Masuknya Imigran Ke Negara Eropa

2
MASUKNYA IMIGRAN KE NEGARA EROPA Oleh Devianty Hartady staff jurnalistik angkatan 2013 Saat ini kita dihebohkan dengan fenomena banyaknya warga timur tengah dan afrika yang berimigrasi ke negara-negara eropa. Seperti yang kita ketahui, sebenarnya sudah banyak dari mereka yang sejak beberapa dekade ini melakukan imigrasi, demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik di negara Eropa. Khususnya para pemuda yang berkeinginan menjadi tulang punggung keluarga dan berharap dapat memperbaiki kehidupan keluarganya di negara asal. Namun, sejak tahun 2013 jumlah para imigran ini mulai melonjak drastis. Hal ini tentunya disebabkan karena pemerintahan yang diktator, kemiskinan dan wajib militer tanpa batas, dan pembunuhan- pembunuhan yang berafiliasi dengan ISIS juga menjadi salah satu alasan mereka lebih memilih meninggalkan negara asal mereka. Tetapi, keinginan mereka untuk menempuh kehidupan yang lebih baik juga membutuhkan banyak perjuangan dan pengorbanan. Misalnya, dimulai ketika mereka mulai menyelusuri rute penyelundupan dari tanduk afrika ke atlantik, dari suriah ke gaza para imigran ini berhadapan dengan resiko menjadi korban kriminalitas seperti penculikan dan perampokan. Belum, lagi apabila mereka tertipu dan berakhir dengan ditelantarkan dan akhirnya perbekalan mereka pun habis. Tak jarang dari para imigran itu meninggal selama di perjalanan. Entah itu karena kehabisan perbekalan atau sakit, dan korban-korbannya banyak anak dibawah umur.

description

refugee

Transcript of Masuknya Imigran Ke Negara Eropa

Page 1: Masuknya Imigran Ke Negara Eropa

MASUKNYA IMIGRAN KE NEGARA EROPA

Oleh Devianty Hartady staff jurnalistik angkatan 2013

Saat ini kita dihebohkan dengan fenomena banyaknya warga timur tengah dan afrika yang berimigrasi ke negara-negara eropa. Seperti yang kita ketahui, sebenarnya sudah banyak dari mereka yang sejak beberapa dekade ini melakukan imigrasi, demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik di negara Eropa. Khususnya para pemuda yang berkeinginan menjadi tulang punggung keluarga dan berharap dapat memperbaiki kehidupan keluarganya di negara asal.

Namun, sejak tahun 2013 jumlah para imigran ini mulai melonjak drastis. Hal ini tentunya disebabkan karena pemerintahan yang diktator, kemiskinan dan wajib militer tanpa batas, dan pembunuhan-pembunuhan yang berafiliasi dengan ISIS juga menjadi salah satu alasan mereka lebih memilih meninggalkan negara asal mereka.

Tetapi, keinginan mereka untuk menempuh kehidupan yang lebih baik juga membutuhkan banyak perjuangan dan pengorbanan. Misalnya, dimulai ketika mereka mulai menyelusuri rute penyelundupan dari tanduk afrika ke atlantik, dari suriah ke gaza para imigran ini berhadapan dengan resiko menjadi korban kriminalitas seperti penculikan dan perampokan. Belum, lagi apabila mereka tertipu dan berakhir dengan ditelantarkan dan akhirnya perbekalan mereka pun habis. Tak jarang dari para imigran itu meninggal selama di perjalanan. Entah itu karena kehabisan perbekalan atau sakit, dan korban-korbannya banyak anak dibawah umur.

Dinamika serupa juga terjadi di kalangan pengungsi Suriah. Pada awalnya mereka tinggal di Lebanon, Yordania dan negara-negara tetangga lain untuk menunggu hingga konflik selesai. Kini mereka tidak mau lagi menunggu, atau sumber-sumber yang bisa mengakomodasi mereka hilang, sehingga memutuskan untuk mencoba ke Eropa agar bisa memulai kembali hidup mereka.

Contohnya Aylan Kurdi, balita berusia 3 tahun yang berasal dari suriah ini mengikuti jejak keluarganya untuk berimigrasi ke canada, namun malang negara tersebut menolak para imigran termasuk keluarganya, dengan alasan negara tersebut sudah tak mampu menanggung imigran yang

Page 2: Masuknya Imigran Ke Negara Eropa

sudah terlalu banyak. Hingga akhirnya keluarga balita malang tersebut berakhir di kapal feri yang karam karena menampung terlalu banyak penumpang.

Hal-hal tersebut berakar dari Kemiskinan; kondisi keamanan yang buruk terus menerus; kekerasan seksual dan pelanggaran hak asasi manusia serius; kekurangan kebutuhan primer seperti makanan, layanan kesehatan, kesejahteraan dan pekerjaan adalah faktor-faktor pendorongnya. Namun, nampaknya PBB belum mampu menanggulangi jumlah ledakan imigran tersebut. Sehingga semakin banyak mereka yang berimigrasi semakin banyak pula mereka yang terlunta-lunta dijalan dan akhirnya berujung pada kematian.

Bahkan ironisnya beberapa negara seperti canada, jerman, Australia mulai memberlakukan pemberhentian penerimaan imigran tersebut ke negara mereka. Ledakan imigran ini akan terus semakin parah karena harga dollar Amerika yang semakin menguat. Sehingga, krisis ekonomi pun mulai melanda negara-negara tersebut.

Pada dasarnya para imigran itu memilki hak asasi yang sama dengan kita, mereka berhak untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Namun, ditengah kondisi ekonomi yang telah dilanda krisis ini mampukah pemerintah setempat membantu mereka atau tidak.