manusia sebagai makhluk sosial
-
Upload
vivi-alaeda -
Category
Documents
-
view
307 -
download
0
description
Transcript of manusia sebagai makhluk sosial
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Ditinjau dari segi usianya, Ilmu Sosial Budaya sekarang ini
memiliki sedikit perubahan dibandingkan yang terdahulu. Dengan adanya
perkembangan modern, mata kuliah ini semakin diperlukan khususnya
sebagai calon SKM. Ilmu sosial budaya mengajarkan tentang kehidupan
manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Tentunya mengkaji hal ini
lebih mendalam akan memberikan dampak positif agar dapat
menempatkan diri sebagai individu dan makhluk sosial yang
bermasyarakat.
Dengan demikian dalam materi kuliah ini dapat kita ketahui,
diantaranya manusia sebagai makhluk budaya, manusia sebagai makhluk
yang kompleks, mengetahui dan mengenal manusia, serta berkomunikasi
dengan manusia lain. Sebab berkembangnya Ilmu Sosial Budaya itu
terletak pada tujuan apa yang dapat di pelajari ke masa depannya.
Manusia sebagai makhluk individu merupakan perpaduan antara
faktor fenotip dan genotip yang mempunyai ciri khas dan dapat kita sebut
dengan kepribadian. Manusia sebagai makhluk sosial hidup bersama demi
memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah.
Mempelajari makalah ini merupakan salah satu sarana dalam tata
kehidupan untuk menghadapi perbedaan yang timbul antara manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Serta dapat mengetahui
1
pengembangan yang terjadi di dalam kehidupan makhluk individu dan
makhluk sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan
masyarakat ?
2. Apakah pengertian masyarakat dan sebutkan cirri-cirinya ?
3. Jelaskan perbedaan masyarakat desa dan kota ?
4. Jelaskan Interaksi social dan pelapisan social ?
5. Jelaskan stratifikasi Sosial dalam kehidupan masyarakat ?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian manusia sebagai makhluk individu dan
masyarakat ?
2. Memahami pengertian masyarakat dan sebutkan cirri-cirinya ?
3. Memahami perbedaan masyarakat desa dan kota ?
4. Memahami Interaksi social dan pelapisan social ?
5. Memahami stratifikasi Sosial dalam kehidupan masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Individu dan Masyarakat
1. Manusia sebagai Makhluk Individu
Individu, berasal dari kata in (tidak) dan divided (terbagi) –
(b.inggris), dan individum- tak terbagi (b.latin).
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan
rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan
sebagai manusia individu, manakala unsur- unsur tersebut menyatu dalam
dirinya.
Dalam kamus B.Indonesia – W.J.S Poerwadarmita “Manusia
adalah makhluk yang berakal budi (sebagai lawan binatang)”
Arti akal budi adalah daya pikir (untuk menmgerti dan sebagainya) dan
daya ikhtiar (untuk melakukan sesuatu sebagai alat batin untuk
menimbang baik-buruk, benar salah).
Menurut Aristoteles, di alam ini ada 3 jenis makhluk yang berjiwa,
yang tarafnya bertingkat- tingkat.
1. Anima Vegetativa: yakni roh tumbuh- tumbuhan yang fungsinya hanya
terbatas pada makan dan berkembang biak.
2. Anima Sensitiva: yaitu roh hewan yang berfungsi mengindera,
menggunakan nafsu/ perasaannya untuk bergerak dan bertindak.
3
3. Anima Intelektiva. yaitu: roh manusia yang diantara fungsinya yang
penting adalah berpikir, dan berkehendak.
Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada yang
persis sama, walaupun kembar.
Ciri seorang individu, dikenali lewat ciri fisik, sifat/karakter
Fisik: gemuk, kurus, lansing, atau kulitnya coklat, hitam, putih
Sifat: periang, sabar, cerewet
Berdasarkan fungsi psikis, CARL GUSTAF YUNG seorang ahli jiwa,
membedakan manusia menjadi dua holongan menurut arah perhatiannya:
1. Tipe ekstrovesi: Jika perhatiannya ditujukan keluar, dan orangnya
disebut ekstrovet: orang ini lebih mementingkan lingkungannya /
mengutamakan kepentingan umum dibandingkan didri sendiri.
2. Tipe introversi, perhatiannya diarahkan ke dalam dirinya sendiri dan
orangnya dianamakan intovert. Orang yang bertipe seperti ini lebih
mementingkan dirinya sendiri.
Dalam bahasa Latin individu berasal dari kata individuum, artinya yang
tak terbagi. Dalam bahasa Inggris individu berasal dari kata in dan divided. Kata
in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi.
Jadi, individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan.
4
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada
manusia yang persis sama. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor
genotipe dan fenotipe. Faktor genotipe adalah faktor yang dibawa individu sejak
lahir, ia merupakan faktor keturunan dibawa individu sejak lahir. Faktor fenotipe
merupakan faktor lingkungan.
Karakteristik yang khas dari seseorang disebut dengan kepribadian.
Menurut Nursyid Sumaatmadja kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu
yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan
psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang
terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika
mendapat rangsangan dari lingkungan.
2. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Sosial berkenan dengan masyarakat ,socius: teman, sosiologis: logos: ilmu.
Secara harfiah sosisologi berarti ilmu pengetahuan tentang pertemanan. Atau
secara lebih luas, ilmu pengetahuan yang mempelajari interakaksi antar manusia
di dalam masayarakat
Selama manusia hidup ia tidak akan pernah lepas dari pengaruh masyarakat.
Di rumah, di sekolah, di lingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari
5
pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,
yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh
manusia lain.
Manusia dikatakan makhluk sosial juga dikarenakan pada diri manusia ada
dorongan untuk bersosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang
lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan
untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan cirri atau
kepentingannya masing-masing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman lagi
dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai artis, cenderung untuk
berteman dengan sesame artis lagi. Dengan demikian, akan terbentuk kelompok-
kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari olehnkesamaan cirri atau
kepentingan.
Manusia dikatakan juga sebagai makhluk sosial, karena manusia tidak akan
bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Cooley
member nama looking-glass self untuk melihat bahwa seseorang dipengaruhi oleh
orang lain. Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbentuk melalui tiga
tahap. Pada tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan
orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi
mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga
seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian
orang lain terhadapnya itu.
6
Salah satu teori perana dikaitkan dengan sosialisasi oleh teori George Herbert
Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972),
Mead menguraikan tahap-tahap perkembangan secara bertahap melalui interaksi
dengan anggota masyarakat lain. Menurutnya pengembangan diri manusia ini
berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu play stage, game stage, dan
generalized other.
Prasangka (prejudice) merupakan suatu istilah yang mempunyai makna.
Namun dalam kaitannya dengan hubungan antarkelompok istilah ini mengacu
pada sikap permusuhan yang ditujukan kepada suatu kelompok tetentu atas dasar
dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai cirri-ciri yang tidak menyenangkan.
Sikap ini dinamakan prasangka, sebab dugaan yang dianut orang yang
berprasangka tidak didasarkan atas pengetahuan, pengalaman, maupun bukti-bukti
yang cukup memadai. Dapat disimpulkan bahwa mausia dikatakan sebagai
makhluk sosial karena beberapa alasan, yaitu:
1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
7
3. Manusia sebagai Makhluk yang Berhubungan dengan Lingkungan Hidup
Lingkungan, yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya, bagaimanapun juga akan tercemar, dengan masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam
lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.
Oleh karena itu fakta yang menunjukkan bahwa tingkat kerusakan
lingkungan sudah sangat tinggi dan cenderung makin meninggi, relatif mudah
untuk ditemukan. Berita tentang terjadinya pencemaran lingkungan, baik
pencemaran udara, air maupun tanah dengan segala aspek yang terdapat
didalamnya sering kita temukan baik di dalam media massa cetak maupun media
elektronik. Fenomena mengindikasikan bahwa kerusakan lingkunagn sudah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mengingat
bahwa pembangunan merupakan aktifitas utama dari setiap Negara dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan warganya, dapat dikatakan bahwa kerusakan
lingkungan sudah merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan dari kegiatan
pembangunan.
8
Lingkungan yang tercemar akibat kegiatan manusia maupun proses alam
akan berdampak negative pada kesehatan, kenikmatan hidup, kemudahan,
efisiensi, keindahan, serta keseimbangan ekosistem dan sumber daya alam. Oleh
karena itu perlindungan lingkungan merupakan suatu keharusan apabila
meninginkan lingkungan yang lestari sehingga kegiatan ekonomi dan kegiatan
lain dapat berkesinambungan. Apabila demikian halnya maka pengelolaan
lingkungan hidup merupakan suatu keharusan. Pengelolaan lingkungan hidup
adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan,
pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.
Pengelolaanlingkunganhidupbertujuan :
1. Memperoleh keselamatan hubungan antara manusia dan lingkungan.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup untuk
generasi sekarang maupun yang akan datang.
5. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengelolaan lingkungan hidup
merupakan penaggulangan dampak negatif kegiatan manusia yang bertujuan
untuk meningkatkan mutu lingkungan. Dengan telah ditentukannya tujuan
pengelolaan lingkungan hidup maka tugas selanjutnya ialah menetukan strategi,
kebijaksanaan dan langkah/ taktik pengelolaan lingkungan hidup.
9
Strategi dalam hal ini adalah haluan dalam garis besar sedang
kebijaksanaan adalah upaya atau tindakan umum untuk mencapai tujuan, langkah
atau taktik adalah upaya terinci untuk mencapai tujuan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi setempat.
Perlindungan lingkungan yang bertujuan memperoleh kualitas lingkungan
yang baik, baik sekarang maupun yang akan datang, memerlukan usaha yang
sungguh-sungguh terutama dalam hal :
1. Inventarisasi situasi lingkungan sekarang
2. Lembaga serta organisasi yang khusus menangani masalah lingkungan
baik di pusat maupun di daerah terutama menentukan penyimpangan,
denda, kepada siapa denda harus dibayar, serta yang membuat laporan
tahunan situasi kualitas lingkungan pertahun.
3. Cara penyelesaian soal secara ilmiah, terencana dan politis
4. Evaluasi terus-menerus terhadap program-program lingkungan serta
persyaratan-persyaratan pembangunan proyek-proyek yang harus
memenuhi atau mengajukan laporan, selain dampak sosial ekonomis
proyek, juga dampak proyek pada lingkungan hidup.
Berbagai kebijaksanaan yang baik untuk mengelola lingkungan hidup
dapat ditempuh dan ditujukan pada keadaan udara, air, tanah serta segala racun di
dalam lingkungan.
10
Kebijaksanaan Lingkungan Sementara ini telah diundangkan Undang-
undang RI No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk
menggantikan Undang-undang No. 4 tahun 1982. Undang-undang inilah yang
akan menjadi pokok dasar tolak undang-undang lain, peraturan pelaksanannya
serta kebijaksanaan pemerintah. Untuk dapat menilai apakah kebijaksanaan itu
cukup baik atau tidak tergantung pada apakah kebijaksanaan tersebut memenuhi
kriteria tertentu.
Teknik Penilaian Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan
Ada empat segi pendekatan / teknik penilaian dampak pembangunan terhadap
lingkungan yaitu :
Segi Manfaat
Dari segi manfaat ada empat pendekatan :
1. Teknik Nilai Pasar / Produktivitas
Teknik ini biasanya dipakai untuk meneliti pengaruh pembangunan
sistem alami seperti pada perikanan, kehutanan, pertanian; pengaruh
pada sistem yang dibangun manusia yaitu gedung, jembatan, bahan;
juga pengaruh pada produk di sektor produsen dan rumah tangga.
Kualitas lingkungan disini adalah faktor produksi. Perubahan dalam
kualitas lingkungan menjurus pada perubahan dalam produktivitas dan
biaya produksi, sehingga harga-harga serta tingkat hasil juga berubah
dan ini dapat diukur.
11
2. Pendekatan Pasar Pengganti (Surrogate Market)
Pendekatan ini dibagi dalam :
a. Barang-barang dan jasa-jasa lingkungan yang dapat dipasarkan.
Jasa lingkungan merupakan subtitut barang privat yang dapat
dipasarkan. Misalnya kolam renang swasta merupakan subtitut
danau atau sungai, sehingga manfaat tambahan penawaran jasa
lingkungan mengakibatkan berkurangnya pembelian barang privat.
3. Pendekatan Nilai Tanah
a. Pendekatan Nilai Milik
Nilai tanah atau milik dipakai untuk menentukan kesediaan
orang untuk membayar barang lingkungan, yaitu pemanfaatan nilai
pasar untuk mengestimasi secara tidak langsung suatu kurva
permintaan barang lingkungan sehingga dapat dihitung manfaat
atau kerugian dari perubahan dalam kualitas atau suplai di
lingkungan tertentu.
Pendekatan Nilai Tanah Lainnya Misalnya diadakan
pemeliharaan barang-barang lingkungan untuk maksud sejarah,
pendidikan, kebudayaan, ilmiah dan lain-lain; terutama untuk
generasi mendatang.
b. Pendekatan Selisih Upah
Seperti diketahui upah tergantung pada permintaan dan
penawaran terhadap tenaga kerja. Secara teoritis permintaan
terhadap tenaga kerja tergantung pada produk fisik marjinal
12
(marginal physical product) tenaga kerja, sedang penawaran tenaga
kerja tergantung pada kondisi kerja dan kondisi hidup. Oleh karena
itu pengendalian polusi udara, perbaikan keindahan atau amenities
kota dan pengurangan resiko kesehatan akan mempertinggi tingkat
upah di kota-kota. Dengan demikian jelas perbaikan lingkungan
akan berpengaruh besar pada tingginya upah.
c. Pendekatan Berdasarkan Biaya Perjalanan / Bepergian
Pendekatan ini dipakai untuk menilai barang-barang yang
“underpriced” atau dinilai terlalu rendah, misalnya untuk mencari
nilai kurva permintaan “barang-barang” rekreasi. Biasanya makin
tinggi penghasilan seseorang makin besar permintaan terhadap
barang rekreasi.
d. Pendekatan Pemanfaatan Data Litigasi (Acara, Proses) atau
Kompensasi
Dengan acara pengendalian atau proses perhitungan ganti
rugi atau kompensasi/pampasan dibayarkanlah kepada mereka
yang menderita rugi atau kerusakan, sejumlah uang agar mereka
menyerahkan hak terhadap barang lingkungan. Misalnya saja untuk
penangkapan ikan di Cilacap diberikan ganti rugi sebesar rata-rata
keuntungan tahunan mereka dibagi dengan tingkat bunga yang
berlaku agar mereka menyerahkan hak menangkap ikan mereka di
daerah yang tercemar oleh pabrik-pabrik di industrial estate
Cilacap.
13
e. Pendekatan dengan Menggunakan Teknik Survey
Teknik ini ada 2 macam yang semuanya berdasarkan
wawancara di lapangan. Wawancara kemauan membayar atau
menerima kompensasi atau pampasan yang terdiri atas :
1) Pendekatan Tawar Menawar
Asumsi pada pendekatan tawar-menawar ini ialah bahwa
harga barang-barang atau jasa berbeda tergantung pada
perubahan dalam jumlah kualitas yang disuplai.
Orang ditanya untuk menilai kelompok-kelompok yang
terdiri dari berbagai barang dan jasa. Pernilaian didasarkan
pada kesediaan orang untuk membayar sekelompok barang
yang lebih baik atau kesediaan menerima pembayaran bila
diperoleh barang dan jasa yang lebih inferior.
2) Konsep Alokasi Anggaran
Konsep alokasi anggaran pada hakikatnya merupakan
kelanjutan dari konsep tawar-menawar. Hanya saja disini
digunakan gambar- gambar menarik dan responden diminta
untuk memilih tempat-tempat mana yang ia lebih senangi dari
tempat-tempat lain dan seberapa besar anggaran yang ia
bersedia untuk menyediakan demi kepergian ke tempat yang ia
senangi itu.
14
Segi Biaya
Dari segi biaya teknik / penilaian dibagi ke dalam :
1. Teknik Analisis Biaya, terdiri dari :
a. Teknik Pengeluaran Preventif
Teknik Pengeluaran Preventif mengestimasi nilai minimum
kualitas lingkungan berdasarkan kesediaan orang mengeluarkan
biaya untuk menghilangkan atau paling tidak mengurangi akibat
buruk lingkungan
b. Pendekatan Biaya Ganti
Pendekatan Biaya Ganti misalnya diterapkan pada kasus
konservasi tanah pegunungan. Nilai barang lingkungan yang
dikonversi adalah sebesar usaha melindungi tanah tersebut dari
erosi dengan cara menutup tanah dengan alat pelindung tertentu.
Nilai tanah kemudian terdiri dari nilai atau harga pelindung dan
kebaikan atau manfaat yang diperoleh dari ditiadakannya banjir di
bagian-bagian bawah.
c. Pendekatan Proyek Bayangan
Pendekatan dengan berdasarkan pada Proyek Bayangan
dilaksanakan dengan mengemukakan secara hipotesis suatu proyek
yang dapat ditanggulangi persoalannya dengan berbagai alternative
bayangan.
15
1) Teknik Analisis Keefektifan Biaya
Analisis keaktifan biaya juga hamper sama. Misalnya
mengurangi SO dapat dengan berbagai cara, yaitu dengan
meninggikan cerobong asap, menggunakan batubarayang baik,
beralih memanfaatkan BBM dengan sulfur rendah, dan lain-
lain. Berapa masing-masing biayanya. Mana yang paling dapat
dipertanggungjawabkan dalam rangka mengurangi SO sampai
mendekati angka nol lb/kwh dengan biaya yang dapat
ditenggang.
Teknik Input-Output
Teknik Input-Output yang dikembangkan oleh Wassily Leontief itu
dapat diterapkan pada masalah yang berhubungan dengan kualitas
lingkungan. Data yang perlu ada misalnya berhubungan dengan variabel
kualitas lingkungan seperti tata guna tanah, emisi SOx dan emisi debu
pada misalnya sector-sektor pertanian, usaha pengolahan dan jasa.
Jadi dengan teknik input-output dapat dicari dampak pembangunan
terhadap lingkungan. Tetapi penggunaan teknik ini mengandung berbagai
batasan.
1. Teknik Programasi Linier
Teknik Programasi Linier juga dapat dimanfaatkan untuk
pengelolaan kualitas lingkungan. Misalkan saja, di suatu daerah
dihasilkan tenaga listrik sebesar 2.000 MW dan terdapat wisatawan
sebanyak 1.500 orang dari suatu keadaan dimana diperlukan dana
16
investasi sebesar Rp 900 juta dan tenaga kerja sebanyak 500 orang
untuk suatu proyek; serta diketahui bahwa setiap MW tenaga listrik
(x1) memerlukan Rp 300.000,00 investasi dan tenaga kerja sebanyak
1 orang dan lagi setiap wisatawan (x2) memerlukan investasi sebesar
Rp 200.000,00 dan pelayanan sebanyak 2 orang.
Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan.
Sejak awal, manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam
perjalanan hidupnya guna mendapatkan kesejahteraan. Manusia
membuat, menciptakan, mengerjakan, dan memperbaiki berbagai hal
yang di tunjuk untuk kepentingan hidupnya. Di Negara penduduk
merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal
dasar atau asset pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai sasaran
pembangunan, tetapi juga merupakan pelaku pembangunan.
Hal yang berkaitan dengan penduduk Negara meliputi:
a. Aspek kualitas penduduk, mencangkup tingkat
pendidikan,keterampilan, etos kerja, dan kepribadian.
b. Aspek kuantitas penduduk yang mencangkup jumlah
penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan, dan
perimbangan penduduk di tiap wilayah Negara ( Winarno,
2007).Lingkungan alam seperti tanah, dirombak untuk
menampung berbagai fasilitas kebutuhan manusia. Misalnya,
perumahan dan fasilitas lain seperti pelayanan kesehatan,
pendidikan, hiburan, pasar, jalan, saluran, dan lain-lain. Air
17
tidak hanya di manfaatkan untuk kebutuhan makan dan
minum, tetapi juga sebagai sarana rekreasi seperti taman,
kolam, dan air mancur air jaga untuk pembangkit listrik.
Tidak jarang, perombakan lingkungan berakibatkan pada
kerusakan lingkungan itu sendiri. Lingkungan telah
kehilangan daya dukung lingkungan sebagai akibat tindakan
manusia yang berlebihan. Contohnya, pembangunan
perumahan dan vila-vila di lereng pegunungan telah
mengakibatkan banjir besar pada daerah di bawahnya. Jadi,
jumlah penduduk semakin besar menyebabkan pemukiman
yang terus berkembang dan akhirnya berpengaru besar pula
terhadap lingkungan Perubahan lingkungan sebagai akibat
tindakan manusia tidak jarang memberikan dampak negative,
yaitu kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan
hidup merupakan problema besar yang di alami umat
manusia sekarang ini. Bahkan, isu tentang HAM, demokrasi,
dan lingkungan.
Berkenaan dengan hubungan antara manusia dengan alam
paling tidak ada tiga paham, yaitu paham determinisme,
paham posibilisme, dan paham optimisme teknologi.
Determinisme alam menempatkan manusia sebagai makhluk
yang tunduk pada alam, alam sebagai faktor yang
menentukan. Orang-orang yang dapat dipandang sebagai
18
tokoh paham determinisme antara lain Charles Darwin,
Friederich Ratzel, dan Elsworth Huntingtong.
Menurut Charles Darwin (1809-1882), dalam teori
evolusinya, bahwa makhluk hidup secara berkesinambungan
dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Pada
perkembangan tersebut terjadi perjuangan hidup (struggle for
life, struggle for existence), seleksi alam (nature selection),
dan yang kuat akan bertahan hidup (survival of the fittest).
Dalam proses perkembangan kehidupan tadi, faktor alam
sangan menentukan. Ratzel melihat bahwa populasi manusia
dengan perkembangan kebudayaannya ditentukan oleh
kondisi alam. Huntington berpandangan bahwa iklim sangat
menentukan perkembangan kebudayaan manusia.
Alam lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap
kehidupan manusia, tidak lagi dipandang sebagai faktor yang
menentukan. Manusia dengan kemampuan budayanya dapat
memilih kegiatan yang cocok sesuai denga kemungkinan dan
peluang yang diberikan oleh alam lingkungannya.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah
menjadi dasar pesatnya kemajuan teknologi. Kemajuan dan
penerapan teknologi telah membawa kemajuan pemanfaatan
sumber daya alam bagi kepentinga pembangunan yang
menjadi penopang kesejahteraan umat manusia. Atas dasar
19
hal tersebut muncul motto “ teknologi merupakan tulang
punggung pembangunan”.
B. PENGERTIAN MASYARAKAT DAN CIRI-CIRINYA
1. Pengertian masyarakat menurut para ahli, yaitu :
a. Krech Crutchfield and Ballachey
“A society is that it is an organized collectivity of interacting people
whose activities become centered around a set of common goals, and who
tend to share common believe, attitudes, and of action.”
“Masyarakat adalah sekumpulan yanng terorganisir dari orang-orang yang
berinteraksi yang mana kegiatannya berpusat pada tujuan bersama, dan
yang manacenderung untuk berbagi mengenai percaya, sikap, dan tindakan.”
Pada konsep ini, masyarakat lebih dicirikan oleh interaksi, kegiatan,
tujuan, keyakinan, dan tindakan sejumlah manusia yang sedikit banyak
berkecenderungan sama.
Mereka percaya bahwa televisi bertanggung jawab dalam membentuk,
atau mendoktrin konsepsi pemirsanya mengenai raelitas sosial yang ada
disekelilingnya.
b. Fairchilde
“Society is a group human beings cooperating in the pursuit of several of
their major interest, invariably including self maintenance and self-
perpetuation, the concept of society includes continuity, complex
20
associational relationships, and a composition including representatives of
fundamental human types, specifically men, women, and children.”
“Masyarakat adalah sekelompok manusia yang bekerja sama dalam
mengejar beberapa kepentingan utama mereka, termasuk memelihara diri dan
kelangsungan hidup, konsep masyarakat termasuk kesinambungan, hubungan
asosiasional yang kompleks, dan komposisi termasuk perwakilan dari jenis
manusia yang mendasar, khususnya laki-laki, wanita, dan anak-anak.”
Menurut konsep ini, karakteristik dari masyarakat itu sendiri adalah
adanya sekelompok manusia yang menunjukkan perhatianya bersama secara
mendasar, pemeliharaan kekelan bersama perwakilan manusia menurut
sejenisnya yang berhubungan satu sama lain secara berkesinambungan jadi
relasi manusia sebagai suatu bentuk masyarakat tidak terjadi dalam waktu
yang singkat.
c. Paul B. Horton & C. Hunt
“A society is a relatively independent, self-perpetuating human group who
occupy territory, share a culture, and have most their association within this
group.”
“Masyarakat adalah relatif independen, sekelompok manusia
mengabadikan diri menempati wilayah, berbagi budaya, dan memiliki
sebagian besar hubungan mereka dalam kelompok ini.”
Dengan demikian, karakteristik dari masyarakat itu terutama terletak pada
kelompok manusia yang bebas dan bersifat kekal, menempati kawasan
21
tertentu, memiliki kebudayaan serta terjalin dalam suatu hubungan di antara
anggota-anggotanya.
Di antara istilah (konsep) masyarakat yang telah dikemukakan di atas,
tidak ada perbedaan ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu
mengenai persamaannya. Yang utama, masyarakat itu merupakan kelompok
atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak
bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah
melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama.
d. Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh
suatu rasa identitas bersama.
e. Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan
kebudayaan.
f. Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di
dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
22
g. J.L Gillin dan J.P Gillin
Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
h. Ralph Linton
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja
sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri sendiri dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas.
i. Anne Ahira
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang membentuk suatu sistem
yang semi tertutup ataupun semi terbuka, yang mana interaksi sebagian besar
adalah antara perorangan yang berada di dalam kelompok masyarakat tersebut.
j. Emile Durkheim
Masyarakat adalah suatu sisitem yang dibentuk dari hubungan antar
anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-
cirinya sendiri.
k. Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-
kelompok yang terbagi secara ekonomi.
23
l. M.J Herskovits
Masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasi dan mengikuti
satu cara hidup tertentu.
m. Mac Iver dan Page
Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari
wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari
pengawasan tingkah laku serta kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu
berubah disebut masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial
dan masyarakat selalu berubah.
2. Ciri-ciri masyarakat yaitu :
Ciri-ciri masyarakat menurut Krech Crutchfield and Ballachey yaitu:
a. Kumpulan orang yang terorganisasi
b. Sudah terbentuk lama
c. Sudah memiliki system social atau struktur social tersendiri
d. Memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama
Ciri-ciri atau unsur masyarakat menurut Fairchilde yaitu:
a. Kelompok manusia
b. Adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan utama
c. Adanya pertahanan dan kekekalan diri
24
d. Adanya kesinambungan
e. Adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya
Ciri-ciri masyarakat menurut Paul B. Horton & C. Hunt yaitu:
a. Kelompok manusia
b. Sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal
c. Menempati suatu kawasan
d. Memiliki kebudayaan
e. Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan
Ciri-ciri masyarakat menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat yaitu:
a. Berangotakan minimal dua orang.
b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia
baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan
antar anggota masyarakat.
d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri-ciri masyarakat menurut Marion Levy yaitu:
a. Ada sistem tindakan utama.
b. Saling setia pada sistem tindakan utama.
c. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
25
d. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi
manusia.
C. MASYARAKAT KOTA DAN MASYARAKAT DESA
1. Pengertian masyarakat kota
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
a. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan
keagamaan di desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya setempat di tempat-
tempat peribadatan, seperti : di masjid, gereja. Sedangkan di luar itu,
kehidupan masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan. cara
kehidupan demikian mempunyai kecenderungan ke arah keduniawian, bila
dibandingkan dengan kehidupan warga masyarakat desa yang cenderung ke
arah keagamaan.
b. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang-orang lain. Yang terpenting di sini adalah manusia
perorangan atau individu. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk
disatukan, sebab perbedaan kepentingan, paham politik, perbedaan agama,
dan sebagainya.
2. Pengertian Desa
26
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma
mengemukakan sebagai berikut. Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut Bintarto desa
merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan
kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya dan
pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H. Landis : Desa adalah penduduknya kurang
dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-cirinya masyarakat pedesaan sebagai berikut:
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan
jiwa.
Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasa.
Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam seperti, iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
3. Perbedaan Desa dan Kota yaitu:
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk
membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan-perbedaan yang
ada mudah-mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah
suatu masyarakat dapat disebut sebagai masyarakat pedesaan atau masyarakat
perkotaan.
Ciri-ciri tersebut antara lain :
a. Jumlah dan kepadatan penduduk
27
b. Lingkungan hidup
c. Mata pencaharian;
c. Corak kehidupan sosial
d. Stratifikasi sosial
e. Mobilitas .sosial
f. Pola interaksi sosial
g. Solidaritas sosial; dan
h. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
D. INTERAKSI SOSIAL DAN PELAPISAN SOSIAL
28
Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk
menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok social. Pergaulan hidup
semacam ini baru akan terjadi apabila manusia dalam hal ini orang perorangan
atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan sebagainya
untuk mencapai tujuan bersama mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain-lain.
Maka dapat dikatakan bahwa interaksi social adalah proses-proses social, yang
menunjuk pada hubungan-hubungan social dinamis. Apabila dua orang bertemu
interaksi social dimulai, pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan,
atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan
bentuk interaksi social.
1. Interaksi sosial
Ada beberapa pengertian interaksi social yang ada dilingkungan masyarakat,
di antaranya :
a. Menurut H. Booner dalam bukunya, social psychology, memberikan
rumusan interaksi social, bahwa “interaksi social adalah hubungan antara
dua individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu
memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain
atau sebaliknya.”
b. Menurut Gillin and Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi social
adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar
kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok.
29
c. Interaksi social merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan
individu, antara kelompok dengan kelompok, antara individu dengan
kelompok.
1) Interaksi Social sebagai Factor Utama dalam Kehidupan
Bentuk umum proses-proses social adalah interaksi social, oleh karena
itu interaksi social merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-
aktifitas social. Adapun factor-faktor yang mendasari berlangsungnya
interaksi social, yaitu :
a) Factor imitasi
Factor imitasi mempunyai peranan sangat penting dalam proses
interaksi social. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi
dapat membawa seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah yang
berlaku.
b) Factor sugesti
Dalam psikologi sugesti dibagi dua :
(1) Autosugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri yang datang
dari dirinya sendiri.
(2) Heterosugesti, yaitu sugesti yang dating dari orang lain.
Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi social
adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa dalam imitasi orang
yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti
seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu
diterima oleh orang lain diluarnya.
30
Dalam ilmu jiwa social sugesti dapat dirumuskan sebagai satu
proses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan
atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa dikritik
terlebih dahulu.
c) Factor identifikasi
Indentifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi
identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun
bathiniah.
d) Factor simpati
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap
orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional,
melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses
identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik pada
orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara tingkah
laku menarik baginya.
Hal-hal tersebut diatas merupakan factor-faktor minimal yang menjadi
dasar bagi berlangsungnya proses interaksi social, walaupun didalam
kenyataannya proses tadi memang masih kompleks, sehingga kadang-
kadang sulit untuk mengadakan perbedaan yang tegas antar factor-
faktor tersebut.
2) Syarat-syarat terjadinya interaksi social
31
Untuk terjadinya suatu interaksi social diperlukan adanya syarat-syarat
yang harus ada, yaitu :
a) Adanya kontak social (social contact)
Secara harfiah kontak berarti “bersama-sama menyentuh”. Sebagai
gejala social kontak tidak perlu terjadi dengan saling menyentuh
saja, oleh karena itu orang dapat mengadankan hubungan dengan
orang lain tanpa harus terjadi kontak secara fisik.
Kontak social ada yang bersifat negative dan positif. Yang bersifat
positif yaitu yang dapat mengarahkan pada suatu kerja sama,
sedangkan yang bersifat negative yaitu yang dapat mengarahkan
seseorang pada suatu pertentangan bahkan dapat menyebabkan
tidak terjadinya interaksi social.
Kontak social dapat terjadi dan berlangsung dalam tiga bentuk,
yaitu :
(1) Antara orang perorangan
(2) Antara orang perorangan dengan suatu kelompok atau
sebaliknya.
(3) Antara kelompok manusi dengan kelompok manusia lainnya.
Suatu kontak terjadi tidaklah semata-mata tergantung dari
tindakan, akan tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut.
Kontak social dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer
terjadi apabila yang mengadakan kontak berhubungan langsung
32
dengan bertemu dan bertatap muka. Sebaliknya kontak sekunder
memerlukan perantara.
b) Adanya komunikasi
Seseorang memberikan tafsiran pada tingkah laku atau perasaan-
perasaan orang lain dalam bentuk pembicaraan, gerak-gerik badan,
atau sikap-sikap tertentu. Apabila antara penyampai pesan dengan
penerima pesan memiliki pengertian yang sama terhadap pesan
tersebut, maka inilah yang dikatakan dengan terjadinya
komunikasi.
3) Bentuk-bentuk interaksi social
Bentuk interakis social dapat beruapa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Menurut Gillin
and Gillin , ada dua macam bentuk interaksi social :
a) Bentuk interaksi asosiatif
(1) Kerja sama (cooperation)
Kerja sama merupakan bentuk interaksi social yang
pokok. Karena kerja sama dapat menggambarkan sebagian
besar bentuk interaksi social, atas dasar bahwa segala
macam bentuk interaksi tersebut dapat dijumpai pada
semua kelompok manusia. Ada tiga bentuk kerja sama :
a. Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai
pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau
lebih.
33
b. Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi.
c. Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama.
(2) Akomodasi (accommodation)
Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu untuk
menunjuk pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan adanya
suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan
dan kelompok manusia, sehubungan dengan norma-norma
social dan nilai social yang berlaku di masyarakat. Bentuk-
bentuk dari akomodasi antara lain :
a. Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya
dilaksanakan karena ada paksaan.
b. Compromise, suatu bentuk akomodasi, dimana pihak
yangterlibat masing-masing mengurangi tuntutannya, agar
tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
c. Arbitration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila
pihak yang berhadapan, tidak sanggup untuk mencapai
sendiri.
d. Mediation, hampir menyerupai arbitration diundang pihak
ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
34
e. Conciliation, suatu usaha untuk memepertemukan
keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu
persetujuan bersama.
f. Tolerantion, bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang
formal bentuknya.
g. Stelemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak
yang berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti
pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
h. Adjudication, yaitu perselisihan perkara atau sengketa di
pengadilan.
b) Bentuk interaksi disosiatif
(1) Persaingan (competition)
Bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok
yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi
dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekerasan.
(2) Kontravensi (contravention)
Kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri
seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan
kebecian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala
tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
(3) Pertentangan (conflict)
35
Suatu bentuk interaksi individu atau kelompok social yang
berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menetang
pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Bentuk-bentuknya
antara lain :
a. Pertentangan pribadi, pertentangan antar individu
b. Pertentangan rasional, pertentangan yang timbuk karena
perbedaan ras
c. Pertentangan kelas social, pertentangan yang disebabkan
oleh perbedaan kepentingan antara kelas social.
d. Pertentangan politik, biasanya terjadi di antara partai-partai
politik untuk memperoleh kekuasaan Negara.
2. Pelapisan sosial
Pelapisan sosial merupakan gejala alami yang dapat kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Keberadaannya merupakan konsikuensi logis dari beberapa
faktor yang selalu ada dalam kehidupan manusia, yaitu berkaitan dengan
keturunan, pendidikan, pekerjaan, kekayaan, dan sebagainya. Dari faktor
keturunan kita mengetahui adanya golongan yang berpendidikan rendah,
menengah, dan tinggi. Dari faktor pekerjaan kita mengetahui adanya kelompok
petani, pedagang, pemusik, pengamen, pemulung, dan sebagainya. Dari faktor
kekayaan kita mengetahui adanya golongan miskin, menengah, dan kaya.
Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin
bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya
36
lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-
lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman
menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu
golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan
beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.
a. Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial
Proses terbentuknya pelapisan sosial dapat terjadi melalui dua cara, yakni
secara alamiah dan secara disengaja atau direncanakan oleh manusia.
Pelapisan sosial yang terjadi secara alamiah tidak dapat dilepaskan oleh
kecendrungan bakat, minat, dan dukungan lingkungan. Misalnya dilingkungan
pantai berkembang masyarakat nelayan, di sekitar lahan yang subur
berkembang masyarakat petani, dan banyak lagi contoh-contoh lain yang
berhubungan dengan proses pelapisan sosial secara alamiah. Adapun
pelapisan sosial yang sengaja direncanakan oleh manusia dapat diperhatikan
pada organisasi politik seperti pembagian kekuasaan, pembentukan organisasi
politik, dan lain sebagainya.
1) Pelapisan Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Di pandang dari sudut ekonomi terdapat tiga lapisan masyarakat :
a) Masyarakat kelas atas (upper class) merupakan kelompok orang kaya
yang diliputi dengan kemewahan.
b) Masyarakat kelas menengah (middle class) merupakan kelompok
orang yang berkecukupan, yakni mereka yang berkecukupan dalam hal
kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
37
c) masyarakat kelas bawah (lower class) merupakan sekelompok orang
miskin yang sering mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan
sandang, pangan dan papan.
2) Pelapisan Sosial Bersdasarkan Kriteria Sosial
Sehubungan dengan status sosial, Robert M.Z. Lawang mengemukakan
dua pengertian, yakni ditinjau dari sudut obyektif dan subyektif. Secara
obyektif, status sosial merupakan suatu tatanan hak dan kewajiban yang
secara hierarkis terdapat dalam suatu struktur formal sebuah organisasi.
Secara subyektif, status sosial merupakan hasil penilaian orang lain
terhadap diri seseorang yang terkait dengan siapa seseorang tersebut
berhubungan. Dalam kaitan ini, secara subyektif seorang bisa saja
memberikan penilaian terhadap orang lain, apakah lebih tinggi atau lebih
rendah statusnya dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk memberikan penilaian, apakah seseorang memiliki status sosial
lebih tinggi atau lebih rendah dalam kehidupan sosial. Talcot Parsons
mengemukakan lima kriteria sebagai berikut:
a) Kelahiran, yakni status yang diperoleh berdasarkan kelahiran, seperti
jenis kelamin, kebangsawwanan, ras, dan lain-lain.
b) Kepemilikan, yakni status yang dipeeroleh berdasarkan harta yang
diperoleh berdasarkan harta yang dimiliki oleh seseorang, seperti
miskin, sedang, dan kaya.
38
c) Kualitas pribadi, yakni status yang diperoleh berdasarkan kualitas-
kualitas kepribadian yang tidak dimiliki oleh orang lain, seperti
kecerdasan, kelembutan, kebijaksanaan, dan lain-lain.
d) Otoritas, yakni status yang diperoleh berdasarkan kemampuan untuk
memengaruhi orang lain sehingga bersedia mengikuti segala sesuatu
yang diinginkan.
e) Prestasi, yakni status yang diperoleh berdasarkan prestasi yang dicapai,
baik dalam hal berusaha, pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya.
3) Pelapisan Sosial Berdasarkan Kriteria Politik
Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan penggolongan
anggota masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki.
Semakin besar kekuasaan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula
statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Mac Iver
mengemukakan tiga pola umum dalam sistem pelapisan kekuasaan, yaitu
tipe kasta, tipe oligarkhis, dan tipe demokratis.
Pola pelapisan sosial tipe kasta memiliki garis pemisah yang sangat tegas
dan sulit ditembus. Pola pelapisan kekuasaan tipe kasta ini dapat
diperhatikan pada sistem kekuasaan yang terdapat pada kerajaan-kerajaan.
Pola pelapisan kekuasaan tipe oligharkis juga menggambarkan adanya
garis pemisah yang tegas antara tiap-tiap lapisan, akan tetapi perbedaan
antara tiap-tiap pelapisan tersebut tidak terlalu kaku.
Adapun dalam referensi lain dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial adalah
sebagai berikut:
39
1) Ukuran Kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan
anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa
memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas
dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa
tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang
rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat
tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya,
maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
2) Ukuran Kekuasaan dan Wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan
menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat
yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran
kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat
menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan
dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3) Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukran kekayaan atau
kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati
lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran
kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka
sangat menghoramti orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat,
para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
40
4) Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat
yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai
ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan
sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini
biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi
yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur,
doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun
sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang
disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya,
sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar
untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi,
menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
b. Pengaruh Pelapisan Sosial
Adanya pelapisan sosial dapat mengakibatkan atau memengaruhi tindakan-
tindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan individi-
individu masyarakat sebagai kensekuensi dari adanya perbedaan status dan
peran sosial akan muncul dengan sendirinya. Pelapisan masyarakat
memengaruhi munculnya Life Chesser dan life stile tertentu dalam
masyarakat, yaitu kemundahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya,
orang kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam
hidupnya, jika dibandingkan orang miskin (lapisan bawah), dan orang kaya
akan punya gaya hidup tertentu yang berbeda dengan orang miskin.
41
E. STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat berdasarkan
status (Susanto, 1993). Definisi yang lebih spesifik mengenai stratifikasi sosial
antara lain dikemukakan oleh Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) bahwa
pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas
tinggi dan kelas rendah. Sedangkan dasar dan inti lapisan masyarakat itu adalah
tidak adanya keseimbangan atau ketidaksamaan dalam pembagian hak, kewajiban,
tanggung jawab, nilai-nilai sosial, dan pengaruhnya di antara anggota-anggota
masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat, stratifikasi social sangatlah berpengaruh.
Sebelum membahas lebih lanjut berikut adalah macam-macam definisi stratifikasi
social :
Pitirim A. Sorokin, stratifikasi social adalah perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam lapisan kelas-kelas secara bertingkat.
Drs. Robert M.Z, lawang stratifikasi social adalah penggolongan orang-
orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu kedalam lapisan-lapisan
hierarkis menurut dimensi kekuasaan, previlese, prestise.
Stratifikasi social dapat terjadi dengan sengaja maupun tidak disengaja
(terjadi dengan sendirinya). Sebagai contoh dalam kehidupan masyarakat bali
yang masih menganut system kasta dalam kehidupannya, mereka membagi
golongan masyarakat dengan tingkatan-tingkatan tertentu mulai dari pemuka
42
agama, bangsawan/pegawai pemerintah dan masyarakat biasa. Dalam
penggolongan terdapat beberapa tingkatan :
a. Upper class
b. Middle class
c. Lower class
Dalam masyarakat bali pada zaman sekarang system kasta yang di anut
ialah system kasta terbuka, jadi setiap masyarakat dapat berpindah kedudukan
mulai dari lower class sampai upper class. Sebagai contoh, seorang anak petani
yang yang awalnya dari lower class kemudian bersekolah hingga ke peguruan
tinggi kedokteran lalu lulus dengan nilai sempurna dan ia pun sukses dalam
bidangnya dan berubah tingkat menjadi upper class. Dalam stratifikasi social
terdapat perpindahan / mobilitas. Dan mobilitas terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Mobilitas vertikal
2. Mobilitas horizontal
Dapat dilihat dari criteria yang dipakai dalam melihat klasifikasi social
dalam kehidupan masyarakat, diantaranya :
a. Segi kekayaan dapat dilihat dari pola hidup,harta yang mereka miliki
serta menempati posisi paling atas dalam kehidupan masyarakat.
Misalnya, fasilitas pribadi yang dimilikinya.
b. Segi pendidikan, dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang telah
ditempuh oleh sesorang, karena semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin tinggi pula kedudukan pada masyarakat.
43
c. Segi kekuasaan, dapat dilihat betapa berpengaruh seseorang yang
mempunyai kekuasaan dalam masyarakat, karena dia dapat memiliki
wewenag dalam kehidupan masyarakat. Misalnya seorang presiden
yang meniliki wewenang atas Negara dan rakyatnya.
Teori Pembentukan Pelapisan Sosial
Diferensiasi dan ketidaksamaan sosial mempunyai potensi untuk
menimbulkan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Diferensiasi sosial merupakan
pengelompokan masyarakat secara horizontal berdasarkan pada ciri-ciri tertentu.
Berbeda dengan ketidaksamaan sosial yang lebih menekankan pada
kemampuan untuk mengakses sumberdaya, diferensiasi lebih menekankan pada
kedudukan dan peranan.
Stratifikasi sosial dapat terjadi sejalan dengan proses pertumbuhan atau
dibentuk secara sengaja dibuat untuk mencapai tujuan bersama. Seperti apa yang
dikemukakan Karl Marx yaitu karena adanya pembagian kerja dalam masyarakat,
konflik sosial, dan hak kepemilikan.
Pembagian Kerja
Jika dalam sebuah masyarakat terdapat pembagian kerja, maka akan
terjadi ketergantungan antar individu yang satu dengan yang lain. Seorang yang
sukses dalam mengumpulkan semua sumber daya yang ada dan berhasil dalam
kedudukannya dalam sebuah masyarakat akan semakin banyak yang akan
diraihnya. Sedangkan yang bernasib buruk berada di posisi yang amat tidak
44
menguntungkan. Semua itu adalah penyebab terjadinya stratifikasi sosial yang
berawal dari ketidaksamaan dalam kekuasaan dalam mengakses sumber daya.
Hak Kepemilikan
Hak kepemilikan adalah lanjutan dari konflik sosial yang terjadi karena
kelangkaan pada sumber daya. Maka yang memenangkan konflik sosial akan
mendapat akses dan kontrol lebih lebih dan terjadi kelangkaan pada hak
kepemilikan terhadap sumber daya tersebut. Setelah semua akses yang ada
mereka dapatkan, maka mereka akan mendapatkan kesempatan hidup (life
change) dari yang lain. Lalu, mereka akan memiliki gaya hidup (life style) yang
berbeda dari yang lain serta menunjukannya dalam simbol-simbol sosial tertentu.
Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan
anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan. (Calhoun dalam Soekanto,
1990) adalah sebagai berikut :
1. Ukuran kekayaan, barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak,
termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya : rumah,
kerbau, sawah, dan tanah.
2. Ukuran kekuasaan, barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang
mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atas. Contoh: Pak
Kades, Pak Carik, Tokoh masyarakat (Tomas).
3. Ukuran kehormatan, orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat
tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada
45
maysarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka
yang pernah berjasa.
4. Ukuran pengetahuan, pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Barang siapa yang
berilmu maka dianggap sebagai orang pintar.
Sifat Sistem Pelapisan Masyarakat
Sifat sistem pelapisan di dalam suatu masyarakat menurut Soekanto
(1990) dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open
social stratification). Sistem tertutup membatasi kemungkinan pindahnya
seseorang dalam suatu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak
ke atas maupun ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan
untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran
(mobilitas yang demikian sangat terbatas atau bahkan mungkin tidak ada). Contoh
masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup adalah masyarakat berkasta,
sebagian masyarakat feodal atau masyarakat yang dasar stratifikasinya tergantung
pada perbedaan rasial.
Sistem terbuka, masyarakat memiliki kesempatan untuk berusaha dengan
kecakapan sendiri untuk naik lapisan, Contohnya adalah dalam masyarakat
demokratis.
46
Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan
masyarakat menurut Soekanto (1990) adalah kedudukan (status) dan peranan
(role).
Kedudukan (status) diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang secara umum
dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestise-nya, dan hak-hak serta kewajibannya.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu:
1) Ascribed-status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Pada
umumnya ascribed status dijumpai pada masyarakat dengan sistem lapisan
yang tertutup, misalnya masyarakat feodal (bangsawan, kasta)
2) Achieved-status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan
usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa
saja, tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta
mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim
asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Kadang-kadang dibedakan lagi
satu macam kedudukan, yaitu Assigned status yang merupakan kedudukan
yang diberikan. Assigned status sering memiliki hubungan erat dengan
achieved stastus.
47
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan. Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia
menjalankan suatu peranan. Peranan melekat pada diri seseorang harus dibedakan
dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam
masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada
organisasi masyarakat.
Mobilitas Sosial
Soekanto (1990) mendefinisikan gerak sosial sebagai suatu gerak dalam
struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) menyebutkan ada dua gerak sosial
yang mendasar yaitu; pertama, gerak sosial horisontal yaitu peralihan status
individu atau kelompok dari suatu kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Misalnya seorang petani kecil beralih menjadi pedagang kecil. Status sosial tetap
sama dan relatif bersifat stabil. Kedua, gerak sosial vertikal yaitu peralihan
individu atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang
tidak sederajat.
Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) menyebutkan bahwa sesuai dengan
arahnya gerak sosial vertikal secara khusus dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
48
1. Gerak sosial vertikal naik (sosial climbing), berupa: masuknya individu-
individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang
lebih tinggi yang telah ada sebelumnya atau pembentukan suatu kelompok
baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari
kedudukan individu-individu pembentuk kelompok itu.
2. Gerak sosial vertikal turun (sosial sinking), berupa: turunnya kedudukan
individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya atau turunnya derajat
sekelompok individu yang dapat berupa suatu disintegrasi dalam
kelompok sebagai kesatuan.
Menurut Sorokin (1959) dalam Soekanto (1990) mobilitas sosial vertikal
mempunyai saluran-salurannya dalam masyarakat. Proses mobilitas sosial vertikal
yang melalui saluran tertentu dinamakan sirkulasi sosial. Saluran yang terpenting
di antaranya adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan (menaikkan
kedudukan oarang-orang dari lapisan rendah), sekolah (menjadi saluran gerak
sosial vertikal bagi orang-orang dari lapisan rendah yang berhasil masuk dari
sekolah untuk orang-orang lapisan atas), organisasi politik, ekonomi, keahlian,
dan perkawinan.
Dampak Stratifikasi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan
yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang
yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah
49
seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt
atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin. Perbedaan itu
tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga
terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku,
agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan,
cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan
yang lain. Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan
stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).
Statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai
penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke
dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan
prestise, dan Stratifikasi sosial ini memiliki dampak positif maupun Negatif yaitu :
a) Dampak Positif :
Orang - orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha maju karena
adanya kesempatan untuk pindah strata contoh : seorang anak miskin berusaha
berlajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan.
b) Dampak Negatif :
Dampak Negatif ada 3 aspek yaitu :
1) Konflik antar Kelas
Dalam Masyarakat, terdapat lapisan - lapisan sosial karena ukuran
- Ukuran seperti kekayaan, kekuasaan dan pendidikan. Kelompok dalam
50
lapisan - lapisan tadi disebut kelas - kelas sosial, apabila terjadi perbedaan
kepentingan maka akan muncul konflik antar kelas
Contoh : Demontrasi buruh yang menuntut kenaikan upah,
menggambarkan adanya konflik antar kelas antara buruh dengan
pengusaha.
2) Konflik Antar Kelompok Sosial
Di dalam masyarakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka
ragam diantaranya, kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama,
suku dan ras. Bila, salah satu kelompok berusaha untuk menguasai
kelompok lain makan akan terjadi pemaksaan
Contoh : Tawuran antar pelajar.
3) Konflik Antar Generasi
Konflik antar generasi terjadi antar generasi tua yang
mempertahankan nilai - nilai lama dan generasi muda yang ingin
mengadakan perubahan
Contoh : Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan oleh generasi
muda tetapi bertentangan dengan generasi tua.
51
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik
dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu, manakala unsur- unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
Dalam kamus B.Indonesia – W.J.S Poerwadarmita “Manusia
adalah makhluk yang berakal budi (sebagai lawan binatang)”
Arti akal budi adalah daya pikir (untuk menmgerti dan sebagainya)
dan daya ikhtiar (untuk melakukan sesuatu sebagai alat batin untuk
52
menimbang baik-buruk, benar salah). Setiap manusia memiliki keunikan
atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama.
Pengertian manusia menurut Krech Crutchfield and Ballachey
masyarakat adalah sekumpulan yang terorganisir dari orang-orang yang
berinteraksi yang mana kegiatannya berpusat pada tujuan bersama, dan
yang manacenderung untuk berbagi mengenai percaya, sikap, dan
tindakan.
Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil
ataubesar yang terikat oleh satuan, adat ritus atau hukum khas dalam hidup
bersama. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community.
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta
cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Adapun ciri-ciri atau unsur masyarakat menurut Fairchilde yaitu:
a. Kelompok manusia
b. Adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan
utama
c. Adanya pertahanan dan kekekalan diri
d. Adanya kesinambungan
e. Adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya
Antara sesama manusia atau makhluk hidup saling berinteraksi
sosial satu dengan yang lainnya. Adapun interaksi sosial adalah proses-
proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan social dinamis.
Apabila dua orang bertemu interaksi social dimulai, pada saat itu mereka
53
saling menegur, berjabat tangan, atau bahkan mungkin berkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk interaksi social.
Dalam suatau kelompok masayarakat memiliki perbedaan anggota
msayarakat berdasarkan status, seperti kekayaan ataupun jabatan antara
satu dengan yang lainnya yang disebut dengan stratifikasi sosial.
stratifikasi ini juga sangat berpengaruh dalam kehidupan bemasyarakat.
B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca adalah sebagai berikut :
Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang manusia sebagai
makhluk individu yang memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa.
Bila seseorang hanya tinggal raga, fisik, atau jasmaninya saja, maka dia
tidak dikatakan sebagai individu, jadi individu mengandung arti bahwa
unsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan
54