Makalah TEORI belajar

19
TEORI -TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perencanaan Program Pembelajaran Biologi Dosen Pengampu: Widodo, M.Pd. Disusun Oleh: Luluk Hamidah : 10680059 Sari Eka Pratiwi :10680013 Faricha Alfiani :10680040 Tri Yuliyanti :10680044 Khaswandi :10680049 JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Transcript of Makalah TEORI belajar

Page 1: Makalah TEORI belajar

TEORI -TEORI BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Perencanaan Program Pembelajaran Biologi

Dosen Pengampu: Widodo, M.Pd.

Disusun Oleh:

Luluk Hamidah : 10680059

Sari Eka Pratiwi :10680013

Faricha Alfiani :10680040

Tri Yuliyanti :10680044

Khaswandi :10680049

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA

2012

Page 2: Makalah TEORI belajar

BAB I

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan

peserta didik. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang pendidik

seharusnya menyiapkan berbagai kebutuhan sebalum mengajar termasuk kebutuhan

setelah mengajar. merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran merupakan

kegiatan wajib yang dilakukan guru sehingga perlu untuk mempelajari teori-teori belajar

walaupun implikasinya tak semanis teorinya. Dengan demikian guru dapat berkreasi dan

berinovasi pada kelasnya dengan teori yang mendasari proses pembelajaran tersebut.

Terdapat banyak teori belajar yang mendasari proses pembelajaran. Beberapa

diantaranya yaitu teori Piaget, teori Gagne, teori Bruner, dan teori Ausubel. Teori belajar

Ausubel secara umum memaparkan bahwa pembelajaran harus bermakna yang terbagi

dalam dua dimensi yaitu penyampaian informasi dan penemuan. Teori belajar Gagne

yang menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam

diri dan keduanya saling berinteraksi. Teori belajar brunner belajar merupakan proses

eksplorasi ilmiah (discovery learning), serta teori Piaget, memusatkan perhatian

perkembangan fikiran manusia secara alami dari lahir sampai dewasa. Pada makalah ini

akan dipaparkan lebih lanjut mengenai keempat teori belajar tersebut balam

mempengaruhi pembelajaran.

Page 3: Makalah TEORI belajar

BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI BELAJAR PIAGET

1. Biografi Singkat

Jean Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Ia adalah anak

seorang sejarawan. Masa kanak-kanak Jean Piaget banyak dipengaruhi oleh apa

yang ia lihat pada ayahnya, seorang pria yang berdedikasi pada penelitian dan

pekerjaannya. Karenanya, sejak kanak-kanak dia sangat suka belajar, terutama

dalam hal ilmu pengetahuan alam. Saat dia berumur sebelas tahun, tulisannya

tentang burung gereja "albino` (memiliki kulit yang benar-benar pucat atau

terang) yang langka, diterbitkan yang pertama dari ratusan artikel dan lebih dari

lima puluh buku. Jean Piaget adalah seorang psikolog dan pendidik

berkebangsaan Swiss, terkenal karena teori pembelajaran berdasarkan tahap yang

berbeda-beda dalam perkembangan intelegensi anak. Piaget menerima gelar

kehormatan dari Univeristas Oxford dan Harvard dan memukau banyak peserta

konferensi tentang perkembangan dan cara belajar anak. Namun demikian, ia

tetap rendah hati dan memilih untuk menghindari sorotan publik. Gaya hidup

seperti itu memampukannya untuk lebih lagi mengembangkan teorinya.

2. Prinsip Dasar Teori Jean Piaget

Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yang

menyeluruh, yang mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi dan

psikologis (perkembangan jiwa). Konsep piaget mengenai perkembangan kognitif

berasal dari kepuasannya atas perkembangan biologi dari organism tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Piaget, bahwa organisasi itu bukan

suatu penyebab yang pasif dalam perkembangan genetic. Perubahan genetic

bukan kejadian kebetulan yang menyebabkan makhluk tetap bertahan hidup oleh

proses seleksi yang dikuasai lingkungan, akan tetapi soal hidupnya makhluk

dikarenakan adanya proses interaksi antar organisme dengan lingkungan.

Page 4: Makalah TEORI belajar

Perkembangan biologi ini juga memberikan dasar bagi perkembanan intelek.

Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap

lingkungan. Contoh : manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut untuk

melindunginya dari dingin; manusia tidak mempunyai kecepatan untuk lari dari

hewan pemangsa; manusia juga tidak mempunyai keahlian dalam memanjat

pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk memproduksi pakaian &

kendaraan untuk transportasi.

Lebih lanjut Piaget, mengemukakan bahwa ada 4 faktor yang

mempengaruhi perkembangan kogitif, yaitu:

a. Lingkungan Fisik, dalam hal ini perlu dilakukan karena bagaimanapun

juga interaksi antara individu dan dunia luar merupakan dumber

informasi baru.

b. Kematanga, yaitu suatu kondisi yang penting bagi perkembangan

kognitif. Perkembangan ini biasanya berlangsung dengan kecepatan

yang berlainan, tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan

kegiatan siswa dalam belajar.

c. Lingkungan sosial, hal ini termasuk peranan bahasa dan pendidikan.

pentingnya lingkungan sosial adalah pengalaman ini dapat memacu

dan menghambat perkembangan struktur kognitif.

d. Proses pengaturan dan pengoreksi diri si belajar, yang lebih dikenal

dengan ekuibilitas. Peran ekuibilitas adalah mengatur interaksi spesifik

dari individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, sehingga

perkembangan kognitif dapat berjalan secara terpadu dan tersusun

baik.

3. Implikasi Teori Perkembangan Kognitif Piaget dalam Pembelajaran

Page 5: Makalah TEORI belajar

a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena

itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara

berfikir anak.

b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan

dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan

lingkungan sebaik-baiknya.

c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak

asing.

d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

B. TEORI BELAJAR GAGNE

1. Biografi Singkat

Robert Mils Gagne adalah seorang ilmuan psikologi yang lahir pada tahun

1916 di Nort Andover, M.A da meninggal dunia pada tahun 2002. Setelah lulus

SMA dia melanjutkan pendidikan di Yale University. Pada tahun 1937 Gagne

mendapat gelar B.A dari Yale University dan pada tahun 1940 memperoleh gelar

Ph.D. pada bidang psikologi di Brown University. Gelar professor diperolehnya

ketika mengajar di Connecticut College for women tahun 1949. Demikian pula di

Penn State University 1945-1946, dan terakhir diperolehnya dari Florida State

University 1949-1958. Gagne menjadi direktur Perceptual and MoTOR Skills

Laboratory US Air Force. Pada waktu inilah dia mulai mengembangkan teori

“Conditions of Learning” pada tahun 1965 yang mengarah kepada hubungan

tujuan pembelajaran dan kesesuaian dengan desain pengajaran.

2. Teori Kondisi Belajar Gagne

Teori gagne memadukan proses kognitif si belajar dan stimulasi dari

lingkungan dalam perolehan berbagai belajar. Menurut Gagne, belajar terdiri dari

tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal (stimulus dari lingkungan dalam

acara belajar), kondisi internal (yang menggambarkan keadaan internal dan proses

kognitif siswa), dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal,

ketrampilan intelek, ketrampilan motorik, sikap dan siasat kognitif. Kondisi

Page 6: Makalah TEORI belajar

internal belajar ini berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar, dari interaksi

tersebut tampaklah hasil belajar.

Gagne menyarankan adanya kejadian-kejadian instruksi. Menurut Gagne,

bukan hanya guru yang dapat memberikan instruksi, kejadian belajarnya juga

dapat diterapkan baik pada belajar penemuan, atau belajar di luar kelas, maupun

belajar didalam kelas. Kejadian-kejadian instruksi yang ditujukan pada guru yang

menyajikan suatu pelajaran pada sekelompok siswa, adalah sebagai berikut:

a. Mengaktifkan motivasi (activating motivation)

b. Member tahu tujuan-tujuan belajar

c. Mengarahkan perhatian (directing attention)

d. Merangsang ingatan ( stimulating recall)

e. Menyediakan bimbingan belajar

f. Meningkatkan retensi ( enchancing retention)

g. Melancarkan transfer belajar

h. Mengeluarkan penampilan memberikan umpan balik

Delapan fase belajar diatas merupakan kejadian-kejadian eksternal yang

dapat distrukturkan oleh siswa atau guru, dan setiap fase ini dipasangkan dengan

suatu proses internal yang terjadi didalam pikiran sisiwa. Dengan demikian,

belajar belajar menurut pandangan gagne adalah suatu proses yang kompleks, dan

hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan: 1). Stimulasi

yang berasal dari lingkungan, 2). Proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar,.

Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

C. TEORI BELAJAR BRUNER

1. Biografi Singkat

Brunner yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner adalah seorang

ahli psikologi (1915) dari Universitas Hrvard, Amerika Serikat, telah

mempelopori aliran psikologi kognitif yang member dorongan agar pendidikan

memberikan perharian pada pentingnya pengembangan berfikir. Bruner banyak

memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana

manusia belajar, atau memperoleh pengetahuan dan mentransformasi

Page 7: Makalah TEORI belajar

pengetahuan. Bukunya tentang pendidikan yang terlihat mendukung prinsip

kognitivisme antara lain adalah The Process of Education (1960), dan The Culture

of Education (1996).

2. Teori Discovery Learning Jerome S. Bruner

Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses,

pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu

proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar

informasi yang diberikan kepada dirinya. Dasar teori Bruner adalah ungkapan

Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar di

kelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan (discovery learning), siswa

mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir

yang yang sesuai dengan tingkat kemajuan berfikir anak.

Menurut Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif, para

pembelajar harus melalui tiga tahapan pembelajaran. Tiga tahapan perkembangan

intelektual itu menurut Bruner meliputi:

a. Enaktif (enactive), dalam tahap ini peserta didik di dalam belajarnya

menggunakan atau memanipulasi objek-objek secara langsung.

b. Tahap ikonik, pada tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak

mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-

objek. Dalam tahap ini, peserta didik tidak memanipulasi langsung

obyek-obyek, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan

menggunakan gambaran dari obyek. Pengetahuan disajikan oleh

sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep.

c. Tahap Simbolik, tahap ini anak memanipulasi symbol-simbol secara

langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Anak

mencapai transisi dari penggunaan penyajian ikonik ke penggunaan

penyajian simbolik yang didasarkan pada sistem berpikir abstrak dan

lebih fleksibel. Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan

dengan sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan

diproses untuk mencapai pemahaman.

Page 8: Makalah TEORI belajar

Teori pembelajaran lain yang terkenal dari Jerome bruner adalah teori

pembelajaran konsep (concept learning) atau pembelajaran kategori atau dikenal

sebagai pemerolehan konsep ( consept attainment). Teori ini dikembangkan

bersama Goodnow dan Austin (1967). Mereka mendefinisikan pemerolehan

konsep atau pembelajaran konsep sebagai pencarian atau pendaftaran atribut-

atribut yang dapat digunakan untuk membedakan bermacam-macam kategori

eksemplar dan kategori noneksemplar. Eksemplar adalah contoh khusus (specific

instances) atau kejadian-kejadian yang relevan dan bermakna untuk pembelajaran.

Noneksemplar adalah kejadian-kejadian yang tidak ada hubungannya langsung

dengan pembelajaran. Konsep dimaksudkan sebagai kategori mental yang

membantu kita mengklasifikasi objek, kejadian atau ide-ide pada setiap objek,

setiap kejadian, setiap gagasan yang membentuk seperangkat himpunan dengan

cirri-ciri umum yang relevan. Jadi, pembelajaran konsep adalah strategi yang

mempersyaratkan seorang pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan

kelompok-kelompok atau kategori yang tidak mengandung ciri-ciri konsep yang

relevan dengan kelompok atau kategori yang tidak mengandung cirri-ciri konsep

yang relevan.

D. TEORI BELAJAR AUSUBEL

1. Biografi singkat

David Paul Ausubel (1918-2008) merupakan ahli psikologi Amerika.

Ausubel dilahirkan pada 25 Oktober 1918, dan dibesarkan di Broklyn New

York.beliau mendapat pendidikan di Universiti of Pennsylvania dan mendapat

ijazah kehormatan pada tahun 1939 di bidang psikologi. Pada tahun 1976,

menerima anugrah Thorndike dari Persatuan Psikologi Amerika atas sumbangan

beliau dalam bidang psikologi pendidikan.

2. Teori Belajar Ausubel

Teori belajar Ausubel terkenal dengan belajar bermakna. Ausubel

(Dahar:1996:112) mengartikan belajar bermakna sebagai suatu proses mengaitkan

informasi baru pada konsep- konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur

kognitif seseorang. Menurut Nasution (Nurhayati:2009:10) bahwa meaningfull

Page 9: Makalah TEORI belajar

learning atau belajar yang mengandung makna hanya akan tercapai bila ada

keterkaitan intelektual antara apa yang telah dipelajari dengan pengetahuan

barunya.

Menurut Ausubel (Dahar:1996:116) faktor yang mempengaruhi belajar

bermakna adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan

dalam suatu bidang studi pada waktu tertentu. Sifat –sifat struktur kognitif

menentukan validitas dan kejelasan arti yang timbul pada waktu informasi baru

masuk ke dalam struktur kognitif itu, demikian juga sifat proses interaksi yang

terjadi. Jadi, jika struktur kognitif itu stabil, jelas, dan teratur dengan baik maka

arti- arti yang jelas akan timbul dan cenderung bertambah.

Ausubel menolak pendapat bahwa semua kegiatan belajar dengan

menemukan adalah bermakna, sedangkan kegiatan dengan ceramah adalah kurang

bermakna. Belajar perlu bila seseorang memperoleh informasi baru dalam dunia

pengetahuan yang tidak berhubungan dengan apa yang telah diketahui. Menurut

Ausubel, seseorang belajar dengan mengasoasikan fenomena baru ke dalam

semua yang telah ia punya, sehingga dapat mengembangkan skema yang ada atau

dapat mengubahnya. Dalam proses belajar ini siswa mengkonstruksi apa yang

telah dipelajari sendiri.

Menurut Ausubel dan Novak (Dahar:1996:115) ada tiga kebaikan belajar

bermakna, yaitu:

1. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diinget.

2. Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep yang relevan sebelumnya

dapat meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga

memudahkan proses belajar mengajar berikutnya untuk memberi pelajaran

yang mirip.

3. Informasi yang pernah dilupakan setelah dikuasai sebelumnya masih diingat,

sehingga memudahkan proses belajar mengajar untuk materi pelajaran yang

mirip walaupun telah lupa.

Bedasarkan pandangannya tentang belajar bermakna, David Ausable

mengajukan 4 prinsip pembelajaran , yaitu:

a. Pengatur awal (advance organizer)

Page 10: Makalah TEORI belajar

Pengatur awal atau bahan pengait dapat digunakan guru dalam

membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi

maknanya. Penggunaan pengatur awal yang tepat dapat meningkatkan

pemahaman berbagai macam materi , terutama materi pelajaran yang telah

mempunyai struktur yang teratur. Pada saat mengawali pembelajaran

dengan suatu pokok bahasan, sebaiknya “pengatur awal” itu digunakan,

sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

b. Diferensiasi progresif

Dalam proses belajar bermakna perlu ada pengembangan dan

kolaborasi konsep-konsep. Caranya unsur yang paling umum dan inklusif

diperkenalkan dahulu kemudian baru yang lebih mendetail, berarti proses

pembelajaran dari umum ke khusus.

c. Belajar superordinat

Belajar superordinat adalah proses struktur kognitif yang

mengalami petumbuhan kearah deferensiasi, terjadi sejak perolehan

informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif

tersebut. Proses belajar akan terus berlangsung hingga pada suatu saat

ditemukan hal-hal baru.

d. Penyesuaian Integratif

Pembelajaran ini digunakan untuk mengatasi apabila dua atau

lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama.

Caranya materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat

menggunakan hiierarkhi-hierarkhi konseptual ke atas dan ke bawah

selama informasi disajikan.

Penangkapan (reception learning). Belajar penangkapan pertama kali

dikembangkan oleh David Ausable sebagai jawaban atas ketidakpuasan model

belajar diskoveri yang dikembangkan oleh Jerome Bruner. Menurut Ausubel ,

siswa tidak selalu mengetahui apa yang penting atau relevan untuk dirinya sendiri

sehigga mereka memerlukan motivasi eksternal untuk melakukan kerja kognitif

dalam mempelajari apa yang telah diajarkan di sekolah. Ausable menggambarkan

model pembelajaran ini dengan nama belajar penangkapan. Para pakar teori

Page 11: Makalah TEORI belajar

belajar penangakapan menyatakan bahwa tugas guru adalah; Menstrukturkan

situasi belajar, memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan siswa,

menyajikan materi pembelajaran secara terorganisir yang dimulai dari gagasan

Inti belajar penangkapan yaitu pengajaran ekspositori , yakni

pembelajaran sistematik yang direncanakan oleh guru mengenai informasi yang

bermakna (meaningful information). Pembelajaran ekspositori itu terdiri dari tiga

tahap, yaitu:

1) Penyajian advance organizer

Advance organizer merupakan pernyataan umum yang

memperkenalkan bagian-bagian utama yang tercakup dalam urutan

pengajaran. Advance organizer berfungsi untuk menghubungkan gagasan

yang disajikan di dalam pelajaran dengan informasi yang berada didalam

pikiran siswa, dan memberikan skema organisasional terhadap informasi

yang sangat spesifik yang disajikan.

2) Penyajian materi atau tugas belajar.

Dalam tahap ini, guru menyajikan materi pembelajaran yang baru

dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, film, atau menyajikan

tugas-tugas belajar kepada siswa. Ausable menekankan tentang

pentingnaya mempertahankan perhatian siswa, dan juga pentingnya

pengorganisasian materi pelajaran yang dikaitkan dengan struktur yang

terdapat didalam advance organizer. Dia menyarankan suatu proses yang

disebut dengan diferensiasi progresif, dimana pembelajaran berlangsung

setahap demi setahap, dimulai dari konsep umum menuju kepada

informasi spesifik, contoh-contoh ilustratif, dan membandingkan antara

konsep lama dengan konsep baru.

3) Memperkuat organisasi kognitif.

Ausable menyarankan bahwa guru mencoba mengkaitkan

informasi baru ke dalam stuktur yang telah direncanakan di dalam

permulaan pelajaran, dengan cara mengingatkan siswa bahwa rincian yang

bersifat spesifik itu berkaitan dengan gambaran informasi yang bersifat

Page 12: Makalah TEORI belajar

umum. Pada akhir pembelajaran, siswa diminta mengajukan pertanyaan

pada diri sendiri mengenai tingkat pemahamannya terhadap pelajaran

yangbaru dipelajari, menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah

dimiliki dan pengorganisasian materi pembelajaran sebagaimana yang

dideskripsikan didalam advance organizer. Di samping itu juga

memberikan pertanyaan kepada siswa dalam rangka menjajagi keluasan

pemahaman siswa tentang isi pelajaran.

3. Implikasi Teori Belajar Ausubel dalam Proses Pembelajaran

Implikasi teori belajar Ausubel dalam menunjang proses pembelajaran

diantaranya:Pengajaran secara ekspositori, menjelaskan isi pelajaran dalam

bentuk fakta yang tersusun secara lengkap, pembelajaran berkembang secara

deduktif (dipadukan antara prinsip dengan contoh), mengaitkan konsep yang telah

dipelajari dengan konsep baru

BAB III

PENUTUP

Page 13: Makalah TEORI belajar

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Uno,M.Pd. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta

Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.

Yogyakarta: Teras

Suyono, Prof Dr,dan Hariyanto M.S, Mp.d, Drs. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori

dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hartinah,Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama