Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
-
Upload
diansutrisni95 -
Category
Documents
-
view
258 -
download
2
Transcript of Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
1/21
MATA KULIAH
SOSIO- ANTRO KESEHATAN
Disusun oleh :
Nova Indriana 25010113130391
Rida Krita Imaroh 25010113140392
Idha Setyowati 25010113140393
Dian Hasanah Ramli 25010113140394
Raras Sekti Pudyasari 25010113130395
Nova Listiana 25010113130396
Sri Widi Astuti 25010113130397
Dian Sutrisni 25010113130398
Muhammad Adib Mubarok 25010113130402Aiman Muhammad Jaidi 25010113130403
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
2/21
A. Konsep dan Perkembangan Lembaga Sosial
A.1Pengertian Lembaga Sosial
Keberadaan lembaga sosial selalu melekat pada setiap
masyarakat. hal ini disebabkan karena setiap masyarakat pasti memiliki
kebutuhan - kebutuhan pokok yang apabila dikelompokkan maka akan
terhimpun menjadi lembaga sosial. Dalam pengertian sosiologis, lembaga
dapat dilukiskan sebagai suatu organ yang berfungsi dalam kehidupan
masyarakat. Lembaga lembaga pada mulanya terbentuk dari suatu
kebiasaan yang dilakukan terus-menerus sampai menjadi adat istiadat;
kemudian berkembang menjadi tata kelakuan (mores) (Abdulsyani,
2007:75).
A.2Konsep Lembaga
Sebuah lembaga bukanlah sebuah bangunan, bukan sekelompok
orang dan juga bukan sebuah organisasi. Lembaga (institution ) adalah
suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh
masyarakat dipandang penting atau secara formal sekumpulan
kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok
manusia. Lembaga adalah proses-proses terstruktur (tersusun) untuk
melaksanakan berbagai kegiatan tertentu. (Paul Horton dan Chester
L.Hunt,1991:243)
Lembaga dan Asosiasi
Lembaga tidak mempunyai anggota, tetapi mempunyai pengikut.
Perbedaan antara anggota dan pengikut sangat halus namun penting.
Mari kita memberikan ilustrasi : agama bukanlah suatu kelompok orang;
agama adalah suatu gagasan, kepercayaan, praktek dan hubungan. Gereja
adalah asosiasi manusia yang menerima kepercayaan dan mengikuti
praktek suatu agama tertentu. Bila tidak ada yang percaya dan mau
menerimanya, maka agama tidak ada. Agama bukanlah manusianya;
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
3/21
agama adalah suatu sistem keyakinan dan praktek (Paul Horton dan
Chester L.Hunt,1991:243).
Lembaga merupakan sistem gagasan dan perilaku yang
terorganisir yang ikut serta dalam perilaku itu. Setiap lembaga
mempunyai kumpulan asosiasinya dan melalui asosiasi itulah norma-
norma lembaga dilaksanakan. Lembaga dan asosiasi sangat berkaitan
satu sama lain, namun pengertiannya sangat berbeda dan tidak boleh
dicampuradukan. Agama adalah lembaga sosial; sedangkan gereja kristen
Indonesia Timur di jalan Diponegoro adalah suatu asosiasi. Koperasi
adalah lembaga sosial sedangkan BCA adalah asosiasi. Demikian pula
pendidikan adalah lembaga sosial tetapi Universitas Indonesia dan
POMG adalah asosiasi.
Lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir yang
mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum tertentu dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat. Dalam definisi ini
nilai-nilai umum mengacu pada cita-cita dan tujuan bersama;
prosedurumum adalah pola perilaku yang dibakukan dan diikuti dan
sistem hubungan adalah jaringan peran serta status yang menjadi
wahana untuk melaksanakan perilaku tersebut. Oleh karena itu, keluarga
mencakup seperangkat nilai umum (tentang cinta, anak-anak, kehidupan
keluarga) dan sebuah jaringan peran serta status (suami istri, nenek, bayi,
remaja) yang membentuk sistem hubungan sosial yang menjadi wahana
untuk melangsungkan kehidupan keluarga.
Lima lembaga dasar yang penting dalam masyarakat yang
kompleks adalah lembaga keluarga, keagamaan, pemerintahan,
perekonomian, dan pendidikan. (Paul Horton dan Chester L.Hunt,1991:
245-246)
A.3Perkembangan Lembaga Sosial
Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat
akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
4/21
Soerjono Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam
hidupnya memerlukan keteraturan. Untuk mendapatkan keteraturan
hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai
paduan bertingkah laku. Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk
secara tidak disengaja. Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat
secara sadar.
Terjadinya lembaga sosial bermula dari tumbuhnya suatu
kekuatan ikatan hubungan antarmanusia dalam suatu masyarakat. Ikatan
hubungan antarmanusia tersebut sangat erat kaitannya dengan
keberlakuan suatu norma sebagai patokan dalam usaha memenuhi
kebutuhan hidupnya seperti kebutuhan akan rasa keindahan, keadilan,
pendidikan, ketentraman keluarga dan sebagainya. Kebutuhan akan
pendidikan menimbulkan lembaga pendidikan seperti sekolah-sekolah
dasar, pesantren dan lain-lain. (Abdulsyani,2007:76-77)
Proses Pelembagaan
Lembaga muncul sebagai produk kehidupan sosial yang sungguh
tidak direncanakan. Orang mencari-cari cara yang praktis untuk
memenuhi kebutuhannya; mereka menemukan beberapa pola yang dapat
dilaksanakan yang menjadi kebiasaan yang baku karena terus-menerus
diulangi. Dengan berlalunya waktu, pola itu memperoleh satu kerangka
ceritera rakyat (folklore) yang mendukung, yang membenarkan dan
menyetujuinya. Kebiasaan kencan berkembang menjadi suatu cara
untuk memilih jodoh.
Dari waktu ke waktu, orang mungkin bergabung untuk
mengkondifikasikan dan melegalisasikan praktek-praktek tersebut karena
terus berkembang dan berubah. Dengan cara itulah lembaga tumbuh.
Pelembagaan (institutionalization)terdiri dari penetapan norma-
norma yang pasti menentukan posisi status dan fungsi peranan untuk
perilaku. Pelembagaan mencakup penggantian perilaku spontan atau
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
5/21
eksperimental dengan perilaku yang diharapkan, dipolakan, teratur dan
dapat diramalkan.
Para ahli teori konflik yakin bahwa proses pelembagaan adalah
sengaja bukan otomatis. Menurut mereka kemakmuran dan kekuatan
hanya mungkin mengarah pada proses pelembagaan bila menguntungkan
dalam dirinya sendiri. Jadi perusahaan menjadi lembaga ekonomi lebih
cepat daripada serikat buruh karena perusahaan menguntungkan para
penanam modal. ( Paul Horton dan Chester L.Hunt,1991: 246-247)
Peran Individu Dalam Perilaku Lembaga
Tidak semua peran dilembagakan. Peran yang dilembagakan
adalah seperangkat harapan perilaku yang membatasi kebebasan
seseorang untuk memilih. Perilaku peran yang dilembagakan diarahkan
oleh harapan peran,bukan oleh preferensi pribadi. Benarlah bahwa
perbedaan kepribadian individu dalam arti tertentu sungguh-sungguh
mempengaruhi perilaku lembaga. Ada profesor yang menarik tetapi ada
yang membosankan waktu memberi kuliah. Namun perbedaan itu ada
batasnya dan tidak begitu kentara karena tuntutan peran. Konflik konflik
yang timbul dalam perkumpulan seringkali disebabkan oleh perselisihan
pribadi tetapi lebih sering lagi oleh bentrokan peran-peran lembaga.
Peran yang dilembagakan sering menuntut seseorang untuk mengambil
tindakan yang membuat marah orang lain. (Paul Horton dan Chester
L.Hunt,1991: 244- 248 )
B. Unsur dan fungsi lembaga
B.1Unsur Lembaga
Simbol Kebudayaan
Manusia telah menciptakan berbagai simbol yang berfungsi
untuk mengingatkannya dengan cepat akan suatu lembaga. Kesetiaan
warga negara kepada pemerintah diingatkan oleh bendera, pada agama
oleh salib, bulan sabit, terhadap keluarga oleh cincin kawin, terhadap
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
6/21
sekolah oleh seragam sekolah atau totem binatang (mascot), dan
terhadap system pengendalian ekonomi oleh logo atau merek dagang.
Musik juga mempunyai arti simbolis. Lagu kebangsaan, mars sekolah,
himne agama dan lagu-lagu iklan semuanya menggunakan seni musik
untuk menguatkan ikatan-ikatan lembaga. Gedung juga dapat jadi
simbol lembaga oleh karena itu sulit untuk membayangkan kampong
halaman tanpa gedung sekolah, atau Negara tanpa istana. (Paul B.
Horton & chester L. Hunt, 1991 : 248-249 )
Kode Perilaku
Orang yang terlibat dalam perilaku lembaga haruslah
dipersiapkan untuk melaksanakan perannya secara tepat. Peran itu
seringkali diungkapkan dalam kode (norma) yang resmi, seperti
sumpah kesetiaan terhadap Negara, janji perkawinan, sumpah profesi
medis dank ode etik beberapa kelompok lain. (Paul B. Horton &
chester L. Hunt, 1991: 250 )
Suatu kode/ norma perilaku yang resmi betapapun
mengesankan, tidak menjamin pelaksanaan peran secara tepat. Suami
atau istri bisa mengingkari janji perkawinan, seeorang warga Negara
yang dengan menggebu-gebu mengucapkan kesetiaannya terhadapa
Negara bias menghindari pembayaran pajak, seorang umat islam yang
telah mengucapkan sahadat dapat murtad atau pindah agama. Jika
kode perilaku benar-benar dipelajari dan sering diperkuat, mungkin
akan dipatuhi, jika tidak dan jika tidak ada sanksi bagi pelanggaran
maka kode itu akan diabaikan. (Paul B. Horton & chester L. Hunt,
1991:250 )
Kode yang resmi hanya merupakan bagian dari keseluruhan
perilaku yan membentuk peran lembaga. Kebanyakan perilaku yang
memebentuk peran lembaga. Kebanyakan perilaku dalam peran
tertentuorang tua, militer, pastor, ulama, professor, politikus- terdiri
dari sekumpulan tradisi informal, harapan dan kebiasaan yang rumit
yang diserap oleh seseorang hanya melalui pengamatan dan atau
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
7/21
pengalaman dalam peran. Seperti misalkan anak-anak yang berasal
dari keluarga yang kurang bahagia ada kemungkinan akan mengalami
kesulitan dalam berperan sebagai orang tua, suami atau istri yang
berhasil. Seperti peran-peran yang lain, peran lembaga hanya dapat
dipenuhi oleh mereka yang sungguh menghayati sikap dan perilaku
peran secara tepat (Paul B. Horton & chester L. Hunt, 1991: 250).
Ideologi
Ideologi suatu lembaga meliputi baik inti kepercayaan
lembaga maupun pembenaran rasional terhadap penerapan norma-
norma lembaga pada berbagai masalah kehidupan. Kehidupan yang
lebih sederhana mungkin tidak membuahkan ideologi yang terinci
tentang perilaku lembaga. Kebudayaan yang lebih kompleks biasanya
mencakup ideologi lembaga yang terinci. Sebagai contoh, agama yang
sudah maju mempunyai seperangkat kepercayaan yang sangat maju
tentang hakekat dan asal-usul alam semesta, pengada supra-natural
dan kekuasaanya, serta tentang nasib dan tujuan manusia. Setiap
sistem politis modern didukung oleh suatu sistem terinci dari ideologi
yang membenarkan norma-norma lembagadan menafsirkan kejadian-
kejadian jaman sekarang. Misalnya, kenakalan remaja dijelaskan
secara berbeda oleh masyarakat kapitalis dan komunis, sedangkan
agama Kristen mempunyai pandangan yang berbeda tentang
perkembangan (Paul B. Horton & chester L. Hunt, 1991: 250-251).
B.2Fungsi Lembaga
Lembaga mempunyai fungsi manifest, yang merupakan tujuan
lembaga yang diakui dan mempunyai fungsi laten yang merupakan hasil
yang tidak dikehendaki dan mungkin tidak diakui atau jika diakui
dianggap sebagai hasil sampingan.
Fungsi Manifes
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
8/21
Terdapat fungsi yang oleh banyak orang dipandang dan
diharapkan akan dipenuhi oleh lembaga itu sendiri. Keluarga harus
memelihara anak. Lembaga ekonomi harus menghasilkan dan
mendistribusikan kebutuhan pokok dan mengarahkan arus modal ke
tempat yang membutuhkan. Sekolah harus mendidik anak-anak.
Fungsi manifex adalah jelas, diakui dan biasanya dipuji (Paul B.
Horton & chester L. Hunt, 1991:251).
Fungsi Laten
Terdapat berbagai konsekuensi lembaga yang tidak
dikehendaki dan tidak dapat diramalkan. Lembaga ekonomi tidak
hanya memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok, tetapi
kadang-kadang juga meningkatakan pengangguran dan perbedaan
kekayaan.
Lembaga pendidikan tidak hanya mendidik anak-anak tetapi juga
menyelenggarakan hiburan dan menjauhkan orang-orang muda usia
dari pasar tenaga kerja, yang menurut beberapa ahli teori konflik ,
melindungi anak-anak orang kaya dari persaingan anak-anak orang
miskin. Program kesejahteraan sosial pemerintah tidak hanya
membantu orang miskin, tetapi juga memberikan pekerjaan kepada
kelas menengah. Riset ilmiah tidak hanya mengembangkan
pengetahuan, tetapi juga membuat banyak cara untuk menyebabkan
sesuatu menjadi kuno.
Fungsi laten lembaga mungkin :
- Mendukung fungsi manifes
-
Tidak relevan
- Merongrong fungsi manifes
Fungsi laten lembaga keagamaan di Amerika Serikat antara lain
menawarkan kegiatan rekreasi dan kesempatan untuk berpacaran bagi
kaum muda. Sebagian besar pemimpin gereja menerima bahwa
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
9/21
kegiatan itu membantu gereja untuk meningkatkan iman dan
perbuatan. (kenyataannya banyak yang menyatakan bahwa kegiatan
itu telah menjadi fungsi manifes). Sebaliknya diragukan bahwa
pertandingan olahraga yang diselanggaraka oleh sekolah atau
perguruan tinggi sangat membantu fungsi manifes untuk
meningkatkan pendidikan, karena kegitan itu sama sekali tidak
berkaitan dengan fungsi manifes. Ada juga contoh-contoh yang
membuktikan bahwa fungsi laten meruntuhkan fungsi manifes.
Misalnya peraturan pamong praja mempunyai fungsi manifes untuk
menjamin staf pegawai pemerintah yang kompeten dan berdedikasi
membuat pemerintah lebih efisien. Fungsi laten pamong praja ialah
membentuk birokrasi yang mengakar dan mencekik, yang bisa
melindungi pegawai yang tidak kompetendan menyebabkan program
pejabat terpilih mengecewakan. Fungsi manifes peraturan pemerintah
tentang minuman keras adalah untuk melindungi konsumen dari
bahan-bahan kimia yang merusak, sedangkan fungsi latennya adalah
menunda pengenalan jenis minuman baru yang menyelamatkan.
fungsi manifes lembaga kesehatan di Barat adalah untuk mengurangi
penyakit, kematian sebelum waktunya dan kesengsaraan manusia,
fungsi latennya adalah meningkatkan ledakan penduduk dan kelaparan
massal dinegara-negara terbelakang. Jadi terdapat banyak contoh
dimana fungsi laten mungkin lebih tepat disebut dengan disfungsi
laten karena cenderung meruntuhkan lembaga atau merintangi apa
yang mau dicapai oleh fungsi manifes (Paul B. Horton & chester L.
Hunt, 1991:251-252 ).
C. Pengertian dan proses terjadinya pranata sosial
C.1Definisi Pranata social
Pranata adalah sistem pola-pola social yang tersusun rapi dan
relative bersifat permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu
yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
10/21
pokok masyarakat. Ada lima pranata atau lembaga sosial pokok yang
terjadi dalam masyarakat. Pranata-pranata ini ialah kekeluargaan,
pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan pemerintahan. Tiap pranata
memiliki fungsi dan tanggung jawab tertentu.( Cohen, 1983, 147)
C.2Proses terjadinya pranata sosial
Pranata atau lembaga sosial terjadi bilamana sesuatu kelompok
memutuskan bahwa seperangkat norma, nilai dan peranan tertentu
dianggap sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, sehingga diminta
agar para anggota masyarakat tersebut mematuhinya. Masyarakat akan
melembagakan perilaku melalui pengembangan sanksi-sistem hukuman
dan pujian yang didapat merangsang para anggota mematuhi nilai,
norma, dan peranan-peranan dimaksud (Cohen, 1983, 162-163).
Agar hubungan antar manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana,
sebagaimana diharapkan, maka dirumuskan norma-norma masyarakat.
Mula-mula norma norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja.
Namun, lama-kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar. Norma
dalam masyarakat memiliki kekuatan yang berbeda-beda, Ada norma
yang lemah, dan ada yang terkuat daya ikatnya. Untuk dapat
membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut, secara sosiologis
dikenal adanya empat pengertian, yaitu :
Usage atau cara
Usage atau cara merujuk pada suatu bentuk perbuatan. Norma ini
mempunyai kekuatan yang lebih lemah dibandingkan dengan folkways
atau kebiasaan.
Folkways atau kebiasaan
Folkways atau kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat yang
lebih daripada cara. Kebiasaan diartikan sebagai perbuatan yang diulang-
ulang dalam bentuk yang sama, merupkan bukti bahwa orang banyak
menyukai perbuatan tersebut.
Mores atau tata kelakuan
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
11/21
Mores atau tata kelakuan mencerminkan sifat sifat hidup dari kelompok
manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawassecara sadar maupun
tidak sadar, oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
Custom atau adatistiadat
Custom atau adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal serta
kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat (Soerjono
soekanto, 1987, 179-184).
D. Klasifikasi, Ciri dan Fungsi Pranata Sosial
Pranata Sosial dapat diklsifikasikan sebagai berikut dilihat dari berbagai
sudut. Diantaranya :
1. Crescive institutions dan enacted institutions yang merupakan klasifikasi
dari sudut perkembangannya. Crescive institutions yang juga disebut
lembaga-lembaga paling primer, merupakan lembaga-lembaga yang secara
tak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Contohnya adalah hak
milik, perkawinan, agama, dan seterusnya. enacted institutions dengansengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya lembaga
utang-piutang, lembaga perdagangan dan lembaga-lembaga pendidikan,
yang kesemuanya berakar pada kebiasaan-kebiasaan dalam masayarakat.
Pengalaman melaksanakan kebiasaan tersebut kemudian diatur untuk
kemudian dituangkan ke dalam lembaga-lembaga yang disahkan oleh
negara. (Soerjono, 1987 : 190)
2. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat, timbul klasifikasi
atas Basic Institutions dan Subsidiary institutions. Basic Institutions
dianggap sebagai lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masayarakat. Dalam
masyarakat Indonesia, misalnya keluarga, sekolah-sekolah, negara, dan
lain sebagainya dianggap sebagai Basic Institutions yang pokok.
Sebaliknya adalah Subsidiary institutions yang di anggap kurang penting
seperti misalnya kegiatan-kegiatan untuk rekreasi. (Soerjono, 1987 : 191)
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
12/21
3.
Dari sudut penerimaan masyarakat dapat dibedakan approved atau social
sanctioned-institutions, adalah lembaga-lembaga yang diterima
masyarakat seperti misalnya sekolah, perusahaan dagang dan lain-lain.
Sebaliknya adalah unsanctioned-institutions yang ditolak oleh masyarakat,
walau masyarakat kadang-kadang tidak berhasil memberantasnya.
Misalnya kelompok penjahat, pemeras, pencoleng dan sebagainya.
(Soerjono, 1987 : 191)
4. Pembedaan antara general institutions dengan restricted institutions,
timbul apabila klasifikasi tersebut didasarkan pada faktor penyebarannya.
Misalnya agama merupakan suatugeneral institutions, karena dikenal oleh
hampir semua masyarakat dunia. Sedangkan agama-agama Islam,
Protestan, Katolik, Buddha, dan lain-lainnya, merupakan restricted
institutions, oleh karena dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu di
dunia ini. (Soerjono, 1987 : 191)
5. Sudut fungsinya terdapat pembedaan operative institutions dan regulative
institutions. Yang pertama berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun
pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga
yang bersangkutan, seperti misalnya lembaga industrialisasi. Yang kedua,
bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat atau tata kelakuan yang tidak
menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri. Suatu contoh adalah lembaga-
lembaga hukum seperti kejaksaan, pengadilan dan sebagainya. (Soerjono,
1987 : 191)
Dalam kehidupan masyarakat banyak ditemui berbagai pranata sosial,
sehingga sering tidak mudah untuk membedakan antara satu dengan yang
lain. Oleh karena itu, untuk pemahaman lebih lanjut perlu kiranya mengenali
karakteristik / ciri-ciri umum dari pranata sosial yang dikemukakan oleh
Gillin and Gillin, sebagai berikut
1. Pranata sosial terdiri dari seperangkat organisasi daripada pemikiran-
pemikiran dan pola-pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitas-
aktivitas kemasyarakatan. Karakteristik ini menegaskan kembali bahwa
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
13/21
pranata sosial terdiri dari sekumpulan norma-norma sosial dan peranan
sosial dalam kehidupan bermasyarakat. (Dwi, 2007: 218-219)
2. Pranata sosial itu relatif mempunyai tingkat kekekalan tertentu. Artinya,
pranata sosial itu pada umumnya mempunyai daya tahan tertentu yang
tidak lekas lenyap dalam kehidupan bermasyarakat. (Dwi, 2007: 219)
3. Pranata sosial itu mempunyai tujuan yang ingin dicapai atau diwujudkan.
Tujuan dasarnya adalah merupakan pedoman serta arah yang ingin
dicapai. (Dwi, 2007: 219)
4. Pranata sosial merupakan alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk
mencapai tujuannya. Alat-alat perlengkapan pranata sosial dimaksudkan
agar pranata yang bersangkutan dapat melaksanakan fungsinya guna
mencapai tujuan yang diinginkan. (Dwi, 2007: 220)
5.
Pranata sosial pada umumnya dilakukan dalam bentuk lambang-lambang.
Lambang disamping merupakan spesifikasi dari suatu pranata sosial, juga
tidak jarang dimaksudkan untuk pencerminan secara simbolis yang
menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang bersangkutan. (Dwi,
2007: 220)
6. Pranata sosial itu mempunyai dokumen baik yang tertulis maupun tidak.
Dokumen ini dimaksudkan menjadi suatu landasan atau pangkal tolak
untuk mencapai tujuan serta melaksanakan fungsinya. (Dwi, 2007: 220)
Untuk mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono Soekanto (1970), pranata
sosial di dalam mayarakat dengan demikian harus dilaksanakan fungsi-fungsi
berikut:
1.
Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana
bertingkah laku atau bersikap di dalam usaha untuk memenuhi segala
kebutuhan hidupnya. Dengan demikian pranata sosial telah siap dengan
berbagai aturan atau kaidah-kaidah sosial yang dapat harus
dipergunakanoleh setiap anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. (Dwi, 2007: 218)
2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau dis-integrasi
masyarakat. Hal ini mengingat bahwa sumber pemenuhan kebutuhan
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
14/21
hidup yang dapat dikatakan tidak seimbang dengan jumlah manusia yang
semakin bertambah baik kuantitas maupun kualitasnya, sehingga
dimungkinkan pertentangan yang bersumber pada perebutan maupun
ketidakadilan dalam usaha memenuhi kebutuhannya akan ancaman
kesatuan dari warga masayarakat. Oleh karena itu norma-norma sosial
yang terdapat di dalam pranata sosial akan berfungsi untuk mengatur
pemenuhan kebutuhan hidup dari setiap warganya secara adil atau
memadai, sehingga dapat terwujudnya kesatuan yang tertib. (Dwi, 2007:
218)
3.
Berfungsi memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian
sosial (social control). Sanksi-sanksi atas pelanggaran norma-norma sosial
merupakan sarana agar setiap warga masyarakat tetap konform dengan
norma-norma sosial itu, sehingga tertib sosial dapat terwujud. Dengan
demikian sanksi yang melekat pada setiap norma sosial itu merupakan
pegangan dari warga untuk meluruskan maupun memaksa warga
masyarakat agar tidak menyimpang dari norma sosial, karena pranata
sosial akan tetap tegar di tengah kehidupan masyarakat (Dwi, 2007: 218).
E. Macam Pranata Sosial
Ada lima pranata atau lembaga sosial pokok yang terdapat dalam
setiap masyarakat. Pranata pranata ini ialah kekeluargaan, pendidikan,
keagamaan, ekonomi dan pemerintahan. Tiap pranata memiliki fungsi dan
tanggungjawab tertentu. (Bruce L. Cohen,1983:147)
Peran atau Fungsi Pranata Keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau
pranata sosial lainnya berkembang. Pranata keluarga adalah suatu sistem
norma dan tata cara yang diterima untuk menyelesaikan sejumlah tugas
penting. Karena keluarga dianggap sangat penting dan menjadi pusat
perhatian kehidupan individu, maka dalam kenyataannya fungsi keluarga
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
15/21
pada semua masyarakat adalah sama. Secara rinci, beberapa fungsi dari
keluarga adalah :
a) fungsi pengaturan keturunan, merupakan hakikat untuk kelangsungan hidup
manusia dan sebagai dasar kehidupan sosial manusia dan bukan hanya
sekedar kebutuhan biologis saja.
b) fungsi sosialisasi atau pendidikan, fungsi ini dalah untuk mendidik anak
mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentukpersonality-nya
c) fungsi ekonomi atau produksi, dengan adanya fungsi ekonomi maka
hubungan di antara anggota keluarga bukan hanya sekedar hubungan yang
dilandasi kepentingan untuk melanjutkan keturunan, akan tetapi memandang
keluarga sebagai sistem hubungan kerja.
d) fungsi perlindungan atau proteksi, fungsi ini adalah melindungi seluruh
anggota keluarga dari bahaya yang dialami oleh suatu keluarga.
e) fungsi penetuan status. Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang
besar, maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau
individu sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa.
f)
Fungsi afeksi; merupakan wahana untuk mewujudkan rasa kasih sayang dan
rasa cinta, sehingga dapat menjaga perasaan masing-masing anggota keluarga
agar tercipta kerukunan dan keharmonisan hubungan di dalam keluarga.
Peran atau Fungsi Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi lahir ketika orang-orang mulai mengadakan pertukaran
barang secara rutin, membagi-bagi tugas, dan mengakui adanya tuntutan dari
seseorang terhadap orang lain. (Paul B. Horton & chester L. Hunt,1991:364).
Peran atau Fungsi Pranata Agama
Setiap agama selalu mempunyai unsure-unsur, yakni kepercayaan, simbol,
praktik agama, penganut agama (umat), dan pengalaman agama. Pranata
agama-seperti juga pranata sosial lain merupakan sistem keyakinan dan
praktik keagamaan yang penting dari masyarakat yang telah dibakukan dan
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
16/21
dirumuskan serta dianut secara luas dan dipandang sebagai perlu dan benar
(Paul B. Horton & chester L. Hunt,1991,:304).
a) Fungsi ajaran atau aturan
memberi tujuan atau orientasi sehingga timbul rasa saling hormat
antarsesama manusia.
b) Fungsi hokum
memberikan aturan yang jelas terhadap tingkah laku manusia akan hal-
hal yang dianggap benar dan hal-hal yang dianggap salah.
c) Fungsi social
Sebagai dasar aturan kesusilaan dalam masyarakat, misalnya dalam
masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, perkawinan, kesenian,
arsitektur bangunan, dan lain-lain.
d)
Fungsi ritual
ajaran agama memiliki cara-cara ibadah khusus yang tentu saja berbeda
dengan agama lainnya.
e)
Fungsi transformatif
melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Misalnya, dengan agama,
umat manusia mampu menciptakan karya karya seni besar, seperti
candi, masjid.
Fungsi atau Peran Pranata Politik
Pranata politik sebagai pranata yang memegang monopoli
pengguanaan paksaan fisik dalam suatu wilayah tertentu. Dengan
demikian istilah pranata pemerintahan, politik, Negara, maksutnya
sama, dan dalam bab ini disebut sebagai pranata politik, karena dalam
istilah politik sudah tercakup istilah pemerintahan, Negara, kekuasaan,
kebijaksanaan, dan sebagainya. (Narwoko dan Suyanto, 2004:279).
Di Indonesia, pranata politik tersusun secara hierarki, berikut ini :
(1) Pancasila
(2) Undang-Undang Dasar 1945
(3) Ketetapan MPR
http://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-agama.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-agama.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/macam-macam-pranata.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-agama.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-agama.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-politik.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-politik.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-agama.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-agama.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/macam-macam-pranata.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-agama.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-agama.html -
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
17/21
(4) Undang-Undang
(5) Peraturan Pemerintah
(6) Keppres
(7) Keputusan Menteri
(8)) Peraturan Daerah
Adapun fungsi atau peran pranata politik :
a. Pelindung dan penyaluran aspirasi/ hak asasi manusia; sesuai dengan
UUD45, bahwa masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam hokum dan pemerintahan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
rakyat berhak berpolitik sejauh tetap mematuhi kaidah-kaidah politik
yang telah ditetapkan.
b. Memberikan pembelajaran politik bagi masyarakat,dalam hal ini rakyat
secara langsung mulai dilibatkan dalam proses penentuan kebijakan.
Rakyat ditempatkan sebagai subjek dan bukannya objek kebijakan.
Dengan cara ini, akan dapat tercapai keberhasilan pembangunan dan
meningkatkan stabilitas sosial.
c.
Meningkatkan kesadaran berpolitik di kalangan masyarakat; hal ini
terlihat dari meningkatnya ke ikut sertaan masyarakat dalam pemilu.
F. Lembaga dan Pranata Modern dan Tradisional Rural dan Urban
Struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk
kelomok-kelompok social dalam masyarakat. Perbedaan struktur sosial
tradisional dan modern terdapat pada elemen dasarnya, seperti :
Status dan peranan
Kelompok sosial
Kebudayaan
Stratifikasi sosial
Lembaga sosial
Kekuasaan dan wewenang
http://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-politik.htmlhttp://harunarcom.blogspot.com/2013/02/pranata-politik.html -
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
18/21
a.
Yang pertama perbedaan status dan pranata sosial tradisional dan struktur
sosial modern. Dalam status dan pranata struktur sosial tradisional
cenderung status mereka berprofesi sebagai petani, peternak dan berkebun,
selain itu masyarakat tradisional masyarakatnya juga berperan sebagai
orang tua yang penuh kasih sayang terhadap anak-anaknya. Dalam status
dan peranan struktural sosial modern status masyarakatnya banyak yang
berprofesi sebagai pejabat, artis, dan presiden untuk mendapat keuntungan
dari penjualan beras, karena pejabat, presiden, dan artis peghasilannya
lebih besar.
b.
Yang kedua kelompok sosial tradisional dan modern. Dalam kelompok
sosial tradisional dan mereka hidup disuatu desa yang aman, bebas polusi,
sejuk dan yang paling penting adalah di desa tidak ada kebisingan yang
disebabkan oleh kendaraan bermotor yang lalu lalang. Sedangkan dalam
kelompok sosial modern mereka hidup di kota-kota besar yang dipenuhi
polusi dari asap knalpot kendaraan bermotor, suara bising akibat
kendaraan yang lalu lalang dan macet, panas dan bau. Panas yang
disebabkan oleh tidak adanya pepohonan yang tumbuh sekitar kota atau
rumah-rumah, bau yang diakibatkan karena banyak masyarakat kota yang
membuang sampah sembarangan. Dan yang terakhir adalah kemacetan
yang terjadi setiap hari.
c. Yang ketiga adalah kebudayaan dari struktur sosial tradisional dan
struktural sosial modern. Dalam kebudayaan sosial tradisional
masyarakatnya lebih sopan, ramah, dan masyarakatnya cendrung
mempertahankan adat istiadat yang turun temurun dari nenek moyang
mereka karena mereka percaya bahwa adanya bukti-bukti tertentu yang
membuat mereka percaya oleh adanya bukti-bukti tersebut. Sedangkan
dalam kebudayaan sosial modern masyarakatnya lebih glamor dan mereka
cenderung meninggalkan kebudayaan mereka sendiri dan mereka lebih
memilih untuk meniru budaya-budaya dari Negara lain atau budaya dari
negara asing. Misalnya : di kota-kota besar sering sekali wanita-wanita
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
19/21
yang memakai celana dan rok pendek lalu baju yang tidak berlengan dan
memperlihatkan bagian pusar dan punggungnya.
d. Yang keempat adalah lembaga sosial tradisional dan modern. Dalam
lembaga sosial tradisional mereka hanya memiliki lembaga-lembaga sosial
yang kecil seperti: puskesmas, kantor kepala desa, karena mereka berada
di lingkungan yang terpencil dan terbatas.
e. Yang kelima adalah stratifikasi sosial tradisional dan modern. Dalam
stratifikasi sosial tradisional cenderung masyarakatnya dikelompokkan
pada kelas rendah dan menengah, karena dalam masyarakat tradisional
mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai pejabat, presiden, dan artis
yang berpenghasilan tinggi.
f. Yang keenam adalah kekuasaan dan wewenang stratifikasi sosial
tradisional dan modern. Dalam kekuasaan dan wewenang tradisional
kekuasaan masyarakatnya hanya sebatas wilayah desa atau kelompok
mereka saja dan wewenangnya pun hanya berhak mengatur warga desa
atau kelompok saja. Sedangkan dalam kekuasaan dan wewenang modern
kekuasaan masyarakatnya mengatur seluruh kota dan wewenangnya pun
mengatur sekuruh masyarakat
G. Perbedaan dan Perkembangan Lembaga dan Pranata Sosial yang Hidup
dalam Masyarakat
Institution (pranata) adalah sistem norma atau aturan yang menyangkut
suatu aktivitas masyarakat yang bersifat khusus. Sedangkan institute (lembaga)
adalah badan atau organisasi yang melaksanakannya. Lembaga sosial merupakan
wadah/tempat dari aturan-aturan khusus, wujudnya berupa organisasi atau
asosiasi. Contohnya KUA, mesjid, sekolah, partai, CV, dan sebagainya.
Sedangkan pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan yang mengatur
perilaku dan hubungan antara anggota masyarakat agar hidup aman, tenteram dan
harmonis. Dengan bahasa sehari-hari kita sebut aturan main/cara main. Jadi
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
20/21
peranan pranata sosial sebagai pedoman kita berperilaku supaya terjadi
keseimbangan sosial.
Pranata sosial merupakan kesepakatan tidak tertulis namun diakui sebagai
aturan tata perilaku dan sopan santun pergaulan. Contoh: kalau makan tidak
berbunyi, di Indonesia pengguna jalan ada di kiri badan jalan, tidak boleh
melanggar hak orang lain, dan sebagainya. Jadi lembaga sosial bersifat konkret,
sedangkan pranata sosial bersifat abstrak, namun keduanya saling berkaitan.
Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar pada kegiatan atau
kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial. Seperangkat aturan yang
terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang berpedoman kebudayaan.
Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak. Wujud nyata dari pranata
adalah lembaga.
Pranata atau institusi adalah sistem norma yang berupa aturan-aturan
khusus mengatur aktivitas manusia, yang dibentuk dalam rangka memenuhi
berbagai kebutuhan hidup manusia di masyarakat. Jadi pranata itu menunjukkan
pada sistem norma. Sedangkan lembaga atau institut adalah badan atau organisasi
yang melaksanakan aktivitas manusia. Jadi lembaga merupakan wujud/bentuk
nyata dari sistem norma/pranata. Untuk lebih jelasnya, perbedaan antara pranata
dan lembaga dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Menurut Paul B. Horton & Chester L. Hunt dalam bukunya Sosiologi
menyatakan
`
Tabel Perbedaan Pranata dan Lembaga Sosial
Pranata, institusi (kumpulan
norma-norma)
Lembaga, badan, organisasi, institut
yang melaksanakan
* Agama Masjid, Gereja, Pura, Wihara, Depag
* Pendidikan - UNDIP, UGM, SMA, SMK, SMP, SD
* Olah raga sepakbola - PSIS, PERSIJAP, PSSI
* Politik - Partai, Parlemen
* Perdagangan - PT, CV, Koperasi
-
7/26/2019 Makalah Sosio Antro Lembaga Sosial
21/21
* Jurnalistik - PT.Kompas, PT.Suara Merdeka
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : PT Bumi Aksasa,
2007.
Bruce J. Cohen. Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta : Penerbit Bina Aksara, 1983.
Narwoko, J. Dwi, dan Bagong Suyanto (ed.). Sosiologi Teks Pengantar &
Terapan. Jakarta : Kencana, 2007.
Paul B. Horton & Chester L. Hunt. Sosiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga, 1991.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002.