Makalah Skabies

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Skabies atau budug didefinisikan sebagai infestasi kulit oleh serangga parasitik dari spesies Sarcoptes scabei var. humanus. Di beberapa negara berkembang prevalensinya dilaporkan 6-27% populasi umum dan insidens tertinggi pada anak usia sekolah dan remaja. Penderitanya termasuk juga masyarakat Indonesia.Di kota-kota besar bahkan di Jakarta penyakit yang telah hampir teratasi ini cenderung mulai bangkit dan merebak kembali. Hal ini dinilai sangat meresahkan dan mengganggu produktifitas dan kualitas hidup. WHO menganggap penyakit ini sebagai pengganggu dan perusak kesehatan yang tidak dapat lagi dianggap hanya sekedar penyakitnya orang miskin karena penyakit ini masa kini telah merebak menjadi penyakit kosmopolit yang menyerang semua tingkat sosial. Perkembangan penyakit ini selain dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah juga ditentukan oleh padatnya penduduk, tingkat higiene yang buruk, kurangnya pengetahuan, dan kesalahan dalam diagnosis serta penatalaksanaan. Skabies merupakan penyakit kulit yang sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak langsung.Secara langsung misalnya ibu yang menggendong 1

Transcript of Makalah Skabies

Page 1: Makalah Skabies

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit Skabies atau budug didefinisikan sebagai infestasi kulit oleh

serangga parasitik dari spesies Sarcoptes scabei var. humanus. Di beberapa negara

berkembang prevalensinya dilaporkan 6-27% populasi umum dan insidens tertinggi

pada anak usia sekolah dan remaja. Penderitanya termasuk juga masyarakat

Indonesia.Di kota-kota besar bahkan di Jakarta penyakit yang telah hampir teratasi

ini cenderung mulai bangkit dan merebak kembali. Hal ini dinilai sangat

meresahkan dan mengganggu produktifitas dan kualitas hidup.

WHO menganggap penyakit ini sebagai pengganggu dan perusak

kesehatan yang tidak dapat lagi dianggap hanya sekedar penyakitnya orang miskin

karena penyakit ini masa kini telah merebak menjadi penyakit kosmopolit yang

menyerang semua tingkat sosial. Perkembangan penyakit ini selain dipengaruhi oleh

keadaan sosial ekonomi yang rendah juga ditentukan oleh padatnya penduduk,

tingkat higiene yang buruk, kurangnya pengetahuan, dan kesalahan dalam diagnosis

serta penatalaksanaan.

Skabies merupakan penyakit kulit yang sangat mudah menular baik

secara langsung maupun tidak langsung.Secara langsung misalnya ibu yang

menggendong anaknya yang menderita skabies atau penderita yang bergandengan

tangan. Secara tidak langsung misalnya melalui tempat tidur, handuk, pakaian dan

lain – lain.

1

Page 2: Makalah Skabies

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Skabies atau disebut juga dengan Kudis, The Itch, Gudig, Budukan, Gatal Agogo

adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes

Scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh Penyakit kulit skabies merupakan

penyakit yang mudah menular. Penyakit ini dapat ditularkan secara langsung (kontak

kulit dengan kulit) misalnya berjabat tangan, tidur bersama, dan melalui hubungan

seksual.

Penularan secara tidak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk,

sprei, bantal, dan selimut (Djuanda, 2007). Skabies adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh infestasi dan sensitasi Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya.

Penyakit ini disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal agogo,

budukan atau penyakit ampera (Harahap, 2008). Scabies adalah penyakit kulit akibat

investasi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei. Scabies ini tidak membahayakan

manusia namun adanya rasa gatal pada malam hari ini merupakan gejala utama yang

mengganggu aktivitas dan produktivitas.

Penyakit scabies ini banyak berjangkit di: (1) lingkungan yang padat

penduduknya, (2) lingkungan kumuh, (3) lingkungan dengan tingkat kebersihan kurang.

Scabies cenderung tinggi pada anak- anak usia sekolah, remaja bahkan orang dewasa

(Siregar, 2004).

2.2. Etiologi

Skabies disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap kutu Sarcoptes scabiei

var hominis dan tinjanya pada kulit manusia.

2

Page 3: Makalah Skabies

Gambar 1. Sarcoptes scabiei

Secara morfologik merupakan tungau kecil dengan gambaran :

Kutu yang transparan, berbentuk oval, pungggungnya cembung, perutnya

rata dan tidak bermata.

Diameternya sekitar 0.3 mm

Memiliki 4 pasang kaki.

Tidak dapat terbang ataupun meloncat

Siklus hidup 30 hari

Kutu betina melubangi stratum corneum dalam waktu 20 menit lalu bertelur

sekitar 3 butir perharinya.Telur itu kemudian menetas setelah hari ke 4.Lalu larva

bermigrasi ke permukaan kulit dan berkembang hingga dewasa.Setelah 2 minggu, kutu

betina dan jantan kawin.Kutu betina lalu kembali melubangi stratum corneum.Kutu

jantan, yang tubuhnya lebih kecil dari betina, terjatuh dari kulit dan mati.

Jumlah kutu yg terdapat pada inang biasanya kurang dari 20 ekor, kecuali pada

"crusted scabies" yg bisa mencapai lebih dari 1 juta ekor.Di luar tubuh manusia, kutu

skabies bisa bertahan hidup selama 3 hari.

Skabies hanya dapat diberantas dengan memutus rantai penularan dan memberi

obat yang tepat.

3

Page 4: Makalah Skabies

2.3. Epidemiologi

Faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara lain sosial ekonomi

yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual dan sifatnya promiskuitas (ganti-

ganti pasangan), kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi. Selain

itu faktor penularannya bisa melalui tidur bersama dalam satu tempat tidur, lewat

pakaian, perlengkapan tidur atau benda -benda lainnya. Cara penularan

(transmisi ) :kontak langsung misal berjabat tangan, tidur be rsama dan kontak seksual.

Kontak tidak langsung misalnya melalui pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain .

2.4. Klasifikasi Skabies

Adapun bentuk-bentuk khusus skabies yang sering terjadi pada manusia adalah

sebagai berikut:

a. Skabies pada orang bersih (Scabies in the clean)

Tipe ini sering ditemukan bersamaan dengan penyakit menular lain. Ditandai

dengan gejala minimal dan sukar ditemukan terowongan. Kutu biasanya menghilang

akibat mandi secara teratur.

b. Skabies pada bayi dan anak kecil

Gambaran klinis tidak khas, terowongan sulit ditemukan namun vesikel lebih

banyak, dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk kepala, leher, telapak tangan, telapak

kaki.

c. Skabies noduler (Nodular Scabies)

Lesi berupa nodul coklat kemerahan yang gatal pada daerah tertutup. Nodul

dapat bertahan beberapa bulan hingga beberapa tahun walaupun telah diberikan obat

anti skabies.

d. Skabies in cognito

Skabies akibat pengobatan dengan menggunakan kostikosteroid topikal atau

sistemik. Pemberian obat ini hanya dapat memperbaiki gejala klinik (rasa gatal) tapi

penyakitnya tetap ada dan tetap menular.

4

Page 5: Makalah Skabies

e. Skabies yang ditularkan oleh hewan (Animal transmited scabies)

Gejala ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama terdapat

pada tempat-tempat kontak, dapat sembuh sendiri bila menjauhi hewan tersebut dan

mandi yang bersih.

f. Skabies krustosa (crustes scabies / scabies keratorik)

Tipe ini jarang terjadi, namun bila ditemui kasus ini, dan terjadi keterlambatan

diagnosis maka kondisi ini akan sangat menular.

g. Skabies terbaring di tempat tidur (Bed ridden)

Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus terbaring di tempat

tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.

h. Skabies yang disertai penyakit menular seksual yang lain

Apabila ada skabies di daerah genital perlu dicari kemungkinan penyakit

menular seksual yang lain, dimulai dengan pemeriksaan biakan atau gonore dan

pemeriksaan serologi untuk sifilis.

i. Skabies dan Aquired Immuodeficiency Syndrome (AIDS)

Ditemukan skabies atipik dan pneumonia pada seorang penderita.

j. Skabies dishidrosiform

Jenis ini di tandai oleh lesi ber upa kelompok vesikel dan pustula pada tangan

dan kaki yang sering berulang dan selalu sembuh dengan obat antiskabies .

2.5. Patogenesis

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga

oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan

sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan

tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret

5

Page 6: Makalah Skabies

tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu

kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan

lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.

Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau .

Siklus hidup tungau mulai dari telur sampai dewasa memerlukan waktu selama

10- 14 hari. Pada suhu kamar (21°C dengan kelmbaban relatif 40-80%) tungau masih

dapat hidup diluar pejamu selama 24-36 jam.

2.6. Gambaran Klinik

Gatal-gatal dan kemerahan dapat terjadi 6-8 minggu setelah kutu

menginfeksi.Lesi yg timbul dapat berupa nodul atau papula yg merah, bersisik, timbul

krusta (ekskoriasi) pada sela-sela jari, pinggir jari, pergelangan tangan dan pinggir

telapak tangan, siku, ketiak, skrotum, penis, labia dan areola pada wanita.

Gambar 2.Terowongan di sela-sela jari

Gambar 3. Terowongan di lateral palmar

6

Page 7: Makalah Skabies

Erupsi eritema difus pada tubuh dapat terjadi akibat reaksi hipersensitivitas

terhadap antigen kutu.

Penyakit skabies memiliki 4 gejala klinis utama (gejala kardinal/ cardinal

sign),yaitu:

1. Pruritus nokturna atau rasa gatal di malam hari, yang disebabkan aktivitas kutu

yang lebih tinggi dalam suhu lembab. Rasa gatal dan kemerahan diperkirakan timbul

akibat sensitisasi oleh kutu.

2. Penyakit ini dapat menyerang manusia secara kelompok.Mereka yang tinggal di

asrama, barak-barak tentara, pesantren maupun panti asuhan berpeluanglebih besar

terkena penyakit ini.Penyakit ini amat mudah menular melaluipemakaian handuk, baju

maupun seprai secara bersama-sama.Skabies mudahmenyerang daerah yang tingkat

kebersihan diri dan lingkungan masyarakatnya rendah.

3. Adanya lesi kulit yg khas berupa papula, vesikel pada kulit atau terowongan-

terowongan di bawah lapisan kulit (kanalikuli) yangberbentuk lurus atau berkelok-

kelok berukuran 1-10 mm. Jika terjadi infeksi skunder oleh bakteri,maka akan timbul

gambaran pustul (bisul kecil). Kanalikuli ini berada padadaerah lipatan kulit yang tipis,

seperti sela-sela jari tangan, daerah sekitarkemaluan, wajah dan kulit kepala (pada

anak), siku bagian luar, kulit sekitar payudara,bokong dan perut bagian bawah.

4. Menemukan tungau. Pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis positif adanya

kutu, telur, atau skibala (butiran feses).

Pada "crusted scabies" terdapat lesi berupa plak hiperkeratotik tersebar di

telapak tangan dan kaki disertai penebalan dan distrofi kuku jari tangan dan kaki.

Pruritus (gatal) bervariasi bahkan hilang sama sekali pada keadaan ini.

7

Page 8: Makalah Skabies

Gambar 4.Crusted Scabies.Plak hiperkeratotik dengan ribuan kutu hidup didalamnya.

2.7. Diagnosis

Ditegakkan dari anamnesis, manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang

Ditemukan 2 atau lebih dari 4 gejala kardinal (+) atau ditemukan gejala

kardinal no.4 (+)

Gambar 5. Kutu Skabies betina (dengan telur), telur (abu2), dan skibala

2.8. Diagnosis Banding

Dermatitis atopik

Reaksi terhadap gigitan serangga

Dermatitis kontak

Dermatitis herpetiformis

Eksim dishidrotik

8

Page 9: Makalah Skabies

Psoriasis

Bullous pemphigoid

Drug eruption

2.9. Penatalaksaan

2.9.1.Secara umum

Pada pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan mandi teratur setiap hari.

Semua pakaian, sprei, dan handuk yang telah digunakan harus dicuci secara teratur dan

bila perlu direndam dengan air panas. Demikian pula halnya dengan anggota keluarga

yang beresiko tinggi untuk tertular, terutama bayi dan anak-anak, juga harus dijaga

kebersihannya dan untuk sementara waktu menghindari terjadinya kontak langsung.

Secara umum tingkatkan kebersihan lingkungan maupun perorangan dan tingkatkan

status gizinya. Beberapa syarat pengobatan yang harus diperhatikan :

Semua anggota keluarga harus diperiksa dan mungkin semua harus diberi

pengobatan secara serentak.

Hygiene perorangan : penderita harus mandi bersih, bila perlu menggunakan

sikat untuk menyikat badan. Sesudah mandi pakaian yang akan dipakai harus

disetrika.

Semua perlengkapan rumah tangga seperti bangku, sofa, sprei, bantal, kasur,

selimut harus dibersihkan dan dijemur dibawah sinar matahari selama beberapa

jam.

2.9.2. Penatalaksanaan secara khusus

Pengobatan penyakit ini menggunakan obat-obatan berbentuk krim atau salep

yang dioleskan pada bagian kulit yang terinfeksi.Banyak sekali obat-obatan yang

tersedia di pasaran. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain;

tidak berbau, efektif terhadap semua stadium kutu (telur, larva maupun kutu

dewasa), tidak menimbulkan iritasi kulit, juga mudah diperoleh dan murah harganya.

Sistemik

a. Antihistamin klasik sedatif ringan untuk mengurangi gatal,

misalnyaklorfeniramin maleat 0.34 mg/kg BB 3 x sehari.

9

Page 10: Makalah Skabies

b. Antibiotik bila ditemukan infeksi sekunder misalnya ampisilin,

amoksisilin,eritromisin.

Topikal

Obatan-obatan yang dapat digunakan antara lain:

a. Salep 2-4, biasanya dalam bentuk salep atau krim.

Kekurangannya, obat ini menimbulkan bau tak sedap (belerang),

mengotoripakaian, tidak efektif membunuh stadium telur, dan penggunaannya

haruslebih dari 3 hari berturut-turut.

b. Emulsi benzil-benzoas 20-25%, efektif terhadap semua stadium, diberikansetiap

malam selama 3 hari berturut-turut. Kekurangannya, dapatmenimbulkan iritasi

kulit.

c. Gamexan 1%, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semuastadium kutu,

mudah digunakan, serta jarang menimbulkan iritasi kulit.Namun obat ini tidak

dianjurkan bagi wanita hamil, maupun anakdibawah usia 6 tahun, karena bersifat

toksik terhadap susunan sarafpusat. Pemakaiannya cukup satu kali dioleskan

seluruh tubuh. Dapatdiulang satu minggu kemudian bila belum sembuh.

d. Krotamiton 10%, termasuk obat pilihan karena selain memiliki efek

antiskabies,juga bersifat anti gatal.

e. Permetrin HCl 5%, efektifitasnya seperti Gamexan, namun tidak terlalutoksik.

Penggunaannya cukup sekali, namun harganya relatif mahal.

2.10. Pencegahan Skabies

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan dan lingkungan yang

kurang baik oleh sebab itu untuk mencegah penyebaran penyakit ini dapat dilakukan

dengan cara :

Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun

Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara teratur

minimal 2 kali dalam seminggu

Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.

Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.

10

Page 11: Makalah Skabies

Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai

terinfeksi tungau skabies.

Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.

Menjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi parasit.

Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak langsung dengan penderita,

mengingat parasit mudah menular pada kulit. Walaupun penyakit ini hanya merupakan

penyakit kulit biasa, dan tidak membahayakan jiwa, namun penyakit ini sangat

mengganggu kehidupan sehari-hari. Bila pengobatan sudah dilakukan secara tuntas,

tidak menjamin terbebas dari infeksi ulang. Langkah yang dapat diambil adalah sebagai

berikut :

Cuci sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara merendam di cairan

antiseptik.

Cuci semua handuk, pakaian, sprei dalam air sabun hangat dan gunakan seterika

panas untuk membunuh semua telurnya, atau dicuci kering (dry- cleaned).

Keringkan peci yang bersih, kerudung dan jaket.

Hindari pemakaian bersama sisir, mukena atau jilbab.

2.11. Prognosis

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat, serta syarat

pengobatan dapat menghilangkan faktor predisposisi, maka penyakit ini memberikan

prognosis yang baik .

11

Page 12: Makalah Skabies

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko,R.P, Skabies, Djuanda A, Hamza M, Aisah S, editor. Dalam: Ilmu

Kulit Kelamin FKUI, edisi keempat, 2006, Jakarta:FKUI. Hal 122-25.

2. DEPARTEMEN KESEHATAN RI, Scabies, Pedoman Pengobatan Dasar di

Puskesmas, DEPKES RI, Jakarta. 2007. Hal 208-10.

12