MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

download MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

of 17

Transcript of MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    1/17

    HUBUNGAN ANTARA NEGARA DENGAN WARGANEGARA ASING

    HUKUM INTERNASIONAL

    Fak. Hukum UNIV. BATAM

    Yos Satya Dharma,SH,LLM.

    http://susilo.typepad.com/.shared/image.html?/photos/uncategorized/bristish_passport.jpghttp://susilo.typepad.com/.shared/image.html?/photos/uncategorized/bristish_passport.jpghttp://susilo.typepad.com/.shared/image.html?/photos/uncategorized/bristish_passport.jpg
  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    2/17

    Yurisdiksi Negara terhadap individu

    Disebut sebagai Yurisdiksi Personal(jurisdiction in personal).

    Titik beratnya terletak pada kualifikasiindividu tersebut(atau badan hukum),apakah memenuhi syaratdalam hukum

    nasional maupun internasional, untukdapatnya ditundukkan dalam yurisdiksi darinegara bersangkutan.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    2

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    3/17

    Yurisdiksi Negara..(2)

    Yurisdiksi suatu negara untuk menentukanorang atau pribadi hukum tersebut beradadibawah kewenangan hukum nasionalnya,

    dapat berdasarkan kewarganegaraan(nasionalitas).

    Dalam hal ini ada dua kemungkinannya, yaitu

    1. Individu itu adalah warganegaranya sendiri

    2. Individu itu bukan warganegaranya sendiri, bisaWNA atau stateless person.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    3

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    4/17

    Yurisdiksi Negara..(3)

    Jika menyangkut badan hukum, dibedakan menjadi:

    1. Badan hukum nasional

    2. Badan hukum asing

    Prima facie, untuk menentukan nasionalitas sebuahkorporasi, adalah pada negara tempatnya didaftarkansebagai badan hukum.

    Pertimbangan lainnya:

    Tempat dijalankannya bisnis utama sebagai kantor

    pusat pengendalian (HO) Lokasi yang dipilih dari keuntungan traktat pajak

    berganda

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    4

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    5/17

    Yurisdiksi Negara..(4)

    Pelaksanaan yurisdiksi negara terhadap individuberdasarkan kewarganegaraannyadilaksanakan berdasarkan prinsip2 berikut:

    1) Prinsip Nasionalitas aktif, yaitu negara dapatmelaksanakan yurisdiksinya terhadapwarganegaranya sendiri,

    2) Prinsip Nasionalitas pasif, yurisdiksi negara

    dapat diberlakukan terhadap WNA ataustateless person, jika mereka menimbulkankerugian terhadap negara atauwarganegaranya.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    5

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    6/17

    Prinsip Nasionalitas Aktif

    Asas ini menitikberatkan pada hubungan

    langsung dan aktifantara negara itu sendiri

    dengan warganegaranya.

    Berlandaskan pada asumsi bahwa setiapwarganegara akan membawa dan mentaati

    hukum negaranya dimanapun dia berada

    Dengan kata lain, dikatakan bahwa hukum darinegaranya akan selalu mengikutinya,

    kemanapun dia pergi dan dimanapun dia

    berada.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    6

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    7/17

    ... Aktif (2)

    Tetapi, didalam hal peristiwa hukum yangmengandung aspek internasional, berlakulah asasselektifitas, yaitu penentuan tentang dapat berlakuatau tidaknya hukum nasional harus ditentukan oleh

    negaranya dengan menghormati dan memperhatikankaidah hukum internasionaldan hukum nasionalnegara lain. Misal :

    si X, WN (A) melakukan pidana di negara (B), atau

    hanya sebagai pidana disalah satu negara saja. Sebuah negara tidak wajib menyerahkan

    warganegaranya yang sudah melakukan tindakpidana diluar negeri, kecuali sudah terikat oleh suatu

    traktat.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    7

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    8/17

    Prinsip Nasionalitas Pasif

    Bukan pada hubungan langsung antaranegara dengan warganegaranya, tetapi titikberatnya pada usaha negara untuk melindungikepentingannya maupun kepentingan

    warganegaranya sendiri terhadap tindakanorang asing yang merugikannya.

    Jadi hukum nasional diberlakukan terhadaporang bukan WN-nya, disebabkan oleh karena

    perbuatan atau perilaku orang asing itu yangmerugikan kepentingannegara ataumelanggar hukum nasional negara tersebut.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    8

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    9/17

    . Pasif (2)

    Penetapan prinsip ini dimaksudkan untukmelindungi kepentingan negaratersebut.

    Oleh karena itu yurisdiksi personal itu jugadisebut sebagai Prinsip Perlindungan(Protective principle).

    Perlindungan tersebut tidak hanya berlaku padatindak pidana yang terjadi di wilayahnya, tetapijuga pada tindak pidana yang terjadi diluar

    wilayahnya, mis: melakukan pemalsuan uangyang terjadi dan disebarluaskan diluar wilayahnegara tersebut.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    9

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    10/17

    . Pasif (3)

    Alasan2 yurisdiksi berdasarkan prinsip ini adalah:

    1.Akibat tindak pidana itu sangat besarbagi

    negara terhadap mana tindak pidana itu tertuju.

    2.Apabila tidak dilaksanakan, dikhawatirkan

    pelaku tindak pidana akan lolos dari

    penghukuman, karena menurut hukum lex loci

    delicti tindakannya bukan tergolong tindakpidana, atau karena ekstradisi akan ditolak

    dengan alasan tindak pidana itu bersifat politis.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    10

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    11/17

    Kedudukan Hukum bagi WNA

    Setiap orang asing yang memasuki suatu negara yangbukan negaranya harus tundukpada hukum negara yangbersangkutan selayaknya warganegara itu sendiri.

    Tetapi ada pembatasan-pembatasantertentu yang

    diberlakukan terhadap orang asing tadi. Misalnya dalam hal:a. Perlakuan fiskal, berkenaan dengan perpajakan.

    b. Hak untuk menjalankan profesi, industri atau matapencaharian.

    c. Perlakuan dalam beberapa hal seperti tempat tinggal,pemilikan harta benda, privilege2 serta imunitas2 sipil.

    d. Syarat2 perizinan masuk dan keimigrasian.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    11

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    12/17

    12/27/2014May 09yosdharma/uniba-hukum

    12

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    13/17

    Pengusiran atau Rekonduksi WNA

    Rekonduksi adalah suatu tindakan kepolisiandimana orang asing dikembalikan keperbatasan dengan pengawalan.

    Negara memiliki kekuasaan untuk mengusir,mendeportasi dan merekonduksi orang

    asing, karena dianggap sebagai suatu halyang melekat pada kedaulatan teritorialsuatu negara.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    13

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    14/17

    Pengusiran(2)

    Namun, cara-cara pengusiran harus diakukandengan cara yang wajar dan tanpa menimbulkankerugian yang tidak perlu pada WNA tersebut.

    WNA yang menetap secara sahdi sebuah wilayahnegara, hanya boleh diusir berdasarkan keputusanyang diperoleh melalui hukum (Pasal 13 ICCPR 1966atau Konvensi Internasional thn 1966 tentang Hak-hak Sipildan Politik).

    Hal yang seperti tersebut diatas bisa diabaikanapabila ada alasan-alasan memaksa dari segikeamanan nasional.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    14

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    15/17

    Pengusiran.(3)

    Juga, didalam hal melakukan pengusiran tidakdiperbolehkan dilakukan tindakan penahanansebelumnya, kecuali yang bersangkutan melawanatau menolak untuk diusir dan dipulangkan.

    Seorang asing juga tidak boleh dideportasi kesuatu negara atau wilayah dimana dirinya ataukebebasan-nya akan terancamoleh karena ras-nya, agama, kebangsaannya dan pandangan-

    pandangan politiknya.

    Juga, orang tersebut tidak boleh diekspose dengancara penghinaan yang tidak sepantasnya.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    15

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    16/17

    12/27/2014May 09yosdharma/uniba-hukum

    16

    Pemeriksaan dokumen imigrasi di negara asing

  • 7/26/2019 MATERI 4 Hubungan Negara-WNA

    17/17

    SEKIANTERIMA KASIH

    Sumber pustaka

    1. Starke, J.G., Pengantar Hukum

    Internasional, Jilid II, Ed.Ke-10, Sinar

    Grafika, Jakarta, 2001.

    2. May Rudi, Teuku, Hukum Internasional, Jilid

    I, Refika Aditama, Bandung, 2002.

    May 09yosdharma/uniba-hukum

    17