Media Politik
Click here to load reader
-
Upload
reni-kurniati -
Category
Documents
-
view
1.118 -
download
1
Transcript of Media Politik
MEDIA POLITIK: SALURAN MASSA, INTERPERSONAL, DAN ORGANISASI
Saluran Komunikasi Politik
Saluran komunikasi adalah alat serta sarana yang memudahkan penyampaian pesan. Menurut
pendapat Kenneth Burke (BAB III), saluran adalah ciptaan makhluk pemakai lambang untuk
melancarkan saling tukar pesan. Saluran mencangkup lebih dari alat, sarana, dan mekanismem
seperti mesin cetak, radio, telepon, atau computer. Tetapi dari semua itu yang lebih penting ialah
manusia itu sendiri. Saluran komunikasi manusia bukanlah pemancar informasi bersambung
yang memiliki high fidelity. Manusia juga tidak seperti telepon, yang hanya mata rantai yang
menyambungkan para komunikator. Saluran manusia itu aktif dan selektif, tidak pasif dan netral.
Otak manusia menyandikan kembali dan mentransformasi pesan, bukan mekanisme untuk
pengalihan bersambung yang sederhana.
Pada dasarnya manusia, “ maka saluran komunikasi itu lebih dari sekedar titik sambung, tetapi
terdiri atas pengertian bersama tentang siapa dapat berbicara dengan siapa, mengenai
apa,dalam keadaan bagaimana, sejauh mana dapat dipercaya “.
Tipe Saluran
Tipe utama saluran menekankan komunikasi satu kepada banyak, yaitu komunikasi massa. Ada
dua bentuk saluran komunikasi massa, masing-masing berdasarkan tingkat langsungnya
komunikasi satu kepada banyak. Bentuk pertama terdiri atas komunikasi tatap muka seperti dan
yang kedua adalah bila terjadi jika ada perantara ditempatkan diantara komunikator dan
khalayak. Perantara disini adalah media, teknologi, sarana dan alat komunikasi lainnya turut
serta.
Saluran komunikasi interpersonal merupakan bentuk dari hubungan satu kepada satu. Saluran ini
bisa berbentuk tatap muka maupun perantara. Dan akhirnya terdapat saluran manusia sebagai
perangkat ketiga dalam komunikasi politik, yaitu komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi
merupakan gabungan penyampaian satu-kepada-satu dan satu kepada banyak. Namun
kebanyakan dari organisasi politik begitu besar sehingga komunikasi satu kepada satu dengan
seluruh anggotanya mustahil dilaksanakan. Oleh sebab itu, ada sarana untuk komunikasi satu
kepada banyak yang berperantara di dalam organisasi. Komunikasi mempunyai dua segi
komunikasi massa-sifat umum saluran massa dan teori-teori dampak sosial serta dampak
politiknya.
Media massa dan media minoritas
Komunikasi massa melintasi pembagian struktural di dalam masyarakat seperti ras, pekerjaan,
wilayah, agama, kelas sosial, dan partai politik untuk menarik khalayaknya yang terdiri dari
orang-orang yang bertindak terutama sebagai individu bukan sebagai anggota kelompok. Dalam
mengembangkan teori tentang dampak sosial komunikasi massa, Innis berfokus pada dua saluran
komunikasi utama, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Masing-masing
menghasilkan tipe budaya yang sangat berbeda. Budaya lisan diatur oleh tradisi, golongan elit,
dan orang tua suku. Dalam budaya ini adalah budaya dengan bias waktu karena komunikasi lisan
menyampaikan pesan-pesan lambat, menempuh jarak dekat saja (jarak dibatasi oleh kemampuan
suara manusia). Sebaliknya budaya tertulis menunjukan penyebaran pesan yang jauh lebih cepat
dan lebih luas. Cara-cara berkomunikasi dan saluran-saluran yang bersangkutkan merupakan
alat kontrol sosial yang menciptakan berbagai publik dan menciptakan rezim-rezim
pemerintahan untuk mengatur pertikaian di antara mereka.
Teori perseptual. Dalam banyak hal McLuhan melanjutkan apa yang ditinggalkan oleh Innis.
Dalam hal yang lain ia tajam mengubah maksud Innis dan juga ia sama sekali mengabaikan
Innis. Bagi McLuhan, setiap media komunikasi mempunyai gramatika. Gramatika adalah aturan
kerja yang erat hubungannya dengan gabungan indera (penglihatan, sentuhan, suara, penciuman,
dsb) yang berkaitan dngan penggunaan media oleh seseorang. Setiap gramatika media media
dibiaskan untuk kepentingan indera tertentu (bukan untuk kepentingan waktu atau ruang seperti
dalam pandangan Innis). Karena orang-orang menggunakan media tertentu, mereka secara
berlebihan mengandalkan indera yang berkaitan dengan media tersebut. Maka sampai tahap ini,
media merupakan perpanjangan dari indera manusia; bicara sebagai panjangan indera untuk
suara, cetakan merupakan perpanjangan dari indera penglihatan, dan media elektronik tertentu
(terutama televisi) adalah perpanjangan indera peraba (perasaan, sentuhan, sistem saraf).
Karena setiap media dibiaskan terhadap indera tertentu dan penggunaan media menghasilkan
pengandalan yang berlebihan atau bias dalam keseluruhan pola indera manusia, akibatnya ialah
bahwa media mempunyai akibat yang sangat kuat terhadap orang yang menggunakannya. Akibat
politiknya adalah suatu sistem demokrasi individual yang menekankan kemampuan pribadi dan
titik pandang warga negara perseorangan yang mengambil bagian dalam proses yang tampaknya
dapat mereka pengaruhi dengan cara yang tertib.
Teori fungsional. Teori Innis terutama mengenai akibat-akibat komunikasi massa terhadap
organisasi sosial. McLuhan meninjau akibat berbagai media terhadap cara orang menata
persepsinya. Dalam tesis McLuhan ada petunjuk untuk beralih dari meninjau akibat kepada
memperhatikan dampak saluran komunikasi, yaitu bukan menanyakan apa yang dilakukan oleh
media terhadap orang, melainkan apa yang diperoleh orang dari komunikasi mereka dan
mengapa. Inilah fokus teori fungsional komunikasi massa, yang mengamati berbagai jenis fungsi
media bagi pembaca, pendengar dan penonton.
Penyebaran/Teori persuasi dan informasi. fungsi media massa mendifusikan informasi dan
mempersuasi. Dalam teori informasi, komunikasi massa terdiri atas serangkaian sistem yang
menyampaikan informasi dengan cara bersambung dan berurutan, yaitu
1. Dari sebuah sumber
2. Melalui penyandi yang menterjemahkan unsur-unsur pesan ke dalam serangkain tanda
(kata, gambar, dsb) ke dalam impuls elektronik
3. Melalui sebuah saluran
4. Melalui penyandi balik
5. Kepada penerima.
Teori ini menetapkan informasi menurut kemampuannya mengurangi ketidakpastian atau
ketakteraturan situasi pada ujung penerima. Ada gagasan-gagasan lain yang penting dalam teori
informasi, yaitu entropi (tingkat ketidakpastian atau ketakteraturan dalam peristiwa), redundansi
(kepastian relatif dalam situasi), dan gangguan (segala sesuatu yang mengganggu informasi).
Teori permainan. Seperti yang dirumuskan oleh psikolog William Stephenson, berargumentasi
bahwa kita berkomunikasi hanyalah demi kesenangan yang kita peroleh dari tindakan itu sendiri.
Permainan adalah kegiatan yang dilakukan orang untuk kesenangan, bukan untuk menyelesaikan
sesuatu seperti bekerja. Teori permainan diturunkan dari gagasan kesenangan berkomunikasi,
kegembiraan yang diperoleh orang dari mengobrol tanpa menharapkan apapun darinya.
Sebaliknya dari teori informasi yang dikemukan Stephenson, melukiskan derita berkomunikasi,
berkomunikasi agar lebih berpengetahuan, berpendidikan, untuk memecahkan masalah, dan
sebagainya.
Bagi Stephenson politik dari titik pandang publik dilihatnya sebagai permainan: “para diplomat
dan politikus melakukan pekerjaannya; publik hanya mempunyai sesuatu yang diberikan kepada
politik untuk dibicarakan, untuk kesenangan berkomunikasi kepada mereka.
Teori parasosial. Kelompok lain perumus teori berargumentasi bahwa komunikasi massa
berfungsi memenuhi kebutuhan manusia akan interaksi sosial. Hal ini tercapai jika media massa
memberi peluang bagi hubungan parasosial, yaitu melibatkan orang-orang ke dalam apa yang
tampaknya merupakan keakraban hubungan tatap muka tanpa terjadinya hubungan langsung.
Format ini yang digunakan oleh para komunikaor politik untuk membangun jembatan parasosial
yang menghubungkan pemimpin dan pengikut.
Teori guna dan kepuasan. Pendekatan guna dan kepuasaan dimulai dari anggapan bahwa
anggota khalayak media adalah peserta aktif dan selektif dalam keseluruhan proses komunikasi.
Mereka bukan hanya penerima pesan yang pasif, melainkan dengan bertujuan memasuki
pengalaman komunikasi sebagai makhluk yang berarahkan tujuan. Media hanyalah suatu cara
yang digunakan orang untuk mencapai pemuasan kebutuhannya. Komunikasi massa berfungsi
untuk kepentingan, yaitu
1. Lari dari kemajemukan, rutin yang menjadi beban atau dari berbagai masalah dan
memudahkan pelepasan emosi.
2. Hubungan personal seperti persahabatan dan hubungan sosial.
3. Identitas pribadi, termasuk penggunaan media untuk menjelaskan suatu segi dari
kehidupan pribadi, membantu menelaah kenyataan, dan perkuatan nilai
4. Pengamatan, yakni pengumpulan informasi.
Maksud pendekatan guna dan kepuasan ialah bahwa dalam menaksirkan akibat politik dari
komunikasi massa, harus dihindari kesimpulan sembrono bahwa media tidak memainkan peran
yang mengubah pemberian suara, tidak mengubah tingkat dukungan publik terhadap kebijakan,
atau tidak mampu menambah informasi yang dimiliki rakyat tentang politik. Akibat-akibat
komunikasi politik menjangkau jauh melampaui penyebaran informasi terhadap pengalihan
perhatian orang dari rutin sehari-hari, penyajian persahabatan sosial, dan peningkatan citra diri
personal.
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal terdiri atas saling tukar kata lisan di antara dua orang atau
lebih. Dalam memikirkan komunikasi interpersonal dalam masalah politik kita akan menelaah
kontak interpersonal bagi kepentingan politik, yakni sifat dasar komunikasi seperti ini dan
faktor-faktor yang membantu bentuk pesan yang dipertukarkan.
Pengaruh pribadi dalam politik
Para pemuka pendapat merupakan saluran yang menghubungkan jaringan massa dan
komunikasi intrepersonal. Pemuka pendapat adalah orang yang menaru perhatian terhadap media
massa, memilih pesan dan menyampaikan informasi serta opini baik kepada teman, tetangga, dan
lain-lain melalui percakapan tatap muka. Disamping pengaruh yang di berikan oleh mereka
terhadap keputusan politik melalui kontak interpersonal, para pemuka pendapat memerankan
peran utama dalam penyebaran informasi politik. Berita tentang politik mencapai sebagian besar
warga negara melalui dua arus informasi, yaitu banyak warga negara yang mendengar tentang
suatu peristiwa tidak langsung dari media massa, tetapi dari pembicaraan orang lain yang
memang tahu peristiwa politik itu melalui televise, radio dan surat kabar.
Terlepas dari perannya dalam memimpin pendapat dalam menyebarkan informasi,
komunikasi interpersonal penting dalam politik karena hal lain. Meskipun media massa itu
persuasive, banyak sekali pembicaraan politik diantara politikus, komunikator professional, dan
aktivis yang mengalir terutama melalui komunikasi interpersonal. Mereka (para politikus)
seringkali berkomunikasi dengan cara satu kepada satu. Inilah gelanggang terpenting bagi
pembicaraab kekuasaan, pengaruh dan otoritas, tempat pembicaraan dilakukan dari mulut ke
mulut bukan kepada khalayak massa. Pembicaraan di belakang layer diantara para pejabat
memberikan gambaran yang lebih tepat tentang apa yang terjadi dalam pemerintahan ketimbang
apa yang dikatakan pada khalayak umum.
Karakteristik percakapan politik
Komunikasi interpersonal mengenai politik adalah pertemuan terpusat , artinya sangat
sedikit orang yang mengambil bagian, pihak-pihak saling memberi hak untuk mengakui dan
menjawab dalam pertukaran itu, dan percakapan berlansung dengan cara orang-orang bergiliran
mengatakan segala sesuatu. Sifat terpusat ini menghasilkan kemampuan koorientasi, seperti pada
pertandingan dan negosiasi
Koorientasi
Penyebutan ini hanya menunjukan bahwa orang saling bertukar pandang tentang
masalah; pertukaran itu menimbulkan serangkaian pesan dan tindakan dan melalui urutannya
para peserta serempak mengorientasikan diri terhadap objek yang dibahas atau terhadap satu
sama lain.
Dimensi hubungan mengkomunikasikan baik kekuasaan-kedudukan maupun kasih-
sayang permusuhan. Misalnya A bias berbeda dengan B dalam pandangan,posisi, atau kekuatan
dan dengan demikian mengesankan bahwa B memiliki penilaian, status atau kekuasaan yang
lebih unggul.
Percakapan sebagai permainan. Maksud percakapan sebagai permainan di sini adalah
transaksi yang di dalamnya para peserta komunikasi (1) mempunyai motif yang terbuka dan
tersembunyi dan (2) dalam proses itu memperoleh imbalan atau menderita kerugian.
Percakapan politik mempunyai definisi sebagai berikut : komunikator politik memperhitungkan
satu sama lain dan berusaha untuk mengarahkan perilaku satu sama lain melalui pembicaraan
kekuasaan, pengaruh, auoritas yang dimotivasi dengan jelas.
Lyman dan Scott mengemukakan empat tipologi permainan yang sesuai untuk menjelaskan
sifat-sifat yang menyerupai permainan dalam komunikasi politik interpersonal.Permainan
dibedakan menurut tujuan yang ingin dikejarnya. Permainan wajah misalnya merefleksikan
upaya peserta untuk menetapkan identifikasi masing-masing dengan cara-cara yang dihargai.
Suatu permainan wajah bisa difensif ; jika berusaha melindungi suatu identitas dari ancaman.
Kontur saling tukar interpersonal
Beberapa hal mempengaruhi makna yang diberikan orang kepada pesan-pesan yang
mengalir melalui saluran-saluran interpersonal. Kita akan mengemukakan tiga dari yang -
heterofili, empati dan penyikapan diri.
Prinsip Homofili
Riset mengemukakan 3 dalil yang jika digabungkan membentuk prinsip homofili dalam
komunikasi :
1. orang-orang yang mirip dan sesuai satu sama lain lebih sering berkomunikasi dari pada
orang-orang yang tidak serupa sifat serta pandangannya.
2. Komunikasi lebih efektif terjadi bila sumber dan penerima homofilitik
3. homofili dan komunikasi saling memelihara ; makin banyak komunikasi diantara orang-
orang, mereka makin cenderung berbagi pandangan dan melanjutkan komunikasi.
Empati
Kemampuan memproyeksi diri sendiri kedalam titik pandangan dan empati orang lain
memberikan peluang kepada komunikator untuk berhasil dalam bercakap-cakap.Empati adalah
suatu sifat yang sangat dekat asosiasinya dengan citra seseorang tentang diri dan tentang orang
lain , dank arena itu bisa di negosiasikan melalui media interpersonal.
Menyingkap diri
Penyingkapan diri terjadi bila seseornag memberitahukan kepada orang lain apa yang
dipikirkannya, itulah cara yang paling lansung untuk memperlihatkan citra diri dan identifikasi
yang dihargai.Meskipun komunikasi menyingkap diri meningkatkan pengertian interpersonal,
terjadinya relative jarang. Penyingkapan diri yang tulus bahkan lebih langka dalam politik.
KOMUNIKASI ORGANISASI
Jaringan komunikasi dari organisasi menggabungkan sifa-sifat saluran massa dan saluran
interpersonal.
Tentu saja ada jenis-jenis organisasi yang sangat berbeda dalam politik, baik formal maupun
informal. Yang dimaksud kelompok informal adalah keluarga seseorang, kelompok sebaya, dan
rekan kerja yang kesemuanya memainkan peran penting dalam mengembangkan opini politik
orang itu. Sedangkan kelompok formal meliputi partai politik dan berbagai organisasi
kepentingan khusus, seperti serikat buruh, asosiasi perusahaan, pembela konsumen, organisasi
hak sipil, dan koalisi kebebasan wanita. Akhirnya, pada ujung yang paling formal dari kontinum
ini terdapat organisasi birokratik.
Dalam pembahasan sekarang ini, akan mengulas Organisasi Birokratik. Kebanyakan dari apa
yang harus dikatakan mengenai media organisasi menyangkut komunikasi di dalam birokrasi.
Birokrasi, bila didefinisikan dengan cara yang tidak merendahkan, adalah organisasi yang :
1) Cukup besar sehingga kurang dari setengah anggotanya yang saling mengenal secara
pribadi,
2) Terdiri atas pekerja purnawaktu (full time) yang terikat kepada dan bergantung pada
organisasi itu,
3) Mengandalkan criteria prestasi dalam menilai pekerja, bukan sifat asli (seperti jenis
kelamin atau ras) atau pilihan rakyat, untuk kedudukan autoritas, dan
4) Memiliki relative sedikit penilaian eksternal atas produknya yang dihasilkan secara
sinambung dan dengan alat-alat yang teliti.
Organisasi birokratik berusaha mencapai rasionalitas,efisiensi, dan keahlian dalam melaksanakan
tugas tertentu. Alat untuk ini ialah usaha untuk menetapkan tugas dan pekerjaan personal
keorganisasian melalui penstrukturan hierarkis, upaya untuk mempertahankan dan menaikkan
identitas dan keentingan organisasi dalam penyelisihan dengan biro-biro saingan, dan alat untuk
sosialisasi angota-anggota dalam doktrin dan peran mendukung tujuan birokratik. Agar
pelaksanaan upaya ini berhasil, pada gilirannya diperlukan komunikasi yang terorganisasi.
Saluran Internal
Dalam organisasi yang rumit seperti birokrasi pemerintah terdapat dorongan untuk
memformalkan komunikasi. Dasar alasannya ialah bahwa pertukaran informal, pribadi, dan main
coba-coba tidak dapat menyajikan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan,
mengakibatkan penyimpangan dan kesalahan serius, dan tidak memungkinkan pembebanan
tanggung jawab bagi pembuatan keputusan. Untuk menjamin bahwa pesan-pesan melewati
saluran yang direncanakan dan di formalkan, terdapat sarana untuk mengontrol aliran informasi.
Sarana ini mencakup bentuk yang distandarkan.
Terkadang orang menganggap prosedur formal terlalu membosankan dan menaatinya banyak
memakan waktu, terutama jika percakapan lisan yang sederhana dapat menyelesaikan pekerjaan
tanpa administrasi yang rumit. Apalagi, sekema organisasi merinci peran atasan-bawahan, tetapi
dalam kenyataan setiap hari, orang-orang tahu siapa yang berkompeten dan tidak berkompeten,
yang andal dan tidak andal tanpa mempedulikan apa yang dikatakan oleh table-tabel organisasi.
Saluran Eksternal
Organisasi berkomunikasi tidak hanya kepada anggota sendiri. Organisasi pemerintahan seperti
departemen-departemen eksekutif, jawatan-jawatan, dan komisi-komisi melakukan komunikasi
ke luar karena berbagai alasan.
1) Mereka harus berkonsultasi dengan Kongres
2) Mempengaruhi kebijakan
3) Jawatan-jawatan saling berkomunikasi untuk berbagi informasi
4) Semua jawatan melaksanakan program informasi public untuk memberi informasi kepada warga Negara
5) Beberapa organisasi pemerintah menggunakan publisitas eksternal sebagai cara menjalankan peraturan
6) Organisasi-organisasi pemerintah melakukan komunikasi eksternal untuk keperluan internal
7) Komunikasi eksternal suatu organisasi bias didesak oleh kepala organisasi itu untuk mempromosikan gengsi dan karier politik pribadinya.
Selain ketujuh alasan tersebut, ada rasionel vital yang lain bagi komunikasi eksternal organisasi
pemerintahan, yaitu melaksanakan pertanggung jawaban jawatan terhadap klien-klien tertentu
seperti petan, buruh, usahawan, konsumen, dan pemerintah asing. Setiap hari saluran utama
komunikasi organisasi eksternal melayani hubungan pejabat-klien.
Katz dan Danet memberikan klarifikasi dari berbagai hubungan pejabat-klien dalam komunikasi
politik. Mereka menekankan bahwa komunikasi pejabat klien bervariasi menurut tekanan dan
tanggapan pejabat terhadap tekanan tersebut.
Saluran Komunikasi : Suatu Rangkuman
Katz dan Danet mengigatkan kita bahwa pada akhirnya komunikasi eksternal organisasi yang
besar dan rumit pun melibatkan orang-orang (pejabat dan klien) yang menegoisasikan hasil-hasil
tertentu. Dalam proses itu mereka memperhitungkan berbagai hal seperti tekanan, fakta yang
dipersepsi, aturan, dan prasangka. Pengigat ini menyajikan peluang untuk merangkum sifat-sifat
umum semua saluran komunikasi massa, interpersonal, dan organisasi.
Apa pun salurannya, makna mengalir bukan dari saluran, melainkan tercipta dalam pikiran
penerima. Apa pun yang disampaikan melalui saluran adalah pesan potensial jika orang
menemukan makna didalamnya. Ini tidak berarti bahwa maksud pesan komunikator dan
pemilihan saluran itu tidak penting, tetapi bahwa pesan yang diterima itulah yang penting, dan
bahwa maksud komunikator itu penting jika mempengaruhi cara orang menyusun makna
berhubungan dengan makna yang dimaksudkan dan makna yang diterima.
Singkatnya, bagaimana kita menyusun makna melalui saluran komunikasi adalah inti dari
bagaimana kita mencapai ketertiban sosial. Maka, dalam pengertian ini, semua saluran
komunikasi adalah saluran politik karena sifatnya sendiri; saluran-saluran itu adalah untuk
menegoisasikan pengaturan yang menerus bagi konflik sosial.
SALURAN PERSUASI POLITIK : KASUS KAMPANYE PEMILIHAN
Sifat Persuasif Kampanye Politik
Dalam kontes antarpartai ada tiga tujuan kampanye. Pertama, ada upaya untuk membangkitkan
kesetiaan alami para pengikut suatu parta dan agar mereka memilih sesuai dengan kesetiaan itu.
Kedua, ada kegiatan untuk menjajaki warga Negara yang tidak terikat pada partai dan menurut
istilah Kenneth Burke untuk menciptakan pengidentifikasi diantara golongan independen.
Ketiga, ada kampanye yang ditujukkan pada oposisi, bukan dirancang untuk mengalihkan
kepercayaan dan nilai anggota partai, melainkan untuk meyakinkan rakyat bahwa keadaan akan
lebih baik jika dalam kamoanye ini mereka memilih kandidat dari partai lain.
Pelaksanaan kampanye politik ada tiga front memerlukan penggunaan rencana kampanye dan
konsep kampanye total. Dalam persiapan rencana kampanye yang seksama ialah perumusan Idea
Kampanye. Singkatnya, Idea adalah tema organisasi kampanye ; semua slogan ditujukkan kearah
perwujudan Idea itu.
Rencana Kampanye mencakup empat segi untuk melaksanakan maksud Idea yang melandasinya.
(1) ada formasi awal dari organisasi kampanye, (2) terdiri atas para politikus yang
berpengalaman (baik pejabat pemerintah maupun pemimpin partai), (3) juru kampanye
professional (termasuk segala jenis manajer kampanye dan konsultan sampai spesialis dalam
polling opini public, menulis pidato dan melatih kandidat dalam penampilan didepan umum),
dan (4) sukarelawan dari kalangan warga Negara (sejumlah orang yang bersedia melakukan
hubungan telepon, berkunjung ke rumah – rumah, menaikkan tanda, dsb). Selain mendirikan
organisasi kampanye, rencana kampanye merinci bagaimana dana harus dikumpulkan dan
dipergunakan, bagaimana melakukan riset untuk mendapat informasi yang diperlukan mengenai
masalah yang dikemukakan, pemilih dan oposisi dan bagaimana menyampaikan pesan kandidat.
Sifat Rencana Kampanye yang menyangkut komunikasi kampanyelah yang menyebabkan
berjalanannya konsep kampanye total. Ada beberapa alasan mengapa pelaksanaan kampanye
total yang komprehensif tidak dikaitkan kepada satu saluran komunikasi tertentu. Yang jelas,
tidak cukup pengetahuan tentang cara orang – orang menyusun citra mereka tentang politik
untuk dapat mengatakan bahwa mereka lebih memperhitungkan pesan yang diperoleh dari satu
media ketimbang dari media lain dalam merumuskan kepercayaam, nilai, dan pengharapan.
Dalam memperhitungkan rencana kampanye, para persuader politik mengharapkan saluran
massa, interpersonal, dan organisasi tertentu untuk mencapai tujuan yang berbeda – beda.
Kampanye Massa
Telah kita katakana bahwa persuasi massa adalah salah satu dari sekian banyaknya komunikasi.
Imbauan kepada massa dilakukan baik melalui hubungan tatap muka ataupun melalui jenis
media berperantara, yaitu media elektronik, media cetak, atau poster.
Kampanye Tatap Muka
Rapat umum politik memberikan peluang utama kepada kandidat untuk melakukan komunikasi
tatap muka didepan khalayak massa. Namun, sebagian besar orang banyak yang datang untuk
melihat dan mendengarkan seorang kandidat dalam rapat umum massa sudah mempunyai
kecenderungan kedepannya.
Untuk mencapai tujuan, rapat umum bergantung pada persiapan. Inilah tanggungjawab utama
pelopor, yaitu anggota organisasi kampanye yang datang ke kota – kota, sebelum penampilan
kandidat untuk memastikan bahwa peristiwa diatur dengan baik. Untuk menjamin fasilitas yang
memadai, mempersiapkan tempat, mendatangkan cukup banyak pengunjung, menghadirkan pers,
menyediakan poster kandidat dan lencana bagi pengunjung. Salah satu unsur penting dalam
merencanakan rapat umum massa iasalah persiapan pidato.
Media Elektronik sebagai Perantara
Bila memikirkan media elektronik biasanya kita menjadi ingat kepada radio dan televisi, namun
telepon juga merupakan alat komunikasi politik yang penting. Apalagi, terdapat berbagai inovasi
dalam komunikasi elektronik yang juga mempunyai akibat terhadap bidang politik.
Telepon dan Politik. Telepon sebagai alat komunikasi lisan antara satu orang kepada orang lain
yang mempunyai beberapa kegunaan bagi kampanye kontemporer. Yang pasti, telepon
merupakan sarana yang berguna bagi hubungan pribadi jika organisasi kampanye ingin
mengumpulkan dana. Baik melalui panggilan telepon kepada para pendukung ataupun digunakan
bersama – sama dengan telepon, telepon mencapai sejumlah besar pemilih dalam tempo yang
sangat singkat.
Disamping itu, telepon juga membantu survey tentang opini para pemilih; polling telepon,
dengan menggunakan teknik pemutaran nomor secara acak dan menggunkan juesioner pendek
serta disesuaikan degan luwes, adalah prosedur utama survey.
Kampanye Radio. Selain kecenderungannya untuk berpadu dengan lingkungan alami, radio
memiliki keuntungan tetentu yang melebihi sarana komunikasi lain. Media ini lebih murah
daripada televisi atau surat langsung. Berbagai stasiun radio melayani khalayak khusus. Seorang
kandidat bukan menyebarkan imbauannya ke wilayah dan kepada khalayak yang luas yang tidak
relevan dengan kampanyenya, melainkan menunjukkannya kepada sasaran berupa jenis pemilih
unruk membangun citra melalui publisitas gratis (mengatur peristiwa kampanye untuk liputan
berita, turut dalam debat televise,dsb) tekanannya adalah pada periklanan televisi yang dibayar.
Inovasi. Alat elektronik baru dari komunikasi berkembang dan para juru kampanye politik
menerapkannya untuk tujuan persuasive. Televisi antena komunitas, seperti televisi kabel atau
CATV sangat menambah jumlah saluran televisi yang tersedia dan peluang bagi penampilan.
Terdapat kemungkinan untuk membuat acara 24jam sehari pada saluran – saluran khusus yang
disampaikan ke rumah dengan CATV.
Cetakan sebagai Perantara.
Jika perkakas elektronik dikesampingkan, kata tercetak masih merupakan alat utama kandidat
politik untuk berkomunikasi dengan khalayak massa. Kepustakaan kampanye (sebaran, brosur,
foto, dsb) masih tetap merupakan bagian bagi politik kontemporer seperti bagi pembicara politik
diatas unggul pada zaman pionir. Dua tipe media cetak sangat penting, yang disampaikan
melalui Surat Langsung dan Koran.
Surat Langsung. Pada tahun – tahun terakhir industry surat langsung telah menguasai bagian
yang semakin besar dari anggaran kampanye kandidat. Kampanye surat langsung ditujukkan
pada (1) pengumpulan data, (2) pembinaan pengenalan nama dan citra kandidat, dan (3) imbauan
untuk mengumpulkan suara.
Surat Kabar. Tiga tipe isi surat kabar bertindak sebagai sarana bagi komunikasi kampanye :
ihwal berita, editorial, dan iklan. Semuanya membantu pembinaan citra dan penyajian masalah.
Namun, pembuatan citra adalah yang paling utama. Kepada pembaca, surat kabar menyajikan
cerita yang membina kesan tentang pentingnya, kredibilitas, watak, gaya, dan reputasi kandidat
melalui sarana seperti penempatan cerita, judul, isi dan banyaknya liputan yang ditujukkan
kepada setiap pencari jabatan. Dukungan editorial lebih berorientasikan masalah, berbicara
tentang sifat pribadi kandidat.
Periklanan politik melaksanakan fungsi lain diluar pembuatan citra dan penyajian masalah. Iklan
politik dalam surat kabar, begitu pula yang dibagikan dengan selebaran, brosur dan surat
langsung, menyokong moral parapekerja kampanye, setidak – tidaknya mereka mendapat kesan
bahwa terjadi pengeluaran uang.
Poster sebagai Perantara. Poster politik adalah salah satu teknik komunikasi kampanye yang
paling beraneka warna dan paling menarik. Yang tersebar pada lanskap dalam setiap pemilihan,
pada billboard, pohon, tiang telepon, atap gedung, dam dinding bangunan adalah contoh –
contoh bentuk periklanan politik ini.
Media lain dari kampanye politik, poster mencari dukungan luas untuk kandidat, partai, dan
program partai : mengumumkan pertemuan politik dan rapat umum partai yang akan datang,
membantu mengumpulkan dana, mengkritik oposisi, membina pengenalan nama bagi kandidat
yang tak dikenal, dan emmbangkitkan semangat para pekerja kampanye.
Poster yang disebarluaskan dengan seni rupa yang menangkap gagasan dan tema kampanye
adalah pengingat sehari – hari akan imbauan yang diterima oleh pemilih melalui hubungan
telepon, pengumuman radio, spot televisi, atau iklan surat kabar. Dengan demikian poster
membantu menjalin berbagai lembaran benang kampanye persuasif.
Kampanye Interpersonal
Seperti pada kampanye yang dilakukan melalui media massa, melakukan kampanye pada tingkat
interpersonal melibatkan baik komunikasi tatap muka maupun komunikasi berperantara.
Hubungan tatap muka terdiri atas tiga jenis. Yang pertama adalah penampilan pribadi yang
dilakukan oleh kandidat (atau istrinya, kerabat dekat, dan jurubicara utama) dalam setting yang
relative informal.
Kedua, ada kampanye melalui kebaikan kantor pemuka pendapat. Para kandidat membina itikad
baik tokoh – tokoh lokal, Negara bagian, dan yang mempunyai nama nasional. Dukungan aktif
dari pastur atau pendeta, penjual barang logam, penjual bahan makanan, dokter, dan guru yang
mempunyai reputasi bisa lebih berharga daripada iklan yang dibayar jika kandidat hanya dapat
menggunkan anggaran yang terbatas. Yang terakhir, ada orang – orang yang dengan sukarela
melakukan anjangsono selama kampanye : mereka mengunjungi setiap rumah disetiap seksi
untuk kepentingan kandidat.
Pada komunikasi tingak interpersonal, saluran – saluran bisa merupakan variasi berperantara,
tepat seperti pada komunikasi massa. Misalnya, telepon tidak digunakan hanya untuk mencapai
khalayk massa, tetapi juga untuk percakapan diantara pekerja kampanye, menelpon journalis,
dan perbincangan bersahabat diantara kawan, tetangga, dan rekan sekerja yang mendukung atau
menentang kandidat tertentu.
Kampanye Organisasi
Dalam aktivitas kampanye, banyak organisasi turut serta. Mulai dari (1) organisasi kampanye,
(2) ragam organisasi kepentingan khusus yang menduduki posisi, membantu dana dan sumber
daya lainnya, mengarahkan anggota, dan memberikan tekanan kepada calon pejabat: serikat
buruh, asosiasi perusahaan, kelompok agrikultur, organisasi hak sipil. Lobby konsumen, pecinta
lingkungan, dan lain sebagainya, (3) kelompok penyokong yang digunakan untuk memberikan
kesan mendapat dukungan rakyat yang luas melebihi barisan partisan, pegawai, dan etnik, serta
para juru kampanye politik, hingga yang terakhir (4) organisasi utama yakni partai politik itu
sendiri. Saluran komunikasi partai terdiri atas kantor partai khusus dan hubungan partai dengan
para pemilih.
KESIMPULAN
Apa pun salurannya (atau teknologinya, apakah lisan, cetakan, atau elektronik), makna mengalir
bukan dari saluran, melainkan tercipta dalam pikiran penerima. Apa pun yang disampaikan
melalui saluran (bahkan keheningan) adalah pesan potensial jika orang menemukan makna di
dalamnya. Ini tidak berarti bahwa maksud pesan komunikator dan pemilihan saluran itu tidak
penting, tetapi bahwa pesan yang diterima itulah yang penting, dan bahwa maksud komunikator
itu penting jika memengaruhi cara orang menyusun makna dari pesan yang disampaikan. Dengan
demikian maka proses penyusunan makna berhubungan dengan makna yang dimaksudkan dan
makna yang diterima. Hal ini mempunyai akibat yang menonjol pada bentuk organisasi social,
persepsi individu, citra yang kita rumuskan, bagaimana kita saling menghendaki,
mengidentifikasi citra diri kita, dan menemukan kepuasan dalam hubungan kemanusiaan, dan
bagaimana organisasi pemerintah membuat keputusan dan memberlakukannya.
KOMUNIKASI POLiTIK
MEDIA POLITIK: SALURAN MASSA,
INTERPERSONAL, DAN ORGANISASI
Nama :
Siti Rahma Amandasari ( 2008120019 )
Dewi Mega Hardi ( 2008120021 )
Reni Kurniati ( 2008120033 )
Dwi Septiarini ( 2008120035 )
Cindy Arasma N ( 2008120037 )
M. Noorfirdauz ( 2008130024 )
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA2011