerja Siswa (LKS) Guru I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
276
Soal Evaluasi Guru I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
277
Lembar Validasi Instrumen Pembelajaran Guru Matematika II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
Lembar Kerja Siswa (LKS) Guru II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
Soal Evaluasi Guru II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281
Lembar Validasi Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282
LAMPIRAN 7
HASIL OUTPUT DATA
VALIDITAS,
RELIABILITAS, INDEKS
KESUKARAN dan R-
TABEL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283
Validitas Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
284
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
286
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
287
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
288
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
291
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
292
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
294
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
295
Validitas Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
299
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
301
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
302
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
303
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
304
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
305
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
306
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
307
Reliabilitas Siklus I
Reliabilitas Siklus II
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.875 .895 21
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.897 .896 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
308
HASIL PENGHITUNGAN INDEKS KESUKARAN (IK)
SOAL HASIL BELAJAR SIKLUS I DAN SIKLUS II
IK Soal Siklus 1 IK Soal Siklus 2
1. Soal nomor 1 =
= 0,97 (Mudah)
2. Soal nomor 2 =
= 1 (Mudah)
3. Soal nomor 3 =
= 0,83 (Mudah)
4. Soal nomor 4 =
= 0,97 (Mudah)
5. Soal nomor 5 =
= 0,9 (Mudah)
6. Soal nomor 6 =
= 0,8 (Mudah)
7. Soal nomor 7 =
= 0,93 (Mudah)
8. Soal nomor 8 =
= 0,73 (Mudah)
9. Soal nomor 9 =
= 0,83 (Mudah)
10. Soal nomor 10 =
= 0,9 (Mudah)
11. Soal nomor 11 =
= 0,97 (Mudah)
12. Soal nomor 12 =
= 0,8 (Mudah)
13. Soal nomor 13 =
= 0,8 (Mudah)
14. Soal nomor 14 =
= 0,77 (Mudah)
15. Soal nomor 15 =
= 0,9 (Mudah)
16. Soal nomor 16 =
= 0,73 (Mudah)
17. Soal nomor 17 =
= 0,97 (Mudah)
18. Soal nomor 18 =
= 0,9 (Mudah)
19. Soal nomor 19 =
= 0,97 (Mudah)
20. Soal nomor 20 =
= 0,87 (Mudah)
21. Soal nomor 21 =
= 0,9 (Mudah)
22. Soal nomor 22 =
= 0,87 (Mudah)
23. Soal nomor 23 =
= 0,93 (Mudah)
24. Soal nomor 24 =
= 0,40 (Sedang)
25. Soal nomor 25 =
= 0,9 (Mudah)
26. Soal nomor 26 =
= 0,5 (Sedang)
27. Soal nomor 27 =
= 0,7 (Sedang)
28. Soal nomor 28 =
= 0,73 (Mudah)
29. Soal nomor 29 =
= 0,9 (Mudah)
30. Soal nomor 30 =
= 0,8 (Mudah)
1. Soal nomor 1 =
= 1 (Mudah)
2. Soal nomor 2 =
= 1 (Mudah)
3. Soal nomor 3 =
= 1 (Mudah)
4. Soal nomor 4 =
= 0,93 (Mudah)
5. Soal nomor 5 =
= 0,97 (Mudah)
6. Soal nomor 6 =
= 0,87(Mudah)
7. Soal nomor 7 =
= 0,8 (Mudah)
8. Soal nomor 8 =
= 0,97 (Mudah)
9. Soal nomor 9 =
= 0,9 (Mudah)
10. Soal nomor 10 =
= 0,87(Mudah)
11. Soal nomor 11 =
= 0,87 (Mudah)
12. Soal nomor 12 =
= 0,83 (Mudah)
13. Soal nomor 13 =
= 0,97 (Mudah)
14. Soal nomor 14 =
= 1 (Mudah)
15. Soal nomor 15 =
= 1 (Mudah)
16. Soal nomor 16 =
= 0,87 (Mudah)
17. Soal nomor 17 =
= 0,7 (Sedang)
18. Soal nomor 18 =
= 0,77 (Mudah)
19. Soal nomor 19 =
= 0,87 (Mudah)
20 Soal nomor 20 =
= 0,93 (Mudah)
21. Soal nomor 21 =
= 0,77 (Mudah)
22. Soal nomor 22 =
= 0,9 (Mudah)
23. Soal nomor 23 =
= 0,8 (Mudah)
24. Soal nomor 24 =
= 0,9 (Mudah)
25. Soal nomor 25 =
= 0,8 (Mudah)
26. Soal nomor 26 =
= 0,67 (Sedang)
27. Soal nomor 27 =
= 0,87(Mudah)
28. Soal nomor 28 =
= 0,77 (Mudah)
29. Soal nomor 29 =
= 0,77 (Mudah)
30. Soal nomor 30 =
= 0,77 (Mudah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
309
TABEL KOEFISIEN R
n Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
N Taraf Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 50 0,226 0,345
4 0,95 0,99 28 0,374 0,478 60 0,254 0,33
5 0,878 0,959 29 0,367 0,47 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 31 0,355 0,436 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,22 0,286
9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,27
11 0,602 0,735 35 0,334 0,43 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 120 0,176 0,23
14 0,532 0,661 38 0,32 0,413 150 0,159 0,21
15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 170 0,148 0,194
16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148
18 0,468 0,59 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,06 0,105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
310
21 0,433 0,549 45 0,294 0,38 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,07 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
311
LAMPIRAN 8
DATA NILAI KONDISI
AWAL DAN SETELAH
TINDAKAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
312
Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester Gasal
Kelas IV (empat) A
SD Negeri Jetis Bantul
No Nama Siswa KKM
(75)
Nilai
1 MB 75 70
2 RJ 75 85
3 ARD 75 50
4 MMR 75 85
5 DWP 75 80
6 TYA 75 70
7 SKMD 75 80
8 DAGN 75 85
9 DRT 75 83
10 BY 75 70
11 AAS 75 65
12 ANKA 75 75
13 FKRS 75 70
14 NA 75 80
15 AID 75 72
16 GVR 75 82
17 TBM 75 88
18 VR 75 85
19 SSR 75 79
20 FA 75 80
21 FIG 75 74
22 RAFR 75 70
23 GFA 75 88
24 PTR 75 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
313
25 ZFI 75 50
26 WNA 75 65
27 FRC 75 85
28 SRA 75 70
29 RR 75 85
30 ZZZ 75 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
314
Hasil Rekap Nilai Hasil Belajar Siswa
No Nama Kondisi
Awal
Setealah Tindakan
Siklus I Siklus II
Nilai
Ketuntasan
Nilai
Ketuntasan
Lulus
KKM
Tidak
Lulus
KKM
Lulus
KKM
Tidak
Lulus
KKM
1. MB 70 70 √ 73,3 √
2. RJ 85 96,7 √ 93,3 √
3. ARD 50 43,3 √ 60 √
4. MMR 85 86,7 √ 90 √
5. DWP 80 76,7 √ 86,7 √
6. TYA 70 80 √ 86,7 √
7. SKMD 80 96,7 √ 83,3 √
8. DAGN 85 90 √ 90 √
9. DRT 83 50 √ 83,3 √
10. BY 70 76,7 √ 80 √
11. AAS 65 53,3 √ 83,3 √
12. ANKA 75 73,3 √ 83,3 √
13. FKRS 70 73,3 √ 83,3 √
14. NA 80 93,3 √ 96,7 √
15. AID 72 70 √ 80 √
16. GVR 82 86,7 √ 90 √
17. TBM 88 90 √ 93,3 √
18. VR 85 96,7 √ 90 √
19. SSR 79 76,7 √ 80 √
20. FA 80 80 √ 86,7 √
21. FIG 74 73,3 √ 80 √
22. RAFR 70 76,7 √ 90 √
23. GFA 88 90 √ 90 √
24. PTR 60 36,7 √ 70 √
25. ZFI 50 63,3 √ 63,3 √
26. WNA 65 100 √ 100 √
27. FRC 85 96,7 √ 96,7 √
28. SRA 70 96,7 √ 100 √
29. RR 85 96,7 √ 96,7 √
30 ZZZ 80 66,7 √ 80 √
31. MIAA 50 √ 66,7 √
Jumlah 2261 2406,9 19 12 2626,6 26 5
Rata-rata 70,1 78,6 88,6
Presentase
(KKM = 75) 66,7% 83,8% 96,8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
315
LAMPIRAN 9
CONTOH HASIL
EVALUASI SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
316
Soal Hasil Belajar Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
317
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
318
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
319
Soal Hasil Belajar Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
320
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
321
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
322
Hasil Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
323
Lembar Kuesioner Kedisiplinan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
324
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
325
LAMPIRAN 10
HASIL WAWANCARA
GURU KELAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
326
Hasil Wawancara dengan Guru Kelas IV
1. Bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas IV?
Jawab : “Proses pembelajaran di kelas IV pada semester awal
berlangsung dengan baik, hanya saja materi tentang perkalian itu anak-
anak masih ada yang bingung tentang konsep perkalian 2 + 2 + 2 itu 2x3
atau 3x2. Maka dari itu saya harus memperjelas lagi konsepnya, untuk
materi pembagian anak-anak terkadang masih salah dalam melakukan
pengurangan.”
2. Bagaimana cara Bapak untuk memperjelas konsep perkalian dan
pembagian?
Jawab : “Cara saya untuk memperjelas konsep perkalian dan pembagian
itu biasanya saya menggunakan media berupa tabel perkalian, medianya
bisa saya gunakan untuk memperjelas materi pembagian, selain itu saya
biasa menggunakan contoh kegiatan sehari-hari yang dapat berhubungan
dengan konsep perkalian dan pembagian.”
3. Media apa yang Bapak gunakan untuk memperjelas materi?
Jawab : “Ya media yang saya gunakan untuk memperjelas materi tabel
perkalian lagi, karena pasti pembagian juga ada hubungannya dengan
perkalian.”
4. Menurut Bapak, bagaimana kedisiplinan siswa di kelas IV A ini dalam
mengikuti pembelajaran matematika?
Jawab : “Anak-anak disini sebetulnya sulit diperingatkan, terkadang
ketika pelajaran sedang berlangsung itu ada anak yang lupa bawa PR,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
327
tidak membawa buku paket, jalan-jalan di kelas mengganggu temannya,
kalau saya pas di kantor atau melihat kelas sebelah itu banyak anak-anak
yang kelar kelas tanpa ijin.”
5. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV A ini pada mata pelajaran
matematika?
Jawab : “Untuk nilai pada mata pelajaran matematika itu lumayan banyak
yang mendapat nilai mencapai KKM, hanya saja mereka masih perlu
dituntun sambil diingatkan dalam mengerjakan.”
6. Berapa banyak siswa yang mendapatkan nilai matematika dibawah KKM?
Jawab : “Kurang lebih ada 10 anak.”
7. Apa penyebab anak tidak paham terhadap materi perkalian dan
pembagian?
Jawab : “Yang membuat anak tidak mudah memahami materi perkalian
dan pembagian adalah anak-anak terkadang salah konsep tentang
perkalian sehingga terbalik, terkadang menghitungnya juga masih
terburu-buru, untuk materi pembagian anak-anak masih bingung
menggunakan cara poro gapit, sehingga mereka masih menggunakan cara
dikurangi.”
8. Pendekatan apa yang yang bapak gunakan dalam proses pembelajaran di
kelas IV?
Jawab : “Saya biasa tidak menggunakan pendekatan, hanya saja dalam
pembelajaran menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
328
LAMPIRAN 11
FOTO-FOTO KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
329
LAMPIRAN FOTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
330
LAMPIRAN 12
RIWAYAT HIDUP
PENULIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
331
Daftar Riwayat Hidup
Maria Yusinta Rijayanti adalah anak kedua dari
pasangan Bapak FX. Paridjo dan Anastasya Karyanti.
Lahir di Bantul pada tangga 22 April 1995. Pendidikan
pertama mulai dari TK PKK Kartini Tirtonirmolo,
Kasihan Bantul tahun 2000-2002. Penulis melanjutkan
jenjang pendidikannya di Sekolah Dasar Yayasan Kanisius Padokan tahun 2002-
2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya ke jenjang Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Kasihan pada tahun 2007-20010. Setelah
lulus dari Sekolah Menengah Pertama, peneliti melanjutkan pendidikannya ke
jenjang Sekolah Menengah Kejuruan dengan mengambil jurusan Administrasi
Perkantoran di SMK Marsudi Luhur 1 pada tahun 2010-2013.
Kemudian peneliti melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2013. Penulis
melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Meningkatkan
Kedisiplinan dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran Matematika
Menggunakan Pendekatan Kontekstual di SD Negeri Jetis Bantul.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI