Mengidentifikasi Desa Tertinggal
-
Upload
serlincesanit -
Category
Documents
-
view
124 -
download
5
description
Transcript of Mengidentifikasi Desa Tertinggal
-
Mengidentifikasi Desa Tertinggal, Desa Terpencil dan Pulau-Pulau Terpencil (Studi Kasus Pada Desa Sidoluhur, Kecamatan Lawang-Kab. Malang)
PERENCANAAN PERDESAAN
Di Susun Oleh: Andre Nurrohman (1324047)
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2014
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah ( RPJM ) Nasional tahun 2004-2009 digambarkan bahwa
kesenjangan pembangunan antar daerah masih lebar, seperti:
antara Jawa Luar Jawa,
antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) Kawasan Timur Indonesia (KTI), serta
antara kota desa.
Untuk dua konteks pertama, ketimpangan telah berakibat langsung pada
munculnya semangat kedaerahan yang pada titik yang paling ekstrim, muncul
dalam bentuk upaya-upaya separatis. Sedangkan untuk konteks yang ketiga
kesenjangan antara desa dan kota disebabkan oleh investasi ekonomi
(infrastruktur dan kelembagaan) yang cenderung terkonsentrasi di daerah
perkotaan. Akibatnya, kota mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sedangkan
wilayah perdesaan relatif tertinggal.
Ketertinggalan tingkat kemajuan wilayah perdesaan juga disebabkan oleh
masih rendahnya produktivitas dan kualitas petani dan pertanian, terbatasnya
akses petani terhadap sumber daya permodalan, serta rendahnya kualitas dan
kuantitas infrastruktur pertanian dan perdesaan. Akibatnya kesejahteraan
masyarakat di perdesaan, yang mencakup sekitar 60 persen penduduk Indonesia,
khususnya petani masih sangat rendah tercermin dari julah pengangguran dan
jumlah penduduk miskin yang lebih besar dibandingkan perkotaan.
1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran
1.2.1. Maksud
Kegiatan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-
Pulau Kecil memiliki maksud mendapatkan daftar lokasi desa terpencil, desa
tertinggal dan pulau-pulau kecil yang diindikasikan pada suatu Kabupaten/Kota
yang telah ditentukan sebelumnya.
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 3
1.2.2. Tujuan
Kegiatan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-
Pulau Kecil bertujuan untuk memudahkan pemrograman penanganan pada
tahapan selanjutnya pada desa terpencil, desa tertinggal dan pulau-pulau yang
diindikasikan dalam daftar lokasi.
1.2.3. Sasaran
Sasaran (goals) Kegiatan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa
Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil yaitu:
Tersusunnya daftar lokasi desa sesuai dengan urutan prioritas berawal
dari lokasi-lokasi paling rawan yang perlu segera ditangani.
Terstrukturnya penanganan Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-
Pulau Kecil sesuai prioritas.
1.3. Lingkup Kajian
Lingkup substansi kajian yang akan dilakukan dalam Kegiatan Identifikasi
Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil meliputi :
1. Persiapan
2. Inventarisir dan Review Kebijakan Nasional
3. Penetapan Definisi dan Parameter secara kualitatif dan kuantitatif
4. Identifikasi Deliniasi dan Inventarisasi desa-desa
5. Konfirmasi desa teridentifikasi
6. Analisa Kawasan Perencanaan
Penilaian (Scoring)
Pengelompokan Tipologi
Identifikasi Potensi & Permasalahan Desa
7. Penetapan Prioritas Penanganan
8. Penyusunan Skenario & Strategi Penanganan berdasarkan Tipologi
9. Menetapkan Lembaga/Instansi yang berwenang melakukan penanganan
10. Menyusun Daftar Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-
Pulau Kecil.
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 4
1.4. Pengertian
1.4.1. Definisi
Dalam Kegiatan Identifikasi Lokasi Kawasan Tertinggal, Daerah
Terpencil dan Pulau-Pulau Kecil yang dimaksud dengan:
Identifikasi adalah usaha mengenali dengan pertimbangan/kriteria
tertentu.
Lokasi adalah batasan wilayah dengan deliniasi tertentu.
Identifikasi Lokasi adalah usaha menetapkan wilayah dengan deliniasi
tertentu sesuai dengan pertimbangan/kriteria tertentu.
Sehingga yang dimaksud dengan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa
Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil merupakan suatu studi/kajian sebagai upaya
penetapan lokasi-lokasi yang termasuk dalam kriteria dan parameter Desa
Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil yang telah ditetapkan sesuai
Kebijakan-Kebijakan Nasional.
1.5. Dasar Kebijakan
Dasar Kebijakan Nasional yang dijadikan acuan kajian dalam Identifikasi
Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil antara lain yaitu:
Peraturan Presiden No: 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah ( RPJM ) Nasional tahun 2004-2009
Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal No:
001/KEP/M-PDT/II/2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah
Tertinggal
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No: 41 tahun 2000 tentang
Pedoman umum Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Yang Berkelanjutan Dan
Berbasis Masyarakat.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No: Kep.67/Men/2002
tentang Perubahan Lampiran Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No 41
tahun 2000 tentang Pedoman umum Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Yang
Berkelanjutan Dan Berbasis Masyarakat.
RTRWK (Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota)
RPJMK (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten/Kota)
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 5
Strada PDT-K (Strategi Daerah Pembangunan Daerah Tertinggal
Kabupaten/Kota)
1.6. Pendekatan, Kebijakan dan Strategi
1.6.1. Pendekatan
Pelaksanaan Kajian Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal
dan Pulau-Pulau Kecil dilakukan dengan dua arah pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan perencanaan Top-down merupakan arah perencanaan yang
bergerak dari atas bergerak ke bawah. Pendekatan dari atas harus dilakukan
terutama pada kegiatan review dan acuan kebijakan yang telah ditetapkan terkait
dengan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau
Kecil.
2. Pendekatan perencanaan Bottom-Up adalah konsep perencanaan dengan
aspirasi yang muncul dari bawah. Pendekatan dari bawah harus dilakukan
terutama pada kegiatan identifikasi karakteristik permasalahan dan potensi tiap
lokasi. Dengan demikian, maka gambaran karakteristik yang diperoleh merupakan
hasil yang valid, akurat, dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 6
BAB II
KRITERIA DESA TERTINGGAL
2.1 Definisi Desa Tertinggal
Dalam kegiatan ini, yang dimaksud dengan Desa Tertinggal merupakan
Kawasan Perdesaan yang ketersediaan Sarana dan Prasarana Dasar Wilayahnya
kurang/tidak ada (tertinggal) sehingga menghambat pertumbuhan/perkembangan
kehidupan masyarakatnya dalam bidang ekonomi (kemiskinan) dan bidang
pendidikan (keterbelakangan).
2.2 Kriteria Desa Tertinggal
Atas dasar definisi yang ditetapkan di atas, Kriteria untuk menentukan
(mengindikasikan) Desa Tertinggal dalam kegiatan ini yaitu:
Daerah perdesaan (unit administratif desa)
Prasarana Dasar Wilayah Kurang/Tidak Ada:
o Air Bersih,
o Listrik,
o Irigasi
Sarana Wilayah Kurang/Tidak Ada:
o Sarana Ekonomi: (Pasar, Pertokoan, PKL, Industri)
o Sarana Sosial: (Kesehatan dan Pendidikan)
o Sarana Transportasi: (Terminal, Stasiun, Bandara, dll)
Perekonomian masyarakat rendah (Miskin/Pra Sejahtera)
Tingkat Pendidikan Rendah (Terbelakang/Pendidikan kurang dari 9 tahun)
Produkitivitas Masyarakat Rendah (Pengangguran pada usia produktif)
2.3 Parameter Desa Tertinggal Berdasarkan Kriteria
Untuk Desa tertinggal, penetapan Parameter sebagai indikator kuantitatif
untuk tiap Kriteria yang bersifat kualitatif yaitu:
1. Kawasan Permukiman
Kriteria: Kawasan perdesaan Parameter: Unit Administratif Desa
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 7
2. Prasarana Dasar Wilayah
Kriteria: Jaringan Air Bersih
Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari (
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 8
1. Kawasan Permukiman
Kriteria: Kawasan perdesaan Parameter: Unit Administratif Desa
2. Prasarana Dasar Wilayah
Kriteria: Jaringan Air Bersih
o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3
Kriteria: Jaringan Listrik
Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3
Kriteria: Jaringan Irigasi
o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3
3. Sarana Wilayah
Kriteria: Sarana Ekonomi (Pasar, Pertokoan, PKL, dll)
o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3
Kriteria: Sarana Industri (Industri RT, Industri Menengah, Industri
Besar)
Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3
Kriteria: Sarana Kesehatan (RSD, Puskemas, Pustu, dll)
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 9
o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya:
3
Kriteria: Sarana Pendidikan (TK, SD, SMP, SMU)
o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya:
3
Kriteria: Sarana transportasi (Terminal, Stasiun)
o Parameter: Pelayanan terhadap Luas Kawasan kurang dari () 50%, Nilainya: 3
4. Kondisi Kehidupan Masyarakat
Kriteria: Perekonomian masyarakat
o Parameter: Jumlah Penduduk Miskin lebih dari (>) 50 %, Nilainya: 1
o Jumlah Penduduk Miskin antara 25% - 50 %, Nilainya: 2
o Jumlah Penduduk Miskin kurang dari (
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 10
BAB III
IDENTIFIKASI WILAYAH
3.1 Identifikasi Wilayah Provinsi Jawa Timur
Jawa Timur terletak di bagian timur Pulau Jawa dengan ibukota Surabaya.
Wilayah Jawa Timur membentang antara 1110 BT 114 4 BT dan 7 12 LS
8 48 LS. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di
timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah
Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta
sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia. Dengan wilayah
terluas di Pulau Jawa (47.963 Km2), Provinsi Jawa Timur dihuni oleh 37.687.622
jiwa (2011) yang merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak kedua di
Indonesia setelah Jawa Barat.
3.1.1 Identifikasi Jumlah Penduduk Jawa Timur
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk
Jawa Timur Tahun 2007-2010
Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id
Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kota Surabaya, diikuti oleh
Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Ketiga daerah ini mempunyai jumlah
penduduk di atas 2 juta jiwa. Secara kesleuruhan, kepadatan penduduk di Jatim
berkisar 780 jiwa per km2.
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 11
3.1.2 Idetifikasi Jumlah Sekolah Dasar di Jawa Timur
Tabel 3.2
Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Dasar
Jawa Timur Tahun 2010
Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id
Dengan wilayah yang cukup besar dan jumlah penduduk yang besar pula,
Kabupaten Malang mempunyai jumlah sekolah dasar paling banyak di Jawa
Timur. Meski demikian, jumlah murid dan guru SD yang terbesar adalah di Kota
Surabaya. Sebaliknya, Kota Mojokerto mempunyai jumlah murid dan guru paling
sedikit di Jawa Timur. Rasio jumlah murid SD per satu guru SD di Jawa
Timursecara rata-rata berada di kisaran 14.
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 12
3.1.3 Identifikasi Angka Melek Huruf di Jawa Timur
Tabel 3.3
Jumlah Angka Melek Huruf
Jawa Timur Tahun 2010
Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id
Angka melek huruf secara kumulatif di Jawa Timur ternyata tidak terlalu
tinggi, yaitu hanya di kisaran 88%, bahkan apabila dibandingkan dengan kawasan
Timur Indonesia seperti Maluku dan Papua Barat ternyata justru lebih rendah.
3.1.4 Produk Domestik Bruto di Jawa Timur
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 13
Diagram 3.1
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (2010)
Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id
Perekonomian Provinsi Jawa Timur lebih didominasi oleh sektor
perdagangan serta sektor industry pengolahan. Kontribusi sektor perdagangan,
hotel dan restoran adalah yang tertinggi mencapai 29% atau setara dengan Rp229
triliun, diikuti oleh sektor industri pengolahan yang mencapai 27% atau setara
dengan Rp214 triliun. Total PDRB Jawa Timur yang mencapai kisaran Rp800
triliun memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada perekonomian
nasional, yakni mencapai 14,8%. Sebagaimana daerah Jawa lainnya, meskipun
sektor primer dari pertanian memberikan sumbangan yang cukup besar, namun
tidak sebesar sektor industri.
3.1.5 Produksi Perikanan Darat di Jawa Timur
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 14
Tabel 3.4
Produksi dan Nilai Produksi Ikan Darat dan Ikan Laut
Tahun 2009
Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id
Untuk produksi perikanan darat, maka daerah yang cukup dominan adalah
Kabupaten Sidoarjo dan Gresik serta Lamongan, sementara untuk ikan laut sangat
didominasi oleh Kabupaten Sumenep yang produksinya mencapai lebih dari 500
ribu ton dengan nilai produksi mencapai Rp1,6 triliun.
3.1.6 Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Timur
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 15
Tabel 3.5
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Jawa Timur Tahun 2007-2009
Sumber: SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Jawa Timur Dalam Angka 2007 2010, BPS www.jatimprov.go.id
Dari segi jumlah maupun persentase jumlah penduduk miskin di Jatim
mengalami penurunan dari tahun 2009 ke tahun 2010. Tingkat kemiskinan pada
tahun 2010 mencapai 14,87% dengan jumlah penduduk miskin mencapai lebih
dari 5,5 juta jiwa. Persentase kemiskinan di Kota Batu adalah yang paling rendah,
yaitu hanya 5,1% penduduk yang berstatus miskin. Tingkat kemiskinan tertinggi
terdapat di Kabupaten Sampang yang mencapai angka lebih dari 32%.
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 16
Peta 3.1
Penggunaan Lahan Provinsi Jawa Timur
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 17
3.2 Identifikasi Kabupaten Malang
3.2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik
Secara administratif, Kabupaten Malang termasuk dalam wilayah Propinsi
Jawa Timur. Secara geografis, terletak pada 112 17' 10,90" sampai dengan 112
57' 00" Bujur Timur dan 7 44' 55,11" sampai dengan 8 26' 35,45" Lintang
Selatan. Batas administratif Kabupaten Malang adalah sebagai berikut :
Sebelah utara : Kabupaten Jombang, Mojokerto dan Pasuruan
Sebelah selatan : Samudera Indonesia
Sebelah barat : Kabupaten Blitar dan Kediri
Sebelah timur : Kabupaten Lumajang dan Probolinggo
Kabupaten Malang mencakup 33 kecamatan dengan luas wilayah
keseluruhan 3347,87 km2. dikelilingi oleh gunung /pegunungan Arjuno,
Anjasmoro, Kelud, Bromo, Semeru dan Tengger.
Kondisi iklim Kabupaten Malang menunjukan nilai kelembaban tertinggi
adalah 90.74 % yang jatuh pada bulan Desember, sedangkan nilai kelembaban
terendah jatuh pada bulan Mei, rata-rata berkisar pada 87.47 %. Suhu rata-rata
26.1 28.3 C dengan suhu maksimal 32.29 C dan minimum 24.22 C. Rata-rata
kecepatan angin di empat stasiun pengamat antara 1,8 sampai dengan 4,7 km/jam.
Kecepatan angin terendah yakni berkisar pada 0.55 km/jam umumnya jatuh pada
bulan Nopember dan tertinggi yakni 2.16 km/jam jatuh pada bulan September.
Curah hujan rata-rata berkisar antara 1.800 3.000 mm per tahun, dengan hari
hujan rata-rata antara 54 117 hari/tahun.
Topografi kabupaten Malang terdiri dari:
Kelerengan 0-2% yang meliputi kecamatan Bululawang, Gondanglegi,
Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran dan Pakisaji
Kelerengan 2-15% yang meliputi kecamatan Singosari, Lawang,
Karangploso, Dau, Pakis, bampit, Sumberpucung, Kromengan, Pagak,
Kalipare, Donomulyo, Bantur, Ngajum dan Gedangan
Kelerengan 15-40% yang meliputi kecamatan Sumbermanjing Wetan, Wagir,
dan Wonosari)
Dan kelerengan 40% meliputi kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon,
Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampelgading dan Tirtoyudo.
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 18
3.2.2 Jumlah Kelurahan di Kabupaten Malang
Tabel 3.6
Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa
Tahun 2011
No Nama Kecamatan Jumlah
Kelurahan/Desa
Luas Wilayah
(Ha) (%) thd total
1 DONOMULYO 10 Desa 17.535 4,96%
2 KALIPARE 9 Desa 13.215 3,74%
3 PAGAK 8 Desa 9.010 2,55%
4 BANTUR 10 Desa 17.575 4,97%
5 GEDANGAN 8 Desa 17.000 4,81%
6 SUMBER MANJING WETAN 15 Desa 27.160 7,68%
7 DAMPIT 11 Desa/1 Kel 14.895 4,21%
8 TIRTOYUDO 13 Desa 22.651 6,41%
9 AMPELGADING 13 Desa 20.044 5,67%
10 PONCOKUSUMO 17 Desa 22.250 6,29%
11 WAJAK 13 Desa 12.485 3,53%
12 TUREN 15 Desa/2 Kel 6.420 1,82%
13 BULULAWANG 14 Desa 5.195 1,47%
14 GONDANGLEGI 14 Desa 6.985 1,98%
15 PAGELARAN 10 Desa 4.015 1,14%
16 KEPANJEN 14 Desa/4 Kel 5.660 1,60%
17 SUMBERPUCUNG 7 Desa 4.138 1,17%
18 KROMENGAN 7 Desa 4.452 1,26%
19 NGAJUM 9 Desa 6.624 1,87%
20 WONOSARI 8 Desa 6.191 1,75%
21 WAGIR 12 Desa 7.709 2,18%
22 PAKISAJI 12 Desa 4.465 1,26%
23 TAJINAN 12 Desa 4.032 1,14%
24 TUMPANG 15 Desa 6.480 1,83%
25 PAKIS 15 Desa 6.481 1,83%
26 JABUNG 15 Desa 12.680 3,59%
27 LAWANG 10 Desa/ 2 Kel 7.165 2,03%
28 SINGOSARI 14 Desa/ 3 Kel 12.244 3,46%
29 KARANGPLOSO 9 Desa 7.115 2,01%
30 D A U 10 Desa 5.775 1,63%
31 PUJON 10 Desa 12.095 3,42%
32 NGANTANG 13 Desa 15.195 4,30%
33 KASEMBON 6 Desa 8.550 2,42%
Total 378 Desa/12 Kelurahan 353.486 100,00%
Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2012
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 19
3.2.3 Data Perekonomian Umum Kabupaten Malang
Tabel 3.7
Data Perekonomian Umum
Tahun 2008-2012
No Deskripsi Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1
PDRB harga konstan
(struktur
perekonomian Rp)
24,698,863.17 27,754,389.82 31,390,584.51 37,588,304.37 -
2
Pendapatan
perkapita Kabupaten
(Rp)
13,035,088.46 13,718,799.10 14,578,967.81 16,199,262.34 -
3
Upah Minimum
Regional Kabupaten
(Rp)
802.000 954.500 1.000.005 1.077.600 -
4 Inflasi (%) 7.61 5.37 6.43 6.47 -
5 Pertumbuhan
Ekonomi (%) 5.76 5.25 6.27 7.43 -
Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka, 2012
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 20
3.2.4 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Malang
Tabel 3.8
Fasilitas Pendidikan
Tahun 2011
No Nama Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan
SD/Sederajat SMP/Sederajat SMU/Sederajat
1 Donomulyo 47 12 4
2 Kalipare 53 13 1
3 Pagak 35 7 2
4 Bantur 51 14 2
5 Gedangan 39 12 5
6 Sumber Manjing Wetan 70 22 4
7 Dampit 64 20 6
8 Tirtoyudo 39 18 2
9 Ampelgading 37 14 2
10 Poncokusumo 68 17 5
11 Wajak 57 10 4
12 Turen 69 20 12
13 Bululawang 42 18 11
14 Gondanglegi 49 24 17
15 Pagelaran 39 18 5
16 Kepanjen 53 17 16
17 Sumberpucung 34 11 6
18 Kromengan 24 9 4
19 Ngajum 37 11 3
20 Wonosari 32 6 1
21 Wagir 39 9 3
22 Pakisaji 40 13 4
23 Tajinan 36 9 4
24 Tumpang 45 13 6
25 Pakis 53 12 4
26 Jabung 45 15 4
27 Lawang 50 17 6
28 Singosari 64 20 7
29 Karangploso 30 9 6
30 D A U 27 8 3
31 Pujon 41 9 4
32 Ngantang 41 11 3
33 Kasembon 23 6 2
Total 1473 444 168
Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2012
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 21
3.2.5 Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Malang
Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Malang pada tahun 2011 sejumlah
155.755 KK yang tersebar merata di seluruh Kecamatan. Daerah yang memiliki
jumlah KK miskin terbesar adalah Kecamatan Poncokusumo 7907 KK dan yang
terkecil di Kecamatan Wagir 2420 KK. Secara lengkap dapat dilihat dalam table
di bawah ini.
Tabel 3.9
Jumlah Penduduk Miskin
Tahun 2011
No Nama Kecamatan Jumlah keluarga
Miskin (KK) No Nama Kecamatan
Jumlah keluarga
Miskin (KK)
1 Donomulyo 4.035 18 Kromengan 2.470
2 Kalipare 3.890 19 Ngajum 3.037
3 Pagak 3.362 20 Wonosari 3.399
4 Bantur 4.266 21 Wagir 2.420
5 Gedangan 2.503 22 Pakisaji 3.409
6 Sumber Manjing
Wetan 4.562 23 Tajinan 4.958
7 Dampit 7.375 24 Tumpang 7.071
8 Tirtoyudo 4.281 25 Pakis 8.581
9 Ampelgading 3.986 26 Jabung 6.690
10 Poncokusumo 7.907 27 Lawang 4.384
11 Wajak 5.584 28 Singosari 7.207
12 Turen 6.696 29 Karangploso 4.430
13 Bululawang 4.568 30 D A U 2.716
14 Gondanglegi 5.240 31 Pujon 5.033
15 Pagelaran 4.259 32 Ngantang 5.332
16 Kepanjen 5.453 33 Kasembon 3.469
17 Sumberpucung 3.172 Total 155.745
Sumber: Kabupaten Malang Dalam Angka, 2012
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 22
Peta 3.2
Batas Administratif Kabupaten Malang
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 23
3.3 Identifikasi Kecamatan Lawang
Kecamatan Lawang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten
Malang dari 33 Kecamatan yang terletak di bagian utara yang berjarak 20 Km
dari Kota Malang dan merupakan pintu gerbang atau masuk wilayang Malang
Raya.
3.3.1 Keadaan Geografis
Kecamatan Lawang mempunyai luas wilayah 6.823 Ha, dengan rincian
sebagai berikut :
1. Hutan : 1023,45 Ha
2. Perkebunan : 1705,75 Ha
3. Persawahan : 1364,6 Ha
4. Pemukiman : 2046,9 Ha
5. Lain-Lain : 682,3 Ha
3.3.2 Batas Wilayah
Di Kecamatan ini terdapat sepuluh desa dan dua kelurahan. Adapun batas
batas administratif wilayah Kecamatan Lawang adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan;
Sebelah Timur : Kec. Purwodadi, Kab. Pasuruan dan Kec. Jabung,
Kab.Malang
Sebelah Barat : Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang;
Sebelah Selatan : Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Dari segi administrasi, wilayah Kecamatan Lawang terbagi menjadi sepuluh
desa dan dua kelurahan, antara lain :
Kelurahan Lawang
Kelurahan Kalirejo
Desa Ketindan
Desa Wonorejo
Desa Turirejo
Desa Sumber Porong
Desa Mulyoarjo
Desa Sumberngepoh
Desa Bedali
Desa Sidodadi
Desa Srigading
Desa Sidoluhur
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 24
Luas desa dan kelurahan yang berada di Kecamatan Lawang terlihat pada
tabel 3.10 berikut :
Tabel 3.10
Luas Desa dan Kelurahan
Kecamatan Lawang 2012
Sumber : KDA Lawang 2010
3.3.3 Fasilitas Pemukiman
Data jumlah rumah di Kecamatan Lawang menunjukkan bahwa sudah
banyak jumlah rumah permanen yakni mencapai 21524 unit, sedangkan jumlah
rumah non permanen mencapai 2563 unit. Untuk lebih jelas lihat tabel 1.11
berikut .
No. Desa / Kel.
Luas
Wilayah
(Ha)
1 Lawang 236
2 Kalirejo 400
3 Ketindan 558
4 Wonorejo 631
5 Turirejo 375
6 Sumber Porong 292
7 Mulyoarjo 228
8 Sumberngepoh 709
9 Bedali 604
10 Sidodadi 695
11 Srigading 1103
12 Sidoluhur 972
Jumlah 6823
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 25
Tabel 3.11
Jumlah Perumahan Kecamatan Lawang
Tahun 2010
Sumber : KDA Lawang 2010
3.3.4 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Lawang tahun 2010 berjumlah 128
unit yang terdiri dari TK 52 unit, SD 55 unit, SMP 14 unit, SMA 7 unit,
perguruan tinggi 3 unit, SLB 2 unit, Pondok Pesantren 19, Madrasah Diniah 17,
dan Seminari 11 unit. Untuk lebih jelas lihat tabel 1.12 di bawah ini.
No. Nama
Desa/Kelurahan
Jumlah Rumah Menurut Kualitas Bangunan (Unit)
Jumlah
Permanen Bukan
Permanen
1 Lawang 3.027 302 3.329
2 Kalirejo 3.265 127 3.392
3 Ketindan 1.424 107 1.531
4 Wonorejo 1.418 175 1.593
5 Turirejo 1.516 114 1.630
6 Sumber Porong 1.295 17 1.312
7 Mulyoarjo 1.229 117 1.346
8 Sumber Ngepoh 1.031 275 1.306
9 Bedali 3.176 305 3.481
10 Sidodadi 2.230 146 2.376
11 Srigading 904 528 1.432
12 Sidoluhur 1.009 350 1.359
Jumlah 21.524 2.563 24.087
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 26
Tabel 3.11
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Kecamatan Lawang Tahun 2010
Sumber : KDA Lawang 2010
3.3.5 Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk di Kecamatan Lawang pada tahun 2006 berjumlah
92.636 jiwa, dengan jumlah laki-laki 44.502 jiwa, dan perempuan dengan jumlah
48.134 jiwa. Tahun 2007 jumlah penduduk 95.733 jiwa, dengan jumlah laki-laki
46.091 jiwa, dan perempuan dengan jumlah 49.642 jiwa. Tahun 2010 jumlah
penduduk 91.323 jiwa, dengan jumlah laki-laki 45.301 jiwa, dan perempuan
dengan jumlah 46.022 jiwa. Untuk lebih jelas lihat tabel 1.12, 1.13, dan 1.14di
bawah ini :
NO. Nama Desa/
Kelurahan TK SD SMP SMA
Perg.
Tinggi
Sekolah
Luar
Biasa
Pondok
Pesantren
Madrasah
Diniyah Seminari
1 Sidoluhur 1 3 1 0 0 0 0 3 3
2 Srigading 1 3 0 0 0 0 0 2 2
3 Sidodadi 3 5 1 0 0 0 1 0 1
4 Bedali 10 6 0 1 1 1 2 1 0
5 Kalirejo 5 4 2 2 0 1 3 1 0
6 Mulyoarjo 2 4 0 0 0 0 0 0 0
7 Sbr. Ngepoh 2 3 1 0 0 0 1 1 0
8 Sbr. Porong 3 4 0 0 0 0 3 0 0
9 Turirejo 4 4 3 1 0 0 6 0 0
10 Lawang 14 10 4 3 2 0 1 0 3
11 Ketindan 3 5 1 0 0 0 2 1 2
12 Wonorejo 4 4 1 0 0 0 0 8 0
Jumlah 52 55 14 7 3 2 19 17 11
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 27
Tabel 3.12
Jumlah Penduduk
Kecamatan Lawang Tahun 2006
Sumber : KDA Lawang 2006
Tabel 3.13
Jumlah Penduduk
Kecamatan Lawang Tahun 2007
Sumber : KDA Lawang 2007
NO. Nama Desa/
Kelurahan
Penduduk (Jiwa)
Laki-
laki Perempuan Jumlah
1 Sidoluhur 2,782 2,838 5,620
2 Srigading 2,368 2,269 4,637
3 Sidodadi 3,510 3,735 7,245
4 Bedali 6,089 7,592 13,681
5 Kalirejo 5,790 6,545 12,335
6 Mulyoarjo 2,637 2,563 5,200
7 Sbr. Ngepoh 1,958 2,087 4,045
8 Sbr. Porong 2,485 2,600 5,085
9 Turirejo 4,234 4,111 8,345
10 Lawang 6,262 7,228 13,490
11 Ketindan 3,274 3,321 6,595
12 Wonorejo 3,113 3,245 6,358
Jumlah 44,502 48,134 92,636
NO. Nama Desa/
Kelurahan
Penduduk (Jiwa)
Laki-
laki Perempuan Jumlah
1 Sidoluhur 2,788 2,847 5,635
2 Srigading 2,371 2,274 4,645
3 Sidodadi 3,557 3,822 7,379
4 Bedali 6,109 7,611 13,720
5 Kalirejo 6,570 7,395 13,965
6 Mulyoarjo 2,703 2,706 5,409
7 Sbr. Ngepoh 2,091 2,056 4,147
8 Sbr. Porong 2,696 2,808 5,504
9 Turirejo 4,249 4,131 8,380
10 Lawang 6,294 7,211 13,505
11 Ketindan 3,297 3,387 6,684
12 Wonorejo 3,366 3,394 6,760
Jumlah 46,091 49,642 95,733
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 28
Tabel 3.13
Jumlah Penduduk
Kecamatan Lawang Tahun 2008
Sumber : KDA Lawang 2010
3.3.6 Jumlah Penduduk Menurut Migrasi
Jumlah Penduduk menurut Perpindahan Penduduk di Kecamatan
Lawang pada tahun 2010, dengan tingkat paling banyak pendatang adalah Desa
Bedali dan tingkat paling banyak penduduk keluar adalah Kelurahan Lawang.
Untuk lebih jelas lihat table 3.14 dibawah ini :
NO. Nama Desa/
Kelurahan
Penduduk (Jiwa)
Laki-
laki Perempuan Jumlah
1 Sidoluhur 2,768 2,853 5,621
2 Srigading 1,995 2,187 4,182
3 Sidodadi 3,680 3,685 7,365
4 Bedali 6,449 6,693 13,142
5 Kalirejo 5,821 5,996 11,817
6 Mulyoarjo 2,769 2,768 5,537
7 Sbr. Ngepoh 2,130 2,070 4,200
8 Sbr. Porong 2,675 2,773 5,448
9 Turirejo 4,054 3,842 7,896
10 Lawang 6,086 6,234 12,320
11 Ketindan 3,403 3,477 6,880
12 Wonorejo 3,471 3,444 6,915
Jumlah 45,301 46,022 91,323
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 29
Tabel 3.14
Jumlah Penduduk Menurut Migras
Kecamatan Lawang Tahun 2010
Sumber : KDA Lawang 2010
No. Nama Desa/
Kelurahan Datang Pergi Jumlah
1 Lawang 111 305 416
2 Kalirejo 92 107 199
3 Ketndan 108 82 190
4 Wonorejo 56 15 71
5 Turirejo 53 82 135
6 Sbr. Porong 85 113 198
7 Mulyoarjo 59 28 87
8 Sbr. Ngepoh 29 32 61
9 Bedali 154 249 403
10 Sidodadi 53 60 113
11 Srigading 6 4 10
12 Sidoluhur 0 0 0
Jumlah 702 1035 1883
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 30
Peta 3.3
Penggunaan Lahan Kecamatan Lawang
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 31
3.4 Identifikasi Desa Siduluhur
Dalam gambaran umum Desa Sidoluhur membahas tentang aspek fisik,
baik itu fisik dasar maupun fisik binaan. Fisik dasar yang tujuannya untuk
mengetahui letak administrasi, topografi, hidrologi geologi dan klimatologi,
sedangkan fisik binaan untuk mengetahui pola penggunaan lahan.
3.4.1 Batas Administrasi
Wilayah Desa Sidoluhur mempunyai luas 972 Ha yang terdiri dari lima
dusun, 12 RW dan 48 RT. Adapun 5 dusun yang ada di Desa Sidoluhur ialah
sebagai berikut :
Dusun Krajan 1
Dusun Krajan 2
Dusun Sumberejo
Dusun Blendongan
Dusun Gunung Tumpuk
Batas administratif wilayah Desa Sidoluhur adalah :
Sebelah Utara : Desa Srigading, Kecamatan Lawang
Sebelah Timur : Desa Kemiri, Kecamatan Jabung
Sebelah Barat : Desa Baturetno, Kecamatan Singosari
Sebelah Selatan : Desa Wonorejo, Kecamatan Sngosari
Jarak pusat pemerintahan Desa Sidoluhur dengan :
Ibu kota Kabupaten/kota : 26 Km
Ibu kota Kecamatan : 9 Km
Lama tempuh ke ibu kota : 1 Jam
Lama tempuh ke ibu kota Kec. : 15 Menit
3.4.2 Topografi
Dari kondisi topografinya wilayah Desa Sidoluhur lebih menunjukan
pada kondisi datar dan bergelombang, serta tidak begitu terjal, kondisi tersebut
dapat di lihat pada tabel 3.15 :
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 32
Tabel 3.15
Topografi Desa Sidoluhur
Tahun 2010
Sumber : Hasil Survey
3.4.3 Hidrologi
Hidrologi merupakan salah satu yang memiliki unsur penting, menyangkut
masalah air bersih untuk keperluan sehari-hari. Dilihat dari faktor hidrologi Desa
Sidoluhur di lewati 4 sungai, yaitu Sungai Danyang, Poh, Seruk, dan Lo. Panjang
5 km dan lebar 4-6 meter dengan kedalaman sungai 2-12 meter. Kondisi air
cukup keruh, serta aliran air yang lancar. Desa Sidoluhur memiliki 1 sumber mata
air.
3.4.4 Klimatologi
Desa Sidoluhur memiliki suhu rata-rata 21 C - 30 C dengan curah hujan
rata-rata 1800 mm/tahun.
3.4.5 Jenis Tanah
Jenis Tanah yang berada di Desa Sidoluhur adalah jenis tanah Litosol.
Tanah Litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang
tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum
mengalami proses pelapukan secara sempurna.
3.4.6 Fasilitas Pemukiman
Untuk fasilitas pemukiman, jumlah rumah permanen di Desa Sidoluhur
berjumlah 1.009 unit, dan jumlah rumah bukan permanen di Desa Sidoluhur
berjumlah 350 unit.
No Dusun
Kriteria
Datar
(0-15)
Bergelombang
(15-45) Terjal >45
1 Krajan 1 -
2 Krajan 2 - -
3 Sumberejo - -
4 Blendongan -
5 Gunung tumpuk -
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 33
Kondisi Bagunan di bagi menjadi 3 bagian yaitu baik, sedang dan buruk.
Kriteria bangunan baik adalah dinding batu bata yang siplester dan dicat, beratap
genteng, lantai keramik, ventilasi ada di tiap ruangan, dan plafon ada di tiap
ruangan. Kondisi Bangunan Sedang adalah dinding batu bata yang siplester dan
dicat, beratap genteng, lantai semen, ventilasi cukup, dan plafon cukup di tiap
ruangan. Kondisi Bangunan Buruk adalah dinding terbuat dari kayu/bambu,
beratap seng, lantai tanah, ventilasi kurang, dan tidak mempunyai plafon.
Hasil survey yang dilaksanakan, kondisi bangunan di Desa Sidoluhur
dapat dikategorikan sedang. Untuk lebih jelas lihat pada tabel 3.16
Kondisi lingkungan dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu baik,
sedang, dan buruk. Kriteria lingkungan baik adalah halaman luas, drainase lancar,
kebresihan baik, adanyan penghijauan, dan kondisi jalan baik. Kondisi lingkungan
sedang adalah halaman cukup luas, drainase kurang lancar, kebersihan cukup,
penghijauan cukup dan kondisi jalan sedang. Kondisi lingkungan buruk adalah
halaman sempit, drainase tidak lancar, kebersihan kurang, penghijauan kurang,
dan kondisi jalan buruk.
Hasil survey yang dilaksanakan, kondisi lingkungan di Desa Sidoluhur
dapat dikategorikan sedang. Untuk lebih jelas lihat pada tabel 3.17
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 34
Tabel 3.16
Kondisi Bangunan
Desa Sidoluhur Tahun 2010
Sumber: Survey 2010
No. Kondisi Bangunan
Kesimpulan Dinding Atap Lantai Ventilasi Plafon
1 sedang sedang Sedang buruk buruk Sedang
2 sedang baik Baik sedang sedang Sedang
3 baik baik Sedang sedang baik Baik
4 buruk sedang Sedang buruk buruk Buruk
5 buruk buruk Buruk sedang buruk Buruk
6 baik baik Buruk sedang sedang Baik
7 baik baik Baik baik baik Baik
8 buruk sedang Buruk sedang buruk Buruk
9 baik sedang Baik baik baik Baik
10 buruk sedang Buruk buruk buruk Buruk
11 baik sedang Baik sedang sedang Sedang
12 baik sedang Sedang baik sedang Sedang
13 sedang sedang Sedang sedang baik Sedang
14 sedang sedang Buruk buruk buruk Buruk
15 sedang sedang Sedang sedang baik Sedang
16 buruk sedang Buruk sedang buruk Buruk
17 baik sedang Baik sedang baik Baik
18 buruk buruk Sedang buruk buruk Buruk
19 sedang sedang Baik baik sedang Sedang
20 sedang buruk Sedang sedang sedang Sedang
21 buruk sedang Buruk sedang buruk Buruk
22 sedang baik Baik sedang sedang Sedang
23 sedang sedang Buruk buruk sedang Sedang
24 baik sedang Sedang sedang sedang Sedang
25 sedang buruk Sedang sedang buruk Sedang
26 sedang sedang Baik buruk sedang Sedang
27 baik sedang Baik sedang baik Baik
28 baik sedang Sedang baik sedang Sedang
29 baik sedang Baik buruk sedang Sedang
30 buruk sedang Buruk sedang buruk Buruk
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 35
Tabel 3.17
Kondisi Lingkungan
Desa Sidoluhur Tahun 2010
No
Kondisi Lingkungan
Kesimpulan Drainase Pohon Jalan Pagar
Jarak
Bangunan
1 buruk buruk buruk - sedang Buruk
2 buruk baik sedang - sedang Sedang
3 sedang baik baik sedang baik Baik
4 baik sedang buruk Buruk sedang Sedang
5 buruk baik buruk - sedang Buruk
6 baik sedang Baik sedang baik Baik
7 sedang buruk Baik sedang sedang Sedang
8 baik buruk buruk sedang sedang Sedang
9 buruk buruk Sedang - sedang Sedang
10 baik sedang Buruk - buruk Buruk
11 sedang - Baik sedang sedang Sedang
12 baik - baik sedang baik Baik
13 buruk buruk sedang - buruk Buruk
14 sedang baik buruk - sedang Sedang
15 sedang baik buruk - sedang Sedang
16 buruk - buruk Buruk sedang Buruk
17 baik sedang Baik - baik Baik
18 buruk baik buruk - buruk Buruk
19 buruk sedang Baik - sedang Sedang
20 sedang baik Buruk - sedang Sedang
21 sedang sedang buruk sedang buruk Sedang
22 buruk buruk sedang - sedang Buruk
23 sedang - sedang sedang baik Sedang
24 baik sedang baik - baik Baik
25 sedang - Baik - buruk Sedang
26 sedang baik sedang - sedang Sedang
27 buruk - Sedang Buruk buruk Buruk
28 sedang buruk Sedang - sedang Sedang
29 baik - sedang sedang sedang Sedang
30 buruk sedang Buruk - buruk Buruk
Sumber: Survey 2010
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 36
3.4.7 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Sidoluhur adalah fasilitas Taman
Kanan-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama/sederajat. Untuk
lebih jelas, lihat pada tabel 1.17 berikut :
Tabel 3.18
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Desa Sidoluhur Tahun 2010
No Dusun
Jumlah Fasilitas
(Unit) Jumlah
Unit
Kondisi
Fasilitas TK SD SMP
1 Krajan 1 1 1 1 3 Sedang
2 Krajan 2 - - - - Sedang
3 Sumberejo 1 1 - 2 Sedang
4 Blendongan - - - - Sedang
5 Gunung Tumpuk - 1 1 2 Sedang
Jumlah 2 3 1 7
Sumber: Survey 2010
3.4.8 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Fasilitas perdagangan dan jasa adalah salah satu penunjang kegiatan
perekonomian masyarakat, di dalam hal ini warga Desa Sidoluhur memiliki
fasilitas warung, dan toko. Untuk lebih jelas, lihat pada tabel 1.18 berikut :
Tabel 3.19
Jumlah Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Desa Sidoluhur Tahun 2010
Sumber: Monografi Desa dan Hasil Surey 2010
No Dusun Jumlah Fasilitas (Unit)
Warung/Kios Toko
1 Krajan 1 3 16
2 krajan 2 4 8
3 Sumberejo 7 11
4 Blendongan 3 13
5 Gunung Tumpuk 3 18
Jumlah 20 66
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 37
3.4.9 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan merupakan salah satu faktor penting untuk
meningkatkan hidup masyarakat yang sehat. Fasilitas di Desa sidoluhur adalah
memiliki fasilitas praktek bidan dan posyandu. Untuk lebih jelas, lihat pada table
1.19 berikut :
Tabel 3.20
Jumlah Fasilitas Kesehatan
Desa Sidoluhur Tahun 2010
Sumber: Monografi Desa dan Hasil Surey 2010
3.4.10 Utilitas Jaringan Listik
Jaringan Listrik yang berada di Desa Sidoluhur memiliki tegangan listrik
menegah dan tegangan listrik rendah. Masyarakat Desa sidoluhur ada yang
memakai listrik yang berasal dari PLN, maupun tidak memakai listrik. Untuk
lebih jelas, lihat pada table 3.21 berikut :
Tabel 3.21
Jumlah Sarana Listrik
Desa Sidoluhur Tahun 2010
No Dusun Total KK
Pelanggan listrik
(unit ) Jumlah
PLN Non PLN
1 Krajan 1 419 195 224 419
2 Krajan 2 229 132 97 229
3 Sumberejo 317 135 182 317
4 Blendongan 342 114 228 342
5 Gunung tumpuk 408 134 274 408
Jumlah 1715 710 1005 1715
Sumber : Data Monografi dan Hasil Survey 2010
No Dusun
Jumlah Fasilitas (Unit)
Pratek Bidan Posyandu
1 Krajan 1 1 1
2 Krajan 2 0 1
3 Sumberejo 0 1
4 Blendongan 0 1
5 Gunung Tumpuk 0 1
Jumlah 1 5
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 38
3.4.11 Jaringan Telematika
Jaringan telematika di Desa Sidoluhur tidak menggunakan telepon
umum ataupun jaringan Telkom, karena jaringan Telkom tidak masuk ke wilayah
Desa Sidoluhur. Masyarakat Desa Sidoluhur mengunakan telepon pribadi
(Handphone). Untuk lebih jelas, lihat pada table 3.22 berikut :
Tabel 3.22
Jumlah Sarana Telematika
Desa Sidoluhur Tahun 2010
No Dusun
Jenis Sarana
Televisi Radio Telepon
Warnet Wartel Pribadi Umum
1 Krajan 1 315 58 133 - - -
2 Krajan 2 178 18 66 - - -
3 Sumberejo 232 - 214 - - -
4 Blendongan 203 6 70 - - -
5 Gunung tumpuk 219 67 122 - - -
Jumlah 1147 149 605 - - -
Sumber: Data Monografi dan Hasil Survey 2010
3.4.12 Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih yang berada di Desa Sidoluhur mengunakan sumur, air
HIPPA dan umum. Untuk lebih jelas, lihat pada table 3.23 berikut :
Tabel 3.23
Jumlah Sarana Air Bersih
Desa Sidoluhur Tahun 2010
No Dusun Jumlah Pemakaian Air Bersih (KK)
Jumlah Sumur Air HIPPA Umum
1 Krajan 1 4 371 44 419
2 Krajan 2 - 201 28 229
3 Sumberejo 217 - 100 317
4 Blendongan - 149 193 342
5 Gunung tumpuk 49 353 6 408
Jumlah 270 1074 371 1715
Sumber: Data Monografi dan Hasil Survey 2010
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 39
3.4.13 Jaringan Drainase
Jaringan Drainase yang berada di Desa Sidoluhur adalah drainase
Primer (sungai) dan drainase sekunder (di pinggir jalan besar/utama). Tiap
drainase memiliki kondisi dan keadaan yang berbeda, baik dalam bentuk lebar dan
kedalaman. Drainase dapat pula berfungsi sebagai irigasi untuk mengairi. Untuk
lebih jelas, lihat pada table 3.24 berikut :
Tabel 3.24
Jaringan Drainase
Desa Sidoluhur Tahun 2010
No Jenis Drainase Panjang (m) Lebar (m) Kedalaman (m) Kondisi
1 Primer 5235 6 12 sedang
2 Sekunder - 0,5 0,5 sedang
3 Tersier - 0,3 0,3 buruk
4 Quarter - 0,25 0.2 buruk
3.4.14 Jaringan Pembuangan Sampah
Jaringan pembuangan sampah pada Desa Sidoluhur adalah dengan
menimbun dan membakar, di karenakan Desa Sidoluhur tidak memiliki TPS dan
TPA. Sehingga para warga Desa Sidoluhur kebanyakan menggunakan metode
menimbun sampah dan membakar sampah.
3.4.15 Sarana Transportasi
Sarana transportasi di Desa Sidoluhur terbagi menjadi dua bagian
trasportasi pribadi yaitu sepeda motor dan mobil, serta transportasi umum yaitu
angkot.
3.4.16 Prasarana Jaringan Jalan
Jaringan jalan di Desa Sidoluhur menurut statusnya adalah termasuk
jalan desa yang menghubungkan antar desa lainnya yang berdekatan dan terdapat
pula jalan lingkungan yang menghubungkan tiap dusun, RW dan RT.
Perkerasan jalan pada Desa Sidoluhur adalah jenis aspal, paving, tanah
dan makadam. Sedangkan pada kondisinya terdapat banyak aspal rusak, jalan
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 40
tanah dengan kondisi rusak. Penampang jalan pada Desa Sidoluhur memiliki lebar
rata-rata 3 m, sedangkan jalan makadam, paving dan jalan tanah memiliki lebar
rata-rata 2,5 m.
3.4.17 Jembatan
Jembatan yang berada di Desa Sidoluhur berjumlah 3unit, yang tebuat
dari beton dan bambu. Tiap jembatannya memiliki panjang, lebar serta kondisi
yang sangat berbeda.
3.4.18 Terminal
Di Desa Sidoluhur tidak terdapat terminal, namun terdapat terminal
bayangan tempat mangkal para supir angkot jurusan lawang-sidoluhur. Lokasi
terminal bayangan tersebut berada di Dusun Krajan 1.
3.4.19 Aspek Perekonomian
Dalam aspek perekonomian yang terdapat di Desa Sidoluhur adalah
pertanian dan perkebunan. Untuk lebih jelas, lihat pada table 3.25 berikut :
Tabel 3.25
Perekonomian ( Pertanian dan Perkebunan)
Desa Sidoluhur Tahun 2010
Sumber: Profil Desa dan Hasil Survey 2010
No Jenis Luas Lahan
(HA)
Hasil
Produksi
(Kg/HA)
Jumlah
Produksi
(Kg)
1 Jagung 150 53.33 8000
2 Kacang Tanah 3 1333.33 4000
3 Kacang Panjang 4 2500 10000
4 Ubi Kayu 25 720 18000
5 Ubi Jalar 3 4333.33 13000
6 Cabe 3 1666.67 5000
7 Tomat 2 3500 7000
8 Mentimun 2 6000 12000
9 Terong 1 4000 4000
10 Kopi 10 500 5000
11 Tebu 300 80 24000
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 41
3.4.20 Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Desa Sidoluhur pada Tahun 2010 berjumlah 5621,
dengan tingkat penduduk terbesar berada di daerah Krajan 1, dan yang terndah di
Krajan 2. Untuk lebih jelas, lihat pada table 3.26 berikut :
Tabel 3.26
Jumlah Penduduk
Desa Sidoluhur Tahun 2010
Sumber: Monografi Desa dan Hasil Survey 2010
3.4.21 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Desa Sidoluhur paling banyak adalah
tidak buta hurup, tidak tamat sekolah dan tamatan SD. Tingkat terbesar buta huruf
berjumlah 396 jiwa berada di dusun Sumberejo, tidak tamat sekolah berjumlah
470 jiwa berada di dusun Gunung Tumpuk, dan tamatan SD berjumlah 413 jiwa
berada di dusun Gunung Tumpuk. Untuk lebih jelas, lihat pada table 3.27 berikut :
No Dusun Jumlah
Penduduk
1 Krajan 1 1398
2 Krajan 2 812
3 Sumberejo 1004
4 Blendongan 1071
5 Gunung tumpuk 1336
Jumlah 5621
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 42
Tabel 3.27
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Desa Sidoluhur Tahun 2010
No Dusun
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Buta
Huruf
Tidak
Tamat
Sekolah
Tamat
TK
Tamat
SD
Tamat
SMP
Tamat
SMA
Tamat
PT
Tanpa
Ket. Jumlah
1 Krajan 1 303 299 - 403 105 25 1 262 1398
2 Krajan 2 365 153 - 217 31 9 - 37 812
3 Sumberejo 396 192 - 277 12 3 - 124 1004
4 Blendongan 194 362 - 275 12 3 - 225 1071
5 G. Tumpuk 281 470 - 413 30 12 - 130 1336
Jumlah 1539 1476 0 1585 190 52 1 778 5621
Sumber: Monografi Desa dan Hasil Rekap
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 43
Peta 3.4 Penggunaan Lahan Desa Sidoluhur
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 44
BAB IV
ANALISA
4.1 Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Desa Terpencil
Untuk Desa terpencil, penetapan Penilaian (Scoring) untuk tiap Kriteria
dan Parameternya yaitu:
1. Kawasan Permukiman
Kriteria: Kawasan perdesaan
Parameter: Unit Administratif Desa
2. Aksesibilitas
Kriteria: Sarana/Infrastruktur Aksesibilitas
(Jalan/Jembatan/Dermaga/Bandar Udara)
Parameter: Tidak Ada, Nilainya: 0 (Rendah)
Ada, Nilainya: 1 (Sedang)
Ada > 1, Nilainya: 2 (Tinggi)
3. Jarak
Kriteria: Jarak dari Pusat Pertumbuhan
Parameter: Lebih dari (>) 100 Km, Nilainya: 1 (Rendah)
Antara 50-100 Km, Nilainya: 2 (Sedang)
Kurang dari ( 1, Nilainya: 1 (Rendah)
Ada, Nilainya: 2 (Sedang)
Tidak Ada, Nilainya: 3 (Tinggi)
Untuk melihat Rumusan Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Desa
Sidoluhur dalam bentuk tabulasi, dapat dilihat pada Tabel Rumusan Instrumen
Penilaian (Scoring Tools) Desa Sidoluhur berikut ini.
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 45
Tabel 4.1
Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Kriteria & Parameter Secara Kuantitaf
dan Kualitatif
Kriteria Penilaian Parameter Secara
Kuantitatif
Pemilaian Kriteria dan
Parameter (Rata-rata)
1. Kawasan Permukiman
Unit Administratif Desa
2.Sarana Aksesibilitas
Jarak antar kawasan Jembatan antar
kawasan
Dermaga antar kawasan
Tidak Ada
0
Ada
1
Ada > 1
2 Rendah
1
Sedang
2
Tinggi
3
3. Jarak
Jarak dari pusat pertumbuhan
o Pusat Kabupaten o Pusat Kota o Kecamatan Lain
> 100 Km
0
50-100 Km
1
1
2
Ada
1
Tidak Ada
0 Rendah
3
Sedang
2
Tinggi
1
Sumber : Hasil Analisa 2014
Dari Analisa diatas, dapat disimpulkan jika untuk unit administratif desa
tidak terdapat masalah, untuk sarana Aksesibilitas terdapat jembatan dan jalan
yang berstandar nasional untuk di lewati, untuk jarak desa ke pusat pertumbuhan
juga tidak terlalu jauh, untuk Isolasi geografis Desa Sidoluhur mempunyai Sungai
dan beberapa bukit yang ada disekelilingnya.
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 46
Instrumen Penilaian (Scoring Tools) Kriteria & Parameter Secara Kualitatif
Kegiatan Identifikasi Lokasi Desa Sidoluhur
Kriteria Penilaaian Parameter
Secara Kualitatif
Penilaian Kriteria &
Parameter ( Rata2 )
1. Kawasan Permukiman Unit admistrasi Desa
2. Infrastruktur (Sarana & Prasarana Wilayah)
A. Prasarana dasar wilayah Air bersih
Thp luas
kawasan,pelayn
an 25-60%
Sedang
2
Listrik Thp luas
kawasan,pelaya
nn 25-60%
Sedang
2
Irigasi
Thp luas
kawasan,pel
ayanan
60%
Tinggi
3
Sarana pukesmas
Thp luas
kawasan,pel
ayanan
50 %
Tinggi
3 c. Produktivitas masyarakat Persen penganguran
usia produktif
-
ITN MALANG | Identifikasi Desa Tertinggal 47
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Rumusan Kelompok Tipologi Desa Tertinggal
Pengelompokan tipologi untuk desa tertinggal didasarkan pada kriteria
penilaian desa tertinggal. Berdasarkan simulasi terhadap penilaian kriteria-kriteria
tersebut, maka dapat dirumuskan pengelompokan tipologi untuk desa tertinggal
adalah berikut :