Makalah Bahasa Indonesia. Penerapan teknologi pendidikan - MAN IPUH
Makalah teknologi pendidikan
-
Upload
romi-dwi-syahri -
Category
Education
-
view
18.912 -
download
27
description
Transcript of Makalah teknologi pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 2 http://romidwisyahri95.blogspot.com
TUGAS
PENGANTAR TEKNOLOGI PENDIDIKAN
OLEH KELOMPOK 3
1. ANDRI SAPUTRA
2. ROMI DWISYAHRI
3. DELLA DENADA
4. MUSTIKA RIZANA
5. MENTARI ELVA
6. DELLIATI
7. SEPTA PRATIWI
KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 3 http://romidwisyahri95.blogspot.com
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dari ―PENGANTAR
TEKNOLOGI PENDIDIKAN‖.
Tujuan utama adalah untuk memenuhi tugas yang di berikan, serta untuk melatih dan
membiasakan diri untuk pendalaman materi.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
Drs. Syafril,M.Pd. dan Dra.Eldarni,M.Pd. selaku pembimbing yang dengan sepenuh hati
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta mengarahkan penulis dalam
pembuatan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitupun dengan laporan
ini jauh dari sempurna mengingat keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun kepada semua pihak
supaya menjadi pembelajaran bagi penulis.
Akhir kata, secara pribadi penulis berharap supaya laporan ini bisa memberikan manfaat
khususnya bagi penulis, umumya bagi pembaca. Terimakasih.
Padang, Desember 2013
Penulis
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 4 http://romidwisyahri95.blogspot.com
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................. ii
Bab I Hakikat Teknologi Pendidikan ....................................................................... 1
a. Pengertian Teknologi Pendidikan
b. Beberapa defenisi TP
c. TP ditinjau dari aspek ontologism,epistimologis dan aksiologis
BAB II Falsafah Tp Visi,Misi & Tujuan TP ........................................................... 15
BAB III Perkembangan Teknologi Pendidikan ...................................................... 24
BAB IVLandasan Teoritis Teknologi Pendidikan .................................................. 64
a. Teori Belajar dan Pembelajaran
b. Teori Komunikasi dan Informasi
c. Teori manajemen dan Ekonomi
BAB V Kawasan Teknologi Pendidikan ................................................................. 80
a. Perancangan
b. Pengembangan‘
c. Pemanfaatan
d. Pengelolaan
e. Penilaian
BAB VI Teknologi Pendidikan sebagai Konstruk Teoritis, Bidang Garapan & Prfesi ...... 117
BAB VII Pengaruh Penerapan Teknologi Pendidikan ............................................. 129
a. Organisasi Kurikulum
b. Pola Instruksional
c. Pengambilan Keputusan tentang Pendidikan
BAB VIII Beberapa Penerapan Teknologi Pendidikandi Indonesia ........................ 155
a. Sistem Belajar Jarak Jauh
b. Penggunaan Modul dan Paket Belajar
c. Radio Pendidikan
d. Televisi Pendidikan
e. PKP dan CBSA
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 5 http://romidwisyahri95.blogspot.com
f. CAI DAN INTERNET
BAB IX Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju & Negara Berkembang ...... 205
BAB X Penerapan TP & Pengaruhnya terhadap Pendidikan saat ini & Masaa ..... 240
BAB XI PENUTUP ................................................................................................. 263
a. Kesimpulan ............................................................................................ 263
b. Saran ...................................................................................................... 263
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 264
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 6 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 7 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 8 http://romidwisyahri95.blogspot.com
BAB I
HAKEKAT TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan salah satu produk dari manusia yang
terdidik, dan pada giliranya manusia-manusia itu perlu lebih mendalami dan mampu
mengambil manfaat dan bukan menjadi korban dari perkembangan ilmu dan teknologi
sendiri.
Pendidikan sebagai suatu ilmu teknologi tidak luput dari gejala perkembangan itu. Kalau
semula orang tua yang bertindak sebagai pendidik kemudian kita kenal profesi guru yang
diberi tanggung jawab pendidik. Sekarang ini secara konseptual maupun secara legal telah
dikenal dan ditentukan sejumlah keahlian khusus jabatan dan atau profesi yang termasuk
dalam kategori tenaga kependidikan.
2. PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
A.Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah ―teknologi‖ berasal ari bahasa Yunani yaitu technologis. Technie berarti seni,
keahlian atau sains dan logos yang berarti ilmu. Teknologi menurut Gaibraith dapat
diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan
dalam hal-hal yang praktis. Sedang dalam arti luas menurut Association for Educational
Communication and Technology (AECT) adalah proses yang kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah,
mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemacahan masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia.
Dilain pihak ada pendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pengembangan,
penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar manusia. Di sini diutamakan proses belajar itu sendiri di
samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu. Dengan demikian secara umum
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 9 http://romidwisyahri95.blogspot.com
teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi
komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran disamping guru, buku,
ide, peralatan dan organisasi yang dikaji secara sistematis, logis dan ilmiah. Pengertian ini
mengandung asumsi bahwa sebenarnya media teknologi tertentu tidak secara khusus dibuat
untuk teknologi yang dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan pendidikan.
B.Landasan Teknologi Pendidikan
1.Landasan filosofis teknologi pendidikan
Landasan falsafah penelitian teknologi pendidikan terdiri atas 3 komponen seperti yang
diungkapkan oleh Suriasumantri dalam Miarso. Ada 3 jenis komponen dalam teknologi
pendidikan yaitu ontology (merupakan bidang kajian ilmu itu apa, jika teknologi
pendidikan sebagai ilmu maka bidang kajiannya apa), epistemology (pendekatan yang
digunakan dalam suatu ilmu itu bagaimana), dan aksiology (menelaah tentang nilai guna
baik secara umum maupun secara khusus, baik secara kasat mata atau secara abstrak).
Kurikulum teknologi berorientasi ke masa depan yang memandang teknologi sebagai dunia
yang dapat diamati serta diukur secara pasti. Oleh karena itu dalam pendidikan lebih
mengutamakan penampilan perilaku lahirnya atau eksternal dengan penerapan praktis hasil
penemuan-penemuan ilmiah yang secara kharakteristik menuju ke arah komputerisasi
program pengajaran yang ideal sesuai dengan prinsip-prinsip Gybeructis.
Dalam proses belajar mengajar, model teknologi pendidikan lebih menitik beratkan
kemampuan siswa secara individual dimana materi pelajaran sesuai ketingkatan kesiapan
sehingga siswa mampu menunjukan perilaku tertentu yang diharapkan.
Manfaat yang sangat besar dari model kerikulum teknologi ini adalah materi pelajaran
dapat disajikan kepada siswa dalam berbagai bentuk multimedia, para siswa menerima
pelajaran seperti pada model pendidikan klasikal, tetapi para siswa lebih yakin dalam
menangkap pelajarannya karena penyajian pelajaran lebih hidup, lebih realistis serta lebih
impresif.
2.Landasan psikologi teknologi pendidikan
Dalam pandangan modern, belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
interaksi dengan lingkungan. Seseorang dianggap melakukan kegiatan belajar setelah ia
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 10 http://romidwisyahri95.blogspot.com
memperoleh hasil yakni terjadinya perubahan tingkah laku misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu. Pola tingkah laku tersebut meliputi aspek rohani dan jasmani. Menyangkut
perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan dan menyangkut sikap nilai.
Siswa yang belajar dipandang sebagai organisme yang hidup sebagai satu keseluruhan
yang bulat. Ia bersifat aktif dan senantiasa mengadakan interaksi dengan lingkungannya,
memerima, menolak, mencari sendiri dapat pula mengubah lingkungannya.
Pembelajaran pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan
tingkah laku hasil belajar dalam kondisi yang nyata, atau untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu, pengembang program pembelajaran selalu
menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh informasi mengenai
kemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan setelah peserta didik menyelesaikan
kegiatan belajar selalu dilakukan analisis umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil
belajar dengan kebutuhan belajar. Menurut Lumsdaine (dalam Miarso 2009), ilmu perilaku
merupakan ilmu yang utama dalam perkembangan teknologi pendidikan terutama ilmu
tentang psikologi belajar, sedangkan menurut Deterline (dalam miarso 2009) berpendapat
bahwa teknologi pembelajaran merupakan pengembangan ataupun aplikasi dari teknologi
perilaku yang digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan perilaku tertentu dari
pebelajar secara sitematis guna pencapaian ketuntasan hasil belajar itu sendiri. Sedangkan
Harless (1968) menyebutnya dengan ―front-end analysis‖, sedangkan Mager dan Pape
(1970) menyebutnya ―performance problem analysis‖. Dan Romizwoski (1986)
mengistilahkan kegitan tersebut sebagai ―performance technology‖. Belajar berkaitan
dengan perkembangan psikologis peserta didik, pengalaman yang perlu diperoleh,
kemampuan yang harus dipelajari, cara atau teknik belajar, lingkungan yang perlu
menciptakan kondisi yang kondusif, sarana dan fasilitas yang mendukung, dan berbagai
faktor eksternal lainnya. Untuk itu, Malcolm Warren (1978) mengungkapkan bahwa
diperlukan teknologi untuk mengelola secara efektif pengorganisasian berbagai sumber
manusiawi. Romizowski (1986) menyebutnya dengan ―Human resources management
technology‖. Penanganan berbagai pihak yang diperlukan dan memiliki perhatian terhadap
pengembangan program belajar dan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memerlukan
satu teknik tertentu yang dapat mengkoordinir dan mengakomodasikannya sesuai dengan
potensi dan keahlian masing-masing.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 11 http://romidwisyahri95.blogspot.com
3.Landasan sosiologis teknologi pendidikan
Peranan teknologi dalam belajar yang dirancang sebagai tujuan pengajaran yang lebih
efektif dan ekonomis merupakan peranan komunikasi yang sangat penting sebab hakikat
teknologi pengajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan
pendidikan. Oleh sebab itu landasan sosial teknologi pengajaran ada pada komunikasi
insani.
Seorang ahli komunikasi dari Amerika Wilbur schramm menjabarkan pengertian ilmu
komunikasi itu kedalam 3 kategori pokok dengan berbagai istilah yaitu :
Encoder yaitu komunikasi, guru mempunyai informasi tertentu dan benar, kecepatan yang
optimal dan sampai pada penerima informasi yaitu para siswa.
Signal yaitu pesan, berita pernyataan yang ditujukan kepada dan diterima oleh seseorang
atau kelompok orang penerima pesan itu yang dilukiskan dalam bentuk gerak tangan,
mimic, wajah, gambaran, foto, grafik, peta, diagram dll. Decodes yaitu komunikasi yang
dalam konteks pendidikan adalah siswa yang menerima pesan tertentu, mampu memahami
isi pesan yang diterimanya.
4.Landasan religius teknologi pendidikan
Dalam proses pembelajarn yang mengacu pada landasan keagamaan, seorang guru
diharapkan bisa mengubah moral peserta didiknya, agar dalam pembelajaran nantinya bisa
berjalan sesuai yang diharapkan. Maka disini seorang guru, ketika ada seorang peserta
didiknya yang tidak memahami apa yang disampaikan, guru dapat menggunakan teknik
atau cara pembelajaran lain dengan tanpa mempersulit caranya tersebut agar pemahaman
peserta didiknya tidak menyimpang, yang nantinya dapat mempengaruhi moral peserta
didiknya. Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam Al-qur‘an : ال
Dari penjelasan tersebut sudahlah jelas bahwa dalam proses pembelajaran, agama sendiri
tidak mempersulit tentang cara yang akan dipakai oleh seorang guru dalam penyampaian
pelajarannya.
Selain itu, pesan yang disampaikan lewat interaksi antara guru dan peserta didiknya harus
bisa mengimbangi keadaan peserta didiknya, sehingga bisa diterima materinya. Dengan
kata lain guru harus bisa mengajarkan materinya sesuai dengan ukuran akal peserta
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 12 http://romidwisyahri95.blogspot.com
didiknya sehingga mampu diserap dan diamalkan apa yang disampaikannya ( بو خاط
قدر ا هم ب قو .( (ع
C. Peran dan Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan
Peran teknologi pendidikan
Teknologi pendidikan sangat bermanfaat bagi manusia dalam pendidikan. Dalam
teknologi pendidikan akan melibatkan prosedur, ide, peralatan dan organisme untuk
menganalisis masalah pendidikan mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek pembelajaran dalam
pendidikan.
Teknologi secara umum mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut :
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis (tertulis dan lisan).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat diatasi sikap pasif
peserta didik kurikulum dan materi pendidikan.
Ruang Lingkup Teknologi Pendidikan
Dalam konteks pendidikan yang lebih umum, teknologi pendidikan merupakan
pengembangan, penerapan dan penilaian sistem teknik dan alat bantu untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas belajar manusia, dengan demikian aspek-aspeknya meliputi
pertimbangan teoritik yang merupakan hasil penilaian, perangkat dan peralatan teknis atau
hardware dan perangkat lunak software. Aspek-aspek tersebut difungsikan untuk
mendesign, melaksanakan penilaian pendidikan dengan pendekatan yang sistematis.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa ruang lingkup teknologi pendidikan sangat luas
yaitu mencakup semua faktor yang terkait dan terlibat dalam proses pendidikan, faktor-
faktor itu adalah orang, prosedur, gagasan, peralatan dan organisasi.
D.Aplikasi Teknologi Pendidikan
Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu sangat
membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 13 http://romidwisyahri95.blogspot.com
siswa atau mahasiswa. Keterbatasan media teknologi pendidikan disatu pihak dan
lemahnya kemampuan dosen atau guru menciptakan media tersebut di sisi lain membuat
penerapan metode ceramah makin menjamur. Kondisi ini jauh dari menguntungkan.
Terbatasnya alat-alat teknologi pendidikan yang dipakai di kelas diduga merupakan salah
satu sebab lemahnya mutu studi pelajar atau masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi mengalami
kemajuan yang sangat pesat dan untuk selanjutnya berpengaruh terhadap pola komunikasi
dimasyarakat. Dibuatnya instrumen teknologi komunikasi seperti satelit, TV, radio, video-
tapedan komputer memberi arti tersendiri bagi proses komunikasi antar manusia. Seperti
halnya teknologi pada umumny, teknologi komunikasi tidak mengenal batas-batas wilayah,
ideologi, agama, dan suku bangsa, teknologi telah mengurangi secara drastis jarak dalam
waktu dan ruang.
Aplikasi teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan pendidikan pada umumnya
dan kegiatan belajar mengajar pada khususnya. Aplikasi yang dimaksud yaitu:
1. Teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum baik strategi,
pengembangan maupun aplikasinya. Teknologi pendidikan mempunyai fungsi luas, tidak
hanya terbatas pada kebutuhan kegiatan belajar mengajar di kelas melainkan dapat
berfungsi sebagai masukan bagi pembinaan dan pengembangan kurikulum yang dikaji
secara ilmiah, logis, sistematis dan rasional sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Teknologi pendidikan menghilangkan kalaupun tidak secara keseluruhan pola pengajaran
tradisional. Ia berperan penuh dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, meskipun
sebenarnya dia tidak dapat menggantikan posisi guru secara mutlak. Guru mempunyai
kemampuan yang terbatas dan dengan teknologi pendidikan pulalah keterbatasan itu
tertolong.
3. Teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan belajar menjadi luas, lebih dari hanya
sekedar interaksi guru dengan murid di dalam ruang dan waktu yang sangat terbatas.
Teknologi pendidikan dapat dianggap sebagai sumber belajar dan biasanya memberikan
rangsangan positif dalam proses pendidikan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 14 http://romidwisyahri95.blogspot.com
4. Aplikasi teknologi pendidikan dapat membuat peranan guru berkurang, meskipun
teknologi pendidikan tidak mampu menggantikan guru secara penuh. Teknologi
pendidikan adalah teknologi pendidikan dan guru adalah guru.
5. Meskipun demikian bagi guru dan murid, teknologi pendidikan memberikan sumbangan
yang sangat positif.
E.Analisis
Teknologi pendidikan merupakan suatu cara mengajar dengan menggunakan skill atau
keahlian yang dimiliki oleh seorang guru agar dalam proses pembelajaran bisa diterima
oleh para peserta didiknya sehingga bisa mencapai pada tujuan pendidikan itu sendiri. Jadi
sebenarnya teknologi pendidikan itu tidak seperti halnya yang kita ketahui tentang
teknologi pada umumnya yang ada kaitannya dengan masalah-masalah permesinan atau
yang lainnya, tetapi dalam masalah teknologi pendidikan itu bisa dikaitkan dengan sebuah
cara atau strategi yang dimiliki seorang guru dalam proses pembelajaran baik itu
menggunakan media yang ada dalam kelas atau ataupun cara lain agar dalam pembelajaran
menjadi mudah diserap oleh para peserta didiknya..
4. BEBERAPA DEFENISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Beberapa defenisi TP dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963
Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang
terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan
proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan
dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen
dalam lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 15 http://romidwisyahri95.blogspot.com
pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya
adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu
pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.Analisa : (a) menggunakan istilah
komunikasi visual,(b) menghasilkan kerangka dasar pengembangan TP selanjutnya,(c)
mendorong peningkatan kualitas dan efisiensi pembelajaran.
Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual,definisi di atas telah
menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta
dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.
b. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media
yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk
teknologi pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras
maupun lunak lainnya.
Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada
penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan
kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.
Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha
mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi
Behaviorisme) dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang
pentingnya penelitian tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan
khusus.
c. Definisi Silber 1970
Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi,
dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan,
peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan
personal) secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 16 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah pengembangan.
Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan pada
pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan
memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga
diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang
mencakup : perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk
pembelajaran.
d. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan
pendidikan dapat dicapai.
Definisi sebelumnya meliputi istilah, ―mesin‖, instrumen‖ atau ―media‖, sedangkan dalam
definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat
keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.
e. Definisi AECT 1972
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971),
dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi
belajar pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan,
pengorganisasian dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan
pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut.
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu
bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan
merupakan suatu profesi.
f. Definisi AECT 1977
Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang,
prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada
manusia.
Definisi tahun 1977,AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan
profesi. Definisi sebelumnya,kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi
pendidikan sebagai suatu teori.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 17 http://romidwisyahri95.blogspot.com
g. Definisi AECT 1994
Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.
Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya
mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi
pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh
landasan teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan
wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi
ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk.
h. Defenisi 2004
Teknologi pendidikan adalah suatu studi atau etika prakek dalam upaya memfasilitasi
pembelajaran dan peningkatan kinerja dengan cara menciptakan menggunakan atau
memanfaatkan,dan mengelolo proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat.
Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas,
tampaknya dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses ―metamorfosa‖
menuju penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih
luas, dari hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju
ke proses dan produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi
pembelajaran telah menjadi sebuah bidang dan profesi.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak
mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan
memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh
memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi
pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam
hal design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih
dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan
teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 18 http://romidwisyahri95.blogspot.com
5. TP DITINJAU DARI ASPEK ONTOLOGIS, EPISTIMOLOGI, DAN
AKSIOLOGIS
1. Ontologi
Ontologi bertolak atas penyelidikan tentang hakekat ada (existence and being)
(Brameld, 1955: 28). Pandangan ontologI ini secara praktis akan menjadi masalah utama di
dalam pendidikan. Sebab, siswa (peserta didik) bergaul dengan dunia lingkungan dan
mempunyai dorongan yang kuat untuk mengerti sesuatu. Oleh karena itu teknologi
pendidikan dalam posisi ini sebagai bagian pengembangan untuk memudahkan hubungan
siswa atau peserta didik dengan dunia lingkungannya. Peserta didik, baik di masyarakat atau
di sekolah selalu menghadapi realita dan obyek pengalaman.
Secara tersusun Chaeruman dalam tulisannya mengutip tulisan Prof. Yusuf Hadi Miarso
bahwa ontology teknologi pendidikan adalah :
1. Adanya sejumlah besar orang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh
melalui suatu lembaga khusus, maupun yang dapat diperoleh secara mandiri.
2. Adanya berbagai sumber baik yang telah tersedia maupun yang dapat direkayasa, tapi belum
dimanfaatkann untuk keperluan belajar.
3. Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap
sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap orang dan organisasi.
4. Perlu adanya keahlian dan pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan
memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien, dan selaras.
Dibawah ini adalah empat revolusi yang terjadi di dunia pendidikan karena adanya
masalah yang tidak teratasi dengan cara yang ada sebelumnya, tetapi dilain pihak juga
menimbulkan masalah baru. Masalah – masalah itu dibatasi pada masalah utama, yaitu
―belajar‖. Menurut Sir Eric Ashby (1972, h. 9-10) tentang terjadinya empat Revolusi di
dunia pendidikan yaitu:
Revolusi pertama terjadi pada saat orang tua atau keluarga menyerahkan sebagian
tanggungjawab dan pendidikannya kepada orang lain yang secara khusus diberi
tanggungjawab untuk itu. Revolusi pertama ini terjadi karena orangtua/keluarga tidak
mampu lagi membelajarkan anak-anaknya sendiri.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 19 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Revolusi kedua terjadi pada saat guru sebagai orang yang dilimpahkan tanggungjawab
untuk mendidik. Pengajaran pada saat itu diberikan secara verbal/lisan dan sementara itu
kegiatan pendidikan dilembagakan dengan berbagai ketentuan yang dibakukan. Penyebab
terjadinya revolusi kedua ini karena guru ingin memberikan pelajaran kepada lebih banyak
anak didik dengan cara yang lebih cepat.
Revolusi ketiga muncul dengan ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan
tersebarnya informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku atau media cetak lainnya.
Revolusi ketiga ini terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat
lagi, sementara itu kemampuan guru semakin terbatas, sehingga diperlukan penggunaan
pengatahuan yang telah diramuka oleh orang lain.
Revolusi keempat berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik
dimana yang paling menonjol diantaranya adalah media komunikasi (radio, televisi, tape
dan lain-lain) yang berhasil menembus batas geografi, sosial dan politis secara lebih intens
daripada media cetak. Penyebab revolusi ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah
mungkin bagi guru untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang
lebih penting adalah mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran
selanjutnya akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui berbagai sumber
dan saluran.
Dapat disimpulkan dari perkembangan revolusi yang terjadi bahwa tujuan pendidikanlah
yang harus menentukan sarana apa saja yang dipergunakan atau dengan kata lain media
komunikasi menentukan pesan (dan karena itu tujuan) yang perlu dikuasai. Dengan ilustrasi
diatas dapat disimpulkan bahwa adanya masalah-masalah baru yaitu:
1) adanya berbagai macam sumber untuk belajar termasuk orang (penulis buku, prosedur
media dll), pesan (yang tertulis dalam buku atau tersaji lewat media), media (buku, program
televisi, radio dll), alat (jaringan televisi, radio, dll) cara-cara tertentu dalam mengolah/
menyajikan pesan serta lingkungan dimana proses pendidikan itu berlangsung.
2) Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan, baik secara konseptual maupun faktual.
3) Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber untuk belajar itu agar
dapat digunakan seoptimal mungkin guna keperluan belajar.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 20 http://romidwisyahri95.blogspot.com
2. Epistemologi
Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Pandangan epistemologi tentang pendidikan akan membahas banyak persoalan-persoalan
pendidikan, seperti kurikulum, teori belajar, strategi pembelajaran, bahan atau sarana-
prasarana yang mengantarkan terjadinya proses pendidikan, dan cara menentukan hasil
pendidikan.
M. Arif berpendapat bahwa epistimologi (bagaimana) yaitu merupakan asas
mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh
pengetahuan. Ada 3 isi dari landasan epistimologi teknologi pendidikan yaitu :
1) Keseluruhan masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara simultan. Semua
situasi yang ada diperhatikan dan dikaji saling kaitannya dan bukannya dikaji secara
terpisah-pisah.
2) Unsur-unsur yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara
sistematik yaitu dirancang, dikembangkan, dinilai dan dikelola sebagai suatu kesatuan, dan
ditujukan untuk memecahkan masalah.
3) Penggabungan ke dalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh,
harus mengandung daya lipat atau sinergisme, berbeda dengan hal dimana masing-masing
fungsi berjalan sendiri-sendiri.
Sedangkan menurut Abdul Gafur (2007) untuk mendapatkan teknoogi pendidikan
adalah dengan cara:
a. Telaah secara simultan keseluruhan masalah-masalah belajar
b. Pengintegrasian secara sistemik kegiatan pengembangan, produksi, pemanfaatan,
pengelolaan, dan evaluasi.
c. Mengupayakan sinergisme atau interaksi terhadap seluruh proses pengembangan dan
pemanfaatan sumber belajar.
3. Aksiologi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 21 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Aksiologi (axiology), suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value) (candilaras,
2007). Menurut Wijaya Kusumah dalam kajian aksiologi, yaitu apa nilai / manfaat
pengkajian teknologi pendidikan bisa diaplikasikan dalam beberapa hal, diantaranya:
a. Peningkatan mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan)
b. Penyempurnaan system Pendidikan
c. Meluas dan meratnya kesempatan serta akses pendidikan
d. Penyesuaian dengan kondisi pembelajaran
e. Penyelarasan dengan perkembangan lingkungan
f. Peningkatan partisipasi masyarakat
Sedangkan M. Arif menyatakan bahwa Aksiologi (untuk apa) yaitu merupakan asas
dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh
pengetahuan tersebut. Landasan pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan
perlu dipikirkan dan dibahas terus menerus karena adanya kebutuhan riil yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangannya. Menurutnya, landasan aksiologis teknologi pendidikan
saat ini adalah:
a. Tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
b. Keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa, antara lain:
Dalam hal ini Teknologi Pembelajaran secara aksiologis akan menjadikan pendidikan
menjadi:
Produktif
Ilmiah
Individual
Serentak / actual
Merata
Berdaya serap tinggi
Teknologi Pembelajaran juga menekankan pada nilai bahwa kemudahan yang diberikan
oleh aplikasi teknologi bukanlah tujuan, melainkan alat yang dipilih dan dirancang strategi
penggunaannya agar menumbuhkan sifat bagaimana memanusiakan teknologi (A.L
Zachri:2004).
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 22 http://romidwisyahri95.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Miarso, Yusuf Hadi. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada
Nasution.1987. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
Nasution.2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Teknologi pendidikan definisi dan kawasanya. Washington,
DC: Association for Educational Communications and Technology.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 23 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 24 http://romidwisyahri95.blogspot.com
BAB II
FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN SERTA
VISI,MISI,DAN TUJUAN TP
1. LATAR BELAKANG
Teknologi pendidikan muncul menjadi isu seiring dengan perkembangan kehidupan
manusia dan kebutuhan akan pendidikan dan pembelajaran. Awalnya Teknologi Pendidikan
dianggap sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan fasilitas belajar
(manusia) melalui penelusuran , pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan sistematis
seluruh sumber-sumber belajar; dan melalui pengelolaan seluruh proses ini (AECT 1972).
Dan pada akhirnya diartikan sebagai studi dan praktek etis dalam memfasilitasi proses
pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan mencipatakan, menggunakan, dan mengatur
proses teknologi dan sumber daya yang cocok (AECT, 2004).
Teknologi merupakan bagian integral dalam setiap budaya. Makin maju suatu budaya,
makin banyak dan makin canggih teknologi yang digunakan. Meskipun demikian masih
banyak di antara kita yang tidak menyadari akan hal itu. Sebenarnya 25 tahun yang lalu
Menteri Pendidikan Daoed Joesoef telah menyatakan bahwa ―Teknologi diterapkan di
semua bidang kehidupan, di antaranya bidang pendidikan. Teknologi pendidikan ini
karenanya beroperasi dalam seluruh bidang pendidikan secara integratif, yaitu secara
rasional berkembang dan terjalin dalam berbagai bidang penididikan”.
2. FALSAFAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Yang dimaksud dengan istilah ―falsafah‖ disini adalah rangkaian pernyataan yang
didasarkan pada keyakinan, konsepsi, dan sikap seseorang, yang menunjukkan arah atau
tujuan diambilnya. Rumusan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Ely, dimana
seseorang memberikan arti atas suatu gejala seobjektif mungkin. Usaha memberikan arti itu
dalam tulisan ini didasarkan oleh pengalaman empirik atas sejumlah data yang diamati,
merupakan generalisasi dari berbagai gagasan yang berkaitan dengan rujukan tertentu.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 25 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Januszewski (2008:1) menyatakan bahwa: Educational technology is the study and
ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and
managing appropriate technological processes and resources. (Teknologi pendidikan
adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja
melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi).
Sementara itu, Miarso (2009:240) menyatakan ―Teknologi Pendidikan dapat diartikan suatu
bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia, melalui usaha
sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan pemanfaatan berbagai
sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses teresebut.
Berdasarkan pendapat diatas dapat kita simpulkan Teknologi Pendidikan adalah studi dan
etika prektek yang melibatkan orang, gagasan, prosedur, peralatan dan organisasi untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan
pengaturan proses dan sumber daya teknologi dalam rangka untuk memecahkan masalah
belajar manusia.
Semua bentuk teknologi adalah system yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujuan
tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya,
meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Teknologi itu
pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai
dan estetika. Teknologi merupakan suatu bidang yang tak terpisahkan dengan ilmu
pengetahuan, seperti misalnya teknologi pertanian, teknologi kesehatan, teknologi
komunikasi, dan tentunya juga teknologi pendidikan.
Setiap teknologi, tak terkecuali teknologi pendidikan, merupakan proses untuk
menghasilkan nilai tambah, sebagai produk atau piranti untuk dapat digunakan dalam aneka
keperluan, dan sebagai sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan
untuk suatu tujuan tertentu.
Berbicara tentang landasan falsafah teknologi pendidikan, maka kita tidak bisa lepas dari
filsafat pendidikan karena teknologi pendidikdn merupakan bagian dari teknologi
pendidikan. Adapun filsafat yang dikembangkan akhir-akhir ini, dipengaruhi oleh filsafat
analitik sehingga disiplin ilmu pendidikan dalam konteks dasar-dasar pendidikan
(foundations of educations) dihubungkan dengan bagian-bagian lain dalam disiplin ilmu
pendidikan,yaitu sejarah pendidikan, psikologi pendidikan, dan sosiologi.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 26 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Ada beberapa aliran filsafat yang begitu mempengaruhi filsafat pendidikan sampai saat ini,
yakni:
1 Filsafat analitik, menganalisis serta menguraikan istilsh-istilah dan konsep-konsep
pendidikan seperti pembelajaran (learning), kemampuan (ability), pendidikan (education),
dan sebagainya.
2 Progresivisme,berpendapat bahwa pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan
kepada anak didik, melainkan melatih kemampuan dan ketrampilan berpikir dengan
memberikan rangsangan yang tepat.
3 Eksistensialisme, menyatakan bahwa yang menjadi tujuan utama pendidikan bukan agar
anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah-masalah eksistensial
mereka, melainkan agar dapat mengalami secara penuh eksistensi mereka.
4 Rekonstruksionisme, terutama merupakan reformasi sosial yang menghendaki renaisans
sivilasi modern. Para pendidik rekonstruksionisme melihat bahwa pendidikan dan reformasi
sosial sesungguhnya sama.
Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa implikasi meluasnya
cakrawala manusia dalam berbagai bidang pengetahuan sehingga setiapgenerasi penerus
harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan perkembangan
zaman. Untuk itu dirasakan perlunya sistem baru dalam mengkomunikasikan segala macam
pengetahuan dan pesan, baik secara verbal maupun non verbal.
Kebenaran hakiki falsafah teknologi pendidikan
Dalam teknologi pendidikan, kebenaran hakiki komponen filsafah pengetahuan
dikaitkan dengan pertanyaan:
a. apa yang menjadi objek telaah teknologi pendidikan?(wujud objek telaah)
Dalam ilustrasi revolusi pendidikan (Sir Eric Ashby, 1972), dijelaskan revolusi pendidikan
dibagi 4, yaitu:
1. Revolusi ke-1, terjadi pada saat orang tua atau keluarga menyerahkan sebagian
tanggungjawab dan pendidikannya kepada orang lain yang secara khusus diberi
tanggungjawab untuk itu. Pada revolusi pertama ini masih ada kasus dimana orangtua atau
keluarga masih melakukan sendiri pendidikan anak-anaknya. Dari beberapa literatur, seperti
misalnya Seattler berusaha menelusuri secara historik perkembangan revolusi ini dengan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 27 http://romidwisyahri95.blogspot.com
mengemukakan bahwa kaum Sufi pada sekitar 500 SM menjadikan dirinya sebagai ―penjual
ilmu pengetahuan‖, yaitu memberikan pelajaran kepada siapa saja yang bersedia
memberinya upah atau imbalan.
Revolusi pertama ini terjadi karena orangtua/keluarga tidak mampu lagi membelajarkan
anak-anaknya sendiri.
2. Revolusi ke-2, terjadi pada saat guru sebagai orang yang dilimpahkan tanggungjawab untuk
mendidik. Pengajaran pada saat itu diberikan secara verbal/lisan dan sementara itu kegiatan
pendidikan dilembagakan dengan berbagai ketentuan yang dibakukan.
Penyebab terjadinya revolusi kedua ini karena guru ingin memberikan pelajaran kepada
lebih banyak anak didik dengan cara yang lebih cepat.
3. Revolusi ke-3, muncul dengan ditemukannya mesin cetak yang memungkinkan tersebarnya
informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku atau media cetak lainnya. Buku hingga
saat ini dianggap sebagai media utama disamping guru untuk keperluan pendidikan.
Revolusi ini masih berlangsung bahkan beberapa pandangan falsafati berpendapat bahwa
masyarakat belajar adalah masyarakat membaca. Beberapa ahli menyatakan bahwa
pendidikan di Indonesia masih berlangsung budaya mendengarkan belum sampai pada
budaya membaca.
Revolusi ketiga ini terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat
lagi, sementara itu kemampuan guru semakin terbatas, sehingga diperlukan penggunaan
pengatahuan yang telah diramukan oleh orang lain.
4. Revolusi ke-4, berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik dimana
yang paling menonjol diantaranya adalah media komunikasi (radio, televisi, tape dan lain-
lain) yang berhasil menembus batas geografi, sosial dan politis secara lebih intens daripada
media cetak. Pesan – pesan dapat lebih cepat, bervariasi serta berpotensi untuk lebih
berdaya guna bagi si penerima. Pada revolusi ini muncullah konsep keterbacaan (Literacy)
baru, yang tidak sekedar menuntut pemahaman deretan huruf, angka, kata dan kalimat,
tetapi juga pemahaman visual. Beberapa orang ahli berpendapat bahwa perkembangan
media komunikasi ini menjadikan dunia semakin ―mengecil‖, menjadi suatu ―global
Village‖ dimana semua warganya saling mengenal, saling tahu dan saling bergantung satu
sama lain. Dalam revolusi keempat ini memang ujud yang sangat menonjol adalah peralatan
yang semakin canggih.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 28 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Penyebab revolusi ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi guru
untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang lebih penting adalah
mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran selanjutnya akan
diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui berbagai sumber dan saluran.
Berdasarkan penyebab dan kondisi perkembangan keempat revolusi yang terjadi di
dunia pendidikan diatas dimana difokuskan pada masalah utama yaitu ―belajar‖ dapat
disederhanakan yaitu pada awalnya guru menghadapi anak didiknya dengan bertatap muka
langsung dan guru bertindak sebagai satu-satunya sumber untuk belajar.
Perkembangan berikutnya guru menggunakan sumber lain berupa buku yang ditulis oleh
orang lain, atau dapat dikatakan bahwa guru membagi perannya dalam menyajikan ajaran
kepada sejawat lain yang menyajikan pesan melalui buku. Dalam keadaan ini guru masih
mungkin melaksanakan tugasnya menyeleksi buku dan mengawasi kegiatan belajar secara
ketat. Dalam perkembangan selanjutnya media komunikasi mampu menyalurkan pesan yang
dirancang oleh suatu tim yang terpisah dari guru, langsung kepada anak didik tanpa dapat
dikendalikan oleh guru.
b. Sampai dimana ruang lingkup objek telaah,?(penggarapan objek telaah)
Teknologi pendidikan merupakan bidang garapan yang tidak dilakukan dalam
disiplin ilmu lain. Pada ilmu pendidikan, ilmu komunikasi, ilmu perilaku dan ilmu lainnya,
objek penggarapan telaah terpisah-pisah, sementara teknologi pendidikan memandang
bahwa semua komponen teori, model, konsep, dan prinsip dari semua ilmu digabung secara
sistematik dan sistemik agar diperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal.
Usaha yang sistematik dan sistemik diawali dengan menganalisis masalah, kemudian
merancang, memproduksi, memamfaatkan, menilai, memperbaiki dan mengelola
keseluruhan proses kegiatan secara terintegrasi, sehingga diperlukan pendekatan baru
dengan.
c. Apakah masih dimungkinkan adanya telaah baru? (hasil penggarapan objek telaah)
Dari dua landasan yang telah dipenuhi oleh teknologi pendidikan, dirumuskanlah
kegunaan potensial teknologi pendidikan yaitu perluasan dan pemerataan kesempatan
belajar, meningkatkan mutu pendidikan, penyempurnaan sistem pendidikan, peningkatan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 29 http://romidwisyahri95.blogspot.com
partisipasi masyarakat, dan penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan
pembangunan. Hal inilah yang merupakan hasil dari penggarapan objek telaah (landasan
aksiologi) teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu
Wujud penerapan filsafat teknologi pendidikan dalam sistem pendidikan di Indonesia
Filsafat teknologi pendidikan telah terwujud dalam sistem pendidikan di Indonesia,
wujudnya sebagai berikut :
a. Pada masa kemerdekaan tahun 1950, untuk mengatasi kesempatan belajar para pejuang
yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena tergabung dalam pasukan tentara, maka
dihadirkanlah siaran radio untuk menyajikan bahan pelajaran, didirikan Balai Kursus
Tertulis Pengembangan Guru, Balai Alat Peraga Pendidikan yang sekarang menjadi Pusat
Pengembangan Penataran Guru Tertulis.
b. Pada awal orde baru, dalam PELITA I telah dicantumkan secara eksplisitkebijakan
menggunakan radio dan televisi untuk peningkatan mutu dan pemerataan kesempatan
pendidikan, sebagai contoh program pendidikan karakter melalui serial televisi ACI ( Aku
Cinta Indonesia).
c. Dalam periode pembangunan selanjutnya, berbagai bentuk penerapan teknologi pendidikan
berkembang pesat. Penerapan berupa pola / sistem pendidikan yang inovatif, contohnya
sebagai berikut :
1. Sistem pendidikan terbuka / jarak jauh (SLTP Terbuka, Madrasah Tsanawiyah Terbuka,
Universitas Terbuka, Program KEJAR Paket A dan B)
2. Proyek pendidikan melalui satelit ( Rural Satellite Project) di perguruan tinggi wilayah
Indonesia Timur.
3. Penggunaan siaran radio untuk penataran guru, sitem belajar mandiri untuk meningkatkan
kualitas guru yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan.
4. Sistem pelatihan jarak jauh yang pengembangannya dikoordinasikan oleh Indonesian
Learning Work (IDLN) dan SEAMOLEC ( SEAMO Open Learning Center ) berkedudukan
di Pustekom Diknas.
5. Teknik /strategi pembelajaran untuk belajar pemecahan masalah dan belajar aktif (problem
solving and active learning strategies and techniques).
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 30 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Beberapa bentuk penerapan ada yang sudah berhenti dikarenakan berbagai alasan
kebijakan maupun pendanaan. Akan tetapi penerapan teknologi pendidikan yang telah
berlangsung, menunjukkan perkembangan yang signifikan. Perkembangan itu masih harus
ditingkatkan lagi untuk menjangkau seluruh sektor pendidikan pada semua jenis, jalur dan
jenjang pendidikan termasuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia.
Perkembangan- perkembangan baru yang timbul dalam dunia pendidikan
Perkembangan-perkembangan baru yang timbul dalam dunia pendidikan dan
khususnya dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Adanya berbagai macam sumber untuk belajar, termasuk orang (penulis buku) prosedur
media dan lain-lain, pesan (yang tertulis dalam buku, atau tersaji lewat media),
media(jaringan televise, radio dan lain-lain). Cara-cara tertentu dalam mengolah,
menyajikan pesan, serta lingkungan di mana proses pendidikan itu berlangsung.
2. Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan baik secara konseptual maupun factual.
3. Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber belajar agar dapat
digunakan seoptimal mungkin untuk keperluan belajar.
4. Tumbuh dan makin memasyaratkannya pendidikan terbuka/jarak jauh sebagai sistem
pendidikan alternatif yang memungkinkan proses pendidikan dsan pembelajaran dilakukan
secara luwes, efisien, efektif, dapat diakses oleh siapa saja yang memerlukan.
Bertolak dari ilustrasi diatas, keempat perkembangan diatas merupakan peluang dan
masa depan teknologi pendidikan semakin terbuka. Di samping itu, pengaruh era globalisasi
yang tidak bisa kita hindari menuntut manusia ke depan lebih kreatif dalam menghadapi
tantangann yang lebih besar, sehingga perang teknologi pendidikan lebih banyak bersifat
reaktif terhadap perkembangan teknologi dari pada sebagai ―agent of change‖ yang memicu
perubahan itu.
3. VISI,MISI ,DAN TUJUAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
VISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Terwujudnya berbagai pola pendidikan dan pembelajaran dengan dikembangkan dan
dimanfaatkannya aneka proses dan sumber belajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 31 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Sebagai pusat pengembangan iptek pendidikan dan pusat penyiapan teknolog
pendidikan/pembelajaran serta pendidik dan tenaga kependidikan yang menguasai
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan multimedia.
MISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Dilakukannya pendekatan integratif dengan semua kegiatan pembangunan dibidang
pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
Tersedianya tenaga ahli untuk mengelola dan melaksanakan kegiatan.
Diusahakannya pertambahan nilai sosial ekonomi.
Dihindari adanya gejolak negatif.
Dikembangkannya pola dan sistem yang memungkinkan keterlibatan jumlah sasaran
maksimal,perluasan pelayanan,dan desentalisasi kegiatan.
Dihasilkannya inovasi sistem pembelajaran yang efektif.
Menyelenggarakan pendidikan tinggi untuk menghasilkan teknolog
pendidikan/pembelajaran,pendidik,dan tenaga kependidikan yang mengusai TIK dan
multimedia,unggul dan memiliki daya saing yang tinggi.
Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi
pendidikan/pembelajaran untuk menghasilkan karya akademik yang unggul dan menjadi
rujukan.
Menerapkan berbagai hasil karya dalam bidang teknologi pendidikan/pembelajaran untuk
memberdayakan masyarakat.
TUJUAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Menghasilkan teknolog pendidikan/pembelajaran yang mampu
merancang,mengembangkan,memanfaatkan dan mengelola serta mengevaluasi
program,proses dan produk pendidikan/pembelajaran dan pelatihan.
Menghasilkan tenaga pendidik yang mengusai teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dan multimedia dijenjang pendidikan dasar dan menengah.
Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum,pengelola atau teknisi
sumber belajar termasuk perpustakaan sekolah,dan tenaga administratif yang menguasai
teknologi informasai dan komunikasi.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 32 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan pengembangan dalam bidang
teknologi pendidikan/pembelajaran.
Memberdayakan masyarakat melalui penerapan berbagai hasil karya tenologi
pendidikan/pembelajaran.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 33 http://romidwisyahri95.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Nasution, M.A, Prof. Dr, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Sadiman, Arif, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986)
Sudjana, Dr. Nana, Teknologi Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1989)
Syukur, Drs. Fatah, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005)
Arif AM, M. 2010. Teknologi Pendidikan. Kediri: STAIN Kediri Press.
B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 34 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 35 http://romidwisyahri95.blogspot.com
BAB III
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1. Latar Belakang
Sejarah teknologi pendidikan perlu diketahui seseorang untuk menjadi seorang yang ahli
dalam bidang teknologi pendidikan. Karena untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu, seseorang
harus mampu memiliki pengetahuan tentang sejarah dalam bidang bersangkutan.
Bidang teknologi pendidikan meliputi analisis masalah belajar dan kinerja, serta desain,
pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan proses pembelajaran dan sumber daya
yang dimaksudkan dapat meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam berbagai pengaturan,
lembaga pendidikan khususnya dan tempat kerja. Profesional di bidang teknologi instruksional
sering menggunakan prosedur teknologi instruksional yang sistematis dan menggunakan
berbagai media pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Selain itu, dalam beberapa
tahun terakhir, mereka telah meningkatkan perhatian untuk solusi non-instruksional untuk
beberapa masalah belajar dan kinerja.
Penelitian dan teori yang terkait dengan masing-masing daerah tersebut juga merupakan
bagian penting dari dalam bidang teknologi instruksional.Selama bertahun-tahun, praktek-
penggunaan sistematis prosedur teknologi pendidikan dan penggunaan media untuk tujuan-
instruksional telah membentuk inti dari bidang teknologi pendidikan. Dari perspektif sejarah,
sebagian besar praktek yang berkaitan dengan media pembelajaran telah terjadi perkembangan
yang berhubungan dengan teknologi pendidikan.
Melihat begitu pentingnya sejarah Teknologi Pendidikan sebagai landasan untuk lebih
memahami dan mengetahui bagaimana Teknologi Pendidikan dalam tinjauan perkembangan
sejarahnya, maka sebagai individu yang bergerak dibidang Teknologi Pendidikan, penulis
melakukan pembahasan tentang “perkembangan teknologi pendidikan”.
Dalam makalah ini Penulis akan membahas banyak peristiwa penting dalam rentetan sejarah
bidang teknologi pendidikan yang telah terjadi di duniaa, dan juga penekanan dalam buku yang
menjadi sumber utama bahasan ini pada peristiwa yang telah terjadi di Amerika Serikat.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 36 http://romidwisyahri95.blogspot.com
A. Rumusan Masalah
1) Pengertian Teknologi Pendidikan
2) Sejarah Perkembangan Teknologi Pembelajaran
3) Sejarah teknologi pembelajaran
4) Sejarah desain pembelajaran
5) Permulaan Model Desain Pembelajaran
6) Kawasan Teknologi Pembelajaran
A. PENGERTIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Rumusan tentang pengertian Teknologi Pembelajaran telah mengalami beberapa
perubahan, sejalan dengan sejarah dan perkembangan dari teknologi pembelajaran itu sendiri. Di
bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang Teknologi Pembelajaran yang memiliki
pengaruh terhadap perkembangan Teknologi Pembelajaran.
1. Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT) 1963
― Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan yang
terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan guna mengendalikan
proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari kelemahan dan kelebihan suatu pesan
dalam proses belajar; (b) penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam
lingkungan pendidikan, meliputi : perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan
pemanfaatan dari komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya adalah
pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu
pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.‖
Meski masih menggunakan istilah komunikasi audio-visual, definisi di atas telah
menghasilkan kerangka dasar bagi pengembangan Teknologi Pembelajaran berikutnya serta
dapat mendorong terjadinya peningkatan pembelajaran.
2. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
―Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan sebagai media
yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 37 http://romidwisyahri95.blogspot.com
pembelajaran adalah televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak
lainnya.‖
―Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan,
dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada
penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi
sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung efektif.‖
Dengan mencantumkan istilah tujuan khusus, tampaknya rumusan tersebut berusaha
mengakomodir pengaruh pemikiran B.F. Skinner (salah seorang tokoh Psikologi Behaviorisme)
dalam teknologi pembelajaran. Begitu juga, rumusan tersebut memandang pentingnya penelitian
tentang metode dan teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan khusus.
3. Definisi Silber 1970
―Teknologi Pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi,
dukungan-pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan,
peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan usaha pengembangan (organisasi dan personal)
secara sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar‖.
Definisi yang dikemukakan oleh Kenneth Silber di atas menyebutkan istilah
pengembangan. Pada definisi sebelumnya yang dimaksud dengan pengembangan lebih diartikan
pada pengembangan potensi manusia. Dalam definisi Silber, penggunaan istilah pengembangan
memuat dua pengertian, disamping berkaitan dengan pengembangan potensi manusia juga
diartikan pula sebagai pengembangan dari Teknologi Pembelajaran itu sendiri, yang mencakup :
perancangan, produksi, penggunaan dan penilaian teknologi untuk pembelajaran.
4. Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
―Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara bagaimana tujuan
pendidikan dapat dicapai‖
Definisi sebelumnya meliputi istilah, ―mesin‖, instrumen‖ atau ―media‖, sedangkan dalam
definisi MacKenzie dan Eraut ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat
keras, tetapi lebih berorientasi pada proses.
5. Definisi AECT 1972
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 38 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pada tahun 1972, AECT berupaya merevisi defisini yang sudah ada (1963, 1970, 1971),
dengan memberikan rumusan sebagai berikut :
―Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar
pada manusia melalui usaha sistematik dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian
dan pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan
proses tersebut‖.
Definisi ini didasari semangat untuk menetapkan komunikasi audio-visual sebagai suatu
bidang studi. Ketentuan ini mengembangkan gagasan bahwa teknologi pendidikan merupakan
suatu profesi.
6. Definisi AECT 1977
―Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang,
prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah, merancang,
melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada
manusia.
Definisi tahun 1977, AECT berusaha mengidentifikasi sebagai suatu teori, bidang dan
profesi. Definisi sebelumnya, kecuali pada tahun 1963, tidak menekankan teknologi pendidikan
sebagai suatu teori.
7. Definisi AECT 1994
― Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk belajar.‖
Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi ini sesungguhnya
mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi
pembelajaran sebagai suatu bidang dan profesi, yang tentunya perlu didukung oleh landasan
teori dan praktek yang kokoh. Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau
kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha
menekankan pentingnya proses dan produk.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 39 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Jika kita amati isi kandungan definisi-definisi teknologi pembelajaran di atas, tampaknya
dari waktu ke waktu teknologi pemebelajaran mengalami proses ―metamorfosa‖ menuju
penyempurnaan. Yang semula hanya dipandang sebagai alat ke sistem yang lebih luas, dari
hanya berorientasi pada praktek menuju ke teori dan praktek, dari produk menuju ke proses dan
produk, dan akhirnya melalui perjalanan evolusionernya saat ini teknologi pembelajaran telah
menjadi sebuah bidang dan profesi.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
demikian pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka tidak
mustahil ke depannya teknologi pembelajaran akan semakin terus berkembang dan
memperkokoh diri menjadi suatu disiplin ilmu dan profesi yang dapat lebih jauh memberikan
manfaat bagi pencapaian efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Kendati demikian, harus diakui bahwa perkembangan bidang dan profesi teknologi
pembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih boleh dikatakan belum optimal, baik dalam hal
design, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, maupun evaluasinya. Kiranya masih
dibutuhkan usaha perjuangan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait dengan
teknologi pembelajaran, baik dari kalangan akademisi, peneliti maupun praktisi.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Sejarah desain pembelajaran dan teknologi perlu diketahui seseorang untuk menjadi
seorang yang ahli dalam bidang desain pembelajaran dan teknologi. Karena untuk menjadi ahli
dalam bidang tertentu harus mampu memiliki pengetahuan tentang sejarah dalam bidang
bersangkutan.
Bidang desain instruksional dan teknologi meliputi analisis masalah belajar dan kinerja,
serta desain, pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan proses pembelajaran dan
sumber daya yang dimaksudkan dapat meningkatkan pembelajaran dan kinerja dalam berbagai
pengaturan, lembaga pendidikan khususnya dan tempat kerja. Profesional di bidang desain
instruksional dan teknologi sering menggunakan prosedur desain instruksional yang sistematis
dan menggunakan berbagai media pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Selain
itu, dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah meningkatkan perhatian untuk solusi non-
instruksional untuk beberapa masalah belajar dan kinerja. Penelitian dan teori yang terkait
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 40 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dengan masing-masing daerah tersebut juga merupakan bagian penting dari dalam bidang desain
instruksional dan teknologi.
Selama bertahun-tahun, dua praktek-penggunaan sistematis prosedur desain
instruksional dan penggunaan media untuk tujuan-instruksional telah membentuk inti dari
bidang desain instruksional dan teknologi . Dari perspektif sejarah, sebagian besar praktek yang
berkaitan dengan media pembelajaran telah terjadi perkembangan yang berhubungan dengan
desain instruksional. Oleh karena itu sejarah dari masing-masing dua set praktek akan dijelaskan
secara terpisah. Hal ini juga harus dicatat bahwa meskipun banyak peristiwa penting dalam
sejarah bidang desain instruksional dan teknologi telah terjadi di negara-negara lain, penekanan
dalam buku yang menjadi sumber utama bahasan ini pada peristiwa yang telah terjadi di
Amerika Serikat.
Istilah media pembelajaran telah didefinisikan sebagai sarana fisik melalui instruksi yang
disajikan kepada peserta didik (Reiser & Gagnt. 1983). Berdasarkan definisi ini, setiap fisik
berarti pengiriman instruksional, dari instruktur hidup, buku, komputer dan sebagainya, akan
diklasifikasikan sebagai media instruksional. Mungkin lebih bijaksana bagi para praktisi di
bidangnya untuk mengadopsi sudut pandang ini: Namun, dalam diskusi sebagian besar sejarah
media pembelajaran, tiga sarana utama instruksi sebelum abad kedua puluh dan masih
merupakan cara paling umum saat ini yaitu guru, papan tulis, dan buku teks. Ketiga itu telah
dikategorikan secara terpisah dari media lain (ef. Komisi Instructional Technology, 1970).
Dengan demikian, media pembelajaran akan didefinisikan sebagai sarana fisik, selain guru,
papan tulis, dan buku teks, melalui instruksi yang disajikan kepada peserta didik.
C. SEJARAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1. Museum sekolah
Di Amerika Serikat, penggunaan media untuk tujuan pembelajaran telah dilacak kembali
setidaknya sebagai awal dekade pertama abad kedua puluh (Saettler, 1990). Pada waktu telah ada
sebuah museum sekolah. Saettler (1968) telah mengindikasikan, museum ini menjabat sebagai
unit administrasi pusat untuk instruksi visual dengan distribusi mereka dari pameran museum
portabel, stereograf [tiga-dimensi foto], slide, film, cetakan studi, grafik, dan bahan instruksional
―(hal. 89). Museum sekolah pertama dibuka di St Louis pada tahun 1905, dan tidak lama
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 41 http://romidwisyahri95.blogspot.com
kemudian, museum sekolah dibuka di Reading, Pennsylvania, dan Cleveland, Ohio. Meskipun
beberapa museum tersebut telah berdiri sejak awal 1900-an, daerah pusat terbesar media dapat
dianggap modern.
Saettler (1990) juga menyatakan bahwa bahan yang disimpan di museum sekolah
dipandang sebagai bahan pelengkap kurikulum. Mereka tidak dimaksudkan untuk menggantikan
guru atau buku teks. Sepanjang seratus tahun terakhir, pandangan awal tentang peran media
pembelajaran tetap lazim di komunitas pendidikan pada umumnya.
Artinya, banyak pendidik telah melihat media pembelajaran sebagai sarana pelengkap
dalam menyajikan instruksi. Sebaliknya, guru dan buku teks umumnya dipandang sebagai sarana
utama menyajikan instruksi, dan guru biasanya diberikan kewenangan untuk memutuskan apa
media pembelajaran lain yang akan mereka lakukan. Selama bertahun-tahun, sejumlah
profesional di bidang desain instruksional dan teknologi (misalnya, Heinich, 1970) berpendapat
terhadap gagasan ini, menunjukkan bahwa
a. guru harus dilihat pada kedudukan yang sama dengan media instruksional, sebagai hanya
salah satu dari banyak kemungkinan berarti untuk menyajikan instruksi,
b. guru tidak boleh diberikan otoritas tunggal untuk memutuskan apa yang media pembelajaran
yang akan digunakan di ruang kelas. Namun, dalam komunitas pendidikan yang luas,
pandangan ini tidak begitu disukai.
2. Gerakan Visual Instruksi dan Film Instruksional
Seperti Saettler (1990) telah mengindikasikan, di awal abad kedua puluh, kebanyakan
media yang disimpan di museum sekolah media visual, seperti film, slide, dan foto. Jadi pada
saat itu, meningkatnya minat dalam menggunakan media di sekolah itu disebut sebagai ―instruksi
visual‖ atau ―pendidikan visual‖ gerakan. Istilah terakhir ini digunakan setidaknya 1908, ketika
diterbitkan Perusahaan Tampilkan Keystone Visual Pendidikan, panduan guru untuk slide lentera
dan stereograf.
Selain lentera ajaib (lentera proyektor slide) dan stereopticons (Stereograf pemirsa), yang
digunakan di beberapa sekolah selama paruh kedua abad kesembilan belas (Anderson, 1962),
gerakan gambar proyektor adalah salah satu perangkat media pertama digunakan di sekolah-
sekolah. Di Amerika Serikat, katalog pertama film instruksional diterbitkan pada 1910. Setalah
1910, sistem sekolah publik Rochester, New York, menjadi yang pertama untuk mengadopsi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 42 http://romidwisyahri95.blogspot.com
film instruksional untuk penggunaan biasa. Pada tahun 1913, Thomas Edison menyatakan,
―Buku akan segera menjadi usang di sekolah-sekolah …. Hal ini dimungkinkan untuk mengajar
setiap cabang pengetahuan manusia dengan gerak gambar sistem sekolah kami akan benar-benar
berubah dalam sepuluh tahun mendatang.‖ (Dikutip di Saettler,, 1968 hlm 98).
Sepuluh tahun setelah Edison membuat perkiraan-nya, apa yang ia meramalkan tidak
datang. Namun, selama dekade ini (1914-1923), gerakan instruksi visual tidak tumbuh. Lima
organisasi profesional nasional untuk instruksi visual didirikan, lima jurnal berfokus pada
instruksi visual yang mulai diterbitkan, lebih dari dua puluh lembaga-lembaga pelatihan guru
mulai menawarkan program dalam instruksi visual, dan setidaknya selusin kota besar sistem
sekolah dikembangkan biro visual pendidikan (Saettler , 1990).
3. Gerakan Audiovisual Instruksi dan Radio Instruksional
Diakhir tahun 1920 dan sepanjang tahun 1930-an, kemajuan teknologi di berbagai bidang
seperti siaran radio, rekaman suara, dan gambar gerak suara menyebabkan meningkatnya minat
dalam media pembelajaran. Dengan munculnya media yang menggabungkan suara, gerakan
instruksi memperluas visual yang dikenal sebagai gerakan instruksi audiovisual (Finn, 1972;
McCluskey, 1981). Namun, McCluskey (1981), yang merupakan salah satu pemimpin dalam
bidang selama periode ini, menunjukkan bahwa sementara lapangan terus tumbuh, komunitas
pendidikan pada umumnya tidak sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan tersebut. Dia menyatakan
bahwa tahun 1930, kepentingan komersial dalam gerakan instruksi visual yang telah
menginvestasikan dan kehilangan lebih dari $ 50 juta, dan hanya bagian dari kerugian itu karena
Depresi Besar, yang dimulai pada tahun 1929.
Terlepas dari efek ekonomi yang merugikan akibat Depresi Besar, audiovisual dalam
gerakan konstruksi terus berkembang. Menurut Saettler (1990), salah satu peristiwa paling
penting dalam evolusi ini adalah penggabungan pada tahun 1932 dari tiga organisasi yang ada
profesional nasional untuk instruksi visual. Sebagai hasilnya, kepemimpinan dalam gerakan itu
dikonsolidasikan dalam satu organisasi, Departemen Instruksi Visual, yang pada saat itu
merupakan bagian dari National Education Association. Selama bertahun-tahun, organisasi ini,
yang diciptakan pada tahun 1923 dan sekarang disebut Asosiasi untuk Pendidikan Komunikasi
dan Teknologi, telah mempertahankan peran kepemimpinan dalam bidang desain instruksional
dan teknologi.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 43 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, sejumlah buku pada topik pembelajaran visual
ditulis. Mungkin yang paling penting dari buku teks adalah Visualisasi Kurikulum, yang ditulis
oleh Charles F. Hoban, Sr, Charles F. Hoban, Jr, dan Stanley B. Zissman (1937). Dalam buku
ini, penulis menyatakan bahwa nilai materi audiovisual adalah fungsi derajat realisme. Para
penulis juga disajikan hirarki media, mulai dari mereka yang bisa hadir hanya konsep-konsep
dengan cara abstrak bagi mereka yang memungkinkan untuk representasi sangat konkret
(Heinich, Molenda, Russell, & Smaldino, 1999). Beberapa ide-ide ini sebelumnya telah
dibicarakan oleh orang lain tetapi belum ditangani secara menyeluruh. Pada tahun 1946, Edgar
Dale kemudian dijabarkan lebih lanjut pada ide-ide ketika dia mengembangkan terkenal
―Pengalaman Cone.‖ Sepanjang sejarah audiovisual dalam gerakan konstruksi, banyak telah
menunjukkan bahwa bagian dari nilai bahan audiovisual adalah kemampuan mereka untuk
menyajikan konsep-konsep secara konkret (Saettler, 1990).
Sebuah media yang mendapat perhatian besar selama periode ini adalah radio. Pada awal
1930-an, penggemar audiovisual banyak yang mengelu-elukan radio sebagai media yang akan
merevolusi pendidikan. Misalnya, dalam mengacu pada potensi instruksional radio, film, dan
televisi, editor publikasi untuk Asosiasi Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ―suatu hari
mereka akan seperti buku dan kuat dalam efek mereka pada belajar dan mengajar‖ (Morgan ,
1932, hlm ix). Namun, bertentangan ini, melalui radio dua puluh tahun ke depan memiliki
dampak yang sangat sedikit pada praktek instruksional (Kuba, 1986).
4. Perang Dunia II
Dengan terjadinya Perang Dunia II, pertumbuhan gerakan audiovisual di sekolah-sekolah
melambat, namun, perangkat audiovisual yang digunakan secara luas dalam pelayanan militer
dan dalam industri meningkat. Sebagai contoh, selama perang, Angkatan Darat Amerika Serikat
Angkatan Udara menghasilkan film pelatihan lebih dari 400 dan 6G0 filmstrips, dan selama
periode dua tahun (dari pertengahan 1943 sampai pertengahan 1945), diperkirakan bahwa lebih
dari empat juta pertunjukan film pelatihan untuk personel militer AS. Meskipun ada sedikit
waktu dan kesempatan untuk mengumpulkan data mengenai dampak dari film pada kinerja
personil militer, beberapa survei instruktur militer mengungkapkan bahwa mereka percaya
bahwa film pelatihan dan filmstrips yang digunakan selama perang itu trainintools efektif
(Saettler , 1990). Setidaknya beberapa musuh telah disepakati; pada tahun 1945, setelah perang
berakhir, Kepala Staf Umum Jerman mengatakan, ―Kami memiliki segalanya dihitung sempurna
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 44 http://romidwisyahri95.blogspot.com
kecuali kecepatan Amerika mampu melatih orang-orang yang salah perhitungan utama
meremehkan penguasaan mereka cepat dan lengkap pendidikan film ―(dikutip dalam Olsen &
Bass, 1982, hal 33)
Selama perang, film-film pelatihan juga memainkan peran penting dalam mempersiapkan
warga sipil di Amerika Serikat untuk bekerja dalam bidang industri. Pada tahun 1941,
pemerintah federal membentuk Divisi Visual Aids untuk Pelatihan Perang. Dari tahun 1941
sampai 1945, organisasi ini mengawasi produksi film 457 pelatihan. Kebanyakan direksi
pelatihan melaporkan bahwa film mengurangi waktu pelatihan tanpa memiliki dampak negatif
pada efektivitas pelatihan dan bahwa film lebih menarik dan menghasilkan absensi kurang dari
program pelatihan tradisional (Saettler, 1990).
Selain film-film pelatihan dan proyektor film, berbagai bahan dan peralatan audiovisual
lainnya yang bekerja dalam militer dan bidang industri selama Perang Dunia II. Perangkat yang
digunakan secara luas termasuk proyektor overhead, yang pertama kali dihasilkan selama
perang; proyektor slide, yang digunakan dalam mengajar pengakuan pesawat dan kapal:
peralatan audio, yang digunakan dalam mengajar bahasa asing: dan simulator dan perangkat
pelatihan, yang dipekerjakan dalam pelatihan penerbangan (Olsen & Bass, 1982 Saettler, 1990).
5. Pasca Perang Dunia II Perkembangan dan Media Penelitian
Perangkat audiovisual yang digunakan selama Perang Dunia II secara umum dianggap
sukses dalam membantu Amerika Serikat memecahkan masalah utama pelatihan: bagaimana
melatih efektif dan efisien individu dengan latar belakang beragam. Sebagai hasil dari
keberhasilan nyata, setelah perang ada minat baru dalam menggunakan perangkat audiovisual di
sekolah-sekolah (Finn. 1972: Olsen & Bass, 1982).
Dalam dekade setelah perang, beberapa program penelitian audiovisual intensif
dilakukan Studi penelitian yang dilakukan sebagai bagian dari program ini dirancang untuk
mengidentifikasi bagaimana berbagai fitur, atau atribut, bahan audiovisual yang terkena
pembelajaran, tujuan untuk mengidentifikasi atribut yang akan memfasilitasi pembelajaran
dalam situasi tertentu. Misalnya, satu program penelitian, yang dilakukan di bawah arahan
ArthurA. Lumsdaine, difokuskan pada identifikasi bagaimana belajar dipengaruhi oleh berbagai
teknik untuk memunculkan respon siswa terbuka selama menonton Film instruksional
(Lumsdaine, 1963).
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 45 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pasca-Perang Dunia II program penelitian audiovisual adalah upaya terkonsentrasi
pertama untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip belajar yang dapat digunakan dalam desain bahan
audiovisual. Namun, praktik-praktik pendidikan tidak terlalu dipengaruhi oleh program-program
penelitian bahwa praktisi utama mengabaikan atau tidak dibuat sadar banyak temuan penelitian
(Lumsdaine. 1963. 1964).
Sebagian besar penelitian media yang telah dilakukan selama bertahun-tahun
dibandingkan seberapa banyak siswa telah belajar, setelah menerima pelajaran yang disajikan
melalui media tertentu, seperti film, televisi, radio, atau komputer, versus berapa banyak siswa
telah belajar dari hidup instruksi pada topik yang sama. Studi jenis ini, sering disebut studi media
perbandingan, biasanya mengungkapkan bahwa siswa belajar sama baiknya terlepas dari sarana
presentasi (Clark, 1983, 1994; Schramm, 1977). Mengingat temuan ini, kritikus penelitian
tersebut telah menyarankan bahwa fokus studi tersebut harus berubah. Beberapa berpendapat
bahwa peneliti harus fokus pada atribut (karakteristik) media (Levie & Dickie, 1973), yang lain
menyarankan pemeriksaan bagaimana media mempengaruhi pembelajaran (Kozma, 1991, 1994),
dan yang lainnya telah menyarankan bahwa fokus penelitian harus pada metode pengajaran,
bukan pada media yang memberikan metode-metode (Clark, 1983, 1994). Dalam beberapa tahun
terakhir, beberapa jenis studi telah menjadi lebih umum.
6. Teori Komunikasi
Selama awal 1950-an, banyak pemimpin dalam gerakan nstruksi audiovisual menjadi
tertarik pada berbagai teori atau model komunikasi, seperti model yang diajukan oleh Shannon
dan Weaver (1949). Model ini berfokus pada proses komunikasi, sebuah proses yang melibatkan
pengirim dan penerima pesan dan saluran, atau media, melalui mana pesan yang dikirim. Para
penulis model ini menunjukkan bahwa selama perencanaan untuk komunikasi, maka perlu untuk
mempertimbangkan semua unsur dari proses komunikasi dan tidak hanya fokus pada media,
karena banyak di bidang audiovisual cenderung untuk melakukan. Sebagai Berlo (1963)
menyatakan, ―Sebagai orang komunikasi saya harus berpendapat kuat bahwa itu adalah proses
yang sentral dan bahwa media meskipun penting, adalah hal sekunder‖ (hal. 378). Beberapa
pemimpin dalam gerakan audiovisual, seperti Dale (1953) dan Finn (1954), juga menekankan
pentingnya proses komunikasi. Meskipun pada awalnya, praktisi audiovisual tidak sangat
dipengaruhi oleh gagasan (Lumsdaine. 1964; Mcierhenry, 1980), ekspresi dari sudut pandang
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 46 http://romidwisyahri95.blogspot.com
akhirnya membantu untuk memperluas fokus gerakan audiovisual (Ely, 1963, 1970; Silber, 1981
).
7. Televisi Pembelajaran
Mungkin faktor yang paling penting mempengaruhi gerakan audiovisual pada 1950-an
adalah meningkatnya minat dalam televisi sebagai media untuk memberikan instruksi. Sebelum
tahun 1950-an, telah terjadi sejumlah kasus di mana televisi telah digunakan untuk tujuan
instruksional (Gumpert, 1967; Taylor, 1967). Selama tahun 1950-an, bagaimanapun, ada
pertumbuhan yang luar biasa dalam penggunaan televisi pembelajaran. Pertumbuhan ini
dirangsang oleh setidaknya dua faktor utama.
Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan televisi pembelajaran adalah keputusan
tahun 1952 oleh Komisi Komunikasi Federal untuk menyisihkan 242 saluran televisi untuk
tujuan pendidikan. Keputusan ini menyebabkan perkembangan pesat sejumlah besar masyarakat
(kemudian disebut ―pendidikan‖) stasiun televisi. Pada tahun 1955, ada tujuh belas stasiun
seperti di Amerika Serikat, dan pada tahun 1960, jumlah itu meningkat menjadi lebih dari lima
puluh (Blakely, 1979). Salah satu misi utama dari stasiun-stasiun ini adalah presentasi dari
program pembelajaran. Sebagai Hezel (1980) menunjukkan, ―Peran mengajar telah dianggap
berasal dari penyiaran publik sejak asal-usulnya. Terutama sebelum tahun 1960-an, pendidikan
penyiaran dipandang cepat dan efisien, berarti murah untuk memuaskan kebutuhan pembelajaran
bangsa‖ (hal. 173).
Pertumbuhan televisi pembelajaran selama tahun 1950 juga dirangsang oleh dana yang
disediakan oleh Ford Foundation. Diperkirakan bahwa selama tahun 1950-an dan 1960-an,
yayasan dan lembaga yang menghabiskan lebih dari $ 170.000.000 di televisi pendidikan
(Gordon, 1970). (Di Indonesia juga ada televisi pendidikan. Yaitu di era 1970-an. Waktu era itu
disiarkan program ACIL). Proyek yang disponsori oleh yayasan termasuk sistem televisi sirkuit
tertutup digunakan untuk memberikan instruksi dalam semua bidang subjek utama di semua
tingkatan kelas di seluruh sistem sekolah di Washington County (Hagerstown), Maryland,
sebuah kurikulum SMP sampai universitas yang disajikan melalui televisi publik di Chicago,
sebuah program penelitian eksperimental skala besar dirancang untuk menilai efektivitas dari
serangkaian program kuliah yang diajarkan melalui televisi sirkuit tertutup di Pennsylvania State
University, dan Program Midwest pada Instruksi televisi Airborne, sebuah program yang
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 47 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dirancang untuk secara bersamaan mengirimkan pelajaran televisi dari pesawat terbang untuk
sekolah di enam negara.
Pada pertengahan 1960-an, banyak kepentingan dalam menggunakan televisi untuk
tujuan instruksional mereda. Banyak proyek-proyek televisi pembelajaran yang dikembangkan
selama periode ini memiliki kehidupan yang pendek. Masalah ini sebagian karena kualitas
pembelajaran biasa-biasa saja dari beberapa program yang dihasilkan, banyak dari mereka tidak
lebih daripada saat seorang guru memberikan kuliah. Pada tahun 1963, Ford Foundation
memutuskan untuk memfokuskan dukungan pada televisi publik secara umum, daripada di
sekolah aplikasi televisi instruksional (Blakely, 1979). Banyak sekolah dihentikan proyek televisi
demonstrasi pembelajaran apabila dana eksternal untuk proyek-proyek dihentikan (Tyler.
1975b). Pemrograman pembelajaran masih merupakan bagian penting dari misi televisi publik,
tapi misi yang sekarang lebih luas, meliputi jenis lain pemrograman, seperti presentasi budaya
dan informasi (Hezel, 1980). Dalam terang perkembangan ini dan lainnya, pada tahun 1967,
Komisi Carnegie di Televisi Pendidikan menyimpulkan:
Peran yang dimainkan dalam pendidikan formal oleh televisi pembelajaran di seluruh
satu kecil tidak ada yang mendekati potensi sesungguhnya dari televisi pembelajaran yang
direalisasikan dalam praktek. Dengan pengecualian kecil, hilangnya total televisi pembelajaran
akan meninggalkan sistem pendidikan fundamental tidak berubah. (hal. 80-81)
Banyak alasan yang telah diberikan, mengapa televisi pembelajaran tidak diadopsi untuk
tingkat yang lebih besar. Ini termasuk resistensi guru untuk penggunaan televisi di ruang kelas
mereka, biaya instalasi dan pemeliharaan sistem televisi di sekolah, dan ketidakmampuan televisi
sendiri untuk memadai menyajikan berbagai kondisi yang diperlukan untuk kepentingan belajar
siswa(Gordon, 1970; Tyler , 1975b).
8. Pergeseran Terminologi
Pada awal 1970-an, istilah teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran mulai
menggantikan instruksi audiovisual sebagai istilah yang digunakan untuk menggambarkan
aplikasi media untuk tujuan pembelajaran. Sebagai contoh, pada tahun 1970, nama organisasi
profesional utama dalam bidang itu diubah dari Departemen Audiovisual Instruksi kepada
Asosiasi untuk Komunikasi dan Teknologi Pendidikan (AECT). Kemudian dalam dekade, nama
dari dua jurnal yang diterbitkan oleh AECT juga berubah: Tinjauan Komunikasi Audiovisual
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 48 http://romidwisyahri95.blogspot.com
menjadi Komunikasi Pendidikan dan Jurnal Teknologi, dan Instruksi Audiovisual menjadi
Inovator Instruksional. Selain itu, kelompok yang dibentuk pemerintah AS untuk memeriksa
dampak media instruksi disebut Komisi Instructional Technology. Terlepas dari terminologi,
bagaimanapun, sebagian besar individu di lapangan sepakat bahwa sampai saat itu, media
pembelajaran telah memiliki dampak minimal pada praktek-praktek pendidikan (Komisi
Instructional Technology, 1970; Kuba, 1986)
9. Komputer: Dari tahun 1950 sampai 1995
Setelah minat di televisi pembelajaran memudar, inovasi teknologi berikutnya untuk
menangkap perhatian sejumlah besar pendidik adalah komputer. Meskipun minat yang luas
dalam komputer sebagai alat instruksional tidak terjadi sampai tahun 1980-an, komputer pertama
kali, digunakan dalam pendidikan dan pelatihan pada tanggal lebih awal. Banyak karya awal di
komputer-dibantu instruksi (CAI) dilakukan pada tahun 1950 oleh peneliti di IBM, yang
mengembangkan bahasa CAI. Penulisan pertama dan dirancang salah satu program CAI pertama
untuk digunakan di sekolah-sekolah umum. Pelopor lain di daerah ini termasuk Gordon Pask,
yang adaptif mesin mengajar memanfaatkan teknologi komputer (Lewis & Pask, 1965; Pask,
1960; Stolorow & Davis, 1965), dan Richard Atkinson dan Patrick Suppes, yang bekerja selama
tahun 1960 menyebabkan beberapa aplikasi CAI awal di kedua sekolah publik dan tingkat
universitas (Atkinson & Hansen, 1966; Suppes & Macken, 1978). Upaya besar lain selama 1960-
an dan awal 1970-an termasuk pengembangan sistem CAI seperti PLATO dan TICCIT. Namun,
meskipun pekerjaan yang telah dilakukan, pada akhir 1970-an, CAI punya dampak yang sangat
sedikit pada pendidikan (Pagliaro, 1983).
Pada awal 1980-an, beberapa tahun setelah mikrokomputer tersedia untuk masyarakat
umum, antusiasme terhadap alat ini menyebabkan meningkatnya minat dalam menggunakan
komputer: untuk tujuan pembelajaran. Pada Januari 1983, komputer sedang digunakan untuk
tujuan pembelajaran di lebih dari 40% dari semua sekolah dasar dan lebih dari 75% dari semua
sekolah menengah di Amerika Serikat (Pusat Organisasi Sosial Sekolah, 1983).
Banyak pendidik yang tertarik terhadap mikrokomputer karena mereka relatif dalam
mahal, yang cukup kompak untuk penggunaan desktop, dan bisa melakukan banyak fungsi yang
dilakukan oleh komputer besar yang telah mendahului mereka. Seperti kasus Whe lain-media
baru pertama kali diperkenalkan ke dalam arena pembelajaran, banyak diharapkan bahwa media
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 49 http://romidwisyahri95.blogspot.com
ini akan berdampak besar pada praktek pembelajaran. Sebagai contoh, pada tahun 1984. Papert
menunjukkan bahwa komputer akan menjadi ―katalis yang sangat mendalam dan radio:
perubahan dalam sistem pendidikan‖ (hal. 422) dan bahwa pada tahun 1990, satu komputer per
anak akan menjadi negara yang sangat umum urusan di sekolah-sekolah di Amerika Serikat.
Meskipun komputer akhirnya dapat memiliki dampak besar pada praktek pembelajaran di
sekolah, pada pertengahan 1990-an, memiliki dampak kecil. Survei mengungkapkan bahwa pada
1995, meskipun sekolah-sekolah di Amerika Serikat yang dimiliki, rata-rata, satu komputer
untuk sembilan siswa, dampak komputer pada praktek pembelajaran sangat minim, dengan
sejumlah besar guru pelaporan penggunaan sedikit atau tidak ada komputer untuk tujuan
instruksi. Selain itu, dalam banyak kasus, penggunaan komputer jauh dari inovatif. Di sekolah
dasar, guru melaporkan bahwa komputer sedang digunakan terutama untuk … dan praktek; pada
tingkat menengah, laporan menunjukkan bahwa komputer digunakan utama untuk mengajar
keterampilan yang berkaitan dengan komputer seperti pengolah kata (Anderson & Ronnkvi1999;
Becker, 1998; Kantor Technology Assessment, 1995)
10. Perkembangan terbaru
Sejak tahun 1995, kemajuan pesat dalam komputer dan teknologi digital lainnya, serta
Internet, telah menyebabkan minat yang meningkat pesat, dan penggunaan, media ini untuk
tujuan pembelajaran, khususnya dalam pelatihan bisnis dan industri. Sebagai contoh, sebuah
survei terbaru dari lebih dari 750 perusahaan pelatihan industri (Bassi & Van Buren, 1999)
mengungkapkan bahwa persentase dari pelatihan yang disampaikan melalui teknologi baru
seperti CD-ROM, intranet, dan internet meningkat dari kurang dari 6% di tahun 1996 menjadi
lebih dari 9% pada tahun 1997 dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 22% pada
tahun 2000. Survei lain baru-baru ini melaporkan bahwa pada tahun 1999, 14% dari semua
pelatihan formal disampaikan melalui komputer (―Industri Laporan 1999″, 1999).
Dalam beberapa tahun terakhir, minat dalam menggunakan Internet untuk tujuan
pembelajaran juga telah berkembang pesat dalam pendidikan tinggi dan militer. Sebagai contoh,
antara 1994-95 dan 1997-98 tahun akademik, pendaftaran dalam kursus-kursus belajar jarak jauh
di lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat hampir dua kali lipat, dan persentase institusi
yang menawarkan program pembelajaran jarak jauh meningkat dari 33% menjadi 44%, dengan
78% dari publik empat tahun lembaga yang menawarkan program tersebut. Selain itu, sedangkan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 50 http://romidwisyahri95.blogspot.com
pada tahun 1995, hanya 22% dari lembaga pendidikan tinggi menawarkan program pembelajaran
jarak jauh menggunakan teknologi internet berbasis asynchronous, pada tahun 1997-98
akademik, 60% dari lembaga melakukannya (Lewis. Salju, Farris, Levin, & Greene, 1999).
Dalam militer, pada tahun 2000, Sekretaris Angkatan Darat AS mengumumkan bahwa
5600000000 akan dihabiskan selama enam tahun ke depan untuk memungkinkan tentara untuk
mengambil kursus pendidikan jarak jauh melalui Internet (Carr, 2000).
Sejak tahun 1995, ada juga peningkatan yang signifikan dalam jumlah teknologi yang
tersedia di sekolah-sekolah di Amerika Serikat. Sebagai contoh, hasil survei nasional 1998
(Anderson & Ronnkvist, 1999) mengungkapkan bahwa sementara pada tahun 1995 rata-rata ada
satu komputer untuk setiap sembilan siswa, pada tahun 1998 rasio tersebut telah dikurangi
menjadi satu komputer untuk setiap enam siswa. Selain itu, persentase sekolah yang memiliki
akses Internet meningkat dari 50% pada 1995 menjadi 90% pada tahun 1998. Namun,.
sebagaimana telah terjadi sepanjang sejarah media pembelajaran, peningkatan kehadiran
teknologi di sekolah-sekolah tidak selalu berarti peningkatan penggunaan teknologi yang untuk
tujuan pembelajaran. Anderson & Ronnkvist (1999) juga menyatakan bahwa meskipun jumlah
komputer di sekolah telah meningkat, sebagian besar komputer yang cukup terbatas dalam hal
perangkat lunak yang mereka dapat berjalan. Selanjutnya, mereka menunjukkan bahwa
meskipun sebagian besar sekolah sekarang memiliki akses Internet, mahasiswa akses ke Internet
terbatas di banyak sekolah, dengan beberapa siswa mampu menggunakannya untuk sekolah
mereka. Pengamatan ini membuat sulit untuk memastikan sejauh mana praktik pembelajaran di
sekolah-sekolah telah dipengaruhi oleh adanya peningkatan media.
Terlepas dari ketidakpastian tentang sejauh mana penggunaan media di sekolah, sebagian
besar bukti yang dikutip jelas menunjukkan bahwa sejak tahun 1995, telah terjadi peningkatan
yang signifikan dalam penggunaan media pembelajaran dalam berbagai pengaturan, mulai dari
bisnis dan industri untuk pendidikan militer dan lebih tinggi. Dalam bisnis, industri, dan militer,
Internet telah dilihat sebagai sarana memberikan instruksi dan informasi untuk pelajar tersebar
luas dengan biaya yang relatif rendah. Selain itu, dalam banyak kasus, aksesibilitas komputer
yang mudah memungkinkan peserta didik untuk menerima dukungan instruksi dan / atau kinerja
(seringkali dalam bentuk sistem pendukung kinerja elektronik atau sistem manajemen
pengetahuan) kapan dan di mana mereka membutuhkannya, karena mereka melakukan tugas-
tugas pekerjaan tertentu.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 51 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Dalam pendidikan tinggi, pendidikan jarak jauh melalui Internet telah dilihat sebagai
metode rendah biaya menyediakan instruksi untuk siswa yang, karena berbagai faktor (misalnya,
pekerjaan dan tanggung jawab keluarga jarak geografis.), Tidak mungkin sebaliknya telah
mampu menerimanya. Namun, pertanyaan tentang efektivitas-biaya dari instruksi tersebut masih
belum terjawab (Hawkridge. 1999).
Alasan lain bahwa media baru yang digunakan untuk tingkat yang lebih besar mungkin
karena peningkatan kemampuan interaktif dari media. Moore (1989) menjelaskan tiga jenis
interaksi antara agen yang biasanya terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Interaksi ini antara
peserta didik dan konten pembelajaran, antara pelajar dan instruktur, dan di antara pembelajar
sendiri. Sifat media pembelajaran yang umum selama beberapa bagian dari ketiga dua yang
pertama, dari abad lalu (e., .. film dan televisi pembelajaran) dipekerjakan terutama sebagai
sarana memiliki peserta didik berinteraksi dengan isi pembelajaran . Sebaliknya, melalui
penggunaan fitur seperti e-mail, chat room dan bulletin board, Internet sering digunakan sebagai
sarana untuk peserta didik dengan instruktur dengan pelajar lain, serta dengan konten
instruksional. Ini adalah salah satu contoh bagaimana beberapa media baru membuatnya lebih
mudah untuk mempromosikan, berbagai jenis interaksi yang digambarkan oleh Moore.
Selain itu, kemajuan dalam teknologi komputer, khususnya berkaitan dengan
meningkatkannya kemampuan multimedia media ini, membuat lebih mudah bagi pendidik untuk
merancang pengalaman belajar yang melibatkan interaksi antara peserta didik lebih konten
pembelajaran daripada sebelumnya. Misalnya, seperti jumlah dan jenis informasi yang dapat
disajikan oleh komputer telah meningkat, jenis umpan balik serta jenis masalah, yang dapat
disajikan kepada peserta didik telah sangat diperluas. Kemampuan ini meningkatkan
pembelajaran menjadi menarik perhatian banyak pendidik. Selain itu, kemampuan komputer
untuk menyajikan informasi dalam berbagai bentuk, serta memungkinkan peserta didik untuk
mudah link ke berbagai konten, telah menarik minat perancang pembelajaran memiliki perspektif
konstruktivis. Orang yang sangat peduli dengan penyajian masalah otentik (mis. ―dunia nyata‖)
dalam lingkungan belajar di mana peserta didik memiliki banyak kontrol atas kegiatan yang
mereka terlibat dalam dan alat-alat dan sumber daya yang mereka gunakan, menemukan
teknologi digital yang baru lebih akomodatif daripada pendahulunya.
Seperti beberapa contoh dalam beberapa paragraf sebelumnya menunjukkan, bahwa
dalam beberapa tahun terakhir komputer, Internet. dan teknologi digital lainnya sering digunakan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 52 http://romidwisyahri95.blogspot.com
untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja melalui beberapa cara non-tradisional. Sebagai
contoh, sistem kinerja komputer dibantu dukungan elektronik. sistem manajemen pengetahuan,
dan pelajar-berpusat lingkungan belajar sering berfungsi sebagai alternatif untuk pelatihan atau
instruksi langsung. Ketika dampak masa kini media pembelajaran sedang dipertimbangkan, jenis
aplikasi tidak boleh diabaikan.
11. Kesimpulan Mengenai Sejarah Media Instruksional
Dari banyak pelajaran yang dapat kita pelajari dengan meninjau sejarah media
pembelajaran, mungkin salah satu yang paling penting melibatkan perbandingan antara efek
diantisipasi dan aktual media pada praktek instruksional. Sebagai mana Kuba (1986) telah
menunjukkan, saat kita meninjau-melihat kembali selama abad terakhir dari sejarah media, Anda
mungkin perlu diperhatikan pola berulang dari harapan dan hasil. Sebagai media baru memasuki
adegan pendidikan, ada banyak minat awal dan antusiasme banyak tentang efek kemungkinan
untuk memiliki pada praktek instruksional. Namun, antusiasme dan ketertarikan akhirnya
memudar, dan pemeriksaan mengungkapkan bahwa media memiliki dampak minimal terhadap
praktek tersebut. Misalnya, prediksi optimis Edison bahwa film akan merevolusi pendidikan
terbukti tidak benar, dan antusiasme untuk televisi instruksional yang ada selama tahun 1950
sangat berkurang pada pertengahan tahun 1960-an, dengan dampak kecil pada instruksi di
sekolah. Kedua contoh melibatkan penggunaan media di sekolah-sekolah, pengaturan di mana
penggunaan media pembelajaran telah paling erat diperiksa. Namun, data mengenai penggunaan
media pembelajaran dalam bisnis dan industri mendukung kesimpulan serupa, yaitu, bahwa
meskipun antusiasme tentang penggunaan media pembelajaran dalam bisnis dan industri, sampai
saat ini media yang memiliki dampak minimal terhadap praktik pembelajaran dalam lingkungan
tersebut.
Bagaimana dengan prediksi, pertama dibuat pada 1980-an, bahwa komputer akan
merevolusi instruksi? Sebagai data dari sekolah mengungkapkan, pada pertengahan 1990-an,
bahwa revolusi tidak terjadi. Namun, data dari paruh kedua dekade menunjukkan kehadiran
berkembang, dan mungkin penggunaan, komputer dan internet di sekolah. Selain itu, selama
akhir 1990-an, media ini mengambil peran dukungan semakin besar dalam pembelajaran dan
kinerja dan juga dalam pengaturan lainnya seperti bisnis dan industri dan pendidikan tinggi.
Apakah dampak media pada instruksi lebih besar di masa depan daripada itu telah di masa lalu?
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 53 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Berdasarkan alasan tersebut untuk meningkatnya penggunaan media baru, adalah wajar
untuk memperkirakan bahwa selama dekade berikutnya, komputer, internet, dan media digital
lainnya akan membawa perubahan besar dalam praktek instruksional dari media yang
mendahului mereka. Namun, mengingat sejarah media dan dampaknya pada praktik
pembelajaran, adalah juga wajar untuk mengharapkan bahwa perubahan tersebut, baik di sekolah
dan pengaturan instruksional lainnya, cenderung terjadi lebih lambat dan kurang luas daripada
media yang paling penggemar saat ini memprediksi.
D. SEJARAH DESAIN PEMBELAJARAN
Seperti disebutkan sebelumnya, selain erat kaitannya dengan media pembelajaran, bidang
desain pembelajaran dan teknologi juga telah berhubungan erat dengan penggunaan sistematis
prosedur desain pembelajaran. Berbagai set prosedur yang sistematis desain instruksional (atau
model) telah dikembangkan dan telah dirujuk oleh istilah-istilah seperti pendekatan sistem,
sistem desainpembelajaran (ISD) pengembangan pembelajaran, dan desain pembelajaran.
Meskipun kombinasi spesifik dari prosedur sering bervariasi dari satu model desain
pembelajaran ke model berikutnya, sebagian besar model termasuk analisis masalah
pembelajaran dan desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi prosedur instruksi dan
materi yang bertujuan untuk memecahkan masalah tersebut. Bagaimana proses desain
pembelajaran muncul menjadi ada? Bahasan ini akan fokus pada menjawab pertanyaan itu.
1. Asal Usul Desain Pembelajaran: Perang Dunia II
Asal-usul prosedur desain pembelajaran telah ditelusuri pada Perang Dunia II (Dick,
1987). Selama perang, sejumlah besar psikolog dan pendidik yang memiliki pelatihan dan
pengalaman dalam melakukan penelitian eksperimental dipanggil untuk melakukan penelitian
dan mengembangkan bahan pelatihan untuk layanan militer. Individu-individu ini, termasuk
Robert Gagne. Leslie Briggs, John Flanagan, dan banyak lainnya, memberikan pengaruh yang
cukup besar pada karakteristik bahan-bahan pelatihan yang dikembangkan, banyak mendasarkan
pekerjaan mereka pada prinsip-prinsip pembelajaran berasal dari penelitian dan teori instruksi,
belajar, dan perilaku manusia (Baker, 1973; Saettler, 1990)
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 54 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Selain itu, psikolog menggunakan pengetahuan mereka tentang evaluasi dan pengujian
untuk membantu menilai keterampilan peserta pelatihan dan memilih orang yang paling
mungkin bermanfaat dari program pelatihan tertentu. Sebagai contoh, pada satu titik dalam
perang, tingkat kegagalan dalam program pelatihan penerbangan khusus ini sangat tinggi. Untuk
mengatasi masalah ini, psikolog memeriksa keterampilan intelektual, psikomotor dan persepsi
umum dari individu yang berhasil melakukan keterampilan yang diajarkan dalam program, dan
kemudian tes dikembangkan yang diukur sifat-sifat ini. Tes ini digunakan untuk menyaring
calon-calon untuk program ini, orang-orang yang mencetak sedang diarahkan ke program lain.
Sebagai hasil dari menggunakan pemeriksaan keterampilan masuk sebagai perangkat skrining,
militer mampu secara signifikan meningkatkan persentase personil yang berhasil menyelesaikan
program (Gagne, komunikasi pribadi, 1985).
Setelah perang, banyak psikolog yang bertanggung jawab atas keberhasilan program
pelatihan Dunia II Perang militer terus bekerja pada pemecahan masalah pembelajaran.
Organisasi seperti Institut Amerika untuk Penelitian yang estiablished untuk tujuan ini. Selama
1940-an dan sepanjang 1950-an, psikolog yang bekerja untuk organisasi tersebut dimulai melihat
pelatihan sebagai suatu sistem, dan mengembangkan sejumlah analisis yang inovatif, desain, dan
prosedur evaluasi (Dick, 1987). Sebagai contoh. selama periode ini, tugas metodologi analisis
rinci dikembangkan oleh Robert B. Miller sementara ia bekerja pada proyek-proyek untuk
militer (Miller. 1953. 1962). Pekerjaannya dan orang-orang dari pionir awal lain di bidang desain
instruksional dirangkum dalam Prinsip Psikologis dalam Sistem Dei‘elopmenr, diedit oleh
Gagne (1962b).
2. Awal Perkembangan:
a) Gerakan Programmed Instruksi
Gerakan instruksi diprogram, yang berlangsung dari pertengahan 1950-an melalui
pertengahan 1960-an, terbukti menjadi faktor utama dalam pengembangan pendekatan sistem.
Pada tahun 1954, pasal BF Skinner berjudul Ilmu dan Seni Belajar Mengajar memulai apa yang
bisa disebut sebuah revolusi kecil dalam bidang pendidikan. Dalam artikel ini dan yang
kemudian (misalnya, Skinner, 1958), Skinner menggambarkan ide-idenya tentang persyaratan
untuk belajar manusia meningkat dan karakteristik yang diinginkan dari bahan instruksional
yang efektif. Skinner menyatakan bahwa bahan tersebut, yang disebut bahan pembelajaran
diprogram, harus menyajikan instruksi dalam langkah-langkah kecil, memerlukan respon aktif
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 55 http://romidwisyahri95.blogspot.com
untuk pertanyaan yang sering dipertanyakan, memberikan umpan balik segera, dan
memungkinkan untuk pelajar diri mondar-mandir. Selain itu, karena setiap langkah kecil, ia
berpikir bahwa peserta didik akan menjawab semua pertanyaan dengan benar dan dengan
demikian secara positif diperkuat oleh umpan balik yang mereka terima.
Proses yang Skinner (lih. Lumsdaine & Glaser, 1960) dijelaskan untuk mengembangkan
instruksi diprogram dicontohkan suatu pendekatan empiris untuk memecahkan masalah
pendidikan: Data mengenai efektivitas bahan dikumpulkan, kelemahan diidentifikasi
pembelajaran, dan bahan direvisi sesuai . Selain itu percobaan dan prosedur revisi, yang kini
disebut evaluasi formatif, proses untuk mengembangkan bahan diprogram melibatkan banyak
langkah yang ditemukan dalam model desain instruksional saat ini. Sebagai Heinich (1970)
menunjukkan:
Instruksi terprogram telah dikreditkan oleh beberapa dengan memperkenalkan
pendekatan sistem untuk pendidikan. Dengan menganalisis dan mogok konten ke tujuan perilaku
tertentu, merancang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menyiapkan
prosedur untuk mencoba dan merevisi langkah-langkah, dan memvalidasi program terhadap
pencapaian tujuan, instruksi program berhasil menciptakan instruksi kecil tapi efektif dari sistem
pembelajaran teknologii. (Hal. 123)
b) Para Popularisasi Tujuan Perilaku
Sebagaimana ditunjukkan, yang terlibat dalam merancang bahan pembelajaran diprogram
sering kali memulai dengan mengidentifikasi tujuan peserta didik tertentu yang menggunakan
bahan-bahan diharapkan untuk mencapai tujuan. Pada tahun 1962, Robert Mager mengenali
kebutuhan untuk mengajar para pendidik bagaimana menulis tujuan, menulis, mempersiapkan
tujuan untuk tindakan terprogram. Bahasan ini menjelaskan bagaimana untuk menulis tujuan
yang mencakup deskripsi perilaku peserta didik yang diinginkan, kondisi di mana perilaku harus
dilakukan, dan standar (kriteria) dengan mana perilaku harus dinilai. Masa kini banyak penganut
proses desain pembelajaran menganjurkan persiapan tujuan yang mengandung ketiga unsur.
Meskipun Mager mempopulerkan penggunaan tujuan, konsep itu dibahas dan digunakan
oleh pendidik setidaknya selama awal 1900-an. Di antara pendukung awal penggunaan tujuan
jelas dinyatakan adalah Bobbitt, Charters, dan Burk (Gagne, 1965a). Namun, Ralph Tyler sering
dianggap sebagai bapak dari gerakan tujuan perilaku. Pada tahun 1934, ia menulis bahwa tujuan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 56 http://romidwisyahri95.blogspot.com
harus didefinisikan dalam istilah yang menentukan perilaku saja harus membantu
mengembangkan (dikutip dalam Walbesser & Eisenberg, 1972). Selama studi Delapan Tahun
yang terkenal yang diarahkan Tyler bahwa ditemukan bahwa sekolah ketika tidak menetapkan
tujuan, tujuan tersebut biasanya cukup jelas. Pada akhir proyek, bagaimanapun, itu menunjukkan
bahwa tujuan bisa diklarifikasi dengan menyatakan bahwa tujuan bisa berfungsi sebagai dasar
untuk mengevaluasi efektivitas instruksi (Borich, 1980; Tyler, 1975a).
Pada tahun 1950, tujuan perilaku diberi dorongan lain ketika Benjamin Bloom dan rekan-
rekannya menerbitkan Taksonomi Tujuan Pendidikan (1956). Para penulis dari karya ini
menunjukkan bahwa dalam domain kognitif ada berbagai jenis hasil belajar, bahwa tujuan dapat
diklasifikasikan menurut jenis perilaku peserta didik yang dijelaskan di dalamnya, dan bahwa
ada hubungan hirarki antara berbagai jenis hasil. Selain itu, mereka menunjukkan bahwa tes
harus dirancang untuk mengukur masing-masing jenis hasil. Sebagaimana akan dilihat dalam
bahasan ini, gagasan yang sama dijelaskan oleh pendidik lainnya memiliki implikasi signifikan
untuk desain instruksi yang sistematis.
c) Kriteria-Referensi Gerakan Pengujian
Pada awal 1960-an, faktor lain yang penting dalam pengembangan proses desain
pembelajaran adalah munculnya kriteria-referensi pengujian. Sampai saat itu, tes yang
palingmengacu pada tes norma, dirancang untuk menyebarkan kinerja peserta didik, sehingga
dalam beberapa siswa baik-baik pada tes dan orang lain melakukan buruk. Sebaliknya, tes yang
mengacu pada kriteria ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa baik seorang individu dapat
melakukan perilaku tertentu atau seperangkat perilaku, terlepas dari bagaimana orang lain juga
melakukan. Pada awal 1932, Tyler telah menunjukkan bahwa tes Bisa digunakan untuk tujuan
tersebut (Dale. 1967). Dan kemudian, Flanagan (1951) dan Ehel (1962) mendiskusikan
perbedaan antara tes tersebut dan ukuran norma. Namun, Robert Glaser (1963:. Glaser & Klaus
1962) adalah orang pertama yang menggunakan istilah kriteria. Dalam membahas langkah-
langkah tersebut. Glaser (1963) menunjukkan bahwa dapat digunakan untuk menilai perilaku
siswa dan untuk menentukan sejauh mana siswa telah memperoleh perilaku program
pembelajaran dirancang untuk mengajar.
Robert M. Gagne: Domain Belajar, Acara Instruksi, dan Analisis Hirarkis
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 57 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Peristiwa penting lainnya dalam sejarah desain instruksional terjadi pada tahun 1965,
dengan penerbitan edisi pertama The Conclirions off Belajar, ditulis oleh Robert Gagne (I965b).
Dalam buku ini, Gagne menggambarkan lima domain, atau jenis, pembelajaran hasil dan
informasi lisan, keterampilan intelektual, keterampilan psikomotor, sikap, dan kognitif strategi,
masing-masing yang dibutuhkan berbeda kondisi masing-masingnya untuk meningkatkan
pembelajaran. Gagne juga memberikan deskripsi rinci dari kondisi-kondisi untuk setiap jenis
hasil pembelajaran.
Dalam volume yang sama, Gagne juga menggambarkan peristiwa sembilan instruksi,
atau kegiatan mengajar, bahwa ia dianggap penting untuk mempromosikan pencapaian dari
setiap jenis hasil belajar. Gagne juga menggambarkan kejadian pembelajaran yang secara khusus
penting untuk hasil dan membahas keadaan di mana peristiwa tertentu dapat dikecualikan.
Dalam edisi keempat (Gagne, 1985). Deskripsi Gagne tentang berbagai jenis hasil pembelajaran
dan peristiwa instruksi tetap dari praktek desain pembelajaran.
Gagne bekerja di bidang hierarki belajar dan hirarkis analisis juga memiliki dampak yang
signifikan pada bidang desain pembelajaran. Pada awal 1960-an dan kemudian karirnya
(misalnya,-Gagne, 1962a, 1985; Gagne, Briggs, & Wager, 1992; Gagne & Medsker, 1996),
Gagne menunjukkan bahwa keterampilan dalam domain keterampilan intelektual memiliki
hubungan hirarkis masing-masing: agar mudah belajar melakukan keterampilan superordinate,
yang pertama harus menguasai keterampilan bawahan untuk itu. Konsep ini mengarah pada
gagasan penting yang harus dirancang sehingga untuk memastikan bahwa peserta didik
memperoleh keterampilan bawahan sebelum mereka mencoba untuk memperoleh yang lebih
tinggi. Gagne melanjutkan untuk menggambarkan proses analisis hirarkis untuk mengidentifikasi
keterampilan bawahan. Proses ini tetap merupakan fitur kunci dalam banyak model desain
pembelajaran.
Sputnik: Launching Langsung Evaluasi Formatif
Pada tahun 1957, ketika Uni Soviet meluncurkan Sputnik, satelit yang mengorbit ruang
pertama, serangkaian acara yang akhirnya berdampak besar pada proses desain pembelajaran.
Pemerintah AS, terkejut oleh keberhasilan upaya Soviet, menanggapi dengan menuangkan jutaan
dolar ke dalam memperbaiki matematika dan pendidikan sains di Amerika Serikat. Bahan-bahan
pembelajaran yang dikembangkan dengan dana ini biasanya ditulis materi pelajarannnya ditulis
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 58 http://romidwisyahri95.blogspot.com
oleh dan diproduksi tanpa seleksi. Bertahun-tahun kemudian, pada pertengahan-I960-an, ketika
ditemukan bahwa banyak dari bahan-bahan ini tidak terlalu efektif, Michael Scriven (1967)
menunjukkan perlunya untuk mencoba rancangan materi pembelajaran dengan peserta didik
sebelum bahan dimasukkan ke dalam bentuk akhir. Proses ini akan memungkinkan pendidik
untuk memeriksa bahan dan jika perlu, merevisinya sementara bahan masih dalam stases
formatif. Scriven sebut ini uji coba dan revisi proses evaluasi formatif dan membandingkannya
dengan apa yang ia sebut evaluasi sumatif, pengujian bahan instruksional setelah mereka dalam
bentuk terakhir mereka.
Meskipun istilah formatif dan evaluasi sumatif evaluasi yang diciptakan oleh Scriven,
perbedaan antara pendekatan sebelumnya dibuat oleh Lee Cronbach (1963). Selain itu, selama
1940-an dan 1950-an, sejumlah pendidik, seperti Arthur Lumsdaine, Mark Mei. dan CR
Carpenter, dijelaskan prosedur untuk mengevaluasi bahan pengajaran yang masih dalam tahap
pembentukan (Cambre, 1981). Namun, meskipun tulisan-tulisan seperti pendidik, sangat sedikit
dari produk pembelajaran yang dikembangkan pada 1940-an dan 1950-an melewati apapun
proses evaluasi formatif. Situasi ini agak berubah pada 1950-an dan 1960-an melalui banyak
bahan pengajaran terprogram yang dikembangkan selama periode yang diuji ketika mereka
sedang dikembangkan. Namun. penulis seperti Susan Markle (1967) mencela kurangnya
ketelitian dalam proses pengujian. Dalam terang masalah ini. Prosedur ini mirip dengan teknik
evaluasi formatif dan sumatif yang umumnya seperti saat kini.
E. PERMULAAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN
Pada awal dan pertengahan 1960-an, konsep-konsep yang sedang dikembangkan di
berbagai bidang seperti analisis tugas, spesifikasi tujuan, dan kriteria-referensi pengujian yang
dihubungkan bersama untuk membentuk sebuah proses, atau model, untuk secara sistematis
mendesain materi pembelajaran. Di antara individu-individu pertama untuk menggambarkan
model seperti itu Gagne (1962b). Glaser (1962 1965.), Dan Silvem (1964). Mereka
menggunakan istilah-istilah seperti desain pembelajaran, pengembangan sistem, instruksi yang
sistematis, dan sistem pembelajaran untuk menggambarkan model yang mereka ciptakan. Model
desain pembelajaran lainnya yang diciptakan dan digunakan selama dekade ini termasuk yang
dijelaskan oleh Banathy (1968), Barson (1967), dan Hamerus (1968).
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 59 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1. Tahun 1970: Kepentingan yang berkembang dalam Desain Instuctional
Selama tahun 1970, jumlah model desain pembelajaran sangat meningkat. Bangunan
pada karya-karya orang terdahulu, banyak orang menciptakan model baru untuk secara sistematis
merancang instruksi (misalnya, Dick & Carey, 1978; Gagne & Briggs, 1974; Gerlach & Ely,
1971; Kemp, 1971). Memang, oleh er.J dekade, lebih dari empat puluh model seperti telah
diidentifikasi (Andrews & Bagus, 1980).
Selama tahun 1970-an, minat dalam proses desain pembelajaran berkembang dalam
berbagai sektor yang berbeda. Pada tahun 1975, beberapa cabang dari militer AS mengadopsi
model desain pembelajaran (Branson dkk., 1975) yang dimaksudkan untuk memandu
pengembangan bahan pelatihan dalam cabang-cabang. Di akademisi, banyak pusat peningkatan
pengajaran diciptakan selama paruh pertama dekade dengan maksud membantu penggunaan
media fakultas dan prosedur desain pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pengajaran
mereka (Gaff. 1975; Gustafson & Bratton, 1984). Selain itu, program pascasarjana dalam desain
pembelajaran banyak diciptakan (Partridge & Tennyson, 1979; Redfield & Dick, 1984;.. Silber
1982). Dalam bisnis dan industri, banyak organisasi, melihat nilai dengan menggunakan
instruksional sebagai tanda untuk meningkatkan kualitas pelatihan, mulai mengadopsi
pendekatan (lih. Mager, 197: Miles, 1983). Dibanyak negara internasional seperti Korea Selatan.
Liberia. dan Indonesia, melihat manfaat menggunakan desain pembelajaran untuk memecahkan
masalah pembelajaran di negara-negara (Chadwick. 1986; Morgan, 1989). Bangsa ini
mendukung program-program desain pembelajaran, organisasi dibuat untuk mendukung
penggunaan desain pembelajaran, dan dukungan yang diberikan kepada individu menginginkan
pelatihan di bidang ini. Banyak dari perkembangan ini adalah dicatat dalam Journal of
Instructional Pembangunan, sebuah jurnal yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1970-an dan
itulah cikal bakal pengembangan bagian Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pendidikan.
2. Tahun 1980-an: Pertumbuhan dan Pengalihan
Dalam banyak sektor, kepentingan dalam desain pembelajaran yang selama dekade
sebelumnya terus tumbuh selama tahun 1980. Kepentingan dalam proses desain pembelajaran
tetap kuat dalam bisnis dan industri (Bowsher, 1989:. Galagan 1989). Dalam militer (Chevalier,
1990; Finch, 1987; McCombs, 1986), dan di arena internasional (Ely & Plomp, 1986; Morgan
1989.).
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 60 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Berbeda dengan pengaruhnya di sektor tersebut, selama tahun 1980, desain pembelajaran
memiliki dampak minimal di daerah lain. Dalam arena sekolah umum, upaya pengembangan
kurikulum beberapa terlibat penggunaan dasar proses desain pembelajaran (misalnya, Spady,
1988), dan beberapa buku desain pembelajaran bagi para guru yang diproduksi (misalnya, Dick
& Reiser, 1989: Gerlach & Ely, 1980; Sullivan & Higgins, 1983). Namun, meskipun dari upaya
ini, bukti menunjukkan bahwa desain pembelajaran mengalami dampak kecil pada instruksi di
sekolah negeri (Branson & Grow, 1987; Burkman, 1987b; Rossett & Garbosky, 1987). Dalam
nada yang sama, dengan beberapa pengecualian (misalnya, Diamond, 1989), praktek desain
pembelajaran memiliki dampak minimal dalam pendidikan tinggi. Sedangkan pusat peningkatan
pengajaran di pendidikan tinggi berkembang dalam jumlah melalui pertengahan 1970-an, pada
tahun 1983 lebih dari seperempat dari organisasi tersebut telah dibubarkan, dan ada
kecenderungan penurunan umum dalam anggaran pusat yang tersisa (Gustafson & Bratton,
1984) . Burkman (1987a, 1987b) memberikan analisis mencerahkan satu alasan mengapa upaya
desain pembelajaran di sekolah dan universitas belum berhasil, dan kondisi ini kontras dengan
kondisi yang lebih menguntungkan yang ada di bisnis dan militer.
Selama tahun 1980, ada tumbuh bagaimana prinsip-prinsip psikologi kognitif dapat
diterapkan dalam proses desain pembelajaran, dan sejumlah publikasi menguraikan aplikasi
potensial dijelaskan (misalnya, Bonner, 1988; Divesta & Rieber, 1987; ―Wawancara dengan
Robert M. Gagnc, ―1982; Low, 1980). Namun, beberapa tokoh di lapangan telah menunjukkan
bahwa efek sebenarnya psikologi kognitif pada praktek desain pembelajaran selama dekade ini
agak kecil (Dick, 1987; Gustafson, 1993).
Faktor yang tidak memiliki efek besar pada praktek desain pembelajaran pada tahun 1980
adalah meningkatnya minat dalam penggunaan mikrokomputer untuk tujuan pembelajaran.
Dengan munculnya perangkat ini. banyak profesional di bidang desain pembelajaran
mengalihkan perhatian mereka untuk memproduksi instruksi berbasis komputer (Dick, 1987;
Shrock, 1995). Lain membahas kebutuhan untuk mengembangkan model baru dari desain
pembelajaran untuk mengakomodasi kemampuan interaktif teknologi ini (Merrill, Li, & Jones,
1990a, 1990b). Selain itu, komputer mulai digunakan sebagai alat untuk mengotomatisasi
beberapa tugas desain pembelajaran (Merrill & Li. 1989).
3. Tahun 1990-an: Views Mengubah dan Praktek
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 61 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Selama tahun 1990-an, berbagai perkembangan memiliki dampak yang signifikan
terhadap prinsip-prinsip desain pembelajaran dan praktek. Sebagaimana ditunjukkan di atas,
salah satu pengaruh utama adalah teknologi kinerja gerakan, yang memperluas lingkup bidang
desain pembelajaran. Sebagai hasil dari gerakan ini, banyak desainer pembelajaran mulai lebih
berhati-hati melakukan analisis tentang penyebab masalah kinerja, dan seringkali menemukan
bahwa pelatihan miskin, atau kurangnya pelatihan, bukan penyebabnya. Dalam kasus seperti
banyak desainer pembelajaran membekali solusi non-instruksional, seperti perubahan dalam
sistem insentif atau dalam lingkungan kerja, untuk memecahkan masalah tersebut (Dean, 1995).
Faktor lain yang mempengaruhi lapangan selama 1990-an ada masukan yang tumbuh di
konstruktivisme, kumpulan pandangan yang sama terhadap pembelajaran dan instruksi yang
diperoleh meningkatnya popularitas sepanjang dekade. Itu, prinsip-prinsip pembelajaran yang
terkait dengan konstruktivisme meliputi kebutuhan untuk (a) memecahkan masalah yang
kompleks dan realistis, (b) bekerja sama untuk memecahkan masalah tersebut, (c) memeriksa
masalah dari berbagai perspektif, (d) mengambil kepemilikan dari proses pembelajaran dan (e)
menjadi sadar akan peran mereka sendiri dalam proses konstruksi pengetahuan (Driscoll. 2 (00).
Selama dekade terakhir, pandangan konstruktivis pembelajaran dan pengajaran telah berdampak
pada pikiran dan tindakan dari banyak teoretisi dan praktisi di bidang desain pembelajaran.
Sebagai contoh, penekanan pada merancang konstruktivis ―otentik:‖. belajar tugas-tugas yang
mencerminkan kompleksitas dari lingkungan dunia nyata di mana peserta didik akan ia
menggunakan keterampilan yang mereka pelajari -memiliki efek pada bagaimana desain
pembelajaran yang sedang dilakukan dan diajarkan (Dick. 1996). Meskipun beberapa
berpendapat ―tradisional‖ mengatakan bahwa praktek desain pembelajaran dan prinsip-prinsip
konstruktivis yang beberapa tahun terakhir telah banyak menggambarkan bagaimana
pertimbangan prinsip-prinsip konstruksi dapat meningkatkan instruksional desain praktek.
Selama tahun 1990-an, pertumbuhan yang cepat dalam penggunaan dan pengembangan
sistem pendukung kinerja elektronik juga menyebabkan perubahan sakit dalam sifat pekerjaan
yang dilakukan oleh banyak desainer pembelajaran. Mendukung kinerja elektronik sistem
berbasis komputer dirancang untuk menyediakan para pekerja dengan bantuan kebutuhan untuk
tugas-tugas pekerjaan, pada saat mereka membutuhkan bantuan itu dan dalam bentuk yang akan
paling membantu. Nasihat cerdas sistem pembinaan dan ahli yang memberikan bimbingan dalam
melakukan berbagai kegiatan, dan alat pendukung disesuaikan kinerja yang mengotomatisasi dan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 62 http://romidwisyahri95.blogspot.com
sangat menyederhanakan tugas-tugas pekerjaan banyak. Dengan menyediakan pekerja dengan
kinerja alat dan informasi yang mereka butuhkan, yang dirancang dengan baik sistem kinerja
elektronik pendukung dapat mengurangi kebutuhan untuk pelatihan. Hal ini tidak mengherankan,
bahwa selama dekade terakhir, sejumlah organisasi pelatihan dan desainer pembelajaran berubah
sebagian perhatian mereka jauh dari program-program pelatihan merancang dan menuju
merancang sistem pendukung kinerja elektronik (Rosenberg. 2001).
Prototyping cepat telah tren memiliki efek pada praktek pembelajaran. Proses cepat
prototyping cepat melibatkan mengembangkan produk prototipe dalam tahap sangat awal dari
sebuah proyek desain pembelajaran dan kemudian akan melalui serangkaian ujicoba yang cepat
dan siklus revisi sampai versi diterima dari produk yang dihasilkan (Gustafson & Cabang.
1997a). Teknik desain telah dianjurkan sebagai sarana memproduksi bahan-bahan pengajaran
yang berkualitas. Selama tahun 1990-an, meningkat minat dalam prototyping cepat antara
praktisi dalam bidang desain instruksional (misalnya, Gustafson & Cabang, 1997a).
Kecenderungan terbaru lain yang telah mempengaruhi profesi desain pembelajaran telah
menjadi perhatian meningkat pesat dalam menggunakan Internet untuk pembelajaran jarak jauh.
Sejak tahun 1995, telah terjadi peningkatan besar dalam penggunaan Internet untuk memberikan
instruksi pada jarak (Bassi & Van Buren, 1999; Lewis, Salju, Farris, Levin, & Greene, 1999).
Sebagai permintaan untuk program pembelajaran jarak jauh telah berkembang, sehingga
memiliki pengakuan bahwa untuk menjadi efektif, program-program tersebut tidak dapat hanya
menjadi on-line replika dari instruksi disampaikan dalam ruang kelas, melainkan, program
tersebut harus hati-hati dirancang dalam terang fitur pembelajaran yang bisa, dan tidak bisa, akan
dimasukkan ke dalam Internet berbasis program (Institut Kebijakan Pendidikan Tinggi, 2000).
Manajemen pengetahuan adalah salah satu tren terbaru telah mempengaruhi bidang
desain pembelajaran. Menurut Rossett (1999), manajemen pengetahuan melibatkan
mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan menyebarkan pengetahuan eksplisit dan tacit dalam
suatu organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Seringkali, pengetahuan
yang berguna dan keahlian dalam suatu organisasi tinggal dengan individu tertentu atau
kelompok, tetapi tidak banyak dikenal di luar kelompok atau individu. Namun, saat ini hari
teknologi seperti program database, groupware, dan intranet memungkinkan organisasi untuk
―mengelola‖ (yaitu, mengumpulkan, menyaring, dan menyebarkan) pengetahuan dan keahlian
dalam cara-cara yang sebelumnya tidak mungkin. Rosenberg (2001) menjelaskan beberapa
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 63 http://romidwisyahri95.blogspot.com
contoh tentang bagaimana atau-ganizations telah berubah beberapa perhatian mereka jauh dari
program pelatihan merancang dan untuk menciptakan sistem manajemen pengetahuan. Rossett
dan Donello (1999) menyarankan bahwa sebagai kepentingan dalam manajemen pengetahuan
terus, tumbuh, dan pelatihan profesional lainnya akan bertanggung jawab tidak hanya untuk
meningkatkan kinerja manusia, tetapi juga untuk menemukan dan memperbaiki akses terhadap
pengetahuan organisasi yang bermanfaat. Jadi minat dalam manajemen pengetahuan adalah
mungkin untuk mengubah dan mungkin memperluas jenis tugas desainer pembelajaran
diharapkan untuk melakukan.
F. KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau teknologi
instruksional berlandaskan definisi AECT 1994, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan dan penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan (domain) dari bidang teknologi
pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan kelima kawasan tersebut, dengan sub kategori dan
konsep yang terkait :
1. Kawasan Desain
Domain atau kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain atau perancangan
yang mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan perencanaan
atau mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan
sistematik.
Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi belajar
dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (Seels & Richey, 2000: 32). Kawasan
desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama diilhami pemikiran B.F. Skinner
(1954) tentang teori pembelajaran berprogram (programmed instructions). Pada tahun 1969
pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain turut memicu kajian
tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti
―Learning Resource and Development Center‖ pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian
tentang desain. Dalam kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert Glaser, Direktur
Learning Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara tentang desain
pembelajaran sebagai inti dari teknologi pendidikan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 64 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran
tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara
bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari
psikologi pembelajaran.
Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan pada awal
1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian
psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain
pembelajaran menjadi semakin hidup.
Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: (a)
desain sistem pembelajaran; (b) desain pesan; (c) strategi pembelajaran; dan (d) karakteristik
peserta didik (Seels & Richey, 2000: 33).
a) Desain Sistem Pembelajaran;
Menurut Seels & Richey (2000: 33) desain sistem pembelajaran yaitu prosedur yang
terorganisasi dan sistematis untuk:: (a) penganalisaan (proses perumusan apa yang akan
dipelajari); (b) perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); (c)
pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan belajar); (d)
pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan (e) penilaian (proses penentuan
ketepatan pembelajaran).
Desain sistem pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan interaktif yang
menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi sebagai alat untuk saling
mengontrol, semua langkah–langkah tersebut harus tuntas. Dalam desain sistem pembelajaran,
proses sama pentingnya dengan produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada
proses.
Sedangkan menurut Twelker, Urbach, Buck (1972) dalam Suparman (2004:36)
pengembangan instruksional adalah suatu cara yang sistematis untuk mengidentifikasi,
mengembangkan, dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi pembelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu. Wujud pengembangan instruksional adalah produksi dan penggunaan media
instruksional, evaluasi instruksional dan pengelolaan instruksional. Jadi pengembangan
instruksional merupakan salah satu teknologi perangkat lunak (sofware technology) yang
canggih untuk membangun sistem instruksional yang berkualitas tinggi (Suparman, 2004: 31).
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 65 http://romidwisyahri95.blogspot.com
b) Desain Pesan
Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian,
persepsi,dan daya tangkap (Seels & Richey, 2000: 33-34). Fleming dan Levie (1993) membatasi
pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan
psikomotor.
Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti: bahan visual, urutan, halaman dan
layar secara terpisah. Desain pesan harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas
belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda,
tergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya
(misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang
pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau
hafalan. Dengan demikian desain pesan ini melibatkan perancangan untuk menentukan jenis
media dan format sajian yang paling menarik untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran
kepada peserta didik.
c) Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa
belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran (Seels & Richey, 2000: 34).
Strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen pembelajaran. Dalam
mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran tergantung pada situasi belajar, sifat materi dan
jenis belajar yang dikehendaki.
Strategi instruksional ini merupakan proses memilih dan menyusun kegiatan
pembelajaran dalam sesuatu unit pembelajaran seperti urutan, sifat mateteri, ruang lingkup
materi, metode dan media yang paling sesuai untuk mencapai kompetensi pembelajaran
d) Karakteristik Peserta Didik.
Karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta didik yang
mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik peserta didik mencakup
keadaan sosio-psiko-fisik peserta didik. Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 66 http://romidwisyahri95.blogspot.com
karakteristik peserta didik yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang bersifat
potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti, sikap, emosi, motivasi serta
aspek-aspek kepribadian lainnya.
2. Kawasan Pengembangan
Kawasan teknologi pembelajaran berikutnya adalah pengembangan yang berarti proses
penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup
pengembangan teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan
multimedia (Seels & Richey, 2000:38)
Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Melalui proses yang bertahun-
tahun perubahan dalam kemampuan media ini berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun
perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului
film, namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audio-visual ke era
teknologi pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film mulai digunakan untuk kegiatan
pembelajaran (teknologi audio-visual). Selama Perang Dunia II, banyak jenis bahan belajar yang
diproduksi terutama film untuk pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru
digunakan untuk kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual). Selama akhir tahun 1950- an
dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran berprograma mulai digunakan untuk pembelajaran.
Sekitar tahun 1970-an komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi
menjadi mode di sekolah. Selama tahun 1980-an teori dan praktek di bidang pembelajaran yang
berlandaskan komputer berkembang seperti jamur dan sekitar tahun 1990-an multimedia terpadu
yang berlandaskan komputer merupakan dari kawasan ini.
Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena: a) pesan yang didorong oleh isi, b)
strategi pembelajaran yang didorong oleh teori, c) manifestasi fisik dari teknologi – perangkat
keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran.
Kawasan pengembangan ini meliputi: (a) teknologi cetak; (b) teknologi audio-visual; (c)
teknologi berbasis komputer; dan (d) multimedia (Seels & Richey, 2000:39).
a) Teknologi Cetak.
Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti :
buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan mekanis atau
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 67 http://romidwisyahri95.blogspot.com
photografis (Seels & Richey, 2000:40). Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan
pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks
dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi komputer untuk
produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk ―cetakan‖ guna keperluan pembelajaran
merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.
Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual. Pengembangan kedua
jenis bahan pembelajaran tersebut sangat tlergantung pada teori persepsi visual, teori membaca,
pengolahan informasi oleh manusia dan teori belajar. Secara khusus, teknologi cetak/visual
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1) Teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang
2) Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif.
3) Keduanya berbentuk visual yang statis
4) Pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi
visual.
5) Keduanya berpusat pada pembelajar
6) Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
b) Teknologi Audio-Visual
Teknologi audio-visual; merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual (Seels &
Richey, 2000:41). Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan
perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan
pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang beukuran
besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan belajar
yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif
tidak selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
1) Bersifat linier
2) Menampilkan visual yang dinamis
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 68 http://romidwisyahri95.blogspot.com
3) Secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh
desainer/pengembang.
4) Cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.
5) Dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.
6) Sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar si pembelajar.
c) Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan
bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor (Seels & Richey,
2000:42). Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada peserta
didik melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer untuk pembelajaran
biasanya disebut ―computer-based intruction (CBI)‖, ―computer assisted instruction (CAI”), atau
―computer-managed instruction (CMI)”.
Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan
pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif.
Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat: (1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, (2) latihan
dan pengulangan untuk membantu peserta didik mengembangkan kefasihan dalam bahan belajar
yang telah dipelajari sebelumnya, (3) permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan
menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan (5) dan sumber data yang memungkinkan
peserta didik untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol)
data yang ditentukan secara eksternal.
Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak
biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Dapat digunakan secara secara acak, disamping secara linier
2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti
yang dirancang oleh pengembangnya.
3) Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata,
simbol maupun grafis.
4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan
5) Belajar dapat berpusat pada peserta didik dengan tingkat interaktivitas tinggi.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 69 http://romidwisyahri95.blogspot.com
d) Multimedia
Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan
menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer
(Seels & Richey, 2000:43). Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi multimedia ini,
khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas
pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
Pembelajaran dengan multimedia atau teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
1) Dapat digunakan secara acak, disamping secara. linier
2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti
yang dirancang oleh pengembangnya.
3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman peserta didik,
relevan dengan kondisi peserta didik, dan di bawah kendali peserta didik.
4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan
pemanfaatan bahan pembelajaran
5) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan
terbentuk pada saat digunakan.
6) Bahan belajar menunjukkan interaktivitas peserta didik yang tinggi
7) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak sumber media.
3. Kawasan Pemanfaatan
Domain ketiga dalam teknologi pembelajaran ialah kawasan pemanfaatan. Pemanfaatan
adalah tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan media untuk
meningkatkan suasana pembelajaran.
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar (Seels &
Richey, 2000:50). Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara
peserta didik dengan bahan belajar atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam
pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan peserta didik dengan bahan
belajar dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan peserta didik agar dapat berinteraksi dengan
bahan belajar dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 70 http://romidwisyahri95.blogspot.com
penilaian atas hasil yang dicapai peserta didik, serta memasukannya ke dalam prosedur
oragnisasi yang berkelanjutan.
Kawasan pemanfaatan mungkin merupakan kawasan teknologi pembelajaran yang tertua,
mendahului kawasan desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini
berasal dari gerakan pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya
museum-museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru mulai berupaya untuk
menggunakan film teatrikal dan film singkat mengenai pokok-pokok pembelajaran di kelas.
Di antara penelitian formal yang paling tua mengenai aplikasi media dalam pendidikan
ialah studi yang dilakukan oleh Lashley dan Watson mengenai penggunaan film-film pelatihan
militer Perang Dunia I (tentang pencegahan penyakit kelamin). Setelah Perang Dunia II, gerakan
pembelajaran audio-visual mengorganisasikan dan mempromosikan bahan-bahan belajar audio
visual, sehingga menjadikan persediaan bahan pembelajaran semakin berkembang dan
mendorong cara-cara baru membantu guru. Selama tahun 1960-an banyak sekolah dan perguruan
tinggi mulai banyak mendirikan pusat-pusat media pembelajaran.
Karya Dale pada 1946 yang berjudul Audiovisual Materials in Teaching, yang di
dalamnya mencoba memberikan rasional umum tentang pemilihan bahan belajar dan aktivitas
belajar yang tepat. Heinich, Molenda dan Russel dalam buku Instructional Materials and New
Technologies of Instruction (1986) mengemukakan model ASSURE, sebagai acuan prosedur
untuk merancang pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran. Langkah-langkah ASSURE
meliputi: (a) Analyze leraner (menganalisis peserta didik); (b) State objective (merumuskan
tujuan);(c) Select media and materials (memilih media dan bahan); (d) Utilize media and
materials (menggunakan media dan bahan), (e) Require learner participation (melibatkan
peserta didik) ; dan (f) Evaluate and revise (penilaian dan revisi).
a) Pemanfaatan Media.
Pemanfaatan media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses
pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi
desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan
dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan media juga
dikaitkan dengan karakteristik peserta didik. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 71 http://romidwisyahri95.blogspot.com
bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber
belajar.
b) Difusi Inovasi
Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi malalui strategi yang terencana dengan
tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya perubahan.
Selama bertahun-tahun, kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media
yang membantu guru. Model dan teori pemanfaatan dalam kawasan pemanfaatan cenderung
terpusat pada perpektif pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi
pada akhir tahun 1960-an yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna
dalam mempermudah proses adopsi gagasan, perhatian kemudian berpaling ke perspektif
penyelenggara.
Rogers (1983) melakukan studi tentang difusi inovasi, yang mencakup berbagai disiplin
ilmu. Hasil studinya telah memperkuat pandangan tentang pentahapan, proses, serta variabel
yang dapat mempengaruhi difusi. Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan
bergantung pada upaya membangkitkan kesadaran, keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi.
Dalam hal ini, penting dilakukan proses desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk
membuat orang lain sadar adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi.
Desiminasi ini merupakan tujuan awal dari difusi inovasi. Langkah-langkah difusi menurut
Rogers (1983) adalah : (1) pengetahuan; (2) persuasi atau bujukan; (3) keputusan; (4)
implementasi; (5) dan konfirmasi.
c) Implementasi dan Institusionalisasi
Implementasi dan Institusionalisasi; yaitu penggunaan bahan dan strategi pembelajaran
dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Sedangkan institusionalisasi
penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau
budaya organisasi. Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan pemanfaatan
dimulai. Untuk menilai pemanfaatan harus ada implementasi. Bidang implementasi dan
institusionalisasi (pelembagaan) yang didasarkan pada penelitian, belum berkembang sebaik-
bidang-bidang yang lain. Tujuan dari implementasi dan institusionalisasi adalah menjamin
penggunaan yang benar oleh individu dalam organisasi. Sedangkan tujuan dari institusionalisasi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 72 http://romidwisyahri95.blogspot.com
adalah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur kehidupan organisasi. Keduanya
tergantung pada perubahan individu maupun organisasi.
d) Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan Regulasi; adalah aturan dan tindakan yang mempengaruhi difusi dan
pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan peraturan pemerintah mempengaruhi
pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan
ekonomi. Misalnya, hukum hak cipta yang dikenakan pada pengguna teknologi, baik untuk
teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, maupun terknologi
terpadu.
4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui: perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari
administrasi pusat media, program media dan pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan
program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program media sekolah ini
menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-
sumber teknologikal dalam kurikulum.
Dengan semakin rumitnya praktek pengelolaan dalam bidang teknologi pembelajaran
ini, teori pengelolaan umum mulai diterapkan dan diadaptasi. Teori pengelolaan proyek mulai
digunakan, khususnya dalam proyek desain pembelajaran. Teknik atau cara pengelolaan proyek-
proyek terus dikembangkan, dengan meminjam dari bidang lain. Tiap perkembangan baru
memerlukan cara pengelolaan baru pula.
Keberhasilan sistem pembelajaran jarak jauh bergantung pada pengelolaannya, karena
lokasi yang menyebar. Dengan lahirnya teknologi baru, dimungkinkan tersedianya cara baru
untuk mendapatkan informasi. Akibatnya pengetahuan tentang pengelolaan informasi menjadi
sangat potensial. Dasar teoritis pengelolaan informasi bersal dari disiplin ilmu informasi.
Pengelolaan informasi membuka banyak kemungkinan untuk desain pembelajaran, khususnya
dalam pengembangan dan implementasi kurikulum dan pembelajaran yang dirancang sendiri.
a) Pengelolaan Proyek
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 73 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengelolaan Proyek; meliputi : perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain
dan pengembangan. Pengelolaan proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional (line and staff
management) karena : (a) staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk jangka pendek; (b)
pengelola proyek biasanya tidak memiliki wewenang jangka panjang atas orang karena sifat
tugas mereka yang sementara, dan (c) pengelola proyek memiliki kendali dan fleksibilitas yang
lebis luas dari yang biasa terdapat pada organisasi garis dan staf.
Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis proyek yang lain. Peran pengelola
proyek biasanya berhubungan dengan cara mengatasi ancaman proyek dan memberi saran
perubahan internal.
b) Pengelolaan Sumber
Pengelolaan Sumber; mencakup perencanaan, pemantauan dan pengendalian sistem
pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber memliki arti penting karena mengatur
pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup, personil keuangan, bahan baku, waktu,
fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah
dijelaskan pada kawasan pengembangan. Efektivitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif
merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber.
c) Pengelolaan sistem penyampaian.
Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan pengendalian ―cara
bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan‖ Hal tersebut merupakan suatu
gabungan antara medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi
pembelajaran kepada pembelajar.
Pengelolaan sistem penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan produk
seperti persyaratan perangkat keras/lunak dan dukungan teknis terhadap pengguna maupun
operator. Pengelolaan ini juga memperhatikan permasalaan proses seperti pedoman bagi
desainer dan instruktur dan pelatih. Keputusan pengelolaan penyampaian sering bergantung pada
sistem pengelolaan sumber.
d) Pengelolaan informasi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 74 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara
penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya
sumber untuk kegiatan belajar. Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk
mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.
5. Kawasan Penilaian
Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan relajar yang
mencakup: (a) analisis masalah; (b) pengukuran acuan patokan; (c) penilaian formatif; dan (d)
penilaian sumatif.
Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, proyek, dan
produk. Penilaian program merupakan evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan yang
memberikan pelayanan secara berkesinambungan dan sering terlibat dalam penyusunan
kurikulum. Sebagai contoh misalnya penilaian untuk program membaca dalam suatu wilayah
persekolahan, program pendidikan khusus dari pemerintah daerah, atau suatu program
pendidikan berkelanjutan dari suatu universitas.
Penilaian proyek – evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara khusus guna
melakukan suatu tugas tertentu dalam suatu kurun waktu. Contoh, suatu lokakarya 3 hari
mengenai tujuan perilaku. Kunci perbedaan antara program dan proyek ialah bahwa program
diharapkan berlangsung dalam yang tidak terbatas, sedangkan proyek biasanya diharapkan
berjangka pendek. Proyek yang dilembagakan dalam kenyataannya menjadi program.
Penilaian bahan (produk pembelajaran) merupakan evaluasi yang menaksir kebaikan atau
manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik, termasuk buku, pedoman kurikulum, film, pita
rekaman, dan produk pembelajaran lainnya.
a) Analisis Masalah
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan
menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Telah lama para
evaluator yang piawai berargumentasi bahwa penilaian yang seksama mulai saat program
tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagaimanapun baiknya anjuran orang, program yang
diarahkan pada tujuan yang tidak/kurang dapat diterima akan dinilai gagal memenuhi kebutuhan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 75 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Jadi, kegiatan penilaian ini meliputi identifikasi kebutuhan, penentuan sejauh mana
masalahnya dapat diklasifikasikan sebagai pembelajaran, identifikasi hambatan, sumber dan
karakteristik pembelajar, serta penentuan tujuan dan prioritas (Seels and Glasgow, 1990).
Kebutuhan telah dirumuskan sebagai ―jurang antara ―apa yang ada‖dan ―apa yang seharusnya
ada‖ dalam pengertian hasil (Kaufman,1972). Analisis kebutuhan diadakan untuk kepentingan
perencanaan program yang lebih memadai.
b) Pengukuran Acuan Patokan
Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan
pembelajaran menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Penilaian acuan patokan
memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau
keterampilan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan dalam tes acuan patokan
berarti dapat melaksanakan ketentuan tertentu, biasanya ditentukan dan mereka yang dapat
mencapai atau melampaui skor minimal tersebut dinyatakan lulus.Pengukuran acuan patokan
memberitahukan pada para siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang ditentukan.
c) Penilaian Formatif dan Sumatif
Penilaian Formatif dan Sumatif; berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang
kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Dengan
penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk
pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu
pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang dsb). Penilaian ini dilaksanakan
untuk keperluan staf dalam lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi
penilaian ini dapat dilaksanakan oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi.
Perbedaan antara formatif dan sumatif telah dirangkum dengan baik dalam sebuah kiasan dari
Bob Stake ― Apabila juru masak mencicipi sup, hal tersebut formatif, apabila para tamu
mencicipi sup tersebut, hal tersebut sumatif. Penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan
bagi kepentingan pihak luar atau para pengambil keputusan, sebagai contoh : lembaga
penyandang dana, atau calon pengguna, walaupun hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh
evaluator dalam atau dalam untuk gabungan. Untuk alasan kredibiltas, lebih baik evaluator luar
dilibatkan daripada sekedar merupakan penilaian formatif. Hendaknya jangan dikacaukan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 76 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dengan penilaian hasil (outcome) yang sekedar menilai hasil, biukannya prose — hal tersebut
dapat berupa baik formatif maupun sumatif. Metoda yang digunakan dalam penilaian formatif
berbeda dengan penilaian sumatif. Penilaian formatif mengandalkan pada kajian teknis dan
tutorial, uji coba dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Metoda pengumpulan data sering
bersifat informal, seperti observasi, wawancara, dan tes ringkas. Sebaliknya, penilaian sumatif
memerlukan prosedur dan metoda pengumpulan data yang lebih formal. Penilaian sumatif sering
menggunakan studi kelompok komparatif dalam desain kuasi eksperimental.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 77 http://romidwisyahri95.blogspot.com
A. Kesimpulan
Dari materi yang telah di sampaikan di atas semoga bias memberikan kita Pelajaran yang
lebih banyak lagi tentang perkembangan teknologi pendidikan. Dari beberapa sejarah
perkembangan teknologi pendidikan di atas jelaslah bahwa teknologi Pendidikan, sebagai satu
bidang keilmuan, memang tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi audio
visual. Terutama pasca Perang Dunia II, teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi
yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan
pendidikan. Jadi istilah itu sinonim dengan konsep ‗mengajar berbantuan peralatan audio-visual‘.
Dari banyak pelajaran yang dapat kita pelajari dengan meninjau sejarah Teknologi
pembelajaran, mungkin salah satu yang paling penting melibatkan perbandingan antara efek
diantisipasi dan aktual media pada praktek instruksional. Sebagai mana Kuba (1986) telah
menunjukkan, saat kita meninjau-melihat kembali selama abad terakhir dari sejarah media, Anda
mungkin perlu diperhatikan pola berulang dari harapan dan hasil. Sebagai media baru memasuki
adegan pendidikan, ada banyak minat awal dan antusiasme banyak tentang efek kemungkinan
untuk memiliki pada praktek instruksional.
Namun, antusiasme dan ketertarikan akhirnya memudar, dan pemeriksaan
mengungkapkan bahwa media memiliki dampak minimal terhadap praktek tersebut. Misalnya,
prediksi optimis Edison bahwa film akan merevolusi pendidikan terbukti tidak benar, dan
antusiasme untuk televisi instruksional yang ada selama tahun 1950 sangat berkurang pada
pertengahan tahun 1960-an, dengan dampak kecil pada instruksi di sekolah. Kedua contoh
melibatkan penggunaan media di sekolah-sekolah, pengaturan di mana penggunaan media
pembelajaran telah paling erat diperiksa. Namun, data mengenai penggunaan media
pembelajaran dalam bisnis dan industri mendukung kesimpulan serupa, yaitu, bahwa meskipun
antusiasme tentang penggunaan media pembelajaran dalam bisnis dan industri, sampai saat ini
media yang memiliki dampak minimal terhadap praktik pembelajaran dalam lingkungan
tersebut.
Berdasarkan alasan tersebut untuk meningkatnya penggunaan media baru, adalah wajar
untuk memperkirakan bahwa selama dekade berikutnya, komputer, internet, dan media digital
lainnya akan membawa perubahan besar dalam praktek instruksional dari media yang
mendahului mereka. Namun, mengingat sejarah media dan dampaknya pada praktik
pembelajaran, adalah juga wajar untuk mengharapkan bahwa perubahan tersebut, baik di sekolah
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 78 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dan pengaturan instruksional lainnya, cenderung terjadi lebih lambat dan kurang luas daripada
media yang paling penggemar saat ini memprediksi.
B. Saran
Harapannya bahwa kajian ini menjadi pemicu untuk mengkaji lebih lanjut baik dari segi konsep
maupun praktek sehingga benar-benar bermanfaat untuk memfasilitasi pemecahan masalah
belajar yang dialami setiap individu. Diyakini bahwa perkembangan ilmu dan teknologi serta
tuntutan masyarakat mendorong untuk dikembangkannya berbagai model pendidikan dan
pembelajaran yang lebih sesuai dengan harapan. Mudah-mudahan bermanfaat. Amien.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 79 http://romidwisyahri95.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Salma Prawiradilaga dan Evaline Siregar. 2007. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas,
Fakultas Ilmu Pendidikan.
Fred Percival dan Henry Ellington, 1998, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga
http://www.oocities.org/teknologipembelajaran/definisi_teknologi_pembelajaran.html
http://tepenr06.wordpress.com/2011/09/27/sejarah-perkembangan-teknologi pembelajaran/
http://www.infodiknas.com/115perkembangan-definisi-dan-kawasan-teknologi-pembelajaran-
serta-perannya-dalam-pemecahan-masalah-pembelajaran/
Nanna Sudjana dan Ahmad Rivai.2007. Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensind
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 80 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 81 http://romidwisyahri95.blogspot.com
BAB IV
LANDASAN TEORITIS TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1. Teori Belajar dan Pembelajaran
A. Teori Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup. Ada banyak teori-teori belajar dimana setiap teori memiliki konsep atau prinsip-
prinsip endiri tentang belajar yang mempengaruhi bentuk atau model penerapannya dalam
kegiatan pembelajaran. Masing-masing teori memiliki kelebihan dan kekurangan .adapun
aplikasi belajar yang dapat di pilih adalah sebagai berikut.
1) Teori belajar behaviorisme
Menurut teori ini manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam lingkungan yang
akan memberikan pengalaman-pengalaman belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah
laku yang terjadi karena adanya stimulasi dan respon yang dapat diamati. Menurut teori
behaviorisme ini manipulasi lingkungan sangat penting agar dapat di peroleh perubahan tingkah
laku yang diharapkan.
Teori behaviorisme ini sangat menekankan pada apa yang dapat dilihat yaitu tingkah laku,
tidak memperhatikan apa yang terjadi dala pikiran manusia. Dengan kata lain lebih menekankan
pada hasil dari proses belajar. Behaviorisme menekankan pada tingkah laku objektif, empiris
(nyata), konkret dan dapat diamati (observable). Kritk terhadap teori behaviorisme adalah tidak
dapat menjelaskan situasi belajar yang kompleks. Cendrung mengarahkan peserta didik berpikir
linear, tidak konvergen, dan tidak kreatif.
Dalam menerapkan teori behaviorisme yang paling terpenting adalah para guru, perancang
pembelajaran, dan pengembang program-program pebelajaran harus memahami karakteristik
peserta didik dan karakteritik lingkungan belajar agar tingkat keberhasilan peserta didik selama
kegiatan pembelajaran dapat diketahui.tuntutan Hari teori ini adalah pentingnya merumuskan
tujuan pembelajaran secara jelas dan spesifik supaya mudah dicapai dan diukur.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak diterapkan di dunia pendidikan meliputi
sebaggai berikut:
a) Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila peserta didik bersifat aktif di dalamnya
b) Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya peserta didik mudah
mempelajarinya dan dapat memberikan respons tertentu
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 82 http://romidwisyahri95.blogspot.com
c) Tiap-tiap respons harus diberi umpan balik (feedback) ecara langsung supaya peserta
didikdapat mengetahui apakah respons yang diberikannya telah benar
d) Setiap kali pesrta didik memberikan respons yang benatrperlu diberi penguatan
(reinforcement) (Hartley & Davies, 1978 dalam Toeti Soekamto, 1992:23).
Prinsip-prinsip behaviorisme ini telah banyak digunakan dan diterapkan dalam berbagai
program pembelajaran. Misalnya mesin pengajaran (teaching machine), mathematics, atau
program-progran pembelajaran lain yang menggunakan konsep stimulasi, respon dan faktor
penguatan (reinforcement).
Adapun langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori behaviorisme, dalammerancang
kegiatan pembelajaran, adalah:
Menentukan tujuan pembelajaran
Menganalisis lingkungan yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi pengetahuan awal
(entry behavior) peserta didik
Menentukan nilai pembelajaran
Memecah pembelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokokbahasan, sub
pokokbahasan, topik dan sebagainya
Menyajikan materi pembelajaran
Memberikan stimulus, dapat berupa: pertanyaan baik lisan maupun tertulis, tes/kuis,
latihan atau tugas-tugas
Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan peserta didik
Memberikan penguatan (reinforcement)yang berupa penguatan positif ataupun penguatan
negatif,atau hukuman
Memberikan stimulasi baru
Mengamati dan memberikan respons yang diberikan pesrta didik
Memberikan penguatan lanjutan ataupun hukuman
Demikian seterusnya
Evaluasi hasil belajar (Suciati & Irawan,2001:31-32)
Berapa kritik terhadap teori behaviorisme diantaranya antara lain:
Behaviorisme tidak dapat digunakan pada setiap pembelajaran, dan dianggap
tidakmenghargai aktivitas berfikir
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 83 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Behaviorisme tidak dapat menjelaskan beberapa pembelajaran yang kompleks, bila tanpa
mekanisme penguatan peserta didik tidak dapat mengenali pola bahasa yang baru
Tujuan pembelajaran dinyatakan terlalu ketat (spesifik)
Keyakinan yang terlalu inggi pada peserta didik akan berperilaku dengan benar, selama
prosedur yang diberikan sudah benar.
2) Teori belajar kognitif
Kelompok teori kognitif ini beranggapan bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek
kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman. Prinsip teori kognitif, belajar adalah
perubahan presepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku. Teori
ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagianlajar suatu situasi saling berhubungan dalam
konteks situasi secara keseluruhan. Dengan demikian belaiini adalahrmelibatkan proses berpikir
yang kompleks dan mementingkan proses belajar. Yang termasuk dalam kelompok teori ini
adalah teori perkembangan piaget, teori kognitif burner, teori kognitif berwarna ausebel dan
lain-lain.
1. Teori Perkembangan Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetika yaitu proses yang
didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sisten syaraf. Proses belajar seseorang
akan meikuti pola dan tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya.perjenjangan ini
bersifat hirearki yaitu melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan umurnya. Ada empat tahap
perkembangan kognitif anak, yaitu:
Tahap sensor motorik yang bersifat internal (0-2 tahun)
Tahap preoperasional (2-6 tahun)
Tahap opeasional konkret (6-12 tahun)
Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)
Teori schemata memandang bahwa proses pembelajaran sebagai perolehan pengetahuan baru
dalam diri seseorang dengan cara mengaitkannya dengan struktur kognitif yang sudah ada.
Schemata adalah unit dasar perkembangan intelektual. Struktur belajar kognitif yang bbaru akan
menjadi dasar pada kegiatan belajar berikutnya. Artinya, setiap saat memperoleh informasi,
diidentifikasi, diproses, dan disimpan dengan baik/lebih lama sehingga dapat mmengembangkan
kemampuan dalam mengklasifikasikan objek.
Menurut Piaget, secara garis besar langkah-langkah pembelajaran dalam merancang
pembelajaran adalah:
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 84 http://romidwisyahri95.blogspot.com
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Memilih materi pembelajaran
c. Menentukan topik-topik yang dapat di pelajari peserta didik secara aktif
d. Menentukan dan meracang pembelajaran yang sesuai dengan topik tersebut, misalnya:
penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan sebagainya
e. Mengembangkan metode pembelajaran untuk meransang kreatifitas dan cara berfikir
peserta didik
f. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik (Suciati & Irawan, 2001: 37)
2. Teori kognitif burner
Teori ini bertitik tolak pada teori belajar kogniif, yang menyatakan belajar adalah kegiatan
belajar perubahan presepsi dan pemahaman. Menurut burner perkembangan seseorang terjadi
melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan.
a) Tahap enaktif
Peserta didik melakukan aktivitas-aktivitasnya dalam usaha memahami lingkungan.
Peserta didik melakukan observasi dengan cara mengalami langsung atau realitas.
b) Tahap ikonik
Peserta didik melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.
c) Tahap simbolik
Peseta didik mepunyai gagasan –gagasan abstrak ang banyak dipengaruhi bahasa dan
logika serta komunikasi dilakukan dengan pertolongan sistem simbol.
Penerapan teori burner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral
dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasr sampai Perguruan
tinggi, tetapi disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Artinya menuntut
adanya pengulangan- pengulangan. Cara belajar terbaik menurut burner ini adalahdengan
memahami konsep, arti, dan hubunganmelalui proses intuitifkemudian dapat dihasilkan suatu
kesimpulan (free discovery learning. Seecara garis besarlangkah-langkah pembelajaran dalam
merancang pembelajaran menurut bruner adalah sebagai berikut.
1) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2) Melekukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya
belajardan sebagainya)
3) Memilih materi pembelajaran
4) Menentukan topik0topik yang dapat dipelajaripeserta didik secara induktif
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 85 http://romidwisyahri95.blogspot.com
5) Mengatur topik-topik pembelajaran dari yang sederrhana ke kompleks, dari yang konkret
ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ekonik, sampai ke simbolik
6) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik (Suciati & Irawan,2001: 38)
3. Teori belajarr bermakna menuru ausebel
Menurut ausebel belajar haruslah bermakna,materi yang dipelajari di asimilasikan secara non
arbiter dan berhubungan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.menurut Reilly &
Lewis ada dua persyratan untuk membuat materi pembelajaran bermakna, yaitu:
a) Pilih materi yang secara potensial bermakna lalu diatur sesuai dengan tingkat
perkembangan dan pengetahuan masa lalu
b) Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna
Prinsip-prinsip teori belajar bermakna ausebel ini dapat diterapkan dalam prosees
pembelajaran melalui tahap-tahap sebagai berikut
1. , kemampuan dan struktur kognitifnya melalui tes awal, interview, review, pertanyaan-
pertanyaan dan lain-lain teknik
2. Memilih materi-materi kunci dan penyajiannya diatur, dimulai dengan contoh yang
konkret dan kontroversial
3. Mengidentifikasikan konsep-konsep yang harus di kuasai dari materi baru itu
4. Menyajikan suatu pandangan secara menyeyeluruh tentang apa yang harus dipelajari
5. Memakai advance organizer
6. Membelajarkan pesarta didik memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ada
dengan memberikan fokus pada hubunganhubungan yang ada.
4. Teori belajar humanisme
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 86 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Menurut teori humanisme proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri,pemahaman diri,dan realisasi diri peserta
didik yang belajar secara optimal.teori humanisme sangat mementingkan isi yang di pelajari dari
pada proses belajar itu sendiri. Teori ini cendrung bersifat ekletik, artinya memanfaatkan teknik
belajar apapun asalkan tujuan peserta didik tercapai.
Apliksai teori humanisme ke dalam pembelajaran yaitu cendrung mendorong peserta didik
untuk berpikir induktif. Misalnya , dari contoh ke konsep, dari konkret ke abstrak.dari khusus ke
umum dan sebagainya. Teori humanime ini juga mementingkan faktor pengalaman atau
keterlibatan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Secara eknis belum ada pedoman
entang langkah-langkah pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
humanistis, namun paling tidak langkah dalam pembelajaran adalah:
1) Menentukan tujuan-tujua pembelajaran
2) Menentukan materi pembelajaran
3) Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik
4) Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan peserta didik mempelajari secara aktif
(mengalami)
5) Merancang fasilitas pembelajaran seperti lingkungan media pembelajaran
6) Membimbing peserta didik belajar secara aktif
7) Membimbing pesera didik untuk memahami makna dari pengalaman belajarnya
5. Teori belajar sibernetik
Teori beelajar sibernetik berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi.menurut
teori sibernetik belajar adalah mengolah informasi (pesan pembelajaran). Proses belajar dinggap
penting, tapi yang lebih pening lagi adalah sistem informasi yang akan di proses dan akan
dipelajari oleh peserta didik.
Aplikasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran telah di kembangkan Landa yitu
model pendekatan algoritmik dan heuridtik.pendekatan belajar algoritmik enurut peserta didik
untuk berpikir secara sistematis, tahap demi tahap, linear, konvergen, lurus menuju ke suatu
target tujuan tertentu.misalnya kegiatan menelpon, menjalankan men dan lain-lain. Sedangkan
pendekatan heuristik menuntut peserta didik untuk berpikir secara divergen,menyebar ke
beberapa target sekaligus.
6. Teori belajar konstruktivisme
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 87 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Teori konstruktivisme yang landasan dasarnya schema.teori schem memandang bahwa
proses pembelajaran sebagai cara mengaitkannya dengan struktur kognittif yang sudah ada.
Belajar menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembentukan pengetahuan.teori
konstruktivisme menekankan bahwa belajar lebih banyak ditentukan karena adanya karsa peserta
didik.menurut teori ini masalah belajar dan pembelajaran adalah:
a. Bersifat ketidakteraturan atau keberagaman, peserta didik diharapkan kepada lingkungan
belajar yang bebas, karena kebebasan itu merupakan unsur yang esensial.
b. Keberhasilan atau kegagalan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai
interprestasi yang berbeda yang perlu dihargai
c. Kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan, kontrol belajar dipegang oleh
peserta didik itu sendiri
d. Tujuan pembelajaran menekankan pada penciptaan pemahaman yang menuntut aktivitas
kreatif, produktif dalam kenyataan nyata.
pembelajaran menurut teori konstruktivisme ini menekankan pada penggunaan pengetahuan
secara bermakna, urutan pembelajaran mengikuti pandangan peerta didik, dan menekankan pada
proses, serta aktivaaitas beajar dalam konteks yang nyata, bukan mengikuti urutan dalam buku
teks.sedangkan evaluasi pembelajaran menekankan pada penyusunan makna secara aktif yang
melibatkan keterampilan terintegrai dengan menggunakan masalah daam konteks yang nyata.
Implementasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran, dimana belajar merupakan proses
pemaknaan informasi baru, oleh karena itu peserta didik perlu:
1) Didorong pengetahuan diskusi yang dipelajari
2) Berfikir divergen bukan hanya satu jawaban yang benar
3) Berbagai jeniss luapan berpikir atau aktivitas belajar
4) Digunakan informasi pada situasi baru
Mengingat kebebasan merupakan unsur esensial dalam lingkungan belajar,oleh karena itu
perlu:
a) Disediakan sebagai pilihan untuk peserta didik
b) Sediakan pilihan cara untuk memperlihatkan keberhasilan
c) Sediakan waktu yang cukup banyak untuk memikirkan dan mengerjakan tugas
d) Jangan terlalu banyak menggunakan tes yang sudah terlalu banyak waktunya
e) Sediakan kesempatan untuk melakukan berpikir ulang
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 88 http://romidwisyahri95.blogspot.com
f) Libatkan penngalaman konkret peserta didik (dogeng,2007)
B. Teori Pembelajaran
1) Pengertian dan prinsip-prinsip pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu uaha untuk membuat peerta didik belajar atau suatu kegiatan
untuk membelajarkan peserta didik.pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajran
(instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang agar
membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu (Miarso,2004:528). Dengan demikian, inti
dari pembeajaan adalah segala upaya yang dilakukan oleh peserta didik agar terjadi proses
belajar pada diri peserta didik
Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu llengkungan
beajar (Depdiknas, 2003:7).ada lima jenis interaksi yang dapat berlangsung daam proses beelajar
dan pembelajaran:
a. Interaksi antara pesrta didik dan pendidik
b. Interaksii antar sesama peserta didik atau sejawat
c. Interaksi peseta ddidik dengan narasumber
d. Interaksi peserata didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja
dikembangkan
e. Interaksi peserata didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam
(Miarso,2008:3)
Pembelajaran sebaiknya berdasarkan teori pembelajaran yang bersifat preskriptif yaitu teori
yang memberikan ―resep‖ untuk mengatasi masalah belajar. Teori pembelajaran preskriptif harus
memperhatikan tiga model pembeljaran yaitu kondisi,metode (perlakuan) dan hasil pembelajaran
(Miarso,2004:529).teori pembelajaran secara implisit artinya berusaha untuk merumuskan cara-
cara membuat peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Apikasi teori pembelajran dala kegatan pembelajaran ini berkaitan dengan
1) Bagaimana cara yang efektif untuk mentransfer ilmu
2) Prinsip-prinsip pembelajaran yang menggairahan,menentang dan menyenangkan
3) Ccara membangun minat dan perhatian peserta didik
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 89 http://romidwisyahri95.blogspot.com
4) Cara engembangkan relevansi daam pembelajaran
5) Cara membangkiykan percaya diri peserta didik dalam pembelajaran
Tekanan utama teori pembelajaran ini adalah prosedur yang telah terbukti berhasil
meningktkan kualitas pembelajaran, yaiu:
a. Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang mengubah
stimulasi dai lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat
menyebabkan adanya sebagai hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.
b. Kemampuan yang merupakan hasil belajar ini dapat dikategorikan sebagai bersifat
praktis dan eoritis
c. Kejadian-kejadian dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar dapat di
kelompokkan dalam kategori umum, tanpa memperhatikan hasil belajar yang di
harapkan.s
Maka teori pembelajaran merupakan suatu kum[ulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan
memberikan preskripsi untuk mengatur situasi agar peserta didik mudah mudah mencapai tujuan
pembelajaran.perkembangan teori pembelajaran ada 3 yaitu,behaviorisme,kognitivisme,dan
kognitivisme. Mayer mengusulkan istilah lain pada ketiga teoi tersebut yaiu, pembelajaran
sebagai penguasaan respon (behaviorisme), pembelajaran sebagai penguasaan pengetahuan
(kognitivisme), dan pembelajaran sebagai konstruksi pengetahuan (konstruktivisme).
2) Teori-teori pembelajaran
a. Pendekatan modifikasi tingkah laku
Teori ini menganjurkan agar para guru menerapkan prinsip penguatan
(reinforcement) untuk engidentifikasi aspek situasi pendidikan yang
pentingdan mengatur kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan
peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
b. Teori pembelajaran konstruk kognitif
Pada teori ini pembelajaran harus memperhatikan perubahan kondisi
internal peserta didik yang terjadi selama pengalaman belajar diberikan di
kelas.
c. Teori pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip belajar
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 90 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Keempat prinsip tersebut adalah,
1) Untuk belajar peserta didik harus mempunyai perhatian dan
responsif terhadap materi yang akan dipelajari.
2) Semua proses belajar memerlukan waktu.
3) Di dalam peserta didik yang sedang belajar selalu terdapat
suatu alat ukur internal yang mengontrol motivasi serta
menentukan sejauh mana dan dalam bentuk apa peserta
didik bertindak daam suatu situasi tertentu.
4) Pengetuahuan tentang hasil yang di peroleh selama proses
beljar merupakan faktor penting sebagai pengontrol.
d. Teori pembelajaran berdasarkan analisis tugas
Sangat penting umtuk mengadakan analisis tugas (taks analysis) secara
sistematis mengenai tugas-tugas pengalaman belajar yang akan diberkan
kepada peserta didik, yang kemudian disusun secara hierarkis dan
diurutkan sedemikian rupa tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
e. Teori pembelajaran berdasarkan psikologi humanistis
Pada teori ini guru harus memperhatikan pengalaman emosional dan
karakteristik khusus peserta didik seperti aktualisasi peserta didik. Dengan
memahami hal ini dapat dibuat pilihan-pilihan ke arah mana pesera didik
akan berkembang.
2) Aplikasi teori belajar dalam teknologi pembelajaran
Adapun implikasi teori belajar dalam penyusunan desain instruksional disajikan
dalam tabel berikut
Teori belajar Implikasi pada desain Instruksional
Behaviorisme Behavioral objektives
Dick & carey instruksional design
model
Performance-based assesment
System models
Kognitivisme Cognitive objectives
Learning strategies
Learning taxonomies
Prerequisite skills
konstruktivime Autentic assesment methods
Learning trough exploration
Probloem-oriented activities
―Rich‖ environments
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 91 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Visual format and mental methods
2. Teori Komunikasi dan Informasi
A. Teori komunikasi
1. Pengertian komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaiu, communicare yang berarti sama.
Sama disini maksudnya adalah sama dalam hal pengertian dan pendapat antara
komunikator dan komunikan. Secara etimologis, komunikasi berasaldari kata ―to
comunicate‖. Menurut longman dictionary of contemporary english, defenisi kata
comunicate adalah upay untuk membuat pendapat,menyatakan perasaan,menyampaikan
informasi dan sebagainya agar diketahui atau dipahami oleh orang lain. Arti lain dari
komunikai adalah berbagi (to share) atau bertukar (exchange) pendapat, perasaan,
informasi dan sebagainya.
Menurut gurnitowati dan Maliki (2003) seseorang berkomunikasi dengan
menggunakan kata-kata,dengan kualitas suaranya, dengan badannya, isyarat (gesture)
dan raut muka (expression). Komunikasi merupakan peristiwa sosial dan terjadi ketika
manusia dengan manusia lainnya. Jadi, komunikasi adalah persyaratan kehidupan
manusia.
Komunikasi merupkan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan
manifestasi dai kehidupan itu sendiri. Ini berati komunikasi merupakan realita pokok
dari kehidupan manusia.
Komunikasi mempunyai banyak kegunaan dan manfaat dalam kehidupan manusia
dan tentu komunikasi menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.komunikasi
merupakan kegiatan pokok dalam kehidupan manusia sehari-hari dan peranan
komunikasi sangat vital bagi berhasil tidaknya kita hidup bermasyarakat.
Suatu halyang cukup penting untuk diperhatikan agar kita bia mengadakan tindakan
komunikasi yang efekif dan efisienialah pengertian, bahwa komunikasi memiliki
bebeapakarakteristikpokok sebagai berikut,
a. Komunikasi adalah suatu proses
b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan
c. Komunikasi menuntut adanya partisipasidan kerjasama dari para pelaku yang
terlibat
d. Komunikasi bersifat simbolis
e. Komunikasi bersifat transaksional
f. Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 92 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Sebagai suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan
yang terjadi dalam diri seseorang dan atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu,
komunikasi sedikitnya melibatkan empat faktor atau komponen
a. Sumber atau pengirim pesan/komunikator
b. Pesan/massage
c. Media atau saluran (channel)
d. Penerima/komunikan (audience/receiver)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran berkomunikasi
a. Faktor pengetahuan, semakin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang, semakin
banyak perbendaharaan kata yang dimilki sehingga mempermudah berkomunikasi
dengan lancar.
b. Faktor pengalaman, makin banyakpengalaman yang dimiliki seseorang
menyebabkan terbiasa untuk menghaadapi sesuatu.
c. Faktor intelegensi, orang yang intelegensinya rendah biasanya kurang lancar
dalam berbicara karena kurang memiliki perbeendaharaan kata dan bahasa yang
baik.
d. Faktor kepribadian, orang yang mempunyai sifat pemalu dan kurang bergaul,
biasanya kurang lancar berbicara dibandingkan dengan orang yang pandai
bergaul.
e. Faktor biologis, disebabkan karena gangguan organ-organ berbicara sehingga
menimbulkan gangguan dalam berkomunikasi.
Ada dua bentuk komunikasi yaitu
1). Komunikasi lisan atau verbal
Dalam komunikasi lisan, informasi disampaikan secara lisan atau verbal
melalui apa yang diucapkan dari mulut atau dikatakan dan bagaimana
mengatakannya. Arti kata yang diucapkan akan lebih jelas apabila ucapan itu
diikuti dengan suara melalui tinggi rendahnya dan lemah lembutnya suara, keras
tidaknya suara dan perubahan nada suara.
2) Komunikasi non lisan/ komunikasi non verbal
Komunikasi ini menggunakan isyarat (gestures), gerak gerik (movement), sesuatu
barang, cara berpakaian, atau sesuatu yang dapa menunjukkan perasaan atau
(expression) pada waktu yang sngat penting, misalnya pada saat sakit, gembira, stres,
dan sebagainya.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 93 http://romidwisyahri95.blogspot.com
2. Teori komunikasi
Kegiatan komunikasi yang berupa perilaku komplek dan proses yang multi disipliner
itu telah lama menjadi objek penelitian ilmuan. Akibatnya ilmu komunikasi dari waktu ke
waktu makin berkembang dengan pesat, dotandai dengan munculnya berbagai model dan
teori komunikasi, antara lain: claude shannon dan warrent weaver (1949), charles osgood
and others (1957, Bruce westley and Malcolm Macelean (1957), Model SMCR oleh
David K.Berlow (1960), wilbur Scharm m.(1973) dan teorikonvergensi D. Lawrance
kincait (1979).
3. Landasan teori komunikasi dalam teknologi pembelajaran
Media berasal dari bahsa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
berarti perantara atau pengantar.menurut Anderson (1987) media dapat dibagi dallam
dua kategori yaitu alat bantu pemmbelajaran dan media pembelajaran. Alat bantu
pembelajaran diisebut juga alat bantu mengajar,misalnya OHP/ OHT, film bbingkai/slide,
foto, peta, poster,grafik, dll.
Media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara
karya seorang pengembang mata pelajaran dengan peserta didik. Media pembelajran
merupakan alat komunikasi yang berisi pesan, yang memngkinkan peserta didik dapat
berinteraksi dengan pesan secara langsung.
Pemanfaatan teknologi kounikasi dalam keperluan pendidikan dalam hal funsinya
sebagai media pembelajaran bukanlah merupakan hal baru. Ada lima perspektif yang bisa
diliha dari peranan media pembelajaran sebagai teknologi komunikasi yaitu:
a. Media sebagai teknologi, berfungsi sebagai penyampai pesan khusus
b. Dia sebagai tutor atau guru
c. Media sebagai agen sosialisasi
d. Media seebagai motivator untuk belajar
e. Media sebagai alat mentaluntuk berpikir dan memecahkan masalah
f.
B. Teori Informasi
1. Pengertian teknologi informasi
Teknologi informasi adalah sama dengan teknologi lainnya,hanya informasi
merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Bentuk dari teknologi
adalah kumpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan dalam tumpukan
kertas (stacked of papers), atau sekarang dalam bentuk CD room. Teknologi informasi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 94 http://romidwisyahri95.blogspot.com
adalah sarana dan prasarana (hardware, software, dan useware) siste dan metode untuk
memperolah,mengirimkan mengolah, menafsirkan, menyimpan,mengorganisasikan, dan
menggunakan data secara bermakna.
Ada fungsi teknologi informasi dalam pendidikan dapat menjadi 7 fungsi yaitu:
a. Sebagai gudang ilmu
b. Sebagai alat bantu pembelajaran
c. Sebagai fasilitas pendidikan
d. Sebagai standar kompetensi
e. Sebagai penunjang administrasi
f. Sebagai alat bantu manajemen sekolah
g. Sebagai infrastruktur pendidikan
Teknologi informasi yang dimaksud disini adalah segala bentuk penggunaan
atau pemanfaatan komputer (beserta selurruh aksesoris peripheralnya) dan
internet dalam pembelajaran.oleh karena itu dapat diperoleh pengertin sebagai
berikut
2. Landasan teori teknologi informasi
Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran diawali oleh burrhus
frederick skiner (1954) dengan konsep pembelajaran terprogram tahun 1958. Skiner
membuat sebuah mesin pembelajaran. Mesin ini tidak mengajar, tetapi diprogram
dengan menggunakan logika tertentu sehingga mesin dapat menyajikan materi
pembelajaran dan seolah-olah berineraksi dengan peserta didik. Berdasarkan teori
tersebut diperoleh prinsip-prinsip pembelajaran antara lain sebagai berikut;
a. Respon peserta didik harus diperkuat secepatnya dan sesering mungkin
b. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengontrol laju kecepatan
belajarnya sendiri
c. Perhatikan bahwa peseta didik mengikuti suatu urutan yang koheren dan
terkendalikan
d. Beritahukan kemajuan belajar peserta didik
Disamping itu dalam pengembangan sistem dan model pembelajaran bebasis
teknologi inormasi baik bersifat off line maupun online diperlukan
pertimbangan sebagai berikut
Keuntungan, sejauhmana sistem akan memberikan keuntungan bagi
institusi, staf pengajar, pengelola, dan terutama keuntungan yang akan
diperoleh peserta didik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 95 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Biaya pengembangan infrastrukttur serta pengadaan peralatan dan
software, biaya yang diperlukan untuk mengembangkan infrastrukur,
mengadakan peralatan serta software tidaklah sedikit.
Biaya operasional dan peralatan, suatu sistem akan berjalan apabila
dikelola secara baik
Sumber daya manusia, untuk mengembangkan dan mengelola
jarungan dan sistem pembelajaran, diperlukan sejumlah sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi.
3. Teori menajemen dan ekonomi
1. Peranan ekonomi dalam kehidupan manusia
Teori ekonomi dibedakan menjadi dua yaitu ekonmo makro dan mikro. Bagian makro
membahas perilaku negara, masyarakat atau kelompok masyarakat. Variabel yang dibahas
adalah pendapatan nasional, kesempatan kerja, pengangguaran, inflasi, anggaran pemerintah
dan sebagainya. Seedanfkan teori ekonomi mikro membahas perilaku agen ekonomi kecil,
seperti konsumen individual atau sebuah perusahaan, sekolah, atau satuan pendidikan, dan
keluarga.
2. Konstribusi ekonomi dalam pendidikan
Objek kajjian ilmu ekonomi addalah perilaku manusia atau kelompk manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, maka subjek pengamatan atau kajian ekonomi
pendidikan terdiri dari dua hal.
a. Anlisis atas nilai ekonomis pendidikan, mengkaj dampak pendidkan terhadap
pertumbuhan ekonomi, terutama dallam hal produktifitas tenaga kerja , mobilitas
penempatan kerja dan pemerataan pendapatan.
b. Analisis atas aspek ekonomis instituisi pendidikan, mengkaji efisiensi internal
instituisi pendidika dan implikasi finansial dari biaya yang digunkan untuk
pengelolaan pendidikan, serta efektifitas pengelolaan ssumber daya instituisi,
pendidikan sebagi bagian dari menejemen.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 96 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Adapun kontribusi pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan
melalui dua cara:
1) Pendidikan menciptakan dan menghasilkan pengetahuan baru yang membawa
pengaruh terhadap proses produksi.
2) Pendidikan menjadi sarana dalam proses difusi dan tranmisi pengethuan,yeknologi,
dan informasi yang dapat mengubah, pola pikir, bertindak, dan kultur bekerja.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proes
pendidikan , bukan merupakan modaluntuk dikembangkan, dan bukan juga untuk
mendapatkan keuntungan.
Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas pada hal-hal berikut:
a. Untuk membeli keperrluan pendidikan yang tidak lewat dibuat sendiri atau bersama-
saa peserta didik, seperti; sarana prasarana, media, alat peraga
b. Untuk pengadaan segala perlengkapan gedung, seperti:air,listrik,telepon,televisi,
radio, komputer, dan sebagainya.
c. Membayar jasa segala kegiatan pendidikan
d. Memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan pengelola pendidkan
e. Meningkkan motivasi kerja
f. Membuat para pengelola pendidikan lebih bersemangat dan bergairah kerja
3. Kontribusi teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran
Manusia dapat mengenali, menghasilkan, dan melakukan segala sesuatu dalam rangka
memenuhi kebutuhannya dengan baik sehinggauntuk itu manusia perlu belajar. Sedangkan
untuk dapa belajar secara efektif dan eisien perlu memanfaatkan beranekaragan sumber
belajar. Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan
memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi
seseorang untuk belajar. Dengan demikian teknologi pembelajaran diperlukan untuk dapat
menjangkau peserta didik dimanapun mereka berada.
Kontribusi teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran yaitu menekankan pada proses
untuk memperoleh nilai tambah
a) Meningkatkan efiiensi pendidikan
Efisiensi adalah penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil dari pada
produksi dan layanan pendidikan yang telah direncanakan. Faktor utama yang
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 97 http://romidwisyahri95.blogspot.com
diperhatikan dalam menentukan tingkat efisiensi pendidikan adalah penggunaan uang,
proses kegiatan, dan hasil kegiatan. Dengan demikian efisiensi pendidikan merupakan
kesepadanan antara waktu, biaya, dan tenaga yang digunakan dengan hasil yang
diperoleh.
b) Meningkatkan efektivitas pendidikan
Suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut dapat diselesaikan pada
waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang di inginkan. untuk mengukur aktivitas hasil
suatu kegiatan pembelajaran, biasanya dilakukan melalui keterampilan kognitif peserta
didik sebelum dan sesudah melekukan kegiatan.
Efektifitas biaya pendidikan berarti biaya itu hanya digunakan hanya diarahkan untuk
mencapai tujuan pendidikan dengan tepat waktu. Analisis biaya aktivitas merupakan
salah satu teknik untuk melihat efektivitas dan efisiensipenggunaan dana yang
dikeuarkan.
c. Meningkatkan produktivitas pendidikan
Produktivitas pendidikan adalah hasilnya bertambah, dengan pengurangan masukan,
atau tanpa pertambahan masukan, atau dengan tambahan masukan sedikit, tetapi
pertambahan hasilnya lebih besar, atau pertambahan masukan yang banyak dengan hasil
yang jauh lebih banyak.
Berkaitan dengan peranan teknologi pembelajaran yang mempunyai potensi untuk
meningkatkan produktivitas pendidikan dengan jalan satu
1) mempercepat tahap belajar
2) membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
3) mengurangi beban guru dalam menyajikan informaasi sehingga guru dapat
membina dan mengembangkan kegairahan belajar peserta didik
4) mempecepat proses pembelajaran
agar peserta didik mampu menghadapi perubahan yang cepat salah satunya cara
adalah belajar secara cepat.. kecepatan dalam belejar dapat diakukan antara lain dengan
memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1) belajar bagaimana belajar
2) memahami dengan baik teknik belajar sendiri
3) memiliki kemampuan/keterampilan dalam memanfatkan teknologi informasi
4) mengkaji informasi dengan cepat,memahaminya, dan didingat denga baik.
5) Meningkatkan kualitas pembelajaran
Proses pembelajaran dalam satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 98 http://romidwisyahri95.blogspot.com
secara aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian esuai dengan bakat minat dan perkembangan fisik serta sikologis peserta
didik.
Satuan pendidikan dapat mengembangkan empat pilar pendidikan yang
dicanangkan oleh UNESCO baik untuk sekarang dan masa depan, yaitu:
a. Learning to know (belajar mengetehui)
b. Learning to do (belajar melakukan sesuatu)
c. Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang)
d. Learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama)
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 99 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 100 http://romidwisyahri95.blogspot.com
BAB V
KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Kawasan merupakan suatu realisasi dari defenisi dari bidang teknologi pembelajaran.
Rumusan kawasan yang dikembangkan dalam disiplin teknologi pendidikan dan pembelajaran
disiapkan melalui rumusan AECT tahun 1977 dan 1994. Kedua defenisi tersebut menghasilkan
kawasan sesuai dengan rumusan defenisi. Tahun 1977 satgas dari AECT menghasilkan dua
defenisi yang secara khusus membedakan antara teknologi pembelajaran.
Dengan demikian,tahun 1977 menghasilkan dua defenisi dan dua kawasan,teknologi
pendidikan dan Teknologi pembelajaran. Defenisi sebelumnya,yaitu tahun 1963 dan 1972 tidak
menghasilkan kawasan. Pada masa tersebut,para ahli sedang berusaha membentuk konsep yang
lebih mendalam dan bermanfaat bagi perkembangan disiplin teknologi pendidikan.
Defenisi AECT tahun 1994 hanya menelurkan satu defenisi yaitu teknologi
pembelajaran,kawasan yang dimunculkan pun hanya satu yaitu kawasan teknologi pembelajaran.
Namun dalam penjelasannya,defenisi tersebut memilah antar teori dan praktek. Teori yang
disebut sebagai rujukan dan acuan dari seluruh kegiatan terkait pembelajaran,sedangkan praktik
atau terapan menyediakan kesempatan untuk memvalidasi teori,selanjutnya teori ini dapat dikaji
ulang dan diperbaiki. Dengan demikian,terjadi simbiosis mutualisme antara peran teori bagi
terapan atau praktik dalam bidang teknologi pembelajaran.Terapan atau praktik akan dijelaskan
dibagian lain dalam kegiatan belajar ini.
Fungsi Kawasan
Menurut Carrier dan Sales tahun 1978; Khenzek, Rachlin, dan Schannel tahun 1988;
Kozma dan Bangert-Downs tahun 1987 taksonomi atau klasifikasi sering digunakan untuk
menyederhanakan hubungan-hubungan yang timbul dari teori dan praktek. Taksonomi
merupakan klasifikasi yang berlandaskan pada hubungan. Daya karya klasik Taksonomi Tujuan
Pendidikan : Ranah Kognitif, Benjamin Bloom membedakan taksonomi dengan skema
klasifikasi yang lebih sederhana. Menurut Bloom, taksonomi :
a. Tidak boleh mengandung unsur-unsur yang arbritrer
b. Harus sesuai dengan fenomena riil yang menjadi ungkapan istilah tersebut
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 101 http://romidwisyahri95.blogspot.com
c. Harus teruji secara kongsisten dengan pandangan-pandangan teoritis dari
bidang.
Menurut Bloom tahun 1956 tujuan utama dalam membuat suatu taksonomi adalah untuk
mempermudah komunikasi. Tujuan utama dalam menciptakan taksonomi apapun ialah untuk
pemulihan lambang-lambang yang sesuai, mendefinisikannya yang tepat dan dapat digunakan
serta mendapatkan consensus dari kelompok yang akan menggunakannya.
Fleishman dan Quaintance (1984) merangkum beberapa keuntungan potensial dari
pengembangan suatu taksonomi tentang kinerja manusia, antara lain :
a. Membantu dalam melakukan review pustaka
b. Membuka peluang untuk tugas-tugas baru
c. Memaparkan jurang pemisah dalam pengetahuan dengan mengutarakan
kategori dan sub-kategori pengetahuan, dan meningkatkan diskusi
teoritikal atau penilaian
d. Untuk membantu pengembangan teori dengan jalan mengevaluasi
seberapa jauh keberhasilan teori mengorganisasikan data observasi
sebagai hasil penelitian dalam bidang Teknologi Pembelajaran.
Roland L. Jacobs (1988) mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja manusia
terdapat tiga fungsi, yaitu : fungsi pengelolaan, fungsi pengembangan system kinerja, dan
komponen sitem kinerja manusia yang merupakan dasar konseptual untuk melakukan fungsi
yang lain. Subkomponen pengembangan adalah langkah-langkah dalam proses pengembangan.
Sedangkan subkomponen dari system perilaku manusia adalah konsep-konsep mengenai
organisasi, motivasi, perilaku, kinerja, serta umpan balik.
Kawasan Teknologi Pendidikan menurut Davies, 1978
Davies merumuskan bahwa teknologi pendidikan sesuai dengan gejala pendidikan yang di
amati. Pembahasan davies juga dirangkum dari kumpulan tulisan klasik yang di sunting oleh Ely
dan plomp, (1995:19-21).
Davies merumuskan tiga pendekatan sehubungan dengan bidang garapan atau kawasan
teknologi pendidikan. Rumusan davies berikut meliputi pendekatan perangkat keras (hardware),
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 102 http://romidwisyahri95.blogspot.com
pendekatan perangkat lunak (software), dan perpaduan pendekatan perangkat keras dan
perangkat lunak. Berikut uraianya :
1. Pendekatan perangkat keras (hardware)
Pendekatan ini mengusahakan kegiatan guru yaitu mengajar dengan memanfaatkan
penggunaan perangkat keras. Penggunaan perangkat keras di maksudkan agar terjadi otomatisasi
atau proses mekanistik dalam kegiatan belajar mengajar.
Perangkat keras digunakan untuk menyampaikan dan menyebarkan materi belajar,
memproduksi materi dan seterusnya. Selain itu, adanya pemanfaatan perangkat keras, dalam hal
ini, menggunakan berbagai bentuk media massa seperti TV atau kaset audio, ditargetkan untuk
menampung siswa dalam jumlah yang lebih besar dari biasa, dengan tidak mengurangi efisiensi
proses belajar. Semua upaya harus tetap mengacu pada efektifitas pembiayaan, terutama
pembiayaan yang berasal dari siswa.
3. pendekatan perangkat lunak (software)
pada tahap ini teknologi pendidikan ―meminjam‖ teori dari ilmu prilaku yang ditetapkan
untuk mengatasi kesulitan belajar. Teori lain yang di tetapkan adalah teori instruksional. Teori
ini membahas cara-cara memperbaiki, memperbaharui, atau merancang situasi yang betul-betul
di butuhkan oleh siswa. Penggunaan perangkat keras mesin-mesin, atau yang bersifat mekanistik
sangat terbatas, berfungsi hanya sebagai bagian dari penyajian materi oleh guru.
4. Pendekatan perpaduan perangkat keras dan perangkat lunak
Pendekatan ini menolak model terapan pengembangan sistematik sebagai satu-satunya
penyelesaian masalah secara sistematik. Pendekatan perpaduan menerapkan sistem analisis
dalam pendidikan dan kegiatan instruksional. Penerapan sistem analisis dianggap mampu
mengurangi bias terhadap individu siswa sehingga siswa dapat berperan dalam kelompoknya
dengan dinamis. Selain alasan tadi pendekatan perpaduan di anggap lebih manusiawi serta
integratif (terpadu) dengan kondisi belajar mengajar sehari-hari.kerangka pendekatan berada
pada lingkup sistem (system boundary) dengan mencermati seluruh faktor yang mempengaruhi
proses belajar mengajar (PBM). Faktor tersebut diantaranya siswa (motivasi belajar serta
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 103 http://romidwisyahri95.blogspot.com
. Kawasan AECT 1997
Teknologi pendidikan, teknologi intruksional, sumber belajar, komponen bidang garapan:
rancangan, pengembangan, evaluasi, sumber belajar, peserta didik.
Salah satu ciri khas dari bidang garapan yang di rumuskan Tim khusus AECT tahun 1977 adalah
penekanan model kawasan pada usaha mengabsahkan pekerjaan yang menonjolkan ―lahan‖ yang
dapat di garap oleh para praktisi teknologi pendidikan.sebagaimana biasanya, proses belajar
menjadi factor utama dalam proses belajar dan pendidikan. Seperti telah di sebutkan
sebelumnya, teknologi pendidikan di rumuskan sebagai cakupan yang lebih luas dibandingkan
dengan teknologi intruksional. Rumusan ini mengacu pada konsep bahwa proses intruksional
menjadi bagian proses pendidikan. Seperti skema kawasan Teknologi Intruksional(AECT 1977)
berikut:
Peran Kawasan
Assosiation for Educational Communication and Technology (AECT) mendefinisikan 5
domain Teknologi pndidikan yaitu design, development, utilization, management and evaluation.
Pada tiap domain juga terdiri atas beberapa sub domain. Kawasan teknologi pendidikan
membagi banyak kesamaan dalam mendefinisikanya dan memperkuat landasanya, sebagaimana
keilmuan lainya dan aplikasi keilmuan sosial (Luppicini, 2005). Definisi yang di kutip Luppicini
(2005) tentang konsep kawasan teknologi pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada
pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori dan metode dari
berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk :
a. Merancang, mengembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan
mesin dalam memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran.
b. Pedoman agen perubahan perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk membagi
dalam mempengaruhi perubahan dalam social.
Dalam perkembangan terakhir, teknologi pendidikan yang di definisikan sebagai teori dan
praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian
proses, sumber, dan sistem untuk belajar. Definisi tersebut mengandung pengertian adanya
empat komponen dalam teknologi pembelajaran yaitu :
a. Teori dan praktik
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 104 http://romidwisyahri95.blogspot.com
b. Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian
c. Proses sumber dan system.
Kawasan AECT 1994
Lima kawasan dari bidang teknologi pembelajaran menurut definisi tahun 1994 yaitu
Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian.
A. Kawasan desain
Kawasan pertama teknologi pembelajaran adalah desain atau perancangan yang
mencakup penerapan berbagai teori, prinsip dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau
mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara sistemik dan
sistematik. Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi belajar
dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk (Seels & Richey, 2000 dalam Bambang
Warsito, 2008: 22). Strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan
pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul
Kawasan desain mempunyai asal-usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Beberapa
faktor pemicunya adalah :
1. Artikel tahun 1954 dari B.F. Skinner ―The Science of Learning and the Art of
Teaching‖ disertai teorinya tentang pembelajaran berprogram.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 105 http://romidwisyahri95.blogspot.com
2. Buku tahun 1969 dari Herbert Simon ‖The Science of Artificial‖ yang membahas
karakteristik umum dari pengetahuan preskriptif tentang desain; dan
3. Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti ―Learning
Resouce and Development Center‖ di Universitas Pittsburgh pada tahun 1960an.
Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran
tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara
bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari
psikologi pembelajaran.
Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan pada awal
1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian
psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain
pembelajaran menjadi semakin hidup.
Kawasan desain ini meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu: (1)
desain sistem pembelajaran; (2) desain pesan; (3) strategi pembelajaran; dan (4) karakteristik
pembelajar.
1. Desain Sistem Pembelajaran
Desain sistem pembelajaran yaitu prosedur yang terorganisasi, meliputi :
1. Penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari);
2. Perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya);
3. Pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pelajaran);
4. Pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan
5. Penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).
Desain sistem pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan interaktif yang
menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi sebagai alat untuk saling
mengontrol, semua langkah-langkah tersebut harus tuntas. Dalam desain sistem pembelajaran,
proses sama pentingnya dengan produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada
proses.
Sedangkan menurut Twelker, Urbach, Buck (1972) pengembangan instruksional adalah
suatu cara yang sistematis untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 106 http://romidwisyahri95.blogspot.com
bahan dan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Wujud pengembangan
instruksional adalah produksi dan penggunaan media instruksional, evaluasi instruksional dan
pengelolaan instruksional. Jadi pengembangan instruksional merupakan salah satu teknologi
perangkat lunak (sofware technology) yang canggih untuk membangun sistem instruksional yang
berkualitas tinggi (Suparman, 2004 dalam Bambang Warsito, 2008:23).
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli.
Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi
kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model
melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level
mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model
assure.
Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu
produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran,
atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck.
Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk
menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu
pelatihan, kurikulum seiolah, dan lain-lain. contohnya adalah model addie. Selain itu ada pula
yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model
prosedural adalah model Dick and Carrey, sementara contoh model melingkar adalah model
Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan, beberapa
keuntungan itu antara lain adalah dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dihadapi di lapangan, selain itu juga, dapat
dikembangkan dan dibuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun juga dapat
diteliti dan dikembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki. Beberapa
contoh dari model-model diatas akan diuraikan secara lebih jelas berikut ini:
A.Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini
termasuk ke dalam model prosedural. Langkah-langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and
Carey adalah (Mohamad Hazairin, dkk. 2011: 5) :
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 107 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2. Melaksanakan analisi pembelajaran
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pembelajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Model Dick and Carey bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk
mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey
menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan
yang lainya. Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan
pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah
menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan
pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan pembangunan.
Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan
agar (ibid.5-6) :
1. Pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan
mampumelakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran,
2. Adanya pertautan antara tiap kompone nkhususnya strategi pembelajaran dan hasil
pembelajaran yang dikehendaki,
3. Menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan
desain pembelajaran.
B.Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar. Secara singkat, menurut model ini
terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu (ibid. 6) :
1. Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap
topiknya;
2. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 108 http://romidwisyahri95.blogspot.com
3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat
dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
4. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
5. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar
dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
6. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau
menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan
tujuan yang diharapkan;
7. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia,
fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
8. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran
serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari
perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang
dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
C. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich
et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu (ibid. 6-7) :
1.Analyze Learners (analisis pelajar)
Menurut Heinich et.al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara
baik dan disesuaikan dengan cirri-ciri belajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan
medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan
sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat
dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai .berdasarkan cirri-ciri umum, keterampilan awal
khusus dan gaya belajar.
2.States Objectives (menyatakan tujuan)
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan pembeljaran baik
berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah
yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus
difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.
3.Select Methods, Media, and Material (pemilihan metode, media dan bahan)
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 109 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Heinich et.al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan
dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan
dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah
terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
4.Utilize Media and materials (penggunaan media dan bahan)
Menurut Heinich et.al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik
yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman
pembelajaran.
5.Require Learner Participation (partisipasi pelajar di dalam kelas)
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas
pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
6.Evaluate and Revise
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan
dan impak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya
menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media,
kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.
D.Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an
yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi
pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis
dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1. Analysis (analisa)
2. Design (desain / perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
D.Model Hanafin and Peck
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 110 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu
fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin &
Peck 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase.
Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk.
2.Desain Pesan
Desain pesan yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi
komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian,
persepsi, dan daya tangkap. Fleming dan Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau
simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.
Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan, halaman dan layar
secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal
ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis
medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film,
atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep,
pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan.
Ada tiga langkah pokok dalam mendesain pesan bila menggunakan pendekatan system,
yaitu : menentukan masalah, mengembangkan alternative pemecahan masalah dan menilai
pelaksanaan alternative yang dipilih untuk di revisi. Penyususnan rancangan pesan dihubungkan
dengan pertemuan tatap muka untuk pencapaian tujuan belajar tertentu saja.
Langkah-langkah desain pesan pembelajaran menurut Jerrord E. Kemp terdiri dari delapan
langkah, yaitu :
A. Pertimbangkan dahulu tujuan program pendidikan diarahkan untuk mecapai tujuan
tersebut. Berdasarkan kurikulum, pilihlah topik-topik yang akan diberikan, untuk masing-
masing topik perlu dirumuskan tujuan umum pengajarannya secara eksplisit.
B. Pelajari karakteristik siswa.
C. Rumusan tujuan belajar yang harus dicapai dengan menggunakan kriteria tingkah laku
yang dapat diamati dan diukur.
D. Membuat daftar perincian isi pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan.
Beberapa kemungkinan untuk mengorganisasi isi pesan adalah sebagai berikut :
a. Dari fakta yang telah diketahui ke fakta-fakta baru.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 111 http://romidwisyahri95.blogspot.com
b. Dari permulaan suatu proses sampai dengan penyimpulan.
c. Dari prosedur yang mudah sampai kepada pengertian yang komplek.
d. Dari hal yang kongkrit dan khusus menuju ke hal yang abstrak berupa pengertian,
pemecahan masalah dan penalaran.
e. Dari prinsip dan generalisasi yang bersifat umum ke fakta, observasi dan aplikasi.
E. Mengembangkan alat ukur pendahuluan untuk menentukan latar belakang siswa dan
tingkatan pengetahuan siswa untuk topik yang akan diajarkan.
F. Menentukan dan memilih kegiatan belajar mengajar dan sumber-sumber pembelajaran
yang akan digunakan untuk mengolah isi pengajaran sehingga siswa dapat mencapai
tujuan yang telah dirumuskan.
G. Koordinasikan hal-hal yang dapat memberikan dukungan dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar yang sesungguhnya, seperti dana, ketenagaan, fasilitas, peralatan, dan
jadwal untuk melaksanakaan kegitan pembelajaran.
H. Menilai belajar siswa dikaitka dengan seberapa jauh mereka telah mencapai tujuan
pembelajaran dengan disertai pandagan bahwa rencana yang sudah direncanakan perlu
diperbaiki bila diperlukan berdasarkan masukan atau feedback yang diperoleh dari
pelksanaan penilaian yang telah dilakukan.
3.Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar
atau kegiatan pembelajaran dalam dalam suatu mata pelajaran (Seels & Richey). Teori tentang
strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar. Seorang desainer
menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip teknologi
pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada situasi
belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki.
Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang harus diperhatikan agar
dalam kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Dick and
Carey menyebutkan adanya 5 komponen strategi pembelajaran yakni :
a. Kegiatan pembelajaran pendahuluan.
b. Penyampaian informasi.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 112 http://romidwisyahri95.blogspot.com
c. Partisipasi siswa
d. Tes, dan
e. Kegiatan lanjutan
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gagne and Briggs, komponen dalam strategi
pembelajaran adalah :
a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian.
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.
c. Mengingatkan kompetensi prasyarat.
d. Memberi stimulus (masalah, topik, konsep).
e. Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).
f. Menimbulkan penampilan siswa.
g. Memberi umpan balik.
h. Menilai penampilan.
i. Menyimpulkan.
Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan para ahli secara garis
besar dapat dikelompokkkan menjadi :
a.Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran
Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan
kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya
dan menutup pelajaran.
1. Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini
mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian
siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga
mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan
berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada
tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi
isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 113 http://romidwisyahri95.blogspot.com
2. Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan ini pembelajar akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang
telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi
pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi
pelajaran.
3. Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran.
Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap
penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.
b.Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan
pesan pembelajaran kepada pembelajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru
harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu
pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai
dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.
Macam-macam metode pembelajaran adalah :
1. Metode ceramah
2. Metode demonstrasi
3. Metode simulasi
4. Metode studi kasus
5. Metode discovery
6. Metode diskusi
7. Metode bermain peran
c.Komponen ketiga yaitu media yang digunakan.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-hal yang
harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 114 http://romidwisyahri95.blogspot.com
2. Dukungan terhadap isi pelajaran
3. Kemudahan memperoleh media
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya
5. Ketersediaan waktu menggunakannya
6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
d.Komponen keempat adalah waktu tatap muka.
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran
dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga
proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
e. Komponen kelima adalah pengelolaan kelas.
Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional.
Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk,
pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan
lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru,
pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar
4. Karakteristik Pembelajar
Karakteristik pembelajar yaitu aspek latar belakang pengalaman pembelajar yang
mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik pembelajar mencakup
keadaan sosio-psiko-fisik pembelajar. Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari
karakteristik pembelajar yaitu berkaitan dengan kemampuannya (ability), baik yang bersifat
potensial maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya, seperti, sikap, emosi, motivasi serta
aspek-aspek kepribadian lainnya.
Analisis karakteristik pembelajar merupakan suatu pendekatan psikologis dalam rangka
menggambarkan keadaan pembelajar. Karakter yang dimiki dapat berupa usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, tingkat pengalaman, pengalaman yang relevan, persepsi, kebutuhan yang
dirasakan, dan berbagai kemugkinan yang lain terkait dengan pembelajar.
Analisis karakteristik pembelajar merupakan titik awal dalam mempreskripsikan strategi
pembelajaran. Bila tidak, maka teori-teori dan prinsip pembelajaran yang dikembangkan sama
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 115 http://romidwisyahri95.blogspot.com
sekali tidak akan ada gunakanya bagi pelaksanaan pembelajaran (Degeng, 1991 dalam Bambang
warsito 2008). Oleh karena itu, karakteristik pembelajar sebagai satu fariabel yang paling
berpengaruh dalam pengembangan strategi pembelajaran (Reigeluth, 1983 dalam bambang
Warsito 2008).
Kecenderungan dan Permasalahan
Berpusat pada penggunaan desain system pembelajaran yang tradisional,aplikasi teori belajar
dalam desain, dan pengaruh teknologi baru pada proses penyusunan desain. Satu masalah yang
sangat penting ialah perlunya ada teori yang menghubungkan klasifikasi belajar dengan
pemilihan media. Setiap langkah dalam proses desain system pembelajarandari analisis tugas
sampai pada penilaian, kecuali pemilihan media mempunyai dasar landasan teori klasifikasi
belajar dan prosedur untuk melaksanakannya.
B. Kawasan pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik.
Kawasan pengembangan mencakup banyak variasi teknologi yang digunakan dalam
pembelajaran. Walaupun demikian, tidak berarti lepas dari teori dan praktek yang berhubungan
dengan belajar dan desain.Tidak pula kawasan tersebut berfungsi bebas dari penilaian,
pengelolaan atau pemanfaatan.Melainkan timbul karena dorongan teori dan desain dan harus
tanggap terhadap tuntutan penilaian formatif dan praktek.Pemanfaatan serta kebutuhan
pengelolaan.Begitu pula, kawasan pengembangan tidak hanya terdiri dari perangkat keras
pembelajaran, melainkan juga mencakup perangkat lunaknya, bahan-bahan visual dan audio,
serta program atau paket yang merupakan paduan berbagai bagian.
Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi
dan teori yang mendorong baik desain pesan maupun strategi pembelajaran. Pada dasarnya
kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya:
(1) pesan yarig didorong oleh isi;
(2) strategi pembelajaran yang didorong oleh teori; dan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 116 http://romidwisyahri95.blogspot.com
(3) manifestasi ilsik dari teknologi – perangkat keras, perangkat lunak dan bahan
pembelajaran.
Ciri yang terakhir ini, yaitu teknologi.merupakan tenaga penggerak dari kawasan
pengembangan. Berangkat dari asumsi ini, kita dapat merumuskan dan menjelaskan berbagai
jenis media pembelajaran dan karakteristiknya. Akan tetapi, janganlah proses ini diartikan hanya
sebagai suatu pengkategorisasian. Sebaliknya, sebagai elaborasi dari karakteristik prinsip-prinsip
teori dan desain yang dimanfaatkan oleh teknologi.
Kawasan pengembangan dapat diorganisasikan dalam empat kategori:
(1) teknologi cetak (yang menyediakan landasan untuk kategori
yang lain),
(2) teknologi audiovisual,
(3) teknologi berbasis komputer, dan
( 4) teknologi terpadu.
Karena kawasan pengembangan mencakup fungsi-fungsi desain, produksi, dan
penyampaian, maka suatu bahan dapat didesain dengan menggunakan satu jenis teknologi,
diproduksi dengan menggunakan yang lain, dan disampaikan dengan menggunakan yang lain
lagi.Deskripsi masing-masing cakupan dari kawasan pengembangan sebagai berikut.
1. Teknologi Cetak.
Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan. seperti
buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis. terutama melalui proses pencetakan mekanis atau
fotografis. Subkategori ini mencakup representasi dan produksi teks, grafis.dan fotografis. Bahan
cetak dan bahan visual ggunakan teknologi yang paling dasar dan membekas. Teknologi menjadi
dasar untuk pengembangan dan pemanfataan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil
dari teknologi ini berupa cetakan.Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh
penggunaan teknologi komputer untuk produksi.Apabila teks tersebut tak dalam bentuk
―cetakan‖ guna keperluan pembelajaran, ini merupakan contoh penyampaian dalam bentuk
teknologi cetak.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 117 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan bahan visual.Pengembangan
kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat bergantung pada teori persepsi visual, teori
membaca, pengolahan informasi oleh manusia, dan teori belajar.Bahan pembelajaran yang tertua
dan masih lazim, terdapat dalam bentuk buku teks dimana impresi sensoris menggambarkan
realita melalui ungkapan wahana linguistik dan bahan visual cetak.Efektivitas relatif dari
berbagai derajat kenyataan yang berbeda ditiinjukkan oleh sejumlah teori yang saling
bertentangan (Dwyer, 1972; 1978). Dalam bentuknya yang paling murni, media visual dapat
membawakan pesan yang lengkap, akan tetapi pada kenyataannya tidaklah selalu demikan yang
terjadi dalam kebanyakan proses pembelajaran. Sering, kombinasi informasi berupa teks dan
visual perlu diberikan.
Cara bagaimana informasi cetak dan visual diorganisasikan dapat sangat membantu
terjadinya jenis belajar yang diinginkan.Pada tingkat yang paling dasar.buku teks yang sederhana
dapat menyajikan informasi yang diorganisasikan secara berurutan, dan dengan sangat mudah
dapat dilacak secara acak. Teknologi cetak yang lain seperti pembelajaran terprogram,
dikembangkan berdasarkan ketentuan teoritis dan strategi pembelajaran yang lain. Secara khusus
teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik seperti berikut:
a. teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang;
b. keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif (hanya
menerima);
c. keduanya berbentuk visual yang starts;
d. pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan
persepsi visual;
e. keduanya berpusat pada Pebelajar; dan
f. informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
2. Teknologi Audiovisual.
Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan
dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan
visual. Pembelajaran audiovisual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 118 http://romidwisyahri95.blogspot.com
keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar
hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang berukuran besar.Pembelajaran
audiovisual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang menyangkut
pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus
tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.Secara khusus, teknologi
audiovisual memproyeksikan bahan, seperti gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan
penayangan visual yang berukuran besar.
Pembelajaran audiovisual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang
menyangkut pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak
selalu harus tergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis. Secara khusus,
teknologi audiovisual memproyeksikan bahan, seperti 11m, film bingkai dan transparansi. Akan
tetapi, televisi merupakan suatu teknologi yang unik, karena dapat menjembatani teknologi
audiovisual ke teknologi komputer dan teknologi terpadu.Video, manakala diproduksi dan
disimpan sebagai pita video, jelas nerupakan audiovisual karena sifatnya yang linier dan
biasanya dimaksudkan untuk memberikan presentasi secara ekspositori darpada iccara interaktif.
Apabila informasi video direkam dalam cakram video (videodisc), maka informasi
tersebut dapat diakses secara acak dan lebih menampilkan sifat-sifat teknologi komputer dan
terpadu, yaitu tidak linier, dapat diakses secara acak dan dikendalikan oleh pebelajar.Secara
khusus.teknologi audiovisual cenderung mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. bersifal linier;
b. menampilkan visual yang dinamis;
c. secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan
oleh desainer/pengembang;
d. cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang nil dan
abstrak;
e. dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan
kognitif; dan
f. sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interak-tivitas belajar
Pebelajar.
3. Teknologi berbasis Komputer.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 119 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Teknologi berbasis komputer nerupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan
bahan iengan menggunakan perangkal yang bersumber pada mikro-jrosesor. Teknologi berbasis
komputer dibedakan dari teknologi lain carena memimpan informasi secara elektronis dalam
bentuk digital, jukannya sebagai bahan cetak atau visual. Pada dasamva, teknologi jerbasis
komputer menampilkan informasi kepada pebelajar melalui :ayangan di layar monitor Berbagai
jenis aplikasi komputer biasanya lisebut ―computer-based instruction (CBIJ, computer-
assisted instruction (CAI)‖ atau ―computer-managed instruction (CMI)‖.
Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan
pembelajarah terprogram, akan tetapi sekarang lebili banyak berlandaskan pada teori kognitif.
(Jonassen, 1988). Jelasnya, ke empat bentuk aplikasi tersebut dapat bersifat tutorial, di mana
pembelajaran utama diberikan; latihan dan perulangan, untuk membantu Pebelajar
mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya; permainan dan
simulasi, untuk member! kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan
sumber data yang memungkinkan pebelajar untuk mengakses sendiri susunan data yang banyak
menggunakan tata-cara pengaksesan (protocol) data yang ditentukan secara ekstemal.
Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak,
biasanya memiliki karakteristik seperti berikut ini:
a. Digunakan secara acak atau tidak benirutan, di samping secara linier;
b. Dapat digunakan sesuai dehgan keingjnan Pebelajar, maupun menurut
cara yang dirancang oleh desainer/pengembang;
c. Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan
menggunakan kata, simbol maupun grafis;
d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengem-bangan; dan
e. Belajar dapat berpusat pada pebelajar dengan tingkat inter-aktivitas yang
tinggi.
4. Teknologi Terpadu.
Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan
dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Banyak orang percaya
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 120 http://romidwisyahri95.blogspot.com
bahwa teknik yang paling rumit untuk pembelajaran melibatkan perpaduan beberapa jenis media
di bawah kendali sebuah komputer.Komponen perangkat keras dari sistem yang terpadu ini dapat
terdiri dari komputer berkemampuan sangat tinggi dengan memori besar yang dapat mengakses
secara acak, sebuah ―internal hard drive‖, dan sebuah monitor wama beresolusi tinggi. Peralatan
periferal (pelengkap luar) komputer mencakup: alat pemutar video, alat penayangan tambahan,
perangkat keras jaringan (networking), serta sistem audio
. Perangkat lunak dari teknologi terpadu ini dapat berupa disket video, ―compact disk‖,
program jaringan, serta informasi digital. Kesemuanya ini dapai dkendalikan dalam suatu
program belajar hipermedia yang dijalankan dengan menggunakan sistem thoring‘ seperti
―HyperCard‖ atau ―Toolbook?‘.Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi ini adanya
interaktivitas pebelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
(1) Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
(2) Dapat digunakan secara acak atau tidak berurutan, di samping secara linier.
(3) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pebelajar, di samping menurut cara
seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
(4) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman
pebelajar, relevan dengan kondisi pebelajar, dan di bawah kendali Pebelajar.
(5) Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan ‗konstruktivisme‘ diterapkan dalam
pengeinbangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran.
(6) Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif
sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
(7) Bahan belajar menunjukkan interaktivitas pebelajar yang tinggi.
(8) Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan tamsil dari banyak sumber
media.
Kecenderungan dan Permasalahan
Kecenderungan dan permasalahan teknologi cetak dan teknologi audiovisual
mencakup peningkatan perhatian terhadap desain teks, kerumitan visual serta penggunaan isyarat
warna (Berry 1992). Kecenderungan dan permasalahan dalam teknologi komputer dan teknologi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 121 http://romidwisyahri95.blogspot.com
terpadu dari kawasan pengembangan terletak pada tantangan mendesain teknologi interaktif,
penerapan kontruktivisme dan teori belajar sosial, sistem pakar dan otomisasi peralatan
pengembangan, serta aplikasi untuk belajar jarak jauh.
C. Kawasan pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Mereka
yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung-jawab untuk mencocokkan pebelajar
dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pebelajar agar dapat berinteraksi dengan
bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian
atas hasil yang dicapai pebelajar, serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang
berkelanjutan.
Fungsi pemanfaatan penting karena membicarakan kaitan pebelajar dengan bahan atau
sistem pembelajaran.Jelas fungsi ini sangat kritis karena penggunaan oleh pebelajar merupakan
satu-satunya raison d‘etre dari bahan pembelajaran. Mengapa kita hams bersusah-payah dengan
pengadaan dan pembuatan bahan apabila tidak akan digunakan ?Kawasan pemanfaatan ini
mempunyai jangkauan aktivitas dan strategi mengajar yang luas.
Dengan demikian pemanfaatan menuntut adanya penggunaan, deseminasi.difusi,
implementasi, dan pelembagaan yang sistematis. Hal tersebut dihambat oleh kebijakan dan
peraturan.Fungsi pemanfaatan penting karena fungsi ini memperjelas hubungan pebelajar dengan
bahan dan sistem pembelajaran.
Keempat kategori dalam kawasan pemanfaatan ialah :
(1) pemanfaatan media,
(2) difusi inovasi,
(3) implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan),
(4) serta kebijakan dan regulasi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 122 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1.Pemanfaatan Media.
Pemanfaatan media yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses
pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi
desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan
dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan media juga
dikaitkan dengan karakteristik peserta didik. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan
bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber
belajar.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata ―Medium‖ yang
secara harfiah diartikan sebagai Perantara atau Pengantar. Dalam bahasa arab media adalah
perantara (وسلئلم ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Beberapa ahli
memberikan definisi tentang media pembelajaran:
a. Lesle J. Briggs (1979), menyatakan bahwa media pembelajaran ―the physical means of
conveying instructional content………book, films, videotapes, etc (media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya).
b. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
c. National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat
keras.
Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 123 http://romidwisyahri95.blogspot.com
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah
alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan,
saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif,
seperti adanya komputer dan internet.
Beberapa contoh pemanfaatan media dalam kegiatan pembelajaran antara lain sebagai
berikut :
1) Pemanfaatan Media Video dalam Kegiatan Pembelajaran
Manfaat dari penggunaan media video pembelajaran pemelajar akan memperoleh
berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan
wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian
pemelajar terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi,
dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.
Program video pembelajaran sebaiknya dimanfaatkan secara terintegrasi dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. Untuk itu guru perlu merencanakan pemanfaatan video pembelajaran
dalam program rencana pembelajaran yang dibuat di awal semester.
Langkah-langkah pemanfaatan program video pembelajaran dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu:
a. Mengidentifikasi materi dan program video pembelajaran yang ada serta peralatan yang
dibutuhkan.
b. Merancang topic-topik yang akan didiskusikan.
c. Menyususun rancangan kegiatan sebagai tindak lanjut dari pemanfaatan program video
pembelajaran.
Secara umum langkah-langkah tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 124 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1. Tahap persiapan, yaitu : a) menyusun rancangan pemanfaatan video pembelajaran yang
terintegrasi dalam RPP, b) kegiatan-kegiatan sebelum memanfaatkan program video
pembelajaran, seperti; menyiapkan ruangan, mengatur posisi peserta didik, dan memberikan
apersepsi atau tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut.
2. Tahap pelaksanaan, yaitu guru mengawasi peserta didik selama menyaksikan program video
pembelajaran agar berlangsung tertib.
3. Tindak lanjut, yaitu setelah selesai penayangan guru hendaknya memberikan penjelasan atau
ulasan terhadap materi yang telah dibahas dan sebagainya.
2) Pemanfaatan Kaset Audio dalam Kegiatan Pembelajaran
Program kaset audio interaktif termasuk salah satu media yang sudah memasyarakat,
cukup ekonomis, biayanya relatif murah, yang sudah dibuat oleh Pustekkom Depdiknas.
Program ini didesain sedemikian rupa sehingga peserta didik dimungkinkan dapat terlibat secara
aktif dan terus menerus berinteraksi dengan guru radio. Mengingat pelajaran yang baik harus
selalu bersifat interaktif. Artinya peserta didik dapat memberikan respon setelah mendengarkan
program audio.
Program kaset audio interaktif dapat dimanfaatkan di dalam kelas di bawah bimbingan
guru. Program yang dikemas di dalam kaset audio ini memungkinkan peserta didik dapat belajar
baik secara individual maupun kelompok dengan atau tanpa bimbingan guru. Langkah-langkah
pemanfaatannya adalah sebagai berikut:
A) Sebelum pemutaran program audio.
(1) Apabila program audio akan dimanfaatkan secara klasikal guru perlu menyiapkan diri
dengan:
a) Mempelajari bahan-bahan cetak yang telah tersedia atau catatan mengenai
program audio tersebut dan mendengarkan rekamannya terlebih dahulu.
b) Merangsang motivasi peserta didik
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 125 http://romidwisyahri95.blogspot.com
c) Membuat catatan tentang hal-hal penting yang berhubungan dengan
program audio.
d) Menjelaskan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai.
e) Menyiapkan bahan yang akan didiskusikan oleh peserta didik.
f) Memperhatikan bagian yang sukar dalam program audio tersebut.
g) Menjelaskan apa yang harus dilakukan peserta didik waktu mendengarkan
program audio.
(2) Mempersiapkan peserta didik dan ruangan agar peserta didik dapat mendengarkan dengan
baik program audio.
B) Pada saat pemutaran program audio
(1) Guru dan peserta didik harus berada pada tempatnya masing-masing agar dapat
konsentrasi saat mendengarkan program audio.
(2) Peserta didik harus mencatat hal-hal yang kurang jelas atau belum dimengerti
untuk ditanyakan atau didiskusikan setelah program berakhir.
(3) Peserta didik mengerjakan tugas-tugas atau LKS jika ada sesuai perintah dalam
program audio.
C) Tindak lanjut
(1) Guru menginformasikan tugas-tugas atau latihan yang harus dikerjakan.
(2) Guru menginformasikan tentang rencana pertemuan selanjutnya.
(3) Guru memotivasi peserta didik untuk tetap belajar dengan giat.
3) Pemanfaatan Komputer dan Jaringan Internet dalam Kegiatan Pembelajaran
Menurut Bambang Warsita (2008), pembelajaran berbantuan computer dapat dimasukkan
dalam dua kategori yaitu computer mandiri (stand alone) dan computer dalam jaringan internet.
Perbedaan yang utama antara keduanya terletak pada aspek interaktivitas. Dalam pembelajaran
computer mandiri interaktivitas peserta didik terbatas pada interaksi dengan bahan belajar yang
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 126 http://romidwisyahri95.blogspot.com
ada dalam program pembelajaran. Sedangkan pembelajaran dengan computer jaringan internet,
interaktivitas peserta didik menjadi lebih banyak alternatifnya.
Pada pembelajaran dengan computer jaringan internet dikenal dua jenis fungsi computer,
yaitu computer server dan computer klien. Interaksi antara peserta didik dengan guru dilakukan
melalui kedua jenis computer tersebut. Sekolah menyediakan computer server untuk melayani
interaksi melalui website server, e-mail server, mailinglist server, chat server. Sedangkan peserta
didik dan guru menggunakan computer klien yang dilengkapi dengan browser, e-mail client, dan
chat client.
Selain berinteraksi dengan program pembelajaran, peserta didik dapat pula berinteraksi
dengan narasumber dan peserta didik lain yang dapat dihubungi dengan jaringan internet dengan
memanfatkan e-mail atau mailinglist, serta mereka dapat mengakses program pembelajaran yang
relevan dari sumber lain dengan mengakses website yang menawarkan program pembelajaran
secara gratis.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan guru dalam pemanfaatan media
pembelajaran (by utilization, Erickson dan Curl (1972) (Bambang Warsita; 2008)
mengembangkan proses pemilihannya dalam bentuk checklist, sebagai berikut:
a) Apakah materinya penting dan berguna bagi peserta didik?
b) Apakah dapat menarik minat peserta didik untuk belajar?
c) Apakah ada kaitan yang mengena dan langsung, dengan kompetensi atau tujuan khusus yang
hendak dicapai?
d) Bagaimana format penyajiannya diatur dengan memenuhi sekuen atau tata urutan belajar?
e) Apakah materti yang disajiakan actual, mutakhir dan otenteik?
f) Apakah konsep dan faktanya terjamin kecermatannya?
g) Apakah isi dan presentasinya memenuhi standar selera?
h) Bila tidak, apakah ada keseimbangan controversial?
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 127 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Selain itu setiap sekolah harus mampu memanfaatkan alternative teknologi yang tersedia
tanpa meninggalkan perhatian atas empat aspek penting dari teknologi itu, yaitu: a)
aksessibilitas; b) biaya; c) efektifitas dalam fungsi pembelajaran; dan d) kemampuan teknologi
untuk mendukung interaktivitas antara peserta didik dan tenaga pendidik.
2. Difusi Inovasi
Kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang membantu
guru, Model dan teori dalam kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada perspektif
pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada akhir tahun 1960-an
yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan penggunaan dalam mempermudah proses
adopsi suatu gagasan, perhatian kemudian berpaling ke prespektif penyelenggara. Pemanfaatan
tergantung pada upaya membangkitkan kesadaran, keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi.
Definisi AECT tahun 1977 menggabungkan pemanfaatan dan desiminasi menjadi satu
fungsi, yaitu Pemanfaatan Desiminasi. Tujuan dan fungsi tersebut ialah ―memperkenalkan
pebelajar dengan 1977-66). Definisi tahun 1977 juga memasukan suatu fungsi pemanfaatan
tersendiri dengan definisi yang sama ―memperkenalkan pebelajar dengan sumber belajar dan
komponen sistem pembelajar ―usaha yang secara sengaja dan sistematis untuk membuat orang
lain sadar akan adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi ― (Ellington
dan Harris, 1986, hal 51), dimasukan ke dalam difusi sebagai subkategori inovasi dan kawasan
pemanfaatan.
Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan pemanfaatan dimulai.
Untuk menilai inovasi harus ada implementasi. Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi
melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang dicapai ialah
untuk terjadinya perubahan. Tahap pertama dalam proses ini ialah membangkitkan kesadaran
melalui desiminasi informasi. Proses tersebut meliputi tahap – tahap seperti kesadaran, minat,
pencobaan dan adopsi.
Menurut Rogers (1983) langkah – langkah difusi tersebut adalah pengetahuan, persuasi
atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Secara khas proses tersebut mengikuti
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 128 http://romidwisyahri95.blogspot.com
model proses komunikasi yang menggunakan alur multi-langkah termasuk komunikasi yang
menggunakan ―gatekeepers‖ atau penjara lalu-lintas informasi, misalnya sekretaris, perantara,
dan ―opinion leaders‖ atau tokoh panutan. Melalui proses difusi tersebut memungkinkan suatu
inovasi diketahui oleh banyak orang dan dikomunikasikan sehingga tersebar luas dan akhirnya
digunakan di masyarakat.
Proses difusi biasanya terjadi karena ada pihak-pihak yang menginginkannya, atau secara
sengaja merencanakan dan mengupayakannya. Dalam proses difusi terjadi interaksi antara empat
elemen, yaitu karakteristik inovasi itu sendiri, bagaimana informasi tentang inovasi
dikomunikasikan, waktu, dan sifat sistem sosial di mana inovasi diperkenalkan. Dalam proses
difusi inovasi kadang kala membawa keberhasilan yang gemilang karena inovasi diterima
dengan baik oleh masyarakat, daan kadang kala mengalami kendala sehingga menghambat
keberhasilan dan bahkan kegagalan karena ditolak oleh masyarakat. Dengan demikian, proses
difusi inovasi mendatangkan konsekuensi-konsekuensi. Dalam hal ini, penting dilakukan proses
desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk membuat orang lain sadar adanya suatu
perkembangan dengan cara menyebarkan informasi. Desiminasi ini merupakan tujuan awal dari
difusi inovasi. Langkah-langkah difusi menurut Rogers (1983) adalah:
1. Pengetahuan
2. Persuasi atau bujukan
3. Keputusan
4. Implementasi
5. Konfirmasi
Dalam konteks teknologi pembelajaran, inovasi mengacu kepada pemanfaatan teknologi
canggih, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) dalam proses
pembelajaran. Tujuan utama aplikasi teknologi baru ini adalah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran, efektifitas dan efisiensi. Metode dan strategi pembelajaran juga merupakan sebuah
inovasi dalam pembelajaran.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 129 http://romidwisyahri95.blogspot.com
3. Implementasi dan Institusionalisasi (Pelembagaan)
Implementasi ialah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang
sesungguhnya (bukan tersimilasikan). Sedangkan Institusionalisasi (pelembagaan) ialah
penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau
budaya organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu maupun organisasi. Begitu
produk inovasi telah mulai diadopsi , proses implementasi dan pemanfaatan dimulai. Bidang
implementasi dan Institusionalisasi (pelembagaan) yang didasarkan pada penelitian, belum
berkembang sebaik bidang-bidang yang lain.
Tujuan implementasi ialah untuk menjamin adanya pemakaian secara benar oleh
individu dalam organisasi. Tujuan institusionalisasi ialah untuk memadukan inovasi dalam
struktur dan dalam kehidupan organisasi. Sebagian kegagalan masa lalu dalam proyek teknologi
pembelajaran skala besar, seperti computer di sekolah dan televise pemblajaran, menekankan
pentingnya perencanaan untuk perubahan individu dan perubahan organisasi (Cuban, 1986).
4. Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat yang mempengaruhi
penyebaran (difusi) dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. (Seels & Richery, 2000:51).
Kebijakan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya
dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Misalnya hukum dan hak cipta yang dikenaka
pada pengguna teknologi baik untuk teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis
komputer maupun teknologi terpadu atau multimedia (Bambang Warsita, 2008:50).
C. Kecenderungan dan permasalahan
Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada
kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan
pelembagaan. Masalah lain yang berkaitan dengan kawasan ini ialah bagaimana gerakan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 130 http://romidwisyahri95.blogspot.com
restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber pembelajaran. Peran teknologi
dalam restrukturisasi sekolah masih berjalan. Pertumbuhan yang pesat dari bahan dan sistem
yang berbasis komputer telah menigkatkan resiko politik dan ekonomi bagi yang akan
mengadakan adopsi.
Kaum profesi Teknologi pembelajaran sekarang sedang mempertimbangkan keputusan
untuk mempertimbangkan keputusan untuk pengeluaran jutaan dolar yang akan berpengaruh
bukan saja berpengaruh terhadap guru secara perseorangan dan ruangan kelas. Tetapi terhadap
seluruh wilayah persekolahan, perguruan tinggi, dan badan usaha. Bidang ini nampaknya terlibat
pada permasalahan politik dan ekonomi tingkat organisasi secara keseluruhan. Faktor-faktor ini
sering berdampak pada cara bagaimana pemanfaatan harus dilakukan.
D. Kawasan pengelolaan
Konsep pengelolaan merupakan bagian integral dalam bidang teknologi Pembelajaran
dan dari peran kebanyakan para teknolog pembelajaran. Secara perorangan tiap ahli dalam
bidang ini dituntut untuk dapat memberikan pelayanan pengelolaan dalam berbagai latar.seorang
teknolog pembelajaran mungkin terlibat dalam usaha pengelolaan projek pengembangan
pembelajaran atau pengelolaan pusat media sekolah.
Tujuan yang sesungguhnya dari pengelolaan kasus demi kasus dapat sangat bervariasi,
namun keterampilan pengelolaan yang mendasarinya relatif tetap sama apapun kasusnya.
Kawasan pengelolaan semula berasal dari administrasi pusat media, program media dan
pelayanan media Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan ahli
perpustakaan media sekolah. Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak
dan non-cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam
kurikulum. Pada tahun 1976 Chisholm dan Ely menulis buku Media Personnel in Education: A
Competency Approach yang menekankan bahwa administrasi program media memegang peran
sentral dalam khasanah teknologi pembelajaran.
Definisi AECT tahun 1977 membagi fungsi pengelolaan dalam pengelolaan organisasi
dan pengelolaan personil, seperti halnya yang dilakukan oleh para administrator dari program
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 131 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dan pusat media.Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran ilalui
perencanaan.pengorganisasian. pengkoordinasian dan supervisi.
Pengelolaan biasanya merupakan hasil dari penerapan atu sistem nilai. Kerumitan dalam
mengelola berbagai macam sumber, personil, usaha desain maupun pengembangan akan semakin
meningkat dengan membesarnya usaha dari sebuah sekolah atau bagian kantor yang kecil
menjadi kegiatan pembelajaran berskala nasional atau menjadi perusahaan multi-nasional dengan
skala global.
Terlepas dari besamya program atau proyek Teknologi Pembelajaran yang ditangani.
salah satu kunci keberhasilan yang esensial adalah pengelolaan. Perubahan jarang terjadi hanya
pada tingkat pembelajaran yang mikro.Untuk menjamin keberhasilan dari tiap intervensi
mbelajaran, proses perubahan perilaku kognitif maupun afektif harus terjadi bersamaan dengan
perubahan pada tingkat makro.
Para anager program dan projek Teknologi Pembelajaran yang mencari mber tentang
cara bagaimana merencanakan dan mengelola berbagai model perubahan pada tingkat makro,
pada umumnya akan mengalami kekecewaan. (Greer, 1992; Hannum dan Hansen, 1989;
smiszowski, 1981 ).Secara singkat,Ada empat kategori dalam kawasan pengelolaan :
(1) pengelolaan proyek,
(2) pengelolaan sumber,
(3) pengelolaan sistem penyampaian dan
(4) pengelolaan informasi.
Di dalam setiap subkategori tersebut ada seperangkat tugas yang sama yang harus
lakukan. Organisasi harus dimantapkan, personil harus diangkat dan supervisi.dana harus
direncanakan dan dipertanggungjawabkan, dan fasilitas harus dikembangkan serta dipelihara.
1. Pengelolaan Proyek.
Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring dan pengendalian proyek desain
dan pengembangan.Menurut Rotliwell dan Kazanas (1992), pengelolaan proyek berbeda dengan
pengelolaan tradisional, yaitu organisasi garis & staf (line and staff management).
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 132 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Perbedaan itu disebabkan karena:staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk
jangka pendek:pengelola proyek biasanya tidak mempunyai wewenang jangka panjang atas
orang karena sifat tugas mereka yang sementara, dan pengelola proyek memiliki kendali dan
fieksibilitas yang lebih‘luas dari yang biasa terdapat pada organisasi garis dan staf.
Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan.penjadwalan dan
pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis projek yang lain. Mereka harus
melakukan negosiasi.menyusun anggaran, membentuk sistem pemantauan informasi, serta
menilai kemajuan. Peran pengelolaan projek biasanya berhubungan dengan cara mengatasi
ancaman projek dan memberi saran perubahan ke dalam.
2. Pengelolaan Sumber.
Pengelolaan sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem
pendukung dan pelayanan sumber: Pengelolaan sumber sangat penting artinya karena mengatur
pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup personil, keuangan, bahan baku, waktu,
fasilitas, dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah
dijelaskan pada kawasan pengembangan. Efektivtias biaya dan justifikasi belajar yang efektif
merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber.
3. Pengelolaan Sistem Penyampaian.
Pengelolaan sistem penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian
―cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan … Hal tersebut merupakan suatu
gabungan medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran
kepada pebelajar‖ (Ellington dan Harris, 1986 : 47). Contoh pengelolaan seperti itu terdapat pada
proyek belajar jarak jauh di National Technological University dan Nova University.
Pengelolaan sistem penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan produk
seperti persyaratan perangkat keras/lunak dan dukungan teknis lerhadap pengguna maupun
operator. Pengelolaan ini juga memperhatikan permasalahan proses seperti pedoman bagi
desainer dan instruktor atau pelatih. Dari sekian banyak parameter ini keputusan harus diambil
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 133 http://romidwisyahri95.blogspot.com
berdasarkan pada kesesuaian karakteristik teknologi dengan tujuan pembelajaran.Keputusan
tentang pengelolaan sistem penyampaian ini sering tergantung pada sistem pengelolaan sumber.
4. Pengelolaan informasi.
Pengelolaan informasi meliputi perencanaan.pemantauan dan pengendalian cara
penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya
sumber untuk kegiatan belajar. Cukup banyak tumpang-tindih terjadi antara penyimpanan,
pengiriman/pemindahan dan pemrosesan karena fungsi yang satu sering diperlukan untuk
melakukan fungsi yang lain. Teknologi yang dijelaskan pada kawasan pengembangan
merupakan metoda penyimpanan dan penyampaian.
Penyiaran atau transfer informasi sering terjadi melalui teknologi terpadu. ―Pemrosesan
adalah pengubahan beberapa aspek informasi [melalui program komputer] … agar lebih sesuai
dengan tujuan tertentu‖ (Lindenmayer, 1988, hal. 317).Pengelolaan informasi penting untuk
memberikan akses dan keakraban pemakai.Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada
potensinya untuk mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran.
Pertumbuhan ilmu maupun industri pengetahuan di luar yang saat ini dapat
diakomodasikan menunjukkan bahwa hal ini merupakan bidang yang sangat penting bagi
Teknologi Pembelajaran di masa datang. Pengelolaan system penyimpanan informasi untuk
tujuan pembelajaran tetap akan terupakan komponen penting dari bidang Teknologi
Pembelajaran.
Kecenderungan dan Permasalahan
Kecenderungan terhadap peningkatan dan pengelolaan kualitas dari dunia industri
nampaknya akan menyebar ke dunia pendidikan. Jika demikian hal tersebut akan membawa
dampak pada kawasan pengelolaan. Mengurangi hal ini akan menjadi tantangan bagi para
pengelola untuk menggunakan sumber-sumber yang ada sekarang secara lebih baik
E. Kawasan penilaian
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 134 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Penilaian ialah proses penentuan memadai tidabiya pembel-ajaran dan belajar. Penilaian
mulai dengan analisis masalah.Ini merupakan langkah awal yang penting dalam pengembangan
dan penilaian pembelajaran karena tujuan dan hambatan dijelaskan pada langkah ini.
Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, penilaian
projek dan penilaian produk.Masing-masing merupakan jenis penilaian penting untuk perancang
pembelajaran, seperti halnya penilaian formatif dan penilaian sumatif. Menurut Worthen dan
Sanders (1987):Penilaian merupakan penenluan nilai dari suatu barang.
Dalam pendidikan, hal itu berarti penentuan secara formal mengenai kualitas.
efektivitas atau nilai dari suatu program, produk, proyek, proses, tujuan, atau kurikulum.
Penilaian menggunakan metoda inkuiri dan pertimbangan, termasuk :
a. penentuan standar untuk mempertimbangkan kualitas dan menentukan
apakah standar tersebut harus bersifat relatif atau absolut;
b. pengumpulan informasi; dan
c. menerapkan penggunaan standar untuk menentukan kualitas.
Seperti terlihat pada konsep dasar dari kata ‗penilaian‘, kunci konsep tersebut terletak
pada penentuan ‗nilai‘.Bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara teiiti, akurat, dan sistematis
merupakan urusan bersama antara evaluator dan klien.Suatu cara yang penting untuk
membedakan penilaian ialah dengan mengklasifikasikannya menurut obyek yang sedang dinilai.
Pembedaan yang lazim ialah menurut program, proyek, dan produk bahan. Suatu komisi ―The
Joint Committee on Standards for Educational Evaluation‖ (Komisi Gabungan Standar Penilaian
Pendidikan) pada tahun 1981 memberikan definisi untuk masing-masing jenis penilaian ini
sebagai berikut:
1.Penilaian program
Evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan yang memberikan pelayanan secara
berkesinambungan dan sering terlibat dalam pern usunan kurikulum. Sebagai conloh misalnya
penilaian untuk program membaca dalam suaru wilayah persekolahan, program pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 135 http://romidwisyahri95.blogspot.com
khusus dari pemerintah daerah, atau suatu program pendidikan berkelanjutan dari suatu
universitas.
2.Penilaian proyek
Evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara khusus guna melnkukan suaru
rugas tertentu dalam suatu kurun waklu.Sebagai conloh, suatu lokakarya liga hari mengenai
lujuan perilaku, atau suatu proyek demontrasi pendidikan karir yang lamanya tiga tahuan.Kunci
perbedaan antara program dan proyek ialah bahwa program diharapkan berlangsung dalam
waktu yang tidak terbatas, sedangkan proyek biasanya diharapkan berjangka pendek.Proyek
yang dilembagakan dr.lam kenyataannya menjadi program.
3.Penilaian bahan (produk pembelajaran)
Evaluasi yang menaksir kebaikan atau manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik,
termasuk buku, pedoman kiirikulum, film, pita rekaman, dan produk pembelajaran lainnya yang
dapat dipegang.
Dalam kawasan penilaian terdapat empat subkawasan :
(1) analisis masalah,
(2) pengukuran acuan-patokan,
(3) penilaian formatif dan penilaian sumatif.
Masing-masing subkawasan ini akan dibalias berikut ini.
1. Analisis Masalah.
Analisis masalah mencakup cara penen-tuan sifat dan parameter masalah dengan
menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Telah lama para
evaluator yang piawai berargumentasi bahwa penilaian yang seksama mulai saat program
tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagai-manapun baiknya anjuran orang, program yang
diarahkan pada tujuan yang tidak/kurang dapat diterima akan dinilai gagal memenuhi kebutuhan.
Jadi, kegiatan penilaian meliputi identifikasi.penentuan sejauh mana masalahnya dapat
diklasifikasikan sebagai pembelajaran, identifikasi hambatan, sumber dan karakteristik pebelajar,
serta penentuan tujuan dan prioritas (Seels and Glasgow, 1990). Kebutuhan telah dirumuskan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 136 http://romidwisyahri95.blogspot.com
sebagai ―jurang antara ‗apa yang ada‘ dan ‗apa yang seharusnya ada dalam pengertian hasil‖
(Kaufman, 1972).Sedangkan penilaian kebutuhan adalah suatu studi yang sistematis mengenai
kebutuhan ini.
Di sini perlu ada pembedaan yang tegas.Analisis kebutuhan diadakan bukannya untuk
melaksanakan penilaian yang lebih dapat dipertahankan saat proyek berjalan, melainkan untuk
perencanaan program yang lebih memadai.
2. Pengukuran Acuan-patokan (PAP).
Pengukuran acuan-patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan
pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.Pengukuran acuan-patokan, yang
sering berupa tes, juga dapat disebut acuan-isi, acuan-tuiuan, atau acuan-kawasan.Sebab, kriteria
tentang cukup tidakma hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh pebelajar telah mencapai
tujuan.
PAP memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap,
atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan.Keberhasilan dalam tes acuan-patokan berarti
dapat melaksanakan kemarnpuan tertentu. Biasanya ditentukan skor minimal, dan mereka yang
dapat mencapai atau melampaui skor tersebut dinyatakan lulus tes. Balas jumlah pengikut tes
yang dapat lulus atau dapat mengerjakan tes dengan baik tidak ada, karena PAP tidak
membandingkan antara pengikut tes.
Pengukuran acuan-patokan memberitahukan pada para siswa seberapa jauh mereka dapat
mencapai standar yang ditentukan. Soal-soal acuan-patokan digunakan pada seluruh proses
pembelajaran untuk mengukur apakah prasyarat-prasyarat telah dikuasai. Pengukuran acuan
patokan dapat dipakai untuk menentukan apakah tujuan utama telah dicapai (Seels dan Glasgow,
1990).Para desainer kurikulum dan pendidik lainnya tertarik pada pengukuran acuan-patokan ini
sebelum Mager menjelaskan tujuan perilaku (Tyler, 1990).
Kontributor pertama terhadap aplikasi pengukuran acuan-patokan dalam Teknologi
Pembelajaran berasal dari gerakan pembelajaran terprogram termasuk James Popham dan Eva
Baker (Baker, 1972; Popham, 1973).Kontributor berikutnya yalah Sharon Shrock dan William
Coscarelli (Shrock dan Coscarelli, 1989).
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 137 http://romidwisyahri95.blogspot.com
3. Penilaian Formatif dan Sumatif.
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan
penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.Sedangkan penilaian sumatif
berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan
dalam hal pemanfaatan.Penekanan baik untuk penilaian formatif pada tahap-tahap awal dari
pengembangan produk, maupun penilaian sumatif setelah kegiatan pembelajaran merupakan
perhatian utama dari para teknolog pembelajaran.
Perbedaan kedua jenis penilaian ini patama kali dikemukakan oleh Scriven(1967);
meskipun Cambre telah menelusuri kegiatan-kegiatan sejenis ini sampat tahun 1920an dan
1930an dalam pengembangan pembdajaran mdalui film dan radio (Cambre, yang dikutip dalam
Flagg, 1990).Menurut Michael Scriven (1967): Penilaian formatif dilaksanakan pada vvaktu
pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang, dsb.). Penilaian ini dilaksana-
kan untuk keperluan staf dalam lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi
penilaian ini dapat dilaksanakan oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi.
Perbedaan antara formatif dan sumatif telah dirangkum dengan baik dalam sebuah kiasan dari
Bob Slake ―Apabila juru masak mencicipi sup, hal tersebul formatif; apabila para tamu mencicipi
sup tersebut.bal tersebut sumatif.
Penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai clan bagi kepentingan pihak luar atau para
pengambil keputusan (sebagai contoh: lembaga penyandang dana, atau calon pengguna,
walaupun hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh evaluator dalam atau dalam untuk gabungan.
Untuk alasan kredibiltas.lebih baik evaluator luar dilibatkan daripada sekedar merupakan
penilaian formatif Hendakn\a jangan dikacaukan dengan penilaian hasil (outcome) yang sekedar
menilai basil, bukannya proses — hal tersebut dapat berupa baik formatif maupun sumatif .
Dalam pengembangan produk, penggunaan penilaian formatif dan sumatif khususnya
penting pada berbagai tahap. Pada tahap-tahap awal pengembangan (tes tahap alpha), banyak
macam perubahan dapat terjadi, dan (usaha) penilaian formatif dapat mempunyai jangkauan
yang luas.Saat produk dikembangkan lebih lanjut, balikan jadi lebih khusus (tes beta), dan
rentang alternatif penibalian yang iapat diterima jadi lebih terbatas.Hal ini merupakan dua buah
contoh penilaian formatif. Ketika akhimya produk dilempar ke pasaran dan dinilai oleh pihak
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 138 http://romidwisyahri95.blogspot.com
luar, yang bertindak memberikan ―laporan konsumen‖, tujuan penilaian jelas sumatif yaitu
membantu pembeli memilih suatu produk secara bijak.
Pada tahap ini,tanpa penilaian total atas produk yang bersangkutan, revisi tidak mungkin
dapat diadakan. Jadi, dalam pengembangan suatu produk, penggunaan peni-aian formatif dan
sumatif bervariasi sesuai dengan tahap perkembangannya dan bahwa rentang saran yang dapat
diterima dalam suatu kurun waktu menjadi semakin terbatas.
Metoda yang digunakan dalam penilaian fonnatif berbeda dengan penilaian sumatif.
Penilaian formatif mengandalkan pada kajian teknis dan tutorial.uji coba dalam kelompok kecil
atau kelompok besar. Metoda pengumpulan data sering bersifat informal, seperti observasi,
wawancara, dan tes ringkas.Sebaliknya, penilaian sumatif memerlukan prosedur dan metoda
pengumpulan data yang lebih formal.
Penilaian sumatif sering menggunakan studi kelompok komparatif dalam desain kuasi
eksperimental.Keseimbangan antara pengukuran kuantitatif dan kualitatif perlu mendapat
perhatian yang cukup dalam penilaian formatif maupun sumatif. Pengukuran kuantitatif lazim
berhubungan dengan angka-angka dan biasanya bekerja menurut gagasan pengukuran obyektif.
Pengukuran kualitatif lebih menekankan pada aspek-aspek subyektif dan bersifat pengkajian
proyek.Hasil pengukuran kualitatif biasanya dilaporkan dalam bentuk uraian verbal.
Kecenderungan dan Permasalahan
Penilaian kebutuhan dan jenis ―Front-end analysis‖ yang lain semula berorientasi
terutama pada perilaku dengan menitikberatkan pada data kinerja dan penjabaran materi/isi jadi
bagian-bagian yang lebih kecil. Akan tetapi penekanan pada pengaruh konteks belajar yang
sekarang memberi orientasi kognitif kadang-kadang orientasi kontruktivis pada proses penilaian
kebutuhan.
Bidang-bidang lain yang penting untuk diperhatikan ialah pengukuran untuk tujuan kognitif
tingkatan tinggi, tujuan avektif dan tujuan psikomotor. Penelitian tentang pengukuran acuan-
patokan yang berasaskan komputer akan merangsang kawasan ini.
Tessmer (1993) mengusulkan suatu model penilaian formatif yang mengakomodasi suatu
pendekatan ―Kebutuhan yang berlapis‖. Pendekatan ini memperhatikan sumber dan hambatan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 139 http://romidwisyahri95.blogspot.com
setiap projek dan berusaha menghindari perencanaan lapisan-lapisan penilaian formatif yang
berlajur-lajur dengan tidak dapat diselesaikan dalam sebuah projek.
Kawasan berdasarkan definisi teknologi pendidikan menurut AECT (2008)
Definisi terbaru tahun 2008 merupakan pengembangan dari kawasan sebelumnya, dan
tiap kawasan melanjutkan perkembangannya. Definisi 2008 sudah lebih spesifik karena
menekankan pada studi dan etika praktek. Berikut definisi teknologi pendidikan menurut AECT
2008 ―educational technology is the study and ethical practice of facilitating lerning and
improving performance by creating, using, and managing appropriate technological process and
resource‖ bahwa teknologi pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses
serta sumber daya teknologi. (Januszewski and Molenda, 2008:1).
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 140 http://romidwisyahri95.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Warsita, Bambang, 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Mazrur, 2011. Teknologi Pembelajaran, Malang: Intimedia, 2011.
http://one-inspirations.blogspot.com/2012/12/identifikasi-sub-sub-domain-teknologi.html
http://ismiepgb.blogspot.com/2012/09/kawasan-teknologi-pendidikan.html
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 141 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 142 http://romidwisyahri95.blogspot.com
BAB VI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI KONSTRUK TEORITIK, BIDANG
GARAPAN DAN PROFESI
A. Latar Belakang
Adanya sejumlah asumsi masyarakat yang dapat dijadikan sebagai landasan Teknologi
Pendidikan adalah sebagai berikut : Masyarakat sekarang adalah masyarakat yang menggunakan
teknologi untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Budaya teknologi
mempengaruhi semua bidang kehidupan, termasuk pendidikan dan pembelajaran.
Teknologi pembelajaran baru yang dikembangkan melalui riset dasar dan praktik lapangan
di pandang mampu dan mememuhi syarat untuk memecahkan masalah-masalah pokok yang
berhubungan dengan pembelajaran, organisasi dan administrasi sekolah. Penerapan teknologi
pembelajaran baru tersebut akan membawa perubahan besar yang berpengaruh terhadap
administrasi dan fasilitas sekolah, metode pembelajaran, serta peranan guru dan siswa.
Teknologi pendidikan adalah sebuah konsep yang sangat kompleks dan memiliki definisi
yang kompleks pula. Bilamana kita berfikir tentang Teknologi Pendidikan, kita dapat
memikirkannya dalam tiga cara yaitu sebagai konstruksi teoritik, sebagai bidang garapan dan
sebagai profesi. Agar kita dapat mendefinisikan sebagai tiga cara tersebut maka kita hendaknya
terlebih dahulu menganalisis masing-masing cara tersebut sehingga kita dapat secara benar
mendefinisikan Teknologi Pendidikan sesuai dengan cara yang seharusnya.
Konstruk teoritik Sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang
cara bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan
teknologi, Bidang garapan adalah Aplikasi ide-ide dan prinsip-prinsip teoritik untuk
memecahkan masalah-masalah konkret dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Bidang
tersebut meliputi teknik-teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber
yang digunakan, dan klien yang dilayani oleh para pelaksana dalam bidang tersebut,Profesi
adalah Suatu kelompok pelaksana tertentu yang diorganisasikan memenuhi criteria tertentu,
memiliki tugas-tugas tertentu dan bergabung untuk membentuk bagian tertentu dari bidang
tersebut.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 143 http://romidwisyahri95.blogspot.com
B. Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah
1) Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik
2) teknologi pendidikan sebagai Bidang Garapan
3) teknologi pendidikan sebagiProfesi
A. TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI KONSTRUK TEORITIK
Untuk mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai konstruksi teoritik hanya diperlukan
karakteristik pertama di atas; suatu kesatuan teori intelektual yang selalu dikembangkan melalui
kegiatan penelitian.
Istilah teori yang dalam pembicaraan sehari-hari sering digunakan sebagai lawan kata
praktek, yang mempunyai arti yang jelas yaitu : suatu prinsip umum yang didukung oleh data
sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang
berlaku terhadap sejumlah fakta, suatu prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan
hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil baru berdasarkan fakta tersebut.
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur,
gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan,
menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
Teknologi Pendidikan sebagai konstruk teori mencakup serangkaian ide dan prinsip
tentang bagaimana cara pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan
teknologi. Suatu prinsip umum yang didukung oleh data sebagai penjelasan terhadap sekelompok
gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang berlaku thd sejumlah fakta. Suatu prinsip
atau serangkaian prinsip yang menerangkan hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan
hasil baru berdasarkan fakta tsb.
Teknologi pendidikan adalah suatu proses terpadu yang melibatkan orang, prosedur,
gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah-masalah pendidikan dan cara
pemecahan, mengimplemintasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang
berkenaan dengan semua aspek belajar manusia. Pemecahan masalah dalam teknologi
pendidikan adalah bagaimana sumber belajar itu didesain, dipilih dan digunakan untuk
menciptakan kegiatan belajar.
Paradigma baru pada teknologi pendidikan memberikan suatu pendekatan baru dalam
memecahkan masalah-masalah pendidikan, namun demikian pendekatan baru tersebut
merupakan penjabaran dan perluasan dari konsep-konsep terdahulu. Dengan demikian secara
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 144 http://romidwisyahri95.blogspot.com
langsung masih berhubungan dengan definisi dan diskripsi bidang teknologi pendidikan yang
dihasilkan sebelumnya.
Karakteristik teori dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a) Adanya suatu gejala – harus masih ada beberapa gejala yang belum difahami sejelas-
jelasnya menurut pengetahuan yang ada sekarang;
b) Menjelaskan – sebuah teori memberikan penjelasan tentang mengapa atau bagaimana
gejala itu terjadi (sebagai kebalikan dari penegasan sederhana terhadap eksistensi suatu
gejala);
c) Merangkum – sebuah teori memberikan rangkuman tentang apa yang telah diketahui
tentang hubungan antara sejumlah besar informasi empiric, konsep dan generalisasi;
d) Memberikan orientasi – menentukan dan mempertajam fakta-fakta yang akan diteliti
(dipelajari) serta membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan;
e) Mensistematiskan – memberikan skema unutuk mensistematiskan, mengklasifikasikan
dan menghubungkan segala gejala, postulat dan dalil yang serasi;
f) Mengidentifikasi kesenjangan – mencari bidang-bidang yang relevan namun diabaikan
atau belum dipecahkan pada masa kini maupun buat studi di masa mendatang;
g) Melahirkan strategi untuk keperluan riset – memberikan dasar untuk merumuskan
hipotesis baru dan melaksanakan riset lebih mendalam berdasar atas penjelasan tersebut;
h) Prediksi – dapat mengungkap hal-hal melebihi dari apa yang bisa diketahui berdasar atas
data empiric sehingga dapat membuat estimasi dan memprediksi fakta baru dan hipotesis
yang belum diketahui pada saat sekarang;
Teknologi pendidikan adalah suatu proses terpadu yang melibatkan orang, prosedur,
gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah-masalah pendidikan dan cara
pemecahan, mengimplemintasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang
berkenaan dengan semua aspek belajar manusia. Pemecahan masalah dalam teknologi
pendidikan adalah bagaimana sumber belajar itu didesain, dipilih dan digunakan untuk
menciptakan kegiatan belajar.
Paradigma baru pada teknologi pendidikan memberikan suatu pendekatan baru dalam
memecahkan masalah-masalah pendidikan, namun demikian pendekatan baru tersebut
merupakan penjabaran dan perluasan dari konsep-konsep terdahulu. Dengan demikian secara
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 145 http://romidwisyahri95.blogspot.com
langsung masih berhubungan dengan definisi dan diskripsi bidang teknologi pendidikan yang
dihasilkan sebelumnya
B. TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI BIDANG GARAPAN
Teknologi Pendidikan sebagai bidang garapan merupakana aplikasi dari ide dan prinsip
teoritik untuk memecahkan masalah kongkrit dalam bidang pendidikan dan pembelajaran (
teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang digunakan dan
klien yang dilayani ). Lingkungan kegiatan yang merangkum komponen konsep, ketrampilan dan
prosedur serta memadukannya dalam bentuk aplikasi baru.
Karakteristik bidang garapan adalah : teknik intelektual, yaitu pendekatan yang
digunakan untuk memecahkan masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan atau
mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses sehingga menghasilkan produk yang dapat dilihat,
dan unik yaitu harus ada karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada bidang lain
Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena adanya
kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar lebih efektif, lebih efisien, lebih banyak,
lebih luas, lebih cepat dan sebagainya. Untuk itu ada usaha dan produk yang sengaja di buat dan
ada yang ditemukan dan dimanfaatkan. Namun perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang sangat pesat akhir-akhir ini, menawarkan sejumlah kemungkinan yang semula
tidak terbayangkan, telah membalik cara berpikir kita dengan bagaimana mengambil manfaat
teknologi tersebut untuk mengatasi masalah belaja ( Miarso, 2007 )
Berdasarkan uraian tentang obyek formal teknologi pendidikan dan profesi teknolog
pendidikan, dapat disimpulkan bahwa bidang garapan teknologi pendidikan meliputi segala
sesuatu dimana ada masalah belajar yang perlu dipecahkan.
Bertolak dari sejarah perkembangan garapan teknologi pendidikan, Saettler ( 1968, hal.
10-14 ) berpendapat bahwa awal muasal penggarapan masalah belajar adalah kaum Sufi pada
sekitar abad 600 SM. Mereka merupakan penjaja ilmu pengetahuan yang mengajarkan ilmunya
kepada para peserta-didik dengan berbagai cara, seperti misalnya dengan cara dialektik, dialogik,
ceramah, dan penggunaan bahasa tubuh ( body language ) seperti gerakan wajah, gerakan tangan
dsb., dengan maksud agar menarik perhatian dan agar ilmunya dapat ditransfer dengan baik.
Ashby ( 1972, hal. 9-10 ) berpendapat bahwa dalam dunia pendidikan telah berlangsung empat
revolusi, yaitu pertama diserahkannya pendidikan anak dari orang tua atau keluarga kepada guru,
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 146 http://romidwisyahri95.blogspot.com
kedua guru yang diserahi tanggung jawab mendidik, melakukannya secara verbal dan unjuk
kerja, ketiga dengan ditemukannya mesin cetak sehingga bahan pelajaran dapat diperbanyak dan
digunakan lebih luas, dan keempat dengan berkembangnya secara pesat teknologi elektronik,
terutama media komunikasi. Sekarang ini mungkin perlu ditambah dengan revolusi kelima
dengan berkembangnya teknologi informasi yang serba digital.
Dalam lingkup pendidikan formal, sejarah teknologi pendidikan dapat diruntut dari
ilustrasi atau gambar untuk menjelaskan konsep yang abstrak ( Thompson,1963, hal. 42 ).
Praktisi teknologi pendidikan dapat merupakan guru yang menerapkan strategi pembelajaran
dengan pendekatan PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Intaraktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan ) sesuai dengan tuntutan dalam pembaharuan pendidikan. Guru tersebut mungkin
memperoleh keterampilan pembelajaran setelah mengikuti program Akta Mengajar, atau
mengikuti penataran, atau magang, atau pelatihan khusus yang dilaksanakan oleh yang
berwenang. Praktisi tersebut mungkin pula seseorang yang mempunyai hobi elektronik,
kemudian belajar sendiri bagaimana membuat rekaman pembelajaran berupa PBK (
pembelajaran berbantuan komputer ), atau rekaman video berupa permainan yang mendidik (
Miarso, 2007 ).
Masalah belajar itu dialami oleh siapa saja sepanjang hidupnya, dimana-mana, di rumah,
di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan di masyarakat, serta berlangsung dengan cara
apa saja dan dari apa dan siapa saja. Berkembangnya teknologi pendidikan tentu saja berbeda-
beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
C. TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI PROFESI
1. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PROFESI
Ibrahim (2002) merangkum beberapa pendapat tentang arti profesi menjadi sebuah
rumusan pengertian profesi. Hasil rangkuman beliau adalah ‖profesi dapat diartikan sebagai
suatu lapangan pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur
ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada
pelayanan ahli yang dilandasi filosofi yang mantap‖. Hakikat profesi adalah hal yang mendalam,
mendasar dan merupakan esensi dari profesi. Jika hal-hal yang mendasar dan esensi dihilangkan,
maka hilang juga arti profesi. Berdasarkan pemikiran itu, maka hakikat profesi adalah tanggapan
(respon) yang bijaksana, serta pelayanan/pengabdian yang dilandasi oleh keahlian, teknik dan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 147 http://romidwisyahri95.blogspot.com
prosedur yang mantap, serta sikap kepribadian tertentu. Seorang pekerja profesional akan selalu
mengadakan pelayanan/pengabdian yang dilandasi kemampuan profesional, serta falsafah yang
mantap (diwujudkan dalam perilaku sesuai etika). Teknologi Pendidikan sebagai profesi adalah
suatu kelompok pelaksana yang diorganisasikan, memenuhi kriteria tertentu, memiliki tugas
tertentu, dan bergabung untuk membentuk bagian tertentu dari bidang tersebut.
Setiap profesi harus terpenuhi syarat-syarat teoritik dan bidang garapan untuk bisa
menjadi profesi, dan memiliki karakteristik lainnya, yaitu: pendidikan dan pelatihan yang
memadai, adanya komitmen terhadap tugas profesionalnya, adanya usaha untuk senantiasa
mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, adanya standar etik
yang harus dipatuhi, dan adanya lapangan pengabdian yang khas ( Miarso, 2007 ).
Pendidikan dan pelatihan dalam teknologi pendidikan telah dimulai pada tahun 1972,
berupa latihan untuk pengembangan bahan ajar melalui radio. Pada tahun 1974 mulai diberikan
matakuliah Teknologi Pendidikan di IKP Jakarta, dan pada tahun 1976 dibuka pendidikan
akademik jenjang Sarjana dalam program Teknologi Pendidikan melalui kerjasama antara Tim
Penyelenggara Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan dan Kebudayaan dengan IKIP Jakarta.
Dua tahun kemudian pada tahun 1978 dibuka pendidikan jenjang Magister dan Doktor Teknologi
Pendidikan di IKIP Jakarta. Program pendidikan tersebut merupakan bagian integral dari Proyek
Pengembangan Teknologi Komunikasi Untuk Pendidikan yang sekaligus bertujuan untuk
membentuk suatu lembaga yang bertanggung jawab mengkoordinasikan pengembangan
teknologi pendidikan di Indonesia ( Miarso, 2007 ).
Mereka yang berprofesi atau bergerak dalam bidang teknologi pendidikan atau
singkatnya disebut Teknolog Pendidikan, harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan
tugas profesionalnya yaitu terselenggaranya proses belajar bagi setiap orang, dengan
dikembangkan dan digunakannya berbagai sumber belajar selaras dengan karakteristik masing-
masing pemelajar ( learners ) serta perkembangan lingkungan. Karena lingkungan itu senantiasa
berubah, maka para Teknolog Pendidikan harus senantiasa mengikuti perkembangan atau
perubahan itu. Oleh karena itu, ia dtuntut untuk selalu mengembangkan diri sesuai dengan
kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, termasuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi.
Profesi ini bukan profesi yang netral dan bebas nilai. Ia merupakan profesi yang memihak
kepada kepentingan pemelajar ( learners ) agar mereka memperoleh kesempatan untuk belajar
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 148 http://romidwisyahri95.blogspot.com
agar potensi dirinya dapat berkembang semaksimal mungkin. Profesi ini juga tidak bebas nilai
karena masih banyak pertimbangan lain seperti sosial, budaya, ekonomi dan rekayasa yang
mempengaruhi, sehingga tindakannya harus selaras dengan situasi dan kondisi serta berwawasan
ke masa depan.
Pada tahun 1987 didirikan Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia ( IPTPI ) yang
mempunyai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik. Dalam kode etik tersebut
dicantumkan kewenangan dan kewajiban, antara lain kewajiban untuk selalu mengikuti
perkembangan IPTEK dan lingkungan. Disamping itu, juga dirumuskan tanggung jawab profesi
kepada perorangan, masyarakat, rekan sejawat dan orgainisasi ( Miarso, 2007 ).
Profesi teknologi pendidikan, sebagaimana halnya semua profesi yang baru, menghadapi
tantangan yang inheren. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pengakuan atas profesi
teknologi pendidikan. Pengakuan profesi tersebut selalu dikaitkan dengan jabatan fungsional
sebagai pegawai negeri. Padahal pendidikan keahlian teknologi pendidikan pada prinsipnya tidak
mendidik calon pegawai negeri, melainkan mereka yang mampu mengabdi dan berkarya untuk
mengatasi masalah belajar dimana saja. Jadi terpaksa kita harus mengikuti pengakuan profesi
sebagai jabatan fungsional pegawai negeri.
Teknologi pendidikan sebagai disiplin keilmuan, profesi dan bidang garapan telah
memberikan kontribusinya dalam pembangunan pendidikan. Namun kontribusi tersebut hanya
akan berkembang dengan adanya komitmen sungguh-sungguh dari para teknolog pendidikan.
Pengakuan profesi dalam jabatan fungsional di lingkungan pendidikan atau perekayasaan, bukan
merupakan hal yang utama, karena lembaga pendidikan profesi teknologi pendidikan tidak
diarahkan untuk mempersiapkan calon pegawai negeri, melainkan mereka yang peduli untuk
mengatasi masalah belajar dalam berbagai latar dengan berbagai produk.
Tenaga profesi teknologi pendidikan sebagai tenaga ahli dan atau mahir dalam
membelajarkan peserta didik dengan memadukan secara sistemik komponen sarana belajar
meliputi orang, isi ajaran, media atau bahan ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan. Definisi
teknologi pendidikan di atas jika dihubungkan dengan definisi yang dikemukakan oleh AECT
tahun 1994. Dalam AECT tahun 1994 telah dirumuskan definisi teknologi pendidikan seperti
telah disebutkan dalam Latar Belakang di atas bahwa: ―Teknologi pembelajaran adalah teori dan
praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan
sumber untuk belajar‖. Dari kedua definisi itu maka pengertian profesi teknologi pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 149 http://romidwisyahri95.blogspot.com
adalah tenaga ahli yang melakukan teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan,
memanfaatkan serta menilai proses dan sumber untuk membelajarkan peserta didik.
Fungsi profesi teknologi pendidikan memfasilitasi kegiatan belajar manusia melalui
pendekatan-pendekatan atau cara-cara tertentu. Dengan demikian profesi teknologi pendidikan
dapat menjadikan orang bertambah dalam kegiatan belajar sekaligus menjadikan orang
bertambah cerdas baik dari jumlah orang yang cerdas maupun mutu dari kecerdasan itu sendiri.
Dengan kecerdasan ini berarti akan meningkatkan nilai tambah seseorang sebagai sumber daya
manusia, mengatasi masalah belajar baik individu ataupun kelompok, & juga akan meningkatkan
kinerja.
2. TUGAS POKOK PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Adapun tugas pokok profesi teknologi pendidikan seperti berikut ini.
a) Perancang (desainer): tugas ini meliputi mendesain sistem pembelajaran, desain pesan,
stratedi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar.
b) Pengembang (developer): tugas ini meliputi produksi dan penyampaian teknologi cetak,
teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu.
c) Pemanfaat/Pengguna (User): tugas ini meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi,
implementasi dan pelembagaan, dan kebijakan/regulasi. Pemanfaatan media merupakan
penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.
d) Pengelola (Manager): tugas ini meliputi pengelola proyek, pengelola sumber, pengelola
sistem penyampaian, dan pengelola informasi.
e) Penilai (Evaluator): tugas ini meliputi menganalisis masalah, mengukur yang beracuan
patokan, menilai secara formatif dan sumatif.
f) Peneliti (Researcher), tugas ini meliputi kegiatan penelitian yang berkaitan dengan
teknologi pendidikan. Kegiatan penelitian ini mencakup penelitian dalam kawasan
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian.
3. PENDIDIKAN KEAHLIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Pendidikan dan latihan keahlian teknologi pendidikan telah dimulai sejak akhir 1950-an
dengan mengirim tenaga keluar negeri. Pendidikan dan keahlian semakin mendapat perhatian
sejak awal Orde Baru dengan bantuan dari UNDP/UNESCO dan pemerintah Amerika Serikat.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 150 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Tenaga ahli yang telah dididik diluar negeri tersebut kemudian diberi tanggung jawab
untuk menyelenggarakan pendidikan keahlian didalam negeri. Program akademik jenjang S1
(sarjana) dengan keahlian teknologi pendidikan dibuka di IKIP Jakarta pada tahun 1976. dua
tahun kemudian dibuka pendidikan keahlian pada jenjang S2 (Magister)dan S3 (doktor)
Teknologi Pendidikan. Pada Tahun 1979 pendidikan keahlian teknologi pendidikan pada jenjang
S1 diselenggarakan ditujuh IKIP (Padang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
dan UjungPandang). Pada jenjang pasca sarjana selain di IKIP Jakarta juga di IKIP Malang.
Pendidikan ini secara umum ditujukan untuk menghasilkan tenaga profesi teknologi pendidikan
yang bergerak dan berkarya dalam seluruh bidang pendidikan, dan mengusahakan terciptanya
keseimbangan dan keselarasan hubungan dengan profesi lain, untuk terwujudkannya gagasan
dasar perkembangan tiap individu pribadi manusia Indonesia Seutuhnya.
Pendidikan keahlian Teknologi Pendidikan pada jenjang sarjana S1 ditujukan untuk
penguasaan kemampuan :
a) Memahami landasan teori/riset an aplikasi teknologi pendidikan.
b) Merancang pola instruksional
c) Memproduksi media pendidikan
d) Mengevaluasi program dan produk instruksional
e) Mengelola Media dan sarana belajar
f) Memanfaatkan sarana,media,dan teknik instruksional
g) Menyebarkan informasi dan produk teknologi pendidikan
h) Mengoperasikan sendiri dan melatih orang lain dalam mengoperasikan peralatan
audiovisual.
Pada Jenjang S2 kompetensi lulusan adalah sebagai berikut :
a) Menerapkan pendekatan sistem dalam rangka pengembangan pembelajaran, baik pada
tingkat mikro/kelas maupun dalam konteks pendidikan maupun latihan.
b) Merencanakan kurikulum, pemilihan strategi pembelajaran, serta penilaian
pelaksanaannya.
c) Merancang, memproduksi, dan menilai bahan bahan pembelajaran.
d) Mengelola Lembaga sumber belajar.
e) Melatih dan mendidik orang lain dalam berbagai aspek teknologi pendidikan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 151 http://romidwisyahri95.blogspot.com
f) Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan.
Sedangkan pada jenjang S3 adalah sebagai berikut :
a) Mampu mengkaji dan menganalisis teori/konsep dan temuan penelitian dibidang
instruksional dan meramunya menjadi sutau teori/konsep pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik budaya Indonesia.
b) Mampu mengidentifikasikan dan mengkaji kebijakan pendidikan dan masalah
pelaksanaannya, dan menselaraskannya dengan perkembangan IPTEK dan SOSEKBUD.
c) Mampu melaksanakan sendiri dan memimpin kegiatan penelitian dan pengembangan,
baik untuk menguji teori instruksional, maupun menghasilkan inovasi dalam proses dan
sistem pendidikan.
4. ORGANISASI PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Di Indonesia, tenaga profesi itu terhimpun dalam wadah Ikatan Profesi Teknologi
Pendidikan Indonesia ( IPTPI ) yayng didirikan pada tanggal 27 September 1987. Dasar
pertimbangan pendirian organisasai profesi adalah karena makin kompleksnya usaha pendidikan
( termasuk penyuluhan dan pembinaan ) sumber daya manusia, sehingga dirasa perlu adanya
forum profesi untuk saling bertukar pengalaman, peningkatan kemampuan dan untuk menjaga
keselarasan antara perkembangan IPTEK dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan belajar.
Adapun Visi, Misi, dan Tujuan Teknologi Pendidikan adalah Sebagai berkut :
a) Visi
Dengan semangat kemitraan menjadi suatu lembaga yang tanggap dan tangguh dalam
memberdayakan pemelajar ( learner ), melalui kegiatan merancang, mengembangkan,
melaksanakan, menilai dan mengelola proses serta sumber belajar.
b) Misi
IPTPI mempunyai misi memimpin, memberikan keteladan & kepemimpinan dalam
pengembangkan & peningkatan profesionalitas para anggotanya, agar mereka mampu untuk
memberdayakan peserta didik, sesuai dengan perkembangan ilmu & teknologi belajar, sesuai
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 152 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dengan perkembangan ilmu & teknologi serta kondisi & lingkungan, sehingga peserta didik
tersebut mampu menguasai kompetensi yang diperlukan, serta meningkatkan kinerja &
produktivitasnya.
c) Tujuan
Menghimpun sumber daya untuk menyumbangkn tenaga dan pikiran bagi pengembangan
teknologi pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi di tanah air, bagi pembedayaan
peserta didik / warga belajar serta kemanfaatannya bagi kemajuan bangsa Indonesia.
5. KODE ETIK PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Ciri utama dalam profesi Teknologi Pendidikan adalah adanya kode etik, pendidikan dan
latihan yang memadai, serta pengabdian yang terus menerus. Tujuan kode etik ini secara umum
adalah :
a) Melindungi dan memperjuangkan kepentingan peserta didik
b) Melindungi kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara
c) Melindungi dan membina diri serta sejawat profesi dan
d) Mengembangkan kawasan dan bidang kajian teknologi pendidikan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 153 http://romidwisyahri95.blogspot.com
A. Kesimpulan
Teknologi Pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut
semua aspek belajar manusia dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan
terkontrol.
Teknologi Pendidikan dapat membentuk teori karena memenuhi kriteria teori, yaitu
:adanya gejala yang belum dipahami, menjelaskan ( mengapa dan bagaimana ), rangkuman
tentang apa yang telah diketahui, memberikan orientasi fakta yang diteliti, mensistematiskan,
mengklasifikasi, menghubungkan gejala, mengidentifikasi kesenjangan, melahirkan strategi
untuk keperluan riset, dan memprediksi
Teknologi pendidikan memiliki teknik intelektual, yaitu pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan atau
mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses sehingga menghasilkan produk yang dapat dilihat,
dan unik yaitu harus ada karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada bidang lain
Teknologi Pendidikan juga memiliki pendidikan dan pelatihan yang memadai, adanya
komitmen terhadap tugas profesionalnya, adanya usaha untuk senantiasa mengembangkan diri
sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, adanya standar etik yang harus dipatuhi,
dan adanya lapangan pengabdian yang khas.
B. Saran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami Teknologi Pendidikan didefinisikan sebagai
konstruk teoritik, bidang garapan dan sebagai profesi, yang dilihat dari tiga perspektif secara
keseluruhan. Dan juga saya sebagai penulis makalah ini meminta maaf jika dalam penulisan
makalah ada salah kata, karena tidak ada manusia yang sempurna oleh karena itu maafkan
kesalahan saya sebagi pembuat makalah ini
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 154 http://romidwisyahri95.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Miarso, Yusufhadi., Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta : Pustekkom bekerjasama
dengan Kencana, 2004.
Suroso, Rifai., Tekhnologi Terkini, Semarang: PT. Putra Mediacom, 2001.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 155 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 156 http://romidwisyahri95.blogspot.com
BAB VII
PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
A. ORGANISASI KURIKULUM
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum,
yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen
untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan
pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pada dasarnya konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan
praktik pendidikan. Kurikulum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori pendidikan.
Kurikulum itu sendiri mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan
pendidikan dan menentukan proses pelaksanaandan hasil pendidikan.
Kurikulum membentuk desain yang menggambarkan pola organisasi dari komponen-
komponen kurikulum seperti tujuan, bahan ajar, stategi mengajar, media mengajar, evaluasi
pengajaran, penyempurnaan pengajaran dan sebagainya. Dalam proses pengajaran ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu keseimbangan antara isi dan proses, isi kurikulum, proses
belajar, dan kesiapan belajar agar proses pengajaran dapat berjalan secara efektif.
Pengambilan keputusan pada organisasi kurikulum dimulai pada tingkat yang paling
rendah dan sederhana sehingga akhirnya bisa mencapai kurikulum seperti sekarang. Teknologi
pendidikan sangat berpengaruh pada penetapan kurikulum pendidikan. Penetapan kurikulum
disesuaikan dangan masalah yang terdapat dalam pendidikan dan guna meningkatkan mutu
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 157 http://romidwisyahri95.blogspot.com
pendidikan. Tidak hanya itu, latar belakang dari penetapan kurikulum juga disesuaikan dengan
perkembangan teknologi yang ada.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah ―outcomes-based curriculum‖ dan oleh karena itu
pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL.
Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi.
Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam
dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:
1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi
Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu
mata pelajaran di kelas tertentu.
4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik,
dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh
banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian
utama kurikulum.
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi,
topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan ―disciplinary–based curriculum‖ atau
―content-based curriculum‖.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang
memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan
adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik
adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah
kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses
pendidikan yang tidak langsung.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 158 http://romidwisyahri95.blogspot.com
8. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan
tingkat memuaskan).
1. LANDASAN PENYEMPURNAAN KURIKULUM
1. Landasan Yuridis
Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan
masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis,
kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik
mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai
dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya.
Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis
bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan. Landasan yuridis kurikulum adalah
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
2. Landasan Filosofis
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi
peserta didik ―menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab‖ (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional). Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangankurikulum
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 159 http://romidwisyahri95.blogspot.com
haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di
masa mendatang.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang
diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan
berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang
dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi
kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa
dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan
dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan
paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan
dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar
bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di masa
mendatang.
3. Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori
pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang
menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil. belajar yang berlaku untuk setiap
kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar
Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan
pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP
nomor 19 tahun 2005).
Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan
Satuan Pendidikan yaitu SKL SD, SMP, SMA, SMK. Standar Kompetensi Lulusan satuan
pendidikan berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan proses, konten, dan ruang lingkup
penerapan komponen proses dan konten. Komponen proses adalah kemampuan minimal untuk
mengkaji dan memproses konten menjadi kompetensi. Komponen konten adalah dimensi
kemampuan yang menjadi sosok manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang
lingkup adalah keluasan lingkungan minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 160 http://romidwisyahri95.blogspot.com
menunjukkan gradasi antara satu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta
jalur satuan pendidikan khusus (SMK, SDLB, SMPLB, SMALB).
4. Landasan Empiris
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus
pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi
muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa
kekerasan tersebut bersumber dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh
masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang
terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya
dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu
direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat
menjawab kebutuhan ini.
Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan
dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini bahkan secara
kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah. Beban belajar ini
salah satunya berhulu dari banyaknya mata pelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar. Oleh
karena itu kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga)
kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung serta pembentukan karakter.
2. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata
pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk
konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan
pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah
totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk
menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku
peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 161 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan,
dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar
12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan
kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses
pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing
satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum
didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.
2. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa
sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas
dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara
khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan
dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan
diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan
keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam
pembelajaran.
3. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan danpengetahuan
yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan
dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis
kompetensi.
4. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan
kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam
sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman
belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 162 http://romidwisyahri95.blogspot.com
5. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
6. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten
kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh
memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan
kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya,
kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari
permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan
untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.
8. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk
belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar
yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.
9. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar
Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah
dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan
mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 163 http://romidwisyahri95.blogspot.com
saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam
Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. RAGAM PENGORGANISASIAN KURIKULUM
Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya
keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat enam ragam
pengorganisasian kurikulum, yaitu:
1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata
pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan
mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan tidak
mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik, semua materi
diberikan sama
2. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh
adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta
didik memahami pelajaran tertentu.
3. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan
beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan
(difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran dapat dijadikan
―core subject‖, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
4. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang
menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
5. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah,
dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran
lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan
masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau analisisnya diberikan
secara terintegrasi.
6. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi
kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 164 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tampaknya lebih cenderung
menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok
mata pelajaran, yaitu :
1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4) kelompok mata pelajaran estetika; dan
5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok-kelompok mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam
sejumlah mata pelajaran tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping
itu, untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta untuk
kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan pengembangan diri.
4. TAHAPAN-TAHAPAN PENGORGANISASIAN KURIKULUM
Pengaruh penerapan teknologi pendidikan pada organisasi kurikulum dapat dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu :
A. pengambilan keputusan dalam organisasi kurikulum dimulai pada yang paling rendah dan
sederhana. Pada bagan berikut :
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 165 http://romidwisyahri95.blogspot.com
B. Keputusan yang diambil dari sebuah sistem. Pengaruh teknologi pendidikan telah
beranjak pada tingkat selanjutnya yaitu pengambilan keputusan dalam organisasi
kurikulum di mulai pada pembuatan silabus atau pada perencanaan kurikulum. Berikut
bagannya :
C. Pengaruh teknologi pendidikan telah berada pada puncak pengambilan keputusan. Dalam
pengambilan keputusan di cantumkan sumber dan media yang digunakan untuk
pembelajaran.
Perencanaan
Kurikulum
Penentuan
Kurikulum
Implementasi
Kurikulum
Audiovisual
Tradisioanal
MEDIA
PERENCANAAN
KURIKULUM
IMPLEMENTASI
KURIKULUM
PENENTUAN
KURIKULUM
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 166 http://romidwisyahri95.blogspot.com
5. FUNGSI DAN PERANAN KURIKULUM
Dilihat dari sisi pengembangannya kurikulum memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : (a)
fungsi perspektif, yaitu mencegah kesalahan para pengembangan kurikulum terutama dalam
melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana kurikulum, (b) fungsi korektif, yaitu
mengoreksi dan membenarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh pengembang
kurikulum, dan (c) fungsi konstruktif, yaitu memberikan arahan yang jelas bagi para pelaksana
dan pengembang kurikulum untuk membangun kurikulum yang lebih baik lagi pada masa yang
akan datang. Sementar Hilda Taba (1926) mengemukakan terdapatnya tiga fungsi kurikulum,
yaitu (a) sebagi transmisi, yaitu mewariskan nilai-nilai kebudayaan, (b) sebagai trasformasi, yaitu
melakukan perubahan atau rekontruksi social, dan (c) sebagai pengembangan individu.
A. POLA INTRUKSIONAL
sistem instruksional adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang
sering dipakai oleh tenaga pengajar, model instruksional yaitu suatu model yang terdiri atas
empat komponen yang secara hakiki berbeda satu sama lainnya, model ini menitikberatkan
pembuatan keputusan intelektual oleh guru sebelum dan sesudah pengajaran dan oleh karenanya,
sebenarnya lebih berupa suatu model perencanaan dan penilaian dari suatu model ―prosedur
mengajar‖ pertama menentukan tujuan-tujuan instruksional secara spesifik dalam bentuk
perilaku siswa. Kedua mengadakan penilaian pendahuluan terhadap keadaan siswa pada saat ini
PERENCANAAN
KURIKULUM IMPLEMENTASI
KURIKULUM
PENENTUAN
KURIKULUM SUMBER
DAN MEDIA
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 167 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan instruksional tersebut. Dan ketiga menilai pencapaian
tujuan-tujuan tersebut oleh siswa.
1. Implementasi (Penggunaan) Sistem Instruksional
Penggunaan sistem instruksional dalam pembelajaran didalam kelas dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tahap, yaitu :
a. Tahap awal
Tahap pembelajaran awal ini adalah langkah pertama sebelum materi pembelajaran
berlangsung, yaitu memberikan pencerahan terhadap pola piker siswa tentang apa yang ingin
diajarkan, diberikan bayangan sebelum memasuki tahap yang serius, tahap awal ini memiliki
banyak teori dan metode yang bisa digunakan diantaranya adalah mengatur tatanan kelas yang
nyaman dan epektif seperti group resume (resume kelompok) prosedurnya dibentuk seperti :
Bagilah peserta kedalam beberapa kelompok, terdiri dari 3 sampai 6 anggota.
Beritahukan kepada mereka bahwa kelas memiliki kesatuan bakat danpengalaman yang
sangat hebat. Memberikan motivasi kepada setiap kelompok agar aktif dan bervariasi
dalam menela‘ah materi.
b. Tahap Inti
Pada tahapan ini pengajar menguraikan materi yang diajarkan kepada siswa dengan
menggunakan metode dan teknik yang nyaman dan mudah dimengerti oleh siswa sehingga siswa
tidak mudah jenuh dan tidak cepat merasa bosan seperti yang ada dalam bukunya Mel Silberman
yang menawarkan metode aktif dan variable salah satunya adalah Listening Team (tim
pendengar)
• Buatlah kelas menjadi empat kelompok
• Masimg-masing kelompok diberi tugas, kelompok pertama sebagai penanya,
kelompok kedua sebagai orang yang setuju, kelompok yang ketiga sebagai orang
yang tidak setuju, sedangkan yang terakhir sebagai pemberi contoh.
• Sampaikan pelajaran yang didasarkan dengan pelajaran
• Suruhlah tiap-tiap tim untuk bertanya, sepakat dan sebagainya.
c. Tahap Akhir
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 168 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Setelah materi diberikan kepada siswa dan waktu telah hamper habis untuk pembelajaran
maka tahapan yang paling akhir ialah bagaimana siswa belajar agar tidak lupa tentunya dengan
berbagai strategi yang bisa digunakan salah satunya adalah Reviewing Strategies (meninjau
ulang).
Salah satu cara paling meyakinkan untuk menjadikan belajar tepat adalah menyertakan
waktu untuk meninjau apa yang telah dipelajari. Materi yang telah ditinjau (review) oleh peserta
didik mungkin disimpan lima kali lebih banyak dari materi yang tidak ditinjau. Hal itu karena
peninjauan memudahkan peserta didik untuk mempertimbangkan informasi dan menemukan
cara-cara untuk menyimpannya dalam otaknya.
2. Tujuan Pembelajaran Dengan Sistem Instruksional
Tujuan instruksional yang dikembangkan pada saat ini adalah tujuan instruksional ganda,
dalam artian bahwa tujuan instruksional ini memiliki dua komponen yaitu Tujuan Instruksional
Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan instruksional umum ini merupakan tujuan dari kurikuler, ialah tujuan pendidikan
secara umum menjadi tujuan khusus dan operasional, sebab pada dasarnya tujuan pendidikan
hanya dapat mungkin di capai bila tujuan itu di rumuskan ke dalam rumusan yang khusus dan
operasional.
Dalam kurikulum SLTP 1975 bidang studi agama islam, dapat dilihat bahwa tujuan
kurikuler bidang studi agama islam di SMP yang berjumlah empat belas itu di jabarkan sehingga
menjadi delapan puluh tujuan instruksional umum (TIU).
Tujuan instruksional umum (TIU) pada akhir mata kuliah ini mahasiswa akan dapat :
i) Menentukan langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum dan proses membuat
disain pendidikan.
ii) Menjelaskan hubungan antara pengembangan dan desain pembelajaran.
iii) Mengidentifikasi dan menyatakan alasan atau rasional memilih pendekatan
kurikulum.
iv) Mengembangkan silabus suatu mata kuliah menurut pemilihan sendiri yang meliputi:
b) tujuan umum (TU)
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 169 http://romidwisyahri95.blogspot.com
c) rasional
d) hasil belajar siswa
e) persyaratan bagi siswa
f) bacaan wajib dan bacaan pelengkap
g) skala evaluasi
h) kepustakaan
i) Mengembangkan kurikulum suatu mata kuliah.
ii) Membuat desain suatu rencana pembelajaran dari silabus mata kuliah.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Tujuan ini adalah langkah yang paling akhir dalam upaya membuat rumusan tujuan
pendidikan yang paling khusus dan operasional. tujuan instruksional khusus (TIK) dapat di
artikan sebagai rumusan tujuan yang berisi kualifikasi khusus yang di harapkan di miliki siswa
setelah selesai mengikuti kegiatan belajar mengajar tertentu. Tujuan instruksional khusus adalah
tujuan yang hendak di capai guru setiap kali mengajar.
Maksud dari kedua tujuan instruksional ini adalah upaya untuk mengembangkan tujuan
pendidikan secara universal yaitu tujuan pendidikan umum berfokuskan pada semua mata
pelajaran yang ada disetiap sekolah dan madrasah, sedangkan tujuan instruksional khusus adalah
tujuan pembelajaran yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung (proses pembelajaran),
atau komponen-komponen yang akan dipaparkan untuk mengajar haruslah dikutip atau disajikan
dalam berbentuk lembaran sebelum pelajaran itu berlangsung. Contohnya SAP ( Satuan Acara
Perkuliahan) atau silabus perkuliahan yang disajikan oleh tenaga pengajar.
Pada pola pembelajaran pengaruh penerapan teknologi pendidikan terletak pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Untuk itu, metode pembelajaran harus ditetapkan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Macam-macam metode pembelajaran diantaranya :
Metode Ceramah
Metode Tanya jawab
Metode Diskusi
Metode Pemberian tugas
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 170 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Metode Eksperimen
Metode Demonstrasi
Metode Bermain Sambil Belajar
Metode Belajar Kelompok
Dalam metodenya, pengaruh penerapan teknologi pendidikan juga membutuh pola dalam
pembelajarannya. Yaitu :
1. Guru adalah salah satu-satunya sumber untuk membelajarkan anak didiknya.
2. Dalam pembelajaran, guru dapat menggunakan media sebagai alat bantu dalam belajar.
3. Pada pola ini, siswa belajar melalui media dan penjelasan yang disampaikan oleh guru.
4. Pola ini, guru tidak berada langsung di dalam kelas tetapi guru hanya terlibat dalam
mendesain media pembelajaran yang akan digunakan siswa dalam pembelajarannya.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
MATERI DAN
METODE GURU SISWA
TUJUAN
PEMBELAJARAN
MATERI DAN
METODE
GURU + ALAT PERAGA
SISWA
TUJUAN
PEMBELAJARAN
MATERI DAN
METODE
GURU
MEDIA
SISWA
TUJUAN
PEMBELAJARAN
MATERI DAN
METODE MEDIA SISWA
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 171 http://romidwisyahri95.blogspot.com
3. Macam-Macam Pola Instruksional
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam proses
belajar, pembelajaran memiliki dua unsur penting yakni siswa dan guru. Bagi siswa metode
pembelajaran sangat penting dalam menentukan prestasi dan pengembangan potensi pribadi.
Guru memiliki peranan penting dalam menerapkan metode pembelajaran di kelas untuk
mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Quantum learning sebagai salah satu metode belajar
dapat memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan
dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi
proses belajar metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki
manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan potensi akademis (prestasi belajar) maupun
potensi kreatif yang terdapat dalam diri siswa.
A. Pola Instruksional Tradisional
Pembelajaran tradisional pada umumnya guru mempunyai kedudukan sebagai satu-
satunya sumber belajar dalam sistem instruksional. Guru memegang kontrol dan kendali
sepenuhnya dalam menetapkan isi dan metode belajar, bahkan kadang-kadang juga dalam
menilai kemajuan belajar mahasiswa. Pola instruksional ini dapat disebut dengan diagram.
B. Pola Instruksional dengan Sumber Belajar Berupa Orang Dibantu Sumber Lain
Kecenderungan standarisasi masukan pada dasarnya beranggapan bahwa adanya standar
tersebut mempunyai nilai ekonomis, di samping juga dapat memperbaiki kontrol atas proses
kegiatan. Nilai ekonomis yang diperoleh dengan adanya standar masukan, misalnya atas buku
teks, satu bentuk dan desain gedung serta fasilitas sekolah, satu bentuk papan tulis dan lain-lain
sumber.
Perkembangan teknologi mula-mula dengan ciri instrumentasi sebagai perpanjangan
anggota badan manusia mengubah orientasi, mengubah teknik, dan juga mengubah situasi
belajar. Dalam situasi inilah maka dalam pola instruksional terdapat sub komponen baru yaitu
alat yang dipakai oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan. Pola
instruksional yang memanfaatkan sumber belajar lain disamping guru.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 172 http://romidwisyahri95.blogspot.com
C. Pola Instruksional dengan Sumber Belajar Berupa Orang (Guru) Bekerja Sama
Dengan Sumber Belajar Lain.
Makin majunya ilmu dan cakrawala manusia mengakibatkan tiap generasi penerus harus
belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik. Agar sistem pendidikan secara efektif,
maka tidak memadai apabila dipakai sumber belajar yang berupa guru, buku, alat audio visual,
dan lain-lain. Mulai dirasakan perlu adanya cara baru dalam mengkomunikasikan segala
pengetahuan dan pesan baik
secara verbal maupun non verbal. Alat tidak lagi merupakan hasil pengetahuan manusia,
tetapi juga sarana untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan khusus, di samping
untuk mengembangkan terus pengetahuan, ketrampilan, dan teknik baru. Di samping itu mulai
disadari bahwa standarisasi pada masukan belum dapat menjamin hasil yang baik, kiranya
diperlukan adanya standarisasi dalam proses dengan jalan lebih memprogram proses itu sendiri.
Dalam hubungan ini sumber belajar tertentu khusus dipersiapkan untuk dapat dipakai oleh
peserta didik dalam kegiatan instruksional secara langsung. Sumber ini lazim berupa media yang
dipersiapkan secara khusus oleh kelompok guru- media yang berinteraksi dengan peserta didik
secara tidak langsung, yaitu melalui media. Guru dan guru media ini saling berinteraksi dengan
peserta didik berdasarkan satu tanggung jawab bersama.
D. Pola Instruksional dengan Belajar Mandiri
Meningkatnya kebutuhan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, semakin
dirasakan terbatasnya sumber belajar yang berupa guru. Di samping meningkatnya tuntutan
profesional terhadap guru, juga berkembangnya lapangan kerja baru yang memberikan jaminan
hidup yang lebih baik, akan membatasi jumlah guru yang baik. Memperbanyak guru yang baik
tidak mungkin dapat dilaksanakan secara fisik, tetapi masih dimungkinkan memperbanyak
karyanya berupa berbagai media instruksional.
Guru yang baik dapat ditugaskan untuk mempersiapkan bahan pembelajaran yang
lengkap secara sistematis dan terprogram dalam bentuk modul atau paket untuk keperluan belajar
mandiri lainnya. Apabila peserta didik sudah mempunyai disiplin yang tinggi, latar belakang
pengalaman cukup luas dan pola berpikir sudah lebih matang, maka interaksi langsung antar
peserta didik dengan media yang dipersiapkan oleh guru ahli, dapat berjalan tanpa intervensi
guru kelas.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 173 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Dengan demikian kehadiran guru dapat sepenuhnya digantikan oleh sumber belajar yang
diciptakannya. Media semacam ini disebut guru-media. Pola instruksional ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
E. POLA INSTRUKSIONAL QUANTUM LEARNING
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik
meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi
DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para
siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas
(yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov,
pendidik berkebangsaan Bulgaria.
Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun
memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik
digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi
mereka didorong lebih jauh. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif
bermunculan.
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan
belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang
mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang
efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir
positif, dan emosi yang sehat.
―Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik
(NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti
hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian
siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan
bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk
merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan
menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1992)
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 174 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai berikut. Para
siswa dikenali tentang ―kekuatan pikiran‖ yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia
mempunyai potensi yang sama dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan
tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil
penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang
anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan
bahasa yang kacau dengan ―cara yang menyenangkan dan bebas stres‖. Bagaimana faktor-faktor
umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk
belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan
rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi
keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri dengan―kegembiraan dan
tepukan.‖
B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN TENTANG PENDIDIKAN
A. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama
dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh
pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :
1. G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai ―pemilihan alternatif kelakuan
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada‖.
2. Harold Koontz dan Cyril O‘Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu
cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak
ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 175 http://romidwisyahri95.blogspot.com
3. Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara
bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih
oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan
pemecahan masalah.
4. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari
sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
5. Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam
gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah
laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah
proses pemilihan alternatif solusi untuk masalah. Secara umum pengambilan keputusan adalah
upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada.
B. Teori Pengambilan Keputusan
1. Teori Rasional Komprehensif
Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang banyak
diterima oleh kalangan luas ialah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur utama dari teori ini
dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari
masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat
diperbandingkan satu sama lain.
b.Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat
jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan kePentingannya
c.Berbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara saksama.
d.Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap altenatif Yang diPilih
diteliti.
e.Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya,
dapat diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 176 http://romidwisyahri95.blogspot.com
f.Pembuat keputusan akan memilih alternatif‘ dan akibat-akibatnya‘ yang dapat
memaksimasi tercapainya tujuan, nilai atau Sasaran yang telah digariskan.
Teori rasional komprehensif banyak mendapatkan kritik dan kritik yang paling tajam
berasal dari seorang ahli Ekonomi dan Matematika Charles Lindblom (1965 , 1964′ 1959)‘
Lindblom secara tegas menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu sebenarya tidaklah
berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit dan terumuskan dengan jelas.
Lebih lanjut, pembuat keputusan kemungkinan juga sulit untuk memilah-milah secara
tegas antara nilai-nilainya sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini masyarakat. Asumsi penganjur
model rasionar bahwa antara fakta-fakta dan nilai-nilai dapat dengan mudah dibedakan, bahkan
dipisahkan, tidak pemah terbukti dalam kenyataan sehari-hari. Akhirnya, masih ada masalah‘
yang disebut ,,sunk_cost,,. Keputusan_-keputusan, kesepakatan-kesepakatan dan investasi
terdahulu dalam kebijaksanaan dan program-program yang ada sekarang kemungkinan akan
mencegah pembuat keputusan untuk membuat keputusan yang berbeda sama sekali dari yang
sudah ada.
Untuk konteks negara-negara sedang berkembang, menurut R‘s. Milne (1972), model
irasionar komprehensif ini jelas tidak akan muduh diterapkan. Sebabnya ialah: informasi/data
statistik tidak memadai ; tidak memadainya perangkat teori yang siap pakai untuk kondisi-
kondisi negara sedang berkembang ; ekologi budaya di mana sistem pembuatan keputusan itu
beroperasi juga tidak mendukung birokrasi di negara sedang-berkembang umumnya dikenal
amat lemah dan tidak sanggup memasok unsur-unsur rasionar dalam pengambilan keputusan.
2. Teori Inkremental
Teori inkremental dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu teori pengambilan
keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan (seperti daram teori
rasional komprehensif) dan, pada saat yang sama, merupakan teori yang lebih banyak
menggambarkan cara yang ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil
kepurusan sehari-hari.
Pokok-pokok teori inkremental ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 177 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk
mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada sebagai sesuatu
hal yang saling terpisah.
Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang
langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya
dipandang berbeda secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan
kebijaksanaan yang ada sekarang.
Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang akan
dievaluasi.
Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara terarur.
Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin untuk mempertimbangkan dan
menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan sehingga menjadikan dampak
dari masalah itu lebih dapat ditanggulangi.
Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah. Batu uji
bagi keputusan yang baik terletak pada keyakinan bahwa berbagai analisis pada akhirnya
akan sepakat pada keputusan tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa keputusan itu
adalah yang paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat perbaikan-perbaikan
kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki ketidaksempunaan dari upaya-upaya
konkrit dalam mengatasi masalahsosial yang ada sekarang daripada sebagai upaya untuk
menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang sama sekali baru di masa yang akan datang.
Keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakikatnya merupakan
produk dari saling memberi dan menerima dan saling percaya di antara pelbagai pihak yang
terlibat dalam proses keputusan tersebut. Dalam masyarakat yang strukturnya majemuk paham
lnkremental ini secara politis lebih aman karena akan lebih gampang untuk mencapai
kesepakatan apabila masalah-masalah yang diperdebatkan oleh berbagai kelompok yang terlibat
hanyalah bersifat upaya untuk memodifikasi terhadap program-program yang sudah ada daripada
jika hal tersebut menyangkut isu-isu kebijaksanaan mengenai perubahan-perubahan yang radikal
yang memiliki sifat ‖ ambil semua atau tidak sama sekali.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 178 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Karena para pembuat keputusan itu berada dalam keadaan yang serba tidak pasti
khususnya yang menyangkut akibat-akibat dari tindakan-tindakan mereka di masa datang, maka
keputusan yang bersifat inkremental ini akan dapat mengurangi resiko dan biaya yang
ditimbulkan oleh suasana ketidakpastian itu Paham inkremental ini juga cukup rcalistis karena ia
menyadari bahwa para pembuat keputusan sebenamya kurang waktu, kurang pengalaman dan
kurang sumber-sumber lain yang diperlukan untuk melakukan analisis yang komprehensif
terhadap semua altematif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada
3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)
Penganjur teori ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni setuju
terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori rasional komprehensif,
akan tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang terdapat pada teori
inkremental. Misalnya, keputusan-keputusan yang dibuat oleh pembuat keputusan penganut
model inkremental akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan-kepentingan dari
kelompok-kelompok yang kuat dan mapan serta kelompok-kelompok yang mampu
mengorganisasikan kepentingannya dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-kepentingan
dari kelompok-kelompok yang lemah dan yang secara politis tidak mampu mengorganisasikan
kepentingannya praktis akan terabaikan.
Lebih lanjut dengan memusatkan perhatiannya pada kepentingan/tujuan jangka pendek
dan hanya berusaha untuk memperhatikan variasi yang terbatas dalam kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang ada sekarang, maka model inkremental cenderung mengabaikan peluang
bagi perlunya pembaruan sosial (social inovation) yang mendasar.
Oleh karena itu, menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam pembuatan
keputusan cenderung menghasilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo, sehingga
merintangi upaya menyempurnakan proses pembuatan keputusan itu sendiri. Bagi sarjana seperti
Dror– yang pada dasamya merupakan salah seorang penganjur teori rasional yang terkemuka —
model inkremental ini justru dianggapnya merupakan strategi yang tidak cocok untuk diterapkan
di negara-negara sedang berkembang, sebab di negara-negara ini perubahan yang kecil-kecilan
(inkremental) tidaklah memadai guna tercapainya hasil berupa perbaikan-perbaikan besar-
besaran.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 179 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuat
keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin besar kemampuan
para pembuat keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya guna mengimplementasikan
keputusan-keputusan mereka, semakin besar keperluannya untuk melakukan scanning dan
semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif pengambilan keputusan ‗tersebul Dengan
demikian, moder pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi
yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan moder inkremental dalam
proses pengambilan keputusan.
C.Kriteria pengambilan Keputusan
Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman perilaku
para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) kategori, yaitu:
(1) Nilai-nilai Politik
Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif kebijaksanaan yang
dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematil itu bagi partai politiknya atau
bagi kelompok-kelompok klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya.
Keputusan-keputusan yang lahir dari tangan para pembuat keputusan seperti ini
bukan mustahil dibuat demi keuntungan politik‘ dan kebijaksanaan dengan demikian
akan dilihat sebagai instrumen untuk memperluas pengaruh-pengaruh politik atau
untuk mencapai tujuan dan kepentingan dari partai politik atau tujuan dari kelompok
kepentingan yang bersangkutan.
(2) Nilai-nilai organisasi
Para pembuat kepurusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin dalam
mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di
dalamnya‘ Organisasi, semisal badan-badan administrasi, menggunakan berbagai
bentuk ganjaran dan sanksi dalam usahanya untuk memaksa para anggotanya
menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai yang telah digariskan oleh
organisasi. Sepanjang nilai-nilai semacam itu ada, orang-orang yang bertindak selaku
pengambil keputusan dalam organisasi itu kemungkinan akan dipedomani oleh
pertimbangan-pertimbangan semacam itu sebagai perwujudan dari hasrat untuk
melihat organisasinya tetap lestari, unuk tetap maju atau untuk memperlancar
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 180 http://romidwisyahri95.blogspot.com
program-program dan kegiatan-kegiatannya atau atau untuk mempertahankan
kekuasaan dan hak-hak istimewa yang selama ini dinikmati.
(3) Nilai-nilai Pribadi
Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan fisik atau
kebutuhan finansial‘ reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga digunakan-
oleh para pembuat teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan.
Para politisi yang menerima uang sogok untuk membuat kepurusan tertentu yang
menguntungkan si pemberi uang sogok, misalnya sebagai hadiah pemberian perizinan
atau penandatanganan kontrak pembangunan proyek tertentu, jelas mempunyai
kepentingan pribadi dalam benaknya. Seorang presiden yang mengatakan di depan
para wartawan bahwa ia akan menggebut siapa saja yang bertindak inkonstirusional,
jelas juga dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan pribadinya‘misalnya agar ia
mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa sebagai seseorang yang konsisten
dan nasionalis.
(4) Nilai-nilai Kebijaksanaan
Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita
mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para
pengambil keputusan politik inr semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh
pertimbangan-penimbangan demi keuntungan politik, organisasi atau pribadi. Sebab,
para pembuat keputusan mungkin pula bertindak berdasarkan atas penepsi mereka
terhadap kepentingan umum atau keyakinan tertentu mengenai kebijaksanaan negara
apa yang sekiranya secara moral tepat dan benar. Seorang wakil rakyat yang
mempejuangkan undang-undang hak kebebasan sipil mungkin akan bertindak sejalan
dengan itu karena ia yakin bahwa tindakan itulah yang secara moral benar, dan bahwa
persamaan hak-hak sipil itu memang merupakan tujuan kebijaksanaan negara yang
diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa perjuangan itu mungkin akan
menyebabkannya mengalami resiko-resiko politik yang fatal.
(5) Nilai-nilai Ideologis
Ideologi pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang
secara logis saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai
dunia serta berfungsi sebagai pedoman benindak bagi masyarakat yang meyakininya.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 181 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Di berbagai negara sedang berkembang di kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah
nasionalisme yang mencerminkan hasrat dari orang-orang atau bangsa yang
bersangkutan untuk merdeka dan menentukan nasibnya sendiri — telah memberikan
peran penting dalam mewamai kebijaksanaan luar negeri maupun dalam negeri
mereka. Pada masa gerakan nasional menuju kemerdekaan, nasionalisme telah
berfungsi sebagai minyak bakar yang mengobarkan semangat perjuangan bangsa-
bangsa di negara-negara sedang berkembang melawan kekuatan kolonial.
Di Indonesia, ideologi Pancasila setidaknya bila dilihat dari sudut perilaku politik
regim, telah berfungsi sebagai resep untuk melaksanakan perubahan sosial dan
ekonomi. Bahkan ideologi ini kerapkali juga dipergunakan sebagai instrumen
pengukur legitimasi bagi partisipasi politik atau partisipasi dalam kegiatan
pembangunan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat (Abdul
Wahab, Solichin, 1987).
D. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan
Fungsi Pengambilan Keputusan : Individual atau kelompok baik secara institusional ataupun
organisasional, sifatnya futuristik.
Tujuan Pengambilan Keputusan : Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak
berkaitan dengan masalah lain). Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat
bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif)
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Komposisi kelompok. Ada 6 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok.
i. penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi
ii. pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi
iii. komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling mendominasi
dalam kelompok.
iv. ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini, konsekuensinya
adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok tersebut.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 182 http://romidwisyahri95.blogspot.com
v. Kesamaan anggota kelompok Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila
anggota kelompok sama satu dengan yang lain.
vi. Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat
kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena
adanya perbadingan sosial. Tidak semua orang berada di atas rata-rata. Oleh karena itu
untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang jauh dari pendapat orang tersebut.
F. Model Pengambilan Keputusan
1. Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) hanya mempunyai satu hasil (pay
off tunggal). Model ini disebut juga Model Kepastian/ Deterministik.
2. Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk). Menggambarkan
bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan
masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya dapat diperhitungakan atau dapat diketahui.
Model Keputusan dengan Risiko ini disebut juga Model Stokastik.
3. Model Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian (Uncertainty).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah
kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya tidak dapat
diketahui/ditentukan. Model Keputusan dengan kondisi seperti ini adalah situasi yang paling sulit
untuk pengambilan keputusan. (Kondisi yang penuh ketidakpastian ini relevan dengan apa yang
dipelajari dalam Game Theory)
G. Langkah-langkah/Proses Pengambilan Keputusan
Secara umum, langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
1. Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan. Identifikasi masalah
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penggunaan seven tools dalam manajemen biasanya dapat
membantu proses identifikasi ini.
2. Penetapan parameter dan variabel yang merupakan bagian dari sebuah persoalan
keputusan. Biasanya pemecahan masalah yang menggunakan model matematika sangat
memerlukan adanya variabel yang terukur.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 183 http://romidwisyahri95.blogspot.com
3. Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan. Alternatif pemecahan
masalah didapatkan dari analisis pemecahaan masalah.
4. Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang terbaik.
Biasanya kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil dari keputusan.
5. Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya. Tahap ini disebut tahap
implementasi, dimana alternatif solusi yang terpilih akan diterapkan dalam jangka waktu tertentu
dan setelah itu akan dievaluasi hasilnya berdasarkan peningkatan atau penurunan pay off atau
hasil.
Kesimpulan : Dari poin-poin diatas dapat kita ketahui bahwa dalam proses pengambilan
keputusan hendaknya di awali dengan jenis keputusan yang akan diambil, setelah kita
mengetahui jenisnya barulah kita tentukan langkah pengambilan keputusan yang meliputi proses
identifikasi, penetapan parameter, alternatif, kriteria serta mengevaluasi hasilnya atau disebut
tahap implementasi. Sehingga pada akhirnya terciptalah sebuah keputusan yang adil dan
menguntungkan kedua belah pihak. Jika manajemen organisasi seperti itu seharusnya tidak ada
lagi penyelewengan kekuasaan dalam pengambilan keputusan seperti kasus Gayus tersebut.
Semoga pemegang kekuasaan pengambilan keputusan seperti Pengadilan atau Mahkamah Agung
hendaknya perlu membangun sistem pengambilan yang terbaik demi terciptanya rasa keadilan
bagi seluruh warga negara.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 184 http://romidwisyahri95.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Zainal. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution. (1989). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung. PT Bumi Aksara.
Harjanto. (2011). Perencanaan Pemgajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
http://joko1234.wordpress.com/2010/03/18/model-sistem-instruksional-pembelajaran
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 185 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 186 http://romidwisyahri95.blogspot.com
BAB VIII
PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA
A. Sistem Belajar Jarak Jauh
A. Definisi pendidikan Jarak Jauh
Menurut Moore dan Kearsly dalam Setijadi (2005;1) pendidikan jarak jauh adalah belajar
yang direncanakan di tempat lain dan di luar tempat mengajar.
Menurut Setijadi (2005) pendidikan terbuka dan jarak jauh di Indonesia terdiri atas beberapa
jenis yaitu :
pendidikan dasar dan menengah terbuka dan jarak jauh yang terdiri dari SMP/MTs
terbuka dan jarak jauh dan SMA/MA terbuka dan jarak jauh
pendidikan terbuka dan jarak jauh pada tingkat Pendidikan Tinggi yang salah satu
contohnya adalah universitas terbuka
pendidikan non formal terbuka dan jarak jauh yang terdiri dari program kesetaraan
program paket A, paket B, dan paket C
pelatihan profesional jarak jauh, contohnya adalah PMJJ-PPM (Pelatihan Manajemen
Jarak Jauh PPM)
pendidikan guru jarak jauh, contoh FKIP universitas terbuka.
Dengan demikian, pada dasarnya pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah jenis
pendidikan dimana peserta didik berjarak jauh dari pendidik, sehingga pendidikan tidak dapat
dilakukan dengan cara tatap muka sesering pendidikan reguler.
Karena itu penyampaian pesan pendidik kepada peserta didik harus dilakukan melalui
media yang berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju.
Media tersebut dapat berupa media cetak, radio, televisi, komputer, maupun yang sedang
berkembang saat ini adalah dengan menggunakan internet dan teleconverence. Sebuah media
dikembangkan sesuai dengan teknologi yang berkembang.
Oleh karena itu teknologi berperan sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan
terbuka dan jarak jauh. Tujuan pendidikan terbuka dan jarak jauh ini pada akhirnya diharapkan
peserta didik dapat belajar secara mandiri sehingga tercapai pemerataan pendidikan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 187 http://romidwisyahri95.blogspot.com
B. Perkembangan Teknologi Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh
Berikut ini adalah perkembangan teknologi yang digunakan dalam pendidikan terbuka
dan jarak jauh (Pustekkom, 2005):
Tahun 1976 s.d 1990. pada tahun 1976 s.d 1990 pendidikan terbuka dan jarak jauh mulai
dirintis karena banyak guru SD yang belum lulus D II PGSD. Untuk itu pemerintah mulai
melakukan pemerataan pendidikan melalui universitas terbuka dan siaran radio
pendidikan yang disiarkan untuk meningkatkan mutu pendidikan serta menyebarkan
kesempatan memperoleh pendidikan khususnya di daerah terpencil. Radio dapat
dikatakan sebagai ―primadona‖ teknologi untuk pendidikan terbuka dan jarak jauh pada
masa itu. Teknologi yang kemudian berkembang setelah radio adalah televisi. Televisi
dengan programnya siaran televisi pendidikan sekolah kemudian menjadi salah satu
alternatif pendidikan terbuka dan jarak jauh. Televisi pendidikan sekolah merupakan
cikal bakal terbentuknya televisi edukasi (TV E).
Tahun 1991 s.d 2005. pada masa 1991 s.d 2005 teknologi yang digunakan dalam
pendidikan terbuka dan jarak jauh adalah komputer, jaringan internet, dan perangkat
multimedia. Disamping itu teknologi televisi juga berkembang dengan dikembangkannya
televise edukasi (TV E).
Pada masa setelah tahun 2005 sampai sekarang, teknologi berbasis e-learning dan mobile
terus berkembang melewati batas ruang dan waktu sehingga seakan tidak ada jarak yang
memiahkan untuk megenyam pendidikan yang merata pada seluruh lapisan masyarakat
dimanapun berada.
Kondisi Riil. Teorinya, teknologi yang berkembang saat ini memudahkan kita untuk
menyelesaikan masalah pemerataan pendidikan di Indonesia. Tetapi kenyataanya
masalah pemerataan pendidikan di Indonesia belum juga teratasi. Masih banyak peserta
didik yang ada di daerah pedalaman yang masih tertinggal pendidikannya di banding
dengan daerah perkotaan. Salah satu alasan terhambatnya pemerataan pendidikan di
Inonesia adalah tidak meratanya sarana dan prasarana yang digunakan sebagai media
pembelajaran. Teknologi yang berkembang belum sepenuhnya merata di salurkan ke
seluruh pelosok negeri. Misalnya masih terbatasnya komputer yang berjaringan internet
di pelosok papua atau daerah pedalaman lain.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 188 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pada penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh, diperlukan teknologi sebagai
alat bantu pemerataan pendidikan. Beberapa teknologi pendidikan terbuka dan jarak jauh yang
berkembang saat ini antara lain radio dengan program siaran radio pendidikan, televisi melalui
program TV Edukasi (TV E), komputer dengan jaringan internet yang kemudian digunakan
sebagai pembelajaran berbasis e-learning, dan teknologi multimedia lain.
Semua teknologi itu jika digunakan pada seluruh pelosok negeri dapat mengatasi masalah
pemerataan pendidikan di Indonesia. Tetapi kenyataannya, sumber daya daerah yang tidak sama,
membuat perbedaan kemampuan daerah dalam memenuhi perkembangan teknologi yang maju
sangat pesat.
Tidak dipungkiri masih banyak daerah yang ‘tertinggal‘ untuk masalah teknologi.
Seharusnya teknologi bukan untuk membebani suatu daerah tetapi untuk mempermudah daerah
tersebut termasuk dalam pemerataan pendidikan melalui pendidikan terbuka dan jarak jauh.
B. Penggunaan modul dan paket belajar
bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan
dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri
dalam satuan waktu tertentu dan mencapai tujuab tertentu yang telah ditetapkan.
Tujuan disusunnya modul adalahagar peserta dapat menguasai kompetensi yang
diajarkan dalam diklat atau kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi widiaiswara
atau guru, modul juga menjadi acuan dalam menyajikan dan memberikan materi selama diklat
atau kegiatan pembelajaran berlangsung.
Fungsi modul ialahsebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
peserta didik. Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah dan sistematis. Peserta
didik diharapkan dapat menguasai kompetesi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang
diikutinya.
modul elektronik adalah penggabungan istilah modul dalam menggabungkan bahan
belajar elektronil (e-book). dapat didefiniskan bahwa modul elektronik adalah sebuah bentuk
penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis dalam unit pembelajaran terkecil
untuk mencapai tujuan pembelajran tertentu, yang disajikan dalam format elektronik.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 189 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Berdasarkan pengertian itu terdapat perbedaan prinsip pengembangan antara modul
konvensional (cetak) dan modul elektronik. Perbedaan hanya pada penyajian bentuk fisik saja,
sedangkan komponen-komponennya tidak ada perbedaan.
Perbandingan modul cetak dan modul elektronik
Modul Elektronik Modul cetak
1. Ditampilkan dengan menggunakan
layar monitor/layar komputer
2. lebih praktis untuk dibawa keman-
mana,tidak peduli berapa banyak
modul didalamnya.
3. menggunakan CD,memory card atau
lainnya untuk menyimpan data.
4. biaya produksi lebih murah, tidak
perlu biaya untuk memperbanyak.
5. menggunakan sumber daya listrik dan
memerlukan komputer atau sejenisnya
untuk mengoperasikannya.
6. tahan lama dan tidak lapuk dimakan
waktu
7. naskah dapat disusun linear arau non
linear
8. dapat dilengkapi dengan audio dan
vidio dalam penyajiannya
1. Tampilannya hanya kumpulan kertas
yang berupa informasi
2. jika semakin banyak jumlah
halamannya maka akan semakin
besar pula ukurannya dan semakin
berat.
3. tidak menggunakan CD,memory
card atau lainnya untuk menyimpan
data.
4. biaya produksinya jauh lebih mahal
apalagi jika banyak warna, begitu
juga biaya tambahan untuk
memperbanyak, dan biaya lainnya.
5. tidak membutuhkan sumber daya
khusus untuk menghidupkannya.
6. daya tahan kertas terbatas lama-
kelamaan akan mudah robek.
7. naskah hanya disusun secara linear
8. tidak dapat dilengkapi dengan audio
dan vidio dalam penyajiannya,
hanya dapat dilengkapi dengan
ilustrasi saat penyajiannya.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 190 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1. Universitas terbuka
Universitas tebuka adalah perguruan tingggi negeri (PTN) KE-45 di indonesia yang
menerapkan sistem belajar terbuka dan jarak jauh, sistem belajar ini terbukti efektif untuk
meningkatkan daya jangkau dan pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas
bagi semua warga negara indonesia, termasuk mereka yang tinggal di negara-negara terpencil,
baik di seluruh nusantara maupun di berbagai belahan dunia.
A. Latar Belakang
Adanya keterbatasan waktu dan tempat dalam mengembangkan dan meningkatkan
pendidikan serta meningkatkan kemampuan profesional. Latar belakang tersebut akhirnya
membuat universitas terbuka memberikan kesempatan seluasnya kepada siapa saja untuk
meningkatkan pengetahuan,keterampilan,dan kompetensi.
a. Tujuan
Memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara indonesia dan warga negara
asing. Dimanapun tempat tinggalnya untuk memperoleh pendidikan tinggi.
Mengembangkan pelayanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau
karena alasan lain, tidak dapat melanjutkan belajar di perguruan tinggi tatap muka.
Mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional yang disesuaikan
dengan kebutuhan nyata pembangunan, yang belum banyak dikembangkan oleh
perguruan tinggi lain.
Melaksanakan tridarma perguruan tinggi dengan cara yang lebih terbuka yaitu
melalui sistem belajar jarak jauh (SBJJ)
b. Ciri-ciri universitas terbuka
Tidak ada pembatasan jangka waktu penyelesaian studi dan tidak memeberlakukan
sistem drop out.
Tidak ada pembatasan, baik tahun kelulusan ijazah SLTA maupun umur.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 191 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Waktu pendaftaran (registrasi) leluasa sepanjang tahun.
Ruang,waktu,dan tempat belajar yang fleksibel sesuai kondisi mahasiswa.
Penggunaan materi belajar multimedia, termasuk bahan belajar cetak baik yang
dilengkapi dengan kaset audio dan video/CD,CD-ROM, siaran radio dan TV, maupun
bahan belajar berbasis komputer dan internet.
c. Pelakanaan Belajar Mengajar
UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti
pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media
cetak (modul)maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet,siaran radio dan televisi).
Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia,tahun, ijazah,masa belajar,waktu
registrasi, frekuensi mengikuti ujian,dan sebagainya batasan yang ada hanyalah bahwa, setiap
mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas ( SMA atau yang
sederajat).
Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri
menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat
dilakukan secara sendiri ataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam
kelompok tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat di pelajari secara
mandiri.
Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat
mengambil inisiatif untuk memamfaatkan perpustakaan, mengikuti siaran radio,mengikuti
tutorial, serta-menggunakan sumber belajar lain seperti bahan belajar berbatuan komputer dan
program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi
atau bantuan tutorial kepada ketua jurusan masing-masing.
d. Kurikulum
Mengikuti tiap program studi di universitas terbuka meliputi antara 48-50 mata kuliah
dengan jumlah sks antara 145-146. Disamping harus menyelesaikan semua mata kuliah tersebut,
mahasiswa harus menempuh ujian komprehensif tertulis (UKT) yaitu ujian tertulis (essay)
sebagai pengganti pembuatan skripsi.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 192 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pada saat UKT biasanya mahasiswa dihadapkan kepada satu soal ( biasa berupa kasus)
untuk bisa dijawab dengan pendekatan disiplin ilmu dari 4-5 mata kuliah inti dari masing-masing
program studi..
e. Media dan Sumber balajar
Bahan ajar cetak: buku materi pokok (BMP), buku materi suplemen, buku petunujuk
praktek dan pratikum, atau referensi lainnya.
Bahan ajar non-cetak: kaset audio,kaset video,siaran radio dan televisi, bahan ajar
berbatuan komputer dalam disket atau CD.
Bahan ajar cetak dan non-cetak : audiografis.
Bahan ajar cetak (modul)merupakan bahan ajar utama yang didesain untuk
dapatdigunakan secara mandiri tanpa bantuan tutor. Modul-modul yang ada juga telah dilengkapi
dengan bahan ajar non-cetak seperti kaset audiovideo,CD, siaran radio dan televisi, serta bahan
ajar berbasis komputer dan internet (CAI dan web supplement).
UT menjamin bahan ajar dan bahan ujian yang berkualitas.Bahan ajar dengan bahan ujian
UT dikembangkan oleh penulis yang ahli dalam bidangnya yang merupakan dosen-dosen dari
perguruan tinggi terkemuka di indonesia. Kualitas bahan ajar UT telah dikenal oleh masyarakat
luas dan banyak digunakan oleh perguruan tinggi lain di indonesia.
f. Tenaga Pendidik
Dalam penyelenggaraan pendidikan, UT bekerja sama dengan semua perguruan tinggi
negeri/swata serta instansi yang relevan yang ada di indonesia. Pada setip provinsi atau kota
yang terdapat perguruan tinggi negeri, teredia unit layanan UT yang disebut layanan unit
program belajar jarak jauh-universitas terbuka (UPBJJ-UT).
Perguran tinggi negeri setempat berperan sebagai pembina UPBJJ-UT serta membantu
dalam penulisan bahan ajar, tutoril,pratikum, dan ujian.
g. Sumber Dana
Terdapat dua sumber dana yang dikucurkan oleh universitas ke tingkat program studi,
yaitu dana yang bersumber dari DIK-S (dana dari masyarakat) dan DIP (dana proyek/dana
pembangunan dari pemerintah). Meskipun pada tingkat universitas, UT memiliki tiga sumber
dana, yaitu DIK,DIP,dan DIK-S.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 193 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Mulai tahun 2005 sumber dana DIK (dana rutin dari pemerintah) dan DIP digabungkan
dan disebut sumber dana yang disebut dengan DIPA. Dana DIK terutama dipakai untuk
penggajian dosen dan karyawan Lainnya dan pengelolaannya bukan mrupakan wewenang prodi.
2. SMA Terbuka
SMA Terbuka adalah subsistem pendidian pada jenjang pendidikan menengah yang
mengutamakan kegiatan belajar mandiri para peserta didiknya dengan bimbingan terbatas dari
orang lain
A. Latar belakang
SMA Terbuka merupakan salah satu model layanan pendidikan alternatif jalur
sekoalh tingkat menengah yang diselenggarakan oleh reguler.SMA Terbuka bukanlah
lembaga atau UPT baru yang berdiri sendiri,melainkan menginduk pada SMA reguler
yang telah ada.
Dengan demikian,SMA reguler yang menjadi Sekolah Induk SMA Terbuka
menyelenggarakan pendidikan dengan dual mode system (tugas ganda).Artinya ,sekolah
induk SMU Terbuka sekaligus melayani dua kelompok peserta didik yang
berbeda,dengan cara belajar yang berbeda .
Dalam hal ini,Sekolah Induk SMU Terbuka diberi perluasan atau tambahan peran
,yaitu berupa layanan pendidikan dengan sisitem belajar jarak jauh yang diperuntukkan
bagi peserta didik yang memiliki kendala tertentu.
1) Tujuan
Perintisan SMU terbuka dilakukan dengan tujuan memberikan kesempatan belajar bagi
lulusan SLTP/MTS yang karena berbagai kendala sosial ekonomi,geograsis,waktu dan lainnya
maka tidak dapat menikuti pendidikan pada tingkat SLTA.Pada tahun 2001 dilakukan
pemnatapan perintisan SMU terbuka dengan melibatkan unsur pemerintah daerah dan unsur
dinas pendidikan kabupaten/kota.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 194 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Perintisan SMU terbuka dilandasi oleh kerangka konseptual yang cukup matang bagi dari
segi teori,filsafat,pola,pembelajaran,pola kelembagaan,maupun sisitem jaminan kualitasnya
(quality assuranrea)uji coba SMU terbuka telah dilakukan pada tahun 2002/2003 di 7 lokasi.
2) Ciri-ciri SMA terbuka
SMA terbuka merupakan pola pendidikan yang menerapkan sistem belajar jarak jauh
pada jenjang pendidikan menengah yang kegiatan pembelajarannya dilaksanakan sevcara
fleksibel melalui penerapan prinsi-prinsip belajar mandiri.pada hakekatnya sma terbuka sama
dan sederajat dengan SMA reguler/konvensional.
Perbedaanya hanya terletak pada aspek pembelajarannya dimana para peserta didik SMA
terbuka belajar secara perseorangan maupun dalam kelompok kecil,(pustekom-depdiknas
2000)karakteristik pendidikan SMA terbuka dapat dilihat dari aspek tujan,peserta didik,bahan
belajar,stategi pembelajaran ,evaluasi dan sertifikasi.
3) Pelaksanaan belajar mengajar
kegiatan belajar siswa tidak harus dilakukan dalam ruang kelas formal dengan tatap
muka langsung dengan guru mata pelajaran .
secara periodik siswa berkonsultasi dengan staf sekolah (kepala sekolah ,wakil kepala
sekolah,guru)untuk memecahkan kesulitandan masalah belajar.
secara teratur siswa belajar dan menelesaikan tugas-tugas individual.
Dari informasi tersebut diatas dapat diruuskan bahwa model/sistem pendidikan SMU
terbuka adalah model/sistem pendidikan SMU yang sebahagian besar kegiatan pembelajarannya
dilaksanakan secra mandiri,dengan menggunakan bahan-bahan belajar yang dapat dipelajari
peserta didik secara mandiri tanpa dengan seminimal mungkin bantuan orang lain.
karena itulah para peserta didik SMU terbuka setiap harinya belajar mandiri di tempat
kegiatan belajar (TKB) di bawah supervisi guru pamong ,baik secara individual maupun dalam
bentuk kelompok-kelompok kelompok keil .guru pamong tidak bertugas mengajar karena
memang mereka bukanlah orang yang berkualifikasi mengajar di SMU.
3. Kurikulum
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 195 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Umumnya sam dengan kurikulum SMA biasa .namun terdapat perbedaan dalam hal
waktu belajar.SMU terbuka tidak dituntut untuk datang setiap hari ke SMU reguler yang
ditentukan tetapi mereka hanya datang belajar setiap sore(pukul 14.00 s/d 17.00)selama 5 hari
setiap minggunya di TKB di bawah supervisi guru pamong .
pada umumnya untuk setiap mata pelajaran minimal mendapat alokasi tutorial selama
2x45 menit perbulan.sedangkan untuk mata pelajaran yang sukar seperti bahasa inggris
,matematika, fisika ,dan mata pelajaran yang penting seperti bahasa indonesia,dalam sebulan
minimal mendapat alokasi waktu tutorial 3x45 menit perbulan namun apabila SMU terbuka
tertentu menganut pola tutorial dua hari seminggu.maka jumlah alokasi waktu tutorial untuk
mata pelajaran yang sulit/penting minimal 4x45 menit dalam sebulan.
Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan di SMU terbuka yang setara dengan yang
dilaksanakan di SMU reguler adalah :
tes akhir modul (TAM) setara dengan tes tformatif atau ulangan harian pada SMU
reguler.
Tes akhir unit setara dengan tes tengah semester (mid semester test) pada SMU
reguler.
Tes akhir semester yang dilaksanakan pada setiap akhir semester adalah sama
dengan ulangan umum pada SMU reguler.Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat
keberhasilan peserta didik setelah mempelajari sejumlah modul selama satu
semester.
Ujian akhir merupakan ujian yang diselenggarakan untuk peserta didik SMU terbuka
kelas III pada akhirtahun ajaran yang pelaksanaanya mengikuti ketentuan yang
berlaku di SMU penyelenggara.
Sertifikasi yang diterima oleh para peserta didik SMU reguler yang telah berhasil
menyelesaikan pendidikannya di SMU adalah sama dengan yang diberikan kepada peserta didik
SMU terbuka.
4. Media dan sumber belajar
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 196 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Bahan belajar utama yang digunakan para pesrta didik SMU terbuka berbeda dengan
yang digunakan di SMU reguler sekalipun acuan yang digunakan untuk pengembangan bahan
belajar adalah sama yaitu kurikulum SMU yg berlaku .
bahan belajar yang digunakan para peserta didik SMU terbuka adalh bahan belajar
mandiri cetak yang disebut modul dan bahan ajar dalam bentuk media lainnya atau penunjang
Bahan belajar yang digunakan peserta dididk SMU terbuka memang dirancang secara
khusus agar dapat dipelajari secaara mandiri baik secara individual atau kelompok-kelompok
kecil oleh peserta didik.bahasa yang digunakan dalam modul adalah bahasa yang komunikativ
mudah dipahami dan para peserta didik untuk mengevalusi diri sendiri baik melalaui unpan balik
segera (imediate feedbacks).
Maupun kunci jawaban-jawaban soal latihan tugas yang tersedia dalam modul yang akan
ditu njang oleh media non cetak yangterdiri dari program audio, vidio/vcd, dan media lainnya
yang perlu mendapat perhatian untuk dapat meningkatkan mutu pembelejaran SMU terbuka
5. Tenaga pendidik
Salah satu prinsipnya adalah mengoptimalkan pendayagunaan berbagai sumber daya
yang ada di masyarakat termasuk tenaga gurunya,guru mata pelajaran yang terdapat d SMU
reguler yang dijadikan sebagai sekolah induk SMU terbuka dengan memberikan konorarium
tambahan
1. SMP Terbuka
SMP Terbuka merupakan lembaga pendidikan formal yang tidak brdiri sendiri tetapi
merupakan bagian dari SMP Induk yang dalam menyelenggarakan pendidikannya
menggunakan metode belajar mandiri.
A. Latar Belakang
Trilogi Pembangunan memberikan tekanan pada pemerataan pembangunan yang hasilnya
menuju pada terciptanya keadilan sosial bagiseluruh rakyat. Sesuai dengan prinsip konsep
pemerataan perwujudan pelaksanaan kewajiban belajar.
Adapun gambaran umum latar belakang berdirinya SMP terbuka adalah :
Kekurangan fasilitas pendidikan dan tempat belajar
Tenaga kependidikan yang tidak cukup
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 197 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Memperluas kesempatan belajar dalam rangka pemerataan pendidikan
Menanggulangi anak terlantar bagi anak yang tidak diterima di SMP Negeri
a. Tujuan
Permasalahan dalam pendidikan sangat kompleks. Salah satu alternative pemecahan
dimulai dari penemuan konsep SMP terbuka oleh pemerintah yang diilhami oleh berbagai
aspirasi masyarakat lapis bawah.
Mereka mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap pendidikan. Salah satu dari keinginan
mereka adalah agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan setelah tamat dari sekolah dasar
meskipun berbagai kendala menghimpit mereka.
Mulai dari kendala keuangan, waktu, letak geografis dan kendala transportasi. Mereka
mempunyai kemungkinan yang sangat keciluntuk mengeyam pendidikan di SMP reguler.
b. Ciri-ciri SMP Terbuka
Tebuka bagi siswa tanpa pembatasan umur dan tanpa syarat-syarat akademik.
Terbuka dalam memilih program belajar untuk mencapai ijazah formal, untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan jangka pendek yang bersifat praktis, insidensial dan
perorangan.
Terbuka dalam proses belajar mengajar yaitu tidak selalu diselenggarakan di ruang
kelas secara tatap muka, akan tetapi juga media seperti radio, media cetakan, kaset,
slide, model dan gambar-gambar.
Terbuka dalam keluar masuk kelas/sekolah sesuai waktu yang tersedia oleh siswa.
Terbuka dalam pengelolaan sekolah. Sekolah dikelola oleh pegawai negri dari
orang-orang lain yang diperlukan partisipasinya seperti warga dan pimpinan
masyarakat, orang tua siswa, dan pamong pemerintah setempat.
c. Pelaksanaan belajar mengajar
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 198 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Rancangan operasional. Sebagai subsistem pendidikan yang baru di indonesia perlu
diadakn persiapan yang matang.
Penyusuna bahan belajar. Penyusunan bahan ajar disusun oleh tim pengembangan
kurikulum yang sudah ditugaskan.
Modul. Suatu pelajaran terkecil yang disusun menjadi suatu buku yang lengkap.
Program radio, kaset dan film bingkai. Naskah-naskah tersebut disusun oleh tim
pengembangan kurikulum. Setelah di review oleh ahli bidang studi bersama ahli
media kemudian di produksi dalam bentuk rekaman oleh balai produksi
PUSTEKOM.
Perintisan. Karena merupakan subsistem pendidikan baru perlu diadakan perintisan
untuk mengetahui cara penyelenggaraan dan pengelolaan sebaik-baiknya menurut
keadaan dan kondisi setempat.
Lokasi daerah perintisan. Yang dijadikan kriteria memilih lokasi perintisan adalah
keteserdiaan guru pembimbing dan pembina di daerah bersangkutan.
Penataran pelaksana. Penataran dapat dilakukan secara berantai artinya mereka yang
telah pernah ditatar dapat menatar calon pelaksana SMP terbuka di daerah masing-
masing.
d. Kesulitan-kesulitan
e. Orgnisasi dan pengelolaanPenyelenggaraan Smp terbuka menjadi tanggung jawab
direktorat Dikmenum, Direktorat Jenderal Dikdasmen.
f. Evaluasi system. Selain evaluasi hasil belajar dilakukan juga evaluasi sistem SMP
Terbuka.
g. Kurikulum. Kurikulum yang dipakai pada SMP terbuka adalah kurikulum yang berlaku
pada saat itu, sama halnya dengan kurikulum yang dipakai pada SMP Negeri pada
umumnya.
h. Media dan sumber belajar. Modul masih menjadi pilihan utama sumber belajar. Bahan
belajar yang digunakan peserta didik SMP terbuka memang di rancang secara khusus
agar dapat dipelajari secara mandiri, baik secara individual maupun dalam kelompok-
kelompok kecil oleh para peserta didik.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 199 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Dikatakan secara khusus dengan menpelajari modul, para peserta didik dikondisikan
seolah-olah berintekrasi dengan guru. Bahasa yang digunakan di dalam modul adalah
bahasa yang komunikatif, mudah dipahami, dan memungkinkan para peserta didik untuk
mengevaluasi diri sendiri, baik melalui umpan balik segera (imediate feedbacks) maupun
kunci jawaban soal-soal latihan/tugas yang tersedia di dalam modul dan akan ditunjang
oleh media noncetak yang terdiri dari program audio, video dan media lainnya.
Jadi kualitas bahan belajar perlu mendapat perhatian untuk dapat meningkatkan mutu
pembelajaran di SMP Terbuka. Oleh karena itu, pengembangan bahan belajar dilakukan
secara sistematis sehingga dihasilkan bahan belajar yang berkualitas, baik segi isi materi,
penyajian, maupun tampilan. Dengan demikian bahan belajar tersebut menarik dan
mudah untuk di pelajari.
i. Tenaga pendidik. Tenaga kependidikan kepala sekolah, kepala sekolah dari SMP Terbuka
adalah kepala sekolah induk.
Guru Bina. Guru bina adalah guru pada sekolah induk yang diberi tugas untuk
mengajar di SMP Terbuka sesuai mata pelajaran yang ditentukan.
Guru Pamong. Guru pamong adalah pembimbing belajar mandiri siswa yaitu anggota
masyarakat yang peduli akan pendidikan. Dengan ketentuan minimal SMA, dan
berada pada lingkungan sekitar tempat kegiatan belajar.
j. Sumber Dana. Siswa SMP Terbuka sepenuhnya dibebaskan dari pungutan apapun,. Hal
tersebut dikarenakan biaya operasional SMP Terbuka sepenuhnya dibiayai oleh
pemerintah.
2. SD Kecil
SD Kecil adalah sekolah dasar yang pada umunya terdapat di daerah terpencil dengan
sistem pendidian yang berbeda dengan SD Konvensional. Jumlah siswa maksimal 60 orang
kelas I sampai dengan kelas IV dengan dua orang guru kelas dan satu kepalaa sekolah, proses
belajar mengajar di selenggarakan dengan menggunakan modul.
a. Latar Belakang
Didirikan untuk memberikan tempat belajar bagi siswa yang tidak bisa sekolah di
SD reguler karena jaraknya terlalu jauh. SDK biasanya didirikan di daerah terpencil jauh
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 200 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dari perkotaan dengan kondisi jalan terjal, becek, atau berbatuan. SDK menampung anak-
anak warga dengan kondisi ekonomi yang sangat miskin. Siswa belajar tanpa sepatu,
seragam, dan tanpa biaya apapun.
b. Tujuan SD Kecil
SDK didirikan oleh warga secara gotong-royong didaerah terpencil yang jauh dari
perkotaan. Jarak dari pusat kota kecamatan tidak kurang dari 15 km. dengan kondisi jalan
terjal, tanah becek atau bebatuan serta sulit dilewati dengan kendaraan bermotor roda
dua. Tujuannya untuk memberikan tempat belajar bagi siswa yang tidak bisa sekolah di
SD reguler karena jaraknya terlalu jauh.
Lokasi SDK di tengah-tengah hutan atau diatas pegunungan yang sulit di-akses oleh
masyarakat pada umumnya. SDK untuk manampung anak-anak warga dengan kondisi
ekonomi sangat miskin. Siswa belajar tanpa sepatu,seragam, dan biaya apapun.
c. Ciri-ciri SD kecil
Kelas yang ada lebih seddikit dari SD biasa (tiga kelas)
Jumlah murid lebih kecil (20/30 orang)
Jumlah guru lebih sedikit dari guru SD biasa(tiga orang termasuk kepala sekolah)
Pendekatan belajar meliputi belajar sendiri,yaitu mempelajari modul, belajar
kelompok,klasikal.
Murid yang pandai dijadikan tutor untuk mengajar murid-murid lain.
d. Pelaksanaan belajar mengajar
Siswa mulai belajar pukul 08:00 WIB, dan pulang pukul 12:00 WIB. Apabila pukul
08:00 belum ada guru yang datang,maka siswa yang lebih tinggi membantu belajar siswa
yang dibawahnya. Siswa kelas VI membantu siswa kelas III, siswa kelas V membantu
kelas II dan kelas IV membantu belajar siswa kelas I
Selanjutnya, apabila guru yang ditunggu belum datang juga sampai jam 10:00 WIB,
maka semua siswa pulang ke rumah masing0masing secara bersama-sama.
e. Kurikulkum
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 201 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Untuk kurikulum yang digunakan biasanya sama dengan kurikulum SD Regular
umumnya. Namun, biasanya yang banyak diajarkan adalah materi pelajaran Ujian
Nasional seperti Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Setelah kelas VI, siswa
yang akan mengikuti UN/UNAS harus bergabung dengan SD reguler terdekat, karena
SDK tidak mengadakan UN/UNAS sendiri.
Bahkan tidaka sedikit siswa yang baru kela V bisa diikutkan UN/UNAS, bila mana
siswa dianggap mampu mengikuti UN/UNAS. Jadi SDK seperti sekolah akselari di kota-
kota besar.
f. Media dan sumber belajar
Sama dengan SD regular, umumnya menggunakan buku-buku yng ada dan media-
media yang membantu dalam proses penyampaian pesan ilmu pengetahuan.
g. Tenaga pendidik
Guru tetap(PNS) satu orang sekaliigus sebagai kepala sekolah dibantu oleh tenaga
guru honorer atau sukarelawan pemuda-pemudi warga setempat yang berpendidikan
lulusan SLTP atau SLTA.
h. Sumber dana
Pemerintah membiayai pendanaan pada SDK, karena ditujukkan untuk anak-anak
yang tidak mampu dan terpencil. Siswa tidak di pungut biaya aapun.
3. SD Pamong
SD Pamong adalah lembaga pendidikan yang di selenggarakan oleh masyarakat, orang
tua, dan guru untuk memberikan pelayanan bagi anak putus sekolah, atau anak yang tidak
dapat dengan secara teratur belajar di sekolah.
A. Latar Belakang
Banyak anak-anak di desa-desa Asia Tenggara ternyata putus sekolah. Bukan karena
mereka bodoh, tapi karena mereka tidak bisa bersekolah seperti biasa. Mereka harus membantu
orang tuanya justru ketika kam sekolah, maka lahirlah di indonesia sistem sekolah SD Pamong,
di terapkan di Kebak Kramat sejak 1974, dan di Gianyar sejak 1977.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 202 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1. Tujuan
Membantu anak-anak yang tidak sepenuhnya dapat mengikuti pendidikan
sekolah atau membantu siswa yang drop-out.
Membantu anak-anak yang tidak mau trikat oleh tempat dan waktu dalam
belajar. Oleh karena itu belajar bisa sambil menggembalakan ternak, waktu
istirahat, dll.
Mengurangi penggunaan tenaga guru sehingga rasio guru terhadap murid
dapat menjadi 1:200. Pada SD biasa 1:40 atau 1:50
Meningkatkan pemerataan kesempatan belajar, dengan pembiayaan yang
sedikit dapat di tampung sebanyak mungkin siswa
Dengan demikian, tujuan proyek pamong untuk menentukan alternatif sistem
penyampaian pendidikan dasar yang bersifat efektif, ekonomis, dan merata yang sesuai dengan
kondisi kebanyakan daerah di indoneia.
2. Ciri-ciri SD Pamong
a. Pada umunya Guru dan Pengelola Lembaga pencari murid, berbeda dengan SD
reguler yang muridnya telah tersedia.
b. Pembelajaran di tentukan oleh kemauan siswa. Misalnya, dia bisa belajar malam
hari, maka guru pamong harus mengajarnya pada malam tersebut.
c. Biasanya pengelolaan kelasnya terbatas, misalnya hanya untuk kelas IV, V, dan
VI saja
d. Kegiatan belajarnya di tentukan dalam setiap minggunya, misalnya belajar hanya
di laksanakan selama 2 hari, selanjutnya hanya di beri tugas sesuai dengan modul.
3. Pelaksanaan belajar mengajar. Hari belajar siswa di tentukan sesuai dengan kemauan
siswa itusendiri. Jam belajarnya pun juga ditentukan
4. Kurukulum. Umumnya sama dengan kurikulum SD reguler. Namun, terdapat
perbedaan dalam hal lamanya waktu belajar siswa.
5. Media dan Sumber Belajar. Modul di anggap efektif dalam sumber belajar. Karen
amodul dianggap mampu memperjelas dan mempermudah cara belajar siswa.
6. Tenaga pendidik
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 203 http://romidwisyahri95.blogspot.com
a. Biasanya terdiri dari 5 orang guru. Bisa guru tetap (PNS) ataupun guru honorer.
b. Terdiri dari 3 orang guru kelas, 1 guru gama dan 1 orang guru bertinda sebagai
kepala sekolah.
c. Sumber dana
d. Karena sifatnay membantu anak-anak yang putus sekolah karena harus
membantu orang tua mereka untuk bekerja, maka pendanaan SD pamong masih di
biayai oleh pemerintah setempat
.
4. Sistem guru kunjung
A. Latar Belakang
Sistem guru kunjung di adakan dengan maksud untuk membantu proses belajar siswa
yang terisolir dan terpencil. Guru kunjung juga berguna dalam menunjang eksplorasi anak di tiap
tema pembelajaran. Di datangkan guru kunjung yang kompeten di bidang yang sedang di pelajari
anak di sekolah. Anak-anak dapat bertanya langsung kepada ahlinya.
B. Tujuan
1) Membantu proses pemahaman siswa pada suatu bidang mata pelajaran
2) Membantu siswa yang tidak mampu belajar karena berada pada daerah terpencil yang
jauh dari sekolah.
C. Ciri-ciri guru pamong
1) Guru yang datang langsung ke daerah atau sekolah yang di maksud.
2) Guru kunjung yang datang biasanya di undang ataupun menerima perintah langsung
dari pemerintah setempat untuk mendatangi sebuah lokasi ataupun wilayah.
D. Pelaksanaan mengajar mengajar. Belajar yang di lakukan seperti belajar biasanya. Hanya
terdapat perbedaan dari segi kenapa guru tersebut di datangkan. Jika karena permintaan
sekolah, maka belajar pun seperti belajar biasa.
Jika guru kunjung datang ke suatu daerah terpencil, maka pembelajaran pun disesuaikan
dengan keadaan yang ada. Misalnya dalam segi tempat belajar dan muridyan. Biasanya
guru kunjung untuk suatu daerah terpencil mengajar para murid yang berumur 7-12
tahun.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 204 http://romidwisyahri95.blogspot.com
E. Kurikulum. Untuk guru yang mengunjungi suatu daerah terpencil, kurikulum yang di
gunakan di sesuaikan dengan keadaan murid setempat. Ambil yang paling bawah
pengetahuan yang di ketahui oleh para murid.
F. Media dan sumber belajar yang di gunakan. Biasanya di gunakan modul sebagai
penunjang sumebr blajar dan pemanfaatan media yang mungkin bisa di gunakan.
G. Tenaga pendidik. Biasanya guru atau tenaga ahli yang sudah mahir pada bidangnya, guru
tersebut mampu dalam menghadapi para murid yang mempunyai kemampuan yang tidak
merata dan mampu untuk menguasai pembelajarn yang biasanya yang terdiri dari
puluhan murid.
H. Sumber dana. Jika guru tersebut d datangkan pada daerah yang terpencil, maka
pemerintahlah yang mengatur dana. Atau bia juga dengan dana pribadi guru tersebut
karena keinginannya untuk membantu proses pendidikan anak-anak di
C. RADIO PENDIDIKAN
A. Pengertian Radio Pendidikan
Radio menurut ensiklopedia Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan
gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frekuensi kurang dari 300 GHz. Sedangkan
istilah ―Radio Siaran‖ atau ―Siaran Radio‖ yaitu berasal dari ―Radio broadcast‖ (Inggris) atau
―Radio Omreop‖ (Belanda) artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara
berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.
Radio pendidikan adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran melalui
CD Audio atau disiarkan melalui station pemancar radio (Sri Wahyuni:2008). Sedangkan
pengertian penyiaran radio menurut Undang- undang No.32/2002 yaitu Penyiaran radio adalah
media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara
secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
B. Latar Belakang
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 205 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu
lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-
perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai
individu dan makhluk social. Bagi sebagian orang membaca buku merupakan hal yang
membosankan. Banyak orang yang mencari cara belajar tanpa harus sering membuka buku.
Makanya muncullah banyak cara atau metode belajar yang asyik. Salah satunya dengan
mendengarkan radio.
Media radio adalah salah satu media yang dapat meningkatkan mutu belajar mengajar
dikelas maupun di luar kelas. Indonesia memiliki banyak penduduk dan kaya akan kekayaan
alam, namun dalam segi pendidikan Indonesia cenderung kekurangan dibanding dengan Negara
lain.
Permasalahan pendidikan nasional meliputi kesempatan memperoleh pendidikan yang
belum merata, kualitas relevansi pendidikan yang masih rendah, serta lemahnya manajemen
pendidikan. Dengan potensi radio yang dapat menjangkau kalangan dan daerah manapun, radio
sangat cocok untuk dijadikan media dalam pendidikan. Baik pendidikan formal maupun non
formal.
Adanya media radio pendidikan merupakan perkembangan baru yang memberi nuansa
positif dalam penyebar luasan informasi pendidikan. Meningkatnya pemahaman masyarakat
tentang program pendidikan akan meningkatkan kemauan masyarakat untuk terlibat dalam
mensukseskan program-program pendidikan yang dicanangkan pemerintah.
Secara sederhana dapat kita sadari bahwa program siaran pendidikan dari media radio
akan memberi pembelajaran kepada masyarakat pendengar yang akhirnya akan meningkatkan
wawasan dan pengetahuan masyarakat.
C. Karakteristik Radio
Adapun karakteristik radio adalah sebagai berikut (Effendi, 1993 : 139) :
1) Radio siaran bersifat langsung. Makna langsung sebagai sifat radio siaran adalah bahwa
suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 206 http://romidwisyahri95.blogspot.com
2) Radio siaran menembus jarak dan rintangan. Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu
suatu pesan diucapkan seorang penyiar atau orator, pada saat itu juga dapat diterima oleh
khalayak. Bagi radio tiada pula jarak ruang, seberapapun jauhnya sasaran yang dituju
radio dapat mencapainya. Daerah-daerah yang terbatas oleh gunung, lembah, padang
pasir, ataupun samudra sekalipun tidak menjadi suatu halangan bagi siaran radio. Suatu
pesan yang disiarkan dari suatu tempat di suatu negara dapat disampaikan secara seketika
di tempat lain, Negara lain dan benua lain.
3) Radio siaran mengandung daya tarik. Sebelum pesawat televisi muncul sebagai
pelengkap rumah tangga, sekitar tahun limapuluh-an, pada waktu itu hanya terdapat dua
jenis media massa yaitu surat kabar atau majalah dan radio. Radio mempunyai unsur daya
tarik tersendiri karena ada tiga hal yang menyebabkannya demikian, antara lain :
a) Kata-kata lisan (spoken words)
b) Musik (music)
c) Efek suara (sound efek)
Berkaitan dengan ketiga hal diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kata-kata lisan
dapat membangun efek theatre of mind. Radio hanya menempilkan suara, bisa menumbuhkan
akibat lain bagi pendengarnya, yaitu imajinasi. Imajinasi yang biasanya muncul di benak
pendengar adalah permainan sound effect yang bisa menciptakan suasana visual pendengarnya.
Selain itu pengaturan musik pada siaran radio diharapkan dapat lebih memikat
pendengarnya mengingat radio adalah media selintas dengar maka penyampaian informasinya
harus banyak menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siapapun yang mendengarnya.
Bahkan penggunaan bahasa ilmiah harus segera diikuti bahasa awam.
Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan,
kalaupun ada lambang-lambang nonverbal yang digunakan jumlahnya sangat minim, misalnya
tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegraf atau bunyi
salah satu alat musik. Dengan dihiasi musik dan didukung dengan efek suara yang menarik maka
kemasan acara yang disajikan oleh radio menjadi lebih menarik dan radio terkesan menjadi lebih
hidup.
Menurut Dodi Mawardi, ada sembilan karakteristik media radio yaitu :
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 207 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Theater of Mind (Media radio memiliki kemampuan untuk mengembangkan imajinasi
pendengar).
Personal (Media radio mampu menyentuh pribadi pendengar).
Sound Only (Media radio hanya menggunakan suara dalam menyajikan informasinya).
At Once (Media radio dapat diakses cepat dan seketika).
Heard Once (Media radio di dengar secara sepintas).
Secondary Medium Half Ears Media (Media radio bisa menjadi teman dalam
beraktifitas).
Mobile / Portable (Media radio mudah dibawa kemana saja).
Local (Media radio bersifat lokal, hanya di daerah yang ada frekuensinya).
Linear (Media radio tersusun secara sistematis).
D. Kelebihan dan Kelemahan Radio
Kelebihan radio menurut Munthe (1996 : 12), yaitu :
1. Lambang komunikasi radio bersifat auditif. Karenanya radio tidak menuntut pasarnya
untuk memiliki kemampuan membaca, tidaknmenuntut kemampuan melihat, melainkan
sekedar kemampuan mendengar.
2. Radio mempunyai kemampuan daya tangkap yang tinggi, meskipun pesawatnya
berukuran kecil, serta harganya relatif murah. Sehingga orang dapat membawanya
kemana-mana, mendengarnya dimana-mana. Jadi siapa saja, kapan saja, dimana saja,
mengenai apa saja, orang bisa mendengarkan acara siaran radio. Karenanya pemakaian
radio telah memasyarakat, mulai dari kalangan paling bawah hingga kalangan tingkat
atas.
3. Penggunaan radio amat praktis, hanya tinggal memutar tuning pengubah gelombang dan
mencari siaran yang memenuhi seleranya.
4. Ketika mendengarkan radio, seseorang dapat sambil mengerjakan aktivitas lainnya.
5. Radio memiliki kelebihan dalam kecepatan menyampaikan pesan dibanding media massa
lain seperti Televisi, Surat Kabar. Pesan yang disampaikan melalui radio akan sampai ke
pendengar sesaat setelah diudarakan, secara serentak pada waktu bersamaan diberbagai
penjuru.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 208 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Media radio juga mempunyai beberapa kelemahan yang harus diperhatikan agar media ini
semakin perfect. Kelemahan tersebut antara lain:
1. Karena sifatnya yang auditif, dalam penggunaan media ini harus benar-benar konsentrasi
khususnya indera pendengaran kita karena hanya sekilas saja, tidak ada siaran ulang.
2. Media ini belum mampu untuk menyajikan hal-hal yang sifatnya kompleks seperti
rumus-rumus matematika, fisika, dan kimia sehingga kurang efektif jika diterapkan pada
materi yang sifatnya berhitung.
3. Materi yang disajikan kurang mendalam. Radio sangat sukar menyiarkan acara-acara
yang banyak ragamnya. Hal ini terjadi karena alat pendengaran manusia lebih rendah
daya tangkapnya daripada alat penglihatan.
4. Tidak dapat diterapkan pada audience yang mengalami gangguan dengan pendengaran,
karena radio membutuhkan konsentrasi yang cukup pada indera pendengar.
E. Diklat guru SD melalui siaran radio pendidikan
a. Latar Belakang
Masalah guru SD masih belum terpecahkan. Penyebaran guru yang tidak merata yang
mengakibatkan menumpuknya guru di suatu daerah dan terjadinya kekurangan guru di daerah
lain, terutama di daerah pedalaman dan daerah terpencil, banyaknya guru yang kurang layak
berkenaan dengan latar belakang pendidikannya, serta tidak meratanya kesempatan memperoleh
pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme maupun kualifikasi guru, masih perlu di
fikirkan pemecahannya. Berbagai masalah tersebut menyebabkan rendahnya mutu guru SD yang
pada gilirannya berakibat pada rendahnya mutu pendidikan.
Namun mengingat besarya jumlah guru SD dan adnya keterbatasan pembiayaan oleh
pemerintah. Program penyetaraan D-II guru SD mengalami berbagai kendala, antara lain terlalau
sedikitnya jumlah guru yang terlayani oleh program tersebut setiap tahunnya. Akibatnya guru
yang belum memiliki kesempatan untuk mengikuti Program Penyetaraan D-II terpaksa
menunggu sangat lama untuk mendapatkan beasiswa dan menjadi mahasiswa Program
Penyetaraan D-II. Sementara itu pemecahan lain dengan memberikan kesempatan membiayai
diri sendiri tidak mampu mengatasi masalah ini karena ketidakmampuan guru dalam bidang
ekonomi.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 209 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Ada dua hal yang mendukung dipilihnya pemanfaatan media radio sebagai upaya diklat
bagi guru SD yang belum mendapatkan kesempatan mengikuti Program Penyetaraan D-II:
Pertama ialah adanya pengalaman pusat teknologi komunikasi pendidikan dan
kebudayaan (Pustekkom Dikbud) yang sejak 1977 telah melakukan siaran radio pendidikan di 12
provinsi, walaupun belum bisa mencapai hasil seperti apa yang di harapkan. Salah satu
penyebabnya ialah kondisi ekonomi guru SD, terutama yang tinggal di daerah terpencil,
memprihatinkan. Kondisi itu tentu saja mempengaruhi minat mereka untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuaanya. Mereka akan mengutamakan kegiatan yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan pokok terlebih dahulu. Ini tercermmin dari berbagai kendala yang di
temukan dalam penyelenggaraan siaran radio pendidikan yang diselenggarakan Pustekkom
tersebut.
Alasan kedua, pilihannya radio sebagai media ialah adanya kerjasama antara Departemen
Penerangan dengan Departeman Pendidikan dan Kebudayaan yang di tuangkaan dalam
keputusan bersama antara direktur jendral radio dengan, televisi, dan film Nomor
08/KEP/DIRJEN/RTF/1977 dengan kepala badan penelitian dan pengembangan pendidikan dan
kebudayaan Nomor 12/KEP/DIKRAD/1998 dengan kepala pustekkom dikbud Nomor
0491/G6/LL/1998 tentang kelompok kerja penyelemggaraan siaran radio pendidikan dan
kebudayaan program nasional. Dengan adanya naskah kerjasama tersebut, maka penyiaran
program siaran radio pendidikan sepenuhnya mandapat dukungan dari direktorat radio yang
membawahi Radio Republik Indonesia sseluruh Indonesia.
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan SRP adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
pendidikan, khususnya pendidikan dasar dengan mengintegrasikan penerapan media
dan teknologi komunikasi secara terencana dan terarahsebagai suatu sub-sistem
dalam system pendidikan dasar
2. Tujuan
Meningkatkan mutu sikap pengetahuan dan kemampuan professional guru
dan calon guru SD
Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan
Memperkaya sumber belajar
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 210 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Melaksanakan berbagai penerangan pendidikan
Membantu terciptanya prinsip belajar seumur hidup dan masyarakat gemar
belajar.
c. Sasaran
Sasaran utama program diklat SRP adalah guru-guru SD dan madrasah
ibtidaiyahyang tinggal dan bertugas di daerah terpencil yang secara geografis sullit
transportasi dan komunikasinya. Dengan kesediaan tinggal dan mengabdikan diri di
daerah terpencil, guru itu telah teruji dan terbukti memiliki dedikasi dan loyalitas
tinggidalam menjalankan tugasnya.
d. Materi Pembelajaran
Mengingat bahwa tujuan program diklat SRP adalah untuk mendukung upaya
peningkatan kualifikasi guru SD menjadi setara D-II PGSD. Dengan demikian
diharapkan para peserta diklat SRP telah terbiasa belajar mandiri dan telah mengenal
materi program penyetaraan D-II PGSD sehingga apabila nantinya mendapatkan
kesempatan mengikuti program penyetaraan D-II PGSD, mereka tidak akan
mengalami kesulitan dan mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga dapat
menyelesaikan studinya tepat waktu.
e. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar, yang selanjutnya disebut penilaian, dilakukan untuk
mengukur kemampuan peserta dalam memahami materi pembelajaran yang
disampaikan selama satu paket. Dengan demikian, penilaian dilakukansetiap akhir
paket atau enam bulan sekalisehingga untuk keseluruhan paket ssetiap peserta harus
mengikuti enam kali penilaian. Peserta yang lulus berhak mendapatkan Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) yang ditandatangani oleh coordinator
administrasi Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan selaku Ketua
Panitia Penilaian Daerah.
f. Penilaian Penyelenggaraan Program
Penilaian terhadap penyelenggaraan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
program diklat SRP dilakukan untuk mengetahui sampai dimana setiap komponen
dan mekanisme penyelenggaraan dapat berjalan sebagaimana yang telah
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 211 http://romidwisyahri95.blogspot.com
direncanakan. Penilaian ini dilakukan secara bersama-sama antara Dikgutentis
dan Pustekkom Dikbud. Kegiatan penilaian dilakukan terhadap seluruh komponen
organisasi penyelenggaraan program diklat SRP di daerah, dari tingkat provinsi
secara menyeluruh. Penilaian terhadap penyelenggaraan program ini dilakukan
setahun sekali. Hasil dari penilaian ini digunakan sebagai bahan untuk perbaikan
dan penyempurnaan system penyelenggaraan program diklatSRP, baik bagi pihak
Dit. Dikgutentis maupun pustekkom dikbud.
F. Tujuan dan Sasaran Siaran Radio Pendidikan
Secara umum, tujuan penataran guru SD melalui siaran radio pendidikan adalah untuk
menunjang pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dengan mengintegrasikan
penerapan media dan teknologi komunikasi secara terencana dan terarah sebagai suatu sub
sistem dalam pendidikan dasar.
Secara khusus, siaran radio untuk penataran guru SD dimaksudkan untuk:
g. Meningkatkan mutu pengetahuan dan kemampuan profesional guru dan calon guru
SD
h. Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan
i. Memperkaya sumber belajar
j. Membantu terciptanya prinsip belajar seumur hidup dan masyarakat gemar belajar.
Sasaran program ini adalah guru SD terutama yang berada di daerah terpencil di sebelas
propinsi, yaitu Irian Jaya, Maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT, NTB,
Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan termasuk dua propinsi daerah
eksperimen yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
G. Strategi Siaran pendidikan
Materi penataran disajikan melalui media radio yang disiarkan oleh RRI daerah, Radio
Pemerintah Daerah (RPD), dan Radio Swasta Niaga (RSN) setiap pagi hari dan sore harinya
siaran ulang, selama enam hari dalam seminggu. Sementara setiap minggu disiarkan program
lokal yang berisi jawaban-jawaban umpan balik dari para guru. Di setiap SD, dibentuk kelompok
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 212 http://romidwisyahri95.blogspot.com
belajar (pendengar) yang terdiri dari guru-guru SD atau kelompok yang lebih besar dari SD yang
berdekatan.
Kelompok belajar ini diketuai oleh kepala sekolah. Seorang sekretaris yang dipilih dari
anggota kelompok belajar. Selain media radio, anggota kelompok belajar dilengkapi dengan
buku petunjuk pemanfaatan yang berisi bagaimana belajar melalui radio, persiapan yang perlu
dilakukan sebelum mendengarkan siaran, kegiatan selama mendengarkan, serta tugas yang harus
dilaksanakan setelah
mendengarkan siaran.
Dengan keterbatasan durasi siaran yang hanya sekitar 20 menit siaran per topik maka
para guru diberikan buku Bahan Penyerta (BP) siaran. BP tersebut berisi judul program
yangdisiarkan, tujuan umum dan khusus, serta ringkasan dari materi penataran.
Agar para guru tidak mengalami kesulitan pada saat mendengarkan siaran, pada BP
disajikan arti dari kata sulit, tugas setelah mendengarkan siaran, serta buku sumber. Pada sore
harinya guru dapat mendengarkan siaran ulang secara individual di rumah masing-masing.
D. TELEVISI EDUKASI
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang luas. Indonesia memiliki lebih dari 17.000
pulau. Di pulau - pulau inilah tersimpan potensi sumber daya manusia yang diperlukan bagi
kemajuan bangsa. Oleh karena itu perlulah di buat sebuah pendidikan yang layak. Untuk itu
dibangun berbagai sarana dan diadakan berbagai buku agar seluruh rakyat dapat menikmati
pendidikan.
Namun karena wilayah yang begitu luas maka proses pembangunan berjalan dengan
lambat, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu memanfaatkan perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi.
Maka dengan itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan
kepada Pustekkom sebagai unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan
untuk melakukan persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung
peningkatan dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom melaksanakan
pengembangan dan produksi program-program media televisi pendidikan. Hingga tahun 2007
program televisi yang telah diproduksi mencapai jumlah 5.163 judul.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 213 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Untuk merealisasikan siaran televisi pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom
melakukan kerjasama di bidang penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program
yang disiarkan sangat popular saat itu, yaitu serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Namun kerjasama
tersebut tidak dapat berlanjut karena adanya perbedaan-perbedaan dalam aspek kebijakan dan
teknis.
Pada tahun 1990-1995, Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan
Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang
sebagai televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil,
namun harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah stasiun
televisi komersial.
Untuk keperluan koordinasi dalam manajemen pendidikan antara pusat dengan Dinas
Provinsi (waktu itu kanwil), maka pada tahun 1994-1995 diadakan teleconverence antara
Menteri Pendidikan Nasional dengan seluruh Dinas Pendidikan Provinsi di Indonesia.
Bahkan pada 2 Mei 1994 dalam rangka hari Pendidikan Nasional diadakan teleconverence antara
Wakil Presiden (Tri Sutrisno) di Yogyakarta dengan 4 Dinas Pendidikan. Pada tahun 1996 -
1998 Pustekkom juga pernah bekerjasama dengan Cakra-warta (Indovision) menyiarkan siaran
pendidikan di Quick Channel.
Menyadari begitu pentingnya siaran televisi pendidikan bagi bangsa Indonesia, sesuai
amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 2003, Depdiknas
(Pus. tekkom) mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus
menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar meresmikan
Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE).
B. Pengertian TV Edukasi
Televisi Edukasi (TVE) adalah stasiun TV yang mengkhususkan diri pada siaran
pendidikan. TV edukasi adalah salah satu stasiun televisi yang dimiliki oleh Pusat Teknologi
Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional. Siaran televisi
pendidikan dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia dan telah disiarkan oleh TVE, TVRI
dan televisi swasta lainnya. Penyelenggaraan siaran televisi pendidikan merupakan salah satu
strategi untuk memperbaiki kondisi dunia pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 214 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Sejalan dengan hal di atas Pustekkom pada tahun 2004 sampai dengan 2005 telah merintis
lokasi pemanfaatan siaran di 260 lokasi yang meliputi SMP, termasuk SMP terbuka dan SMA
Terbuka. Pada tahun 2006 Depdiknas juga telah membagikan perangkat penerima siaran Televisi
Edukasi kepada 28.376 SMP/MTs di Indonesia yang berada di Kabupaten pada 33 propinsi.
Sedangkan pada akhir tahun 2007 Pustekkom Depdiknas telah membagikan ke SMP/MTs di kota
seluruh Indonesia televisi, DVD player, parabola dan genset (bagi daerah terpencil) untuk
memanfaatkan siaran TVE.
Televisi sebagai alat pendidikan
Televisi merupakan alat yang digunakan sebagai sarana komunikasi searah yang sangat
efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan. Televisi dianggap sebagai media
pembelajaran yang efektif dan menarik, karena alat ini dapat merekam dan menangkap objek
gambar hidup yang sebenarnya, dari tempat yang jauh dapat dilihat dan dinikmati oleh pemirsa
seolah-olah kejadian itu berada didepan matanya. Dengan menyadari bahwa televisi menjadi
sebuah alat yang sangat potensi untuk memberikan informasi dan sekaligus sebagai alat
pembelajaran kepada setiap yang menikmati, maka program penyiaran dan pertunjukannya
haruslah dikemas dengan berpedoman etika dan nilai-nilai budaya yang positif.
Perkembangan jaringan penyiaran lewat televisi, sejalan dengan perkembangan peradaban
zaman yang begitu pesat, maka informasi dari tempat yang jauh, bahkan dari manca negara
sekalipun dalam waktu sekejap dapat dilihat dan diikuti perkembangannya. Dengan jaringan
komunikasi dan informasiyang mudah dan efektif untuk penyampaian pesan, maka dunia
pendidikan seharusnya juga ikut mengambil peran dalam penanganan media televisi ini sebagai
pusat sumber belajar. Artinya, para perencana dan praktisi pendidikan tidak hanya sebagai
penonton dari luar arena program pertelevisian indonesia. Tapi ikut ambil bagian penayangan
program kependidikan yang dikemas untuk kepentingan pembinaan ahlak, moral dan nilai-nilai
budaya indonesia.
Rancangan program TV
Dengan memperhatikan media TV sangat bermanfaat dan diperlukan sekali dalam proses
pembelajaran, namun pada sisi lain sarana tersebut belum mampu dijangkau untuk dilaksanakan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 215 http://romidwisyahri95.blogspot.com
didalam sistem pendidikan, maka untuk mewujudkan kebijakan seperti , guru berupaya untuk
merancang program pembelajaran yang membutuhkan media TV, dengan cara:
1. Memberikan arahan yang jelas kepada peserta didik untuk dapat melihat program TV
yang ada nilai-nilai pendidikan yang bersifat positif.
2. Membimbing peserta didik untuk memilih program acara yang sesuai dengan tingkat
umur dan kejiwaanya.
3. Memberikan pemahaman tentang program tayangan TV yang ada relevansinya dengan
program pendidikan yang diajarkan disekolahan.
4. Memberi tugas kepada peserta didik untuk mencatat atau mengidentifikasi program-
program acara TV yang bernilai edukasi(pendidikan).
5. Memberi tugas untuk menganti atau menonton program tayangan yang sesuai dengan
nilai-nilai yang dikembangkan disekolah, misalnya berita, dialog interaktif, profil tokoh,
dan sejenisnya, kemudian berakhir dengan membuat laporan pengamatan.
6. Membekali sikap mental peserta didik untuk tidak meniru setiap perilaku tokoh atau
bintang film atau penyanyi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya ketimuran.
Karakteristik Media Televisi.Setiap media komunikasi pasti memiliki karakteristik tertentu.
Tidak ada satu media pun yang dapat di pergunakan untuk memenuhi segala macam tujuan
komunikasi. Beberapa karakteristik media televisi adalah sebagai berikut:
1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan
pendengaran manusia.
2. Dapat menghadirkan objek yang amat kecil atau besar, berbahaya, atau yang langka.
3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.
4. Dapat dikatakan ―meniadakan‖ perbedaan jarak dan waktu.
5. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik.
6. Dapat mengkoordinasi pemanfaatan berbagai media lain, seperti film, foto, dan gambar
dengan baik.
7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak menyebarluaskannya dengan
cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.
8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.
9. Membangkitkan perasaan intim atau media personal.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 216 http://romidwisyahri95.blogspot.com
10. Memiliki sifat masal
11. Penyajian materi pelajaran lebih jelas dan menarik, karena adanya kombinasi teknologi
audio dan visual.
12. Memberikan layanan pendidikan untuk semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan.
13. Media pembelajaran yang by desaign (berbasis kurikulum).
14. Penyajian program dikemas secara menyenangkan, santun, dan mencerdaskan.
15. Dapat diakses melalui satelit (parabola).
Manfaat dan Tujuan Televisi Pendidikan
A. Tujuan TVE
1) Memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan
nasional.
2) TVE diharapkan akan mampu memberikan layanan pendidikan khusus bagi para siswa
pendidikan dasar (TK-PT), terutama di daerah-daerah pinggiran dan terpencil yang tidak
mampu dijangkau oleh layanan pendidikan secara konvensional.
3) untuk menunjang program penuntasan wajib belajar.
4) Membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.
5) Membantu mewujudkan hak semua warga negara Indonesia untuk memperoleh
pengajaran,
6) Mempunyai misi untuk mewujudkan manusia – manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama – sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa,
B. Manfaat TVE
Manfaat TVE yaitu :
1) Menunjang program penuntasan wajib belajar.
2) Memberikan layanan pendidikan terutama di daerah terpencil.
3) Mengatasi perbedaan kealitas tenaga pengajar.
4) Menyediakan bahan ajar bermutu.
5) Memotivasi siswa dalam belajar.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 217 http://romidwisyahri95.blogspot.com
6) Televisi dapat memberikan kejadian – kejadian yang sebenarnya pada saat suatu
peristiwa terjadi dengan di sertai komentar penyiarnya,
7) Televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat,
8) Televisi dengan gambar audio visual sangat membantu dalam mengembangkan daya
kreasi,
9) Menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran
masyrakat,
10) .Memberikan pesan yang dapat diteima secara lebih merata oleh peserta didik
11) .Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses,
12) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,
13) Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan,
14) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap peserta didik.
C. Pemanfaatan TVE
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program siaran TVE yang sejauh ini telah
dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
1) Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan
Siaran TVE secara langsung). Dimana agar pembelajaran selaras dengan jam tayang
TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet, atau melalui
situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat merelay siaran dari TVRI, karena
TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI, program TVE yang ditayangkan
adalah diprioritaskan pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa
Inggris untuk peserta didik SMP dan MTs.
2) Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan. Berdasarkan jadwal tayangan siaran TVE
yang ada, guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TVE
tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu. Peserta didik dapat melaksanakan
tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan maupun dalam bentuk
kelompok kecil. Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya memberikan
format laporan hasil penugasan disertai penjelasan seperlunya. Guru juga
menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara-cara
penyajiannya di kelas.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 218 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk
manyajikan hasil tugas yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya. Peserta didik
yang belum mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk
mengkaji dan memberikan pendapat, tanggapan atau komentar. Melalui aktivitas
pembelajaran yang demikian ini, peserta didik dilatih menyusun bahan presentasi,
memberikan pendapat, tanggapan atau komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi,
dan membuat rangkuman/kesimpulan. Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan
arahan atau hal-hal yang dinilai penting untuk pengembangan kemampuan peserta didik.
3) Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong. Apabila guru
berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru piket atau guru serumpun dapat mengisi
jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE. Intinya adalah bahwa
peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir
misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya.
Guru piket atau guru serumpun tinggal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
mengikuti RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang
selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru pengganti (guru piket atau guru
serumpun) dapat mencatatnya dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang
bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.
Program Siaran Televisi Edukasi
Jenis-jenis materi siaran televisi edukasi yaitu :
a) Formal
TK siarannya : Pengetahuan, Moral (Story Telling)
SD siarannya : Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS
dan PPKN.
SMP siarannya : Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,
Ekonomi, Penjas, Geografi, Fisika, Biologi, dan Seni.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 219 http://romidwisyahri95.blogspot.com
SMA, siarannya : Biologi, Kimia, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris.
b) Nonformal
Siaran nonformal yaitu untuk Paket B, paket C, dan keterampilan atau kursus.
c) Informal
Siaran informal berupa pentas dongeng, Lensa Siswa (Lensis), Ungkapan
Budaya, Dokumentasi, Sinema Elektronik (sinetron), Fisika itu asyik, dan lain-
lain.
d) Informasi Pendidikan
Siarannya berupa Straigh News, Featur, dan lain-lain.
e) Strategi pengembangan TV pendidikan
Dalam buku menyemai benih teknologi pendidikan (2007:419) kita mengenal
beberapa strategi pengembangan penggunaan media massa:
1. Strategi perintisan/percontohan
Merupakan cara yang dilakukan dengan menciptakan suatu model yang
terbatas yang diawasi secara cermat terlebih dahulu. Strategi ini memang
mempunyai landasan ilmiah yang lebih mantap karena berbagai
komponen pengembangan dicobakan, dinilai, dan disempurnakan.
2. Strategi penahapan
Strategi ini dilakukan bilamana semua data telah dapat diketahui. Strategi
ini sesuai dengan konsep pendidikan diatas yaitu tiap mata acara
diusahakan dalam bentuk paket. Proses yang dilakukan selangkah demi
selangkah. Misalkan saja mata pelajaran bahasa indonesia. Dimulai
tentang topik cara membaca cepat, setelah materi yang diberikan selesai
baru dilanjutkan dengan topic yang lainnya.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 220 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Selain dengan cara diatas TV Edukasi juga melakukan kerja sama dengan TV lokal. Diantaranya
adalah:
PKTV
Fa
jar TV
BMS TV
Ruai TV
Jimbarwana TV
Megaswara TV
Banten TV
TV5D
Jember TV
Bengkulu TV
TV Anak Spacetoon (Sekarang NET)
Siger TV
Mitra Vision
Ira Vision
Telkom Vision
Jogja Medianet
TVE Magelang
TVE Situbondo
Favorit TV
Kepri Cyber School (KCS TV)
Tasik TVC
Adi TV Jogja
Palembang TV (Pal TV)
Celebes TV
Agung TV Bukittingi (mantan
jaringan SINDOtv)
Pontianak Channel
TVKU
SINDOtv Malang
SINDOtv Mataram
Polonia TV
TV9 Surabaya
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 221 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Skynindo
Bali TV
TVE Kediri
TVE Medan
TVRI
Mandala News TV
Meg TV Bondowoso
Arek TV Surabaya
Jadwal siaran TVE :
1) TVE saluran 1
a) Parabola : Senin s/d Sabtu 24 jam. Minggu dan hari libur. 05.00 17.00-WIB
b) TVRI : Senin s/d Jumat 07.00 – 08.00 WIB dan 14.00 – 15.00 WIB.
c) TV Lokal : sesuai jadwal TV lokal
d) TV kabel : 24 jam
2) TVE saluran 2
a) Parabola : Senin s/d Sabtu, 12.00 – 20.00 WIB. Minggu dan hari libur, 12.00 – 17.00
WIB
b) TV Kabel :8 jam
Proses kerja sama yang dilakukan adalah dengan penggabungan program. Jadi TV Edukasi
dapat menyiarkan programnya pada TV yang lain.
Implementasi Televisi Pendidikan dengan PAI
Teknologi televisi penyiaran bisa sangat bermanfaat bagi guru di ruang kelas dengan
mempertimbangkan kebutuhan para siswa,menggunakan televise penyiaran mungkin efektif bagi
penyediaan kesempatan belajar jarak jauh. Selanjutnya banyak operator kabel memberikan
sekolah-sekolah pemrograman khusus,panduan guru,dan bahkan layanan computer khusus.
Banyak sumber program yang tersedia via kabel tidak terpancar ulang dari penyiaran, tetapi
hanya dipancarkan hanya menggunakan kabel. Sejumlah cara seperti ini menawarkan
pemrograman berkualitas tinggi yang cocok digunakan di sekolah.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 222 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI), televisi
pendidikan bermanfaat untuk menghemat waktu pembelajaran contohnya ketika seorang anak
bisa mempraktekkan tata cara berwudhu dirumah setelah melihat secara langsung praktek
berwudhu yang ditayangkan di televisi. Anak akan lebih menangkap keterangan yang didapat
melalui televisi karena televisi tentunya menghadirkan tidak hanya dalam bentuk suara namun
juga dilengkapi dengan gambar serta visualisasinya.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PESAN PEMBELAJARAN LEWAT TELEVISI
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk
berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran tersebut sama seperti mereka yang
mempelajarinya melalui tatap muka dengan guru kelas. Meskipun televisi memiliki ber bagai
kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran, televisi juga mempunyai kelemahan
seperti berikut ini :
A. Kelebihan
1. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar
diam,film,objek,spesimen,drama.
2. Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
3. Televisi dapat membawa dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti orang,
tempat-tempat,dan peristiwa-peristiwa,melalui penyiaran langsung atau rekaman.
4. Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar
sendiri.
5. Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa
dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
6. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia
nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain.
7. Televisi dapat menghemat waktu guru dan siswa, misalnya dengan merekam
siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika diperlukan tanpa harus
melakukan proses itu kembali. Disamping itu, televisi merupakan cara yang
ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar siswa pada lokasi yang berbeda-beda
untuk penyajian yang bersamaan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 223 http://romidwisyahri95.blogspot.com
8. Televisi dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua
bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan
dicapai.
9. Televisi merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh
anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar
sekolah mereka.
10. Televisi sifatnya langsung dan nyata. Dengan televisi siswa tahu kejadian-
kejadian mutakhir, mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang
besar/terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara.
11. Hampir setiap mata pelajaran bisa di televisikan
12. Televisi dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal
mengajar.
B. Kelemahan
1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk
memahami pesa-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi
semua siswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan
guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.
6. Harga pesawat TV relatif murah.
7. Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah
sering kali sulit disesuaikan.
8. Program di luar kontrol guru, dan
9. Besarnya gambar dilayar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah
siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 224 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Media televisi selain sebagai media massa, kita menganal adanya program Televisi Siaran
Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu media distribusi TV,
alat pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel.
PKP (Pendekatan Keterampilan Proses) dan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Pengertian CBSA
CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Rasionalisasi CBSA dalam pembelajaran
Rasional atau dasar pemikiran dan alasan usaha peningkatan CBSA dapat ditinjau kembali
pada hakikat CBSA dan tujuan pendekatan itu sendiri. Dengan cara demikian pembelajar dapat
diketahui potensi, tendensi dan terbentuknya pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dimilikinya. Pada dasarnya dapat diketahui bahwa baik pembelajar. materi pelajaran, cara
penyajian atau disebut juga pendekatan-pendekatan berkembang.
Gage dan Berliner secara sederhana mengungkapkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses yang mebuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman yang diperolehnya. Dengan demikian, dalam belajar orang tidak mungkin
melimpahkan tugas-tugas belajarnya kepada orang lain. Orang belajar adalah orang yang
mengalami sendiri proses belajar.
Bertolak dari pemikiran-pemikiran yang terkandung dalam konsep belajar seumur hidup dan
konsep belajar serta kenyataan proses pembelajaran, maka peningkatan penerapan CBSA
merupakan kebutuhan yang harus segera terpenuhi. Dengan penerapan CBSA, siswa diharapkan
akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang
dimilikinya secara penuh. Di sisi lain, guru diharapkan bekerja secara profesional, guru dapat
merekayasa sistem pembelajaran yang mereka laksanakan secara sistematis, dengan pemikiran
mengapa dan bagaimana menyelenggarakan kegiatan pembelajaran aktif (Raka Joni, 1992:11).
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 225 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Sehingga di kemudian hari penerapan CBSA pada gilirannya akan mencetak guru-guru yang
potensial dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan alam dan sosial budaya.
Dimensi-dimensi CBSA
a. Dimensi subjek didik
Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-
dorongan yang ada pada siswa dalam proses belajar-mengajar.
Keberanian tersebut terwujud karena memang direncanakan oleh guru,
misalnya dengan format mengajar melalui diskusi kelompok, dimana
siswa tanpa ragu-ragu mengeluarkani pendapat.
Keberanian untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam
persiapan maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar-mengajar maupun
tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal terwujud bila guru
bersikap demokratis.
Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat
mencapai suatu keberhasilan tertentu yang memang dirancang oleh guru.
Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat
mencapai suatu keberhasilan tertentu, yang memang dirancang oleh guru.
Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa merasa ada tekanan dan
siapapun termasuk guru.
b. Dimensi Guru
Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatka
kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar-
mengajar.
Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai inovator dan
motivator.
Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajar-mengajar.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 226 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara
serta tingkat kemampuan masing-masing.
Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar
serta penggunaan multi media.
Kemampuan mi akan menimbulkan lingkuñgan belajar yang merangsang
siswa untuk mencapai tujuan.
c. Dimensi Program
Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan,
minat serta kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting
diperhatikan guru. Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan
konsep maupun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar. Program yang
fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
d. Dimensi situasi belajar-mengajar
Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat,
bersahabat, antara guru-siswa maupun antara siswa sendiri dalam proses
belajar-mengajar.
Adanya suasana gembira dan bergairah pada siswa dalam proses belajar-
mengajar.
Manfaat CBSA
1. untuk mengantarkan siswa ke kedewasaan dalam arti perkembangan yang optimal.
Perkembangan yang optimal mempunyaiarti yang luas, yaitu pertama-tama peserta
didik mengembangkan segalapotensi yang ada padanya sehingga dapat mencapai
kepuasan diri yangsepenuhnya.
2. Peran serta siswa dalam berbagai kegiatan belajar secara aktif akanmeningkat
keterlibatan mental siswa yang bersangkutan dalam rosesbelajar-mengajar
3. Kegiatan belajar mengajar dengan memberikan keleluasaan kepada siswa untuk
berkomunikasi dua arah itu memberikan peluang bagi guru untuk memperoleh bahkan
dalam rangka menilai keberhasilan pembelajaranyang dilaksanakan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 227 http://romidwisyahri95.blogspot.com
4. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru itu sendiri.
RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN CBSA
Hakikat CBSA adalah ketrlibatan intelektual-emosional siswa secara optimal dalam proses
pembelajaran; dan setiap proses pembelajaran memiliki kadar CBSA yang berbeda-beda.
Rambu-rambu CBSA adalah gejala-gelaja yang tampak pada perilaku siswa dan guru baik dalam
program maupun dalam proses pembelajaran. Rambu-rambu yang dimaksud adalah:
1.Kuantitas dan kualitas pengalaman yang membelajarkan.
2.Prakarsa dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan, dan
dorongan-dorongan yang ada pada dirinya.
3. Keberanian dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses
pembelajaran.
4.Usaha dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
5. Keingintahuan yang ada pada diri siswa.
6.Rasa lapang dan bebas yang ada pada diri siswa.
7.Kuantitas dan mualitas usaha yang dilakukan guru dalam membina dan
mendorong keaktifan siswa.
8. Kualitas guru sebagai inovator dan fasilitator.
9.Tingkat sikap guru yang tidak mendominasi dalam proses pembelajaran.
Rambu-rambu CBSA tersebut, akan dapat digunakan untuk m,engetahui kadar ke-CBSA-an
suatu proses pembelajaran apabila dirumuskan kembali ke dalam bentuk panduan observasi atau
instrumen lain.
Penerapan CBSA
Konsekuensi yang harus diterima dari adanya pembelajaran berdasarkan siswa ialah:
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 228 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1. Guru merupakan seorang pengelola (manager) dan perancang (designer) dari
pengalaman belajar.
2. Guru dan siswa menerima peran kerja sama (partnership).
3. Bahan-bahan pembelajaran dipilih berdasarkan kelayakannya.
4. Penting untuk melakukan identifikasi dan penuntasan syarat-syarat belajar (learning
requirements).
5. Siswa dilibatkan dalam pembelajaran.
6. Tujuan ditulis secara jelas.
7. Semua tujuan diukur/dites.
Konsekuensi tersebut menuntut guru agar guru memiliki khasanah pengetahuan yang luas
tentang teknik/cara penyampaian atau sistem penyampaian, dan guru juga harus memiliki kriteria
tertentu untuk memilih sistem penyampaian yang tepat untuk memberikan pengalaman belajar
kepada siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Menurut Ausubel (1978), untuk dapat melihat lebih jelas kadar ke-CBSA-an dan kebermaknaan
suatu proses pembelajaran, ada dua dimensi yang dapat dipertentangkan, yaitu:
1. kebermaknaan bahan dan/atau proses pembelajaran, terentang dari belajar hapalan tanpa
pemahaman (rote learning) sampai belajar penuh kebermaknaan (meaningfull learning).
2. modus-modus pembelajaran, diklasifikasikan menjadi belajar reseptif, belajar dengan
penemuan terbimbing, dan belajar dengan penemuan mandiri.
Ada prasyarat tertentu yang harus dimiliki oleh guru untuk meningkatkan kadar CBSA suatu
proses pembelajaran. Peningkatan kadar CBSA dari suatu proses pembelajaran berarti pula
mengarahkan proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa atau dengan kata lain
menciptakan pembelajaran berdasarkan siswa.
Untuk dapat mengolah dan merancang program pembelajaran dan proses, seorang guru
hendaknya mengenal faktor-faktor penentu kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor penentu
tersebut adalah:
1. Karakteristik tujuan, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang ingin
dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil kegiatan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 229 http://romidwisyahri95.blogspot.com
2. Karakteristik mata pelajaran / bidang studi, yang meliputi tujuan, isi pelajaran, urutan,
dan cara mempelajarinya.
3. Karakteristik siswa, mencakup karakteristik perilaku masukan kognitif dan afektif, usia,
jenis kelamin, dan yang lain.
4. Karakteristik lingkungan / setting pembalajaran, mencakup kuantitas dan kualitas
prasarana, alokasi jam pertemuan, dan yang lainnya.
5. Karakteristik guru, meliputi filosofinya tentang pendidikan dan pembelajaran,
kompetensinya dalam teknik pembelajaran, kebiasaannya, pengalaman pendidikannya,
dan yang lainnya .
Agar seorang guru mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang memiliki kadar
CBSA tinggi, maka dalam memilih dan menentukan teknik pembelajaran atau sistem
penyampaian hendaknya benar-benar mempertimbangkan kemanfaatan dari teknik pembelajaran
yang dipilihnya. Teknik pembelajaran yang dapat diartikan sebagai prosedur rutin atau suatu
cara yang telah ditentukan sebelumnya untuk menyampaikan pesan dengan bahan, alat, latar, dan
orang , pada akhirnya akan membentuk sistem instruksional. Oleh kareba itu pentingnya teknik
pembelajaran ini, maka pemanfaatan teknik pembelajaran itu hendaknya bersesuaian dengan
karakteristik, karakteristik guru, karakteristik tujuan, karakteristik mata pelajaran / bidang studi,
dan karakteristik bahan alat pembelajaran.
PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SEBAGAI BAGIAN DARI CBSA
1. Rasionalisasi Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pengajaran
Terdapat dua aspek penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu aspek hasil belajar yakni
perubahan perilaku pada diri siswa, dan aspek proses belajar yakni sejumlah pengalaman
intelektual, emosional, dan fisik pada diri siswa. Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran mengandung makna untuk meletakkan landasan bagi belajar seumur hidup. Tujuan
pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah
membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap bagi dirinya sendiri.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 230 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Kegiatan pengajaran seringkali didasarkan pada dua premis yang terkadang tidak diungkapkan
secara jelas, yaitu:
1. Premis pertama mengungkapkan bahwa siswa belajar sesuatu bukan karena hal
yang dipelajari menarik atau menyenangkan baginya, tetapi siswa belajar hanya
ingin menghindarkan diri dari ketidaksenangan bila ia tidak belajar.
2. Premis kedua mengungkapkan bahwa guru merupakan ‖motor penggerak‖ yang
membuat siswa terus-menerus belajar, dari pihak siswa tiada kegiatan belajar
spontan.
Adanya dua premis tersebut mengakibatkan kegiatan pembelajaran cenderung menjadi kegiatan
‖penjajahan‖ atau ‖penjinakan‖, daripada sebagai kegiatab pemanusiaan. Untuk mengidealkan
kegiatan pembelajaran di sekolah, salah satunya dengan penerapan Pendekatan Keterampilan
Proses (PKP), yang didasarkan pada hal berikut:
a. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perlu mengembangkan
keterampilan memperoleh dan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip
pada diri siswa.
b. Pengalaman intelektual, emosional, dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil
belajar yang optimal.
c. Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ilmu.
Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara pemrosesan dan
pemerolehan kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan.
2. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses dan Keterkaitannya dengan CBSA
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan
keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-
kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud, 1986 b:7).
PKP dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa.
Pendekatan keterampilan proses ini adalah:
1. PKP sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan
prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 231 http://romidwisyahri95.blogspot.com
2. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang itemukan dan
dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan
keterampilan proses pada diri siswa.
3. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep,
serta prinsip ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan
sikap dan nilai ilmuwan pada diri siswa.
PKP tidak mungkin dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran yang tidak menerapkan CBSA,
PKP berjalan secara optimal apabila kadar CBSA proses pembelajaran tinggi, dan sebaliknya.
Dengan kata lain, PKP berinteraksi secara timbal-balik dengan penerapan CBSA dalam proses
pembelajaran.
3. Jenis-Jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses
Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, yaitu terdiri dari:
1. Keterampilan dasar (basic skills), yang terdiri dari enam keterampilan, yakni:
mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan.
2. Keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills), terdiri dari: mengidentifikasi
variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan
hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian,
menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian,
dan melaksanakan eksperimen. (Funk, 1985: xiii)
Keterampilan proses tersbut dikelompokkan menjadi beberapa keterampilan proses, yaitu:
a. Mengamati
Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh
ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses yang lain. Mengamati memiliki dua sifat utama, yaitu sifat kualitatif
(apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan pancaindera untuk memperoleh informasi,
contoh: menentukan warna), dan sifat kuantitatif (apabila dalam pelaksanaannya selain
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 232 http://romidwisyahri95.blogspot.com
menggunakan pancaindra, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi khusus
dan tepat, contoh: menentukan suhu air yang mendidih dengan bantuan termometer)
b. Mengklasifikasikan
Merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat
khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.
Contoh: mengklasifikasikan cat berdasarkan warna.
c. Mengkomunikasikan
Dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu
pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. Contoh: mendiskusikan suatu
masalah, membuat laporan.
d. Mengukur
Yaitu membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Contohnya mengukur berat badan.
e. Memprediksi
Merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati. Contohnya
memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan
kendaraan yang kecepatannya tertentu.
f. Menyimpulkan
Dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau
peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Contoh: berdasarkan
pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa dapat
menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada oksigen.
Keterampilan proses terintegrasi pada hakikatnya merupakan keterampilan-ketrampilan yang
diperlukan untuk melakukan penelitian. Keterampilan terintegrasi tersebut ialah:
a. Mengenali variabel
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 233 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau konsep yang diberi
lebih dari satu nilai. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan hipotesis
penelitian. Ada dua macam varabel, yakni variabel termanipulasi (manipulated variabel, atau
variabel bebas, yaitu variabel yang dengan sengaja diubah-ubah dalam suatu situasi dan
diselidiki pengaruhnya), variabel hasil (responing variabel, atau variabel terikat, yaitu variabel
yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional dengan atau sebagai pengaruh
dari variabel bebas). Kegiatan untuk mengembangkannya di antaranya menentukan variabel
yang ada dalam suatu pernyataan.
b. Membuat tabel data
Fungsinya untuk menyajikan data yang diperlukan penelitian. Kegiatannya di antaranya adalah
membuat tabel frekuensi, membuat tabel silang.
c. Membuat Grafik
Adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang
datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu ditulis
sepanjang sumbu vertikal.
d. Menggambarkan hubungan antar-variabel
Dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antar-variabel termanipulasi
dengan variabel hasil/hubungan atara variabel-variabel yang sama. Kegiatannya antara lain
menggambrkan hubungan variabel timbal-balik, dan hubungan variabel simetris.
e. Mengumpulkan dan mengolah data
Adalah kemampuan memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain
dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara kuantitatif atau
kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis. Kegiatannya antara lain membuat instrumen
pengumpulan data, menentukan tingkat signifikansi hasil perhitungan.
f. Menganalisis penelitian
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 234 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan
terhadap unsur-unsur penelitian. Kegiatan untuk mengembangkannya antaranya mengenali
rumusan hipotesis.
g. Menyusun hipotesis
Sebagai kemampuan untuk menyatakan ‖dugaan yang dianggap benar‖ mengenai adanya suatu
faktor yang terdapat dalam satu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan
timbul. Kegiatannya antara lain menyusun hipotesis kerja, menyusun hipotesis nol.
h. Mendefinisikan variabel
Dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikn variabel beserta segala atribut sehingga
tidak menimbulkan penafsiran ganda. Kegiatan antaranya mengenal atribut variabel bebas.
i. Merancang penelitian
Sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan
direspons dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesis
yang diuji dan cara menujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan
dilaksanakan. Contoh kegiatannya adalah mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah
yang akan diteliti.
j. Bereksperimen
Sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta,
konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau
menolak ide-ide itu. Contoh kegiatannya adalah menguji kebenaran pernyataan bahwa semua zat
memuai bila terkena panas.
Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Untuk dapat menerapkan PKP dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan
memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran/bidang studi. Selain itu, kita
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 235 http://romidwisyahri95.blogspot.com
perlu menyadari bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat terjadi pengembangan lebih
dari satu macam keterampilan proses.
Mengingat keterampilan terintegrasi dalam PKP merupakan keterampilan melaksanakan suatu
kegiatan penelitian, maka penerapannya dalam pembelajaran hendaknya dilakukan dengan
urutan yang hierarkis. Dengan kata lain, sebelum satu keterampilan dikuasai siswa jangan
berpindah kepada keterampilan yang lainnya.
Kadar CBSA dalam Pembelajaran
Mc Keachie mengemukakan 7(tujuh) dimensi proses pembelajaran yang mengakibatkan
terjadinya kadar ke-CBSA-an.Adapun dimensi-dimensi yang dimaksud adalah:
a.Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran
b.Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.
c.Partisispasi siswa dalam kegiatan pembelajaran,terutama yang berbentuk interaksi antarsiswa.
d.Kekohesifan(kekompakan) kelas sebagai kelompok.
e.Kebebasan atau lebih tepat kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil
keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah,dan
f.Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa,baik yang
berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan sekolah/pembelajaran.
Kesadaran dan kesengajaan melibatkan diri dalam proses pembelajaran pada diri siswa
dan guru akan dapat memunculkan berbagai interaksi pembelajaran.Lindgren mengemukakan
4(empat) kemungkinan interaksi pembelajaran,yakni;
a. Interaksi satu arah,dimana guru bertindak sebagai penyampai pesan dan siswa penerima
pesan.
b. Interaksi dua arah antara guru-siswa,dimana guru memperoleh balikan dari siswa.
c. Interaksi dua arah antara guru-siswa,dimana guru mendapat balikan dari siswa. Selain
itu,siswa saling berinteraksi atau salin belajar satu sama lain.
d. Interaksi optimal antara guru-siswa,dan antara siswa-siswa.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 236 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Raka joni(1992:19-20) mengungkapkan bahwa sekolah yang CBSA dengan baik mempunyai
karakteristik berikut:
(1) Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa.
(2) Guru adalah pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar.
(3) Tujuan kegiatan tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis.
(4) Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa.
(5) Penilaian.
Kadar CBSA bergantung pada dan dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam
merencanakan,melaksanakan,dan menilai proses pembelajaran dan hasil pembelajaran.
E. CAI (Computer Assisted Instruction ) dan INTERNET
A. CAI(Computer Assisted Instruction)
Kemajuan teknologi modern adalah salah satu faktor yang turut menunjang keberhasilan
pendidikan. Peranan teknologi sangat berpengaruh pada proses penyampaian pesan terutama
dalam proses pendidikan. Media merupakan alat perantara untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Media dapat berfungsi untuk memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar
serta mempertinggi daya serap dan minat belajar siswa. Terdapat dua macam pembelajaran
berbasis komputer yaitu Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer Managed
Instruction (CMI). Dalam CAI, siswa berinteraksi langsung (online) dengan komputer sedangkan
CMI membantu guru dalam mengadministrasi proses pembalajaran dan siswa tidak online
dengan komputer.
CAI (Computer Assisted Instruction) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran yang
berbasis mikroposesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut.
Atau dengan kata lain, CAI adalah Semua materi atau aktivitas pembelajaran yang disajikan
melalui komputer. Dalam mode ini, komputer bisa menampilkan pembelajaran, menggunakan
berbagai jenis media (teks, gambar, suara, video), menyediakan aktivitas dan suasana
pembelajaran, kuis atau dengan menyediakan interaksi dari siswa, mengevaluasi jawaban siswa,
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 237 http://romidwisyahri95.blogspot.com
menyediakan umpan balik dan menentukan aktivitas tindak lanjut yang sesuai sehingga siswa
dapat berinteraksi secara aktif.
CAI dapat berbentuk tutorial, drills and practice, simulasi, dan permainan. Media pembelajaran
berbasis CAI ini memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan
animasi grafik (graphic animation). Media pembelajaran berbasis CAI ini juga mampu
memberikan balikan (feedback) sehingga siswa dapat aktif berinteraksi dengan media yang
diproduksi. Bentuk pembelajaran CAI yang diberikan adalah bentuk tutorial bercabang.
Dengan perkembangan multimedia komputer saat ini, wujud media pembelajaran tidak harus
secara fisik hadir di hadapan siswa. Menurut Mayub (2005:21), media pembelajaran ini bisa
dirancang dan dibuat dengan program yang sederhana dengan sistem multimedia yang baik,
penggunaannya mudah dan mobilitasnya tinggi.
CAI efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran baik mengajarkan prinsip dan suplemen. CAI
juga bertujuan membuat banyak waktu belajar atau membuat belajar lebih singkat.
Tipe-Tipe CAI
Ada lima tipe CAI yang sering dipergunakan ( Patterson, Strickland, 1986) yaitu :
1. Drill and Practice (Latihan dan Praktek). Tipe Drill and Practice menyajikan materi
pelajaran untuk dipelajari secara berulang. Tipe program ini adalah cocok dipergunakan
sewaktu pengajar menyajikan latihan soal dengan disertai umpan balik. Tipe perangkat
lunak ini sering kali dipergunakan untuk menambah pelajaran pada bidang matematika
atau faktual. Selama pelaksanaan latihan-latihan soal pada Drill and Practice, komputer
dapat menyimpan jawaban yang salah, laporan nilai, contoh jawaban yang salah dan
pengulangan dengan contoh-contoh masalah yang telah dijawab secara tidak benar.
2. Tutorial. Tipe Tutorial ini menyajikan materi yang telah diajarkan atau menyajikan
materi baru yang akan dipelajari. Pada program ini memberi kesempatan untuk
menambahkan materi pelajaran yang telah dipelajari ataupun yang belum dipelajari
sesuai dengan kurikulum yang ada. Tutorial yang baik adalah memberikan layar bantuan
untuk memberikan keterangan selanjutnya atau ilustrasi selanjutnya. Dan juga untuk
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 238 http://romidwisyahri95.blogspot.com
menerangkan segala informasi untuk menyajikan dan bagaimana menyajikannya. Ketika
kita mengevaluasi Tutorial, kita perlu untuk mengevaluasi jika Tutorial tidak hanya
menyajikan informasi tapi juga harus menerangkan jawaban-jawaban yang salah.
Sewaktu program ini menerangkan jawaban- jawaban yang salah, program ini harus
mempunyai kemampuan untuk melanjutkan pelajaran dari poin dengan memberi umpan
balik pada informasi yang salah dimengerti sebelum melanjutkan ke informasi baru.
3. Simulation (simulasi). Tipe simulasi memberikan kesempatan untuk menguji kemampuan
pada aplikasi nyata dengan menciptakan situasi yang mengikutsertakan siswa-siswa
untuk bertindak pada situasi tersebut. Simulasi dipergunakan untuk mengajar
pengetahuan prosedural seperti belajar bagaimana untuk menerbangkan pesawat atau
mengemudikan mobil. Program simulasi yang baik dapat memberikan suatu lingkungan
untuk situasi praktek yang tidak mungkin dapat dilakukan di ruang kelas atau mengurangi
resiko kecelakaan pada lingkungan sebenarnya.
4. Problem Solving (Memecahkan Masalah). Tipe Problem Solving menyajikan masalah-
masalah untuk siswa untuk menyelesaikannya berdasarkan kemampuan yang telah
mereka peroleh. Program ini memberikan aplikasi dasar strategi pemecahan masalah,
analisis akhir, mencari ruang permasalahan, dan inkubasi Program ini akan membantu
siswa untuk menciptakan dan mengembangkan strategi pemecahan masalah mereka.
5. Instructional/ Educational Games. Tipe Instructional atau Educational Games merupakan
program yang menciptakan kemampuan pada lingkungan permainan. Permainan
diberikan sebagai alat untuk memotivasi dan membuat siswa untuk melalui prosedur
permainan secara teliti untuk mengembangkan kemampuan mereka
A. Karakteristik CAI
1) Berdasarkan tujuan pembelajaran.
2) Sesuai dengan karakteristik siswa.
3) Memaksimalkan interaksi
4) Individualisasi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 239 http://romidwisyahri95.blogspot.com
5) Mempertahankan minat siswa
6) Pendekatan kepada siswa secara positif
7) Menyediakan bermacam-macam umpan balik
8) Sesuai dengan lingkungan pembelajaran
9) Mengevaluasi kinerja yang tepat
10) Menggunakan komputer dengan bijak
11) Berdasarkan pada prinsip disain instruksional
12) Telah dievaluasi secara mendalam
B. Kelebihan CAI
1) Meningkatkan interaksi
2) Individualisasi
3) Kelebihan secara administratif dan Biaya
4) Motivasi
5) Umpan balik segera/cepat
6) Mudah menyimpan data
7) Integritas pembelajaran
8) Kendali siswa
C. Kekurangan CAI
1) Perangkat Keras (Hardware) yang mahal
2) Kesulitan untuk mereview materi
3) Bergantung pada kemampuan membaca dan visual
4) Butuh keterampilan pengembangan tambahan
5) Waktu pengembangan yang lama
6) Terbatasnya belajar incidental
7) Persepsi hanya dari input yang telah terprogram
B. INTERNET
Sejarah internet perkembangan internet diawali dengan dibangunnya jaringan ARPANet
pada tahun 1969. ARPA (Advanced Research Project Agency) merupakan sebuah jaringan yang
dikembangakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang tugasnya untuk melakukan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 240 http://romidwisyahri95.blogspot.com
penelitian terhadap jaringan komputer dengan teknologi packet switching. Jaringan tersebut
semula hanya beranggotakan beberapa komputer di beberapa universitas di Amerika Serikat,
seperti University of California-Los Angeles dan Stanford Research Institute. Di awal
perkembangannya, jaringan tersebut hanya digunakan khusus untuk kalangan akademik dan
militer. Istilah internet sendiri muncul sekitar tahun 1983 dengan ditemukannya protocol TCP/IP
(Transmission Control Protocol/Intenet Protocol) yang memberikan sumbangan besar terhadap
perkembangan jaringan.
Internet merupakan salah satu produk teknologi informasi dan komunikasi yangcukup
banyak mempengaruhi berbagai sektor, termasuk pendidikan. Bahkan internet dianggap sebagai
dunia baru yang penuh pesona yang dapat memikat siapa saja yang Berinteraksi dengannya.
Yang dimanfaatkan oleh guru untuk dapat menawan hati para siswa untuk lebih gemar dan giat
belajar, begitu pula oleh staf administrasi pendidikan.Internet merupakan singkatan dari
Interconnected Network. Jika diterjemahkan secara langsung berarti jaringan yang saling
terhubung. Internet adalah gabungan jaringan komputer di seluruh dunia yang membentuk suatu
system jaringan formasi global. Semua komputer yang terhubung ke internet dapat mengakses
semua informasi yang terdapat di internet secara gratis. Internet dapat digunakan sebagai sarana
pertukaran informasi dari satu komputer ke komputer lain tanpa dibatasi oleh jarak fisik kedua
komputer tersebut. Peranan internet yang sangat penting adalah sebagai sumber data dan
informasi serta sebagai sarana pertukaran data dan informasi.
Internet dalam pembelajaran
Dengan kecanggihan internet memungkinkan seorang dosen atau guru tidak harus datang
ke kelas untuk menyampaikan materi tetapi cukup dilakukan melalui internet misalnya dengan
menggunakan teleconference. Internet bisa saja mengabaikan jarak, sehingga ketika kita butuh
informasi dariseorang pakar di luar negeri dengan segera kita dapatkan.
Pada akhirnya, pemanfaatan dan pengembangan internet menjadi suatu penunjang yang
sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Dengan pengaplikasian sebagaimana
dijelaskandiatas, maka kualitas pendidikan kita yang tertinggal jauh dengan negara lain
mempunyai peluang yang besar untuk bisa setara atau melebihi negara yang telah maju.
Keuntungan internet
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 241 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1) Penggunaan internet dewasa ini telah merambah ke berbagai kehidupan, baik di
bidang sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, politik, maupun pendidikan. Internet
sangat dibutuhkan dalam bertukar informasi dan berkomunikasi secara cepat tanpa
ada batasan wilayah, ruang dan waktu. Dengan internet semua pekerjaan menjadi
sangat mudah dan sangat efisien terhadap waktu. Internet juga bisa digunakan untuk
memperluas pengetahuan serta memperluas pergaulan kita sebagai makhluk sosial.
2) Penggunaan internet yang tepat akan sangat bermanfaat bagi kemajuan pemikiran
dan peradaban bagi bangsa yang selalu menginginkan perubahan ke arah positif.
Internet merupakan bagian dari teknologi informasI.
a) Efisiensi waktu
b) Komunikasi
c) Sistem publikasi web
d) Keseragaman informasi
e) Meningkatkan kerjasama
f) Efektifitas biaya
Kelemahan dari internet
a. Informasi yang salah atau tidak sesuai sehingga mengurangi efektifitasnya
b. Interaksi di intranet yang mungkin tidak bertanggung jawab
c. Perlu pelatihan khusus untuk anggota dalam menggunakan internet
d. Perlu tenaga ahli untuk membangun dan mengembangkan internet di sebuah organisasi
e. Bisa terjasi overload (data penuh) akibat pengiriman pesan antar pengguna yang tidak
terkontril dengan baik.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 242 http://romidwisyahri95.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. 2003. The Systemic Design of Instruction. New York : Harper
Collins Publisher Inc.
Hermawan, A.H dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka
Peraturan Menteri No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
Sujarwo. 2012. Model-model Pembelajaran: suatu strategi mengajar. Yogyakarta
Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2009. Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun
2003. Bandung: Fokus Media
Prawiradilaga Dewi S dan Siregar Eveline, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta : Kencana
Sukardjo M dan Komarudin Ukim, Landasan Pendidikan, Jakarta : PT Raja grafindo Persada,
2010
Syukur Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang:RaSail Media Group, 2008
Seels Barbara B dan Richey Rita C, Teknologi Pembelajaran, Jakarta:Universitas Negeri Jakarta,
1994
Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Miarso Yusufhardi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 243 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 244 http://romidwisyahri95.blogspot.com
BAB IX
PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Dl NEGARA MAJU DAN NEGARA
BERKEMBANG
A. Negara Berkembang
1. Pengertian
Negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan
atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan. Suatu negara digolongkan
sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan
pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian
pembangunan yang telah dilakukan.
Ciri-ciri negara berkembang antara lain sebagai berikut:
a) Pertanian termasuk peternakan dan perikanan hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri dan keluarga.
b) Pada umumnya aktivitas masyarakat menggunakan sarana dan prasarana
tradisional.
c) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan pengalaman dan
lamban.
d) Pendapatan relatif rendah.
e) Pendidikan penduduknya rata-rata rendah.
f) Sifat penduduk kurang mandiri.
g) Sangat tergantung pada alam.
h) Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi
i) Angka harapan hidup rendah.
j) Intensitas mobilitas rendah
k) laju pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi
l) persebaran penduduk tidak merata
m) tingginya angka beban tanggungan
n) kualitas penduduk relatif rendah; sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas
penduduk juga rendah.
o) Angka kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 245 http://romidwisyahri95.blogspot.com
p) Rendahnya pendapatan perkapita.
q) Produktivitas Masyarakatnya Masih Didominasi Barang-Barang Primer.
r) Sumber Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal
s) Ketergantungan terhadap Negara Maju
t) Keterbatasan Fasilitas Umum
u) Tingkat Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap
Hak Asasi Manusia
v) Tingkat Pendidikan Masih Rendah
w) Tingkat Pendapatan Masih Rendah
x) Tingkat Kesehatan
2. Latar Belakang
Tolok ukur atau indikator dalam penggolongan negara sebagai negara berkembang
sebagai berikut:
a. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat
kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan tidak makmur apabila
rakyatnya memiliki pendapatan perkapita yang rendah. Namun demikian, tingginya
pendapatan perkapita bukan penentu kemakmuran suatu negara. Meskipun negara itu
pendapatan perkapitanya tinggi, namun jika terjadi perang saudara di dalam negara
tersebut, maka tidak dapat disebut sebagai negara makmur/sejahtera. Karena dengan
adanya peperangan banyak menimbulkan kematian, penderitaan, dan rasa tidak aman.
b. Jumlah Penduduk Miskin
Tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara dapat dilihat dari angka
kemiskinan. Suatu negara dikatakan berkembang apabila rakyatnya yang hidup
miskin berjumlah tinggi.
c. Tingkat Pengangguran
Di negara berkembang umumnya tingkat penganggurannya tinggi.
d. Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 246 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang
adalah angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Di negara berkembang angka
kematian bayi dan ibu melahirkan relatif tinggi. Hal ini disebabkan penduduk tidak
mampu membeli makanan yang bergizi, tidak mampu membeli pelayanan kesehatan
dan obat-obatan yang memadai, karena pendapatannya rendah.
e. Angka Melek Huruf
Angka melek huruf menunjukkan jumlah penduduk yang dapat membaca dan
menulis. Suatu negara dikatakan berkembang apabila angka melek hurufnya rendah
atau angka buta hurufnya tinggi.
B. Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Berkembang
Menurut analisa G. Pracharopoulus Negara berkembang investasi dalam sumber
daya manusiawi mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dari investasi dalam bidang
fisik, sena dalam bidang pendidikan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
Dean Jamison membuat analisa pendidikan di Indonesia yang satu kesimpulan yaitu :
a. Untuk mempertahankan angka partisipasi pendidikan dasar pada taraf yang tetap
belanja pendidikan harus dilipat duakan pada tahun berikutnya.
b. Angka partisipasi akan turun menjadi 15% bila pertambahan
c. belanja pendidikan sama dengan kenaikan ongkos nyata.
1. Tujuan Penerapan TP Di Negara Berkembang
Diniger memanfaatkan media teknologi komunikasi dalam system pendidikan
nasional. Pada tahun 1964 siaran televise pendidikan dikembangkan, sasaran umatnya
adalah para guru sekolah dasar. Sasaran lain yang harus cepat terselesaikan di niger
adalah pemberantas buta huruf.
2. Kegiatan Penerapan TP di Negara Berkembang
a. meningkatkan mutu pembelajaran
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 247 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Di Negara berkembang diperlukan perubahan pola belajar dan perubahan
karakteristik guru serta media pembelajaran yang lebih menunjang pembelajaran
agar lebih efektif dan efisien.
b. melatih guru
Diperlukan tenaga yang profesinal agar mutu pendidikan dapat meningkat.
Uapaya yang dilakukan seperti memberikan pelatihan kepada guru dalam
memberikan materi pelajaran baik dalam bentuk perbaharuan materi yang dapat
diambil dari internet yang sebelumnya hanya menggunakan pedoman buku saja. Dan
juga dibutuhkan media pembelajaran yang meransang minat siswa untuk belajar.
c. memperluas jangkauan sekolah
Sekolah-Sekolah berada di daerah tertentu membutuhkan perubahan yang
lebih baik dari sebelumnya, yang pada awalnya informasi didapatkan hanya dengan
melalui surat kabar atau pemberitahuan di televise. Untuk mengatasi hal ini
sebaiknya diadakan seminar dan penyuluhan untuk memanfaatkan teknologi
elektronik agar bisa mendapatkan informasi yang lebih up to date.
d. pembelajaran pendidikan dasar dan buta huruf
Pendidikan Dilakukan Untuk Memberantas Buta Huruf Yang Masih Banyak
Dijumpai di Negara berkembang, hal ini dilakukan agar tercapai pendidikan yang
merata disetiap warga. Dan dengan modal bisa membaca tersebut mereka dapat
memperolah informasi yang lebih dari sebelumnya yang pada akhirnya bisa
menggunakan teknologi.
e. kegiatan pendidikan orang dewasa dan pembangunan masyarakat
Tidak semua Negara berkembang memiliki media yang sama dalam
menunjang system pendidikan.
3. Sasaran Penerapan TP di Negara Berkembang
Pada Negara berkembang sasaran teknologi pendidikan masih mengutaman
pendidik.karena kebanyakan para pendidik di Negara berkenbang belum propesiaonal
dalam pembelajaran menggunakan media. contoh:
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 248 http://romidwisyahri95.blogspot.com
a. Niger sasarannya guru-guru sekolah dasar dan masyarakat
b. Pandaigading sasarannya karyawan menengah berbagai perusahaan
c. Aljazir sasarannya guru dan calon guru
d. Kolombia sasarannya anak-anak SD
e. Peru sasarannya anak-anak TK dan calon pekerja tamatan SD
f. Muanghtai sasarannya murit SD kelas 3-5
g. Hondurus sasarannya masyrakat dan anak-anak usia sekolah
4. Pengelolaan TP di Negara Berkembang
Suatu team study mengajukan alternatif dipakainya media radio untuk pendidikan
dasar di Indonesia khususnya penyebaran kuruikulum baru.
5. Latar Belakang Penerapan TP di Negara Berkembang
Dalam dunia pendidikan masalah yang rata-rata dialami dan harus mendapatkan
penyelesaian segera adalah kesempatan belajar mengingat masa depan dan kelanjutan
kehidupan bangsa sangal tergantung dari kecerdasan warganya.
Dalam usaha pengembangan pendidikan bagi negara berkembang terlihat dan
terasa kepincangan serta berbagai masalah.
6. Sumber Belajar di Negara Berkembang
Memanfaatkan media televisi untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan antara
yang memperoleh pendidikan di kota dan di desa. Televisi pendidikan sekolah ini berada
langsung dibawah Menteri Pendidikan sedangkan tenaga pengelolanya ahli dibidang
paedagogy.
7. Kendala Penerapan TP di Negara Berkembang
Kendala yang dihadapi yaitu :
Banyaknya orang yang buta huruf rendahnya produktifitas warganyav mendesaknya
kebutuhan pendidikan itu sendiri
Kekurangan baik sarana maupun jumlah guru terlebih guru vans berkualitas tinggi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 249 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dana yang diperlukan terbatas sekali sehingga untuk memperoleh guru yang baik
sukar dicapai
Tampaknya memanfaatkan media komunikasi merupakan alternatif pemecahan. namun
tetap ada berbagai masalah yang timbul yaitu masalah dana dan tenaga yang diperlukan.
Dalam hubungan ini bantuan internasional merupakan alternatif yana menjadi pilihan,
dimana dana yang besar sangat diperlukan.
8. Sumber Dana Penerapan TP di Negara Berkembang
Persoalan biaya bagi negara berkembang merupkan problem tersendiri yang
seringkali bahkan merupakan faktor penentu utama untuk dapat tidaknya diterapkan
teknologi pendidikan. Ciri teknologi adaiah adanya peralatan dan memerlukan biaya
investasi yang mahal.
Banyak negara berkembang yang kekurangan guru bermutu. sedangkan guru yang
diperlukan untuk mendidik sangat kecil jumlahnya. Belum lagi masalah dana yang harus
disediakan untuk pendidikan ini.
Salah satu negara berkembang adaiah Indonesia. Indonesia pernah menyediakan
dana pendidikan hanya 4% saja. Menurut para ahli anggaran yang paling ideal adaiah
25% dari semua anggararan
C. Teknologi Pendidikan di Beberapa Negara Berkembang
1. Myanmar
Dibandingkan dengan Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Negara negara
lainnya, Miyanmar adalah Negara dengan wilayah daratan terluas (678.000 km2) di Asia
Tenggara, setelah Indonesia. Dari segi jumlah penduduknya sekitar 42,5 juta orang Negara
ini menduduki urutan kelima (perkiraan Juli 2003) setelah Thailand. Pemerintah percaya
bahwa pendidikan akan mampu membawa Miyanmar menjadi bangsa yang maju dan
moderen. Visi Departemen Pendidikannya adalah menciptakan system pendidikan yang
mampu mewujudkan masyarakat belajar yang siap menjawab tantangan abad pengetahuan.
Untuk itu mutu pendidikan dan efesiensi internal maupun eksternal akan ditingkatkan
sementara kesempatan belajar akan diperluas. Reformasi pendidikan, yang meliputi
berbagai komponen strategis telah pula dilaksanakan. Untuk mempercepat jalannya
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 250 http://romidwisyahri95.blogspot.com
reformasi Rencana Khusus Pengembangan Pendidikan telah disiapkan pada tahun 2001-
2002 yang lalu. Salah satu kawasan yang menjadi fokusnya adalah penguasaan teknologi
baik ditingkat pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi untuk menyiapkan tenaga yang
berkemampuan teknologi komunikasi dan informasi yang diperlukan dalam lingkungan
kerja berbasis teknologi.
Di jenjang pendidikan dasar dari 10 butir rencana yang ada satu berhubungan
dengan teknologi komunikasi dan informasi sementara dijenjang perguruan tinggi ada 36
program yang terfokus pada 6 kawasan yaitu pengembangan sumber daya manusia,
penggunaan teknologi, penelitian, masyarakat belajar sepanjang hayat, peningkatan mutu
pendidikan dan pelestarian nilai-nilai dan identitas nasional. Khusus dalam
pendayaagunaan teknologi kegiatan diarahkan pada penciptaan lingkungan akademis
yang akan menghadirkan pengetahuan yang dinamis dan mendayagunakan teknologi
sesuai dengan perkembangan zaman.
Lebih lanjut pendayagunaan teknologi ditempatkan sebagai salah satu dari 6
kawasan utama Rencana Jangka Panjang 30 Tahun Pendidikan mereka (2001/2002 –
2030/2031) untuk meningkatkan pelayanan mampu akses ke pengetahuan bagi seluruh
warganya terlepas dari usia, latar belakang pengalaman dan pendidikan mereka. Untuk
itu investasi telah dilakukan besar-besaran agar bisa :
- mempromosikan teknologi komunikasi dan informasi bukan saja sebagai teknologi
pengajaran tetapi juga sebagai teknologi belajar;
- meningkatkan keterampilan elektronik dan teknologi komunikasi dan informasi semua
warga belajar di perguruan tinggi; dan
- mengajarkan teknologi mikro sejak tingkat sarjana muda dan memprioritaskan
penelitian yang berkaitan dengannya.
Sejak 1 Januari 2001 Miyanmar juga telah merintis e-education untuk menciptakan
kesempatan belajar yang lebih luas dan lebih efektif. Visinya adalah untuk membantu
penciptaan bangsa yang berkembang, modern dan tentram damai serta membentuk suatu
masyarakat belajar yang mampu menjawab tantangan abad pengetahuan.
Tujuan umum e-education di Miyanmar adalah untuk :
menciptakan lingkungan akademis yang kaya akan pengetahuan yang dinamis dan
mendayagunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman;
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 251 http://romidwisyahri95.blogspot.com
membantu perubahan status dari tenaga kerja ke tenaga belajar;
mengantarkan Myanmar memasuki masyarakat yang didominasi pengetahuan;
membawa Myanmar ke dalam masyarakat belajar; dan
meningkatkan mutu pendidikan di Myanmar ke taraf internasional.
Pada jenjang pendidikan dasar e-education di Myanmar dimaksudkan untuk
mengembangkan populasi melek teknologi mulai usia dini dan memfasilitasi proses
belajar yang mendayagunakan teknologi. Untuk itu lebih dari 3000 sekolah telah
dilengkapi dengan kelas multimedia yang memiliki berbagai peralatan teknologi seperti
misalnya TV, Video Cassett players, kaset audio, OHP dan proyektor multimedia, pusat-
pusat untuk mendengarkan yang dilengkapi dengan kaset dan headphone, laboraturium
bahasa interaktif, dan kelas berbantuan computer. Kecuali itu1301 sekolah telah pula
dilengkapi fasilitas latihan computer untuk memasyarakatkan melek computer di
lingkungan siswa pendidikan dasar.
Siswa, orang tua, guru dan masyarakat sekitar kini juga telah memiliki akses
kediskusi mata pelajaran dan berbagai informasi pendidikan yang disampaikan lewat
pusat belajar education yang ada di 257 pendidikan dasar. Jumlah ini ditambah lagi pada
tahun 2002-2003 menjadi 406 buah.
Peluncuran education kemudian ditindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut : Pengembangan system internet, pendidikan yang dapat mengakses internet,
pendirian pusat-pusat sumber belajar multimedia (Multi media resauces center) agar
memungkinkan pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi bukan saja sebagai
teknologi mengajar tetapi juga teknologi belajar; dan pendirian pusat-pusat belajar
elektronik (E-Learning centers) yang memanfaatkan teknologi informasi untuk
menunjang pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Sebelum computer memasuki area pendidikan sejak tahun 1953, Myanmar sudah
mendayagunakan radio untuk menunjang pendidikan. Departemen audio visual
pendidikan didirikan dibawah Direktorat pendidikan pada tahun 1953. Lembaga inilah
yang menyiapkan program siaran radio yang kemudian disiarkan oleh Burma
Broadcasting Service (BBS). Program radio juga disiarkan BBS untuk menunjang
perkuliahan di perguruan tinggi (University Correspondent Course). Pada tahun 1992
dengan berdirinya UDE (University of Distance Education), Divisi Audiovisual pada
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 252 http://romidwisyahri95.blogspot.com
UDE bertanggung jawab atas pengadaan program-program radio dan TV, Sementara
penyiarannya dilakukan oleh radio dan TV Myanmar. Selain siaran, UDE juga
mendistribusikan kopi kaset lewat cabang-cabangnya di 21 universitas setempat. Mereka
juga menyiarkan pelajaran lewat radio untuk program BA dan Diploma dalam bidang
pendidikan sejak 1981. Jumlah pelajaran lewat radio naik dari 353 di tahun 1992 menjadi
984 per tahun di tahun 2001. Sementara itu pelajaran lewat TV juga bertambah
jumlahnya dari 21 program ke 101 program di tahun yang sama. Pada saat ini setiap hari
ada pelajaran lewat radio diudarakan selama dua jam dan 10 pelajaran lewat TV disiarkan
setiap minggunya.
2. Malaysia
Dengan total populasi sebanyak 23,1 juta orang (2003( Malaysia merasakan
bahwa pendidikan telah memberikan platform yang kokoh yang memungkinkannya
menjadi slah satu Negara yang ekonominya berkembang secara pesat di Asia Timur.
Saat ini Malaysia sebagai pusat unggulan akademis regionalserta menjadikan
pendidikan sebagai komoditi eksport bermutu tinggi. Untuk itu sudah sejak lama
Malaysia mendayagunakan teknologi untuk pendidikannya. Radio dan TV Pendidikan
sebagai aplikasi teknologi untuk pendidikan mereka memanfaatkan untuk menunjang
pembangunan pendidikan mereka. Di bawah tangung jawab Bagian Teknologi
Pendidikan, Departemen Pendidikan Malaysia, sejak 1972 radio dan televisi digunakan
untuk menunjang proses belajar mengajar di SD dan SL. Program yang disiarkan untuk
Standar I s/d VI meliputi bahasa (Bahasa Melayu, Bahasa Inggris, Bahasa Cina, dan
Bahasa Tamil), Agama Islam , Musik, Geigrafi, Sejarah, Kewarganegaraan dan Sastra
Melayu. Sejak Januari 2000 program-program tersebut disiarkan melalui Saluran Astro
28 mulai jam 9 pagi hingga jam 5 petang.
Dijenjang Perguruan Tinggi radio juga digunakan untuk menunjang bahan
belajar cetak pendidikan terbuka dan jarak jauh di University of Science Malaysia
(USM) mulai tahun 1979. Tujuannya adalah untuk menjembatani hubungan mahasiswa
dan universitas, menunjang proses belajar-mengajar dan memberikan identitas status
mahasiswa penuh waktu. Setiap Minggu sore pelajaran diudarakan selama 20-30 menit
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 253 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dalam bentuk kuliah, tanya jawab atau diskusi. Interaksi dua arah dimungkinkan dengan
menggunakan telepon.
Dalam decade teakhir abad 20 (1990-2000) pemerintah Malaysia telah
menyadari bahwa mereka tak mungkin lagi melaksanakan pembangunan bangsa dan
negaranya terisolasi dari perkembangan teknologi dunia. Pendekatan yang berimbang
perlu dilakukan untuk mengambil manfaat sebanyak – banyaknya dan mengurangi
dampak negative dari globalisasi. Mereka tanggapi tantangan perkembangan teknologi
baru, kemajuan ekonomi dan aspirasi social dengan jalan merumuskan kembali focus
system pendidikan mereka. Berbagai strategi reformasi, dan penyesuaian kebijakan
maupun kelembagaan yang dipandang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan
persaingan global ini.
Sebagi langkah pertama menuju abag informasi dan lingkungan yang global Visi
2020 yang diprakarsai pada tahun 1990-an diluncurkan yang memungkinkan Malaysia
melompat menjadi negara industri dan ekonominya berbasis pengetahuan. Malaysia
memerlukan sistem pendidikan yang berkelas dunia. Aspirasi ini tertuang dalam Misi
Departemen Pendidikan; mengembangkan sistem pendidikan yang bermutu
internasional yang akan mewujudkan potensi setiap individu secara maksimal serta
memnuhi aspirasi bangsa Malaysia.
Menyadari pentingnya teknologi bagi percaturan global Malaysia mengambil
langkah-langkah agresif dan terencana baik dalam pemanfaatan teknologi (ICT).
Departemen Pendidikan dengan tegas menggariskan bahwa ICT hanyalah alat, bukan
tujuan. Semua unit di bawah departemen ini secara aktif terlibat dalam penrapan ICT
dalam kebijakan pendidikan. Kerja sama yang baik digalakan antar unit untuk
mengembangkan media-media baru untuk memperkaya kurikulum, meningkatkan
proses belajar-mengajar yang lebih berorientasi pada siswa, menunjang perbaikan
struktur organisasi sekolah yang lebih memberikan wewenang pada tingkat sekolah
serta memperkuat hubungan antara sekolah dan masyarakat termasuk kalangan swasta.
Kebijakan dalam ICT juga mengarah pada pencapaian tujuan jangka panjang 2020
tersebut. ICT digunakan untuk mengurangi kesenjangan digital antar sekolah, sebagai
alat belajar-mengajar dan untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas serta efesiensi
pengelolaan pendidikan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 254 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Untuk mewujudkan misi 2020 tersebut diciptakanlah Multimedia Super Corridor
(MSC) yang dimaksudkan untuk menarik perusahaan terkemuka kelas dunia untuk
menempatkan industri multimedianya di Malaysia, melakukan penelitian,
mengembangkan produk-produk dan teknologi baru serta mengekspornya dari sana.
Koridor ini juga diharapkan dapat memberikan lingkungan yang ideal bagi tumbuhnya
perusahaan-perusahaan kelas menengah Malaysia dalam bidang multimedia menjadi
perusahaan kelas dunia. Kesempatan juga diberikan pada negara-negara lain untuk
menggunakan fasilitas yang ada di sana sebagai tempat uji global aplikasi multimedia
mereka serta sebagai hub bagi operasi regionalnya di Asia.
MSC bukanlah sekadar suatu tanaman teknologi tetapi merupakan wahana
transformasi lanscape sosial dan ekonomi Malaysia. Sebagai suatu rencana jangka
panjang yang merentang dari 1996 hingga 2020 MSC ditargetkan dalam 3 tahap
perkembangan:
Tahap pertama (1996 – 2003) adalah tahap diciptakannya koridor ini.
Tahap kedua (2004 – 2010) dibangunnya koridor serupa ditempat lain di Malaysia
serta dihubungkannya MSC dengan koridor tersebut dan dengan cybercities Negara
lain. Pada saat ini telah ada dua kota pintar di sana yaitu Putrajaya dan Cyberjaya.
Diharapkan pada tahap tersebut kerangka global hukum cyber dapat diharmoniskan
dan paling tidak 4-5 kota pintar di Malaysia akan terhubungkan dengan cybercities
global.
Pada tahap ketiga (2011-2020) Malaysia akan evolve ke dalam satu MSC dan
bangsa tersebut akan berfungsi sebagai tes bed global aplikasi multimedia baru.
Pengadilan cyber internasional diharapkan dapat didirikan di Malaysia dan 12 kota
pintar di Malaysia akan tern\hubungkan dengan global information higway.
Walaupun arsitek utama MSC ini adalah pemerintah namun implementasinya
pada umumnya dikemudikan oleh sector swasta. Salah satu provider telekomunikasi di
MSC adalah Telkom Malaysia, yang merupakan investor utama serta yang membangun
jaringan telekomunikasi di sana.
Sejalan dengan visi 2020 tersebut ada 6 aplikasi flagship MSC mulai
diluncurkan pada tahun 1997; E-government, Multipurpose Card, Telehealt, R & D
Custer, e-bussiness dan Smart School. Aplikasi teakhir, Smart School, proyek
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 255 http://romidwisyahri95.blogspot.com
rintisannya dimulai pada tahun 1999 untuk mereformasi system sekolah di Malaysia dan
mentranspormasikan proses belajarnya dari budaya menghafal dan berorientasi pada
ujian ke budaya berfikir, kreatif dan pemecahan masalah. Konsep dasar Smarat School
ini dirancang oleh suatu Satgas gabungan antara Departemen Pendidikan dan kalangan
industri. Wakil Departemen Pendidikan antara lain adalah Pusat Pengembangan
Kurikulum, Bagian Pendidikan Guru, Bagian Teknologi Pendidikan dan Sindikat
Pengujian.Tim Pengembangan Smart School juga gabungan antara pendidik dan analis
sistem.
Sebanyak 90 sekolah telah dipilih sebagai lokasi ristisan awal Smart School.
Departemen Pendidikan Malaysia telah melatih 1.720 guru-guru dalam hal metode
mengajar di Smart School untuk menjamin keberhasilan proyek ini. Program pelatihan
selama 14 minggu dirancang khusus untuk membekali mereka dengan keterampilan
teknologi informasi, kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta kemampuan mengelola
sekolah khusus ini. Pelatihan juga dilakukan untuk para kepala sekolahnya. Menurut
rencana 10.000 orang guru akan dilatih yang nantinya diharapkan bisa melatih rekan
sekerjanya.
Di akhir proyek rintisan ini di tahun 2002 yang lalu, ada 87 sekolah (83 Sekolah
Menengah dan 4 Sekolah Dasar) disemua Negara bagian Malaysia telah mengambil
bagian aktif dalam program ini dan pada saat yang bersamaan telah dihasilkan sejumlah
1494 judul topic pelajaran Bahasa Melayu, Bahasa Inggris, IPA, Matematika serta
system pengelolaan sekolah terpadu, pusat bantuan belajar, Pusat Data, administrasi
yang terlatih, guru-guru dan coordinator IT dari semua sekolah rintisan. Tiga sekolah
lainnya (satu SD dan dua SL) tidak dapat memenuhi batas waktu kontrak sehingga tidak
diikutsertakan dalam kegiatan ini.
Keberhasilan proyek ini banyak ditentukan oleh para agen perubahan di berbagai
tingkatan: departemen, Negara bagian, dan sekolah. Ditingkat departemen, menteri,
Sekretaris Jendral dalam kapasitasnya sebagai ketua Komosi Pengarah Smart School,
Direktur Bagian teknologi Pendidikan yang berfungsi sebagai kepala proyek perintisan
Smart School dan wakil direkturnya yang menangani pelaksanaannya dari hari kehari.
Ditingkat Negara bagian wakil direktur Departemen Pendidikan Negara Bagian
bertindak sebagai Ketua Tim Penunjang Strategis Smart School sedang Kepala Pusat
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 256 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Sumber belajar Negara Bagian bertindak sebagai wakilnya. Di tingkat sekolah kunci
perubahan terletak pada kepala sekolah, yang menyusun rencan pengelolaan perubahan
sekolah, yang menyusun rencana pengelolaan perubahan jangka pendek maupun
panjang dan kegiatan para stakeholder utama di sekolah. Orang tua dan masyarakat
melalui BP3 masing-masing sekolah juga aktif dilibatkan dalam mengelola perubahan
ini.
Untuk menunjang keberhasilan program ini Telekom Malaysia memberikan
harga khusus pemanfaatan jasa telekomunikasi kepada sekolah-sekolah dan Departemen
Pendidikan. Perusahaan lain, Maxis, bersama Telekom Malaysia memberikan akses
Internet dan telepon ke 220 sekolah terpencil dan masyarakat sekitarnya di Sabah dan
Serawak. Microsoft juga memberikan harga khusus kepada sekolah dan lembaga
pendidikan lainnya.
Kecuali Smart School program pendidikan lainnya yang memanfaatkan ICT
adalah pengajaran IPA dan matematika dengan menggunakan bahasa Inggris, program
komputerisasi sekolah, dan The Universal Service Provision Project yang kesemuanya
dimaksud untuk memberikan akses yang sama pada pendidikan yang bermutu bagi
setiap anak terlepas dari latar belakang agama, budaya, dan sukunya.
3. Singapura
Singapura relative lebih maju dibandingkan dengan Negara lain di Asia
Tenggara dalam pendayagunaan teknologi informasi. Dengan 500.000 siswa dan 23.000
guru di 370 sekolah, mereka sadar betul bahwa kesejahteraan bangsa terletak pada
kualitas orang-orangnya, komitmen mereka pada Negara dan masyarakat, kemauan
mereka untuk berusaha dan tahan banting, kemampuan mereka untuk berfikir,
berprestasi dan menang. Masa depan Singapura tergantung upaya mereka
memperbaharui dan meregenerasi kepemimpinan dan kewarganegaraan mereka,
membangun berdasarkan pengalaman masa lampau, belajar dari lingkungan yang ada
dan mempersiapkan generasi yang tangguh dalam menjawab tantangan masa depan.
Generasi yang akan datang tergantung pada bagaimana anak-anak dibesarkan di rumah
dan dididik di sekolah. Oleh karena itu Singapura menaruh perhatian yang amat serius
pada pendidikan. Mereka yakin betul bahwa kini tidak lagi cukup membekali anak-anak
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 257 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dengan solusi-solusi lama yang telah ada selama ini tetapi haruslah dengan pengetahuan
dan kemampuan serta nilai-nilai yang memungkinkan mereka memecahkan masalah
yang akan mereka hadapi di masa mendatang.
Misi Departemen Pendidikan Singapura adalah menciptakan masa depan bangsa
karena dengan membentuk manusia yang akan menentukan masa depan bangsanya.
Departemen Pendidikan memberikan pendidikan yang berimbang dan paripurna,
mengembangkan setiap anak dan individu ke potensi mereka yang maksimal dan
membimbing mereka menjadi warga negara yang baik, sadar akan tanggung jawab
mereka kepada keluarga, masyarakat, dan negaranya. Karena mereka yakin betul bahwa
kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan belajar amatlah penting bagi masa depan
maka visi pendidikan di Singapura adalah Thinking School, Learning Nation.Visi ini,
yang secara resmi diberlakukan pada tahun 1997, diyakini akan membawa Singapura
menjadi bangsa yang berfikir dan memiliki warga negara yang siap serta mampu
memberikan kontribusi bagi perkembangan dan kesejahteraan Singapura.
Untuk teknologi komunikasi dan informasi, dengan penekanan pada computer,
tidak lagi pada radio dan TV, digunakan secara luas untuk mengembangkan
kemampuan komunikasi dan belajar mandiri. Program-program berbasis computer telah
digunakan di sekolah untuk mempersiapkan siswa-siswa menghadapi tantangan abad
21.
Rencana induk pendayagunaan teknologi informasi di pendidikan telah mereka
susun. Rencana ini merupakan cetak biru bagi pemanfaatan teknologi informasi di
sekolah-sekolah dan memberikan akses ke lingkungan sekolah yang diperkaya dengan
teknologi informasi kepada setiap anak. Teknologi informasi digunakan untuk
membekali generasi muda dengan kemampuan berkomunikasi yang diyakini sangat
strategis dalam menyiapkan tenaga kerja yang unggul untuk masa depan.
Tujuan rencana induk tersebut adalah untuk:
- meningkatkan hubungan antara sekolah dengan dunia sekitar. Guru dan murid
bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan lembaga lain sehingga memungkinkan
mereka untuk memperluas perspektif di lingkungan yang semakin global ini;
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 258 http://romidwisyahri95.blogspot.com
melahirkan kegiatan-kegiatan yang inovatif di pendidikan. Strategi belajar-mengajar
yang baru akan membuka kemungkinan baru bagi kurikulum dan penilaiannya.
Sekolah-sekolah memiliki kebebasan untuk memanfaatkan sumber-sumber berbasis
teknologi informasi;
meningkatkan berfikir kreatif, belajar sepanjang hayat dan tanggung jawab sosial.
Strategi belajar yang menggunakan teknologi informasi akan membantu
mengembangkan kemampuan setiap anak untuk berfikir secara inovatif dan luwes,
untuk bekerja sama satu sama lain dan untuk membuat keputusan yang bisa diterima
akal sehat; dan
untuk meningkatkan efisien serta efektivitas pengelolaan pendidikan.
Untuk mencapai semua tujuan tersebut di atas empat strategi berikut ini ditempuh
oleh Singapura;
Pada dimensi kurikulum dan penilaian, mereka upayakan perimbangan antara
perolehan pengetahuan faktual, penguasaan konsep dan keterampilan. Setiap anak
diarahkan untuk aktif dan mampu belajar mandiri, sementara penilaian juga akan
mengukur kemampuan siswa dalam mendapatkan informasi, berfikir dan
berkomunikasi;
Pengembangan perangkat lunak pendidikan digalakkan untuk memenuhi tuntutan
kurikulum, pemanfaatan sumber belajar Internet dalam belajar mengajar
dipermudahan, sementara pengadaan perangkat lunak pendidikan bagi sekolah
diperlancar dan diusahakan sampai ke sekolah tepat waktu;
Dari segi gurunya, setiap guru dilatih dalam memanfaatkan teknologi informasi.
Guru-guru inti yang akan melatih guru lainnya dibekali dengan kemampuan dasar
pendayagunaan teknologi informasi di kelas dan tak lupa melibatkan perguruan
tinggi serta kalangan industri sebagai partner;
Infrastruktur teknologi dan fisik secara terus-menerus mereka tingkatkan sehingga
mampu memberikan rasio siswa; komputer menjadi 2 : 1, memberikan akses ke
teknologi informasi untuk menunjang semua pelajaran di sekolah, mengusahakan
rasio guru; komputer juga 2 : 1, dan menghubungkan semua sekolah lewat Wide
Area Network (WAN) serta memberikan layanan multi-media berkecepatan tinggi.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 259 http://romidwisyahri95.blogspot.com
4. Vietnam
Pemerintah Vietnam telah bertekad untuk mencapai tujuan jangka panjangnya,
mewujudkan Vietnam sebagai Negara industri pada tahun 2020. Untuk itu pendidikan
dan pelatihan menjadi prioritas utama dalam agenda nasional mereka karena diyakini
bahwa pendidikan dan pelatihan di samping ilmu dan teknologi merupakan faktor kunci
pembangunan ekonomi dan masyarakat Vietnam. Dengan jumlah penduduk sebanyak
81,6 juta orang, selama ini disadari bahwa mutu dan kesempatan belajar merupakan
salah satu masalah utama pendidikan di sana. Secara bertahap tingkat pendidikan warga
masyarakatnya akan ditingkatkan dengan target sasaran wajib belajar SD tuntas pada
tahun 2000, SLTP pada tahun 2010 dan SLTA pada 2020. Untuk itu salah satu upaya
yang mereka lakukan adalah mendayagunakan teknologi untuk pendidikan, mulai dari
radio, TV, hingga komputer dan internet.
Dari 4 saluran TV yang ada, saluran kedua (VTV2) yang disiarkan melalui
satelit Thai (Thaicom) digunakan untuk pendidikan. Walaupun Radio Nasional Vietnam
didirikan pada tahun 1945 namun pendayagunaannya untuk pendidikan khususnya
pendidikan jarak jauh baru dimulai tahun 1960.
Sejak berdirinya Universitas Terbuka Hanoi dan Ho Chi Minh pada tahun 1993
pendayagunaan radio dan TV untuk pendidikan semakin meningkat walaupun media
cetak masih tetap menjadi media utama penyampaian materi pelajaran. Ada dua macam
program yang disiarkan: program tanpa gelar, seperti ekonomi, bahasa asing, pertanian
bahasa Vietnam, turisme, dan lain-lain; dan program gelar seperti
misalnya businnesmanagement, akuntansi, bahasa asing, dancomputing. Sampai saat ini
lebih dari 6000 program dengan masa putar @ 20 menit telah diproduksi dan disiarkan.
Kecuali kedua perguruan tinggi tersebut perguruan tinggi lain juga yang menawarkan
kuliah jarak jauh lewat TV untuk mata pelajaran tertentu seperti misalnya pelajaran
bahasa asing.
Vietnam juga telah memiliki Action Plan Pemanfaatan Teknologi Komunikasi
dan informasi untuk periode 2001-2005.
Rencana ini terfokus pada pengintegrasian teknologi komunikasi dan informasi
ke dalam proses belajar-mengajar di sekolah sejak jenjang SD hingga Sekolah Lanjutan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 260 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Lembaga yang menangani pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi di
Vietnam adalah Pusat Teknologi Informasi (Center for Information Technologi) di
bawah Departemen Pendidikan dan Pelatihan (Ministry of Education and
Training). Tugas pokoknya adalah untuk mengembangkan teknologi pendidikan di
tingkat nasional, memimpin proyek jaringan pendidikan nasional dan bekerja sama
dengan semua unit di Departemen Pendidikan dan Pelatihan khususnya berkaitan
dengan teknologi komunikasi dan informasi.
Kerangka pembangunan masyarakat dan ekonomi Vietnam memberikan peranan
strategis pada teknologi komunikasi dan informasi (ICT) dalam mempercepat peralihan
Vietnam menjadi masyarakat berbasis pengetahuan dan mengantarkan negeri ini
memasuki ekonomi global. Beberapa kebijakan strategis telah diambil sejak beberapa
tahun terakhir ini untuk mencapai target dan tujuan teknologi komunikasi dan informasi
selama periode 2001-2010. Arah Kebijakan (Policy Directive)nomor 58 adalah salah
satu dokumen penting yang dikeluarkan oleh Partai Komunis Vietnam (CVP) bulan
Oktober 2000 yang lalu. Dokumen ini memberikan rujukan kebijakan resmi pemerintah
untuk merencanakan dan melaksanakan program-program yang mengarah pada
pencapaian tujuan pengembangan dan penggunaan teknologi komunikasi dan informasi
berikut;
menciptakan lingkungan yang memungkinkan penggunaan dan pengembangan
teknologi komunikasi dan informasi untuk menunjang modernisasi;
menjamin digunakannya secara meluas dan efisien teknologi komunikasi dan
informasi di semua sektor;
mengembangkan jaringan informasi nasional untuk mencapai tingkatan global baik
dalam hal cakupan, mutu maupun biaya;
mengembangkan sumber daya manusia untuk menunjang pengembangan dan
penggunaan teknologi komunikasi dan informasi; serta
mengembangkan industri teknologi komunikasi dan informasi sebagai ujung tombak
sektor ekonomi yang dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan GDP.
Untuk melaksanakan arahan tersebut sejumlah keputusan pemerintah telah
dikeluarkan, termasuk pembentukkan Komisi Pengarah Teknologi Komunikasi dan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 261 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Informasi Antar Departemen yang bertugas mengembangkan Rencana Induk Teknologi
Komunikasi dan Informasi Nasional (2001-2005) di atas. Kecuali itu pemerintah telah
pula menetapkan terget teknologi komunikasi dan informasi untuk 2005 yang terdiri
dari 4 kawasan program pemerintah yang menitik beratkan pada industri teknologi
informasi sebagai berikut;
- pengembangan sumber daya manusia teknologi informasi;
- pengembangan industri perangkat lunak; dan
- pengembangan industri perangkat keras.
Di tingkat departemen dan provinsi Rencana Kerja pengembangan teknologi
komunikasi dan informasi juga telah dirumuskan seperti misalnya Rencana Induk IT
untuk e-commerce (Departemen Perdagangan), Rencana Induk IT untuk Pendidikan dan
Pelatihan (Departemen Pendidikan dan Pelatihan), Rencana Induk Telekomunikasi
(Departemen Science dan Telekomunikasi) dan Rencana Induk untuk Pertanian dan
Pembangunan Pedesaan (Departemen Pertanian dan Pembangunan Masyarakat Desa).
Untuk menggalakan sector IT yang relative masih muda ini di Vietnam,
pemerintah memberikan dukungan kuat, disamping landasan-landasan legal
pengembangan dan pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi juga
memberikan insentif pajak serta subsidi pada perusahaan-perusahaan IT serta industri
perangkat lunak. Taman-taman IT dan perangkat lunak dibangun di mana-mana di
seluruh negeri.
Sumber daya manusia juga disadari amat penting dalam pengembangan dan
pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi. Reformasi pendidikan
menargetkan kapasitas teknologi informasi sebagai motor penggerak pertumbuhan
ekonomi sampai tahun 2005. Menyadari mutu pendidikan dan pelatihan belum mampu
memenuhi tuntutan perkembangan sosial ekonomi yang ada pemerintah akan
meningkatkan infrastruktur Internet termasuk pemberian akses ke seluruh perguruan
tinggi dan 70% dari Sekolah Lanjutan pada tahun 2005.
Departemen Pendidikan dan Pelatihan memandang penggunaan IT sebagai alat
belajar-mengajar yang mampu memberikan kemampuan berfikir inovatif, memecahkan
masalah secara mandiri, mencari serta memproses informasi dalam rangka perwujudan
belajar sepanjang hayat bagi semua. Untuk itu Rencana Induk Departemen Pendidikan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 262 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dan Pelatihan telah menggariskan penyempurnaan kurikulum dan metode mengajar,
pengembangan infrastruktur dan jaringan komputer serta pengembangan materi lokal
untuk menunjang pengembangan sistem pendidikan.
Vietnam memiliki 20.000 lembaga pendidikan, 10.000 SD, 5000 SLTP, 1500
SLTA di Vietnam dengan jumlah siswa sekitar 22 juta orang. Pada saat ini ada 20.000
lulusan perguruan tinggi dalam bidang IT sementara itu setiap tahunnya dihasilkan 2500
lulusan dari 20 perguruan tinnggi jurusan IT di negeri ini. Namun jumlah tersebut
ternyata masih di bawah target pemerintah yang mengharapkan bahwa pada tahun 2005
mereka memiliki 50.000 tenaga professional IT.
5. Filipina
Pendidikan telah sejak lama dipandang sebagai unsur kunci pembangunan
bangsa dan Negara di Filipina, karena akan menghasilkan tenaga kerja yang mampu
berpikir dan terampil yang akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi
negaranya. Oleh karena itu, Undang-undang di Filipina mewajibkan Negara untuk
melindungi dan memasyarakatkan hak semua warga negara untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu pada semua jenjang dan jalur dan harus mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk membuat pendidikan pendidikan dapat terjangkau oleh semua
individu. Dengan jumlah penduduk sebanyak 84,6 juta orang (juli 2003) mutu
pendidikan dan perluasan kesempatan belajar adalah salah satu tantangan utama
pembangunan pendidikan di sana.
Untuk itu tidak ketinggalan pula teknologi pendidikan juga dimanfaatkan di
Filipina. Negara tetangga yang satu ini mulai memanfaatkan radio untuk pendidikan
tahun 1959 walaupun siaran radio telah ada sejak 1922. Namun siaran yang ditangani
bersama oleh Philippine Broadcasing Service bersama Biro Sekolah Negeri (Bureau of
Public Schools) ini tidak bertahan lama. Sebenarnya dalam skala kecil siaran pendidikan
untuk petani sudah dimulai pada tahun 1952 di provinsi Iloilo, dengan nama Farmer’s
School on the Air.Setelah diadopsi oleh National Collage Industries Development
Authoritypada tahun 1963 program ini disiarkan secara nasional dari Manila.
Pada tahun 1967 University of the Philippines Los Banos (UPLB) memulai
eksperimen siaran radio untuk Schools on the Air. Program ini berjalan hingga tahun
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 263 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1980-an. Antara tahun 1967 hingga 1990 Radio DZLb, statsiun siaran radio pendidikan
pedesaan UPLB menyelenggarakan paling tidak 28 School on the Air dalam berbagai
topic dalam mata pelajaran pertanian dan kesehatan.
Tujuan umum pendidikan di semua jenjang di Filipina mengarah pada
pengemabangan kemampuan berpikir tingkat tinggi (abstraksi, perencanaan, berfikir
kritis dan pemecahan masalah). Untuk itu kebijakan penggunaan teknologi dalam
pendidikan menggariskan bahwa teknologi komunikasi dan informasi akan digunakan
sebagai alat perantara (mediating tool) dalam pendidikan untuk memungkinkan siswa
terlibat dalam kegiatan berfikir tingkat tinggi.
Walaupun tidak ada satu unit khusus yang ditugasi menangani pendayagunaan
teknologi untuk pendidikan, berbagai proyek pendayagunaan teknologi untuk
pendidikan dilaksanakan. Salah satunya adalah apa yang mereka sebut Ekswela ng
Bayan (Strong Republic Schools)di mana bermacam teknologi mulai dari cetak,
rekaman video, televise kabel dan Internet digunakan untuk meningkatkan pelajaran
Bahasa Inggris, Bahasa Filipina, Matematika, dan IPA di sekolah Dasar. Sejumlah
8.000 guru dan 200.000 siswa telah memetik manfaat dari program ini dan menurut
rencana akan disebarluaskan ke pendidikan luar sekolah.
Kerja sama antar departemen juga dilakukan di Filipina untuk menggalakan
teknologi di pendidikan. Departemen Perdagangan dan Industri, misalnya telah menjalin
kerja sama dengan Departemen Pendidikan dalam proyek komputerisasi yang mereka
sebut PCs for Public School. Selama tahun 2001-2003 lalu Departemen Perdagangan
dan Industri mendapatkan bantuan sebesar US $ 12 juta dari Pemerintah Jepang untuk
melengkapi 1.000 sekolah negeri dengan masing-masing sekolah 20 perangkat
komputer. Menurut rencana pada tahun 2004-2005 ini peralatan serupa juga diberikan
ke 1.000 sekolah lainnya. Departemen Pendidikan bertanggung jawab atas pemilihan
sekolah, mensupervisi pemasangan peralatan tersebut di sekolah dan menciptakan
mekanisme monitoring serta evaluasi pendayagunaannya. Kerja sama serupa di tingkat
provinsi sekolah juga dilakukan antara Departemen Pendidikan dan Departemen
Science dan Teknologi.
Fungsi kebijakkan dan religius dilakukan bersama oleh Departemen Transportasi
dan Komunikasi serta Komisi Telekomunikasi Nasional. Tanggung jawab dalam
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 264 http://romidwisyahri95.blogspot.com
pembuatan kebijakan dan koordinasi Rencana dan Kegiatan ICT Nasional dilakukan
oleh Information Technologi and Electronic Commerce Council, suatu lembaga
gabungan pemerintah – swasta yang dibentuk tahun 2000, langsung dipimpin oleh
presiden. Untuk menarik minat sektor swasta dalam menyukseskan pendayagunaan
teknologi untuk pendidikan Filipina memiliki kebijakan pemberian keringanan pajak
bagi pihak swasta yang menyumbang fasilitas teknologi komunikasi dan informasi ke
sekolah negeri (Adopt-a-School Act, 1998).
Menyadari pentingnya sumber daya manusia dalam pendayagunaan teknologi
ini, Departemen Pendidikan Filipina telah melaksanakan berbagai program pelatihan
bagi tenaga pendidiknya. Dari sekitar 4,500 Sekolah Lanjutan Negeri 986 sekolah telah
mendaptakn pelatihan. Sampai akhir 2003 lalu 56,4% sekolah Lanjutan Negeri telah
memiliki paling tidak satu komputer. Diperkirakan pada akhir 2005 nanti 75% sekolah
Negeri akan memiliki komputer. Bila sasaran ini tercapai perhatian akan dialihkan ke
Sekolah Dasar. Sementara itu hampir semua lembaga pendidikan dan pelatihan guru
telah memasukan pelajaran tentang komputer dalam kurikulum mereka sebagai salah
satu persyaratan kelulusan.
6. Brunei Darussalam
Brunei, sebagai negara terkecil dalam jumlah penduduknya tak ketinggalan pula
dalam mendayagunakan teknologi untuk pendidikan. Dengan populasi sekitar 358.098
(perkiraan 2003), 123 SD Negeri, 26 SLTP dan 70 sekolah swasta seluruh wilayah
Brunei dapat dijangkau dengan alat transportasi air, darat maupun udara. Televisi
digunakan untuk membantu peningkatan proses belajar-mengajar. Pemerintah telah
menggariskan kebijakannya untuk memberikan pendidikan yang bermutu untuk seluruh
warga negaranya. Tantangan yang dihadapi Pemerintah Brunei adalah bagaimana
menghasilkan orang Brunei yang dapat berperan dalam kehidupan masyarakat yang
makin berorientasi pada teknologi canggih tanpa kehilangan identitas Melayu dan
Islamnya.
Wajib belajar 12 tahun telah lama diberlakukan, sementara pendidikan mulai
dari usia 5 tahun hingga PT untuk semua warga negaranya tidak dipungut biaya sama
sekali karena semuanya ditanggung oleh negara. Pada tahun 1978 pelajaran Bahasa
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 265 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Inggris dan IPA mulai diudarakan ke 57 SD rintisan. Pemanfaatan TV untuk
pendidikan dimaksudkan untuk memperluas dan meningkatkan cakupan pelajaran dan
membuat proses belajar-mengajar lebih menarik serta memperluas pengalaman siswa
dengan pendengaran dan penglihatan. Mata pelajaran yang disampaikan lewat TV
pendidikan mereka adalah Bahasa Inggris, IPA, prasekolah, Seni dan Kerajinan,
Berhitung dan pengetahuan umum. Departemen Pendidikan bertanggung jawab atas
penyediaan perangkat TV, generator dan bahan bakar untuk semua SD, sementara
Departemen Radio dan TV Brunei bertanggung jawab atas aspek teknisnya seperti
misalnya penyiaran program.
Pada tahun 1985 peranan TV Pendidikan diperluas dan diberi nama
baru Education Media and Resource Unit. Unit ini terus memproduksi program-
program pendidikan untuk SD dan SLTP dalam bentuk tapemaupun siaran. Guru dapat
meminjam atau mengopinya. Brunei juga memiliki program radio untuk sekolah
(School to School) yang memberikan kesempatan pada siswa-siswa untuk memamerkan
karya-karya kreatif mereka dalam bahasa Inggris, seperti misalnya puisi, kajian buku,
Film atau drama.
Pada tahun 1999 Pemerintah Brunei mengambil prakarsa dalam
mengintegrasikan pendayagunaan ICT dalam berbagai pelajaran terutama untuk
membuat jenjang SD melek komputer melalui Project ICT for Government Primery
School. Dari 8 kebijakan pendidikan, pendayagunaan teknologi komunikasi dan
informasi pendidikan digarisbawahi untuk memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan perlu dalam menghadapi dunia kerja
yang terus-menerus berubah. Departemen Teknologi Komunikasi dan Informasi
dibentuk di bawah Kementrian Pendidikan dengan tugas utama melaksanakan kebijakan
dan proyek-proyek Kementrian Teknologi Komunikasi dan Informasi dan bertindak
sebagai focal popint untuk segala masalah yang berkaitan dengan ICT pada jenjang
nasional regional maupun internasional. Unit ini juga bertanggung jawab untuk
mengembangkan pendayagunaan ICT di sekolah di seluruh negara Brunei Darussalam.
Pada tahap pertama sebanyak 50 SD terpilih untuk berperan serta dalam proyek
ini. Masing-masing sekolah mendapatkan laboratorium komputer yang dilengkapi
dengan 13 PCs yang terhubungkan satu sama lain, printer warna, headphones,
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 266 http://romidwisyahri95.blogspot.com
micriphones, dan Pengintegrasian ICT ke dalam kurikulum SD juga diberikan pada 100
orang gurunya, dua orang guru dari masing-masing sekolah.
Tahap kedua dimulai pada tahun 2001 dengan melibatkan 72 SD Negeri dan 26
SLTP. Masing-masing SD menerima 20 PC multimedia sedangkan SLTP-nya menerima
33 perangkat fasilitas serupa. Pelatihan juga diberikan pada 146 guru SD Negeri dan
semua guru serta Kepala Sekolah Lanjutan yang terlibat dalam proyek tersebut.
Pada tahun 2002 Departemen ICT memulai proyek Internet for Scoolsyang
terdiri dari 5 subproyek berikut :
Internet Connectivity & Accessibility for Secondary & Primary Scools & Ministry
of Education;
Computer Hardware & Software for Secondary & Primery Schools,
Computer Hardware & Software for ICT Services & Resource Centers in Ministry
of Education;
Network Infrastructure for Resource Center in Ministry of Education;
Site Preporation for Resource Center in Ministry of Education.
Berbagai inisiatif serupa yang dimaksudkan untuk memasyarakatkan ICT dalam
pendidikan terus dilakukan oleh Departemen Pendidikan Brunei bekerja sama dengan
Departemen ICT dan lembaga terkait.
1. Perkembangan Teknologi Pendidikan di Negara Berkembang
Menurut analisa G. Pracharopoulus Negara berkembang investasi dalam sumber daya
manusiawi mempunyai nilai ekonomisyang lebih tinggi dari investasi dalam bidang fisik, sena
dalam bidang pendidikan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.
Dean Jamison membuat analisa pendidikan di Indonesia yang satu kesimpulan yaitu :
a. Untuk mempertahankan angka partisipasi pendidikan dasar pada taraf yang tetap belanja
pendidikan harus dilipat duakan pada tahun berikutnya.
b. Angka partisipasi akan turun menjadi 15% bila pertambahan belanja pendidikan
sama dengan kenaikan ongkos nyata.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 267 http://romidwisyahri95.blogspot.com
A. Peranan dan Kecendrungan Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan dapat dikatakan sebagai alternatif pemecahan berbagai masalah
pendidikan. Suatu komisi yang dibentuk oleh AECT memmuskan TP sebagai suatu bidang yang
berkepentingan dengan kegiatan manusia yang secara sistematis
mengidentifikasi,mengembangkan. mengorganisasikan segala macam sumber belajar. termasuk
pengelolaan.
Aplikasi teknologi pendidikan dapat diamati dengan :
a. adanya system peralatan untuk menyajikan informasi
b. terintegrasinya system peralatan tersebut sebagai suatu sub system dalam system
pendidikan
c. dilaksanakannya salah satu kegiatan seperti :
1) Perubahan fisik dan tempat belajar
2) Hubungan guru dan murid yang tidak langsung
3) Aktifitas anak didik yang relative bebas dari control guru
4) Perubahan peranan dan kecakapan guru
5) Jumlah, macam dan komposisi biaya yang berbeda. dipakai dalam kelompok baik
kecil maupun besar, seperti proyektor film, overhead, kaset. pita. Dll
6) dipakai secara individual seperti mesin belajar. computer dan teks pengajaran
individual.
Lima kecendrungan dari segi penggunaan yaitu :
1) meningkatkan mutu pendidikan
2) melatih/menatar guru
3) memperluasjangkauan sekolah
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 268 http://romidwisyahri95.blogspot.com
4) pendidikan dasar dan buta huruf
5) pendidikan orang dewasa dan pembangunan masyarakat
B. Proses Pengembangan
Proses pengembangan dapat dianalisis kedalam 3 kelompok : perencanaan.pelaksanaan.
dan penilaian.
Perencanaan merupakan proses permulaan sebelum adanya keputusan
kebijakan.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan merupakan lanjut perubahan peranan dan
kecakapan guru an dari perencanaan,dimana dalam pelaksanaan ini bertujuan untuk
menjalanka.n apa-apa yang sebelumnya telah direncanakan
Peniaian merupakan kegiatan mengevaluasi apa yang telah dilaksanakan,apakah sudah
maxsimal atau sama sekali tidak berpengaruh terhadap suatu kegiatan
1. Perkembangan Teknologi Pendidikan di Negara Maju
Pemanfaatan siaran radio pendidikan meluas sampai ke daerah daerah terpencil yang jauh
dari lokasi sekolah.medi pembelajarn tidak hanya radio pendidikan,ttetapi juga menggunakan
televise pendidikan,dimana yang pada mulanya itu hanya di gunakan untuk hiburan,tetapi karena
kemajuan teknologi dan kemampuan berfikir yang cepat,maka mereka menjadikannya sebagai
mebia untuk pembelajaran.
Perbedan Tujuan Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Berkembang
A. Tujuan penerapan teknologi pendidikan di Negara maju
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 269 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Di Australia dan new Zealand pemanfaatan siaran radio untuk pendidikan telah meluas
sampai daerah terpencil.
Di jepang media pembelajaran yang dgunakan adalah tv dan alay komunikasi lainnya.
Pada mulanya hanya untuk hiburan dan alat-alat panyampaian pesan penerapan dan kemudian
para ahli melihat media ini untuk dimanfaatkan untuk pendidikan.
B. Tujuan penerapan teknologi pendidikan di Negara berkembang
Diniger memanfaatkan media teknologi komunikasi dalam system pendidikan nasional.
Pada tahun 1964 siaran televise pendidikan dikembangkan, sasaran umatnya adalah para guru
sekolah dasar. Sasaran lain yang harus cepat terselesaikan di niger adalah pemberantas buta
huruf.
Perbedaan Kegiatan Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Berkembang
1. Kegiatan penerapan TP di Negara maju
Kegiatan penerapan TP di Negara maju dalam pembelajaran biasa dan tumbuh serta
berkembang antara lain:
a. Kegiatan pemanfaatan TP secara massa
Teknologi pada Negara maju telah digunakan oleh semua orang, dari masyarakat kecil,
kalangan pejabat dan petinggi Negara dan yang paling utama tentu digunakan oleh para pelajar
dan berbagai ahli.
Contoh teknologi yang dimanfaatkan adalah internet yang mereka gunakan sesuai dengan
profesi yang mereka miliki.
b. Kegiatan kelompok belajar
Disini kelompok belajar ini dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran dan disinilah
para pelajar bisa bertukar pikiran dan menyelesaikan suatu persoalan dengan jalan bersama untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 270 http://romidwisyahri95.blogspot.com
c. Kegiatan belajar individual
Kegiatan seperti ini mungkin lebih efektif dilakukan oleh kalangan tertentu, karena dengan
belajar secara individual mereka dapat mengembangkan potendi yang terdapat didalam dirinya.
Kegiaatanya biasanya menggunakan berbagai media seperti mesin belajar, computer dan teks
pengajaran individual terprogram.
Hampir semua sekolah di Negara maju sudah dilengkapi dan memanfaatkan berbagai
media elektronik dan fotografi.
Di Australia dan New Zealand untuk melayani peserta didik yang jauh terpencil yang
tidak ada sekolah terdekat dari pemukimannya, mereka dapat mengikuti pelajaran melalui siaran
radio sekolah dari tempat masing-masing pada jam siaran.
Sedangkan di Inggris mengembangkan siaran radio untuk pendidikan tinggi guna
melayani mahasiswa yang tersebar di seluruh Inggris.
2. Kegiatan penerapan TP di Negara berkembang dalam usaha :
a. meningkatkan mutu pembelajaran
Di Negara berkembang diperlukan perubahan pola belajar dan perubahan karakteristik
guru serta media pembelajaran yang lebih menunjang pembelajaran agar lebih efektif dan
efisien.
b. melatih guru
Diperlukan tenaga yang profesinal agar mutu pendidikan dapat meningkat. Uapaya yang
dilakukan seperti memberikan pelatihan kepada guru dalam memberikan materi pelajaran baik
dalam bentuk perbaharuan materi yang dapat diambil dari internet yang sebelumnya hanya
menggunakan pedoman buku saja. Dan juga dibutuhkan media pembelajaran yang meransang
minat siswa untuk belajar.
c. memperluas jangkauan sekolah
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 271 http://romidwisyahri95.blogspot.com
sekolah-sekolah berada di daerah tertentu membutuhkan perubahan yang lebih baik dari
sebelumnya, yang pada awalnya informasi didapatkan hanya dengan melalui surat kabar atau
pemberitahuan di televise. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya diadakan seminar dan penyuluhan
untuk memanfaatkan teknologi elektronik agar bisa mendapatkan informasi yang lebih up to
date.
d. pembelajaran pendidikan dasar dan buta huruf
pendidikan dilakukan untuk memberantas buta huruf yang masih banyak dijumpai di
Negara berkembang, hal ini dilakukan agar tercapai pendidikan yang merata disetiap warga.
Dan dengan modal bisa membaca tersebut mereka dapat memperolah informasi yang lebih dari
sebelumnya yang pada akhirnya bisa menggunakan teknologi.
e. kegiatan pendidikan orang dewasa dan pembangunan masyarakat
Tidak semua Negara berkembang memiliki media yang sama dalam menunjang system
pendidikan.
.
Perbedaan Sasaran Penerapan Teknologi Pcndidikan di Ncgara Maju dan Negara
Berkembang
1. Sasaran penerapan TP di negara maju
Di negara maju pemanfaatan media komunikasi dapat mencapai sasaran anak/mahasiswa
tidak hanya dalam kelas tapi juga terdapat pada beberapa kelas. Sasaran TP di negara maju
adalah siswa&mahasiswa.
2 .Sasaran penerapan TP dinegara berkembang
Pada Negaraberkembang sasaran teknologi pendidikan masih mengutaman pendidik.karena
kebanyakan para pendidik di Negara berkenbang belum propesiaonal dalam pembelajaran
menggunakan media.contoh:
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 272 http://romidwisyahri95.blogspot.com
a. Niger sasarannya guru-guru sekolah dasar dan masyarakat
b. Pandaigading sasarannya karyawan menengah berbagai perusahaan
c. Aljazir sasarannya guru dan calon guru
d. Kolombia sasarannya anak-anak SD
e. Peru sasarannya anak-anak TK dan calon pekerja tamatan SD
f. Muanghtai sasarannya murit SD kelas 3-5
g. Hondurus sasarannya masyrakat dan anak-anak usia sekolah
Perbedaan Pengelolaan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Negara Berkembang
1. Pengelolaan TP di negara maju
Dirumuskan suatu system yang cukup ambisius yaitu dalam waktu yang singkat harus
dapat diperluas usaha pembaharuan pendidikan dengan meningkatkan mutu.alternatif yang
dikembangkan dan yang dipilih mempunyai kaitan langsung juga prioritas program yaitu
industrialisasi.
2. Suatu tem study mengajukan alternatif dipakainya media radio untuk pendidikan
dasar di Indonesia khususnya penyebaran kuruikulum baru.
Perbedaan latar belakang penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju dan negara
berkembang
1. Latar belakang Pengelolaan TP dinegara berkembang
Dalam dunia pendidikan masalah yang rata-rata dialami dan harus mendapatkan
penyelesaian segera adalah kesempatan belajar mengingat masa depan dan kelanjutan kehidupan
bangsa sangal tergantung dari kecerdasan warganya.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 273 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Dalam usaha pengembangan pendidikan bagi negara berkembang terlihat dan terasa
kepincangan serta berbagai masalah.
2. Latar belakang penerapan TP di negara maju
Media komunikasi pada mulanya adalah alat hiburan dan alat penyampaian pcsan-pesan
penerangan. Kemudian para ahli melihat potensi yang ada pada media ini untuk dimanfaakan
bagi pendidikan.
Perbedaan penerapan sumber belajar di negara maju dan berkembang
1. Sumber belajar di negara maju
Penyampaian kuliah secara massal melalui pemancar adalah biasa dan tumbuh serta
berkembang dengan baik.
Siaran radio untuk pendidikan tinggi dan siaran televisi sebagai media pembelajaran.
2. Sumber belajar di negara berkembang
Memanfaatkan media televisi untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan antara yang
memperoleh pendidikan di kota dan di desa. Televisi pendidikan sekolah ini berada langsung
dibawah Menteri Pendidikan sedangkan tenaga pengelolanya ahli dibidang paedagogy.
Perbedaan kendala penerapan Teknologi Pendidikan di negara maju danberkembang
1. Kendala di negara berkembang
Kendala yang dihadapi yaitu :
Banyaknya orang yang buta huruf rendahnya produktifitas warganya mendesaknya
kebutuhan pendidikan itu sendiri
Kekurangan baik sarana maupun jumlah guru terlebih guru yang berkualitas tinggi
dana yang diperlukan terbatas sekali sehingga untuk memperoleh guru yang baik sukar
dicapai
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 274 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Tampaknya memanfaatkan media komunikasi merupakan alternatif pemecahan. namun
tetap ada berbagai masalah yang timbul yaitu masalah dana dan tenaga yang diperlukan. Dalam
hubungan ini bantuan internasional merupakan alternatif yana menjadi pilihan, dimana dana
yang besar sangat diperlukan.
2. Kendala penerapan TP di negara maju
Di negara maju jika ada masalah yang timbul mereka akan melakukan penelitian serta
perbandingan dengan masing-masing pesan yangdisampaikan sendiri. Terhadap kekurangan dan
kesalahan yang terjadi selalu diadakan perbaikan.
Sumber Dana Penerapan Teknologi Pendidikan di Negara Maju dan Berkembang
1. Sumber dana pendidikan di negara maju
Penyampaian pembelajaran atau kuliah secara massal melalui pemancar adaiah biasa dan
berkembang dengan baik. Hampir semua sekolah dinegara maju dilengkapi media pembelajaran
elektronika dan fotografi.
Untuk terus meningkatkan mutu pendidikan di negara maju memang memerlukan dana
yang tidak sedikit. Sumber dana yang didapat dalam meningkatkan mutu pendidikan ini
merupakan anggaran belanja di negara masing-masing. Dan ditambah dengan dana-dana lainnya,
baik berasal dari dalam maupun luar negri.
2. Sumber dana pendidikan di negara berkembang
Persoalan biaya bagi negara berkembang merupkan problem tersendiri yang seringkali
bahkan merupakan faktor penentu utama untuk dapat tidaknya diterapkan teknologi pendidikan.
Ciri teknologi adaiah adanya peralatan dan memerlukan biaya investasi yang mahal.
Banyak negara berkembang yang kekurangan guru bermutu. sedangkan guru yang
diperlukan untuk mendidik sangat kecil jumlahnya. Belum lagi masalah dana yang harus
disediakan untuk pendidikan ini.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 275 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Salah satu negara berkembang adaiah Indonesia. Indonesia pernah menyediakan dana
pendidikan hanya 4% saja. Menurut para ahli anggaran yang paling ideal adaiah 25% dari semua
anggararan
GURU PROFESIONAL BERBASISKAN ILMU DAN TEKNOLOGI
A. Pengertian Guru Professional
Guru professional adalah guru yang mengenal dirinya. Yaitu, dirinya adalah pribadi yang
dipanggil peserta didik dalam belajar. Guru dituntut untuk mencari tahu terus menerus
bagaimana sehasusnya peserta didik itu belajar.
Profesionalisme guru mempunyai makna penting yaitu:
1. profesionalisme memberikan jaminan perlindunga kepada kesejahteran masyarakat
umum.
2. profesionalisme guru merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi pendidikan yang
selama ini dianggap oleh sebagian masyarakat rendah.
3. profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan perkembangan diri yang
memungkinkan guru dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin.
Kualitas profesionalisme ditunjukan oleh lima sikap yaitu:
1. keinginan untuk menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.
2. meningkatkan dan memelihara citra profesi
3. keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesionalismeyang
dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya.
4. mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi
5. memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
B. Guru Profesional Berbasis IT
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 276 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Guru berbasi IT adalah guru yang dalam proses pengajaranna menggunakan media yang
berupa informasi dan teknologi yang selalu diperbarui,dan menyampaikannya kepada peserta
didik dengan metode yang dapat dengan mudah dapat menbuat peserta didik mengerti.
Karakteristik guru yang berbasis IT:
1. Dalam mengajar ia harus professional
2. menggunakan suatu media.
Guru berbasis IT sangat dibutuhkan pada saat sekarang ini,terutama untuk Negara yang
sedang berkenbang seperti Negara Indonesia sekarang ini
INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan pada masa tertentu agar memperoleh hasil
yang lebih baik dari sebelumnya. Berbagai pembaharuan dilakukan agar pendidikan tersebut bisa
berjalan dengan transparan dan dapat dilakukan dimana saja dengan berbagai perkembangan
didalam dunia pendidikan.
B. Tujuan Inovasi dalam Pendidikan
a. Mengatur ketinggian yang dihasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
mengglobalisasi pada saat sekarang ini.
b. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga Negara, dimana pada saat
sekarang ini banyak warga yang belum mengecap bagaimana pendidikan.
c. Tercapainya perubahan yang baru berkembang dalam pembelajaran agar menghasilkan
system pendidikan dan pembelajaran yang maksimal dan dapat dimanfaatkan oleh
masyarat.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 277 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Inovasi pendidikan dan pembelajaran yang mengacu pada informasi dan teknologi seperti
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan computer dan internet dimana semua ilmu
pengetahuan terdapat disana, dan juga memudahkan dalam melakukan pekerjaan.
No Perbedaan Negara Berkembang Negara Maju
1
Latar Belakang
PenerapanTeknologi
Pendidikan
Kemajuan suatu Negara akan Nampak
apabila memiliki sumber daya
manusia yang unggul.Oleh karena itu
pendidikan masyarakat agar menjadi
tenaga-tenaga ahli yang terdidik dan
telatih,yaitu dengan menerapkan
teknologi pendidikan dengan tujuan
mempermudah berlangsungnya
pendidikan itu.
Teknologi Pendidikan
sebenarnya di terapkan di
Negara maju, tinggal
bagaimana mereka
menciptakan Teknologi di
bidang pendidikan yang
lebih canggih sehingga
masalah pendidikan dapat
teralasi.
2 Tujuan Penerapan
Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan di setiap
Negara pada dasarnya bertujuan guna
pencapaian pemerataan pendidikan di
seluruhlapisan masyarakat dan
peningkatan mutu pengetahuan
peserta didik
Tujuan tp di negara maju
lebih menitik beratkan pada
penciptaan metode-metode
pendidikan yang lebih
modern, sehingga pelayanan
pendidikan terasa lebih
terbukadan dan mudah di
dapat
3 Kegiatan yang di
lakukan dalam
penerapan Teknologi
Pendidikan
o Penyampaian materi pelajaran
secara audio maupun visual.
o Melatih siswa menjawab
lembar pertanyaan.
o Melatih siswa,melakukan
perbandingan,pengamatan,pen
gembangan dan penelitian
terhadap suatu objek.
o Pratukum labor
o Pemberian objek
untuk diteliti oleh
peserta didik.
o Mendorong peserta
didik untuk
melekukan karya
yang di jadikan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 278 http://romidwisyahri95.blogspot.com
sebagai evaluasi.
4 Sumber belajar yang
dipakai dalam
penerapan Teknologi
Pendidikan
Sumber belajar secara umum masih
memakai sumber belajar yang lama,
Seperti buku cetak,miniature manusia
Sumber belajar pada Negara
maju rata-rata sudah sangat
canggih, seperti ruang
simulator, laboraturium,
komputer, dan internet,
laboraturium simulasi biologi
dan telekomfren
5 Pengelolaan yang
dilakukan di dalam
teknologi pendidikan
Secara umum pengelolan pendidikan
pada Negara berkembang masih di
laksanakan oleh pemerintah pusat
dengan cara berkoordinasi dengan
pemerintah daerah, hanya beberapa
yayasan atau pihak semata yang
benar-benar mampu yang dapat
menyelenggarakan pendidikan.
Pengelolaan pendidikan di
Negara maju sudah merata di
lakukan, baik itu oleh
pemerintah pusat maupun
yayasan atau pihak swasta.
Bahwa beberapa Negara
maju, peran swasta dalam
pendidikan lebih dominasi
dari pada pendidikan
6 Kelompok sasaran
Penerapan Teknologi
Pendidikan
o Masyarakat yang mendidik
memiliki keterbatasan
ekonomi untuk melaksanakan
pendidikan.
o Masyarakat yang belum
pernah atau belum
memanfaatkan pendidikan
dasar dan menengah.
o Para Guru dan Dosen
o Para peneliti dan
Ilmiah
o Para profeson atau
penciptaan ilmu
o Mahasiswa dan Siswa
Menengah Kejuruan.
7 Sumber Dana o Pemerintah (APBN & APBD)
o Donatur dari pengusaha atau
konglomerat.
o Pemerintah
o Donatur
o Yayasan
o Swasta.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 279 http://romidwisyahri95.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
http://rusydinatp12.blogspot.com/2012/11/pendayagunaan-teknologi-pendidikan-di.html
Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai benih Teknologi Pendidikan. Jakarta Pustekkom Diknas
bekerjasama dengan Kencana
Bambang,Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
http://iisindra.blogspot.com/2011/05/pendayagunaan-teknologi-pendidikan-di.html
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 280 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 281 http://romidwisyahri95.blogspot.com
BAB X
PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PENDIDIKAN SAAT INI DAN MASA DEPAN
A. Latar Belakang
Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi orang, pesan
tau ide, prosedur, alat, bahan, lingkungan ( organisasi ) untuk menganalisis masalah mencari cara
permasalahan tersebut melaksanakannya, dan mengevaluasi, mengelola yang menyangkut aspek
belajar manusia.
Teknologi pembelajaran merupakan teori dan praktek tentang perancangan, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, serta penilaian proses dan sumber untuk belajar.
Pendidikan dalam arti luas adalah proses yang berkaitan dengan upaya untuk
mengembangkan pada diri seseorang tiga aspek dalam kehidupannya, yakni, pandangan hidup,
sikap hidup dan keterampilan hidup. Upaya untuk mengembangkan ketiga aspek tersebut bisa
dilaksanakan di sekolah, luar sekolah dan keluarga. Kegiatan di sekolah direncanakan dan
dilaksanakan secara ketat dengan prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan.
Bangsa Indonesia telah mengalami berbagai bentuk praktek pendidikan: praktek
pendidikan Hindu, pendidikan Budhis, pendidikan Islam, pendidikan zaman VOC, pendidikan
kolonial Belanda, pendidikan zaman pendudukan Jepang, dan pendidikan zaman setelah
kemerdekaan (Somarsono, 1985). Berbagai praktek pendidikan memiliki dasar filosofis dan
tujuan yang berbeda-beda. Beberapa praktek pendidikan yang relevan dengan pembahasan ini
adalah praktek-praktek pendidikan modern zaman kolonial Belanda, praktek pendidikan zaman
kemerdekaan sampai pada tahun 1965, dan praktek pendidikan dalam masa pembangunan
sampai sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengangkat sebuah rumusan masalah yaitu
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 282 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1. Bagaimana Pengaruh TP dalam Pendidikan ?
2. Bagaimana Penerapan TP terhadap pendidikan masa kini ?
3. Bagaimana Penerapan TP terhadap pendidikan Masa Depan ?
4. Bagaimana Aplikasi TP pada Usia SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan TP terhadap dunia pendidikan saat ini dan
masa depan.
2. Untuk mengetahui paradigam pendidikan masa depan
3. Untuk mengetahui pengaruh Teknologi Pendidikan terhadap dunia pendidikan saat ini
dan masa depan.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ada dalam makalah ini adalah mahasiswa dapat mengaplikasikan
penerapan Teknologi Pendidikan dan pengaruhnya terhadap dunia pendidikan saat ini dan
masa yang akan datang.
PEMBAHASAN
Sebelum membahas penerapan teknologi pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui
pengertian teknologi. Kata Teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai alat
elektronik. Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan sebagai pekerjaan
ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis. Jadi teknologi lebih mengacu pada
usaha untuk memecahkan masalah manusia. Menurut Yp Simon (1983), teknologi adalah
suatu displin rasional yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 283 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Menurut (An) Teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, akan tetapi
lebih banyak penggunaan unsur berpikir dan menggunakan pengetahuan ilmiah. Menurut
Paul Saetiles (1968). Teknologi selain mengarah pada permesinan, teknologi meliputi
proses, sistem, manajemen dan mekanisme kendali manusia dan bukan manusia. Pengertian
Teknologi Pendidikan diabad ke dua puluh meliputi lentera pertama proyektor slide,
kemudian radio dan kemudian gambar hidup. Sedangkan abad 19 ke bawah sampai lima
belas teknologi lebih diartikan papan tulis dan buku. Menurut Prof. Sutomo dan Drs. Sugito,
M.Pd.
Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks yang terpadu untuk
menganalisis dan memecahkan masalah belajar manusia/ pendidikan.
Menurut ‖Mackenzie, dkk‖ (1976) Teknologi Pendidikan yaitu suatu usaha untuk
mengembangkan alat untuk mencapai atau menemukan solusi permasalahan.
Jadi Teknologi Pendidikan adalah segala usaha untuk memecahkan masalah
pendidikan. Lebih detail dapat diuraikan bahwa:
1. Teknologi Pendidikan lebih dari perangkat keras. Ia terdiri dari desain dan lingkungan
yang melibatkan pelajar.
2. Teknologi dapat juga terdiri segala teknik atau metode yang dapat dipercaya untuk
melibatkan pelajaran; strategi belajar kognitif dan keterampilan berfikir kritis.
3. Belajar teknologi dapat dilingkungan manapun yang melibatkan siswa belajar secara
aktif, konstruktif, autentik dan kooperatif seta bertujuan.
Sistem Belajar Mandiri Salah Satu Aplikasi Teknologi Pendidikan Penerapan
teknologi pendidikan sangatlah luas dalam satu rangkaian sistem yaitu yang bersifat
mikro dan bersifat makro.Teknologi pendidikan merupakan suatu konsep yang masih
relatif baru. Secara ringkas dapat disebutkan bahwa teknologi pendidikan sebagai suatu
konsep, mengandung sejumlah gagasan dan rujukan. Gagasan yang ingin diwujudkan
adalah agar setiap pribadi dapat berkembang semaksimal mungkin dengan jalan
memanfaatkan teknologi sedemikian rupa sehingga selaras dengan perkembangan
masyarakat dan lingkungan.Rujukan konsep itu merupakan hasil sintesi dari gejala yang
diamati dan kecenderungan yang ada.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 284 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Analisis empirik terhadap sistem belajar mandiri yang dilakukan untuk
menghasilkan manfaat penerapan teknologi instruksional :
a. Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan :
a) Memperlaju penerapan bahan
b) Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik
c) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat
lebih banyak membina dan mengembangkan kegiatan belajar anak didik
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan :
a) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
b) Memberikan kesempatan anak didik untuk berkembang sesuai perkembangan
perorangan mereka.
c. Memberikan dasar pembelajaran yang lebih ilmiah dengan jalan:
a) Perencanaan program pembelajaran secara bersistem
b) Pengembangan bahan ajaran yang dilandasi penelitian
d. Memungkinkan belajar lebih akrab, karena dapat :
a) Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran didalam dan diluar sekolah
b) Memberikan pengalaman tangan pertama
e. Memungkinkan pemerataan pendidikan yang bermutu, terutama dengan :
a) Dimanfaatkan bersama tenaga atau kejadian langka
b) Didatangkannya pendidikan kepada mereka ytang memerlukan Analisis ini
dilakukan dengan harapan bahwa keberadaan teknologi pendidikan dapat
dimanfaatkan dan benar-benar mampu menjadi solusi terhadap pemecahan
semua permasalahan bejara, baik yang bersifat mikro ataupun makro.
Dalam konsep teknologi pendidikan, dibedakan istilah pembelajaran
(instruction) dan pengajaran (teaching). Pembelajaran, disebut juga kegiatan
pembelajaran instruksional, adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar
seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu.Sedangkan
pengajaran adalah usaha membimbing dan mengarahkan pengalaman belajar kepada
peserta didik yang biasanya berlangsung dalam situasi resmi atau formal.
Reigeluth dan Merrill (1983) berpendapat bahwa pembelajaran sebaiknya
didasarkan pada teori pembelajaran yang bersifat preskiptif, yaitu teori yang
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 285 http://romidwisyahri95.blogspot.com
memberikan ‖resep‖ untuk mengatasi masalah belajar. Teori pembelajarn yang
prespektif itu harus memerhatikan tiga variabel, yaitu variabel kondisi, metode, dan
hasil.
Kerangka teori instruksional itu dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Kondisi Karakteristik Pelajaran
2. Karakteristik Siswa Pembelajaran
3. Tujuan Hambatan
4. Metode Pengorganisasian Bahan Pelajaran
5. Strategi Penyampaian
6. Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
Karakteristik siswa meliputi pola kehidupan sehari-hari, keadaan sosial
ekonomi, kemampuan membaca, dan sebagainya.Karakteristik pelajaran meliputi
tujuan apa yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut, dan apa Tujuan hambatan
untuk pencapaian itu. Misalnya saja kemampuan berbahasa Inggris yang umumnya
lemah merupakan hambatan untuk mempelajari teks berbahasa Inggris.
Pengorganisasiaan bahan pelajaran, meliputi antara lain bagaimana merancang bahan
untuk keperluan belajar mandiri. Strategi penyampaian meliputi pertimbangan
panggunaan media apa untuk menyajikan nya, siapa dan atau apa yang akan
menyajikan, dan sebagainya. Sedang pengelolaan kegiatan meliputi keputusan untuk
mengembangkan dan mengelola serta dan bagaimana digunakannya bahan pelajaran
dan strategi penyampaian. Berdasarkan kerangka teori itu setiap metode
pembelajaran harus mengandung rumusan pengorganiasasian, bahan pelajaran,
strategi penyampaian, dan pengelolaan kegiatan, dengan memerhatikan faktor tujuan
belajar, hambatan belajar, karakteristik siswa, agar dapat diperoleh efektivitas,
efisiensi, dan daya tarik pembelajaran.
Dalam inovasi pendidikan tidak bisa lepas dengan masalah revolusi metode,
kurikulum yang inovatif, teknologi serta SDM yang kritis untuk bisa menghasilkan
daya cipta dan hasil sekolah sebagai bentuk perubahan pendidikan. Sekolah harus
mempunyai orientasi bisnis pelanggan yang memiliki daya saing global. Untuk itu
ada lima teknologi baru yang dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik.
1. Lima macam Teknologi
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 286 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Sistem Berpikir
Sistem berpikir menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya
tiap mode di dunia pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan
yang tidak kita inginkan. Tanpa sistem berpikir kita akan sulit untuk mengadakan
peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi sistem berpikir menghadirkan konsep
sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait
Desain System
Desain sistem adalah teknologi merancang dan membangun sistem yang
baru. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan
harapan. Desain sistem memberi kita peralatan untuk menciptakan suatu system
yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.
Kualitas pengetahuan
Mutu atau kualitas pengetahuan merupakan teknologi yang memproduksi
suatu produk atau jasa/ layanan yang sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu
pengetahuan yang berkualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam
inovasi pendidikan/ sekolah.
Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah suatu cara untuk memandu energi kreatif ke
arah perubahan positif. Dapat juga diartikan sistem pemikiran yang berlaku untuk
aspek manajemen inovasi tentunya dengan berorientasi pada POAC
(Perencanaan, Organisasi, Aktualisasi dan Kontrol).
Teknologi pembelajaran
Disini ada dua bagian yaitu peralatan Pelajar elektronik (Komputer,
multimedia, Internet, telekomunikasi), dan pembelajaran yang didesain, metode
dan strateginya diperlukan untuk membuat peralatan elektronik yang efektif.
Pelajaran elektronik ini mengubah cara mengkomunikasikan belajar. Jadi
teknologi pembelajaran adalah sistem pemikiran yang berlaku untuk instruksi dan
belajar. Kelima teknologi tersebut merupakan suatu keterpaduan untuk menuju
inovasi pendidikan sehingga dalam memecahkan masalah pendidikan perlu
kombinasi peralatan/ alat elektronik, orang-orang, proses, manajemen, intelektual,
untuk perubahan yang efektif.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 287 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pengaruh Teknologi Pendidikan
Secara operasional teknologi pendidikan dapat dikatakan sebagai proses yang
bersistem dalam membantu memecahkan masalah belajar pada manusia. Kegiatan yang
bersistem mengandung dua arti, yaitu pertama yang sistemik atau beraturan, dan kedua
yang sistemik atau beracuan pada konsep sistem. Kegiatan yang beraturan adalah kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan yang dilakukan dengan langkah-langkah mengkaji kebutuhan
itu sendiri terlebih dahulu, kemudian merumuskan tujuan, mengidentifikasikan
kemungkinan pencapaian tujuan dengan mempertimbangkan kendala yang ada,
menentukan kriteria pemilihan kemungkinan, memilih kemungkinan yang terbaik,
mengembangkan dan menguji cobakan kemungkinan yang dipilih, melaksanakan hasil
pengembangan dan mengevaluasi keseluruhan kegiatan maupun hasilnya.
Pendekatan yang sistemik adalah yang memandang segala sesuatu sebagai sesuatu yang
menyeluruuh (komprehensif) dengan segala komponen yang saling terintegrasi.Keseluruhan itu
lebih bermakna dari sekadar penjumlahan komponen-komponen. Tiap komponen mempunyai
fungsi sendiri, dan perubahan pada tiap komponen akan mempengaruhi komponen lain serta
sistem sebagai keseluruhan. Pendekatan ini juga memperhatikan bahwa pendidikan sebagai suatu
sistem terdiri dari berbagai lapis sistem: makro, meso dan mikro. Pendidikan di dalam kelas
merupakan lapis terbawah atau terkecil atau suatu sistem mikro.Sedangkan pendidikan nasional
merupakan sistem makro atau yang paling atas.Masalah belajar yang dipecahkan banyak
ragamnya.
Ada masalah dalam skala mikro, yaitu masalah yang dihadapi guru dalam satu kelas
untuk mata pelajaran tertentu, dan ada masalah makro, yaitu masalah pendidikan nasional,
misalnnya ketersediaan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan lanjut. Pembelajaran
adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau
terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.
Usaha ini dapat dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki
kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar
yang diperlukan.
Pengertian ini dibedakan dengan pengajaran yang telah terlanjur mengandung arti
sebagai penyajian bahan ajaran yang dilakukan oleh seseorang pengajar. Pembelajaran
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 288 http://romidwisyahri95.blogspot.com
tidak harus diberikan oleh pengajar, karena kegiatan itu dapat dilakukan oleh perancang
dan pengembang sumber belajar, misalnya seorang teknolog pembelajaran atau suatu tim
terdiri dari ahli media dan ahli materi ajaran tertentu. Keberhasilan proses belajar mengajar
dapat terjadi dari upaya berbagai komponen dan salah satunya adalah strategi
pembelajaran, yang menjadi salah satu bahan kajian dalam teknologi pendidikan.
Semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan manusia untuk sesuatu
tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan
usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada.
Setiap teknologi, tidak terkecuali teknologi pendidikan, merupakan proses untuk
menghasilkan nilai tambah, sebagai produk atau piranti untuk dapat digunakan dalam
aneka keperluan, dan sebagai sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling
berkaitan untuk suatu tujuan tertentu. Melihat penjelasan diatas untuk itu penulis mengakat
tema ‖Strategi Pembelajaran dengan Konsep Dasar Pola Sistem Belajar Mandiri‖. Dengan
tujuan penulisan untuk mengetetahui strategi pembelajaran dengan Konsep Dasar Pola
Sistem Belajar Mandiri
Teknologi Pendidikan Dalam Meningkatkan Produktivitas Pendidikan
Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses
perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan
dapat dilihat dari out put pendidikan yang berupa prestasi, serta proses pendidikan yang
berupa suasana pendidikan. Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah
tamatan yang banyak, mutu tamatan yang tinggi, relevansi yang tinggi dan dari sisi
ekonomi yang berupa penyelenggaraan penghasilan. Sedangkan proses atau suasana
tampak dalam kegairahan belajar, dan semangat kerja yang tinggi serta kepercayaan dari
berbagai pihak.
Satu hal yang perlu disadari adalah bahawa produktivitas pendidikan harus dimulai
dari menata /SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal kedua adalah bahwa
penataan SDM harus dilaksanakan denagn prinsip efektivitas dan efisiensi karena
efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran yang mutlak bagi produktivitas
pendidikan.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 289 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Dalam meningkatkan produktivitas pendidikan, teknologi pendidikan memiliki
ciri-ciri inovasi pendidikan yang dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun
menurut ashby 1967 ada empat ciri-ciri inovasi pendidikan :
i. Ketika masyarakat /orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas
pendidikan anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke
sekolah.
ii. Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
iii. Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan
ketersediaan buku lebih luas.
iv. Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD
proyektor, perekan internet, LAN, dsb ).
Keempat perubahan di atas di dunia pendididkan telah menimbulkan banyak
masalah, dan untuk itulah kelima teknologi yang dibahas pada point sebelumnya sangat
membantu untuk solusi pemecahan.
Perubahan pendidikan/sekolah yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya
tentunya sangat tergantung pada lima teknologi tersebut yaitu sistem berfikir, system
desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen. Sekarang sekolah negeri maupun
swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem pendidikan mereka. Banyak
program sekolah yang ditawarkan pada masyarakat baik itu jurusan maupun status sekolah
yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya. Yang jelas
perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM yang
berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desein pendidikan, punya kiat manajemen
yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa antara inovasi
pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Inovasi merupakan okbyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya.
Dalam inovasi pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang inovasi
pendidikan, sebaliknya SDM dan alat tidak akan berfungsi tanpa digunakan untuk
sasaran/tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 290 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Dalam meningkatkan produktivitas pendidikan , Teknologi Pendidikan
mempunyai manfaat sebagai berikut:
Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi
pengetahuan:
- Untuk mewakili gagasan pelajar pemahaman dan kepercayaan
- Untuk organisir produksi, multi media sebagai dasar pengetahuan pelajar.
Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan yang
mendukung pelajar : Untuk mengakses informasi yang diperlukan. Untuk
perbandingan perspektif, kepercayaan dan pandangan dunia.
Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan
berbicara. Untuk berkolaborasi dengan orang lain.
Untuk mendiskusikan, berpendapat dan membangun konsensus antara anggota sosial.
Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar. Untuk
membantu pelajar mengartikulasikan dan memprentasikan apa yangmereka ketahui.
Teknologi pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan/sekolah.
Tekonologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar
mengajar.
Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan pendidikan.
Quantum Learning
Banyak sekolah-sekolah saat ini menerapkan sistim quantum learning, bahwa tingkat
kepercayaan banayak pendidik semakin besar pada praktek. Sesuatu yang dipahami dengan lebih
mendalam melalui pengalaman nyata dilapangan.
Dimana membiarkan tiap murid menganalisa dan berpikir kritis dari pengetahuan yang mereka
peroleh.
Siswa dikelompokkan terlebih dahulu, sesuai dengan
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 291 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Kulitas intelegensi
Kualitas emosional
Kualitas sprrittual
Setiap siswa dianggap sebagai individu mandiri dan bebas, mampu memilih kategori
unggulan buat mereka sendiri dan mencapainya.
Misalnya, jika siswa suka seni, maka yang menjadi fokus pendidikanya adalah
pengetahuan dibidang kesenian, sedangkan pengetahuan lain dianggap sebagai pelengkap.
Kelemahannya :
metode pengajaran seperti ini relatif baru dan membutuhkan sarana dan prasarana yang
tidak sedikit.
Membutuhkan dana yang relatif tinggi
Terdapatnya tingkat persaingan dengan sekolah swasta
Pemecahanya :
Bagaimana memicu kesadaran pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang
lebih komleks.
Pendidikan yang baik adalah investasi yang tak ternilai untuk kemajuan bangsa. Maka,
untuk menstandarkan materi-materi pendidikan yang diberikan dalam sekolh, disusunlah
kurikulum oleh pemerintah sebagai pedoman sistematis yang wajib dilaksanakan bagi institusi-
institusi pendidikan di Indonesia dalam materi pelajaran.
Penerepan teknologi pendidikan masa kini
Dijaman reformasi saat ini pendidikan mengalami :
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 292 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1. Kurikulum yang dikeluarkan pemerintah senantiasa berubah cepat
2. Setiap kali mentri pendidikan berganti kurikulum ikut berbah.
Apakah berganti kurkulum itu baik?
Sebenarnya tergantung, apabila kurikulum baru memang lebih efektifdan cocok dengan
realita dilapangan, maka itu baik. Tapi, apabila kurikulum itu tidak efektif dan sulit
direalisasikan dengan sempurna, maka akan terjadilah kebingungan
3. Tidak adanya sekolah yang secara khusus menghasilkan peserta didik untuk
menjadi pemimipin.
Pendidikan berbeda dengan pengajaran ;
Pendidikan mempunyai arti luas, yaitu pendidikan dapat berlangsung dimasyarakat,
dikeluarga, tempat bekerja dan tempat lainnya.
Pengajaran dalam prosesnya harus berlangsung secara teorganisir melalui institusi (formal)
persekolahan termasuk diperguruan tinggi tentunya.
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI PENDIDIKAN DI ERA
GLOBALISASI
Reformasi yang dapat di lakukan teknologi informasi dapat mencakup tiga hal, yaitu:
• Cara kita belajar
• Apa yang kita pelajari
• Tempat dan waktu kita belajar
1. Cara kita belajar
Mengenai cara kita belajar, terkait dengan metode pembelajaran. Pada pembelajaran
konvensional, guru memainkan peranan yang lebih besar sehingga tingkat ketergantungan siswa
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 293 http://romidwisyahri95.blogspot.com
terhadap guru menjadi lebih besar juga. Sedangkan pada pembelajaran berbasis teknologi
informasi pembelajaran terpusat kepada siswa sehingga guru hanya sebagai pendamping atau
konsultan saja
2. Ape yang kita pelajari?
Terkait dengan apa yang kita pelajari. Pada pembelajaran berbasis teknologi informasi
(TI) mengubah pola pembelajaran tidak hanya terhadap apa yang seharusnya di pelajari oleh para
siswa, melainkan juga apa yang dapat di peroleh oleh para siswa jika dapat mengoptimalkan
peran TI. Hal ini mengindikasikan bahwa TI dapat menyediakan sumberdaya pembelajaran yang
tidak terbatas seperti internet, intranet, audio/video, dan media berbasis teknologi lainnya.
3. Tempat dan waktu kita belajar
Ruang dan waktu belajar adalah salah satu hal yang membatasi proses pembelajaran
sehingga tidak dapat berlangsung secara maksimal. Dengan hadirnya TI maka para siswa dapat
memilih sendiri tempat dan waktu serta ritme pembelajaran karena TI menawarkan kebebasan
memilih ketiga hal tersebut sesuai kebutuhan setiap siswa.
Seiring dengan kehadiran teknologi informasi, proses pembelajaran bagi para siswa tidak
hanya melalui cara konvensional dengan adanya tatap muka secara langsung antara guru dengan
murid, tetapi pembelajaran juga dapat menggunakan sarana-sarana teknologi sehingga antara
guru dan murid tidak harus bertatap muka secara langsung.
Berdasarkan hal di atas, sangat jelas bahwa metode pendidikan berbasis TI memiliki
prospek yang cerah di masa depan karena menawarkan berbagai keunggulan yang tidak di miliki
oleh proses pendidikan formal pada umumnya. Selain itu metode pendidikan berbasis TI juga
menawarkan pendidikan murah bagi para siswa karena para siswa dapat memperoleh bahan
pembelajaran dari berbagai sumber yang gratis tentunya tidak seperti pendidikan konvensional
yang harus membeli buku-buku yang kian hari kian mahal. Dengan kata lain, metode pendidikan
berbasis TI harus segera di kembangkan di Indonesia untuk mendukung UU No 20 Tahun 2003
untuk mewujudkan pendidikan murah yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Globalisasi membawa akibat terjadinya perubahan yang terus menerus dan semakin
cepat. Sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan, perlu diupayakan suatu sistem pendidikan
yang mampu membentuk kepribadian dan ketrampilan peserta didik yang unggul, yakni beriman
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 294 http://romidwisyahri95.blogspot.com
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia yang kreatif, cakap, terampil, jujur, dapat
dipercaya, disiplin, bertanggung jawab dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi, maka
dibentuklah empat pilar pendidikan yang dijadikan fondasi pendidikan pada era informasi dan
jaringan global ini dalam meraih dan merebut pasar internasional.
Penerepan teknologi pendidikan masa depan
Di era global seorang pemimpin perlu diajarkan dan dikenalkan secara dini dalam sistem
pendidikan nasional agar pada saatnya mereka dibutuhkan minimal telah memiliki kapasitas dan
aksesibilitas yang memadai untuk memimpin.
Agar dari masyarakat sudah diberdayakan akan lahir pemimipin-pemimpin bangsa yang efektif.
Sifat-sifat positif yang harus dimiliki olehh seorang pemimipin :
Kreatif
Bermoral
Pemberani
Intelektula (pengetahuan yang tinggi)
Memiliki komitmen
Pemimpin yang sejati :
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 295 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Pemimpin yang bisa menjadi simbol moraldan pemersatu bagi komunitasnya
Pemimipin yang bisa menjadi agent menuju kesejahteraan, kemakmuran.
Pemimipin yang bisa membawa komunitasnya melangkah maju jauh kedepan.
Dengan meningkatkan anggran belanja untuk pendidikan, serta peningkatan kuaitas para guru,
sistem pendidikan di Indonesia akan lebih baik. Dan ini akan menghasilkan SDM Indonesia yang
berkompetensi.
Lalu dengan penerepan teknologi Indonesia dapat membuat kualitas dan kuantitas produk yang
dihasilkan dari SDA pun meningkat. Dari integrasi SDM dan SDA Indonesia ini, maka
perbaikan ekonomi pun dapat terwujud dan dapt menciptakan kesejahteraan bagi bangsa
indonesia.
Perkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance
Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu
dimasukan sebagai strategi utama.
Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan.
Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi
menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku.
Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam
pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada
saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media
internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa
secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang
diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.
Pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari.
Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 296 http://romidwisyahri95.blogspot.com
tangga dan orang lanjut usia (pensiunan).
Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau
dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di
Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh
Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based
learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat,
dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan
program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di
dunia. Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5
kali lebih banyak (dari 30 menjadi150mahasiswa)dengan biaya 31% lebih murah.
Kecenderungan global & regional dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi
untuk pendidikan
Pertama, proses investasi dan re-investasi yang terjadi dalam dunia industri berlangsung
sangat cepat, menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat pula pada dunia
organisasi kerja, struktur pekerjaan, struktur jabatan dan kualifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan.
Kedua, perkembangan industri, komunikasi dan informasi yang semakin cepat akan
melahirkan ‖knowledge worker‖ yang semakin besar jumlahnya.
Knowledge worker adalah pekerjaan yang berkaitan erat dengan proses informasi.
Ketiga, berkaitan dengan dua kecendrungan pertama, maka muncul kecendrungan bahwa
pendidikan bergeser daari ide back to basic ke arah ide the forward to future basic, yang
mengandalkan pada penigkatan kemampuan TLC (how to think, how to learn, how to create).
How to think menekankan pada pengembangan critical thinking, how to learn menekankan pada
kemampuan untuk bisa secara terus-menerus dan mandiri emnguasai dan mengolah informasi
dan how to create menekankan pada pengembangan kemampuan untuk dapat memcahkan
problem yang berbeda-beda.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 297 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Keempat, berkembang dan meluasnya ide demokratisasi yang bersifat substansi, yang
antara lain dalam dunia pendidikan akan terwujud dalam munculnya tuntutan pelaksaan school
based management dan sitespecific soluion. Seiring dengan itu, karena kreatifitas guru, maka
akan bermunculan berbagai bentuk praktek pendidikan yang berbeda satu sama lain, yang
kesemuanya untuk menuju pendidikan yang efekti dan efisien.
Kelima, semua bangsa akan mengalami krisis demi krisis yang tidak hanya dapat
dianalisis dengan metode sebab akibat sederhan tetapi memerlukan sistim yang saling
bergantungan.
Kecendurangan – kecendrungan tersebut diatas menuntut kualitas sumber daya mnusia
yang berbeda dengan kualitas yang ada dewasa ini.
Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan maka pada
saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media
internet untuk menghubungkan antara mahasisiw denagan dosennya, melihat nilai mahasiswa
secara online, memngecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang
diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.
Pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari.
Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah
tangga dan orang lanjut usia (pensiunan).
Setiap pembahasan tentang masa depan senantiasa mengandung ketidakpastian, tak
terkecuali pembahasan pendidikan masa depan. Kecendrungan yang diidentifikasikan berikut ini
merupakan ramuan dari berbagai sumber (miarso,1990) namun belum merupakan ramuan yang
komprehensif.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 298 http://romidwisyahri95.blogspot.com
1. Belajar Menyelidik
Yaitu meliputi kemampuan seseorang dalam menggunakan proses dan
prosedur yang intelektual, untuk memecahkan masalah akademis maupun
praktis yang dihadapinya. Prinsip ini dalam pelaksanaannya dicerminkan
dengan berkurangnya penjelasan atau ceramah dari guru, dan dengan
meningkatnya kegiatan meneliti baik secara mandiri maupun kelompok oleh
peserta didik.
2. Belajar Mandiri
Yaitu berupa pengarahan dan pengontrolan diri dalam memperoleh dan
menggunakan pengetahuan. Kemampuan ini penting karena keberhasilan
dalam kehidupan, akan diukur dari kesanggupan bertindak dan berpikir
sendiri, dan tidak tergantung kepada orang lain.
3. Belajar Sendiri
Bentuk pertama telah dikembangkan dalam sistem PAMONG , PPSP, SMP
terbuka, Universitas Terbuka dengan digunakannya modul belajar. Bentuk
kedua pernah dikembangkan dalam sekolah laboratorium IKIP malang yang
dipimpin oleh Prof. Dr. S.Pakasi.
4. Belajar Struktur Bidang Studi
Mempelajari struktur ini dapat dilakukan melalui pemahaman konsep,
prinsip, prosedur da model teoritik. Cara ini akan lebih ekonomis dan
praktis. Dengan menguasai struktur fakta dan informasi selanjutnya dapat
disimpan dalam berbagai macam sarana bantu yang dapat diambil kembali
sewaktu – waktu diperlukan.
5. Belajar Mencapai Penguasaan
Prinsip ini berasumsi bahwa setiap peserta didik mampu menguasai apa yang
dipelajarinya. Penguasaan atas tujuan ini merupakan standar bagi semua
peserta didik, dengan ketentuan bahwa tiap peserta didik mendapat tugas
yang sesuai dengan kemampuannya, serta bahwa kepada mereka itu dapat
disediakan bahan, waktu, dan bimbingan yang diperlukan untuk
keberhasilannya. Dengan prinsip ini maka peranan utama guru adalah
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 299 http://romidwisyahri95.blogspot.com
mengelola kegiatan belajar peserta didik dan memberikan bimbingan yang
diperlukan.
6. Pendidikan Untuk Perkembangan Kepribadian
Perkembangan ini merupakan perkembangan segala aspek kepribadian
secara utuh, bukan hanya menekankan pada aspek koqnitif saja melainkan
pula keyakinan, minat, dan nilai yang membentuk pribadi seseorang.
7. Mengutamakan Kepentingan Peserta Didik
Perlu diadakan berbagai macam kemungkinan, dan disediakan kemudahan
untuk mengikuti salah satu kemungkinan itu disebabkan kondisi dan
karakteristik masing-masing peserta didik yang berbeda. Misalnya, bagi
peserta didik yang tinggalnya di daerah terpencil dan terisolasi atau mereka
yang karena alasan fisik, sosial dan ekonomi tidak dapat mengikuti
pendidikan reguler, harus dapat diberikan program pendidikan
kompensatoris, dengan derajat dan pengakuan yang setaraf dengan program
regular.
8. Pesebaran Waktu
pendidikan itu berlangsung sepanjang waktu, terutama waktu jaga setiap
orang. Dalam suatu sistem pendidikan hendaknya keterpaduan antara
pendidikan di dalam sekolah dan di luar sekolah, sehingga perolehan suatu
kemampuan tidak hanya dibatasi dan dihargai sewaktu seseorang bersekolah,
atau didasarkan pada ijazah atau tanda tamat belajar.
9. Persebaran Tempat
Pendidikan itu pada dasarnya dapat berlangsung dimana saja, namun
bilamana dikehendaki agar pendidikan itu terarah dan terawasi perlu ditata
terlebih dahulu bentuk kelembangaan dan tata caranya.penataan ini tidak
harus dilakukan secara formal dalam suatu bentuk perundingan khusus,
melainkan dapat pula berkembang sebagai suatu kebiaasaan dalam
masyarakat .
10. Keanekaragaman Sumber
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 300 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Guru hanyalah salah satu sumber insani, dan disamping itu maih ada lagi
sumber non insani. Sumber-sumber insani ini harus pula dilengkapi dengan
sumber non insani berupa lingkungan, alat, media, dan sebagainya.
11. Diferensiasi Peranan
Guru harus berbagi peranan dengan orang lain yang mempunyai tugas dan
fungsi khusus. Semua orang tergabung ke dalam suatu tim instruksional, dan
masing-masing orang di samping mempunyai keahlian dalam bidang
tanggung jawabnya, juga memahami perananya.
12. Ekonomi Pendidikan
Pendidikan sebagai suatu proses menciptakan hasil, tidak mungkin terbebas
dari pertimbangan ekonomi. Ditinjau dari segi anggran, komponen
pembiayaan untuk guru merupakan jumlah yang terbesar, oleh karena itu
harus bisa digunakan seefisien dan seefktif mungkin.
13. Pendekatan Ilmiah
Pendidikan merupakan kepentingan semua orang. Tetapi itu tidak berarti
bahwa pendidikan itu merupakan ―common sense‖ yang dapat dimengerti
dan diketahui oleh orang awam. Pendidikan sebagai suatu disiplin keilmuan
berkembang sesuai dengan perkembangan daya pikir, keadaan dan
kebutuhan manusia.
Dalam Teknologi Pendidikan terdapan gejala-gejala dalam perkembangnya, salah
satunya dalam bidang garapa teknologi pendidikan. Adpaun gejala tersebut ialah :
1. Adanya orang-orang belajar yang belum memperoleh perhatian yang cukup tentang
kebutuhannya, kondisinya, dan tujuannya.
Untuk masa mendatang diharapkan dengan perkembangan teknologi pendidikan ini orang tua
mampu mengenal karakteristik, kebutuhan, dan tujuan anak mereka dalam memperoleh
pendidikan.
2. Adanya sibelajar yang tidak cukup memperoleh pendidikan dari sumber-sumber sedekala
(tradisional), dan karna itu perlu dikembangkan dandigunakan sumber-sumber baru.
3. Adanya sumber-sumber baru berupa orang (misalnya penulis buku ajar dan pembuat media
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 301 http://romidwisyahri95.blogspot.com
instruksional), isi pesan (yang tertulis dalam buku, tersaji dalam media, dan sebagianya), bahan
(misalnya buku, dan perangkat lunak televisi), alat ( pesawat televisi dan sebaginya), cara – cara
tertentu dalam memanfaatkan orang, pesan, bahan dan alat, serta lingkungan tempat proses
belajar itu berlangsung(AECT, 1986).
4. Adannya kegiatan yang bersistem dalam mengembangkan sumber0sumber belajar itu yang
bertolak dari landasan teori tetentu dan hasil penelitian, yang kemudian dirancang, dipilih,
diproduksi, disajikan, diguankan, disebarkan, dinilai, dan disempurnakan.
5. Adanya pengelolaan atas kegiatan belajar yang memanfaatkan berbagai sumber, kegiatan
mengahasilkan dan atau memilih sumber belajar, serta orang dan lembaga yang terlibat langsung
dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini dilakukan agar kehiatan lebih berdaya guna, berhasil
guna dan produktif.
Dalam menghadapi masalah internal pendidikan dan tantangan masa depan, sebenarnya
pemerintah sudah menyadari perlunya kebijakan dan strategi pengembangan pendidikan yang
bersifat inovatif, yaitu tidak terkait dengan tradisi yang ada.
Dapat kiranya diramalkan arah kecendrungan pendidikan mendatang secara umu adalah
sebagai berikut:
a. Pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh akan menjambah pendidikan
yang berada di luar jangkauan pendidikan tatap muka konfensional yang bersifat
klasikal.
b. Lembaga-lembaga pendidikan atau latihan yang mempunyai satu kepentingan untuk
memanfaatkan sumber-sumber secara bersama akan berkolaborasi dalam suatu
jaringan pendidikan jarak jauh.
c. Pendidikan profesi dan politeknik secara bertahap akan memanfaatkan kemampuan
jaringan email dan elibrary Untuk akses data atau informasi yang bersangkutan.
d. Daerah – daerah pelosok jauh dan terpencil secara bertahap melalui kantong-kantong
eksprimentasi akan diperkenankan dengan penggunaan teknologi yang tepat guna
e. Penggunaan CD ROOM multimedia dalam pendidikan secara bertahap akan dapat
menggantikan TV dan Radio karna sifatnya yang luwes.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 302 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Sedangkan lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi sejumlah pilihan alternatif
untuk memanfaatkan Teknologi Komunikasi dan Informasi sebagai berikut :
A. Perpustakaan Elektronik
Merupakan arsip buku-buku dengan dibantu teknologi informasi dan internet
dapat dengan mudah mengubah konsep perpustaan yang pasif menjadi lebih
agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya.
B. Surat Elektronik (E-mail)
Dengan aplikasi sederhana seperti e-mail, seseorang dosen, pengelola, orang tua
dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan dengan lainnya dalam kegiatan
belajar di luar kampus, mahasiswa yang menghadapi kesulitan materi dapat
bertanya lewat e-mail ke dosennya.
C. Ensiklopedia
Diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan
gambar tetapi juga video audio bahkan gerakan. Data dan informasi yang
terkandung dalam ensiklopedia juga telah tersedia di internet.
D. Sistem distribusi bahan belajar secara elektronis atau digital
Berdasarkan pengalaman selama ini yang tinggal di daerah terpencil karena
keadaan gografisnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan belajar
cetak (modul)
E. Teledukasi Dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System
Penddidika dan pelatihan jarak jauh di perlukan untuk memudahkan akses serta
pertukaran data, pengalaman, dan sumber daya dalam rangka peningkatan mutu
dan keterampilan profesional dari sumber daya manusia di indonesia.
F. Pengelolaan Informasi
Perguruan tinggi sering di anggap sebagai gudangnya ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan tersebut disimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian
besar yang tercetak dalam buku, makalah atau laporan.
G. Video Teleconference
Keberadaan teknologi informasi videoteleconference memungkikan bagi
mahasiswa di seluruh dunia utuk saling berkenalan da berhubungan satu dengan
yang lainnya.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 303 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Aplikasi Penerapan TP Pada Usia SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi
Penerapan teknologi pendidikan dapat berwujud dalam berbagaibentuk upaya memecahkan
masalah pendidikan dan pembelajaran,khususnya dalam perluasan akses dan peningkatan
mutu pendidikan, yaitu:
a) menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), struktur dan muatan kurikulum, kalender
pendidikan, silabus dan perangkat pembelajaran lain, seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP);
b) menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan bahan belajar,
modul, buku teks, atau buku elektronik (e-book);
c) menerapkan metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada penerapan teori-
teori belajar mutakhir, seperti teori belajar konstruktivisme dan paradigma baru
pendidikan lainnya;
d) mengembangkan dan memanfaatkan berbagai jenis media yang sesuai dengan
kebutuhan dan dengan mengindahkan prinsip-prinsip pemanfaatannya secara efektif
dan efisien (Purwanto, 2005:18) dan
e) mengembangkan strategi pembelajaran untuk membangun danmenemukan jati diri
melalui proses pembelajaran yang aktif, interaktif,kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM).
Sesungguhnya pemanfaatan teknologi untuk keperluan pendidikandalam hal
fungsinya sebagai media pembelajaran bukanlah merupakan hal baru. Sejarah teknologi
pendidikan, khususnya pemanfaatan media massa dalam konteks pendidikan, merupakan
bagian dari suatu revolusi (Cuban, 1986). Penggunaan buku, film, radio, TV dan multimedia
interaktif telah menjadi harapan masyarakat sebagai sarana untuk bisa membantu
memecahkan berbagai masalah proses pembelajaran dalam sistem pendidikan, merupakan
upaya pemanfaatan teknologi untuk menunjang peningkatan kualitas proses belajar dan
pembelajaran yang dilakukan secara tradisional.
Dibandingkan dengan penggunaan media lain sebagai mediapembelajaran, Internet
menjanjikan kemungkinan yang lebih lugs danmemiliki dampak yang lebih serius terhadap
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 304 http://romidwisyahri95.blogspot.com
masyarakat, balk masyarakat politik maupun masyarakat pendidikan. Sebagai contoh ialah
Televisi yang sebagai media massa pemanfaatannya lebih menonjol pada aspek hiburan,
walaupun sesungguhnya sebagai media massa dia juga mempunyai peran/fungsi yang lain
yaitu pengawasan lingkungan, korelasi antar bagian dalam masyarakat dan sosialisasi atau
pewarisan nilai-nilai (Lasswell dan Wright, 1975). Sedangkan komputer/Internet
pemanfaatannya lebih luas lagi yaitu mencakup bidang-bidang pekerjaan, sekolah
(pendidikan), permainan/hiburan dan perdagangan balk dalam lingkup individu, lingkup
keluarga, institusi maupun bisnis. Dengan demikian trend ke depan menunjukkan bahwa
model-model pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau ICT ini
makin berkembang.
Sistem pembelajaran yang inovatif, sebagai bentuk aplikasi konsepteknologi
pendidikan, telah berhasil diciptakan dan bahkan dilembagakan dalam sistem pendidikan
nasional. Sistem itu antara lain SD PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang
tua dan Guru), SD Kecil, SMP Terbuka, MTs Terbuka, SMA Terbuka, Universitas Terbuka,
dan berbagai sistem pembelajaran jarak jauh yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga
Diklat, Diklat guru SD melalui Siaran Radio Pendidikan (Diklat SRP), Diklat bahasa Inggris
guru SD sistem jarak jauh, Siaran Radio Pendidikan untuk Murid Sekolah Dasar (SRPM
SD), IDLN, SEAMOLEC, pendidikan di rumah (Home schooling), dan lain-lain.
Selain itu berbagai strategi belajar dan pembelajaran yang inovatif, sebagai bentuk aplikasi
konsep teknologi pendidikan, yaitu: belajarberbasis masalah, belajar berbasis aneka sumber
(BEBAS), pembelajaran elaboratif, pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM), pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau
ICT, seperti e-dukasi net, ASEAN SchoolNet, serial televisi ACI (Aku Cinta Indonesia
=Amir Cici dan Ito), siaran Televisi Edukasi (TVE), dan lain lain
.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 305 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Daftar Pustaka
Rusjdy S. Arifin. 2005. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia.
Jakarta: Pustekkom Diknas
Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas
Fred Percial dan Henry Willington. (1998). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga
Zamroni.2001.Pradigma Pendidikan Masa Depan.Yogyakarta:Bigraf Publishing
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 306 http://romidwisyahri95.blogspot.com
PENUTUP
Kesimpulan
Meskipun perkembangan teknologi pendidikan tampak berjalan dengan pesat, namun
aplikasinya dalam pendidikan sumber daya manusia masih terbatas. Masih banyak peluang yang
belum dapat dimanfaatkan. Perkembangan keahlian mengalami proliferasi sedemikian rupa,
sehingga banyak orang yang merasa dirinya berkeahlian, dan kemuadian berusaha menunjukkan
keahliannya itu, yang sebenarnya merupakan keahlian semu, kepada klien yang memerlukan.
Tidak dapat diangka lagi bahwa perkembangan Teknologi Pendidikan telah memengaruhi
seluruh pola ehidupan masyarakat bahkan budaya kita, termasuk dibidang pendidikan.
Masyarakat indonesia, dalam memasuki era industrialisasi dan kemudian era informasi haruz lah
melek teknologi tidak hanya dalam arti menjadi konsumen produk teknologi, melainkan pula
sebagai masyarakat yang mampu menguasai dan mengembangan teknologi. Sumbangan
pendidikan untuk terwujudnya masyarakat yang maju dan melek teknologi sangat penting sekali.
Namun smentara itu kebijakan dan program pendidikan belum mampu memberikan respon yang
memadai.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan maka pada
saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media
internet untuk menghubungkan antara mahasisiw denagan dosennya, melihat nilai mahasiswa
secara online, memngecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang
diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.
Pendidikan jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari.
Metoda pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah
tangga dan orang lanjut usia (pensiunan).
Saran
Semoga makalah akhir ini bias bermanfaat bagi pembaca dan mampu menambah wawasan untuk
kita semua.
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 307 http://romidwisyahri95.blogspot.com
PEMBAGIAN TUGAS
1. ANDRI SAPUTRA
( BAB V)
2. ROMI DWISYAHRI
(BAB IV DAN BAB VI)
3. DELLA DENADA
(BAB IX)
4. MUSTIKA RIZANA
(BAB VIII ,COVER)
5. MENTARI ELVA
(BAB VII)
6. DELLIATI
(BAB I DAN BAB II)
7. SEPTA PRATIWI
(BAB III)
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 308 http://romidwisyahri95.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA KESELURUHAN
Miarso, Yusuf Hadi. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada
Nasution.1987. Teknologi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
Nasution.2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Seels, B. B., & Richey, R. C. 1994. Teknologi pendidikan definisi dan kawasanya. Washington,
DC: Association for Educational Communications and Technology.
Danim, Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Nasution, M.A, Prof. Dr, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Sadiman, Arif, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986)
Sudjana, Dr. Nana, Teknologi Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1989)
Syukur, Drs. Fatah, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005)
Arif AM, M. 2010. Teknologi Pendidikan. Kediri: STAIN Kediri Press.
B. Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Dewi Salma Prawiradilaga dan Evaline Siregar. 2007. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas,
Fakultas Ilmu Pendidikan.
Fred Percival dan Henry Ellington, 1998, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga
http://www.oocities.org/teknologipembelajaran/definisi_teknologi_pembelajaran.html
http://tepenr06.wordpress.com/2011/09/27/sejarah-perkembangan-teknologi pembelajaran/
http://www.infodiknas.com/115perkembangan-definisi-dan-kawasan-teknologi-pembelajaran-
serta-perannya-dalam-pemecahan-masalah-pembelajaran/
Nanna Sudjana dan Ahmad Rivai.2007. Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensind
Miarso, Yusufhadi., Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta : Pustekkom bekerjasama
dengan Kencana, 2004.
Suroso, Rifai., Tekhnologi Terkini, Semarang: PT. Putra Mediacom, 2001.
Arifin,Zainal. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Nasution. (1989). Kurikulum dan Pengajaran. Bandung. PT Bumi Aksara.
Harjanto. (2011). Perencanaan Pemgajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
http://joko1234.wordpress.com/2010/03/18/model-sistem-instruksional-pembelajaran
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Dick, W., Carey, L., & Carey, J.O. 2003. The Systemic Design of Instruction. New York : Harper
Collins Publisher Inc.
Hermawan, A.H dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka
Peraturan Menteri No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses
Sujarwo. 2012. Model-model Pembelajaran: suatu strategi mengajar. Yogyakarta
Himpunan Peraturan Perundang-undangan. 2009. Undang-undang Sisdiknas nomor 20 tahun
2003. Bandung: Fokus Media
Prawiradilaga Dewi S dan Siregar Eveline, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta : Kencana
Sukardjo M dan Komarudin Ukim, Landasan Pendidikan, Jakarta : PT Raja grafindo Persada,
2010
Pengantar Teknologi Pendidikan Page 309 http://romidwisyahri95.blogspot.com
Syukur Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang:RaSail Media Group, 2008
Seels Barbara B dan Richey Rita C, Teknologi Pembelajaran, Jakarta:Universitas Negeri Jakarta,
1994
Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Miarso Yusufhardi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
http://rusydinatp12.blogspot.com/2012/11/pendayagunaan-teknologi-pendidikan-di.html
Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai benih Teknologi Pendidikan. Jakarta Pustekkom
Dikna. bekerjasama dengan Kencana
Bambang,Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
http://iisindra.blogspot.com/2011/05/pendayagunaan-teknologi-pendidikan-di.html
Rusjdy S. Arifin. 2005. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia.
Jakarta: Pustekkom Diknas
Yusufhadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas
Fred Percial dan Henry Willington. (1998). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga
Zamroni.2001.Pradigma Pendidikan Masa Depan.Yogyakarta:Bigraf Publishing
Pengantar Teknologi Penndidikan Page 310
BIODATA KELOMPOK
Pengantar Teknologi Penndidikan Page 311