Mankas 3 Cut
-
Upload
prasetya-andy -
Category
Documents
-
view
7 -
download
2
description
Transcript of Mankas 3 Cut
BAB IPENDAHULUAN
Kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah atau prematur BBLR merupakan
masalah kesehatan masyarakat utama baik di negara maju maupun negara berkembang. Kejadian bayi
berat badan lahir rendah di Indonesia tahun 2003 sebesar 90 per 1000 kelahiran.Kelahiran prematur ini
meningkatkan risiko angka kematian dan angka kesakitan bayi, yang mencakup ketidakmampuan
perkembangan saraf, kelemahan kognitif, masalah pernafasan, anomali kongenital dan gangguan
tingkah laku.Di Indonesia tahun 2001 kematian neonatal 47% dari angka kematian bayi dan 29% dari
kematian neonatal disebabkan oleh bayi berat lahir rendah. Angka kematian dan kesakitan ini juga
telah meningkat di seluruh dunia, mencapai 12% Amerika Serikat dan 5-10% di negara-negara Eropa
Menurut World Health Organization (WHO), kelahiran prematur diartikan sebagai kelahiran
sebelum 37 minggu usia kehamilan dihitung dari hari pertama siklus menstruasi terakhir. Sedangkan
bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari atau sama dengan 2500 gram.
Beberapa faktor risiko yang dihubungkan dengan bayi prematur BBLR mencakup usia ibu hamil yang
kurang dari 17 tahun atau lebih dari 34 tahun, campuran Afrika-Amerika (etnis), status sosial ekonomi
yang rendah, perawatan prenatal tidak adekuat, pemakai obat-obatan, pemakai alkohol dan tembakau,
hipertensi, diabetes, kehamilan anak kembar, status nutrisi, stress dan infeksi. Selain itu, adanya
peningkatan bukti yang menyatakan bahwa proses infeksi yang terjadi dimanapun dalam tubuh dapat
menyebabkan kelahiran prematur.
Berat lahir dipengaruhi oleh dua proses penting yaitu : lamanya (usia) kehamilan dan
pertumbuhan intrauterine, jadi BBLR dapat disebabkan oleh umur kehamilan yang pendek dan
pertumbuhan intrauterine yang lambat (tampak pada berat bayi) atau kedua-duanya. Di negara maju
antara 4%-8% bayi dilahirkan kurang dari 2500 gram. Dengan pengetahuan yang semakin meningkat
mengenai patofisiologi bayi, kelompok BBLR dapat dibagi menjadi dua kelompok lain
yaitu :bayi cukup bulan tapi kecil untuk masa kehamilan (KMK=Small for gestational Age =
SGA) dan bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau ˝premature˝. Kedua–duanya merupakan akibat
interaksi berbagai faktor sebelum dan selama masa kehamilan. Bayi–bayi ini mengalami
gangguan pertumbuhan intrauterine (IUG/Intrauterine Growth Retardation) dan menunjukan sifat–
sifat tertentu. Faktor penyebab dapat di bagi ke dalam faktor intrinsik dan ekstrinsik. Termasuk faktor
intrinsic biasanya termasuk faktor yang mempergaruhi transport nutrisi ke plasenta (kebiasaan
3
merokok, kerja fisik berat, dan beberapa penyakit ibu dan perinatal). Faktor ekstrinsik
menyangkut kuantitas dan kualitas makanan sebelum atau waktu hamil atau kombinasi dari faktor tadi.
4
BAB II. KASUS PASIEN
ANAMNESISNama : By. Ny. S Ruang : Perinatologi
Umur : 0 tahun Kelas : -
Nama Lengkap : By. Ny. S Nama Ayah : Tn. S
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 36 tahun
Umur : 0 bulan Pekerjaan ayah : Buruh pabrik
Alamat : Bancong, Wonoasri Pendidikan ayah : SMP
No CM : 120230256 Nama ibu : Ny. S
Umur : 32 tahun
Masuk RS tanggal : 11 – 08 – 2013 Pekerjaan ibu : IRT
Tanggal diperiksa : 14– 08 – 2013 Pendidikan ibu : SMP
Alloanamnesis terhadap ayah pasien di ruang Perinatologi tanggal 14 Agustus 2013 pukul
10.00 WIB
1. Keluhan Utama :
Bayi baru lahir dengan berat bayi lahir sangat rendah
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Bayi masuk perawatan ruang perinatologi dengan keluhan berat badan lahir rendah sejak 3 hari
yang lalu. Berat badan bayi saat lahir 1330 gram, bayi tersebut berjenis kelamin perempuan. bayi
lahir secara spontan di tolong oleh bidan dari ibu G2P1A0, usia 32 tahun dengan umur kehamilan
35-36 minggu berdasarkan HPHT, selama hamil ibu rutin control ke bidan dan melakukan ANC
sebanyak 6 kali, minum vitamin teratur, tidak ada keluhan selama kehamilan, tekanan darah
selama hamil juga normal. Sebelum proses persalinan ibu sudah mengalami pecahnya ketuban,
hanya berupa rembesan 3 hari sebelum persalinan, kemudian berhenti, tadi malam keluar
rembesan ketuban dan kontraksi, pasien ke bidan dan bayi lahir secara spontan, bayi lahir tidak
langsung menangis Apgar Score 6-7 menurut bidan, PB 38 cm. air ketuban keruh dan sedikit,
plasenta lahir lengkap, tidak tampak kelainan kongenital. Hingga kini bayi tampak lemah dan
menangis hanya bila di rangsang. Bayi belum mampu menghisap, asupan nutrisi melalui selang
5
makan. Gerak bayi cukup aktif namun masih lemah. Bayi tidak demam dan masih di rawat dalam
incubator, tidak muntah. Buang air besar dan buang air kecil baik.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada penyakit yang bersifat diturunkan dalam keluarga
4. Ikhtisar Keturunan :
: Perempuan : Pasien
: Laki-laki
5. Riwayat Pribadi Riwayat Kehamilan
Pasien merupakan anak kedua dari kehamilan kedua. Usia ibu saat mengandung 32tahun, ibu
pasien belum pernah mengalami keguguran. Ibu pasien memeriksakan kehamilan secara
teratur ke bidan dan dokter spesialis kandungan, sebanyak 6 x. Selama hamil, ibu minum obat
dari bidan. Tidak ada riwayat demam tinggi dan lama, tekanan darah tinggi, bengkak-
bengkak, merokok, dan minum jamu selama kehamilan.
Riwayat Persalinan
Persalinan ibu ditolong oleh bidan desa. Usia kehamilan cukup bulan (35-36 minggu). 3 hari
sebelum persalinan, pasien mengalami keluhan keluarnya rembesan ketuban, 17 jam sebelum
melahirkan ketuban pecah disertai kontraksi, kemudian bayi lahir secara spontan. bayi lahir
tidak langsung menangis. Berat badan lahir 1330 gram, panjang badan 38 cm AS :6-7.
Riwayat Pasca Persalinan
Bayi perempuan partus spontan dengan berat lahir 1330 gram, panjang badan 38 cm apgar
skor 6-7 Sewaktu lahir bayi tidak langsung menangis, setelah itu di rujuk ke RSUD caruban
dengan BBLSR, bayi tampak biru pada eksremitas, nafas spontan ireguler.
6
Kesan : riwayat kehamilan baik, riwayat persalinan KPD, dan setelah lahir bayi asfiksia ringan
6. Riwayat makanan :
Bayi mendapatkan ASI melalui sonde
7. Pertumbuhan dan perkembangan :
Pertumbuhan : pertumbuhan intrauterin terlambat sehingga tidak sesuai masa kehamilan 35
minggu (normal berat badan 2500 gram)
Perkembangan : -
8. Imunisasi :
Pasien belum mendapatkan imunisasi
9. Sosial, Ekonomi dan Lingkungan :
a. Sosial ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai buruh pabrik, sedangkan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga
(tidak bekerja). Pendapatan perbulan sebesar Rp 800.000,-
b. Lingkungan
Rumah pasien beratap genting, berdinding tembok, dan berlantai tanah. Ventilasi memadai,
sirkulasi udara lancar. Sumber air minum dan masak berasal dari sumur galian, berwarna
jernih dan tidak bau.
Kesan : Ekonomi menengah ke bawah, lingkungan baik.
10. Anamnesis sistem
a. Saraf : Demam (-), kejang (-), kelemahan anggota gerak (-)
b. Respirasi : Sesak napas (-), mengi (-) nafas ireguler (+)
c. Kardiovaskular : Pucat (-), akral dingin (-)
d. Gastrointestinal : BAB kuning, distensi perut (-)
e. Urogenital : BAK (+) normal
f. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), kelainan tulang (-)
g. Integumentum : ruam (-), bengkak (-) kuning(-)
7
PEMERIKSAAN FISIKNama : By. Ny. S Ruang : Perinatologi
Umur : 0 tahun Kelas : -
(Dilakukan pada tanggal 13 agustus 2013 di ruang perinatologi, saat bayi berumur 0 tahun)
KESAN UMUM : bayi tampak lemah, gerak cukup, terpasang O2 headbox, terpasang infus, tanda-
tanda prematur (+)
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Nadi : 128 x/menit,
Suhu badan : 36 oC (axilla) Tekanan darah : tidak diukur
Pernapasan : 55 x/menit
Simpulan : dalam batas normal
Berat badan : 1330 gram Panjang badan : 38cm
Lingkar Kepala : 28cm Lingkar Lengan Atas : 7 cm
Lingkar Dada : 27 cm
Status Gizi
Berat Badan Lahir : 1330 gram
(dibawah persentil 10 kurva lubchenko, sesuai umur kehamilan 31 minggu)
Panjang Badan Lahir: 38 cm
(dibawah persentil 10 kurva lubchenko, sesuai umur kehamilan 27 minggu)
Lingkar Kepala: 28cm
(dibawah persentil 10 kurva lubchenko, sesuai umur kehamilan 33 minggu)
Lingkar Lengan Atas: 7 cm
Lingkar Dada : 27 cm
Kesimpulan: Berat badan lahir kecil masa kehamilan, mikrosefal
Kulit : kemerahan (+), ikterik (-), sianosis (-), edema (-)
Kelenjar limfa : pembesaran (-)
Otot : eutrofi, gerak cukup aktif (+), tonus otot baik
Tulang : deformitas (-), kelainan tulang (+)
Sendi : gerakan bebas (+), tidak tampak adanya deformitas.
8
PEMERIKSAAN KHUSUS :
Kepala
Bentuk : mesocephal, lingkar kepala 28 cm
Rambut : hitam
Ubun-ubun : belum menutup
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor +/+
Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-), deformitas (-)
Telinga : dalam batas normal
Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-)
Simpulan : Normal
Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-), massa (-)
Thorax : simetris kanan-kiri, tidak ada ketinggalan gerak, retraksi (+), hematom (-)Jantung :
Inspeksi : iktus cordis tampak di SIC V midklavikularis sinistra
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V midclavikularis sinistra
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising (-)
Kesan : jantung dalam batas normal
Paru – paru :
Depan : Kanan Kiri
Inspeksi: retraksi (+) simetris
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi:
- suara dasar : vesikular
- suara tambahan : wheezing (-),
Ronkhi basah (-)
Inspeksi: retraksi (+) simetris
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi:
- suara dasar : vesikular
- suara tambahan : wheezing (-),
Ronkhi basah (-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut datar, distensi (-)
9
Auskultasi : peristaltik dalam batas normal
Palpasi : distensi (-), massa (-), turgor kulit < 2 detik, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Simpulan : Normal
Anogenital :
Anus & genital : iritasi (-), atresia ani (-), perempuan, klitoris menonjol labia mayora belum
menutup labia minora
Anggota gerak :
Ekstremitas : Superior Inferior
Edema : tidak ada tidak ada
Akral dingin : tidak ada tidak ada
Sianosis : tidak ada tidak ada
Cappilary refill : normal < 2 detik normal < 2 detik
Simpulan : normal
Refleks primitif :
R. moro : (+) R. menghisap : (+) lemah
R. tonik leher : (+) R. menelan : (+)
R. memegang : (+) R. plantar : (+)
Simpulan : dalam batas normal
DATA LABORATORIUM:
Hb : 13,3 mg/dl (N: 11 gr/dl)
Angka Leukosit : 7.200/cmm (N: 4000-10.000/cmm)
Angka trombosit : 230.000 (N: 150.000-350.000/cmm)
PCV : 39% (N: 32,0-44,0%)
Kalium : 2,3 mmol/l
Natrium : 138 mmol/l
Calsium : 2,3 mmol/l
Clorida : 105 mmol/l
10
DIAGNOSIS SEMENTARA
Diagnosis utama : Neotatus kurang bulan, BBLSR (KMK) dengan riwayat Asifiksia
Diagnosis penyerta : -
Diagnosis komplikasi : -
Diagnosis imunisasi : belum dilakukan imunisasi
Diagnosis tumbuh kembang : -
Diagnosis status gizi : Gizi kurang
Diagnosis sosial ekonomi : Sosial ekonomi menengah ke bawah
RENCANA PENGELOLAAN
A. Rencana pemeriksaan penunjang/penegakan diagnosis:
HJL, Darah rutin, bilirubin serum, foto thoraks , USG kepala
B. Rencana Perawatan
Rawat inap
Observasi
C. Rencana Edukasi
Menjelaskan tentang keadaan bayi pada orang tua bayi
Memotivasi ibu untuk mengeluarkan ASI dan diberikan kepada bayi.
TERAPI: • O2 Headbox 5 lpm
• inf D 10 % 3 Tpm
• Inj.cefotaxime 2x70 mg
• Inj.ranitidin 2x 2,5 mg
• Inj. Aminophylin I: 3,6 mg
• II: 2x 2,4 mg
• Inj. Dexametason : 3x 1/6 amp
11
PROGNOSIS : ad Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1. Definisi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurangdari
2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir atau paling
lambat sampai bayi berusia satu hari. Jika penimbangan tidak memungkinkan, BBLR dapat dideteksi
dengan mengukur lingkar lengan atas Selain itu pengukuran juga dapat dilakukan pada lingkar dada.
Dahulu BBLR dianggap sebagai bayi prematur, padahal sebenarnya dapat terjadi pada bayi prematur
(kurang bulan), aterm (cukup bulan) atau postmatur (lebih bulan) tergantung masa kehamilan atau
masa gestasinya. Keadaan ini dapat disebabkan oleh masa kehamilan yang kurang dari 37 minggu
dengan berat yang sesuai (masa kehamilan dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir dari haid
yang teratur); bayi small for gestational age (SGA): bayi yang beratnya kurang dari semestinya
menurut kehamilannya Kecil untuk masa kehamilan=KMK); dan kombinasi dari kedua-duanya.
III. 2. Epidemiologi BBLR
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia
dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi
rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.
BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi
dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka
kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-
30%, hasil studi di 7 daerah multisenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara
nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angkaBBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target
BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni
maksimal 7%.
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2002-2003, sekitar 57% kematian bayi
terjadi pada bayi umur dibawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi
berat lahir rendah. Menurut perkiraan, setiap tahunnya sekitar 400.000 bayi lahir dengan berat rendah
12
III. 3. Klasifikasi BBLR
Berdasarkan berat badannya BBLR dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu Low BirthWeight
(LBW) yaitu BBLR dengan berat antara 1.500-2499 gram,Very Low Birth Weight (VLBW) yaitu
BBLR dengan berat antara 500-1499 gram, dan Extreme Low Birth Weight (ELBW) yaitu BBLR
dengan berat <500 gram.
BBLR dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
Prematuritas Murni
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan-
Sesuai Masa Kehamilan (NKBSMK). Karakteristik bayi prematur adalah berat lahir sama
dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar
dada kurang dari 30 cm, Lingkar kepala kurang dai 33 cm, umur kehamilan kurang dari 37
minggu. Lebih dari 60% BBLR terjadi akibat bayi lahir prematur. Semakin awal bayi lahir,
semakin belum sempurna perkembangan organ-organnya, semakin rendah berat badannya saat
lahir dan semakin tinggi resikonya untuk mengalami berbagai komplikasi berbahaya.
Faktor Ibu
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
Gizi saat hamil kurang
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)
Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion
Faktor pekerja terlalu berat
Primigravida
b. Faktor kehamilan
13
Hamil dengan hidramnion, kehamilan ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil
seperti pre eklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini
c. Faktor Janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali congenital
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang
dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
Tulang-tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apneu
Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis dahi dan
lengan
Lemak subkutan kurang
Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora
Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah.
Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah,
kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu
tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan
prematuritas (BBLR).
Dismaturitas.
Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi itu. Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, atau postterm. Dismatur ini dapat pula
Neonatus Kurang Bulan Kecil untuk Masa kehamilan (KMK).
14
a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dada,
lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih dibawah
masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena
retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.
b. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa
hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi
berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda-tanda sedikitnya
jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus
dan lebih panjang.
Faktor Faktor yang mempengaruhi BBLR pada Dismatur
a. Faktor ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, penderita penyakit diabetes
melitus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan, hemoglobinopati,
penyakit paru kronik) gizi buruk, Drug abbuse, peminum alcohol
b. Faktor uterus dan plasenta : Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat yang
tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu kekembar yang
lain, sebagian plasenta lepas
c. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan,
(toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis)
d. Penyebab lain : Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui.
III.4. Patofisiologi BBLR
Berdasarkan beberapa faktor etiologi yang telah disebutkan, hal itu akan menyebakan
gangguan sirkulasi utero plasenta. Akibatnya, akan terjadi insufisiensi plasenta, yang
menyebabkan suplai nutrisi dan oksigen ke janin tidak adekuat. Hal ini lama-kelamaan akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan intra uteri dan lahirlah bayi BBLR. Neonatus dengan
15
imaturitas pertumbuhan dan perkembangan atau bayi BBLR tidak dapat menghasilkan kalori
melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan karena respon menggigil bayi tidak ada
atau kurang, sehingga tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stress
dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis nonshiver. Sebagai respon terhadap
rangsangan dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus metabolisme
lemak dari cadangan lemak coklat untuk menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah
ke jaringan. Stres dingin dapat menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia.
Peningkatan metabolisme sebagai respon terhadap stre dingin akan meningkatkan kebutuhan
kalori dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan
oksigen berkurang (hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk karena volume paru
menurun akibat berkurangnya oksigen darah dan kelainan paru (paru yang imatur). Keadaan ini
dapat sedikit tertolong oleh haemoglobin fetal (HbF) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak
sehingga bayi dapat bertahan lebih lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.
III.5. Gambaran Klinis BBLR
Gambaran klinis dari bayi BBLR tergantung dari tuanya umur kehamilan. Makin muda umur
kehamilan makin jelas tanda-tanda immaturitas. Karakteristik untuk bayi prematur adalah berat badan
lahir sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar
dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, umur kehamilan kurang dari 37 minggu,
kepala relatif lebih besar dari badannya, kulit tipis, lanugonya banyak, lemak subkutan kurang,
sering tampak peristaltik usus, tangisnya lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering timbul
apnea.Bila hal ini sering terjadi dan tiap serangan lebih dari 20 detik maka kemungkinan timbul
kerusakan otak yang permanen lebih besar. Otot-otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam
keadaan kedua paha abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki dalam fleksi atau lurus dan kepala
mengarah pada satu sisi.
Refleks tonik-leher lemah dan refleks moro positif, gerakan otot jarang akan tetapi lebih baik
dari bayi cukup bulan. Daya isap lemah terutama pada hari-hari pertama, bayi yang lapar akan
menangis, gelisah dan menggerak-gerakkan tangannya. Bila tanda-tanda lapar ini tidak muncul dalam
96 jam maka harus curiga akan terjadinya pendarahan intraventrikuler atau tanda-tanda infeksi. kulit
juga mengkilatdan licin, serta ditemukan adanya pitting edema.
III.6. Diagnosis BBLR
16
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka waktu 24 jam
setelah lahir. Penegakan diagnosis dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (2).
III.6.1. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR (3):
Umur ibu
Riwayat hari pertama haid terakir
Riwayat persalinan sebelumnya
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum selama hamil
III.6.2. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain (3):
Berat badan < 2500 gram
Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).
Pada pemeriksaan fisik bayi tampak lebih kecil dari bayi-bayi yang lahir normal,
pergerakan kurang dan masih lemah, kepala lebih besar daripada badan, pada kulit dan kelamin
dijumpai kulit tipis dan transparan sehingga pembuluh darah mudah dilihat dan lanugo banyak,
rambut halus dan tipis, genitalia belum sempurna. Pada sistem saraf dijumpai reflek moro dan
reflek menghisap, menelan dan batuk yang belum sempurna. Pada sistem musculoskeletal
asifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, tulang-tulang rawan elastik kurang,
otot-otot hipotonik, tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, pernafasan pada bayi BBLR
frekuensinya bervariasi karena belum teratur dan sering apneu.
17
III.6.3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain (3):
Pemeriksaan skor ballard
Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan
analisa gas darah.
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.
USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan < 35 minggu, dimulai pada umur 2
hari dan dilanjutkan sesuai dengan hasil yang di dapat .
Penilaian Umur Bayi Menurut Ballard
Skor Ballard merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan kriteria
neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat, sehingga lebih dapat
diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard adalah dengan
menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuscular dan maturitas fisik. Kriteria penilaian
maturitas neuromuscular diberi skor, kemudian kriteria maturitas fisik digabungkan. Kemudian dengan
menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.
18
Setelah didapatkan jumlah skor dari pemeriksaan neuromuscular dan maturasi fisik maka kedua
skor itu dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut dicocokkan dengan nilai kematangan (disamping
kanan( sehingga didapatkan usia kehamilan di dalam minggu. Kemudian dengan menggunakan grafik
dari Battaglia F dan Lubchenco dicari titik perpotongan antara umur kehamilan yang kita dapatkan
dengan berat badan lahir bayi, sehingga didapatkan interpretasi apakah bayi tersebut Besar Masa
Kehamilan (BMK), Sesuai Masa Kehamilan (SMK), atau Kecil Masa Kehamilan (KMK).
19
III.7. Komplikasi
Alat tubuh bayi lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus. Dalam hubungan ini sebagian
besar kehamilan perinatal terdapat bayi-bayi BBLR (Prawirohardjo, 2006). Komplikasi yang mungkin
terjadi bila bayi lahir dengan BBLR tidak segera ditangani maka sering menjadi masalah yang berat,
misalnya kesukaran bernapas, kesukaran pemberian minum, ikterus berat, hipotermi dan infeksi
(Saifuddin, 2006). Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:
1. Hipotermia
2. Hipoglikemia
3. Gangguan cairan dan elektrolit
4. Hiperbilirubinemia
5. Sindraoma gawat nafas
6. Paten duktus arteriosus
7. Infeksi
8. Pendarahan intraventrikuler
20
Dan masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) antara lain:
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Gangguan penglihatan (Retinopati)
4. Gangguan pendengaran
5. Penyakit paru kronis
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
7. Kenaikan frekuensi bawaan
III.8. Penatalaksanaan
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus maka perlu diperhatikan
pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan, dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi
serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi (Winkjosastro, 2006).
a. Mempertahankan Suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan dingin. Bila
bayi dirawat di dalam inkubator, maka suhunya untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah
35°C dan untuk bayi berat badan 2-2,5 kg 34°C agar ia dapat mempertahankan suhu tubu sekitar 37°C
suhu inkubator dapat diturukan 1°C perminggu untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg secara
berangsur-angsur ia dapat diletakan didalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27°C-29°C.
Bila inkubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-
botol hangat di sekitar atau dengan memasang lampu petromaks didekatkan pada tempat tidur bayi.
Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok. Hal ini penting untuk memudahkan pengawasan
mengenai keadaan umum, tingkah laku, pernapasan dan kejang (Winkjosastro, 2006)
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Setelah lahir adalah mempertahankan suhu bayi agar
tetap normal, dan juga sangat rentan terjadinya hiportermi, karena tipisnya cadangan lemak dibawah
kulit dan masih belum matangnya pusat pengaturan panas di otak, untuk itu BBLR harus selalu dijaga
kehangatanya. Cara paling efektif mempertahakan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan
mengendong bayi. Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau atau perawatan bayi lekat, yaitu
21
bayi selalu didekat ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu. Cara lain,
bayi jangan segera dimandikan sebelum enam jam BBLR (Kosim, 2007). Bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) mudah dan cepat mengalami hipotermi, kehilangan panas disebabkan oleh permukaan
tubuh bayi relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak, dan
kekurangan lemak coklat (brown fat) ( Koswara, 2009).
Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas dan menjadi hipotermi, karena pusat
pengaturan panas belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relativ
luas oleh karena itu bayi prematur harus dirawat di dalam indikator sehingga badanya mendekati dalam
rahim. Bila bayi dirawat dalam indikator maka suhu bayi dengan berat badan, 2 kg adalah 35 °C dan
untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 33-34 °C. Bila indikator tidak ada bayi dapat dibungkus
dengan kain dan disampingnya diletakan botol yang berisi air panas, sehingga panas badanya dapat
dipertahankan. (Muhammad, 2008)
b. Penimbangan Berat Badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya dan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan agar bayi tidak menderita
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Pada umunya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau
lebih dapat mengisap air susu ibu dan bayi dengan berat kurang 1500 gram bayi diberi minum
melalui sonde. Sesudah 5 hari bayi lahir dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap cukup
baik maka pemberian air susu ibu diteruskan (Winkjosastro, 2006).
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur refleks isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung
masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang di samping itu kebutuhan
protein 3-5 gr perhari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik-
baiknya. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur tiga jam agar bayi tidak
menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia pada umumnya bayi dengan berat badan lahir
2000 gram agar lebih dapat mengisap air susu ibu dan bayi dengan berat kurang 1500 gram
diberi minum melalui sonde. Sesudah 5 hari bayi dicoba menyusu pada ibunya, bila daya isap
cukup baik maka pemberian air susu diteruskan (Winkjosastro, 2006).
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) reflek menelan belum sempurna oleh sebab itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cepat (Sarwono, 2006).
22
Alat pencernaan bayi masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum
matang, sedangkan kebutuhan protein 5 gram/kg/BB, dan kalori 110 kal/kg/BB. Sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minuman bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan
didahului dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga
pemberian minuman sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling penting sehinga ASI yang paling penting
diberikan lebih dahulu, bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan
diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde lambung menuju
lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 50 sampai 60 cc/kg/BB/hari, dan terus dinaikkan
sampai mencapai sekitar 200 cc/kg/BB/hari (Ahyani, 2006).
Pertumbuhan juga harus ada cadangan kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya.
Minuman utama dan pertama adalah Air Susu Ibu (ASI) yang sudah tidak diragukan lagi
keutungan atau kelebihanya. Disarankan Bayi menyusu ASI ibunya sendiri, terutama untuk bayi
prematur. ASI ibu memang cocok untuknya, karena didalamnya terkandung kalori dan protein
tinggi serta elektrolit minimal, Refleks menghisap dan menelan BBLR biasanya masih sanggat
lemah, untuk itu diperlukan pemberian ASI peras yang disendokan kemulutnya atau bila sangat
terpaksa dengan pipa lambung.
Susu formula khusus BBLR, bisa diberikan bila ASI tidak dapat diberikan karena
berbagai sebab. Kekurangan minum pada BBLR akan mengakibatkan ikterus atau bayi kuning
(Badriul, 2009). Berat badan rata-rata 2500-4000 gram kurang dari 2500 gram menunjukan
kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus
diberikan infus. Beri minum dengan tetes ASI/sonde karena reflek menelan BBLR belum
sempurna, kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg BB/ hari. (Muhammad, 2008)
d. Mencegah Infeksi
Bayi berat lahir rendah mudah sekali terkena daya tahan tubuh yang masih lemah,
kemampuaan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna, oleh karena
itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi
persalinan prematuritas (BBLR), dengan demikan perawatan dan pengawasan bayi prematuritas
secara khusus dan terisolasi dengan baik (Manuaba, 2006).
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip-
prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi (Sarwono,
23
2006). Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sangat rentan akan infeksi, ini disebabkan oleh
karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relativ belum sanggup membantu antibodi
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum oleh karena itu, perhatikan prinsip-
prinsip pencegahan infeksi, termasuk mencuci tanggan sebelum memegang bayi ( Koswara
2009).
III. 9. Prognosis
Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal
misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat bayi, makin tinggi angka
kematian), asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan intrafentrikuler ,
displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis,
hipoglikemi, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi,
pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan post natal (pengaturan
suhu lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia
hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain).
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah
(Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from :
http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Last Update : 2003 [diakses tanggal 2 Desember 2007].
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan
Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.
3. World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards promoting optimal fetal
growth. Avaliable from : http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Last
update : January 2007 [diakses pada tanggal 10 Desember 2007].
4. Subramanian KS. Low Birth Weight Infant. Avaliable from : http://www.eMedicine.com. Last
Update : September 25, 2006. [diakses pada tanggal 11 Desember 2007].Ditulis dalam Referat.
Tag: Bayi Berat Lahir Rendah, BBLR.
25