Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
-
Upload
satya-bhisma -
Category
Documents
-
view
235 -
download
0
Transcript of Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
1/30
0
Manajemen Saluran Pernapasan dan Manajemen Kebutuhan Cairan
Pada Pasien Seksio Cesaria
Laporan Kasus
Untuk Memenuhi Persyaratan
Tugas Laboratorium Anestesiologi dan Rawat ntensi!
"leh #
Mohammad Satya $hisma
%&'%(')%*+
Pembimbing #
dr, Ristiawan Muji Laksono- Sp,An,
PR".RAM STU/ K0/"KT0RA1 UMUM
2AKULTAS K0/"KT0RA1
U130RSTAS $RA45A6A
MALA1.
*%')
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
2/30
1
$A$
P01/A7ULUA1
',' Latar $elakang
Penggunaan anestesi umum dibutuhkan pada sejumlah kasus pasien obstetri.
Manajemen saluran pernapasan pada anestesi obstetri sulit untuk diestimasi, dan
tetap menjadi penyebab utama pada morbiditas dan mortalitas yang terkait
anestesi.1Telah diakui bahwa perubahan anatomis dan fisiologis selama kehamilan,
dan penanganan gawat-darurat pada pasien yang belum mendapat persiapan
adekuat telah banyak memberikan kerumitan pada manajemen saluran napas yang
tepat. Mortalitas terkait tindakan anestesi merupakan hal yang seringkali disesalkan
karena sebagian besar tindakan yang dilakukan bersifat elektif, mortalitas tersebut
seringkali disesalkan karena penderita adalah wanita berusia muda pada titik prima
kehidupannya dan banyak mortalitas yang kemungkinan dapat dicegah apabila
penyedia layanan yang ada lebih berpengalaman. ua perbedaan utama pada
penanganan pasien obstetri adalah perhitungan kebutuhan oksigen fetal dan
cadangan oksigen maternal yang berkurang jauh karena adanya peningkatan
kebutuhan metabolisme.!-"
#esusitasi cairan adalah terapi cairan untuk mengganti $olume cairan
intra$askuler %perfusi& atau $olume cairan interstitial %dehidrasi&, atau untuk
memperbaiki abnormalitas elektrolit. Terapi cairan terdiri dari ! fungsi, yaitu
resusitasi %mengembalikan& dan maintenance %mempertahankan&. #esusitasi
memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat dengan tujuan
merestorasi cairan. 'enis cairan yang dapat digunakan koloid atau kristaloid .(airan koloid dan kristaloid mengandung elektrolit yang sesuai dengan osmolalitas
plasma, sehingga dapat diberikan dalam waktu cepat dengan jumlah yang banyak.)
Pasien obstetri dapat mengalami gangguan jalan napas maupun
membuthkan transfusi cairan atau darah. Makalah ini bertujuan membahas dasar-
dasar kerumitan manajemen saluran pernapasan dan manajemen cairan, serta
strategi dan teknik untuk manajemen problema jalan napas dan prinsip dalam
menentukan kapan atau tidaknya keperluan memberikan transfusi cairan yang tepat.
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
3/30
!
$A$
T15AUA1 PUSTAKA
*,' Tinjauan Anatomi dan 2isiologi Respirasi
*istem respirasi merupakan sistem yang bekerjama dengan sistem sirkulasi
untuk menyediakan oksigen pada jaringan tubuh. *uplai oksigen yang cukup
memfasilitasi metabolisme aerobik dan produksi energi yang cukup. +ondisi
kurangnya oksigen yang serius dapat mempengaruhi organ dengan cepat.
*,',' Anatomi Respirasi $eserta Kaitannya /engan Anestesiologi
*,',',' Saluran Pernapasan Atas*aluran pernapasan atas bukanlah hanya saluran tempat masuknya udara
kedalam paru saja. *ejauh beberapa sentimeter awal dari hidung atau mulut, udara
dibersihkan, dihumidifikasi, dan suhu udara diregulasi menyerupai suhu tubuh.
eberapa struktur khusus adalah kunci untuk manajemen saluran
pernapasan atas. (ontohnya pada pasien tidak yang sadar lidahnya yang jatuh
kearah posterior menuju soft palatum atau orofaring yang kemudia menyumbat
memblokade saluran pernapasan, sehingga harus diberikan manipulasi mandibula
denganjaw thrust atau dengan head-tilt, chin lift.
alekula, sebuah identasi diantara pangkal lidah dan epiglotis merupakan
target penting selama intubasi. /jung bilah laringoskop menarik dari identasi tadi
untuk membuka epiglottis %pada dewasa&. piglottis, sebuah kartilago berbentuk
daun adalah pintu yang menutup kalan menuju trakea.
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
4/30
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
5/30
"
Paru-paru dilindungi oleh kurangan skeletal dari sternum, pertulangan iga,
dan spinal. *ternum tersusun astas struktur2 manubrium, badan sternal, dan
prosesus 3ifoid. 4ngulus ludo$ici adalah titik diantara manubrium dan badan
sternal, merupakan penandalandmarkyang signifikan untuk mengawasi tekanan
$ena sentral dan menemukan titik kartilago kosta ke-! %dan ruang interkostal ke-!&.
*ebagaimana diketuahui secara luas, ruang interkostal ke-! %5(* !& adalah
landmark signifikan dalam manajemen kardiorespiratoris. (ontohnya padadekompresi jarum untuk tension pneumothorax yang dilaksanakan pada 5(* !
M(6. *elain itu, katup aorta juga didengar pada sternum kiri 5(* !.
Paru-paru dilindungi oleh !
lapisan, pleura parietal diluar dan
pleura $iseral di dalam. *urfaktan
yang diproduksi oleh pleura
meminimalisir friksi dan tekanan
permukaan diantara kedua lapisan,
memperbolehkan terjadinya ekspirasi
yang tidak tertunda. 4kumulasi darah
dan eksudat dalam ruang pleura
dapat mengurangi efek surfaktan,
meningkatkan kerja paru, dan
merestriksi ekspansi paru. #obekan
pada pleura dapat menyebabkan tension pneumothorax.
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
6/30
)
4l$eoli memfasilitasi pertukaran udara diantara atmosfir dan kapiler
pulmoner. 4l$eoli adalah unit fungsional dari paru-paru. 4l$eoli umumnya tersusun
secara bertumpukclustered dalam septum al$eolar yang sama. *eptum al$eolar
berkontribusi secara signifikan pada bentuk al$eoli. Penting dalam mereduksi
beban kerja napas saat al$eoli yang collapsemembutuhkan energi cukup terbuka
kembali.1,".
*,',* 2isiologi Respirasi $eserta Kaitannya /engan Anestesiologi
*,',*,' Mekanisme 3entilasi
entilasi meliputi inspirasi dan ekspirasi, menggerakan udara masuk dan
keluar dari paru-paru. Manusia dewasa pada umumnya bernapas )00-700 m6 udaradengan kisaran napas 1) kali per menit untuk $olume harian sebesar 1.000 liter.
/dara bergerak dari area dengan tekanan tinggi menuju tekanan rendah.
*ebagaimana diafragma berkontraksi dan turun, paru-paru juga tertarik turun
%inspirasi&, sehingga tekanan intrapleural yang tercipta antara lapisan pleura $iseral
dan parietal menjadi semakin negatif. 6apisan pleura $iseral menghubungkan
dinding paru-paru sedangkan lapisan pleura parietal terhubung dengan dinding
dada %pertulangan iga&.
alam sistem yang tertutup, tekanan paru turun mengikuti $olume yang
naik. olume al$eoli yang terekspansi dari inspirasi menyebabkan penurunan
resiprokal dari tekanan al$eoli dibawah tekanan atmosfir, hingga kemudian udara
masuk ke paru untuk menyamakan nilai gradien tekanan tersebut. entilasi Tekanan
8egatif tersebut, yang juga dikenal sebagai napas spontan, adalah mekanisme
pernapasan normal.
kspirasi adalah proses pasif yang umumnya membutuhkan usaha minimal
pada pernapasan normal. *ebagaimana otot-otot inspirasi berelaksasi, inward
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
7/30
9
elastic recoildari dinding al$eoli menurunkan $olume al$eolar. Tekanan al$eoli
mulai melebihi tekanan atmosfir dan kemudian udara bergerak keluar dari paru-
paru. kspirasi paksa, dapat terjadi dengan meningkatnya rerata pernapasan
%respiratory rate&, secara aktif membuat otot-otot abdominal dan interkostal ikut
membantu sistem pernapasan.
/ntuk pasien yang memerlukan bantuan pernapasan, sebuah $entilator atau
masker bag-valvemengirimkan udara secara paksa kedalam paru-paru. Tekanan
udara yang dibuat oleh alat-alat tersebut bernilai lebih tinggi dari tekanan udara
dalam paru. Tipe $entilasi ini disebut entilasi Tekanan Positif %TP& dan memiliki
banyak keuntungan pada kegawat-daruratan kardio$askuler. (ontohnya, TP dapat
membantu ekspansi al$eoli yang kolaps atau memaksa cairan aspirasi keluar dari
paru-paru menuju aliran darah pada penanganan edema paru.!,
*,',*,* Regulasi Pernapasan
Pola napas spontan merupakan bersifat sadar$olunter maupun tidak
sadarin$olunter. Manusia dapat secara sadar mengatur kecepatan napasnya
maupun menghentikanmenahan napasnya. +ontrol $olunter pernapasan dihasilkan
dari serebrum sedangkan kontrol in$olunterautomatis pernapasan disediakan oleh
batang otak. *ebuah sistem kemoreseptor menstimulasi batang otak untuk
menstimulasi otot-otot yang berperan dalam $entilasi, contohnya diafragma.
#eseptor tersebut juga mempengaruhi frekuensi napas.
orongan bernapas umumnya distimulasi oleh penurunan p: darah
%menjadi lebih asam& yang seringkali disebabkan oleh peningkatan tingkat
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
8/30
7
karbondioksida. +emoreseptor pada batang otak bereaksi pada kondisi hiperkapnea
%tingginya (;! dalam darah& dengan meningkatkan frekuensi napas untuk
membuang karbondioksida tersebut keluar. *ebagai hasilnya, tingkat keasaman
darah kembali ke target semula.
orongan hiperkapnea untuk bernapas cukup kuat, sebagai contoh, $olume
$entilasi per menit pada umumnya bertambah sebanyak !- liter per menit untuk
setiap peningkatan 1 mm:g (;!sebagai usaha menormalisir p: darah. engan
demikian, "0-") mm:g (;! dapat menyebabkan peningkatan $entilasi per menit
sebanyak 1) liter per menit, hampir mencapai kuadran $olume $entilasi normal.!
*,',*,) 2aktor 6ang Mempengaruhi Kerja 1apas
entilasi paling efisien adalah ketika pertukaran udara optimal tercapai
dengan beban kerja napas minimal.
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
9/30
?
elastis. *ebagai peraturan umum, semakin besar $olume paru, maka semakin besar
frekuensi napas, dan semakin besar kerja napasnya.!,
*,*, 0pidemiologi dan /ata Mortalitas Maternal Pada Manajemen Saluran
Pernapasan "bstetri
Penelitian pada populasi luas mengenai mortalitas maternal menunjukkan
keterkaitan penting pada masalah penanganan saluran napas, dengan hasil yang
dapat dibandingkan dengan obser$asi serupa pada populasi umum.
Pada penelitian di 5nggris tahun 1@9? = 1@?", angka keseluruhan kematian
maternal telah menurun secara stabil, dengan angka kematian maternal terkait
anestesi berjumlah 10 A dari angka total kematian maternal." Mengenai kematian
maternal terkait anestesi yang dihitung dalam rentang waktu trinium %per tiga
tahun&, trinium 1@?! - 1@?" terdapat 1@ dari !" kematian, 1) berasal dari
permasalahan saluran napas.) Trinium 1@@"-1@@9 menunjukkan !9? kematian
terkait anestesi.9an trinium !000-!00! menunjukkan hanya 9 kematian terkait
anestesi, dimana diantaranya berhubungan dengan permasalahan saluran napas.7
etail permasalahan cukup mengganggu dimana keseluruhan masalah tersebut
terkait dengan calon anestesiologis yang masih dalam tahap pendidikan yang
kurang mendapat bantuan yang baik dari seniornya.
*,) Perubahan Anatomis dan 2isiologis Pada Manajemen Saluran Pernapasan
"bstetri
>aktor anatomi dan fisiologi menempatkan wanita hamil pada resiko yang
lebih besar dalam komplikasi manajemen saluran napas dan kerumitan intubasi.
*,),' Perubahan Anatomis
>aktor anatomis yang menempatkan wanta hamil pada resiko tinggi
komplikasi manajemen saluran napas dan kerumitan intubasi antara lain adalah
kenaikan berat badan semasa hamil, pembesaran payudara, edema mukosa
respiratoris, dan kenaikan resiko aspirasi pulmoner.?Pada posisi supinasi, payudara
yang membesar cenderung jatuh kebelakang kearah leher, yang serngkali
memperumit insersi laringoskopi dan intubasi. *ejumlah penyakit sistemik seperti
rematoid artritis, diabetes mellitus, dwarfisme, sklerosis sistemik, sarkoidisme, dan
tumor dapat menyusahkan pembukaan mulut dan ekstensi leher pada pasien
obstetrik.?
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
10/30
@
*elain itu, konten abdominal yang meningkat, meninggikan posisi
diafragma dan mengganggu posisi normal saluran pernapasan atas. PerletakanHip
Wedgepada pasien obstetri juga dapat menaikkan posisi dada dan merubah letak
krikoid, sehingga menciptakan komplikasi manajemen saluran pernapasan pada
pasien obstetri. anyak permasalahan tersebut yang dapat diatasi dengan persiapan
dan perhatian kepada detil seperti penempatan posisi yang tepat.?
Penelitian mengenai perubahan anatomi saluran napas pada kehamilan
menunjukkan penyebab terbanyak perubahan saluran napas adalah edema saluran
pernapasan selama kehamilan terutama saat menjelang persalinan, kdua adalah
preeklampsia dan setelahnya adalah sesudah pemberian transfusi darah masif untuk
hemorase post-partum.@-11
*,),* Perubahan 2isiologis
Perlu diketahui bahwa terdapat berbagai perubahan fisiologis pada
kehamilan yang dapat berpengaruh pada kerumitan anatomis maupun situasional
dalam tata laksana jalan napas, khususnya untuk intubasi oleh laringoskopi direk.
Perubahan utama yang berkontribusi pada kerumitan anatomis adalah pada
saluran pernapasan atas. Perlu diingat, kehamilan merupakan bentuk kondisi retensi
cairan, pada saluran pernapasan atas, hal itu bermanifestasi sebagai edema. dema
tersebut dapat diperberat lagi dengan pemberian cairan iatrogenis maupun oleh
kondisi patologis seperti misalnya preeklampsia. *elain itu penambahan berat
badan semasa kehamilan juga dapat mempengaruhi deposisi lemak pada saluran
pernapasan atas, contohnya ketika deposisi lemak mempengaruhi besarnya lidah
dan menurunkan mobilitas jaringan lunak.
Perubahan lain pada faal pernapasan yang memperumit adalah perubahan
gastro intestinal,)yang meningkatkan resiko refluks isi lambung dan resiko aspirasi.
Perubahan anatomi terkait relaksasi sfingter bawah esofagal dan perubahan letak
lambung terjadi sejak trimester pertama.
*,9 Praktik Manajemen Saluran Pernapasan Pada "bstetri
*,9,' Pre:ensi
Perencanaan dan pencegahan problema saluran napas pada anestesi obstetrik
adalah poin penting dalam praktik manajemen. Balaupun tidak semua situasi sulit
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
11/30
10
dapat diprediksi, pelaksanaan praktik aman dan strategi yang tepat dapat membantu
mengurangi resiko dan konsekuensi untuk hasil yang lebih baik.
Prinsip pertama dalam pre$ensi kerumitan tata laksana saluran pernapasan
adalah usaha untuk mengetahui apakah pasien sedang dalam resiko atau tidak.
Balaupun kemampuan untuk memprediksi kerumitan intubasi tingkatnya rendah,
tidak boleh ada pasien obstetri yang mendapatkan induksi anestesi umum tanpa
mendapatkan asesmen saluran pernapasan. alam audit retrospektif oleh
:awthorne, dkk,!@C1!menunjukkan data bahwa satu dari tiga pasien obstetri akan
menimbulkan kerumitan intubasi, sedang dua dari dua puluh tiga pasien sudah
pernah mengalami gangguan yang sama pada kehamilan sebelumnya.
*alah satu strategi untuk menghindari potensi kerumitan manajemen saluran
napas pada obstetri yang membutuhkan anestesi umum, adalah dengan asesmen
rutin pada area kehamilan dan persalinan, atau paling tidak pada pasien kehamilan
dengan resiko tinggi %High Risk Pregnancy:#P&, dimana dapat memberikan
konseling yang lebih baik pada pasien dan pemberian epidural profilaktik untuk
kejadian komplikasi jalan napas tak terprediksi contohnya pada kondisi gawat-
darurat tindakansectio caesaria.
Mengetahui tidak seluruh kondisi dapat dihindari, disarankan untuk memilih
operator berpengalaman sesegera mungkin pada saat dibutuhkan anestesi umum
untuk tindakansectio caesaria. +onsep akhir mengenai pre$ensi, bukanlah untuk
mencegah timbulnya kesulitan intubasi, namun untuk mencegah konsekuensi
potensial yang dapat diakibatkan olehnya, yaitu aspirasi. #esimen profilaksis utama
sebenarnya adalah pilihan usaha menghindari penggunaan anestesi umum dan
memilih anestesi regional. +etika hal tersebut tidak memungkinkan, $ariasi strategi
dapat diberikan sebagai profilaksis. 4ntasida nonpartikuler, penghambat pompa
proton, dan pirokinetik seperti misalnya metoklopramid telah digunakan secara
luas."@C1! +onsumsi oral makanan padat dilarang, dan ketika dilakukan induksi
anestesi umum, induksi cepat dengan memberikan tekanan pada krikoid
dilaksanakan. Balaupun sifatnya intuitif, usaha demikian dapat membantu
manajemen saluran napas dan terutama mencegah terjadinya aspirasi.
*,9,*, Manajemen Saluran Pernapasan
4lgoritma manajemen kerumitan saluran pernapasan maternal ditunjukkan
pada tabel 1
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
12/30
11
tabel ', Algoritma
Manajemen Saluran Pernapasan Maternal
*eperti pada diskusi sebelumnya, seluruh kandidat anestesi wajib
mendapatkan asesmen saluran pernapasan. alam kasus dimana kerumitan
manajemen saluran napas telah diantisipasi, anestesi umum tidak boleh diinduksi.
Pilihan dalam situasi ini termasuk intubasi dalam kondisi sadar, atau pemilihan
anestesi regional. Balaupun sebagian besar praktisi dapat menginduksi anestesi
regional lebih cepat daripada kemampuan merekan mengamankan jalan napas,
pilihan tersebut bukanlah menjadi pilihan terbaik pada seluruh situasi. Pada kondisi
dimana anestesi regional terkontraindikasi atau tidak mampu dilakukan,
pertolongan berpengalaman diperlukan dalam penatalaksanaan jalan napas pada
situasi darurat.
*trategi paling efisien adalah untuk memulai topikalisasi jalan napas
maternal bersamaan dengan saat persiapan intubasi. Terdapat berbagai pilihan dan
tak ada yang lebih superior dibandingkan dengan yang lainnya. ;leh karena itu,
seorang dokter harus dapat melakukan yang terbaik dan yang paling efektif efisien.
*trategi sederhana juga disebut sebagai Dpenampakan sadarE, dimana laringoskopi
direk dilaksanakan setelah topikalisasi jalan napas. *elama manu$er tersebut,
praktisi dapat melakukan intubasi langsung maupun mengakses kembali kerumitanintubasi dan mempertimbangkan ulang diagnosa, namun tidak semua praktisi
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
13/30
1!
merasa nyaman dengan cara tersebut. Teknik pengamanan jalan napas lainnya
termasuk metoda intuibasi fiberoptikal atau intubasi masker laringeal yang dapat
dilaksanakan pada jalan napas yang tertopikalisasi.1!
Pada kondisi kerumitan saluran pernapasan yang tidak terantisipasi %dimana
merepresentasikan )0 A dari seluruh kerumitan intubasi&, praktisi perlu
meyakinkan dirinya bahwa usaha pemasangan telah optimal %operator
terkualifikasi, posisi baik, dan bilah laringoskopi optimal&. Perlu diingat bahwa
wanita hamil cenderung mengalami desaturasi dengan cepat, sehingga tidak
terdapat waktu untuk mencoba berbagai macam cara. ariabel penting melingkupi
terdapat atau tidaknya masker $entilasi dan keberadaan kompromi fetal. alam
situasi dimana masker $entilasi dinilai tidak adekuat, diterapkan algoritma
penanganan kerumitan jalan napas. 'uga direkomendasikan bahwa tekanan krikoid
tetap dipertahankan selama tidak mengganggu tata laksana $entilasi.
*,9,), Rangkuman Manajemen Saluran Pernapasan Pada "bstetri
ibalik perhatian khusus pada perubahan fisiologis semasa kehamilan, bukti
terbaik dari penelitian kohort yang ada adalah dengan mempercayai bahwa
sesungguhnya populasi wanita hamil tidaklah lebih rumit untuk dilakukan intubasi.
*tudi juga menyebutkan bahwa sebagian wanita hamil dapat mengembangkan
kondisi edema orofaringeal selama kehamilan hingga masa persalinan. Pada
sebagian kasus, edema eksesif dapat terjadi sehingga berkontribusi pada
peningkatan kesulitan intubasi. apat atau tidaknya wanita memiliki resiko
kesulitan intubasi pada pemeriksaan pre-operatif tidak dapat diketahui.
Fang tampak jelas, adalah bahwasannya induksi anestesi umum untuk
seksio caesaria merupakan situasi yang lebih kompleks daripada umumnya, dimana
hal tersebut meningkatkan insidensi kerumitan dan komplikasi. Mengetahui
pre$alensi anestesi regional untuk seksio caesaria, sebagian besar anestesiolog
mengalami kondisi penyulit saat memberikan anestesi umum pada seksio caesaria.
Banita hamil juga memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami aspirasi atau
menjalani puasa yang tidak adekuat. Maka dari itu, seluruh intubasi membutuhkan
pendekatan rapid-seuence, karena desaturasi yang lebih cepat memberikan waktu
lebih untuk manajemen penyulit saluran pernapasan.
Perencanaan dan pre$ensi adalah dasar manajemen saluran pernapasan
maternal. Pasien harus menerima asesmen jalan napas dengan hati-hati, termasuk
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
14/30
1
pemberian profilaksis epidural yang membantu menghindari situasi rumit dan
profilaksis gastrointestinal untuk mencegah morbiditas dari aspirasi. Penggunaan
masker laringeal seperti Pro*eal dan 56M4 sangatlah berguna untuk membantu
manajemen saluran pernapasan pada situasi rumit.1
*,+, Keseimbangan Cairan Tubuh Manusia
Tubuh manusia mengenal istilah Total ody Bater %TB& atau berat total
seluruh cairan dalam tubuh. berat cairan dalam tubuh berkisar 90A dari berat badan
manusia. :al ini menunjukan komponen terbesar dalam tubuh adalah air, bukan
otot. Perlu diketahui, semakin kurus seseorang TBnya akan semakin tinggi. 90A
air dalam tubuh manusia terbagi dalam komponen utama. cairan intraselular,
cairan interstisium, dan cairan plasma, dengan komponen terbanyaknya yakni
cairan intraselular. ari 90A itu, "0A berada di dalam intraseluler sedangkan !0A
berada di ekstra$askuler. !0A masih terbagi lagi menjadi 1)A cairan berada di
intersisial sedangkan sisanya )A berada di intra$askuler. /ntuk memudahkan
cairan plasma dan intersisial dipisahkan oleh membran kapiler. sedangkan
cairan intersisial dan intrasel dipisahkan oleh membran sel.1"
(airan diperoleh tubuh melalui ! cara, yang pertama ditelan tubuh dalam
bentuk cairan atau air dalam makanan yang akan menambah kira-kira !100 mlhari.
Fang kedua dengan cara sintesa dalam tubuh sebagai hasil dari oksidasi karbohidrat
yang kira-kira akan menambah !00 mlhari. 4kan tetapi, intake cairan ini ber$ariasi
diantara masing-masing orang tergantung cuaca, tempat tinggal, dan akti$itas fisik.
:ilangnya cairan tubuh terjadi melalui beberapa cara pula, yang paling banyak
adalah melalui urin sekitar 1"00 mlhari. :ilangnya cairan lainnya bisa melalui
e$aporasi dari saluran nafas, difusi melalui kulit, keringat, dan sejumlah kecil
hilang melalui feses
*,; Kompartemen Cairan Tubuh
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
15/30
1"
Total cairan tubuh didistribusikan terutama melalui dua kompartemen2
cairan ekstraseluler dan cairan intraseluler. (airan ekstraseluler dibagi lagi menjadi
cairan intersisial dan plasma darah. 4da kompartemen kecil lain yang disebut
cairan transseluler %termasuk di dalamnya cairan syno$ial, peritoneal, pericardial,
intraokuler, dan cairan serebrospinal kurang lebih 1-! liter&. Pada manusia
dewasa berat badan 70 kilogram, total cairan tubuhnya 90A atau sekitar "! liter.
Persentasi ini dapat berubah tergantung usia, jenis kelamin, dan M5. *eiring
dengan bertambahnya usia, persentase cairan tubuh akan menurun karena penuaan
berhubungan dengan peningkatan lemak yang akan menurunkan persentase cairan
tubuh. +arena wanita umumnya memiliki lebih banyak lemak disbanding pria,
mereka memiliki proporsi cairan yang lebih sedikit daripada pria.
!,;,' Kompartemen Cairan ntraseluler
*ekitar !? dari "! liter cairan tubuh %"0A& berada di dalam 7) triliun sel dan
disebut cairan intraseluler. +onsentrasi cairan antar sel ini relati$e sama satu sama
lain. ;leh karena alas an ini, cairan intraseluler dari berbagai sel yang berbeda
secara bersama-sama dianggap sebagai satu kompartemen cairan.
*,;,* Kompartemen Cairan 0kstraseluler
*emua cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraseluler yang
mencakup !0A dari total berat manusia %sekitar 1" literm pada orang dengan berat
badan 70 kilogram&. ua kompartemen ekstraseluler terbesar adalah cairan
intersisial yang meliputi lebih dari tiga perempat cairan ekstraseluler dan plasma
darah yang meliputi seperempat total cairan ekstraseluler. Plasma adalah bagian
nonseluler darah. Pertukaran Gat-Gat secara terus-menerus dengan cairan intersisial
terjadi melalui pori-pori membran kapiler. Pori-pori ini permeabilitas tinggi bagi
hamper semua Gat kecuali protein. ;leh karena itu, plasma dan intersisial memiliki
komposisi Gat yang relatif sama kecuali protein.
*,;,) 3olume /arah
arah mengandung cairan ekstraseluler %cairan plasma& dan cairan
intraseluler %cairan dalam sel-sel darah&. 4kan tetapi, darah dipertimbangkan
sebagai kompartemen yang berbeda karena ini terdapat di system kardio$askuler.
olume darah penting dalam mengontrol dinamika kardio$askuler. #ata-rata darah
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
16/30
1)
pada orang dewasa sekitar 7A dari total berat tubuh atau sekitar ) liter. *ekitar 90
persennya adalah plasma dan "0A berupa sel-sel darah %persentase ini dapat
berbeda di tiap orang tergantung umur, jenis kelamin, dan factor-faktor lainnya&.
Plasma merupakan bagian dari darah dan sekitar @!A kandungan plasma adalah air.
elapan persen sisanya terdiri dari berbagai ion-ion dan molekul-molekul organic.
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
17/30
19
imana perlu diketahui bahwa pemberian transfusi yang tidak diperlukan
dapat memaparkan wanita pada resiko yang dapat dihindari seperti infeksi melalui
media transfusi layaknya :5, hepatitis , hepatitis (, sifilis, hingga malaria.
Prinsip pemberian transfusi klinis adalah memahami bahwa transfusi
hanyalah salah satu bentuk pilihan dalam manajemen penanganan kebutuhan darah
dan cairan obstetri. Minimalisasi pembuangan darah wanita untuk mengurangi
kebutuhan transfusi dapat dilakukan dengan pemberian cairan resusitasi, dan
pemilihan teknik anestesi dan bedah yang tepat untuk meminimalisir kehilangan
darah saar pelaksanaan tindakan bedah.1"
*,& Terapi Cairan Sebagai Substitusi Sederhana Trans!usi Pada "bstetri
:anyalah normal salin %sodium klorida 0,@A& atau solusi garam seimbang
yang memiliki konsentrasi sodium serupa dengan plasma dan berperan baik sebagai
cairan pengganti yang efektif. (airan tersebut harus tersedia di seluruh rumah sakit.
(airan pengganti berfungsi untuk menggantikan kehilangan darah yang abnormal,
atau kehilangan cairan ekstra$askuler dengan cara meningkatkan $olume dari
kompartemen $askuler.
Pada obstetri, terapi pengganti cairan digunakan secara umum padamanajemen wanita yang mendapati hipo$olemia %e32 syok hipo$olemik&, dan untuk
perawatan wanita normo$olomik dengan kehilangan cairan yang masih berjalan
%e3. +ehilangan darah oleh karena tindakan bedah&1"
*,&,' Cairan Kristaloid dan Sensiti:itasnya Pada Pasien
Merupakan cairan yang mengandung konsentrasi serupa dengan sodium
plasma, tidak dapat masuk kedalam intrasel karena impermeabilitas membran pada
sodium. +ristaloid mengalir bersama kompartemen $askular menuju ruang
ekstrasel %normalnya hanya H $olume cairan kristaloid yang menetap pada
kompartemen $askuler. /ntuk merestorasi $olume darah sirkulasi, infusi kristaloid
adalah dalam $olume paling sedikit tiga kali jumlah $olume yang hilang. Perlu
diketahui, solusi dekstrose %gula& adalah cairan pengganti yang kurang efektif.
Tidak disarankan untuk menggunakannya pada manajemen hipo$olemia terkecuali
bila tidak terdapat alternatif lainnya.1"
!learancedari kristaloid semasa tindakan
anestesi dan bedah adalah 10-!0A pada pasien yang sadar. *ebagaimana diketahui
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
18/30
17
bahwa kristaloid meninggalkan ruang plasma, dan berekulibrasi dengan ruang
interstisial setelah !0-0 menit.
*,&,' Cairan Kolloid
*olusi koloid terbentuk dari suspensi partikel yang lebih besar dari
kristaloid. +oloid cenderung menetap dalam darah dimana sifatnya menyerupai
plasma protein untuk menjaga atau meningkatkan tekanan osmotik plasma dalam
darah. Plasma manusia tidak seharusnya digunakan sebagai cairan pengganti.
*egala bentuk plasma membawa resiko serupa seperti transfusi darah whole blood
untuk mentransmisi infeksi seperti :5 dan hepatitis. Merupakan cairan yang
mengandung konsentrasi serupa dengan sodium plasma, tidak dapat masuk
kedalam intrasel karena impermeabilitas membran pada sodium. +ristaloid
mengalir bersama kompartemen $askular menuju ruang ekstrasel %normalnya hanya
H $olume cairan kristaloid yang menetap pada kompartemen $askuler. /ntuk
merestorasi $olume darah sirkulasi, infusi kristaloid adalah dalam $olume paling
sedikit tiga kali jumlah $olume yang hilang. Perlu diketahui, solusi dekstrose %gula&
adalah cairan pengganti yang kurang efektif. Tidak disarankan untuk
menggunakannya pada manajemen hipo$olemia terkecuali bila tidak terdapat
alternatif lainnya.1"
*,< Panduan Manajemen Cairan Pada Tindakan $edah dan Anestesi
*,
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
19/30
1?
dan terkait dengan membaiknya perfusi mukosa gastrik dibandingkan cairan
berdasarkan normal salin.19,17
*,
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
20/30
1@
jantung dan penurunan mortalitas setelah pembedahan telah lama terbentuk.
Pertama kali didemonstrasikan oleh *hoemaker et al.1?pada 1@?? dan didukung
oleh banyak studi lainnya. *tudi tersebut menggunakan target flow yang diukur
olehpulmonary artery flotation catheter%Penggunaan target hemodinamis spesifik
seperti *$;!, stroke volume, oxygen delivery,dan cardiac index terbukti
menurunkan mortalitas pada grup protokol yang diteliti. eberapa dekade terakhir,
telah terdapat monitor cardiac output yang sifatnya minimal in$asif seperti
sophageal oppler Monitor %M& atau :emisonic oppler Monitor %:M&
yang mengukur $elositas aliran darah pada #escending $horacic &orta.1@ Pada
sebuah penelitian yang mempelajari perfusi gut mucosal perfusionpada tindakan
bedah jantung, M digunakan untuk menjadi panduan terapi cairan intraoperatif
yang didasarkan pada algoritma administrasi cairan.!0*elama masa intraoperatif,
bollus kolloid diberikan dan dibandingkan dengan grup yang menerima resusitasi
cairan dalam praktik standar. +elompok yang menerima resusitasi cairan dengan
goal directed therapy terbukti menunjukkan peningkatan perfusi gastrointestinal
yang diukur oleh tonometri gaster dan menunjukkan lama rawat di 5(/ dan #umah
*akit yang lebih singkat.
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
21/30
!0
$A$
LAP"RA1 KASUS
),' dentitas Pasien
o 8ama 2 8y. 8gatminah
o /sia 2 !7 tahun
o 'enis +elamin 2 Banita
o *tatus Perkawinan 2 +awin
o Tinggi adan 2 19" cm
o erat adan 2 )) kg
o #egister 2 10"9")
o Tanggal ilakukan 4nestesi 1! >eb !01
o 6ama 4nestesi2 1 jam 10 menit %!0.0 = !1."0&
iagnosa Pra edah 2 Post-term dengan fetal compromised
'enis Pembedahan 2 *(TP
'enis 4nestesi 2 *pinal 4nestesi
),* Persiapan Pre "perasi
),*,' Anamnesa ?'* !ebruari *%')@
4 2 #iwayat alergi terhadap obat atau makanan atau suhu pada pasien %-&, riwayat
asma %-&, riwayat atopi %-&, riwayat alergi di keluarga %-&
M 2 #iwayat mengkonsumsi jamu atau obat anti nyeri %-&.
Pasien datang ke / #6 !000 cc jam
P 2 #iwayat kesehatan terdahulu2
Mengorok saat tidur %-&, +ejang %-&, Pendarahan lama berhenti %-&, *ering lebam
atau mimisan %-&, *esak nafas %-&, 4sma %-&, *ering nyeri dada %-&, +eterbatasan
akti$itas karena sesak atau lelah %-& pasien biasa tidur dengan 1 bantal tanpa disertai
sesak, :ipertensi %-&
8yeri kepala %-&, iabetes %-&,
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
22/30
!1
2 Pasien merupakan rujukan dari #* 8gudi Baluyo dengan
mgg T: postterm K fetal compromised
),) Pemeriksaan 2isik ?'* 2ebruari *%')@
+eadaan umum pasien 2 tampak sakit sedang, lemah
1 2 4irway paten, nafas spontan simetris, regular, !"3menit, rhonki %-&, wheeGing
%-&, Mallampati score 1, leher bebas, buka mulut L jari, gigi %K&, jarak
Thyromentum 9 jari
! 2 4kral hangat, kering, kemerahan, T 1!070, nadi @03menit, (#T ! detik,
*1*! reguler, murmur %-&, gallop %-&
2 aal :emostasis
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
23/30
!!
',',' PPT 2 1!,0 detik %+ontrol 1!," detik&
',',* 4PTT 2 !@, detik %+ontrol !@,9 detik&
PTT dan 4PTT dalam batas normal.
),+ Planning
Tanggal dilakukan anestesi 2 1! >ebruari !01
'enis 4nestesi 2 *pinal 4nestesia
'enis Pembedahan 2 *(TP
),; Persiapan "perasi di U./
*urat ijin operasi dan surat ijin tindakan anestesi
Puasa 10 jam
5> #6 !000 ccjam
Premedikasi 2 1! >ebruari !01
5nj Metroclopramid
5nj #anitidin
5nj (eftria3on
),( /urante "perasi ?'* 2ebruari *%')@
),(,' Laporan Anestesi
'enis 4nestesi 2 #egimen anestesi spinal 2 upi$acaine 0,)A 1!,) mg
Teknik 4nestesi 2 5dentifikasi 6?-6@, 5nsert spinocatheter N!7 5njeksi
regimen spinal
6ama 4nestesi 2 1 jam 10 menit %!0.0 = !1."0&
6ama ;perasi 2 ! jam 1) menit %!1."0 = !.))&
Medikasi urante ;perasi 2
1. #esimen *pinal
!. ;ksitosin ! amp
. +alne3 1gr
". ;ndansetron
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
24/30
!
),& Manajemen Cairan
M 2 100 ccjam
;! 2 !"0 ccjam
'am ke 5 2 "0 cc %MK;&
'am ke 55 2 "0 cc %MK;&
),&,' Cairan Masuk
Pre-;peratif 2 #6 1000 cc
urante ;peratif 2 8* 1000 cc
),&,* Cairan Keluar
Perdarahan 2 J 00 cc
2 @00 cc
46 2 7?0 cc
;! 2 !"0 ccjam
M 2 100 ccjam
),< Pas>a $edah di Ruang Pulih Sadar
+eluhan Pasien 2 Mual %-& Muntah %-& Pusing %-& 8yeri %-&
Pemeriksaan >isik
+eadaan umum pasien 2 tampak sakit sedang, lemah
1 2 4irway paten, nafas spontan simetris, regular, !"3menit, rhonki %-&, wheeGing
%-&, Mallampati score 1, leher bebas, buka mulut L jari, gigi %K&, jarak
Thyromentum 9 jari
! 2 4kral hangat, kering, kemerahan, T 1!070, nadi @03menit, (#T ! detik,
*1*! reguler, murmur %-&, gallop %-&
2
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
25/30
!"
$A$ 3
P0M$A7ASA1
9,', Penilaian Pre8"perati!
Pasien 8y. 8 !7 tahun dengan berat badan ))kg dan tinggi badan 19" cm
datang ke 5mgg T: post-term K fetal compromised. Pasien akan di laksanakan *( (ito
dengan menggunakan jenis anestesi *pinal.
4namnesa
4 2 #iwayat alergi terhadap obat atau makanan atau suhu pada pasien %-&, riwayatasma %-&, riwayat atopi %-&, riwayat alergi di keluarga %-&
M 2 #iwayat mengkonsumsi jamu atau obat anti nyeri %-&.
Pasien datang ke / #6 !000 cc jam
P 2 #iwayat kesehatan terdahulu2
Mengorok saat tidur %-&, +ejang %-&, Pendarahan lama berhenti %-&, *ering lebam
atau mimisan %-&, *esak nafas %-&, 4sma %-&, *ering nyeri dada %-&, +eterbatasan
akti$itas karena sesak atau lelah %-& pasien biasa tidur dengan 1 bantal tanpa disertai
sesak, :ipertensi %-&
8yeri kepala %-&, iabetes %-&, mgg T: postterm K fetal compromisedPemeriksaan >isik
+eadaan umum pasien 2 tampak sakit sedang, lemah
1 2 4irway paten, nafas spontan simetris, regular, !"3menit, rhonki %-&, wheeGing
%-&, Mallampati score 1, leher bebas, buka mulut L jari, gigi %K&, jarak
Thyromentum 9 jari
! 2 4kral hangat, kering, kemerahan, T 1!070, nadi @03menit, (#T ! detik,
*1*! reguler, murmur %-&, gallop %-&
2
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
26/30
!)
" 2 Produksi urin %K&, kuning %K&
) 2 istended, ising /sus sulit di e$aluasi
9 2 Mobilitas %-&, edema %-&, skoliosis %-&, lordosis %-&
9,* Manajemen Saluran Pernapasan dan Pertimbangan Teknik Anestesi
Mengenai saluran pernapasan, sesuai dengan algoritma manajemen saluran
pernapasan oleh 4merican *ociety of 4nesthesiologists Task >orce on Management
of the ifficult 4irway,1
Manajemen saluran pernapasan pasien obstetri diawali dengan pre$ensi,
langkah pre$ensidilakukan pertama kali dengan mempertimbangkan perubahan
anatomis-fisiologis pada pasien obstetri dengan poin-poin utama yang berupa 2
+enaikan berat badan semasa kehamilan.
Pembesaran payudara.
dema mukosa respiratoris.
Peningkatan resiko aspirasi pulmoner oleh karena muntah.
Perubahan anatomis-fisiologis tersebut dinilai meningkatkan resiko
kerumitan manajemen saluran pernapasan, juga pada usaha pemasangan intubasi,
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
27/30
!9
dan yang harus selalu diingat adalah kemampuan paru-paru ibu hamil dalam
menyimpan oksigen cadangan berkurang karena kebutuhan metabolisme tubuh,
sedangkan yang membutuhkan oksigen bukan hanya ibu saja, namun juga janin
yang dikandungnya. 6angkah pre$ensi pertama yang dapat dilakukan adalah
menghindari penggunaan teknik anestesi umum pada pasien seksio cesaria, dimana
berbagai penyulit seperti kesulitan intubasi seringkali terjadi. +arena tidak ada
kontraindikasi untuk anestesi regional %alergi, fasilitas peralatan kurang, atau
penolakan pasien&, maka pemilihan anestesi spinal pada pasien ini dinyatakan tepat.
9,) Tata Laksana Manajemen Cairan
Terapi cairan perioperatif termasuk 2
Penggantian defisit cairan yang sebelumnya
+ebutuhan maintenance
+ebutuhan luka operasi seperti jumlah darah yang hilang dan hilangnya
cairan akibat e$aporasi dan distribusi internal.
engan tidak adanya intake oral %puasa&, defisit cairan dan elektrolit bisa terjadi
cepat karena terjadinya pembentukan urin, sekresi gastrointestinal, keringat dan
insensible lossesyang terus menerus dari kulit dan paru-paru. +ebutuhan cairan
disebutkan dalam tabel " 2
Tabel 4. Kebutuhan rumatan cairan (morgan 2!"
erat adan #erata (airan %m6kgjam&
10 kg pertama "
10-!0 kg berikutnya ditambahkan !
setiap diatas !0 kg ditambahkan 1
Pasien ini memiliki berat badan )) kg sehingga kebutuhan cairan tiap jamnya
adalah 2
%"310& K %!3!0& K %131)& C @) ccjam.
Metode paling umum yang digunakan untuk memperkirakan hilangnya darah
adalah pengukuran darah dalam wadah hisapsuction atau dapat juga dengan
memperkirakan secara $isual banyaknya darah yang terendam pada spons atau lap
yang terendam darah dimana untuk 1 spon berukuran "3" cm menyerap 10 cc darah
dan lap "3" cm menyerap 100-1)0 cc darah. Pengukuran tersebut dapat menjadi
lebih akurat lagi bila spons atau lap ditimbang terlebih dahulu sebelum dan sesudah
terendam oleh darah.
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
28/30
!7
Pada pasien ini jumlah darah yang hilang diperkirakan senilai 00cc. +ehilangan
cairan intraoperatif juga dapat terjadi akibat e$aporasi dan distribusi ruang ketiga
%contoh akibat luka bakar, infeksi, dll&. +ehilangan cairan dalam bentuk ini dapat
diperkirakan berdasarkan bentuk operasinya seperti pada tabel yang terlampir
pada tinjauan pustaka 2
Tipe Pembedahan 5nsensible 6osses
%ml kg-1.h-1&
+ristalloid
Maintenance
+olloid ollus
%m6&
Minor
%e3 perbaikan
tendon&
1-! ! jarang
dibutuhkan
Moderate
%e3 kolekistektomi &
" ) jarang
dibutuhkan
Major
%e3 reseksi usus&
7-@ 7.) !)0I
Major = askuler
%e3 perbaikan
444&
10-!0 10 !)0I
=/iulangi hingga ter>apai target yang diinginkan
?M>Kinley S- .an T5- *%%)@
Pasien ini menjalani operasi seksio cesaria, jenis operasi ini termasuk operasi
dengan derajat besar sehingga cairan yang hilang adalah 7-@ml 3 )) kg C ""0 cc
;leh karena operasi berlangsung ! jam, maka kebutuhan cairan selama operasi
adalah 2
+ebutuhan cairan rumatan 2 @)ccjam 3 ! C 1@0 cc
+ebutuhan cairan lain 2 ""0ccjam 3! C !0 cc
stimasi jumlah darah yang hilang 2 00ccjam 3! C 900 cc
Produksi /rin 2 !)ccjam 3 ! C )0 cc
C 1190 ccjam
Pada pasien ini diberikan input cairan durante operasi 2
8* 2 1000 cc
+arena penilaian estimasi perdarahan memiliki room of errordengan toleransi %)0-
100cc&, maka resusitasi cairan 8* 1000 cc pada pasien ini dapat dinilai cukup.
/A2TAR PUSTAKA
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
29/30
!?
1. +ucGowski +M, #eisner #*, enumoff jl. 4irway Problems and new solutions for
;bstetric Patients.' !lin &nesth. !00 4ntibiotic prophyla3is.(ndo $op )**+ 1)2
"@1-@".
!.
-
7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria
30/30
!@
1). Prien T, ackhaus 8, Pelster >, et al2 The effect of intraoperati$e fluid
radministration and colloid osmotic pressure on the formation of intestinal edema
during gastrointestinal surgery.' !lin &nesth 1@@0O !2 17-!
19. *cheingraber *, #ehm M, *ehmisch (, et al2 #apid saline infusion produces
hyperchloremic acidosis in patients undergoing gynecologic surgery. 4nesthesiology
1@@@O @02 1!9)-70.
17. Bilkes 8', Boolf #, Mutch M, et al2 The effects of balanced $ersus saline-based
hetastarch and crystalloid solutions on acid-base and electrolyte status and gastric
mucosal perfusion in elderly surgical patients
1?. *hoemaker B(, 4ppel P6, +ram :, et al2 Prospecti$e trial of supranormal $alues
of sur$i$ors as therapeutic goals in high-risk surgical patients. (hest 1@??O
@"21179-?9.
1@.