Makalah Posyandu
description
Transcript of Makalah Posyandu
Usaha Perbaikan Gizi oleh PosyanduEvita Jodjana102013201
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,Jakarta
FK UKRIDA 2013Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
[email protected]__________________________________________________________________________________
Abstrak
Anak Balita (Bawah lima tahun) merupakan kelompok umur yang rentan gizi.Terkait dengan
perilaku gizi, ibu merupakan orang yang paling dekat hubungannya dengan Anak Balita. Ibu
sebagai orang yang terdekat dengan lingkungan asuhan anak ikut berperan dalam proses
tumbuh kembang anak melalui zat gizi makanan yang diberikan. Sehingga gizi seorang balita
itu dipengaruhi oleh faktor perilaku, lingkungan dan sosial ekonomi. Posyandu melakukan
upaya pemberdayaan untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan
status gizi ibu dan anak Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang pada dasarnya
merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat
masyarakat dapat memperoleh pelayanan KB – kesehatan ibu dan anak (KIA), Gizi,
Imunisasi,dan penanggulangan diare pada waktu dan tempat yang sama. Tujuan utama dari
posyandu ini adalah untuk menurunkan angka kematian bayi dan kelahiran. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh posyandu adalah pelayanan KIA, KB, imunisasi,
penanggulangan diare dan usaha perbaikan gizi.
Kata kunci : usaha perbaikan gizi, KIA, posyandu
Abstract
Early Childhood (Bottom five years ) is a vulnerable age group gizi.Terkait with nutritional
behavior , the mother is the person most closely associated with Early Childhood . Mother as
the person closest to the child care environment played a role in the growth process of
children through nutritional food given . So that a toddler nutrition was influenced by
behavioral factors , environmental and socio-economic . IHC empowerment efforts to
mitigate the impact of the economic crisis to the decline in the nutritional status of mothers
and children IHC is a community center which is basically a form of community participation
in health development , where the public can obtain family planning services - maternal and
child health ( MCH ) , nutrition , immunization , and prevention of diarrhea at the same time
and place . The main purpose of this posyandu is to reduce infant mortality and birth . The
activities carried out by posyandu MCH , family planning , immunization , diarrhea
management and nutrition improvement .
Keywords : nutrition improvement , KIA , posyandu
Pendahuluan
Dalam upanya untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka
kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja
melalui, program-program kesehatan melainkan berhubungan erat dengan program keluarga
berencana. Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan
melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD), yang pelaksanaanya secara
operasional dibentuklah pos pelayanan terpadu (posyandu).
Pos pelayanan terpadu ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional
dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran.
Tujuan dari penulisan ini agar kita mengetahui kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh
posyandu tertutama kegiatan usaha perbaikan gizi.1
Pembahasan
Pengertian dan Tujuan Posyandu
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu
dan bayi.2
Tujuan posyandu adalah untuk menurunkan angka kelahiran, mempercepat
penerimaan NKKBS, menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi,
meningkatkan perkembangan anak, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan masyarakat.2-3
Sasaran penyelenggaran posyandu adalah bayi, anak balita, ibu (hamil,nifas dan
menyusui) dan wanita PUS (Pasangan Usia Subur). Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh
posyandu kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan
dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader
kesehatan, yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari tim puskesmas mengenai
pelayanan kesehatan dasar.3
Kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh posyandu adalah pelayan KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak), KB (Keluarga Berencana), imunisasi, penanggulangan diare, dan perbaikan gizi.
Pelayanan KIA
Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan.
Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan pemberian
imunisasi Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan
tinggi fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.4
Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil
pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan
kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:5
a. Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB
dan gizi
b. Perawatan payudara dan pemberian ASI
c. Peragaan pola makanan ibu hamil
d. Peragaan perawatan bayi baru lahir
e. Senam ibu hamil
Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
a.Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir
(vagina)
b. Pemberian vitamin A dan tablet besi
c. Perawatan payudara
d. Senam ibu nifas
e. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan pemeriksaan
kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan lochia.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu
kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu
giliran pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan dilepas bermain sesama
balita dengan pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader.
Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis
pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
a. Penimbangan berat badan
b. Penentuan status pertumbuhan
c. Penyuluhan
d. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
Pelayanan KB
KB merupakan singakatan dari Keluarga Berencana. KB merupakan suatu program
pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil
kehidupan bangsa diharapkan menerima NKKBS ( Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.
KB mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum KB adalah
meningkatkan keseahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS yang menjadi
dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus
menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk
meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah
angka kelahiran bayi dan meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan cara
penjarangan kelahiran.6
Pelayanan KB di posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah melakukan
pendaftaran para PUS dan pemberian kondom serta pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan
Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan
peralatan yang menunjang dilakukan pemasangan IUD. Selain itu, dari posyandu juga
melakukan penyuluhan kepada para PUS tentang KB, penggunaan kondom dan pil KB.
Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang amat bermanfaat untuk mencegah
penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tujuan imunisasi adalah untuk
melindungi anak atau individu dari penyakit tertentu, menurunkan angka kejadian penyakit
dan pada akhirnya mengeradikasi suatu penyakit. Kalau anak tidak diberikan imunisasi dasar
lengkap, maka tubuhnya tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit
tersebut. Bila kuma berbahaya yang masuk cukup banyak maka tubuhnya tidak mampu
melawan kuman tersebut sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat atau meninggal.5
Imunisasi yang diberikan pada bayi usia kurang dari satu tahun merupakan hal yang
sangat penting. Wanita hamil perlu juga mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk
melindungi ibu dan bayi yang dikandungnya dari penyakit tetanus. Pelayanan imunisasi di
posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan
disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
Penanggulangan Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) lebih dari 3 kali per hari, dengan kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa
disertai lendir dan darah. 7
Diare itu dipengaruhi oleh faktor perilaku dan kesehatan lingkungan. Jika pola
perilaku seseorang tidak baik misalnya kebersihan dirinya kurang dan juga dengan
lingkungannya yang tidak bersih bisa menambah penderita/risiko terkena diare. Dan diare ini
menyebabkan kematian pada bayi dan balita.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi diare yaitu faktor perilaku dan kesehatan
lingkungan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan.Termasuk
lingkungan adalah keadaan pemukiman/perumahan, tempat kerja, sekolah dan tempat umum, air
dan udara bersih, juga teknologi, pendidikan, sosial dan ekonomi. Sedangkan perilaku tergambar
dalam kebiasaan sehari-hari seperti: pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup, dan perilaku
terhadap upaya kesehatan.8
Faktor perilaku dan kesehatan lingkungan yang buruk misalnya seperti tidak menjaga
kebersihan diri yaitu tidak mencuci tangan sebelum makan, atau penggunaan jamban yang tidak
benar selain itu juga penggunaan air yang sudha terkontaminasi bisa menimbulkan bibit-bibit
penyakit salah satunya yaitu diare.
Oleh karena itu pencegahan diare yang dilakukan oleh posyandu antara lain dengan
penyuluhann perilaku hidup bersih dan sehat juga pentingnya kesehatan lingkungan.
Penanggulangan diare di posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula
garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian oralit yang disediakan
Perbaikan Gizi
Gizi seorang balita dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor perilaku ibu, lingkungan
dan sosial-ekonomi. Pertama, faktor lingkungan seperti pendidikan sang ibu, jika
pendidikan/pengetahuan ibu tentang pemberian gizi yang kurang, maka sang ibu sudah pasti
tidak tahu memberikan gizi yang baik pada anak. Karena semakin banyak pengetahuan gizi
seseorang, maka ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang
diperolehnya untuk dikonsumsi. Ibu yang pengetahuannya kurang membuat pemberian gizi
pada anaknya juga berkurang. Yang kedua adalah faktor perilaku sang ibu, misalnya dari pola
asuhnya dalam memberikan ASI, juga perilaku ibu seperti cara memelihara kebersihan
rumah, kebersihan dalam mengolah bahan makanan adalah faktor-faktor penting yang
berpengaruh terhadap status gizi anak balita. Dan yang terakhir adalah faktor sosial-ekonomi.
Faktor sosial ekonomi sebenarnya merupakan daya beli keluarga. Hal ini menyangkut daya
beli keluarga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi makan. Rendahnya pendapatan
merupakan rintangan lain yang menyebabkan orang tidak mampu membeli pangan dalam
jumlah yang diperlukan. Sehingga tinggi rendahnya pendapatan sangat mempengaruhi daya
beli keluarga terhadap bahan pangan yang akhirnya berpengaruh terhadap status gizi
seseorang terutama anak balita karena pada masa itu diperlukan banyak zat gizi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya.9
Pelayanan gizi di posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu
hamil dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi
dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan
pemberian sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet
besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik.
Pada penimbangan anak, setiap ibu perlu memiliki KMS anaknya. Dan selalu
membawa KMS tersebut pada setiap kali mengikutkan anaknya dalam semua kegiatan
kesehatan. KMS adalah kartu untuk mencatat dan mengamati tumbuh-kembang anak. Dengan
adanya KMS, seorang ibu dapat mengetahui kemampuan anaknya, sesuai dengan
perkembangannya. Dengan begitu seorang ibu dapat berusaha memperbaiki kesehatan
anaknya. Dan apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera
dirujuk ke puskesmas.
Kesimpulan
Dari skenario A, terlihat bahwa hasil penimbangan balita di Posyandu Melati itu
dibuat dalam bentuk balok SKDN. Balok SKDN merupakan balok-balok yang memberikan
gambaran mengenai keberhasilan kegiatan program di suatu wilayah kerja. Tapi dari balok
SKDN itu terlihat bahwa tidak semua balita memiliki KMS dan juga tidak semua balita
ditimbang dan berat badannya naik. Jadi, hasil penimbangan Balita Posyandu Melati itu
kurang. Dan penyebabnya itu karena faktor sosial-ekonomi dan perilaku orang tua. Oleh
karena itu Balok SKDN pada Posyandu Melati sangat buruk dalam 1 tahun. Dari Posyandu
harus melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu bahwa betapa pentingnya KMS itu juga
melakukan penyuluhan tentang pemberian makanan pendamping/asupan gizi yang cukup
bagi balita. Selain penyuluhan, posyandu juga perlu memberikan PMT buatan sendiri. Dan
bagi ibu yang hamil diberikan vitamin A dan PMT. Dan juga melakukan kunjungan rumah.
Daftar Pustaka
1. Zulfifli. Posyandu dan kader kesehatan. 2003. Diunduh dari
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3753/1/fkm-zulkifli.pdf, 18 November 2013
2. Eko T. Pengertian dan tujuan posyandu. 2003. Diunduh dari
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4368, 18 November 2013
3. Masyuni. Pengertian posyandu. 2003. Diunduh dari
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5554, 18 November 2013-11-19
4. Sari Y. Posyandu.2011.Diunduh dari http://posyandu.org/posyandu/622-
posyandu.html, 18 November 2013
5. Sintamurniwatye. Pelayanan di posyandu.2007. Diunduh dari
www.library.upnvj.ac.id/pdf/3kesmaspdf/207313006/bab4.pdf, 18 November 2013
6. Indah N. Pengertian dan tujuan keluarga berencana. 21 Juni 2012. Diunduh dari
http://doktersehat.com/pengertian-dan-tujuan-keluarga-berencana-kb/, 18 November
2013
7. Simadribata M, Daldiyono. Diare akut. Dalam: Sudoyon AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata MK, Setiyati S, penyunting. Buku ajar ilmu penyakit dalam.Edisi ke-
5.Jakarta:Internal Publishing;2009.h.548-9
8. Dewi NC. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat tentang
penggunaan jamban di desa Modelomo kecamatan Tilong Kabila kabupaten Bone
Bolango. 2012. Diunduh dari
ejurnal.fikk.ung.ac.id/index.php/PHJ/article/download/146/67, 19 November 2013
9. Leonita E, Susanti N, Sagita D,Hertini.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu
terhadap status gizi anak di puskesmas Payung Sekaki kecamatan Payung
Sekaki.2010. Diunduh dari ikm.htp.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/jurnal-no-6-
ok.doc, 19 November 2013