Makalah konsep dasar strategi pembelajaran dan teori belajar
Makalah TEORI belajar
-
Upload
lulu-hamidah -
Category
Documents
-
view
237 -
download
10
Transcript of Makalah TEORI belajar
![Page 1: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/1.jpg)
TEORI -TEORI BELAJAR
DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Perencanaan Program Pembelajaran Biologi
Dosen Pengampu: Widodo, M.Pd.
Disusun Oleh:
Luluk Hamidah : 10680059
Sari Eka Pratiwi :10680013
Faricha Alfiani :10680040
Tri Yuliyanti :10680044
Khaswandi :10680049
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA
2012
![Page 2: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan
peserta didik. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang pendidik
seharusnya menyiapkan berbagai kebutuhan sebalum mengajar termasuk kebutuhan
setelah mengajar. merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran merupakan
kegiatan wajib yang dilakukan guru sehingga perlu untuk mempelajari teori-teori belajar
walaupun implikasinya tak semanis teorinya. Dengan demikian guru dapat berkreasi dan
berinovasi pada kelasnya dengan teori yang mendasari proses pembelajaran tersebut.
Terdapat banyak teori belajar yang mendasari proses pembelajaran. Beberapa
diantaranya yaitu teori Piaget, teori Gagne, teori Bruner, dan teori Ausubel. Teori belajar
Ausubel secara umum memaparkan bahwa pembelajaran harus bermakna yang terbagi
dalam dua dimensi yaitu penyampaian informasi dan penemuan. Teori belajar Gagne
yang menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam
diri dan keduanya saling berinteraksi. Teori belajar brunner belajar merupakan proses
eksplorasi ilmiah (discovery learning), serta teori Piaget, memusatkan perhatian
perkembangan fikiran manusia secara alami dari lahir sampai dewasa. Pada makalah ini
akan dipaparkan lebih lanjut mengenai keempat teori belajar tersebut balam
mempengaruhi pembelajaran.
![Page 3: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI BELAJAR PIAGET
1. Biografi Singkat
Jean Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Ia adalah anak
seorang sejarawan. Masa kanak-kanak Jean Piaget banyak dipengaruhi oleh apa
yang ia lihat pada ayahnya, seorang pria yang berdedikasi pada penelitian dan
pekerjaannya. Karenanya, sejak kanak-kanak dia sangat suka belajar, terutama
dalam hal ilmu pengetahuan alam. Saat dia berumur sebelas tahun, tulisannya
tentang burung gereja "albino` (memiliki kulit yang benar-benar pucat atau
terang) yang langka, diterbitkan yang pertama dari ratusan artikel dan lebih dari
lima puluh buku. Jean Piaget adalah seorang psikolog dan pendidik
berkebangsaan Swiss, terkenal karena teori pembelajaran berdasarkan tahap yang
berbeda-beda dalam perkembangan intelegensi anak. Piaget menerima gelar
kehormatan dari Univeristas Oxford dan Harvard dan memukau banyak peserta
konferensi tentang perkembangan dan cara belajar anak. Namun demikian, ia
tetap rendah hati dan memilih untuk menghindari sorotan publik. Gaya hidup
seperti itu memampukannya untuk lebih lagi mengembangkan teorinya.
2. Prinsip Dasar Teori Jean Piaget
Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yang
menyeluruh, yang mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi dan
psikologis (perkembangan jiwa). Konsep piaget mengenai perkembangan kognitif
berasal dari kepuasannya atas perkembangan biologi dari organism tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Piaget, bahwa organisasi itu bukan
suatu penyebab yang pasif dalam perkembangan genetic. Perubahan genetic
bukan kejadian kebetulan yang menyebabkan makhluk tetap bertahan hidup oleh
proses seleksi yang dikuasai lingkungan, akan tetapi soal hidupnya makhluk
dikarenakan adanya proses interaksi antar organisme dengan lingkungan.
![Page 4: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/4.jpg)
Perkembangan biologi ini juga memberikan dasar bagi perkembanan intelek.
Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap
lingkungan. Contoh : manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut untuk
melindunginya dari dingin; manusia tidak mempunyai kecepatan untuk lari dari
hewan pemangsa; manusia juga tidak mempunyai keahlian dalam memanjat
pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk memproduksi pakaian &
kendaraan untuk transportasi.
Lebih lanjut Piaget, mengemukakan bahwa ada 4 faktor yang
mempengaruhi perkembangan kogitif, yaitu:
a. Lingkungan Fisik, dalam hal ini perlu dilakukan karena bagaimanapun
juga interaksi antara individu dan dunia luar merupakan dumber
informasi baru.
b. Kematanga, yaitu suatu kondisi yang penting bagi perkembangan
kognitif. Perkembangan ini biasanya berlangsung dengan kecepatan
yang berlainan, tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan
kegiatan siswa dalam belajar.
c. Lingkungan sosial, hal ini termasuk peranan bahasa dan pendidikan.
pentingnya lingkungan sosial adalah pengalaman ini dapat memacu
dan menghambat perkembangan struktur kognitif.
d. Proses pengaturan dan pengoreksi diri si belajar, yang lebih dikenal
dengan ekuibilitas. Peran ekuibilitas adalah mengatur interaksi spesifik
dari individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, sehingga
perkembangan kognitif dapat berjalan secara terpadu dan tersusun
baik.
3. Implikasi Teori Perkembangan Kognitif Piaget dalam Pembelajaran
![Page 5: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/5.jpg)
a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena
itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara
berfikir anak.
b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.
c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
B. TEORI BELAJAR GAGNE
1. Biografi Singkat
Robert Mils Gagne adalah seorang ilmuan psikologi yang lahir pada tahun
1916 di Nort Andover, M.A da meninggal dunia pada tahun 2002. Setelah lulus
SMA dia melanjutkan pendidikan di Yale University. Pada tahun 1937 Gagne
mendapat gelar B.A dari Yale University dan pada tahun 1940 memperoleh gelar
Ph.D. pada bidang psikologi di Brown University. Gelar professor diperolehnya
ketika mengajar di Connecticut College for women tahun 1949. Demikian pula di
Penn State University 1945-1946, dan terakhir diperolehnya dari Florida State
University 1949-1958. Gagne menjadi direktur Perceptual and MoTOR Skills
Laboratory US Air Force. Pada waktu inilah dia mulai mengembangkan teori
“Conditions of Learning” pada tahun 1965 yang mengarah kepada hubungan
tujuan pembelajaran dan kesesuaian dengan desain pengajaran.
2. Teori Kondisi Belajar Gagne
Teori gagne memadukan proses kognitif si belajar dan stimulasi dari
lingkungan dalam perolehan berbagai belajar. Menurut Gagne, belajar terdiri dari
tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal (stimulus dari lingkungan dalam
acara belajar), kondisi internal (yang menggambarkan keadaan internal dan proses
kognitif siswa), dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal,
ketrampilan intelek, ketrampilan motorik, sikap dan siasat kognitif. Kondisi
![Page 6: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/6.jpg)
internal belajar ini berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar, dari interaksi
tersebut tampaklah hasil belajar.
Gagne menyarankan adanya kejadian-kejadian instruksi. Menurut Gagne,
bukan hanya guru yang dapat memberikan instruksi, kejadian belajarnya juga
dapat diterapkan baik pada belajar penemuan, atau belajar di luar kelas, maupun
belajar didalam kelas. Kejadian-kejadian instruksi yang ditujukan pada guru yang
menyajikan suatu pelajaran pada sekelompok siswa, adalah sebagai berikut:
a. Mengaktifkan motivasi (activating motivation)
b. Member tahu tujuan-tujuan belajar
c. Mengarahkan perhatian (directing attention)
d. Merangsang ingatan ( stimulating recall)
e. Menyediakan bimbingan belajar
f. Meningkatkan retensi ( enchancing retention)
g. Melancarkan transfer belajar
h. Mengeluarkan penampilan memberikan umpan balik
Delapan fase belajar diatas merupakan kejadian-kejadian eksternal yang
dapat distrukturkan oleh siswa atau guru, dan setiap fase ini dipasangkan dengan
suatu proses internal yang terjadi didalam pikiran sisiwa. Dengan demikian,
belajar belajar menurut pandangan gagne adalah suatu proses yang kompleks, dan
hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan: 1). Stimulasi
yang berasal dari lingkungan, 2). Proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar,.
Setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
C. TEORI BELAJAR BRUNER
1. Biografi Singkat
Brunner yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner adalah seorang
ahli psikologi (1915) dari Universitas Hrvard, Amerika Serikat, telah
mempelopori aliran psikologi kognitif yang member dorongan agar pendidikan
memberikan perharian pada pentingnya pengembangan berfikir. Bruner banyak
memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana
manusia belajar, atau memperoleh pengetahuan dan mentransformasi
![Page 7: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/7.jpg)
pengetahuan. Bukunya tentang pendidikan yang terlihat mendukung prinsip
kognitivisme antara lain adalah The Process of Education (1960), dan The Culture
of Education (1996).
2. Teori Discovery Learning Jerome S. Bruner
Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses,
pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu
proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar
informasi yang diberikan kepada dirinya. Dasar teori Bruner adalah ungkapan
Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar di
kelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan (discovery learning), siswa
mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir
yang yang sesuai dengan tingkat kemajuan berfikir anak.
Menurut Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif, para
pembelajar harus melalui tiga tahapan pembelajaran. Tiga tahapan perkembangan
intelektual itu menurut Bruner meliputi:
a. Enaktif (enactive), dalam tahap ini peserta didik di dalam belajarnya
menggunakan atau memanipulasi objek-objek secara langsung.
b. Tahap ikonik, pada tahap ini menyatakan bahwa kegiatan anak-anak
mulai menyangkut mental yang merupakan gambaran dari objek-
objek. Dalam tahap ini, peserta didik tidak memanipulasi langsung
obyek-obyek, melainkan sudah dapat memanipulasi dengan
menggunakan gambaran dari obyek. Pengetahuan disajikan oleh
sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep.
c. Tahap Simbolik, tahap ini anak memanipulasi symbol-simbol secara
langsung dan tidak ada lagi kaitannya dengan objek-objek. Anak
mencapai transisi dari penggunaan penyajian ikonik ke penggunaan
penyajian simbolik yang didasarkan pada sistem berpikir abstrak dan
lebih fleksibel. Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan
dengan sejumlah informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan
diproses untuk mencapai pemahaman.
![Page 8: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/8.jpg)
Teori pembelajaran lain yang terkenal dari Jerome bruner adalah teori
pembelajaran konsep (concept learning) atau pembelajaran kategori atau dikenal
sebagai pemerolehan konsep ( consept attainment). Teori ini dikembangkan
bersama Goodnow dan Austin (1967). Mereka mendefinisikan pemerolehan
konsep atau pembelajaran konsep sebagai pencarian atau pendaftaran atribut-
atribut yang dapat digunakan untuk membedakan bermacam-macam kategori
eksemplar dan kategori noneksemplar. Eksemplar adalah contoh khusus (specific
instances) atau kejadian-kejadian yang relevan dan bermakna untuk pembelajaran.
Noneksemplar adalah kejadian-kejadian yang tidak ada hubungannya langsung
dengan pembelajaran. Konsep dimaksudkan sebagai kategori mental yang
membantu kita mengklasifikasi objek, kejadian atau ide-ide pada setiap objek,
setiap kejadian, setiap gagasan yang membentuk seperangkat himpunan dengan
cirri-ciri umum yang relevan. Jadi, pembelajaran konsep adalah strategi yang
mempersyaratkan seorang pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan
kelompok-kelompok atau kategori yang tidak mengandung ciri-ciri konsep yang
relevan dengan kelompok atau kategori yang tidak mengandung cirri-ciri konsep
yang relevan.
D. TEORI BELAJAR AUSUBEL
1. Biografi singkat
David Paul Ausubel (1918-2008) merupakan ahli psikologi Amerika.
Ausubel dilahirkan pada 25 Oktober 1918, dan dibesarkan di Broklyn New
York.beliau mendapat pendidikan di Universiti of Pennsylvania dan mendapat
ijazah kehormatan pada tahun 1939 di bidang psikologi. Pada tahun 1976,
menerima anugrah Thorndike dari Persatuan Psikologi Amerika atas sumbangan
beliau dalam bidang psikologi pendidikan.
2. Teori Belajar Ausubel
Teori belajar Ausubel terkenal dengan belajar bermakna. Ausubel
(Dahar:1996:112) mengartikan belajar bermakna sebagai suatu proses mengaitkan
informasi baru pada konsep- konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Menurut Nasution (Nurhayati:2009:10) bahwa meaningfull
![Page 9: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/9.jpg)
learning atau belajar yang mengandung makna hanya akan tercapai bila ada
keterkaitan intelektual antara apa yang telah dipelajari dengan pengetahuan
barunya.
Menurut Ausubel (Dahar:1996:116) faktor yang mempengaruhi belajar
bermakna adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan
dalam suatu bidang studi pada waktu tertentu. Sifat –sifat struktur kognitif
menentukan validitas dan kejelasan arti yang timbul pada waktu informasi baru
masuk ke dalam struktur kognitif itu, demikian juga sifat proses interaksi yang
terjadi. Jadi, jika struktur kognitif itu stabil, jelas, dan teratur dengan baik maka
arti- arti yang jelas akan timbul dan cenderung bertambah.
Ausubel menolak pendapat bahwa semua kegiatan belajar dengan
menemukan adalah bermakna, sedangkan kegiatan dengan ceramah adalah kurang
bermakna. Belajar perlu bila seseorang memperoleh informasi baru dalam dunia
pengetahuan yang tidak berhubungan dengan apa yang telah diketahui. Menurut
Ausubel, seseorang belajar dengan mengasoasikan fenomena baru ke dalam
semua yang telah ia punya, sehingga dapat mengembangkan skema yang ada atau
dapat mengubahnya. Dalam proses belajar ini siswa mengkonstruksi apa yang
telah dipelajari sendiri.
Menurut Ausubel dan Novak (Dahar:1996:115) ada tiga kebaikan belajar
bermakna, yaitu:
1. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diinget.
2. Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep yang relevan sebelumnya
dapat meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga
memudahkan proses belajar mengajar berikutnya untuk memberi pelajaran
yang mirip.
3. Informasi yang pernah dilupakan setelah dikuasai sebelumnya masih diingat,
sehingga memudahkan proses belajar mengajar untuk materi pelajaran yang
mirip walaupun telah lupa.
Bedasarkan pandangannya tentang belajar bermakna, David Ausable
mengajukan 4 prinsip pembelajaran , yaitu:
a. Pengatur awal (advance organizer)
![Page 10: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/10.jpg)
Pengatur awal atau bahan pengait dapat digunakan guru dalam
membantu mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi
maknanya. Penggunaan pengatur awal yang tepat dapat meningkatkan
pemahaman berbagai macam materi , terutama materi pelajaran yang telah
mempunyai struktur yang teratur. Pada saat mengawali pembelajaran
dengan suatu pokok bahasan, sebaiknya “pengatur awal” itu digunakan,
sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
b. Diferensiasi progresif
Dalam proses belajar bermakna perlu ada pengembangan dan
kolaborasi konsep-konsep. Caranya unsur yang paling umum dan inklusif
diperkenalkan dahulu kemudian baru yang lebih mendetail, berarti proses
pembelajaran dari umum ke khusus.
c. Belajar superordinat
Belajar superordinat adalah proses struktur kognitif yang
mengalami petumbuhan kearah deferensiasi, terjadi sejak perolehan
informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif
tersebut. Proses belajar akan terus berlangsung hingga pada suatu saat
ditemukan hal-hal baru.
d. Penyesuaian Integratif
Pembelajaran ini digunakan untuk mengatasi apabila dua atau
lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama.
Caranya materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat
menggunakan hiierarkhi-hierarkhi konseptual ke atas dan ke bawah
selama informasi disajikan.
Penangkapan (reception learning). Belajar penangkapan pertama kali
dikembangkan oleh David Ausable sebagai jawaban atas ketidakpuasan model
belajar diskoveri yang dikembangkan oleh Jerome Bruner. Menurut Ausubel ,
siswa tidak selalu mengetahui apa yang penting atau relevan untuk dirinya sendiri
sehigga mereka memerlukan motivasi eksternal untuk melakukan kerja kognitif
dalam mempelajari apa yang telah diajarkan di sekolah. Ausable menggambarkan
model pembelajaran ini dengan nama belajar penangkapan. Para pakar teori
![Page 11: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/11.jpg)
belajar penangakapan menyatakan bahwa tugas guru adalah; Menstrukturkan
situasi belajar, memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan siswa,
menyajikan materi pembelajaran secara terorganisir yang dimulai dari gagasan
Inti belajar penangkapan yaitu pengajaran ekspositori , yakni
pembelajaran sistematik yang direncanakan oleh guru mengenai informasi yang
bermakna (meaningful information). Pembelajaran ekspositori itu terdiri dari tiga
tahap, yaitu:
1) Penyajian advance organizer
Advance organizer merupakan pernyataan umum yang
memperkenalkan bagian-bagian utama yang tercakup dalam urutan
pengajaran. Advance organizer berfungsi untuk menghubungkan gagasan
yang disajikan di dalam pelajaran dengan informasi yang berada didalam
pikiran siswa, dan memberikan skema organisasional terhadap informasi
yang sangat spesifik yang disajikan.
2) Penyajian materi atau tugas belajar.
Dalam tahap ini, guru menyajikan materi pembelajaran yang baru
dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, film, atau menyajikan
tugas-tugas belajar kepada siswa. Ausable menekankan tentang
pentingnaya mempertahankan perhatian siswa, dan juga pentingnya
pengorganisasian materi pelajaran yang dikaitkan dengan struktur yang
terdapat didalam advance organizer. Dia menyarankan suatu proses yang
disebut dengan diferensiasi progresif, dimana pembelajaran berlangsung
setahap demi setahap, dimulai dari konsep umum menuju kepada
informasi spesifik, contoh-contoh ilustratif, dan membandingkan antara
konsep lama dengan konsep baru.
3) Memperkuat organisasi kognitif.
Ausable menyarankan bahwa guru mencoba mengkaitkan
informasi baru ke dalam stuktur yang telah direncanakan di dalam
permulaan pelajaran, dengan cara mengingatkan siswa bahwa rincian yang
bersifat spesifik itu berkaitan dengan gambaran informasi yang bersifat
![Page 12: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/12.jpg)
umum. Pada akhir pembelajaran, siswa diminta mengajukan pertanyaan
pada diri sendiri mengenai tingkat pemahamannya terhadap pelajaran
yangbaru dipelajari, menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah
dimiliki dan pengorganisasian materi pembelajaran sebagaimana yang
dideskripsikan didalam advance organizer. Di samping itu juga
memberikan pertanyaan kepada siswa dalam rangka menjajagi keluasan
pemahaman siswa tentang isi pelajaran.
3. Implikasi Teori Belajar Ausubel dalam Proses Pembelajaran
Implikasi teori belajar Ausubel dalam menunjang proses pembelajaran
diantaranya:Pengajaran secara ekspositori, menjelaskan isi pelajaran dalam
bentuk fakta yang tersusun secara lengkap, pembelajaran berkembang secara
deduktif (dipadukan antara prinsip dengan contoh), mengaitkan konsep yang telah
dipelajari dengan konsep baru
BAB III
PENUTUP
![Page 13: Makalah TEORI belajar](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022012405/54df7ef34a79595e428b4a3b/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Uno,M.Pd. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta
Sulistyorini. 2009. Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Yogyakarta: Teras
Suyono, Prof Dr,dan Hariyanto M.S, Mp.d, Drs. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori
dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hartinah,Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Refika Aditama