Format Penulisan Abstrak & Makalah Pemaparan Makalah Formulir ...
makalah servisitis
-
Upload
annisarahmachany -
Category
Documents
-
view
268 -
download
2
Transcript of makalah servisitis
-
8/16/2019 makalah servisitis
1/96
MAKALAH TUTORIAL
CASE 10 - SERVISITIS
TUTORIAL C1
dr. Hidayat, SpPK
Disusun oleh :
Allya Inayatul R. 1310211003
Siti Maysaroh 1310211018
Riduan Rijky 1310211033
Namiroh Dima Ash Sholihat 1310211054
Ega Meilyta Andriani Putri 1310211105
Amri Muzzamil 1310211123
Ayu Wulandari 1310211146
Aletha Ayu 1310211140
Annisa Rahma Chany 1310211170
Tarida Putri Rahmadani 1310211192
FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jakarta
-
8/16/2019 makalah servisitis
2/96
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, kami berhasil menyelesaikan makalah tutorial ini meliputi Penyakit Menular
seksual. Kami pun mengucapkan terima kasih kepada dr. Hidayat, SpPK selaku tutor pada
tutorial kami, yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini adalah sebuah intisari dari hal-hal yang telah kita pelajari selama tutorial
berlangsung. Makalah ini dibuat supaya kita dapat mengerti lebih dalam tentang pembahasan
kasus kita di dalam tutorial dan sebagai acuan pembelajaran bagi kita semua. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat diambil hikmahnya.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, namun mudah- mudahan kita
semua dapat mengambil semua ajaran yang terdapat di dalamnya. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
26 mei 2016
Penyusun
-
8/16/2019 makalah servisitis
3/96
KASUS
Ny. M, 28 thn. Keluhan keputihan berwarna kekuningan yang tidak gatal sejak 1 bulan yang lalu,
dalam 2 minggu terakhir ini juga disertai dengan demam dan rasa nyeri di daerah panggul
bawah. Ny. M sudah berusaha mengobati dengan sabun sirih namun tidak ada perbaikan. Ny. M
mengaku tidak pernah berganti pasangan dan tidak menggunakan kontrasepsi pada saat
berhubungan seksual. Saat ini Ny. M mengaku sedang hamil 4 bulan anak pertama. Suami Ny.
M bekerja sebagai sopir bis antar kota dan jarang pulang ke rumah.
Riwayat menstruasi 30 hari, teratur, 5 hari
Riwayat kontrasepsi : tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
1. identifikasi masalah Ny. M
2. buatlah hipotesis dari keluhan-keluhan ny.M
3. pemeriksaan apa yang anda butuhkan untuk menunjang diagnosis anda
Pemeriksaan Fisik :
Tanda vital : TD : 110/70 mmHg, N: 92 x/mnt, R : 20x/menit, T: 38,2
BB/TB : 53/155
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thorax : normal
Payudara : normal
Pemeriksaan abdomen :
Inspeksi : tidak tampak pembesaran
Palpasi : nyeri suprapubis (+)
Px Luar
-
8/16/2019 makalah servisitis
4/96
Pemeriksaan spekulum
Vulva : tidak ada kelainan
Vagina, portio : mukosa kemerahan dan tampak daerah erosive, fluor + putih kekuningan kental
Pemeriksaan bimanual
Nyeri goyang portio(+), nyeri tekan adneksa (+)
USG : tidak ditemukan kelainan pada uterus dan adneksa
IVA test meragukan
Laboratorium
Hb : 11 gr/dL
Leukosit : 17000/mm3
Cervical/vaginal swab :
gram negative diplococcus, leukosit banyak
kultur menunggu hasil
Clue cell (-)
KOH : pseudohifa (-)
Hasil paps smear : tidak ditemukan kelainan
1. jelaskan pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan
2. buatlah diagnosis dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Diagnosis : Servisitis Bakterialis et causa Neisseria Gonorrhoeae
-
8/16/2019 makalah servisitis
5/96
SIFILIS
Definisi
Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Treponema
pallidumyangmenyerang manusia. Nama lain dari sifilis penyakit raja singa. Penyakit ini
mempunyai beberapa sifat, yaitu perjalanan penyakitnya sangat kronis, dapat menyerang semua
organ tubuh, dapat menyerupai macam-macam penyakit, mempunyai masa laten, dapat kambuh
kembali (rekuren), dan dapat ditularkan dari ibu ke janinnya sehingga menimbulkan sifilis
kongenital. Selain melalui ibu ke janinnya dan melalui hubungan seksual, sifilis bisa juga
ditularkan melalui luka, transfusi dan jarum suntik
Gejala dan Tanda Klinis
Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan, sebelum tes serologis, diagnosis sulit
dilakukan dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit lainnya.
Berdasarkan cara penularannya, sifilis dibagi menjadi 2 macam:
1. Sifilis Kongenital (Bawaan)
Sifilis dapat ditularkan oleh ibu pada janinnya saat persalinan, namun sebagian besar
kasus sifilis kongenital merupakan akibat penularan in utero.
2. Sifilis Akuisita (didapat)
Sifilis yang ditularkan melalui hubungan seksual, luka, transfusi darah danjarum suntik.
Infeksi oleh Treponema pallidum berkembang melalui 4 tahapan:
1. Stadium Primer
Terbentuk Chancre pada tempat infeksi sekitar 3 minggu setelah infeksi yang berukuran
beberapa mm sampai 2 cm. Chancre ini bersifat soliter, nyeri, mengeras, dan terutama
terdapat di daerah genitalia, mulut dan anus. Kebanyakan chancre muncul pada penis,
anus, dan rektum pada pria, sedangkan pada wanita pada vulva, leher rahim dan antara
vagina dan anus (perineum). Selain itu dapat terbentuk di bibir, tangan, atau mata. Luka
-
8/16/2019 makalah servisitis
6/96
di vagina dan anus mungkin tak terdeteksi kecuali jika dilihat oleh seorang dokter. Lesi
biasanya sembuh tanpa pengobatan dalam waktu 6 minggu
2. Stadium Sekunder
Gejala klinis pada stadium ini biasanya terjadi 6 minggu setelah pecahnya Chancre atau
selambat-lambatnya 6 bulan setelah infeksi. Penderita sering mengalami demam.Semua
jaringan tubuh dapat diserang terutama kulit dan selaput lendir. Kulit dapat mengalami
kelainan yang tidak gatalberupa makula, papula, pustule. Ruam sering muncul sekitar 6
minggu sampai 3 bulan setelah chancre sembuh. Ruam dapat menutupi bagian tubuh,
tetapi cenderung meletus pada telapak tangan atau telapak kaki. Ini tidak gatal. Lesi
menyakitkan juga dapat terbentuk di selaput lendir mulut dan tenggorokan dan pada
tulang dan organ dalam. Pada saat ini, penyakit ini sangat menular, karena bakteri
terdapat pada sekresi dari lesi. Ruam biasanya sembuh tanpa pengobatan dalam waktu 2
sampai 6 minggu. Gejala lain berupa demam, sakit tenggorokan, kelelahan, sakit kepala,
sakit leher, sakit sendi, malaise dan rambut rontok. Sejumlah besar pasien tidak
menunjukkan gejala pada tahap ini dari penyakit.
3. Stadium Laten
Pada stadium ini disebut fase tenang yang terdapat antara hilangnya gejala-gejala klinik
sifilis sekunder dan tersier ini berlangsung antara beberapa bulan sampai bertahun-tahun.
Bakteri tetap aktif dalam kelenjar getah bening dan limpa. Stadium ini bisa bertahan 3-30
tahun dan mungkin tidak berlanjut ke sifilis tersier. Sekitar 30% dari orang yang
terinfeksi bertahan dalam keadaan laten.
4. Stadium Tersier
Stadium tersier dapat terjadi bertahun-tahun setelah gejala-gejala sifilis sekunder
menghilang. Muncul kelainan-kelainan yang terjadi akibat reaksi alergi dari jaringan
terhadap organisme yang berupa reaksi gumma. Kelainan yang terjadi berupa rusaknya
organ dalam seperti otak, syaraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan
persendian.
-
8/16/2019 makalah servisitis
7/96
Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah Treponema pallidum yang termasuk ordo spirochaetales, familia
spirochaetaceae, dan genus treponema. T. pallidum berbentuk spiral, panjang 5-20 µm, lebar 0,1-
0,2 µm,gerakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol.
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan
hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik.Pemeriksaan fisik dilakukan di seluruh
permukaan kulit, rambut dan kuku, pembengkakan kelenjar getah bening, selaput lendir mulut,
daerah genitalia/anogenitalia.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan pemeriksaan sediaan langsung dan serologis.
Ada 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan:
Tes penyaringan : VDRL (venereal disease research laboratory) atau RPR (rapid
plasma reagin).
Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu
dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa
negatif.
Pemeriksaan antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis.
Pemeriksaan ini lebih akurat. Salah satu dari pemeriksaan ini adalah tes FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody absorption), yang digunakan untuk
memperkuat hasil tes penyaringan yang positif.
Pada fase primer atau sekunder, diagnosis sifilis ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan mikroskopis terhadap cairan dari luka di kulit atau mulut.
-
8/16/2019 makalah servisitis
8/96
Cara Pencegahan
Tidak ada vaksin untuk mencegah terjangkitnya sifilis. Pencegahan dapat dilakukan dengan:
o Tidak berhubungan seksual dengan orang yang memiliki penyakit sifilis
o Tidak berganti-gantipasangan
o Penyuluhan mengenai bahaya penyakit menular seksual (PMS) pada masyarakat
o Pemeriksaan darah pada ibu hamil melalui STS (Serological Test for Syphilis) untuk
menghindari terjadinya congenital sifilis
Sifilis tidak menular melalui pelukan, makan menggunakan peralatan makan yang sama, jabat
tangan dan dudukan toilet
Cara Pengobatan
Pengobatan dilakukan tergantung stadium sifilis yang diderita. Biasanya diberikan antibiotik
seperti suntikan penisilin sebagai berikut:
Sifilis stadium primer, diberikan Procaine penicilin G sebanyak 1 kali suntikan
Sifilis stadium sekunder, biasanya diberikan Benzathine penicilin.
Penisilin juga diberikan kepada penderita sifilis fase laten dan semua bentuk sifilis fase tersier,
meskipun mungkin perlu diberikan lebih sering dan lebih lama.
Jika penderita alergi terhadap penisilin, bisa diberikan doksisiklin atau tetrasiklin per-oral selama
2-4 minggu.
Prognosis
Prognosis sifilis stadium primer dan sekunder baik sedangkan stadium sekunder buruk. Padastadium primer, sekunder, dan awal sifilis laten dapat diobati dengan antibiotik. Akhir laten
(lebih dari 1 tahun setelah tahap kedua) sulit untuk diobati. Sifilis tersier memiliki angka
kematian sangat tinggi akibat efek luas dari penyakit pada sistem saraf pusat.
Neurosifilis (di mana bakteri menyerang sistem saraf) dapat terjadi pada individu yang tidak
-
8/16/2019 makalah servisitis
9/96
diobati. Hal ini mengakibatkan meningitis, kelumpuhan, penyakit mental, dan degenerasi dari
saraf tulang belakang. Jika pembuluh darah yang terkena, seorang stroke mungkin terjadi.
VULVITIS DAN VAGINITIS
Vulvitis adalah radang selaput lendir labia dan sekitarnya (Universitas Padjadjaran. 1981).
Etiologi
Penyebab dari vaginitis adalah Candida albicans, Trichomonas vaginalis, Neisseria gonorrhoeae,
Hemophilus vaginalis. Penyebab lain meliputi gabungan bedak tabur, cacing kremi, benda asing,
hygiene perineum yang buruk.
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) penyebab vulvitis :
Hygiene yang kurang seperti pada wanita yang gemuk dan tua.
Gonococcus.
Candida albicans.
Trichomonas.
Oxyuris.
Pediculi pubis.
Diabetes
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) penyebab vaginitis :
Vulvovaginitis pada anak, sering disebabkan oleh gonorrhea atau corpus allienum
Kolpitis senilis, disebabkan karena ovaria berhenti berfungsi.
Kolpitis pada masa reproduktif
Masturbasi
Corpus allienum : pessaerium, obat atau alat kontrasepsi kapas
Rangsang themis seperti berenang dalam air dingin
-
8/16/2019 makalah servisitis
10/96
Klasifikasi
1) Vaginitis Candida disebabkan oleh Candida albicans.
Penyebab :
o Hygiene yag kurang.
o Pertumbuhan Candida yang berlebihan, karena kadar glukosa darah yang tinggi,
dan pemberian antibiotik berspektrum luas.
Tanda dan gejala :
o Pruritus vulvae.
o Nyeri vagina yang hebat.
o
Disuria eksterna dan interna.
o Rash pada vulva.
o Eritematosa.
o Sekret khas seperti keju lembut.
2) Vaginitis Trichomonas disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
Penyebab :
o hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
o Secret banyak dan bau busuk.
o Disuria eksterna dan interna
o Pruritus vulva.
o Edema vulva.
3) Vaginitis non spesifik disebabkan oleh Gardnerella vaginalis.
Penyebab :
o Hygiene yang kurang.
o Hubungan seksual.
Tanda dan gejala :
o Vagina berbau busuk dan amis.
-
8/16/2019 makalah servisitis
11/96
o Sekret encer, kuning sampai abu-abu.
4) Vaginitis Atrofican disebabkan oleh infeksi epitel vagina yang defisiensi estrogen.
Penyebab :
o pasca menopause rentan terhadap infeksi.
Tanda dan gejala :
o Pendarahan pervaginam.
o Disuria eksterna.
o Pruritus.
o Dispareunia.
o Permukaan vagina merah muda, pucat, halus tanpa rugae.
Menurut Manuaba (2001).
1) Vulvitis.
a. Infeksi kulit berambutnya.
o Terjadi perubahan warna.
o Membengkak.
o Terasa nyeri.
o Kadang-kadang tampak bernanah.
o Menimbulkan kesukaran bergerak.
b. Infeksi kelenjar bartolini.
o Terletak dibagian bawah kulit.
o Warna kulit berubah.
o Membengkak.
o Terjadi timbunan nanah didalam kelenjar.
o
Penderita sukar berjalan/ duduk karena sakit.
Faktor Presdiposisi
1. Coitus, terutama dalam smegma preputium mengandung kuman-kuman.
2. Tampon-tampon di dalam vagina, misalnya untuk menampon darah haid.
-
8/16/2019 makalah servisitis
12/96
3. Higiene yang kurang, pakaian kotor.
4. Atrofi epitel vagina pada mosa senile dimana epitel vagina kurang mengandung glikogen
dan menjadi tipis.
5. Korpus alineum : terutama pada anak-anak tetapi juga alat-alat perangsang seks pada
orang dewasa.
6. Masturbasi kronis.
7. Benda asing dalam vagina.
Manifestasi Klinis
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) :
Vulvitis :
o
perasaan panas dan nyeri terutama waktu kencing.
o Leukorea yang sering disertai perasaan gatal hingga terjadi iritasi oleh gerakan.
o Gangguan koitus.
o Introitus dan labia menjadi merah dan bengkak, sering tertutup oleh secret.
Vaginitis :
o leukorea yang kadang-kadang berbau (anyir).
o Perasaan panas/ pedih pada vagina.
o Perasaan gatal pada vulva.
Menurut Sinklair & Webb (1992), tanda dan gejala vulvitis & vaginitis :
Akut
o Pruritus.
o Panas.
o Eritema.
o Edema.
o
Perdarahan.
o Nyeri (mungkin sangat, menyebabkan tidak mampu berjalan, duduk dan retensi
urine akut).
o Ulserasi dan vesikel.
-
8/16/2019 makalah servisitis
13/96
Kronik
o Inflamasi hebat dengan edema minimal.
o Pruritus hebat ® ekskoriasi ® infeksi sekunder.
o Daerah yang terserang : monpubis, perineum, paha yang berdekatan, anus, sekitar
paha.
o Lesi ulseratif disebabkan : granuloma, karsinoma, melanoma.
o Hasil akhir mungkin berupa ekstruksi vulva.
Penatalaksanaan
1. Infeksi bacterial
Diberikan antibiotika Candidiasis seperti :
Nistatin : 100.000 2 kali per hari selama 7 – 10 hari.
Mikonazol : 7 gram 1 – 2 kali per hari selama 3,5 – 7 hari.
Klotrimazol : 100 gram tablet atau 7 gram krim 1 – 2 kali per hari selama 3,5
– 7 hari.
Asam borat : 600 mg 2 kali per hari selama 7 – 10 hari
2. Infeksi dengan trichomonas
Metronidazol : 2 gram dalam dosis tunggal, juga terapi pasangan seksual laki-
lakinya. (Tahap I).
Metronidazol : 500 mg 2 kali per hari selama 7 hari, terapi seksual pasangan
laki-lakinya. (Tahap rekurens).
3. Vaginitis non spesifik
Metronidazol : 500 mg 2 kali per hari selama 7 hari.
Ampicillin : 500 mg 4 kali per hari selama 7 hari.
4. Vaginitis atroficans
Cream estrogen: 1 kali per hari selama 2 minggu kemudian selang sehari selama
2 minggu.
-
8/16/2019 makalah servisitis
14/96
5. Infeksi dengan jamur
Diberi Nistatin biasanya diberi dalam bentuk ovula.
6. Kolpitis senilis
Selain dari antibiotika atau antinikotika diberi salep yang mengandung estrogen
selama 20 hari.
VAGINOSIS BAKTERIALIS
Pengertian Vaginosis bacterial
Vaginosis bakterial adalah keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang di-sebabkan
bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang
mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
Epidemiologi
Penyakit bakterial vaginosis lebih sering ditemukan pada wanita yang memeriksakan
kesehatannya daripada vaginitis jenis lainnya. Frekuensi bergantung pada tingkatan sosial
ekonomi penduduk pernah disebutkan bahwa 50 % wanita aktif seksual terkena infeksi G.
vaginalis, tetapi hanya sedikit yang menyebabkan gejala sekitar 50 % ditemukan pada pemakai
AKDR dan 86 % bersama-sama dengan infeksi Trichomonas.
Pada wanita hamil, penelitian telah didokumentasikan mempunyai prevalensi yang
hampir sama dengan populasi yang tidak hamil, berkisar antara 6%-32%.31 Kira-kira 10-30%
dari wanita hamil akan mendapatkan Vaginosis bacterialis selama masa kehamilan mereka.
-
8/16/2019 makalah servisitis
15/96
Gardnerella vaginalis dapat diisolasi dari 15 % anak wanita prapubertas yang masih
perawan, sehingga organisme ini tidak mutlak ditularkan lewat kontak seksual. Meskipun kasus
bakterial vaginosis dilaporkan lebih tinggi pada klinik PMS, tetapi peranan penularan secara
seksual tidak jelas.
Bakterial vaginosis yang rekuren dapat meningkat pada wanita yang mulai aktivitas
seksualnya sejak umur muda, lebih sering juga terjadi pada wanita berkulit hitam yang
menggunakan kontrasepsi dan merokok. Bakterial vaginosis yang rekuren prevalensinya juga
tinggi pada pasangan-pasangan lesbi, yang mungkin berkembang karena wanita tersebut
berganti-ganti pasangan seksualnya ataupun yang sering melakukan penyemprotan pada vagina.6
Hampir 90 % laki-laki yang mitra seksual wanitanya terinfeksi Gardnerella vaginosis,
mengandung G.vaginalis dengan biotipe yang sama dalam uretra, tetapi tidak menyebabkan
uretritis.
Etiologi
Ekosistem vagina adalah biokomuniti yang dinamik dan kompleks yang terdiri dari
unsur-unsur yang berbeda yang saling mempengaruhi. Salah satu komponen lengkap dari
ekosistem vagina adalah mikroflora vagina endogen, yang terdiri dari gram positif dan gram
negatif aerobik, bakteri fakultatif dan obligat anaerobik. Aksi sinergetik dan antagonistik antara
mikroflora vagina endogen bersama dengan komponen lain, mengakibatkan tetap stabilnya
sistem ekologi yang mengarah pada kesehatan ekosistem vagina. Asam laktat seperti organic
acid lanilla yang dihasilkan oleh Lactobacillus, memegang peranan yang penting dalam
memelihara pH tetap di bawah 4,5 (antara 3,8 - 4,2), dimana merupakan tempat yang tidak sesuai
bagi pertumbuhan bakteri khususnya mikroorganisme yang patogen bagi vagina.
Kemampuan memproduksi H2O2 adalah mekanisme lain yang menyebabkan
Lactobacillus hidup dominan daripada bakteri obligat anaerob yang kekurangan enzim katalase.
Hidrogen peroksida dominan terdapat pada ekosistem vagina normal tetapi tidak pada bakterial
vaginosis. Mekanisme ketiga pertahanan yang diproduksi oleh Lactobacillus adalah bakteriosin
-
8/16/2019 makalah servisitis
16/96
yang merupakan suatu protein dengan berat molekul rendah yang menghambat pertumbuhan
banyak bakteri khususnya Gardnerella vaginalis.
G. vaginalis sendiri juga merupakan bakteri anaerob batang variabel gram yang mengalami
hiperpopulasi sehingga menggantikan flora normal vagina dari yang tadinya bersifat asam
menjadi bersifat basa
Pada bakterial vaginosis dapat terjadi simbiosis antara G.vaginalis sebagai pembentuk
asam amino dan kuman anaerob beserta bakteri fakultatif dalam vagina yang mengubah asam
amino menjadi amin sehingga menaikkan pH sekret vagina sampai suasana yang sesuai bagi
pertumbuhan G. vaginalis. Beberapa amin diketahui menyebabkan iritasi kulit dan menambah
pelepasan sel epitel dan menyebabkan sekret tubuh berbau tidak sedap yang keluar dari vagina.
Basil-basil anaerob yang menyertai bakterial vaginosis diantaranya Bacteroides bivins, B.
Capilosus dan B. disiens yang dapat diisolasikan dari infeksi genitalia.
Gambaran Klinis
Gejala yang paling sering pada bakterial vaginosis adalah adanya cairan vagina yang
abnormal (terutama setelah melakukan hubungan seksual) dengan adanya bau vagina yang khas
yaitu bau amis/bau ikan (fishy odor).
Bau tersebut disebabkan oleh adanya amin yang menguap bila cairan vagina menjadi
basa. Cairan seminal yang basa (pH 7,2) menimbulkan terlepasnya amin dari perlekatannya pada
protein dan amin yang menguap menimbulkan bau yang khas. Walaupun beberapa wanita
mempunyai gejala yang khas, namun pada sebagian besar wanita dapat asimptomatik. Iritasi
daerah vagina atau sekitar vagina (gatal, rasa terbakar), kalau ditemukan lebih ringan daripada
yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis atau C.albicans. Sepertiga penderita mengeluh
gatal dan rasa terbakar, dan seperlima timbul kemerahan dan edema pada vulva. Nyeri abdomen,
dispareuria, atau nyeri waktu kencing jarang terjadi, dan kalau ada karena penyakit lain.
Pada pemeriksaan biasanya menunjukkan sekret vagina yang tipis dan sering berwarna
putih atau abu-abu, viskositas rendah atau normal, homogen, dan jarang berbusa. Sekret tersebut
-
8/16/2019 makalah servisitis
17/96
melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis atau kelainan yang difus. Gejala
peradangan umum tidak ada. Sebaliknya sekret vagina normal, lebih tebal dan terdiri atas
kumpulan sel epitel vagina yang memberikan gambaran bergerombol.
Pada penderita dengan bakterial vaginosis tidak ditemukan inflamasi pada vagina dan
vulva. Bakterial vaginosis dapat timbul bersama infeksi traktus genital bawah seperti
trikomoniasis dan servisitis sehingga menimbulkan gejala genital yang tidak spesifik.
Diagnosis
Diagnosis bakterial vaginosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan mikroskopis. Anamnesis menggambarkan riwayat sekresi vagina terus-menerus
dengan bau yang tidak sedap. Kadang penderita mengeluh iritasi pada vagina disertai
disuria/dispareunia, atau nyeri abdomen.
Pada pemeriksaan fisik relatif tidak banyak ditemukan apa-apa, kecuali hanya sedikit
inflamasi dapat juga ditemukan sekret vagina yang berwarna putih atau abu-abu yang melekat
pada dinding vagina. Gardner dan Dukes (1980) menyatakan bahwa setiap wanita dengan
aktivitas ovum normal mengeluarkan cairan vagina berwarna abu-abu, homogen, berbau dengan
pH 5 - 5,5 dan tidak ditemukan T.vaginalis, kemungkinan besar menderita bakterial vaginosis.
Dengan hanya mendapat satu gejala, tidak dapat menegakkan suatu diagnosis, oleh sebab
itu didapatkan kriteria klinis untuk bakterial vaginosis yang sering disebut sebagai kriteria Amsel
(1983) yang berpendapat bahwa terdapat tiga dari empat gejala, yaitu :
Adanya sekret vagina yang homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina dan
abnormal
pH vagina > 4,5
Tes amin yang positif, yangmana sekret vagina yang berbau amis sebelum atau setelah
penambahan KOH 10% (Whiff test)
Adanya clue cells pada sediaan basah (sedikitnya 20 dari seluruh epitel).
Diagnosis Banding
-
8/16/2019 makalah servisitis
18/96
Ada beberapa penyakit yang menggambarkan keadaan klinik yang mirip dengan bakterial
vaginosis, antara lain :
Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Trichomonas vaginalis. Biasanya penyakit ini tidak bergejala tapi pada beberapa keadaan
trikomoniasis akan menunjukkan gejala. Terdapat dalam tubuh vagina berwarna kuning
kehijauan, berbusa dan berbau. Eritem dan edem pada vulva, juga vagina dan serviks
pada beberapa perempuan. Serta pruritos, disuria, dan dispareunia.
Kandidiasis
Kandidiasis merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans atau
kadang Candida yang lain. Gejala yang awalnya muncul pada kandidiasis adalah pruritus
akut dan keputihan.
Tatalaksana
Ahli medis biasanya menggunakan antibiotik seperti metronidazol dan klindamisin untuk
mengobati bakterial vaginosis.
a. Terapi sistemik
o Metronidazol merupakan antibiotik yang paling sering digunakan yang
memberikan keberhasilan penyembuhan lebih dari 90%, dengan dosis 2 x 400 mg
atau 500 mg setiap hari selama 7 hari. Jika pengobatan ini gagal, maka diberikan
ampisilin oral (atau amoksisilin) yang merupakan pilihan kedua dari pengobatan
keberhasilan penyembuhan sekitar 66%).4,6,16,20
o Kurang efektif bila dibandingkan regimen 7 hari
o
Mempunyai aktivitas sedang terhadap G.vaginalis, tetapi sangat aktif terhadap
bakteri anaerob, efektifitasnya berhubungan dengan inhibisi anaerob.
NB : Metronidazol dapat menyebabkan mual dan urin menjadi gelap.
-
8/16/2019 makalah servisitis
19/96
o Klindamisin 300 mg, 2 x sehari selama 7 hari. Sama efektifnya dengan
metronidazol untuk pengobatan bakterial vaginosis dengan angka kesembuhan
94%. Aman diberikan pada wanita hamil. Sejumlah kecil klindamisin dapat
menembus ASI, oleh karena itu sebaiknya menggunakan pengobatan intravagina
untuk perempuan menyusui.
o Amoksilav (500 mg amoksisilin dan 125 mg asam klavulanat) 3 x sehari selama 7
hari. Cukup efektif untuk wanita hamil dan intoleransi terhadap metronidazol.
o etrasiklin 250 mg, 4 x sehari selama 5 hari.
o Doksisiklin 100 mg, 2 x sehari selama 5 hari.
o Eritromisin 500 mg, 4 x sehari selama 7 hari
o Cefaleksia 500 mg, 4 x sehari selama 7 hari.
b. Terapi Topikal
o Metronidazol gel intravagina (0,75%) 5 gram, 1 x sehari selama 5 hari.
o Klindamisin krim (2%) 5 gram, 1 x sehari selama 7 hari.
o Tetrasiklin intravagina 100 mg, 1 x sehari.
o Triple sulfonamide cream. (Sulfactamid 2,86%, Sulfabenzamid 3,7% dan
Sulfatiazol 3,42%), 2 x sehari selama 10 hari, tapi akhir-akhir ini dilaporkan
angka penyembuhannya hanya 15 – 45 %
Pada trimester pertama diberikan krim klindamisin vaginal karena klindamisin tidak
mempunyai efek samping terhadap fetus. Pada trimester II dan III dapat digunakan
metronidazol oral walaupun mungkin lebih disukai gel metronidazol vaginal atau
klindamisin krim.
Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual. Terapi juga diberikan
kepada pasangan seksual dan dianjurkan tidak berhubungan selama masih dalam
pengobatan.
Pengobatan secara oral atau lokal dapat digunakan untuk pengobatan pada wanita
hamil dengan gejala VB yang resiko rendah terhadap komplikasi obstertri. Wanita tanpa
gejala dan wanita tanpa faktor resiko persalinan preterm tidak perlu menjalani skrening
-
8/16/2019 makalah servisitis
20/96
rutin untuk pemngobatan bacterial vaginosis. Wanita dengan resiko tinggi persalinan
preterm dapat mengikuti skrining rutin dan pengobatan bacterial vaginosis.
Jika pengobatan untuk pencegahan terhadap komplikasi kehamilan dijalani, maka
diharuskan menggunakan metronidazole oral 2 kali sehari selama 7 hari. Topical (pada
vagina) tidak direkomendasikan untuk indikasi ini. Test skrining harus diulangi 1 bulan
setelah pengobatan untuk memastikan kesembuhan.
SERVISITIS
Definisi
Servisitis adalah peradangan pada serviks, yaitu bagian sempit pada ujung dari rahim/
uterus yang terbuka ke arah vagina, yang ditandai dengan adanya eksudat endoserviks yang
purulen atau mukopurulen di kanalis endoservikalis atau di spesimen swab endoserviks, dan/atau
adanya perdarahan endoserviks yang mudah terjadi apabila kapas swab digoreskan pada
os.serviks.
Klasifikasi
Secara umum, servisitis dapat terbagi dua:
-
8/16/2019 makalah servisitis
21/96
1. Servisitis non infeksi, dapat disebabkan oleh: trauma lokal (contoh: iritasi serviks yang
disebabkan oleh tampon dan alat-alat kontrasepsi), radiasi, iritasi bahan kimia, inflamasi
sistemik dan keganasan.
2. Servisitis infeksi, disebabkan terutama oleh organisme yang ditularkan melalui hubungan
seksual seperti C trachomatis dan N gonorrhoeae. Etiologi lainnya meliputi Trichomonas
vaginalisdan herpes simplex virus (HSV), terutama HSV primer tipe 2.
Faktor Risiko
multiple sex partner
usia muda
tinggal di perumahan perkotaan
status sosioekonomi yang redah
pemakaian alkohol dan obat-obatan terlarang
predisposisi genetik
Epidemiologi
CDC memperikarakan lebih dari 19 juta infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual ( sexually transmitted infections / STI ) terjadi setiap tahun, hampir separohnya terjadi
pada usia 15-24 tahun. Penyebab STI yang tersering antara lain Chlamidya dan Gonorrhea.
Gejala Klinis
Servisitis sering asimptomatik pada infeksi gonorrhea, chlamydia danT vaginalis. Jika
menimbulkan gejala, sering tidak khas dan munculannya biasanya berupa discharge pada
vagina, dysuria, sering buang air kecil, dan perdarahan dalam siklus menstruasi atau post koitus.
-
8/16/2019 makalah servisitis
22/96
Jika infeksi sudah terjadi dalam waktu lama, gejalanya dapat meliputi nyeri perut bawah atau
nyeri punggung bawah.
Infeksi yang disebabkan oleh HSV juga biasanya asimptomatik. Namun episode pertama
herpes genital biasanya bergejala dan ditandai dengan ulkus yang nyeri disertai demam, myalgia,
sakit kepala dan malaise. Gejala lain yang sering antara lain dysuria, discharge vagina, dan
discharge uretra. Namun sebagian besar pasien mengalami gejala prodormal seperti rasa gatal
atau kesemutan diikuti adanya vesikel.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi genitalia eksterna, temukan adanya lesi kulit (seperti kutil, ulkus, vesikel,
ekskoriasi, eritema), inflamasi kelenjar bartholin atau kelenjar skene, atau limfadenopati
inguinal.
Pemeriksaan spekulum, ditemukan adanya sekret vagina yang banyak sekali, berwarna
dan kotor. Pemeriksaan pH dapat ditemukan lebih dari 4,5.
Pemeriksaan VT Bimanual dapat ditemukan nyeri gerak serviks/ cervical motion
tenderness (yakni jika adanya nyeri saat pemeriksa menggerakkan serviks)
-
8/16/2019 makalah servisitis
23/96
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan spesimen swab endoserviks dan vagina secara mikroskopis, ditemukan
peningkatan leukosit PMN
Whiff test
Nucleic acid amplification testing (NAAT), spesifik untuk gonorhea dan chlamydia
Pap Smear
IVA (inspeksi visual asam asetat)
Biopsy
Tatalaksana
Pengobatan dengan antibiotik oral untuk infeksi gonorrhea, chlamydia dan T
vaginalis seperti ceftriaxon, cefixime dan spectinomycin. Anti-protozoa seperti tinidazol
dapat digunakan spesifik untuk infeksi T vaginalis.
Anti viral oral digunakan untuk infeksi herpes, seperti acyclovir, famciclovir dan
valacyclovir.
Terapi topikal sebagai terapi simptomatis untuk mengangkat kutil pada alat kelamin
seperti Imiquimod, podofilox, fluorouracil topical dan trichloroacetic acid topical.
Pilihan lain: injeksi intralesi dan bedah
-
8/16/2019 makalah servisitis
24/96
SALPINGITIS
Definisi
Salpingitis adalah terjadinya inflamasi pada uterus, tuba fallopi, dan ovarium yang mengarah ke
perlukaan dengan perlengketan pada jaringan dan organ sekitar.Tuba fallopi perpanjangan dari
uterus, salpingitis adalah salah satu penyebab umum terjadinya infertilitas pada wanita
Epidemiologi
Lebih dari satu juta kasus salpingitis akut dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat,
namun jumlah insiden ini mungkin lebih besar, karena metode pelaporan tidak lengkap dan tidak
tepat waktu dan bahwa banyak kasus yang dilaporkan pertama ketika penyakit itu telah pergi
begitu jauh bahwa mereka telah mengembangkan kronis komplikasi. Bagi wanita berusia 16-25,
salpingitis adalah infeksi serius yang paling umum. Ini mempengaruhi sekitar 11% dari wanita
usia reproduksi.
Salpingitis memiliki insiden yang lebih tinggi di antara anggota kelas sosial ekonomi
rendah. Namun, hal ini dianggap sebagai efek debut seks sebelumnya, beberapa mitra dan
penurunan kemampuan untuk menerima perawatan kesehatan yang layak ketimbang semua
faktor risiko independen untuk salpingitis. Sebagai efek dari peningkatan risiko karena beberapa
mitra, prevalensi salpingitis tertinggi untuk orang yang berusia 15-24 tahun. Penurunan
kesadaran gejala dan kurang kemauan untuk menggunakan alat kontrasepsi juga umum dalam
kelompok ini, meningkatkan terjadinya salpingitis.
Klasifikasi Salpingitis
Ada dua jenis dari salpingitis :
1. Salpingitis akut
Pada salpingitis akut, tuba fallopi menjadi merah dan bengkak, dan keluar cairan
berlebih sehingga bagian dalam dinding tuba sering menempel secara menyeluruh. Tuba
-
8/16/2019 makalah servisitis
25/96
bisa juga menempel pada bagian intestinal yang terdekat. Kadang-kadang tuba fallopi
penuh dengan pus.Hal yang jarang terjadi, tuba rupture dan menyebabkan infeksi yang
sangat berbahaya pada kavum abdominal (Peritonitis).
2. Salpingitis Kronis
Biasanya mengikuti gejala akut. Infeksi terjadi ringan, dalam waktu yang panjang dan
tidak menunjukan banyak tanda dan gejala.
Penyebab Salpingitis
Salpingitis disebabkan oleh bakteri penginfeksi. Jenis-jenis bakteri yang biasaya
menyebabkan Salpingitis, seperti: Mycoplasma,Staphylococcus, dan Streptococus. Selain itu
salpingitis bisa juga disebabkan penyakit menular seksual seperti Gonorrhea, Chlamydia, infeksi
puerperal dan post abortus. Dalam sembilan dari 10 kasus salpingitis, bakteri penyebabnya.
Beberapa bakteri yang paling umum bertanggung jawab untuk salpingitis meliputi:
Chlamydia
Gonococcus (yang menyebabkan gonore)
Mycoplasma Staphylococcus
Streptococcus.
Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh Tuberculosis. Selanjutnya bisa timbul radang adneksa
sebagai akibat tindakan ( laparatomi, pemasangan IUD, dan sebagainya) dan perluasan radang
dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.
Salpingitis adalah salah satu penyebab terjadinya infertilitas pada wanita. Apabila
salpingitis tidak ditangani dengan segera, maka infeksi ini akan menyebabkan kerusakan pada
tuba fallopi sehingga sel telur rusak dan sperma tidak bisa membuahi sel telur. Radang tuba
falopi dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan. Oleh sebab itu tepatlah nama Salpingo-
ooforitis atau Adneksitis untuk radang tersebut. Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang
-
8/16/2019 makalah servisitis
26/96
menjalar ke atas dari uterus, walaupun infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal
lewat jalan darah dari jaringan-jaringan di sekitarnya.
Faktor Resiko
Sudah berteori bahwa aliran menstruasi retrograde dan serviks pembukaan saat
menstruasi memungkinkan infeksi untuk mencapai saluran tuba. Faktor risiko lain meliputi:
prosedur bedah, menembus dinding serviks:
endometrium biopsy
kuret
histeroskopi
Gambaran Klinis
Dalam kasus ringan, salpingitis mungkin tidak memiliki gejala. Ini berarti saluran tuba
dapat menjadi rusak tanpa perempuan menyadarinya dia memiliki infeksi. Ada pun tanda gejala
dari salpingitis adalah :
Nyeri pada salah satu atau kedua sisi perut
Sakit punggung
Demam dan menggigil
Mual muntah
Abnormal vaginal discharge, seperti warna yang tidak biasa atau bau
Nyeri selama ovulasi.
Sering buang air kecil
Disminorhoe
Tidak nyaman atau hubungan seksual yang menyakitkan
-
8/16/2019 makalah servisitis
27/96
1. Nyeri Abdomen
Nyeri abdomen bagian bawah merupakan gejala yang paling dapat dipercaya dari infeksi
pelvis akut. Pada mulanya rasa nyeri unilateral, bilateral, atau suprapubik, dan sering
berkembang sewaktu atau segera setelah suatu periode menstruasi. Keparahannya meningkat
secara bertahap setelah beberapa jam sampai beberapa hari, rasa nyeri cenderung menetap,
bilateral pada abdomen bagian bawah, terdapat nyeri tekan di abdomen bagian bawah dan
semakin berat dengan adanya pergerakan.
2. Perdarahan pervaginam atau sekret vagina
Perdarahan antar menstruasiatau meningkatnya aliran menstruasi atau kedua-duanya
dapat merupakan akibat langsung dari endometritis atau pengaruh tidak langsung dari
perubahan-peubahan hormonalyang berkaitan dengan ooforitis. Sekret vagina dapat
disebabkan oleh servitis.
3. Gejala-gejala penyerta
Menggigil dan demam lazim ditemukan. Anoreksia, nausea dan vomitus berkaitan
dengan iritasi peritoneum. Disuria dan sering buang air kecil menunjukkan adanyan
keterkaitan dengan uretritis dan sistitis.Nyeri bahu atau nyeri kuadran kanan atas mungkin
merupakan gejala dari perihepatitis gonokokus.
4. Riwayat Menstruasi
Menstruasi dapat meningkat dalam jumlah dan lamanya. Salpingitis dapat menjadi
simptomatik pada hari keempat atau kelimadari siklus menstruasi. Kadang terdapat
perdarahan di luar siklus dan secret vagina berlebihan.
5. Tanda-tanda perluasan infeksi
Nyeri semakin hebat
Adanya peningkatan suhu tubuh
-
8/16/2019 makalah servisitis
28/96
Terapi/ Tatalaksana
Perawatan penyakit salpingitis dilakukan dengan pemberian antibiotic (sesering mungkin
sampai beberapa minggu). Antibiotik dipilih sesuai dengan mikroorganisnya yang menginfeksi.
Pasangan yang diajak hubungan seksual harus dievaluasi, disekrining dan bila perlu dirawat,
untuk mencegah komplikasi sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual selama masih
menjalani perawatan untuk mencegah terjadinya infeksi kembali. Perawatan dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu :
1. Antibiotik
Antibiotik diberikan untuk menghilangkan infeksi, dengan tingkat keberhasilan 85% dari
kasus. Perawatan dini dengan antibiotik yang tepat efektif terhadap N gonorrhoeae,
trachomatis C, dan organisme endogen yang tercantum di atas sangat penting untuk
mencegah gejala sisa jangka panjang. Mitra seksual harus diperiksa dan diobati dengan
tepat.
Dua rejimen rawat inap telah terbukti efektif dalam pengobatan penyakit radang
panggul akut:
a. Cefoxitin, 2 g intravena setiap 6 jam, atau cefotetan, 2 g setiap 12 jam, ditambah
doksisiklin, 100 mg intravena atau oral setiap 12 jam . Rejimen ini dilanjutkan
setidaknya selama 24 jam setelah pasien menunjukkan perbaikan klinis yang
signifikan. Doxycycline, 100 mg dua kali sehari, harus dilanjutkan untuk
menyelesaikan total 14 hari terapi. Jika abses tubo-ovarium hadir, disarankan untuk
menambahkan klindamisin oral atau metronidazole untuk doksisiklin untuk
menyediakan lebih cakupan anaerobik efektif.
b. Klindamisin, 900 mg intravena setiap 8 jam, ditambah gentamisin intravena dalam
dosis pemuatan 2 mg / kg diikuti dengan 1,5 mg / kg setiap 8 jam. Rejimen ini
dilanjutkan setidaknya selama 24 jam setelah pasien menunjukkan perbaikan klinis
yang signifikan dan diikuti oleh clindamycin baik, 450 mg empat kali sehari, atau
doksisiklin, 100 mg dua kali sehari, untuk menyelesaikan total 14 hari terapi.
-
8/16/2019 makalah servisitis
29/96
2. Perawatan di rumah sakit
Perawatan penderita salpingitis di rumah sakit adalah denganmemberikan obat
antibiotic melalui Intravena(infuse) Jika terdapat keadaan-keadaan yang mengancam jiwa
ibu.
3. Tindakan Bedah
Pembedahan pada penderita salpingitis dilakukan jika pengobatan dengan
antibiotic menyebabkan terjadinya resistan pada bakteri.Tubo-ovarium abses mungkin
memerlukan eksisi bedah atau aspirasi transkutan atau transvaginal. Kecuali pecah
diduga, lembaga terapi antibiotik dosis tinggi di rumah sakit, dan terapi monitor dengan
USG. Pada 70% kasus, antibiotik yang efektif, dalam 30%, ada respon yang tidak
memadai dalam 48-72 jam, dan intervensi yang diperlukan.
Adnexectomy Unilateral diterima untuk abses sepihak. Histerektomi dan bilateral
salpingo-ooforektomi mungkin diperlukan untuk infeksi berat atau dalam kasus penyakit
kronis dengan nyeri panggul keras.
4. Berobat jalan
Jika keadaan umum baik, tidak demam berikan antibiotic
Cefotaksitim 2 gr IM, Amoksisilin 3 gr peroral, atau
Ampisilin 3,5 per os
Masing-masing disertai dengan pemberian probenesid 1gr per os Diikuti dengan
Dekoksisiklin 100 mg per os dua kali sehari selama 10-14 hari
Tetrasiklin 500 mg per os 4 kali sehari (dekoksisilin dan tetrasiklin tidak
digunakan untuk ibu hamil).
5. Tirah baring
6. Kunjungan ulang 2-3 hari atau jika keadaan memburuk
7. Bantu mencapai rasa nyaman:
Mandi teratur
-
8/16/2019 makalah servisitis
30/96
Obat untuk penghilang gatal
Kompres hangat pada bagian abdomen yang merasa nyeri
Pemberian terapi analgesic
8. Konseling
PID dapat menyebabkan infertilitas karena tuba yang rusak, pasien harus
mengatasi hal tersebut
9. Pendidikan kesehatan yang diberikan:
Pengetahuan tentang penyebab dan penyebaran infeksi serta efeknya
Kegiatan seksual dikurangi atau menggunakan pengaman
Cara mengetasi infeksi yang berulang
10. Pengobatan dilanjutkan sampai pasien pulang dan sembuh total
ABSES TUBO OVARIUM
Definisi
Tuba ovarial abces adalah pembekakan pada tuba ovarium yang disebabkan oleh infeksi.
Etiologi
Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh staphylococus dan streptococ dan
bacteri.
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari ovarium yang meradang.
Naik dari cavum uteri.
1. Batasan Abses Tubo Ovarial (ATO) adalah radang bernanah yang terjadi pada
ovarium dan atau tuba fallopii pada satu sisi atau kedua sisi adneksa
2. Gejala-gejala
-
8/16/2019 makalah servisitis
31/96
o Demam tinggi dengan menggigil
o Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama kalau ditekan
o Mual dan muntah, jadi ada gejala abdomen akut karena terjadi perangsang
peritoneum
o Kadang-kadang ada tanesmi adalah anum karena proses dekat rektum dan
sigmoid.
o Toucher :
Nyeri kalau portio digoyangkan
Nyeri kiri dan kanan dari uterus
Kadang-kadang ada penebalan dari tuba. Tuba yang sehat tak teraba.
Nyeri pada ovarium karena meradang.
Patofisiologi/Etiologi
Dengan adanya penyebaran bakteri dari vagina ke tuerus lalu ke tuba dan atau
parametrium, terjadilah salpingitis dengan atau tanpa ooforitis, keadaan ini bisa terjadi pada
pasca abortus, pasca persalinan atau setelah tindakan genekologik sebelumnya. Mekanisme
pembentukan ATO yang pasti sukar ditentukan, tergantung sampai dimana keterlibatan tuba
infeksinya sendiri. Pada permulaan proses penyakit, lumen tuba masih terbuka mengeluarkan
eksudat yang purulent dari febriae dan menyebabkan peritonitis, ovarium sebagaimana struktur
lain dalam pelvis mengalami keradangan, tempat ovulasi dapat sebagai tempat masuk infeksi.
Abses masih bisa terbatas mengenai tempat masuk infeksi.
Abses masih bisa terbatas mengenai tuba dan ovarium saja, dapat pula melibatkan
struktur pelvis yang lain seperti usus besar, buli-buli atau adneksa yang lain. Proses peradangan
dapat mereda spontan atau sebagai respon pengobatan, keadaan ini biasanya memberi perubahan
anatomi disertai perlekatan fibrin terhadap organ terdekatnya. Apabila prosesnya menhebat dapat
terjadi pecahnya abses.
Gejala klinis
-
8/16/2019 makalah servisitis
32/96
Bervariasi bisa tanpa keluhan bisa tampak sakit, dari ringan sampai berat disertai suhu
badan naik, bisa akut abdomen sampai syok septic. Nyeri panggul dan perut bawah disertai pula
nyeri tekan, febris (60-80 % kasus), takhirkardi, mual dan muntah, bisa pula terjadi ileus.
Adanya masa pada perut bawah dan aneksa lebih memastikan suatu ato.
Pemeriksaan dan diagnosa
a) Berdasarkan gejala klinis dan anamnesis pernah infeksi daerah panggul dengan umur
antara 30-40 tahun, dimana 25-50 % nya adalah nulipara
b) Pemeriksaan laboratorium, lekositosis (60-80 % dari kasus), peningkatan Leo
c) Foto abdomen dilakukan bila ada tanda-tanda ileus, dan atau curiga adanya masa
dianeksa
d)
Ultrasonografi, bisa dipakai pada kecurigaan adanya ATO atau adanya masa diadneksa
melihat ada tidaknya pembentukan kantung-kantung pus, dapat untuk evaluasi kemajuan
terapi
e) Pinki Douglas dilakukan bila pada VT : Cavum Douglas teraba menonjol. Pada ATO
yang utuh, mungkin didapatkan cairan akibat reaksi jaringan. Pada ATO yang pecah atau
pada abses yang mengisi cavum Douglas, didapat pus pada lebih 70 % kasus
Diagnosis banding
a) ATO utuh dan belum memberikan keluhan
Kistoma ovarii, tumor ovarii
Kehamilan ektopik yang utuh
Abses peri, apendikuler
Mioma uteri
Hidrosalping
b)
ATO utuh dengan keluhan : - Perforasi apendik - Perforasi divertikel / abses divertikel -
Perforasi ulkus peptikum - Kelainan sistematis yang memberi ditres akut abdominal -
Kista ovarii terinfeksi atau terpuhtir
-
8/16/2019 makalah servisitis
33/96
Komplikasi
ATO yang utuh : Pecah sampai sepsis reinfeksi dikemudian hari, iteus, infertilitas
kehamian ektopik
ATO yang pecah Syok spsis, abses intraabdominal, abses subkronik, abses paru / otak
Penatalaksanaan
Curiga ATO utuh tanpa gejala
Antibotika dengan masih dipertimbangkan pemakaian golongan : doksiklin 2x / 100 mg /
hari selama 1 minggu atau ampisilin 4 x 500 mg / hari, selama 1 minggu.
Pengawasan lanjut, bila masa tak mengecil dalam 14 hari atau mungkin membesar adalah
indikasi untuk penanganan lebih lanjut dengan kemungkinan untuk laparatomi
ATO utuh dengan gejala :
Masuk rumah sakit, tirah baring posisi “semi fowler”, observasi ketat tanda vital dan
produksi urine, perksa lingkar abdmen, jika perlu pasang infuse P2
Antibiotika massif (bila mungkin gol beta lactar) minimal 48-72 jam Gol ampisilin 4 x 1-
2 gram selama / hari, IV 5-7 hari dan gentamisin 5 mg / kg BB / hari, IV/im terbagi
dalam 2x1 hari selama 5-7 hari dan metronida xole 1 gr reksup 2x / hari atau
kloramfinekol 50 mg / kb BB / hari, IV selama 5 hari metronidzal atau sefaloosporin
generasi III 2-3 x /1 gr / sehari dan metronidazol 2 x1 gr selama 5-7 hari
Pengawasan ketat mengenai keberhasilan terapi
Jika perlu dilanjutkan laparatomi, SO unilateral, atau pengangkatan seluruh organ
genetalia interna
ATO yang pecah, merupakan kasus darurat : dilakukan laporatomi pasang drain kultur nanah
Setelah dilakukan laparatomi, diberikan sefalosporin generasi III dan metronidazol 2 x 1
gr selama 7 hari (1 minggu)
ATO yang pecah Kemungkinan septisemia besar oleh karenanya perlu penanganan dini dan
tindakan pembedahan untuk menurunkan angka mortalitasnya.
-
8/16/2019 makalah servisitis
34/96
PENYAKIT RADANG PANGGUL (PID)
Pengertian
PID terjadi ketika bakteri atau organisme memasuki leher rahim dan menyebar penyakit
radang panggul (PID) disebabkan oleh infeksi yang dimulai pada vagina dan menyebar ke atas,
ke uterus, tuba falopi dan panggul. Paling sering, hal ini disebabkan oleh penyakit menular
seksual. Wanita yang menggunakan alat intrauterine (IUD) akan meningkatkan risiko untuk
aborsi.
Gejala penyakit radang panggul meliputi:
Sakit perut lebih rendah; Demam, Rapid Pulse; Kedinginan; Back Pain, Nyeri dan
Vaginal Discharge Intercourse. Jika PID tidak diobati, rasa sakit mungkin begitu kuat sehingga
sulit berjalan. Infeksi dapat menyebar ke dalam aliran darah dan seluruh tubuh.
PID adalah suatu keadaan yang serius dan memerlukan perhatian medis segera. Jika
Anda mengalami nyeri panggul atau gejala PID, Anda akan melihat dokter kandungan Anda
segera. Jika memungkinkan, mempertahankan catatan rasa sakit Anda dan bawa dengan Anda
untuk janji Anda. Ini akan membantu dokter Anda untuk mengetahui kapan rasa sakit Anda
terjadi, di mana ia berada, dan beratnya. Waktu tidak diobati, PID bisa menjadi hidup
mengancam. Penyakit radang panggul biasanya dikontrak melalui kontak seksual. Gonore dan
klamidia yang tidak diobati menyebabkan 90% dari semua kasus PID. Ini kadang-kadang juga
dapat disebabkan oleh persalinan.
Saat ini pengobatan dan rekomendasi pencegahan:
PID dapat didiagnosis melalui prosedur baru yang disebut falloposcopy. Falloposcopy
adalah pemeriksaan visual bagian dalam saluran tuba. Ini adalah prosedur sederhana yang
dilakukan secara out-pasien. Jika PID didiagnosis dan tidak berkembang ke tahap yang cukup
berat sehingga memerlukan operasi rekonstruktif besar untuk memperbaiki saluran tuba, terapi
antibiotik dibuat digunakan. Floxin sekarang disetujui oleh FDA sebagai pengobatan oral
pertama sanksi untuk penggunaan independen untuk mengobati penyakit radang panggul.
Sebelumnya rekomendasi termasuk penggunaan antibiotik intravena yang harus dirawat inap.
Hanya sebelum, selama dan setelah periode menstruasi, leher rahim berdilatasi sedikit;
meningkatkan risiko penyakit radang panggul dengan membuat lebih mudah untuk organisme
http://www.womenscenter.com/http://www.womenscenter.com/http://www.womenscenter.com/http://www.womenscenter.com/
-
8/16/2019 makalah servisitis
35/96
atau bakteri untuk masuk ke leher rahim dan menyebabkan infeksi. Extra perawatan harus
diambil selama ini untuk mencegah PID dan penyakit menular seksual lainnya.
Douching secara signifikan meningkatkan resiko terjadinya PID dan infeksi panggul
lainnya dan tidak direkomendasikan. Douching menghapus, lendir alam pelindung dari leher
rahim, bakteri memberikan tempat yang lebih menerima untuk tumbuh. Selalu berhati-hati jika
douching harus dilakukan dan sadar jika risiko. Mendapatkan pengobatan yang cepat dan
perawatan tindak lanjut dapat menyembuhkan penyakit radang panggul dan menyimpannya dari
menyebabkan masalah lebih lanjut. Ikuti saran dokter Anda erat, menyelesaikan semua obat
Anda dan kembali ke dokter Anda untuk semua pemeriksaan yang dijadwalkan. Untuk
menghindari infeksi ulang, pasangan seksual Anda (s) juga harus ditangani, dan Anda harus
mengikuti semua rekomendasi untuk pencegahan.
Perlindungan terbaik terhadap PID dan penyakit menular seksual lainnya adalah untuk
selalu menggunakan kondom, kecuali Anda berada di sepanjang jangka, hubungan monogami
dan kedua Anda dan pasangan Anda telah diuji HIV dan STD lain. Sebuah ketidaknyamanan
kecil sebelum hubungan seksual dapat mencegah sakit seumur hidup dan bahkan kematian.
Ingat! Kondom mencegah penyakit dan dapat menyelamatkan nyawa.
Penyakit radang panggul (PRP) atau Pelvic inflammatory disease (PID) merupakan
infeksi genetalia bagian atas wanita, yang sebagian akibat hubungan seksual, Penyakit radang
panggul dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya menimbulkan berbagai penyulit ikutan
yang berakhir dengan terjadi perlekatan dan pasangan yang telah kawin akan mengalami
kemandulan.
Pada pemeriksaan dalam dapat dijumpai :
Tegang di bagian bawah.
Nyeri dan nyeri gerak pada serviks.
Dapat teraba tumor karena pembentukan abses.
Di bagian belakang rahim terjadi timbunan nanah.
Dalam bentuk menahun mungkin teraba tumor, perasaan tidak enak (discomfort ) di
bagian bawah abdomen.
Dalam menghadapi penyakit radang panggul, bidan dapat segera melakukan konsultasi
atau merujuk penderita sehingga mendapatkan pengobatan yang lebih sempurna. Tujuan
pengobatan sedapat mungkin menyembuhkan penyakit sehingga tidak dijumpai penyulit lanjutan
-
8/16/2019 makalah servisitis
36/96
dalam bentuk perlekatan atau penyakit menjadi menahun. Pengobatan diharapkan tidak akan
menimbulkan perlekatan, sehingga tidak akan menjadi pasangan mandul. Pengobatan pasangan
mandul sangat sulit karena pemeriksaan yang kompleks, tidak dapat ditentukan waktu
pengobatan, dan biaya yang diperlukan sulit diperhitungkan.
Penyakit radang panggul (PID) adalah infeksi rahim (rahim), saluran tuba (saluran yang
membawa telur dari ovarium ke rahim) dan organ reproduksi lainnya yang menyebabkan gejala
seperti nyeri perut bagian bawah. Ini merupakan komplikasi serius dari beberapa penyakit
menular seksual (PMS), terutama klamidia dan gonore. PID dapat merusak saluran tuba dan
jaringan di dan dekat uterus dan ovarium. PID dapat menyebabkan konsekuensi serius, termasuk
kemandulan, kehamilan ektopik (kehamilan di tuba fallopi atau di tempat lain di luar rahim),
pembentukan abses, dan nyeri panggul kronis.
a.
Patofisiologi
Terjadinya radang panggul dipengaruhi beberapa factor yang yang memegang peranan, yaitu:
1. Tergangunya barier fisiologik.
Secara fisiologik penyebaran kuman ke atas ke dalam genetalia interna, akan mengalami
hambatan :
a) Di ostium uteri eksternum.
b) Di kornu tuba.
c) Pada waktu haid, akibat adanya deskuamasi endometrium maka kuman-kuman pada
endometrium turut terbuang.
Pada ostium uteri eksternum, penyebaran asenden kuman-kuman dihambat secara : mekanik,
biokemik dan imunologik.
Pada keadaan tertentu barier fisiologik ini dapat terganggu, misalnya pada saat persalinan,
abortus, instrumentasi pada kanalis servikalis dan insersi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
1. Adanya organisme yang berperan sebagai vektor.
Trikomonas vaginalis dapat menembus barier fisiologik dan bergerak sampai tuba falopii.
Kuman-kuman sebagai penyebab infeksi dapat melekat pada trikomonas vaginalis yang
berfungsi sebagai vektor dan terbawa sampai tuba Falopii dan menimbulkan peradangan
ditempat tersebut. Sepermatozoa juga terbukti berperan sebagai vector untuk kuman-kuman
N.gonore, Ureaplasma ureoltik, C.trakomatis dan banyak kuman-kuman aerobik dan anaerobik
lainnya.
-
8/16/2019 makalah servisitis
37/96
2. Aktivitas seksual.
Pada waktu koitus, bila wanita orgasme, maka akan terjadi kontraksi uterus yang dapat
menarik spermatozoa dan kuman-kuman memasuki kanilis servikalis.
3. Peristiwa haid.
Radang panggul akibat N. gonore mempunyai hubungan dengan siklus haid. Peristiwa
haid yang siklik, berperan penting dalam terjadinya radang panggul gonore.
Periode yang paling rawan terjadinya radang panggul adalah pada minggu pertama
setelah haid. Cairan haid dan jaringan nekrotik merupakan media yang sangat baik untuk
tumbuhannya kuman-kuman N. gonore. Pada saat itu penderita akan mengalami gejala-gejala
salpingitis akut disertai panas badan. Oleh karena itu gejala ini sering juga disebut sebagai “
Febrile Menses ”.
Gejala Klinik
Setiap gejala genital seperti debit sakit yang tidak biasa, dengan bau, terbakar pada saat
buang air kecil, atau perdarahan di antara siklus menstruasi bisa berarti infeksi PMS. Jika
seorang wanita memiliki gejala-gejala tersebut, dia harus berhenti hubungan seks dan
berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan dengan segera. PMS Mengobati dini dapat
mencegah PID. Perempuan yang diberitahu bahwa mereka memiliki PMS dan diperlakukan
untuk itu harus memberitahukan seluruh mitra baru-baru ini mereka seks sehingga mereka dapat
melihat penyedia layanan kesehatan dan dievaluasi untuk PMS. Aktivitas seksual sebaiknya
tidak melanjutkan sampai semua mitra seksualnya telah diperiksa dan, jika perlu, diobati.
1. Pemeriksaan fisik
1) Suhu tinggi disertai takikardi.
2) Nyeri suprasimfisis terasa lebih menonjol dari pada nyeri dikuadran atas abdomen.
3) Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi “rebound tenderness”, nyeri
tekan, dan kekakuan otot perut sebelah bawah.
4)
Tergantung dari berat dan lamanya keradangan, radang panggul dapat pula disertai
gejala ileus paralitik.
5) Dapat disertai metroragi, menoragi.
2. Pemeriksaan ginekologik
-
8/16/2019 makalah servisitis
38/96
Pada pemeriksaan ginekologik didapatkan :
1) Pembengkakan dan nyeri pada labia didaerah kelenjar Bartholini.
2) Bila ditemukan flour albus purulen, umumnya akibat kuman N. gonore. Sering kali
juga disertai perdarahan-perdarahan ringan diluar haid, akibat endometritis akuta.
3) Nyeri daerah parametrium, dan diperberat bila dilakukan gerakan-gerakan pada
servik.
4) Bila sudah terbentuk abses, maka akan teraba masa pada adneksa disertai dengan
suhu meningkat. Bila abses pecah, akan terjadi gejala-gejala pelvioperitonitis atau
peritonitis generalisata, tenesmus pada rectum disertai diare.
5) Pus ini akan teraba sebagai suatu massa dengan bentuk tidak jelas, terasa tebal dan
sering disangka suatu subserous mioma.
6)
Pemeriksaan inspekulo memberikan gambaran : keradangan akut serviks, bersama
dengan keluarnya cairan purulen.
7) Pecahnya abses tubo ovarial secara massif, memberikan gambaran yang khas. Rasa
nyeri mendadak pada perut bawah, terutama terasa pada tempat rupture. Dalam
waktu singkat seluruh abdomen akan terasa nyeri karena timbulnya gejala perioritas
generalisata. Bila jumlah cairan purulen yang mengalir keluar banyak akan terjadi
syok. Gejala pertama timbulnya syok ialah mual dan muntah-muntah, distensi
abdomen disertai tanda-tanda ileus paralitik. Segera setelah pecahanya abses, suhu
akan menuru atau subnormal, dan beberapa waktu kemudian suhu meningkat tinggi
lagi. Syok terjadi akibat rangsangan peritoneum dan penyebaran endotoksin.
8) Anemi sering dijumpai pada abses pelvic yang sudah berlangsung beberapa minggu.
Diagnosis
PID sulit untuk mendiagnosis karena gejalanya sering halus dan ringan. Banyak episode
PID tidak terdeteksi karena wanita atau penyedia layanan kesehatan dia gagal untuk mengenali
implikasi dari gejala-gejala ringan atau spesifik. Karena tidak ada tes yang tepat untuk PID,
diagnosis biasanya berdasarkan temuan klinis. Jika gejala seperti sakit perut bagian bawah hadir,
penyedia layanan kesehatan harus melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan sifat dan
lokasi rasa sakit dan memeriksa demam, cairan vagina atau leher rahim normal, dan untuk bukti
infeksi gonorrheal atau klamidia. Jika temuan menunjukkan PID, pengobatan diperlukan.
Penyedia layanan kesehatan juga dapat memerintahkan tes untuk mengidentifikasi organisme
-
8/16/2019 makalah servisitis
39/96
penyebab infeksi (misalnya, infeksi klamidia atau gonorrheal) atau untuk membedakan antara
PID dan masalah lain dengan gejala yang sama.
Sebuah USG panggul adalah prosedur membantu untuk mendiagnosa PID. USG dapat
melihat daerah panggul untuk melihat apakah saluran tuba yang diperbesar atau apakah abses
hadir. Dalam beberapa kasus, laparoskopi mungkin diperlukan untuk mengkonfirmasikan
diagnosis. laparoskopi adalah prosedur pembedahan di mana suatu tabung, tipis kaku dengan
ujung menyala dan kamera (laparoskop) dimasukkan melalui sayatan kecil di perut. Prosedur ini
memungkinkan dokter untuk melihat organ panggul internal dan untuk mengambil spesimen
untuk penelitian laboratorium, jika diperlukan.
Diagnosis radang panggul berdasarkan kriteria dari “Infectious Disease Society for
Obstetrics & Gynecology”, USA. 1983, ialah :
a.
Ketiga gejala klinik dibawah ini harus ada :
1) Nyeri tekan pada abdomen, dengan atau tanpa rebound.
2) Nyeri bila servik uteri digerakkan.
3) Nyeri pada adneksa.
b. Bersamaan dengan satu atau lebih tanda-tanda dibawah ini :
1) Negatif gram diplokok pada secret endoserviks.
2) Suhu diatas 38º C.
3) Lekositosis lebih dari 10.000 per mm³.
4) Adanya pus dalam kavum peritonei yang didapat dengan kuldosentesis maupun
laparaskopi.
5) Adanya abses pelvic dengan pemeriksaan bimanual maupun USG.
Berdasarkan rekomendasi “Infectious Disease Society for Obstetrics & Gynecology”, USA,
Hager membagi derajat radang panggul menjadi :
Derajat I : Radang panggul tanpa penyulit (terbatas pada tuba dan ovarium ), dengan atau
tanpa pelvio – peritonitis.
Derajat II : Radang panggul dengan penyulit (didapatkan masa radang, atau abses pada kedua
tuba ovarium) dengan atau tanpa pelvio – peritonitis.
Derajat III : Radang panggul dengan penyebaran diluar organ-organ pelvik, misal adanya
abses tubo ovarial.
-
8/16/2019 makalah servisitis
40/96
Penyulit
Penyulit radang panggul dapat dibagi :
1. Penyulit segera.
Penyulit segera pada radang panggul ialah : pembentukan abses dan peritonitis,
perhe patitis (“Fitz-hugh Curth Syndrome”) dan sakrolitis.
2. Penyulit jangka panjang.
Penyulit jangka panjang adalah akibat kerusakan morfologik genitalia interna bagian atas
yaitu berupa :
a. Infeksi berulang.
Radang panggul yang timbul kembali setelah 6 minggu pengobatan terakhir. Wanita yang
pernah mengalami radang panggul mempunyai resiko 6-10 kali timbulnya episode radang
panggul.
1. Infertilitas.
2. Kehamilan ektopik.
3. Nyeri pelvic kronik.
Penatalaksanaan
PID dapat disembuhkan dengan beberapa jenis antibiotik. Penyedia perawatan kesehatan
akan menentukan dan resep terapi yang terbaik. Namun, pengobatan antibiotik tidak membalik
setiap kerusakan yang telah terjadi pada organ reproduksi. Jika seorang wanita memiliki rasa
sakit panggul dan gejala lain dari PID, sangat penting bahwa dia mencari pelayanan segera.
Prompt pengobatan antibiotik dapat mencegah kerusakan parah pada organ reproduksi. Semakin
lama seorang wanita penundaan pengobatan untuk PID, semakin besar kemungkinan dia adalah
menjadi subur atau kehamilan ektopik memiliki masa depan karena kerusakan pada saluran tuba.
Karena kesulitan dalam mengidentifikasi organisme menginfeksi organ reproduksi
internal dan karena lebih dari satu organisme mungkin bertanggung jawab untuk sebuah episode
dari PID, PID biasanya dirawat dengan setidaknya dua antibiotik yang efektif terhadap berbagai
agen menular. Antibiotik ini dapat diberikan melalui mulut atau injeksi. Gejala mungkin akan
pergi sebelum infeksi sembuh. Bahkan jika gejala pergi, wanita itu harus selesai mengambil
semua obat yang diresepkan. Ini akan membantu mencegah infeksi dari kembali.
-
8/16/2019 makalah servisitis
41/96
Wanita yang sedang dirawat untuk PID harus kembali dievaluasi oleh penyedia layanan
kesehatan mereka dua sampai tiga hari setelah memulai pengobatan untuk memastikan antibiotik
bekerja untuk mengobati infeksi. Selain itu, pasangan seks wanita (s) harus ditangani untuk
mengurangi risiko infeksi ulang, bahkan jika pasangan (s) tidak memiliki gejala. Meskipun
pasangan seks mungkin tidak memiliki gejala, mereka masih mungkin terinfeksi dengan
organisme yang dapat menyebabkan PID
Berdasar derajat radang panggul, maka pengobatan dibagi menjadi :
1. Pengobatan rawat jalan.
Pengobatan rawat inap dilakukan kepada penderita radang panggul derajat I.
Obat yang diberikan ialah :
Antibiotik : sesuai dengan Buku Pedoman Penggunaan Antibiotik.
-
Ampisilin 3.5 g/sekali p.o/ sehari selama 1 hari dan Probenesid 1 g sekali
p.o/sehari selama 1 hari. Dilanjutkan Ampisilin 4 x 500 mg/hari selama 7-10 hari,
atau
- Amoksilin 3 g p.o sekali/hari selama 1 hari dan Probenesid 1 g p.o sekali sehari
selama 1 hari. Dilanjutkan Amoxilin 3 x 500 mg/hari p.o selama 7 hari, atau
- Tiamfenikol 3,5 g/sekali sehari p.o selama 1 hari. Dilanjutkan 4 x 500 mg/hari p.o
selama 7-10 hari, atau
- Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari p.o selam 7-10 hari, ata
- Doksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o selama 7-10 hari, atau
- Eritromisin 4 x 500 mg/hari p.o selama 7-10 hari.
Analgesik dan antipiretik.
- Parasetamol 3 x 500 mg/hari atau
- Metampiron 3 x 500 mg/hari.
2. Pengobatan rawat inap.
Pelvic Inflammatory Disesase dapat diobati dengan beberapa macam antibiotika. Namun
pemberian antibiotika ini tidak sepenuhnya mengembalikan kondisi pasien apabila telah terjadi
kerusakan pada organ reproduksi wanita ini. Jika seorang wanita memiliki nyeri pelvis dan
keluhan PID yang lain, sebaiknya segera berobat ke dokter. Pemberian antibiotika yang tepat
-
8/16/2019 makalah servisitis
42/96
akan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut pada saluran reproduksi wanita. Seorang wanita
yang menunda pengobatan PID, akan lebih besar kemungkinannya untuk menderita infertilitas
atau dapat terjadi kehamilan ektopik oleh karena kerusakan tuba fallopii. Karena sulitnya untuk
mengidentifikasi organisme yang menyerang organ reproduksi internal dan juga kemungkinan
lebih dari satu organisme sebagai penyebab PID, maka PID biasanya diobati dengan sedikitnya
dua macam antibiotika yang memiliki efektivitas yang baik di dalam mematikan organisme
penyebab tersebut. Antibiotika ini dapat diberikan secara oral maupun secara injeksi. Antibiotika
yang dapat digunakan antara lain: ofloxacin, metronidazole, dan doxycycline. Di mana lamanya
pengobatan biasanya ± 14 hari.
Pengobatan yang tepat dan sesuai dapat mencegah komplikasi PID. Tanpa pengobatan
yang tepat PID dapat menyebabkan kerusakan permanen dari organ reproduksi wanita.Organisme penyebab PID dapat menginvasi tuba fallopii dan menyebabkan terbentuknya
jaringan parut ( scar tissue). Jaringan parut yang terbentuk ini akan menghambat pergerakan sel
telur ke uterus. Dan jika tuba fallopii diblok secara total, sperma tidak akan dapat membuahi sel
telur dan tidak akan terjadi kehamilan. Sekitar satu di antara sepuluh wanita dengan PID dapat
menjadi infertil dan kemungkinan ini akan bertambah besar jika wanita tersebut telah sering
menderita PID. Blok tuba fallopii yang disebabkan oleh jaringan parut tersebut, dapat juga
terjadi secara parsial atau mengalami kerusakan ringan saja, di mana menyebabkan sel telur yang
dibuahi oleh sel sperma akan tumbuh di daerah tuba, sehingga menyebabkan suatu kehamilan
ektopik. Dalam perkembangannya, sebuah kehamilan ektopik dapat menyebabkan ruptur tuba
fallopii sehingga mengakibatkan timbulnya nyeri berat, perdarahan, bahkan kematian. Jaringan
parut pada tuba fallopii dan struktur lainnya juga dapat menyebabkan rasa nyeri yang bersifat
kronis. Sehingga dapat dikatakan bahwa wanita dengan episode PID yang berulang akan lebih
besar kemungkinannya untuk menderita infertilitas, mengalami kehamilan ektopik, atau rasa
nyeri yang bersifat kronik.
Pengobatan rawat inap dilakukan kepada penderita radang panggul derajat II dan III.
Obat yang diberikan ialah :
Antibiotik : sesuai dengan Buku Pedoman Penggunaan Antibiotik.
-
8/16/2019 makalah servisitis
43/96
- Ampisilin 1g im/iv 4 x sehari selama 5-7 hari dan Gentamisin 1,5 mg – 2,5 mg/kg
BB im/iv, 2 x sehari slama 5-7 hari dan Metronidazol 1 g rek. Sup, 2 x sehari
selama 5-7 hari atau,
- Sefalosporin generasi III 1 gr/iv, 2-3 x sehari selama 5-7 hari dan Metronidazol 1
g rek. Sup 2 x sehari selama 5-7 hari.
Analgesik dan antipiretik.
TUMOR JINAK GENITALIA
TUMOR JINAK VULVA
Tumor Kistik
Kista Bartholini
Gambaran umum
Kista bartholini merupakan kista berukuran relatif besar yang paling sering di jumpai.
Kelenjar bartholini terletak pada 1/3 posterior dari setiap labium mayus dan muara dari
duktus sekretorius dari kelenjar ini, berada tepat di depan (eksternal) himen pada posisi
jam 4 dan 8. Pembesaran kistik tersebut terjadi akibat parut setelah infeksi (terutama yang
disebabkan oleh nisseria gonorea dan kadang streptokokus dan stafilokokus) atau trauma
yang kemudian menyebabkan sumbatan pada saluran eksresi kelenjar bartholini. Bila
pembesaran kelenjar bartholini terjadi pada usia menopause, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan secara seksama terkait dengan risiko tinggi terhadap keganasan.
Peradangan pada kista yang terbentuk akibat sumbatan duktus sekretorius dan kelenjar
bartholini dapat juga terjadi secara kronis dan berlangsung hingga bertahun-tahun. Untuk
jenis ini, biasanya diameter indurasi kista tidak mencapai ukuran yang besar sehingga
pendertia juga tidak menyadari adanya kelainan ini. Lokasi kista juga berada di dindingsebelah dalam pada 1/3 bawah labium mayus. Infeksi sekunder atau eksaserbasi akut
yang berat dapat menyebabkan indurasi yang luas. Reaksi peradangan dan nyeri sehingga
menimbulkan gejala klinik berupa nyeri, dispareunia ataupun demam.
Gambaran klinik
-
8/16/2019 makalah servisitis
44/96
Bila pembesaran kistik ini tidak disertai dengan infeksi lanjutan atau sekunder, umumnya
tidak akan menimbulkan gejala-gejala khusus dan hanya dikenali melalui palpasi.
Sementara itu, infeksi akut disertai penyumbatan , indurasu dan peradangan. Gejala akut
inilah yang sering membawa penderita untuk memeriksakan dirinya. Gejala utama akibat
infeksi biasanya berupa nyeri sentuh atau dispareunia. Pada tahap supuratif, dinding kista
berwarna kemerahan, tegang dan nyeri. Bila sampai pada tahap eksudatif dimana sudah
terjadi abses, maka rasa nyeri dan ketegangan dinding kista menjadi sedikit berkurang
disertai dengan penipisan dinding diarea yang lebih putih dari sekitarnya. Umumnya
hanya terjadi gejala dan keluhan lokal dan tidak menimbulkan gejala sistemik kecuali
apabila terjadi infeksi yang berat dan luas.
Terapi
Terapi utama terhadap kista bartholini adalam insisi dinding kista dan drainase cairan
kista atau abses yang disebut dengan prosedur marsupialisasi. Pengosongan dan drainase
eksudat abses dapat pula dilakukan dengan memasang kateter ward. Insisi dan drainase
sederhana, hanya dapat mengurangi keluhan penderita untuk sementara waktu karena
jenis insisi tersebut akan diikuti dengan obstruksi ulangan sehingga terjadi kembali kista
dan infeksi yang memerlukan tindakan insisi dan drainase ulangan. Berikan juga
antibiotika untuk mikroorganisme yang sesuai dengan hasil pemeriksaan apus atau kultus
bakteri.
Kista Pilosebasea
Gambaran umum
Merupakan kista yang paling sering ditemukan di vulva. Kista ini terbentuk akibat
adanya penyumbatan yang disebabkan oleh infeksi atau akumulasi material sebum pada
saluran tersebut pada duktus sekretorius kelenjar minyak (blockage of sebaceous duct).
Kista yang berasal dari lapisan epidermal biasanya dilapisi oleh epitel skuamosa dan
berisi material seperti minyak atau lemak dan epitel yang terlepas dari dinding dalam
kista. Kista inklusi epidermal dapat terjadi dari trauma (benturan) atau prosedur klinik
(penjahitan) mukosa vulva yang membawa material atau fragmen epidermal.
Gambaran klinik
-
8/16/2019 makalah servisitis
45/96
Sebagian besar kista epidermoid terbentuk dari oklusi duktus pilosebasea. Kista jenis ini,
umumnya berdiameter kecil, soliter dan asimptomatik. Pada kondisi tertentu, kista ini
dapat terjadi di beberapa tempat pada labia mayora. Pembetukan kista pilosebasea jenis
inklusif, tidak terkait dengan trauma dan fragmen epidermal dilapisan bawah kulit. Kista
jenis ini berasal dari jaringan embrionik yang pada akhirnya membentuk susunan epitel
kelenjar pada lapisan dermis. Umumnya, kista pilosebasea tidak besar dan asimptomatik
apabila dianggap mengganggu estetika atau mengalami infeksi sekunder maka perlu
dilakukan eksisi dan terapi antibiotika.
Terapi
Walaupun dapat berjumlah lebih dari satu, kista polisebasea tidak banyak menimbulkan
keluhan kecuali apabila terjadi indeksi sehingga menimbulkan rasa nyeri lokal dan
memerlukan tindakan insisi dan drainase.
Hidradenoma papilaris
Gambaran umum
Kulit didaerah mons pubis dan labia mayora banyak mengandung kelenjar keringat.
Kelenjar apokrin ini akan mulai berfungsi secara normal setelah masa pubertas. Sebagian
besar hidradenoma merupakan kista soliter dan dengan siameter kurang dari 1 cm.
Hidradenoma pada vulva mirip dengan gangguan serupa yang terjadi pada daerah aksiladan akan semakin bermasalah jika disertai dengan iritasi lokal yang kronis.
Gambaran klinik
Terjadinya penyumbatan pada duktus sekretorius kelenjar keringat dapat menimbulkan
kista-kista kecil (microcyst) yang disertai rasa gatal dan hal ini dikenal sebagai penyakit
Fox-Fordyce. Penyebab utama infeksi kelenjar apokrin di daerah ini adalah streptokokus
dan stafilokokus. Infeksi berulang dan berat dapat menimbulkan abses dan sinus-sinus
eksudatif di bawah kulit dimana kondisi ini dikenal sebagai hidradenitis supurativa, dapat
terjadi destruksi jaringan, eksudasi, dan limfedema sehingga menyerupai limfopatia.
Tahapan akhir dari hidradenoma, menyebabkan bintik-bintik atau penonjolan halus
papilomatosa pada kulit vulva sehingga menyerupai infeksi difus pada kelenjar sebasea.
Terapi
-
8/16/2019 makalah servisitis
46/96
Untuk lesi ringan yang disertai pembentukan pustulasi berulang, perjalanan penyakitnya
dapat dimodifikasi dengan penggunaan pil kontrasepsi hormonal karena sekresi kelenjar
apokrin fungsional pada area lesi dapat dikurangi. Pil kontrasepsi hormonal tersebut
dapat pula digunakan untuk mengurangi pruritus kronis pada sindroma Fox-Fordyce pada
penderita hidradenoma. Eksisi hanya dapat dilakukan pada didradenoma soliter dengan
keluhan utama pruritus vulva. Pada gangguan yang bersifat supuratif dan ekstensif,
biasanya dilakukan tindakan debridement untuk menghentikan proses destruktif terhadap
struktur normal jaringan epidermal vulva.
Hidrokel kanalis nuck
Gambaran umum
Penyumbatan prosesus vaginalis yang persisten (canal of nuck) juga dapat menimbulkan
tumor kistik atau hidrokel. Dalam fase tumbuh kembang bayi didalam kandungan,
insersio dari ligamentum rotundum pada labia mayaor diikuti dengan liparan peritoneum
yang dikenal sebagai kanalis dari nuck. Kanalis ini akan mengalami obliterasi pada
pertumbuhan selanjutnya. Pada kondisi tertentu, kanalis ini tetap ada hingga usia dewasa
sehingga menjadi tempat akumulasi cairan serosa dan terbentuk hidrokel (hydrocele of
the canal of nuck).
Gambaran klinikTumor kistik ini bermanifestasi sebagai penonjolan translusen yang memanjang pada 1/3
atas labium mayus dan dapat meluas hingga ke kanalis inguinalis. Kadangkala cairan
didalam kista tersebut dapat dikempiskan dengan cara menekan penonjolan kistik
tersebut secara perlahan-lahan atau malahan dapat mengempis sendiri apabila penderita
berbaring karena adanya hubungan kanalis nuck dengan kavum peritoneum. Jika terjadi
hernia inguinalis pada penderita ini, maka jalur masuk usus ke labium mayus adalah
melalui kanalis nuck.
Terapi
Upaya untuk mengjhilangkan kista kanalis nuck dilakukan dengan jalan melakukan insisi
pada kantung kista.
Tumor padat
-
8/16/2019 makalah servisitis
47/96
Fibroma
Gambaran umum
Fibroma merupakan rumor padat vulva yang paling banyak ditemukan. Tumor ini
merupakan proliferasi dari jaringan fibroblas labium mayus.
Gambaran klinik
Hampir sebagian besar fibroma pada vulva merupakan tumor bertangkai dengan diameter
kecil dan tidak dikenali oleh penderita. Pertumbuhan lanjut dan pembesaran ukuran
fibroma sehingga menimbulkan gangguan aktivitas seksual membatasi mobilitas
penderita menyebabkan mereka datang ke fasilitas kesehatan atau klinisi, dengan
demikian, gangguan atau gejala yang ditimbulkan sangat tergantung dari diameter tumor.
Penderita mungkin tidak menyadari adanya pertumbuhan neoplastik dan tidak
mengeluhkan sesuatu tetapi bila pertumbuhan tumor tergolong cepat maka dapat timbul
gejala-gejala mekanis seperti nyeri, dorongan pada uretra, gangguan saat senggama
terkait dengan ukuran tumor dan organ sekitar yang terdesak atau terdorong
Terapi
Eksisi fibroma melalui prosedur operatif merupakan cara terbaik untuk mengangkat
tumor padat vulva. Seperti halnya dengan berat ringannya gejala maka mudah atau
sulitnya eksisi fibroma tergantung dari lokasi dan diameter tumor.
Polip fibroepitelial
Gambaran umum
Tumor padat yang merupakan campuran dari jaringan fibrosa dan epitel dapat terjadi di
area mana pun di vulva terutama apabila area tersebut rentan terhadap iritasi
Gambaran klinik
Polip fibroepitelial disebut juga dengan akrokordon atau tonjolan kulit (skin tag),
merupakan tonjolan kulit polipoid, bertekstur lunak dan halus, berwarna kemerahan
sepertu jaringan otot. Tumor ini hampir tidak pernah tumbuh ke arah ganas dan hanya
mempunyai arti klinis bila struktur polipoid ini mengalami trauma dan terjadi perdarahan.
Terapi
-
8/16/2019 makalah servisitis
48/96
Eksisi sederhana (bedah minor) atau menggunakan teknik kauterisasi unipolar atau
bipolar.
Lipoma
Gambaran umum
Walaupun terdapat cukup banyak sel lemak yang membentuk struktur didaerah mons
pubis dan vulva (terutama labia mayora) tetapi jarang sekali ditemukan lipoma didaerah
ini. Elemen utama penyusun lipoma adalah sel lemak dan lapisan jaringan fibrosa.
Gambaran klinik
Gambaran klinik lipoma dapat dikatakan sama dengan fibroma berukuran kecil dan
sedang didaerah vulva. Kadang-kadang diperlukan pemeriksaan mikroskopik atau
histopatologi untuk membedakan dua kelainan ini. Lipoma pada vulva merupakan tumor
jinak dengan batas yang tergas dan dapat digerakkan bebas dari dasarnya. Jarang sekali
pasien mengeluhkan tumor ini karena memang tidak menyebabkan gangguan yang berarti
didaerah genital ataupun gangguan aktivitas seksual
Terapi Eksisi
Limfangioma sirkumskripta
Gambaran umumLimfangioma sirkumskripta adalah malformasi mikrositik limfatik. Lesi ini muncul
berupa pulau-pulau dari sekumpulan modul atau lepuh kecil yang berisi cairan limfe
menyerupai tonjolan-tonjolan kecil pada kulit katak.
Gambaran klinik
Pulau-pulau pada kulit vulva dapat berwarna putih jernih hingga merah jambu, merah
gelap, coklat atau hitam (tergantung dari pigmentasi kulit) dan mungkin mengeras pada
daerah kulit yang tebal atau dengan kandungan keratin yang tinggi. Limfangioma
sirkumskripta jarang sekali mengenai kulit didaerah vulva. Lokasi terbanyak sering
dijumpai pada daerah bahu, leher, tungkai, mulut, terutama sekali lidah. Bila pulau-pulau
limfangioma ini mengalami infeksi, maka dapat terjadi peningkatan jonjot kulit atau
perdarahan.
Terapi
-
8/16/2019 makalah servisitis
49/96
eksisi bertahap pada limfangioma masig dapat dijadikan pilihan. Mengingat pada banyak
kasus terdapat lesi yang cukup luas dan mencakup daerah yang sensitif maka terapi laser
lebih dipilih karena tidak menimbulkan banyak perdarahan dan tingkat kekambuhannya
lebih rendah. terapi laser menggunakan Nd:YAG. Paparan sinar laser selama 10 menit
dalam interval 10 hari dengan metode nirkontak (noncontact) densitas energi 1 W, 10 Hz.
Reduksi bermakna terjadi setelah 5 kali paparan dan pendertia limfangioma merasa puas
karena penciutan diameter lesi terjadi secara cepat dan pasti serta terbebas dari rasa nyeri
atau risiko perdarahan.
Angiomiofibriblastoma
gambaran umum
merupakan salah satu tumor padat vulva yang tergolong jinak. Tumor jenis ini tidak saha
ditemui pada daerah vulva tetapi dapat pula pada vagina dan tuba falopii.
Angiomiofibroblastoma yang berasal dari jaringan lunak pelvis termasuk jarang sekali
ditemukan. Walaupun demikian catatan dan laporan kasus tentang tumor ini dari tahun
1992-2002 adalah 150 kasus dan tetap berlangsung hingga saat ini. Usia penderita
berkisar antara 21 hingga 71 tahun dengan rerata 46 tahun. Laporan terdahulu
menyebutkan bahwa tumor ini sering ditemukan pada perempuan dalam masa peri dan
pascamenopause. Ukuran tumor juga berkisar antara 0.9 hingga 11 cm dengan rerata 4.7
cm. Gambaran histopatologi sel tumor ini berupa lingkaran, plasmatosid atau epiteloid
dengan sejumlah sel berinti ganta atau multinukleotid dengan area-area yang hipo atau
hiperseluler. Insiden angiomiofribroblastoma di daerah vulvo-vaginal berkisar antara
3,6%-25%
gambaran klinik
angiomiofibroblastoma dapat berupa tonjolan padat diatas kulit vulva atau mukosavagina, berbatas tergas dan kenyal. Variasi tertentu dari tumor padat ini dapat berupa
tonjolan polipoid diatas kulit. Permukaan tumor dapat ditutupi oleh selaput epitel tipis
berwarna merah muda mengkilat atau buram dan keunguan akibat disertai dengan
perdarahan. Gambaran histopatologi tumor ini berupa selapis tipis epitel skuamosa
dibagian permukaan diikuti dengan lapisan stroma dengan area hipo dan hiperseluler dan
-
8/16/2019 makalah servisitis
50/96
pembuluh darah dengan dinding yang tipis disusun secara ireguler diseluruh jaringan
tumor. Diagnosis banding dari angiomiofibroblastoma adalah polip fibroepitelial (jinak)
dan angiofibromiksoma (ganas)
terapi
eksisi jaringan angiomiofibroblastoma dan penelitian secara kohort pada penderita tumor
ini tidak menunjukkan adanya kekambuhan dalam 5 atau 10 tahun setelah eksisi tumor.
Tranformasi ke arah ganas terjadi pada satu kasus dari sekitar 150 kasus yang dilaporkan
Mioma vulvo-vaginal
gambaran umum
mioma merupakan tumor jinak yang berasal dari otot polos dan jarang ditemukan pada
daerah vulvo vaginal. Lebih jarang lagi, mioma yang terjadi pada traktur urinarius
termasuk orifisium uretra. Mioma paling sering terjadi di miometrium uteri dan senditif
terhadap hormon reproduksi sehingga tumor ini lebih sering terjadi pada usia reproduksi
dan mengalami regresi setelah menopause.
Gambaran klinik
Hampir semua bagian vulva dapat menjadi lokasi tumor dari jaringan otot polos ini. Akan
tetapi, bagian yang paling rentan adalah labia, terutama pada daerah 1/3 bawah. Pada
kondisi yang ekstrem tumor ini dapat mendesak dinding labia ke arah introitus dan kearah depan sehingga menyebabkan penyempitan introitus vagina. Mioma soliter dapat
membuat penonjolan yang berbatas tegas, tanpa rasa nyeri (terutama jika tidak disertai
gejala mekanik seperti penekanan atau penjepitan) dan dapat digerakkan bebas mengikuti
kapastias kelenturan labia.
Terapi
Enukleasi atau eksisi mioma (tergantung jenisnya, soliter atau difus)
TUMOR JINAK VAGINA
Kista inklusi
Gambaran umum
Kista inklusi merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan pada vagina. Lokasi
tumor umumnya pada 1/3 bawah vagina dan posterior atau lateral. Tumor ini tumbuh dari
-
8/16/2019 makalah servisitis
51/96
jaringan epidermal yang berasa dibawah lapisan mukosa vagina. Jaringan tersebut
terperangkap dan tumbuh dibagian tersebut akibat penjahitan robekan atau laserasi
perineum yang kurang sempurna. Komponen kelenjar pada jaringan epidermal yang
terperangkap tersebut menghasilkan cairan dan membentuk kista. Walaupun kista tidak
dapat mencapai ukuran hingga beberapa sentimeter, tetapi seringkali menimbulkan
keluhan pada saat-saat tertentu. Kista inklusi juga pernah ditemukan pada bagian anterior
dan puncak vagina, terkait dengan prosedur histerektomi sebelumnya.
Gambaran klinik
Kista inklusi merupakan tumor kistik dengan batas yang tegas dengan gerakan yang
terbatas dan berisi massa berupa cairan musin yang kental. Permukaan dinding kista
dilapisi oleh epitel skuamosa yang terstratifikasi, pada ukuran dan kondisi tertentu
(dispareunia)
Terapi : Eksisi
Kista gartner
Gambaran umum
Kista ini berasal dari sisa kanalis wolfii (disebut juga duktus gartner) yang berjalan
disepanjang permukaan anterior dan bagian atas vagina. Diameter kis