Manusia Dengan lingkungan Sosial Budaya.docx
-
Upload
mufita-ramadhina -
Category
Documents
-
view
3.484 -
download
13
description
Transcript of Manusia Dengan lingkungan Sosial Budaya.docx
Manusia Dengan lingkungan Sosial Budaya
Pengertian Manusia, Lingkungan Sosial, dan Budaya
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati.Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya
Lingkungan sosial adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara masing-masing individu; antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Melihat interaksi manusia dapat dilihat dalam dua tingkat (kacamata), yaitu tingkat hayati dan tingkat sosial atau budaya.
Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain yang serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Budaya adalah sebagai segala daya dan aktifitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari. Dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya. Dengan demikian kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non material. Dan kebudayaan kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan kebudayaan akan berkembang dari tahapan sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.
Pengaruh Budaya Terhadap Kepribadian
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang
terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.
Teori Kebudayaan
Secara umum kebudayaan banyak diartikan sebagai hasil karya manusia yang lahir dari cipta, rasa dan karsa. Berikut ada empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
1. Memandang kebudayaan sebagai kata benda: Dalam arti lewat produk budaya kita mendenifisikan dan mengelola kebudayaan itu. Teori produk budaya ini juga penting karena semua hasil budaya yang ada di muka bumi merupakan produk budaya kolektif manusia. Identitas budaya dapat dilihat dari pendekatan ini.
2. Memandang kebudayaan sebagai kata kerja: Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh Van Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami, karena akan mampu menjelaskan kepada kita bagaimana proses-proses budaya itu terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya yang kita pahami lewat pendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada tiga terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa, atau kuasa mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan hadirnya kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan budaya kita.
3. Memandang kebudayaan sebagai kata sifat: Ini untuk membedakan mana kehidupan yang berbudaya dan tidak berbudaya, membedakan antara kehidupan manusia yang berbudaya dan makhluk lain seperti hewan dan benda-benda yang tidak memiliki potensi budaya. Dalam memandang kebudayaan sebagai kata sifat maka unsur nilai-nilai menjadi sangat penting. Kebudayaan dikonstruksi sebagai konfigurasi nilai-nilai atau sebagai kompeksitas nilai-nilai yang kemudian beroperasi pada berbagai-bagai level kehidupan. Konfigurasi nilai yang dimiliki berbagai komunitas budaya yang berbeda kemudian melahirkan konstruksi budaya yang berbeda-beda pada komunitas budaya itu.
4. Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan: Kondisi-kondisi budaya tertentu menjadi menentukan wajah kebudayaan.
Ragam dan Unsur-Unsur Budaya
Setiap kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan. Misal dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat di samping adanya unsur-unsur kecil, seperti sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan. Marville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1. alat-alat teknologi,
2. sistem ekonomi,
3. keluarga, dan
4. kekuasaan polotik.
Sementara Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut:
1. system norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
2. organisasi ekonomi
3. alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan pendidikan yang utama, dan
4. organisasi kekuatan.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system hokum, system perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tertulis).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6. Sistem pengetahuan dan pendidikan.
7. Religi (system kepercayaan).
Cultural-universals tersebut di muka, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai contoh,cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi, dan lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara, dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnyatrait-complex. Misalnya, kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, system mengolah tanah dengan bajak system hak milik atas tanah dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi, umpamanya hewan-hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan seterusnya. Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk traits, adalah items.
Kebudayaan, selain memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat. Sifat hakikat kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun juga, walaupun kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Sifat hakikat kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab hubungan-hubungan yang terjadi antar terjadi kelompok masyarakat. Kebudayaan suatu kelompok manusia jika dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda, lambat laun akan diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian manusia itu sendiri. Proses itu dinamakan akulturasi. Dalam proses akulturasi ada unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima seperti: unsur kebendaan ( alat tulis menulis ), unsur-unsur yang membawa manfaat besar untuk mass media ( radio transistor ) dan unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut ( penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana. Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima misalnya: unsur yang menyangkut kepercayaan ( ideologi, falsafah hidup ) dan unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosiologi (contoh : nasi ). Pada umumnya generasi muda adalah
individu yang dapat dengan cepat menerina unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, lebih sukar. Hal ini disebabkan karena pada generasi tua, norma-norma yang tradisional sudah internalized (mendarah daging, menjiwai) sehingga sukar untuk mengubahnya.
Definisi Kepribadian
Sejak dahulu para ahli biologi yang mempelajari perilaku dan membuat pelukisan tentang sistem organisme dari suatu spesies mulai dari prilaku mencari makan, menghindari ancaman bahaya, menyerang musuh, beristirahat, mencari pasangan, kawin dan lain-lain. Berbeda dengan organism hewan, organisme manusia juga dipelajari oleh para ahli sampai pada hal yang terkecil. Namun hal itu tidak dapat menentukan pola tingkah lakunya.
Pola-pola tingkah laku tersebut hampir semua tidak sama bahkan bagi semua jenis ras yang ada di bumi. Hal tersebut tidak dapat diseragamkan karena seorang manusia yang disebut homo sapiens bukan saja ditentukan oleh sistem organik biologinya saja, namun dipengaruhi juga oleh akal dan jiwa sehingga timbul variasi pola tingkah laku tersebut. Melihat hal tersebut, maka para ahli lebih fokus kepada pola tindakan manusia. Dengan pola tingkah laku yang lebih khusus yang ditentukan oleh nalurinya, dorongan-dorongan, dan refleksnya. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu disebut “ Kepribadian “. Dalam bahasa populer istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak yang konsisten, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas berbeda dengan individu yang lain. Konsep kepribadian yang lebih spesifik belum bisa di definisikan sampai sekarang karena luasnya cakupan dan sulit untuk dirumuskan dalam satu definisi sehingga cukup kiranya untuk kita memakai arti yang lebih kasar sampai didapatkan definisi yang sebenarnya dari para ahli psikologi.
Unsur – Unsur dan Aneka Warna Kepribadian
Pengetahuan, unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar, terkandung di dalam otaknya secara sadar. Manusia memiliki panca indra yang sebagai alat penerima dari setiap kondisi dan situasi di alam sekitarnya yang mengalami proses fisik, fisiologi, psikologi sehingga getaran dan tekanan dari alat penerima tersebut nantinya diproyeksikan atau dipancarkan kembali oleh individu tersebut berupa gambaran lingkungan sekitar yang dalam ilmu antropologi disebut “ Persepsi “. Penggambaran tersebut dapat menjadi bayangan dimana individu tersebut berfokus.
Penggambaran tentang situasi dan kondisi lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang menarik dan mendapat perhatian lebih akan diolah oleh akal dan dihubungkan dengan penggambaran yang sejenis dan diproyeksikan oleh akal dan muncul kembali menjadi kenangan. Pengambaran baru dengan pengertian baru dalam psikologi disebut “ apersepsi”. Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemusatan yang lebih intensif dalam psikologi
disebut “pengamatan”. Seseorang dapat menggabungkan dan membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran yang sejenis secara konsisten dan azas tertentu. Dengan kemampuan proses akal tersebut membentuk penggambaran baru yang abstrak yang tidak mirip dengan berbagai macam bahan konkret dari penggambaran yang baru tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu sosial disebut “konsep”. Cara pengamatan yang secara sengaja dibesar-besarkan atau ditambahi atau di kurangi pada bagian tertentu sehingga membentuk penggambaran yang sangat baru yang secara nyata sebenarnya tidak pernah ada dan terkesan tidak realistik disebut “fantasi“. Keinginan yang semakin menggebu-gebu untuk mendapatkan sesuatu yang telah di gambarkan terlebih dahulu akan menimbulkan suatu perasaan yang aneh dan tekanan jiwa. Seluruh penggambaran, apersepsi, persepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsur pengetahuan yang secara sengaja dimiliki seorang individu. Namun semua itu bisa hilang dari akalnya yang sadar yang disebabkan oleh berbagai hal yang sampai saat ini masih dipelajari oleh ahli psikologi. Unsur pengetahuan tersebut bukannya hilang atau lenyap namun terdesak ke bagian jiwanya yang dalam ilmu psikologi disebut “alam bawah sadar”.
Di alam bawah sadar tersebut, pengetahuan seseorang tercampur, terpecah-pecah menjadi bagian yang tercampur aduk tidak teratur. Ini dikarenakan akal sadar seseorang tidak mau menyusunnya dengan rapi sehingga adalakanya muncul sacara tiba-tiba secara utuh atau terpotong bercampur dengan pengetahuan yang berbeda. Adakalanya pengetahuan seseorang secara sengaja atau karena berbagai sebab terdesak ke dalam bagian jiwa yang lebih dalam yang oleh ilmu psikologi disebut “alam tak sadar”. Proses yang terjadi dalam alam bawah sadar banyak dipelajari oleh ahli psikologi dan dikembangkan oleh S. Freud dalam ilmu psikoanalisa.Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.
“Perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau negative. Suatu perasaan yang bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian tadi biasanya menimbulkan “kehendak” dalam kesadaran seseorang. Perasaan atau keinginan yang berdebar-debar tersebut disebut “emosi”. Kesadaran manusia juga mengandung berbagai perasaan yang di pengaruhi oleh organismenya khususnya gen sebagai naluri yang disebut “dorongan”. Sedikitnya ada 7 dorongan naluri yaitu:
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup
2. Dorongan seks
3. Dorongan mencari makan
4. Dorongan untuk bergail / berinteraksi dengan sesama
5. Dorongan untuk menirukan tingkah laku sesamanya
6. Dorongan untuk berbakti
7. Dorongan untuk keindahan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kepribadian seseorang dibentuk oleh pengetahuan yang dimilikinya dari penggambaran dunia sekitarnya serta fantasi mengenai berbagai macam hal, juga ada materi yang menjadi objek dan sasaran unsur kepribadian secara sistematis.
Ada 3 hal yang merupakan isi keribadian yang pokok yaitu:
1. Beragam kebutuhan organik diri sendiri, kebutuhan dan dorongan psikologi diri sendiri, serta dorongan organik maupun psikologi sesama manusia selain diri sendiri.
2. Beragam hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri sendiri dari aspek fisik, psikologi, yang menyangkut kesadaran individu.
3. Beragam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan atau menggunakan beragam kebutuhan sehingga tercapai rasa kepuasan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Aneka ragam kepribadian individu dan Kebudayaan
Adanya beragam struktur kepribadian manusia disebabkan adanya beragam isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan antar berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu. Mempelajari materi dari setiap unsur kepribadian merupakan tugas psikologi yang berupa kebiasaan / habit atau berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian.
Kebiasaan ( Habit
Adat istiadat (custom)
Sistem social (social system)
Kepribadian individu (individual personality)
Kepribadian umum (modal personality)
Kebiasaan, adat dan kepribadian
Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang individu berbeda dengan individu yang lain, dan juga sifat serta intensitas kaitan antara beragam bentuk pengetahuan maka setiap manusia memiliki kepribadian yang khas. Dari berbagai jenis kepribadian tersebut telah diringkas menjadi berbagai type dan sub type yang merupakan tugas psikologi. Walaupun begitu, antropologi dan ilmu sosial lainnya juga memperhatikan masalah kepribadian ini walaupun hanya memperdalam atau memahami adat istiadat dan sistem sosial lainya. Ini dikarenakan ada hubungan yang sangat jelas antara kepribadian individu atau kelompok dengan adat dan kebudayaan suatu daerah. Dimana kebudayaan itu mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seorang individu.
Berbicara mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai di Lampung.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).
3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
4. Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Lingkungan Sosial BudayaPosted on 8 Februari 2008 by Pakde sofa
Lingkungan Sosial BudayaManusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan
makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau “homo sapiens”, sama seperti
makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan.
Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok
membentuk budaya.
Ada perbedaan mendasar tentang asal mula manusia, kelompok evolusionis pengikut Darwin
menyatakan bahwa manusia berasal dari kera yang berevolusi selama ratusan ribu tahun, berbeda
dengan kelompok yang menyanggah teori evolusi melalui teori penciptaan, yang menyatakan bahwa
manusia itu diciptakan oleh Allah.
Pemahaman tentang hidup dan kehidupan, itu tidak mudah. Makin banyak hal yang Anda lihat tentang
gejala adanya hidup dan kehidupan, makin nampak bahwa hidup itu sesuatu yang rumit. Pada individu
dengan organisasi yang kompleks, hidup ditandai dengan eksistensi vital, yaitu: dimulai dengan proses
metabolisme, kemudian pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan adaptasi internal, sampai
berakhirnya segenap proses itu bagi suatu “individu”. Tetapi bagi “individu” lain seperti sel-sel, jaringan,
organ-organ, dan sistem organisme yang termasuk dalam alam mikroskopis, batasan hidup adalah tidak
jelas atau samar-samar.
Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yang didukung tidak saja oleh makhluk
hidup (biotik), tetapi juga benda mati (abiotik), dan berlangsung dalam dinamikanya seluruh komponen
kehidupan itu. Ada perpaduan erat antara yang hidup dengan yang mati dalam kehidupan. Mati adalah
bagian dari daur kehidupan yang memungkinkan terciptanya kehidupan itu secara berlanjut.
Makhluk hidup bersel satu adalah makhluk yang pertama berkembang. Jutaan tahun kemudian
kehidupan di laut mulai berkembang. Binatang kerang muncul, lalu ikan kemudian disusul amphibi.
Lambat laun binatang daratan berkembang pula muncul reptil, burung dan binatang menyusui. Baru kira-
kira 25 juta tahun yang lalu muncul manusia kemudian berkembang berkelompok dalam suku-suku
bangsa seperti saat ini, dan hampir di setiap sudut bumi ditempati manusia yang berkembang dengan
cepat.
Lingkungan hidup adalah suatu konsep holistik yang berwujud di bumi ini dalam bentuk, susunan, dan
fungsi interaktif antara semua pengada baik yang insani (biotik) maupun yang ragawi (abiotik). Keduanya
saling mempengaruhi dan menentukan, baik bentuk dan perwujudan bumi di mana berlangsungnya
kehidupan yaitu biosfir maupun bentuk dan perwujudan dari kehidupan itu sendiri, seperti yang
disebutkan dalam hipotesa Gaia. Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia, oleh karena itu yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah lingkungan hidup
manusia.
Permasalahan Lingkungan Hidup
Belum ada definisi tentang lingkungan sosial budaya yang disepakati oleh para ahli sosial, karena
perbedaan wawasan masing-masing dalam memandang konsep lingkungan sosial budaya. Untuk itu
digunakan definisi kerja lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi: pola-
pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang);
yang ruang lingkupnya ditentukan oleh keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk
perilaku manusia di dalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang berada di dalamnya.
Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi dan
organisasi sosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam
lingkungan spasial tertentu.
Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa
lingkungan sosial budaya sudah ada sejak makhluk manusia atau homo sapiens ini ada atau diciptakan.
Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi
kultural manusia terhadap lingkungannya.
Manusia lebih mengandalkan kemampuan adaptasi kulturalnya dibandingkan dengan kemampuan
adaptasi biologis (fisiologis maupun morfologis) yang dimilikinya seperti organisme lain dalam
melakukan interaksi dengan lingkungan hidup. Karena Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak
bisa lepas dari kehidupan manusia, maka yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah lingkungan
hidup manusia.
Rambo menyebutkan ada dua kelompok sistem yang saling berinteraksi dalam lingkungan sosial budaya
yaitu sosio sistem dan ekosistem. Sistem sosial tersebut meliputi: teknologi; pola eksploitasi sumber
daya; pengetahuan; ideologi; sistem nilai; organisasi sosial; populasi; kesehatan; dan gizi. Sedangkan
ekosistem yang dimaksud meliputi tanah, air, udara, iklim, tumbuhan, hewan dan populasi manusia lain.
Dan interaksi kedua sistem tersebut melalui proses seleksi dan adaptasi serta pertukaran aliran enerji,
materi, dan informasi.
STRUKTUR DAN FUNGSI EKOSISTEMStruktur Ekosistem
Manusia sebagai mahluk sosial, tidak dapat hidup secara individu, selalu berkeinginan untuk tinggal
bersama dengan individu-individu lainnya. Keinginan hidup bersama ini terutama berhubungan dalam
aktivitas hidup pada lingkungannya. Manusia mempunyai kedudukan khusus terhadap lingkungannya
dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya, yaitu sebagai khalifah atau pengelola di atas bumi.
Manusia dalam hidup berkelompok ada yang membentuk masyarakat, dan tidak setiap kelompok dapat
disebut masyarakat, karena masyarakat mempunyai syarat-syarat tertentu sebagai ikatan kelompok.
Masyarakat dapat diartikan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Dinamika masyarakat memberikan kesempatan kebudayaan untuk berkembang, sehingga dapat
dikatakan bahwa tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, dan tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan
sebagai wadah pendukungnya.
Azas-azas dan ciri-ciri kehidupan berkelompok pada mahluk hidup, juga dijalani oleh manusia dalam
bermasyarakat.
Fungsi Ekosistem
Kebudayaan dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan adalah
keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan yang harus di
dapatnya dengan belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Tidak ada kebudayaan
tanpa masyarakat, dan tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan.
Kebudayaan adalah keseluruhan pola tingkah laku dan pola bertingkah laku, baik secara eksplisit
maupun implisit, yang diperoleh dan diturunkan melalui simbol, yang akhirnya mampu membentuk
sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda
materi.
Kebudayaan mencakup ruang lingkup yang luas, yang wujudnya dapat berupa kebudayaan hasil rasa
atau sistem budaya (norma, adat istiadat), hasil cipta (fisik) dan konsep tingkah laku (sistem sosial).
Kebudayaan dimulai sejak adanya mahluk Homo Neanderthal (ras manusia yang sudah punah) kurang
lebih 200.000 tahun yang lalu. Mahluk ini diperkirakan sudah mempunyai bahasa, dengan volume otak
yang hampir sama dengan manusia. Kemudian muncul mahluk homo sapiens kurang lebih 80.000 tahun
yang lalu. Dua unsur yang memungkinkan kebudayaan manusia bisa berevolusi adalah bahasa dan akal.
Perkembangan kebudayaan berkembang sangat lamban dimulai dari adanya mahluk Neanderthal hingga
revolusi pertanian (10.000 th. yang lalu), tetapi sejak revolusi industri (abad 18 M), kebudayaan
berkembang dengan pesat. Lebih-lebih zaman sekarang (abad 20) yang ditandai dengan gencarnya
inovasi teknologi; era informasi; peluang ekonomi yang tak terbayangkan sebelumnya; dan reformasi
politik yang radikal dan berdampak global. Sehingga ada kecenderungan berbudaya gaya internasional.
Perkembangan budaya ini dipengaruhi oleh alam pikiran yang menjadikan tahapan perkembangan dalam
budaya mitis, ontologis, dan fungsional.
Begitu banyak unsur-unsur budaya yang ada di dunia ini, namun ada unsur-unsur kebudayaan yang
bersifat universal, yaitu tujuh unsur kebudayaan meliputi: bahasa; sistem pengetahuan; organisasi
sosial; sistem peralatan hidup dan teknologi; sistem mata pencaharian hidup; sistem religi; dan
kesenian. Ketujuh unsur budaya ini terintegrasi sebagai satu kesatuan yang utuh dalam suatu
masyarakat sebagai ciri dari suatu budaya melalui proses penyesuaian, sehingga memungkinkan unsur-
unsur tersebut berfungsi secara seimbang. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, integrasi sosial
sebagai usaha untuk menjalin hubungan yang serasi.
KOMUNITAS, POPULASI, DAN SPESIESKomunitas
Kota adalah salah satu habitat manusia yang merupakan lingkungan alam yang telah berubah drastik
menjadi lingkungan buatan, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Batasan kota bervariasi
tergantung dari sudut pandang pengamat.
Pola lokasi kota bervariasi karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Sedangkan untuk struktur
ruang kota, ada tiga pola ruang kota yaitu berupa lingkaran konsentris, pola sektor, dan pola inti ganda.
Memahami kehidupan dan lingkungan hidup kota tak ubahnya kita memahami jasad hidup, yaitu jasmani
kota dan rohani kota. Jasmani kota ada yang berupa metabolisme kota, peredaran makanan atau darah
kota, sistem syaraf kota, dan tulang-tulang struktur kota yang berupa infrastruktur.
Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui ciri-ciri kota dan masyarakatnya, sebagai berikut:
1. Kota mempunyai fungsi-fungsi khusus (satu kota bisa berbeda dengan fungsi kota yang lain).
2. Mata pencaharian penduduknya di luar agraris (non-agraris).
3. Adanya spesialisasi pekerjaan warganya.
4. Kepadatan penduduk relatif tinggi.
5. Warganya relatif mobility.
6. Tempat permukiman yang tampak permanen.
7. Sifat-sifat warganya yang heterogen, kompleks, hubungan sosial yang impersonal dan external,
serta personal segmentation, karena begitu banyaknya peranan dan jenis pekerjaan seseorang
dalam kelompoknya sehingga seringkali orang tidak kenal satu sama lain, seolah-olah
seseorang menjadi asing dalam lingkungannya.
Kota mempunyai fungsi tertentu yang berbeda antara satu dengan kota lainnya. Perbedaan tersebut akan
menghasilkan karakter tertentu pula bagi penduduknya. Terciptalah pula suatu masyarakat yang
mempunyai ciri-ciri sosial budaya yang berbeda dengan masyarakat di luarnya, antara satu kota dengan
kota lainnya.
Populasi
Pengertian desa sebagai tempat permukiman sangat beragam tergantung dari kacamata pengamatnya,
bisa ditinjau dari aspek morfologi, aspek jumlah penduduk, aspek ekonomi, dan aspek sosial budaya
serta aspek hukum.
Masyarakat desa selalu dikonotasikan dengan ciri tradisional, kuatnya ikatan dengan alam, eratnya
ikatan kelompok, guyup rukun, gotong royong, alon-alon asal kelakon, dan paternalistik.
Pada umumnya mata pencaharian penduduk di perdesaan adalah bercocok tanam atau bertani. Ada
pekerjaan lain seperti bertukang, kerajinan atau pekerjaan lain, tetapi pekerjaan ini merupakan pekerjaan
sambilan sebagai pengisi waktu luang.
Pembagian kerja di desa relatif sederhana bila dibandingkan dengan kota. Struktur sosial di kota
mengenal diferensiasi yang luas sedangkan di perdesaan relatif sederhana. Di perdesaan orang lebih
menghayati hidupnya, terutama pada kelompok primer dan berorientasi pada tradisi, serta cenderung
konservatif.
Pola ruang desa-desa Indonesia cukup bervariasi tergantung dari di mana lokasi desa itu berada, yaitu:
Pola Melingkar; Pola Mendatar; Pola Konsentris; Pola memanjang jalur sungai atau Jalan; Pola Mendatar;
dan Pola Konsentris Desa di Jawa Timur.
MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUPKedudukan Manusia dalam Lingkungan Hidup dan Dinamika Populasi
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara masing-
masing individu; antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Melihat interaksi manusia dapat dilihat dalam dua tingkat (kacamata), yaitu tingkat hayati dan tingkat
sosial atau budaya.
Interaksi sosial tidak akan terjadi bila tidak memenuhi dua syarat, yaitu: (1) Adanya kontak sosial (social-
contact); (2) adanya komunikasi (communications). Dan menurut ahli-ahli sosial bentuk-bentuk interaksi
sosial dapat berupa kerja sama (co-operation), persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian
(conflict), dan dapat juga berbentuk akomodasi (accommodation).
Menurut kacamata ahli ilmu alam, dasar proses interaksi manusia adalah kompetisi. Kompetisi itu pada
hakekatnya berlangsung dengan proses kerjasama yang spontan dan tidak berencana, membentuk apa
yang disebut koperasi yang kompetitif. Sebagai akibat timbullah apa yang disebut relasi yang simbiotik.
Relasi simbiotik itu dalam bentuk mutualisme, komensalisme, amensalisme, kompetisi, parasitisme, dan
predasi.
Interaksi pada makhluk hayati terjadi secara netral, untuk keseimbangan ekosistem itu sendiri. Interaksi
sosial pada manusia tidak terjadi secara netral, ada norma-norma moral manusia. Dalam interaksinya
dengan lingkungan cenderung antroposentrik, sehingga membuka peluang manusia untuk bersifat
eksploitatif terhadap lingkungannya. Tetapi dengan memadukan sikap imanen dan transenden sebagai
dasar moral dan tanggung jawab dalam memanfaatkan alam sifat eksploitatif dapat lebih terkendali.
Lingkungan Hidup Buatan
Untuk memahami perilaku atau tingkah laku manusia dapat ditelusuri melalui persepsi manusia terhadap
lingkungannya. Persepsi adalah stimulus atau sesuatu yang dapat memberikan rangsangan pada syaraf,
yang ditangkap oleh panca indera serta diberi interpretasi (arti) oleh sistem syaraf.
Dalam melihat persepsi ini ada dua pendekatan yaitu pendekatan konvensional dan pendekatan ekologis
dari Gibson.
Usaha menjelaskan perilaku sebagai ungkapan persepsi dapat dilihat dari interaksi antara rangsangan
(stimulus) terhadap reaksi (respons). Beberapa aliran hubungan Stimulus – Response antara manusia
dengan lingkungannya, adalah: aliran determinisme; interaksionisme; dan transaksionisme.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap lingkungannya, adalah
faktor obyek fisik dan faktor individu. Hasil interaksi individu dengan obyek fisik menghasilkan persepsi
individu tentang obyek tersebut.
Sedangkan respon manusia terhadap lingkungannya bergantung pada bagaimana individu
mempersepsikan lingkungannya. Respon ini dapat dilihat dari gejala-gejala persepsi mereka terhadap
ruang sebagai lingkungan tempat tinggalnya, yaitu meliputi personal space, privacy, territoriality,
crowding dan density, peta mental, serta stress.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber Daya Alam Secara Umum
Pembangunan adalah sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
berencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas
dalam rangka pembinaan bangsa.
Konsep pembangunan tersebut dapat dilihat sebagai konsep pertumbuhan (growth); rekonstruksi
(reconstruction); modernisasi (modernization); westernisasi (westernization); pembangunan bangsa
(nation building); pembangunan nasional (national development); pembangunan sebagai pengembangan
negara; dan pembangunan sebagai upaya pemenuhan hidup, kebebasan memilih dan harga diri.
Di Indonesia teori pembangunan dijabarkan sebagai konsep pembangunan bertahap yaitu:
pembangunan berimbang (balanced development); tahap pembangunan memenuhi kebutuhan pokok;
tahap pembangunan dengan pemerataan; dan terakhir adalah tahap pembangunan dengan kualitas
hidup, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia. Dengan strategi yang diterapkan adalah Trilogi Pembangunan meliputi: pertumbuhan
ekonomi; pemerataan kesejahteraan sosial; dan stabilitas politik. Jika kita lihat tahapan pembangunan
pada teori pembangunan tersebut di atas, terlihat bahwa Indonesia pun mengikuti tahapan pembangunan
tersebut.
Konsekuensi pembangunan adalah melakukan perubahan sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup.
Sedangkan perubahan baik pada lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya ini berdampak
positif dan negatif.
Neraca pembangunan yang terjadi saat ini dirasakan tidaklah menggembirakan. Di satu sisi ada
kemajuan, di lain sisi ditemukan kerusakan lingkungan yang secara serius akhirnya mengganggu
kehidupan manusia dan kelangsungan pembangunan itu sendiri. Hal ini tidak hanya terjadi di negara-
negara berkembang, yang sedang giat-giatnya membangun, tetapi juga di alami oleh negara-negara
maju.
Oleh karena itu, muncullah konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) sebagai
upaya meleburkan atau melarutkan lingkungan ke dalam pembangunan, yaitu dengan tetap berusaha
atau membangun tidak melampaui kemampuan ekosistem yang mendukung kehidupannya. Setelah
permasalahan lingkungan dirasakan dapat mengganggu kehidupan manusia dan kelangsungan
pembangunan itu sendiri.
Sumber Daya Alam Terbarui
Perubahan sosial adalah suatu perubahan yang terjadi pada sistem sosial yang mencakup tata nilai
sosial, sikap, dan pola perilaku kelompok. Perubahan sosial merupakan perubahan kelembagaan
masyarakat dan perubahan individu.
Ada lima bentuk perubahan sosial, yaitu: (1) perubahan evolusioner; (2) perubahan revolusioner; (3)
perubahan dialektikal; (4) perubahan dipaksakan; dan (5) perubahan terkendali.
Sedangkan perubahan bentuk perubahan budaya adalah: (1) Alkulturasi; (2) Asimilasi; (3) Difusi; (4)
Sinkretisme; dan (5) Penetrasi.
Dalam konteks pengelolaan lingkungan, masyarakat tradisional lebih bersandar pada penyesuaian
masyarakat pada lingkungannya. Sedangkan masyarakat modern mengandung lebih banyak unsur yang
berkaitan dengan mengatasi atau mengubah kendala lingkungan hidup.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dapat dibagi dalam 2 sifat yaitu perubahan
endogenik (perubahan dari dalam), dan perubahan exogenik (dari luar).
Pada umumnya perubahan dari luar akan mempunyai dampak yang lebih besar, dan lebih banyak
berhubungan dengan aspek pembangunan, serta bersifat revolusioner. Walaupun demikian tidak berarti
bahwa perubahan dari dalam tidak bisa serius.
Di dalam suatu masyarakat yang sedang membangun, perlu terjadi suatu perubahan sosial yang diberi
nama modernisasi. Modernisasi dapat diartikan sebagai penerapan pengetahuan ilmiah yang ada pada
semua aktifitas, semua bidang kehidupan, atau semua aspek-aspek masyarakat. Untuk mendukung
modernisasi perlu suatu tata nilai modern pada individu, yang mencakup kualitas pribadi dan
tersebarnya pengetahuan ilmiah serta keterampilan teknis. Tata nilai modern pada individu harus
melembaga pula pada suatu kelembagaan sosial yang modern. Mana yang menjadi unsur utama, para
ahli masih belum ada kesepakatan.
Dari pengalaman pembangunan di Dunia Ketiga, diketahui bahwa modernisasi tanpa didukung oleh
perubahan sosial tidaklah efektif. Oleh karena itu, perubahan sosial hendaknya memperhatikan nilai
teologi etis atau teologi pembebasan dan bersifat suatu perubahan sosial yang baru atau pembaruan
yang dibawa oleh tokoh-tokoh agen pembaruan.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTANPembangunan Konvensional dan Permasalahan Lingkungan Hidup
Pendudukan dan lingkungan hidup berkaitan erat. Keprihatinan tentang masalah kependudukan
sebetulnya telah lama dirasakan. Sekarang keprihatinan itu telah meningkat kembali setelah kita sendiri
menjadi lebih sadar tentang berbagai dampak pertumbuhan penduduk yang tak terkendalikan di negara
kita sendiri.
Bersamaan dengan meningkatnya kesadaran lingkungan hidup, telah meningkat pula kesadaran tentang
kaitan antara lingkungan hidup dengan aspek kependudukan.
Bagi lingkungan sosial, masalah kependudukan dan lingkungan hidup merupakan unsur atau komponen
dari masalah lingkungan sosial, yaitu masalah perubahan sosial di segala segi kehidupan, akibat
perubahan dari segi material dan teknologi yang lebih cepat dari pada laju perubahan dari segi tata nilai
atau gaya hidup.
Oleh karena itu, untuk menanggapi masalah kerusakan lingkungan hidup, pola hidup penduduk harus
berubah sehingga tumbuh masyarakat yang mampu menopang suatu pembangunan yang dapat
memperbaiki mutu kehidupan manusia dengan tetap berusaha tidak melampaui kemampuan ekosistem
yang mendukung kehidupannya.
Untuk menumbuhkan masyarakat yang seperti itu, perlu dikembangkan prinsip etika (prinsip pertama
dari prinsip-prinsip berkelanjutan) yang mengindahkan semangat gotong royong. Di atas prinsip gotong
royong dikembangkan empat prinsip berkelanjutan, yaitu:
1. Prinsip meningkatkan kualitas hidup. Pembangunan ini baru berarti jika meningkatkan kualitas
hidup dalam segala seginya;
2. Prinsip melestarikan vitalitas dan keanekaragaman bumi agar pembangunan bisa berlanjut;
3. Prinsip minimalisasi penciutan sumberdaya alam yang tidak diperbarui; dan
4. Prinsip mengindahkan daya dukung lingkungan.
Kualitas hidup yang tinggi, yang memperhatikan ekologi berkelanjutan sebagai hasil dari pembangun
yang berkelanjutan, memerlukan indikator-indikator sebagai alat untuk mengukur kemajuan ke arah
masyarakat yang berkelanjutan. Mencakup: kualitas hidup; keberlanjutan ekologi; keberlanjutan
penggunaan sumber daya terbarukan dan meminimumkan penggunaan sumberdaya tak terbarukan; dan
faktor sosial ekonomi.
Konsep Pembangunan yang Berkelanjutan
Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan seperti di laut, hutan, atmosfer, air, tanah, dan seterusnya
bersumber pada perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan
diri sendiri. Oleh karena itu, krisis lingkungan ini hanya bisa diatasi dengan melakukan perubahan cara
pandang dan perilaku manusia terhadap alam yang fundamental dan radikal melalui etika lingkungan
yang dibutuhkan untuk menuntun manusia berinteraksi dengan alam semesta.
Ada dua pemahaman tentang etika, yaitu etika yang dipahami sebagai moral dan etika yang dipahami
dalam pengertian yang berbeda dengan moralitas, sehingga mempunyai pengertian yang lebih luas dan
merupakan refleksi kritis bagaimana manusia harus bertindak dalam situasi konkret dan situasi tertentu
melalui penelusuran kritis teori etika deontologi, etika teleologi, dan etika keutamaan.
Sedangkan etika lingkungan di sini dipahami sebagai disiplin ilmu yang berbicara mengenai norma dan
kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam serta nilai dan prinsip
moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam.
Berbagai teori etika lingkungan dapat menjelaskan pola perilaku manusia dalam kaitan dengan
lingkungan. beberapa teori etika lingkungan ini merupakan perkembangan pemikiran di bidang etika
lingkungan, yaitu Shallow Environmental Ethic, Intermediate Environmental Ethic, dan Deep
Environmental Ethic. Ketiga teori ini dikenal sebagai antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme.
Ketiga teori ini mempunyai cara pandang yang berbeda tentang manusia, alam, dan hubungan manusia
dengan alam.
makalah pendidikan lingkungan sosial budaya teknologi
MAKALAH
PENGARUH IPTEK TERHADAP MASYARAKAT INDONESIA
Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Tugas Mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial
Budaya dan Teknologi
Oleh :
krisiyanto
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU
BANDUNG
2009
KATA PENGANTAR
Alhamdullillahhirobil alamin, segalah puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segalah rahmat dan hidayahnya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini,
sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW
dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal
alamin.
Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah PLSBT tepat waktu. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kami khususnya dan kepada para pembaca umumnya.
Bandung, Februari 2009
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang. 1
1.2. Rumusan masalah 2
1.3. Tujuan ………………………………………………………………………………………..2
1.4. Metode dan Prosedur ……………………………………………………………………2
1.5. Sistematika Penulisan ………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.I.Definisi Teknologi. 4
2.2. Peran� iptek bagi masyarakat.. 5
2.3. Bidang Informasi dan komunikasi 12
2.4. Bidang Ekonomi dan Industr 13
2.5. Bidang Sosial dan Budaya. 15
2.6. Bidang Pendidikan 16
2.7. Bidang Pendidikan. 17
BABA III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 19
3.2Saran …………….. 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal.
Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan
sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya
dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang
telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-
jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini
relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga
ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu
menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas
manusia. Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah
diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan
umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia
tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan
kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.
1.2. Rumusan masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada
penulisan makalah ini adalah : Apakah dampak dari teknologi terhadap kehidupan
manusia?
1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan Makalah ini adalah Untuk Memenuhi salah Satu Tugas Mata kuliah
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi serta untuk wawasan dan ilmu kami
tentang Pengaruh IPTEK Bagi Kehidupan Masyarakat
1.4. Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.
1.5. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum yaitu
:
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
1.4. Metode dan Prosedur
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.I.Definisi Teknologi
2.2. Peran� iptek bagi masyarakat
2.3. Bidang Informasi dan komunikasi
2.4. Bidang Ekonomi dan Industr
2.5. Bidang Sosial dan Budaya
2.6. Bidang Pendidikan
2.7. Bidang Pendidikan
BABA III PENUTUP
3.3 Kesimpulan
3.4Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Definisi Teknologi
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun
yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih
sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah
�teknologi belum digunakan. Istilah teknologi berasal dari techne atau cara dan�
�logos� atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan
tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-
akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai�
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam
setiap bidang kegiatan manusia�Pengertian teknologi secara umum adalah:
prosesyang meningkatkan nilai tambah
o produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan
meningkatkan kinerja
o Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan
dan digunakan
Sedangkan dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu . Jadi dampak
teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa akibat baik bisa juga
akibat buruk dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak
bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai
dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai
cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi
masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang
telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-
dampak positif dan �negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia
2.2. PERAN� IPTEK BAGI MASYARAKAT
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi
sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman
dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya
mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu
perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk
memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of
utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan
lebih jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca
indera, dan otak manusia.
Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari
adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara
rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Seseorang menggunakan teknologi, karena menusia berakal. Dengan akalnya ia ingin
keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih
yang lain.
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan
pendapat pakar teknologi “dunia” terhadap pengembangan teknologi.
Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan wahana transformasi yang menjadi
prioritas pengembangan teknologi, terutama teknologi industri, yaitu 1) pesawat
terbang, (2) maritim dan perkapalan, (3) alat transportasi, (4) elektronika dan
komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa , (7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8)
pertahanan dan keamanan.
Pada satu sisi, perkembangan dunia iptek yang demikian mengagumkan itu memang
telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis
pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah
bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah
mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang
menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka
kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia
dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang
telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak
kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Namun, pada sisi lain,
pesatnya kemajuan iptek ternyata juga cukup banyak membawa pengaruh negatif.
Semakin kuatnya gejala “dehumanisasi”, tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini,
merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan iptek tersebut. Bahkan, sampai
tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan
kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus atau makhluk teomorfis.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek
dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja
iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan
dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan
imortalitas.
Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat
dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek
mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern
yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek
terhadap kehidupan umat manusia.
Perbudakan dan penjajahan di North America, Asia dan Afrika hanya memungkinkan
melalui dukungan iptek. Perkembangan iptek di Eropa Barat membuahkan revolusi
industri yang menindas kelas pekerja dan yang melahirkan komunisme. Produksi
weapons of mass destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir �tentu saja �tidak bisa
�dipisahkan dari �iptek; �belum lagi �menyebut �kerusakan.
Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak
berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan
kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif.
Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral
kemanusiaan,oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun
solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
Dari segala dampak terburuk dari perkembangan iptek adalah dampak terhadap perilaku
dari manusia penciptanya. Iptek telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over
confidence dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula
terhadap sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara
Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang melekat
sejak lahirnya revolusi industri.
Oleh karena itu, dalam menghadapi fenomena ini pemerintah dianggap perlu
mengembangkan suatu sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu
pengetahuandan teknologi tersebut. Tujuannya sangat sederhana, membuat pelajar-
pelajar di negeri kita dapat bersaing dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri
maju tanpa perlu kehilangan nilai-nilai kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau
dengan kata lain, peserta didik di jenjang pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali
pendidikan teknologi guna menuju masyarakat yang “melek teknologi” yaitu bercirikan
mampu mengenal, mengerti, memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki,
menilai, menghasilkan produk teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang
berkaitan dengan teknologi.
Bahan kajian yang diperuntukkan bagi jenjang pendidikan dasar dapat mencakup ranah
teknologi dan masyarakat, produk teknologi, serta perancangan dan pembuatan karya
teknologi sederhana. Agar perolehannya bermakna, maka pembelajaran kurikulum
pendidikan teknologi hendaknya berintikan pemecahan masalah dengan pendekatan
empat pilar belajar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to
live together.
Dalam mengembangkan kurikulum, salah satu prinsip yang perlu diperhatikan adalah
“sesuai dengan kebutuhan”. Namun, kesepakatan ini baru menjadi masalah bila diikuti
pertanyaan lanjutan, misalnya kebutuhan siapa? untuk masyarakat yang mana?
masyarakat yang mau diarahkan ke mana? masyarakat agraris, masyarakat industri,
masyarakat saat ini, masyarakat tahun 2005, atau masyarakat yang melek teknologi.
Kurikulum sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan selalu mendapat sorotan
masyarakat termasuk pejabat, ilmuwan, kalangan industri, orang tua dan lain-lain yang
merasa berkepentingan dengan hasil-hasil pendidikan. Bahkan, Winarno Surakhmad,
(2000:2) mensinyalir bahwa kurikulum yang diciptakan untuk “Memecahkan Masalah
Tertentu Ternyata Lahir Justru sebagai Masalah”. Oleh karenanya, pengembang
kurikulum harus dapat menganalisis, mengadakan koreksi terhadap kekurangan-
kekurangannya dan mencari alternatif pemecahan masalah yang kreatif, inovatif dan
misioner.
Soedijarto (1993:125) mengemukakan bahwa dalam menghadapi abad ke-21 ada tiga
indikator utama dari hasil pendidikan yang bermutu dan tercermin dari kemampuan
pribadi lulusannya, yaitu : (1) kemampuan untuk bertahan dalam kehidupan, (2)
kemampuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan baik dalam segi sosial budaya
dalam segi politik dalam segi ekonomi maupun dalam segi fisik biologis, dan (3)
kemampuan untuk belajar terus pada pendidikan lanjutan. Sementara itu, Wardiman
(1996: 3) menyatakan bahwa pendidikan hendaknya dapat meningkatkan kreativitas,
etos kerja dan wawasan keunggulan peserta didik.
Dari dua pendapat tersebut nampaknya terdapat kesamaan misi dan visi yang
didasarkan pada kenyataan bahwa dunia nyata yang akan dihadapi oleh para peserta
didik penuh dengan persaingan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dibekali kemampuan
guna mengantisipasinya dan dapat mencari alternatif penyelesaian masalah kehidupan
yang dihadapinya.
Salah satu masalah kehidupan yang akan dihadapi para lulusan peserta didik adalah
adanya perubahan masa yang akan datang yang belum pasti bentuk dan arahnya.
Namun, yang pasti adalah adanya tantangan yang menyangkut seluruh aspek kehidupan
manusia yang salah satunya berwujud teknologi.
Atas dasar landasan pemikiran tersebut di atas, maka ruang lingkup kajian pendidikan
teknologi yang dikembangkan dapat mencakup sebagai berikut: (1) pilar teknologi, yaitu
aspek-aspek yang diproses untuk menghasilkan sesuatu produk teknologi yang
merupakan bahan ajar tentang: materi/bahan, energi, dan informasi, (2) domain
teknologi, yaitu suatu fokus bahan kajian yang digunakan sebagai acuan untuk
mengembangkan bahan pelajaran yang terdiri atas : (a) teknologi dan masyarakat
(berintikan teknologi untuk kehidupan sehari-hari, industri, profesi, dan lingkupan hidup);
(b) produk teknologi dan sistem (berintikan bahan, energi dan informasi); (c)
perancangan dan pembuatan karya teknologi (berintikan gambar dan perancangan,
pembuatan dan kaji ulang perancangan), dan (3) area teknologi, yaitu batas kawasan
teknologi dalam program pendidikan teknologi, hal ini antara lain teknologi produksi,
teknologi komunikasi, teknologi energi dan bioteknologi.
Dengan ketiga ruang lingkup ini, maka pada dasarnya dalam pembelajaran pendidikan
teknologi peserta didik akan memiliki kemampuan-kemampuan dalam hal: (1)
menggunakan dan memelihara produk teknologi, (2) menyadari tentang proses teknologi
dengan prinsip kerjanya, (3) menyadari dampak teknologi terhadap manusia, (4) mampu
“mengevaluasi” proses dan produk teknologi, dan (5) mampu membuat hasil teknologi
alternatif yang disederhanakan bahkan yang paling sederhana.
Dari tujuan dan lingkup pendidikan teknologi di atas, berikut ini adalah pokok-pokok
bahan ajar yang dianggap “ampuh” untuk peserta didik di jenjang pendidikan dasar
(BTE, 1998), antara lain yaitu: Keterampilan dasar teknik, Penjernihan air, Bioteknologi,
Pengolahan macam-macam bahan, Teknologi dan profesi, Teknologi produksi,
Persambungan dan penguatan konstruksi, Konversi energi, Prinsip-prinsip teknik, Sistem
teknik (mesin dan reka cipta), Transportasi dan navigasi, Teknologi dan lingkungan
hidup, Instalasi listrik, Komunikasi, Komputer dan teknologi kontrol, Desain teknologi
terapan, dan Usaha milik sendiri.
Agar perolehan peserta didik menjadi bermakna, maka pendidikan teknologi harus
dirancang dengan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan kemampuan
memecahkan masalah, mampu berpikir alternatif, dan mampu menilai sendiri hasil
karyanya.
Hal ini amat selaras dengan Soedijarto (2000: 69) yang merekomendasikan bahwa untuk
memasuki abad ke-21 dalam proses pembelajaran diperlukan:
(1) learning to know, yaitu peserta didik akan dapat memahami dan menghayati
bagaimana suatu pengetahuan dapat diperoleh dari fenomena yang terdapat dalam
lingkungannya. Dengan pendekatan ini diharapkan akan lahir generasi yang memiliki
kepercayaan bahwa manusia sebagai kalifah Tuhan di bumi diberi kemampuan untuk
mengelola dan mendayagunakan alam bagi kemajuan taraf hidup manusia,
(2) learning to do, yaitu menerapkan suatu upaya agar peserta didik menghayati proses
belajar dengan melakukan sesuatu yang bermakna,
(3) learning to be, yaitu proses pembelajaran yang memungkinkan lahirnya manusia
terdidik yang mandiri, dan
(4) learning to live together, yaitu pendekatan melalui penerapan paradigma ilmu
pengetahuan, seperti pendekatan menemukan dan pendekatan menyelidik akan
memungkinkan peserta didik menemukan kebahagiaan dalam belajar.
Hal yang juga tak kalah pentingnya dalam mendukung sistem pendidikan berbasis
teknologi itu adalah menyelaraskan pengajaran iptek dengan iman dan taqwa (imtaq).
Karena bagaimanapun, kecerdasan seseorang tidak akan membawa dampak positif yang
berarti apabila mereka tidak bermoral. Mereka bisa saja menjadi ahli kimia yang handal,
akan tetapi tanpa dibekali moral, kemampuan mereka hanya akan digunakan untuk
menciptakan senjata-senjata kimiawi yang dapat menghancurkan umat manusia.
Sebaliknya dengan moral yang baik, mereka dapat menemukan bahan bakar alternatif
yang dapat bermanfaat di tengah krisis minyak yang terjadi di dunia pada abad ini.
Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa
bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya
menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh
perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga
otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas
komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam
berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah
kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak
kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek
dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja
iptek sebagai liberator yang akan� membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan
dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan
imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah
dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa
iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban
modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif
iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua
tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab
iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih
dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
2.3. Bidang Informasi dan komunikasi
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari
kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a. � Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di
bumi bagian manapun melalui� internet
b.�� Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh
hanya dengan melalui handphone
c.�� Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan
teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
a.������ Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
b.����� Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet
������������yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
c.������Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat
memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes
psikologi secara langsung dari internet.
d.�����Kecemasan teknologi����� Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat
teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai
file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi.
Rusaknya modem internet karena disambar petir.
2.4. Bidang Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi
dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
1. � Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
2.�� Terjadinya industrialisasi
3.�� Produktifitas dunia industri semakin meningkat
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik
dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan
reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan
produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia
industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera
muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan
kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung
dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi
ke toko.
4.�� Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah
skill dan pengetahuan yang dimiliki.
Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada
penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga
kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat.
Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga
kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skillsesuai dengan tuntutan
kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
5.�� Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk
kedokteran menjadi komoditi.
Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain;1.�� terjadinya
pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan
yang dibutuhkan2.�� Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era
globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan:
konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental �instant�.{mospagebreak}
2.5. Bidang Sosial dan Budaya
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat
1.�� Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa
kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam
dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah
perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang
tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis
oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam
kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang
politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan
penting lainnya.
2.�� Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia
melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah
meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri� sebagai suatu� bangsa� akan�
semakin� kokoh.� Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa
Asia.
2.�� Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia
melahirkan fenomena yang menarik Meskipun demikian kemajuan teknologi akan
berpengaruh negatip pada aspek budaya:
4.�� Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja
dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya
pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga
masyarakat menjadi �kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani�.
5.�� Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong
royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang
berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama,
kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat
dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas
sampai tindak kejahatan.
6.�� Pola interaksi antar manusia yang berubah, Kehadiran komputer pada kebanyakan
rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga.
Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja
untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet,
dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu
tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak
orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi
dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan
waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC)
anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
2.6. Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
1. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat
pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan.
2.�� Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-
metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak,
karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
a.�� Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa
dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.Disamping itu
juga muncul dampak negatif dalam proses� pendidikan antara lain:
b.��Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven,
Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari
permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan
pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui
internet tersebut.
c.��Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak
criminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang
berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu
komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-
lain.
2.7. Bidang Pendidikan
1. Timbulnya kelas menengah barupertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini
akan mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta
gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-
negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk
menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
2.Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi
kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan.
Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.
3.�� Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh
berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah
menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi
transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan
terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan
kekuatan ekonomi baru{mospagebreak}
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini,
karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk
memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan,
serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-
inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa
menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek
negatif bagi manusia.
Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi,
pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu
konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam memasuki era
kesejagadan, yang salah satunya ditandai dengan sarat muatan teknologi, salah satu
komponen pendidikan yang perlu dikembangkan adalah kurikulum yang berbasis
pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar.
Bahan kajian ini merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk
membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani produk-
produk teknologi, membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan
merancang dan membuat, dan memahami teknologi dan lingkungan.
Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara alternatif,
menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan teknologi. Untuk itu,
maka pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkan pada empat pilar proses
pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live
together.
Untuk melengkapi kecerdasan iptek para pelajar, diperlukan pula penyelarasan
pengajaran iptek dengan pengajaran imtaq. Sehingga terbentuklah manusia-manusia
cerdas dan bermoral yang dapat menghasilkan berbagai teknologi yang bermanfaat bagi
umat manusia.
3.2. Saran
Teknologi adalah suatu hasil pemikiran manusia yang diciptakan untu kepentingan
manusia unuk memudahkan pekerjaan, namun kemajuan teknologi tidak terlepas dari
dampak posiif dan dampak negative, mka kita harus pndai-pandai menyaring mana yang
baik untuk kita ambil manfatnya dan harus menghindri hal yang negative dari kemajuan
iptek yang brkembang pesat saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan Perkembangan. Jakarta : Yayasan Idayu.
Anglin, Gary J. 1991. Instructional Technology: Past, Present and Future.
Englewood : Libraries Unlimited.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sutjipto. 2005. Kurikulum Pendidikan Teknologi suatu Kebutuhan yang Tidak
Pernah Terlambat. Jakarta: Kompas.
Surakhmad, Winarno. 2000. makalah: Mencari Paradigma Kurikulum Masa Depan,
disampaikan pada seminar Orientasi Kurikulum, Bogor: Pusat Kurikulum 27
- 29 Maret.
Habiebie, B.J. 1983. Beberapa Pemikiran Tentang Strategi Tranformasi Industri
suatu Negara Sedang Berkembang. Jakarta : Kantor Menteri Negara Riset &
Teknologi.
makalah sosial budayamakalah August 24, 2009 Leave a comment
2 Votes
MAKALAH
INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN: MODIFIKASI LINGKUNGAN,
PENCEMARAN LINGKUNGAN, BUDAYA, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Tugas Mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial
Budaya dan Teknologi
Disusun Oleh :
krisiyanto
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU
BANDUNG
2009
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah mamberikan
kenikmatan iman islam serta kesehatan lahit dan batin. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurah pada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Kepada para
keluarga ,sahabat dan semoga sampai kepada kita selaku umat yang selalu mengikuti
ajarannya.
Alhamdulillah, itulah kata pertama yang kami ucapkan karena telah dapat
menyelesaikan salah satu tugasmata kuliah � Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya, dan
Teknologi (PLSBT)� . Dimana dalam penulisan makalah tentang � Interaksi Manusia dengan Lingkungan :
Modifikasi Lingkungan, Pencemaran Lingkungan, Budaya dan Pola Kesehatan Lingkungan� ini kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekeliruan. Oleh
karena itukritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan � rekan sekalian selalu saya harapkan demi
perbaikan � perbaikan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umum nya
bagi pembaca.
Bandung, 24 februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
.
KATA PENGANTAR������������������������������ i
DAFTAR ISI �����������������������������������..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang�����������������������������..1
1. Runusan Masalah ���������������������������..2
C. Tujuan Penulisan ����������������������������3
D. Manfaat Penulisan ��������������������������3
E. Sistematika Penulisan Makalah ��������������������3
BAB II� PEMBAHASAN
A. Identifikasi Modifikasi Lingkungan Alam ��������������5
1. Penyebab dan Akibat Pencemaran Lingkungan ����������9
C. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya �������������.12
D.� Kesehatan Lingkungan Hidup�������������������. 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan �����������������������������22
1. Saran �������������������������������..23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar� Belakang
Dalam materi yang akan kami jelaskan yang terdapat dalam makalah ini yaitu tentang
Interaksi Manusia dengan Lingkungan, Kegiatan atau aktivitas manusia berpengaruh
terhadap lingkungan sekitar. Dalam materi makalah ini akan dijelaskan Interaksi Manusia
dengan Lingkungan yang diantaranya mengenai Modifikasi Lingkungan, Pencemaran
Lingkungan, Budaya dan Pola Kesehatan Lingkungan.
Indikasi dan cara identifikasi terhadap modifikasi lingkungan alam, baik melalui survei
permukaan terhadap gejala atau kenampakan yang sekarang masih dapat dikenali di
permukaan tanah , maupun melalui penginderaan jauh. Kedudukan manusia dalam
lingkungan hidup dan dinamika interaksi dengan lingkungan hidup merupakan hubungan
sosial yang dinamis.
Aktivitas manusia tidak hanya tergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam, namun
juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan pengaruh pada alam, baik secara sengaja
maupun tidak sengaja.
Selain itu juga manusiaadlah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu
sebagai makhluk bilogis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia
atau �Homo Sapiens�, sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam
menunjang system kehidupan.
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup secara individu. Mereka selalu
berkeinginan untuk tinggal bersama dengan individu-individu lainnya. Lingkungan hidup
yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, oleh karena itu yang
dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya,keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya daya manusia dan perilakunya
yang mempengaruhikelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu, aktivitas atau kegiatan manusia sangat berpengaruh terhadap
lingkungan sekitarnya, karena lingkungan merupakan tempat yang paling dekat dengan
manusia.
B .� Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang Interaksi Manusia dengan Lingkungan yang terdiri dari
modifikasi lingkungan , pencemaran lingkungan budaya dan pola kesehatan lingkungan.
Kami mengidentifikasi masalah tersebuty sebagai berikut :
1. Identifikasi Modifikasi Lingkungan Alam ?
2. Penyebab dan Akibat Pencemaran Lingkungan ?
3. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya?
4. Pola Kesehatan Lingkungan Hidup ?
C . Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini secara formal ialah untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah �Pendidikan Lingkungan Sosial, budaya, dan Tekhnologi (PLSBT)�.
Tujuan yang lainnya yaitu untuk mengetahui sejauh mana interaksi manusia dan
pengaruh manusia dengan lingkungan sekitarnya.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yang dapat diambil dalam penulisan makalah ini adalah kita
sebagai calon guru dapat mengetahui sejauh mana pengaruh manusia dengan dengan
lingkungan hidup serta menambah wawasan kita dalam mata kuliah ini.
E . Sistematika Penulisan Makalah
DAFTAR ISI
BAB I�� Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Manfaat Penulisan
5. System Pembahasan
BAB II� Pembahasan
1. Identifikasi Modifikasi Lingkungan Alam
2. Penyebab dan Akibat Pencemaran Lingkungan
3. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya
4. Kesehatan Lingkungan Hidup
BAB III Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Modifikasi Lingkungan Alam.
Aktivitas manusia tidak hanya bergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam, namun
juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan alam, baik secara
sengaja maupun tidak sengaja. Dalam mata pelajaran ini, yang dimaksud dengan
modifikasi sebagai akibat aktivitas manusia bukanlah perubahan suhu atau punahnya
flora-fauna tertentu (Bradsawdan Weaver 1993:488-489). Melainkan semua perubahan
bentuk relief bumi atau permukaan tanah, baik sebagai akibat adanya konstruksi
maupun ada gejala atau kenampakan fisik lainnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, gajala atau kenampakan akibat aktivitas manusia
tersebut kadang-kadang tidak disadari kehadirannya. Lebih-lebih bila� tidak terkonsentrasi
pada situs-situs arkeologi. Oleh karena itu, gejala tersebut menjadi pokok bahasan salah satu cabang dalam
arkeologi.
Dalam hal ini, pengetahuan, pengalaman , dan kecermatan sangat diperlukan untuk
dapat melakukan identifikasi segala kenampakan di permukaan tanah. Melalui
pengamatan yang seksama gejala atau kenampakan yang terbentuk sacara alamiah
yang biasa dipelajari dalam geomorfologi (Bradsaw dan Weaver 1993: 264)
Bekas aktivitas di suatu lahan kadang tidak diketahui keberadaannya, karena telah
tertimbun tanah dalam kurun waktu lama atau tertutup tanaman yang rimbun dan tidak
diketahui oleh pengguna lahan yang baru. Dalam kasus seperti ini hasil interpretasi
terhadap foto udara membantu mengungkap keberadaan bekas aktivitas tersebut.
1 . Indikasi Modifikasi
Pengetahuan mengenai indikasi-indikasi adanya modifikasi yang telah dilakukan manusia
terhadap lingkungan alamanya sangat membantu dalam melakukan survey arkeologis.
Dalam bidang ilmu arkeologi, indikasi-indikasi tersebut merupakan bentuk-bentuk data
arkeologo, yang dapat dikategorikan sebagai artefak, fitur atau ekofak. Agar indikasi
tersebut dapat dijelaskan makna dan fungsinya, maka dilakukan beberapa kegiatan yaitu
:
Perekaman, meliputi pengukuran, penggambaran, pemotrtan, dan pemetaan
Interpretasi yang didasarkan pada hasil perekaman data, sumber tertulis,
gambar, foto, dan peta lama atau wawancara dengan penduduk sekitar.
Kombinasi dua atau lebih indikasi mengenal adanya aktivitas manusia kadang-kadang
ditemukan di lokasi yang sama dan membentuk suatu situs arkeologi baru yang semula
belum diketahui keberadaannya. Temuan atau situs baru yang berhasil diidentifikasi dan
batas-batas distribusinya harus dicatat dengan baik dan diplotkan pada peta yang sudah
ada untuk keperluan analisis selanjutnya. Berdasarkan interpretasi yang telah dilakukan,
diketahui bahwa indikasi-indikasi yang telah disebutkan diatas, ada yang merupakan
lubang bekas tiang suatu gubuk, pondasi rumah, bekas aktivitas penambangan.
Ada dua contoh hasil survey permukaan dan interpretasi terhadap indikasi bekas
aktivitas manusia yang terdapat di Ari Zona dan Maryiand Amerika Serikat. Survey
peretama yang berskala besar silakukan oleh Suzanio Fish, Paul Fish, dan tim di dekat
Tucson, Ari Zona, di bagian barat daya Amerika Serikat. Survey tersebut telah
menghasilkan temuan berupa timbunan batu kerakal sebanyak 42.000 buah, masing-
masing timbunan tingginya kurang dari 1meter, dan diameternya kurang dari 1,50
meter.
Penelitian kedua dilakukan oleh suatu tim yang dipimpin oleh Mark Leone di tiga buah
kebun dari abad XVIII di Annapollis Maryland, di bagian timur Amerika Serikat. Kegiatan
penelitian arkeologi Lansekap tersebut menghasilkan dua buah pernis, yaitu :
Ruang-ruang diantara bangunan-bangunan dan fitur-fitur lainnya sama
pentingnya denagn fitur itu sendiri.
o Ruang-ruang tersebut mencerminkan makna sosial dan ideology ynag
penting bagi pembuatnaya
2 . Distribusi Artefak
Selain contoh-contoh yang telah dikemukakan, banyak situs arkeologi yang dapat
diidentifikasi keberadaannya melalui adanya konsentrasi temuan artefaktual di
permukaan tanah, seperti fragmen-fragmen gerabah atau serpih-serpih batu beserta
calon-calon beliung.
Sebagaimana gejala-gejala lainnya, himpunan artefak di suatu lokasi dapat mengubah
relief permukaan tanah� sebagai contoh keberadaan timbunan-timbunan tata batu pada
areal seluas kurang lebih 6.000 hektar, yang dikenal sebagai bengkel pembuatan beliung
persegi dan mata panah di wilayah gunung, kabupaten pacitan, Jawa timur.
Dalam hal ini aktivitas alam, seperti aliran tidak dipungkiri ikut andil sebagai factor
penyebab terjadinya transformasi atau akumulasi data arkeologi. Namun melalui
pengamatan terhadap serpihan-serpihan batu limbah produksi beliung dan artefak yang
ada, dapat dipastikan bahwa timbunan-tinbunan batu tersebut bukan sekedar hasil
aktivitas alam, melainkan bekas aktivitas komunitas manusia ynag pernah tinggal di
wilayah yang sekarang lebih dikenal sebagai wilayah yang tandus tersebut.
3 . Bangunan Monumental
Keberadaan konstruksi bangunan, baik masih dalam kondisi utuh maupun reruntuhan,
paling mudah diketahui kehadirannya bila dibandingkan dengan jenis data arkeologis
lainnya. Jenis data arkeologis ini, yang memang bentuknya sangat menonjol bila
dibandingkan dengan gejala lainnya. Benar-benar mengubah relief permukaan
�permukaan tanah yang terbentuk secara alamiah. Namun demikian, aktivitas alam yang tidak henti-hentinya,
seperti meletusnya gunung berapi, banjir-banjir lahar, juga berpengaruh terhadap tersembunyi atau terkuaknya
tinggalan arkeologis berupa bangunan monumental.
Kalau sekarang kita dapat menyaksikan kemegahan candi-candi di sekitar Yogaykarta
dan Jawa Tengah , seperti candi Prambanan, dan Borobudur, sebenarnya tidak demikian
halnya dengan candi-candi tersebut puluhan tahun yang lalu.
B. Penyebab dan Akibat Pencemaran Lingkungan.
Penyebab terjadinya pencemara lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan
manusia. Beberapa jenis dari pencemaran lingkungan diantaany pencemaran air dan
tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai, danau, laut, air, tanah,
dan sebaainya.
Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran yang terjadi di darat baik di kota
maupun di desa. Alam mempunyai kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang
telah tercemar dengan proses pemurnian tanah, pasir, bebatuan, dan mikroorganisme
yang ada di alam sekitar kita.
Jumlah penxemaran yang sangat masal dari pihak manusia membuat alam tidak mampu
mengembalikan kondisi ke seperti semula. Pencemaran ada yang berlangsung terasa
dampaknya misalnya, berupa gangguan kesehatan langsung (penyakit akut) atau yang
akan dirasakan setelah jangka waktu tertyentu (penyekit kronis). Sebenarnya alam
mempunyai kemampuan sendiri untuk mengatasi pencemaran (Self Recovery), namun
alam memiliki keterbatasan. Setelah batas itu telampaui, maka pencemaran akan berada
di alam secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia,
material, hewan, tumbuhan, dan ekosistem.
1. Pencemaran Tanah
Keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah linhgkungan tanah
alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial, pengguna pestisida, masuknya air permukaan tanah
tercemar ke lapisan sub permukaan.
Air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industry yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Pencemaran tanah juga dapat
disebabkan oleh limbah diantaranya yaitu limbah padat berbentuk sampah anorganik
atau sampah kering yaitu sampah yang bukan berasal dari makhluk hidup. Jenis sampah
ini tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme.
2. Pencemaran Udara
Pencemaan udara adalah kehadiran suatu auatu lebih substansi fisik kimia atau biologi di
atmosfir dalam jumlah yang dapat membahayakan keswehatan manusia, hewan dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan atau merusak property.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumbar alam maupun keiatan
manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas radiasi, atau polusi
cahaya. Dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional maupun global.
Pencemaran udara dibedakan menjadi pencemaran primer dan pencemaran sekunder.
Pencemaran primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbon monoksida adalah salah satu contoh dari pencemaran primer
karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Contoh lainnya yaitu asap. Asap merupakan
partikel kecil dari karbon yang mengambang di udarayang dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar fosil. Efek yang dapat ditimbulkan dari asap tersebut ialah dapat
menyababkan sesak nafas dan kerusakan pada lapisan epitel alveoli, bahkan dapat
menyebabkan bronitish dan juga dapat mengurangi intensitas cahaya sehingga
menyebabkan berkurangnya proses fotosintesis, sehingga dapat mematikan tumbuhan.
Pencemaran sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar
primer di atmosfir. Pembentuksn ozo adalam smog fotokimia adalah salah satu contoh
dari pencemaran udara sekunder.
3 . Pencemaran Air
Pencemaran air merupakan suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia maupun fenomena
alam ynag mengakibatkan perubahan yang besra terhadap kualitas air.
Salah satu sumber dari pencemaran air yaitu limbah pemukiman. Limbsh pemukiman ini
mengandung limbah domestic berupa sampah organic dan sampah an organic serta
ditergen. Sampah organic adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh
bakteri, contoh nya sisa sayuran, buah-buahan dan daun-daunan. Sedangkan sampah an
organic seperti karet, plastic, atau kaca.
Sampah organic yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen
terlarut, karena sebagian besar digunakanbakteri untuk proses pembusukannya.
Detergen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Pada saat
ini hamper setiap rumsh tangga menggunakan detergen padahal limbah detergen
sangat sukar diuraikan oleh bakteri.
C. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya.
Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk
biologis dan makhluk manusia �Homo Sapiens�, sama seperti makhluk hidup lainnya yang
mempunyai peran masing-masing dalam menunjang system kehidupan. Sebagai makhluk
sosial, manusia merupakan bagian dari system sosial masyarakat secara berkelompok
membentuk budaya.
Ada perbedaan mendasar tentang asal mula manusia, kelompok evolusionis pengikut
Darwin menyatakan bahwa manusiaberasal dari kerayang berevolusi selam ratusan ribu
tahun, berbeda dengan kelompok yangmenyanggah teork evolusi melalui teori
penciptaan, yang menyatakan bahwa manusia itu diciptakan oleh Allah SWT.
1.����� Perubahan secara lambat dan Perubahan secara cepat (dilihat dari waktu)
Perubahan secara lambat = evolusi, yaitu prubahan yang memerlukan waktu lama.
Cirinya : memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh
masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan. Ex: perubahan
mata pencaharian masyarakat.
Perubahan secara cepat = revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang
sangat cepat. Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena
menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan, seringkali
diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. Ex: revolusi Indonesia tahun 1945,
reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.
2.����� Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya� besar.
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh
langsung bagi kehidupan masyarakat. Ex; perubahan mode pakaian, gaya potongan
rambut, dsb.
Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh
langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsure-
unsur social budaya masyarakat. Ex: Industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan
kerja, lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social, hubungan
kekerabatan, dll.
3.����� Perubahan yang dikehendaki/direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki/tidak ayang
dikehendaki/direncanakan= pembangunan adalah perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-
pihak tertentu yang ada dalam masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki/tidak
direncanakan adalah perubahan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Biasanya
perubahan tidak dihendaki muncul sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan.
Secara garis besar perubahan social menyangkut perubahan dalam:
1. kelompok social.
2. stratifikasi social.
3. lembaga-lembaga social.
4. interaksi social.
Faktor Pendorong Perubahan Sosial:
1. Menurut Alvin Betrand: awal dari proses perubahan social adalah komunikasi
yaitu penyampaian ide, gagasan, nilai, kepercayaan, keyakinan dsb, dari satu
pihak ke pihak lainnya sehingga dicapai kata kesepahaman.
2. Menurut David Mc Clelland: dorongan untuk perubahan adalah adanya hasrat
meraih prestasi ( need for achievement) yang melanda masyarakat.
3. Prof. Soerjono Soekanto: Perubahan social disebabkan oleh factor intern dalam
masyarakat itu� dan factor ekstern.
Faktor Intern antara lain:
1)����� Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi).
2)����� Adanya Penemuan Baru:
-�������� Discovery: penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada.
-�������� Invention : penyempurnaan penemuan baru.
-�������� Innovation /Inovasi: pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam
kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah
ada.
Penemuan baru didorong oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam
kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
3)����� �Konflik yang terjadii dalam masyarakat.
4)����� Pemberontakan atau revolusi.
Faktor ekstern antara lain:
1)����� perubahan alam.
2)����� peperangan.
3)����� pengaruh kebudayaan lain melalui difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran
antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran
antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama
tidak tampak lagi).
Jadi menurut Soerjono Soekanto� factor pendorong perubahan social adalah:
1)����� sikap menghargai hasil karya orang lain.
2)����� keinginan untuk maju.
3)����� system pendidikan yang maju.
4)����� toleransi terhadap perubahan.
5)����� system pelapisan yang terbuka.
6)����� penduduk yang heterogen.
7)����� ketidak puasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu.
8)����� orientasi ke masa depan.
9)����� sikap mudah menerima hal baru.
Ciri perubahan social adalah :
1)����� setiap masyarakat pasti� mengalami perubahan, baik lambat maupun cepat.
2)����� perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti dengan perubahan pada
lembaga-lembaga social lainnya.
3)����� perubahan social yang cepat biasanya menimbulkan disintegrasi yang bersifat sementara karena
berada dalam proses penyesuaian diri.
Macam-macam Proses Perubahan Sosial Budaya:
a)����� Akulturasi.
b)����� Asimilasi.
c)����� Difusi.
d)����� Discovery.
e)����� Invention.
f)������� Inovasi.
g)����� Modernisasi: adalah proses perubahan tradisi, sikap, dan system nilai dalam rangka
menyesuaikan diri dengan kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa lain, sehingga suatu
bangsa dapat bertahan secara wajar di tengah-tengah tekanan berbagai masalah hidup
di dunia dewasa ini.
h)����� Globalisasi: adalah suatu system atau tatanan yang menyebabkan seseorang atau
Negara tidak mungkin untuk mengisolasikan diri sebagai akibat dari kemajuan teknologi
dan komunikasi dunia. Atau suatu kondisi dimana tidak ada lagi batas-batas antara satu
Negara dengan Negara lain dalam hal teknologi komunikasi.
Dampak perubahan social budaya :
Dampak Negatif Modernisasi.
a.��� sikap materialistic : orang lebih mengejar kekayaan materi dibanding dengan kualitas diri.
b.��� sikap individualistic: memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri dibanding menolong orang lain.
c.������ sikap konsumerisme: sikap hidup yang boros / konsumtif.
d.����� kesenjangan social ekonomi : timbulnya pelapisan social yang kuat ant yang kaya dengan yang
miskin.
e.������ pencemaran / kerusakan lingkungan alam.
f.������� kriminalitas.
g.������ kenakalan remaja.
Tantangan baru bangsa Indonesia� akibat globalisasi yang dapat mengancam eksistensi jati diri
Bangsa Indonesia:
1. Guncangan budaya (cultural shock).
Ketidaksesuaian unsure-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola
kehidupan social yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Budaya yang masuk ke suatu masyarakat tidak selalu sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat, kondisi seperti inipun juga dapat menimbulkan
keguncangan budaya.
1. Ketertinggalan budaya (cultural lag).
Perumbuhan atau perubahan unsure kebudayaan yang mengalami perubahan tidak
sama cepatnya misalnya perubahan pada budaya material akan lebih cepat berubah
dibanding budaya immaterial. Ketidak seimbangan perubahan antara budaya material
dan immaterial itulah yang disebut dengan ketertinggalan budaya.
Antisipasi memudarnya jati diri bangsa karena globalisasi:
a)����� mamperkuat ideology dan nasionalisme melalui berbagai kegiatan
misalnya;upacara bendera.
b)����� pengimbangan kemajuan ilmu pengetahuan dengan iman.
c)����� mencegah meluasnya narkoba, pornoaksi melalui teknologi, miras dll.
d)����� mencintai produk dalam negeri.
e)����� meningkatkan persatuan dan kesatuan.
f)������� menjaga kelestarian lingkungan hidup.
g)����� orangtua semakin aktif dalam mendidik anak.
h)����� selektif terhadap budaya aasing yang masuk.
D. �Kesehatan Lingkungan Hidup
Keadaan lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Didalam
lingkungan yang sesusai penyebab penyakit dapat dipelihara dan ditularkan dari
manusia ke manusia, dari hewan ke manusia, dari hewan ke hewan atau dari manusia ke
hewan.
Didalam alam yang ditempati manusia dan hewan, selalu ada penyebab penyakit
manusia dan hewan, karena pada setiap saat ada manusia atau hewan yang sakit dan
mengeluarkan penyebab penyakit dari padanya. Penyebab penyakit yang dapat berupa
bahan fisik maupun kimia dan berbagai macam organisme seperti virus dan lain-lain.
Dapat ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perantara udara,
air, tanah dan benda-benda lain, hewan atau tumbuh-tumbuhan.
1. penularan penyakit melalui air.
Air adalah mutlak untuk kehidupan. Tetapi jika kualitas air tidak diperhatikan, maka air
dapat menjadi sumber penyebab penyakit. Air dapat mengandung zat-zat kimia yang
berbahaya untuk kehidupan. Bila terdapat pencemaran dengan berbagai bahan kimia
yang dapat berasal dari berbagai sumber alam maupun sumber buatan manusia.
Hamper semua jenis orgasnisme penyebab penyakit dapat ditemukan dalam air.
Banyak penyakit menular bersumber pada air (water borne diseases). Penyakit virus
dapat bersumber pada air, seperti radang mata yang sering didapat setelah berenang
dikolam renang yang kurang pemeliharaannya. Contoh klasik penyakit bakteri yang
bersumber pada air (water borne desiases) ialah typhoid, disentri dan kolera. Air yang
tercemar oleh eks-kreta fikus dapat menularkan penyakit jamur melalui air dan cacing-
cacing perut dapat ditemukan dalam air pula.
Tumbuhan didalam dan skeet air juga penting dalam penyebaran penyakit. Ada
tumbuhan air yang melekat pada tumbuhan, bentuk-bentuk infektif dari parasit dan
penularan terjadi karena makan tumbuhan tersebut sebagai sayuran mentah, contohnya
salada air, kangkung air yang dapat mengandung larva dari cacing hati yang banyak
menginfeksi api.
2. penularan penyakit melalui udara.
Penyakit dapat ditularkan dengan menghirup udara dan itu dapat mnyebabkan penyakit
dalam pernapasan. Penyakit influenza adalah contoh-contoh infeksi melalui udara.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur juga dapat ditularkan melalui udara.
Pencemaran dengan partikel-partikel kecil (debu) seperti jelaga, debu batu bara atau
debu lainnya menyebabkan kerusakan paru-paru dan juga memudahkan masuknya
infeksi lainnya.
3. penularan penyakit melalui tanah.
Air tanah banyak mengandung penyakit. Terutama jika tercemar oleh kotoran manusia
dan hewan, baik sengaja seperti sengaja memakai kotoran sebagai pupuk kebun
maupun secara tidak sengaja dengan buang air di kebun atau membuang kotoran anak-
anak di kebun. Penyakit tetanus dapat terjadi jika luka kena tanah, terutama jika tanah
tercemar oleh kotoran hewan atau manusia. Di dalam tanah juga banyak ditemukan
bentuk-bentuk infektif sebagai parasit. Cacing-cacing perut yang penyebarannya melalui
tanah, terutama dikeluarkan melalui tinja. Itu dapat menyebabkan berbagai penyakit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan uraian tadi, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Aktifitas manusia sangat berpengaru terhadap lingkungan.
2. Aktifitas manusia tidak hanya tergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam,
namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan alam, baik
secara sengaja maupun tidak sengaja.
3. Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan
manusia.
4. Selain itu juga manusia juga mempengaruhi lingkungan budaya, karena manuia
adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai makhluk biologis dan
makhluk sosial.
5. Keadaan lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Di
dalam lingkungan yang sesuai. Penyebab penyakit dapat dipelihara dan ditularkan dari
manusia ke� manusia, dari hewan ke hewan, atau dari manusia ke hewan.
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin kami sampaikan pada penulisan ini yaitu:
1. Jaga dan peliharalah lingkungan ini dengan sebaik-baiknya.
2. Tidak merusak lingkungan yang ada disekitar kita.
3. Memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya dan sewajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arya Wisnu. (2005). Dampak pencemaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Ridwan. (2006). Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung :UPI
PRESS.
Hans. J Daeng. (2006). Manusia Kebudayaan dan Lingkungan. Jakarta : PT Pustaka
Pelajar.
Soerjani Moh. (2008). Lingkungan Sumber Daya Alam, Kependudukan dan
Pembangunan. Bandung : UPI PRESS.
Administrator Tim. (2008). Dampak Pencemaran Lingkungan. Bandung : Seksi
Penyehatan Lingkungan.
Admin. (2007). Menjaga Bumi. [online]. Tersedia: http://www.menjaga bumi.Com//. [24
Februari 2009].
About these ads