MANAGEMENT CONFLICT AT WORK PLACE
description
Transcript of MANAGEMENT CONFLICT AT WORK PLACE
MANAGEMENT CONFLICT AT WORK PLACE
Dra. Pramesti Pramono., MPsi., MM.
Dengan materi bahasan ini diharapkan agar peserta memiliki pemahaman yang utuh
tentang pentingnya menguasai dan menerapkan Manajemen Konflik
secara optimal di tempat kerja, sehingga tuntutan pekerjaan yang ada dapat
dicapai secara lebih menyenangkan
AMBAK
1. Mentalitas Dasar Menangani Konflik2. Konsep Umum Manajemen Konflik2. Menyelesaikan / menangani Konflik
Gaya Menangani KonflikMengkomunikasikan Konflik
3. Memahami Situasi dalam Konflik
MATERI BAHASAN
• Perceptions• Values vs Principles• Fears• Needs• Self-esteem
I cannot deal with conflict before I have dealt with myself:
SELALU DIAWALI DENGAN
PENTINGNYA MENGENAL DIRI SENDIRI (SELF AWARENESS)
EMOSI DASAR
1. SENANG2. SEDIH 3. MARAH 4. TAKUT
SELF AWARENESS
PERILAKU EMOSI
8
Kedewasaan
TEGAS PEDULI
MAKNA KEDEWASAAN
“You’re wrong” means“I don’t understand you” – I’m not seeing what you’re
seeing. But there is nothing wrong
with you,you are simply not me and
that’s not wrong” Prather, 1970
Konflik terjadi manakala beberapa orang "tidak sepakat" (disagreement) dan ber-oposisi satu sama lain. Suatu "pandangan" yang berbeda antara dua pihak (atau lebih) dapat menimbulkan "pertentangan" (mutual opposition)
Dalam suatu organisasi, seperti sebuah perusahaan, konflik sering terjadi dan tidak dapat dihindarkan. Karenanya konflik tidak harus dihindarkan. Meskipun demikian harus dikelola dengan konstruktif, agar organisasi memperoleh dampak yang positif Pengelolaan konflik yang konstruktif merupakan "skill" yang seyogyanya dipunyai oleh setiap orang. Hasilnya akan terlihat pada kepuasan dan sukses kerja orang tersebut.
Definisi / Batasan Konflik
Sering dikatakan bahwa konflik adalah "perkelahian" dan dilihat sebagai suatu hal yang mengganggu. Jika konflik menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan organisasi maka disebut konflik yang dis-fungsional
Sebaliknya, konflik yang fungsional (Functional Conflict) terjadi jika perbedaan pendapat dan oposisi yang terjadi, justru memperkuat pencapaian tujuan organisasi. Konflik jenis ini akan meningkatkan kualitas keputusan kelompok
Dengan demikian, pembicaraan konflik tidak menyangkut apakah bersifat negatif atau positif, tetapi yang lebih penting adalah: bagaimana mengelola konflik sehingga menjadi menguntungkan organisasi
Terlalu banyak atau terlalu sedikit konflik seringkali bersifat dis-fungsional. Jika orang tidak mau berbeda pendapat (diam) atau terlalu banyak berkelahi tanpa penyelesaian, maka tujuan mungkin tidak tercapai dan kinerja menjadi tidak optimal. Terlalu banyak konflik dan tidak tahu bagaimana mengatasinya, akan mengakibatkan kekacauan
Konflik yang terkendali adalah penting untuk organisasi karena hasil kinerja akan menjadi optimum
Konflik dan Kinerja
adalah fenomena sosial dalam hubungan
antar manusia yang terjadi karena yang
bersangkutan dihadapkan pada situasi
yang saling bertentangan dari hal-hal
yang memiliki pengaruh seimbang.
Sumber (atau alasan) konflik
a. Perbedaan (diversity) di masyarakat dapat menyebabkan konflik
b. Faktor Komunikasi, seperti karena "poor communication". Lebih matang communication skills, lebih kecil kemungkinan konflik
c. Seseorang (atau kelompok) sering mempunyai tujuan yang
berbeda pada peran masing-masing dalam organisasi dan peran tersebut tidak bisa dibandingkan.
d. Perubahan lingkungan sering mengakibatkan organisasi harus
berubah. Konflik terjadi pada waktu membicarakan apa yang harus berubah, bagaimana merubahnya dan kapan berubahnya.
e. Perebutan sumber daya yang langka dalam organisasi.
f. Faktor Struktural dalam organisasi, seperti: Besarnya organisasi, Partisipasi anggota organisasi, Sistem balas jasa (Reward System)
The Conflict Cycle
Behaviour
Experiences
Interpretations
Beliefs/self-talk
Gejala konflik
• Saran dan komentar diajukan dengan emosional
• Sering terjadi interupsi• Saling menuduh pihak lain• Menolak kompromi dan senang oposisi• Menyerang pribadi, bukan gagasan
Bila konflik tidak dideteksi secara dini dan dicarikan pemecahan dengan segera, dikhawatirkan akan mengganggu keselarasan pencapaian tujuan kelompok.
Produktivitas dan gairah kerja dapat menurun dan karena menurunnya kontribusi anggota kelompok dalam pencapaian tujuan, keefektifan kelompok menjadi berkurang.
ASPEK NEGATIF
ASPEK POSITIF
Pengenalan atas konflik dapat memberikan peluang suatu saluran komunikasi yang baru dan mungkin saja lebih efektif.
Konflik menyehatkan karena dengan konflik ganjalan-ganjalan dapat dikeluarkan, maka emosi dan perasaan yang terpendam dapat terbebaskan.
Konflik dapat menjadi media pendidikan. Seringkali terhadap suatu konflik yang sudah atau sedang terjadi kita dapat belajar menganalisa apa yang terjadi, memahami diri sendiri dan orang lain yang terlibat dalam proses tersebut.
Setelah suatu konflik terjadi dan diselesaikan dapat diharapkan lingkungan kerja yang lebih kondusif dan kompak.
ASPEK POSITIF(2)
Konflik umumnya menyebabkan adanya perubahan-perubahan.
Konflik seringkali merupakan inspirasi terhadap sesuatu yang baru,
Bila jalan keluar dari konflik itu telah ditemukan, perubahan dapat diharapkan terjadi.
Konflik menggerakkan orang-orang. Konflik membantu mengurangi monotonitas dan
kebosanan Konflik membangunkan orang-orang dan membuatnya
bergerak, baik ototnya maupun pikirannya. Konflik merupakan salah satu bentuk komunikasi.
1. Intrapersonal Conflict (Pertentangan intra individu)
2. Interpersonal Conflict (Pertentangan antar individu)
3. Structural Conflict (Pertentangan lembaga)
4. Strategic Conflict (Pertentangan yang diciptakan)
JENIS-JENIS KONFLIK
1. Intrapersonal Conflict (Pertentangan Intra
Individu)
Konflik ini terjadi bila seseorang berada dalam situasi ketidakpastian kepada hal-hal yang bersifat emosional semata, melainkan juga rasional dan nyata.
Seseorang yang tidak mempunyai kejelasan terhadap kontribusi yang dapat diberikannya kepada kelompok dapat membuat keraguan bagi dirinya untuk berbuat sesuatu.
Atau pertentangan antara sistem nilai/norma yang berlaku baginya dengan cara-cara yang akan dilakukan oleh kelompoknya (yang berarti juga oleh dirinya)
2. Interpersonal Conflict (Pertentangan antar
Individu)
Konflik antar individu dalam suatu kelompok seringkali disebabkan karena perbedaan kepribadian, latar belakang, sistem nilai, pendidikan dll.
Konflik seperti ini seringkali mewarnai hubungan atasan bawahan atau antar rekan sejawat yang memiliki gaya/sikap pribadi yang berbeda dan cukup berarti dibanding keadaan umum dikelompok tersebut.
Pertentangan ini merupakan pertentangan antar kelompok atau sub-kelompok.
Biasanya karena secara struktural kelompok-kelompok dipilih dengan alasan tertentu, setiap kelompok menyusun alasan yang berbeda. Apalagi jika sasaran lembaga sebagai kelompok yang lebih besar tidak bisa dijelaskan secara gamblang kepada kelompok-kelompok yang ada, maka kemungkinan terjadinya konflik antar kelompok akan semakin besar.
3. Structural Conflict (Pertentangan
Lembaga)
4. Strategic Conflict (Pertentangan yang
Diciptakan)
Kadang-kadang untuk tujuan tertentu, diciptakan konflik dengan sengaja biasanya dengan tujuan yang baik, namun jika salah kelola akibatnya juga akan membahayakan.
BAGAN KEMUNGKINAN
Kompetisi
Menghindar
Mengalah
Kompromi
Kolaborasi
SIX STEPS IN THE CONFLICT RESOLUTION PROCESS
Step 1: Acknowledge that
conflict exists
Step 2: Identify the
“real” conflict
Step 3: Listen actively to all points of view
Step 4:Explore and
generate ways to resolve the conflict
Step 5: Select a solution
and clarify responsibilities
Step 6: Schedule a follow-
up session to review progress
GAYA MENGELOLA KONFLIK
GAYA MENGELOLA KONFLIK
Accommodating Conflict Style
Passive
Behavior
You win, I lose
Collaborating Conflict Style
Assertive Behavior
You win, I winNegotiating
Conflict Style Assertive Behavior
You win some,I win Some
AvoidingConflict Style
Passive Behavior
You lose, I lose
ForcingConflict Style
Aggressive Behavior
You lose, I win
High Concern for
other' Needs
High Concern for Others' and own Needs
Low concern for others'
and own Needs
High Concern for Own Needs
AktifEXTROVERT
INTROVERTPasif
FEELINGPeople Oriented
THINKING Task Oriented
DOMINANT (DIVING)DominantDrivingDecisiveDemandingDeterminded
QUADRANT
INFLUENCE (INSPIRING)InspiringImpressiveInfluenceInteractiveInterested in People
COMPLIANCE (CORRECT) CarefulCorrectCalculatingConsistentCompliant
STEADINESS (STABLE)StableSubmissiveSupportiveSteadyStatus Quo
4 GAYA PERILAKU
DOMINANCE INFLUENCE STEADINESS COMPLIANCE
TIPE ORIENTASI
TUGAS
TIPE ORIENTASI MANUSIA
V
TIPE LANGKAH
Cepat Cepat Lambat Lambat
APA YANG MEREKA
CARI ?
Kekuasaan dan pengendalian
Popularitas dan prestige
Ketulusan dan penghargaan
Keakuratan dan presisi
BAGAIMANA MEMBUAT
KEPUTUSAN
Pasti Spontan Dengan musyawarah
Dengan Pertimbangan
Situasi penggunaan Gaya Konflik yang Tepat
CONFLICT MODE UNTUK SITUASI
Competing/Forcing
1. Jika suatu tindakan atau keputusan yang cepat (dan vital) harus diambil. Contoh: keadaan darurat (emergency)
2. Kebijakan yang tidak populer seperti : Penekanan Biaya, disiplin
Collaborating1. Untuk penyelesaian yang integratif, dimana pertimbangan
kedua pihak terlalu penting untuk dikompromikan2. Untuk menggabung perspektif yang berbeda
Compromising
1. Jika tujuan yang ingin dicapai cukup penting, tetapi potensi bahaya kekacauan cukup besar kalau dipaksakan
2. Mencapai penyelesaian sementara untuk hal yang kompleks
Avoiding
1. Jika ada hal lain yang lebih menekan2. Jika tidak ada kemungkinan pendapat kita diterima3. Jika potensi kekacauan lebih besar jika dipaksakan4. Membuat orang "cool down" dulu dan mencari pandangan
baru5. Jika orang lain dapat menyelesaikan konflik secara lebih
effektif
Accommodating
1. Jika hal yang dibicarakan lebih penting untuk pihak lain dibanding untuk kita, untuk lebih memuaskan mereka dan memelihara kerjasama
2. Untuk meminimumkan kerugian3. Agar bawahan belajar dari kesalahannya
WHY PEOPLE AVOID CONFLICT?
• Menyakiti,• Tidak disenangi,• Kehilangan relationship,• Dimarahi,• Dianggap marah-marah,• Dipandang egois,• Salah omong,• Gagal,• Ingin menangnya sendiri,
Terdapat beberapa alasan seseorang menghindari konflik, karena khawatir akan:
Pada hakekatnya situasi menang-kalah bisa :a. Menghabiskan waktu dan energi.b. Menunda keputusan,c. Menimbulkan jalan buntu,d. Menyisihkan anggota kelompok yang tidak agresif,e. Merintangi kesediaan untuk mendengarkan,f. Menghambat eksplorasi alternatif yang lebih banyak,g. Mengurangi atau merusak kepekaan anggota,h. Menyebabkan permintaan keluar atau berhenti menjadi anggota,i. Membangkitkan kemarahan yang merusak pertemuan / perundingan,j. Merintangi perkembangan penghayatan (empati),k. Meninggalkan perasaan sakit hati pada yang kalah,l. Membuat yang kalah cenderung menyabot,m.Merangsang timbulnya kesewenang-wenangan pribadi, dann. Menyebabkan timbulnya tindakan mempertahankan diri.
SITUASI MENANG-KALAH
Kesepakatan Untuk Menang- Menang Dan Sinergi Dalam
Menangani Konflik
Saran untuk mencapai suatu kesepakatan :1. Perdebatan untuk mencapai kemenangan perseorangan harus dihindari.
Dalam konsensus, yang dianggap “benar” adalah hasil pertimbangan bersama.
2. Konflik tentang gagasan, pemecahan masalah, prediksi, dsb., harus dipandang sebagai hal yang menunjang, bukan sebagai penghambat proses pencarian kesepakatan.
3. Pemecahan paling baik terjadi kalau anggota menerima tanggung jawab sebagai “pendengar” maupun sebagai “orang yang didengarkan,” sehingga semua anggota terlibat dalam setiap hal yang akan diputuskan.
4. Tingkah laku untuk mengurangi ketegangan dapat berguna sejauh konflik yang bermakna itu tidak “disingkirkan” terlalu diri.
5. Tiap anggota memiliki tanggung jawab untuk memantau proses yang berlangsung dalam kelompok itu.
6. Hasil kelompok yang paling baik berasal dari perpaduan informasi, logika, dan emosi. Pertimbangan tentang apa yang paling baik akan melibatkan perasaan anggota mengenai data dan keputusan yang diambil.
Collaboration means moving from …
Me & the Problem vs. You
to
Me & You vs. the Problem
MENYEPAKATI BATAS KONFLIK
1. Menggambarkan tindakan masing-masing pihak tanpa mencap atau mencerca pihak lain
2. Menetapkan konflik itu sebagai masalah bersama yang harus diselesaikan, tidak sebagai perjuangan ‘menang-kalah’
3. Menentukan konflik itu sespesifik mungkin
4. Mendeskripsikan perasaan-penasaan kita dan perasaan-perasaan pihak lain
5. Menggambarkan tindakan kita serta tindakan pihak lain yang menyebabkan konflik terjadi dan yang bisa menyebabkan konflik berlanjut, dengan maksud memudahkan penyelesaiannya.
Kalau akan mulai membicarakan tentang konflik, kita seharusnya sudah mempunyai definisi pribadi.
Agar dapat disetujui kedua belah pihak, maka definisi konflik itu perlu:
MENGKOMUNIKASIKAN PERASAAN/POSISI
1. ‘Bertengkar’lah tentang Masalah, Bukan tentang Kepribadian
2. Selidiki Perbedaan Sebelum Menjajagi Persamaan
3. Mengatur Perasaan
Mengkomunikasikan Perasaan / Posisi
“You’re wrong” means“I don’t understand you” –
I’m not seeing what you’re seeing. But there is nothing wrong with you,you are simply not me and that’s not
wrong”
Prather, 1970
Terima Kasih Atas Partisipasi Aktif Anda
For futher information please contact
[email protected]@yahoo.com