Mengetahui Gejala Struktur Pasca Pengendapan

6
Mengetahui gejala struktur pasca pengendapan Geologi struktur dalam hal ini sudah pasti erat hubungannya dengan studi tentang struktur sekunder, yaitu suatu struktur yang terbentuk setelah terjadi pengendapan batuan. Macam – macam struktur sekunder : 1. Kekar (joint) : yaitu rekahan – rekahan dalam batuan yang terjadi karena tekanan atau tarikan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi. 2. Sesar (fault) : adalah rekahan – rekahan dalam kulit bumi, yang telah mengalami pergeseran. 3. Lipatan (fold) : yaitu penekukan pada batuan, baik dalam batuan sedimen atau metamorf. 4. Ketidakselarasan (unconformity) : yaitu suatu bidang erosi yang memisahkan antara batuan yang lebih muda dari yang lebih tua. 8.6 Korelasi Stratigrafi Korelasi stratigrafi pada hakekatnya adalah menghubungkan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu. Adapun maksud dan tujuan dari korelasi stratigrafi adalah untuk mengetahui persebaran lapisan-lapisan batuan atau satuan-satuan batuan secara lateral, sehingga dengan demikian dapat diperoleh gambaran yang menyeluruh dalam bentuk tiga dimensinya. Berikut ini adalah beberapa contoh korelasi stratigrafi yang umum dilakukan antara lain: (1). Korelasi Litostratigrafi, (2). Korelasi Biostratigrafi, (3). Korelasi Kronostratigrafi. 1 Korelasi Lithostratigrafi Korelasi litostratigrafi pada hakekatnya adalah menghubungkan lapisan- lapisan batuan yang mengacu pada kesamaan jenis litologinya. Catatan: Satu lapis batuan adalah satu satuan waktu pengendapan.

description

.

Transcript of Mengetahui Gejala Struktur Pasca Pengendapan

Mengetahui gejala struktur pasca pengendapanGeologi struktur dalam hal ini sudah pasti erat hubungannya dengan studi tentang struktur sekunder, yaitu suatu struktur yang terbentuk setelah terjadi pengendapan batuan. Macam macam struktur sekunder :1. Kekar (joint) : yaitu rekahan rekahan dalam batuan yang terjadi karena tekanan atau tarikan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja dalam kerak bumi.2. Sesar (fault) : adalah rekahan rekahan dalam kulit bumi, yang telah mengalami pergeseran.3. Lipatan (fold) : yaitu penekukan pada batuan, baik dalam batuan sedimen atau metamorf.4. Ketidakselarasan (unconformity) : yaitu suatu bidang erosi yang memisahkan antara batuan yang lebih muda dari yang lebih tua.8.6 Korelasi Stratigrafi Korelasi stratigrafi pada hakekatnya adalah menghubungkan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu. Adapun maksud dan tujuan dari korelasi stratigrafi adalah untuk mengetahui persebaran lapisan-lapisan batuan atau satuan-satuan batuan secara lateral, sehingga dengan demikian dapat diperoleh gambaran yang menyeluruh dalam bentuk tiga dimensinya. Berikut ini adalah beberapa contoh korelasi stratigrafi yang umum dilakukan antara lain: (1). Korelasi Litostratigrafi, (2). Korelasi Biostratigrafi, (3). Korelasi Kronostratigrafi. 1 Korelasi Lithostratigrafi Korelasi litostratigrafi pada hakekatnya adalah menghubungkan lapisan-lapisan batuan yang mengacu pada kesamaan jenis litologinya. Catatan: Satu lapis batuan adalah satu satuan waktu pengendapan.

_____________________________________________________________________________________________________ Contoh: Korelasi Litostratigrafi Prosedur dan penjelasan: 1. Korelasi dimulai dari bagian bawah dengan melihat litologi yang sama. 2. Korelasikan/hubungkan titik-titik lapisan batuan yang memiliki jenis litologi yang sama (Pada gambar diwakili oleh garis warna hitam).3. Konglomerat pada Sumur-1 dikorelasikan dengan konglomerat pada Sumur-2, demikian juga antara batupasir dan batugamping di Sumur-1 dengan batupasir dan batugamping dan lempung di Sumur-2. 4. Sebaran breksi di Sumur-1 ke arah Sumur-2 menunjukkan adanya pembajian. 5. Kemudian dilanjutkan antara napal dan lempung di Sumur-1 dengan napal dan lempung di Sumur-2.

2 Korelasi Biostratigrafi Korelasi biostratigrafi adalah menghubungkan lapisan-lapisan batuan didasarkan atas kesamaan kandungan dan penyebaran fosil yang terdapat di dalam batuan. Dalam korelasi biostratigrafi dapat terjadi jenis batuan yang berbeda

_____________________________________________________________________________________________________ Contoh : Korelasi Biostratigrafi Prosedur dan penjelasan: 1. Korelasikan/hubungkan lapisan lapisan batuan yang mengandung kesamaan dan persebaran fosil yang sama (Pada gambar diatas diwakili oleh garis warna hitam). 2. Kandungan dan sebaran fosil pada batulempung di Sumur-1 sama dengan kandungan dan sebaran fosil pada serpih di Sumur-2, sehingga batulempung yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan serpih yang terdapat di Sumur-2. 3. Batupasir pada Sumur-1 mengandung kumpulan fosil K sedangkan pada Sumur-2, batupasir juga mengandung kumpulan dan sebaran fosil K. Dengan demikian lapisan batupasir pada Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan batupasir pada Sumur-2. 4. Kandungan dan sebaran fosil pada lempung di Sumur-1 sama dengan kandungan dan sebaran fosil pada napal di Sumur-2, sehingga lempung yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan napal yang terdapat di Sumur-2.

3. Korelasi Kronostratigrafi Korelasi kronostratigrafi adalah menghubungkan lapisan lapisan batuan yang mengacu pada kesamaan umur geologinya. 1.Korelasikan/bubungkan titik titik kesamaan waktu dari setiap kolom yang ada (Pada gambar diwakili oleh garis merah, dan garis ini dikenal sebagai garis kesamaan umur geologi) 2. Korelasikan lapisan-lapisan batuan yang jenis litoginya sama dan berada pada umur yang sama, seperti Konglomerat pada Sumur-1 dengan konglomerat pada Sumur-2, dikarenakan umur geologinya yang sama yaitu Miosen Bawah. 3. Pada kolom umur Miosen Tengah, batupasir pada Sumur-1 dengan batupasir pada Sumur-2, dan batugamping pada Sumur-1 dan batugamping pada Sumur-2 dapat dikorelasikan. 4. Korelasi lapisan lapisan batuan tidak boleh memotong garis umur (Pada gambar diwakili oleh garis warna merah)Batimetri (dari bahasa Yunani: , berarti "kedalaman", dan , berarti "ukuran") adalah ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau. Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan relief lantai atau dataran dengan garis-garis kontor (contour lines) yang disebut kontor kedalaman (depth contours atau isobath), dan dapat memiliki informasi tambahan berupa informasi navigasi permukaan.Pemanfaatan komputasi geologi, secara matematis berdasarkan pendekatan least square dengan derajat polinomial, digunakan untuk membantu penentuan kisaran kedalaman batimetri dan pembuatan kurva paleobatimetri. Data yang digunakan adalah kisaran batimetri fosil foraminifera bentos yang berasal dari 26 data tabel penyebaran foraminifera (faunal chart) dari ketiga cekungan sedimen tersebut. Banyak referensi yang dapat digunakan untuk menentukan batimetri. Akan tetapi akan menghasilkan kisaran batimetri yang berbeda, berdasarkan analisis atas data yang sama. Referensi yang dikembangkan oleh Robertson Research (1985) dipilih untuk dijadikan acuan didalam penelitian, karena dianggap yang paling mewakili untuk daerah penelitian.

Dari hasil analisis paleobatimetri menunjukan bahwa ketiga cekungan ternyata tidak memiliki karakter yang sama antara satu dengan lainnya, karena perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kondisi lokal. Disamping itu umur sedimen dari masing-masing cekungan berlainan. Perubahan muka air taut global tidak selalu berpengaruh terhadap perubahan batimetri tiap cekungan, karena ketiga cekungan tersebut merupakan cekungan sedimen dengan tipe foreland basins.Ketidakselarasan Ketidakselarasan adalah suatu bidang erosi atau non deposisi yang memisahkan batuan yang lebih muda dari batuan yang lebih tua. Pembentukan ketidak selarasan melalui beberapa tahap. Tahap pertama pembentukan batuan tua lebih dulu, kemudian diikuti oleh pengangkatan dan erosi. Akhirnya pengendapan batuan yang lebih muda.Paleogeografi adalah gambaran keadaan fisik bumi serta kondisi iklim pada masa lalu didasarkan atas ekologi kehidupan organisme yang dipelajari dari fosilnya. Sepanjang sejarah bumi, kondisi iklim dan geografi bumi telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan, dimulai sejak bumi terbentuk yaitu pada 4.5 milyar tahun lalu yang kemudian berkembang hingga zaman Kuarter dimana kita hidup saat ini.