Mekanisme Sensorik Pada Manusia
-
Upload
naomi-constantia-allen -
Category
Documents
-
view
61 -
download
4
description
Transcript of Mekanisme Sensorik Pada Manusia
Mekanisme Sensorik Pada Manusia
Kelompok: A8
Anggota Kelompok:
Kelompok A8
Nama NIM Tanda Tangan
Aba Madonna Sallao
(Ketua kelompok)
102014013
Christovani Cesar 102010329
Anthony Djohary 102013031
Diana Annisa 102013060
Jessica Oswari 102014034
Elma Ekan Fitria Husain 102014055
Eri Aprillia 102014130
Dicky Febrian 102014162
Naomi Constantia 102014205
Alat dan bahan yang digunakan
1. 3 Waskom dengan air bersuhu 200, 300,400
2. Air bersuhu 500
3. Gelas beker dan termometer kimia
4. Es
5. Alkohol atau eter
6. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut frey + jarum
7. Pensil + jangka + pelbagai jenis amplas + benda benda kecil + bahan bahan pakaian
8. Mistar pengukur waktu reaksi
Percobaan I: Perasaan Subyektif Panas dan Dingin
Pasien Simulasi: Anthony Djohary
Cara Kerja
1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-kira 200, 300,
dan 400.
2. Masukkan tangan kanan ke dalam air bersuhu 200 dan tangan kiri ke dalam air
bersuhu 400 untuk ± 2 menit.
3. Catat kesan apa yang saudara alami.
4. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak ke dalam air bersuhu 300
C. Catat kesan apa yang saudara alami.
5. Tiup perlahan-lahan kulit punggung tangan yang kering dari jarak ± 10 cm.
6. Basahi sekarang kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali lagi
dengan kecepatan seperti di atas. Bandingkan kesan yang saudara alami antara
hasil tiupan pada nomor 5 dan nomor 6.
7. Olesi sebagian kulit punggung tangan dengan alkohol atau eter. Kesan apa yang
saudara alami?
Hasil Percobaan
I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin
Kesan 1 : Untuk waskom bersuhu 200 = dingin (hanya 1 tangan)
Untuk waskom bersuhu 400 = panas (hanya 1 tangan)
Ketika kedua tangan dimasukkan ke dalam waskom yang bersuhu 300, maka tangan yang
sebelumnya berada pada waskom bersuhu 200 akan terasa panas, sedangkan tangan yang
sebelumnya berada pada waskom bersuhu 300 akan terasa dingin.
Kesan 2 : Setelah punggung tangan dibasahi dengan air dan ditiup perlahan-lahan,
punggung tangan terasa lebih dingin dibandingkan sebelum dibasahi dengan air
Kesan 3 : Setelah punggung tangan diolesi dengan alkohol/eter dan ditiup, punggung
tangan terasa lebih dingin dibandingkan setelah dibasahi dengan air. (alkohol/eter sangat
mudah menguap apabila sudah berkontak dengan udara luar)
Pembahasan
Panca indra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan
tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa
(sensory impression) dari organ indra menuju otak, dimana perasaan itu di tafsirkan. Dalam
segala hal, serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus guna
mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu ddimana setisp organ berhubungan. Terdapat
empat sensasi kulit : raba-tekan (tekanan adalah rabaan yang ditahan agak lama), dingin, hangat,
dan nyeri. Representasi dari berbagai sensasi di kulit ini bersifat pungtata. Ketika kulit dipetakan
secara cermat dan di gambar garis setiap milimeternya, sensasi akan timbul dari titik-titik yang
terletak di atas reseptor raba. pasti).1
Temperatur reseptor/ thermoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis,
otot skeletal, liver, hipotalamus. Reseptor dingin tiga/ empat kali lebih banyak daripada reseptor
panas. Tidak ada strukur yang membedakan reseptor dingin dan panas. Sensasi temperatur
diteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri. Mereka dikirim terlebih dahulu ke
formasio retikularis, thalamus dan korteks primer sensoris. Thermoreseptor merupakan phasic
reseptor, yang akan segera aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat beradaptasi sehingga
menjadikan temperatur tubuh cepat stabil. Kulit manusia itu sendiri, memiliki daerah peka-
dingin dan daerah peka-panas yang terpisah. Daerah peka-dingin terdapat empat sampai sepuluh
kali lebih banyak dibandingkan dengan daerah peka-panas. Reseptor dingin berespon terhadap
suhu 10-38 C, dan reseptor panas terhadap suhu dari 30-45 C. aferen untuk suhu dingin adalah⁰ ⁰
serabut C dan Aδ, sedangkan eferen untuk panas adalah serabut C. Karena organ indra terletak
didaerah sub-epitel, suhu jaringan subkutis lah yang menentukan respon. Benda logam dingin
terasa lebih dingin dibandingkan dengan benda kayu dengan suhu sama, karena logam
menghantarkan panas ke luar kulit lebih cepat sehingga menyebabkan jaringan sub kutis lebih
dingin.
Percobaan II: Tititk-Titik Panas, Dingin, Tekan, dan Nyeri di Kulit
Pasien simulasi: Dicky Febrian
Tujuan: untuk mengetahui titik-titik panas, dingin, tekan, dan panas yang ada pada telapak
tangan
Cara kerja:
1. Letakkan punggung tangan kanan saudara di atas sehelai kertas dan tarik garis
pada pinggir tangan dan jari-jari sehingga terdapat lukisan tangan.
2. Pilih dan gambarkan di telapak tangan itu suatu daerah seluas 3x3cm dan
gambarkan pula daerah itu di lukisan tangan pada kertas. Kotak 3x3cm, dibuat
lagi menjadi 12x12 kotak, jadi jumlah kotak 144 kotak kecil.
3. Tutup mata OP dan letakkan punggung tangan kanannya sampai di meja.
4. Selidikilah secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan
kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut
kuningan yang telah dipanasi. Cara memanasi kerucut kuningan yaitu dengan
menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam air panas
bersuhu 50°C. Tandai titik-titik panas yang diperoleh dengan tinta.
5. Ulangi penyelidikan yang serupa pada no.4 dengan kerucut kuningan yang telah
didinginkan. Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan
menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang telah direndam
dalam air es. Tandai titik-titik dingin yang diperoleh dengan tinta.
6. Selidiki pula menurut cara di atas titik-titik yang memberi kesan tekan dengan
menggunakan estesiometer rambut Frey dan titik-titik yang memberikan kesan
nyeri dengan jarum.
7. Gambarkan dengan simbol yang berbeda semua titik yang diperoleh pada lukisan
tangan di kertas.
Pembahasan
Setelah dilakukan percobaan dapat di lihat telapak tangan memiliki lebih dari satu respon
terhadap empat jenis rangsangan yang berbeda yaitu panas,dingin, tekan, dan nyeri. Hal ini dapat
terjadi karena telapak tangan terdapat banyak reseptor dengan ujung saraf yang bebas. Titik
reseptor berada terpisah dan berbeda dan bekerja menurut fungsi masing-masing. Rangsangan
panas hanya di rasakan pada reseptor panas yang berada di ujung ruffini, sedangkan rangsangan
dingin berada di badan Krause , rangsangan tekan padan badan paccini, dan rangsang nyeri yang
berasal dari ujung-ujung saraf yang tidak bermielin
Pada saat diberikan rangsangan panas dan dingin dititik yang sama maka akan sulit untuk
membedakan rasa pada rangsangan tersrbut. Itu diakibatkan karena terletak reseptor rasa dingin
yang lebih superficial dibandingkan dengan reseptor rasa panas.
Gambar 1, titik-titik panas, dingin, tekan, dan panas yang ada pada telapak
Percobaan III: Rangsang taktil
Pasien Simulasi: Dicky Febrian
Hasil:
Ujung Jari Telapak Tangan Lengan Bawah Lengan Atas Tengkuk
0,3 0,5 1,3 2 1
Pembahasan:
Dalam hasil percobaan dapat disimpulkan dalam organ tubuh manusia terdapat banyak reseptor
dengan serabut saraf sensorik. Kita dapat merasakan titik dimana rangsangan diterima karena
masing-masing titik rangsangan akan mengenai reseptor pada neuron yang berbeda sehingga
otak dapat membedakan titik rangsangan tersebut. Pada ujung jari memiliki jarak yang paling
pendek, karena ujung jari memiliki kepekaan peraba yang sangat besar, sedangkan pada lengan
atas memiliki jarak yang paling jauh, karena memiliki kepekaan peraba yang rendah. Rangsang
taktil akan diterima oleh reseptor mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespon terhadap perubahan
bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi.
Lokalisasi taktil dilakukan dengan cara meminta pasien simulasi untuk menunjuk bagian kulit
yang baru di sentuh dengan ujung pensil.
Kita dapat menyadari adanya sentuhan, tekanan, temperature, atau nyeri karena thalamus otak
kita dapat mendeteksinya, namun korteks somatosensory kita lah yang lebih berperan penting
karena selain dapat mengenali rangsangan-rangsangan nkorteks somatosensory juga dapat
memberikan persepsi yang lengkap akan sensasi-sensasi yang dirasakan. Thalamus
menyebabkan kita dapat menyadari sesuatu yang panas mengenai tubuh, tapi tidak dapat
memberitahukan dimana atau seberapa kuat intensitas panas tersebut. Jadi fungsi korteks
somatosensory adalah untuk melokalisasikan sumber input sensori dan memberitahukan
intensitas stimulus tersebut.2
Percobaan IV: Diskriminasi Taktil
Pasien Simulasi: Elma Ekan Fitria Husain
Tujuan: Untuk mengetahui titik atas ambang dan titik bawah ambang secara simultan
(secara bersama) dan suksesif (secara berangsur).
Cara kerja:
Tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik untuk ujung jari dengan menempatkan
kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit ujung jari.
Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai di bawah ambang dan kemudian jauhkan berangsur-
angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat dibedakan sebagai 2 titik.
Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan di atas ambang. Ambil angka ambang
terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu.
Lakukan percobaan di atas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan kedua ujung
jangka secara berturut-turut (suksesif).
Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang membedakan dua titik
ujung jari, tengkuk dan pipi. Catat apa yang saudara alami.
Hasil percobaan :
Secara simultan
Percobaan pada ujung jari
- Pada jarak 0,7cm: 2 titik
- Pada jarak 0,4cm: 2 titik
- Pada jarak 0,3cm: 1 titik
Percobaan pada tengkuk
- Pada jarak 1,5cm: 2 titik
- Pada jarak 1cm: 2 titik
- Pada jarak 0,5cm: 2 titik
- Pada jarak 0,4cm: 2 titik
- Pada jarak 0,3cm: 2 titik
- Pada jarak 0,2cm: 1 titik
Percobaan pada pipi
- Pada jarak 1,5cm: 2 titik
- Pada jarak 1cm: 2 titik
- Pada jarak 0,8cm: 2 titik
- Pada jarak 0,7cm: 1 titik
- Pada jarak 0,6cm: 1 titik
Secara suksesif
Percobaan pada ujung jari
- Pada jarak 1cm: 2 titik
- Pada jarak 0,6cm: 2 titik
- Pada jarak 0,4cm: 2 titik
- Pada jarak 0,3cm: 2 titik
- Pada jarak 0,2cm: 1 titik
Percobaan pada tengkuk
- Pada jarak 1,5cm: 2 titik
- Pada jarak 1cm: 2 titik
- Pada jarak 0,5cm: 2 titik
- Pada jarak 0,4cm: 2 titik
- Pada jarak 0,3cm: 1 titik
Percobaan pada pipi
- Pada jarak 1,5cm: 2 titik
- Pada jarak 1cm: 2 titik
- Pada jarak 0,6cm: 2 titik
- Pada jarak 0,5cm: 1 titik
Pembahasan:
Reseptor taktil atau raba adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespon terhadap
perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan
potensial aksi. Pemeriksaan diskriminasi 2 titik adalah pemeriksaan yang biasa digunakan untuk
mengukur sensitifitas seseorang terhadap stimulus taktil, caranya adalah dengan melihat apakah
ia mampu untuk membedakan sentuhan pada 2 titik secara simultan dan suksesif.3 Jarak
minimum dimana stimulus dikenali sebagai 2 titik berbeda atau yang dikenal sebagai ambang 2
titik dapat bervariasi tergantung dari lokasi tubuh. Bagian tubuh yang berbeda memiliki
ketajaman taktil yang berbeda pula, contohnya ujung jari, wajah dan ujung kaki yang paling
tajam. Jarak 2 titik normalnya biasanya adalah 2-3 mm pada ujung jari. Hal ini dikarenakan
semakin sempit medan reseptif dalam suatu daerah, semakin tinggi ketajaman atau kemampuan
diskriminasi. Di ujung jari, diperkirakan terdapat 17.000 mekanoreseptor taktil. Sebaliknya, kulit
di siku hanya disarafi oleh ujung sensorik yang relatif sedikit dengan medan reseptif yang lebih
luas. Dua rangsangan akan dianggap sebagai satu ketika kedua rangsangan jatuh dalam medan
reseptif yang sama.4
Percobaan V: After image
Pasien Simulasi: Dicky Febrian
Tujuan: untuk mencari tahu apakah ada rasa after image pada OP
Cara kerja :
1. Meletakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga kanan dan membiarkannya
selama dilakukannya percobaan ke 4
2. Setelah percobaan 4 selesai dilakukan, pensil diangkat oleh teman satu kelompok dan
memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan setelah pensil diambil
Hasil Percobaan:
Yang dirasakan setelah pensil diambil ialah terasa seperti pensil tersebut masih ada
ditempat semula (diantara kepala dan daun telinga)
Pembahasan:
Saat pertama pensil diletakan di antara kepala dan daun telinga terdapat rangsangan yang
diberikan pada kulit kulit daerah tersebut. Setelah lama dibiarkan, kulit di daerah tersebut telah
mengalami adaptasi terhadap rangsangan yang ada (pensil). Salah satu peran dari adanya
perasaan after image adalah karena adanya hubungan sirkuit neural tipe reverberasi sehingga
terjadinya efek rangsangan berulang. Rangsangan berulang atau umpan balik ini ditujukan untuk
merangsang kembali sirkuit yang sama sehingga sirkuit itu dapat mengeluarkan letupan
berulang-ulang untuk waktu yang lama. Umpan balik positif ini dapat terjadi apabila suatu
neuron memiliki percabangan ke neuron lain yang memiliki percabangan yang menuju kembali
ke neuron sebelumnya (reverberasi).5
Percobaan VI: Daya Membedakan berbagai Sifat Benda
a. Kekasaran permukaan benda
Cara kerja:
1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba permukaan amplas
yang mempunyai derajat kekasaran yang berbeda.
2. Perhatikan kemampuan orang percobaan dalam membedakan derajat
kekasaran.
Hasil percobaan
Orang percobaan berhasil membedakan derajat kekasaran amplas dari tingkat
kekasaran rendah ke tinggi.
b. Bentuk benda
Cara kerja:
1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan untuk memegang benda-benda
kecil yang saudara berikan ( pensil, penghapus, rautan, koin dan lain-lain)
2. Suruh orang percobaan menyebutkan nama dan bentuk benda itu.
Hasil percobaan
Dari benda-benda yang digunakan antara lain tutup pen, pas foto, tip-x, dan kotak
isi pensil, orang percobaan berhasil menyebutkan nama dan bentuk benda-benda
tersebut dengan keadaan mata tertutup.
c. Bahan pakaian
Cara kerja:
1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba bahan-bahan
pakaian yang saudara berikan
2. Suruh orang percobaan setiap kali menyebutkan jenis/sifat bahan yang
dirabanya itu.
3. Perhatikan sejauh mana kemampuan orang percobaan dalam membedakan
setiap jenis dan bahan pakaian yang ada
4. Sebutkanlah kemampuan fisiologis manusia dalam membedakan sifat benda
(ukuran, bentuk, berat, permukaan dan lain-lain).
Hasil Percobaan
Dari hasil percobaan, orang percobaan mampu mengurutkan bahan pakaian dari
yang kasar sampai dengan yang halus dan bergelombang.
Pembahasan
Secara fisiologis manusia memiliki kemampuan mengidentifikasi suatu objek
dengan memegang tanpa perlu melihatnya. Kemampuan ini dikenal dengan
kemampuan stereognosis.6 Orang normal dapat dengan mudah benda-benda seperti
kunci dan koin dan bermacam –macam nilai. Kemampuan ini jelas bergantung pada
keutuhan sensasi sentuh dan tekanan. Kemampuan ini dapat mengalami gangguan
jika columna dorsalis mengalami kerusakan.
Kemampuan ini juga mempunyai kemampuan korteks yang besar, gangguan pada
kemampuan stereognosis atau astereognosis/stereoagnosis adalah suatu gejala awal
adanya kerusakan pada korteks serebri dan gangguan ini kadang-kadang timbul tanpa
adanya defek pada sensasi sentuh dan tekan apabila terdapat lesi pada lobus parietalis
posterior dan gyrus pascasentralis.
Percobaan VII: Tafsiran sikap
Pasien Simulasi: Elma Ekan Fitria Husain
Tujuan: Mengetahui tafsiran sikap pada OP
Langkah kerja:
1. Suruh OP duduk dan tutup mata.
2. Pegang dan gerakan secara pasif lengan bawah OP ke dekat kepalanya, ke dekat dadanya,
ke dekat lututnya, dan akhirnya gantungkan di sisi badannya.
3. Tanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan OP.
4. Suruh OP dengan telunjuknya menyentuh telinga, hidung, dan dahinya dengan perlahan-
lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya.
5. Perhatikan apakah ada kesalahan
6. Bila OP membuat kesalahan dalam melokalisasikan tempat-tempat yang diminta, apa
nama kelainan neurologis yang dideritanya?
Hasil Percobaan:
Dengan keadaan mata tertutup, OP dapat melakukan gerakan pasif sesuai dengan
pengarahan dari seorang yang lain. Dalam percobaan ini, gerakan pasif yang OP lakukan dengan
pengarahan dari teman lain adalah lengan bawah OP di dekatkan ke kepalanya, lalu ke dekat
dada, kemudian ke dekat lututnya, lalu akhirnya menggantungkan di sisi badannya.
Dengan keadaan mata tertutup juga, OP dapat melakukan kegiatan yang diperintahkan
oleh seorang lainnya dengan baik. OP disuruh untuk menyentuh leher, telinga, hidung, dan
dahinya dengan perlahan-lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya.
Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa OP tidak menderita Dysdiadochokinesis, yaitu
kelainan neurologis di mana seseorang tidak dapat melokalisasikan tempat-tempat yang diminta.
Pembahasan
Respon-respon tersebut ditentukan oleh sebuah mekanisme dimana mekanisme tersebut
adalah pemrosesan informasi yang ditransmisikan oleh serat-serat saraf otak dari berbagai
reseptor yang terletak di seluruh tubuh (mekanisme sensorik). Sensasi-sensasi tersebut
diklasifikasikan menjadi indera kutan, viseral, olfaktorius, penciuman, visual, pendengaran dan
posisi.Tiga komponen dari mekanisme sensori adalah organ pengindera atau reseptor, jaras
sensoris ke otak dan area sensoris otak di korteks serebri.7
Mekanisme sensorik yang terjadi dalam tubuh kita umumnya adalah sebagai berikut
(seperti yang telah dipelajari pada blok sebelumnya) yaitu adanya stimulus mengaktifkan voltage
gated channel yaitu kanal ion terbuka. Kemudian terjadi perpindahan ion (Na+ ke dalam dan K+
keluar).Perpindahan ini mengakibatkan perubahan potensial membran berupa 3 event
(depolarization, repolarization, dan hyperpolarization).Akhirnya terjadi fluktuasi yaitu perubahan
dari nilai normal yang berfungsi sebagai sinyal listrik.Penghantaran impuls sensorik ini berkaitan
dengan sistem pompa ion dalam tubuh.Terjadinya potensial membran sel akibat perbedaan
distribus ion Na, K, dan anion.8
Fluktuasi yang dimaksud memiliki 2 bentuk dasar yaitu :8
Gradded Potential : Terjadi sesaat, perubahan lokal potensial membran. Intensitas
berkurang sesuai dengan jarak yang ditempuhnya. Besarnya potensial bergantung pada
kekuatan stimulus yang diberikan. Graded potensial yang cukup besar (mencapai
Threshold / ambang) dapat menginisiasi Action potential. Arus yang terjadi segera
menghilang akibat kebocoran membran plasma. Graded potential hanya dapat berjalan
pada jarak yang dekat.
Action Potential : Berfungsi sebagai sinyal jarak jauh. Memungkinkan komunikasi jarak
jauh. Penjalaran impuls satu arah dari asal stimulus. Memiliki komponen Depolarisasi
yaitu perubahan potensial dari -70mV menjadi +30mV akibat adanya influx Na+ ,
Repolarisasi yaitu potensial membran kembali ke potensial istirahat dari +30mV menjadi
-70mV akibat adanya efflux K+, Hyperpolarisasi / undershoot yaitu potensial menjadi
lebih negatif daripada potensial istirahat akibat perpindahan ion kalium.
Sensasi taktil mencakup pengenalan akan sentuhan, tekanan, dan getaran oleh tubuh. Sensasi
tersebut diperantarai oleh reseptor taktil yang berbeda lokasinya sebagai contoh reseptor
sentuhan terletak pada atau dekat kulit sementara reseptor tekanan lebih dalam ke jaringan.9
Reseptor taktil adalah mekanoreseptor, sel yang berespon terhadap deformasi fisik dan kompresi
dengan depolarisasi yang menyebabkan potensial reseptor. Oleh karena itu, apabila dikaitkan
dengan pembahasan akan mekanisme sensori sebelumnya maka apabila ada rangsangan yang
kuat yang menyebabkan depolarisasi kuat dapat mengaktifkan serabut saraf pada reseptor yang
dapat menyebabkan terjadinya potensial aksi.8,9
Ada 6 jenis reseptor taktil, yaitu:9
Ujung saraf bebas
Reseptor yang berespon terhadap sentuhan dan dijumpai di seluruh kulit. Ujung saraf bebas juga
berespon terhadap stimulus rasa nyeri.
Badan Meissner
Reseptor sentuhan yang dijumpai di area tubuh yang tidak dijumpai rambut terutama pada ujung
jari atau bibir.Reseptor ini memungkinkan diskriminasi tepat mengenai lokasi sentuhan.
Ujung lebar
Berkaitan dengan Badan Meissner namun terletak pada bagian tubuh yang berambut.Reseptor ini
memberi informasi mengenai sentuhan yang kontinu, yang berespon dengan sinyal yang kuat
apabila sentuhan dilakukan dan berlanjut dengan sinyal lemah apabila sentuhan tersebut masih
ada.Reseptor ini memungkinkan diskriminasi halus mengenai lokasi dan kualitas sentuhan.
Reseptor End- Organ rambut
Reseptor pada bagian dasar folikel rambut yang berfungsi sebagai reseptor sentuhan.
Reseptor End- Organ ruffini
Serabut saraf yang terletak di bawah kulit dan jaringan dibawahnya.Reseptor ini mencetuskan
potensial aksi terus menerus sebagai respon terhadap deformasi.End organ ruffini terdapat di
sendi dan memberikan informasi mengenai sendi dan gerakan.
Badan Paccini
Serabut yang cepat beradapatasi dan terletak di bawah kulit dan organ lain, misalnya pada penis,
klitoris dan puting. Badan Paccini mencetuskan potensial aksi dengan cepat apabila terjadi
sentuhan, terutama sentuhan yang melibatkan tekanan, getaran berfrekuensi tinggi dan
beradaptasi dengan cepat.
Sementara itu pada sensasi suhu, diketahui melalui reseptor spesifik hangat dan dingin
yang terletak di bawah kulit. Reseptor dingin umumnya lebih banyak daripada reseptor
hangat.9 Reseptor nyeri juga berpengaruh pada sensasi suhu, hal ini dapat kita rasakan apabila
berada pada tempat yang terlalu dingin atau terlalu panas maka akan menimbulkan rasa nyeri.
Reseptor suhu bukanlah mekanoreseptor melainkan reseptor yang diaktifkan oleh senyawa kimia
oleh zat yang dihasilkan sel akibat metabolism tubuh sebagai respon terhadap suhu.9
Alkohol atau CH3COOH merupakan nama dari asam asetat yaitu larutan senyawa yang
bersifat asam. Alkohol atau asam asetat dalam suhu ruangan berwujud cair dan memiliki titik
didih yang cukup tinggi dibandingkan eter. Ketika alkohol atau asam asetat bersentuhan dengan
kulit dan kemudian diberikan tiupan akan timbul sensasi dingin akibat reaksi oksidasi alkohol
yaitu reaksi pengikatan oksigen.
Refleks after image atau refleks pengiringan adalah sebuah gambaran atau bayangan atau
perasaan yang masih tertinggal setelah adanya ransangan. Refleks pengiringan dapat dikatakan
positif terjadi disebabkan oleh reseptor yang dirangsang terus menerus dan proses pada neuron
yang diikuti oleh stimulus yang berkelanjutan dan biasanya bertahan tidak lama.10
Percobaan VIII: Waktu Reaksi
Pasien Simulasi: Dicky Febrian
Tujuan: Untuk mencari waktu reaksi seseorang
Cara kerja:
1. Suruh pasien simulasi duduk dan meletakkan lengan bawah dan tangan kanannya di tepi
meja dengan ibu jari dan telunjuk berjarak 1 cm siap untuk menjepit.
2. Pemeriksa memegang mistar pengukur waktu reaksi pada titik hitam dengan
menempatkan garis tebal di antara dan setinggi ibu jari dan telunjuk PS tanpa menyentuh
jari-jari PS.
3. Dengan tiba-tiba pemeriksa melepaskan mistar tersebut dan PS harus menangkapnya
selekas-lekasnyas. Ulangi latihan sebanyak ini 5 kali.
4. Tetapkan waktu reaksi PS (rata-rata dari ke 5 hasil yang diperoleh)
5. Apa yang menentukan waktu reaksi seseorang?
Hasil Percobaan:
1. 0,282. 0,233. 0,194. 0,205. 0,20
Rata-rata dari 5 kali percobaan adalah 0,22
Pembahasan
Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk menjawab rangsang yang disadari, merupakan
waktu mulai melihat (menerima) lalu diterima oleh otak (disadari), berpikir (mengingat,
memerlukan program), memilih alternatif, memerintah otot agar memendek.
Hal ini sering terjadi di Laboratorium, sedang dilapangan lebih sering disebut sebagai waktu
bergerak. Waktu bergerak adalah waktu yang dipakai untukmenjawab rangsang yang datang dan
jawaban tersebut lebih merupakan jawaban yang telah dipilih sesuai dengan kontrol program
yang telah ada dibenaknya. Waktu reaksi/bergerak bagi pemain tenis memerlukan kecermatan
mata, motor learning, motor program, perhatian. Gerakan bola mata harus cepat, sebab kalau
tidak maka ia akan terlambat memberikan jawaban. Gerak merupakan pola koordinasi yang
sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya
terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks.
Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor ke saraf sensori lalu dibawa
ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, Kemudian hasil olahan oleh otak berupa tanggapan
dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks
berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa
memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak
atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan, dapat disimpukan bahwa pasien simulasi memiliki waktu dan hasil
penggunaan mekanisme sensorik yang berbeda-beda tetapi semuanya berlangsung secara normal.
Daftar Pustaka
1. Pearce.EC.Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia; 2004. Hal
310.
2. Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran. 11th Ed. Jakarta: EGC; 2009. Hal 369-
78.
3. Ginsberg L. Lecture notes: neurology. 8th ed. Jakarta: Erlangga; 2005. Hal 53.
4. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC; 2009, Hal 207.
5. Sherrington C. The Integrative Action of the Nervous System; 1947, Hal 27-33
6. Ganong W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC, 2008
7. Anderson PD. Anatomi dan Fisiologi tubuh manusia; latihan dan panduan
belajar. Jakarta: EGC; 1996.
8. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11st ed. Pennsylvania:
Elsevier Saunder; 2006.
9. Corwin EJ. Patofisiologi: buku saku. Jakarta: EGC; 2009.
10. Corsini R. The dictionary of Phychology. New York: Brunner-Routledge; 2002