Materi Tutor I

5
Berbagai masalah muncul ketika pasien dalam keadaan stadium irreversible seperti penyakit Ca yang sudah metastase, stroke hemoragik dan HIV. Segala jenis terapi sudah dilakukan namun tetap saja tidak berkualitas untuk pasien. Disisi yang lain beban keluarga dari segi psikososial dan ekonomi semakin berat, biaya pengobatan semakin menumpuk karena kondisi pasien tidak banyak perubahan yang berarti. Disisi medis terjadi dilema untuk meneruskan atau tidak tindakan medis yang memperpanjang kehidupan pasien. Sesuai dengan makin meningkatnya kesadaran akan menentukan nasib sendiri (self determination), dibanyak negara mulai timbul gerakan dan penghargaan atas hak seseorang mengakhiri hidup. Dibeberapa negara hak ini diakui oleh pemerintah karena diatur dalam undang-undang, seperti negara Belanda, Belgia dan Australia ( Jusuf Hanafiah, 2007) Salah satu masalah yang muncul dalam usaha untuk mengakhiri hidup yaitu euthanasia. Menurut Jusuf hanafiah (2007), euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuaitu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu

description

MATERI

Transcript of Materi Tutor I

Page 1: Materi Tutor I

Berbagai masalah muncul ketika pasien dalam keadaan stadium irreversible seperti

penyakit Ca yang sudah metastase, stroke hemoragik dan HIV. Segala jenis terapi sudah

dilakukan namun tetap saja tidak berkualitas untuk pasien. Disisi yang lain beban keluarga dari

segi psikososial dan ekonomi semakin berat, biaya pengobatan semakin menumpuk karena

kondisi pasien tidak banyak perubahan yang berarti. Disisi medis terjadi dilema untuk

meneruskan atau tidak tindakan medis yang memperpanjang kehidupan pasien.

Sesuai dengan makin meningkatnya kesadaran akan menentukan nasib sendiri (self

determination), dibanyak negara mulai timbul gerakan dan penghargaan atas hak seseorang

mengakhiri hidup. Dibeberapa negara hak ini diakui oleh pemerintah karena diatur dalam

undang-undang, seperti negara Belanda, Belgia dan Australia ( Jusuf Hanafiah, 2007)

Salah satu masalah yang muncul dalam usaha untuk mengakhiri hidup yaitu euthanasia.

Menurut Jusuf hanafiah (2007), euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuaitu

untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk

memperpendek hidup atau mengakhiri hidup seorang pasien dan ini dilakukan untuk

kepentingan pasien sendiri.

Euthanasia dikelompokkan dalam dua bagian besar, yaitu :

1) Euthanasia aktif; euthanasia yang mengacu pada praktek yang membawa kematian secara

langsung , baik orang tersebut menhendaki atau tidak. Pelaksanaan euthanasia di sini

memerlukan suatu upaya tertentu untuk mencapai kematian.

2) Euthanasia pasif; tidak melakukan tindakan apapun untuk mencegah kematian itu terjadi.

Pelaksanaan euthanasia yang kematiannya dibuat secara perlahan – lahan dan alami, sehingga

Page 2: Materi Tutor I

tidak diperlukan adanya tindakan apapun untuk mencapai kematian. Istilah euthanasia pasif kini

tidak lagi dipergunakan tetapi diganti dengan “ membiarkan pasien meninggal “ (letting die).

Menurut perkembangan terbaru, euthanasia dikelompokkan dalam tiga tahapan : mercy death,

mercy killing, allowing someone to die. Pemilahan ini muncul karena semakin banyak kasus

baru yang timbul. Salah satu kasus yang menarik di antaranya adalah penemuan di bidang medis

yaitu brain death (kegagalan fungsi otak yang cenderung parah/fatal ). Menghadapi kasus

demikian, timbul kebimbangan moral seorang dokter yang dihadapkan pilihan antara kasihan

apabila tetap dipertahankan dan mengakhiri penderitaan pasien dan di sisi lain sumpah dokter

untuk mempertahankan hak hidup seseorang.

Menurut KUHP pasal 344 “barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas

permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dengan sungguh-sungguh,

dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun”

Jika pihak keluarga merasa kasihan pada pasien atau tidak sanggup dengan biaya

perawatan maka mereka memutuskan untuk euthanasia aktif sementara pasien masih ada tanda-

tanda kehidupan (belum mati batang otaknya), maka si pelaku euthanasia dan keluarga pemberi

izin, tergolong pembunuhan disengaja dan pelaku jarimah (akan kena hukuman). Hal ini diancam

Allah dalam firmannya yang artinya: “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin

dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka

kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya. (Q.S. an-Nisa` : 93).

Para ulama sepakat dan begitu juga dikalangan kedokteran bahwa euthanasia pasif atau

negative dibolehkan, yakni tanpa memberikan pengobatan bagi pasien karena tidak mampu atau

Page 3: Materi Tutor I

memang pasrah dengan keadaan yang tak tau kepastiannya, hanya menunggu kekuasaan Allah

(Siregar, USU).

Eutanasia memang seperti buah simalakama, sebagai tenaga kesehatan dalam

menyikapi kondisi ini kita harus jeli dalam memutuskan tindakan kepada pasien tersebut.

Menurut pendapat saya apabila kita menemukan pasien seperti tersebut diatas dan kita sudah

berikhtiar dengan semua tindakan namun tidak merubah keadaan akan lebih baiknya kita sebagai

tenaga medis terutama sebagai perawat tetap melakukan tindakan keperawatan yang mengarah

ke aspek psikologi, sosial dan spiritual. Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan

kondisi terminal, tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga

pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan tenang

dan damai.

DAFTAR PUSTAKA

Intan Zainnafree. 2009. Euthansia dalam perspektif etika dan moralitas. Jurnal KEMAS Volume

4 / No. 2 / Januari - Juni 2009, Unnes

Siregar, Ramadhani S. Euthanasia Dalam Perspektif Islam. Medan: USU

Jusuf hanafiah, M. 2007. Etika kedokteran dan hukum kesehatan. Jakarta : EGC