Materi Semester 1 -2

40
Bab 3 RENCANA ALLAH 1.1 Kerinduan Allah bagi ciptaanNya Setiap orang mempunyai tujuan hidup masing masing. Tujuan hidup penting bagi setiap orang karena didalamnya terkandung arti hidupnya. Allah sudah mempunyai rencana yang baik bagi setiap orang, namun tidak semua orang mempunyai tujuan hidup yang sesuai dengan rencana Allah. Bagaimana kita bisa hidup sesuai dengan rencana Allah ? Ayat ayat dibawah ini menggambarkan apa yang menjadi kerinduan Allah bagi ciptaanNya. Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Matius

description

Agama

Transcript of Materi Semester 1 -2

Bab 3 RENCANA ALLAH

1.1 Kerinduan Allah bagi ciptaanNya

Setiap orang mempunyai tujuan hidup masing masing. Tujuan hidup penting bagi setiap orang karena didalamnya terkandung arti hidupnya. Allah sudah mempunyai rencana yang baik bagi setiap orang, namun tidak semua orang mempunyai tujuan hidup yang sesuai dengan rencana Allah. Bagaimana kita bisa hidup sesuai dengan rencana Allah ?

Ayat ayat dibawah ini menggambarkan apa yang menjadi kerinduan Allah bagi ciptaanNya.

Matius 6:33

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Matius

22:37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

Matius

28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

I Petrus

1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,

1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

1:17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.

1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,

1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

I Petrus

3:17 Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh.

3:18 Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.

Yesaya 43:7

Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!”

1.2 Pribadi yang punya tujuan hidup

Beberapa pribadi dibawah ini mempunyai tujuan dalam hidupnya:

Paulus

Filipi

1:20 Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.

1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

Orang Percaya

Matius

6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

Kita

Efesus 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Yesus Kristus

Markus 10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

1.3 Penghalang

Hal hal yang membuat hidup kita menyimpang dari tujuan hidup yang dikehendaki Allah

I Timotius 6:10

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

I Yohanes

2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Ibrani

12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Seorang atlet lari marathon harus mempersiapkan diri dengan baik sebelum dia mengikuti pertandingan. Dia harus berlatih hari demi hari selama bertahun tahun, mengatur pola makan, tidur dll, meninggalkan hal hal yang tidak emndukung tujuannya, meskipun itu adalah kesenangannya. Semuanya dilakukan supaya dia bisa mengikuti lomba marathon. Pada saat lomba dia harus berkonsentrasi penuh, mengatur langkah, nafas, strategi. Waspada terhadap lawan, dan terus berlari mengikuti rute sampai garis akhir.

1.4 Bagaimana tetap dalam tujuan Allah

Ayat ayat dibawah ini member gambaran agar kita tidak menyimpang dari tujuan hidup yang dikehendai Allah.

I Korintus

9:23 Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.

9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!

9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.

9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Roma12:2

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Filipi

3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,

3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Bab 4    KABAR BAIK DARI ALLAH

1.1         Dosa

Yang dimaksud dengan dosa dalam PL adalah apa yang tidak dapat diterima (bagi Allah, atau umat manusia); tidak harus berupa ketidaktaatan kepada Allah atau pemberontakan terhadap-Nya[1]; dan tidak dapat disamakan dengan perbuatan kriminal, yang adalah pelanggaran terhadap masyarakat. Apa pun yang salah dalam hubungan dengan Allah adalah dosa[2]. Maka penyembahan berhala adalah dosa utama[3].Ada satu kata Yunani dalam PB yang mempunyai arti meleset dari sasaran (Yoh 8:46; Rom 5:12). Kata lain berarti pelanggaran hukum (2Kor 6:14) atau kebejatan moral (1Yoh 3:12). Pada saat dosa masuk ke dalam dunia, murkalah Allah (Kej 3:24) dan dijelaskan bahwa

fakta kematian akhirnya harus dikaitkan pada dosa (Kej 2:17). Semua orang dirasuki oleh dosa dan kesalahannya menyombongkan diri dan bukan iman (Rom 5:12 dst.). Keadaan ini tidak dapat diubah oleh upaya manusia (Rom 7) dan hanya oleh prakarsa Allah sendiri suatu perubahan dapat terjadi (Yoh 3:3 dst.). Secara mendasar dosa itu ditaklukkan oleh hidup, kematian, dan kebangkitan Yesus, dan kita dilepaskan dari kuasanya yang mencekik oleh persekutuan kita dengan Kristus dalam iman dan baptisan.

1.1.1        JATUH  KE DALAM DOSA

Ungkapan pasca Alkitab untuk doktrin mengenai pelanggaran Adam, dan warisan sifat dasar manusia sebagai pendosa yang merupakan akibatnya. Kisah mengenai ketidaktaatan Adam dan Hawa digambarkan dalam cerita penciptaan (Kej 2:4b-Kej 3:24). Dosa manusia berakar pada keinginannya untuk menjadi seperti Allah dan hidup sepenuhnya terpusat pada diri serta keinginannya sendiri. Menurut cerita ini, akibat dosa pertama ini adalah pengusiran dari taman Eden.

1.1.2        KORBAN PENGHAPUS DOSA

Sarana untuk membersihkan dosa. Ada perbedaan dalam maknanya. Masalahnya adalah bahwa Allah berada dalam hubungan dengan orang berdosa. Bagaimana pendamaian dapat dilakukan? Haruskah Allah yang murka didamaikan? Atau, perlukah dosa diampuni dan kesalahan disingkirkan atau pelanggaran dihapuskan? Dalam PL terdapat sistem korban yang ditetapkan untuk menebus dosa. Dalam PB karya Kristus telah menghapuskan dosa manusia.

‘Penghapusan’ merupakan terjemahan yang lebih tepat daripada ‘pendamaian’, karena penghapusan menunjukkan kasih dan kemurahan Allah yang telah menganugerahkan sarana untuk menyingkirkan pelanggaran.

1.2         KABAR BAIK  – INJIL KESELAMATAN

Yesus Kristus adalah jawaban dari ganti dosa kita. DIA adalah Kabar baik dari kasih karunia Allah kepada semua manusia yang berdosa.

KASIH KARUNIA, PILIHAN DAN TAKDIR ALLAH

Apakah kasih karunia Allah? Kasih karunia Allah ialah kasih Allah yang bekerja di dalam hati manusia. Kasih karunia Allah mempersiapkan kita dan membawa kita kepada pertobatan. Kasih karunia Allah sangat mempengaruhi kehidupan kita untuk menarik kita kepada Allah. Kasih karunia Allah itu disediakan bagi tiap-tiap orang di dunia ini. Kadang-kadang Tuhan harus berusaha di dalam diri seseorang, lebih daripada yang lain, untuk membawa dia kepada pertobatan. Melalui Roh Kudus Tuhan Allah menarik dan mengajak orang kepada Yesus Kristus dan pertobatan. Kemudian Tuhan Allah membawa orang itu kepada pilihan untuk memutuskan kehendaknya apakah ia mau bertobat dan menyambut Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Akan tetapi keputusan terakhir harus dari kehendak manusia. Demikian pula pilihan terakhir untuk menolak Kristus berasal dari diri manusia sendiri. Dan untuk kesalahan dalam memilih itu manusia harus bertanggung jawab dihadapan Allah. Jikalau hak untuk menentukan pilihan terakhir itu diambil dari manusia, maka kesalahan dan tanggung jawab juga diambil dari orang yang menolak Kristus.

Berikut ini kami kutip beberapa ayat dari Alkitab: “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya” (Efesus 1:4-7). Yaitu orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu” (1Petrus 1:2).

“Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Ku bangkitkan pada akhir zaman” (Yohanes 6:44). Roh Kuduslah yang mengerjakan dan menyatakan kasih karunia Allah. Seringkali Roh Kudus lama bekerja di dalam hati kita sebelum kita dilahirkan kembali. Ia mempersiapkan hati kita untuk pertobatan, dan itulah pekerjaan kasih karunia Allah. Pekerjaan Roh Kudus di dalam kita sama pentingnya dengan pekerjaan Kristus bagi kita di atas kayu salib. Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan untuk kita dan sekarang Ia berada di Sorga mendoakan kita. Pekerjaan Roh Kudus ialah memimpin kita kepada Kristus. Roh Kudus bekerja melalui hati nurani seseorang, melalui Firman Tuhan dan melalui kesaksian para saleh yang mengetahui cara memakai Firman Tuhan dengan benar sehingga dapat menarik orang-orang kepada Yesus Kristus. Jadi dengan macam-macam cara Roh Kudus memanggil manusia.

Panggilan itu adalah sebagai berikut:

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

 

“’ Marilah!’ Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!” (Wahyu 22:17).

 

“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”   (2Petrus 3:9).

 

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Matius 11:28).

 

“Marilah, baiklah kita berperkara! -Firman Tuhan-sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yesaya 1:18).

 

“Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kisah 16:31).

 

Tuhan Yesus telah menggenapkan pekerjaan keselamatan yang cukup bagi seluruh umat manusia. Penggenapan keselamatan itu bergantung pada pertobatan dan iman kepada Yesus Kristus. Dengan perkataan lain keselamatan itu bergantung pada pihak manusia, apakah manusia mau menerima atau menolak keselamatan yang sudah disediakan oleh Tuhan Allah untuk semua manusia dengan cuma-cuma.

Sejak permulaan dunia ini, karena kemahatahuan-Nya, Allah telah memilih orang-orang yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Melalui kemahatahuan-Nya Tuhan Allah telah mentakdirkan untuk menyelamatkan mereka yang akan bertobat dan percaya kepada-Nya. Jemaat Kristus telah dipilih dan ditakdirkan untuk memperoleh keselamatan. Akan tetapi pilihan dan takdir didasarkan pada kemahatahuan Allah yang sudah mengetahui lebih dahulu. Orang-orang pilihan itu telah dipilih sebab Tuhan tahu bahwa mereka akan melaksanakan segala tuntutan panggilan Allah, yaitu bertobat dan percaya. Tuhan telah mengetahui lebih dahulu siapa yang akan menuruti panggilan itu. “Yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu” (1Petrus 1:2).

“Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang mengkuduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus Tuhan kita” ( 2Tesalonika 2:13,14).

“Allah dari mulanya telah memilih kamu”. Saya mempunyai hak untuk menunjukkan dan mengenakan perkataan “Kamu” kepada siapa saja yang saya kehendaki. Demikian juga saudara. Seorangpun tidak dapat merampas hak itu dari kita. Apakah sebabnya? Sebab “Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”. Tuhan Allah telah memberikan Anak-Nya kepada “setiap orang” yang mau menerima Dia.

Roh Kudus menyadarkan roh manusia melalui hati nurani, Firman Tuhan atau oleh kesaksian orang-orang saleh. Melalui hal-hal itu Roh Kudus mulai menempelak hati orang berdosa serta menolong dia menyadari bahwa dirinya berdosa dan terhilang, lalu menunjukkan kepadanya Anak Domba Allah yang mengangkut dosa isi dunia ini. Sementara Roh Kudus meneruskan pekerjaannya, bertambah keraslah tegoran terhadap dosa itu sehingga orang berdosa itu menginsyafi bahwa dirinya bersalah dihadapan Allah dan wajib dihukum. “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman” (Yohanes 16:8). Pada waktu Roh Kudus menunjukkan seseorang kepada Anak Domba Allah, Ia menghilangkan keputusasaan dan ketakutan terhadap hukuman Allah di dalam hati orang itu, lalu timbullah pengharapan di dalam hati orang berdosa itu. Demikianlah orang berdosa itu dipimpin kepada pertobatan dan iman kepada Kristus; Ia dilahirkan kembali. Ia dibenarkan dihadapan Allah serta menjadi anak angkat Allah oleh

karena Kristus Tuhan kita. Pengasihan dan panggilan Roh Kudus itu tidak lain daripada kasih karunia Allah yang juga disebut anugerah Tuhan kita Yesus Kristus.

Pilihan didasarkan atas kemahatahuan Allah, bukan atas takdir Allah. Allah memilih dan mentakdirkan keselamatan orang-orang berdasarkan kemahatahuan-Nya yang terlebih dahulu telah menyatakan kepada-Nya bahwa mereka akan bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Tuhan Allah telah mengetahui lebih dahulu sejak dunia ini dijadikan segala sesuatu yang akan diperbuat manusia. Segala sesuatu yang telah diketahui oleh Allah lebih dahulu bukan berarti sudah ditakdirkan.

Oleh sebab itu baiklah kita pergi ke mana-mana untuk mengabarkan (memberitakan), “Marilah!, baiklah kita berperkara!,” “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”; Marilah! Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barang siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma”; dan Barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya” (Yesaya 1:18; Matius 11:28; Wahyu 22:17; Yohanes 4:14).

 

1.3         PERTOBATAN MENUJU INJIL YANG MENYELAMATKAN

1.3.1        Pentingnya pertobatan

Pertobatan sangat dipentingkan dalam Alkitab. Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya dengan memanggil orang-orang agar bertobat. Begitu pula Tuhan mulai mengabarkan Injil dengan menyuruh semua orang bertobat (Matius 3:1,2,8; 4:17). Ketika Tuhan Yesus menyuruh tujuh puluh orang murid, Ia telah menyuruh mereka untuk mengabarkan tentang pertobatan (Markus 6:12; Lukas 24:47).

Asas pengajaran tentang pertobatan banyak dipakai oleh Petrus (Kisah 2:38) dan Paulus (Kisah 20:21) dalam khotbah mereka. Tuhan Allah sangat rindu supaya semua orang diseluruh dunia bertobat (2Petrus 3:9; Kisah 17:30). Oleh sebab itu, kalau manusia tidak bertobat, tentu ia akan binasa (Lukas 13:3). Kalau hal bertobat sangat perlu pada masa Tuhan Yesus, apalagi pada zaman yang penuh dosa ini.

1.3.2        Apakah pertobatan itu?

Pertobatan adalah keadaan di mana seorang berdosa menyesal karena dosa-dosanya, yang dinyatakan kepadanya oleh terang Firman Tuhan dan gerakan Roh Kudus, sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah pikirannya dan hatinya lalu berbalik dari dosanya dan berpaling kepada Allah.

Pertobatan yang sejati menyangkut tiga hal dalam diri seseorang:

1. Pertobatan menyangkut pikiran seseorang.“Dan anak itu menjawab, Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga,”  Matius 21:30. Perkataan menyesal di sini berarti mengubah pikiran kita tentang dosa. Ini dilukiskan dalam perumpamaan Anak yang hilang dalam Lukas 15:11-31.

2. Pertobatan menyangkut perasaan hati.

Rasul Paulus berkata, “Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat” (2Korintus 7:9). Ini adalah dukacita di dalam hati yang disebabkan oleh perbuatan yang melanggar hukum Allah. Lihat Mazmur 34:19; Lukas 10:13 dan  Mazmur 51:4. Dapat dikatakan juga: memikul beban karena dosa, menyesal, mengeluh, dan berdukacita oleh sebab perbuatan. Pertobatan yang sejati mengakibatkan perubahan sikap hati yang benar.

3. Pertobatan menyangkut kehendak seseorang.Salah satu perkataan Ibrani untuk bertobat berarti “berbalik”. Anak yang hilang itu telah berkata, “Aku akan bangkit dan pergi kepada Bapaku”. Anak yang hilang itu telah mengubah pikirannya, telah menyesal, dan telah bangkit serta berbalik kepada Bapanya. Orang yang bertobat merasa hancur hatinya oleh sebab dosa-dosa yang diperbuatnya, karena itu ia meninggalkan dosa itu. Lihat Mazmur 34:15; Yeremia 25:5; Kisah 2:38; Roma 2:4. Jikalau seseorang menyadari bahwa dirinya berdosa, dan hanya menyesali dosa itu, tetapi tidak meninggalkan dosa itu, maka itu bukanlah pertobatan yang sungguh. Dalam pertobatan yang sungguh- sungguh termasuk pengakuan dosa kepada Allah serta permintaan ampun,  Mazmur 38:19; Lukas 18:13; Lukas 15:21. Perlu juga ada pengakuan kepada manusia, yaitu mengenai kesalahan yang diperbuat terhadap sesama manusia, lihat Matius 5:23,24; Yakobus 5:16. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus meninggalkan dosanya. Lihat Yesaya 55:7; Matius 3:8-10; Amsal 28:13. Dalam pertobatan yang sungguh-sungguh seseorang harus berbalik kepada Allah. Lihat 1Tesalonika 1:9; Kisah 26:18. Kita dapat menyesal, membenci diri sendiri, tetapi kita mungkin masih mengasihi dosa kita; bila kita sungguh-sungguh bertobat, kita membenci dosa dan mengasihi Juruselamat kita.

1.3.3        Bagaimanakah seseorang bertobat?

Bagaimanakah seseorang bertobat? Apakah hal itu hanya merupakan perbuatan diri sendiri? Pertobatan adalah karunia Allah, Ia menarik hati kita kepada pertobatan. Itulah pekerjaan Roh Kudus di dalam hati manusia. “Maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan” (Roma 2:4). Kita diperintahkan Allah untuk bertobat dan Ia akan memberikan dorongan pertobatan kepada barangsiapa yang mau memperhatikan gerakan Roh Kudus di dalam hatinya. Pertobatan terjadi oleh sebab seseorang mendengar Injil Kristus (sebab Roh Kudus menyertai pekabaran Injil). Oleh sebab itu Tuhan Allah memakai pengabar Injil untuk membawa pertobatan kepada manusia. Lihat Kisah 2:37-41; dan Yunus 3:5-10. Jadi, karena Injil itu akan membawa pertobatan kepada seseorang, maka Injil itu harus dikabarkan dengan kuat kuasa Roh Kudus (1Tesalonika 1:5-10). Bilamana seorang pengabar Injil memberitakan tentang Yesus Kristus yang disalibkan, dibangkitkan, dan dipermuliakan, maka hal itu membawa orang-orang kepada pertobatan. Lihat Yohanes 12:32. Adakalanya teguran dari seorang saudara seiman mendatangkan pertobatan (2Timotius 2:24,25). Adakalanya hajaran dan hukuman Allah mendatangkan pertobatan (Wahyu 3:19; Ibrani 12:6,10,11).

(brill)

 

Penutup : Video+Lagu : Give Me Jesus (Fernando Ortega)

Sumber :  ALKITAB (LAI), SABDA, DASAR YANG TEGUH (J WESLEY BRILL)

 

 

[1] Lihat 1 Raja-raja 8:50[2] Lihat  Roma 14:23[3] Roma 1:23

Bab 5    INTEGRITAS

1.1         Pendahuluan

Apa Pemahaman Anda tentang INTEGRITAS? 

Sulitkah Hidup BERINTEGRITAS ? Jeremia 17:9  Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? 

Jeremia 17:10  Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.”1.2         Pengertian INTEGRITAS (Integrity)

 

Integrity is  consistency of actions, values, methods, measures and principles (Wikipedia, free Encyclopedia) / ( Integritas adalah konsistensi dari tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran dan prinsip-prinsip) 

Integritas berasal dari bahasa Latin “ integrate“ yang artinya komplit. Kata lain dari komplit adalah tanpa cacat, sempurna, tanpa kedok. Maksudnya adalah apa yang ada di hati dan yang kita ucapkan, yang kita

pikirkan dan yang kita  lakukan adalah sama. Integritas lebih dari sekedar bertindak jujur.

 

Kejujuran adalah kesesuaian antara apa yang diceritakan /  dikatakan dengan apa yang terjadi / dilakukan,

INTEGRITAS adalah kesesuaian antara apa yang dikatakan atau dikomitmenkan dengan apa yang dilakukan. 

 

Kamus menjelaskan “integritas” sebagai “keadaan menjadi lengkap, merupakan kesatuan.” Kalau saya punya integritas, kata-kata dan perbuatan saya sesuai. Saya adalah diri saya, tidak peduli di mana diri saya atau bersama siapa (John C. Maxwell)Beberapa hal berikut ini juga berbagai ungkapan mengenai integritas :

Ketulusan Integritas merupakan inti dari watak atau karakter (Werren Wiersbe) Integritas mengacu pada kualitas watak atau karakter seseorang (Stanford

Encylopedia of Philosophy) Kesetiaan tanpa kompromi kepada hukum moral Konsisten terhadap prinsip kebenaran Kesatuan atau keutuhan antara nilai-nilai (values) yang dianut dengan

tingkah laku atau tindakan Lebih mengenai “siapa diri kita”, bukan “apa yang kita lakukan / kerjakan” Integritas merupakan “siapa seseorang” bukan ‘kredibilitas seseorang” Integritas adalah ketika seseorang melakukan sesuatu hal yang benar,

walaupun tidak ada orang lain yang melihat atau memperhatikan  (bertindak sama ketika sendirian maupun di depan publik)

“Integrity is doing the right thing (even) when no one is looking”.  

1.3         Contoh dalam Alkitab

1.3.1        Tokoh-Tokoh yang Jatuh atau Tidak Memiliki Integritas

Saul  à oleh karena mempertahankan jabatan Demas à oleh karena uang Ananias Safira à dalam kasus persembahan Amnon à kasus seksual Yudas à mengkhianati Yesus

1.3.2        Tokoh-Tokoh yang Memiliki Integritas

 

1. 1.    Danielà keyakinan terhadap makanan  (Daniel 1:8-21)

 

  2. Yusuf

à mempertahankan kesucian hidupnya Kejadian 39:8-9 dia berkata:”bagaimanamungkin aku  melakukan kejahatan yang besar ini DI HADAPAN Allah?” 

3. Yesus Kristus

à Yoh 18:20

 

Jawab Yesus kepadanya: “Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. (Yohanes 18:20) 

1.4         CONTOH-CONTOH PELANGGARAN INTEGRITAS

 

1.4.1        Pelanggaran Integritas  di Bidang Olah Raga :

Atlet (Ben Johnson, dll)  dalam kasus Doping

 

BEN JOHNSON (atlet Canada) -   di Olimpiade Seoul 1988

pada Nomor lari 100 meter yang dinilai ‘paling bergengsi’ -  mencatatkan waktu 9.79 detik dalam Olimpiade Seoul 1988, dunia geger. Mereka menyatakannya sebagai fantastik, hebat, luarbiasa, ‘rekor terhebat dalam sejarah’! Kegagalan dalam Integritas sekalipun sudah bertahun-tahun berlalu tetap dicatat dan menjadi contoh yang buruk.

 

1.4.2        Praktek Umum Pelanggaran Integritas di Dunia Politik, Lembaga Tinggi Negara

 

Tidur saat Sidang/Rapat; Main HP / sms-an /BBM (black berry massanger) /chatting saat meeting; Mangkir dari Rapat; Kasus suap, mark-up dana proyek, korupsi waktu, korupsi uang, dsb.

 

1.4.3        Praktek Umum Pelanggaran Integritas di Dunia Hukum

 

Para Penegak Hukum justru yang menjadi Pemain (aktor utama) – Berbagai kasus suap yang melibatkan Hakim , Jaksa , Pengacara, Penyidik dari Kepolisian tidak pernah berhenti dari pemberitaan di media cetak maupun elektronik – ini bukti betapa sulitnya perjuangan menuju kehidupan berintegritas.

 

Salah satu petikan tulisan tentang kasus suap yang melibatkan Aparat Penegak Hukum :Artinya, jika kasus penyuapan itu melibatkan orang awam, barangkali mereka masih memiliki alasan tidak mengerti tentang hukum. Lalu, kenapa justru orang yang mengerti hukum, bahkan aparat penegak hukum, yang secara terang-terangan melanggar ketentuan hukum? Itulah potret bahwa Indonesia masih krisis integritas aparat penegak hukum.

 

1.4.4        Praktek Umum Pelanggaran Integritas dalam Dunia Pendidikan

 - Menyontek  (Cheating) –berbagai cara contekan bisa dibuat- Menjiplak ( Plagiarisme ) – skripsi, thesis, tugas-tugas mingguan-Bekerjasama (saling memberi informasi jawaban) saat UTS atau UAS-Memberi kesan hadir padahal tidak hadir – menitip absen pada teman             Contoh : Plagiat di Beberapa Perguruan Tinggi Ternama di bandung (Tahun 2010)

Seperti diketahui,  Prof  B mengaku telah melakukan penjiplakan pada tulisannya yang dimuat The Jakarta Post edisi XX Nov 2009. Menurut Rektor dimana Profesor B bekerja yang bersangkutan tidak hanya sekali ini tersandung kasus.

Pimpinan salah satu perguruan tinggi lainnya memohon maaf kepada Dr. SZ, dan atas nama seluruh masyarakat Indonesia atas kasus plagiarisme yang menimpa salah satu mahasiswanya. Sdr. Z, yang sempat memperoleh gelar doktor  namun kemudian  dipastikan telah melakukan plagiarisme. Berdasarkan telaah staf dekan dan Guru Besar, Sdr. Z banyak mengambil bahan dan ide dari disertasi Dr. SZ, dari Universitas ternama di luar negeri tanpa menyebutkan sumbernya. Kasus plagiarisme ini terungkap dalam suatu seminar internasional .1.5         Bidang-Bidang  yang  Menguji  Integritas  Anda :

 

q   Penggunaan waktu : - Appointment (janjian)

- Komitmen

- Memenuhi Aturan

 

q   Keuangan- Membayar apa yang harus anda bayar

- Accountability  (pertanggungjawaban) keuangan

- Menghindari suap / sogok / uang yang bukan hak Anda

 

q   Bekerja / belajar tanpa pengawasan- Tekun dan Disiplin dalam belajar meskipun tidak ada yang mengawasi

- Memahami isi kuliah dan tidak hanya berorientasi pada nilai

- Sama giatnya baik ada yang mengawasi atau tidak

 

q   Absensi / Kehadiran- Hadir tidak terlambat

- Tidak mangkir / mbolos

- Tidak “nitip absen”

 

q  Janji untuk Melakukan Sesuatu- Menepati janji

- Meminta maaf jika tidak bisa memenuhi janji atau datang terlambat

 

q  Penggunaan Teknologi Informasi  dan Media-       Jika mencopy file dari laptop / komputer orang lain harus ijin

-       Pemakaian internet untuk hal-hal yang sehat (tantangan pornografi, dsb)

-       HP, I-Pad, I-Pod, dsb

-       Buku / majalah,

-       VCD/DVD, dsb)

 

q  Dalam Ujian / Tes dan  Mengerjakan Tugas / Skripsi / Thesis :- Mandiri

- Orisinil

- Mengutamakan proses sekalipun ingin hasil  yang sempurna

- Diawasi / dilihat atau tidak anda akan memiliki sikap yang sama

 

q  Hubungan dengan lawan jenis atau dalam berpacaran-       Menjaga kekudusan dan kemurnian hubungan

-       Ketulusan dan kemurnian dalam berhubungan, tidak memperalat / memanfaatkan

 q  Mengerjakan sesuatu tanpa mengharapkan pujian q  Pemakaian milik orang lain-          Minta ijin sebelum memakai

-          Jika merusakkan / menghilangkan maka mengganti, dsb

-          Mengembalikan apa yang dipinjam . diambil

 q  Bisnis dan pekerjaan sehari-hari-          Mengerjakan dengan sungguh-sungguh

-          Menghindari kecurangan sekalipun akan mendatangkan keuntungan lebih

-          dsb

 

q   dll. 

1.6         Bertumbuh dalam Integritas

 

Apa Komitmen yang Akan Anda AMBIL untuk  BERTUMBUH DALAM INTEGRITAS ?

1.6.1        Kunci Menuju Hidup Berintegritas

 

1. Tidak Kompormi 

            Lukas 16:10

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar”

 

1. Menyadari bahwa Mata TUHAN ada di segala tempat dan Waktu, 

à Miliki Sikap hati yang TAKUT akan TUHAN

Amsal 5:21  Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dansegala langkah orang diawasi-Nya.

Amsal 15:3  Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat danorang baik.

 

Amsal 8:13  “Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepadakesombongan,  kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu

muslihat.

 

 

1. Memegang Prinsip Firman Tuhan  (Yohanes 17:17) 

 

1. Miliki Komunitas yang Sehat(ada teman yang menjadi contoh, menguatkan, menegur, menasehati)

 

 

1. Segera membereskan ketika jatuh / gagal (1 Yohanes 1:9) 

 

 

1.6.2        Contoh Pribadi yang Bertumbuh dalam Integritas

 

George Washington (Presiden pertama USA) – integritas dimulai sejak masa kecilnya.Semasa George W masih kecil, ayahnya memiliki sebuah tanaman cherry yang baru saja dibwanya dari luar negeri, ayahnya sangat senang dengan tanaman cherrynya dan mulai menanam di halaman rumahnya serta merawatinya setiap hari, tentu dengan harapan suatu hari akan memetik buahnya.Suatu hari, ketika Ayah George sedang bepergian, George W bermain bola di halaman, dan secara tidak sengaja bola yang ditendangnya telah mengenai tanaman cherry kesayangan ayahnya hingga patah dan rusak. George W kecil sangat ketakutan membayangkan kemarahan luar biasa ayahnya ketika pulang. Apa yang akan dikatakan dan diceritakan kepada ayahnya? Apakah lebih baik berbohong atau pura-pura tidak tahu untuk menghindari kemarahan ayahnya? Seperti dibayangkan sebelumnya, ketika ayah George W pulang dan melihat tanaman cherrynya rusak, segera dia berteriak bertanya kepada seisi rumahnya “siapa yang telah merusakkan tanaman cherryku…. ? “. George W dengan ketakutan datang kepada ayahnya, dan berkata “ayah, maafkan aku … ketika bermain bola di halaman, secara tidak sengaja aku telah merusakkan tanaman cherry kesayangan ayah, aku siap dihukum”.Bagaimana reaksi ayah George dengan pengakuan anaknya itu? Ayah George membungkuk sambil memeluk erat George W dan berkata …”anakku aku bangga kepadamu karena kamu berani mengakuinya …”. George Washington menjadi Presiden pertama USA, dia seorang yang telah memiliki tanda-tanda berintegritas semenjak kecilnya.1.6.3        Janji TUHAN Bagi yang Hidup dengan Integritas

 

Mazmur73:1 “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya” 

Mazmur 37:37  Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan …

 

Hidup dengan Integritas – Mulailah dari Sekarang !

Bab 6    KEMULIAAN ALLAH

 

Yehezkiel 10:4

“Dalam pada itu kemuliaan Tuhan naik dari atas kerub dan pergi ke atas ambang pintu Bait Suci, dan Bait Suci ini dipenuhi oleh awan itu dan pelatarannya penuh dengan sinar kemuliaan Tuhan.”

 

1.1         Definisi Kemuliaan Allah.

Frase “kemuliaan Allah” dipakai dalam berbagai pengertian di Alkitab.

1) Kadang-kadang istilah ini melukiskan kemegahan dan keagungan Allah (lih 1Taw 29:11; Hab 3:3-5), suatu kemuliaan yang demikian cemerlang sehingga tidak ada manusia yang dapat melihatnya dan tetap hidup (lih.Kel 33:18-23). Paling banyak seorang dapat melihat hanyalah “gambar kemuliaan Tuhan” (lih penglihatan Yehezkiel tentang takhta Allah, /Yeh 1:26-28). Dalam arti ini, kemuliaan Allah menunjuk keunikan, kekudusan-Nya (Yes 6:1-3) dan kemahatinggian-Nya (Rom 11:36; Ibr 13:21). Petrus menggunakan istilah “Yang Mahamulia” sebagai nama Allah (2Pet 1:17).

 

2) Kemuliaan Allah juga mengacu kepada kehadiran Allah yang tampak diantara umat-Nya, yang kemudian oleh para rabi disebut kemuliaan “_shekinah_”. _Shekinah_ adalah kata Ibrani yang artinya “tempat tinggal (Allah)”, dipakai untuk melukiskan perwujudan kehadiran dan kemuliaan Allah yang tampak. Musa melihat kemuliaan shekinah Allah di dalam tiang awan dan tiang api (Kel 13:21); di Kel 29:43 shekinah disebut “kemuliaan-Ku” (bd. Yes 60:2). Kemuliaan ini menyelimuti Gunung Sinai ketika Allah memberi hukum Taurat (Lihat Kel 24:16-17) memenuhi Kemah Suci (Kel 40:34), menuntun Israel di padang gurun (Kel 40:36-38) dan kemudian memenuhi Bait Suci Salomo (2Taw 7:1; 1Raj 8:11-13). Secara lebih khusus, Allah tinggal di antara para kerub di Tempat Mahakudus (1Sam 4:4; 2Sam 6:2; Mazm 80:2). Yehezkiel melihat kemuliaan Allah naik dan meninggalkan Bait Suci akibat penyembahan berhala yang sudah keterlaluan (Yeh 10:4,18-19). Padanan kemuliaan shekinah PB ialah Yesus Kristus, yang sebagai kemuliaan Allah dalam tubuh manusiawi datang untuk tinggal di antara kita (Yoh 1:14). Para gembala Betlehem menyaksikan kemuliaan Tuhan pada saat kelahiran Yesus (Luk 2:9), para murid melihatnya ketika Kristus dimuliakan (Mat 17:2; 2Pet 1:16-18), dan Stefanus melihatnya ketika dirajam sampai mati (Kis 7:55).

 

3) Aspek ketiga dari kemuliaan Allah ialah kehadiran dan kuasa rohani-Nya.

Sekalipun langit menceritakan kemuliaan Allah (Mazm 19:2; bd. Rom 1:19-20) dan seluruh bumi penuh dengan kemuliaan-Nya (Yes 6:3; bd.Hab 2:14), kecemerlangan keagungan-Nya belum tampak dengan jelas saat ini dan sering terabaikan. Akan tetapi, orang percaya mengalami kemuliaan dan kehadiran Allah di dalam persekutuan, kasih, kebenaran dan manifestasi Allah melalui kuasa Roh Kudus (Lihat 2Kor 3:18; Ef 3:16-19; 1Pet 4:14)

 

4) Akhirnya, PL memperingatkan bahwa semua bentuk penyembahan berhala menghina kemuliaan Allah dan mencela nama Allah. Manakala Allah menyatakan diri-Nya selaku Penebus kita, nama-Nya dimuliakan (lih.Mazm 79:9; Yer 14:21). Seluruh pelayanan Kristus di bumi memuliakan Allah kita (Yoh 14:13; 17:1,4-5).

 

1.2         KEMULIAAN ALLAH DINYATAKAN DALAM YESUS KRISTUS.

 

Ketika Yesaya berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus, ia bernubuat bahwa di dalam Kristus kemuliaan Allah akan dinyatakan untuk dilihat semua manusia (Yes 40:5). Baik Yohanes (Yoh 1:14) maupun penulis kitab Ibrani (Ibr 1:3) memberi kesaksian bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat ini. Kemuliaan Kristus adalah sama dengan kemuliaan yang dimiliki-Nya bersama Bapa sebelum dunia ada (Yoh 1:14; 17:5). Kemuliaan pelayanan-Nya jauh melampaui kemuliaan pelayanan PL (2Kor 3:7-11). Paulus menyebut Yesus “Tuhan yang mulia” (1Kor 2:8), dan Yakobus menyebut Dia Yesus Kristus, “Tuhan kita yang mulia” (Yak 2:1).

PB berkali-kali mengacu kepada hubungan di antara Yesus Kristus dengan kemuliaan Allah. Mukjizat-mukjizat-Nya menyatakan kemuliaan Allah (Yoh 2:11; 11:40-44). Kristus dimuliakan di dalam “awan yang terang” (Mat 17:5) ketika Ia menerima kemuliaan (bd. 2Pet 1:16-19). Saat kematian Kristus merupakan saat pemuliaan-Nya (Yoh 12:23-24; bd. Yoh 17:2-5). Ia naik ke sorga dalam kemuliaan (bd.Kis 1:9; 1Tim 3:16), kini ditinggikan di dalam kemuliaan (Why 5:12-13), dan pada suatu hari akan datang kembali “di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (Mat 24:30; bd. Mat 25:31; Mr 14:62; 1Tes 4:17).

 

 

1.3       KEMULIAAN ALLAH DIALAMI DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA.

 

Bagaimanakah kemuliaan Allah dapat dihubungkan pada orang-orang percaya secara pribadi?

 

1)      Mengenai kemuliaan sorgawi Allah yang megah, masih benar bahwa tidak seorang pun dapat melihat kemuliaan itu dan hidup. Kita tahu kemuliaan itu ada, tetapi kita tidak

dapat melihatnya. Karena Allah tinggal “bersemayam dalam terang yang tak terhampiri”, tidak ada manusia yang dapat melihat Dia (1Tim 6:16).

 

2)      Tetapi, kemuliaan shekinah Allah dialami oleh umat-Nya di zaman Alkitab. Sepanjang sejarah hingga saat ini ada orang percaya yang telah memperoleh penglihatan tentang Allah yang mirip dengan penglihatan Yesaya (Yes 6:1-13) dan Yehezkiel (Yeh 1:1-28), sekalipun ini bukan suatu pengalaman umum baik saat itu maupun sekarang. Akan tetapi, pengalaman tentang kemuliaan Allah ini adalah sesuatu yang akan diperoleh semua orang percaya ketika keselamatan disempurnakan, bila kita berhadapan muka dengan Yesus. Kita akan dibawa ke hadapan Allah yang mulia (Ibr 2:10; 1Pet 5:10; Yud 1:24), mengambil bagian dalam kemuliaan Kristus (Rom 8:17-18) dan memperoleh mahkota kemuliaan (1Pet 5:4). Bahkan tubuh kebangkitan kita akan memiliki kemuliaan dari Kristus yang bangkit (1Kor 15:42-43; Fil 3:21).

 

3) Yang lebih dekat lagi, orang percaya yang bersungguh-sungguh mengalami kehadiran rohani Allah. Roh Kudus membawa kehadiran Allah dan Tuhan Yesus dekat kepada kita (2Kor 3:17; 1Pet 4:14). Pada saat Roh menjadi aktif dengan penuh kuasa di dalam gereja melalui aneka manifestasi adikodrati (1Kor 12:1-12), orang percaya mengalami kemuliaan Allah di tengah-tengah mereka, yaitu suatu perasaan mempesonakan akan kehadiran Allah, mirip dengan yang dialami oleh para gembala di padang Betlehem (Luk 2:8-20).

 

4) Orang percaya yang meninggalkan dosa dan menjauhi penyembahan berhala dapat dipenuhi dengan kemuliaan Kristus (Lih Yoh 17:22) dan Roh kemuliaan (1Pet 4:14); memang, salah satu alasan Yesus datang ke dunia ialah memenuhi orang percaya dengan kemuliaan (Luk 2:29-32). Sebagai orang percaya, seluruh kehidupan kita harus untuk kemuliaan Allah, sehingga Ia dimuliakan di dalam diri kita (Yoh 17:10; 1Kor 10:31; 2Kor 3:18).

 

1.4       HIDUP UNTUK KEMULIAAN ALLAH

(Yesaya 43 : 1 – 7 ; Roma 11 : 36 – 12 : 8)

Rick Warren dalam bukunya “The Purpose Driven Life,” menjelaskan bahwa tujuan hidup orang Kristen jauh lebih besar dari pada prestasi pribadi, karir, ambisi, ketenangan pikiran, bahkan lebih besar dari sekadar tujuan keluarga. (Warren, 2002)

Lalu, apakah tujuan hidup manusia? Pertanyaan itu sangat penting.

Katekismus Westminster diawali dengan pertanyaan yang sama: “Apakah tujuan utama manusia?” (What is the chief end of man?). 

Jawabannya adalah: “Tujuan utama manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya.” (Man’s chief end is to glorify God, and to enjoy him for ever). Fokus dari jawaban tersebut adalah memuliakan Allah. 

Manusia hidup untuk kemuliaan Allah. Sehubungan dengan hal itu, marilah kita merenungkan tiga pertanyaan: Apakah kemuliaan Allah? Mengapa harus memuliakan Allah? Bagaimana memuliakan Allah?

 

1.4.1        Apakah kemuliaan Allah?

Kemuliaan Allah itu mencakup dua segi.

Pertama, kemuliaan intrinsik, yaitu kemuliaan yang telah dimiliki Allah pada diri-Nya sendiri (Rm 11:36). Hal ini dapat diibaratkan dengan terang yang dimiliki matahari. Baik diterima atau dihindari orang, diakui atau diabaikan orang, terang itu telah ada pada matahari. Terang matahari itu terus-menerus bersinar. Demikian pula kemuliaan Allah telah ada pada diri-Nya sejak kekekalan hingga selama-lamanya. Tanpa dipengaruhi oleh respon mahluk terhadap diri-Nya, kemuliaan Allah itu terus-menerus memancar.

Kedua, kemuliaan ekstrinsik, yaitu kemuliaan yang diberikan mahkluk kepada Allah. Setiap manusia hendaknya menyadari kemuliaan Allah, dan memuliakan-Nya. Alkitab mengatakan: ”Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya” (1 Taw. 16:29a), dan “bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Rm. 11:36b).

 

1.4.2        Mengapa harus memuliakan Allah?

Pertama, karena keberadaan Allah yang mulia (Rm:11:36). Dia adalah Allah yang mulia dan sudah selayaknya dimuliakan. Kedua, karena segala perbuatan-Nya: Dia yang menciptakan keberadaan kita (Yes. 43:1a); Dia telah menebus dan menyelamatkan kita (Yes. 43:1b-3); dan Dia mengasihi, memelihara dan memberkati kita (Yes. 43:4-6). Ketiga, karena kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya. Semua orang yang disebut dengan nama-Nya, diciptakan untuk kemuliaan-Nya (Yes. 43:7).

 

1.4.3        Bagaimana memuliakan Allah?

Kita memuliakan Allah dengan meninggikan (appreciation), menyembah (adoration), mengasihi (affection) dan mengabdi (dedication). 

Roma 11:36-12:8 mengajarkan empat tahap dalam memuliakan Allah.

Pertama, menyadari keberadaan-Nya yang mulia sehingga senantiasa meninggikan Dia (Rm. 11:36). Hendaklah kita menyadari bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia, sehingga kita dapat senantiasa memuliakanlah dan meninggikan Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Kedua, mempersembahkan diri untuk kemuliaan Allah (Rm. 12:1). Mempersembahkan diri dilakukan ”demi kemurahan Allah”. Ingatlah bahwa kita sudah lebih dahulu menerima anugerah dari Allah. Jadi kita mempersembahkan diri bukanlah untuk mendapat sesuatu dari Allah, tetapi justru karena kita sudah memperoleh karunia-Nya. Buatlah keputusan untuk mempersembahkan dirimu. Persembahkan dirimu sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. Itu adalah ibadah kita yang sejati.

 

Ketiga, mengasihi Allah dan memperbaharui akal budi untuk kemuliaan Allah      (Rm. 12:2). Orang yang mengasihi dunia tidak memiliki kasih akan Allah (1 Yoh. 2:15). Oleh karena itu janganlah mengasihi dunia dan menjadi serupa dengan dunia. Kasihilah Allah dan berubahlah oleh pembaharuan budi, sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah, yaitu yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

 

Keempat, mengabdikan diri sesuai dengan talenta untuk kemuliaan Allah          (Rm. 12:3-8). Janganlah kita memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kita pikirkan. Tuhan mengaruniakan talenta yang berbeda-beda kepada setiap orang Kristen. Kita harus memakai talenta itu untuk melayani dan memuliakan Allah.

 

Hiduplah untuk kemuliaan Allah. Kita diciptakan untuk kemuliaan Allah.

 

Diskusi : Kemuliaan Allah

1. 1Kor 10:31  Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Apa yang dimaksudkan dari ayat ini? Kadang-kadang kita memberlakukan subyek Kemuliaan Allah seakan-akan Allah begitu terkuasai dengan kepentingan diriNya sendiri atau memuaskan kebutuhan Nya semata. Bagaimana pendapat anda?

Bab 7    GEREJA / EKKLESIA

 

1.1       Pendahuluan

Kata “GEREJA” tidak akan kita temukan di dalam Alkitab (Bahasa Indonesia); Gereja yang dalam Bahasa Inggris “CHURCH”  bisa ditemukan di dalam Alkitab Bahasa Inggris  (NIV-New International Versian, KJV-King James Version, dll) yang kemudian dalam alkitab Bahasa Indonesia hampir semuanya diterjemahkan dengan kata “JEMAAT”.

Contoh :

 

Matius 16:18  Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Matthew 16:18  And I say also unto thee, That thou art Peter, and upon this rock I will build my church; and the gates of hell shall not prevail against it (Bible – King James Version/KJV) Roma 16:5  Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus,saudarayang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus. Romans 16:5  Likewise greet the church that is in their house. Salute my wellbelovedEpaenetus, who is the firstfruits of Achaia unto Christ. Kata “JEMAAT”  kita temukan sebanyak 112 kali dalam PB, dan 2 kali dalam Perjanjian Lama, jadi ada 114x. Dari 114x kata dalam Alkitab tidak ada satupun yang mengacu atau memiliki maksud “sebuah gedung” ataupun “ liturgi”.

Mengapa pada masa kini pengertian  GEREJA menjadi Sebuah Gedung /  Bangunan ?  

Mengapa orang percaya kepada Kristus (Kristen), hanya merasa sah jika “beribadah” dalam gedung Gereja? 

1.2       LATAR BELAKANG SINGKAT BAGAIMANA PENGERTIAN GEREJA MENJADI   SEBUAH GEDUNG / BANGUNAN FISIK

 

Berawal di Roma  (penduduk berbangsa Yunani) pada Tahun 323 AD dimana sebagian besar bangsa ini menyembah dewa-dewa.

Orang Kristen dianiaya karena bukan merupakan agama resmi saat itu. Raja Konstantin sangat cerdik, sehingga  setelah 323 th – dia meresmikan

“kumpulan orang Kristen” supaya perkembangan orang Kristen bisa dikontrol. Pada waktu itu tidak ada gedung untuk komunitas / kumpulan orang-orang

Kristen (ekklesia) Konstantin berinisiatif membangun “gedung-gedung untuk berkumpulnya

orang-orang Kristen” (yang kemudian disebut sebagai “gereja” ). Pada saat itu ibukota Roma dipindahkan ke Konstantinopel, di sana juga

banyak gedung untuk para dewa, dan di sana pula dia mendirikan “gedung-gedung gereja dan mendirikan 12 patung murid Kristus – dan 1 patung lain yang lebih besar (yg ke 13) yang adalah patung dirinya.

Dia membangun ratusan gedung di Konstatinopel dengan nama-nama murid-murid Kristus – seperti misalnya : St.Paul, St. Mathew, St. Peter, dst.

Konstantin juga melembagakan ”baptisan” dengan memberi nama baptisan –  sebagai tanda bahwa seseorang menjadi Kristen; dia juga membuat peraturan seperti – misa/ liturgi – yang sebetulnya diperoleh dari tradisi penyembahan dewa-dewa dimana mereka juga memiliki liturgi (tata cara, urutan) dalam penyembahan.

Konstantin juga menunjuk pendeta yang dibayar oleh raja – dan harus bertanggug jawab kepada raja dengan 7 tugas :  menikahkan, menguburkan, mendengar pengkauan dosa, mengurus gedung, engumpulkan dana untuk gedung, dsb.

Jadi sesungguhnya banyak hal dari apa yang dilakukan orang Kristen pada  saat ini – setiap Minggu ke gereja dan berbagai upacaranya adalah berasal dari apa yang dibuat oleh Konstantin.

Pada waktu itu semua pertemuan-pertemuan di luar gedung gereja tidak sah – jika di rumah-rumah di luar gereja maka orang Kristen akan ditangkap.

Setelah hampir 1700 tahun dengan tradisi ini, perasaan bersalah (takut) jika  tidak menjalaninya masih terus menjalar sampai hari ini.

Mengapa hari Minggu (Sunday)  : SUN-day adalah “hari Matahari” (hari ke 7) adalah harinya orang Yunani menyembah dewa matahari. Orang Yahudi beribadah hari Sabtu / Sabath (tidak mau pada hari SUN-day). 

1.3       GEREJA DALAM ALKITAB

 

Kata gereja yang dalam Alkitab Bahasa Indonesia ditulis dengan kata JEMAAT , dalam bahasa Yunani nya adalah Ekklesia.Kata Ekklesia dapat ditemukan sebanyak sekira 114 kali di seluruh kitab Perjanjian Baru. Kata ini mempunyai arti dasar “kumpulan orang” atau “kumpulan jemaat”. Kata Ekklesia berasal dari kata Ek = out of dan Klesia = call jadi berarti  “called out” (terpanggil keluar).  Pada awalnya kata “ekklesia” merupakan istilah politis yang digunakan untuk “sekumpulan orang yang keluar ke jalan untuk mendengarkan pesan atau pengumuman dari pemerintah Roma yang ditandai dengan bunyi terompet , yang kemudian orang-orang berhenti dari aktifitasnya dan keluar rumah untuk mendengarkan maklumat atau isi pengumuman, setelah itu mereka kembali ke rumah masing-masing untuk menjalankan aktifitas sehari-hari. Jadi fokus utama dari kata “Ekklesia”  adalah “sekumpulan orang” (group of people).

 

Jadi kata Ekklesia tidak pernah ditujukan pada sebuah gedung atau sebuah pertemuan dengan suatu liturgi khusus. Kata “Ekklesia” selalu ditujukan pada orang-orang dalam hubungannya seorang akan yang lain.

 

Bagaimana seharusnya kita memahami Gereja / Jemaat / Ekklesia dalam konteks Perjanjian Baru? Dan Bagaimana sikap kita seharusnya pada masa kini?

 

Baiklah sejenak kita meninjau dalam Perjanjian Lama dimana konsep ‘gereja’ saat ini kelihatannya banyak dipengaruhi oleh sejarah mengenai bagaimana orang Israel berhubungan dengan Allah dan yang kemudian juga disebut sebagai “beribadah kepada Allah”.

 

“Berhubungan dengan ALLAH atau TUHAN” pada masa kini tidak terlepas dari pengaruh pada jaman itu; oleh karena salah satu alasan utama kita pada jaman ini pergi ke gedung gereja, untuk berkumpul memuji Tuhan, mendengarkan kotbah, dsb adalah BERIBADAH. Apakah salah? TIDAK.

 

Hal ini mulai salah / tidak tepat ketika kita hanya menjalankan “kebiasaan atau tradisi atau semacam ritual” tanpa memahami apa yang sedang kita lakukan dan untuk siapa kita melakukan hal itu; tidak memahami latar belakang atau makna dari Gereja dan Ibadah. Hal ini bisa terjadi selain pengaruh latar belakang seperti yang dijelaskan di atas, namun juga akibat konsep “ibadah” dalam Perjanjian Lama yang mempengaruhi kehidupan orang Kristen sampai sekarang.

 

1. 1.      Dalam Perjanjian Lama :ALLAH Hadir dan Hanya Bisa Ditemui di dalam KEMAH SUCI

 

Ketika Orang Israel berjalan kembali dari Tanah Mesir ke Kanaan – KEMAH SUCI dipakai sebagai simbol kehadiran dan penyertaan Allah, termasuk sebagai tempat bertemunya orang Israel yang diwakili oleh para Imam dan Imam Besar .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 7-1 Kemah Suci

 

2.KEMAH SUCI diganti oleh BAIT SUCI/ BAIT ALLAH yang juga

   disebut Rumah Tuhan (berupa bangunan permanen) yang dibangun

   di Yerusalem

 

Pendahulu Bait Suci adalah Kemah Suci, kemah yang didirikan orang Israel atas perintah Allah sementara berkemah di Gunung Sinai. Setelah memasuki tanah perjanjian di Kanaan, mereka tetap memakai tempat kudus yang dapat dipindah-pindah ini hingga masa pemerintahan Raja Salomo. Sepanjang awal masa pemerintahannya, Salomo menugaskan ribuan orang untuk ikut ambil bagian di dalam pembangunan Bait Suci ini. Pada tahun keempat pemerintahannya, dasar sudah diletakkan; tujuh tahun kemudian seluruh bangunan itu selesai. Penyembahan kepada Tuhan, khususnya korban-korban yang dipersembahkan kepada-Nya, kini memiliki tempat yang tetap di kota Yerusalem. Artinnya bahwa pembangunan Bait Suci / Bait Allah secara permanen bukan lagi perintah Allah namun lebih karena inisiatif Daud yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya Salomo.

 

1 Tawarikh  22:5-6 5 Karena pikir Daud: “Salomo, anakku, masih muda dan kurang berpengalaman, dan rumah yang harus didirikannya bagi TUHAN haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah aku mengadakan persediaan baginya!” Lalu Daud membuat sangat banyak persediaan sebelum ia mati.6  Kemudian dipanggilnya Salomo, anaknya, dan diberinya perintah kepadanya untuk mendirikan rumah bagi TUHAN, Allah Israel, 

1 Tawarikh 28:2 Lalu berdirilah raja Daud dan berkata: “Dengarlah, hai saudara-saudaraku dan bangsaku! Aku bermaksud hendak mendirikan rumah perhentian untuk tabut perjanjian TUHAN dan untuk tumpuan kaki Allah kita; juga aku telah membuat persediaan untuk mendirikannya. 1 Tawarikh 29:1 Berkatalah raja Daud kepada segenap jemaah itu: “Salomo, anakku yang satu-satunya dipilih Allah adalah masih muda dan kurang berpengalaman, sedang pekerjaan ini besar, sebab bukanlah untuk manusia bait itu, melainkan untuk TUHAN Allah

 2 Tawarikh 3:1Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu. 

2 Tawarikh 5:1Maka selesailah segala pekerjaan yang dilakukan Salomo untuk rumah Tuhan itu. Kemudian Salomo memasukkan barang-barang kudus Daud, ayahnya, dan menaruh perak, emas dan barang-barang itu dalam perbendaharaan rumah Allah.     

Namun Salomo sesungguhnya menyadari bahwa “bangunan fisik” tidaklah akan menjadi tempat sesungguhnya bagi Allah :

 1 Raja-Raja 8:27 Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langityang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yangkudirikan ini. 

Bait Suci tidak memberikan jaminan mutlak akan kehadiran Allah; Bait Suci melambangkan kehadiran Allah hanya jika umat itu menolak ilah-ilah lain dan menaati hukum Allah yang kudus. Mikha, misalnya, mengecam para pemimpin umat Allah yang menjadi bengis dan materialistis serta pada saat bersamaan yakin bahwa mereka tidak akan ditimpakan malapetaka selama lambang kehadiran Allah masih ada di tengah-tengah mereka; ia bernubuat bahwa Allah akan memberi mereka pelajaran dengan membinasakan Yerusalem dan Bait Suci-Nya. Di kemudian hari Yeremia menegur rakyat Yehuda yang menyembah berhala karena menghibur diri dengan mengulang-ulang kata-kata, “Inilah bait Tuhan, bait Tuhan, bait Tuhan!”. Karena gaya hidup mereka yang fasik, Allah akan memusnahkan lambang kehadiran-Nya — Bait Suci itu; Allah bahkan memberitahukan Yeremia bahwa sia-sialah berdoa bagi Yehuda, karena Allah tidak akan mendengarkannya. Satu-satunya harapan mereka ialah memperbaiki tingkah langkah mereka.

 

3. Dalam Perjanjian Baru :

     ALLAH Hadir dan Hanya Bisa Ditemui melalui Yesus Kristus

 

Peranan Bait Suci (Bait Allah) dalam Perjanjian Baru harus dipahami berhubungan dengan lambang Bait Suci dalam Perjanjian Lama.

 

Yesus sendiri, seperti halnya nabi-nabi Perjanjian Lama, mengecam penyalahgunaan Bait Allah. Tindakan-Nya yang pertama dan terakhir di depan umum adalah membersihkan Bait Allah dari orang-orang yang menghancurkan maksud rohaninya yang sejati. Selanjutnya Ia menubuatkan saat ketika Bait Allah itu akan dibinasakan sama sekali.

 

Jemaat yang mula-mula di Yerusalem sering kali memasuki Bait Allah pada saat-saat berdoa. Akan tetapi, mereka melakukan semua ini karena kebiasaan, sebab mengetahui bahwa Bait Allah bukan satu-satunya tempat di mana mereka bisa berdoa. Stefanus, dan kemudian Paulus, bersaksi bahwa Allah yang hidup tidak dapat dibatasi oleh bait yang dibuat oleh tangan manusia.

 

Fokus penyembahan orang Kristen berpindah dari Bait Allah kepada Yesus Kristus sendiri. Dialah, bukan Bait Allah, yang kini mewakili kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Dia adalah Firman Allah yang menjadi manusia, dan di dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan ke-Allahan. Sesungguhnya, Yesus sampai mengatakan bahwa Dia adalah Bait Allah itu; dengan korban-Nya di salib Dia menggenapi semua persembahan yang dilaksanakan di Bait Suci. Perhatikan pula bahwa dalam percakapan-Nya dengan wanita Samaria, Yesus menyatakan bahwa tidak lama lagi penyembahan akan terjadi bukan di dalam bangunan tertentu tetapi di dalam roh dan kebenaran, yaitu di mana saja orang yang sungguh-sungguh mempercayai kebenaran Firman Allah dan menerima Roh Allah melalui Kristus.

 

Karena Yesus Kristus sendiri merupakan perwujudan makna Bait Suci itu, dan karena gereja adalah tubuh-Nya, gereja disebut sebagai Bait Allah karena didiami oleh Kristus dan Roh Kudus. Melalui Roh-Nya, Kristus berdiam di dalam gereja-Nya dan menuntut agar tubuh-Nya itu kudus. Sebagaimana dalam Perjanjian Lama, Allah tidak dapat membiarkan pencemaran bait-Nya, demikian pula Dia mengatakan akan membinasakan semua orang yang membinasakan gereja-Nya.

 

Roh Kudus tidak saja berdiam di dalam gereja (Tubuh Kristus), tetapi juga di dalam diri orang percaya sebagai Bait-Nya. Oleh karena itu dengan tegas Paulus memperingatkan terhadap semua bentuk penajisan tubuh oleh kebejatan dan kemesuman.

 

Akhirnya, perhatikan bahwa di Yerusalem baru tidak diperlukan Bait Suci. Alasannya jelas: karena Bait Suci hanyalah lambang kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya dan bukan kenyataan sesungguhnya, maka tidak diperlukan Bait Suci karena Allah dan Anak Domba tinggal di antara umat-Nya; “sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu”.

 

1. 3.      Gereja = Jemaat = Tubuh Kristus = Bait Allah/ Bait Suci

Salah satu bagian Firman Tuhan dalam  1 Korintus 12:14-27 memberikan  gambaran secara detil bagaimana Jemaat itu digambarkan sebagai anggota tubuh dengan berbagai fungsi / perannya, dan seperti berikut inilah anggota-anggota Tubuh Kristus berfungsi (hubungan antara anggota-anggota tubuh Kristus digambarkan) :

 

14  Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.

15  Andaikata kaki berkata: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh“, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?

16  Dan andaikata telinga berkata: “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh“, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?

17  Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?

18  Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.

19  Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?

20  Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

21  Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: “Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: “Aku tidak membutuhkan engkau.”

22  Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.

23  Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.

24  Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuhkita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,

25  supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.

26  Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.

27  Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.

Jadi rupanya “KITA” lah yang dimaksud sebagai Tubuh Kristus, dan setiap orang dari kita (masing-masing) adalah anggota Tubuh-Nya. 

1. a.    YESUS KRISTUS MENGGANTI  BANGUNAN FISIK BAIT     ALLAH DENGAN TUBUHNYA

 

Yohanes 2:18-21

18  Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?”

19  Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”

20  Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?”

21  Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

 

Dalam Perjanjian Lama, Allah hanya bisa ditemui di satu tempat tertentu yaitu BAIT ALLAH , itupun hanya di ruangan tertentu dan tidak sembarang orang (dari bangsa Israel) bisa bertemu dengan Allah, kecuali melalui “perantara” yaitu “para iman” dan “Imam Besar” . Artinya pada waktu itu tidak bisa setiap waktu, tidak bisa di sembarang tempat dan tidak mungkin sembarang orang bisa bertemu dengan Allah.

 

Menurut Yohanes 2:21 Bait Allah itu ialah TubuhNya, artinya bahwa Allah ditemui tidak di suatu tempat tertentu tetapi di dalam TubuhNya. Siapakah TubuhNya ? KITA adalah Tubuh Kristus itu (1 Korintus 12:14-27).

 

1. b.        “BAIT ALLAH” (BANGUNAN FISIK) TELAH BERUBAH DAN       DIGANTIKAN OLEH TUBUH YESUS KRISTUS

Dalam 1 Korintus 12:14-27 disebutkan bahwa KITA lah Tubuh Kristus, dan setiap orang adalah anggotaNya; sementara di dalam Yohanes 2:16-17 disebutkan demikian

 

16  Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?  17  Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia.Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

 

Ketika kita percaya dan menerima YESUS KRISTUS didalam hati dan kehidupan kita,

maka Roh Allah (Roh Kudus) diam di dalam kita,  ketika Roh Allah diam di dalam kita

maka kita ini menjadi BaitNya (BAIT ALLAH) oleh karena Allah diam di dalam kita.

Ketika kita masing-masing (sebagai anggota tubuh) berhubungan satu dengan yang lain (baik bertemu fisik maupun tidak) maka kita ini disebut TUBUH KRISTUS (ekklesia).

Jadi dengan hal ini kita semakin diperkaya mengenai makna “berhubungan dengan Allah atau dengan Kristus” yang bisa berarti bertemu dengan “anggota Tubuh Krsistus”.

 

Matius 18:20 merupakan salah satu bagian Firman Tuhan yang menyatakan hal itu:

“ Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”

 

Berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan secara pribadi bisa menjadi sarana berhubungan dengan Allah, namun seringkali kita tidak menyadari dan tidak memahami bahwa berhubungan dengan Allah bisa dilakukan ketika bertemu dengan orang-orang percaya yang adalah TubuhNya.

 

1.4       CIRI-CIRI GEREJA = EKLLESIA = JEMAAT = TUBUH KRISTUS

 

Lalu bagaimana? Apakah pergi ke “kebaktian” di gedung gereja yang selama ini kita lakukan tidak perlu lagi? BUKAN ITU YANG DIMAKSUDKAN. Oleh karena topik kita di sini tidak bermaksud mengubah “aktifitas fisik” Anda namun lebih kepada “mengubah kehidupan batin, sikap hati, cara pandang atau mind-set” yang mungkin selama ini kita miliki. Kesalahan umumnya adalah jika kita “bergereja” (hari minggu pergi kebaktian di gedung gereja) dengan alasan ‘takut berdosa, takut tidak diberkati, untuk menyucikan diri’ atau sederetan alasan / motivasi yang sebetulnya tidak kita ketahui maknanya selain hanya melakukan “tradisi atau ritualisme”. Berharap dengan tinjauan terhadap Firman Tuhan berikut latar belakang yang terkait kita memiliki pemahaman baru dan membuat kita melakukan hal yang lebih bermakna daripada sekedar tradisi, ritual dan rutinitas.

 

JADI APA CIRI-CIRI GEREJA / TUBUH KRISTUS / EKKLESIA itu?

 

Bagaimana mengidentifikasi dan membedakan apakah suatu kumpulan orang Kristen itu bisa disebut sebagai gereja / ekklesia / tubuh Kristus? Tidak selalu dua atau tiga orang Kristen bertemu maka secara otomatis disebut sebagai gereja / ekklesia/Tubuh Kristus, juga belum tentu bahwa orang Kristen yang berkumpul untuk menyanyi bahkan mendiskusikan Alkitab kemudian disebut sebagai gereja / ekklesia / Tubuh Kristus … namun paling tidak ada 2 (dua) hal penting berikut ini yang menjadi ciri-cirinya :

 

1.4.1         YESUS KRISTUS sebagai KEPALA / PUSATNYA

 

Efesus 1:22  Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.

 

Efesus 1:23  Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

 

Kolose 1:17  Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam

Dia.

Kolose 1:18  Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.

1.4.2        ADA HUBUNGAN “SALING” (ONE ANOTHER) di ANTARA ANGGOTANYA

Matius 18:15-20

15  “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

16  Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.

17  Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.

18  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

19  Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

20  Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”

 

Kolose 3:16 

Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

 

Ibrani 10:24-25

24. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

 

Masih banyak ayat referensi yang memuat kata “saling” atau “satu dengan yang lain / seorang akan yang lain” yang pada intinya mengekspresikan hubungan-hubungan alamiah antara anggota Tubuh Kristus, dan demikianlah seharusnya GEREJA yang sesungguhnya.

 

Apa Pemahaman Anda Sekarang Mengenai GEREJA ?

1. Apa pengertian sebenarnya tentang GEREJA ?2. Apa ciri-ciri GEREJA itu?3. Dengan pemahaman baru ini, bagaimana pengaruhnya bagi kehidupan Anda

dan orang-orang di sekeliling Anda?