Makalah Rational Emotive Therapy

11
RATIONAL EMOTIVE BAHAVIOUR THERAPY A. Pengertian dan Konsep Dasar Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Albert Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis sekaligus seorang Neo Freudian. Menurut Ellis (dalam Latipun, 2001 : 92) berpandangan bahwa RET merupakan terapi yang sangat komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku. Rasional emotive adalah teori yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya. Manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek-objek yang dihadapinya. Manusia adalah makhluk berbuat dan berkembang dan merupakan individu dalam satu kesatuan yang berarti manusia bebas, berpikir, bernafas, dan berkehendak. (Willis, 2004). Yang dimaksud dengan konseling RET atau yang lebih dikenal dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah konseling yang menekankan dan interaksi berfikir dan akan sehat (rasional thingking), perasaan (emoting), dan berperilaku (acting). Bahwa teori ini menekankan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara berpikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku. Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku

Transcript of Makalah Rational Emotive Therapy

Page 1: Makalah Rational Emotive Therapy

RATIONAL EMOTIVE BAHAVIOUR THERAPY

A. Pengertian dan Konsep Dasar

Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di

Amerika pada tahun 1960-an oleh Albert Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam

Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis sekaligus seorang Neo

Freudian. Menurut Ellis (dalam Latipun, 2001 : 92) berpandangan bahwa RET

merupakan terapi yang sangat komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang

berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku.

Rasional emotive adalah teori yang berusaha memahami manusia sebagaimana

adanya. Manusia adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek-objek

yang dihadapinya. Manusia adalah makhluk berbuat dan berkembang dan merupakan

individu dalam satu kesatuan yang berarti manusia bebas, berpikir, bernafas, dan

berkehendak. (Willis, 2004). Yang dimaksud dengan konseling RET atau yang lebih

dikenal dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah konseling yang

menekankan dan interaksi berfikir dan akan sehat (rasional thingking), perasaan

(emoting), dan berperilaku (acting). Bahwa teori ini menekankan bahwa suatu

perubahan yang mendalam terhadap cara berpikir dapat menghasilkan perubahan

yang berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku.

Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari

konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku

individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C).

Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.

1. Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar

individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau

sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi

masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.

2. Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu

terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan

yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional

(irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau

system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi

prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system

Page 2: Makalah Rational Emotive Therapy

berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak

produktif.

3. Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat

atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam

hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan

akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam

bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.

Selain itu, Ellis juga menambahkan D, E dan F untuk rumus ABC ini. Seorang

terapis harus melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya

bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis positif dari keyakinan-

keyakinan yang rasional. Sehingga lahir perasaan(feelings; F) yaitu perangkat

perasaan yang baru, dengan demikian kita tidak akan merasa tertekan, melainkan kita

akan merasakan segala sesuatu sesuai dengan situasi yang ada. Teori pendekatan DEF

dari ellis jika digambarkan dalam bentuk bagan adalah demikian: D (disputing

intervention) E (effect) F (new Feeling)

- D adalah yang meragukan atau membantah. Pada isensinya merupakan aplikasi dari

metode ilimiah untuk menolong klien membantah keyakinan irasional. Ellis dan

Bernard (1986) melukiskan tiga komponen dari proses membantah ini:

Pertama: klien belajar cara mendeteksi keyakinan irasional mereka, terutama

kemutlakan seharusnya dan harus, sifat berlebihan, dan pelecehan pada diri

sendiri.

Kedua: klien memperdebatkan keyakinan yang disfungsional itu dengan belajar

cara mempertanyakan semua itu secara logis dan empiris dan dengan sekuat

tenaga mempertanyakan kepada diri sendiri serta berbuat untuk tidak

mempercayainya.

Ketiga: klien belajar untuk mendiskriminasikan keyakinan yang irasional dan

rasional.

- E adalah falsafah efektif, yang memiliki segi praktis. Falsafah rasional yang baru

dan efektif terdiri dari menggantikan yang tidak pada tempatnya dengan yang cocok.

Apabila itu berhasil maka akan tercipta F atau new feeling

- F adalah perangkat perasaan yang baru. Kita tidak lagi merasakan cemas yang

sungguh-sungguh, melainkan kita mengalami segala sesuatu sesuai dengan situasi

yang ada.

Page 3: Makalah Rational Emotive Therapy

B. Asumsi Dasar Perilaku Bermasalah

Menurut Albert Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki

kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkah

laku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan

bertingkah laku irasional individu itu menjadi tidak efektif. Reaksi emosional

seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang

disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau emosional tersebut

merupakan akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional, yang mana emosi

yang menyertai individu dalam berpikir penuh dengan prasangka, sangat personal,

dan irasional. Berpikir irasional ini diawali dengan belajar secara tidak logis yang

biasanya diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara

irasional akan tercermin dari kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis

menunjukkan cara berpikir yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara

berpikir yang tepat. Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan

dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat,

serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.

Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah,

didalamnya merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang

irrasional. Adapun ciri-ciri berpikir irasional adalah:

1. Tidak dapat dibuktikan

2. Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang

sebenarnya tidak perlu

3. Menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang

efektif

Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional disebabkan oleh:

1. Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara

kenyatan dan imajinasi

2. Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain

3. Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang

diajarkan kepada individu melalui berbagai media.

Page 4: Makalah Rational Emotive Therapy

Indikator sebab keyakinan irasional adalah:

1. Manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh

orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan

2. Banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat,

dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum

3. Kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malapetaka,

bencana yang dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus

dihadapi oleh manusia dalam hidupnya

4. Lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada

berusaha untuk menghadapi dan menanganinya

5. Penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eksternal dan

bahwa individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk

menghilangkan penderitaan emosional tersebut

6. Pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan

individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat

sekarang

7. Untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk merasakan

sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural\

8. Nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung

dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain

terhadap individu.

Menurut Albert Ellis juga menambahkan bahwa secara biologis manusia memang

“diprogram” untuk selalu menanggapi “pengondisian-pengondisian” semacam ini.

Keyakinan-keyakinan irasional tadi biasanya berbentuk pernyataan-pernyataan

absolut. Ada beberapa jenis “pikiran-pikiran yang keliru” yang biasanya diterapkan

orang, di antaranya:

1. Mengabaikan hal-hal yang positif

2. Terpaku pada yang negatif

3. Terlalu cepat menggeneralisasi

Page 5: Makalah Rational Emotive Therapy

Secara ringkas, Ellis mengatakan bahwa ada tiga keyakinan irasional:

1. “Saya harus punya kemampuan sempurna, atau saya akan jadi orang yang tidak

berguna”

2. “Orang lain harus memahami dan mempertimbangkan saya, atau mereka akan

menderita”.

3. “Kenyataan harus memberi kebahagiaan pada saya, atau saya akan binasa”.

C. Tujuan

Tujuan dari Konseling RET ini antara lain:

1. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta

pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan

yang rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan

sel-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan

afektif yang positif.

2. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri

seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa

marah.

Tiga tingkatan insight yang perlu dicapai klien dalam konseling dengan pendekatan

rasional-emotif :

1. Insight dicapai ketika klien memahami tentang tingkah laku penolakan diri yang

dihubungkan dengan penyebab sebelumnya yang sebagian besar sesuai dengan

keyakinannya tentang peristiwa-peristiwa yang diterima (antecedent event) pada

saat yang lalu.

2. Insight terjadi ketika konselor membantu klien untuk memahami bahwa apa

yang menganggu klien pada saat ini adalah karena berkeyakinan yang irasional

terus dipelajari dari yang diperoleh sebelumnya.

3. Insight dicapai pada saat konselor membantu klien untuk mencapai pemahaman

ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk keluar dari hembatan emosional kecuali

dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irasional.

Klien yang telah memiliki keyakinan rasional terjadi peningkatan dalam hal :

Page 6: Makalah Rational Emotive Therapy

(1) minat kepada diri sendiri, (2) minat sosial, (3) pengarahan diri, (4) toleransi

terhadap pihak lain, (5) fleksibel, (6) menerima ketidakpastian, (7) komitmen

terhadap sesuatu di luar dirinya, (8) penerimaan diri, (9) berani mengambil risiko,(10)

menerima kenyataan.

Ellis berulang kali menegaskan bahwa betapa pentingnya “kerelaan menerima

diri-sendiri”. Dia mengatakan, dalam RET, tidak seorang pun yang akan disalahkan,

dilecehkan, apalagi dihukum atas keyakinan atau tindakan mereka yang keliru. Kita

harus menerima diri sebagaimana adanya, menerima sebagaimana apa yang kita capai

dan hasilkan. Dia mengkritik teori-teori yang terlalu menekankan kemuliaan pribadi

dan ketegaran ego serta konsep-konsep senada lainnya.

D. Peran Terapis

Peran terapis di sini dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Aktif: berbicara, mengkonfrontasikan (yang irrasional), menafsirkan,

menyerang falsafah yang menyalahkan diri

2. Direktif

- Menerangkan ketidakrasionalan yang dialami & yang ditunjukkan :

verbal, sikap, perilaku)

- Membujuk

- Mengajari klien (untuk menggunakan metode-metode perilaku : PR,

desentisasi, latihan asertif dsb)

E. Teknik

Beberapa teknik yang digunakan dalam RET ini adalah:

1. Teknik Kognitif

Metode yang digunakan :

1. mempertanyakan kebenaran dogma & pendapat klien secara empiris &

logis

…”masa iya…”

…”coba buktikan…..”

2. menggunakan statemen coping & statemen diri yang rasional &

berulang-ulang (bersifat positif/rasional)

Page 7: Makalah Rational Emotive Therapy

3. mempertimbangkan keuntungan jika berubah & kerugian jika tidak

berubah

4. menggunakan metode psychoeduactional (audio-video cassette) mengisi

kertas PR cognitive self help

2. Teknik Emotif Evokatif

Untuk membangkitkan perasaan-perasaan tertentu :

1. self statemen (diri, PR)

2. self dialogues (berdialog dengan diri sendiri) : …”apa iya..” ….masa

iya..”

3. imaginery (membayangkan) humor, cerita, role playing

3. Teknik Behavior

1. Desentisisasi

2. Modeling

3. Response prevention

4. Skill training

F. Daftar Pustaka

Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press

http://faizperjuangan.wordpress.com/2009/03/11/resume-teori-pendekatan-konseling-rational-

emotive-therapy/ diakses pada 08 Maret 2011 at 19.30wib

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-rasional-emotif/

diakses pada 08 Maret 2011 at 19.45wib

http://www.zonependidikan.co.cc/2010/05/rational-emotive-therapy.html diakses pada 08

Maret 2011 at 20.00wib

Corey, Gerald. (2003). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:

PT. Refika Aditama.

Durand & Barlow. (2005). Abnormal Psychology. Thomson Wadsworth. Learning

Academic Resource Center.

Edelstein, Michael R. (2010). REBT Therapy. [online] diakses pada 22 April 2013

dari www.threeminutetherapy.com

Ellis, Albert. (1997). Humanistic Psychotherapy The Rational-Emotive Approach.

New York : The Julian Press, Inc.

---------------. (2007). Terapi R-E-B Rational Emotive Behavior Agar Hidup Bebas

Derita. Yogyakarta : B-first.