Manajemen isu: Bagaimana membangun relasi ideal antara Lembaga Publik da Media Massa
-
Upload
wahyu-dhyatmika -
Category
Government & Nonprofit
-
view
591 -
download
0
description
Transcript of Manajemen isu: Bagaimana membangun relasi ideal antara Lembaga Publik da Media Massa
WAHYU DHYATMIKA[REDAKTUR PELAKSANA TEMPO]
[DIVISI EKSTERNAL ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN (AJ I ) JAKARTA]
Manajemen Isu untuk Lembaga Publik
Overview
Kapan dan mengapa manajemen isu dibutuhkan
Apa dan bagaimana manajemen isu dilakukanTahapan Manajemen IsuPrakondisi untuk suksesnya manajemen isu
Kenapa Manajemen Isu Penting?
Manajemen isu dibutuhkan untuk mengelola banjir informasi di sekitar kita dan mengarahkan pemberitaan media massa (agenda setting)
Manajemen isu tidak sama dengan memanipulasi media atau menyuap jurnalis. Jika dilakukan dengan benar, manajemen isu yang efektif justru memberikan efek positif untuk narasumber dan jurnalis.
Ratusan berita menyerbu redaksi setiap hari...
Tapi hanya sedikit yang dipublikasikan media
31 Jan Penangkapan LHI
12 FebPKS-Anis
MAnnisa Tewas
Harrier
6 MaretRuhut
Goda Ibu Raffi
27 MaretPenemba
kan Cebonga
n
1 AprilCebonga
nIdjon Janbi
9 FebMayat
Noordin SMS SBY ke Anas
Mengapa?
Tugas utama media/jurnalisme adalah memilah dan memilih informasi tentang apa yang penting buat publik. Gatekeeper of information.
Media mengandalkan reporternya untuk mengetahui semua informasi yang penting, yang sedang terjadi di lingkungannya. Nah, para reporter ini bergantung pada para narasumber untuk memperoleh informasi itu.
Klasifikasi Narasumber
mereka yang mengalami (tangan pertama)mereka yang menyaksikan/mendengar
(tangan pertama) mereka mengetahui (tangan kedua)mereka yang punya kewenangan/otoritasmereka yang mengerti (pengamat)
Hubungan Reporter dan Narasumber
Narasumber dan reporter saling membutuhkan. Karena itu, relasi ideal adalah yang setara, tidak ada pihak yang mengkooptasi yang lain.
Untuk memiliki relasi yang setara, kedua pihak harus memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing. Narasumber tidak mungkin tahu semuanya, tidak mungkin memberitahu semuanya (ada rahasia jabatan), sementara jurnalis/reporter punya kode etik yakni menjaga independensi dan obyektifitas.
Kunci relasi yang berhasil adalah transparansi/keterbukaan dan aksesibilitas.
Contoh Manajemen Isu yang Berhasil
Gugatan Koalisi LSM atas Rancangan KUHP dan KUHAP
Cara Kementerian Hukum dan HAM mengumumkan pembebasan Schapelle Corby dari penjara Krobokan, Bali
Aksi SBY turun tangan mengatasi kebakaran hutan dan bencana kabut asap di Riau
Operasi tangkap tangan KPK
Contoh Manajemen Isu yang Buruk
Penanganan pemerintah Malaysia atas musibah hilangnya pesawat MH370
Cara pemerintah menangani banyak isu seputar kebijakan mengucurkan dana Rp 6,7 triliun ke Bank Century
Konvensi Partai Demokrat Kampanye Korlantas Mabes Polri untuk tertib
berlalu lintas
Apa yang menjadi kunci keberhasilan?
Penguasaan pesan: apa yang terjadi, siapa yang terlibat, mengapa itu terjadi, apa konteksnya/mengapa penting? 5W+1H (what, when, where, who, why + how)
Pemahaman tentang proses komunikasi yang terjadi: siapa komunikator, komunikan dan apa potensi ‘noise’ yang mungkin muncul, bagaimana mengantisipasinya?
Tahapan Manajemen Isu (Terencana)
1. Memilih isu apa yang akan ditawarkan kepada publik (seleksi)
2. Jika isunya lebih dari satu, maka harus ada prioritas.
3. Mempelajari dan memahami isu tersebut dari kacamata media
4. Menentukan posisi/melakukan framing (pengolahan isu)
5. Menyampaikan topik tersebut pada media (rilis)6. Memonitor hasilnya (pemantauan) 7. Melakukan koreksi bila perlu (evaluasi).
Tahapan Manajemen Isu (Responsif)
1. Mempelajari dan memahami isu panas yang muncul di media (terlebih ketika media sudah memiliki informasi dan posisi/framing)
2. Menentukan posisi/melakukan framing: counter issue (pengolahan isu)
3. Menyampaikan framing tersebut pada media (rilis)
4. Memonitor hasilnya (pemantauan) 5. Melakukan koreksi bila perlu (evaluasi).
Seleksi dan Prioritas Isu
Setiap hari tentu ada banyak informasi menarik yang ingin Anda bagi ke masyarakat melalui media. Pilih dan prioritaskan beberapa saja.
Seleksi sebaiknya dilakukan berdasarkan pada kepentingan lembaga Anda dan apa manfaatnya untuk publik.
Selanjutnya, topik itu dikemas kembali agar sesuai dengan konsep nilai berita dan cara kerja media.
Magnitude (skala besaran peristiwa)Prominence (penting tidaknya tokoh yang
terlibat)Proximity (kedekatan peristiwa dengan
audiens)Significance (penting tidaknya dampak)Actuality (baru tidaknya peristiwa)Human Interest (aspek kemanusiaan)
Patokan wartawan dalam menilai peristiwa
Faktor yang mempengaruhi media
Kalau dilihat dari sisi media, ada beberapa faktor yang mempengaruhi nada, arah, maupun sudut pandang suatu media. Faktor tersebut antara lain:
1) kelengkapan informasi yang dimiliki redaksi media
2) persepsi redaksi terhadap isu/topik tersebut3) kebijakan editorial.
Memahami cara kerja media
Penting sekali dalam manajemen isu ini, Anda memahami cara jurnalis bekerja, ritme kerja mereka, bahan macam apa yang mereka butuhkan, jadwal deadline mereka dan seterusnya.
Setiap media punya nilai berita yang khas (karakter) sendiri, punya jadwal deadline sendiri dan punya urutan/struktur kerja sendiri.
Pemimpin RedaksiRedaktur Eksekutif/Produser EksekutifRedaktur Pelaksana/Redaktur BidangRedaktur/Produser/Redaktur HalamanKoordinator LiputanPenulis/Staf Redaksi/Asisten ProduserReporter
Struktur Redaksi Media
Framing
Framing adalah pembentukan cara pandang/persepsi mengenai apa yang terjadi.
Framing harus faktual, tidak boleh direkayasa. Begitu terungkap ada manipulasi fakta, seluruh bangunan logika framing Anda akan berantakan.
Lihat kembali framing di contoh2 manajemen isu yang berhasil dan yang tidak, dan perhatikan apa kunci keberhasilannya.
Rilis
Anda bisa memilih beberapa metode rilis: general (konvensional) atau selected target.
Sebuah isu yang dikemas baik, sudah menjawab pertanyaan:
1. Apa nilai beritanya? Mengapa penting? 2. Apa kepentingan publiknya? 3. Siapa aktor kuncinya dan bagaimana peran
mereka? (pelaku, korban, penyidik, penanggungjawab dll)
4. Siapa lagi narasumber yang bisa dihubungi untuk mengungkap lebih jauh masalah ini?
5. Konfirmasi bisa dilakukan ke siapa?
Jika manajemen isu didefinisikan sebagai upaya terstruktur dan terencana untuk mengelola informasi agar sesuai dengan sebuah perspektif tertentu kepada publik lewat media, maka pemantauan media adalah alat untuk mengukur sejauhmana keberhasilan manajemen isu tersebut.
Monitoring
Pesannya muncul di media atau tidakPesannya konsisten dengan framing atau
tidak
Bagaimana Mengukur Keberhasilan Anda?
Secara konvensional, dilakukan dengan mencari kata kunci tertentu dalam pemberitaan media, dan mengkliping berita yang dimaksud.
Dengan perkembangan teknologi, pemantauan bisa dilakukan secara terkomputerisasi.
Pemantauan Media
Internet membuatnya mudah...
Media Monitoring
Google menyediakan tools-nya: Google Analytic
Evaluasi
Jika pesan sudah berhasil disampaikan, namun framingnya tidak tersampaikan, maka harus ada evaluasi.
Faktor internal dan eksternal dilihat kembali. Secara internal: apa semua noise sudah diantisipasi, apa penyampaian sudah cukup jernih, dan seterusnya.
Secara eksternal: bisa dicari feedback dari media/jurnalis, untuk tahu apa yang terjadi
Peluang di Social Media
Setiap orang adalah penyampai informasiSocial Media menjadi media baru, yang bisa
mempengaruhi opini dan wacana publik. Kebebasan berekspresi lebih luas dan
jangkauannya makin merata di seluruh Indonesia.
Makin banyak situs dan media sosial yang fokus menjadi mobilisator dan pendorong gerakan sosial: change.org, avaaz.org dll
Prinsip Manajemen Isu di Social Media
Sekian
Terimakasih