Makalah Risk and Return

22
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari mata kuliah Manajemen Keuangan tentang Risk & Return Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan- masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Transcript of Makalah Risk and Return

Page 1: Makalah Risk and Return

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik

dan Inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk

maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah

satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari mata kuliah

Manajemen Keuangan tentang Risk & Return

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi

makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki

sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan

masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Page 2: Makalah Risk and Return

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................2

Latar Belakang...................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................4

Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian....................................................................................4

Hubungan Karakteristik Risk and Return...........................................................................................5

Risiko Dalam Konteks Portofolio........................................................................................................7

Konsep Beta.......................................................................................................................................9

Perhitungan Return.........................................................................................................................10

Model Yang Digunakan Dalam Risiko dan Tingkat pengembalian...................................................11

Perhitungan Risiko...........................................................................................................................13

BAB III PENUTUP..................................................................................................................................15

Kesimpulan......................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

BAB I PENDAHULUAN

Page 3: Makalah Risk and Return

Latar Belakang

Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan

keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan

keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa

mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan.

Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat

pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan

statistika.

Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang

lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Ada trade

off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan

yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan

keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur

risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang

diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang

diharapkan.

Risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian atas aktiva suatu

perusahaan di masa mendatang, yang mengacu pada variabilitas keuntungan yang diharapkan

sebelum bunga dan pajak (EBIT). Risiko bisnis merupakan akibat langsung dari keputusan

investasi perusahaan, yang tercermin dalam struktur aktivanya. Yang dimaksud dengan risiko

bisnis dalam hal ini adalah tingkat risiko aktiva perusahaan jika perusahaan tidak

menggunakan hutang.

Risiko bisnis dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Variabilitas permintaan terhadap produk perusahaan. Semakin stabil penjualan produk

perusahaan, dengan asumsi hal-hal lain tetap (ceteris paribus), semakin kecil risiko

bisnis.

2. Variabilitas harga jual. Semakin mudah harga jual berubah, semakin besar juga risiko

bisnis yang dihadapi.

3. Variabilitas biaya input. Semakin tidak menentu biaya input, semakin besar risiko

bisnis yang dihadapi.

Page 4: Makalah Risk and Return

4. Kemampuan menyesuaikan harga jual bila ada perubahan biaya input. Semakin besar

kemampuan perusahaan menyesuaikan harga jual dengan perubahan biaya, semakin

kecil risiko bisnis.

5. Tingkat penggunaan biaya tetap (leverage operasi). Semakin tinggi tingkat

penggunaan biaya tetap, semakin besar risiko bisinis.

Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan

perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik

berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang

saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi

pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih

(net income) lebih besar.

Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk

memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat

memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang

saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan

mengalami kerugian.

Pengukuran manfaat penggunaan hutang atau leverage keuangan dapat dilakukan dengan

memperbandingkan tingkat pengembalian aktiva atau rentabilitas ekonomi (basic earning

power) dengan tingkat bunga hutang. Jika rentabilitas ekonomis lebih besar dari biaya

hutang, maka leverage itu menguntungkan; dan tingkat pengembalian atas modal sendiri

(rentabilitas modal sendiri atau ROE) juga akan meningkat.

https://rumahtugasekonomi.wordpress.com/2009/11/04/resiko-dan-tingkat-pengembalian-

manajemen-keuangan/

Page 5: Makalah Risk and Return

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian

Sekarang ini dalam investasi baik invidu maupun bisnis berinvestasi menghabiskan uang

untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Tingkat nilai pengembalian dalam investasi

dapat dilihat dari kinerja keuangan dari uang yang diinvestasikan tersebut.

Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih

luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau

berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu

jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih

besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula.

Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam

keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi.

Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:

o bersifat linear atau searah.

o Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.

o Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin

besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.

o Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

Jika Anda berinvestasi dalam saham spekulatif (atau saham apapun), Anda mengambil risiko

dengan harapan memperoleh suatu pengembalian yang besar. Risiko suatu aset dapat

dianalisis dengan dua cara:

o Secara berdiri sendiri (stand- alone), di mana aset tersebut dianggap terpisah.

o Berdasarkan jumlah portofolio, di mana aset tersebut dianggap sebagai salah satu dari

sejumlah aset dalam portofolio.

Jadi aset stand alone-risk adalah risiko investor yang akan dihadapi jika seorang investor

hanya mengadakan satu aset. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar aset diadakan di

portofolio, tetapi perlu dipahami stand-alone risk berguna untuk memahami risiko dalam

konteks portofolio. Tidak ada investasi yang harus dilakukan kecuali tingkat pengembalian

Page 6: Makalah Risk and Return

yang diharapkan cukup tinggi untuk mengkompensasi para investor untuk risiko yang

diperoleh dari investasi. Misalnya, dapat dipastikan bahwa beberapa investor akan bersedia

untuk membeli saham perusahaan minyak jika pengembalian yang diharapkan lebih besar.

Pada umumnya, aset berisiko (risky assets) jarang menghasilkan tingkat pengembalian yang

diharapkan para investor, aset berisiko mendapatkan lebih baik atau kurang dari yang

awalnya diharapkan. Memang, jika aset selalu menghasilkan pengembalian yang diharapkan

para investor, maka tidak akan berisiko. Risiko investasi berkaitan dengan probabilitas yang

berproduktif rendah atau pengembalian yang negatif, sangat besar mempunyai peluang

pengembalian yang rendah atau negatif, yang berisiko investasi.

Hubungan Karakteristik Risk and Return

Semakin besar probabilitas berarti pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian

yang diharapkan dan semakin besar stand-alone risk yang terkait dengan aset. The average

investors adalah orang yang menolak risiko, yang berarti bahwa investor tersebut harus

dikompensasi utuk melakukan aset yang berisiko. Oleh karena itu, aset yang berisiko lebih

tinggi memiliki return yang dibutuhkan daripada aset yang kurang berisiko. Aset yang

berisiko terdiri dari (1) diversiable risk, yang mana risiko dapat dihilangkan melalui

diversifikasi, kemudian (2) market risk, yang mana risiko tidak dapat dihilangkan melalui

diversifikasi.

Risiko yang berhubungan dengan aset individu adalah kontribusi risiko portofolio yang

terdiversifikasi dengan baik yang merupakan aset market risk (risiko pasar). Karena market

risk tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi, para investor harus dikompensasi untuk

menahan risiko tersebut.

Menurut Paul L. Krugman dan Maurice Obstfeld bahwa pada kenyataanya, seorang investor

yang netral terhadap risiko cenderung mengambil posisi agresif maksimum. Ia akan membeli

sebanyak mungkin aset yang menjanjikan hasil tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset

yang hasilnya lebih rendah. Perilaku inilah yang menciptakan kondisi suku bunga. Adapun

karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

Takut pada risiko (Risk Avoider)

Page 7: Makalah Risk and Return

Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan yang

diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang sifatnya mengindari

risiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan. Karakter pebisnis yang melakukan

tindakan seperti ini disebut dengan safety player.

Hati-hati pada risiko (Risk Indifference)

Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu menghitung

terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan diaplikasikan. Bagi kalangan bisnis,

mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara ekstrem disebut sebagai tipe

peragu.

Suka pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover)

Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka terbiasa dengan spekulasi

dan itu pula yang membuat penganut karakteristik ini selalu saja ingin menjadi pemimpin dan

cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker adalah mental yang dimiliki oleh

pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter ini yang paling mendominasi jika dilihat

dari kedekatannya pada risiko.

Tipe-Tipe Risiko

Pure Risk (Risiko Murni): suatu ketidakpastian terjadi, maka kejadian tersebut pasti

menimbulkan kerugian. Risiko murni dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe risiko, yaitu:

o Risiko aset fisik: risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu

perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung meletus,

dll.

o Risiko Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa yang dialami oleh karyawan

yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Contoh : kecelakaan kerja yang

menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan.

o Risiko Legal: risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak tidak

berjalan sesuai dengan rencana. Contoh : perselisihan dengan perusahaan lain

sehingga adanya persoalan seperti penggantian kerugian.

Page 8: Makalah Risk and Return

Speculative Risk (Risiko Spekulatif) : suatu ketidakpastian akan terjadinya untung atau rugi.

Risiko ini dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu:

o Risiko Pasar: risiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar. Contoh: harga saham

mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.

o Risiko kredit: risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi kewajibannya

kepada perusahaan. Contoh : timbulnya kredit macet, persentase piutang meningkat.

o Risiko likuiditas: risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. Contoh:

kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat,

menyebabkan perusahaan harus menjual aset yang dimilikinya.

o Risiko operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak

berjalan lancar. Contoh: terjadi kerusakan pada komputer karena berbagai hal

termasuk terkena virus.

Static Risk (Risiko Statis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif asalnya dari masyarakat

yang tidak berubah yang berada dalam keseimbangan stabil. Contoh : ketidakpastian

terjadinya sambaran petir.

Dynamic Risk (Risiko Dinamis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif timbul dari

perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Contoh : urbanisasi, perkembangan teknologi.

Subjective Risk (Risiko Subyektif) : berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang

mengalami keragu-raguan dan kecemasan akan terjadinya kejadian tertentu.

Objective Risk (Risiko Obyektif) : probabilitas penyimpangan aktual dari yang diharapkan

sesuai dengan pengalaman.

Risiko Dalam Konteks Portofolio

Menurut sudut pandang investor, adanya fakta bahwa suatu saham tertentu akan naik atau

turun bukanlah hal yang sangat penting; yang penting adalah tingkat pengembalian dari

portofolionya, dan portofolio tersebut. Kumpulan dari portofolio yang layak mewakili semua

portofolio yan dapat dihasilkan dari kumpulan aset yang diberikan. Portofolio yang efisien

adalah portofolio yang menawarkan banyak pengembalian dari sejumlah risiko yang

diberikan atau paling tidak risiko dari sejumlah pengembalian. Portofolio yang optimal untuk

Page 9: Makalah Risk and Return

investor adalah portofolio yang dianggap yang memiliki kemungkinan tertinggi pada kurva

indeferen yang bersinggungan dengan kumpulan portofolio yang efisien.

Logikanya, risiko dan tingkat pengembalian dari masing-masing sekuritas harus dianalisis

dari segi bagaimana sekuritas tersebut mempengaruhi dan tingkat pengembalian portofolio di

mana sekuritas dimiliki.

Pengembalian portofolio

Tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan (expected return on a portfolio), kp

sederhananya adalah rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari

masing-masing aktiva di dalam portofolio, dengan bobotnya adalah pecahan dari total

portofolio yang diinvestasikan di setiap aktiva:

Keterangan :

ki = tingkat pengembalian yang di harapkan dari masing-masing saham

wi = bobot

n = jumlah saham

Portofolio

Ekspektasi tingkat pengembalian dari suatu portofolio sebenarnya hanyalah rata-rata

tertimbang dari ekspektasi tingkat pengambalian individual aktiva di dalam portofolio. Akan

tetapi, tidak seperti pengambalian, tingkat dari suatu portofolio, p , biasanya bukanlah

merupakan rata-rata tertimbang dari deviasi standar masing-masing aktiva di dalam

portofolio; risiko portofolio akan lebih kecil dari rata-rata tertimbang aktiva-aktivanya.

Bahkan kenyataannya, secara teori dimungkinkan untuk menggabungkan saham-saham yang

secara individual cukup be jika dilihat dari deviasi standarnya dan membuat sebuah

portofolio yang sepenuhnya tanpa , dengan p=0

Diversifikasikan versus Pasar.

Diversifiable risk disebabkan oleh peristiwa-pristiwa acak seperti tuntutan hukum,

pemogokan, program pemasaran yang berhasil dan gagal, memenangkan atau kalah dalam

Page 10: Makalah Risk and Return

kontrak besar dan peristiwa-peristiwa lainnya yang khusus bagi suatu perusahaan tertentu.

Karena bersifat acak pengaruh berbagai peristiwa ini pada suatu portofolio dapat dihilangkan

dengan melakukan diversifikasi. Peristiwa merugikan yang terjadi pada satu perusahaan akan

dihilangkan oleh peristiwa menguntungkan di perusahaan lain.

Pasar (market risk) dilain pihak tumbuh dari faktor-faktor yang secara sistematis akan

mempengaruhi sebagian besar perusahaan; perang, inflasi, resesi, dan tingkat suku bunga

yang tinggi. Karena kebanyakan saham akan dipengaruhi secara negatif oleh faktor-faktor ini,

pasar tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi.

Investor menginginkan premi karena menanggung, jadi semakin tinggi tingkat sebuah

sekuritas semakin tinggi ekspektasi tingkat pengembalian yang harus diberikan untung

merangsang investor membeli (memiliki) sekuritas tersebut. Dengan hal itu tiap investor

ingin mengetahui tingkat dari setiap saham, tingkat dari setiap saham dapat diukur melaui

model penetapan aktiva modal (capital asset pricing model-CAPM), sebuah alat penting yang

digunakan untuk menganalisis hubungan antara dan tingkat pengembalian.

Kesimpulan utama dari CAPM adalah tingkat dari suatu saham secara relevan adalah

kontribusi yang diberikannya kepada tingkat dari portofolio yang terdiversifikai dengan baik.

Saham-saham yang berbeda akan mempengaruhi portofolio dengan cara yang berbeda pula,

sehingga sekuritas yang berbeda akan memiliki derajat relevan yang berbeda. Seluruh

kecuali yang behubungan dengan pergerakan pasar secara luas dapat dan mungkin

dihilangkan melalui diversifikasi. yang masih tersisa setelah mendiversifikasikan pasarnya,

atau yang inheren di dalam pasar, dan dapat diukur melalui seberapa besar sebuah saham

tertentu cenderung akan bergerak naik atau turun mengikuti pasar.

Konsep Beta

Kecenderungan sebuah saham bergerak naik dan turun mengikuti pasar akan tercermin dalam

koefisien betanya (beta coefficient), b. Beta adalah elemen kunci dari CAPM. Sebuah saham

dengan rata-rata dinyatakan sebagai saham yang cenderung bergerak naik dan turun sesuai

dengan pasar umum yang diukur dengan suatu indeks tertentu. Saham dari koefisien beta, b,

adalah ukuran/nilai dari market risk. Pengukuran Beta menunjukkan sejauh mana

pengembalian saham bergerak relatif terhadap pasar. Beta dari sebuah saham yang lebih

Page 11: Makalah Risk and Return

tinggi lebih stabil daripada saham rata-rata, sedangkan Beta dari sebuah saham yang rendam

kurang stabil daripada saham rata-rata. Saham rata-rata memiliki b = 1.0. Beta pada

portofolio adalah rata-rata tertimbang dari beta pada sekuritas individu dalam portofolio

Teorinya, sebuah saham bisa saja memiliki beta negatif. Dalam keadaan ini, pengembalian

saham akan cenderung meningkat ketika pengembalian dari saham-saham lain turun. Namun,

ingatlah bahwa sebuah saham dalam suatu tahun tertentu dapat bergerak berlawanan dengan

pasar secara keseluruhan, meskipun beta dari saham tersebut memiliki nilai positif. Jika

sebuah saham memiliki beta positif, kita akan memiliki ekspektasi bahwa tingkat

pengembaliannya akan anaik ketika bursa saham secara keseluruhan mengalami peningkatan.

Meskipun begitu, faktor-faktor yang spesifik dari setiap perusahaan dapat menyebabkan

tingkat pengembalian saham yang diterima menurun, walaupun pengembalian pasar memiliki

nilai positif.

Perhitungan Return

Perhitungan Expected Return Pada Suatu Sekuritas

Untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus dipahami oleh

seorang investor adalah dengan memahami probabilitas dari kejadian yang akan terjadi.

Rumusnya:

Keterangan:

E(R) = Expected Return atau return yang diharapkan dari suatu sekuritas

Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi

Pri = Probabilitas kejadian return ke-i

N = banyaknya return yang mungkin terjadi

Perhitungan Expected Return Pada Portofolio

Page 12: Makalah Risk and Return

Maka kita dapat menggunakan rumus:

E (RP) =X A.E (RA) + X B.E (RB)

Keterangan:

E (RP) = Expected return portofolio

E (RA) = Expected return saham A

E (RB) = Expected return saham B

XA = Uang yang diinvestasikan pada saham A

XB = Uang yang diinvestasikan pada saham B

Menghitung Expected Return Dari Saham

Rumusnya:

Keterangan:

r = keuntungan yang diharapkan dari saham

D1 = Dividen tahun 1

PO = harga beli

P1 = harga jual

Model Yang Digunakan Dalam Risiko dan Tingkat pengembalian

CAPM (Capital Asset Pricing Model)

CAPM atau model penentuan harga aset modal adalah model penetapan harga aktiva

equilibrium yang menyatakan bahwa expected return atas sekuritas tertentu adalah fungsi

linier positif dari sensitifitas sekuritas terhadap perubahan return portofolio.

Page 13: Makalah Risk and Return

CAPM menjelaskan hubungan antara return dengan beta (β). Beta menunjukkan hubungan

(gerakan) antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan)1[1]. Besarnya risiko

perusahaan ditentukan oleh beta.

β>1 menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan indeks pasar.

Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saham menjadi lebih berisiko, artinya jika saat terjadi

perubahan pasar 1% maka pada saham X akan mengalami perubahan lebih besar dari 1%.

β<1 menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi pasar.

β=1 menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.

Rumus CAPM yaitu:

Ri= Rf +βi (Rm-Rf), atau

Ri= Rf +(Rm-Rf)βi , atau

Ri= (1-βi )Rf + βi .R

Keterangan:

Ri = Return saham i

Rf = Return investasi bebas risiko (Risk Free)

βi = Beta saham i (indikator risiko sistematis)

Rm = Return pasar (return market)

APT ( Arbitrage Pricing Theory)

APT merupakan teori yang dikembangkan oleh Stephen A. Ross pada tahun 1976 dimana

beliau menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Rumusnya:

Ri = αi + βi Rm + ei

Keterangan:

Ri = Return saham i

αi = Alpha saham i

1

Page 14: Makalah Risk and Return

βi = beta saham i

Rm= Return pasar

ei = random error

Perhitungan Risiko

Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond) yang dijual oleh

pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang dijual oleh perusahaan. Ada

model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu

secara standar deviasi dan varians. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih

komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran return yang

diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan tambahan dengan menggunakan

coefficient of variation atau risiko relatif. Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu

estimasi probabilitas perbedaan return nyata dari return yang diharapkan. Varian (nilai

kuadrat dari standar deviasi) adalah Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari

penyebaran probabilitas. Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila

standar deviasinya 20, maka variannya adalah 400. Selisih pendapatan, biaya, dan

keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan. Varian dihitung pada pusat

pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang tidak menguntungkan, diselidiki untuk

mencari kemungkinan perbaikan.

Coefficient of variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif.

Keterangan :

σ 2 = Varians return

σ = Standar deviasi

E(R) = Return yang diharapkan dari suatu surat sekuritas

Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi

Pri = Probabilitas kejadian return ke-i

Page 15: Makalah Risk and Return

The Capital Market Line (CML) menjelaskan hubungan risk atau return pada portofolio yang

efisien, yaitu pada portofolio yang terdiri dari gabungan market portfolio dan aset tanpa

risiko. The Security Market Line (SML) adalah bagian integral dari CAPM dan menjelaskan

hubungan risk atau return pada aset individu. Tingkat yang dibutuhkan dari pengembalian

saham apa pun (J) adalah sama dengan risk-free rate (tingkat bebas risiko) ditambah dengan

market risk premium (premi risiko pasar) dikalikan dengan saham koefisien beta.

Saham pada koefisien beta, adalah ukuran/nilai dari saham market risk. Pengukuran Beta

yang berubah-ubah pada pengembalian sekuritas berhubungan dengan pengembalian pada

market (pasar) yang merupakan portofolio dari semua aset berisiko. Koefisien beta diukur

oleh kemiringan characteristic line (garis karakteristik) saham, yang didapatkan dari

pengembalian regressing historical pada saham dibandingkan dengan pengembalian

historical pada market.

Meskipun CAPM menyediakan batasan yang sesuai tentang risk dan return, hal tesebut tidak

dapat terbukti secara empiris dan parameternya sangat sulit untuk diestimasi. Jadi, tingkat

pengembalian yang dibutuhkan untuk saham yang diestimasi oleh CAPM mungkin tidak

persis sama dengan tingkat pengembalian yang dibutuhkan sebenarnya. Kekurangan pada

CAPM memberikan alasan teori untuk mencari risk atau return model ekuilibrium yang lain,

dan Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah salah satu model penting yang terbaru. The

Fama-French three-factor model memiliki faktor pertama untuk market return

(pengembalian pasar), faktor kedua untuk size effect (efek ukuran), dan faktor ketiga untuk

efek book-to-market. Behavioral finance (perilaku keuangan) mengasumsikan bahwa investor

tidak selalu berperilaku rasional.

Page 16: Makalah Risk and Return

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko (risk) yang

ditanggung, semakin besar pengembalian (return) yang harus dikompensasikan. Sebaliknya,

semakin kecil return yang diharapkan, semakin kecil risiko yang ditanggung. Model

perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara

standar deviasi dan varian. Tingkat pengembalian faktor yang perlu diperhatikan adalah

seperti harga saham, dividend yang perlu. Hubungan antara risiko dengan tingkat

pengembalian adalah bersifat linear atau searah, semakin tinggi tingkat pengembalian maka

semakin tinggi pula risiko, semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan

investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut, kondisi linear

hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal

DAFTAR PUSTAKA

https://rumahtugasekonomi.wordpress.com/2009/11/04/resiko-dan-tingkat-pengembalian-

manajemen-keuangan/

http://ahdasaifulaziz.blogspot.co.id/2012/09/risk-and-return.html