Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
-
Upload
apapunituzar -
Category
Education
-
view
18.920 -
download
8
description
Transcript of Makalah sehat sakit (antropologi kesehatan)
MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN
KONSEP SEHAT SAKIT
DI SUSUN
OLEH :
MUHAMMADFAUZARRAHMAN
Npm ( 1207110045 )
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
2013
DAFTAR ISI
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Devinisi Konsep Sehat Sakit..................................................... 3
C. Rumusan Masalah..................................................................... 5
D. Tujuan........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Sehat Sakit menurut Budaya Masyarakat.................. 7
B. Masalah Sehat Sakit................................................................ 11
C. Paradigma Sehat Sakit............................................................. 12
D. Perilaku Sehat Sakit................................................................. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 18
B. Saran........................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang
sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa
ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari. Konsep sehat dan
sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor
lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial
budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya
dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi,
antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah
mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari
masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang
berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan
lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.
Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa:
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini
maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-
unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian
integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita
penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan
aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi
bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia dianggap tidak
sakit.
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
Memasuki millenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan
Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat.
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola piker atau model pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindangan kesehatan. Secara makro paradigma
sehat berarti semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan
perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro berarti pembangunan kesehatan lebih
menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif
dan rehabilitatif (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat
2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu
lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan
merata. Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya yaitu perilaku proaktif
memelihara dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam
upaya kesehatan. Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah
ditetapkan misi pembangunan yaitu menggerakkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan. Mendorong pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyaralat beserta lingkungannya (Dinkes, 2005).
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga
saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga keluarga cenderung menjadi
seorang reaktor terhadap masalah-masalah kesehatan dan menjadi aktor
dalam menentukan masalah kesehatan anggota keluarga. Dalam keluarga,
ibu merupakan anggota masyarakat yang salah satu perannya adalah
mengurus rumah tangganya sehingga terciptanya lingkungan sehat dalam rumah
tangga. Dengan mewujudkan perilaku yang sehat, maka dapat menurunkan
angka kesakitan suatu penyakit dan angka kematian akibat kurangnya
kesadaran dalam pelaksaan hidup bersih dan sehat serta dapat meningkatkan
kesadaran dan kemauan bagi setiap orang agar terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
B. Devinisi Konsep Sehat Sakit
Konsep sehat
Dengan kemajuan teknologi yang memunculkan berbagai macam obat-
obatan, memiliki kecenderungan pada masyarakat untuk mempertahankan
kesehatannya dengan bergantung pada obat. Oleh karena itu, pola hidup sehat
seolah-olah dilupakan dan baru setelah Perang Dunia II konsep sehat mendapat
perhatian kembali sampai saat ini. Konsep sehat ditinjau berdasarkan sudut
pandang yang berbeda, misalnya dipandang dari sudut fisik secara individu dan
dipandang dari sudut ekologi.
Konsep sehat secara fisik adalah jika seseorang tersebut memiliki organ
tubuh yang berfungsi secara normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
Sedangkan konsep sehat secara ekologi adalah sehat berarti proses penyesuaian
individu dengan lingkungannya yang berjalan terus menerus dan berubah-ubah
sesuai dengan perubahan lingkungannya.
Definisi sehat yang saat ini digunakan adalah definisi sehat menurut WHO
(1947), yaitu “sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan
sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan”.
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
Konsep sakit
Secara umum, sakit merupakan penyimpangan atau deviasi dari status sehat.
Sedangkan definisi sakit menurut Pemons (1979) adalah gangguan fungsi normal
individu sebagai tatalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan
penyesuaian sosialnya. Menurut Bauman (1965) seseorang menggunakan 3
kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit, yaitu :
1. Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri, dll.
2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, misalnya baik, buruk,
sakit.
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, misalnya bekerja,
sekolah, dll.
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam
fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit dipengaruhi
dengan faktor sebab dan penyebabnya (multiple factor causation). Menurut
Webster, penyakit mnerupakan kondisi yang tidak nyaman ( discomfort .
sedangkan dalam Oxford English Dictionary, disebutkan bahwa penyakit
( Illness ) merupakan kondisi badan dengan fungsi-fungsinya terganggu ( a
condition or body or some part or organ of the body in which its functions are
disturbed or derenged ). Secara ekologi penyakit merupakan akibat dari kegagalan
penyesuaian ( mal ajusment ) dari organisme manusia thd lingkungannya. Berikut
ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit.
1. Disease adalah gangguan & penyimpangan dari struktur dan fungsi organ-
organ tubuh
2. Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti
tentang penyakit yg di deritanya
3. Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri org tersebut sbg tanggapan
pengetiannya thd penyakitnya (illness)
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
C. Rumusan Masalah
Adapun yang jadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Konsep Sehat Sakit Menurut Budaya Masyarakat.
2. Masalah Sehat Sakit
3. Paradigma Sehat Sakit
4. Perilaku sehat sakit.
D. Tujuan.
Dari hasil makalah ini, kita mempunyai tujuan dengan penulisan tentang
konsep sehat sakit.
dengan karna ini setidaknya kita mengetahui tentang beberapa hal sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui konsep sehat sakit menurut budaya masyarakat yang
berbeda dengan konsep paramedic.
2. Dapat mengetahui konsep-konsep masalah sehat sakit.
3. Dapat mengetahui paradigm sehat dan paradigm sakit.
4. Dan dapat mengetahui perilaku-perilaku sehat sakit.
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
BAB II
PEMBAHASAN
Tantangan pembangunan pada hakikatnya adalah mencapai ‘kesehatan bagi
semua’, yakni terpenuhinya hak setiap orang untuk hidup sehat, hingga dapat
meraih hidup yang produktif dan berbahagia.
Untuk mencapai kondisi tersebut, perlu diupayakan kegiatan dan strategi
dalam setiap aspek kehidupan. Bukan saja aspek kesehatan, tetapi diperlukan
strategi pemerataan kesehatan dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada,
baik di jajaran kesehatan, non kesehatan maupun masyarakat sendiri, guna
mengendalikan faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan.
Mengingat kesehatan mencakup seluruh aspek kehidupan, konsep kesehatan
sekarang ini, tidak saja berorientasi pada aspek klinis dan obat-obatan, tetapi lebih
berorientasi pada ilmu-ilmu lain yang ada kaitannya dengan kesehatan dan
kemasyarakatan, yaitu seperti ilmu sosiologi, antropologi, psikologi, perilaku, dan
lain-lain. Kegunaan ilmu-ilmu tersebut dalam kesehatan dan kemasyarakatan
adalah sebagai penunjang peningkatan status kesehatan masyarakat.
Salah satu cabang dari sosiologi dan antropologi adalah sosial budaya dasar,
yang membahas tentang kebudayaan dan unsur-unsur yang terkait di dalamnya.
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, unsur-unsur kebudayaan
adalah meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
kemampuan serta kebiasaan yang dilakukan olehh masyarakat-masyarakat, yang
merupakan hasil budi atau akal manusia.
Di negara-negara maju, terdapat unsur-unsur kebudayaan yang dapat
menunjang tingginya status kesehatan masyarakat seperti pendidikan yang
optimal, keadaan sosial-ekonomi yang tinggi, dan kesehatan lingkungan yang
baik. Dengan demikian, pelayanan kesehatan menjadi sangat khusus sehingga
dapat memenuhi kebutuhan klien.
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
Sebaliknya, di negara berkembang seperti Indonesia, unsur-unsur
kebudayaan yang ada kurang menunjang pencapaian status kesehatan yang
optimal. Unsur-unsur tersebut antara lain; ketidaktahuan, pendidikan yang minim
sehingga sulit menerima informasi-informasi dan tekhnologi baru.
Mengingat keadaan tersebut, kita perlu memperhatikan aspek sosial budaya
masyarakat dalam kaitannya dengan keadaan kesehatan di Indonesia. Sehingga
kita dapat melihat penyakit atau masalah kesehatan bukan saja dari sudut gejala,
sebab-sebabnya, wujud penyakit, obat dan cara menghilangkan penyakit, tetapi
membuat kita untuk berfikir tentang bagaimana hubungan sosial budaya, geografi,
demografi, dan persepsi masyarakat dengan masalah yang sedang dihadapi.
Melihat luasnya masalah kesehatan yang dihadapi, maka sebagai petugas
kesehatan harus mempelajari ilmu-ilmu lain yang terkait dengan kesehatan.
Sehingga pelayanan yang diberikan memberikan hasil yang optimal.
A. Konsep Sehat-Sakit Menurut Budaya Masyarakat
Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian
profesional yang beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran, sehat sangat
erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah
sesederhana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. WHO melihat sehat dari
berbagai aspek (6). Definisi WHO (1981): Health is a state of complete physical,
mental and social well-being, and not merely the absence of disease or infirmity.
WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan sempurna
baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang. Sebatas mana
seseorang dapat dianggap sempurna jasmaninya? Oleh para ahli kesehatan,
antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi
perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan
manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan
oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa
seseorang tidak dapat menjalankan peran normalnya secara wajar. Cara hidup dan
gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat ikaitkan dengan munculnya
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan juga dapat
menimbulkan penyakit. Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua
konsep penyebab sakit, yaitu: Naturalistik dan Personalistik. Penyebab bersifat
Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan
(salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga
kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep
sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut
masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan
badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan. Sehat
bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat
melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah. Sedangkan sakit dianggap sebagai
suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai
siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas
sehari-hari seperti halnya orang yang sehat.
Konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan
oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia
(hantu, roh, leluhur atau roh jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir, tukang
tenung). Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan kusta dan cara
perawatannya. Kusta telah dikenal oleh etnik Makasar sejak lama. Adanya istilah
kaddala sikuyu (kusta kepiting) dan kaddala massolong (kusta yang lumer),
merupakan ungkapan yang mendukung bahwa kusta secara endemik telah berada
dalam waktu yang lama di tengah-tengah masyarakat tersebut.
Hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif atas nilai-nilai budaya di
Kabupaten Soppeng, dalam kaitannya dengan penyakit kusta (Kaddala,Bgs.) di
masyarakat Bugis menunjukkan bahwa timbul dan diamalkannya leprophobia
secara ketat karena menurut salah seorang tokoh budaya, dalam nasehat
perkawinan orang-orang tua di sana, kata kaddala ikut tercakup di dalamnya.
Disebutkan bahwa bila terjadi pelanggaran melakukan hubungan intim saat istri
sedang haid, mereka (kedua mempelai) akan terkutuk dan menderita
kusta/kaddala. Ide yang bertujuan guna terciptanya moral yang agung di keluarga
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
baru, berkembang menuruti proses komunikasi dalam masyarakat dan menjadi
konsep penderita kusta sebagai penanggung dosa.
Pengertian penderita sebagai akibat dosa dari ibu-bapak merupakan awal
derita akibat leprophobia. Rasa rendah diri penderita dimulai dari rasa rendah diri
keluarga yang merasa tercemar bila salah seorang anggota keluarganya menderita
kusta. Dituduh berbuat dosa melakukan hubungan intim saat istri sedang haid bagi
seorang fanatik Islam dirasakan sebagai beban trauma psikosomatik yang sangat
berat. Orang tua, keluarga sangat menolak anaknya didiagnosis kusta. Pada
penelitian Penggunaan Pelayanan Kesehatan Di Provinsi Kalimantan Timur dan
Nusa Tenggara Barat (1990), hasil diskusi kelompok di Kalimantan Timur
menunjukkan bahwa anak dinyatakan sakit jika menangis terus, badan
berkeringat, tidak mau makan, tidak mau tidur, rewel, kurus kering. Bagi orang
dewasa, seseorang dinyatakan sakit kalau sudah tidak bisa bekerja, tidak bisa
berjalan, tidak enak badan, panas dingin, pusing, lemas, kurang darah, batuk-
batuk, mual, diare.
Sedangkan hasil diskusi kelompok di Nusa Tenggara Barat menunjukkan
bahwa anak sakit dilihat dari keadaan fisik tubuh dan tingkah lakunya yaitu jika
menunjukkan gejala misalnya panas, batuk pilek, mencret, muntah-muntah, gatal,
luka, gigi bengkak, badan kuning, kaki dan perut bengkak. Seorang pengobat
tradisional yang juga menerima pandangan kedokteran modern, mempunyai
pengetahuan yang menarik mengenai masalah sakit-sehat. Baginya, arti sakit
adalah sebagai berikut: sakit badaniah berarti ada tanda-tanda penyakit di
badannya seperti panas tinggi, penglihatan lemah, tidak kuat bekerja, sulit makan,
tidur terganggu, dan badan lemah atau sakit, maunya tiduran atau istirahat saja.
Pada penyakit batin tidak ada tanda-tanda di badannya, tetapi bisa diketahui
dengan menanyakan pada yang gaib. Pada orang yang sehat, gerakannya lincah,
kuat bekerja, suhu badan normal, makan dan tidur normal, penglihatan terang,
sorot mata cerah, tidak mengeluh lesu, lemah, atau sakit-sakit badan
Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat
beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat
menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian
gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa
dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau
"kantong kering" (tidak punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan
penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :
1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia
2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.). Untuk mengobati
sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan obat-
obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga
kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun,
kyai dan lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung
kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.
Beberapa contoh penyakit pada bayi dan anak sebagai berikut:
a. Sakit demam dan panas.
Penyebabnya adalah perubahan cuaca, kena hujan, salah makan, atau masuk
angin. Pengobatannya adalah dengan cara mengompres dengan es, oyong, labu
putih yang dingin atau beli obat influensa. Di Indramayu dikatakan penyakit adem
meskipun gejalanya panas tinggi, supaya panasnya turun. Penyakit tampek
(campak) disebut juga sakit adem karena gejalanya badan panas.
b. Sakit mencret (diare).
Penyebabnya adalah salah makan, makan kacang terlalu banyak, makan
makanan pedas, makan udang, ikan, anak meningkat kepandaiannya, susu ibu
basi, encer, dan lain-lain. Penanggulangannya dengan obat tradisional misalkan
dengan pucuk daun jambu dikunyah ibunya lalu diberikan kepada anaknya (Bima
Nusa Tenggara Barat) obat lainnya adalah Larutan Gula Garam (LGG), Oralit, pil
Ciba dan lain-lain. Larutan Gula Garam sudah dikenal hanya proporsi
campurannya tidak tepat.
c. Sakit kejang-kejang
Masyarakat pada umumnya menyatakan bahwa sakit panas dan kejang-kejang
disebabkan oleh hantu. Di Sukabumi disebut hantu gegep, sedangkan di Sumatra
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
Barat disebabkan hantu jahat. Di Indramayu pengobatannya adalah dengan
dengan pergi ke dukun atau memasukkan bayi ke bawah tempat tidur yang
ditutupi jaring.
d. Sakit tampek (campak)
Penyebabnya adalah karena anak terkena panas dalam, anak dimandikan saat
panas terik, atau kesambet. Di Indramayu ibu-ibu mengobatinya dengan
membalur anak dengan asam kawak, meminumkan madu dan jeruk nipis atau
memberikan daun suwuk, yang menurut kepercayaan dapat mengisap penyakit
B. Masalah Sehat Sakit
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
resultante dariberbagaimasalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah
buatan manusia, sosial budaya,perilaku, populasi penduduk, genetika, dan
sebagainya.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Dan kesehatan yang demikian yangmenjadi dambaan setiap orang
sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakanhal yang tidak bisa
ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal
karena ada faktor-faktor laindi luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya
terutama faktor sosial budaya. Keduapengertian saling mempengaruhi dan
pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalamkonteks pengertian yang lain.
Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran,dan lain-lain
bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang
konsepsehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat
dan sakit merupakanproses yang berkaitan dengan kemampuan atau
ketidakmampuan manusia beradaptasi denganlingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosio budaya.
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa:
Kesehatan adalahkeadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secarasosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini
maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuanyang utuh terdiri dari unsur-
unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwamerupakan bagian
integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila iamenderita
penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang
menyebabkanaktivitas kerja/kegiatannya terganggu.Walaupun seseorang sakit
(istilah sehari-hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk
melaksanakan kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit.
Derajat kesehatan masyarakat yangdisebut sebagai psychosocio somatic health
well being, merupakan resultante dari 4 faktor yaitu :
- Environment atau lingkungan.
- Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi
penduduk, dan sebagainya.
- Health care service berupa program kesehatan yang bersifat
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Berdasarkan empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku
merupakan faktor yangpaling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi
rendahnya derajat kesehatan masyarakat.Tingkah laku sakit, peranan sakit dan
peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelas sosial,
perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang
ditentukan secara klinis), bergantung dari variabel-variabel tersebut
dapatmenimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
C. Paradigma Sehat Sakit
1. PARADIGMA SEHAT
Paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Cara pandang ini
menekankan pada melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
banyak faktor yang bersifat lintas sektor. Upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Dengan
diterapkannya paradigma ini, diharapkan mampu mendorong masyarakat
untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang
bersifat promotif dan preventif.
Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :
a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit
ternyata tidak efektif
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata
dimasukkan unsur sehat produktif sosial ekonomis.
c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit
kronik degeneratif
d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang
memerlukan penangan khusus
e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi
kesehatan penduduk.
Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan
“Health program for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif
dan preventif merupakan “Health Program for human development”. Paradigma
sehat dicanangkan Depkes pada tanggal 15 September 1998.
Upaya pelayanan kesehatan yang menekankan upaya kuratif-rehabilitatif kurang
menguntungkan karena :
a. Melakukan intervensi setelah sakit
b. Cenderung berkumpul di tempat yang banyak uang.
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
c. Dari segi ekonomi lebih cost effective
d. Melakukan tindakan preventif dari penyakit, agar tidak terserang
penyakit.
2. PARADIGMA SAKIT
Paradigma sakit adalah cara pandang dalam upaya kesehatan yang
mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Penanganan kesehatan
penduduk menekankan pada penyelenggaraan pelayanan di rumah sakit,
penanganan penduduk yang sakit secara individu dan spesialistis. Hal ini
menjadikan kesehatan sebagai suatu yang konsumtif. Sehingga
menempatkan sektor kesehatan dalam arus pinggir (sidestream)
pembangunan (Does Sampoerna, 1998).
Hingga saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia ternyata masih
mengusung paradigma sakit. Umumnya, masyarakat baru mengunjungi
dokter ketika sakit melanda. Padahal, memelihara kesehatan wajib
dilakukan dalam keadaan apapun.
D. Perilaku Sehat Sakit.
PERILAKU SEHAT DAN PERILAKU SAKIT
Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :.
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga aspek.
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehatpun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman). makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
a. Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, dan masyarakatnya.
Seorang ahli lain (Becker, 1979 : 214) membuat klasifikasi l ain tentang perilaku kesehatan ini.
b. Perilaku hidup sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. perilaku ini mencakup antara lain :
1) Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). menu seimbang di sini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna.
2) Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.
3) Tidak merokok. merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa merokok. bahkan dari hasil suatu penelitian, sekitar 15% remaja kita telah merokok. inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.
4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minuman keras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya lainnya) juga cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minuman keras ini.
5) Istirahat cukup. dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. hal ini dapat juga membahayakan kesehatan.
6) Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. stres tidak dapat kita hindari, maka yang penting agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya : tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya
c. Perilaku sakit (illness behavior)
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
tentang : penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya.
d. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran, yang mencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit (the sick role). Perilaku ini mliputi :
1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
2) Mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
Mengetahui hak (misalnya : hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dsb) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakit kepada orang lain, dan sebagainya).
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan
resultante dari berbagaimasalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun
masalah buatan manusia, sosial budaya,perilaku, populasi penduduk, genetika,
dan sebagainya.
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi
impersonal dansistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal
yang disebabkan olehgangguan terhadap sistem tubuh manusia.
WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan
sempurnabaik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial seseorang.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit meliputi : Faktor Internal
- Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami.- Asal atau Jenis penyakit
Faktor eksternal- Gejala yang dapat di lihat- Kelompok social- Latar Belakang Budaya- Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayana- Dukungan social- Ekonomi dll.-
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan,
maka dari itu kami membutuhkan berbagai masukan-masukan ataupun saran yang
bersifat konskruktif untuk memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com
1. http://kesmasybk.blogspot.com/2013/05/konsep-sehat-sakit.html
2. http://apapunituzar.blogspot.com/2013/09/konsep-sehat-sakit-menurut-
budaya.html
3. http://celanacingkrang.blogspot.com/2012/03/konsep-sehat-dan-sakit-
berdasarkan.html
4. http://datastudi.wordpress.com/2009/10/26/konsep-sehat-sakit-dan-
penyakit-dalam-konteks-sosial-budaya/
5. http://christinedethan.wordpress.com/2013/04/13/konsep-sehat-sakit-dan-
penyakit-dalam-konteks-sosial-budaya/
6. http://astryyona02.wordpress.com/2012/11/12/konsep-sehat-sakit/
7. http://dwiaritaafuaniyah.wordpress.com/2012/09/27/konsep-sehat-sakit/
8. http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/09/paradigma-sehat/
9. http://apapunituzar.blogspot.com/2013/09/perilaku-sehat-dan-perilaku-
sakit.html
Kunjungi saya di apapunituzar.blogspot.com