Makalah Spd
-
Upload
muhammad-tajul-arifin -
Category
Documents
-
view
107 -
download
0
Transcript of Makalah Spd
-
i
MAKALAH SISTEM PERINGATAN DINI
Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Sistem Peringatan Dini
Dosen Pengampu:
Adi Susilo, Ph.D.
Disusun oleh:
M. Tajul Arifin 115090700111008
Fitra Sulestianson 115090701111004
Akbar Putra Wijaya 115090707111011
PROGRAM STUDI GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
-
ii
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, atas kasih karunia-Nya sehingga Makalah tentang Sistem Peringatan Dini
: Gempa Bumi ini dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas terstruktur
dari mata kuliah Sistem Peringatan Dini di prodi Geofisika jurusan Fisika Universitas
Brawijaya.
Mengingat ketidaksempurnaan yang masih banyak terdapat dalam makalah ini, maka
penulis sangat terbuka pada kritik yang membangun untuk perbaikan makalah-makalah
berikutnya. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga yang menjadi
motivasi terbesar bagi penulis, dan seluruh teman-teman maupun kakak-kakak tingkat yang
sudah membantu dalam penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun melali
dukungan moral.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya
kepada para pembaca sehingga dapat berguna untuk menambah khasanah pengetahuan kita
bersama. Terimakasih.
Malang, 3 April 2014
Penulis
-
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat............................................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3
2.1 Kondisi Kebencanaan Indonesia ...................................................................................... 3
2.1.1 Proses alam gempa bumi dan tsunami di Indonesia .................................................. 3
2.1.2 Pengenalan dasar bencana gempa bumi dan tsunami................................................ 4
2.2 Elemen Kunci Dalam Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi danTsunami ...................... 5
2.2.1 Pengetahuan tentang risiko........................................................................................ 6
2.2.2 Pemantauan dan layanan ........................................................................................... 6
2.2.3 Penyebarluasan dan komunikasi ............................................................................... 6
2.2.4 Kemampuan merespon .................................................................................................. 7
2.3 Alur Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami ............................................ 7
2.4 Budaya Lokal Dalam Sistem Peringatan Dini.............................................................. 8
2.5 Perencanaan Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi &Tsunami ....................................... 9
2.5.1 Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami Dalam Masyarakat .................. 9
2.6 Tingkat pengetahuan masyarakat tentang risiko dan kerentanan. .................................. 10
2.6.1 Diseminasi Informasi Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami ........................ 10
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13
-
iv
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-
lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang
gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara (Nias)
pada tahun 2004 dan tsunami di Mentawai pada tahun 2010 serta yang lainnya telah
memberikan banyak pembelajaran bagi masyarakat Indonesia dan dunia bahwa dampak yang
ditimbulkan seperti banyaknya korban jiwa dan besarnya kerugian harta benda dalam
kejadian tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan ketidaksiapan masyarakat
dalam mengantisipasi datangnya bencana. Kejadian-kejadian tersebut juga semakin
menyadarkan banyak pihak akan pentingnya pengetahuan dan akses informasi peringatan dini
gempa bumi melalui suatu sistem untuk mengingatkan / memberi tahu kepada masyarakat
agar paham dalam mengambil sikap serta tindakan untuk menyelamatkan diri ketika gempa
bumi dan tsunami akan terjadi.
Pentingnya pemahaman tentang sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami bagi
masyarakat adalah agar alur informasi dan konsep sistem peringatan dini didapatkan melalui
sumber informasi yang terpercaya dan jelas, sehingga masyarakat dapat menggagas secara
mandiri sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami di wilayahnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa sistem peringatan dini itu ? Apa manfaatnya dan pentingnya bagi masyarakat ?
2. Bagaimana Sistem peringatan dini untuk bencana gempa bumi
-
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini antara lain:
1. Memberikan pengetahuan dasar tentang sistem peringatan dini gempa bumi dan Tsunami.
2. Memberikan pemahaman dasar tentang konsep sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami.
1.4 Manfaat Hasil diskusi dari makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan serta
informasi bagi penulis maupun pembaca pentingnya sistem peringatan dini bagi masyarakat .
Diharapkan nantinya masyarakat lebih siaga dalam menghadapi bencana . Lebih spesifiknya
bencana gempa bumi yang akan di bahas dalam makalah ini
-
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Kebencanaan Indonesia
2.1.1 Proses alam gempa bumi dan tsunami di Indonesia
Wilayah Indonesia. termasuk daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Hal ini
disebabkan oleh karena posisi geografisnya yang terletak pada konfigurasi geologis
pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik di dunia yaitu: Lempeng Australia di selatan, Lempeng
Euro-Asia di bagian barat dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur, yang dapat
menyebabkan terjadinya sejumlah bencana.
Gambar 1: Posisi Geografis Indonesia
Bumi kita tersusun dari empat lapisan. Lapisan terluar tempat kita berpijak disebut kerak
bumi (Crust). Lapisan di bawah kerak bumi disebut mantel bumi (mantle). Di lapisan paling
dalam terdapat dua lapisan inti bumi, yaitu inti bumi luar dan inti bumi dalam atau disebut
lava yang dapat keluar ke permukaan bumi pada saat gunung meletus. Lapisan inti bumi
adalah lapisan terdalam bumi yang memiliki suhu 6.000 derajat celcius.
Gambar 2: Lapisan-lapisan Bumi
-
4
Perbedaan suhu di setiap lapisan bumi menyebabkan terjadinya pergerakan pada lapisan
kerak bumi. Keadaan tersebut mirip saat kita merebus air, dimana akan terjadi perputaran air
saat mendidih. Inti bumi ibarat panas api kompor, air rebus ibarat lapisan mantel bumi, dan
lapisan tipis yang berada di permukaan air ibarat kerak bumi. Hal inilah yang menyebabkan
lempeng-lempeng pada kerak bumi bergerak, bertemu dan bertabrakan. Akibatnya adalah
terjadinya gempa bumi dan tsunami.
Gambar 3:Pergerakan Lapisan Kerak Bumi
2.1.2 Pengenalan dasar bencana gempa bumi dan tsunami
Gempa bumi (insert pict) adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan
bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba sehingga menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Jenis-jenis gempa bumi antara lain:
a) Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ); Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Getaran atau guncangan gempa bumi ini
hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
b) Gempa bumi tektonik; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai
kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak
menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi dikarenakangetaran gempa bumi
yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan
oleh pelepasan energy [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan pelat
tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga
yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik.
Akibat dari terjadinya gempa bumi dan tsunami dapat menimbulkan bencana.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Definisi bencana seperti dipaparkan di atas mengandung tiga aspek dasar, yaitu:
Terjadinya peristiwa atau gangguan yang mengancam dan merusak (hazard).
-
5
Peristiwa atau gangguan tersebut mengancam kehidupan, penghidupan, dan fungsi dari masyarakat.
Ancaman tersebut mengakibatkan korban dan melampaui kemampuan masyarakat untuk mengatasi dengan sumber daya mereka.
Untuk itu pentingnya sebuah sistem peringatan dini untuk gempa bumi dan tsunami agar
masyarakat dapat menyelamatkan diri dari bencana tersebut.
Dalam bencana alam yang bersifat geologis, terdapat gejala ikutan yang dapat berpotensi
menimbulkan bencana baru, diantaranya :
Tabel 1: Gejala Ikutan Bencana Gempa Bumi & Tsunami
2.2 Elemen Kunci Dalam Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi danTsunami
Tujuan dari pengembangan sistem peringatan dini yang terpusat ke masyarakat adalah
untuk memberdayakan individu dan masyarakat yang terancam bahaya agar mampu
bertindak dalam waktu yang cukup dan dengan cara-cara yang tepat untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya korban. Suatu sistem peringatan dini yang lengkap dan efektif
terdiri atas empat unsur yang saling terkait, mulai dari pengetahuan tentang bahaya dan
kerentanan, hingga kesiapan dan kemampuan untuk menanggulangi. Pengalaman baik dari
sistem peringatan dini juga memiliki hubungan antar-ikatan yang kuat dan saluran
komunikasi yang efektif di antara semua unsur tersebut.
-
6
Gambar 3: Elemen Kunci Dalam Sistem Peringatan Dini
2.2.1 Pengetahuan tentang risiko
Risiko akan muncul dari kombinasi adanya bahaya dan kerentanan di lokasi tertentu.
Kajian terhadap risiko bencana memerlukan pengumpulan dan analisis data yang sistematis
serta harus mempertimbangkan sifat dinamis dari bahaya dan kerentanan yang muncul dari
berbagai proses seperti perubahan pemanfaatan lahan, penurunan kualitas lingkungan, dan
perubahan iklim.
2.2.2 Pemantauan dan layanan
Pemantauan dan Layanan Peringatan Layanan peringatan merupakan inti dari sistem.
Dalam hal ini diperlukan adanya dasar-dasar ilmiah yang kuat untuk dapat memperkirakan
dan meramalkan munculnya bahaya, serta harus ada sistem peramalan dan peringatan yang
andal untuk dioperasikan 24 jam sehari.
2.2.3 Penyebarluasan dan komunikasi
Peringatan harus menjangkau semua orang yang terancam bahaya. Pesan yang jelas
dan berisi empat unsur kunci dari sistem peringatan dini yang terpusat pada masyarakat.
Informasi sederhana namun berguna sangatlah penting untuk melakukan tanggapan yang
tepat, dimana akan membantu menyelamatkan jiwa dan kehidupan. Sistem komunikasi
tingkat regional, nasional dan masyarakat harus diidentifikasi dahulu serta pemegang
-
7
kewenangan yang sesuai harus terbentuk. Penggunaan berbagai saluran komunikasi sangat
perlu untuk memastikan agar sebanyak mungkin orang yang diberi peringatan, guna
menghindari terjadinya kegagalan di suatu saluran, dan sekaligus untuk memperkuat pesan
peringatan.
2.2.4 Kemampuan merespon
Beberapa hal yang dianggap penting bahwa masyarakat harus memahami bahaya
yang mengancam mereka dan mereka harus mamatuhi layanan peringatan serta mengetahui
bagaimana mereka harus bereaksi. Program pendidikan dan kesiapsiagaan juga memainkan
peranan penting disini. Selanjutnya juga penting bahwa rencana penanganan bencana dapat
dilaksanakan secara tepat, serta sudah dilakukan dengan baik dan sudah teruji. Masyarakat
harus mendapat informasi selengkapnya tentang pilihan-pilihan untuk perilaku yang aman,
ketersediaan rute atau jalur penyelamatan diri, dan cara terbaik untuk menghindari kerusakan
dan kehilangan harta benda.
2.3 Alur Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami
Dalam sistem peringatan dini nasional untuk bencana tsunami, telah di rancang alur
penyebaran sistem peringatan dini tsunami dari tingkat nasional sampai ke tingkat
masyarakat. Peringatan resmi akan datangnya tsunami dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia, yang dalam hal ini adalah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) melalui televisi, stasiun radio, maupun sirine. Untuk beberapa wilayah pesisir di
Indonesia telah dibangun sirine sebagai tanda peringatan tsunami.
Gambar 4: Alur Peringatan Dini Tsunami
-
8
Sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami dilakukan sebelum hingga beberapa
saat setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami. Pada tingkat nasional dan daerah, peringatan dini sebelum terjadi bencana dilakukan dengan membagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Operasional alat peringatan (oleh BMKG, BAKOSURTANAL, dan BPPT). 2. Penyebaran informasi kesiapsiagaan dan pelatihan (oleh PEMDA, TNI AL dan LIPI). 3. Pembuatan peta, jalur, rambu, sirine, shelter dan peta tata ruang (oleh PEMDA dan
LIPI).
Selanjutnya untuk menyebarkan seluruh informasi peringatan dini hingga sampai kepada
masyarakat di daerah, dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari institusi lainnya sebagai
penghubung seperti TNI AU, TNI AD, TNI AL, POLRI, KEMENDAGRI, BASARNAS,
BNPB (PUSDALOPS), KEMKOMINFO, STASIUN TV, TELKOM, RADIO RRI, RAPI
dan ORARI.
Kemudian institusi penghubung tersebut akan melanjutkan informasi dan peringatan dini
ke daerah melalui jalur koordinasi yang telah ada. BMKG memiliki prosedur standar dalam
menyampaikan peringatan dini ke berbagai institusi perantara tersebut di atas, dimana dalam
penyampaian peringatan dini di bagi menjadi 4 tahap, yaitu:
2.4 Budaya Lokal Dalam Sistem Peringatan Dini
Dalam mengembangan peringatan dini berbasis masyarakat, budaya lokal merupakan
salah satu media peringatan dini yang paling efektif untuk disampaikan kepada masyarakat.
Terdapat pembelajaran dari peringatan dini dengan menggunakan budaya dari beberapa
daerah di Indonesia, diantaranya : Cerita Smong dari Simeuleu tentang tanda-tanda tsunami,
masyarakat yang membaca tanda alam (hewan gelisah dan tanaman kering) di lereng gunung
Merapi, drama Aminorang dari Flores untuk mengenang bencana tsunami, Kerta Masa dari
Bali untuk melihat tanda bencana dari hewan. Budaya lokal dapat dimanfaatkan pada
sebelum bencana dan juga ketika terjadi bencana, sebagai contoh pemanfaatan budaya lokal
pada sistem peringatan dini sebagai berikut :
-
9
a) Sebelum terjadi bencana:
1) Menyampaikan pesan-pesan kesiapsiagaan ke dalam kegiatan-kegiatan kesenian,
2) misalnya: drama, tarian, pantun, puisi, dongeng lokal Sosialisasi kesiapsiagaan melalui aktivitas rutin bersama masyarakat, misalnya: gotong royong, acara
keagamaan, pertemuan ibu-ibu PKK, pertemuan karang taruna
3) Penyampaian informasi mengenai kebencanaan oleh tokoh-tokoh yang menjadi panutan masyarakat, misalnya: Kepala Desa, Imam Mesjid, Dai, dan pemangku adat lainnya
b) Ketika terjadi bencana:
1) Budaya berinteraksi dengan alam, misalnya memperhatikan perilaku hewan-hewan yang tidak biasa, memperhatikan gelombang laut dan angin dengan
kekencangan yang tidak biasa.
2) Memakai alat peringatan lokal yang biasa dipakai masyarakat, misalnya: kentongan, sirine mesjid, pengeras suara pada mesjid, bedug mesjid, lonceng.
2.5 Perencanaan Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi &Tsunami
Sistem peringatan dini harus bisa dipahami oleh masyarakat yang memang tinggal di
daerah rawan bencana, sehingga sistem yang dibangun itu mampu berlaku efektif.
Masyarakat yang mendapatkan informasi tersebut dapat segera menyebarluaskan ke seluruh
desa atau gampong dengan peringatan yang sudah dimengerti
Pemerintah bersama masyarakat dan seluruh lembaga yang ada baik pemerintah
maupun non pemerintah harus bekerjasama dalam meningkatkan pemahaman masyarakat
akan bencana alam yang kemungkinan besar akan menimpa mereka. Dengan pemahaman dan
kesadaran itu, masyarakat yang rawan bencana bisa tanggap akan apa yang harus dilakukan
ketika terjadi bencana sehingga masyarakat bisa meminimalkan jumlah korban yang terjadi.
2.5.1 Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami Dalam Masyarakat
Keberhasilan sistem peringatan dini yang terpusat ke masyarakat sangat tergantung
kepada partisipasi masyarakat yang paling terancam bahaya. Tanpa masyarakat yang
terancam bahaya, upaya yang dilakukan pemerintah dan lembaga lain tidaklah memadai.
Pendekatan 'dari-bawah-ke-atas' di tingkat lokal terhadap peringatan dini, dengan
partisipasi aktif masyarakat setempat, akan membangkitkan tanggapan yang multi-dimensi
terhadap masalah dan kebutuhan. Dengan demikian, masyarakat setempat, kelompok sipil,
dan struktur tradisional dapat berperan dalam mengurangi kerentanan dan sekaligus
memperkuat kemampuan lokal.
Sistem peringatan dini berbasis masyarakat diarahkan pada upaya pemberdayaan
masyarakat yang tinggal di daerah rawan bahaya untuk dapat menyampaikan informasi dan
bertindak secara cepat dan tepat untuk mengurangi risiko bencana yang dihadapi.
Sistem peringatan dini berbasis masyarakat juga mengacu kepada elemen-elemen
kunci yang teridiri dari pengetahuan tentang risiko, pemantauan dan pelayanan peringatan,
-
10
penyebarluasan dan komunikasi informasi peringatan bencana, hingga kesiapan dan
kemampuan untuk menanggulangi risiko dan dampak bencana yang terjadi.
2.6 Tingkat pengetahuan masyarakat tentang risiko dan kerentanan.
Kajian dan peta risiko bencana akan membantu memotivasi seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders), sehingga mereka akan memprioritaskan pada kebutuhan sistem
peringatan dini dan penyiapan panduan dan prosedur untuk mencegah dan menanggulangi
bencana. Dalam mengetahui tingkat pengetahuan ini, perlu dilakukan pengumpulan data
yang sistematis dan melaksanakan pengkajian tingkat risiko.
2.6.1 Diseminasi Informasi Peringatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami
Sistem peringatan dini dibuat untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana. Dalam merancang sistem peringatan dini terdapat 5 (lima) aspek yang menjadi acuan, yaitu: Media dan alat peringatan.
Media untuk menyampaikan informasi peringatan dini dapat berupa media cetak
maupun melalui kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan sekitar yang dapat disisipkan
informasi-informasi peringatan dini gempa bumi dan tsunami. Sedangkan untuk alat
peringatan dini dapat menggunakan peralatan tradisional maupun peralatan modern.
Perpaduan peralatan tradisional dan modern akan sangat mendukung sistem peringatan dini.
Misalkan: kentongan, tiang lisrik, bedug mesjid, handy talky, radio, sirine. Paling penting
untuk diperhatikan adalah alat, tanda dan bunyi mesti disepakati dulu olehseluruh warga di
lingkungan sekitar agar tidak terjadi kesalahpahaman informasi.
Rencana evakuasi
Setelah mengetahui potensi bencana yang ada di daerah atau lingkungan tempat
tinggal dan mengetahui tanda-tanda dini terjadinya bencana, maka perlu dibuat suatu
perencanaan untuk melakukan evakuasi atau penyelamatan. Baik di lingkungan keluarga
maupun di lingkungan tempat beraktivitas perlu dibuat rencana evakuasi untuk mengetahui
kemana tempat mengungsi, jalur evakuasi yang akan digunakan serta tata cara penyelamatan
diri yang harus dilakukan.
Prosedur penyelamatan diri
Prosedur penyelamatan diri dilakukan secara tiga tahap, yaitu:
Saat terjadi gempa bumi, dimana hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi gempa bumi. Misalnya: jangan panik, mencari tempat aman untuk berlindung, lindungi
kepala, dan sebagainya.
Setelah terjadi gempa bumi, dimana hal-hal yang mesti dilakukan sesaat setelah terjadi gempa bumi. Misalnya: segera keluar dengan tertib dan teratur, mencari
lapangan/ tempat yang terbuka, segera matikan listrik dan kompor, berikan
pertolongan pertama pada korban yg luka, dan sebagainya.
-
11
Ketika gempa bumi berpotensi tsunami, dimana hal yang harus diperhatikan ketika mendapatkan informasi bahwa gempa bumi menimbulkan tsunami. Misalnya:
mencari tahu kebenaran informasi, lakukan evakuasi ke daerah aman tsunami, ikuti
jalur evakuasi setempat, hindari jalan yang rentan, dan sebagainya.
-
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Peringatan Dini merupakan serangkaian sistem untuk memberitahukan akan
timbulnya kejadian alam, dapat berupa bencana maupun tanda-tanda alam lainnya. Peringatan
dini pada masyarakat atas bencana merupakan tindakan memberikan informasi dengan
bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat. Dalam keadaan kritis, secara umum peringatan
dini yang merupakan penyampaian informasi tersebut diwujudkan dalam bentuk sirine,
kentongan dan lain sebagainya.
Dalam siklus manajemen penanggulangan bencana, sistem peringatan dini bencana
alam mutlak sangat diperlukan dalam tahap kesiagaan, sistem peringatan dini untuk setiap
jenis data, metode pendekatan maupun instrumentasinya. Tujuan akhir dari peringatan dini
ini adalah masyarakat dapat tinggal dan beraktivitas dengan aman pada suatu daerah serta
tertatanya suatu kawasan .
Untuk Bencana Gempa bumi gejala yang bisa kita rasakan adalah :
Awan yang berbentuk seperti angin tornado atau pohon/batang berdiri
Lampu neon menyala redup/remang-remang walaupun tidak ada arusnya
Hasil cetakan faximile berantakan(tidak jelas dan tidak terbaca)
Siaran televisi terganggu
Hewan-hewan berperilaku aneh/gelisah, menghilang, dan berlarian
-
13
DAFTAR PUSTAKA
Bustami, Del Afriadi. 2011. Modul Pelatihan Dasar Manajemen Penanggulangan Bencana.
Jakarta. UNDP.
ECW III, 2006. Membangun Sistem Peringatan Dini: Sebuah Daftar Periksa. Jerman.
International Strategy for Disaster Reduction.
LIPI, BMKG, BNPB, KOMINFO. 2011. Panduan Informasi Peringatan Dini Tsunami Gabi
Lembaga Penyiaran Indonesia. UNESCO. JakartaPedoman Sistem Pringatan Dini Pada
Daerah Potensi Bencana, Departemen Kesehatan. 2001.